BAB – I MUKADIMAH
mengimaninya. Nah apakah umat Islam masa sekarang ini telah mengikuti anjuran Rasulullah SAW tersebut, dengan mengimani Imam zamannya ? padahal Rasulullah SAW bersabda :
Saudara-saudaraku, Keitha‟atan kepada Allah dan RasulNya, adalah merupakan faktor utama yang menyebabkan seseorang memiliki nilai budi pekerti yang tinggi dan ketakwaan hakiki. Dalam mengekpresikan keitha‟atan kepada Allah dan RasulNya nampaknya tidaklah mudah, karena pasti akan banyak halangan dan rintangan. Dan kendala utama yang merintanginya adalah timbulnya rasa was-was dalam diri kita.
“ Barangsiapa yang tidak beriman pada Imam Zaman nya maka matinya dalam keadaan jahiliyah / bodoh “ Bersyukurlah kita telah mengimani Imam Zaman, dan sekarang kita tengah bernaung di bawah organisasi Jemaat Ahmadiyah, yang merupakan Bahtera Imam Mahdi as. Allah Yang Maha Pengasih telah bermurah hati pada kita untuk mengikut sertakan kita pada Jemaat-Nya. Tinggal sekarang kita harus berusaha semaksimal mungkin bagaimana caranya agar kita tidak hanya sebagai penumpang dalam Bahtera Ilahi ini, melainkan turut berpartisipasi dalam setiap aktifitasnya dalam rangka menyongsong kemenangan Islam ke dua kalinya yang dijanjikan Allah Ta‟ala akan diraih melalui Jemaat-Nya ini.
Rasulullah SAW bersabda bahwa “ Pada suatu saat nanti, Islam akan terpecah menjadi 73 golongan, dan hanya satu yang benar “. Nah, yang mana kah umat yang satu yang digolongkan pada umat yang benar itu ? Tentunya adalah golongan yang mengikuti ajaran sejati Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Semua golongan dalam Islam mengklaim bahwa golongan mereka lah yang benar. Tapi marilah kita lihat pada kenyataannya, adakah golongan-golongan yang menyatakan diri yang benar itu mengikuti aturan dan ajaran Rasulullah SAW yang hakiki ? Umat Islam pada masa Rasulullah SAW selalu berada di bawah satu komando, yakni komando Rasulullah SAW. Demikian pula ketika beliau telah wafat, komando dipegang oleh seorang Khalifah. Nah zaman kini, adakah mereka memiliki seorang Imam seperti halnya pada masa Rasulullah SAW dan para sahabatnya ? Karena bagaimana pun Islam yang hakiki selalu bernaung di dalam suatu Bahtera yang dinakodai oleh seorang Imam, yang pada hakikatnya adalah merupakan pimpinan penerus Rasulullah SAW, yang dipilih atas petunjuk dan ridha Allah Ta‟ala.
Buku Paket ini, sengaja Penulis susun sebagai penjelesan singkat dan sederhana mengenai apa dan bagaimana kita harus bersikap agar diakui sebagai Jemaat-Nya yang hakiki. Penulis ucapkan MUBARAK ! kepada saudara-saudara yang telah masuk ke dalam Jemaat Ahmadiyah dan berbai‟at di tangan Imam Zaman melalui Khalifahnya. Berarti saudara-saudara kini telah menjadi murid Imam Mahdi as. - Imam Akhir Zaman yang memang sudah ditunggu-tunggu kedatangannya. Semoga kita semua menjadi mujahid-mujahid sejati yang senantiasa dengan semangat jihad fisabilillah terus berjuang demi tegaknya Khilafat Ahmadiyah dan membaktikan jiwa raga dan kehormatan kita demi kepentingan Islam dan meraih keridhaan Allah Ta‟ala. Amiin !!!
Pada zaman Islam awwalin, beliau SAW dan para sahabatnya lah yang memimpin umat Islam. Kemudian umat Islam dipimpin oleh para Mujadid yang diturunkan Allah Ta‟ala setiap awal abad. Demikian pula pada akhir zaman ini, umat Islam seharusnya tunduk dan tha‟at kepada Imam Zaman. Rasulullah bersabda bahwa utusan Tuhan yang akan datang di akhir zaman ini adalah Imam Mahdi a.s. Dan umat Islam dianjurkan untuk
Buku Peket Mubayyin Baru
--- ooo AD ooo ---
1
Buku Peket Mubayyin Baru
BAB – II SATU ISLAM SATU PIMPINAN 2.1. PENTINGNYA MASYARAKAT ISLAM
SEORANG
PEMIMPIN
Islam yang Universal, yakni Imam Mahdi dan para Khalifahnya, karena dianggapnya bahwa Imam Mahdi hanyalah sebuah isyu saja dan Khalifahnya pun sudah tidak mungkin lagi di zaman ini. Mereka beranggapan bahwa para ulama sudah cukup untuk memimpin umat Islam. Bukankah ulama itu pewaris nabi ?….
DALAM
Dalam lembar Dakwah “Hanif” no. 014/TH VII, 14 April 1995 M, telah dimuat sebuah artikel yang isinya antara lain :
Rasulullah SAW bersabda : “ Barangsiapa yang tidak mengenal Imam zamannya, maka matinya adalah mati jahiliyah “
“ Umat Islam sekarang tidak mempunyai seorang pimpinan yang dapat memberi petunjuk pada mereka, padahal jumlah pemeluk agama Islam sangatlah banyak dan tersebar luas ke seluruh dunia. Dan di dalam Islam juga tidak ada bendera tertentu dimana seluruh umat Islam dapat berkumpul dan bernaung dibawahnya. Kita tidak punya Khalifah yang dapat diikuti / ditaati dan kita tinggal bagaikan anak-anak yatim yang hina. Dan tidak punya seorang pimpinan Islam yang suaranya dapat diikuti serta menjadi contoh tauladan bagi umat manusia. Sekarang berbagai kekuatan bangsa-bangsa dan golongan dunia sedang bersatu, tetapi dunia Islam tidak ada kesatuan / persatuan, bahkan sebaliknya bertentangan satu sama lainnya, padahal mereka sama-sama beriman kepada Allah …. “
[ HR. Abu Daud, Kanzul Umal, Baharul anwar, hal 45 ]
Keberadaan seorang pemimpin dalam masyarakat Islam sangatlah penting, karena dengan adanya seorang pemimpin, maka kebersatuan umat akan terjamin. Bisa dibayangkan apabila dalam umat Islam yang begitu banyak dan beraneka ragam pemeluknya, tidak mempunyai seorang pemimpin yang universal, maka sudah bisa dipastikan umat Islam akan bercerai-berai bagaikan anak-anak ayam yang kehilangan induknya. Kita melihat dari sejarah bahwa umat Islam dari zaman ke zaman selalu dipimpin oleh seorang pemimpin. Ketika masa Rasulullah SAW masih hidup, beliau lah yang menjadi pimpinan bagi umat Islam pada masa itu. Setelah beliau wafat, maka tampuk kepemimpinan digantikan oleh para Khalifah Rasyidah. Berkenaan dengan pemimpin umat Islam untuk masa selanjutnya, Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya Allah
Beruntunglah kita yang sudah tergabung dalam Jema‟at Ahmadiyah. Kita sudah berada dalam naungan Jema‟at Ilahi yang dinakodai oleh seorang Imam Zaman. Kita telah bernaung dengan aman dalam sebuah Bahtera Kokoh Imam Mahdi. Beruntunglah kita karena Tuhan Yang Maha Pengasih telah mengangkat kita ke dalam BahteraNya yang tidak mungkin hancur, karena setiap saat selalu mendapat bimbingan Allah Ta‟ala melalui para KhalifahNya.
SWT akan mengirimkan kepada umat ini pada setiap permulaan seratus tahun, seorang Mujadid yang akan memperbaiki agama.” [ H.R. Abu Daud – Jilid 21 dan Misykat hal 36 ]
EMPAT ZAMAN DALAM ISLAM
Kekhawatiran akan terjadinya cerai-berai umat karena perbedaan paham tampaknya tengah melanda sebagian besar umat Islam pada masa sekarang ini. Antara kelompok yang satu dengan yang lainnya saling mencemoohkan, saling mencaci-maki bahkan saling menganiaya, karena tidak sepaham. Hal itu terjadi karena umat Islam pada masa kini menolak keberadaan seorang pemimpin
Buku Peket Mubayyin Baru
Ada empat zaman yang akan berlangsung dalam kepemimpinan masyarakat Islam sampai hari kiamat. Berkenaan dengan hal itu Rasulullah SAW bersabda :
2
Buku Peket Mubayyin Baru
“ Akan terjadi Nubuwwat sampai waktu yang dikehendaki Allah ….. kemudian akan ada Khilafat dalam Nubuwwat sampai waktu yang disukai Allah….. kemudian akan berdiri kerajaan sampai waktu yang dikehendaki Allah….. kemudian akan ada Khilafat dalam Nubuwwat. Kemudian beliau berdiam diri “.
