BRAND SOCIAL TRUST AND ITS INFLUENCE TO DONORS LOYALTY OF THE ZAKAT INSTITUTION (Survey on Individual Donors Dompet Dhuafa Republika - Jakarta) Nur Choirul Afif Program Magister Ilmu Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran
[email protected] Potency of zakat in Indonesia relatively large to provide great spiritual and social value if well managed. But the potential of zakat which collected is still not optimal. Society is still not fully trust the official charity organizations, and preferred to pay zakah directly to mustahik. Whereas the growth of charity institutions both at the district / municipal, provincial and national levels continue to rise. Various efforts have been made by management organizations to optimize the potential collection of zakat in Indonesia. They pioneered and developed the management of zakat in a professional and trustworthy. However, the challenges faced by the management institution of zakat is not only awaken the community to distribute zakat funds, but also designed a unique and exciting program for attrack people to become loyal to a certain charity institutions. Loyalty of the donors become an important study given the number of management institutions such great charity. This study intends to find out the relationship between brand trust (x) to the loyalty of donors (y) the institution of zakat and how much the relationship between two variables. This research is explanatory research, which aimed to explore the relationship between one variable with another variable. The Brand Social Trust and Influence To Donors Loyalty Of The Zakat Institution
83
object of this research is the Institution of Zakah namely Dompet Dhuafa Republika with the unit of analysis of individual donors. Sampling method used in this study is nonprobabilty sample, by making accidental sampling technique, ie respondents who happened to come to the office of Dompet Dhuafa Republika at Ciputat Office - Jakarta. Measurement scale used is ordinal scale which transformed into an interval scale using the method of successive intervals. Analysis of the data used is the correlation coefficient analysis test method, coefficient of determination, and simple linear regression analysis. Through analysis of these data, we can know the coefficient of determination is equal to 74.50%. This value indicates that 74.50% of the changes caused by the level of donor loyalty brand trust. While the rest equal to 25.50% of changes in donor loyalty caused by other factors that are not revealed in this study. Thus, zakat institutions should make the brand trust as the main factors that need to be compared with other factors. Programs that can improve brand trust should be given priority compared to other programs. In addition, the resources allocated to building brand trust should be increased. Based on the analysis of the results of research that has been done can be concluded that: "Brand trust has a positive and significant impact on donor loyalty." This means that any increase that occurs in brand trust will affect the increased donor loyalty. Keywords : Zakat Institution, Brand Social Trust, Loyalty Donors
84 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 83-140
BRAND SOCIAL TRUST DAN PENGARUHNYA TERHADAP LOYALITAS DONATUR LEMBAGA ZAKAT (Survei terhadap Donatur Individu Dompet Dhuafa Republika – Jakarta)
Nur Choirul Afif Program Magister Ilmu Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran
[email protected] Potensi zakat di Indonesia yang relatif besar dapat memberikan nilai spiritual dan kemasyarakatan yang besar jika dikelola dengan baik. Namun potensi zakat yang dihimpun masih belum optimal. Masyarakat masih belum sepenuhnya mempercayai lembaga zakat resmi, dan lebih memilih membayar zakat langsung kepada mustahik. Padahal pertumbuhan lembaga zakat baik ditingkat kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional terus mengalami kenaikan. Berbagai upaya telah dilakukan oleh organisasiorganisasi pengelola zakat untk mengoptimalkan potensi zakat penghimpunan zakat di Indonesia. Mereka merintis dan mengembangkan pengelolaan zakat secara profesional dan amanah. Namun demikian, tantangan yang dihadapi oleh institusi pengelola zakat tidak hanya menyadarkan masyarakat untuk menyalurkan dana zakat, tetapi juga merancang program unik dan menarik masyarakat untuk loyal terhadap lembaga zakat tertentu. Loyalitas donatur menjadi kajian penting mengingat jumlah lembaga pengelola zakat yang demikian besar.
Brand Social Trust and Influence To Donors Loyalty Of The Zakat Institution
85
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui hubungan antara brand trust (x) terhadap loyalitas donatur (y) lembaga zakat dan seberapa besar keeratan hubungan antara kedua variabel tersebut. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Objek penelitian ini adalah Lembaga Zakat Dompet Dhuafa Republika dengan unit analisisnya donatur individu. Metode pengambilan sampel penelitian ini menggunakan pengambilan sampel nonprobabilitas, dengan teknik pengambilan accidental sampling, yaitu responden yang kebetulan datang ke kantor Dompet Dhuafa Republika, di Kantor Ciputat Jakarta. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal yang ditransformasi kedalam skala interval menggunakan metode successive interval. Analisis data yang digunakan adalah metode uji analisis koefisian korealasi, koefisien determenasi, dan analisis regresi linear sederhana. Melalui analisis data tersebut, dapat kita ketahui besarnya koefisien determinasi yaitu sebesar 74.50%. Nilai ini menunjukkan bahwa sebesar 74,50% perubahan-perubahan tingkat loyalitas donatur disebabkan oleh brand trust. Sedangkan sisanya sebesar 25,50% perubahan yang terjadi pada loyalitas donatur disebabkan faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini. Dengan demikian, lembaga zakat hendaknya menjadikan brand trust sebagai faktor utama yang perlu diperhatikan dibandingkan dengan faktor lain. Program-program yang mampu meningkatkan brand trust harus mendapatkan prioritas dibandingkan dengan program yang lain. Selain itu, sumber daya yang dialokasikan untuk membangun brand trust sebaiknya dapat ditingkatkan. Berdasarkan pada analisis hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: “Brand trust memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas donatur”. Hal ini berarti, setiap
86 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 83-140
peningkatan yang terjadi pada brand trust akan berpengaruh terhadap peningkatan loyalitas donatur. Kata Kunci : Lembaga Zakat, Brand Social Trust, Loyalitas Donatur
. 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan Negara yang berpenduduk muslim terbesar di dunia. Dari jumlah penduduk lebih dari 240 juta jiwa, diperkirakan 83% beragama Islam dimana mereka diwajibkan untuk membayar zakat. Zakat adalah fardlu `ain (kewajiban bagi setiap individu) yang beragama Islam. Pada zakat terdapat nishab sebagai syarat pengeluarannya, disamping telah mencapai satu tahun (haul). Apabila zakat telah diwajibkan kepada harta muslim, maka kewajiban tersebut tidak gugur. Kewajiban zakat tidak mengikuti keperluan negara serta kemaslahatan umat seperti yang terjadi pada harta pajak. (Zallum, 2003:35). Berbagai upaya telah dilakukan oleh lembaga zakat untuk mengoptimalkan potensi penghimpunan dana zakat di Indonesia. Laporan Indonesia Zakat and Development Report (IZDR) mencatat sejak awal 1990, lembaga pengelola zakat merintis dan mengembangkan pengelolaan zakat secara professional dan amanah. Seperti layaknya lembaga filantropi modern, lembaga pengelola zakat mengunakan strategistrategi modern dan inovatif untuk menggalang zakat. Mulai dari direct email, media campaign, membership, special event, internet fundraising dan strategi modern lainnya. Brand Social Trust and Influence To Donors Loyalty Of The Zakat Institution
87
Lembaga zakat juga berupaya menjalin komunikasi dan menjaga kepercayaan donatur dengan mengirim laporan secara rutin dan kontinyu. (www.imz.or.id, diakses tanggal 2 Oktober 2010).Di Indonesia potensi zakat sangatlah besar, potensi penyaluran zakat nasional pada tahun 2010 mencapai Rp400 triliun atau naik empat kali lipat dari 2009 karena semakin tumbuhnya populasi masyarakat muslim di tanah air. Namun demikian, potensi penghimpunan dana zakat di Indonesia yang begitu besar ternyata belum mampu dihimpun oleh lembaga zakat resmi, baik itu milik pemerintah sepert BAZNAS, maupun swasta LAZNAS. Direktur Utama Indonesia Magnificence of Zakat (IMZ) Dompet Dhuafa, Nana Mintarti mengungkapkan IZDR memproyeksikan penghimpunan dana zakat, infaq, sedekah, wakaf dan fidyah (ZISWAF) tahun 2010 oleh organisasi pengelola zakat berkisar antara Rp 1,025 trilyun hingga Rp 1,395 trilyun. (www.imz.or.id, diakses tanggal 29 September 2010) Potensi zakat di Indonesia yang begitu besar, yaitu mencapai diatas 400 trilliun rupiah belum mampu dihimpun oleh lembaga zakat/organisasi pengelola zakat resmi yang hanya berkisar antara 1,025 trilliun – 1,395trilliun rupiah, hal tersebut dikarenakan masyarakat masih belum mempercayai sepenuhnya menyalurkan dana melalui lembaga zakat resmi, mereka lebih memilih menyalurkan dana zakatnya secara langsung kepada mustahik. Menurut Direktur Utama Indonesia Magnifience of Zakat (IMZ) Dompet Dhuafa, Nana Mintarti menyatakan bahwa, potensi dan realisasi penghimpunan zakat oleh lembaga zakat resmi masih sangat jauh. Hal tersebut disebabkan pembayaran zakat masih 88 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 83-140
