MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASI A. Pengantar Setiap kegiatan dalam sebuah organisasi bisnis dimaksudkan untuk mendapatkan nilai tambah (added value) yang secara lebih konkrit sebagai output berupan hasil keuntungan (profit). Untuk mendapatkan keuntungan tersebut, sebuah perusahaan atau organisasi bisnis biasanya melakukan kegiatan produksi atau operasioanl, yaitu merubah bahan mentah (raw material) atau yang sering disebut unsur masukan (input) menjadi keluaran berbentuk bahan jadi (output) sehingga sesuai dengan kebutuhan konsumen. Setelah diperoleh barang jadi yang berbentuk suatu produk atau jasa yang sesuai dengan yang diharapkan dan dibutuhkan konsumen, sebuah perusahaan dapat memperoleh nilai tambah (added value) dari adanya proses produksi atau operasional tersebut. Adanya additional value inilah yang sebenarnya merupakan keuntungan (profit) bagi sebuah perusahaan. Pada kenyataannya, bentuk sebuah organisasi tidak seluruhnya bersifat mencari keunyungan (profit organization), tapi ada juga yang berbentuk tidak mencari laba atau nir-laba (non for profit organization) . Bentuk organisasi bisnis yang bersifat profit oriented adalah Perseroan Terbatas (PT), Company Vereniging (CV), Usaha Dagang (UD), Firma, dan lain-lain usaha yang bersifat mencari untung. Bentuk-bentuk usaha non-profit seperti Yayasan Lembaga Konsumen, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan lain-lain. Lembaga Koperasi adalah lembaga yang berbentuk anatara profit murni dan social atau non-profit. Koperasi menggunakan istilah keuntungan saja malu-malu, seperti Sisa Hasil Usaha (SHU), bahkan ada yang mengistilahkan Sisa Amal Usaha (SAU). Untuk tujuan lembaga atau organisasi yang nonprofit, tetap harus diterapkan system Majemen Produksi/Operasi yang modern agar diperoleh sebuah system organisasi yang optimal, efisien dan efektis sehingga menjadi sehat bauik secara financial maupun pengelolaan pada umumnya. Walaupun tidak terang-terangan mencari keuntungan, namun sebuah organisasi social teteap harus memilki pendapatan dan pendanaan yang cukup sehingga harus mampu mengelola organisasi secara efisien. Sebagai contoh, sebuah sekolah atau universitas atau bahkan rumah sakit, tentu harus smampu
Manajemen Produksi & Operasi.
1
membayar tenaga nmedis, administrasi, biaya beban tetap bulanan dan sebagainya. Dalam gal ini, termasuk juga instansi pemerintah. Apabila isntitusi nir-laba (non-for profit) secara tidak terus terang berani mengatakan ingin mendapatkan profit, maka dengan menerapkan konsep-konsep dan teori-teori pada system manajemen produksi/operasi diharapkan akan memberikan sebuah kemaslahatan atau kemanfaatan yang lebih baik (benefit) bagi masyarakat luas. Agar diperoleh keuntungan sesuai dengan yang diinginkan perusahaan, cara yang paling efektif adalah menerapkan konsep miminimasi dan maksimasi. Konsep minimasi adalah usaha menekan biaya (cost) dalam proses produksi atau operasi hanya sesuai dengan yang dibutuhkan, sehingga dengan cost yang lebih kecil maka dapat diperoleh sebuah perbandingan antara penerimaan (revenue) atau profit yang diperoleh dengan pengorbanan yang dikeluarkan akan menjadi lebih tinggi. Konsep maksimasi adalah usaha perusahaan untuk memaksimalkan keluaran (output) proses produksi/operasi dari constrains (kendala-kendala) kelangkaan dan keterbatasan jumlah bahan baku (scarcity) sebagai masukan (input) yang tersedia. Untuk tujuan inilah sebenarnya perusahaan perlu mengelola proses konversi dalam kegiatan produksi atau operasional. Bidang ilmu yang mempelajari masalah ini adalah Manajemen Produksi dan Operasi. B. Definisi Manajemen Produksi dan Operasi (MPO). Menurut Everete E. Adam dan Ebert J. Ronald (1996) dalam bukunya Production and Operation Management, definisi Manajemen Produksi dan Operasi adalah pengelolaan proses konversi dari input (masukan) menjadi output (keluaran), baik berupa produk manufaktur (goods) maupun jasa (services). Input dapat berupa lahan, pekerja, investasi, manajemen, teknologi, dan lain-lain. Sedangkan output yang diperoleh biasanya berupa jasa pelayanan, barang-barang konsumsi dan lain-lain. Dengan demikian, pengertian dan tujuan serta sasaran Manajemen Produksi sebenarnya sama saja dengan Manajemen Operasi. Hal yang membedakan antara Manajemen Produksi dan Manajemen Operasi adalah berdasarkan sifat hasil output yang ada. Jika focus perhatian terhadap proses konversi atau produksi yang keluarannya berupa barang (goods) disebut Manajemen Produksi, namun jika keluarannya berupa jasa (services) disebut Manajemen Operasi. Namun
2
Manajemen Produksi & Operasi.