Setelah beliau as., wafat pada usia 74 tahun (tgl. 26 Mei 1908), kepemimpinan Jema‟at dilanjutkan oleh khalifah-khalifah beliau. Setelah kekhalifahan beliau, tidak akan ada lagi mujadid, karena kedudukan Khalifah lebih tinggi dari pada Mujadid, sehingga seorang Khalifah dapat otomatis berperan sebagai mujadid.
[ Musnad Ahmad, Baihaqi, Misykat : hal 461 ] Menurut hadits tersebut perkembangan Islam, yakni :
ada
empat
zaman
dalam
2.2. SIAPA YANG BERHAK MENJADI PEMIMPIN DALAM ISLAM
1. Era Nubuwwah, yakni zaman Rasulullah SAW 2. Era Khalifah Rasyidah, yakni zaman ke khalifahan Hz. Abu Bakar r.a, Hz. Umar r.a, Hz. Usman r.a, dan Hz. Ali r.a. 3. Era kerajaan-kerajaan Islam 4. Era Khilafat dalam Nubuwwah, yakni zaman Imam Mahdi a.s, dan para Khalifahnya.
Merupakan hukum Allah Ta‟ala bahwa seorang Khalifah haruslah orang yang memiliki tingkat ketakwaan tinggi dan peri lakunya harus menjadi suri tauladan bagi umat Islam pada masanya. Walaupun secara syariat seorang Khalifah dipilih oleh umat Islam sendiri, baik melalui forum maupun ditunjuk langsung oleh Khalifah sebelumnya, namun pada hakikatnya terpilihnya seorang Khalifah adalah ditunjuk oleh Allah Ta‟ala.
Dengan demikian, sesuai dengan yang tertera dalam ayat suci Al qur‟an – Surah An Nur, Allah Ta‟ala akan mengangkat seorang Khalifah untuk menjaga keutuhan umat Islam pada masa sekarang ini. “ Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di
Seperti halnya pada masa setelah wafat Rasulullah SAW seorang khalifah ditunjuk atas dasar musyawarah, namun hal itu sebenarnya atas kehendak dan perkenan Allah Ta‟ala. Demikian pula pada masa kekhalifahan Imam Mahdi a.s. Setelah wafat Hazrat Mirza Ghulam Ahmad a.s., sebagai Al Masih dan Al Mahdi, maka berdasarkan musyawarah dipilihlah Khalifah pertama, yakni Hz. Maulana Alhaj Hakim Nurudin ra. ( lahir pada tahun 1841 dan wafat pada tahun 1914 ). Masa ke Khalifahan beliau mulai tahun 1908 s/d 1914 M. Kemudian setelah wafat Khalifah Pertama, dipilihlah Khalifah kedua, yaitu Hz. Mirza Bashirudin Mahmud Ahmad ra. ( lahir tahun 1889 – wafat tahun 1965 ). Masa kekhalifahan beliau dimulai tahun 1914 s/d 1965 M. Beliau menjadi Khalifah pada usia 17 tahun, dan beliau adalah putra dari Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as., yang merupakan putra yang dijanjikan Allah Ta‟ala ( Muslih Mau‟ud ). Khalifah ketiga adalah Hz. Mirza Nasir Ahmad ra. ( lahir tahun 1909 – wafat tahun 1982 ). Beliau adalah putra Khalifatul Masih kedua. Masa kekhalifahan beliau mulai tahun 1965 s/d 1982 M. Kemudian Khalifah keempat adalah Hz. Mirza Taher Ahmad r.a., ( lahir tgl. 18 Desember 1928 - wafat April 2003 ) Masa kekhalifahan beliau dimulai tahun 1982 s/d 2003. Beliaupun putra Khalifah kedua
antara kamu dan yang mengerjakan amal shaleh bahwa Dia pasti akan menjadikan Khalifah dari antara mereka di muka bumi sebagaimana Dia telah menjadikan Khalifah bagi orang-orang sebelum mereka. Dan sesungguhnya Dia akan meneguhkan bagi mereka agama mereka yang telah diridhoiNya untuk mereka. Dan Dia benar-benar akan menukar keadaan mereka dari kondisi takut menjadi aman sentausa. „Mereka menyembahKu dan tidak mempersekutukan suatu apa pun denganKu‟. Dan barangsiapa yang ingkar sesudah itu, mereka itulah orang-orang yang fasik.” [ QS – An Nur : 56 ] Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as. (lahir tahun 1835 M) telah ditunjuk oleh Allah Ta‟ala sebagai khalifah di akhir zaman ini. Beliau adalah sebagai Al Masih dan Al Mahdi yang telah dijanjikan kedatangannya. Bertujuan untuk menjaga kesucian dan ketinggian ajaran Islam sampai akhir zaman. Khilafat beliau berlaku sampai hari kiamat. Buku Peket Mubayyin Baru
3
Buku Peket Mubayyin Baru
dari istri yang bernama Hazrat Sayyidah Maryam Begum. Dan Khalifah kelima (yang sekarang) adalah Hz. Mirza Masroor Ahmad atba. Beliau adalah putra dari Hz. Mirza Mansoor Ahmad, cucu dari Hz. Mirza Syarif Ahmad, saudara dari Hz. Khalifatul Masih ke dua. Masa ke-Khalifahan beliau dimulai bulan April 2003 sampai dengan saat ini.
Melalui kekhalifahan beliau, insya Allah umat Islam akan aman sentausa dan dengan penuh gairah akan menyambut abad kemenangan Islam yang kedua kalinya, setelah kemenangan itu pernah diraih oleh Rasulullah SAW dan para khalifahnya empat belas abad yang silam.
Apabila umat Islam zaman sekarang ini menghendaki ketentraman dan kedamaian dalam menjalankan agamanya, maka seharusnyalah mereka tha‟at dan berbai‟at kepada Khalifatul Masih yang ada sekarang, karena beliau adalah merupakan khalifah penerus Rasulullah SAW di akhir zaman ini.
2.3. HAKIKAT ITHA‟AT KEPADA KHALIFAH Allah berfirman : “ Hai orang-orang yang beriman, tha‟at lah kepada Allah dan kepada RasulNya, dan kepada pimpinan diantaramu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasulnya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya."
Sebagai umat Islam yang senantiasa tha‟at dan tunduk kepada Rasulullah SAW selayaknya lah apabila mereka mengimani Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as ( dan para Khalifahnya ) karena beliau itu adalah Imam Mahdi yang dijanjikan, yang pendakwaannya diikuti oleh tanda samawi.
[ QS An-Nisa : 59 ] Tha‟at kepada Khalifah Zaman, pada hakikatnya adalah tha‟at kepada Rasulullah SAW. Demikian pula tha‟at kepada Rasulullah SAW pada hakikatnya adalah tha‟at kepada Allah Ta‟ala.
Dikarenakan Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as telah wafat satu abad yang lalu, maka hendaklah umat Islam tunduk kepada pemimpin penerus beliau, yakni para Khalifatul Masih. Dan yang sekarang tengah memimpin umat Islam meneruskan misi beliau adalah Hazrat Mirza Masroor Ahmad atba., sebagai khalifatul Masih yang kelima. Dibawah kepemimpinan beliau, insya Allah umat Islam akan menikmati ketentraman dalam menghidmati Islam sebagaimana yang pernah dialami umat Islam pada masa Rasulullah SAW dan para Khalifahnya, karena beliau atba senantiasa membimbing dan mencintai pengikutnya sebagaimana layaknya seorang bapak terhadap anak-anaknya.
Di masa sekarang ini kita telah jauh dari masa Rasulullah SAW. Beliau yang merupakan orang pertama pembawa ajaran sempurna Islam, berada empat belas abad yang lalu, sedangkan kita hidup di masa sekarang ini. Perbedaan waktu yang begitu jauh membuat ajaran yang dibawa beliau mau tidak mau sudah banyak tercemar oleh ulah manusia. Namun apabila kita senantiasa berpegang teguh kepada tali Allah Ta‟ala, insya Allah kita akan terhindar dari ajaran yang sudah tercemar itu. Allah Ta‟ala yang begitu pemurah telah berjanji kepada hambaNya, melalui wujud suci Rasulullah SAW bahwa untuk memperbaiki ajaran agama Islam yang sudah tercemar itu, Allah akan menurunkan seorang Mujadid setiap permulaan seratus tahun. Bahkan Allah Ta‟ala berjanji pula bahwa di akhir zaman Dia akan menurunkan Al Mahdi dan Al Masih yang dijanjikan. Dengan beriman pada Imam zaman, maka berarti kita telah berpegang teguh pada tali Allah Ta‟ala, (para utusan Allah). Dan bagi hamba Allah yang menta‟atinya maka Allah akan memberikan pahala yang besar, sebagaimana firmanNya :
“ Dan sesungguhnya Dia akan meneguhkan bagi mereka agama
mereka yang telah diridhoiNya untuk mereka. Dan dia benar-benar akan menukar keadaan mereka dari kondisi takut menjadi aman sentausa. Mereka menyembahKu dan tidak mempersekutukan suatu apapun denganKu. Dan barangsiapa ingkar sesudah itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik” [ QS An-Nur : 56 ]
Buku Peket Mubayyin Baru
4
Buku Peket Mubayyin Baru
disabdakannya bahwa : salah satu tanda kiamat dan akhir zaman adalah Matahari ( Islam ) akan terbit dari barat. Dan salah satu tugas pasukan Imam Mahdi adalah untuk membunuh Dajjal. Imam Mahdi akan membunuh Dajjal dengan menusukan tombak tepat pada jantungnya.
