Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain
BUKU AKTIVITAS DAN BUKU CERITA JAMUR SEBAGAI MEDIA PENUNJANG PAUD Ismirahma Fitria
Drs. Iman Sudjudi, M. Sn.
Program Studi Sarjana Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email:
[email protected]
Kata Kunci : jurnal, jamur, buku aktivitas, buku cerita, PAUD
Abstrak Anak-anak pada fase golden-age membutuhkan perhatian khusus dalam segala aspek perkembangannya. Pendidikan Anak Usia Dini sangatlah penting mengingat 50% kecerdasan anak berkembang pada masa ini. Untuk itu diperlukan aktivitas ataupun media yang dapat menunjang kebutuhan tersebut. Namun meski harus memulai belajar, dunia anak tetap tidak dapat lepas dari dunia bermain dan imajinasi sehingga aktivitas maupun media yang dibuat perlu mengacu pada objek yang berkaitan dengan dunia anak. Jamur merupakan salah satu objek imajiner yang sering terpampang pada buku dongeng anak maupun media lainnya, padahal jamur merupakan makhluk hidup nyata yang ada di sekitar kita, namun anak tidak memahaminya tanpa peran aktif dari orangtua, karena itu diperlukan pula media untuk mengenalkan benda-benda sekitar – dalam hal ini jamur – untuk membantu orangtua memberi pemahaman tentang jamur yang sekaligus menunjang pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini. Buku Aktivitas dan Buku Cerita Jamur ini merupakan jawaban kebutuhan akan media PAUD.
Abstract Children in the golden-age phase requires special attention in all aspects of its development. PAUD is very important because 50% of children's intelligence develop at this time. It is necessary for the activity or media that can support those needs. But although they had to start learning, the child's world still can not detached from the world of play and imagination that made the activity and the media need to refer to the object associated with the child's world. Mushrooms are one of the imaginary objects that is often displayed in children fairy tale book and other media, besides, fungus is also real living creature that exist around us, but the kids could not understand it without the active participation of the parents. because of that, it is also required a media to introduce the objects around - in this case; mushrooms - to help parents providing an understanding of the fungus as well as supporting the implementation of PAUD.
Pendahuluan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan awal yang memiliki peranan penting dalam perkembangan si kecil. Berdasarkan penelitian, 50% kapabilitas kecerdasan orang dewasa telah terjadi saat anak berusia 4 tahun, kemudian jaringan otaknya berkembang pesat hingga 80% pada usia 8 tahun, dan mencapai puncak perkembangan pada saat 18 tahun. Setelah masa tersebut, meski ada perbaikan nutrisi untuk otak, tetapi tidak memberikan pengaruh pada perkembangan kognitifnya. (Hariyanto, S.Pd., 2012) Agar perkembangan anak teroptimalkan, selain memberikan asupan gizi yang baik, diperlukan aktivitas ataupun media yang dapat menunjang kebutuhan PAUD tersebut. Pendidikan untuk anak tetap tidak dapat lepas dari dunia bermain dan imajinasi sehingga aktivitas maupun media yang dibuat perlu mengacu pada objek yang masih berkaitan erat dengan dunia anak. Jamur merupakan salah satu objek imajiner yang sering terpampang pada buku dongeng anak maupun media lainnya, namun anak tidak mengerti bahwa jamur merupakan makhluk hidup nyata yang ada di sekitarnya. Dibutuhkan peran aktif orangtua untuk memberikan pemahaman tersebut, karena itu diperlukan media untuk mengenalkan benda-benda sekitar – dalam hal ini jamur – untuk membantu orangtua memberi pemahaman tentang jamur yang sekaligus menunjang pelaksanaan PAUD. Saat ini informasi jamur yang tersaji untuk dikonsumsi anak-anak umumnya berupa buku ensiklopedia. Buku ini kurang cocok untuk anak usia 3-5 tahun karena teksnya yang cukup padat dan penjelasannya yang terlalu kompleks. Maka dibutuhkan media yang lebih disesuaikan dengan tahap kemampuan anak pada usia golden-age.
Batasan Masalah Kebutuhan akan media penunjang PAUD dan media pengetahuan tentang jamur yang sesuai dengan anak-anak usia golden-age.
Maksud dan Tujuan Buku ini dimaksudkan sebagai salah satu media penunjang PAUD yang bersifat interaktif dan dapat menstimulus daya motorik dan imajinasi anak. Tujuannya sendiri agar anak mulai mengenal jamur sebagai makhluk hidup, bukan benda imajiner, serta merasa senang mengonsumsi jamur karena kandungan gizinya baik bagi masa pertumbuhan.
