S
URVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL [SUSENAS JULI 2010]
BUKU
1 PEDOMAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA
BADAN PUSAT STATISTIK
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum 1.2 Tujuan 1.3 Ruang Lingkup 1.4 Jenis Data yang Dikumpulkan 1.5 Jadwal 1.6 Dokumen yang Digunakan 1.7 Arus Dokumen 1.8 Statistik yang Dihasilkan 1.9 Pembiayaan
Halaman i ii 1 2 2 2 2 3 5 6 7 7
BAB II METODOLOGI 2.1 Kerangka Sampel 2.2 Rancangan Penarikan Sampel 2.3 Peta Blok Sensus 2.4 Jumlah Sampel Blok Sensus dan Rumah Tangga 2.5 Daftar Sampel Blok Sensus Terpilih (DSBS) 2.6 Pemilihan Sampel Rumah Tangga 2.7 Tata Cara Pemilihan Sampel Rumah Tangga 2.8 Estimasi 2.9 Metode Pengumpulan Data
9 9 9 11 11 11 12 12 18 25
BAB III ORGANISASI LAPANGAN 3.1 Struktur Organisasi 3.2 Tugas dan Tanggung Jawab 3.3 Persyaratan Petugas Lapangan
27 27 28 33
BAB IV BRIEFING PETUGAS
35
BAB V PENGAWASAN
39
BAB VI PENGOLAHAN
41
LAMPIRAN
43
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
i
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1: Jumlah Sampel Blok Sensus dan Rumah Tangga Susenas Juli 2010
45
Lampiran 2: Jumlah Tim dan Petugas Susenas Juli 2010
46
Lampiran 3: VSEN2010.DSBS
47
Lampiran 4: Peta Blok Sensus SP 2010
48
Lampiran 5: SP2010-L1
49
Lampiran 6: VSEN2010.DSRT
59
Lampiran 7: Tabel Angka random (TAR)
61
Lampiran 8: VSEN2010.K
63
ii
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
BAB
I PENDAHULUAN 1.1
Umum Data yang diperlukan dalam perencanaan pembangunan diantaranya adalah data pendidikan,
kesehatan, perumahan, konsumsi/pengeluaran rumah tangga, dan sosial ekonomi lainnya. Data – data tersebut sangat berguna bagi Pemerintah dalam merencanakan pembangunan sektoral maupun lintas sektoral. Dalam rangka menyediakan data – data tersebut maka Badan Pusat Statistik (BPS) melaksanakan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) hampir setiap tahun sejak tahun 1963. Data Susenas saat ini juga merupakan data yang sangat dibutuhkan untuk memenuhi data Millenium Development Goals (MDG’s). Pada tahun 2010 diselenggarakan Susenas Kor (data dasar) dengan sampel sebesar 304.368 rumah tangga. Sehingga angka estimasinya diharapkan dapat diperoleh sampai tingkat kabupaten/kota. Pelaksanaan lapangan seperti tahun lalu, dilakukan secara tim yang setiap tim terdiri dari 1 (satu) orang Koordinator Tim (Kortim) dan 2 (dua) orang pencacah (PCS). Dengan sistem ini diharapkan penyelesaian lapangan dapat lebih cepat dan kualitas hasil pencacahan lapangan dapat lebih baik. Akhir – akhir ini BPS dituntut untuk dapat menyajikan data sampai tingkat terkecil yaitu tingkat kecamatan bahkan sampai tingkat desa. Permintaan data ini tidak terlepas dari hasil data berkualitas. Untuk Susenas 2010, penyajian sampai dengan tingkat kabupaten/kota mungkin dapat menimbulkan masalah manakala sampel tidak terpenuhi (RSE tinggi) atau kasus jarang (rare cases) yang tidak dapat mewakili sehingga tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka ada suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh BPS Kabupaten/Kota maupun BPS Provinsi yaitu pengecekan kualitas data sebelum data dikirim/disajikan ke BPS. Kegiatan ini sangat
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
1
penting karena mutu data BPS tergantung kualitas data yang dihasilkan oleh BPS Kabupaten/Kota dan BPS Provinsi. Agar tercapainya data yang akurat dan tepat waktu, koordinasi antar unit di daerah kiranya sangat berpengaruh. Buku pedoman ini memuat organisasi lapangan dan metodologi pelaksanaan survei yang secara terus menerus disempurnakan sehingga data yang dihasilkan tepat waktu dan berkualitas.
1.2
Tujuan Penyusunan buku Pedoman Kepala Kantor ini bertujuan untuk menjelaskan kegiatan Susenas
Juli 2010 kepada Kepala BPS Provinsi dan Kepala BPS Kabupaten/Kota sebagai penanggung jawab dan pelaksana kegiatan di daerah. Kegiatan Susenas yang dibahas dalam buku pedoman ini antara lain pembentukan tim, penyelenggaraan pelatihan, pengelolaan dokumen, pengaturan jadwal pelaksanaan lapangan, pengawasan lapangan, pengolahan data, serta pengalokasian dana.
1.3
Ruang Lingkup Pelaksanaan Susenas Juli 2010 mencakup 304.368 rumah tangga (RT) sampel yang tersebar
di seluruh wilayah di Indonesia. Data hasil pencacahannya dapat disajikan baik untuk tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten/kota.
1.4
Jenis Data yang Dikumpulkan Data Kor yang dikumpulkan di Susenas Juli 2010 mencakup: 1) Keterangan umum anggota rumah tangga yaitu nama, hubungan dengan kepala rumah tangga, jenis kelamin, umur, status perkawinan, korban kejahatan, pelaporan korban kejahatan, frekuensi bepergian, tujuan utama bepergian dan keikutsertaan pendidikan pra sekolah bagi penduduk usia 0 – 6 tahun; 2) Keterangan tentang kesehatan untuk semua umur, mencakup keterangan keluhan kesehatan, lama sakit, cara mengobati dan fasilitas pengobatan; 3) Keterangan tentang kesehatan balita, mencakup penolong proses kelahiran, imunisasi, dan pemberian ASI;
2
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
4) Keterangan pendidikan anggota rumah tangga 5 tahun ke atas, mencakup partisipasi sekolah, jenjang pendidikan, alasan tidak/belum pernah sekolah atau tidak sekolah lagi, pemilikan ijazah, dan kemampuan baca tulis; 5) Keterangan tentang ketenagakerjaan anggota rumah tangga usia 10 tahun ke atas, mencakup kegiatan utama, pencari kerja, lapangan usaha, status pekerjaan dan jam kerja; 6) Keterangan tentang fertilitas untuk wanita pernah kawin, mencakup umur perkawinan, anak lahir/masih hidup, partisipasi dalam program Keluarga Berencana (KB), penggunaan alat kontrasepsi, dan keinginan mempunyai anak; 7) Keterangan tentang perumahan, mencakup penguasaan bangunan tempat tinggal, jenis atap, dinding, lantai, luas lantai, sumber air minum, fasilitas air minum, fasilitas tempat buang air besar, sumber penerangan dan bahan bakar/energi untuk memasak; 8) Keterangan tentang pengeluaran rumah tangga mencakup pengeluaran untuk makanan dan pengeluaran untuk bukan makanan; 9) Keterangan tentang sosial ekonomi lainnya, mencakup pelayanan kesehatan gratis, jaminan/asuransi kesehatan, penerimaan beras miskin (raskin), dan kredit usaha. 10) Keterangan teknologi komunikasi dan informasi, mencakup penggunaan dan penguasaan telepon rumah, penguasaan HP (jumlah nomor HP), penguasaan komputer, dan akses internet.
1.5
Jadwal Pelaksanaan Susenas Juli 2010 mencakup berbagai kegiatan yang dilaksanakan di BPS RI
dan daerah. Kegiatan dan jadwalnya mencakup seluruh kegiatan mulai dari persiapan sampai publikasi dapat dilihat pada Tabel 1. sebagai berikut:
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
3
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Susenas Juli 2010 No.
Uraian Kegiatan
Jadwal
Lokasi
29 Maret – 2 April 2010
P
15 April 2010
P
26 – 30 April 2010
P
12 Mei 2010
P
14 Mei – 25 Juni 2010
D
29 Juni 2010
D
1 – 14 Juli 2010
D
A. Persiapan 1.
Penyempurnaan pedoman dan kuesioner I
2.
Rapat Interdep
3.
Penyempurnaan pedoman dan kuesioner II
4.
Pengiriman soft copy dokumen Susenas ke daerah
5.
Pencetakan dokumen Susenas
6.
Briefing petugas
B. Pelaksanaan 1.
Pemilihan rumah tangga sampel
2.
Pencacahan
15 Juli – 7 Agustus 2010
D
3.
Pengawasan/pemeriksaan
15 Juli – 7 Agustus 2010
D
4.
Supervisi
Juli – Agustus 2010
D
5.
Penyerahan hasil pencacahan ke BPS Kabupaten/Kota
18 Juli – 15 Agustus 2010
D
C. Pengolahan 1.
Receiving dan Batching
20 Juli – 20 Agustus 2010
D
2.
Pengolahan data (editing, coding, entry dan validasi)
21 Juli – 31 Agustus 2010
D
1 – 15 September 2010
D
16 – 30 September 2010
D
Oktober 2010
P
November – Desember 2010
P
Januari 2011
P
Pengecekan kualitas data dan kelengkapan data 3. oleh BPS Kab/Kota 4.
Pengiriman raw data ke BPS RI
5.
Kompilasi data di BPS RI
D. Evaluasi Hasil dan Publikasi
4
1.
Evaluasi dan pembahasan hasil
2.
Publikasi
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
1.6
Dokumen yang Digunakan Dokumen yang digunakan dalam pelaksanaan lapangan Susenas Juli 2010 mencakup buku
pedoman dan daftar. Buku pedoman terdiri dari 3 (tiga) buku: 1) Buku I, Pedoman Kepala BPS Provinsi/Kabupaten/Kota. (dialokasikan untuk BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota) 2) Buku II, Pedoman Operasional Kortim (dialokasikan untuk petugas Kortim dan BPS Provinsi/Kabupaten/Kota) 3) Buku III, Pedoman Pencacahan Kor (dialokasikan untuk semua petugas, baik Kortim maupun PCS) Sedangkan daftar yang digunakan terdiri dari 5 (lima) daftar seperti tercantum pada Tabel 2. berikut:
Tabel 2. Daftar yang Digunakan dalam Pelaksanaan Lapangan
No.
1.
Jenis Daftar
VSEN2010.DSBS
Uraian
Daftar Sampel Blok Sensus
Penanggung Jawab 1. BPS Provinsi
Disimpan di
BPS RI
2. BPS Kab/Kota
2.
Peta BS hasil
Alat bantu pengenalan wilayah
Kortim/Pencacah
BPS Kab/Kota
Daftar Rumah Tangga
Kortim
BPS Kab/Kota
Kortim
1. BPS Provinsi
Listing SP 2010
3.
SP2010-L1
Hasil Listing SP 2010
4.
VSEN2010.DSRT
Daftar Sampel Rumah Tangga
2. BPS Kab/Kota
5.
VSEN2010.K
Pencacahan Kor
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
Pencacah
BPS Kab/Kota
5
Dokumen SP2010-L1 dan Peta BS hasil Listing SP 2010 disiapkan oleh BPS Kab/Kota, dokumen VSEN2010.DSRT dan VSEN2010.K disiapkan oleh BPS RI dan diberikan/dikirim via filelib untuk dicetak oleh BPS Provinsi dan didistribusikan ke seluruh BPS Kab/Kota.
Contoh jenis daftar yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran.
1.7 Arus Dokumen Arus dokumen seperti yang tergambar pada Gambar 1. Arus Dokumen Susenas Juli 2010 dari BPS RI sampai Tim.
Gambar 1. Arus Dokumen Susenas Juli 2010 dari BPS RI sampai Tim di Lapangan BPS PUSAT
- VSEN2010.DSBS - VSEN2010.DSRT - VSEN2010.K
Soft copy
- VSEN2010.DSBS
BPS PROVINSI
- VSEN2010.DSBS - VSEN2010.DSRT - VSEN2010.K
Dokumen Cetak
- VSEN2010.DSBS - VSEN2010.DSRT
BPS KAB/KOTA -
Peta BS SP 2010 SP2010-L1 VSEN2010.DSBS VSEN2010.DSRT VSEN2010.K
-
Peta BS SP 2010 SP2010-L1 VSEN2010.DSBS VSEN2010.DSRT VSEN2010.K
TIM
Keterangan : tulisan tebal menandakan daftar sudah ada isian
6
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
1.8
Statistik yang Dihasilkan Statistik yang dihasilkan dari Susenas Juli 2010 antara lain adalah statistik/indikator
kesejahteraan rakyat. Statistik/Indikator Kesra yang dapat disusun dari hasil pengumpulan data kor, antara lain adalah Angka Partisipasi Sekolah, Rata – rata Lama Sekolah, Angka Melek Huruf (bidang pendidikan), Angka Kesakitan (bidang kesehatan), Rata – rata Umur Perkawinan Pertama, Angka Partisipasi KB (bidang fertilitas), Rata – rata Luas Hunian Rumah per – kapita, Persentase Penggunaan Air Bersih (bidang perumahan), dan lain – lain.