“ Dan barangsiapa yang menta‟ati Allah dan RasulNya, maka mereka
itu termasuk golongan orang-orang yang kepada mereka Allah memberikan nikmat, yakni ( berupa pangkat ) kenabian, syidiq, Syahid dan Sholihin. [ QS An-Nisa : 69 ]
Dan kita ketahui bahwa kota London adalah negara barat. Dan kini “Matahari Islam” (melalui Jema‟at Ahmadiyah & dan MTA nya) dipancarkan langsung dari jantung kota London (Barat). Jadi dengan adanya pusat Jema‟at Ahmadiyah di kota London maka sempurnalah nubuwwatan Rasulullah SAW tersebut.
Kenikmatan yang hakiki bukanlah kenikmatan yang dirasakan oleh lidah ataupun tubuh, berupa makanan enak dan kekayaan berlimpah, namun kenikmatan itu adalah kenikmatan yang bersifat rohani. Kenikmatan yang paling tinggi nilai derajatnya disisi Allah Ta‟ala adalah kenikmatan dalam mencapai ketinggian akhlak & rohani, yakni berupa kenikmatan menjadi hamba yang paling dekat dengan Allah Ta‟ala.
2.4. PENTINGNYA BAI‟AT KEPADA IMAM ZAMAN
Hamba-hamba yang mendapatkan kenikmatan paling tinggi dan kedekatan dengan Allah Ta‟ala dapat digolongkan menjadi empat tingkatan, yakni : 1) para nabi, 2) para syidik, 3) para syahid, 4) para shalihin. Dan untuk keempat tingkatan tersebut Allah Ta‟ala telah berjanji akan menganugerahkan kepada umat Rasulullah SAW yang mentaati Allah dan RasulNya.
Hazrat Umar ra., bersabda : “Tiada Islam tanpa Jama‟ah. Tiada Jama‟ah tanpa
Pimpinan. Tiada pimpinan tanpa Itha‟at. Tiada Itha‟at tanpa Bai‟at”. Sebagaimana yang disabdakan Hazrat Umar ra., yang tentunya bersumber dari Rasulullah SAW bahwa keitha‟atan bisa dicapai apabila seseorang melakukan ikrar bai‟at terhadap seorang Khalifah ( pimpinan ruhani ), karena bagaimana mungkin kita bisa menta‟ati seseorang apabila belum melakukan ikrar sumpah setia ( bai‟at ).
Apabila kita berharap agar Allah Ta‟ala menganugerahkan salah satu pangkat tersebut, maka syaratnya adalah senantiasa menghidmatiNya dengan keitha‟atan total. Jemaat Ahmadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang didirikan oleh Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s., saat ini dipimpin oleh Khalifah penerus beliau yang ke lima, bernama Hz. Mirza Masroor Ahmad atba. Beliau kini memimpin Jema‟at Ahmadiyah yang tersebar lebih dari 180 negara di dunia.
Bai‟at adalah ikrar diri, mengakui dan berniat untuk ta‟at dan tunduk pada seseorang yang kita bai‟ati. Pengertian bai‟at adalah jual beli. Hakikatnya kita menjual diri kepada Allah Ta‟ala dan Allah membelinya dengan jaminan Surga dan keridhoanNya.
Jemaat Ahmadiyah bermarkas di Rabwah Pakistan, namun dikarenakan suatu hal, kedudukan Khalifah berada di kota London – Inggris. Untuk menyiarkan agama Islam yang dibawa Rasulullah SAW, Jemaat Ahmadiyah memiliki station Televisi yang khusus menayangkan keindahan ajaran Islam keseluruh pelosok penjuru dunia - 24 jam non-stop dan tanpa iklan dan Provokasi.
Jadi walaupun pada syari‟atnya kita berbai‟at kepada seorang Khalifah, namun karena Khalifah itu merupakan kepanjangan tangan dari Rasulullah SAW pada masa sekarang ini, maka pada hakikatnya kita berbai‟at kepada Allah Ta‟ala.
Keberadaan Khalifah Ahmadiyah di kota London pun, nampaknya merupakan nubuwwatan Rasulullah SAW sebagaimana Buku Peket Mubayyin Baru
Hamba Allah yang berhak menjadi khalifah sebagai wakil Allah Ta‟ala dalam menyampaikan suara samawi kepada segenap 5
Buku Peket Mubayyin Baru
Seandainya kamu sekalian menghendaki agar para malaikat di langit mendendangkan lagu-lagu sanjungan bagimu, maka nikmatilah segala dera dan pukulan yang dihantamkan orang kepadamu dan bersuka citalah dengan penderitaan itu. Dengarkanlah caci-maki orang, dan bersyukurlah kepada Allah. Alamilah kekecewaan, akan tetapi janganlah memutuskan hubunganmu dengan Dia. Kamu sekalian merupakan Jema‟at Allah yang paling akhir. Perlihatkan amal baik sejauh mungkin hingga kesempurnaannya mencapai derajat yang tertinggi. Setiap orang dari antara kamu yang menjadi kendur dan malas akan dilemparkan dari Jema‟at bagaikan sebuah barang yang kotor. Ia akan mati membawa penyesalan, dan bagaimanapun ia tidak akan dapat merugikan Allah ……. “
umat manusia di akhir zaman ini, tiada lain hanyalah khalifah dari Masih Akhir Zaman / Imam Mahdi. Dan Khalifah akhir zaman yang ada sekarang ini adalah Khalifatul Masih kelima, yakni Hazrat Mirza Masroor Ahmad atba. Maka dari itu hendaklah kita berbai‟at kepada beliau. Mengenai hakikat bai‟at, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as., bersabda :
“ ……… Hendaklah hal ini difahami dengan jelas bahwa bai‟at hanya berupa ikrar di lidah, tidaklah mempunyai arti apa-apa, jika ini tidak ditunjang oleh suatu kebulatan tekad hendak melaksanakan janji itu sepenuhnya. Oleh karena itu, barangsiapa mengamalkan ajaranku selengkapnya, ia masuk kedalam rumahku. Perihal rumah itu ada janji dari Allah SWT bahwa : tiap-tiap orang yang berada di dalam dinding pagar rumahmu, akan Aku selamatkan. ………………….. Oleh karena itu, wahai sekalian tergolong dalam warga Jema‟atku ! tergolong dalam warga Jema‟atku, benar melangkahkan kakimu di jalan
2.5. SIAPA YANG DIAKUI SEBAGAI JEMA‟ATNYA
orang yang merasa dirinya Di langit kamu sekalian akan apabila kamu sekalian benartakwa ……
Bai‟at dalam mulut saja bukanlah suatu yang berarti, karena pada hakikatnya bai‟at itu harus dilakukan dengan hati yang ikhlas dan penuh gairat untuk menta‟ati setiap aturan-aturan bai‟at. Mengenai siapa saja yang benar-benar diakui oleh Imam Mahdi sebagai jema‟atnya, akan Penulis kutip sabda Imam Mahdi sendiri dalam buku AJARANKU sebagai berikut :
Perlu juga kiranya bahwa kamu sekalian akan diuji dengan macam-macam duka nestapa dan percobaan-percobaan seperti dialami oleh orang-orang mukmin zaman dahulu. Oleh karena itu waspadalah jangan-jangan kamu tergelincir. Bumi, dengan segala isinya, sedikit pun tidak akan membinasakan kamu apabila hubunganmu dengan Tuhan terjalin erat. Manakala sesuatu kemalangan menimpa dirimu, hal itu bukanlah dikarenakan oleh perbuatan musuhmu, melainkan oleh tanganmu sendiri. Apabila kehormatan duniawi satu demi satu hilang, Allah akan menganugerahimu kehormatan yang kekal abadi di langit. Oleh karena itu, kamu jangan meninggalkan Dia. Kamu sekalian pasti akan dicoba dengan macam-macam duka cita, sedang beberapa harapanmu akan tinggal harapan belaka. Dalam menghadapi keadaan serupa ini kamu sekalian tidak usah patah semangat dan putus asa, sebab Tuhan sedang menguji, apakah langkah perjalanamu menuju Dia tetap atau tidak.