Kerangka Pemikiran
Latar belakang masalah : Perlu adanya media pengetahuan tentang jamur sebagai penunjang PAUD orangtua kepada anak-anaknya dengan penyajian yang interaktif.
Pokok Masalah : 1. 2.
Orangtua membutuhkan media penunjang PAUD Anak-anak golden-age membutuhkan media pengenalan jamur yang sesuai untuk usianya.
Solusi: Madia (buku) interaktif berisi informasi tentang jamur dengan desain dan konten yang sesuai untuk anak usia golden-age.
Keunggulan: ·
· ·
Buku bersifat interaktif sehingga dapat membantu perkembangan anak, tidak hanya pengamatan, ingatan, fantasi, dan cara berpikirnya saja, tetapi juga melatih motorik dan bahkan bisa melatih kepribadiannya karena pada saat berinteraksi secara perlahan anak bersikap lebih dewasa. Tidak hanya menarik dan bermanfaat untuk anak usia 4 tahun saja, tapi juga pendampingnya. Buku bacaan untuk balita masih minim, dan belum banyak buku yang menjadikan jamur sebagai pokok bahasan.
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1| 2
Kekurangan: · · ·
Karena sering dilipat, dibuka, digeser, dll. Sangat memungkinkan terjadi kerusakan atau sobekan pada kertas jika tidak berhati-hati, karena itulah diperlukan kertas berkualitas baik. Kertas berkualitas baik harganya mahal. Harga produksi yang mahal berdampak pada harga penjualannya, sehingga umumnya orangtua berpenghasilan tinggi saja yang mau membelinya.
Peluang: · ·
Sosialisasi dari pemerintah tentang pentingnya PAUD menjadi dorongan bagi orangtua untuk memiliki buku ini. Harga yang mahal tidak perlu dijadikan kendala dalam pemasaran. Isi buku ini bukan sekedar cerita dongeng, melainkan pengetahuan, hal ini dapat dimanfaatkan dengan mempromosikan buku ini ke sekolah-sekolah dan taman kanak-kanak ataupun rumah belajar. Umumnya tiap sekolah memiliki perpustakaan – atau minimal pojok baca – dan ada biaya tersendiri dialokasikan untuk perwatan maupun pembelian buku-buku baru. Tentu harga beli satu buku ini tidak seberapa jika dibandingkan dengan dana yang dialokasikan dan manfaatnya, alhasil meski harga buku ini mahal, semua anak baik dari keluarga berpenghasilan kecil hingga yang kaya raya, tetap bisa menikmati buku tersebut.
Hambatan: ·
Dari sekian banyak penerbit dan percetakan, hanya sedikit yang mau menerima buku pop-up, karena resiko dan biaya produksinya yang mahal.
Tujuan Menciptakan media pengetahuan tentang jamur yang sekaligus berfungsi sebagai penunjang PAUD dengan penyajian yang interaktif dan menarik sehingga baik anak maupun orangtua dapat menyenagi dan merasakan manfaat dari buku tersebut.
Pemahaman Masalah Interaktif Interaktif artinya bersifat saling melakukan aksi, saling aktif (KBBI). Maka ensiklopedia interaktif merupakan ensiklopedia yang medianya mengajak pembaca untuk melakukan suatu interaksi terhadap buku tersebut, di antaranya dapat berupa kegiatan membuka dan menutup, menggeser, memutarkan, dan sebagainya. Interaktif ada yang bersifat langsung dan ada yang menggunakan media perantara. Dalam pengaplikasiannya, interaktif langsung terjadi secara langsung minimal antara dua individu dengan distimulus oleh sesuatu (dalam hal ini buku). Sedangkan interaktif menggunakan media perantara tidak harus terjadi antar individu, melainkan bisa dilakukan antara individu dengan buku. Ilustrasi Sebuah buku anak, tentu tidak akan lepas dari keberadaan ilustrasi. Dari etimologinya illustrate berasal dari kata Lustrate, bahasa Latin yang berarti memurnikan atau menerangi. Sedangkan kata Lustrate sendiri merupakan turunan kata dari leuk (bahasa Indo-Eropa) yang berarti cahaya. Dalam konteks ini ilustrasi adalah gambar yang dihadirkan untuk memperjelas sesuatu yang bersifat tekstual. Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing, lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek dengan Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 3
tulisan yang dimaksud daripada bentuk. Tujuan ilustrasi adalah untuk menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis lainnya. Dalam buku anak, ilustrasi memiliki fungsi khusus yaitu untuk mengomunikasikan cerita secara visual/ bentuk. Adapun dalam sebuah ilustrasi perlu diperhatikan beberapaunsur pembentuknya, di antaranya adalah garis, raut, warna, dan ruang. Tipografi Tipografi adalah suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin. Tipografi memegang peranan penting dalam segala hal yang berkenaan dengan penyampaian bahasa non verbal (menggunakan tulisan) dalam segala bentuk publikasi, oleh sebab itu perlu diketahui berapa ukuran tulisan yang akan digunakan, efek dan bentuk