BIO P2000Z + PHOSMIT PT. ALAM LESTARI MAJU INDONESIA, Deptan R.I.: L 204/HAYATI/PPI/V/2008 (perpanjangan Th. 2000) International Patent: PCT/ID 01/00003 / National Patent: ID 0 000 438 S MURI Kedelai Terbesar, tertinggi dan terbanyak polongnya Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa Bidang Pangan Th. 2009 Anugerah Kalyana Kretya Utama Tahun 2004
Pupuk Bio P 2000 Z adalah pupuk unggulan yang teruji dan terbukti memiliki keunggulan lintas komoditi, lintas ekologi dan lintas teknologi. Pupuk hayati Bio P 2000 Z terdiri dari sekumpulan mikro-organisme indegenus terseleksi dan bersifat unggul yang berguna dan saling bersinergi secara harmonis. Mikro organisme tersebut menjaga, mempertahankan, meningkatkan kesuburan tanah yang berpengaruh pada produksi tanaman yang berkelanjutan. Sekumpulan mikro-organisme unggul berguna yang dikemas dalam pupuk hayati Bio Perforasi terdiri dari dekomposer (Hetrotrop, Putrefaksi), pelarut mineral dan phospat, fiksasi nitrogen, Autotrop (fotosintesis) dan mikroba fermentasi serta mikroba penghubung ( Mycorrhiza ) yang bekerja bersinergi dan nutrisi bahan organik sederhana, seperti senyawa protein/peptida, karbohidrat, lipida, Vitamin, senyawa sekunder, enzim dan hormon; serta unsur hara makro: N, P, K, S, Ca, dan lainnya berkombinasi dengan hara mikro: seperti Mg, Si, Fe, Mn, Zn, Mn, Mo, Cl, B, Cu, yang semua unsur yang disebut di atas diproses melalui cara fermentasi. Unsur hara yang terkandung: N = 2,71-9,5%, P = 1,95-5%, K = 2-6 (3,11%), Mg = 0,04 -0.3%, Co = 5 - 30 ppm, Fe = 0,02 - 0.2%, Zn = 0,05 10,9 ppm , Mn = 7,85 ppm, S = 0,5-1,06%, Ca = 0,2-1,02%, B = 19,7 - 50 ppm, dll (dapat berubah berikut sel ekuilibrium) Mikroba yang terkandung: Azotobacter sp. = 7,0 x 10 6. Bacillus sp. = 7,7 x 10 8. Brady rhizobium sp. = 6,1 x 10 6 Azospirillum sp. = 4,6 x 10 6. Mold (Mycomycetes) = 30,000-100,000 SPK / ml, Level elemen pupuk dalam label kemasan : - Bio Agen: 15-45%, - Bio Aktif: 8-12%, - Bio Ditambah: 35-16% 1. Kemampuan bakteri yang ada di pupuk hayati Bio P 2000 Z diantaranya mengikat kelebihan senyawa racun di alam seperti Al+, Fe2+, Mn2+, H2S, Kemampuan menetralkan Keasaman (pH) tanah sebagai faktor penghambat pertumbuhan tanaman. 2. Kemampuan mengubah Tekstur, struktur dan porositas tanah menjadi lebih baik. 3. Kemampuan Mengelola unsur hara di sekitarnya dan disediakan untuk tanaman. Salah satu keunggulan pupuk hayati Bio P 2000 Z adalah berfungsi sebagai pengelola unsur hara baik di udara maupun di tanah yang siap tersedia setiap saat untuk tanaman. Beberapa proses pengelolaan mikroba tersebut adalah sebagai berikut : 1. Menguraikan unsur yang terikat oleh tanah, Mengubah unsur an organik menjadi unsur hara organik. 2. Memacu metabolisme tumbuh kembang akar dan bagian atas tanaman dengan merangsang hormon auxin, giberilin dan sitokinin serta hormon florigen yang merupakan hormon pertumbuhan pembungaan.
POC PHOSMIT ORIGINAL + EXTRA
Pupuk organic cair merupakan hasil salah satu pupuk yang berbentuk cair yang berisikan unsur hara organic. Proses pembuatan pupuk organic cair ini bermacam-macam, mulai dari proses sederhana sampai pada proses ilmiah. Hal yang yang perlu dipersyaratkan dalam pupuk organic cair adalah kandungan unsur N,P,K dan unsurunsur hara lain yang berperan dalam penyediaan unsur hara tanaman, selain unsur hara, maka pupuk organic cair berisikan mikroba yang mempunyai sifat fiksasi nitrogen dan pelarut phospat. Pupuk Organik berupa cairan suspensi dan media carier berkonsentrasi tinggi, dengan warna coklat abu-abu kehitaman, dengan pH antara 6 – 7,3 Kandungan unsur hara organik terdiri dari: C organik= 4,5 %, N Organic = 4,3 % besi (Fe) = 176 ppm, Mangan (Mn) = 10 ppm, Cuprum (Cu) = 7 ppm, Zink (Zn) = 5 ppm, Boron (B) = 13 ppm, Cobalt (Co) = 0,10 ppm, , Molybdenum (Mo) 0,2 ppm. Kandungan mikrobia: Azotobacter sp, Azospirillum, Bacillus sp., Pseudomonas, Rhizobium sp., Aspergillus pinicillium, Aspergilus ninger, beberapa mikrobia bersifat spesifik dan yeast dengan kepadatan sel masing-masing jenis strain n x 10 2-4.Uji mutu dan uji efektifitas: menyatu sebagai persyaratan pada saat pendaftaran pupuk organik. Keunggulan dari pupuk ”Phosmit” terletak dari bahan yang dibuat dan proses pembuatannya. Keunggulan pada bahan digunakan yaitu pada bahan asli yang berasal dari hewan, tumbuh-tumbuhan dan terutama yang mengandung unsur makro dan mikro bagi tanaman. Namun demikian tanpa adanya proses yang tepat bahan tersebut tidak menghasilkan unsur hara yang optimal. Pada ”Phosmit” dilakukan proses peramuan dan proses fermentasi, sehingga ramuan yang tepat tersebut diproses secara fermentasi oleh mikroba khusus membentuk partikel-partikel organik yang mudah diserap tanaman. Pada proses fermentasi tersebut akan terbentuk enzym-enzym yang berperan pada pertumbuhan tanaman secara optimal. Ketahanan internal dan eksternal terhadap hama dan penyakit. 1) Ketahanan internal diperoleh karena pupuk Bio P 2000 Z dilengkapi dengan unsur hara mikro yang dapat digunakan tanaman. Disamping itu, pertumbuhan yang cepat oleh pengaruh pupuk tersebut, memberikan kemampuan tanaman dari kerusakan hama. sebagai senyawa yang bersifat imun terhadap hama dan penyakit 2) Ketahanan eksternal diperoleh dari supleme n/ Pupuk Organik Cair yang digunakan sebagai pencampur pupuk hayati Bio P 2000 Z. Suplemen yang disebut dengan PHOSMIT selain materi suplemen pencampur pupuk, unsur hara juga dilengkapi dengan pestisida hayati, yaitu pestisida yang dibuat dari rempah-rempah. Suplemen / POC ( PHOSMIT ) yang digunakan sebagai pencampur pupuk hayati Bio P 2000 Z.
Cara Aplikasi Tradisional :
Bahan-bahan yang diperlukan (Cara Tradisional) 1 Liter Pupuk Biop2000Z Pangan/Perkebunan : 1 Kg Gula Pasir/Gula Tebu : 1 Kg Urea 18 Liter Air tanah/Air Bersih. Peralatan yang dibutuhkan: 1 unit ember plastic, 1 unit Jurigen 20 Liter, 1 unit Adukan kayu, 1 unit Alat Penyemprot tanaman I. Cara Tradisional : 1. Larutkan 1 Kg Urea dan 1 Kg Gula pasir dalam 20 liter air ke dalam ember bersih. 2. Pindahkan larutan urea dan gula yang telah dilarutkan sempurna ke dalam jurigen bersih. 3. Kocok 1 liter Pupuk Biop2000Z dan kemudian tuangkan kedalam jurigen yang telah berisi campuran gula dan urea. 4. Kocok Jurigen, pastikan larutan telah bercampur dengan sempurna 5. Simpan Jurigen di tempat teduh (jangan terkena sinar matahari langsung) selama 48jam. 6. Setelah 48jam, Fermentasi sudah jadi, akan timbul gas, buih dan bau wangi seperti tuak. 7. Setiap 1 liter hasil fermentasi, encerkan dengan 7-10 liter air dan siap diseprotkan Cara Penyemprotan 1. Semprotkan secara merata pada tanah, akar, batang dan daun (utamakan pada tanah, untuk perbaikan unsur hara dalam tanah) 2. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada pagi hari antara Pk: 06.00-09.00 atau sore hari Pk: 15.00-18.00 Catatan: 1 Liter Pupuk Biop2000Z dapat digunakan untuk area lahan seluas 1 Ha. Jika lahan kurang dari 1 Ha, proses pencampuran/fermentasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan dengan perbandingan urea, gula atau pupuk phosmit dan Biop2000Z adalah 1: 1. Contoh: Jika lahan hanya 200 m2, maka campuran urea dan gula masing-masing 200 gr dan Biop2000Z sebanyak 200 ml pada cara tradisional. Dan Phosmit Original sebanyak 200 ml pada cara modern
Cara Aplikasi Modern Pupuk Biop2000Z
Bahan-bahan yang diperlukan (cara Modern) 1. 1 Liter Pupuk Biop2000Z Pangan/Perkebunan : 1 Liter Pupuk Organik Phosmit/extra : 18 Liter Air tanah/Air Bersih Peralatan yang dibutuhkan: 1 unit ember plastic , 1 unit Jurigen 20 Liter, 1 unit Adukan kayu, 1 unit Penyemprot tanaman Cara Modern : 1. Campurkan 1 liter Biop2000Z dengan 1 liter Pupuk phosmit original/extra yang sudah dikocok terlebih dahulu ke dalam 18 Liter air bersih didalam jurigen. 2. Campuran telah siap digunakan. Per 1 liter hasil pencampuran, encerkan dengan 7-10 liter air dan siap disemprotkan. 3. Untuk mendapatkan hasil yang lebih dahsyat, lebih baik jika hasil pencampuran di jurigen disimpan selama 2 x 24 jam di tempat yang teduh sebelum digunakan. Cara Penyemprotan 1. Semprotkan secara merata pada tanah, akar, batang dan daun (utamakan pada tanah, untuk perbaikan unsur hara dalam tanah) 2. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada pagi hari antara Pk: 06.00-09.00 atau sore hari Pk: 15.00-18.00 Catatan: 1 Liter Pupuk Biop2000Z dapat digunakan untuk area lahan seluas 1 Ha. Jika lahan kurang dari 1 Ha, proses pencampuran/fermentasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan dengan perbandingan urea, gula atau pupuk phosmit dan Biop2000Z adalah 1: 1. Contoh: Jika lahan hanya 200 m2, maka campuran urea dan gula masing-masing 200 gr dan Biop2000Z sebanyak 200 ml pada cara tradisional. Dan Phosmit Original sebanyak 200 ml pada cara modern
FERRE SOIL ( NPK ORGANIK + MIKROBA BIO P2000Z ) SOIL SELF MANAGEMENT ( MEMBUAT KAYA DILAHAN SENDIRI )
Ijin Deptan no : 12.01.2012.129. Diproduksi : PT. NUSA BERKAT ALAM BOULEVARD GADING BARAT BLOK LC 6/53 KELAPA GADING PERMAI JAKARTA 14240 INDONESIA.
Trobosan spektakuler !!! Inilah penemuan terbaru NPK Organik majemuk "Ferre soil", lebih bertenaga dan dahsyat, komposisinya kebanyakan bibit mikroba google yang diperbaharui, tapi kita cantumkan hanya komposisi NPK dan Unsur organik dan mikronya. Produk trial dah dikirim ke pertambangan Nikel di morowali untuk menyuburkan tanah yang rusak dan beracun, produksi berikutnya sedang disiapkan untuk orderan di timur tengah: Qatar, Saudi arabia, Bahrain dan Dubai. Pupuk FERRE SOIL NPK organik Plus Mikroba BioP2000Z untuk mengatasi dan menyembuhkan Tanah sakit Kronis, jenuh racun, sarang penyakit menjadi produktivitas tinggi. Solusi canggih pecinta produk organik dan reklamasi tambang untuk pertanian. Pupuk organik plus mikroba google dengan fungsi ganda yaitu memperbaiki kerusakan tanah dan mengatur distribusi nutrisi. FERRE SOIL adalah pupuk organik “ Slow Release” yang kaya nutrisi lengkap dan diperkaya dengan mikroba unggul penyubur diformulasikan dengan bahan organic hasil fermentasi yang kaya protein, C-Organik, N-Organik, Mn, Zn,Cu, B, Co, asam amino, senyawa phenol dan ester, asam organic ( humic acid ), enzim dan hormone yang meningkatkan pertumbuhan, kekebalan dan anti stress serta mampu mengembalikan kesuburan tanah. KANDUNGAN NPK FREE SOIL : N: 3,0%, P2O5: 6,3%, S: 3,0%, MgO: 4,0%, C Organik :17%, Humat: 4 %, K20: 4.0%Fe: 9247 ppm, Ca: 24%Mn:1401 ppm, Cu: 218 ppm Zn: 577 ppm
PLUS mikroba penyubur : Tricoderma= 7,0 x 10 3, Mikoriza= 7,7 x 10 4. Azotobacter sp= 7,0 x 10 3, Bacillus sp= 7,7 x 10 4, Brady rhizobium sp = 6,1 x 10 3, Azospirillum sp= 4,6 x 10 3 PLUS hormon pertumbuhan organik: Phytase, Auxin, Giberellin, Cytokinin, Fitoalexin FERRE SOIL mengandung paket mikroba penyubur khusus lengkap dengan nutrisi yang siap membantu dan dipekerjakan untuk membuat lahan anda kaya unsur hara yang cocok ditanami segala jenis tanaman dengan hasil produksi yang melimpah. FERRE SOIL merupakan pupuk NPK Organik dari hasil teknologi paten international “bioperporasi” yang telah terbukti keunggulannya dalam mengatasi permasalahan produksi yang tidak maksimal karena tersumbatnya distribusi hara pada tanaman, keracunan tanah akibat penggunaan pupuk kimiadan pestisida yang berlebihan, defisiensi hara, pemadatan tanah karena miskin bahan organik dan mikro biota tanah yang menjadikan tanah asam dan kehilangan kemampuan untuk menyimpan air. KEUNGGULAN PUPUK NPK FREE SOIL : 1. Meningkatkan mutu dan hasil panen tanaman baik berupa biji, buah, umbi, daun dan batang, proses fotosintesis berlangsung secara efektif sehingga hasil panen lebih berbobot, lebih banyak dan kaya nutrisi. 2. Mempercepat pertumbuhan akar, Cabang batang dan daun secara berimbang sehingga tanaman tampak subur dan sehat serta kokoh. 3. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadapserangan hama dan penyakit serta stress lingkungan (kekeringan). 4. Mengembalikan kesuburan tanah yang telah rusak seperti tanah pertanian yang padat dan asam akibat pemakaian pupuk kimia secara terus menerus dan berlebihan tanah asam yang mampu dinetralkan kembali. 5. Menambah dan memperbanyak mikro biota penyubur tanah yang memiliki kemampuan menghasilkan bahan organik dan hara secara alami. 6. Memaksimalkan penyerapan pupuk yang diberikan kepada tanaman sehingga efisien dalam penggunaan pupuk dan hemat dalam pembiayaan, karena pupuk ferre soil memiliki sifat slow release. Dosis pemakaian 1-3 sendok makan/pot pada tanaman hias. 100kg-300kg/ha pada tanaman komoditas : 1. Ditugal , pupuk dimasukan 5-10cm jarak dari tanaman ke dalam lubang yang ditugal ( tanaman pangan ) 2. Ditanam , pupuk ditanam dalam parit piringan lubang parit 20cm ( tanaman perkebunan ) 3. Ditabur , tabur merata disawah / bedengan dalam kondisi tanah lembab basah macak-macak ( berair ) seperti padi, bawang merah. 4. Disiram , larutkan 1kg dalam 20-50liter dan ditambahkan 300gram gula pasir dan 1-3 liter urine sapi ( 300gr Urea ) , aduk rata dan tutup rapat diamkan semalam, siap dipakai dengan cara penyiraman atau dikucurkan.
Mikroba Google, Bekal Meraih Google Pageran
Mikroba google adalah jenis sebuah mikroba yang berfungsi sebagai pelacak potensi kandungan mineral tanah yang tersembunyi sebagai bioaktivator sehingga diharapkan mampu untuk mengkondisikan kesuburan tanah secara alami. Kemampuan lainnya adalah menetralisir racun dalam tanaman serta membangkitkan gen yang tertidur dalam sebuah tanaman. Nama mikroba google digunakan karena fungsinya seperti mesin pencari pada layanan Google. Yang menemukan mikroba google ini adalah Ir Ali Zum Mashar MSi. Ali merupakan penerima Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa 2009 dari Pemerintah atas temuan mikroba google yang diberi nama Bio P 2000 Z. Produk mikroba google ini diformulasikan dari 18 mutan mikroba unggul dan telah diproduksi secara massal dalam bentuk pupuk cair hayati. Mikroba google juga telah menyandang hak paten internasional Mikroba google adalah solusi untuk mereklamasi lahan kritis, mereklamasi lahan bekas tambang , termasuk untuk mengembalikan daratan akibat tumpukan lumpur Lapindo Porong, di Sidoarjo, Jawa Timur “Dengan menggunakan mikroba tersebut, lumpur Lapindo saya jamin bisa ditumbuhi tanaman dan bisa ditanami lagi dalam tempo satu tahun dengan perlakuan mikroba itu ” jelas Ali Zum Mashar. Reklamasi lahan yang terkena lumpur Lapindo tidak efektif dengan tanaman biasa karena tanahnya mengandung unsur-unsur logam yang bersifat racun untuk tanaman, juga kecilnya partikel lumpur sehingga tanah tidak memiliki pori-pori. Namun setelah penggunaan mikroba google maka akan terjadi perubahan. Pengalaman menunjukkan hasil dari penggunaan mikroba ini di lahan normal terbukti mampu meningkatkan hasil produksi padi hingga dua kali lipat dan kedelai hingga tiga kali lipat. Mikroba dari beberapa kali percobaanya dan kemudian dikembangkan, dikloning dengan jenis mikroba lain pada akhirnya menemukan mikroba google. Semoga bermanfaat bagi alam dan manusia. Penggunaan pupuk mikroba BIO P 2000 Z ternyata turut mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia yang selama ini banyak digunakan oleh petani. Selain menambah kesuburan tanah, penggunaan pupuk mikroba BIO P 2000 Z dapat membuat lahan gambut dan bekas tambang menjadi lahan pertanian yang produktif. Formula pupuk mikroba BIO P 2000 Z ini ditemukan oleh Ali Zum Mashar, mahasiswa program doktor pengelolaan sumber daya alam dan li.ngkungan Institut Pertanian Bogor IPB, telah memperoleh hak paten internasional pada tahun 2000 Mahluk super mini jenis mikroba, itulah yang berperan penting meningkatkan hasil tanah
produktif ini. Keistimewaan mikroba, menurut Ali, mampu menghasilkan zat hara dan nutrisi penyubur tanah. Alumnus Universitas Jenderal Sudirman, Purwokerto itu selama sekitar 10 tahun berkutat meneliti mikroba apa saja yang bisa menyuburkan tanaman, sekaligus ramah bagi manusia mau pun lingkungan. Ali mencari dan memburu mikroba-mikroba yang bagus di daerah gambut yang sangat masam. Di daerah tersebut ada semacam danau yang air gambutnya hitam sekali yang di situ sangat masam dan kehidupan di situ relatif kecil. Tetapi ternyata di situ ada mikroba-mikroba spesial yang hidup dengan baik. Setelah diambil dan dikultur itu adalah mikroba-mikroba bermanfaat dan bukan patogen” Dari hasil perburuan itu, terkumpul 18 jenis mikroba. Dengan formula tertentu, jazad renik itu diadon menjadi pupuk hayati baru, yang oleh Ali diberi nama Bio P 2000 Z. Bio artinya bahan/makhluk hidup, P untuk Perforation technology, 2000 sebagai tahun pembuatan. Z adalah inisial dari nama tengah Ali
“Google Penyubur Tanah” by Majalah Tempo
1 Desember 2009 Tiga tahun menggunakan pupuk organik benar-benar memberikan untung besar buat Suwito Wardi, petani Desa Cikutu, Kabupaten Serang, Banten. Kini produksi padinya melonjak dari 4 ton per hektare menjadi rata-rata 7,5 ton. ”Bahkan pernah mencapai 9 ton,” kata petani berusia 50 tahun ini. Suwito, yang memiliki 60 hektare sawah, pun lantas menjadi penangkar bibit sekaligus pemasok beras di sejumlah kios lokal. Pupuk yang digunakan Suwito sejenis mikroba penyubur tanah yang sudah difermentasi. Pupuk mikroba ini temuan mahasiswa program doktor pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan Institut Pertanian Bogor, Ali Zum Mashar. Pada awal Oktober lalu, pupuk yang diberi nama BIOP 2000Z ini mendapat penghargaan bidang teknologi yang dilindungi hak paten dalam Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa yang pertama kali digelar oleh lima departemen dan kementerian. Mikroba temuan Ali menyuburkan tanah dengan cara mengaktifkan beberapa potensi pada mineral tanah yang tersembunyi dan tidak berfungsi. Mikroba ini tidak hanya menyuburkan lahan pertanian, tapi juga lahan kritis, bahkan bekas tambang. ”Lahan bekas tambang bisa disuburkan kembali dalam jangka tiga tahun. Padahal biasanya lahan tambang bisa kembali subur setelah 30 tahun,” kata Ali, Selasa pekan lalu. Kehebatan temuan inilah yang membuat Ali mendapat anugerah luar biasa tersebut. Di tanah kritis atau berpasir, mikroba tersebut melacak potensi mineral yang tersembunyi dan menjadi bioaktivator tanah sehingga mampu menyuburkan tanah secara alami serta menetralkan racun dalam tanaman dan membangkitkan gen yang tertidur dalam tanaman tersebut. Jadi, selain
menyuburkan tanah, mikroba ini membuat tanaman tumbuh maksimal. Karena cara kerjanya mencari potensi mineral, Ali menamakan temuannya itu Mikroba Google, meniru nama mesin pencari di Internet. Adapun nama BIOP 2000Z merupakan kepanjangan dari teknologi bioperforasi. Angka 2000 adalah tahun pencatatan pada paten internasional, sedangkan Z kependekan Zum, nama tengah sang penemu. Meski sudah memperoleh paten internasional pada 2000, Ali mengatakan proses penemuan mikroba tersebut berlangsung sejak 1996. Sampai saat ini, ia menambahkan, proses penyempurnaan temuannya terus berlangsung. Ia juga membuat produk-produk turunan dan variasi dari mikroba itu untuk keperluan pertanian. Ali, ayah tiga anak, menceritakan penemuan mikroba itu berawal ketika ia diberi tugas mendampingi transmigran proyek lahan gambut sejuta hektare di Kalimantan Tengah. Proyek itu merupakan ambisi Presiden Soeharto pada 1996, yang ingin membuka sawah di lahan gambut di Kalimantan. Ali, yang baru menjadi pegawai Departemen Transmigrasi, bertugas mendampingi transmigran bercocok tanam di lahan gambut itu. ”Saya ikut pada rombongan pertama,” kata sarjana pertanian Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, ini. Setelah berbulan-bulan bercocok tanam, para petani setempat frustrasi karena padi tidak tumbuh. Bekerja di lahan gambut juga berdampak pada keadaan fisik petani. Tingkat keasaman yang sangat tinggi membuat petani kehilangan kuku tangan dan kaki. Ini dampak logam yang berinteraksi pada tanah asam sehingga menggerogoti kalsium kuku. Kelak, proyek lahan gambut itu memang dianggap gagal total, bahkan disebut-sebut merusak lingkungan karena ratusan ribu hektare hutan yang sudah dibuka dibiarkan terbengkalai. Di tengah lahan gambut itulah Ali melihat ada tumbuhan pangan yang dapat hidup dengan subur di lahan terbatas. Tumbuhan itu ibarat seberkas cahaya di ujung lorong gelap. Ali yakin, ada jalan keluar untuk menyuburkan lahan gambut. Ia pun mengambil tanah di dekat pohon yang tumbuh subur itu, lalu memindahkannya ke lubang di lahan gambut yang akan ditanami pohon. ”Ternyata berhasil, pohon yang ditanam tumbuh subur dan normal. Saya yakin ada sekelompok makhluk mini tak kasatmata yang menyuburkan tanah,” katanya. Ali lalu membawa contoh tanah itu ke Jakarta untuk diteliti. Benar saja. Di antara sampel tanah itu terdapat aneka mikroba, seperti Lactobacillus sp, Rhizobium sp, Heterotrop, Saccharomyces sereviceae, Cianobacterium sp, Pseudomonas, dan Ectomycetes. Mikroba-mikroba itu dibiakkan, lalu dicoba di berbagai kondisi tanah dan tumbuhan. Hasilnya, selain menyuburkan tanah, juga membuat pohon tumbuh lebih besar. Kedelai yang umumnya hanya setinggi satu meter, dengan diberi mikroba ini, bisa mencapai tiga meter. Mikroba-mikroba tersebut menyuburkan tanah dan tanaman karena mengeluarkan zat bioaktif. Zat itu meningkatkan energi tanaman. Bila disemprotkan pada tanaman, mikroba masuk ke jaringan tumbuhan melalui stomata yang terdapat pada daun. Zat bioaktif adalah enzim yang berfungsi memotong rantai senyawa yang mengandung fosfat. Hasilnya berupa fosfat aktif yang mudah diserap tanaman. Mikroba seperti rhizobium pseudomonas membantu efektivitas penyerapan unsur hara oleh tanaman. Soal pohon yang bisa tumbuh jumbo, ada pengakuan dari Museum Rekor Indonesia. Pohon kedelai yang ditanam Ali di rumahnya berukuran 3,8 meter, memiliki 2.500 polong. Menurut Robertus L., Manajer Teknologi PT Alam Lestari Maju Indonesia, perusahaan pembuat BIOP
2000Z yang didirikan Ali dan teman-temannya, hasil kedelai dalam satu hektare lahan dengan menggunakan pupuk ini 3-4 ton. ”Biasanya hasil kedelai satu hektare 1,5-2 ton dengan rata-rata seratus polong,” katanya. Ali mengatakan penggunaan pupuk mikroba akan mengurangi ketergantungan pupuk kimia yang selama ini digunakan kebanyakan petani. ”Ini bisa mengatasi kelangkaan pupuk,” katanya. Apalagi dampaknya terhadap produksi pangan sangat besar. Selain menambah subur lahan di Jawa yang selama ini menjadi sentra beras dan palawija, pupuk mikroba bisa membuat tanah gambut dan bekas tambang menjadi lahan pertanian dan perkebunan. ”Saya ingin menyuburkan lahan gambut yang terbengkalai,” katanya. Meski hasil kerja pupuk itu sudah terbukti dan sejumlah kelompok tani memanfaatkannya, Ali mengaku penggunaan pupuknya masih terbatas. Padahal ia sudah berulang kali mempresentasikan temuannya di hadapan sejumlah petinggi Departemen Pertanian. ”Mereka memang menyambut baik dan mendukung penggunaannya secara luas. Tapi, ya sudah, hanya sampai situ,” katanya. Ia berharap pemerintah melalui penyuluh tani mengenalkan pupuk ini kepada petani sampai ke pelosok daerah, sehingga meningkatkan produktivitas. Tak banyak mendapat perhatian di negeri sendiri, Ali justru beroleh tawaran dari sejumlah negara untuk mengembangkan temuannya, antara lain Australia dan Qatar. Tawaran mereka macam-macam. Ada yang menawarkan kepemilikan bersama, pemenuhan kebutuhan hidup kelas satu, hingga pindah kewarganegaraan. ”Ini adalah bagian dari politik pangan mereka,” katanya. Tapi Ali mengaku lebih memilih mengembangkan mikrobanya di Indonesia. ”Saya sudah merasa cukup di sini.” Cara kerja pupuk hayati Bio P 2000 Z yang dapat digambarkan sebagai berikut:
A.Mengurangi seoptimal mungkin faktor penghambat tumbuh kembang tanaman. Faktor penghambat optimalnya tumbuh kembang tanaman adalah kondisi alam yang tidak sesuai dengan faktor tumbuh tanaman. Kemampuan bakteri yang ada di pupuk hayati Bio P 2000 Z diantaranya adalah: 1) Kemampuan yang mengikat kelebihan senyawa racun di alam seperti Al+, Fe2+, Mn2+, H2S, hal ini telah dibuktikan dengan adanya uji lokasi di daerah-daerah bukaan baru yang mengandung unsur-unsur tersebut. Budidaya penanaman dengan menggunakan pupuk hayati Bio P 2000 Z pengaruh racun tersebut pada tanaman menjadi relatif hilang. Setelah di chek laboratorium dapat bukti bahwa kadar unsur tersebut yang bersifat racun jauh berkurang dan diubah dalam bentuk senyawa tidak beracun.
2) Keasaman (pH) tanah sebagai faktor penghambat pertumbuhan tanaman. Budidaya di tanah masam yang biasanya di lahan gambut dengan menggunakan pupuk hayati Bio P 2000 Z telah terbukti tanpa menggunakan kapur atau dolomit tanaman tumbuh subur dan berbuah lebat. Setelah di chek laboratorium pada tanah sehabis panen dapat diketahui keasaman tanah mendekati normal. 3) Tekstur, struktur dan porositas tanah merupakan suatu penghambat pertumbuhan tanaman akibat kejenuhan budidaya dan pengaruh penggunaan pupuk an organik. Beberapa penelitian dilakukan di lahan di Pulau Jawa dapat dibandingkan budidaya menggunakan pupuk hayati Bio P 2000 Z dan dengan yang tidak menggunakan diketahui bahwa tingkat tekstur, struktur dan porositas menjadi lebih baik. Hasil analisis diketahui sebagai berikut: Secara filosofi bahwa bakteri merupakan makluk hidup yang memerlukan kondisi lingkungan sesuai dengan faktor tumbuh yang dimilikinya. Jika ada faktor-faktor lingkungan yang tidak sesuai maka bakteri tersebut dengan sifat biotiknya berusaha mengubah kondisi lingkungan agar nyaman untuk tumbuh kembangnya. B. Mengelola unsur hara di sekitarnya dan disediakan untuk tanaman. Salah satu keunggulan pupuk hayati Bio P 2000 Z adalah berfungsi sebagai pengelola unsur hara yang siap tersedia setiap saat untuk tanaman. Beberapa proses pengelolaan mikroba tersebut adalah sebagai berikut: Menyerap unsur hara bebas di alam baik di udara maupun di tanah dalam proses kehidupan bakteri, hasil proses tersebut berupa unsur hara yang siap diserap oleh tanaman. Termasuk juga unsur racun yang semula menjadi penghambat dapat diubah menjadi senyawa tidak beracun yang siap diserap tanaman. Menguraikan unsur yang terikat oleh tanah yang pada keadaan biasa tidak dapat diserap oleh tanaman, namun dengan bantuan mikrobia di dalam pupuk hayati Bio P 2000 Z maka unsur tersebut terlepas kemudian diikat oleh mikrobia dan selanjutnya disediakan untuk diserap tanaman. Mengubah unsur an organik menjadi unsur hara organik merupakan proses makhluk hidup termasuk bakteri. Unsur an organik baik dari alami maupun pemupukan dicerna dan diikat oleh bakteri yang ada di pupuk hayati Bio P 2000 Z dalam proses kehidupannya. Selanjutnya unsur tersebut akan dilepas sesuai dengan daya serap tanaman. Berdasarkan proses tersebut maka pupuk selalu tersedia bagi tanaman, pemberian pupuk lebih efektif dan efisien karena terikat oleh bakteri sehingga tidak menguap atau terbawa oleh air, unsur hara tanaman disediakan dalam bentuk unsur organik dan mudah terserap tanaman. C. Memproduksi dan merangsang bio aktif seperti enzim, senyawa organik dan energi kinetik yang memacu metabolisme tumbuh kembang akar dan bagian atas tanaman Terdapat 2 sumber bio aktif pada proses pemupukan ini, yaitu: 1) berasal dari pupuk itu sendiri dan 2) hasil kerja bakteri merangsang bio aktif tanaman: a) Bio aktif yang berasal dari pupuk itu sendiri, sewaktu memproduksi pupuk Bio P 2000 Z disertakan juga beberapa hormon yang langsung diserap tanaman dan enzim dan hormon tersebut merangsang pertumbuhan tanaman. b) Bio aktif yang dirangsang oleh bakteri yang terdiri hormon auxin dan hormon pertumbuhan
lainnya yang membuat pertumbuhan vegetatif tanaman menjadi cepat dan besar. Hormon florigen merupakan hormon yang dirangsang oleh mikriobia dari pupuk hayati Bio P 2000 Z. Hormon ini berfungsi merangsang pembungaan, sehingga tanaman dapat berbunga dan berbuah lebih lebat. Berdasarkan fungsi tersebut di atas maka pupuk hayati Bio P 2000 Z merangsang pertumbuhan tanaman lebih subur, dan hasil bunga dan buah lebih lebat dengan pengisian biji yang penuh. D. Ketahanan internal dan eksternal terhadap hama dan penyakit. 1) Ketahanan internal diperoleh karena pupuk Bio P 2000 Z dilengkapi dengan unsur hara mikro yang dapat digunakan tanaman. Disamping itu, pertumbuhan yang cepat oleh pengaruh pupuk tersebut, memberikan kemampuan tanaman dari kerusakan hama. sebagai senyawa yang bersifat imun terhadap hama dan penyakit. 2) Ketahanan eksternal diperoleh dari suplemen/Pupuk Organik Cair yang digunakan sebagai pencampur pupuk hayati Bio P 2000 Z. Suplemen yang disebut dengan Phosmit selain materi suplemen pencampur pupuk, unsur hara juga dilengkapi dengan pestisida hayati, yaitu pestisida yang dibuat dari rempah-rempah. Suplemen/POC (Phosmit) yang digunakan sebagai pencampur pupuk hayati Bio P 2000 Z.
Teknologi Bio P2000Z Sebagai Penyubur Lahan dan Produktivitas Tanaman Akibat pembukaan hutan untuk pertanian, pemupukan yang berlebihan, pemakaian pestisida yang melebihi daya dukung lingkungan adalah penyebab kemerosotan mutu lahan dan lingkungan mikro di dalamnya. Tumpukan residu racun dalam tanah baik yang bersifat alamiah seperti pirit, sulfat masam, alumunium dan residu racun pestisida dan pupuk jika tidak terurai di dalam tanah akan menjadi “racun tanah” dan tanah menjadi “Sakit”. Ion-ion yang tidak seimbang di tanah tersebut cenderung menyebabkan tanah menjadi masam, dan berpengaaruh besar terhadap terhambatnya tumbuh kembang tanaman. Upaya mengembalikan keseimbangan alami melalui penyuburan organik terus digalakkan melalui paket pertanian organik, tetapi banyak orang beranggapan pertanian organik adalah pemakaian pupuk organik seperti kompos yang terasa berat dalam penerapannya dan mahal yang belum tentu sesuai dengan peningkatan produksinya. Pemanfaatan jasa mikroba sinergistik yang mampu membuat bahan organik alami di dalam tanah belum banyak dipahami, padahal kunci dari kesuburan biologi (organik) dikendalikan oleh mikroba ini. Teknologi mikrobial hayati komersial yang dikenalkan dipasaran sebagian besar justru sebaliknya mempercepat penurunan bahan organik didalam tanah seperti EM-4. beberapa teknologi sinergistik yang dikenalkan seperti CM-Series untuk tanaman Padi, Mikorhyza untuk Jagung, dan bakteri-bakteri pelarut fosfat alam belum mampu menunjukkan hasil yang memuaskan sehingga hilang dari pasaran kalah dengan penggunaan pupuk kimia. Telah diketahui bahwa semua mikro-organisme unggul berguna dapat diintroduksikan ke tanah dan dapat diberdayakan agar mereka berfungsi sebagaimana mestinya. Selain itu, sekumpulan mikro-organisme diketahui menghuni permukaan daun dan ranting. Sebagian dari mereka ada yang hidup mandiri, bahkan dapat menguntungkan tanaman. Ternyata diketahui beberapa mikroorganisme tersebut melakukan assosiasi dengan tanaman dan saling memanfaatkan sekresi yang dihasilkan, dimana mikroba memanfaatkan sisa-sisa nutrisi dan cairan mineral tanaman sedangkan mikroba menghasilkan sejumlah senyawa dan energi, nutrisi organik
intermediate yang dapat diserap langsung dan dibutuhkan oleh tanaman untuk memacu metabolisme tumbuh-kembang yang optimal-maksimal tanaman. Prinsip-prinsip di atas telah diungkapkan dalam kaidah-kaidah penerapan pupuk Hayati Bio P 2000 Z. Hal ini dirasa perlu untuk kembali ke keadaan seimbang semula dengan jalan melakukan rekayasa alamiah. Keseimbangan alami dalam tanah secara nutrisional (kimia), mikro-organisme dan tanaman (biologi), kondisi alam dan perlakuan manusia (fisik) diciptakan agar dapat menunjang sebesar-besarnya pencapaian produksi tanaman setinggi-tingginya tanpa mengganggu keseimbangan lestari ini harus menjadi landasan bagi usaha pertanian tradisional maupun modern yang berkelanjutan. Teknologi hayati Bio P 2000 Z dapat menjawab tantangan di atas dan menjamin kualitas dan lestarinya pertanian yang berkelanjutan, tetapi pada kondisi seperti ini diperlukan dukungan pemerintah seperti memberikan subsidi pada petani melalui kebijakan yang kondusif karena petani transmigran jauh dari kemampuan untuk membeli. Pupuk Hayati Bop2000Z merupakan hasil Teknologi Bio Perforasi dengan menggunakan proses yang ke2 (yaitu dengan proses lisis) dalam bentuk mikrobia dan campurannya yang mempunyai kemampuan luar biasa bekerja sama merespon tanaman, sehingga tanaman dapat tumbuh cepat dan besar serta produktivitas meningkat. Hasil Teknologi Bio Perforasi ini tersebut selanjutnya dinamakan dalam bentuk merk dagang pupuk hayati Bio P 2000 Z. Hasil dari teknologi bio perforasi dibuat dari sekumpulan bakteri yang dapat bekerja sama dengan tanaman dalam penyerapan unsur hara. Pada saat ini kandungan bakteri di alam baik di tanah maupun di tanaman sangat berkurang. Padahal bakteri tersebut secara alami dapat membantu proses pengelolaan tanah dan proses pertumbuhan tanaman. Pada awalnya penemuan pupuk hayati Bio P 2000 Z berasal dari berbagai proses yang lama dan panjang. Yaitu berawal dari pemikiran bahwa: Secara alami ada ‘pabrik pupuk’ yang membuat subur tanaman dan tanah tempat tanaman bertumbuh. Namanya, “mikroba,” jasad renik itu banyak jenisnya, diantaranya ada yang menghasilkan unsur natrium, fospat, kalium, dan zat kimia lain yang terdapat dalam pupuk kimia buatan. Mereka memproduksi zat hara dan nutrisi melalui proses bio-perforasi. Selain memberikan zat hara pada tanah, mereka juga bahu-mambahu menciptakan keseimbangan mikro-ekologi ke dalam jaringan secara cepat. Sayangnya, tak semua tanah disusupi mikroba. Di sinilah pupuk hayati Bio P 2000 Z mengambil alih peran mikroba. Untuk mendapatkan mikroba yang berpotensi tersebut dilakukan pencarian/ pemburuan dengan berbagai uji laboratorium dan lapangan kurang lebih satu dekade. Hasilnya terkumpullah 18 jenis mikroba, di antaranya cyano-bacter, azospirella, pseudonomy bacter, dan lain-lainnya. Dari 18 bakteri tersebut diproses secara bio teknologi yaitu dilakukan secara lisis dan bio chemis menghasilkan 11 bakteri yang bersifat mampu mengubah sifat-sifat lingkungan di sekitar tanaman dan juga dapat bersimbiosis mutualis (kerjasama) dengan tanaman. Pada proses tersebut dilakukan pemilihan sifat-sifat baik, dan menggabungkan antar bakteri sehingga diperoleh bakteri baru yang mempunyai sifat-sifat yang mampu mempengaruhi keadaan tanah dan pertumbuhan vegetatif juga generatif tanaman secara spektakuler. Bakteri tersebut dibentuk dengan sifatsifat hidup bekerja sama dengan tanaman hidup, mampu menyerap unsur hara dari alam dan menyediakan unsur hara yang mudah diserap oleh tanaman. Mikro-organisme yang ada di pupuk hayati Bio P 2000 Z dibentuk mempunyai sifat unggul, dengan sistem kehidupan yang dikondisikan sesuai dengan lingkungan tumbuh kembang tanaman. Di dalam pupuk tersebut disertakan pula nutrisi dan unsur hara yang mampu menjadi katalisator dan pemicu pertumbuhan mikro organisme maupun tanaman sehingga kinerja dari mikro organisme lebih optimal Komposisi pupuk hayati Bio P 2000 Z hasil teknologi Bio Perforasi berisikan sekumpulan mikro-
organisme unggul yang terdiri dari dekomposer (Hetrotrop, Putrefaksi), pelarut mineral dan phospat, fiksasi nitrogen, Autotrop (fotosintesis) dan mikroba fermentasi serta mikroba penghubung (seperti Mycorrhiza) yang bekerja bersinergi dan nutrisi bahan organik sederhana, seperti senyawa protein/peptida, karbohidrat, lipida, vitamin, senyawa sekunder, enzim dan hormon; serta unsur hara makro: N, P, K, S, Ca, dan lainnya berkombinasi dengan hara mikro: seperti Mg, Si, Fe, Mn, Zn, Mn, Mo, Cl, B, Cu, yang semua unsur yang disebut di atas diproses melalui cara fermentasi. Cara kerja pupuk hayati Bio P 2000 Z secara komprehenship membentuk dan mengkondisikan keseimbangan ekologis alamiah melalui sekumpulan jasa mikro-organisme unggul berguna yang dikondisikan, bersinergi dengan mikroba alami indogenus dan nutrisi; dan dengan menggunakan prinsip “mem-bioperforasi“ secara alami oleh zat anorganik, organik dan biotik pada mahluk hidup (seperti tanaman) sehingga memacu dan/atau mengendalikan pertumbuhan dan produksinya. Ternyata dengan sistem demikian masalah rendahnya produksi komoditi pertanian dan lahan bermasalah dapat dipecahkan. Mengurangi Penggunaan Pupuk An organik bahkan meniadakannya Makin tingginya harga pupuk anorganik (kimia) serta kelangkaan di pasar disinyalir menyebabkan produksi pertanian kian merosot. Hal ini menyebabkan petani makin terpuruk, jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan terjadinya kelangkaan pangan. Bio P 2000 Z secara ekonomis mampu mengurangi biaya pembelian pupuk anorganik (kimia). Sebagai contoh, satu hektare lahan membutuhkan pupuk anorganik Rp 1.700.000, namun dengan tambahan Bio P 2000 Z cukup mengeluarkan sekitar Rp 800.000 dengan rincian penggunaan Bio P 2000 Z cukup empat liter dan empat liter pupuk organik phosmit, sudah menghemat biaya hingga 50%. Selain itu Penggunaan pupuk ini bisa dikombinasikan dengan pupuk lain, sehingga akan lebih memaksimalkan hasil.Selain menghemat biaya, produksi akan berlipat ganda sehingga panen akan meningkat sampai 300%. Dari beberapa jenis tanaman yang sudah diuji coba Bio P 2000 Z dan kemudian memperoleh penghargaan MURI adalah jenis tanaman kedelai yang mampu mencapai ketinggian empat meter. Padahal tanaman tersebut layak kita jumpai hanya setengah meter. Penggunaan Pupuk Hayati Biop2000Z dan Pupuk Organik Cair Phosmit tidak membahayakan lingkungan dikarenakan unsur mikroba dan hara yang terkandung berasal dari alam. Mikroba berkembangbiak dan kemudian mati secara alami jika tugasnya telah selesai. Mikroba Biop2000Z mampu mengolah tanah menjadi ‘pabrik pupuk alami’ dengan menguraikan zat-zat beracun menjadi unsur hara yang bermanfaat. Hormon yang dihasilkan oleh mikroba tersebut mampu meningkatkan Kesehatan dan ketahanan tanaman terhadap serangan patogen lebih bagus. Bahkan mampu memicu hijau daun secara efisien. Sehingga menciptakan tanaman yang unggul terhadap penyakit dan meningkatkan hasil secara luar biasa.
Kedelai 4 meter, tahu tempe tidak akan menghilang lagi dari pasaran.
Baru-baru ini tersiar berita yang sangat memperihatikan. Tahu dan Tempe menghilang dari pasaran akibat naiknya harga kedelai impor. Sungguh sangat memperihatinkan, tahu tempe yang merupakan makanan khas bangsa Indonesia bisa hilang akibat tidak mampunya petani kedelai lokal untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Secara alami ada ‘pabrik pupuk’ yang membuat subur tanaman dan tanah tempat tanaman bertumbuh yaitu mikroba. Jasad renik ini banyak jenisnya, di antaranya ada yang menghasilkan unsur natrium, fospat, kalium, dan zat kimia lain yang terdapat dalam pupuk kimia buatan. Untuk menciptakan tanaman produktif para ahli tidak harus melakukan rekayasa genetika langsung pada tanaman itu. cukup dengan pupuk yang diformulasikan secara khusus, tanaman kedelai bisa “dipaksa” menghasilkan kacang kedelai berlipat ganda. Tanaman kedelai yang biasanya memiliki tinggi tak lebih dari 70 cm, dengan jumlah polong antara 40 – 80, ternyata bisa “ditingkatkan” menjadi tanaman jangkung setinggi 4,5 m dengan jumlah polong 2.300 – 2.800 polong. Untuk membuat tanaman kedelai menjadi “raksasa”, Ali melakukan rekayasa pada pupuknya. Tanamannya tidak diotak-atik sama sekali. Lingkungan penanamannya pun tidak diberi perlakuan khusus, meskipun sebenarnya kedelai merupakan tanaman subtropis. Yang dia sentuh cuma tanah tempat kedelai itu tumbuh dengan memberi pupuk yang diformulasikan secara spesial. Logikanya, jika tanahnya subur, tentu akan dihasilkan tanaman yang bagus. Hanya saja, Ali tidak lantas latah menggunakan pupuk kimia yang banyak tersedia di pasaran. Ia menggunakan pupuk hayati yang ia rekayasa secara khusus. Mikroba memproduksi zat hara dan nutrisi melalui proses bio-perforasi. Selain memberikan zat hara pada tanah, mereka juga bahu-mambahu menciptakan keseimbangan mikro-ekologi ke dalam jaringan secara cepat. Sayangnya, tak semua tanah disusupi mikroba. Di sinilah pupuk hayati Bio P 2000 Z mengambil alih peran mikroba. Dari hasil berburu mikroba itu, terkumpul 18 jenis mikroba, di antaranya cyanobacter, azospirella, dan pseudonomy bacter. Dengan formula tertentu, para jasad renik itu dicampur menjadi pupuk hayati baru yang oleh Ali diberi nama Bio P2000 Z (Bio = bahan hidup, P = perforation technology, 2000 = tahun pembuatan, Z = Zum, nama tengah Ali). Meski cuma 18 mikroba yang terkumpul, ternyata tidak mudah memadukannya. Ada yang saling membunuh (kanibal), ada ratusan kali percobaan untuk membuat mereka bisa berpadu. Pupuk ini aman
bagi manusia dan lingkungan, karena Secara alami mikroba ini akan tumbuh dan berkembang terus. Namun secara alami pula ia akan mati dengan sendirinya jika sudah jenuh dan tugas dan kewajibannya selesai. Diharapkan, pupuk Bio P2000Z ini bisa menjadi alternatif, menyusul mahalnya harga pupuk kimia dipasaran dan kelangkaan kedelai. Nilai lebih pupuk hayati ini, ia mampu mengembalikan kesuburan tanah yang rusak akibat bertahun-tahun dijejali pupuk kimia buatan pabrik. Endapan pupuk di dalam tanah bisa diurai oleh mikroba dalam pupuk Bio. Petani tak perlu lagi membeli pupuk kimia. Soal harga pun, bisa diadu. Harga seliter pupuk Bio P2000Z dipasaran hanya Rp 150.000-180.000,-. Padahal, isinya setara dengan 200 kg urea (seharga Rp 900.000,-), 50 kg fosfat (Rp 200.000,-), dan setara 40 kg pupuk KCL (Rp 90.000,-). Jika merasa kemahalan, pupuk ini bias diencerkan lagi dengan cara fermentasi selama 48 jam (dengan menambah 1 kg gula/air kelapa, 1 kg urea (bisa digantikan dengan air kencing), dan 20 liter air). hasil fermentasi tersebut bisa diencerkan menjadi 200 liter pupuk cair. Jadi, harganya memurah menjadi sekitar Rp.700-1000/liter. Pupuk Biop2000Z telah diujicoba pada berbagai macam tanaman produksi dan lahan pertanian dalam kurun waktu lebih dari 10 tahun, termasuk pada lahan gambut. Sebagai contoh bukti hasil pemakaian pupuk BioP2000Z, jumlah panen kedelai, yang semula 1,2 ton per ha menjadi 4,5 ton per ha dalam enam kali pemupukan dengan jeda 1 – 2 minggu. Untuk mendapatkan kedelai tingkat raksasa seperti pada gambar, tanaman perlu dipupuk dua kali seminggu. Tiap ada tunas baru, semprotlah daun, batang, dan tanahnya dengan pupuk ini. Pupuk Bio P200Z tercipta dari rasa prihatin melihat kondisi ekonomi petani. Akibat revolusi hijau, produksi pertanian digenjot menggunakan pupuk kimia. Pada awal panen hasilnya memang memuaskan, tetapi untuk selanjutnya petani malah merugi. Setiap musim tanam, petani harus punya modal untuk membeli bibit, pupuk, dan pestisida. Ketika panen, belum tentu petani bisa langsung tersenyum bahagia meraup untung dan menutup utang modalnya. Soalnya, harga jual hasil panen masih bias digoyang untuk menguntungkan pihak tertentu. Petani akan lebih merana lagi jika tanamannya ludes diserang hama. Jika kondisi seperti itu berlangsung terus-menerus, petani bisa makin jatuh melarat dan kemudian menggantung paculnya, ini sangat berbahaya, Indonesia bisa krisis pangan seperti langkanya kedelai dipasaran. Salah satu kunci penyebab kemelaratan petani adalah karena ketergantungan petani dengan pupuk buatan. Takaran penggunaan pupuk buatan ini untuk satu satuan luas perlu terus meningkat. Dari segi biaya, ini tentu menambah ongkos produksi yang memberatkan petani. Pemakaian urea yang berlangsung terus-menerus dan bertahun-tahun juga membuat tanah menjadi seperti plastik. Akibatnya, tanah tidak bias bernapas dan air pun tidak bisa meresap. Ini baru dampak dari urea. Belum lagi akibat pupuk lain seperti TSP dan fosfat yang membuat tanah menjadi asam. Kalau sudah begitu, akar tanaman sulit berkembang dan hidup. Padahal sesungguhnya tanaman bisa subur secara alami tanpa diberi pupuk kimia buatan. Harga Pupuk Medan (Oktober 2013) Last Updated on Monday, 14 October 2013 Urea non-subsidi: 4.200~4.300 ZA/Amsul: 2.250~2.350 Rock Phosphate Mesir: 1.550~1.650 TSP: 4.800~4.900 KCl Rusia: 4.800~4.900
Dolomit mesh 100: 500~550 Kiesrite China sintetis: 2.000~2.150 Borate: 8.800~8.900 Copper Sulphate: 27.000~28.000 Ferro Sulphate: 3.500~4.000 Zinc Sulphate: 7.500~7.700 Catatan: harga Rupiah per kilogram, termasuk ppn10%. cek di http://www.fertibros.com/index.php/dolomite/85-medan CARA MENGGUNAKAN PUPUK HAYATI BIO P 2000 Z A. Dengan cara fermentasi. - Siapkan air 20 liter di ember, berikan 1 kg gula dan 1 kg urea. - Aduk hingga merata, dan tuangkan 1 liter pupuk bio P 2000 Z. - Diamkan 48 jam, setiap 1 liter air fermentasi tambahkan 6 liter air - Gunakan semprotkan untuk 1 ha ke tanah dan tanaman. - Waktu pagi sebelum pkl. 10.00 atau sore sesudah pkl 16.00. B. Dengan cara menggunakan dicampur “PHOSMIT” Phosmit berfungsi sebagai zat yang mampu membangunkan mikroba dari kondisi tidur, dan sekaligus sebagai bahan makanan untuk tanaman maupun mikroba. Dengan demikian, daya kerja penggabungan Bio P 2000 Z dan Phosmit dibuat saling mendorong pertumbuhan tanaman. - siapkan air 200 liter air tambahkan pupuk Bio P 2000 Z 1 liter dan 1 liter phosmit dan siap digunakan untuk lahan 1 ha ke tanah dan tanaman. - Waktu pagi sebelum pkl. 10.00 atau sore sesudah pkl 16.00. Dosis extra tuk lahan gambut, ex tambang,pasir, 3liter bio p kebun+ 3liter phosmit extra tiap 10-15hri + ferre soil 300kg / 10-15hari slama 3bulan. slama 1 th 2liter 20-30hri. stlah 1th 40-60hri buktikan hasilnya. disarankan tuk pembukaan lahan baru setelah 3x aplikasi /1bulan sudah bisa ditanami bibit kedele,jagung, kacag hijau dll sebagai tumpang sari tanaman inti tuk membantu kos operasional kebun sebelum panen tanaman kebun inti.setelah tanaman inti menutupi tanah bisa diganti tanamn sela dgn jenis tanaman teduh spti jahe,kunyit dll. minimal order 1siklus tanam sampe panen perlu 6liter bio p 2000z + 6liter phosmit ( 1dus/12 liter ). harga khusus dari pabrik tuk agen / distributor. order hub. Bimanuar email :
[email protected] ( sms only ) 085378877277 / 02123650877 DOWNLOAD FILE brosur+PERIJINAN klik: https://www.facebook.com/groups/173851086038054/522874224469070/ Cara pemakaian youtobe klik: http://www.youtube.com/watch?v=TxPFAkgwK0A&%3Bnoredirect=1 Penemuan Luar Biasa dimuat di Iptek Talk TVRI : 1. http://www.youtube.com/watch?v=X2D8bcogP3M 2. http://www.youtube.com/watch?v=uizjjmhfq_Y 3. http://www.youtube.com/watch?v=A5ODLdWZGqI Anugerah Presiden : http://www.youtube.com/watch?v=7ZQkf5-84tQ Padi Hibrida : http://www.youtube.com/watch?v=7ZQkf5-84tQ Hibrida Anyer : http://www.youtube.com/watch?v=iBqjnbrTjpI Hasil yang Berbeda Nyata : http://www.youtube.com/watch?v=9BNYkhOyfPU Proyek Mikroba Google Qatar : http://www.youtube.com/watch?v=hgwJOjt7t9A
Perbedaan pupuk kimia vs Bio P2000Z klik: http://www.youtube.com/watch?v=9BNYkhOyfPU&%3Bfeature=relmfu Artikel BioP2000Z klik : https://www.facebook.com/biop2000z
Memacu Produktivitas Tanaman Pertanian dan Perkebunan
Dengan teknologi mutakhir sistem pupuk hayati Bio P 2000 Z; Pupuk hayati Bio Perforasi diramu dari kumpulan mikro-organisme indegenus terseleksi bersifat unggul berguna yang dikondisikan agar dapat hidup harmonis bersama saling bersinergi dengan kultur mikroorganisme komersial serta dibekali nutrisi dan unsur hara mikro dan makro yang berguna bagi mikroba dan komoditas budidaya. Sekumpulan mikro-organisme unggul berguna dikemas dalam pupuk hayati Bio Perforasi terdiri dari dekomposer (Hetrotrop, Putrefaksi), pelarut mineral dan phospat, fiksasi nitrogen, Autotrop (fotosintesis) dan mikroba fermentasi serta mikroba penghubung (seperti Mycorrhiza) yang bekerja bersinergi dan nutrisi bahan organik sederhana, seperti senyawa protein/peptida, karbohidrat, lipida, Vitamin, senyawa sekunder, enzim dan hormon; serta unsur hara makro: N, P, K, S, Ca, dan lainnya berkombinasi dengan hara mikro: seperti Mg, Si, Fe, Mn, Zn, Mn, Mo, Cl, B, Cu, yang semua unsur yang disebut di atas diproses melalui cara fermentasi. Bio Perforasi secara komprehenship membentuk dan mengkondisikan keseimbangan ekologis alamiah melalui sekumpulan jasa mikro-organisme unggul berguna yang dikondisikan, bersinergi dengan mikroba alami indogenus dan nutrisi; dan dengan menggunakan prinsip “mem-bioperforasi“ secara alami oleh zat inorganik, organik dan biotik pada mahluk hidup (seperti tanaman) sehingga memacu dan/atau mengendalikan pertumbuhan dan produksinya. Ternyata dengan sistem demikian masalah tersumbatnya produksi komoditi pertanian dapat dipecahkan. Efek sinergi tersebut diwujudkan dalam bentuk : (1) diredamnya faktor penghambat tumbuh kembang tanaman yang dijumpai dalam tanah,
(2) adanya produksi senyawa bio-aktif seperti enzim, hormon, senyawa organik, dan energi kinetik yang memacu metabolisme tumbuh kembang akar dan bagian atas tanaman, (3) fotosintesis makin efisien karena jalur reaksi Hill teraktifkan, (4) fixasi nitrogen non-simbiotik dan simbiotik meningkat, (5) pasok dan penyerapan hara oleh akar makin efesien, lancar, dan berimbang, (6) ketahanan internal terhadap hama dan penyakit meningkat, dan (7) produksi dan mutu hasil meningkat. Melalui jasa mikro-organisme unggul yang sebelumnya telah dikondisikan terhadap lingkungan tumbuh kembang tanaman serta dibekali nutrisi dan unsur hara, faktor pembatas produksi dan kendala tumbuh asal tanah dan lingkungan dapat direndam sehingga tanaman dapat dipacu berproduksi tanpa menggangu hasil rekayasa konstelasi genetik yang telah dimiliki tanaman sebelumnya. Hal ini seiring dengan tujuan meningkatkan produktivitas hasil dari tanaman varietas unggul yang memiliki potensi genetik tinggi seperti padi Hibrida, PTB dan padi unggul lain yang akan dikembangkan untuk daerah-daerah kritis lebak rentan cekaman kesuburan tanah yang labil. Penggunaan mikroba Bio P 2000 Z secara teratur dan sesuai anjuran ternyata mampu mendongkrak potensi produksi tanaman yang bersangkutan melebihi referensi Genetik yang dimilikinya dan cekaman anasir penghambat dalam tanah. Uji Pembuktian pada padi di lapangan menunjukkan bahwa pada lahan sawah yang masam dan kesuburan rendah dapat mendongkrak tumbuh kembang tanaman dengan performa 2 – 3 kali tanaman normalnya (Kalijati-Subang), pemakaian yang rutin di lahan sawah irigasi yang tua dapat menurunkan pemakaian pupuk kimia sampai 60% dengan diiringi peningkatan produksi padi IR-64 dan Ciheurang (mencapai 8 – 10 ton/ha GKG) dilahan yang sama kontrol petani hanya mendapatkan 4,5 – 5.5 ton/ha. Penerapan Bio P 2000 Z pada padi hibrida Pusaka (umur 90-97 hari) mencapai hasil 9,7 – 10.5 ton/ha (skala petani di Karawang); Padi Hibrida Pusaka 2 hasil mencapai 12 – 14 ton/ha (skala uji coba di Cibitung); Penerapan Bio Teknologi Penyubur ini pada padi PTB (Padi Tipe baru) menunjukkan hasil yang melebihi potensi determinasinya, 10 – 13 ton/ha (dalam penerapan paket bioteknologi Bio P 2000 Z padi unggul di sawah kritis Kalijati-Subang). Keunggulan penerapan teknologi Bio Perforasi pada padi adalah meningkatnya produktivitas dan kualitas beras. Pada padi unggul nasional memacu bertambahnya anakan produktif ratarata 19 – 35 anakan dan kuatnya perakaran (gambar A), tahan rebah dan serangan penggerek batang; malai lebih besar (berisi) sehingga dibanding tanpa Bio P2000Z pada volume gabah kering giling (GKG) yang sama rendemen meningkat 30% – 40%. Karena proses keseimbangan hara ini beras lebih jernih dan tidak mudah remuk/patah saat digiling. Sedangkan hasil kering panen rata-rata riil yang dicapai petani di lapangan adalah 8,5 – 11,5 ton/ha dan yang tanpa Bio P hanya 5,5 – 7,0 ton/ha. Potensi hasil uji coba penelitian dapat menghasilkan gabah 13 – 15 ton/ha. Penggunaan bio P 2000 Z untuk Padi hanya 4 – 6 liter/ha. Penerapan pada jagung telah dikembangkan dalam skala luas di Jawa Tengah, Teknologi ini telah mendongkrak hasil rata-rata panen petani daerah binaan teknologi dari 3 – 4 ton/ha menjadi 6 – 10 ton/ha (Panen telah dilakukan oleh Dirjen Bina Produksi Tanaman Pangan dan Bupati Grobogan Januari 2003)
Pupuk Mikroba Bio P2000Z dan Kedelai Raksasa
16 Tahun lalu petani kedelai kita makmur. Waktu itu produksi kedelai surplus hingga 1,8 juta ton. Namun kejayaan itu tak lama, maklum kran impor dibuka tahun 1998. Gelontoran kedelai dari luar negeri pun terus mengucur, akibatnya petani enggan menanam kedelai. Lahan kedelai terus menyempit. Tiba-tiba kedelai hilang dan harganya melambung, Indonesia pun kelimpungan. Negeri ini sudah sangat bergantung pada kedelai Amerika. Kelangkaan kedelai, seharusnya tidak perlu terjadi jika pemerintah tak mengacuhkan temuan-temuan kedelai plus para peneliti. Pupuk temuan mikroba Bio P2000Z bisa membuat kedelai biasa tumbuh menjadi kedelai raksasa setinggi empat meter. Menyuburkan Pabrik pupuk organik Bio P2000Z berada di Cileungsi, Jawa Barat. Pupuk ini mampu menyuburkan kedelai hingga berukuran raksasa, dengan tinggi hampir empat meter. Jumlah polongnya pun mencapai sekitar 3000 buah. Biasanya, tanaman kedelai paling-paling hanya setinggi 70 cm, dengan jumlah polong rata-rata 50 buah. Penemu pupuk ini adalah Ali Zum Mashar. Belakangan dia begitu sibuk diundang ke berbagai tempat gara-gara kisruh kedelai. Ia diminta memaparkan temuan kedelai supernya. Memang berkat pupuk ciptaannya, kedelai mampu menghasilkan kacang berlipat ganda. Ali Zum Mashar: “Benih ini setaraf dengan lima kedelai lokal yang dulu. Kalau mau kedelaikedelai yang bagus, kita sumber benihnya ada semua” Mahluk super mini jenis mikroba, itulah yang berperan penting menghasilkan kedelai produktif ini. Keistimewaan mikroba, menurut Ali, mampu menghasilkan zat hara dan nutrisi penyubur tanah. Alumnus Universitas Jenderal Sudirman, Purwokerto itu selama sekitar 10 tahun berkutat meneliti mikroba apa saja yang bisa menyuburkan tanaman, sekaligus ramah bagi manusia mau pun lingkungan. Ali Zum Mashar: “Saya mencari dan memburu mikroba-mikroba yang bagus di daerah gambut yang sangat masam. Itu ada semacam danau yang air gambutnya hitam sekali yang di situ sangat masam dan kehidupan di situ relatif kecil. Tetapi ternyata di situ ada mikroba-mikroba spesial yang hidup dengan baik. Setelah kita ambil, kita kultur itu adalah mikroba-mikroba bermanfaat dan bukan patogen” Dari hasil perburuan itu, terkumpul 18 jenis mikroba. Dengan formula tertentu, jazad renik itu
diadon menjadi pupuk hayati baru, yang oleh Ali diberi nama Bio P2000Z. Bio artinya bahan hidup, P untuk perforation technology, 2000 sebagai tahun pembuatan. Tak lupa ia mengabadikan inisial namanya Z. Memanfaatkan mikroba Lalu bagaimana pupuk ini menyuburkan tanah? Ali Zum Mashar: “Di alam ini kan banyak sekali mikroba ya, ada wah, ratusan juta jenis mikroba. Manakala dia sudah kita rubah, dimutankan sesuai kebutuhan kita, maka dia kita taburkan di tanah-tanah yang gersang itu, maka dengan sendirinya dia akan hidup di tanah itu, menggunakan bahan-bahan racunnya tanah itu menjadi berguna, menjadi organik. Nah bahanbahan organik yang diciptakan oleh mikroba itu sebetulnya adalah pupuk organik. Kemudian enzym, hormon, kemudian unsur makro dan mikro yang tercipta dari aktivitas mikroba itu sendiri. Jadi kenapa kita pusing dengan kelangkaan pupuk atau tidak ada pabrik pupuk, kalau memang alam ini juga kita buat menjadi bio reaktor pabrik pupuk?” Pupuk ini juga ramah lingkungan, itulah kelebihan lainnya. Para petani tak perlu lagi menggunakan macam-macam pupuk kimia yang mengancam kelangsungan tanah. Bahkan tanah yang tak lagi subur akibat terus-terusan ditabur pupuk kimia buatan pabrik, dapat subur kembali. Ali Zum Mashar: “Sering kita jumpai tanah itu disebut tanah yang sakit, tanah yang kurus, tanah yang padat, tanah yang terlapisi plastik karena dampak urea. Nah, kalau mikroba-mikroba itu cukup dan jumlahnya banyak, maka racun seberapa pun bisa diserap. Asal gak melebihi daya dukung lingkungan, daya dukung kemampuan mikroba mendegradasi. Kuncinya kan sederhana, bertani secara organik, kan? Atau secara ramah lingkungan kan?” Akrab lingkungan Tak hanya itu, di lahan gambut yang merupakan proyek gagal era Soeharto, kedelai mampu berbuah banyak. Ali Zum Mashar: “Teknologi untuk menyuburkan lahan ada. Kita sudah banyak bukti. Contohnya kedelai di lahan gambut itu bisa punya potensi 4,5 ton per hektar, di lahan gambut Kalimantan tengah. Itu kita sudah pernah coba. Rata-rata kalau hanya mencari 2,5 ton itu gampang di sana” Pupuk itu kini telah dipatenkan secara internasional. Pabrik Ali yang seluas lapangan sepakbola mempekerjakan enam orang, dengan kapasitas produksi hingga dua juta liter sel mikroba. Hasilnya dipasarkan dengan harga per liter maksimal Rp. 100 ribu. Ali Zum Mashar: “Ada 60 unit bioreactor. 40 yang besar, berkapasitas sekitar 4000 liter, per bio reaktor dan ini setiap hari keluar barang, berproduksi. Memang ini kita disain satu harinya itu dihasilkan 11 ribu liter konsentrat mikroba. Nah kalau kita kembangkan, berarti sekitar dua juta liter sel mikroba yang bisa langsung ditebar” Tak butuh lahan besar Bekerja di laboratorium tidak butuh peralatan canggih. Cukup di atas satu petak pekarangan, Ali Zum mengembangkan tanaman kedelai hasil rekayasa. Ali Zum Mashar: “Di sini saya taman sekitar 20 jenis kedelai hasil persilangan-persilangan. Jadi di tempat yang sempit ini mungkin sekitar dari lahan 1500 saya tanam kedelai kita paling sekitar 2500 meterlah untuk penyelamatan temuan, atau pembuatan bibit-bibit jalur kedelai baru. Ya di lahan pekarangan ini. Jadi kalau kita berniat meneliti atau mengawinkan kedelai, kenapa harus kita pakai laboratorium yang canggih? Di lahan-lahan yang kosong bisa, ini buktinya”
Sudah tujuh tahun pupuk buatan Ali dimanfaatkan sejumlah petani. Namun pemerintah hingga kini belum melirik, padahal kehebatan pupuk ini telah teruji. Tak butuh waktu lama untuk melihat hasil panen kedelai melimpah, ketika Wardi beralih menggunakan pupuk bio P2000Z. Ia telah panen tiga kali dengan hasil memuaskan. Untuk lahan seluas satu hektar, Ketua Kelompok Tani Sadatani, di Serang Banten itu mampu menuai kedelai minimal tiga ton. Hasilnya dua kali lipat Wardi: “Sebelum ada pupuk bio P, kedelai kurang dari satu ton per hektar. Tapi setelah menggunakan pupuk-pupuk bio P, di sini bisa mencapai tiga sampai tiga setengah ton. Jadi peningkatannya ya dua kali lipatlah, dua kali lipat lebih” Padahal, menurut Wardi, lahan di Serang sebenarnya tak cocok ditanami kedelai karena tanah tandus bercampur pasir. Wardi : “Di sini pegunungan, sehingga jenis tanah berbatu dan bercampur pasirlah. Di sisi lain itu seperti merah-merah tanahnya, sehingga kalau ditanami kedelai kurang bagus. Tapi alhamdullilah sejak ada bio P tanah berubah menjadi bagus. Jadi ditanami nanti untuk kelanjutannya bisa lebih baik” Keberhasilan di Toba Tanah di dataran tinggi gunung Toba Samosir, Sumatera Utara juga tak kalah gersang dan keringnya. Para petani, menurut Dian Ketua kelompok Tani Toba Samosir, sampai putus asa, ketika mencoba bercocok taman. Apalagi untuk kedelai, pada lahan tak berhumus itu mustahil kedelai bisa tumbuh. Dian: “Susah payah sekali kalau untuk kedelai, karena dataran tinggi Toba tanahnya sangat asam dan gersang. Jadi memang untuk tanaman itu tidak bisa bertahan kalau tanpa bantuan teknologi yang benar. Sehingga kalau ditanami akan kerdil dan tidak tumbuh dan tidak ada humusnya sama sekali” Dengan teknologi pupuk Bio P, lahan yang tadinya mustahil ditanami, bisa menghasikan berton-ton kedelai, berkualitas tinggi lagi ! Dian: “Jagung saja paling tinggi empat ton per hektar. Nah, kemudian dikenalkan bio P, sehingga untuk pembukaan lahan baru saja, yang tanahnya sangat merah itu, langsung hasilnya berlipat, bisa sembilan ton per hektar untuk jagung. Nah untuk kedelai juga meningkat. Jadi, biasanya misalnya satu ton itu sudah berusaha sekali, sekarang bisa meningkat dua setengah sampai tiga ton per hektar. Ketika harga kedelai meroket, Imron mengantongi keuntungan berlimpah. Di lahan satu hektar ia mampu membawa pulang keuntungan bersih sekitar Rp. 11 juta. Padahal dulu, ketika masih menggunakan pupuk kimia, Imron kadang tekor alias rugi. Imron: “Hasilnya sangat memuaskan. Dari satu setengah ton, meningkat menjadi minimal dua setengah ton, sampai tiga ton. Itu kalau satu setengah ton hasilnya, sebelum menggunakan Bio P, petani mengalami kerugian, karena hasilnya paling banter hanya Rp. 4 juta, tapi ongkos produksinya mencapai dua juta. Setelah kami menggunakan Bio P, apalagi diangkat dengan harga kedelai saat ini sekitar Rp. 6000 sampai Rp. 7000, satu hektarnya bisa mencapai hasil kira-kira Rp. 12-15 juta, sementara ongkos produksi paling-paling cuma Rp. 4 juta” Mudah Untuk mendapatkan kedelai super, gampang caranya. Kembali Ali Zum Mashar Ali Zum Mashar: “Petunjuk pemakaian sederhana. Kalau punya lahan satu hektar, misalnya untuk kedelai, penyemprotannya bisa empat sampai enam kali. Misalkan umur 14, umur 21,
umur 30, umur 35 umur 45, atau maksimal sampai umur 50 hari” Waktu penyemprotan pun harus dilakukan sesuai aturan. Ali Zum Mashar: “Pagi-pagi jam enam sampai sembilan. Kalau sore antara jam tiga sampai tujuh. Nah, kalau nyemprot siang-siang bolong kan nanti banyak kena sinar. Begitu cepat kering atau kepanasan, bisa jadi banyak yang mati mikrobanya” Tak hanya untuk kedelai, pupuk ini juga cocok untuk semua jenis tanaman dan buah-buahan. Ali Zum Mashar: “Ini bukan hanya kedelai, semua jenis tanaman. Ada padi, kita dah terbukti waktu panen menteri. Lalu jagung di Sumut juga petaninya fanatik menggunakan ini” Dengan begini, pemerintah, kata Ali Zum, tidak perlu repot mencari lahan berjuta juta hektar untuk menggenjot swasembada kedelai. Namun yang juga tak kalah penting, menurut staf Ahli Menteri Transmigrasi dan Tenaga Kerja ini, jika petani mendapatkan hasil panen melimpah, pemerintah harus tetap melindungi mereka. Saat ini, petani susah tersenyum meraup untung hasil panen. Pasalnya, harga jual hasil panen sering digoyang, sehingga hanya menguntungkan pedagang. Kebijakan hati Ali Zum Mashar: “Buatlah kebijakan dengan hati, dengan kesadaran, dan dengan melihat kenyataan agar masyarakat ini bisa makmur. Artinya apa? Jangan hanya karena kepentingankepentingan tertentu itu menjadi kebijakan yang membunuh petani. Sekarang ini dengan gonjang-ganjing kedelai, masak pedagang jadi pahlawan, masak kalau mereka bisa impor dikasih hadiah Rp. 1000 perkilogram dan dapat bebas bea masuk impor. Bukannya petani yang susah payah yang menjadi pahlawan. Kalau hadiah itu diberikan ke petani, mereka akan raméramé menanam. Kalau hadiah itu diberikan pada importir mereka akan rame-rame impor, nah siapa yang dirugikan petani lagi kan?” Kata Ali, pemerintah tak perlu mencanangkan berbagai target muluk-muluk untuk menggenjot produksi kedelai. Kuncinya cuma satu. Ali Zum Mashar: “Kenapa kita itu gak optimis? Ini permasalahannya kita ini mau serius gak, kalau serius ayo kita gerakkan” Harapan untuk Swasembada Pangan Indonesia. Hitunglah penduduk Indonesia saat ini sudah menembus angka 200 juta jiwa. Hitunglah berapa pangan yang harus tersedia di dalam negeri. Kini terjadi kesenjangan antara produksi pangan dalam negeri dengan kebutuhan pangan. Terjadi ketidakseimbangan supllai dan demand. Impor bahan pangan terus meningkat dari waktu ke waktu. Kondisi ini merupakan ancaman sekaligus peluang bagi kita. Kita perlu meningkatkan produksi pangan dalam negeri. Akankah mikroba BIOP2000Z dapat memberikan manfaat. Menurut saya kita perlu mengoptimalkan temuan putra putri Indonesia, khususnya temuan mikroba penawar tanah tandus ini. Tanah di Indonesia perlu di suburkan. Produksi pangan Indonesia perlu ditingkatkan. Harapan bagi UMKM Sektor Pertanian Indonesia Sebagian besar pelaku UMKM Indonesia adalah yang bergerak di sektor pertanian. Sebut saja petani tanaman pangan dan holtikultura. Petani padi, jagung, kedele, gandum, ubi, pisang, tebu, sayur mayur dan buah-buahan sangat banyak jumlahnya. Demikian juga petani ikan, pembudidaya ikan, nelayan budidaya, nelayan yang menghasilkan produksi produk pangan ikan. Atau pelaku UMKM yang bergerak di sektor peternakan. Peternak sapi, kerbau, kuda, kambing, domba. Peternak unggas, ayam, itik, puyuh, dll. Atau yang bergerak di bidang perkebunan, perkebunan rakyat, kebun karet, kebun sawit, kebun kelapa, hingga kebun di halaman disamping rumah. Semua membutuhkan perhatian kita. Di tangan mereka kita
menggantungkan asa untuk produksi pangan. Produksi produk hewani dan nabati. Bapak/Ibu/Saudaraku, para UMKM Sektor Pertanian Indonesia. Mari kita manfaatkan temuan ini untuk meningkatkan kesuburan tanah pertanian, meningkatkan produksi, meningkatkan pendapatan . Hingga akhirnya dapat memajukan UMKM Sektor Pertanian Indonesia. Terimakasih ALI ZUM MASHAR, semoga ilmu yang Anda berikan menjadi amal sholeh dan bermanfaat bagi rakyat dan bangsa Indonesia.
Wawancara Ekslusif di TVRI
Wawancara ekslusif dengan Ir. Ali Zum Mashar, MA, M.Si, ID, peneliti dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang didampingi Drs. Michael M. Oendoen, MA, Komisaris Utama PT. Changa Halmahera Resources, pada Iptek Talk, Minggu, 25 Juli 2010, pkl. 18.3019.00 WIB di TVRI. Ali menuturkan bahwa penemuan mikroba yang digunakan untuk pupuk organik ini merupakan suatu terobosan baru, karena mikroba yang ditemukan oleh Ali ini cara kerjanya seperti mesin pencari internet (search engine) ‘google’. Mikroba ini bisa mencari kesuburan kemudian mengumpulkannya sehingga bisa dengan mudah untuk dimanfaatkan, seperti menjadikan tanah lebih subur atau mencari potensi tersembunyai yang ada di dalam tanaman muncul. Salah satu contohnya adalah memunculkan gen kedelai sehingga kedelai mampu tumbuh menjadi raksasa dengan ketinggian hampir 2 meter, kemudian kelapa sawit bisa berbuah sangat lebat dan lain sebagainya. Sebagai seorang peneliti Ali merasakan keprihatihan terhadap masyarakat yang hidup di kampung-kampung pedalaman sangat kesusahan dalam mendapatkan pupuk, kemudian juga cara bertani yang selalu mendapatkan hasil rendah. Apalagi ketika Ali ditugaskan di daerah transmigrasi di lahan gambut sejuta hektar dengan sejuta permasalahannya. Hal inilah yang melatarbelakangi Ali untuk melakukan penelitian tentang mikroba untuk pupuk organik. Di lahan gambut Kalimantan Tengah yang paling masam dengan pH 2-3 ini juga Ali mendapatkan anugerah kekuasaan dari Tuhan Yang Maha Esa yang kemudian dilanjutkan dengan penelitian pribadi yang kemudian langsung diujicobakan di lahan tersebut. Ternyata jerih payah Ali tidak sia-sia, lahan gambut yang semua menjadi masalah ternyata bisa mendatangkan anugerah. Tidak hanya di lahan gambut, Ali juga melakukan ujicoba di daerah pasir kwarsa di Kalimantan Tengah untuk memantabkan bahwa makhluk-makhluk kecil (mikroba) inilah yang dapat memberikan kesuburan dan ternyata pasir tersebut menjadi dapat
memproduksi bahan organik dan bisa menjadi media tanam yang bagus. ”Disinilah keberhasilah pertama untuk membuat pasir bisa ditanami berbagai macam tanaman bahkan tanaman sayuran”, kali Ali. Konsep Bioperforasi dalam produksi organik dengan memanfaatkan keseimbangan komposisi mikroba unggul yang ada dalam pupuk organik mikroba google ini telah menunjukkan keajaiban dalam merekayasa tanah marginal menjadi subur untuk pertanian dalam waktu yang singkat (+ 3 bulan), bahkan tumbuh-produksi tanaman dapat optimal dan maksimal meskipun ditanam di lahan marginal seperti lahan Pasir tropis, Gambut, bekas tambang, dan di daerah padang pasir gurun untuk pengembangan tanaman yang sesuai iklim setempat seperti jagung, padi, kedelai, hortikultura dan rumput hijauan ternak serta tanaman penghijauan. Keuntungan yang diperoleh dalam memproduksi komoditi pertanian dengan memanfaatkan pupuk organik ini yaitu : 1) Nilai jual produk tinggi (Premium class), 2) secara komperatif lebih hemat karena dapat menekan penggunaan agroinput seperti pupuk kimia, pertisida dan penggunaan air, sedangkan produktivitas mampu meningkat sampai 300% sehingga biaya produksi per unit produk menjadi lebih rendah, 3) Kesuburan lahan tetap terjamin bahkan makin lama makin meningkat berkat kerja mikroba pensintesis bahan dan unsur organik tanah, 4) Meningkatkan mutu nutrisi dan kelengkapan bahan organik (kompos) yang diproduksi oleh petani sehingga kompos lebih subur, dan 5) Tidak berdampak negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Keberhasilan yang telah dilakukan Ali dalam membuktikan bahwa tanah pasir bisa menjadi subur dan dapat ditanami menarik minat dari negara di Timur Tengah untuk segera memanfaatkannya, a.l. di Arab Saudi, Bahrai, Dubai; juga akan dikembangkan di Srilanka dan Sudan. Ali memiliki keinginan untuk merubah paradigma yang selama ini ada bahwa warga Indonesia yang ke Timur Tengah bukan hanya sebagai TKI tetapi juga sebagai Tenaga Ahli. Ali menjelaskan proses produksi pangan organik tentu berbeda dengan produksi pangan secara konvensional dan kimiawi yang lebih menekankan pada kemudahan dan pemaksaan dalam menghasilkan kuantitas. Cara produksinya telah banyak mengorbankan lingkungan dan keselamatan mahluk lain termasuk manusia. Jika tidak berubah pertanian dengan cara pemupukan kimia berlebihan akan mewariskan malapetaka bagi generasi manusia yang akan datang akibat terkurasnya sumberdaya dan kerusakan kesuburan lahan, terakumulasinya bahan kimia yang penghambat produksi, dan dampak buruk kesehatan yang menakutkan apabila akumulasi kimianya di konsumsi terus menerus. Oleh karena itu ke depan produk pangan hasil cara ini menjadi bernilai rendah dan sulit untuk diekspor, maka produk pangan organik yang menerapkan kaidah kelestarian lingkunganlah yang menjadi harapan masa depan. Dengan adanya peningkatan pada masyarakat akan kesadaran kesehatan dan ekonomi yang lebih baik, otomatis mereka menginginkan kualitas hidup yang lebih baik, dimana kualitas hidup yang lebih baik tentu saja masyarakat tidak menginginkan pula untuk merusak tubuhnya dengan mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung bahan-bahan kimia atau cemaran-cemaran yang merusak lingkungan, merusak tubuh dengan digunakannya pupuk non organik.
Sekitar tahun 2002, Michael mencoba untuk mengaplikasikan apa yang telah ditemukan oleh Ali di daerah Kalimantan yang notabene sebagian besar merupakan rawa-rawa, dan ternyata hasil panen yang didapatkan sangat melimpah. Menurut Michael kalau diprosentasikan keberhasilah tanam bisa mencapai 300 %. Kedelai yang biasa ditanam tanpa menggunakan pupuk organik dari mikroba google hanya menghasilkan 1-1,5 ton per hektar, dengan menggunakan pupuk organik dari mikroba google hasil panen mampu mencapai 4-5 ton per hektar. Bagi seorang pengusaha seperti Michael, hal ini sangatlah menguntungkan dari segi bisnis.
REKLAMASI LUMPUR LAPINDO (inilah.com, Jakarta 3 Nov 2009)
Penemuan mikroba google bisa membuka peluang untuk mereklamasi lahan kritis, termasuk untuk mengembalikan lahan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur. Penemu mikroba google, Ir Ali Zum Mashar MSi bahkan menjamin, lahan yang sudah tertimbun lumpur Lapindo bisa ditanami lagi dalam tempo satu tahun dengan perlakuan mikroba itu. "Dengan menggunakan mikroba tersebut, lumpur Lapindo saya jamin bisa ditumbuhi tanaman dalam tempo satu tahun," katanya di Bogor. "Paling tidak, teknologi ini bisa membantu meminimalisir dampak dari melubernya lumpur tersebut, karena selama ini kita hanya fokus pada bagaimana menghentikan semburan lumpur itu," kata peneliti Depnakertrans yang tengah mengambil program S3 di Institut Pertanian Bogor (IPB) itu. Ali merupakan penerima Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa 2009 dari Pemerintah atas temuan mikroba google yang diberi nama Bio P 2000 Z. Produk mikroba yang diformulasikan dari 18 mutan mikroba unggul tersebut telah diproduksi secara massal dalam bentuk pupuk hayati cair. Produk yang sudah memperoleh hak paten internasional itu mengandung mikroba google yang sudah dibuat dalam keadaan mati suri dan bisa bertahan hingga dua tahun. Mikroba google merupakan jenis mikroba yang berperan sebagai pelacak potensi mineral tanah yang tersembunyi sebagai bioaktivator tanah sehingga mampu mengkondisikan kesuburan secara alami serta menetralisir racun dalam tanaman dan membangkitkan gen yang tertidur dalam tanaman tersebut. Disebut mikroba google karena fungsinya seperti mesin pencari di situs Google. Ia mengatakan, reklamasi lahan yang tertimbun lumpur Lapindo tidak bisa dilakukan dengan tanaman. "Masalah yang dihadapi adalah lumpur mengandung unsur-unsur logam yang bersifat racun terhadap
tanaman serta kecilnya partikel lumpur sehingga tanah tidak berpori," katanya. Selain lumpur Lapindo, mikroba google juga bisa dimanfaatkan untuk mereklamasi lahan bekas tambang, limbah tambang (tailing) dan mengurai sisa minyak (sludge). Penggunaan mikroba ini di lahan normal mampu meningkatkan produksi padi hingga dua kali lipat dan kedelai hingga tiga kali lipat.. Ali mengatakan, penemuan mikroba ini bermula dari keprihatinannya saat masih bertugas di Kalimantan sebagai Kepala UPT Transmigrasi. "Saat itu pemerintah mempunyai program sejuta lahan gambut, dan pada tahun 1996 sudah membuka sekitar 41 juta hektare lahan gambut di dekat Barito Selatan," katanya. Namun, lahan gambut tersebut ternyata tidak bisa ditanami karena tanah tetap masam meski telah diberi kapur serta adanya kandungan logam terendapkan yang menjadi racun bagi tanaman dan mikroba. "Setiap tanam selalu gagal, baik itu tanam padi, jagung, kedelai, sayur. Padahal agro input dari pemerintah sudah luar biasa," katanya. Bahkan, saking masamnya tanah gambut itu, petani-petani di wilayah itu sebagian besar sudah tidak mempunyai kuku kaki dan tangan. "Itu karena logam yang berinteraksi di tanah masam memakan kalsium kuku," katanya. Meski demikian ia masih menemukan beberapa jenis tanaman yang sanggup hidup di tanah yang masam tersebut sehingga Ali kemudian mencoba menanam kedelai dan ternyata bisa hidup dengan akar lebat dan rhizobium. "Tanaman itu bisa hidup karena adanya mikroba tertentu di dalamnya," katanya. Mikroba itu kemudian dikembangkannya dan dikloning dengan beberapa jenis mikroba lain. Temuan itu terus dia kaji hingga akhirnya dia menemukan mikroba google. Kelangkaan pupuk di Indonesia dan harganya yang tinggi menimbulkan masalah bagi petani kita. Padahal, dengan kemajuan teknologi, akan banyak penemuan baru yang nantinya membuat hidup manusia dan semua mahluk hidup di bumi ini menjadi lebih baik dan lebih mudah. Salah satunya adalah penemuan dari Ir. Ali Zum Mashar, MA.M.Si., peneliti di Depnakertrans, yaitu Pupuk Organik Unggul Mikroba Google dengan teknologi Bioperforasi (yang diberi nama Bio P 2000 Z), dengan harga yang relatif murah. Untuk temuan ini, Ali menjadi salah satu pemenang Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa 2009 di bidang pangan. Menurut Ali, mahasiswa S3 program studi Ekonomi Sumber Daya Lingkungan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini, Teknologi Bioperforasi (menyuntikkan mikroba ke dalam tanah) berfungsi untuk menyuburkan tanah dengan memanfaatkan mikroba yang ditambah energi matahari dan air. Fungsi lainnya juga menyuburkan kembali tanah yang tidak subur/lahan kritis, seperti tanah bekas tambang, tanah berpasir, lahan gambut, atau tanah yang sudah rusak/terjadi kekentalan tanah karena penggunaan pupuk kimia yang sudah terlalu lama. Ali mengatakan, pupuk mikroba google sudah pernah diujicobakan pada bekas tambang emas di Kerengpangi, Kalimantan Tengah. Dengan menggunakan 3 liter pupuk mikroba google untuk tiap hektarnya, lahan penambangan emas dapat subur kembali. Sedangkan untuk tanah berpasir, membutuhkan waktu yang lebih singkat. Untuk menyuburkan tanah bekas tambang, ungkap Ali cukup menggunakan pupuk organik ini sebanyak 8 liter per hektar selama 3 tahun, dijamin kondisi tanah menjadi subur kembali. Mikroba google juga dapat mereklamasi lahan kritis akibat tumpukan lumpur Lapindo Porong, Sidoarjo Jawa Timur. “Dengan menggunakan mikroba google, saya jamin dalam tempo satu tahun, lumpur Lapindo bisa ditanami kembali” tegas Ali. Ali menerangkan disebut mikroba ‘google’ karena mikroba tersebut bekerja seperti google, mencari secara otomatis apa yang perlu untuk menyusun bahan organik yang dibutuhkan di dalam tanah. Mikroba google adalah mikroba yang mencari/melacak zat potensial dari kandungan mineral tanah yang tersembunyi sebagai pemacu pembangun biosintesis mikroorganik dan bioaktivator tanah, sehingga mampu mengkondisikan kesuburan tanah secara alami. Kemampuan lainnya adalah menetralisir racun dalam tanaman serta membangkitkan gen yang tertidur dalam tanaman, sehingga memacu pertumbuhan dan produksinya. Ali menegaskan bahan pupuk mikroba google ini bahan hayati baik flora maupun fauna yang digunakan sebagai bahan yang membantu menyuburkan tanah yang gersang atau sebagai nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Penggunaan pupuk cair mikroba google Bio P 2000 Z ini mampu meningkatkan hasil pertanian dua sampai tiga kali lipat. Produksi kedelai meningkat tiga sampai empat kali lipat dari sebelumnya.
Begitu juga dengan hasil pertanian lainnya, seperti jagung, padi, durian, mangga, rambutan, kelapa sawit, karet, dan kakao. Pupuk organik ini, kata Ali, tidak mempunyai efek samping dan ramah lingkungan dan hemat. Selain dapat digunakan oleh petani tradisional, pupuk ini juga dapat digunakan untuk tanaman hidroponik. Untuk aplikasinya, Ali mengatakan telah kerja sama dengan kelompok tani di 30 Kabupaten di Indonesia (antara lain Jawa, Sumatera, dan Kalimantan). Saat ini, telah dibangun Pusat Pelatihan dan Penerapan Bioteknologi di Cianjur, sebagai ajang para petani untuk bertukar pikiran dan juga untuk yang memerlukan pelatihan bertani. Produk jadi pupuk ini berbentuk cair. Petani atau user tinggal menambahkan air sebanyak 200 kalinya dan zat aktifnya sudah bisa dipakai. Kalau biasanya petani menggunakan kompos 1 hektar sebanyak 4-6 ton, dengan pupuk ini cukup menggunakan 500 kg. Saat ini, ungkap Ali, mikroba ini telah berhasil merambah pasaran dalam negeri dan luar negeri. “Petani di Jawa Timur dan Jawa Tengah telah banyak yang menggunakan mikroba ini,” katanya. Pupuknya telah menghijaukan tanah Arab Saudi yang tandus dan juga menghasilkan panen berlipat di ChengDu, China. Tak hanya itu, Malaysia dan Australia turut mengimpor mikroba Google. Saat ini, mikroba Google ini dipasarkan oleh PT Alam Lestari sebagai fabrikator induk. Ali mengharapkan dia bisa membantu petani yang kurang informasi dan teknologi agar lahan sebagai aset dapat mempunyai hasil yang lebih tinggi, yang akhirnya dapat mensejahterakan petani Indonesia. Ali juga menghimbau petani kita bisa percaya diri untuk memberdayakan teknologi ini, kemudian negara kita akan mencapai swasembada pangan. Tak membutuhkan lama bagi Ali untuk mematenkan mikroba Google miliknya. Saat ini, mikroba Google telah mendapatkan empat lisensi paten dari WIPO, sebuah lembaga paten yang berdomisili di Swedia. “Teknologi turunan dari mikroba ini juga akan kami patenkan,” tegasnya
Ubah Gurun Pasir dan Lahan Gambut menjadi Lahan Pertanian
100 % pakai pupuk NPK organik Ferre Soil dan BIO P 2000Z + POC PHOSMIT (cair) : Jagung Hibrida mampu bertongkol produktif 2-4 tongkol/ tanaman, Kedelai tumbuh subur produksi rata-ratanya 3 -4,5 ton/ha per panen ( 2 x rata-rata kedelai India, cina dan brasil ); Bawang merah jadi besar, bawang putih pun tumbuh subur. kenapa pemerintah lebih suka menyuburkan impor daripada berpihak mengembang suburkan karya bangsa sendiri ??? Yah! mereka para pejabat memang pandai panen tanpa harus menanam, oknum pejabat yang bermental broker. ( Ali Zum Muhzar 13 mei 2012 ) Inilah penemuan terbaru NPK Organik majemuk "Ferre soil", lebih bertenaga dan dahsyat, komposisinya kebanyakan bibit mikroba google yang diperbaharui, tapi kita cantumkan hanya
komposisi NPK dan Unsur organik dan mikronya. Produk trial dah dikirim ke pertambangan Nikel di morowali untuk menyuburkan tanah yang rusak dan beracun, produksi berikutnya sedang disiapkan untuk orderan di timur tengah: Qatar, Saudi arabia, Bahrain dan Dubai. KEDATANGAN profesor dari Arab Saudi awal 2009 menjanjikan tantangan baru bagi Ali Zum Mashar. Profesor Nabil Y Kurashi, salah satu ilmuwan penting di Arab, mewakili negaranya datang menemui Ali di Indonesia. Mereka rupanya penasaran dengan Strain (varian) mikroba temuan Ali yang bisa menyuburkan lahan marginal seperti pasir, gambut, bahkan bekas galian tambang. Di kepala mereka, tebersit harapan menghijaukan gurun pasir. Ali lantas membawa profesor Universitas King Faisal tersebut ke laboratoriumnya di Cianjur dan Bogor. Utusan negara kaya minyak itu terkesan. Strain mikroba temuan doktor dari Institut Pertanian Bogor itu bisa menyuburkan pasir, tahan perubahan iklim yang ekstrem, bahkan bekerja sangat baik pada eks lahan tambang. Penerapannya juga mudah. Bagaimanapun, di negara-negara berpadang pasir, bertani di gurun ialah obsesi. Apalagi Arab Saudi punya gengsi setidaknya mengimbangi teknologi pertanian Israel yang maju. Ali pun dipinang. Tawaran itu mengobarkan jiwa peneliti Ali. Dalam benaknya, gurun hijau akan menjadi penyeimbang emisi yang diakibatkan bahan bakar-Arab Saudi ialah negara kaya minyak. Mantan pembina transmigrasi di Kalimantan Tengah itu menyanggupi. Jadilah proyek bermodal dana hibah itu berjalan dengan salah satu rencana ialah mendirikan pendidikan agrikultural. Sebagai awalan, ada lahan seluas 300 hektare di Dubai dan 30 hektare di Jeddah yang siap digarap. Untuk proyek itu, Ali menyiapkan satu tim ahli pertanian. Ali juga mengajak serta ahli kultur jaringan. Mikroba unggulan pun disiapkan untuk berkerja menjadikan gurun berpasir sebagai tanah pertanian. Sebetulnya, pinangan Arab Saudi bukan satu-satunya tawaran dari luar negeri. Ali semata tertarik karena tantangan menyuburkan gurun. Plus, mengirimkan ahli pertanian dan formula penting untuk menyulap gurun pasir sebagai lahan pertanian ialah langkah penting Indonesia menjadi lebih terhormat. “Bagi pemerintah, pengiriman TKI (tenaga kerja Indonesia) ke Arab ialah sumber devisa. Bagi TKI, itu sumber penderitaan. Tapi tetap dilakukan juga toh? Saya kira mengirimkan tenaga ahli ke sana kan jauh lebih terhormat,” ujar Ali, Sore itu Ali tengah bertemu kolega bisnisnya. Maklum, menjadi peneliti di Indonesia harus tangkas menggerakkan roda kesejahteraan sendiri. Salah satu produknya ialah pupuk hayati BioP2000Z-pupuk berbahan baku ragam mikroba. Bagi petani, pupuk organik itu benar-benar menjadi solusi. Panen kedelai, misalnya, berlipat ganda setelah menggunakan pupuk buatan Ali. Lahan 1 hektare yang biasanya hanya menghasilkan 1-1,5 ton menjadi 4 ton. Padahal kedelai itu ditanam di lahan gambut yang hanya memiliki sedikit unsur hara. Pupuk buatan Ali terbukti andal untuk ragam palawija dan sudah dipatenkan internasional-mulamula di Swiss lalu menyusul 121 negara. Lantaran itu pula, Ali dianugerahi penghargaan Hak Kekayaan Intelektual Luar Biasa tahun 2009. Ali juga didapuk menjadi Staf Ahli Menteri Transmigrasi dan Tenaga Kerja. “Mudah-mudahan implementasi teknologi pe-nyuburan lahan di negara ini tidak kalah cepat dengan Arab Saudi,” kata Ali. Sekilas, ada nada miris pada pernyataannya. Kerap kali, teknologi yang tersedia tidak cepat diimplementasikan meski rakyat nyata-nyata membutuhkan. Ali menyebutkan, ekspor pengetahuan-nya ke Arab Saudi ialah bagian dari mengamalkan ilmu. “Ini kemerdekaan saya sebagai ilmuwan,” ujar Ali. Berburu mikroba
Lebih dari separuh hidupnya, Ali bergumul dengan mikroba. Sejak kuliah pertanian di Universitas Soedirman Purwakarta, Jawa Tengah, Ali sudah menemukan banyak varian mikroba. Mental penelitinya diuji sejak menyiapkan skripsi. Saat itu Ali berupaya menghidupkan mikroba di media air jambu mete yang keras. Penelitiannya tergolong tidak umum di antara rekan-rekannya satu jurusan yang banyak meneliti tempe dan nata de coco. Laboratorium yang dipakai bersama-sama membuat sampel Ali kerap terkontaminasi. Saat dibekukan di mesin pendingin tukang es malah terkontaminasi garam. Air jambu mete jadi asin. “Akhirnya pakai oven. Saya panas-kan sampai 200 derajat. Saya pakai sarung tangan dan melakukan pemindahan kultur di oven. Ya panas, tapi bisa,” katanya, terkekeh. Kelak, pengetahuan sterilisasi ini menuntun kesuksesan Ali mengondisikan lahan gambut di Kalimantan Tengah. Namun saat itu, siasat Ali tidak diamini dosen pembimbing karena melenceng dari prosedur. Penelitian itu dituntaskan Ali dalam tiga tahun. “Ya itulah dosa saya,” kata Ali lalu tertawa. Sukses di lahan gambut Pada 1996, Ali ke Palangkaraya. “Saya melihat sendiri, di sana tidak ada satu pun petani yang mengusahakan lahannya untuk bertani. Jadi mereka tefgantung pangan dari Jawa,” katanya. Lahan di Palangkaraya tergolong ganas bagi pertanian konvensional. Lapisan atasnya ditutupi gambut, sedangkan di lapisan bawah terdapat pasir kuarsa. “Ada yang kemudian membakar gambut untuk bertani. Kalau terus-terusan, Palangkaraya bisa jadi gurun pasir.” Saat itu, Ali membawa strain mikroba temuannya saat kuliah. Dia mencobakan mikroba itu ke dalam pot berisi tanah gambut untuk menanam tomat. Berhasil. Meski belum yakin betul, Ali mulai punya bayangan bahwa gambut tidak seburuk sangkaan orang. Lulus tahun 1997, sarjana baru itu bergabung dengan program transmigrasi andalan Soeharto Proyek Pengembangan Lahan Gambut Sejuta Hektare. Pada 1998, Ali ditempatkan di daerah Kapuas. Faktor kesulitannya tinggi. “Di atas gambut, di bawah racun. Banyak kandungan pirit (FeS2), aluminium, besi dan mangan (Mn).” Lantaran itu lahan Kapuas seolah membal. Jika dipaksakan, tanaman tahunan keburu mari sebelum dipanen. Tanaman musiman seperti palawija juga tidak akan bertahan karena unsur haranya sangat minim. Saat itu, solusi instan datang dari pemerintah. Berton-ton kapur dikapalkan ke Kalimantan untuk menetralisasi keasaman gambut. Satu ten kapur ditebar di atas 1 hektare lahan. Saat Sungai Kapuas meluap, tanah itu kembali asam karena kapurnya tercuci. Sistem drainase juga bukan solusi karena pirit justru masuk ke perairan dan membunuh ikanikan di Kapuas. Ali makin yakin, substansi masalah terletak pada gambut itu sendiri, yaitu bagaimana mengondisikan kesuburannya. Pertanyaan itu menggayuti Ali berhari-hari. Ia belum yakin, temuannya yang sukses di Palangkaraya-membenamkan mikroba pada pasir–bisa berhasil di Kapuas. Saat berjalan-jalan mengunjungi temannya yang bertugas di kawasan dekat Barito Selatan, Ali menemui anomali. “Di sana, gambutnya lebih dalam. Tapi ada tanaman sejenis kacang-kacangan, juga ada yang berdaun lebar. Tumbuhan itu bukan vegetasi asli gambut, tapi bisa hidup normal.” Cepat Ali mengambil sampel dan membawanya ke tempat ia bekerja. Ia melakukan isolasi di laboratorium sederhana. Pengalaman saat skripsi menyelamatkan Ali. “Kuncinya api. Kita bekerja pada tabung reaksi diatas api. Yang penting steril,” ujarnya, tersenyum. Strain mikroba yang ia biakkan itu kemudian dicobakan ke petani binaannya. Beberapa kali,
kedelai, jagung, dan cabai terbukti berhasil ditanam di lahan gambut yang sudah diberi mikroba. Saat ber-tanam padi, Ali seperti berjudi. Dalam sejarah, belum ada yang mampu menanam padi di lahan gambut. Toh Ali berhasil, panen padi menjadi 6 ton per hektare. Keberhasilan itu tersiar cepat. Ahli tanah dari IPB, Profesor Goes-wono Soepardi, termasuk yang angkat topi. Ali mematahkan pendapat buruknya Kalimantan untuk pertanian karena tanah tidak subur -mengandung pasir kuarsa, sulfat masam, pirit, dan gambut. “Tapi orang salah. Iklim di sana luar biasa untuk pertanian. Kalau tanah bisa dikondisikan, kita bisa jadikan Kalimantan sebagai sentra tebu dan singkong. Juga kedelai. Pangan kita bisa mandiri segera. Negara ini akan merdeka lepas dari tekanan-tekanan negara lain,” tegasnya,
Ekspor Pupuk Mikroba ke Arab Saudi
Inilah penemuan terbaru NPK Organik majemuk "Ferre soil", lebih bertenaga dan dahsyat, komposisinya kebanyakan bibit mikroba google yang diperbaharui, tapi kita cantumkan hanya komposisi NPK dan Unsur organik dan mikronya. Produk trial dah dikirim ke pertambangan Nikel di morowali untuk menyuburkan tanah yang rusak dan beracun, produksi berikutnya sedang disiapkan untuk orderan di timur tengah: Qatar, Saudi arabia, Bahrain dan Dubai. Masyarakat di pulau jawa memiliki kebiasaan bertani atau berkebun diluar pekerjaaan seharihari. Karena di pulau Jawa banyak terdapat gunung berapi yang membuat tanah Jawa begitu subur sehingga ibarat tinggal menancapkan tongkat saja besoknya sudah tumbuh pohon baru. Lain halnya di Kalimantan yang memiliki banyak gunung batubara. Akibatnya tanah di Kalimantan tidak terlalu subur. Seringkali tanaman menjadi kering sendiri karena sang akar tersengat panas yang tersimpan dalam tanah, Karena itulah untuk menyalurkan hobi berkebun, warga kalimantan lebih suka menanam dalam pot atau polibag. Di pelosok Kalimantan,banyak ditemui tanah berawa becek yang kita sebut sebagai tanah gambut. Di beberapa daerah ada lahan gambut yang di lapisan bawahnya terdapat pasir kuarsa. Di daerah yang lain ada lahan gambut yang di bawahnya terdapat kandungan racun dan logam tinggi seperti pirit, aluminium, besi dan mangan. Karena itulah saya angkat topi terhadap keuletan para transmigran dari Jawa yang dengan tekun dan sabar mau menjadi petani di Kalimantan sini, padahal tanaman musiman tidak akan bertahan karena unsur haranya yang sangat kurang. Di penghujung masa pemerintahan Soeharto terdapat Proyek Pengembangan Lahan Gambut Sejuta Hektar. Saat itu ada solusi instan dari pemerintah. 1 ton kapur di tebar di atas setiap 1 hektar lahan gambut. Tapi kalau Sungai Kapuas meluap, tanah kembali menjadi asam karena
kapurnya sudah tercuci kembali. Solusi lain untuk membangun sistem drainase, ternyata membuat Pirit masuk ke sungai dan membunuh ikan-ikan di sungai. Pada tahun 1996, Ali pergi ke Palangkaraya sambil membawa strain mikroba temuannya saat kuliah. Dia mencobakan mikroba tersebut ke dalam pot tanah gambut bercampur pasir kuarsa dengan tanaman tomat. Dan cara ini berhasil. Pada proyek gambut sejuta hektar, Ali menemukan bahwa di salah satu lahan gambut di Barito ada tanaman kacang-kacangan dan tanaman berdaun lebar yang tumbuh subur, padahal itu bukan tanaman asli lahan gambut. Langsung saja di ambil tanah di sekitar lokasi itu. Di laboratorium, strain mikroba yang berada di sampel tanah tersebut dibiakkan lalu dicobakan ke petani binaannya. Teorinya berhasil dengan berhasilnya pertanian kedelai, jagung, cabai dan padi di lahan gambut Kalimantan. Bahkan panen padi bisa sampai 6 ton per hektarnya. Karuan saja, Ali mengambil langkah lanjutan untuk membuat pabrik sendiri yang salah satu produknya adalah pupuk hayati Bio P2000Z, pupuk berbahan baku ragam mikroba. Pupuk tersebut diklaim sudah menjadi solusi bagi para petani lahan gambut. Pupuk tersebut bahkan sudah dipatenkan secara internasional di Swiss dan 121 negara lainnya. Tahun 2009, Ali mendapatkan penghargaan Hak Kekayaan Intelektual Luar Biasa. Ali juga diminta menjadi staf ahli Menteri Transmigrasi dan Tenaga Kerja. Awal tahun 2009, datanglah Prof. Nabil Y. Kurashi sebagai utusan Arab Saudi untuk meminta Ali membantu Arab Saudi menghijaukan gurun pasir di sana bersama mikrobanya. Sebagai awal, Ali diberikan lahan 300 ha di Dubai dan 30 ha di Jeddah untuk proyek ini. Untuk itu Ali menyiapkan 1 tim ahli pertanian dan kultur jaringan. Mikroba unggulan disiapkan untuk bekerja menjadikan gurun pasir menjadi tanah pertanian. Ali berkata bahwa bagi pemerintah, pengiriman TKI ke Arab Saudi adalah sumber devisa, padahal bagi TKI itu sumber penderitaan. Tapi toh tetap dilakukan pemerintah juga. Sekarang Pak Ali memilih untuk mengirim tenaga ahli plus mikroba untuk ke Arab Saudi, itu jauh lebih terhormat ketimbang yang dilakukan pemerintah.