Buku Peket Mubayyin Baru
“ … Janganlah kamu mengira bahwa bai‟at secara lahir sudah
memadai. Bentuk lahir tidak berarti apa-apa. Tuhan melihat hati kamu sekalian dan Dia akan memperlakukan kamu sesuai dengan keadaan hatimu…. Barangsiapa yang terejepit oleh ketamakan kepada dunia ini dan sama sekali tidak mengarahkan pandangannya ke arah hari kemudian, ia bukanlah dari Jema‟atku. Barangsiapa yang sebenar-benarnya tidak mendahulukan agama dari perkara keduniawian, ia bukanlah dari Jema‟atku. Barangsiapa yang tidak benar-benar bertobat dari tiap-tiap keburukan dan tiap-tiap perbuatan buruk seperti minum minuman keras, berjudi, memandang dengan pandangan birahi, khianat, suap-menyuap, dan dari setiap perbuatan yang tidak halal, ia bukanlah dari jema‟atku. 6
Buku Peket Mubayyin Baru
BAB – III PENGORBANAN DI JALAN ALLAH
Barangsiapa yang mendirikan sembahyang kelima waktu dengan tidak tetap dan teratur, ia bukanlah jema‟atku……….. Tiap-tiap tukang zina, fasik, peminum, pembunuh, pencuri, penjudi, penghianat, tukang suap, perampas, zalim, pendusta, pemalsu dan sebangsanya dan tukang melemparkan tuduhan kepada saudara-saudaranya baik yang laki-laki maupun yang perempuan, dan tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan buruknya serta tidak meninggalkan pergaulan yang buruk, ia bukanlah dari Jema‟atku…… “
3.1. PENTINGNYA MELAKUKAN PENGORBANAN DI JALAN
ALLAH
Sebagaimana yang telah diuraikan di atas bahwa hakikat bai‟at adalah jual beli dengan Allah Ta‟ala melalui Rasul atau Khalifah yang ditunjuk pada zamannya. Kita menjual diri kepada Allah dengan harapan mendapat imbalan dari Allah Ta‟ala berupa Surga dan KeridhaanNya. Kalau diri kita saja sudah kita serahkan sepenuhnya kepada Allah, maka apalagi segala apa yang kita miliki, termasuk harta benda, dan seluruh kekayaan yang kita miliki, tentunya semua menjadi milik Allah Ta‟ala dan harus kita serahkan kepadaNya. Pengorbanan di jalan Allah adalah salah satu konsekuensi kita sebagai hamba Allah yang telah menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah. Kita diberi harta benda, waktu, kehormatan, jiwa dan raga. Semuanya itu seharusnya kita gunakan untuk kepentingan agama dalam usaha meraih keridhaan Allah Ta‟ala. Pengorbanan di jalan Allah pada prakteknya sangat berat. Tatkala kita akan mengeluarkannya akan timbul ketakutanketakutan dan kekhawatiran-kekhawatiran. Khawatir kalau-kalau dengan dikeluarkannya, harta kita akan menjadi berkurang. Apalagi untuk keadaan hidup yang pas-pasan, jangan-jangan kalau dikeluarkan untuk bayar pengorbanan, uang kita menjadi tidak cukup untuk kebutuhan keluarga, sehingga khawatir akan menelantarkan keluarga. Saudara-saudaraku, Walaupun secara perhitungan dunia, apabila kita mengeluarkan sebagian harta kita untuk keperluan di jalan Allah, harta kita akan menjadi berkurang, tapi yakinlah bahwa ketakutan seperti itu hanyalah rasa was-was dari syetan. Pada kenyataannya insya Allah tidak akan pernah terjadi, karena Allah Yang Maha Kaya akan mencukupi kebutuhan kita dan menggantikannya dengan yang
Buku Peket Mubayyin Baru
7
Buku Peket Mubayyin Baru
berlipat ganda. Syaratnya asal dalam mengorbankannya disertai dengan hati yang tulus ikhlas dan atas dasar demi meraih ridha Allah Ta‟ala.
3.2. PENGORBANAN PADA HAKIKATNYA ADALAH UNTUK KEPENTINGAN DIRI SENDIRI. Ada yang berpendapat bahwa dengan membelanjakan harta di jalan Allah Ta‟ala, maka harta mereka menjadi berkurang. Mereka juga berpendapat, kalau tidak membayar kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan pun, jema‟at akan tetap berjalan juga. Karena Allah lah yang memiliki jema‟at ini, maka biarlah Allah pula yang akan memenuhi segala keperluannya. Pendapat seperti itu sangatlah keliru, karena sesungguhnya pengorbanan itu sendiri bukan untuk kepentingan Allah Ta‟ala, melainkan pada hakikatnya untuk kepentingan diri kita pula. Karena dengan melakukan pengorbanan harta di jalan Allah, tujuannya untuk mensucikan diri sendiri.
Berkenaan dengan pengorbanan harta di jalan Allah, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as., bersabda : “ Orang mampu dan kaya sangatlah mudah baginya untuk
berkorban pada agama. Oleh karena itu Allah SWT menjadikan pengorbanan sebagai salah satu bagian dari orang mutaki (bukan bagian dari orang kaya ). Bagi orang mutaki harta benda tidak ada harganya. Allah telah memberikan kepada mereka dan mereka membelanjakannya di jalan Allah SWT ……. Ingatlah, intisari dari syari‟at Allah hanya dua, yaitu melaksanakan perintah Allah dan menaruh kasih sayang kepada makhluk Allah SWT …….. “
Kita ambil contoh, apabila kita hendak memotong seekor ayam, tentunya hanya dagingnyalah yang kita perlukan. Bulu-bulunya, kotorannya, kuku-kukunya dan sejenisnya harus kita buang terlebih dahulu. Karena yang akan kita makan hanya dagingnya yang lezat. Demikian pula dengan rizki yang diberikan Allah kepada kita berupa harta. Sesungguhnya dalam rizki yang kita dapatkan itu ada bagian yang harus kita sisihkan untuk kepentingan agama. Di dalam rizki yang kita dapatkan ada hak anak yatim, hak fakir miskin dan sebagainya. Nah agar kita dapat menikmati rizki yang dianugerahkan Allah kepada kita dengan nyaman dan bersih, maka sisihkanlah hak-hak orang lain tersebut yang sengaja Allah titipkan melalui rizki kita itu. Jangan anggap bahwa apa yang kita terima itu adalah mutlak menjadi hak kita. Sengaja Allah Ta‟ala menguji kita dengan harta benda. Apakah kita mampu membawa semua titipan Allah tersebut dan memanfaatkannya semata-mata demi meraih keridhaanNya atau tidak. Manfaat yang diperoleh dari pengorbanan harta di jalan Allah, hakikatnya adalah untuk kebersihan jiwa dan rohani kita. Karena dengan pengorbanan harta, berarti kita tengah mengikis sifat “kikir” “tamak”, dan “rakus” yang ada dalam diri kita. Ketiga penyakit ini sangat berbahaya apabila terus bercokol di dalam diri kita. Dengan membiasakan diri melakukan pengorbanan harta di jalan Allah, berarti secara rutin kita membersihkan ketiga penyakit yang sangat membahayakan itu agar sedikitpun jangan lagi menempel dalam hati kita.
Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as., bersabda bahwa dalam memberikan pengorbanan di jalan Allah, dalam bentuk apa pun hendaknya tidak merasa terpaksa. Tetapi hendaknya kita merasakan kelezatan dalam melaksanakannya. Dan kita harus yakin bahwa Tuhan telah menurunkan rahmatNya kepada kita sehingga kita diberikan gairat untuk melakukan pengorbanan harta demi meraih keridhaanNya. Kalau pengorbanan itu dianggap sebagai suatu beban atau keterpaksaan, maka akan hilanglah seluruh rahmat Allah dan pahala yang dijanjikanNya, dan akhirnya kita termasuk menjadi orangorang yang merugi. Manusia di dunia ini ada yang hanya beriman di mulut saja, tidak diikuti dengan hati nuraninya. Maka apabila ada rahmat datang dalam bentuk melaksanakan pengorbanan, dia akan mencari dalih untuk dapat melepaskan diri dari kewajiban itu. Mereka merasa berat dan terpaksa untuk melaksanakannya. Kelompok lain adalah yang beriman dengan sungguh-sungguh dengan seluruh jiwa raganya. Maka apa saja perintah yang datang dan memerlukan pengorbanan, dia akan merasa sangat beruntung mendapatkan kesempatan itu dan dia menganggap sebagai suatu rahmat dari Allah yang tidak diberikan kepada sembarang orang.
Buku Peket Mubayyin Baru
8
Buku Peket Mubayyin Baru
3.3.