pada saat ini ke dua istilah tersebut lebih sering digunakan secara bersama-sama menjadi Manajemen Produksi dan Operasi.
Gambar 1.1. Tujuan Perusahaan Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah
Kelompok politik
Pemasok Supplier
Penyalur
Organisasi Buruh
Pesaing
Media Masa
Kelompok
Perusahaan
Lembaga Konsumen
Serikat Buruh
Pelanggan Karyawan Pasar uang
Lembaga Keuangan
Gambar 1.2. Perusahaan Sebagai Bagian dari Masyarakat Pluralistik
Manajemen Produksi & Operasi.
3
Secara skematis, diagram umum untuk menggambarkan kegiatan Manajemen Produksi dan Operasi adalah sebagai berikut : Random fluctuations
Inputs Land Labour Management
Adjustments Needed
Monitor output Conversion process
Comparison actual vs. deesired
Outputs Goods Servic e
Feed Back Inventory levels Labour efficiency Sales volume
Gambar 1.3. Sistem Konversi atau Proses Produksi/Operasi menurut E, Adam et.all.
Untuk memberikan penjelasan lebih lengkap, berikut dapat dilihat proses produksi/operasional pada system operasional departemen store dan usaha pertanian (a farm).
4
Manajemen Produksi & Operasi.
DEPARTMENT STORE
Inputs Land Labour Building, Equipment merchandise store manager
Random fluctuations Late deliveries RecesSIons Labour turnover
Conversion process
Outputs Goods custom er with deSIred mercha ndise
(+or-)
Feed Back observation of crop and soil conditions prices received prices received
Gambar 1.4. Sistem Operasi sebuah Department Store. FARM
Random fluctuations
Inputs Land Farmer labour Tractors, combines, plows, etc. buildings management skills of farmer
Conversion process
Weather Inflation Government controls equipment breakdown Outputs
Grain Beef Milk
(+or-)
Feed back observation of crop and soil conditions prices received
Gambar 1.5. Sistem Operasi sebuah Usaha Peternakan.
Manajemen Produksi & Operasi.
5
Disamping proses produksi/operasional pada setiap perusahaan atau organisasi bisnis untuk menjelaskan kedudukan system pengelolaan produksi atau operasional, dapat dilihat bahwa dalam setiap perusahaan terdapat system dan fungsi-fungsi yang berlaku dalam mencapai tujuannya, yaitu profit atau nilai tambah. Untuk mencapai tujuan proses produksi atau operasi, sebuah organisasi membentuk departemen atau unit-unit secara terpadu yang sesuai dengan strategi perusahaan secara umum. Fungsi-fungsi manajemen yang dimaksud secara garis besar terdiri dari tiga bagian, yaitu : pemasaran, keuangan atau akuntansi dan produksi/operasi. Beberapa contoh aktual tentang fungsi dan peranan secara manjerial dan terpadu dari ke tiga bagian dalam system organisasi dapat lebih secara mendalam digambarkan dalam Tabel 1.1. di bawah ini. Tabel 1.1. Tiga Fungsi yang Diperlukan Setiap Organisasi Bisnis. OORGANIZATION Fast food Restaurant
University
Automobile Manufacturer
MARKETING
OPERATION
Advertise on TV Give a way Promotional materials Sponsor kid’s leagues Mail cataloes Call on high schools Advertise on TV, In newspaper, etc. Support auto racing Offer rebates
Make hamburgers/fries Maintain equipment Design new facilities Research for truth Disseminate Ruth Deign automobiles Manufacture parts Assemble automobiles Develop suppliers Conduct weddings Conduct funerals Conduct service
Callon newcomers
Church/synagogue
FINANCE/ACCOUNTIG Pay supplies Collect cash Pay employees Pay bank loans
Pay faculty/staff Collect tuition Pay supplies, employees Prepare budgets Pay dividends Sell stock
Count contributions Keep track of pledges Pay the mortgage,OtherBills
Sedangkan bentuk transformasi dari inputs menjadi outputs secara aktual dapat dicontohkan pada Gambar 1.6. dibawah ini.
