PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO
BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analisis sumbangan sektor-sektor ekonomi di Bali terhadap pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk mengetahui bagaimana pertumbuhan dan pergeseran sumbangan sektor-sektor ekonomi Bali terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk menunjuk-temukan sektor-sektor yang berkembang di suatu wilayah dibandingkan dengan perkembangan ekonomi nasional digunakan analisis shift-share. Dalam analisis shift-share tersebut memandang bahwa pertumbuhan ekonomi di daerah berhubungan dengan tiga faktor atau komponen, yaitu komponen karena pertumbuhan nasional, komponen interaksi sektoral (industrial mix) dan pangsa relatif sektor-sektor daerah (regional share) terhadap sektor-sektor nasional. Cara lain untuk menganalisis perkembangan sektor-sektor ekonomi di daerah terhadap sektor-sektor yang sama pada tingkat nasional adalah dengan metode location quotient (LQ). Location quotient menurut Isard dalam Aziz (1985) merupakan suatu indikator yang menunjukkan “kekuatan” atau besar kecilnya peranan suatu sektor dalam suatu daerah dibandingkan dengan peranan sektor yang sama di daerah lain pada suatu negara. Location quotient suatu sektor dengan nilai lebih besar dari satu (>1), berarti sektor tersebut merupakan sektor yang “kuat”, sehingga daerah yang bersangkutan secara potensial merupakan pengekspor produk dari sektor tersebut ke daerah lain. Sebaliknya, suatu daerah merupakan pengimpor produk sektor tertentu jika nilai LQ-nya di bawah satu (<1). Location quotient suatu sektor akan naik apabila (i) pangsa sektor tersebut terhadap total PDB daerah naik, sementara pangsa sektor yang sama di tingkat nasional tetap; (ii) pangsa sektor tersebut terhadap PDB daerah tetap dan pangsa sektor yang sama di tingkat nasional turun; (iii) pangsa sektor tersebut di daerah terhadap sektor yang sama di tingkat nasional naik, sementara pangsa total PDB daerah terhadap PDB nasional tetap; (iv) pangsa suatu sektor di daerah terhadap sektor yang sama di tingkat nasional tetap, sementara pangsa total PDB daerah terhadap PDB nasional turun. Data Data yang digunakan dalam tulisan ini adalah data sekunder, yaitu Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun 1998 dan 2005 dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bali pada tahun yang sama secara sektoral berdasarkan harga konstan tahun 1993. Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik Bali dan Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI) terbitan Bank Indonesia Kantor Pusat Jakarta. Metode Analisis Data yang diperoleh pertama-tama dianalisis dengan menggunakan analisis shift-share (Golberg dan Chinloy, 1984). Ketiga komponen tersebut dirumuskan sebagai berikut:
N i = Ei0 {(US t US 0 ) − 1} …………………………(1)
{( {(E
) ) − (US
}
I i = Ei0 US it US i0 − (US t US 0 ) ………………(2) Ri = Ei0
it
Ei0
it
US i0
)} ………………….(3) 21
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO
disini:
N i = komponen pertumbuhan nasional suatu sektor pada periode tertentu I i = komponen pertumbuhan suatu sektor pada periode tertentu Ri = komponen pertumbuhan (pangsa relatif) daerah suatu sektor pada periode tertentu Ei = Produk Domestik Bruto (PDB) suatu sektor di daerah US i = Produk Domestik Bruto (PDB) suatu sektor nasional US = total PDB nasional 0 = data pada awal pengamatan, yaitu tahun 1998 t = data pada akhir pengamatan, yaitu tahun 2005 Untuk menentukan kuat/lemahnya peranan pertumbuhan suatu sektor di daerah dalam menunjang pertumbuhan perekonomian nasional, Enders (1980) dengan hanya memperhatikan Komponen Interaksi Industri (Industrial Mix = IM) dan Pangsa Regional (Regional Share = RS) mengklasifikasikan peranan pertumbuhan sektor-sektor ekonomi daerah sebagai berikut: (1) Komponen Industri (IM) dan Pangsa Regional (RS) keduanya positif, maka sektor tersebut disebut berperan sangat kuat. (2) IM positif, melebihi negatif RS = kuat. (3) RS positif, melebihi negatif IM = agak kuat. (4) IM negatif, melebihi positif RS = agak lemah. (5) RS negatif, melebihi positif IM = lemah (6) IM dan RS keduanya negatif = sangat lemah. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai peranan dan arah pergeseran struktur ekonomi daerah analisis di atas dibantu dengan analisis Location Quotient (LQ), yaitu dengan rumus (Glasson, 1974):
LQ =
vi v vi Vi = …………………………………..(4) Vi V vV
disini:
vi = output (PDB) suatu sektor di tingkat daerah v = total output (PDB) daerah Vi = output (PDB) suatu sektor di tingkat nasional
V = output (PDB) total nasional Pembahasan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bali dalam kurun waktu tahun 1998-2005 meningkat 26,32%. Sektor-sektor yang paling tinggi pertumbuhannya adalah sektor listrik, gas dan air bersih, kemudian kedua tertinggi adalah sektor keuangan. Sementara itu, sektor yang mengalami pertumbuhan terendah adalah sektor pertambangan dan penggalian. Subsektor hotel dan restoran yang merupakan subsektor penunjang utama industri pariwisata Bali tumbuh 22,91%. Pertumbuhan PDRB Bali selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1.