1.9
Pembiayaan Seluruh biaya kegiatan survei dibebankan pada anggaran BPS. Rincian biaya BPS RI terdapat
dalam POK Sub Direktorat Statistik Kesehatan dan Perumahan, Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat. Rincian biaya daerah terdapat dalam DIPA BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
7
8
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
BAB
METODOLOGI SUSENAS 2010 2.1
II
Kerangka Sampel Kerangka sampel yang digunakan dalam Susenas 2010 terdiri dari 2 jenis, yaitu: kerangka
pemilihan sampel primer (primary sampling unit) dan kerangka pemilihan sampel sekunder (secondary sampling unit). Kerangka pemilihan sampel primer adalah daftar blok sensus biasa (BS) hasil pemetaan dalam rangka persiapan Sensus Penduduk 2010 (SP2010) yang didokumentasikan dalam Daftar SP2010-RD. Informasi yang digunakan untuk melengkapi kerangka sampel adalah banyaknya kepala keluarga (KK), dan muatan blok sensus dominan (pemukiman biasa, pemukiman mewah, pemukiman kumuh, Selain itu, kerangka sampel juga dilengkapi dengan klasifikasi desa/kelurahan, yaitu: daerah perkotaan (urban), dan daerah perdesaan (rural). Klasifikasi desa/kelurahan yang digunakan adalah klasifikasi desa/kelurahan tahun 2010. Kerangka pemilihan sampel sekunder adalah daftar rumah tangga biasa hasil listing SP2010 dalam blok sensus.
2.2
Rancangan Penarikan Sampel Rancangan penarikan sampel Susenas 2010 adalah rancangan penarikan sampel dua tahap
berstrata. Yang digunakan sebagai strata adalah klasifikasi desa/kelurahan, yaitu: desa/kelurahan perkotaan (urban) dan desa/kelurahan perdesaan (rural). Ukuran sampel yang telah ditetapkan ditujukan untuk estimasi tingkat kabupaten/kota. Penarikan sampel antar strata dilakukan secara terpisah (independent). Sebelum penarikan sampel, blok sensus diurutkan menurut muatan dominan blok sensus, yaitu pemukiman biasa, mewah, dan kumuh. Prosedur penarikan sampel Susenas 2010 untuk suatu kabupaten/kota adalah sebagai berikut: 1) Tahap pertama, memilih nh blok sensus dari Nh secara pps (Probability Proportional to Size) dengan size banyaknya KK. 2) Tahap kedua, memilih sejumlah rumah tangga biasa ( m = 16 ) pada setiap blok sensus terpilih secara sistematik berdasarkan hasil listing SP2010. Seluruh rumah tangga terpilih Susenas 2010 akan dicacah dengan kuesioner KOR (Daftar VSEN2010.K) pada bulan Juli 2010.
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
9
Diagram alir pemilihan sampel blok sensus dan rumah tangga seperti tercantum pada Gambar 2.
Gambar 2. Diagram Alir Pemilihan Sampel Blok Sensus dan RumahTangga Susenas 2010
Master Sampling Frame (N Blok Sensus)
Blok Sensus Daerah
Penarikan Sampel PPS
n Blok Sensus
Blok Sensus Daerah
n Blok Sensus
Listing RT SP2010
Listing RT SP2010 Penarikan Sampel RT Biasa Sistematik @ 16 rt per BS
DSRT
DSRT
Pencacahan Susenas Juli 2010
Estimasi Kab/Kota 10
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
2.3
Peta Blok Sensus Peta blok sensus yang digunakan dalam Susenas 2010 adalah peta hasil scanning peta yang
telah digunakan dalam kegiatan pencacahan SP2010. Dalam peta tersebut sudah tercantum legenda, landmark, dan posisi bangunan fisik/sensus. Dengan demikian, peta blok sensus dapat digunakan oleh petugas untuk menelusuri/mengidentifikasi lokasi rumah tangga terpilih.
2.4
Jumlah Sampel Blok Sensus dan Rumah Tangga Jumlah sampel blok sensus untuk estimasi kabupaten/kota merupakan minimum sampel
untuk estimasi tingkat kabupaten/kota. Sampel blok sensus dialokasikan menurut daerah perkotaan dan perdesaan. Alokasi jumlah sampel menurut daerah perkotaan dan perdesaan di setiap kabupaten/kota dilakukan secara proporsional terhadap akar jumlah KK.
2.5
Daftar Sampel Blok Sensus Terpilih (DSBS) Dalam DSBS Susenas 2010 (Lampiran 2), setiap blok sensus terpilih diberi Nomor Kode
Sampel (NKS). NKS Susenas 2010 terdiri dari 5 digit yang merupakan nomor urut blok sensus terpilih di setiap kabupaten/kota dan disusun seperti berikut: 00001 - 04999 adalah nomor urut blok sensus daerah perdesaan. 05001 - 99999 adalah nomor urut blok sensus daerah perkotaan. Catatan: 1) Isikan banyaknya jumlah rumah tangga SP2010 (disalin dari SP2010-L1) pada Kolom [5] DSBS Susenas 2010. 2) Hasil pengisian rumah tangga hasil SP2010 harus dikirim ke BPS RI c.q. Subdirektorat Pengembangan Kerangka Sampel (
[email protected]). Petugas pencacah tidak boleh mengganti blok sensus terpilih.
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
11
2.6
Pemilihan Sampel Rumah Tangga Kerangka sampel yang digunakan untuk pemilihan rumah tangga adalah daftar rumah tangga
biasa hasil listing SP2010 dengan menggunakan Daftar SP2010-L1. Pemilihan sampel rumah tangga secara sistematik sampling dilakukan oleh Kortim menggunakan Daftar SP2010-L1. Ukuran sampel rumah tangga yang harus dipilih di setiap blok sensus adalah 16 rumah tangga. Sebelum melakukan penarikan sampel, Kortim harus memberi nomor urut rumah tangga biasa pada kolom (9) Daftar SP2010-L1, melakukan penghitungan interval penarikan sampel, dan membangkitkan angka random di setiap blok sensus terpilih yang menjadi tanggung jawabnya.
2.7
Tata Cara Pemilihan Sampel Rumah tangga Tahapan kegiatan yang harus dilakukan pemeriksa dalam pemilihan sampel rumah tangga
adalah sebagai berikut: 1) Siapkan Daftar SP2010-L1 untuk blok sensus terpilih Susenas 2010. 2) Perhatikan P.406 (Nomor urut rumah tangga) yang tercantum pada kolom (8) dan P.407 (Jenis rumah tangga) pada Kolom (9) dan (10). 3) Beri nomor urut pada setiap baris rumah tangga biasa, yaitu rumah tangga yang pada Kolom (9) berisi Kode “1”. Pemberian nomor urut dimulai dari nomor urut 1 sampai dengan terakhir. Pemberian nomor urut rumah tangga biasa harus dilakukan secara cermat. 4) Hitung interval penarikan sampel (I) untuk pemilihan rumah tangga, yaitu:
I=
Banyaknya rumah tangga hasil pendaftaran rumah tangga SP2010 16
5) Interval penarikan sampel dihitung sampai dua angka (dijit) dibelakang koma. 6) Dengan menggunakan Tabel Angka Random (lihat Lampiran 1), tentukan angka random pertama (R1) yang nilainya lebih kecil atau sama dengan interval sampel (I).
12
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
7) Tata cara penentuan angka random pertama dilakukan dengan jalan sebagai berikut: a. Siapkan Tabel Angka Random (TAR) yang terdiri atas 2 halaman (Lampiran 1). b. Setiap halaman TAR terdiri atas 25 kolom dan 35 baris. Masing-masing halaman diberi nomor kolom 1, 2 ,3, ……25 dan nomor baris 1, 2, 3, ……,35. c. Ambilah sebuah pensil atau benda berujung runcing. Buka salah satu halaman dari 2 halaman TAR yang telah disiapkan. Untuk keperluan ini dapat digunakan sembarang halaman TAR. Picingkan mata atau alihkan pandangan ke tempat lain, dan letakkan ujung pensil di atas lembaran TAR. Bilangan yang paling dekat dengan posisi ujung pensil adalah merupakan titik awal pembacaan angka random untuk menentukan halaman, baris, dan kolom yang akan digunakan untuk memilih R1. Mulai dari titik ini bacalah 5 bilangan ke kanan sesuai dengan keperluan. Misalkan halaman yang digunakan untuk pembacaan ini adalah halaman pertama TAR dan ujung pensil atau benda yang berujung runcing jatuh pada bagian tertentu dari tabel seperti pada Gambar 3. berikut :
Tabel 3. Ilustrasi Tabel Angka Random (TAR) untuk menentukan R1 .
.
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
25
9
6
9
1
0
8
2
5
3
7
26
2
6
4
1
1
1
2
6
7
1
27
9
1
9
7
4
6
6
0
2
9
28
2
5
1
•2
6
3
8
7
9
7
29
8
9
7
0
1
5
0
8
7
7
30
4
3
3
4
9
1
3
3
4
8
. .
Lima angka di sebelah kanan tanda titik ( . ) adalah 26387
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
13
-
Penentuan halaman pembacaan TAR Karena ada 2 halaman TAR, angka random yang digunakan untuk menentukan halaman ini cukup satu angka saja. Untuk mudahnya, gunakan angka 0,1,2,…,9 dengan perjanjian bahwa angka ganjil untuk menyatakan halaman pertama Tabel Angka Random, angka 0 (nol) dan genap untuk halaman kedua. Pada pembacaan di atas, yaitu 26387, dijit pertama adalah 2. Oleh karena itu halaman yang terpilih adalah halaman kedua dari Tabel Angka Random.
-
Penentuan baris Karena pada setiap halaman ada 35 baris, maka untuk penentuan baris ini digunakan bilangan yang terdiri atas 2 dijit. Untuk penghematan, ditentukan perjanjian bahwa bilangan 01, 36, dan 71 digunakan untuk menyatakan baris 1, bilangan 02, 37, dan 72 digunakan untuk menyatakan baris 2, dan seterusnya. Pada pembacaan di atas (26387), dijit ke-2 dan ke-3 adalah 63, maka baris pembacaan jatuh pada baris ke-28, karena 63 - 35 = 28
-
Penentuan kolom Karena pada setiap halaman ada 25 kolom, maka untuk penentuan kolom ini digunakan bilangan yang terdiri atas 2 dijit. Untuk penghematan, ditentukan perjanjian bahwa bilangan 01, 26, 51, dan 76 digunakan untuk menyatakan baris 1, bilangan 02, 27, 52, dan 77 digunakan untuk menyatakan baris 2, dan seterusnya. Pada pembacaan di atas, dijit ke-4 dan ke-5 adalah 87, maka baris pembacaan jatuh pada kolom ke-12, karena 87-(25+25+25)=12. Sehingga TAR yang digunakan adalah halaman 2, baris ke-28 dan kolom ke-12. Jika interval nilainya puluhan (2 dijit) maka dalam hal ini kolom yang digunakan adalah Kolom (12) dan (13).
14
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
8) Catat angka random yang terdapat pada halaman, baris, dan kolom yang diperoleh pada butir 3 diatas. Bila angka random tersebut lebih kecil atau sama dengan interval rumah tangga ( AR1 ≤ I ) , gunakan angka tersebut sebagai nomor urut rumah tangga biasa yang terpilih sebagai sampel rumah tangga Susenas Juli 2010. Bila lebih besar, cari angka yang lebih kecil atau sama dengan interval, yang terdapat pada kolom yang sama pada baris di bawahnya. Lingkari nomor urut rumah tangga biasa yang sama dengan angka random pertama (R1), kemudian gunakan interval sampel untuk menghitung angka random berikutnya, yaitu R2, R3, ......., R16 seperti berikut: R2 = R1 + I; R3 = R1 + 2 I; . . Rn = R1 + (n-1) I; . . R16 = R1 + 15 I. 9) Lingkari nomor urut rumah tangga biasa pada Kolom (9) yang sama dengan angka random terpilih. Jika nomor urut rumah tangga biasa di Kolom [9] selesai dilingkari, maka nomor urut bangunan fisik, dan bangunan sensus yang masing-masing terdapat di Kolom [2], dan [3] harus pula dilingkari pula. Keenam belas rumah tangga ini dicatat dalam Daftar VSEN2010.DSRT.
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
15
Contoh pemilihan sampel rumah tangga. Misal jumlah rumah tangga biasa hasil listing rumah tangga SP2010 yang tercantum dalam Daftar SP2010-L1 adalah sebanyak 121 rumah tangga biasa dan akan diambil sampel sebanyak 16 rumah tangga. Tahapan penarikan sampel dijelaskan sebagai berikut: 1) Interval pemilihan sampel rumah tangganya adalah : I=
N 121 = = 7,56 n 16
2) Karena nilai interval sampel adalah satu digit, maka kolom yang digunakan dalam TAR adalah satu kolom. Bila TAR yang digunakan seperti pada contoh di atas, yaitu Halaman 2, Baris 28, Kolom 12 maka angka random pertama yang ditemui adalah angka 0. Karena nomor urut rumah tangga pertama adalah 1, (bukan nol), maka cari angka lain di baris berikutnya yang nilainya kurang dari interval sampel (I). Pada kolom yang sama di baris 29 diperoleh angka 5. Karena angka 5 kurang dari interval sampel (I), maka R1 = 5.
Tabel 4. Ilustrasi Tabel Angka Random (TAR) untuk menentukan R1 Pada Contoh .
