')..05" Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ibniah PPNY-BATAN, Yof{pakarta 25-27 April 1995
95
Buku I
EKSPERIMEN THERMO-HIDROLIKA UNTUK PENGUJIAN OPERASI STABIL REAKTOR TIPE PillS Ign. Djoko manto PPkTN -BATAN, Jl. KH. Abdul Rohim, MamJXlng Prapatan, Jakarta
T. Kanji Universitas Nagoya, Jepang
Y. Kukita JapanAtomic EnergyResearchInstitute,JeJXlng
ABSTRAK EKSPERIMEN
THERMO-HIDROLIKA
UNTUK PENGUJIAN OPERASISTABILREAKTOR
rIPE PIUS.
Konsep reaktor nuklir tipe maju yang disebut sebagai reaktor tipe Process Inherent Ultimate Safety (PIUS) pada hakekatnya memperhitungkan sistem keselamatan pasif. Operasi stabil reaktor tipe PIUS berlangsung didasarkan pada otomatisasi pengendalian laju pompa sirkulasi primer. Sistem kendali otomatis laju pompa sirkulasi yang berdasarkan pada pengukuran distribusi suhu dalam density lock bagian bawah dianjurkan untuk digunakan sebagai sistem kendali reaktor tipe PIUS. Sistem kendali inipada dasamya mempertahankan agar suhufluida pada pusataksial density lock bagian bawah sarna dengan suhu rata-rata di atas dan dibawah density lock bagian bawah. Sistem kendali ini akan mencegah meresap masuknya air poison ke dalam teras reaktor selama operasi normal. Keefektifan sistem kendali ini telah sukses dikonfirmasikan dengan se rangkaian eksperimen dengan menggunakan untai uji termohidrolika pada tekanan atmosfir untuk mensimulasi prinsip-pn'nsip reaktor tipe PIUS. Eksperimen ini antara lain: start-up dan uji tanjak daya untuk simulasi operasi normal dan uji kehilangan air umpan untuk simulasi kondisi kecelakaan, yang dilakukan di JAERI.
ABSTRACT THERMAL-HYDRAULIC EXPERIMENT TO TEST THE STABLE OPERATION OF A PIUS TYPE REACTOR. An advanced type of reaktor concept as the Process Inherent Ultimate Safety (PIUS) reactor was based on intrinsically passive safety considerations. The stable operation of a PIUS type reactor is based on the automation of circulation pump speed. An automatic circulationpump speed control system by using a measurement of the temperature distribution in the lower density lock is proposed the PIUS-type reactor. In principle this control system maintains the fluid temperature at the axial center of the lower density lock at average of thefluid temperatures below and above the lower density lock. This control system willprevent the poison water from penetrating into the core during normal operation. The effectiveness of this control system wassuccessfully confirmed by a series of expen'mentsusing atmosphen'cpressure thermal-hydraulic test loop which simulated the PIUS principle. The experiments such as: start-up and power ramping testsfor normal operation simulation and a loss offeedwater testfor an accident condition simulation, carried out in JAERl.
PENDAHULUAN
ndinginkan teras secara pasif setelah reaktor shut down.
K
Sistem reaktor tipe ill didasarkan pactasistern reaktor PWR, dengan teras reaktor dan seluruh untai sistern pendingin primer direndam di dalam kolarn besaryang berisi airpoison dinginatau air yang diberi larutan boron. Untai pendingin primer dikoneksikan dengan kolam pacta bagian atas bejana dan bagian bawah teras rnelalui density lock yang terdiri daTipipa vertikal paralel dalam konfigurasi meyerupai SaTang taweD (honeycomb). Sistem pendingin untuk mengangkut energi panas daTiteras reaktor ke turbiD pacta dasarnya sarna dengan PWR kecuali pada bagian density lock.
onsep reaktor nuklir tire maju telah diusulkan oleh Pind[l] yang disebut sebagai reaktor Process Inherent Ultimate Safety (PIUS), pacta hakekat rnemperhitungkan sistern keselamatan pasif. Prinsip rancanganyang pokok pactareaktor ini adalah derajad keselamatannya yang tinggi tanpa memerlukan interfensi operator maupun peralatan rekayasa keselamatan. Hal penting lain yang diperhitungkan dalarn rancangan ill adalah kemampuan untuk berusaha shut down selama transien abnormal, kestabilan dalam operasi daD kemampuannya me-
ISSN 0216~3128
Igit.I5fokoIrlanto, dkk.
