Budidaya tanaman sehat
Pengamatan
Pelestarian musuh alami
Petani ahli
Banjir
Kekeringan
KATA PENGANTAR
Pemerintah pada Tahun 2010 telah menetapkan sasaran indikatif produksi padi sebesar 66,680 juta ton gabah kering giling (GKG), guna memenuhi kebutuhan pangan seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk. Kenaikan angka ini cukup signifikan dibandingkan dengan sasaran produksi tahun 2009 yaitu 63,525 juta ton GKG. Sehubungan dengan hal tersebut, tugas dan tanggung jawab perlindungan tanaman pangan dalam pengamanan produksi guna tercapainya sasaran produksi yang telah ditetapkan semakin berat. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengawalan pertanaman yang lebih intensif, untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan oleh Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI). Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan sebagai institusi yang bertanggungjawab terhadap kegiatan pengamanan produksi, telah merancang beberapa kegiatan pokok untuk dilaksanakan oleh pusat dan daerah. Kegiatan pokok tersebut terangkum dalam Program Peningkatan Ketahanan Pangan. Agar kegiatan yang telah dirancang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, perlu disusun Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010 sebagai acuan bagi pelaksana kegiatan. Dengan demikian, penanggung jawab dan pelaksana kegiatan diharapkan dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan ketentuan dan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan dalam buku pedoman pelaksanaan ini.
Jakarta, Desember 2009 Direktur Jenderal Tanaman Pangan
Ir. Sutarto Alimoeso, MM NIP. 19490625.197603.1.001 Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
I.
II.
PENDAHULUAN………………………………………………………...
1
A. Latar Belakang ……………………………………………………….
1
B. Tujuan dan Sasaran …………………………………………………
4
PENGAMANAN PRODUKSI TANAMAN PANGAN………………..
4
A. asaran Produksi Tanaman Pangan Tahun 2010………………..
4
perasional Perlindungan Tanaman Pangan …………………….
6
B. III. KEGIATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN……………...
8
A. inas Pertanian Propinsi …………………………………………...
8
1. perasional Penanganan OPT dan DPI ………………………
8
2. perasional Pengamatan OPT, DPI serta Pengawasan Penggunaan Pupuk dan Bahan Pengendalian OPT ………… 12 B. nit Pelaksana Teknis Dinas-Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPTD-BPTPH) ………………………………….. 16 1. perasional UPTD-BPTPH ……………………………………..
16
perasional Pengendali Organisme Pengganggu TumbuhanPengamat Hama dan Penyakit (POPT-PHP)……
23
ekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT)…
26
2.
3. 4. Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
32 ii
ekolah Lapangan Iklim (SLI) ………………………………….. 5. encanangan Gerakan Pengendalian OPT di Sentra Produksi…………………………………………………………… 38 IV. EVALUASI DAN PELAPORAN ………………………………….......
42
V.
44
PENUTUP ……………………………………………………………….
DAFTAR TABEL
1. Sasaran Produksi Tanaman Pangan Tahun 2010 ……………..
5
2. Rincian Alokasi Biaya Operasional Pengamatan (BOP) untuk Petugas THL POPT-PHP …………………………………………
15
3. Rincian Alokasi Biaya Operasional Pengamatan (BOP) untuk Petugas POPT-PHP (PNS) ……………………………………...
25
4 Rincian Alokasi Biaya Operasional Pengamatan (BOP) untuk Petugas POPT-PHP (Honorer)…………………………………..
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
25
iii
DAFTAR LAMPIRAN
1.
45
2.
Surat Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan tentang oman Pelaksanaan Kegiatan POPT-PHP dan THL TB POPTPHP Tahun 2010 ………………………………………………….. Daftar Nama-nama Petugas THL TB POPT-PHP………………
3.
Daftar Nama-Nama Petugas TB POPT-PHP (Honorer) ………
114
4.
Rencana Sebaran Lokasi Pelaksanaan SLPHT tahun 2010 …
116
5.
Rencana Sebaran Lokasi Pelaksanaan SL Iklim tahun 2010…
129
6.
Topik Khusus Pelaksanaan SLPHT Padi ……………………….
135
7.
Matrik Kualitas Untuk Kegiatan Latihan SLPHT .....................
137
8.
Laporan Awal : Rencana Pelaksanaan Kegiatan SLPHT/SLI Tanaman Pangan …………………………………………………. 138
9.
Laporan Kemajuan : Rencana Pelaksanaan Kegiatan SLPHT/SLI Tanaman Pangan …………………………………… 139
10.
Laporan Akhir : Rencana Pelaksanaan Kegiatan SLPHT/SLI Tanaman Pangan …………………………………………………. 140
11.
Rencana Pencanangan Gerakan Pengendalian OPT Tahun 2010 ………………………………………………………………… 141 Inventarisasi Pengembangan dan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT pada Tanaman Pangan …………………… 142 Keadaan Stok Pestisida ………………………………………….. 143
12. 13.
77
14.
Data Sumberdaya Manusia Perlindungan Tanaman Tahun 2010 Berdasarkan Jenjang Karir ………………………………... 144
15.
Keragaan Sumberdaya Manusia Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010 – 2019 ……………………………………... 145
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
iv
16.
Data Brigade Proteksi Tanaman (BPT) …………………………
17. 18.
Data Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit/ Laboratorium Agens Hayati (LPHP/LAH) ………………………. 147 Data Pos Pelayanan Agens Hayati (Pos PAH) ……………….. 148
19.
Data Sarana Kerja R-2 dan Roda-4 (Kendaraan Dinas) ……..
20.
Data Dasar Luas Wilayah Kerja (Ha) POPT-PHP (PNS, Honorer, dan THL POPT-PHP) Tahun 2010 ………………….. 150
21.
Form 1 Simonev: Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan SLPHT/SLI Tahun 2010 …………………………………………. 151
22.
Form 2 Simonev: Perkembangan Pelaksanaan Pembayaran Honorarium POPT-PHP Honorer dan BOP POPT-PHP (Honorer dan PNS) ……………………………………………….. 152
23.
Form 3 Simonev: Perkembangan Pelaksanaan Pembayaran Honorarium dan BOP THL POPT-PHP ………………………… 153
24.
Form 4 Simonev: Perkembangan Pelaksanaan Bantuan Sarana Pengendalian OPT dan DPI ……………………………. 154
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
146
149
v
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dinamika pembangunan tanaman pangan yang berkembang saat ini, dihadapkan pada berbagai tantangan seperti perubahan lingkungan strategis baik secara nasional maupun global, revitalisasi bidang pertanian, dan lain-lain. Sehubungan dengan upaya pemenuhan kebutuhan pangan nasional, tugas dan tanggung jawab perlindungan tanaman pangan dalam rangka pengamanan produksi untuk pencapaian produksi tanaman pangan sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan semakin berat. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengawalan yang lebih intensif, tepat, terintegrasi, dan berkesinambungan yang melibatkan seluruh pihak terkait guna meminimalkan kehilangan hasil akibat gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI). Dalam rangka pengamanan produksi tanaman pangan dan peningkatan daya saing produk tanaman, perlindungan tanaman pangan merupakan bagian penting yang berperan dalam menjaga kuantitas, kualitas, dan kontinyuitas hasil yang berkaitan erat dengan penanganan gangguan OPT dan DPI yang merupakan dua aspek kegiatan utama. Oleh karena itu, perlindungan tanaman pangan menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam peningkatan produktivitas dan produksi tanaman pangan baik di tingkat on farm maupun off farm. Terhadap gangguan OPT, perlindungan tanaman pangan berperan dalam mengelola OPT agar tidak menimbulkan kerugian secara ekonomis, sedangkan terhadap DPI berfungsi mengantisipasi dan mitigasi penanganan terjadinya dampak perubahan iklim berupa kekeringan, banjir, dan bencana alam lainnya seperti longsor, badai, dan lainnya. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman yang dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah nomor 6 tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman, dan Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 887/Kpts/OT.210/9/ 1997 tentang Pedoman Pengendalian OPT, operasional perlindungan tanaman pangan dilaksanakan sesuai dengan konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dan menjadi tanggung jawab masyarakat bersama pemerintah. Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
1
Dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan nasional sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, sasaran indikatif produksi tanaman pangan utama pada tahun 2010 sebagai berikut: padi sebesar 66,680 juta ton GKG, jagung 19,800 juta ton pipilan kering dan kedelai sebesar 1,300 juta ton biji kering. Sehubungan dengan hal tersebut, tugas dan tanggungjawab perlindungan tanaman pangan dalam rangka pengamanan produksi untuk pencapaian produksi sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan semakin berat. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengawalan yang lebih intensif, tepat, dan berkesinambungan ke seluruh areal pertanaman yang ada guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya kerusakan akibat gangguan OPT maupun DPI berupa banjir dan kekeringan. Secara makro kerugian yang diakibatkan oleh OPT utama maupun DPI masih memungkinkan untuk diminimalisasi. Berdasarkan data rerata 5 tahun terakhir luas serangan OPT pada tanaman pangan (2004 - 2008), secara nasional areal tanaman pangan yang terkena serangan OPT utama tercatat seluas 379.524 ha (puso: 4.109 ha), dengan rincian sebagai berikut: 1) padi seluas 350.065 ha (puso: 3.532 ha) namun kejadian dilapangan telah melampaui rata-rata karena pada data tahun 2004 terjadi ektrim sehingga angka reratanya rendah, 2) jagung: 17.737 ha (puso: 516 ha), 3) kedelai: 6.628 ha (puso: 45 ha), dan 4) kacang tanah: 5.094 ha (puso: 16 ha). Data sementara pada tahun 2009, menunjukan bahwa luas areal tanaman pangan yang terkena serangan OPT adalah 436.433 ha (puso: 3.026 ha) dengan rincian pada tanaman 1) padi: 423.540 ha (puso: 3.010 ha), 2) jagung: 9.039 ha (puso: 6 ha), dan 3) kedelai: 3.854 ha (puso: 10 ha). Rerata luas areal tanaman pangan yang terkena Dampak Perubahan Iklim (DPI) pada tanaman pangan (2004 - 2008) tercatat seluas 717.783 ha (puso: 130.859 ha), rincian terkena banjir seluas 335.766 ha (puso: 99.586 ha) terdiri dari tanaman 1) padi: 309.859 ha (puso: 99.586 ha), 2) jagung: 17.299 ha (puso: 7.028 ha), 3) kedelai: 6.561 ha (puso: 1.785 Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
2
ha), dan 4) kacang tanah: 2.047 ha (puso: 261 ha), sedangkan kerusakan akibat kekeringan mencapai 382.017 ha (puso: 22.199 ha), dengan rincian sebagai berikut: 1) padi: 311.885 ha (puso: 61.344 ha), 2) jagung: 51.463 ha (puso: 3.610 ha), 3) kedelai: 7.062 ha (puso: 310 ha), dan 4) kacang tanah: 11.607 ha (puso: 510 ha). Data sementara pada tahun 2009, menunjukkan bahwa luas areal tanaman pangan yang terkena DPI tahun 2009, terkena seluas 552.814 ha (puso: 105.306 ha). Banjir adalah: 232.726 ha (puso: 74.776 ha) dengan rincian pada tanaman 1) padi: 208.184 ha (puso: 65.228 ha), 2) jagung: 11.799 ha (puso: 2.934 ha), dan 3) kedelai: 12.596 ha (puso: 6.568 ha); kekeringan tercatat adalah: 330.088 ha (puso: 30.530 ha) dengan rincian pada tanaman 1) padi: 222.049 ha (puso: 17.769 ha), 2) jagung: 90.976 ha (puso: 11.128 ha), 3) kedelai: 7.172 ha (puso: 1.499 ha); dan 4) kacang tanah: 9.891 ha (puso: 134 ha). Selain itu, seiring dengan pemekaran wilayah di era otonomi daerah dan meningkatnya permasalahan penggunaan sarana produksi, jumlah Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan-Pengamat Hama dan Penyakit (POPT-PHP) juga belum mencapai kondisi ideal. Kebutuhan petugas tersebut telah diupayakan melalui perpanjangan kontrak kerja Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu (THL TB) POPT-PHP sampai dengan Desember 2010. Diharapkan THL TB POPT-PHP tersebut dapat membantu dan melaksanakan tugas POPT-PHP dalam mengamati OPT dan DPI, serta mengawasi penggunaan pupuk dan bahan pengendali OPT di tingkat lapangan. Kebijakan, strategi, program dan kegiatan serta langkah-langkah operasional yang telah ditetapkan diharapkan dapat mendukung upaya pengamanan produksi tanaman pangan tahun 2010 sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan. Untuk mewujudkan keberhasilan upaya pengamanan produksi, dukungan dari seluruh instansi terkait maupun stakeholders dibidang perlindungan tanaman pangan sangat diharapkan.
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
3
B. Tujuan dan Sasaran Berdasarkan latar belakang di atas, maka ditetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, sebagai berikut: 1. Tujuan a. Menyediakan acuan untuk menjabarkan program dan kegiatan perlindungan tanaman pangan ke dalam kegiatan operasional. b. Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan antara pusat dan daerah, sehingga efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan perlindungan tanaman pangan dapat tercapai. 2. Sasaran a. Terlaksananya program dan kegiatan perlindungan tanaman pangan secara efektif dan efisien. b. Tercapainya keterpaduan pelaksanaan kegiatan perlindungan tanaman pangan antara pusat dan daerah serta antar daerah. c. Meningkatnya kinerja perlindungan tanaman pangan.
II. PENGAMANAN PRODUKSI TANAMAN PANGAN Dalam rangka pengamanan produksi tanaman pangan sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan, tugas dan tanggung jawab perlindungan tanaman pangan dimasa mendatang semakin berat dan kompleks. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengawalan yang lebih intensif, tepat, terintegrasi, dan berkesinambungan yang melibatkan seluruh pihak terkait guna meminimalkan kehilangan hasil akibat gangguan OPT dan DPI. A. Sasaran Produksi Tanaman Pangan Tahun 2010 Sasaran luas areal tanam, luas panen, produktivitas, produksi, dan inovasi teknologi tanaman pangan yang perlu mendapatkan pengamanan secara intensif dan terintegrasi pada tahun 2010, adalah sebagai berikut: Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
4
Tabel 1. Sasaran Produksi Tanaman Pangan Tahun 2010 No
Komoditi
L. Tanam (Juta ha)
L. Panen (Juta ha)
Produktivitas (kw/ha)
Produksi (Juta Ton)
12.602
12.002
55.56
66.680
1
Padi
2
Jagung
4.412
4,200
47.14
19.800
3
Kedelai
920
874
14.90
1.300
4
Kcg. Tanah
712
679
13.00
882
5
Kcg. Hijau
344
327
11.00
360
6
Ubikayu
1.305
1.243
179.00
22.248
7
Ubijalar
192
182
109.89
2.000
Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2009 Keterangan: padi (GKG); jagung (pk); kedelai (bk); kacang tanah (bk); kacang hijau (bk); ubikayu (ub); ubijalar (ub)
Akselerasi peningkatan produktivitas dan produksi tanaman pangan, khususnya komoditi padi, jagung dan kedelai ditempuh melalui kegiatan Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) maupun Non PTT serta pengembangan padi dan jagung hibrida. Untuk mendukung program tersebut, pemerintah akan memberikan bantuan berupa benih, pupuk dan sarana produksi lainnya kepada petani di lokasi Laboratorium Lapangan (LL) pada setiap lokasi Sekolah Lapangan (SL). Agar sasaran produksi tanaman pangan yang telah ditetapkan dapat tercapai, perlu adanya upaya peningkatan kinerja jajaran perlindungan tanaman pangan dalam pengamanan produksi melalui pemantapan sistem perlindungan tanaman pangan, yang mencakup aspek sumber daya manusia (SDM), kelembagaan serta pengembangan penerapan teknologi pengendalian OPT ramah lingkungan spesifik lokasi. Secara rinci upaya pemantapan sistem tersebut, sebagai berikut: 1. Pemantapan Sumberdaya Manusia (SDM) Perlindungan Tanaman: a. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan melalui kegiatan pelatihan dan magang. Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
5
b. Mempekerjakan kembali Tenaga Harian Lepas-Tenaga Bantu (THL-TB) POPT-PHP yang bertugas melakukan pengamatan OPT dan DPI serta melakukan pengawasan penggunaan pupuk dan bahan pengendali OPT di tingkat lapangan sampai dengan Desember 2010. c.
Memberikan penghargaan kepada POPT-PHP,
LPHP dan
Kelompok Tani Pengembang Agens Hayati berprestasi. d. Melakukan pembinaan dan bimbingan teknis perlindungan tanaman pangan. e. Memberikan Biaya Operasional Pengamatan (BOP) kepada POPT-PHP (PNS, Honorer dan THL TB POPT-PHP). 2. Pemantapan dan Penguatan Kelembagaan Perlindungan Tanaman: a. Pemberdayaan kelembagaan Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit/Laboratorium Agens Hayati (LPHP/LAH), dan Brigade Proteksi Tanaman (BPT). b. Fasilitasi dan pemantapan kelembagaan masyarakat petani, antara lain: Regu Pengendali Hama (RPH), Pos Pengembangan Agens Hayati (PPAH), Alumni SLPHT, dll. 3. Pengembangan
Penerapan
Teknologi
Perlindungan
Tanaman
Pangan: a. Inovasi dan diseminasi teknologi pengendalian OPT ramah lingkungan spesifik lokasi. b. Penerapan, pengembangan, dan pemasyarakatan PHT. c.
Pencanangan gerakan pengendalian OPT.
B. Operasional Perlindungan Tanaman Pangan Program dan kegiatan yang dirancang dalam rangka pengamanan produksi tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI harus disinergikan dengan program pembangunan pertanian di daerah. Kegiatan pengamanan produksi pada dasarnya dilakukan di seluruh wilayah/areal Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
6
pertanaman, sedangkan untuk daerah-daerah dengan program khusus kegiatan perlu dilaksanakan secara spesifik untuk mendukung program tanaman pangan di tiap Kabupaten yang telah disepakati. Sasaran yang akan dicapai, yaitu: 1. Padi; sasaran luas tanam seluas 12,247 juta ha dengan total sasaran indikatif produksi sebanyak 66,680 juta ton GKG yang diupayakan melalui kegiatan PTT, Non PTT, dan padi Hibrida. 2. Jagung; sasaran luas tanam seluas 4,412 juta ha dengan total produksi 19,8 juta ton pipilan kering. 3. Kedelai; sasaran luas tanam 920 juta ha dengan total produksi 1,3 juta ton biji kering. 4. Kacang tanah; sasaran luas tanam 712 juta ha dengan total produksi 882 juta ton biji kering. 5. Kacang hijau; sasaran luas tanam 344 juta ha dengan total produksi 360 juta ton biji kering. 6. Ubikayu; sasaran luas tanam 1,305 juta ha dengan total produksi 22,248 juta ton umbi basah. 7. Ubijalar; sasaran luas tanam 192 juta ha dengan total produksi 2,000 juta ton umbi basah.
III.
KEGIATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN Kegiatan perlindungan tanaman pangan tahun 2010 baik pusat
maupun daerah dilaksanakan melalui Program Peningkatan Ketahanan Pangan. Di daerah, program tersebut dilaksanakan pada Dinas Pertanian Provinsi dan UPTD-BPTPH di seluruh provinsi, termasuk operasional Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit/Laboratorium Agens Hayati (LPHP/LAH). Secara rinci kegiatan perlindungan tanaman pangan dapat dijelaskan sebagai berikut: Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
7
A. Dinas Pertanian Provinsi 1. Operasional Pengelolaan OPT dan DPI 1.1.
Latar Belakang
Peranan subsektor tanaman pangan dalam pembangunan pertanian sangat penting dan strategis. Dalam rangka pencapaian sasaran produksi tanaman pangan, perlindungan tanaman pangan merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dalam proses produksi mulai dari hulu sampai hilir. Perlindungan tanaman berperan dalam mempertahankan kuantitas, kualitas, dan kontinyuitas produksi tanaman pangan. Sejalan dengan kondisi perubahan iklim global, permasalahan dibidang perlindungan tanaman pangan kedepan semakin kompleks, hal tersebut merupakan konsekuensi logis dari perubahan lingkungan dan teknologi yang diadopsi. Operasional perlindungan tanaman pangan di lapangan berkaitan erat dengan gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI) berupa kekeringan dan banjir. Kedua gangguan tersebut seringkali menjadi ancaman yang serius dalam upaya pencapaian sasaran produksi, apabila tidak ditangani secara tepat. Tingkat keberhasilan pengamanan produksi tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI selain ditentukan oleh tersedianya teknologi pengendalian OPT, pemberdayaan SDM dan penguatan kelembagaan juga perlu adanya koordinasi operasional pengamanan di tingkat lapangan. Pada dasarnya kegiatan perlindungan tanaman pangan merupakan tanggung jawab petani dan masyarakat, sedangkan pemerintah dalam hal ini berperan sebagai motivator dan stimulator dalam mengembangkan potensi sumberdaya alam dan masyarakat petani. Seiring dengan semangat otonomi daerah, operasional perlindungan tanaman pangan perlu diselaraskan dengan program pembangunan pertanian dan potensi masing-masing Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
8
daerah. Pengamanan produksi yang dilakukan melalui penanganan gangguan OPT dan DPI diharapkan dapat menjamin peningkatan produksi dan produktivitas pada taraf maksimal, sehingga sasaran produksi yang telah ditetapkan dapat tercapai. Dalam rangka mengantisipasi terjadinya gangguan OPT berupa hama, penyakit, dan gulma serta penanganan DPI berupa banjir dan kekeringan, kebijakan dasar yang diambil oleh pemerintah telah dituangkan dalam Inpres No. 3 Tahun 1986, UU No. 12 dan PP No. 6/95 yang dilaksanakan dengan menerapkan sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Oleh karena itu, PHT menjadi dasar kebijakan pemerintah dalam program perlindungan tanaman pangan di Indonesia. Dalam rangka mewujudkan sistem pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan, PHT merupakan salah satu paket teknologi yang dianjurkan dan penerapannya ditingkat lapangan merupakan suatu keharusan. Agar operasional pengendalian OPT dan penanganan DPI dapat terlaksana dengan baik, perlu dilaksanakan pembinaan, bimbingan, koordinasi, dan pengawasan dari petugas perlindungan tanaman secara berjenjang mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi sampai tingkat pusat. 1.2.
Tujuan
Tujuan utama dari kegiatan operasional pengelolaan OPT dan DPI adalah meningkatkan koordinasi dan keterpaduan serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pengelolaan OPT/DPI di daerah. 1.3.
Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan operasional pengelolaan OPT dan DPI di daerah, antara lain: a. Menekan luas serangan OPT maksimal 2 % dan luas terkena DPI maksimal 3 % pada areal yang menerapkan budidaya tanaman pangan secara tepat dan berkelanjutan. Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
9
b. Meningkatnya koordinasi dan keterpaduan serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pengelolaan OPT/DPI. c.
Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan sumberdaya manusia perlindungan tanaman (petugas dan masyarakat tani).
d. Tercapainya efektifitas dan efisiensi pelaksanaan operasional pengelolaan OPT dan DPI di daerah. 1.4.
Pelaksanaan Kegiatan
Untuk merealisasikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka secara sistematis ditetapkan acuan pelaksanaan kegiatan sebagai berikut: a. Tempat dan Waktu Kegiatan operasional pengelolaan OPT dan DPI di tingkat provinsi dilaksanakan di seluruh Dinas Pertanian Provinsi selama tahun anggaran 2010. b. Metode pelaksanaan Kegiatan dilaksanakan melalui program Peningkatan Ketahanan Pangan yang dijabarkan dalam kegiatan pembinaan/bimbingan teknis serta monitoring dan evaluasi terutama di daerah-daerah sentra produksi tanaman pangan dan daerah endemis serangan OPT serta daerah rawan bencana alam. Pelaksanaan kegiatan mengacu kepada petunjuk pelaksanaan (Juklak) dan petunjuk teknis (Juknis) yang dikeluarkan oleh Dinas Pertanian Provinsi. c.
Jenis kegiatan Kegiatan yang dilaksanakan dalam operasional pengelolaan OPT dan DPI, antara lain :
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
10
Pembinaan dan bimbingan teknis perlindungan tanaman pangan. Pencanangan gerakan pengendalian OPT. Pengendalian OPT serta antisipasi dan adaptasi DPI. Operasional Brigade Proteksi Tanaman (BPT). Monitoring
dan
evaluasi
pelaksanaan
kegiatan
perlindungan tanaman pangan. d. Organisasi Pelaksana Penanggungjawab kegiatan operasional pengelolaan OPT dan DPI di tingkat provinsi adalah Dinas Pertanian Provinsi cq. Sub Dinas yang membidangi perlindungan tanaman pangan. 1.5.
Keluaran
Keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan operasional pengelolaan OPT dan DPI, adalah sebagai berikut: a. Terlaksananya operasional pengelolaan OPT dan DPI pada tanaman pangan di tingkat lapangan. b. Menurunnya luas serangan OPT dan luas terkena DPI pada tanaman pangan. 1.6.
Evaluasi dan Pelaporan
Penanggungjawab kegiatan melakukan evaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan kegiatan perlindungan tanaman pangan yang disampaikan kepada Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan secara periodik dalam bentuk Laporan Bulanan, Triwulan, dan Tahunan.
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
11
2. Operasional Pengamatan OPT, DPI serta Pengawasan Penggunaan Pupuk dan Bahan Pengendali OPT 2.1.
Latar Belakang
Program peningkatan produksi tanaman pangan selain dilakukan melalui upaya perluasan areal tanam, peningkatan produktivitas, dan dukungan ketersediaan sarana produksi, juga dilakukan melalui upaya pengamanan produksi dari gangguan OPT dan DPI baik berupa banjir, kekeringan, maupun bencana lainnya, seperti badai, kebakaran, longsor, gempa bumi, dll. Pelaksanaan upaya pengamanan produksi tersebut, dilakukan melalui kegiatan pengamatan OPT, DPI serta pengawasan penggunaan pupuk dan bahan pengendali OPT merupakan hal yang penting. Dalam sistem perlindungan tanaman, ujung tombak keberhasilan di lapangan terletak pada kinerja Petugas Pengendali Organisme Pengganggu TumbuhanPengamat Hama dan Penyakit (POPT-PHP), yang mempunyai tugas utama melakukan pengamatan OPT dan DPI serta faktorfaktor yang mempengaruhinya. Selain tugas utama tersebut, POPT-PHP juga melakukan pengawasan terhadap penggunaan pupuk dan bahan pengendali OPT. Optimalnya kinerja POPT-PHP dalam melaksanakan tugasnya di lapangan sangat dipengaruhi oleh rasio jumlah petugas POPT-PHP dengan luas wilayah kerja pengamatan OPT dan DPI, serta adanya pemekaran wilayah (kecamatan) di era otonomi daerah. Jumlah POPT-PHP saat ini belum mencapai kondisi ideal yang diharapkan, yaitu 1 (satu) orang POPT-PHP per kecamatan/wilayah kerja. Untuk mencukupi kekurangan jumlah petugas tersebut, pada tahun anggaran 2010 telah dilakukan perpanjangan kontrak kerja petugas Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu (THL TB) POPT-PHP yang terdiri dari lulusan SLTA bidang pertanian (SPP SPMA, STM Pertanian, atau sejenisnya), dan lulusan setingkat D-III, D-IV/S-1 bidang Pertanian jurusan proteksi tanaman sampai dengan Desember 2010. Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
12
Optimalisasi kinerja petugas THL TB POPT-PHP, baik menyangkut tugas pokok, hak, dan kewajiban telah diatur sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 73/Permentan/OT. 140/12/2007, tentang Pedoman Pembinaan Tenaga Harian Lepas (THL) Tenaga Bantu Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan-Pengamat Hama dan Penyakit (POPT-PHP). Pedoman THL TB POPT-PHP, yang ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan sebagaimana pada Lampiran 1. 2.2.
Tujuan
Tujuan operasional pengamatan OPT, DPI serta pengawasan penggunaan pupuk dan bahan pengendalian OPT adalah mengoptimalkan kinerja petugas THL TB POPT-PHP di wilayah kerja pengamatan. 2.3.
Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut adalah optimalnya pelaksanaan operasional pengamatan OPT, DPI serta pengawasan penggunaan pupuk dan bahan pengendalian OPT. 2.4.
Pelaksanaan
Untuk merealisasikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, secara sistematis ditetapkan acuan pelaksanaan kegiatan sebagai berikut: a. Tempat dan Waktu Kegiatan operasional pengamatan OPT, DPI serta pengawasan penggunaan pupuk dan bahan pengendalian OPT di tingkat provinsi dilaksanakan di seluruh Dinas Pertanian Provinsi selama tahun anggaran 2010.
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
13
b. Metode pelaksanaan Pembiayaan meliputi honorarium dan Biaya Operasional Pengamatan (BOP) bagi THLTB POPT-PHP dalam rangka mendukung penyelenggaraan kegiatan pengamatan OPT, DPI serta pengawasan penggunaan pupuk dan bahan pengendalian OPT. Anggaran kegiatan dibebankan kepada APBN melalui Dana Dekonsentrasi pada Unit Satker Dinas Pertanian Provinsi. Pembiayaan diberikan untuk 10 bulan (Bulan Maret s/d Desember), dengan rincian sebagai berikut: 1) Besaran
honorarium
berdasarkan
kualifikasi
yang
diberikan
pendidikan
dibedakan
adalah
sebagai
berikut: a) Pendidikan SLTA sebesar Rp. 1.150.000,-/ orang/ bulan, b) Pendidikan D-III sebesar Rp. 1.300.000,-/ orang/ bulan, c) Pendidikan D-IV/SI sebesar Rp. 1.450.000,-/ orang/ bulan. 2) Biaya Operasional Pengamatan (BOP) sebesar Rp. 500.000,-/orang/bulan diberikan kepada seluruh THL POPT-PHP tanpa membedakan dasar pendidikan. Daftar nama petugas THL POPT-PHP selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2. Sedangkan rincian biaya pengeluaran BOP seperti pada Tabel 2 berikut:
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
14
Tabel 2. Rincian Alokasi Biaya Operasional Pengamatan (BOP) untuk Petugas THL POPT-PHP No 1
Pengeluaran
Vol.
Sat. (Rp)
Jml. (Rp)
Fasilitasi/visualisasi pertemuan kel. Tani (ATK dan bahan)
2
Transportasi lokal di wilayah kerja pengamatan
3
Bantuan eksploitasi/ makan di wilayah kerja
1 bulan 100.000,- 100.000,-
1 bulan 200.000,- 200.000,-
1 bulan 200.000,- 200.000,-
Pengamatan Jumlah (Rp) c.