JENIS-JENIS AHMADIYAH
PENGORBANAN
DALAM
halnya candah Am, pengorbanan ini pun dibayarkan melalui sekretaris Maal cabang. Disamping itu Musi/Musiah wajib mewasiyatkan 1/10 dari kekayaan yang dimilikinya
JEMA‟AT
3. TAHRIK JADID : adalah jenis pengorbanan yang digalakkan untuk kemuliaan, keagungan dan kekuatan silsilah Jema‟at. Salah satunya untuk penyebaran agama Islam melalui pengiriman para mubaligh ke seluruh dunia. Perjanjian Tahrik Jadid dilakukan setiap satu tahun sekali. Periode perjanjiannya dimulai tgl. 01 Nopember s/d 31 Oktober tahun berikutnya. Besarnya tidak ditentukan (namun bagi yang berpenghasilan sebaiknya tidak kurang dari 1/5 gaji satu bulan untuk satu tahun ). Pembayarannya dicicil setiap bulan dari periode tersebut di atas. Gerakan Tahrik Jadid ini dicetuskan oleh Hazrat Khalifatul Masih kedua pada tahun 1934. Tentang hal ini beliau bersabda : “
Walaupun pada hakikatnya keberadaan Jema‟at Ahmadiyah ini adalah merupakan tanggung jawab Allah Ta‟ala, sebagai pemiliknya, namun pada syari‟atnya maju mundurnya terletak pada pengorbanan anggota jema‟at itu sendiri. Sejauh mana usaha dan pengorbanan anggotanya dalam upaya memajukannya maka sejauh itu pula perkembangan Jema‟at ini dapat dicapai. Kita diberi tugas oleh Allah Ta‟ala untuk menyongsong abad kemenangan Islam yang dijanjikaNya akan diraih melalui jema‟at ini. Namun apabila usaha kita kurang sungguh-sungguh dalam mewujudkannya, maka tentunya kemenangan yang telah dijanjikan itu akan luput dari tangan kita atau paling tidak tertunda sehingga generasi lain yang akan meraihnya. Apabila kita tidak ingin tugas mulia ini diserahkan Allah kepada generasi lain, maka sepatutnyalah apabila kita bersungguh-sungguh dalam memperjuangkannya. Apabila kita telah mengorbankan seluruh yang ada dalam diri kita disertai do‟a khusuk yang kita panjatkan agar kemenangan Islam yang kedua kalinya dapat diraih melalui tangan-tangan kita, maka insya Allah janji Allah tidak pernah akan ingkar.
Mubaraklah bagi yang telah ikut ambil bagian sebanyakbanyaknya dalam perjanjian ini. Karena namanya akan hidup selalu dalam sejarah Islam dengan hormat dan harumnya. Mereka akan mendapat tempat yang terhormat nanti di singgasana Tuhan. Mereka mau menerima kesulitan untuk memperkokoh agama. Tuhan akan menjadi pemelihara mereka. Dan oleh karena dia, dunia akan terang benderang.” [ Al Fazl, 18 Mei 1968 ]
4. WAKFI JADID : adalah gerakan pengorbanan yang dicetuskan oleh Hazrat Khalifatul Masih kedua ra., pada tanggal 27 Desember 1957. Gerakan ini bertujuan menghimpun dana guna membiayai para Mubaligh yang bertugas di pedesaan terutama untuk kegiatan Tarbiyat di anak benua India.
Mengenai jenis-jenis pengorbanan apa saja yang ada dalam Jemaat Ahmadiyah, dapat Penulis uraikan sebagai berikut : 1. CANDAH AM : adalah jenis pengorbanan yang wajib dilaksanakan oleh setiap anggota ( biasa ) yang besarnya telah ditentukan, yaitu 1/16 dari pendapatan kita setiap bulannya. Dan pembayaran tersebut dibayarkan setiap bulan melalui sekretaris Maal cabang masing-masing. Untuk selanjutnya pengurus akan meneruskannya kepada Pengurus Pusat.
Dan masih banyak lagi jenis pengorbanan lainnya yang bisa kita berikan melalui Jema‟at. Jumlah jenis perjanjian yang terdaftar dalam formulir / Kwitansi Jema‟at tidak kurang dari 17 jenis pengorbanan.
2. CANDAH WASIYAT : adalah jenis pengorbanan yang wajib dilakukan oleh anggota yang tercatat sebagai Musi / Musi‟ah (anggota yang telah berwasiyat) yang besarnya minimal 1/10 dari penghasilan setiap bulannya. Seperti Buku Peket Mubayyin Baru
9
Buku Peket Mubayyin Baru
BAB – IV
bahwa kemenangan Islam kedua kalinya akan diraih melalui seorang atau beberapa orang laki-laki keturunan bangsa Farsi.
TUGAS ANGGOTA JEMAAT DALAM MENYONGSONG ABAD KEMENANGAN ISLAM YANG DIJANJIKAN 4.1. UPAYA ANGGOTA DALAM MENYONGSONG KEMENANGAN ISLAM YANG KEDUA KALINYA.
Sesuai dengan hadits Bukhari tersebut, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as., lah orangnya. Karena hanya beliaulah keturunan Farsi yang mendakwakan diri sebagai Imam Mahdi, yang kemudian dibuktikan dengan adanya tanda samawi berupa dua gerhana (bulan dan matahari) dalam satu bulan Ramadhan. Nenek moyang beliau adalah keturunan dari Hazrat Fatimah ra. & Hazrat Ali bin Abi Thalib. Putra beliau yakni Hazrat Husein memiliki putra bernama Hazrat Zainal Abidin yang menikah dengan gadis bangsawan asal Farsi. Dan dari keturunan Hazrat Zainal Abidin yang kemudian pindah ke Qadian-India, maka lahirlah Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as.
ABAD
Dalam surat Al Jum‟ah ayat : 2 – 3, Allah Ta‟ala berfirman : “ Dia lah yang mengutus ditengah-tengah bangsa yang buta huruf
seorang rasul diantara mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka tanda-tandaNya, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan hikmah. Walaupun sebelumnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata.
Sejak tahun 1889 Jema‟at Imam Mahdi yang dimaksud Rasulullah SAW, yang akan memenangkan kembali Islam di atas semua agama di dunia ini, telah terbentuk. Melalui para mubalighnya, mereka menyebarkan ajaran Al Qur‟an dan keindahan Islam ke seluruh pelosok penjuru dunia, baik ke Eropa, Amerika yang merupakan tempat tinggal Dajjal, dan juga ke belahan bumi lainnya.
“ Dan juga kepada kaum lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” Berkenaan dengan ayat di atas, hazrat Abu Hurairah ra. Menerangkan bahwa “ kami sedang duduk dekat Nabi Muhammad SAW ketika surat Al Jum‟ah itu turun. Sahabat-sahabat bertanya mengenai siapakah yang dimaksud dalam ayat tersebut, tentang “ Kaum lain dari mereka yang berlum berhubungan…. (wa akhorina minhum…)” tersebut. Diantara kami terdapat seorang yang bernama Salman dari Farsi ( Iran ). Setelah diam untuk beberapa saat, kemudian Rasulullah SAW meletakkan tangannya di atas pundak Salman Al Farsi seraya bersabda :”Jika iman telah terbang
ke bintang Tsurayya, beberapa orang laki-laki atau seorang laki-laki dari antara orang ini (asal Farsi / Iran ) akan mengambilnya kembali.”
Dalam upaya mengibarkan kembali bendera Islam dan keagungan Rasulullah SAW, Jema‟at ini telah berusaha keras untuk senantiasa menarik umat manusia yang tersesat untuk kembali pada Khaliknya, untuk kembali kepada ajaran samawi yang diridhai Allah Ta‟ala. Usaha-usaha Jema‟at dalam menyampaikan suara kebenaran Islam, dilakukan dengan berbagai upaya, seperti melalui penyebaran mubaligh-mubalighnya, pencetakan Al Qur‟an dalam berbagai bahasa di dunia dan buku-buku karya Imam Mahdi, juga melalui siaran televisi yang dimilikinya.
Ayat tersebut menerangkan dengan jelas kepada kita bahwa melalui Rasulullah SAW, umat Islam akan mengalami kemenangan dan kejayaan, karena beliau akan senantiasa membimbing dan mengawasinya. Dan kemenangan yang kedua kalinya akan diraih melalui kaum lain yang sebelumnya belum pernah berhubungan dengan Rasulullah SAW. Dan beliau menerangkan kaum tersebut adalah dari keturunan bangsa Farsi. Sebagaimana hadits di atas
Salah satu usaha yang luar biasa, yang sebelumnya pun telah dinubuwwatkan Rasulullah SAW, bahwa “Matahari (Islam) akan terbit dari barat “ adalah dengan tampilnya MUSLIM TELEVISION AHMADIYYA (MTA). Station Televisi ini mengudara dari kota London, selama 24 jam tanpa henti. Dan acara yang disiarkannya senantiasa program-program yang bernafaskan Islam, tanpa diselingi Iklan. Melalui siaran MTA ini diharapkan keindahan ajaran
Buku Peket Mubayyin Baru
10
Buku Peket Mubayyin Baru
Islam akan sampai kepada pelosok-polosok yang sebelumnya tidak pernah mengetahui betapa indahnya Islam, sehingga diharapkan akan menarik ghairat umat manusia untuk kembali kepada Khaliknya.
dalam urusan Jema‟at. Bagaimana mungkin seorang wanita Ahmadi bisa berkhidmat dengan baik terhadap Jema‟at apabila suami yang harus ia patuhi menolak kebenaran Ahmadiyah. Bukannya akan mendorong istri untuk berhidmat di Jema‟at malah sebaliknya akan menarik sang istri untuk menjauh dari Jema‟at. ( Itulah salah satu penyebab mengapa Jemaat Ahmadiyah tidak berkembang pesat di Indonesia, padahal usia Jemaat di Indonesia sudah mencapai 80 tahun. Salah satu alasannya adalah karena orangtua-orangtua Ahmadi membiarkan putra-putri mereka menikah dengan ghair Ahmadi ).