96
Buku I
Pacta kondisi operasi stabil, air panas dalam untai pendingin primer distratifikasi di alas air poison dalam density lock. Kesetimbangan tekanan dalam density lock dipertahankan antara tekanan statis air kolam daTIperbedaan'tekanan dalam untai primer antara density lock bagian alas daTIbawah, daTIperbedaan tekanan air antara sisi kolam daTIsisi untai primer sarna dengan kehilangan tekanan hidrodinamik dalam teras reaktor. Struktur honeycomb pactadensity lock akan memperkecil percampuran air primer panas dan air poison dingin secara konveksi
[2].
Akan tetapi
apabila suhu air primer berubah, kesetimbangan tekanan pacta density lock akan terganggu daTIair poison akan mengalir masuk ke dalam untai primer melalui density lock.Dampak masuknya air poison ke dalam untai primer akan mengakibatkan reaktor shut down seperti halnya scram akibat masuknya batang kendali. Selarna operasi normal dan stabil, serapan rnasuknya air poison ke dalam untai primer dapat dicegah dengan cara mempertahankan kesetimbangan tekanan pactadensity lock atau mempertahankan batas antara air poison dingin daTIair primer panas dalam density lock. Kondisi ini dapat dicapai dengan cara pengontrolan laju putaran pompa primer. Dalam kajian sebelumnya, sistem kontrol ini telah dianalisis dengan menggunakan code komputer RELAP5/MOD2[3.4],daTIuntuk selanjutnya perIn diuji dengan serangkaian eksperimen. Dalam makalah ini, diuraikan beberapa basil eksperimen yang dilakukan di JAERI (JapanAtomic Energy Research Institute) dengan menggunakan untai uji termo-hidrolika untuk mensimulasi reaktor tipe PIUS pactakeadaan operasi normal dan stabil serta keadaan kecelakaan.
Prosiding Pertemuan don Prr:sentasi llmiaJJ PPNY-BATAN, Yof?yakarta 25-27 April 1995
tertentu seperti ditunjukkan pacta gambar 3. Kita definisikan daerah kontak sebagai derajat.yang berhubungan dengan suhu rata-rata yaitu suhu kontak. Untuk mempertahankan kontak densitas tetap pacta pusat density lock, suhu kontak hams tetap dipertahankan pacta pusat aksial density lock. Bila suhu pactapusat aksiallebih besar dari pacta sOOukontak, maka posisi kontak densitas berada di bawah pusat aksial density lock dan putaran pompa sirlmlasiakan diturunkan untuk mengangkat kontak densitas kembali pactaposisi pusat aksial. Laju pompa dikontrol dengan menggu.nakan persarnaan yang proporsiGnalterhadap deviasi suhu pactapusat aksialdengan suhu kontak dati peredamnya seperti ditunjukkan pactapersamaan (1) berikut :
-
Soon= S + Kl (Tc TaJ + k2 (dTcl tIt)
(1)
Dalam hal ini S adalah laju putaran pompa temkur, T e adalah suhu pacta pusat aksial yang terukur, k I daTIk2 adalah konstanta yang diperoleh dari eksperimen sebelurnnya[5] dengan menggunakan hubungan dife rensial tekanan dati gradien suhu dalam daerah kontak pacta density lock bagian bawah. T av adalah suhu kon-
tak atau suhu rata-rata antara suhu masukan pompa
sirkulasi dati suhu kolam air poison. Seonadalah keluaran dari sistem kontrol yang digunakan untuk mengatur laju putaran pompa. Bagian peredam adalah bagian untuk menstabilkan reaksi sistem daTI keefektifan bagian ini telah diuji pacta eksperimen sebelumnya[5J.Pompa akan berhenti hila laju putaran pompa maksirnal yang telah diset pactanilai 50 HZ terIampaui, hal ini dimaksudkan untuk menjarnin keselamatan. Susunan Peralatan
PROSEDUR SISTEM KONTROL DAN SUSUNAN PERALA TAN Prosedur Sistem KontroI Untuk mempertahankan agar stratifikasi antara air primer panas dan air poison dingin dalam density lock tetap stabii, maka laju putaran pompa sirkulasi dikontrol untuk memberikankesetimbangan tekanan sepanjang density lock antara sisi untai primer dan sisi kolam poison. Sistem kontrol ini didasarkan pacta pengukuran suhu di pusat aksial deI1Sitylock bagian bawah, yang disesuaikan sarna dengan suhu rata-rata air di alas daTIdi bawah density lock. Distribusi suhu di dalam density lockmenunjukkan bahwa pacta daerah kontak tidak terdapat perbedaan suhu yang drastis melainkan terdapat pembahan suhu secarabertahap dalam daerah kontak
Ign. Djoko lrianto, dkk.