KEDELAI UNTUK MAKANAN, PAKAN TERNAK DAN MINYAK BAKAR (SOYBEAN FOR FOOD, FEED AND FUEL) Oleh: Dr. Ir. Listyanto, MSc)
A. Pendahuluan: Kedelai sebagai makanan manusia (food) dapat diketahui dari perannya merupakan salah satu bahan komoditas penting dalam sembilan kebutuhan pokok rakyat Indonesia. Ia cukup populer sebagai bahan baku pembuatan tempe, tahu, kecap, juga dijadikan susu. Kendati tingkat konsumsi kedelai di Indonesia masih rendah, yakni 8 sampai 9 kg per kapita/tahun, namun Indonesia adalah importir kedelai terbesar di Asia. Pada tahun 2004 Indonesia masih mengimpor sebanyak 1,1 juta ton dan pada 2006 impornya mencapai 1,2 juta ton dengan nilai mencapai Rp 3 triliun/tahun. Selain sebagai makanan langsung berupa biji dan hasil olahan, secara besar-besaran kedelai dapat dijadikan minyak goreng. Data Oil Word 2004-2005, menunjukkan bahwa dari 136,94 juta metrik ton konsumsi minyak makan (edible oil) dunia, kedelai menyumbang 32,68 juta metrik ton (23,9%) dan Minyak Goreng Sawit (MGS) menyumbang 33,14 juta metrik ton (24%). Selebihnya dari minyak matahari, kanola, zaitun dan jagung (Khomsan A., 2006). Sebelumnya minyak kedelailah yang paling tinggi pangsanya. Kedelai juga sebagai pakan ternak (feed) yang termasuk bahan kebutuhan utama. Baik untuk sapi, ayam, ikan dan lain-lainnya. Pakan ternak dari kedelai ini pada umumnya dihasilkan dari ampas kedelai (bungkil) yang telah diambil minyaknnya. Kebutuhan bungkil kedelai sebagai pakan ternak saat ini menduduki posisi kedua setelah jagung. Beberapa tahun belakangan ini, dengan terjadinya krisis minyak tanah (fuel) maka telah dilakukan research menggunakan kedelai sebagai bahan minyak bakar (fuel). Namun sampai saat ini penggunaan kedelai untuk minyak bakar tersebut masih dipengaruhi oleh adanya kebutuhan akan kedelai untuk food dan feed yang masih belum tercukupi. Disamping itu, harga proses pengolahan masih lebih tinggi dibandingkan dengan harga minyak bumi. Namun dengan semakin menipisnya cadangan minyak bumi tersebut maka merupakan peluang paling tinggi penggantinya adalah dari kedelai. Walaupun ada sumber bahan fuel dari tanaman lain, namun kebanyakan tanaman tersebut menghisap unsur hara tinggi. Sehingga tahun ke 3 dan seterusnya menjadi penurunan produktivitas. Hal ini lain dengan tanaman kedelai justru membuat tanah menjadi subur, sehingga kontinuitas produksi terjaga. B. Permasalahan selama ini. 1. Pada tahun 1980-an, kedelai merupakan tanaman kedua terpenting sesudah beras. Posisi itu lambat laun menurun dan digantikan oleh jagung. Jika produksi kedelai nasional pada tahun 2000 berjumlah 1.017.600 ton maka pada tahun 2004 hanya 721.300 ton (menurun 29,1%) pada tahun 2006 meningkat 780.808 ton, sedangkan jagung produksinya pada tahun 2000 berjumlah 676.900 ton meningkat 15,4% menjadi 11.162.800 ton pada tahun 2004. Luas tanam kedelai di Indonesia pada tahun 2000 mencapai 824.500 Ha, pada 2004 tinggal 563.000 ha (turun 31,7%). Padahal sepuluh tahun sebelumnya (1992) luas tanam kedelai 1,67 juta ha, berarti telah terjadi penurunan lebih separuhnya. 2. Tanaman kedelai sebelum ditemukan varietas baru rawan terhadap hama penyakit seperti ulat tanah pada musim hujan (kedelai tidak dianjurkan tanam pada Musim Hujan), lalat bibit, ulat pemakan daun, penggerek polong, penggrek batang, dll. Belum lagi pengolahan tanah yang maksimal (harus dibajak dan digaru) dan pembuatan pembubunan
tanah yang memerlukan tambahan biaya tenaga kerja. Sehingga biaya total kedelai jauh lebih tinggi daripada jagung. 3. Hasil di Indonesia hanya 1,3 ton, hanya memberikan keuntungan Rp 2,25 juta/ha, sedangkan dibandingkan di daerah subtropis kedelai mampu berproduksi lebih tinggi, berkisar 2- 4 ton ose kering/ha. Argentina misalnya mampu menghasilkan kedelai 2,78 ton/ha, Amerika Serikat wilayah selatan sebesar 2,87 ton/ha, Brasil 2,67 ton/ha, dan RRC sebesar 3,15 ton/ha. Pada tahun 2006 produsen utama kedelai dunia adalah Amerika 86,8 juta ton, Brasil 56,0 juta ton, RRC 16,2 juta ton dan Argentina 42,5 juta ton (Sinar Tani, 2006) C. Terobosan Baru. a. Penemuan di Bidang Genetika. Telah ditemukan Varitas Unggul Baru (VUB) berdaya hasil tinggi yang dapat berproduksi riel minimal 2 ton/Ha. Varitas saat ini seperti Orba dan Willis, ditemukan VUB seperti Tanggamus dan Sibayak (potensi 1,0 – 2,5 ton/ha), Rajabasa (3,9 ton/ha), Argopuro (3,1 ton/ha), varitas Kawi (1,5 – 2,8 ton/ha), yang dilepas hanya karena ia berumur lebih pendek 20 –30 hari dari varitas lainnya. Selain meningkatkan produktivitas, variaetas baru ini tahan terhadap hama dan penyakit. b. Penemuan di Bidang Fenotip. (1) Ditemukan pupuk hayati khusus untuk kedelai yaitu yang Bio P 2000 Z mampu meningkatkan produksi hingga 200 % dibandingkan produksi kedelai tanpa menggunakan pupuk ini, pada varietas yang sama. (2) Pupuk ini dibuat dari sekumpulan bakteri yang dapat bekerja sama dengan tanaman dalam penyerapan unsur hara, yang bersifat mampu bersimbiosis mutualis (kerjasama) dengan tanaman. Bakteri tersebut hidup bekerja sama dengan tanaman hidup, sehingga mampu menyerap unsur hara dari alam dan menyediakan ke tanaman. (3) Pemupukan dan perannya: Pada Daun dan Batang, pupuk dapat bersimbiosis dengan tanaman dan mampu menyerap unsur Nitrogen, Oksigen dan Carbon dan uap air dari udara. Unsur tersebut sebagai dasar penyusunan makanan. (a) Merangsang enzym auxin, meningkatkan pertumbuhan vegetatif. (b) Merangsang florigen, meningkatkan dan memper-banyak bunga dan buah. Di tanah, bersimbiose dengan akar; beberapa bakteri yang ada mempunyai sifat sebagai berikut: (a) Mengikat Nitrogen bebas menjadi nitrogen siap diserap tanaman, (b) Mampu menguraikan zat-zat Phospat, Kalium, Calsium/ potasium sulfur dan Magnesium yang ada dalam tanah/ batuan menjadi bentuk siap diserap tanaman, sehingga kebutuhan unsur terpenuhi. (c) Mengolah pupuk an organik yang diberikan menjadi pupuk organik (d) Mampu mengikat kelebihan senyawan racun di alam seperti Al+, Fe2+, Mn2+,H2S, sehingga mampu menjadikan pH tanah yang mengarah ke netral. Dengan demikian untuk tanam masam tidak perlu dilakukan pengapuran. (e) Mengeluarkan O2, menambah porositas shg menggemburkan tanah. Dampak pada tanah: Tanah menjadi berstruktur lebih baik, sifat kimia terkontrol, mikrobia terjaga.
(4). Pengaruh pada tanaman: 1) Terpacu pertumbuhan dan produksi karena kesediaan unsur hara. 2) Unsur hara yang terserap tanaman dalam bentuk organik, sehingga produksi tanaman aman bagi manusia. Hasil produktivitas yang telah dilakukan menggunakan Pupuk Bio Hayati P 2000 Z yaitu: Tabel : Hasil Produktivitas Pada Beberapa Lokasi dan Beberapa Varietas. UNGGUL LINTAS LOKASI BBI Malang = 3,55 ton/ha Kerawang = 3,6 ton/ha Majalengka = 3,1 ton/ha LAMPUNG = 2,5–4,2 t/h JAMBI = 3,38 ton/ha KAPUAS = 3,6 ton/ha Maros Sulsel = 2,8 ton/ha NTB (Lombok) = 2,8 t/ha SUMSEL = 2,8 ton/ha SUMUT = 4,16 ton/ha
UNGGUL LINTAS VARIETAS (berdasar Pengujian-pengujian a.l. di Malang) Wilis = 3,22 ton/ha Slamet = 3,32 ton/ha Mahameru = 3,55 ton/ha Anjasmoro = 3,41 ton/ha Baluran = 3,46 ton/ha Panderman = 3,3 ton/ha Jumbo NS = 3,16 ton/ha Edamame =8,5 ton/ha (bsh) Wilis Kontrol = 1,86 ton/ha
Rata- rata produksi di Indonesia saat ini sekitar 1,65 ton / ha. Dengan penggunaan pupuk Bio Hayati P2000Z pada lintas daerah maupun lintas varietas menunjukkan peningkatan produktivitas sekitar 200 % sampai 300 % D. Potensi dan Peluang. a. Potensi dan peluang pengembangan budidaya pertanian (1) Ketersediaan lahan di luar jawa masih sangat luas, pada umumnya bermasalah dengan keasaman tanah. Penggunaan pupuk hayati Bio P 2000 Z mampu membuat kedelai dapat tumbuh dengan subur dan masalah keasaman teratasi. (2) Dengan adanya penemukan genotif (varietas) dan fenotif (pupuk Bio P 2000 Z) maka sangat dimungkinkan produktivitas meningkat, dengan demikian dilihat dari segi ekonomi sangat menguntungkan. (3) Dengan potensi pengembangan tersebut maka kedelai dapat digunakan sebagai penyediakan bahan baku untuk makanan (food), pakan ternak (feed) dan minyak bakar (fuel) yang tidak pernah habis. b. Pengembangan Hasil Olahan Kedelai. (1) Kedelai merupakan bahan baku makanan manusia (food), untuk minyak goreng sekitar 23,9 % dari kebutuhan dunia , sama jumlahnya dengan minyak dari kelapa sawit. Sebagai bahan baku makanan (tahu, tempe, kecap, dll). Sampai saat ini belum dipenuhi dari dalam negeri. Sehingga potensi produksi dari hasil budidaya tersebut menjadi peluang untuk menyuplay bahan makanan dan bahan minyak kedelai. (2) Kedelai sebagai bahan pakan ternak (feed) yang menduduki peringkat ke 2 setelah jagung. Perbedaannya untuk jagung merupakan hasil produk utama, sedangkan kedelai merupakan
produk sampingan (misal: bungkil kedelai). Dengan demikian produk tanaman ini selalu dibutuhkan dalam skala besar. (3) Pada beberapa tahun ini sudah ada research tentang penggunaan kedelai sebagai bahan energi dari tanaman (bio energi/ bio diesel). Telah dihasilkan bahan tersebut, hanya permasalahan bahwa kedelai masih dibutuhkan umat manusia sebagai makanan dan makanan ternak. Namun untuk masa yang akan datang tanaman ini merupakan bahan unggulan utama untuk pengganti bio fuel dibandingkan tanaman lainnya.
Kedelai Raksasa Hasil Aplikasi Pupuk Biop2000Z.
Baru-baru ini tersiar berita yang sangat memperihatikan. Tahu dan Tempe menghilang dari pasaran akibat naiknya harga kedelai impor. Sungguh sangat memperihatinkan, tahu tempe yang merupakan makanan khas bangsa Indonesia bisa hilang akibat tidak mampunya petani kedelai lokal untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Secara alami ada ‘pabrik pupuk’ yang membuat subur tanaman dan tanah tempat tanaman bertumbuh yaitu mikroba. Jasad renik ini banyak jenisnya, di antaranya ada yang menghasilkan unsur natrium, fospat, kalium, dan zat kimia lain yang terdapat dalam pupuk kimia buatan. Untuk menciptakan tanaman produktif para ahli tidak harus melakukan rekayasa genetika langsung pada tanaman itu. cukup dengan pupuk yang diformulasikan secara khusus, tanaman kedelai bisa “dipaksa” menghasilkan kacang kedelai berlipat ganda. Tanaman kedelai yang biasanya memiliki tinggi tak lebih dari 70 cm, dengan jumlah polong antara 40 – 80, ternyata bisa “ditingkatkan” menjadi tanaman jangkung setinggi 4,5 m dengan jumlah polong 2.300 – 2.800 polong. Untuk membuat tanaman kedelai menjadi “raksasa”, Ali melakukan rekayasa pada pupuknya. Tanamannya tidak diotak-atik sama sekali. Lingkungan penanamannya pun tidak diberi perlakuan khusus, meskipun sebenarnya kedelai merupakan tanaman subtropis. Yang dia sentuh cuma tanah tempat kedelai itu tumbuh dengan memberi pupuk yang diformulasikan secara spesial.
Logikanya, jika tanahnya subur, tentu akan dihasilkan tanaman yang bagus. Hanya saja, Ali tidak lantas latah menggunakan pupuk kimia yang banyak tersedia di pasaran. Ia menggunakan pupuk hayati yang ia rekayasa secara khusus. Mikroba memproduksi zat hara dan nutrisi melalui proses bio-perforasi. Selain memberikan zat hara pada tanah, mereka juga bahu-mambahu menciptakan keseimbangan mikro-ekologi ke dalam jaringan secara cepat. Sayangnya, tak semua tanah disusupi mikroba. Di sinilah pupuk hayati Bio P 2000 Z mengambil alih peran mikroba. Dari hasil berburu mikroba itu, terkumpul 18 jenis mikroba, di antaranya cyano-bacter, azospirella, dan pseudonomy bacter. Dengan formula tertentu, para jasad renik itu dicampur menjadi pupuk hayati baru yang oleh Ali diberi nama Bio P2000 Z (Bio = bahan hidup, P = perforation technology, 2000 = tahun pembuatan, Z = Zum, nama tengah Ali). Meski cuma 18 mikroba yang terkumpul, ternyata tidak mudah memadukannya. Ada yang saling membunuh (kanibal), ada ratusan kali percobaan untuk membuat mereka bisa berpadu. Pupuk ini aman bagi manusia dan lingkungan, karena Secara alami mikroba ini akan tumbuh dan berkembang terus. Namun secara alami pula ia akan mati dengan sendirinya jika sudah jenuh dan tugas dan kewajibannya selesai. Diharapkan, pupuk Bio P2000Z ini bisa menjadi alternatif, menyusul mahalnya harga pupuk kimia dipasaran dan kelangkaan kedelai. Nilai lebih pupuk hayati ini, ia mampu mengembalikan kesuburan tanah yang rusak akibat bertahun-tahun dijejali pupuk kimia buatan pabrik. Endapan pupuk di dalam tanah bisa diurai oleh mikroba dalam pupuk Bio. Petani tak perlu lagi membeli pupuk kimia. Soal harga pun, bisa diadu. Harga seliter pupuk Bio P2000Z dipasaran hanya Rp 150.000180.000,-. Padahal, isinya setara dengan 200 kg urea (seharga Rp 600.000,-), 50 kg fosfat (Rp 150.000,-), dan setara 40 kg pupuk KCL (Rp 90.000,-). Jika merasa kemahalan, pupuk ini bisa diencerkan lagi dengan cara fermentasi selama 48 jam (dengan menambah 1 kg gula/air kelapa, 1 kg urea (bisa digantikan dengan air kencing), dan 20 liter air). hasil fermentasi tersebut bisa diencerkan menjadi 200 liter pupuk cair. Jadi, harganya memurah menjadi sekitar Rp.700-1000/liter. Pupuk Biop2000Z telah diujicoba pada berbagai macam tanaman produksi dan lahan pertanian dalam kurun waktu lebih dari 10 tahun, termasuk pada lahan gambut. Sebagai contoh bukti hasil pemakaian pupuk Bio P200Z, jumlah panen kedelai, yang semula 1,2 ton per ha menjadi 4,5 ton per ha dalam enam kali pemupukan dengan jeda 1 – 2 minggu. Untuk mendapatkan kedelai tingkat raksasa seperti pada gambar, tanaman perlu dipupuk dua kali seminggu. Tiap ada tunas baru, semprotlah daun, batang, dan tanahnya dengan pupuk ini. Pupuk Bio P200Z tercipta dari rasa prihatin melihat kondisi ekonomi petani. Akibat revolusi hijau, produksi pertanian digenjot menggunakan pupuk kimia. Pada awal panen hasilnya memang memuaskan, tetapi untuk selanjutnya petani malah merugi. Setiap musim tanam, petani harus punya modal untuk membeli bibit, pupuk, dan pestisida. Ketika panen, belum tentu petani bisa langsung tersenyum bahagia meraup untung dan menutup utang modalnya. Soalnya, harga jual hasil panen masih bisa digoyang untuk menguntungkan pihak tertentu. Petani akan lebih merana lagi jika tanamannya ludes diserang hama. Jika kondisi seperti itu berlangsung terus-menerus, petani bisa makin jatuh melarat dan kemudian menggantung paculnya, ini sangat berbahaya, Indonesia bisa krisis pangan seperti langkanya kedelai dipasaran. Salah satu kunci penyebab kemelaratan petani adalah karena ketergantungan petani dengan
pupuk buatan. Takaran penggunaan pupuk buatan ini untuk satu satuan luas perlu terus meningkat. Dari segi biaya, ini tentu menambah ongkos produksi yang memberatkan petani. Pemakaian urea yang berlangsung terus-menerus dan bertahun-tahun juga membuat tanah menjadi seperti plastik. Akibatnya, tanah tidak bisa bernapas dan air pun tidak bisa meresap. Ini baru dampak dari urea. Belum lagi akibat pupuk lain seperti TSP dan fosfat yang membuat tanah menjadi asam. Kalau sudah begitu, akar tanaman sulit berkembang dan hidup. Padahal sesungguhnya tanaman bisa subur secara alami tanpa diberi pupuk kimia buatan. BUDIDAYA TANAMAN PADI LADANG (Oriza sativa L) Oleh : Dr. Ir. Listyanto, MSc
A. Manfaat. Padi (Oriza sativa L) Sudah tidak asing lagi bahwa padi merupakan bahan makanan utama bagi bangsa Indonesia. Padi ladang merupakan budidaya padi yang dilakukan oleh pada petani di ladang selain palawija. Keuntungan penanaman padi adalah dalam perawatan relatif lebih muda dibandingkan tanaman palawija dan hortikultura. Sedangkan hasilnya dipastikan ada kecuali ada serangan hama yang hebat. B. Tempat Tumbuh Tanaman Padi Padi ladang dapat tumbuh dengan kondisi air yang menggenang maupun ladang yang relatif sedikit airnya/tidak selalu menggenang. 1. Padi sawah ditanam di daerah yang airnya secara kontinyu relatif ada di lahan bersangkutan, sedangkan padi gogo/ladang ditanam pada lahan yang kurang airnya. 2. Ditanam di lahan yang berhumus, struktur remah dan cukup mengandung air dan udara. 3. Memerlukan ketebalan tanah 25 cm, tanah yang cocok bervariasi mulai dari yang berliat, berdebu halus, berlempung halus sampai tanah kasar dan air yang tersedia diperlukan cukup banyak. Sebaiknya tanah tidak berbatu, jika ada harus < 50%. 3. Keasaman tanah bervariasi dari 4,0 sampai 8,0.
C. Teknologi Budidaya Tanaman Padi ladang 1. Penyiapan lahan. Waktu yang tepat adalah di akhir musim kemarau atau menjelang musim hujan. Cara pengolahan tanah adalah sebagai berikut: a) Lahan dibersihkan dari tanaman penggangu dan rumput sambil memperbaiki pematang dan saluran drainase. b) Tanah dibajak dua kali pada kedalaman 25-30 cm, tanah dibalik. c) Pemupukan organik diberikan pada waktu pembajakan yang kedua sebanyak 20 ton/ha. d) Untuk menghaluskan tanah, tanah digaru lalu diratakan. e) Tanah dibiarkan sampai hujan turun. 2. Penyiapan benih. Syarat benih yang baik: a) Tidak mengandung gabah hampa, potongan jerami, kerikil, tanah dan hama gudang. b) Warna gabah sesuai aslinya dan cerah. c) Bentuk gabah tidak berubah dan sesuai aslinya. d) Daya perkecambahan 80%. 3. Pembibitan. Untuk padi sawah perlu dilakukan pembibitan dengan menyebarkan benih pada lahan pembibitan. Setelah berumur antara 20 hari maka bibit dicabut dan ditanam pada lahan untuk penanaman Sedangkan pada padi ladang tidak perlu dilakukan pembibitan. 4. Penanaman Pada padi sawah dilakukan penamanan dengan jarak tanam antara 20 x 20 cm sampai ada yang 30 x 30 cm. Sistem penanaman ini bermacam-macam tergantung dari teknologi yang akan diterapkan. Penanaman padi ladang dengan cara ditanam pakai ditugal dengan alat dari kayu. Jarak tanam antara 20 cm X 20 cm, dan setiap lubang diberi benih antara 2 s/d 3 biji. Setelah diberi benih ditutup dengan abu atau pasir atau ditanah tetapi tidak terlalu penuh. 5. Pengendalian gulma. Padi memerlukan pengendalian gulma. Pada padi sawah dengan cara manual maupun dengan
cara mekanik. Untuk padi ladang mememerlukan pengendaklian gulma atau disebut dengan dangir. Pendangiran mempunyai tujuan mengendalikan gulma, menggemburkan tanah dan membumbum tanaman. Pengendalian gulma dilakukan pada umur antara 15 s/d 25 hari dan pendangiran kedua antara umur 35 s/d 45 hari setelah tanam. 6. Pengendalian Hama dan Penyakit. Hama;Wereng, walang sangit, kepik hijau, penggerek batang, sundep, beluk, tikus, burung. Pengendalian: menggunakan varietes yang tahan terhadap hama tersebut, penenaman serentak, dan pada tikus dan burung dengan mengendalikan secara fisik, seperti gropyokan/ pengusir burung, dll. Pada kondisi hama yang diperkirakan dapat merugikan di atas ambang ekonomi, makadilakukan penyemprotan insektisida kimia. Jenis insektisida disesuaikan dengan jenis serangan, namun jangan dilakukan satu produk terus menerus. Gunakanlah insetisida berselang-seling untuk mengurangi resisten terhadap hama. Penyakit: Penyakit pada tanaman padi diantaranya adalah becak daun coklat oleh jamur Helmintosporium oryzae, Blast Pyricularia oryzae, Penyakit garis coklat daun (Narrow brown apot), busuk pelepah daun Rhizoctonia sp penyakit fusarium, penyakit kresek, penyakit kerdil, dll Pengendalian: pengedalian penyakit dilakukan mulai sejak awal dalam benih sampai pada saat panen. Pada benih sebaiknya sebelum disebarkan diberikan fungisida atau bakteri sida. Sedangkan pengendalian pada saat pertumbuhan dan sampai akan panen dilakukan berdasarkan pengamatan di lapangan. Jika ada serangan yang mengawatirkan maka segera mungkin dilakukan pengendalian dengan memakai fusngisida atau bakterisida yang sesuai. 7. Pemupukan. Budidaya tanaman padi ladang berbeda dengan budidaya di lahan sawah. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas padi dengan cara menggunakan pupuk Bio P 2000 Z. Bakteri yang ada di pupuk tersebut mampu mengolah unsur hara alam dan pupuk an organik yang diberikan untuk diikat dalam bentuk organik dan siap disediakan tanaman secara optimal.Rangsangan terhadap hormon dan zat pengatur tumbuh oleh kerja mikrobia membuat tanaman berusaha tumbuh dengan optimal. Didukung kesediaan unsur hara maka tanaman dapat tumbuh dengan subur, sehingga tanaman mempunyai malai lebih panjang, biji buah lebih banyak dan berisi. Tabel. Jadwal dan Dosis Pupuk hayati Bio P 2000 Z pada Tanaman Padi. Umur Tanaman Dosis Penggunaan Pupuk Bio P 2000 Z 3 liter/ha 4 liter/ha 5 liter/ha 6 liter/ha 4 hari Sblm tnm 1 liter/ha 1 liter/ha 1 liter/ha 20 – 21 HST 1 liter/ha 1 liter/ha 1 liter/ha 1 ½ liter/ha 35 - 36 HST 1 liter/ha 1 liter/ha 1 liter/ha 1 ½ liter/ha 50 – 51 HST 1 liter/ha 1 liter/ha 1 liter/ha 1 liter/ha 65 - 66 HST 1 liter/ha 1 liter/ha Untuk padi sebaiknya menggunakan pencampur PHOSMIT , karena pada padi diperlukan sekali kandungan unsur mikro dan hormon tambahan sebagai pemicu pertumbuhan dan perkembangan serta produksi padi. 8. Panen. Padi siap panen: 95 % butir sudah menguning (33-36 hari setelah berbunga), bagian bawah malai masih terdapat sedikit gabah hijau, kadar air gabah 21-26 %, butir hijau rendah Keringkan sawah 7-10 hari sebelum panen, gunakan sabit tajam untuk memotong pangkal batang, simpan hasil panen di suatu wadah atau tempat yang dialasi.
Panen dengan menggunakan mesin akan menghemat waktu, dengan alat Reaper binder, panen dapat dilakukan selama 15 jam untuk setiap hektar sedangkan dengan Reaper harvester panen hanya dilakukan selama 6 jam untuk 1 hektar
REKLAMASI LAHAN TAMBANG DENGAN TANAMAN JABON / SAWIT (Anthocephalus cadamba) Oleh : Dr. Ir. Listyanto, MSc *
A. Reklamasi Lahan Jenis Tanah Boksit. Lahan yang dirombak keadaanyanya biasanya mengalami kerusakan yang cukup parah. Misalnya: lahan bekas tambang merupakan lahan sisa hasil proses pertambangan Dampak negatif pada lahan tersebut diantaranya: 1. Pada lahan yang dibongkar misalnya: pada lahan bekas pertambangan terbuka menimbulkan kerusakan lahan yang berupa: a. Isi / kandungan flora dan fauna di atasnya. Kegiatan petambangan jelas meghilangkan kehidupan di atasnya yang selama ini telah tertata sinergis oleh alam. Dengan hilangnya kandungan flora dan fauna tersebut maka siklus makanan dan unsur hara juga terputus. b. Kontruksi lahan sifat fisik lahan. Kontruksi lahan berubah total, seperti lobang besar, tanah sudah tercampur aduk antara top soil, sub soil, dan bahan batuan atau bahan tambang. Bentuk permukaan lahanpun berubah dratis, terdapat lahan menjadi datar, cekung, cembung dengan tingkatan kemiringan yang berbeda-beda. Sifat fisik lahan juga mengalami perubahan yang sangat dratis. Ikatan tanah (tekstur tanah), susunan tanah (struktur), ikatan antara senyawa tanah labil dan tidak homogen sehingga kemantapan tanah labil, porositas tidak menentu dam tanah menjadi padat (bulk density). c. Kandungan mineral dan sifat tanah dan air tanah. Pada lahan yang sudah mengalami perombakan misalnya lahan bekas tambang mineral sebagian besar mengandung zat yang digunakan proses penambangan, yang tidak sesuai
dengan kebutuhan tanaman. Bahkan banyak mengandung racun bagi tanaman, hewan maupun manusia. Bahan-bahan yang berasal dari tempat dibongkar atau mengalami explorasi ke luar. Pada umumnya bahan tersebut masih banyak berupa bahan yang belum lapuk, bahan-bahan logam yang ada di batuan pun ikut terbongkar keluar. Pada proses pembongkaran materi yang terekplorasi ke permukaan sebagian mengalami suatu perubahan persenyawaan yang dapat dilihat dari proses terurai tanah, penggumpal, perubahan warna, dan jika ditelili maka terbukti adanya perubahan persenyawaan tersebut. Adanya proses tersebut berakibat tanah pada umumnya menjadi masam, jasat renik dan tanaman tidak dapat hidup karena tanah kekurangan unsur kebutuhan tanaman, tanah mengandung racun bagi tanaman. Untuk pertambangan dengan cara penggalian yang berupa terowongan., berpengaruh terhadap kandungan air tanah, namun jika galian yang dalam tidak banyak pengaruhnya. d. Sifaf biologi tanah Unsur hara yang digunakan oleh makluk renik dan tumbuhan berasal dari olahan mikroba dan fungsi yang mengubah zat kimia alam menjadi zat organik. Jika tidak ada mikroba maka hal yang mustahil suatu tanaman dapat tumbuh. Mikroba ini jumlah dan jenisnya beribu-ribu, ada yang bersifat merusak (dekomposer), membangun, bersimbiosis dengan tanaman, patogen terhadap tanaman/ hewan/manusia. Tempat pertumbuhan dan perkembangan mikroba paling banyak di lapisan top soil, kemudian menurun pada lapiran sub soil, dan semakin sedikit di lapisan semakin ke bawah. Pada proses pembongkaran terjadi perombakan yang membuat mikroba yang ada di permukaan banyak yang mati oleh pembongkaran tersebut, dan sewaktu pengembalian tanah terjadi pencampuran tanah maka sebagian besar mikroba yang semula ada menjadi tidak ada. Dampak yang terjadi tidak ada mikroba yang seharusnya berfungsi sebagai mengubah, penyedia unsur hara untuk jasat renik dan tanaman. B. Budidaya Tanaman Jabon di Lahan Bosit Untuk Reklamasi. Tanah boksit merupakan tanah kurus dengan unsur hara yang minim untuk tanaman. Beberapa kandungan yang menonjol untuk tanah bosit adalah kalsium, besi den mangan. Berdasarkan kondisi lahan reklamasi dengan jenis tanah boksit pada umumnya sangat miskin akan unsure hara. Untuk melakukan reklamasi lahan pada lahan bersangkutan perlu dilakukan teknik yang tepat agar tanaman yang ditanam menjadi hidup dan tanah disekitarnya menjadi subur. Beberapa cara yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Tanaman Jabon (Anthocephalus cadamba) mempunyai sifat cepat tumbuh, dengan kecepatan tumbuh, sepadan dengan sengon Dapat tumbuh tinggi hingga 45 m dengan panjang bebas cabang 30 m dan diameter dapat mencapai 160 cm Batang secara alami cenderung lurus, silindris, tinggi bebas cabang tinggi (cabang gugur secara alami). Ciri dan karakteristik batang jabon adalah : Permukaan kayu licin serta arah tegak lurus, berwarna putih kekuningan mirip meranti kuning, batang mudah dikupas, dikeringkan, direkatkan, bebas dari cacat mata kayu dan susutnya rendah. Pertumbuhan sangat cepat dibandingkan dengan kayu keras lainnya termasuk bila dibandingkan dengan sengon (albasia), Jabon tergolong tumbuhan pionir sebagaimana sengon. Ia dapat tumbuh di tanah liat, tanah lempung podsolik cokelat, atau tanah berbatu. dari tanah kering sampai tanah-tanah yang kadang-kadang tergenang. Jabon tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 1000 m dari permukaan laut Penyebaran Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur,
seluruh Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, dan Papua. Saat ini Jabon menjadi andalan industri perkayuan, terma-suk kayu lapis, karena Jabon memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan tanaman kayu lainnya termasuk sengon/ albasia. Dari hasil uji coba yang telah dilakukan, keunggulan tanaman jabon dapat diuraikan dari beberapa sisi, diantaranya adalah: o diameter batang dapat tumbuh berkisar 10 cm/th o Masa produksi jabon yang singkat – hanya 4 – 5 tahun o Berbatang silinder dengan tingkat kelurusan yang sangat bagus o Tidak memerlukan pemangkasan karena pada masa pertumbuhan cabang akan rontok sendiri (self purning) 2. Penanganan Lahan Bosit Untuk Penanaman. Telah dijelaskan di atas bahwa tanah bosit merupakan tanah kurus yang miskin kandungan unsure hara. Agar tanaman dapat tumbuh dengan baik pada awalnya harus ditanam di media yang ada unsur organiknya. Bersamaan dengan itu, tanah boksit harus mulai ditangani agar pada waktu tanaman mulai besar dan tumbuh di tanah bosit maka tanah tersebut sudah berubah mengandung unsure hara untuk pertumbuhan tanaman. Untuk mensiasati kondisi tersebut dilakukan cara sebagai berikut: • Pada awal yang dibenahi adalah tempat tumbuh. Pertama-tama lahan digali dengan jarak tanam yang telah ditentukan.misalnya 4 meter x 4 meter. Upaya agar tanaman dengan jarak tanah sama dan teratur maka dilakukan dengan anjir. • Sebagai media awal maka diperlukan tempat / media penanaman yang yang dapat digunakan sebagai media tumbuh tanaman. Pada media tanam tersebut dicampur dengan penyerap air (water asorbtion) yang dapat dibuat berbagai bahan yang bersifat sebagai penyerap air. • Setelah 5 sampai 7 hari tanah seluruh permukaan mulai disemprot/ disiramkan lamat-lamat , dengan bio P 2000 Z yang telah difermentasi atau dilakukan pencampuran dengan superjet dengan dosis 1 liter Bio P 2000 Z, 1 liter Phosmit dan 200 liter air. Tujuan pemberian Bio P2000 Z ini adalah untuk mengelola tanah bosit dengan mengintroduksi mikroba yang mampu mengelola tanah. Untuk daerah galian penyemprotan agak banyak mulai disemprot atau disiram lamat-lamat • Setelah disemprot atau disiram dengan larutan Bio P 2000 Z, untuk setiap lobang diberi dengan pupuk organik granul Bio Alami antara 10 kg. semakin banyak media maka semakin baik. Tujuan memberikan media organik yaitu digunakan sebagai media tumbuh awal tanaman jabon. Tanaman Jabon jika langsung ditanam pada tanah bosit sulit untuk berkembang, bahkan dapat menjadi mati. • Penggunaan pupuk an organic, sebaiknya diberikan setelah tanaman mulai tumbuh di lahan tersebut. Akan lebih baik diberikan pada umur antara 3 bulan sampai dengan 6 bulan setelah penanaman. Tujuan pemberian pupuk an organic pada waktu tersebut agar tanaman tidak mengalami stress karena adanya pupuk an organic yang bereaksi cepat dengan tanah bosit, sedangkan tanaman belum siap untuk tumbuh sepenuhnya. Pemberian pupuk an organic pada tanah ini setelah umur 3 bulan berfungsi sebagai bahan makanan yang dikelola oleh mikroba. Dengan pertumbuhan jabon yang relative cepat maka unsure hara tidak cukup mengandalkan dari pupuk organic material dan kinerja mikroba. 3. Pembibitan
Pembibitan dimulai dari persemaian, selakukan sebebai berikut: Benih jabon ditabur pada media pasir halus Sebaiknya menggunakan wadah bak plastik yang telah dilubangi bagian bawahnya Penyiraman dilakukan memasukkan bak ke bak lain berisi air sehingga air merembes dari bawah Pengamatan dan pemberantasan terhadap penyakit perlu dilakukan karena rawan dumping off. Setelah daun berukuran 1 cm2 dipindahkan ke polybag yang telah diisi media (tanah: kompos= 2 : 1) Setelah di pembibitan maka dilakukan perawatan diantaranya adalah penyiraman, pemberian pupuk dan perawatan lainnya. Pada saat di pembibitan diusahakan bibit dapat tumbuh dengan baik, jangan sampai patah, dan mendapatkan unsure hara yang cukup. 4. Penanaman. Penanaman perlu air, hal tersebut mutlak dilakukan. Walaupun kondisi lainnya cukup baik tetapi jika air tidak memungkinkan maka tanaman tersebut menjadi mati. Untuk menimalkan keadaan tersebut maka dapat dilakukan dengan strategi sebagai berikut: • Penamanan dilakukan pada awal musim penghujan. Sehingga selama musim hujan tanaman tersebut sudah tumbuh cukup kuat untuk memasuki musim kemarau. • Media untuk tanam sebaiknya mengandung media organic, karena media organic lebih tanah lama menyerap air dibandingkan dengan tanah bosit. Penyimpanan air di dalam media organic ini dilakukan oleh bakteri atau jamur yang mampu menyimpan air. • Untuk membantu dalam penyediaan air di musim kemarau dapat dilakukan dengan memberikan batang pisang, yang dipotong ukuran sedang dan ditimbun pada media tanaman di dekat pohon jabon. • Jika keadaan cukup dratis maka diperlukan penyiraman, untuk penyiraman sebaiknya dilakukan pada sore hari agar tanaman tidak mengalami perubahan temperature yang tiba-tiba yang dapat membuat tanaman menjadi mati. • Berikan pupuk hayati Bio P 2000 Z. Salah satu mikroba yang ada di pupuk Bio P 2000 Z ada yang berasal dari daerah pasir kwarsa yang yang mempunyai panas 50o C, kondisi tersebut mikroba masih dapat menyimpan air yang diperoleh pada saat diambil pada malam dan pagi hari. 5. Pemupukan Dengan Pupuk An Organik dan Organik Material. Seperti diketahui bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah keberhasilan reklamasi lahan dengan criteria keberhasilan adalah tanaman yang di tanam di atasnya dapat tumbuh dengan baik, dan tanah bersifat bersahabat dengan manusia. Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan suatu kontinuitas kondisi lahan yang dapat menyuburkan tanaman minimal pada masa tanaman jabon ini masih kecil ( kurang dari 5 tahun), kaena masa ini dapat dinyatakan masa sulit untuk mereklamasi lahan dan menentukan berhasil tidaknya reklamasi. Khusus untuk lahan jenis boksit perlu dilakukan perombakan tanah tersebut agar tanah mengandung unsur-unsur hara yang digunakan untuk tanaman. Penambahan pupuk an organic saja tidaklah menyelesaikan masalah, karena pupuk tersebut di tanah bosit tidak dapat bertahan lahan. Untuk mencapai tujuan tersebut, perawatan selama 5 tahun pertama dengan melakukan cara sinergis yaitu:
• Pemberian pupuk an organik. Pupuk an organic merupakan pupuk yang mengandung unsure hara yang cepat saji. Penggunaan pupuk an organic telah terbukti memberikan dampak pada pertumbuhan tanaman yang cukup signifikan. Permasalahannya bahwa penggunaan secara tunggal (tidak disertai pupuk hayati dan pupuk organic material) pupuk an organic ini dapat membuat kondisi kimia/fisik dan biologi tanah menjadi rusak. Karena adanya reaksi kimia dan ketidak seimbangan unsure –unsur lainnya yang membuat tanah bereaksi negative seperti menjadi masam, menggumpal, menjadi racun, dan lain-lain. • Pemberian pupuk organik material (raw organic). Kondisi fisik, kimia dan biologi tanah bosit tanpa adanya tambahan pupuk organic material membuat tidak optimalnya pertumbuhan tanaman,. Bahkan menjadikan tanaman setelah ditanam tidak berkembang bahkan mati. Beberapa hal yang menjadikan pupuk organic material mempengaruhi pertumbuhan tanaman diantaranya: (1) sebagai media /tempat terabsorbsinya air dan unsure hara lainnya. (2) sebagai media tumbuh tanaman, (3) sebagai tempat awal pertumbuhan mikroba sebelum bekerja mengubah tanah bosit menjadi tanah yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman. 6. Pupuk Hayati Bio P 2000 Z pada Perbaikan dan Perawatan Lahan. (Reklamasi). Mikroba Google Pupuk Bio P 2000 Z, telah diuji di berbagai lokasi seperti lahan gambut, lahan bekas tambang, lahan pasir, lahan yang mengandung racun bagi tanaman, lahan keasaman tinggi, termasuk lahan batubara menunjukkan adanya keberhasilan yang sangat signifikan. Pada akhir-akhir ini telah dilakukan ujicoba pada endapan lumpur lapindo menunjukkan keberhasilan sebagai media pertumbuhan tanaman, bahkan rencananya akan melakukan kerjasama dengan Arab Saudi untuk menghijaukan gurun. Mikroba google Pupuk P 2000 Z untuk mereklamasi lahan mempunyai peran sebagai berikut: • Mereklamasi unsur-unsur yang menjadi penghambat tumbuh kembang tanaman. Tanah bekas tambang Faktor penghambat optimalnya tumbuh kembang tanaman adalah kondisi alam yang tidak sesuai dengan faktor tumbuh tanaman. Diantaranya zat-zat bekas penambangan baik yang berasal dari alami maupun sebagai bahan pengolah tambang. Dengan menggunakan mikroba geogle ini maka: - Mampu mengikat kelebihan senyawa racun di alam seperti Pb+ Al+, Fe2+, Mn2+, H2S, hal ini telah dibuktikan dengan adanya uji lokasi di daerah-daerah bukaan baru dan lahan bekas tambang emas atau nikel yang mengandung unsur-unsur tersebut. Budidaya penanaman dengan menggunakan mikroba google pupuk hayati Bio P 2000 Z pengaruh racun tersebut pada tanaman menjadi relatif hilang. Setelah di chek laboratorium dapat bukti bahwa kadar unsur tersebut yang bersifat racun jauh berkurang dan diubah dalam bentuk senyawa tidak beracun. - Mampu mengubah keasaman (pH) tanah, Keasaman (pH) tanah sebagai faktor penghambat pertumbuhan tanaman. Budidaya di tanah masam yang biasanya di lahan gambut dengan menggunakan pupuk hayati Bio P 2000 Z + Phosmit telah terbukti tanpa menggunakan kapur atau dolomit tanaman tumbuh subur dan berbuah lebat. Setelah di chek laboratorium pada tanah sehabis panen dapat diketahui keasaman tanah mendekati normal. - Mampu memperbaiki Tekstur, struktur dan porositas tanah, Tekstur, Struktur dan porositas
tanah merupakan suatu penghambat pertumbuhan tanaman akibat kejenuhan budidaya dan pengaruh penggunaan pupuk an organik. Beberapa penelitian dilakukan di lahan di Pulau Jawa dapat dibandingkan budidaya menggunakan pupuk hayati Bio P 2000 Z + Phosmit dengan yang tidak menggunakan diketahui bahwa tingkat tekstur, struktur dan porositas menjadi lebih baik. Hasil analisis diketahui sebagai berikut: Secara filosofi bahwa bakteri merupakan makluk hidup yang memerlukan kondisi lingkungan sesuai dengan faktor tumbuh yang dimilikinya. Jika ada faktor-faktor lingkungan yang tidak sesuai maka bakteri tersebut dengan sifat biotiknya berusaha mengubah kondisi lingkungan agar nyaman untuk tumbuh kembangnya. Di pihak lain, faktor tumbuh bakteri tersebut telah disesuaikan dengan faktor tumbuh tanaman, dengan demikian lingkungan yang mempunyai faktor penghambat tersebut di atas diubah oleh bakteri sesuai faktor tumbuh bakteri secara otomatis selaras dengan faktor tumbuh tanaman. Mengelola unsur hara di sekitarnya dan disediakan untuk tanaman. Salah satu keunggulan pupuk hayati Bio P 2000 Z + Phosmit adalah berfungsi sebagai pengelola unsur hara yang siap tersedia setiap saat untuk tanaman. Beberapa proses pengelolaan mikrobia tersebut adalah sebagai berikut: - Menyerap unsur hara bebas di alam baik di udara maupun di tanah dalam proses kehidupan bakteri, hasil proses tersebut berupa unsur hara yang siap diserap oleh tanaman. Termasuk juga unsur racun yang semula menjadi penghambat dapat diubah menjadi senyawa tidak beracun yang siap diserap tanaman. - Menguraikan unsur yang terikat oleh tanah yang pada keadaan biasa tidak dapat diserap oleh tanaman, namun dengan bantuan mikrobia di dalam pupuk hayati Bio P 2000 Z + Phosmit maka unsur tersebut terlepas kemudian diikat oleh mikrobia dan selanjutnya disediakan untuk diserap tanaman. - Mengubah unsur an organik menjadi unsur hara organik merupakan proses makhluk hidup termasuk bakteri. Unsur an organik baik dari alami maupun pemupukan dicerna dan diikat oleh bakteri yang ada di pupuk hayati Bio P 2000 Z + Phosmit dalam proses kehidupannya. Selanjutnya unsur tersebut akan dilepas sesuai dengan daya serap tanaman. Berdasarkan proses tersebut maka pupuk selalu tersedia bagi tanaman, pemberian pupuk lebih efektif dan efisien karena terikat oleh bakteri sehingga tidak menguap atau terbawa oleh air, unsur hara tanaman disediakan dalam bentuk unsur organik dan mudah terserap tanaman. • Memproduksi dan merangsang bio aktif seperti enzim, senyawa organik dan energi kinetik yang memacu metabolisme tumbuh kembang akar dan bagian atas tanaman Terdapat 2 sumber bio aktif pada proses pemupukan ini, yaitu: (a) berasal dari pupuk itu sendiri dan (b) hasil kerja bakteri merangsang bio aktif tanaman: - Bio aktif yang berasal dari pupuk itu sendiri, sewaktu memproduksi pupuk Bio P 2000 Z + Phosmit disertakan juga beberapa hormon yang langsung diserap tanaman dan enzim dan hormon tersebut merangsang pertumbuhan tanaman. - Bio aktif yang dirangsang oleh bakteri yang terdiri hormon auxin dan hormon pertumbuhan lainnya yang membuat pertumbuhan vegetatif tanaman menjadi cepat dan besar. Hormon florigen merupakan hormon yang dirangsang oleh mikriobia dari pupuk hayati Bio P 2000 Z + Phosmit. Hormon ini berfungsi merangsang pembungaan, sehingga tanaman dapat berbunga dan berbuah lebih lebat. Berdasarkan fungsi tersebut di atas maka mikroba google pupuk hayati Bio P 2000 Z merangsang pertumbuhan tanaman lebih subur, dan hasil bunga dan buah lebih lebat dengan pengisian biji yang penuh.
7. Perawatan tanaman. Perawatan pada saat tanaman sudah ditanam adalah : Pengendalian gulma, jika ditanam di daerah yang subur maka tidak dapat dipungkiri gulma menjadi tumbuh dan bersaing untuk pertumbuhan tanaman. Sedangkan untuk lahan reklamasi kondisi gulma tidak banyak justru dapat dijadikan sebagai tempat untuk penyerapan air hujan/ embun di pagi hari. • Penyiraman. Hal ini dilakukan jika terjadi kemarau yang membuat kondisi lahan mendekati kapasitas lapang. Kondisi kekeringan selain dengan penyiraman dapat dikurangi dengan berbagai cara yaitu: (a) menggunakan pupuk organic material, (b) memberikan pohon pisang di sekitar tanaman, (c) pemberian pupuk hayati yang mengandung fungsi dan mikroba khusus untuk lahan panas. • Pengendalian hama dan penyakit. Sejauh ini jabon bebas serangan hama dan penyakit, termasuk karat tumor yang kini banyak menyerang sengon. Ulat daun, tidak mematikan tetapi mengurangi laju pertumbuhan pohon karena daun dimakan (batang mudah patah waktu kecil, daun dapat dimakan ternak); waspadai uret memakan akar dan mematikan bibit yang baru ditanam. 8. Biaya Tahun 1. Biaya yang dikeluarkan untuk tahun I merupakan biaya yang terbesar dalam rekalamasi lahan Bosit ,jarak tanam 4 m x 4 m. 1. Pengajiran, penggalian lobang untuk penanaman 625 lobang x Rp. 5.000,- 3.125.000 2. Tanaman Jabon dengan jarak tanam 625 phn sejumlah batang x Rp. 10.000,- 6.250.000 3. Pupuk an organic NPK 1 kg per lobang x 625 x Rp 8000,- (pemupukan 3 kali) 5.000.000 4. Media Organik material 10 kg per lobang x 625 x Rp. 1.500,- + bahan penyerap air. 937.500 5 Pupuk Hayati dan suplemennya 5 pasang x Rp.170.000. 850.000 6.Tenaga kerja untuk pemupukan, peyiraman dan perawatan 1.000.000 Jumlah Tahun pertama 17.162.500 Tahun 2 s/d tahun ke 5. biaya per tahun adalah Pupuk an organic NPK 0,30 kg per lobang x 625 x Rp 8000,Pupuk Hayati dan suplemennya 6 pasang x Rp.240.000. Tenaga kerja untuk pemupukan, peyiraman dan perawatan 3.125.000+1.440.000+2.000.000=Jumlah Tahun pertama 6.565.000,Biaya selama 4 tahun (tahun ke 2 sampai ke 5 ) adalah Rp.6.565.000,- x 5 = Rp. 32.825.000,- Total biaya dalam 5 tahun adalah Rp. 17.162.500,- + Rp. 32.825.000,- = Rp 49.977.500,9. Nilai Bisnis. Karena jenis kayunya yang berwarna putih agak kekuningan dan tanpa terlihat seratnya, maka kayu jabon sangat dibutuhkan oleh industri kayu lapis (plywood), industri meubel, pulp, produsen peti buah, mainan anak-anak, korek api, Alas sepatu, Papan, Tripleks. Hal inilah yang menyebabkan pemasaran kayu jabon sama sekali tidak mengalami kesulitan. Budidaya tanaman jabon akan memberikan keuntungan yang sangat menggiurkan apabila dikerjakan secara serius dan benar. Perkiraan dalam 4 – 5 tahun mendatang, diperoleh dari
penjualan 625 pohon berumur 4 – 5 tahun sebanyak 800 – 1.000 m3 per ha. Prediksi harga jabon pada 5 tahun mendatang Rp1,2-juta/m3. Dengan harga jual Rp1,2-juta per m3 dan produksi 800 m3, maka omzet dari penanaman jabon mencapai Rp960-juta per ha. Saat ini harga per m3 jabon berumur 4 tahun mencapai Rp716.000; umur 5 tahun, Rp 837.000. Andai harga jabon tak terkerek naik alias Rp716.000 per m3, maka omzet dari budidaya jabon adalah Rp572.800.000.
BUDIDAYA TANAMAN SAWIT (Elaeis guineensis Jacg) DILAHAN GAMBUT Oleh : Dr. Ir. Listyanto, MSc
A. Pendahuluan Budidaya kepala sawit di lahan gambut mempunyai suatu tantangan tersediri. Lahan gambut merupakan lahan yang berpotensi tinggi, namun dalam kondisi tidur. Hal ini dapat diketahui bahwa kandungan bahan organik di dalam lahan gambut sangat tinggi, bahan tersebut merupakan sumber unsur hara yang sangat potensial. Namun lahan gambut merupakan lahan yang bermasalah beberapa masalahan pada umumnya terjadi di lahan gambut adalah sebagai berikut: (1) Permasalahan bahwa unsur hara tersebut dalam kondisi tidak dapat diserap oleh tanaman dikarenakan adanya keasaman tanah, dan beberapa unsur terikat dampak dari proses penimbunan dan perendaman yang beratus-ratus tahun. (2) Kandungan unsur hara tertentu yang berasal dari tanah relatif sangat sedikit. Walaupun dibutuhkan tanaman relatif sedikit, namun karena ketersediaan di lahan tidak mencukupi maka tanaman yang ada di atasnya sering mengalami kekurangan unsur tersebut yang berdampak pada proses metabolisme dan kesehatan tanaman. (3) Kandungan unsur-unsur racun bagi tanaman dan hewan yang merupakan dampak dari keasaman tanah tersebut. Secara proses kimiawi hidroksida akan diikat, sedangkan unsurunsur kation yang biasanya berupa logam menjadi terlepas yang menjadi senyawa racun bagi tanaman, hewan dan manusia. (4) Kandungan air yang ada di lahan gambut. Struktur lahan gambut tidak padat, yaitu terdiri dari sisa-sisa tanaman yang tidak membusuk secara total. Sehingga antara satu bagian dengan
bagian lainnya mempunyai rongga. Pada saat lahan digenangi air maka seluruh lapisan terisi air. Kondisi ini terjadi beratus tahun karena lahan gembut biasanya pada lahan yang tergenang air yang tidak teralirkan. Upaya membuat drainase dan mengalirkan air yang menggenang akan berdampak pada mengalirnya seluruh air yang ada di lahan tersebut. Sehingga lahan menjadi kering kerontang. (5) Ketebalan gambut berpengaruh terhadap tanaman. Tekstur lahan tidak mantap, banyak rongga, bahan berasal dari materi tanaman, kandungan tanah alam sangat sedikit atau bahka tidak ada. Untuk tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan besar, maka ketebalan gambut menjadi masalah. Lahan gambut pada umumnya tidak padat, sehingga tanaman besar dapat miring atau bahkan rubuh jika ditanam di lahan gambut. (6) Banyak lagi permasalahan yang ada di lahan gambut yang tidak seluruhnya dituliskan di sini. B. Pemanfaatan Lahan Gambut Untuk Lahan Pertanian Pemanfaatan lahan gambut untuk lahan pertanian yang subur telah terjadi di berbagai daerah, di luar negeripun lahan-lahan subur di benua Amerika, Canada, dan Amerika Tengah dan Amerika Selatan (Argentina, Brazil dan Chili) sebagian berasal dari lahan gambut. Demikian pula lahan di Indonesia sendiri sebagian berasal dari lahan gambut. Khusus untuk budidaya tanaman sawit sudah banyak lahan gambut yang digunakan. Adanya inovasi baru di bidang teknologi pertanian sangat memungkinkan penanganan lahan gambut dengan hasil yang optimal. Selama ini penanganan lahan gambut di Indonesia masih menggunakan sederhana, namun hasilnya cukup menggembira-kan. Proses sederhana ini akan lebih optimal dengan menambah atau menyempurnakan dengan menggunakan inovasi teknologi yang saat ini telah ditemukan. Beberapa proses penanganan lahan gambut menjadi lahan pertanian khususnya untuk budidaya kelapa sawit adalah: 1. Proses fisik: dilakukan dengan membangun/menata lahan sehingga drainase dan pembentukan lahan untuk media tanaman tersedia. Lahan yang semula digenangi air, maka dilakukan drainase yang membuat lahan tidak tergenang lagi. Jika ada tanaman di atasnya maka tanaman dapat tumbuh dan tidak terganggu dengan adanya air yang tergenang. Pembangunan drainase ini dinamakan tata air makro dan tata air mikro. Proses ini tetap dilakukan karena pembenahan fisik sangat diperlukan. 2. Proses kimia: dilakukan pada lahan-lahan yang mempunyai keasaman tinggi atau pH rendah, maka berpengaruh pada pertumbuhan tanaman. Dalam kondisi tertentu membuat tanaman tidak dapat tumbuh. Upaya perlakukan yang digunakan adalah memberikan kapur tohor dan dolomit. Proses ini membutuhkan waktu yang relatif lama dan membutuhkan materi kapur dan dolomit relatif banyak. Sedangkan hasil yang dicapai masih meragukan, jika kondisi keasaman sangat kuat justru kapur menggumpal dan lahan tidak berubah. Penanganan lahan asam menjadi netral dapat dilakukan dengan cara memproduksi bahan katalisator yang mengubah sifat asam tanah menjadi netral, dan bahan tersebut dapat diproduksi dari bahan gambut bersangkutan. Proses tersebut hanya dapat dilakukan oleh makluk hidup mikroba/ jasat renik. Ada jenis mikroba yang dapat menghasilkan enzym bersifat katalisator yang mampu mengubah senyawa asam menjadi netral. Mikroba tersebut ditemukan pada tanaman yang seharusnya
tidak tumbuh di lahan gambut, tetapi ditemukan tumbuh. Setelah diteliti ternyata terdapat mikroba yang bersifat seperti yang dijelaskan di atas. Pada saat ini mikroba tersebut telah dikembangkan dengan mikroba lain dalam produk dari”Teknologi Bio Perforasi” (pupuk hayati ”Bio P 2000 Z”, pupuk organik granul ”Bio Alami” dan pupuk organik cair ”Phosmit” 3. Proses alami: biasanya penanganan lahan gambut ini dengan cara alami yaitu ditanami dengan jenis tanaman yang cocok. Dengan berjalannya waktu dicoba dengan tanaman lainnya dan semakin beragam. Biasanya menunggu antara 5 tahun untuk lahan gambut jenis D dan E, sedangkan pada lahan gambut C dan B membutuhkan antara 5 sampai 10 tahun. Bahkan untuk lahan A dan sebagian B membutuhkan waktu lebih dari 10 tahun. Lamanya proses tersebut dikarenakan kondisi dan kandungan unsur-unsur kimia yang perlu diubah menjadi kondisi yang cocok dengan pertumbuhan tanaman. Misalnya: Tanah asam perlu dinetralkan; kandungan unsur yang bersifat penghambat tanaman (logam-logam berat) perlu diubah persenyawaannya menjadi tidak beracun, bahan organik yang belum busuk perlu dibusukkan. Proses ini sebenarnya secara alami dilakukan oleh mikroba. Lamanya waktu yang dibutuhkan dalam proses ini karena keberadaan mikroba relatif sedikit, dan bahkan tidak ada. Dengan jumlah relatif sedikit tingkat pencapaian hasil menjadi lambat dan kurang sempurna sesuai harapan. Inovasi yang dilakukan ”Teknologi Bio Perforasi” (pupuk hayati ”Bio P 2000 Z”, pupuk organik granul ”Bio Alami” dan pupuk organik cair ”Phosmit” adalah gabungan penyediaan unsur hara siap serap dan mikroba-mikroba digunakan sebagai pengelola tanah dan tanaman yang terdiri dari: (1) Mikroba pengelola kondisi lahan, yang mempunyai kemampuan sebagai pengubah keasaman tanah, mikroba yang mampu mengubah unsur racun bagi tanaman menjadi senyawa tidak beracun. (2) Mikroba pengelola unsur hara tanaman yang mempunyai kemampuan: menyerap unsur N2, O2, H20, CO dari udara; mempunyai kemampuan menguraikan ikatan Phospat di tanah. Mengubah zat-zat kimia termasuk pupuk an organik menjadi organik dan menyimpannya dalam tubuh yang siap diserap tanaman. Dari dua kemampuan tersebut maka lahan gambut dapat dipercepat paling lambat 2 tahun sudah sama dengan kondisi secara biasa mencapai 10 tahun. 4. Proses pembakaran: Proses ini sering dilakukan untuk penanganan lahan gambut. Proses ini diawali dengan mengalirkan air yang tergenang dengan membuat saluran drainase. Setelah kering lahan dibakar. Dampak yang ditimbulkan dengan proses pembakaran ini adalah: 1) hilangnya timbunan unsur hara (gambut) yang bernilai milyaran jika dikonversikan dengan harga pupuk an organik. 2) tanah menjadi sangat miskin, dan biasanya jika digunakan untuk lahan pertanian memerlukan unsur tambahan termasuk nitrogen yang seharusnya melimpah di lahan gambut. 3) berpengaruh terhadap emisi carbon yang sangat ini semarak dibicarakan. Penggunaan teknologi bio perforasi yaitu memfungsikan Mikroba dekomposer yang mempunyai kemampuan menguraikan/ membusukkan baik bahan organik maupun membongkar bahanbahan an organik dari tanah maupun batuan lunak.
Dengan demikian lahan gambut yang berasal dari tanaman yang tidak diuraikan karena tergenang, dengan bantuan mikroba pada proses teknologi bio perforasi akan terdekomposing (teruraikan) atau mengalami proses pembusukan menjadi bahan organik yang tidak beracun bagi tanaman dengan kandungan unsur hara tidak hilang baik oleh pembakaran maupun tercuci air. C. Teknik Budidaya Tanaman Sawit di Lahan Gambut. Penyiapan Lahan. Kondisi lahan di setiap tempat berbeda-beda, sebagian terdiri dari genangan air yang membenami lahan bersangkutan (kondisi ini ditemukan paling banyak), lahan yang tidak tergenangi lahan dan banyak ditumbuhi semak belukar, lahan yang banyak ditumbuhi pohon bakau atau pohon yang tumbuh di rawa, dll. Kondisi gambut juga berlain-lainan ketebalannya mulai dari ketebalan kurang dari 50 cm sampai pada ketebalan lebih dari 3 meter. Teknik penyiapan lahan perlu dilihat dari secara makro dan mikro. Penanganan makro adalah: (1) Pembuatan Saluran. (a) Pembuatan saluran primer, yaitu saluran yang dibuat antar wilayah yang digunakan untuk drainase, Saluran ini digunakan mengalirkan air yang ada di lahan antar wilayah. Pembuatannya basanya didasarkan pada countur tanah, dan dibuat pada tanah yang paling rendah diantara lahan di sekelilingnya. (b) Pembuatan saluran sekunder,yaitu saluran yang dibuat di dalam wilayah antar area. Saluran ini mengarah ke saluran primer diupayakan air diusahakan tidak menggenang namun air tanah jangan langsung habis mengalir. Jika langsung mengalir habis pada umumnya lahan kering kerontang karena air mudah mengalir diantara gambur yang mempunyai struktur longgar. (c) Pembuatan saluran tersier, yaitu saluran-saluran kecil sebagai saluran untuk mengalirkan kebelihan air yang ada di lahan. Diusahakan bahwa saluran ini selain dighunakan sebagai saluran drainase juga dapat digunakan sebagai saluran pengairan (2) Penanganan Lahan. Pada penanganan lahan sering menjadi suatu dilema. Jika dilakukan secara manual seperti pembersihan dari semak belukar, dan tanaman baik besar maupun kecil maka memerlukan biaya yang relatif besar dan hasil yang diperoleh berkejaran dengan waktu. Pada umumnya para pengusaha melakukan dengan cara pembakaran, dengan demikian biaya yang digunakan untuk penanganan lahan menjadi lebih kecil, dengan hasil terlihat dengan segera. Namun dampak negatif yang diperolehnya dari proses pembakaran adalah: (a) humus di lahan gambut menjadi hilang, (b) adanya penambahan emisi carbon di udara yang pada saat ini banyak mendapatkan sorotan dari dunia. (c) kesuburan hanya bertahan beberapa tahun, yang dampaknya pada perawatan tanaman yang memerlukan cost ( biaya ) lebih tinggi (d) kerusakan tanah cepat terjadi. Cara natural merupakan cara yang bijaksana yaitu dengan membuat lahan tersebut dilakukan penanganan secara alami. Artinya bahwa proses-proses yang dilakukan untuk mengubah dari lahan yang sifatnya gambut menjadi lahan pertanian dilakukan dengan cara alami. Sebenarnya, alam telah memberikan suatu proses alam yang maha dasyat, yang mampu mengubah suatu kondisi yang ekstrim menjadi kondisi yang dapat diterima. Namun untk mencapai hal tersebut diperlukan waktu yang relatif lama dengan dukungan kondisi lingkungan yang memadai.
Penanganan fisik yang selama ini dilakukan oleh para pengusaha, petani seperti pembuatan guludan, pembuatan mencampurkan lahan yang padat dengan lahan dari gambut, dan lain-lain seluruhnya dapat diterima. Hanya saja proses tersebut perlu disertai dengan proses alami yang mendasar dalam perbaikan kondisi tanah yaitu proses jasat renik/ mikroba sebagai pengelola alami. Di alam terdapat jutaan mikroba, namun hanya sedikit yang mempunyai kemampuan untuk mengubah lahan gambut menjadi lahan yang subur untuk tanaman. Dalam hal ini kandungan beberapa mikroba yang terkandung di dalam Bio P 2000 Z memang specialis mikroba untuk kebutuhan tersebut. Lahan yang telah dilakukan pengolahan secara fisik maka dapat dilakukan perubahan dengan mikroba yang ada di dalam proses”Teknologi Bio Perforasi”(pupuk hayati ”Bio P 2000 Z”, pupuk organik granul ”Bio Alami” dan pupuk organik cair ”Phosmit” dengan cara sebagai berikut: a) Pada lahan gambut tebal di awal pembukaan. - Pada lahan ini dilakukan berbagai usaha fisik seperti dilakukan di atas diantaranya pembuatan saluran, pembentukan teras sesuai dengan kultur. - Lahan yang sudah kering disemprotkan dekomposer yang sesuai dengan lahan gambut dengan dosis 2 hingga 3 liter per hektar disiramkan. - Setiap 2 bulan diulangi dengan merata, dari perlakukan tersebut selama 1 tahun maka lahan banyak mengalami perubahan terutama dalam kondisi keasaman dan tekstur tanah. pH tanah menjadi mengarah ke netral, sedangkan teksturnya mengalami kepadatan karena banyak yang mengalami dekomposi (pelapukan). - Pada lahan yang sudah dapat ditanami maka dilakukan penanaman dengan tanaman yang sesuai dengan kondisi tersebut seperti jenisnya seperti pohon yang dapat tumbuh di daerah rawa, akasia, nangka, mangga, dll. - Bersamaan itu dilakukan pengelolaan lahan dengan memberikan penyemprotan/ penyiraman menggunakan larutan pupuk hayati ”Bio P 2000 Z” + pupuk organik cair ”Phosmit” - Setelah lahan sudah mengalami perubahan baik secara tekstur/ struktur maupun kimia tanam maka tanaman siap untuk dilakukan penamanan komoditi utama (mis: Sawit, karet, tanaman pangan, dll). - Pemupukan an organik yang diperlukan pada lahan gambut adalah pupuk Kalium (KCl), Phospat (SP36, atau sejenisnya) dan Calsium (Ca) dari kapur, dolomit dan sejenisnya. b) Pada lahan gambut tipis di awal pembukaan. - Pada lahan gambut tipis yang belum dilakukan budidaya maka caranya dilakukan suatu petakan sesuai dengan counture permukaan bumi. Tujuannya untuk pengaturan baik draenasi maupun pengairan. - Penggunaan pupuk Mikroba Bio P 2000 Z pada 3 bulan sebelum melakukan penanaman lahan disiramkan/ didsemprotkan dengan Bio P 2000 Z dengan dosis 2 hingga 3 liter per hektar. Diulangi lagi 2 bulan berikutnya, 1 minggu sebelum tanam maka dilakukan lagi penyemprotan dengan dosis 1 liter per hektar. - Pemupukan an organik yang diperlukan pada lahan gambut adalah pupuk Kalium (KCl), Phospat (SP36, atau sejenisnya) dan Calsium (Ca) dari kapur, dolomit dan sejenisnya. c) Pada lahan gambut yang telah mengalami pelapukan atau yang telah dilakukan budidaya pertanian. - Lahan gambut yang telah mengalami pelapukan biasanya bermasalah terhadap kandungan unsur hara yang kurang seimbang bagi pertumbuhan tanaman. Hal tersebut terjadi karena kandungan unsur hara yang baik perlu keseimbangan antara unsur-unsur organik dan an organik sebagai bahan untuk enzym mineral dan vitamin.
- Untuk menyeimbangkan kebutuhan tersebut harus dilakukan pembongkaran zat-zat yang masih terikat secara persenyawaan menjadi zat yang dapat terserap oleh tanaman. Proses tersebut hanya dapat dilakukan oleh mikroba tertentu.Pupuk Bio P 2000 Z berisikan mikroba tersebut selain mikroba yang berfungsi lainnya. - Penggunaan pupuk Mikroba Bio P 2000 Z pada 3 bulan sebelum melakukan penanaman lahan disiramkan/ didsemprotkan dengan Bio P 2000 Z dengan dosis 2 hingga 3 liter per hektar. Diulangi lagi 2 bulan berikutnya, 1 minggu sebelum tanam maka dilakukan lagi penyemprotan dengan dosis 1 liter per hektar. - Pemupukan an organik yang diperlukan pada lahan gambut adalah pupuk Kalium (KCl), Phospat (SP36, atau sejenisnya) dan Calsium (Ca) dari kapur, dolomit dan sejenisnya, dan Nitrogen (N) seperti Urea dan sejenisnya. (3) Pemeliharaan Tanaman. Selama pemeliharaan maka dilakukan penyemprotan / penyiraman ( pada beberapa lobang yang dibuat sekitar tanaman) dengan dosis 1 liter per hektar per aplikasi. Periodik pemberian periodik 5 kali yaitu pada bulan Januari, Maret, Mei, Juli, Nopember. BUDIDAYA TANAMAN SAWIT (Elaeis guineensis Jacg) Oleh : Dr. Ir. Listyanto, MSc
1. Kriteria Iklim dan Kondisi Lokasi. Beberapa kriteria iklim yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman sawit, kakao, cengkeh, kopi dan lada secara umum adalah: Wilayah penanaman yang sesuai dengan pertumbuhan daerah-daerah yang berada pada 10 derajat LU sampai dengan 10 derajat LS. Pada umumnya pada wilayah tersebut mempunyai distribusi curah hujan dan jumlah penyinaran matahari sepanjang tahun. Sawit: Lama penyinaran matahari rata-rata 5-7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500-4.000 mm. Temperatur optimal 24-280C. Ketinggian tempat yang ideal antara 1-500 m dpl. Kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan Kondisi Lahan 1) Penyiapan Lahan Penanaman. Lahan perkebunan sawit, kakao dapat berasal dari hutan asli, hutan sekunder, tegalan, bekas tanaman perkebunan atau pekarangan. Lahan yang miring harus dibuat teras-teras agar tidak terjadi erosi. Areal dengan kemiringan 25-60% harus dibuat teras individu.
2) Pembukaan Lahan Cara penyiapan lahan dapat dengan cara pembersihan selektif dan pembersihan total. Alangalang di tanah tegalan harus dibersihkan/ dimusnahkan supaya tanaman kakao dan pohon naungan dapat tumbuh baik. Untuk memperlancar pembuangan air, saluran drainase yang secara alami telah ada harus dipertahankan dan berfungsi baik. a. Keasaman tanah. Keasaman tanah merupakan keadaan tanah yang berasal dari lahan gambut. Lahan ini dapat terjadi di daerah bekas rawa atau pasang surut atau lebak atau daerah hutan primer. Lahan ini di Indonesia mempunyai pontensi sangat luas. Dan baru digarap kurang dari 30 %, sisanya masih terbuka untuk dikembangkan. Permasalahan pada lahan ini tanaman sulit tumbuh atau pertumbuhannya terganggu. b. Kandungan unsur logam yang bersifat racun tanaman. Lahan yang beracun pada umumnya mempunyai kandungan logam berat tertentu melebihi ketentuan untuk hidup tanaman atau kandungan senyawa dalam bentuk yang tidak dikehendaki tanaman. Permasalahan lahan ini pada pertumbuhan tanaman menjadi terhenti atau bahkan mati, karena kandungan senyawa yang ada tidak dikehendaki pada metabolisme tanaman. c. Struktur tanah. Berdasarkan struktur tanah, lahan yang ditemui untuk pertanaman ada bermacam-macam. Terdapat lahan dengan tekstur kwarsa (banyak cadar, pasir, batu kecil), liat (jenis lempung), tekstur remah (banyak kandungan humus, labil, tidak rekat), rapuh (mudah tererosi, mudah pecah) dan lain-lainnya. Masalah dengan struktur tersebut berlain-lainan terhadap tanaman. d. Kadungan biologi tanah. Kandungan biologi atau zasat renik di tanah sangat penting sekali. Jasat renik atau mikroba yang ada di tanah bermacam-macam ada ratusan ribu jenis mikroba dan masing-masing mikroba mempunyai sifat yang berbeda-beda. Sebagian bersifat patogen, dekomposer (pembusuk), penambat unsur nitogen, penyakit bagi tanaman, menyerap unsur logam, menjadi katalisator persenyawaan kimia tanah, pengurai, dan lain-lainnya. Jika lahan mengandung mikroba yang menguntungkan tanaman maka lahan menjadi sangat subur. Sebaliknya jika lahan minim atau kekurangan mikroba yang menguntungkan tanaman maka lahan tidak subur walaupun diberi pupuk banyak. Karena kandungan unsur hara baru dapat diserap oleh tanaman jika dalam kondisi telah diuraikan mikroba menjadi unsur sederhana yang dapat diserap oleh tanaman. e. Kandungan unsur hara. Kandungan unsur hara tanaman secara garis besar ada dua macam yaitu kandungan unsur hara oleh adanya material yang ada di lokasi tersebut, dan kandungan unsur hara hasil mikroba yang menambat, mengelola dan menyusun unsur hara tanah yang dapat bermanfaat bagi tanaman. 3) Penyediaan unsur hara Lahan selama penanaman. Sampai saat ini pemupukan untuk lahan perkebunan masih mengandalkan pupuk an organik. Dengan penggunaan pupuk tersebut terlihat nyata perbedaan pertumbuhan pada saat itu. Namun keberhasilan tersebut diiringi beberapa hal diantaranya adalah: · Kerusakan tanah akibat kejenuhan bahan kimia, sehingga tanah menjadi keras dan sulit menyerap unsur hara tambahan. · Kertergantungan menggunakan pupuk an organik semakin besar dalam jumlah per hektar. Hal ini karena miskinnya jasat renik (mikroba) yang mengolah unsur an organik, sehingga banyak pupuk an organik yang diberikan menjadi hilang mubazir oleh penguapan dan pencucian. · Ketidakkeseimbangan jasat renik yang berpengaruh terhadap sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Sehingga terjadi ketidakseimbangan antara unsur hara dalam tanah yang akhirnya mempengaruhi pertumbuhan tanaman baik masa vegetatif dan generatif.
4) Teknologi Bio Perforasi Pupuk hayati “Bio P 2000 Z”, pupuk organik cair “Phosmit” sebagai Solusi Utama. Peran Pupuk Hayati Bio P 2000 Z + Pupuk Organik Cair Phosmit Peran pupuk organik cair adalah sebagai bahan untuk membangunkan mikroba yang dibuat dengan kondisi tidur pada pupuk Bio P 2000 Z. disamping itu pupuk phosmit berfungsi sebagai unsur hara yang siap diserap baik oleh tanaman maupun pengembangan bakteri. Dengan demikian gambungan antara Bio P 2000 Z dan Phosmit mampu mengoptimalkan penyiapan dan perbaikan tanah secara menyeluruh. Peran pupuk Bio P 2000 Z sebagai pupuk hayati yang sekaligus pupuk organik menjadi pilihan untuk memperbaiki kondisi lahan, penyediaan unsur hara, dan pemicu pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman sawit. Mikro-organisme yang ada di pupuk hayati Bio P 2000 Z dibentuk mempunyai sifat unggul, dengan sistem kehidupan yang dikondisikan sesuai dengan lingkungan tumbuh kembang tanaman. Di dalam pupuk tersebut disertakan pula nutrisi dan unsur hara yang mampu menjadi katalisator dan pemicu pertumbuhan mikro organisme maupun tanaman sehingga kinerja dari mikro organisme lebih optimal. Komposisi pupuk hayati Bio P 2000 Z + pupuk organik cair Phosmit hasil teknologi Bio Perforasi berisikan sekumpulan mikro-organisme unggul yang terdiri dari dekomposer (Hetrotrop, Putrefaksi), pelarut mineral dan phospat, fiksasi nitrogen, Autotrop (fotosintesis) dan mikroba fermentasi serta mikroba penghubung (seperti Mycorrhiza) yang bekerja bersinergi dan nutrisi bahan organik sederhana, seperti senyawa protein/peptida, karbohidrat, lipida, vitamin, senyawa sekunder, enzim dan hormon; serta unsur hara makro: N, P, K, S, Ca, dan lainnya berkombinasi dengan hara mikro: seperti Mg, Si, Fe, Mn, Zn, Mn, Mo, Cl, B, Cu, yang semua unsur yang disebut di atas diproses melalui cara fermentasi. Cara kerja pupuk hayati Bio P 2000 Z + pupuk organik cair Phosmit secara komprehenship membentuk dan mengkondisikan keseimbangan ekologis alamiah melalui sekumpulan jasa mikro-organisme unggul berguna yang dikondisikan, bersinergi dengan mikroba alami indogenus dan nutrisi; dan dengan menggunakan prinsip “mem-bioperforasi“ secara alami oleh zat anorganik, organik dan biotik pada mahluk hidup (seperti tanaman) sehingga memacu dan mengendalikan pertumbuhan dan produksinya. (1). Kemampuan Menguraikan Faktor Penghambat pertumbuhan menjadi faktor pendukung. - Kemampuan yang mengikat kelebihan senyawa racun di alam seperti Al+, Fe2+, Mn2+, H2S, hal ini telah dibuktikan dengan adanya uji lokasi di daerah-daerah bukaan baru yang mengandung unsur-unsur tersebut. Budidaya penanaman dengan menggunakan pupuk hayati Bio P 2000 Z pengaruh racun tersebut pada tanaman menjadi relatif hilang. Setelah di chek laboratorium dapat bukti bahwa kadar unsur tersebut yang bersifat racun jauh berkurang dan diubah dalam bentuk senyawa tidak beracun. - Keasaman (pH) tanah sebagai faktor penghambat pertumbuhan tanaman. Budidaya di tanah masam yang biasanya di lahan gambut dengan menggunakan pupuk hayati Bio P 2000 Z telah terbukti tanpa menggunakan kapur atau dolomit tanaman tumbuh subur dan berbuah lebat. Setelah di chek laboratorium pada tanah sehabis panen dapat diketahui keasaman tanah mendekati normal. Supaya lebih efektif dan efisien untuk memperbaiki keasaman lahan maka Penggunaan pengapuran dapat kombinasikan dengan menggunakan pupuk Bio P 2000 Z. Komposisi kapur dengan pupuk Bio P 2000 Z per hektar adalah 2 liter Bio P 2000 Z + 750 kg/ ha kapur.
Cara dan waktu penggunaan kapur dan Bio P 2000 Z untuk menetralkan keasaman lahan. Pemupukan lahan untuk menetralkan keasaman dilakukan dengan jalan menyemprotkan larutan Bio P 2000 Z ( pupuk Bio P 2000 Z + phosmit + air dengan perbandingan 1 ½ : 1 ½ : 300 ) ke seluruh permukaan lahan seluas 1 ha. Kapur disebarkan tersendiri. Waktu: Penggunaan kapur dan Bio P 2000 Z untuk menetralkan keasaman lahan dilakukan minimal 1 minggu sebelum tanam. - Tekstur, struktur dan porositas tanah merupakan suatu penghambat pertumbuhan tanaman akibat kejenuhan budidaya dan pengaruh penggunaan pupuk an organik. Beberapa penelitian dilakukan di lahan di Pulau Jawa maupun di luar Pulau Jawa dapat dibandingkan budidaya menggunakan pupuk hayati Bio P 2000 Z + Phosmit dengan yang tidak menggunakan diketahui bahwa tingkat tekstur, struktur dan porositas menjadi lebih baik. (2) Mengelola unsur hara di sekitarnya dan disediakan untuk tanaman. Salah satu keunggulan pupuk hayati Bio P 2000 Z + Phosmit adalah berfungsi sebagai pengelola unsur hara yang siap tersedia setiap saat untuk tanaman. Beberapa proses pengelolaan mikrobia tersebut adalah sebagai berikut: - Menyerap unsur hara bebas di alam baik di udara maupun di tanah dalam proses kehidupan bakteri, hasil proses tersebut berupa unsur hara yang siap diserap oleh tanaman. Termasuk juga unsur racun yang semula menjadi penghambat dapat diubah menjadi senyawa tidak beracun yang siap diserap tanaman. - Menguraikan unsur yang terikat oleh tanah yang pada keadaan biasa tidak dapat diserap oleh tanaman, namun dengan bantuan mikrobia di dalam pupuk hayati Bio P 2000 Z + Phosmit maka unsur tersebut terlepas kemudian diikat oleh mikrobia dan selanjutnya disediakan untuk diserap tanaman. - Mengubah unsur an organik menjadi unsur hara organik merupakan proses makhluk hidup termasuk bakteri. Unsur an organik baik dari alami maupun pemupukan dicerna dan diikat oleh bakteri yang ada di pupuk hayati Bio P 2000 Z dalam proses kehidupannya. Selanjutnya unsur tersebut akan dilepas sesuai dengan daya serap tanaman. Berdasarkan proses tersebut maka pupuk selalu tersedia bagi tanaman, pemberian pupuk lebih efektif dan efisien karena terikat oleh bakteri sehingga tidak menguap atau terbawa oleh air, unsur hara tanaman disediakan dalam bentuk unsur organik dan mudah terserap tanaman. (3) Memproduksi dan merangsang bio aktif seperti enzim, senyawa organik dan energi kinetik yang memacu metabolisme tumbuh kembang akar dan bagian atas tanaman Terdapat 2 sumber bio aktif pada proses pemupukan ini, yaitu: a. Bio aktif yang berasal dari pupuk itu sendiri, sewaktu memproduksi pupuk Bio P 2000 Z + Phosmit disertakan juga beberapa hormon yang langsung diserap tanaman dan enzim dan hormon tersebut merangsang pertumbuhan tanaman. b. Bio aktif yang dirangsang oleh bakteri yang terdiri hormon auxin dan hormon pertumbuhan lainnya yang membuat pertumbuhan vegetatif tanaman menjadi cepat dan besar. Hormon florigen merupakan hormon yang dirangsang oleh mikriobia dari pupuk hayati Bio P 2000 Z. Hormon ini berfungsi merangsang pembungaan, sehingga tanaman dapat berbunga dan berbuah lebih lebat. Berdasarkan fungsi tersebut di atas maka pupuk hayati Bio P 2000 Z merangsang pertumbuhan tanaman lebih subur, dan hasil bunga dan buah lebih lebat dengan pengisian biji yang penuh. (4) Ketahanan internal terhadap hama dan penyakit. - Ketahanan internal diperoleh karena pupuk Bio P 2000 Z + Phosmit dilengkapi dengan unsur
hara mikro yang dapat digunakan tanaman. Disamping itu, pertumbuhan yang cepat oleh pengaruh pupuk tersebut, memberikan kemampuan tanaman dari kerusakan hama. - Dengan adanya kemampuan pertumbuhan dengan adanya rangsangan hormon auxin, sitokinin dan giberilin, dengan didukung penyiapan unsur hara hasil dari pengelolaan mikrobia maupun unusr hara suplemen yang diberikan pada pupuk Bio P 2000 Z dan Phosmit, maka tanaman menjadi lebih sehat dan kemampuan atau daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit lebih kuat. Hal tersebut dinamakan dengan ketahanan internal Terdapat 4 (empat) titik kerja pupuk hayati Bio P 2000 Z + Phosmit, sbb: 1. Faktor penghambat : zat racun dan pH tanah menjadi Senyawa tidak beracun dan pH tanah normal 2. Mengelola unsur hara alami dan pemupukan yaitu Unsur hara tersedia, tidak cepat hilang/ terikat pada mikrobia, berbentuk unsur organik 3. Menyediakan dan merangsang bio aktif enzim, hormon, senyawa organik, energi kinetik 4. Merangsang pertumbuhan vegetatif dan generatif yaitu Merangsang pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanaman terlindungi, dan mengurangi residu racun kimia Berdasarkan penjelasan dapat diketahui bahwa penggunaan pupuk Bio P 2000 Z + Phosmit mampu mengefisiensikan penggunaan pupuk an – organik dengan tambahan dengan kelebihan memperbaiki sifat fisik, kimia dab biologi tanah dan peningkatan pertumbuhan vegetatif dan peningkatan pertumbuhan generatif. II. Pedoman Teknis Budidaya Kepala Sawit Menggunakan Pupuk Bio P 2000 Z. 2.1. Pembibitan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) tanaman yang dapat tumbuh baik di daerah tropis Pembibitan bagian perkecambahan biasanya dilakukan secara khusus, dan supaya seragam dan bermutu maka dilakukan oleh penangkar. 1) Penyemaian · Tanah sebagai isi polybag dipersiapkan dengan baik, komposisi yang baik terdiri dari : 50 % tanah subur, 25 % pupuk kandang, 25 % pasir. yang telah dicampur kemudian media ini diayak. · Hasil ayakan disemprotkan secara lamat-lamat dan merata larutan pupuk Bio P 2000 Z ( pupuk Bio P 2000 Z + phosmit+ air dengan perbandingan 1 : 1 : 200 ). · Kemudian masukkan media tanah tersebut ke dalam polybag 15 x 23 cm sampai 1-2 cm di bawah tepi polybag. · Kecambah yang memenuhi syarat untuk dipindahkan ke dalam pembibitan Setelah berumur 34 bulan dan berdaun 4-5 helai bibit dipindahtanamkan berkecambah pada hari ke 4-5 dan akarnya lurus. · Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polibag 40x50 cm setebal 0,11 mm yang berisi 15-30 kg tanah lapisan atas yang diayak. 2).Pemeliharaan Pembibitan Penyiraman dilakukan dua kali sehari. Penyiangan 2-3 kali sebulan atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma. Bibit tidak normal, berpenyakit dan mempunyai kelainan genetis harus dibuang. Seleksi dilakukan pada umur 4 dan 9 bulan. 3). Penanaman bibit Penanaman di tengah lobang dan ditimbun dengan tanah bekas galian dan diberi penyangga agar tidak rubuh 4. Pemeliharaan Tanaman
a). Penyulaman dan Penjarangan Penyulaman segera dilakukan pada tanaman yang mati. Umur tanaman sebagai pengganti sulaman sebaiknya sama dengan umur tanaman yang ada di lahan ( untuk itu perlu adanya cadangan tanaman di pembibitan yang sama umurnya dengan tanaman yang di lahan). Penyulaman dilakukan sampai umur 1 ½ tahun setelah tanam. b). Penyiangan Penyiangan dilakukan di sekitar tanaman dengan diameter sesuai dengan umur tanaman. Sebagai patokan diperkirakan sama dengan ujung terluar dari daun tanaman sawit. Pada penyiangan ini sekaligus sebagai penggemburan tanah di sekitar tanaman. Penggemburan jangan sampai terlalu dalam karena dapat merusak akar tanaman. c). Pemupukan Pemupukan dilakukan secara periodic dengan jarak waktu dan dosis pupuk sesuai dengan umur tanaman. Pemupukan bertujuan untuk menyediakan unsur hara yang mudah diserap oleh tanaman dan dapat dilakukan secara efektif ( kena sasaran) dan efisien ( tidak banyak yang terbuang dengan sia-sia. Untuk memenuhi hal tersebut diperlukan pupuk hayati Bio P 2000 Z yang berfungsi sebagai pengolah bahan alami baik dari udara (N,C, H2O, O2) , dari tanah yang terikat dalam persenyawaan maupun pupuk an organik pemberian. Keseluruhan unsur hara tersebut diolah dan disimpan serta disediakan oleh mikroba yang ada di pupuk Bio P 2000 Z
Bioprospecting: Kebun Organik Mikroba 'Google' Asal Kalimantan Tengah
Inilah adalah bukti inovasi masa depan dari bioprospecting yang dikelola oleh bangsa sendiri. Banyak yang terlewatkan dalam kesilauan kita yang selalu mengacu pada teknologi luar negeri tanpa menilai kepakaran anak bangsa sendiri yang sudah ada. Saya menikmati dan belajar banyak dari Ali Zum Mashar (35tahun), Putra Purwokerto, tumbuh inovatif ketika bekerja di Kalimantan Tengah. Penemuan mikroba yang diambilnya dari sebuah lahan gambut di Kalimantan membuahkan hasil inovasi pupuk mikroba yang dapat mencari dan memperkaya nutrisi untuk tanaman. Ali memang seorang "pemberontak" yang cerdas, mempunyai mimpi besar dan kepekaan campuran, instink inovasi melihat ada anomali (kelainan) di lahan gambut Kalimantan dan menganalisis kelainan itu yang menjadikan penemuan ini lalu menjadi inovasi besar. Ali Zum, menjelaskan inovasi yang ditemukannya pada Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, Muhaimin Iskandar Saya kutipkan wawancara dengan Media Indonesia tentang penemuan yang diciptakannya: "Pada 1996, Ali ke Palangkaraya. "Saya melihat sendiri, di sana tidak ada satu pun petani yang mengusahakan lahannya untuk bertani. Jadi mereka tefgantung pangan dari Jawa," katanya. Lahan di Palangkaraya tergolong ganas bagi pertanian konvensional. Lapisan atasnya ditutupi gambut, sedangkan di lapisan bawah terdapat pasir kuarsa. "Ada yang kemudian membakar gambut untuk bertani. Kalau terus-terusan, Palangkaraya bisa jadi gurun pasir." Saat itu, Ali membawa strain mikroba temuannya saat kuliah. Dia mencobakan mikroba itu ke dalam pot berisi tanah gambut untuk menanam tomat. Berhasil. Meski belum yakin betul, Ali mulai punya bayangan bahwa gambut tidak seburuk sangkaan orang. Lulus tahun 1997, sarjana baru itu bergabung dengan program transmigrasi andalan Soeharto Proyek Pengembangan Lahan Gambut Sejuta Hektare. Pada 1998, Ali ditempatkan di daerah Kapuas. Faktor kesulitannya tinggi. "Di atas gambut, di bawah racun. Banyak kandungan pirit (FeS2), aluminium, besi dan mangan (Mn)." Lantaran itu lahan Kapuas seolah membal. Jika dipaksakan, tanaman tahunan keburu mari sebelum dipanen. Tanaman musiman seperti palawija juga tidak akan bertahan karena unsur haranya sangat minim. Saat itu, solusi instan datang dari pemerintah. Berton-ton kapur dikapalkan ke Kalimantan untuk menetralisasi keasaman gambut. Satu ten kapur ditebar di atas 1 hektare lahan. Saat Sungai Kapuas meluap, tanah itu kembali asam karena kapurnya tercuci. Sistem drainase juga bukan solusi karena pirit justru masuk ke perairan dan membunuh ikanikan di Kapuas. Ali makin yakin, substansi masalah terletak pada gambut itu sendiri, yaitu bagaimana mengondisikan kesuburannya. Pertanyaan itu menggayuti Ali berhari-hari. Ia belum yakin, temuannya yang sukses di Palangkaraya-membenamkan mikroba pada pasir--bisa berhasil di Kapuas. Saat berjalan-jalan mengunjungi temannya yang bertugas di kawasan dekat Barito Selatan, Ali menemui anomali. "Di sana, gambutnya lebih dalam. Tapi ada tanaman sejenis kacang-kacangan, juga ada yang berdaun lebar. Tumbuhan itu bukan vegetasi asli gambut, tapi bisa hidup normal." Cepat Ali mengambil sampel dan membawanya ke tempat ia bekerja. Ia melakukan isolasi di laboratorium sederhana. Pengalaman saat skripsi menyelamatkan Ali. "Kuncinya api. Kita bekerja pada tabung reaksi diatas api. Yang penting steril," ujarnya, tersenyum. Strain mikroba yang ia biakkan itu kemudian dicobakan ke petani binaannya. Beberapa kali, kedelai, jagung, dan cabai terbukti berhasil ditanam di lahan gambut yang sudah diberi mikroba. Saat ber-tanam padi, Ali seperti berjudi. Dalam sejarah, belum ada yang mampu menanam padi di lahan gambut. Toh Ali berhasil, panen padi menjadi 6 ton per hektare. Keberhasilan itu tersiar cepat. Ahli tanah dari IPB, Profesor Goes-wono Soepardi, termasuk yang angkat topi. Ali mematahkan pendapat buruknya Kalimantan untuk pertanian karena tanah tidak subur -mengandung pasir kuarsa, sulfat masam, pirit, dan gambut. "Tapi orang salah. Iklim di sana luar biasa untuk pertanian. Kalau tanah bisa dikondisikan, kita bisa jadikan Kalimantan sebagai sentra tebu dan singkong. Juga kedelai. Pangan kita bisa mandiri segera. Negara ini akan merdeka lepas dari tekanan-tekanan negara lain," tegasnya. "Ketika, saya menjumpai pencilan, di salah satu sudut lahan gambut, melihat ada tanaman yang mampu tumbuh di lahan gersang dan penuh pirit yang beracun, saya curiga, pasti ada sesuatu dengan kawasan ini. Ternyata benar, ada mikroba yang bisa memperkaya nutrisi dan mengambil simbiosis dan mencari nurtrisi dari sekitarnya," ujar Ali bercerita pada saya. "Jadi seperti google yang mencari nutrisi khusus, mikroba ini adalah mikroba google yang membantu tanaman mengidentifikasi dan sekaligus menggunakannya."
Subhanallah. Saya sarankan Ali untuk menyederhanakan penemuannya itu dengan menyebut Mikroba "Google" dalam tanda petik, sambil mendompleng nama populer mesin pencari internet di dunia maya karena pasti orang pusing dengan angka dan gelar pupuk yang dibuatnya-setidaknya saya: BioP2000Z. Jangan lupa membubuhkan tanda petik untuk kata:'Mikroba Google" karena ini bukan nama resmi, salah-salah nanti digugat paten namanya. Bayangkan, Ali hanya menanam dengan media yang sederhana, berupa air dan sekam, menghasilkan tanaman bersih: bayam, tomat, kacang, cabe, brokoli dan sayur mayur serta anggrek yang siap jual di pasar. Tumbuhannya pun bersih, karena selain ditempatkan di dalam 'green house' yang besar dan modern juga penanganan sangat serius. Popuk P2000Z yang diproduknya kini banyak digunakan untuk meningkatkan produktifitas dan bukti-bukti produktifitas itu ditunjukkan pada kami melalui laboratoriumnya di Cianjur ini. Ini contoh konkrit bioprospecting seperti yang pernah saya singgung dalam satu bab dalam buku: Bertahan di Bumi, Gaya Hidup Menghadapi Perubahan Iklim. Inovasi seperti inilah yang bisa menyelamatkan peradaban dan dapat dijadikan kebanggaan, bahwa Indonesia tidak sekedar kaya biodiversitasnya, tetapi juga kaya dengan intelektual dan praktisi seperti Ali Zum Mashar ini.