500.000,-
Jenis kegiatan Kegiatan yang dilaksanakan adalah pemberian honorarium dan BOP kepada petugas THL TB POPT-PHP dalam rangka melaksanakan tugas pengamatan OPT, DPI, serta pengawasan penggunaan pupuk dan bahan pengendali OPT.
d. Organisasi Pelaksana Penanggungjawab kegiatan operasional pengamatan OPT, DPI serta pengawasan penggunaan pupuk dan bahan pengendalian OPT di tingkat provinsi adalah Dinas Pertanian Provinsi cq. Sub Dinas yang membidangi perlindungan tanaman pangan. Sedangkan pembinaan teknis merupakan tanggungjawab UPTD BPTPH. 2.5.
Keluaran
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan tersebut adalah tersedianya data dan informasi perkembangan OPT, DPI serta penggunaan pupuk dan bahan pengendalian OPT secara akurat, tepat waktu, dan berkesinambungan. Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
15
B. Unit Pelaksana Teknis Dinas - Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPTD-BPTPH) 1. Operasional UPTD-BPTPH
1.1.
Latar Belakang
Peningkatan
produksi
dan
produktivitas
dihadapkan
pada
berbagai tantangan, diantaranya fluktuasi harga, sarana produksi, kelembagaan petani, kelestarian lingkungan, daya dukung lahan, dan inovasi teknologi. Upaya pengamanan produksi perlu mempertimbangkan adanya dampak perubahan iklim berupa banjir atau kekeringan maupun lainnya, serta resiko serangan OPT mulai dari proses budidaya hingga panen. Kegiatan perlindungan tanaman pangan di tingkat lapangan, difokuskan pada dua aspek utama yaitu OPT dan DPI. Berkaitan dengan OPT, perlindungan tanaman berfungsi untuk mengendalikan dan mengelola agar kehadiran OPT tidak menimbulkan kerugian secara ekonomis. Terhadap DPI, perlindungan tanaman berfungsi meminimalkan terjadinya dampak perubahan iklim berupa kekeringan maupun banjir. Pada prinsipnya perlindungan tanaman pangan mencakup seluruh areal yang menerapkan budidaya tanaman pangan secara tepat dan berkelanjutan. 1.2.
Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dari operasional UPTD BPTPH adalah
meningkatkan kinerja perlindungan tanaman pangan melalui optimalisasi sumberdaya manusia dan peran kelembagaan dalam menekan luas serangan OPT dan luas terkena DPI. Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
16
1.3.
Sasaran Sasaran yang ingin diwujudkan antara lain:1) meningkatnya
koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan perlindungan tanaman pangan, 2) meningkatnya kapasitas SDM perlindungan tanaman, 3) meningkatnya peran dan fungsi kelembagaan perlindungan tanaman. 1.4. Pelaksanaan Kegiatan perlindungan tanaman pangan di daerah dilaksanakan mengacu kepada kebijakan pembangunan pertanian di daerah. Program dan kegiatan perlindungan tanaman pangan diimplementasikan dalam rangka penerapan, pemasyarakatan dan pelembagaan PHT melalui peningkatan kinerja sistem perlindungan tanaman yang efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, perlu adanya dukungan yang terkoordinasi dan terpadu sebagai berikut: 1.4.1. Dukungan program Kebijakan program perlindungan tanaman pangan yang dilaksanakan melalui penerapan, pemasyarakatan dan pelembagaan PHT merupakan aset yang harus dioptimalkan. Oleh karena itu, sistem PHT perlu terus ditumbuhkembangkan untuk terwujudnya suatu pengelolaan OPT menggunakan konsep PHT. 1.4.2. Dukungan kelembagaan dan SDM Dalam rangka menekan tingkat kehilangan hasil akibat serangan OPT, diperlukan dukungan kelembagaan perlindungan tanaman (UPTD BPTPH dan LPHP) yang memiliki kompetensi dan mampu menjabarkan tugas pokok dan fungsinya kedalam kegiatan operasional. Sedangkan petugas lapangan yaitu POPT-PHP merupakan ujung tombak di tingkat lapangan sebagai pengelola OPT Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
17
dan DPI serta sebagai penyedia informasi dan data bagi institusi perlindungan tanaman. Untuk meningkatkan kinerja kelembagaan dan SDM perlindungan tanaman diperlukan dukungan dari Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota/Kecamatan. 1.4.3. Dukungan teknis/operasional Dukungan teknis operasional sangat menentukan keberhasilan kegiatan perlindungan tanaman di lapangan dalam mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, khususnya dalam rangka penyediaan data dan informasi serangan OPT/DPI, inovasi dan diseminasi teknologi pengendalian OPT serta pemantapan operasional pengendalian OPT secara terpadu yang melibatkan seluruh pihak terkait pemerintah (kabupaten/kota, kecamatan, desa), kelembagaan petani dan stakeholders. 1.4.4. Dukungan Fokus Kegiatan Fokus kegiatan perlindungan tanaman pangan tahun 2010 di daerah mengacu kepada kegiatan tahun sebelumnya, dimana Pengendalian Hama Terpadu (PHT) merupakan dasar kebijakan dalam melaksanakan pengamanan produksi dari gangguan OPT dan DPI. Peningkatan kinerja sistem perlindungan tanaman pangan yang efektif dan efisien ditempuh melalui pengembangan subsistem pengamatan/peramalan, inovasi dan diseminasi teknologi pengendalian, fasilitasi sarana perlindungan tanaman, dan bimbingan teknis di lapangan. Sistem tersebut diharapkan dapat melatarbelakangi terwujudnya suatu konsep dasar usahatani yang berorientasi Good Agricultural Practices (GAP). Secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Pengembangan subsistem pengamatan/peramalan OPT Pengembangan subsistem ini merupakan kegiatan utama dalam rangka penyediaan data dan informasi tentang OPT dan DPI secara cepat, tepat, akurat dan berkelanjutan. Data dan informasi Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
18
tersebut berguna untuk menyusun rekomendasi dan prakiraan serangan OPT dan DPI serta daerah sebarannya dalam upaya peningkatan kewaspadaan dan tindakan antisipasi terhadap kemungkinan berkembangnya OPT. b. Pengembangan subsistem inovasi dan diseminasi teknologi pengendalian OPT Pengembangan subsistem teknologi pengendalian OPT diarahkan untuk mendapatkan metoda atau cara pengendalian yang efektif, efesien, mudah diterapkan petani dan ramah lingkungan. Teknologi pengendalian diperoleh melalui rintisan atau kaji terap yang dilakukan oleh LPHP/LAH. Dalam penerapan pengembangan teknologi pengendalian OPT ramah lingkungan perlu memperhatikan aspek-aspek efisiensi faktor produksi, daur ulang, proses produksi dan produk yang aman, nilai tambah produk, dan meminimalkan dampak terhadap lingkungan. c.
Pengembangan subsistem sarana perlindungan tanaman Pengembangan subsistem sarana perlindungan tanaman ditujukan untuk fasilitasi peralatan dan bahan pengendali OPT yang mudah dijangkau dan segera dapat dioperasionalkan di lapangan bilamana terjadi ledakan serangan OPT dan petani tidak mampu menanggulanginya. Bahan pengendali biologi/agens hayati dan agens antagonis OPT yang ramah lingkungan terus digali dan dikembangkan di laboratorium-laboratorium dan pengembangannya oleh Pusat Pelayanan Agens Hayati (PPAH).
d. Pengembangan subsistem bimbingan teknis perlindungan Pengembangan subsistem bimbingan teknis bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan SDM perlindungan tanaman (petugas dan petani). Melalui kegiatan bimbingan teknis diharapkan memiliki kemampuan dan kemauan untuk mengembangkan dan melaksanakan teknologi pengendalian OPT spesifik lokasi di lahan usaha taninya sesuai dengan prinsip PHT. Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
19
1.5. Kegiatan Perlindungan Tanaman Pangan Kegiatan perlindungan tanaman pangan merupakan bagian integral dari program Peningkatan Ketahanan Pangan yang telah ditetapkan dalam pencapaian tujuan pembangunan pertanian, baik di pusat maupun daerah. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menurunkan luas serangan OPT dan luas terkena gangguan DPI, serta sekaligus meningkatkan kuantitas, kualitas, dan kontinyuitas hasil yang diharapkan dapat berpengaruh terhadap pendapatan dan kesejahteraan petani. Peningkatan produksi dan produktivitas perlu didukung dengan upaya pengamanan produksi yang dilaksanakan melalui kegiatan perlindungan tanaman pangan. Pada Tahun 2010 jenis kegiatan perlindungan tanaman pangan yang dilaksanakan melalui APBN (dana dekonsentrasi) pada Unit Satker UPTD-BPTPH, sebagai berikut: a. Pemantapan database dan Sistem Informasi Manajemen (SIM). b. Pemantapan kapasitas sumberdaya manusia perlindungan tanaman. c.
Pengamatan dan peramalan OPT/DPI.
d. Pemantapan dan harmonisasi kelembagaan perlindungan tanaman (UPTD-BPTPH, LPHP/LAH, BPT, dan Pos PAH). e. Inovasi teknologi pengendalian OPT ramah lingkungan. f.
Penerapan dan pemasyarakatan PHT.
g. Perencanaan Teknis Perlindungan Tanaman Pangan. h. Pemantauan dan Evaluasi Perlindungan Tanaman Pangan. i.
Pelaporan Sistem Perlindungan Tanaman Pangan.
j.
Operasional dan Pemeliharaan LPHP/LAH.
k.
Operasional dan Pemeliharaan Laboratorium Pestisida (daerah yang memiliki Laboratorium Pestisida).
l.
Pengembangan/Fasilitas Kelompok Tani dalam Penerapan PHT Tanaman Pangan.
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
20
m. Pengamatan, Peramalan, Pengendalian OPT dan DPI. n. Pengendalian OPT dan penanggulangan DPI. o. Pengembangan proteksi tanaman pangan. p. Pemetaan sebaran daerah rawan OPT dan DPI. q. Pembinaan dan penilaian jabatan fungsional. r.
Bimbingan teknis petugas POPT-PHP dalam pengamatan OPT, DPI serta pengawasan penggunaan pupuk dan bahan pengendalian OPT.
s.
Pemberdayaan masyarakat petani melalui kegiatan sekolah lapangan.
t.
Pembekalan Petugas Teknis Pengendali OPT Pangan.
u. Pembekalan Petugas Pemandu SLI. Jenis kegiatan tersebut di atas, disesuaikan dengan tujuan dan sasaran pembangunan tanaman pangan di masing-masing daerah. 1.5.1. Rencana Operasional UPTD-BPTPH a. Rencana operasional UPTD-BPTPH merupakan bagian sistem manajemen suatu organisasi yang diwujudkan dalam bentuk perencanaan kerja dan strategi peningkatan kinerja berdasarkan analisa kondisi kegiatan pengembangan sistem perlindungan tanaman pangan b. Skala prioritas kegiatan pengembangan sistem perlindungan tanaman pangan diarahkan pada pengamanan produksi untuk mendukung upaya peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk pertanian melalui: 1) Penyusunan program dan rencana kerja/teknis/program, meliputi kegiatan rapat koordinasi/rencana kerja teknis pengendalian OPT tanaman pangan dan perencanaan teknis perlindungan tanaman pangan.
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
21
2) Evaluasi dan laporan kegiatan, meliputi kegiatan pemantauan dan evaluasi perlindungan tanaman pangan, serta pelaporan sistem perlindungan tanaman pangan. 3) Operasional dan pemeliharaan laboratorium, meliputi kegiatan operasional dan pemeliharaan laboratorium PHPT/agens hayati dan pestisida. 4) Pengembangan proteksi tanaman pangan, meliputi kegiatan Pengembangan/fasilitas kelompok tani dalam penerapan PHT padi melalui rintisan budidaya organik, dengan pengembangan/fasilitas kelompok tani dalam penerapan teknologi. 5) Pengamatan, peramalan OPT dan DPI, meliputi kegiatan pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT dan DPI, Pengembangan model peramalan OPT utama tanaman pangan, pemetaan OPT pangan pada daerah rawan serangan, dan pengamatan petani terhadap OPT sesuai dengan pola Sekolah Lapangan. 6) Peningkatan kemampuan SDM, meliputi kegiatan pembekalan petugas teknis pengendalian OPT tanaman pangan dan pembekalan petugas pemandu SLPHT, SLI, dan PPAH. 7) Pengendalian OPT dan penanggulangan DPI. c.
Pengembangan sistem perlindungan tanaman perlu dilakukan secara konsisten dan konsekuen serta berkesinambungan, sehingga PHT berdampak pada peningkatan kemandirian petani dalam usaha mendukung program ketahanan pangan dan pengembangan agribisnis.
1.6. Keluaran Keluaran yang diharapkan dari operasional UPTD-BPTPH antara lain: -
Terlaksananya operasional perlindungan tanaman pangan di wilayah kerja pengamatan lingkup UPTD-BPTPH.
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
22
-
Tersedianya data dan informasi perkembangan OPT dan DPI, serta hasil pengawasan penggunaan pupuk dan bahan pengendalian OPT.
2. Operasional Pengendali Organisme Pengganggu TumbuhanPengamat Hama Penyakit (POPT-PHP) 2.1.
Latar Belakang
Dalam operasional perlindungan tanaman pangan di tingkat lapangan, ujung tombak kegiatan pengamanan produksi terletak pada petugas POPT-PHP yang saat ini berjumlah 4.399 orang yang terdiri operasional POPT_PHP 3.081 orang (diantaranya honorer 69 orang), dan kontrak THL TB POPT-PHP 1.249 orang, yang tersebar di 32 provinsi, 492 kabupaten/kota. Jumlah POPT-PHP tersebut belum memadai dibandingkan dengan jumlah kecamatan yang ada yaitu 6.093 kecamatan. Kondisi ideal adalah satu orang POPT-PHP menangani satu wilayah kerja pengamatan (kecamatan). Kurang memadainya jumlah POPT-PHP dapat mengakibatkan kurang akuratnya data dan informasi hasil pengamatan, sehingga kegiatan perencanaan pengendalian OPT dan antisipasi DPI dalam rangka pengamanan produksi tidak optimal. Mengingat pentingnya peranan POPT-PHP dalam menunjang kegiatan pengamanan produksi di tingkat lapangan, melalui kegiatan pengamatan OPT, DPI, serta pengawasan penggunaan pupuk dan bahan pengendali OPT, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah memperpanjang kontrak kerja petugas THL TB POPT-PHP yang awalnya berjumlah 1.288 orang kemudian direvisi untuk Tahun 2010 menjadi 1.249 orang, yang tersebar di 32 provinsi di Indonesia. Untuk meningkatkan kinerja POPT-PHP dalam pengamatan OPT, DPI, serta pengawasan penggunaan pupuk dan bahan pengendali OPT, telah dialokasikan anggaran untuk insentif dalam bentuk biaya operasional pengamatan (BOP). Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
23
2.2.
Tujuan
Kegiatan operasional POPT-PHP bertujuan untuk meningkatkan kinerja POPT-PHP dalam melaksanakan tugasnya dalam pengamanan produksi melalui pengamatan OPT, DPI, serta pengawasan penggunaan pupuk dan bahan pengendalian OPT. 2.3.
Sasaran Adapun sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan operasional
POPT-PHP antara lain: a. Tersedianya data dan informasi perkembangan OPT, DPI serta penggunaan pupuk dan bahan pengendali OPT secara lebih akurat, lengkap dan tepat waktu. b. Meningkatnya kinerja perlindungan tanaman pangan dengan pemberdayaan petugas POPT-PHP melalui kegiatan pengamatan OPT, DPI, serta pengawasan penggunaan pupuk dan bahan pengendali OPT. 2.4.
Keluaran Keluaran yang diharapkan dari kegiatan operasional POPT-PHP
yaitu tersedianya data dan informasi perkembangan serangan OPT, DPI serta penggunaan pupuk dan bahan pengendali OPT. 2.5.
Pelaksanaan
a. Operasional Pengamatan Biaya Operasional Pengamatan (BOP) diberikan kepada POPT-PHP yang mempunyai wilayah kerja pengamatan (kecamatan). Anggaran biaya tersebut ditampung dalam DIPA dana dekonsentrasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2010 melalui seluruh Satuan Kerja (Satker) UPTDBPTPH dan Dinas Pertanian Provinsi. Besarnya BOP adalah Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
24
Rp.500.000,-/bulan yang diberikan untuk petugas POPT-PHP (PNS dan Honorer) selama 12 bulan, sedangkan untuk petugas THL TB POPT-PHP diberikan selama 10 bulan. b. Pertanggungjawaban Biaya Operasional Pengamatan (BOP) baik untuk petugas POPT-PHP PNS maupun Honorer dialokasikan untuk membiayai operasional pelaksanaan pengawasan penggunaan pupuk dan bahan pengendali OPT di tingkat lapangan. Rincian alokasi pengeluaran BOP seperti nampak pada tabel 3 dan 4 berikut. Tabel 3. Rincian Alokasi Biaya Operasional Pengamatan (BOP) untuk Petugas POPT-PHP (PNS) No
Pengeluaran
Vol.
Sat. (Rp)
Jml. (Rp)
1
Fasilitasi/visualisasi pertemuan Kel. Tani (ATK dan bahan)
1 bulan
200.000,-
200.000,-
2
Bantuan eksploitasi/ pemondo kan / komunikasi di wil. kerja pengamatan
1 bulan
300.000,-
300.000,-
Jumlah (Rp)
500.000,-
Tabel 4. Rincian Alokasi Biaya Operasional Pengamatan (BOP) untuk Petugas POPT-PHP (Honorer) dan THL TB POPT-PHP No
Pengeluaran
Vol.
Sat. (Rp)
Jml. (Rp)
1
Fasilitasi/visualisasi pertemuan kel.Tani (ATK dan bahan)
1 bulan
100.000,-
100.000,-
2
Transportasi lokal & pemondokan di wilayah Kerja pengamatan
1 bulan
200.000,-
200.000,-
3
Bantuan eksploitasi/makan di wilayah kerja pengamatan
1 bulan
200.000,-
200.000,-
Jumlah (Rp)
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
500.000,-
25
3. Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) 3.1.
Latar Belakang
Dalam rangka pencapaian sasaran produksi tanaman pangan, perlindungan tanaman pangan mempunyai peran yang sangat penting dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam proses usahatani. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah strategis dan operasional di tingkat lapangan terutama dalam pengendalian serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Semakin berkembangnya teknologi di bidang perlindungan tanaman dan kompleksnya permasalahan di lapangan maka operasional pengendalian OPT di lapangan yang mengacu pada konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT) perlu mendapat perhatian yang lebih serius. PHT dilakukan dengan menerapkan berbagai cara pengendalian yang kompatibel, untuk menurunkan dan mempertahankan populasi OPT di bawah batas yang dapat menimbulkan kerusakan dan kerugian secara ekonomis, menstabilkan produksi pada taraf tinggi dan melestarikan lingkungan. Penerapan PHT pada hakekatnya merupakan pengelolaan agroekosistem secara menyeluruh. Namun demikian, penerapan PHT masih mengalami berbagai hambatan, antara lain: 1) kepercayaan petani yang berlebihan dalam penggunaan pestisida, 2) pengetahuan tentang teknologi PHT dan ekobiologi/epidemiologi OPT serta musuh alaminya masih terbatas, dan 3) prinsip ambang pengendalian yang belum diyakini dan belum semua OPT utama dapat diketahui ambang pengendaliannya. Agar strategi pengendalian OPT dapat terlaksana sesuai dengan konsep PHT, salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian adalah sumberdaya manusia (SDM) sebagai subyek pelaku. Oleh karena itu, peningkatan pengetahuan SDM baik petugas maupun petani merupakan hal yang mutlak karena keberhasilan pengendalian OPT berbanding lurus dengan tingkat kemampuan para petugas lapangan dan petani. Salah satu metode pemberdayaan masyarakat petani Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
26
yang dinilai cukup berhasil dalam menerapkan PHT adalah melalui Sekolah Lapangan PHT (SLPHT). Melalui SLPHT diharapkan dapat diwujudkan kemandirian petani dalam pengambilan keputusan di lahan usahataninya. Terkait dengan implementasi SLPHT di tingkat lapangan, agar efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan dan sasaran lebih optimal, keterlibatan kelompok perempuan perlu mendapat perhatian. Berdasarkan kondisi umum di lapangan, sebagian besar peserta yang mengikuti SLPHT adalah kelompok laki-laki (> 65%). Meskipun kenyataan memperlihatkan bahwa peserta kelompok perempuan memiliki efektivitas yang tinggi, khususnya dalam hal transfer informasi teknologi. Selain itu, dari aspek sosial kelompok perempuan memiliki jiwa berkelompok dan berkomunikasi yang lebih dibanding laki-laki. Upaya pemasyarakatan dan pelembagaan PHT di tingkat lapangan perlu dilakukan secara lebih intensif. Untuk itu pada tahun 2010 telah dirancang kegiatan peningkatan kemampuan dan keterampilan SDM perlindungan tanaman, khususnya petani melalui SLPHT Kelompok yang berprespektif kesetaraan gender (dengan perimbangan yang sepadan antara kelompok laki-laki dan kelompok perempuan). Jumlah SLPHT pada Tahun 2010 sebanyak 371 unit (pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan di lapangan), terdiri dari SLPHT Padi non Hibrida (176 unit), Padi Hibrida (60 unit), Jagung (100 unit), dan Kedelai (35 unit) yang tersebar di 31 provinsi, 262 kabupaten. Khusus untuk SLPHT Jagung dan Kedelai, alokasi tempat pelaksanaan diprioritaskan pada daerah sentra produksi. Sebaran lokasi pelaksanaan SLPHT dapat dilihat pada Lampiran 2. 3.2.
Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan dilaksanakannya kegiatan SLPHT adalah: a. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keahlian petani/kelompok tani dalam menganalisis data dan informasi agroekosistem. Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
27
b. Memasyarakatkan dan melembagakan penerapan PHT dalam pengelolaan usahatani tanaman pangan. 3.3.
Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan SLPHT antara lain: a. Meningkatnya pengetahuan, kemampuan dan keahlian petani/kelompok tani dalam menganalisis data dan informasi agroekosistem, sehingga pemahaman dan penerapan PHT oleh masyarakat petani semakin berkembang. b. Meningkatnya efisiensi dan efektivitas usahatani melalui pengelolaan agroekosistem yang semakin optimal, sehingga kuantitas dan kualitas produk pertanian dapat meningkat serta terjaganya agroekosistem. c.
3.4.
Semakin memasyarakat dan melembaganya penerapan PHT dalam pengelolaan usahatani tanaman pangan. Pelaksanaan
SLPHT dilaksanakan mengikuti beberapa ketentuan sebagai berikut: a. Tempat dan Waktu Pelaksanaan 1) SLPHT Skala Kelompok sebanyak 371 unit dilaksanakan di 262 kabupaten (31 provinsi). Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2. 2) Lokasi SLPHT merupakan daerah sentra produksi tanaman pangan dan endemis serangan OPT. 3) SLPHT dilaksanakan selama 1 (satu) musim tanam (MH atau MK). b. Peserta SLPHT terdiri dari petani (laki-laki dan perempuan) yang memiliki kriteria antara lain: 1) Aktif melakukan kegiatan pertanian di lahan usahataninya. Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
28
2) Sanggup mengikuti kegiatan SLPHT selama satu MT. 3) Responsif terhadap inovasi teknologi. 4) Berasal dari satu hamparan usahatani. 5) Jumlah peserta kelompok laki-laki dan perempuan diupayakan agar seimbang, diutamakan dari generasi muda petani. c.
Pemandu/Fasilitator SLPHT Pemandu/fasilitator SLPHT adalah pemandu lapangan atau petugas POPT-PHP yang mampu menggali dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis petani. Oleh karena itu, pemandu SLPHT harus memenuhi kriteria sebagai berikut : 1) Telah mengikuti kepemanduan SLPHT. 2) Munguasai metode pendidikan orang dewasa (andragogi). 3) Menguasai konsep dan prinsip PHT. 4) Menguasai dan memahami pengelolaan OPT secara holistik yang dijadikan sarana belajar sekolah lapangan.
d. Metode Pelaksanaan Kegiatan SLPHT dilaksanakan menggunakan metode pembelajaran (teori dan praktek) yang bersifat partisipatoris. Proses belajar dilaksanakan berdasarkan siklus belajar, mulai dari mendapatkan pengalaman, mengungkapkan, diskusi, menganalisa, menyimpulkan, dan menerapkan. Kurikulum dirancang berdasarkan analisis keterampilan lapangan yang perlu dimiliki oleh seorang petani untuk menjadi ahli PHT di lahannya sendiri, dan mampu menularkannya kepada para petani lainnya. SLPHT terpola dalam siklus berkala, dimana setiap unsur agroekosistem dikaji secara sistematis dan mendalam. Hal ini berdasarkan pertimbangan, bahwa perubahan keadaan agroekosistem lahan cukup berbeda antar waktu pengamatan. Tiap akhir pengamatan keadaan agroekosistem dikaji secara utuh untuk merencanakan pengelolaan ekosistem ke depan.
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
29
e. Tahapan Pelaksanaan SLPHT 1) Persiapan SLPHT Untuk mempersiapkan pelaksanaan SLPHT dilaksanakan pertemuan tingkat kecamatan/ desa dan pertemuan tingkat kelompok tani. Pertemuan tingkat kecamatan dan desa dilakukan untuk memperoleh dukungan pejabat setempat dalam hal penentuan lokasi dan kelompok tani dimana SLPHT akan diselenggarakan. Pertemuan tingkat Kelompok Tani diselenggarakan untuk menentukan peserta aktif SLPHT (± 25 orang), serta membangun kesepakatan tentang waktu pelaksanan, hari kegiatan, lokasi lahan belajar, materi pelajaran dan lain-lain. 2) Proses Belajar a) Pengaturan proses belajar Peserta SLPHT dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas lima orang sebagai unit belajar bersama, diketuai oleh seorang ketua kelompok yang dipilih secara bersama. b) Tempat belajar dan lahan belajar Lahan belajar terdiri dari dua (petak) pertanaman, 2 masing-masing berukuran 500 m yang dikelola dengan perlakuan PHT dan perlakuan konvensional/lokal. Setiap kelompok peserta akan belajar secara intensif pada lahan 2 seluas 100 m dari kedua petak perlakuan tersebut. c) Bahan dan Alat Belajar Bahan dan alat belajar yang digunakan harus bersifat praktis, sederhana dan mudah didapat (disesuaikan dengan potensi lokal). d) Jangka Waktu SLPHT Waktu pelaksanaan mulai tanam sampai panen antara 12 - 16 minggu, tergantung komoditas dan daerah. Pertemuan dilakukan secara berkala seminggu sekali, dengan waktu efektif 6 jam pertemuan setiap harinya. Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
30
e) Materi dan Topik Belajar Bersama Kegiatan belajar bersama pada setiap pertemuan disusun secara tertib dan baku agar mutu proses SLPHT dapat terjaga. Matrik kualitas untuk kegiatan latihan SLPHT tercantum pada Lampiran 2. 3) Evaluasi Proses Belajar a) Evaluasi proses belajar dilakukan untuk mengetahui tingkat kehadiran, aktivitas dan pemahaman peserta terhadap materi yang dipelajari. Metoda evaluasi dapat berupa wawancara langsung, pengisian matriks kualitas dan uji ballot box. b) Peserta yang berhasil menyelesaikan SLPHT akan menerima sertifikat (ditandatangani oleh Kepala UPTDBPTPH/LPHP/LAH setempat), dengan persyaratan sebagai berikut : -
Mengikuti pertemuan minimal 75% atau setidaknya 10 kali pertemuan
-
Kelompok SLPHT mendapatkan nilai akhir uji ballot box minimal 60.
4) Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan a) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan SLPHT Skala Kelompok akan dilakukan oleh petugas dari Pusat, Provinsi maupun Kabupaten. b) Laporan kegiatan SLPHT dibuat secara berjenjang dari pelaksana terdepan (POPT-PHP, PPL, Petani Pemandu) sampai ke tingkat penanggungjawab (LPHP/BPTPH) dan tembusannya disampaikan kepada Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. Laporan kegiatan berupa laporan awal, laporan mingguan/perkembangan, dan laporan akhir. Format laporan pada Lampiran…..
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
31
3.5.
Keluaran
Keluaran yang diharapkan dari Kegiatan Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) antara lain: a. Terselenggaranya kegiatan SLPHT pada setiap wilayah sesuai dengan pedoman pelaksanaan. b. Pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan petugas lapangan dan petani dalam menganalisis data dan informasi agroekosistem meningkat, sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat dan akurat dalam pengelolaan usahataninya. c.
Pemahaman masyarakat petani/kelompok tani dalam penerapan PHT meningkat.
4. Sekolah Lapangan Iklim (SLI) Skala Kelompok 4.1.
Latar Belakang Proses budidaya pertanian tanaman pangan sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain tanah, varietas tanaman, teknik budidaya, faktor iklim dan interaksi diantara faktor-faktor tersebut. Faktor iklim mempunyai peran yang sangat penting dalam proses budidaya tersebut, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Cuaca dan iklim merupakan faktor alam yang bersifat “given“ artinya cuaca dan iklim merupakan perubahan alam yang harus diterima apa adanya. Namun demikian, kita dapat melakukan upaya budidaya pertanian secara bijaksana dengan cara menyesuaikan dengan kondisi iklim setempat. Unsur
iklim
yang
sangat
penting
pengaruhnya
terhadap
keberhasilan sistem budidaya di daerah tropis (Indonesia khususnya) adalah curah hujan sebagai sumber air utama. Tetapi pada keadaan ekstrim, curah hujan yang sangat berlebihan pada musim hujan dapat menimbulkan bencana alam banjir, dan sebaliknya jumlah curah Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
32
hujan yang sangat kurang pada musim kemarau dapat menimbulkan bencana alam kekeringan. Kedua jenis bencana alam tersebut, dapat menimbulkan penurunan produksi dengan intensitas dan luasan yang berbeda-beda pada setiap tahunnya. Secara umum, petani melakukan budidaya tanaman hanya berdasarkan kebiasaan dan asumsi pada kondisi iklim yang normal. Petani
tidak
memiliki
kemampuan
dalam
menganalisa
serta
memanfaatkan data dan informasi iklim dalam proses budidaya tanaman. Apabila suatu waktu terjadi perubahan iklim secara ekstrim seperti curah hujan kurang atau lebih dari normal, petani tidak mampu berbuat
banyak,
karena
tidak
memiliki
kemampuan
ataupun
kurangnya pengetahuan tentang terjadinya perubahan iklim tersebut. Kondisi iklim (cuaca) yang sangat fluktuatif (ekstrim) saat ini dipengaruh perubahan iklim global, selain perubahan agroekosistem yang mempengaruhi keadaan iklim mikro. Sehubungan
dengan
hal
tersebut,
upaya
peningkatan
pengetahuan dan kemampuan masyarakat petani dalam memahami hubungan antara unsur iklim dengan pertanian mutlak dilaksanakan. Keberhasilan pemanfaatan unsur-unsur iklim dalam proses budidaya tanaman berbanding
lurus
dengan tingkat kemampuan SDM
perlindungan tanaman. Salah satu metode untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petani dalam pemahaman unsur-unsur iklim adalah Sekolah Lapangan Iklim (SLI). SLI merupakan modifikasi dari kegiatan SLPHT yang memfokuskan pembelajaran melalui kegiatan
praktek
langsung
di
lapangan
tentang
pengelolaan
agroekosistem dari aspek iklim. Kegiatan SLI diharapkan dapat meningkatkan kemampuan petugas dan petani dalam merencanakan kegiatan usahataninya melalui
pengembangan
keterampilan
terapan,
pengkajian
agroekosistem secara sistematis mulai dari persiapan lahan sampai pasca panen.
