RANCANGAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT RDPU KOMISI III DPR RI DENGAN AM. HENDRO PRIYONO, SUPRIANSYAH, TJAHJO KUMOLO, ANDI WIDJAJANTO, ARTERIA DAHLAN (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang Masa Persidangan Rapat keJenis Rapat
:
2014-2015
:
II
: :
Rapat Dengar Pendapat Umum
Hari, Tanggal
:
16 Februari 2015
Waktu
:
10.25-14.18 WIB
Tempat Ketua Rapat Sekretaris Rapat Acara
: : : :
R. Rapat Komisi III DR. HM. Azis Syamsuddin, SH.
Hadir
:
Dra. Tri Budi Utami Tindak lanjut hasil RDPU tanggal 4 Februari 2015 dengan Sdr Hasto Kristiyanto 45 Anggota dari 54 Anggota Komisi III DPR RI
JALANNYA RAPAT
KETUA RAPAT F-PG(DR. HM. AZIZ SYAMSUDDIN, SH): Baik, Bismillahirrahmanirrahim, Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh (RAPAT DIBUKA PUKUL ) Selama pagi dan salam sejahtera untuk kita semua,
Bapak/Ibu Anggota Komisi III yang kami hormati, Yang kami hormati, kami banggakan Sahabat kita yang terhormat kakanda Cahyo Kumolo, Dalam hal ini, dalam sebagai pribadi pada saat sebagai sekjen mantan sekjen PDI Perjuangan. Yang kami hormati rekan kita sahabat kita Saudara Andi Wijayanto Yang kami hormati tamu undangan kita, Pak Supriyansah, Sehat Pak? jangan terlampau banyak gerak Pak dan rekan-rekan wartawan yang kami banggakan. Pertama-tama kami dari meja pimpinan mengajak Bapak/Ibu sekalian dalam forum rapat dengar pendapat umum ini untuk sama-sama memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Subhana Wata'ala atas rahmat dan perkenan-Nya maka kita semua dalam kondisi sehat walafiat. Sesuai dengan catatan dari sekretariat dan berdasarkan Undang-Undang 17 tahun 2014 khususnya dalam pasal 251 ayat (1) berkenaan dengan korum di dalam tata tertib mekanisme rapat dengar pendapat umum maka izinkan kami dari meja pimpinan untuk membuka rapat ini dan kami nyatakan terbuka untuk umum. Bapak/Ibu forum rapat dengar pendapat umum yang kami hormati, Pertama kami dari meja pimpinan mohon maaf, karena rapat yang sekiranya kita agendakan pukul 10 pagi karena satu dan lain hal kesalahan teknis mendengar hasil-hasil perkembangan hukum dan politik maka kita baru bisa mulai pukul 10 30 dan yang kedua berkenaan dengan tamu undangan kita sesuai rapat pleno Komisi III DPR RI. Maka pada hari ini ada 3 tamu undangan kita yang belum hadir di dalam kesempatan ini saya meminta persetujuan Bapak/Ibu dalam forum rapat Komisi III, dalam hal ini dalam rapat dengar pendapat umum apakah kita menunggu 5 menit, atau kita sambil jalan supaya kita bisa mendengar dan mengirit waktu, mudahmudahan pukul 12 kita bisa selesai maksimal pukul 1. Sehingga kita menunggu sambil menunggu kita jalan. Bisa ya? Pak Iwan? ada Pak Kiyai ini, Baik, Bapak/Ibu sekalian yang kami hormati, dalam kesempatan pertama kepada yang terhormat Saudara Pak Tjahyo Kumolo, dalam beberapa waktu pertemuan kami dengan Saudara Hasto dan Saudara ... menyebut beberapa kali pertemuan yang dalam hal ini dalam rangka menuju pada saat suksesi di Pilpres 2014 yang kemarin. Yang mana dalam di dalam forum rapat dengar pendapat ini Saudara Hasto menyebut nama Saudara Tjahyo Kumolo dan Saudara Andi Wijayanto dalam beberapa pertemuan bersama dengan Saudara Abraham Samad. Yang mana di dalam sumpah dan komitmen surat pernyataan Saudara Abraham Samad pada saat melakukan uji kelayakan dan kepatutan di dalam Komisi III DPR RI bahwa Beliau untuk menjaga sumpah jabatan dan surat pernyataan tidak akan melakukan hal-hal tindakan-tindakan hukum yang berkaitan dengan sumpah jabatan beliau berkenaan dengan Undang-Undang 30 tahun 2002.
Berdasarkan hal itu kami meminta dan mengundang Pak Tjahyo Kumolo dan Pak Andi Wijayanto serta Pak Supriansyah, yang sebenarnya juga Pak Hendro Priyono disebut-sebut namanya oleh Pak Hasto kami ingin mendengarkan klarifikasi pernyataan itu, apakah benar apa adanya itu. Dan kalau benar maka ini akan kami tindaklanjuti dengan kepada Saudara Abraham Samad, berkenaan dengan apa bila pertemuan itu benar. Dan substansinya dapat melanggar dan mengingkari sumpah jabatan dan surat pernyataan di hadapan kami. Dalam pleno Komisi III DPR RI, pada saat Beliau melalui proses uji kelaikan dan kepatutan dan diterima di dalam Komisi III DPR RI. Nah di dalam ini Pak Tajhyo, Pak Andi dan Pak Supriansyah, ini dihadapan forum pleno dan dengar pendapat umum ini ada baiknya saya perkenalkan diri supaya nanti pada saat teman-teman Bapak/Ibu Anggota Komisi III melakukan pendalaman dan melakukan klarifikasi kepada Bapak/Ibu sekalian, Bapak-bapak sudah bisa, oh ini dari daerah pemilihan mana, supaya juga siapa tahu Pak Tjahyo nanti selaku Mendagri ke Kabupaten Sumatera Utara, disni ada Pak Ruhut ke Aceh ada Pak Muslim Ayub itu, mudahmudahan tidak terganggu acara Pak. Bisa sepakat ya? kita perkenalkan dulu untuk itu kami undang yang pertama Kami persilakan Pak Hadi dari fraksi Gerindra, F-GERINDRA (WIHADI WIYANTO, SH): Terima kasih Pimpinan, Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh Selamat pagi, salam sejahtera buat kita semua, Perkenalkan saya Wihadi Wiyanto A-372 dari Dapil 9 kabupaten Bojonegoro Tuban dari fraksi partai Gerindra, Terima kasih. F-DEMOKRAT (RUHUT POLTAK SITOMPUL): Terima kasih Ketua. Bapak-bapak yang mulia Saya Ruhut Poltak Situmpul, fraksi partai Demokrat, Dapil Sumut 1, 399. Terima kasih. F-PG (H. JOHN KENEDY AZIS, SH): Terima kasih Pimpinan Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh Saya John K Azis,dari fraksi partai Golkar daerah pemilihan Sumatera Barat, 2. Terima kasih. Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh
F-PG (IR. H. ADIES KADIR, SH, M.Hum): Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh, Saya Adies Kadir A-282, fraksi partai Golkar Jawa Timur 1, Surabaya Sidoarjo. Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh F-GERINDRA (H. IWAN KURNIAWAN, SH): Iwan Kurniawan, A-383, fraksi Gerindra. Daerah pemilihan Kalimantan Tengah. F-GERINDRA (DRS. WENNY WAROUW): Terima kasih Pimpinan. Saya Wenny Waraou dari Gerindra dapil Sulawesi Utara. F-PDIP (DWI RIA LATIFAH, SH, MSc): Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh, Selamat pagi, salam sejahtera buat kita semua, Saya Dwi Ria Latifa dari frasi PDI Perjuangan daerah pemilihan kepulauan Riau. F-NASDEM (drg. Hj. YAYUK SRI RAHAYU NINGSIH, MM, MH): Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh, Terima kasih Pimpinan Saya Yayuk A-22 dari fraksi partai Nasdem, daerah pemilihan Jawa Timur 7. Terima kasih.
F-DEMOKRAT (I PUTU SUDIARTANA): Terima kasih Pimpinan, Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh, Putu Dapil Bali, A-442, fraksi partai Demokrat. Terima kasih. F-PAN (H. MUSLIM AYUB, SH, MH):
Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh Muslim Ayub, Dapil 1 Aceh dari fraksi Partai Amanat Nasional. F-PDIP (JUNIMART GIRSANG): Terima kasih Pimpinan, Junimart Girsang A-128 fraksi PDI perjuangan daerah pemilihan Sumatera Utara 3. Terima kasih. F-HANURA (DR. H. DOSSY ISKANDAR PRASETYO, SH, M.Hum): Dossy Iskandar Prasetyo. F-PAN (DAENG MUHAMMAD, SE, M.Si): Fraksi partai Hanura, A-554, Terima kasih. Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh Nama Daeng Muuhammad, area Talagamanggung, 475 dapil 7 Jabar, Bekasi Karawang Purwakarta, terima kasih. KETUA RAPAT : Silakan Pak Rio F-NASDEM (PATRICE RIO CAPELLA, SH, M.Kn): Rio Capella, dari fraksi Nasdem daerah Pemilihan Tungku F-NASDEM (AKBAR FAIZAL): Akbar Faizal, Sulewesi Selatan 2 KETUA RAPAT : Pak Ali Umri, Silakan.
F-NASDEM (H.M. ALI UMRI, SH, M.Kn): Pak Nasdem, Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh, Pimpinan yang saya hormati, Saya haji Muhamad Ali Umri, SH., M.Kn. Partai Nasdem dari dapil Sumut 3, Terima kasih.
KETUA RAPAT : Silakan Pak Sudding. F-HANURA (H. SARIFUDDIN SUDDING, SH, MH): Baik, Sarifuddin Sudding, fraksi Hanura. F-PDIP (HERMAN HERY): Herman Hery, PDI Perjuangan, NTT 2. Terima kasih. F-PKS (DRS. AL MUZAMIL YUSUF, M.Si): Al Muzamil Yusuf, fraksi PKS, dapil Lampung F-DEMOKRAT (Hj. MUKHNIATY, SE, M.Si): Terima kasih Pimpinan, Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh Hajah Mukhniaty, SE, M.Si. Fraksi partai Demokrat pemilihan Riau 1, provinsi Riau. Terima kasih. F-PDIP (MARSIAMAN SARAGIH): Saya Marsiaman Saragih, dari fraksi PDI Perjuangan, daerah pemilihan Riau 2. F-PDIP (ICHSAN SOELISTIO): Terima kasih Pimpinan, Ichsan Soelistio, fraksi PDI Perjuangan. Dapil Banten II, A-206. F-PDIP (RISA MARISKA, SH): Terima kasih Pimpinan, Risa Mariska fraksi PDI Perjuangan daerah pemilihan Jabar 6 kota Depok kota Bekasi. KETUA RAPAT : Silakan Pak Trimedya. F-PDIP (TRIMEDYA PANJAITAN, SH, MH): Terima kasih Pak Azis. Trimedya Panjaitan, A-127 dapil Sumatera 2 Pak Tjahyo.
KETUA RAPAT : Pak Desmod silakan, F-GERINDRA (H. DESMOND JUNAIDI MAHESA, SH, MH): Desmond J Mahesa, 376, Banten 2. KETUA RAPAT : Baik, Bapak/Ibu sekalian, Cukup ya tidak ada lagi ya? saya sendiri Azis Syamsuddin dari fraksi partai Golkar, daerah pemilihan Lampung. Baik, Bapak/Ibu sekalian sebelum saya memasuki agenda kedua perlu kami sampaikan. Saya baru menerima surat dari Saudara Atria Dahlan dan Saudara Variana Liem. Ini ibu Variana Liem sakit, katanya Pak Ruhut. Mungkin Pak Runut harus cek ke dokter. Kalau Pak Arteria Dahlan tidak bisa hadir karena ada agenda yang tidak bisa ditinggal. Jadi tinggal satu Bapak Jenderal Hendro Priono kita belum mendapat kabar tentang kehadiran. Ataupun surat yang akan menyusul ke dalam forum pleno Komisi III ini. Pak Aditiya baru datang ya? Silakan Pak Aditya sebelum masuk ini perkenalkan diri dulu sama Ibu Erma, silakan. F-PPP (H.M ADITYA MUFTI ARIFIN, SH): Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh, Aditya Mufti Arifin, fraksi partai Persatuan Pembangunan, dapil Kalimantan Selatan 2. Terima kasih. F-DEMOKRAT (ERMA SURYANI RANIK, SH): Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh, Salam sejahtera Saya Erma Ranik fraksi partai Demokrat dapil Kalimantan barat. Terima kasih KETUA RAPAT : Baik, lengkap ini semua Pak Tjahyo, ini semua junior-junior Pak Tjahyo. Yang kebetulan sekarang dipercaya untuk menduduki eksekutif ini. Beliau 25 tahun anggota DPR, kita baru 3 periode, Beliau sudah 6 periode ini. Waktu dan tempat Pak Tjahyo kami persilakan untuk melakukan klarifikasi terhadap keterangan nanti secara begilir Pak Andi Wijayanto, kemudian pak Supriyanto ya Pak? Kami persilakan.
TJAHYO KUMOLO : Terima kasih Ketua, Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh Selamat pagi salam sekarang untuk kita semuanya. Pimpinan Komisi III yang saya hormati, Bapak/Ibu para Anggota Komisi III yang kami hormati, Teman-teman pers yang saya hormati, yang pertama, Saya menyampaikan mohon maaf pada undangan pertama tidak bisa hadir karena ada rapat kabinet terbatas yang harus saya hadiri , saya sudah menyampaikan surat resmi pada ketua untuk dijadwalkan pada hari ini saya memenuhi undangan yang terhormat Komisi III, untuk menyampaikan hal-hal yang saya ketahui, yang saya dengar yang saya saksikan, yang saya alami, dengan sejujurnya dan terbuka. Baik Ketua, saya agak panjang, saya harus mundur kebelakang dulu. Pada saat saya ketua fraksi dan pada saat itu ada fit and proper pimpinan KPK, saya memang tidak mengenal nama Abraham Samad. Dan untuk ketemu juga saya menghindar. Semua menghindar memang kita tugaskan anggota Komisi III yang ya dialog awal atau di tiap-tiap fraksi. Walau pun selain Pak Abraham yang lain itu saya baca-baca semua. Bisa jaga itu. Setelah jadi juga tidak pernah sebagai Ketua fraksi saya ketemu juga tidak pernah. Tetapi sekjen partai saya mengundang, KPK untuk memberikan pembekalan kepada caleg partai kami Pak Abraham hadir, 2 kali kemudian sekali diwakili oleh Pak Adnan Pandu Praja itu saya kira hal-hal, kemudian saat saya mendapat di Mendagri, saya buat acara juga hadir 2 kali Pak Zulkarnaen. Untuk memberikan pembekalan di internal kementerian kami masalahmasalah yang berkaitan dengan gratifikasi dan sebagainya, kemudian pada saat saya menyerahkan RAPBN juga diterima oleh Pak Zulkanaen, kemudian saya ke KPK itu dalam rangka pembahasan mekanisme rekruitmen CPNS dan IPDN diterima oleh Pak Adnan Pandu Praja dan Pak Johan Budi. Saya kira berbagai proses, diluar itu memang tidak pernah ketemu. Saya juga tahu SOP nya kalau ketemu dengan komisioner KPK itu tidak mungkin. Jadi pada forum ini kami tegaskan saya tidak pernah ketemu 4 mata dengan siapapun termasuk Pak Abraham Samad. Memang di Istana Bogor ditanya sama pers, apakah pernah ketemu berdua sama Pak Abraham? oh tidak pernah ketemu saya. Tapi bertemunya ya berlima. Jadi 5 pasang mata itu sudah selesai. Sampai selesai anggota DPR, saya tidak pernah bertemu 4 mata dengan Pak Abraham Samad. Ketemu di acara formal saja. Kemudian pada bulan-bulan Maret April, dalam acara kesibukan partai. Saya diperkenalkan oleh anggota kami, yang kebetulan Ketua partai di Surabaya. Dengan orang yang namanya dr. David. Ya kenal biasa saja, ya ngobrol di Surabaya kemudian berulang kembali ketemu dengan dr David dia datang ke
kantor partai saya, saya temui di ruangan saya ya dari pembicaraan, pembicaraan dia mengenalkan nama saya sahbatnya Pak Abraham Samad. Oh sebetulnya kalau kalau mau ingin ketemu secara informal dengan pak Abraham Samad saya bisa membantu. Dalam kontek sebagai politisi dengan saya sekjen partai tawaran untuk ketemu informal kan pasti apa namanya mau ketemu kira-kira semua juga sama, ada yang menawarkan mau ketemu Pak Azis. Ada yang mau ketemua Pak Azis, mohon ketemu Pak Trimedya kalau formal juga tidak mungkin, yah ada yang menawarkan ya ya yah menunggu nunggu waktu saling telepon kapan-kapan, akhirnya disepakati ya ini bisa atur pertemuan saya sebagai sekjen, mau mengajak siapa? mau mengajak ketua bidang hukum ya tidak mungkin. Dikira ada masalah apa, saya datang sekedar silaturahmi saja ketemu juga tidak bawa kasus saya juga tidak pada posisi tersangka, tidak pada posisi yang diselidiki, tidak pada posisi yang sebagai saksi, disampaikan sendiri yang tadi nya mau mengajak yang terhormat Bapak Trimedya tidak akhirnya saya mengajak wakil Sekjen saja Pak Hasto. Dibantu si David ketemu diatur, ya boleh kita kita kumpul di Pacific Place, ngopi di depan itu terus saya duluan datang, kemudian David datang Hasto datang Saya kira mau pergi lagi ternyata nyebrang depan kok ya sudah kita jalan kaki, apartemen di depan Pasific Place sebelumnya memang Pak Supri telepon-telepon siapa, tapi ya harus siap? sudah siap mau ketemu masuk ke lobi kalau tidak salah Bapak saya belum kenal Bapak tunggu di lobi, oh, dinkenali ... yang mengatarkan, saya yang oh ini mungkin stafnya pak Abraham Samad. Kan tidak mungkin Beliau menerima sendiri kan tidak mungkin, kan harus ada saksinya yang mengatarkan Bu ... Naik saya Hasto sama David diterima sama Pak Abrahamd Samad Jadi ini posisi nya Pak Abraham Samad duduk disini, saya bertiga disini Bapak ini bulak balik keluar masuk, keluar masuk yang punya aprtemen mungkin. Saya juga tidak tahu, saya pikir staf KPK tapi kita duduk di sini, Bapak ini sering duduk disini, sudah masuk lagi itu sudah hampir sebulan ini pertemuan di lihat dan didengar disaksikan oleh 5 pasang mata. Maksud tujuannya tidak apa-apa ya mau sekedar ya namanya kita mau ketemu siapa kan? ngobrol cerita ABCDZ memang karena itu menjelang pileg dan pilpres ya awalnya kita bicara politik. Bicara partai kita bicara isue-isue cawapres, capres fokus-fokus disitu. Yang namanya ngobrol tidak ada tidak fokus mau apa-apa ya sudah kita ngomong ABCDZ ya ini kasihan ada teman dari partai-partai yang caleg gagal terpaksa karena ada masalah KPK ada masalah ini kan biasa itu. Sudah saya kira 45 menit sampai satu jam lah itu. Turun diantar beliau juga turun mulih nyebrang lagi ke Pasicif Place selesai. Itu saja intinya. Jadi bayangan saya, Beliau ini mungkin staff nya Pak Abraham Samad. Saya juga tidak juga yang punya apartemen siapa, saya juga tanya, Belaiu yang jemput di lobi anter saya kira itu. Jadi kalau saya dengar kesaksian Beliau saya tidak dengar mungkin ada yang dengar ada yang tidak. Lah Beliau juga ada yang duduk ada yang masuk, tapi melihat kita ketemu berempat beliau saksi kita berempat sampai selesai.