Pupuk Mikroba Bio P2000Z dan Kedelai Raksasa
16 Tahun lalu petani kedelai kita makmur. Waktu itu produksi kedelai surplus hingga 1,8 juta ton. Namun kejayaan itu tak lama, maklum kran impor dibuka tahun 1998. Gelontoran kedelai dari luar negeri pun terus mengucur, akibatnya petani enggan menanam kedelai. Lahan kedelai terus menyempit. Tiba-tiba kedelai hilang dan harganya melambung, Indonesia pun kelimpungan. Negeri ini sudah sangat bergantung pada kedelai Amerika. Kelangkaan kedelai, seharusnya tidak perlu terjadi jika pemerintah tak mengacuhkan temuan-temuan kedelai plus para peneliti. Pupuk temuan mikroba Bio P2000Z bisa membuat kedelai biasa tumbuh menjadi kedelai raksasa setinggi empat meter. Menyuburkan Pabrik pupuk organik Bio P2000Z berada di Cileungsi, Jawa Barat. Pupuk ini mampu menyuburkan kedelai hingga berukuran raksasa, dengan tinggi hampir empat meter. Jumlah polongnya pun mencapai sekitar 3000 buah. Biasanya, tanaman kedelai paling-paling hanya setinggi 70 cm, dengan jumlah polong rata-rata 50 buah. Penemu pupuk ini adalah Ali Zum Mashar. Belakangan dia begitu sibuk diundang ke berbagai tempat gara-gara kisruh kedelai. Ia diminta memaparkan temuan kedelai supernya. Memang berkat pupuk ciptaannya, kedelai mampu menghasilkan kacang berlipat ganda. Ali Zum Mashar: “Benih ini setaraf dengan lima kedelai lokal yang dulu. Kalau mau kedelai-
kedelai yang bagus, kita sumber benihnya ada semua” Mahluk super mini jenis mikroba, itulah yang berperan penting menghasilkan kedelai produktif ini. Keistimewaan mikroba, menurut Ali, mampu menghasilkan zat hara dan nutrisi penyubur tanah. Alumnus Universitas Jenderal Sudirman, Purwokerto itu selama sekitar 10 tahun berkutat meneliti mikroba apa saja yang bisa menyuburkan tanaman, sekaligus ramah bagi manusia mau pun lingkungan. Ali Zum Mashar: “Saya mencari dan memburu mikroba-mikroba yang bagus di daerah gambut yang sangat masam. Itu ada semacam danau yang air gambutnya hitam sekali yang di situ sangat masam dan kehidupan di situ relatif kecil. Tetapi ternyata di situ ada mikroba-mikroba spesial yang hidup dengan baik. Setelah kita ambil, kita kultur itu adalah mikroba-mikroba bermanfaat dan bukan patogen” Dari hasil perburuan itu, terkumpul 18 jenis mikroba. Dengan formula tertentu, jazad renik itu diadon menjadi pupuk hayati baru, yang oleh Ali diberi nama Bio P2000Z. Bio artinya bahan hidup, P untuk perforation technology, 2000 sebagai tahun pembuatan. Tak lupa ia mengabadikan inisial namanya Z. Memanfaatkan mikroba Lalu bagaimana pupuk ini menyuburkan tanah? Ali Zum Mashar: “Di alam ini kan banyak sekali mikroba ya, ada wah, ratusan juta jenis mikroba. Manakala dia sudah kita rubah, dimutankan sesuai kebutuhan kita, maka dia kita taburkan di tanah-tanah yang gersang itu, maka dengan sendirinya dia akan hidup di tanah itu, menggunakan bahan-bahan racunnya tanah itu menjadi berguna, menjadi organik. Nah bahanbahan organik yang diciptakan oleh mikroba itu sebetulnya adalah pupuk organik. Kemudian enzym, hormon, kemudian unsur makro dan mikro yang tercipta dari aktivitas mikroba itu sendiri. Jadi kenapa kita pusing dengan kelangkaan pupuk atau tidak ada pabrik pupuk, kalau memang alam ini juga kita buat menjadi bio reaktor pabrik pupuk?” Pupuk ini juga ramah lingkungan, itulah kelebihan lainnya. Para petani tak perlu lagi menggunakan macam-macam pupuk kimia yang mengancam kelangsungan tanah. Bahkan tanah yang tak lagi subur akibat terus-terusan ditabur pupuk kimia buatan pabrik, dapat subur kembali. Ali Zum Mashar: “Sering kita jumpai tanah itu disebut tanah yang sakit, tanah yang kurus, tanah yang padat, tanah yang terlapisi plastik karena dampak urea. Nah, kalau mikroba-mikroba itu cukup dan jumlahnya banyak, maka racun seberapa pun bisa diserap. Asal gak melebihi daya dukung lingkungan, daya dukung kemampuan mikroba mendegradasi. Kuncinya kan sederhana, bertani secara organik, kan? Atau secara ramah lingkungan kan?” Akrab lingkungan Tak hanya itu, di lahan gambut yang merupakan proyek gagal era Soeharto, kedelai mampu berbuah banyak. Ali Zum Mashar: “Teknologi untuk menyuburkan lahan ada. Kita sudah banyak bukti. Contohnya kedelai di lahan gambut itu bisa punya potensi 4,5 ton per hektar, di lahan gambut Kalimantan tengah. Itu kita sudah pernah coba. Rata-rata kalau hanya mencari 2,5 ton itu gampang di sana” Pupuk itu kini telah dipatenkan secara internasional. Pabrik Ali yang seluas lapangan sepakbola mempekerjakan enam orang, dengan kapasitas produksi hingga dua juta liter sel mikroba. Hasilnya dipasarkan dengan harga per liter maksimal Rp. 100 ribu. Ali Zum Mashar: “Ada 60 unit bioreactor. 40 yang besar, berkapasitas sekitar 4000 liter, per bio reaktor dan ini setiap hari keluar barang, berproduksi. Memang ini kita disain satu harinya itu dihasilkan 11 ribu liter konsentrat mikroba. Nah kalau kita kembangkan, berarti sekitar dua juta liter sel mikroba yang bisa langsung ditebar”
Tak butuh lahan besar Bekerja di laboratorium tidak butuh peralatan canggih. Cukup di atas satu petak pekarangan, Ali Zum mengembangkan tanaman kedelai hasil rekayasa. Ali Zum Mashar: “Di sini saya taman sekitar 20 jenis kedelai hasil persilangan-persilangan. Jadi di tempat yang sempit ini mungkin sekitar dari lahan 1500 saya tanam kedelai kita paling sekitar 2500 meterlah untuk penyelamatan temuan, atau pembuatan bibit-bibit jalur kedelai baru. Ya di lahan pekarangan ini. Jadi kalau kita berniat meneliti atau mengawinkan kedelai, kenapa harus kita pakai laboratorium yang canggih? Di lahan-lahan yang kosong bisa, ini buktinya” Sudah tujuh tahun pupuk buatan Ali dimanfaatkan sejumlah petani. Namun pemerintah hingga kini belum melirik, padahal kehebatan pupuk ini telah teruji. Tak butuh waktu lama untuk melihat hasil panen kedelai melimpah, ketika Wardi beralih menggunakan pupuk bio P2000Z. Ia telah panen tiga kali dengan hasil memuaskan. Untuk lahan seluas satu hektar, Ketua Kelompok Tani Sadatani, di Serang Banten itu mampu menuai kedelai minimal tiga ton. Hasilnya dua kali lipat Wardi: “Sebelum ada pupuk bio P, kedelai kurang dari satu ton per hektar. Tapi setelah menggunakan pupuk-pupuk bio P, di sini bisa mencapai tiga sampai tiga setengah ton. Jadi peningkatannya ya dua kali lipatlah, dua kali lipat lebih” Padahal, menurut Wardi, lahan di Serang sebenarnya tak cocok ditanami kedelai karena tanah tandus bercampur pasir. Wardi : “Di sini pegunungan, sehingga jenis tanah berbatu dan bercampur pasirlah. Di sisi lain itu seperti merah-merah tanahnya, sehingga kalau ditanami kedelai kurang bagus. Tapi alhamdullilah sejak ada bio P tanah berubah menjadi bagus. Jadi ditanami nanti untuk kelanjutannya bisa lebih baik” Keberhasilan di Toba Tanah di dataran tinggi gunung Toba Samosir, Sumatera Utara juga tak kalah gersang dan keringnya. Para petani, menurut Dian Ketua kelompok Tani Toba Samosir, sampai putus asa, ketika mencoba bercocok taman. Apalagi untuk kedelai, pada lahan tak berhumus itu mustahil kedelai bisa tumbuh. Dian: “Susah payah sekali kalau untuk kedelai, karena dataran tinggi Toba tanahnya sangat asam dan gersang. Jadi memang untuk tanaman itu tidak bisa bertahan kalau tanpa bantuan teknologi yang benar. Sehingga kalau ditanami akan kerdil dan tidak tumbuh dan tidak ada humusnya sama sekali” Dengan teknologi pupuk Bio P, lahan yang tadinya mustahil ditanami, bisa menghasikan bertonton kedelai, berkualitas tinggi lagi! Dian: “Jagung saja paling tinggi empat ton per hektar. Nah, kemudian dikenalkan bio P, sehingga untuk pembukaan lahan baru saja, yang tanahnya sangat merah itu, langsung hasilnya berlipat, bisa sembilan ton per hektar untuk jagung. Nah untuk kedelai juga meningkat. Jadi, biasanya misalnya satu ton itu sudah berusaha sekali, sekarang bisa meningkat dua setengah sampai tiga ton per hektar. Ketika harga kedelai meroket, Imron mengantongi keuntungan berlimpah. Di lahan satu hektar ia mampu membawa pulang keuntungan bersih sekitar Rp. 11 juta. Padahal dulu, ketika masih menggunakan pupuk kimia, Imron kadang tekor alias rugi. Imron: “Hasilnya sangat memuaskan. Dari satu setengah ton, meningkat menjadi minimal dua setengah ton, sampai tiga ton. Itu kalau satu setengah ton hasilnya, sebelum menggunakan Bio P, petani mengalami kerugian, karena hasilnya paling banter hanya Rp. 4 juta, tapi ongkos produksinya mencapai dua juta. Setelah kami menggunakan Bio P, apalagi diangkat dengan harga kedelai saat ini sekitar Rp. 6000 sampai Rp. 7000, satu hektarnya bisa mencapai hasil
kira-kira Rp. 12-15 juta, sementara ongkos produksi paling-paling cuma Rp. 4 juta” Mudah Untuk mendapatkan kedelai super, gampang caranya. Kembali Ali Zum Mashar Ali Zum Mashar: “Petunjuk pemakaian sederhana. Kalau punya lahan satu hektar, misalnya untuk kedelai, penyemprotannya bisa empat sampai enam kali. Misalkan umur 14, umur 21, umur 30, umur 35 umur 45, atau maksimal sampai umur 50 hari” Waktu penyemprotan pun harus dilakukan sesuai aturan. Ali Zum Mashar: “Pagi-pagi jam enam sampai sembilan. Kalau sore antara jam tiga sampai tujuh. Nah, kalau nyemprot siang-siang bolong kan nanti banyak kena sinar. Begitu cepat kering atau kepanasan, bisa jadi banyak yang mati mikrobanya” Tak hanya untuk kedelai, pupuk ini juga cocok untuk semua jenis tanaman dan buah-buahan. Hasil Uji Lokasi Penggunaan Tek Bio Perforasi pada Tanaman Kedelai UNGGUL LINTAS LOKASI BBI Malang = 3,55 ton/ha Karawang = 3,6 ton/ha Majalengka = 3,1 ton/ha Lampung = 2,5–4,2 t/h Jambi = 3,38 ton/ha Kapuas = 3,6 ton/ha Maros (Sul-Sel) = 2,8 ton/ha Lombok (NTB) = 2,8 t/ha Sum-Sel = 2,8 ton/ha Sumut = 4,16 ton/ ha Unggul LINTAS Varietas · Wilis = 3,22 ton/ ha · Slamet = 3,32 ton/ ha · Mahameru = 2,55 ton/ ha · Anjasmoro = 3,41 ton/ ha · Baluran = 3,46 ton/ ha · Pandermen = 3,30 ton/ ha · Jumbo NS = 3,16 ton/ ha · Control Wilis = 1,8 ton/ ha ( Uji di BB Palawija Malang ) Hasil uji varietas pada kedelai Sedangkan uji lintas varietas yang dilakukan di Malang memperoleh hasil sangat dratis. Produktivitas seluruh varietas di atas 3 ton per hektar. Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh peningkatan produktivitas Sedangkan kontrol sekitar 1,86 ton per hektar.kedelai sangat signifikan. Hasil Penelitian menunjukkan perbedaan signifikan antara penanaman kedelai menggunakan pupuk Bio P 2000 Z dengan tanpa menggunaan Bio P 2000 Z. Lokasi dan luasan Hasil Produksi Riil PLG Kapuas Kalteng 300 ha pola lahan gambut 2,5 ton/ ha- potensi laboratorium 7,5 ton/ha. Sei Gohong: 100 ha Pola lahan pasir kwarsa 3,2 ton/ha – potensi lab 4,2 ton/ha.
Mesuji Lampung 100 ha. Pola lahan pasang surut 2,5 hingga 5,2 ton/ ha Majalengka Pola petani penggarap3,4 ton /ha. Gagutur (barsel) 400 ha Pola pasir krisis 2,0 s/d 3,5 ton / ha Parung Bogor 5 ha Pola kebun 3,0 ton Tanjung Marowa 144 ha Pola Lahan sawah 4,16 ton/ha. Mempawah Kalbar: 75 ha Pola tegalan 3,4 ton/ha Pandeglang Banten : 60 ha Pola kemitraan lahan 3,2 ton/ha. Cibitung 1 ha. Pola Demplot Diklat 4,0 s/d 5 ton/ha Jember jatim 300 ha Pola Tumpangsari Tanaman Hutan 3,2 s/d 3,4 ton/ ha Banyuwangi 1.300 ha Pola Kemitraan investasi PT ASI3,2 s/d 4 ton/ ha Citereup Jawa barat 20 ha Pola penanganan lahan tidur 2,8 s/d 3 ton/ ha Karawang 75 – 100 ha pola kedelai industri Deperindag 3,1 - 3,6 ton/ha Musi rawas – Linggau 5 ha 2,7 s/d 3,3 ton/ ha Sukoharjo – Jateng 50 ha dipanen Dirjen BP. Tan Pangan 2,5 – 3,8 ton/ ha Mataram, NTT. Jayapura, Nabire,dll > 2,7 ton/ ha Ogan kemiling Ilir Sumsel 85 ha Bukaan baru 1,8 s/d 4,3 ton/ha 100 % pakai pupuk NPK organik Ferre Soil dan BIO P 2000Z + POC PHOSMIT (cair) : Jagung Hibrida mampu bertongkol produktif 2-4 tongkol/ tanaman, Kedelai tumbuh subur produksi rata-ratanya 3 -4,5 ton/ha per panen ( 2x rata-rata kedelai India,cina dan brasil) Bawang merah jadi besar, bawang putih pun tumbuh subur. kenapa pemerintah lebih suka menyuburkan impor daripada berpihak mengembang suburkan karya bangsa sendiri ??? Yah! mereka para pejabat memang pandai panen tanpa harus menanam, oknum pejabat yang bermental broker. ( Ali Zum Muhzar 13 mei 2012 ) inilah penemuan terbaru NPK Organik majemuk "Ferre soil", lebih bertenaga dan dahsyat, komposisinya kebanyakan bibit mikroba google yang diperbaharui, tapi kita cantumkan hanya komposisi NPK dan Unsur organik dan mikronya. Produk trial dah dikirim ke pertambangan Nikel di morowali untuk menyuburkan tanah yang rusak dan beracun, produksi berikutnya sedang disiapkan untuk orderan di timur tengah: Qatar, Saudi arabia, Bahrain dan Dubai. Bupati Toba Samosir Drs. Monang Sitorus, SH,MBA bersama Perguruan Pusat dan Daerah Yayasan DEL, Kadis Pertanian Kab Tobasa, Kepala Desa Sibarani Nasampuluh dan Kelompok Tani Dosroha Nasampuluh melaksanakan panen raya perdana jagung dengan pola kemitraan dan Bio Perforasi ( Bio P2.000 Z). Dengan teknologi pertanian Bio Perforasi (Bio P2.000 Z) produksi jagung dapat ditingkatkan 9 sampai 11 ton per hektare. Hal ini sungguh menyenangkan hati para anggota Kelompok Tani Dosroha karena selama ini lahan pertanian tersebut sangat tandus sehingga sulit untuk dikelola menjadi lahan pertanian yang baik. Tapi berkat adanya Program YayasanDEL dibidang pertanian terbukti telah berhasil melakukan pola kemitraan dengan menerapkan Bioteknologi Perforasi. Teknologi pertanian Bio Perforasi ditemukan oleh Ir. Ali Zum Mashar, M.A,M.S Hasibuan dan dibantu oleh saudari Fidian sebagai pembina petani pendamping teknologi yang langsung terjun di lapangan untuk membantu petani jagung untuk meningkatkan hasil produksinya. Atas nama Yayasan DEL Brigjend TNI (Purn) SP. Sitorus dalam sambutanya memaparkan dengan pola kemitraan yang dilakukan oleh Yayasan DEL, petani mendapatkan modal bibit, pengolahan tanah, pupuk dan obat-obatan serta ahli teknologi Bio Perforasi serta bimbingan dan kawalan budidaya sampai panen dan jaminan pemasaran.Bupati Toba Samosir
memberikan arahan kepada para Kepala Desa Se-Kecamatan Laguboti untuk lebih sungguhsungguh mengusahakan setiap lahan-lahan kosong dengan tetap menjalin kerjasama yang baik dengan Yayasan DEL. Bupati juga menegaskan bahwa pemerintah Toba Samosir sangat mendukung program kemitraan yang telah dilaksanakan Yayasan DEL agar keberhasilan panen raya pada saat ini dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat petani yang ada di setiap kecamatan Se-Toba Samosir. Bupati juga memberikan bimbingan kepada para petani agar selalu memulai pekerjaan dengan doa agar setiap pekerjaan memberikan hasil yang baik dimasa yang akan datang. Juga menghimbau masyarakat yang ada di sekitar YayasanDEL karena perguruan ini merupakan kebanggaan Kabu[paten Toba Samosir sebagai lembaga pendidikan tinggi yang berstandar internasional yang diharapkan mampu menjadi pemimpin pada masa yang akan datang baik ditengah bangsa maupun negara. Para petani juga mengajukan beberapa pertanyaan yang langsung dijawab oleh penemu teknologi Bio Perforasi (Bio P 2.000 Z) Ir. Ali Zum Mashar,M.A,M.S yang meberikan penjelasan bahwa sebagai peneliti tidak akan meninggalkan petani sampai betul-betul petani mandiri berhasil menghasilkan produksi yang terbaik, juga mengajak petani untuk betul-betul mengikuti anjuran yang diarahkan oleh peneliti agar hasil produksi betul-betul sesuai dengan harapan yang diinginkan.
BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG
Di Indonesia jagung merupakan komoditi tanaman pangan penting, namun tingkat produksi belum optimal. PT. Alam Lestari Maju Indonesia berupaya meningkatkan produksi tanaman jagung secara kuantitas, kualitas dan ramah lingkungan/berkelanjutan II. SYARAT PERTUMBUHAN Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu optimum antara 230 C - 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA A. Syarat benih Benih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih hibryda). Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih + 20-30 kg/ha. Sebelum benih ditanam, sebaiknya direndam dalam BIO P2000Z (dosis 2-4 cc/lt air semalam).
B. Pengolahan Lahan Lahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnya, sisa tanaman yang cukup banyak dibakar, abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dicangkul dan diolah dengan bajak. Tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Setiap 3 m dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm, kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek.Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah dikapur (dosis 300 kg/ha) dengan cara menyebar kapur merata/pada barisan tanaman, + 1 bulan sebelum tanam. Sebelum tanam sebaiknya lahan disebari BIO P2000Z + FERRE SOIL yang sudah dicampur dengan pupuk kandang matang untuk mencegah penyakit layu pada tanaman jagung. C. Teknik Penanaman 1. Penentuan Pola Tanaman Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan : a. Tumpang sari ( intercropping ), melakukan penanaman lebih dari 1 tanaman (umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela pohon, padi gogo. b. Tumpang gilir ( Multiple Cropping ), dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo, kedelai, kacang tanah, dll. c. Tanaman Bersisipan ( Relay Cropping ): pola tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda). Contoh: jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang. d. Tanaman Campuran ( Mixed Cropping ) : penanaman terdiri beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur jadi satu. Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan penyakit. Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu. 2. Lubang Tanam dan Cara Tanam Lubang tanam ditugal, kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih. Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang umurnya jarak tanam semakin lebar. Jagung berumur panen lebih 100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya 40x100 cm (2 tanaman /lubang). Jagung berumur panen 80-100 hari, jarak tanamnya 25x75 cm (1 tanaman/lubang). D. Pengelolaan Tanaman 1. Penjarangan dan Penyulaman Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati, dilakukan 7-10 hari sesudah tanam (hst). Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman. 2. Penyiangan Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah
maka dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari. 3. Pembumbunan Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang. 4. Pengairan dan Penyiraman Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab, tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung. E. Hama dan Penyakit 1. Hama a. Lalat bibit (Atherigona exigua Stein) Gejala: daun berubah warna menjadi kekuningan, bagian yang terserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati. Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung kuning kehijauan bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm. Pengendalian: (1) penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman. (2) tanaman yang terserang segera dicabut dan dimusnahkan. (3) Sanitasi kebun. b. Ulat Pemotong Gejala: tanaman terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah, ditandai dengan bekas gigitan pada batangnya, akibatnya tanaman yang masih muda roboh. Penyebab: beberapa jenis ulat pemotong: Agrotis ipsilon; Spodoptera litura, penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), dan penggerek buah jagung (Helicoverpa armigera). Pengendalian: (1) Tanam serentak atau pergiliran tanaman; (2) cari dan bunuh ulat-ulat tersebut (biasanya terdapat di dalam tanah) 2. Penyakit a. Penyakit bulai (Downy mildew) Penyebab: cendawan Peronosclerospora maydis dan P. javanica serta P. philippinensis, merajalela pada suhu udara 270 C ke atas serta keadaan udara lembab. Gejala: (1) umur 2-3 minggu daun runcing, kecil, kaku, pertumbuhan batang terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih; (2) umur 3-5 minggu mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna dari bagian pangkal daun, tongkol berubah bentuk dan isi; (3) pada tanaman dewasa, terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua. Pengendalian: (1) penanaman menjelang atau awal musim penghujan; (2) pola tanam dan pola pergiliran tanaman, penanaman varietas tahan; (3) cabut tanaman terserang dan musnahkan;
b. Penyakit bercak daun (Leaf bligh) Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum. Gejala: pada daun tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna coklat, bercak berkembang dan meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun, semula bercak tampak basah, kemudian berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan, kemudian berubah menjadi coklat tua. Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna coklat. Pengendalian: (1) pergiliran tanaman. (2) mengatur kondisi lahan tidak lembab; c. Penyakit karat (Rust) Penyebab: cendawan Puccinia sorghi Schw dan P.polypora Underw. Gejala: pada tanaman dewasa, daun tua terdapat titik-titik noda berwarna merah kecoklatan seperti karat serta terdapat serbuk berwarna kuning kecoklatan, serbuk cendawan ini berkembang dan memanjang. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban; 2) menanam varietas tahan terhadap penyakit; (3) sanitasi kebun; d. Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut) Penyebab: cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung, Uredo zeae Schw, Uredo maydis DC. Gejala: masuknya cendawan ini ke dalam biji pada tongkol sehingga terjadi pembengkakan dan mengeluarkan kelenjar (gall), pembengkakan ini menyebabkan pembungkus rusak dan spora tersebar. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban; (2) memotong bagian tanaman dan dibakar; e. Penyakit busuk tongkol dan busuk biji Penyebab: cendawan Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae (Schw), Gibberella fujikuroi (Schw), Gibberella moniliforme. Gejala: dapat diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji-biji jagung berwarna merah jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat sawo matang. Pengendalian: menanam jagung varietas tahan, pergiliran tanam, mengatur jarak tanam, perlakuan benih; Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki. F. Panen dan Pasca Panen 1. Ciri dan Umur Panen Umur panen + 86-96 hari setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh (diameter tongkol 1-2 cm), jagung rebus/bakar, dipanen ketika matang susu dan jagung untuk beras jagung, pakan ternak, benih, tepung dll dipanen jika sudah matang fisiologis.
2. Cara Panen Putar tongkol berikut kelobotnya/patahkan tangkai buah jagung. 3. Pengupasan Dikupas saat masih menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai, agar kadar air dalam tongkol dapat diturunkan sehingga cendawan tidak tumbuh. 4. Pengeringan Pengeringan jagung dengan sinar matahari (+7-8 hari) hingga kadar air + 9% -11 % atau dengan mesin pengering. 5. Pemipilan Setelah kering dipipil dengan tangan atau alat pemipil jagung. 6. Penyortiran dan Penggolongan Biji-biji jagung dipisahkan dari kotoran atau apa saja yang tidak dikehendaki (sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, dll). Penyortiran untuk menghindari serangan jamur, hama selama dalam penyimpanan dan menaikkan kualitas panenan
Budidaya Tanaman Tebu Lahan Kering ( BIO P2000Z )
PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tebu merupakan sumber pemanis utama di dunia, hampir 70 % sumber bahan pemanis berasal dari tebu sedangkan sisanya berasal dari bit gula. Produksi gula tebu nasional pada tahun 2008 sebesar 2.8 juta ton. Luas areal pertanaman tebu sekitar 438 960 ha dengan produktivitas nasional 6.11 ton tebu/ha dan rendemen tebu sekitar 7.75 %. Produktivitas tebu nasional 64 % dihasilkan di pulau Jawa. Total produksi gula pada tahun 2009 sekitar 4,5 juta ton, kebutuhan impor rafinasi 379.000 ton dan konsumsi gula sekitar 4,3 juta ton (Dewan Gula Indonesia, 2009). Pengembangan tebu lahan kering di luar pulau Jawa menghadapi sejumlah kendala terutama sifat tanah yang kurang sesuai untuk pertumbuhan tanaman semusim. Keberhasilan usaha budidaya tebu di lahan kering selalu dibatasi dengan faktor alam yang sulit dikendalikan. Salah satu faktor ini adalah iklim (Premono, 1984). Kondisi iklim yang paling berperan dan sangat
berkaitan dengan masalah ketersediaan air bagi tanaman tebu adalah curah hujan dan laju penguapan air. Curah hujan memiliki jumlah dan penyebaran yang tidak merata dalam setiap tahunnya. Jumlah dan penyebaran curah hujan tersebut akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman tebu (Yusuf, 1988). Pengelolaan air pada budidaya tanaman tebu berkaitan dengan kebutuhan air yang disesuaikan dengan fase pertumbuhan tanaman. Wardojo dan Priyono (1996) menyatakan bahwa pada masa pertumbuhan, tanaman tebu banyak memerlukan air sedangkan menjelang tua dan panen tidak memerlukan banyak air. Penanaman tebu pada lahan beririgasi dilakukan pada musim kering, sedangkan untuk lahan yang pengairannya memanfaatkan air hujan, penanaman dilakukan pada saat musim hujan. Dalam kondisi jumlah air yang terbatas maka perlu dilakukan pengaturan guna melakukan optimasi pemanfaatan air irigasi. Ada dua azas yang dapat digunakan dalam optimasi pemanfaatan air irigasi yaitu : azas prioritas dan azas proposionalitas (Irianti dan Agus, 2000). Azas prioritas artinya pemanfaatan airirigasi didasarkan pada prioritas tanaman tanaman yang akan diairi, sedangkan azas proposionalitas mengetengahkan bahwa penggunaan air dibagi secara proposional antar tanaman untuk mencari kombinasi optimumnya. Pengaturan waktu tanam harus disesuaikan dengan kondisi iklim. Pengaturan tata waktu tanam yang kurang cermat seringkali menimbulkan masalah yang diakibatkan kelebihan atau kekurangan air sehingga perlu dilakukan pengelolaan air yang baik. Menurut Hoffman et. al.(1992) pemberian irigasi dilakukan dengan tujuan pemberian dan penyimpanan air dalam profil tanah untuk tanaman. Untuk mencapai keseragaman pertumbuhan tanaman, diperlukan pemberian air yang merata dalam suatu luasan lahan sehingga air yang diberikan menjadi efisien. Waktu pemberian irigasi dipengaruhi oleh beberapa parameter diantaranya fase pertumbuhan tanaman, kebutuhan evaporasi, ketersediaan air, kapasitas sistem irigasi, budaya pemberian irigasi, nilai ekomomi tanaman, dan prakiraan cuaca (Hoffman et. al.,1992). 1.2. Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya : • Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis masalah masalah yang terdapat di lapang. • Mempelajari pengelolaan irigasi curah pada budidaya tebu lahan kering dan menganalisis pengaruh pemberian mikroba google terhadap produktivitas tanaman. PEMBAHASAN 2.1. Komoditas Tanaman Tebu Tanaman tebu (Saccharum officinarum L) adalah satu anggota familia rumput-rumputan (Graminae) yang merupakan tanaman asli tropika basah, namun masih dapat tumubh baik dan berkembang di daerah subtropika, pada berbagai jenis tanah dari daratan rendah hingga ketinggian 1.400 m diatas permukaan laut (dpl). Tanaman tebu telah dikenal sejak beberapa abad yang lalu oleh bangsa Persia, Cina, India dan kemudian menyusul bangsa Eropa yang memanfaatkan sebagai bahan pangan benilai tinggi yang dianggap sebagai emas putih, yang secara berangsur mulai bergeser kedudukan bahan pemanis alami seperti madu. Berdasarkan catatan sejarah, sekitar tahun 400-an tanaman tebu telah ditemukan tumbuh di beberapa tempat di P. Jawa, P. Sumatera, namun baru pada abad XV tanaman tersebut diusahakan secara komersial oleh sebagian imigran Cina. Diawali kedatangan bangsa Belanda di Indonesia tahun 1596 yang kemudian mendirian perusahaan dagang Vereeniging Oost Indische
Compagnie (VOC) pada bulan Maret 1602, mulailah terbentuknya industri pergulaan di Indonesia, yang kemudian dipacu dengan semakin meningkatnya permintaan gula dari Eropa pada saat itu. Sejarah Indusri gula di Indonesia, khususnya di Jawa penuh dengan pasang surut. Pada dekade 1930-an industri gula di Indonesia mencapai puncaknya dengan produksi gula sebesar 3 juta ton dengan areal pertanaman seluas 200.000 ha yang terkonsentrasi di Jawa. Pada masa itu terdapat +179 pabrik gula yang mampu memproduksi 14,8 ton gula/ha. Usaha budidaya tebu di Indonesia dilakukan pada lahan sawah berpengairan dan tadah hujan serta pada lahan kering/tegalan dengan rasio 65% pada lahan tegalan dan 35% pada lahan sawah. Sampai saat ini daerah/wilayah pengembangan tebu masih terfokus di Pulau Jawa yakni di Provinsi, Jawa Timur, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta dan Jawa Barat yang diusahakan di lahan sawah dan tegalan. Sedangkan usahatani tebu pada lahan tegalan pengembangannya diarahkan ke Luar Jawa seperti di Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Sulawesi Selatan dan Gorontalo. Kedepan Pemerintah juga telah mecanangkan rencana pengembangan ke provinsi lain yang cocok dan sesuai berdasarkan agroklimat dengan membuka peluang investasi pembangunan industri gula berbasis tebu yang terintegarasi di beberapa provinsi seperti Provinsi Sulawesi Tenggara, Kalimantan Barat dan Nusa Tenggara Barat. Adapun berdasarkan hasil survey P3GI potensi untuk pengembangan industri gula masih terbuka seperti di Provinsi Papua, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur dan Sulawesi Tengah seluas + 800.000 Ha. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengembangan usaha industri gula berbasis tebu adalah • Pengelolaan pada aspek on-farm yakni penerapan kaidah teknologi pertanaman yang baik dan benar mulai dari persiapan lahan, pengolahan dan penanaman yang mengikuti kaidah masa tanam optimal, • Pemilihan dan komposisi varietas bibit unggul bermutu, • Penggunaan, pemeliharaan serta tebang angkut muat (panen). Dalam budidaya tanaman tebu bibit merupakan salah satu modal (investasi) yang menentukan jumlah batang dan pertumbuhan selanjutnya hingga menjadi tebu giling beserta potansi hasil gulanya. Oleh karena itu penggunaan bibit unggul bermutu merupakan faktor produksi yang mutlak harus dipenuhi. Sehingga Pemerintah merasa perlu mengatur pengawasan peredaran bibit melalui sertifikasi yang merupakan satu proses pemberian sertifikat bibit setelah melalui pemeriksaan, pengujian dan pengawasan untuk persyaratan dapat disalurkan dan diedarkan. Sampai saat ini pusat Penelitian telah menghasilkan berbagai macam varietas unggul seperti PS851, PS862, PS863, PS864, PSBM901, PS921, Bululawang, PSCO902,PSJT941, Kidang Kencana, PS865, PS881, PS882 dan varietas Kentung yang merupakan varietas-varietas unggulan dengan kategori pengelompokan masak awal, masak tengah dan masak akhir sebagai salah satu penerapan manajemen pembibitan untuk menyelaraskan pelaksanaan tertib tanam dan panen. Sejauh ini pengadaan bibit tebu dilakukan melalui tahapan penjenjangan kebun pembibitan, mulai dari Kebun Bibit Pokok (KBP), Kebun Bibit Nenek (KBN), KebunBibit Induk (KBI) hingga Kebun Bibit Datar (KBD) sebagai sumber bibit bagi pertanaman atau Kebun Tebu Giling (KTG). Kedepan dalam mengantisipasi ketersediaan bibit telah dicanangkan pengadaan bibit melalui tahapan kultur jaringan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dalam jumlah maupun waktu. Pada aspek off-farm peranan Pabrik Gula selaku unit pengolah tebu menjadi gula kristal putih sangat menentukan. Dari proses tersebut akan dihasilkan produk berupa gula kristal putih yang dikenal dipasar dengan plantation white sugar atau gula pasir. Disamping hasil ikutan lainnya berupa tetes (molases) yang saat ini masih dimanfaatkan untuk
bahan baku pabrik alkohol/spritus dan bumbu masak/MSG disamping hasil ikutan lainnya berupa Particle Board, pakan ternak, kertas dan bahan baku industri lainnya. Kegiatan pengolahan tebu menjadi gula ditempuh melalui berapa tahapan yaitu pasokan tebu ke pabrik gula, penilaian tebu, penggilingan, pemurnian nira, penguapan, pengkristalan, pengeringan dan pengemasan serta penyimpanan. 2.2. Permasalahan Budidaya Tanaman Tebu. Tanaman tebu merupakan tanaman perkebunan rakyat dimempunyai lokasi sama yaitu lahan sawah, lahan ladang dan lahan pekarangan atau disebut dengan lahan kering. Pada masa dahulu, lahan yang digunakan untuk tebu lebih banyak di lahan sawah dan ladang. Desakan kebutuhan akan pangan (padi dan jagung) membuat lahan tebu bergeser ke lahan ladang dan pekarangan. Penanaman di lahan sawah untuk tebu sudah relative kecil kemungkinannya, hanya pada program-program tertentu masih mampu menanam di lahan sawah. Sedangkan tanaman masih banyak di lahan sawah, hal ini dikarenakan nilai jual per satuan luas jauh lebih tinggi dari tanaman pangan. Permasalah lain berkaitan dua komodite tersebut adalah kualitas produk yang mengalami kemerosotan. Banyak faktor yang membuat kualitas , diantarannya: 2.2.1. Varietas Tanaman. Varietas tanaman menentukan kualitas ini bukan dikarenakan kualitas tanamannya jelek. Namun lebih banyak kepada kandungan gula atau rendemen dari tanamannya itu sendiri. Dengan demikian sebelum menanam komodite ataupun tebu sebaiknya mengetahui varietas dan tujuan serta distribusi penjualan setelah panen nantinya. 2.2.2. Kondisi Lahan. Tanaman tebu lebih luas dan tidak memerlukan tanah yang khas seperti halnya . Pada akhirakhir ini kualitas tebu dari beberapa daerah tersebut mulai merosot. Kemerosotan ini dimungkinkan besar karena kandungan tanah dan unsur hara tanaman yang mulai berubah dengan adanya penambahan sarana produksi berupa bahan an organik seperti pupuk maupun pestisida yang tidak diiringi dengan pengolah nutrisi yaitu mikroba. Akibatnya terjadi perubahan kondisi lahan secara kimia, fisik, biologi tanah. a. Perubahan Sifat Kimiawi Tanah: • Adanya kurang keseimbangan antara unsur-unsur hara baik makro (N,P,K) maupun unsur mikro. Sehingga terdapat unsur yang berlebihan yang membuat kondisi tanaman kurang stabil. Misalnya kelebihan Nitrogen dari urea menjadikan tanaman mempunyai struktur lebih keras dan kurang halus, yang berpengaruh terhadap produksi yaitu rendemen pada tebu maupun yang semakin jelek. • Ketidak seimbangan unsur hara menyebabkan kekurangan atau defisiensi salah satu unsur mikro yang selanjutnya berdampak pada kesuburan dan ketahanan tanaman. • Penambahan unsur an organik memberikan pengaruh tingkat keasaman tanah. Pada lahan yang mengalami penambahan pupuk dan pestisida kimia mengubah sifat tanah menjadi lebih masam dikarenakan adanya penggumpalan senyawa yang mengikat senyawa basa dan menghasilkan asam. b. Perubahan Kandungan Biota Tanah. Perlakukan budidaya pertanian yang kurang benar misalnya menggunakan pestisida yang berlebihan dan penggunaan pupuk an organik yang berlebihan menjadikan Biota tanah banyak yang mati. • Berkurangnya biota tanah (mikroba, fungi, cacing, biota lainnya) yang menggemburkan tanah, memberikan oksigen tanah, menyerap air, dan lain-lainnya. Sehingga tanaman tebu kurang optimal dalam pertumbuhannya karena media tumbuhnya secara fisik kurang mendukung. • Berkurangnya biota tanah (mikroba) sebagai pengelola unsur hara. Unsur tanah baik dari
pemberian pupuk maupun dari alami akan lebih baik jika diolah dahulu oleh mikroba. Kemampuan mikroba adalah mengubah unsur anorganik menjadi organik, menyeimbangkan unsur hara di lahan, menetralkan unsur yang menjadi racun tananam, dll. • Jika mikroba pengolah tanah mempunyai jumlah berkurang, maka penyediaan unsur hara untuk tanaman juga kurang optimal. Pada umumnya penggunaan pupuk an organik semakin tidak efektif dan efisien, karena tidak terolah oleh mikroba sehingga justru lebih banyak yang larut dalam air dan menguap serta menggumpal dalam tanah. c. Perubahan Sifat Fisik Tanah: • Lahan yang dilakukan budidaya kurang baik maka sifat fisik tanah menjadi berubah lebih mampat. Hal ini dikarenakan terjadikan struktur tanah menggumpal senyawa kimia dari penggunaan pupuk an organik yang tidak tepat. • Porositas dan kandungan oksigen berkurang karena banyak biota yang berkurang, sehingga tidak mengeluarkan oksigen, membentuk atau menggemburkan tanah. Pengaruh pada tanaman dan tebu dengan adanya sifat fisik tersebut yaitu pertumbuhan perakaran tanaman kurang optimal sehingga suplay makanan kurang optimal pula. Banyak kandungan unsur hara yang terikat dalam gumpalan yang sulit diserap oleh tanaman. 3. Iklim Kualitas tebu dipengaruhi oleh iklim. Walaupun tanaman yang sama namun iklim yang berbeda, maka kualitasnyapun berbeda. Secara umum persyaratan pertumbuhan tanaman tebu adalah sebagai berikut: curah hujan rata-rata 2000 mm/tahun, Untuk tanaman dataran rendah, curah hujan rata-rata 2.000 mm/tahun, sedangkan untuk dataran tinggi, curah hujan rata-rata 1.5003.500 mm/tahun. Suhu udara yang cocok antara 21-32 derajat C, pH antara 5-6. Ketinggian tempat yang paling cocok adalah 0 – 900 mdpl. Beberapa kondisi iklim yang membuat kualitas tebu menurun adalah sebagai berikut: a. Tanaman pada umumnya tidak menghendaki iklim yang kering ataupun iklim yang sangat basah. b. Penyinaran cahaya matahari yang kurang dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang baik sehingga produktivitasnya rendah. Oleh karena itu lokasi untuk tebu sebaiknya dipilih di tempat terbuka dan waktu tanam disesuaikan dengan jenisnya. c. Curah hujan yang terus menerus mengurangi kualitas tebu. d. Suhu udara yang cocok untuk pertumbuhan tebu berkisar antara 21-32,30 C. e. Khusus kelembaban yang tinggi memudahkan pertumbuhan penyakit yang mengurangi kualitas. 2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Tebu Supriyadi Ahmad (1992) mengatakan tebu tidak menyukai tempat yang terlalu kering tetapi juga tidak menyukai tempat yang terlalu basah. Bila tersedia, cukup air maka tanah-tanah yang ringan dapat diusahakan untuk budidaya tebu. Tanah yang tidak cocok untuk tanaman tebu adalah tanah masam dan tanah garaman. Tanah garaman ini menghasilkan tebu yang kaya garam dan sukar diambil gulanya. Tanah dengan lapisan kedap menyukarkan pertumbuhan tebu. Tebu yang berkualitas baik adalah tebu yang memiliki kandungan sukrosa tinggi. Untuk menghasilkan tebu berkualitas baik, penanamannya harus memperhatikan beberapa faktor antara lain sebagai berikut : a. Iklim Bila iklim panas, kurang lebih tiga hari sekali tanaman tebu harus disiram. Namun bila curah hujan agak banyak maka harus diperhatikan saluran airnya, karena jika sampai air itu menggenang akan dapat menimbulkan kerusakan pada bibit (terjadi pembusukan) yang dapat
mengakibatkan turunnya kadar gula karena terlalu banyak air. b. Pengairan Air sangat dibutuhkan untuk mempercepat tumbuh mata tunas, memperbanyak batang dan menyuburkan tanaman tebu. Masa tebu membutuhkan air hingga pada umur 8 bulan, setelah itu pada bulan selanjutnya air harus dikurangi karena kandungan sukrosa akan bertambah jika airnya berkurang. c. Tanah Tanah yang paling banyak untuk tanaman tebu adalah tanah yang bertekstur geluh. Keadaan tanah ini dapat mempengaruhi kadar sukrosa dalam tebu. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara memperbaiki sifat tanah yang pengolahannya dipadu dengan teknik bercocok tanam. 2.4. Peran Mikroba Google “Pupuk Hayati Bio P 2000 Z”. Peran mikroba google “Pupuk Bio P 2000 Z” diantaranya memperbaiki tanah disesuaikan dengan keadaan secara alami. Beberapa faktor yang merusak kondisi lahan seperti kelebihan bahan kimia dari pupuk an organik dan pestisida seperti digambarkan di atas sedapat mungkin dilakukan perbaikan/diuraikan secara alami. Proses tersebut dapat dilakukan hanya dengan penggunaan jazat renik yaitu mikroba. Sebenarnya mikroba pelapuk/ pengurai material yang beracun maupun tidak beracun sudah ada di alam ini namun jumlahnya relative bervariasi. Di beberapa tempat mempunyai mikroba yangmenguntungkan tanaman, sedangkan di tempat lain mempunyai kandungan relative sedikit. Dengan demikian proses pelapukan/ penguraian bahan beracun maupun tidak beracun kurang optimal. Peranan mikroba di alam bukan hanya sebagai pengurai dan pelapuk saja tetapi terdapat beberapa mikroba yang mempunyai kemampuan di berbagai hal. Pupuk hayati Bio P 2000 Z berisikan mikroba pilihan dan dilakukan proses bio kimiawi yang dibuat dari sekumpulan bakteri yang dapat bekerja sama dengan tanaman dalam penyerapan unsur hara yang saat ini bakteri tersebut di alam relatif kurang. Dari awalnya 18 bakteri diproses secara bio teknologi menghasilkan 11 bakteri. Bakteri tersebut hidup bekerja sama (simbiosis mutualisme) dengan tanaman hidup dan mempunyai kemampuan menyerap unsur hara dari alam (tanah dan udara) untuk disediakan ke tanaman. Dengan kekuatan sinergi Enzim & Mikroorganisme di seluruh tanaman berperan dalam pertumbuhan dan produksi pada tanaman. Disebut dengan ”mikroba google” karena kemampuannya mikroba tersebut mencari hambatanhambatan atau kerusakan lahan kemudian diperbaiki secara alami sesuai dengan kebutuhan tanaman pada umumnya. Di tanaman “mikroba google “ ini mencari sifat-sifat atau gen-gen yang masih tidur ditanaman kemudian dibangunkan untuk mendapatkan kemampuannya merangsang pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Kemampuan tersebut dimiliki oleh mikroba google karena sifat mikroba ini mampu memproduksi semacam enzym yang disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi (proses kerjanya seperti tubuh membuat antibody). Kemampuan mikroba Google yang ada di pupuk hayati Bio P 2000 Z diantaranya adalah: 2.4.1. Memperbaiki Kondisi Tanah. a. Kemampuan yang mengikat kelebihan senyawa racun di alam seperti Al+, Fe2+, Mn2+, H2S, hal ini telah dibuktikan dengan adanya uji lokasi di daerah-daerah bukaan baru yang mengandung unsur-unsur tersebut. Budidaya penanaman dengan menggunakan pupuk hayati Bio P 2000 Z pengaruh racun tersebut pada tanaman menjadi relatif hilang. Setelah di chek laboratorium dapat bukti bahwa kadar unsur tersebut yang bersifat racun jauh berkurang atau bahkan hilang. Hak ini terjadi karena senyawa tersebut diubah dalam bentuk senyawa tidak beracun.
b. Keasaman (pH) tanah sebagai faktor penghambat pertumbuhan tanaman. Budidaya di tanah masam yang biasanya di lahan gambut dengan menggunakan pupuk hayati Bio P 2000 Z telah terbukti tanpa menggunakan kapur atau dolomit tanaman tumbuh subur dan berbuah lebat. Setelah di chek laboratorium pada tanah sehabis panen dapat diketahui keasaman tanah mendekati normal. c. Tekstur, struktur dan porositas tanah yang kurang baik merupakan suatu penghambat pertumbuhan tanaman akibat kejenuhan budidaya dan pengaruh penggunaan pupuk an organik. Beberapa penelitian dilakukan di lahan di Pulau Jawa dapat dibandingkan budidaya menggunakan pupuk hayati Bio P 2000 Z dan dengan yang tidak menggunakan diketahui bahwa tingkat tekstur, struktur dan porositas menjadi lebih baik. Hasil analisis diketahui sebagai berikut: Secara filosofi bahwa bakteri merupakan makluk hidup yang memerlukan kondisi lingkungan sesuai dengan faktor tumbuh yang dimilikinya. Jika ada faktor-faktor lingkungan yang tidak sesuai maka bakteri tersebut dengan sifat biotiknya berusaha mengubah kondisi lingkungan agar nyaman untuk tumbuh kembangnya. Di pihak lain, faktor tumbuh bakteri tersebut telah disesuaikan dengan faktor tumbuh tanaman, dengan demikian lingkungan yang mempunyai faktor penghambat tersebut di atas diubah oleh bakteri sesuai faktor tumbuh bakteri secara otomatis selaras dengan faktor tumbuh tanaman. 2.4.2. Mengelola Unsur Hara Di Sekitarnya Dan Disediakan Untuk Tanaman. Salah satu keunggulan pupuk hayati Bio P 2000 Z adalah berfungsi sebagai pengelola unsur hara yang siap tersedia setiap saat untuk tanaman. Beberapa proses pengelolaan mikrobia tersebut adalah sebagai berikut: a. Menyerap unsur hara bebas di alam baik di udara maupun di tanah dalam proses kehidupan bakteri, hasil proses tersebut berupa unsur hara yang siap diserap oleh tanaman. Termasuk juga unsur racun yang semula menjadi penghambat dapat diubah menjadi senyawa tidak beracun yang siap diserap tanaman. b. Menguraikan unsur yang terikat oleh tanah yang pada keadaan biasa tidak dapat diserap oleh tanaman, namun dengan bantuan mikrobia di dalam pupuk hayati Bio P 2000 Z maka unsur tersebut terlepas kemudian diikat oleh mikrobia dan selanjutnya disediakan untuk diserap tanaman. c. Mengubah unsur an organik menjadi unsur hara organik merupakan proses makhluk hidup termasuk bakteri. Unsur an organik baik dari alami maupun pemupukan dicerna dan diikat oleh bakteri yang ada di pupuk hayati Bio P 2000 Z dalam proses kehidupannya. Selanjutnya unsur tersebut akan dilepas sesuai dengan daya serap tanaman. Berdasarkan proses tersebut maka pupuk selalu tersedia bagi tanaman, pemberian pupuk lebih efektif dan efisien karena terikat oleh bakteri sehingga tidak menguap atau terbawa oleh air, unsur hara tanaman disediakan dalam bentuk unsur organik dan mudah terserap tanaman. 2.4.3. Memproduksi dan Merangsang Bio Aktif seperti Enzim, Senyawa Organik dan Energi Kinetik. Mikroba Google memproduksi dan merangsang bio aktif enzym, senyawa organik dan energi kinetik yang memacu metabolisme tumbuh kembang akar dan bagian atas tanaman. Terdapat 2 sumber bio aktif pada proses pemupukan ini, yaitu: 1) berasal dari pupuk itu sendiri dan 2) hasil kerja bakteri merangsang bio aktif tanaman:
a. Bio aktif yang berasal dari pupuk itu sendiri, sewaktu memproduksi pupuk hayati Bio P 2000 Z disertakan juga beberapa hormon yang langsung diserap tanaman dan enzim dan hormon tersebut merangsang pertumbuhan tanaman. b. Bio aktif yang dirangsang oleh bakteri yang terdiri hormon auxin dan hormon pertumbuhan lainnya yang membuat pertumbuhan vegetatif tanaman menjadi cepat dan besar. c. Merangsang hormon florigen merupakan hormon yang dirangsang oleh mikriobia dari pupuk hayati Bio P 2000 Z. Hormon ini berfungsi merangsang pembungaan, sehingga tanaman dapat berbunga dan berbuah lebih lebat. Berdasarkan fungsi tersebut di atas maka pupuk hayati Bio P 2000 Z merangsang pertumbuhan tanaman lebih subur, dan hasil bunga dan buah lebih lebat dengan pengisian biji yang penuh. 2.4.4. Meningkatkan Ketahanan Internal dan Eksternal Terhadap Hama dan Penyakit. Ketahanan internal diperoleh karena pupuk hayati Bio P 2000 Z dilengkapi dengan unsur hara mikro yang dapat digunakan tanaman. Disamping itu, pertumbuhan yang cepat oleh pengaruh pupuk tersebut, memberikan kemampuan tanaman dari kerusakan hama. 2.5. Teknik Budidaya Tebu pada Lahan Kering 2.5.1. Persiapan Lahan Persiapan lahan merupakan kegiatan untuk mempersiapkan tanah tempat tumbuh tanaman tebu sehingga kondisi fisik dan kimia tanah menjadi media perkembangan perakaran tanaman tebu. Kegiatan tersebut terdiri atas beberapa jenis yang dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kronologis. Pada prinsipnya, persiapan lahan untuk tanaman baru (PC) dan tanaman bongkaran baru (RPC) adalah sama tetapi untuk PC kegiatan persiapan lahan tidak dapat dilaksanakan secara intensif. Hal tersebut disebabkan oleh tata letak petak kebun, topografi maupun struktur tanah pada areal yang baru dibuka masih belum sempurna sehingga kegiatan mesin/peralatan di lapang sering terganggu. Pada areal tersebut masih terdapat sisa – sisa batang/perakaran yang dapat mengganggu operasional mesin di lapang. Petak dibuat dengan ukuran 200 m x 500 m (10 ha) yang dibatasi oleh jalan produksi dan jalan kebun. 2.5.2. Pembajakan Pembajakan I bertujuan untuk membalik tanah serta memotong sisa – sisa kayu dan vegetasi awal yang masih tertinggal. Peralatan yang digunakan adalah Rome Harrow 20 disc dengan diameter 31 inci yang ditarik dengan Bulldozer 155 HP. Awal kegiatan pembajakan dimulai dari sisi petak paling kiri, kedalaman olah mencapai 25 – 30 cm dan kapasitas kerja mencapai 0,8 jam/ha sehingga untuk satu petak kebun (± 10 ha) dibutuhkan waktu 8 jam mesin operasi. Pembajakan dilakukan merata di seluruh areal dengan kedalaman diusahakan lebih dari 30 cm dan arah bajakan menyilang barisan tanaman tebu sekitar 450. Pembajakan II dilaksanakan sekitar tiga minggu setelah pembajakan I dengan arah memotong tegak lurus hasil pembajakan I dan kedalaman olah minimal 25 cm. Peralatan yang digunakan adalah Disc Plow 3 – 4 disc diameter 28 inci dan traktor 80 – 90 HP. 2.5.3. Bakar Sampah Kegiatan bakar sampah bertujuan untuk mempermudah operasional peralatan di areal bekas tebangan Bundled dan Loose Cane. Jika pengolahan tanah pertama menggunakan Rome Harrow, maka kegiatan ini tidak perlu dilakukan. Pembakaran sampah dilaksanakan setelah sampah kering dan arah bakaran harus berlawanan dengan arah angin. Kapasitas kerja tergantung pada ketebalan sampah. Sampah tebal bekas tebangan Bundled Cane (hijau) adalah 0,15 HK/ha dan sampah tipis bekas tebangan Bundled Cane (bakar) adalah 3,00 HK/ha. 2.5.4. Penggaruan
Penggaruan bertujuan untuk menghancurkan bongkahan – bongkahan tanah dan meratakan permukaan tanah. Penggaruan dilaksanakan merata pada seluruh areal dengan menggunakan alat Baldan Harrow yang ditarik oleh traktor 140 HP. Pada areal RPC, tujuan penggaruan adalah untuk menghancurkan bongkahan – bongkahan tanah hasil pembajakan, mencacah dan mematikan tunggul maupun tunas tanaman tebu. Penggaruan dilakukan pada seluruh areal bajakan dan menyilang dengan arah bajakan. Traktor yang digunakan adalah traktor 120 HP dan alat Baldan Harrow dengan kapasitas kerja 1,15 Ha/jam. 2.5.5. Pengumpulan Akar Pengumpulan akar merupakan kegiatan pengumpulan sisa – sisa kayu yang terangkat akibat pembajakan I, II dan pembuatan alur tanam, dilaksanakan secara manual oleh tenaga kerja borongan. Akar maupun sisa – sisa kayu dikumpulkan dan ditumpuk dengan jarak 10 – 15 meter kemudian dibakar di areal tersebut. 2.5.6. Pembuatan Alur Tanam Pembuatan alur tanam merupakan kegiatan untuk mempersiapkan tempat bibit tanaman tebu. Alur tanam dibuat menggunakan Wing Ridger dengan kedalaman lebih dari 30 cm dan jarak dari pusat ke pusat adalah 1,30 meter. Pembuatan alur tanam dilaksanakan setelah pemancangan ajir. Traktor berjalan mengikuti arah ajir sehingga alur tanam dapat lurus atau melengkung mengikuti arah kontur. Arah kairan harus sedikit menyilang dengan kemiringan tanah, memudahkan drainase petak dan memudahkan pada pelaksanaan transportasi tebu. Pada daerah miring, arah kairan ditentukan sesuai dengan arah kemiringan petak (kemiringan 2%), sedangkan pada lahan dengan kemiringan lebih dari 5% dibuat teras bangkun (Contour Bank). Kapasitas kerja adalah sekitar 1 ha/jam. 2.5.7. Penanaman Pada prinsipnya persiapan bibit yang ditanam di areal lahan kering sama dengan yang ditanam di sawah. Namun karena kondisi yang terlalu kering kadang dipakai pula bagal mata empat. Waktu tanam tebu di lahan kering terdiri dari dua periode, yaitu. Periode I Menjelang musim kemarau (Mei – Agustus) pada daerah – daerah basah dengan 7 bulan basah dan daerah sedang yaitu 5 – 6 bulan basah, atau pada daerah yang memiliki tanah lembab. Namun dapat juga diberikan tambahan air untuk periode ini. Periode II Menjelang musim hujan (Oktober – November) pada daerah sedang dan kering yaitu 3 – 4 bulan basah. Kebutuhan bibit yang akan ditanam adalah 11 mata tumbuh per meter juringan. Selain itu juga, untuk menghindari penyulaman yang membutuhkan biaya besar. Bibit ditanam dengan posisi mata disamping dan disusun secara end to end (nguntu walang). Cara penanaman ini bervariasi menurut kondisi lahan dan ketersediaan bibit, perlu diketahui, pada umumnya kebutuhan air pada lahan kering tergantung pada turunnya hujan sehingga kemungkinan tunas mati akan besar. Oleh karena itu, dengan over lapping atau double row, tunas yang hidup disebelahnya diharapkan dapat menggantikannya. Cara penanaman tebu bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut: bibit yang telah diangkut menggunakan keranjang diecer pada guludan agar mudah dalam mengambilnya, kemudian bibit ditanam merata pada juringan/kairan dan ditutup dengan tanah setebal bibit itu sendiri, untuk tanaman pertama pada lahan kering biasanya cenderung anakannya sedikit berkurang dibandingkan tanah sawah (reynoso), sehingga jumlah bibit tiap juringan diusahakan lebih bila dibandingkan dengan lahan sawah (± 80 ku), dan bila pada saat tanam curah terlalu tinggi,
diusahakan tanam dengan cara glatimongup (bibit sedikit terlihat). PENUTUP 3.1. Kesimpulan Tanaman tebu (Saccharum officinarum L) adalah satu anggota familia rumput-rumputan (Graminae) yang merupakan tanaman asli tropika basah, namun masih dapat tumubh baik dan berkembang di daerah subtropika, pada berbagai jenis tanah dari daratan rendah hingga ketinggian 1.400 m diatas permukaan laut (dpl). Pengembangan tebu lahan kering di luar pulau Jawa menghadapi sejumlah kendala terutama sifat tanah yang kurang sesuai untuk pertumbuhan tanaman semusim. Keberhasilan usaha budidaya tebu di lahan kering selalu dibatasi dengan faktor alam yang sulit dikendalikan. Peran mikroba google “Pupuk Bio P 2000 Z” diantaranya memperbaiki tanah disesuaikan dengan keadaan secara alami. Beberapa faktor yang merusak kondisi lahan seperti kelebihan bahan kimia dari pupuk an organik dan pestisida seperti digambarkan di atas sedapat mungkin dilakukan perbaikan/diuraikan secara alami. Peranan mikroba di alam bukan hanya sebagai pengurai dan pelapuk saja tetapi terdapat beberapa mikroba yang mempunyai kemampuan di berbagai hal. Disebut dengan ”mikroba google” karena kemampuannya mikroba tersebut mencari hambatanhambatan atau kerusakan lahan kemudian diperbaiki secara alami sesuai dengan kebutuhan tanaman pada umumnya. Di tanaman “mikroba google “ ini mencari sifat-sifat atau gen-gen yang masih tidur ditanaman kemudian dibangunkan untuk mendapatkan kemampuannya merangsang pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Kemampuan tersebut dimiliki oleh mikroba google karena sifat mikroba ini mampu memproduksi semacam enzym yang disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi (proses kerjanya seperti tubuh membuat antibody).
BUDIDAYA TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogeae L) Oleh : Dr. Ir. Listyanto, MSc
A. Manfaat. Kacang tanah (Arachis hypogeae L.) merupakan tanaman panganberupa semak yang berasal dari Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia. Sebagai bahan pangan dan pakan ternak yang bergizi tinggi, kacang tanah mengandung lemak (40,50%), protein (27%), karbohidrat serta vitamin (A, B, C, D, E dan K), juga mengandung mineral antara lain Calcium, Chlorida,
Ferro, Magnesium, Phospor, Kalium dan Sulphur. Di masyarakat kacang tanah dapat digunakan untuk berbagai keperluan bermacam-macam makanan baik makanan kecil, bumbu, selai dan berbagai kegunaan yang bersifat industri seperti minyak, bungkil, dan lain-lain. B. Tempat Tumbuh Kacang tanah dapat tumbuh pada ketinggian kurang dari 600 dpl, dengan curah hujan antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras mengakibatkan rontok dan bunga. Suhu sekitar 28–32 derajat C. Kelembaban berkisar antara 65-75 %, Penyinaran sinar matahari secara penuh. jenis tanah yang gembur/ bertekstur ringan dan subur. pH antara 6,0–6,5. Di tingkat Internasional mula-mula kacang tanah terpusat di India, Cina, Nigeria, Amerika Serikat dan Gombai, kemudian meluas ke negara lain. Di Indonesia kacang tanah terpusat di Pulau Jawa, Sumatra Utara, Sulawesi dan kini telah ditanam di seluruh Indonesia. C. Teknologi Budidaya. (1) Penyiapan lahan Penyiapan lahan pada awal tanam bersamaan dengan HTR dilakukan bersama-sama dengan penyiapan untuk tanaman hutan. Namun pada tahun pada penanaman selanjutnya maka penyiapan dikhususkan untuk tanaman sela. Naumn bersamaan itu berfungsi sebagai pemeliharaan untuk tanaman hutan. Karena fungsinya sebagai tanaman sela maka tanah dibuat bedengan diantara tanaman utama.tanah digemburkan dengan dicangkul. Dan dibuat bedengan untuk drainase apalagi di musim penghujan. a. Setelah ada hujan maka tanah dengan sendirinya akan hancur, maka diratakan. b. Sekiranya hujan mencukupi maka 4 hari sebelum tanam dilakukan pemupukan pupuk organik granule/ pellet ”Bio Alami” antara 400 hingga 1 ton per hektar. c. Tanah dibuat dengan bedengan, dengan tujuan untuk drainase. d. Dapat digunakan pupuk kandang, atau kompos sebagai materi organik. 2) Penyiapan benih. Pemilihan benih menentukan sekali produksi yang akan dipanen, karena berdasarkan varietas tanaman maka terdapat tanaman kacang yang berbeda-beda hasilnya. Varietas unggul yang dianjurkan antara lain : Gajah, Macan, Banteng, Tapir, Kelinci dan Mahesa, varietas-varietas ini tahan terhadap penyakit layu, karat dan bercak daun. Atau varietas lain yang sesuai dengan kondisi setempat. 3) Penanaman - Penanaman dilakukan segera setelah hujan turun cukup. - Penanaman kedalaman ± 3 cm, dengan 2 biji per lubang - Jarak tanam Ø Pj = 40 cm X Lb=12 cm X Jrk parit 40 cm . Ø Pj = 30 cm X Lb= 20 cm X Jrk parit 40cm. Ø Pj = 35 cm X Lb=15 cm X Jrk parit 40cm 4) Menjaga kelembaban, pengairan, penyiraman. - Untuk menjaga kelembaban tanah sangat baik lahan diberi seresah dari mulsa (jerami, kompos, daun-daun). - Jika ada pengairan maka perlu dilakukan pengairan tetapi jangan sampai tergenang. - Jika kekeringan cukup lama perlu dilakukan penyiraman dari sumber air yang ada ( sumur, sungai, dll). - Jangan melakukan penyiraman, pemupukan pakai semprot pada saat pembungaan. 5) Penyiangan dan Pembumbunan. - Penyiangan sangat diperlukan untuk mengendalikan gulma.
- Penyiangan dilakukan pada minggu ketiga yaitu antara umur 14 s/d 20 HST. - Penyiangan kedua dilakukan pada minggu ke 6 yaitu antara 36 s/d 42 HST. - Bersamaan penyiangan II dilakukan pembumbunan tanaman untuk persiapan tempat buah (polong). 6) Pengendalian Hama dan Penyakit/Hama: a) Uret Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong akhirnya tanaman layu dan mati. Pengendalian: menanam serempak, penyiangan intensif, tanaman terserang dicabut dan uret dimusnahkan. b) Ulat berwarna. Gejala: daun terlipat menguning, akhirnya mengering. Pengendalian:penyemprotan insektisida Azodrin 15 W5C, Sevin 85 S atau Sevin 5 D. c) Ulat grapyakGejala: ulat memakan epidermis daun dan tulang secara berkelompok.Pengendalian: (1) bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman; (2) penyemprotan insektisida lannate L, Azodrin 15 W5C. d) Ulat jengkal Gejala: menyerang daun kacang tanah. Pengendalian: penyemprotan insektisida Basudin 60 EC Azodrin 15 W5C, Lannate L Sevin 85 S. e) Sikada Gejala: menghisap cairan daun. Pengendalian: (1) penanaman serempak, pergiliran tanaman; (2) penyemprotan insektisida lannate 25 WP, Lebaycid 500 EC, Sevin 5D, Sevin 85 S, Supraciden 40 EC. f) Kumbang daun Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan pucuk bunga. Pengendalian: (1) penanaman serentak; (2) penyemprotan Agnotion 50 EC, Azodrin 15 W5C, Diazeno 60 EC. Penyakit a) Penyakit layu Pengendalian: penyemprotan Streptonycin atau Agrimycin, 1 ha membutuhkan 0,5-1 liter. Agrimycin dalam kelarutan 200-400 liter/ha. b) Penyakit sapu setan Pengendalian: tanaman dicabut, dibuang dan dimusnahkan, semua tanaman inang dibersihkan (sanitasi lingkungan). 7) Pemupukan. Pemupukan dilakukan dengan pupuk organik granule/pelet ”Bio Alami” pada awal tanam sekitar 400 kg hingga 1 ton per hektar, pupuk hayati ”Bio P 2000 Z” dan pupuk organik cair ”Phosmit”. Tabel 5. Jadwal dan Dosis Pemupukan Bio P 2000 Z pada Tanaman Kacang Tanah. (untuk 5 Liter / hektar). Umur Tanaman Dosis Penggunaan Pupuk Bio P2000Z 3 litr/ ha 4 liter /ha 5 liter /ha 6 liter / ha 4 hari Sblm tnm 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha 20 – 21 HST 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 ½ liter/ ha 35 - 36 HST 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 ½ liter/ ha 50 – 51 HST 1 liter /ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha 65 - 66 HST 1 liter/ ha 1 liter/ ha Dengan cara dicampurkan maka dosis pupuk organik cair “PHOSMIT” sama dengan pupuk hayati “BIO P 2000 Z”. Terdapat 2 jenis kacang tanah, yaitu berumur genjah dan berumur panjang pada umur genjah dapat menggunakan tabel sampai pemupukan umur 60 hari, sedangkan umur panjang dapat menggunakan pengukuran sampai 75 hari. Panen. Umur panen tanaman kacang tanah tergantung dari jenisnya yaitu umur pendek ± 3-4 bulan dan umur panjang ± 5-6 bulan. Adapun ciri-ciri kacang tanah sudah siap dipanen antara lain: a) Batang mulai mengeras.
b) Daun menguning dan sebabian mulai berguguran, Polong sudah berisi penuh dan keras. c) Warna polong coklat kehitam-hitaman. BUDIDAYA TANAMAN CABE (Capsicum Annum) Oleh : Dr. Ir. Listyanto, MSc
A. Manfaat. Tanaman cabe merupakan tanaman yang sangat menggiurkan hasilnya. Keberhasilan petani cabe sudah terjadi di mana-mana. Untuk mencapai keberhasilan tersebut diperlukan usaha yang cukup berat. Terutama dalam pembiayaan dan pemeliharaan yang dikaitkan dengan tingkat kegagalan oleh adanya penyakit. B. Tempat Tumbuh. Cabe memerlukan tanah yang subur, dan tidak tergenang. Akan lebih baik jika agak miring. Jika lahan datar maka perlu dibuatkan draenasi yang dapat mengalirkan air pada saat hujan. Cabe tumbuh baik di dataran rendah sampai ketinggian 600 m dpl. Cahaya cukup banyak, dengan kelembaban air agak kering. Diperlukan air untuk pertumbuhannya terutama pada saat masa vegetatif. Dengan demikian perlu penyiraman pada masa tersebut. C. Teknologi Budidaya CabePenyiapan Benih, Persemaian dan pembibitan 1. Penyiapan Benih. Benih bersifat unggul, diambil dari buah yang matang dan sehat dengan biji bernas. Setelah dibersihkan dan direndam dengan larutan benlate 3 gr/lt dalam 3 menit. Benih siap disimpan dan atau disebarkan. 2. Persemaian. Persemaian dilakukan di dalam kotak atau hamparan tanah ukuran secukupnya (1 x 1 meter) atau tergantung kebutuhan. Media tanam merupakan campuran pasir: POG/Pellet Bio Alami = 1 : 1. Taburkan benih di atas media dan ditutup dengan media tersebut ± 0,5 cm, dan disirami setiap hari. Lahan dinaungi agar tidak terkena terik matahari. 3. Pembibitan - Tanaman yang berumur 30 hari di perbenihan siap dipindahkan di pembibitan yaitu di polybag ukuran kecil atau pelepah batang pisang,
- Media dari pupuk kandang, pasir dan kompos perbandingan 1 : 1 : 1. Campurkan pupuk Hayati/ organik Bio P 2000 Z 10 cc + 10 cc POC Phosmit + 2 liter air untuk 1000 tanaman. - Tanaman dijemur dari pagi sampai jam 9.00 selama 1 minggu, seminggu selanjutnya sampai jam 10.00, dan seminggu selanjutnya sampai jam 10.30. setelah jam tersebut diteduhkan kembali, dan jangan terkena hujan. - Penyiraman dilakukan sekali setiap hari. - Setelah 3 minggu tanaman siap dipindahkan ke lahan pertanian. - Untuk biji tomat hanya diperlukan 15 s/d 17 hari siap dipindahkan ke lahan pertanian. 4. Persiapan Lahan Tanaman dan Penanaman. - Penyiapan lahan dengan dibajak, atau dicangkul, Kalau perlu digunakan herbisida. - membentuk bedeng/gulutan membujur barat dan timur dengan ukuran 100 - 120 cm, tinggi gulutan 20 cm jarak antar bedeng/gulut 50 cm dan panjang sesuai kebutuhan. Setelah itu biarkan 1 minggu. - Berikan POG/Pellet Bio Alami dengan 500 kg s/d 1.000 ton per hektar - Semprotkan larutan pupuk hayati Bio P 2000 Z dari hasil fermentasi dengan dosis 1 liter per ha ke tanah. - Berikan mulsa di atas tanah dengan menggunakan jerami (sebelumnya lahan disirami hingga basah). Dapat juga dilakukan dengan menggunakan mulsa plastik hitam perak . - Dibuat lobang di bedeng/gulutan dengan jarak 70 X 60 cm (1 gulud 2 baris ) diameter 8-10 cm. - Setelah 3 atau 4 hari kemudian dilakukan penanaman 5. Pemeliharaan. - Pada awal penanaman dapat diberi naungan dari daun sampai dirasakan kuat terkena terik matahari. - Penyiaraman tanaman awal dilakukan pagi dan sore, setelah itu disesuaikan dengan kebutuhan. - Penyiangan diperlukan jira gulma mengganggu tanaman. Jika menggunakan pulsa plastik maka gulma dapat ditekan lebih efektif. 6. Pemupukan - Penggunaan pupuk an organik - Penggunaan pupuk organik granul / pelet “Bio Alami” pada awal sebelum diberikan mulsa dengan dosis 500 kg s/d 1 ton per hektar. - Penggunaan pupuk hayati Bio P 2000 Z dianjurkan dengan dicampur Phosmit yang berfungsi sebagai pecampur pupuk dan pupuk organik cair. - Jika menggunakan fungisida atau bakterisida maka perlakuan berjarak 7 hari sesudah atau sebelumnya. Tabel 6. Jadwal dan Dosis Pupuk hayati Bio P 2000 Z pada Cabe Umur Tanaman Dosis Penggunaan Pupuk Bio P 2000 Z 4 liter/ ha 5liter / ha 6 liter / ha 7 liter / ha 4 hari Sbl tnm 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha 20 – 21 HST 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha 40 - 41 HST 1 liter/ ha 1 liter/ ha 60 - 61 HST 1 liter/ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha 80 - 81 HST 1 liter/ ha 100 - 101 HST 1 liter /ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha 120 - 121 HST 1 liter /ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha Dengan cara dicampurkan maka dosis pupuk organik cair “PHOSMIT” sama dengan pupuk
hayati “BIO P 2000 Z”. Untuk tanaman dengan umur lebih dari 150 hari dapat dilakukan 1 kali atau 2 kali lagi dengan interval 15 hari dengan tujuan memperjangan umur produksi tanaman. BUDIDAYA KACANG HIJAU (Oleh : Dr. Ir. Listyanto, MSc
A. Manfaat. Kacang hijau merupakan pilihan penggunaan tanaman sela yang sesuai dengan kondisi lahan. Berdasarkan manfaatnya maka kacang hijau di masyarakat sangat dibutuhkan untuk berbagai keperluan diantaranya berbagai makanan sampingan (kue-kue). Untuk bahan sayur (taouge) yang merupakan tanaman khas di berbagai daerah menggunakan bahan baku ini. Ketersediaan kacang hijau di pasaran masih sangat kekurangan, berdasarkan harga cukup tinggi, maka budidaya tanaman kacang hijau sangat menjanjikan. B. Tempat Tumbuh Kacang hijau tumbuh dan penyebarannya seperti kedelai, namun kelebihan kacang hijau adalah ketahanan terhadap kekeringan. Karena pada lahan dimana kedelai sudah mengalami gangguan dengan adanya kekeringan, tetapi untuk tanaman hijau masih dapat tumbuh dengan subur. Tanaman kacang hijau dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah hujan sekitar 100-400 mm/bulan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara 70-200 mm/bulan. c) Suhu yang dikehendaki tanaman kedelai antara 21-34 derajat C, akan tetapi suhu optimum bagi pertumbuhan tanaman kedelai 23-30 derajat C. Tanah-tanah yang cocok yaitu: alluvial, regosol, grumosol, latosol dan andosol. Pada tanahtanah podsolik merah kuning dan tanah yang mengandung banyak pasir kwarsa, pertumbuhan kedelai kurang baik, kecuali bila diberi tambahan pupuk organik atau kompos dalam jumlah cukup. C. Budidaya kacang hijau dengan Teknologi Bio Perforasi. Tanaman kacang hijau dapat digunakan sebagai tanaman utama maupun tanaman sela. Untuk Tanaman sela dengan sasaran dapat menunjang penambahan pendapatan dari hasil tanaman sela sebelum tanaman utama dipanen. Tanaman kacang hijau sama sefamili dengan kedelai yaitu legumenoseae. Tanaman ini mempunyai ciri khas dapat bersimbiosis dengan mikroba yang disebut dengan bakteri
Rhizobium dengan cara membentuk bintil akar yang mampu menyerap (fiksasi ) nitrogen dari udara. Untuk mempercepat penyediaan mikroba rhizobium ini dapat dilakukan dengan pemberian pupuk hayati Bio P 2000 Z yang mengandung rhizobium. Selain itu pupuk ini juga mengandung mikrobia lainnya yang dapat membantu pertumbuhan dan produksi kacang hijau. Sebagai bahan atau unsur hara yang diserap tanaman cepat saji yang dapat digunakan pupuk organik cair ”Phosmit” dan pupuk organik granul ”Bio Alami”. Penggunaan teknologi bio perforasi yaitu menggunakan pupuk hayati ”Bio P 2000 Z” pupuk organik granule ”Bio Alami” dan pupuk organik cair ”Phosmit” untuk tanaman kacang hijau mampu meningkatkan produktivitas antara 50 % hingga 100 %. Peningkatan tersebut sangat dratis jika dilihat pada saat ini masih belum ada teknologi yang dapat meningkatkan produksi hingga tingkat sama. (1) Penyiapan Lahan. Penyiapan lahan untuk tanaman sela terdiri dari: a) Lahan akan lebih baik jika digemburkan 2 kali yaitu awal dan penghalusan. b) Dibuat bedengan memanjang timur-barat sesuai dengan jarak tanam tanaman hutan sebagai tanaman utama dengan ketinggian bedeng 20 cm. c) Berikan pupuk dasar sesuai rekomendasi. d) Berikan pupuk organik granule/pelet ”Bio Alami” 400 kg hingga 1 ton per hektar. (2) Penanaman. 1. Penamanan dilakukan setelah ada hujan cukup untuk pertumbuhan. 2. Jarak tanam 20 x 25 cm, atau 20 x 30 cm, atau 25 x 30 cm sesuai dengan varietas dan kondisi tanah. (3) Pengairan. Tanah yang digunakan untuk tanaman kacang hijau pada umumnya tidak mendapatkan pengairan. Padahal dalam kehidupannya tanaman menggunakan air. Untuk menanggulangi kekeurangan air maka dilakukan berbagai hal diantaranya sebagai berikut: 1. Bagi lahan yang ada air atau tergenang pada saat ada hujan maka maka perlu dilakukan penampungan air hujan. 2. Dilakukan pembuatan sumur tampungan. 3. Dilakukan pembuatan sumur tanah. 4. Dibuat aliran dari sumber air jika memungkinkan. 5. Sedangkan dibuatkan bedengan dengan drainase cukup. 6. Pengaturan waktu tanam disesuaikan dengan kondisi ketersediaan air. (4) Pemupukan. Pemupukan dilakukan dengan pupuk organik granule/pelet ”Bio Alami” pada awal tanam sekitar 400 kg hingga 1 ton per hektar, pupuk hayati ”Bio P 2000 Z” dan pupuk organik cair ”Phosmit”. Tabel 2. Jadwal dan Dosis Pupuk hayati Bio P 2000 Z pada Tanaman Kacang Hijau. Umur Tanaman Dosis Penggunaan Pupuk Bio P2000Z 3 liter/ha 4 liter /ha 5 liter/ha 6 liter / ha 4 hari Sblm tnm 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha 20 – 21 HST 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 ½ liter/ ha 35 - 36 HST 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 ½ liter/ ha 50 – 51 HST 1 liter /ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha 65 - 66 HST 1 liter/ ha 1 liter/ ha
Pupuk organik cair “Phosmit” dosis dan jadwal penggunaan sama dengan “Bio P 2000 Z”, pupuk phiosmit ini dapat dicampurkan yang berfungsi sebagai zat membangunkan mikroba juga sebagai penambahan unsur organik pada tanaman. 5) Pemeliharaan. (a) Penyiangan. Perlakuan penyiangan sering diabaikan karena dianggap tidak sebanding dengan hasilnya. Namun dengan menggunakan pupuk hasil teknologi bio perforasi biaya penyiangan dapat meningkatkan produksi jauh lebih tinggi dari biaya penyiangan. (b) Pembumbunan: Pembumbunan digunakan untuk memperkuat berdirinya tanaman. Penggunaan pupuk hasil teknologi bio perforasi dapat membuat tanaman kacang hijau yang tambah besar dan tinggi, maka perlu pembumbunan. (c) Pengendalian hama: dilakukan sesuai dengan jenis serangan. Penerapan dilakukan dengan sistem Pengendalian Hama Terpadu. Hama daun dan hama polong dikendalikan dengan pestisida berbahan aktif organofosphat, petroid sintetik dan carbonatkhusus untuk hama trips (Frankliniella sp) yang membuat tanaman puso dilakukan dengan insektisida kontak sesuai dengan tingkat serangan di lapangan. 6) Panen. Panen dilakukan setelah buah tua, dan sudah menunjukan buah mulai mengering. BUDIDAYA TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao) Oleh : Dr. Ir. Listyanto, MSc *
1. Kriteria Iklim dan Kondisi Lokasi.
Kakao:bercurah hujan 1.100-3.000 mm/tahun memiliki keasaman (pH) 6-7,5, kedalam air tanah diisyaratkan minimal 3 m, tanaman dapat tumbuh pada pH tidak lebih tinggi dari 8 serta tidak lebih rendah dari 4; suhu udara ideal bagi pertumbuhan kakao adalah 30-32 derajat C (maksimum) dan 18-21 derajat C (minim) ketinggian 100-700 m dpl. tanaman kakao memerlukan penyinaran lebih banyak namun intensitas sedang maka perlu Melihat persyaratan pada masing-masing komodite tersebut secara garis besar wilayah indonesia cocok untuk pertumbuhan komodite perkebunan tersebut. Namun tidak setiap wilayah cocok dengan komodite tersebut. Karena kecocokan komodite tergantung dari kondisi iklim seperti suhu, curah hujan, ketinggian, kemiringan tanah dan yang lebih utama adalah kandungan unsur hara tanah sebagai media tumbuh. 2. Kondisi Lahan. 1) Penyiapan Lahan Penanaman. Lahan perkebunan sawit, kakao dapat berasal dari hutan asli, hutan sekunder, tegalan, bekas tanaman perkebunan atau pekarangan. Lahan yang miring harus dibuat teras-teras agar tidak terjadi erosi. Areal dengan kemiringan 25-60% harus dibuat teras individu. 2) Pembukaan Lahan Cara penyiapan lahan dapat dengan cara pembersihan selektif dan pembersihan total. Alangalang di tanah tegalan harus dibersihkan/ dimusnahkan supaya tanaman kakao dan pohon naungan dapat tumbuh baik. Untuk memperlancar pembuangan air, saluran drainase yang secara alami telah ada harus dipertahankan dan berfungsi baik. 3. Pembibitan. Perbanyakan tanaman kakao lebih sering dilakukan dengan cara generatif karena bibit dihasilkan dalam waktu yang cepat dan jumlah yang banyak. 1). Persyaratan Benih Benih yang baik berasal dari buah berbentuk normal, sehat dan masak di pohon Buah tersebut berwarna kuning, jika diguncang timbul suara dan jika diketuk dengan tangan timbul gema. Bibit yang baik harus memenuhi persyaratan, antara lain: a) Pertumbuhan bibit normal, yaitu tidak kerdil dan tidak terlalu jagur. b) Bebas hama dan penyakit serta kerusakan lainnya. c) Berumur 4–6 bulan. 2). Penyiapan Benih Buah dipotong membujur, lalu benih yang berada di bagian tengah diambil sebanyak 20-25. Bersihkan lendir buah dengan meremas-remasnya dalam serbuk gergaji lalu dicuci dengan air dan direndam dengan fungisida. Benih dijemur di bawah sinar matahari. Benih yang baik memiliki daya kecambah sedikitnya 80%. 3). Teknik Penyemaian Benih. Lokasi bedengan persemaian dibersihkan dari pohon dan rumput serta batu dan kerikil. Ukuran bedengan 1,2 x 1,5 m panjang 10-15 m dan tinggi 10 cm arah utara-selatan. Tanah bedengan dicangkul 30 cm, setelah dirapikan diberi lapisan pasir 5-10 cm dan tepi bedengan diberi dinding penahan dari kayu/batu bata. Bedengan diberi naungan dari anyaman daun alangalang, kelapa/tebu dengan tinggi atap di sisi Timur 1,5 m dan di sisi Barat 1,2 m. Sebelum disemai benih dicelup ke dalam formalin 2,5% selama 10 menit. Benih dibenamkan (mata benih diletakkan di bagian bawah) ke dalam lapisan pasir sedalam 1/3 bagian dengan jarak tanam 2,5 x 5 cm. Segera setelah penyemaian, benih disiram. Penyiraman selanjutnya dilakukan dua kali sehari dan disemprot insektisida jika perlu. Keping biji terbuka tidak serentak
sehingga perlu dibantu dengan tangan. Setelah 4-5 hari di persemaian benih sudah berkecambah dan siap dipindahtanamkan ke polybag. 4). Penyiapan tanah di polybag: • Tanah sebagai isi polybag dipersiapkan dengan baik, komposisi yang baik terdiri dari : 50 % tanah subur, 25 % pupuk kandang, 25 % pasir. yang telah dicampur kemudian media ini diayak. • Hasil ayakan disemprotkan secara lamat-lamat dan merata larutan pupuk Bio P 2000 Z ( pupuk Bio P 2000 Z + Phosmit + air dengan perbandingan 1 : 1 : 200 ). • Kemudian masukkan media tanah tersebut ke dalam polybag 20 x 30 cm sampai 1-2 cm sampai 2 cm di bawah tepi polybag. • Kecambah yang memenuhi syarat untuk dipindahkan ke dalam pembibitan berkecambah pada hari ke 4-5 dan akarnya lurus. Satu kecambah kakao dimasukkan ke dalam lubang sedalam telunjuk, lalu lubang ditutup dengan media. • Polybag berisi kecambah disimpan di lokasi pembibitan dengan jarak 60 cm dalam pola segitiga sama sisi. Supaya tidak bergerak, polibag diletakkan di dalam alur sedalam 5 cm atau ditimbun dengan tanah secukupnya. • Pembibitan dinaungi oleh pohon pelindung atau dibuat atap dari anyaman bambu Pembibitan disiram dua kali sehari kecuali jika hujan. Air siraman tidak boleh menggenangi permukaan media. • Bibit dipupuk setiap 14 hari sampai berumur 3 bulan dengan ZA (2 gram/bibit) atau urea (1 gram/bibit) atau NPK (2 gram/bibit). Pupuk diberikan pada jarak 5 cm melingkari batang kecuali untuk urea yang diberikan dalam bentuk larutan. • Semprotkan setiap 30 hari larutan secara lamat-lamat larutan Bio P 2000 Z (pupuk Bio P 2000 Z + Phosmit + air dengan perbandingan 1 : 1 : 200), di daun dan tanah sekitar batang. • Pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan insektisida dan fungisida setiap 8 hari. 5). Pemindahan Bibit. Setelah berumur 3 bulan, bibit dalam polybag dipindahkan ke lapangan dan naungan dikurangi secara bertahap. Bibit yang baik untuk ditanam di lapangan berumur 4-5 bulan, tinggi 50-60 cm, berdaun 20-45 helai dengan sedikitnya 4 helai daun tua, diameter batang 8 mm dan sehat. Dengan jarak tanam 3 x 3 m, kebutuhan bibit untuk satu hektar adalah 1250 batang termasuk untuk penyulaman. 3.2. Penyiapan Tempat/ Media Penanaman di Lahan. 1). Penentuan Pola Tanaman Jarak Tanam: • Jarak tanam kakao digunakan adalah 3 x 3 meter sedangkan untuk lahan dengan kemiringan lebih tajam maka jarak tanam lebih lebar • Arah penanaman adalah timur ke barat dan utara ke selatan. Dengan demikian bentuk pola bujur sangkar. Pohon pelindung: • Tanaman kakao mutlak memerlukan pohon pelindung yang ditanam sebagai tanaman lorong diantara tanaman-tanaman kakao. Terdapat dua macam pohon pelindung yaitu: a) Pohon pelindung sementara. Pohon ini diperlukan untuk melindungi tanaman kakao muda (belum berproduksi) dari tiupan angin dan sinar matahari. Jenis pohon yang dapat ditanam adalah pisang (Musa paradisiaca), turi (Sesbania sp.), Flemingia congesta atauClotaralia sp. Pohon ini ditanam 1 bulan sebelum ditanam kakao atau bersamaan waktunya dengan penanaman kakao. Untuk pohon pelindung dari pisang usahakan tanaman pisang jangan sampai anakan menjadi banyak, jumlah pohon yang ada hanya 3 batang. Pohon pelindung
sementara ini harus sudah di hilangkan setelah 4 atau 5 bulan. b) Pohon pelindung tetap. Pohon ini harus dipertahankan sepanjang hidup tanaman kakao dan berfungsi sebagai melindungi tanaman kakao yang sudah produktif dari kerusakan sinar matahari dan menghambat kecepatan angin. Jenis pohon yang cocok adalah Lamtoro (Leucena sp.), Sengon Jawa (Albizia stipula), Dadap (Erythrina sp.) dan Kelapa (Cocos nucifera). Pohon pelindung tetap ditanam dengan jarak tanam 6 x 3 m. Jarak tanam yang diajurkan adalah 3 X 3 m2 dengan kerapatan pohon 1.100 batang pohon/hektar. Jarak ini sangat ideal karena nantinya pohon akan membentuk tajuk yang seimbang sehingga tanaman tidak akan mudah tumbang. 2). Penyiapan media penanaman. Setelah dipersiapkan letak lobang sesuai dengan desain yang dinginkan maka langkah selanjutnya a) Pembuatan lobang tanam. Lubang tanam dibuat 2-3 bulan sebelum tanam dengan ukuran: • 40 x 40 x 40 cm untuk tanah bertekstur sedang. • 60 x 60 x 60 cm atau 80 x 80 x 80 cm untuk tanah bertekstur berat • 30 x 30 x 30 cm untuk tanah bertekstur ringan. b) 14 hari sebelum tanam lubang diisi dengan campuran tanah dan pupuk organik granul /pellet ”bio Alami” 2 kg hingga 3 kg per lobang dan timbun bersama tanah hingga separuh lobang tertimbun. c) Berikan pupuk NPK 300 gram/lubang atau campuran urea 200 gram/lubang dan Sp-36 100 gram/lubang. d) Semprotkan larutan pupuk Bio P 2000 Z ( pupuk Bio P 2000 Z + Phosmit + air dengan perbandingan 1 : 1 : 200 ). Penyemprotan hanya di lubang tanam, atau: Campurkan pupuk Bio P 2000 Z ke dalam pupuk organik granul/pellet ”Bio Alami” sebagai bahan campuran untuk penutup tanah. e) Tutup kembali lubang dengan tanah yang dicampur pupuk organik granul ”Bio Alami” himgga permukaan tanah. 3). Cara Penanaman a) Polybag yang berisi bibit tanaman disayat pada bagian sisi dan bawah, keluarkan bibit dan media dalam keadaan utuh. b) Lubangi lubang tanam yang telah ditutup lagi tersebut selebar diameter polybag. Letakkan bibit dengan media sejajar dengan tanah. c) Masukkan kembali tanah galian dan padatkan tanah di sekeliling bibit. d) Topang batang bibit dengan dua potong kayu/bambu. e) Untuk mencegah gangguan hewan, tanaman kakao harus diberi pagar pengaman dari bambu 3.3. Pemeliharaan Tanaman 1). Penyulaman Tanaman yang mati segera dilakukan penyulaman dengan tanaman baru yang sehat. Penyulaman dapat dilakukan sampai tanaman berumur 10 tahun. 2). Penyiangan Pengendalian gulma dilakukan dengan membabat tanaman pengganggu sekitar 50 cm dari pangkal batang atau dengan herbisida sebanyak 1,5-2,0 liter/ha yang dicampur dengan 500600 liter air. Penyiangan yang paling aman adalah dengan cara mencabut tanaman pengganggu.Tujuan penyiangan/pengendalian gulma adalah untuk mencegah persaingan dalam penyerapan air dan unsur hara, untuk mencegah hama dan penyakit serta gulma yang
merambat pada tanaman kakao/kakao. 3). Pemangkasan Tujuan pemangkasan adalah untuk menjaga/pencegahan serangan hama atau penyakit, membentuk pohon, memelihara tanaman dan untuk memacu produksi. a) Pemangkasan bentuk 1. Fase muda. Dilakukan pada saat tanaman berumur 8-12 bulan dengan membuang cabang yang lemah dan mempertahankan 3-4 cabang yang letaknya merata ke segala arah untuk membentuk jorquette (percabangan) 2. Fase remaja. Dilakukan pada saat tanaman berumur 18-24 bulan dengan membuang cabang primer sejauh 30-60 cm dari jorquette b) Pemangkasan pemeliharaan. Membuang tunas yang tidak diinginkan, cabang kering, cabang melintang dan ranting yang menyebabkan tanaman terlalu rimbun. c) Pemangkasan produksi. Bertujuan untuk mendorong tanaman agar memiliki kemampuan berproduksi secara maksimal. Pemangkasan ini dilakukan untuk mengurangi kelebatan daun. 4). Pemupukan. Berikut disajikan jadwal dan dosis penggunaan pupuk Bio P 2000 Z dengan kombinasi pupuk organisk dibandingkan dengan penggunaan pupuk an organik saja. Umur Tanaman Dosis Pupuk Kombinasi Bio P 2000 Z dan An Organik 2 bulan 1 ½ liter / ha 20 gr/phn 6 bulan 1 ½ liter / ha 20 gr/phn 10 bulan 1 ½ liter / ha 30 gr/phn 14 bulan 1 ½ liter / ha 30 gr/phn 18 bulan 1 ½ liter / ha 50 gr/phn 2 tahun 1 ½ liter / ha 50 gr/phn 2 ½ tahun 1 ½ liter / ha 60 gr/phn 3 tahun 1 ½ liter / ha 60 gr/phn 3 ½ tahun 1 ½ liter / ha 60 gr/phn 4 tahun 1 ½ liter / ha 80 gr/phn 4 ½ tahun 1 ½ liter / ha 80 gr/phn 5 tahun 1 ½ liter / ha 100 gr/phn setiap ½tahun 1 ½ liter / ha 100 gr/phn
20 gr/phn 20 gr/phn 30 gr/phn 30 gr/phn 60 gr/phn 60 gr/phn 80 gr/phn 80 gr/phn 80 gr/phn 100 gr/phn 100 gr/phn 120 gr/phn 120gr/phn
10 gr/phn 10 gr/phn 15 gr/phn 15 gr/phn 30gr/phn 30 gr/phn 40 gr/phn 40 gr/phn 40 gr/phn 50 gr/phn 50 gr/phn 60 gr/phn 60 gr/phn
10 gr/phn 10 gr/phn 15 gr/phn 15 gr/phn 30 gr/phn 30 gr/phn 40 gr/phn 40 gr/phn 40 gr/phn 50 gr/phn 50 gr/phn 60 gr/phn 60 gr/phn
Dosis pemupukan tanaman di atas jika dibandingkan dengan dosis penggunaan pupuk an organik tanpa pupuk Bio P 2000 Z terdapat selisih penggunan cukup signifikan. Dosis anjuran tanpa pupuk Bio P 2000 Z adalah sebagai berikut: • Pada bulan ke 2 dosis anjuran Urea 50 gr/phn, SP 36 = 50 gr/ phn, KCl 25 gr/phn. Sehingga terjadi efieisensi urea 30 gr/ phn, SP 36 = 30 gr/ph dan KCl = 15 gr/ph. Dengan jumlah tanaman 1100 pohon/ hektar maka terjadi perbedaan maka terjadi efisiensi urea 33 kg urea, SP 36 = 33 kg/ha dan KCl 16 kg/ha. • Pada tahun ke 2 dibandingkan dengan dosis anjuran bahwa Urea = 120 gr/ phn, SP 36 = 100 gr/phn dan KCl= 70 gr/phn serta kleserit =70 gr/phn. Maka terjadi efisiensi pupuk Urea = 70 gr/phn, SP 36 = 40 gr/phn dan KCl = 30 gr/phn dan kliserit = 30 gr/phn. Dengan jumlah tanaman 1100pohon per hektar maka. Terjadilah efisiensi sejumlah Urea = 77 kg/ ha, SP 36 44 kg/ ha, KCl = 33 kg/ha dan kliserit 33 kg/ha.
Angka tersebut jika dirupiahkan maka nilainya di atas harga pupuk Bio P 2000 Z dimana pada tahun 2009 dan 2010 adalah Rp. 120.000,- per liter. Pengurangan pupuk yang cukup dratis ini dikarenakan adanya mikrobia yang ada di dalam pupuk mempunyai sifat-sifat adalah: (1) Bersifat fiksasi atau penambat unsur Nitrogen baik di udara dan di tanah. Diketahui bahwa Nitrogen di udara mempunyai komposisi 70 % dari kandungan seluruh unsur di udara. Sehingga pengurangan pupuk urea dapat mencapai 50 % dari dosis yang dianjurkan. (2) Kemampuan mikrobia yang menambat pupuk an organik yang diberikan. Sehingga pupuk tersebut tidak menguap atau tercuci, unsur hara yang ada diserap dilindungi dan disediakan pada saat tanaman menyerapnya. Efisiensi penggunaan pupuk urea dapat mencapai 50 % sedangkan untuk SP 36 dan KCl dan Kliserit hanya sekitar 30 % saja. Disamping kemampuan dalam efisiensi pupuk, maka beberapa keuntungan dengan menggunakan pupuk Bio P 2000 Z secara garis besarnya adalah sebagai berkut: (1) Kemampuan memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah. (2) Kemampuan menetralkan sifat racun dan pH tanah (3) Kemampuan merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman. Dan kemampuan merangsang pertumbuhan generatif, sehingga buah lebat dan bagus. (4) Ketahanan internal lebih baik dari serangan hama dan penyakit. Cara Pemupukan Menggunakan pupuk hayati Bio P 2000 Z dan pupuk organik cair Phosmit. Bio P 2000 Z adalah pupuk hayati dan pupuk organik cair Phosmit. Cara penggunaannya dapat dilakukan dengan 2 cara.Menggunakan Phosmit. Phosmit yang mengandung berbagai hormon tanaman, unsur-unsur mikro, dan pupuk organik cair lengkap yang berfungsi sebagai pasangan dari pupuk Bio P2000 Z. Lakukan pencampuran pupuk Bio P 2000 Z + Phosmit + air dengan perbandingan 1 : 1 : 200. Untuk 1 ha lahan digunakan digunakan Bio P 2000 Z 1 ½ liter + Phosmit1 ½ liter dan air 200 liter untuk satu kali aplikasi. 5). Penyiraman Penyiraman tanaman kakao yang tumbuh dengan kondisi tanah yang baik dan berpohon pelindung, tidak perlu banyak memerlukan air. Air yang berlebihan menyebabkan kondisi tanah menjadi sangat lembab. Penyiraman pohon kakao dilakukan pada tanaman muda terutama tanaman yang tak diberi pohon pelindung. 6). Penyemprotan Pestisida Walaupun terdapat ketahanan internal dari pupuk Bio P 2000 Z, pada kondisi tertentu tanaman juga terkena hama dan penyakit. Hal ini sama dengan kondisi manusia walaupun telah diupayakan sehat, namun tetap tidak luput terkena penyakit. Penyemprotan pestisida dilakukan dengan dua tahapan, pertama bersifat untuk pencegahan sebelum diketahui ada hama yang benar-benar menyerang. Kadar dan jenis pestisida disesuaikan. Penyemprotan tahapan kedua adalah usaha pemberantasan hama, selain jenis juga kadarnya ditingkatkan. Misal untuk pemberantasan digunakan insektisida berbahan aktif seperti Dekametrin (Decis 2,5 EC), Sihalotrin (Matador 25 EC), Sipermetrin (Cymbush 5 EC), Metomil Nudrin 24 WSC/Lannate 20 L) dan Fenitron (Karbation 50 EC). 3.7. Penyerbukan Buatan Dari bunga yang muncul hanya 5% yang akan menjadi buah, peningkatan persentase pembuahan dapat dilakukan dengan penyerbukan buatan. Bagian bunga yang mekar digosok
denga bunga jantan yang telah dipetik sebelumnya, kemudian bunga ditutup dengan sungkup. 3.8. Rehabilitasi Tanaman Dewasa Tanaman dewasa yang produktivitasnya mulai menurun tidak diremajakan (ditebang untuk diganti tanaman baru), tetapi direhabilitasi dengan cara okulasi tanaman dewasa dan sambung samping tanaman dewasa. Cara yang kedua lebih unggul karena peremajaan dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat, murah dan lebih cepat berproduksi. Entres (bahan sambungan) diambil dari kebun entres atau produksi yang telah diseleksi, berupa cabang berwarna hijau, hijau kekakaoan atau kakao, diameter 0,75-1,50 cm dan panjang 40-50 cm. Sambungan dapat dibuka setelah 3-4 minggu. 3.4. Hama dan Penyakit Hama dan penyakit ditangani sesuai dengan serangan yang ada. Sistem pengendalian hama terpadu diterapkan untuk menlindungi seluruh ekosistem yang ada. 3.5. Panen Ciri dan Umur Panen Buah kakao/kakao bisa dipenen apabila perubahan warna kulit dan setelah fase pembuahan sampai menjadi buah dan matang ± usia 5 bulan. Ciri-ciri buah akan dipanen adalah warna kuning pada alur buah; warna kuning pada alur buah dan punggung alur buah; warna kuning pada seluruh permukaan buah dan warna kuning tua pada seluruh permukaan buah. Kakao masak pohon dicirikan dengan perubahan warna buah: a) Warna buah sebelum masak hijau, setelah masak alur buah menjadi kuning. b) Warna buah sebelum masak merah tua, warna buah setelah masak merah muda, jingga, kuning. Buah akan masak pada waktu 5,5 bulan (di dataran rendah) atau 6 bulan (di dataran tinggi) setelah penyerbukan. Pemetikan buah dilakukan pada buah yang tepat masak. Kadar gula buah kurang masak rendah sehingga hasil fermentasi kurang baik, sebaliknya pada buah yang terlalu masak, biji seringkali telah berkecambah, pulp mengering dan aroma berkurang. 2). Cara Panen Untuk memanen kakao digunakan pisau tajam. Bila letak buah tinggi, pisau disambung dengan bambu. Cara pemetikannya, jangan sampai melukai batang yang ditumbuhi buah. Pemetikan kakao hendaknya dilakukan hanya dengan memotong tangkai buah tepat dibatang/cabang yang ditumbuhi buah.. 3). Periode Panen Panen dilakukan 7-14 hari sekali. Selama panen jangan melukai batang/cabang yang ditumbuhi buah karena bunga tidak dapat tumbuh labi di tempat tersebut pada periode berbunga selanjutnya. 4). Prakiraan Produksi Tanaman kakao mencapai produksi maksimal pada umur 5-13 tahun. Produksi per hektar dalam satu tahun adalah 1.000 kg biji kakao kering.
BUDIDAYA TANAMAN GAHARU DENGAN MODEL ROTASI DAN MULTIPLE CROPING DENGAN TANAMAN SELA Oleh : (Dr. Ir. Listyanto, MSc)
A. Tujuan. Tanaman gaharu tidak memerlukan suatu persyaratan tumbuh yang istimewa. Tanaman yang berasal dari hutan tropis ini tumbuh subur di daerah lahan tropis. Saat pohon gaharu berumur sekitar 5-8 tahun, pohon yang tumbuh seperti pohon hutan alam itu perlu disuntik dengan obat pemuncul getah. Panen dengan produksi optimal pada umur 10 tahun. Selain dapat tumbuh di kawasan hutan, pohon gaharu juga dapat tumbuh di pekarangan warga. Karena itu sebenarnya warga memiliki banyak kesempatan untuk menanam pohon yang menghasilkan getah wangi ini. Beberapa jenis tumbuhan berpotensi untuk memproduksi gaharu sudah dieksplorasi. Jenis tumbuhan itu meliputi Aquilaria spp, Aetoxylon sympetallum, Gyrinops, dan Gonsystylus. Berbagai jenis tumbuhan itu tersebar di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua. Tetapi, keberadaannya sekarang mulai langka. Gaharu (Aquilaria Malaccensis) mulai berproduksi pada umur 5 tahun yaitu mulai dirangsang dengan dilukai dan diberi zat perangsang tumbuh getah. Budidaya gaharu yang diambil adalah mulai dari kayu, cabang dan paling utama adalah getahnya. Teknik budi daya gaharu dengan cara penginfeksian jamur pembentuk gaharu ke dalam batang pohon potensial. Isolat jamur penginfeksi atau pembentuk gaharu sudah dieksplorasi Balitbang Kehutanan dengan hasil diperoleh dari genusFusarium dan Cylindrocarpon. Saat ini diperoleh dari genus Fusarium sebanyak 23 isolat jamur. Empat isolate jamur Fusarium paling cepat menginfeksi kayu berpotensi menjadi gaharu. Banyaknya getah yang dihasilkan dari pohon gaharu tergantung dari masa tanam dan panen pohon tersebut. Misalnya untuk usia tanam selama 9 sampai 10 tahun, setiap batang pohon
mampu menghasilkan sekitar 2 kilogram Gaharu itu sendiri sebagai hasil persenyawaan enzim jamur tertentu yang menginfeksi kayu jenis tertentu pula. Persenyawaan itu menghasilkan damar wangi yang kemudian dikenal sebagai gaharu. Kayu yang mengandung damar wangi atau gaharu kategori paling bagus atau kelas super mencapai harga Rp 50 juta per kilogram. Melalui metode penyulingan, gaharu umumnya dimanfaatkan sebagai pewangi. Selama ini gaharu alam yang paling bagus disebut gaharu super yang berwarna hitam pekat, padat, keras, mengilap, dan beraroma kuat khas gaharu. Gaharu super tidak menampakkan serat kayunya. Bentuknya seperti bongkahan yang di dalamnya tidak berlubang. ”Klasifikasi mutu gaharu ditetapkan ada enam, berturut-turut dari yang paling bagus, yaitu kelas super, tanggung, kacangan, teri, kemedangan, dan cincangan,” kata Sulistyo. Kelas cincangan merupakan potongan kecil-kecil dari kayu yang terinfeksi menjadi gaharu. Meskipun tidak berwarna kehitaman atau tidak mengandung getah gaharu, kelas cincangan masih menunjukkan aroma khasnya. Biasanya, gaharu ini digunakan untuk pembuatan dupa atau hio. Dalam proses produksi gaharu buatan, yang sangat penting dikuasai adalah proses pembenihan, persemaian, penanaman, dan pemeliharaan pohon-pohon berpotensi Melihat adalah hutan- hutan yang dibangun dan dikelola oleh rakyat, kebanyakan berada di atas tanah milik atau tanah adat meskipun ada pula yang berada di atas tanah Negara atau kawasan hutan negara. Program Hutan Tanaman Rakyat juga menjawab adanya kesenjangan antara peningkatan kesejahteraan gaharu dan memperoleh keuntungan dari pohon yang menghasilkan produk bernilai tinggi. Ada 3 prinsip penyelenggaraan Tanaman Gaharu, yaitu: 1. Masyarakat mengorganisasikan dirinya berdasarkan kebutuhan, pembangunan tanaman gaharu yang berkesinambungan. Pada lahan tersebut dengan memanfaatkan seoptimal mungkin waktu yang ada dengan sistem multiple cropping. 2. Multiple cropping yaitu memanfaatkan lahan sewaktu tanaman utama (gaharu masih kecil) dengan ditanamai kedelai. Fungsi tanaman kedelai selain menghasilkan juga sebagai pengurangai biaya pengendalian gulma, juga menyuburkan tanah. 3. setelah tahun ke 3, diantara tanaman gaharu dapat dibudidayakan tanaman yang tidak membutuhkan sinar matahari seperti rempah-rempah (jahe, kencur, temulawak, dll) Sasaran program Tanaman Gaharu dengan Multicroping Tanaman Gaharu merupakan tanaman elite artinya untuk menghasilkan produk yang diharapkan memerlukan biaya yang sangat mahal. Biaya mahal tersebut karena digunakan teknologi inokulasi yang sampai saat ini masih mahal. Rata-rata biaya per tanaman dapat mencapai antara Rp. 300.000,- sampai Rp 600.000,- per pohon. Dengan tingginya biaya tersebut maka sasaran program tanaman gaharu adalah: 1. Jumlah sedikit, atau di bawah 100 pohon dapat menyatu dengan tanaman pekarangan. Maka sasaran budidaya dapat ke seluruh petani yang ada. 2. Jika berbentuk kawasan, maka sasaran dapat berupa sekelompok petani. Sehingga biaya yang digunakan dapat ditanggung oleh pemiliknya dengan demikian dapat membentuk kawasan cukup luas. 3. Jika dilakukan secara perkebunan khusus, maka diperlukan pengusaha Kawasan hutan produksi yang tidak produktif, tidak dibebani hak/izin, letaknya diutamakan dekat dengan industri hasil hutan dan telah ditetapkan pencadangannnya sebagai lokasi Hutan Tanaman Rakyat atau hutan reboisasi. 4. Kegiatan yang menjadi sasaran program adalah terwujudnya kawasan hutan Gaharu yang dapat dilakukan sebagai kawasan hutan produktif. 5. Sebagai tempat atau kawasan percontohan untuk masayarakat sekitar program dalam budidaya tanaman hutan yang produktif.