6
Manajemen Produksi & Operasi.
Transformations The production function transforms Input into outputs
Inputs Checks deposits Petroleum Produce, meat Land, cows Airplanes, pilots Doctors, equipment Engines, tires
Process Posting sorting Chemical processes Cooking Farming Scheduling Repair, maintenance Assembly
Industry Banking Refining Restaurant Dairy Airline Hospital Automobile
Output Cancelled checks Gasoline, nylon Prepared hamburgers Wheat, butter Crews, food, and seats Patched hernia Mini van
Gambar 1.6. sistem Produksi/Operasi Merubah Input Menjadi Output.
Beberapa contoh nama perusahaan yang menghasilkan output sesuai dengan bidang usahanya dapat dilihat pada table 1.2. di bawah ini.
Manajemen Produksi & Operasi.
7
Table 1.2. Contoh Beberapa Perushaan dan Jenis Usaha yang Dilakukan.
COMPANY / ORGANIZATION
EXAMPLE
Manufacturing sector Construction sector Mining sector
General Electric, Ford, U.S Bencher, McDermott Homes take Mining
Service sector Government Education Food Lodging Entertainment Trade(retail, wholesale) Utilities
Federal, state, local Public and private schools McDonald’s, Lusby’s Cafeteria Motel 6, Hilton Hotels Walt Disney, Paramount Pictures Walgreen’s, Wal-Mart, Kmart Pacific Gas & Electric
Transportation Airlines Railroad Trucking Finance Insurance Real estate
American Airlains, Soutwest Airlines CSX, Santa Fe Overnight, J. B. Hunt Citicorp, American Express Prudential, Aetna
Development Sales Legal Medical Repair and maintenance
Trammell Crow Caldwell Bankers Hunt on & William, Local Law Offices Mayo Computer Maintenance, Xerox Maintenance, Pitney-Bowes
8
Manajemen Produksi & Operasi.
(a) AIRLINE
Operations Engineering Ground Support Equipment New Equipment Aircraft maintenance Ground operations Facility maintenance Catering Flight operations Crew scheduling Flying Communications Dispatching Operations research
Finance/accounting Accounting Accounts payable Accounts receivable General ledger Finance Cash control International Exchange
Marketing Traffic administration Reservations Schedules Tariffs (pricing) Sales Advertising
(b) COMMERCIAL BANK
Marketing Loans Commercial Industrial Financial Personal Mortgage
Finance Investments Securities Real state
Trust Department
Auditing
Accountin g
Operations Teller scheduling Check clearing Collections Transactions processing Facilities design/layout Vault operations Maintenance Security
Manajemen Produksi & Operasi.