Yang dibicarakan tidak ada yang spesifik yang namanya ketemu silaturahmi dan ngobrol, baru pertama kali saya ketemu dengan pak Abraham dalam forum informal sebelumnya saya juga tidak pernah minta waktu dan kita tahu SOP dan jadi ini intinya jadi materi yang dibicarakan ya karena direkam ya, wong kita juga tidak bisa wong ngacak ngomong A sampai Z, kalau ada yang disampaikan Pak Hasto nyebut Pak Emir, ya wong wajar nyebut kok, apapun ini ada anggota saya di partai yang sedang dalam proses sidang atau sedang atau sudah diputus sudah gitu oh iya ada Pak Emir itu. Sebut sepotong sepotong pun sebut semua. Sudah selesai. Tidak membahas masalah cawapres karena sebagai Sekjen partai tidak pernah kita rapat ikut rapat membahas Capres, cawapres kalau tidak diberikan mandat penuh pada Ibu ketua umum kami untuk menetapkan dan pada posisi yang saya ketahui Pak Hasto itu tim 11. Nah setelah itu sudah stop, itu betul-betul, saya tidak ikut kampanye, saya kesibukan Ketua tim sukses pak Jokowi di pilpres saya di luar tim 11, yang mencari partner tuga saya hanya survey-survey saja. Ini Pak Azis survey nya bagaimana Pak Trimedya surveynya bagaimana, Pak Andi bagaimana, biasa saja hanya itu-itu saja. Soal keputusan kesimpulan jadi yang disampaikan Saudara Hasto, pertemuan kedua, ketiga, keempat kelima, keenam dan katanya masih ada, saya tidak tahu ketemunya dimana saya juga tidak ... saya tidak tanya apakah Pak Supriansyah tahu, saya juga tidak tahu juga saya hanya ketemu dengan Beliau di apartemen itu. Saya kira ini. Jadi karena tidak ya namanya ketemu nobrol, kalau kita ketemu ngobrol ngopi datang ke rumahnya nobrolnya hanya wajar sebagai politisi kan membangun komunikasi kan wajar, sah-sah saja. Ini juga sama, Bapak/Ibu sekalian ingin membangun komunikasi dengan siapa pun kan juga sah. Saya datang pertama ingin membangun komunikasi soal ini salah atau tidak melanggar SOP atau tidak, yang tahu ya Pak Abraham Samad. Saya wong diajak diajak orang yang seorang dokter yang sangat dekat sekali dengan Pak Abraham ya ok saja. Kalau minta langsung kan tidak mungkin. Minta tolong yang terhormat anggota Komisi III juga tidak mungkin, misalnya gitu. Saya dengan Pak Trimedya yang tidak pernah mau ketemu wah sulit ini bercerita A sampai Z, mulai dari pileg, pemilu, ya nyinggung, wajar lah kalau nyinggu nyinggung. Teman-teman politisi yang ada masalah dan sebagainya, sudah selesai. Saya hanya bertemu sekali itu saja saksi nya ya ada David, Saudara Hasto, dan Pak Supriyansyah. Demikian Ketua, saya kira ini yang kami sampaikan. Tidak bahas capres cawapers, tidak bahas, kami bukan ranah kami dan daerah itu sudah putusan ketua umum kami. Jadi kami tidak pada posisi untuk itu. Kami hanya ingin ketemu dia, kalau ketemu nya kan selama ini formal-formal saja kita Undang di partai, dua kali hadir saya kira demikian, penjelasan singkat melengkapi apa yang disampaikan kesaksia Saudara Hasto dan saya juga mendengar dari pertanyaan di televisi Pak Supriansyah yang menyebut saya hadir, iya. Tapi tidak empat mata dikutp sama press kami memang tidak pernah empat mata, kami 5 pasang mata. Satu jam di
apartemen depan Pasific Place, tanggal nya saya lupa tapi antara bulan-bulan April lah sekian terima kasih. Ketua dan Bapak/Ibu sekalian yang bisa saya sampaikan untuk melengkapi beberapa hal kesaksian yang ada. Sekian, Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. KETUA RAPAT : Wassalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh, Jadi untuk pertemuan itu ada benar apa adanya ya Pak Tjahyo ya? (TJAHYO KUMOLO) Ya betul. KETUA RAPAT : Pertemuan itu ada, namun tidak berlanjut kedua dan ketiga. Hanya sekali pertemuan (TJAHYO KUMOLO) : Saya hanya ikut sekali, yang mengajak Hasto saya, saya diajak Pak Abraham yang menawarkan diri bisa ketemu ya saya ok, ok saja, wong namanya juga diajak. KETUA RAPAT : Baik, Bapak/Ibu sekalian, Kita selesaikan dulu ke Pak Andi setelah itu Pak Supriansyah ya setelah itu kita pendalaman, Baik kami persilakan Bapak Andi Wijayanto. (ANDI WIJAYANTO :) Terima kasih Pimpinan,
Izinkan saya memulai penjelasan dengan peran dan fungsi saya saat itu. Saat itu saya adalah kordinator dari tim 11, tim yang dibentuk oleh Ibu Mega sebagai Ketua umum PDI Perjuangan di April 2013 dengan tugas membantu memberikan analisis analisis akademik kepada Ibu Mega terkait dengan pelaksanaan pileg dan pilpres 2014. Seluruh anggota tim saat itu karakternya adalah akademisi, non partai termasuk saya. Saya juga bukan anggota dari PDI Perjuangan Desember 2013 akhir
Desember 2013 saat itu Ibu Megawati sudah memberikan pesan ke kami untuk menyiapkan anak pasangan Jokowi X tidak lagi Mega Jokowi. Tapi Jokowi X itu saya ingatnya di hari kedua 26 Desember 2013 lalu kami melakukan telaah telah akademik kajian untuk menyiapkan Jokowi X ini. Kami misalnya melakukan pertemuan konsolidasi di Jogja di situ kami menyaring 100 an nama untuk membantu memunculkan X ini. Dari seratusan nama yang kami telaah kami kemudian mengerucut ke-7 nama. 7 nama di dalamnya antara lain ada Pak Abraham Samad. Antara lain ada Pak JK dan lima nama lain yang tidak relevan saya sebutkan dalam forum ini. Tugas kami adalah memberikan data pertimbangan selengkap lengkapnya untuk Ibu Mega dan juga untuk Pak Jokowi dalam memilih cawapres yang memungkinkan Pak Jowi terpilih sebagai presiden RI 2014. Itu tugas kami. Dengan seluruh kandidat yang ada, 7 kandidat yang ada. Kami melakukan pertemuan-pertemuan untuk memungkinkan kami memperkaya telaah kajian. Termasuk misalnya dengan wapres sekarang Pak JK. Seingat saya, kami melakukan pertemuan hampir 7 kali. Pak JK adalah satusatunya kandidat yang bertemu dengan seluruh anggota tim 11 dalam satu waktu di rumah pribadi Pak JK di Brawijaya. Khusus untuk Pak Abraham Samad, pertemuan seperti ini tidak bisa kami dilakukan. Karena status Pak Abraham Samad sebagai pimpinan KPK, dan kami tahu ada etika kelembagaan, etika kepemimpinan di KPK yang tidak memungkinkan kami melakukan pertemuan seperti itu. Tim 11 sendiri di kemudian akhirnya berupaya kemudian akhirnya berupaya mencari data-data dengan cara-cara sekunder. Satu-satunya kesempatan saya sebagai kordinator tim 11 bertemu dengan Pak Abraham Samad adalah ketika secara kebetulan, kampanye pileg di Jogja Pak Jokowi satu jadwal Pak Abarah Samad bertemu di ruang tunggu bandara Adi Sucipto di vvip bandara Adi Sucipto. Di situ kami bertemu, kalau saya tidak salah mungkin bang Akbar Faizal ada disitu Bang? ya saat itu di bandara Adi Sucipto. Ketika kampanye Pileg dari disitu saya meminta ijin Pak Abraham Samad apakah bisa demi kepentingan melengkapi data-data yang ada, saya diperkenankan untuk bertemu dengan keluarga untuk melakukan background ceknya. Diberikan lalu diberikan nomor ajudan saya tidak ingat tanggal dan harinya tapi kemudian saya bertemu dengan ibunda dan istri para Abraham Samad di rumah kontrakan mereka di Jakarta. Ya, di Pulomas Jakarta Timur itu siang-siang. Saya bertemu sendiri dengan Ibu dan istri Pak Abraham Samad. Disitu kami yang berbicara ringan yang misalnya bertanya masa kecil Pak Abraham Samad yang dikatakan memang karakternya keras. Waktu sekolah tukang kelahi. Tukang tawuran itu diceritakan. Bercerita ke istrinya bagaimana kehidupan Pak Abraham Samad sebelum menjadi pimpinan KPK. Bertanya tentang nilai-nilai apa yang ditanamkan ke keluarga dan bertanya anak bagaimana di sekolah dan seterusnya. Jadi cerita mencari back ground. Back ground tentang sisi keluarga dari Bapak Abraham Samad. Tugas saya berhenti di situ. Tugas saya berhenti di situ sebagai kordinator tim 11, jadi kemudian kami
memang tidak bisa memberikan data-data lengkap. Kepada Ibu mega kepada Pak Jokowi tentang sosok Pak Abraham Samad karena yang ada. Saya baru mengetahui bahwa Pak Hasto Kristianto melakukan pertemuan-pertemuan sendiri dengan Pak Abraham Samad, mulai dari Surabaya, di apartemen ,seperti yang dikatakan oleh Pak Tjahyo Kumolo itu ada 6, 7 kali pertemuan. Ya ketika Pak Hasto itu memaparkan ke media. Pertemuan-pertemuan itu tidak dikomunikasikan ke kami. Sebagai sesama anggota tim 11. Jadi Jadi Pak Hasto tidak mengkomunikasikan itu, jadi memang Pak Hasto tidak pernah mengajak saya. Jadi memang bergerak sendiri dan saya juga tidak tahu, apa yang dilaporkan oleh Pak Hasto, hasil pertemuan itu. Baik kepada Ibu Mega dan Pak Jokowi. Yang kemudian kami ketahui adalah Ibu Mega mengambil keputusan bersama Pak Jokowi bahwa Pak JK yang kemudian akan menjadi wapresnya itu, hari Jumat magrib tanggal 16 atau 17 Mei sebelum diumumkan di gedung Juang ya? Itu adalah saat terakhir kami telah berusaha melakukan kontak dengan stafnya Pak Abraham Samad tapi tidak bisa melakukan pertemuan karena tidak memungkinkan ada pertemuan-pertemuan di suhu politik setinggi itu dan kami tidak ingin membuat ada isu macam-macam isu politik macam-macam tentang Pak Abraham Samad saat itu. Jadi yang ingin saya tegaskan adalah sama seperti yang pak mas Tjahyo Kumolo tadi katakan, saya tidak pernah melakukan pertemuan empat mata dengan Pak Abraham Samad. Walaupun iya, kami di tim 11 mempertimbangkan Pak Abraham Samad sebagai salah satu Cawapres. Tapi pertemuan empat matanya tidak pernah dilakukan, tidak pernah juga ada pertemuan dengan tim 11, secara keseluruhan dengan Pak Abraham Samad. Satu-satunya pertemuan yang saya lakukan adalah bertemu, berbicara, sekitar satu setengah jam, dua jam dengan ibu dan isteri Pak Abraham Samad di rumah kontrakan mereka di Pulo Mas untuk mengecek background keluarga dan niali-nilai yang ditanamkan di keluarga tersebut. Itu klarifikasi yang bisa saya berikan, terima kasih atas waktunya. KETUA RAPAT : Baik, terima kasih. Kepada Pak Andi Wijayanto yang telah memberikan klarifikasi terhadap halhal yang telah kita dengar bersama dari Saudara Hasto beberapa minggu yang lalu, untuk itu kita dengarkan kepada Pak Supriansyah waktu dan tempat kami persilakan. (SUPRIYANSYAH) : Terima kasih Pimpinan, Yang saya hormati pimpinan Komisi beserta jajaran dan para Anggota Komisi III secara keseluruhan. Yang tidak bisa saya sebut satu-persatu semuanya yang saya hormati,
Kawan-kawan media yang saya hormati, dan para undangan yang saya hormati. Baik, Pimpinan setelah saya mendengarkan tadi apa yang dipaparkan Pak Tjahyo saya teringat betul di waktu itu saya turun dari tempat saya karena di lantai 5 tempat saya itu di Kapital saya berdua dengan Pak AS, sebelum itu kira-kira 10 menit sebelumnya saya jemput dibawah di di B1. Diantar sama sopirnya. Biasanya kalau diantar sama sopirnya turun di B1, saya jemput karena harus dua kali naik lift. Lift dari B1 itu naik ke lobi, setelah di lobi pindah lift lagi menuju ke kamar. Yaitu kamar lantai 5. 10 menit kira-kira di atas, beliau bunyi telefon nya. Entah siapa yang menelpon saya tidak tahu, lalu beliau tanya kepada saya Pri apa bisa saya bertemu teman ku disini? Beliau sopan sekali menyampaikan itu kepada saya, karena kalau saya pulang ke rumah agak jauh. Oh tidak apa-apa. Di benak saya, siapa yang bisa menghalangi pimpinan KPK. Yang memikat secara sopan kepada saya untuk bertemu temannya, dengan segala kehilafan yang saya miliki, saya menyatakan bisa. Kira-kira beberapa menit kemudian, bunyi teleponnya lalu Beliau menyuruh saya turun ke bawah jemput. Tolong jemput dibawah ada Hasto. Yang saya dengar itu namanya Hasto. Pak Hasto yang dimaksud turun saya ke lobi menuju ke tempat duduknya Mas Tjahyo disana, sorry mas terlalu berlebihan barangkali saya panggil mas Pak Menteri. Pak Tjahyo saya ke sana tempat duduknya, saya lihat ada Pak Tjahyo. Saya merasa bangga pada saat itu bisa bertemu langsung Pak Tjahyo waktu itu saya senang sekali. Rasa senang saya waktu itu, mas ya? waktu saya lihat mas Tjahyo seperti ingin minta foto. Tapi tidak ada daya saya untuk minta foto nya, nanti tersinggung Pak Tjahyo waktu itu. Indah sekali waktu itu. Saya anter beliau Pak Hasto berdiri, kemudian Pak Tjahyo berdiri dan ada lagi yang saya tidak kenal. Dan ditemani. Saya antar ke atas, setelah saya antar ke atas bertemu dengan Pak Abraham, setelah ketemu Pak Abraham saya menjauh, kira kira ada kurang lebih 5 meter ada itu ruangan saya ditempat biasa saya kerja ada juga tempat tidurnya di dalam, saya istirahat di dalam, dan saya sambil mengerti juga. Bangun tidur bangun, sambil menunggu. Kadangkadang saya duduk di depan pintu untuk jangan sampai Beliau memanggil saya. Jadi secara rinci tentang pertemuan itu, samasekali tidak ada yang saya tahu apa maksud pertemuan itu. Yang saya bisa saksikan benar adanya pertemuan itu ada ada Pak Hasto ada Pak Tjahyo, ada satu orang yang saya tidak kenalan itu tadi baru saya tahu bahwa Pak David dan memang saya sudah kenal, saya sudah kenal setelah jadinya setelah itu, kira-kira ada kurang lebih 40 menit tidak sampai satu jam lah. Tidak sampai satu jam, kira-kira 40 menit 45 menit, Pak Abraham memanggil saya, Anca itu panggil yang biasa dipanggil nama kecil saya, Anca. Saya keluar lagi. Pada saat saya keluar beliau beliau ini sudah berdiri semuanya, karena sambil berdiri sambil cerita lagi duduk di kursi depan pintu pojok Pak. Ya kan? tidak lama itu, mau pulang mau turun antar Jadi saya antar kebetulan memang apa namanya mungkin pemahamannya Pak Abraham Pak Tjahyo tidak bisa turun kalau tidak juga
jalannya di lift nya jadi saya dipanggil untuk tunjukkan jalan. Setelah Beliau-beliau turun saya kembali masuk. Saya tidak pernah bertanya kepada Pak Abraham apa yang dibicarakan tadi. Mungkin itulah salah satunya sehingga selama ini Pak Abraham mempercayakan saya selalu dekat dengan dia. Mungkin itu salah satu nya karena saya tidak mau tahu. Kira-kira setelah itu Beliau kalau tidak salah ya, sebelum pulang dia sholat dulu. Sholat setelah sholat Beliau mengatakan antar saya pulang ke rumah karena supir ku sudah pulang. Saya antar. Saya antar ke Pulomas tadi itu daerah Kayu Putih kalau tidak salah Saya antar , saya pulang sampai seperti itulah pengetahuan saya, tentang pertemuan itu di Kapital. Saya kira ini yang saya sampaikan diharapkan Bapak-bapak yang terhormat, di forum terhormat ini, mudah-mudahan saya tidak salah menyampaikan. Karena saya tidak ingin menodai pertemuan terhormat ini dengan sebuah kesaksian palsu. Karena saya tidak ingin dinilai. Bahwa kehadiran saya dihadapan Bapak-bapak dan Ibu sekalian adalah orang yang nekat untuk berkata yang tidak benar. Saya orang Bugis taro Ada taro gau sekali saya berkata, susah untuk saya dibujuk. Sekali pun hari ini Bang Ruhut hari ini dari kemarin-kemarin banyak yang mengancam saya. Kenapa tidak mesti berbohong? apa yang saya sampaikan pimpinan saya sedih saya berada diantara dua pilihan yang sangat berat ini saya kira kawan-kawan harus tahu persis. Di DPR ini saya dipanggil kedua kalinya baru datang. Di Bareskrim kemarin saya dipanggil pertama sama mangkir, berikutnya baru datang hek kenapa? karena saya berfikir untuk bagaimana menyelamatkan seorang teman, saya ingin membantu dari nurani ku. Bahkan dari apartemen saya pagi itu menuju ke Bareskrim saya berniat untuk berkata tidak benar, jujur saya katakan jangan sampai saya berkata tidak benar bisa tidak panjang ini masalah. Tetapi setelah sampai di Bareskrim berhadapan dengan penyidik, jangankan penyidik dari Bareskrim Pak penyidik Polsek saja kita berhadapan dengan polisi hilang kemampuan kita untuk berbohong dihadapan penyidikan akhirnya saya mengatakan yang sejujurnya kepada polisi bahwa isi pertemuan saya tidak tahu apa-apa, tapi pertemuan itu ada. Dan saya mengantar mereka-mereka tamu itu inilah saya dicaci seakan-akan saya ini menghinati teman, seakan-akan saya ini tidak pro terhadap satu kampung, perlu dipahami Bapak-bapak dan Ibu sekalian, bahwa saya, posisiku hari ini dianggap tidak loyal terhadap pertemanan. Kalau itu yang menjadi kepuasan orang-orang memandang saya seperti itu saya terima sakit itu saya terima. Tidak ada masalah tapi ijinkan saya berkata benar dan tidak ingin berbohong untuk kali ini. Besok-besok saya pertimbangkan untuk berbohong. Sungguh Bang, saya tidak pernah menyangka ternyata persoalan ini, begitu besar adanya, besar persoalannya, sehingga terjadi blok, blok diantara kita. Saya mengatakan kepada kelompok kami kalau ada yang ingin disalahkan atas kejujuran ku biarlah saya diasingkan oleh orang banyak, saya terima semuanya itu. Tidak ada masalah. Bapak-bapak dan Ibu sekalian,
Di forum terhormat ini merupakan kesempatan juga kepada saya untuk mengklarifikasi kepada orang-orang yang meragukan saya. Jika seandainya di DPR ini juga tidak diundang lagi hari ini saya tidak datang. Karena jangan sampai saya datang, saya salah mengucapkan sesuatu saya kembali jujur. Itu lah yang membuat saya tidak ingin datang. Kemarin hari Jumat saya dipanggil KPK, saya tidak datang. Kenapa saya tidak datang, Bapak-bapak dan Ibu sekalian. Yang merupakan saya minta perlindungan kepada para anggota dewan ini Yang terhormat karena saya masih melihat jangan sampai tidak ada panggilan kedua dari KPK. Kalau tidak ada alhamdulillah, kalau ada izinkan saya datang untuk menyampaikan apa adanya dan sekedar kebenaran itu. Inilah Pak Desmond, yang saya alami berat rasanya saya duduk di tempat ini berbicara seperti ini karena pasti terjadi pro kontra di luar. Ada yang senang dengan kejujuran ada yang tidak senang dengan kejujuran. Tapi saya akhiri pada hari ini dihadapan forum yang terhormat ini saya mengatakan, insyaa Allah kebenaran itu kan terkunci dengan sendirinya. Dan dinilai oleh alam. Terima kasih lebih kurangnya mohon maaf. Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh KETUA RAPAT : Wassalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh, Baik, Terima kasih Pak Supriansyah, dalam kesempatan ini Bapak/Ibu anggota Komisi III telah kita dengar bersama terhadap hal-hal yang disampaikan oleh Pak Tajhyo Kumolo, Pak Andi widjajanto dan Pak Supriansyah, bahwa pertemuan itu benar, Ada. Jadi , kan begitu. Tempat di apartemen Kapitali punyanya Pak Supriansyah namun kami hanya ingin menggarisbawahi Pak Supriansyah pertemuan itu satu kali atau beberapa kali? (SUPRIANSYAH) : Ijin Pimpinan, Seingat saya karena ini sudah lama sekali ya Pak Hasto dengan Pak Tjahyo sekali seingat saya datang, itu yang saya persis ingat. Tetapi berikut pertemuan itu ada lagi sebetulnya yang datang kalau tidak salah boleh di kompromi ke orangnya kalau tidak salah Maruar Sirait pernah datang juga. Saya yang jemput di bawah. Bertemu dengan Pak Abraham juga. Hanya itu yang saya ingat. Di tempat saya. Hanya itu yang saya ingat Pak. Terima kasih. KETUA RAPAT : Baik, Terima kasih ya. Jadi ada beberpa pertemuan, salah satunya dengan Pak Muarara Sirait.
Begitu ya Pak? Baik, Bapak/Ibu anggota Komisi III yang kami hormati, Terhadap Saudara Avteria Dahlan itu memang tidak hadir, Ibu Verania Liem ini juga tidak hadir, Pak Hendro Priyono belum ada kabar saya ingin satu saja Pak mendalami, terhadap Pak Supriansyah sebagai pemilik apartemen di Capita. Kirakira Bapak tahu tidak, Ibu Veriani Liem ini bermukim juga di apartemen Capita. (SUPRIANSYAH) Ijin Pimpinan, setahu saya karena Saya belum pernah melihat mukanya saya melihat muka wanita yang disebut-sebut itu di media. Di televisi di koran dan di hand phone, hand phone beredar saya mencocokkan dengan yang sering saya temui di Capital saya belum pernah melihatnya disitu. Terima kasih. KETUA RAPAT: Baik terima kasih. Bapak ibu sekalian, kami persilakan bapak ibu anggota Komisi III yang ingin mendalami. Kami persilakan dari Fraksi PDI Perjuangan habis itu Golkar dan seterusnya. Silakan Fraksi PDI Perjuangan. F-PDIP (JUNIMART GIRSANG): Terima kasih Pimpinan. Teman-teman anggota Komisi III semua. Saya ingin mengajukan pertanyaan sekaligus klarifikasi kepada bapak atau Saudara Andi Wijayanto. Tolong Saudara Andi Wijayanto ini disimak dengan sebaik-baiknya dan dijawab dengan cerdas. Ya disini bukan Seskab Pak. Saya akan bertanya ada 2 tahapan yang pertama pada saat sebelum masuk dalam Kabinet Kerja dan setelah masuk dalam Kabinet Kerja. Saudara Andi Wijayanto tadi saudara mengatakan pernah melakukan pertemuan dengan Saudara Abraham Samad begitu? (ANDI WIJAYANTO:) Ya di Bandara Adi Sucipto. KETUA RAPAT : Yang kedua saudara mengatakan bahwa pernah ke rumah Saudara Abraham Samad kontrakannya di Pulo Mas dan bertemu dengan Ibu Abraham Samad dan istrinya. Betul begitu? (ANDI WIJAYANTO):
Betul. KETUA RAPAT : Apakah pertemuan sodara tersebut atas inisiatif dari Saudara Andi Wijayanto atau diketahui dan setujui oleh anggota tim 11 yang lain? (ANDI WIJAYANTO): Pertemuan di Bandara Andi Sucipto. F-PDIP (JUNIMART GIRSANG): Bukan bukan yang di Pulo Mas Pak. Yang di Pulo Mas diketahui oleh anggota Tim 11 lain. Diketahui? ANDI WIJAYANTO: Diketahui. KETUA RAPAT : Dan itu atas inisatif Saudara Andi Wijayanto? ANDI WIJAYANTO: Inisiatif dilakukan karena kami harus memberikan data dan pertimbangan dan kami saat itu tidak memiliki kemungkinan untuk bertemu langsung dengan Pak Abraham Samad dan satu-satunya kesempatan yang kami punya adalah ketika bertemu di Bandara Adi Sucipto dan kemudian di situ di tidak berdua disitu banyak orang, saya hanya meminta ijin ke Pak Abraham Samad supaya saya bisa diijinkan bertemu dengan ibunda dan istri diberikan dan kami melakukan pertemuan itu pertemuannya saya sendiri bertemu dengan ibunda dan istri Pak Abraham Samad. F-PDIP (JUNIMART GIRSANG): Baik. Sewaktu saudara melakukan pertemuan dengan Abraham Samad di Jogja, Jogja ya Adi Sucipto apakah Saudara Abraham Samad memakai masker juga? ANDI WIJAYANTO: Tidak, itu pertemuan terbuka itu di ruang transit VVIP Bandara Adi Sucipto. F-PDIP (JUNIMART GIRSANG): Apakah pertemuan tersebut terjadwal atau ANDI WIJAYANTO:
Tidak terjadwal. F-PDIP (JUNIMART GIRSANG): Tidak terjadwal. ANDI WIJAYANTO: Tidak terjadwal, saat itu kebetulan jadwal terbang Pak Jokowi kembali ke Jakarta dengan jadwal terbang Pak Abraham Samad, saya tidak tahu kemana tidak ingat kemana berbarengan kami berbarengan bersama-sama di ruang transit VVIP Bandara Adi Sucipto. F-PDIP (JUNIMART GIRSANG): Baik, apa yang dibicarakan pada waktu itu? KETUA RAPAT: Bentar Pak Andi Wijayanto, mohon maaf Pak Junimart ini dalam forum rapat dengar pendapat umum silakan bapak teruskan Pak Andi tampung aja dulu nanti sekaligus. F-PDIP (JUNIMART GIRSANG): Ndak, biar cepat Pimpinan. KETUA RAPAT: Saya tadi beri kesempatan intermezzo aja, intermezzo. Tapi saya kembalikan dalam track-nya Pak Junimart. F-PDIP (JUNIMART GIRSANG): Baik terima kasih Pimpinan. Ini masih ini masih nuansa pengadilan Pak jadi mohon maaf Saudara Andi Wijayanto. Ternyata saya sudah DPR sekarang Pak saya lupa. Mohon maaf Pimpinan.
(..................) Saya enggak bawa pengacara Pak sebelah saya. F-PDIP (JUNIMART GIRSANG): Ini saya bertanya sebelum beliau menjadi Seskab. Saudara Andi Wijayanto apakah pertemuan saudara tersebut hanya satu kali atau lebih dari 3 kali? tolong dicatat nanti Pak.