Konsep reaktor tipe PillS seperti ditunjukkan pactaskema gambar 1disimulasi dengan untai termohidrolika dengan susunan peralatan seperti ditunjukkan pacta gambar 2. Volume total untai primer termasuk di dalarnnya simulasi teras reaktor adalah 0,07 m3. Simulasi teras reaktor terdiri alas 28 batang peruanas listrik dati 61 batang bukan pemanas listrik dengan diameter luar masing-masing sarna yaitu 10 rom. Teras dimasukkan ke dalam bejana gelas pyrex yang berdia- meter dalam 150 rom daTIpanjang 1000 rom. Daya teras maksimum adalah 28 kW. Hambatan alir (flow drag) hidrolik pactateras reaktor disirnulasi dengan memasang orifis dengan tampang lintang yang dapat diubah daTIdipasang tepat di bawah masukan teras. Pacta bagian alas dati bawah untai primer dihubungkan ke tangki poison melalui density lock.
lSSN 0216-::3128
Prosiding Pertemuan dan Presentasi llmiah PPNY-BATAN, Yo!{yakarta 25-27 April 1995
Masing-masing density lock terdiri alas bundel tabling berdiameter dan panjang yang sarna membentuk konfigurasi honeycomb. Tujuan pembentukan konfigurasi honeycomb adalah untuk menekan ganngguan interface antara air panas dan air dingin dengan menggunakan diameter hidrolik ekuivalen yang kecil[2].Density lock bawah terdiri alas 9 tabung berdiameter dalam 31 rom dan pangjang 300 rom. Density lock bagian alas terdiri alas satu bundel tabling baja SS sebanyak 37 batang yang dipasang di dalam silinder berdiameter dalam 300 rom dan diletakkanpactabagian alas tangki airpoison. Ketinggian antara pusat density lock bagian bawah dan alas adalah 3500 nun. Instrumentasi utama yang digunakan dalam eksperimen ini disusun seperti pactagambar 2. Laju alir diukur dengan menggunakan pengukur laju alir Fl dan F2 masing-masing pacta keluaran pompa sirkulasi primer dan pacta pipa penghubung tangki poison ke density lock bagian bawah. Untuk mengukur distribusi suhu air dalam untai primer digunakan termokopel yang dipasang pacta simulasi sistem kolam air poison, pactadensity lockbagian bawah dan pactauntai air sekender. Di pusat density lock bagian bawah dipasang termokopel yang digunakan pacta sistem pengontrolan laju pompa sirkulasi primer. Eksperimen dilakukan dalam kondisi tekanan satu atmosfir, dengan presuriser yang dihubungkan ke bejana teras bagian alas dan terbuka ke atmosfir. Transien yang disebabkan oleh masuknya air poison ke dalamteras reaktor disimulasi dengan menurunkan daya pemanas teras listrik hingga ke tingkat panas peluruhan. U1taI sektndef
PemI:x:JYJIdI WI'
97
Buku I .
(f)CD _101.'" @ .- --"Ioj.,.....
Gambar
2. Diagram aUr perala/an eksperimen
E £
i w
0
-150 l"I 30
)t!J.~.t t t...,...... 40 50 6{) 70 Suhu fluida (C)
Gambar 3. Distribusi suhu palla density lock bagian bawah
EKSPERIMEN, HASIL- BASIL DAN DISKUSI Uji start-up
KDIcm
'* poIsoo
Gambar 1. Skema reaktor tipe PIUS
ISSNO216-3128
Uji start-up dimasukkan untuk menguji kemampuan sistem kontrol umpan balik ini pactabeda suhu yang rendah antara suhu air kolam poison dan suhu airprimer. Suhu air di dalam seluruh sistem, laju alir primer, laju alir yang melintasi density lock bagian bawah, laju putaran pompa dan daya simulasi teras reaktor yang diperoleh dalam eksperimen ini ditunjukkan pactagambar 4.