yang akan ditimbulkan sehingga emosi dan sifat dari pesan yang muncul sesuai dengan tujuan komunikasi yang ingin disampaikan kepada publik. Dalam hal buku anak, tulisan harus berukuran agak besar agar jelas dan mudah dibaca. Jenis tipografi yang digunakan tidak harus formal, bisa menggunakan font yang lucu dan menarik, namun tetap sederhana dan mengedepankan keterbacaan. Font yang tidak berkait dan cenderung bulat berpotensi lebih mudah dibaca untuk anak-anak. PAUD Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan anak, dimulai sejak ia lahir hingga usia enam tahun, yang dilakukan dengan cara pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak siap memasuki pendidikan lebih lanjut. PAUD memegang peranan penting dan menentukan bagi sejarah perkembangan anak selanjutnya, sebab hal ini merupakan fondasi dasar bagi kepribadian anak. Anak yang menperoleh pembinaan sejak dini akan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik maupun mental yang akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar, etos kerja, produktivitas, pada akhirnya anak akan mampu lebih mandiri dan mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Dari perkembangan otak manusia, tahap perkembangan otak pada anak usia dini menempati posisi yang paling vital yakni mencapai 80% perkembangan otak. Karena itu pendidikan ini sangat dianjurkan baik dilakukan secara langsung maupun menggunakan media penunjang.
Konsep Umum Pesan: · · ·
Jamur di dongeng ada di kehidupan nyata Jamur memiliki berbagai macam jenis dan keunikan Jamur memiliki kandungan gizi yang baik dan rasa yang lezat
Maka dengan mengetahui keunikan-keunikan jamur, anak menjadi tertarik untuk mengenalnya lebih dalam. Rasa ingin tahu tersebut akan menimbulkan kecintaan pada jamur dan mendorong anak untuk mau mengonsumsi jamur, terlebih jamur memiliki kandungan gizi yang baik untuk tumbuh kembang anak. Media: Paket buku cerita jamur + buku aktivitas. Ukuran tinggi dan lebar: 3:4 Buku cerita: halaman cerita bergambar, dibungkus dengan hardcover. Buku aktivitas: halaman bergambar, softcover
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1| 4
Teknik cetak: full colour. Material: •
Buku cerita Cover: hardcover (karton dilapisi dengan artpaper yang dilaminasi doff) Isi: preeminence satin 256 gsm
•
Buku aktivitas Cover: softcover (artpaper 100 gsm) Isi: HVS 100 gsm
Sasaran: •
Target primer: anak usia 3-5 tahun à imajinasi dan daya tangkap anak sangat berkembang, mulai mampu mengenali berbagai benda dan kosa kata, perilaku aktif, cocok diberikan bacaan edukatif yang memberikan pemahaman dan interaksi.
•
Target sekunder: masyarakat luas dan orang dewasa yang senang membaca dan/atau membacakan buku ilustrasi kepada anak-anak, orang tua yang membelikan buku untuk anak-anaknya, fasilitator PAUD.
Konsep Khusus/ Kreatif Konsep Cerita Buku penunjang PAUD ini merupakan buku dongeng yang bercerita tentang hal ilmiah dilengkapi dengan aktivitasaktivitas yang memancing daya motorik anak. Cerita pertama menggunakan tokoh utama jamur bernama Rumi yang mencari tahu tentang siapa dirinya, setelah mengetahui dirinya adalah anggota dari kerajaan jamur, maka ia pun menjadi lebih tahu tentang jamur-jamur lainnya. Rumi yang tadinya mengira dirinya hanya satu-satunya jamur di hutan tempat tinggalnya akhirnya hidup bahagia berkoloni dengan kawanan jamurnya. Untuk cerita pertama, tokoh utama sengaja menggunakan jamur itu sendiri agar cerita terdengar lebih hidup seolah jamur tersebut mengisahkan dirinya sendiri, sesuai dengan konsep cerita pertama yaitu mengenai ‘apa itu jamur’ dan pengenalannya. Cerita kedua menggunakan tokoh utama manusia bernama Chika, disesuaikan dengan konsep cerita yang lebih mengarah kepada apa saja yang dapat kita lakukan terhadap jamur, salah satunya mengolahnya menjadi makanan bergizi. Maka dalam cerita ini disajikan resep-resep jamur yang dapat digunakan oleh orangtua anak sebagai panduan kreasi memasak. Dengan begitu buku ini selain bermanfaat bagi si kecil, juga menarik bagi orangtuanya. Selain itu orangtua juga mendapatkan dapat mengetahui kandungan gizi jamur yang merupakan informasi penting dalam tumbuh kembang anak. Konsep Visual dan Interaktif Pada cerita pertama terdapat pop up interaktif untuk menstimulus daya tangkap serta perkembangan otak anak. Disisipkan pula cukup banyak space kosong sebagai ruang imajinasi anak. Sementara pada cerita kedua tidak terdapat pop up, namun halaman lebih terisi oleh ilustrasi karena target penikmat halaman ini tidak hanya anak-anak, tetapi juga orangtuanya.