Untuk bisa mencapai keberhasilan dalam meraih Kemengan Islam yang dijanjikan itu, tentunya diperlukan pengorbanan dan usaha keras Jema‟atnya. Kita sebagai anggota Jema‟at hendaknya terus berusaha untuk membantu setiap program yang dicanangkan Khalifah kita. Senantiasa mengikuti intruksi dan nasehat beliau. Perkokoh diri dengan semangat berkhidmat. Perkuat jiwa kita dengan semangat pengorbanan. Pelajari sebaik mungkin mengenai Islam dan ke-Jema‟at-an. Tambah pengetahuan dan wawasan spiritual kita, sehingga kita akan menjadi anggota yang berkualitas dan keberadaan kita akan dapat membantu mempercepat proses kemenangan Islam yang dijanjikan itu.
Disamping itu peraturan dan tata cara pernikahan dalam Islam yang pada masa kini sudah banyak ditinggalkan umatnya, semestinya dihidupkan kembali oleh Jema‟at Ahmadiyah yang notaben-nya sebagai umat terbaik pada masa sekarang ini. (Bahkan tidak jarang umat Islam sendiri merasa asing dengan tata cara pernikahan Islami ).
4.2. PROGRAM BESAR HAZRAT KHALIFATUL MASIH KE-IV R.A. DALAM MENYONGSONG ABAD KEMENANGAN
b. Program Wakaf-In-Nou Dengan adanya pernikahan antar anggota, kita berharap akan terlahir putra-putri Ahmadi yang shaleh/shaleha, yang diharapkan akan menjadi tulang punggung Jema‟at dimasa mendatang.
Dalam mempersiapkan dan menyongsong abad kemenangan Islam yang insya Allah akan diraih melalui Jema'a‟ Ahmadiyah, Khalifatul Masih ke-IV, (Hz. Mirza Taher Ahmar r.a) telah mencanangkan tiga program besar, yang ketiganya saling berkaitan satu sama lainnya, dan sangat berperan dalam menentukan maju mundurnya Jema‟at ini. Ketiga program itu adalah :
Hazrat Khalifatul Masih ke empat r.a., telah mencanangkan “program Anak Wakaf”. Yakni setiap keluarga Ahmadi agar mewakafkan putra-putrinya yang akan lahir untuk menjadi penghidmat pada Jema‟at. Gerakan Wakaf-In-Nou ini dicetuskan pada tahun 1987 sebagai hadiah bagi abad ke dua Jema‟at Ahmadiyah.
a. Program Ristha Nata Program Ristha Nata adalah program perkawinan antar anggota, yang pada mulanya dicetuskan Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as. Program ini merupakan program utama Ahmadiyah, dengan tujuan agar setiap anggotanya bisa bersatu dalam satu ikatan yang tidak dapat dipecahkan oleh siapapun. Wanita atau Pria Ahmadi tidak diperkenankan menikah dengan Pria atau Wanita diluar anggota Ahmadi ( Ghair Ahmadi ). Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi jangan sampai ada pihak lain yang turut campur Buku Peket Mubayyin Baru
Bagi anggota yang hendak mewakafkan hendaknya mendaftarkannya sejak anak itu kandungan.
putra-putrinya masih dalam
Hazrat Khalifatul Masih ke-IV r.a., bersabda bahwa insya Allah umat Islam pada masa mendatang akan terdiri dari anak-anak Ahmadi. Semakin lama insya Allah akan semakin banyak umat manusia yang masuk kedalam silsilah Jema'‟t ini, karena mereka 11
Buku Peket Mubayyin Baru
semakin menyadari bahwa agama yang sesuai dengan fitrat manusia, hanyalah Islam. Dan untuk mengantispasi berlimpahnya para mubayyin baru ( anggota baru ) diperlukan DA‟I handal yang siap berkhidmat. Dan para DA‟I itu adalah anak-anak wakaf yang sebelumnya sudah dipersiapkan Jema‟at.
pada tahun 2008 beliau atba mencanangkan 50 % anggota Jemaat akan menjadi anggota Al Wasiyat. Menjadi Anggota Al Wasiyat sangatlah penting bagi para Jemaat, karena menurut sabda Hz. Imam Mahdi, bahwa pada hakikatnya Ahmadi yang hakiki adalah mereka yang telah mewasiyatkan dirinya ( melalui program Al Wasiyat ). Bai‟at hanya dimulut saja apa artinya, tanpa mengikuti wasiyat beliau a.s, yang terakhir.
c. Program Bai‟at International Dari hasil kerja keras para Ahmadi dalam menyampaikan tabligh ke seluruh pelosok dunia, dan untuk mengevaluasi sejauh mana keberhasilan pertablighannya, maka setiap tahun Hazrat Khalitaful Masih ke-IV r.a, menyelenggarakan PROGRAM BAI‟AT INTERNATIONAL. Kegiatan ini dilaksanakan setiap akhir bulan Juli.
Oleh karena itu bagi saudara-saudara yang baru masuk dalam Jemaat ini pun, hendaknya memiliki cita-cita dan keinginan agar pada akhirnya menjadi anggota Al Wasiyat.
Melihat kenyataan yang telah berjalan selama beberapa tahun sebelumnya ( 1994 – 2001 ), target pembai‟atan mubayyin baru selalu dapat dicapai dengan hasil yang gemilang. Setiap tahunnya yang masuk kedalam silsilah Ahmadiyah selalu melebihi target yang dicanangkan. Setiap tahunnya para mubayyin baru selalu berlipat ganda, sehingga diharapkan dalam abad kedua ini, akan mengIslam-kan sebagian besar umat manusia diseluruh dunia. Insya Allah harapan ini bukanlah harapan kosong, karena program ini adalah program yang mendapat ridha Allah Ta‟ala.
4.4.
Sebagai umat yang telah mengimani Imam Zaman, yang tentunya secara tidak langsung kita ini adalah murid-murid rohani beliau, tentunya kita adalah merupakan umat terbaik di dunia pada masa ini. Kita benar-benar umat yang tunduk kepada pemimpin besar kita, Rasulullah SAW. Namun konsekuensi dari semua itu adalah hendaknya kita mengekpresikan sikap dan perilaku kita sebaik mungkin, sesuai dengan tuntunan dan ajaran mulia Rasulullah SAW.
4.3. PROGRAM UTAMA HAZRAT KHALIFATUL MASIH KE-V ATBA DALAM MENYONGSONG ABAD KEMENANGAN ISLAM.
Sebagai Jema‟at terbaik di abad ini, kita berkewajiban mengajak umat manusia kepada Tuhannya. Tentunya sebelum kita mengajak yang lain untuk melakukan kebaikan-kebaikan, seharusnyalah apabila kita menengok diri kita terlebih dahulu. Sudahkah kita menerapkan semua ajaran mulia Rasulullah SAW secara konsequen ?…. Sudahkah kita mengamalkan amanat Rasulullah SAW untuk senantiasa berkhidmat demi umat manusia sebagaimana yang beliau contohkan ?…..
Dalam menyongsong abad kemenangan Islam di masa mendatang, Khalifatul Masih ke V, mencanangkan program Al Wasiyat. Program Al Wasiyat mula pertama dicetuskan pada masa-masa akhir Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s., namun sampai dengan tahun 2004, anggota yang telah menjadi anggota Al Wasiyat hanyalah 38.000 orang saja. Hal ini tentunya sangat jauh dari harapan, sehingga pada tahun 2005 ini dimana Silsilah Alwasiyat telah genap menjadi 100 tahun, Hz. Mirza Masroor Ahmad atba mencanangkan 15.000 musi/musiah baru akan menandatangani Al Wasiyat. Bahkan
Buku Peket Mubayyin Baru
ANGGOTA JEMA‟AT HARUS MENJADI TAULADAN BAGI UMAT LAINNYA.
Methoda tabligh yang paling praktis dan ampuh dan insya Allah akan berhasil adalah dengan cara memberikan contoh tauladan yang baik. Jadikanlah diri kita sebagai contoh dari apa yang kita ucapkan, karena orang-orang pada umumnya akan lebih melihat 12
Buku Peket Mubayyin Baru
apa yang kita lakukan dari pada apa yagn kita ucapkan. Bagaimana mungkin kita mengajak orang lain agar mengerjakan amal shaleh, apabila kita sendiri tidak melakukannya. Bagaimana mungkin kita mengajak orang lain untuk melakukan pengorbanan harta di jalan Allah, apabila kita sendiri kikir untuk mengeluarkan harta demi kepentingan Allah Ta‟ala. Bagaimana mungkin kita menyuruh orang lain agar bersikap jujur, apabila kita sendiri sering melakukan kebohongan. Bagaimana mungkin orang akan menuruti ucapan kita apabila apa yang kita ucapkan tidak selaras dengan apa yang kita lakukan.