Terus apakah Saudara pernah melakukan pertemuan dengan Abraham Samad yang dilakukan di kantor Rini Sumarno? tolong nanti dicatat Pak karena kita mempunya informasi Rini Sumarno juga aktif ya didalam penggodokan Pak Abraham Samad sebagai balon ya cawapres. Baik saya lanjutkan Pimpinan. Setelah masuk dalam Kabinet Kerja Saudara Andi Wijayanto apakah betul Saudara Andi Wijayanto membocorkan surat presiden ke Majalah Tempo terkait pencalonan Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri. Tolong nanti dijawab Pak karena ini perlu ya untuk melihat apakah memang Saudara ini betul-betul sebagai Sekab atau sebagai apa disana nanti Pak. Selanjutnya saudara sebagai Sekkab apakah juga sekaligus sebagai juru bicara di Kepresidenan. Ini perlu agar orang kita juga DPR ini tahu memposisikan diri tentang kedudukan saudara selaku Sekkab. Yang terakhir untuk Pak Andi Wijayanto saya ingin bertanya hubunganya dengan Ibu Rini Sumarno. Apakah memang ada dana yang disiapkan, apakah memang ada dana yang disiapkan untuk mendukung Abraham Samad ini menjadi capres nantinya kalau beliau menjadi capres yang mana dana tersebut hanya diketahui oleh Saudara Andi Wijayanto dengan Ibu Rini Sumarno. Tolong nanti saudara menjawab ini benar atau tidak. Selanjutnya kepada Pak Supriansyah. Pak Supriyansyah santai Pak ndak usah takut diancam Pak ya. Seberapa sering Abraham Samad ke apartemen bapak? seberapa sering. Kalau tadi bapak mengatakan ada pertemuan itu dan tidak tahu isinya saya ingin bertanya apakah selain pertemuan dengan Pak Tjahyo Kumolo, Pak Hasto dan lain-lain dan Pak Maruar Sirait tadi ya kalau kata Pak Supriyansyah apakah ada pertemuanpertemuan di luar ini dengan yang lain-lain Pak menyangkut perkara yang ditangani oleh KPK karena bapak tadi mengatakan Abraham Samad sangat percaya kepada Pak Supriyansyah karena Pak Supriyansyah tidak mau mencampuri, tidak mau mengetahui tapi tahu siapa saja yang ..... Pak. Demikian Pimpinan, untuk Pak Tjahyo pertanyaan, enggak ada pertanyaan Pak. Terima kasih. KETUA RAPAT: Iya jangan. F-PDIP (DWI RIA LATIFAH, SH, MSc): Pak Ketua, Pak Ketua ijin. KETUA RAPAT: Sebentar Bu Dwi saya ke kiri dulu. F-PDIP (DWI RIA LATIFAH, SH, MSc): Ya tapi sebelum lanjut karena tadi menyebut Fraksi PDI Perjuangan mungkin tambahan saja dari saya karena biar biar biar sekaligus maksudnya.
KETUA RAPAT: Tidak tidak, saya.. F-PDIP (DWI RIA LATIFAH, SH, MSc): Tidak terpotong barang itu, saya rasa kawan-kawan semua setuju saya rasa. KETUA RAPAT: Sabar Bu Dwi, saya ke kiri tapi berdasarkan fraksi, bukan berdasarkan fraksi karena ini rapat dengar pendapat umum nanti saya diprotes Pak Tjahyo, Pak Tjahyo paham ini, 5 periode di DPR dia enggak bisa kita bohongin dia. Silakan dari sebelah kiri ada? Pak Sudding dari Hanura. F-HANURA (H. SARIFUDDIN SUDDING, SH, MH): Baik terima kasih Pimpinan. Pak Tjahyo, Pak Andi dan Pak Supriyansyah, Bapak ibu anggota Komisi III yang saya hormati. Pak Tjahyo tadi bapak mengatakan bahwa sebelum pertemuan itu dilakukan terlebih dahulu ada di Pacific Place ya nongkrong begitu sambil menunggu apa informasi lebih lanjut, pertemuan lebih lanjut dimana dan dengan siapa kan begitu. Nah tidak lama kemudian ada telepon masuk lalu kemudian menyebrang ke Apartemen Capital. Pada saat di Pacific Place itu ada 3 orang ya Pak bersamaan David, Pak Hasto dengan Pak Tjahyo bertiga ya. Memang sebelumnya sudah disampaikan bahwa akan ada pertemuan dengan Pak Abraham Samad, baik. Tidak lama kemudian disampaikan ya apa tadi ada Pak Supriyansyah turun menjemput, begitu ya. Nah apakah setelah di dalam pertemuan, saya masuk dalam apa pertemuan saja disitu, nah apakah dalam pertemuan itu memang ada pembicaraan yang berkaitan dengan kasus secara spesifik yang ditangani oleh KPK dibicarakan dengan Pak Hasto dan Pak Tjahyo Kumolo. Kalau sebelumnya Pak Hasto mengatakan bahwa dalam pertemuan itu membicarakan dengan kasus Emir Moeis kan gitu. Nah apakah memang dalam pertemuan itu dibicarakan ya karena satu hal yang ketika hanya sekedar silahturahmi tadi juga disampaikan oleh Pak Andi bahwa ini masuk dalam bursa calon calon wakil presiden. Di disamping membicarakan masalah itu ada pembicaraan lain ndak dalam konteks itu dalam pertemuan karena Pak Supriyansyah kan lalu-lalang ya tidak fokus dalam pertemuan itu, ada pembicaraan lain di samping dengan masalah ada kasus yang dibicarakan. Saya sih minta apa secara detailnya apa dan bagaimana pembicaraan itu dalam dalam pertemuan.
Kalau tadi Pak Tjahyo tidak mengelaborasi pertemuan itu saya berharap bahwa harus ada suatu supaya kita bisa menarik benang merahnya Pak ya karena ini dalam konteks etika di KPK, apakah ada kaitan dengan pembicaraan masalah kasus ataukah bicara dalam pembicaraan dalam konteks sebagai calon wakil presiden kan begitu, harus jelaskan kepada kita. Nah selanjutnya Ada 6 kali pertemuan kalau tidak salah disampaikan Pak Hasto sebelumnya. 6 kali pertemuan 2 kali di Capital, satu kali di rumah Pak siapa namanya di Pak Hendro Priyono lalu kemudian ada juga pertemuan di rumahnya Pak Abraham tadi sudah dikonfirmasi oleh Pak Andi. Selain pertemuan pertama Pak Tjahyo apa ada pertemuan lain yang diikuti oleh Pak Tjahyo dalam kaitannya dengan Pak Abraham Samad. Karena menurut informasi bahwa pernah juga ada pertemuan di Kebagusan apa benar apa tidak dalam kaitan menyangkut masalah Abraham Samad ini. Nah dalam kaitannya dengan Pak Andi apa Pak Pak Supriyansyah ya, saya ke Pak Supriyansyah dulu lah. Pak Supriyansyah ini memang tadi berkaitan juga bahwa ini sepertinya apa apartemen yang saudara tempati ini adalah sebagai tempat ya bagi Pak Abraham untuk singgah atau istirahat dan sebagainya, saya enggak tahu apa dalam konteks apa. Tapi sungguh menarik tadi ada masih mengambang bahwa selain pertemuan dengan Pak Hasto, Pak Tjahyo dan David pernah juga ada pertemuan dengan Maruar Sirait. Seingat saya pernah dan mirip sekali mungkin bisa di konfrontir. F-HANURA (H. SARIFUDDIN SUDDING, SH, MH): Itu dilakukan sebelum pertemuan dengan Pak Hasto atau sesudah dengan Pak Hasto, dicatat aja Pak nanti dijawab semuanya karena ini tidak interaktif gitu kan. Sebelum apa sesudah dari pertemuan dengan Pak Hasto. Dan apa yang dibicarakan dengan pertemuan antara Pak Abraham dengan Pak Maruar Sirat, Pak Maruar Sirait atau ada dengan pihak lain hadir pada saat itu. Apakah Pak Marurar Sirait ditemani oleh orang lain ataukah dia sendiri gitu kan. Dan pertemuan apa yang dibicarakan, dalam pertemuan itu apa konteks yang dibicarakan. Itu satu, yang kedua tadi Pak Ketua mengkonfirmasi tentang adanya siapa ...... ya, tadi menurut Pak Supriyansyah bahwa setelah memperhatikan foto yang ada di BB apa dan sebagainya ternyata tidak sama dengan perempuan yang sering datang di apartemennya bapak begitu. Selain Feriyani Lim ada perempuan lain yang serin datang di apartemennya Pak Supriyansyah? ya kan dibilang tadi setelah memperhatikan sepertinya tidak sama gitu loh berarti ada yang lain, kan begitu. Perempuan ini datang ke Pak Supriyansyah sendiri ataukah juga ikut dalam pertemuan-pertemuan itu gitu loh atau bagaimana perempuan-perempuan yang lain itu gitu dengan siapa apa dan apa kan gitu. Ya kan begitu Pak Tri, Pak Tri juga hadir Pak disitu, enggak ya.
Nah itu dalam apa dalam berkaitan dengan Pak Supriyansyah. Dengan Pak Andi Wijayanto, memang sungguh menarik pak tadi bahwa ini dalam rangka untuk berkawan keluarga Pak Abraham Samad itu kedatangan Pak Andi ke sana itu atas inisiatif Pak Andi ya? atas inisiatif Pak Andi lalu kemudian mencari tahu tentang latar belakang keluarga Pak Abraham, ya hampir sama lah kita di Komisi III Pak kalau kita fit and proper calon Kapolri kita datangi juga calon Kapolri Pak ke rumahnya, miripmirip begitu ya Pak Andi, mirip-mirip begitu. Nah saya kira, selain pertemuan itu ada pertemuan lain ndak Pak Andi dilakukan, ada pertemuan lain yang dilakukan oleh Pak Andi dengan apa dengan Pak Abraham kah atau dengan pencapresan Pak Abraham Samad ini. Dan apa alasannya sebenarnya, apa alasannya sehingga Abraham ini itu tidak jadi dipaketkan dengan Pak Jokowi gitu. Ya pak paling tidak Pak Andi paham kan sampai Pak Hasto dalam pertemuan sebelumnya mengatakan bahwa wah saya sudah tahu saya gagal ini karena Pak Budi Gunawan kan begitu, apa sebenarnya informasi dari Pak Budi Gunawan ini tentang Pak Abraham sehingga dia gagal jadi selaku calon wakil presidennya Pak Jokowi karena sudah terjadi apa sudah disadap apa segala macam dan itu dia sudah tahu sebelumnya kan begitu sebelum dikonfirmasi ke Hasto ke Pak Abraham kan begitu. Nah apa yang disampaikan dalam pertemuan-pertemuan karena Pak Andi kan terlibat dalam tim, apa yang disampaikan oleh Pak Budi Gunawan dalam tim sehingga Pak Jokowi tidak jadi apa ya katakanlah Pak Abraham ini sebagai calon wakil, saya kira hanya itu Ketua. Terima kasih. KETUA RAPAT : Silakan Pak John dari Fraksi Golkar. F-PG (H. JOHN KENEDY AZIS, SH): Terima kasih Pimpinan. Bismillaahirrahmaanirrahiim, Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. Pak Andi, Pak Tjahyo, Pak Supriyansyah Selamat datang di Komisi III. Saya pertama saya dalami dari Pak Tjahyo, tadi bapak waktu mulai menyampaikan penjelasan tadi bapak mengurut kebelakang ya Pak ketika bapak selaku Ketua Fraksi PDI Perjuangan. Bahwa disampaikan oleh Pak Tjahyo bahwa bapak menghindar ya untuk bertemu ya, untuk bertemu dengan Pak Abraham Samad ya pak ya. Pertanyaan saya berkaitan dengan itu apakah memang ada inisiatif oleh Pak Abraham Samad ini untuk ketemu sama bapak ketika bapak menjabat selaku Ketua Fraksi PDI Perjuangan.
Terus yang kedua saya pertanyakan masih sama Pak Tjahyo bahwa tentang kejadian di Surabaya dimana waktu itu bapak ketemu sama Pak David ya Pak David dimana dalam pertemuan itu disampaikan oleh Pak Tjahyo ada pertemuan dengan Pak David, Pak David itu pertemuan Tjahyo, Pak David dengan Pak Hasto ketika itu juga ya apakah itu inisiatifnya Pak David yang pingin ketemu sama bapak atau inisiatif siapa dan apa yang dibicarakan berkaitan dengan itu tentu orang pengin bertemu ada maksud dan tujuannya, enggak mungkin artinya pertemuan itu hanya untuk berkelakar apa segala macam apalagi dalam pertemuan itu yang saya anggap penting. Apakah dalam pertemuan-pertemuan antara Pak David tadi di Surabaya misalnya terus yang kedua di apartemennya Pak Supriyansyah. Itu sudah membicarakan tentang wapres apa belum? apa ada pertanyaan-pertanyaan lain, ada apa pembicaraan-pembicaraan lain selain dari pembicaraan cawapres, misalnya karena Pak Abraham Samad adalah notabenenya adalah selaku seorang Ketua KPK apakah juga ada membicarakan tentang kasus-kasus atau perkara-perkara. Terus berkaitan dengan pertemuan Pak Tjahyo di apartemennya Pak Supriyansyah itu yang datang duluan itu siapa? apakah Pak Tjahyo sama Pak Hasto dulu yang datang atau Pak Abraham Samadnya yang datang duluan dan pertemuan itu atas inisiatif siapa juga gitu. Apakah pertemuan tersebut atas inisiatifnya Pak Abraham Samad atau Pak David atau siapa. Selanjutnya tadi disampaikan oleh Pak Tjahyo bahwa memang tentang cawapres itu adalah kewenangannya adalah kewenangan ketua umum ya Pak ya tadi disampaikan tapi sebelum naik kepada ketua umum masalah cawapres ini khususnya tentang berkaitan dengan pertemuan-pertemuan, sebelumnya saya juga ada apakah ada membicarakan masalah cawapres. Itu pertanyaan saya terhadap Pak Tjahyo Kumolo. Kemudian kepada Pak Andi Wijayanto, tadi Pak Andi menyampaikan bahwa Pak Andi adalah selaku koordinator Tim 11 di sisi lain Pak Andi menyampaikan bahwa Pak Andi bukan lah selaku anggota PDI Perjuangan. Pertanyaan saya menggelitik saya dalam konteks ini adalah kira-kira pertimbangan apa yang bapak ketahui ya yang bapak ketahui sehingga bapak ditunjuk selaku koordinator Tim 11 ya dan apa tugasnya tim itu ya Tim 11 ini. Tadi disampaikan bahwa dari seluruh dari seluruh yang berminat menjadi cawapres kemudian mengerucut menjadi 7 nama ya kalau enggak salah tadi disampaikan, mengerucut menjadi 7 nama. Tentang pengerucutan menjadi 7 nama ini siapa yang bertugas untuk menentukan wah ini dibuang, ini di kesampingkan, ini ditolak atau bagaimananya, kewenangan siapa itu. Terus tadi juga sudah ditanyakan mengenai tentang pertemuan dengan Abraham Samad ya pertanyaan saya yang sama atas inisiatif siapa pertemuan-pertemuan ini untuk menuju menselaraskan atau untuk menyamakan. Kemudian tadi Pak Andi Wijayanto juga menyampaikan bahwa atas inisiatif sendiri datang ke rumah keluarganya Pak Abraham Samad. Nah setelah bapak datang ke rumahnya Pak Abraham Samad kesimpulan apa yang bapak dapat dari pertemuan dengan keluarga itu tentang figur seorang Abraham Samad.
Ya tadi sudah disampaikan bahwa berdasarkan penjelasan istri Pak Abraham Samad pekerja keras, tukang apa tadi tukang tukang berkelahi dan lain sebagai macamnya. Nah di samping itu kesimpulan bapak tentu bapak, bapak datang tentu bapak membikin resume kesimpulan, wah ini bagus, ini apa segala macam ya, bisa dijelaskan ndak supaya kita juga tahu pengin tahu bagaimana karakter yang bapak bangun atau yang bapak gali untuk seorang Abraham Samad dari penjelasan dari keluarganya. Demikian untuk Pak Andi Wijayanto kemudian Pak Supriyansyah. Pak Supriyansyah sudah berapa lama bapak kenal dengan Pak Abraham Samad dan dimana Bapak pertama kali bertemu. Terus yang selanjutnya disampaikan saya terus terang aja Pak masih samar-samar Pak dimana sih letaknya apartemen bapak itu ya? apa nama apartemennya letaknya apartemen itu dimana. Terus yang keduanya, yang ketiganya apakah bapak di apartemen itu tinggal bersama keluarga apa tidak. Apakah ada selain dari bapak di situ apakah ada istri bapak anak-anak bapak di sana. Terus selanjutnya sama pertanyaan sama Pak Tjahyo sama Pak Andi sepengetahuan bapak atas inisiatif siapa pertemuan-pertemuan tersebut ada di rumah bapak, diadakan di rumah bapak. Apakah inisiatifnya Pak Abraham Samad, Pak David, atau dari kawan-kawan dari PDI Perjuangan atau dari Tim 11. Nah sebagaimana, tadi bapak sudah jelaskan ya bahwa ketika pertemuan itu duduk di pinggir-pinggir bahkan bapak kadang-kadang ke kamar bapak untuk bekerja dan bapak sampaikan tadi bahwah jaraknya adalah 5 meter kurang lebih sekitar 5 meter. Kalau masih 5 meteri saya yakin sekali bapak pasti mendengarkan apa percakapanpercakapan yang dibangun di dalam pertemuan itu. Nah untuk klarifikasi juga dengan yang sama apakah yang bapak dengar itu percakapannya tentang apa Terakhir pertanyaan saya untuk Pak Supriyansyah adalah sejak kejadian ini digadang-gadangkan ya sejak dibicarakan di publik ya apakah ada Pak Abraham Samad menghubungi bapak atau bertemu dengan bapak atau katakanlah bukan misalnya bukan Pak Abraham Samadnya yang ketemu sama bapak tetapi adalah orang kepercayaannya atau Pak David dan lain sebagai macamnya. Kalau ada di mana, kalau kalau tidak ketemu apakah ada barangkali melalui telpon atau tadi bapak hanya membicarakan menyampaikan bahwa bapak juga ada di teror dan lain sebagai macamnya. Saya pikir Komisi 13 eh Komisi III mohon maaf Komisi III secara moral mendukung bapak lah apalagi bapak menyampaikan tadi bahwa bapak bicara atas nama kejujuran atas nama rakyat ya Pak ya. Ya kami kami apanya secara moral kita dukung bapak ya Pak ya. Itu yang bisa saya sampaikan Pimpinan. Terima kasih. Wabillahitaufik Walhidayah, Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT:
Wallaikumsallam warrahmatullaahi wabarakatuh. Silakan lainnya ya silakan Ibu Riska. Bajunya sudah merah ini soalnya. F-PDIP (RISA MARISKA, SH): Terima kasih Pimpinan. Selamat pagi rekan-rekan, Selamat pagi bapak-bapak, Ibu-ibu dan rekan semua. Pertanyaan saya langsung saja bapak saya tujukan kepada Andi Wijayanto. Saudara Andi Wijayanto pada saat, tadi disampaikan pada saat Saudara menjadi koordinator Tim 11 itu pertanyaan saya ketika melakukan penjaringan apa yang menjadi dasar yang tadinya dari ratusan nama-nama yang masuk kemudian menjadi 7 nama yang sudah di evaluasi, apa dasarnya apakah hanya survey atau ada hal lain yang menjadi pertimbangan sehingga mengerucut menjadi 7 orang tadi. Itu pertama. Kemudian kedua tadi disampaikan juga kalau ada kesulitan ketika ingin melakukan proses penjaringan terhadap Abraham Samad. Ada kesulitan kode etik Pimpinan KPK. Ini sudah tahu ada kesulitan kode etik itu lalu kenapa saudara sebagai koordinator Tim 11 tetap melakukan proses penjaringan itu tadi. Itu aja Pimpinan, terima kasih. KETUA RAPAT: Baik terima kasih Bu Riska. Dari Gerindra dulu ya silakan Pak Wenny. F-GERINDRA (DRS. WENNY WAROUW): Terima kasih Pimpinan Saya langsung saja kepada Pak Tjahyo. Sudah begitu panjang ceritanya namun menurut kami masih berbau umum mungkin bisa dijelaskan spesifik pembicaraan antara Abraham Samad dengan tim waktu itu terhadap calon daripada wakil presiden karena itu yang menjadi inti daripada pertemuan. Yang berikutnya bahwa bapak bekerja ini berdasarkan suatu organisasi partai apakah pertemuan ini disampaikan atau dilaporkan kepada ketua umumnya Ibu Megawati dan apa respon Ibu Mega pada waktu beliau menyampaikan laporan ini. Demikian juga kepada Pak Andi. Pada waktu pertemuan di Jogya apakah itu dalam suasana yang ramai atau hanya berbicara 4 mata? apa substansi yang dibicarakan apakah itu masalah pencalonan wakil presiden. Minta dijelaskan. Dan yang kedua karena ada tindak lanjut daripada cerita ini bahwa Pak Andi melakukan pertemuan dengan keluarga dari Abraham Samad. Apakah sebelum ke keluarga Abraham Samad beliau menghubungi Abraham Samad atau sesudah bertemu melakukan komunikasi dan apakah semua pekerjaan ini dilaporkan sebagai
Ketua Koordinator Tim 11 dilaporkan kepada ketua umum dan apa respon daripada yang bersangkutan. Yang terakhir kepada Pak Supriyansyah selain pertemuan dengan Pak Abraham Samad dengan Pak Tjahyo dan teman-teman apakah sebelumnya juga bahwa rumah bapak seolah-olah jadi meeting place daripada Abraham Samad di dalam pertemuan-pertemuan. Maksudnya kalau beliau ingin ketemu dengan seseorang harus datang ke tempat bapak kalau memang itu ada itu berapa kali dan ini memang kelihatan Pak Supriyansyah dengan beliau itu sangat akrab hubungannya ini. Dan pada waktu pertemuan dengan Pak Tjahyo dengan Abraham Samad dengan David itu berapa lama waktunya walaupun tadi bapak mengatakan bapak tidak mendengar tapi waktu bapak mengantar kemudian membawa kembali turun itu memakan waktu berapa lama agar mungkin itu waktu itu bisa oleh Pak Tjahyo menceritakan kira-kira substansi apa yang dibicarakan pada waktu itu. Demikian, terima kasih. KETUA RAPAT: Terima kasih. Silakan Pak Herman Herry dari PDI Perjuangan. F-PDIP (HERMAN HERY): Terima kasih Pimpinan. Teman-teman Komisi III, Para undangan yang hadir Saudara Andi Wijayanto, Mas Tjahyo dan Pak Supriyansyah. Teman-teman sekalian kita semua tahu bahwa hari ini kehadiran 3 tamu kita yang terhormat ini adalah akibat dari tidak berdiri sendiri sebuah rangkaian kejadian penetapan Komjen Budi Gunawan sebagai tersangka pada saat pada hari yang sama saat kita mau mengadakan rapat pleno untuk melakukan fit and proper, jadwal fit and proper test. Kejadian itu saya masih ingat beberapa minggu yang lalu kemudian terus bergulir dan sampai pada polemik di masyarakat bahwa penetapan Komjen Budi Gunawan itu berdasarkan ketidaksukaan dendam pribadi Ketua KPK yang bernama Pak Abraham Samad itu opini yang terjadi di masyarakat, di media dan macammacam sehingga munculah Komisi III mendalami hal itu mulai memanggil Saudara Hasto dan macem-macem orang untuk didengar keterangannya disini. Nah saya pribadi ini bertemu muka dengan Pak Andi Wijayanto dari jarak sekian meter seumur hidup saya baru hari ini. Saat melihat wajah yang bersangkutan saya meingat seorang tua guru saya guru saya sejak tahun 2000-an di Timor sana Pak Theo Syafei almarhum ternyata ayah beliau. Saya melihat wajahnya orang tua tersebut almarhum tersebut secara pribadi cukup dekat dengan saya karena satu dapil, 2004 sama-sama kami anggota DPR
dari Timor, sebelum itu pun kampanye kami sama-sama ada di Timor. Saya teringat ajaran dan kesantunan politik yang diajarkan beliau. Hari ini saya berhadapan dengan putranya yang menjadi Sekretaris Kabinet saya tergelitik untuk buka-bukaan dan bertanya, buka-bukaan bertanya itu begini bukan soal pertemuan-pertemuan, pertemuan itu sudah didalami oleh kawan-kawan pertemuan itu dalam rangka untuk menjadi calon wakil presiden artinya dari pengakuan yang ada seperti yang dikatakan oleh Saudara Andi Wijayanto tadi sebagai Tim 11 bahwa yang bersangkutan Abraham Samad masuk dalam bursa calon wakil presiden dan sedang dilakukan pendalaman bahwa berapa kali bertemu itu urusan lain, terserah tetapi yang kita dapat satu kesimpulan adalah betul Saudara Abraham Samad masuk dalam bursa calon wakil presiden Tim 11 mulai menelisik rekam jejak termasuk berinisiatif bertemu dengan keluarga itu hal yang sangat pribadi bertemu dengan orang tua ibunya dan istrinya. Semua itu dalam rangka untuk mendeteksi rekam sejak masa kecil dan sesmuanya ini berdasarkan apa yang disampaikan oleh Saudara Andi Wijayanto. Kemudian saya teruskan polemik terjadi antara BG dilantik atau tidak, BG tersangka hendaknya presiden segera mencari penggantinya dan macam-macam di di televisi dan media membuat energi bangsa ini habis. Berminggu-minggu hanya urusan ini saja saya sebagai orang Komisi III yang sudah 3 periode di sini sudah 4 Kapolri kita melakukan fit and proper test tidak seheboh seperti sekarang ini. Bahkan kalau yang lalu saat Pak Timur Pradopo menjadi calon Pak SBY bilang melakukan pengangkatan pagi bintang 3 sore bintang 4 kemudian Kapolri-kan dia tidak ribut juga. Pada saat fit and proper Pak Tarman teman-teman bertanya macam-macam saya katakan tidak ada Kapolri yang seperti malaikat, kalau mau cari polisi yang seperti malaikat itu kita minta Tuhan kirimkan malaikat untuk jadi Kapolri. Polisi yang betul-betul putih bersih hanya polisi ..... dan polisi tidur saya katakan waktul fit dan proper Pak Tarman. Sampai kepada Komjen Budi Gunawan terjadi polemik yang dahsyat dan wakil pemerintah yang mewakili suara presiden lebih banyak saya melihat Saudara Andi Wijayanto di televisi. Pertanyaan saya pribadi begini waktu Pak Andi Wijayanto sampaikan sampaikan opini yang saya dapat masyarakat dapat seolah-olah pemerintah akan pemerintah menolak, presiden menolak akan sedang dicari penggantinya sedang begini sedang begitu dari opini nuansa omongan. Saya kok lihat pribadi begini apakah Saudara Andi Wijayanto secara pribadi memang tidak suka dengan Budi Gunawan. Hancur sekolah tersebut iya tapi Saudara Andi Wijaya sangat menolak walaupun dengan diplomasi yang sangat halus Saya penasaran bertanya dalam hal ini. Kemudian atas pertanyaan saya itu saya menjawab bisa saja mungkin demi kepentingan bangsa dan negara beliau sebagai Menteri Sekretaris Kabinet melihat tidak untungnya seorang tersangka dilantik menjadi presiden. Itu jawaban dalam diri saya. Hari ini kami tonton di televisi pengadilan memutuskan bahwa penetapan tersangka itu tidak sah dan apa yang diputuskan oleh pengadilan juga terkait dengan apa yang sedang kita bicarakan hari ini saat ini, ini kait mengkait.