B. Model / Pola Budidaya Tanaman Gaharu system Rotasi dan Multiple cropping. Pada kegiatan budidaya tanaman gaharu, dapat dilakukan pada lahan sedikit di pekarangan atau di lahan luas dalam bentuk perkebunan, misalnya: luas antara 8 sampai 15 hektar. Areal tersebut dikelola dengan menanam tanaman hutan yang diharapkan dapat dimanfaatkan untuk produksi yang menjanjikan Namun selama menunggu waktu sampai produksi, masayrakat perku ada penyangga kebutuhan pangan dan menambah pendapatan selama pertumbuhan tanaman hutan maka diantara tanaman hutan dibudidayakan tanaman pangan yang berfungsi sebagai tanaman sela. Model atau pola tanam yang direncanakan/ diharapkan adalah pola tanam yang berkesinambungan. Artinya dalam luasan areal yang diberikan penanaman tanaman gaharu dilakukan secara periodik tertentu, dengan demikian panen tanaman gaharu dapat dilakukan secara periodik juga. Hal tersebut berkelanjutan dari tahun ke tahun sehingga penanaman dan panenan terus berlangsung. Model di atas hanya salah satu dari model yang digunakan untuk pengembangan yang berkelanjutan. Penentuan Model/ Pola tanam budidaya rotary dan multiple cropping: Beberapa hal yang mempengaruhi untuk budidaya gaharu dengan system rotasin dan multiple cropping ini adalah: 1. Umur tanaman gaharu yang rencananya di panen 2. Jarak tanam yang dilakukan untuk tanaman gaharu. 3. Luasan lahan yang di olah. Contoh 1. Usaha gaharu dalam luasan besar misalnya 120 ha, dengan menanam tanaman gaharu yang dapat dipanen dalam waktu 10 tahun. Dia berkeinginan menanam setiap tahun maka luas lahan per tahun adalah 120/10 ha atau 12 ha. Model atau Pola tanam yang dibuat adalah Tahun 1 = 12 ha; tahun 2 = 12 ha, tahun 3 = 12 ha….. tahun 8 = 12 ha. Untuk tahun ke 9 dilakukan panen 12 ha dan untuk tahun ke 10 tanam 12 ha dan panen 12 ha, dst …
BUDIDAYA KEMIRI (Oleh : Dr. Ir. Listyanto, MSc *)
A. Manfaat. Pada lapangan yang berkonfigurasi datar sampai pada tempat-tempat bergelombang dan curam. Jenis ini dapat tumbuh pada tanah yang berpasir, maupun pada tanah-tanah podsolik yang kurang subur. pohon ini masih dapat tumbuh dengan baik. Tinggi pohon sampai 35 cm,
panjang batang bebas cabang 10-14 m , diameter sampai 100 cm, kulit luar berwarna kelabu, beralur sedikit dan dangkal, tidakmengelupas. Kemiri mulai berbuah pada umur 3,5 sampai dengan 4 tahun. pada umur 5 tahun produksi buah rata-rata 200 kg/pohon/tahun. Dari biji kemiri dapat diolahmenjadi minyak atau lemak kemiri yang digunakan sebagai bahan obat-obatan, kosmetik, coating dan industri cat. Kayu teras berwarna putih kekuning-kuningan, mudah diserang jamur biru, gubal tidak dapat dibedakan dari kayu teras. Berat jenis rata-rata 0,31, kelas kuat IV – (V) dan kelas awet V. Kayu dapat digunakan untuk plywood, peti, korek api dan barang kerajinan. B. Tempat Tumbuh. Pohon kemiri atau Aleurites moluccana Wild, dapat dijumpai hampir sebagian besar Indonesia, pohon ini dapat tumbuh pada ketinggian 0-800 m diatas permukaan laut. Pada daerah yang beriklim kering seperti di Sulawesi Selatan, maupun pada daerah yang beriklim basah seperti di Jawa Barat. C. Teknologi Budidaya Tanaman Kemiri. 1. Pembibitan a) Benih. Buah yang masak dapat diperoleh setelah 3-4 bulan dari masa berbunga, buah masak akan jatuh. Buah yang berbiji satu disebut biji jantan bentuknya bulat dan lama berkecambahnya lebih panjang dari biji betina. Beberapa cara perlakuan yang dapat dilakukan sebelum biji disemai antara lain. - Biji direndam dalam air dingin 15 hari, kemudian dipukul dengan palu kecil hingga biji retak. Usahakan pemukulan tidak terlalu keras, cukup asal belah sedikit. - Mengikir biji pada bagian yang akan keluar lembaga. Sesudah +/- 45 hari semai siap disapih dan dilaksanakan seleksi semai dan yang harus diperhatikan pilih semai yang tegak lurus, sehat dan sehat dan ketika dilakukan pencabutan agar hati-hati agar akar tidak rusak/luka. b) Pembibitan. Biji yang diperoleh di semaikan dengan media tabur dari tanah dan pasir dengan perbandingan 1 : 2 dan campuran ini disaring dengan kawat saringan berukuran 2 mm. Kemudian campuran ini sebaiknya disterilkan dengan cara digoreng sebelum dimasukkan kedalam bak plastik dengan tujuan agar bebas dari bibit penyakit. Biji kemiri disemai sedalam +/- 2,5 – 10 cm. Pembibitan baru dapat digunakan setelah berumur 6 sampai 1 tahun. 2. Penyiapan lahan. a) Program HTR mengarahkan adanya rotasi penanaman tanaman Hutan, dengan demikian perlu desaign sedemikian rupa, agar lahan yang disediakan untuk digarap dapat secara periodik menghasilkan tanaman hutan. Untuk itu pemilihan tanaman didasarkan pada luas yang digarap dan komodite yang ditanam sesuai dengan umur panen. (lihat Model Budidaya Hutan Tanaman Rakyat). b) Budidaya di lahan HTR menggunakan sistem tumpang sari pada tahun pertama sampai dengan tahun ke empat. Dengan sistem tersebut menentukan jarak tanam yang memberikan peluang bagi tanaman sela untuk tumbuh dan jarak tanam yang tepat. Untuk tanaman kemiri maka jarak tanam yang digunakan adalah 4 m x 4 m atau 5 m x 5 m. Untuk membantu jarak tanam dan arahnya tertata rapi maka dibuat dengan diajir dahulu. c) Lahan dibersihkan dari tanaman penggangu dan pada ajir dilobangi dengan ukuran : 40 x 40 x 30 cm. 3. Penanaman.
a) Penanaman dilakukan pada awal musim hujan. b) 7 hari sebelum dilakukan pemupukan dengan pupuk an organik masing-masing lobang 75 gram Urea + 50 gram KCl dan 50 gram SP. c) Penggunaan pupuk hayati yang berguna untuk pembenah tanah yang mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah dengan menggunakan: bio P 2000 Z + Phosmit + air dengan perbandingan 1 : 1: 180. siramkan pada lobang tersebut 0,5 liter air campuran tersebut. d) Penanaman dilakukan dengan menimbun sampai batas leher akar, hati-hati akar jangan sampai bengkok. Jika ada akar yang sudah keluar sebaiknya dipotong. 4. Pemeliharaan. a) Pada penenaan di HTR dilakukan dengan sistem tumpangsari selama 4 tahun, maka pemeliharaan yang berupa penyiangan, pemupukan dan pendangiran dilakukan pada lahan tanaman sela tersebut, yang sekaligus sebagai pemeliharaan di tanaman hutan. b) Pada tanaman hutan yang perlu mendapatkan perhatian adalah penyulaman, karena penanaman tidak ada penjarangan maka diupayakan tanaman yang telah dilokasikan tetap hidup. Jika mati cepat dilakukan penyulaman. c) Keamanan, dengan adanya aktivitas budidaya tanaman sela dimungkinkan adanya kerusakan. Maka agar tetap aman dapat diberikan pagar pengaman atau tonggak penyangga tanaman. d) Pemupukan. Khusus untuk tanaman hutan yang sudah tidak ada tanaman selanya maka perlu adanya pemupukan. Jenis pupuk yang digunakan ada dua macam yaitu: (1) penggunaan pupuk an organik seperti Urea, KCl dan SP. (2) pupuk hayati, yaitu berupa mikroba yang mampu mengelola unsur hara alam untuk disediakan bagi tanaman, selain memperbaiki kondisi tanah. 5. Panen. Tanaman kemiri mempunyai dua produk yang diperoleh yaitu: a) Buah kemiri yang dapat digunakan berbagai kebutuhan. Tanaman kemiri akan berbuah setelah berumur 3,5 s/d 4 tahun. Buah dalam 1 tanaman cukup banyak dengan nilai cukup menjanjikan. b) Kayu kemiri, merupakan kayu yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan. Setidaktidaknya sebagai kayu bakar. Pertumbuhan tanaman kemiri yang relatif cepat merupakan suatu potensi pengadaan kayu untuk berbagai kebutuhan tersebut. PENERAPAN TEKNOLOGI PERFORASI BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK UNTUK KONSUMSI SUPERMARKET (Oleh : Dr. Ir. Listyanto, MSc *)
I. PENDAHULUAN Go back to nature to be health, saat ini bukan hanya slogan tetapi banyak yang mengharapkan dan menerapkan. Berbagai upaya dilakukan manusia untuk membuat makanan benar-benar natural atau orang sering bilang sayuran/ beras/jagung/kedelai organik. Melihat animo masyarakat yang demikian besar maka banyak produsen bahan makanan memproduksi dan menawarkan bahan makanan organik. Sekarang timbul pertanyaan kepada konsumen maupun produsen bahan makanan organik Bagaimana pengertian bahan makanan organik?, dan apakah yang bahan makanan yang diproduksi dan dikonsumsi tersebut benar-benar organik yang menyehatkan ? Jawaban menimbulkan perdebatan yang cukup seru. Produsen bahan makanan organik akan tetap mengklaim bahwa produk yang dihasilkan adalah benar-benar organik. Sedangkan para pengamat dan pemerhati bahan makanan organik mempunyai pandangan yang lain. Untuk konsumen banyak yang kurang tahu apa itu yang disebut bahan makanan organik? Mereka berkeinginan untuk konsumsi bahan makanan organik untuk memperoleh kesehatan dalam hidupnya. Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat digaris bawahi bahwa tujuan mengkonsumsi bahan makanan organik yaitu untuk kesehatan. Mengacu pada pengertian untuk kesehatan tersebut maka dapat dibuat pengertian garis besar bahwa bahan makanan organik yang sehat adalah sebagai berikut: a. Bahan makanan tidak mengandung unsur-unsur yang dapat mengganggu/ menghambat metabolisme tubuh manusia/ hewan dalam hidupnya. b. Namun bahan makanan tersebut mengandung unsur-unsur untuk kebutuhan metabolisme tubuh manusia/ hewan dalam hidupnya. Pertanyaan bagi produsen bahan makanan organik: Apakah bahan makanan yang diproduksi memenuhi kriteria tersebut? Case I. Bahan makanan diproduksi di lahan yang dahulunya telah dilakukan penanaman dengan menggunakan zat-zat kimia sintetis baik berupa pupuk maupun pestisida. Walaupun saat ini menggunakan bahan kompos, organik dalam budidayanya, namun belum tentu tanaman bersifat bahan makanan organik yang sehat. Permasalahannya adanya residu pestisida yang terserap oleh tanaman. Case 2. Bahan makanan yang diproduksi dari media organik (kompos). Belum tentu sebagai bahan
makanan organik, permasalahannya adalah: 1. Apakah media organik tersebut tidak mengandung bahan yang berbahaya bagi manusia (misal: diambil dari jerami yang berasal dari tanaman yang disemprot pestisida. 2. Apakah kandungan unsur hara di media kompos tersebut memenuhi kriteria/ mengandung unsur-unsur untuk kesehatan manusia. (misalnya: manusia membutuhkan unsur-unsur mineral: Fe, Zn, Mn, Mg, dan lain-lainnya) Case 3. Penanaman yang ditanam dari tanah/ lahan yang sebelumnya tidak pernah ditanam oleh tanaman pangan dan dalam budidayanya tidak menggunakan zat sintetis kimia. Hasil produk tersebut belum tentu sebagai produk tanaman organik. Permasalahannya adalah: Tanah asli belum tentu mempunyai kandungan yang sesuai untuk kesehatan manusia. Banyak diantaranya mengandung unsur-unsur logam berat (Al, Fe, Pb, dll) bahkan tidak hanya beracun bagi manusia, tetapi banyak yang beracun bagi tanaman itu sendiri. Berdasarkan beberapa “case” tersebut di atas maka akan timbul pernyataan apakah produk yang selama ini dinyatakan sebagai produk bahan makanan organik dapat memenuhi dua kriteria yaitu: (1) tidak mengandung unsur yang dapat mengganggu pertumbuhan metabolisme manusia dan (2) mengandung unsur-unsur yang mendukung kesehatan manusia. Untuk mencapai kriteria bahan makanan organik dan menyehatkan tersebut dapat ditempuh pada saat budidaya tanaman tersebut, yaitu: 1. Penggunaan media tanaman yang bebas dari unsur-unsur yang menjadi pengganggu/ penghambat pertumbuhan kehidupan tanaman, hewan dan manusia 2. Proses perawatan selama budidaya tersebut yang mampu menjaga menjadi tanaman organik yang sehat. II. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI DALAM MEMPRODUKSI BAHAN MAKANAN ORGANIK UNTUK KONSUMSI SUPERMARKET Produk bahan makanan organik merupakan usaha yang sarat dengan resiko, karena pada budidaya produk bahan makanan organik mempunyai permasalahan sebagai berikut: 1. Budidaya bahan makanan organik yang diinginkan tidak menggunakan bahan an organik (pupuk dan pestisida) pada umumnya produktivitasnya jauh lebih rendah dibandingkan dengan produk yang menggunakan saprodi an organik. 2. Resiko kegagalan oleh serangan hama dan penyakit jauh lebih tinggi. Pada umumnya tanaman organik lebih sering mendapatkan hama dan penyakit dari pada tanaman yang menggunakan bahan pestisida. 3. Biaya sarana/ prasarana budidaya dan pemeliharaan jauh lebih mahal. Dengan adanya resiko tersebut para petani berkeinginan bahwa produk bahan makanan organik dihargai dengan nilai lebih tinggi dibandingkan dengan produk non organik. Di pihak lain, Supermarket merupakan tempat penjualan yang bergengsi dengan sasaran pada konsumen kalangan menengah ke atas. Untuk menjaga pelanggan untuk tetap membeli di supermarket maka pengelola supermarket menjamin bahwa produk yang dijual mempunyai kualitas tinggi. Beberapa persyaratan yang diberikan diantaranya: 1. Informasi yang diberikan pada produk dapat dipertanggung jawabkan. Misal: produk organik maka jika dilakukan pengujian maka dapat dibuktikan kebenarannya. 2. Kualitas penampakan menarik. Selain kualitas sebagai bahan makanan organik, maka juga
dituntut untuk penampakan yang menarik. Penampakkan ini sangat dibutuhkan untuk mendapatkan daya tarik konsumen. Keadaan yang menarik ini sangat sulit dipenuhi para produsen. Karena pada umumnya tanaman organik yang tidak menggunakan bahan an organik dan kimia sintesis kurang subur dan sasaran untuk hama dan penyakit. 3. Keberadaan (jumlah dan rutinitas terjamin). Keberadaan atau jumlah pasokan harus terjamin sesuai dengan jumlah yang dipesan, dan rutinitas selalu tersedia. Untuk memenuhi hal tersebut tidak dapat dilakukan oleh petani kecil maupun pedagang kecil. Memerlukan suatu pola tanam luasan produksi dan jenis taman serta jadwal budidya yang ketat. Ketiga hal di atas sering menjadi kendala bagi para produsen untuk menjadi mitra tetap super market. Pada umumnya para produsen tidak dapat menujukkan bukti kuat sesuai dengan informasi yang diberikan. Bahan makanan organik yang diproduksi masih sebatas pengetahuan yang dimiliki, seperti penjelasan di atas. Untuk memecahkan masalah tersebut dapat dilakukan melalui 2 sisi yaitu : (1) sisi kualitas produk yaitu dapat dicapai dengan teknologi perforasi. (2) pemenuhan kuantitas dan kontinuitas dengan cara menajemen desain dan pola tanam. III. TEKNOLOGI PERFORASI MENGHASILKAN PRODUK TANAMAN ORGANIK Untuk menghasilkan tanaman organik yang dapat dipertanggung jawabkan perlu perlakukan secara total yang saling mendukung. Perlakuan dimulai dari persiapan lahan/ media tanam, permeliharaan mulai penggunaan pupuk, dan pengendalian hama dan penyakit. Pada masingmasing tahapan diperlukan pembenahan untuk memperoleh hasil yang benar-benar optimal sebagai tanaman organik. Penerapan teknologi perforasi budidaya tanaman ini selain untuk menjamin kualitas produk, juga digunakan untuk meningkatkan produktivitas hasil atau peningkatan produksi per hektarnya. 1. Penyiapan media/ lahan tanaman. Terdapat berbagai cara untuk menyediakan media/ lahan tanaman. a). Media khusus. Membuat media bahan organik sebagai tempat tumbuh untuk menghasilkan tanaman organik yang sehat bukan hanya dilihat dari media yang bersumber bahan organik saja tetapi lebih jauh dari itu, secara keilmuan dan hasil pengecekan laboratorium dapat dipertanggung-jawabkan. Proses pembuatan media organik pada umumnya dibagi menjadi 3 Tahapan pembuatan yaitu: 1. Penyiapan bahan: Pada umumnya pembuatan media bahan organik berasal dari bahan organik dari tanaman dan hewan baik berupa langsung, kotoran, limbah produks ikan, dll. Bahan-bahan tersebut diproses dengan cutting (pencacahan), mixing (pencampuran) 2. Proses fermentasi: Merupakan proses alami diantaranya proses penguraian atau (decomposing), memproses dengan mikroba dari bahan mentah menjadi kompos. 3. Proses finishing (granuling, packing, distribusing, dll). Pada umumnya proses fermentasi menggunakan jenis mikroba yang berfungsi sebagai pengurai/pembusuk (decomposer), ada yang tambahkan mikroba yang berfungsi sebagai pelarut phospat, penghimpun Nitrogen dan pengubah keasaman tanah. Media Bahan Organik Bio Performasi atau media bahan organik dengan menggunakan proses Bio Perforasi yaitu proses alami dengan menfaatkan mikroba unggulan yang dapat menyerap, menguraikan, memproduksi, mengelola, menyimpan, mengubah unsur alam menjadi bahan organik (unsur hara organik) yang sehat bagi tanaman hewan dan manusia. Beberapa kemampuan mikroba tersebut adalah:
1. Adanya mikroba yang mempunyai kemampuan mengeluarkan enzyme yang mengubah senyawa beracun (logam berat, pestisida, dll) dan keasaman tanah menjadi senyawa netral yang tidak racun/ penghambat metabolisme tanaman, hewan dan manusia. Dengan demikian residu racun dari bahan-bahan yang digunakan sebagai media organik maupun tanah tersebut menjadi netral. 2. Adanya mikroba yang mampu menyerap dan mengumpulkan unsur hara alam yang berasal dari udara (Nitrogen, Oksigen, Carbon Dioksida, Air, dll) selanjutnya disedikan untuk makanan tanaman. 3. Adanya mikroba yang mampu merangsang zat tumbuh tanaman (auxin, giberillin dan sitokinin) dan kemampuan merangsang hormon florigen yang berfungsi untuk produktivitas tanaman). Dengan demikian Media Bahan Organik hasil proses bio perforasi ini dipastikan bersifat unsur hara organik dan bebas dari racun baik berasal dari alam maupun residu perbuatan manusia. Hasil tanaman dengan menggunakan media bahan organik Bio Perforasi dan dalam proses pelaksanaan tidak ditambahkan unsur-unsur yang berbahaya bagi manusia dan hewan maka dapat dipastikan hasil tanaman yang diproduksinya bersifat organik. b). Lahan / media tanah. Pada tanah yang digunakan sebagai media tanaman mempunyai masalah bahwa tanah/media tersebut dimungkinkan mengandung unsur-unsur yang tidak dikehendaki untuk kesehatan tanaman, hewan maupun manusia. Agar tanaman yang dihasilkan bersifat organik maka perlu adanya perlakukan khusus untuk memperbaikinya: 1. Disemprotkan dengan pupuk Bio P 2000 Z yang berisikan mikroba. Kemampuan mikroba yang ada di dalam pupuk tersebut sama dengan kemampuan mikroba yang digunakan untuk pembuatan media organik (lihat penjelasan pada media organik). 2. Sebagai unsur bahan organik yang diserap oleh tanaman, maka lahan ditambahkan media organik di atas dengan dosis 2 ton per hektar untuk tahun pertama. 2. Pemeliharaan Tanaman. Pemeliharaan disesuaikan dengan jenis komodite yang ditanam. pemeliharaan pada budidaya seperti pembibitan, penanaman, pengairan, perawatan, pengendalian gulma, dan lain-lain dilakukan sesuai dengan teknik budidaya pada umumnya. Beberapa hal yang mendapatkan perhatian adalah sebagai berikut: a. Pemupukan dihindari dengan menggunakan pupuk an organik. Untuk menggantikan kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan tanaman maka dilakukan dengan pupuk organik cair. Dalam hal ini menggunakan pupuk organik cair “PHOSMIT”. Pupuk “Phosmit” berisikan unsur organik cair sebagai unsur makanan, hormon dan enzym yang berguna untuk pertumbuhan tanaman. Disamping itu “Phosmit” mengandung mikroba sehingga dapat dinyatakan “Pupuk Bio Organik” Penggunaan pupuk Phosmit mempunyai dua fungsi yaitu: 1. Meningkatkan produktivitas tanaman, dengan cara menyediakan unsur hara makanan ,enzym dan hormon tanaman. 2. Membuat produk tanaman bersifat organik. Paduan antara unsur hara yang disedikan oleh media organik, dan dipadukan dengan pupuk organik cair phosmit yang bersifat multi fungsi tersebut maka dapat menghasilkan sayuran yang bersifat organik dan berproduktivas tinggi. b. Pengendalian hama dan penyakit.
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan berbagai metode diantaranya: 1. Melakukan budidaya sayuran pada lokasi yang tepat. Tanaman yang mempunyai tingkat resiko tinggi seperti cabe, tomat, dilakukan budidaya di dalam green house. Sedangkan sayuran yang tahan serangan hama dan penyakit seperti buncis, kangkung, kacang panjang, daun bawang, wortel, bayam, dll. 2. Melakukan tindakan preventif dengan cara fisik seperti: pengolahan lahan dengan benar (dijemur dengan waktu tertentu), perlakukan pola tanam untuk memutus rantai hama dan penyakit, gropyokan, perangkap hama, pengaturan irigrasi dan drainase, proteksi dan isolasi, system ganti komodite sampai beberapa periode. 3. Melakukan pengendalian dengan menggunakan bahan-bahan alam . Seperti penggunakan kapur, dolomite, abu, dedak, dll. 4. Penggunaan bio control, yaitu pestisida nabati yang dibuat dari bahan-bahan tanaman yang mempunyai sifat mengendalikan hama dan penyakit dalam waktu tertentu. Setelah penyerangan dapat dikendalikan, maka dilakukan penetralan dengan “Phosmit” atau “ Bio P 2000 Z” yang berisikan mikroba dengan kemampuan menrombak sifat racun menjadi sifat alami. IV. DESIGN / POLA TANAM. Salah satu permasalahan yang dihadapi sebagai pemasok selain kualitas juga berkenaan dengan keberadaan barang. Keberadaan barang ini dipengaruhi oleh banyak fakto, diantaranya: a. Jenis: artinya jenis tanaman apa saja yang akan dipasok b. Kuantitas : artinya seberapa banyak barang yang dipasok. c. Waktu pasokan: kapan saja barang tersebut di pasok. d. Waktu produksi: yaitu waktu yang digunakan produsen untuk menghasilkan bahan tersebut. e. Rotasi penanaman: perlu diketahui untuk memutuskan Sebagai pemasok sebaiknya tidak memproduksi banyak jenis tanaman, hal ini menyulitkan dalam penyediaan bahan. Jika memang dituntut penyediaan banyak jenis maka harus dibuat pengelompokan usaha tani. Beberapa ketentuan dalam mendesain/ pola tanam adalah sebagai berikut: 1. Penentuan Luas Tanam: dipengaruhi banyaknya dan periode pemasokan. Misal 1: Tanaman Sawi pasokan setiap 4 hari dengan kuota 2 kuintal. Umur tanaman pembibitan 8 minggu, penanaman hingga panen membutuhkan 32 hari dan persiapan lahan 8 hari, produktivitas per 1000 meter persegi 0,5 kuintal (bersih). Dari data tersebut makakebutuhan luas tanam adalah Misal 2: Wortel periode pasokan setiap 4 hari dengan kuota 5 kuintal, Umur tanaman + persiapan lahan 80 hari, produktivitas 1 kuintal per 1000 m2 Berdasarkan data tersebut maka: Pemenuhan per 1 periode pasokan = 2 kuintal : 0,5 x 1000 m2 = 4000 meter2 o Lama produksi (40 hari ) dan periode pasokan maka perlu setiap 4 hari maka lahan yang dipersiapan adalah 10 periode. o Dengan demikian luas lahan yang digunakan budidaya adalah 4000 m2 x 10 perode = 40.000 m2 atau 4 hektar. o Kebutuhan lahan setiap periode = 5.000 m2 o Berdasarkan umur tanaman maka perlu penyiapan untuk 80 : 4 = 20 periode. o Luasan yang dibutuhkan adalah 20 periode x 5.000 m2 = 100.000 m2 atau 10 ha. 2. Penentuan pola tanam.
Pola tanam digunakan adalah pola gilir: Misal: dalam beberapa periode tanam untuk 4 jenis tanaman adalah sebagai berikut: Berdasarkan pola tanam dan umur tanaman maka penentuan desain tanam dikelompokkan tanaman yang mempunyai umur hampir sama. Hal ini mempermudah pengaturan pola tanam. Pada umumnya tanaman sayuran dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu: a. Kelompok tanaman dengan umur 35hari. Pada kelompok ini umur tanaman tidak persis 35 hari tetapi mempunyai variasi antara 25 hari hingga 40 hari. Sisa waktu yang ada digunakan untuk perbaikan lahan. Sehingga secara bergilir tanaman diusahakan dengan masa panen antara 35 hari. Sehingga antara periode tanam antar komodite dapat dilakukan secara berkesinambungan. b. Kelompok tanaman dengan umur 60 hari Hal sama desain penanamannya dilakukan dengan waktu umur panen dan periode pasokan ke konsumen. Kelompok tanaman berumur antara 45 hari hingga 70 hari. Di sela waktu tersebut dilakukan dengan cara perawatan/ perbaikan media/lahan. c. Kelompok tanaman dengan umur 90 hari. Pada tanaman ini pada umumnya merupakan tanaman semusim yang dipengaruhi oleh cuaca, pada musim tertentu sulit dilakukan penanaman. Walaupun dapat dilakukan tetapi mempunyai resiko lebih besar. Misal tanaman padi, jagung, kedelai, dll yang waktu tanam lebih baik dilakukan pada musim yang sesuai. Hal-hal tertentu sebagai pertimbangan penentuan desain pola tanam. Beberapa pertimbangan yang digunakan untuk menentukan desain adalah: Teknik mendetail pelaksanaan dituangkan dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis) kegiatan. 1. Jenis tanaman yang sangat respon terhadap perubahan iklim. 2. Penentuan jumlah kebutuhan pasokan. 3. Usaha preventif dan curative terhadap serangan hama dan penyakit BUDIDAYA KACANG TANAH (Arachis hypogeae L.) (Oleh : Dr. Ir. Listyanto, MSc *)
A. Manfaat. Kacang tanah (Arachis hypogeae L.) merupakan tanaman panganberupa semak yang berasal dari Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia. Sebagai bahan pangan dan pakan ternak yang bergizi tinggi, kacang tanah mengandung lemak (40,50%), protein (27%), karbohidrat serta vitamin (A, B, C, D, E dan K), juga mengandung mineral antara lain Calcium, Chlorida, Ferro, Magnesium, Phospor, Kalium dan Sulphur. Di masyarakat kacang tanah dapat digunakan untuk berbagai keperluan bermacam-macam makanan baik makanan kecil, bumbu, selai dan berbagai kegunaan yang bersifat industri seperti minyak, bungkil, dan lain-lain. B. Tempat Tumbuh Kacang tanah dapat tumbuh pada ketinggian kurang dari 600 dpl, dengan curah hujan antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras mengakibatkan rontok dan bunga. Suhu sekitar 28–32 derajat C. Kelembaban berkisar antara 65-75 %, Penyinaran sinar matahari secara penuh. jenis tanah yang gembur/ bertekstur ringan dan subur. pH antara 6,0–6,5. Di tingkat Internasional mula-mula kacang tanah terpusat di India, Cina, Nigeria, Amerika Serikat dan Gombai, kemudian meluas ke negara lain. Di Indonesia kacang tanah terpusat di Pulau Jawa, Sumatra Utara, Sulawesi dan kini telah ditanam di seluruh Indonesia. C. Teknologi Budidaya. (1) Penyiapan lahan Penyiapan lahan pada awal tanam bersamaan dengan HTR dilakukan bersama-sama dengan penyiapan untuk tanaman hutan. Namun pada tahun pada penanaman selanjutnya maka penyiapan dikhususkan untuk tanaman sela. Naumn bersamaan itu berfungsi sebagai pemeliharaan untuk tanaman hutan. Karena fungsinya sebagai tanaman sela maka tanah dibuat bedengan diantara tanaman utama.tanah digemburkan dengan dicangkul. Dan dibuat bedengan untuk drainase apalagi di musim penghujan. a. Setelah ada hujan maka tanah dengan sendirinya akan hancur, maka diratakan. b. Sekiranya hujan mencukupi maka 4 hari sebelum tanam dilakukan pemupukan pupuk organik granule/ pellet ”Bio Alami” antara 400 hingga 1 ton per hektar. c. Tanah dibuat dengan bedengan, dengan tujuan untuk drainase. d. Dapat digunakan pupuk kandang, atau kompos sebagai materi organik. 2) Penyiapan benih. Pemilihan benih menentukan sekali produksi yang akan dipanen, karena berdasarkan varietas tanaman maka terdapat tanaman kacang yang berbeda-beda hasilnya. Varietas unggul yang dianjurkan antara lain : Gajah, Macan, Banteng, Tapir, Kelinci dan Mahesa, varietas-varietas ini tahan terhadap penyakit layu, karat dan bercak daun. Atau varietas lain yang sesuai dengan kondisi setempat. 3) Penanaman - Penanaman dilakukan segera setelah hujan turun cukup. - Penanaman kedalaman ± 3 cm, dengan 2 biji per lubang - Jarak tanam Ø Pj = 40 cm X Lb=12 cm X Jrk parit 40 cm . Ø Pj = 30 cm X Lb= 20 cm X Jrk parit 40cm. Ø Pj = 35 cm X Lb=15 cm X Jrk parit 40cm 4) Menjaga kelembaban, pengairan, penyiraman. - Untuk menjaga kelembaban tanah sangat baik lahan diberi seresah dari mulsa (jerami, kompos, daun-daun).
- Jika ada pengairan maka perlu dilakukan pengairan tetapi jangan sampai tergenang. - Jika kekeringan cukup lama perlu dilakukan penyiraman dari sumber air yang ada ( sumur, sungai, dll). - Jangan melakukan penyiraman, pemupukan pakai semprot pada saat pembungaan. 5) Penyiangan dan Pembumbunan. - Penyiangan sangat diperlukan untuk mengendalikan gulma. - Penyiangan dilakukan pada minggu ketiga yaitu antara umur 14 s/d 20 HST. - Penyiangan kedua dilakukan pada minggu ke 6 yaitu antara 36 s/d 42 HST. - Bersamaan penyiangan II dilakukan pembumbunan tanaman untuk persiapan tempat buah (polong). 6) Pengendalian Hama dan Penyakit/Hama: a) Uret Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong akhirnya tanaman layu dan mati. Pengendalian: menanam serempak, penyiangan intensif, tanaman terserang dicabut dan uret dimusnahkan. b) Ulat berwarna. Gejala: daun terlipat menguning, akhirnya mengering. Pengendalian:penyemprotan insektisida Azodrin 15 W5C, Sevin 85 S atau Sevin 5 D. c) Ulat grapyakGejala: ulat memakan epidermis daun dan tulang secara berkelompok. Pengendalian: (1) bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman; (2) penyemprotan insektisida lannate L, Azodrin 15 W5C. d) Ulat jengkal Gejala: menyerang daun kacang tanah. Pengendalian: penyemprotan insektisida Basudin 60EC Azodrin 15 W5C, Lannate L Sevin 85S. e) Sikada Gejala: menghisap cairan daun. Pengendalian: (1) penanaman serempak, pergiliran tanaman; (2) penyemprotan insektisida lannate 25 WP, Lebaycid 500 EC, Sevin 5D, Sevin 85 S, Supraciden 40 EC. f) Kumbang daun Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan pucuk bunga. Pengendalian: (1) penanaman serentak; (2) penyemprotan Agnotion 50 EC, Azodrin 15 W5C, Diazeno 60 EC. Penyakit a) Penyakit layu Pengendalian: penyemprotan Streptonycin atau Agrimycin, 1 ha membutuhkan 0,5-1 liter. Agrimycin dalam kelarutan 200-400 liter/ha. b) Penyakit sapu setan Pengendalian: tanaman dicabut, dibuang dan dimusnahkan, semua tanaman inang dibersihkan (sanitasi lingkungan). 7) Pemupukan. Pemupukan dilakukan dengan pupuk organik granule/pelet ”Bio Alami” pada awal tanam sekitar 400 kg hingga 1 ton per hektar, pupuk hayati ”Bio P 2000 Z” dan pupuk organik cair ”Phosmit”. Tabel 5. Jadwal dan Dosis Pemupukan Bio P 2000 Z pada Tanaman Kacang Tanah. (untuk 5 Liter / hektar). Umur Tanaman Dosis Penggunaan Pupuk Bio P2000Z 3 litr/ ha 4 liter /ha 5 liter /ha 6 liter / ha 4 hari Sblm tnm 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha 20 – 21 HST 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 ½ liter/ ha 35 - 36 HST 1 liter/ a 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 ½ liter/ ha
50 – 51 HST 1 liter /ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha 65 - 66 HST 1 liter/ ha 1 liter/ ha Dengan cara dicampurkan maka dosis pupuk organik cair “PHOSMIT” sama dengan pupuk hayati “BIO P 2000 Z”. Terdapat 2 jenis kacang tanah, yaitu berumur genjah dan berumur panjang pada umur genjah dapat menggunakan tabel sampai pemupukan umur 60 hari, sedangkan umur panjang dapat menggunakan pengukuran sampai 75 hari. Panen. Umur panen tanaman kacang tanah tergantung dari jenisnya yaitu umur pendek ± 3-4 bulan dan umur panjang ± 5-6 bulan. Adapun ciri-ciri kacang tanah sudah siap dipanen antara lain: a) Batang mulai mengeras. b) Daun menguning dan sebabian mulai berguguran, Polong sudah berisi penuh dan keras. c) Warna polong coklat kehitam-hitaman. PENERAPAN TEKNOLOGI PERFORASI BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK UNTUK KONSUMSI SUPERMARKET (Oleh : Dr. Ir. Listyanto, MSc *)
I. PENDAHULUAN Go back to nature to be health, saat ini bukan hanya slogan tetapi banyak yang mengharapkan dan menerapkan. Berbagai upaya dilakukan manusia untuk membuat makanan benar-benar natural atau orang sering bilang sayuran/ beras/jagung/kedelai organik. Melihat animo masyarakat yang demikian besar maka banyak produsen bahan makanan memproduksi dan menawarkan bahan makanan organik. Sekarang timbul pertanyaan kepada konsumen maupun produsen bahan makanan organik Bagaimana pengertian bahan makanan organik?, dan apakah yang bahan makanan yang diproduksi dan dikonsumsi tersebut benar-benar organik yang menyehatkan ? Jawaban menimbulkan perdebatan yang cukup seru. Produsen bahan makanan organik akan tetap mengklaim bahwa produk yang dihasilkan adalah benar-benar organik. Sedangkan para pengamat dan pemerhati bahan makanan organik mempunyai pandangan yang lain. Untuk konsumen banyak yang kurang tahu apa itu yang disebut bahan makanan organik? Mereka berkeinginan untuk konsumsi bahan makanan organik untuk memperoleh kesehatan dalam hidupnya. Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat digaris bawahi bahwa tujuan mengkonsumsi bahan makanan organik yaitu untuk kesehatan.
Mengacu pada pengertian untuk kesehatan tersebut maka dapat dibuat pengertian garis besar bahwa bahan makanan organik yang sehat adalah sebagai berikut: a. Bahan makanan tidak mengandung unsur-unsur yang dapat mengganggu/ menghambat metabolisme tubuh manusia/ hewan dalam hidupnya. b. Namun bahan makanan tersebut mengandung unsur-unsur untuk kebutuhan metabolisme tubuh manusia/ hewan dalam hidupnya. Pertanyaan bagi produsen bahan makanan organik: Apakah bahan makanan yang diproduksi memenuhi kriteria tersebut? Case I. Bahan makanan diproduksi di lahan yang dahulunya telah dilakukan penanaman dengan menggunakan zat-zat kimia sintetis baik berupa pupuk maupun pestisida. Walaupun saat ini menggunakan bahan kompos, organik dalam budidayanya, namun belum tentu tanaman bersifat bahan makanan organik yang sehat. Permasalahannya adanya residu pestisida yang terserap oleh tanaman. Case 2. Bahan makanan yang diproduksi dari media organik (kompos). Belum tentu sebagai bahan makanan organik, permasalahannya adalah: 1. Apakah media organik tersebut tidak mengandung bahan yang berbahaya bagi manusia (misal: diambil dari jerami yang berasal dari tanaman yang disemprot pestisida. 2. Apakah kandungan unsur hara di media kompos tersebut memenuhi kriteria/ mengandung unsur-unsur untuk kesehatan manusia. (misalnya: manusia membutuhkan unsur-unsur mineral: Fe, Zn, Mn, Mg, dan lain-lainnya) Case 3. Penanaman yang ditanam dari tanah/ lahan yang sebelumnya tidak pernah ditanam oleh tanaman pangan dan dalam budidayanya tidak menggunakan zat sintetis kimia. Hasil produk tersebut belum tentu sebagai produk tanaman organik. Permasalahannya adalah: Tanah asli belum tentu mempunyai kandungan yang sesuai untuk kesehatan manusia. Banyak diantaranya mengandung unsur-unsur logam berat (Al, Fe, Pb, dll) bahkan tidak hanya beracun bagi manusia, tetapi banyak yang beracun bagi tanaman itu sendiri. Berdasarkan beberapa “case” tersebut di atas maka akan timbul pernyataan apakah produk yang selama ini dinyatakan sebagai produk bahan makanan organik dapat memenuhi dua kriteria yaitu: (1) tidak mengandung unsur yang dapat mengganggu pertumbuhan metabolisme manusia dan (2) mengandung unsur-unsur yang mendukung kesehatan manusia. Untuk mencapai kriteria bahan makanan organik dan menyehatkan tersebut dapat ditempuh pada saat budidaya tanaman tersebut, yaitu: 1. Penggunaan media tanaman yang bebas dari unsur-unsur yang menjadi pengganggu/ penghambat pertumbuhan kehidupan tanaman, hewan dan manusia 2. Proses perawatan selama budidaya tersebut yang mampu menjaga menjadi tanaman organik yang sehat. II. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI DALAM MEMPRODUKSI BAHAN MAKANAN ORGANIK UNTUK KONSUMSI SUPERMARKET Produk bahan makanan organik merupakan usaha yang sarat dengan resiko, karena pada budidaya produk bahan makanan organik mempunyai permasalahan sebagai berikut:
1. Budidaya bahan makanan organik yang diinginkan tidak menggunakan bahan an organik (pupuk dan pestisida) pada umumnya produktivitasnya jauh lebih rendah dibandingkan dengan produk yang menggunakan saprodi an organik. 2. Resiko kegagalan oleh serangan hama dan penyakit jauh lebih tinggi. Pada umumnya tanaman organik lebih sering mendapatkan hama dan penyakit dari pada tanaman yang menggunakan bahan pestisida. 3. Biaya sarana/ prasarana budidaya dan pemeliharaan jauh lebih mahal. Dengan adanya resiko tersebut para petani berkeinginan bahwa produk bahan makanan organik dihargai dengan nilai lebih tinggi dibandingkan dengan produk non organik. Di pihak lain, Supermarket merupakan tempat penjualan yang bergengsi dengan sasaran pada konsumen kalangan menengah ke atas. Untuk menjaga pelanggan untuk tetap membeli di supermarket maka pengelola supermarket menjamin bahwa produk yang dijual mempunyai kualitas tinggi. Beberapa persyaratan yang diberikan diantaranya: 1. Informasi yang diberikan pada produk dapat dipertanggung jawabkan. Misal: produk organik maka jika dilakukan pengujian maka dapat dibuktikan kebenarannya. 2. Kualitas penampakan menarik. Selain kualitas sebagai bahan makanan organik, maka juga dituntut untuk penampakan yang menarik. Penampakkan ini sangat dibutuhkan untuk mendapatkan daya tarik konsumen. Keadaan yang menarik ini sangat sulit dipenuhi para produsen. Karena pada umumnya tanaman organik yang tidak menggunakan bahan an organik dan kimia sintesis kurang subur dan sasaran untuk hama dan penyakit. 3. Keberadaan (jumlah dan rutinitas terjamin). Keberadaan atau jumlah pasokan harus terjamin sesuai dengan jumlah yang dipesan, dan rutinitas selalu tersedia. Untuk memenuhi hal tersebut tidak dapat dilakukan oleh petani kecil maupun pedagang kecil. Memerlukan suatu pola tanam luasan produksi dan jenis taman serta jadwal budidya yang ketat. Ketiga hal di atas sering menjadi kendala bagi para produsen untuk menjadi mitra tetap super market. Pada umumnya para produsen tidak dapat menujukkan bukti kuat sesuai dengan informasi yang diberikan. Bahan makanan organik yang diproduksi masih sebatas pengetahuan yang dimiliki, seperti penjelasan di atas. Untuk memecahkan masalah tersebut dapat dilakukan melalui 2 sisi yaitu : (1) sisi kualitas produk yaitu dapat dicapai dengan teknologi perforasi. (2) pemenuhan kuantitas dan kontinuitas dengan cara menajemen desain dan pola tanam. III. TEKNOLOGI PERFORASI MENGHASILKAN PRODUK TANAMAN ORGANIK Untuk menghasilkan tanaman organik yang dapat dipertanggung jawabkan perlu perlakukan secara total yang saling mendukung. Perlakuan dimulai dari persiapan lahan/ media tanam, permeliharaan mulai penggunaan pupuk, dan pengendalian hama dan penyakit. Pada masingmasing tahapan diperlukan pembenahan untuk memperoleh hasil yang benar-benar optimal sebagai tanaman organik. Penerapan teknologi perforasi budidaya tanaman ini selain untuk menjamin kualitas produk, juga digunakan untuk meningkatkan produktivitas hasil atau peningkatan produksi per hektarnya. 1. Penyiapan media/ lahan tanaman. Terdapat berbagai cara untuk menyediakan media/ lahan tanaman. a). Media khusus. Membuat media bahan organik sebagai tempat tumbuh untuk menghasilkan tanaman organik yang sehat bukan hanya dilihat dari media yang bersumber bahan organik saja tetapi lebih jauh
dari itu, secara keilmuan dan hasil pengecekan laboratorium dapat dipertanggung-jawabkan. Proses pembuatan media organik pada umumnya dibagi menjadi 3 Tahapan pembuatan yaitu: 1. Penyiapan bahan: Pada umumnya pembuatan media bahan organik berasal dari bahan organik dari tanaman dan hewan baik berupa langsung, kotoran, limbah produks ikan, dll. Bahan-bahan tersebut diproses dengan cutting (pencacahan), mixing (pencampuran) 2. Proses fermentasi: Merupakan proses alami diantaranya proses penguraian atau (decomposing), memproses dengan mikroba dari bahan mentah menjadi kompos. 3. Proses finishing (granuling, packing, distribusing, dll). Pada umumnya proses fermentasi menggunakan jenis mikroba yang berfungsi sebagai pengurai/pembusuk (decomposer), ada yang tambahkan mikroba yang berfungsi sebagai pelarut phospat, penghimpun Nitrogen dan pengubah keasaman tanah. Media Bahan Organik Bio Performasi atau media bahan organik dengan menggunakan proses Bio Perforasi yaitu proses alami dengan menfaatkan mikroba unggulan yang dapat menyerap, menguraikan, memproduksi, mengelola, menyimpan, mengubah unsur alam menjadi bahan organik (unsur hara organik) yang sehat bagi tanaman hewan dan manusia. Beberapa kemampuan mikroba tersebut adalah: 1. Adanya mikroba yang mempunyai kemampuan mengeluarkan enzyme yang mengubah senyawa beracun (logam berat, pestisida, dll) dan keasaman tanah menjadi senyawa netral yang tidak racun/ penghambat metabolisme tanaman, hewan dan manusia. Dengan demikian residu racun dari bahan-bahan yang digunakan sebagai media organik maupun tanah tersebut menjadi netral. 2. Adanya mikroba yang mampu menyerap dan mengumpulkan unsur hara alam yang berasal dari udara (Nitrogen, Oksigen, Carbon Dioksida, Air, dll) selanjutnya disedikan untuk makanan tanaman. 3. Adanya mikroba yang mampu merangsang zat tumbuh tanaman (auxin, giberillin dan sitokinin) dan kemampuan merangsang hormon florigen yang berfungsi untuk produktivitas tanaman). Dengan demikian Media Bahan Organik hasil proses bio perforasi ini dipastikan bersifat unsur hara organik dan bebas dari racun baik berasal dari alam maupun residu perbuatan manusia. Hasil tanaman dengan menggunakan media bahan organik Bio Perforasi dan dalam proses pelaksanaan tidak ditambahkan unsur-unsur yang berbahaya bagi manusia dan hewan maka dapat dipastikan hasil tanaman yang diproduksinya bersifat organik. b). Lahan / media tanah. Pada tanah yang digunakan sebagai media tanaman mempunyai masalah bahwa tanah/media tersebut dimungkinkan mengandung unsur-unsur yang tidak dikehendaki untuk kesehatan tanaman, hewan maupun manusia. Agar tanaman yang dihasilkan bersifat organik maka perlu adanya perlakukan khusus untuk memperbaikinya: 1. Disemprotkan dengan pupuk Bio P 2000 Z yang berisikan mikroba. Kemampuan mikroba yang ada di dalam pupuk tersebut sama dengan kemampuan mikroba yang digunakan untuk pembuatan media organik (lihat penjelasan pada media organik). 2. Sebagai unsur bahan organik yang diserap oleh tanaman, maka lahan ditambahkan media organik di atas dengan dosis 2 ton per hektar untuk tahun pertama. 2. Pemeliharaan Tanaman.
Pemeliharaan disesuaikan dengan jenis komodite yang ditanam. pemeliharaan pada budidaya seperti pembibitan, penanaman, pengairan, perawatan, pengendalian gulma, dan lain-lain dilakukan sesuai dengan teknik budidaya pada umumnya. Beberapa hal yang mendapatkan perhatian adalah sebagai berikut: a. Pemupukan dihindari dengan menggunakan pupuk an organik. Untuk menggantikan kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan tanaman maka dilakukan dengan pupuk organik cair. Dalam hal ini menggunakan pupuk organik cair “PHOSMIT”. Pupuk “Phosmit” berisikan unsur organik cair sebagai unsur makanan, hormon dan enzym yang berguna untuk pertumbuhan tanaman. Disamping itu “Phosmit” mengandung mikroba sehingga dapat dinyatakan “Pupuk Bio Organik” Penggunaan pupuk Phosmit mempunyai dua fungsi yaitu: 1. Meningkatkan produktivitas tanaman, dengan cara menyediakan unsur hara makanan ,enzym dan hormon tanaman. 2. Membuat produk tanaman bersifat organik. Paduan antara unsur hara yang disedikan oleh media organik, dan dipadukan dengan pupuk organik cair phosmit yang bersifat multi fungsi tersebut maka dapat menghasilkan sayuran yang bersifat organik dan berproduktivas tinggi. b. Pengendalian hama dan penyakit. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan berbagai metode diantaranya: 1. Melakukan budidaya sayuran pada lokasi yang tepat. Tanaman yang mempunyai tingkat resiko tinggi seperti cabe, tomat, dilakukan budidaya di dalam green house. Sedangkan sayuran yang tahan serangan hama dan penyakit seperti buncis, kangkung, kacang panjang, daun bawang, wortel, bayam, dll. 2. Melakukan tindakan preventif dengan cara fisik seperti: pengolahan lahan dengan benar (dijemur dengan waktu tertentu), perlakukan pola tanam untuk memutus rantai hama dan penyakit, gropyokan, perangkap hama, pengaturan irigrasi dan drainase, proteksi dan isolasi, system ganti komodite sampai beberapa periode. 3. Melakukan pengendalian dengan menggunakan bahan-bahan alam . Seperti penggunakan kapur, dolomite, abu, dedak, dll. 4. Penggunaan bio control, yaitu pestisida nabati yang dibuat dari bahan-bahan tanaman yang mempunyai sifat mengendalikan hama dan penyakit dalam waktu tertentu. Setelah penyerangan dapat dikendalikan, maka dilakukan penetralan dengan “Phosmit” atau “ Bio P 2000 Z” yang berisikan mikroba dengan kemampuan menrombak sifat racun menjadi sifat alami. IV. DESIGN / POLA TANAM. Salah satu permasalahan yang dihadapi sebagai pemasok selain kualitas juga berkenaan dengan keberadaan barang. Keberadaan barang ini dipengaruhi oleh banyak fakto, diantaranya: a. Jenis: artinya jenis tanaman apa saja yang akan dipasok b. Kuantitas : artinya seberapa banyak barang yang dipasok. c. Waktu pasokan: kapan saja barang tersebut di pasok. d. Waktu produksi: yaitu waktu yang digunakan produsen untuk menghasilkan bahan tersebut. e. Rotasi penanaman: perlu diketahui untuk memutuskan Sebagai pemasok sebaiknya tidak memproduksi banyak jenis tanaman, hal ini menyulitkan dalam penyediaan bahan. Jika memang dituntut penyediaan banyak jenis maka harus dibuat pengelompokan usaha tani. Beberapa ketentuan dalam mendesain/ pola tanam adalah sebagai berikut: 1. Penentuan Luas Tanam: dipengaruhi banyaknya dan periode pemasokan.
Misal 1: Tanaman Sawi pasokan setiap 4 hari dengan kuota 2 kuintal. Umur tanaman pembibitan 8 minggu, penanaman hingga panen membutuhkan 32 hari dan persiapan lahan 8 hari, produktivitas per 1000 meter persegi 0,5 kuintal (bersih). Dari data tersebut makakebutuhan luas tanam adalah Misal 2: Wortel periode pasokan setiap 4 hari dengan kuota 5 kuintal, Umur tanaman + persiapan lahan 80 hari, produktivitas 1 kuintal per 1000 m2 Berdasarkan data tersebut maka: Pemenuhan per 1 periode pasokan = 2 kuintal : 0,5 x 1000 m2 = 4000 meter2 oLama produksi (40 hari ) dan periode pasokan maka perlu setiap 4 hari maka lahan yang dipersiapan adalah 10 periode. o Dengan demikian luas lahan yang digunakan budidaya adalah 4000 m2 x 10 perode = 40.000 m2 atau 4 hektar. o Kebutuhan lahan setiap periode = 5.000 m2 o Berdasarkan umur tanaman maka perlu penyiapan untuk 80 : 4 = 20 periode. o Luasan yang dibutuhkan adalah 20 periode x 5.000 m2 = 100.000 m2 atau 10 ha. 2. Penentuan pola tanam. Pola tanam digunakan adalah pola gilir: Misal: dalam beberapa periode tanam untuk 4 jenis tanaman adalah sebagai berikut: Berdasarkan pola tanam dan umur tanaman maka penentuan desain tanam dikelompokkan tanaman yang mempunyai umur hampir sama. Hal ini mempermudah pengaturan pola tanam. Pada umumnya tanaman sayuran dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu: a. Kelompok tanaman dengan umur 35hari. Pada kelompok ini umur tanaman tidak persis 35 hari tetapi mempunyai variasi antara 25 hari hingga 40 hari. Sisa waktu yang ada digunakan untuk perbaikan lahan. Sehingga secara bergilir tanaman diusahakan dengan masa panen antara 35 hari. Sehingga antara periode tanam antar komodite dapat dilakukan secara berkesinambungan. b. Kelompok tanaman dengan umur 60 hari Hal sama desain penanamannya dilakukan dengan waktu umur panen dan periode pasokan ke konsumen. Kelompok tanaman berumur antara 45 hari hingga 70 hari. Di sela waktu tersebut dilakukan dengan cara perawatan/ perbaikan media/lahan. c. Kelompok tanaman dengan umur 90 hari. Pada tanaman ini pada umumnya merupakan tanaman semusim yang dipengaruhi oleh cuaca, pada musim tertentu sulit dilakukan penanaman. Walaupun dapat dilakukan tetapi mempunyai resiko lebih besar. Misal tanaman padi, jagung, kedelai, dll yang waktu tanam lebih baik dilakukan pada musim yang sesuai. Hal-hal tertentu sebagai pertimbangan penentuan desain pola tanam. Beberapa pertimbangan yang digunakan untuk menentukan desain adalah: Teknik mendetail pelaksanaan dituangkan dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis) kegiatan. 1. Jenis tanaman yang sangat respon terhadap perubahan iklim. 2. Penentuan jumlah kebutuhan pasokan. 3. Usaha preventif dan curative terhadap serangan hama dan penyakit.
KETAHANAN PANGAN DAN TEKNOLOGI PRODUKTIVITAS MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN INDONESIA Oleh: Dr. Jaegopal Hutapea dan Ali Zum Mashar, SP.
Dengan penduduk 216 juta jiwa, Indonesia saat ini membutuhkan bahan pangan pokok sekurang-kurangnya 53 juta ton beras, 12,5 juta ton jagung dan 3,0 juta ton kedelai. Jika tidak diimbangi dengan laju pertumbuhan produksi pangan dalam negeri secara signifikan, dapat menyebabkan ketahanan pangan nasional rendah. Meskipun upaya peningkatan produksi pangan di dalam negeri saat ini terus dilakukan, namun laju peningkatannya masih belum mampu mencukupi kebutuhan pangan dalam negeri karena produktivitas tanaman pangan serta peningkatan luas areal yang stagnan bahkan cenderung menurun. Untuk meningkatkan produksi pangan nasional, dapat dilakukan peningkatan produktivitas dengan menerapkan teknologi produksi antara lain melalui penggunaan pupuk organik/hayati. Pupuk tersebut dapat mengembalikan kesuburan lahan melalui jasa mikroba yang menguntungkan. Sejalan dengan itu, juga perlu dilakukan perluasan lahan pertanian antara lain melalui pengembangan kawasan transmigrasi. Pangan adalah kebutuhan yang paling mendasar dari suatu bangsa. Banyak contoh negara dengan sumber ekonomi cukup memadai tetapi mengalami kehancuran karena tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan bagi penduduknya. Sejarah juga menunjukkan bahwa strategi pangan banyak digunakan untuk menguasai pertahanan musuh. Dengan adanya ketergantungan pangan, suatu bangsa akan sulit lepas dari cengkraman penjajah/musuh. Dengan demikian upaya untuk mencapai kemandirian dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional bukan hanya dipandang dari sisi untung rugi ekonomi saja tetapi harus disadari sebagai bagian yang mendasar bagi ketahanan nasional yang harus dilindungi. Jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai 216 juta jiwa dengan angka pertumbuhan 1.7 % per tahun. Angka tersebut mengindikasikan besarnya bahan pangan yang harus tersedia. Kebutuhan yang besar jika tidak diimbangi peningkatan produksi pangan justru menghadapi masalah bahaya latent yaitu laju peningkatan produksi di dalam negeri yang terus menurun.
Sudah pasti jika tidak ada upaya untuk meningkatkan produksi pangan akan menimbulkan masalah antara kebutuhan dan ketersediaan dengan kesenjangan semakin melebar. Keragaan laju peningkatan produksi tiga komoditi pangan nasional padi, jagung dan kedelai menunjukkan bahwa laju pertumbuhan produksi pangan nasional rata-rata negatif dan cenderung menurun, sedangkan laju pertumbuhan penduduk selalu positif yang berarti kebutuhan terus meningkat. Keragaan total produksi dan kebutuhan nasional dari tahun ke tahun pada ketiga komoditas pangan utama di atas menunjukkan kesenjangan yang terus melebar; khusus pada kedelai sangat memprihatinkan. Kesenjangan yang terus meningkat ini jika terus di biarkan konsekwensinya adalah peningkatan jumlah impor bahan pangan yang semakin besar, dan kita semakin tergantung pada negara asing. Impor beras yang meningkat pesat terjadi pada tahun 1996 dan puncaknya pada tahun 1998 yang mencapai 5,8 juta ton. Kondisi ini mewarnai krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 dimana produksi beras nasional turun yang antara lain karena kekeringan panjang. Pada komoditi jagung meskipun pada tahun 1996 terjadi penurunan produksi, namun pada tahun 1998 justru terjadi surplus (ekspor) meskipun hanya kecil. Hal ini diduga karena banyak masyarakat yang memanfaatkan lahan tidur untuk komoditas jagung. Namun pada tahun-tahun berikutnya sampai saat ini produksi jagung cenderung turun dan impor semakin besar (lebih dari 2 juta ton/tahun). Produksi kedelai nasional tampak mengalami kemunduran yang sangat memprihatinkan. Sejak tahun 2000, kondisi tersebut semakin parah, dimana impor kedelai semakin besar. Hal ini terjadi antara lain karena membanjirnya Impor akibat fasilitas GSM 102, kredit Impor dan “Triple C” dari negara importir yang dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh importir kedelai Indonesia, disisi lain produktivitas kedelai nasional yang rendah dan biaya produksi semakin tinggi di dalam negeri. Akibat kebijakan di atas harga kedelai impor semakin rendah sehingga petani kedelai semakin terpuruk dan enggan untuk menanam kedelai. Dampaknya pada harga kedelai petani tidak bisa bersaing dengan membanjirnya kedelai Impor dan petani kedelai tidak terlindungi. Melihat kenyataan tersebut seakan kita tidak percaya sebagai negara agraris yang mengandalkan pertanian sebagai tumpuan kehidupan bagi sebagian besar penduduknya tetapi pengimpor pangan yang cukup besar. Hal ini akan menjadi hambatan dalam pembangunan dan menjadi tantangan yang lebih besar dalam mewujudkan kemandirian pangan bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu diperlukan langkah kerja yang serius untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. Permasalahan Produksi Dan Upaya Mengatasi Masalah Pangan Nasional Rendahnya laju peningkatan produksi pangan dan terus menurunnya produksi di Indonesia antara lain disebabkan oleh: (1) Produktivitas tanaman pangan yang masih rendah dan terus menurun; (2) Peningkatan luas areal penanaman-panen yang stagnan bahkan terus menurun khususnya di lahan pertanian pangan produktif di pulau Jawa. Kombinasi kedua faktor di atas memastikan laju pertumbuhan produksi dari tahun ke tahun yang cenderung terus menurun. Untuk mengatasi dua permasalahan teknis yang mendasar tersebut perlu dilakukan upaya-upaya khusus dalam pembangunan pertanian pangan khususnya dalam kerangka program ketahanan pangan nasional.
Upaya Meningkatkan Produktivitas Tanaman Pangan Rata-rata produktivitas tanaman pangan nasional masih rendah. Rata-rata produktivitas padi adalah 4,4 ton/ha (Purba S dan Las, 2002) jagung 3,2 ton/ha dan kedelai 1,19 ton/ha. Jika dibanding dengan negara produsen pangan lain di dunia khususnya beras, produktivitas padi di Indonesia ada pada peringkat ke 29. Australia memiliki produktivitas rata-rata 9,5 ton/ha, Jepang 6,65 ton/ha dan Cina 6,35 ton/ha ( FAO, 1993). Faktor dominan penyebab rendahnya produktivitas tanaman pangan adalah (a) Penerapan teknologi budidaya di lapangan yang masih rendah; (b)Tingkat kesuburan lahan yang terus menurun (Adiningsih, S, dkk., 1994), (c) Eksplorasi potensi genetik tanaman yang masih belum optimal (Guedev S Kush, 2002). Rendahnya penerapan teknologi budidaya tampak dari besarnya kesenjangan potensi produksi dari hasil penelitian dengan hasil di lapangan yang diperoleh oleh petani. Hal ini disebabkan karena pemahaman dan penguasaan penerapan paket teknologi baru yang kurang dapat dipahami oleh petani secara utuh sehingga penerapan teknologinya sepotong-sepotong (Mashar, 2000). Seperti penggunaan pupuk yang tidak tepat, bibit unggul dan cara pemeliharaan yang belum optimal diterapkan petani belum optimal karena lemahnya sosialisasi teknologi, sistem pembinaan serta lemahnya modal usaha petani itu sendiri. Selain itu juga karena cara budidaya petani yang menerapkan budidaya konvensional dan kurang inovatif seperti kecenderungan menggunakan input pupuk kimia yang terus menerus, tidak menggunakan pergiliran tanaman, kehilangan pasca panen yang masih tinggi 15 – 20 % dan memakai air irigasi yang tidak efisien. Akibatnya antara lain berdampak pada rendahnya produktivitas yang mengancam kelangsungan usaha tani dan daya saing di pasaran terus menurun. Rendahnya produktivitas dan daya saing komoditi tanaman pangan yang diusahakan menyebabkan turunnya minat petani untuk mengembangkan usaha budidaya pangannya, sehingga dalam skala luas mempengaruhi produksi nasional. Untuk mengatasi permasalahan di atas pemerintah harus memberikan subsidi teknologi kepada petani dan melibatkan stakeholder dalam melakukan percepatan perubahan (Saragih, 2003). Subsidi teknologi yang dimaksud adalah adanya modal bagi petani untuk memperoleh atau dapat membeli teknologi produktivitas dan pengawalannya sehingga teknologi budidaya dapat dikuasai secara utuh dan efisien sampai tahap pasca panennya. Sebagai contoh petani dapat memperoleh dan penerapan teknologi produktivitas organik hayati (misal : Bio P 2000 Z), benih/pupuk bermutu dan mekanisasi pasca panen dan sekaligus pengawalan pendampingannya. Tingkat kesuburan lahan pertanian produktif terus menurun; revolusi hijau dengan mengandalkan pupuk dan pestisida memiliki dampak negatif pada kesuburan tanah yang berkelanjutan dan terjadinya mutasi hama dan pathogen yang tidak diinginkan. Sebagai contoh lahan yang terus dipupuk dengan Urea (N) cenderung menampakkan respon kesuburan tanaman seketika, tetapi berdampak pada cepat habisnya bahan organik tanah karena memacu berkembangnya dekomposer dan bahan organik sebagai sumber makanan mikroba lain habis (< 1%). Pemakaian pupuk kimia, alkali dan pestisida yang terus menerus menyebabkan tumpukan residu yang melebihi daya dukung lingkungan yang jika tidak terurai akan menjadi “racun tanah” dan tanah menjadi “Sakit”. Akibatnya disamping hilangnya mikroba pengendali keseimbangan daya dukung kesuburan tanah, ketidak-seimbangan mineral dan munculnya mutan-mutan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang kontra produktif. Di lahan sawah/irigasi dengan
berbagai upaya program revolusi hijau yang telah ada tidak lagi memberikan kontribusi pada peningkatan produktivitas karena telah mencapai titik jenuh (Levelling Off) dan produktivitas yang terjadi justru cenderung menurun. Upaya yang harus dilakukan adalah melakukan Soil Management untuk mengembali-kan kesuburan tanah dengan memasukkan berbagai ragam mikroba pengendali yang mempercepat keseimbangan alami dan membangun bahan organik tanah, kemudian diikuti dengan pemupukan dengan jenis dan jumlah yang tepat dan berimbang serta teknik pengolahan tanah yang tepat. Telah diketahui bahwa mikro-organisme unggul berguna dapat diintroduksikan ke tanah dan dapat diberdayakan agar mereka berfungsi mengendalikan keseimbangan kesuburan tanah sebagaimana mestinya. Selain itu, sekumpulan mikro-organisme diketahui menghuni permukaan daun dan ranting. Sebagian dari mereka ada yang hidup mandiri, bahkan dapat menguntungkan tanaman (Mashar, 2000). Prinsip-prinsip hayati yang demikian telah diungkapkan dalam kaidah-kaidah penerapan pupuk hayati (misal : Bio P 2000 Z). Eksplorasi potensi genetik tanaman yang masih belum optimal tampak pada kesenjangan hasil petani dan hasil produktivitas di luar negeri atau hasil dalam penelitian. Dalam hal ini teknologi pemuliaan telah mengalami kemajuan yang cukup berarti dalam menciptakan berbagai varietas unggul berpotensi produksi tinggi. Meskipun upaya breeding modern, teknologi transgenik dan hibrida dirancang agar tanaman yang dikehendaki memiliki kemampuan genetik produksi tinggi (Gurdev S Kush, 2002), tetapi jika dalam menerapkannya di lapangan asal-asalan, maka performa keunggulan genetiknya tidak nampak. Hasil penggunaan varietas unggul di lapangan seringkali masih jauh dari harapan. Penyebabnya adalah masih belum dipahaminya teknik budidaya sehingga hasil yang didapat belum menyamai potensinya, apalagi melebihi. Untuk mendapatkan performa hasil maksimal dari tanaman unggul baru yang diharapkan memerlukan persyaratan-persyaratan khusus “Presisi” dalam budidayanya seperti kesuburan lahan, pemupukan, mengamankan dari OPT (Anonim, 2003) dan/atau perlakuan spesifik lainnya. Pada kenyataannya baik tanaman unggul seperti padi VUB, Hibrida dan PTB; dan kedelai serta Jagung hibrida akan mampu berproduksi tinggi jika pengawalan manajemen budidayanya dipenuhi dengan baik, tetapi jika tidak justru terjadi sebaliknya. Hasilnya lebih rendah dari varietas lokal. Hal ini berarti bakal calon penerapan varietas unggul berproduktivitas tinggi harus dilakukan pengawalan dan manajemen teknologi penyerta dengan baik dan diterapkan secara paripurna. Untuk hal tersebut petani harus diberikan dampingan dan memanejemen budidaya secara intensif. Upaya Menambah Perluasan Lahan Pertanian Baru Sulitnya melakukan peningkatan produksi pangan nasional antara lain karena pengembangan lahan pertanian pangan baru tidak seimbang dengan konversi lahan pertanian produktif yang berubah menjadi fungsi lain seperti permukiman. Lahan irigasi Indonesia sebesar 10.794.221 hektar telah menyumbangkan produksi padi sebesar 48.201.136 ton dan 50 %-nya lebih disumbang dari pulau Jawa (BPS, 2000). Akan tetapi mengingat padatnya penduduk di pulau Jawa keberadaan lahan tanaman pangan tersebut terus mengalami degradasi seiring meningkatnya kebutuhan pemukiman dan pilihan pada komoditi yang memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi seperti hortikultura. Jika tidak ada upaya khusus untuk meningkatkan produktivitas secara nyata dan/atau membuka areal baru pertanian pangan sudah pasti produksi pangan dalam negeri tidak akan mampu mencukupi kebutuhan pangan nasional. Dari sisi perluasan areal lahan tanaman pangan ini upaya yang dapat ditempuh adalah: (1) Memanfaatkan lahan lebak dan pasang surut termasuk di kawasan pasang surut (Alihamsyah, dkk, 2002)
(2) Mengoptimalkan lahan tidur dan lahan tidak produktif di pulau Jawa. Kedua pilihan di atas mutlak harus di barengi dengan menerapkan teknologi produktivitas mengingat sebagian besar lahan tersebut tidak subur untuk tanaman pangan. Luas lahan pasang surut dan Lebak di Indonesia diperkirakan mencapai 20,19 juta hektar dan sekitar 9,5 juta hektar berpotensi untuk pertanian serta 4,2 juta hektar telah di reklamasi untuk pertanian (Ananto, E.,2002). Memanfaatkan lahan lebak dan Pasang Surut dipandang sebagai peluang terobosan untuk memacu produksi meskipun disadari bahwa produktivitas di lahan tersebut masih rendah. Produktivitas rata-rata tanaman pangan padi, Jagung dan Kedelai di lahan lebak/pasang surut dengan penerapan teknologi konvensional hasilnya masih rendah yaitu : secara berturut turut sekitar 3,5 ton/ha; 2,8 ton/ha dan 0,8 ton/ha. Kendala utama pengembang di lahan ini adalah keragaman sifat fisiko-kimia seperti pH yang rendah, kesuburan rendah, keracunan tanah dan kendala Bio fisik seperti pertumbuhan gulma yang pesat, OPT dan cekaman Air (Moeljopawiro, S., 2002) Ditemukannya teknologi baru (misalnya Bio P 2000 Z) dengan memanfaatkan mikroba penyubur dan pengendali kesuburan alami tanah di lahan lebak dan pasang surut memberikan bukti bahwa produktivitas tanaman pangan tersebut mampu lebih tinggi dibanding produktivitas konvensional di lahan subur atau produktivitas rata-rata nasional yaitu: 5,5 – 8 ton/ha padi; 2,5 – 3,5 ton/ha kedelai dan 5 – 8 ton/ha jagung JPK). Ternyata dengan sistem demikian masalah tersumbatnya produksi komoditi pertanian dapat dipecahkan. Efek mikroba memiliki manfaat yang besar dalam mengendalikan lingkungan mikro tumbuh kembang tanaman yang secara sinergi memberikan manfaat: (1) diredamnya faktor penghambat tumbuh kembang tanaman yang dijumpai dalam tanah termasuk menetralkan kemasaman lahan, (2) adanya produksi senyawa bio-aktif seperti enzim, hormon, senyawa organik, dan energi kinetik yang memacu metabolisme tumbuh kembang akar dan bagian atas tanaman (3) pasok dan penyerapan hara oleh akar makin efesien, lancar, dan berimbang, (4) ketahanan internal terhadap hama dan penyakit meningkat. Budidaya dengan menerapkan teknologi ini secara baik di lahan jenis tersebut mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi sehingga usaha tani pangan di lahan tersebut akan dapat bersaing. Menjadikan lahan lebak dan pasang surut untuk usaha pertanian harus didukung dengan teknologi dan infrastruktur yang memadai sehingga luasan lahan ini dapat menjadi pendukung dan buffer untuk peningkatan produksi pangan dan swasembada. Lahan kering di Indonesia sebesar 11 juta hektar yang sebagian besar berupa lahan tidur dan lahan marginal sehingga tidak produktif untuk tanaman pangan. Di Pulau Jawa yang padat penduduk, rata-rata pemilikan lahan usaha tani berkisar hanya 0,2 ha/KK petani. Namun, banyak pula lahan tidur yang terlantar. Ada 300.000 ha lahan kering terbengkelai di Pulau Jawa dari kawasan hutan yang menjadi tanah kosong terlantar. Masyarakat sekitar hutan dengan desakan ekonomi dan tuntutan lapangan kerja tidak ada pilihan lain untuk memanfaatkan lahanlahan kritis dan lahan kering untuk usaha tani pangan seperti jagung, padi huma dan kedelai serta kacang tanah. Secara alamiah hal ini membantu penambahan luas lahan pertanian pangan, meskipun disadari bahwa produktivitas di lahan tersebut masih rendah, seperti jagung 2,5 – 3,5 ton/ha dan padi huma 1,5 ton/ha dan kedelai 0,6 – 1,1 ton/ha, tetapi pemanfaatannya berdampak positif bagi peningkatan produksi pangan. Melihat kenyataan di atas maka solusi terbaik adalah:
(1) pemerintah sebaiknya memberikan ijin legal atas hak pengelolaan lahan yang telah diusahahan petani yaitu semacam HGU untuk usaha produktif usaha tani tanaman pangan sehingga petani dapat memberikan kontribusi berupa pajak atas usaha dan pemanfaatan lahan tersebut, (2) memberikan bimbingan teknologi budidaya khususnya untuk menerapkan teknologi organik dan Bio/hayati guna meningkatkan kesuburan lahan dan menjamin usaha tani yang berkelanjutan dan ramah lingkungan dan (3) Melibatkan stakeholder dan swasta yang memiliki komitmen menunjang dalam sistem Agribisnis tanaman pangan sehingga akan menjamin kepastian pasar, Sarana Input teknologi produktivitas dan nilai tambah dari usaha tani terpadunya. Pengelolaan lahan kering untuk pertanian dapat dilakukan dengan menerapkan teknologi produktivitas organik agar memberikan kontribusi yang nyata bagi peningkatan produksi pangan dan kesejahteraan masyarakat. Sebagai contoh jika 150.000 ha lahan ini digunakan untuk budidaya Jagung jika dengan tambahan teknologi produktivitas organik dapat menghasilkan rata-rata 6,5 ton/ha yang dilakukan dengan 2 kali MT maka akan terjadi penambahan produksi sebesar: 1,95 juta ton jagung, berarti akan mensubstitusi lebih dari 60% impor Jagung. Multiple effek dari usaha tani tanaman pangan ini sangat berarti dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat sekitar dan bagi kepentingan nasional. Mencapai Swasembada Pangan 2003 – 2010 Untuk Mewujudkan Kemandirian Dan Ketahanan Pangan Nasional Membangun Ketahanan pangan berbasis Agribisnis pangan rakyat di Indonesia perlu mendapatkan perhatian serius. Pada tahun 1984 swasembada pangan pernah tercapai yang diukir sebagai prestasi gemilang saat itu, namun tahun-tahun selanjutnya semakin merosot sehingga upaya-upaya mempertahankan dan mencukupi kebutuhan pangan nasional semakin terancam. Proyek pembukaan lahan pertanian sejuta hektar lahan gambut di Kalimantan Tengah, implementasi BIMAS, INSUS, SUPRA INSUS; tampaknya tidak memberikan manfaat bahkan dalam dasawarsa terakhir kita terjebak dalam kesejangan pangan dan dengan produksi pangan nasional semakin terancam dan impor pangan dijadikan sebagai solusi instan. Seharusnyalah dibangun kembali kerangka pembangunan pertanian berkerakyatan dan berorientasi kemandirian dan kesejahteraan yang merata di dalam sistem agribisnis yang terpadu. Masalah penyediaan pangan untuk penduduk harus dipandang secara utuh, bukan sekedar dinilai secara untung rugi saja tetapi lebih jauh dicermati pada aspek politik, dan sosialnya karena di dalam pandangan nasional ketahanan pangan harus merupakan bagian dari ketahanan nasional. Menempatkan pangan sebagai bagian menempatkan kepentingan rakyat, bangsa dan negara serta rasa nasionalisme untuk melindungi, mencintai dan memperbaiki produksi pangan lokal harus terus dikembang-majukan. Pertanian pangan termasuk di kawasan transmigrasi hendaknya jangan dipandang sebagai lahan untuk menyerap tenaga kerja atau petani dikondisikan untuk terus memberikan subsidi bagi pertumbuhan ekonomi sektor lain dengan tekanan nilai jual hasil yang harus rendah dan biaya sarana produksi terus melambung. Tetapi seharusnya petani pangan mendapatkan prioritas perlindungan oleh pemerintah melalui harga jual dan subsidi produksi karena petani membawa amanah bagi ketahanan pangan, petani pangan perlu mendapatkan kesejahteraan yang layak. Dalam hal ini adalah wajar jika pemerintah berpihak kepada petani dan pelaku produksi pertanian pangan karena merupakan golongan terbesar dari masyarakat Indonesia .
Kebijakan Impor pangan yang menonjol sebagai program instant untuk mengatasi kekurangan produksi justru membuat petani semakin terpuruk dan tidak berdaya atas sistem pembangunan ketahanan pangan yang tidak tegas. Akibat over suplai pangan dari impor seringkali memaksa harga jual hasil panen petani menjadi rendah tidak sebanding dengan biaya produksinya sehingga petani terus menanggung kerugian. Hal ini menjadikan bertani pangan tidak menarik lagi bagi petani dan memilih profesi lain di luar pertanian, sehingga ketahanan pangan nasional mejadi rapuh. Melihat kondisi saat ini dan trend produksi pangan yang semakin tergantung impor dan bergesernya pola konsumsi masyarakat maka untuk mencapai kemandirian pangan ke depan harus dilakukan melalui upaya-upaya terpadu secara terkonsentrasi pada peningkatan produksi pangan nasional yang terencana mulai “presisi” di sektor hulu – proses (on farm) dan hilirnya. Yang perlu ditekankan adalah: peningkatan produktivitas dan penerapan teknologi bio/hayati organik, perluasan areal pertanian pangan dan optimalisasi pemberdayaan sumber daya pendukung lokalnya, kebijakan tataniaga pangan dan pembatasan impor pangan, pemberian kredit produksi dan subsidi bagi petani pangan, pemacuan kawasan sentra produksi dan ketersediaan silo untuk stock pangan sampai tingkat terkecil dalam mencapai swasembada pangan di setiap daerah. Untuk itu pemacuan peningkatan produksi pangan nasional harus ditunjang dengan kesiapan dana, penyediaan lahan, teknologi, masyarakat dan infrastrukturnya yang dijadikan sebagai kebijakan ketahanan pangan nasional. Padi Dalam kurun waktu satu dasa warsa ke depan Indonesia harus mampu mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan bagi masyarakat-nya. Tabel 2 menggambarkan keragaan pemacuan produksi dan pengurangan impor padi yang dipandang rasional. Dengan asumsi pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun 1,5 % dan impor beras sekitar 1,5 – 2 juta ton pada tahun 2003 dan produksi dalam negeri sekitar 52 juta ton, maka untuk mencapai swasembada pada tahun 2010 diperlukan trend peningkatan produksi sebesar 1,8 – 2,1 % pertahun. Peningkatan ini sangat rasional dan dapat dilakukan dengan melihat potensi produktivitas yang dapat ditingkatkan dan potensi ketersediaan lahan baru yang dapat dibuka seperti lahan pasang surut, lebak dan lahan kering untuk padi (Suprihatno, dkk, 1999; Irianto, Gatot, dkk., 2002). Jagung Pada tahun 2002 impor jagung mencapai 2,2 juta ton dan sejak tahun 2000 pertumbuhan produksinya menunjukkan trend yang cenderung negatif. Melihat potensi yang ada bahwa hal upaya memacu produksi jagung dalam 10 tahun kedepan masih dapat dilakukan, bahkan sekalipun untuk dapat mencapai surplus (ekspor). Dengan menciptakan tingkat pertumbuhan produksi 2 % sampai 6,5 %per tahun maka pada tahun 2010 Indonesia akan dapat mengekspor jagung. Hal ini sangat rasional untuk dapat diwujudkan dan dicapai mengingat masih banyak lahan tidur dan lahan kering potensial yang dapat dimanfaatkan secara optimal untuk dapat meningkatkan produksi jagung. Peluang penerapan teknologi produktivitas Bio hayati organic dan penerapan benih hibrida untuk meningkatkan produktivitas dari rata-rata 3,5 ton/ha menjadi lebih dari 6,5 ton/ha di lahan tersebut masih sangat rasional apalagi agribisnis jagung telah didukung dengan tersedia dan kesiapan stakeholder dari hulu sampai hilirnya. Kedelai Upaya mendongkrak produksi kedelai memang berat mengingat ada sekitar 70 % kebutuhan kedelai dipenuhi dari impor. Terus membanjirnya impor kedelai tahun 2000 memiliki dampak yang tragis bagi petani kedelai dan untuk dapat mencapai imbangan impor harus ada perlakuan
khusus dengan mengembalikan kepercayaan petani kembali bertanam kedelai. Upaya perimbangan impor dan pertumbuhan produksi kedelai jika produksi dapat terus ditingkatkan secara linear dari 13 % di tahun 2003 terus tumbuh meningkat hingga 20 % pada tahun 2010. Selama dasawarsa ke depan (2003 – 2013), yang rasional dilakukan adalah menekan impor dengan substitusi dari produksi dalam negeri sampai tinggal 10 – 20 % impor. Hal ini relevan dengan kondisi saat ini dan dapat terjadi jika ada pengaturan tata niaga untuk kepastian harga yang layak saat petani panen raya dan menciptakan produktivitas kedelai yang tinggi sehingga menurunkan biaya produksinya per satuan hasil. Menerapkan kebijakan tata niaga kedelai, pembatasan impor (tarif bea masuk) dan insentif/subsidi bagi petani produsen dipandang perlu pada komoditas ini karena merupakan komoditi hajat hidup orang banyak (Inkopti, 2001), jika memang keputusan kemandirian pangan sebagai keputusan politik untuk ketahanan pangan. Persoalan teknologi produktivitas kedelai dan lahan sebenarnya bukan lagi sebagai permasalahannya, hanya saja jika petani tidak diberikan subsidi teknologi, produktivitasnya tetap rendah (< 1,2 ton/ha) dan biaya produksi per satuan produk menjadi tinggi sehingga ke depannya tidak dapat bersaing dipasaran bebas. Upaya ini perlu dilakukan dengan dengan menerapkan kebijakan yang simultan untuk merangsang pertumbuhan tinggi baik dengan melibatkan stakeholder pelaku bisnis kedelai dari hulu hingga hilir, teknologi, petani, perbankan dan pemerintah. Harus diciptakan kondisi yang kondusif untuk memberikan perlindungan pada petani. Menciptakan dan mewujudkan kemandirian pangan nasional agar lebih ditekankan pada peran petani serta stakeholder yang mengawal sistem produksi dari keterjaminan penyediaan teknologi, sarana produksi hingga industri hilirnya. Fasilitas kebijakan yang memberikan kemudahan petani pangan mendapatkan subsidi teknologi, mekanisasi dan fasilitasi penunjang budidaya (seperti infrastruktur untuk pertanian seperti irigasi dan jalan, dan kredit produksi), perlindungan pasar serta kebijakan impor terbatas diperlukan untuk kembali menggairahkan pertanian pangan. Dalam hal ini perlu adanya rencana dan pedoman yang jelas dan sistematis sebagai komitmen bagi stakeholder khususnya dari pemerintah melalui Departemen Pertanian dan departemen terkait dalam mewujudkan kemandirian pangan nasional yang tangguh sebagai keputusan nasional yang didukung oleh pemerintah daerah sebagai pelaksana di lapangan. Upaya menciptakan kemandirian pangan dengan mengembangkan produksi sumber pangan alternatif substitusi pangan impor dilakukan seiring dengan pemacuan tiga komoditi pangan utama di atas. Sumber pangan karbohidrat yang dapat dimanfaatkan untuk substitusi pangan impor seperti kentang, jagung putih dan umbi-umbian. Mengembangkan sumber pangan alternatif ini justru memiliki nilai ekonomis tinggi karena disamping produktivitas per hektarnya tinggi, pangan tersebut sebagai bahan baku industri. Dengan keragaman sumber bahan pangan yang dikonsumsi dan dapat diproduksi di dalam negeri diharapkan dapat menekan impor pangan secara nyata dan mengurangi ketergantungan pangan dari luar negeri sehingga ketahanan dan kemandirian pangan nasional semakin mantap. Peran Teknologi Produktivitas Organik Dalam Menunjang Ketahanan Pangan Yang Berkelanjutan Subsidi teknologi yang menjadi bagian penting dari upaya menciptakan ketahanan pangan yang tangguh, harus mengutamakan teknologi produktivitas yang ramah lingkungan. Teknologi tersebut harus telah terbukti memberikan kontribusi yang nyata bagi peningkatan produktivitas dan teruji bukan hanya untuk meningkatkan produktivitas tanaman pangan tetapi juga mampu menjaga kelestarian produksi dan ramah lingkungan. Disamping itu teknologi yang diterapkan harus bersifat sederhana, mudah dimengerti dan dilaksanakan petani sehingga dapat
diterapkan di lapangan secara utuh dan memiliki kawalan/pendampingan di lapangan untuk menjamin keberhasilannya. Sebagai contoh teknologi pupuk hayati Bio P 2000 Z yang diramu dari kumpulan mikroorganisme indegenus terseleksi bersifat unggul berguna yang dikondisikan agar dapat hidup harmonis bersama saling bersinergi dengan kultur mikro-organisme komersial serta dibekali nutrisi dan unsur hara mikro dan makro yang berguna bagi mikroba dan komoditas budidaya. Sekumpulan mikro-organisme unggul berguna dikemas dalam pupuk hayati Bio Perforasi terdiri dari dekomposer (Hetrotrop, Putrefaksi), pelarut mineral dan phospat, fiksasi nitrogen, Autotrop (fotosintesis) dan mikroba fermentasi serta mikroba penghubung (seperti Mycorrhiza) yang bekerja bersinergi dan nutrisi bahan organik sederhana, seperti senyawa protein/peptida, karbohidrat, lipida, Vitamin, senyawa sekunder, enzim dan hormon; serta unsur hara makro: N, P, K, S, Ca, dan lainnya berkombinasi dengan hara mikro: seperti Mg, Si, Fe, Mn, Zn, Mn, Mo, Cl, B, Cu, yang semua unsur yang disebut di atas diproses melalui cara fermentasi. Bio Perforasi secara komprehenship membentuk dan mengkondisikan keseimbangan ekologis alamiah melalui sekumpulan jasa mikro-organisme unggul berguna yang dikondisikan, bersinergi dengan mikroba alami indogenus dan nutrisi; dan dengan menggunakan prinsip “mem-bioperforasi“ secara alami oleh zat inorganik, organik dan biotik pada mahluk hidup (seperti tanaman) sehingga memacu dan/atau mengendalikan pertumbuhan dan produksinya. Ternyata dengan sistem demikian masalah tersumbatnya produksi komoditi pertanian dapat dipecahkan (Mashar, 2000). Melalui jasa mikro-organisme unggul yang sebelumnya telah dikondisikan terhadap lingkungan tumbuh kembang tanaman serta dibekali nutrisi dan unsur hara, faktor pembatas produksi dan kendala tumbuh asal tanah dan lingkungan dapat direndam sehingga tanaman dapat dipacu berproduksi tanpa menggangu hasil rekayasa konstelasi genetik yang telah dimiliki tanaman sebelumnya. Hal ini seiring dengan tujuan meningkatkan produktivitas hasil dari tanaman varietas unggul yang memiliki potensi genetik tinggi seperti padi Hibrida, PTB dan padi unggul lain yang akan dikembangkan untuk daerah-daerah kritis lebak rentan cekaman kesuburan tanah yang labil. Seperti daerah transmigrasi Penggunaan mikroba Bio P 2000 Z secara teratur dan sesuai anjuran ternyata mampu mendongkrak potensi produksi tanaman yang bersangkutan melebihi referensi Genetik yang dimilikinya dan cekaman anasir penghambat dalam tanah. Keunggulan penerapan teknologi Bio Perforasi pada padi adalah meningkatnya produktivitas dan kualitas beras. Pada padi unggul nasional memacu bertambahnya anakan produktif ratarata 19 – 35 anakan dan kuatnya perakaran (gambar A), tahan rebah dan serangan penggerek batang; malai lebih besar (berisi) sehingga dibanding tanpa Bio P2000Z pada volume gabah kering giling (GKG) yang sama rendemen meningkat 30% – 40%. Karena proses keseimbangan hara ini beras lebih jernih dan tidak mudah remuk/patah saat digiling. Kesimpulan 1. Laju pertumbuhan produksi pangan nasional dalam dasa warsa terakhir rata-rata cenderung terus menurun sedangkan laju pertumbuhan jumlah penduduk terus meningkat yang berarti semakin meningkat ketergantungan pangan nasional pada impor merupakan bahaya laten bagi kemandirian dan ketahanan pangan nasional. 2. Produksi pangan yang terus menurun lebih disebabkan karena: produktivitas hasil budidaya petani rata-rata masih rendah dan perluasan areal lahan pertanian stagnan serta lahan yang ada cenderung menurun kualitasnya sehingga perlu upaya mengatasi permasalahan tersebut
dengan terobosan yang konstruktif dalam produktivitas dan perluasan lahan. 3. Meningkatkan produktivitas dapat ditempuh melalui cara antara lain: menerapkan teknologi budidaya produktivitas tinggi dengan memberikan subsidi teknologi kepada petani seperti teknologi pupuk hayati Bio P 2000 Z; melakukan Soil Management di lahan pertanian dengan mengintroduksikan agen mikroba penyubur dan nutrisi (seperti pupuk berimbang) untuk mengembalikan keseimbangan alami yang membangun kesuburan tanah dan tanaman diatasnya; melakukan eksplorasi potensi genetik tanaman yang memiliki performa tanaman unggul hasil maksimal seperti varietas hibrida dan tipe baru dengan memberikan perlakuan presisi kawalan teknologi yang sesuai sehingga efisiensi hasil maksimal dapat tercapai . 4. Upaya memacu pertumbuhan produksi pangan dengan membuka areal Lahan pertanian baru yang dapat di gunakan untuk pertanian produktif adalah potensi lahan pasang surut dan lahan lebak, serta lahan kering yang sebagian besar belum tergarap secara optimal dengan disertai penerapan teknologi produktivitas. 5. Untuk mewujudkan swasembada dan kemandirian serta ketahanan pangan dalam satu dasawarsa ke depan (2010), diperlukan perangkat kebijakan yang mengarah pada perbaikan implementasi sistem agribisnis dan tataniaga (impor) bahan pangan. Disamping itu laju pertumbuhan produksi nasional harus dipacu pertahun secara bertahap, pada komoditas padi/beras dari tahun 2003 sebesar 1,8 % menjadi 2,1% pada tahun 2010, komoditas jagung dari 2 % tahun 2003 menjadi 6,5 % tahun 2010, dan kedelai 13 % tahun 2003 terus meningkat menjadi 20 % pada tahun 2010. 6. Penerapan teknologi organik seperti Bio P 2000 Z yang memanfaatkan sinergi jasa mikroba unggul mampu meningkatkan produktivitas tanaman lebih tinggi dari teknologi pupuk konvensional/kimia dan memiliki manfaat memperbaiki kesuburan lahan serta menjaga produktivitas tinggi lahan yang berkelanjutan. Pertumbuhan Per Tahun Peroduksi Beras, Jagung, Kedelai, 1992-1993 Komoditi 1992 Padi 7.99 Jagung 28.36 Kedelai 20.17 Penduduk 1.4
1993 0.12 -19.68 -8.63 1.42
1994 3.18 6.25 -8.37 1.45
1995 6.75 22.12 7.41 1.52
1996 2.73 12.87 -9.69 1.55
1997 -3.37 -5.76 -10.56 1.57
1998 -0.28 15.95 -3.76 1.59
1999 3.31 -9.49 5.91 1.61
2000 2.03 5.14 -26.41 1.63
2001 -2.77 -3.41 -16.74 1.66
2002 1.82 1.92 -21.06 1.69
2003 0.04 1.42 13.36 1.72
Target Produksi dan Proyeksi Impor Padi Nasional Tahun 2000 – 2010 (000 ton) 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Kebutuhan 52,055 52,114 52,078 53,000 53,795 54,601 55,421 56,252 57,096 57,952 58,822 Produksi 49,429 49,144 50,078 51,000 51,941 52,900 53,877 54,890 56,023 57,191 58,387 Impor 2,626 2,970 2,000 2,000 1,854 1,701 1,544 1,362 1,073 761 435 Target Produksi dan Proyeksi Impor Jagung Nasional Tahun 2000 – 2010 (000 ton) 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Kebutuhan 10.500 11.000 11.500 11.663 11.832 12.016 12.196 12.339 12.564 12.753 12.945 Produksi 9.676 9.165 9.278 9.409 9.625 9.969 10.445 11.065 11.735 12.466 13.285 Impor 824 1.835 2.222 2.254 2.213 2.047 1.251 1.314 229 257 -340 Target Produksi dan Proyeksi Impor Kedelai Nasional Tahun 2000 – 2010 (000 ton) 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Kebutuhan 2.295 2.335 2.376 2.417 2.460 2.503 2.547 2.541 2.637 2.025 2.730
Produksi Impor
1.017 923 837 915 1.010 1.126 1.271 1.453 1.653 1.685 2.380 1.277 1.412 1.558 1.902 1.450 1.376 1.276 1.138 951 697 350
http://zaifbio.wordpress.com/2010/05/31/ketahanan-pangan-dan-teknologi-produktivitasmenuju-kemandirian-pertanian-indonesia/#comment-4632 PENERAPAN TEKNOLOGI PUPUK BIO DALAM PENGEMBANGAN BUDIDAYA JAGUNG HYBRIDA (Zea mays) DI KELURAHAN NANGGEWER MEKAR KECAMATAN CIBINONG, KABUPATEN BOGOR : IPTEKDA 2009 Koordinator: Endi Rochandi
Kawasan Cibinong Science Center (CSC) LIPI yang berada di Kelurahan Cibinong dan Nanggewer Mekar, Kecamatan Cibinong memiliki luas 189,6 hektar. Sejak zaman pemerintahan Presiden Pertama Soekarno, kawasan ini memang ditujukan untuk kawasan ilmu pengetahuan. Namun dalam perkembangannya kemudian pemerintah cq. LIPI belum mempunyai dana yang cukup untuk membangun seluruh fasilitas ilmu pengetahuan yang akan dikembangkan di kawasan ini, sehingga banyak lahan-lahan kosong yang dimanfaatkan oleh para penduduk sekitar kawasan ini sebagai penggarap untuk bercocok tanam sampai saat ini. Keberadaan CSC-LIPI ini juga tidak bisa lepas dari masyarakat sekitarnya. Sebagai pemanfaat lahan CSC-LIPI para penggarap ini tetap dihormati, dengan mendayagunakan lahan garapan tersebut sekaligus sebagai upaya meningkatkan pendapatan para penggarap itu sendiri. Program Iptekda ini dimaksudkan agar para penggarap tersebut ditingkatkan pemberdayaannya dengan diajak kerjasama dalam budidaya jagung hybrida, menggantikan budidaya singkong yang sudah turun temurun dilakukan oleh para penggarap di lahan CSC. Salah satu upaya peningkatan produksi jagung adalah dengan menggunakan benih jagung unggul serta kombinasi aplikasi Bio P 2000 Z dengan kompos Biomix serta pupuk lainnya sebagai pupuk tambahan. Penggunaan pupuk-pupuk tersebut di atas sudah terbukti dapat meningkatkan produksi sampai 50 % dari rata-rata produksi dengan menggunakan pupuk yang lazimnya dipakai para petani.
Pupuk Bio P 2000 Z merupakan pupuk organik hasil penelitian para peneliti Indonesia yang saat ini sudah kepada tahapan produksi masal. Percobaan penggunaan Bio P 2000 Z telah dilakukan di berbagai lokasi dan diperlakukan untuk berbagai jenis tanaman baik tanaman pangan, tanaman hortikultura maupun tanaman kehutanan. Uji coba di lapangan telah terbukti dapat meningkatkan kesuburan tanaman, kesuburan tanah dan hasil akhirnya adalah meningkatkan produksi. Dengan mempergunakan pupuk ini juga dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia lainnya. Kombinasi pemupukan dengan kompos menjadikan hasil yang diperoleh dapat meningkat secara signifikant. Dalam pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara bertahap sebagai berikut : a. Sosialisasi Sosialisasi kepada para petani penggarap dilaksanakan pada tanggal 22 April 2009, bertempat di Auditorium Puslit. Bioteknologi-LIPI di Cibinong, yang dihadiri oleh 14 petani penggarap dari sekitar 33 orang yang diundang. Salah satu kesulitan dalam mengundang para petani penggarap adalah ketidakpedulian para petani terhadap program yang akan dilaksanakan. Dalam pertemuan ini disepakati dibentuk 2 (dua) kelompok petani penggarap yaitu Kelompok Tani "Usaha Jaya" (penggarap lahan Biotek), dengan anggota sekitar 22 orang, dengan Ketua Bapak Sabda, dan Kelompok Tani "Tani Makmur" beranggotakan 11 orang, dengan ketua Bapak Udin Sapen. Diharapkan kedua kelompok tani dapat berperan dalam pengembangan budidaya jagung, sehingga perlahan-lahan para petani penggarap dapat memilih komoditas tanamannya dengan yang lebih menguntungkan. Walaupun sosialisasi ini sudah dilakukan beberapa kali baik melalui pertemuan maupun langsung di lapangan, belum semua petani penggarap mau bergabung dengan program budidaya jagung. Masih saja ada beberapa petani yang tetap menanami lahan garapannya dengan komoditas singkong., dengan alasan tanaman singkong tahan kekeringan, biaya murah (tidak dibebani modal kembali), pemeliharaan mudah. Apalagi dengan kejadian banyak pertanaman jagung yang mati karena kekeringan dan tidak bisa diselamatkan. Untuk itu perlu dilakukan kerja keras dalam meyakinkan petani penggarap bahwa menanam jagung bisa lebih menguntungkan, dengan pembuktian pada para petani penggarap yang ikut program ini. b. Inventarisasi lahan Menginventarisasi luasan lahan yang akan digunakan pada program Iptekda ini. Tercatat ada sekitar 87.300 m2 lahan yang diikutsertakan dalam program ini (daftar petani penggarap serta luasan lahan pada lampiran). Disamping itu ada sekitar 10.000 m2 lahan garapan Koperasi Pegawai Biologi-LIPI dan 15.000m2 lahan disekitar Pusbindiklat juga akan digunakan untuk budidaya jagung ini. Pada pelaksanaan di lapangan tahap pertama hanya sekitar 3 hektar yang bisa digarap sedangkan yang berhasil ditanami hanya sekitar 2 hektar, karena lebih dari 1 hektar lahan yang sudah diolah tidak bisa ditanami karena kekeringan. Pada pelaksanaan tahap II, ditargetkan sekitar 5 hektar lahan yang bisa ditanami. Ternyata dengan kondisi hujan yang belum normal dan masih banyak petani yang tidak mau bergabung dengan program ini, hanya bisa terlaksana sekitar 3 hektar saja. Sampai akhir Desember 2009, diharapkan sekitar total 4 hektar bisa digarap untuk pertanaman jagung. c. Pengolahan tanah Pengolahan lahan mulai dilakukan pada awal bulan Mei 2009 pada lahan-lahan yang sudah selesai ditanami singkong. Target luas lahan yang akan digarap setiap bulan tidak tercapai
karena masih banyak lahan yang masih ditanami singkong, sehingga penggarapan baru bisa dimulai setelah singkongnya dicabut. Pengolahan tanah sangat tergantung pada ketersediaan air tanah di lahan tersebut. karena musim kemarau sudah mulai melanda Cibinong, sejak pertengahan bulan Juni yl. ada lahan seluas 8000 m2 yang sudah mulai digarap, namun tidak bisa dilanjutkan karena ketiadaan air. Pada pelaksanaan tahap pertama, luas lahan yang sudah digarap baru sekitar 2,0 hektar. Pada pelaksanaan tahap II (awal musim hujan) sudah mulai diolah pada awal bulan Agustus 2009. Pekerjaan pengolahan tanah dilakukan secara bertahap, disesuaikan dengan kondisi lahan yang sudah kosong dan tenaga kerja yang tersedia. Sampai laporan ini dibuat (13 November 2009) baru sekitar 30.400 m2 lahan yang sudah diolah, seperti pada tabel di bawah ini. Setelah dilakukan pengolahan tanah, kemudian dibuat lubang tanam dengan jarak tanam sesuai dengan tujuan penanamannya. Di sekitar lubang tanam itu diberikan pupuk kandang yang sudah diproses menjadi biomix sebanyak 2-3 genggam (sekitar 0,25 kg) per lubang tanamnya. d. Penanaman Penanaman jagung pada tahap pertama ini sebenarnya ditujukan untuk memproduksi jagung pipilan, namun karena kondisi iklim sehingga tidak memungkinkan untuk dilanjutkan. Banyak sekali tanaman yang mengalami kekeringan dan mati. Untuk itu pertanaman yang masih hidup akhirnya diperuntukkan sebagai hijauan makanan ternak (HMT). Pada penanaman tahap dua, telah disediakan benih jagung hybrida dari berbagai sumber dalam jumlah yang cukup untuk menanami lahan seluas 5 hektar atau sebanyak lebih dari 200 kg. Untuk tujuan jagung pipilan disiapkan benih jagung hybrida dengan merk dagang “Pak Tani 2” sebanyak 30 kg. Sedang untuk tujuan HMT disediakan jagung hybrida F1 dari Pioner sebanyak 200 kg. Untuk tujuan jagung pipilan, jarak tanam yang digunakan sekitar 30 x 70 cm, dengan biji yang ditanam setiap lubangnya maksimal 2 butir. Sedangkan untuk HMT memakai jarak tanam 30 x 60 cm, dengan 3-4 butir per lubangnya, e. Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan pertanaman jagung dilakukan berupa penyiangan dan pendangiran pada tanaman jagung yang sudah berumur 20 hari. Penyiangan maupun pendangiran dilakukan oleh para penggarap maupun tenaga kerja yang diupah untuk pekerjaan tersebut. Keterlambatan dalam penyiangan dan pendangiran dapat menyebabkan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman akan membesar dan bertambah banyak, sehingga menyulitkan dalam pelaksanaannya. Disamping itu juga akan menyebabkan aplikasi pupuk bio juga bisa terlambat. Disamping itu juga banyak para petani yang tidak bisa meninggalkan kebiasaan menanam singkong, sehingga di beberapa lahan penggarap, tanaman jagung masih dicampur dengan tanaman singkong. Sudah barang tentu pencapaian target pertumbuhan tanaman maupun produksi tidak akan tercapai. f. Aplikasi pupuk kimia maupun pupuk bio Aplikasi pupuk baik pupuk kimia (UREA) dan pupuk Bio P dilakukan sesuai dengan umur tanaman, yaitu pada umur 10, 20 dan 30 hari setelah tanam. Pelaksanaan aplikasi pupuk di lapangan pada tahap pertama masih belum optimal karena di Cibinong sejak pertengahan bulan Juni sudah jarang sekali hujan, sehingga banyak pertanaman jagung yang kekeringan, karena sumber air untuk penyiraman tidak ada. Pemupukan dalam kondisi seperti ini jelas sangat tidak efektif, sehingga hasilnya kurang bagus. Untuk penanaman tahap kedua, hal tersebut sangat diperhatikan, sehingga tidak ada keterlambatan dalam aplikasi pupuk tersebut.
