MANAJEMEN OPERASI REAKTOR Keselamatan reaktor mensyaratkan pemilihan tapak, desain, konstruksi, komisioning, operasi dan dekomisioning yang memadai. Ketentuan keselamatan ini terutama ditekankan pada operasi reaktor. Manajemen Operasi yang terdiri dari : A. Program Operasi, yang terdiri dari, o Struktur Organisasi o Tugas dan Tanggung Jawab o Pengaturan Jadwal dan Regu Tugas B. Operasi Reaktor yang terdiri dari, o Pengaturan Petugas Operasi o Persyaratan administrasi o Persyaratan Teknis dan Non Teknis o Persyaratan Penggunaan Reaktor, Persiapan Sample dan Pelaksanaan Iradiasi o Sistem Pelaporan Operasi Reaktor o Sistem Pencatatan (Log Book Operasi dan perawatan)
Struktur Organisasi Operasi Reaktor TRIGA 2000 Bandung
PENGATURAN PETUGAS OPERASI • 1(satu) Orang Supervisor • 3(tiga) Orang Operator • 1(satu) Orang PPR • 1(satu) Orang Petugas Listrik dan Air • 1(satu) Orang sopir
PERSYARATAN ADMINISTRASI Reaktor dapat dioperasikan jika telah memenuhi persyaratan administrasi sebagai berikut : A. Mendapat izin operasi dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Untuk mendapatkan izin tersebut pihak operator harus mempunyai dokumen-dokumen antara lain seperti berikut : 1. Laporan Analisis Keselamatan (LAK) 2. Program Jaminan Kualitas(Mutu) Operasi dan Pemeliharaan Reaktor 3. Analisis Dampak Lingkungan 4. Program Kedaruratan Reaktor 5. dll. B. Supervisor, Operator, Petugas Proteksi Radiasi(PPR) dan Petugas Perawatan dan Perbaikan yang mempunyai Surat Izin Bekerja (SIB) dari BAPETEN
PERSYARATAN TEKNIS DAN NON TEKNIS Persyaratan teknis adalah seperangkat batasan dan kondisi operasi yang penting bagi keselamatan reaktor, meliputi batas keselamatan, pengesetan sistem keselamatan, batasan kondisi untuk operasi yang aman dan persyaratan pengawasan yang dapat diterima oleh BAPETEN harus ditetapkan Batasan dan Kondisi Operasi (BKO), yaitu seperangkat aturan yang menetapkan batasan parameter, kemampuan fungsi dan tingkat unjuk kerja peralatan dan personil yang disetujui oleh BAPETEN untuk mengoperasikan fasilitas reaktor penelitian secara aman. Batas keselamatan harus dinyatakan secara umum dalam bentuk harga maksimum dan minimum, dimana variabel atau parameter harus tetap berada dibawah atau di atas harga tersebut selama semua keadaan operasi. Batas operasi adalah batasan teknis bagi parameter, kemampuan fungsi dan tingkat unjuk kerja peralatan yang disetujui oleh BAPETEN untuk mengoperasikan reaktor secara aman. Perbedaan antara batas keselamatan dan batas operasi disebut sebagai margin keselamatan. Pengesetan sistem keselamatan adalah titik-titik penggerak peralatan proteksi secara otomatis, yang ditujukan untuk memulai tindakan guna mencegah dilampauinya batas keselamatan dalam hal terjadi peristiwa operasi yang diperkirakan atau kondisi kecelakaan (misalnya pengesetan trip), harus mencakup margin keselamatan yang memadai untuk menampung antara lain perilaku transien sistem, waktu respon peralatan dan ketidak-telitian alat ukur. Reaktor TRIGA 2000 Bandung terdapat 3 batasan teknis, yaitu batas operasi, peringatan dini dan batas padam (scram). Persyaratan non-teknis adalah harus ada program pelatihan baik untuk calon operator maupun operator yang telah habis SIBnya. Hal ini dilakukan sebelum kualifikasi dan rekualifikasi dilakukan. Disamping itu juga setiap tahun harus ada pemeriksaan kesehatan untuk Operator maupun Supervisor reaktor.
Spesifikasi Teknis Operasi Reaktor TRIGA 2000 Bandung (SIK Tahap I) No
Parameter Operasi
Satuan
Batas Operasi
Per.dini
Batas Scram
1.