variatif, yakni masyarakat membayar zakat dengan memberikan langsung kepada mustahik tanpa melalui lembaga. (www.imz.or.id, diakses tanggal 29 September 2010). Dari sisi institusi pengelola zakat, masih rendahnya efesiensi dan efektivitas pendayagunaan dana zakat lembaga zakat, serta kurangnya inovasi dalam pendayagunaan, lemahnya kerangka aturan dan institusi zakat membuat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga zakat rendah. Disamping itu, kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia bidang zakat masih lemah sehingga perlu pengelolaan zakat secara kolektif dan professional berbasis tata kelola yang baik. Nana Mintarti menambahkan bahwa belum optimalnya kinerja Organisasi Pengelola Zakat terlihat dari bentuk kelembagaan yang belum jelas dan rendahnya transparansi laporan keuangan. Oleh karena itu, perlu perbaikan prinsip-prinsip pengelolaan zakat, seperti partisipasi transparansi dan akuntabilitas dalam perencanaan, pengorganisasian, pengumpulan serta pendistribusian zakat (www.imz.or.id, diakses tanggal 29 September 2010) Persaingan yang semakin intens di industri pengelolaan zakat, memaksa masing-masing lembaga zakat untuk mampu menjaga hubungan dengan pelanggan. Masingmasing lembaga zakat tersebut harus mampu mengidentifikasi kebutuhan, keinginan, dan harapan donatur lembaga zakat agar tetap loyal menyalurkan dana zakat melalui lembaganya. Jika donatur tersebut beralih kepada lembaga zakat lain, maka akan berakibat pada menurunnya Brand Social Trust and Influence To Donors Loyalty Of The Zakat Institution
89
penghimpunan dana zakat dan keberlangsungan program penyaluran dana zakat oleh lembaga zakat tersebut menjadi terhenti. Di Indonesia, saat ini masing-masing lembaga zakat harus bersaing menarik muzakki (orang yang wajib terkena zakat) agar mau menyalurkan dana zakat melalui lembaganya serta menjaga loyalitas donatur agar institusinya tetap bisa eksis. Jumlah organisasi pengelola zakat (OPZ) yang dikukuhkan di tingkat pusat berjumlah 19 buah (www.forumzakat.net). Jumlah ini terdiri atas: 1 (satu) Badan Amil Zakat Nasional milik negara, dan 18 (delapan belas) Lembaga Amil Zakat Nasional milik swasta. Data tersebut diatas belum termasuk Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat yang ada di tingkat Provinsi, Kabupaten, dan Kecamatan. Serta lembaga zakat yang dikelola oleh masjidmasjid secara non-organisasional dan berjangka pendek. Dengan demikian, tantangan yang dihadapi oleh institusi pengelola zakat tidak hanya menjadikan menyadarkan masyarakat untuk menyalurkan dana zakat, tetapi juga merancang program unik yang menarik masyarakat agar loyal terhadap lembaga zakat tertentu. Berbagai penelitian yang berkaitan dengan produk komersial menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap merek (brand trust) memiliki pengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Namun demikian, belum ada penelitian mengenai pengaruh brand trust terhadap loyalitas donatur pada industri zakat , oleh karena itu perlu dilakukan penelitian berkaitan dengan pengaruh brand trust terhadap loyalitas donatur pada 90 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 83-140
lembaga zakat. Untuk itu peneliti mengajukan penelitian yang berjudul: BRAND SOCIAL TRUST DAN PENGARUHNYA TERHADAP LOYALITAS DONATUR LEMBAGA ZAKAT (Survei Pada Donatur Individu Dompet Dhuafa Republika, di Kantor Ciputat – Jakarta). 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pada identifikasi masalah yang disebutkan diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: • Bagaimana persepsi donatur individu terhadap brand social trust lembaga zakat? • Bagiamana persepsi donatur individu terhadap lembaga zakat? • Seberapa besar pengaruh brand social trust terhadap loyalitas donatur lembaga zakat? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: • Untuk mengkaji dan mengetahui persepsi donatur individu terhadap social brand trust lembaga zakat • Untuk mengkaji mengetahui persepsi donatur individu terhadap lembaga zakat. • Untuk mengkaji dan mengetahui pengaruh brand social trust terhadap loyalitas donatur lembaga zakat.
Brand Social Trust and Influence To Donors Loyalty Of The Zakat Institution
91
2. Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 2.1 Produk Non-Profit Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. (Kotler dan Amstrong, 2008:266). Non-for-profit (NFP) organizations atau organisasiorganisasi nirlaba menghasilkan penerimaannya dari berbagai sumber, tidak hanya berasal dari klien yang menerima produk atau jasa mereka. Penerimaan tersebut bahkan dapat berasal dari orang-orang yang tidak menerima jasa yang sedang mereka subsidi. Organisasi amal adalah contoh-contohnya. Pelayanan sering diterima lama setelah iuran-iuran dibayarkan (Whealen dan Hunger, 2003:534). Penerima manfaat dari produk sosial/nirlaba tidak membayar langsung atas produk yang dikonsumsinya, akan tetapi ditanggung pihak sponsor/donatur. Penerima manfaat produk sosial/nirlaba adalah masyarakat secara umum. Perbedaan antara produk komersial dan produk sosial dapat dianalogikan dengan fasilitas jalan raya. Masyarakat membutuhkan jalan raya untuk mobilitas sehari-hari, mereka memiliki kebutuhan yang sama untuk mendapatkan fasilitas tersebut. Meskipun sama-sama jalan raya, jalan reguler merupakan produk sosial, karena setiap orang berhak menggunakan fasilitas tersebut tanpa dikenai tarif. 2.2 Nilai Penerapan Sistem Kapitalisme di berbagai negara di dunia berakibat pemikiran bahwa kktivitas yang tidak
92 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 83-140
menghasilkan keuntungan materi dianggap sebagai suatu hal yang sia-sia. Menurut An-Nabhani (1953:100) kehidupan menurut penganut paham sekulerisme-kapitalisme hanya untuk (meraih) manfaat/mashlahat (materi). Manfaat (materi) menjadi ukuran bagi setiap perbuatan mereka. Seluruh nilainilai telah tercabut dari kehidupan kecuali nilai materi, yaitu keuntungan. Kadangkala nilai bersifat kerohanian, misalnya Shalat, Zakat, Puasa, atau Haji. Ada pula nilai yang bersifat moral/akhlaq, seperti jujur, amanah, atau tepat janji. Bisa juga nilai kemanusiaan (sosial), seperti menyelamatkan orang yang tenggelam dan menolong orang yang berduka. Hanya saja nilai-nilai tersebut bukanlah penentu suatu perbuatan, dan bukan pula tujuan utama dilakukannya perbuatan. Dengan demikian, kebahagian hidup dalam Islam adalah mendapatkan ridha Allah SWT. Bukan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan jasmani manusia. Sebab pemuasan kebutuhan manusia, baik yang bersifat jasmani maupun naluri merupakan sarana mutlak untuk menjaga kelangsungan hidup manusia, tetapi tidak menjamin adanya kebahagiaan (An-Nabhani, 1953:102). Oleh karena itu, nilai (qimah) yang hendak diraih dari aktivitas tersebut adalah nilai kerohanian (qimah ruhiyah), yaitu untuk menjalankan perintah Allah SWT, dan nilai ini jika tidak dipenuhi manusia akan merasa gelisah. Lembaga zakat dikatakan bernilai jika memberikan manfaat spiritual dan mampu menyalurkan ZISnya sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam Al-Quran, yaitu delapan golongan mustahik zakat (orang yang berhak menerima zakat). Mustahik zakat adalah klien lembaga zakat yang menerima jasa penyaluran zakat. Sedangkan donatur Brand Social Trust and Influence To Donors Loyalty Of The Zakat Institution
93
dapat disebut sebagai sponsor, atau pihak yang mendanai seluruh atau sebagian dari biaya operasional organisasi. 2.3 Wajib Zakat Menurut Mufriani (2006:26) zakat diwajibkan bagi setiap muslim/muslimah yang sudah memenuhi nisab dan haul`nya. Nisab merupakan syarat jumlah minimal aset yang dapat dikategorikan sebagai aset wajib zakat, nisab yang ditetapkan sebesar 85 gram emas atau sekira 200 Dinar. Karakteristik nisab berbeda-beda sesuai dengan harta wajib zakat, seperti nisab pada hasil pertanian dan perkebunan adalah 5 sha` yang sepadan dengan 50 kailah atau 653 kg, sedangkan nisab pada zakat maal (aktiva keuangan) adalah 200 dirham atau 85 gram emas. 2.4 Ruang Lingkup Organisasi Sosial - Ekonomi Menurut Heene dan Desmidt (2010:3) jenis organisasi dapat diketahui dengan cara pendistribusian nilai-nilai tersebut, dimana dapat dikelompokkan menjadi empat jenis organisasi, yaitu : organisasi publik/sosial murni, organisasi sosial – ekonomi, organisasi ekonomi – sosial, dan organisasi swasta. Jenis-jenis organisasi yang digambarkan oleh Heene dan Desmidt (2010) dapat digambarkan pada gambar 2.4. Dalam organisasi ekonomi-sosial lebih mengutamakan penciptaan dan pendistribusian nilai-nilai ekonomi ketimbang nilai-nilai publik/kemasyarakatan. Pada organisasi publik/sosial murni lebih ditekankan pada upaya memecahkan problematika kemasyarakatan, sehingga penciptaan dan pendistribusian nilai-nilai publik/kemasyarakatan menjadi 94 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 83-140