22
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO
TABEL 1 PDRB BALI TAHUN 1998 DAN 2005 MENURUT HARGA KONSTAN 1993 PDRB (Mil. Rp) Persen PDRB Pertumbuhan Sektor 1998 2005 1998 2005 Miliar Rp Persen 3) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pertanian 1.451,5 1.754,5 20,02 19,16 303,0 20,87 1) Pertambangan 54,0 64,5 0,74 0,70 10,5 19,44 1) Industri 607,4 793,7 8,38 8,67 186,3 30,67 LGA 94,9 159,4 1,31 1,74 64,5 67,97 Bangunan 328,2 415,1 4,53 4,53 86,9 26,48 PHR 2.279,1 2.801,6 31,43 30,59 522,5 22,93 2) - Perdagangan 768,1 944,4 10,59 10,31 176,3 22,95 2) - Hotel & Rest. 1.511,0 1.857,2 20,84 20,28 346,2 22,91 Pengangkutan 900,1 1.162,6 12,41 12,69 262,5 29,16 Keuangan 475,6 648,1 6,56 7,08 172,5 36,27 Jasa-Jasa 1.059,9 1.359,5 14,62 14,84 299,6 28,27 Total 7.250,7 9.159,0 100,00 100,00 1.908,3 26,32 Keterangan: 1) tanpa minyak dan gas bumi 2) tidak ikut dijumlahkan 3) dihitung dari kolom (6)/(2) x 100% Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali (diolah)
Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa hampir seluruh sektor sumbangannya terhadap pembentukan PDRB Bali pada kurun waktu 1998-2005 relatif tetap, dimana sumbangan terbesar masih diberikan oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) yang memberikan kontribusi mencapai sekitar 30-31% terhadap PDRB Bali. Sementara itu, pertumbuhan PDB nasional dalam kurun waktu yang sama mengalami pertumbuhan 31,21%. Seperti halnya dengan PDRB Bali, seluru sektor di tingkat nasional pada kurun waktu 1998-2005 mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan terbesar dialami oleh sektor pengangkutan yang mencapai 64,24%, dan kedua tertinggi adalah pertumbuhan di sektor industri sebesar 44,13%, yang dalam hal ini tidak termasuk produksi minyak dan gas bumi. Subsektor hotel dan restoran di tingkat nasional tumbuh sebesar 31,21% atau lebih tinggi dari pertumbuhan subsektor tersebut di daerah Bali. Pada tingkat nasional, sebagian besar sektor sumbangannya terhadap pembentukan PDB nasional pada kurun waktu 1998-2005 relatif tetap, kecuali sektor industri yang mengalami peningkatan, serta sektor pertanian dan sektor jasa-jasa yang mengalami penurunan. Sektor yang paling besar sumbangannya adalah sektor industri yang mecapai 27,86% pada tahun 2005, meningkat 2,12% dibanding tahun 1998. Pertumbuhan PDB nasional selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.