. 12 13 14 15 16
. 26
7
9
9
1
6
27
7
7
5
4
1
28
0
2
1
7
5
29
5
4
4
7
5
30
1
1
0
1
9
3) Lingkari nomor urut rumah tangga biasa ke-5 sebagai rumah tangga yang terpilih sampel.
16
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
4) Tentukan R2 sampai dengan R16 seperti berikut: R2 = R1 + I = 5 + 7,56 = 12,56 ≈ 13 R3 = R1 + 2I = 5 + (2 ² 7,56) = 20,12 ≈ 20 R4 = R1 + 3I = 5 + (3 ² 7,56) = 27,68 ≈ 28 R5 = R1 + 4I = 5 + (4 ² 7,56) = 35,24 ≈ 35 R6 = R1 + 5I = 5 + (5 ² 7,56) = 42,8 ≈ 43 R7 = R1 + 6I = 5 + (6 ² 7,56) = 50,36 ≈ 50 R8 = R1 + 7I = 5 + (7 ² 7,56) = 57,92 ≈ 58 R9 = R1 + 8I = 5 + (8 ² 7,56) = 65,48 ≈ 65 R10 = R1 + 9I = 5 + (9 ² 7,56) = 73,04 ≈ 73 R11 = R1 + 10I = 5 + (10 ² 7,56) = 80,6 ≈ 81 R12 = R1 + 11I = 5 + (11 ² 7,56) = 88,16 ≈ 88 R13 = R1 + 12I = 5 + (12 ² 7,56) = 95,72 ≈ 96 R14 = R1 + 13I = 5 + (13 ² 7,56) = 103,28 ≈ 103 R15 = R1 + 14I = 5 + (14 ² 7,56) = 110,84 ≈ 111 R16 = R1 + 15I = 5 + (15 ² 7,56) = 118,4 ≈ 118 5) Sehingga rumah tangga biasa terpilih adalah rumah tangga biasa dengan nomor urut di Kolom (9) adalah rumah tangga 5, 13, 20, 28, 35, 43, 50, 58, 65, 73, 81, 88, 96, 103, 111, dan 118. 6) Lingkari nomor urut bangunan fisik, dan bangunan sensus yang berada di baris nomor rut rumah tangga biasa yang dilingkari. 7) Salin keenam belas sampel rumah tangga Susenas 2010 tersebut ke Daftar VSEN2010.DSRT.
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
17
2.8
Estimasi 1) Design Weight Metode estimasi yang digunakan dalam Susenas 2010 adalah metode estimasi langsung (direct estimate). Oleh karena itu, sebelum melakukan estimasi terlebih dahulu dihitung design weight. Design Weight atau biasa disebut Weight adalah merupakan kebalikan dari perkalian fraksi penarikan sampel antar tahap penarikan sampel, yaitu:
Whij =
K 0 h M hi × m nh K hi
(1)
dengan:
Whij : weight rumah tangga ke j, blok sensus ke i dalam strata h K oh : total kepala keluarga (KK) dalam strata h K hi : banyaknya KK di blok sensus ke-i dalam strata h M hi : banyaknya rumah tangga biasa hasil listing SP2010 di blok sensus ke-i dalam strata h nh
: banyaknya sampel blok sensus strata h
m
: banyaknya sampel rumah tangga di blok sensus ke-i
2) Trimming Weight Design weight yang tercantum pada butir 1) adalah merupakan original weight. Setelah penghitungan weight, langkah berikutnya adalah memeriksa distribusi weight. Apabila terdapat weight yang ekstrim (pencilan), meskipun hanya mempengaruhi porsi kecil dari sampel, namun dapat mengakibatkan peningkatan varians yang cukup substansial. Hal yang biasa dilakukan adalah memangkas (trimming) weight yang nilainya ekstrim menjadi nilai yang masih dapat
18
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
ditoleransi dalam rangka membatasi estimasi varians dan secara bersamaan mencegah dominasi sejumlah kecil unit sampel terhadap keseluruhan estimasi. Untuk desain yang menerapkan desain stratifikasi, proses trimming weight dilakukan dalam setiap strata. Misalkan Whij menyatakan original weight untuk rumah tangga ke j, blok sensus ke-i, dalam strata h, dan WhB menyatakan batas atas yang ditentukan untuk strata h, maka trimming weight untuk blok sensus sampel ke-i dalam strata h dapat didefinisikan sebagai berikut:
jika Whij < WhB
⎛Whij Whij (T ) = ⎜⎜ ⎝ WhB
jika Whij ≥ WhB
,
dengan: 1 WhB = Wh + S (Wh ) 2
Wh
: rata-rata weight strata h
S (Wh )
: standar deviasi weight strata h
Sekarang, trimming weight untuk seluruh sampel dapat disesuaikan lebih lanjut sedemikian rupa sehingga totalnya sama dengan total original weight.
Trimming weight:
T hij
W
= Whij ×
H
nh
h
i
∑∑ W
hij
H
nh'
h
i'
∑ ∑W
hij
H
nh''
h
i ''
+ ∑∑ WhB
dengan: WhijT
: trimming weight, rumah tangga ke-j, blok sensus ke-i, strata h
Whij
: design weight, rumah tangga ke-j, blok sensus ke-i, strata h
H
nh
h
i
∑∑W
hij
: total design weight strata h
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
19
H
nh'
h
i'
H
nh''
h
i ''
∑∑ W
hij
: total design weight yang nilainya < WhB untuk strata h
hB
: total design weight yang nilainya sama dengan batas atas weight, strata h
∑∑W
3) Estimasi Karakteristik Rumah Tangga Dengan menjumlahkan faktor pengali seluruh rumah tangga sampel pada strata h, maka akan diperoleh estimasi total rumah tangga strata h, yaitu: nh
m
i
j
Mˆ h* = ∑∑Whij Pada umumnya estimasi total rumah tangga tidak sama dengan populasi rumah tangga hasil sensus atau proyeksi. Agar estimasi total rumah tangga strata h sama dengan total populasi hasil sensus atau proyeksi strata h, maka faktor pengali rumah tangga pada setiap strata harus disesuaikan (adjusted) dengan mengalikan dengan rasio antara total populasi rumah tangga hasil sensus atau proyeksi strata h dan estimasi total rumah tangga strata h, yaitu: Whij( adj ) =
M oh Whij Mˆ * h
dengan:
M oh :
populasi rumah tangga hasil sensus atau proyeksi strata h
Mˆ h* :
estimasi total rumah tangga strata h
Misalkan yhij dan xhij masing-masing menyatakan nilai karakteristik Y dan X rumah tangga terpilih ke-j di blok sensus terpilih ke-i strata h, maka estimasi total karakteristik Y, X, dan rasio R = Y/X serta varians bagi rasio adalah sebagai berikut:
20
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
a. Estimasi total nilai karakteristik X H
nh
m
h
i
j
H
nh
m
h
i
j
Xˆ = ∑∑∑ Whijadj xhij b. Estimasi total nilai karakteristik Y
Yˆ = ∑∑∑Whijadj y hij Yˆ c. Estimasi rasio Rˆ = Xˆ H
Yˆ Rˆ = = Xˆ
nh
m
i nh
k m
i
k
∑∑∑W h H
adj hij
∑∑∑W h
adj hij
y hij xhij
d. Estimasi varians rasio Metode estimasi varians yang digunakan adalah metode linierisasi Taylor (Taylor Linearization) yang merupakan salah satu metode untuk mengestimasi variance bagi total, rasio ataupun rata-rata yang merupakan bentuk khusus dari rasio. H (1 − f h ) ⎡ nh ⎛⎜ mh Zˆ 2 − Zˆ h2 ⎞⎟⎤ var Rˆ = ∑ ⎢ ∑ hi n ⎟⎥ Xˆ h2 ⎢⎣ nh − 1 ⎜⎝ i =1 h =1 h ⎠⎥ ⎦
()
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
21
dengan: Zˆ hi = Yˆhi − Rˆ h . Xˆ hi , dan Zˆ h = Yˆh − Rˆ h . Xˆ h
nh
: jumlah blok sensus terpilih dalam strata h,
Yˆhi
: estimasi total karakteristik Y dalam blok sensus i, strata h,
Xˆ hi
: estimasi total karakteristik X dalam blok sensus i dan strata h,
fh
: fraksi penarikan sampel blok sensus yang pada umumnya bernilai kecil, maka biasanya tidak diperhitungkan.
Estimasi total karakteristik rumah tangga pada tingkat provinsi merupakan penjumlahan estimasi total karakteristik rumah tangga dari seluruh kabupaten/kota pada provinsi tersebut. 4) Estimasi Karakteristik Individu (penduduk) Unit pengamatan individu (penduduk) dalam setiap rumah tangga sampel dibedakan menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan. Estimasi total penduduk menurut jenis kelamin dalam strata h adalah sebagai berikut: nh
m
i
j
s Pˆh*s = ∑∑ Whijadj ahij
dengan: Pˆh*s
: estimasi total penduduk jenis kelamin s dalam strata h
Whij( adj ) : adjusted weight rumah tangga sampel ke j, blok sensus sampel ke i, strata h s a hij
: banyaknya penduduk jenis kelamin s (s = 1 untuk laki-laki, dan s = 2 untuk perempuan) pada rumah tangga sampel ke j blok sensus sampel ke i strata h
22
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
Agar estimasi total penduduk menurut jenis kelamin strata h sama dengan total populasi menurut jenis kelamin hasil sensus atau proyeksi strata h, maka faktor pengali penduduk menurut jenis kelamin pada setiap strata harus disesuaikan (adjusted) dengan mengalikan dengan rasio antara total populasi penduduk menurut jenis kelamin hasil sensus proyeksi strata h dan estimasi total penduduk menurut jenis kelamin strata h, yaitu:
Pohs ( adj ) Whij Pˆ *s
s ( adj ) Whijl =
h
dengan: s (adj ) : adjusted weight penduduk (bukan kepala rumah tangga) ke-k berjenis kelamin s dalam Whijl
rumah tangga terpilih ke-j, blok sensus ke-i strata h
Pohs
: populasi penduduk jenis kelamin s hasil sensus atau proyeksi dalam strata h s s Misalnya y hijl dan xhijl masing-masing menyatakan nilai karakteristik Y dan X penduduk
(anggota rumah tangga) ke-l berjenis kelamin s pada rumah tangga terpilih ke-j di blok sensus terpilih ke-i strata h, maka estimasi total karakteristik Y, X, dan rasio R=Y/X serta varians bagi rasio adalah sebagai berikut: a. Estimasi total nilai karakteristik X untuk penduduk berjenis kelamin s: H
nh
h
i
s m ahij
s ( adj ) s Xˆ s = ∑∑∑∑Whijl xhijl j
l
b. Estimasi total nilai karakteristik Y untuk penduduk berjenis kelamin s: H
nh
h
i
s m ahij
s ( adj ) s Yˆ s = ∑∑∑∑Whijl y hijl
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
j
l
23
Yˆ s c. Estimasi rasio untuk penduduk berjenis kelamin s: Rˆ s = s Xˆ H
Yˆ s s ˆ R = s = Xˆ
nh
s m ahij
∑∑∑∑W h
i
H
nh
j
s ( adj ) hijk
s xhijk
s ( adj ) hijk
s y hijk
k
s m ahij
∑∑∑∑W h
i
j
k
d. Estimasi varians rasio Metode estimasi varians yang digunakan adalah metode linierisasi Taylor (Taylor Linearization) yang merupakan salah satu metode untuk mengestimasi karakteristik baik untuk total, rasio ataupun rata-rata yang merupakan bentuk khusus dari rasio. H ( 1 − f h ) ⎡ nh ⎛ mh ˆ 2 Zˆ h2 ⎞⎤ ˆ ⎟⎥ ⎜ ∑ Z hi − var R = ∑ ⎢ nh ⎟⎠⎦⎥ Xˆ h2 ⎣⎢ nh − 1 ⎜⎝ i =1 h =1
()
dengan: Zˆ hi = Yˆhi − Rˆ h . Xˆ hi , dan Zˆ h = Yˆh − Rˆ h . Xˆ h
nh
: jumlah blok sensus terpilih dalam strata h,
Yˆhi
: estimasi total karakteristik Y dalam blok sensus i, strata h,
Xˆ hi
: estimasi total karakteristik X blok sensus i dan strata h, dan
fh
: fraksi penarikan sampel blok sensus, biasanya nilainya kecil, maka biasanya tidak diperhitungkan.
Estimasi total karakteristik penduduk pada tingkat provinsi merupakan penjumlahan estimasi total karakteristik penduduk dari seluruh kabupaten/kota pada provinsi tersebut.
24
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
2.9
Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data di setiap rumah tangga terpilih dilakukan melalui wawancara langsung
antara pencacah dengan responden. Keterangan rumah tangga dikumpulkan melalui wawancara dengan kepala rumah tangga, suami/istri kepala rumah tangga, atau anggota rumah tangga lain yang mengetahui karakteristik yang ditanyakan, sedangkan keterangan individu dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan individu yang bersangkutan. Apabila rumah tangga terpilih benar-benar tidak dapat ditemui pada saat pencacahan, maka penggantian sampel dapat dilakukan dengan rumah tangga yang ditemui pada bangunan fisik dan bangunan sensus tersebut.