fokus utamanya. Sedangkan organisasi sosial-ekonomi berupaya meraih, baik tujuan sosial maupun ekonomi, namun penciptaan dan pendistribusian nilai-nilai kemasyarakatan lebih diutamakan dan nuansa ekonomi secara terselubung, misalnya melayani pekerjaan tertentu dengan; menjadi perusahaan bayangan, memiliki rumah sakit, dan lain-lain (Heene dan Desmidt, 2010:4). Dengan demikian, organisasi pengelola zakat dalam konteks di Indonesia termasuk pada organisasi sosial-ekonomi, karena lembaga zakat yang kita kenal saat ini berupaya meraih tujuan sosial maupun ekonomi, namun penciptaan dan pendistribusian nilai kemasyarakatan/sosial lebih diutamakan dibandingkan nuansa ekonomi secara terselubung (nilai sosialkemasyarkatan lebih diutamakan dibandingkan dengan nilai ekonomi). Gambar 2.4 Ruang Lingkup Organisasi Publik dan Bisnis
Sumber : Heene dan Desmidt (2010:4) Menurut Whealen dan Hunger (2003:536) gambaran paling membedakan antara organisasi nirlaba dengan organisasi nirlaba lainnya, dan perusahaan pencari laba Brand Social Trust and Influence To Donors Loyalty Of The Zakat Institution
95
adalah sumber penerimaan. Perusahaan pencari laba (komersial) tergantung pada penerimaan yang diperoleh dari penjualan barang-barang dan jasa kepada pelanggannya, yang biasanya membayar atas biaya dan keuntungan untuk penyediaan produk atau jasa. Sedangkan organisasi nirlaba (publik) sangat tergantung pada iuran, kewajiban, dan sumbangan para anggotanya, atau dari agen sponsor, baik swasta maupun pemerintah. 2.5 Pola Pengaruh Terhadap Pengambilan Keputusan Strategis Pola pengaruh pada pengambilan keputusan strategis organisasi nirlaba tergantung pada sumber-sumber penerimaan organisasi tersebut. Dalam perusahaan pencari laba, koneksi antara pelanggan atau klien organisasi biasanya sederhana dan langsung. Perusahaan-perusahan cenderung tergantung sepenuhnya pada penjualan produk atau jasa mereka kepada pelanggan untuk memperoleh penerimaan, dan oleh karena itu mereka sangat tertarik untuk menyenangkan pelanggannya. Organisasi pencari laba mencoba mempengaruhi pelanggan untuk tetap membeli produknya dan menggunakan jasa layanannya. Baik membeli atau tidak membeli item yang ditawarkan, para pelanggan dalam posisi secara langsung mempengaruhi proses pengambilan keputusan organisasi. Oleh karena itu, bisnis tersebut dikatakan berorientasi pasar (Whealen dan Hunger, 2003:535). Pengaruh sumber-sumber penerimaan terhadap pola pengaruh klien organisasi dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut:
96 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 83-140
Kunci untuk memahami manajemen organisasi nirlaba adalah dengan mempelajari siapa yang membayar untuk jasa layanan yang diberikan. Jika penerima jasa layanan membayar hanya dalam proporsi yang kecil dari total biaya jasa layanan tersebut, para manajer strategis hampir dipastikan akan lebih memperhatikan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan para sponsor atau lembaga-lembaga yang mendanai daripada memuaskan kebutuhan dan keinginan orang-orang yang menerima jasa layanan tersebut. Gambar 2.5 SUMBER PENERIMAAN
Menurut Ratminto dan Winarsih (2009:10-11) pelayanan publik yang diselenggarakan oleh swasta adapatabilitas pelayanan dituntut sangat tinggi. Penyelenggara pelayanan berusaha merespon keinginan dan Brand Social Trust and Influence To Donors Loyalty Of The Zakat Institution
97
harapan pengguna karena posisi tawar pengguna lebih tinggi dibandingkan dengan penyelenggara pelayanan. Apabila keinginan pengguna tidak direspon, maka pengguna akan beralih kepada penyelenggara pelayanan yang lain. Jelas sekali bahwa locus control ada di pihak pengguna/klien. Dengan demikian, sifat pelayanannya adalah pelayanan yang dikendalikan oleh pengguna. Dengan demikian, organisasi pengelola zakat milik swasta merupakan institusi publik yang locus controlnya berada di pihak pengguna/klien/donatur. Artinya, untuk menarik donatur agar mau menggunakan layanannya harus mampu merespon keinginan pengguna layanan/donatur. Sebuah lembaga zakat juga harus menampilkan kualitas layanan yang lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Karena jika keinginan pengguna tidak direspon, maka pengguna akan beralih kepada penyelenggara pelayanan yang lain. Suatu organisasi publik yang mendapatkan kepercayaan dari masyarakat akan menjadikan organisasi publik tersebut mampu menghimpun kekuatan berbagai sumber daya yang dimilikinya untuk dapat melayani masyarakat. Menurut Heene dan Desmidt (2010:7) menyatakan bahwa: “….penguatan terhadap landasan kepercayaan dan legitimasi atas organisasi akan membuka kesempatan bagi organisasi publik untuk memperluas perangkat finansial dan non-finansial. Tampak secara kasat mata para pemangku kepentingan akan memberikan pengakuan dalam bentuk penyerahan sarana-sarana
98 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 83-140
yang lebih banyak dan bahkan lebih baik kepada organisasi publik yang terbukti serta sanggup mengoptimalkan keseluruhan proses penciptaan dan pendistribusian nilainya” Dengan demikian, kepercayaan terhadap organisasi publik dapat diwujudkan dengan memenuhi tuntutan persyaratan yang telah ditetapkan oleh stakeholders. Organisasi publik/nirlaba yang mendapatkan kepercayaan dan legitimasi dari masyarakat, akan mudah dalam menghimpun sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh organisasi publik tersebut. 2.6 Merek Penetapan merek (branding) adalah memberikan kekuatan merek kepada produk dan jasa. Penetapan merek adalah tentang menciptakan perbedaan antarproduk. Pemasar harus mengajarkan tentang “siapa” produk itu kepada konsumen –dengan memberikan namanya dan elemen merek lain untuk mengidentifikasi produk- begitu pula dengan apa yang dilakukan produk dan mengapa konsumen harus memperhatikan (Kotler dan Keller, 2009:260). Merek merupakan karakteristik yang melekat pada suatu organisasi atau produk organisasi. Menurut Keller (2009:2) pengertian merek adalah sebagai berikut: “ A brand is a name, term, sign, symbol, or design, or a combination of them, intended to identify the goods and services of one seller or group of sellers and to differentiate them from those of competition” (Brand Brand Social Trust and Influence To Donors Loyalty Of The Zakat Institution
99
adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi dari hal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari satu penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakan dari kompetitornya) Membangun merek adalah upaya yang dilakukan secara terus-menerus mulai dari menetapkan tujuan mengapa harus menciptkan atau memberi merek kepada produk, lalu bagaimana membangun merek ketika produk-merek mulai diperkenalkan ke pasar, sampai kepada keputusan bahwa produk-merek tersebut tidak dapat dipertahankan lagi dipasar. (Surjaatmadja, 2008:149). Dengan demikian jika dikaitkan dengan merek sosial, zakat sebagai merek diartikan sebagai karakteristik yang melekat pada jasa penyaluran zakat suatu organisasi/lembaga zakat yang berbeda dengan lembaga zakat lainnya baik dari sisi manfaat inti, manfaat nyata, maupun manfaat tambahannya. 2.6.1 Trust Menurut Morgan dan Hunt (2004:)“Trust has been defined as the willingness to rely on an exchange partner in whom one has confidence”(Kepercayaan telah diartikan sebagai keinginan untuk mengandalkan pihak lain dengan penuh keyakinan). Sedangkan menurut Deuts (1979) yang dikutip oleh Delgado dan Aleman (2005:190) “Trust is defined as the confidence that one will find what is desired from another, rather that what is feared” (Kepercayaan diartikan sebagai keyakinan bahwa seseorang akan
100 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 83-140
menemukan apa yang diinginkan dari yang lain (penyedia produk/layanan), daripada apa yang dikhawatirkan). Rotter (1967) yang dikutip oleh Jahangir, Parvez, Shattscharjee, dan Ahamed (2009:20) menyatakan “trust is a generalized expectancy held by individual that the word of another can be relied on”. (Kepercayaan adalah harapan umum yang dimiliki oleh masing-masing individu bahwa perkataan dari orang lain dapat diandalkan/dipercaya). Sedangkan menurut Mc. Alister (1995) yang dikutip oleh Reast (2005:5) menyatakan kepercayaan merupakan “..the extent to which a person is confident in, and willing to act on the basis of the words, actions, decisions of others” (taraf dimana seseorang yakin dan memiliki keinginan untuk bertindak berdasarkan pada perkataan, tindakan, dan keputusan orang lain). Tabel 2.1 Konsep Trust Author Morgan dan Hunt (2004) dalam Bilal Afsar, Zia Ur Rehman, Jaweria Andleeb Qureshi and Asad Shahjehan (2010) ‘Wetzels et al., (1998) dalam Bilal Afsar, Zia Ur Rehman, Jaweria Andleeb Qureshi and Asad
Konsep Confidence in an exchange partner’s reliability and integrity (Kepercayaan pada keandalan dan integritas dari partner transaksi) In social psychology trust is considered to consist of two elements: trust in partner’s honesty, and trust in partner’s
1. 2.
1. 2.