Dari kegiatan tersebut akan tersusun suatu sistem
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
33
pertanaman (waktu dan pola tanam) berdasarkan hasil analisis data empiris perkembangan iklim. Dengan demikian luas areal yang terkena dampak perubahan iklim (banjir atau kekeringan) dapat ditekan. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka meningkatkan pengetahuan
dan
kemampuan
petani
menganalisis
serta
memanfaatkan data dan informasi iklim dalam proses usahataninya, pada tahun 2010 telah dirancang kegiatan Sekolah Lapangan Iklim (SLI) sebanyak 200 unit, yang tersebar di 27 provinsi, 186 kabupaten. 4.2.
Tujuan Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petani dalam
menganalisa serta memanfaatkan data dan informasi iklim dalam penerapan budidaya tanaman secara tepat. 4.3.
Sasaran
a. Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan petani dalam menganalisa serta memanfaatkan data dan informasi iklim dalam penerapan budidaya tanaman secara tepat, khususnya dalam menentukan waktu dan pola tanam. b. Luas areal yang terkena dampak perubahan iklim (banjir atau kekeringan) dapat ditekan. 4.4.
Pelaksanaan
a. Tempat dan Waktu Pelaksanaan 1) SLI Skala Kelompok sebanyak 200 unit dilaksanakan di 186 kabupaten (27 provinsi). Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran .....
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
34
2) Lokasi SLI merupakan daerah sentra produksi tanaman pangan dan rawan terkena dampak perubahan iklim. 3) SLI dilaksanakan selama 1 (satu) musim tanam (MH atau MK). b. Peserta SLI terdiri dari petani (laki-laki dan perempuan) yang memiliki kriteria antara lain: 1) Aktif melakukan kegiatan pertanian di lahan usahataninya. 2) Sanggup mengikuti kegiatan SLI selama satu MT. 3) Responsif terhadap inovasi teknologi. 4) Berasal dari satu hamparan usahatani. 5) Jumlah peserta kelompok laki-laki dan perempuan diupayakan agar seimbang, diutamakan dari generasi muda petani. c.
Pemandu/Fasilitator SLI Pemandu/fasilitator SLI adalah pemandu lapangan atau petugas POPT-PHP yang mampu menggali dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis petani. Oleh karena itu, pemandu SLI harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Telah mengikuti kepemanduan SLI 2) Munguasai metode pendidikan orang dewasa (andragogi) 3) Menguasai dan memahami analisa serta pemanfaatan data dan informasi iklim secara holistik.
d. Metode Pelaksanaan Kegiatan SLI dilaksanakan menggunakan metode pembelajaran (teori dan praktek) yang bersifat partisipatoris. Proses belajar dilaksanakan berdasarkan siklus belajar, mulai dari mendapatkan pengalaman, mengungkapkan, diskusi, menganalisa, menyimpulkan, dan menerapkan. Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut: Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
35
1) Kurikulum berdasarkan keterampilan yang dibutuhkan Kurikulum dirancang atas dasar analisis keterampilan lapangan yang perlu dimiliki oleh seorang petani untuk menjadi ahli analisa unsur iklim di lahannya sendiri serta mampu menularkannya kepada para petani lainnya. Selain keterampilan dan pengetahuan analisia unsur iklim, peserta juga memperoleh kecakapan dalam perencanaan kegiatan, kerjasama, dinamika kelompok, pengembangan bahan belajar, serta kemampuan komunikasi agar dapat menjadi fasilitator yang mampu merangsang dan membantu kelompok-kelompok tani lainnya secara efektif. 2) Proses belajar melalui pengalaman Proses belajar dalam SLI mengikuti alur belajar melalui pengalaman, yaitu: melakukan (mengalami), mengungkapkan, menganalisis, menyimpulkan dan menerapkan (kembali melakukan). Dengan proses ini tidak ada orang yang mengajar orang lain. Setiap peserta adalah sekaligus murid dan guru. Pemandu Lapangan hanya membantu agar proses tersebut berjalan dengan baik. 3) Pengkajian agroekosistem SLI terpola dalam siklus berkala, dimana setiap unsur agroekosistem dikaji secara sistematis dan mendalam. Hal ini berdasarkan pertimbangan, bahwa perubahan keadaan agroekosistem lahan cukup berbeda antar waktu pengamatan. Tiap akhir pengamatan keadaan agroekosistem dikaji secara utuh untuk merencanakan waktu dan pola tanam ke depan. e. Tahapan pelaksanaan SLI dilaksanakan sebanyak 13 kali pertemuan, dengan rincian: 12 kali pertemuan materi dan 1 kali pertemuan evaluasi. Secara garis besar kegiatan SLI dilaksanakan dalam 2 (dua) tahapan, sebagai berikut:
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
36
1) Tahap pertemuan persiapan dan pelaksanaan SLI, yang terdiri dari: -
Penentuan calon peserta dan calon lokasi (CPCL) melalui koordinasi persiapan di tingkat kecamatan, desa, dan kelompok tani
-
Pemetaan hamparan
-
Pembagian kerja antara perempuan dan laki-laki Merumuskan kesepakatan pola belajar dan pemecahan
-
masalah Penjelasan pelatihan dan kesepakatan
-
Pelaksanaan ballot box : pre test Pengamatan dan diskusi analisis agroekosistem
-
Dinamika
kelompok
(perkenalan
dan
pengakraban,
kreatifitas, kerjasama, komunikasi, perencanaan, dan evaluasi kelompok) 2) Tahap pemasyarakatan dan pelembagaan; merupakan tahap sosialisasi (persiapan – materi) ke petani yang dilaksanakan selama satu musim tanam (12 kali pertemuan), meliputi: -
Penentuan calon peserta dan calon lokasi (CPCL) melalui koordinasi persiapan di tingkat kabupaten, kecamatan, desa/lapangan (kelompok tani)
-
Penyusunan kelengkapan panduan dan kesepakatan pola belajar
-
Kesepakatan kontrak belajar Penyusunan kurikulum belajar
-
Pembuatan dan pengendaran undangan Tahap pelembagaan; merupakan tahap implementasi
berdasarkan
potensi
perubahan di lapangan
atau kegiatan tindak lanjut dalam bentuk aksi di lapangan oleh petani peserta SLI.
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
37
3) Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan
4.5.
-
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan SLI Skala Kelompok akan dilakukan oleh petugas dari Pusat, Provinsi maupun Kabupaten.
-
Laporan kegiatan SLI dibuat secara berjenjang dari pelaksana terdepan (POPT-PHP, PPL, Petani Pemandu) sampai ke tingkat penanggungjawab (LPHP/BPTPH) dan tembusannya disampaikan kepada Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. Laporan kegiatan berupa laporan awal, laporan mingguan/perkembangan, dan laporan akhir. Format laporan pada Lampiran…..
Keluaran
Terlaksananya kegiatan SLI bagi petani dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petani dalam menganalisa serta memanfaatkan data dan informasi iklim dalam penerapan budidaya tanaman secara tepat.
5. Pencanangan Gerakan Pengendalian OPT di Provinsi Sentra Produksi 5.1.
Latar Belakang
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) masih merupakan risiko yang harus dihadapi dan diperhitungkan dalam setiap budidaya tanaman untuk meningkatkan produksi yang sesuai dengan sasaran. Kehilangan hasil yang disebabkan oleh OPT setiap tahunnya cenderung meningkat sejalan dengan terjadinya perubahan lingkungan strategis bahkan di beberapa lokasi sering menimbulkan kegagalan panen dengan kerugian ekonomi di pihak petani. Perubahan iklim yang terjadi belakangan ini menyebabkan mundurnya waktu tanam di sentra produksi dan berdampak terhadap Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
38
peningkatan serangan OPT utama tikus, penggerek batang, wereng batang coklat, penyakit tungro dan BLB. Berbagai teknologi pengendalian OPT yang telah dikembangkan dan diterapkan, baik yang dihasilkan oleh peneliti maupun hasil kajian dan pengalaman petani belum mampu mengatasi serangan OPT utama secara maksimal bahkan pada beberapa OPT utama tingkat serangannya relatif masih tinggi walaupun berfluktuatif. Di lain pihak, dengan keterbatasan sarana yang ada, upaya-upaya pengendalian OPT yang telah dilaksanakan tidak dapat berjalan secara berkesinambungan dan tidak dapat menjangkau areal yang luas, karena hanya dilakukan pada daerah/wilayah yang sangat terbatas, sehingga upaya tersebut belum sepenuhnya dapat mengatasi permasalahan serangan OPT di lapangan. Pengendalian OPT dapat berhasil dengan baik apabila penerapannya bersifat spesifik lokasi dengan memperhatikan kondisi wilayah setempat dan dilaksanakan secara bersama-sama dan terus menerus pada areal yang luas. Kepedulian petani terhadap keberadaan OPT di areal usaha tani merupakan salah satu kunci keberhasilan pengendalian OPT. Upaya pengendalian OPT yang dilakukan selama ini masih terbatas pada lahan usahatani masing-masing dengan wilayah yang sangat terbatas, namun apabila dilakukan secara serentak, bersama-sama dalam suatu wilayah yang luas akan memberikan hasil yang lebih baik dan optimal. Dalam rangka mengantisipasi kemungkinan terjadinya peningkatan serangan OPT utama maka perlu dilakukan pencanangan gerakan pengendalian OPT sebagai tanda dimulainya gerakan pengendalian OPT secara serentak. Pencanangan gerakan pengendalian OPT yang dilakukan dapat berupa pengumpanan, gropyokan, perburuan, penyemprotan maupun pelepasan parasitoid atau cara lain sesuai dengan kondisi setempat. 5.2.
Tujuan
Tujuan pencanangan gerakan pengendalian OPT di provinsi sentra produksi adalah: Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
39
a.
Memberdayakan petugas dan meningkatkan kepedulian masyarakat tani dalam melakukan pengendalian OPT secara lebih efektif, efisien dan berkesinambungan.
b.
Menggerakkan dan memotivasi masyarakat tani untuk ikut aktif dalam pengendalian serangan OPT secara bersama-sama pada wilayah yang luas di daerah-daerah endemis serangan OPT di sentra produksi terutama padi.
5.3.
Sasaran
Sasaran pencanangan gerakan pengendalian OPT di provinsi sentra produksi adalah meningkatnya motivasi petugas dan kepedulian masyarakat tani untuk melaksanakan pengendalian OPT secara bersama-sama dalam areal yang luas. 5.4.
Pelaksanaan
a. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pencanangan gerakan pengendalian OPT dilakukan secara serentak dalam wilayah yang luas di lokasi daerah endemis serangan OPT selama 1 (satu) hari. b. Metode Pelaksanaan Gerakan pengendalian OPT dilaksanakan oleh para petani dan dibimbing oleh para petugas lapangan. Petunjuk pelaksanaan di tingkat lapangan dan teknis gerakan pengendalian OPT diberikan oleh para petugas lapangan sebelum gerakan dimulai. c.
Temu Wicara Kegiatan temu wicara dengan petani dilakukan dalam rangka memperoleh masukan, menyebarkan informasi dan memasyarakatkan penerapan teknologi pengendalian OPT yang lebih efektif dan efisien. Temu wicara dipandu oleh Dinas Pertanian atau pejabat lainnya yang berkompeten.
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
40
d. Peserta Peserta pencanangan gerakan pengendalian OPT berjumlah sekitar 100-200 orang petani yang berasal dari daerah di sekitar lokasi pencanangan. Selain itu kegiatan tersebut diikuti juga oleh para petugas lapangan, Dinas Pertanian Provinsi, Dinas Pertanian Kabupaten serta instansi terkait lainnya. e. Penanggungjawab Kegiatan Penanggungjawab pencanangan gerakan pengendalian OPT adalah Dinas Pertanian Provinsi Sub Dinas yang membidangi perlindungan tanaman pangan/UPTD BPTPH dengan pelaksana petugas lapangan sebagai pemandu petani. 5.5.
Keluaran
Pencanangan gerakan pengendalian OPT di daerah sentra produksi tanaman pangan terlaksana dengan baik. Petugas dan masyarakat petani lebih memahami prinsip-prinsip dan teknik-teknik pengendalian OPT yang lebih efektif dan efisien.
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
41
IV. EVALUASI DAN PELAPORAN Evaluasi dan pelaporan perlindungan tanaman pangan sangat penting untuk menilai keberhasilan pelaksanaan kegiatan dan sebagai dasar untuk penyusunan rencana kegiatan di masa mendatang agar lebih sempurna. Laporan disusun dan disampaikan oleh setiap unit Satuan Kerja (Satker) sebagai pelaksana dan penanggungjawab kegiatan, baik pusat maupun daerah (Dinas Pertanian Provinsi dan UPTD-BPTPH). Evaluasi dan pelaporan meliputi kegiatan teknis dan administrasi yang dibuat sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan secara berjenjang, mulai dari tingkat lapangan dan selanjutnya diteruskan kepada instansi vertikal di atasnya sampai ke tingkat pusat. Berdasarkan DIPA T.A. 2010 kegiatan perlindungan tanaman pangan yang tercantum pada masing-masing unit Satker dievaluasi dan dilaporkan dengan rincian sebagai berikut: 1. Dinas Pertanian Provinsi meliputi kegiatan: a. Pencanangan gerakan Pengendalian OPT, b. Bimbingan teknis pengendalian OPT dan penanganan DPI, c.
Operasional Brigade Proteksi Tanaman (BPT) dan Stok Sarana Pengendalian OPT,
d. Operasional THL TB POPT-PHP, dan e. Laporan Sistem Monitoring dan Evaluasi (Simonev) merupakan hasil realisasi kegiatan yang dicapai setiap bulan dan tembusannya disampaikan kepada Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. Untuk mengetahui perkembangan kemajuan kegiatan di Dinas Pertanian dapat dilihat dalam Lampiran 4. 2. UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura meliputi kegiatan: a. Laporan teknis sesuai dengan Pedoman Pengamatan dan Pelaporan Perlindungan Tanaman Pangan (laporan tengah bulanan, bulanan, musiman, dan tahunan). Laporan tersebut disampaikan kepada Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
42
b. Laporan Hasil Pengawasan Penggunaan Pupuk dan Bahan Pengendalian OPT. Laporan disampaikan kepada Direktorat Sarana Produksi dan tembusannya kepada Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan setiap bulan. c.
Laporan Realisasi Kegiatan pelaksanaan utama yang meliputi operasional LPHP/LAH, serta kegiatan SLPHT dan SLI dengan bulanan.
d. Laporan Sistem Monitoring dan Evaluasi (Simonev) merupakan hasil realisasi kegiatan yang dicapai setiap bulan dan tembusannya disampaikan kepada Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. Untuk mengetahui perkembangan kemajuan kegiatan di BPTPH dapat dilihat dalam Lampiran 5. 3. UPT Pusat (Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan/ BBPOPT dan Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman/ BPMPT) meliputi kegiatan: a. BBPOPT melaporkan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dibidang pengamatan, pengendalian, dan peramalan OPT (P3OPT). b. BPMPT melaporkan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dibidang pengujian mutu produk tanaman. c.
Laporan Sistem Monitoring dan Evaluasi (Simonev) merupakan hasil realisasi kegiatan yang dicapai setiap bulan dan tembusannya disampaikan kepada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.
4. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan melalui Sub Direktorat sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, bertanggungjawab terhadap pelaksanaan evaluasi dan pelaporan perkembangan kegiatan perlindungan tanaman pangan di pusat dan daerah. Jenis dan periode pelaporan dapat dilihat pada pedoman yang berlaku.
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
43
V. PENUTUP
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010 disusun sebagai acuan bagi pelaksana dan penanggungjawab kegiatan perlindungan tanaman pangan, baik di pusat maupun daerah. Diharapkan dengan pedoman pelaksanaan ini, kegiatan perlindungan tanaman pangan dapat dilaksanakan lebih terkoordinasi dan sinergis antara pusat dan daerah, sehingga upaya mewujudkan sasaran kinerja perlindungan tanaman pangan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Disamping itu, pedoman pelaksanaan perlindungan tanaman pangan ini agar digunakan sebagai acuan bagi daerah dalam menyusun petunjuk pelaksanaan (Juklak) dan petunjuk teknis (Juknis) di tingkat provinsi secara lebih rinci/spesifik lokasi. Sehingga operasional kegiatan perlindungan tanaman pangan di tingkat lapangan dapat dilaksanakan lebih optimal sesuai dengan tujuan dan sasaran kegiatan yang telah ditetapkan.
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
44
Lampiran 1. Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor: DEPARTEMEN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Telepon : (021) 7806819 Facimilie : (021) 7806309 Telex : 82558
Jl. AUP Pasar Minggu Kotak Pos 7264 & 7301/Jks PM Jakarta Selatan, 12520
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN NOMOR: TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENGENDALI ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN-PENGAMAT HAMA DAN PENYAKIT (POPT-PHP) DAN TENAGA HARIAN LEPAS - TENAGA BANTU (THL-TB) PENGENDALI ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHANPENGAMAT HAMA DAN PENYAKIT (POPT-PHP) TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN Menimbang
:
a. bahwa dalam rangka pembangunan pertanian tangguh, khususnya sub sektor tanaman pangan dan hortikultura perlu adanya dukungan sumberdaya manusia bidang pertanian yang profesional; b. bahwa untuk menumbuhkembangkan kemampu-an, kemandirian serta tanggung jawab petani beserta keluarganya dalam penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dan meningkatkan mutu sumberdaya
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
45
pertanian di dalam usahataninya, peranan Pengendali Organisme Pengganggu TumbuhanPengamat Hama dan Penyakit (POPT-PHP) dan Tenaga Harian Lepas - Tenaga Bantu (THL-TB) Pengendali Organisme Pengganggu TumbuhanPengamat Hama dan Penyakit (POPT-PHP) sangat diperlukan; c.
Mengingat
:
bahwa atas dasar hal-hal tersebut dan untuk memperlancar pelaksanaan program pembangunan pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan dan hortikultura, sesuai dengan arah dan kebijakan peningkatan kesejahteraan petani dan keluarganya, dipandang perlu menetapkan Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan-Pengamat Hama dan Penyakit (POPTPHP) dan Tenaga Harian Lepas - Tenaga Bantu (THL-TB) Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan-Pengamat Hama dan Penyakit (POPTPHP);
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3478); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
46
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 12; Tambahan Lembaran Indonesia nomor 258.6); 7. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4212) juncto Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran 2 Negara Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4418); 8. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, juncto Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005; 9. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia;
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
47
10. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 299/Kpts/OT. 140/7/2005 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian juncto Peraturan Menteri Pertanian Nomor 11/Permentan/OT.140/9/ 2005; 11. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 341/Kpts/OT. 140/9/2005 tentang Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian juncto Peraturan Menteri Pertanian Nomor 12/Permentan/OT.140/ 2/2007; 12. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 01/Permentan/ KU.410/1/2009 tentang Pelimpahan Kepada Gubernur dalam Pengelolaan Kegiatan dan Tanggung Jawab Dana Dekonsentrasi Provinsi Tahun Anggaran 2009.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KESATU
: Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan-Pengamat Hama dan Penyakit (POPT-PHP) dan Tenaga Harian Lepas - Tenaga Bantu (THL-TB) Pengendali Organisme Pengganggu TumbuhanPengamat Hama dan Penyakit (POPT-PHP) seperti tercantum pada Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
48
KEDUA
: Pedoman Pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU dimaksudkan sebagai acuan dalam penyelenggaraan pengamanan produksi dari gangguan organisme pengganggu tumbuhan dan dampak perubahan iklim, serta pengawasan penggunaan bahan pengendali OPT dan pupuk bersubsidi.
KETIGA
: Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal : DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN, Ttd SUTARTO ALIMOESO
SALINAN Peraturan ini disampaikan kepada Yth: 1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 2. Menteri Keuangan; 3. Menteri Dalam Negeri; 4. Menteri Pertanian; 5. Pejabat Eselon I di lingkungan Departemen Pertanian; 6. Gubernur Provinsi di seluruh Indonesia.
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
49
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN NOMOR
:
TANGGAL : TENTANG : PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENGENDALI ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN-PENGAMAT HAMA DAN PENYAKIT (POPT-PHP) DAN TENAGA HARIAN LEPAS-TENAGA BANTU (THL-TB) PENGENDALI ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN-PENGAMAT HAMA DAN PENYAKIT (POPT-PHP) TAHUN 2010
I.
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Pembangunan pertanian sebagai pilar ekonomi di era otonomi daerah semakin relevan, mengingat sumberdaya ekonomi yang dimiliki di setiap daerah yang siap didayagunakan saat ini untuk membangun ekonomi adalah sumberdaya pertanian, seperti sumberdaya alam (lahan, air, keragaman hayati, agroklimat), sumberdaya manusia di bidang agribisnis, teknologi, dan lainlain. Sampai saat ini sektor pertanian/agribisnis masih merupakan penyumbang terbesar dalam struktur ekonomi hampir di setiap daerah. Dalam rangka mendukung perekonomian nasional peningkatan ketahanan pangan merupakan salah satu program utama di dalam Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (RPPK). Untuk
mewujudkan ketahanan
pangan
nasional
tersebut, operasionalisasi pembangunan pertanian dilaksanakan melalui 3 (tiga) program, yaitu: 1) Peningkatan Ketahanan Pangan; 2) Pengembangan Agribisnis; dan 3) Peningkatan Kesejahteraan Petani. Untuk menjaga stabilitas kebutuhan pangan seiring dengan laju pertambahan penduduk per tahun Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
50
yang masih tinggi, diperlukan upaya peningkatan produksi yang dilakukan melalui perluasan areal tanam dan peningkatan produktivitas. Agar upaya tersebut dapat dicapai maka perlu dilakukan upaya pengamanan produksi yang dalam manifestasinya dilakukan melalui kegiatan perlindungan tanaman dari gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI) berupa banjir, kekeringan, dan bencana lainnya, seperti kebakaran, tanah longsor, gempa bumi, dll. Dalam mendukung pencapaian sasaran program tersebut, ketersediaan dan distribusi sarana produksi sangat menentukan keberhasilannya. Kegiatan pengawasan ketersediaan, distribusi, mutu sarana produksi memiliki peranan strategis dalam mendukung tercapainya tingkat produksi dan mutu hasil pertanian yang optimal. Jumlah pupuk dan bahan pengendali OPT yang terdaftar dan tersebar di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Demikian juga halnya dengan kios resmi penyalur pupuk bersubsidi terus meningkat dari tahun ke tahun. Sedangkan keberadaan kios penyalur bahan pengendali OPT sementara ini identik dengan jumlah kios sarana produksi lainnya. Rentang kendali terhadap pengawasan pupuk dan bahan pengendali OPT begitu luas sehingga memerlukan instrumen kelembagaan yang mengatur mekanisme kerja pengawasan dari pusat sampai provinsi bahkan kabupaten/kota. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah permintaan sarana produksi tersebut, telah dilakukan penyempurnaan penyaluran pupuk dengan sistem tertutup melalui Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok. Untuk menghindari peluang terjadinya penyimpangan dalam berbagai bentuk pelanggaran seperti naiknya harga pupuk bersubsidi di atas ketentuan HET, melakukan penjualan pupuk, pestisida palsu dan ilegal serta Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
51
berbagai bentuk pelanggaran lainnya yang pada akhirnya sangat merugikan petani, sistem penyaluran secara tertutup perlu pengawalan yang intensif. Untuk menekan terjadinya pelanggaran dalam peredaran dan penggunaan pupuk dan bahan pengendali OPT oleh pihakpihak yang tidak bertanggung jawab yang hanya dilandasi untuk mendapatkan keuntungan dalam tataniaga komoditi tersebut, maka peranan dan kinerja Petugas Pengawas Pupuk dan Bahan Pengendali OPT dalam melaksanakan kegiatan pengawalan dalam pengawasan peredaran dan penggunaan pupuk dan bahan pengendali OPT perlu ditingkatkan secara terus menerus. Dalam sistem perlindungan tanaman ujung tombak keberhasilan kegiatan perlindungan tanaman terletak pada kinerja Petugas Pengamat Hama dan Penyakit (PHP) yang saat ini disebut dengan Pejabat Fungsional Pengendali OPT (POPT), yang dalam tugasnya antara lain mempunyai mandat untuk melakukan pengawasan peredaran dan penggunaan bahan pengendali OPT. Untuk menunjang keberhasilan pengawasan pupuk dan bahan pengendali OPT khususnya dalam penggunaan di lapang, peran POPT-PHP sesuai dengan tugasnya dapat dioptimalkan dengan memberikan tugas tambahan disamping tugas utamanya sebagai pengamat OPT dan dampak fenomena iklim di wilayah kerjanya. Seiring dengan pemekaran wilayah di era otonomi daerah, jumlah POPT-PHP saat ini belum mencapai kondisi ideal yang diharapkan, yaitu 1 (satu) orang POPT-PHP di tiap kecamatan. Oleh karena itu untuk memenuhinya telah ditetapkan pengadaan Tenaga Harian Lepas-Tenaga Bantu (THL-TB) Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan-Pengamat Hama Penyakit (POPT-PHP) yang ditempatkan di wilayah kecamatan. Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
52
Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan Pedoman Pelaksanaan Kegiatan POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas pengamatan OPT dan DPI, sekaligus pengawasan penggunaan pupuk bersubsidi dan bahan pengendali OPT di tingkat lapangan. B.
Dasar Hukum Dasar hukum Pedoman Pelaksanaan Kegiatan POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP adalah: 1.
Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2005 tentang Penetapan Pupuk Bersubsidi sebagai Barang Dalam Pengawasan;
2.
Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 887/Kpts/OT.210/9/ 1997
tentang
Pedoman
Pengendalian
Organisme
Penganggu Tumbuhan; 3.
Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 237/Kpts/OT.210/4/ 2003 tentang Pedoman Pengawasan Pengadaan, Peredaran dan Penggunaan Pupuk An-Organik;
4.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 42/Permentan/SR. 140/5/2007 tentang Pengawasan Pestisida;
5.
Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 146.1/Kpts/Kp.320/ 3/2007 tanggal 1 Maret 2007 tentang Hasil Seleksi Pengadaan Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian dan Tenaga Harian Lepas - Tenaga Bantu Pengendali Organisme Penganggu Tumbuhan – Pengamat Hama Penyakit (POPT – PHP) Departemen Pertanian;
6.
Surat
Menteri
Pertanian
Nomor:
966/Kp.120A/11/06
tanggal 24 Nopember 2006 tentang Pedoman Rekruitmen Tenaga Bantu Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan – Pengamat Hama Penyakit (POPT - PHP);
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
53
7.
Surat Edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Nomor: B/299/M.PAN/2/2007 tanggal 9 Pebruari 2007 perihal Pengangkatan Tenaga Penyuluh Pertanian;
8.
Kontrak Kerja tentang Pemanfaatan Tenaga Harian Lepas (THL) sebagai Tenaga Bantu Pengendali Organisme Penganggu Tumbuhan-Pengamat Hama dan Penyakit (POPT – PHP).
C.
Maksud dan Tujuan Pedoman Pelaksanaan Kegiatan POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP dimaksudkan sebagai acuan bagi POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP dalam penyelenggaraan pengamanan produksi dari gangguan OPT dan DPI serta pengawasan penggunaan pupuk bersubsidi dan bahan pengendali OPT secara efektif dan efisien. Tujuan diterbitkannya Pedoman Pelaksanaan ini adalah : 1.
Memberikan acuan kerja bagi POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari.
2.
Menyediakan tolok ukur kinerja POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP.
3.
Memberikan motivasi bagi POPT-PHP dan THL-TB POPTPHP dalam melaksanakan pendampingan kepada Petani, Kelompok Tani, dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dalam pengamanan produksi.
4.
Menciptakan mekanisme kerja yang kondusif antara POPTPHP dan THL-TB POPT-PHP dengan unsur terkait di tingkat kecamatan (PPL, Mantri Tani) maupun dengan sesama POPT-PHP dan THL-TB berdampingan wilayah kerjanya.
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
POPT-PHP
yang
54
D.
Ruang Lingkup Ruang lingkup Pedoman Pelaksanaan Kegiatan POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP meliputi: 1. Tugas Pokok dan Fungsi; 2. Organisasi Pelaksana; 3. Tata Kerja dan Tata Hubungan POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP; 4. Supervisi, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan; 5. Pembiayaan; 6. Sanksi.
E.
Definisi/Pengertian 1. Sistem budidaya tanaman adalah sistem pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya alam nabati melalui upaya manusia yang dengan modal, teknologi, dan sumberdaya lainnya untuk menghasilkan barang/produk guna memenuhi kebutuhan manusia secara lebih baik. 2. Perlindungan tanaman adalah segala upaya untuk mencegah kerugian pada budidaya tanaman yang diakibatkan oleh Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI). 3. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk pengendalian OPT, yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban secara penuh yang diberikan oleh pejabat yang berwenang. 4. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT)Pengamat Hama dan Penyakit (PHP) adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk pengendalian OPT pada lingkup wilayah
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
55
pengamatan, yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban secara penuh yang diberikan oleh pejabat yang berwenang. 5. POPT-PHP Honorer adalah tenaga yang diangkat oleh pejabat berwenang, yang diberi tugas dan tanggung jawab secara penuh pada lingkup wilayah pengamatan untuk melakukan kegiatan pengendalian OPT dan penanggulangan DPI, terdaftar pada data base BKN atau BKD, dan memperoleh penghasilan dari dana APBN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2005 Tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi CPNS, secara bertahap POPT-PHP Honorer akan diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) sampai dengan tahun 2009. 6. Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan-Pengamat Hama dan Penyakit adalah Tenaga Bantu POPT yang direkrut oleh Departemen Pertanian selama kurun waktu tertentu sesuai dengan ketersediaan keuangan Negara untuk melaksana-kan tugas dan fungsinya sebagai pembantu POPT di wilayah pengamatan yang belum memiliki POPT, dengan ketentuan tidak mempunyai hak untuk diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil. 7. Wilayah Pengamatan adalah wilayah kerja bagi seorang POPT yang luas wilayahnya berhimpitan dengan wilayah administrasi kecamatan atau kelipatannya. 8. Pengamatan
adalah
kegiatan
penghitungan
dan
pengumpulan informasi tentang keadaan populasi atau tingkat serangan OPT dan dampak fenomena iklim, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya pada kurun waktu dan lokasi tertentu.