9
(c)
Production Facilities Construction: Maintenance Production and Inventory control Scheduling; Materials control Quality assurance and control Procurement (purchaSIng) Manufacturing Tooling; Fabrication; Assembly Engineering/design Product development and design Detailed product specifications Industrial engineering Efficient use of machines, space, and personnel Process engineering Development and installation of production tools and equipment
MANUFACTURING
Finance/accounting Disbursements/credits Accounts receivable Accounts payable General ledger Founds management Money market International exchange Capital requirements Stock issue Bond issue and recall
Marketing Sales promotion Advertising Sales Market research
Perbedaan hasil keluaran proses konversi dapat digunakan sebagai indikator apakah perusahaan tersebut menghasilkan goods atau services : Tangible/intangible dari keluaran Konsumsi output Jenis kerja (nature of work) Tingkat keterlibatan konsumen Partisipasi konsumen dalam proses konversi Tingkat kinerja C. Sejarah Manajemen Produksi dan Operasi. Telah lebih dari dua abad Manajemen Produksi dan Operasi diketahui sebagai salah satu faktor yang penting dalam ikut memajukan tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat banyak. Pada awalnya POM (Production and Operation Management) dikenal sebagai Manufacturing Management, kemudian Production Management dan akhirnya Operation Management. Manufacturing Management dikenal pada abad 18, setelah Adam Smith memperkenalkan Spesialisasi Tenaga Kerja (Labour Specialization). Kemudian pada tahun 1930-an mulai dikenal istilah
10
Manajemen Produksi & Operasi.
Production Management setelah dirilisnya buku Scientific Management oleh Frederick Winslow Taylor. Istilah ini terus populer sampai dengan tahun 1950-an. Sejak bisnis sektor jasa seperti rumah makan, jasa penerbangan dan lain-lain berkembang begitu pesat, ternyata istilah Manajemen Produksi kurang mampu menampung aspek bisnis sektor jasa. Maka, pada tahun 1970-an mulailah dikenal istilah Manajemen Produksi dan Operasi. Pada perkembangan terakhir, seiring dengan berkembangan bisnis jasa, khususnya jasa informasi yang didukung oleh pesatnya kemajuan teknologi informasi dan internet, Manajemen Produksi dan Operasi juga semakin cenderung berubah menjadi dua arah, yaitu Manajemen produksi dan Manajemen Operasi. Namun demikian, pendekatan yang digunakan tetap, yaitu pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hampir semua model kuantitatif yang diterapkan pada sistem produksi pada bisnis manufaktur, juga dapat digunakan pada sistemm operasi pada bisnis jasa. Pada akhirnya kini semacam terdapat kecenderungan adanya dua focus kajian antara manajemen Operasi dan Manajemen Produksi secara sendiri-sendiri. Sebenarnya yang terjadi tidaklah demikian, namun hanya secara praktis untuk mempermudaha focus kajian saja. Sedangkan seluruh prinsip-prinsip atauy konsep dan teori serta pendekatan yang digunakan tetap sama saja. Hal ini dapat dilihat perkembangan literature terakhir ini, bahwa para ahli atau pengarang buku-buku manajemen produksi atau operasi yang dulu selalu menggabungkan pembahasananya dalam satu buku, sekarang cenderung mulai dipisahkan mernjadi dua buah buku yang terpisah, yaitu Manajemen Produksi dan Manajemen Operasi. Sebenarnya tujuan dari pemisahan tersebut agar lebih memudahkan focus pembahasan saja, dan lebih mudah mengelompokkan contohcontoh kasus yang homogen, misalkan kelompok jasa atau manufaktur. Dengan demikian, para pembaca akan mendapatkan focus kajian yang lebih mendalam dan spesifik, apakah akan mempelajari manajemen system produksi untuk industri manufaktur, atau system operasi untuk bisnis jasa.
Manajemen Produksi & Operasi.
11
Tabel 1.3. Ringkasan Sejarah MPO Perkiraan Tahun
12
Jenis Sumbangan ke MPO
Kontributor
1776
Specialization of labour in manufacturing
Adam Smith
1799
Interchangeable parts, cost accounting
Eli Whitney and others
1832
Division of labor by skill; asSIgnment of job skill; basics of time study
Charles Babb age
1900
Scientific management; time study and work study developed; dividing planning and doing of work
Frederick W. Taylor
1900
Motion study of jobs
Frank B. Gilberts
1901
Scheduling technique for employees, machines, jobs in manufacturing
Henry L. Gantt
1915
Economic lot SIzes for inventory control
F.W. Harris
1927
Human relations; the hawthorn studies
Elton Mayo
1931
Statistical inference applied to product quality; quality control charts
Walter A. Stewart
1935
Statistical sampling applied to quality control; inspection sampling plans
H. F. Dodge and H. G. Rooming
1940
Operations research applications in World War II
1946
Digital computer
Jhon Mauchy and J.P. Eckert George B. Dantzig,
1947
Linier Programming
1950
Mathematical programmng, nonlinier and stochastic processes
1951
Commercial digital computations available
Manajemen Produksi & Operasi.