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
25
26
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
BAB
III ORGANISASI LAPANGAN 3.1
Struktur Organisasi Struktur organisasi mulai dari tingkat BPS RI sampai dengan tingkat daerah adalah sebagai
berikut: 3.1.1
Tingkat BPS RI
1) Pengarah adalah Kepala BPS dan Deputi Bidang Statistik Sosial 2) Penanggung jawab survei adalah Direktur Statistik Kesejahteraan Rakyat sebagai penanggung jawab manajemen survei dan Direktur Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei sebagai penanggung jawab metodologi survei 3) Penanggung jawab teknis adalah Kepala Subdirektorat Statistik Kesehatan dan Perumahan, dibantu anggota lainnya mencakup kepala subdirektorat dan kepala seksi dari beberapa direktorat terkait 3.1.2
Tingkat Daerah
1) Pengarah adalah Kepala BPS Provinsi. Penanggung jawab survei di tingkat Kabupaten/ Kota adalah Kepala BPS Kabupaten/Kota 2) Penanggung jawab teknis daerah adalah Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi 3) Pemeriksa hasil kegiatan wawancara yang dilakukan oleh petugas di lapangan adalah Koordinator Tim (Kortim) 4) Pewawancara responden adalah Pencacah.
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
27
3.2
Tugas dan Tanggung Jawab
3.2.1
Direktur Statistik Kesejahteraan Rakyat
1) Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan Susenas Juli 2010 2) Mengkoordinasikan kegiatan persiapan Susenas Juli dengan Sakernas Agustus 2010 3) Menyusun rencana survei beserta seluruh tahapan kegiatannya 4) Menyusun jadwal kegiatan 5) Membuat laporan perkembangan pelaksanaan Susenas Juli 2010 3.2.2
Direktur Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei
1) Bertanggung jawab atas Metodologi Susenas Juli 2010 2) Mengirimkan Daftar VSEN2010.DSBS ke BPS Provinsi sebelum pelaksanaan pelatihan dan lapangan 3) Memberikan tanggapan mengenai penggantian sampel 4) Mengolah VSEN2010.DSRT 3.2.3
Kepala Subdirektorat Statistik Kesehatan dan Perumahan
1) Menyusun anggaran kegiatan 2) Menyusun kuesioner dan buku pedoman 3) Mengatur pengadaan dan pengiriman dokumen 4) Menyiapkan program pengolahan dan mengirimkannya ke daerah 5) Merancang kegiatan supervisi 6) Membuat laporan teknis pelaksanaan Susenas Juli 2010 7) Mengkompilasi hasil entri data dari daerah 8) Menyusun publikasi
28
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
3.2.4
Kepala BPS Provinsi
1) Melaksanakan koordinasi teknis dengan Kabid Statistik Sosial sebagai penanggungjawab teknis di BPS Provinsi 2) Melaksanakan koordinasi, supervisi, dan evaluasi pelaksanaan lapangan 3) Mengelola anggaran kegiatan survei 4) Melaksanakan pencetakan seluruh dokumen yang digunakan sesuai dengan kebutuhan, baik untuk pelatihan maupun pelaksanaan 3.2.5
Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi
1) Menetapkan jumlah Tim untuk setiap kabupaten/kota 2) Mengatur pendistribusian dokumen 3) Merencanakan dan melaksanakan pengawasan lapangan 4) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan survei 3.2.6
Kepala Bidang IPDS
1) Mengatur dan melaksanakan pengolahan di daerah 2) Mengirim hasil entri data kor ke BPS RI (up. Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat) 3.2.7
Kepala BPS Kabupaten/Kota
1) Menyiapkan berbagai kebutuhan lapangan antara lain surat tugas, surat pemberitahuan, surat izin, perlengkapan survei, dokumen pelaksanaan lapangan maupun pendukungnya (Peta Blok Sensus SP 2010, VSEN2010.DSBS, SP2010-L1, VSEN2010.DSRT, VSEN2010.K) dan pendanaan. 2) Mengisi VSEN2010.DSBS Kolom (8) letak geografis desa/kelurahan (pesisir dan bukan pesisir) berdasarkan hasil Podes 2008. 3) Merekrut calon petugas lapangan. 4) Menyelenggarakan briefing petugas.
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
29
5) Mengalokasikan beban tugas kepada masing – masing tim berdasarkan banyak blok sensus terpilih dan jumlah tim yang dialokasikan oleh BPS Provinsi. 6) Mengawasi pelaksanaan lapangan dalam rangka mengevaluasi prosedur pelaksanaan lapangan dan penerapan konsep/definisi yang digunakan. 7) Mengirim hasil pencacahan VSEN2010.K, ke BPS Provinsi untuk diolah (atau yang sudah diolah); serta dokumen lain seperti VSEN2010.DSRT yang harus disimpan di BPS Provinsi. 8) Mengirimkan VSEN2010.DSBS hasil lapangan ke BPS Provinsi untuk dikirim ke BPS RI. 9) Membuat dan mengirim laporan pelaksanaan Susenas Juli 2010 kepada penanggung jawab survei tingkat provinsi. 3.2.8
Koordinator Tim (Kortim)
1) Menerima wilayah tugas yang telah ditetapkan oleh BPS Kabupaten/Kota. 2) Menerima dokumen hasil listing (SP2010-L1) dari blok sensus yang menjadi tanggung jawabnya, memberikan nomor urut untuk rumah tangga biasa pada dokumen SP2010-L1 kolom (9) 3) Melakukan pemilihan rumah tangga sampel, dan menyalinnya ke VSEN2010.DSRT yang dibuat 2 rangkap. 4) Membagi
tugas
pencacahan
kepada
masing–masing
Pencacah
berdasarkan
VSEN2010.DSRT. 5) Mendistribusikan dokumen pencacahan (VSEN2010.K) yang banyaknya sesuai dengan beban masing – masing Pencacah. 6) Berbekal peta blok sensus SP 2010, bersama Pencacah mengenali lokasi yang akan dijadikan sasaran survei. 7) Mengatur kegiatan perjalananan ke lokasi, penggunaan dana, dan bahan – bahan yang dibutuhkan sebelum kegiatan lapangan dimulai.
30
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
8) Mendampingi dan mengevaluasi kinerja Pencacah sejak awal pelaksanaan lapangan, sehingga kesalahan – kesalahan yang mungkin terjadi bisa dihindari sedini mungkin. 9) Membantu menyelesaikan masalah – masalah yang ditemui Pencacah dalam pelaksanaan lapangan. Khusus menyangkut konsep dan definisi, Kortim harus mengacu pada buku pedoman. 10) Memantau kualitas data dengan melakukan pengecekan langsung, dan mengkonfirmasi kuesioner yang telah diisi Pencacah ke responden. 11) Mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan dokumen, memeriksa kewajaran dan konsistensi isian, serta melakukan koreksi dan memberitahukan kesalahan yang dilakukan Pencacah. 12) Memberitahukan lokasi tim dari waktu ke waktu kepada BPS Kabupaten/Kota agar mudah dipantau. 13) Menjaga semangat dan kerja sama yang tinggi di antara anggota tim. 14) Menyerahkan seluruh dokumen hasil pencacahan lapangan, VSEN2010.K, VSEN2010.DSRT, dan Peta hasil SP 2010 ke BPS Kabupaten/Kota. Kortim bertanggung jawab membangun motivasi di antara Pencacah, sehingga mereka bekerja dengan semangat yang tinggi. Untuk mencapai hal ini Kortim harus berusaha agar Pencacah: 1) Memahami sepenuhnya tentang hasil yang harus dicapai. 2) Menerima petunjuk Kortim dalam menjalankan tugasnya. 3) Menerima penghargaan sesuai dengan hasil kerjanya. 4) Memberi dorongan untuk meningkatkan hasil dan mutu pekerjaannya. 5) Menciptakan suasana kerja yang tenang dan aman.
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
31
Dalam melakukan tugas bersama Pencacah, seyogyanya Kortim mengikuti beberapa petunjuk di bawah ini: 1) Sebaiknya Pencacah diajak berunding dalam pengambilan keputusan dalam segala hal yang berkaitan dengan persiapan dan pelaksanaan lapangan. Dalam hal ini Kortim harus bersikap tegas dan keputusan yang diambil harus dihormati oleh semua anggota Tim. 2) Jika petugas melakukan kesalahan, usahakan agar diberikan dalam suasana bersahabat dan tidak ada orang lain. Dengarkan penjelasan Pencacah, tunjukkan keinginan untuk membantunya, dan bahas masalah yang dihadapi. 3) Jika Pencacah mengeluh, dengarkan dengan sabar. Cobalah untuk mengatasi persoalan tersebut. 4) Usahakan untuk menanamkan semangat bekerja dalam Tim. 5) Kortim sama sekali tidak boleh memperlakukan salah seorang Pencacah berbeda dari yang lain. 6) Usahakan untuk selalu berada dalam suasana kekeluargaan, bersahabat dan tidak kaku. Gunakan kata – kata yang membangkitkan semangat. Tidak ada gunanya mengkritik sesuatu tanpa memberikan contoh yang baik. 7) Kortim harus selalu tepat waktu, bersemangat dan berdedikasi agar Pencacah meniru sikap tersebut. Kortim tidak boleh memberi kesan bahwa seseorang bekerja lebih ringan atau mendapat perlakuan yang lebih dari anggota tim yang lain, karena hal tersebut bisa menimbulkan rasa tidak puas. 3.2.9
Pencacah
1) Mengikuti briefing petugas lapangan Susenas Juli 2010. 2) Mengenali wilayah tugas dan menelusuri rumah tangga sampel bersama – sama dengan Kortim. 3) Menerima identitas rumah tangga sampel yang disiapkan oleh Kortim pada setiap blok sensus yang menjadi tanggung jawabnya.
32
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
4) Melakukan wawancara terhadap responden pada rumah tangga sampel dengan menggunakan daftar VSEN2010.K. 5) Menjalin kerja sama dengan Kortim, sesama Pencacah, dan semua responden. 6) Melakukan kunjungan ulang untuk wawancara yang belum selesai. 7) Mengoreksi dan memastikan kewajaran serta kelengkapan isian untuk meyakinkan bahwa semua pertanyaan telah diajukan ke responden dan semua jawaban responden telah dicatat dengan benar. 8) Mendiskusikan masalah yang ditemui dalam pelaksanaan lapangan bersama Kortim dan Pencacah lainnya.
9) Menyerahkan dokumen hasil pencacahan (VSEN2010.K) berikut dokumen pendukung lainnya.
3.3 Persyaratan Petugas Lapangan Petugas lapangan Susenas Juli 2010 terdiri dari satu orang Koordinator Tim (Kortim) dan 2 orang Pencacah. Kortim diutamakan staf senior di BPS Kabupaten/Kota yang telah berpengalaman. Atas pertimbangan tertentu, Kortim dapat berasal dari staf BPS Provinsi atau Kasi di BPS Kabupaten/Kota yang berpengalaman Susenas. Secara umum, seluruh petugas lapangan hendaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) Berpendidikan minimal SLTA. 2) Berpengalaman sebagai petugas survei/penelitian, diutamakan yang berpengalaman sebagai petugas Susenas. 3) Siap untuk bekerja secara tim yang terdiri dari 3 orang, dan mentaati peraturan/kesepakatan yang telah ditentukan. Bagi mereka yang ditunjuk sebagai Kortim, maka selain persyaratan – persyaratan tersebut di atas diperlukan pula tambahan persyaratan lain, yaitu: 1) Mampu menjalin pendekatan dengan kepala desa atau ketua RT/RW setempat, serta membuka jalan/meminta izin agar pencacah dapat melakukan wawancara, Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
33
2) Mampu menyusun rencana kerja dan memimpin 2 orang petugas pencacah untuk melaksanakan pencacahan secara tim, 3) Mampu memecahkan persoalan dan hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan lapangan, 4) Siap untuk menggantikan tugas pencacah yang karena sesuatu hal tidak dapat melanjutkan pekerjaannya, dan 5) Bertanggung jawab terhadap kelengkapan hasil pencacahan semua petugas pencacah yang berada di bawah koordinasinya.