Aplikasi pemupukan dilakukan sebagai berikut : 1. Pupuk kompos Biomix. Pupuk kompos Biomix merupakan pupuk kandang yang diperkaya dengan jasad renik melalui fermentasi tertutup, agar pupuk kandang tersebut bisa menjadi kompos yang sudah terdegradasi oleh jasad renik. Inokulum yang dipakai merk Katalek, yang merupakan inokulum hasil karya Peneliti Mikrobiologi dari Puslit Biologi-LIPI. Untuk memperoleh pupuk Biomix yang sempurna dilakukan pembalikan sebanyak 4 kali. Dalam hal ini petani penggarap diajak untuk mengerjakan pembuatan pupuk kompos ini. Sayangnya banyak petani yang kurang responsip dengan pembuatan pupuk ini. Aplikasi pupuk Biomix ini dilakukan pada saat pembuatan lubang tanam, atau kalau terlambat bisa diberikan di sekitar benih jagung yang sudah mulai tumbuh. Pupuk yang digunakan sekitar 2 ton per hektarnya. 2. Pupuk kimia (Urea, TSP dan KCL). Pupuk kimia diberikan sesaat sebelum dilakukan penyiangan dan pendangiran, sehingga pupuk bisa langsung terkubur di sekitar tanaman jagung. Dosis yang digunakan hanya 50 % dari dosis standar yang biasa dipakai yaitu sebanyak 150 kg/hektar Urea, sedangkan TSP dan KCL masing-masing : 50 kg/hektar. Pupuk kimia ini diberikan cukup sekali saja. 3. Pupuk Bio P. Pupuk bio ini berupa cairan yang mengandung berbagai jenis jasad renik yang berguna sebagai perombak unsur hara tanah dan menstimulasi pengembangan jasad renik dalam tanah maupun tanaman yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Sebelum diaplikasikan di lapangan, pupuk bio ini harus melalui proses fermentasi yaitu mencairkannya dalam suatu drum plastik yang telah diisi air bersih. Bio P sebanyak 1 liter dilarutkan dalam 200 liter air, dicampur dengan 1 kg Urea dan 1 kg gula pasir, kemudian diaduk sehingga homogen. Drum plastik tersebut ditutup dengan plastik, dibiarkan sekitar 2 x 24 jam agar terjadi fermentasi yang sempurna. Larutan akan mengeluarkan aroma seperti tape dan sudah dapat disemprotkan kepada tanaman, dengan memakai hand sprayer. Larutan sebanyak 200 liter ini cukup untuk menyemprot tanaman seluas 1 hektar. Penyemprotan pupuk Bio P ini dapat dilakukan berulang sampai 3 kali dengan selang antara 10 – 15 hari, namun apabila pertumbuhan tanaman menunjukkan perubahan yang sangat mencolok, penyemprotan pupuk bio cukup 2 kali, agar tanaman tidak roboh karena terlalu berat. Penggunaan pupuk bio ini dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia sampai 50 %. 4. Penggunaan pupuk bio ini sebagai pembeda antara budidaya jagung dengan sistem konvensional dan dengan aplikasi pupuk bio. g. Panenan Sehubungan dengan kondisi serta kendala-kendala di lapangan, target produksi pada tahap I bukan jagung pipilan tetapi biomasa jagung (seluruh bagian tanaman) untuk hijauan makan ternak. Untuk itu akan dimulai panenan biomasa jagung pada akhir bulan Juli 2009, di areal seluas sekitar 1.500 m2 milik salah satu penggarap (Sdr. Andi) di lahan garapan Biotek. Panenan biomasa jagung dari pertanaman tahap pertama yang masih bisa diselamatkan dapat dilaporkan seperti pada Tabel 2. Produk HMT ini dijual ke peternakan Biotek, dengan harga jual Rp. 150,- / kg. Dari produksi HMT tersebut hanya berhasil diperoleh pendapatan Rp. 3.545.550,- , dan ini jauh dari modal yang dikeluarkan untuk membiayai budidaya jagung HMT. PELAKSANAAN USAHA DAN PERKEMBANGANNYA
Pelaksanaan usaha yang dikerjakan para penggarap adalah perbaikan cara budidaya jagung dengan pengenalan cara pembuatan pupuk kompos Biomix serta introduksi aplikasi pupuk bio di lapangan, sebagai upaya meningkatkan produksi biomasa jagung maupun jagung pipilannya. Di tingkat lanjutannya, para penggarap akan dilibatkan dalam kegiatan penanganan prosesing pencacahan biomasa jagung untuk pakan serta penanganan pasca panen dari jagung pipilan, dengan mempergunakan mesin-mesin yang sudah dibeli pada semester pertama. Disamping itu akan diperkenalkan pula cara penanganan administrasi keuangan yang baik, yang selama ini masih dilakukan oleh Koperasi Pegawai Biotek, sehingga diharapkan pada akhirnya para penggarap itu sendiri yang menangani usaha ini. Tahapan-tahapan pengenalan teknologi kepada penggarap dilakukan sebagai berikut : 1. Pengenalan dan praktek pembuatan pupuk kompos Biomix dengan mempergunakan bibit kompos/inokulum Katalek. Dengan cara ini petani diberi pengetahuan tentang proses pengomposan untuk memperbaiki mutu pupuk kandang, serta keuntungan lain mempergunakan kompos Biomix dibandingkan mempergunakan pupuk kandang dari limbah ayam. 2. Pengenalan cara budidaya jagung yang baik dan benar, mulai dari pengolahan lahan, cara bertanam, penyiangan, pendangiran sampai cara pemupukan. 3. Pengenalan dan pelaksanaan pembuatan larutan serta aplikasi pupuk bio “Bio P 2000 Z” di lapangan. 4. Melibatkan para petani penggarap dalam prosessing HMT maupun pasca panen jagung pipilan dengan mempergunakan mesin-mesin yang ada. Seperti diuraikan sebelumnya bahwa pelaksanaan usaha budidaya pada semester I (tahap I) boleh dikatakan gagal, disebabkan berbagai kendala yang dihadapi baik kendala internal maupun eksternal. Sesuai dengan rekomendasi tim monitoring Iptekda, untuk selanjutnya dilakukan perubahan baik target capaian maupun sasarannya. Dalam pelaksanaannya di lapangan, ternyata mengatasi kendala-kendala yang ada tidaklah mudah. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program Iptekda ini adalah : 1. Masih banyak petani penggarap yang masih enggan untuk bekerjasama dalam program budidaya jagung ini. Ini dapat dilihat pada pelaksanaan di lapangan dimana masih banyak para petani yang masih tetap menanam singkong, walaupun semua dana dan sarana produksi yang diperlukan untuk budidaya jagung telah tersedia. Sehingga target sampai semester I maupun II ini baik luasan lahan maupun pertumbuhan tanaman tidak tercapai. Disamping itu banyak petani yang tidak mau mengambil resiko kegagalan dalam menghadapi musim kemarau ini. Menanam singkong lebih kecil resikonya apabila ditanam pada musim kemarau dibandingkan menamam jagung. Sehingga masih banyak petani yang enggan menanam jagung secara monokultur. 2. Di Wilayah Cibinong, musim kemarau terjadi sejak pertengahan bulan Juni yang lalu, sehingga ada beberapa lahan yang semestinya sudah bisa diolah, terpaksa menunggu sampai awal musim hujan berikutnya. Ternyata pula musim hujan pada tahun 2009 ini terlambat datang, sehingga pengolahan tanah dan penanaman baru bisa dilakukan setelah musim hujan turun stabil, yaitu pada bulan Oktober 2009. Target panenan jagung baik untuk HMT maupun jagung pipilan pada bulan Desember 2009, baru dapat dilakukan mulai bulan Januari 2010. 3. Faktor kondisi keamanan yang belum kondusif menyebabkan banyak petani penggarap yang tidak mau menanam jagung untuk tujuan jagung pipilan, sehingga untuk tahap pertama pertanaman jagung ditujukan untuk hijauan makan ternak. Untuk selanjutnya apabila budidaya
jagung ini sudah dilakukan semua petani dalam satu areal yang terkonsentrasi pada satu areal yang luas, baru akan dilakukan budidaya jagung untuk jagung pipilan. Untuk penanaman tahap kedua, telah diproyeksikan pertanaman seluas 1 hektar untuk jagung pipilan. Untuk mengatasi faktor keamanan ini telah disediakan petugas yang akan memantau keamanan lingkungan di kawasan pertanaman jagung. PENUTUP Pada pelaksanaan program Iptekda ini masih terkendala faktor internal maupun eksternal, sehingga capaian target tidak terpenuhi, sehingga harus dilakukan revisi kegiatan baik dari produk yang akan dihasilkan serta target capaiannya. Untuk faktor internal, akan dilakukan pendekatan secara intensif kepada para petani penggarap, agar bisa melaksanakan program budidaya jagung ini dengan sepenuh hati, sehingga dapat meningkatkan produksi baik biomasa maupun jagung pipilannya. Sudah barang tentu, apabila produksinya dapat ditingkatkan serta secara ekonomi menguntungkan, para penggarap di kawasan CSC-LIPI akan beralih menjadi petani jagung yang dibanggakan. Mengatasi faktor eksternal terutama kekurangan air pada musim kemarau, harus dilengkapi dengan sarana pompa air serta kelengkapannya. Untuk daerah yang jauh dari sumber air, diperlukan selang air sampai 200 m'. Untuk itu apabila memungkinkan pada musim kemarau yang akan datang akan diupayakan meminjam sarana dinas yang ada, atau membeli baru dari hasil keuntungan budidaya jagung. Hubungan kerjasama antara Koperasi Pegawai Biotek-LIPI dengan para Kelompok Tani yang terlibat telah dituangkan dalam suatu surat perjanjian kerjasama (SPK), sehingga hak dan kewajiban masing-masing pihak dapat dilaksanakan sesuai kesepakatan bersama. Namun demikian apabila usaha ini sudah berjalan dengan baik, perlu ada perbaikan atau penambahan klausul yang disesuaikan dengan perkembangan selanjutnya. Apabila program ini dapat berjalan dengan baik dan dapat menjadi contoh, tidak menutup kemungkinan para petani penggarap yang selama ini tidak mau bekerja sama dalam pengembangan budidaya jagung dapat bergabung dengan petani penggarap yang sudah tergabung dalam kelompok tani yang ada. Diharapkan dengan adanya kegiatan Iptekda bagi masyarakat sekitar kawasan Cibinong Science Center akan lebih mengharmoniskan hubungan yang sudah ada, yang pada akhirnya LIPI dapat tempat di hati masyarakat sebagai tempat mencari nafkah serta saling membutuhkan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan CSC.
Inilah penemuan terbaru NPK Organik majemuk "Ferre soil", lebih bertenaga dan dahsyat,
komposisinya kebanyakan bibit mikroba google yang diperbaharui, tapi kita cantumkan hanya komposisi NPK dan Unsur organik dan mikronya. Produk trial dah dikirim ke pertambangan Nikel di morowali untuk menyuburkan tanah yang rusak dan beracun, produksi berikutnya sedang disiapkan untuk orderan di timur tengah: Qatar, Saudi arabia, Bahrain dan Dubai. KEDATANGAN profesor dari Arab Saudi awal 2009 menjanjikan tantangan baru bagi Ali Zum Mashar. Profesor Nabil Y Kurashi, salah satu ilmuwan penting di Arab, mewakili negaranya datang menemui Ali di Indonesia. Mereka rupanya penasaran dengan Strain (varian) mikroba temuan Ali yang bisa menyuburkan lahan marginal seperti pasir, gambut, bahkan bekas galian tambang. Di kepala mereka, tebersit harapan menghijaukan gurun pasir. Ali lantas membawa profesor Universitas King Faisal tersebut ke laboratoriumnya di Cianjur dan Bogor. Utusan negara kaya minyak itu terkesan. Strain mikroba temuan doktor dari Institut Pertanian Bogor itu bisa menyuburkan pasir, tahan perubahan iklim yang ekstrem, bahkan bekerja sangat baik pada eks lahan tambang. Penerapannya juga mudah. Bagaimanapun, di negara-negara berpadang pasir, bertani di gurun ialah obsesi. Apalagi Arab Saudi punya gengsi setidaknya mengimbangi teknologi pertanian Israel yang maju. Ali pun dipinang. Tawaran itu mengobarkan jiwa peneliti Ali. Dalam benaknya, gurun hijau akan menjadi penyeimbang emisi yang diakibatkan bahan bakar-Arab Saudi ialah negara kaya minyak. Mantan pembina transmigrasi di Kalimantan Tengah itu menyanggupi. Jadilah proyek bermodal dana hibah itu berjalan dengan salah satu rencana ialah mendirikan pendidikan agrikultural. Sebagai awalan, ada lahan seluas 300 hektare di Dubai dan 30 hektare di Jeddah yang siap digarap. Untuk proyek itu, Ali menyiapkan satu tim ahli pertanian. Ali juga mengajak serta ahli kultur jaringan. Mikroba unggulan pun disiapkan untuk berkerja menjadikan gurun berpasir sebagai tanah pertanian. Sebetulnya, pinangan Arab Saudi bukan satu-satunya tawaran dari luar negeri. Ali semata tertarik karena tantangan menyuburkan gurun. Plus, mengirimkan ahli pertanian dan formula penting untuk menyulap gurun pasir sebagai lahan pertanian ialah langkah penting Indonesia menjadi lebih terhormat. “Bagi pemerintah, pengiriman TKI (tenaga kerja Indonesia) ke Arab ialah sumber devisa. Bagi TKI, itu sumber penderitaan. Tapi tetap dilakukan juga toh? Saya kira mengirimkan tenaga ahli ke sana kan jauh lebih terhormat,” ujar Ali, Sore itu Ali tengah bertemu kolega bisnisnya. Maklum, menjadi peneliti di Indonesia harus tangkas menggerakkan roda kesejahteraan sendiri. Salah satu produknya ialah pupuk hayati BioP2000Z-pupuk berbahan baku ragam mikroba. Bagi petani, pupuk organik itu benar-benar menjadi solusi. Panen kedelai, misalnya, berlipat ganda setelah menggunakan pupuk buatan Ali. Lahan 1 hektare yang biasanya hanya menghasilkan 1-1,5 ton menjadi 4 ton. Padahal kedelai itu ditanam di lahan gambut yang hanya memiliki sedikit unsur hara. Pupuk buatan Ali terbukti andal untuk ragam palawija dan sudah dipatenkan internasional-mulamula di Swiss lalu menyusul 121 negara. Lantaran itu pula, Ali dianugerahi penghargaan Hak Kekayaan Intelektual Luar Biasa tahun 2009. Ali juga didapuk menjadi Staf Ahli Menteri Transmigrasi dan Tenaga Kerja. “Mudah-mudahan implementasi teknologi pe-nyuburan lahan di negara ini tidak kalah cepat dengan Arab Saudi,” kata Ali. Sekilas, ada nada miris pada pernyataannya. Kerap kali, teknologi yang tersedia tidak cepat diimplementasikan meski rakyat nyata-nyata membutuhkan. Ali menyebutkan, ekspor pengetahuan-nya ke Arab Saudi ialah bagian dari mengamalkan ilmu. “Ini kemerdekaan saya sebagai ilmuwan,” ujar Ali.
Bupati Toba Samosir Drs. Monang Sitorus, SH,MBA bersama Perguruan Pusat dan Daerah Yayasan DEL, Kadis Pertanian Kab Tobasa, Kepala Desa Sibarani Nasampuluh dan Kelompok Tani Dosroha Nasampuluh melaksanakan panen raya perdana jagung dengan pola kemitraan dan Bio Perforasi ( Bio P2.000 Z). Dengan teknologi pertanian Bio Perforasi (Bio P2.000 Z) produksi jagung dapat ditingkatkan 9 sampai 11 ton per hektare. Hal ini sungguh menyenangkan hati para anggota Kelompok Tani Dosroha karena selama ini lahan pertanian tersebut sangat tandus sehingga sulit untuk dikelola menjadi lahan pertanian yang baik. Tapi berkat adanya Program YayasanDEL dibidang pertanian terbukti telah berhasil melakukan pola kemitraan dengan menerapkan Bioteknologi Perforasi. Teknologi pertanian Bio Perforasi ditemukan oleh Ir. Ali Zum Mashar, M.A,M.S Hasibuan dan dibantu oleh saudari Fidian sebagai pembina petani pendamping teknologi yang langsung terjun di lapangan untuk membantu petani jagung untuk meningkatkan hasil produksinya. Atas nama Yayasan DEL Brigjend TNI (Purn) SP. Sitorus dalam sambutanya memaparkan dengan pola kemitraan yang dilakukan oleh Yayasan DEL, petani mendapatkan modal bibit, pengolahan tanah, pupuk dan obat-obatan serta ahli teknologi Bio Perforasi serta bimbingan dan kawalan budidaya sampai panen dan jaminan pemasaran. Bupati Toba Samosir memberikan arahan kepada para Kepala Desa Se-Kecamatan Laguboti untuk lebih sungguh-sungguh mengusahakan setiap lahan-lahan kosong dengan tetap menjalin kerjasama yang baik dengan Yayasan DEL. Bupati juga menegaskan bahwa pemerintah Toba Samosir sangat mendukung program kemitraan yang telah dilaksanakan Yayasan DEL agar keberhasilan panen raya pada saat ini dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat petani yang ada di setiap kecamatan Se-Toba Samosir. Bupati juga memberikan bimbingan kepada para petani agar selalu memulai pekerjaan dengan doa agar setiap pekerjaan memberikan hasil yang baik dimasa yang akan datang. Juga menghimbau masyarakat yang ada di sekitar YayasanDEL karena perguruan ini merupakan kebanggaan Kabupaten Toba Samosir sebagai lembaga pendidikan tinggi yang berstandar internasional yang diharapkan mampu menjadi pemimpin pada masa yang akan datang baik ditengah bangsa maupun negara. Para petani juga mengajukan beberapa pertanyaan yang langsung dijawab oleh penemu teknologi Bio Perforasi (Bio P 2.000 Z) Ir. Ali Zum Mashar,M.A,M.S yang meberikan penjelasan bahwa sebagai peneliti tidak akan meninggalkan petani sampai betul-betul petani mandiri berhasil menghasilkan produksi yang terbaik, juga mengajak petani untuk betul-betul mengikuti anjuran yang diarahkan oleh peneliti agar hasil produksi betul-betul sesuai dengan harapan yang diinginkan. Dosis extra tuk lahan gambut, ex tambang,pasir, 3liter bio p kebun+ 3liter phosmit extra tiap 1015hri + ferre soil 300kg / 10-15hari slama 3bulan. slama 1 th 2liter 20-30hri. stlah 1th 40-60hri buktikan hasilnya. disarankan tuk pembukaan lahan baru setelah 3x aplikasi /1bulan sudah bisa ditanami bibit kedele,jagung, kacag hijau dll sebagai tumpang sari tanaman inti tuk membantu kos operasional kebun sebelum panen tanaman kebun inti.setelah tanaman inti menutupi tanah bisa diganti tanamn sela dgn jenis tanaman teduh spti jahe,kunyit dll.
Sinar Mas dan Teknologi Bio Perforasi ( BIO P2000Z )
Dengan memasukkan komponen Teknologi Bio Perforasi dari bahan organik dan ramah lingkungan, akan menjamin sustainable productivity of lands dan menepis black campaign terhadap harga jual CPO Indonesia di eropa yang selalu ditekan dengan isu lingkungan.itulah salah satu alasan sinarmas mau mengapresiasi produk Bio P2000Z .Ujar Ali Zum Mashar (2909-2013) . Direktur Utama PT Smart Tbk (Sinar mas Group) Daud Dharsono di Jakarta, mengakui, pihaknya tidak merasa khawatir dengan mulai maraknya black campaign (kampanye gelap) terhadap CPO. Pasalnya, Daud akan berkerjasama dengan Gabungan pengusaha kelapa sawit Indonesia (GAKPI ) untuk mencoba mengimbangi dengan memberi pencitraan sebaliknya tentang peranan CPO di dunia. “Kita akan gaungkan CPO itu secara tenaga kerja sangat menguntungkan karena industri ini, yang padat tenaga kerja,”jelasnya. Daud mencontohkan, salah satu black campaign yang terjadi di Perancis. Dimana salah satu supermarket disana yakni Casino, memproklamirkan, tidak akan menjual produk yang mengandung CPO. Daud menilai, maraknya black campaign yang terjadi terhadap CPO, adalah dalam upaya untuk meningkatkan pengunaan minyak nabati. Padahal, secara efisiensi, kata dia, CPO lebih tinggi dibandingkan minyak nabati lainnya. “Makanya ada black campaign agar pengunaan minyak CPO berkurang dan berganti ke minyak nabati,”tukasnya. Berdasarkan data United States Department of Agriculture Foreign Agricultural Service, konsumsi penggunaan CPO, terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2008, sebesar 41,65 juta ton dan pada tahun 2009 mencapai 44,28 juta ton Beberapa anak perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL). telah menggunakan sebanyak lebih dari 50 (lima puluh unit) FIN Komodo, yang terus bertambah sesuai degan kebutuhan sejak pertengahan tahun 2012, dan digunakan sebagai operasional, terutama sekali digunakan
sebagai perbaikan jalan di area perkebunan Kelapa Sawit. perawatan jalan yang umum dilakukan Group Astra Agro Lestari, dibandingkan dengan menggunakan FIN Komodo bisa menghemat hampir 90% dan ditinjau dari investasi dan biaya operasionalnya untuk Aplikasi Penyiraman Pupuk Cair BIO P2000Z dan Penyiraman Cairan Pembunuh Gulma di Perkebunan Kelapa Sawit.
Bintang Delapan Mining dengan Teknologi Bioperforasi .
Strain (varian) mikroba temuan Ali bisa menyuburkan lahan marginal seperti pasir, gambut, bahkan bekas galian tambang milik PT. Bintang Delapan Mining seperti difoto hasil reklamasi. Dengan menyuntikkan mikroba ke dalam tanah yang berfungsi untuk menyuburkan tanah, dengan memanfaatkan mikroba yang ditambah energi matahari dan air. Fungsi lainnya juga menyuburkan kembali tanah yang tidak subur/lahan kritis, seperti tanah bekas tambang, tanah berpasir, lahan gambut, atau tanah yang sudah rusak/terjadi kekentalan tanah karena penggunaan pupuk kimia yang sudah terlalu lama. Ali mengatakan, pupuk mikroba google sudah pernah diujicobakan pada bekas tambang emas di Kerengpangi, Kalimantan Tengah. Dengan menggunakan 3 liter perbulan pupuk mikroba google untuk tiap hektarnya, lahan penambangan emas dapat subur kembali. Sedangkan untuk tanah berpasir, membutuhkan waktu yang lebih singkat. Untuk menyuburkan tanah bekas tambang milik PT Bintang Delapan Mineral, ungkap Ali cukup menggunakan pupuk organik ini sebanyak 8 liter per hektar per bulan selama 3 tahun, dijamin kondisi tanah menjadi subur kembali. Mikroba google juga dapat mereklamasi lahan kritis akibat tumpukan lumpur Lapindo Porong, Sidoarjo Jawa Timur. “Dengan menggunakan mikroba google, saya jamin dalam tempo satu tahun, lumpur Lapindo bisa ditanami kembali” tegas Ali.
Ali menerangkan disebut mikroba ‘google’ karena mikroba tersebut bekerja seperti google, mencari secara otomatis apa yang perlu untuk menyusun bahan organik yang dibutuhkan di dalam tanah. Mikroba google adalah mikroba yang mencari/melacak zat potensial dari kandungan mineral tanah yang tersembunyi sebagai pemacu pembangun biosintesis mikroorganik dan bioaktivator tanah, sehingga mampu mengkondisikan kesuburan tanah secara alami. Kemampuan lainnya adalah menetralisir racun dalam tanaman serta membangkitkan gen yang tertidur dalam tanaman, sehingga memacu pertumbuhan dan produksinya. Ali menegaskan bahan pupuk mikroba google ini bahan hayati baik flora maupun fauna yang digunakan sebagai bahan yang membantu menyuburkan tanah yang gersang atau sebagai nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Penggunaan pupuk cair mikroba google Bio P 2000 Z ini mampu meningkatkan hasil pertanian dua sampai tiga kali lipat. Produksi kedelai meningkat tiga sampai empat kali lipat dari sebelumnya. Begitu juga dengan hasil pertanian lainnya, seperti jagung, padi, durian, mangga, rambutan, kelapa sawit, karet, dan kakao. Pupuk organik ini, kata Ali, tidak mempunyai efek samping dan ramah lingkungan dan hemat. Selain dapat digunakan oleh petani tradisional, pupuk ini juga dapat digunakan untuk tanaman hidroponik. Untuk aplikasinya, Ali mengatakan telah kerja sama dengan kelompok tani di 30 Kabupaten di Indonesia (antara lain Jawa, Sumatera, dan Kalimantan). Saat ini, telah dibangun Pusat Pelatihan dan Penerapan Bioteknologi di Cianjur, sebagai ajang para petani untuk bertukar pikiran dan juga untuk yang memerlukan pelatihan bertani. Produk jadi pupuk ini berbentuk cair. Petani atau user tinggal menambahkan air sebanyak 200 kalinya dan zat aktifnya sudah bisa dipakai. Kalau biasanya petani menggunakan kompos 1 hektar sebanyak 4-6 ton, dengan pupuk ini cukup menggunakan 500 kg. Saat ini, ungkap Ali, mikroba ini telah berhasil merambah pasaran dalam negeri dan luar negeri. “Petani di Jawa Timur dan Jawa Tengah telah banyak yang menggunakan mikroba ini,” katanya. Pupuknya telah menghijaukan tanah Arab Saudi yang tandus dan juga menghasilkan panen berlipat di ChengDu, China. Tak hanya itu, Malaysia dan Australia turut mengimpor mikroba Google. Bio P 2000 Z pada Perbaikan dan Perawatan Lahan. (Reklamasi). Mikroba Google Pupuk Bio P 2000 Z, telah diuji di berbagai lokasi seperti lahan gambut, lahan bekas tambang, lahan pasir, lahan yang mengandung racun bagi tanaman, lahan keasaman tinggi, termasuk lahan batubara menunjukkan adanya keberhasilan yang sangat signifikan. Pada akhir-akhir ini telah dilakukan ujicoba pada endapan lumpur lapindo menunjukkan keberhasilan sebagai media pertumbuhan tanaman, bahkan rencananya akan melakukan kerjasama dengan Arab Saudi untuk menghijaukan gurun. Mikroba google Pupuk P 2000 Z untuk mereklamasi lahan mempunyai peran sebagai berikut: - Mereklamasi unsur-unsur yang menjadi penghambat tumbuh kembang tanaman. Tanah bekas tambang Faktor penghambat optimalnya tumbuh kembang tanaman adalah kondisi alam yang tidak sesuai dengan faktor tumbuh tanaman. Diantaranya zat-zat bekas penambangan baik yang berasal dari alami maupun sebagai bahan pengolah tambang. Dengan menggunakan mikroba geogle ini maka: - Mampu mengikat kelebihan senyawa racun di alam seperti Pb+ Al+, Fe2+, Mn2+, H2S, hal ini telah dibuktikan dengan adanya uji lokasi di daerah-daerah bukaan baru dan lahan bekas tambang emas atau nikel yang mengandung unsur-unsur tersebut. Budidaya penanaman
dengan menggunakan mikroba google pupuk hayati Bio P 2000 Z pengaruh racun tersebut pada tanaman menjadi relatif hilang. Setelah di chek laboratorium dapat bukti bahwa kadar unsur tersebut yang bersifat racun jauh berkurang dan diubah dalam bentuk senyawa tidak beracun. - Mampu mengubah keasaman (pH) tanah, Keasaman (pH) tanah sebagai faktor penghambat pertumbuhan tanaman. Budidaya di tanah masam yang biasanya di lahan gambut dengan menggunakan pupuk hayati Bio P 2000 Z + Phosmit telah terbukti tanpa menggunakan kapur atau dolomit tanaman tumbuh subur dan berbuah lebat. Setelah di chek laboratorium pada tanah sehabis panen dapat diketahui keasaman tanah mendekati normal. - Mampu memperbaiki Tekstur, struktur dan porositas tanah, Tekstur, Struktur dan porositas tanah merupakan suatu penghambat pertumbuhan tanaman akibat kejenuhan budidaya dan pengaruh penggunaan pupuk an organik. Beberapa penelitian dilakukan di lahan di Pulau Jawa dapat dibandingkan budidaya menggunakan pupuk hayati Bio P 2000 Z + Phosmit dengan yang tidak menggunakan diketahui bahwa tingkat tekstur, struktur dan porositas menjadi lebih baik. - Hasil analisis diketahui sebagai berikut: Secara filosofi bahwa bakteri merupakan makluk hidup yang memerlukan kondisi lingkungan sesuai dengan faktor tumbuh yang dimilikinya. Jika ada faktor-faktor lingkungan yang tidak sesuai maka bakteri tersebut dengan sifat biotiknya berusaha mengubah kondisi lingkungan agar nyaman untuk tumbuh kembangnya. Di pihak lain, faktor tumbuh bakteri tersebut telah disesuaikan dengan faktor tumbuh tanaman, dengan demikian lingkungan yang mempunyai faktor penghambat tersebut di atas diubah oleh bakteri sesuai faktor tumbuh bakteri secara otomatis selaras dengan faktor tumbuh tanaman. -Mengelola unsur hara di sekitarnya dan disediakan untuk tanaman. Salah satu keunggulan pupuk hayati Bio P 2000 Z + Phosmit adalah berfungsi sebagai pengelola unsur hara yang siap tersedia setiap saat untuk tanaman. Beberapa proses pengelolaan mikrobia tersebut adalah sebagai berikut: -Menyerap unsur hara bebas di alam baik di udara maupun di tanah dalam proses kehidupan bakteri, hasil proses tersebut berupa unsur hara yang siap diserap oleh tanaman. Termasuk juga unsur racun yang semula menjadi penghambat dapat diubah menjadi senyawa tidak beracun yang siap diserap tanaman. -Menguraikan unsur yang terikat oleh tanah yang pada keadaan biasa tidak dapat diserap oleh tanaman, namun dengan bantuan mikrobia di dalam pupuk hayati Bio P 2000 Z + Phosmit maka unsur tersebut terlepas kemudian diikat oleh mikrobia dan selanjutnya disediakan untuk diserap tanaman. -Mengubah unsur an organik menjadi unsur hara organik merupakan proses makhluk hidup termasuk bakteri. Unsur an organik baik dari alami maupun pemupukan dicerna dan diikat oleh bakteri yang ada di pupuk hayati Bio P 2000 Z + Phosmit dalam proses kehidupannya. Selanjutnya unsur tersebut akan dilepas sesuai dengan daya serap tanaman. Berdasarkan proses tersebut maka pupuk selalu tersedia bagi tanaman, pemberian pupuk lebih efektif dan efisien karena terikat oleh bakteri sehingga tidak menguap atau terbawa oleh air, unsur hara tanaman disediakan dalam bentuk unsur organik dan mudah terserap tanaman. Memproduksi dan merangsang bio aktif seperti enzim, senyawa organik dan energi kinetik yang memacu metabolisme tumbuh kembang akar dan bagian atas tanaman Terdapat 2 sumber bio aktif pada proses pemupukan ini, yaitu: (a) berasal dari pupuk itu sendiri dan (b) hasil kerja bakteri merangsang bio aktif tanaman:
-Bio aktif yang berasal dari pupuk itu sendiri, sewaktu memproduksi pupuk Bio P 2000 Z + Phosmit disertakan juga beberapa hormon yang langsung diserap tanaman dan enzim dan hormon tersebut merangsang pertumbuhan tanaman. -Bio aktif yang dirangsang oleh bakteri yang terdiri hormon auxin dan hormon pertumbuhan lainnya yang membuat pertumbuhan vegetatif tanaman menjadi cepat dan besar. Hormon florigen merupakan hormon yang dirangsang oleh mikriobia dari pupuk hayati Bio P 2000 Z + Phosmit. Hormon ini berfungsi merangsang pembungaan, sehingga tanaman dapat berbunga dan berbuah lebih lebat. Berdasarkan fungsi tersebut di atas maka mikroba google pupuk hayati Bio P 2000 Z merangsang pertumbuhan tanaman lebih subur, dan hasil bunga dan buah lebih lebat dengan pengisian biji yang penuh.
Perbedan Pupuk Organik, Pupuk Hayati, dan Pupuk Kimia
Pupuk Kimia Seperti namanya pupuk kimia adalah pupuk yang dibuat secara kimia atau juga sering disebut dengan pupuk buatan. Pupuk kimia bisa dibedakan menjadi pupuk kimia tunggal dan pupuk kimia majemuk. Pupuk kimia tunggal hanya memiliki satu macam hara, sedangkan pupuk kimia majemuk memiliki kandungan hara lengkap. Pupuk kimia yang sering digunakan antara lain Urea dan ZA untuk hara N; pupuk TSP, DSP, dan SP-26 untuk hara P, Kcl atau MOP untuk hara K. Sedangkan pupuk majemuk biasanya dibuat dengan mencampurkan pupuk-pupuk tunggal. Komposisi haranya bermacam-macam, tergantung produsen dan komoditasnya. Pupuk Organik Kompos, pupuk organik yang murah dan mudah dibuat. Pupuk organik seperti namanya pupuk yang dibuat dari bahan-bahan organik atau alami.
Bahan-bahan yang termasuk pupuk organik antara lain adalah pupuk kandang, kompos, kascing, gambut, rumput laut dan guano. Berdasarkan bentuknya pupuk organik dapat dikelompokkan menjadi pupuk organik padat dan pupuk organik cair. Beberapa orang juga mengkelompokkan pupuk-pupuk yang ditambang seperti dolomit, fosfat alam, kiserit, dan juga abu (yang kaya K) ke dalam golongan pupuk organik. Beberapa pupuk organik yang diolah dipabrik misalnya adalah tepung darah, tepung tulang, dan tepung ikan. Pupuk organik cair antara lain adalah compost tea, ekstrak tumbuh-tumbuhan, cairan fermentasi limbah cair peternakan, fermentasi tumbuhan-tumbuhan, dan lain-lain. Pupuk organik memiliki kandungan hara yang lengkap. Bahkan di dalam pupuk organik juga terdapat senyawa-senyawa organik lain yang bermanfaat bagi tanaman, seperti asam humik, asam fulvat, dan senyawa-senyawa organik lain. Namun, kandungan hara tersebut rendah. Berdasarkan pengalaman saya, tidak ada pupuk organik yang memiliki kandungan hara tinggi atau menyamai pupuk kimia. Orang sering kali menghitung kebutuhan pupuk organik berdasarkan kandungan haranya saja. Kandungan hara pupuk organik disetarakan dengan kandungan hara dari pupuk kimia yang biasa digunakan. Akibatnya kebutuhan pupuk organik jadi berlipat-lipat dibandingkan dengan dosis pupuk kimia. Sebagai contoh kompos dengan kandungan sebagai berikut: 2.79 % N, 0.52 % P2O5, 2.29 % K2O. Maka dalam 1000 kg (1 ton) kompos akan setara dengan 62 kg Urea, 14.44 kg SP 36, dan 38.17 kg MOP. Cara menghitungnya sebagai berikut: Hara N = (%N Kompos x 1000 kg)/%N Urea = (2.79% x 1000 kg)/45% = 62 kg Hara P= (%P2O5 kompos x 1000 kg)/%P2O5 SP-36 = (0.52% x 1000 kg)/36% = 14.44 kg Hara K= (%K2O kompos x 1000 kg)/%K2O MPO = (2.29% x 1000 kg)/60% = 38.17 kg Misalkan padi biasanya diberi pupuk kimia dengan dosis 200 kg Urea,100 kg SP-36, dan 150kg MOP/KCl. Agar haranya sama maka kompos yang diperlukan kurang lebih sebanyak 7 ton. Dosis yang besar ini akan berimplikasi langsung terhadap biaya pemupukan. Jika dihitung biaya pemupukan dengan pupuk organik/kompos jauh lebih besar daripada biaya pemupukan dengan pupuk kimia. Belum lagi biaya untuk aplikasi kompos tersebut. Perbandingan biayanya sebagai berikut: Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa pupuk organik/kompos tidak bisa dihitung berdasarkan unsur haranya saja. Kalau Anda tidak percaya Anda bisa melakukan percobaan sederhana untuk membandingkan kedua pupuk ini. Ambil tanah, sebaiknya gunakan tanahtanah marjinal. Masukkan ke dalam dua polybag yang ukuran dan isinya sama. Satu polybag diberi kompos dengan dosis 0.5 – 1 kg. Polybag yang lain diberi pupuk kima beberapa sendok. Ya… kira-kira kandungan haranya sebanding. Trus tanam sembarang tanaman, bisa biji cabe, tomat, cay sim, mentimum, atau tanaman-tanaman lainnya. Letakkan di tempat yang sama. Beri perlakuan penyiraman, penyiangan, dan perlakuan lainnya yang sama. Tunggu beberapa lama hingga tanaman tumbuh besar dan menghasilkan. Coba bandingkan, tanaman mana yang lebih bagus hasilnya? Cara sederhana menguji pupuk kimia, pupuk organik, dan pupuk hayati. (A) kontrol, tanpa pemupukan sama sekali. Tanaman terlihat sangat merana. (B) Diberi pupuk kimia, tanaman tetap merana meskipun tumbuh lebih baik. (C) Diberi kompos/pupuk organik. Hasilnya jauh lebih baik. (D) Diberi pupuk organik/kompos dan biofertilizer. Tumbuhnya paling baik. Saya hampir yakin 90% kalau tanaman yang diberi kompos akan tumbuh lebih baik daripada tanaman yang diberi pupuk kimia, meskipun kandungan haranya sebanding. Pertanyaannya adalah MENGAPA BISA DEMIKIAN????
Orang sering lupa bahwa selain kandungan hara, pupuk organik juga mengandung senyawasenyawa organik lain. Meskipun kandungan haranya rendah tetapi kandungan senyawasenyawa organik di dalam kompos ini memiliki peranan yang lebih penting dari pada peranan hara saja. Misalnya, asam humik dan asam fulvat. Kedua asam ini memiliki peranan seperti hormon yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Kompos diketahui dapat meningkatkan nilai KTK (kapasitas tukar kation) tanah. Artinya tanaman akan lebih mudah menyerap unsur hara. Tanah yang diberi kompos juga menjadi lebih gembur dan aerasi tanah menjadi lebih baik. Tanah yang diberi kompos lebih banyak menyimpan air dan tidak mudah kering. Jika diamati lebih jauh, aktivitas mikroba pada tanah yang diberi kompos akan lebih tinggi daripada tanah yang tidak diberi kompos. Mikroba-mikroba ini memiliki peranan dalam penyerapan unsur hara oleh tanaman. Singkat cerita, kompos dapat memperbaiki sifat kimia, sifat fisik, dan sifat biologi tanah. Lalu bagaimana menghitung kebutuhan pupuk organik/kompos? Sampai saat ini saya belum menemukan rumus, baik dari pengalaman saya sendiri atau dari literatur orang lain, untuk menghitung kebutuhan pupuk organik/kompos ini. Kandungan pupuk organik sangat beragam. Karakteristiknya pun bermacam-macam. Sama-sama pupuk kandang, pupuk kandang di P Jawa bisa saja sangat berbeda dengan pupuk kandang di P Sulawesi. Belum lagi hubungannya dengan jenis tanah, iklim, kondisi lingkungan, cara budidaya dan komoditas tanaman yang berbeda-beda. Umumnya dosis pupuk organik/kompos ditentukan secara empirik. Ini adalah hasil penelitian dan ujicoba. Mungkin juga pengalaman lapang petani selama bertahun-tahun. Dalam kondisi tertentu, pupuk organik/kompos dapat diberikan tanpa menambahkan pupuk kimia sama sekali. Cara ini dipraktekkan dalam budidaya pertanian organik. Yang lebih sering dilakukan adalah mengkombinasikan antara pupuk organik dengan pupuk kimia. Sebagian kebutuhan hara tanaman disubstitusi antara pupuk kimia dan pupuk organik. Caranya dengan menghitung berapa kombinasi yang paling ekonomis, baik dilihat dari sisi biaya maupun hasilnya. Patokan yang sering dipakai adalah 50% dosis pupuk kimia diganti dengan sejumlah pupuk organik. Dosisnya bisa 1 – 2 kg atau bahkan hingga 30 kg/pokok. Untuk mendapatkan dosis yang paling tepat dilakukan dengan ujicoba di rumah kaca dan di lapang dalam skala yang cukup luas. Pupuk Hayati Contoh biofertilizer import dalam bentuk cair. Nama keren pupuk hayati adalah biofertilizer. Ada yang juga menyebutnya pupuk bio. Apapun namanya pupuk hayati bisa diartikan sebagai pupuk yang hidup. Sebenarnya nama pupuk kurang cocok, karena pupuk hayati tidak mengandung hara. Pupuk hayati tidak mengandung N, P, dan K. Kandungan pupuk hayati adalah mikrooganisme yang memiliki peranan positif bagi tanaman. Kelompok mikroba yang sering digunakan adalah mikroba-mikroba yang menambat N dari udara, mikroba yang malarutkan hara (terutama P dan K), mikroba-mikroba yang merangsang pertumbuhan tanaman. Kelompok mikroba penambat N sudah dikenal dan digunakan sejak lama. Mikroba penambat N ada yang bersimbiosis dengan tanaman dan ada juga yang bebas (tidak bersimbiosis). Contoh mikroba yang bersimbiosis dengan tanaman antara lain adalah Rhizobium sp Sedangkan contoh mikroba penambat N yang tidak bersimbiosis adalah Azosprillium sp dan Azotobacter sp. Rhizobium dilihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 30.000x Bintil yang aktif jika dipecah akan berwarna merah darah (kiri), sedangkan bintil yang tidak aktif
berwarna pucat (kanan) Mikroba pelarut P dilaporkan oleh orang Rusia bernama Pikovskaya pada tahun 1948 yaitu Bacillus megatherium var. phosphaticum, dan mulai digunakan sebagai inokulum pertanian sejak tahun 1950-an Beberapa mikroba yang diketahui dapat melarutkan P dari sumber-sumber yang sukar larut ditemukan baik dari kelompok kapang/fungi seperti Penicillium sp dan Aspergillus sp, atau dari kelompok bakteri seperti Bacillus sp dan Pseudomonas sp. Mikroba pelarut fosfat dimanfaatkan untuk memperkaya fosfat alam. Fosfat alam granul di dalam foto di atas sudah diperkaya dengan mikroba pelarut fosfat. Mikroba lain yang juga sering digunakan adalah Mikoriza, yang terdiri dari dua kelompok utama yaitu: endomikoriza dan ektomikoriza. Mikoriza bersimbiosis dengan tanaman. Secara mudahnya endomikoriza berarti mikoriza yang ada di dalam dan ektomikoriza adalah mikoriza yang ada di luar. Endomikoriza atau VAM umumnya adalah fungi tingkat rendah sedangkan ektomikoriza adalah jamur tingkat tinggi. Mikroriza memiliki peranan yang cukup komplek. Dia tidak hanya berperan membantu penyerapan hara P, tetapi juga melindungi tanaman dari serangan penyakit dan memberikan nutrisi lain bagi tanaman. Mikoriza Mikroba yang juga sering digunakan sebagai biofertilizer adalah mikroba perangsang pertumbuhan tanaman. Mikroba dari kelompok bakteri sering disebut dengan Plant Growt Promoting Rhizobacteria (PGPR), namun sekarang juga diketahui bahwa ada juga fungi yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Bakteri yang diketahui dapat merangsang pertumbuhan tanaman antara lain adalah Pseudomonas sp, Azosprillium sp, Sedangkan fungi yang sudah diketahui adalah Trichoderma sp. Pseudomonas sp, salah satu bakteri PGPR yang menghasilkan hormon. Mikroba-mikroba bahan aktif pupuk hayati dikemas dalam bahan pembawa, bisa dalam bentuk cair atau padat. Pupuk hayati juga ada yang hanya terdiri dari satu atau beberapa mikroba saja, tetapi ada juga yang mengklaim terdiri dari bermacam-macam mikroba. Pupuk hayati ini yang kemudian diaplikasikan ke tanaman. Saat ini dipasaran banyak beredar pupuk hayati. Sebagian mengklaim memiliki kandungan mikroba yang banyak dan lengkap dengan kemampuan luar biasa. Secara pribadi saya tidak percaya dengan biofertilizer yang memiliki banyak mikroba dan efektif di semua tempat, semua komoditas, dan semua kondisi. Salah satu kelembahan mikroba adalah sangat tergantung dengan banyak hal. Mikroba sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya, baik lingkungan biotik maupun abiotik. Jadi biofertilizer yang cocok di daerah sub tropis belum tentu efektif di daerah tropis. Demikian juga biofertilizer yang efektif di Indonesia bagian barat, belum tentu efektif juga di wilayah Indonesia bagian timur. Mikroba yang bersimbiosis dengan tanaman lebih spesifik lagi. Misalnya Rhizobium sp yang bersimbiosis dengan kedelai varietas tertentu belum tentu cocok untuk tanaman kacangkacangan yang lain. Umumnya mikroba yang bersimbiosis berspektrum sempit. Trend Saat Ini Pupuk hayati, pupuk organik, dan pupuk kimia adalah jenis pupuk yang tegas perbedaannya. Namun saat ini ada kecenderungan untuk mengkombinasikan jenis-jenis pupuk tersebut. Misalnya ada produk pupuk yang menyebut dirinya pupuk NPK organik. Pupuk ini merupakan pupuk kimia yang dikombinasikan dengan pupuk organik. Ada juga yang menyebut sebagai pupuk bioorganik. Maksudnya adalah kombinasi antara pupuk organik dengan pupuk bio (hayati). Namun masih sedikit atau bahkan tidak ada yang mengkombinasikan pupuk NPK dengan pupuk hayati. Karena umumnya mikroba tidak tahan jika disatukan dengan pupuk kimia
dalam konsentrasi tinggi. Begitu banyak sekali produk-produk pupuk mikroba dipasaran, katanya produknya unggulan, tetapi setelah di uji dilahan gambut, tambang, pasir ??????. Saya sarankan anda memilih pupuk hayati atau pupuk organik yang memiliki sertifikat paten international dan teruji dan terbukti di lahan tambang, gambut, berpasir, tandus. Pupuk Organik Mikroba Google yang Menghijaukan Tanah Arab Saudi Februari 10, 2010
Kelangkaan pupuk di Indonesia dan harganya yang tinggi menimbulkan masalah bagi petani kita. Padahal, dengan kemajuan teknologi, akan banyak penemuan baru yang nantinya membuat hidup manusia dan semua mahluk hidup di bumi ini menjadi lebih baik dan lebih mudah. Salah satunya adalah penemuan dari Ir. Ali Zum Mashar, MA.M.Si., peneliti di Depnakertrans, yaitu Pupuk Organik Unggul Mikroba Google dengan teknologi Bioperforasi (yang diberi nama Bio P 2000 Z), dengan harga yang relatif murah. Untuk temuan ini, Ali menjadi salah satu pemenang Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa 2009 di bidang pangan. Menurut Ali, mahasiswa S3 program studi Ekonomi Sumber Daya Lingkungan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini, Teknologi Bioperforasi (menyuntikkan mikroba ke dalam tanah) berfungsi untuk menyuburkan tanah dengan memanfaatkan mikroba yang ditambah energi matahari dan air. Fungsi lainnya juga menyuburkan kembali tanah yang tidak subur/lahan kritis, seperti tanah bekas tambang, tanah berpasir, lahan gambut, atau tanah yang sudah rusak/terjadi kekentalan tanah karena penggunaan pupuk kimia yang sudah terlalu lama. Ali mengatakan, pupuk mikroba google sudah pernah diujicobakan pada bekas tambang emas di Kerengpangi, Kalimantan Tengah. Dengan menggunakan 3 liter pupuk mikroba google untuk tiap hektarnya, lahan penambangan emas dapat subur kembali. Sedangkan untuk tanah berpasir, membutuhkan waktu yang lebih singkat. Untuk menyuburkan tanah bekas tambang, ungkap Ali cukup menggunakan pupuk organik ini sebanyak 8 liter per hektar selama 3 tahun, dijamin kondisi tanah menjadi subur kembali. Mikroba google juga dapat mereklamasi lahan kritis akibat tumpukan lumpur Lapindo Porong, Sidoarjo Jawa Timur. “Dengan menggunakan mikroba google, saya jamin dalam tempo satu tahun, lumpur Lapindo bisa ditanami kembali” tegas Ali.
Ali menerangkan disebut mikroba ‘google’ karena mikroba tersebut bekerja seperti google, mencari secara otomatis apa yang perlu untuk menyusun bahan organik yang dibutuhkan di dalam tanah. Mikroba google adalah mikroba yang mencari/melacak zat potensial dari kandungan mineral tanah yang tersembunyi sebagai pemacu pembangun biosintesis mikroorganik dan bioaktivator tanah, sehingga mampu mengkondisikan kesuburan tanah secara alami. Kemampuan lainnya adalah menetralisir racun dalam tanaman serta membangkitkan gen yang tertidur dalam tanaman, sehingga memacu pertumbuhan dan produksinya. Ali menegaskan bahan pupuk mikroba google ini bahan hayati baik flora maupun fauna yang digunakan sebagai bahan yang membantu menyuburkan tanah yang gersang atau sebagai nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Penggunaan pupuk cair mikroba google Bio P 2000 Z ini mampu meningkatkan hasil pertanian dua sampai tiga kali lipat. Produksi kedelai meningkat tiga sampai empat kali lipat dari sebelumnya. Begitu juga dengan hasil pertanian lainnya, seperti jagung, padi, durian, mangga, rambutan, kelapa sawit, karet, dan kakao. Pupuk organik ini, kata Ali, tidak mempunyai efek samping dan ramah lingkungan dan hemat. Selain dapat digunakan oleh petani tradisional, pupuk ini juga dapat digunakan untuk tanaman hidroponik. Untuk aplikasinya, Ali mengatakan telah kerja sama dengan kelompok tani di 30 Kabupaten di Indonesia (antara lain Jawa, Sumatera, dan Kalimantan). Saat ini, telah dibangun Pusat Pelatihan dan Penerapan Bioteknologi di Cianjur, sebagai ajang para petani untuk bertukar pikiran dan juga untuk yang memerlukan pelatihan bertani. Produk jadi pupuk ini berbentuk cair. Petani atau user tinggal menambahkan air sebanyak 200 kalinya dan zat aktifnya sudah bisa dipakai. Kalau biasanya petani menggunakan kompos 1 hektar sebanyak 4-6 ton, dengan pupuk ini cukup menggunakan 500 kg. Saat ini, ungkap Ali, mikroba ini telah berhasil merambah pasaran dalam negeri dan luar negeri. “Petani di Jawa Timur dan Jawa Tengah telah banyak yang menggunakan mikroba ini,” katanya. Pupuknya telah menghijaukan tanah Arab Saudi yang tandus dan juga menghasilkan panen berlipat di ChengDu, China. Tak hanya itu, Malaysia dan Australia turut mengimpor mikroba Google. Saat ini, mikroba Google ini dipasarkan oleh PT Alam Lestari sebagai fabrikator induk. Ali mengharapkan dia bisa membantu petani yang kurang informasi dan teknologi agar lahan sebagai aset dapat mempunyai hasil yang lebih tinggi, yang akhirnya dapat mensejahterakan petani Indonesia. Ali juga menghimbau petani kita bisa percaya diri untuk memberdayakan teknologi ini, kemudian negara kita akan mencapai swasembada pangan. Tak membutuhkan lama bagi Ali untuk mematenkan mikroba Google miliknya. Saat ini, mikroba Google telah mendapatkan empat lisensi paten dari WIPO, sebuah lembaga paten yang berdomisili di Swedia. “Teknologi turunan dari mikroba ini juga sudah kami patenkan,” tegasnya. Untuk menciptakan tanaman produktif para ahli tidak harus melakukan rekayasa genetika langsung pada tanaman itu. cukup dengan pupuk yang diformulasikan secara khusus, tanaman kedelai bisa “dipaksa” menghasilkan kacang kedelai berlipat ganda. Tanaman kedelai yang biasanya memiliki tinggi tak lebih dari 70 cm, dengan jumlah polong antara 40 – 80, ternyata bisa “ditingkatkan” menjadi tanaman jangkung setinggi 4,5 m dengan jumlah polong 2.300 – 2.800 polong. Untuk membuat tanaman kedelai menjadi “raksasa”, Ali melakukan rekayasa pada pupuknya. Tanamannya tidak diotak-atik sama sekali. Lingkungan penanamannya pun tidak diberi perlakuan khusus, meskipun sebenarnya kedelai merupakan tanaman subtropis. Yang dia sentuh cuma tanah tempat kedelai itu tumbuh dengan memberi pupuk yang diformulasikan secara spesial.
Logikanya, jika tanahnya subur, tentu akan dihasilkan tanaman yang bagus. Hanya saja, Ali tidak lantas latah menggunakan pupuk kimia yang banyak tersedia di pasaran. Ia menggunakan pupuk hayati yang ia rekayasa secara khusus. Mikroba memproduksi zat hara dan nutrisi melalui proses bio-perforasi. Selain memberikan zat hara pada tanah, mereka juga bahu-mambahu menciptakan keseimbangan mikro-ekologi ke dalam jaringan secara cepat. Sayangnya, tak semua tanah disusupi mikroba. Di sinilah pupuk hayati Bio P 2000 Z mengambil alih peran mikroba. Dari hasil berburu mikroba itu, terkumpul 18 jenis mikroba, di antaranya cyano-bacter, azospirella, dan pseudonomy bacter. Dengan formula tertentu, para jasad renik itu dicampur menjadi pupuk hayati baru yang oleh Ali diberi nama Bio P2000 Z (Bio = bahan hidup, P = perforation technology, 2000 = tahun pembuatan, Z = Zum, nama tengah Ali). Meski cuma 18 mikroba yang terkumpul, ternyata tidak mudah memadukannya. Ada yang saling membunuh (kanibal), ada ratusan kali percobaan untuk membuat mereka bisa berpadu. Pupuk ini aman bagi manusia dan lingkungan, karena Secara alami mikroba ini akan tumbuh dan berkembang terus. Namun secara alami pula ia akan mati dengan sendirinya jika sudah jenuh dan tugas dan kewajibannya selesai. Diharapkan, pupuk Bio P2000Z ini bisa menjadi alternatif, menyusul mahalnya harga pupuk kimia dipasaran dan kelangkaan kedelai. Nilai lebih pupuk hayati ini, ia mampu mengembalikan kesuburan tanah yang rusak akibat bertahun-tahun dijejali pupuk kimia buatan pabrik. Endapan pupuk di dalam tanah bisa diurai oleh mikroba dalam pupuk Bio. Petani tak perlu lagi membeli pupuk kimia. Soal harga pun, bisa diadu. Harga seliter pupuk Bio P2000Z dipasaran hanya Rp 150.000180.000,-. Padahal, isinya setara dengan 200 kg urea (seharga Rp 800.000,-), 50 kg fosfat (Rp 155.000,-), dan setara 40 kg pupuk KCL (Rp 90.000,-). Jika merasa kemahalan, pupuk ini bisa diencerkan lagi dengan cara fermentasi selama 48 jam (dengan menambah 1 kg gula/air kelapa, 1 kg urea (bisa digantikan dengan air kencing), dan 20 liter air). hasil fermentasi tersebut bisa diencerkan menjadi 200 liter pupuk cair. Jadi, harganya memurah menjadi sekitar Rp.700-1000/liter. Pupuk Biop2000Z telah diujicoba pada berbagai macam tanaman produksi dan lahan pertanian dalam kurun waktu lebih dari 10 tahun, termasuk pada lahan gambut. Sebagai contoh bukti hasil pemakaian pupuk Bio P200Z, jumlah panen kedelai, yang semula 1,2 ton per ha menjadi 4,5 ton per ha dalam enam kali pemupukan dengan jeda 1 – 2 minggu. Untuk mendapatkan kedelai tingkat raksasa seperti pada gambar, tanaman perlu dipupuk dua kali seminggu. Tiap ada tunas baru, semprotlah daun, batang, dan tanahnya dengan pupuk ini. Pupuk Bio P200Z tercipta dari rasa prihatin melihat kondisi ekonomi petani. Akibat revolusi hijau, produksi pertanian digenjot menggunakan pupuk kimia. Pada awal panen hasilnya memang memuaskan, tetapi untuk selanjutnya petani malah merugi. Setiap musim tanam, petani harus punya modal untuk membeli bibit, pupuk, dan pestisida. Ketika panen, belum tentu petani bisa langsung tersenyum bahagia meraup untung dan menutup utang modalnya. Soalnya, harga jual hasil panen masih bisa digoyang untuk menguntungkan pihak tertentu. Petani akan lebih merana lagi jika tanamannya ludes diserang hama. Jika kondisi seperti itu berlangsung terus-menerus, petani bisa makin jatuh melarat dan kemudian menggantung paculnya, ini sangat berbahaya, Indonesia bisa krisis pangan seperti langkanya kedelai dipasaran. Salah satu kunci penyebab kemelaratan petani adalah karena
ketergantungan petani dengan pupuk buatan. Takaran penggunaan pupuk buatan ini untuk satu satuan luas perlu terus meningkat. Dari segi biaya, ini tentu menambah ongkos produksi yang memberatkan petani. Pemakaian urea yang berlangsung terus-menerus dan bertahun-tahun juga membuat tanah menjadi seperti plastik. Akibatnya, tanah tidak bisa bernapas dan air pun tidak bisa meresap. Ini baru dampak dari urea. Belum lagi akibat pupuk lain seperti TSP dan fosfat yang membuat tanah menjadi asam. Kalau sudah begitu, akar tanaman sulit berkembang dan hidup. Padahal sesungguhnya tanaman bisa subur secara alami tanpa diberi pupuk kimia buatan.
Pestisida Alami.
Pupuk Organik Cair ( PHOSMIT) merupakan hasil salah satu pupuk yang berbentuk cair yang berisikan unsur hara organic. Proses pembuatan pupuk organic cair ini bermacam-macam, mulai dari proses sederhana sampai pada proses ilmiah. Hal yang yang perlu dipersyaratkan dalam pupuk organic cair adalah kandungan unsur N,P,K dan unsur-unsur hara lain yang berperan dalam penyediaan unsur hara tanaman, selain unsur hara, maka pupuk organic cair berisikan mikroba yang mempunyai sifat fiksasi nitrogen dan pelarut phospat. Pupuk Organik berupa cairan suspensi dan media carier berkonsentrasi tinggi, dengan warna coklat abu-abu kehitaman, dengan pH antara 6 – 7,3 Kandungan unsur hara organik terdiri dari: C organik= 4,5 %, N Organic = 4,3 % besi (Fe) = 176
ppm, Mangan (Mn) = 10 ppm, Cuprum (Cu) = 7 ppm, Zink (Zn) = 5 ppm, Boron (B) = 13 ppm, Cobalt (Co) = 0,10 ppm, , Molybdenum (Mo) 0,2 ppm. Kandungan mikrobia: Azotobacter sp, Azospirillum, Bacillus sp., Pseudomonas, Rhizobium sp., Aspergillus pinicillium, Aspergilus ninger, beberapa mikrobia bersifat spesifik dan yeast dengan kepadatan sel masing-masing jenis strain n x 10 2-4.Uji mutu dan uji efektifitas: menyatu sebagai persyaratan pada saat pendaftaran pupuk organik. Keunggulan dari pupuk ”Phosmit” terletak dari bahan yang dibuat dan proses pembuatannya. Keunggulan pada bahan digunakan yaitu pada bahan asli yang berasal dari hewan, tumbuhtumbuhan dan terutama yang mengandung unsur makro dan mikro bagi tanaman. Namun demikian tanpa adanya proses yang tepat bahan tersebut tidak menghasilkan unsur hara yang optimal. Pada ”Phosmit” dilakukan proses peramuan dan proses fermentasi, sehingga ramuan yang tepat tersebut diproses secara fermentasi oleh mikroba khusus membentuk partikel-partikel organik yang mudah diserap tanaman.Pada proses fermentasi tersebut akan terbentuk enzymenzym yang berperan pada pertumbuhan tanaman secara optimal. N ( organik) = 4,3% - 15,56 % ; P2O5 = 1.47 %; K2O = 1,4 %; Fe = 176 ppm; Zn = 5 ppm; Mn = 10 ppm; Cu = 7 ppm; Co = 0.1 ppm; B = 13 ppm Ketahanan internal dan eksternal terhadap hama dan penyakit. 1) Ketahanan internal diperoleh karena pupuk Bio P 2000 Z dilengkapi dengan unsur hara mikro yang dapat digunakan tanaman. Disamping itu, pertumbuhan yang cepat oleh pengaruh pupuk tersebut, memberikan kemampuan tanaman dari kerusakan hama. sebagai senyawa yang bersifat imun terhadap hama dan penyakit 2) Ketahanan eksternal diperoleh dari suplemen/Pupuk Organik Cair yang digunakan sebagai pencampur pupuk hayati Bio P 2000 Z. Suplemen yang disebut dengan PHOSMIT selain materi suplemen pencampur pupuk, unsur hara juga dilengkapi dengan pestisida hayati, yaitu pestisida yang dibuat dari rempah-rempah. Suplemen/POC ( PHOSMIT ) yang digunakan sebagai pencampur pupuk hayati Bio P 2000 Z. Pengendalian Hama dan Penyakit dengan Pestisida Organik Dampak Negatif dari Penggunaan Pestisida Kimia Petani selama ini tergantung pada penggunaan pestisida kimia untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Selain yang harganya mahal, pestisida kimia juga banyak memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia antara lain adalah: 1. Hama menjadi kebal (resisten) 2. Peledakan hama baru (resurjensi) 3. Penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen 4. Terbunuhnya musuh alami 5. Pencemaran lingkungan oleh residu bahan kimia 6. Kecelakaan bagi pengguna Kira-kira sudah berapa lama petani menggunakan pestisida kimia ini? Jadi bisa dibayangkan sendiri akibatnya bagi tanah pertanian di Indonesia. Fungsi dari Pestisida Organik Pestisida Organik memiliki beberapa fungsi, antara lain:
1. Repelan, yaitu menolak kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang menyengat 2. Antifidan, mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot. 3. Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa 4. Menghambat reproduksi serangga betina 5. Racun syaraf 6. Mengacaukan sistem hormone di dalam tubuh serangga 7. Atraktan, pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga 8. Mengendalikan pertumbuhan jamur/bakteri Bahan dan Cara Umum Pengolahan Pestisida Organik • Bahan mentah berbentuk tepung (nimbi, kunyit, dll) • Ekstrak tanaman/resin dengan mengambil cairan metabolit sekunder dari bagian tanaman tertentu • Bagian tanaman dibakar untuk diambil abunya dan dipakai sebagai insektisida (serai, tembelekan/Lantana camara) Contoh beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida Organik : MIMBA (Azadirachta indica) Bahan Pestisida Organik ini mengandung senyawa aktif azadirachtin, meliantriol, dan salanin. Berbentuk tepung dari daun atau cairan minyak dari biji/buah. Efektif mencegah makan (antifeedant) bagi serangga dan mencegah serangga mendekati tanaman (repellent) dan bersifat sistemik. Mimba dapat membuat serangga mandul, karena dapat mengganggu produksi hormone dan pertumbuhan serangga. Mimba mempunyai spectrum yang luas, efektif untuk mengendalikan serangga bertubuh lunak (200 spesies) antara lainL belalang, thrips, ulat, kupu-kupu putih, dll. Disamping itu dapat juga untuk mengendalikan jamur (fungisida) pada tahap preventif, menyebabkan spora jamur gagal berkecambah. Jamur yang dikendalikan antara lain penyebab: embun tepung, penyakit busuk, cacar daun/kudis, karat daun dan bercak daun. Dan mencegah bakteri pada embun tepung (powdery mildew). Ekstrak mimba sebaiknya disemprotkan pada tahap awal dari perkembangan serangga, disemprotkan pada dun, disiramkan pada akar agar bisa diserap tanaman dan untuk mengendalikan serangga di dalam tanah. AKAR TUBA (Deris eliptica) Senyawa yang telah ditemukan antara lain adalah retenon. Retenon dapat diekstrak menggunakan eter/aseton menghasilkan 2 – 4 % resin rotenone, dibuat menjadi konsentrat air. Rotenon bekerja sebagai racun sel yang sangat kuat (insektisida) dan sebagai antifeedant yang menyebabkan serangga berhenti makan. Kematian serangga terjadi beberapa jam sampai beberapa hari setelah terkenal rotenone. Rotenon dapat dicampur dengan piretrin/belerang. Rotenon adalah racun kontak (tidak sistemik) berpspektrum luas dan sebagai racun perut. Rotenon dapat digunakan sebagai moluskisida (untuk moluska), insektisida (untuk serangga) dan akarisida (tungau). TEMBAKAU Tembakau sebagai Pestisida Organik karena senyawa yang dikandung adalah nikotin. Ternyata nikotin ini tidak hanya racun untuk manusia, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk racun serangga Daun tembakau kering mengandung 2 – 8 % nikotin. Nikotin merupakan racun syaraf yang bereaksi cepat. Nikotin berperan sebagai racun kontak bagi serangga seperti: ulat perusak daun, aphids, triphs, dan pengendali jamur (fungisida).
INSEKTISIDA ORGANIK ATAU PESTISIDA NABATI Seperti halnya dengan manusia, tanaman juga akan mengalami sakit atau terserang hama maupun penyakit, bila kondisi fisiknya tidak baik. Dikarenakan adanya perubahan iklim /cuaca atau memang sejak awal menggunakan benih /bibit yang tidak baik jadi mudah terserang , bisa juga dari kondisi tanahnya, dan lain-lain. Banyak kendala-kendala yang mempengaruhinya. Untuk mengatasinya tentu saja dapat menggunakan obat-obatan yang pilihannya banyak di pasaran. Tergantung dari tanamannya menderita apa dan kejelian serta kecerdasan kita untuk dapat memulihkan tanaman agar dapat sehat kembali. Bila kita menghendaki hidup sehat dan ramah lingkungan ada pilihan atau opsi yang ditawarkan yaitu menggunakan “BAHAN-BAHAN ALAMI” untuk mengusir atau menghalau musuh-musuh alami yang menyerang tanaman , tanpa harus mematikannya, sehingga siklus EKOSISTEM masih tetap terjaga. Adapun bahan-bahan INSEKTISIDA ALAMI itu adalah sebagai berikut: Tembakau, Kenikir, Pandan, Kemangi, Cabe Rawit, Kunyit , Bawang Putih, Gadung , Sereh dan masih banyak lagi yang dapat di pakai sebagai bahan-bahan pembuat insektisida alami . Bila melihat bahanbahan tersebut, semua ada di lingkungan kita, mudah di dapat dan murah, yang pasti juga aman karena tidak beracun. Berikut “ RESEP “ pembuatan Insektisida Alami untuk menghilangkan hama kutu dan ulat pada tanaman. Bahan : • Tembakau 100gr • Kenikir 100gr • Pandan 100gr • Kemangi 100gr • Cabe rawit 100gr • Kunyit 100 gr • Bawang Putih 100gr • Aquadestilata 1 lt • Decomposer BSA (mikro organisme pengurai) 1-2 cc • Gula pasir 2 sendok makan. Cara Pembuatan : • Semua bahan di blender dan di tambah 1lt air suling • Masukkan ke dalam botol yang steril • Tambahkan gula pasir 2 sdm • Tambahkan Decomposer BSA 1-2 cc • Tutup dan biarkan 1 minggu supaya terjadi fermentasi • Kemudian di saring. • Siap dipergunakan Pengaplikasian /dosis pemakaian: • 60 cc untuk 1 lt air • Disemprotkan ke tanaman yang terkena hama pada daun dan batangnya • 1 minggu 1 kali • Pencairan 1lt harus habis 1kali pemakaian. Untuk tanaman padi, hama yang terkenal menyerang tanaman padi adalah HAMA KRESEK, HAMA PENGGEREK BATANG, HAMA WERENG. Masyarakat Paguyuban Petani Organik
Purwakarta untuk mengatasi ini mereka membuat bakteri CORYNE BACTERIUM dengan cara merebus AIR KENTANG sebanyak 20 liter ditambah GULA dan DECOMPOSER BSA. Bakteri “ Coryne bacterium” dapat melawan “Xanthomonas campestris pv oryzae “ (bakteri penyebab penyakit kresek). Bakteri Coryne ini mempunyai sifat “Pathogen”, dapat menekan serangan , dan mengurangi kerusakan lebih dari 80%. Untuk menumpas hama penggerek batang yang diperlukan adalah bakteri Tryclogramma spp(agen hayati parasitoid). Dan untuk jamur tumbuhan di pakai bakteri Trychoderma sp. Sedangkan untuk menekan populasi hama wereng batang coklat laba-laba dan kumbang dibiarkan hidup untuk menjaga keseimbangan ekosistem. TEH KOMPOS BISA DIPAKAI SEBAGAI PESTISIDA ORGANIK Perekayasa dari Lab. Remediasi Lingkungan, Balai Teknologi Lingkungan, BPPT, Ir. Dominikus H. Akhadi mengatakan, teh kompos bermanfaat selain sebagai sumber nutrisi, juga bisa dipakai sebagai pestisida alami untuk membrantas hama, kutu dan beberapa penyakit tanaman. “Dengan menggunakan teh kompos ini bisa didapatkan produk pertanian yang sifatnya organik, karena tidak lagi digunakan pestisida buatan dan pupuk dari pabrik, sehingga hasil pertaniannya sangat aman bagi manusia dan lingkungan karena tidak lagi menimbulkan pencemaran,” kata Dominikus di Pameran Teknologi Memperingati HUT BPPT Ke -29 di Jakarta, Jumat (24/8). Dominikus menjelaskan, teh kompos adalah cairan yang berasal dari leaching (air rembesan) dari kompos, bukan hanya mengandung nutrisi buat tanaman tapi juga kaya akan mikroba yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman dan juga bisa berfungsi sebagai pestisida alami. Kelebihan teh kompos tersebut adalah kandungan mikrobanya, kalau kompos ekstrak ditujukan hanya ke arah nutrisinya, pada teh kompos selain nutrisinya, juga unsur pupuk dan mikrobanya sangat bermanfaat. “Jadi pada ekstrak kompos tujuan utamanya adalah kandungan nutrisi yang bisa didapatkan dari leaching ketika proses pengomposan, sementara pada teh kompos yang tumbuh adalah mikroba yang bermanfaat karena sistemnya dibuat sedemikian rupa sehingga hanya mikroba aerobik (yang membutuhkan oksigen) yang nantinya berguna dan tumbuh,” ungkapnya. Menurut dia, pembuatan teh kompos sangat mudah, diibaratkan seperti menyeduh teh kantong, namun ada hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan dan pemanfaatannya yaitu bahan pembuat teh kompos yang berkualitas, suplai oksigen yang cukup diperlukan untuk merangsang pertumbuhan mikroba aerobik, dan produk akan berdaya guna tinggi jika pemakaian kurang dari 24 jam setelah diproduksi. (T. Gs/id/b) Usir Pengganggu dengan Bahan Alam Tanaman itu ibarat manusia. Ia bisa hidup sehat alias subur, bisa juga sakit akibat terserang penyakit. Banyak penyakit pada tanaman. Salah satunya adalah ulat. Si ulat merupakan bagian dari biang keladi pengrusak tanaman. Bagaimana menghindarinya? Kehadiran si ulat dan teman-temannya memang membawa kerisauan sendiri bagi pemilik tanaman jenis hortikultura. Mahkluk kecil pengacau ini bisa jadi merusak tampilan dan kesehatan tanaman, sehingga tak sedikit yang menggunakan alternatif semprotan racun pestisida untuk melindungi tanaman dari hama, penyakit, dan binatang. Saat ini, penggunaan pestisida berbahan dasar zat kimia sudah mulai banyak ditinggalkan karena sudah banyak diketahui bahwa memakai bahan kimia itu bisa membahayakan, apalagi dengan takaran yang berlebihan. Kesuburan tanah jadi berkurang, serta pestisida kimia berbentuk cair itu bisa meresap di permukaan daun atau buah. Bahkan serangga-serangga
pemakan ulat dan telur, ikut pula binasa. Untuk mencegah pengaruh itu, sebaiknya menggunakan bahan alami yang tidak berbahaya. Bentuk ini adalah pemberantasan hama yang ramah lingkungan. “Pestisida alami itu adalah bahan-bahan yang berasal dari alam. Ia memanfaatkan jenis tumbuhan yang memiliki kelebihan mengusir hama, penyakit, dan binatang. MIMBA PESTISIDA NABATI RAMAH LINGKUNGAN Pestisida Organik Sampai saat ini pestisida kimia masih merupakan satu-satunya senjata pamungkas petani untuk pengendalian OPT di lahan pertanian, karena mudah didapat, tidak repot, dan hasilnya segera dapat dilihat. Penggunaan pestisida oleh petani cenderung sangat berlebihan, sehingga berdampak negatif terhadap konsumen maupun ekosistem pertanian. Salah satu cara alternatif untuk mengurangi pencemaran lingkungan adalah dengan penggunaan pestisida nabati. Prinsip penggunaan pestisida nabati tersebut hanya untuk mengurangi, dan bukan untuk meninggalkan pemakaian pestisida kimia, karena efektivitasnya juga masih di bawah pestisida kimia. Indonesia memiliki flora yang sangat beragam, mengandung cukup banyak jenis tumbuhtumbuhan yang merupakan sumber bahan insektisida yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian hama. Lebih dari 1500 jenis tumbuhan di dunia telah dilaporkan dapat berpengaruh buruk terhadap serangga. Di Indonesia terdapat 50 famili tumbuhan penghasil racun. Famili tumbuhan yang dianggap merupakan sumber potensial insektisida nabati adalah Meliaceae, Annonaceae, Asteraceae, Piperaceae dan Rutaceae. Bahan Baku Pestisida Organik Aman dan Ramah Lingkungan Pestisida Organik ini dikenal juga dengan pestisida nabati atau pestisida organik. Merupakan bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal dari tumbuhan yang bisa digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan. Pestisida nabati ini bisa berfungsi sebagai penolak, penarik, antifertilitas (pemandul), pembunuh, dan bentuk lainnya. Secara umum, pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya dari tumbuhan yang relatif mudah dibuat dengan kemampuan dan pengetahuan terbatas. Karena terbuat dari bahan alami atau nabati, maka jenis pestisida ini bersifat mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan, karena residu (sisa-sisa zat) mudah hilang. Indonesia ada banyak jenis tumbuhan penghasil pestisida nabati. Bahan dasar pestisida alami ini bisa ditemui di beberapa jenis tanaman, dimana zat yang terkandung di masing-masing tanaman memiliki fungsi berbeda ketika berperan sebagai pestisida. Dalam fisiologi tanaman, ada beberapa jenis tanaman yang berpotensi jadi bahan pestisida. Apa saja tanaman itu? 1. Kelompok tumbuhan insektisida nabati. Merupakan kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama insekta. Bengkoang, serai, sirsak, dan srikaya diyakini bisa menanggulangi serangan serangga. 2. Kelompok tumbuhan antraktan atau pemikat. Di dalam tumbuhan ini ada suatu bahan kimia yang menyerupai sex pheromon pada serangga betina dan bertugas menarik serangga jantan,
khususnya hama lalat buah dari jenis Bactrocera dorsalis. Tumbuhan yang bisa diambil manfaatnya, daun wangi (kemangi), dan selasih. 3. Kelompok tumbuhan rodentisida nabati, kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama rodentia. Tumbuh-tumbuhan ini terbagi jadi dua jenis, yaitu sebagai penekan kelahiran dan penekan populasi, yaitu meracuninya. Tumbuhan yang termasuk kelompok penekan kelahiran umumnya mengandung steroid. Sedangkan yang tergolong penekan populasi biasanya mengandung alkaloid. Jenis tumbuhan yang sering digunakan sebagai rodentisida nabati adalah gadung racun. 4. Kelompok tumbuhan moluskisida adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama moluska. Beberapa tanaman menimbulkan pengaruh moluskisida. Diantaranya daun sembung dan akar tuba. 5. Satu lagi, kelompok tumbuhan pestisida serba guna, dimana kelebihan kelompok ini tak hanya berfungsi untuk satu jenis. Misalnya insektisida saja, tapi juga berfungsi sebagai fungisida, bakterisida, moluskisida, dan nematisida. Tumbuhan yang bisa dimanfaatkan dari kelompok ini, yaitu jambu mete, lada, tembakau, dan cengkeh Ramuan Insektisida Organik Serba Guna Bahan : 1. Air cucian beras (leri0 sebanyak 1 liter. 2. Alkohol 10 sendok makan atau dapat diganti dengan 2 butir ragi. 3. Cuka 10 sendok makan. 4. Gula pasir 1kg 5. Perasan umbi gadung 10 sendok makan. 6. Bakteri 10 sendok makan. 7. Daun klekeh, daun sirih, daun kecubung, daun mahoni, daun sirsak masing-masing satu genggam dan ditumbuk halus. Pembuatan 1. Seluruh bahan dicampur dan diaduk menjadi satu dan didiamkan selama 3 hari 2. Bahan siap digunakan dengan cara mencampurkan air sebanyak 10-15liter untuk 1 gelas 3. Sebelum digunakan tambahkan larutan air tumbukan bawang putih atau cabai. Ramuan Mengatasi Ulat Bahan : 1. Daun gamal 1 kg 2. Air 5 liter 3. Tembakau 2 ½ gram Cara Pembuatan 1. Daun gamal ditumbuk sampai halus dan dimasak dengan 5 liter air, lalu dinginkan. 2. Tambahkan tembakau sambil diaduk-aduk. 3. Didiamkan selama satu malam. 4. Air sarinya siap digunakan dengan perbandingan ¼ liter untuk 10 liter air. Ramuan Pengendali Kupu-kupu dan Ngengat Bahan: 1. Bawang putih atau bawang merah 1 kg 2. Air secukupnya Ramuan Pengendali Ulat, Wereng dan Jamur Bahan : 1. Lengkuas/laos 1 kg 2. Jahe 1 kg 3. Kunyit/kunir 1 kg
4. Umbi gadung 1 kg 5. Akar jenu/tuba 1 kg Cara pembuatan 1. Seluruh bahan ditumbuk atau diparut 2. Peras airnya dan dicampur satu sama lainnya 3. Bahan disimpan dalam botol selama 1 minggu dan siap digunakan 4. Satu sendok bahan dapat dicampur dengan 1 liter air Ramuan Pemberantas Keriting Pada Cabai Bahan 1. Abu dapur 2 kg 2. Tembakau ¼ kg 3. Bubuk belerang 3 ons Cara Pembuatan 1. Semua bahan dilarutkan kedalam air selama 3 – 5 hari 2. Bahan siap digunakan dengan mencampurkan air 10 liter untuk 1 gelas Fungsida organik untuk Memberantas Jamur Bahan 1. Lengkuas/laos 1 kg 2. Kunyit/kunir 1kg 3. Jahe 1 kg Cara Pembuatan 1. Ketiga bahan ditumbuk atau diparut 2. Ambil sarinya dengan cara diperas 3. Bahan siap digunakan untuk 2 sendok makan dicampur dengan air 10 – 15 liter Pembuatan Pestisida Alami Penggunaan pestisida kimia memang berbahaya bagi Manusia. Kita sering merasa waswas bila anak kita akan bisa menjangkaunya. Nah, semoga artikel tentang pembuatan pestisida alami ini dapat membantu memecahkan Persoalan Anda (petani) dalam melindungi kebun (lahan pertanian) sekaligus keluarga. Mimba (Azadiracta indica) Cara pembuatannya dapat dilakukan dengan mengambil 2 genggam bijinya, kemudian ditumbuk. Campur dengan 1 liter air, kemudian diaduk sampai rata. Biarkan selama 12 jam, kemudian disaring. Bahan saringan tersebut merupakan bahan aktif yang penggunaannya harus ditambah dengan air sebagai pengencer. Cara lainnya adalah dengan menggunakan daunnya sebanyak 1 kg yang direbus dengan 5 liter air. Rebusan ini diamkan selama 12 jam, kemudian saring. Air saringannya merupakan bahan pestisida alami yang dapat digunakan sebagai pengendali berbagai hama tanaman. Tembakau (Nicotium tabacum) Tembakau diambil batang atau daunnya untuk digunakan sebagai bahan pestisida alami. Caranya rendam batang atau daun tembakau selama 3 - 4 hari, atau bisa juga dengan direbus selama 15 menit. Kemudian biarkan dingin lalu saring.Air hasil saringan ini bisa digunakan untuk mengusir berbagai jenis hama tanaman. Tuba, Jenu (Derriseleptica) Bahan yang digunakan bisa dari akar dan kulit kayu. Caranya dengan menumbuk bahan tersebut sampai betul-betul hancur. Kemudian campur dengan air untuk dibuat ekstrak. Campur setiap 6 (enam) sendok makan ekstrak tersebut dengan 3 liter air. Campuran ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman.
Temu-temuan (Temu Hitam, Kencur, Kunyit) Bahan diambil dari rimpangnya, yang kemudian ditumbuk halus dengan dicampur urine (air kencing) sapi. Campuran ini diencerkan dengan air dengan perbandingan 1 : 2 - 6 liter. Gunakan untuk mengendalikan berbagai jenis serangga penyerang tanaman. Kucai (Allium schonaoresum) Kalau menggunakan kucai, cara meramunya adalah dengan menyeduhnya, yang kemudian didinginkan. Kemudian saring. Air saringannya ini mampu untuk memberantas hama yang biasanya menyerang tanaman mentimun. Bunga Camomil (Chamaemelum spp) Bunga yang sudah kering diseduh, kemudian dinginkan dan saring. Gunakan air saringan tersebut untuk mencegah damping off atau penyakit rebah. Bawang Putih (Allium sativum) Bawang putih, begitu juga dengan bawang bombai dan cabai, digiling, tambahkan air sedikit, dan kemudian diamkan sekitar 1 jam. Lalu berikan 1 sendok makan deterjen, aduk sampai rata, dan kemudian ditutup. Simpan di tempat yang dingin selama 7 - 10 hari. Bila ingin menggunakannya, campur ekstrak tersebut dengan air. Campuran ini berguna untuk membasmi berbagai hama tanaman, khususnya hortikultura. Abu Kayu Abu sisa bakaran kayu ditaburkan di sekeliling perakaran tanaman bawang bombay, kol atau lobak dengan tujuan untuk mengendalikan root maggot. Abu kayu ini bisa juga untuk mengendalikan serangan siput dan ulat grayak. Caranya, taburkan di sekeliling parit tanaman. Mint (Menta spp) Daun mint dicampur dengan cabai, bawang daun dan tembakau. Kemudian giling sampai halus untuk diambil ekstraknya. Ekstrak ini dicampur dengan air secukupnya. Dari ekstrak tersebut bisa digunakan untuk memberantas berbagai hama yang menyerang tanaman. Kembang Kenikir (Tagetes spp) Ambil daunnya 2 genggam, kemudian campur dengan 3 siung bawang putih, 2 cabai kecil dan 3 bawang bombay. Dari ketiga bahan tersebut dimasak dengan air lalu didinginkan. Kemudian tambahkan 4 - 5 bagian air, aduk kemudian saring. Air saringan tersebut dapat digunakan untuk membasmi berbagai hama tanaman. Cabai Merah (Capsium annum) Cara pembuatannya dengan mengeringkan cabai yang basah dulu. Kemudian giling sampai menjadi tepung. Tepung cabai tersebut kalau dicampur dengan air dapat digunakan untuk membasmi hama tanaman. Sedudu Sedudu (sejenis tanaman patah tulang) diambil getahnya. Getah ini bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan berbagai hama tanaman. Kemanggi (Ocimum sanetu) Cara pembuatannya: kumpulkan daun kemangi segar, kemudian keringkan. Setelah kering, baru direbus sampai mendidih, lalu didinginkan dan disaring. Hasil saringan ini bisa digunakan sebagai pestisida alami.
Dringgo (Acarus calamus) Akar dringgo dihancurkan sampai halus (menjadi tepung), kemudian dicampur dengan air secukupnya. Campuran antara tepung dan air tersebut dapat digunakan sebagai bahan pembasmi serangga. Tembelekan (Lantara camara) daun dan cabang tembelekan dikeringkan lalu dibakar. Abunya dicampur air dan dipercikkan ke tanaman yang terserang hama, baik yang berupa kumbang maupun pengerek daun. Rumput Mala (Artimista vulgaris) Caranya bakar tangkai yang kering dari rumput tersebut. Kemudian manfaatkan asap ini untuk mengendalikan hama yang menyerang suatu tanaman. Tomat (Lycopersicum eskulentum) Gunakan batang dan daun tomat, dan dididihkan. Kemudian biarkan dingin lalu saring. Air dari saringan ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai hama tanaman. Gamal (Gliricidia sepium) Daun dan batang gamal ditumbuk, beri sedikit air lalu ambil ekstraknya. Ekstrak daun segar ini dan batang gamal ini dapat digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman, khususnya jenis serangga. Bunga Mentega (Nerium indicum) Gunakan daun dan kulit kayu mentega dan rendamlah dalam air biasa selama kurang lebih 1 jam, kemudian disaring. Dari hasil saringan tadi dapat digunakan untuk mengusir semut. Pengendalian Hama Alami / Obat Hayati Bahan: 1. Daun Sengon Jowo 2. Daun Suren 3. Daun Ketepeng Kebo / Maloka 4. Daun Ligundi 5. Daun Pucung 6. Daun Batang Umbi Kecubung 7. Buah / Umbi Gading 8. Akar Jenu Cara Pembuatan: Semua bahan ditumbuk halus lalu direndam air atau difermentasi selama 2 hari, setelah 2 hari bahan dapat dipakai. Penggunaan: 30 kg daun-daunan + 8 buah kecubung + 5 kg umbi gadung + 1 kg akar jenu + air secukupnya. Tempatnya yaitu dengan menggunakan drum aspal. Fungisida dari Alam / Fungisida Nabati Bahan: 1. Lengkuas 1 kg 2. Kunyit 1 kg 3. Jahe 1 kg 4. Alkohol 100 cc Cara Pembuatan: Semua bahan diparut /dihaluskan lalu diperas diambil airnya dan disaring. Kemudian masukkan ke dalam jerigen dan ditambahkan alkohol. Setelah itu lalu difermentasi selama 12 jam.
Kegunaan: Untuk pengendalian jamur pada tanaman, buah-buahan dengan aturan pemakaian 2 sendok makan ditambah 14 liter air (1 tangki), dengan pemakaian seminggu 2 kali. Daun-daun Mujarab Bahan: 1. Kumis Kucing 2. Mangkokan 3. Sirsat 4. Ginseng 5. Biji Bunga Matahari 6. Ketepeng Kebo 7. Sampang 8. Buah Pace 9. Johar 10. Awar-awar 11. Jenu / Tuba 12. Lerak (buahnya) 13. Mindi 14. Senggugu 15. Brotowali 16. Mahoni 17. Umbo 18. Umbi Gadung 19. Pepaya 20. Kapur / Gamping 10 kg 21. Garam 1 kg 22. Pupuk Kandang 1 zak 23. Kunyit / Kunir 1 kg 24. Belerang secukupnya Cara pembuatan: 1. Semua bahan direndam + 25 liter air di drum + garam, pupuk kandang, dan kapur. Kemudian ditutup rapat selama 1 minggu. 2. Kunyit diparut, kemudian diperas dalam ember ditambah air secukupnya. 3. Campurkan cara 1 dan 2 dengan perbandingan 2:1 Cara penggunaan: 1 + 5 liter air disemprotkan pada tanaman padi yang sedang berbunga untuk mengusir walang sangit. Fungsi: 1. Untuk menghalau hama tikus, wereng, walang sangit, budag kacanag, dna ulat. 2. Untuk mengendalikan hama ulat bisa ditambahkan belerang dicampur gamping direbus dengan air 1 liter dampai larut. 3. Mencegah penyalit busuk pisang dengan cara merendam dalam larutan pisang selama 1 malam. 4. Bahan sisa atau ampasnya bisa digunakan sebagai pupuk organik. 5. untuk mengusir hama walang sangit, penyemprotan dilakukan pada saat tanaman padi sedang berbunga dan diulang beberapa kali jika diperlukan. Rodentisida / Umpan Tikus Bahan:
1. Katul / Dedak 10 kg 2. Ikan asin / remukannya 0, 5 kg 3. Kemiri 1 ons 4. Ubi Gadung 2 kg 5. Kulit Batang Semboja 1 kg 6. Air secukupnya Pembuatan: Semua bahan dihaluskan, dijadikan satu diaduk-aduk (diuleni) dengan ditambah air sedikit demi sedikit, kemudian dibuat kelereng. Setelah itu dijemur hingga kering. Bila tidak digunakan bahan disimpan dengan ditutup rapat agar tidak menguap. Kegunaan: Sebagai umpan tikus yang akan menyebabkan tikus mati atau menjadi mandul. Rodentisida ini aman bagi lingkungan. Pestisida dari Kulit kemboja Bahan: 1. Kulit batang kemboja 1 kg 2. Air 3 liter 3. Drum (tempat untuk merendam) Cara Pembuatan: Kulit batang semboja dihaluskan dengan cara ditumbuk lalu direndam dengan air dalam drum selama 24 jam (lebih lama lebih baik). Setelah itu disaring, air saringan ini merupakan pestisida alami. Kegunaan: Air rendaman sebanyak 1 gelas ditambah dengan 10 liter air semprotkan pada tanaman. Daun-daun Mujarab Bahan: 1. Kleresede 2. Ketepeng Kebo 3. Koro pahit 4. Johar 5. Kenikir Londo 6. Mahoni 7. Brotowali 8. Belerang ¼ kg 9. Gamping ½ kg Cara Pembuatan: Semua bahan daun-daunan dicampur dengan gamping dan belerang kemudian direndam di dalam drum yang ditutup rapat selama 7 hari. Setelah diaduk secukupnya kemudian disaring hingga diperoleh cairan yang dapat disemprotkan. Penggunaan ramuan obat 1 bagian dicampur dengan air 1 bagian. Fungsi: 1. Untuk mengendalikan hama walang sangit 2. Untuk mengendalikan hama-hama pada tanaman. Ulat Brayak Cara pembasmian: 1. Daun sengon disebarkan secara merata di sawah 2. Abu kayu ditaburkan di sekeliling parit 3. 100 gram biji mahoni + 500 lembar daun jarak direbus dengan air 1 liter hingga mendidih. Setelah itu ditambahkan 50 gram tembakau, aduk rata hingga dingin. Cara penggunaannya yaitu 2 cc + 1 liter air disemprotkan 4. 100 gram bawang putih + 0, 5 liter air + 2 sendok makan minyak mineral dihaluskan dan
direndam selama 24 jam. Kemudian disaring dan dicampur dengan larutan sabun 0, 5 liter. Berbagai Serangga Cara pembasmian: 1. Bawang-bawangan, yaitu dari tanaman bawang dibuat bubur dan dicampur dengan air kemudian difermentasi. 2. Daun kenikir 2 genggam + 3 bawang putih + 2 cabe rawit + 2-3 bawang bombay direbus, kemudian didinginkan. Tambahkan 4-5 bagian air, aduk, kemudian saring. 3. Tembelekan, yaitu dari daun dan cabangnya dikeringkan kemudian dibakar dan ditambah air. Setelah itu disaring dan disemprotkan. 4. Bawang putih dan bawang bombay dihaluskan dan ditambah air kemudian didiamkan selama 1 jam. Tambahkan 1 sendok makan deterjen lalu simpan di tempat yang dingin selama 1 minggu. 5. Haluskan 1 kg daun, bunga, dan biji kecubung. Kemudian rendam air 10 liter + 2 sendok makan minyak tanah + 50 gram sabun selama 3 jam. Setelah itu kemudian disaring dan disemprotkan. 6. Daun pepaya segar 1 kg dihancurkan. Setelah itu direndam air 10 liter + 2 sendok makan minyak tanah + sabun selama 2 jam, baru kemudian disaring. 7. Bubur hama, yaitu dari berbagai jenis serangga hama sebanyak 1 ons diblender dan ditambah air, kemudian disaring. Perbandingannya yaitu 5 cc : 10 liter air disemprotkan. 8. Daun kemangi direbus lalu disaring 9. Akar dringo ditambah air dan tepung 10. Cabe merah dikeringkan dan digiling, ditambah tepung dan air, kemudian disaring. Walang Sangit Cara pembasmian: 1. Damen / sekam dibakar dan ditambah belerang. 2. Daun pucung / kluwek, daun dan kulitnya ditumbuk dan direndam selama 24 jam. Setelah itu disaring lalu disemprotkan. 3. Daun sirih + daun jarak + puntung rokok dengan perbandingan 1:1:1 dihaluskan kemudian ditambah air dan disaring. Cara penggunaannya yaitu 3 cc + 1 liter air kemudian disemprotkan. 4. 100 daun sirsat + 15 daun dringo + belerang dihaluskan dan ditambah 1 liter air. Setelah itu diperas dan disaring, baru kemudian disemprotkan. 5. Bunga kenanga 1 genggam + ¼ kg gadung parut + 2 ibu jari belerang + 1 liter air dihaluskan kemudian disaring dan disemprotkan. 6. Minyak wangi + deterjen + air dicampur kemudian disemprotkan. 7. Batang laus dibalik, ditaruh di pinggir petak dengan jarak 5 meter. Yuyu Kangkang Cara pembasmian: • Burus dikupas hatinya dan ditumbuk halus dengan ditambahkan air, kemudian dimasukkan ke lubang yuyu. • Sente dicacah ke sawah yang terserang yuyu. • Pepaya tua keras dipotong kecil-kecil kemudian ditabur pada lubang yuyu. Tungro Bahan: • Garam dapur 1 kg • Abu 15 kg Cara penggunaan: Ditaburkan ke sawah dalam keadaan macak-macak dan pematang. Jangan sampai bocor. Tikus Cara pembasmian:
1. Daging biji karet direbus ½ matang, kemudian setelah kering dijadikan umpan. 2. Nasi aking direndam dan ditambah tepung gadung selama 1 malam, kemudian ditambah lagi dengan ikan asin. 3. Gadung diiris dan dijemur, kemudian ditambahkan tepung dan ikan asin. 4. 1 semen + 2 bekatul + 2 beras + 1 ikan asin dicampur di dalam bumbung. 5. Jengkol diiris kemudian disebar di lahan dalam keadaan kerig jengkolnya. 6. Kopra diiris kecil-kecil kemudian disebar di pematang sawah. 7. 2 kg gadung parut + 20 daging karet ditumbuk kasar + ikan asin. Nematoda Sista Kuning (NSK) Bahan: • Ekstrak daun Mindi • Kirinyuh Cara pembuatan: Semua bahan digerus @ 100 gram + 2, 5 kg tanah, kemudian disebarka di lahan. Fungsi: Untuk mematikan larva instar Karat Daun Kopi Bahan: Ekstrak biji mahoni dengan konsentrasi 0, 1 – 0, 2% Fungsi: Mengatasi cendawan (hemeleia vasttatrix) Pupuk Organik Alami : Pupuk KCL Cair Bahan: 1. Air 2. Sabut kelapa secukupnya 3. Drum (diperlukan untuk merendam bahan) Cara pembuatan: Masukkan sabut kelapa ke dalam drum sampai setengahnya. Setelah drum diisi sabut kelapa berilah air sampai penuh. Tutuplah rapat-rapat dengan plastik. Biarkan drum tertutup selama 2 minggu. Setelah air berubah menjadi berwarna hitam pertanda air sudah melarutkan kandungan KCL pada sabut kelapa. Air tersebut sudah siap digunakan, jika airnya sudah habis dapat ditambah air sehingga air berwarna jernih. Cara penggunaan: Disemprotkan atau disiramkan pada tanaman. Fungsi: Batang dan akar tanaman akan menjadi kuat, biji akan lebih berisi dan berwarna cerah. Untuk buah akan berwarna harum dan rasanya manis. EM 4 / Mikroorganisme Nabati Bahan: 1. Sari buah yang terbuat dari buah apa saja yang sudah tua atau masak (nanas atau jeruk atau mangga) 2. Tetes / legen / nira kelapa / gula pasir yang diencerkan seperti tetes Cara Pembuatan: Buah yang sudah tua dan masak diblender atau dihancurkan sampai halus, kemudian diambil air buahnya dengan cara disaring, lalu air sari buah ini dicampur dengan tetes. Perbandingannya adalah 1:1 (1 liter air sari buah dicampur dengan 1 liter tetes). Cara penggunaannya: 1 sendok makan cairan mikro organisme nabati dicampur dengan air 1 liter lalu disemprotkan pada: - Pembuatan Kompos / Bokashi - Tanaman padi, palawija ataupun sayuran
Fungsi: Cairan mikroorganisme nabati ini berfungsi sebagai makanan mikro organisme yang ada di dalam tanah, sehingga tanah menjadi gembur. Perangsang Buah I Bahan: 1. EM 4 1 liter 2. Kuning telur ayam kampung 3 butir Cara Pembuatan: Bahan dicampur lalu dikocok sampai rata, kemudian difermentasi selama 24 jam. Aturan penggunaan: Setiap akan digunakan, kocok 1 sendok makan ditambah 5 liter air, lalu disemprotkan. Fungsi 1. Merangsang pertumbuhan bunga calon buah / biji 2. Membuat buah beraroma dan manis rasanya 3. Membuat biji menjadi bernas / mentes. Perangsang Buah II Bahan: 1. Susu segar mentah 1 liter 2. Kuning telur ayam kampung 3 butir Cara Pembuatan: Bahan dicampur lalu dikocok sampai rata, kemudian difermentasi selama 24 jam. Aturan penggunaan: Setiap akan digunakan, kocok 1 sendok makan ditambah 5 liter air, lalu disemprotkan. Fungsi: 1. Merangsang pertumbuhan bunga calon buah / biji. 2. Membuat buah beraroma dan manis rasanya. 3. Membuat biji menjadi bernas / mentes. Pupuk Daun / Buah Bahan: 1. Kuning telur ayam kampung 3 butir 2. Gula jawa ¼ kg 3. Susu murni segar ½ gelas Cara Pembuatan: Semua bahan dicampur dan diaduk secara merata kemudian ditambahkan 30 liter air. Kegunaan: Hasil dari komposisi disemprotkan pada tanaman hingga merata. EM 4 / Mikroorganisme Nabati (dari batang pisang) Bahan: 1. Batang / pelepah pisang 1 kg 2. Tetes tebu / legen 1 kg 3. Tempayan keramik Cara Pembuatan: Batang / pelepah pisang diparut atau dipotong-potong lembut (jangan dicincang). Lalu dicampur dengan ¾ tetes tebu atau legen. Masukkan ke dalam tempayan sampai padat, kemudian tambahkan sisa tetes / legen ke tempayan hingga merata. Tutup rapat dan simpan di tempat yang sejuk dan jauh dari sinar matahari selama 2 minggu. Penggunaan: Sebagai pupuk daun dengan perbandingan 1 cc EM 4 : 1000 cc air dengan cara disemprotkan. PUPUK Organik :
Nitrogen Sumber: • Azzola • Tumbuhan kacang-kacangan • Jerami (daun hijau) • Kotoran hewan / manusia Fungsi: • Menghijaukan daun • Membuat bentuk akar, daun dan batang menjadi muda Phospat Sumber: • Ampas tebu • Kotoran hewan / manusia • Sampah organik • Kompos • Azzola • Abu dapur Fungsi: • Memperkuat akar dan batang • Memacu bunga agar cepat berbuah • Menjadikan rasa buah lebih manis Kalium Sumber: • Pelepah / batang pisang • Kotoran ayam • Urine kambing, kelinci, dan manusia • Abu kayu • Sampah organik, misalnya kulit pisang, umbi-umbian, dan lain-lain Fungsi: • Memperkuat akar dan batang • Memacu bunga agar cepat berbuah atau mengeluarkan biji • Membuat biji / bulir menjadi bernas • Menjadikan rasa buah atau umbi lebih manis Urine (Pupuk Cair) Bahan: • 100 liter urine • 300 cc tetes tebu / air gula jawa / air gula pasir • 0, 5 kg temu ireng dalam bentuk serbuk / ekstrak • 0, 5 kg lawak dalam bentuk serbuk / ekstrak • 0, 5 kg laos dalam bentuk serbuk / ekstrak • 0, 5 kg kunyit dalam bentuk serbuk / ekstrak Cara pembuatan: Semua bahan dicampur dan difermentasi selama 21 hari Kegunaan: 5-10 cc / 2 sendok makan + 15 liter air, pada daun dengan cara disemprotkan, pada akar dengan cara disiramkan / dikocor. Urine Kelinci: Perbandingannya 1 : 13 liter air, kemudian disiramkan / dikocor pada tanaman. Bokashi Bahan: 1. Kotoran ayam / sapi / kambing 500 kg
2. Sekam padi / gergajian kayu 500 kg 3. Bekatul 20 kg 4. Abu dapur / abu sekam padi 30 kg 5. Gula pasir 15 ons 6. EM4 / mikroorganisme nabati secukupnya 7. Air secukupnya Cara pembuatan: Semua bahan dicampur jadi satu dan diaduk supaya merata sambil dibasahi dengan air yang dicampur gula pasir dengan mikroorganisme nabati, sehingga bahan menjadi lembab. Tutup dengan plastik / tenda agar bokashi mengalami fermentasi. Proses fermentasi sangat membutuhkan air, udara, dan panas. Proses fermentasi ini normal terjadi dalam jangka waktu selama 14-21 hari dengan suhu 40-50°C (dijaga kestabilannya). Bila melebihi dari 50°C tenda dibuka dan bahan diaduk-aduk hingga panas stabil lalu ditutup kembali. Lebih baik setiap 5 jam bahan dibuka untuk mengetahui suhunya. Bila kurang panas, atau kurang dari 40°C disemprot dengan air yang dicampur gula dan mikroorganisme nabati. Begitu seterusnya sehingga bahan bokashi tidak berbau kotoran dan kalau dipegang sudah tidak panas lagi, artinya bahan ini sudah dapat digunakan. Cara penggunaan: Untuk tanaman padi, palawija, sayuran dan tanaman hias sebagai pupuk dengan dosis 1-1, 5 ton / Ha. Andaikan tanahnya terlalu liat dapat ditingkatkan menjadi 2 ton / Ha. Pupuk Daun Bahan: • Urine kelinci 5 liter • Terasi 10 gram • Jahe 1 ons • Kunyit 1 kg • Susu 1 liter • Gula jawa 1 kg Cara pembuatan: Semua bahan dicampur dan disaring, kemudian difermentasikan selama 10 hari. Setelah itu selama 2 hari berikutnya tiap 2 jam dibuka. 2 hari berikunya tiap 2 jam dibuka. 3 hari berikutnya 2 jam dibuka. Pupuk Bunga Bahan: • Nanas 2 buah • Gula jawa 1 kg • Air 5 liter Cara pembuatan: Semua bahan dimasak dengan suhu api sedang, kemudian didiamkan hingga dingin. Lalu masukkan ke dalam jerigen dan difermentasikan.
Budidaya Singkong BIO P2000Z
Alhamdulillah, seorang peneliti dari Samarinda bernama Prof. Dr Ristono MS, Mantan Dosen Di Universitas Mulawarman, telah berhasil menemukan Varietas Singkong Super tadi. Singkong Temuannya umbinya berukuran Super Besar Dibanding Singkong Pada Umumnya. Lihat saja sendiri Umbinya Bisa Mencapai 50 Kg/pohon. Kalau singkong Biasa berat umbi Maksimal Seberat 3 Kg/pohon, sangat jauh berbeda bukan. Makanya singkong ini kemudian dikenal dengan nama singkong gajah. Disamping super besar, Singkong Gajah Juga lebih enak rasanya dan lebih Tahan Terhadap Serangan Hama. Singkong Gajah rasanya lebih gurih dan tekstur umbi lebih lunak jika dibandingkan dengan singkong biasa. Cuma kalau mau digoreng utuh kayaknya wajan dirumah anda tidak muat deh. Banyaknya permintaan sigkong baik untuk makanan, makanan ternak serta yang baru-baru ini ada bietanol, berkebun singkong gajah ini layak untuk diusahakan secara profitable. Apalagi bibit Singkong gajah kini sudah banyak menyebar di Indonesia tidak hanya di kalimantan timur saja. Untuk budidaya singkong gajah tidaklah sulit seperti tanam singkong biasa saja. Singkong yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu, adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Syarat Tumbuh Tanaman Singkong Tanaman Singkong tumbuh optimal pada ketinggian antara 10-700m dpl. Tanah yang sesuai adalah tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak liat juga tidak poros. Selain itu kaya akan unsure hara. Jenis tanah yang sesuai adalah tanah alluvial, latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol. Sementara itu pH yang dibutuhkan antara 4,5-8, dan untuk pH idealnya adalah 5,8. Curah hujan yang yang diperlukan antara 1.500 – 2500 mm/tahun. Kelembaban udara optimal untuuk tanaman antara 60%-65%. Suhu udara minimal 10’C. Kebutuhan akan sinar matahari sekitar 10 jam tiap hari. Hidup tanpa naungan. Persiapan Bibit Singkong Ubu kayu paling mudah untuk diperbanyak. Cara yang lazim digunakan adalah perbanyakan dengan cara setek batang dari batang panenan sebelumnya. Setek yang baik diambil dari batang bagian tengah tanaman agar matanya tidak terlalu tua maupun tidak terlalu tua. Batang yang baik berdiameter 2-3 cm.