computer;
large-scale
William Orchard Hays, and Others A.Charnes, W. W Cooper, H. Raiffa, and others Sperry Univac
Perkiraan Tahun
Jenis Sumbangan ke MPO
1960
Organinizational people at work
1970
Integrating operations into overall strategy and policy Computer applicants to manufacturing, scheduling, and control, material requiremants planning (MRP)
1980
behavior;
continued
Kontributor study
of
Quality and productivity applications from Japan robotics, computer-aided dSIgn and manufacturing (CAD/CAM)
L. Cummings, L. Porter, and others W. Skinner J. Orlicky and O. Wright
W. E. Deming and J. Juran
D. Mengelola Sistem Produksi/Operasi. Manajemen Produksi dan Operasi berfungsi meminimasi biaya produksi, khususnya yang berkaitan dengan tenaga kerja, dimana pada saat sekarang biaya tenaga kerja cukup tinggi. Dengan mempelajari Manajemen Produksi dan Operasi diusahakan tingkat efisiensi atau produktifitas tenaga kerja yang maksimal agar diperoleh cost yang minimal. Sebagai contoh, jika standar pelayanan sebuah restoran adalah 200 porsi per jam, maka jika ada sebuah restoran yang hanya mampu memberikan pelayanan 150 porsi per jam, maka Eficiency Tenaga Kerja-nya dapat diketahui dari membagi Labour Output dengan Labour Input kemudian dikalikan dengan 100%. 150 porsi
Efisiensi tenaga kerja X 100% = 75%. 200 porsi Dibandingkan dengan standar pelayanan, maka tingkat efisiensi tenaga kerja restoran tersebut adalah 75%. E. Peranan Strategis Manajemen Produksi dan Operasi. Dalam mengembangkan strategi organisasi secara keseluruhan, prioritas strategi yang diterapkan harus berdasarkan empat karakteristik sebagai berikut :
Manajemen Produksi & Operasi.
13
Quality (Product performance), artinya penampilan dan kualitas produk yang dihasilkan harus mampu bersaing atau kompetitif. Cost Efficiency (Low product price), dengan efisiensi pada proses konversi dapat dihasilkan produk berkualitas dengan harga murah. Dependability (reliable, timely delivery etc), artinya produk yang dihasilkan dapat memberikan tingkat keandalan yang tinggi, dapat dipertanggungjawabkan dan tepat waktu sampai di tangan konsumen. Flexibelity (responding rapidly), artinya produk yang dihasilkan harus selalu disesuaikan dengan selera masyarakat pengguna (konsumen).
F. Fungsi Model Matematis Dalam Manajemen Produksi dan Operasi. Seperti halnya disiplin ilmu yang lain, Manajemen Produksi dan Operasi juga tidak lepas dan bebas berdiri sendiri. Manajemen Produksi dan Operasi memerlukan alat bantu berupa ilmu murni (pure science) seperti matematika, statistik, aljabar, aritmatika dll. Beberapa konsep dalam analisis pemecahan kasus pada Manajemen Produksi dan Operasi dapat dilihat pada contoh berikut ini : Kasus Dalam MPO Optimasi Keuntungan Minimasi Biaya Manajemen Transportasi Manajemen Proyek Forecasting Pengendalian kualitas Dll.
Alat Bantu yang Digunakan Linear Programming Linear Programming Linear Programming Quantitative Analysis Regreasi Linear Statistik Process Control
G. Klasifikasi Masalah dalam Manajemen Produksi dan Operasi. Jika out come (hasil) telah dapat diketahui dengan pasti dalam sebuah bisnis tertentu, tentu kita tidak perlu melakukan analisisanalisis atau peramalan yang complicated (rumit). Kegiatan bisnis yang hasilnya sudah dapat dipastikan sebelum dilaksanakan, adalah kegiatan bisnis yang memiliki tingkat kepastian out come 100%. Kegiatan ini
14
Manajemen Produksi & Operasi.