Saya ingin dapat jawaban yang jujur dari Saudara Andi Wijayanto pertama apakah memang tidak suka secara pribadi karena beliau tersangka kemudian apa jawaban Saudara Andi Wijayanto sebagai Sekretaris Kabinet dengan penetapan pengadilan hari ini artinya yang bersangkutan terbebas dari status tersangka. Apakah proses untuk yang bersangkutan menjadi Kapolri akan dijalankan terus atau tidak ini sedikit belok dari konteks tetapi sebetulnya ini inti permasalahnya kita panggil dan macam-macam karena status penetapan tersangka tersebut namun pagi ini penetapan tersangka itu sudah dianulir oleh keputusan praperadilan. Saya kira itu terima kasih. KETUA RAPAT : Baik terima kasih. Pak Ruhut silakan dari Fraksi Partai Demokrat. F-DEMOKRAT (RUHUT POLTAK SITOMPUL): Terima kasih Ketua. Pak Tjahyo, Pak Andi, Pak Supriyansyah yang saya hormati. Apa yang bapak katakan mohon maaf saya ingin mendalami. Pertama kepada Pak Tjahyo sahabat lama saya di luar DPR maupun didalam DPR sampai sekarang menteri yang kita hormati Menteri Dalam Negeri. Bapak tadi menyinggung pembicaraan dengan Pak Abrahaman Samad mengkaitkan dengan sumpah jabatan beliau Undang-Undang KPK bapak tadi mengatakan yang dibicarakan hanya masalah politik. Boleh bapak uraikan masalah politik itu apa Pak karena kita tahu hukum panglima tapi hukum itu bagian daripada politik sedangkan politik itu kalau sudah menjadi Ketua KPK harus menjauhi yang namanya politik apalagi dunia politik. Itu yang saya mohon dengan kerendahan hati kepada Pak Tjahyo Kumolo. Kepada Pak Andi, Pak Andi terima kasih Pak ada 11 tim 11 orang pertemuan bisa sengaja atau tidak sengaja tapi bapak mengatakan pada waktu bertemu di Jogja ada rekan saya Pak Akbar Faisal yang mana dia tim juga. Iini pertemuan sengaja atau tidak sengaja karena saya kaitkan dengan waktu kami mengundang Pak Zainal sahabat daripada Pak Abraham Samad mengenai foto yang syur itu karena saya yang minta Feriyani Lim ini diundang tapi dia kurang sehat. Pak Zainal bilang wah kalau foto ini Pak Abraham Samad juga sudah eh Pak Akbar Faisal juga sudah lihat. Ini mereka sesama orang Makasar Pak dan Pak Akbar juga kan tim juga dengan bapak di rumah transisi. Apa diatur seperti tidak sengaja padahal sengaja pertemuan di Jogya itu Pak. Itu buat Pak Andi tapi saya sama dengan Pak Herman Herry saya bersahabat dengan almarhum ayah bapak saya bangga lihat bapak ada pepatah Belanda buah apel jatuhnya tidak jauh dari batangnya dan om Pak Andi juga sahabat saya waktu saya juru bicara negara Manggala ...... di pusat.
Ya bapak dari keluarga yang sangat kita hormati. Pak Supriansyah saya senang terima kasih bapak mengatakan pertemuan di ruang yang sangat terhormat ini bapak akan berbicara jujur dalam jujur Pak memang saya mengerti banyak dari wilayah bapak asalnya dari Sulawesi merasani bapak tapi untuk kebenaran inilah hidup Pak. Tadi bapak menyinggung mengenai kalau foto yang saya lihat di hand phone, di media dan lain sebagainya bukan wanita yang ke apartemen bapak. Otomatis bukan wanita yang ke apartemen bapak ada wanita lain ini penting Pak, jadi ada. Yang saya ingin karena saya semua syang musti ada kaitannya apakah Miss Universe pernah dibawa ke apartemen bapak bersama temantemannya atau dia saja. Tolong bapak mengatakan akan menjawab jujur Pak ya. Miss ya Miss Indonesia yang ikut Miss Universe tapi lumayan juara bajunya dari juara nomor 5. Ya jadi dia membawa nama harum bangsa juga Pak. Nah tolong Pak Supriansyah dan tadi menyebut nama David saya ingin tahu bapa- bapak atau paling tidak Pak Supriansyah Pak David ini pekerjaannya apa? dokter, tapi juga saya mendengar dari rekan saya dari Partai Golkar dia juga ya saya enggak ada maksud apa-apa markus banyak proyek di Depkes dan lain sebagainya kaitan dengan APBN APBD. Tadi kan bapak-bapak bilang dia yang mengatakan bisa mengatur ketemu dengan Abraham Samad. Tolong siapa David ini, kalau perlu pimpinan David ini kita undang juga ya. Jadi ini yang saya bisa sampaikan dan kepada ketua tetap Pak Hendro Priyono kita undang begitu juga kita doakan Feriyani Lim lekas sembuh. Terima kasih Pimpinan. KETUA RAPAT: Baik silakan PPP mau? tidak? PKS tidak? PAN dulu. (................) Pimpinan. KETUA RAPAT: Nasdem saya oper ke sini, PDIP udah 4 ini Pak. Silakan Pak Rio.
F-NASDEM (PATRICE RIO CAPELLA, SH, M.Kn): Ya. Baik terima kasih Pimpinan. Jadi saya langsung ke Mas Supriansyah ada 2 hal yang mungkin perlu kita sadari dan kita pahami bahwa tidak penting berapa kali pertemuan mungkin 3, 4, 7, 6 dan sebagainya dan tidak penting tadi apakah perempuan yang datang itu sama dengan yang tidak datang saya pikir bukan itu masalahnya tetapi adalah bagaimana Mas Supriansyah ketika melihat Johan Budi menyampaikan keterangan resmi di KPK mengatakan bahwa menurut pengakuan Abraham Samad semua itu tidak pernah terjadi dan fitnah.
Apa yang disampaikan Saudara Hasto jelas betul bahwa itu tidak pernah terjadi dan Johan Budi saya masih kata-katanya sudah kami tanyakan kepada Saudara Abraham Samad dan beliau mengatakan itu adalah fitnah yang ingin menjatuhkan dirinya. Artinya semua itu dibantah kemudian apa publik berpolemik dan keluar lah Mas Supriansyah yang mengatakan pertemuan itu betul-betul ada. Itu pun publik bertanya-tanya berapaMas Supriansyah dibayar untuk kemudian juga ikut membohongi publik. Kira-kira seperti itu. Dan lama-kelamaan publik mengetahui dan mulai mempercayai bahwa Pimpinan KPK juga manusia biasa, juga punya selera, juga punya nafsu, juga bisa salah. Pimpinan KPK bukan KPK berkali-kali kita sampaikan bahwa tidak boleh lembaga itu kemudian dianggap tidak akan pernah melakukan kesalahan sehingga siapapun yang mengkritik dan menyampaikan kekurangan dan mungkin bisa salah dalam mengambil keputusan dianggaplah orang itu akan melemahkan KPK. Seorang presiden pun yang ingin memilih menterinya dan meminta masukan KPK hijau, kuning dan merah itu yang tahu hanyalah presiden dan KPK itu pun pimpinan KPK mengatakan jangan coba-coba melantik menteri baik merah ataupun kuning 2 bulan kami tangkap. Apakah proses di KUHAP bisa memastikan 2 bulan ditangkap tanpa proses pemeriksaan, tanpa proses meminta keterangan saksi dan alat bukti kemudian dinyatakan 2 bulan kami tangkap dan itu adalah teror kepada presiden. Padahal penanggung jawab untuk melakukan tindak pidana korupsi di negara ini tanggung jawabnya adalah presiden bukan KPK. KPK adalah operator atau alat negara dan ternyata kemudian itu terbukti bahwa pimpinan KPK juga bisa salah. Saya pikir Mas Supriansyah ini adalah pahlawan dari perjalanan kasus Budi Gunawan yang ditetapkan sebagai tersangka. Bayangkan kalau misalnya Mas Supriansyah tidak mengakui pertemuan itu ada maka kita tetap terbelenggu dalam tindakan kebohongan, dan kita menganggap bahwa KPK memang tidak pernah bersalah orang-orangnya jadi Mas Supriansyah inilah yang membuka mata kepada publik bahwa KPK pimpinan KPK juga manusia yang mesti diawasi oleh lembaga lain agar tidak menggunakan KPK itu menjadi alat kepentingan politik ketika menjatuhkan atau menyampaikan seseorang untuk jadi tersangka. Kenapa saya mengatakan begitu dalam hal untuk mengakui pertemuan saja berani menyatakan tidak pernah ada. Saya menonton itu di bandara dan sangat terkejut dan salut melihat Mas Supriansyah, saya ingat betul Mas Supriansyah sampai menyandarkan kepalanya dan seperti mau menangis. Saya lihat ini orang hebat dia berteman tapi ketika dia harus memilih antara bohong atau tidak dia memilih bicara kebenaran. Saya mungkin tidak sanggup kalau saya berada pada posisi Mas Supriansyah. Ini salut saya luar biasa. Saya berikan apresiasi yang setinggitingginya kan artinya membuka kotak pandora dari sebuah lembaga yang kita
anggap sakral. Lalu itu karena itu bagaimana pendapat atau perasaan dari Mas Supriansyah melihat pertemuan itu dinyatakan tidak pernah terjadi. Karena ada 2 ini kalau tidak Abraham Samad yang berbohong maka Mas Supriansyah yang berbohong. Pasti deh salah satu ini ada yang benar dan ada yang salah. Yang kedua, apakah benar pernah ada Mas Supriansyah menyampaikan saran jangan tersangka kan BG karena itu kau akan repot. Apakah betul pernah ada pikiran dan menyampaikan itu kepada Saudara Abraham Samad sebagai teman nah kita harapkan kejujuran ini yang kedua kali dalam forum yang terhormat ini. Karena ini akan membuka bahwa mentersangkakan Saudara Abraham Samad sudah menjadi sebuah skenario awal untuk membuat ini tertahan. Jadi bukan karena kasus misalnya rekening gendut karena setahu kami dan saya sering berdebat dengan + orang-orang dan teman-teman yang tidak paham saya mengatakan persoalannya bukan pada rekening 59 miliar yang mengalir kepada rekening anaknya tetapi 150 juta dari Polda Sumatera Utara Polda SU dari bagian lantas Polda SU. Jadi bukan pada masalah itu yang itu di bawah satu milyar kalaupun kita enggak butuh gratifikasi dan ternyata itu menjadi pertimbangan dari hakim praperadilan tadi bahwa KPK hanya mengurusi yang di atas satu milyar bukan yang dibawah 1 miliar. Jadi alasan-alasan itu yang kemudian membuat paling tidak saya meragukan ketulusan atau benar-benar adalah persoalan hukum ketika menetapkan Saudara Budi Gunawan sebagai tersangka. Apakah betul Mas Supriansyah pernah mengingatkan Saudara AS jangan kau bikin itu BG tersangka kau nanti akan repot. Kalau itu terjadi maka mentersangkakan BG memang jauh-jauh hari sebelumnya rencana itu. Terima kasih Pimpinan. KETUA RAPAT: Baik terima kasih. Sebelah kiri ada silakan PKS Pak Muzzamil. F-PKS (DRS. AL MUZAMIL YUSUF, M.Si): Terima kasih Pimpinan. Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. Para anggota yang kami hormati, Pimpinan dan terlebih khusus 3 orang tokoh yang kita undang dalam memperdalam kasus dugaan pelanggaran kode etik Pak Abraham Samad. Yang saya hormati Pak Tjahyo Kumolo, Pak Andi Wijayanto dan Pak Supriansyah. Pertemuan kita ini dari konteks historis bagi saya sangat luar biasa. Bahkan kalau saya ukur dari 3 periode saya di DPR saya menempatkan pertemuan ini salah
satu yang paling bersejarah. Pak Andi, Pak Tjahyo, Pak Supriansyah orang yang ikut membentuk sejarah bangsa ini. Kenapa? karena peristiwa ini dengan kejujuran bapak bertiga itu sedang meluruskan kembali jalan sejarah. Tidak ada manusia yang suci kecuali nabi dan kita membangun lembaga negara sesungguhnya untuk meluruskan kekurang sucian kita secara bersama sama dengan melakukan check and balances maka menjadi keniscayaan tidak boleh mengkultuskan orang, yang ada adalah kita menghidupkan lembaga negara apapun lembaga negara itu untuk berfungsi sesuai dengan rencananya disainnya lembaga itu diadakan. Kita semua masyarakat semua menilai beberapa lembaga negara mereka jatuh hati. Wajar karena kita melakukan reformasi pun karena bangsa ini ada persoalan besar. Lembaga negara seperti KPK, MK mendapat apresiasi yang luar biasa, wajar karena mereka pun telah melakukan kerja-kerja bersejarah, mereka telah maklum kerja-kerja bersejarah. Tetapi saat ini kita pun sedang melakukan kerja bersejarah untuk menyadarkan masyarakat bahwa dukungan kepada lembaga-lembaga itu tidak boleh identik dengan dukungan kepada oknum-oknumnya. Korupsi bisa dilakukan oleh orang-orang di luar KPK termasuk oleh orang di dalam KPK itu sendiri karena korupsi itu adalah potensi yang melekat pada kemanusiaan manusia apalagi kalau korupsi itu kita maknai secara luas tidak hanya uang tetapi korupsi itu adalah penyalahgunaan kewenangan. Saya berulang mengatakan kata-kata yang masyur terkenal Pak Andi satu akademi di Fisip UI sangat paham law action power tends to corrupt absolut power corrupt absolutely. Kekuasaan itu punya potensi besar untuk disalahgunakan apalagi kalau kekuasaan itu absolut kewenangan itu absolut maka penyalahgunaannya absolut maka ketika rakyat menaruh hati kepada lembaga yang kita cintai KPK dan MK maka penyalahgunaannya pun bisa obsolut. Ini yang saya katakan pertemuan ini menjadi bersejarah agar masyarakat tahu siapa yang harus mereka bela yang mereka harus bela adalah lembaga kebenaran dan keadilan. Orang belum tentu bersama keadilan dan kebenaran tapi lembaganya memang didisain untuk menegakan kebenaran keadilan. Termasuk lembaga apakah itu DPR, DPD, MPR dan selanjutnya. Inilah yang saya katakan pertemuan bersejarah tentu saya berharap bapak-bapak di depan untuk Pak Supriansyah tadi tentu kita apresiasi, Pak Rio sudah menyatakan bagaimana konflik batin bapak. Kalau bapak berdua Pak Andi, Pak Tjahyo Kumolo punya pengawal, punya aparat negara, Pak Supriansyah warga sipil biasa menghadapi peristiwa seperti ini sangat berhak bapak kalau ancamana itu begitu serius kita punya lembaga LPSK Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban sangat berhak bapak untuk itu itu juga mitra kami. Oleh karena itu saya mengatakan ini pertemuan bersejarah biar masyarakat tahu, biar bangsa ini belajar tidak boleh ada manusia dikultuskan. Bahkan saya mengkutip seorang ulama besar Imam Al-Ghozali mengatakan ruhnya Islam itu adalah amar ma'ruf nahi munkar kalau Islam itu diperas tetesannya adalah amar
ma'ruf nahi munkar memerintahkan yang baik, yang benar dan mencegahkan kemungkaran kepada siapapun. Orang-orang terbaik di dalam sejarah Islam pun telah dipertanyakan. Seorang khalifah Islam Umar Bin Khatab yang dijamin nabi surga firdaus ketika berdiri ingin pidato ditunjuk kami tidak akan dengar dan taat sebelum kau buktikan darimana asal bajumu kau tinggi besar enggak cukup jatah negara untukmu. Oleh karena itu saya senang hadir tempat ini saya merasa ini salah satu pertemuan bersejarah saya ingin masyarakat menyaksikan betul dan bangsa ini belajar satu anak tangga reformasi kita masuki kita membela fungsi lembaga negara dan kita tidak boleh membela mengkultuskan siapa pun. Kesucian hanya milik Allah dan penjagaan hanya Allah berikan kepada para nabi dan rasul dan sekarang tidak ada nabi dan rasul. Saya hanya meminta pertanyaan teman-teman sudah banyak mohon dijawab dari hati nurani bapak karena kita sedang membentuk sejarah bangsa ini ke depan. KETUA RAPAT: Wallaikumsallam warrahmatullaahi wabarakatuh. Ini sangat dalam ini amar ma'ruf nahi munkar ini ya.
Dalam ini artinya. Silakan PAN Pak Muslim Ayub. Orang Aceh ini biasanya juga banyak ayat coba keluarkan juga disini. F-PAN (H. MUSLIM AYUB, SH, MH): Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. Yang terhormat Pimpinan Komisi III beserta rekan-rekan Komisi III sekalian, Yang terhormat Pak Tjahyo, Pak Andi dan Pak Supriansyah. Terima kasih kesempatan yang diberikan kepada saya dari pertemuan sudah hampir barangkali 1,5 jam lebih. Saya melihat ketiga-tiganya ini yang memberikan keterangan tidak jujur untuk menyampaikan kepada Komisi III menyangkut dengan persoalan masuknya AS menjadi nominasi salah satu, salah satu menjadi wakil presiden termasuk Pak Tjahyo termasuk Pak Andi. Ini yang sangat kita sesalkan. Kenapa harus kita tutupi, kita sampaikan dalam forum ini apalagi dengan petinggipetinggi PDIP dari teman-teman katanya tidak perlu berapa kali pertemuan, saya perlu. Sudah 6 kali pertemuan masak tidak ada pernah terbetik menyangkut dengan persoalan calon wakil presiden itu tidak mungkin, berarti yang dibicarakan disitu persoalan kue lapis dan kue mangkok, enggak mungkin juga. Ini yang saya kita sesalkan. Saudara sekalian, saya tertuju kepada Pak Tjahyo pada saat itu sebagai sekjen dan sebagai ketua fraksi, tidak mungkin Pak Tjahyo tidak mengetahuinya,
jujur saya katakan cuman barangkali sulit untuk menyampaikan. Saya melihat selaku sekjen ya pada saat itu pada saat beliau juga ketua fraksi pernahkah ndak nama AS ini dibicarakan dalam pembicaraan-pembicaraan resmi di PDIP sendiri tentang penjaringan bahwa AS ini sebagai wakil presiden. Ini jujur jangan tutup-tutupi kenapa musti kita takut kita sering memberikan kepada opini seolah-olah Komisi III itu musuh dari segala persoalan-persoalan padahal kita mencari will yang sebenarnya apa pokok persoalannya. Yang kedua saudara dulu pernah membantah dan tidak mengakui adanya pertemuan dengan Abraham Samad, ada satu saya kutip dalam satu melalui sebuah majalah Mengapa saudara sekarang pernah mengakui ini kesalahan besar sudah berbohong namanya ini. Jadi ini ini tidak perlu lah, kita yang jernih saja dulu saudara mengaku segala tidak pernah dan mengapa tiba-tiba berubah pengakuan ini. Ini perlu Pak Menteri sampaikan. Yang berikutnya menurut saudara apakah bertemu dengan pimpinan KPK melanggar kode etik atau tidak? apakah saudara tidak tahu kalau pimpinan KPK ini dilarang bertemu dengan pihak-pihak apalagi berbicara mengenai politik praktis. Ini perlu saya garis bawahi. Baik. Menyangkut dengan saudara Andi saya katakan saudara juga pribadi saya tidak jujur untuk menyampaikan dan tidak ada satupun terbetik tadi anda katakan pernah berbicara menyangkut dengan soal wakil presiden. Saudara sebagai Tim 11 koordinator Tim 11 sesudah itu menempatkan mengerucut 7 orang masak tidak ada pernah berbicara ini, ndak mungkin. Kalau saya tanyakan kepada anak saya yang baru 8 tahun dipikirannya papa bodoh ndak jujur apalagi seorang anda seorang politisi seorang Sekretaris Kabinet. Supaya masyarakat tahu, opini tahu, LSM tahu, semua tahu bahwa ini tidak dikarang-karang dan benar adanya. Mohon maaf walaupun terkejut ini kenyataan, saya terus .... koran. Saya orang Aceh Pak jujur dan berani menghadapi siapapun saya berani kalau ini benar dengan pernyataan saya. Saudara sekalian, maaf Pak ya. Yang berikutnya mengenai saudara Supriansyah. Capital Building itu apakah saudara sendiri atau ada sama orang lain? isu yang kami dengar ada .... orang lain yang masuk di apartemen saudara itu, ini mohon maaf bukan mengusik privasi anda sebagai yang mempunyai apartemen tersebut. Isu lain-lain tidak perlu saya sampaikan. Sebagai teman dekat sayalah orang Aceh yang ada temen dekat saya takkan mungkin saudara tidak tahu bahwa saudara AS itu masuk dalam jajaran nominasi dan pembicaraan dalam rangka menjadikan beliau calon sebagai wakil presiden. Apalagi anda dekat, apalagi dalam saat anda mengantarkan pulang lagi, tidak akan mungkin dalam pembicaraan itu kosong sama sekali tidak membicarakan apa-apa, pasti ada kita bicarakan hal-hal yang menyangkut dengan persoalan yang kita bicarakan hari ini. Saya rasa pimpinan itu saja yang dapat saya sampaikan kita mau kejujuran semua ada disini, semua dengan benak-benak kita yang penting kejujuran ini adalah
suatu barangkali hal yang barangkali yan jujur, apa kata saudara PKS tadi yang ibaratnya nabi yang tidak pernah berbohong kecuali di Sumatera Utara ada namanya nabirong. Terima kasih. Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT : Silakan Pak Ichsan. F-PDIP (ICHSAN SOELISTIO): Terima kasih Pimpinan, Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh Yang saya hormati Pimpinan Komisi III, Rekan-rekan Komisi III, Pak Tjahyo Saudara Andi Wijajanto dan juga saudara Supriansyah. Saya menarik mau memperdalam pernyataan Saudara Andi Wijayanto bahwa Saudara hanya bertemu satu kali. Saya memiliki informasi, dalam pertemuan kelima, yang dilakukan di rumahnya saudari Rini Sumarno itu ada Saudara dan Saudara Dedi. Rahim rumahnya di rumahnya saudari tapi ini Rini Sumarno yang sekarang menjadi menteri BUMN. Karena saya mau mengklarifikasi tadi Bapak Saudara hanya menyatakan bahwa satu kali ketemu di rumahnya, orang tua di rumahnya sewa kontrakan yang Saudara Abraham Samad. Dan sehingga tolong ini diklarifikasi karena ini, dalam agendanya dan informasi saya Bapak ada. Disitu. Dan juga apa namanya kepada Pak Supriansyah, apakah Bapak kenal ini, dalam beberapa pertemuan atau dalam pertemuan di tempat Bapak setelah dengan Pak Tjahyo pada waktu itu, ada satu pertemuan Pak. Ada satu pertemuan dimana dalam pertemuan tersebut staff KPK yang tadi juga ada di dalam pertemuan. Di pertemuan kelima di rumahnya saudari Rini ini yang namanya Dedi Arahim. Apakah Bapak kenal dengan Dedi Arahim ini Pak. Karena dia ini selalu dibawa-bawa oleh Abraham Samad dalam beberapa pertemuan dengan tertutup. Mungkin itu saja Pimpinan, karena yang lain sudah betanya banyak. Jadi kita hanya sisa-sisanya. Terima kasih Pimpinan. Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh . KETUA RAPAT : Wassalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh Silakan Ibu Dwi. Silakan
F-PDIP (DWI RIA LATIFAH, SH, MSc): Terima kasih Pak Ketua, 2 kali ini dikasih juga kesempatan, alhamdullilah. Pertama saya untuk Pak Supriansyah dulu. Begini Pak saya ini mendengar Pak Hasto Bercerita bahwa atau kita semua juga sudah tahu. Tentang masker dan lain sebagainya yang dipakai. Oleh teman baik bapak Pak Abraham Samad. Dan kebetulan saya punya foto jadi saya ingin konfirmasi saja dulu, melalui Pak Ketua tentunya Pak Ketua, karena ini bukan sidang di pengadilan negeri. Jadi saya lewat Pak Ketua, saya ingin konfirmasi apakah benar ini Bapak dan benar ini foto yang memakai masker yang bernama Saudara Abraham Samad itu. Atau mungkin ini entah orang lain. Boleh Pak Ketua, saya tunjukkan dulu ini pertama. Supaya jangan sampai kita bincangkan. KETUA RAPAT : Silakan untuk foto saja ya? untuk foto saja ya? F-PDIP (DWI RIA LATIFAH, SH, MSc): Itu baru satu Pak Ketua. KETUA RAPAT : Ini foto Ya, F-PDIP (DWI RIA LATIFAH, SH, MSc): Apa perlu ditunjukkan ke Beliau ya? KETUA RAPAT : Ya boleh silakan Ibu Ria, mumpung wartawan banyak juga ini, silakan. Silakan, silakan. Agak dilihatkan ke balkon Bu, balkon. ya iya. Jangan lama-lama Ibu, nanti tukeran hand phone nya. Ya dibelakang-belakang Pak Ruhut berdirinya kalau tidak.