34
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
BAB
BRIEFING PETUGAS
IV
Sehubungan dengan tidak adanya pelatihan maka petugas akan mendapat briefing 1 (satu) hari di kantor BPS Kabupaten/Kota, dengan petugas pengajar briefing adalah Kasi Sosial di masingmasing Kabupaten/Kota. Mengingat pelaksanaan briefing yang hanya satu hari, maka dengan segala keterbatasannya, diharapkan petunjuk di bawah ini dapat dijadikan sebagai arahan untuk tercapainya hasil pelaksanaan lapangan yang maksimal Teknis Pemilihan Petugas 1. Kortim yang dipilih seyogyanya adalah orang yang benar-benar mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, khususnya dari segi penguasaan materi maupun ketersediaan waktu. 2. Bagi pejabat struktural yang merangkap kortim perlu dicarikan solusi yang tepat dan terbaik sehingga tidak tumpang tindih kegiatan yang berdampak kortim tidak sempat standby dan mengecek dokumen di lapangan 3. Pendampingan, evaluasi dan koreksi terhadap kelemahan petugas oleh kortim khususnya pada 2-3 RT pertama sangat diperlukan untuk terjaminnya kualitas data 4. Petugas lapangan yang dipilih adalah petugas yang telah terlatih dan berpengalaman dalam pelaksanaan Susenas, diutamakan orang setempat yang mengetahui karakteristik masyarakat di daerahnya. Sehingga diharapkan telah menguasai teknik bertanya yang tepat selain juga dituntut menguasai pertanyaan dalam kuesioner
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
35
Teknis Pelaksanaan Lapangan 1. Pada prinsipnya tidak ada penggantian sampel rumah tangga. Apabila rumah tangga terpilih benar-benar tidak dapat ditemui pada saat pencacahan, maka penggantian sampel dapat dilakukan pada rumah tangga di bangunan fisik/sensus tersebut. 2. Perlu diperhatikan bahwa kesalahan sering terjadi pada saat menterjemahkan jawaban responden ke dalam isian pada kuesioner, salah lingkar jawaban ataupun salah menuliskan kode yang sesuai. Hal ini adalah kesalahan fatal dimana dapat mengakibatkan salah pada data yang didapat. 3. Lama wawancara yang dilakukan petugas masih kurang dari waktu ideal. Perlu dilakukan probing yang lebih mendalam khususnya terhadap konsumsi rumah tangga. Hal ini mutlak dibutuhkan untuk mengurangi under estimate yang selama ini terjadi terhadap isian data konsumsi rumah tangga 4. Kedisiplinan penggunaan kuesioner perlu lebih diperhatikan, sehingga pencacah tidak memerlukan waktu yang lama untuk menghaluskan hasil wawancara. 5. Blok IV Kolom (2) Susunan Anggota Rumah Tangga (ART) mengikuti aturan baku susunan ART pada SP 2010. Nama ART disusun mengikuti aturan baku seperti berikut ini: a. Nomor urut pertama adalah nama KRT dan diikuti oleh nama istri/suami (pasangannya). b. Nomor urut berikutnya adalah nama anak-anaknya yang belum menikah. Susunan nama anak-anak yang belum menikah diurutkan mulai dari yang tertua. c. Nomor urut berikutnya adalah nama anak yang telah menikah yang diikuti oleh pasangannya dan anak-anaknya yang belum menikah. Susunan nama anak-anak dari pasangan ini yang belum menikah diurutkan mulai dari yang tertua. Demikian seterusnya, untuk para Anak dari KRT yang telah menikah disusun berurutan dengan pasangannya dan anak-anaknya. d. Nomor urut berikutnya adalah ART selain anak, yang sudah menikah diikuti oleh pasangannya dan anak-anaknya yang belum menikah
36
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
e. Nomor urut berikutnya adalah ART lainnya yang tanpa pasangan dan tanpa anak mulai dari Orang tua/mertua, Famili lain, Pembantu/Sopir/tukang kebun, dan Lainnya. 6. Lebih teliti dalam pengisian umur. Umur harus ditanyakan sesuai dengan prosedur yang berlaku serta perlu digali lebih dalam, bila responden tidak tahu pasti umurnya. 7. Kemampuan membaca dan menulis Huruf Arab dan Huruf lainnya, harus benar-benar ditanyakan apakah responden benar-benar dapat membaca dan menulis kalimat sederhana. 8. Imunisasi pada bayi, perhatikan keterkaitan antara umur bayi dan jenis imunisasi yang sewajarnya telah diberikan kepada bayi 9. Keikutsertaan pada pendidikan non formal seperti paket A/B/C yang disebelumnya selalu dikategorikan tidak sekolah lagi, saat ini di kategorikan masih sekolah. Blok V.C. R.15 pilihan jawaban masih bersekolah (kode 2), termasuk di dalamnya ART yang sedang mengikuti Paket A, Paket B, dan Paket C. 10. Jika seseorang pernah/sedang bersekolah di jenjang formal, karena gagal UAN kemudian ikut ujian paket, maka jenjang dan jenis pendidikan tertinggi yang pernah/sedang yang diduduki adalah jenjang formalnya dan ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki adalah ijazah paket. 11. Blok V.C. R. 20 yang dimaksud mengakses internet di rumah/kantor/sekolah bila ART mengakses internet menggunakan PC/Laptop yang terhubung dengan line telepon/PSTN (Public Switched Telephone Network) yang ada di rumah/kantor/sekolah. 12. Blok V.C R.20 yang dimaksud mengakses internet di HP bila ART mengakses internet menggunakan HP, tanpa memperhatikan lokasinya (apakah di rumah, di sekolah, dikantor, dan sebagainya). 13. Kegiatan pencacahan tidak dapat terlepas dari kegiatan pengawasan atau supervisi oleh orang yang berkompeten atau memahami kegiatan Susenas.
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
37
38
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
BAB
V PENGAWASAN Salah satu faktor penting dalam upaya meningkatkan kualitas data sebuah survei adalah mengoptimalkan pengawasan. Pengawasan tidak hanya pada proses pencacahan, tetapi juga pada proses persiapan dan pasca pencacahan. Selain pengawasan yang akan dilakukan oleh BPS, maka pengawasan dalam pelaksanaan Susenas Juli 2010 harus dilakukan juga oleh BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota. Beberapa hal penting yang perlu mendapat perhatian terkait pengawasan dalam pelaksanaan Susenas Juli 2010 adalah : 1.
Pengawasan terhadap alokasi Tim di masing–masing kabupaten/kota. Apakah sudah mempertimbangkan sebaran sampel dan tingkat kesulitan lapangan?
2.
Pengawasan terhadap tenaga–tenaga yang direkrut. Apakah sudah sesuai dengan persyaratan dan kompetensi yang diharapkan?
3.
Pengawasan terhadap kelengkapan dokumen–dokumen pelaksanaan. Apakah daftar dan dokumen yang diterima dari BPS sudah sesuai dengan kebutuhan?
4.
Pengawasan terhadap pengalokasian dokumen–dokumen ke BPS Kabupaten/Kota. Apakah ada kekeliruan dalam pengalokasiannya baik jumlah maupun tujuannya?
5.
Pengawasan terhadap rencana jadwal lapangan masing–masing Tim. Apakah ada yang tidak rasional? Atau ada yang bersamaan dengan jadwal kegiatan statistik lainnya?
6.
Pengawasan terhadap kesiapan Tim dalam menerapkan strategi lapangan. Apakah sudah maksimal?
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
39
7.
Pengawasan terhadap kinerja lapangan Tim. Apakah sudah sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang telah ditetapkan?
8.
Pengawasan terhadap penanganan hasil lapangan. Apakah efektif?
9.
Pengawasan terhadap kualitas hasil lapangan. Apakah hasilnya benar–benar telah menggambarkan kondisi sosial ekonomi penduduk pada wilayah tersebut?
40
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
BAB
PENGOLAHAN
VI
Pengolahan seluruh dokumen hasil pencacahan Susenas Juli 2010 (VSEN2010.K) akan dilakukan di daerah. BPS Provinsi bertindak sebagai koordinator penyelenggaraan pengolahan. Pada dasarnya, pengolahan Susenas Juli 2010 disarankan di BPS kabupaten/kota, namun dalam kondisi tertentu BPS provinsi dapat melakukan pengolahan. Program pengolahan dan pedomannya akan disiapkan oleh BPS RI dan dikirimkan segera ke BPS provinsi setelah dilakukan beberapa penyempurnaan. BPS provinsi harus sudah mempersiapkan sejumlah komputer/hardware pengolahan lainnya sesuai kebutuhan, menunjuk koordinator dan staf pengentri, serta upaya – upaya manajemen pengolahan lainnya. Hasil pengolahan disarankan dapat dikirimkan secara berangsur ke BPS tanpa menunggu seluruh dokumen selesai dientri, namun tetap mempertimbangkan keutuhan data per blok sensus. BPS RI akan melakukan proses revalidasi terhadap data yang diterima sebelum dilakukan tabulasi final. Konsultasi terhadap permasalahan yang timbul berkaitan dengan program pengolahan agar menghubungi VOIP dengan nomor 9100004210 atau email address
[email protected] demikian pula pengiriman data hasil entri melalui
[email protected] atau melalui VPN bps dengan nomor IP address 5.6.0.120 pada folder Susenas09/xx dimana xx adalah kode provinsi, misalnya untuk Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam foldernya Susenas09/11.
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
41
42
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
LAMPIRAN
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
43
44
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
Lampiran 1.
Jumlah Sampel Blok Sensus dan Rumah Tangga Susenas Juli 2010 No Kode Urut (1)
(2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
11 12 13 14 15 16 17 18 19 21 31 32 33 34 35 36 51 52 53 61 62 63 64 71 72 73 74 75 76 81 82 91 94
Provinsi
(3)
NANGGROE ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT RIAU JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEP BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT JAWA TENGAH D.I. YOGYAKARTA JAWA TIMUR BANTEN BALI NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR SULAWESI UTARA SULAWESI TENGAH SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGGARA GORONTALO SULAWESI BARAT MALUKU MALUKU UTARA PAPUA BARAT PAPUA Jumlah
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
Kabupaten/ Kecamatan Kota (4)
23 33 19 12 11 15 10 14 7 7 6 26 35 5 38 8 9 10 21 14 14 13 14 15 11 24 12 6 5 11 9 11 29 497
Blok Sensus
Rumah Tangga
(5)
(6)
(7)
276 417 175 151 128 217 117 204 40 59 44 620 573 78 662 154 57 116 286 175 120 151 136 150 147 304 201 66 66 73 112 136 368
740 1.348 692 472 410 566 380 578 230 260 427 1.332 1.578 216 1.872 418 358 390 754 522 534 494 496 530 418 948 480 240 196 284 240 170 450
11.840 21.568 11.072 7.552 6.560 9.056 6.080 9.248 3.680 4.160 6.832 21.312 25.248 3.456 29.952 6.688 5.728 6.240 12.064 8.352 8.544 7.904 7.936 8.480 6.688 15.168 7.680 3.840 3.136 4.544 3.840 2.720 7.200
6.579
19.023
304.368
45
Lampiran 2.
Jumlah Tim dan Petugas Susenas Juli 2010 TIM (3 orang) No Kode Urut
(1)
(2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
11 12 13 14 15 16 17 18 19 21 31 32 33 34 35 36 51 52 53 61 62 63 64 71 72 73 74 75 76 81 82 91 94
Provinsi
(3)
NANGGROE ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT RIAU JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEP BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT JAWA TENGAH D.I. YOGYAKARTA JAWA TIMUR BANTEN BALI NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR SULAWESI UTARA SULAWESI TENGAH SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGGARA GORONTALO SULAWESI BARAT MALUKU MALUKU UTARA PAPUA BARAT PAPUA Jumlah
46
Rata-rata Jumlah Blok Tim Sensus
Petugas Kortim
PCS
Jumlah
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
5 6 5 5 5 5 5 5 5 4 5 6 6 5 6 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 6 5 5 5 4 4 4 4
149 224 141 96 86 114 79 116 46 66 84 222 264 43 317 83 72 79 196 108 111 104 99 106 86 160 97 47 40 73 61 44 116
149 224 141 96 86 114 79 116 46 66 84 222 264 43 317 83 72 79 196 108 111 104 99 106 86 160 97 47 40 73 61 44 116
298 448 282 192 172 228 158 232 92 132 168 444 528 86 634 166 144 158 392 216 222 208 198 212 172 320 194 94 80 146 122 88 232
447 672 423 288 258 342 237 348 138 198 252 666 792 129 951 249 216 237 588 324 333 312 297 318 258 480 291 141 120 219 183 132 348
164
3.729
3.729
7.458
11.187
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
Lampiran 3. VSEN2010.DSBS
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
47
Lampiran 4. Peta Blok Sensus SP 2010
48
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
Lampiran 5.
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
49
50
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
51
52
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
53
54
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
55
56
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
57
58
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
Lampiran 6. VSEN2010.DSRT 1
BADAN PUSAT STATISTIK
VSEN2010.DSRT Dibuat 2 set untuk BPS Prov dan Kab/Kota
SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL 2010 DAFTAR SAMPEL RUMAH TANGGA TERPILIH [ SUSENAS JULI 2010 ] RAHASIA
I. KETERANGAN TEMPAT 1
Provinsi
2
Kabupaten/Kota *)
3
Kecamatan
4
Desa/Kelurahan *)
5
Klasifikasi desa/kelurahan
1. Perkotaan 2. Perdesaan
6
Letak geografis desa/kelurahan
1. Pesisir
7
Nomor blok sensus
8
Nomor kode sampel
2. Bukan Pesisir
II. KETERANGAN PETUGAS 1
Nama dan No. Petugas
2
Jabatan:
3
Tanggal penyalinan:
4
Tanda tangan:
…………………………….………………..……… 1. Staf BPS Provinsi 2. Staf BPS Kab/Kota Tanggal
3. KSK 4. Mitra
Bulan
*) Coret yang tidak perlu
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
59
2 III. KETERANGAN RUMAH TANGGA TERPILIH No. urut sampel rumah tangga (1) 1
No. SLS (2)
No. No. No. No. Urut Bangun- Bangun- rumah rumah an an tangga tangga fisik sensus SP2010 terpilih (3) (4) (5) (6)
Nama kepala rumah tangga (7)
BanyakAlamat dan satuan lingkungan nya setempat anggota (Nama jalan/gang, rumah RT/RW/dusun) tangga (8) (9)
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Keterangan : Kolom (2) disalin dari daftar SP2010-L1 Blok I Rincian 106 Kolom (3),(4),(5),(6),(7), (8), dan (9) disalin dari daftar SP2010-L1 Blok IV Kolom (2),(3),(8),(9),(11),(17), dan (1)
IV. PEMILIHAN SAMPEL RUMAH TANGGA Keterangan pemilihan sampel:
N = .............. (nomor urut terakhir Daftar SP2010-L1 Blok IV Kolom 9) n = 16 I =
N n
= .................. (tuliskan dua angka di belakang koma)
(Tabel Angka Random untuk R1, Halaman: ................