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
56
9. Pengendalian OPT adalah kegiatan yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan pengamatan, peramalan, pemeriksaan, pengasingan, dan pengendalian OPT/ tindakan karantina, analisis dan evaluasi hasil pengendali-an OPT, bimbingan pengendalian OPT, pengembangan metode pengamatan / peramalan / pengendalian / tindakan karantina, pemantauan daerah sebar OPT, pembuatan koleksi, visualisasi dan informasi. 10. Pengawasan pupuk bersubsidi oleh POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP
adalah
rangkaian
kegiatan
pemantauan
terhadap penyaluran, penggunaan, dan harga pupuk bersubsidi untuk membantu Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) dalam melaksanakan tugasnya. 11. Pengawasan bahan pengendali OPT/pestisida oleh POPTPHP dan THL-TB POPT-PHP adalah rangkaian kegiatan pemeriksaan, khususnya dalam peredaran, penyimpanan, dan penggunaan bahan pengendali OPT/pestisida untuk membantu Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP), agar terjamin mutu dan efektivitasnya, tidak mengganggu kesehatan dan keselamatan manusia serta kelestarian lingkungan hidup dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 12. Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) adalah wadah koordinasi instansi terkait dalam pengawasan pupuk dan pestisida yang dibentuk oleh Gubernur untuk tingkat provinsi
dan
oleh
Bupati/Walikota
untuk
tingkat
kabupaten/kota. 13. Kepala Cabang Dinas (KCD) adalah Kepala Cabang Dinas Pertanian yang berada di tingkat kecamatan.
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
57
14. Penyuluh Pertanian adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada satuan organisasi lingkup pertanian untuk melakukan kegiatan penyuluhan pertanian. 15. Kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. 16. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) adalah kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisensi usaha. 17. Rencana Definitif Kelompok (RDK) adalah rencana kerja usaha tani dari kelompok tani untuk satu musim tanam, yang disusun melalui musyawarah dan berisi rincian kegiatan dan kesepakatan bersama dalam pengelolaan usaha tani. 18. Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) adalah rencana kebutuhan kelompok tani untuk satu musim tanam yang disusun berdasarkan musyawarah anggota kelompok tani, meliputi kebutuhan benih, pupuk, pestisida, alat dan mesin Pertanian serta modal kerja untuk mendukung pelaksanaan RDK yang dibutuhkan oleh petani yang merupakan pesanan kelompok tani kepada gabungan kelompok tani atau lembaga lain (distributor sarana produksi dan perbankan). F.
Pemangku (Obyek Sasaran) 1.
Petugas lapangan POPT-PHP, baik yang berstatus PNS maupun honorer dan THL-TB POPT-PHP baik yang berpendidikan SLTA, D-III, dan D-IV/S-1 bidang pertanian yang tersebar di seluruh Indonesia;
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
58
2.
Kelembagaan yang melaksanakan kegiatan pengendalian OPT dan penanggulangan DPI di seluruh tingkatan.
G.
Keluaran 1.
Tersedianya acuan kerja bagi POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP dalam melaksanakan tugas pengendalian OPT dan penanggulangan DPI serta dalam membantu pengawasan pupuk bersubsidi dan bahan pengendali OPT.
2.
H.
Tersedianya tolok ukur kinerja POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP.
Hasil yang Diharapkan 1.
POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya secara efektif dan efisien.
2.
Terukurnya kinerja POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP sebagai pembantu POPT sesuai tugas dan fungsinya.
3.
Adanya motivasi bagi POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari.
4.
Terciptanya mekanisme kerja yang kondusif antara POPTPHP dan THL-TB POPT-PHP dengan pejabat dan kelembagaan pertanian di tingkat kecamatan.
I.
Manfaat 1.
Terpantaunya serangan OPT dan DPI, serta peredaran dan penggunaan pupuk bersubsidi dan bahan pengendali OPT secara cepat dan tepat;
2.
Terkendalinya serangan OPT, serta antisipasi DPI dan kemungkinan timbulnya permasalahan dalam peredaran dan penggunaan pupuk bersubsidi dan bahan pengendali OPT dapat dilakukan secara dini.
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
59
3.
Terselenggaranya
kegiatan
pengamanan
produksi,
sehingga seluruh faktor produksi dapat berfungsi secara optimal. J.
Dampak Terwujudnya kemandirian petani dalam pengendalian OPT dan penanggulangan DPI sesuai prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT) untuk mewujudkan pembangunan pertanian yang berkelanjutan.
II.
TUGAS POKOK DAN FUNGSI A.
Tugas Pokok Tugas Pokok POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP adalah merencanakan, menyiapkan, melaksanakan, mengembangkan, mengevaluasi, membimbing, dan melaporkan pengamatan, analisis, peramalan, dan pengendalian OPT serta melakukan pengawasan peredaran dan penggunaan pupuk bersubsidi serta bahan pengendali OPT.
B.
Fungsi POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP Dalam melaksanakan tugas di atas, POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP menyelenggarakan fungsi: a. Perencanaan, penyiapan, dan pelaksanaan pengamatan serangan OPT dan DPI; b. Perencanaan, penyiapan, dan pelaksanaan pengendalian/ penanggulangan OPT dan DPI; c. Analisis dan evaluasi perkembangan serangan OPT dan DPI; d. Bimbingan
dan
pendampingan
dalam
pengendalian/
penanggulangan OPT dan DPI; Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
60
e. Pendampingan penyusunan RDK/RDKK di tingkat kelompok tani; f.
Monitoring terhadap harga dan peredaran pupuk bersubsidi, serta penyimpangan-penyimpangan yang terjadi;
g. Identifikasi rekomendasi penggunaan pupuk; h. Pengawasan
dalam
penggunaan
pupuk
dan
bahan
pengendali OPT di tingkat petani; i.
Pelaporan hasil pengamatan serangan OPT, DPI, dan hasil monitoring peredaran pupuk bersubsidi serta penggunaan pupuk dan bahan pengendali OPT.
III.
ORGANISASI PELAKSANA A.
Penempatan dan Penetapan POPT-PHP dan THL-TB POPTPHP 1. POPT-PHP ditempatkan di satu atau lebih kecamatan; 2. THL-TB POPT-PHP ditempatkan di kecamatan yang belum ada POPT-PHPnya; 3. Penempatan POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP diatur oleh Pemerintah Provinsi dalam hal ini oleh Kepala Dinas Pertanian atau Kepala Dinas yang membidangi Tanaman Pangan atas usulan kelembagaan yang menangani perlindungan tanaman pangan di provinsi.
B.
Tugas Pembinaan 1. Pusat Pusat, dalam hal ini Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan dan Direktorat Sarana Produksi, Ditjen. Tanaman Pangan, serta Direktorat Perlindungan Tanaman Hortikultura, Ditjen. Hortikultura, melakukan pembinaan fungsional dan melaksanakan fungsinya sebagai
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
61
koordinator, fasilitator, dinamisator, dan regulator agar tugas yang dilimpahkan dapat berjalan dengan lancar dan sasaran pembangunan dapat dicapai secara optimal sesuai yang diharapkan. Dalam melaksanakan fungsinya, menyelenggarakan kegiatan sebagai berikut:
Pusat
a. Menyusun pedoman pelaksanaan perlindungan tanaman. b. Menyusun kebijakan penyelenggaraan THL-TB POPTPHP. c. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi penyelenggara-an POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP dalam hal pembiayaan, pengawasan dan pelaporan. d. Melaksanakan pelatihan bagi POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP, e. Memberikan pelayanan informasi berupa pedomanpedoman, media cetak dan elektronik bagi POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP. f. Mengevaluasi
dan
membuat
laporan
hasil
penyelenggaraan pengendalian OPT dan penanggulangan DPI serta pengawasan penggunaan pupuk bersubsidi dan bahan pengendali OPT kepada Menteri Pertanian. 2. Provinsi Dinas Pertanian Provinsi melakukan pembinaan administratif dan teknis bagi POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP di tingkat Provinsi melalui UPTD Balai Proteksi/Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) selaku pembina administrasi dan teknis operasional. Upaya pembinaan dilaksanakan sebagai berikut: a. Melakukan kegiatan fasilitasi administrasi, pembiayaan melalui dana dekonsentrasi, dan pelaporan dalam penyelenggaraan pengendalian OPT dan penanggulangan DPI serta pengawasan penggunaan pupuk bersubsidi Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
62
dan bahan pengendali OPT, yang dilaksanakan oleh POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP. b. Melakukan bimbingan dan monitoring pelaksanaan tugas POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP. c. Melaksanakan
supervisi,
monitoring
dan
evaluasi
penyelenggaraan pengendalian OPT dan penanggulangan DPI serta pengawasan penggunaan pupuk bersubsidi dan bahan pengendali OPT yang dilaksanakan oleh POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP. d. Mengumpulkan, merumuskan, dan mengevaluasi laporan POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP melalui Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP) di masing-masing wilayah atau Koordinator POPT-PHP di Kabupaten (bagi provinsi yang belum memiliki LPHP) dan melaporkan hasilnya secara berjenjang dan berkala. 3. Kabupaten/Kota Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melakukan pembinaan teknis kepada POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP di tingkat Kabupaten/Kota melalui Koordinator POPT-PHP di masingmasing kabupaten/kota wilayah kerja THL-TB POPT-PHP. Upaya pembinaan dilaksanakan sebagai berikut: a. Melakukan pembinaan teknis kegiatan POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP. b. Mengkoordinasi POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP dalam setiap kegiatan pengamanan produksi dari gangguan OPT dan DFI untuk mendukung keberhasilan program peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura. c. Menyampaikan informasi pelaksanaan kegiatan POPTPHP dan THL-TB POPT-PHP.
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
63
d. Melakukan
bimbingan
dan
supervisi
kegiatan
pengendalian OPT dan penanggulangan DFI serta pengawasan penggunaan pupuk bersubsidi dan bahan pengendali OPT yang dilaksanakan oleh POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP. e. Mengumpulkan,
menganalisis,
dan
mengevaluasi
laporan-laporan POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP dan melaporkan secara berjenjang dan berkala. 4. Kecamatan Pembinaan teknis bagi THL-TB POPT-PHP di tingkat Kecamatan dilakukan oleh POPT-PHP senior dan KCD/ Mantri Tani yang wilayah kerjanya berhimpit dan atau berdampingan dengan wilayah kerja THL-TB POPT-PHP. Upaya pembinaan dilaksanakan sebagai berikut : a. Membantu penyusunan rencana kerja pengamatan dan pengendalian/penanganan OPT dan DPI, serta pengawasan pupuk bersubsidi dan bahan pengendali OPT. b. Mendampingi
pelaksanaan
kegiatan
pengendalian/
penanganan OPT dan DPI, serta pengawasan pupuk bersubsidi dan bahan pengendali OPT. c. Mendampingi dalam penyusunan rekomendasi hasil pengamatan.
laporan
dan
Bagan alur pembinaan kepada POPT-PHP dan THL-TB POPTPHP dapat dilihat pada Gambar 1. di bawah ini.
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
64
Gambar 1. Bagan Alur Pembinaan POPT-PHP dan THL POPT-PHP
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Pusat
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Provinsi
Dinas Pertanian/ UPTD Balai Proteksi/ Balai Perlindungan Tanaman
Wilayah
Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP)
Kabupaten/ Kota
Dinas Pertanian Koordinator POPT-PHP
THL POPT -PHP Kecamatan
KCD/ Mantri Tani
POPT-PHP
PPL
Gapoktan
Desa
Klpk Tani
Klpk Tani
Klpk Tani
Klpk Tani
Keterangan : KCD POPT-PHP THL Gapoktan
: Garis Pembinaan, : Garis Koordinasi : Kantor Cabang Dinas : Pengendali Organisme Penganggu Tumbuhan – Pengamat Hama dan Penyakit : Tenaga Harian Lepas; PPL : Penyuluh Pertanian Lapangan : Gabungan Kelompok Tani
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
65
IV. TATA KERJA DAN TATA HUBUNGAN POPT-PHP dan THL-TB POPT PHP
A.
Tata Kerja 1.
POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP merupakan petugas terdepan dalam kegiatan pengamanan produksi yang mendapatkan bimbingan teknis dan supervisi secara berjenjang
dari
UPTD
Balai
Proteksi/Perlindungan
Tanaman Pangan dan Hortikultura atau SubDinas yang membidangi perlindungan tanaman; 2.
POPT-PHP
dan
THL-TB
POPT-PHP
melaksanakan
kegiatannya di wilayah kecamatan yang menjadi wilayah kerjanya.
Sebelum
melaksanakan
berkewajiban melakukan inventarisasi
tugas-tugasnya data dasar
di
kecamatan, kegiatan-kegiatan yang sudah, sedang dan akan dilaksanakan; 3.
THL-TB POPT-PHP dalam melaksanakan tugasnya akan didampingi dan dibimbing langsung oleh POPT-PHP yang wilayah kerjanya berdekatan.
4.
POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP sebelum melakukan pekerjaannya diwajibkan menyusun Rencana Kerja yang akan dilaksanakan di wilayah kerjanya sesuai dengan kegiatan-kegiatan yang telah dituangkan dalam Buku Pedoman
Pengamatan
dan
Pelaporan
Perlindungan
Tanaman Pangan dan Metode Pengamatan OPT Tanaman Hortikultura;
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
66
5.
POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP melakukan pengamatan, mencatat, menghimpun data dan informasi penting dan aktual terkait dengan perkembangan OPT/DPI dan segera melaporkannya secara berjenjang dan berkala.
6.
Selain tugas utamanya POPT-PHP dan THL-TB POPTPHP diberikan mandat untuk melakukan pengawasan ketersediaan, kecukupan, dan penyaluran pupuk di tingkat kelompok tani, harga pupuk bersubsidi di tingkat pengecer, penggunaannya di tingkat petani, dan penyimpanganpenyimpangan yang terjadi. Di samping pengawasan pupuk,
POPT-PHP
melakukan
dan
pengawasan
THL-TB
POPT-PHP
terhadap
juga
peredaran,
penyimpanan, dan penggunaan bahan pengendali OPT oleh petani di wilayah kerjanya, seperti terlihat pada bagan berikut. Hasil pengawasan di atas dilaporkan secara berjenjang dan berkala. .
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
67
Gambar 2. Bagan Alur Distribusi, Pengawasan, dan Pelaporan Pupuk Bersubsidi dan Bahan Pengendali OPT Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Direktorat Sarana Produksi Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Dinas Pertanian Provinsi
KPPP
Dinas Pertanian Kabupaten
BPP
Koordinator Kabupaten
PPL Produsen
POPT-PHP
Rekomendasi penggunaan Distributor
Pengecer
Petani
Keterangan : : Garis Pelaporan : Garis Pengawasan : Garis Distribusi
KPPP : Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida BPP : Balai Penyuluhan Pertanian PPL : Penyuluh Pertanian Lapangan
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
68
B.
Tata Hubungan Kerja Dalam melaksanakan tugas di wilayah kerjanya, POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP mempunyai hubungan kerja sebagai berikut: 1.
Hubungan kerja konsultatif fungsional: -
Antara POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP dengan Koordinator POPT; Hubungan kerja konsultatif fungsional POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP dengan Koordinator POPT dan POPT dilaksanakan untuk membina kemampuan/ketrampilan THL-TB POPT-PHP dalam melakukan kegiatan pengendalian OPT dan penanggulangan DPI, pengawasan penggunaan pupuk bersubsidi dan bahan pengendali OPT di wilayah kerjanya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
-
Antara THL-TB POPT-PHP dengan POPT-PHP; Hubungan kerja konsultatif fungsional THL-TB POPTPHP dengan POPT-PHP dilaksanakan melalui pendampingan secara langsung di lapangan dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian OPT dan penanggulangan
DPI,
pengawasan
penggunaan
pupuk bersubsidi dan bahan pengendali OPT di wilayah kerja THL-TB POPT-PHP sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 2.
Hubungan kerjasama teknis fungsional dengan Dinas lingkup pertanian; Hubungan kerjasama teknis fungsional dengan Dinas lingkup
pertanian
dilaksanakan
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
dalam
pelaksanaan 69
program
pengendalian/
penanggulangan
OPT/DPI,
pengawasan peredaran, penyimpanan, dan penggunaan pupuk bersubsidi dan bahan pengendali OPT yang dilaksanakan di Wilayah Kerjanya, khususnya dalam penerapan teknologi dan operasional lapangan melalui pembinaan
sumberdaya
manusia
pertanian,
pengembangan program peningkatan produksi tanaman pangan/hortikultura, serta dalam pembinaan administrasi dan mekanisme pelaporan. 3.
Hubungan
kerja
konsultatif
fungsional
dengan
Organisasi Petani; Hubungan kerja antara POPT-PHP dan THL-TB POPTPHP dengan petani dilaksanakan dalam rangka pembinaan dan pendampingan kepada petani, dalam penerapan teknologi pengamatan, pengendalian OPT dan penanggulangan DPI, sehingga kehilangan hasil karena gangguan OPT dan DPI dapat ditekan serendahrendahnya; 4.
Hubungan kerja koordinatif dengan Koordinator POPTPHP; Hubungan kerja ini dilaksanakan timbal balik antara POPTPHP dan THL-TB POPT-PHP dengan Koordinator POPTPHP untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam hal: a.
Pelaksanaan tugas dan pelaporan hasil pelaksanaan pengendalian OPT dan penanggulangan DPI serta pengawasan pupuk bersubsidi dan bahan pengendali OPT di kecamatan yang menjadi Wilayah Kerjanya;
b.
Pembinaan kerjasama untuk meningkatkan keserasian kerja dengan pihak-pihak terkait yang berada di wilayah kerjanya maupun di wilayah kerja yang berdampingan.
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
70
V.
SUPERVISI, MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN A.
Supervisi dan Monitoring Evaluasi 1.
Supervisi dan monitoring dilakukan oleh petugas-petugas dari tingkat Pusat (Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan dan Direktorat Sarana Produksi, Ditjen. Tanaman Pangan, Direktorat Perlindungan Tanaman Hortikultura, Ditjen. Hortikultura, dan Balai Besar Peramalan OPT), Provinsi (Dinas Pertanian Provinsi dan UPTD Balai Proteksi/Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura), Wilayah (Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit), dan Kabupaten (Koordinator POPT-PHP);
2.
Evaluasi dilakukan berdasarkan kinerja POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.
B.
Pelaporan Jenis laporan dan mekanisme pelaporan hasil pelaksanaan tugas POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP mengacu pada Pedoman Pengamatan dan Pelaporan Perlindungan Tanaman (Pangan dan Hortikultura). Jenis-jenis laporan yang harus dilaporkan POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP mencakup laporan rutin dan laporan insidentil atau darurat, terdiri dari : 1.
Laporan peringatan dini, rekomendasi, dan tindak lanjut;
2. 3.
Laporan setengah bulanan/bulanan; Laporan taksasi kehilangan hasil;
4. 5.
Laporan musiman; Laporan insidentil, mencakup eksplosi serangan OPT, pemalsuan pupuk/pestisida, dll.
Laporan rutin disampaikan 2 (dua) minggu atau 1 (satu) bulan sekali dan laporan insidentil disampaikan 1 (satu) minggu sekali. Mekanisme pelaporan POPT-PHP dan THL-TB POPT-PHP dapat dilihat pada Gambar 3 berikut. Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
71
Gambar 3. Bagan Alur Pelaporan Perlindungan Tanaman Pangan
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Pusat
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Dinas Pertanian/ UPTD Balai Proteksi/ Balai Perlindungan Tanaman
Tingkat provinsi Tgl : 8 & 23 setiap bulan
Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP)
Tingkat wilayah Tgl : 4 & 21 setiap bln. Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota Tgl : 4 & 19 setiap bulan
Koordinator POPT PHP
THL POPTPHP
POPT-PHP
Tingkat kecamatan Tgl : 2 & 17 setiap bulan
Klp Tani
KCD/Mantr i Tani
Klp Tani
Klp Tani
PPL
Klp Tani
Gapoktan Keterangan : : Garis pelaporan THL : Tenaga Harian Lepas : Garis koordinasi Gapoktan : Gabungan Kelompok Tani KCD : Kantor Cabag Dinas PPL : Penyuluh Pertanian Lap.
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
72
VI. PEMBIAYAAN A.
Komponen dan Besaran Biaya 1.
Kepada tenaga PNS POPT-PHP, Honorer POPT-PHP, dan THL-TB POPT-PHP diberikan biaya meliputi honor dan biaya operasional;
2.
Besaran biaya yang diberikan kepada masing-masing petugas dimaksud sebagai berikut: a.
PNS POPT-PHP -
Biaya Operasional Pengamatan (BOP) sebesar Rp. 500.000,-/bulan sesuai dengan alokasi biaya yang tersedia;
b.
Biaya dialokasikan untuk 12 (dua belas) bulan.
Honorer POPT-PHP -
Biaya honorarium sebesar Rp. 1.000.000,-/bulan, diberikan kepada tenaga honorer POPT-PHP di 12 provinsi yaitu Jambi, Bengkulu, Sumsel, Lampung, Banten, Kalbar, Kalsel, Sulut, Sulsel, Gorontalo, Sulbar dan Maluku;
-
Biaya
Operasional
Pengamatan
(BOP)
Rp.
500.000/bulan, diberikan kepada tenaga honorer POPT-PHP di 16 provinsi Jambi, Bengkulu, Sumsel, Lampung, Banten, Jabar, Jatim, NTB, Kalbar, Kalsel, Sulut, Sulsel, Gorontalo, Sulbar Maluku, dan Papua; -
Biaya tersebut dialokasikan selama 12 (dua belas) bulan.
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
73
c.
THL-TB POPT-PHP -
Biaya honor Rp. 1.150.000,-/bulan bagi SLTA, Rp. 1.300.000,-/bulan bagi D
III,
dan Rp.
1.450.000,-/bulan bagi D IV/S1; -
Biaya Operasional Pengamatan Rp. 500.000,/bulan;
-
Biaya tersebut dialokasikan selama 10 (sepuluh) bulan, dimulai pada bulan Maret.
B.
Sumber Dana dan Pembayaran 1.
Sumber dana untuk pembayaran Biaya Operasional Pengamatan PNS POPT-PHP di seluruh provinsi berasal dari
DIPA
Dana
Dekonsentrasi
Direktorat
Jenderal
Tanaman Pangan, Satuan Kerja Dinas Pertanian atau BPTPH Provinsi kecuali provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur; 2.
Sumber dana untuk pembayaran Biaya Operasional Pengamatan PNS POPT-PHP di provinsi Jawa Barat untuk 100 orang, Jawa Tengah: 100 orang dan Jawa Timur: 107 orang
ditampung
pada
DIPA
Direktorat
Jenderal
Hortikultura Dana Dekonsentrasi, melalui Unit Satuan Kerja BPTPH Provinsi; 3.
Sumber
dana
untuk
pembayaran
honor
dan
Biaya
Operasional Pengamatan Honorer POPT-PHP berasal dari DIPA Dana Dekonsentrasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Satuan Kerja Dinas Pertanian atau BPTPH Provinsi;
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
74
4.
Sumber
dana
untuk
pembayaran
honor
dan
Biaya
Operasional Pengamatan THL-TB POPT-PHP berasal dari DIPA Dana Dekonsentrasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Satuan Kerja Dinas Pertanian atau BPTPH Provinsi; 5.
Proses pembayaran dilakukan secara langsung oleh Bendahara Dana Satuan Kerja Dana Dekonsentrasi Dinas Pertanian atau BPTPH masing-masing provinsi.
6.
Dalam Pembiayaan, Biaya Operasional didukung dengan bukti-bukti pengeluaran;
7.
Proses Pembiayaan sesuai dengan Peraturan Perundangundangan yang berlaku.
VII. SANKSI A.
POPT-PHP POPT-PHP yang tidak memenuhi kewajiban atau melanggar aturan dalam pelaksanaan tugas akan mendapat sanksi sesuai dengan peraturan kepegawaian yang berlaku.
B.
THL-TB POPT-PHP THL-TB POPT-PHP yang tidak dapat memenuhi ketentuan atau melanggar aturan yang telah ditetapkan dalam Kontrak Kerja, maka yang bersangkutan akan mendapat sanksi sesuai dengan tingkat kesalahannya, seperti tersebut di bawah ini : 1.
Sanksi lisan dan tertulis dibuat atas dasar laporan pembina lapangan di
tingkat
kabupaten.
Sanksi ini
diberikan
oleh Pejabat Pembuat Komitmen (P2K) Dinas Pertanian Provinsi atau BPTPH kepada THL-TB POPT-PHP yang Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
75
tidak disiplin dalam melaksanakan tugas di wilayah kerjanya sesuai dengan pedoman dan kontrak kerja yang telah ditetapkan; 2.
Sanksi pemberhentian Kontrak Kerja diberikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (P2K) Dinas Pertanian Provinsi atau BPTPH
atas
kabupaten,
usulan
kepada
pembina
THL-TB
lapangan
POPT-PHP
di yang
tingkat tidak
melaksanakan tugas di wilayah kerjanya selama 1 (satu) bulan berturut-turut dan melakukan tindakan amoral, asusila atau penipuan; 3.
Apabila terjadi perselisihan antara Pihak Kesatu dan Pihak Kedua
dalam
pelaksanaan
kontrak
kerja
ini
akan
diselesaikan secara musyawarah dan mufakat. 4.
Sanksi pengembalian honor diberikan kepada THL-TB POPT-PHP yang sudah menerima honor tetapi tidak menyelesaikan
kontraknya
sesuai
perjanjian
yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak.
DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN, Ttd SUTARTO ALIMOESO
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
76
Lampiran 2. Daftar Nama-Nama Petugas THL TB POPT-PHP No.
No. Prov
1
Nama
Kabupaten
Pend.
PEMERINTAH ACEH
1
1
Darwati
Aceh Barat Daya
SLTA
2
2
Maswadi
Aceh Barat Daya
SLTA
3
3
Husaini
Aceh Selatan
SLTA
4
4
Husniah
Aceh Selatan
SLTA
5
5
Khairumi
Aceh Selatan
SLTA
6
6
Lisa Fadillah, SP
Bireun
7
7
Samsidar
Aceh Timur
SLTA
8
8
Mundaris
Simeuleu
SLTA
9
9
Asri Mutasir
Nagan Raya
SLTA
10
10
Mawardi
Aceh Jaya
SLTA
11
11
Risma Hayu
Aceh Singkil
SLTA
12
12
Elvi Zusfianti
Gayo Lues
SLTA
13
13
Fitrialisda Cut
Bireuen
SLTA
14
14
Cut Rosniar
Aceh Barat Daya
D3
15
15
Mawardinur
Aceh Utara
D3
16
16
Catur Satriyo D, SP
Aceh Jaya
S1
17
17
Loly Indri Yani, SP
Aceh Besar
S1
18
18
Viviana Zamzami, SP
Aceh Besar
S1
19
19
Ir. Dariansyah
Aceh Tamiang
S1
20
20
Abdul Wahid, SP
Aceh Tamiang
S1
21
21
Jatu Purnawaty, SP
Aceh Tamiang
S1
22
22
Hasanah, SP
Aceh Utara
S1
23
23
Mulyanti, SP
Pidie
S1
24
24
Wahidun
Pidie
S1
25
25
Eva Yusmanty, SP
Aceh Tenggara
S1
26
26
Sabri, SP
Benar Meriah
S1
27
27
Nuraini
Gayo Lues
S1
28
28
Miswaruddin
Bireuen
29
29
Amrizal
Aceh Utara
SLTA
30
30
Rini Sari
Aceh Besar
SLTA
31
31
Nidawati
Aceh Besar
SLTA
32
32
Sastrawati
Aceh Selatan
SLTA
33
33
Asnidar
Aceh Selatan
SLTA
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
S1
S1
77
No
No.Prov.
Nama
Kabupaten Aceh Jaya
Pend.
34
34
Mardiana
SLTA
35
35
Cut Nurhubbi
Aceh Selatan
SLTA
36
36
Muzaiyan
Sieuleu
SLTA
37
37
Ratna Mardiana
Bireun
SLTA
38
38
Wan Anjani
Nagan Raya
SLTA
39
39
Cut Elarianti
Nagan Raya
SLTA
40
40
Rusmani
Nagan Raya
SLTA
41
41
Idawati
Nagan Raya
SLTA
42
42
Harmidi
Aceh Barat
SLTA
43
43
Zuhari
Aceh Barat
SLTA
44
44
Nurman
Aceh Selatan
SLTA
45
45
Kurniawan
Aceh Barat
SLTA
46
46
Junnaidi
Aceh Jaya
SLTA
47
47
Mashendri
Aceh Besar
SLTA
48
48
Laima Dianur
Aceh Besar
SLTA
49
49
Kaidir
Aceh Barat Daya
SLTA
50
50
Handi Putra Jarvanda
Pidie Jaya
SLTA
51
51
Samsir
Aceh Selatan
SLTA
52
52
Irwamto
Aceh Singkil
SLTA
53
53
Ridwan
Aceh Utara
SLTA
54
54
Sudirman
Aceh Utara
SLTA
55
55
Eva Nufida
Aceh Singkil
SLTA
56
56
Wahyiaman
Aceh Tenggara
SLTA
57
57
Adwari
Aceh Timur
SLTA
58
58
Syarman
Aceh Barat
SLTA
59
59
Juniar
Aceh Selatan
SLTA
60
60
Juhardi
Aceh Utara
SLTA
61
61
Hasanuddin
Subussalam
SLTA
62
62
Suhaimi
Subussalam
SLTA
63
63
Herman
Aceh Barat
SLTA
64
64
Asnaini
Aceh Tengah
SLTA
65
65
Ridwan
Aceh Timur
SLTA
66
66
Baharuddin Mali
Aceh Timur
SLTA
67
67
Nurhadi
Aceh Utara
SLTA
68
68
Ais Fitrian Yusri
Bireun
SLTA
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
78
No
No.Prov.
Nama
Kabupaten
Pend.