F-PDIP (DWI RIA LATIFAH, SH, MSc): Terima kasih Pak Ketua, karena kalau kita bicara-bicara tidak jelas. Ternyata yang dibahas itu orang lain kan percuma kita panjang lebar, ngomong disini. Jadi betul yang namanya Pak Abraham Samad itu memakai masker seperti ini ya Pak Supriansyah. Dan inilah yang anda pertemukan dengan para dewa-dewa ini, di dalam apartemen Saudara di Capital itu? betul ini di mobil, tapi di apartemen orangnya ini juga. Jawab iya atau tidak saja Pak Ketua, eh Pak Ketua. (SUPRIANSYAH)
Jawab sekarang? KETUA RAPAT : Yang untuk ini foto saja F-PDIP (DWI RIA LATIFAH, SH, MSc): Untuk yang di foto saja dulu, baru saya lanjut. (SUPRIANSYAH) foto itu saya selfi di tahun 2012, kira-kira Maret. Bukan di saat pertemuan. Itu foto lama bajuku itu sudah tidak masuk ke badan ku itu. Itu baju lama ku itu. Tetapi menyangkut masalah foto itu menurut ingatan saya pimpinan, saya selfi dan memang pada saat itu ada Pak Abraham di samping saya, saya bawa mobl. Yang saya herankan ini darimana ini foto ini bisa beredar. Saya juga bisa bertanya kan? F-PDIP (DWI RIA LATIFAH, SH, MSc): Kalau darimana bisa beredar, ya namanya saya wakil rakyat Pak, rakyat ada saja informasinya yang beritahu ke saya, banyaklah ke saya. (SUPRIANSYAH) : Betul ibu. F-PDIP (DWI RIA LATIFAH, SH, MSc): Tapi saya hanya ingin konfirmasi, apakah ini betul Bapak dan ini Saudara Abraham Samad memakai masker? (SUPRIANSYAH) : Menurut alam kesadaran saya, itu foto saya dan saya memegang kamera dan di samping saya. Adalah Pak AS, dan belum tentu Pak AS mengakui tempat itu.
F-PDIP (DWI RIA LATIFAH, SH, MSc): Oh jadi memang ada kebiasaan memakai masker maksudnya? Itu satu pertanyaan saya. Nanti dulu, sabar, Kedua Pak ini tadi panjang lebar tadi semua bicara ya? tapi saya yang menarik saja yang ingin saya tanyakan. Jarak 5 meter Bapak tidak mendengar apa-apa? atau apa ya? tidak jelas pembicaraannya. Saya ini dari balik dinding saja bisa dengar Pak orang ngomong apa. Tapi kalau misalnya, dalam jarak 5 meter Bapak tidak mendengar
pembicaraannya saya agak bingung juga? ditambah lagi satu hal, sebagai sahabat saya juga punya sahabat banyak Pak. Apa lagi sahabat karib apalagi ditambah seorang sahabat yang tidak boleh bertemu dengan orang-orang sebagai Ketua KPK dia tidak boleh bertemu dengan orang-orang yang apalagi membicarakan tentang perkara dan di dalam apartemen jarak 5 meter Bapak ada disitu, mau mondar mandir kah dia saya ingin tanya, dengan kejujuran hati, masa enggak dengar Bapak isi pembicaraan itu. Saya percaya betul kejujuran Bapak. Tapi saya tidak ingin tambahan sedikit kejujuran Bapak itu dengan menjelaskan, Ada tidak pembicaraan tentang kasus yang berkaitan dengan Saudara Emir Moies atau Ustad Lutfi? karena ini penting, kita harus jaga KPK. Kita harus jaga institusi ini saya kasih apresiasi luar biasa kepada Pak Supriansyah. Mau akhirnya mengatakan bahwa pertemuan itu ada betul di tempat saya. Luar biasa Tapi Pak mungkin tidak cukup sampai di situ karena kita ingin membersihkan atau kita ingin supaya KPK itu betul-betul bagus, sehingga tidak terdelegitimasi gara-gara kelakuan atau persoalan personal-personal. Ini yang terjadi sekarang ini. Ini yang saya khawatirkan sebagai salah satu panja dari pembuat Undang-Undang KPK pada saat itu. Tahun 2000-an itu. Jadi saya mohon tolong Bapak jangan takut, Allah akan ini Bapak jangan takut Bapak. Pertemanan kita memang harus kita jaga. Tapi untuk kebenaran saya rasa pertanggungjawaban kita sama Allah Subhanawata'ala Pak. Kemudian yang berikutnya Pak. Bapak tidak kenal namanya Pak David, dr. gigi David Andresa Mito ini. Ini kan kalau kita kalau bahasanya ini kan bang Ruhut ini kan kalau hopeng kita masak kita tak saling kenal. Jujur saja, apakah teman bisnis? teman akrab dengan curhat? atau teman apa? karena sebagai wakil rakyat tadi juga sudah ada yang menyebut-nyebut kan, bahwa Saudara yang terkait dengan dokter David ini izin Pak Ketua, kalau perlu nanti panggil saja. Apa betul kita harus konfirmasi betul tidak suka main proyek? karena kalau sudah begini bagaimana lagi saya mau berfikir atau berpercaya dengan yang namanya Ketua KPK kalau pula proyek atau istilahnya yang di SMS ke saya terus ini benar-benar seorang markus kita harus konfirmasi itu. Karena ini sudah benar juga. Ini yang ingin kita berantas di KPK, tapi jangan pula kawan-kawan nanti. Kemudian bermain-main dengan wilayah-wilayah yang justru harus jadi perangi. Itu Pak Supriansyah, bahasa agak keras sedikit. Bukan marah Pak, cuman ya begitu saja Pak. Kemudian pertemanan Bapak ini berapa tahun dengan Pak Abraham Samad sampai segitu hebatnya beliau itu bisa membawa orang-orang dalam pertemuan rahasia di rumah Bapak. Dan itu tidak main-main menurut saya. Dicatat Pak? Itu dulu untuk Pak Supriansyah Pak Ketua. KETUA RAPAT : Baik. Lagi Pak Ketua, belum kan ada tiga? Banyak kali Ibu.
F-PDIP (DWI RIA LATIFAH, SH, MSc): Oh, banyak. Sedikit-sedikit tapi lama-lama jadi bukit Pak Ketua. Untuk adinda saya. Andi Wijayanto. Alhamdulillah saya juga berguru sama Almarhum Theo Safei. Dari tahun, dari sejak kita menangani kasus 27 Juli, saya mengenal Beliau. Saya hormat sama Beliau. Dan sekarang saya bertemu, baru pertama kali dengan adinda Andi Wijayanto. Lewat foto juga dulu kita konfirmasi Pak Ketua, Dari tadi kita ngomongngomong pertemuan ini, pertemuan itu. Ini yang dimaksud pertemuan di rumah Bapak Abraham Samad itu. Adinda, Saudara saya tunjukkan kalau tidak bisa lihat. Boleh berdidi kan? KETUA RAPAT : Ya silakan-silakan Ibu. Kemudian yang lanjut pertanyaan saya, Saudara Andi atau adinda, Ini kan ada calon dari awal saya dengar. 100 soal nya kan saya tidak masuk tim 11. Jadi tidak tahu peristiwa itu. Kemudian tinggal 7. Akhirnya jadilah yang terhormat Bapak JK, iya kan? tapi saya heran. Nah ini saya mau tanya, Apa semua calon 100 orang itu atau sampai 7 itu Saudara datang ke rumah keluarganya satu-persatu? ingin klarifikasi, karena saya dengar cuma satu ini saja, apa pula kepentingannya itu pertanyaan saya dulu satu. Karena sudah aneh juga saya, Saya coba cek satu-satu, ada tidak petemuan yang lain klarifikasi dengan semua calon wapres yang akan menjadi calon wakil presiden Joko Widodo. Itu pertanyaan saya. Dan isi pembicaraannya juga apa? tolong dijelaskan? karena saya lihat kenapa saya tanya begini? ketika Saudara menjadi Sekab ketika menjelaskan perkaranya Budi Gunawan ini konjen Budi Gunawan memberikan statemenstatemen sebagai Sekab saya merasa Saudara sudah sebagai jubir presiden. Saya merasa bahwa Saudara memberikan keterangan semuanya seolah-olah sebagai juru bicara presiden atau entah apa lah namanya itu. Sehingga terbetik dalam pikiran saya, Itu dapat surat kuasa khusus apa engga itu, kalau pengacara kita begitu. Atau ini main-main sendiri, karena ada beberapa kali kejadian statment-statment yang saudara katakan berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Presiden. Itu tolong di clearkan dulu, karena sebagai presiden. Menerima surat, menurunkan surat dan bicarapun harus ada protapprotapnya, protokolernya, tidak seenak-enaknya bisa bicara mengatasnamakan presiden. Ini negara, ini bukan warung kopi. Ini dari saya mohon itu dijelaskan. Kemudian yang berikutnya dari saya. Ini informasi juga susah kita jadi wakil rakyat ini memang banyak betul masukan, jadi satu satu saya pilih-pilih saja yang memang betul-betul harus diklarifikasi. Ini katanya terakhir memang ada pertemuan di rumah saudari atau Mba Rini Sumarno. Antara anda dengan Abraham Samad Kakanda Abraham Samad, mba yu Rini Sumarno dan adinda Andi Wijayanto. Petemuan apa pula itu? saya rasa perlu
juga saya klarifikasi karena ada informasi ada dana-dana besar itu? tolong di clearkan saja. Jangan pula sampai nanti sudah berbantah-bantahan seperti Johan Budi, Pak Abraham Samad, Pak Supriansyah. Tiba-tiba di ujung kita dibuka lagi dengan peristiwa-peristiwa yang seperti ini. Jadi tolong jawab dengan jujur. Karena tidak mungkin ini bicara kalau tidak ada bahan-bahannya. Ya yang terakhir mungkin. Saudara Andi Wijayanto. Adinda saya cintai, tolonglah jelaskan sama saya sedikit atau mungkin public atau masyarakat yang ingin tahu sebagai Sekab itu tugasnya apa sih? mungkin kalau kita di sini sudah biasa, tapi kan masyarakat kan tidak mengerti, karena banyak sekali betul, statment-statment Saudara Andi Wijayanto ini yang mengatasnamakan presiden. Apakah memang begitu ceritanya, atau jangan-jangan pusing juga presiden, hari ini Pak Andi Wijayanto ngomong begini, tau-tau ternyata Beliau belum tahu apa yang terjadi. Sekaligus masalah surat menyurat untuk presiden, bagaimana mekanismenya belajarlah saya. Karena banyak sekali hal-hal yang agak aneh menurut saya. Tiba-tiba ada surat seolah-olah dari kompolnas sudah bicara statment bahwa oh sudah kirim. 5 calon Kapolri baru kepada presiden, tiba-tiba ada lagi namanya si A, si B, si C, si D tapi presiden belum pernah terima barang itu. Ada lagi pula surat yang katanya tiba-tiba ke luar dulu sebelum nyampai ke DPR. Lewat seseorang, tadi ditanya lewat Pak Andi, lewat Saudara Andi Wijayanto tolong itu di clearkan bagaimana mekanisme kita. Kita ini sebuah bangsa besar kita ini sebuah negara yang besar. Dibangun para pendiri bangsa ini bukan sekedar ecek-ecek, ada tata kelola negara ada Undang-Undang ada Konstitusi. Bukan sekedar kita bicara-bicara, Jadi tolong juga dihargai juga itu. Sebagai cara kita menjaga bangsa ini, bagaimana? karena kebetulan saya tidak di kabinet, saya titip itu. Pak Saudara, pak saudara pula. Adinda Andi Wijayanto, tolong dijelaskan mekanisme ini. Supaya kita tidak simpang siur. Untuk yang adinda Andi Wijayanto cukup dulu Pak Ketua tapi sama Pak sekjen mantan Pak Sekjen, Pak Mendagri, mas Tjahyo yang saya hormati. Begini mas ada pertanyaan saya hal sepertinya tidak terlalu banyak tapi saya perlu betul clear dari mas Tjahyo. Dalam pertemuan ketika Adinda kita Hasto datang ke sini itu menjelaskan ada pembicaraan tentang kasus perkara antara lain isinya saya catat itu, saya sudah bantu Saudara Emir Moies, begitulah kurang lebih nya dengan ringan, dan Anda juga bicara persoalan perkara Pak Lutfi Hasan Ishak atau Pak Ustad. Adalah bahasa-bahasa itu, ini personnya kenapa saya ingin ada ketegasan, karena ketua KPK itu apa pun juga tidak boleh bicara tentang perkara apalagi dengan orangorang yang pasti akan ada hubungan dengan orang yang sedang berperkara itu. Jadi saya ingin ketegasan itu sudah melanggar itu saya ingin ketegasan dari mas Tjahyo. Kalau enggak kita konfrontir dengan Hasto ini. Dengan Adinda kita ini, supaya clear semua. Saya ingin supaya KPK ini juga jangan sampai dijadikan bulanbulanan. Tapi kalau di dalamnya kemudian ada hal yang harus kita clear kan kita
clear kan dengan jujur bersama sama. Supaya jangan amburadul. KPK ini. Dari saya cukup Pak Ketua. Sudah cukuplah juga, Terima kasih Pak Ketua. Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh (..................) : Pak ketua, saya boleh usul. Saya rasa sudah cukup pertanyaannya, waktu terbatas, dijawab saya Pak Ketua sekarang, saya rasa itu usulan dari saya. KETUA RAPAT : Usul saya tampung, tapi ini karena masih banyak anggota, saya kan juga harus menanyakan kepada Pak Tjahyo kira-kira bisa sampai jam berapa Pak? tadi perjanjian jam satu, apakah bisa diperpanjang? jam satu? tambah satu jam ya? baik. Silakan kalau begitu mudah-mudahan ini bisa sampai jam 1, silakan Pak Dossy, silakan setelah itiu Pak Adies. Silakan Pak Dossy, sekjen F-HANURA (DR. H. DOSSY ISKANDAR PRASETYO, SH, M.Hum): Terima kasih Pimpinan. Mungkin saya langsung saja, kepada Andi Wijayanto. Yang ingin kita ketahui bahwa Apakah ada kesadaran dan pengetahuan Pak Andi soal bahwa Ketua KPK itu terikat dengan sistim etika dan norma yang membelenggu sehingga tidak bisa kehadirannya itu diajak berbicara soal-soal politik ya? apalagi kalau kemudian melenceng soal-soal perkara. Nah dalam konteks itu. Mestinya kan tidak boleh diterobos. Ada cara-cara bermartabat untuk melakukan dialog-dialog manakalanya berkepentingan. Dengan urusan pribadi Pak Abraham Samad. Nah karena kalau itu diterobos, ini membahayakan sistem ke negara yang kita bangun. Apalagi tim 11 yang tadi Saudara sampaikan itu adalah kaum intelektual. Menteri aka kaum intelektual musti mampu membacanya lebih dari rata-rata yang barangkali tidak perlu kecimpung dalam dunia intelektual sehari hari. Nah karena itu kalau diterobos, ini kan bisa merusak sistim nilai dari pemahaman kita soal etika. Nah karena itu kita ingin ada kejujuran bahwa supaya nanti kita bisa bertindak, karena justru bahanya begini, ini dapat dikesankan bawa intelektual nanti justru yang merusak sistim nilai yang sedang dibangun dalam menegakkan sistem etika itu dan belenggu norma itu. Kalau dikesankan begini kan ini, tidak bagus. Dalam memberikan pendidikan politik maupun berbangsa. Nah karena itu ingin nanti ada ketegasan apakah sudah diperhitungkan atau ada kesadaran bawah bertemu dengan Pak Abraham Samad itu, terikat dengan apa yang tadi saya sampaikan.
Tadi pengakuan Pak Andi kan sekali di bandara. Itupun tidak sengaja. Padahal tadi beberapa rekan akan tadi yang ijin karena ada pertemuan itu menyampaikan ada pertemuan di rumah Bu Rini dan Pak Andi hadir disana. Ini kan sekaligus untuk memberi pelajaran jika itu benar dan Pak Abraham itu menerima apalagi diijinkan bertemu ke rumah nya ini berarti kan ada hidden agenda yang harus diungkap begitu. Karena supaya Pak Abraham ini harus sadar juga, bahwa apa yang dilakukan ini melanggar etika sehingga tidak cukup layak untuk memimpin KPK kan begitu. Nah kemudian yang kedua adalah dalam pertemuan Saudara dengan Pak Abraham Samad itu, apakah terlontar permintaan Pak Andi atau siapa yang tergabung dengan itu, untuk meminta kesediaan atau setidak-tidaknya itu memberitahu Pak Abraham Samad, bahwa Pak Abraham Samad itu akan di calonkan sebagai wakil presiden untuk mendampingi Pak Jokowi. Sebab ini kalau itu terlontar, maka sebetulnya sudah masuk pada wilayah sistem etika yang ditabrak. Harusnya kan ada dua kesadaran sebagai intelektual itu tidak mengganggu sisi etika yang dibangun, yang kedua ada dengan Pak Abraham Samad untuk tidak melanggar sumpah dan jabatan nya untuk tidak melanggar etika yang dirinya terikat disitu . Nah ini yang kita ingin dari jawaban Pak Andi, apakah sudah telontar pada Pak Abaraham Samad kata-kata minta kesediaan atau setidak-tidaknya memberi tahu bahwa dirinya atau Pak Abraham Samad itu akan diminta untuk jadi calon atau bakal calon untuk mendampingi Pak Jokowi. Kemudian yang kedua untuk Pak Supriansyah tadi kalau lihat dari struktur kalimat sejak awal merangkaikan ini sangat cukup cerdas dalam mengolah atau menyampaikan pilihan katanya. Saya ingin bertanya, apakah Saudara sudah cukup sering atau pernah mendapat tugas dari Pak Abraham Samad Saya tidak tahu apakah tugas-tugas pribadi, apakah tugas-tugas yang ada kaitannya dengan jabatan Pak Abraham Samad. Karena kalau sekedar pertemanan, itu tidak mungkin teungkap foto dan tadi dapat pengakuan dari Sampean ya? kalau itu 2012 ya waktu itu. Dan dalam penampilan Pak Abraham seperti yang diungkapkan oleh Mas Hasto ketika dengar pendapat disini. Ini berarti kan sudah cukup sering. Makanya tadi sangat relevant pertanyaan Mba Ria tadi, Ibu Dwi Ria Latifa. Tidak mungkin, apartemen tempat tinggal Pak Supriansyah ini digunakan oleh Pak Abraham Samad untuk melakukan pertemuanpertemuan apakah konteksnya, hanya untuk menerima rekan-rekan sebagaimana dijelaskan oleh Pak Tjahyo tadi, ataukah mungkin sering bertemu disana untuk urusan-urusan kedinasan dalam kapasitas sebagai ketua KPK. Ini yang ingin ada klarifikasi dari Pak Supriansyah, terima kasih Pimpinan. KETUA RAPAT : Baik, terima kasih. Silakan Pak Adies dari Golkar. F-PG (IR. H. ADIES KADIR, SH, M.Hum): Baik, Pimpinan yang kami hormati serta rekan-rekan dari Komisi III
Pak Andi, Pak Tjahyo dan Pak Supriansyah yang kami hormati. Ini RDP Komisi III yang kedua terkait dengan permasalahan KPK dan Polri. Pada saat pertemuan yang lalu yang dihadiri oleh Pak Hasto, saudara Hasto saya menyampaikan kepada forum ini selamat datang di jaman kegelapan. Karena apa saya sampaikan begitu saya saja kami sebagai anggota DPR bingung melihat panggung kita ini apalagi rakyat kita yang tidak tahu menahu hanya melihat melalui media apa sih yang terjadi dengan panggung hukum kita di negara ini. Saya tidak masuk ke persoalan penetapan tersangka calon Kapolri yang kita tahu tadi sudah pra peradilan sudah dinyatakan bahwa batal beliau dinyatakan batal sebagai tersangka tapi saya lebih concern kepada kode etik sebagai pimpinan suatu lembaga hukum di negara kita. Dari RDP yang terdahulu dan sekarang saya mendengar pembicaraan antara Saudara Hasto dan bapak-bapak yang hadir di sini itu tidak ada kesamaan hanya satu yang ada kesamaan bahwa memang betul terjadi pertemuan dengan Saudara Abraham Samad. Tetapi disampaikan oleh Pak Tjahyo Kumolo pertemuan itu hanya sebatas ngobrol-ngobrol biasa tidak ada pernyataan ingin jadi wakil presiden kemudian tidak ada juga membahas masalah-masalah betul begitu ya Pak ya padahal Pak Hasto menyampaikan waktu itu ada pembahasan masalah calon presiden dan juga ada perkataan dari Saudara Abraham Samad yang telah meringankan hukumannya Saudara Emir itu kalau tidak salah yang sampaikan Pak Hasto seperti itu. Kemudian Pak Andi Wijayanto juga menyampaikan bahwa hal sebagai tim Koordinator Tim 11 hanya datang ingin mendengarkan background daripada keluarga beliau dan juga tidak ada disampaikan bahwa beliau ingin menjadi wakil presiden. Ini hanya kedatangan Tiim 11 untuk mengetahui background karena masuk dalam kategori 7 calon yang telah di diteliti oleh Tim 11. Pak Supriansyah yang ada disana juga tidak mendengar dan tidak tahu yang tadi disampaikan oleh rekan saya Pak Muslim Ayub bahwa Pak Supriansyah, Pak Tjahyo dan Pak Andi ini berbohong semua karena diragukan keterangannya oleh Pak Muslim Ayub karena Pak Supriansyah pun menyampaikan dan Mbak Dwi menyampaikan jarak 5 meter tidak ada mendengar itu bahkan pulang bersamasama tidak ada juga penyampaian Saudara Abraham Samad ini ingin menjadi wakil presiden. Nah pertanyaannya adalah ini masalahnya apa Pak Abraham Samad tidak ingin menjadi wakil presiden diusung-usungkan menjadi wakil presiden, tidak ada juga apa membicarakan masalah tentang kasus pertemuan cuman didatangin, juga waktu di Jogja ketemu tidak sengaja apa masalahnya dengan Pak Abraham Samad ini. Kalau beliau ini tidak berbuat apa-apa kan kasian juga kalau namanya ini di diungkit seperti ini dibawa ke sana ke marin padahal beliau tidak ingin jadi wakil presiden. Nah oleh karena itulah bapak-bapak saya sependapat dengan tadi Pak Muslim Ayub tolong dibuka lah di forum ini sejujur-jujurnya kalau memang Pak Abraham Samad itu ingin menjadi wapres karena tadi disampaikan tidak mungkin ada pertemuan kalau tidak ada tidak ada pra kata awal tidak mungkin ada asap
kalau tidak ada api. Inilah yang kami minta buka saja karena kita ingin lembaga, tadi di sampaikan juga oleh kawan dari PKS bahwa individu-individu lembaga ini itulah yang harus kita cari yang sangat-sangat bersih walaupun tidak menyerupai nabi tapi tidak kita kultuskan kita ingin menyelamatkan lembaga ini dari oknum-oknum jadi harus bersih orang-orang yang ada di dalam sana, apakah itu di dalam KPK maupun di dalam kepolisian. Itu yang saya mintakan kejujuran dari bapak-bapak yang hadir disini. Kalau memang masalahnya seperti disampaikan tadi tidak masalahnya apa kesalahannya beliau ya kan, apa yang kita cari-cari tujuan kita untuk untuk RDP-RDP seperti ini. Kita ingin membuka kebenaran jadi tolong lah dibuka semua kebenaran itu tentang keinginan-keinginan beliau apakah betul ingin jadi wakil presiden atau ada yang lain kasus-kasus yang lain. Kemudian yang berikutnya tadi disampaikan juga bahwa ada rekan terdekat Pak Abraham Samad yang bernama dr. David. Kalau tadi disampaikan oleh Pak Tjahyo Kumolo bahwa yang mempertemukan ketua DPC PDIP Surabaya hampir dapat kami pastikan bahwa ini adalah Dokter Gigi David Aristanto kalau tidak salah beliau ini adalah rekanan di pemerintah kota dan juga biasa mendapat proyekproyek dari Departeman Kesehatan kalau betul itu orangnya ya mohon juga ini penjelasan dan saya setuju mungkin ini di juga bisa dipanggil pimpinan karena ini terkait dengan proyek-proyek APBD dan APBN apakah juga ada hubunganhubungannya dengan Bapak Abraham Samad seperti yang disebutkan tadi, kalau hanya persahabatan seperti Pak Supriansyah mungkin tidak masalah tapi takutnya nanti ada hubungan-hubungan yang terkait dengan interaksi proyek-proyek yang disebutkan. Kemudian Pak Supriansyah terakhir banyak yang menyampaikan bahwa apartemen tersebut hanya diatasnamakan Pak Supriansyah saja mohon maaf ini bukan ini ini kita ingin klarifikasi. Pertanyaannya apakah ini milik pribadi Pak Supriansyah atau milik perusahaan atau ada share apa kepemilikan dengan kawankawan atau perusahaan yang lainnya. Terima kasih Pimpinan kami akhiri. Wabillahitaufik Walhidayah, Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT: Wallaikumsallam warrahmatullaahi wabarakatuh. Cukup ya bapak ibu ada lagi? oo silakan PAN Pak Daeng terakhir ya. Ya silakan Pak Daeng. F-PAN (DAENG MUHAMMAD, SE, M.Si): Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. Terima kasih Pak Ketua, pimpinan dan rekan ku sekalian Komisi III.
