[37] Pesta Kapitalis Dunia Monday, 19 July 2010 11:30
Harits Abu Ulya, Ketua Lajnah Siyasiyah DPP HTI
Piala Dunia 2010 tinggal hitungan hari. Akankah umat kembali terkena sindrom empat tahunan ini? Siapa di balik ini semua? Apa tujuannya? Temukan jawabannya dalam wawancara wartawan Tabloid Media Umat Joko Prasetyo dengan Ketua Lajnah Siyasiyah DPP Hizbut Tahrir Indonesia Harits Abu Ulya di bawah ini.
Piala Dunia menyihir warga dunia termasuk kaum Muslimin?
Yup, World Cup menjadi buah bibir semua kalangan dari yang bocah hingga yang tua. Dari berbagai segmen lapisan masyarakat terjangkit ‘sindrom piala dunia’. Bahkan para pejabatnya jika tidak menyelipkan perihal bola dalam sambutan-sambutannya terasa kurang up date.
Para dai juga latah, membuat mringis pendengarnya dengan cerita Piala Dunia. Ini buah dari materialisme. Masyarakat begitu mendewakan kesenangan dan kepuasan material. Pergeseran pola hidup kaum Muslimin yang mengarah kepada pola hidup materialisme akibat menjadi korban permainan yang melenakan.
Kemaksiatan marak?
Permainan bola selalu identik dengan judi, mabuk-mabukan, hura-hura, dan tindakan melanggar rambu-rambu agama seperti perilaku “holigan” para tifosi (pendukung klub). Jelang piala dunia, judi tumbuh subur bak cendawan di musim hujan.
Melalui koran, radio, telivisi, togel konvensional, sampai judi langsung (taruhan) di depan televisi hingga melalui jaringan internet dengan berbagai modus dan teknik. Mulai dari taruhan
1/5
[37] Pesta Kapitalis Dunia Monday, 19 July 2010 11:30
sebatang rokok hingga duit milyaran rupiah. Tidak jarang perilaku jahiliyah mempertaruhkan pasangan (istri) di arena judi juga dilakukan.
Intinya, permainan yang terorganisir ini menjadi pintu munculnya kerusakan bagi kehidupan kaum Muslimin yang keimanan dan keteguhan memegang syariat dalam kondisi rentan.
Bagaimana cara mereka menyihir umat hingga demikian?
Mereka mengendalikan media-media besar yang menjadi rujukan dan sumber trend setter dari sebuah produk yang ditawarkan ke dunia. Menjadikan permainan bola ini sebagai industri yang luar biasa, ada ikon (bintang), produser, sponsor, produk merchandises, pemuja dan penganut (fans) setia dari pemain dan klub.
Ada gaya hidup yang ditawarkan dan di industri permainan bola menjanjikan kantong-kantong dolar yang besar. Itulah yang menjadikan sebagian besar masuk dalam pusaran ini. Tapi ingat bahwa rakyat (umat) awam kebanyakan mereka hanya penonton dan korban dan disisi terpisah dari para pelaku dan penikmat industri permainan bola ini.
Uang berkelindan dalam industri permainan bola.
Secara ekonomi keuntungan apa saja yang diperoleh kaum kapitalis global?
Jelas secara ekonomi, mereka bisa menyedot banyak uang dari negara-negara dunia. Contoh kecil, TV lokal untuk bisa menayangkan satu pertandingan maka harus membeli hak tayang dan ini merogoh kocek milyaran rupiah. Kalau dikalkulasi jumlah pertandingan dan jam tayang oleh sekian ribu TV yang ada di dunia, Anda bisa bayangkan berapa uang yang bisa dikeruk?
Dan apa yang didapat umat?
2/5
[37] Pesta Kapitalis Dunia Monday, 19 July 2010 11:30
Cuma kesenangan yang melenakan. Bahkan banyak kasus kemudian terjerembab dalam berbagai kemaksiatan akibat even piala dunia ini. Dari judi, mabuk, tawuran hingga meninggalkan shalat dan kewajiban besar lainya.
Secara politis apa target yang diinginkan penjajah tersebut?
Piala Dunia bisa memalingkan umat Islam dari agenda-agenda besar yang melilit mereka. Umat Islam lupa imperialisme yang memporakporandakan kehidupan mereka dalam semua aspek. Dan umat Islam tetap tersekat dengan garis imajiner negara bangsanya, bangga dengan sikap primordial dan sektarian sempit, dalam bahasa baru yakni bangga nation-nya.
Berarti jelaslah Piala dunia sudah terkategori lahwun nunadzdzamun (permainan yang melalaikan)? Padahal umat di berbagai belahan dunia masih menderita akibat penjajahan para penyelenggara Piala dunia?