Dimensi Reliability (Keandalan) Integrity (Integritas)
Honesty (Kejujuran) Benevolence (Dianggap Baik)
Brand Social Trust and Influence To Donors Loyalty Of The Zakat Institution
101
Author Shahjehan (2010)
Konsep benevolence (Dalam psikologi sosial, kepercayaan dianggap memiliki dua unsur: kepercayaan pada kejujuran partner transaksi dan kepercayaan pada kebaikan partner)
Dimensi
Dengan demikian, kepercayaan dapat diartikan sebagai seseorang memiliki keyakinan bahwa pihak lain akan mampu memenuhi harapan-harapannya atau dapat diandalkan, dan keyakinan tersebut didasarkan atas dasar perkataan, tindakan, dan keputusan orang lain yang sudah mendapatkan kepercayaan tersebut. 2.6.2 Brand Social Trust Menurut Morgan dan Hunt (1994:23) yang dikutip oleh Chaudhuri dan Holbrook (2001:81) mendefinisikan brand trust sebagai berikut: “ Brand trust as the willingness of the average consumer to rely on the ability of the brand to perform its stated function” (Brand trust sebagai kesediaan konsumen rata-rata mengandalkan kemampuan merek untuk menjalankan fungsi lain nya). Menurut Delgado, Ballester, Manuera, dan Aleman (2005:188) “Brand trust is defined as the confident 102 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 83-140
expectations of the brand’s reliability and intentions” (Kepercayaan merek adalah harapan akan kehandalan dan intensi baik merek), oleh karena itu brand trust merefleksikan 2 hal, yakni brand reliability dan brand intentions. Delgado et al. (2005:188-189) mengemukakan bahwa, Brand reliability atau kehandalan merek yang bersumber pada keyakinan konsumen artinya produk tersebut mampu memenuhi nilai yang dijanjikan atau dengan kata lain persepsi bahwa merek tersebut mampu memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan. Brand reliability merupakan hal yang esensial bagi terciptanya kepercayaan terhadap merek karena kemampuan merek memenuhi nilai yang dijanjikannya akan membuat konsumen menaruh rasa yakin akan mendapatkan apa yang dibutuhkan dalam hal ini kebutuhan untuk keluar perasaan terancamnya. Sedangkan brand intention didasarkan pada keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampu mengutamakan kepentingan konsumen ketika masalah dalam konsumsi produk muncul secara tidak terduga. Pelanggan dalam produk komersial dan donatur zakat memiliki perbedaan mendasar. Pelanggan dalam produk komersial mendapatkan nilai untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan sendiri. Sedangkan donatur membeli produk untuk memenuhi kebutuhan spiritual dan sosial-kemasyarakatan. Hal tersebut dapat dianalogikan dengan orang tua yang membelikan suatu produk kepada anaknya. Aktivitas orang tua membeli suatu produk (misalnya pakaian) di toko dilakukan selaku pelanggan. Sedangkan orang tua menyerahkan pakaian kepada anaknya selaku donatur. Brand Social Trust and Influence To Donors Loyalty Of The Zakat Institution
103
Lembaga zakat berfungsi sebagai perantara dalam penyampaian nilai dari donatur terhadap mustahik/orang yang berhak menerima zakat. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, donatur adalah orang yang secara tetap memberikan sumbangan berupa uang atau lainnya, kepada seseorang atau perkumpulan tanpa mengharapkan imbalan. (www.kamusbahasaindonesia.org, diakses tanggal 16 Desember 2010). Menurut Putra (2010:14) dalam industri pengelola zakat, terdapat 3 jenis customer, yaitu eksternal customer, internal customer, dan investor customer. Pihak yang termasuk eksternal customer yaitu mustahik zakat/penerima manfaat. Sedangkan yang termasuk internal customer, yaitu Amilin/SDM pengelola lembaga. Kemudian yang termasuk investor customer, yaitu donatur/sponsor Lembaga Zakat. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan pelanggan adalah investor customer, yaitu pihak-pihak yang memberikan donasi/sumbangan/sponsorship kepada suatu lembaga zakat agar lembaga zakat tersebut mampu menyampaikan nilai kepada penerima manfaat/mustahik zakat. Donatur/penyumbang/sponsor yang dimaksud adalah donatur individu non-corporate atau perusahaan. Sehingga nilai yang diharapkan tidak hanya aspek sosialkemasyarakatan berupa kedermawanan. Namun nilai yang diharapkan dari pelanggan ini adalah terpenuhinya kebutuhan spiritualnya. Sehingga aspek kepercayaan pelanggan yang dimaksud adalah kepercayaan bahwa produk tersebut dapat memberikan manfaat spiritual dan manfaat sosial-kemasyarakatan.
104 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 83-140
Tabel 2.2 Brand Trust Author Delgado et al. (2003) dalam Elena DelgadoBallester and Jose Luis MunueraAleman (2005:188)
Definisi Brand trust is defined as the confident expectations of the brand’s reliability and intentions (Kepercayaan merek adalah harapan akan kehandalan dan intensi baik merek)
1.
2.
Dimensi brand’s reliability (Keandalan Merek) brand’s intentions (Intensi Merek)
Kedua komponen kepercayaan merek (brand reliability dan brand intension) tersebut mampu mengutamakan kepentingan konsumen ketika masalah dalam konsumsi produk muncul secara tidak terduga. Kedua komponen kepercayaan merek bersandar pada penilaian konsumen yang subjektif atau didasarkan pada persepsi masing-masing konsumen terhadap manfaat yang dapat diberikan produk/merek. Menurut Rotter (1967) dalam Jahangir et al. (2009:22) menyatakan bahwa, kepercayaan terhadap merek adalah variabel kunci dalam pengembangan keinginan abadi untuk menjaga hubungan dalam jangka panjang. Kesimpulannya, kepercayaan didefinisikan sebagai harapan umum yang dimiliki oleh seorang individu bahwa produknya dapat diandalkan. Sedangkan Mc.Allister (1995) dalam Jahangir et al. (2009:22) menyatakan kepercayaan terhadap merek merupakan sejauh mana seseorang percaya, dan bersedia untuk bertindak atas dasar kata-kata, tindakan, keputusan orang lain dan, unik dalam domain konsumen, Brand Social Trust and Influence To Donors Loyalty Of The Zakat Institution
105
106 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 83-140
kemauan konsumen rata-rata mengandalkan kemampuan merek untuk menjalankan fungsi lainnya. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan kepercayaan sebagai donatur (investor customer) adalah keyakinan bahwa pihak lain dapat diandalkan untuk memberikan manfaat spiritual dan sosial-kemasyarakatan. Seperti telah disampaikan pada bab 2.1.1.1 seseorang membayar zakat untuk memenuhi kebutuhan spiritualnya, yaitu untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT sebagaimana ibadah haji dan kurban. 2.7 Loyalitas Donatur Lembaga Zakat Menurut Bloymer dan Casper (1995) dalam Jahangir et al. (2009:23) mengemukakan definisi loyalitas sebagai berikut: “... loyalty is on of the ways with which the consumer expresses his/her satisfaction with the performance of the product or service received” (Loyalitas merupakan salah satu cara yang digunakan konsumen untuk mengekspresikan kepuasannya terhadap kinerja suatu produk atau layanan yang diterima) Loyalitas merek berbasis pelanggan merupakan inti dari sebuah ekuitas merek. Jika pelanggan yang berbeda untuk suatu merek pada kenyataannya membeli sehubungan dengan fitur, harga, dan kenyamanan atas merek dagang. Di sisi lain, mereka terus membeli merek bahkan dalam Brand Social Trust and Influence To Donors Loyalty Of The Zakat Institution
107
menghadapi pesaing dengan fitur unggul, harga, dan kemudahan, nilai substansial ada dalam merek dan mungkin dalam simbol dan slogan (Aaker, 1991:39). Menurut Putra (2010:14) dalam organisasi nirlaba seperti lembaga zakat, terdapat 3 jenis pelanggan, yaitu internal customer, eksternal customer, dan investor customer. Penelitian ini berkaitan dengan aspek loyalitas investor customer (donatur/sponsor) individu dalam organisasi pengelola zakat. Untuk memetakan tingkatan loyalitas donatur (investor customer) suatu lembaga zakat, dapat pula diterapkan tingkatan loyalitas pelanggan produk komersial seperti yang dikemukakan oleh Aaker (1991). Menurut Jacoby dan Chestnut (1978) yang dikutip oleh Chaudhuri dan Holbrook (2001:81) menyatakan bahwa”In general, brand loyalty was measured by agreement with four statements constructed to reflect either the purchase related or attitudinal aspects or brand commitment”(Secara umum loyalitaas terhadap merek diukur dengan kesetujuan terhadap pernyataan yang dibangun untuk merefleksikan hubungan pembelian atau aspek sikap atau komitmen terhadap merek). Secara khusus, loyalitas pembelian diukur dengan dua pernyataan, “Saya akan membeli merek ini di lain waktu” dan “Saya akan tetap setia terhadap merek ini”. Sedangkan loyalitas sikap diukur dengan dua pernyataan berikut, “Saya berkomitmen terhadap merek ini” dan “Saya akan bersedia untuk membayar lebih untuk merek ini dibandingkan dengan merek lainnya”. Organisasi nirlaba seperti lembaga zakat sangat tergantung pada donatur. Karena jumlah donasi akan
108 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 83-140
memperkuat bargaining power organisasi. Selain itu, semakin banyak donasi yang dihimpun menunjukkan semakin banyak pihak memberi dukungan terhadap eksistensi organisasi. Aktivitas donasi menunjukkan bahwa mereka mendukung atas apa yang dilakukan oleh organisasi. Loyalitas donatur dapat dilihat dari seberapa besar nilai donasi mereka terhadap program-program yang dilakukan organisasi dan kesediaan menjadi donatur tetap/donasi secara berulang. Selain itu, loyalitas donatur juga dapat dilihat dari kesediaan donatur untuk merekomendasikannya kepada orang lain dan tidak tertarik terhadap tawaran dari lembaga zakat lain. Namun demikian berdasarkan wawancara kepada beberapa responden, tidak berarti donatur yang tidak bersedia menjadi donatur tetap tidak melakukan donasi secara berulang. Mereka yang datang ke kantor Dompet Dhuafa secara langsung memiliki keinginan untuk tetap mendonasikan sebagian dana zakatnya melalui Dompet Dhuafa meskipun tidak secara rutin. 2.1.4 Penelitian Sebelumnya Jahangir et al. (2009:21-23) mengemukakan bahwa brand affect dan brand quality secara positif dan signifikan terkait dengan loyalitas merek. Kemudian loyalitas merek memediasi hubungan antara brand affect dan brand quality terhadap extension brand attitude. Penelitian ini memperkuat dan melengkapi penelitian lainnya yang dilakukan Chaudhuri dan Holbrook (2001:81), bahwa sikap merek dapat diukur melalui brand trust dan brand affect. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai landasan kerangka pemikiran mengenai Brand Social Trust and Influence To Donors Loyalty Of The Zakat Institution