Saya tidak panjang lebar sebetulnya saya ingin penegasan saja pertanyaannya satu Saudara Hasto pernah cerita ketika RDP dengan Komisi III bahwa ada pertemuan-pertemuan yang dilakukan pimpinan dan petinggi dari PDIP dengan Abraham Samad dan ada ucapan bahwa Abraham Samad merasa bahwa ketika Abraham Samad tidak dicalonkan sebagai wapres, ini disampaikan oleh Saudaraku Hasto ke Abraham Samad dan dijawab bahwa saya sudah tahu karena ini persoalannya gara-gara BG dan saya sudah sadap BG. Ini omongan dari Saudara ku Hasto ketika RDP dengan Komisi III. Tadi ada kronologis yang begitu panjang ketika Pak Tjahyo, Mas Andi ketemu dengan pimpinan KPK atau dengan AS ada obrolan-obrolan persoalan politik. Pertanyaan saya satu jangan-jangan ada janji-janji yang diberikan oleh teman-teman saudara ku sekalian yang ketemu dengan AS bahwa menjanjikan termasuk persoalan ucapanmu dari AS bahwa kepada saudara ku Hasto Emis Moeis itu hukumannya ringan berbeda dengan Presiden PKS karena persoalan dia ikut campur di persoalan itu. Itu ucapan itu juga diucapkan oleh saudara ku Hasto, jalan-jalan kronologis seperti ini sepertinya ada deal-deal sehingga ketika AS tidak ditetapkan sebagai wapres dia marah jangan-jangan ada janji politik yang dikeluarkan sehingga ketika dia tidak ditetapkan sudah bantu banyak bahkan ada deal-deal politik bahwa semua mungkin politisi PDIP atau politisi yang itu ada yang persoalan dengan hukum ada proteksi khusus gitu loh. Ini terbukti dengan ucapan yang di ucapkan Hasto bahwa Emis Moeis hukumannya ringan, Persiden PKS hukumannya luar biasa hukumannya sampai diatas 10 tahun. Itu saja mungkin catatan, tolong ini dijawab apakah ada deal-deal politik pengurangan hukuman dan lain-lain sehingga ketika AS tidak ditetapkan menjadi wakil presiden dia bilang dan mengatakan bahwa ini persoalan oleh karena gara-gara BG dan saya sudah tahu karena sudah sadap BG. Ini luar biasa ini Pak Ketua ini catatan bahwa KPK penanganan kasus berperkara bahwa kalau ada orang yang dia tidak disukai dia pasti sadap itu seperti itu. Ini catatan saja terima kasih. Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT: Wallaikumsallam warrahmatullaahi wabarakatuh. Baik bapak ibu anggota komisi, Pak Faisal mau? ndak kan. Bapak ibu anggota Komisi III yang kami hormati pukul sudah jam 1 lewat 5. kita sepakat di perpanjangan 1 jam sampai jam 2 siang Ya Pak Tjahyo ya Pak Andi ya. Saya ingin menanyakan ke Pak Tjahyo sama Pak Andi sama Pak Supriansuah mau makan siang dulu, langsung aja? langsung ya. (.............) Boleh saya kencing dulu Pak, saya jujur. KETUA RAPAT:
Oya bapak sembari Pak Tjahyo ini bapak boleh meninggalkan ruangan atau mau ada ini silakan Pak bisa tapi kembali lagi kan Pak ya. Silakan Pak enggak tahan lagi ini. Silakan waktu dan tempat kami persilakan. TJAHYO KUMOLO: Terima kasih Pak Ketua. Bapak ibu sekalian anggota Komisi III yang saya hormati. Terima kasih sekali atas apresiasi kemudian beberapa hal yang ditanyakan kami catat secara keseluruhan. Banyak pertanyaan yang hampir sama saya jawab secara utuh. Saya membatasi pada konteks bahwa saya ketemu dengan Pak Abraham Samad hanya satu kali. Satu kali itupun tidak berdua tetapi 5 orang. Konsep Pak Ayub tadi saat saya habis dari rapat satu televisi menannyakan "Pak Tjahyo pernah ketemu berdua ya dengan Pak Abraham Samad?", saya jawab saya tidak pernah ketemu berdua. Itu yang masuk di Metro di media kemudian ditanya lagi saya ketemu berlima, konteksnya itu Pak rekamannya ada karena itu di satu media. Kemudian konteks ini apakah saya tidak tahu bahwa di KPK itu ada SOP yang tidak boleh, ini bicara politik Pak bidang politik kan ...... biasa ada pertemuan-pertemuan rahasia lalu saya tanya ke David Pak Abraham mau nerima sendiri atau, biasanya ada yang mendampingi. Pak Supriansyah saya tadi pendamping dia memang ya pendamping dia. Apakah dia saya enggak tanya dia dari staf KPK atau tidak saya juga tidak tidak tanya. Ya saya yang menjamin Saudara David. David siapa, yang setahu saya David adalah dr. gigi dikenalkan sama wakil walikota Surabaya saya enggak tahu yang berinisiatif siapa tapi David juga ingin kenal sama saya melalui wakil walikota ditemukan. Namanya teman saya kira bapak paham. Waktu ketemu di Surabaya ketemu sambil menunggu itu kan wah memuja teman kan boleh toh Pak wah ini hebat teman saya Abraham Samad ini memang tokoh ini ini ini ya saya hanya hanya dengar-dengar saja tapi tidak membahas masalah-masalah untuk jabatan itu belum karena di partai saya tidak membahas ini. Sudah kita serahkan mandat untuk menunjuk capres dan cawapres oleh ibu ketua umum, ibu membentuk Tim 11. Saya juga bukan Tim 11 tapi kalau saya sekjen partai saya sering hadir juga tapi pada konteks membicarakan ini tidak pernah dibahas. Pertemuan Hasto berikutnya saya enggak tahu, tahunya Hasto cerita kepada saya kalau saya sudah ketemu ini ini ini, oh ya, "kamu lewat siapa?" lewat si a, si b, si c udah. Saya tanya ke David "apa lewat kamu David? telpon?" "ya itu mas saya malah enggak tahu kok tidak lewat saya", ya sudah bagi saya tidak masalah karena porsinya beda-beda. Saya inisiatif ketemu dia lewat Saudara David yang mengajak saya tidak lapor pada bos saya tidak lapor pada beliau karena ini masalah ..... saya, saya sebagai anggota DPR, sebagai sekjen partai ya wajar namanya ingin ketemu ya ada peluang, ada kesempatan yang penting tidak 4 mata di sana juga ada saksinya dan temannya
saya juga bawa saksi Hasto selanjutnya Hasto ada rangkaian pertemuan dengan rangkaian wapres itu dari Tim 11. Jadi pertemuan saya sekedar silahturahmi tidak ada agenda, tidak hanya membicarakan masalah ini mau pileg, mau pilpres hal lain, hal lain, hal lain sampai akhirnya masuk nyebut nama Emir Moeis juga, nyebut nama si a, si b jadi enggak fokus disitu. Saya harus bicara jujur karena ini juga kesaksian saya nanti di pengadilan kalau ini sampai di pengadilan, saya juga sampaikan kalau di panggil KPK kode tim etik saya juga sampaikan yang sama. Oya ada nyebut Emis Moeis. Pak John. TJAHO KUMOLO: Itu jelas pasti ada nyebut nama-nama, banyak nama-nama itu tapi kan enggak-enggak ya namanya ngobrol sepotong-sepotong. Jadi spesifik pembicaraan pertemuan saya pertama tidak ada, mungkin bagi Saudara Hasto itu pertemuan pertama untuk membuka jalan dia bertemu berikutnya itu tugas dia ya sah-sah saja. Saya kira demikian. Jadi saya inisiatif sendiri dari Pak Wennya Waraouw tadi bahwa ini masalah pribadi sebagai sekjen, sebagai anggota DPR kemudian ya ingin membangun komunikasi ini tidak tidak saya laporkan di sini. Sama juga tadi dengan Pak Sudding juga saya sampaikan tidak ada spesifik pembicaraan umum saya baru tahu Saudara Hasto ketemu Pak Abraham kira-kira pada pertemuan dia yang ketiga begitu. Jadi pertemuan dia yang ketiga plus keempat dengan saya. Ya cerita sama tadi memanggil ini, ketemu ini ini dan sebagainya itu. Yang memfasilitasi ya tadi teman saya, temannya Pak ..... David saya bisa mengatur kalau mau ketemu kan gitu. Dia tanya apakah saya kenal Pak Abraham, oo kenal tapi kalau bertemu belum pernah, saya bisa ketemu ya ayo ketemu gitu aja. Jadi itu yang yang disampaikan. Ibu Dwi Ria sudah tadi masalah Pak Emir disebut juga tapi memang kami tidak langsung mempertanyakan case-nya itu tidak. Jadi berbagai macam hal sebut-sebut nama itu aja. Pak Aziz dari tadi memang materi enggak sama pak materi Hasto ketemu pertama sama ketemu berikutnya beda itu kan bicara A sampai Z. Macam-macam lah mulai partai politik yang menang sampai hal macam-macam sambil beliau mengatakan saya juga nasionalis, David juga cerita wong itu namanya ngobrol bersama dan sudah dibawah oleh temannya beliau yang sebelumnya sudah hebatnya teman saya katanya. Ya kalau kita kalau sudah bicara politik kan paham Pak ujung-ujungnya kemana ini kan ini kan bukan ...... dipahami. Tapi prosesnya kan Pak itu waktu pertama .... itu karena saya juga tidak diberitakan oleh ketua umum saya untuk menemui si a, si b tidak, saya hanya ketemu dengan Pak JK iya saya sering ketemu Pak JK. Saya ketemu beberapa tokoh-tokoh partai iya untuk sekiranya mau jadi cawapresnya Pak Jokowi iya tapi ada yang mau, ada yang tidak, ada yang yakin saya capresnya ya sudah gitu aja. Tapi kalau dengan Pak Abraham saya tidak pernah bicara khusus mengenai itu.
Jadi Pak Daeng memang deal politik yang enggak ada Pak jadi saya saya sampaikan dengan apa adanya waktu hanya pertemuan pertama kalau deal politik apa yang disampaikan dengan pertemuan-pertemuan berikutnya termasuk janji-janji dengan Pak AS ya tidak ada. Waktu pulang terima kasih Pak waktunya mudahmudahan nanti bisa bertemu kembali kan biasa wajar, mungkin Pak ..... itu juga dengar kalimat-kalimat itu kan dengar. Kita ketemua cipika-cipiki insya Allah nanti kalau ada waktu kita bisa ketemu kembali tapi saya tidak tidak ketemu kembali karena saya rasa bidang tugasnya beda disitu. Jadi saya kira ini itu tadi merespon Pak Kyai Pak Muzzamil Yusuf, termasuk Pak Ayub tadi ya ini ya ini saya kira hikmah, hikmah dan apa yang saya sampaikan saya sampaikan, agama saya juga mengatakan setiap kamu adalah pemimpin setiap pemimpin kelak akan dimintai pertanggungjawaban pada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa. Jadi apa yang saya sampaikan inilah apa sebuah kejujuran, keterbukaan sama juga dengan Pak Andi mungkin Pak Supriansyah saya juga punya agama kami tidak mengarang-ngarang tidak apa adanya. Sebagai orang politik pasti ketemu kalau perlu ketemu penjahat pun, ketemu siapa, ketemu ..... ya saya lakukan selama ini. Selama saya selama saya 6 periode sebagai anggota DPR ya pertemuanpertemuan politik saya saya temukan. Dari jaman Pak Harto ketemu di tapos, mau jaman sampai ketemu Bu Mega dimana, ketemu tokoh-tokoh apa ya saya lakukan nah saya anggap dalam konteks ketemu Pak Abraham yang penting tidak 4 mata. Yang penting ada temannya. Saya lihat Pak Supri saja setahu saya dia orang KPK stafnya kok bebas bisa masukmasuk ke apartemen berarti berarti kan orang penting. Ikut duduk kadang-kadang masuk lagi, duduk lagi wah ini mungkin monitor, saya juga menjaga menjaga pembicaraan loh iya fair Pak ini kan ini kan dunia politik Republik Indonesia ini kan begitu hebatnya. Saya alami mulai jaman Kepala Bakinnya Pak Yoga Sugama sampai sekarang ini kan pola-polanya kan juga pola-pola sama semua. Cara menyadap ini acara apa, handphone saya disadap juga tahu oo ini sadapan ini, polanya kan sudah jelas ini. Jadi ini intinya saya terima kasih atas undangan ini jadi ini bisa terbuka ya juga enggak tahu ini kemana wong niat pertemuan awal dengan beliau ya pertemuan rahasia fair rahasia, yang tahu protap kan juga beliau juga lebih tahu kalau memang ini dianggap melanggar SOP kan pasti beliau nolak, beliau terima namanya juga ada saksinya Pak Supriansyah ada temannya akrab saya juga bawa saksi ya sudah anggap itu pertemuan politik rahasia sampai akhirnya bocor ya ya itulah. Sekian terima kasih mohon maaf kalau mungkin ada yang tidak memuaskan tapi saya kira ini semua pertanyaan semua juga sangat terbuka pada saya, pada Pak Andi juga dengan Pak Supriansyah setidaknya ini kita bisa mengambil hikmah disini tapi intinya tadi saya sampaikan tadi. Terima kasih. Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT:
Wallaikumsallam warrahmatullaahi wabarakatuh. Silakan Pak Andi Wijayanto. ANDI WIJAYANTO: Terima kasih Pimpinan, dengan seijin pimpinan saya akan menjawab pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan undangan saya ke forum ini sebagai individu Andi Wijayanato, saya tidak diundang ke forum ini sebagai Sekretaris Kabinet jadi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan tugas saya sebagai Sekretaris Kabinet tidak saya jawab dalam forum ini tapi jika dibutuhkan silahkan ada klarifikasi sebagai Sekretaris Kabinet hari ini saya hadir sebagai Andi Wijayanto. Pertama pertemuan yang lakukan dengan Pak Abraham Samad sekali lagi saya menegaskan bahwa sebagai Tim 11 inisiatif yang kami lakukan untuk bertemu Pak Abraham Samad hanya ke keluarga Pak Abraham Samad di rumah di Pulo Mas bertemu dengan ibunda dan istri Pak Abraham Samad. Tidak ada pertemuan lainnya, itu dilakukan karena kami menyadari ada kode etik kepemimpinan kelembagaan KPK dan tidak memungkinkan bertemu dengan Pak Abraham Samad. Dan dalam pertemuan baik itu di bandara Adi Sucipto maupun di rumah di Pulo Mas kami tidak membicarakan kemungkinan Pak Abraham Samad sebagai calon wakil presiden. Mengapa, karena.. ANGGOTA KOMISI III: Pak Andi Pak Andi (................) Interupsi pimpinan menemui ibunda dan istri Abraham Samad sepengetahuan Abraham Samad atau tidak? ANDI WIJAYANTO: Sepengetahuan Abraham Samad. ANGGOTA KOMISI III: Sepengetahuan?
ANDI WIJAYANTO: Sepengetahuan, kami minta ijin dengan Pak Abraham Samad di bandara bahwa apakah dimungkinkan saya bertemu dengan ibunda dan istri, saat itu, itupun tidak 4 mata ya itu dalam situasi ramai orang habis kampanye di Jogja ramai orang jadi tidak 4 mata berdiri begini dan saya meminta ijin itu Pak Abraham Samad "silakan-silakan nanti diatur saja lewat ajudan saya", begitu. Dan tidak ada pembicaraan tentang cawapres saya saat itu masih jauh masih jauh dari proses
untuk menetapkan cawapres. Dan tahu persis bahwa penetapan cawapres itu adakan ditangan 2 orang Ibu Megawati dan Pak Jokowi. Jadi tidak ada keberanian dari kami saya sendiri maupun Tim 11 untuk mengatakan ke seseorang Pak ibu jadi cawapres ya, enggak ada sama sekali enggak ada keberanian itu karena kalau seandainya itu balik ke kami lalu kemudian ada seseorang tiba-tiba bertemu dengan Ibu Mega atau Pak Jokowi saya ditemui Tim 11 ditawarkan jadi cawapres kan celaka saya. Jadi karena itu pertemuannya tidak pernah mengajukan pertanyaan tentang cawapres ini. Karena memang masih jauh prosesnya masih jauh. F-PD (DR. BENNY KABUR HARMAN, SH): Saya interupsi Pak Ketua KETUA RAPAT: Silakan Pak Benny masalah apa ini Pak. F-PD (DR. BENNY KABUR HARMAN, SH): Pak Andi pertemuan di bandara Adi Sucipto itu direncanakan atau kebetulan? ANDI WIJAYANTO : Kebetulan F-PD (DR. BENNY KABUR HARMAN, SH): Tidak di skenariokan? (ANDI WIJAYANTO) tidak diskenariokan. Tidak diskenariokan, sama-sama kebetulan jadwalnya hampir mirip penerbangan. Tidak diskenariokan. F-PD (DR. BENNY KABUR HARMAN, SH): Atau Pak Andi tidak tahu diskenariokan
(ANDI WIJAYANTO) Sepengetahuan saya itu kebetulan. Saya nempel terus dengan presiden. Saat itu saya ingat jadwal kampanye itu ada ke kampus pada, ada ke taman siswa lalu terbang kembali ke Jakarta jadi saya nempel terus dengan Beliau. F-PD (DR. BENNY KABUR HARMAN, SH):
Atau Saudara Andi apakah Saudara Andi tahu mungkin dari segi sisi Pak Andi tidak tahu mungkin dari pihak Abraham Samad nya memang sudah tahu bahwa Pak Jokowi ke Yogya lalu dia bikin planing supaya bisa betemu di Bandara, kan bisa saja. (ANDI WIJAYANTO) Saya tidak tahu itu. F-PD (DR. BENNY KABUR HARMAN, SH): Oh tidak tahu. (ANDI WIJAYANTO) Silakan saja klarifikasi ke pihak nya Pak Abraham Samad, tapi di pemahaman saya, pertemuan itu kebetulan.kebetulan keduanya betemu di bandara Adi Sucipto dan saya yakin betul bahwa dalam pertemuan itu sama sekali tidak ada pembicaraan 4 mata, antara Abram sama dengan salah satu pun dari kami, karena betul-betul pertemuannya di ruang transit. Di ruangan transit jadi tidak ada masuk ke ruang khusus lalu berbicara itu tidak dilakukan, dan Pak Abraham Samad pada saat itu pergi ke Yogya dalam kapasitas resminya sebagai ketua KPK, sehingga ada staf-staf KPK lainnya yang mendampingi Pak Abraham Samad. Itu yang pertama. Jadi pertemuan yang kami inisiasi betul-betul yang pertemuan hanya kebetulan, itu kebetulan ya? kebetulan di bandara Adi Sucipto, kemudian saya meminta ijin kepada Pak Abraham Samad untuk bertemu dengan ibunda dan isterinya, untuk mencari data-data tambahan tentang nilai-nilai keluarga, back ground dan seterusnya. Apakah pertemuan yang sama kami lakukan untuk cawapres lainnya? (..............) Pimpinan, interupsi Pimpinan. Minta ijin ke Pak Abraham Samad untuk menemui ibunda dan isterinya. Paling tidak ada alasannya dikemukakan kepada Abraham untuk apa ini kan begitu untuk apa menemui ibunda dan istri saya apalagi wawancara dalam konteks background apa segala macam, itu kan paling tidak ada alasan seperti itu. Ya tidak mungkin hanya sekedar menemui begitu saja tanpa ada alasan begitu ya, coba dijelaskan. ANDI WIJAYANTO: Tidak, yang jelas tidak dalam kerangka untuk pencawapresan karena saya tidak berani melangkah ke jalur itu ya saat itu masih terlalu jauh ya dari proses yang akan kami lakukan sampai ke cawapresan itu masih kira-kira masih 1,5 bulan lagi. F-PDIP (DWI RIA LATIFAH, SH, MSc):
Pak Ketua interupsi boleh Pak Ketua sebelum berpanjang-panjang enggak jelas ini. KETUA RAPAT: Ya silakan Bu Dwi. F-PDIP (DWI RIA LATIFAH, SH, MSc): Tadi kalau enggak salah saya catat itu juga bagian dari cara untuk menjaring calon wakil presiden makanya didatangailah keluarga ini, jangan berputar-putar kita Mas Andi. ANDI WIJAYANTO: Sekali lagi saya mengatakan.. F-PDIP (DWI RIA LATIFAH, SH, MSc): Tunggu dulu saya belum selesai mas sabar masyarakat, tapi kemudian sekarang bilang pula bahwa itu enggak jelas enggak ada acara-acara itu tapi minta izin pula sama Pak Abraham Samad, jadi bagaimana ini ceritanya jangan dibolak balik. Jadi jangan membuat satu kontradiksi kita ditonton ini sama rakyat. ANDI WIJAYANTO: Baik ibu. F-PDIP (DWI RIA LATIFAH, SH, MSc): Kalau ngomong sepatah kita beda aneh jangan kita jadi dagelan disini, malu. Satu lagi pertanyaan saya yang di Bandara Adi Sucipto tadi anda katakan kebetulan tapi saya dapat informasi itu bukan kebetulan, coba dijelaskan dulu secara clear. KETUA RAPAT: Silakan Pak Andi.