Baris: ................
R1 (random start) =
R9 =
R2 =
R10 =
R3 =
R11 =
R4 =
R12 =
R5 =
R13 =
R6 =
R14 =
R7 =
R15 =
R8 =
R16 =
Kolom: ............... )
VSEN2010.DSRT
60
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
Lampiran 7
TABEL ANGKA RANDOM Halaman 1 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1
0
3
4
7
3
8
6
9
6
9
6
4
7
3
6
5
1
4
6
9
8
6
3
7
1
2
9
7
7
4
2
4
6
7
6
2
4
2
8
1
1
4
5
7
2
0
4
2
5
3
3
3
1
6
7
6
6
2
2
7
6
6
5
6
5
0
2
6
7
1
0
7
3
2
9
0
7
4
1
2
5
6
8
5
9
9
2
6
9
6
9
6
6
3
2
7
3
1
0
5
0
3
7
5
5
5
5
9
5
6
3
5
6
4
3
8
5
4
8
2
4
6
2
2
3
1
6
2
4
6
1
6
2
2
7
7
9
4
3
9
4
9
5
4
4
3
5
4
8
2
1
7
3
7
9
7
8
4
4
2
1
7
5
3
3
1
5
7
2
4
5
5
0
6
8
8
7
7
0
4
7
8
6
3
0
1
6
3
7
8
5
9
1
6
9
5
5
5
6
7
1
9
9
8
1
0
5
9
3
3
2
1
1
2
3
4
2
9
7
8
6
4
5
6
0
7
8
2
5
2
4
2
0
10
5
7
6
0
8
6
3
2
4
4
0
9
4
7
2
7
9
6
5
4
4
9
1
7
4
11
1
8
1
8
0
7
9
2
4
6
4
4
1
7
1
6
5
8
0
9
7
9
8
3
8
12
2
6
6
2
3
8
9
7
7
5
8
4
1
6
0
7
4
4
9
9
8
3
1
1
4
13
2
3
4
2
4
0
6
4
7
4
8
2
9
7
7
7
7
7
8
1
0
7
4
5
3
14
6
2
3
6
2
8
1
9
9
5
5
0
9
2
2
6
1
1
9
7
0
0
5
6
7
15
3
7
8
5
9
4
3
5
1
2
8
3
3
9
5
0
0
8
3
0
4
2
3
4
0
16
7
0
2
9
1
7
1
2
1
3
4
0
3
3
7
0
3
8
2
6
1
3
8
9
5
17
5
6
6
2
1
8
3
7
3
5
9
6
8
3
5
0
8
7
7
5
9
7
1
2
2
18
9
9
4
9
5
7
2
2
7
7
8
8
4
2
9
5
4
5
7
2
1
6
6
4
3
19
1
6
0
8
1
5
0
4
7
2
3
3
2
7
1
4
3
4
0
9
4
5
5
9
3
20
3
1
1
6
9
3
3
2
4
3
5
0
2
7
8
9
8
7
1
9
2
0
1
5
3
21
6
8
3
4
3
9
1
3
7
0
5
5
7
4
3
0
7
7
4
0
4
4
2
2
7
22
4
4
5
7
2
5
6
5
7
6
5
9
2
9
9
7
6
8
6
0
7
1
9
1
3
23
2
7
4
2
3
7
8
6
5
3
4
8
5
5
9
0
6
9
7
2
9
6
5
7
6
24
0
0
3
9
6
8
2
9
6
1
6
6
3
7
3
2
2
0
3
0
7
7
8
4
5
25
2
9
9
4
9
8
9
4
2
4
6
8
4
9
6
9
1
0
8
2
5
3
7
5
9
26
1
6
9
0
8
3
6
6
5
9
8
3
6
2
6
4
1
1
1
2
6
7
1
9
0
27
1
1
2
7
9
4
7
5
0
6
0
6
0
9
1
9
7
4
6
6
0
2
9
4
3
28
3
5
2
4
1
0
1
6
7
0
3
3
3
2
5
1
2
6
3
8
7
9
7
8
4
29
3
8
2
3
1
6
9
6
3
8
4
2
3
8
9
7
0
1
5
0
8
7
7
5
6
30
3
1
9
6
2
5
9
1
4
7
9
6
4
4
3
3
4
9
1
3
3
4
8
6
8
31
6
6
6
7
4
0
6
7
1
4
6
4
0
5
7
1
9
5
8
6
1
1
0
5
6
32
1
4
9
0
8
4
4
5
1
1
7
5
7
3
8
8
0
5
9
0
5
2
2
7
4
33
6
8
0
5
3
1
1
8
1
0
3
3
9
6
1
2
7
5
1
9
0
7
6
0
5
34
2
0
4
6
7
8
7
3
9
0
9
7
5
1
4
0
1
4
0
2
0
4
0
2
3
35
6
4
1
9
5
8
9
7
7
9
1
5
0
6
1
5
9
3
2
0
0
1
9
0
1
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
61
Halaman 2 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1
0
5
2
6
9
3
7
0
6
0
2
2
3
5
8
5
1
5
1
3
9
2
0
3
5
2
0
7
9
7
1
0
8
8
2
3
0
9
9
8
4
2
9
9
6
4
6
1
7
1
6
3
6
8
7
1
8
6
8
5
8
5
5
4
8
7
6
6
4
7
5
4
7
3
3
2
0
4
2
6
9
9
6
1
6
5
5
3
5
8
3
7
7
8
8
0
7
0
4
2
1
0
5
5
1
4
6
5
5
2
6
8
7
5
8
7
5
9
3
6
2
2
4
1
2
6
7
8
6
6
1
7
5
3
7
7
5
8
7
1
7
1
4
1
6
1
5
0
7
2
1
2
4
1
9
7
9
0
2
6
5
9
2
1
1
9
2
3
5
2
2
3
3
3
1
2
9
6
9
3
0
8
4
1
2
3
5
2
5
5
9
9
3
1
0
4
4
9
6
9
9
6
1
0
4
7
4
9
6
0
2
0
5
0
8
1
6
9
3
1
9
9
7
3
6
8
6
8
3
5
8
1
3
10
9
1
2
5
3
8
0
5
9
0
9
4
5
8
2
8
4
1
3
6
4
5
3
7
5
11
3
4
5
0
5
7
7
4
3
7
9
8
8
0
3
3
0
0
9
1
0
9
7
7
9
12
8
5
2
2
0
4
3
9
4
3
7
3
8
1
5
3
9
4
7
9
3
3
6
2
4
13
0
9
7
9
1
3
7
7
4
8
7
3
8
2
9
7
2
2
2
1
0
5
0
3
2
14
8
8
7
5
8
0
1
8
1
4
2
2
9
5
7
5
4
2
4
9
3
9
3
2
8
15
9
0
9
6
2
3
7
0
0
0
0
9
0
0
0
3
0
6
9
0
5
5
8
5
7
16
5
3
7
4
2
3
9
9
6
7
6
1
3
2
2
8
6
9
8
4
9
4
6
2
6
17
6
3
3
8
0
6
8
6
5
4
9
9
0
0
6
5
2
6
9
4
0
2
8
2
9
18
3
5
3
0
5
8
2
1
4
6
0
6
7
2
1
7
1
0
9
4
2
5
2
1
3
19
6
3
4
3
3
6
8
2
6
9
6
5
5
1
1
8
3
7
8
8
6
1
3
8
4
20
9
8
2
5
3
7
5
5
2
6
0
1
9
1
8
2
8
1
4
6
7
4
7
1
1
21
0
2
6
3
2
1
1
7
6
9
7
1
5
0
8
0
8
9
5
6
3
8
1
5
7
22
6
4
5
5
2
2
2
1
8
2
4
8
2
2
2
8
0
6
0
0
6
1
5
4
1
23
8
5
0
7
2
6
1
3
8
9
0
1
1
0
0
7
8
2
0
4
5
9
6
3
6
24
5
8
5
4
1
6
2
4
1
5
5
1
5
4
4
4
8
0
0
0
6
2
6
5
6
25
3
5
8
5
2
7
8
4
8
7
6
1
4
8
6
4
6
6
2
6
9
0
1
8
4
26
0
3
9
2
1
8
2
7
4
6
5
7
9
9
1
6
9
6
5
6
3
0
3
3
7
27
6
2
9
5
3
0
2
7
5
9
3
7
7
5
4
1
6
6
4
8
8
6
9
7
8
28
0
8
4
5
9
3
1
5
2
2
6
0
2
1
7
5
4
6
9
1
9
8
7
7
2
29
0
7
0
8
5
5
1
8
4
9
4
5
4
4
7
5
1
3
9
0
2
4
9
4
9
30
0
1
8
5
8
9
9
5
6
6
5
1
1
0
1
9
3
4
8
8
1
5
8
4
9
31
7
2
8
4
7
1
1
4
3
5
1
9
1
1
5
8
4
9
2
6
5
0
1
1
1
32
8
8
7
8
2
8
1
6
8
4
1
3
5
2
5
3
9
4
5
3
7
5
4
5
6
33
4
5
1
7
7
5
6
5
5
7
2
2
8
4
0
1
9
7
2
1
2
1
5
2
7
34
9
6
7
6
2
8
1
2
5
4
2
2
0
1
1
1
9
4
2
5
7
1
9
6
1
35
4
3
3
1
6
7
7
2
3
5
4
4
0
2
9
4
0
8
6
3
3
8
3
2
3
62
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
VSEN2010.K
BADAN PUSAT STATISTIK
Dibuat 1 set untuk BPS Kab/Kota
SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL 2010 KETERANGAN POKOK RUMAH TANGGA DAN ANGGOTA RUMAH TANGGA [SUSENAS JULI 2010]
RAHASIA
I. KETERANGAN TEMPAT 1
Provinsi
2
Kabupaten/Kota*)
3
Kecamatan
4
Desa/Kelurahan*)
5
Klasifikasi desa/kelurahan
1. Perkotaan
2. Perdesaan
6
Letak geografis desa/kelurahan
1. Pesisir
2. Bukan Pesisir
7
Nomor blok sensus
8
Nomor kode sampel
9
Nomor urut sampel rumah tangga
10
Nomor urut rumah tangga SP2010 (VSEN.DSRT kolom 5)
11
Nama kepala rumah tangga
12
Alamat (nama jalan/gang, RT/RW/dusun)
13
Hasil Kunjungan
1. Berhasil 2. Menolak
3. Tidak dapat ditemui 4. Tidak ditemukan
II. RINGKASAN DARI BLOK IV 1
Banyaknya anggota rumah tangga
2
Banyaknya anggota rumah tangga umur 0 – 4 tahun
3
Banyaknya anggota rumah tangga umur 5 tahun ke atas
4
Banyaknya anggota rumah tangga umur 10 tahun ke atas
III. KETERANGAN PETUGAS 1 2
Nama dan No. Pencacah: …………………….……… Jabatan Pencacah: 1. Staf BPS Provinsi 2. Staf BPS Kab/Kota
3
Tanggal pencacahan:
4
Tanda tangan Pencacah:
5 6
3. KSK 4. Mitra Tanggal
Bulan
Nama dan No. Kortim: ……………………………………… Jabatan Kortim: 1. Staf BPS Provinsi 3. KSK 2. Staf BPS Kab/Kota 4. Mitra
7
Tanggal pemeriksaan:
8
Tanda tangan Kortim:
Tanggal
Bulan
*) Coret yang tidak perlu Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
63
2
IV. KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA Berapa Jika kali Apakah Jika bepergian Kol(9)≠00 HubungTujuan Status menjadi Kol (7) selama an Nama anggota utama per- korban berkode periode dengan Jenis beperNo. rumah tangga (ART) kepala kelamin Umur kawin- kejahatan 1 sd 6, 1 April – dalam gian an Apakah 30 Juni*) (tahun) Urut (Tulis siapa saja yang biasanya tinggal rumah 1. Lk setahun yang dilaporkan 2010? tangga 2. Pr dan makan di rumah tangga ini, baik terakhir? ke Polisi? Jika tidak terakhir dewasa, anak-anak maupun bayi) bepergian 1. Ya 2. Tidak isikan “00” (kode) (kode) (kode) (kode) (1)
(2)
1
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Art 0 – 6 Tahun Apakah pernah mengikuti pendidikan pra sekolah? 1. Ya, pernah 2. Ya, sedang 3. Tidak
Jika Kol (11) berkode 1 atau 2, jenis pendidikan pra sekolah (kode)
(11)
(12)
1
2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kode Kolom ( 3): Hubungan dengan kepala rt
Kode Kolom (6): Status perkawinan
Kode Kolom (7): Jenis kejahatan
1. Kepala rt 2. Istri/suami 3. Anak 4. Menantu 5. Cucu 6. Orang tua/mertua 7. Famili lain 8. Pembantu rt 9. Lainnya
1. Belum kawin 2. Kawin 3. Cerai hidup 4. Cerai mati
1. Ya, pencurian 2. Ya, perampokan 3. Ya, pembunuhan 4. Ya, penipuan 5. Ya, perkosaan 6. Ya, lainnya 7. Tidak
Kode Kolom (10): Tujuan utama bepergian yang terakhir 1. Berlibur/rekreasi 2. Profesi/bisnis 3. Misi/pertemuan/kongres 4. Pendidikan/pelatihan 5. Kesehatan 6. Berziarah/keagamaan 7. Mengunjungi teman/ keluarga 8. Olahraga/kesenian 9. Lainnya
Kode Kolom (12): Pendidikan pra sekolah **) 1. TK/BA/RA 2. Kelompok Bermain 3. Taman Penitipan Anak 4. Pos PAUD/ PAUD terintegrasi BKB/ Posyandu 5. Satuan PAUD Sejenis lainnya (PAUD-TAAM, PAUD-PAK, PAUD-BIA, TKQ, & PAUD Lembaga lainnya)
Setiap selesai mencatat art di Kolom 2 dan Kolom 3 tanyakan sekali lagi apakah ada nama-nama yang terlewat seperti bayi yang baru lahir, art yang sementara bepergian dan pembantu yang tinggal bersama. Jika ada, masukkan dalam daftar. Sementara itu untuk art yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah atau meninggalkan rumah selama 6 bulan atau lebih tidak dianggap sebagai art, keluarkan dari dalam daftar, urutkan kembali nomor urut yang ada di Kolom 1. Keterangan:
64
*) Art yang bepergian: Melakukan perjalanan ke obyek wisata komersial, dan atau menginap di akomodasi komersial, dan atau jarak perjalanan 100 km dan lebih (p.p), tidak termasuk pelaju (commuter), sekolah, dan bekerja **) PAUD: Pendidikan Anak Usia Dini • PAUD terintegrasi BKB: PAUD terintegrasi Bina Keluarga Balita • PAUD – TAAM: PAUD - Taman Asuh Anak Muslim • PAUD – PAK: PAUD – Pendidikan Anak Kristen • PAUD – BIA: PAUD - Bina Iman Anak Katolik • TKQ : Taman Kanak-kanak Al Qur’an