109
bagaimana brand affect, brand quality, dan brand trust berpengaruh terhadap loyalitas. Menurut Martzler, et al. (2008:159) dalam penelitiannya mengemukakan, bahwa ketika brand affect dan brand trust dimasukkan dalam sebuah model, hubungan sebelumnya sangat signifikan antara keengganan resiko dan sikap loyalitas, dan hubungan pembelian kembali dengan keengganan resiko menjadi lemah. Sedangkan keengganan terhadap resiko berpengaruh signifikan terhadap brand trust dan brand affect. Menurut Lantieri dan Chiagouris (2009:83) mengemukakan bahwa terdapat bebterapa hal yang telah menciptakan ketidakpercayaan terhadap merek, diantaranya adalah konsumen lebih sinis terhadap merek tersebut, konsumen memiliki pengalaman buruk terhadap/ sehingga sering mengingatnya, bagaimana struktur perusahaan, kualitas yang tidak merata/stabil, penurunan kualitas pelayanan, dan terlalu banyak pilihan yang ditawarkan perusahaan. Hahn (2008:137) dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap konsumen pakaian jadi menyatakan bahwa, kepercayaan terhadap merek dan kualitas layanan internet berpengaruh signifikan terhadap minat belanja pakaian jadi melalui toko online yang dioperasikan oleh ritel multi-channel. Hal tersebut menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap merek mampu membentuk minat beli terhadap merek tersebut, walaupun melalui internet/ tidak menyentuh dan melihat produk secara langsung. Berbagai hasil penelitian diatas menunjukkan adanya hubungan antara brand trust terhadap loyalitas donatur. Sehingga pemasar program penyaluran Zakat, Infak, dan
110 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 83-140
Sedekah perlu memperhatikan aspek kepercayaan merek terhadap loyalitas donatur. Selain itu pemasar program penyaluran zakat juga perlu memperhatikan seberapa besar hubungan brand trust terhadap loyalitas donatur. Sehingga nanti dapat dilakukan kajian seberapa besar porsi perhatian organisasi terhadap upaya menciptakan kepercayaan terhadap merek dibandingkan dengan aspek yang lain.
terciptanya loyalitas donatur. Dengan demikian paradigma penelitian dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.7 Paradigma Penelitian BRAND SOCIAL TRUST • Brand Intention
2.2 Kerangka Pemikiran Berdasarkan pada berbagai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, brand trust memiliki peran penting dalam membangun loyalitas pelanggan (atau jika dikaitkan dengan penelitian ini disebut donatur). Kepercayaan terhadap merek merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan loyalitas donatur suatu Lembaga Zakat. Jika Donatur percaya akan kejujuran, keandalan, dan komitmen mereka terhadap donatur, maka donatur akan menyalurkan ZIS secara kontinue/berulang, bersedia merekomendasikan kepada orang lain, dan tidak terpengaruh terhadap lembaga zakat lain, namun jika lembaga zakat kehilangan kepercayaannya, donatur akan beralih kepada lembaga zakat pesaing. Oleh sebab itu, suatu perusahaan harus dapat mengetahui bagaimana tingkat kepercayaan terhadap merek yang dimiliki konsumen agar mampu meningkatkan loyalitasnya. Terciptanya kepercayaan terhadap merek dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya hubungan antara perusahaan dan konsumen akan menjadi harmonis, selain itu kepercayaan terhadap merek akan memberikan dasar bagi Brand Social Trust and Influence To Donors Loyalty Of The Zakat Institution
111
• Brand Reliability
LOYALITAS DONATUR • Purchasing Loyalty • Attitude Loyalty
2.3 Hipotesis Dalam penelitian ini, Brand Trust (X) merupakan variabel bebas atau variabel yang mempengaruhi, sedangkan Loyalitas Donatur (Y) merupakan variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi. Kemudian berdasarkan dari kerangka pemikiran yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: ”Brand Trust Berpengaruh Signifikan terhadap Loyalitas Donatur Lembaga Zakat Dompet Dhuafa Republika”. 3. Metode Penelitian 3.1 Metode yang digunakan Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan yang telah ditetapkan. Penelitian ini menggunakan metode eksplanatori, menurut Sugiyono (2009:37) penelitian eksplanatori
112 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 83-140
merupakan hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi, ada hubungan variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi). Dengan demikian, metode penelitian eksplanatori adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan suatu variabel terhadap variabel lainnya. Dalam konteks penelitian ini, maka variabel bebas (variabel independent) diartikan sebagai variabel X (Brand Trust). Sedangkan variabel terikat (variabel dependent) diartikan sebagai variabel Y (Loyalitas Donatur). 3.2 Sumber dan Cara Penentuan Data/Informasi Populasi dalam penelitian ini adalah para donatur individu Dompet Dhuafa Republika Jakarta yang berjumlah 35,000 orang. Dalam teknik pengambilan sampel, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel non-probabilita, yaitu dengan teknik pengambilan sampel non-probabilitas dengan cara accidental sampling, yaitu pengambilan sampel yang kebetulan datang ke Dompet Dhuafa Republika di Kantor Ciputat- Jakarta Selatan. Hal tersebut mengingat jumlah donatur Dompet Dhuafa Republika sangat besar, yaitu mencapai lebih dari 35,000 donatur individu. Karena jumlah populasi terlalu besar, untuk menentukan ukuran sampelnya penulis menggunakan Rumus Slovin yakni sebagai berikut: n =
N
1 + Ne²
Brand Social Trust and Influence To Donors Loyalty Of The Zakat Institution
113
Keterangan; n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = kelonggaran ketidaktelitian/ kesalahan pengambilan sampel yang ditolerir. Batas kesalahan yang ditolerir pada penelitian ini adalah sebesar 10%. Jumlah Donatur individu non-corporate di Dompet Dhuafa Republika menurut Ibu Danar Dona selaku Manajer CRM Dompet Dhuafa Republika sebesar 35.000 orang. Dengan demikian, jumlah responden yang diambil adalah sebagai berikut: n =
35.000 1 + 35.000 (0,1)² = 99,715 Berdasarkan pada perhitungan di atas jumlah sampel yang diambil sebesar 99,715 responden, dan dibulatkan menjadi 100 Responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara non probability sampling, artinya tidak semua populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi responden. Pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan, wawancara dengan responden dan keyinforman serta penyebaran angket. Dalam penelitian ini digunakan skala ordinal untuk menentukan sikap donatur dengan memberikan pilihan jawaban dari Sangat Setuju (SS) diberikan angka 5, Setuju (S) diberikan angka 4, Ragu-ragu (R) diberikan angka 3, Tidak Setuju (TS) diberikan angka 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberikan angka 1. Namun
114 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 83-140
demikian, analisis hasil penelitian yang digunakan yaitu korealasi product moment dan koefisien regresi yang mensyaratkan skala pengukuran interval. Menurut Sugiyono (2009:95) penentuan alternatif di atas dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa pernyataan dalam angket yang disebar kepada responden berbentuk positif seluruhnya. Adapun penilaian yang digunakan untuk menginterpretasikan alternatif jawaban dalam angket tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kategori sangat setuju (SS), dapat diartikan pernyataan dalam angket sudah sangat sesuai dengan keadaan sebenarnya. 2. Kategori setuju (S), dapat diartikan pernyataan dalam angket sudah sesuai/cukup sesuai dengan keadaan sebenarnya. 3. Kategori Ragu-ragu (R), dapat diartikan pernyataan dalam angket kurang sesuai dengan keadaan sebenarnya. 4. Kategori tidak setuju (TS), dapat diartikan pernyataan dalam angket sudah tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. 5. Kategori sangat tidak setuju (STS), dapat diartikan pernyataan dalam angket sudah sangat tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. 3.4.2 Validitas dan Reliabilitas 3.4.2.1 Validitas Menurut Masrun (1979) dalam Sugiyono (2009:133) teknik korealasi untuk menentukan validitas item ini sampai sekarang paling banyak digunakan. Selanjutnya dalam Brand Social Trust and Influence To Donors Loyalty Of The Zakat Institution
115
memberikan interpretasi korealasi item mempunyai korealasi positif dengan kriterianya, skor total serta korealasi yang tinggi menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat syarat adalah jika r=0,3. Jadi jika korealasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3, maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Untuk melihat setiap butir dalam instrumen itu valid atau tidak dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir dengan skor total (Y). Jadi untuk keperluan ini ada tujuh koefisien korelasi yang perlu dihitung. Bila nilainya dibawah 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang. Berikut ini adalah hasil perhitungan pengujian validitas item pada tabel 3.4 berikut ini: Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Item Instrumen No. 1 2 3 4 5 6 7
Pernyataan Kemudahan Pembayaran Kemampuan membuat program Inovatif Ketepatan Pelaporan Kegiatan Mengutamakan kepentingan donatur Kepercayaan kepada Dewan Syariah Kepercayaan kepada kejujuran pegawai Kepercayaan terhadap ketepatan sasaran donasi
r hitung 0.973
r kritis 0.3
Keputusan Valid
0.675
0.3
Valid
0.921
0.3
Valid
0.924
0.3
Valid
0.874
0.3
Valid
0.933
0.3
Valid
0.973
0.3
Valid
116 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 83-140
No. 8
9 10 11
Pernyataan Kemauan melakukan donasi secara rutin Nilai donasi lebih tinggi dibandingkan lembaga zakat lain Kemauan memberikan rekomendasi Ketidaktertarikan terhadap lembaga zakat lain
r hitung
r kritis
Keputusan
0.923
0.3
Valid
0.947
0.3
Valid
0.803
0.3
Valid
0.833
0.3
Valid
menggunakan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split Half), teknik pengujian hipotesis ini dipilih karena data yang digunakan dalam bentuk ordinal, rumus untuk uji reliabilitas spearmen brown adalah sebagai berikut:
Keterangan : = Reliabilitas internal seluruh instrumen = Korelasi antara belahan pertama dan kedua
Berdasarkan pada hasil uji validitas diatas, maka dapat dibuat kesimpulan bahwa pada r kritis sebesar 0,3 seluruh item pada instrumen penelitian dinyatakan valid. Artinya seluruh pertanyaan pada kuesioner penelitian sudah dapat menunjukkan apa yang seharusnya diukur sehingga dapat digunakan untuk penelitian.