69
69
Yusra
Benar Meriah
SLTA
70
70
Mustofa Walinono
Aceh Tenggara
SLTA
71
71
Zulkifli
Aceh Utara
SLTA
72
72
Salwani
Gayo Lues
SLTA
73
73
Ernawati
Nagan Raya
SLTA
2
SUMATERA UTARA
74
1
Herlina BR Sitepu
Karo
SLTA
75
2
Edward Kriston Munthe
Karo
SLTA
76
3
Wagiman
Toba Samosir
SLTA
77
4
Marintah Harawaty Br Purba
Toba Samosir
S1
78
5
Nurmala Rolenta Hutahaean
Toba Samosir
SLTA
79
6
Fredi Susanto Sinuraya
Toba Samosir
SLTA
80
7
Resmawati Kudadiri
Toba Samosir
SLTA
81
8
Warmen Munte
Toba Samosir
SLTA SLTA
82
9
Sudarmanto
Samosir
83
10
Erwan
Tap. Tengah
SLTA
84
11
Arif Kurniawan Sitepu
Tap. Tengah
SLTA
85
12
Astiko
Tap. Tengah
SLTA
86
13
Ardiansyah
Tap. Tengah
SLTA
87
14
Abdul Latip
Mandailing Natal
SLTA
88
15
Alfi Syahrin, SP
Mandailing Natal
SLTA
89
16
Ali Sakban
Mandailing Natal
SLTA
90
17
Hamidah Harahap
Mandailing Natal
SLTA
91
18
Irsan Rangkuti
Mandailing Natal
SLTA
92
19
Yusri
Mandailing Natal
SLTA
93
20
Kasman Lubis
Mandailing Natal
SLTA
94
21
Ponimin Sagala
Mandailing Natal
SLTA
95
22
Miripianto
Mandailing Natal
SLTA
96
23
Sri Indrayani
Kota P. Sidempuan
SLTA
97
24
Rahmad Budianto
Kota P. Sidempuan
SLTA
98
25
Agus
Kota Binjai
SLTA
99
26
Sudiono
Kota Binjai
SLTA
100
27
Abdul Malik
Serdang Bedagai
SLTA
101
28
Meta Amalia
Simalungun
D3
102
29
Kartini
Kota Medan
S1
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
79
No
No.Prov.
Nama
Kabupaten Serdang Bedagai
Pend.
103
30
Ledylurini Manik
104
31
Ester Sembiring, SP
Serdang Bedagai
S1
105
32
Ir. Tensi Sembiring
Karo
S1
106
33
Eli Paska Siahaan
Simalungun
S1
107
34
Euis Dwi Yutikna Lubis
Simalungun
S1
108
35
Sarina M. Simanjuntak, SP
Pematang Siantar
S1
109
36
Masnita BR Sitepu, SP
Labuhan Batu
S1
110
37
Rekky Nelson Purba
Toba Samosir
111
38
Yuandi
Langkat
S1 SLTA
112
39
Nurmalasari Manurung
Mandailing Natal
S1
113
40
Novita Ningrum, SP
Mandailing Natal
S1
114
41
Arnidah Hasibuan
Padang Lawas
S1
115
42
Mulia Pardamean Damanik
Kota Tebing Tinggi
S1
116
43
Obatta Sembiring, SP
Karo
S1
117
44
Jakup Gusti Sembiring
Karo
S1
118
45
Margianto, SP
Langkat
119
46
Frendina Sari Anti
Kota Medan
SLTA
120
47
Imam P Ginting
Kota Medan
SLTA
121
48
Rahmad Hidayat
Langkat
SLTA
122
49
Supriharni Sitanggang
Langkat
SLTA
123
50
Nur Hamidah
Langkat
SLTA
124
51
Junaidi
Langkat
SLTA
125
52
Sumar
Langkat
SLTA
126
53
Rasiman Karo-Karo
Deli Serdang
SLTA
127
54
Jumansyah Putra
Deli Serdang
SLTA
128
55
Iman Solihin
Serdang Bedagai
SLTA
129
56
Horasman H Naibaho
Serdang Bedagai
SLTA
130
57
Asminuddin
Serdang Bedagai
SLTA
131
58
Muhammad Yunus
Serdang Bedagai
SLTA
132
59
Armin S Manurung
Simalungun
133
60
Sonter Sagala
Simalungun
SLTA SLTA
134
61
Kosmedi Saragih
Simalungun
SLTA
135
62
Junas Tari Hora
Simalungun
SLTA
136
63
Belisius Purba
Simalungun
SLTA
137
64
Sahat Budi A Purba
Simalungun
SLTA
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
S1
S1
80
No
No.Prov.
Nama
Kabupaten
Pend.
138
65
Sutriadi
Simalungun
SLTA
139
66
Lasmauli Sipakkar
Simalungun
SLTA
140
67
Tijo
Batubara
SLTA
141
68
Nurhabibi
Asahan
SLTA
142
69
Pardamean Sinaga
Asahan
SLTA
143
70
Umi Khalsum Lubis
Labuhan Batu
SLTA
144
71
Heryawan Siregar
Labuhan Batu
SLTA
145
72
Johanson Siagian
Labuhan Batu
SLTA
146
73
Martua Rasa Harahap
Labuhan Batu
SLTA
147
74
Hapifuddin
Labuhan Batu
SLTA
148
75
Baharuddin
Labuhan Batu
SLTA
149
76
Hermansyah
Labuhan Batu
SLTA
150
77
Sumarno
Labuhan Batu
SLTA
151
78
Huntal Ambarita
Dairi
SLTA
152
79
Emmelia Sirait
Dairi
SLTA
153
80
Nurmedi Situmorang
Dairi
SLTA
154
81
Natal P.N Siahaan
Dairi
SLTA
155
82
Mahadi Lembeng
Pakpak Barat
SLTA
156
83
Abd. Rahim Tinendung
Pakpak Barat
SLTA
157
84
Berta Hutabarat
Tap. Utara
SLTA
158
85
Wilmar Simanungkalit
Tap. Utara
SLTA
159
86
Romlin Gultom
Tap. Utara
SLTA
160
87
Tiopan Pakpahan
Tap. Utara
161
88
Faber H. Siregar
Tapanuli Utara
SLTA SLTA
162
89
Parlinggoman Sianturi
Tap. Utara
SLTA
163
90
Brigjen Sinaga
Humbahas
SLTA
164
91
Hasiholan Simatupang
Humbahas
SLTA
165
92
Binhot Hutabarat
Humbahas
SLTA
166
93
Rosdiana Saragih
Toba Samosir
SLTA
167
94
Rismawaty Tarigan
Toba Samosir
SLTA SLTA
3
SUMATERA BARAT
168
1
Arlis Efendi
Sawahlunto/Sijujung
169
2
Zulma Andrianto
Solok
SLTA
170
3
Syafrijal
Solok Selatan
SLTA
171
4
Syafrizal
Solok Selatan
SLTA
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
81
No
No.Prov.
Nama
Kabupaten
Pend.
172
5
Rosita
Solok Selatan
SLTA
173
6
Miftah Hidayat
Tanah Datar
SLTA
174
7
Mefita, SP
Agam
175
8
Adri, SP
Agam
S1
176
9
Amrizon, SP
Limapuluh Kota
S1
177
10
Ridhatul Husna
Padang Pariaman
S1
178
11
Meta Silvia Roza, SP
Sawahlunto/Sijujung
S1
179
12
Apriati, SP
Solok
S1
180
13
Nora Silvia Sari
Agam
SLTA
181
14
Novaldi
Dharmasraya
SLTA
182
15
Edi Candra
Dharmasraya
SLTA
183
16
Devi Martita
Lima Puluh Kota
SLTA
184
17
Adi Saputra
Solok
SLTA
185
18
Jamaris
Kota Padang
SLTA
186
19
Maifriadi
Kota Padang
SLTA
187
20
Mariyanti
Pasaman Barat
SLTA
188
21
Afwendi
Pasaman Barat
SLTA
189
22
Lisnawati
Pasaman Barat
SLTA
190
23
Mulyadi
Pasaman Barat
SLTA
191
24
Alwi Darwis
Pesisir Selatan
SLTA
192
25
Supardi
Pesisir Selatan
SLTA
193
26
Khairul Gusrisal
Kota Sawahlunto
SLTA
194
27
Aprisal
Sawahlunto/Sijujung
SLTA
Rokan Hulu
SLTA
4
S1
RIAU
195
1
Lammariani
196
2
Rinaldy
Rokan Hulu
SLTA
197
3
Mufrizal
Rokan Hulu
SLTA
198
4
Yasrizal Rahman
Rokan Hulu
SLTA
199
5
Desi Komalasari
Siak
SLTA
200
6
Risqiah
Kuantan Singingi
SLTA
201
7
Amliadi
Kampar
SLTA
202
8
Bisroni, A.Md
Indragiri Hulu
D3
203
9
Safrijon, A.Md
Rokan Hilir
D3
204
10
Amelia Suyetty, SP
Kampar
S1
205
11
Wilson Fajra Muda, SP
Indragiri Hulu
S1
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
82
No
No.Prov.
Nama
Kabupaten
12
Amalia
207
13
Heru Tris Nugraha, SP
Rokan Hilir
S1
208
14
Friska Namorawati
Kuantan Singingi
S1
209
15
Rohayati Sitanggang
Kuantan Singingi
210
16
Cika Dwi Rahmawati
Kampar
SLTA
211
17
Zaki Amani
Rokan Hulu
SLTA
212
18
Adi Wahyudi, SP
Kampar
213
19
Masdah
Indragiri Hilir
214
20
Yendri
Indragiri Hilir
SLTA
215
21
Yusuf Madian
Indragiri Hilir
SLTA
216
22
Maskury
Rokan Hulu
SLTA
217
23
Zaleha
Pelalawan
SLTA
218
24
Muhammad Amri
Pelalawan
SLTA
219
25
Herman Piton
Pelalawan
SLTA
220
26
Agus Suryanto
Pelalawan
SLTA
221
27
Abdullah
Pelalawan
SLTA
222
28
Erma Yani Nasution
Rokan Hulu
SLTA
223
29
Masridawati
Rokan Hulu
SLTA
224
30
Nurulhuda
Siak
SLTA
31
Yesi Seswita, SP
Kuantan Singingi
SLTA
225
5
Rokan Hilir
Pend.
206
S1
S1
S1 SLTA
JAMBI
226
1
Bang Suryadi
Bungo
SLTA
227
2
Arnizal
Kerinci
SLTA
228
3
Mulyadi
Kerinci
SLTA
229
4
Mansyurdin
Kerinci
SLTA
230
5
Yulizar
Kerinci
SLTA
231
6
Muhammad Nazif
Batang Hari
S1
232
7
Harianto Widodo
Merangin
S1
233
8
Nizomi Setiawan, SP
Sarolangun
S1
234
9
Endang Maryati, SP
Tebo
S1
235
10
Dian Mayasari
Tebo
S1
236
11
Esti Wulandari SP
Bungo
S1
237
12
Effi Yudiawati, SP
Bungo
S1
238
13
Lisa Primadona, SP
Kerinci
S1
239
14
Yilinda
Muara Jambi
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
SLTA
83
No
No.Prov.
Nama
Kabupaten
Pend.
240
15
Defe
Batang Hari
SLTA
241
16
Ofral Nafiz
Tanjab Timur
SLTA
242
17
Sofyan
Tanjab Timur
SLTA
243
18
Mulyadi
Tanjab Timur
SLTA
244
19
Bajang
Tanjab Barat
SLTA
245
20
Syahrul Haris
Tanjab Barat
SLTA
246
21
Ammad Fatoni
Merangin
SLTA
247
22
Ardiles Admi
Merangin
SLTA
248
23
Damrul
Merangin
SLTA
249
24
Sarpan Elyadi
Sarolangun
SLTA
250
25
Widodo
Tebo
SLTA
251
26
Nurhayati
Tebo
SLTA
252
27
Adha
Tebo
SLTA
253
28
Heri Firdaus
Bungo
SLTA
6
SUMATERA SELATAN
254
1
Tugimin
Empat Lawang
SLTA
255
2
Suyitno
Empat Lawang
SLTA
256
3
Anwar
Empat Lawang
SLTA
257
4
Santoso
Empat Lawang
SLTA
258
5
M. Nurhadi
Empat Lawang
SLTA
259
6
Kristian
Musi Rawas
SLTA
260
7
Kusmayadi
Musi Rawas
SLTA
261
8
Tasilah, SP
Banyuasin
S1
262
9
Desinta, SP
Banyuasin
S1
263
10
Denny Sepriyanto, SP
Ogan Ilir
S1
264
11
Saringah, SP
OKU Selatan
S1
265
12
Rita Jaya, SP
Prabumulih
S1
266
13
Yusni Novayanti, SP
Lahat
S1
267
14
Reni Purwanty, SP
Pagar Alam
S1
268
15
Sonny Dante, SP
Pagar Alam
S1
269
16
Emi Noviyanti, SP
Lubuk Linggau
S1
270
17
Sudiono
Musi Banyuasin
SLTA
271
18
Suwanto
Musi Banyuasin
SLTA
272
19
Agus Riyanto
Banyuasin
SLTA
273
20
Purwanto
Banyuasin
SLTA
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
84
No
No.Prov.
Nama
Kabupaten
21
Irpani
275
22
Iswanto
Ogan Ilir
SLTA
276
23
Isnarimo
Ogan Ilir
SLTA
277
24
Ahmad Maksum
Ogan Komering Ilir
SLTA
278
25
Alexander
Ogan Komering Ilir
SLTA
279
26
Kusmiati
OKU Timur
SLTA
280
27
Japran
OKU Selatan
SLTA
281
28
Ira Indrayani
OKU Selatan
SLTA
282
29
Hanapsul Mudmainah
OKU Selatan
SLTA
283
30
Sukidi
OKU Induk
SLTA
284
31
Denny
Muara Enim
SLTA
285
32
Feri Permana
Muara Enim
SLTA
286
33
Juni Widaryanto
Muara Enim
SLTA
287
34
Samino
Lahat
SLTA
288
35
Lasmiranto
Lahat
SLTA
289
36
Tri Laksono
Lahat
SLTA
290
37
M. Teja Sukmana
OKU Selatan
SLTA
Rejang Lebong
SLTA
7
Ogan Ilir
Pend.
274
SLTA
BENGKULU
291
1
Yenni Rosmaida P
292
2
Sutina
Rejang Lebong
SLTA
293
3
Asep Alfiandi
Lebong
SLTA
294
4
Engwangsah
Lebong
SLTA
295
5
Runiarni
Lebong
SLTA
296
6
Iskandar
Kaur
SLTA
297
7
Junaidi
Kaur
SLTA
298
8
Ahmad Sutiyoso
Muko-Muko
SLTA
299
9
Kusmea Dinata, SP
Bengkulu Utara
S1
300
10
Lisa Mariana, SP
Lebong
S1
301
11
Ogie Hendra Yoga, SP
Muko-Muko
S1
302
12
Sri Widodo, SP
Muko-Muko
S1
8
LAMPUNG
303
1
Agus Sulistyono
Tulang Bawang
304
2
Sumarwan
Tulang Bawang
SLTA
305
3
Rohmat Ijaya
Way Kanan
SLTA
306
4
Sukaji
Way Kanan
SLTA
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
SLTA
85
No
No.Prov.
Nama
Kabupaten
5
Purwanto
308
6
Heri Purwantoro
Lampung Timur
SLTA
309
7
Mastur
Tulang Bawang
SLTA
310
8
Prasetio
Tulang Bawang
SLTA
311
9
Eko Basuki
Way Kanan
SLTA
312
10
Suyono, SP
Lampung Barat
S1
313
11
Fenti Septianti, SP
Lampung Barat
S1
314
12
Aan Saputri, SP
Lampung Selatan
S1
315
13
Wiwik Prihartati, SP
Lampung Selatan
S1
316
14
Ira Puspasari, SP
Lampung Selatan
S1
317
15
Asnawati, SP
Lampung Tengah
S1
318
16
Eko Priyo Santoso, SP
Way Kanan
S1
319
17
Edyansyah
Lampung Barat
SLTA
320
18
Rakhmat
Lampung Barat
SLTA
321
19
Syafruddin
Lampung Selatan
SLTA
322
20
Fatkhan
Lampung Selatan
SLTA
323
21
Lukas Suprihatin
Lampung Tengah
SLTA
324
22
Yudi Susanto
Lampung Tengah
SLTA
325
23
Saridi
Lampung Tengah
SLTA
326
24
Suryanto
Lampung Tengah
SLTA
327
25
Heri Susilo
Lampung Tengah
SLTA
328
26
Ali Rahman
Lampung Utara
SLTA
329
27
Susanto
Lampung Utara
SLTA
330
28
Hendri Purnomo
Lampung Timur
SLTA
331
29
Hari Kurniawan
Lampung Timur
SLTA
332
30
Prayetno
Tulang Bawang
SLTA
333
31
Nurchanafi Umar
Tulang Bawang
SLTA
9 334
Way Kanan
Pend.
307
SLTA
KEPULAUAN RIAU 1
10
Mardanus
Karimun
S1
BANGKA BELITUNG
335
1
Aryanti
Belitung
SLTA
336
2
Sina
Belitung Timur
SLTA
337
3
Muhammad Munajit
Bangka
SLTA
338
4
Ditia Anggreni
Bangka Selatan
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
S1
86
No
No.Prov. 11
Nama
Kabupaten
Pend.
BANTEN
339
1
Siti Munawaroh
Pandeglang
SLTA
340
2
Tb. Didi Rahmat
Lebak
SLTA
341
3
Iin Setiawan
Lebak
SLTA
342
4
Tisna
Lebak
SLTA
343
5
Joni
Lebak
SLTA
344
6
Muhyadin
Lebak
SLTA
345
7
Uyung Nurhaeni
Lebak
SLTA
346
8
Muhamad Hudri
Lebak
SLTA
347
9
Ending J. Abidin
Lebak
SLTA
348
10
Toyib
Tangerang
SLTA
349
11
Oni Suryana
Tangerang
SLTA
350
12
Ridwan
Tangerang
SLTA
351
13
Pipin Rohbini
Tangerang
SLTA
352
14
Tb. Nurman
Tangerang
SLTA
353
15
Rohaedi
Kota Cilegon
SLTA
354
16
Yuda Adi Putra
Pandeglang
SLTA
355
17
Asmara D. Wijaya
Pandeglang
SLTA
356
18
Yayan Prianto
Pandeglang
SLTA
357
19
Heri Kusmara, SP
Serang
S1
358
20
M. Akhid Distanto, SP
Tangerang
S1
359
21
Eka Sadewa Rangkuti, SP
Tangerang
S1
360
22
Zaenal Mutaqin
Kota Serang
SPMA
361
23
Yayat Ruhiyat
Kota Serang
SPMA
362
24
Salim
Serang
SPMA
363
25
Aminuddin
Serang
SPMA
364
26
Saefullah
Serang
SPMA
365
27
Encep Harist H
Pandeglang
SPMA
366
28
Tuti Puspitasari
Kota Serang
SPMA
367
29
Antaya
Pandeglang
SPMA
368
30
Ahmad Payumi
Pandeglang
SPMA
369
31
Suhaedi
Pandeglang
SPMA
370
32
Ahmadi
Pandeglang
SPMA
371
33
Enur Syamsi
Pandeglang
SPMA
372
34
Bayi Sumarta
Pandeglang
SPMA
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
87
No 373
No.Prov. 35 12
Nama Saen
Kabupaten
Pend.
Pandeglang
SPMA
Jakarta Timur
SLTA
DKI JAKARTA
374
1
Muhamad Gerhan
375
2
Hasan
Jakarta Timur
SLTA
376
3
Riandi
Jakarta Utara
SLTA
377
4
Regena Yuli B
Jakarta Barat
S1
378
1
Mokh. Nurokhim
379
2
Cecep Kurnia
Cirebon
SLTA
380
3
Soleh Hidayat
Tasikmalaya
SLTA
381
4
Idin
Tasikmalaya
SLTA
382
5
Somad
Tasikmalaya
SLTA
383
6
Asep Nurjaman
Tasikmalaya
SLTA
384
7
Uum Sumantri P
Tasikmalaya
SLTA
385
8
Otong
Tasikmalaya
SLTA
386
9
Ine Widi Komalasari
Tasikmalaya
SLTA
387
10
Yenyen Yeni Agustini
Kota Cimahi
SLTA
388
11
Junaedi
Garut
SLTA
389
12
Rohendi
Garut
SLTA
390
13
Ace Pramiadi
Majalengka
SLTA
391
14
Yusup Hidayat
Tasikmalaya
SLTA
392
15
Omsah Neelam Khyar
Subang
S1
393
16
Riska Mirayanti
Subang
S1
394
17
Asep Munawar Hadi
Purwakarta
S1
395
18
Mia Sri Lestari Syaf, SP
Kuningan
S1
396
19
Dwi Indratih, SP
Indramayu
S1
397
20
Shinta Andayani Hidyat, SP
Bandung
S1
398
21
Novi Kusumaning Astuti, SP
Bandung
S1
399
22
Palah Nurdiansyah, SP
Bandung
S1
400
23
Hendri Hardiansyah, SP
Bandung
S1
401
24
Dini Yuliani, SP
Garut
S1
402
25
Novi Aldi, SP
Garut
S1
403
26
Dadan Abdurahman, SP
Garut
S1
404
27
Anton Yustiano, SP
Tasikmalaya
S1
405
28
Wandi Ismail
Bogor
13
JAWA BARAT Cirebon
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
SLTA
SLTA
88
No
No.Prov.
Nama
Kabupaten Bogor
Pend.
406
29
Dadang Junaedi
407
30
Rasidin
Bogor
SLTA
408
31
Dedi Mulyadi
Bogor
SLTA
409
32
Iis Suryani
Sukabumi
SLTA
410
33
Asep Nasbulloh
Sukabumi
SLTA
411
34
Ujang Suherman
Sukabumi
SLTA
412
35
Ganda Subagja
Cianjur
SLTA
413
36
Ridwan Aswan Eka S
Cianjur
SLTA
414
37
Adam Danil
Cianjur
SLTA
415
38
Marfudin
Cianjur
SLTA
416
39
Samsudin
Kota Depok
SLTA
417
40
Oman Sutarman
Subang
SLTA
418
41
Iwa Kartiwa
Purwakarta
SLTA
419
42
Agus Solaeman
Purwakarta
SLTA
420
43
Endang Sudrajat
Purwakarta
SLTA
421
44
Didi
Karawang
SLTA
422
45
Dede Rustani
Karawang
SLTA
423
46
Sutisna
Bekasi
SLTA
424
47
Kusman
Kuningan
SLTA
425
48
Toto Rusmanto
Kuningan
SLTA
426
49
Yosi Teguh Prayogi
Kuningan
SLTA
427
50
Maman Herdiaman
Kuningan
SLTA
428
51
Jejen Ahmad Jaelani
Kuningan
SLTA
429
52
Anang Supriatna
Kuningan
SLTA
430
53
Juju Junaedi
Kuningan
SLTA
431
54
Sanen
Kuningan
SLTA
432
55
Iman Rahadian
Kuningan
SLTA
433
56
Deni Somardani A
Kuningan
SLTA
434
57
Uud Sahudi
Kuningan
SLTA
435
58
Suandi
Kuningan
SLTA
436
59
Indra Irawan
Kuningan
SLTA
437
60
Achmadi
Kuningan
SLTA
438
61
Sukanta
Kuningan
SLTA
439
62
Yudistira Sigit
Cirebon
SLTA
440
63
N. Ecin
Cirebon
SLTA
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
SLTA
89
No
No.Prov.
441
64
442 443
Nama
Kabupaten
Pend.
Sunarto
Cirebon
SLTA
65
Ahmad Hasan
Cirebon
SLTA
66
Tarsa
Cirebon
SLTA
444
67
Uci Juhara
Cirebon
SLTA
445
68
Darsono
Cirebon
SLTA
446
69
Sukarna
Cirebon
SLTA
447
70
Saripudin
Indramayu
SLTA
448
71
Radisah
Indramayu
SLTA
449
72
Wawan Hermawan
Indramayu
SLTA
450
73
Toto Suharto
Indramayu
SLTA
451
74
Nur Esah
Indramayu
SLTA
452
75
Surnoto
Indramayu
SLTA
453
76
Tati Mulyati
Bandung
SLTA
454
77
Ridwan Jaelani
Bandung
SLTA
455
78
Aa Rusyana
Bandung
SLTA
456
79
Sulaiman
Sumedang
SLTA
457
80
Nedi Junaedi
Sumedang
SLTA
458
81
Yeyet Ratnayunita
Sumedang
SLTA
459
82
Mamat
Sumedang
SLTA
460
83
Rustandi (1)
Garut
SLTA
461
84
Agus Salim Syahroni (2)
Garut
SLTA
462
85
Agus Wahyudin (3)
Garut
SLTA
463
86
Wiwin Yulianti
Garut
SLTA
464
87
Hamid Saepudin
Garut
SLTA
465
88
Yusup Hapiludin
Garut
SLTA
14
JAWA TENGAH
466
1
Krus Harahap
Tegal
SLTA
467
2
Nur Cahyo
Pemalang
SLTA
468
3
Saeri
Pemalang
SLTA
469
4
Muhamad Faiq
Pekalongan
SLTA
470
5
Akhmad Khaerudin
Pekalongan
SLTA
471
6
Rohadi
Pekalongan
SLTA
472
7
Supriyanto
Pekalongan
SLTA
473
8
Sutrisno
Pekalongan
SLTA
474
9
Nastaein
Batang
SLTA
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
90
No
No.Prov.
Nama
Kabupaten
Pend.
475
10
Tugiyo
Kendal
SLTA
476
11
Slamet Riyadi
Kendal
SLTA
477
12
Sri Sunarwati Triyogi
Kendal
SLTA
478
13
Nur Kholis
Semarang
SLTA
479
14
Sutiyo Amin
Semarang
SLTA
480
15
Yulianto
Semarang
SLTA
481
16
A.E Sri Wahyu Dwi Purwati
Semarang
SLTA
482
17
Dadang Nutri Yudi
Semarang
SLTA
483
18
Ngatimin
Demak
SLTA
484
19
Triyono
Grobogan
SLTA
485
20
Wahid Tohari
Grobogan
SLTA
486
21
Gunari
Grobogan
SLTA
487
22
Sidarta
Grobogan
SLTA
488
23
Chrisna T.D. Nur Ahmad
Banyumas
D3
489
24
Fifi Avanti Sulistyo
Kebumen
S1
490
25
Puput Wirastaningjati
Kebumen
S1
491
26
Ika Yuni Irawati, SP
Temanggung
S1
492
27
Kurnia Paramita Sari
Temanggung
S1
493
28
Wakhidatun Jamaliyah
Purworejo
S1
494
29
Endang Sri Rahayu
Banyumas
S1
495
30
Tetes Prasetyo N
Purbalingga
S1
496
31
Fajar Hajariyah, SP
Purbalingga
S1
497
32
Sri Wartini
Pati
S1
498
33
Supriyadi
Rembang
S1
499
34
Hasthi Triyani
Boyolali
S1
500
35
Djoko Pujiarto
Sukoharjo
S1
501
36
Tri Kartika Dewi
Wonogiri
S1
502
37
Akhmad Buseri, SP
Tegal
S1
503
38
Endah Wahyuni
Tegal
S1
504
39
Ani Fatchudin
Pemalang
S1
505
40
Samsul Arifin
Pekalongan
S1
506
41
Serapina Yuni Hariastuti
Batang
S1
507
42
Dwi Ana Mariani
Kudus
S1
508
43
Loso
Boyolali
S1
509
44
Batin Suyitno
Kebumen
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
SLTA
91
No
No.Prov.
Nama
Kabupaten Kebumen
Pend.
510
45
Sudiro Usodo
511
46
Budi Kristanto
Kebumen
SLTA
512
47
Galih Joko Prakoso
Kebumen
SLTA
513
48
Ali Suheti
Kebumen
SLTA
514
49
Murdiansyah Efendi
Temanggung
SLTA
515
50
Dwi Joko Purnomo
Temanggung
SLTA
516
51
Faizin
Temanggung
SLTA
517
52
Ratna Dewi Daniyanti
Temanggung
SLTA
518
53
Budiyono
Temanggung
SLTA
519
54
Dian Novianti
Temanggung
SLTA
520
55
Ismiyati
Purworejo
SLTA
521
56
Musringah
Purworejo
SLTA
522
57
Sutomo
Purworejo
SLTA
523
58
Edi Nuryanto
Magelang
SLTA
524
59
Muhtarom
Magelang
SLTA
525
60
Darmanto
Magelang
SLTA
526
61
Bagio
Magelang
SLTA
527
62
Tatak Sariawan
Magelang
SLTA
528
63
Nur Ikhsan Hidayat
Magelang
SLTA
529
64
Ardi Maghfuri
Kota Magelang
SLTA
530
65
Amin Pujiyanto
Wonosobo
SLTA
531
66
Arif Fianto
Wonosobo
SLTA
532
67
Yuni Ratno Pambudi
Wonosobo
SLTA
533
68
Tugino
Cilacap
SLTA
534
69
Ahmad Aljam
Cilacap
SLTA
535
70
Somedi
Cilacap
SLTA
536
71
Gino
Banyumas
SLTA
537
72
Kusriyadi
Banyumas
SLTA
538
73
Pudji Suryanto
Purbalingga
SLTA
539
74
Miskandar
Purbalingga
SLTA
540
75
Riyanto
Banjarnegara
SLTA
541
76
Karsono
Pati
SLTA
542
77
Sucipto
Rembang
SLTA
543
78
Siswanto
Rembang
SLTA
544
79
Agus Priyadi
Rembang
SLTA
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
SLTA
92
No
No.Prov.
Nama Agus Supriyo
Kabupaten
Pend.
545
80
Jepara
SLTA
546
81
547
82
Amin Dwi Atmono Hadi
Boyolali
SLTA
Sulastri
Sukoharjo
SLTA
548
83
Sutarno
Sukoharjo
SLTA
549
84
Joko Nurdiansah
Klaten
SLTA
550
85
Moh. Abdul Azis
Klaten
SLTA
551
86
Sasongko
Klaten
SLTA
552
87
Agil Meka Ku Bentar
Klaten
SLTA
553
88
Romdhoni
Klaten
SLTA
554
89
Adi Kurniawan
Klaten
SLTA
555
90
Kisbianto
Klaten
SLTA
556
91
Achmad Sujimin
Klaten
SLTA
557
92
Parja
Klaten
SLTA
558
93
Joko Sarwiji
Wonogiri
SLTA
559
94
Sutarjo
Karanganyar
SLTA
560
95
Nur Naeni
Karanganyar
SLTA
561
96
Supardi
Karanganyar
SLTA
562
97
Sugiman
Karanganyar
SLTA
563
98
Sugeng
Karanganyar
SLTA
564
99
Dodi Suyanto
Sragen
SLTA
565
100
Suparmi Handayani
Sragen
SLTA
566
101
Setyo Apri Surlitaningsih
Sragen
SLTA
567
102
Sunarso
Sragen
SLTA
568
103
Sri Mulyati
Brebes
SLTA
569
104
Yanto
Brebes
SLTA
570
105
Saptono Teguh Widodo
Tegal
SLTA
571
106
Nuridin
Tegal
SLTA
15
D.I. YOGYAKARTA
572
1
Tho'ad Sribiastuti SP
Bantul
SLTA
573
2
Asrowi
Bantul
SLTA
574
3
Mukhlis Wibowo
Bantul
SLTA
575
4
Dwiwo Santoso
Sleman
SLTA
576
5
Dian Suhartaji
Gunung Kidul
SLTA
577
6
Kismadi
Gunung Kidul
SLTA
578
7
Suronto
Gunung Kidul
SLTA
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
93
No
No.Prov.