Ign. Djoko-Irianto, dkk.
ProsidiJlg Pertemu(lJl d(lJl PreseJltasi llmiah PPNY-BATAN. Yogyakarta 25-27 April 1995
Buku I
98
100
~-
'10
g
dengan osilasi kontak panas kurang lebih 25 mm pacta
tengahdensitylock.
Iock~-s.hupooia
eo
.,
i:
-..pompo
!ro
.00 Suhu bo8I-
bawoh d«WiY
1.0 8 ..."it M
lI\Ju olil primer
I
~
",'!Ii ~~
~L.I» 8. 0.00
Lz,ju ali, ai, PO""
poda
bowah
!
~
511-
~ ""!i'0 !;. ,~8~
Do"".-
uuu_-
Ig ~I-
Awalp""p..Ion
::-~ 10 5~ 0
=
-«It)
aooo
Gambar 4. Grafik kara!.-teristiksistem pada uji start-up
Eksperimen dilaksanakan dengan kondisi awal sebagai berikut: suhu air poison dalam kolarn dipertahankan sebesar 30 °C dab daya teras reaktor 2
kW untuk memanasi air untai primer. Laju putaran pompa diset awal pacta 17 Hz sehingga memberi peluang aliran dalamjumlah kecil daTiuntai primer ke dalam air poison melalui density lock bagian bawah. Hal ini dimaksudkan agar teIjadi distribusi suhu pacta density lock bagian bawah. Selain itu, suhu masukan pompa primer distabilkanpadasuhu 35 Dc.Suhutepat dibagian density lock bagian bawah menunjukkan kenaikan suhu sebesar 2 °C daTi30 °Cyang diakibatkan oleh adanya aliran air primer. Sistem kontrol umpan batik terhadap laju putaran pompa dimulai pactasaat 300 detik sesudah eksperimen dimulai. Pactaawal pengoperasian sistem kontrol ini teIjadi osilasi transien laju putaran pompa clan aliran air poison yang melintasi density lock bagian bawah. Amplitudo osilasi menurun secara cepat clan laju putaran pompa mencapai stabil pacta 13,6 Hz dalam waktu kurang lebih 600 detik sejak sistem kontrol dimulai. Suhu pactapusat aksial dalam density lock bagian bawah dipertahankan sarna dengan suhu kontak, dengan demikian kontak densitas akan dapat dipertahankan pactapusat aksial dalam density lock bagian bawah yang berarti tidak teIjadi aliran poison yang melintasi density lock. Amplitudo osilasi yang kedl kurang lebih 0,02 kg/detik terjadi pacta laju alir air poison yang melintasi density lock bagian bawah, hal iniberkaitan
Ign. :DJOkolrianto, dkk.
.
Setelah kondisi tunak tercapai, yaitu kurang lebih 2000 detik sesudah eksperimen dimulai, daya teras reaktor dinaikkan secara bertahap sampai 7,5 kW dengan laju kenaikan 0,01 kW/detik. Laju putaran pompa secara perlahan-Iahan naik mengikuti kenaikkan suhu air dalam untai primer. Dengan mempertahankan suhu pacta pusat aksial dalam density lock bagian bawah tetap sarna dengan suhu kontak, maka aliran air poison yang melintasi density lock bagian bawah dapat dicegah atau dipertahankan sarna dengan no!. Hal ini menunjukkan bahwa kesetimbangan tekanan dapat dipertahankan pacta kedua density lock antara si.siuntai primer clansisi kolam air poison. Dengan kata lain, sistem kontrol umpan balik terhadap laju putaram pompa primer dapat berfungsi dengan baik pactakondisi start-up atau pactakondisi beda suhu antara air primer clan air poison adalah keci!. Uji daya tanjak. Setelah kondisi tunak pacta eksperimen sebelumnya yaitu pactadaya teras 7,5 kW tercapai, clan laju alir air primer yang melintasi teras 0,66 kg /detik, daya teras secara bertahap dinaikkan. Karakteristik sistem yang meliputi distribusi suhu, laju alir, daya teras clanlaju putaran pompa selama eksperimen uji daya tanjak ini ditunjukkan pactagambar 5. '00 00
eo Sub!1 pIa1om
bo&iaa
alai
_"I'r-J Suhu poda""'- -
10
g:..