3.4.2.2 Reliabilitas Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliabel). Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama instrumen pengukuran yang baik. Kadang-kadang reliabilitas disebut juga sebagai keterpercayaan, keterandalan, konsistensi, kestabilan, dan sebagainya, namun ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana skor hasil pengukuran terbebas dari kekeliruan pengukuran (measurement error). Untuk menghitung uji reliabilitas, maka dalam penelitian ini Brand Social Trust and Influence To Donors Loyalty Of The Zakat Institution
117
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal consistency dengan teknik belah dua (split half) yang dianalisis dengan rumus Spearmen Brown. Berikut ini adalah hasil dari reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.5 sebagai berikut : Tabel 3.5 Uji Hitung Reliabilitas Instrumen Variabel
Hasil
X Y
0,905 0,897
Nilai yang direkomendasikan 0,7 0,7
Keterangan Reliabel Reliabel
Dari hasil uji reliabilitas tersebut tinggi, yaitu pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliabel). Artinya skor hasil pengukuran terbebas dari kekeliruan pengukuran (measurement error). 3.5 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui besarnya akibat langsung atau tidak langsung seperangkat
118 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 83-140
variabel sebagai variabel penyebab (variabel bebas), terhadap sejumlah variabel lainnya yang merupakan variabel akibat (variabel terikat), Sedangkan rumus korealasi yang dapat digunakan adalah koefisien korealasi Product Moment (Sugiyono, 2009:183) dengan rumus sebagai berikut:
rxy =
n∑ X iYi − (∑ X i )(∑Yi ) 2
2
{n∑ X i − (∑ X i ) 2 }{n∑Yi − (∑Y )2 }
Keterangan: r = Koefisien Korelasi Product Moment • Hipotesis: Ho: Brand social trust tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas donatur. Ha: Brand social trust berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas donatur. Sedangkan untuk mengemukakan tentang besarnya nilai p atau hubungan kedua variabel yang diteliti adalah sebagai berikut : Tabel 3.7 Koefisien Tingkat Hubungan Antar Variabel Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00-0,199 Sangat Rendah 0,20-0,399 Rendah 0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Kuat 0,80-1,000 Sangat Kuat Sugiyono (2009:184) Brand Social Trust and Influence To Donors Loyalty Of The Zakat Institution
119
Berdasarkan tabel 3.5 diatas, maka hasil koefisien korealasi yang diperoleh kemudian dikategorikan berdasarkan tingkat hubungan. Koefisien korealasi hasil tersebut baru diatas untuk sampel n. Setelah diketahui ada atau tidaknya hubungan antara brand social trust terhadap loyalitas donatur. Jika diketahui terdapat hubungan, maka besarnya pengaruh brand trust terhadap loyalitas donatur dapat diketahui melalui koefisien determinasi. Besarnya koefisien determinasi (Sugiyono,2009:185) dihitung dengan rumus: KD = rxy2 x 100 % dimana: rxy = Koefisien Korelasi Untuk menguji signifikansi hubungan, yaitu apakah hubungan yang ditemukan itu berlaku untuk seluruh populasi, maka perlu diuji tingkat signifikansinya, Rumus uji signifikansi korealasi product moment (Sugiyono, 2000:194) adalah sebagai berikut:
Untuk pengujian signifikansinya, yaitu dengan cara membandingkan antara t hitung dengan t tabel. Jika t hitung lebih besar daripada t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, begitu pula sebaliknya jika t hitung lebih kecil daripada t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal tersebut digambarkan dengan kurva normalitas sebagai berikut:
120 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 83-140
Gambar 3.1 Kurva Uji Signifikansi Koefisien Korealasi Uji Dua Pihak
b=
n∑ XY − ∑ X ∑ Y n∑ X 2 − (∑ X ) 2 a = Y − bX
Persamaan umum regresi linier sederhana: Y=a+bX
Sumber: Sugiyono (2009:185) Hipotesis yang berlaku: Ho: µ= 0 (Tidak ada hubungan) Ha: µ= 0 (Ada hubungan) Berdasarkan perhitungan dan yang ditunjukkan pada gambar, maka akan terlihat hasilnya, apakah t jatuh pada daerah Ho atau Ha. Kemudian dapat dinyatakan hipotesis diterima atau ditolak dan dapat diketahui ada atau tidaknya hubungan antara brand social trust terhadap loyalitas donatur. Setelah itu, dapat diberikan kesimpulan bagaimana koefisien korealasi antara brand social trust dan loyalitas donatur, apakah hasil tersebut dapat digeneralisasikan atau dapat berlaku pada populasi dimana sampel diambil. Analisis Regresi Linear Sederhana Analisis korelasi hanya dapat memberikan informasi tentang keeratan hubungan antara brand trust dengan loyalitas donatur. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh brand social trust terhadap loyalitas donatur pada Dompet Dhuafa Republika, maka dilakukan analisis pengaruh dengan analisis regresi linear sederhana. Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien regresi adalah sebagai berikut:
•
Brand Social Trust and Influence To Donors Loyalty Of The Zakat Institution
121
Uji β (uji keberartian regresi) Salah satu tahap yang paling penting dalam melakukan analisis statistik adalah pengujian hipotesis. Hal ini dilakukan sebagai pembuktian secara statistik dengan menggunakan rumus t-student bahwa ada pengaruh negatif dan signifikan dari variable X terhadap Y . Hipotesis statistik dari pengujian hipotesis dalam penelitian ini dapat ditulis sebagai berikut: H0 : β = 0 Tidak terdapat pengaruh antara brand social trust terhadap loyalitas donatur. H1 : β ≠ 0 Terdapat pengaruh antara brand trust terhadap loyalitas donatur Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis statistika ini menggunakan uji yang dikenal dengan uji t-student. Hasil perhitungan dengan statistik uji t-student dibandingkan dengan nilai t-tabel student dengan derajat bebas n-2 dan tingkat signifikansi sebesar α =5%.
122 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 83-140
Statistik uji Statistik uji yang digunakan adalah statistik uji tstudent dengan formula sebagai berikut:
n−2 1− rxy 2
t = rxy Maka didapatkan:
t=
rxy
n−2
1 − rxy 2
Pengambilan keputusan Kriteria pengambilan keputusan merupakan batasan dari nilai tabel dengan memperhatikan derajat bebas (db) dan tingkat signifikansi sehingga dari batasan ini dapat disimpulkan apakah Ho diterima atau ditolak. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: Terima Ho jika -t-tabel ≤ thitung ≤ ttabel Tolak Ho jika thitung > nilai ttabel atau thitung < -t-tabel Nilai t tabel diperoleh dari tabel t-student dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dan derajat bebas sebesar 98 (n-2). Dari tabel t-student diperoleh nilai t tabel. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai t hitung. Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan ada atau tidaknya pengaruh antara brand social trust terhadap loyalitas donatur individu Dompet Dhuafa Republika.