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 5
Gambar 1. Sketsa Proses Pembuatan Kaver Buku Cerita
Gambar 2. Sketsa Resep Masakan Jamur
Untuk bagian aktivitas, buku ini menyajikan beragam aktivitas menarik untuk anak-anak yang juga melatih kemampuan psikomotornya. Kegiatan tersebut di antaranya menggunting kertas, menempel, mencocokkan, menyusun, mewarnai, mengikuti alur, menghitung, dan mencari perbedaan. Di halaman aktivitas juga dicantumkan sedikit kalimat bercerita agar sambil beraktivitas, anak seolah sedang berpetualang dengan tokoh utamanya. Dalam bagian ini orangtua perlu lebih memerhatikan anaknya, misalnya pada halaman gunting dan tempel, terdapat peringatan agar sebaiknya gunting yang digunakan adalah gunting berujung bulat atau memakai gunting khusus untuk anak-anak. Adanya aktivitas menggunting sangat baik untuk daya kembang kemampuan psikomotorik maupun afektif anak. Sebenarnya orangtua tidak perlu khawatir jika memang gunting yang dipakai adalah gunting anak-anak karena gunting tersebut mata pisaunya pun terbuat dari plastik dan tidak terlalu tajam sehingga tidak akan melukai anak.
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1| 6
Gambar 3. Salah Satu Halaman Aktivitas Gunting dan Tempel
Gambar 4. Salah Satu Halaman Aktivitas Mencari Perbedaan
Awalnya penulis berniat membuat satu buah buku pop up yang meliputi cerita dongeng bertemakan pengetahuan tentang jamur sekaligus buku aktivitas yang dapat membantu perkembangan motorik anak. Seiring dengan proses dan observasi yang dilakukan, ternyata masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah justru lebih membutuhkan pemfasilitasan PAUD dibandingkan masyarakat kelas ekonomi menengah ke atas. Sementara buku pop up tentu akan dikenakan harga jual yang relatif mahal mengingat pengerjaannya yang rumit. Untuk mengatasi kebutuhan tersebut, penulis mengubah rencana dalam pembuatan buku. Diperlukan adanya putaran ekonomi yang saling menunjang antara konsumen berdaya beli tinggi dengan masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Maka dari itu perancangan buku disiasati dengan membaginya menjadi dua buku terpisah dalam satu paket, yaitu satu buku aktivitas dan satu buku cerita pengenalan jamur. Dengan begitu, untuk anak dari keluarga berdaya beli tinggi, ia dapat membeli satu paket edukasi yang terdiri dari satu buku cerita pop up dan satu buku aktivitas, ditambah satu media penunjang lainnya untuk menambah nilai jual paket tersebut karena harga lebih dari paket ini nantinya akan didistribusikan untuk membeli satu paket edukasi bagi lembaga-lembaga PAUD yang ada di kawasan masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Sementara bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah yang umumnya difasilitasi lembaga PAUD di kelurahannya dapat membeli paket yang jauh lebih murah harganya, paket edukasi tersebut terdiri dari satu buku cerita pop up dan Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 7
sepuluh buku aktivitas. Karena itu dalam produksi buku, penulis pun memperkirakan biaya cetak yang minim namun tetap tidak mengganggu fungsi dan estetisnya.
Gambar 5. Growbox, media lain yang disertakan untuk menambah nilai jual menjadi berkali-kali lipat, untuk tujuan subsidi silang biaya produksi.