~.. i4J ~
'"
Subu koo.
'S-1JbupuW donsity \od; bogi.. boMb Sub.
20
tq;aa
bo>.>h deosity
IOc.t.
10
Laju aIir p:;m.:r
~ 8
... 'R~
I
o.d~
dO.Q!l :>8.0.00
~
aIir oil potaaa pod&dcooi!y led boc!an bawoh
Doya ,.
~'II--
"e
"'
,.
~._-
Si[: ill. '"
...!~
i~
10
.
~~
~
20
58. 10 1000 WUIu
""" (dt)
Gambar 5. Grafik karakteristik sistem pada uji daya tanjak
ISSN 0216~3f28
Prosiding Pertemuan dan Presentasi llmiah PPNY-BATAN, Yogyakarta 25-27 April 1995
Setelah 180 detik sejak eksperimen simulasi uji daya tanjak dimulai, daya teras dinaikkan secara bertahap dengan laju kenaikkan 0,01 kW/detik hingga daya teras reaktor 200 kW. Suhu pusat aksial pacta density lock bagian bawah berubah seiring dengan kenaikkan sOOupacta untai primer daD sarna dengan suhu kODiak, hal ini berarti bahwa kODiak densitas dapat dipertahankan berada pacta pusat aksial density lock bagian bawah alan laju alir poison yang melintasi density lock dapat dipertahankan sarna dengan nol.
Uji kehilangan
"" '" g: '"
~ '" j!
'"[--...So!w-
10
12
b ID E .0" 'fi~
~u aIkpri=
.~ .... 8.~.... ;;;; ~"
~d Il2 .E!.~
-=~tylod"""",,-
M~
~~ ~10t u,;ua];,.,pouoopedo
ig:
!
:
~1!~ 101",
Do,..-
: 0
:g~
~u_
"'" -«It)
"'"
1000
Gambar 6. Grafik karakteristik sistem pada uji kelzilangan air pendulgin sekunder
Dengan adanya kontrol terhadap laju putaran pompa sirkulasi primer, maka kenaikan suhu air primer akan diikuti oleh kenaikan laju putaran pompa. Pacta laju putaran pompa mencapai batas teratas yaitu 50 Hz, pompa berhenti sehingga laju alir primer
lSSN 021(;-3128
Dari basil eksperimenuntuk pengujianoperasi stabil pacta simulasi reaktor tipe PIUS, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan sistem kontrol otomatis berdasarkan pengukuran suhu pactapusat aksial density lock bagian bawah cukup efektif untuk operasi stabil reaktor tipe PIUS, baik untuk kondisi start-up maupun kondisi daya tanjak. 2. Karakteristik keselamatan pacta reaktor tipe PIUS telah dapat dikonfirmasikan dengan pengujian simulasi kehilangan air pendingin sekunder, yaitu kemarnpuan sistem ini berswa shut down akibat hilangnya air pendingin sekunder.
DAFTAR PUST AKA
'"
i
KESIMPULAN
d<m!tyloci
'"
!.
menurun secara drastis. Berhentinya pompa sirkulasi primer juga mengakibatkan kesetimbangan tekanan pactadensity lock bagian bawah terganggu, sehingga air poison mengalir masuk ke dalarn untai primer melalui density lock bagian bawah. Aliran masuk air poison ke untai primer mencapai maksimum sebesar 0,22 kg/dt pactawaktu 60 detik 'sejak pompa trip (berhenti). Selanjutnya daya teras reaktor secara manual diturunkan sebagai simulasi masuknya reaktivitas negatifkarena masuknya air poison, hingga daya 2 kW sebagai simulasi panas peluruhan.
air pendingin sekunder.
Karakteristik sistem selama eksperimen uji kehilangan air pendingin sekunder, ditunjukkan pacta garnbar 6. Eksperimen ini diawali dengan mengurangi air umpan pactapenukar panas alan air dalam pendingin sekunder pactakondisi tunak dengan daya teras 20 kW. Penukar panas ini merupakan simulasi pembangkit nap. Pengurangan air umpan pacta penukar panas atau penurunan laju alir pendingin sekuder, menyebabkan kapasitas pendingin menurun sehingga suhu fluida primer merarnbat naik.
~ ..