disebut kegiatan yang memiliki out come yang pasti, disebut certainty outcome business type. Dalam bisnis jenis ini, pengusaha tidak dihadapkan pada sebuah resiko (risks free business). Sebaliknya, jika kita dihadapkan pada beberapa alternatif investasi bisnis yang hasilnya (out come) belum pasti (under uncertainty), maka kita akan menghadapi risiko. Contoh : 1. Certainty (Keputusan atas hasil /out come yang pasti) Golden Trully Supermarket merencanakan membuka outlet baru di empat kota; Ambon, Balikpapan, Cirebon dan Denpasar. Jika manajemen menghendaki profit yang maksimal selama sepuluh tahun mendatang ternyata, setelah dilakukan ektensive analisis datanya sebagai berikut : Kota Ambon Balikpapan Cirebon Denpasar
Ten-year Annual Profit ($ millions) 0.70 0.95 0.60 0.84
Dari data tersebut, tentu saja management Golden Trully akan mendirikan outlet barudi kota B, karena hasilnya sudah pasti yaitu, $.95 juta. 2. Uncertainty (Keputusan atas hasil atau out come yang belum pasti). Jika Golden Trully Supermarket merencanakan membuka outlet baru di empat kota tersebut tapi outcome yang diharapkan belum dapat diketahui secara pasti karena out come yang akan diperoleh sangat dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan penduduk (population rate) setiap kota, yaitu : low, medium dan high population growth, maka konsep yang dipakai adalah konsep : Expected value, yaitu total hasil perkalian antara outcome dan probabilitas yang diharapkan dari setiap kota. Maximax, yaitu pendekatan optimistik dengan mencari out come terbaik/tertinggi dari masing-masing kota tanpa memandang
Manajemen Produksi & Operasi.
15
probabilitas tiap kota. Dengan kata lain, pendekatan optimistik ini adalah pendekatan Best of the Best, artinya keputusan untuk memilih alternatif didasarkan atas prediksi out come tertinggi yang diinginkan dari setiap kota. Biasanya pendekatan ini dipakai oleh para manager bertipe Risk Lover. Maximin, yaitu pendekatan pesimistik dengan cara memilih alternatif yang diperoleh dari mencari prediksi out come terrendah/terkecil dari masing-masing kota dan kemudian dari yang terrendah itu kita cari yang paling baik. Maka, hasil yang akan diperoleh hampir mendekati pasti. Metode ini disebut juga metode Best of the Worst. Manager tipe Risk Averter biasanya akan menerapkan pendekatan ini dalam memilih alternatif. Principle of insufficient reason, caranya sama dengan pendekatan metode Expected Value, tapi prediksi out come yang ada dalam alternatif tiap kota tidak dikalikan dengan probabilitas. Ternyata, dari analisis yang ekstensif diperoleh data tentang Golden Trully Supermarket sebagai berikut :
Location Ambon Balikpapan Cirebon Denpasar Probability (P)
Low (<=5%) $ .3 $ .2 $ .4 $ .6 .2
Rate of Population Medium (5-10%) High (>=10%) $ .8 $ .9 $ .6 $ 1.1 $ .5 $ .6 $ .7 $ .8 .3 .5
Setelah dilakukan analisis perhitungan yang cermat, maka data yang diperoleh sebagai berikut :
16
Manajemen Produksi & Operasi.