ANDI WIJAYANTO: Ya sekali lagi dalam pemahaman saya ketika acara di Jogja kami tidak punya rencana untuk mempertemukan presiden dan Pak Abraham Samad. Tidak ada rencana itu. Pak Jokowi tidak ada, itu kampanyenya berakhir di Taman Siswa kembali ke Bandara Adi Sucipto, di saat masuk ke ruang transit VVIP di Bandara Adi Sucipto ada rombongannya Pak Abraham Samad.
Lalu karena ini sama-sama tokoh publik bertemulah di ruang transit di Adi Sucipto. Lalu yang kedua saya sebagai Tim 11 itu tidak berani mengatakan ke Abraham Samad "Pak minta ijin ketemu dengan ibunda dan istri untuk wawancara keluarga karena bapak dicalonkan sebagai cawapres. Kata itu enggak bisa saya ucapkan karena itu masih jauh prosesnya masih jauh bahwa Pak Abraham Samad masuk dalam nominasi untuk menjadi cawapres iya. Tapi saya tidak pernah melakukan komunikasi dengan Pak Abraham Samad yang mengatakan bahwa beliau adalah calon wakil presiden dari Pak Jokowi. Tidak dilakukan, itu kami masih dalam taraf penjajakan dan saat itu calonnya masih 7, masih 7 orang calonnya jadi kami tidak bisa. Misalnya misalnya saya tadi menjelaskan bahwa dengan Pak Yusuf Kalla kami melakukan pertemuan itu 7 atau 8 kali dengan Pak Jusuf Kalla dan dilakukan berkali-kali di rumahnya Pak Jusuf Kalla di Jalan Brawijaya, kami melakukan hal yang sama untuk calon-calon lain ada hal yang kami lakukan tapi tidak semuanya kami katakan bahwa ini untuk pencawapresan. Saat itu prosesnya tidak ke sana dan pemenangan untuk itu adanya di Ibu Megawati dan Pak Jokowi. INTERUPSI F-PDIP (JUNIMART GIRSANG): Pimpinan interupsi. Yang mau saya tanyakan kok darimana Pak Andi ini tahu bahwa ibundanya Pak Abraham itu ada di Jakarta. Kok tahu-tahunya kalau dibilang mau ketemu dengan istri boleh kalau dengan ibunda kok anda tahu bahwa disini. Terima kasih ANDI WIJAYANTO: Ya bertanya bertanya, jadi saya bahkan minta ijin jika saja ibundanya ada di Makasar boleh kah saya bertemu di Makasar. Lalu Pak Abraham Samad ada di Jakarta keduanya jadi saya kemudian ke Pulo Mas bertemu di Pulo Mas. F-PD (DR. BENNY KABUR HARMAN, SH): Pak Ketua. Bisa KETUA RAPAT : Ya Pak Benny ini masalah dengan ibunda aja ini pak.
F-PD (DR. BENNY KABUR HARMAN, SH): Ya karena ini Pak ini penting. Mengapa kita anggap penting ini karena di satu pihak kan ada pertemuan tapi Pak Abraham Samad itu kan membantah habishabisan. Tadi Saudara Andi mengatakan bahwa kebetulan itu di Adi Sucipto. Tapi pada kesempatan itu Saudara Andi mohon berkenan ketemu dengan ibunda beliau dan beliau pada saat itu mengatakan silakan.
Pertanyaan saya apa Pak Abraham Samad pada saat itu tidak tanya untuk apa ketemu ibu saya aneh kan dia diminta untuk ketemu bu dengan istrinya janganjangan untuk suap kasus KPK kan ndah tahu kita. Karena ini penting bagaimana mungkin Abraham Samad mengatakan silahkan ketemu ibu dan istri saya di rumah untuk sesuatu yang ndak jelas tujuannya. Atau jangan-jangan sudah ada bahasa tubuh bahwa memang saya mau dicalonkan oleh teman-teman pada saat itu sehingga dia mengatakan silakan datang. Bagaimana, bagaimana nyambungnya ini, bagaimana Pak Andi menjelaskan ini. ANDI WIJAYANTO: Ya yang bisa saya katakan adalah saya mengingatnya saat itu mereka duduk bareng-barend di Bandara Adi Sucipto ya lalu di situ muncul sudah muncul guyonan, guyonan di teman-teman di situ bawa ini calon nomor satu dan nomor 2 bertemu. Guyonannya muncul disana, jadi saya tidak perlu lagi menciptakan kondisi apa-apa untuk ke Pak Abraham Samad karena guyonan nomor 1 dan nomor 2 sudah dimunculkan di pertemuan di Bandara Adi Sucipto itu ketawa ringan-ringan saja. Nah saat akan ke pesawat Pak Jokowi akan ke pesawat saya katakan ke Pak Abraham Samad bisa tidak saya bertemu dengan ibunda, ini sudah mau berjalan kami mau berjalan ke pesawat, Pak Abraham Samad ya sudah silakan saja nanti diatur lewat ajudan sesederhana itu. Tidak ada penjelasan yang bisa saya berikan karena memang hanya sesederhana itu prosesnya. F-PD (DR. BENNY KABUR HARMAN, SH): Pak Ketua saya lanjut Pak Ketua. Ketika Pak Andi meminta begitu apakah Pak Abraham Samad tidak tanya apa maksudnya ketemu ibu beliau. Tidak. Dia tidak tanya maksudnya apa? ANDI WIJAYANTO: Iya karena saya sudah kenal Pak Abraham Samad sudah cukuup lama dalam kapasitas individu. KETUA RAPAT : Jangan bolak balik.
ANDI WIJAYANTO: Tidak tidak ditanyakan. F-PD (DR. BENNY KABUR HARMAN, SH): Dengar dulu pertanyaannya saya ndak nannya apakah sudah kenal lama atau tidak, saya tanya Pak Andi ketika saudara minta Abraham Samad untuk datang
ke rumah ketemu ibu dan istrinya apakah Saudara Abraham Samad tidak pernah tanya balik apa maksudnya ketemu ibu saya dan istri saya, langsung saja mengatakan silakan ketemu. ANDI WIJAYANTO: Iya. F-PD (DR. BENNY KABUR HARMAN, SH): Tanpa ada pertanyaan? ANDI WIJAYANTO: Iya. KETUA RAPAT: Baik bapak ibu sekalian, sebentar sebentar sebentar Pak. Sebentar Pak Sudding kan jawaban Pak Andi dalam catatan saya ada 4 orang yang sama menannyakan Pak Andi tetap stick bahwa tidak ada maksud tertentu. Kita hargai pernyataan Pak Andi dalam forum ini untuk menjadi catatan kita apabila nanti di kemudian kan terbuka. Ini kita ndak usah kerja lagi cukup udah 4 orang ini berputar ini dari Bu Dwi, Pak Junimart ini semua sama. F-HANURA (H. SARIFUDDIN SUDDING, SH, MH): Ndak sedikit-sedikit Pak Ketua, baik Pak Andi.. KETUA RAPAT: Sebentar Pak Sudding, Pak Sudding masih masalah ibu ini? ndak ya lain ganti ya. F-HANURA (H. SARIFUDDIN SUDDING, SH, MH): Nah tadi disampaikan dengan apa pertanyaan dari Pak Benny tadi ya bahwa sama sekali tidak di tidak ada respon dari Pak Abraham Samad untuk apa kan begitu. Apakah Pak Abraham Samad tahu kalau Pak Andi ini ketua apa Tim 11 ketua tim penjaringan?
ANDI WIJAYANTO: Tidak tahu. F-HANURA (H. SARIFUDDIN SUDDING, SH, MH): Tidak tahu juga?
ANDI WIJAYANTO: Tidak tahu. Identitas kami sebagai Tim 11 itu baru terbuka di media yaitu kirakira pada saat tim kampanye nasional sudah terbentuk identitas kami sebagai Tim 11. F-HANURA (H. SARIFUDDIN SUDDING, SH, MH): Jadi 11..
adi ketika itu Abraham juga tidak tahu kalau bapak ini masuk dalam ketua Tim
ANDI WIJAYANTO: Pak Abraham Samad memahami memahami bahwa saya merupakan bagian dari tim kampanyenya Pak Jokowi tapi kalau Pak Abraham Samad itu memahami bahwa saya adalah bagian dari Tim 11 yang bertugas menjaring cawapres saya tidak yakin beliau Pak karena identitas kami betul-betul tidak diketahui oleh publik sampai kira-kira pengumuman tim kampanye nasional. (................) Ketua, interupsi Pimpinan. KETUA RAPAT: Bapak ibu sekalian, ini kesempatan Pak Andi, biarkan Pak Andi selesaikan dulu waktu ini juga jam 1.30. Kita nanti kalau kita sepakat dalam pendalaman apabila disepakati dalam pleno Komisi III kita akan bentuk pansus khusus gitu loh. Jadi tidak perlu kita dalami nanti kan kita bisa counter secara cross check dari data-data dan notulensi rapat kita pada siang hari ini. Silakan Pak Andi. (....................) Pak Ketua, satu Pak Ketua yang belum KETUA RAPAT : Silakan Pak Andi. ANDI WIJAYANTO: Ya baik terima kasih Ketua. Lalu ada pertanyaan tentang proses gagalnya Abraham Samad sebagai calon wapres apakah ada pelibatan dari Pak Budi Gunawan disitu dalam seperti yang ada telepon sadap dan seterusnya. Dalam fungsi saya sebagai Tim 11 kami tidak pernah melakukan interaksi dengan Pak Budi Gunawan dalam membahas proses pencawapresan, tidak pernah, lagi-lagi logikanya sederhana saja Pak Budi Gunawan adalah perwira tinggi Polri aktif yang tidak bisa dilibatkan dalam proses politik.
Ya ada etika politik itu yang juga kami jaga jadi kami tidak melakukan interaksi apapun dan kami tidak mengetahui, saya tidak mengetahui apakah ada peranan dari Pak Budi Gunawan dalam penetapan Pak Jusuf Kalla sebagai wapres. Proses penetapan wapres yang saya pahami itu adalah hari Jumat saat itu Ibu Mega sudah mengatakan saya akan menetapkan cawapres bersama Pak Jokowi hari ini untuk diumumkan hari Senin di Gedung Juang 45 ya. Jadi hari Jumat itu kemudian saya memfasilitasi pertemuan antara Pak Jokowi, Ibu Mega dan ketua-ketua umum partai pengusung seperti Pak Surya Paloh, Pak Wiranto, Pak Muhaimin Iskandar untuk melakukan konsultasi-konsultasi tentang itu. Kira-kira maghrib itu sebetulnya sudah mengarah ke Pak JK, kira-kira maghrib sudah mengarah pertemuannya ke Pak JK, Pak JK dipanggil untuk ikut bertemu. Pak ak JK dipanggil ada Pak Surya Paloh, ada Pak JK, ada Pak Jokowi lalu setelah itu ke Teuku Umar untuk memberitahukan ke ibu kesepakatan bahwa Pak JK yang ditetapkan sebagai cawapres. Dalam proses itu tidak sekalipun saya melihat pelibatan Pak Budi Gunawan, tidak sekalipun. Yang saya pahami putusan itu diambil berdua oleh Ibu Megawati dan Pak Jokowi dikediaman Ibu Megawati hari Jumat setelah maghrib di Teuku Umar. Setelah itu kemudian Pak Jokowii memerintahkan kami untuk menyiapkan acara pengumuman Pak JK yang dilakukan hari Senin di Gedung Juang. Nah ketika itu dilakukan tentunya tadi ada pertanyaan tentang pendanaan kami belum menyiapkan pendanaan untuk tim kampanye nasional, pendanaan tim kampanye nasional baru dilakukan setelah ada penetapan capres dan cawapres dibentuk tim kampanye nasional kami kemudian memakai prosedur yang ada di KPU yang sudah dilaporkan kepada KPU proses pendanaannya Mas Tjahyo sendiri adalah ketua tim kampanye nasional saya sekretarisnya prosesnya dilakukan dan sudah dilaporkan ke KPU. Tidak ada mekanisme atau penyiapan pendanaan untuk calon-calon lainnya karena setelah itu kami bekerja untuk pemenangan Pak Jokowi dan Pak JK. Pertanyaan-pertanyaan lainnya tadi berkaitan dengan fungsi saya sebagai Sekretaris Kabinet mohon ijin untuk tidak menggunakan forum itu forum kali ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Terima kasih. KETUA RAPAT: Ada tadi yang interupsi dari beberapa Ibu Dwi, Pak Junimart, Pak Hadi sama Pak Abu tadi ya mau interupsi tadi. Jadi ya, silakan Bu Dwi dulu. F-PDIP (DWI RIA LATIFAH, SH, MSc): Ya Pak Ketua. KETUA RAPAT:
Ke Pak Andi ya, ke Pak Andi ya silakan. F-PDIP (DWI RIA LATIFAH, SH, MSc): Ya khusus ke Pak Andi saja. Ada yang belum terjawab pertanyaan saya adinda itu tadi pertemuan dengan keluarga Pak Abraham Samad hanya beliau saja keluarganya atau semua calon wakil presiden itu keluarganya ditemui atau tujuhtujuhnya itu kalau enggak 100 kebanyakan 100 kan. Apa 7 itu juga ditemui semua keluarganya dengan yang seolah-olah tidak ada agenda itu. Itu satu. Kemudian ini kita perbandingkan memang yang agak saya pikirkan kalau kemarin Komisi III ini kan memang datang ke calon ketua keluarga calon Ketua Kapolri ya kan, untuk ya itu silahturahmi lah entah, apalah kita cek and ricek keluarga. Apa itu juga bagian dari itu sehingga datang khusus ke keluarga calon wakil presiden yang Bapak Abraham Samad itu gitu, itu maksud saya, itu belum dijawab, dijawab dulu lah itu. Terima kasih Pak Ketua. KETUA RAPAT: Baik, sebentar Pak Andi ditampung dulu aja. Silakan Pak Junimart . F-PDIP (JUNIMART GIRSANG): Ya terima kasih pimpinan. Saudara Andi Wijayanto tentang Rini Sumarno ini belum clear. Tentang Rini Sumarno dengan Pak Abraham Samad, dengan Andi Wijayanto dalam pertemuan yang kelima, pertemuan yang kelima. Itu yang pertama. Yang kedua bahwa Saudara Andi Wijayanto mengetahui ada dana besar dana besar untuk mendorong Abraham Samad ya mendorong Abraham Samad menjadi calon wakil presiden dan bahkan dana tersebut konon diterima oleh Andi Wijayanto dan Rini Sumarno. Tolong di klarifikasi ini. Terima kasih Pimpinan. KETUA RAPAT: Silakan Pak Hadi. F-GERINDRA (WIHADI WIYANTO, SH): Ya terima kasih Pimpinan. Saya hanya untuk memperdalam tadi mengenai masalah pertemuan tadi Saudara Wijayanto mengatakan bahwa tidak ada tidak tahu Abraham Samad untuk datang ke rumahnya. Pertanyaan saya adalah apakah itu inisiatif sendiri ya atau perintah ada perintah dari Pak Jokowi untuk datang ke keluarganya.
KETUA RAPAT: Pak Abu silakan. F-PKS (H. ABOE BAKAR AL-HABSYI, SE): Ya. Saya di tengah-tengah aja ini pertanyaan Pak Andi. Ada logika yang enggak nyambung dalam kehidupan silaturahim dan kebiasaan apalagi menyangkut istri dan ibu, quote and quote itu ada satu hal yang aneh. Saya ini kalau didatangi istri itu apalagi laki-laki oo ntar dulu siapa dia mau apa dia dan haram hukumnya tanpa ijin saya dan mau apa, itu itu kira-kira deh ini kaidah umum dulu. Terus kedua ibunda. Jadi maksud saya, jujurlah kita ini bernegara kalau memang, rencana ya beilang saja sudah terencana selesaikan. Jadi tidak banyak muter, kalau muter begini jadi kelihatan kaya bodoh nya kita, begitu. Bodoh yang bercerita, bodoh kita yang tanya begitu akhirnya. Jadi maksud saya Pak Ketua, ada logika silaturahim yang aneh. Jadi penjelasan ini perlu klarifikasi yang kuat dan yang baik dan saya pikir kejujuran itu membuat ringan hati kita semua dalam penyelesian masalah. Terima kasih. KETUA RAPAT : Silakan Pak Andi ada 4 ini. (ANDI WIJAJANTO) Ya, sekali lagi pertemuan yang saya lakukan dengan Pak Abraham Samad hanya sebatas pertemuan di bandara Soecipto, dan minta ijin bertemu dengan ibunda, di Pulomas bersama isteri. Tentang dana besar, saya tidak tahu dari mana asal informasi itu, ya mungkin bisa saya gambarkan begini dalam proses pencawapres . Tanggal 26 Desember Ibu Mega memberikan signal ke kami siapkan Jokowi X tanggal 12 Maret Ibu Mega melakukan pertemuan khusus dan kemudian mengatakan umumkan. Presiden mengumumkan Jokowi sebagai capres nya PDI Perjuangan itu tanggal 12 Maret. Tanggal 14 Maret prosesnya kami lakukan di rumah pitung, di Jakarta utara. Pada saat tanggal 14 Maret itu, tim meluncurkan logo JKW4P. Jokowi for president tim pada saat yang sama meluncur menyiapkan juga Joko-JK 4WP. JK for wakil presiden. Di saat yang sama. Karena dari awal, Kami memahami bahwa poling tertinggi untuk capres dan cawapres adalah Jokowi-JK. Dari awal. Jadi ini adalah aneh logikanya kalau kemudian kami membentuk strategi utama kami harus utama kami adalah Jokowi-JK. Tidak, itu strategi utama kami dan kami Paham betul bawah itu yang sebetulnya diinginkan Ibu dari awal-awal. Kami hanya memang diminta menyiapkan alternatif-alternatif sehingga kami siapkan 7 alternatif. Yang diminta oleh Ibu mega.
Proses apa yang kami lakukan itu kami lakukan secara tim, tapi kalau pertemuan dengan ibunda dan isteri Pak Abraham Samad saya lakukan sendiri sebagai kordinator tim 11. Untuk saya prosesnya sederhana-sederhana saja, permintaan ke Pak Abraham Samad sederhana saja, karena sebelumnya, sebelum saya menjadi tim 11. Saya sudah beberapa kali berinteraksi dengan Pak Abraham Samad yang sama dengan kapasitas saya sebagai akademisi. Bukan sebagai politisi sebagai akademisi dan kami sama-sama Bugis. Ya saya ada darah Bugis nya, Pak Abraham Samad juga ada Bugis, jadi ada sama-sama itu, kalau seandainya ada dana besar yang kami siapkan, saya dengar Ibu Rini siapkan untuk pencawapreskan Pak Abraham Samad, maka kegagalan mencawapreskan Pak Abraham Samad tentunya konsekuensinya luar biasa untuk saya dengan Ibu Rini terutama ke Ibu mega. Ya, tapi pada kenyataannya kami kemudian bekerja dengan Pak Jokowi dan Pak JK di rumah transisi, saya diminta menjadi sekretaris tim kampanye dan seterusnya, jadi politicking-nya tidak kami lakukan seperti itu. Karena saya sebagai kordinator tim 11 sadar betul fungsi saya adalah memberikan telaah akademik, sehingga penetapannya bisa dilakukan oleh Ibu mega dan Pak Jokowi berdasarkan data-data yang komprehensif. Itulah tugas kami. Penetapannya sendiri kami tidak terlibat. Ketika Ibu mega dengan Pak Jokowi, berbicara dengan ketua-ketua umum lainnya tentang penetapan waktu itu Jusuf Kalla sebagai cawapres kami tidak terlibat. Kami hanya hadir memfasilitasi tapi dalam pertemuannya di ruangan tertutup kami tidak terlibat. Itu keputusannya murni antara Ibu Mega, Pak Jokowi dan ketua umum partai-partai pengusung. Jadi itu mungkin yang bisa saya jelaskan, jadi. Sekali lagi saya tidak memberikan penjelasan apapun yang yang betele-tele kepada Pak Abraham Samad tentang kemungkinan untuk bertemu dengan ibunda dan isteri karena sudah ada interaksi dalam kapasitas lain yang saya lakukan sebelumnya. Tadi pertanyaan Ibu Dwi, apakah ada mekanisme serupa yang kami lakukkan ke cawapres-cawapres lain ? Saya mengatakan ada, yang tadi saya jelaskan dalam kontek ini tanpa bermaksud menyeret lima calon lainnya yang relevan adalah iya. Kami lakukan hal yang serupa ke Pak Jusuf Kalla. Kami lakukan hal yang serupa, Pak Jusuf Kalla merupakan satu-satunya cawapres dimana di satu titik kami menyampaikan, Pak Bapak yang menjadi pertimbangan untuk menjadi cawapres. Lalu kami bertanya macam-macam kepada Jusuf Kalla. Saya ingat waktu itu tim 11 lengkap datang ke Pak Jusuf Kalla di rumahnya di Brawijaya untuk seperti fit and proper test, Pak Jusuf Kalla sebagau cawapres Pak Jokowi. Itu memang harus kami lakukan, karena tugas kami sebagai tim 11 memberikan data dan pertimbangan selengkap mungkin kepada Ibu Mega dan Pak Jokowi untuk mengambil keputusan. Baik terima kasih.