23
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO
TABEL 2 PDB NASIONAL TAHUN 1998 DAN 2005 MENURUT HARGA KONSTAN 1993 PDB (Mil. Rp) Persen PDB Pertumbuhan Sektor 1998 2005 1998 2005 Miliar Rp Persen 3) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pertanian 63.609,5 74.224,0 19,14 17,02 10.164,5 16,69 1) Pertambangan 4.455,9 5.625,1 1,34 1,29 1.169,2 26,24 1) Industri 84.278,4 121.470,3 25,36 27,86 37.191,9 44,13 LGA 5.646,1 7.083,3 1,70 1,62 1.437,2 25,45 Bangunan 22.465,2 28.681,0 6,76 6,58 6.215,8 27,67 PHR 60.130,7 78.899,5 18,09 18,10 18.768,8 31,21 2) - Perdagangan 47.845,9 63.570,1 14,40 14,58 15.724,2 32,86 2) - Hotel & Rest. 12.284,8 15.683,5 3,70 3,60 3.398,7 27,67 Pengangkutan 26.975,1 44.304,8 8,12 10,16 17.329,7 64,24 Keuangan 28.278,7 36.577,2 8,51 8,39 8.298,5 29,35 Jasa-Jasa 36.475,0 42.016,1 10,98 9,64 5.541,1 15,19 Total 332.314,6 436.016,5 100,00 100,00 103.701,9 31,21 Keterangan: 1) tanpa minyak dan gas bumi 2) tidak ikut dijumlahkan 3) dihitung dari kolom (6)/(2) x 100% Sumber: Buku Statitik Ekonomi Keuangan Indonesia, dalam beberapa terbitan (diolah)
Mengacu pada model analisis shift-share, apabila pertumbuhan PDRB Bali dikaitkan dengan pertumbuhan PDB nasional, dapat digolongkan menjadi tiga komponen, yakni komponen pertumbuhan nasional, komponen industrial mix, dan pangsa relatif daerah. Hasil perhitungan ketiga komponen tersebut dengan menggunakan rumus (1), (2), dan (3) disajikan pada tabel 3. Dari tabel tersebut apabila dianalisis sesuai dengan klasifikasinya, maka kontribusi PDB sektorsektor ekonomi Bali terhadap pertumbuhan ekonomi nasional adalah: sektor listrik, gas, dan air bersih (LGA) dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan memiliki kontribusi agak kuat (klasifikasi 3). Sementara itu, sektor pertanian dan sektor jasa-jasa memiliki kontribusi agak lemah (klasifikasi 4). Kontribusi sektor industri, dan sektor PHR (termasuk subsektor perdagangan) tergolong lemah (klasifikasi 5). Sedangkan, sektor pertambangan, sektor bangunan, dan subsektor hotel dan restoran memiliki kontribusi sangat lemah (klasifikasi 6). Pada kurun waktu 1998-2005 tidak ada sektor ekonomi Bali yang memiliki kontribusi sangat kuat (klasifikasi 1) dan kuat (klasifikasi 2). Dengan demikian, berarti hanya dua sektor dari sembilan sektor yang mempunyai kontribusi cukup menggembirakan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dalam kurun waktu 1998-2005, yaitu sektor LGA dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Secara rata-rata sumbangan sektor-sektor ekonomi Provinsi Bali terhadap pertumbuhan ekonomi nasional adalah agak lemah.
24
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO
TABEL 3 KOMPONEN-KOMPONEN SUMBANGAN PERTUMBUHAN DAN PERGESERAN PDRB BALI TAHUN 1998 - 2005 Sektor Klasifikasi Komponen Perubahan Nasional Indst. Mix Pang. Daerah Sumbangan (1) (2) (3) (4) (5) Pertanian 453,0 -210,7 60,8 4 1) Pertambangan 16,9 -2,7 -3,7 6 1) Industri 189,5 78,5 -81,7 5 LGA 29,6 -5,5 40,3 3 Bangunan 102,4 -11,6 -3,9 6 PHR 711,2 0,2 -188,9 5 2) - Perdagangan 239,7 12,7 -76,1 5 2) - Hotel & Rest. 471,5 -53,5 -71,8 6 Pengangkutan 280,9 297,4 -315,8 5 Keuangan 148,4 -8,8 32,9 3 Jasa-Jasa 330,8 -169,7 138,6 4 Total 2.973,9 -73,8 -469,3 52 Keterangan: 1) tanpa minyak dan gas bumi 2) tidak ikut dijumlahkan Sumber: Hasil perhitungan dari Tabel 1 dan Tabel 2 diolah dengan rumus (1), (2) dan (3)