Pemotongan batang stek dapat dilakukan dengan menggunakan pisau atau sabit yang tajam dan steril. Jangan memakai gergaji untuk memotongnya karena gesekan gergaji akan menimbulkan panas yang akan merusak bagian pangkal dari batang. Potongan batang untuk setek yang baik adala 3-4 ruas mata atau 15-20 cm. Bagian bawah dari batang stek dipotong miring dengan maksud untuk menambah dan memperluas daerah perakaran. Persiapan Lahan Budidaya Singkong Untuk menanam ubi kayu ini tidak begitu sulit. Untuk daerah yang mempunyai curah hujan cukup tinggi ataupun terlalu banyak air, penanaman dilakukan dalam sebuah guludan atau bedeng. Selain itu, dengan menggunakan guludan memudahkan kita dalam pemanenan. Untuk daerah yang mempunyai curah hujan sedikit atau kering, penanaman tidak perlu dilakukan dengan membuat guludan. Penanaman dapat dilakukan pada tanah yang rata. Tanah di cangkul dan di remahkan kemudian diratakan dan pengguludan dapat dilakukan setelah tanaman berumur 2-3 bulan setelah tanam. Pada saat perataan dapat pula disebarkan pupuk kandang atau kompos untuk penambahan unsure hara. Pengolahan tanah yang sempurna diikuti dengan pembuatan guludan yang dibuat searah dengan kontur tanah sebagai upaya pengendalian erosi. Selain itu dengan pembuatan guludan juga dapat memaksimalkan hasil dibandingkan dengan system tanpa olah tanah setelah tanam. Penanaman Ubi Kayu Waktu penanaman yang baik dilakukan pada awal musim kering atau kemarau dengan maksud untuk hasil penanaman dapat dipanen pada awal musim hujan. Batang yang telah dipotong tadi kemudian ditanamkan dalam tanah. Jangan sampai terbalik, tanda yang dapat kita lihat dari arah mata dari tiap ruas batang yang disetek. Arah mata menuju ke atas dibawahnya bekas tangkai daun. Batang setek di tanam agak miring dengan kedalaman 8-12 cm. Pada lahan tanaman yang subur dapat digunakan populasi tanaman 10.000 batang/ha dan untuk lahan yang kurang begitu subur dapat digunakan populasi 14.500 batang/ha. Jarak tanam dengan system monokultur adalah 100 x 50 cm. Untuk system tumpang sari, penanaman dapat menyesuaikan dengan lahan dan tanaman lainnya. Pemeliharaan Tanaman Singkong Tanaman ini termasuk tanaman yang dapat mandiri sehingga, tanaman ini menjadi mudah dalam pemeliharaanya. Penyulaman dapat kita lakukan 2-3 minggu setelah tanam. Bibit penyulaman seharusnya sudah disediakan ketika pengadaan bibit tanaman yang dapat pula ditanam pada pinggir lahan pertanaman. Hal ini untuk membuat tanaman ini seragam dalam pemanennya. Agar tanaman dapat tumbuh baik dan optimal dilakukan dengan pengurangan mata tunas saat awal tunas itu muncul atau 1-1,5 bulan setelah tanam. Sisakan maksimal 2 tunas yang paling baik dan sehat dalam satu tanaman. Penyiangan dilakukan pada umur 2-3 bulan setelah tanam dan menjelang panen. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pemanenan serta mencegah kehilangan hasil panen selain mengendalikan populasi gulma yang tumbuh. Selain itu saat penyiangan dilakukan dengan membumbuni batang tanaman sehingga dapat menjadi guludan. Hama dan penyakit Tanaman Singkong Hama yang sering menyerang tanaman ini biasanya adalah hama tungau merah (Tetranus urticae) dan serangan bakteri layu (Xanthomonas campestis) serta penyakit Hawar Daun (Cassava Bacterial Bligh / CBB)
Panen Singkong Kriteria ubi kayu yang optimal adalah pada saaat kadar pati optimal. Yakni ketika tanaman itu berumur 69 bulan apabila untuk konsumsi. Untuk pembuatan produk seperti tepung sebaiknya ubi kayu dipanen pada umur lebih dari 10 bulan, dan itu juga tergantung akan varietas yang ditanam. Ciri saat panen adalah warna daun menguning dan banya yang rontok. Cara pemanenan dilakukan dengan membuat atau memangkas batang ubi kayu terlebih dahulu dengan tetap meninggalkan batang sekitar 15 cm untuk mempermudah pencabutan. Batang dicabut dengan tangan atau alat pengungkit dari batang kayu atau linggis. Hindari pemakaian cangkul, karena permukaannya yang lebar yang tanpa disadari dapat memotong ubi. Umbi yang baik setelah panen hanya berumur 1-3 hari tergantung penyimpanan. Setelah itu umbi sudah melakukan banyak perombakan kalori. Bahkan, kadang umbi berwarna kebiruan apabila kandungan HCNnya tinggi. Dan munculnya warna ini sangat mempengaruhi kualitas tepung. Singkong alias ketela pohon mungkin sampai saat ini masih identik dengan image kemiskinan. Yaa karena umumnya singkong menjadi tanaman andalan di daerah yang tandus dan kurang air dan menjadi makanan pokok didaerah tandus tadi. Namun kini singkong telah menjadi tanaman yang cukup menguntungkan dengan adanya pemuliaan tanaman singkong oleh para ahli pertanian di Indonesia. Kalau jaman dulu kita kenal ketela mukibat yang umbinya lumayan gede, kini telah muncul singkong super yang diberi nama Singkong Gajah. Budidaya Singkong Gajah. A. SYARAT PERTUMBUHAN 1. IKLIM • Untuk dapat berproduksi optimal, ubikayu memerlukan curah hujan 150- 200 mmpada umur 1-3 bulan, 250-300 mm pada umur 4-7 bulan, dan 100- 150 mm pada fase menjelang dan saat panen (Wargiono, dkk., 2006). • Suhu udara minimal bagi tumbuhnya ketela pohon/singkong sekitar 10 derajat C. Bila suhunya dibawah 10 derajat C menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, menjadi kerdil karena pertumbuhan bunga yang kurang sempurna. • Kelembaban udara optimal untuk tanaman ketela pohon/singkong antara 60 – 65%. • Sinar matahari yang dibutuhkan bagi tanaman ketela pohon / singkong sekitar 10 jam / hari terutama untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya. 2. MEDIA TANAM • Tanah yang paling sesuai untuk ketela pohon / singkong adalah tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta kaya bahan organik. Tanah dengan struktur remah mempunyai tata udara yang baik, unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. • Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ketela pohon / singkong adalah jenis aluvial latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol. • Derajat keasaman (pH) tanah yang sesuai untuk budidaya ketela pohon berkisar antara 4,5 – 8,0 dengan pH ideal 5,8. pada umumnya tanah di Indonesia ber pH rendah (asam), yaitu berkisar 4,0- 5,5, sehingga seringkali dikatakan cukup netral bagi suburnya tanaman ketela pohon. B. PEDOMAN BUDIDAYA a) BIBIT • Gunakan varietas unggul yang mempunyai potensi hasil tinggi, disukaikonsumen, dan sesuai untuk daerah penanaman. Sebaiknya varietas unggul yang dibudidayakan memiliki sifat toleran kekeringan, toleran lahan pH rendah dan/atau tinggi, toleran keracunan Al, dan efektif memanfaatkan hara P yang terikat oleh Al dan Ca. • Ketela pohon berasal dari tanaman induk yang cukup tua (10-12 bulan).
• Ketela pohon harus dengan pertumbuhannya yang normal dan sehat serta seragam • Batang telah berkayu dan berdiameter ± 2,5 cm lurus. • Belum tumbuh tunas-tunas baru b) PENGOLAHAN MEDIA TANAM a. Persiapan, kegiatan yang perlu dilakukan sebelum pengolahan lahan adalah : • Pengukuran pH tanah dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus, pH meter dan atau cairan pH tester. • Penganalisaan jenis tanah pada contoh atau sempel tanah yang akan ditanami untuk mengetahui ketersediaan unsur hara, kandungan bahan organik. • Penetapan jadwal / waktu tanam berkaitan erat dengan saat panen. Hal ini perlu diperhitungkan dengan asumsi waktu tanam bersamaan dengan tanaman lainnya (tumpang sari), sehingga sekaligus dapat memproduksi beberapa variasi tanaman sejenis. • Luas areal penanaman disesuaikan dengan modal dan kebutuhan setiap petani ketela pohon. Pengaturan volume produksi penting juga diperhitungkan karena berkaitan erat dengan perkiraan harga saat panen dan pasar. b. Pembukaan dan Pembersihan Lahan Pembukaan lahan pada intinya merupakan pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar tanaman sebelumnya. Tujuan pembersihan lahan untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit yang mungkin ada. c. Pembentukan Bedengan (Guludan) Bedengan dibuat pada saat lahan sudah 70% dari tahap penyelesaian. Bedengan atau pelarikan dilakukan untuk memudahkan penanaman, sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Pembentukan bedengan ditujukan untuk memudahkan dalam pemeliharaan tanaman, seperti permbersihan tanaman liar maupun sehatnya pertumbuhan tanaman. d. Pengapuran (Bila diperlukan) Untuk menaikan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat asam / tanah gambut, perlu dilakukan pengapuran. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit/kaptan (CaCO3). Dosis yang biasa digunakan adalah 1 – 2,5 ton / hektar. Pengapuran diberikan pada waktu pembajakan atau pada saat pembentukan bedengan kasar bersamaan dengan pemberian pupuk kandang. C. TEKNIK PENANAMAN Penentuan Pola Tanam Pola tanaman harus memperhatikan musim dan curah hujan. Pada lahan tegalan/kering, waktu tanam yang paling baik adalah awal musim hujan atau setelah penanaman padi. Jarak tanam yang digunakan pada pola monokultur adalah 80 x 120 cm. Cara Penanaman Sebelum bibit ditanam disarankan agar bibit direndam terlebih dahulu dengan pupuk Bio P2000Z= POC Phosmit yang telah dicampur dengan air selama 3-4 jam. Setelah itu baru dilakukan penanaman dilahan hal ini sangat bagus untuk pertumbuhan dari bibit. Cara penanaman dilakukan dengan meruncingkan ujung bawah stek ketela pohon, Batang yang telah dipotong tadi kemudian ditanamkan dalam tanah. Jangan sampai terbalik, tanda yang dapat kita lihat dari arah mata dari tiap ruas batang yang disetek. Arah mata menuju ke atas dibawahnya bekas tangkai daun. Batang stek di tanam agak miring dengan kedalaman 8-12 cm. Pada lahan tanaman yang subur dapat digunakan populasi tanaman 10.000 batang/ha dan untuk lahan yang kurang begitu subur dapat digunakan populasi 14.500 batang/ha. Jarak tanam dengan system monokultur adalah 100 x 50 cm. Untuk system tumpang sari, penanaman dapat menyesuaikan dengan lahan dan tanaman lainnya. D. PEMELIHARAAN TANAMAN - Penyulaman Untuk bibit yang mati/abnormal segera dilakukan penyulaman, yakni dengan cara mencabut dan diganti
dengan bibit yang baru/cadangan. Bibit atau tanaman muda yang mati harus diganti atau disulam. Penyulaman dilakukan pada pagi hari atau sore hari, saat cuaca tidak terlalu panas. Penyulaman dapat kita lakukan 2-3 minggu setelah tanam. Bibit penyulaman seharusnya sudah disediakan ketika pengadaan bibit tanaman yang dapat pula ditanam pada pinggir lahan pertanaman. Hal ini untuk membuat tanaman ini seragam dalam pemanennya. Agar tanaman dapat tumbuh baik dan optimal dilakukan dengan pengurangan mata tunas saat awal tunas itu muncul atau 1-1,5 bulan setelah tanam. Sisakan maksimal 2 tunas yang paling baik dan sehat dalam satu tanaman. - Penyiangan Penyiangan bertujuan untuk membuang semua jenis rumput/tanaman liar./ pengganggu (gulma) yang hidup disekitar tanaman. Penyiangan dilakukan pada umur 2-3 bulan setelah tanam dan menjelang panen. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pemanenan serta mencegah kehilangan hasil panen selain mengendalikan populasi gulma yang tumbuh. Selain itu saat penyiangan dilakukan dengan membumbuni batang tanaman sehingga dapat menjadi guludan. Dalam satu musim penanaman minimal dilakukan 2 kali penyiangan. Periode kritis atau periode tanaman harus bebas gangguan gulma adalah antara 5-10 minggu setelah tanam. Bila pengendalian gulma tidak dilakukan selama periode kritis tersebut, produktivitas dapat turun sampai 75% dibandingkan kondisi bebas gulma. -Pembubunan Cara pembubunan dilakukan dengan menggemburkan tanah disekitar tanaman dan setelah dibuat seperti gundukan. Waktu pembubunan bersamaan dengan waktu penyiangan, hal ini dapat menghemat biaya. Apabila tanah sekitar tanaman ketela pohon terkikis karena hujan atau terkena air siraman sehingga perlu dilakukan pembubunan /ditutup dengan tanah agar akan tidak kelihatan. Perempelan / Pemangkasan Pada tanaman ketela pohon perlu dilakukan pemangkasan/pembuangan tunas karena minimal setiap pohon harus mempunyai cabang 2 atau 3, hal ini agar batang pohon tersebut bisa digunakan sebagai bibit lagi dimusim tanam mendatang. . E. PEMUPUKAN Pemupukan Secara Konvensional / Kebiasaan Petani Pemupukan dilakukan dengan system pemupukan berimbang antara N, P, K dengan dosis Urea : 135 kg, TSP/SP36 : 75 kg dan KCL : 135 kg. pupuk tersebut diberikan pada saat tanam dengan dosis N:P:K = 1/3 : 1: 1/3 atau Urea : 50 kg, TSP/SP36 : 75 kg dan KCL : 50 kg (sebagai pupuk dasar) dan pada saat tanaman berumur 2-3 bulan yaitu sisanya dengan dosis N:P:K = 2/3:0:2/3 atau Urea : 85 kg dan KCL : 85 kg. Pemupukan dengan Sistem Teknologi bio perforasi, dapat mengurangi kebutuhan pupuk kimia/anorganik sampai dengan 50% bahkan meniadakannya, adapun cara pemupukannya adalah sebagai berikut : Disarankan saat pengolahan lahan diberikan pupuk kandang pada setiap lubang yang akan ditanami bibit. Kebutuhan 5ton/ha. 3 hari sebelum tanam diberikan 2 liter BIO P2000Z per hektar dengan campuran setiap 1 liter BIO P2000Z dicampur sengan 1liter Phosmit Extra dilarutkan dengan air max 200 liter disemprotkan pada lahan secara merata disarankan disemprotkan pada pupuk kandang/kompos agar fungsi dari pupuk kandang/kompos lebih maksimal. Setelah 3 hari bibit / stek siap ditanam. 5 hari setelah tanam berikan campuran pupuk NPK Organik Ferre soil pada lahan 1 hektar, 1 pohon diberikan sebanyak ± 500 gram dengan cara ditugalkan pada jarak 15 cm dari tanaman dengan kedalaman 10cm. Pemberian BIO P2000Z selanjutnya pada saat tanaman singkong berumur 2 bulan: 2 liter, umur 4 bulan: 2 liter, umur 6 bulan: 2 liter dan 8 bulan: 2 liter. Pemberian pupuk NPK organic Ferre soil selanjutnya pada umur tanaman 60-90 hari dengan dosis ± 500 gram . Asumsi bila 1 hektar lahan ditanam 7.500 pohon berarti 1 pohon diberikan sebanyak ± 500 gram dengan cara ditugalkan pada jarak 15 cm dari tanaman dengan kedalaman 10cm. F. PENGAIRAN DAN PENYIRAMAN Kondisi lahan ketela pohon dari awal tanam sampai umur ± 4-5 bulan hendaknya selalu dalam keadaan
lembab tapi tidak terlalu becek. Pada tanah yang kering perlu dilakukan penyiraman dan pengairan dari sumber air yang terdekat. Pengairan dilakukan pada saat musim kering dengan cara menyiram langsung akan tetapi cara ini dapat merusak tanah. System yang baik digunakan adalah system genangan sehingga air dapat sampai kedaerah perakaran secara resapan. Pengairan dengan system genangan dapat dilakukan dua minggu sekali dan untuk seterusnya diberikan berdasarkan kebutuhan. G. WAKTU PENYEMPROTAN PESTISIDA / INSEKTISIDA Jenis dan dosis pestisida disesuaikan dengan jenis penyakitnya. Penyemprotan pestisida paling baik dilakukan pada pagi hari setelah embun hilang atau pada sore hari. Dosis pestisida disesuaikan dengan serangan hama/penyakit, baca dengan baik penggunaan dosis pada label merk obat yang digunakan. Apabila hama dan penyakit menyerang dengan ganas maka dosis pestisida harus lebih akan tetapi penggunaannya harus hati-hati karena serangga yang menguntungkan dapat ikut mati. PANEN Kriteria ubi kayu yang optimal adalah pada saaat kadar pati optimal. Yakni ketika tanaman itu berumur 69 bulan apabila untuk konsumsi. Untuk pembuatan produk seperti tepung sebaiknya ubi kayu dipanen pada umur lebih dari 10 bulan, dan itu juga tergantung akan varietas yang ditanam. Ciri saat panen adalah warna daun menguning dan banya yang rontok. Cara pemanenan dilakukan dengan membuat atau memangkas batang ubi kayu terlebih dahulu dengan tetap meninggalkan batang sekitar 15 cm untuk mempermudah pencabutan. Batang dicabut dengan tangan atau alat pengungkit dari batang kayu atau linggis. Hindari pemakaian cangkul, karena permukaannya yang lebar yang tanpa disadari dapat memotong ubi. Umbi yang baik setelah panen hanya berumur 1-3 hari tergantung penyimpanan. Setelah itu umbi sudah melakukan banyak perombakan kalori. Bahkan, kadang umbi berwarna kebiruan apabila kandungan HCNnya tinggi. Dan munculnya warna ini sangat mempengaruhi kualitas tepung.
Budidaya Bawang Merah
Bawang merah (Alium cepa) merupakan komoditi sayuran yang sangat dibutuhkan oleh banyak orang baik untuk industry maupun kebutuhan dapur rumah tangga sebagai bumbu masak
penyedap. Sebenarnya budidaya bawang merah tidaklah sulit asalkan mau mengganti pola lama yaitu penggunaan pupuk kimia dan pestisida berlebihan, menjadi budi daya semi organic murah namun produksi tinggi. PT. ALAMI berupaya memberikan bimbingan budi daya bawang merah yang berorientasi pada visi pertanian Sehat, Produktif dan Ramah lingkungan, sehingga hasilnya bias berkompetisi di era perdagangan bebas. A. PRA TANAM 1. Syarat tumbuh Jenis tanah yang dikehendaki oleh bawang merah adalah Alluvial, Glay Humus atau Latosol, tektur tanah sedang sampai liat, ketinggian 0 – 400 m dpl, kelembaban 50 – 70 %, pH 5,6 – 6,5 dan suhu 25 – 320C. Bawang merah dapat tumbuh pada tanah sawah atau tegalan asalkan air selalu tersedia. 2. Pengolahan tanah Tanah di bajak kemudian di garu sampai rata dengan kedalaman 20 cm biarkan sampai beberapa hari, bedengan di buat dengan ukuran lebar 120 – 180 cm di antara bedengan dibuat saluran air (salir) dengan ukuran lebar 40 cm dan kedalaman 50 cm. Usahakan tanah galian diletakkan di bedengan dengan posisi terbalik untuk menghindari rumput tumbuh. 3. Pupuk Dasar Usahakan menggunakan pupuk majemuk N P K S (15-15-15-10) dosis 100 kg/ha dicampur sapai rata pada tanah bedengan. Siram atau semprot BIOP2000Z 200 liter dengan dosis 2 – 3 ltr/ ha biarkan selama 5-7 hari. 4. Pemilihan Bibit Pilih bibit yang baik dan sehat, telah mengalami proses pengeringan dan telah disimpan selama 2-3 bulan,umbi masih ada daun dan terikat. Umbi berukuran 3-4 gram/umbi, bentuk umbi kompak/keras dan kulit tidak terkelupas B. PENANAMAN 1. Jarak Tanam a. Pada musim rendengan(hujan) 20 x 15 cm untuk variets Tiron b. Pada musim kemarau 15 x 15 cm varietas Ilokos,Tadayung dan Bangkok 2. Cara Tanam Umbi bibit terlebih dahu dilepas daun keringnya atau dipotong dengan pisau yang bersih. Pada saat sebelum tanam, celupkan umbi bibit pada larutan BIOP2000Z 200 liter dengan dosis 10 ml atau 1 tutup botol /5 ltr air. Penanaman dilakukan dengan cara membenamkan umbi bibit pada permukaan tanah. Satu lubang ditanam satu umbi bibit. C. PEMELIHARAAN 1. Pembersihan Gulma Pembersihan gulma dilakukan secara manual (di Indramayu disebut rambet/matun) pada saat tanaman berumur7 hari setelah tanam (HST), pada waktu pembersihan gulma lakukan pengambilan telur ulat bawang. Pembersihan gulma kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 25 HST. 2. Pendangiran Lakukan pendangiran yaitu tanah disekitar tanaman didangir dan dibumbum agar perakaran bawang selalu dalam keadaan tertutup tanah. Selain itu jika bedengan sudah rusak harus di per
baiki yaitu memperkuat tepi bedengan dengan lumpur dari dasar saluran. Pendangiran dan pembumbunan di lakukan pada saat tanaman berumur 7 HST , bersamaan dengan pembersihan gulma. Selanjutnya pendangiran dan pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur 25 HST. 3. Pemupukan Dan Aplikasi BIOP2000Z a. Tahap pertama o Setelah bawang merah berumur 13 HST lakukan pemupukan N P K S (15-15-1510) dosis 100kg/ha. Berikan pupuk tersebut di sekitar rumpun. Pada saat pemberian pupuk jangan sampai terkena tanaman. o Setelah tanaman umur 15 HST segera lakukan penyemprotan BIOP2000Z 200 liter dengan dosis 1 ltr /ha atau 6 tutup botol / tangki ukuran 17 ltr air. b. Tahap kedua o Setelah bawang merah berumur 28 HST pemupukan susulan kedua N P K S (1515-15-10) dosis setengah dari pupuk susulan pertama yaitu 50 kg/ha. o Setelah tanaman umur 30 HST penyemprotan BIOP2000Z 200 liter dilakukan dengan dosis 6 tutup botol/ tangki. 4. Pengairan Pada awal pertumbuhan penyiraman dilakukan pagi dan sore. Penyiraman pagi dilakukan sepagi mungkin sekitar jam 05 di saat daun bawang merah ada masih kelihatan basah untuk menghindari hama dan penyakit. Penyiraman sore di hentikan pada saat tanaman daya tumbuhnya sudah mencapai lebih 90%. Tinggi permukaan air pada saluran air (salir) dipertahankan setinggi 20 cm dari permukan bedengan pertanaman bawang merah. Hati hati pengaturan air pada saat musim hujan jangan sampai kebanjiran. D.PEMBENTUKAN UMBI Pembentukan umbi terjadi apabila tanaman bawang merah berumur 30 – 50 HST,pada masa pembentukan umbi yang perlu diperhatikan adalah pengairan, khususnya pada musim kemarau membutuhkan air yang banyak sehingga penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari. E. PEMATANGAN UMBI Pematangan umbi bawang merah pada umur 50 -65 HST. Pada masa pematangan umbi penyiraman cukup sore hari . F. PANEN DAN PASCA PANEN 1. Apabila sebagian daun sudah rebah dan berumur 55-70 HST untuk dataran rendah dan 70-90 HST untuk dataran tinggi, maka bawang siap di panen. Panen dilakukan pagi hari pada saat cuaca cerah dan tanah tidak becek. Pemanenan dilakukan dengan mencabut batang dengan daun-daunnya, selanjutnya 5 – 10 rumpun diikat menjadi satu ikatan yang disebut pocong dan beberapa pocong diikat menjadi satu disebut gedeng ( bahasa jawa). 2. Pasca Panen penjemuran harus menggunakan alas geribig atau anyaman bambu. Pejemuran pertama selama 5–7 hari posisi bagian daun menghadap ke atas, penjemuran ke dua selama 3 – 4 hari dengan posisi umbi mengjadap ke atas. Tanah yang nempel /melekat pada umbi bawang merah harus di bersihkan. Kadar air 85% baru di simpan.
Penyimpanan, ikatan bawang merah digangungkan pada rak-rak bambu, aerasi diatur dengan baik, suhu gudang 26-29o C dan kelembaban 70 – 80 %. 3. G. PENGAMATAN HAMA DAN PENYAKIT 1. Hama ulat bawang S. litura dan S.exigua Trips, mulai menyerang umur 30 HST disebabkan kelembaban disekitar tanaman relatif tinggi dengan suhu rata –rata diatas normal. Daun bawang yang terserang warnanya putih mengkilat seperti perak. Serangan berat terjadi apabila suhu udara di atas normal dengan kelembaban diatas 70%. Pencegahan jika ditemukan adanya gejala seerangan, penyiraman dilakukan pada waktu siang hari dan amati predator kumbang macan. 2. Penyakit bercak ungu atau trotol, disebabkan oleh jamur Alternaria porii melalui umbi atau percikan air dari tanah. Gejala serangan ditandai dengan adanya bintik lingkaran konsentris berwarna ungu atau putih kelabu di daun dan ditepi daun kuning serta mongering ujung-ujungnya. Pencegahan jika ada hujan rintik-rintik atau gerimis segera lakukan penyiraman. 3. Penyakit Antraknose atau Otomatis,disebabkan oleh jamur Colletotricum gloespoodes. Gejala serangan ditandai terbentuknya bercak putih pada daun, selanjutnya terbentuk lekukan yang akan menyebabkan patahnya daun secara serentak ( istilah indramayu otomatis). Pencegahan jika ditemukan tanaman terserang segera di cabut bakar dan musnahkan. Untuk jamur yang ada didalam tanah siram dengan larutan BIOP2000Z 200 liter dengan dosis 1 tutup botol ciremai untuk 5 liter air. 4. Penyakit oleh virus Gejala pertubuhan tenaman kerdil,daun menguning, melengkung ke segala arah dan terkulai serta anakan sedikit. Pencegahan gunakan bibit bebas virus dan pergiliran tanaman selain tanaman bawang,akan lebih baik apabila tanaman kacang-kacangan. BUDIDAYA KELAPA
1.1. Sejarah Singkat Kelapa merupakan tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Palmae. Ada dua pendapat mengenai asal usul kelapa yaitu dari Amerika Selatan menurut D.F. Cook, Van Martius Beccari dan Thor Herjerdahl dan dari Asia atau Indo Pasific. Tanaman kelapa adalah salah satu anggota genus Cocos pertama kali digunakan oleh Vasco da Gama dan daerah asalnya adalah lembah-lembah Andes di Columbia. Para peneliti berkesimpulan kelapa berasal dari kawasan yang sekarang kita kenal Malaysia-Indonesia. Dari kawasan inilah, baik melalui arus laut maupaun perantaraan manusia,kelapa menyebar ke daerah – daerah lain. 1.2. Sentra Penanaman Kelapa banyak terdapat di negara-negara Asia dan Pasifik yang menghasilkan 5.276.000 ton (82%) produksi dunia dengan luas ± 8.875.000 ha (1984) yang meliputi 12 negara, sedangkan sisanya oleh negara di Afrika dan Amerika Selatan. Indonesia merupakan negara perkelapaan terluas (3.334.000 ha tahun 1990) yang tersebar di Riau, Jateng, Jabar, Jatim, Jambi, Aceh, Sumut, Sulut, NTT, Sulteng, Sulsel dan Maluku, tapi produksi dibawah Philipina (2.472.000 ton dengan areal 3.112.000 ha), yaitu sebesar 2.346.000 ton. 1.3. Jenis Tanaman Kelapa (Cocos nucifera) termasuk familia Palmae dibagi tiga bagian: (1) Kelapa dalam dengan varietas viridis (kelapa hijau), rubescens (kelapa merah) Macrocorpu (kelapa kelabu), Sakarina (kelapa manis). (2) Kelapa genjah dengan varietas Eburnea (kelapa gading), varietas regia (kelapa raja), pumila (kelapa puyuh), pretiosa (kelapa raja malabar).
(3) Kelapa hibrida 1.4. Manfaat Tanaman Kelapa dijuluki pohon kehidupan, karena setiap bagian tanaman dapat dimanfaatkan seperti berikut: (1) sabut : keset, sapu, matras, bahan pembuat spring bed. (2) tempurung : charcoal, carbon aktif dan kerajinan tangan. (3) daging buah : kopra, minyak kelapa, coconut cream, santan, kelapa parutan kering. (4) air kelapa : cuka, Nata de Coco. (5) batang kelapa : bahan bangunan untuk kerangka atau atap. (6) daun kelapa : lidi untuk sapu, barang anyaman (dekorasi pesta atau Mayang). (7) nira kelapa : gula merah (kelapa). II. SYARAT-SYARAT TUMBUH 2.1. Iklim Kelapa tumbuh baik pada daerah dengan curah hujan antara 1300-2300 mm/tahun, bahkan sampai 3800 mm atau lebih, sepanjang tanah mempunyai drainase yang baik. (1). Kelapa menyukai sinar matahari dengan lama penyinaran minimum 120 jam/bulan sebagai sumber energi fotosintesis. (2). Kelapa sangat peka pada suhu rendah dan tumbuh paling baik pada suhu 20-27 derajat C. Pada suhu 15 derajat C, akan terjadi perubahan fisiologis tanaman kelapa. (3). Kelapa tumbuh baik pada rH bulanan rata-rata 70-80% minimum 65% rH udara sangat rendah, tetapi bila tanaman rH terlalu tinggi menimbulkan hama dan penyakit. 2.2. Media Tanam (1). Tanaman kelapa tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti alluvial,laterit,vulkanis, berpasir, tanah liat, ataupun tanah berbatu, tetapi paling baik pada endapan aluvial. (2). Kelapa dapat tumbuh subur pada pH 5-8, optimum pada pH 5.5-6,5. Pada tanah dengan pH diatas 7.5 dan tidak terdapat keseimbangan unsur hara, sering menunjukkan gejala-gejala defisiensi besi dan mangan. (3). Kelapa membutuhkan air tanah pada kondisi tersedia yaitu bila kandungan air tanah sama dengan persediaan air ditambah curah hujan selama 1 bulan atau sama dengan potensi evapotranspirasi, maka air tanah cukup tersedia. Keseimbangan air tanah dipengaruhi oleh sifat fisik tanah terutama kandungan bahan organik dan keadaan penutup tanah. Jeluk atau kedalaman tanah yang dikehendaki minimal 80-100 cm. (4) Tanaman kelapa membutuhkan lahan yang datar (0-3%). Pada lahan yang tingkat kemiringannya tinggi (3-50%) harus dibuat teras untuk mencegah kerusakan tanah akibat erosi, mempertahankan kesuburan tanah dan memperbaiki tanah. 2.3. Ketinggian Tempat Tanaman kelapa tumbuh baik didaerah dataran rendah dengan Ketinggian yang optimal 0-450 m dpl. Pada ketinggian 450-1000 m dpl waktu berbuah terlambat, dan kadar minyaknya rendah. III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA 3.1. Pembibitan 3.1.1. Persyaratan Benih Syarat pohon induk adalah berumur 20-40 tahun, produksi tinggi (80-120 butir/pohon/tahun) terus menerus dengan kadar kopra tinggi (25 kg/pohon/tahun), batangnya kuat dan lurus dengan mahkota berbentuk sperical (berbentuk bola) atau semisperical, daun dan tangkainya kuat, bebas dari gangguan hama dan penyakit. Ciri buah yang matang untuk benih, yaitu umur ± 12 bulan, 4/5 bagian kulit berwarna coklat, bentuk bulat dan agak lonjong, sabut tidak luka, tidak mengandung hama penyakit, panjang buah 22-25 cm, lebar buah 17-22 cm, buah licin dan mulus, air buah cukup, apabila digoncang terdengar suara nyaring.
3.1.2. Penyiapan Benih. Seleksi benih sesuai persyaratan, istirahatkan benih selama ± 1 bulan dalam gudang dengan kondisi udara segar dan kering, tidak bocor, tidak langsung terkena sinar matahari dan suhu udara dalam gudang 25-27 derajat C dan dilakukan dengan menumpuk buah secara piramidal tunggal setinggi 1 meter dan diamati secara rutin. 3.1.3. Teknik Penyemaian Benih 1. Pembibitan di bedengan (1). Syarat lokasi persemaian: topografi datar, drainase baik, dekat sumber air dengan jumlah Ju cukup banyak, dekat lokasi penanaman. (2). Persiapan bedengan dengan polybag. Olah tanah sampai gembur sedalam 30-40 cm,dengan bentuk bedengan dengan lebar 2 m tinggi 25 panjang tergantung lahan dengan jarak antar bedengan 60-80 m. Untuk polybag, terbuat dari poliprophylene berwarna hitam dengan ukuran 50x40cm dan tebal 0.2 mm,bagian bawah berlubang diameter 0.5 cm dengan jarak antara lubang 7,5cm sebanyak 48 buah untuk aerasi,drainase dan selanjutnya diisi dengan tanah top soil halus (bila tanah berat harus dicampur pasir 2:1). (3). Pendederan, dengan menyayat benih selebar ± 5 cm pada tonjolan sabut sebelah tangkai berhadapan sisi terlebar dengan alat yang tajam dan jangan diulang. (4). Tanam benih dalam tanah sedalam 2/3 bagian dengan sayatan menghadap keatas dan mikrofil ke timur. (5). Penanaman dengan posisi segitiga bersinggungan. Setiap satu meter persegi dapat di isi30 - 35 benih atau 25.000 butir untuk areal 1 hektar. - Lama pembibitan 5-7 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 24.000/ha. - Lama pembibitan 7-9 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 17.000/ha. - Lama pembibitan 9-11 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 1.000/ha. (6). Bila disemai di bedengan, maka setelah benih berkecambah (panjang tunas 3-4 cm) perlu dipindahkan ke polybag. (7). Persemaian di polybag berlangsung selama 6-12 bulan, berdaun ± 6 helai dan tinggi 90-100 cm. Persemaian bibit dalam polybag 2.Pembibitan Kitri (1). Syarat tempat: tanah datar, terbuka, dekat sumber air, dekat arel pertanaman,cukup subur dan mudah diawasi (2). Cara membuat bedengan: - Tanah diolah sedalam 30-40 cm, dibersihkan dari gulma/batuan dan digemburkan. - Bentuk bedengan berukuran 6 x 2 x 0.2 meter dengan jarak antar bedengan 80 cm. (3). Mengajir: Mengajir sesuai dengan jarak tanam bibit yaitu 60 x 60 x 60 cm. (4). Menanam kecambah: - Menanam kecambah sesuai dengan besarnya benih. - Menanam kecambah dalam lubang dengan tertanam sampai pangkal pemula. 3.1.4. Pemeliharaan Penyemaian Pemeliharaan saat pendederan, meliputi: (1). Penyiraman, dilakukan dengan menggunakan gembor atau springkel pada dua hari I 5 liter/m2/hari, tiap pagi dan sore, dan Selanjutnya 6 liter/m2/hari. Untuk mengetahui cukup tidaknya penyiraman, maka setelah 2 jam pada bagian sayatan ditekan dengan ibu jari, apabila keluar air maka penyiraman telah cukup. (2). Pembersihan rumput-rumputan untuk mencegah adanya inang hama dan dan penyakit.
Pemeliharaan pada saat pembibitan, yaitu: (1). Penyiraman, dilakukan sampai jenuh, selanjutnya dapat disiram dengan gembor, selang atau spingkel pada pagi dan sore hari. Kebutuhan penyiraman per polybag per hari, tergantung pada umur bibit. (2). Proteksi, dengan pemberian insektisida atau fungisida dengan dosis rata-rata 2 cc/liter dan disemprotkan pada tanaman sampai basah dan merata. (3). Penyiangan gulma, dilakukan setiap satu bulan sekali, dengan mekanis maupun herbisida. (4). Pemupukan, yaitu Nitrogen, Phosphat, Kalium dan Magnesium yang dilakukan setiap bulan sekali dengan mencampurakannya kedalam tanah polybag setebal 3 cm. (5). Seleksi bibit, meliputi: memisahkan tanaman yang kerdil, terkena penyakit,hama dan dilakukan terus menerus dengan interval 1 bulan setelah bibit berumur 1 bulan Syarat-syarat bibit yang baik. 3.1.5. Pemindahan Bibit Pemindahan bibit sebaiknya saat musim hujan, dengan cara: (a). Bibit kitri; dipindahkan dalam bentuk bibit cabutan yang dibongkar dari persemaian bibit. Umur bibit sewaktu pemindahan telah mencapai 9-12 bulan. (b).Bibit polybag; dipindahkan pada umur 9-12 bulan. Dua sampai tiga hari sebelum sebelum dipindahkan akar yang keluar dari polybag harus dipotong. 3.2. Pengolahan Media Tanam 3.2.1.Persiapan Persiapan yang diperlukan adalah persiapan pengolahan tanah dan pelaksanaan survai. Tujuannya untuk mengetahui jenis tanaman, kemiringan tanah, keadaan tanah, menentukan kebutuhan tenaga kerja, bahan paralatan dan biaya yang diperlukan. 3.2.2. Pembukaan Lahan. Lahan berupa hutan. Kegiatan yang dilakukan meliputi: (a) Penebasan semak dan dikumpulkan, dikeringkan dan dibakar. (b) Penebangan pohon, dengan tinggi penebangan tergantung besarnya pohon. (c) Lahan tanaman kelapa tua. Pohon kelapa tua ditebang pada leher akar. Apabila memungkinkan batang kelapa dapat dijual sebagai bahan bangunan. 1. Areal alang-alang. Tindakan yang dilakukan dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu: (1). Alang-alang tinggi > 80 cm - Babat alang-alang menjadi ± 20 cm, selanjutnya dibiarkan agar tumbuh kembali sampai 30-40 cm. - Semprot dengan herbisida yang mengandung bahan aktif glyphosate (Round up) sebanyak 5liter, 2,4 diamine,dan Dowpon. Pengguanan Round up untuk tiap hektar diperlukan. - Setelah dua minggu, lakukan penyemprotan koreksi dengan cara spot spraying menggunakan round up sebanyak 0.5 liter per hektar. (2).LahanbekasPertanian pertanian Tidak perlu pembukaan lahan lagi, dan dapat langsung dilakukan dengan tindakan-tindakan pengajiran, pembuatan lubang tanam, penanaman legume dan tindakan lain yang diperlukan selanjutnya. 3.2.3.Pembentukan Bedengan Bedengan dibuat melingkar lokasi dengan diameter 200 cm untuk mencegah hujan masuk ke leher batang tanaman bibit. 3.2.4.Pengapuran Pengapuran dilakukan apabila tanah mempunyai keasaman yang tinggi. Pengapuran dilakukan pada tanah sampai pH 6-8.
3.2.5.Pemupukan Pemupukan menggunakan pupuk TSP sebanyak 300 gram untuk tiap lubang (lokasi yang ditanami) dengan cara dicampurkan pada tanah top soil yang berada di sebelah utara lubang, kemudian memasukkan tanah tersebut dalam lubang. Atau diganti dengan 3liter Bio P2000Z + Phosmit + NPK Organik Ferresoil dosis 500-1000gram/pohon per 3bulan disesuaikan dengan kondisi lahan. 3.3. Teknik Penanaman 3.3.1.PenentuanPolaTanam Sistem tanam yang baik yaitu sistem tanam segi tiga karena pemanfatan lahan dan pengambilan sinar matahari akan maksimal. Jarak tanam 9 x 9 x 9 meter, dengan pola ini jumlah tanaman akan lebih banyak 15% dari sistem bujur sangkar. 3.3.2. Pembuatan Lubang Tanam Pembuatan lubang tanam dilakukan paling lambat 1-2 bulan sebelum penanaman untuk menghilangkan keasaman tanah, dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm sampai dengan 100 x 100 x 100 cm. Pembuatan lubang pada lahan miring (>20o) dilakukan dengan pembuatan teras individu selebar 1.25 m ke arah lereng diatasnya dan 1 m ke arah lereng di bawahnya. Teras dibuat miring 10 derajat ke arah dalam. 3.3.3. Cara Penanaman Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, setelah hujan turun secara teratur dan cukup untuk membasahi tanah; waktu penanaman adalah pada bulan setelah curah hujan pada bulan sebelumnya mencapai 200 mm. Adapun cara penanaman adalah sebagai berikut: (1). Top soil dicampur dengan pupuk phospat 300 gram per lubang dan dimasukkan ke lubang tanam.Polybag dipotong melingkar pada bagian bawah, dimasukkan ke lubang tanam, dan dibuat irisan sampai ke ujung, bekas polybag selanjutnya digantungkan pada ajir untuk meyakinkan bahwa polybag sudah dikeluarkan dari lubang tanam. Arah penanaman harus sama. (2). Kebutuhan bibit 1 ha, apabila jarak tanam 9 x 9x 9 m , segitiga sama sisi, adalah 143 batang dan bibit cadangan yang harus disediakan untuk sulaman 17 batangj, sehingga jumlah bibit yang harus disediakan 160 batang. 3.4. Pemeliharaan Tanaman 3.4.1. Penjarangan dan Penyulaman Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang tumbuh kerdil terserang hama dan penyakit berat dan mati, dilakukan pada musim hujan setelah tanaman sebelumnya didongkel dan dibakar pada musim kemarau. Kebutuhan tanaman tergantung pada iklim dan intensitas pemeliharaan biasanya untuk 143 batang/Ha 17 batang. 3.4.2. Penyiangan Penyiangan dilakukan pada piringan selebar 1 meter pada tahun, tahun kedua 1,5 meter, dan ketiga 2 meter. Caranya menggunakan koret atau parang yang diayunkan ke arah dalam, memotong gulma sampai batas permukaan tanah dengan interval penyiangan 4 minggu sekali (musim hujan) atau 6 minggu-2 bulan sekali (musim kemarau). 3.4.3. Perempalan Dilakukan terhadap daun dan penutup bunga yang telah kering (berwarna coklat), dengan cara memanjat pohon kelapa ataupun dibiarkan sampai jatuh sendiri. 3.4.5. Pemupukan. Pemupukan dilakukan apabila tanah tidak dapat memenuhi unsur hara yang dibutuhkan a) Pada umur 1 bulan diberi 100 gram urea/pohon menyebar pada jarak 15 cm dari pangkal batang.
b) Selanjutnya 2kali setahun yaitu pada bulan April/mei (akhir musim hujan) dan bulan Oktober/Nopember (awal musim hujan). 3.4.6.PengairandanPenyiraman Penyiraman dilakukan pada musim kemarau untuk mencegah kekeringan dilakukan dua atau tiga hari sekali pada waktu sore. Caranya dengan mengalirkan air melalui parit-parit di sekitarbedengan atau dengan penyiraman langsung. 3.4.7.WaktuPenyemprotanPestisida Dilakukan setiap 20 hari dengan mengggunakan Sevin 85 WP, Basudin 10 gram, Bayrusil 25 EC dengan kosenttrasi 0.4% setiap 10 hari atau 0.6% setiap 20 hari. 3.5. Analisis daun Analisis daun sangat bermanfaat untuk menentukan jenis dan dosis pupuk yang diperlukan. Tahap tahap pengambilan contoh daun kelapa untuk dianalisis adalah sebagai berikut : 1. Contoh daun diambil dari tiap tiap blok yang berisi tanaman kelapa yang produktif. 2. Tiap tiap contoh daun diambil dari +25 pohon ( mewakili blok yang bersangkutan). 3. Dari setiap helai anak daun yang terkumpul diambil daun sepanjang +10 cm pada bagian tengahnya,dengan membuang tulang daun. 4. Potongan helaian daun tersebut dibersihkan dengan kapas secara hati hati untuk menghilangkan kotoran yang melekat. 5. Salah satu jaringan ( sebelah kanan atau kiri ) setelah kering dikirimkan untuk dianalisis. 6. Contoh daun yang telah dikeringkan dan dikirim untuk analisis beratnya 50 gram percontoh. 7. Pengiriman contoh daun untuk dianalisis dilaboratorium harus disertai label. 8. Contoh daun sebaiknya diambil 3 bulan sebelum pemupukan 9. Untuk pengeringan contoh daun untuk dianalisis dilakukan pada hari pengambilan contoh Menurunnya minat petani untuk membudidayakan komoditi kelapa sebenarnya merugikan secara nasional, karena tanaman kelapa mempunyai kesesuaian syarat tumbuh hampir di seluruh wilayah Indonesia. PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT 1. Golongan Coleoptera Hama golongan ini yang paling banyak menyerang adalah Oryctes rhinoceros . Cara mengendalikan dengan membuat trap/ jebakan berupa kotak-kotak yang diisi sampah dan secara preventif dikendalikan dengan dengan menggunakan musuh alaminya yaitu tikus, tupai, ayam , bebek , dan burung hantu. 2. Golongan Lepidoptera Species yang sering menyerang adalah Tiratabha rufivena yang larvarnya memakan bunga kelapa, dan Acritocera negligens yang mengebor tangkai bunga yang belum membuka dan memakan isinya. 3. Golongan Hemiptera Jenis yang menghisap cairan daun sehingga daun mati adalah jenis homoptera (Gareng pong= Jawa). Jenis lain yang menghisap cairan buah adalah Heteroptera, sehingga buah menjadi rontok sebelum matang. 4. Penyakit yang juga mungkin menyerang adalah: Busuk tunas atau pucuk yang disebabkan oleh jamur Phytophthora palmivora dan penyakit Lingkar merah pada daun yang disebabkan cacing / belut tanah Rhadinaphelencus cocophilus. Kedua macam penyakit ini
hanya dengan eradikasi atau pemusnahan tanaman yang terkena serangan. PEMANENAN Untuk kelapa jenis dalam, umur berbuah setelah 8-10 tahun, dan umur bisa mencapai 60 - 100 tahun dengan produksi yang diharapkan adalah kopra. Untuk kelapa jenis genjah berbuah setelah umur 3 - 4 tahun dan berbuah maksimal pada saat umur 9 - 10 tahun, dan bisa mencapai umur 30 - 40 tahun kurang bagus untuk kopra karena daging buahnya yang lunak. Panen buah kelapa dilakukan menurut kebutuhannya. Jika kelapa yang diinginkan dalam keadaan kelapa masih muda kira-kira umur buah 7 -8 bulan dari bunganya. Jika ingin mengambil buah tua untuk santan atau kopra dipanen di saat umur sudah mencapai 12-14 bulan dari berbunga atau jika sudah tidak lagi terdengar suara air di dalam buahnya. PASCA PENEN Pengolahan buah kelapa yang tua pada akhir-akhir ini mulai mengarah pada pemanfaatan minyak kelapa murni atau virgin coconut oil yang mampu meningkatkan nilai jual dari produk kelapa, ataupun masih dalam bentuk nira ( legen =Jawa) untuk keperluan industri gula kelapa, nata de coco, asam cuka, produk minuman dan substrat,serta alkohol yang juga mampu meningkatkan nilai jual dari produk kelapa. Gula kelapa : kandungan sukrosa yang dominan di antara kandungan bahan kimia non air lainnya menjadikan nira sebagai sumber gula yang sangat potensil. Nata de coco : Adalah bahan olahan nira kelapa berbentuk gel, tekstur kenyal seperti kolang kaling, yang proses fermentasinya dibantu oleh mikrorganisme Acetobacter xylium. Asam cuka : dikenal sebagai penegas rasa, warna dan juga sebagai bahan pengawet karena membatasi pertumbuhan bakteri. Produk minuman: Dapat dibuat minuman segar non alcohol maupun alkohol dalam kadar rendah (tuak) ataupun dalam kadar tinggi (arak). Substrat : Yaitu bahan nutrient yang dipergunakan untuk menumbuhkan mikroba. Substrat ini sangat diperlukan bagi pekerjaan di lab bioteknologi.
BUDIDAYA KARET ( Mikroba Google)
Tanaman karet merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menduduki posisi cukup penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia, sehingga memiliki prospek yang cerah. Oleh sebab itu upaya peningkatan produktifitas usahatani karet terus dilakukan terutama dalam bidang teknologi budidayanya. Karet adalah tanaman perkebunan tahunan berupa pohon batang lurus. Pohon karet pertama kali hanya tumbuh di Brasil, Amerika Selatan, namun setelah percobaan berkali-kali oleh Henry Wickham, pohon ini berhasil dikembangkan di Asia Tenggara, di mana sekarang ini tanaman ini banyak dikembangkan sehingga sampai sekarang Asia merupakan sumber karet alami. Di Indonesia, Malaysia dan Singapura tanaman karet mulai dicoba dibudidayakan pada tahun 1876. Tanaman karet pertama di Indonesia ditanam di Kebun Raya Bogor. Indonesia pernah menguasai produksi karet dunia, namun saat ini posisi Indonesia didesak oleh dua negara tetangga Malaysia dan Thailand. Lebih dari setengah karet yang digunakan sekarang ini adalah sintetik, tetapi beberapa juta ton karet alami masih diproduksi setiap tahun, dan masih merupakan bahan penting bagi beberapa industri termasuk otomotif dan militer Tanaman karet ( Hevea brasilliensis Muell Arg ) adalah tanaman getah-getahan. Dinamakan demikian karena golongan ini mempunyai jaringan tanaman yang banyak mengandung getah ( lateks ) dan getah tersebut mengalir keluar apabila jaringan tanaman terlukai Tanaman karet berupa pohon dengan ketinggian bisa mencapai 15 m sampai 25 m. Batang tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi keatas. Batang tersebut berbentuk silindris atau bulat, kulit kayunya halus, rata-rata berwarna pucat hingga kecoklatan, sedikit bergabus. Botani Tanaman Menurut Nazaruddin dan Paimin (1998) klasifikasi botani tanaman karet adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Hevea Spesies : Hevea braziliensis Muell. Arg. Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Panjang tangkai daun utama 3-20cm. Panjang tangkai anak daun sekitar 3-10cm dan pada ujungnya terdapat kelenjar. Biasanya ada tiga anak daun yang terdapat pada sehelai daun karet. Anak daun berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung meruncing, tepinya rata dan gundul. Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar, tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 meter. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi diatas. Dibeberapa kebun karet ada beberapa kecondongan arah tumbuh tanamanya agak miring kearah utara. Batang tanaman ini mengandung getah yang dikenal dengan nama lateks. Sesuai dengan sifat dikotilnya, akar tanaman karet merupakan akar tunggang. Akar ini mampu menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar. Sistem perakaran yang bercabang pada setiap akar utamanya. Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah. Jadi jumlah biji biasanya ada tiga kadang enam sesuai dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar dengan kulit keras. Warnaya coklat kehitaman dengan bercak-bercak berpola yang khas. Bunga pada tajuk dengan membentuk mahkota bunga pada setiap bagian bunga yang tumbuh. Bunga berwarna putih, rontok bila sudah membuahi, beserta tangkainya. Bunga terdiri dari serbuk sari dan putik. Syarat Tumbuh Tanaman Karet Iklim Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zone antara 150 LS dan 150 LU. Diluar itu pertumbuhan tanaman karet agak terhambat sehingga memulai produksinya juga terlambat. Suhu yang dibutuhkan untuk tanaman karet 25° C sampai 35 ° C dengan suhu optimal rata-rata 28° C. Dalam sehari tanaman karet membutuhkan intensitas matahari yang cukup antara 5 sampai 7 jam. Curah Hujan Tanaman karet memerlukan curah hujan optimal antara 2.500 mm sampai 4.000 mm/tahun,dengan hari hujan berkisar antara 100 sd. 150 HH/tahun. Namun demikian, jika sering hujan pada pagi hari, produksi akan berkurang. Ketinggi Tempat Pada dasarnya tanaman karet tumbuh optimal pada dataran rendah dengan ketinggian 200 m dari permukaan laut. Ketinggian > 600 m dari permukaan laut tidak cocok untuk tumbuh tanaman karet. Angin Angin juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman karet. Angin yang kencang dapat mengakibatkan kerusakan tanaman karet yang berasal dari klon-klon tertentu dalam berbagai jenis tanah, baik pada tanah latosol, podsolik merah kuning, vulkanis bahkan pada tanah gambut sekalipun. Kecepatan angin yang terlalu kencang pada umumnya kurang baik untuk penanaman karet Untuk lahan kering/darat tidak susah dalam mensiasati penanaman karet, akan tetapi untuk lahan lebak perlu adanya trik-trik khusus untuk mensiasati hal tersebut. Trik-trik tersebut antara lain dengan pembuatan petakpetak guludan tanam, jarak tanam dalam barisan agar lebih diperapat. Metode ini dipakai berguna untuk memecah terpaan angin.
Tanah Lahan kering untuk pertumbuhan tanaman karet pada umumnya lebih mempersyaratkan sifat fisik tanah dibandingkan dengan sifat kimianya. Hal ini disebabkan perlakuan kimia tanah agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet dapat dilaksanakan dengan lebih mudah dibandingkan dengan perbaikan sifat fisiknya. Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet baik tanah vulkanis muda dan tua, bahkan pada tanah gambut < 2 m. Tanah vulkanis mempunyai sifat fisika yang cukup baik terutama struktur,btekstur, sulum, kedalaman air tanah, aerasi dan drainasenya, tetapi sifat kimianya secara umum kurang baik karena kandungan haranya rendah. Tanah alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanya terutama drainase dan aerasenya kurang baik. Reaksi tanah berkisar antara pH 3, 0 – pH 8,0 tetapi tidak sesuai pada pH < 3,0 dan > pH 8,0. Sifat-sifat tanah yang cocok untuk tanaman karet pada umumnya antara lain : - Sulum tanah sampai 100 cm, tidak terdapat batu-batuan dan lapisan cadas - Tekstur tanah remah, poreus dan dapat menahan air - Struktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasir - Kandungan hara NPK cukup dan tidak kekurangan unsur hara mikro - Reaksi tanah dengan pH 4,5 – pH 6,5 - Kemiringan tanah < 16% dan - Permukaan air tanah < 100 cm PEMELIHARAAN TANAMAN KARET Pemeliharaan yang umum dilakukan pada perkebunan tanaman karet meliputi pengendalian gulma, pemupukan dan pemberantasan penyakit tanaman. Pengendalian Gulma Areal pertanaman karet, baik tanaman belum menghasilkan (TBM) maupun tanaman sudah menghasilkan (TM) harus bebas dari gulma seperti alang alang,Mekania, Eupatorium, dll sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Program Pemupukan Selain pupuk dasar yang telah diberikan pada saat penanaman, program pemupukan secara berkelanjutan pada tanaman karet harus dilakukan dengan dosis yang seimbang minimal dua kali pemberian dalam setahun. Jadwal pemupukan pada semeseter I yakni pada Januari/Februari dan pada semester II yaitu Juli/Agustus. Seminggu sebelum pemupukan, gawangan lebih dahulu digaru dan piringan tanaman dibersihkan. Pemberian SP-36 biasanya dilakukan dua minggu lebih dahulu dari Urea dan KCl. Sementara itu untuk tanaman kacangan penutup tanah, diberikan pupuk RP sebanyak 200 kg/ha, yang pemberiannya dapat dilanjutkan sampai dengan tahun ke-2 (TBM-2) apabila pertumbuhannya kurang baik ( versi pupuk kimia). dapat diganti dengan full organik yaitu menggunakan Mikroba Google dengan NPK Organik Ferresoil 5001000gram/pohon +2liter BIO P2000Z Perkebunan + 2liter PHOSMIT Extra dengan aplikasi 3-4 kali pertahun disesuaikan dengan kondisi lahan, bila ada tanaman tumpang sari mengikuti dosis aplikasi tumpang sari aplikasi per 10-15hari. Pemberantasan Penyakit Tanaman Penyakit karet sering menimbulkan kerugian ekonomis di perkebunan karet. Kerugian yang ditimbulkannya tidak hanya berupa kehilangan hasil akibat kerusakan tanaman, tetapi juga biaya yang dikeluarkan dalam upaya pengendaliannya. Oleh karena itu langkah-langkah pengendalian secara terpadu dan efisien guna memperkecil kerugian akibat penyakit tersebut perlu dilakukan. Lebih 25 jenis penyakit menimbulkan kerusakan di perkebunan karet. Penyakit tersebut dapat digolongkan berdasarkan nilai kerugian ekonomis yang ditimbulkannya. Penyakit tanaman karet yang umum ditemukan pada
perkebunan adalah : a. Jamur Akar Putih (Rigidoporus microporus) Penyakit akar putih disebabkan oleh jamur Rigidoporus microporus (Rigidoporus lignosus). Penyakit ini mengakibatkan kerusakan pada akar tanaman. Gejala pada daun terlihat pucat kuning dan tepi atau ujung daun terlipat ke dalam. Kemudian daun gugur dan ujung ranting menjadi mati. Ada kalanya terbentuk daun muda, atau bunga dan buah lebih awal. Pada perakaran tanaman sakit tampak benangbenang jamur berwarna putih dan agak tebal (rizomorf). Jamur kadang-kadang membentuk badan buah mirip topi berwarna jingga kekuning-kuningan pada pangkal akar tanaman. Pada serangan berat, akar tanaman menjadi busuk sehingga tanaman mudah tumbang dan mati. Kematian tanaman sering merambat pada tanaman tetangganya. Penularan jamur biasanya berlangsung melalui kontak akar tanaman sehat ke tunggultunggul, sisa akar tanaman atau perakaran tanaman sakit. Penyakit akar putih sering dijumpai pada tanaman karet umur 15 tahun terutama pada pertanaman yang bersemak, banyak tunggul atau sisa akar tanaman dan pada tanah gembur atau berpasir. Pengobatan tanaman sakit sebaiknya dilakukan pada waktu serangan dini untuk mendapatkan keberhasilan pengobatan dan mengurangi resiko kematian tanaman. Bila pengobatan dilakukan pada waktu serangan lanjut maka keberhasilan pengobatan hanya mencapai di bawah 80%. Cara penggunaan dan jenis fungisida anjuran yang dianjurkan adalah : Pengolesan : Calixin CP, Fomac 2, Ingro Pasta 20 PA dan Shell CP. Penyiraman: Alto 100 SL, Anvil 50 SC, Bayfidan 250 EC, Bayleton 250 EC, Calixin 750 EC, Sumiate 12,5 WP dan Vectra 100 SC. Penaburan : Anjap P, Biotri P, Bayfidan 3 G, Belerang, Triko SP+ b. Kekeringan Alur Sadap (Tapping Panel Dryness, Brown Bast) Penyakit kekeringan alur sadap mengakibatkan kekeringan alur sadap sehingga tidak mengalirkan lateks, namun penyakit ini tidak mematikan tanaman. Penyakit ini disebabkan oleh penyadapan yang terlalu sering, terlebih jika disertai dengan penggunaan bahan perangsang lateks ethepon. Adanya kekeringan alur sadap mula-mula ditandai dengan tidak mengalirnya lateks pada sebagian alur sadap. Kemu-dian dalam beberapa minggu saja kese-luruhan alur sadap ini kering tidak me-ngeluarkan lateks. Bagian yang kering akan berubah warnanya menjadi cokelat karena pada bagian ini terbentuk gum (blendok). Kekeringan kulit tersebut dapat meluas ke kulit lainnya yang seumur, tetapi tidak meluas dari kulit perawan ke kulit pulihan atau sebaliknya. Gejala lain yang ditimbulkan penyakit ini adalah terjadinya pecah-pecah pada kulit dan pembengkakan atau tonjolan pada batang tanaman. Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan: Menghindari penyadapan yang terlalu sering dan mengurangi pemakaian Ethepon terutama pada klon yang rentan terhadap kering alur sadap yaitu BPM 1, PB 235, PB 260, PB 330, PR 261 dan RRIC 100. Bila terjadi penurunan kadar karet kering yang terus menerus pada lateks yang dipungut serta peningkatan jumlah pohon yang terkena kering alur sadap sampai 10% pada seluruh areal, maka penyadapan diturunkan intensitasnya dari 1/2S d/2 menjadi 1/2S d/3 atau 1/2S d/4, dan penggunaan Ethepon dikurangi atau dihentikan untuk mencegah agar pohon-pohon lainnya tidak mengalami kering alur sadap. Pengerokan kulit yang kering sampai batas 3-4 mm dari kambium dengan memakai pisau sadap atau alat pengerok. Kulit yang dikerok dioles dengan bahan perangsang pertumbuhan kulit NoBB atau Antico F-96 sekali satu bulan dengan 3 ulangan. Pengolesan NoBB harus diikuti dengan penyemprotan pestisida Matador 25 EC pada bagian yang dioles sekali seminggu untuk mencegah masuknya kumbang penggerek. Penyadapan dapat dilanjutkan di bawah kulit yang kering atau di panel lainnya yang sehat dengan intensitas rendah (1/2S d/3 atau 1/2S
d/4). Hindari penggunaan Ethepon pada pohon yang kena kekeringan alur sadap. Pohon yang mengalami kekeringan alur sadap perlu diberikan pupuk ekstra untuk mempercepat pemulihan kulit. KRITERIA BIDANG SADAP Tanaman karet siap sadap bila sudah matang sadap pohon. Matang sadap pohon tercapai apabila sudah mampu diambil lateksnya tanpa menyebabkan gangguan terhadap pertumbuhan dan kesehatan tanaman. Kesanggupan tanaman untuk disadap dapat ditentukan berdasarkan “umur dan lilit batang”. Diameter untuk pohon yang layak sadap sedikitnya 45 cm diukur 100 cm dari pertautan sirkulasi dengan tebal kulit minimal 7 mm dan tanaman tersebut harus sehat. Pohon karet biasanya dapat disadap sesudah berumur 5-6 tahun. Semakin bertambah umur tanaman semakin meningkatkan produksi lateksnya. Mulai umur 16 tahun produksi lateksnya dapat dikatakan stabil sedangkan sesudah berumur 26 tahun produksinya akan menurun. Penyadapan dilakukan dengan memotong kulit pohon karet sampai batas kambium dengan menggunakan pisau sadap. Jika penyadapan terlalu dalam dapat membahayakan kesehatan tanaman, dan juga untuk mempercepat kesembuhan luka sayatan maka diharapkan sadapan tidak menyentuh kayu (xilem) akan tetapi paling dalam 1,5 mm sebelum cambium. Sadapan dilakukan dengan memotong kulit kayu dari kiri atas ke kanan bawah dengan sudut kemiringan 30˚ dari horizontal dengan menggunakan pisau sadap yang berbentuk V. Semakin dalam sadapan akan menghasilkan banyak lateks. Pada proses penyadapan perlu dilakukan pengirisan. Bentuk irisan berupa saluran kecil, melingkar batang arah miring ke bawah.. Melalui saluran irisan ini akan mengalir lateks selama 1-2 jam. Sesudah itu lateks akan mengental. Lateks yang yang mengalir tersebut ditampung ke dalam mangkok aluminium yang digantungkan pada bagian bawah bidang sadap. Sesudah dilakukan sadapan, lateks mengalir lewat aluran V tadi dan menetes tegak lurus ke bawah yang ditampung dengan wadah. WAKTU PENYADAPAN Waktu penyadapan yang baik adalah jam 5.00 – 7.30 pagi dengan dasar pemikirannya: Jumlah lateks yang keluar dan kecepatan aliran lateks dipengaruhi oleh tekanan turgor sel Tekanan turgor mencapai maksimum pada saat menjelang fajar, kemudian menurun bila hari semakin siang. Pelaksanaan penyadapan dapat dilakukan dengan baik bila hari sudah cukup terang. Tanda-tanda kebun mulai disadap adalah umur rata-rata 6 tahun atau 55% dari areal 1 hektar sudah mencapai lingkar batang 45 Cm sampai dengan 50 Cm. Disadap berselang 1 hari atau 2 hari setengah lingkar batang, denga sistem sadapan/rumus S2-D2 atau S2-D3 hari. Waktu bukaan sadap adalah 2 kali setahun yaitu, pada (a) permulaan musim hujan (Juni) dan (b) permulaan masa intensifikasi sadapan (bulan Oktober). Oleh karena itu, tidak secara otomatis tanaman yang sudah matang sadap lalu langsung disadap, tetapi harus menunggu waktu tersebut di atas tiba. BAGIAN-BAGIAN TANAMAN KARET YANG DISADAP Tanaman karet siap sadap bila sudah matang sadap pohon. Matang sadap pohon tercapai apabila sudah mampu diambil lateksnya tanpa menyebabkan gangguan terhadap pertumbuhan dan kesehatan tanaman. Kesanggupan tanaman untuk disadap dapat ditentukan berdasarkan “umur dan lilit batang”. Diameter untuk pohon yang layak sadap sedikitnya 45 cm diukur 100 cm dari pertautan sirkulasi dengan tebal kulit minimal 7 mm dan tanaman tersebut harus sehat. Pohon karet biasanya dapat disadap sesudah berumur 5-6 tahun. Semakin bertambah umur tanaman semakin meningkatkan produksi
lateksnya. Mulai umur 16 tahun produksi lateksnya dapat dikatakan stabil sedangkan sesudah berumur 26 tahun produksinya akan menurun. Penyadapan dilakukan dengan memotong kulit pohon karet sampai batas kambium dengan menggunakan pisau sadap. Jika penyadapan terlalu dalam dapat membahayakan kesehatan tanaman, dan juga untuk mempercepat kesembuhan luka sayatan maka diharapkan sadapan tidak menyentuh kayu (xilem) akan tetapi paling dalam 1,5 mm sebelum cambium. Sadapan dilakukan dengan memotong kulit kayu dari kiri atas ke kanan bawah dengan sudut kemiringan 30˚ dari horizontal dengan menggunakan pisau sadap yang berbentuk V. Semakin dalam sadapan akan menghasilkan banyak lateks. Pada proses penyadapan perlu dilakukan pengirisan. Bentuk irisan berupa saluran kecil, melingkar batang arah miring ke bawah. Melalui saluran irisan ini akan mengalir lateks selama 1-2 jam. Sesudah itu lateks akan mengental. Lateks yang yang mengalir tersebut ditampung ke dalam mangkok aluminium yang digantungkan pada bagian bawah bidang sadap. Sesudah dilakukan sadapan, lateks mengalir lewat aluran V tadi dan menetes tegak lurus ke bawah yang ditampung dengan wadah. PEMULIHAN BIDANG SADAP Lateks adalah getah seperti susu dari banyak tumbuhan yang membeku ketika terkena udara. Ini merupakan emulsi kompleks yang mengandung protein, alkaloid, pati, gula, minyak, tanin, resin, dan gom. Pada banyak tumbuhan lateks biasanya berwarna putih, namun ada juga yang berwarna kuning, jingga, atau merah Untuk memperoleh hasil sadap yang baik, penyadapan harus mengikuti aturan tertentu agar diperoleh hasil yang tinggi, menguntungkan, serta berkesinambungan dengan tetap memperhatiakan faktor kesehatan tanaman agar tanaman dapat berproduksi secara optimal dan dalam waktu yang lama. Dalam praktiknya untuk kelangsungan produksi, hal yang sangat mendasar adalah di dalam pemulihan bidang sadap. Agar bidang sadap dapat kembali pulih tentu ada yang dipelukan di dalam penyadapanya. Menghindari penggunaan Ethepon pada pohon yang kena kekeringan alur sadap adalahsalah satu cara agar bidang sadp dapat kembali pulih dan pohon yang mengalami kekeringan alur sadap perlu diberikan pupuk ekstra untuk mempercepat pemulihan kulit. Memperistirahatkan tanaman dalam waktu tertentu juga merupakan konsep pemulihan bidang sadap, karena tanaman akan mengoptimalakan kembali bagian-bagian tanaman yang telah mengalami pelukaan. Begitu juga dengan pemberian unsur hara untuk kelnjutan tanaman itu sendiri sehingga pertumbuhanya akan lebih optimal tentunya pemulihan bagian-bagian yang disadap. Karet (Havea brasiliensis) merupakan salah satu komoditas perkebunan. Susunan taksonomi sebegai berikut; Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Dicotyledonae Kelas : Euphorbiales SUku : Euphorbiaceae Marga : Havea Jenis : Havea brailiensis Tanaman karet berasal dari Brasil. Tanaman ini merupakan sumber utama bahan karet alam dunia. Sebagai penghasil lateks, tanaman karet merupakan satu-satunya yang dikebunkan secara besarbesaran. Devisa negara yang dihasilkan dari komditas karet ini cukup besar. Luas areal perkebunan karet di Indonesia pada tahun 2009 mencapai 3,435,417 Ha dengan total produksi 2,440,346 tons. Jumlah petani yang terlibat dalam usaha budidaya karet ini ini adalah 2,075,954 KK dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 195,325 orang. Volume ekspor komoditas karet pada tahun 2008 mampu menghasilkan devisa bagi negara sebesar US $ 6,056,572 dari total ekspor sebesar 2,295,456 tons.
TEKNIS BUDIDAYA 1. Lahan dan Agroklimat Faktor lahan mempunyai andil yang cukup besar dalam mendukung produktifitas karet. Agar memperoleh pertumbuhan dan produktifitas yang baik, tanaman karet memerlukan persyaratan tumbuh sebagai berikut; a. Tanah Tanah latosol dan aluvial bisa dikembangkan untuk penanaman karet Kadar keasaman (pH) 5-6 Dapat tumbuh di ketinggian 1 - 600 m diatas permukaan laut b. Iklim Dapat tumbuh dengan baik pada 15deg LU - 10deg LS Suhu udara 25deg-30deg C Curah hujan optimal 2000-2500 mm/tahun 2. Kualitas dan Standar Mutu Benih Kualitas dan standar mutu benih harus diperhatikan mulai dari biji untuk batang bawah sampai bibit karet yang siap ditanam dilapang (klon). - Biji batang bawah Berasal dari pohon induk yang berumur minimal 10 tahun dan berasal dari klon diketahui pasti. Biji masih segar, bernas, mengkilat, tidak berlobang dan tidak cacat. - Biji yang sudah disemai dan akan dipindahkan ke pembibitan. Telah berkecambah sebelum hari ke-22, akar tunggang kecambah lurus, biji bebas hama dan penyakit - Bibit batang bawah untuk okulasi Pertumbuhan bibit relatif seragam, sudah mencapai diameter batang tertentu untuk diokulasi hijau atau coklat. - Mata okulasi entres Berasal dari kebun kayu okulasi (kebun entres) yang sudah dimurnikan, terawat baik dan sehat. - Stum mata tidur Akar tunggang lurus, tidak bercabang, mempunyai akar lateral 5-10 cm dan panjang akarnya 35cm. Umur stum tidak lebih dari 12 bulan. -Bahan tanam dalam polybag Tinggi daun payung pertama diukur dari pertautan okulasi sampai titik tumbuh >25 cm dan diameter minimal 8 mm diukur pada ketinggian 10 cm dari pertautan okulasi. Daun hijau segar dan sehat. 3. Klon Karet Klon di Indonesia dihasilkan oleh lembaga riset pemerintah atau swasta, misalkan Balai penelitian Karet Getas, Sungai Putih atau Sembawa atau Bah Lias Riset PT London Sumatera Plantation. Klon Lateks : BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, PB 260, PB 217 Klon Lateks-Kayu : BPM 1, PB 330, PB 340, RRIc 100, AVROS 2037, IRR 5, IRR 32 Klon Kayu : IRR 70, IRR 71, IRR 72, IRR 78 4. Pengolahan Tanah Pengolahan tanah dimulai dengan cara penebangan/pembabatan pohon-pohon besar dan alang-alang dengan herbisida dan membasmi sisa penyakit dengan fungisida - Tanah dengan dengan kemiringan diatas 10deg dibuat teras, lebar teras minimal 1.5 m, jarak antar teras 6 untuk jarak tanam (6x3) m. Pada tanah yang landai dibuat rorak yang berguna untuk mencegah erosi dan sabagai aliran air. - pemancangan dilakukan dengan jarak tanam dan kerapatan pohon yang diinginkan. Untuk kerapatan per Ha 550 pohon maka jarak tanam adalah 6 x 3 meter. - Lubang tanam dibuat minimal 2 minggu sebelum tanam. Pada titik pancang dibuat lobang tanam dengan ukuran minimal 40 cm x 40 cm x 40 cm. - Sebelum penanaman dilakukan pemupukan untuk memacu pertumbuhan akar karet yang baru ditanam.
5. Penanaman Bibit karet dalam polybag yang siap ditanam kelapang ditandai dengan payung daun terakhir sudah tua. Penanaman dilakukan dengan cara kantong polybag dibuka, bibit diletakkan ditengah-tengah lubang tanam, kemudian ditimbun dengan tanah. Penanaman sebaiknya dilakukan saat musim hujan. Apabila ditanam pasa musim panas sebaiknya lubang tanam disiram dahulu. 6. Penyulaman Bibit yang baru ditanam harus diperiksa setiap 1-2 minggu. Bibit yang mati segera disulam agar populasi tanaman dapat dipertahankan. 7. Pembuangan tunas palsu dan tunas cabang Tunas palsu adalah tunas yang tumbuh bukan dari mata okulasi. Tunas palsu ini harus dibuang sebelum berkayu. Tunas cabang adalah tunas yang tumbuh pada batang utama pada ketinggian sampai dengan 2.75 - 3 m. Pemotongan tunas cabang dilakukan sebelum tunas berkayu. 8. Pembentukan Percabangan Pembentukan dan perangsangan percabangan dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti penyanggulan, pengguguran daun, pengikatan batang, pembuangan ujung tunas, pemenggalan ujung batang dan pengeratan batang. Cara yang dianjurkan adalah dengan penyanggulan. 9. Penanaman Tumpang Sari Tumpangsari bertujuan meningkatkan produktivitas lahan, mengurangi resiko rendahnya harga pada suatu komoditas, dan memberikan pendapatan pada masa sebelum produksi. 10. Pemupukan Pemupukan bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan dan matang sadap. Pemberian pupuk sebaiknya dilakukan pada saat pergantian musim dari musim penghujan ke musim kemarau. Rekomendasi umum pemupukan tanaman karet HAMA DAN PENYAKIT 1. Hama yang sering menyerang tanaman karet adalah; > Serangga: rayap, uret tanah, kutu tanaman, dan tungau > Siput > Tikus > Binatang menyusui: babi hutan, rusa, kera gajah dsb 2. Penyakit yang sering dijumpai adalah > Penyakit akar: akar putih, akar merah > Penyakit batang: jamur upas, kanker bercak, busuk pangkal batang > Penyakit bidang sadap: kanker garis, mouldy rot, kering alur sadap > Penyakit daun: penyakit embun tepung, colletotrichum, penyakit phytophthora, penyakit corynespora Pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan penanaman klon yang tahan terhadap penyakit, memberikan pupuk dan fungisida dengan dosis dan waktu yang tepat. PENYADAPAN 1. Penentuan Matang Sadap Dikatangan matang sadap jika lilit batang sudah mencapai 45 cm pada ketinggian 1 m, dan jumlah tanaman yang matang sadap 60% dari populasi. Penyadapan dapat dilakukan mulai dari ketinggian 130 cm diatas pertautan okulasi dengan sudut sadapan 30deg-40deg 2. Peralatan Sadap Peralatan sadap terdiri dari Mal sadap, pisau sadap, Talang lateks, Mangkuk, Cincin mangkuk, Tali cincin,
Meteran, Pisau mal, dan Quadri atau sigmat. 3. Penggambaran Bidang Sadap Untuk menggambarkan bidang sadap digunakan mal sadap. langkah-langkah yang harus dilakukan adalah; > Seng dipakai pada bagian ujung sebelah atas kayu dengan kemiringan 30-45 deg > Kayu beserta keping seng diletakan pada batang pohon, ujung seng tidak diarahkan kesebelah kiri kayu. > Tegakkan pangkal kayu tepat diatas tinggi rata-rata pertautan okulasi > Keping seng dililitkan pada sebelah kiri batang pohon > Buat garis mengikuti seng tersebut, irisan sadap dibuka mengikuti garis tersebut dengan panjang setengah lingkaran batang 4. Pelaksanaan Penyadapan > Kedalam irisan 1-1.5 mm dari lapisan cambium kayu > Tebal irisan kulit (konsumsi kulit) 1.5-2 mm > Konsumsi kulit diberi patokan dengan membuat titik dengan cat putih atau goresan pada bagian bawah bidang sadap. Jarak antara 2 titik menunjukan batas konsumsi kulit per bulan yaitu 5 cm diatas pertautan okulasi. > Waktu penyadapan pada pagi hari antara pukul 05.00 - 06.00 pagi, sedangkan pengumpulan lateksnya dilakukan antara pukul 08.00 - 10.00 pagi. PRAKOAGULASI 1. Penyebab terjadinya prakoagulasi Prakoagulasi merupakan pembekuan pendahuluan yang menghasilkan lumps atau gumpalan pada cairan getah sadap. Prakoagulasi terjadi karena kemantapan bagian koloidal yang terkandung dalam lateks berkurang. Bagian-bagian kolidal ini kemudian menggumpal menjadi satu dan membentuk komponen yang lebih besar dan membeku. 2. Tindakan Pencegahan Prakoagulasi Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah prakoagulasi adalah; > Menjaga kebersihan alat yang dipakai > Mencegah pengenceran lateks dari kebun dengan air kotor > Memulai penyadapan pada pagi hari supaya bisa segera sampai pabrik pengolahan, sebelum udara panas PENGOLAHAN KARET 1. Pengolahan karet sheet pengolahan karet sheet adalah mengubah lateks segar menjadi lembaran-lembaran sheet melalui proses penyaringan, pengenceran, pembekuan, pengggilingan, dan pengasapan 2. Pengolahan Crepe mengubah lateks segar melalui proses penyaringan, pengenceran, pembekuan, penggilingan dan pengeringan menjadi lembaran crepe. 3. Pengolahan karet Spesifikasi Teknis lateks disaring dalam bak atau tangki sehingga terbentuk bongkahan atau koagulum kemudian dipotongpotong, dilakukan pembutiran dengan mesin pelletiser lalu dicuci dikeringkan dengan mesin dan ban berjalan. Hasilnya dikempa agar ukuran seragam kemudian dikemas dengan polyethylene.
Budidaya Buah Naga (Dragon Fruit)
Buah Naga merupakan buah istimewa bagi masyarakat Tionghoa. Bentuk buah ini memang unik. Kulitnya berwarna cerah lengkap dengan sisik berukuran besar. Boleh jadi karena kehadiran sisik tersebutlah sehingga dinamai Dragon Fruit. Buah dengan sisik serupa naga. Buah ini dianggap membawa berkah mengikut pada sifat naga. Maka itu, buah naga selalu jadi pelengkap persembahan di altar pada acara keagamaan Tionghoa. Tak hanya istimewa, ternyata buah naga juga memiliki rasa nikmat dan segar. Daging buahnya lembut dengan perpaduan rasa manis dan asam. Selain lezat, ahli gizi juga memastikan buah tropis yang satu ini memiliki sejuta khasiat. Sayangnya, permintaan dunia terhadap buah ini masih belum seimbang dengan kemampuan budidaya. Bahkan vietnam dan Thailand yang dikenal sebagai pemasok terbesar buah naga hanya mampu memenuhi 50% permintaan pasar global. Celah ini seharusnya bisa dimanfaatkan oleh Indonesia untuk ikut berperan aktif dalam ekspor buah naga. Terlebih, tanamam tersebut tumbuh subur di negara tropis. Cara menanam buah naga pun terbilang mudah dan tidak memerlukan keahlian tertentu. Persiapan Awal Untuk memulai budidaya buah naga, hal yang patut diperhatikan adalah persyaratan tumbuh tanam buah naga. Tanaman ini digolongkan ke dalam keluarga kaktus. Oleh sebab itu medim tanamnya di dataran rendah, tepatnya di ketinggian 20 hingga 500 meter di atas permukaan laut. Tanah tempat menanam buah naga harus gembur, porus dan juga mengandung banyak bahan organik serta unsur hara. Lebih optimal lagi jika pH tanah 5 sampai 7. Pastikan lahan tersebut sedikit kering sebab jika kadar air lebih, tanaman ini akan membusuk. Hal penting lainnya adalah tingkat penyinaran matahari. Pastikan
tanaman terpapar sinar matahari secara penuh pada siang hari sebab buah naga memang menyukai panas yang terik. Selain medium tanam, tahap persiapan awal juga mencakup penyediaan penopang tanaman. Pohon buah naga memang tidak memiliki batang primer yang kokoh. Biasanya ia tumbuh dan memanjat pada penopang. Oleh sebab itu, ketersediaan tiang penopang tumbuh adalah penting. Anda bisa menggunkanan tiang kayu atau beton. Ukuran yang pas adalah 10cm x 10cm dengan ketinggian maksimal 2 meter. Tancapkan pada tanah dengan kedalaman kira-kira 50 cm. Di sekitar titik penancapan tiang, buatlah lubang tanam sejumlah 3 sampai 4. Ukuran masing-masing lubang yakni 40 x 40 x 40cm dengan jarak tanam kira-kira sekitar 2m x 2,5m. Lubang yang telah tersedia diberi pupuk organik sekirat 10 kg yang telah dicampur dengan tanah. Proses Tanam Setelah medium tanam siap, bibit sudah bisa ditanam. Pada umumnya, cara menanam buah naga dilakukan melalui dua cara yakni steak dan juga biji. Tetapi di lapangan, cara paling yang paling banyak digunakan yakni dengan stek. Batang tanaman yang menjadi bibit baiknya memiliki panjangn 25 sampai 30 cm. Proses awal penumbuhan stek batang dimulai dengan medium polybag yang terdiri dari campuran tanah dengan pasir dan juga pupuk kandang. Perbandingannya 1:1:1. Setelah berumur kurang lebih 3 bulan, bibit tersebut sudah bisa dipindahkan ke lahan sebenarnya. Setelah bibit ditanam pada lahan, proses selanjutnya adalah langkah pemeliharaan yang mencakup pengairan, pemupukan, penaggulangan hama/gulma dan juga penyiangan. Proses pengairan dilakukan sebanyak 1 sampai 2 hari dalam sehari. Proses ini harus cermat sebab tanaman buah naga tidak menyukai air berlebih. Selanjutnya adalah pemupukan. Jenis pupuk terbaik adalah Ferresoil dengan jarak pemberian 2bulan sekali. jumlah pupuknya sekitar 500gram/pohon. Hal lain yang tak kalah penting adalah pengendalian hama dan gulma. Selama ini, hama yang menyerang tanaman buah naga masih jarang ditemukan. Pengganggu utama adalah gulma yang dikenal bisa menghambat pertumbuhan tanaman, Oleh sebab itu pengendalian dilakukan secara rutin agar tumbuh kembang tanaman lebih optimal. Proses pemeliharaan selanjutnya adalah pemangkasan. Langkahnya dimulai dengan memangkas batang utama atau primer pada kondisi dimana tingginya telah mencapai bagian paling atas tiang. Setelah pemangkasan, biasanya akan tumbuh tunas baru sehingga batang memiliki cabang sekunder. Setelah batang tumbuh sempurna, pangkas lagi hingga muncul batang tersier. Batang tersier inilah yang kemudian berfungsi sebagai cabang produksi. Setelah semua proses selesai, petani tinggal menunggu masa panen buah naga. Jika dicermati, cara menanam buah naga cukup mudah. Potensi ekonominya yang tinggi tentu menawarkan keuntungan memuaskan. Karenanya, jangan ragu untuk bergerak memulai usaha budidaya buah naga. LAHAN TANDUS Menjadi SUBUR Profesor dari Arab Saudi awal 2009 menjanjikan tantangan baru bagi Ali Zum Mashar. Profesor Nabil Y Kurashi, salah satu ilmuwan penting di Arab, mewakili negaranya datang menemui Ali di Indonesia. Mereka rupanya penasaran dengan Strain (varian) mikroba temuan Ali yang bisa menyuburkan lahan marginal seperti pasir, gambut, bahkan bekas galian tambang. Di kepala mereka, tebersit harapan menghijaukan gurun pasir. Ali lantas membawa profesor kesehatan keluarga dan masyarakat Universitas King Faisal itu ke laboratoriumnya di Cianjur dan Bogor. Utusan negara kaya minyak itu terkesan. Strain
mikroba temuan doktor dari Institut Pertanian Bogor itu bisa menyuburkan pasir, tahan perubahan iklim yang ekstrem, bahkan bekerja sangat baik pada eks lahan tambang. Penerapannya juga mudah. Bagaimanapun, di negara-negara berpadang pasir, bertani di gurun ialah obsesi. Apalagi Arab Saudi punya gengsi setidaknya mengimbangi teknologi pertanian Israel yang maju. Ali pun dipinang. Tawaran itu mengobarkan jiwa peneliti Ali. Dalam benaknya, gurun hijau akan menjadi penyeimbang emisi yang diakibatkan bahan bakar-Arab Saudi ialah negara kaya minyak. Mantan pembina transmigrasi di Kalimantan Tengah itu menyanggupi. Jadilah proyek bermodal dana hibah itu berjalan dengan salah satu rencana ialah mendirikan pendidikan agrikultural. Sebagai awalan, ada lahan seluas 300 hektare di Dubai dan 30 hektare di Jeddah yang siap digarap. Untuk proyek itu, Ali menyiapkan satu tim ahli pertanian. Ali juga mengajak serta ahli kultur jaringan. Mikroba unggulan pun disiapkan untuk berkerja menjadikan gurun berpasir sebagai tanah pertanian. Sebetulnya, pinangan Arab Saudi bukan satu-satunya tawaran dari luar negeri. Ali semata tertarik karena tantangan menyuburkan gurun. Plus, mengirimkan ahli pertanian dan formula penting untuk menyulap gurun pasir sebagai lahan pertanian ialah langkah penting Indonesia menjadi lebih terhormat. “Bagi pemerintah, pengiriman TKI (tenaga kerja Indonesia) ke Arab ialah sumber devisa. Bagi TKI, itu sumber penderitaan. Tapi tetap dilakukan juga toh? Saya kira mengirimkan tenaga ahli ke sana kan jauh lebih terhormat,” ujar Ali, Selasa (3/2) di Hotel Ibis, Slipi, Jakarta. Sore itu Ali tengah bertemu kolega bisnisnya. Maklum, menjadi peneliti di Indonesia harus tangkas menggerakkan roda kesejahteraan sendiri. Ali menakhodai PT Alam Lestari Maju Indonesia. Salah satu produknya ialah pupuk hayati BioP2000Z-pupuk berbahan baku ragam mikroba. Bagi petani, pupuk organik itu benar-benar menjadi solusi. Panen kedelai, misalnya, berlipat ganda setelah menggunakan pupuk buatan Ali. Lahan 1 hektare yang biasanya hanya menghasilkan 1-1,5 ton menjadi 4 ton. Padahal kedelai itu ditanam di lahan gambut yang hanya memiliki sedikit unsur hara. Pupuk buatan Ali terbukti andal untuk ragam palawija dan sudah dipatenkan internasional-mula-mula di Swiss lalu menyusul 121 negara. Lantaran itu pula, Ali dianugerahi penghargaan Hak Kekayaan Intelektual Luar Biasa tahun 2009. Ali juga didapuk menjadi Staf Ahli Menteri Transmigrasi dan Tenaga Kerja. “Mudah-mudahan implementasi teknologi pe-nyuburan lahan di negara ini tidak kalah cepat dengan Arab Saudi,” kata suami Sonni Anna itu. Sekilas, ada nada miris pada pernyataannya. Kerap kali, teknologi yang tersedia tidak cepat diimplementasikan meski rakyat nyata-nyata membutuhkan. Ali menyebutkan, ekspor pengetahuan-nya ke Arab Saudi ialah bagian dari mengamalkan ilmu. “Ini kemerdekaan saya sebagai ilmuwan,” ujar ayah tiga anak itu. Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa nilai kesuburan tanah merupakan interaksi dari beberapa komponen termasuk keberadaan bahan organik dan mikroorganisme yang berada di dalam tanah. Keberadaan mikroorganisme ini semakin berkurang seiring dengan peningkatan penggunaan pupuk dan pestisida kimia. Padahal keberadaan mikroorganisme tersebut dibutuhkan untuk perombakan bahan organik agar tersedia untuk tanaman, menekan perkembangan mikroorganisme tanah yang dapat menimbulkan penyakit pada tanaman dan yang lainnya. Pengembalian bahan organik sudah jarang dilakukan lagi karena dinilai tidak praktis, padahal dalam bahan organik tersebut juga tersedia unsur hara yang dibutuhkan tanaman selain juga dapat memperbaiki struktur tanah (keras menjadi lebih gembur)
BUDIDAYA AREN
I. Pendahuluan Masyarakat pada umumnya, sudah sejak lama mengenal pohon aren sebagai pohon yanh dapat menghasilkan bahan-bahan untuk industri kerajinan. Hamper semua bagian atau produk tanaman ini dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi. Akan tetapi, tanaman ini kurang mendapat perhatian untuk dikembangkan atau dibudidayakan secara sungguh-sungguh oleh berbagai pihak. Selama ini pemenuhan akan permintaan bahan baku industri yang berasal dari bagian-bagian pohon aren, masih dilayani dengan mengendalikan tanaman aren yang tumbuh liar (tidak ditanam orang). Bagian-bagian fisik pohon aren yang dimanfaatkan, misalnya akar ( untuk obat tradisional), batang (untuk berbagai peralatan), Ijuk (untuk kerpeluan bangunan), daun (kususnya daun muda untuk pembungkus dan merokok). Demikian pula hasil produksinya seperti buah dan nira dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman. Permintaan produk-produk yang dihasilkan dari tanaman ini akan selalu meningkat sejalan dengan perkembangan pembangunan yang ada. Oleh karena itu penanaman atau pembudidayaan tanaman aren mempunyai harapan atau prospek yang baik dimasa datang. Saat ini telah tercatat ada empat jenis pohon yang termasuk kelompok aren yaitu : Arenge pinata (Wurmb) Merr, Arenge undulatitolia Bree, Arenge westerhoutii Grift dan Arenge ambcang Becc.
Diantaranya keempat jenis tersebut yang sudah dikenal manfaatnya adalah arenge piñata, yang dikenal sehari-hari dengan nama aren atau enau. Usaha pengembangan atau pembudidayaan tanaman aren di Indonesia sangat memungkinkan. Disamping masih luasnya lahan-lahan tidak produktif, juga dapat memenuhi kebutuhan konsumsi di dalam negeri atas produk-produk yang berasal dari tanaman aren, sekaligus meningkatkan pendapatan petani dari usaha tani tanaman aren dan dapat pula ikut melestarikan sumber daya alam serta lingkungan hidup.
II Mengenal Aren A. Bentuk Pohon, Bunga dan Buah Aren termasuk suku Aracaceae (pinang-pinangan). BAtangnya tidak berduri, tidak bercabang, tinggi dapat mencapai 25 meter dan diameter pohon dapat mencapai 65 cm. Tanaman ini hamper mirip dengan pohon kelapa. Perbedaannya,, jika pohon kelapa batang pohonnya bersih (pelepah daun yang tua mudah lepas), maka batang pohon aren ini sangat kotor karena batangnya terbalut oleh ijuk sehingga pelepah daun yang sudah tua sulit diambil atau lepas dari batangnya. Oleh karena itulah, batang pohon aren sering ditumbuhi oleh banyak tanaman jenis paku-pakuan. Tangkai daun aren panjangnya dapat mencapai 1,5 meter, helaian daun panjangnya dapat mencapai 1.45 meter, lebar 7 cm dan bagian bawah daun ada lapisan lilin. B. Penyebaran dan Syarat Tumbuh Wilayah penyebaran aren terletak antara garis lintang 20º LU – 11ºLS yaitu meliputi : India, Srilangka, Banglades, Burma, Thailand, Laos, Malaysia, Indonesia, Vietnam, Hawai, Philipina, Guam dan berbagai pulau disekitar pasifik. (Burkil, 1935); Miller, 1964; Pratiwi (1989). Di Indonesia tanaman aren banyak terdapat dan tersebar hamper diseluruh wilayah Nusantara, khususnya di daerah perbukitan dan lembah. Tanaman aren sesungguhnya tidak membutuhkan kondisi tanah yang khusus (Hatta-Sunanto, 1982) sehingga dapat tumbuh pada tanah-tanah liat, berlumur dan berpasir, tetapi aren tidak tahan pada tanah yang kadar asamnya tinggi (pH tanah terlalu asam). Aren dapat tumbuh pada ketinggian 9 – 1.400 meter di atas permukaan laut. Namun yang paling baik pertumbuhannya pada ketinggian 500 – 800 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan lebih dari 1.200 mm setahun atau pada iklim sedang dan basah menurut Schmidt dan Ferguson. C. Nama-nama Daerah Aren (Arrenge pinnata) mempunyai banyak nama daerah seperti : bakjuk/bakjok (Aceh), pola/paula (Karo), bagot (Toba), agaton/bargat (Mandailing), anau/neluluk/nanggong (Jawa), aren/kawung (Sunda), hanau (dayak,Kalimantan), Onau (Toraja, Sulawesi), mana/nawa-nawa (Ambon, Maluku). D. Kegunaan Pohon Aren. Pohon aren dapat dimanfaatkan, baik berfungsi sebagai konservasi, maupun fungsi produksi yang menghasilkan berbagai komoditi yang mempunyai nilai ekonomi. a. Fungsi Konservasi Pohon aren dengan perakaran yang dangkal dan melebar akan sangat bermanfaat untuk mencegah terjadinya erosi tanah. Demikian pula dengan daun yang cukup lebat dan batang yang
tertutup dengan lapisan ijuk, akan sangat efektif untuk menahan turunnya air hujan yang langsung kepermukaan tanah. Disamping itu pohon aren yang dapat tumbuh baik pada tebingtebing, akan sangat baik sebagai pohon p[encegah erosi longsor. b. Fungsi Produksi Fungsi produksi dari pohon aren dapat diperoleh miulai dari akar, batang, daun, bunga dan buah. Di Jawa akar aren digunakan untuk berbagai Obat Tradisional (Heyne, 1927; Dongen, 1913 dalam Burkil 1935). Akar segar dapat menghasilkan arak yang dapat digunakan sebagai obat sembelit, obat disentri dan obat penyakit paru-paru. Batang yang keras digunakan sebagai bahan pembuat alat-alat rumah tangga dan ada pula yang digunakan sebagai bahan bangunan. Batang bagian dalam dapat menghasilkan sagu sebagai sumber karbohidrat yang dipakai sebagai bahan baku dalam pembuatan roti, soun, mie dan campuran pembuatan lem (Miller, 1964). Sedangkan ujung batang yang masih muda (umbut) yang rasanya manis dapat digunakan sebagai sayur mayor (Burkil, 1935). Daun muda, tulang daun dan pelapah daunnya, juga dapat dimanfaatkan untuk pembungkus rokok, sapu lidi dan tutup botol sebagai pengganti gabus. Tangkai bunga bila dipotong akan menghasilkan cairan berupa nira yang mengandung zat gula dan dapat diolah menjadi gula aren atau tuak (Steenis et.al., 1975). Buahnya dapat diolah menjadi bahan makanan seperti kolangkaling yang banyak digunakan untuk campuran es. Kolak atau dapat juga dibuat manisan kolangkaling.
III. Penanaman Aren A. Pengumpulan dan Pemilihan Biji. Tanaman aren dapat diperbanyak secara generatif (dengan biji). Dengan cara ini akan diperoleh bibit tanaman dalam jumlah besar, sehingga dapat dengan mudah mengembangkan (membudidayakan) tanaman aren secara besar-besaran. Langkah yang perlu dilakukan dalam pengumpulan dan pemilihan biji adalah sebagai berikut : Pengumpulan buah aren yang memenuhi persyaratan. o Berasal dari pohon aren yang pertumbuhannya sehat, berdaun lebat. o Buah aren masak benar (warna kuning kecoklatan dan daging buah lunak). o Buah berukuran besar (diameter minimal 4 cm) o Kulit buah halus (tidak diserang penyaklit). Keluarkan biji aren buah yang telah dikumpulkan dengan membelahnya. Memilih biji-bijian aren yang memenuhi syarat : o Ukuran biji relative besar o Berwarna hitam kecoklat0coklatan o Permukaan halus (tidak keriput) o Biji dalam keadaan sehat/tidak berpenyakit. Yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan biji adalah bahwa buah aren terkandung asam oksalat yang apabila mengenai kulit kita akan menimbulkan rasa sangat gatal. Oleh Karen itu perlu perlu dilakukan pencegahan antara lain dengan cara : o Memakai sarung tangan apabila kita sedang mengambil biji dari buahnya. o Hindari agar tangan kita tidak menyentuh bagian tubuh lain, ketika mengeluarkan biji-biji aren tersebut dari buahnya. o Cara lain untuk mencegah agar tidak terkena getah aren ketika kita sedanga mengeluarkan bijinya dari buah yaitu dengan memeram terlebih dahulu buah-
buah aren yang sudah tua sampai membusuk. Pemeraman dapat dilakukan dengan memasukan buah aren de dalam kotak kayu dan ditutup dengan karung goni yang selalu dibasahi. Setelah ± 10 hari, buah aren menjadi busuk yang akan memudahkan pengambilan biji-bijian. Pembibitan Pengadaan bibit dapat dilakukan dengan dua cara yaitu bibit dari permudaan alam dan bibit dari hasil persemaian biji. a. Pengadaan bibit dari permudaan alam/anakan liar. Proses pembibitan secara alami dibantu oleh binatang yaitu musang. Binatang tersebut memakan buah-buahan aren dan bijinya dan bijinya keluar secara utuh dari perutnya bersama kotoran. Bibit tumbuh tersebar secara tidak teratur dan berkelompok. Untuk menanamnya dilapangan, dapat dilakukan dengan mencabut secara putaran (bibit diambil bersama-sama dengan tanahnya). Pemindahan bibit ini dapat langsung segera ditanam di lapangan atau melalui proses penyapihan dengan memasukan anakan dke dalam kantong plastic (polybag) selama 2-4 minggu. b. Pengadaan bibit melalui persemaian Untuk mendapatkan bibit dalam jumlah yang besar dengan kualitas yang baik, dilakukan melalui pengadaan bibit dengan persemaian. Proses penyemaian biji aren berlangsung agak lama. Untuk mempercepatnya dapat dilakukan upaya perlakuan biji sebelum disemai yaitu : Merendam biji dalam larutan HCL dengan kepekatan 95 % dalam waktu 15 – 25 menit. Meredam biji dalam air panas bersuhu 50º selama 3 menit. Mengikir biji pada bagian dekat embrio. Media penyemaian dapat dibuat dengan kantong plastic ukuran 20 x 25 cm yang diisi dengan kompos, pasir dan tanah 3 : 1 : 1 dan lubangi secukupnya pada bagian bawahnya sebagai saluran drainase. Biji-biji yang telah diperlakukan tersebut dimasukan kedalam kantong plastic tersebut sedalam sekitar ¾ bagian biji di bawah permukaan tanah dengan lembaga menghadap ke bawah dengan posisi agak miring. Untuk mencapai bibit siap tanam di lapangan (ukuran = 40 cm) diperlukan waktu persemaian 12 – 15 bulan. Pemeliharaan bibit di persemaian dilakukan dengan cara : Penyiraman 2 kali sehari, pagi jam 08.00 – 09.00 dan sore hari jam 15.00 – 16.00 Penyiangan persemaian yaitu menghilangkan rumput-rumput pengganggu. Pemberantasan hama dan penyakit, apabila ada gejala serangan hama dan penyakit. C. Penanaman Teknik penanaman aren dapat dilakukan dengan sistim monokultur atau dengan sistim agroforestri/tumpangsari. Dengan sistim monokultur terlebih dahulu dilakukan pembersihan lapangan dari vegetasi yang ada (land clearing) dan pengolahan tanah dengan pembajakan atau pencangkulan serta pembuatan lubang tanaman. Pembuatan lubang tanaman dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm dan jarak antar lubang (jarak tanam) 5 x 5 m atau 9 x 9 m. untuk mempercepat pertumbuhan pada lubang tanaman diberi tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang, urea, TSP, sekitar 3 – 5 hari setelah lubang tanaman
disiapkan, baru dilakukan penanaman. Bibit yang baru ditanam, sebaiknya diberi naungan atau peneduh. Sistim agroforestri/tumpangsari, ini dapat dilakukan dengan menamai bagian lahan yang terbuka yaitu diantara kedua tanaman pokok dengan tanaman penutup tanah seperti leguminose atau tanaman palawija D. Pemeliharaan Tanaman Agar budidaya aren dapat berhasil dengan baik diperlukan pemeliharaan tanaman yang cukup. Pemeliharaan tanaman aren meliputi : a. Pengendalian Hama Penyakit Hama dan penyakit pohon aren belum terlalu banyak di ketahui. Namun sebagai langkah pencegahan dapat didekat dengan mengetahui hama dan penyakit yang biasa menyerang jenis palmae yang lain seperti kelapa, kelapa sawit dan sagu. Hama pada tanaman jenis Palmae antara lain berupa kumbang badak (Oryctes thinoceros), kumbang sagu (Rhinochophorus ferrugineus(, belalang (Sexava spp). Hama lain untuk pohon aren ini adalah pengisap nira dan bunga seperti lebah, kelelawar dan musang. Pengendalian hama dapat dilakukan dengan cara : Mekanis, yaitu pohon-pohon aren yang mendapat serangan hama ditebang dan dibakar. Kimiawi, yaitu dengan penyemprotan pestisida tertentu seperti Heptachlor 10 gram, Diazonin 10 gram dan BHC. Jenis penyakit yang sering menyerang pohon aren di persemaian adalah bercak dan kuning pada daun yang disebabkan oleh Pestalotia sp., Helmiathosporus sp. penanggulangan penyakit ini dapat dilakukan dengan fungisida seperti Dithane N-45, Delsene NX 200. b. Penanggulangan tanaman pengganggu (gulma) Tanaman pengganggu (gulma) pada tanaman aren sangat mengganggu pertumbuhannya. Oleh karena itu, pengendalian gulma harus dilakukan. Gulma pada tanaman/pohon aren umumnya terdapat di dua tempat yaitu pada bagian batang (seperti benalu dan kadaka) dan pada tanah di sekitar pangkal teratur yaitu 4 kali setahun sampai tanamanberumur 3-4 tahun. Teknis pemberantasannya dilakukan dengan cara mekanis yaitu dengan menghilangkan tanaman pengganggu tersebut dari pohon aren. c. Pemupukan Pemupukan dilakukan untuk merangsang pertumbuhan pertumbuhan agar lebih cepat. Pemupukan dilakukan pada tanaman berumur 1 -3 tahun dengan memberikan seperti pupuk Biop2000z, NPKOrganikFerresoil, pupuk kandang yang ditaburkan pada sekeliling batang pohon aren yang telah digemburkan tanahnya.
IV. Pemungutan Hasil A. Jenis Hasil Seperti telah diuraikan di muka, hamper semua bagian dari pohon aren dapat dimanfaatkan atau menghasilkan produk yang mempunyai nilai ekonomi. Jenis produk yang dihasilkan dari pohon aren yaitu sebagai berikut : Ijuk sebagai bahan baku pembuatan peralatan keperluan rumah tangga. Nira sebagai bahan baku gula merah, tuak, dan cuka. Kolang-kaling yang dihasilkan dari buah pohon aren.
Tepung aren sebagai bahan baku pembuatan sabun, mie, dawet (cendol). Batang pohon sebagai bahan bangunan dan peralatan rumah tangga.
B. Pemungutan Hasil Ijuk Ijuk dihasilkan dari pohon aren yang telah berumur lebih dari 5 tahun sampai dengan tongkoltongkol bunganya keluar. Pohon yang masih muda produksi ijuknya kecil. Demikian pula, pohon yang mulai berbunga kualitas dan hasil ijuknya tidak baik. Pemungutan ijuk dapat dilakukan dengan memotong pangkal pelepah-pelapah daun, kemudian ijuk yang bentuknya berupa lempengan anyaman ijuk itu lepas dengan menggunakan parang dari tempat ijuk itumenempel. Lempenganlempengan anyaman ijuk yang baru dilepas dari pohon aren, masih mengandung lidilidi ijuk. Lidi-lidi ijuk dapat dipisahkan dari serat-serat ijuk dengan menggunakan tangan. Untuk membersihkan serat ijuk dari berbagai kotoran dan ukuran serat ijuk yang besar, digunakan sisir kawat. Ijuk yang sudah dibersihkan dapat dipergunakan untuk membuat tambang ijuk, sapu ijuk, atap ijuk dll. Nira Nira aren dihasilkan dari penyadapan tongkol (tandan) bunga, baik bunga jantan maupun bunga betina. Akan tetapi biasanya, tandan bunga jantan yang dapat menghasilkan nira dengan kualitas baik dan jumlah yang banyak. Oleh karena itu, biasanya penyadapan nira hanya dilakukan pada tandan bunga jantan. Sebelum penyadapan dimulai, dilakukan persiapan penyadapan yaitu : Memilih bunga jantan yang siap disadap, yaitu bunga jantan yang tepung sarinya sudah banyak yang jatuh di tanah. Hal ini dapat dilihat jika disebelah batang pohon aren, permukaan tanah tampak berwarna kuning tertutup oleh tepungsari yang jatuh. Pembersihan tongkol (tandan) bunga dan memukul-mukul serta mengayun-ayunkannya agar dapat memperlancar keluarnya nira. Pemukulan dan pengayunan dilakukan berulang-ulang selama tiga minggu dengan selang dua hari pada pagi dan sore dengan jumlah pukulan kurang lebih 250 kali. Untuk mengetahui, apakah bunga jantan yang sudah dipukul-pukul dan diayun-ayun tersebut sudah atau belum menghasilkan nira, dilakukan dengan cara menorah (dilukai) tongkol (tandan) bunga tersebut. Apabila torehan tersebut mengeluarkan nira maka bunga jantan sudah siap disadap. Penyadapan dilakukan dengan memotong tongkol (tandan) bunga pada bagian yang ditoreh. Kemudian pada potongan tongkol dipasang bumbung bamboo sebagai penampung nira yang keluar. Penyadapan nira dilakukan 2 kali sehari (dalam 24 jam) pagi dan sore. Pada setiap penggantian bumbung bamboo dilakukan pembaharuan irisan potongan dengan maksud agar saluran/pembuluh kapiler terbuka, sehingga nira dapat keluar dengan lancer. Setiap tongkol (tandan) bunga jantan dapat dilakukan penyadapan selama 3 – 4 bulan sampai tandan mongering. Hasil dari air aren dapat diolah menjadi gula aren, tuak, cuka dan minuman segar. Tepung aren
Tepung aren dapat dihasilkan dengan memanfaatkan batang pohon aren dengan proses sebagai berikut : Memiliki batang pohon aren yang banyak mengandung pati/tepungnya dengan cara : o Umur pohon relative muda (15 – 25 tahun) o Menancapkan kampak atau pahat ke dalam batang sedalam 10 – 12 cm pada dari ketinggian 1,5 m dari permukaan tanah. o Periksa ujung kampak atau pahat tersebut apakah terdapat tepung/pati yang menempel. o Apabila terdapat tepung/pati, tebang pohon aren tersebut. Potong batang pohon yang sudah ditebang menjadi beberapa bagian sepanjang 1,5 – 2,0 m. Belah dan pisahkan kulit luar dari batang dengan empelurnya. Empelur diparut atau ditumbuk, kemudian dicampur dengan air bersih (diekstraksi). Hasil ekstraksi diendapkan semalaman (±12 jam) dilakukan pemisahan air dengan endapannya. Lakukan pencucian kembali dengan air bersih dan diendapkan lagi, sampai menghasilkan endapan yang bersih Hasil endapan dijemur sampai kering. Tepung aren dapat dipergunakan sebagai bahan baku seperti mie, soun, cendol, dan campuran bahan perekat kayu lapis. Kolang Kaling Kolang kaling dapat diperoleh dari inti biji buah aren yang setengah masak. Tiap buah aren mengandung tiga biji buah. Buah aren yang setengah masak, kulit biji buahnya tipis, lembek dan berwarna kuning inti biji (endosperm) berwarna putih agak bening dan lembek, endosperm inilah yang diolah menjadi kolang-kaling. Adapun cara untuk membuat kolang-kaling : Membakar buah aren dengan tujuan agar kulit luar dari biji dan lender yang menyebabkan rasa gatal pada kulit dapat dihilangkan. Biji-biji yang hangus, dibersihkan dengan air sampai dihasilkan inti biji yang bersih. Merebus buah aren dalam belanga/kuali sampai mendidih selam 1-2 jam. Dengan merebus buah aren ini, kulit biji menjadi lembek dan memudahkan untuk melepas/memisahkan dengan inti biji. Inti biji ini dicuci berulang-ulang sehingga menghasilkan kolang-kaling yang bersih. Untuk menghasilkan kolang-kaling yang baik )bersih dan kenyal) inti biji yang sudah dicuci diendapkan dalam air kapur selama 2 – 3 hari. Setelah direndam dlam air kapur, maka kolangkaling yang terapung inilah yang siao untuk dipasarkan.