Daya Tertinggi
kW
2000
Tidak ada
2200
2.
Periode minimum
detik
7
Tidak ada
3
3.
Persen Daya
%
100
Tidak ada
110
4.
Waktu jatuh batang kendali
milidetik
500
Tidak ada
Tidak ada
5.
Suhu bahan bakar maksimum
derajat C
≤ 750
Tidak ada
750
6.
Level sumber
%
≥ 1,0 E –7
Tidak ada
< 1,0E-7
7.
Burn-up bahan bakar
%
50
Tidak ada
Tidak ada
8.
Pendingin Primer : Level air tangki (di bawah permukaaan normal)
Laju alir
gpm
> 600
Tidak ada
Tidak ada
Suhu masuk tangki reaktor
derajat C
≤ 40
Tidak ada
Tidak ada
Suhu keluar tangki reaktor
derajat C
≤ 49
Tidak ada
49
Suhu ATR
derajat C
≤ 49
Tidak ada
Tidak ada
pH
5,5 – 6,5
Tidak ada
Tidak ada
Konduktivitas Kadar Si, Mg, Ca, Na
µmho ppm
≤ 3,5 1
>3,5 Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
Pendingin Sekunder: a. Suhu masuk HE
b. Suhu keluar HE
derajat C
≤ 49
Tidak ada
Tidak ada
c. Laju alir
Liter/menit
≥ 4000
Tidak ada
Tidak ada
d. Level air kolam (di Bawah permukaan normal)
cm
10
20
Tidak ada
a. Radioaktivitas udara di ruang reaktor
Bq/Lt
1,0E-2
Tidak ada
Tidak ada
b. Beda tekanan udara di dalam dan di luar reaktor
Cm H2O
≥ 0,2
0,2
Tidak ada
c. Pelepasan efluen di ujung cerobong
Bq/Lt
≤ 6 x 1,0E2
Tidak ada
Tidak ada
11 .
Laju paparan:
a. Ruang kontrol
mRad/jam
≤ 2,5
2,0
Tidak ada
b. Dek reaktor
mRad/jam
≤ 50
45
Tidak ada
c. Permukaan air tangki
mRad/jam
≤ 80
Tidak ada
Tidak ada
d. Demineralizer
mRad/jam
≤ 750
Tidak ada
Tidak ada
e. Beam port
mRad/jam
≤ 2,5
2,0
Tidak ada
9.
10 .
cm
derajat C
5
≤ 40
20
Tidak ada
50
Tidak ada
PERSYARATAN PENGGUNAAN REAKTOR, PERSIAPAN SAMPLE DAN PELAKSANAAN IRADIASI Pelaksanaan iradiasi didahului dengan pemohon mengisi formulir iradiasi kemudian Formulir tersebut kemudian diajukan ke Manajer Reaktor kemudian diserahkan ke Supervisor Reaktor untuk dimasukkan ke dalam fasilitas iradiasi sebelum operasi dimulai SISTEM PELAPORAN OPERASI REAKTOR Pelaporan Operasi Reaktor dimulai dari laporan Koordinator Operasi (Ka Sub Bid. Operasi dan Pendayagunaan Reaktor) kepada Manajer Reaktor (Ka Bid. Reaktor), yang oleh Manajer Reaktor akan dievaluasi, disetujui dan disahkan. Kemudian Manajer Reaktor melaporkan kepada Pengusaha Reaktor (Kepala Puslitbang Teknik Nuklir) yang kemudian dilaporkan kepada BAPETEN.
SISTEM PENCATATAN Log Book Operasi digunakan untuk mencatat semua kegiatan, kejadian (baik keadaan normal maupun abnormal), pelaksana operasi, data-data variabel penting operasi yang menyangkut keselamatan reaktor(radiasi dan non radiasi), lamanya operasi serta hal-hal penting lainnya. Catatan tersebut dibuat sejak persiapan operasi (pengisian cek list dan termasuk pemasukan sample yang akan diiradiasi), operasi, shut-down dan pengeluaran sample. Look Book Perawatan dibuat untuk mencatat semua kegiatan, kejadian dan hal-hal penting lainnya selama melakukan kegiatan perawatan.