579
8
Nama Ikhsan Amarudin
Kabupaten
Pend.
Rongkop
SLTA
580
9
Sarno
Gunung Kidul
SLTA
581
10
Suharman
Sleman
SLTA
582
11
Gani Arwanto
Bantul
SLTA
583
12
Rumiyati, S.Si
Bantul
S1
584
13
R. AY. Yoeke Kusumayanti
Sleman
S1
585
14
Alfa Fitri Amalia Hilal, SP
Kota Yogyakarta
S1
586
15
Titik Handayani, SP
Sleman
S1
16
JAWA TIMUR
587
1
Imam Malik
Banyuwangi
SLTA
588 589
2
Abdullalim
Jember
SLTA
3
M. Husni
Bondowoso
SLTA
590
4
Suryanto
Bondowoso
SLTA
591
5
Sukartatik
Bondowoso
SLTA
592
6
Suharyadi
Bondowoso
SLTA
593
7
Murdi
Bangkalan
SLTA
594
8
Mindar
Bangkalan
SLTA
595
9
Mohammad Ridwan
Pamekasan
SLTA
596
10
Sasmito Hadi
Pamekasan
SLTA
597
11
R. Taufik Rahman
Sampang
SLTA
598
12
Doni Nurhidayat Amrullah
Sumenep
SLTA
599
13
Abdur Rahman
Sumenep
SLTA
600
14
Agus Prayitno
Sumenep
SLTA
601
15
Amir Setyo Wahyudi
Lumajang
SLTA
602
16
Enni Susanti
Tulungagung
603
17
Nunik Nurhayati, SP
Ponorogo
S1
604
18
Yunik Puspo Rini, SP
Ponorogo
S1
605
19
Kukuh Nugroho, SP
Ngawi
S1
606
20
Mochammad Mu'zi, SP
Bojonegoro
S1
607
21
Dian Kurniawan, SP
Kota Blitar
S1
608
22
Martina Kurniawati, SP
Kota Blitar
S1
609
23
Christine Siswiana, SP
Kediri
S1
610
24
Abdullah Umar
Pasuruan
S1
611
25
Sri Wahyuni
Malang
S1
612
26
Sunarko, SP
Pasuruan
S1
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
D3
94
No
No.Prov.
Nama
Kabupaten Lumajang
Pend.
613
27
Ika Ratmawati, SP
614
28
Radix Prima, SP
Surabaya
S1
615
29
Ambar Mustikowati, SP
Surabaya
S1
616
30
Indah Sugiastuti, SP
Gresik
S1
617
31
Arief Gunawan, SP
Banyuwangi
S1
618
32
Sasrur Romadhoni, SP
Jember
S1
619
33
Tri Kurniawati Pamungkas, SP
Jember
S1
620
34
Anik Kristanti, SP
Jember
S1
621
35
Dwi Martiningsih, SP
Bondowoso
S1
622
36
Maria Goretti Heriaty, SP
Situbondo
S1
623
37
Hendra Ferdiyanto, SP
Bangkalan
S1
624
38
Siti Yuliani, SP
Bangkalan
S1
625
39
Moh. Husni, SP
Sampang
S1
626
40
Rahayu Jamaratih, SP
Ngawi
S1
627
41
Santoso
Madiun
SLTA
628
42
Saiful Muniri
Madiun
SLTA
629
43
Andik Suprapto
Magetan
SLTA
630
44
Sulistyowati
Magetan
SLTA
631
45
Heni Sunarsih
Magetan
SLTA
632
46
Puji Astutik
Pacitan
SLTA
633
47
Titik Sudarti
Ngawi
SLTA
634
48
Darwati
Ngawi
SLTA
635
49
Sukirman
Lamongan
SLTA
636
50
Munadi
Lamongan
SLTA
637
51
Muji Slamet
Lamongan
SLTA
638
52
Suhadi
Lamongan
SLTA
639
53
Warkhan
Lamongan
SLTA
640
54
Heru Purnomo
Lamongan
SLTA
641
55
Guno Hawi Bowo
Lamongan
SLTA
642
56
Nur Anto
Bojonegoro
SLTA
643
57
Supradi
Bojonegoro
SLTA
644
58
Pujiono
Bojonegoro
SLTA
645
59
Tatik Erminayu
Bojonegoro
SLTA
646
60
Wariman
Bojonegoro
SLTA
647
61
Mursyidi
Tuban
SLTA
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
S1
95
No
No.Prov.
Nama
Kabupaten
Pend.
648
62
Suryadi
Tuban
SLTA
649
63
Yuliana
Tuban
SLTA
650
64
Nizarul Asror
Tuban
SLTA
651
65
Narwito
Blitar
SLTA
652
66
Gugus Sugiarto
Kota Blitar
SLTA
653
67
Sumariyanto
Blitar
SLTA
654
68
Suyanto
Blitar
SLTA
655
69
Hona Prasetyo
Blitar
SLTA
656
70
Muh. Najib Burijal
Tulungagung
SLTA
657
71
Prayitno
Kediri
SLTA
658
72
Kholifah
Kediri
SLTA
659
73
Ahmad Nurbagio
Kediri
SLTA
660
74
Edy Bejo Utomo
Kediri
SLTA
661
75
Wiwit Hermini
Trenggalek
SLTA
662
76
Hari Susanto
Trenggalek
SLTA
663
77
Orbani
Trenggalek
SLTA
664
78
Joko Supriyadi
Nganjuk
SLTA
665
79
Suwaji
Nganjuk
SLTA
666
80
Didik Hermanto
Probolinggo
SLTA
667
81
Syamsul Arifin
Probolinggo
SLTA
668
82
Nanang Erfintana
Pasuruan
SLTA
669
83
Saeran
Pasuruan
SLTA
670
84
Subakir
Pasuruan
SLTA
671
85
Suwanto
Pasuruan
SLTA
672
86
Juwedi
Pasuruan
SLTA
673
87
Imam Sofingi
Pasuruan
SLTA
674
88
M. Imam Mustofa
Pasuruan
SLTA
675
89
M. Jaeni
Lumajang
SLTA
676
90
Bambang Sijono
Lumajang
SLTA
677
91
Suwardi
Lumajang
SLTA
678
92
Mochamad Winarno
Lumajang
SLTA
679
93
Agus Mariyanto
Lumajang
SLTA
680
94
Dwita Prastyo Dewi
Lumajang
SLTA
681
95
Suratun
Lumajang
SLTA
682
96
Totok Herusulistiyo
Lumajang
SLTA
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
96
No
No.Prov.
Nama
Kabupaten
97
Supriadi
684
98
Jainuri
Gresik
SLTA
685
99
Achmad Soche
Gresik
SLTA
686
100
Hariyanto
Gresik
SLTA
687
101
Suparti
Kota Mojokerto
SLTA
688
102
Wartono
Mojokerto
SLTA
689
103
Buari
Jombang
SLTA
690
104
Patmiasih
Jombang
SLTA
105
Sukarmo
Banyuwangi
SLTA
17
NUSA TENGGARA BARAT
691
Sidoarjo
Pend.
683
SLTA
692
1
Baiq Ratih Dian Novita
Mataram
SLTA
693
2
Hurriyah
Mataram
SLTA
694
3
Baharian
Lombok Barat
SLTA
695
4
Lalu Halidi
Lombok Timur
SLTA
696
5
Suprayanti
Lombok Tengah
SLTA
697
6
Toni Sudariyatno
Sumbawa Barat
SLTA
698
7
Hery Setiawan
Sumbawa Barat
SLTA
699
8
Lalu Hadiarta Wiguna
Sumbawa Barat
SLTA
700
9
Ishak Sunandi
Sumbawa
SLTA
701
10
Hirkan
Sumbawa
SLTA
702
11
Salam Wijaya
Dompu
SLTA
703
12
Muhamad Amin, SP
Lombok Timur
S1
704
13
Siti Maemunah, SP
Lombok Timur
S1
705
14
Sulfitriana Baiq
Lombok Timur
S1
706
15
Dinia Ulvina Baiq
Lombok Timur
S1
16
Masoan Kodri
Dompu
S1
707
18
NUSA TENGGARA TIMUR
708
1
Eduardus Abraham
Manggarai
SLTA
709
2
Hubertus Mingga
Manggarai
SLTA
710
3
Bernadus Watu
Manggarai
SLTA
711
4
Arkadius Yakob
Manggarai Barat
SLTA
712
5
Ladis Laus Silher
Manggarai Barat
SLTA
713
6
Kamilus Delelis A. Ngantu
Manggarai Barat
SLTA
714
7
Marianus Konja Pait
Manggarai Barat
SLTA
715
8
Agustinus Tambus
Manggarai Barat
SLTA
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
97
No
No.Prov.
Nama
Manggarai Barat
Pend.
9
717
10
Ahmad Jabur
Manggarai Timur
SLTA
718
11
Kasmir Jalu
Manggarai Timur
SLTA
719
12
Kristoforus Rana
Sumba Barat
SLTA
720
13
Marselus Gabut
Sumba Barat
SLTA
721
14
Maria Taratab, SP
Kupang
722
15
Darni Rambu D Siala, SP
Kupang
S1
723
16
Yeni S. Kana Kadja, SP
Belu
S1
724
17
Andreas Dewa, SP
Nagekeo
S1
725
18
Stefani Mediciani, SP
Manggarai
S1
726
19
Frans Ishak Genggor, SP
Manggarai
S1
727
20
Wem Tauk Tayadi, SP
Manggarai
S1
728
21
Fabianus Waur, SP
Manggarai
729
22
Filomena Ikun
Kupang
730
23
Thomas Yohanis Weu
Kupang
SLTA
731
24
Oktavianus Waja
Kupang
SLTA
732
25
Hermina Uskono
TTU
SLTA
733
26
Oktavianus Naikofi
TTU
SLTA
734
27
Krisantus D Timan
TTU
SLTA
735
28
Marselinus Fua
TTU
SLTA
736
29
Maxsimus Bere Tae
Belu
SLTA
737
30
Antonius Taek Leu
Belu
SLTA
738
31
Maria Gabriela Lelo Hurint
Flores Timur
SLTA
739
32
Ibrahim Syarif
Ngada
SLTA
740
33
Maria Goreti Fono Meo
Manggarai
SLTA
741
34
Conradus Tujang
Manggarai
SLTA
Gaspar Nimus
Manggarai
SLTA
19
Sprianus Sunargun
Kabupaten
716
SLTA
S1
S1 SLTA
KALIMANTAN BARAT
742
1
Muhammad Iskandar
Ketapang
SLTA
743
2
Desi Natalia
Sanggau
SLTA
744
3
Darmadi
Sanggau
SLTA
745
4
Zulkarnaini
Sekadau
SLTA
746
5
Robertus
Sekadau
SLTA
747
6
Rosmawardi
Sintang
SLTA
748
7
Abbaku
Sintang
SLTA
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
98
No
No.Prov.
749
8
Nama Nurdiansyah
Kabupaten Sintang
Pend. SLTA
750
9
Iman
Melawi
SLTA
751
10
Yuniadi
Melawi
SLTA
752
11
Juang
Kapuas Hulu
SLTA
753
12
Beni Ramayanto Eko
Kapuas Hulu
SLTA
754
13
Muhammad Satriadi, SP
Pontianak
755
14
Novita R Hutasoit, SP
Landak
S1
756
15
Rio Pontiano, SP
Bengkayang
S1
757
16
Faisal Luthfi, SP
Sintang
S1
758
17
Uci Priana
Sambas
S1
759
18
Fathurizan, SP
Sambas
S1
760
19
Juniarni
Kota Singkawang
S1
761
20
Muhammad Hidayat, SP
Kayong Utara
762
21
Ngatinah
Pontianak
763
22
Dedi
Pontianak
SLTA
764
23
Marselina
Pontianak
SLTA
765
24
Adrianus Titi
Landak
SLTA
766
25
Ferengki
Landak
SLTA
767
26
Anita
Sambas
SLTA
768
27
Eleven Generi
Sambas
SLTA
769
28
Zero Sepanto
Sambas
SLTA
770
29
Alpian
Sambas
SLTA
771
30
Alyoviandi
Sambas
SLTA
772
31
Rusli
Sambas
SLTA
773
32
Sri Ratnawati
Sambas
SLTA
774
33
Adang
Bengkayang
SLTA
775
34
Leo Haryono
Bengkayang
SLTA
776
35
Zakaria
Ketapang
SLTA
20
S1
S1 SLTA
KALIMANTAN TENGAH
777
1
Setiani
Barito Timur
SLTA
778
2
Meirina Ivanalie
Barito Timur
SLTA
779
3
Sapniati
Barito Timur
SLTA
780
4
Gaberto
Barito Timur
SLTA
781
5
Eti Hanriani
Barito Timur
SLTA
782
6
Joni Herwan
Barito Timur
SLTA
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
99
No
No.Prov.
Nama
Kabupaten
Pend.
783
7
Ayun Yanto K
Barito Timur
784
8
Rekna Wati
Barito Utara
SLTA
785
9
Supardi S
Katingan
SLTA
786
10
Portunafa Merang
Katingan
SLTA
787
11
Toni Julianto
Lamandau
SLTA
788
12
Ernawaty Yuliani
Lamandau
SLTA
789
13
Semiati
Barito Selatan
SLTA
790
14
Elda
Barito Selatan
SLTA
791
15
Aminarni
Seruyan
SLTA
792
16
Indra Maulana
Barito Selatan
SLTA
793
17
Norcahaya
Barito Selatan
SLTA
794
18
Rahmadani
Barito Selatan
SLTA
795
19
Hewilincek. K
Barito Selatan
SLTA
796
20
Ranti
Barito Selatan
SLTA
797
21
Heti Triani, SP
Barito Timur
S1
798
22
Isyana Wahyuni, SP
Barito Timur
S1
799
23
Meldy, SP
Kapuas
S1
800
24
Yulendang, SP
Pulang Pisau
S1
801
25
Eko Purwanto, SP
Pulang Pisau
S1
802
26
Lista Kiwena, SP
Katingan
S1
803
27
Safrida Mariani, SP
Kotawaringin Barat
S1
804
28
Mijianur
Barito Utara
SLTA
805
29
Irawati
Kapuas
SLTA
806
30
Setiadi Dodi
Pulang Pisau
SLTA
807
31
Kurniawan
Gunung Mas
SLTA
808
32
Remi
Gunung Mas
SLTA
809
33
Mega Marlina
Gunung Mas
SLTA
810
34
Ida
Gunung Mas
SLTA
811
35
Philipus Hanjung
Gunung Mas
SLTA
812
36
Dedy Liswan
Kapuas
SLTA
813
37
Hartadi
Kotawaringin Timur
SLTA
814
38
Upik
Kotawaringin Timur
SLTA
815
39
Herman Sogiato
Kotawaringin Timur
SLTA
816
40
M. Taufik
Kotawaringin Timur
SLTA
817
41
Hernimel
Kotawaringin Timur
SLTA
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
SLTA
100
No 818 819
No.Prov. 42 43 21
Nama
Kabupaten
Pend.
Noryanti, SP
Pulang Pisau
S1
Andi Irawan, SP
Kapuas
S1 SLTA
KALIMANTAN SELATAN
820
1
Slamet Riady
Kotabaru
821
2
Rubianto
Kotabaru
SLTA
822
3
Ahmad Gapuri
Kotabaru
SLTA
823
4
Sabar Narima
Tanah Laut
SLTA
824
5
Januar Fahruraji
Tanah Laut
SLTA
825
6
Surianto
Barito Kuala
SLTA
826
7
Fauzan Muslim
Barito Kuala
SLTA
827
8
Romadaniati
Barito Kuala
SLTA
828
9
Reni Sulistiawati
Barito Kuala
SLTA
829
10
Muzianor Halidi
Barito Kuala
SLTA
830
11
Marlena
Barito Kuala
SLTA
831
12
M. Syarwani
Barito Kuala
SLTA
832
13
Surya Rahman
Barito Kuala
SLTA
833
14
Eka Wijayanti
Barito Kuala
SLTA
834
15
Alamsyah
Kotabaru
SLTA
835
16
Dewi, SP
Tapin
836
17
Nurhurriyati, SP
Banjar
S1
837
18
Saibani, SP
Banjarmasin
S1
838
19
Susiyati Hapipi, SP
Tanah Laut
S1
839
20
Rahmadillah, SP
Barito Kuala
S1
840
21
Eny Hastuti, SP
Barito Kuala
S1
841
22
Noor Innayah, SP
Kotabaru
S1
842
23
Kamarnur Khairun Rozikun
Kotabaru
S1
843
24
Jauhar
Tabalong
SLTA
844
25
Sri Wardana
Tabalong
SLTA
845
26
Isnaniah
Tabalong
SLTA
846
27
Mahyanti
Hulu Sungai Utara
SLTA
847
28
Butet Hadijah
Balangan
SLTA
848
29
Gunawan
Balangan
SLTA
849
30
M. Sampurna
Balangan
SLTA
850
31
Aspiani
Hulu Sungai Selatan
SLTA
851
32
Raudah
Tapin
SLTA
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
S1
101
No
No.Prov.
Nama
Kabupaten
Pend.
852
33
Salimi
Tapin
SLTA
853
34
Juhrapi
Tapin
SLTA
854
35
Riduan
Banjar
SLTA
855
36
Rahman Alfaris
Banjar
SLTA
856
37
M. Ripani
Banjar
SLTA
857
38
Akhmad Royani
Banjar
SLTA
22
KALIMANTAN TIMUR
858
1
Tulus Arif W
Kutai Nunukan
SLTA
859
2
Michael Loyak D
Bulungan
SLTA
860
3
Sugiono
Kutai Barat
SLTA
861
4
Filipus Hivung
Kutai Barat
SLTA
862
5
Siti Juraini
Kutai Barat
SLTA
863
6
Tatan Agus
Penajam Paser Utara
SLTA
864
7
Budianto
Penajam Paser Utara
SLTA
865
8
Hadian Hidayat
Penajam Paser Utara
SLTA
866
9
Fatmawati
Penajam Paser Utara
SLTA
867
10
Ramli Ajjulah
Penajam Paser Utara
SLTA
868
11
Romeida
Pasir
SLTA
869
12
Muamar Kadafi
Pasir
SLTA
870
13
Sugiyanta
Pasir
SLTA
871
14
Didi Rianto
Pasir
SLTA
872
15
Nor Halifah
Kutai Kertanegara
S1
873
16
Endah Susilowati,SP
Kota Bontang
S1
874
17
Rudi Firyanto
Nunukan
S1
875
18
Ervina Hayati Dewi
Pasir
S1
876
19
Susilawati
Malinau
S1
877
20
Agus Nadi
Malinau
S1
878
21
Aswita BR Peranginangin,SP
Kota Samarinda
S1
879
22
Giyono
Berau
SLTA
880
23
Dewi Sri Ulan
Kutai Kertanegara
SLTA
881
24
Eko Agus Prayogi
Kutai Kertanegara
SLTA
882
25
Rika Periany
Kutai Kertanegara
SLTA
883
26
Tity Murianti
Kutai Kertanegara
SLTA
884
27
Slamet Riyadi
Kutai Kertanegara
SLTA
885
28
Syahrani
Kutai Kertanegara
SLTA
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
102
No
No.Prov.
Nama
Kabupaten
Pend.
Kutai Kertanegara
SLTA
886
29
Misiyana
887
30
Rudiansyah
Kutai Kertanegara
SLTA
888
31
Joko Santoso
Kutai Kertanegara
SLTA
889
32
Agus Suprapto
Kutai Kertanegara
SLTA
890
33
Muhamad Ridwan
Kutai Kertanegara
SLTA
891
34
Fahrul Rozi
Kutai Kertanegara
SLTA
35
Marsudi
Bulungan
SLTA
892
23
SULAWESI UTARA
893
1
Feyke Raranta
Sitaro
SLTA
894
2
Dwight E. Suatan
Sitaro
SLTA
895
3
Hesty M. Ering
Minahasa
SLTA
896
4
Yennie Senge
Minahasa
SLTA
897
5
Wilhelmina Moningka
Kota Tomohon
SLTA
898
6
Max Berth Pangalila
Minahasa Selatan
SLTA
899
7
Oktafianus Pangkerego
Minahasa Selatan
SLTA
900
8
Meldy Adrie Naray
Minahasa Selatan
SLTA
901
9
George Untu
Minahasa Selatan
SLTA
902
10
Serfie R. Lontoh
Minahasa Selatan
SLTA
903
11
Henrik F. Surentu
Minahasa Selatan
SLTA
904
12
Nuryadin Korompot, SP
Bolaang Mongondow
S1
905
13
Elfiany Meyke Wawo
Minahasa Utara
S1
906
14
Ellen Dauhan, SP
Minahasa Utara
S1
907
15
Ara Arung Padang
Kepulauan Sangihe
S1
908
16
Chrisye F. Salam, SP
Minahasa Tenggara
S1
909
17
Greity Silvana
Minahasa Selatan
S1
910
18
Frollin F.M. Tumurang
Kota Bitung
911
19
Himawan Susanto Gobel
Bolaang Mongondow
SLTA
912
20
Ane Pau Pusungunaung
Kepulauan Talaud
SLTA
913
21
Yos Winowoda
Kepulauan Talaud
SLTA
914
22
Sugirman Tataming
Kepulauan Talaud
SLTA
915
23
Maxi Alexander Kapele
Minahasa Utara
SLTA
916
24
Royke Kainde
Kepulauan Sangihe
SLTA
917
25
Meike M. Arikalang
Minahasa Tenggara
SLTA
918
26
Yerry B. Wawointana
Minahasa Tenggara
SLTA
919
27
Max A. Kondoy
Minahasa Tenggara
SLTA
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
S1
103
No
No.Prov.
Nama
Kabupaten
28
Ferny Rudy Tubo
921
29
Stefi Yunita Rorong
Minahasa
SLTA
922
30
Joanda Eko Takasily
Minahasa
SLTA
923
31
Siska O. Moniung
Minahasa
SLTA
924
32
Teli Y. Sumampow
Minahasa
SLTA
925
33
Berten K. Lengkey
Minahasa
SLTA
24
Minahasa Tenggara
Pend.
920
SLTA
GORONTALO
926
1
Wahyudin Kona
Bone Bolango
SLTA
927
2
Masni Tawaba
Bone Bolango
SLTA
928
3
Rahman Ahyar Harun
Gorontalo Utara
SLTA
929
4
Jamanto
Pohuwato
SLTA
930
5
Yusni Ohihiya
Pohuwato
SLTA
931
6
Elvin Sukri Tangiyo
Pohuwato
SLTA
932
7
Harten Gubali
Pohuwato
SLTA
933
8
Usman Kadulah
Bone Bolango
SLTA
934
9
Marlina Abdul Razak
Bone Bolango
SLTA
935
10
Mirota Ishak, SP
Boalemo
936
11
Nikma Niode
Bone Bolango
S1
937
12
Milawati Lalla, SP
Bone Bolango
S1
938
13
Nancy Kiay, SP
Gorontalo Utara
S1
939
14
Asrin Yusuf
Kota Gorontalo
SLTA
940
15
Rahmat Fahrudin Daud
Gorontalo
SLTA
941
16
Sukirman Ishak
Gorontalo
SLTA
942
17
Salmin Arsyad Haifi
Gorontalo
SLTA
943
18
Voni Amran Adjuba
Gorontalo
SLTA
944
19
Rulmila Hasan
Gorontalo
SLTA
945
20
Siti Ohihiya
Gorontalo
SLTA
946
21
Agus Rumanto
Gorontalo
SLTA
947
22
Ahmad Thamrin
Boalemo
SLTA
948
23
Husain Kilo
Pohuwato
SLTA SLTA
25
S1
SULAWESI TENGAH
949
1
Syafrin Daud
Buol
950
2
Kismanto
Buol
SLTA
951
3
Yuliana
Parigi Moutong
SLTA
952
4
Rusdia L Jauna
Banggai Kepulauan
SLTA
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
104
No
No.Prov.
Nama
Kabupaten
5
Harisman
954
6
Moh. Rasmi
Tolitoli
SLTA
955
7
I Ketut Suriadnyana
Tolitoli
SLTA
956
8
Fadlin
Tolitoli
SLTA
957
9
Samsudin Lakaseng
Tolitoli
SLTA
958
10
Suharyono
Tolitoli
SLTA
959
11
Nahar
Buol
SLTA
960
12
Susanti, SP
Buol
S1
961
13
Nuraida, SP
Donggala
S1
962
14
Irwansyah, SP
Parigi Moutong
S1
963
15
Rustam, SP
Morowali
S1
964
16
Eko Pudjianto, SP
Banggai
S1
965
17
Nur Masita Ismail, SP
Banggai Kepulauan
S1
966
18
Iswahyudhi, SP
Buol
S1
967
19
Kalbus, SP
Tolitoli
968
20
Alamsyah
Donggala
SLTA
969
21
Irmayanti
Donggala
SLTA
970
22
Niswati, S.Pi
Donggala
971
23
Iyus Rustandi
Parigi Moutong
SLTA
972
24
Zaenab
Parigi Moutong
SLTA
973
25
Mardiyono
Poso
SLTA
974
26
Alamsah
Poso
SLTA
975
27
Osmar
Poso
SLTA
976
28
Alfaisal
Morowali
SLTA
977
29
Adverman U Poto
Morowali
SLTA
978
30
Sadiran
Tojo Unauna
SLTA
979
31
Suyuti Harun
Tojo Unauna
SLTA
980
32
Hasman Amuat
Banggai
SLTA
981
33
Ansar
Banggai Kepulauan
SLTA
982
34
Dija B Pudjomo
Banggai Kepulauan
SLTA
Konawe Selatan
SLTA
26
Tolitoli
Pend.
953
SLTA
S1
S1
SULAWESI TENGGARA
983
1
Hermawan
984
2
Jasmidin
Konawe Selatan
SLTA
985
3
Rison Pattimuryanto Djamin
Konawe Selatan
SLTA
986
4
Dirman
Kolaka
SLTA
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
105
No
No.Prov.
Nama
Kabupaten
Pend.
987
5
Mashuddin Mas
Kolaka Utara
SLTA
988
6
Mohamad Risal
Kolaka Utara
SLTA
989
7
Nyoman Wiranata
Kolaka Utara
SLTA
990
8
Alamzah
Bombana
SLTA
991
9
Amiruddin
Bombana
SLTA
992
10
Ridwan
Bombana
SLTA
993
11
Sukidi
Bombana
SLTA
994
12
Astamil
Buton
SLTA
995
13
Suyanto
Buton
SLTA
996
14
La Ode Asiabu
Muna
SLTA
997
15
Wawan S. Anshary, SP
Konawe
998
16
Sabariangkari
Muna
SLTA
S1
999
17
Wa Ode Sitti Amina
Muna
SLTA
1000
18
Wayan Subagia
Konawe
SLTA
1001
19
Anas Triyanto
Konawe
S1
1002
20
Muliatin B.
Konawe
S1
1003
21
Suci Ayu Prima Ningsih
Konawe
S1
1004
22
Ilham Modding
Konawe Selatan
SLTA
1005
23
Senopra Pondobu
Konawe Selatan
S1
1006
24
Barnabas, SP
Kolaka
S1
1007
25
Sanri, SP
Kolaka
S1
1008
26
La Ode Hanasir, SP
Buton
1009
27
Hartato P
Kota Kendari
SLTA
1010
28
Asripin Liambo
Konawe
SLTA
1011
29
Asnaningsi
Konawe
SLTA
1012
30
Dwi Kristyantono
Konawe
SLTA
1013
31
Fatriyono
Konawe
SLTA
1014
32
I Ketut Tamayasa
Konawe
SLTA
1015
33
Jufri
Konawe
SLTA
1016
34
Ketut Marayasa
Konawe
SLTA
1017
35
Rerep Dian Dwi S
Konawe
SLTA
1018
36
Sudirman
Konawe
SLTA
1019
37
Sotyawaningsih
Konawe
SLTA
1020
38
Sulfigar
Konawe
SLTA
1021
39
Tin
Konawe
SLTA
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
S1
106
No
No.Prov.
Nama
1022
40
Dwi Suyatno
1023
41
1024
42 27
Kabupaten
Pend.
Konawe Selatan
SLTA
Hasrun Dayan
Konawe Selatan
SLTA
Milla Hasma Jelli N, SP
Konawe
S1
SULAWESI SELATAN
1025
1
Sitti Hartati Said
Wajo
SLTA
1026
2
Andi Iskandaria
Wajo
SLTA
1027
3
Ramlah
Maros
SLTA
1028
4
Sukriadi
Maros
SLTA
1029
5
Maswah
Maros
SLTA
1030
6
Irmawati BT Pide
Pangkep
SLTA
1031
7
Sitti Saenab Binti Mustar
Pangkep
SLTA
1032
8
Asriana S.
Gowa
SLTA
1033
9
Herman
Gowa
SLTA
1034
10
Marwan
Gowa
SLTA
1035
11
Abdul Rahman
Gowa
SLTA
1036
12
Tajuddin
Takalar
SLTA
1037
13
Fausia Alamsyah
Takalar
SLTA
1038
14
Deya Raja
Bantaeng
SLTA
1039
15
Nurwati
Bantaeng
SLTA
1040
16
Murniati
Bone
SLTA
1041
17
Ahmad Bin Kaseng
Bone
SLTA
1042
18
Bahrum A. Rasyide
Bone
SLTA
1043
19
Ahmady
Bone
SLTA
1044
20
Idhan Halide
Soppeng
SLTA
1045
21
Supardi
Soppeng
SLTA
1046
22
Misbahuddin
Wajo
SLTA
1047
23
Andi Pikat Zulfikar
Wajo
SLTA
1048
24
Muh Aidil Haiyah
Luwu
SLTA
1049
25
Mattan Langden Sura
Tator
SLTA
1050
26
Evi Sahrani, SP
Bulukumba
S1
1051
27
Nur Estiati, SP
Sinjai
S1
1052
28
Awaluddin, SP
Bone
S1
1053
29
Ashar Rappe, SP
Bone
S1
1054
30
Suhermin, SP
Wajo
S1
1055
31
Asri, SP
Luwu
S1
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
107
No
No.Prov.