Selain dari segi teknis pembagian buku dan biaya produksi serta penjualan dengan siasat subsidi silang, dari konten buku sendiri masih terdapat kekurangan. Awalnya penulis memasukkan banyak konten agar buku tersebut bersifat ensiklopedis, namun mengingat target konsumennya adalah anak usia 3-5 tahun, materi yang terlalu mendetail dirasa berlebihan untuk anak-anak tersebut, maka dalam tahap final, penulis meminimalisir informasi jamur dan lebih menekankan pada pengulangan informasi di buku cerita dan buku aktivitas, di mana sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku cerita diulang kembali pada buku aktivitas. Konsep pengulangan ini diharap membantu memudahkan anak untuk mengingat informasi yang baru mereka dapat.
Penutup / Kesimpulan Dari hasil tahap sidang akhir, didapat beberapa masukan, saran, serta kritik dari pihak dosen penyidang kepada karya dan penulis. Berikut merupakan beberapa saran serta kritik saat sidang akhir: 1. 2. 3. 4. 5.
Informasi jamur sebaiknya lebih memprioritaskan pada bentuk dan warna dahulu saja, dibandingkan dengan namanama jamur atau informasi kompleks lainnya mengenai jamur. Meskipun ada pertimbangan mengapa dimasukkan kegiatan menggunting, ada baiknya aktivitas digantikan dengan alternatif lain, misalnya dengan sticker atau teknik poporasi sehingga lebih aman untuk anak-anak. Beberapa visual dirasa kurang sesuai, misalnya keberadaan robot dengan kaitannya dunia perjamuran. Untuk kaver buku aktivitas, jamur kurang menonjol (kurang dikenali) karena hanya berupa stilasi. Untuk kaver buku cerita, pewarnaan perlu lebih diselaraskan. Pemilihan warna dirasa masih kurang ceria. Dalam proses kreatif sebaiknya penulis jangan terlalu mempersoalkan biaya cetak dan target harga jual buku yang murah karena dapat membatasi kreativitas desain dan malah menurunkan kualitas dan estetika buku.
Disimpulkan bahwa materi anak-anak usia golden-age sebaiknya lebih mengacu pada hal-hal dasar seperti bentuk, warna, angka, dan abjad. Selain itu ternyata meski terdapat peringatan pemakaian gunting berujung bulat atau khusus anak-anak, orangtua umumnya tetap merasa khawatir dengan keamanannya. Untuk ke depannya penulis akan lebih kritis dan hati- hati dalam pembuatan sebuah karya terlebih apabila karya tersebut akan disajikan kepada masyarakat umum. Meski mendapatkan banyak pengalaman berharga selama proses perancangan karya ini, namun penulis yakin karya Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna, ’tak ada gading yang tak retak’, maka dari itu penulis memohon maaf kepada pihak-pihak yang merasa kurang puas dengan hasil karya Tugas Akhir ini. Penulis berharap bahwa karya maupun tulisan yang telah dibuat dapat memberikan manfaat secara langsung maupun tak langsung kepada masyarakat luas, khususnya perkembangan bidang Grafis di bawah program studi Desain Komunikasi Visual.
Ucapan Terima Kasih Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/perancangan Tugas Akhir Program Studi Sarjana Desain Komunikasi Visual FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh Drs. Iman Sudjudi, M. Sn. Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1| 8
Selesainya karya Tugas Akhir ini tidak luput dari rasa syukur dan juga terima kasih yang penulis tujukan kepada seluruh dosen serta staf Desain Komunikasi Visual FSRD ITB yang telah membimbing dan membantu hingga proses final Tugas Akhir ini.
Daftar Pustaka Demita, 2005, Psikologi Perkembangan, Jakarta, ROSDA. Phaidon, 1994, The Art Book, Phaidon Press Limited, London. Tan, Timotius, 2009, Smart Parenting, Jakarta, PT Elex Media Komputindo. Read, Herbert, 2000, Seni : Arti dan Problematiknya, terjemahan Soedarso SP., Duta Wacana University Press, Yogyakarta. Website: http://belajarpsikologi.com/ (07/09/12, 7:30 PM). http://kabar-toraja.com/humaniora/pendidikan/1154-apa-itu-ensiklopedia. http://organikganesha.com/2009/10/29/jenis-jenis-jamur-konsumsi-edible-mushroom/(20/09/12, 1:13 AM). http://www.paud.kemdiknas.go.id/ (16/10/12,12:09 PM). Narasumber: Erlambang Aji Darma, Mahasiswa Mikrobiologi Institut Teknologi Bandung. Ibu Lisdar I. Sudirman, Dosen Mikologi Institut Pertanian Bogor. Ibu Yasmine Siti Jamillah Achmad, Guru PG-TK Auladi.
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 9