Boyke Arie Pahlevi, SE Ketua Umum DPP ASPPHAMI
SEJARAH ASPPHAMI Awal berdiri ASPPHAMI tanggal 06 Februari 1973 di Jakarta yang dipelopori oleh Bapak Drs. Darmawan dan Bapak Willman Pangabean dengan nama Ikatan Pengusaha Pemberantasan Hama Indonesia, yang akhirnya para pelopor tersebut menduduki jabatan di kepengurusan. Namun pada tangun 1979 terjadi perubahan nama menjadi Ikatan Perusahaan Pengendalian Hama Indonesia (IPPHAMI) dengan tampilan logo yang diciptakan oleh Bapak Moertidadi. Tujuan dibentukknya Ikatan Perusahaan Pengendalian Hama Indonesia (IPPHAMI) adalah; A. Menghimpun dan membina serta memupuk rasa solidaritas Perusahaan Nasional yang bergerak dibidang Pengendalian Hama mengingat peran serta anggota dalam Pembangunan Nasional B. Meningkatkan kemampuan dan mutu anggota dalam menyelenggarakan jasa Pengendalian Hama yang berwawasan lingkungan C. Sebagai wadah berhimpun dan ikatan perusahaan sejenis, IPPHAMI merupakan organisasi profesi yang bersifat non politik
Visi dan Misi ASPPHAMI VISI Organisasi ASPPHAMI mempunyai Visi menjadi asosiasi perusahaan yang profesional, kredibel, kompeten guna meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, lingkungan dan permukiman
1. 2.
3. 4.
MISI Menghimpun dan membina perusahaan-perusahaan Pest Management (PMC) untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, lingkungan dan permukiman; Meningkatkan kemampuan dan kualitas sumber daya manusia anggota dalam menyelenggarakan jasa pengendalian hama yang berwawasan lingkungan dan menerapkan jasa kesehatan, keselamatan dan lingkungan kerja; Menjadi mitra kerja yang kredibel bagi lembaga-lembaga pemerintah,swasta dan lingkungan kerja; Mencerdaskan dan menyadarkan masyarakat akan manfaat pentingnya pengendalian hama yang profesional melalui penyebaran informasi.
PENTINGNYA PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG
Letak Geografis Indonesia Tumbuh Subur Hama Perusak Bangunan & Permukiman
Kebijakan Pemerintah Terkait Pengendalian Serangga Perusak Bangunan • Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung • PP No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksana UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung • Permen PU No. 29 Tahun 2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung • Permen PU No. 24 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung • SNI 2404:2015 dan SNI 2405:2015
• Memiliki Ijin Operational Pest/Termite Control/Fumigasi • Memiliki tenaga ahli, supervisor dan teknisi yang bersertifikat dikeluarkan oleh pemerintah terkait • Mengikuti perkembangan teknologi, metode dan inovasi pengendalian hama terkini • Sertifikat garansi pengendalian hama yang direkomendasi oleh asosiasi • Target 34 DPD atau Perwakilan ASPPHAMI seluruh Indonesia 2018
PERSYARATAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS • Perusahaan yang bergerak dibidang Jasa Pengendalian Hama; • Memiliki tenaga ahli entomolog; • Memiliki tenaga supervisor dan teknisi yang bersertifikat yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan; • Memiliki tenaga pemapar pestisida; • Memiliki tenaga K3 Umum atau K3 Lingkungan; • Memiliki Izin Operasional Pengendalian Hama (Pest/Termite Control) yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan setempat.
PENGENDALIAN MUTU
Perencanaan Pelaksanaan Pengawasan
Permasalahan di Industri Pengendalian Hama • Masih banyaknya pelaku usaha yang tidak memiliki ijin dan tenaga kerja yang dipersyaratkan • Kurangnya sosialisasi kegiatan pengendalian serangga perusak bangunan • Kurangnya perencanaan pengendalian hama yang baik
• Rayap Sebagai Hama Perusak Bangunan
• Kerugian Bangunan Akibat Serangan Rayap Kerugian bangunan akibat serangan rayap di Indonesia mencapai Rp. 7 triliun per tahunnya (sumber Prof. Dodi Nandika IPB)
• Masih tingginya permasalahan Vector Penyakit di Indonesia seperti DBD, Malaria, Chikungunya, Leptospirosis, pes dll
Bogor, 24 November 2016