BAB – V UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS DIRI 5.1. PERLUNYA MENINGKATKAN KUALITAS DIRI Sebagai umat manusia yang telah menyatakan diri beriman dengan sebenar-benarnya kepada Allah dan RasulNya, tentunya kita tidak mau menyia-nyiakan setiap detik waktu yang kita lalui. Sebagai mukmin yang baik, kita senantiasa ingin selalu menciptakan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Dan hal itu adalah merupakan ciri khas seorang mukmin sejati. Rasulullah SAW bersabda “ Mukmin yang baik itu adalah yang apabila hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok akan lebih baik dari hari ini.”
Jadikanlah diri kita magnit yang memiliki daya tarik ruhani yang kuat agar orang-orang tertarik dengan daya magnetic kita. Kita belajar dari sejarah, bahwa banyak manusia menerima Islam karena menyaksikan keindahan dan keluhuran budi pekerti yang mulia Rasulullah SAW. Dalam menghadapi setiap problema, beliau selalu bersikap bijaksana. Beliau tidak pernah marah apabila ada orang yang mencaci-maki. Beliau selalu tersenyum ramah jika ada orang yang mencerca dan menghinakannya. Beliau senantiasa menolong setiap orang yang membutuhkan pertolongan, sekalipun orang yang ditolong itu telah menyakitinya. Bahkan beliau senantiasa berdo‟a untuk orang-orang yang telah berbuat aniaya terhadapnya, agar orang tersebut diampuni dari segala kesalahannya. Kalau sebagian saja akhlak mulia Rasulullah SAW dapat kita tiru dan kita terapkan dalam kehidupan sehari-har, maka insya Allah tugas kita dalam menyampaikan suara kebenaran kepada umat manusia, akan menjadi mudah.
Sebagai mukmin yang senantiasa ingin meningkatkan kualitas diri, perlulah kiranya kita belajar banyak baik dari para mu‟alim ( orang-orang berilmu ), ataupun melalui buku-buku dan literatur-literatur. Penulis sarankan (kepada para mubayyin) apabila ingin mengetahui lebih banyak tentang Islam dan ke-Jema‟at-an, ada beberapa buku yang bisa dipelajari dan bisa didapatkan secara gratis di cabang-cabang dimana saudara tinggal. TERBITAN JEMAAT AHMADIYAH 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Insya Allah !
Buku Peket Mubayyin Baru
13
Apakah Ahmadiyah Itu Tiga Masalah Penting Khilafat Telah Berdiri Nabi Isa Dari Palestina ke Kasmir Masalah Kenabian Analisa Khatamannabiyyin Kabar Suka Pengorbanan Harta di Jalan Allah Dasar-dasar Pendidikan Bagi Jemaat Riwayat Hidup Mirza Ghulam Ahmad a.s. Ajaranku Islam ( Karya Hz. Mirza Ghulam Ahmad ) Kemenangan Islam ( Karya Hz. Mirza Ghulam Ahmad )
Buku Peket Mubayyin Baru
14. 15. 16. 17.
Pentingnya Imam Zaman ( Karya Hz. Mirza Ghulam Ahmad ) Bai‟at ( Karya Hz. Mirza Ghulam Ahmad ) Bahtera Nuh ( Karya Hz. Mirza Ghulam Ahmad ) Filsafat Ajaran Islam ( Karya Hz. Mirza Ghulam Ahmad )
2. Anggota Jemaat diharuskan menikah dengan anggota Jemaat lagi. Wanita Ahmadi harus menikah dengan Pria Ahmadi, demikian pula sebaliknya. 3. Anggota Jema‟at tidak diperkenankan merokok.
5.2. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN ANGGOTA JEMA‟AT AHMADIYAH
4. Anggota Jema‟at diwajibkan menyampaikan mengajak manusia kembali kepada Tuhan.
Sebagai suatu organisasi, tentunya jema‟at ini memiliki peraturan-peraturan yang harus dita‟ati oleh anggotanya. Terlepas apakah aturan itu berat atau ringan, yang jelas konsekuensi sebagai orang yang telah berikrar sumpah setia haruslah mematuhinya.
5. Anggota Jema‟at diharuskan melaksanakan pengorbananpengorbanan, baik pengorbanan waktu untuk berkhidmat di jalan Allah, pengorbanan harta berupa candah dan lain sebagainya.
dan
Mengenai sebab-sebab mengapa anggota Jema‟at tidak diperkenankan bermakmum dibelakang Ghair Ahmadi, atau Wanita Ahmadi harus menikah dengan Pria Ahmadi atau sebaliknya, tentunya ada alasan yang dikemukakan Hazrat Imam Mahdi, dan hal itu bisa mendapat keterangan dari para mubaligh Jema‟at atau melalui buku-buku yang membahas tentang hal itu. Namun yang terpenting bagi kita “ bukan alasan Apa dan Mengapa Imam kita melarangnya, melainkan apakah kita mau tha‟at atau tidak !” Bukankah kita diwajibkan untuk “Sami‟na Wa Atho‟na” yakni kami dengar dan kami ta‟at ? Kita telah melakukan ikrar bai‟at kepada Khalifah beliau, artinya kita percaya bahwa keputusan apa pun yang beliau sampaikan adalah untuk kebaikan kita sebagai anggotanya.
Kalau organisasi biasa saja memiliki aturan yang mutlak harus dita‟ati oleh anggotanya, apalagi Jema‟at Ahmadiyah, yang merupakan Jema‟at Allah Ta‟ala. Sebab kalau kita tidak mau menta‟atinya maka sebaiknya keluar saja dari Jema‟at ini, karena sebagaimana yang disabdakan Imam Mahdi bahwa “ apabila
anggota Jema‟at tidak mau ta‟at terhadap aturan yang berlaku, maka dia bukanlah dari golongan Jema‟aku” Artinya walaupun kita mengakui dan terdaftar sebagai anggota, namun pada hakikatnya kita bukanlah anggota Jema‟at beliau.
Dalam Jema‟at Ahmadiyah ada aturan-aturan yang dibuat baik secara lisan maupun tulisan. Contoh Aturan yang tertulis, tertuang dalam “10 syarat Bai‟at” atau “Rules and Regulation”. Ada juga aturan-aturan yang tidak tertulis, artinya Hazrat Imam Mahdi atau para Khalifahnya mengintruksikan melalui wejangan-wejangan, pidato-pidato, atau khutbah-khutbah.
Namun sebagai gambaran umum, mengapa kita tidak diperkenankan bermakmum di belakang Ghair Ahmadi, ada beberapa sebab yang prinsip, yakni : a. Syarat mencapainya pahala shalat berjama‟ah yang sempurna adalah salah satunya hendaknya yang menjadi imam bagi sembahyang adalah orang yang terbaik diantara semua yang akan melakukan shalat berjamaah. Karena imam itu adalah orang yang menjadikan perantara antara makmum dengan Tuhan. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda : “ Jadikanlah
Ada beberapa peraturan yang tidak tertulis yang harus kita ta‟ati dan mendapatkan perhatian kita sebagai Jema‟atnya. Antara lain : 1. Imam kita melarang kita bershalat di belakang orang lain yang bukan anggota Jema‟at ( Ghair Ahmadi ), yakni menjadi makmum dalam shalat.
Buku Peket Mubayyin Baru
tabligh
olehmu Imam, orang yang terpilih diantara kamu, karena mereka itu adalah yang menjadi penghubung antara kamu dengan Tuhan.” Kalau orang tersebut tidak kita kenal, apalagi
14
Buku Peket Mubayyin Baru
yang menolak akan kebenaran Imam kita, bagaimana mungkin kita bisa yakin bahwa orang tersebut bisa menghubungkan kita dengan Allah Ta‟ala (dalam shalat).
penderitaan di dunia ini asal semua itu demi menuju jalan keridhaan Tuhan. Semoga Allah Yang Maha Bijaksana memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang ta‟at kepada Allah dan RasulNya, sehingga insya Allah kita akan mendapat pahala berupa kenikmatan hakiki, yakni menjadi seorang SHALIHIN atau SYUHADA atau SYIDIQIN atau NABIYYIN sebagaimana yang dijanjikanNya dalam Surah An-Nisa : 69.
b. Syarat menjadi Imam sebagaimana sabda Rasulullah SAW haruslah orang yang lebih fasih dalam bacaan Al qur‟annya, yang lebih bertakwa, lebih dulu hizrah dalam kebenaran. Pendek kata lebih segalanya dari makmum. Karena menurut Rasulullah SAW “ apabila yang menjadi imam lebih rendah dari makmum
maka selamanya jama‟ah itu berada dalam kehinaan.”
c.