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
3
V. KETERANGAN PERORANGAN TENTANG KESEHATAN, PENDIDIKAN, KETENAGAKERJAAN, SERTA FERTILITAS DAN KB Nama: ................................................ No. urut: ......... No. urut ibu kandung: .................................................. [Isikan 00 bila ibu kandung tidak tinggal di RT ini] Pemberi informasi: Nama: ................................................ No. urut: ......... V.A. KETERANGAN KESEHATAN (UNTUK SEMUA UMUR)
1. Apakah dalam 1 bulan terakhir mempunyai keluhan kesehatan seperti di bawah ini? (Bacakan dari a s.d. h) [Isikan kode 1 bila ada, kode 2 bila tidak ada] a. Panas
e. Diare/buang2 air
b. Batuk
f. Sakit kepala berulang
c. Pilek
g. Sakit gigi
h. Lainnya*) d. Asma/napas sesak/cepat [Jika semua R.1 = 2, lanjutkan ke R.7] 2. Kalau ada keluhan, apakah menyebabkan terganggunya pekerjaan, sekolah, atau kegiatan sehari-hari? 1. Ya 2. Tidak ¨ [R.4.a] 3. Lamanya terganggu: .......................... hari 4. a. Apakah pernah mengobati sendiri dalam 1 bulan terakhir? 1. Ya 2. Tidak ¨ [R.5] b. Jenis obat/cara pengobatan yang digunakan: [Isikan kode 1 bila ya, kode 2 bila tidak] 2. Modern 3. Lainnya 1. Tradisional 5. Apakah pernah berobat jalan dlm 1 bulan terakhir? 1. Ya 2. Tidak ¨ [R.7]
11. Siapa yang menolong proses kelahiran? [Isikan kode jawaban langsung ke kotak] 1. Dokter 4. Dukun bersalin 2. Bidan 5. Famili/keluarga 3. Tenaga paramedis lain 6. Lainnya
a. BCG
d. Campak/Morbili
b. DPT
e. Hepatitis B
c. Polio 13. a. Apakah pernah diberi Air Susu Ibu (ASI)? 1. Ya 2. Tidak ¨ [ART lain] b. Jika “Ya” (R.13.a=1), lama pemberian ASI: [Isikan dalam ”hari” bila umur < 1 bulan dan dalam ”bulan” bila umur ≥ 1 bulan]: 1. Lama pemberian ASI: ...................................... 2. ASI saja: .......................................................... 3. ASI dengan makanan pendamping: ................
b. RS Swasta
e. Praktek batra
18. Ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki:
b. RS Swasta
f. Praktek batra
c. Praktek dokter/poliklinik
g. Dukun bersalin
h. Lainnya d. Puskesmas/Pustu 7. Apakah pernah berobat jalan dlm 6 bulan terakhir? 1. Ya 2. Tidak 8. Apakah pernah rawat inap dalam 1 tahun terakhir? 1. Ya 2. Tidak ¨ [R.10.a] 9. Lamanya hari rawat inap (dalam hari):
01. Tidak Punya Ijazah SD 02. SD/SDLB V.B. KESEHATAN BALITA 03. M. Ibtidaiyah (UNTUK ART UMUR 0-59 BULAN) 04. Paket A 10. a. Umur dalam bulan: ................................. bulan 05. SMP/SMPLB [jika isian ≠ 00 ke R.11] 06. M. Tsanawiyah 07. Paket B b. Jika R.10.a = 00, umur dalam hari: .............. hari 08. SMA/SMLB *) Misalnya : Campak, telinga berair/congek, sakit kuning/liver, kejang-kejang, lumpuh, pikun, kecelakaan, dll. c. Puskesmas
f. Lainnya
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
1 2 3
V.C. KETERANGAN PENDIDIKAN (UNTUK ART 5 TAHUN KE ATAS)
d. Praktek nakes
e. Praktek nakes
b
14. a. Apakah mempunyai akte kelahiran dari kantor catatan sipil? Boleh saya melihatnya? 1. Ya, dapat ditunjukkan [Blok V.B. atau V.C.] 2. Ya, tidak dapat ditunjukkan 3. Tidak punya 4.Tidak tahu b. Alasan utama jika “Tidak punya/Tidak tahu” : [Jawaban jangan dibacakan!] 1. Biaya mahal/tidak 4. Tidak tahu cara ada biaya mengurusnya 2. Perjalanan jauh 5. Tidak merasa perlu 3. Tidak tahu kelahiran 6. Lainnya
a. RS Pemerintah
a. RS Pemerintah
a Terakhir
12. Berapa kali sudah mendapat imunisasi? [Isikan 0, bila belum pernah diimunisasi]
15. Partisipasi bersekolah: 1. Tidak/belum pernah bersekolah ¨ [R.19] 2. Masih bersekolah 3. Tidak bersekolah lagi 16. Jenjang dan jenis pendidikan tertinggi yang pernah/ sedang diduduki: 01. SD/SDLB 08. M. Aliyah 02. M. Ibtidaiyah 09. SMK 03. Paket A 10. Paket C 04. SMP/SMPLB 11. D1/D2 05. M. Tsanawiyah 12. D3/Sarjana Muda 06. Paket B 13. D4/S1 07. SMA/SMLB 14. S2/S3 17. Tingkat/kelas tertinggi yang pernah/sedang diduduki: 1 2 3 4 5 6 7 8 (Tamat)
6. Berapa kali berobat jalan selama 1 bulan terakhir: [Isikan frekuensi berobat jalan untuk setiap fasilitas]
Pertama
09. M. Aliyah 10. SMK 11. Paket C 12. D1/D2 13. D3/Sarjana Muda 14. D4/S1 15. S2/S3
65
4 27. Lapangan usaha/bidang pekerjaan utama dari
19. Dapat membaca dan menulis [Isikan kode 1 bila ya, kode 2 bila tidak] a. Huruf Latin
b. Huruf Arab
tempat bekerja selama seminggu terakhir:
01. Pertanian tanaman padi & palawija 02. Hortikultura 03. Perkebunan 04. Perikanan 05. Peternakan 06. Kehutanan & pertanian lainnya 07 Pertambangan & penggalian 08. Industri pengolahan 09. Listrik & gas 10. Konstruksi/bangunan
c. Huruf lainnya
20. a. Apakah pernah mengakses internet dalam 3 bulan terakhir? 1. Ya 2. Tidak ¨ [R.21] b. Lokasi/media untuk mengakses internet [Isikan kode 1 bila ya, kode 2 bila tidak] 1. Rumah
3. Kantor
5. HP
2. Warnet
4. Sekolah
6. Lainnya (mis : Modem portable)
HANYA UNTUK ART BERUMUR 5 – 24 TAHUN 21. Jika R 15= 1 atau 3, alasan tidak/belum pernah bersekolah atau tidak bersekolah lagi: 01. Tidak ada biaya 02. Bekerja/mencari nafkah 03. Menikah/mengurus rt 04. Merasa pendidikan cukup 05. Belum cukup umur 06. Malu karena ekonomi
07. Sekolah jauh 08. Cacat 09. Menunggu pengumuman 10. Tidak diterima 11. Lainnya
V.E. FERTILITAS & KELUARGA BERENCANA
29. Umur pada saat perkawinan pertama: ......... tahun 30. Jumlah tahun dlm ikatan perkawinan: .......... tahun 31. Jumlah anak kandung (A.K.) yang dilahirkan:
Tahun: ..............
V.D. KETENAGAKERJAAN (UNTUK ART BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS) 23. a. Apakah melakukan kegiatan seperti di bawah ini selama seminggu terakhir ? 1. 2. 3. 4.
Bekerja 1. Ya 2. Tidak Sekolah 1. Ya 2. Tidak Mengurus rt 1. Ya 2. Tidak Lainnya selain 1. Ya 2. Tidak kegiatan pribadi *) [Jika R.23.a.1 s.d. 4 = 2, lanjutkan ke R.24]
b. Dari kegiatan 1 s.d. 4 di atas yg menyatakan “Ya”, kegiatan apakah yang menggunakan waktu terbanyak selama seminggu terakhir? 1 2 3 4 [Jika R.23.a.1 = 1, lanjutkan ke R.25]
24. Apakah mempunyai pekerjaan/usaha, tetapi sementara tdk bekerja selama seminggu terakhir? 1. Ya
2. Tidak
25. Apakah sedang mencari pekerjaan atau mempersiapkan suatu usaha selama seminggu terakhir ? 1. Ya 2. Tidak
HANYA UNTUK ART YANG BEKERJA [R.23.a.1 = 1 atau R.24 = 1]
28. Status/kedudukan dalam pekerjaan utama selama seminggu terakhir: 1. Berusaha sendiri 2. Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar 3. Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar 4. Buruh/karyawan/pegawai 5. Pekerja bebas 6. Pekerja keluarga atau tidak dibayar
UNTUK WANITA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS, BERSTATUS KAWIN, CERAI HIDUP, ATAU CERAI MATI (Blok IV, Kolom 4 = 2, Kolom 6 = 2,3, atau 4)
22. Jika R 15 = 3, kapan berhenti bersekolah? [Isikan ‘00 dan 0000' bila berhenti sebelum tahun 2000]
Bulan: .............
11. Perdagangan 12. Hotel dan rumah makan 13. Transportasi dan pergudangan 14. Informasi dan komunikasi 15. Keuangan dan asuransi 16. Jasa pendidikan 17. Jasa kesehatan 18. Jasa kemasyarakatan, pemerintahan, & perorangan 19. Lainnya
Lakilaki
Perempuan
Laki-laki + Perempuan
a. A.K. lahir hidup b. A.K. masih hidup 1 2 3 4
c. A.K. sudah meninggal 32. Penggunaan/pemakaian alat/cara KB: 1. Sedang menggunakan 2. Tidak menggunakan lagi 3. Tidak pernah menggunakan
R.34
33. Jika sedang menggunakan (R.32=1), alat/cara KB yang sedang digunakan/dipakai: 1. 2. 3. 4. 5.
MOW/tubektomi 6. Pil KB MOP/vasektomi 7. Kondom/karet KB AKDR/IUD/spiral 8. Intravag/tisue Suntikan KB 9. Kondom wanita Susuk KB/norplan/ 10. Cara tradisional implanon/alwalit [Lanjutkan ke ART lain]
34. Bagi yang tidak ber-KB (R.32=2 atau 3), apakah (masih) ingin punya anak? 1. Ya, segera (< 2 tahun) Ä [ART lain] 2. Ya, kemudian ( ≥ 2 tahun) 3. Tidak
35. Alasan utama tidak ber-KB:
1 Alasan fertilitas (mandul, menopause, puasa kumpul, tradisi, ingin punya anak) 2. Tidak setuju KB 26. a. Jumlah hari kerja: ....................... hari 3 Tidak tahu alat/cara KB 4 Takut efek samping alat/cara KB b. Jumlah jam kerja dari seluruh pekerjaan 5. Tidak tahu seminggu terakhir: .................. jam 6. Lainnya (................................................................) *)Yang termasuk kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi, misal : olah raga, kursus, piknik, dan kegiatan sosial (berorganisasi, kerja bakti).
