BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 07/02/35/Th.XI, 1 Februari 2013
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JAWA TIMUR BULAN JANUARI 2013 Bulan Januari 2013 Jawa Timur mengalami Inflasi sebesar 0,97 persen Pada bulan Januari 2013 Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,97 persen. Dari 7 kota IHK di Jawa Timur, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 1,54 persen, dikuti oleh Madiun sebesar 1,39 persen, Jember sebesar 1,17 persen, Kediri sebesar 1,05 persen, Probolinggo sebesar 1,02 persen, Malang sebesar 0,94 persen, dan inflasi terendah terjadi di Surabaya sebesar 0,89 persen. Inflasi Jawa Timur bulan Januari 2013 terjadi karena sebagian besar kelompok pengeluaran mengalami kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 3,73 persen, kelompok perumahan sebesar 0,41 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,38 persen, kelompok sandang sebesar 0,32 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,23 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,13 persen. Sementara itu, kelompok transporkomunikasi-jasa/keuangan mengalami deflasi sebesar 0,39 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi adalah daging ayam ras, telur ayam ras, bawang putih, cabe rawit, beras, bawang merah, tukang bukan mandor, cabe merah, buah pisang dan ikan mujair. Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi adalah tarif angkutan udara, minyak goreng, tarip kereta api, gula pasir, ikan bandeng, buah papaya, jagung muda, kol putih/kubis, telepon seluler dan kemiri. Dari ibukota provinsi di Pulau Jawa, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Serang sebesar 1,41 persen, dikuti oleh Semarang sebesar 0,99 persen, Yogyakarta sebesar 0,96 persen, Surabaya sebesar 0,89 persen, Jakarta sebesar 0,88 persen, dan inflasi terendah terjadi di Bandung sebesar 0,64 persen. Dari 66 kota IHK nasional, 62 kota mengalami inflasi dan 4 kota lainnya mengalami deflasi. Lima kota yang mengalami inflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 3,78 persen, dikuti oleh Sampit sebesar 2,91 persen, Tarakan sebesar 2,16 persen, Samarinda sebesar 2,09 persen dan Pematang Siantar sebesar 2,01 persen, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Sorong sebesar 0,98 persen, dikuti oleh Manokwari sebesar 0,75 persen, Manado sebesar 0,49 persen, dan Ternate sebesar 0,20 persen.
Laju inflasi tahun kalender (Desember 2012-Januari 2013) Jawa Timur mencapai 0,97 persen, sedangkan laju inflasi year on year (Januari 2013 terhadap Januari 2012) Jawa Timur sebesar 5,14 persen.
1. Inflasi Jawa Timur Penghitungan inflasi Jawa Timur tahun 2013 didasarkan pada hasil pemantauan/pendataan harga barang dan jasa yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada pasar tradisional dan pasar modern di 7 kota IHK nasional yaitu; Surabaya, Malang, Kediri, Jember, Sumenep, Probolinggo, dan Madiun.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 07/02/35/Th.XI, 1 Februari 2013
1
Gambar 1. Inflasi Bulanan Jawa Timur Tahun 2007 - 2013
1.59 1.06
1,28
0,97 0,87 0,58 0,63
0,55 0,25
0,35 -0.05
0,08 0,16 0,15
0,55 0,02
0,15 0,21
Jan Peb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nop Des
2007 2011
2008 2012
2009 2013
2010
Dari hasil pendataan tersebut diperoleh bahwa pada bulan Januari 2013 Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,97 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 135,51 pada bulan Desember 2012 menjadi 136,83 pada bulan Januari 2013. Apabila dilihat inflasi yang terjadi selama tujuh tahun terakhir pada bulan yang sama, maka inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar 1,59 persen, diikuti tahun 2007 sebesar 1,06 persen, tahun 2013 sebesar 0,97 persen, tahun 2011 sebesar 0,87 persen, tahun 2010 sebesar 0,55 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi pada tahun 2012 sebesar 0,35 persen, sedangkan pada tahun 2009 terjadi deflasi sebesar 0,05 persen.