99
Buku I
1. PIND,S., "The Secure Heating Reactor", Nuc. Tech., Vol. 79, pp.175-185, 1987 2. GEBART,B.R., et.all., "How To Suppress Transport Across a Density Interface", IUTAM "Fluid Mechanics in The Spirit of G.I.Taylor", Cambridge, 24-26 March, 1986 3. IGN. DJOKO IRIANTO, "Analysis of Feedback Control System of PIUS-type Reactor Using RELAP5/MOD2", Master Thesis, Universitas Nagoya, 1994 4. IGN. DJOKO IRIANTO, "Analysis of Feedback Control System of Pump Speed Based on The TemperatureDistribution at The Density Lock of PIUS-Type Reactor Using RELAP5/MOD2", 1992 Annual Meeting of The AES of Japan, Nagoya, Japan, 1992 5. IGN. DJOKO IRIANTO, "Verification of The Circulation Pump Feedback Control by Using Temperature Distribution in a Lower Density Lock For a PIU-Type Reactor", 1994 Annual Meeting of the AES of Japan, Tsukuba, Japan, 1994
Ign. Djoko Iriarito, dkk.
Prosiding Pertemuan dun Presentasi 1Lmiah PPNY-BATAN, Yogyakarta 25-27 April 1995
Bllklll
100
menguji samaan
TANYAJAWAB Sriyana Apabila dimaksudkan bahwa pendingin sekunder sebagai salah satu prinsip keselamatan yang diterapkan pactaPIUS, apakah ini tidak menyebabkID ukuran reaktor (bejana, RPV) daD reaktor buldingnya akan membesar?, bagaimana dengan aspek ekonominya). TerjadinyaJdipasangnya honeycomb-density lock akan menyebabkan terjadinya stratifIkasi suhu. Apakah analisis ini dilakukan setelah dilakukan analisis neutronik ? Igo. Djoko Irianto Seperti pada pertanyaan sebelumnya yang sudah sayajawab bahwa makalah saya tidak meninjau aspek ekonomi. Tidak dilakukan analisis netronik. Stratifikasi suhu ini bisa dilihat dari hasil pengukuran dengan termokopel yang dipasang sebayak 8 buah pada density lock bagian bawah. Arif Hem Kuncoro Mohon penjelasan tentang tinjauan aspek ekonomi daDaspek teknologi dari disain reaktor nuklir maju PIUS dibanding dengan reaktor maju lainnya CmisalnyaAP600, SBWR daDlaian lain). Seberapa jauh keandalan daD keterujian sistem keselamatan pasif reaktor nuklir tire PIUS? Bagaimana proses/status lisensi/sertifikasi reaktor PIUS dar,bagaimana prospek masa depan diantara reaktor-reaktor maju. Igo. Djoko Irianto Dalam makalah saya tidak melakukan tinjauan ekonomi yang ditekankanpenelitian saya adalah
Ign. Djoko lrianto, ilkk.
keefektifan
pLl = rl
sistem kontrol pada per-
+ pLIg HOL
Seperti sudah saya sebutkan keterujian sistem keselamatan pasif adalah kemampuan sistem reaktor ini berswa shut down untuk kondisi kegagalan/kondisi abnormal Proses lisensijuga tidak ditinjau dalam makalah saya Utojo
.
-
Mengapa tekanan dinamik ci p v ) tidak ikut diperhitungkan pacta kesetimbangan tekanan ? Menurut Bernoulli p + y h + p =tetap. Igo. Djoko Irianto Kesetimbangan yang disebutkan tadi adalah kesetimbangan dalam kondisi statis dimana V=O. Untuk dinamis V;t=0 harga 2 p v ada di dalam
iv .!.
Meoreyang saya sebutkan dalam per,samaan
Bambang Sumarsooo Parameter apa saja yang diperoleh dari eksperimeDdaDyang berhubungan dengan keselamatan sistem reaktor. Eksperimen dilakukan pacta sistem teras natural convection atau Forced convection. Kriteria bagaimana bila terjadi kesetimbangan. Igo. DjokQ Irianto Kemampuan sistem reaktor ini berswa shut down apabila terjadi kegagalan sistem. Forced convection Kriteria kesetimbangan adalah tidak adanya aliran dari kolam ke sistem primer maupun sebaliknya mela~uidensity lock.
ISSN 0216-3[28