Disamping analisis di atas, pergeseran sumbangan sektor-sektor ekonomi terhadap pembangunan nasional dapat dilihat dari perkembangan location quotient-nya. Location quotient sektoral di Bali dapat dilihat pada tabel 4. TABEL 4 PERKEMBANGAN LOCATION QUOTIENT (LQ) BALI PER SEKTOR TAHUN 1998 - 2005 Location Quotient Sektor Pertumbuhan LQ 1998 2005 (1) (2) (3) (5) Pertanian 1,05 1,13 0,08 1) Pertambangan 0,56 0,55 -0,01 1) Industri 0,33 0,31 -0,02 LGA 0,77 1,07 0,30 Bangunan 0,67 0,69 0,02 PHR 1,74 1,69 -0,05 - Perdagangan 0,74 0,71 -0,03 - Hotel & Rest. 5,64 5,64 0,00 Pengangkutan 1,53 1,25 -0,28 Keuangan 0,77 0,84 0,07 Jasa-Jasa 1,33 1,54 0,21 Keterangan: 1) tanpa minyak dan gas bumi Sumber: Hasil perhitungan dari Tabel 1 dan 2 dengan rumus (4)
25
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO
Sesuai dengan definisi LQ, bahwa LQ merupakan suatu indikator besar-kecilnya peranan suatu sektor dalam suatu daerah dibandingkan dengan peranan sektor yang sama di tingkat nasional. Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2005 di Bali terdapat empat sektor yang mempunyai peranan yang kuat, yakni sektor pertanian, sektor PHR (terutama subsektor hotel dan restoran), sektor pengangkutan, dan sektor jasa-jasa. Namun demikian, hanya sektor pertanian dan sektor jasa-jasa yang peranannya meningkat, yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai LQ. Peningkatan tersebut disebabkan karena pangsa sektor tersebut terhadap PDRB relatif tetap dan pangsa di tingkat nasional turun. Sementara itu, sektor PHR dan sektor pengangkutan peranannya berkurang, yang ditunjukkan dengan penurunan nilai LQ. Di sisi lain, peran sektor LGA selama kurun waktu 1998-2005 mengalami peningkatan. Hal itu ditunjukkan dengan peningkatan nilai LQ dari 0,77 pada tahun 1998 menjadi 1,07 pada tahun 2005. Kesimpulan Teknik analisis shift-share hanyalah sebuah alat deskriptif, sehingga harus dikombinasikan dengan analisis-analisis lain untuk menentukan suatu potensi ekonomi daerah. Analisis shift-share tidak mencakup faktor-faktor seperti dampak siklus bisnis, identifikasi keunggulan komparatif, dan perbedaan yang disebabkan oleh tingkat industri. Analisis shift-share hanya sebuah “snap shot analysis” yang memotret kondisi ekonomi suatu daerah pada dua titik waktu. Sehingga, hasilnya tidak menunjukkan suatu gambaran yang jernih tentang kondisi ekonomi suatu daerah, karena sangat sensitif terhadap periode waktu yang dipilih. Di sisi lain di luar keterbatasannya, analisis shiftshare merupakan teknik yang sederhana dan merupakan pendekatan langsung untuk memisahkan keluar sumbangan industri dan nasional dari pertumbuhan ekonomi daerah. Analisis shift-share juga berguna dalam penentuan target yang hendak dicapai oleh suatu perekonomian di masa yang akan datang. Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa sektor-sektor ekonomi di Bali pada kurun waktu 1998-2005 apabila dikaitkan dengan pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di tingkat nasional ternyata sektor-sektor ekonomi di Bali mempunyai sumbangan secara rata-rata dapat diklasifikasikan agak lemah terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Sektor yang mempunyai sumbangan yang cukup menggembirakan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional adalah sektor LGA dengan klasifikasi agak kuat. Hasil analisis terhadap peranan sektor-sektor ekonomi di Bali terhadap perekonomian daerah dibandingkan peranan yang sama sektor-sektor tersebut di tingkat nasional, dapat dilihat bahwa sektor pertanian, sektor PHR, sektor pengangkutan, dan sektor jasa-jasa mempunyai peranan yang kuat terhadap perekonomian daerah. Namun, hanya sektor pertanian dan sektor jasa-jasa yang peranannya relatif meningkat. Sementara itu, sektor PHR dan sektor pengangkutan peranannya relatif tetap bahkan berkurang. Di sisi lain, sektor LGA menunjukkan peranan yang meningkat selama kurun waktu 1998-2005.
26