KETUA RAPAT : sebentar Pak ini sudah dua kali (.............) Pematangan saja, pendalaman lagi. (.............) Pimpinan, sedikit saja KETUA RAPAT : Ini sudah jam dua kurang lima belas, Bapak/Ibu sekalian, bentar bentar. Kita sudah dulu Pak Supriansyah supaya nanti semuanya bisa kita formulasikan, silakan Pak Supriansyah. (..................) Saya boleh ada tanya tidak, kepada Supriansyah satu? terima kasih pimpinan. Bapak-bapak dan Ibu sekalian yang saya hormati, kurang lebih ada 12 pertanyaan tertuju kepada saya dan saya mulai menjawab dari Pak Girsang pertanyaan pertama seberapa sering Pak AS sering ke Capital, ke tempat saya sering nya itu tidak bisa saya ukur dengan jumlah-jumlah lebih kurang kalau dihitung-hitung bagaimana ce, biasalah biasa. Ya mungkin tidak lebih daripada 10 kali. Yang kedua dari Pak Girsang. Adakah pertemuan lain yang sering dilakukan oleh Pak AS, berkitan dengan masalah yang ditangani KPK ini pertanyaan lahir dari soal kepercayaan dan disaksikan oleh Pak Girsan. AS kepada saya saya tadi mengatakan karena saya tidak sering bertanya tentang apa yang di lakukan oleh Pak AS kalau saya bersama sama, mungkin itulah dasarnya sehingga, Pak AS memberikan kepercayaan kepada saya. Saya tidak mengklaim diri adalah orang kepercayaannya nanti dibantah oleh Pak AS nanti. Malu saya Pak. Kemudian yang kedua,
(SUPRIANSYAH) Saya yang memastikan anda orang kepercayaannya Johan, saya yang memastikan. Terima kasih Kakanda saya Pak Akbar Pak pertanyaan yang kedua dari kakanda saya, Sarifuddin Sudding senior saya tadi dipertanyakan tentang pertemuan dengan Pak Maruar Sirait. Kira-kira apakah saya mengintip atau mendengarkan apa isi pertemuan itu? ijinkan saya mengatakan sebuah kejujuran,
sekali lagi saya tidak mendengar karena saya berada di radius 5 meter masuk ke dalam kamar. Saya tidak mengerti. Kemudian pertanyaan kedua, tentang Veriani Liem apakah sering ada wanita lain yang masuk ini pertanyaannya Kakanda Pak Sarifuddin Sudding berkaitan dengan tadi jawaban saya kepada Pak Ketua pimpinan, Yang saya jawab tadi, apakah kalau tidak salah pertanyaan tadi. Pimpinan apakah anda sadar dan tahu bahwa Liem tinggal juga disitu jawaban saya tadi menjawab beliau, adalah sepanjang saya jika saya duduk di lobi atau saya datang bertemu dengan orang-orang tidak pernah saya saksikan sosok wanita yang sama yang kesakitan baik di handphone maupun di televisi atau di media cetak. Artinya saya tidak mengatakan seringan ada wanita datang menemui Pak Abraham di situ. Tidak, tadi barkaitan dengan pertanyaan dari beliau tidak, saya jawab seperti itu. Yang keempat, pertanyaan dari Pak John, Golkar. Sudah berapa lama anda mengenal AS? dan di mana anda kenal? pertanyaan ini saya jawab, saya kenal pak AS itu sejak saya di Makassar. Sama-sama beliau memimpin organisasi namanya ACC anti korupsi dan komite oh sementara saya memimpin organisasi kecil sekali organisasi, saya hanya hitungan berapa orang saja LSM, yang bernama Makassar intelektual law, sama-sama saya direktur disitu, Beliau direktur sebelah saya kenal karena sering kita panel dalam suatu diskusi atau sering di media-media bersama dimintai keterangan oleh awak media. Kemudian yang kedua bertanya, nama apartemen capital. Dimana letaknya? saya menjawab, capital apartemen berada di kawasan SCBD, bersebelahan dengan mall Pasific Place. Jika Bapak John berkenaan ke tempat saya sebagai orang Bugis sangat terbuka saya punya pintu untuk menerima tamu-tamu sebagaimana saya menerima Pak Tjahyo Kumolo datang ketempat saya. Apakah anda istri dan anak saya di apartemen itu? jujur memang saya belum ada isteri. Saya duda anak saya yang ikut sama mamaknya. Saya cerai pada tahun 2004, saya menikah pada 2003, pernikahan saya tidak sampai satu tahun. Dan kalau istri eh mantan istri saya menyaksikan ini acara, Ya saya merindukan nya dia dengan anak saya di Kalimatan. Sampai sekarang pimpinan dari 2004 sampai sekarang alhamdulillah tuhan saya syukuri, Allah maha kuasa ternyata belum dipertemukan. Jodoh saya lagi. Keempat, inisiatif siapa pertemuan itu? saya tidak ngerti inisiatif siapa. Karena dari awal saya katakan tadi saya ditugasnya menjemput Beliau dibawah. Barangkali mungkin Pak Tjahyo tadi sudah menajwab ini. Sekitar 5 meter mungkin dengar percakapan. Ada beberapa pertanyaan tadi yang sama seakanakan saya tidak jujur. Potong leher saya Pak kalau saya bohong. Tidak, saya benarbenar jujur. Kalau saya mengatakan saya dengar isi pembicaraan berarti saya bohong. Boleh ditanya pak Tjahyo posisi ruangan saya itu bentuk L. Pertemuan di sebelah sana tidak kelihatan kalau saya duduk di depan kamar saya dan dihitung
berapa menit saja beberapa detik saya duduk di situ. Tidak ada suara saya dengar mungkin tidak mau memperdengarkan kepada saya Pak Tjahyo,akhirnya saya masuk lagi di kamar. Itu lah kira-kira kakanda Saudara ku. Kalau ada kebohongan yang saya lakukan ini. Tuhan akan melaknat saya ketika saya ke luar dari ruangan ini. Insyaa Allah saya akan mengatakan kejujuran itu, kalau saya paksakan diri itu sekan-akan sok tahu marah tuhan. Marah Allah Subhanawata'ala dan pasti Bapak kecewa karena kapan saya ditanya, apasih pembicarannya? tidak nyambung dengan apa yang disampaikan oleh Tjahyo maka sama hal nya saya menampar muka saya sendiri Pak. Insyaa Allah saya jujur kali ini. Karena hari esok saya tidak tahu apakah saya masih jujur atau tidak. Kemudian yang keenam, setelah pertemuan ini terblow up di media, apakah saya pernah bertemu dengan Pak Abraham Samad? jujur itulah saya membuat saya sedih. Sejak pertemuan itu kemudian lahir kisruh ini saya adalah korban kalau saya tahu pertemuan itu melahirkan perpisahan sahabat. Maka saya akan mengusulkan jangan terjadi pertemuan. Itulah yang membuat saya bersedih pimpinan sehingga dalam kesedihan saya ini terlihat ketika saya harus berkata jujur didahapan Bareskrim atau saya harus berbohong. Dikali, dikali dalam pikiran saya akhirnya saya memutuskan okelah saya harus jujur sekalipun itu ada perpisahan pertemanan, tapi saya dan percaya mudahmudahan karena saya betul Pak Abraham. Pak Abraham saya tahu dan saya idolakan. Mudah-mudahan dengan kejujuran yang saya lakukan ini. Tidak menjadi perdebatan, atau permasalahan jangka panjang antara saya dengan Beliau. Saya berdo'a itu. Ini hanyalah karena persoalan, Kalau saya tidak jujur bohong maka saya masuk penjara karena melakukan pembohongan dihadapan penyidikan dan dihadapan forum terhormat ini. Itu Pak. Kemudian Pak Wenny dari Gerindra Beliau mengesani bahwa seakan-akan tempat saya sudah menjadi tempat pertemuannya Pak AS, apakah itu betul? saya menyampaikan ini hanya beberapa kali pertemuan saja dengan orang tertentu dan beliau memilih tempat saya itupun saya tidak tahu, misalnya dari rumahnya menyampaikan misalnya saya mau ke tempat kamu Pri, nanti ditempat kamu saya mau melakukan pertemuan begini. Itu tidak ada disampaikan. Nanti setelah sampai Pak, di tempat saya baru menyampaikan bahwa ada teman saya ingin bertemu, bolehkah saya terima? boleh. Itu. Kemudian pertanyaan kedua dari Pak Wenny. Lama pertemuannya kira-kira berapa? sekitar 30 menit sampai 40 menit kira-kira begitu lah kira-kira. Tidak, karena saya tidak bisa memastikan. Kemudian pertanyaan selanjutnya dari Pak Ruhut Sitompul soal foto, adakah wanita lain ke Capital? saya kira pertanyaan ini sama dengan yang dipertanyakan tadi kakanda Pak Sarifudding Sudding dan saya sudah jawab Pernahkan yang kedua, pernahkan putri Indonesia ketempat saya? Saya harus tanya nurani ku jujur atau bohong. Pak Ruhut Sitompul, walaupun tidak ada orangnya. Nonton. Saya mengatakan satu kejujuran pernah datang sekali. Saya sudah rasa memang dari tadi, akan banyak pertanyaan soal ini. Pak pimpinan, Pak Benny,
pertemuan itu kebetulan saya tidak tahu siapa yang mengajak. Saya tidak mengerti sama sekali siapa yang mangajak awal. Yang pasti beliau pernah datang, ke tempat saya, lalu sama prosesnya saya jemput Mbak Putri, dibawa lalu naik ketemu hanya makanan gado-gado. Saya belikan gado-gado di Pasifik Place sudah makan, langsung pulang . (..............) Bapak-bapak beli nya pergi ya pak ya? iya pergi (SUPRIANSYAH) Oh tidak, karena apartemen, apartemen Capital di bawah di back ground itu, back ground itu. B2 itu tembus ke Pacific Place, itu langsung ke rumah makan itu yang terdengar itu, penjual gado-gado itu. (..................) Itu pun satu saja pertanyaan (..................) Pimpinan ijin KETUA RAPAT : Silakan, silakan Pak. (..................) Sudahlah setelah makan gado-gado balik. Tidak sampai setengah jam. Singkat sekali. F-PD (DR. BENNY KABUR HARMAN, SH): Pak ketua, pak ketua. (SUPRIANSYAH) Jangan, jangan lagi ada mengatakan saya bohong. Daripada saya berbohong benar, saya jujur ini. KETUA RAPAT : Sebentar Pak Supriansyah sebentar, ini Pak John habis itu Pak Benny, silakan Pak F-PG (H. JOHN KENEDY AZIS, SH): Pak Supriansyah, pada waktu Pak Supriansyah beli gado-gado di dalamnya cuma berdua orang ? tinggal dua saja, Pak Abraham dan putri itu?
(SUPRIANSYAH) : Jadi pada saat naik ke atas Beliau bertemu saya tanya mau makan apa? gado-gado saja dan singkat. Cepat, saya pergi belikan disebelah kira-kira, tidak makan, kira-kira tidak sampai 5 menit saya sudah balik. Cepat sekali Pak F-PG (H. JOHN KENEDY AZIS, SH): Bikinnya setengah jam. Boleh kita, pernyataan saya ini boleh kita praktekkan di tempat saya pimpinan, ndak maksud saya dari tempat itu saya pergi belikan, saya tinggalkan kira-kira. 5 menit, datang makan, sambil makan mereka cerita tapi saya tidak pernah tinggalkan lagi setelah saya datang membawa gado-gado. Dan itu di ruang tamu. KETUA RAPAT : Silakan Pak Benny F-PD (DR. BENNY KABUR HARMAN, SH): Iya Pak. Tadi belum dijawab tadi pertanyaan itu. Apakah di dalam ruangan itu hanya ada siapa namanya tadi, putri Indonesia itu? sama Pak Abraham. Apakah hanya berdua saja? yaahh kan , dan dulu (SUPRIANSYAH) : Sewaktu pergi membeli gado-gado, berdua. Makanya ini saya. Selanjutnya F-PD (DR. BENNY KABUR HARMAN, SH): Belum Pak jangan, jangan ini. Ini tidak penting bagi kami pertemuan itu silakan. Jadi masalah ketika Pak Samad itu membatah, itu saja. Sebab dia ini kan pejabat publik. Itu juga dengan teman-teman soal hak dia dicalonkan, itu silakan. Tapi ketika dia membatah habis-habisan tidak ada pertemuan, nah disini duduk masalah. Begitu juga tadi itu. Jangan-jangan Bapak merasa kecewa, dengan Pak Abraham Samad lalu menceritakan ini? ada kekecewaan ?
(SUPRIANSYAH) Sama sekali seribu persen tidak ada kekecewaan saya, tidak. F-PD (DR. BENNY KABUR HARMAN, SH): Tidak. (SUPRIANSYAH) :
Tapi benar Saudara Supriansyah yang memfasilitasi ? si apa tadi itu siapa namanya itu, mba putih itu? Elvira F-PD (DR. BENNY KABUR HARMAN, SH): Jadi Saudara Supriansyah yang kontak ini, mba ini untuk datang kesana? Sama tadi prosesnya pimpinan waktu datang Pak Hasto dengan Pak Tjhayo. Ada di bawah tolong jemput. Bukan, pertanyaan saya, siapa yang mengundang Beliau datang ke sana? SUPRIANSYAH : Allahualam, saya tidak mengerti. F-PD (DR. BENNY KABUR HARMAN, SH): Loh? (SUPRIANSYAH) : Masa saya harus tanya Pak, bahwa siapa yang. F-PD (DR. BENNY KABUR HARMAN, SH): Dengar dulu, dengar dulu Pak, bukan soal itu. Bapak saya tanya berarti bukan Pak Supriansyah yang mengundang Beliau kesana? Bukan. Pak Supriansyah benar diminta oleh beliau untuk menjemput ibunda tadi dibawah? ya betul ya? Mba Putri tadi, iya? Jawab tegas, yang meminta Bapak untuk menjeput dia siapa? (SUPRIANSYAH) : Pak Abraham. F-PD (DR. BENNY KABUR HARMAN, SH): Itu saja jawaban anda tidak usah lama-lama. Ya terima kasih lanjut.
(SUPRIANSYAH) : Ya, F-PDIP (ICHSAN SOELISTIO): Selanjutnya masih dari pertanyaannya Pak Ruhut Sitompul apa pekerjaan David? saya kira ini karena yang berkaitan ini kan Pak Tjahyo sudah sampaikan,
dan karena saya tidak mengerti Bahwa itu ternyata baru tahu saya dokter, ternyata dokter gigi setelah pertemuan itu baru tahu ya? Selanjutnya Pak Patrice Rio dari Pak Nasdem, ketika melihat Johan Budi di televisi menyatakan tidak pernah terjadi pertemuan ditanyakan kepada saya apa reaksi saya. Saya mengatakan di dalam hati kecil saya tidak ada masalah karena yang mengatakan itu Johan Buding bukan Pak AS. Berapa banyak dibayar untuk bohong, seakan-akan pertemuan itu tidak ada, menjadi ada. Insyaa Allah tidak serendah itu, nilai-nilai pada diri saya. Dan boleh di cek selama saya di Makassar sampai ke tempat ini belum ada orang yang mintai uangnya. Boleh di cek Pak. Karena saya sangat menjaga itu, saya dari keluarga miskin. Kedua orang tuaku tidak tahu membaca. Buta huruf apa yang mau saya banggakan dari turunan saya kecuali hanya sebuah kejujuran saja. Orang tuaku jadi jatuh sakit. Setelah saya diperiksa di Bareskrim melihat di televisi saya di wawancarai karena dia tidak tahu bahasa Indonesia, dia hanya tahu bahasa Bugis. Dia hanya menyaksikan ini penuturan orangtua perempuan saya, Ini mamak saya, kepada teman saya namanya Sele, Anggota DPR di Makassar. Dia sampaikan bahwa Bapak nya sakit karena melihat anaknya menangis di televisi. Menurut katanya anak itu tidak pernah menetes air matanya sesakit apapun kehidupannya. Kenapa dia menetes, berarti dia sakit saat ini. Dia susah hidupnya sekarang ini. Hingga Bapak saya tidak pernah tidur tidak perlu makan akhirnya sakit. Saya korban itulah yang terjadi. Dan anggota DPR itu menelepon ke saya, Supri sebanyak kau telepon mamak mu. Sampaikan bahwa tidak ada masalah saya telepon lah peranta saya. Selanjutnya, isi minum Pak soal pernyataan AS bahwa warna warni itu di dalam calon menteri itu dua bulan kan ditersangka yang ditersangkakan tadi juga menjadi bagian percakapan Pak Patrice, saya mengatakan saya tidak mengerti apaapa itu? kemudian memilih jujur dalam pertemanan, risikonya apa? ya tadi itu bahwa terjadi perpisahan kita dalam waktu mungkin tidak terlalu lama. Karena anggap bahwa pertemanan itu harus rasional. Kita bertemu dan berteman disaat kita harus saling bahu membahu, mari kita bahu membahu. Di saat kita harus terbuka, untuk jujur ya kita harus jujur. Soal apakah saya pernah menyampaikan kepada AS, hati-hati tersangkakan BG. Kau akan repot, masalah persoalan BG ini sudah ada di media di mana-mana Pak. Saya sering jalan sama-sama kalau waktu jalan saya sama-sama saya sampaikkan. Ya sering kalau saya jalan sama-sama saya sampaikan, ini polisi bosnya polisi. Saya tidak bermaksud untuk mencampuri urusan Bapak. Hati-hati saya lhat di mediamedia, twiter itu berbahaya, tapi dia tidak pernah menjawab waktu itu saya sampaikan lagi ini kasus yang dipersoalkan di media adalah kasus 2004 tentang rekening gendut. Saya hanya berbicara sendiri waktu itu. Saya mengatakan kayaknya rekening gendut itu pernah terselesaikan di saat cicak buaya 2010. Hati-hati jangan sampai kita jadi korban bos. Satu kali pernyataannya sepanjang jalan, saya antar ke rumah nya. Apa yang disampaikan ke saya, Supri saya percaya kamu selama ini tolong
jangan campuri ini urusan. Saya diam saya diam, sampai detik ini saya diamkan. Sampai disitu saja. Kemudian dari Pak Ustad tadi jangan ada yang dikultuskan. Terima kasih ini bukan pertanyaan dari PKS tadi kemudian dari PAN, Pak Muslimin Ayub Pak Muslim, Pak, Pak Muslim saya tadi tidak dianggap jujur, sungguh-sungguh saya jujur menyampaikan tentang rentetan masalah ini kalau masalah lain barangkali saya tidak jujur kepada orang tetapi itu saya jujur menyampaikan Pak apa yang saya ketahui. Semua saya jujur. Tidak mungkin tidak tahu pembicaraannya dengan AS dengan para tamu itu anda kan dekat 5 meter. Seperti tadi disampaikan tempat pertemuan itu bentuk L kalau di sana duduk Pak Tjahyo, nanti dia lihat saya dimana saya duduk disana.Nanti Pak Tjahyo lihat saya bahwa ada duduk di depan pintu saya pintu kamar itu ketika beliau sudah berdiri semuanya, karena saya tidak mau ikut nimbrung dalam apa yang dibicarakan terakhir pada saat Bapak berdiri dengan Bapak itu saya tidak mau ikut dekat dengan disitu, akhirnya saya duduk agak jauhjauh. Sampai saya katakan, antar turun baru saya ke kira-kira itu bayangannya Pak, jadi saya tidak bohong sama sekali, soal itu. Kemudian tadi pertanyaannya dari beliau saya tulis disini Pak, namanya tadi saya tidak catat putih rambutnya. Ichsan Soelistio Pak dari fraksi PDI Perjuangan. (SUPRIANSYAH) Oh ya pak Soeliestio, terima kasih. (..................) : Apakah ada staf KPK yang anda kenal yang bernama Dedi. Saya jawab tidak ada saya kenal, saya tidak kenal. Kemudian dari Ibu dari PDI P Dwi Ria PDI P ya? apakah benar foto pakai masker ? di atas mobil itu adalah gambar saya dengan Pak AS saya menjawab mudah-mudahan tidak salah saya saya memang pernah fotofoto selfie seperti itu karena sebuah kebanggaan saya bisa jalan bersama dengan Pak Abraham di saat tahun 2012 kalau tidak salah. Karena bangga saja Ibu, saya foto. Dan hand phone saya, BB saya rusak ketika minggu lalu Saya ke Singapur tiba-tiba hilang semua datanya. Bertepatan itu, muncul semua foto-foto itu saya tidak tahu mana asalnya. Saya akui hand phone sudah blank sekarang. Kemudian yang kedua, jarak lima meter apa tidak dengar pembicaraan tadi sudah saya sampaikan Bu? sma saya jawaban saya dengan kejujuran saya diminta untuk jelaskan isi pertemuan insyaa Allah saya jujur, kalau bohong saya bisa jelaskan. Apa kenal David? teman apa proyek apa yang sering dikerjakan saya tidak kenal, karena baru tahu ketika pertemuan itu, oh ini namanya. Berapa lama saya kenal Pak AS, itu tadi saya kenal di Makassar sama-sama dari apa namanya memimpin lembaga di Makassar, Beliau lembaga besar, saya kecil. Terus tadi dari
belakang apakah cukup sering ada tugas yang ada kaitannya dengan Pak S yang diberikan kepada saya. Tidak juga, tidak juga sering, apakah ada pertemuan di Capital? dengan urusan lain sekali lagi saya sampaikan kalau menyangkut masalah urusan kantornya Pak Abraham sama sekali orangnya tidak pernah terbuka kepada saya. Malah marah tadi, waktu saya mau coba-coba menyampaikan isi twiter, isi publik percakapan malah marah, jangan campuri. Saya kira Pak Daeng tadi yang terakhir tidak bertanyaan memberikan motivasi untuk jujur saja untuk menyampaikan, begitu pula dari Pak Ustad tadi, bahwa segenap Apa yang saya jawab dari sejumlah pertanyaan-pertanyaan ini bapak-bapak dan Ibu sekalian, Insyaa Allah jawaban saya tidak akan ternodai di dalam forum yang terhormat ini, karena itu lahir di dalam sebuah kejujuran. Terima kasih Pak. (........) Interupsi Pak. KETUA RAPAT : Ya sebentar Pak, sedikitnya Bapak itu makan waktu. Sekarang ini sudah jam 2 lewat 15, Bapak/Ibu sekalian, tadi kita sepakat jam 2 kita akhiri. Saya minta persetujuan Bapak/Ibu sekalian, ini kalau diteruskan memang makin dalam makin lihat keindahan karang itu semakin bagus. Sehingga menurut saya kita akhiri ini, nanti kita pleno di dalam Komisi III untuk kita tentukan sikap F-NASDEM (H.M. ALI UMRI, SH, M.Kn): Sedikit saja Pak Ketua saya KETUA RAPAT : Mau kita teruskan apa tidak, begitu? F-NASDEM (H.M. ALI UMRI, SH, M.Kn): Mengenai apa Pak Ali Umri? Ya mengenai apa sedikit nya itu satu menit tidak sampai Pak Ketua, mau tanya sama Pak Supriansyah.
(...............) Satu menit ya? silakan Pak. KETUA RAPAT : Apartemen itu apartemen Bapak apakah Pak Abraham Samad? begitu saja.
(SUPRIANSYAH) : Silakan Pak Supriansyah, Saya minta maaf Pak. Sorry ini harus tercatat apakah itu atas nama Supriansyah? atau apakah milik orang lain. Aparteman Pak Samad? bukan. Apartemen itu bukan miliknya Pak Abraham Samad. Apartemen itu adalah milik client saya, yang merupakan rumah jabatan saya sebagai konsultan hukum di sebuah perusahaan, karena ini menyangkut bukan diskusi tentang kepemilikan, Saya kira tidak perlu saya sampaikan, saya harus sembunyikan client saya siapa begitu kan? karena nanti, karena begini Pak sudah terancam juga saya harus keluar dari situ Pak. Dengan masalah ini yang muncul. Saya dianggap tempat ini bukan saya tempati bukan sebagai tempat istirahat saya, ternyata tempat pertemuan-pertemuan. Akhirnya terancam ini Pak Azis. Itulah kirakira, Terima kasih semuanya Pak, mohon maaf atas kekeliruan saya, kurang lebih nya mohon di maafkan, Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. KETUA RAPAT : Wassalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh, Baik Bapak/Ibu forum rapat dengar pendapat umum yang kami hormati, Pak Tjahyo Kumolo, Pak Andi Wijayanto, dan Pak Supriansyah. Kami ucapkan terima kasih, atas klarifikasi dalam pertemuan rapat dengar pendapat umum pada pagi hingga siang hari ini Kami atas nama pimpinan dan segenap anggota Komisi III tapi kalau ada closing statement dari Pak Tjahyo, atau Pak Andi atau Pak Supriansyah ingin mengakhiri? tidak ada cukup? kami atas nama pimpinan dan segenap anggota Komisi III mengucapkan dengan kasih dan permohonan maaf, Kami akhiri. Ushikum wa nafsiy bitaqwallah, Wassalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. (RAPAT DITUTUP PUKUL 14.14 WIB) Jakarta, 16 Februari 2015 Sekretaris Rapat TTD Dra. Tri Budi Utami