“ Barangsiapa yang ta‟at kepada Allah dan RasulNya maka mereka itu termasuk golongan orang-orang yang kepada mereka Allah memberikan nikmat, yakni nabi-nabi, sidiq-sidiq, syahir-syahid dan sholihin-sholihin.”
Ibarat seorang prajurit harus tunduk kepada aturan di masingmasing kesatuannya, maka Jemaat Ahmadiyah pun harus tunduk pada peraturan. Sebagai contoh dilapangan upacara, bolehkah seorang prajurit dari kesatuan ARMED berada di belakang pasukan KOPASUS atau sebaliknya ? sedangkan pasukannya sendiri pun berada dilapangan upacara tersebut. Walaupun sebenarnya kedua pasukan itu sama-sama ABRI, tetapi karena aturan menghendaki demikian, maka haruslah seorang prajurit itu patuh pada aturan di kesatuannya. Demikian pula halnya dengan Jema‟at Ilahi ini. Imam kita melarang Jema‟atnya untuk bermakmum di belakang Ghair Ahmadi, maka tugas kita adalah “Sami‟na Wa Atho‟na” Kami dengar dan kami ta‟at.
Billahittaufik wal hidayah !. Cimahi, April 2005 Penulis,
ABU ZAHRA -----------------
d. Kemudian hal lain yang lebih rasionil adalah bagaimana mungkin kita bisa nyaman berdiri ( bermakmum ) dibelakang orang yang jelas-jelas menolak keberadaan Imam kita, sementara kita tahu hal itu. Jadi kesimpulan dari semua itu adalah bahwa apabila Imam Kita melarang sesuatu, tugas kita hanyalah Ta‟at dan Tunduk. Kita percayakan segala keselamatan hidup kita melalui petunjuk ma‟ruf beliau. Ikrar Bai‟at adalah menjual diri kita kepada Allah Ta‟ala melalui para utusannya. Jadi diri kita ini sudah bukan milik kita lagi. Biarkanlah aturan Tuhan menentukan hidup kita. Kita dibenci oleh orang-orang (yang bukan Ahmadi) karena kita konsekuen dengan komitmen kita terhadap aturan Tuhan, tidak apa. Nikmatilah segala dera derita dan kehinaan di dunia ini, asalkan dilangit kita mendapat kedudukan yang mulia dan terhormat. Nikamatilah setiap Buku Peket Mubayyin Baru
15
Buku Peket Mubayyin Baru
Do‟a Rohani Program
e.
Robbikulu syai‟in khodimuka wanshurnaa warhamnaa
robbi
fahfadnaa
Artinya : Wahai Tuhanku, segala sesuau adalah Penulismu, maka lindungilah kami, tolonglah kami dan kasihanilah kami.
Do‟a-do‟a di bawah ini adalah do‟a penting yang sebaiknya diamalkan setiap setelah melaksanakan shalat. Dan ini merupakan do‟a-do‟a yang diintruksikan langsung oleh Hazrat Khalifatul Masih untuk diamalkan setiap anggotanya. a.
f.
Artinya : Wahai Tuhan kami, ampunilah kiranya dosa-dosa kami dan pelanggaran kami dalam kewajiban-kewajiban kami, dan teguhkanlah langkah-langkah kami dan tolonglah kami dalam menghadapi orang-orang kafir.
Astaghfirulloharrobbii minkullidanbin wa aatubu ilaih. Subhanallaahi wabihamdihi subhanallaahil adziim. Allohuma sholi‟alaa muhammadin wa „alaa ali muhammad. – Artinya : Aku memohon ampun kepada Allah
g.
dari segala dosa dan kepadaNya lah aku bertobat. Mahasuci Allah dan segala puji bagiNya. Mahasuci Allah yang Maha Besar. Ya Allah anugerahkanlah rahmat Engkau atas nabi Muhammad dan atas keluarganya. b.
Robbanagfirlanaa dhunuubanaa wa‟isro‟fanaa fii amrinaa wasabit aqdamanaa wanshurnaa „alal qoumil kaafiriin.
Robbanaa afrig alainaa sobronwwassabit aqdamanaa wansurnaa „alalqoumil kaafiriin.
Allohummahdi qoumii fainnahum laaya‟lamuun
Artinya : Wahai Tuhan kami ampunilah kaum kami, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui.
--- ooo Adhiat ooo ---
Artinya : Wahai Tuhan kami, berilah kami kesabaran dan teguhkanlah langkah-langkah kami, tolonglah kami dalam menghadapi orang-orang kafir. c.
Allohumaa inaanaj „aaluka „udzubika min shuruurihim.
fiinuhuurihim
wana
Artinya : Ya Allah, sesungguhnya kami menjadikan engkau perisai dalam menghadapi musuh dan kami berlindung dari keburukan mereka. d.
Yaa hafiidzuu Yaa aziizu Yaa rofiiqu Yaa hayyu Yaa qoyyum biromatika nastaghisu.
Artinya : Wahai Allah Maha penolong. Maha perkasa dan Maha penyantun. Wahai yang Maha Hidup dan Pemberi Kehidupan. Wahai Dzat yang berdiri sendiri dan yang memberikan kekuatan pada makhlukNya. Kami memohon pertolongan dengan perantaraan rahmat Engkau.
Buku Peket Mubayyin Baru
16
Buku Peket Mubayyin Baru
memalingkan mukanya dari Allah Taala ketika ditimpa suatu musibah, bahkan akan terus melangkah ke muka.
SYARAT-SYARAT BAI‟AT DALAM JEMA‟AT AHMADIYAH
6. Akan berhenti dari adat yang buruk dan dari menuruti hawa nafsu, dan benar-benar akan menjunjung tinggi perintah Quran Suci di atas dirinya. Firman Allah dan sabda RasulNya itu akan jadi pedoman baginya dalam tiap langkahnya.
Oleh : Hazrat Imam Mahdi, Masih Mau‟ud a.s. Orang-orang yang bai‟at berjanji dengan hati yang jujur bahwa :
7. meninggalkan takabur dan sombong, akan hidup dengan merendahkan diri, beradat lemah-lembut, berbudi pekerti yang halus, dan sopan-santun.
1. Di masa yang akan datang hingga masuk ke dalam kubur senantiasa akan menjauhi syirik. 2. akan senantiasa menghindarkan diri dari segala corak bohong, zina, pandangan birahi terhadap bukan muhrim, perbuatan fasiq, kejahatan, aniaya, khianat, mengadakan huru-hara, dan memberontak serta tak akan dikalahkan oleh hawa nafsunya meskipun bagaimana juga dorongan terhadapnya.
8. Akan menghargai agama, kehormatan agama dan mencintai Islam lebih daripada jiwanya, harta-bendanya, anakanaknya, dan dari segala yang dicintainya. 9. Akan selamanya menaruh belas kasih terhadap makhluk Allah seumumnya, dan akan sejauh mungkin mendatangkan faedah kepada umat manusia dengan kekuatan dan nikmat yang dianugerahkan Allah Taala kepadanya.
3. Akan senantiasa mendirikan sembahyang lima waktu tanpa putus-putusnya sesuai dengan perintah Allah Taala dan Rasul-Nya, dan dengan sekuat tenaga berikhtiar senantiasa akan mengerjakan sembahyang Tahajud, dan mengirim salawat kepada junjungannya Yang Mulia Rasulullah SAW dan setiap hari akan membiasakan mengucapkan pujian dan sanjungan terhadap Allah Taala dengan mengingat karuniakarunia-Nya dengan hati yang penuh rasa kecintaan.
10. Akan mengikat tali persaudaraan dengan hamba Allah Taala ini, semata-mata karena Allah dengan pengakuan taat dalam hal makruf (segala hal yang baik) dan akan berdiri di atas perjanjian ini hingga mautnya. Tali persaudaraan ini begitu tinggi wawasannya, sehingga tidak akan diperoleh bandingannya, baik dalam ikatan persaudaraan dunia, maupun dalam kekeluargaan atau dalam segala macam hubungan antara hamba dengan tuannya.
4. Tidak akan mendatangkan kesusahan apa pun yang tidak pada tempatnya terhadap makhluk Allah seumumnya dan kaum Muslimin khususnya karena dorongan hawa nafsunya, biar dengan lisan atau dengan tangan atau dengan cara apa pun juga.
Diterjemahkan dari “ISJTIHAR TAKMIL TABLIGH”
5. Akan tetap setia terhadap Allah Taala baik dalam segala keadaan susah atau pun senang, dalam duka atau suka, nikmat atau musibah, pendeknya akan rela atas putusan Allah Taala. Dan senantiasa akan bersedia menerima segala kehinaan dan kesusahan di dalam jalan Allah. Tidak akan
Buku Peket Mubayyin Baru
17
Buku Peket Mubayyin Baru