Nama
Kabupaten
Pend.
1056
32
Nurbaeti, SP
Luwu
S1
1057
33
Faridah Faisal, SP
Maros
S1
1058
34
Sitti Nursiah, SP
Maros
S1
1059
35
Rahmawati Mansyur, SP
Maros
S1
1060
36
Rusmin Djamir, SP
Palopo
S1
1061
37
Suriati, SP
Luwu Utara
S1
1062
38
Amriani Ahmad, SP
Luwu Utara
S1
1063
39
Salmiah, SP
Luwu Timur
S1
1064
40
Paradillah Ilyas Mattola, SP
Luwu Timur
S1
1065
41
Astiningsih, SP
Pinrang
S1
1066
42
Amaliah, SP
Sidrap
S1
1067
43
Eli Surya Ibrahim, SP
Sidrap
S1
1068
44
Nurasiah Djaenuddin, SP
Pare-Pare
S1
1069
45
Rasdianah, SP
Barru
S1
1070
46
Nasrullah
Maros
SLTA
1071
47
Imbar Jaya
Gowa
SLTA
1072
48
Munir
Gowa
SLTA
1073
49
Muh. Anas
Jeneponto
SLTA
1074
50
Abdul Rizal
Jeneponto
SLTA
1075
51
Ilyas
Jeneponto
SLTA
1076
52
Hamzah
Jeneponto
SLTA
1077
53
Salamuddin
Selayar
SLTA
1078
54
Baucaya
Bulukumba
SLTA
1079
55
Khaerunnizah
Sinjai
SLTA
1080
56
Suardi Hasanuddin
Sinjai
SLTA
1081
57
Guntur Barding
Luwu Utara
SLTA
1082
58
Martinus Tangke Alla
Luwu Utara
SLTA
1083
59
Aminuddin Ambo Tang
Luwu Utara
SLTA
1084
60
Muh. Ridwan
Luwu Timur
SLTA
1085
61
Firman
Luwu Timur
SLTA
1086
62
Zet Andi Lopang
Tator
SLTA
1087
63
Yohanes Parangan
Tator
SLTA
1088
64
Yulianti Tangguling
Tator
SLTA
1089
65
Andarias Palalangan
Tator
SLTA
1090
66
Azer Rupa Patulak
Tator
SLTA
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
108
No
No.Prov.
Nama
Kabupaten
67
Sabina Tandiayarang
1092
68
Hamka
Enkareng
SLTA
1093
69
M. Rais
Enkareng
SLTA
70
Suarti
Enkareng
SLTA
1094
28
Tator
Pend.
1091
SLTA
SULAWESI BARAT
1095
1
Yohanis
Mamasa
SLTA
1096
2
Basyaruddin, SE
Mamasa
SLTA
1097
3
Serlina
Mamasa
SLTA
1098
4
Rasman
Polewali Mandar
SLTA
1099
5
Irsyadi
Polewali Mandar
SLTA
1100
6
Hasan
Polewali Mandar
SLTA
1101
7
Ramsi
Polewali Mandar
SLTA
1102
8
Muslimin
Polewali Mandar
SLTA
1103
9
Sudirman, SP
Majene
S1
1104
10
Anwar, Ir.
Mamuju
S1
1105
11
Yonatan Tunggal Dinata, SP
Polewali Mandar
S1
1106
12
Alfian Kayatu, SP
Polewali Mandar
S1
1107
13
Agustinus, SP
Mamasa
S1
1108
14
Muh. Ali Akbar
Majene
SLTA
1109
15
Sarminah
Majene
SLTA
1110
16
Yusrah
Majene
SLTA
1111
17
Mursalim
Mamuju
SLTA
1112
18
Thomas T
Mamuju
SLTA
1113
19
Harlina
Mamuju
SLTA
1114
20
Monica Sanda
Mamuju
SLTA
1115
21
Jumuriah
Polewali Mandar
SLTA
1116
22
Masdin
Polewali Mandar
SLTA
1117
23
Muhammad Daud
Polewali Mandar
SLTA
24
Irwan
Polewali Mandar
SLTA
1118
29
MALUKU
1119
1
Mohamad Soleh
Buru
SLTA
1120
2
Katerina Sadubun
Maluku Tenggara
SLTA
1121
3
Imelda Yesayas
Maluku Tenggara
SLTA
1122
4
Pransina Sitania
Maluku Tenggara
SLTA
1123
5
Eddy Harry Resley
Maluku Tenggara
SLTA
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
109
No
No.Prov.
Nama
Kabupaten
Pend.
1124
6
Jhoni Salenussa
Kepulauan Aru
SLTA
1125
7
Ouldfy Maatita
Kepulauan Aru
SLTA
1126
8
Achmad Alim Tomu
Seram Bagian Timur
SLTA SLTA
1127
9
Syamad Talaohu
Seram Bagian Timur
1128
10
Herisye Purimahua, SP
Maluku Tengah
S1
1129
11
La Usman, SP
Buru
S1
1130
12
Arther Kainama, SP
MTB
S1
1131
13
Yolanda Y. Takarbessy, SP
Maluku Tenggara
S1
1132
14
Mahwa Tuasikal, SP
Seram Bagian Timur
1133
15
Erfina Mikael
Kota Ambon
1134
16
Gritha A. Pelaury
Kota Ambon
SLTA
1135
17
Mesak Lompira
Maluku Tengah
SLTA
1136
18
Nelma Junita Cie
Maluku Tengah
SLTA
1137
19
Pieter Andaris Waas
Maluku Tengah
SLTA
1138
20
Halijah Buton
Buru
SLTA
1139
21
Vivian Rosida Abidin
Buru
SLTA
1140
22
Wa Windi
Buru
SLTA
1141
23
Agustina Y. Sipahelut
Buru
SLTA
1142
24
Jehuzua Manusama
MTB
SLTA
1143
25
Yustinus Kolelsy
MTB
SLTA
1144
26
Janeman F. Leitmenu
MTB
SLTA
1145
27
Telma Rumahpasal
MTB
SLTA
1146
28
Stephani Wattimena
MTB
SLTA
30
S1 SLTA
MALUKU UTARA
1147
1
Humah Sumiati
Halmahera Utara
SLTA
1148
2
Tukimin
Halmahera Timur
SLTA
1149
3
Yahya Ahmad Kahar
Halmahera Tengah
SLTA
1150
4
Harun Umsohi
Halmahera Tengah
SLTA
1151
5
Umra Muhamad Nur
Halmahera Selatan
SLTA
1152
6
Arsad Hasim
Halmahera Selatan
SLTA
1153
7
Halima Caba
Halmahera Selatan
SLTA
1154
8
Yunardi Maujud
Halmahera Selatan
SLTA
1155
9
Faisal Gaus
Kepulauan Sula
SLTA
1156
10
Sukardi Yamin
Kota Tidore Kepulauan
SLTA
1157
11
Maryam Hadad
Kota Tidore Kepulauan
SLTA
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
110
No
No.Prov.
Nama
Kabupaten
12
Sudarni Mochtar
1159
13
Jeisli Forcen
Halmahera Utara
SLTA
1160
14
Ilham Ashar Junaidi
Halmahera Tengah
SLTA
1161
15
Totong Siswanto, SP
Halmahera Timur
S1
1162
16
Kurniati Muhammad, SP
Kepulauan Sula
S1
1163
17
Muhammad Sirwan Nuzul, SP
Kepulauan Sula
S1
1164
18
Ruhaen Ishak, SP
Kota Ternate
S1
1165
19
Musliadin
Halmahera Utara
D4
1166
20
Nurul Huda Sialana, SP
Kepulauan Sula
S1
1167
21
Mukti Bakar
Halmahera Utara
SLTA
1168
22
Ratmi Jumlan
Halmahera Utara
SLTA
1169
23
Jaelani Darwis
Halmahera Utara
SLTA
1170
24
Suraya Kamis
Halmahera Utara
SLTA
1171
25
Lispa Muhammad Ali
Halmahera Utara
SLTA
1172
26
Saena Kaimudin
Halmahera Barat
SLTA
1173
27
Yefta Boky
Halmahera Barat
SLTA
1174
28
Mirna Marajabessy
Halmahera Barat
SLTA
1175
29
Suryani Usman
Halmahera Barat
SLTA
1176
30
Matkolik
Halmahera Timur
SLTA
Merauke
SLTA
31
Kota Ternate
Pend.
1158
SLTA
PAPUA
1177
1
Rusnadi
1178
2
Bambang Trisno
Merauke
SLTA
1179
3
Adrianus M. Rahalus
Merauke
SLTA
1180
4
Riyanto
Merauke
SLTA
1181
5
Suhartono
Merauke
SLTA
1182
6
Assa Samuel Yafoas
Merauke
SLTA
1183
7
Agus Budiyono
Mimika
SLTA
1184
8
Urbanus Wopari
Waropen
SLTA
1185
9
Welhemus Waramori
Waropen
SLTA
1186
10
Nursia
Yapen
SLTA
1187
11
Rita Piter Sapang
Yapen
SLTA
1188
12
S. Genggambutop
Yapen
SLTA
1189
13
Marice Sintia Anoga
Yapen
SLTA
1190
14
Tonchi I. Numberi
Nabire
SLTA
1191
15
Kristian M Wanma
Sarmi
D3
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
111
No
No.Prov.
Nama
1192
16
Aprillia Uruwaya
1193
17
1194
18
1195 1196
Kabupaten
Pend.
Mimika
D3
Florida Imelda Walli
Merauke
D3
Franky Yilianto Lumoindong, SP
Jayapura
S1
19
Melkias Joumilena, SP
Jayapura
S1
20
Victor Bernhard Lauterboom SP
Jayapura
S1
1197
21
Fredrik Hendrik Kwasuna, SP
Sarmi
S1
1198
22
La Ode Muh Fatahudin, SP
Nabire
S1
1199
23
Ottow Benhur Torobi
Merauke
S1
1200
24
Bambang Rubianto
Jayapura
SLTA
1201
25
Karolina N Worembay
Jayapura
SLTA
1202
26
Yohannes Bosco Wefma
Jayapura
SLTA
1203
27
Kaleb Karububa
Jayapura
SLTA
1204
28
Thomas Kaleb Demotek
Jayapura
SLTA
1205
29
Yeimia Bonan
Jayapura
SLTA
1206
30
Karel Kakkung
Jayapura
SLTA
1207
31
Yatin Bato Rinding
Jayapura
SLTA
1208
32
Yustriani Elvkidmunu
Jayapura
SLTA
1209
33
Salmon Pepuho
Jayapura
SLTA
1210
34
Marthen Worembay
Jayapura
SLTA
1211
35
Ruth Tresya Yoku
Jayapura
SLTA
1212
36
Loth Kreithof Wally
Jayapura
SLTA
37
Frengki J Suruan
Jayawijaya
SLTA
1213
32
PAPUA BARAT
1214
1
Ujiwanti Rahayu
Manokwari
SLTA
1215
2
Fransina S Tamaella
Sorong
SLTA
1216
3
Yustinus Kalagilit
Sorong
SLTA
1217
4
Konstantina Angganita Kaiwai
Sorong
SLTA
1218
5
Masrurah
Sorong
SLTA
1219
6
Sutrisno
Sorong
SLTA
1220
7
Anik Wijiati
Sorong
SLTA
1221
8
Supiyati
Sorong
SLTA
1222
9
Munawi
Sorong
SLTA
1223
10
Winarto
Sorong
SLTA
1224
11
Wasini Arianingsih
Sorong
SLTA
1225
12
Yustinus Letsoin
Fak Fak Boberai SP.3,4
SLTA
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
112
No
No.Prov.
Nama
Kabupaten
Pend.
PAPUA BARAT 1226
13
Petrus Duma
Sorong
1227
14
Susance Klagison
Manokwari
SLTA
1228
15
Supriyanto, SP
Teluk Bintuni
1229
16
Wenand Kofarit
Sorong
SLTA
1230
17
Muji Haryati
Sorong
S1
1231
18
Thamsir
Sorong Selatan
S1
1232
19
Nuraida Sanusi, SP
Sorong
S1
1233
20
Imelda Ivone Susan Rustan. SP
Manokwari
S1
1234
21
Juliana Elvira Ruth T
Manokwari
SLTA
1235
22
Bastian Sidik
Manokwari
SLTA
1236
23
Riadi
Manokwari
SLTA
1237
24
Agus Muid
Manokwari
SLTA
1238
25
Simon Mozes Ralahalu
Manokwari
SLTA
1239
26
Yustian Duwiri
Manokwari
SLTA
1240
27
Vonny Mariana Keda
Manokwari
SLTA
1241
28
Yohanes Ngaza
Manokwari
SLTA
1242
29
Sujarman
Manokwari
SLTA
1243
30
Dessi
Manokwari
SLTA
1244
31
Minarno
Teluk Bintuni
SLTA
1245
32
Agustinus Randa
Teluk Bintuni
SLTA
1246
33
Waginah
Sorong
SLTA
1247
34
Wasini Arianingsih
Sorong
SLTA
1248
35
Albertina Bleskadit
Sorong
SLTA
1249
36
Kristina Baru
Sorong
SLTA
S1 S1
Keterangan : Honor dan BOP mulai bulan Maret s/d Desember 2010.
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
113
Lampiran 3. Daftar Nama-Nama Petugas POPT-PHP Honorer No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Nama Wahyu Riadi Anca Saputra Aftalion Syarif Hendri Susanto Sulis Sujianto Sunarto Ismi Oktaveni Erliyendiah Hamzah Nusarman Pinhardi Phidiar Supawan Nopsi Mirianto Yepranadi Yanilkajaya, SP Nurdiana Hardi Oktarino, SP Hudaiwi Khairul Sagaland Tri Kardiansyah Didi Arifudin Eman L Hakim Kosid Lili Sunarto Wildan Hakim, SP. Tina Herlina, Amd Ahim Iin Kusniawati Abubakar Arsyad, SP Joni Nardi*) Muh. Priyo Handoko*) Sulistiawati Fauzi, SP Firman Hadi Indriani Farida
Pendidikan SLTA SLTA SLTA SPMA SPMA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
Kabupaten Batang Hari Sarolangon Muara Jambi Lahat Ogan Komering Ilir Musi Rawas Kepahiang Rejang Lebong Lebong Seluma Kaur Kaur Seluma Seluma Lampung Tengah Tanggamus Tanggamus Lampung Selatan Tangerang Tangerang Cilegon Lebak Pandeglang Serang Serang Cilegon Serang Pandeglang Cilegon Cilegon Sampang Malang Mataram Mataram Kubu Raya 114
No. 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58
Nama Yupita, S. Hut Theodora Yanti Dwi Aryati Hafidz Anshari Lanni Ielda Kessek SP Peggy A. Lontoh, SP Connie Pojoh, SP Fritiyani Makmur .SP Sri Endang Badu, SP Idham Halid Bahrun A. Rasyid Anto Susanto Nisa Hapsari Adriani R. Paembonan Firman Alwi Irwan Tahira Juniarti Muksin Anwar Yonas Sumanto
Pendidikan SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SPMA
Kabupaten Kubu Raya Sambas Sambas Tanah Laut Kota Manado Kota Bitung Kota Tomohon Gorontalo Gorontalo Soppeng Sindrap Mamuju Mamuju Mamuju Mamuju Mamuju Mamuju Mamuju Mamuju Mamuju Mamuju Mamuju Seram Bagian Timur
Keterangan : *) Honor dan BOP mulai bulan Januari s/d Desember 2010.
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
115
Lampiran 4. RENCANA SEBARAN LOKASI PELAKSANAAN SLPHT TAHUN 2010 No 1
Provinsi Pemerintah Aceh
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
2
Sumatera Utara
Kabupaten/Kota Aceh Singkil Aceh Tengah Aceh Jaya Aceh Utara Pidie Pidie Jaya Bireun Aceh Selatan Aceh Barat Daya Nagan Raya Simeuleu Gayo Lues Aceh Tenggara Aceh Timur Aceh Barat Aceh Besar Aceh Tamiang Bener Meriah Kota Banda Aceh Kota Sabang
Padi Jagung Kedelai P.Hibrd Jumlah 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0
21 KotaLhokseumawe 22 Kota Langsa 23 Samadua Jumlah 1 Asahan 2 Dairi 3 Deli Serdang 4 Tanah Karo 5 Labuhan Batu 6 Langkat 7 Tapanuli Utara 8 Tapanuli Selatan
0 0 0 4 1 0 1 0 1 0 1 1
0 0 0 2 0 1 1 2 0 1 0 0
0 0 0 4 1 0 1 0 0 0 0 0
0 0 0 2 1 0 0 0 0 1 0 1
0 0 0 12 3 1 3 2 1 2 1 2
9 Simalungun 10 Tapanuli Tengah 11 Mandailing Natal
0 1 0
2 0 0
1 0 0
0 0 0
3 1 0
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
116
No 2
3
Provinsi Sumatera Utara
Sumatera Barat
Kabupaten/Kota 12 Nias 13 Toba Samosir
Padi Jagung Kedelai P.Hibrd Jumlah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nias Selatan Pakpak Barat Humbahas Samosir Serdang Berdagai Kota Medan Kota P. Siantar Kota Sibolga Kota Tanjung Balai Kota Binjai Kota Tebing Tinggi Kt. P. Sidempuan
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jumlah Pasaman Barat Pasaman Solok Selatan Sawahlunto Sijunjung Pesisir Selatan Padang Pariaman Solok Tanah Datar Agam Lima Puluh Kota Kep. Mentawai
6 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0
7 2 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0
19 3 1 1 1 0 2 1 2 1 1 0 0
Dharmasraya Kota Padang Kota Solok Kota Sawahlunto Kota P. Panjang Kota Bukittinggi Kota Payakumbuh Kota Pariaman Jumlah
0 0 0 0 0 0 0 0 7
0 0 0 0 0 0 0 0 4
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 2
0 0 0 0 0 0 0 0 13
13 14 15 16 17 18 19 20
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
117
No 4
Provinsi Riau
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
5
Jambi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
6
Sumatera Selatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kabupaten/Kota Indragiri Hulu Pelalawan Kampar Rokan Hulu Bengkalis Rokan Hilir Indragiri Hilir Siak Kuantan Singingi Kota Pekanbaru Kota Dumai Jumlah Merangin Sarolangun Batang Hari Tanjab. Barat Tanjab Timur Tebo Bungo Muaro Jambi Kerinci Kota Jambi Jumlah Ogan Komering Ilir Muara Enim Musi Rawas Musi Banyuasin Banyuasin Lahat OKU Oku Timur Oku Selatan Ogan Ilir Kota Palembang Kota Pagar alam Kota Lbk. Linggau Kota Pramubulih Jumlah
Padi Jagung Kedelai P.Hibrd Jumlah 1 0 0 1 2 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 1 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 2 1 0 1 1 3 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 2 2 9 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 2 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 2 2 2 11
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
118
No 7
Provinsi Bengkulu
Kabupaten/Kota 1 Bengkulu Utara 2 Muko - Muko 3 4 5 6 7 8 9
8
Lampung
Rejang Lebong Bengkulu Selatan Seluma Kaur Lebong Kepahiang Kota Bengkulu Jumlah Lampung Tengah Lampung Selatan Lampung Timur Tulang Bawang
1 1 0 0 1 0 0 5 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0
1 1 0 0 1 0 0 5 2 2 2 1
Tanggamus Pesawaran Lampung Utara Lampung Barat Way Kanan Kota B. Lampung Kota Metro Jumlah Bangka Belitung Bangka Selatan Belitong Tengah Belitong Barat
1 1 1 1 0 0 0 4 1 1 1 0 0
0 0 0 0 1 0 0 6 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 3 0 0 0 0 0
1 1 1 2 1 0 0 13 1 1 1 0 0
6 Belitong Timur 7 Kota Pgkl. Pinang Jumlah 1 Bogor 2 Sukabumi 3 Cianjur 4 Garut 5 Tasikmalaya 6 Ciamis
1 0 4 1 1 2 1 1 0
0 0 0 0 1 1 2 1 1
0 0 0 0 0 1 1 0 1
0 0 0 0 0 0 0 1 0
1 0 4 1 2 4 4 3 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
9
10
Bangka Belitung
Jawa Barat
Padi Jagung Kedelai P.Hibrd Jumlah 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1
1 2 3 4 5
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
119
No 10
11
Provinsi Jawa Barat
Jawa Tengah
Kabupaten/Kota 7 Purwakarta 8 Sumedang 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Bandung Majalengka Subang Indramayu Cirebon Karawang Kuningan Bekasi Bandung Barat Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung
21 22 23 24 25 26
Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Jumlah Cilacap Banyumas Kebumen Purworejo Magelang Klaten
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Wonogiri Karanganyar Sragen Purbalingga Banjarnegara Temanggung Boyolali Grobogan Kendal
Padi Jagung Kedelai P.Hibrd Jumlah 0 1 0 0 1 0 2 0 0 2 0 0 2 0 1 2 1 0 0 0 0 0
1 2 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1
1 3 4 0 2 2 2 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 12 1 1 1 1 1 0
0 0 0 0 0 0 14 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 6 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 35 1 2 1 1 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 1
2 0 1 1 2 1 1 2 0
1 0 0 0 0 0 0 1 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0
3 1 1 1 2 1 1 3 1
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
120
No 11
Provinsi Jawa Tengah
Kabupaten/Kota 16 Pati 17 Wonosobo 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Sukoharjo Blora Rembang Kudus Jepara Demak Semarang Batang Pekalongan Pemalang Tegal Brebes
30 31 32 33 34 35
Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Jumlah Bantul Gunung Kidul Kulon Progo Sleman Kota Yogyakarta Jumlah
12
D.I . Yogyakarta
1 2 3 4 5
13
Jawa Timur
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ponorogo Pacitan Tulungagung Blitar Malang Lumajang Jember Banyuwangi Bojonegoro
Padi Jagung Kedelai P.Hibrd Jumlah 1 0 1 1 3 0 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0
0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0
1 2 1 0 0 0 1 1 1 2 1 0
0 0 0 0 0 0 10 2 2 2 2 0 8
0 0 0 0 0 0 16 0 0 0 2 0 2
0 0 0 0 0 0 3 1 1 0 0 0 2
0 0 0 0 0 0 6 1 1 0 0 0 2
0 0 0 0 0 0 35 4 4 2 4 0 14
1 1 1 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 1 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 1 1 1 1 0 1 1 2
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
121
No 13
14
Provinsi Jawa Timur
Banten
Kabupaten/Kota 10 Bondowoso 11 Situbondo 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Probolinggo Nganjuk Tuban Lamongan Treggalek Kediri Pasuruan Sidoarjo Mojokerto Jombang Madiun Magetan
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Ngawi Gresik Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kota Kediri Kota Blitar Kota Malang Kota Probolinggo Kota Pasuruan Kota Mojokerto Kota Madiun Kota Surabaya Kota Batu Jumlah Lebak Pandeglang Serang Tangerang Kota Tangerang Kota Cilegon Jumlah
1 2 3 4 5 6
Padi Jagung Kedelai P.Hibrd Jumlah 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
1 0 0 2 0 0 0 0 1 0 2 0
2 0 1 4 1 0 1 1 2 2 3 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 1 0 1 1 0 1 4
0 0 1 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 0 1 1 0 0 0 2
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 1 1 0 0 0 0 2
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 1 1 0 0 0 0 2
0 0 1 4 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 37 3 3 2 1 0 1 10
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
122
No 15
Provinsi Bali
16
Nusa Tenggara Barat
1 2 3 4 5 6 7 8 9
17
Nusa Tenggara Timur
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kabupaten/Kota Jembrana Klungkung Tabanan Badung Bangli Gianyar Karangasem Buleleng Kota Denpasar Kubu Tambahan Jumlah Lombok Barat Lombok Tengah Lombok Timur Sumbawa Bima Dompu Sumbawa Barat Kota mataram Kota Bima Jumlah Sumba Barat Sumba Timur Kupang Ngada Manggarai Rote Ndao Manggarai Barat Timor T.Selatan Timor T.Utara Belu Alor Flores Timur Sikka Ende Lembata Kota Kupang Nagekeo
Padi Jagung Kedelai P.Hibrd Jumlah 0 0 0 1 1 1 1 0 0 2 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 2 1 1 0 0 2 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 2 0 2 11 1 0 0 0 1 1 0 0 1 2 0 2 0 0 2 0 1 0 0 1 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 1 2 9 2 0 0 0 2 1 1 0 0 2 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
123
No 17
Provinsi Nusa Tenggara Timur
18
Kalimantan Barat
19
Kalimantan Tengah
20
Kalimantan Selatan
Kabupaten/Kota 18 Manggarai Timur 19 Sumba Tengah 20 Sumba Barat D. Jumlah 1 Sambas 2 Bengkayang 3 Landak 4 Pontianak 5 Sanggau 6 Ketapang 7 Sintang 8 Melawi 9 Kapuas Hulu 10 Sekadau 11 Kota Pontianak 12 Kota Singkawang 13 Kayong Utara 14 Kubu Raya Jumlah 1 Kotawa. Barat 2 Lamandau 3 Kotawrngn Timur 4 Katingan 5 Kapuas 6 Pulang Pisau 7 Barito Utara 8 Murung Raya 9 Barito Selatan 10 Seruyan 11 Sukamara 12 Gunung Mas 13 Barito Timur 14 Kota P.Raya Jumlah 1 Tanah Laut 2 Kota Baru 3 Banjar 4 Barito Kuala
Padi Jagung Kedelai P.Hibrd Jumlah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 2 0 2 10 1 0 0 0 1 0 2 0 0 2 0 0 0 1 1 0 2 0 1 3 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 5 0 2 12 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 3 0 6 0 1 0 0 1 0 1 1 0 2 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
124
No 20
Provinsi Kalimantan Selatan
21
Kalimantan Timur
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
22
Sulawesi Utara
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
5 6 7 8 9 10 11 12 13
Kabupaten/Kota Tapin H.Sungai Tengah H.Sungai Utara Tabalong Tanah Bumbu Balangan H.Sungai Selatan K. Banjarmasin Kota Banjarbaru Jumlah Pasir Kutai Barat KutaiKertanegara Kutai Timur Berau Malinau Bulungan Nunukan Penaj Pasir Utara Kota Balikpapan Kota Samarinda Kota Tarakan Kota Bontang Jumlah Bol. Mangondow Minahasa MinahasaSelatan Minahasa Utara Sangihe Talaud Kep. Talaud Kota Menado Kota Bitung Kota Tomohon Kota Mobagu MinahasaTenggara Bolmong Utara Bintauna Utara Jumlah
Padi Jagung Kedelai P.Hibrd Jumlah 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 2 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 3 2 2 11 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 1 0 1 8 1 1 0 1 3 1 1 0 0 2 1 1 0 0 2 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 4 0 2 9
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
125
No 23
Provinsi Sulawesi Tengah
24
Sulawesi Selatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
25
Sulawesi Tenggara
1 2 3 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kabupaten/Kota Banggai Morowali Donggala Parigi Moutong Buol Poso Toli-Toli Banggai Kepulauan Tojo Una-Una Kota Palu Sigi Jumlah Jeneponto Takalar Gowa Pangkajene Kep. Bone Wajo Bulukumba Bantaeng Enrekang Tana Toraja Luwu Luwu Timur Luwu Utara Selayar Sinjai Maros Barru Soppeng Siden.Rappang Pinrang Kodya Makassar Jumlah Buton Muna Konawe Kolaka
Padi Jagung Kedelai P.Hibrd Jumlah 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 2 0 2 9 0 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 2 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 6 4 3 3 16 0 0 0 0 0 0 2 0 0 2 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
126
No 25
Provinsi Sulawesi Tenggara
26
Gorontalo
1 2 3 4 5 6
27
Sulawesi Barat
1 2 3 4 5
28
Maluku
1 2 3 4 5 6 7 8
29
Maluku Utara
1 2 3 4 5 6 7 8
5 6 7 8 9 10
Kabupaten/Kota Konawe Selatan Bombana Wakatobe Kolaka Utara Kota Kendari Kota Bau-Bau Jumlah Boalemo Gorontalo Pohuwato Gorontalo Utara Bone Bolango Kota Gorontalo Jumlah Polewali Mandar Mamasa Majene Mamuju Mamuju Utara Jumlah Maluku Tengah Maluku T. Barat Buru Seram Bag Barat Seram Bag Timur Maluku Tenggara Kep. Aru Kota Ambon Jumlah Halmah.Tengah Halmah. Selatan Halmahera Utara Kepulauan Sula Halmahera Barat Kota Tidore Halmahera Timur Kota Ternate Jumlah
Padi Jagung Kedelai P.Hibrd Jumlah 2 0 0 0 2 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 2 0 0 9 0 1 0 0 1 0 1 0 1 2 0 1 0 1 2 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 3 0 2 7 1 0 0 0 1 1 0 0 1 2 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 5 0 0 1 6 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 0 0 0 6 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 0 0 0 6
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
127
No 30
Provinsi Papua Barat
Kabupaten/Kota 1 Sorong 2 Manokwari 3 4 5 6 7 8 9
31
Papua
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Padi Jagung Kedelai P.Hibrd Jumlah 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1
Fak-Fak Sorong Selatan Raja Ampat Teluk Bentuni Teluk Wondama Kaimana Kota Sorong Jumlah Merauke Jayapura Nabire Yapen Waropen
1 1 1 1 0 0 0 6 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 0 0 0 6 1 1 1 1
Jayawijaya Biak Puncak Jaya Paniai Mimika Sarmi Keerom Peg. Bintang Yahukimo Tolikara Boven Digoel Mappi Asmat
0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0
0 0 0 7 176
0 0 0 0 100
0 0 0 0 35
0 0 0 0 60
0 0 0 7 371
18 Supiori 19 Kota Jayapura 20 Waropen Jumlah Total
Keterangan : Realisasi lokasi pelaksanaan SLPHT disesuaikan dengan keadaan lapangan
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
128
LAMPIRAN 5. RENCANA ALOKASI PELAKSANAAN SEKOLAH LAPANG IKLIM TAHUN 2010 No. Provinsi 1 Pemerintah Aceh
Kabupaten/Kota 1 Kab. Aceh Besar 2 Kab. Pidie 3 4 5 6 7 8 9 10
2
Sumatera Utara
Kab. Aceh Utara Kab. Aceh Timur Kab. Bireuen Kab. Aceh Tamiang Kab. Aceh Barat Kab. Aceh Selatan Kab. Nagan Raya Kab. Aceh Singkil Jumlah 1 Kab. Langkat 2 Kab. Deli Serdang 3 Kab. Asahan
4 5 6 7 8 9 10 3
4
Sumatera Barat
Riau
1 2 3 4
Kab. Labuan Batu Kab. Serdang Bedagai Kab. Tapanuli Selatan Kab. Toba Samosir Kab. Dairi Kab.Mandailing Natal Kab. Padang Sidempuan Jumlah Kab. Pesisir Selatan Kab. 50 Kota Kab. Agam Kab. Solok
5 Kab. Tanah Datar Jumlah 1 Kab. Indragiri Hulu 2 Kab. Indragiri Hilir 3 Kab. Rokan Hulu 4 Kab. Rokan Hilir Jumlah
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
Jumlah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 4
129
No Provinsi 5 Jambi
6
Sumatera Selatan
7
Bengkulu
8
Lampung
9
Jawa Barat
Kabupaten/Kota 1 Kab. Tajung Jabung Timur 2 Kab. Kerinci
Jumlah 1 1
3 Kab. Muaro Jambi 4 Kab. Batang Hari Jumlah 1 Kab. Ogan Komiring Ilir 2 Kab OKU Timur 3 Kab. Musi Rawas 4 Kab. Musi Banyuasin 5 Kab. Muara Enim 6 Kab. Ogan Ilir Jumlah 1 Kab.Bengkulu Selatan 2 Kota Bengkulu
1 1 4 1 1 1 1 1 1 6 1 1
3 Kab.Rejang Lebong Jumlah 1 Kab. Lampung Selatan 2 Kab. Lampung Tengah 3 Kab. Tulang Bawang 4 Kab. Lampung Timur 5 Kab. Tanggamus 6 Kab. Lampung Barat 7 Kab. Lampung Utara Jumlah 1 Kab. Bogor 2 Kab. Sukabumi 3 Kab. Cianjur
1 3 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1
4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kab. Cirebon Kab. Kuningan Kab. Majalengka Kab. Indramayu Kab. Bekasi Kab. Karawang Kab. Purwakarta Kab. Subang Kab. Bandung
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
2 1 2 2 2 2 1 2 2
130
No Provinsi 9 Jawa Barat
10 Jawa Tengah
11 DI Yogyakarta
Kabupaten/Kota 13 Kab. Sumedang 14 Kab. Garut
Jumlah 1 2
15 Kab. Tasikmalaya 16 Kab. Ciamis Jumlah 1 Kab. Tegal 2 Kab. Pemalang 3 Kab. Demak 4 Kab. Grobogan 5 Kab. Pati 6 Kab. Rembang 7 Kab. Blora 8 Kab. Banyumas 9 Kab. Cilacap
2 2 26 1 2 1 1 2 1 1 1 1
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Kab. Purbalingga Kab. Purworejo Kab. Kebumen Kab. Sukoharjo Kab. Karang Anyar Kab. Wonogiri Kab. Sragen Kab. Klaten Kab. Boyolali Kab. Pekalongan Kab. Kendal Kab. Kudus Kab. Jepara
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23 Kab. Batang 24 Kab. Brebes 25 Kab. Banjarnegara Jumlah 1 Kab. Kulonprogo 2 Kab. Gunung Kidul 3 Kab. Bantul 4 Kab. Sleman Jumlah
1 1 1 27 1 2 1 2 6
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
131
No Provinsi 12 Jawa Timur
Kabupaten/Kota 1 Kab. Gresik 2 Kab. Sidoarjo 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kab. Mojokerto Kab. Bojonegoro Kab. Tuban Kab. Lamongan Kab. Madiun Kab. Ngawi Kab. Ponorogo Kab. Tulungagung Kab. Trenggalek Kab. Pasuruan Kab. Magetan Kab. Pacitan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 16 17 18 19 20
Kab. Sampang Kab. Situbondo Kab. Jember Kab.Probolinggo Kab. Jombang Kab. Nganjuk Jumlah Kab.Buleleng Kab.Jembrana Jumlah Kab. Lombok Tengah Kab. Dompu Kab. Bima
1 1 1 1 1 1 20 1 1 2 1 1 1
13 Bali
1 2
14 Nusa Tenggara Barat
1 2 3
15 Nusa Tenggara Timur
Jumlah 1 1
4 Kab. Sumbawa 5 Kab.Lombok Barat 6 Kab. Lombok Timur Jumlah 1 Kab. TTS 2 Kab. Sumba Barat 3 Kab.Sumba Timur 4 Kab.Kupang 5 Kab.Alor
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
1 1 1 6 1 1 1 1 1
132
No Provinsi 15 Nusa Tenggara Timur
Kabupaten/Kota 6 Kab.Belu 7 Kab.Ende
Jumlah 1 1
8 Kab.Flores Timur 9 Kab.Sikka Jumlah 1 Kab. Sambas 2 Kab. Pontianak 3 Kab. Bengkayang 4 Kab. Landak 5 Kota Pontianak 6 Kab. Ketapang 7 Kab.Sintang 8 Kab.Melawi Jumlah
1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 8
17 Kalimantan Tengah
1 2 3 4 5 6
18 Kalimantan Selatan
1 2 3 4 5 6
1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1
16 Kalimantan Barat
Kab. Kapuas Kab. Barito Selatan Kab.Pulang Pisau Kab.Katingan Kab.Palangkaraya Kab.Barito Timur Jumlah Kab. Tabalong Kab. Hulu Sungai Utara Kab. Hulu Sungai Tengah Kab. Hulu Sungai Selatan Kab. Banjar Kab. Tanah Laut
7 8 9 10 19 Kalimantan Timur
Kab. Tanah Bumbu Kab. Tapin Kab.Barito Kuala Kab. Kotabaru Jumlah 1 Kab. Pasir 2 Kab. K Kertanegara 3 Kota Samarinda Jumlah
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
1 1 1 1 10 1 1 1 3
133
No Provinsi 20 Sulawesi Utara
1 2
21 Sulawesi Tengah
1 2
22 Sulawesi Selatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
23 Sulawesi Tenggara
1
24 Banten
1 2 3 4
25 Gorontalo
1 2 3 4
26 Maluku Utara
1
27 Papua
1
Kabupaten/Kota Kab. Minahasa Kab. Bolong Manggondow Jumlah Kab.Toli-toli Kab.Morowali Jumlah Kab. Maros Kab. Pangkep Kab. Gowa Kab. Takalar Kab. Sinjai Kab. Bone Kab. Wajo Kab. Soppeng Kab. Sidrap Kab. Pinrang Kab. Janeponto Kab. Bulukumba Kab.Bantaeng Jumlah Kab. Konawe Selatan Jumlah Kab. Tanggerang Kab. Padeglang Kab. Serang Kab. Lebak Jumlah Kab.Boalemo Kab.Gorontalo Kota Gorontalo Kab.Pahuwato Jumlah Kota Ternate Jumlah Kota Merauke Jumlah Total
Jumlah 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 200
Keterangan : Realisasi lokasi pelaksanaan SLI disesuaikan dengan keadaan lapangan Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
134
Lampiran 6. Topik Khusus Pelaksanaan SLPHT Padi No.