Inflasi Jawa Timur bulan Januari 2013 terjadi karena sebagian besar kelompok pengeluaran mengalami kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 3,73 persen, kelompok perumahan sebesar 0,41 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,38 persen, kelompok sandang sebesar 0,32 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,23 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,13 persen. Sementara itu, kelompok transpor-komunikasi-jasa/keuangan mengalami deflasi sebesar 0,39 persen. Tingginya inflasi di kelompok bahan makanan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,86 persen, terutama terjadi inflasi yang tinggi pada sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 14,15 persen dan memberikan sumbangan inflasi tertinggi sebesar 0,24 persen, komoditas yang mengalami inflasi dan memberikan sumbanganinflasi yang sangat signifikan pada sub kelompok ini adalah bawang putih, cabe rawit, bawang merah, dan cabe merah. Kemudian diikuti oleh sub kelompok daging dan hasilnya yang mengalami inflasi sebesar 4,91 persen dan memberikan sumbangan inflasi yang cukup signifikan sebesar 0,16 persen, komoditas yang memberikan sumbangan inflasi terbesar sub kelompok ini adalah daging ayam ras dan telur ayam ras. Fenomena terjadinya inflasi pada semua sub kelompok pada kelompok bahan makanan disebabkan meningkatnya permintaan barang/jasa menjelang hari Maulid Nabi Muhammad SAW. Hal ini sudah merupakan budaya daerah kabupaten/kota di Jawa Timur terutama di Sumenep. Selain itu kelompok perumahan terutama komoditas tarif upah tukang bukan mador mengalami inflasi sebesar 3,50 persen oleh karena dampak kenaikkan UMK tahun 2013 hal ini mendorong terjadinya inflasi dengan sumbangan inflasi 0,048 persen. Tekanan terhadap inflasi datang dari kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,07 persen. Sub kelompok yang menghambat laju inflasi pada kelompok ini adalah sub kelompok transport sebesar 0,07 persen, komoditas yang mengalami deflasi adalah tarif angkutan udara, tarif kereta api, dan telepon seluler. Tekanan terhadap inflasi semakin besar karena akibat turunnya harga minyak goreng, gula pasir, ikan bandeng, buah pepaya, jagung muda, kol putih/kubis, dan kemiri. 2
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 07/02/35/Th.XI, 1 Februari 2013
.
URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN Bahan Makanan Kelompok ini pada bulan Januari 2013 mengalami inflasi sebesar 3,7346 persen. Dari 11 sub kelompok dalam kelompok ini, semua sub kelompok mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 14,1528 persen, dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,0965 persen. Kelompok ini di bulan Januari 2013 memberikan sumbangan positif sebesar 0,8636 persen. Sumbangan positif terbesar diberikan oleh sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 0,2395 persen dan sumbangan positif terkecil diberikan oleh sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,0001 persen.
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Kelompok ini pada bulan Januari 2013 mengalami inflasi sebesar 0,2275 persen. Dari 3 sub kelompok dalam kelompok ini, 2 sub kelompok mengalami inflasi dan 1 sub kelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok tembakau dan minuman beralkhohol sebesar 0,5019 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok makanan jadi sebesar 0,2189 persen. Kelompok ini pada bulan Januari 2013 menyumbang inflasi sebesar 0,0408 persen. Sumbangan inflasi tertinggi diberikan oleh sub kelompok makanan jadi sebesar 0,0225 persen.
Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Kelompok ini pada bulan Januari 2013 mengalami inflasi sebesar 0,4061 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, semua sub kelompok mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,7656 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar 0,0000 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 07/02/35/Th.XI, 1 Februari 2013
3
Kelompok ini pada bulan Januari 2013 menyumbang inflasi sebesar 0,0852 persen. Sumbangan inflasi terbesar diberikan oleh sub kelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,0791 persen, dan sumbangan inflasi terkecil diberikan oleh sub kelompok bahan bakar,penerangan dan air sebesar 0,0006 persen.
Sandang Kelompok ini pada bulan Januari 2013 mengalami inflasi sebesar 0,3204 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, semua sub kelompok mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya sebesar 0,5854 persen. Kelompok ini pada bulan Januari 2013 menyumbang
inflasi
sebesar
0,0224
persen.
Sumbangan inflasi terbesar diberikan oleh sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya sebesar 0,0191 persen.
Kesehatan Kelompok ini pada bulan Januari 2013 mengalami inflasi sebesar 0,3844 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, semua sub kelompok mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0,6804 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok jasa kesehatan sebesar 0,0556 persen. Kelompok ini pada bulan Januari 2013 menyumbang inflasi sebesar 0,0178 persen. Sumbangan inflasi terbesar diberikan oleh sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0,0125 persen.
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Kelompok ini pada bulan Januari 2013 mengalami inflasi sebesar 0,1315 persen. Dari 5 sub kelompok dalam kelompok ini, 3 sub kelompok mengalami inflasi, 1 sub kelompok mengalami deflasi dan 1 sub kelompok tidak mengalami perubahan. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok olah raga sebesar 0,3173 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok rekreasi sebesar 0,0618 persen.