Perawatan, Pengujian dan Inspeksi Reaktor Setiap peralatan perlu mendapat perawatan agar berfungsi sesuai dengan maksud dan persyaratan desain dan dapat digunakan selama mungkin. Perawatan merupakan suatu kegiatan yang terorganisasi, baik secara administrasi maupun teknis untuk menjaga agar struktur, sistem dan komponen selalu dalam kondisi operasi yang baik. Pengujian dilakukan secara berkala biasa disebut survailan atau uji survailan adalah serangkaian Perawatan : • pencegahan (rutin/terjadwal) : rutin/mingguan, kwartalan dan tahunan • perawatan perbaikan. Dalam periode waktu tertentu tim dari BAPETEN datang ke P3TkN untuk menginspeksi reaktor TRIGA 2000 langsung di lapangan Pemeriksaan (inspeksi) juga dilakukan oleh Safeguard dari Badan Tenaga Atom International (IAEA), yakni Safe Guard untuk memeriksa bahan bakar reaktor beserta akutansi bahan nuklir dan Safe Guard untuk Safety reaktor.
Pekerjaan Perawatan Peralatan Reaktor No.
Jenis Perawatan
Dilaksanakan
1.
Pembersihan menara pendingin
rutin tiap minggu sebelum operasi
2.
Pembersihan ruang reaktor
rutin tiap minggu
3.
Sirkulasi air bulk shielding
rutin tiap minggu
4.
Penggantian filter sistem demineralizer
Setiap kwartal
5.
Penggantian resin
2x/tahun
6.
Perawatan dan pembersihan sistem primer
2x/tahun
7.
Perawatan dan pembersihan sistem sekunder
2x/tahun
8.
Penggantian filter sistem ventilasi
1x/tahun
9.
Pembersihan bulk shielding
1x/2 tahun
10.
Pengecatan menara pendingin dan pemipaan
1x/2 tahun
11.
Penambahan aquades
1x/minggu
12
Perawatan SPTD
2 x/tahun
Pekerjaan Pengujian Komponen/Parameter Reaktor No.
Komponen/parameter
Pengujian
Keterangan
1.
PH air tangki reaktor
1x/bulan
2.
Konduktivitas air
1x/bulan
3.
Pemeriksaan kandungan air (Si, Mg, Ca, Na)
1x/bulan
4.
Pemonitoran lingkungan
1x/bulan
5.
Kalibrasi batang kendali
2x/tahun
setiap kali reshuffling
6.
Kalibrasi daya
3x/tahun
setiap kali reshuffling
7.
Pengukuran waktu jatuh batang kendali
1x/tahun
8.
Pengamatan visual elemen bakar
1x/tahun
9.
Pembersihan bulk shielding
1x/2 tahun
10.
Kalibrasi perangkat elektronik
2x/tahun
11.
Filter sistem ventilasi
1x/tahun
12.
SPTD (Sistem Pendingin Teras Darurat)
13.
Pengujian scram
setiap akan operasi setiap akan operasi
Daya Operasi>1 MW
Pelaksanaan Inspeksi Spesifikasi Teknis No.
Jenis Spesifikasi Teknis
Syarat yg diminta
Bulan pelaksanaan Bln.1 s/d Bln. 12
Keterangan
1
2
3
4
5
1.
Daya tertinggi
2,2 MW
2.
Periode minimum
3 detik
jumlah scram
3.
Laju paparan maksimum Permukaan TangkiReaktor(PTR)
80 mR/jam
100 cm atas PTR
4.
pH
5,5 - 6,5
5.
Konduktivitas
< 3,5µmhos
6.
Kadar Si, Mg, Ca, Na
< 1 ppm
7.
Temperatur maksimum air tangki
49 oC
8.
Temperatur maksimum elemen bakar
750 oC
9.
Shut down margin
≥ $ 0,5
10.
Debit pendingin primer
> 600 gpm
11.
Debit pendingin sekunder
> 4000 liter/menit
Yang masuk ke HE
12.
Radioaktivitas udara reaktor
< 1,0E-2 Bq/liter
13.
Batas cacahan detektor neutron untuk menaikan batang kendali
1,0E-7 % (2 mW)
di