Pertemuan Ke
Umur Tanaman
1.
M -1
+ 7 hari sebelum tanam
• • • •
2.
1
+ 0 hari (tanam)
• Tanam • Studi Pentingnya Predator untuk persemaian dan pentingnya persemaian untuk predator • Ballot box • Anatomi bibit tanamanpadi
- Juklap PHT Padi - Ekologi Lap - Petlap PHT Padi - Petlap PHT Padi
3.
2
+ 7 hst
• Karbofuran & Azodrin di ekosistem sawah • Akar & jaringan tanaman • Mengenal hama tanaman padi • Mengenal musuh alami
- Petlap PHT Padi - Petlap PHT Padi - Petlap PHT Padi - Petlap PHT Padi
4.
3
+ 14 hst
• Akar dan jaringan pengangkut tanaman • Apa itu predator • Apa itu parasitoid • Studi serangga air (akuatik) • Kemampuan beranak pada fase vegetatif
- Petlap PHT Padi - Petlap PHT Padi - Petlap PHT Padi - Ekologi Lap - Petlap PHT Padi
5.
4
+ 21 hst
• Studi serangga air (akuatik) • Kemampuan beranak pada fase vegetatif • Kebun serangga (fase vegetatif) • Koleksi serangga & penyakit • Siklus hidup & jaringan makanan • Perhitungan pemupukan
- Ekologi Lap - Petlap PHT Padi - Petlap PHT Padi - Petlap PHT Padi - Petlap PHT Padi - Petlap PHT Padi
6.
5
+ 28 hst
• Kebun serangga (fase vegetatif) • Koleksi serangga & penyakit • Siklus hidup & jaring-jaring makanan • Perhitungan pemupukan
- Petlap PHT Padi - Petlap PHT Padi - Petlap PHT Padi - Petlap PHT Padi
7.
6
+ 35 hst
• Pencegahan serangga • Pencegahan penyakit • Pertumbuhan populasi tikus
- Petlap PHT Padi - Petlap PHT Padi - Petlap PHT Padi
Kegiatan Dan Topik Khusus Pertemuan persiapan Peranan wanita Pemetaan Kesepakatan belajar
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
Buku Sumber - Juklap PHT Padi - Juklap PHT Padi - Juklap PHT Padi - Juklap PHT Padi
135
No.
Pertemuan Ke
Umur Tanaman
8.
7
+ 42 hst
• • • • •
Pencegahan serangga Pencegahan penyakit Pertumbuhan populasi tikus Anatomi primordia Apakah ambang ekonomi itu (analisa ekonomi, lingkungan, kesehatan)
- Petlap PHT Padi - Petlap PHT Padi - Petlap PHT Padi - Petlap PHT Padi - Petlap PHT Padi
9.
8
+ 49 hst
• • • •
Penyemprotan Mencari nilai rerata Anatomi primordia Pencegahan tikus
- Petlap PHT Padi - Petlap PHT Padi - Petlap PHT Padi - Petlap PHT Padi
10.
9
+ 56 hst
• Pendugaan yang teliti • Perkembangan malai dan bunga • Racun dalam pertanian aspek kesehatan • Kebun serangga (fase generatif)
- Petlap PHT Padi - Petlap PHT Padi - Petlap PHT Padi - Petlap PHT Padi
11.
10
+ 63 hst
• Perkembangan malai dan bunga • Siklus hidup dan jaringjaring makanan bagian II • Daun sebelum & sesudah fase primordial
- Petlap PHT Padi - Petlap PHT Padi - Petlap PHT Padi
12.
11
+ 70 hst
• Fase masak susu • Siklus hidup dan jaringjaring makanan bagian II • Demonstrasi keracunan pestisida
- Petlap PHT Padi - Petlap PHT Padi - Petlap PHT Padi
13.
12
+ 77 hst
• Sarana penggerak masyarkat • Antara ambang ekonomi dan tindak lanjut • Demonstrasi keracunan pestisida
- Petlap PHT Padi - Petlap PHT Padi - Petlap PHT Padi
14.
13
+ 85 hst
• Fase masak penuh • Pestisida yang dilarang untuk padi
- Petlap PHT Padi - Petlap PHT Padi
15.
14
Panen
• Fase masak penuh • Hitung hasil • Hari lapangan
- Petlap PHT Padi - Petlap PHT Padi - Petlap PHT Padi
Kegiatan Dan Topik Khusus
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
Buku Sumber
136
Lampiran 7. Kegiatan APA INI Dialog yang memperhatikan fungsi
Matrik Kualitas Untuk Kegiatan Latihan SLPHT Tahap Proses pertanyaan
Hasil
Catatan
Petunjuk kualitas
Pertanyaan dijawab dengan pertanyaan, jangan dijawab langsung, jawaban menolong peserta menemukan fungsi; mendorong munculnya analisa kritis
• Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tidak dijawab, akan tetapi dibalas dengan pertanyaan yang menyelidik lebih jauh
Petani menemukan sendiri jawaban atas pertanyaannya
• Pertanyaan-pertanyaan yang ditanya oleh pemandu mengarah pada hubungan fungsional (mis. Antara hama dan musuh alami atau antara hama dan tanaman) • yang ada dalam agro ekosistem. • Para peserta mampu menyebutkan hubungan fungsional dalam agroekosistem
AGRO EKOSISTEM Merupakan kegiatan utama guna mengembang kan tindakan PHT yang baik dan benar seperti masilnya: • Pengamatan mingguan • Analisa keadaan sawah
Pengamatan dan penyajian agroekosistem dalam gambar
Peserta harus dijelaskan tentang proses pengamatan dan tujuannya. Peserta dan pemandu terjun ke sawah
• Sebelum kegiatan dimulai, para peserta diberitahu tentang tujuan kegiatan dan proses yang harus diikuti dalam kegiatan tersebut.
Peserta mengamati keadaan lapangan, mencatat dan mengambil specimen.
• Selama pengamatan para peserta dan pemandu terjun ke sawah
Maksud penggambaran adalah untuk meringkas pengamatan keadaan di lapangan untuk analisa lapangan.
• Selama pengamatan para peserta melihat atau mengamati semua bagian tanaman dari bawah hingga atas.
• Pengambilan keputusan • Petani menjadi ahli PHT
• Para peserta mencatat apa yang mereka amati • Para peserta mengumpulkan contoh hama, musuh alami, penyakit, kerusakan, dsb. • Pengamatan yang telah dilakukan diringkas atau disajikan dalam gambar agroekosistem
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
137
Kegiatan AGRO EKOSISTEM (lanjutan)
Tahap Analisa Gamabaran Agro ekosistem
Catatan
Petunjuk kualitas
Pertanyaan, permasalahan, dan skenario-skenario diajukan oleh pemandu kepada para peserta. Maksudnya adalah untuk mendukung adanya diskusi dan analisa secara mendalam tentang keadaan lapangan dan memecahkan masalah.
• Pemandu mengajukan masalah atau pertanyaan yang berhubungan dengan gambar peserta yang disajikan sesuai dengan Petlap untuk mendukung analisa
Tujuannya adalah untuk mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan dan keterampilan pengamatan dan analisa Pemandu membantu peserta mencapai tujuan tersebut menganalisa, mendiskusikan agroekosistem, masalah yang muncul, dan pengambilan keputusan dengan mengajukan pertanyaan. Untuk mencapai tujuan pemandu menggunakan pertanyaan-pertanyaan analisa yang berada di "Petlap"
• Diskusi membahas dan memperhatikan keadaan lapangan dan hubungan agroekosistem • Skenario 'misalnya/andaikata" diajukan oleh pemandu dan didiskusikan oleh para peserta • Gambar agroekosistem minggu-minggu sebelumnya digunakan sebagai pembanding terhadap keadaan lahan sekarang • Menentukan dan menguji keputusan pengelolaan lahan sebelum disetujui • Faktor-faktor lain juga dipertimbangkan sebagai tambahan "ambang ekonomi" dalam pengambilan keputusan oleh petani/ peserta berdasarkan 'ambang rasa" mereka sendiri • Seluruh peserta aktif berpartisipasi dan bekerjasama dalam kelompok kecil • Pemandu, dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan membantu para peserta dalam menganalisa kegiatan dan apa yang mereka dapatkan.
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
138
Kegiatan AGRO EKOSISTEM (lanjutan)
TOPIK KHUSUS Untuk beberapa aspek PHT (biologi, ekologi, dan ekonomi)
Tahap
Catatan
Petunjuk kualitas
Peserta memperbaiki keterampilannya dalam observasi, analisa, dan pengambilan keputusan. Peserta meningkatkan pengetahuannya mengenai agroekosistem di sawah
• Peserta dapat menyatakan perbedaan antara hama dan musuh alami dan perannya dalam agroekosistem
Tujuannya
Para peserta jelas mengenai maksud dan tujuan kegiatan ini
• Sebelum kegiatan berlangsung pemandu menerangkan tujuan dan proses kegiatan topik khusus
Proses
Para peserta jelas mengenai apa yang harus dilakukan; semua peserta aktif
• Selama kegiatan berlangsung para peserta terlibat dan berpartisipasi secara aktif. Kegiatan kelompok tidak didominasi oleh satu orang peserta maupun pemandu
Hasil
Para peserta mencapai tujuan kegiatan. Peserta menganalisa kegiatan yang dilakukan dengan dibantu pertanyaanpertanyaan pemandu sehingga peserta tahu apa yang telah dilakukan
• Para peserta dapat menyajikan hasil kegiatan dan meringkas apa yang sudah dilakukan dalam kegiatannya
Hasil
• Keputusan-keputusan yang diambil berdasarkan tingkat populasi serangga dan analisa hubungan fungsional yang ada di lahan
• Peserta dapat menerangkan apa yang telah mereka pelajari dari kegiatan yang sudah dilakukan • Pemandu mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk membantu peserta memahami kegiatan yang sudah dillakukan; menerapkan apa yang sudah mereka pelajari kedalam "kehidupan nyata"
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
139
Kegiatan DINAMIKA KELOMPOK
Tahap Proses
Petunjuk kualitas
Pemandu menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan sebelum kegiatan mulai. Sarana belajar tersedia sebelum kegiatan mulai. Waktu kegiatan cukup
• Sebelum kegiatan berlangsung pemandu memberitahu peserta tentang tujuan dan proses kegiatan yang akan dilakukan
Analisa
Pemandu mengajukan pertanyaan untuk membantu para peserta dalam menganalisa kegiatan. Diskusi mengenai apa yang dilakukan dalam kegiatan, poin-poin yang penting dan apa yang dipelajari
• Pemandu mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk membantu peserta memahami kegiatan yang dilakukan menerapkan apa yang sudah mereka pelajari ke dalam "kehidupan nyata"
Hasil
Para peserta benarbenar memahami kerjasama maupun pengambilan keputusan
• Para peserta dapat menerangkan apa yang telah mereka pelajari dari kegiatan yang sudah dilakukan
Persiapan
Pertanyaan berdasarkan keadaan lapangan setempat memperhatikan fungsi-fungsi yang ada di dalam ekologi sawah, bukan nama-nama serangga. Apabila digunakan secara "pre test" dan "post test", maka dua-duanya harus menilai tingkat keterampilan atau pengetahuan yang sama.
• Soal "Ballot Box" benarbenar berdasarkan pengetahuan dan keterampilan lapangan.
Hasil "Ballot box" dapat digunakan sebagai sarana pendorong belajar dan evaluasi kegiatan
• Pemandu menggunakan soal-soal "Ballot Box" sebagai sarana pendorong belajar dan memperhatikan serta mempertimbangkan isinya.
Untuk memperbaiki keterampilan bekerjasama dan pemecahan masalah
BALLOT BOX
Catatan
Proses evaluasi yang dapat digunakan sebagai "pre test" dan post tes" untuk menilai keterampilan di lapangan
Hasil
Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2010
• Semua peserta terlibat aktif dalam kegiatan
• Nama-nama latin tidak digunakan dalam uji coba "Ballot Box"
140
Lampiran 8. LAPORAN AWAL RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN SLPHT / SLI TANAMAN PANGAN TAHUN 2010 PROVINSI : ……………………………. No.
Komoditi
1 Padi a. Hibrida b. Non Hibrida
2 Jagung
3 Kedelai
Lokasi Kab./Kec./Desa
Kelompok Tani
Jumlah Peserta
Nama Pemandu
Waktu Pelaksanaan
Lampiran 9. LAPORAN KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN SLPHT / SLI TANAMAN PANGAN TAHUN 2010 PROVINSI : ……………………………. No.
Komoditi
1
Padi a. Hibrida b. Non Hibrida
2
Jagung
3
Kedelai
Lokasi Kab/ Kec./Desa
Catatan : dilaporkan setiap bulan
Kelompok Tani
Jumlah Peserta
Nama Pemandu
Bulan : …………………….. Pertemuan Kehadiran Partisipasi Ke …… Peserta Peserta
Lampiran 10. LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KEGIATAN SLPHT / SLI TANAMAN PANGAN TAHUN 2010 PROVINSI : …………………………….
No.
Komoditi
1
Padi a. Hibrida b. Non Hibrida
2
Jagung
3
Kedelai
Lokasi Kab./ Kec./Desa
Kelompok Tani
Jumlah Peserta
Nama Pemandu
Waktu Pelaksanaan
Catatan : *) Persentase peningkatan Nilai Post test terhadap Pre test Ballot Box
Rata-Rata Kehadiran Peserta
Partisipasi Peserta
Peningkatan Kemampuan (%)
Produktivitas (GKG/Ha)
Lampiran 11. DATA DASAR LUAS WILAYAH KERJA (HA) POPT-PHP (PEGAWAI NEGERI SIPIL/HONORER/THL POPT-PHP) TAHUN 2010 Provinsi: ………….. No.
Nama/NIP
Tahun : …………...… Wilayah Kerja POPT Kabupaten/ Kota/ No. Kecamatan
Penggunaan Luas Lahan (Ha) berdasakan Jenis Tanaman Luas Areal Tanam (Ha) Setahun = MH + MK Klasifikasi Pertanamaan Padi Lahan Kering Sawah Tadah Hjn Ladang Jumlah Palawija* Horti Jumlah
Jumlah
0
0
0
0
0
0
Total
0
% Pangan/ Horti
0
Keterangan : Laporkan sesuai dengan SK POPT-PHP Lapangan/Kecamatan *=Palawija =
Diisi Luas (Ha) Tanaman Jagung, Kedelai,
………………., ……. 2010
Kc. Tanah, Kc. Hijau, Ubi Kayu dan Ubi Jalar **DPL
=
Diatas Permukaan Laut
Kepala
(………………………)
Keterangan DPL M **
Lampiran 12. DATA SARANA KERJA R-2 DAN R-4 (KENDARAAN DINAS) Provinsi : ………………… No
Nama Pemegang
Unit/Lokasi Tugas
Jenis/Type/Merk Roda-2 Roda-4
Keterangan: B : Baik RR : Rusak Ringan RB : Rusak Berat *) Asal Pengadaan : Ditjen Tanaman Pangan, Setjen, Badan SDM Pengadaan melalui Dana APBN
No. Polisi
Tahun Kendaraan
Kondisi B RR RB
Tahun : ……………. Pengadaan Asal*) Tahun
Kepala
(………..…..……………..)
Lampiran 13. DATA SARANA KERJA PENGOLAHAN DATA PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN (KOMPUTER) TAHUN 2010 Provinsi : No
Nama/Merk/Tipe
Keterangan : B : Baik RR : Rusak Ringan RB : Rusak Berat
Pengalokasian (Dinas/BPTPH/LPHP/…)
Jumlah (Unit)
Tahun Pengadaan
Pengadaan APBN APBD
B
Kondisi RR
RB
Kepala,
(……………………………)
Jumlah
Lampiran 14. KERAGAAN SUMBERDAYA MANUSIA PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN TAHUN 2010 - 2019 Provinsi :………….. No. 1
Tepat Tugas
Tahun :………….. Tahun 2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
BPTPH - Struktural/Fungs umum - POPT-PHP
2
LPHP/LAH - Struktural/Fungs umum - POPT-PHP
3
BPT - Struktural/Fungs umum - POPT-PHP
4
KECAMATAN/LAPANGAN - Struktural/Fungs umum - POPT Jumlah
Catatan : dilaporkan 2 Kali Setahun
………………., ……. 2010 Kepala
(……………………)
Jumlah
Lampiran 15. DATA SUMBERDAYA MANUSIA PERLINDUNGAN TANAMAN BERDASARKAN JENJANG KARIR TAHUN 2010 Tahun Funsional POPT Berdasarkan Jenjang Jabatan No.
TEMPAT TUGAS
Struktural/ Fungsional Umum
Trampil
1
BPTPH
2
LPHP/LAH
3
Brigade Proteksi Tanaan
4
Kecamatan/POPT-PHP
POPT Trampil
Calon POPT *) Ahli
Jml
Pemula
Jumlah Catatan : dilaporkan setiap triwulan *) PNS teknis (sesuai persyaratan) yang belum pernah mengikuti Diklat Dasar POPT
Pelaks Pelaks Penyel ana ana Ljt ia
POPT Ahli Jml
Ahli Per Ahli Ahli tama Muda Madya
Jml
Total
………………., ……. 2010 Kepala
(………………….……)
Lampiran 16. DATA LABORATORIUM PENGAMATAN HAMA PENYAKIT/LABORATORIUM AGENS HAYATI (LPHP/LAH) Provinsi : LPHP/LAH NO.
Nama
Tempat/Kedudukan
No. Telp/HP
Catatan : dilaporkan setiap Musim Tanam *) Komoditi OPT Sasaran
Wilayah Kerja
Jenis Agens Hayati yang dikembangkan
Binaan PPAH
Komoditi/ OPT Sas.*)
………………., ……. 2010 Kepala
(…………….………………)
Lampiran 17. DATA POS PELAYANAN AGENS HAYATI (PPAH) KEADAAN S/D TAHUN 2010 PROVINSI :
Musim Tanam :
…………
PPAH No.
Nama
Lokasi (Kec/Desa)
Catatan : dilaporkan setiap Musim Tanam *) Luas Hamparan Desa/WKPP **) Status aktif / tidak aktif
Ketua
No.Telp/HP
Agens Hayati yang Dikembangkan
Luas Penerapan Ha
Desa/WKPP
………………., ……. 2010 Kepala
(………………………)
Status**)
Lampiran 18. DATA BRIGADE PROTEKSI TANAMAN (BPT) KEADAAN S/D TAHUN 2010 Provinsi :
Musim Tanam : …………………. Brigade Proteksi Tanaman (BPT)
No.
Tempat (Kedudukan) BPT
Lokasi / No. telp/HP
Catatan : dilaporkan setiap Musim Tanam *) Status aktif / tidak aktif
Wilayah Kerja
Binaan RPH
Binaan PPAH
Status*)
………………., ……. 2010 Kepala
(…………….………………)
Lampiran 19. KEADAAN STOK PESTISIDA PROVINSI : …………………………… No
Nama/Lokasi
Merk Pestisida
I.
1. 2. 3. 4. dst
II.
1. 2. 3. 4. dst
III.
1. 2. 3. 4. dst
Bulan : ………………….. Pengadaan (Kg/Lt/Boks) APBN APBD
Penggunaan (Kg/Lt/Boks)
Sisa Stok Akhir (Kg/Lt/Boks)
Keterangan
Kepala,
(………………………………….)
Lampiran 20. INVENTARISASI PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN OPT PADA TANAMAN PANGAN Provinsi :………………. Lokasi/Kab./ No. Kota/Kecamatan
LPHP/LAH
1
………….
1 2 3 4
…………. …………. …………. dst
2
………….
1 2 3 4
…………. …………. …………. dst
3
………….
1 2 3 4
…………. …………. …………. dst
Tahun : ………….. Teknologi Pengendalian OPT Yang Sudah Ada Yang Dikembangkan
Keterangan : Inventarisasi Teknologi Spesifik Lokasi untuk Pengendalian OPT
Kepala
(………………………)
Lampiran 21. RENCANA PENCANANGAN GERAKAN PENGENDALIAN OPT TAHUN 2010 Provinsi : ……….. No.
Lokasi/Kab./ Kota/Kecamatan
Tahun : ………….. Luas (ha)
OPT Sasaran
Komoditas
Jenis pestisida/ agens Waktu hayati yang Pelaksanaan digunakan
Sumber Dana APBN
Keterangan : Inventarisasi Teknologo Spesfik Lokasi untuk Pengendalian OPT Sasaran Kepala,
(………………………)
APBD
Lampiran 22. FORM 1 SIMONEV: PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN SLPHT/SLI TAHUN 2010 Bulan : ……
Provinsi : …………. Lokasi Kegiatan Renc Reals Sumber No. Dana/Komoditi Kab./Kota.Kec/Desa Kel. Tani Unit Unit APBN/APBD A. PADI 1. Hibrida 1.……………… 2.……………… dst 2. Non hibrida 1.……………… 2.……………… dst B. JAGUNG 1.……………… 2.……………… dst C KEDELAI 1.……………… 2.……………… dst Dll APBD A. PADI 1. Hibrida 1.……………… 2.……………… dst 2. Non hibrida 1.……………… 2.……………… dst 1.……………… Jumlah Keterangan : SLPHT/SLI (coret salah satu)
Jan.
Peb.
Mar
Apr
Waktu Pelaksanaan (bulan) Mei Jun Jul Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Renc.
Kepala,
(……………………..)
Pertemuan Realis
%
Lampiran 23. FORM. 2 SIMONEV PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PEMBAYARAN HONORARIUM POPT-PHP HONORER DAN BOP POPT-PHP (HONORER DAN PNS) (OPERASIONAL PENGAMATAN OPT DAN DPI, SERTA PENGAWASAN PENGGUNAAN PUPUK DAN BAHAN PENGENDALI OPT) s/d BULAN ……………………….. 2009 WILAYAH/PROVINSI
:
SATUAN KERJA Target Satu Tahun
Kegiatan/Sub Kode Kegiatan
Realisasi Bulan ini
Rencana Kumulatif s/d Bulan ini
:
Realisasi Kumulatif s/d Bulan ini
Volume
Anggaran
Volume
Dana
Volume
Dana
Volume
Dana
(OB)
(Rp.)
(OB)
(Rp.)
(OB)
(Rp.)
(OB)
(Rp.)
Kepala
(………………)
Keterangan
Lampiran 24. FORM 3. SIMONEV : PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PEMBAYARAN HONORARIUM DAN BOP THL TB POPT-PHP (OPERASIONAL PENGAMATAN OPT DAN DFI, SERTA PENGAWASAN PENGGUNAAN PUPUK DAN BAHAN PENGENDALI OPT) s/d BULAN …………….. 2010 WILAYAH/PROVINSI SATUAN KERJA
: : Target Satu Tahun
Kode
Kegiatan/Sub Kegiatan
Realisasi Bulan ini
Rencana Kumulatif s/d Realisasi Kumulatif s/d Bulan ini Bulan ini
Volume
Anggaran
Volume
Anggaran
Volume
Anggaran
Volume
Anggaran
(OB)
(Rp.)
(OB)
(Rp.)
(OB)
(Rp.)
(OB)
(Rp.)
Kepala
(……….…………)
Keterangan
Lampiran 25. FORM 4. SIMONEV : PERKEMBANGAN PELAKSANAAN BANTUAN SARANA PENGENDALIAN OPT DAN DPI (PENGADAAN SARANA PENGENDALIAN OPT UNTUK KABUPATEN/DAERAH TERSERANG) s/d BULAN ……………….. 2009 WILAYAH/PROV. SATUAN KERJA
Kode
Kegiatan/ Sub Kegiatan
: : Target Satu Tahun
Realisasi Bulan ini
Rencana Kumulatif s/d Bulan ini
Realisasi Kumulatif s/d Bulan ini
Volume
Anggaran
Volume
Anggaran
Volume
Anggaran
Volume
Anggaran
Paket
(Rp.)
Paket
(Rp.)
Paket
(Rp.)
Paket
(Rp.)
Kepala
(………………………...)
Keterangan