Matrik Perhitungan Calculation of expected value ($ Million), sebagai berikut :
Alternatif
Outcomes x Probabilities
Summation
Expective Value (profit)
1
.3X.2 =.06
.8X.3 =.24
.9X.5 = .45
.06 + .24 + .45 = .75
2
.2X.2 =.04
.6X.3 =.18 1.1x.5 = .55
.04 + .18 + .55 = .77
3
.4X.2 = .8
.6X.3 =.18 1.1x.5 = .55
.08 + .15 + .55 = .53
4
.6X.2 =.12
.7x.3 =.21
.12 + .21 + .40 = .73
.8x.5 = .40
Kesimpulan : 1. Jika dipakai pendekatan Expected Value, outlet baru akan didirikan di kota Balikpapan dengan nilai EV = $ 0.77 juta 2. Jika dipakai pendekatan Maximax, outlet baru juga didirikan di kota Balikpapan karena akan memberikan prediksi anual profit selama 10 tahun mendatang adalah $1.1 juta. 3. Jika dipakai pendekatan Maximin, outlet baru akan didirikan di kota Denpasar, karena di kota ini diharapkan akan diperoleh anul profit sebesar $.6 juta. 4. Jika dipakai pendekatan insuficient reason, maka alternatif pembukaan outlet baru adalah kota D dengan prediksi profit $2.1 juta. H. Software Computer Sebagai Alat Bantu dalam MPO. Dalam perkembangan teknologi komputer yang sangat pesat akhir-akhir ini, mempelajari manajemen produksi/operasi kini menjadi lebih mudah dan sederhana. Hal ini karena didukung oleh perkembangan para ahli piranti lunak yang terus menerus mengintegrasikan modul-modul MPO (Manajemen Produksi/Operasi) menjadi system analisis kuantitatif yang dapat diaplikasikan dengan program-program komputer. Banyak program komputer yang sangat
Manajemen Produksi & Operasi.
17
membantu analisis system produksi/operasional. Sebagai contoh : AB : POM, POM for Windows, Minitab, SPSS, LINDO, dll. Untuk mendapatkan software-software tersebut, kita dapat menghubungi penerbit buku-buku MPO atau membeli di took-toko pusat software di kota-kota terdekat. Prograam-program computer juga biasanya dilampirkan pada buku literartur atau hand book jika kita membeli buku-buku aslinya dari penerbit. Misalkan kita membeli buku yang diterbitkan oleh Prentice Hall atau McGrawhill, biasanya sekaligus akan disertakan sebuah disekt atau CD-rom. Jika tidak, kita bias pesan lewat internet, dengan cara mengunjungi web-site para penerbit, biayanya di www.amazon.com. SOAL-SOAL UNTUK LATIHAN 1. Mr. Saliemsoeling, seorang manager produksi PT. TISANI (maaf; bukan akronim dari “tipu sana, tipu sini”) sebuah pabrik manufacturing menganalisis kemungkinan pembelian mesin baru untuk segera digunakan dalam proses produksinya. Dari kegiatan pengumpulan data yang ekstra hati-hati, diperoleh data penggunaan daya listrik dalam watts dari tiga mesin yang prospektif untuk diusulkan ke President Director, Mr. Hunsen Leo Chandra untuk segera dibeli. Penggunaan daya listrik juga tergantung pada tingkat penggunaan harian (daily usage rate) pada operasional pabrik tersebut. Power in watts per daily operation: Machine A B C
Low 100 MW 190 MW 150 MW
Daily usage in mega-watts Medium 200 MW 200 MW 190 MW
High 300 MW 220 MW 230 MW
Jika anda sebagai seorang konsultan diminta untuk membantu memecahkan masalah tersebut, tentu saja saudara akan menggunakan konsep Expected value, maximum, Maximin dan Insuficient Reason. Coba saudara jelaskan bagaimana pemecahan kasus tersebut dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang telah tersedia.
18
Manajemen Produksi & Operasi.
2. Empat alternatif metode proses produksi sedang dipertimbangkan untuk membuat produk baru. Keuntungannya (profit) tergantung kepada bagaimana Cara proses pembuatannya serta tingkat penerimaan produk oleh konsumen. Antisipasi probabilitas dan prakiraan outcome-nya adalah sebagai berikut:
Metode I II III IV Probability
Proyeksi tingkat penerimaan konsumen Low Moderate High 100 200 300 175 300 400 250 300 350 100 300 400 25 35 20
Very High 600 500 425 450 20
Pertanyaan: a. Metode produksi yang mana yang paling baik menurut masingmasing pendekatan berikut? b. Metode produksi mana yang harus dipilih? Mangapa ? 3. Sebuah perusahaan antar jemput sedang mempertimbangkan pembelian truk bekas. Umur kegunaan truk tersebut diperkirakan 3 tahun dengan probabilitas .1, 4 tahun dengan probabilitas .4, dan 5 tahun dengan probabilitas .3, dan 6 tahun dengan probabilitas .2. Berapa sebenarnya umur kegunaan truk bekas tersebut yang dapat diharapkan?
Manajemen Produksi & Operasi.
19