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 07/02/35/Th.XI, 1 Februari 2013
Kelompok ini di bulan Januari 2013 menyumbang inflasi sebesar 0,0108 persen. Sumbangan inflasi terbesar diberikan oleh sub kelompok rekreasi sebesar 0,0013 persen dan penghambat inflasi diberikan oleh sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan sebesar -0,0010 persen.
Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan Kelompok ini pada bulan Januari 2013 mengalami deflasi sebesar 0,3896 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, 1 sub kelompok mengalami inflasi, 2 sub kelompok mengalami deflasi, dan 1 sub kelompok tidak mengalami perubahan. Deflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok transpor sebesar 0,5909 persen dan deflasi terendah terjadi pada sub kelompok komunikasi dan pengiriman sebesar 0,0807 persen. Kelompok ini di bulan Januari 2013 menghambat inflasi sebesar 0,0681 persen. Sub kelompok yang memberikan sumbangan deflasi terbesar adalah sub kelompok transpor sebesar 0,0673 persen. 2. Inflasi 7 Kota di Jawa Timur
Gambar 2. Inflasi Jawa Timur Bulan Januari 2013
Jatim
0,97
Sby
0,89
Madiun Prob.
1,39 1,02
Malang
0,94 1,05
Kediri
1,54
Sumenep Jember
1,17
Dari 7 kota IHK di Jawa Timur, pada bulan Januari 2013 ini, semua kota di Jawa Timur mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 1,54 persen dan inflasi terendah terjadi di Surabaya sebesar 0,89 persen, sebagaimana terlihat pada Gambar 2. Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar pada Inflasi di Jawa Timur adalah daging ayam ras, telur ayam ras, bawang putih, cabe rawit, beras, bawang merah, tukang bukan mandor, cabe merah, buah pisang dan ikan mujair.. Sepuluh komoditas di Sumenep penyebab terjadinya inflasi tertinggi di banding dengan kota lainnya di Jawa Timur disebabkan oleh naiknya harga telur ayam ras, daging ayam ras, tongkol pindang, bawang putih, beras, gado-gado, mie, bawang merah, tongkol dan cabe merah
. Dilihat dari inflasi year-on-year (Januari 2013
Gambar 3. Inflasi y-o-y 7 Kota dan Jawa Timur (Januari 2012 - Januari 2013)
terhadap Januari 2012), Jawa Timur mengalami inflasi 5,14 persen. Dari semua kota, inflasi y-o-y tertinggi terjadi di Probolinggo sebesar 6,41 persen, diikuti Sumenep
6.41
6.14 5.45
5.41
5.30
4.84
sebesar 6,14 persen, Kediri sebesar 5,45 persen, Jember
4.91
5.14
sebesar 5,41 persen, Malang sebesar 5,30 persen, Surabaya sebesar 4,91 persen dan inflasi terkecil terjadi di Madiun sebesar 4,84 persen sebagaimana terlihat pada
Jbr.
Smnp.
Kdr.
Mlg.
Prob.
Mdn.
Sby.
Jatim
Gambar 3.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 07/02/35/Th.XI, 1 Februari 2013
5
3. Inflasi 6 Ibukota Provinsi di Pulau Jawa Dari 6 ibukota provinsi di pulau Jawa, semua
Gambar 4. Inflasi ibukota provinsi di Pulau Jawa dan Jawa Timur Bulan Januari 2013
kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Serang
1.41
sebesar 1,41 persen diikuti oleh Semarang sebesar 0,99
0.99
0.88
persen, Yogyakarta sebesar 0,96 persen, Surabaya
0.96
0.89
0.97
0.64
sebesar 0,89 persen, Jakarta sebesar 0,88 persen, dan Bandung sebesar 0,64 persen sebagaimana
terlihat
pada Gambar 4.
Gambar 5. Inflasi YoY Ibukota Provinsi Di Pulau Jawa dan Jatim (Januari 2012 - Januari 2013)
Jakarta
Serang
Bandung
Yogyakarta
Surabaya
Jawa Timur
Semarang
Inflasi y-o-y bulan Januari 2013 pada enam ibukota provinsi di pulau Jawa, inflasi tertinggi terjadi di Semarang sebesar 5,44 persen diikuti oleh
4,94
5,44
4,89
5,04
4,91
5,14
3,40
Yogyakarta sebesar 5,04 persen, Jakarta sebesar 4,94 persen, Surabaya sebesar 4,91 persen, Serang sebesar 4,89 persen, dan inflasi terendah terjadi
Jakarta Yogyakarta
6
Serang Surabaya
Bandung Jawa Timur
Semarang
di
Bandung
sebesar
3,40
sebagaimana terlihat pada Gambar 5.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 07/02/35/Th.XI, 1 Februari 2013
persen