• Pembahasan 4.1 Brand Trust Di dalam penelitian ini dikumpulkan data primer untuk mengetahui bagaimana gambaran brand trust dan loyalitas donatur Dompet Dhuafa Republika serta mengetahui seberapa besar pengaruh brand social trust terhadap loyalitas donatur melalui penyebaran kuesioner kepada 100 responden yang menjadi sampel penelitian. Data penelitian ini akan menghasilkan seberapa besar pengaruh brand trust terhadap loyalitas donatur lembaga zakat. Berikut ini tanggapan responden mengenai variabel brand social trust: Tabel 4.1 Tanggapan Responden Mengenai Variabel Brand Trust
123
Bobot
F
f (%)
Skor Total
Sangat setuju
5
66
66
330
Setuju
4
34
34
136
Ragu-ragu
3
0
0
0
Tidak setuju
2
0
0
0
Sangat tidak setuju
1
0
0
0
Saya percaya Dompet Dhuafa memberikan laporan penyaluran ZIS secara tepat waktu
Sangat setuju
5
62
62
310
Setuju
4
34
34
136
Ragu-ragu
3
0
0
0
Tidak setuju
2
4
4
8
Sangat tidak setuju
1
0
0
0
Saya percaya
Sangat setuju
5
70
70
350
Pernyataan
1
Saya percaya dengan kemudahan pembayaran di Dompet Dhuafa
2
3
Brand Social Trust and Influence To Donors Loyalty Of The Zakat Institution
Pilihan Jawaban
No
124 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 83-140
No
Pernyataan Dompet Dhuafa mampu membuat program penyaluran ZIS yang inovatif
4
5
6
7
Saya percaya Dompet Dhuafa mengutamakan kepentingan donatur Saya percaya bahwa Dewan Syariah Dompet Dhuafa memiliki reputasi baik dimata masyarakat Saya percaya terhadap kejujuran pegawai/karyaw an Dompet Dhuafa Saya percaya dana ZIS yang disalurkan melalui Dompet
Pilihan Jawaban
Bobot
F
f (%)
Skor Total
Setuju
4
30
30
120
Ragu-ragu
3
0
0
0
Tidak setuju
2
0
0
0
Sangat tidak setuju
1
0
0
0
Sangat setuju
5
66
66
330
Setuju
4
15
15
60
Ragu-ragu
3
19
19
57
Tidak setuju
2
9
9
18
Sangat tidak setuju
1
0
0
0
Sangat setuju
5
66
66
330
Setuju
4
34
34
136
Ragu-ragu
3
0
0
0
Tidak setuju
2
0
0
0
Sangat tidak setuju
1
0
0
0
Sangat setuju
5
62
62
310
Setuju
4
38
38
152
Ragu-ragu
3
0
0
0
Tidak setuju
2
0
0
0
Sangat tidak setuju
1
0
0
0
Sangat setuju
5
66
66
330
Setuju
4
34
34
136
Ragu-ragu
3
0
0
0
Tidak setuju
2
0
0
0
No
Pernyataan
Pilihan Jawaban
Bobot
F
f (%)
Skor Total
Dhuafa tepat sasaran (diserahkan kepada yang berhak)
Sangat tidak setuju
1
0
0
0
Skot total
Brand Social Trust and Influence To Donors Loyalty Of The Zakat Institution
125
3249
Untuk mengkategorikan penilaian responden terhadap variabel brand trust, maka dibuat pengkategorian sebagai berikut: Menghitung jarak interval untuk 7 pertanyaan dengan 100 responden Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jumlah Pertanyaan x Responden (n) = 1 x 7x 100 = 700 Nilai Indeks Maksimum = Skor Maksimum x Jumlah Pertanyaan x Responden (n) = 5 x 7 x 100 = 3.500 Interval = Nilai Indeks Maksimum Nilai Indeks Minimum = 3500 - 700 = 2.800 Jarak Interval = Interval : Jenjang = 2800: 5 = 560
126 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 83-140
3249
Sangat rendah 700
Rendah 1260
Sedang 1820
Sangat Tinggi
Tinggi
3500
2940
2380
No
3
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas, skor total untuk variabel brand trust adalah 3242 yang terletak antara rentang 700 dan 3500. Dengan demikian variabel brand trust di Dompet Dhuafa Republika berada pada kategori sangat tinggi. Sedangkan tanggapan responden berkaitan variabel loyalitas dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini: 4
Tabel 4.2 Tanggapan Responden Mengenai Variabel Loyalitas Pilihan Jawaban
Bobot
F
f (%)
Skor Total
No
Pernyataan
Sangat setuju
5
63
63
315
Setuju
4
29
29
116
1
Saya akan secara rutin menyalurkan dana ZIS saya melalui Dompet Dhuafa
Ragu-ragu
3
8
8
24
Tidak setuju
2
0
0
0
Sangat tidak setuju
1
0
0
0
Sebagian besar dana ZIS saya akan disalurkan
Sangat setuju
5
63
63
315
Setuju
4
33
33
132
Ragu-ragu
3
4
4
12
Tidak setuju
2
0
0
0
2
Brand Social Trust and Influence To Donors Loyalty Of The Zakat Institution
127
Pernyataan melalui Dompet Dhuafa Saya akan merekomendas ikan orang lain untuk menjadi donatur Dompet Dhuafa Saya tidak tertarik dengan tawaran lembaga zakat lain, dan lebih memilih Dompet Dhuafa sebagai pilihan penyaluran ZIS saya
Pilihan Jawaban
Bobot
F
f (%)
Skor Total
Sangat tidak setuju
1
0
0
0
Sangat setuju
5
63
63
315
Setuju
4
37
37
148
Ragu-ragu
3
1
1
3
Tidak setuju
2
0
0
0
Sangat tidak setuju
1
0
0
0
Sangat setuju
5
59
59
295
Setuju
4
21
21
84
Ragu-ragu
3
3
3
9
Tidak setuju
2
8
8
16
Sangat tidak setuju
1
0
0
0
Skot total
1784
Untuk mengkategorikan penilaian responden terhadap variabel kinerja karyawan, maka dibuat pengkategorian dengan menghitung jarak interval untuk 11 pertanyaan dengan 34 responden berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jumlah Pertanyaan x Responden (n) = 1 x 4 x 100 = 400 128 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 83-140
Nilai Indeks Maksimum = Skor Maksimum x Jumlah Pertanyaan x Responden(n) = 5 x 4 x 100 = 2000 Interval Indeks Minimum
= Nilai Indeks Maksimum - Nilai
= 2000 - 400 = 1600 Jarak Interval = Interval : Jenjang = 1600 : 5 = 320 Selanjutnya perhitungan dan skor disajikan dalam gambar sebagai berikut: 1784
4.3 Analisis Hasil Penelitian 4.3.1 Korelasi Product Moment Untuk mengetahui kuatnya hubungan antara variabel X dan Y, maka dilakukan perhitungan korelasi Pearson. Koefisien korelasi menunjukkan kuat lemahnya hubungan antara variabel X dan Y. Berdasarkan pada perhitungan yang telah dibuat, dari data yang sudah ditransformasi ke dalam skala interval menggunakan metode successive interval, didapatkan perhitungan sebagai berikut: N TOTAL
X 1597.66
r=
Y X2 Y2 XY 1253.62 28112.62 16610.54 21342.01 N ∑ XY − ∑ X ∑ Y
{N ∑ X
2
}{
− (∑ X ) 2 N ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2
}
r = 0.83615829 Sangat Rendah 400
Rendah 720
Sedang 1040
Sangat Tinggi
Tinggi 1360
1680
2000
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas, skor total untuk variabel loyalitas donatur adalah 1.784 yang terletak antara rentang 1.680 dan 2.000. Dengan demikian loyalitas donatur pada Dompet Dhuafa Republika berada pada kategori sangat tinggi.