Benih Aren Prospek emas si pohon Aren sebenarnya sudah diperkenalkan oleh Kanjeng Sunan Bonang, seorang waliyulloh penyebar Agama Islam di Pulau Jawa. Konon beliau waktu itu dirampok/ dibegal oleh berandal Lokajaya yang menginginkan harta dari Kanjeng Sunan Bonang. Singkatnya menurut alkisah, beliau menunjuk pada pohon Aren dan mengatakan bahwa kalau ingin harta banyak lihatlah pohon Aren itu. Maka berandal Lokajaya itu melihat emas di pohon Aren tersebut. Buahnya laksana emas yang bergelantungan.
Emas adalah lambang kemakmuran dan kesejahteraan, bahkan lambang kemewahan. Ternyata baru awal tahun 2000-an ini para ahli bangsa Indonesia baru menyadari isyarat tersembunyi atau rahasia emas si pohon Aren. Kanjeng Sunan memang tidak menjelaskan secara jelas, namun kiranya Tuhan Yang Maha Latif mengajarkannya melalui ilmunya seorang Wali yaitu Kanjeng Sunan Bonang kepada berandal Loka Jaya. Ternyata emas itu berasal dari Nira Aren yang keluar dari hasil sadapan tangkai bunga, baik dari tangkai bunga betina maupun tangkai bunga jantan. Pohon yang sudah maksimal pertumbuhan vegetatifnya (sekitar umur 6 tahun kalau tumbuh liar atau alami) akan mengeluarkan bunga betina sampai dengan 6, 8 atau 12 tandan bunga betina. Ada juga pohon Aren yang tidak pernah mengeluarkan tandan bunga betina, namun langsung dari awal masa generatifnya hanya tandan bunga jantan saja sampai akhir. Tandan bunga pertama muncul dari bagian paling atas pohon kemudian tandan berikutnya muncul dari ketiak pelepah daun yang berada di bawahnya. Tandan bunga selanjutnya muncul terus menerus bergantian dari atas menuju ke bawah sampai pada bekas ketiak pelepah daun terbawah. Dari seorang petani Aren yaitu Bapak Sarman di Mambunut Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, diketahui bahwa ternyata tandan bunga betina yang biasanya mengeluarkan buah kolangkaling, bisa disadap air niranya. Bahkan hasil nira dari tandan bunga betina ini hasil sadapannya mencapai 40 liter Nira setiap hari per pohon. Setiap hari dilakukan dua kali sadap, yaitu pagi sekitar jam 7.00 dan sore sekitar jam 17.00. Hasil sadapan pagi biasanya lebih banyak dari pada yang sore hari. Keluarnya nira yang paling deras terjadi pada waktu sekitar jam 03.00 s/d jam 04.00 dini hari. Dia mengilustrasikannya, bahwa seperti manusia kalau dia kedinginan keringatnya kurang tapi kencingnya yang banyak. Kalau seandainya pohon Aren ini dikebunkan seperti sang pendatang dari Brazil, yaitu Kelapa Sawit, dengan bibit yang unggul, pemeliharaan yang intensif, pemupukan yang cukup, pengelolaan menejemen kebun yang memadai. Tentu hasilnya akan lebih baik dari pada yang sekarang ini dihasilkan dari pohon yang alami bahkan yang tumbuh liar dengan jarak yang tidak beraturan. Dengan memakai asumsi produksi yang alami saja misalkan 10 liter nira/hari/pohon; jika 100 pohon yang disadap setiap harinya (dari populasi 250 pohon setiap hektar), maka akan diperoleh nira 1.000 liter/hari/ha. Rendemen gula merah dari nira sekitar 20-26,5 %, artinya dari 1.000 liter maka akan diperoleh sekitar 200-265 kg gula merah setiap hari. Kalau harga di tingkat petani Rp 5.000/kg, maka setiap hari pendapatan kotor petani aren dengan areal 1 hektar akan memperoleh sekitar Rp 1.000.000/hari/ha sampai dengan Rp 1.325.000/hari/ha. Tentu pendapatan itu masih dikurangi dengan biaya tenaga sadap sebanyak 3-5 orang, tenaga pengolah gula 1-2 orang. Berarti setiap hektarnya kebun sudah menyerap tenaga kerja antara 4-7 orang, memberi pendapatan kepada petani pemilik yang demikian besar. Bukankah ini yang dimaksud dengan kemakmuran, yaitu petani dengan pendapatan tinggi, tidak ada lagi pengangguran, roda ekonomi di pedesaan akan berjalan lagi ……. yaaaa… prospek emas dari pohon Aren itu akan menjadi kemakmuran dan kesejahteraan bagi penduduk negeri, seperti isyarat sang Waliulloh Kanjeng Sunan Bonang.
BUDIDAYA TANAMAN KELENGKENG
Buah lengkeng berbentuk bulat dengan ukuran kurang lebih sebesar kelereng Buah ini bergerombol pada malainya. Kulit buahnya berwarna cokelat muda sampai kehitaman dengan permukaan agak berbintil-bintil. Daging buahnya berwarna putih bening clan berair. Rasanya sangat manis dengan aroma harum yang khas. Bijinya berbentuk bulat, terdiri dari dua keping, dan dilapisi kulit biji yang berwarna hitam. Daging bijinya sendiri berwarna putih, mengandung karbohidrat, sedikit minyak, dan saponin. Asal dan Distribusi Asli Asia Tenggara. Dibudidayakan di seluruh daerah tropis dan Subtropis, tapi terutama di Thailand, Cina, Taiwan, Vietnam, Australia, dan di Amerika Serikat, Florida dan Hawaii. Istilah Latin Euforia longana, Euphoria longan, Nephelium longana, Nephelium longan. Kultivar dan Spesies Meskipun ada banyak klengkeng kultivar di Asia Tenggara, budidaya keragaman lebih rendah di daerah lain. Kultivar berikut adalah yang paling umum dibudidayakan di Puerto Rico, Florida dan Hawaii : ‘Biew Kiew’ – Dari Thailand, dengan produksi lebih konsisten di Hawaii daripada ‘Kohala’, tapi masih memerlukan musim dingin yang sejuk untuk bunga dengan baik. Berkualitas baik buah, kemudian daripada ‘Kohala’.
‘Diamond River’ ( ‘Phetsakon’) – Klengkeng tropis dari Thailand yang memiliki produksi lebih handal di daerah tropis. Buahnya berukuran sedang, kualitas baik dan panen lebih awal. ‘Kohala’ – Berasal dari Hawaii, budidaya paling penting di Florida, namun mempunyai produksi yang tidak menentu di daerah tropis. Berbuah awal, besar, kualitas baik, dan dengan biji kecil. ‘Sri Chompoo’ – Dari Thailand, akan lebih konsisten berbuah di Hawaii daripada ‘Kohala’, tapi masih memerlukan musim dingin yang sejuk untuk berbunga dengan baik. Buah besar dan berkualitas baik. Kultivar lainnya termasuk ‘Egami’, ‘E Wai’, ‘Edo’, ‘Edau’ dan ‘Tiger Eye’. Dimocarpus longan var. malesianus, yang mata Kucing, adalah subspesies dari klengkeng yang lebih cocok di daerah tropis. Penggunaan Lengkeng sebagai buah konsumsi segar, dikeringkan, beku dan kaleng. Komposisi gizi per 100 gram buah lengkeng Karbohidrat 16-25 g Lemak 0,1-0,5 g Protein 1 g 2-10 mg Kalsium 6-42 mg fosfor Besi 0,3-1,2 mg Vitamin A 28 IU Vitamin B1 0,04 mg Vitamin B2 0,07 mg 0,6 mg niacin Vitamin C 6-8 mg Buah-buahan segar dikonsumsi untuk mengurangi demam, dan buah-buahan kering sebagai obat untuk insomnia. Daun mengandung quercetin, dengan sifat antioksidan dan antivirus, dan digunakan dalam pengobatan alergi, kanker, diabetes dan penyakit kardiovaskular. Menghasilkan biji digerus busa, yang digunakan sebagai sampo. Kayu yang digunakan dalam konstruksi perabot dan barang lainnya. Pohon ini juga ditanam sebagai hiasan. Manfaat Daging lengkeng enak dimakan segar dan dap at dibuat minuman dalam kaleng (canning). Bijinya mengandung saponin yang baik untuk sampo pencuci rambut. Daunnya biasa digunakan untuk obat tradisional terhadap penyalat dalam karena mengandung quercetin. Pohonnya dapat digunakan untuk kayu bakar seperti halnya pohon rambutan. Selain itu, tanaman lengkeng bermanfaat untuk taman, pelindung jalan, dan konservasi lahan yang curam. Syarat Tumbuh Lengkeng lebih cocok ditanam di dataran rendah antara 200-600 m dpl yang bertipe iklim basah dengan musim kering tidak lebih dari empat bulan. Air tanah antara 50-200 cm. Curah hujan 1.500-3.000 mm per tahun dengan 9-12 bulan basah dan 2-4 bulan kering. Sementara tanaman led lebih senang pada dataran tinggi antara 900-l.000 m dpl. Pedoman Budidaya Perbanyakan tanaman dilakukan dengan cangkok dan okulasi. Perbanyakan dengan biji tidak dianjurkan karena umur berbuahnya cukup lama (lebih dari tujuh tahun). Selain itu, bibit dari biji sering tumbuh menjadi lengkeng jantan yang tidak mampu berbuah. Bibit okulasi/cangkokan mulai berbuah pada umur empat tahun. Budi daya tanaman Lengkeng ditanam pada jarak tanam 8 m x 10 m atau 10 m x 10 m
dalam lubang tanam berukuran 60 cm x 60 cm x 50 cm. Setiap lubang diberi pupuk kandang yang telah matang sebanyak 20 kg dan 500-1000gram Ferre soil (NPK Organik+ Bio P2000Z). Pemeliharaan Pemeliharaan penting adalah pemangkasan cabang yang tidak produktif dan ranting-ranting yang menutup kanopi. Dengan demikian, sinar matahari dapat masuk merata ke seluruh bagian cabang. Tumbuhan parasit (benalu) harus cepat dibuang. Tanaman lengkeng termasuk mudah tumbuh, tetapi sukar berbunga. Oleh karena itu, diperlukan stimulasi pembungaan dengan jalan mengikat kencang batang yang berada satu meter di atas permukaan tanah. Batang dililit melingkar sebanyak 2-3 kali dengan kawat baja. Tanaman mulai berbunga pada umur 4-6 tahun. Biasanya,tanaman ini berbunga pada bulan Juli-oktober. Buah matang lima bulan setelah bunga mekar. Hama dan Penyakit Hama yang biasa menyerang tanaman lengkeng adalah serangga pengisap buah (Tessaratoma javanica). Kelelawar merupakan binatang hama yang sering merusak buah yang matang. Penyakit yang sering menyerang saat musim hujan adalah mildu seperti yang menyerang tanaman rambutan. Untuk mencegah serangan kelelawar, pentil buah dibrongsong dengan brongsong yang dibuat khusus. Cara Tanam dan Pemeliharaan Untuk bibit ukuran besar siapkan lubang 0,75m x 0,75m x 0,75m sedang untuk bibit yang kecil siapkan lubang ukuran 0,5m x 0,5m x 0,5m dengan media campuran 1:1:1 masing-masing untuk tanah : pasir atau sekam : campurkan NPK Organik Ferresoil 500gram/pohon dengan pupuk kandang (sebaiknya gunakan pupuk kandang dari kotoran kambing, karena punya kadar phosphate lebih besar daripada kotoran sapi). Sebaiknya campuran media dibiarkan dalam lubang selama seminggu, untuk kemudian digunakan untuk menanam (hal ini supaya mikroba dari pupuk kandang dapat menyebar dengan baik kecampuran media sehingga media lebih gembur dan juga memberikan waktu adaptasi bagi bibit yang akan ditanam terhadap kondisi lingkungan sekitar). Pada saat penanaman sobek bagian bawah dari karung atau polybag, jangan dari bagian pinggir wadah supaya media dan akar tidak goyang. Apabila perawatannya baik (sering dipupuk, disiram dan didangir) biasanya tanaman dari stek akan mulai berbunga dan berbuah pada umur 8-12 bulan. Sedangkan yang dari biji bisa mulai berbuah pada umur 21-24 bulan. Sekedar mengingatkan sebaiknya penyiraman dan penyemprotan pupuk dilakukan pada malam hari atau pagi hari sebelum matahari terbit, hal ini lebih efektif karena pada saat itulah stomata pada daun terbuka. Panen dan Pasca Panen Musim panen lengkeng di bulan Januari-Februari dengan produksi 300–600 kg per pohon. Lengkeng termasuk buah non-klimakterik sehingga harus dipanen matang di pohon karena tidak dapat diperam. Pemanenan dilakukan dengan alat yang dapat memotong tangkai rangkaian buah. Alat panen berupa gunting bertangkai panjang yang tangkainya dapat diatur dari bawah. Tanda-tanda buah matang adalah warna kulit buah menjadi kecokelatan gelap, licin, dan mengeluarkan aroma. Rasanya manis harum, sedangkan buah yang belum matang rasanya belum manis.
Tabulampot Hemat dan Cepat Berbuah.
Dalam sedikit ketelatenan, kita bisa menanam sendiri tabulampot. Lebih irit dan tak perlu menunggu hingga rambut memutih untuk menikmatinya. Ada beberapa jenis tanaman buah yang bisa ditanam dalam pot, antara lain jeruk, sawo, kedongdong, sirsak, jambu, nangka dan rambutan. Sementara durian, kendati bisa tumbuh subur dalam pot, tetapi sangat sulit dibuahkan. Pemilihan tanaman harus memperhatikan iklim setempat. Jika kita bertempat di wilayah pegunungan, pilih tanaman yang biasa hidup di dataran tinggi. Begitu pula sebaliknya, tanaman yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan biasanya enggan berbuah. Berikut ini tips langkah-langkah menanam tabulampot : 1. Memilih Pot Pemilihan pot tergantung jenis tanamannya, tanaman berakar panjang membutuhkan pot ukuran lebih besar. Jeruk misalnya, bisa tumbuh dan berbuah lebat dalam pot berdiameter 50 cm, tapi mangga butuh pot yang berdiameter 70-80 cm. Supaya tambak indah, ukuran pot harus sesuai dengan besar dan umur tanaman. Bibit dengan tinggi 50-60 cm cocok ditanam dalam pot berdiameter 35 cm. Sedangkan jika bibit sudah setinggi 1,5 m butuh pot berdiameter 60-80 cm. 2. Meramu Media Tanam Sebagai media tanam, campurkan satu bagian tanah, satu bagian sekam padi, dan dua bagian pupuk kandang. Bisa juga media berupa campuran dua karing tanah gunung (sering disebut pasir malang biasa dijual karena karungan) dengan dua karung pupuk kandang. Selain itu, bisa juga ditambahkan pupuk kotoran burung. Dosisnya 1 kg untuk setiap pot, atau bisa menggunakan Ferresoil+ Bio p2000z sesuai
anjuran dosis. Ada satu lagi untuk media tanam, yakni campuran tiga bagian serutan kayu, dan satu bagian tanah. Jika dicernmati, prinsip resep tersebut sebenarnya sama. Terkadang ada yang memberikan pupuk kandang dan bahan organik dalam jumlah lebih besar dari pada jumlah tanah. Hal ini bertujuan agar tanaman memperoleh cukup bahan makanan (unsur hara). 3. Masukan Media Pot yang sudah dipilih segera dibuat lubang-lubang drainase pada bagian bawahnya. Sebelum memasukan campuran media tanam, jangan lupa menutup lubang drainase tadi dengan kerikil dan batu, tujuannya agar media tidak ikut keluar bertsama air siraman dan pengisian media tanam kira-kira sepertiga volume pot. 4. Menanam Bibit Selanjutnya siapkan bibit dalam polybag nyang hendak dipindahkan ke pot. Sebelum dipindah, bibit tanaman harus disiram dulu, maksudnya agar tanah dalam polybag tidak hancur. Selain itu sisi polybag tidak hancur. Setelah sisi polybag digunting, dan tanaman dikeluarkan dengan hati-hati, jangan sampai bola tanah dalam polybag pecah, sebab jika itu terjadi akar tanaman bisa putus. 5. Tanam di Tengah Pot Tanam bibit tersebut dibagian tengah pot, kemudian media tanam disikan lagi di pot, namun tidak sampai penuh, batas maksimal pengisian media 10 cm dari bibit pot. Sehingga media tidak berhamburan saat disiram. Jika sudah tanaman harus segera disiram. Penyiraman tidak terlalu banyak agar media tidak cepat mengeras. Selama seminggu tanaman tadi harus diletakan ditempat yang teduh. Jika dirawat dengan baik, diperkirakan 1 – 2 tahun kemudian kita sudah bisa memanen dari tabulampot buatan sendiri. Budidaya Cabai Organik Dalam Pot atau Polibag Bagi yang mau menanam cabai secara organik namun cuma mempunyai lahan sempit. Budidaya cabe dalam pot atau polibag sebagai solusinya. Tanaman cabai yang tumbuh subur dalam pot dapat dipakai sebagai hiasan halaman atau teras rumah. Cabai yang tumbuh subur secara organik dapat kita pakai buat keperluan memasak sendiri dan sisanya dapat kita bagi ke tetangga. Bahkan bila kita menanam sampai ratusan polibag kita dapat menjual hasil panen kita. Bila kita menanam secara benar, produksi budidaya cabe organik dalam polibag tidak kalah dengan yang ditanam dilahan. Menanam cabe organik dalam polibag atau pot lebih mudah pengelolaannya dalam hal pemupukan maupun pengendalian hama penyakit. * Hal-hal yang perlu kita persiapkan sebelum kita menanam cabe organik dalam pot/ polibag adalah: 1. Polibag atau pot yang tidak terlalu kecil minimal diameter 25 cm, kalau cabe rawit harus lebih besar lagi lebih dari 35 cm 2. Media tanam berupa tanah yang telah dicampur dengan Npk Organik Ferresoil perbandingan 1 : 1 3. Ember dan gayung/ gembor 4. Handsprayer 5. Benih cabe 6. Pestisida organik 7. Pupuk organik cair BioP2000Z+Phosmit. * Teknik Cara Penanam cabe organik dalam pot/polybag: - Semai dulu biji cabe yang telah kita persiapkan. Benih cabe bisa kita beli di kios pertanian atau membuat sendiri dengan memilih cabe yang bagus, kita ambil bijinya kemudian kita kering anginkan. Penyemaian dapat kita kerjakan di pot, polibag atau tempayan serta media yang lain.
- Sementara menunggu bibit cabe siap sebaiknya kita persiapkan media semai dalam polybag atau pot. Jangan lupa tanahnya kita campur dengan pupuk organik dengan perbandingan 1 : 1. Setelah itu media kita siram dengan PGPR. - Setelah berdaun lima (kira-kira umur 3-5 minggu) cabe kita tanam dalam media polybag atau pot yang sudah kita persiapkan. 2-3 hari sebelum kita tanami bibit cabe media tanam dalam polybag sebaiknya kita siram dengan larutan MOL sampai basah -Setelah kita tanam sebaiknya polybag/ pot kita letakkan di tempat yang teduh sampai kira-kira 1 minggu, baru kita tempatkan pada lokasi yang dapat cahaya penuh. Jangan letakkan tempat yang teduh terus, nanti tanaman cabe akan mengalami etiolase (panjang dan lemas tapi buah sedikit). - Rawat tanaman cabe secara hati-hati, siram bila tanahnya kering dan minimal 1 minggu sekali kita siram dengan MOL dan kita semprot dengan pestisida nabati yang dengan mudah bisa kita buat sendiri. - Buang tunas air/ tunas yang tumbuh di bawah cabang pertama. - Amati adanya serangan hama dan penyakit, bila terjadi gejala serangan harus cepat kita atasi secara mekanik (kita ambil hama dan daun yang terserang tersebut, lalu kita pisahkan tanaman yang sehat dan yang sakit agar mudah dalam pengelolaan hama maupun penyakit). Jika musim kemarau sebaiknya sering disiram daunnya untuk mengurangi serangan kutu, sebaliknya jika musim hujan harus kita perjarang tanaman cabe kita agar tidak terlalu rimbun. - Tunggu sampai tanaman cabe berbuah dan dapat kita petik serta kita nikmati pedasnya. BUDIDAYA TOMAT DALAM POT/POLYBAG Tomat atau nama ilmiahnya Solanum lycopersicum merupakan buah yang serbaguna, bisa dimakan langsung atau dibaut jus, juga bisa dijadikan bahan sayuran yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Meski buah ini sangat mudah didapatkan di pasar atau di kios terdekat dan harganya tidak terlalu mahal, namun tidak ada salahnya bagi anda untuk menanam sendiri buah tomat di pekarangan atau halaman rumah kita. Selain bermanfaat untuk aktivitas atau hobi juga bermanfaat untuk anda sendiri karena buah yang dihasilkan sendiri tentunya lebih sehat dan tidak banyak terkena pestisida. Nah Jika anda tertarik untuk budidaya tomat dalam pot bisa membaca informasi budidaya tomat dalam pot atau Polibag secara mudah di bawah ini. a. Tempat dan Media Tanam Budidaya tomat dalam pot atau polybag dapat memanfaatkan kaleng bekas , ember plastik, wadah bekas lainnya atau memakai pot atau polybag. Media tanam yang digunakan berupa tanah pupuk kandang atau kompos. Perbandingan dapat 1:1, 1:2, atau 1:3 tergantung kesuburan atau berat ringannya tanah. Wadah tempat yang sudah disiapkan bawahnya dilubangi dan ditutup dengan pecahan gendeng untuk aliran air siraman. Setelah itu diisi dengan media yang telah kita siapkan sampai penuh. b. Pesemaian Tomat diperbanyak dengan bijinya, disemai terlebih dahulu lalu ditaruh pada wadah dan ditempatkan pada daerah yang teduh. Sebulan kemudian biji yang sudah bertunas itu perlu dipindah (disapih) ke tempat penanaman lain sebagai latihan bagi tananam muda ini.sesudah bibit setinggi 10 cm, baru bisa dipindah ke pot. c. Penanaman
Yang harus diperhatikan sebelum tanaman dipindah ke media tanam sebaiknya media tanam perlu disiram terlebih dahulu. Untuk memindahkan tanaman dari persemaian ke pot harus hati-hati jangan sampai akar tanamannya sampai banyak yang patah, dan pemindahannya sebaiknya dilakukan pada sore hari. d. Perawatan Perawatan tanaman tomat dalam pot atau polybag lebih mudah karena kesehatan setiap tanaman lebih terkontrol dan penularan penyakit lewat akar dapat dihindari. Beberapa perawatan rutin yang perlu dilakukan sebagai berikut: 1. Periksa tanaman setiap hari, terutama dari hama dan penyakit. Bila dijumpai ada hama, ambil dan matikan hama tersebut dengan cara dijepit. Bila ada tanaman yang layu cabut dan buang saja medianya supaya tidak menular ke tanaman yang lain. 2. Bila tanaman kelihatan kurang subur, tambah pupuk kandang atau kompos yang telah matang. 3. Bila tanaman sudah tumbuh besar beri turus/pasak untuk membantu tegaknya tanaman tersebut. 4. Jangan biarkan media tanam terlalu kering, siramlah tanaman secara rutin, minimal 3 kali sehari. Perhatikan kadar air dalam media tanam jangan terlalu basah juga. e. Panen Budidaya Tomat dalam Pot atau Polybag dalam waktu relatif singkat sekitar 3 bulanan sudah dapat kita petik hasilnya. "Tips atau cara menanam anggur" di pekarangan rumah. TANAMAN anggur (vitis vinifera), ternyata cukup mudah dibudidayakan, termasuk di Taman Royal. Tumbuhan merambat ini hanya memerlukan lahan 50 x 50 x 50 cm untuk setiap pohon, dan bisa tumbuh baik di daerah-daeraah yang musim keringnya panjang. "Untuk mendapatkan bibit anggur" pun tidak terlalu sulit. Di penjual tanaman hias bisa kita dapat memesan bibit anggur dengan harga yang terjangkau. Umumnya Bibit anggur hijau dan merah dijual antara Rp 10.000 s/d 15.000 per pohon. Untuk membudidayakan tanaman anggur, kita mulai dengan pembuatan media tanaman berupa pembuatan lubang 50 x 50 x 50 cm yang dibiarkan 2-3 minggu, diisi tanah, pasir dan pupuk kandang dengan komposisi 1:1:2. "Tanaman anggur" paling baik ditanam pada bulan April-Juni, bibit tananam anggur di polybag dibuka pelan-pelan dengan silet atau gunting lalu dimasukkan ke tanah hingga rata dengan tanah. Pembukaan polybag harus pelan-pelan dan jangan sampai merusak akar tanaman anggur. Tanaman anggur memang membutuhkan air namun jangan sampai terjadi genangan air. Sejak awal pertumbuhan disiram 2 kali sehari, kecuali hujan, dan sebulan sebelum dipangkas, penyiraman agar dihentikan. Dua-tiga hari setelah dipangkas, tanaman disiram air lagi sebanyak-banyaknya. Seminggu sebelum penen, pengairan dihentikan dan 4 hari sebelum panen harus segera diairi lagi hingga tanahnya cukup basah. Setelah tanaman berumur satu tahun, tunas cabang pokok disebut cabang primer dipangkas dan disisakan 0,5 meter. Tunas cabang sekunder menghasilkan cabang tersier yang tumbuh bersama bunga yang selanjutnya menghasilkan buah. Bersamaan dengan pemangkasan, semua daun dihilangkan/dipotong. Tunas-tunas tersier diatur agar bentuknya seperti sirip. Hingga tanaman berumur 1 tahun, dipupuk dengan pupuk yang berunsur N (urea), dilakukan setiap 10 hari sekali sampai berumur 3 bulan, pemupukan 10 gram/pohon. Selanjutnya, tanaman 3-6 bulan butuh 15
gr/pohon setiap 15 hari sekali, 6-12 bulan butuh 50 gr/pohon setiap 30 hari sekali. Setelah tanaman berumur 4 tahun, pemupukan diberikan setahun sekali menjelang pemangkasan pembuahan. Beberapa hal yang juga patut diperhatikan dalam pembudidayaan tanaman anggur, bulan Maret-April biasanya buahnya sedikit karena tidak sedang musim bunga, Juli-Agustus biasanya buahnya banyak, dalam memotong cabang subur ditinggalkan 4-10 mata tunas. Cabang yang dipangkas harus meneteskan air, bila tidak pemangkasan ditunda. Selain itu, tunas yang tumbuh di atas bunga sebaiknya dipangkas, bila buhnya sudah besar sebesar biji asem, sebaiknya dilakukan penjarangan sebanyak 40-50 persen. Agar buah tak diserang hama, buahnya sebaiknya dibungkus dengan kertas semen atau kantong plastik transparan. Buah siap panen setelah pemangkasan bunga 105- 110 hari. TABULAMPOT MANGGA Tanaman mangga (Mangifera indica) berasal dari daerah sekitar Bombay (India) dan sekitar kaki pegunungan Himalaya (Nepal) kemudian menyebar ke segala penjuru dunia, termasuk Indonesia. Pohon mangga bisa mencapai umur 50 tahun dan diameter batang bisa mencapai lebih dari 100 cm dengan tajuk yang melebar dan rindang sehingga selain tanaman buah juga berguna sebagai tanaman pelindung. "Jenis mangga atau macam mangga" antara lain harum manis, golek, gadung, madu, manalagi dan jenis genjah seperti oren, golek India, apel, Tanjung Pinang, cengkir, merah Brazil, green Bombay, dan lainlain. Untuk penanaman di pot, pilihlah bibit berasal dari cangkok, stek, rundukan, sambung pucuk atau okulasi. Bibit dari tanam biji sangat lambat menghasilkan buah dan kualitas buah sulit dipastikan. Pilih bibit dengan umur minimal 1 tahun dengan daun yang banyak dan segar Pakailah pot dengan diameter minimal 30 cm dan tinggi minimal 35 cm. Isilah pot secara berturut-turut dengan ijuk atau pecahan genteng sebagai penahan keluarnya media tanam saat penyiraman atau hujan setebal 5 cm, kemudian isi dengan humus atau cabang dan daun tanaman yang sudah lapuk, selanjutnya isi dengan media tanam (tanah campur humus dengan perbandingan sama) sampai penuh. Setelah penanaman tutul permukaan media tanam dengan jerami untuk mengurangi penguapan dan menahan tumbuhnya gulma. Setiap 4 sampai 5 tahun sekali dilakukan pergantian pot kalau ukurannya sudah tidak mencukupi atau pot rusak. Kalau tidak melakukan pergantian pot, maka hanya media tanamnya saja yang diganti. Potonglah sekitar 5 cm media tanam beserta akarnya di sekeliling pinggir dan bagian bawah dengan pelan menggunakan pisau tajam, kemudian tanam kembali dengan menambahkan media tanam yang baru. Setiap pemotongan akar harus diikuti dengan pemangkasan daun, jika tidak biasanya tanaman akan melayukan dan menggugurkan daunnya supaya seimbang antara kemampuan menyerap air dan penguapan air lewat daun. "TABULAMPOT MANGGA" TABULAMPOT JAMBU AIR Tanaman jambu air (Syzygium aqueum) diduga sebagai tanaman asli Indonesia, ada juga yang menduga berasal dari India dan Asia tenggara. Jambu air ditanam hampir di seluruh wilayah Indonesia. Jambu air merupakan tanaman menahun (parensial) dan berbuah dua kali setahun, bulan Juli dan September. Ketinggian pohon bisa mencapai 7 meter. Buah jambu air mengandung kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi dan vitamin C serta air. Bagian yang dapat dimakan dari buah jambu air sebanyak 90%.
Jambu air banyak jenis dan varitasnya, antara lain Cincola, Lilin, Semarang, Apel, Camplong, Bangkok dan lain-lain. Jambu air dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada ketinggian tempat rendah sampai 1.000 m dari permukaan laut (dpl). Katinggian tempat yang optimal adalah 3 - 500 m dpl. Jambu air memerlukan curah hujan yang cukup, tetapi hujan pada saat berbunga akan merontokkan bunganya. Tanah yang cocok adalah tanah yang subur, gembur, banyak humus, aerasi dan drainase baik serta pH tanah 4 - 8. Jambu air dapat diperbanyak dengan biji, cangkok, sambung, okulasi dan stek. Kecuali dengan biji, cara perbanyakan di atas memiliki keuntungan antara lain cepat berbuah, memiliki sifat yang sama dengan induknya dan tanaman tidak terlalu tinggi. Untuk penanaman di pot pilihlah bibit berasal cangkok, karena dari beberapa cara perbanyakan tersebut bibit cangkok paling cepat berbuah. Pencangkokan yang baik dilakukan pada musim hujan, karena pertumbuhan akar lebih cepat dan dapat mengurangi penyiraman. Pilihlah cabang atau ranting yang sudah pernah berbuah dan banyak daunnya. Kupas kulitnya sepanjang kira-kira 3 cm. Diamkan 1 - 4 minggu. Tutup dengan media moss (lumut) yang sudah dibasahi dan bungkus dengan plastik transparan (plastik kresek putih) atau sabut kelapa, setelah 3 bulan akar terlihat tumbuh memeuhi media cangkok dan cangkokan sudah dapat di potong. Pakailah pot yang sesuai dengan ukuran tanamannya, misalnya pot dengan diameter 30 cm dan tinggi 35 cm atau yang lebih besar. Makin besar ukuran pot makin mudah tanaman untuk tumbuh normal. Isilah pot dengan ijuk atau pecahan genteng setebal 5 cm sebagai penahan keluarnya media tanam saat penyiraman. Kemudian isi dengan media tanam yang terdiri dari campuran tanah, pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan volume yang sama sampai penuh. Sesudah cangkokan dipotong, kurangi daun sampai setengahnya, untuk mengurangi penguapan. Kalau bibit terlalu tinggi bisa dipotong agar tanaman yang baru ditanam nantinya tidak sering tergoyang karena angin atau penyiraman. Penanaman yang baik dilakukan pada saat suhu udara rendah seperti pagi atau sore hari. Lubangi media tanam seukuran bungkusan akar cangkokan. Buka plastik pembungkus akar cangkokan dan bibit dapat ditanam di pot. Tempatkan tanaman pada tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung sampai tanaman bertunas baru dan tumbuh kokoh, sesudah itu secara bertahap ditempatkan pada tempat yang terkena sinar matahari penuh. Penyiraman 1 atau 2 kali sehari, pada pagi dan sore hari terutama pada musim kemarau. Penggemburan media tanam dilakukan apabila media tanam sudah mengeras dan padat, dilakukan hati-hati agar tidak merusak akar. Penggemburan juga dapat dilakukan dengan menyiramkan AgriSC sebanyak 1 - 1,5 cc/liter air. Pemangkasan dilakukan untuk membentuk tajuk tanaman. Setiap pemangkasan akan memunculkan tunas baru, pilihlah 3 tunas baru untuk ditumbuhkan. Makin banyak cabang dan ranting, makin banyak tempat keluarnya bunga. Pemangkasan juga dilakukan untuk membuang tunas liar yang biasanya tumbuh cepat lurus ke atas atau membuang tunas yang sakit dan tidak produktif. Pemupukan untuk jambu air yang belum berbuah dilakukan setiap bulan dengan memberikan Urea, TSP dan KCl dengan perbandingan 2:1:1 sebanyak 15 gram (3 sendok makan). Pupuk ditanam sekeliling pinggiran media tanam, dan lakukan penyiraman setiap selesai memupuk. Pemupukan untuk jambua iar yang sudah berbuah atau akan berbuah dilakukan 2 atau 3 kali setahun menjelang berbuga dengan Urea, TSP dan KCl dengan perbandingan 1:2:1 sebanyak 15 gram (3 sendok makan). Sebagai tambahan dapat diberikan pupuk daun seperti Gandasil D (untuk pertumbuhan vegetatif) dan Gandasil B (untuk pertumbhan generatif) setiap seminggu sekali dengan dosis seperti anjuran dikemasannya. Setiap 3 -5 tahun sekali dapat dilakukan pergantian pot kalau ukuran pot sudak tidak mencukupi atau pot
rusak. Kalau tidak mengganti pot, maka media tanamnya saja yang diganti. Potonglah sekitar 5 cm media tanam beserta akar disekeliling pinggir dan bagian bawah media tanam deng pisau tajam secara pelan, kemudian tanam kembali dengan menambahkan media tanam yang baru. Setiap pemotongan akar harus diimbangi dengan pengurangan daun, kalau tidak tanaman secara alami akan melayukan dan menggugurkan daunnya. Terlepas dari petunjuk teknis di atas, perawatan yang terbaik adalah perhatian kita terhadap tanaman tersebut. Makin diperhatikan biasanya tanaman akan memberikan hasil yang kita harapkan. FERRE SOIL adalah pupuk organik “ Slow Release” yang kaya nutrisi lengkap dan diperkaya dengan mikroba unggul penyubur diformulasikan dengan bahan organic hasil fermentasi yang kaya protein, COrganik, N-Organik, Mn, Zn,Cu, B, Co, asam amino, senyawa phenol dan ester, asam organic ( humic acid ), enzim dan hormone yang meningkatkan pertumbuhan, kekebalan dan anti stress serta mampu mengembalikan kesuburan tanah. Kandungan FREE SOIL : N: 3,0% P2O5: 6,3%, S: 3,0 % MgO: 4,0 %, C Organik :17% Humat: 4 %, K20: 4.0%Fe: 9247 ppm, Ca: 24%Mn:1401 ppm, Cu: 218 ppm Zn: 577 ppm PLUS mikroba penyubur: Mycorrhyza, Azotobacter sp, Bacillus sp, Rhizobium sp, Tricoderma sp, dan Azospirillum sp. PLUS hormon pertumbuhan organik: Phytase, Auxin, Giberellin, Cytokinin, Fitoalexin FERRE SOIL merupakan pupuk NPK Organik dari hasil teknologi paten international “bioperporasi” yang telah terbukti keunggulannya dalam mengatasi permasalahan produksi yang tidak maksimal karena tersumbatnya distribusi hara pada tanaman, keracunan tanah akibat penggunaan pupuk kimiadan pestisida yang berlebihan, defisiensi hara, pemadatan tanah karena miskin bahan organik dan mikro biota tanah yang menjadikan tanah asam dan kehilangan kemampuan untuk menyimpan air. Dengan FERRE SOIL pupuk organik yang mengandung paket mikroba penyubur khusus lengkap dengan nutrisi yang siap membantudan dipekerjakanuntuk membuat lahan anda kaya unsure hara yang cocok ditanami segala jenis tanaman dengan hasil produksi yang melimpah. KEUNGGULAN FERRE SOIL : 1. Meningkatkan mutu dan hasil panen tanaman baik berupa biji, buah, umbi, daun dan batang, proses fotosintesis berlangsung secara efektif sehingga hasil panen lebih berbobot, lebih banyak dan kaya nutrisi. 2. Mempercepat pertumbuhan akar, Cabang batang dan daun secara berimbang sehingga tanaman tampak subur dan sehat serta kokoh. 3. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit serta stress lingkungan (kekeringan). 4. Mengembalikan kesuburan tanah yang telah rusak seperti tanah pertanian yang padat dan asam akibat pemakaian pupuk kimia secara terus menerus dan berlebihan tanah asam mampu dinetralkan kembali. 5. Menambah dan memperbanyak mikro biota penyubur tanah yang memiliki kemampuan menghasilkan bahan organik dan hara secara alami. 6. Memaksimalkan penyerapan pupuk yang diberikan kepadatanaman sehingga efisien dalam penggunaan pupuk dan hemat dalam pembiayaan karena pupuk ferre soil memiliki sifat slow release. Dosis pemakaian 1-3 sendok makan/pot pada tanaman hias. 100kg-300kg/ha pada tanaman komoditas : 1. Ditugal , pupuk dimasukan 5-10cm jarak dari tanaman ke dalam lubang yang ditugal ( tanaman pangan ) 2. Ditanam , pupuk ditanam dalam parit piringan lubang parit 20cm ( tanaman perkebunan ) 3. Ditabur , tabur merata disawah / bedengan dalam kondisi tanah lembab basah macak-macak ( berair ) seperti padi, bawang merah
4. Disiram , larutkan 1kg dalam 20-50liter dan ditambahkan 100gram gula apasir dan 1-3 liter urine sapi, aduk rata dan tutup rapat diamkan semalam, siap dipakai dengan cara penyiraman atau dikucurkan.
BUDIDAYA MANGGA
Buah mangga adalah buah yang manis rasanya dan banyak manfaatnya. Tanaman mangga jika dibudidayakan dengan benar akan memberi hasil yang sesuai dengan yang diharapan. Berikut adalah tips dan teknik budidaya tanaman mangga. 1. SEJARAH SINGKAT Mangga merupakan tanaman buah tahunan berupa pohon yg berasal dari negara India. Tanaman ini kemudian menyebar ke wilayah Asia Tenggara termasuk Malaysia & Indonesia. 2. JENIS TANAMAN Klasifikasi botani tanaman mangga adalah sebagai berikut: • Divisi : Spermatophyta • Sub divisi : Angiospermae • Kelas : Dicotyledonae • Keluarga : Anarcadiaceae • Genus : Mangifera • Spesies : Mangifera spp. Jenis yg banyak ditanam di Indonesia Mangifera indica L. yaitu mangga arumanis, golek, gedong, manalagi & cengkir & Mangifera foetida yaitu kemang & kweni.
3. MANFAAT TANAMAN Buah mangga yg matang merupakan buah meja yg banyak digemari. Mangga yg muda dapat diawetkan dengan kadar gula tinggi menjadi manisan baik dalam bentuk basah atau kering. 4. SENTRA PENANAMAN Pusat penanaman mangga di Pulau Jawa adalah Probolinggo, Indramayu, Cirebon. Tahun 1994 jumlah tanaman yg menghasilkan adalah 8.901.309 tanaman dengan produksi 668.048 ton. 5. SYARAT TUMBUH 5.1. Iklim Tanaman mangga cocok untuk hidup di daerah dengan musim kering selama 3 bulan. Masa kering diperlukan sebelum & sewaktu berbunga. Jika ditanam di daerah basah, tanaman mengalami banyak serangan hama & penyakit serta gugur bunga/buah jika bunga muncul pada saat hujan. 5.2. Media Tanam 1. Tanah yg baik untuk budidaya mangga adalah gembur mengandung pasir & lempung dalam jumlah yg seimbang. 2. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yg cocok adalah 5.5-7.5. Jika pH di bawah 5,5 sebaiknya dikapur dengan dolomit. 5.3. Tempat Ketinggian Mangga yg ditanam didataran rendah & menengah dengan ketinggian 0-500 m dpl menghasilkan buah yg lebih bermutu & jumlahnya lebih banyak dari pada di dataran tinggi. 6. PEDOMAN BUDIDAYA MANGGA 6.1. Pembibitan 1) Perbanyakan dengan Biji 1. Biji dipilih dari tanaman yg sehat, kuat & buahnya berkualitas. Biji dikeringanginkan & kulitnya dibuang. 2. Siapkan kotak persemaian ukuran 100 x 50 x 20 cm 3 dengan media tanah kebun & pupuk kandang (1:1), biji ditanam pada jarak 10-20 cm. Dapat pula mangga disemai dikebun dengan jarak tanam 30 x 40 atau 40 x 40 cm di atas tanah yg gembur. Persemaian diberi naungan dari plastik/sisa-sisa tanaman, tetapi jangan sampai udara di dalam persemaian menjadi terlalu lembab. Biji ditanam dengan perut ke arah bawah supaya akar tidak bengkok. Selama penyemaian, bibit tidak boleh kekurangan air. Pada umur 2 minggu bibit akan berkecambah. Jika dari 1 biji terdapat lebih dari 1 anakan, sisakan hanya satu yg benar-benar kuat & baik. Bibit di kotak persemaian harus dipindahtanamkan ke dalam polybag jika tingginya sudah mencapai 25-30 cm. Seleksi bibit dilakukan pada umur 4 bulan, bibit yg lemah & tumbuh abnormal dibuang. Pindahtanam ke kebun dilakukan jika bibit telah berumur 6 bulan. 2) Okulasi Perbanyakan terbaik adalah dengan okulasi (penempelan tunas dari batang atas yg buahnya berkualitas ke batang bawah yg struktur akar & tanamannya kuat). Batang bawah untuk okulasi adalam bibit di persemaian yg sudah berumur 9-12 bulan. Setelah penempelan, stump (tanaman hasil okulasi) dipindahkan ke kebun pada umur 1,5 tahun. Okulasi dilakukan di musim kemarau agar bagian yg ditempel tidak busuk. 3) Pencangkokan Batang yg akan dicangkok memiliki diameter 2,5 cm & berasal dari tanaman berumur 1 tahun. Panjang sayatan cangkok adalah 5 cm. Setelah sayatan diberi tanah & pupuk kandang (1:1), lalu dibungkus dengan plastik atau sabut kelapa. 6.2. Pengolahan Media Tanam 1. Persiapan : Penetapan areal untuk perkebunan mangga harus memperhatikan faktor kemudahan
transportasi & sumber air. 2. Pembukaan Lahan o Membongkar tanaman yg tidak diperlukan & mematikan alang-alang serta menghilangkan rumputrumput liar & perdu dari areal tanam. o Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah yg terlalu besar. 3. Pengaturan Jarak Tanam : Pada tanah yg kurang subur, jarak tanam dirapatkan sedangkan pada tanah subur, jarak tanam lebih renggang. Jarak tanam standar adalah 10 m & diatur dengan cara: o segi tiga sama kaki. o diagonal. o bujur sangkar (segi empat). 6.3. Teknik Penanaman 1) Pembuatan Lubang Tanam Lubang tanam dibuat dengan panjang, lebar & kedalaman 100 cm. Pada waktu penggalian, galian tanah sampai kedalaman 50 cm dipisahkan dengan galian dari kedalaman 50100 cm. Tanah galian bagian dalam dicampur dengan pupuk kandang lalu dikeringanginkan beberapa hari. Masukkan tanah galian bagian atas, diikuti tanah galian bagian bawah. Pembuatan lubang tanam dilakukan pada musim kemarau. 2) Cara Penanaman Lubang tanam yg telah ditimbun digali kembali dengan ukuran panjang & lebar 60 cm pada kedalaman 30 cm, taburi lubang dengan furadan 10-25 gram. Polibag bibit digunting sampai ke bawah, masukkan bibit beserta tanahnya & masukkan kembali tanah galian sampai membentuk guludan. Tekan tanah di sekitar batang & pasang kayu penyangga tanaman. 3) Penanaman Pohon Pelindung Pohon pelindung ditanam untuk menahan hembusan angin yg kuat. Jenis yg biasa dipakai adalah pohon asam atau trembesi. 6.4. Pemeliharaan Tanaman 1) Penyiangan Penyiangan tidak dapat dilakukan sembarangan, rumput/gulma yg telah dicabut dapat dibenamkan atau dibuang ke tempat lain agar tidak tumbuh lagi. Penyiangan juga biasa dilakukan pada waktu penggemburan & pemupukan. 2) Penggemburan/Pembubunan Tanah yg padat & tidak ditumbuhi rumput di sekitar pangkal batang perlu digemburkan, biasanya pada awal musim hujan. Penggemburan tanah di kebun mangga cangkokan jangan dilakukan terlalu dalam. 3) Perempelan/Pemangkasan Pemangkasan bertujuan untuk membentuk kanopi yg baik & meningkatkan produksi. Ketika tanaman telah mulai bertunas perlu dilakukan pemangkasan tunas agar dalam satu cabang hanya terdapat 3–4 tunas saja. Tunas yg dipilih jangan terletak sama tinggi & berada pada sisi yg berbeda. Tunas dipelihara selama kurang lebih 1 tahun saat tunas-tunas baru tumbuh kembali. Pada saat ini dilakukan pemangkasan kedua dengan meninggalkan 2-3 tunas. Pemangkasan ketiga, 1 tahun kemudian, dilakukan dengan cara yg sama dengan pemangkasan ke-2. 4) Pemupukan a) Pupuk organik 1. Umur tanaman 1-2 tahun: 10 kg pupuk kandang, 5 kg pupuk kandang. 2. Umur tanaman 2,5–8 tahun: 0,5 kg tepung tulang, 2,5 kg abu.
3. Umur tanaman 9 tahun: tepung tulang dapat diganti pupuk kimia SP-36, 50 kg pupuk kandang, 15 kg abu. 4. Umur tanaman > 10 tahun: 100 kg pupuk kandang, 50 kg tepung tulang, 15 kg abu. Pupuk kandang yg dipakai adalah pupuk yg sudah tercampur dengan tanah. Pemberian pupuk dilakukan di dalam parit keliling pohon sedalam setengah mata cangkul (5 cm). b) Pupuk anorganik 1. Umur tanaman 1-2 bulan : NPK (10-10-20) 100 gram/tanaman. 2. Umur tanaman 1,5-2 tahun: NPK (10-10-20) 1.000 kg/tanaman. 3. Tanaman sebelum berbunga: ZA 1.750 gram/tanaman, KCl 1.080 gram/tanaman. 4. Tanaman waktu berbunga : ZA 1.380 gram/tanaman, Di kalsium fosfat 970 gram/tanaman, KCl 970 gram/tanaman. 5. Tanaman setelah panen: ZA 2700 gram/tanaman, Di kalsium fosfat 1.940 gram/tanaman, KCl 1.940 gram/tanaman. 5) Peningkatan Kuantitas Buah Dari sejumlah besar bunga yg muncul hanya 0,3% yg dapat menjadi buah yg dapat dipetik. Untuk meningkatkan persentase ini dapat disemprotkan polinator maru atau menyemprotkan serbuk sari diikuti pemberian 300 ppm hormon giberelin. Dengan cara ini, persentase pembentukan buah yg dapat dipanen dapat ditingkatkan menjadi 1,3%. 7. HAMA & PENYAKIT 7.1. Hama 1. Kepik mangga (Cryptorrhynoccus gravis) o Menyerang buah & masuk ke dalamnya. o Pengendalian: dengan semut merah yg menyebabkan kepik tidak bertelur. 2. Bubuk buah mangga o Menyerang buah sampai tunas muda. Kulit buah kelihatan normal, bila dibelah terlihat bagian dalamnya dimakan hama ini. o Pengendalian: memusnahkan buah mangga yg jatuh akibat hama ini, menggunakan pupuk kandang halus, mencangkul tanah di sekitar batang pohon & menyemprotkan insektisida ke tanah yg telah dicangkul. 3. Bisul daun(Procontarinia matteiana.) o Gejala: daun menjadi berbisul & daun menjadi berwarna coklat, hijau & kemerahan. o Pengendalian: penyemprotan buah & daun dengan Ripcord, Cymbuth atau Phosdrin tiga kali dalam seminggu, membakar daun yg terserang, menggemburkan tanah untuk mengeluarkan kepompong & memperbaiki aerasi. 4. Lalat buah o Gejala: buah busuk, jatuh & menurunkan produktivitas. o Pengendalian: dengan memusnahkan buah yg rusak, memberi umpan berupa larutan sabun atau metil eugenol di dalam wadah & insektisida. 5. Wereng ( Idiocerus clypealis, I. Niveosparsus, I. Atkinsoni) o Jenis wereng ini berbeda dengan yg menyerang padi. Wereng ini menyerang daun, rangkaian bunga & ranting sambil mengeluarkan cairan manis sehingga mengundang semut api untuk memakan tunas atau kuncup. Cairan yg membeku menimbulkan jamur kerak hitam. o Pengendalian dengan insektisida Diazinon & pengasapan seminggu empat kali. 6. Tungau (Paratetranychus yothersi, Hemitarsonemus latus) o Tungau pertama menyerang daun mangga yg masih muda sedangkan yg kedua menyerang permukaan daun mangga bagian bawah. Keduanya menyerang rangkaian bunga. o Pengendalian dengan menyemprotkan tepung belerang, insektisida Diazinon atau Basudin. 7. Codot o Memakan buah mangga di malam hari. o Pengendalian: dengan membiarkan semut kerangkeng hidup di sela daun mangga, memasang kitiran
angin berpeluit & melindungi pohon dengan jaring. 7.2. Penyakit 1. Penyakit mangga o Penyebab: jamur Gloeosporium mangifera. Jamur ini menyebabkan bunga menjadi layu, buah busuk, daun berbintik-bintik hitam & menggulung. o Pengendalian: fungisida Bubur Bordeaux. 2. Penyakit diplodia o Penyebab: jamur Diplodia sp. Tumbuh di luka tanaman muda hasil okulasi. o Pengendalian: dengan bubur bordeaux. Luka diolesi/ditutup parafin-carbolineum. 3. Cendawan jelaga o Penyebab: virus Meliola mangifera atau jamur Capmodium mangiferum. Daun mangga yg diserang berwarna hitam seperti beledu. Warna hitam disebabkan oleh jamur yg hidup di cairan manis. o Pengendalian: dengan memberantas serangga yg menghasilkan cairan manis dengan insektisida atau tepung belerang. 4. Bercak karat merah o Penyebab: jamur Colletotrichum gloeosporiodes. Menyerang daun, ranting, bunga & tunas sehingga terbentuk bercak yg berwarna merah. Penyakit ini sangat mempengaruhi proses pembuahan. o Pengendalian: pemangkasan dahan, cabang, ranting, menyemprotkan fungisida bubuk bordeaux atau sulfat tembaga. 5. Kudis buah o Menyerang tangkai bunga, bunga, ranting & daun. o Gejala: adanya bercak kuning yg akan berubah menjadi abu-abu. Pembuahan tidak terjadi, bunga berjatuhan. o Pengendalian: fungisida Dithane M-45, Manzate atau Pigone tiga kali seminggu & memangkas tangkai bunga yg terserang. 6. Penyakit Blendok o Penyebab: jamur Diplodia recifensis yg hidup di dalam lubang yg dibuat oleh kumbang Xyleborus affinis). Lubang mengeluarkan getah yg akan berubah warna menjadi coklat atau hitam. o Pengendalian: memotong bagian yg sakit, lubang ditutupi dengan kapas yg telah dicelupkan ke dalam insektisida & menyemprot pohon dengan bubur bordeaux. 7.3. Gulma Benalu memberikan kerusakan dalam waktu pendek karena menyebabkan makanan tidak diserap tanaman secara sempurna. Pengendalian dengan memotong cabang yg terserang, menebang tanaman yg diserang benalu dengan berat. 8. PANEN 8.1. Ciri & Umur Panen Mangga cangkokan mulai berbuah pada umur 4 tahun, mangga okulasi pada umur 5-6 tahun. Banyaknya buah panen pertama hanya 10-15 buah, pada tahun ke 10 jumlah buah dapat mencapai 300-500 buah/pohon. Panen besar biasanya jatuh di bulan September-Oktober. Tanda buah sudah dapat dipanen adalah adanya buah yg jatuh karena matang sedikitnya 1 buah/pohon, warna buah arumanis/manalagi berubah menjadi hijau tua kebiruan, warna buah mangga golek/gedok berubah menjadi kuning/merah Buah yg dipetik harus masih keras. 8.2. Cara Panen Pada saat pemetikan, buah jangan sampai terpotong, tercongkel atau jatuh sampai memar. Buah dipetik di sore hari dengan menggunakan pisau tajam atau dengan galah yg diujungnya terdapat pisau & keranjang penampung buah. 8.3. Periode Panen Di Indonesia pohon mangga berbunga satu tahun sekali sehingga panen dilakukan satu periode dalam satu tahun. Dari satu pohon, buah tidak akan masak bersamaan sehingga dilakukan beberapa kali panen.
8.4. Perkiraan Produksi Pohon muda okulasi menghasilkan 50-100 buah/tahun, meningkat sampai 300-500 buah pada umur 10 tahun, 1.000 buah pada umur 15 tahun & 2.000 buah pada waktu produksi maksimum di umur 20 tahun. 9. PASCAPANEN 9.1. Pengumpulan Buah hasil panen dikumpulkan di tempat yg teduh. 9.2. Penyortiran & Penggolongan Mangga yg rusak dipisahkan dengan mangga yg mulus. Setelah sortasi buah mangga dilap untuk menghilangkan getah yg dapat menurunkan mutu terutama jika buah akan dipasarkan ke pasar swalayan atau luar negeri. Buah yg akan dipasarkan di dalam negeri dapat diperam untuk mempercepat pemasakan. Sortasi didasarkan berat buah atau ukuran buah. Kelas berdasarkan berat buah antara lain: • Kelas I: > 320 gram/buah • Kelas II: 270 - 320 gram/buah • Kelas III: 200 - 270 gram/buah Sedangkan berdasarkan ukuran buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: • Klasifikasi Besar: arum manis > 17,5 cm, golek > 20 cm • Klasifikasi Sedang: arum manis 15 - 17,5 cm, golek 17,5 - 20 cm • Klasifikasi Kecil: arum manis < 15 cm, golek < 17,5 cm 9.3. Penyimpanan Buah mangga yg telah dipetik disimpan ditempat yg kering, teduh & sejuk.
BUDIDAYA RAMBUTAN
Budidaya Rambutan dan Cara Menanamnya Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman rambutan. A. Faktor luar Faktor luar adalah factor-faktor yang terdapat di luar tanaman rambutan, yaitu sebagai berikut: 1. Tanah Jenis tanah yang baik sebagai media tanam untuk pertumbuhan rambutan adalah tanah yang gembur, subur, dan sedikit berpasir. Walaupun sebenarnya rambutan dapat hidup dalam segala jenis tanah, namun pada jenis tanah seperti tersebut di atas, rambutan dapat memberikan hasil yang optimal. Tingkat derajat keasaman (pH) tanah yang optimal untuk budidaya tanaman rambutan adalah antara 6,67 dan jika pH tanahnya kurang dari 5,5 seperti daerah rawa-rawa maka perlu diadakan pengapuran terlebih dahulu. 2. Iklim Iklim adalah keadaan suhu rata-rata suatu tempat pada jangka waktu tertentu. Keadaan iklim sangat dipengaruhi oleh: a. Suhu udara, b. Curah hujan, c. Pancaran sinar matahari, dan d. Arah angin
Hal yang paling mempengaruhi keadaan iklim adalah curah hujan. Curah hujan yang diperlukan rambutan adalah 1.500-2.500 mm setiap tahunnya. Pada saat berbunga, rambutan memerlukan musim kering selama 3 bulan agar dapat menjadi buah yang baik. Jika musim kering berlangsung lebih dari 3 bulan, maka bunga akan menjadi gugur atau buah tidak sempurna (menjadi kempes). 3. Letak ketinggian Ketinggian antara 30-500 meter di atas permukaan laut adalah kondisi tempat yang dapat dipakai bertanam untuk mendatangkan hasil lebih baik. B. factor Dalam Faktor-faktor dalam adalah factor yang berasal dari tubuh tanaman rambutan itu sendiri, yang termasuk factor dalam adalah sebagai berikut: 1. Jenis rambutan yang ditanam Terdapat beragam jenis rambutan, masing-masing memiliki sifat yang khas. Dari bermacam-macam sifat tersebut, kita dapat menyeleksi sifst-sifst yang menguntungkan. Sifat-sifat tersebut diturunkan ini juga perlu kita perhatikan, jika ingin memperoleh hasil lebih baik. 2. Bibit yang dipilih Seperti kita ketahui, sifat turunan adalah sifat yang diturunkan induk pada anak-anaknya. Jika kita telah memilih induk dengan sifat unggul atau berkualitas, kita dapat juga mengusahakan agar sifat tersebut diturunkan pada anak-anaknya yaitu dengan cara perkembangbiakkan tak kawin, misalnya mencangkok. Dengan cangkok, kita memiliki beberapa keuntungan yaitu: a. Diperoleh sifat yang hampir sama dengan induknya; b. Cepat berbuah; c. Cepat menghasilkan keturunan. Tetapi apabila kita mendapatkan keturunan dengan hasil perkawinan, belum tentu memperoleh sifat yang sama dengan induk, sebab perkawinan adalah gabungan antara induk jantan dan induk betina. Proses penanaman Penanaman pohon rambutan di pekarangan rumah lebih mudah dari pada dikebun, karena perhatiannya lebih banyak dan tidak mememrlukan bermacam-macam tehnik perawatan, namun tentu saja dengan perawatan yang sederhana, hasilnya juga tidak dapat memberikan hasil yang maksimal. Tanaman rambutan yang diusahakan di kebun dan di rawat secara maksimal maka akan diperoleh hasil yang maksimal. Persiapan Untuk penanaman rambutan, yang kita perlukan pada persiapan lahan adalah: 1. Persiapan lahan Lahan yang kita perlukan adalah: a. Lahan yang subur, b. Kondisi tanah yang gembur, dan c. Sirkulasi udara dalam tanah berjalan baik. Cara mempersiapkan lahan untuk berkebun rambutan: a. Tanah dibersihkan dari tanaman pengganggu (semak) b. Tanah dibajak atau dicangkul agak dalam, jika kita tanam pohon rambutan dari biji atau dengan okulasi. Jika dari cangkokan, tidak usah terlalu dalam.
c. Pada lahan yang agak liat, kita tambahkan humus terlebih dahulu. d. Biarkan kondisi seperti ini selama satu tahun terlebih dahulu. 2. Pembuatan Lubang Tanam Setelah selesai mengadakan persiapan lahan, selanjutnya kita persiapkan pembuatan lubang tanam untuk tanaman rambutan. Lubang tanam dibuat 4 pekan sebelum proses penanaman bibit rambutan, Besar ukuran lubang tanam adalah 1x1x0,5 meter. Cara pembuatan lubang tanam untuk tanaman rambutan adalah sebagai berikut: a. Ukurlah tanah dengan meteran sepanjang 1 meter, lebar 1 meter b. Mulailah menggali lubang tanam sedalam 0,5 meter c. Pada saat penggalian, sebaiknya pisahkan antara tanah sebelah atas dan tanah sebelah bawah d. Jarak antara lubang tanam yang satu dengan lainnya adalah 12 meter e. Tunggu lubang tanam selama 2 minggu f. Tutup kembali lubanag tanam dengan sususnan seperti semula sebelum di gali g. Tambahkan pada bagian tanah sebelah atas dengan pupuk kandang h. Setelah 4 minggu maka bibit rambutan sudah dapat ditanam pada lubang tanam 3. Persiapan penyediaan benih Cara penyiapan bibit dari biji rambutan: a. Rendam biji rambutan dalam air bercampur asam klorida (HCL) 25% dengan perbandingan 1:2 atau dalam larutan asam sulfat (H2SO4) b. Lama perendaman selama 15 menit. c. Ambilbiji rambutan dan cuci sampai bersih d. Tiriskan biji rambutan selama 1 hari sampai kering agar tidak ditumbuhi dengan jamur e. Langkah selanjutnya adalah menyemaikan benih pada lahan yang gembur sedalam 20 cm. f. Kurang lebih 1 bulan, pohon rambutan sudah mulai tumbuh dan jika sudah ada daunnya, dua helai dipindahkan ke tempat penanaman. Penanaman Pada penanaman tanaman rambutan harus diperhatikan: 1. Lubang tanam tidak terlalu dalam atau terlalu dangkal. 2. Dalam lubang kira-kira batas antara akar dan batang. Usahakan setinggi tanah yang ada dipermukaan 3. Buatkan perlindungan tanaman dari bahan bamboo dengan posisi agak tinggi bagian Timur, atau membujur dari arah Utara ke selatan agar Matahari pagi lebih banyak dari pada sore hari 4. Pelindung bagian atap dibuat dari daun kelapa atau daun tebu 5. Lepas bibit dari keranjang atau kantung plastic, agar tidak mengundang rayap merusak akar yang masih muda 6. Pada awal penanaman, ditambah dengan pupuk kandang dan pupuk hijau. 7. Penanaman bibit rambutan sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan. Namun, jika masih musim kemarau, sebaiknya disiram 2 kali sehari selama 2 minggu.s Pemeliharaan A.
Penyiraman
1. Penyiraman pada tanaman rambutan yang baru ditanam sampai berumur 2 minggu, dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari. 2. Setelah 2 minggu berlalu, penyiraman dilakukan 1 kali sehari 3. Setelah tanaman rambutan kuat, penyiraman dilakukan sesekali saja jika memerlukan.
4. Jika da air yang menggenang, segera buat saluran air agar air sgera mengalir jauh dari tanaman rambutan, karena tanaman rambutan, karena tanaman rambutan timbuhnya kurang baik dalam air yang menggenang. B.
Pemupukan
Pemupukan adalah usaha untuk menambah kesuburan tanah sehingga tanaman cepat berbunga dan berbuah. Selain itu, pemupukan juga dilakukan agar susunan unsure hara tanah tetap dalam keadaan seimbang. 1. Untuk menanam rambutan yang berumur 2 tahun, pemupukan dilakukan dengan cara menggali tanah di sekeliling pohon sedalam 30 cm, lebar 40 cm, dan memasukakkan campuran 30 kg pupuk kandang, 50 kg TSP, 100 gram urea setara 20 gram ZK. 2. Untuk tahun ketiga dan seterusnya, pemupukan tanaman rambutan berupa 50 kg pupuk kandang, 60 kg TSP, 150 gram urea, dan 250 gram ZK untuk setiap hectare tanah. Selain pupuk yang diberikan pada bagian tanah, tanaman rambutan juga perlu pupuk daun. Pupuk daun adalah pupuk yang diberikan pada tanaman lewat bagian daun dengan cara disemprotkan, terutama pada saat stomata mulut daunnya terbuka. Kelebihan pemberian pupuk daun adalah: 1. Unsur hara lebih cepat terserap. 2. Tunas lebih mudah terbentuk. 3. Bunga lebih cepat terbentuk. 4. Tanah tidak cepat menjadi tandus. Penyemprotan pupuk daun dilakukan pada bagian bawah daun, karena letak stomata atau mulut daun ada di permukaan bawah daun. Kecuali pada tumbuhan air yang memiliki stomata di permukaan atas daun. C.
Penyiangan
Penyiangan adalah proses pembuangan atau pembersihan lahan tanaman rambutan dari tanaman lain yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman rambutan, misalnya gulma dan rumput.Selain penyiangan, yang tak kalah penting agar tanaman rambutan cepat berbuah adalah pemangkasan. Buah yang banyak diperoleh dari daun yang rimbun. Sedangkan daun yang rimbun ini, dapat kita peroleh dari pemangkasan. Pemangkasan dilakukan setelah selesai panen seluruhnya, terutama ranting-ranting yang telah kering dan mati. Ada beberapa cara yang dilakukan agar tanaman buah-buahan cepat berbuah, yaitu: 1. Pemangkasan Pemangkasan ada 3 macam yaitu pemangkasan ringan (pada batang yang tidak produktif). Pemangkasan sedang (untuk cabang yang rusak), dan pemangkasan berat (meremajakan batang yang tua). Pemangkasan perlu memperhatikan kondisi tanaman dan lingkungan tempat hidupnya, serta waktunya yaitu akhir musim kemarau dan awal musim hujan. 2. Pematahan Bagian Ujung Tunas Pematahan ujung tunas hampir sama dengan pemangkasan. Pematahan hanya dilakukan pada ujung tunas. Pematahan menghambat tambahan memanjang. Sehingga zat makanan untuk membentuk tunas ditimbun agar terbentuk buah. 3. Melukai batang akar atau Umbi Pembuatan luka merupakan usaha yang dilakukan oleh nenek moyang sejak zaman dahulu kala. Pembuatan luka dilakukan pada bagian batang, akar dan bagian umbi.
Setelah dilukai sebaiknya diberi paraffin atau cat agar tidak terjadi infeksi. Bagian batang yang dapat dilukai adalah batang yang keras, dengan lebar luka 10-20 cm pada sekeliling batang. Dengan adanya luka maka pengangkutan zat makanan menjadi terganggu, sehingga pemusatan zat makanan pada bagian daun akan mendorong proses pembungaan. 4. Pengikatan Mengikat tanaman ini merupakan cara yang sudah lama dilakukan oleh nenek moyang kita. Pada awalnya, mereka tidak tahu mengapa tanaman yang diikat menjadi cepat berbunga dan brbuah. Pengikatan menggunakan kawat sebagai pengikat, dapat dilakukan bagian batang besar atau kecil. Setelah berbunga dan berbuah, pengikatnya baru dilepas. 1. Hama Hama tanaman rambutan adalah gangguan pada tanaman rambutan yang disebabkan oleh hewan. Hewan yang biasa mengganggu tanaman rambutan adalah semut, kepik (kumbang kecil), kutu, tupai dan kelelawar. Termasuk di dalamnya adalah ulat penggerek yang paling sering dijumpai pada buah, batang, dan daun rambutan, serta masih banyak lagi jenis ulat pengganggu yang lain. a. Ulat penggerek Ciri-ciri buah rambutan yang terkena hama ulat penggerek adalah sebagai berikut: 1) Buah rambutan kering dan berwarna hitam. 2) Pada bagian daging buah terdapat ulat yang berwarna cokelat b. Ulat pemakan daun Ulat pemakan daun sering disebut ulat keket, memiliki ciri-ciri: 1) Menyerang daun tanaman rambutan saat musim kemarau. 2) Daun yang dimakan adalah daun yang muda. 3) Pinggir daun menjadi kering dan keriting. c.
Ulat penggerek batang
d. Ulat jengkal Ulat jengkal menyerang bagian daun ranbutan yang masih muda. Ciri-ciri daunnya: 1) Bagian pinggir menjadi keriting. 2) Bagian pinggir daun berwarna coklat dan kering. 3) Dijumpai ulat yang berwarna coklat seperti tangkai daun yang kering. 2. Penyakit Penyakit pada tanaman rambutan adalah gangguan pada tanaman rambutan yang disebabkan oleh mikroorganisme (makhluk hidup yang sangat kecil, berupa tannaman dan hewan). Macam-macam penyakit pada tanaman rambutan adalah: a. Bercak daun 1) Bercak daun disebabkan oleh ganggang. 2) Yang diserang adalah bagian daun yang sudah tua 3) Penyakit ini muncul pada musim penghujan. 4) Gejala berupa bercak putih pada permukaan atas daun 5) Serat bercak berwarna jingga. b.
Bercak pada batang
1) 2) 3)
Apenyebab bercak putih adalah lumut kerak Warna putih Menyerang pada bagian batang
c. Akar putih. 1) Penyebab akar putih adalah jamur. 2) Gejala adanya bercak putih pada akar. 3) Dapat menyebabkan akar menjadi kering sehingga tanaman mati. 3. Gulma Gulma adalah gangguan pada tanaman rambutan yang berupa tanaman pengganggu. Gulma tanaman rambutan biasanya berupa rumput liar yang hidup di sekitar tanaman tersebut, upaya menanggulangi dengan mengadakan penyiangan secara rutin pada jarak 1 meter dari batang rambutan. Usaha-usaha pemberantasan hama dan penyakit pada tanaman rambutan adalah sebagai berikut: 1. Pencegahan Usaha pencagahan terhadap hama dan penyakit yang menyerang tanaman rambutan dilakukan untuk membasmi hama tanaman berupa kutu. 2. Pemberantasan Adalah usaha pemberantasan hama yang berupa ulat penggerek. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pemberantasan hama, yaitu: a. Jangan dilakukan pada saat tanaman rambutan berbunga, karena akan menggangu proses penyerbukan b. Jangan melakukan pemberantasan hama pada saat buah siap dipanen. Dua puluh hari sebelum dipanen, pemakaian pestisida harus sudah dihentikan, karena residu pestisida dapat meracuni konsumen. Pencegahan penyakit pada tanaman rambutan, misalnya sebelum tumbuh jamur pada musim hujan ,mulai tiba, tanaman rambutan kita semprot dengan fungisida. Budidaya Rambutan 1. SEJARAH SINGKAT Rambutan (Nephelium sp.) merupakan tanaman buah hortikultural berupa pohon dengan famili Sapindacaeae. Tanaman buah tropis ini dalam bahasa Inggrisnya disebut Hairy Fruit berasal dari Indonesia. Hingga saat ini telah menyebar luar di daerah yang beriklim tropis seperti Filipina dan negaranegara Amerika Latin dan ditemukan pula di daratan yang mempunyai iklim sub-tropis. Teknik Budidaya Rambutan Cara Menanam Rambutan 2. JENIS TANAMAN Dari survey yang telah dilakukan terdapat 22 jenis rambutan baik yang berasal dari galur murni maupun hasil okulasi atau penggabungan dari dua jenis dengan galur yang berbeda. Ciri-ciri yang membedakan setiap jenis rambutan dilihat dari sifat buah (dari daging buah, kandungan air, bentuk, warna kulit, panjang rambut). Dari sejumlah jenis rambutan diatas hanya beberapa varietas rambutan yang digemari orang dan dibudidayakan dengan memilih nilai ekonomis relatif tinggi diantaranya: Teknik Budidaya Rambutan Cara Menanam Rambutan a. Rambutan Rapiah buah tidak terlalu lebat tetapi mutu buahnya tinggi, kulit berwarna hijaukuning-merah tidak merata dengan beramut agak jarang, daging buah manis dan agak kering, kenyal, ngelotok dan daging buahnya tebal, dengan daya tahan dapat mencapai 6 hari setelah dipetik.
b. Rambutan Aceh Lebak bulus pohonnya tinggi dan lebat buahnya dengan hasil rata-rata 160-170 ikat per pohon, kulit buah berwarna merah kuning, halus, rasanya segar manis-asam banyak air dan ngelotok daya simpan 4 hari setelah dipetik, buah ini tahan dalam pengangkutan. c. Rambutan Cimacan, kurang lebat buahnya dengan rata-rata hasil 90-170 ikat per pohon, kulit berwarna merah kekuningan sampai merah tua, rambut kasar dan agak jarang, rasa manis, sedikit berair tetapi kurang tahan dalam pengangkutan. d. Rambutan Binjai yang merupakan salah satu rambutan yang terbaik di Indonesia dengan buah cukup besar, dengan kulit berwarna merah darah sampai merah tua rambut buah agak kasar dan jarang, rasanya manis dengan asam sedikit, hasilbuah tidak selebat aceh lebak bulus tetapi daging buahnya ngelotok. e. Rambutan Sinyonya, jenis rambutan ini lebat buahnya dan banyak disukai terutama orang Tionghoa, dengan batang yang kuat cocok untuk diokulasi, warna kulit buah merah tua sampai merah anggur, dengan rambut halus dan rapat, rasa buah manis asam, banyak berair, lembek dan tidak ngelotok. 3. MANFAAT TANAMAN Tanaman buah rambutan sengaja dibudidayakan untuk dimanfaatkan buahnya yang mempunyai gizi, zat tepung, sejenis gula yang mudah terlarut dalam air, zat protein dan asam amino, zat lemak, zat enzimenzim yang esensial dan nonesensial, vitamin dan zat mineral makro, mikro yang menyehatkan keluarga, tetapi ada pula sementara masyarakat yang memanfaatkan sebagai pohon pelindung di pekarangan, sebagai tanaman hias. 4. SENTRA PENANAMAN Di Indonesia yang menjadi sentra penanaman rambutan adalah di Jawa khususnya yang sangat besar produksi buah rambutan antara lain di Bekasi, Kuningan, Malang, Probolinggo, Lumajang dan di Garut. 5. SYARAT PERTUMBUHAN 5.1. Iklim 1. Dalam budidaya rambutan angin berperan dalam penyerbukan bunga. 2. Intensitas curah hujan yang dikehendaki oleh pohon rambutan berkisar antara 1.500-2.500 mm/tahun dan merata sepanjang tahun 3. Sinar matahari harus dapat mengenai seluruh areal penanaman sejak dia terbit sampai tenggelam, intensitas pancaran sinar matahari erat kaitannya dengan suhu lingkungan. 4. Tanaman rambutan akan dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu sekitar 25°C yang diukur pada siang hari. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan penurunan hasil atau kurang sempurna (kempes). 5. Kelembaban udara yang dikehendaki cenderung rendah karena kebanyakan tumbuh di dataran rendah dan sedang. Apabila udara mempunyai kelembaban yang rendah, berarti udara kering karena miskin uap air. Kondisi demikian cocok untuk pertumbuhan tanaman rambutan. 5.2. Media Tanam 1. Rambutan dapat tumbuh baik pada lahan yang subur dan gembur serta sedikit mengandung pasir, juga dapat tumbuh baik pada tanah yang banyak mengandung bahan organik ataui pada tanah yang keadaan liat dan sedikit pasir. 2. Pada dasarnya tingkat/derajat keasaman tanah (pH) tidak terlalu jauh berbeda dengan tanaman perkebunan lainnya di Indonesia yaitu antara 6-6,7 dan kalau kurang dari 5,5 perlu dilakukan pengapuran terlebih dahulu. 3. Kandungan air dalam tanah idealnya yang diperlukan untuk penanaman pohon rambutan antara 100-150 cm dari permukaan tanah.
4. Pada dasarnya tanaman rambutan tidak tergantung pada letak dan kondisi tanah, karena keadaan tanah dapat dibentuk sesuai dengan tata cara penanaman yang benar (dibuatkan bedengan) sesuai dengan petunjuk yang ada. 5.3. Ketinggian Tempat Rambutan dapat tumbuh subur pada dataran rendah dengan ketinggian antara 30-500 m dpl. Pada ketinggian dibawah 30 m dpl rambutan dapat tumbuh namun tidak begitu baik hasilnya. 6. PEDOMAN BUDIDAYA 6.1. Pembibitan 1. Persyaratan Benih : Benih yang diambil biasanya dipilih dari benih-benih yang disukai oleh masyarakat konsumen antara lain: Rambutan Rapiah, Rambutan Aceh, Lebak bulus, Rambutan Cimacan, Rambutan, Rambutan Sinyonya. 2. Penyiapan Benih : Persiapan benih biji yang dipergunakan sebagai pohon pangkal setelah buah dikupas dan diambil bijinya dengan jalan fermentasi biasa (ditahan selama 1-2 hari) sesudah itu di angin-anginkan selama 24 jam (sehari semalam) dan biji siap disemaikan. Disamping itu dapat pula direndamdengan larutan asam dengan perbandingan 1:2 dari air dan larutan asam yang terdiri dari asam chlorida (HCl) 25% atau Asam Sulfat (H2S04) BJ = 1.84, caranya direndam selama 15 menit kemudian dicuci dengan air tawar yang bersih sebanyak 3 kali berulang dengan air yang mengalir selama 10 menit dan dianginkan selama 24 jam. Untuk menghidari jamur biji dapat dibalur dengan larutan Dithane 45, Attracol 70 WP atau fungisida lainnya. 3. Teknik Penyemaian Benih : Teknik penyemaian benih dipilih lahan yang gembur dan mudah mendapat pengairan serta mudah dikeringkan disamping itu mudah diawasi seperti: mencangkul tanah sedalam 20-30 cm sambil dibersihkan dari rumput-rumput, batu-batu dan sisa pepohonan dan benda keras lainnya. Kemudian tanah dihaluskan sehingga menjadi gembur dan buatkan bedang-bedeng yang berukuran 1-1,5 m lebar dan tinggi sekitar 30 cm, panjang disesuaikan dengan luas pekarangan/persawahan. Tetapi idealnya panjang bedengan sekitar 10 m, dengan keadaan arah membujur dari Utara ke Selatan, supaya mendapatkan banyak sinar matahari walaupun setelah diberi atap pelindung, dengan jarak antara bedeng 30 cm dan untuk menambah kesuburan dapat diberi pupuk hijau, kompos/pupuk kandang yang sudah matang dan benih siap disemaikan. Selain dengan melalui proses pengecambahan juga biji dapat langsung ditunggalkan pada bedeng-bedeng yang sudah disiapkan, untuk menyiapkan pohon pangkal lebih baik melalui proses pengecambahan, biji-biji tersebut ditanam pada bedeng-bedeng yang berjarak 10 X 10 cm setelah berkecambah dan berumur 1-1,5 bulan dan sudah tumbuh daun sekitar 2-3 helai maka bibit dapat dipindahkan dari bedeng persemaian ke bedeng penanaman. 4. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian : Setelah bibit berkecambang dan telah berumur 1-1,5 bulan disiram pagi sore, setelah kecambah dipindah ke bedeng pembibitan penyiraman cukup 1 kali tiap pagi hari sampai menjelang mata hari terbit, dengan menggunakan "gembor" supaya merata dan tidak merusak bedengan dan diusahakan air dapat menembus sedalam 3-4 cm dari permukaan. Kemudian dilakukan pendangiran bedengan supaya tetap gembur dan dilakukan setiap 2-3 minggu sekali, rumput yang tumbuh disekitarnya supaya disiangi, hindarkan dari serangan hama dan penyakit, sampai umur kurang lebih 1 tahun persemaian yang dilakukan terhadap pohon baru setelah itu dapat dilakukan pengokulasian yang ditentukan dengan sistem Fokkert yang sudah disempurnakan yang sebelumnya daun-daun dirontokkan pada pohon induk yang telah dipilih mata kulitnya dan kemudian setelah disiapkan tempat untuk penempelan mata kulit tersebut sampai mata kulit itu tumbuh tunas, setelah itu tunas asli pada pohon induk yang telah ditempel dipangkas, kemudian rawat dengan penyiraman 2 kali sehari dan mendangir serta membersihkan rumput-rumput yang ada disiangi, kemudian dapat juga diberi pupuk urea 10 gram untuk tiap 1 m² untuk 25 tanaman rambutan.
5. Pemindahan Bibit : Cara pemindahan bibit yang telah berkecambah atau di cangkok maupun diokulasi dapat dengan mencungkil/membuka plastik yang melekat pada media penanaman dengan cara hati-hati jangan sampai akar menjadi rusak dan dilakukan penyungkilan sekitar 5 cm dan agar tumbuh akar lebih banyak maka dalam penanaman kembali akar tunggangnya dapat dipotong sedikit untuk menjaga penguapan kemudian lebar daun dipotong separuh serta keping yang menempel dibiarkan sebab berfungsi sebagai cadangan makanan sebelum dapat menerima makanan dari tanah yang baru. Dan ditanam pada bedeng pembibitan dengan jarak 30-40 cm dan ditutupi dengan atap yang dipasang miring lebih tinggi di Timur dengan harapan dapat lebih banyak kena sinar mata hari pagi. 6.2. Pengolahan Media Tanam 1. Persiapan : Pilihlah tanah yang subur, hindari daerah yang berkondisi tanahnya terlampau liat dan tidak memiliki sirkulasi yang baik, meskipun pada daerah perbukitan tetapi tanahnya subur dengan cara membuat sengkedan (teras) pada bagian yang curam, kemudian untuk menggemburkan tanah perlu dibajak atau cukup dicangkul dengan kedalaman sekitar 30 cm secara merata. 2. Pembukaan Lahan. Tanah yang akan dipergunakan untuk kebun rambutan dikerjakan semua secara bersama, tanaman pengganggu seperti semak-semak dan rerumputan dibuang dan bendabenda keras disingkirkan kemudian tanah dibajak/dicangkul. Bila bibit berasal dari cangkokan pengolahan tanah tidak perlu terlalu dalam tetapi kalau dari hasil okulasi perlu pengolahan yang cukup dalam. Kemudian dibuatkan saluran air selebar 1 meter dan kedalam disesuaikan dengan kedalaman air tanah, guna mengatasi sistem pembuangan air yang kurang lancar. Tanah yang kurus dan kurang humus atau tanah cukup liat diberikan pupuk hijau yang dibuat dengan cara mengubur ranting-ranting dan dedaunan dan kondisi ini dibiarkan selama kurang lebih 1 tahun sebelumnya. 3. Pembentukan Bedengan. : Setelah tanah keadaan gembur dan buatkan bedeng-bedengan yang berukuran 8 m lebar dan tinggi sekitar 30 cm dengan perataan dasar atasnya guna menopang bibit yang akan ditanam, panjang disesuaikan dengan luas pekarangan/persawahan. Tetapi idealnya panjang bedengan sekitar 10 m, dengan keadaan arah membujur dari utara ke selatan, supaya mendapatkan banyak sinar matahari pagi walaupun setelah diberi atap pelindung, dengan jarak antara bedeng 1 m yang diharapkan untuk lalu-lintas para pekerja dan dapat dipergunakan sebagai saluran air pembuangan, dan untuk menambah kesuburan dapat diberi pupuk hijau, kompos/pupuk kandang yang sudah matang 4. Pengapuran : Pengapuran pada dataran yang berasal dari tambak dan juga dataran yang baru terbentuk tidak bisa ditanami, selain tanah masih bersifat asam juga belum terlalu subur, setelah lobang-lobang itu digali dengan ukuran penanaman di pekarangan dan dasarnya ditaburkan kapur sebanyak 0,5 liter untuk setiap lobang guna menetralkan pH tanah hingga mencapai 6-6,7 sebagai syarat tumbuhnya tanaman rambutan, setelah 1 minggu dari penaburan kapur diberi pupuk kandang supaya tanah menjadi subur. 5. Pemupukan : Setelah jangka waktu 1 minggu dari pemberian kapur pada lubang-lubang yang ditentukan kemudian diberikan pupuk kandang sebanyak 25 kg (kurang lebih 1 blek) dan setelah 1 minggu lahan baru siap untuk ditanami bibit rambutan yang telah jadi. 6.3. Teknik Penanaman 1. Penentuan Pola Tanaman : Penyiapan pohon pangkal sebaiknya melalui proses perkecambahan kemudian ditanam dengan jarak 10 x 10 cm setelah berkecambah dan berumur 1-1,5 bulan atau
telah tumbuh daun sebanyak 3 helai maka bibit/zaeling dapat dipindahkan pada bedeng ke dua dengan jarak 1-14 meter. Untuk menghindari sengatan sinar matahari secara langsung dibuat atap yang berbentuk miring lebih tinggi ke Timur dengan maksud supaya mendapatkan sinar matahari pagi hari secara penuh. 2. Pembuatan Lubang Tanaman : Pembuatan lubang pada bedeng-bedeng yang telah siap untuk tempat penanaman bibit rambutan yang sudah jadi dilakukan setelah tanah diolah secara matang kemudian dibuat lobang-lobang dengan ukuran 1 x 1 x 0,5 m yang sebaiknya telah dipersiapkan 3-4 pekan sebelumnya dan pada waktu penggalian tanah yang diatas dan yang dibawah dipisahkan yang nantinya dipergunakan untuk penutup kembali lubang yang telah diberi tanaman, sedangkan jarak antar lubang sekitar 12-14 m. 3. Cara Penanaman : Setelah berlangsung selama 2 pekan lubang ditutup dengan susunan tanah seperti sedia kala dan tanah yang bagian atas dikembalikan setelah dicampur dengan 3 blek (1 blek kurang lebih 20 liter) pupuk kandang yang sudah matang, dan kira-kira 4 pekan dan tanah yang berada di lubang bekas galian tersebut sudah mulai menurun baru rambutan ditanam dan tidak perlu terlalu dalam secukupnya, maksudnya batas antara akar dan batang rambutan diusahakan setinggi permukaan tanah yang ada disekelilingnya. 4. Lain-lain : Pada awal penanaman di kebun perlu diberi perlindungan yang rangkanya dibuat dari bambu/bahan lain dengan dipasang posisi agak tinggi disebelah Timur, agar tanaman mendapatkan lebih banyak sinar matahari pagi dari pada sore hari, dan untuk atapnya dapat dibuat dari daun nipah, kelapa/tebu. Sebaiknya penanaman dilakukan pada awal musim penghujan, agar kebutuhan air dapat dipenuhi secara alamiah. 6.4. Pemeliharaan Tanaman 1. Penjarangan dan Penyulaman : Karena kondisi tanah telah gembur dan mudah tanaman lain akan tumbuh kembali terutama Gulma (tanaman pengganggu), seperti rumput-rumputan dan harus disiangi sampai radius 1-2 m sekeliling tanaman rambutan. Apabila bibit tidak tumbuh dengan baik segera dilakukan penggantian dengan bibit cadangan. 2. Perempalan : Agar supaya tanaman rambutan mendapatkan tajuk yang rimbun, setelah tanaman berumur 2 tahun segera dilakukan peempelan/ pemangkasan pada ujung cabang-cabangnya. Disamping untuk memperoleh tajuk yang seimbang juga berguna memberi bentuk tanaman, memperbanyak dan mengatur produksi agar tanaman tetap terpelihara. Pemangkasan juga perlu dilakukan setelah masa panen buah berakhir dengan harapan muncul tajuk-tajuk baru sebagai tempat munculnya bunga baru pada musim berikutnya dan hasil berikutnya dapat meningkat. 3. Pemupukan : Untuk menjaga agar kesuburan lahan tanaman rambutan tetap stabil perlu diberikan pupuk secara berkala dengan aturan: a. Pada tahun ke 2 setelah penanaman bibit diberikan pada setiap pohon dengan campuran 30 kg pupuk kandang, 50 kg TSP, 100 gram Urea dan 20 germ ZK dengan cara ditaburkan disekeliling pohon/dengan jalan menggali disekeliling pohon sedalam 30 cm selebar antara 40-50 cm, kemudian masukkan campuran tersebut dan tutup kembali dengan tanah galian sebelumnya. b. Tahun berikutnya perlu dosis pemupukan perlu ditambah dengan komposisi 50 kg pupuk kandang, 60 kg TSP, 150 gr Urea dan 250 gr ZK dengan cara pemupukan yang sama, apabila menggunakan pupuk NPK maka perbandingannya 15:15:15 dengan ukuran diantara 75-125 kg untuk setiap ha, dan bila ditabur dalam musim hujan dan dengan komposisi 250-350 kg apabila dilakukan saat awal musim penghujan
4. Pengairan dan Penyiraman : Selama dua minggu pertama setelah bibit yang berasal dari cangkokan/okulasi ditanam, penyiraman dilakukan sebanyak dua kali sehari, pagi dan sore. Dan minggu-minggu berikutnya penyiraman dapat dikurangi menjadi satu kali sehari. Apabila tanaman rambutan telah tumbuh benar-benar kuat frekuensi penyiraman bisa dikurangi lagi yang dapat dilakukan saat-saat diperlukan saja. Dan bila turunterlalu lebat diusahakan agar sekeliling tanaman tidak tegenang air dengan cara membuat lubang saluran untuk mengalirkan air. 5. Waktu Penyemprotan Pestisida : Guna mencegah kemungkinan tumbuhnya penyakit/hama karena kondisi cuaca/hewan-hewan perusak maka perlu dilakukan penyemprotan pestisida umumnyadilakukan antara 15-20 hari sebelum panen dan juga apabila kelembaban udara terlalu tinggi akan tumbuh cendawan, apabila musim penghujan mulai tiba perlu disemprot fungisida beberapa kali selama musim hujan pestisida dan insektisida 6. Pemeliharaan Lain : Untuk memacu munculnya bunga rambutan diperlukan larutan KNO.... (Kalsium Nitrat) yang akan mempercepat 10 hari lebih awal dari pada tidak diberi KNO.... dan juga mempunyai keunggulan memperbanyak "dompolan" bunga (tandan) rambutan pada setiap stadium (tahap perkembangan) serta mempercepat pertumbuhan buah rambutan. 7. HAMA DAN PENYAKIT 7.1. Hama pada Daun Hama tanaman rambutan berupa serangga seperti semut, kutu, kepik, kalong dan bajing serta hama lainya seperti, keberadaan serangga ini dipengaruhi faktor lingkungan baik lingkungan biotik maupun abiotik. misal: ulat penggerek buah (Dichocricic punetiferalis) warna kecoklat-coklatan dengan ciri-ciri buah menjadi kering dan berwarna hitam, Ulat penggerek batang (Indrabela sp) membuat kulit kayu dan mampu membuat lobang sepanjang 30 cm, Ulat pemakan daun (Ploneta diducta/ulat keket) memakan daun-daun terutama pada musim kemarau. Ulat Jengkal (Berta chrysolineate) pemakan daun muda sehingga penggiran daun menjadi kering, keriting berwarna cokelat kuning. 7.2. Penyakit Penyakit tanaman rambutan disebabkan organisme semacam ganggang (Cjhephaleusos sp) yang diserang umumnya daun tua dan muncul pada musim hujan dengan ciri-ciri adanya bercak-bercak kecil dibagian atas daun disertai serat-serat halus berwarna jingga yang merupakan kumpulan sporanya. Ganggang Chaphaleuros kesimbiose dengan lumut kerek (lichen) dan dapat dijumpai pada daun dan batang rambutan, yang nampak seperti panu sehingga ranting yang diserang dapat mati; Penyakit akar putih disebabkan oleh cendawan (jamur) Rigidoporus Lignosus dengan tanda rizom berwarna putih yang menempel pada akar dan apabila akar yang kena dikupas akan nampak warna kecoklatan. 7.3. Gulma Segala macam tumbuhan pengganggu tanaman rambutan yang berbentuk rerumputan yang berada disekitar tanaman rambutan yang akan mengganggu pertumbuhan perkembangan bibit rambutan oleh sebab itu perlu dilakukan penyiangan secara rutin. 8. PANEN 8.1. Ciri dan Umur Panen Buah rambutan yang telah matang dengan ciri-ciri melihat warna yang disesuikan dengan jenis rambutan yang ada juga dengan mencium baunya serta yang terakhir dengan merasakan rambutan yang sudah masak dibandingkan dengan rambutan yang belum masak, dapat dipastikan bahwa pemanenan dilakukan sekitar bulan Nopember sampai Februari, juga dapat dipengaruhi musim kemarau atau musim penghujan. 8.2. Cara Panen Cara pemanenan yang terbaik adalah dipetik beserta tungkalnya yang sudah matang (hanya yang sudah
masak) sekaligus melakukan pemangkasan pohon agar tidak menjadi rusak. Pemangkasan dilakukan sekaligus panen agar dapat bertunas kembali cepat berbuah apabila pemetikan tidak terjangkau dapat dilakukan dengan menggunakan galah untuk mengkait tangkai buah rambutan secara benar. 8.3. Periode Panen Periode pemanenan buah rambutan dilakukan pada sekitar bulan Nopember sampai dengan Februari (masa musim penghujan). Dengan dicari buah yang masak dan yang belum masak supaya ditinggal dulu dan kemudian dipanen kembali 8.4. Prakiraan Produksi Apabila penanganan dan pemeliharaan semenjak pembibitan hingga panen dilakukan secara baik dan benar serta memenuhi aturan yang ada maka dapat diperkirakan mendapatkan hasil yang maksimal. Setiap pohonnya dapat mencapai hasil minimal 0,10 kuintal, dan maksimal dapan mencapai 1,75 kuintal setiap pohonnya. 9. PASCAPANEN 1. Pengumpulan : Setelah dilakukan pemanenan yang benar buah rambutan harus diikat secara baik, biasanya dikumpulkan tidak jauh dari lokasi pohon sehingga selesai pemanenan secara keseluruhan. 2. 3. Penyortiran dan Penggolongan : Tujuan penyortiran buah rambutan yang bagus agar harga jualnya tinggi, biasanya dipilih berdasarkan ukuran dan mutunya, buah yang kecil tetapi baik mutunya dapat dicampur dengan buah yang besar dengan sama mutunya, yang biasanya dijual dalam bentuk ikatan dan perlu diingat bahwa dalam 1 ikatan diusahakan sama besar dan sama baik mutunya. Dan dilakukan sesuai dengan jenis rambutan, jangan dicampur adukkan dengan jenis yang lain. 4. Penyimpanan : Penyimpanan yang terbaik untuk mengawetkan buah rambutan biasanya dilakukan dengan jalan dibuat asinan/manisan dan dimasukkan dalam kaleng/botol atau dapat juga dengan menggunakan kantong plastik. Hal ini dapat menjaga kesterlilan dan ketahanan serta lama penyimpanannya. 5. Pengemasan dan Pengangkutan : Hasil jual dapat tinggi tidak tergantung dari rasanya saja,tetapi pada kenampakandan cara pengikatannya,apabilaakan dijual tidak jauh dari lokasi maka cukup diikat dan kemudian di angkut dengan kendaraan/dimasukkan dalam karung. Untuk pengiriman dengan jarak yang agak jauh (antar pulau) yang membutuhkan waktu hingga 2-3 hari lamanya perjalanan rambutan. Caranya di pak dengan menggunakan peti sebelum dipilih dan di pak sebaiknya dicuci terlebih dahulu dengan air sabun dan dibilas kemudian dikeringkan, setelah dipisah dari tangkainya, apabila ada yang terkena jamur sebaiknya direndam dulu dengan larutan soda 1,5% selama 3-5 menit kemudian disikat dengan sikat yang lunak. Setelah itu disusun berderet berbentuk sudut terhadap sisi peti, yang sebelumnya dialasi dengan lumut/ sabut kelapa, setelah itu dilapisi dengan kertas minyak. Setelah penuh lapisan atas dilapisi lagi dengan kertas minyak dan dengan sabut kelapa yang terakhir ditutup dengan papan, sebaiknya kedua sisi panjang dibentuk agak gembung, biasanya penempatan peti bagian yang pendek ditempatkan dibawah didalam perjalanan. 10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN 10.1 Analisis Usaha Budidaya Untuk mendukung perhitungan analisis usaha tani rambutan secara konvensional ada beberapa hal yang perlu diketahui antara lain:
1. Tanaman rambutan dibudidayakan secara pencangkokan atau mengokulasi dengan jarak tanam 12-14 m sehingga populasi tanaman setiap hektar mencapai 1000 tanaman. 2. Varietas tanaman rambutan yang dibudidayakan merupakan jenis yang disukai konsumen. 3. Di lokasi penanaman diusahakan yang dekat dengan sumber air, dekat dengan sipekerja. 4. Tenaga kerja dibedakan menjadi dua yakni tenaga kerja pria (HKP) dan tenaga kerja wanita (HKW), dengan ongkostenaga kerja pria lebih tinggi dari pada tenaga kerja wanita dengan jam kerja per harinya 8 jam. 5. Budidaya rambutan dilakukan pada musim (Maret-September). 10.2. Gambaran Peluang Agribisnis Buah rambutan merupakan buah populer di kawasan ASEAN, khususnya di tanh air dn di negara Jiran Malaysia tempat asal buah rambutan. Buah rambutan dapat dikonsumsi langsung (buah segar) ataupun diolah menjadi buah kalen dan manisan buah rambutan. Rambutan selain sebagai buah segar yang digemari, hasil olahannya pun menjadi komoditi primadona yang memiliki prospek cukup cerah di Asia dan di negara-negara lainnya. Pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri masih merupakan lahan pemasaran yang menjanjikan. Sehingga sangat tepat untuk membudidayakan buah rambutan secara intensif dengan didukung kondisi alam yang ada. 11. STANDAR PRODUKSI 11.1. Ruang Lingkup Standard produksi ini meliputi: klasifikasi/penggolongan dan syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan 11.2. Diskripsi Buah rambutan segar adalah buah dari tanaman rambutan (Nephelium lappaceum Linn) dalam tingkat ketuaan optimal, utuh, segar dan bersih. Standar buah rambutan di Indonesia tercantum dalam Standar Nasional Indonesia SNI 01-3210-1992. 11.3. Klasifikasi dan Standar Mutu Buah rambutan segar untuk masing-masing kultvar, digolongkan dalam 2 buah jenis, yaitu: Mutu I dan Mutu II.Klasifikasi berdasarkan ukuran berat adalah sebagai berikut: 1. Binjai: besar maksimum 20 kg; kecil : > 20 kg 2. Lebak Bulus: besar maksimum 35 kg; kecil > 35 kg 3. Rapiah: besar maksimum 30 kg; kecil > 30 kg 4. Simacan: besar maksimum 40 kg; kecil > 40 kg 5. Persyaratan mutu untuk buah rambutan adalah sebagai berikut: 1. Keseragaman Kultivar: mutu I seragam; mutu II seragam 2. Keseragaman Ukuran: mutu I seragam; mutu II kurang seragam 3. Tingkat Kesatuan Buah: mutu I tepat; mutu II kurang Tepat 4. Tingkat Kesegaran Buah: mutu I segar; mutu II kurang segar 5. Buah cacat/busuk: mutu I 0%; mutu II 0% 6. Bentuk ikatan: mutu I maksimum 10 cm; mutu II maksimum 10 cm 7. Bentuk buah lepas: mutu I maksimum. 0,5 cm; mutu II maksimum 0,5 cm 8. Kadar Kotoran: mutu I 0%; mutu II 0% 9. Serangga hidup/mati: mutu I tidak ada; mutu II tidak ada 11.4. Pengambilan Contoh Satu partai/lot buah rambutan segar terdiri dari maksimum 1.000 kemasan. Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan dalam 1 (satu) partai/lot.
1. Jumlah kemasan dalam partai/lot 1 s/d 5, contoh pengambilan semua 2. Jumlah kemasan dalam partai/lot 6 s/d 100, contoh pengambilan sekurang-kurangnya 5 3. Jumlah kemasan dalam partai/lot 101 s/d 300, contoh pengambilan sekurang-kurangnya 7 4. Jumlah kemasan dalam partai/lot 301 s/d 500, contoh pengambilan sekurang-kurangnya 9 5. Jumlah kemasan dalam partai/lot 501 s/d 1000, contoh pengambilan sekurang-kurangnya 10 Petugas pengambil contoh harus orang yang memenuhi persyaratan yaitu orangyang telah berpengalaman atau dilatih lebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan suatu badan hokum 11.5. Pengemasan Buah rambutan segar disajikan dalam bentuk ikatan atau lepas, dibungkus bahan kertas, jaring plastik atau bahan laian yang sesuai, lalu dikemas dengan keranjang bambu atau kotak karton/kayu/bahan lain yang sesuai dengan atau tanpa penyangga, dengan berat bersih maksimum 10 kg. Pada bagian luar kemasan, diberi label yang bertuliskan antara lain : 1. Dihasilkan di Indonesia. 2. Nama barang/kultivar. 3. Golongan ukuran. 4. Jenis mutu. 5. Nama perusahaan/eksportir. 6. Berat bersih/kotor.
BUDIDAYA DURIAN
JENIS DURIAN UNGGUL DI INDONESIA Indonesia sebagai tempat asal durian, punya banyak sekali jenis durian, baik yang durian yang sudah dibudidayakan atau jenis durian hutan yang kurang komersiil. Dari sekian banyak jenis durian ini ada beberapa varietas yang termasuk durian unggul baik karena rasa, ukuran dan kualitas daging buahnya. Pemerintah sebenarnya sudah menetapkan 67 Jenis Durian unggul asli Indonesia, tetapi kayaknya program ini kurang bersinar, sehingga yang kita kenal cuma durian monthong aja. Mungkin saking banyaknya jenis durian unggul di Indonesia pemerintah jadi bingung, kalau di thailand cuma fokus pada dua varietas saja yang dikembangkan dengan serius sehingga terkenal di seluruh dunia. Berikut beberapa durian unggul yang berpotensi untuk dibudidayakan: 1. Durian Monthong, Meski durian ini berhasil dimuliakan di thailand namun sejatinya bibitnya berasal dari pulau kalimantan. Durian ini kita masukkan sebagai durian asli Indonesia saja. Buahnya terlihat menonjol dan ukurannya besar sehingga menggoda iman. memiliki rasa manis legit dan aroma harum yang disukai kebanyakan konsumen durian. Durian Monthong banyak disukai petani durian karena mampu berproduksi pada umur 4-5 tahun sejak di tanam. Produksi buahnya cukup banyak. Mampu beradaptasi pada berbagai tempat, Bentuk buah bervariasi, dari bulat panjang sampai hampir persegi. Durinya besar dan tersusun jarang. Bobot buahnya mampu mencapai 13 kg.