Yup, selain menyuburkan perjudian dan tidak jarang memicu permusuhan, sepakbola juga bisa melalaikan orang, baik pemain, pelatih, maupun penontonnya. Di Italia saja, kalau digelar Liga Calcio Serie A setiap pekannya banyak orang nongkrong di stadion dan di depan televisi ketimbang kebaktian di gereja.
Di negeri kita juga nggak kalah serem. Pertandingan di ajang Ligina (Liga Indonesia) saja, rasanya masih ragu ada pelatih, pemain, dan penonton Muslim yang inget dan melakukan shalat. Padahal, rata-rata pertandingan itu digelar pas jam empat sore.
Dan barangkali sebagian besar tentunya sudah stand by sejak jam dua siang. Shalat Ashar sih kayaknya lewat deh… Maghrib…, kemungkinan sudah capek teriak-teriak, jadi lewat juga. Isya? Wah, udah kecapekan di jalan, pas datang ke rumah langsung nyungsep. Shubuh? Walllahualam.
Tapi yang pasti kita prihatin, ternyata sepak bola, bagi teman-teman yang nggak bisa mengendalikan diri, bisa mengalahkan kewajiban agamanya. Ini celaka!
3/5
[37] Pesta Kapitalis Dunia Monday, 19 July 2010 11:30
Dalam tataran yang lebih besar dan krusial, umat jadi obyek mainan negara kapitalis dan terlempar dari kesadaran utuhnya sebagai umat Islam yang harus mengembalikan kehidupan Islami mereka dan melawan serta mengubur seluruh bentuk imperialisme dan semua produk turunannya dari kancah kehidupan kaum Muslimin.
Piala dunia memperkokoh penjajahan kapitalisme global?
Betul, dari sini kita bisa menangkap betapa permainan-permainan ini adalah cara halus mempertahankan eksistensi penjajahan global oleh nagara Barat terhadap dunia Islam. Ini terlihat dari efek yang ditimbulkan ketika dunia dilanda demam piala dunia, yaitu melenakan umat dan menutup mata dunia Islam akan problem yang hakiki yang saat ini melingkupi mereka. Sekalipun ini sesaat, tapi secara periodik dan kontinyu.
Strategi ini telah direncanakan secara matang oleh zions dalam protokol Yahudi?
Ajang World Cup, jelas ini permainan yang terorganisir. Ini bagian perkara yang menjadi bidang garap dan sudah dirancang oleh orang-orang kafir (Zionis) untuk melenakan kaum Muslimin. Ini bisa disimak dalam Protocol of Zion poin ke-13 yang diterbitkan Prof. Sergyei Nilus di Rusia pada 1902.
Intinya, "Zionisme merencanakan hendak mengundang masyarakat melalui surat-surat kabar waktu itu, untuk mengikuti berbagai lomba yang sudah diprogram. Diharapkan kesenangan baru yang diciptakan itu secara perlahan akan melenakan kaum Muslimin dari konflik-konflik kaum Muslimin dengan bangsa Yahudi." Terlepas dari perdebatan atas keotentikan dokumen Protokol tersebut, fakta yang terjadi di dunia hari ini cukup kuat menunjukkan korelasinya.
Lantas umat harus bagaimana?
Bagi umat Islam, fisik kuat sehat adalah dianjurkan oleh syariah tapi saat ini pantas kiranya kita semua merenungkan dan menyerap nasihat Imam Asy Syathibi. Beliau menyatakan: "Hiburan,
4/5
[37] Pesta Kapitalis Dunia Monday, 19 July 2010 11:30
permainan, dan bersantai adalah mubah atau boleh asal tidak terdapat suatu hal yang terlarang. Namun demikian hal tersebut tercela dan tidak disukai oleh para ulama. Bahkan mereka tidak menyukai seorang lelaki yang dipandang tidak berusaha untuk memperbaiki kehidupannya di dunia dan tempat kembalinya di akhirat kelak, karena ia telah menghabiskan waktunya dengan berbagai macam kegiatan yang tidak mendatangkan suatu hasil duniawi dan ukhrawi."
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Al Hakim dengan sanad shahih dalam kitab Al Muwaafaqaat, Jilid I, hlm 84: “Setiap permainan di dunia ini adalah bathil, kecuali tiga hal: memanah, menjinakan kuda, dan bermain dengan istri... Yang dimaksud bathil di sini, adalah sia-sia atau yang semisalnya, yang tidak berguna dan tidak menghasilkan buah yang dapat dipetik.” []
5/5