Brand Social Trust and Influence To Donors Loyalty Of The Zakat Institution
129
Kriteria kuat lemahnya hubungan dikemukakan oleh Sugiyono (2001:183) sebagai berikut: Tabel 4.22 Interval Koefisien Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 0,20 - 0,399 0,40 - 0,599 0,60 - 0,799 0,80 - 1,000
Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat
130 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 83-140
Berdasarkan tabel kriteria kuatnya hubungan dapat kita ketahui bahwa koefisien korelasi sebesar 0.836 termasuk pada kategori sangat kuat. Ini berarti terdapat hubungan yang sangat kuat antara brand trust terhadap loyalitas donatur. 4.3.2 Analisis Koefisien Determinasi Setelah diketahui adanya hubungan antara brand trust dengan loyalitas donatur, maka besarnya pengaruh brand trust terhadap loyalitas donatur dapat diketahui melalui nilai koefisien determinasi. Besar koefisien determinasi dihitung dengan rumus: KD = rxy2 x 100 % dimana: rxy = Koefisien Korelasi Pearson maka: KD = (0,863)2 x 100 % = 74.50147 % Tabel 4.23 Hubungan Antara Brand Trust Terhadap Loyalitas Donatur Variabel X dan Y
Koefisien korelasi 0,863
diungkap dalam penelitian ini. Dengan demikian, lembaga zakat hendaknya menjadikan brand trust sebagai faktor utama yang perlu diperhatikan dibandingkan dengan faktor lain. Program-program yang mampu meningkatkan brand trust harus mendapatkan prioritas dibandingkan dengan program yang lain. Selain itu, sumber daya, baik finansial, organisasi dan fisik juga dialokasikan untuk membangun brand trust Dompet Dhuafa. 4.3.3 Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Hipotesis : H0: ρ = 0 (Tidak terdapat hubungan antara brand trust dengan loyalitas donatur) H1: ρ ≠ 0 (Terdapat hubungan antara brand trust dengan loyalitas donatur) 0,05 α = 0, 05 Statistik uji yang digunakan adalah statistik t sebagai berikut:
Koefisien Determinasi 74,50%
Dari tabel di atas dapat kita ketahui besarnya koefisien determinasi yaitu sebesar 74.50%. Nilai ini menunjukkan bahwa sebesar 74,50% perubahan-perubahan tingkat loyalitas donatur disebabkan oleh brand trust. Sedangkan sisanya sebesar 25,50% perubahan yang terjadi pada loyalitas donatur disebabkan faktor lain yang tidak Brand Social Trust and Influence To Donors Loyalty Of The Zakat Institution
131
dengan dk = 100 - 2 = 98 dan α = 0, 05 , untuk tes dua sisi. Dalam tabel t didapatkan nilai = 1,98 • Kriteria Uji : H0 diterima jika nilai –t tabel < t hitung < t tabel H0 ditolak jika nilai t hitung > t tabel (dk = n-2) atau t hitung > t tabel
132 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 83-140
• Ternyata : Berdasarkan hasil diatas didapatkan bahwa t hitung (16.92) > t tabel (1,98). Maka Ho ditolak. Gambar 4.1 Kurva Uji Signifikansi Koefisien Korealasi Uji Dua Pihak
4.3.4 Analisis Regresi Linear Sederhana Dari data yang sudah ditransformasi ke dalam skala interval, rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien regresi adalah sebagai berikut: n∑ XY − ∑ X ∑ Y b= n∑ X 2 − (∑ X ) 2 a = Y − bX Maka didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut: b = 0.507601 a = 4.426479 Persamaan regresi linear sederhana brand trust terhadap loyalitas donatur adalah sebagai berikut: Y = 4,426 + 0,508X
Brand Social Trust and Influence To Donors Loyalty Of The Zakat Institution
133
Dari persamaan di atas dapat dijelaskan beberapa hal berikut ini: 1. Koefisien regresi di atas bertanda positif yaitu sebesar 0,508. Ini berarti bahwa ada pengaruh positif dari brand trust terhadap loyalitas donatur. Pengaruh positif ini menunjukkan semakin tinggi brand trust, maka loyalitas donatur akan semakin meningkat. 2. Besarnya perubahan yang terjadi pada loyalitas donatur adalah -0,508. Adanya pengaruh positif dari brand trust terhadap loyalitas donatur memberikan indikasi bahwa salah satu faktor yang dapat diperhatikan untuk meningkatkan loyalitas donatur adalah brand trust.
•
Uji β (uji keberartian regresi)
Salah satu tahap yang paling penting dalam melakukan analisis statistik adalah pengujian hipotesis. Hal ini dilakukan sebagai pembuktian secara statistik dengan menggunakan rumus t-student bahwa ada pengaruh negatif dan signifikan dari variable X terhadap Y . Hipotesis statistik dari pengujian hipotesis dalam penelitian ini dapat ditulis sebagai berikut: H0 : β = 0 Tidak terdapat pengaruh antara brand social trust terhadap loyalitas donatur H1 : β ≠ 0 Terdapat pengaruh antara brand social trust terhadap loyalitas donatur.
134 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 83-140
Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis statistika ini menggunakan uji yang dikenal dengan uji t-student. Hasil perhitungan dengan statistik uji t-student dibandingkan dengan nilai t-tabel student dengan derajat bebas n-2 dan tingkat signifikansi sebesar α =5%.
•
Statistik uji Statistik uji yang digunakan adalah statistik uji tstudent dengan formula sebagai berikut: •
t = rxy
n−2 1 − rxy 2
Maka didapatkan:
=
0,508 −0, 489 34 −2
100-2
2
1 − ( −0, 489 )1 - 0,508²
= -3,17 5,838395724 • Pengambilan keputusan Kriteria pengambilan keputusan merupakan batasan dari nilai tabel dengan memperhatikan derajat bebas (db) dan tingkat signifikansi sehingga dari batasan ini dapat disimpulkan apakah Ho diterima atau ditolak. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
Nilai t tabel dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dan derajat bebas sebesar 98 (n-2). Dari nilai t tabel diperoleh nilai t tabel sebesar 1,97. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai t hitung. Dari hasil perhitungan, ternyata diperoleh nilai t hitung sebesar 5,838. Nilai t hitung (5,838) lebih besar daripada t tabel (1,98) sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif antara brand trust terhadap loyalitas donatur Dompet Dhuafa Republika 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pada uraian dari analisis yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: “Brand social trust memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas donatur”. Hal ini berarti, setiap peningkatan yang terjadi pada brand social trust, maka loyalitas donatur akan semakin meningkat. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa brand social trust dalam suatu lembaga zakat menjadi faktor penentu utama loyalitas donatur lembaga zakat. Sehingga manajer organisasi pengelola zakat menjadikan perhatian dalam membentuk brand social trust pada organisasi yang dipimpinnya.
Terima Ho jika -t-tabel ≤ thitung ≤ ttabel Tolak Ho jika thitung > nilai ttabel atau thitung < -t-tabel
Brand Social Trust and Influence To Donors Loyalty Of The Zakat Institution
135
136 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 83-140
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, David A. 1991. Managing Brand Equity. New York: the Free Press. Afsar, Bilal et al.. 2010. Determinants of customer loyalty in the banking sector: The Case of Pakistan. Journal of Business Management. Ahmad, Mustaq. 2003. Etika Bisnis dalam Islam. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. Amien, A. Riawan. 2007. The Celestial Management. Jakarta: Senayan Publishing An-Nabhani, Taqiyyudin. 2000. Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perspektif Islam. Surabaya: Risalah Gusti. Ballester, E. L. dan J.L. Munuera. 2005. Does brand trust matter to brand equity?. Journal of Product & Brand Management. Chaudhuri, Arjun and Morris B. Holbrook. 2001.The Chain of Effects from Brand Trust and Brand Affect to Brand Performance: The Role of Brand Loyalty. Journal of Marketing. DeWitt, Tom dkk. 2008. Exploring Customer Loyalty Following Service Recovery: the Mediating Effects of Trust and Emotion. Journal of Service Research. Ferrinadewi, Erna. 2010. Pengaruh Threat Emotion Konsumen dan Brand Trust pada Keputusan Pembelian Produk Susu Anlene di Surabaya. EJournal Puslit Universitas Kristen Petra. Hahn, Kim Hongyoun dan Jihyun Kim.2009. The effect of offline brand trust and perceived internet confidence
Brand Social Trust and Influence To Donors Loyalty Of The Zakat Institution
137
on online shopping intention in the integrated multichannel context. International Journal of Retail & Distribution Management. Heene, Aime dan Sebastian Desmidt. 2010. Manajemen Strategik Keorganisasian Publik. Bandung: Refika Aditama. Hunger, J.D dan Thomas L. Wheelen. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Andi. Jahangir, Nadim et al.2009. The Relationship Between Brand Affect, Brand Quality, and Customer`s Brand Extension Attitude: Exploring the Mediating Role of Customer Loyalty. The Cambodian Management Journal. Kartika Sari, Elsi. 2007. Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf. Jakarta: Grasindo. Keller, Kevin Lane.2008. Strategic Brand Management. New Jersey: Pearson Education. Kotler, Philip dan Garry Amstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran Edisi 12 Jilid I. Surabaya: Erlangga Kotler, Philip dan Garry Amstrong. 2010. Principle of Marketing 13th Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc. Kotler, Philip dan Kevin L. Keller.2009. Marketing Management 13th Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc. Kotler, Philip dan Kevin L. Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Jilid I. Surabaya: Erlangga.
138 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 83-140
Lantieri, Tara and Larry Chiagouris. 2009.Brand Trust in an age without trust: expert opinions. Journal of Consumer Marketing. Matzler, Kurt et al.2008. Risk Aversion and Brand Loyalty: the Mediating Role of Brand Trust and Brand Affect. Journal of Product & Brand Management. Mufriani, M.Arief. 2006. Akuntansi dan Manajemen Zakat. Jakarta: Kencana. Putra, V.D. Eka. 2010. Hand out: Teknik Perencanaan Program Fundraising. Jakarta: RZI Ratminto dan Ati Winarsih 2009. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sudjana. 2004. Statistika Untuk Ekonomi dan Niaga Jilid II. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta. Surjaatmadja, Surachman.2000. Dasar-dasar Manajemen Merek. Malang: Bayumedia Publishing. Susanto, A.B. 2004. Value Marketing. Jakarta: Mizan Sudewo, Eri. 2004. Manajemen Zakat. Jakarta: IMZ Press. Tjiptono, Fandy. 2004. Brand Management & Strategy. Yogyakarta: Andi. Wahyu, dan Ayat Hidayat.2005. Pedoman Penghitungan Statistik untuk Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung: Globalstat. Yusanto, M.I. dan M.K. Wijayakusuma. 2002. Menggagas Bisnis Islami. Jakarta: Gema Insani Press. ______, dan M. Arif Yunus. 2008. Pengantar Ekonomi Islam. Jakarta: Al Azhar. Brand Social Trust and Influence To Donors Loyalty Of The Zakat Institution
139
www.imz.or.id www.kamusbahasaindonesia.org www.bps.go.id Zakir, Muhammad. 2009. Strategi Fundraising Zakat. Jakarta: MUP Press. Zallum, Abdul Qadim. 2003. Sistem Keuangan di Negara Khilafah. Jakarta:PTI.
140 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 83-140