2. Durian Petruk. Durian Petruk ini terkenal dengan rasanya yang ekstra legit dibanding jenis durian lain. Durian petruk berasal dari Jepara Jawa Tengah. Ciri-ciri durian petruk adalah rasanya yang manis, bentuk buah lonjong alur seperti buah belimbing,aroma mantab, manis, lezat agak pahit, baunya yang menyengat, daging buahnya tebal, dan bijinya yang kecil dan daging buahnya yang tidak lembek. Jadi kalau anda jalan-jalan di daerah Jawa Tengah jangan lupa cicipi Duren ini. Jika ke semarang jangan lupa mampir di daerah Jepara dan rasakan durian petruk di tempat asalnya.tapi lihat juga musim panen duren di sana. 3. Durian Mimang Durian Mimang merupakan durian Unggul dari Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah. Durian Mimang pernah juara ke 2 lomba durian se Asia Tenggara, Durian Mimang memiliki rasa Lebih manis, Legit, daging buah tebal 2-3 cm, biji kempes, kulit kempes. 4. Durian Matahari Durian Matahari durian Unggul Nasional dengan rasa manis legit pulen daging buah tebal berwarna kuning seperti pancaran sinar matahari oleh karena itu disebut durian matahari . Kelebihan durian matahari adalah tanpa biji dengan daging buah tebal, rasanya manis, dan beraroma. 5. Durian Candy (Candimulyo) Durian yang panjang dan besar asli Magelang jawa Tengah. Rasanya, sangat sesuai dengan lidah para penggemar buah durian, manis, agak-agak pahit. Durian dari Candimulyo menjadi spesial karena buahnya yang besar, daging tebal, rasa manis khas durian unggulan, manis-manis pahit, serta pongge (bijih durian) kecil. 6. Durian Bawor Durian Bawor Monthongnya Banyumas merupakan Durian monthong Orange. Bibit durian bhinneka bawor di hasilkan dari berbagai macam jenis spesies durian yang dijadikan menjadi satu batang dengan batang pokoknya bibit durian montong dengan spesies-spesies yang lain dari bibit durian lokal yang mutunya bagus. Durian Bawor Berkaki Empat merupakan durian montong orange yang memiliki batang yang di sambung/okolasi langsung dengan tanaman durian lain yang menjadi ”kaki baru” yang salah satunya adalah untuk mempercepat pertumbuhan tanaman, karena serapan unsur haranya bisa lebih. Durian Bawor mempunyai beberapa keunggulan antara lain : umur 3-4 tahun sudah mulai berbuah, satu tahun bisa panen 3 kali, 1 buah mempunyai berbagai macam rasa, daging buahnya tebal rasanya legit, bijinya kecil / tipis, sistim perakarannya baik karena mempunyai kaki empat sehingga memudahkan mencari nutrisi dalam tanah maka semakin tua umur tanaman semakin lebat / banyak buahnya. Bahkan pohon induknya yang berumur 7 tahun dalam 1 tahun mampu menghasilkan 2 ton durian. Durian bawor dapat dipanen 3 kali dalam setahun sedangkan pohon-pohon durian yang lain hanya dapat dipanen setahun sekali, untuk memanennyapun tidak terlalu sulit karena rata-rata tinggi tanaman durian bawor hanya 2 s/d 3 meter . 7. Durian Si Mas Si Mas yang asli Bogor memiliki daging buah kuning dan kenyal.
SYARAT TUMBUH Iklim Curah hujan untuk tanaman durian maksimum 3000-3500 mm/tahun dan minimal 1500-3000 mm/tahun. Curah hujan merata sepanjang tahun, dengan kemarau 1-2 bulan sebelum berbunga lebih baik daripada hujan terus menerus. Intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan durian adalah 60-80%. Sewaktu masih kecil (baru ditanam di kebun), tanaman durian tidak tahan terik sinar matahari di musim kemarau, sehingga bibit harus dilindungi/dinaungi. Tanaman durian cocok pada suhu rata-rata 20-30 derajat C. Pada suhu 15 C durian dapat tumbuh tetapi pertumbuhan tidak optimal. Bila suhu mencapai 35 derajat C daun akan terbakar. Media Tanam 1. Tanaman durian menghendaki tanah yang subur (tanah yang kaya bahan organik). Partikel penyusunan tanah seimbang antara pasir liat dan debu sehingga mudah membentuk remah. 2. Tanah yang cocok untuk durian adalah jenis tanah grumosol dan ondosol. Tanah yang memiliki ciri-ciri warna hitam keabu-abuan kelam, struktur tanah lapisan atas bebutir-butir, sedangkan bagian bawah bergumpal, dan kemampuan mengikat air tinggi. 3. Derajat keasaman tanah yang dikehendaki tanaman durian adalah (pH) 5-7, dengan pH optimum 6-6,5. 4. Tanaman durian termasuk tanaman tahunan dengan perakaran dalam, maka membutuhkan kandungan air tanah dengan kedalam cukup, (50-150 cm) dan (150-200 cm). Jika kedalaman air tanah terlalu dangkal/ dalam, rasa buah tidak manis/tanaman akan kekeringan/akarnya busuk akibat selalu tergenang. Ketinggian Tempat Untuk budidaya durian, dalam pemilihan lokasi budidaya ketinggian tempat untuk bertanam durian tidak boleh lebih dari 800 m dpl. Tetapi ada juga tanaman durian yang cocok ditanam diberbagai ketinggian. Tanah yang berbukit/yang kemiringannya kurang dari 15 kurang praktis daripada lahan yang datar rata. PEDOMAN BUDIDAYA I. Pembibitan A. Persyaratan Benih Biji untuk bibit dipilih dari biji yang memenuhi persyaratan: · Asli dari induknya. · Segar dan sudah tua. · Tidak kisut. · Tidak terserang hama dan penyakit. B. Penyiapan Benih dan Bibit Budidaya durian perbanyakan tanaman durian dapat dilakukan melalui cara generatif (dengan biji) atau vegetatif (okulasi, penyusuan atau cangkokan). a. Pengadaan benih dengan cara generatif Memilih biji-biji yang tulen/murni dilakukan dengan mencuci biji-biji dahulu agar daging buah yang menempel terlepas. Biji yang dipilih dikeringkan pada tempat terbuka, tidak terkena sinar matahari langsung. Penyimpanan diusahakan agar tidak berkecambah/rusak dan merosot daya tumbuhnya. Proses pemasakan biji dilakukan dengan baik (dengan cara diistirahatkan beberapa saat), dalam kurun waktu 2-3 minggu sesudah diambil dari buahnya. Setelah itu biji ditanam. b. Pengadaan bibit dengan cara okulasi Persyaratan biji durian yang akan diokulasi berasal dari biji yang sehat dan tua, dari tanaman induk yang sehat dan subur, sistem perakaran bagus dan produktif. Biji yang ditumbuhkan, dipilih yang pertumbuhannya sempurna. Setelah umur 8-10 bulan, dapat diokulasi, dengan cara:
1) Kulit batang bawah disayat, tepat di atas matanya (± 1 cm). Dipilih mata tunas yang berjarak 20 cm dari permukaan tanah. 2) Sayatan dibuat melintang, kulit dikupas ke bawah sepanjang 2-3 cm sehingga mirip lidah. 3) Kulit yang mirip lidah dipotong menjadi 2/3-nya. 4) Sisipan “mata” yang diambil dari pohon induk untuk batang atas (disayat dibentuk perisai) diantara kulit. Setelah selesai dilakukan okulasi, 2 minggu kemudian di periksa apakah perisai mata tunas berwarna hijau atau tidak. Bila berwarna hijau, berarti okulasi berhasil, jika coklat, berarti okulasi gagal. c. Penyusuan 1) Model tusuk/susuk · Tanaman calon batang atas dibelah setengah bagian menuju kearah pucuk. Panjang belahan antara 1-1,5 cm diukur dari pucuk. Tanaman calon batang bawah sebaiknya memiliki diameter sama dengan batang atasnya. Tajuk calon batang bawah dipotong dan dibuang, kemudian disayat sampai runcing. Bagian yang runcing disisipkan kebelahan calon batang atas yang telah dipersiapkan. Supaya calon batang bawah tidak mudah lepas, sambungannya harus diikat kuat-kuat dengan tali rafia. · Selama masa penyusuan batang yang disatukan tidak boleh bergeser. Sehingga, tanaman batang bawah harus disangga atau diikat pada tanaman induk (batang tanaman yang besar) supaya tidak goyah setelah dilakukan penyambungan. Susuan tersebut harus disiram agar tetap hidup. Biasanya, setelah 3-6 bulan tanaman tersebut bisa dipisahkan dari tanaman induknya, tergantung dari usia batang tanaman yang disusukan. Tanaman muda yang kayunya belum keras sudah bisa dipisahkan setelah 3 bulan. Penyambungan model tusuk atau susuk ini dapat lebih berhasil kalau diterapkan pada batang tanaman yang masih muda atau belum berkayu keras. 2) Model sayatan · Pilih calon batang bawah (bibit) dan calon batang atas dari pohon induk yang sudah berbuah dan besarnya sama. · Kedua batang tersebut disayat sedikit sampai bagian kayunya. Sayatan pada kedua batang tersebut diupayakan agar bentuk dan besarnya sama. · Setelah kedua batang tersebut disayat, kemudian kedua batang itu ditempel tepat pada sayatannya dan diikat sehingga keduanya akan tumbuh bersama-sama. · Setelah 2-3 minggu, sambungan tadi dapat dilihat hasilnya kalau batang atas dan batang bawah ternyata bisa tumbuh bersama-sama berarti penyusuan tersebut berhasil. · Kalau sambungan berhasil, pucuk batang bawah dipotong/dibuang, pucuk batang atas dibiarkan tumbuh subur. Kalau pertumbuhan pucuk batang atas sudah sempurna, pangkal batang atas juga dipotong. · Maka akan terjadi bibit durian yang batang bawahnya adalah tanaman biji, sedangkan batang atas dari ranting/cabang pohon durian dewasa. d. Cangkokan Batang durian yang dicangkok harus dipilih dari cabang tanaman yang sehat, subur, cukup usia, pernah berbuah, memiliki susunan percabangan yang rimbun, besar cabang tidak lebih besar daripada ibu jari (diameter=2-2,5 cm), kulit masih hijau kecoklatan. Waktu mencangkok adalah awal musim hujan sehingga terhindar dari kekeringan, atau pada musim kering, tetapi harus disiram secara rutin (2 kali sehari), pagi dan sore hari. Adapun tata cara mencangkok adalah sebagai berikut: 1) Pilih cabang durian sebesar ibu jari dan yang warna kulitnya masih hijau kecoklatan. 2) Sayap kulit cabang tersebut mengelilingi cabang sehingga kulitnya terlepas. 3) Bersihkan lendir dengan cara dikerok kemudian biarkan kering angin sampai dua hari. 4) Bagian bekas sayatan dibungkus dengan media cangkok (tanah, serabut gambut, mos). Jika menggunakan tanah tambahkan pupuk kandang/kompos perbandingan 1:1. Media cangkok dibungkus dengan plastik/sabut kelapa/bahan lain, kedua ujungnya diikat agar media tidak jatuh.
5) Sekitar 2-5 bulan, akar cangkokan akan keluar menembus pembungkus cangkokan. Jika akar sudah cukup banyak, cangkokan bisa dipotong dan ditanam di keranjang persemaian berisi media tanah yang subur. C. Teknik Penyemaian dan Pemeliharaan Usaha budidaya durian, bibit durian sebaiknya tidak ditanam langsung di lapangan, tetapi disemaikan terlebih dahulu ditempat persemaian. Biji durian yang sudah dibersihkan dari daging buah dikeringanginkan sampai kering tidak ada air yang menempel. Biji dikecambahkan dahulu sebelum ditanam di persemaian atau langsung ditanam di polibag. Caranya biji dideder di plastik/anyaman bambu/kotak, dengan media tanah dan pasir perbandingan 1:1 yang diaduk merata. Ketebalan lapisan tanah sekitar 2 kali besar biji (6-8 cm), kemudian media tanam tadi disiram tetapi (tidak boleh terlalu basah), suhu media diupayakan cukup lembab (20-23 derajat C). Biji ditanam dengan posisi miring tertelungkup (bagian calon akar tunggang menempel ke tanah), dan sebagian masih kelihatan di atas permukaan tanah (3/4 bagian masih harus kelihatan). Jarak antara biji satu dengan lainnya adalah 2 cm membujur dan 4-5 cm melintang. Setelah biji dibenamkan, kemudian disemprot dengan larutan fungisida, kemudian kotak sebelah atas ditutup plastik supaya kelembabannya stabil. Setelah 2-3 minggu biji akan mengeluarkan akar dengan tudung akar langsung masuk ke dalam media yang panjangnya ± 3-5 cm. Saat itu tutup plastik sudah bisa dibuka. Selanjutnya, biji-biji yang sudah besar siap dibesarkan di persemaian pembesar atau polibag. D. Pemindahan Bibit Bibit yang akan ditanam di lapangan dalam budidaya durian sebaiknya sudah tumbuh setinggi 75-150 cm atau berumur 7 – 9 bulan setelah diokulasi, kondisinya sehat dan pertumbuhannya bagus. Hal ini tercermin dari pertumbuhan batang yang kokoh, perakarannya banyak dan kuat, juga adanya helaian daun dekat pucuk tanaman yang telah menebal dan warnanya hijau tua. II. Pengolahan Media Tanam 1. Persiapan Penanaman durian, perlu perencanaan yang cermat. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah pengukuran pH tanah, analisis tanah, penetapan waktu/jadwal tanam, pengairan, penetapan luas areal penanaman, pengaturan volume produksi. 2. Pembukaan Lahan Pembersihan dan pengolahan lahan dilakukan beberapa minggu sebelum penanaman bibit berlangsung. Batu-batu besar, alang-alang, pokok-pokok batang pohon sisa penebangan disingkirkan. Perlu dibersihkan dari tanaman liar yang akan menganggu pertumbuhan. 3. Pembentukan Bedengan Tanah untuk bedengan pembesaran harus dicangkul dulu sedalam 30 cm hingga menjadi gembur, kemudian dicampur dengan pasir dan kompos yang sudah jadi. Untuk ukuran bedengan lebar 1 m panjang 2 m, diberi 5 kg pasir dan 5 kg pupuk kompos. Setelah tanah, pasir dan kompos tercampur merata dan dibiarkan selama 1 minggu. Pada saat itu juga tanah disemprot Vapan/Basamid untuk mencegah serangan jamur/bakteri pembusuk jamur. Di sekeliling bedengan, perlu dibuatkan saluran untuk penampung air. Jika bedengan sudah siap, biji yang telah tumbuh akarnya tadi segera ditanam dengan jarak tanam 20 x 30 cm. Penanaman biji durian dilakukan dengan cara dibuatkan lubang tanam sebesar biji dan kedalamannya sesuai dengan panjang akar masing-masing. Setelah biji tertanam semua, bagian permukaan bedengan ditaburi pasir yang dicampur dengan tanah halus (hasil ayakan) setebal 5 cm. 4. Pengapuran
Dalam usaha budidaya durian, keadaan tanah yang kurang subur, misalnya tanah podzolik (merah kuning) dan latosol (merah-coklat-kuning), yang cenderung memiliki pH 5 – 6 dan penyusunannya kurang seimbang antara kandungan pasir, liat dan debu, dapat diatasi dengan pengapuran. Sebaiknya dilakukan menjelang musim kemarau, dengan kapur pertanian yang memiliki kadar CaCO3 sampai 90%. Dua sampai 4 minggu sebelum pengapuran, sebaiknya tanah dipupuk dulu dan disiram 4-5 kali. Untuk mencegah kekurangan unsur Mg dalam tanah, sebaiknya dua minggu setelah pengapuran, segera ditambah dolomit. III. Teknik Penanaman 1. Penentuan Pola Tanaman Jarak tanam sangat tergantung pada jenis dan kesuburan tanah, kultivar durian, serta sistem budidaya yang diterapkan. Untuk kultivar durian berumur genjah, jarak tanam: 10 m x 10 m. Sedangkan kultivar durian berumur sedang dan dalam jarak tanam 12 m x 12 m. Intensifikasi kebun durian, terutama waktu bibit durian masih kecil (berumur kurang dari 6 tahun), dapat diupayakan dengan budidaya tumpangsari. Berbagai budidaya tumpangsari yang biasa dilakukan yakni dengan tanaman horti (lombok, tomat, terong dan tanaman pangan: padi gogo, kedelai, kacang tanah dan ubi jalar. 2. Pembuatan Lubang Tanam Budidaya durian , pengolahan tanah terutama dilakukan di lubang yang akan digunakan untuk menanam bibit durian. Lubang tanam dipersiapkan 1 m x 1 m x 1 m. Saat menggali lubang, tanah galian dibagi menjadi dua. Sebelah atas dikumpulkan di kiri lubang, tanah galian sebelah bawah dikumpulkan di kanan lubang. Lubang tanam dibiarkan kering terangin-angin selama ± 1 minggu, lalu lubang tanam ditutup kembali. Tanah galian bagian atas lebih dahulu dimasukkan setelah dicampur pupuk kompos 35 kg/lubang, diikuti oleh tanah bagian bawah yang telah dicampur 35 kg pupuk kandang dan 1 kg fospat. Untuk menghindari gangguan rayap, semut dan hama lainnya dapat dicampurkan insektisida butiran seperti Furadan 3 G. Selanjutnya lubang tanam diisi penuh sampai tampak membukit setinggi 20-30 cm dari permukaan tanah. Tanah tidak perlu dipadatkan. Penutupan lubang sebaiknya dilakukan 7-15 hari sebelum penanaman bibit. 3. Cara Penanaman Bibit yang akan ditanam di lapangan sebaiknya tumbuh 75-150 cm, kondisinya sehat, pertumbuhan bagus, yang tercermin dari batang yang kokoh dan perakaran yang banyak serta kuat. Lubang tanam yang tertutup tanah digali kembali dengan ukuran yang lebih kecil, sebesar gumpalan tanah yang membungkus akar bibit durian. Setelah lubang tersedia, dilakukan penanaman dengan cara sebagai berikut : a) Polybag/pembungkus bibit dilepas (sisinya digunting/diiris hati-hati) b) Bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam sampai batas leher c) Lubang ditutup dengan tanah galian. Pada sisi tanaman diberi air agar pertumbuhan tanaman tegak ke atas sesuai arah air. d) Pangkal bibit ditutup rumput/jerami kering sebagai mulsa, lalu disiram air. e) Di atas bibit dapat dibangun naungan dari rumbia atau bahan lain. Naungan ini sebagai pelindung agar tanaman tidak layu atau kering tersengat sinar matahari secara langsung. IV. Pemeliharaan Tanaman 1. Penjarangan dan Penyulaman
- Penjarangan buah bertujuan untuk mencegah kematian durian agar tidak menghabiskan energinya untuk proses pembuahan. Penjarangan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup, rasa buah, ukuran buah dan frekuensi pembuahan setiap tahunnya. - Penjarangan dilakukan bersamaan dengan proses pengguguran bunga, begitu gugur bunga selesai, besoknya harus dilakukan penjarangan (tidak boleh ditunda-tunda). - Penjarangan dapat dilakukan dengan menyemprotkan hormon tertentu (Auxin A), pada saat bunga atau bakal buah baru berumur sebulan. Pada saat itu sebagian bunga sudah terbuka dan sudah dibuahi. Ketika hormon disemprotkan, bunga yang telah dibuahi akan tetap meneruskan pembuahannya sedangkan bunga yang belum sempat dibuahi akan mati dengan sendirinya. Jumlah buah durian yang dijarangkan ± 50-60% dari seluruh buah yang ada. 2. Penyiangan Untuk menghindari persaingan antara tanaman dan rumput disekeliling selama pertumbuhan dalam budidaya durian , perlu dilakukan penyiangan (± diameter 1 m dari pohon durian). 3. Pemangkasan/Perempelan a. Akar durian Pemotongan akar akan menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman sampai 40% selama ± 1 musim. Selama itu pula tanaman tidak dipangkas. Pemangkasan akar selain membuat tanaman menjadi cepat berbuah juga meningkatkan kualitas buah, menarik, buah lebih keras dan lebih tahan lama. Waktu pemotongan akar paling baik pada saat tanaman mulai berbunga, paling lambat 2 minggu setelah berbunga. Jika dilakukan melewati batas, hasil panen berkurang dan pertumbuhan terhambat. Cara pemotongan: kedua sisi barisan tanaman durian diiris sedalam 60-90 cm dan sejauh 1,5-2 meter dari pangkal batang. b. Peremajaan Tanaman yang sudah tua dan kurang produktif perlu diremajakan. Tanaman durian tidak harus dibongkar sampai ke akar-akarnya,tetapi cukup dilakukan pemangkasan. Luka pangkasan dibuat miring supaya air hujan tidak tertahan.Untuk mencegah terjadinya infeksi batang, bekas luka tersebut dapat diolesi meni atau ditempeli lilin parafin. Setelah 2-3 minggu dilakukan pemangkasan (di musim hujan) maka pada batang tersebut akan tumbuh tunas-tunas baru. Setelah tunas baru mencapai 2 bulan, tunas tersebut dapat diokulasi. Cara okulasi cabang sama dengan cara okulasi tanaman muda (bibit). Tinggi okulasi dari tanah ± 1 – 1,5 m atau 2 – 2,5 m tergantung pada pemotongan batang pokok. Pemotongan batang pokok tidak boleh terlalu dekat dengan tanah. c. Pembentukan tanaman yang terlanjur tua Dahan-dahan yang akan dibentuk tidak usah dililiti kawat, tetapi cukup dibanduli atau ditarik dan dipaksa ke bawah agar pertumbuhan tanaman tidak mengarah ke atas. Cabang yang akan dibentuk dibalut dengan kalep agar dahan tersebut tidak terluka. Balutan kalep tadi diberi tali, kemudian ditarik dan diikat dengan pasak. Dengan demikian, dahan yang tadinya tumbuh tegak ke atas akan tumbuh ke bawah mengarah horizontal. d. Pemupukan Sebelum melakukan pemupukan kita harus melihat keadaan tanah, kebutuhan tanaman akan pupuk dan unsur hara yang terkandung dalam tanah. Cara memupuk 1) Pada tahap awal buatlah selokan melingkari tanaman. Garis tengah selokan disesuaikan dengan lebarnya tajuk pohon. Kedalaman selokan dibuat 20-30 cm. Tanah cangkulan disisihkan di pinggirnya. Sesudah pupuk disebarkan secara merata ke dalam selokan, tanah tadi dikembalikan untuk menutup selokan. Setelah itu tanah diratakan kembali, bila tanah dalam keadaan kering segera lakukan penyiraman.
2) Jenis dan dosis pemupukan Jenis pupuk yang digunakan untuk memupuk durian adalah pupuk kandang,kompos, pupuk hijau serta pupuk buatan. Pemupukan yang tepat dapat membuat tanaman tumbuh subur. Setelah tiga bulan ditanam, durian membutuhkan pemupukan susulan NPK (15:15:15) 200gr perpohon. Selanjutnya, pemupukan susulan dengan NPK itu dilakukan rutin setiap empat bulan sekali sampai tanaman berumur tiga tahun. Setahun sekali tanaman dipupuk dengan pupuk organik kompos/pupuk kandang 60-100 kg per pohon pada musim kemarau. Pemupukan dilakukan dengan cara menggali lubang mengelilingi batang bawah di bawah mahkota tajuk paling luar dari tanaman. Tanaman durian yang telah berumur ≥ 3 tahun biasanya mulai membentuk batang dan tajuk. Setelah itu, setiap tahun durian membutuhkan tambahan 20-25% pupuk NPK dari dosis sebelumnya. Apabila pada tahun ke-3, durian diberi pupuk 500 gram NPK per pohon maka pada tahun ke-4 dosisnya menjadi 600-625 gram NPK per pohon. Kebutuhan pupuk kandang juga meningkat, berkisar antara 120200 kg/pohon menjelang berbunga durian membutuhkan NPK 10:30:10. Pupuk ini ditebarkan pada saat tanaman selesai membentuk tunas baru (menjelang tanaman akan berbunga). e. Pengairan dan Penyiraman Durian membutuhkan banyak air pada pertumbuhannya, tapi tanah tidak boleh tergenang terlalu lama atau sampai terlalu basah. Bibit durian yang baru ditanam membutuhkan penyiraman satu kali sehari, terutama kalau bibit ditanam pada musim kemarau. Setelah tanaman berumur satu bulan, air tanaman dapat dikurangi sekitar tiga kali seminggu. Durian yang dikebunkan dengan skala luas mutlak membutuhkan tersedianya sumber air yang cukup. Dalam pengairan perlu dibuatkan saluran air drainase untuk menghindari air menggenangi bedengan tanaman. f. Waktu Penyemprotan Pestisida Untuk mendapatkan pertumbuhan bibit tanaman yang baik, setiap 2 minggu sekali bibit disemprot zat pengatur tumbuh Atonik dengan dosis 1 cc/liter air dan ditambah dengan Metalik dengan dosis 0,5 cc/liter air. Hal ini dilakukan untuk merangsang pertumbuhan tanaman agar lebih sempurna. Jenis insektisida yang digunakan adalah Basudin yang disemprot sesuai aturan yang ditetapkan dan berguna untuk pencegahan serangga. Untuk cendawan cukup melaburi batang dengan fungisida (contohnya Dithane atau Antracol) agar sehat. Lebih baik bila pada saat melakukan penanaman, batang durian dilaburi oleh fungisida tersebut. g. Pemeliharan Lain Pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) berfungsi mempengaruhi jaringan-jaringan pada berbagai organ tanaman. Zat ini sama sekali tidak memberikan unsur tambahan hara pada tanaman. ZPT dapat membuat tanaman menjadi lemah sehingga penggunannya harus disesuaikan dengan petunjuk pemakaian yang tertera pada label yang ada dalam kemasan, sebab pemakaian ZPT ini hanya dicampurkan saja. Agar Tanaman Durian Cepat Berbuah Di antara sekian jenis tanaman buah yang ditanam di pekarangan, durian tergolong paling menjengkelkan para pemiliknya. Umumnya, alasannya karena lamanya menunggu tanaman kesayangan tersebut berbuah. Bahkan, ada yang setia menunggu sampai sepuluh tahun. Ternyata, banyak sekali faktor yang menyebabkan tanaman durian tidak berbuah. Faktor-faktor tersebut disebabkan kurangnya sinar matahari, kurangnya kedalaman tanah, dan bibit yang tidak tepat. Selain itu, faktor pemupukan, penyiraman, dan pemangkasan juga berpengaruh menyebabkan durian hingga enggan berbuah. Untuk membuahkan tanaman durian, khususnya di pekarangan rumah, penanganan yang tepat dan benar mutlak diberikan sejak pembenihan, pemilihan lokasi, penempatan tanaman, penanaman, serta perawatan yang meliputi pemupukan, pengairan, hingga pengendalian hama dan penyakit.
A. Kurang Sinar Matahari Setiap tanaman membutuhkan fotosintesis. Maka, tanaman mutlak memerlukan sinar matahari. Durian membutuhkan sinar matahari penuh, yakni selama 8 12 jam sehari. Jika kebutuhan sinar matahari kurang, pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman akan terganggu. B. Jenis dan Kesuburan Tanah Jenis tanah yang cocok untuk durian adalah tanah lempung berpasir yang gembur dan banyak mengandung unsur hara. Jika tanah di pekarangan terlalu liat, akar tanaman biasanya susah berkembang. Alhasil, pertumbuhan tanaman menjadi lambat. C. Kedalaman Lapisan Tanah Durian termasuk tanaman berakar tunggang yang dapat menembus lapisan tanah hingga kedalaman dua meter atau lebih. Lapisan tanah yang dangkal menyebabkan durian tidak bisa tumbuh optimal, tanaman biasanya pendek, daunnya jarang, tidak berbuah, daun menguning, kemudian lama-kelamaan akan mati. D. Umur dan Bibit Asal Tanaman Waktu berbuah durian tergantung umur tanaman. Tanaman yang berasal dari biji, mulai berbuah pada umur 10 12 tahun. Untuk durian okulasi, biasanya akan berbuah pada umur 8 tahun. Untuk durian unggul, bisa berbuah pada umur 5 tahun. E. Pengairan dan Musim Durian termasuk tanaman yang masa berbuahnya tergantung musim. Umumnya, tanaman durian mengeluarkan bunga setelah mengalami masa kering dua bulan atau lebih dan mendapat masa basah berturut-turut minimum sekitar satu bulan. F. Penyerbukan Adakalanya durian yang ditanam di pekarangan berhasil mengeluarkan bunga, tetapi gagal membentuk buah. Hal ini disebabkan penyerbukan bunga yang tidak sempurna. Bisa juga karena bunga atau bakal buah rontok. G. Kekurangan Unsur Mikro Tanaman durian yang kekurangan unsur mikro, seperti Zn, Fe, Mg, dan Ca menyebabkan pertumbuhannya terhambat atau enggan berbuah.
BUDIDAYA IKAN GURAME
1.a. Penyiapan Sarana dan Peralatan Kolam Jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan gurame antara lain: a) Kolam penyimpanan induk Kolam ini berfungsi untuk menyimpan induk dalam mempersiapkan kematangan telur dan memelihara kesehatan induk, kolam berupa kolam tanah yang luasnya sekitar 10 meter persegi, kedalamam minimal 50 cm dan kepadatan kolam induk 20 ekor betina dan 10 ekor jantan. b) Kolam pemijahan Kolam berupa kolam tanah yang luasnya 200/300 meter persegi dan kepadatan kolam induk 1 ekor memerlukan 2-10 meter persegi (tergantung dari sistim pemijahan). Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar antara 24-28 derajat C; kedalaman air 75-100 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir. Tempatkan sarana penempel telur berupa injuk atau ranting-ranting. c) Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm. d) Kolam pembesaran Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas
dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran bibit sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi. e) Kolam/tempat pemberokan Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan Adapun cara pembuatan kolam adalah sebagai berikut: a) Ukurlah tanah 10 x 10 m (100 m2). b) Buatlah pematangnya dengan ukuran; bagian atas lebarnya 0,5 m, bagian bawahnya 1 m dan tingginya 1 m. c) Pasanglah pipa/bambu besar untuk pemasukan dan pengeluaran air. Aturlah tinggi rendahnya, agar mudah memasukkan dan mengeluarkan air. d) Cangkullah tanah dasar kolam induk agar gembur, lalu diratakan lagi. Tanah akan jadi lembut setelah diairi, sehingga lobang-lobang tanah akan tertutup, dan air tidak keluar akibat bocor dari pori-pori itu. Dasar kolam dibuat miring ke arah pintu keluar air. e) Buatlah saluran ditengah-tengah kolam induk, memanjang dari pintu masuk air ke pintu keluar. Lebar saluran itu 0,5 m dan dalamnya 15 cm. f) Keringkanlah kolam induk dengan 2 karung pupuk kandang yang disebarkan merata, kemudian air dimasukkan. Biarkan selama 1 minggu, agar pupuk hancur dan meresap ke tanah dan membentuk lumut, serta menguji agar kolam tidask bocor. Tinggi air 0,75-1 m.
Peralatan Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan gurame diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (Kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan gurame antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi). 2.b. Pembibitan Pemilihan Induk Ciri-ciri induk ikan gurame yang baik adalah sebagai berikut: a) Memiliki sifat pertumbuhan yang cepat. b) Bentuk badan normal (perbandingan panjang dan berat badan ideal). c) Ukuran kepala relatif kecil
d) Susunan sisik teratur,licin, warna cerah dan mengkilap serta tidak luka. e) Gerakan normal dan lincah. f) Bentuk bibir indah sepertipisang, bermulut kecil dan tidak berjanggut. g) Berumur antara 2-5 tahun. Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut: a) Betina - Dahi menonjol. - Dasar sirip dada terang gelap kehitaman. - Dagu putih kecoklatan. - Jika diletakkan pada tempat datar ekor hanya bergerak-gerak. - Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan. b) Jantan - Dahi menonjol. - Dasar sirip dada terang keputihan. - Dagu kuning. - Jika diletakkan pada tempat datar ekor akan naik. - Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih. Pemeliharaan Induk Induk-induk terpilih (20-30 ekor untuk kolam seluas 10 m2) disimpan dalam kolam penyimpanan induk. Beri makanan selama dalam penampungan. Untuk setiap induk dengan berat antara 2-3 kg diberi makanan daun-daunan sebanyak 1/3 kg setiap hari pada sore hari. Makanan tambahan berupa dedak halus yang diseduh air panas diberikan 2 kali seminggu dengan takaran 1/2 blekminyak tanah setiap kali pemberian. Pembenihan Bila proses pematangan gonada (kandung telur dan sperma) di kolam penampungan sudah mencapai puncaknya, induk segera dimasukkan dalam kolam pemijahan. Adapun cara pemijjahan ikan gurame adalah sebagai berikut: a) Kolam dikeringkan terlebih dahulu selama 5 hari, perbaiki tanggul dan dasar kolam. b) Lakukan pengapuran dan pemupukan. Pemupukan dasar dengan pupuk kandang dosis 7,5 kg/100 meter persegi dan biarkan selama 3 hari. c) Tanami dasar kolam dengan tanaman ganggang buntut anjng d) Isikan air yang telah dicampur dengan pupuk buatan TSP sebantak 500 gram/100 meter persegi, biarkan selama 1 minggu kemudian isikan air hingga kedalaman 75 cm. e) Untuk kolam seluas 100 meter persegi bisa disebar induk sebanyak 30 ekor betina dan 10 ekor jantan. Setelah pemijahan berlangsung, 1-2 hari induk betina akan melepaskan telur-telurnya ke dalam sarang yang kemudian disemproti sperma oleh si jantan sehingga terjadi pembuahan sel telur. 20-30 hari kemudian, induk-induk yang terpelihara baik akan berpijah lagi dan beberapa hari kemudian telur akan menetas. Pemeliharaan Bibit Benih-benih yang telah berumur 1-2 bulan sejak menetas dapat dibesarkan pada kolam pendederan atau disawah sebagai penyelang. Dalam pelaksanaan pendederan adalah melakukan pengeringan kolam atau sawah, pemupukan, perbaikan pematang dan pemasangan saringan atau perbaikan pipa-pipa pada pintu pemasukan atau pengeluaran air.
Setelah persiapan selesai, benih ditebarkan dengan kepadatan 30 ekor/meter persegi dengan ukuran benih 5-10 cm pada kolam pendederan. Makanan yang dapat diberikan selama pemeliharaan adalah rayap atau daun-daunan yang telah dilunakkan dengan dosis 20-30% berat badan ratarata. Makanan tambahan berupa dedak halus yang diseduh air panas diberikan 1 kali seminggu dengan takaran 1 blek minyak tanah untuk 100 ekor benih. Lamanya pendederan sekitar 1-2 bulan. 3.c Pemeliharaan Pembesaran Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur. a) Polikultur Ikan gurame dipeliharan bersama ikan tawes, ikan mas, nilem, mujair atau lele. Cara ini lebih menguntungkan karena pertumbuhan ikan gurame yang cukup lambat. b) Monokultur Pada pemeliharaan gurame tersendiri, bibit yang disebar minimal harus berumur 2 bulan. Penebaran bibit sejumlah 500 ekor (ukuran 10-15 cm) diperlukan luas kolam sekitar 1500 meter persegi Pemupukan Pemupukan dapat dilakukan dengan bahan kimia dan pupuk kandang. Pada umumnya pemupukan hanya dilakukan 1 kali dalam setiap pemeliharaan, dengan maksud untuk meningkatkan makanan alami bagi hewan peliharaan. Tahap pertama pemupukan dilakukan pada waktu kolam dikeringkan. Pada saat ini pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang sebanyak 7,5 kg untuk tiap 100 m2 kolam, air disisakan sedikit demi sedikit sampai mencapai ketinggian 10 cm dan dibiarkan selama 3 hari. Pada tahap berikutnya pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk NPK Organik Ferresoil sebanyak 500-1000 gram untuk setiap 100 m2 kolam, ditebarkan merata ke setiap dasar dan sudut kolam. Pemberian Pakan Makanan pokok ikan gurame berupa pelet yang dapat diatur gizinya, namun di daerah yang agak sulit memperoleh pelet, daun-daunan merupakan alternatif yang sangat baik untuk dijadikan makanan ikan, diantaranya: daun pepaya, keladi, ketela pohon, genjer, kimpul, kangkung, ubi jalar, ketimun, labu dan dadap. Pemberian makanan yang teratur dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan tubuh ikan lebih cepat. Induk-induk gurame yang sehat dan terjamin makanannya dapat dipijahkan dua kali setahun berturut-turut selama 5 tahun. Produk Bio P2000Z yang digunakan: BioP2000Z 100ml Phosmit Extra 100ml Ferresoil 100gram 100ml BioP2000Z+ 100ml Phosmit +1kg Ferresoil = untuk campuran 150 Kg pakan apa saja. Untuk menghemat biaya pilih pakan yang paling murah, misalnya dedak / bekatul. Meski pakannya biasa-biasa aja namun jika dicampur + Ferresoil Organik bisa memenuhi kebutuhan protein & nutrisi. Tidak perlu pilih-pilih pakan terapung segala, meski pakan tenggelam kalau
nafsu makan ikan bagus pasti dilahap sampai habis. Cara pakai: BioP2000Z+Phosmit digunakan sebagai suplemen campuran pakan ikan. Campur jadi satu wadah, 10ml BioP2000Z+ 10ml Phosmit. Kemudian ambil 1 tutup (10ml) campur dengan 2,5 Kg pakan apa saja. Cukup diberikan 1 x sehari. Ferresoil Organik digunakan sebagai pupuk kolam/tambak. Taburkan secukupnya setiap 2 minggu / 1 bulan sekali. Tips & trik: Jika ingin target hasil panen optimal, target bobot 1 Kg per ekor. Caranya campur jadi satu wadah, 10ml BioP2000Z+ 10ml Phosmit. Campur 10 cc dengan pakan apa saja. 1 x sehari. 100ml BioP2000Z+ 100ml Phosmit = 1.100 cc = cukup untuk 300 Kg pakan = cukup untuk sekitar 200 ekor. Manfaat BioP2000Z+Phosmit Meningkatkan nafsu makan ikan, ikan tidak stress, sehat, tahan penyakit, angka kematian sangat rendah, menghasilkan daging ikan bermutu tinggi karena rendah kolesterol. Manfaat Ferresoil Organik Cepat menumbuhkan plankton sebagai pakan alami yang disukai ikan, menetralkan & menguraikan senyawa beracun / gas-gas beracun berbahaya, menyelaraskan ekosistem tambak / kolam, mempercepat pertumbuhan ikan, menyediakan suplai oksigen terlarut dalam air sehingga ekosistem kolam manjadi sehat. Pemeliharaan Kolam/Tambak Setiap habis panen, kolam dibersihkan/kuras. setelah itu dilakukan pemupukan agar mempengaruhi kesuburan kolam, sehingga bila benih disebarkan, kesuburan ikan akan terjamin dan pertumbuhan ikan akan cepat.
7. HAMA DAN PENYAKIT 7.1. Penyakit Gangguan yang dapat menyebabkan matinya ikan adalah penyakit yang disebut penyakit non parasiter dan penyakit yang disebabkan parasit. Gangguan-gangguan non parasiter bisa berupa pencemaran air seperti adanya gas-gas beracun berupa asam belerang atau amoniak; kerusakan akibat penangkapan atau kelainan tubuh karena keturunan. Penanggulangannya adalah dengan mendeteksi keadaan kolam dan perilaku ikan-ikan tersebut. Memang diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk mengetahuinya. ikan-ikan yang sakit biasanya menjadi kurus dan lamban gerakannya. Gangguan lain yang berupa penyakit parasiter, yang diakibatkan oleh bakteri, virus, jamur dan berbagai mikroorganisme lainnya.
Bila ikan terkena penyakit yang disebabkan parasit, dapat dikenali sebagai berikut: 1) Penyakit pada kulit; pada bagian-bagian tertentu berwarna merah terutama di bagian dada, perut dan pangkal sirip. 2) Penyakit pada insang; tutup insang mengembang. Lembaran insang menjadi pucat, kadangkadang tampak semburat merah dan kelabu 3) Penyakit pada organ dalam; perut ikan membengkak, sisik berdiri. Pencegahan timbulnya penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat ikan dan melakukan penjemuran kolam beberapa hari agar parasit pada segala stadium mati. Parasit yang menempel pada tubuh ikan dapat disiangi dengan pinset. Pengobatan bagi ikan-ikan yang sudah cukup memprihatikan keadaannya, dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia diantaranya: 1) Pengobatan dengan Kalium Permanganat (PK) a. Sediakan air sumur atau sumber air lainnya yang bersih dalam bak penampungan sesuai dengan berat ikan yang akan diobati. b. Buat larutan PK sebanyak 2 gram/10 liter atau 1,5 sdt/100 l air. c. Rendam ikan yang akan diobati dalam larutan tersebut selama 30-60 menit dengan diawasi terus menerus. d. Bila belum sembuh betul, pengobatan ulang dapat dilakukan 3 atau 4 hari kemudian. 2) Pengobatan dengan Neguvon. Ikan direndam pada larutan neguvon dengan 2-3,5% selama 3 mernit. Untuk pemberantasan parasit di kolam, bahan tersebut dilarutkan dalam air hingga konsentrasi 0,1% Neguvon lalu disiramkan ke dalam kolam yang telah dikeringkan. Biarkan selama 2 hari. 3) Pengobatan dengan garam dapur. Hal ini dilakukan di pedesaan yang sulit mendapatkan bahan-bahan kimia. Caranya: a. siapkan wadah yang diisi air bersih. setiap 100 cc air bersih dicampurkan 1-2 gram (NaCl), diaduk sampai rata; b. ikan yang sakit direndam dalam larutan tersebut. Tetapi karena obat ini berbahaya, lamanya perendaman cukup 5-10 menit saja. c. Setelah itu segera ikan dipindahkan ke wadah yang berisi air bersih untuk selanjutnya dipindahkan kembali ke dalam kolam; d. pengobatan ulang dapat dilakukan 3-4 hari kemudian dengan cara yang sama. 7.2 Hama Bagi benih gurame musuh yang paling utama adalah gangguan dari ikan liar/pemangsa dan beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes, gurame dan sepat. Musuh lainnya adalah biawak, katak, ular dan bermacam-macam burung pemangsa. 8. P A N E N 8.1. Penangkapan Pemanenan benih dapat dilakukan setelah benih berumur 1 bulan. Caranya dengan menyurutkan air sedikit demi sedikit sementara saluran air masuk diperkecil. Pasanglah jaring lembut di pintu pengeluaran untuk menampung benih atau bisa juga dengan membuat parit di tengah kolam menuju ke lubang pengeluaran. Bibit yang terawat baik bisa mencapai bobot 0,3 gram/ekor pada
saat dipanen. Pemanenan hasil pembesaran ikan gurame sangat tersantung dari ukuran yang diminta konsumen. Umumnya pemanenan dilakukan setelah ikan berumur 2-3 tahun, ikan yang berumur 2 tahun mempunyai panjang sekitar 25 cm dan berat 0,3 kg/ekor, sedangkan untuk ikan yang berumur 3 tahun panjangnya sekitar 35 cm dan berat badan 0,7 kg/ekor. Untuk ikan berumur 4 tahun panjangnya dapat mencapai 40 cm dan berat 1.5 kg/ekor. Adapun cara penangkapan: air disurutkan sedikit demi sedikit, penangkapan dilakukan pada pagi hari. Hindari cara penangkapan yang dapat menyebabkan ikan terluka. 8.2. Pembersihan Setelah air kolam surut, benih digiring masuk ke petak kecil. Kemudian diserok dan dimasukkan ke dalam keranjang panen. Biasanya waktu panen tidak hanya gurame saja yang tertangkap, sehingga sebelum ikan dimasukkan ke kolam pemberokan, harus diseleksi dan dibersihkan terlebih dahulu. Pembersihan benih dilakukan selama 1 hari. tujuannya agar ikan tidak mabuk sewaktu diangkut ke pasar. Lamanya pembersihan disesuaikan dengan besarnya benih. 9. PASCA PANEN 9.1. Penanganan ikan hidup Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain: a. Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C. b. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari. c. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat. 9.2. Penanganan ikan segar Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain: a. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka. b. Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir. c. Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm. 9.3. Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C. Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak. Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan pascapanen benih adalah sebagai berikut: 1. Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem
terbuka). 2. Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air sumur yang telah diaerasi semalam. 3. Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari. Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya. 4. Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian, yaitu: a. Sistem terbuka Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm. b. Sistem tertutup Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.1H2O sebanyak 9 gram. Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik: (1) masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih; (2) hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air; (3) alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:2); (4) kantong plastik lalu diikat. (5) kantong plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong plastik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai berikut: 1. Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air bersih). 2. Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan. 3. Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2 menit. 4. Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit. 5. Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya
PROBIOTIK DALAM BUDIDAYA PERIKANAN Peningkatan penggunaan antibiotik pada akuakultur malah diikuti oleh bertambahnya penyakit patogenik dan sering kali hal ini sekarang dikaitkan dengan meningkatnya resistensi bakteri patogen terhadap bahan kimia (antibiotik). Kekhawatiranpun muncul dari aplikasi antibiotik pada ikan yang dikonsumsi manusia.
Dari berbagai sumber ilmiah disimpulkan bahwa penggunaan antibiotik (seperti Quinolone, Tertacycline dll) menyebabkan mutasi kromosom patogen atau akuisisi plasmid. Berbagai solusi diupayakan antaralain vaksinasi, teknologi budidaya yang lebih baik, code of practice, best management practice dan lain sebagainya, tentunya membawa dampak positif pada perkembangan akuakultur. Penggunaan probitoik yang bekerja melalui mekanisme tertentu untuk melawan patogen, saat ini dipandang sebagai langkah alternatif. Beberapa tahun terakhir probiotik yang sudah biasa digunakan pada manusia dan binatang mulai diaplikasikan kepada bidang akuakultur (Gatesoupe, 1999; Bache're, 2003). Probiotik terdiri dari dua kata yaitu, pro yang berarti mendukung (lawan katanya anti yang berarti melawan) dan biotik yang berarti lingkungan hidup. bisa disimpulkan, probiotik adalah mikroorganisme hidup yang sengaja diberikan dengan harapan memberikan efek yang menguntungkan bagi kesehatan inang. Selain itu, probiotik diartikan sebagai mikroorganisme hidup yang apabila dikonsumsi oleh inangnya (ternak, ikan maupun manusia) akan memberikan pengaruh menguntungkan baginya dengan memperbaiki lingkungan mikrobiota yang ada dalam sistem pencernaan (Fuler, 1989 dalam Verschuere et al., 2000) Probiotik dalam media budidaya perikanan, berfungsi sebagai pengatur kondisi mikrobiologi di air atau sedimen, membantu atau memperbaiki kualitas air, meningkatkan keragaman mikroorganisme dalam air atau sedimen serta meningkatkan kesehatan ikan dengan menghambat efek bakteri patogen. Bakteri probiotik dapat meningkatkan kesehatan ikan dan memperbaiki kualitas air serta digunakan sebagai pakan tambahan sehingga dapat memacu pertumbuhan dan mencegah terjadinya serangan penyakit. Bakteri probiotik apabila masuk kedalam tubuh ikan, udang dan moluska akan berfungsi sebagai immunostimulan yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap bakteri patogen (Susanto et al., 2005). Fuller (1992) menyatakan bahwa probiotik dianggap menguntungkan karena menghambat kolonisasi intestinum oleh mikroba yang bersifat merugikan baik melalui mekanisme kompetisi nutrien maupun kompetisi ruang serta mampu memproduksi senyawa-senyawa yang bersifat antimikrobial. Probiotik bersifat menguntungkan bagi inangnya karena mampu memperbaiki nutrisi dengan memproduksi vitamin-vitamin, detoksikasi pangan maupun melalui aktivitas enzimatis. Probiotik sebagai agen pengurai (bioremediation) merupakan kelompok mikroorganisme terpilih yang menguntungkan seperti Nitrosomonas, Cellumonas, Bacillus subtilis dan Nitrobacter. Dalam aplikasinya di dunia perikanan, probiotik sebagai agen pengurai dapat digunakan baik secara langsung dengan ditebarkan ke air atau melalui perantara makanan hidup (live food). Jadi melalui penambahan bakteri yang menguntungkan ke kolam atau bak pemeliharaan kualitas air dapat ditingkatkan. Beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan probiotik dengan pengaruh postitif yang optimal bagi inangnya menurut Shortt (1999) meliputi; 1. Spesies bakteri probiotik merupakan mikroflora normal usus sehingga bakteri tersebut lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan usus. 2. Tidak bersifat patogen. 3. Memiliki kemampuan untuk menempel dan mengkolonisasi sel usus. 4. Memiliki aktivitas antagonistik terhadap mikroba patogen enterik. 5. Terbukti memiliki pengaruh yang menguntungkan pada kesehatan. 6. Bakteri probiotik diharapkan memiliki jumlah sel hidup yang besar (106 sampai 109) Mekanisme kerja probiotik menurut Vershuere et al., (2000), meliputi; Produksi senyawa inhibitor, Kompetisi untuk senyawa atau sumber energi yang tersedia, Perbaikan kualitas air, Sumber makro dan mikro nutrien dan Konstribusi enzim untuk pencernaan
PERANAN MIKROBA PROBIOTIK PADA IKAN BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Peran penting mikrobiologi pertama kali diperkenalkan dalam karya karya Louis Pasteur, Robert Koch, Winogradsky dan lainnya yang menjadi terkenal dengan “Era Emas Mikrobiologi”, (1870-1910). Selama era ini tidak hanya sebagian besar bakteri agenpenyebab penyakit pada manusia telah diidentifikasi, tetapi juga peran mikroorganisme sebagai pendaur-ulang sebagian besar unsur- hara penting kehidupan organisme di bumi telah diketahui. Pertengahan pertama abad 20 para ahli (mikrobiologiwan) banyak mengkonsentrasikan pada identifikasi bakteri (mikroba) dan upaya-upaya perawatan penyakit yang kemungkinan disebabkan oleh jasad renik. Teknik kultur murni (monokultur) mikroba telah dikembangkan oleh Robert Koch, yang bermanfaat untuk mempelajari sifat patogen dan mengkaji interaksinya dalam lingkungan alami yang heterogen.
Perkembangan bioteknologi selama paruh akhir abad 20, kemudian dipacu ledakan perkembangan biologi molekuler, memberikan kontribusi keberhasilan perkembangan DNA rekombinan, yang mempunyai banyak peran dalam penggunaannya di lingkungan diantaranya bagi bidang perikanan. Hubungan antara mahluk hidup yang menguntungkan atau disebut juga dengan simbiosis mutualisme berperan penting pada di ekosistem perairan. Simbiosis mutualisme salah satunya dapat terlihat dari hubungan bakteri menguntungkan yang terdapat pada usus ikan. Berdasarkan data yang ada didalam usus ikan terdapat 107 bakteri yang hidup. Banyaknya jumlah bakteri dalam usus ikan ini berpengarruh pada pola pemberan pakan ikan dalam hal jenis pakan ikan yang diberikan. Sebagian ikan tertentu yang ada di Indonesia memerlukan makanan yang sesuai untuk pertumbuhan hidupnya. Kenyataannya kita masih belum dapat memberikan pakan yang sesuai untuk pertumbuhan secara optimal. Pakan yang kita berikan pada ikan sedikit sekali mengandung probiotik sehingga pakan yang kita berikan tidak dapat dicerna secara maksimal. Ini menyebabkan makanan terbuang secara percuma dan pertumbuhan bakteri yang menguntungkan didalam usus ikan tidak maksimal. Penambahan nutrisi yang seimbang dan probiotik yang seimbang akan menguntungkan bagi mdidalam usus ikan rantai panjang karbohidrat dan protein dapat diolah sebaik mungkin dengan bantuan bakteri menguntungkan. Prinsip dasar kerja probiotik adalah pemanfaatan sebagai penambah mikroba hidup yang memiliki kemampuan mikroorganisme dalam memecah atau pengaruh menguntungkan bagi komunitas mikroba menguraikan rantai panjang karbohidrat, protein dan lingkungan hidupnya.
Pendapat lain oleh Salminen lemak yang menyusun pakan yang diberikan. et al, (1999) bahwa probiotik merupakan segala Kemampuan ini diperoleh karena adanya enzimbentuk preparasi sel mikroba atau komponen sel enzim khusus yang dimiliki oleh mikroba untuk mikroba yang memiliki pengaruh menguntungkan bagi memecah ikatan tersebut. Enzim tersebut biasanya berpengaruh pada kesehatan dan kehidupan inangnya.
Pada saat memilih mikroorganisme yang akan digunakan sebagai probiotik harus memiliki kuantitas dan kualitas dalam jumlah yang tepat. Ikan kerapu macan (Ephinephelus fuscogatus) merupakan salah satu jenis ikan laut yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, karena sangat disukai di dalam maupun di luar negeri seperti Negaranegara Asean, Hongkong, Cina, dan Jepang. Budidaya ikan ini sangat potensial akan tetapi masih terkendala dengan rentannya penyakit terutama oleh bakteri dan pertumbuhannya relatif agak lambat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian mikroba Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme mikroskopik yang sebagian besar berupa satu sel yang terlalu kecil untuk dapat dilihat menggunakan mata telanjang. Mikroba berukuran sekitar seperseribu milimeter (1 mikrometer) atau bahkan kurang, walaupun ada juga yang lebih besar dari 5 mikrometer. Karenanya, mikroba hanya bisa dilihat dengan menggunakan alat bantu berupa mikroskop. 2.2. Jenis mikroba yang penting Ada beberapa kelompok mikroba yang penting yang perlu diketahui morfologi, sifat, struktur dan perkembangbiakannya. Diantaranya yaitu : bakteri, fungi/kapang (mold) dan khamir (yeast). 1. Bakteri Sumber : Terdapat secara luas di alam yang berhubungan dengan hewan, tumbuhtumbuhan, udara, air dan tanah. Morfologi : Uniseluler (bersel tunggal) Ukuran : panjang = 0,5-10 mm; lebar = 0,5-2,5 mm. Bentuk sel : coccus (bulat), bacillus (batang/basil), spirillium (spiral) dan vibrios (koma/vibrio). Struktur : Prokariotik Tidak memiliki membran di dalam sitoplasma Beberapa memiliki flagella (rambut cambuk), capsul (kapsul) dan endospora. Perkembangbiakan : Aseksual dengan pembelahan biner. Peranan : Agen penyubur tanah, bermanfaat dalam industri pembuatan senyawa penting (semisal alkohol), mengolah makanan, penyebab penyakit, pembusuk bahan makanan, dll Gambar 1 : Bakteria dan macamnya 2. Kapang (Mold) Sumber : Biasanya terdapat pada tempat-tempat lembab, semisal kertas koran yang basah, dinding-dinding basah, buah-buahan membusuk dan bahan pangan lainnya Morfologi : Multiseluler (bersel banyak) Ukuran : mikroskopis sampai makroskopis Bentuk : benang-benang. Struktur : Eukariotik Memiliki dinding sel yang kaku Terdiri dari hifa (kumpulan benang-benang).
Kumpulan hifa membentuk miselium. Beberapa memiliki septa (penyekat) pada hifa. Perkembangbiakan : Seksual dan Askesual (spora). Peranan : Dekomposisi (penghancuran) material, penghasil penisilin (antibiotik), penyebab penyakit, dll. 3. Khamir (Yeast) Sumber : Lingkungan yang berkadar gula dan pH rendah, seperti buah- buahan dan sirup. Morfologi : Uniseluler (bersel tunggal). Ukuran 5-20 mm. (5-10 x lebih besar dari bakteri). Bentuk sel : Pseudomiselium . Struktur : Eukariotik. Memiliki dinding sel yang serupa dengan bakteri. Sitoplasma memiliki inti bebas (discrete nucleus). Memiliki vakuola yang berisi sejumlah besar cairan. Perkembangbiakan : Aseksual dengan tunas. Peranan : Fermentasi alkoholik pada bir, tape, nata dll. Berdasarkan organisasi selularnya, protista dibagi menjadi dua golongan yaitu protista tingkat rendah (prokaryot) dan protista tingkat tinggi (eukaryot). Alga hijau biru dan bakteri tergolong kepada prokaryot. Sebagian mikrobiologist menganggap alga hijau biru adalah bakteri juga. Golongan eukaryot terdiri atas protozoa, fungi (khamir dan kapang), dan alga dimana organisasi selularnya sudah relatif sempurna menyerupai tanaman atau hewan. Mikroba terdapat dimana-mana dalam alam. Mikroba dapat ditemui mulai dari dasar lautan yang paling dalam sampai ke puncak gunung yang paling tinggi. Mikroba ada yang hidup dalam air dingin, juga ada yang tahan hidup dalam air panas pada suhu tinggi bahkan ada yang sampai 250 derajat Celcius. (extremophilic). Tanah yang kita injak dipenuhi oleh mikroba. Mikroba dapat terbawa bersama aliran air ke sungai, danau dan laut. Mikroba dapat ditemui dimana mereka menemukan makanan, kelembaban (air), dan suhu yang cocok untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya. Karena kondisi yang cocok untuk kehidupan manusia juga cocok bagi mikroba maka tidak dapat dihindari bila kita hidup berdampingan dengan mikroba. Mikroba ada dalam udara yang kita hirup. Dia mungkin juga ada dalam makanan yang kita makan dan minuman yang kita minum terutama makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, dipermukaan kulit, dalam mulut, hidung dan setiap lubang pada tubuh, serta dalam saluran pernafasan dan pencernaan. Mikroba lebih banyak lagi ditemui pada tanaman dan hewan. Sebagian besar mikroba tidak berbahaya bagi manusia, dan manusia yang sehat diberi kemampuan oleh Yang Maha Kuasa untuk bertahan dari serangan mikroba yang berbahaya sampai batas-batas tertentu. Ada dua jenis mikroba dilihat dari manfaatnya, yaitu mikroba baik dan mikroba "jahat". Mikroba yang baik bagi manusia diantaranya adalah mikroba pangan dan industri yang membantu manusia dalam pembuatan keju, yoghurt, tempe, oncom, kecap, tape, ragi roti, asam amino, asam organik, pelarut organik, enzim, obat-obatan, dan sebagainya.
Mikroba juga membantu mendekomposisi (menghancurkan) bahan organik seperti sampah-sampah organik sehingga mengurangi jumlah sampah dan bisa pula menjadi pupuk bagi tanaman. Tetapi mikroba yang tidak baik juga tidak kurang jumlahnya yaitu mikroba yang menyebabkan berbagai penyakit pada manusia serta mikroba yang mengakibatkan basi atau kerusakan bahan makanan dan minuman. Dalam konteks makanan halal, salah satu mikroba yang cukup kontroversi akhir-akhir ini, yaitu mikroba dari jenis bifidobacteria. Mikroba ini adalah bakteri yang banyak ditemukan dalam usus bayi yang hanya mengkonsumsi ASI. Bifidobacteria menjadi penting karena merupakan salah satu probiotik yang dapat menekan pertumbuhan mikroba patogen lain dalam usus bayi dan merangsang kekebalan tubuh bayi. Karena berfungsi sebagai probiotik maka ilmuwan dari industri mengisolasinya pertama kali dari kotoran bayi sehat yang hanya mengkonsumsi air susu ibu. Setelah diisolasi, bakteri ini dimurnikan berkali-kali agar tidak terkontaminasi oleh bakteri lain. Pemurnian dilakukan dengan melarutkannya dalam air garam sampai ratusan ribu kali, kemudian ditumbuhkan pada media agar, diisolasi lagi, dan ditumbuhkan lagi berkali-kali sampai ratusan kali. Bifidobacteria yang dipakai sekarang adalah isolat yang sudah berumur sekitar 35 tahun sejak diisolasi pertama kali tersebut. Setelah dibersihkan dan dimurnikan berkali-kali dan telah 35 tahun sejak diisolasi pertama kali, maka pertanyaannya sekarang, apakah bifidobacteria ini sudah halal digunakan untuk makanan atau minuman yang berfungsi sebagai probiotik? 2.3. Peranan mikroba Hampir di semua daerah biosfir dapat di jumpai mikroba. Di semua tempat yang di huni manusia dapat dapat di jumpai mikroba yang mampu hidup dan berkembang biak. Mikroba memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Tanpa kehadiran mereka, dunia penuh dengan limba. Berkembangnya ilmu pengetahuan telah membuka wawasan bahwa ternyata peran mikroba tidak hanya dapat merombak limba menjadi mineral yang dibutuhkan oleh tanaman, tetapi masih banyak peran lainnya bahkan dalam bidang perikanan. 1. Mikroba menguntungkan Mikroba yang memiliki peran menguntungkan bagi manusia adalah mikroba pengurai, nitrifikasi, nitrogen, usus,dan penghasil antibiotic 2. Mikroba merugikan Mikroba yang diketahui mempunyai peran yang merugikan kepentingan manusia adalah mikroba pembusuk dan pantogen. 2.4. Peranan mikroba dalam bidang perikanan Peranan mikroba mencakup semua aspek yang dapat diperoleh dari mikroba yang menguntungkan manusia diantaranya mikroba saluran pencernaan yang digunakan untuk memacu pertumbuhan ikan dan menghasilkan vitamin B12 dan K yang mempunyai peran penting dalam proses pembekuan darah, mikroba dapat digunakan untuk melawan mikroba yang tidak diinginkan ( pengawetan dengan mikroba yang menguntung terhadap
mikroba yang merugikan ), mikroba nitrifikasi memiliki kemampuan untuk merombak senyawa amoniak menjadi nitrat yang dapat di manfaatkan oleh tumbuhan, karena senyawa amoniak dalam media budidaya dapat menimbulkan keracunan bagi ikan yang di budidaya, mikroba ini mempunyai kemampuan mengikat nitrogen langsung dari udara kemudian mengubahnya menjadi komponen yang dapat di serap oleh akar tumbuhan. Dari segi keuntungan bdang kesehatan pengunaan mikroba sebagai pengawet ikan tidak menimbulkan dampak buruk ( saat ini belum diketahui ), tampa harus menggunakan formalin yang dapat merugikan kesehatan. BAB III ISI 3.1 Sinbiotik Di dalam saluran pencernaan ikan terdapat enzim pencernaan. Enzim ini berasal dari tubuh ikan sendiri dan mikroba yang hidup di saluran pencernaan, baik mikroba menguntungkan maupun merugikan. Kedua jenis mikroba ini hidup berdampingan dalam jumlah seimbang. Adanya gangguan dapat menyebabkan keseimbangan populasi mikroba di dalam saluran pencernaan berubah. Bila gangguan tersebut menyebabkan populasi mikroba menguntungkan meningkat, maka proses pencernaan akan baik dan sebaliknya. Komposisi mikroba di dalam saluran pencernaan dapat dikendalikan dengan dua cara, yaitu secara prebiotik dan probiotik. a. Prebiotik Prebiotik adalah pengendalian mikroba usus dengan cara menambahkan makanan yang mengandung nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan mikroba menguntungkan. b. Probiotik probiotik adalah menambahkan sejumlah mikroba menguntungkan untuk merubah komposisi mikroba di dalam usus, dimana mikroba menguntungkan menjadi dominan. Persyaratan mikroorganisme digunakan sebai probiotik adalah: 1. Tidak bersifat patogen atau mengganggu, mempermudah pencernaan lanjutan dan penyerapan inang, tidak bersifat patogen bagi konsumen (manusia oleh saluran pencernaan ikan. Di sisi lain, dan hewan lainnya), 2. Tidak mengganggu mikroorganisme lain sehingga dapat menjaga keseimbangan ekosistem setempat, 3. Mikroba menguntungkan ini harus mudah dipelihara. 4. Hubungan simbiosis berkembang biak di dalam usus ikan, 5. Dapat dipelihara dalam media yang memungkinkan untuk diintroduksikan ke dalam usus ikan, 6. Dapat hidup dan berkembang di dalam air wadah pemeliharaan ikan. 3.2 Probiotik yang Digunakan Pada Ikan Kerapu. Bakteri yang diisolasi dari usus dan lambung ikan kerapu macan dapat tumbuh dan berkembang pada media kultur TSA dengan pH 2, yang merupakan indikator utama bakteri probiotik. Koloni bakteri yang tumbuh pada media terdapat dalam berbagai
macam bentuk, warna, tepian, ukuran, dan permukaan koloni (elevasi) yang berbeda. genus Lactococcus Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut: warna koloni putih susu atau agak krem, bentuk koloni bundar atau bulat besar, sel berbentuk bola yang berukuran 0,5-1,2 x 0,5-1,5 µm, berpasangan dan membentuk rantai pendek dalam media cair, endospora tidak terbentuk, Gram +, tidak motil. Suhu optimum untuk pertumbuhan bakteri genus ini adalah 30-37¬oC dan dan tumbuh baik pada 1-3% NaCl. bakteri ini tergolong bakteri Gram +, fakultatif anaerob, tidak motil, tanpa kapsul, kemampuan memproduksi katalase dan oksidase negatif, tumbuh pada suhu 100C, optimum pada suhu 300C tapi tidak dapat tumbuh pada suhu 450C, tumbuh baik dengan 0,5% NaCl. Bakteri ini memanfaatkan senyawa kimia dengan menguraikannya secara fermentasi. Salah satunya adalah memfermentasikan karbohidrat dengan produk yang dihasilkan sebagian besar adalah L (+) asam laktat tapi tidak dalam bentuk gas. Untuk pertumbuhannya, bakteri ini memerlukan syarat-syarat gizi yang lengkap. Biasanya banyak terdapat di pabrik pengolahan susu dan produk makanan dari tumbuh-tumbuhan. Pemanfaatan zat kimia dengan penguraian secara fermentative, salah satunya karbohidrat yaitu memfermentasi dengan memproduksi sebagian besar L (+) asam laktat tapi tidak dalam bentuk gas. Sifat lainnya adalah katalase negatif dan oksidase negatif. Bakteri ini tumbuh pada suhu 100C, optimum pada suhu 300C tapi tidak dapat tumbuh pada suhu 450C, dan tumbuh baik dengan 0,5% NaCl. Bakteri ini biasanya banyak terdapat pada pabrik pengolahan susu dan produk makanan dari tumbuh-tumbuhan. genus Carnobacterium Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut: warna koloni putih susu atau agak krem, bentuk koloni bulat, tepian berlekuk, sel lurus, batang ramping, berukuran 0,5-0,7 x 1,02,0 µm, berbentuk tunggal atau dalam bentuk pasangan dan kadang-kadang dalam bentuk rantai yang pendek, Gram + dan dapat bergerak atau motil. Carnobacteria adalah katalase negatif, oksidase positif, metil red positif, tumbuh optimum pada suhu 300C dan tumbuh baik pada NaCl 1-7%. Bakteri ini Gram +, dapat atau tidak dapat bergerak dan tidak berspora, produksi kimia dengan heterofermentatif, memproduksi sebagian besar L (+) laktat dari glukosa. Mereka tumbuh pada 100C tapi tidak dapat tumbuh pada suhu 450C dan optimum pada suhu 300C. Bakteri ini adalah katalase negatif dan oksidase positif dan tidak menghasilkan nitrat. Sel terdapat dalam produk daging dan ikan. Salah satu spesiesnya, yaitu C. piscicola, adalah patogen pada ikan salmon (Zulkifli 2001). genus Staphylococcus. Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut: warna koloni putih susu atau agak krem, bentuk koloni bulat, tepian timbul, sel bentuk bola, diameter 0,5-1,5 µm, terjadi satu demi satu, berpasangan, dan dalam kelompok tidak teratur, Gram +, tidak motil, katalase positif, oksidase negatif, metil red positif, tumbuh optimum pada suhu 30-370C dan tumbuh baik pada NaCl 1-7%. bakteri Staphylococcus sp. Gram +, tidak berspora, tidak motil, fakultatif anaerob, kemoorganotrofik, dengan dua pernapasan dan metabolisme fermentatif. Koloni biasanya buram, bisa putih atau krem dan kadang-kadang kuning keorangeorangean. Bakteri ini katalase positif dan oksidase negatif, sering mengubah nitrat menjadi nitrit, rentan lisis oleh lisostafin tapi tidak oleh lisozim. Biasanya tumbuh dengan 10% NaCl. Sebagian
besar terdapat pada kulit dan mukosa membran dari vertebrata berdarah panas. Akan tetapi sering diisolasi dari produk makanan, debu dan air. Beberapa spesies ada yang patogen pada manusia dan hewan. genus Lactobacillus. Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut: warna koloni putih susu atau agak krem, bentuk koloni bulat dengan tepian seperti wol. Sel berbentuk batang dan biasanya tetap, berukuran 0,5-1,2 x 1,0-10,0 µm. Mereka biasanya berbentuk batang panjang tapi kadang-kadang hampir bulat, biasanya bentuk rantai yang pendek, Gram +, tidak motil, oksidase positif, katalase negatif, metil red positif, optimum pada suhu 300-370C dan tumbuh baik pada NaCl 37%. Menurut Holt et al, (1994), bakteri Lactobacillus sp. ini termasuk Gram +, tidak berspora, tidak motil oleh flagel peritrichous, fakultatif anaerob, kadang-kadang mikroaerofilik, sedikit tumbuh di udara tapi bagus pada keadaan di bawah tekanan oksigen rendah, dan beberapa anaerob pada isolasi. Pada umumnya bakteri ini tumbuh baik sekali pada 5% CO2. Koloni pada media agar biasanya 2-5 mm, cembung, entire, buram (opaque) dan tanpa pigmen, kemoorganotrof, metabolismenya adalah fermentatif dan saccharoclastic. Sedikit dari separoh produk akhir karbon adalah laktat, tidak menghasilkan nitrat, gelatin tidak menjadi cair, sitokrom negatif, katalase negatif dan oksidase positif, terutama C18 : 1 rantai lurus asam lemak oleh cis-vaccenic. Tumbuh optimum pada suhu 30-400C. Lactobacillus tersebar luas di lingkungan, terutama pada hewan dan produk makanan sayursayuran. Mereka biasanya mendiami saluran usus burung dan mamalia, dan vagina mamalia. Mereka tidak bersifat patogen. Yang menggunakan Lactobacillus rhamnosus terhadap ikan rainbow trout dapat menurunkan mortalitas dan saat uji tantang dengan Aeromonas salmonicida. Waspodo (2001) mengatakan bahwa bakteri Lactobacillus bulgaricus adalah bakteri probiotik karena telah lolos dari uji klinis, enzimnya mampu mengatasi intoleransi terhadap laktosa, menormalkan komposisi bakteri saluran pencernaan serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh. genus Bacillus. Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut: warna koloni putih susu atau agak krem, bentuk koloni bulat dengan tepian keriput. Sel adalah bentuk batang dan lurus, berukuran 0,5-2,5 x 1,2-10 µm, dan sering tersusun dalam bentuk sepasang atau rantai, dengan ujung bundar atau empat persegi. Pewarnaan sel Gram +, motil, katalase dan oksidase positif, metil red negatif, optimum pada suhu 30-370C dan tumbuh baik pada NaCl 1-3%. Menurut Holt et al, (1994), Bacillus sp. Gram + dan biasanya motil oleh flagel peritrichous. Endospora oval, kadangkadang bundar atau silinder dan sangat resisten pada kondisi yang tidak menguntungkan. Mereka tidak lebih dari satu spora per sel dan sporulasi tidak tahan pada udara terbuka. Bakteri ini bersifat aerobik atau fakultatif anaerobik. Kemampuan fisiologi beragam; sangat peka terhadap panas, pH dan salinitas; kemoorganotrof dengan metabolisme fermentasi atau pernapasan. Biasanya katalase dan oksidase positif. Tersebar luas pada bermacammacam habitat; sedikit spesies adalah patogen terhadap vertebrata atau invertebrata. Pada bakteri Bacillus toyoi mampu menekan bakteri yang merugikan pada ternak komersial. genus Eubacterium. Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi
sebagai berikut: warna koloni putih susu atau agak krem, bentuk koloni tidak beraturan dan menyebar, Gram +, bentuk sel batang, katalase negatif, oksidase positif, motil, metil red positif, suhu optimum pertumbuhan pada suhu 30-370C dan tumbuh baik pada NaCl 3-7%. bakteri Eubacterium sp. biasanya bersel batang, Gram + dan ukuran tidak menentu, beragam sekali antara spesies (0,2-2,0 x 0,3-10 µm) dan bukan bentuk filamen. Spesies berubah bentuk dari bulat ke bentuk batang yang panjang. Sel biasanya tidak menentu, sering gembung atau ujungnya lonjong dan kadang-kadang membengkok. Mereka biasanya tersusun satu-satu, berpasangan atau dalam rantai, Gram + dalam kultur muda, motilitas berubah-ubah (tidak tetap), tidak ada spora, anaerob sempurna, membutuhkan teknik anaerobik untuk pertumbuhan dan membutuhkan media yang kaya akan nutrisi, koloni biasanya agak cembung atau flat, kemoorganotrofik, metabolisme fermentatatif; beberapa memecahkan karbohidrat. Produk dari metabolisme adalah glukosa atau pepton. Biasanya campuran dari asam masuk dalam jumlah besar dari butirat, asetik atau formik dengan kelihatan gas H2, indole dan katalase negatif, dan oksidase positif. Mungkin menghasilkan nitrat dan gelatin mungkin cair. Terdapat dalam rongga perut dari hewan, feses, produk tumbuhan dan hewan, dan tanah. Beberapa spesies sering patogen pada vertebrata. genus Bifidobacterium. Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut: warna koloni putih susu atau agak krem, bentuk koloni bulat dengan tepian Isolasi dan identifikasi bakteri probiotik ikan Kerapu Macan seperti wol. Sel batang bentuknya sangat bervariasi, berukuran 0,5-1,3 x 1,5-8 µm, biasanya agak bengkok, bergerombol dan sering bercabang, Gram +, tidak motil, katalase negatif, oksidase positif, metil red positif, suhu optimum pertumbuhan pada suhu 30-370C dan tumbuh baik pada NaCl 1-3 bakteri Bifidobacterium sp. ini Gram +, tersusun satu-satu, bentuk pasangan, tersusundalam bentuk V, kadang-kadang bentuk rantai, bentuk pagar sel paralel. Kadang-kadang melihatkan bentuk bulat besar (gembung), stain sering tidak tetap, tidak motil, tidak berspora, bukan asam lemak, anaerob. Sebagian kecil spesies dapat tumbuh di udara dengan CO2 10%, tidak tumbuh di bawah pH 4,5 atau di atas pH 8,5, kemoorganotrof, aktif memfermentasi karbohidrat, dengan memproduksi sebagian besar asetik dan asam laktik dengan perbandingan 3:2; tidak memproduksi CO2, butirik dan asam propionik, katalase negatif (bukan positif ketika tumbuh atau berkembang di udara dengan penambahan CO2), dan oksidase positif. Biasanya membutuhkan macammacam vitamin. Tumbuh optimum pada suhu 37-410C. Tumbuh dan berkembang dalam mulut dan saluran usus vertebrata darah panas, dan insekta, dalam sewage, dan biasanya tidak patogen. bakteri Bifidobacterium sangat efektif untuk melawan bakteri yang merugikan atau patogen yang masuk dari luar maupun bakteri yang merugikan dalam saluran pencernaan seperti Shigella dysenteria, Salmonella typhosa, Staphylococcus aureus, E. coli, dan bakteri lainnya. Karena bakteri ini memproduksi zatzat yang bersifat asam lemak rantai pendek terutama asam asetat dan laktat, dan bisa juga menghasilkan zat bersifat antibiotik. genus Micrococcus Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut: warna koloni kuning, bentuk koloni bulat tepian timbul. Sel bentuk bola, diameter 0,5-2,0 µm, dalam bentuk sepasang, empat pasang, atau kelompok tidak tetap, tidak bentuk rantai, Gram +, tidak motil, katalase positif, oksidase negatif, metil red
positif, suhu optimum pertumbuhan pada 30-370C dan tumbuh baik pada NaCl 1-7%. bakteri Micrococcus sp. Gram + dan biasanya jarang motil, tidak berspora, aerobik, biasanya koloni bercorak dari kuning atau merah, kemoorganotrof, dengan metabolisme pernapasan, sering memproduksi sedikit atau tidak ada asam dari karbohidrat. Biasanya tumbuh pada media yang sederhana. Katalase positif dan kadang oksidase positif, meskipun sangat jarang. Biasanya halotoleran, tumbuh pada 5% NaCl berisi sitokrom dan tahan terhadap lisostafin. Bakteri ini tumbuh optimum pada suhu 25-370C, terjadi terutama pada kulit mamalia dan dalam tanah, tetapi biasanya diisolasi dari produk makanan dan udara. genus Pseudomonas. Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi yaitu: warna koloni agak kekuningan, termasuk bersifat Gram -, dan dalam kelompok sel berbentuk batang dan lurus dengan ukuran 0,5-1,0 x 1,5-5,0 µm. Banyak spesies dapat menguraikan poli ²-hidroksibutirat sambil menyerap karbon yang ada dalam material, bersifat fakultatif, uji katalase positif dan oksidase negatif, motil, metil red positif, suhu optimum pertumbuhan pada 30-370C dan tumbuh baik pada NaCl 3-7%. Bakteri Pseudomonas sp. ada yang bersifat patogen dan ada yang bersifat menguntungkan bagi organisme lain. bakteri dari genus Pseudomonas sp dari spesies Pseudomonas bromoutilis ini memproduksi antibiotik 2, 3, 4 tribromo-5 (I, hidroksi-2, 4,-dibromophenil)pyrole. Zat ini bersifat menghambat perkembangan bakteri patogen seperti: Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumonia, Streptococcus pyogenes, dan Microbacterium tubercolosis. Penambahan bakteri Pseudomonas fluorescens AH2 dapat menekan kematian akibat vibriosis pada ikan rainbow trout dan secara in vitro bersifat antagonistik terhadap A. salmonicida. BAB IV KESIMPULAN Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme mikroskopik yang sebagian besar berupa satu sel yang terlalu kecil untuk dapat dilihat menggunakan mata telanjang. Pada ikan kerapu macan memiliki 9 spesies bakteri yang berpotensi sebagai probiotik, yaitu Lactococcus sp., Carnoacterium sp., Staphylococcus sp., Bacillus sp., Eubacterium sp., Pseudomonas sp., Lactobacillus sp., Micrococcus sp., dan Bifidobacterium sp. Kesembilan bakteri ini berpotensi sebagai probiotik karena memilik ketahanan pada pH 2 yang merupakan indikator utama sebagai bakteri probiotik. Bakteri pada genus Bacillus, Bifidobacteri, Pseudomonas, Lactobacillus, dan Micrococcus telah terbukti sebagai bakteri yang menguntungkan dan dapat hidup berasosiasi sebagai flora normal pada organisme baik di dalam maupun di luar tubuh, sedangkan bakteri dari lainnya masih diduga sebagai bakteri probiotik yang menguntungkan. Banyak sekali manfaat dari mikroba bagi pengolahan maupun budidaya produk perikanan. Di antaranya:
I .Peranan mikroba dalam bidang pengolahan hasil perikanan: 1. Pengawetan: dengan menggunakan mikroba, ikan dapat menjadi lebih tahan lama. Contoh. Pengawetan pada ikan peda oleh bakteri asam laktat. 2. Menambah cita rasa: dengan menggunakan mikroba, hasil produksi perikanan jadi lebih banyak memiliki rasa. Contoh: kecap ikan, terasi,nata de sea weet. 3. Menambah daya guna: dengan menggunakan mikroba, produk hasil perikanan dapat memiliki banyak fungsi,seperti peralatan kosmetik dan pengobatan.
II. Untuk mengidentifikasi suatu mikroba,hal yang harus dilakukan sebagai berikut: 1. Mempelajari karakter (morfologi): dengan mempelajari karakter mikroba,kita dapat mengetahui pertumbuhan mikroba. 2. Mempelajari sifat kimiawi : dengan mempelajari sifat kimiawi bakteri kita dapat mengetahui bakteri yang kita amati termasuk kedalam jenis bakteri penghasil gas/ cairan beracun atau tidak,sehingga tepat penggunaanya. 3. Mempelajari karakter biologi: dengan mempelajari sifat biologisnya,kita dapat mengetahui system pencernaan mikroba yang kita amati sehingga kita dapat memahami media tumbuh yang tepat. 4. Membaca buku referesi: setelah mengetahui semua karakter,barulah kita mencari nama mikroba dan taksonomi mikroba pada buku refrensi 3. Peranan mikroba antagonis dalam bidang budidaya perikanan: Mikroba antagonis adalah mikroba yang memiliki sifat berlawanan (menghambat dan membunuh) dengan mikroba pembusuk, pathogen atau mikroba yang tidak diharapkan. Peranan mikroba patogen dalam bidang budidaya sebagai berikut: 1. Meningkatkan kualitas air : dengan mengunakan mikroba,kita dapat meningkatkan kualitas air,seperti pengamanan senyawa ammonia yang beracun bagi ikan dengan menggunakan bakteri nitrifikasi. 2. Meningkatkan imun inang; dengan menggunakan mikroba antagonis, system kekebalan ikan (inang) menjadi lebih kuat, karena bakteri antagonis yang berada dalam system pencernaan ikan dapat membunuh bakteri patogen. Sehingga pencernaan ikan menjadi lebih sehat. 3. Adanya interaksi dengan plankton: dengan adanya mikroba antagonis yang menempel pada tubuh plankton, dan plankton dimakan oleh ikan, maka secara tidak langsung ikan mengkonsumsi gizi yang lebih,sehingga pertumbuhan ikan semakin cepat. 4. Fermentasi adalah proses perombakan senyawa yang panjang dan rumit menjadi senyawa yang sederhana yang dilakukan oleh enzim-enzim dan berlangsung secara terkendali. Fungsi fermentasi dalam pengolahan hasil perikanan: 1. Produk pengolahan fermentasi ditumbuhi endible microbe, sehingga nilai gizi dan nutrisi bertambah. 2. Menghasilkan etanol.
3. Menghasilkan asam asetat. 4. Meghasilkan asam laktat 5. Produk bertahan lebih lama.
KERJA SAMA PENERAPAN TEKNOLOGI OLEH/BERSAMA PERGURUAN TINGGI, LSM DAN ASURANSI NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
NOMOR/ TANGGAL
KERJASAMA ANTARA
Pemerintah Provinsi Gorontalo Dengan PT.Alam Lestari Maju 09/03/2002 Indonesia Departemen Pertanian Pembentukan Konsorsium 09/03/2002 Pengembangan Agribisnis Tanaman Jagung Jadwal Tanam Pilot 28/05/2002 Percontohan Penerapan Teknologi Bio P 2000 Z Kerjasama Pengembangan 050/530/I/Bappeda Usaha Bidang Pertanian 20/06/2002 (Coorporate Farming). Penunjukan Tim Konsultan Teknis Penanaman 100 Ha 38 Tahun 2002 kedelai Pilot Proyek Usahatani Terpadu Deputi Bidang Pemberdayaan Kawasan Transmigrasi Badan 012/AlamiAdministrasi Kependudukan Deptrans/05.0025 Dan Mobilitas /05/2000 PendudukDengan PT.Alam Lestari MajuIndonesia Badan Urusan Logistik Tahun 2001 Dengan PT.Alam Lestari Maju Indonesia Kapet BIMA Kementerian Percepatan Pembangunan kawasan Indonesia Timur, Tahun 2002 Dengan PT.Alam Lestari MajuIndonesiadan Lembaha Penelitian IPB
TENTANG / ISI KERJASAMA
KOMODITI/ LUAS
Meningkatkan Produksi dan Mutu hasil PertanianDengan Teknologi Tepat Guna Bio P 2000 Z
Jagung 1.200 Ha
Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan
Jagung
Penerapan Teknologi Bio P Kedelai100 2000 Z Pada Budidaya Kedelai Ha Pilot Proyek UsahaTani Terpadu Tanjab Timur
Jagung100 Ha
Pilot Proyek Usaha tani Terpadu Tanjab Timur
Kedelai 100 Ha
Meningkatkan Pendapatan Tranmigran dan mendukung Pemantapan Produksi Tanaman Pangan Dengan Menggunakan Bio P 2000 Z
Padi 250 Ha
Pengembangan Tempe Dan hasil Olahan Kedelai
Pabrik Olahan
Kerjasam Pengembangan Usaha Bidang Pertanian (Coorporate Farming)
1.000 Ha
9.
3.00-PKKP/SPJ/50/ 2008; 30/06/2008
184/17/P77/bup/2008 10. 486/PJJ/BLK11/07.2 00808/07/2008 11.
20/10/2000
12.
29/11/2000
13.
143/BH/KDK.7.1/V/ 1999/ 15/03/2001
14.
23/02/2001
15.
30/10/2000
16.
Rekomendasi Teknologi
17.
003/P3SDL.KK/V/ 2000; 27/04/2000
18.
01.WJC.PKS02/11 /2001
19.
063/Aspan/OPRS/ IX/2001
20.
16/03/2001
21.
07/02/2001
Mengembnagkan dan PT.Perkebunan Nusantara III Meningkatkan Hasil Produksi Kedelai (Persero) Dengan yayasan Tanaman pangan Dan Kedelai 250 Ha Del,Bioteknologi Pertanian Di Sumatra-Utara BIN, Pemda kabupaten Peningkatqan Poduksi Dharmasraya dengan Tanaman pangan melalui CSR Padi 164 Ha PT. Semen Padang PT. Semen Padang. Induk Koperasi Mengembangkan Tanaman 6.850 Ha ProdusenTempeTahu Budidya Kedelai Dan Jagung (Bertahap) Indonesia PT.Alam Lestari Maju Mengembangkan Tanaman Indonesia Dengan Komando 5.800 Ha Kedelai Korps Ratra Mengembangkan Tanaman Konsorsium PT.Alam Lestari Budidaya Kedelai Dengan Putera Inkopti Dengan 2.057 Ha Teknologi Bio Perforasi (Bio Koperasi pertanian”Sepakat” P 2000 Z) PT.Alam Lestari Maju Mengembangkan Budidaya Indonesia Dengan Koperasi tanaman Kedelai varetas 50 Ha Argo Wilis Slamet PT.Alam Lestari Maju Indonesia Dengan Koperasi Mengembangkan Tanaman 100 – Perekonomian Rakyat Kedelai Dilahan Koperasi 400 Ha Cakrabuna Pemakaian tentang Bio-Porasi Universitas Jendral Soedirman pada budidya Kedelai varietas Bekerjasam Dengan P3SDL Slamet Dapat menghasilkan (SCIENSIPARK) panen Pusat Pengkajian Dan Sosialisai Teknologi PT.Alam Pengembangan Sumberdaya Lestari Maju Indonesia Pada Kedelai Lokal Universitas Jenderal tanaman kedelai Varietas Soedirman Purwekerto Slamet PT.Alam Lestari Maju Pemberdayaan,Sosialisasi, Indonesia Dengan West Java Pemasaran Dan Distribusi Pemberdayaan Corridor Center For Strategic Produk Teknologi Digital Informatiaon Bio P2000 Z PT.Agro Soya Industrindo Program Asuransi tanaman Dengan Konsorsium Asuransi Asuransi Kedelai Indonesia Tanaman Kedelai Indonesia. PT.Alam Lestari maju Mengembangkan Tanaman 135.000 Ha Indonesia Dengan Arnauly Kedelai dengan Teknologi (Bertahap) Group Bio-Porasi (Bio P 2000Z) Konsorsium PT.Alam Lestari Mengembangkan Benih Dan Putera Inkopti Dengan Ir. Budidaya Kedelai Edaname Edamame Suyono, MS. Dengan Teknologi
BioP2000Z
22.
01/03/2001
23.
/03/2001
24.
02/11/2001
25.
11/12/2001
26.
02/01/2002
27.
12/12/2000
27.
19/02/2001
28.
19/02/2001
Kononsorsium PT.Alam Mengembangkan Budidaya Lestari Maju Indonesia Tanaman Kedelai dengan Dengan Perusahaan Bengkel Teknologi Bio P 2000 Z Umum Nasional Pola Bagi hasil Pengembangan Pengembangan Perkebunan kedelai Rakyat menggunakan Kedelai Rakyat Menggunakan teknologi Bio P2000Z Di Teknologi Bio-Porasi Tenjojaya K,Cibadak, (BioP2000Z) Sukabumi Pekerjaan Enginering PT.Alam Lestari Maju Perancangan Pabrik Dan Indonesia Dengan Drawing Teknis Mesin Pupuk PT.Prautama Jaya Perkasa Hayati /Organik PT.Alam Lestari maju Pemberdayaan,Sosialisai,Pem Indonesia Dengan PT.Agro asaran dan Distribusi Produk Soya Industrindo Budidaya Penanaman Kedelai PT.Alam Lestari Maju Dan Jagung Dengan Indonesia Dengan Teknologi Hayati Pupuk Bio Bp. Eddy Mardjozen P 2000 Z PT.Alam Lestari Maju Mengembangkan Tanaman Indonesia Dengan PT.Prima Budidaya kedelai Dengan Energi Lestari Teknologi Bio P 2000 Z PT.Alam Lestari Maju Mengembangkan Tanaman Indonesia Dengan PT.Savitri Budidaya kedelai Dengan Panen Lestari Teknologi Bio P 2000 Z Mengembangkan Tanaman Konsorsium Alam Lestari Budidaya kedelai Dengan Putera Inkopti dengan Teknologi Bio P 2000 Z di PT. Mentari Mitra Jaya Lahan pemda Pasaman
2.600 Ha (Bertahap)
30 Ha
Teknik
50 Ha
100 Ha
170 Ha
2000 Ha
Aplikasi dan Bukti keterujian Pupuk BIOP2000Z dilapangan 1. Pabrik dan bangunan yang berada di PT. Alam Lestari Maju Indonesia yang beralamat di Komplek Industri BUKAKA, Jl. Raya narogong Km. 19.5 Cilengsi-Bogor. 2. Pusat Perbenihan Tanaman Pangan seluas 60 Ha di Sadatani Seed Centre Serang-Banten 3. Pusat Pembibitan seluas 20 ha, dan Pusat Penelitian, Pelatihan dan Penerapan Bioteknologi (P4B) Green House BDH, Cianjur. 4. Areal-areal pengembangan sebagai legitimasi keterujian hasil produktivitas tanaman pangan yang diperlakukan dengan penerapan teknologi Bio P 2000 Z di beberapa daerah pengembangan pangan potensial dan bertipe lahan marginal di Indonesia:
5. Tulang Bawang Lampung tanggal 31 – 08 – 00 kerjasama dengan Depnaker & Transmigrasi diPanen oleh MENAKERTRANS Bp.Alhilal Hamdi & Gubernur Lampung Bp. Oemarsono pada Kedelai dengan hasil produksi 2,5 – 5,2 t/ha. 6. Kalimantan Tengah tanggal 16 – 09 – 00 kerjasama dengan Departemen Tranmigrasi. pada Kedelai hasil 2,1 – 3,92 t/h. 7. Sumatera Utara tangal 21- 06 – 01 oleh PT. Pembangunan Graha Lestari, diPanen oleh Wakil Gubernur Sumatera Utara dan Kepala Dinas Tingkat I Sumut pada Kedelai, hasil 4,16 t/h 8. Kec. Kali Jati Subang tanggal 03 – 02 Kerjasama dengan Bp. Supriadi (TNI- AU) pada Jagung 8,4 – 12 t/ha dan Padi dengan hasil 8 – 12 t/ha. 9. Kab. Tanjung Jabung Timur, tanggal 22 – 08 – 02 oleh Pemerintah Daerah Propinsi Jambi diPanen oleh Gubernur Jambi Bp.Zulkifli Nurdin, Ketua BAPPEDA dan Kepala Dinas Pertanian Tk. I Prop. Jambi pada Kedelai dengan hasil 2,6 – 4,6 t/h. 10. Kec. Klari, Karawang tanggal 13 – 10 – 03 Program Kemitraan Petani & Swasta didukung oleh Deperindag diPanen oleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan Ibu Rini Suwandi pada Kedelai dengan hasil 3,6 t/h. 11. Kab. Banyuwangi tanggal 14 – 01- 02, Program Kemitraan LPM Unv.Jember, PT. ASI dan PT. Alami diPanen oleh Dirjen Tanaman Pangan, Direktur Kabi,Direktur Perbenihan, Dir.Perluasan Areal, KaDistan Jatim, Kedelai dengan hasil 3,2 – 4,0 t/ha. 12. BBI Bedali Lawang, Malang tanggal 24 – 02 – 04 Deptan. Prop. Jawa Timur dipanen oleh Direktur Kabi Bp. Manurung & Kepala Dinas Tk I Jatim. Kedelai dengan hasil 2,5 – 2,8 t/ha 13. Sukamandi Kab. Subang tanggal 06 – 09 – 04 Kerjasama dgn Petani SHS, Padi dengan hasil 5,6 – 8 1 t/ha 14. Kec. Weru Kab. Sukoharjo tanggal 26 – 01- 05 oleh Deptan. Sukoharjo dipanen oleh Dirjen Tanaman Pangan Bp.Jafar Hafsah & WaBup Sukoharjo pada Kedelai dengan hasil 2,45 – 3,82 t/ha. 15. Cileungsi Kab. Bogor tanggal02 – 05 Demplot Kebun Jagung dengan hasil 9,5 – 12 t/ha. 16. Sadatani Serang Banten tanggal 27 – 07 – 06 Kemitraan dan Percontohan 60 Ha Padi Hibrida dengan hasil 7 – 10,5 t/ha. 17. Ogan Ilir, Sumsel tanggal 06 – 11 – 06 oleh Depnakertrans perdana kedelai dan Padi di KTM Trans di UPT Parit dipanen oleh Menakertrans, Gub. Sumsel, Bupati OI dan Para Dirjen Trans. dalam pencanangan KTM Trans Kedelai dengan hasil 3,2 t/ha dan padi dengan hasil 7,9 t/ha. 18. Sipahutar Taput, tanggal 10 – 11 – 06 Percontohan Coorporate Farm Estate di GH Simarhompa, Sipahutar Jagung dengan hasil 8 – 11 t/ha, Nanas dengan hasil 50 – 75 t/ha. 19. Toba Samosir Sumatera Utara tanggal 3 – 03 – 2008 Kemiteraan Bioteknologi DEL Petani dan Pemda Tobasa Jagung (37 ha) Padi hibrida, dengan hasil 10 -12,4 t/ha. 20. Morowali Sulawesi Tengah tanggal 27 – 04 – 2008 Kemiteraan CSR PT. Bintangdelapan Mineral dengan Petani pada Kedelai dengan hasil 2,7 – 3,4 t/ha. 21. Dharmasraya Sumatera Barat, tanggal 9 – 12 – 2008 Kemiteraan CSR PT Semen Padang dengan Pemkab dan Petani Bukit Mindawa dipanen: oleh Presiden RI. Susilo Bambang Yudoyono (SBY) pada Padi dengan hasil 7 – 9 t/ha. 22. Serang banten tanggal 3 Maret 2009. Kemitraan Produksi perbenihan dengan BPSB Serang banten dipanen oleh Kadistan Provinsi banten dan Ka.BPSB pada padi unggul Nasional (IR64, Ciherang) dengan hasil 8 – 16 ton/ha.
23. Green House P4B Cianjur 20 ha hortikultura, tanggal 9 Januari 2009. Industri Sayur Segar hidroponik, aeroponik dan organic untuk ekspor dan supermarket di Jakarta, launching kemitraan pemberdayaan UKMK, dikunjungi dan disaksikan oleh Menteri Negara Koperasi dan UKM (Bp. Suryadharma Ali). 24. Sragen, padi di kecamatan Gondang Kabupaten Sragen, di beberapa tempat pada MT 2009 dan MT 2009/2010. rata-rata meningkat 2 ton/ha, yaitu semula 6.5 ton/ ha menjadi 8,5 ton per hektar. Dan untuk kedelai mengalami peningkatan dari 1,6 ton per ha menjadi 2,8 ton per hektar. 25. Di Kabupaten Gunung Kidul, di kecamatan Playen dan kecamatan Semanu – Yogyakarta, pada MT 2009 dilakukan demplot kedelai pada 20 tempat diperoleh ratarata hasil peningkatan dari 1,3 ton per hektar menjadi 2,9 ton per hektar. 26. Madiun, di desa Balerejo kecamatan Balerejo dan kecamatan Manar dilakuan demplot padi pada MT 2009 memperoleh hasil peningkatan 1,8 ton dari control 8,1 ton/ hektar menjadi 9,9 ton per hektar. 27. Lamongan dilakukan pada padi tambak diperoleh hasil peningkatan 2,1 ton per hektar dibanding kontrol. 6,5 ton menjadi 8,6 ton per hektar Pada MT 2009. 28. Ngawi pada MT 2009 dan MT 2009-2010 melalui Dinas Ketahanan Pangan melakukan demplot di 21 kecamatan dengan berbagai komodite, hasil diperoleh hampir seluruhnya mengalami peningkatan yang signifikan. 29. Grobogan, pada MT 2009 dan MT 2010 melalui Dinas Pertanian melakukan Demplot dengan berbagai komodite. Hasilnya menunjukkan peningkatan yang signifikan. 30. Banyuasin- Sumsel. Pada MT 2009 melalui Dinas Pertanian melakukan demplot di 20 lokasi diperloeh hasil untuk padi, jagung, kedelai seluruhnya mengalami peningkatan cukup dratis. Sehingga berdasarkan demplot tersebut SLPTT padi memilih pupuk P 2000 Z sebagai pupuk organik. 31. Lahat – Sumsel, telah menggunakan pupuk P 2000 Z pada setiap aktivitas kegiatan pertanian karena terbukti mempunyai beda nyata dibandingkan dengan pupuk lainnya.
SERTIFIKAT dan PRESTASI PENGHARGAAN BIO P2000Z
NO
BUKTI
PRESTASI/REKOMENDASI
1.
PABRIK
Pabrik Teknologi Bio Perforasi telah berdiri
2.
SERTIFIKAT
Patent nomer: ID 0 000 438 S
3.
SERTIFIKAT
Patent nomer: ID 0 016 722
4.
PCT / WIPO
Patent nomer: PCT/ID01/00003 Paten no.: P20000367 5. BUKTI PRIORITAS Paten no.: P20000368
6.
SERTIFIKAT ANUGERAH
Anugerah Kalyanakretya Utama
KETERANGAN Pabrik Pupuk dari Teknologi Bio Perforasi yang didirikan di atas lahan ± 1 Ha di Komplek Industri BUKAKA Cilengsi Bogor telah melayani ratusan ribu hektar petani pangan Terlampir Sertifikat Granted Paten sejak tanggal 3 September 2003 dan Dokumen Risalah/abstak Paten Terlampir Sertifikat Granted Paten diberikan tanggal 22 Desember 2005 dan Dokumen Risalah/abstak Paten Terlampir Risalah Dokumen Paten Internasional PCT Paten BIO P2000Z dan Paten Pabrikasi Apresiasi Negara melalui Kementerian Riset dan Teknologi yang diberikan oleh Presiden RI pada Hakteknas ke IX sebagai yang terunggul, teruji dan terterapkan & berdampak besar bagi kemajuan pembangunan dan teknologi.
7.
SERTIFIATE OF APPRAISAL
8.
PIAGAM
9. 10.
Nilai Ekonomi Hak Paten Teknologi Bio Perforasi (Bio P 2000 Z) = Rp. 52.593.000.000,-
Nilai Ekonomi Hak Paten Teknologi Bio Perforasi (Bio P 2000 Z) yang dikelola oleh PT. Alam Lestari Maju Indonesia = Rp. 52.593.000.000,- (lima Puluh Dua Milliar Lima Ratus Sembilan Puluh Tiga Rupiah) sebagai Aktiva Tak Berwujud.
Piagam Penghargaan Museum Recor Indonesia (MURI)
Penemu Pupuk Bio P 2000 Z yang dapat menghasilkan pohon kedelai tertinggi (3,8 meter) dengan jumlah buah terbanyak (2.300 polong).
Keputusan Komisi V Produk Bio P2000Z Produk DPR R.I. Unggulan untuk Swasembada.
Produk Bio P2000Z sebagai Produk Unggulan yang akan bisa membantu swasembada pangan/kedelai
Teknologi yang memberikan hasil Dirjen Bina Produksi Tanaman Pangan DEPTAN R.I. MEMORANDUM kedelai sangat mengesankan (lebih memberikan apresiasi terhadap hasil panen yang dua kali lipat) mengesankan di 1000 ha lahan SERTIFIKAT
Teknologi Bio P2000Z untuk Pemberdayaan Daerah Transmigrasi
Menakertrans memberikan apresiasi terhadap Bio P 2000 Z yang dapat mengangkat pendapatan transmigran melalui uji penangkaran kedelai untuk pengembangan kedelai daerah transmigrasi.
12.
SERTIFIKAT
Penerapan Bioperforasi untuk Rintisan Coorporate Farming di Provinsi Jambi
Gubernur Jambi memberikan apresiasi keberhasilan teknologi Bioperforasi pada program rintisan Coorporate Farming yang menghasilkan panen kedelai produktivitas tinggi 2,6 – 4,6 ton/ha.
13.
SERTIFIKAT
Gubernur Sumatera Utara memberikan apresiasi Budidaya Kacang Kedelai Dengan keberhasilan program tanam kedelai dengan Teknologi Bio P2000Z produktivitas tinggi 4,16 ton/ha
11.
PENGGUNA BIO P2000Z
NO
1.
2.
3.
4.
5.
5.
6.
NAMA/ JABATAN
PERUSAHAAN/INSTANSI
ALAMAT
Komplek Industri BUKAKA M. Simamora Komisaris PT.Alam Lestari Maju Indonesia(Pabrik Jl. Raya Narogong Km. 19,5 Utama Pupuk dan Teknologi) Cilengsi Bogor PT. Alami Food Komplek Industri BUKAKAJl. FH. Pangabean Direktur Processing(Pengembangan Industri Susu Raya Narogong Km. 19,5 Utama Kedelai) Cilengsi Bogor Jenderal (Purn.) Luhut PT. Toba Sejahtra (Yayasan Graha Binakarsa, 2nd Fl. Panjaitan Del)(Pengembangan Pertanian Sumut Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-18 Komisaris Utama dan Produksi pupuk Organik) Jakarta PTPN III (Persero) (Pengembangan Amri Siregar Jl. Sei batanghari No.2 Medan, Pangan di Perkebunan dan Pupuk Direktur Utama Sumatera Utara Organik) PT. Agro Soya Industrindo Menara Imperium lt 12 X, Suite Michael (Pengembangan Usaha Perbenihan A,B, Jl. Hr Rasuna Said Kav 1. OendoenDirektur Utama Kedelai) Jakarta Selatan. PT. Bintang Delapan (Reklamasi lahan Jl. Boulevard Gading Barat Blok Hamid MinaDirektur tambang untuk pangan dan produksi LC-6 No.53 Kelapa Gading Utama pupuk) Permai Jakarta Timur Jakarta Letjend (Purn.) Sintong PT. Marsada Agrotech (Pengembangan Panjaitan Direktur tanaman pangan dan hortikultura serta Menara Bidakara, lt 11. Utama nursery)
7.
Wardi Suwito SH. (Pimpinan/Direktur)
“Sada Tani Seed Centre” Serang (Industry perbenihan tanaman Pangan)
Desa Ranca sanggal, Cinangka Serang Banten
8.
Ir. Ridwan Zainuri (General Menejer)
PT. Green House Pusat Penerapan Bioteknologi Pertanian (P4B) –Cianjur. (Pembibitan, dan pertanian Terpadu)
Ds. Cirumput, Kec. Cugenang kab. Cianjur.
9.
Djoko Sidik Pramono Dirjen. P2MKT Depnakertrans
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Pengembangan Usaha di kawasan KTM)
Mengembangkan dan Meningkatkan Hasil Produksi Tanaman pangan Dan Kedelai Di Sumatra-Utara
10. Dan Lain- Lain
BIN, Pemda kabupaten dan provinsi, PT. Semen Padang dll. (Peningkatqan Poduksi Tanaman pangan melalui CSR dan ketahanan pangan.)