66
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
5
VI. KETERANGAN PERUMAHAN 1. Status penguasaan bangunan tempat tinggal yang ditempati: 1. Milik sendiri 5. Dinas 2. Kontrak 6. Milik orang tua/sanak/ 3. Sewa saudara 4. Bebas sewa 7. Lainnya 2. Jenis atap terluas: 1. Beton 5. Asbes 2. Genteng 6. Ijuk/rumbia 3. Sirap 7. Lainnya 4. Seng 3. Jenis dinding terluas: 1. Tembok 3. Bambu 2. Kayu 4. Lainnya 4. Jenis lantai terluas: 1. Bukan tanah/bambu 3. Bambu 2. Tanah 5. Luas lantai: ........................... m2 6. a. Sumber air minum: 08. Mata air 01. Air kemasan terlindung bermerk ¨[R.8] 09. Mata air tak 02. Air isi ulang ¨[R.8] terlindung 03. Leding meteran ¨ [R.7] 04. Leding eceran ¨ [R.8] 10. Air sungai 11. Air hujan [R.7] 05. Sumur bor/pompa 12. Lainnya 06. Sumur terlindung 07. Sumur tak terlindung b. Jika R.6.a = 05 s.d. 09 (pompa/sumur/mata air) jarak ke tempat penampungan kotoran/tinja terdekat: 1. < 10 m 2. ≥ 10 m 3. Tidak tahu 7. Jika R.6.a =03, 05 s.d. 12 penggunaan fasilitas air minum: 1. Sendiri 3. Umum 2. Bersama 4. Tidak ada 8. Cara memperoleh air minum: 1. Membeli 2. Tidak membeli 9. a. Penggunaan fasilitas tempat buang air besar: 1. Sendiri 3. Umum 2. Bersama 4. Tidak ada ¨ [R.9.c] b. Jenis kloset: 1. Leher angsa 3. Cemplung/cubluk 2. Plengsengan 4. Tidak pakai c. Tempat pembuangan akhir tinja: 1. Tangki/SPAL 4. Lubang tanah 2. Kolam/sawah 5. Pantai/tanah lapang/ 3. Sungai/danau/ kebun laut 6. Lainnya 10. a. Sumber penerangan: 1. Listrik PLN 4. Pelita/sentir/obor 2. Listrik non PLN 5. Lainnya 3. Petromak/aladin b. Jika listrik PLN, daya terpasang: 1. 450 watt 4. 2.200 watt 2. 900 watt 5. > 2.200 watt 3. 1.300 watt 6. Tanpa meteran 11. Bahan bakar/energi utama untuk memasak: 1. Listrik 2. Gas/elpiji 3. Minyak tanah 4. Arang
5. Briket 6. Kayu bakar 7. Lainnya
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
VII. PENGELUARAN RUMAH TANGGA VII.A. PENGELUARAN UNTUK MAKANAN SELAMA SEMINGGU TERAKHIR
[BERASAL DARI PEMBELIAN, PRODUKSI SENDIRI, DAN PEMBERIAN]
(1) 1. Padi-padian a. Beras b. Lainnya (jagung, terigu, tepung beras, tepung jagung, dll.) 2. Umbi-umbian (ketela pohon, ketela rambat, kentang, gaplek, talas, sagu, dll.) 3. Ikan/udang/cumi/kerang a. Segar/basah b. Asin/diawetkan 4. Daging (daging sapi/kerbau/kambing/domba/ babi/ayam, jeroan, hati, limpa, abon, dendeng, dll.) 5. Telur dan susu a. Telur ayam/itik/puyuh
Jumlah (Rp) (2)
b. Susu murni, susu kental, susu bubuk, dll. 6. Sayur-sayuran (bayam, kangkung, ketimun, wortel, kacang panjang, buncis, bawang, cabe, tomat, dll.) 7. Kacang-kacangan (kacang tanah/hijau/kedele/ merah/tunggak/mete, tahu, tempe, tauco, oncom, dll.) 8. Buah-buahan (jeruk, mangga, apel, durian, rambutan, salak, duku, nanas, semangka, pisang, pepaya, dll.) 9. Minyak dan lemak (minyak kelapa/goreng, kelapa, mentega, dll.) 10. Bahan minuman (gula pasir, gula merah, teh, kopi, coklat, sirup, dll.) 11. Bumbu-bumbuan (garam, kemiri, ketumbar, merica, terasi, kecap, vetsin, dll.) 12. Konsumsi Lainnya a. Mie instant, mie basah, bihun, makaroni/mie kering b. Lainnya (kerupuk, emping, dll.) 13. Makanan dan minuman jadi a. Makanan jadi (roti, biskuit, kue basah, bubur, bakso, gado-gado, nasi rames, dll.) b. Minuman non alkohol (soft drink, es sirop, limun, air mineral, dll.) c. Minuman mengandung alkohol (bir, anggur, dan minuman keras lainnya). 14. Tembakau dan sirih a. Rokok (rokok kretek, rokok putih, cerutu) b. Lainnya (sirih, pinang, tembakau, dll.) 15. Jumlah pengeluaran makanan (Rincian 1 s.d 14) 67
6
VII. PENGELUARAN RUMAH TANGGA (LANJUTAN ) VII.B. PENGELUARAN UNTUK BUKAN MAKANAN ( BERASAL DARI PEMBELIAN, PRODUKSI SENDIRI DAN PEMBERIAN )
Sebulan Terakhir (Rp)
12 bulan Terakhir (Rp)
(2)
(3)
(1) 16. Perumahan dan fasilitas rumah tangga a. Sewa, kontrak, perkiraan sewa rumah (milik sendiri, bebas sewa, dinas), dll. b. Pemeliharaan rumah dan perbaikan ringan c. Rekening listrik, air, gas, minyak tanah, kayu bakar, dll. d. Rekening telepon rumah, pulsa HP, telepon umum, wartel, internet, warnet, benda pos, dll. 17. Aneka barang dan jasa a. Aneka barang (sabun mandi, sabun cuci, shampo, pasta gigi, tisu, kosmetik, koran, majalah, dll.) b. Biaya kesehatan (rumah sakit, puskesmas, dokter praktek, dukun, obat-obatan,
dll.)
c. Biaya Pendidikan (uang pendaftaran, SPP, komite sekolah, uang pangkal/daftar ulang, pramuka, prakarya, kursus, dll.) d. Transportasi, pengangkutan, bensin, solar, minyak pelumas e. Jasa lain (gaji sopir, pembantu rumah tangga, hotel, salon, tukang cukur, dll.) 18. Pakaian, alas kaki, dan tutup kepala (pakaian jadi, bahan pakaian, sepatu, topi,
dll.)
19. Barang tahan lama (alat rumah tangga, perkakas, alat dapur, alat hiburan (elektronik), alat olahraga, perhiasan, kendaraan, payung, arloji, kamera, HP, pasang telepon, pasang listrik, barang elektronik, dll.) 20. Pajak, pungutan, dan asuransi a. Pajak (PBB, pajak kendaraan) b. Pungutan/retribusi c. Asuransi Kesehatan d. Lainnya (asuransi lainnya, tilang, PPh, dll) 21. Keperluan pesta dan upacara/kenduri (perkawinan, ulang tahun, khitanan, upacara keagamaan, upacara adat, dll.) tidak termasuk makanan 22. Jumlah pengeluaran bukan makanan (Rincian 16 s.d. Rincian 21) 23. Rata-rata pengeluaran makanan sebulan (Rincian 15 Blok VII A x
30 ) 7
24. Rata-rata pengeluaran bukan makanan sebulan (
Rincian 22 Kolom 3 ) 12
25. Rata-rata pengeluaran rumah tangga sebulan (Rincian 23 + 24)
[Diisi Kortim]
26. Sumber penghasilan terbesar rumah tangga (pilih dari art dengan penghasilan terbesar): a. Lapangan Usaha ..................................................................................... (Tulis selengkap-lengkapnya) b. Status Pekerjaan: 0. Penerima pendapatan 1. Buruh/karyawan
68
2. Pengusaha Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
7
VIII. KETERANGAN SOSIAL EKONOMI LAINNYA VIII. A. PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN 1. a. Apakah ada anggota rumah tangga yang mendapatkan pelayanan kesehatan gratis selama 6 bulan terakhir? 1. Ya
2. Tidak ¨ [R.2]
b. Jika “Ya” (R.1.a=1), kartu/surat yang digunakan: 1. Jamkesmas 3. Surat Miskin/SKTM 2. Kartu Sehat 4. Lainnya: ................................
2. a. Apakah rumah tangga pernah membeli/mendapat beras miskin (raskin) selama 3 bulan terakhir? 1. Ya
2. Tidak ¨ [R.3.a.]
b. Jika “Ya” (R.2.a= 1), berapa kg beras miskin (raskin) yang terakhir dibeli? ............................... kg c. Berapa rupiah per kg yang dibayar oleh rumah tangga untuk membeli beras miskin (raskin) yang terakhir? Rp .......................................................... 3. a. Apakah ada anggota rumah tangga yang menerima kredit usaha dalam setahun terakhir? [Isikan kode 1 bila ya, kode 2 bila tidak] 1. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
5. Dalam sebulan terakhir, untuk memenuhi biaya hidup sehari-hari (konsumsi makanan maupun bukan makanan), apakah rumah tangga ini : [Isikan kode 1 bila ya, kode 2 bila tidak] a. Menggunakan uang simpanan (di bank/rumah) b. Menjual barang milik sendiri c. Meminjam dari saudara/famili
d. Meminjam dari teman, tetangga e. Meminjam dari tukang kredit f. Meminjam tunai dari bank g. Meminjam dari koperasi h. Menggadaikan barang 6. Apakah tersedia jaminan pembiayaan/asuransi kesehatan untuk keperluan berobat jalan/rawat inap di bawah ini ? [ Isikan kode 1 bila ya, kode 2 bila tidak ] a. JPK PNS/Veteran/Pensiun b. JPK Jamsostek c. Asuransi Kesehatan Swasta d. Tunjangan/penggantian biaya oleh perusahaan
2. Program pemerintah lainnya
MM/Kartu Sehat/JPK Gakin/Kartu Miskin/Kartu e. JPK Jamkesmas
3. Kredit Usaha Rakyat (KUR)
f. Dana Sehat
4. Program Bank selain KUR
g. JPKM/JPK Lain
5. Program Koperasi
IX. TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI
6. Perorangan 7. Lainnya (...........................................)
[Jika R.3.a. 1 s.d. 7 = 2, lanjutkan ke R.4] b. Jika kredit usaha yang diterima lebih dari 1 jenis, mana yang terbesar ? (Tuliskan salah satu kode kredit usaha, 1 s.d. 7 dari Rincian 3.a)
VIII. B. ASET DAN JAMINAN 4. Apakah rumah tangga ini memiliki aset sebagai berikut :
1. Apakah di rumah tangga ini ada telepon rumah? 1. Ya 2. Tidak 2. a. Apakah ada anggota rumah tangga yang menguasai telepon seluler (HP)? 1. Ya 2. Tidak ¨ [R.3] b. Jika “Ya”, banyaknya anggota rumah tangga yang menguasai nomor HP yang aktif: ......... orang c. Jumlah nomor HP aktif yang dikuasai seluruh anggota rumah tangga : ............ nomor
[Isikan kode 1 jika memiliki, kode 2 jika tidak memiliki]
3. Apakah di rumah tangga ini ada komputer? [Isikan kode 1 bila ya, kode 2 bila tidak]
a. Sepeda
d. Perahu motor
b. Sepeda motor
e. Lemari es/kulkas
a. Desktop/Personal Computer (PC)
c. Perahu
f. Tabung gas 12 kg atau lebih
b. Laptop/Notebook
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota
69
8
X. CATATAN
PENEGASAN 1.
Pada prinsipnya tidak ada penggantian sampel rumah tangga. Apabila rumah tangga terpilih benar-benar tidak dapat ditemui pada saat pencacahan, maka penggantian sampel dapat dilakukan pada rumah tangga di bangunan fisik/sensus tersebut.
2.
Blok IV Kolom (2) Susunan Anggota Rumah Tangga (ART) mengikuti aturan baku susunan ART pada SP 2010. Nama ART disusun mengikuti aturan baku seperti berikut ini: a.
Nomor urut pertama adalah nama KRT dan diikuti oleh nama istri/suami (pasangannya).
b.
Nomor urut berikutnya adalah nama anak-anaknya yang belum menikah. Susunan nama anak-anak yang belum menikah diurutkan mulai dari yang tertua.
c.
Nomor urut berikutnya adalah nama anak yang telah menikah yang diikuti oleh pasangannya dan anak-anaknya yang belum menikah. Susunan nama anak-anak dari pasangan ini yang belum menikah diurutkan mulai dari yang tertua. Demikian seterusnya, untuk para Anak dari KRT yang telah menikah disusun berurutan dengan pasangannya dan anakanaknya.
d.
Nomor urut berikutnya adalah ART selain anak, yang sudah menikah diikuti oleh pasangannya dan anak-anaknya yang belum menikah
e.
Nomor urut berikutnya adalah ART lainnya yang tanpa pasangan dan tanpa anak mulai dari Orang tua/mertua, Famili lain, Pembantu/Sopir/tukang kebun, dan Lainnya
3.
Blok V.C. R.15 pilihan jawaban masih bersekolah (kode 2), termasuk di dalamnya ART yang sedang mengikuti Paket A, Paket B, dan Paket C.
4.
Blok V.C. R. 20 yang dimaksud mengakses internet di rumah/kantor/sekolah bila ART mengakses internet menggunakan PC/Laptop yang terhubung dengan line telepon/PSTN (Public Switched Telephone Network) yang ada di rumah/kantor/sekolah.
5.
Blok V.C R.20 yang dimaksud mengakses internet di HP bila ART mengakses internet menggunakan HP, tanpa memperhatikan lokasinya (apakah di rumah, di sekolah, dikantor, dan sebagainya). VSEN2010.K
70
Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota