WAWANCARA
Innovative Global Leader of IN VITRO DIAGNOSTICS
Complete Range Products
MEDIA KOMUNIKASI & INFORMASI INDOFARMA GROUP
Deden ES. Dirum & SDM
Januari - Februasi 2011
BERSIAP MENCAPAI TARGET PROFIT 5 % MENAPAK KARIR DARI BAWAH Partnership : Jakarta Semarang Surabaya Yogyakarta Malang Purwokerto Denpasar Medan
: : : : : : : :
Mursal (081280793111) Kuntardi (081327241490) Rizky (081340380953) Adi (08128641551) Nunik (081334313935) Agus (081328266663) Deni (081236510329) Adit (081374425747)
Palembang Jambi Pekanbaru Lampung Batam Padang Samarinda Makassar Papua
: : : : : : : : :
Andi (081374610387) Taat (081271506246) Ridwan (081361725021) Remo (081399401369) Yosi (081270290018) Yuni (081363459859) Dody (081349677447) Heri (081328155805) Bayu (081231022196)
KARYAWAN YANG PRODUKTIF : GAYA HIDUPNYA SEHAT
PT INDOFARMA Tbk. Jl. Indofarma no. 1, Cibitung, Bekasi 17530 Telp.: (021) 88323971 ext. 370 & 375 Faks.: (021) 88323972-73 www.indofarma.co.id
Menkes Malaysia Kunjungi Indofarma
SAATNYA MENJADI “BINTANG LIMA”
Galeri Foto
Habis Prolipid...makan enak sepuasnya...
Kunjungan Menkes Malaysia ke Indofarma
Pelepasan Pensiunan
Makanan enak memang cenderung Ɵdak sehat. Tetapi Ɵdak selamanya kita menghindari makanan enak karena takut kadar kolesterol naik. Ingin makan enak tanpa khawaƟr kadar kolesterol naik? Minum Prolipid 2x2 kapsul seƟap hari sebelum makan. Prolipid, herbal supplement untuk meluruhkan lemak dan menjaga kadar kolesterol dalam darah tetap normal.
Edisi Januari - Februari 2011
19
Pengantar Redaksi
Profil
MENAPAK KARIR DARI BAWAH ADRIL SYAFEI (KACAB IGM SAMARINDA)
A
dril Syafei yang kini Kepala Cabang IGM di Samarinda lahir di Jakarta pada 28 Mei 1971 ini telah berkeluarga dengan satu orang putra dan satu orang putri kini tinggal bersama keluarganya di kota tempat kerjanya saat ini. Ia menyelesaikan pendidikan tingkat tingginya (Sarjana Ekonomi) di sebuah Universitas swasta di Jakarta saat ia masih di PT Indofarma Cibitung. Bekal pendidikan ini amat menunjangnya dalam menapaki karirnya. Adril Syafei adalah karyawan yang menapak karirnya dari bawah. Adril setamat sekolah menengah mulai bekerja di Indofarma pada tahun 1990 sebagai pelaksana di Direktorat Produksi. Adril dengan keinginan untuk maju dan berkembang ia berinisiatif agar dapat pindah - pindah bagian. Insiatifnya itu dikabulkan atasannya, maka iapun sempat bekerja di beberapa tempat seperti di Koperasi, SDM, dan di Pengadaan sampai tahun 2000. Karirnya makin berkembang saat Adril pindah ke IGM pada Agustus 2000, ia memulai karir di Bidang Umum, kemudian pada tahun 2004 dipercaya mengelola SDM, dan pada tahun 2007 Adril mulai masuk di cabang sebagai Area Manager Trading Samarinda, setahun kemudian pindah menjadi Area Manager Trading Padang dan setahun kemudian mendapat promosi sebagai Kepala Cabang Samarinda hingga sekarang . Adril yang sebelumnya bekerja di belakang meja merasa menemukan pengalaman baru setelah terjun ke lapangan menggeluti dunia marketing dan distribusi. Dengan bekal pengalaman pernah bekerja di Indofarma ia menapak karir di IGM dan Adril bisa berbagi pengalaman mengenai Indofarma kepada teman-teman di IGM Mengenai target tahun 2011 Cabang Samarinda menargetkan 17,2 miliar rupiah dari sektor regular dan 10 miliar rupiah dari sektor trading. Salah satu strategi untuk mencapai target tersebut ia mempunyai tools yang akan digunakan. Salah satu dari tools itu adalah fokus terhadap outlet yang menjadi garapannya dengan memetakan
18
Edisi Januari - Februari 2011
area- area yang potensial dan fokus terhadap area tersebut. Aktivitas yang ia lakukan antara lain berupa pendekatan ke Dinas Kesehatan setempat dan melihat serta memantau produk-produk yang masuk ke Dinas Kesehatan tersebut. Untuk mencapai target bersama (Indofarma dan IGM) hal utamanya adalah komunikasi, karena dengan komunikasi yang terjalin dengan baik, maka Insya Allah segala masalah yang dihadapi mudah diselesaikan. Hal ini dilakukan di dalam skup kecilnya di Cabang Samarinda dengan melakukan sinergi antara tim IGM dengan tim Indofarma untuk mencapai target bersama, baik target Indofarma maupun target IGM. Adril juga merasa sangat setuju berhubung sudah dua tahun terakhir ini Indofarma dan IGM selalu melaksanakan rapat kerja nasional bersama di tempat yang sama, hal ini tentu akan lebih mempererat hubungan antara Indofarma dengan IGM. Mengenai majalah internal “Oasis”, sebagai mantan redaksi, Adril berpendapat bahwa secara pribadi ia kurang begitu puas sejak jumlah halamannya dikurangi. Ia melihat ada rubrik yang sebenarnya sudah bagus kini hilang, dan isinya yang sekarang terlalu berat dan kurang membumi. Adril juga menambahkan agar Oasis bisa membuat rubrik yang isinya mengupas tentang IGM dengan menggali sumber-sumber informasi yang ada di IGM dan cabang-cabangnya. Adril juga berharap Oasis bisa lebih banyak lagi jumlah halamannya, sehingga aspirasi dan informasi baik dari Indofarma maupun dari IGM bisa ditampilkan dengan baik. Pada kesempatan ini Adril berpesan untuk para pembaca baik di Indofarma maupun di IGM, bahwa Perusahaan ini adalah sawah ladang tempat kita bekerja, yang harus kita jaga bersama. Adapun musuh kita bukanlah ada di kalangan internal melainkan ada di luar perusahaan kita. Marilah kita bersinergi merapatkan barisan dan membangun komunikasi yang baik untuk keberhasilan Indofarma dan IGM. (AK)
BERSIAP M E N C A PA I T A R G E T
2011
Bersyukur kita dapat bertemu kembali dalam majalah OASIS edisi awal tahun 2011. Tahun 2010 telah kita lalui dengan segenap pengalaman suka dan duka. Di tengah persaingan ketat di bisnis farmasi, alhamdulillah pada 2010 perusahaan kita dapat meningkatkan keuntungan beberapa kali lipat dari tahun 2009. Di samping itu pada tahun 2010 itu beberapa rekan kerja kita telah wafat atau mendahului kita, semoga amal ibadah mereka mendapat tempat di sisi Allah.
Berbagai pengalaman pada 2010 baik sebagai pribadi maupun sebagai karyawan kiranya akan menjadi bekal dalam mengarungi 2011. Sebagai pribadi kita masing-masing tentunya perlu menetapkan target pribadi kita pada 2011, untuk itu kita harus memaksimalkan kelebihan kita dan meminimalkan kekurangan agar kita dapat mencapai target itu serta tetap dalam naungan ridhoNya. Adapun sebagai Perusahaaan, Indofarma telah menetapkan target pada 2011 berupa profit bersih sebesar 5 %. Sebuah target yang belum pernah kita lampaui dalam sepuluh tahun terakhir ini. Dalam kaitan inilah maka topik utama Oasis edisi ini tentang “ Kesiapan dalam Mencapai Target 2011”. Kita sadar bahwa salah satu modal utama dalam meraih target profit 5 % tersebut adalah kesiapan SDM serta yakin akan kebenaran pepatah “The man behind the gun”. Pepatah itu bermakna luas bahwa manusia adalah penentu kesuksesan yang peranannya melebihi dari fasilitas ataupun sistem kerja. Oleh karena itu bagaimana seluk beluk kesiapan SDM patut menjadi perhatian kita semua. Kami manjelajahi tema itu dengan menggalinya dari sumbersumber yang bertanggungjawab tentang hal itu seperti dari Direktur Umum dan SDM, dan Manajer SDM. Mudah-mudahan tema kali ini dapat memupuk kebersamaan kita sebagai anggota organisasi/ perusahaan. Rubrik-rubrik lainnya tentang kiprah perusahaan juga kami tampilkan, juga rubrik profil yang menghadirkan seorang Kacab IGM. Akhirnya tidak lupa kami ingatkan agar segenap rekan dapat menyumbangkan tulisannya sesuai dengan rubrik-rubrik yang ada. Demikian, selamat tahun baru 2011, selamat membaca, dan salam Oasis.
DAFTAR ISI Editorial
4
Saatnya Menjadi “Bintang Lima”
Topik Utama
5-7
- Perlukah Resolusi ? - Raker Nasional Pemasaran IGM 2011
Wawancara
8-11
- Dirum & SDM,Deden ES “Target 2011: Karyawan Lebih Produktif & Sehat” - Manajer SDM, Baharuddin “Membangun Pembelajaran Organisasi Dengan E-Learning”
Kesehatan
12
Karyawan yang Produktif Gaya Hidup Sehat (Dr. Didik Umarsono Adi)
Seputar Kita
13-16
- Menkes Malaysia Kunjungi Indofarma - Pembukaan Kantor Pemasaran Manggarai - Sutana Teman Baru Indofarma - Pelepasan Pensiunan
Aspirasi
17
Ratiman & Raswan
Profil
18
Adril Syafei (Kacab IGM Samarinda)
Galeri Foto
Edisi Januari - Februari 2011
19
3
Editorial
Aspirasi Ratiman (Produksi)
SAATNYA MENJADI “BINTANG LIMA”
Bangga Bisa Bekerja di Indofarma
Oleh : Kosasih (Dewan Redaksi)
A
ngka lima ternyata sudah sangat akrab dalam kehidupan kita. Perhatikan saja di sekitar kita, rasanya tidak sulit mendapatkan angka lima. Mulai dari yang terkait dengan urusan dunia sampai urusan akhirat. Begitu juga dari kegiatan kenegaraan, pemerintahan, militer maupun sipil. Umat Islam yang merupakan mayoritas di Indonesia, misalnya, mengenal Rukun Islam yang terdiri terdiri dari 5 perkara, yaitu mengucapkan dua kalimat kalimat syahadat, menunaikan solat lima kali sehari, mengeluarkan zakat, berpuasa di bulan Ramadan, dan menunaikan Haji bagi yang mampu. Negeri ini juga memiliki dasar negara yang disebut Pancasila yang memuat 5 sendi utama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
MEDIA KOMUNIKASI & INFORMASI INDOFARMA GROUP
Penasehat Direksi Corporate Secretary Pimpinan Umum/Penanggung Jawab Guntoro (Corporate Communication) Pimpinan Redaksi Irfan Mohamad Dewan Redaksi Kosasih Rangga Ananta Alim Kumbang Alamat Redaksi Jl. Indofarma No. 1 Cikarang Barat 17530 T: (021) 88323971 F: (021) 88323972 email:
[email protected] [email protected] Desain dan Percetakan @juss, Jaya Pratama
4
dalam permusyawaratan / perwakilan, an dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, lima sila itu tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pada pemerintahan negeri ini terutama di era Presiden Soeharto dikenal juga Repelita yaitu Rencana Pembangunan Lima (5) Tahun yang berusaha mengarahkan pembangunan negeri ini tahap demi tahap. Namun hal itu kini tidak lagi menjadi perhatian pemerintah kita, mungkin karena masa jabatan presiden saat ini dibatasi maksimum 2 kali 5 tahun tidak seperti dulu yang tidak dibatasi Di dunia militer Indonesia dikenal juga jenderal berbintang lima (5) atau Jenderal Besar yang merupakan pangkat tertinggi yang dapat dicapai oleh seorang perwira TNI. Pemberian pangkat ini hanya untuk perwira-perwira yang sangat berjasa. Selebihnya, pangkat jenderal penuhlah (4 bintang) yang biasanya dicapai oleh perwira-perwira tinggi. Pangkat ini ditandai dengan lima bintang emas di pundak. Penghargaan tertinggi ini pernah diberikan kepada mantan Presiden Suharto. Masih banyak lagi yang terkait dengan angka lima, termasuk juga pengelompokan kelas hotel terbaik dengan sebutan hotel bintang lima (5). Namun demikian ada juga penggunaan angka lima yang agak aneh di negeri ini yaitu pedagang kaki lima. Menurut Wikipedia, Pedagang Kaki Lima atau disingkat PKL adalah istilah untuk menyebut penjaja dagangan yang menggunakan gerobak. Istilah itu sering ditafsirkan demikian karena jumlah kaki pedagangnya ada lima. Lima kaki tersebut adalah dua kaki pedagang ditambah tiga “kaki” gerobak (yang sebenarnya adalah tiga roda atau dua roda dan satu kaki). Saat ini istilah PKL juga digunakan untuk pedagang di jalanan pada umumnya. Sebenarnya istilah kaki lima berasal dari masa penjajahan kolonial Belanda. Peraturan pemerintahan waktu itu menetapkan bahwa setiap jalan raya
Edisi Januari - Februari 2011
yang dibangun hendaknya menyediakan sarana untuk pejalan kaki. Lebar ruas untuk pejalan adalah lima kaki atau sekitar satu setengah meter. Pada akhir 2010, angka 5 (lima) tiba-tiba menjadi “ngetop” di Indofarma terutama di kalangan direksi yang kemudian diteruskan ke level manajer, asisten manajer, supervisor dan tentu saja juga kepada karyawan lainnya. Kali ini angka 5 ini berasal dari Kementerian Negara BUMN dan menunjukkan 5%. Maksudnya apa ya? Yang jelas ini terkait dengan kinerja Indofarma bahwa pada tahun 2011 (ingat tahun ini lho!) Indofarma harus mampu meraih laba minimal 5% dari total penjualan. Luar biasa! Jika kita perhatikan laba kita tahun 2009 saja masih di bawah 1%. Tahun 2010? Kita juga belum tahu, karena masih menunggu laporan anak perusahaan. “So what?” Mampukah kita? Ini tantangan dan lompatan yang luar biasa! Dalam hidup ini tidak ada yang tidak mungkin selama kita masih meyakini kemahabesaran dan kemahaagungan kekuasaanNya. Takdir adalah rahasia kekuasaanNya, sementara itu tugas kita adalah berikhtiar semaksimal mungkin dan setelah itu bersabar tanpa batas. Dan, batas sabar yang paling akhir adalah berserah diri padaNya. Ikhtiar yang maksimal hanya bisa tercapai dengan kerja sama yang terencana, terorganisasi, terlaksana, dan terkendali dengan sangat baik dan ketat di semua level. Ibarat roda gigi-roda gigi dalam jam tangan yang satu dengan lainnya bergerak selaras untuk mencapai tujuan bersama. Indofarma sebagai induk perusahaan dan IGM sebagai anak perusahaan harus saling bahu membahu secara jujur untuk kejayaan bersama sebagai satu keluarga besar. Insya Allah, keberuntungan akan bersama kita untuk menjadi bagian dari kelompok “bintang lima” industri farmasi Indonesia. Saatnya katakan, kita harus bisa! (Ks).
Ratiman (56) adalah salah satu karyawan dari Bidang Produksi yang memasuki masa pensiun sejak akhir 2010. Ratiman beristrikan bernama Kasiyem (49) dan telah dianugrahi 5 orang anak, yang paling kecil masih bersekolah di SMU. Ia dan keluarganya tinggal di kompleks perumahan Pondok Tanah Mas, Cibitung, yang hanya sekitar 5 kilometer dari PT Indofarma. Ratiman bergabung dengan Indofarma sejak tahun 1983 saat Indofarma masih ada di Manggarai. Ia merasa bersyukur dan bangga bisa bekerja di PT Indofarma, salah satu BUMN farmasi milik pemerintah, sehingga ikut berkontribusi pada pembangunan
kesehatan bangsa. Banyak suka duka yang telah dialaminya selama 27 tahun bekerja di Indofarma. Ia telah bekerja sejak kepemimpinan direksi yang pertama (Pak Heman dkk), hingga direksi saat ini (Pak Sudibyo dkk) termasuk berbagai atasan/Manajernya. Salah satu pengalaman yang menegangkan pada adalah saat terjadi kebakaran pada 1985. Dalam kondisi itu ia sempat menyelamatkan atasannya (Ibu Endang Susilomurni, Apt), yang terjebak dalam kepungan api dan asap, meskipun risikonya terkena semprotan air yang cukup deras. Kebakaran itu berasal dari lemari pengering yang meledak, itu. Oleh karena itulah ia berpesan
Raswan (Umum)
a g a r kontinyu mengontrol status lemari pengering, dan tidak c u k u p mengandalkan tugas itu pada satu orang, agar bisa saling mengingatkan. Di masa pensiunnya Ratiman akan mengisinya dengan hal-hal yang bermanfaat seperti berwirausaha dengan modal usaha yang didapatnya dari pesangon pensiunannya. Ratiman dalam kesempatan ini mohon pamit dan mohon maaf pada segenap rekanrekan kerja. Ia juga berterima kasih kepada manajemen sehingga bisa tetap bekerja sampai pensiun.
Sudah Siap Dengan Usaha Pertanian
Salah satu karyawan yang pensiun sejak akhir 2010 adalah Raswan dari Bidang Umum. Saat ini Raswan dan keluarganya tinggal di daerah Karawang, menjalankan usaha pertanian. Lahan atau sawahnya ia beli dari bekal uang pesangon pensiunnya. Ia kini telah mempunyai 4 hektar sawah dan sudah memulai menanam sawahnya itu yang insya Allah akan dapat dipanen beberapa bulan mendatang sesuai masing-masing tumbuhannya. Di samping itu ia juga telah memiliki sebuah toko usaha sembako di depan rumahnya. Raswan sudah 30 tahun bekerja di Indofarma, segala suka duka tentu sudah dirasakannya termasuk hubungan kerja dengan berbagai atasannya di Bidang Umum yang berganti-ganti. Raswan yang semasa aktifnya bekerja sebagai driver menuturkan bahwa kendaraannya pernah
terguling di jalan tol pada 1983, bersyukur ia hanya mengalami lecet-lecet belaka. Dalam kesempatan ini Raswan mengucapkan terima kasih kepada manajemen, mohon pamit, dan mohon maaf kepada segenap rekan kerja di Indofarma. Ia berharap pada manajemen agar ke depan agar jaminan kesehatan bisa ditingkatkan menjadi seumur hidup dan pajak pesangon pensiun dapat ditanggung perusahaan Akhirnya Raswan mengajak kepada seluruh insan Indofarma untuk bersyukur karena bisa bekerja di Indofarma dan patut menjaga dan mengembangkannya dengan terus bekerja sebaik-baiknya Jika kita sudah bekerja dengan baik insya Allah hasilnya juga akan baik dan bisa memberikan kesejahteran yang baik bagi kita semua (im).
Edisi Januari - Februari 2011
17
Seputar Kita
Pelepasan
P E N S I U N A N elepasan 9 (sembilan) orang pensiunan dilakukan pada Selasa siang 18 Januari 2011 di aula Pelatihan Cibitung. Mereka yang dilepas adalah Raswan (Umum), Bedjo (Umum), Mentik Pujiastuti (Litbang), Muhidah (Pengadaan), Entis (Produksi I), Nurlina Aco (P4), Ratiman (Produksi I), Sri Mulyanah (Produksi Steril), Sujadi (Umum). Hadir dalam acara ini Direksi, staf, wakil karyawan, dan pengurus Serikat Pekerja.
P
Sutaryono juga secara khusus mengucapkan terima kasih kepada salah seorang pensiunan, Muhidah, mantan Ketum SP, yang telah berhasil merubah KORPRI menjadi SP pada era kepengurusannya (tepatnya pada 4 November 2002). Dengan perubahan itu maka bila sebelumnya hubungan kerja dilaksanakan lewat PP (Peraturan Perusahaan) kini berubah dalam bentuk PKB (Perjanjian Kerja Bersama) yang kedudukan hukumnya lebih kuat.
Dalam sambutannya Direktur Utama P Sudibyo mengemukakan antara lain rasa terima kasih pada jasa-jasa para pensiunan serta permohonan maaf atas nama manajemn. Ia berharap pengalaman kerja di Indofarma bisa bermanfaat kepada para pensiunan dalam menjalani masa pensiunnya sehingga bisa tetap produktif. Sudibyo berharap meski secara formal sudah di luar PT Indofarma, tetapi silaturahmi harus tetap dipelihara.
Adapun Muhidah yang mewakili para pensiunan, mengungkapkan permohonan maaf dan rasa terima kasihnya kepada Manajemen yang menurutnya sudah berusaha keras menyejahterakan karyawan. Ia berharap ke depan terus ada peningkatan seperti jaminan kesehatan bisa seumur hidup dan tidak adanya potongan pajak dari hak-hak para pensiunan. Muhidah yang juga mantan Ketua Umum Serikat Pekerja berpesan agar SP harus menjadi pendukung utama manajemen, bukan bersikap oposan. Kalaupun bila masih ada perbedaan pendapat dengan manajemen, SP harus melakukan komunikasi yang baik.
Sedangkan dalam sambutannya, Ketua Umum SP (Serikat Pekerja), Sutaryono mengemukakan antara lain masa pensiun adalah awal dari kehidupan yang baru. Para pensiunan dapat mengisinya dengan berbagai aktifitas yang belum sempat dilakukan dengan baik saat bekerja seperti lebih memperhatikan anak, pasangan dan lain lain. Dengan demikian masa pensiun bukan saat post power syndrom yang dipenuhi dengan stres, sakit berat, dan lain lain. Ia juga mengingatkan agar manajemen dapat mencegah timbulnya ketidakpuasan para pensiunan yang potensial melahirkan perilaku yang “macammacam” di luar.
Topik Utama
Acara dilanjutkan dengan pemberian cindera mata dari Manajemen dan juga Serikat Pekerja kepada masing-masing pensiunan, dilanjutkan pemberian selamat kepada para pensiunan dari para hadirin, dan foto bersama. Acara ditutup dengan doa, kemudian makan siang bersama. Selamat menjalani masa pensun Bapak/Ibu, semoga sehat-sehat dan dapat terus berkarya di bidang lain. (im).
PERLUKAH RESOLUSI ? M
omentum pergantian tahun baru masehi selalu kita identikkan dengan resolusi, padahal perbaikan-perbaikan diri kita tidak seharusnya menunggu pergantian tahun tersebut tapi bisa kita mulai di saat kita sadari bahwa harus ada perubahan ke arah perbaikan di dalam diri kita. Tetapi untuk mempermudah dalam hal starting point dan pengukurannya kita gunakan pergantian tahun sebagai standarnya. Sebagai manusia yang memiliki kemampuan untuk menilai hal yang baik dan buruk serta keinginan untuk maju tentu saja selalu memunyai resolusi dan rencana yang ingin diwujudkannya. Untuk mencapainya diperlukan niat, keyakinan, semangat, usaha, doa, tawakal, dan tentu saja yang utama adalah resolusiresolusi itu sendiri. Tidak usah terlalu muluk dengan menyusun belasan atau bahkan puluhan resolusi. Mulailah dengan satu resolusi untuk setiap bulannya, jadikan satu resolusi itu sebagai bagian dari pribadi kita karena sesuatu yang sudah menjadi pribadi akan menyatu dan melekat pada diri kita meskipun begitu banyak kejadian yang menggoyahkan diri, kita tetap akan kokoh dan penuh kendali. Susunlah resolusi, mulai resolusi bulanan, resolusi tahunan, dan resolusi jangka panjang. Berikanlah reward bagi diri kita ketika kita berhasil mencapai resolusi dengan batasan yang wajar dalam artian tidak terjadi pemborosan. Sebaliknya, berikanlah punishment ketika
16
Edisi Januari - Februari 2011
kita tidak bisa mencapai resolusi tersebut, tapi pastikan bahwa punishment tersebut bermanfaat bagi orang lain misalnya ketika kita tidak bisa melaksanakan resolusi bulanan kita, kita akan memberikan sedekah sejumlah uang kepada orang yang berhak menerima. Kembali kepada resolusi, tidak selalu tiap tahun kita menyusun resolusi baru, bisa saja kita tetap dengan resolusi lama, karena diri kita sendiri yang paling mengerti apa yang baik buat kita dan merupakan pemimpin bagi diri kita sendiri. Jangan seperti pejabat-pejabat yang diberi kewenangan oleh negara yang setiap terjadi pergantian jabatan selalu dengan resolusiresolusi yang baru dan tidak menyelesaikan resolusi-resolusi pejabat sebelumnya yang masih dalam proses dan bermanfaat bagi masyarakat, serta telah cukup banyak menggunakan anggaran pada periode sebelumnya. Tidak perlu kita merubah kebiasaan kita, gaya hidup kita, resolusi-resolusi kita apabila hal-hal tersebut kita nilai adalah yang baik untuk diri kita. Resolusi bisa kita lakukan dalam hal kesehatan, keuangan, karir, pendidikan, kualitas diri, relasi, dan dakwah. Sebagai individu yang terikat perjanjian kerja dengan sebuah institusi, sudah seharusnya perubahan diri kita kita sesuaikan dengan nilai, visi, dan misi institusi tersebut, mungkin tidak secara detail satu persatu tapi secara garis besar ketika kita menyadari bahwa diri kita tidak sejalan dengan apa yang menjadi nilai, visi, dan misi institusi tersebut, apabila kita
masih ingin mendedikasikan diri dan memberikan yang terbaik, kita harus memastikan bahwa diri dan pribadi kita tidak menyimpang dari apa yang dibutuhkan oleh institusi. Tidak akan terasa berat ketika kita berjalan bersama-sama, karena tidak hanya kita yang harus berubah, tetapi juga pihak-pihak lain yang terikat dalam perjanjian kerja dengan institusi. Apabila kita telah menyusun resolusi, melaksanakannya berikut menerapkan reward and punishment, kita lakukan reviu yang terikat pada waktu-waktu tertentu agar kita dapat melihat dan menganalisa sejauh mana keberhasilan kita dan kendalakendala apa yang menyebabkan kita tidak berhasil mencapai resolusi-terget tersebut. Pada akhirnya, diri kita sendiri yang paling mengetahui apa yang menjadi kebutuhan kita dan masih mampu kita jangkau. Tidak perlu muluk-muluk dan tidak harus selalu baru. Kita tetap dapat berpegang pada resolusi tahun sebelumnya jika kita rasa belum tercapai dengan maksimal atau masih perlu diusahakan lebih baik lagi. Untuk resolusi yang sudah kita capai di tahun sebelumnya dan kita rasa baik perlu terus kita jalankan untuk tahun berjalan. Banyak orang yang menjadikan resolusi hanya sebagai tulisan atau tekad dalam hati, tidak ada perubahan positif yang berarti yang diraih sebagai wujud dari tindakan. Keyakinan, harapan, dan tindakanlah yang menentukan apakah kita akan berhasil mencapai resolusi atau tidak. (Red/Ra)
Edisi Januari - Februari 2011
5
Topik Utama
Seputar Kita
RAKER NASIONAL PEMASARAN – IGM 2011:
BERSIAP MENCAPAI TARGET PROFIT 5 % P
ada tanggal 2-5 Februari 2011 telah berlangsung rapat kerja nasional Direktorat P e m a s a r a n Indofarma (INAF) dan PT Indofarma Global Medika (IGM) di Hotel Golden Flower Bandung. Rapat Kerja kali ini bertemakan
”Becoming a Super Leader”, serta tujuannya melakukan kesiapan dan menyinergikan struktur, konsep, dan langkah Indofarma Group agar mencapai target profit 5 % di 2011. Rakernas diikuti Direksi Indofarna Group, staf Pemasaran PT Indofarma, dan para Kepala Cabang PT IGM dari seluruh Indonesia. Agenda rapat kerja adalah pembekalan dari para Direksi (pejabat yang mewakili) yang diikuti semua peserta (INAF dan IGM), kemudian dilanjutkan dengan pembahasan program kerja pada masing-masing divisi baik di PT Indofarma maupun di PT. IGM. Rakernas pada 2 Februari 2011 jam 8 pagi dibuka resmi oleh Dirut INAF P Sudibyo, sekaligus memberikan sambutannya. Dirut menekankan pada tahun yang penuh ketidakpastian ini dibutuhkan pemimpin yang efektif. Kriteria pemimpin yang efektif adalah punya visi (visioner), punya integritas, dan mampu mengarahkan anak buahnya untuk pencapaian target. Dirut mengingatkan bahwa target 2011 profit bersih sebesar 5% belum pernah tercapai dalam sepuluh tahun terakhir ini sehingga dibutuhkan perubahan (transformasi). Transformasi bermakna adanya perubahan mendasar konsep dan cara kerja kita, agar hasil kerja berubah atau meningkat signifikan. Dirut menekankan pentingnya peran seorang pemimpin yang punya mental yang berlimpah dalam arti mampu
6
Edisi Januari - Februari 2011
SUTANA, TEMAN BARU INDOFARMA
membangun visi kebersamaan sehingga mind set semua anak buahnya menjadi positif sebagai fondasi adanya kerjasama yang kuat. Perumpamaan kerjasama yang solid dalam bekerja adalah kekompakan tim sepakbola yang semuanya bahu membahu guna meraih target yakni mencetak gol. Sambutan selanjutnya adalah dari Direktur Pemasaran, Elfiano Rizaldi, yang memaparkan kondisi pasar farmasi nasional saat ini dan posisi Indofarma. Ia mengingatkan bahwa pada 2011 kompetisi semakin ketat, bukan hal mustahil bila predikat kita sebagai “raja” obat generik bisa terlepas pada 2011. Elfiano memberikan paparan kondisi dan pencapaian Indofarma g group pada 2010 di sektor reguler, O OTC, institusi, branded dan ekspor. B Berikutnya ia memaparkan analisis S SWOT (tantangan, ancaman, peluang d hambatan) Indofarma group dalam dan m mencapai target profit 5 % pada 2011. D Dengan berbekal hal-hal di atas maka te telah disusun strategi kerja baru untuk 2 2011, antara lain perubahan struktur o organisasi dan adanya rotasi / promosi ja jabatan di divisi Pemasaran. S Selanjutnya adalah presentasi dari D Direktur Utama PT IGM, Ary Gunawan yang menekankan bahwa PT Indofarma dan PT IGM adalah satu kesatuan yang saling melengkapi dalam mencapai target. Untuk itu ia memaparkan beberapa strategi untuk pencapaian target profit 5 %. Sebagai fondasi awal semua pemimpin Indofarma Group harus membekali diri dengan lima konsep kerja (5 F) yakni Focus, Fast, Friendly, Flexible, and Fair. Selanjutnya kita perlu membekali dengan 5 konsep dasar bisnis yakni : 1. Mempunyai target, 3. Fokus sasaran, 5. Optimis.
2. Berfikir kreatif, 4. Berakselerasi.
Lima konsep dasar bisnis dengan jelas serta terukur.
itu haruslah terungkap
J
um’at, 14 Januari di siang hari yang cukup cerah saat itu, kami kedatangan tamu spesial dari luar kota. Mengapa spesial? Ya, karena pria yang bernama Sutana itu hadir di kantor pusat Cibitung bersama dua kerabatnya sambil membawa sebuah benda yang dbungkus dalam gulungan yang cukup rapi. Tak lain, benda itu adalah spanduk yang diterbangkan bersama balon pada acara syukuran kantor Pemasaran di Jalan Tambak, Jakarta pada 11 Januari lalu. Hal yang cukup mengagetkan kami adalah pria yang seharihari berprofesi sebagai nelayan ini datang dari kampungnya di Losari, Cirebon! Kami tak menyangka begitu jauhnya spanduk yang diterbangkan dengan balon itu tiba di sekitar wilayah perbatasan Jawa Tengah. Diterima oleh Corporate Communication, Guntoro dan Komandan Satpam, Supriyadi, ia menceritakan momen di saat
ia menemukan spanduk ini di tepi pantai. Kebetulan pada saat tersebut ia dan beberapa rekannya tidak melaut karena air laut sedang pasang. Pria yang tinggal bersama keluarganya di desa Ambalu, kecamatan Losari ini mengaku surprise membaca catatan kecil di spanduk itu yang menyebutkan bahwa siapapun yang menemukan spanduk ini akan diberi hadiah oleh PT Indofarma.
Indofarma semakin sukses di masa mendatang. “Balon dari kantor Bapak bisa terbang melambung ya sampai ke kampung saya, semoga perusahaan Bapak juga bisa melambung tinggi”, begitu katanya menutup perjumpaan kami. Amin dan terimakasih atas doanya pak. Dan kini bapak telah menjadi teman baru kami. (gunt)
Singkat cerita, tibalah ia di Cibitung dengan ditemani dua kerabatnya. Sungguh kami terharu dan sekaligus senang karena sosok pria lugu ini secara terus terang mengharap benar-benar ada hadiah dari PT Indofarma. Maka hadiah berupa uang dan pengganti transport pun kami berikan langsung kepada nya. Dan melengkapi pertemuan itu, Direktur Pemasaran, Elfiano Rizaldi sempat bertatap muka dengan Sutana. Bahkan Sutana juga mendoakan semoga PT
Edisi Januari - Februari 2011
15
Topik Utama
Seputar Kita
PEMBUKAAN KANTOR
PEMASARAN DI MANGGARAI konsolidasi yang naik signifikan. Makna yang kedua adalah dengan kepindahan Pemasaran ke Manggarai maka tim Pemasaran harus lebih dekat ke outlet dan pelanggan, lebih tahu pemetaan pasar, kompetitor dan lain lain. Makna yang ketiga adalah adanya kesepakatan kita bahwa target sales 2011 INAF adalah Rp 734 miliar dan target sales konsolidasi (INAF & IGM) adalah Rp 1,4 triliun. Kesepakatan ini akan ditindaklanjuti dengan akan adanya raker bersama INAF-IGM awal Februari di Bandung.
Selasa siang 11 Januari 2011 di Manggarai, Jakarta dilangsungkan acara syukuran pembukaan kantor Pemasaran. Hadir Direksi Indofarma dan Direksi IGM, segenap karyawan Pemasaran, dan perwakilan karyawan dari Cibitung. Kantor Pemasaran di Manggarai ini merupakan bekas kantor PT IGM (anak perusahaan) yang kini sudah pindah ke komplek Infinia Park di jalan Saharjo. Dalam sambutannya Dirkeu Djakfaruddin Junus mewakili Dirut mengemukakan antara lain peningkatan laba bersih yang cukup signifikan dari Rp 2 miliar (pada 2009) menjadi Rp 12 miliar (pada 2010). Adapun pada 2011 Kementerian BUMN telah menetapkan target bahwa profit haruslah 5% dari sales, bila sales Rp. 1.4 triliun maka profit harus Rp 70 miliar. “Target ini memerlukan effort kita yang jauh lebih keras di tengah pasar yang semakin kompetitif”, begitu dalam sambutannya. Adapun Dirpem Elfiano Rizaldi selaku tuan rumah dalam sambutannya mengemukakan dalam syukuran ini ada bermakna beberapa hal. Makna pertama sebagai rasa syukur bahwa sales Indofarma mencapai Rp 535 miliar, dan profit
14
Edisi Januari - Februari 2011
Kesepakatan target sales konsolidasi itu dilakukan secara simbolis berupa penyerahan dokumen target kerja dari Direksi INAF ke Direksi IGM. Acara selanjutnya berupa pengguntingan pita oleh Direksi sebagai tanda dimulainya secara resmi pembukaan kantor divisi Pemasaran di Manggarai dilanjutkan peninjauan ruangan kantor. Acara lain pelepasan balon yang berisi tulisan target sales 2011 yang dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng dan foto bersama yang dihadiri oleh Dirut P Sudibyo yang berkesempatan datang di akhir acara. (im).
Konsep pertama yakni mempunyai target dibangun berdasarkan pemahaman hasil dari survey, audit, eksperimen, evaluasi dan diskusi. Konsep ini adalah proses mengembangkan bisnis yang meliputi manajemen penjualan, operasi, stock, penagihan, cash flow, SDM dan SOP.
1. Menempatkan karyawan sesuai minat dan kompetensinya. 2. Memberi penghargaan sesuai prestasi. 3. Membangun budaya kerja yang sehat. 4. Menciptakan gedung yang memenuhi persyaratan CPOB.
Konsep berfikir kreatif agar menghasilkan rancangan bisnis yang berbeda dan mempunyai punching power untuk menggebrak “kebekuan” pasar. Buah dari berfikir kreatif adalah formulasi yang jelas dalam sasaran jangka pendek, penetapan/perumusan strategi, dan penyusunan program kerja.
Deden juga memberikan rincian program kerjanya antara lain penyempurnaan sistem SDM dan Umum antara lain sistem penilaian karya, renumerasi, pengembangan SDM, dan sistem LK3 (lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja). Dalam kesempatan ini juga disosialisasikan bahwa kepesertaan PT Indofarma dalam Askes In Health yang telah meningkat dari level Silver (2010), kini menjadi level Gold.
Tambah Ary, konsep selanjutnya adalah fokus sasaran yakni konkritisasi dari keinginan berbisnis dan meyamakan persepsi agar pelanggan dan promosi/ komunikasi lancar. Tugas pemimpin di sini adalah melakukan arahan dan kontrol agar target tercapai. Di sini perlu dipelajari mengapa ada kesuksesan dan mengapa ada kegagalan untuk bekal ke depan. Berikutnya adalah konsep akselerasi yakni upaya menjalankan semua rencana, memaksimalkan sumber daya, dan memonitoring kinerja secara cepat sehingga terjadi “ledakan” di tim dan di pelanggan. Terakhir adalah konsep optimis yakni penyesuaian (harmonisasi) dengan silaturahmi atau lobi sebagai inti aktivitas. Acara berikutnya adalah presentasi tentang SCM (Supply Chain Management) yang dibawakan oleh Manajer SCM, Suyatno. Bidang SCM yang secara institusi baru ada sekitar setahun ini secara umum bertujuan melakukan koordinasi antar Bidang dan anak Perusahaan agar produk yang dibutuhkan tersedia dalam jumlah dan waktu yang tepat (sesuai). Suyatno memberikan paparan yang meliputi pengertian SCM, review kinerja 2010 (analisis kecenderungan dan problem utama), dan skenario 2011. Sebagai proses kerja SCM sesungguhnya tidak sekedar sebuah Bidang kerja, melainkan sebuah mind set yang harus ada di benak para karyawan dan pimpinan dari hulu sampai hilir.
Berikutnya, Direktur Keuangan Djakfarudin Junus memaparkan tentang perspektif keuangan 2011 dalam menunjang kinerja dan pengelolan risiko. Beliau membagi paparannya berupa overview dan RKAP Konsolidasi 2011, serta pengelolan kinerja dan risiko. Ia mengemukakan beberapa target finansial 2011 yakni pertumbuhan penjualan 31%, net profit margin 5 %, ROA 7 %, ROE 19%, dan perusahaan tetap dalam kondisi likuid, dan solvable. Ia juga mengemukakan pesan-pesan agar melakukan kerja dengan efektif dan efisien, lakukan yang terbaik, lakukan dengan terukur, dan commit pada target profit 5 %. Dalam kaitan ini ia juga berpesan perlunya mengikis budaya kerja yang kurang kondusif seperti masih adanya buruk sangka, tidak senang melihat orang lain berprestasi, dan malah senang melihat orang lain susah. Rakernas pada hari–hari berikutnya diiisi dengan pembahasan program kerja yang dilakukan oleh masing-masing divisi baik internal INAF maupun internal IGM guna memaksimalkan fokus kerja di masing-masing divisi. Akhirnya rakernas ditutup resmi oleh Direktur Pemasaran Elfiano Rizaldi dan Direktur Utama PT IGM Ary Gunawan pada Sabtu sore 5 Februari 2011. Selamat dan sukses, semoga target Indofarma Group 2011 profit 5 % dapat tercapai. (im)
Seusai makan siang, acara dilanjutkan dengan paparan dari Direktur Umum & SDM, Deden Edi Soetrisna yang menguraikan target dan rencana kerja direktoratnya di 2011 yakni 1. Membentuk karyawan yang lebih fokus pada pencapaian target perusahaan. 2 Menciptakan lingkungan kerja yang sehat sehingga karyawan lebih produktif. Deden juga berupa:
mengemukakan strategi inisiatifnya
Edisi Januari - Februari 2011
7
Seputar Kita
Wawancara Direktur Umum & SDM :
Target 2011 : Karyawan Lebih Produktif Dan Sehat Guna mendukung target Perusahaan pada 2011 berupa tercapainya profit 5 % maka Direktorat Umum & SDM telah menetapkan targetnya pula. Apa target itu dan seluk beluknya, kami berkesempatan mewawancarai Direktur Umum & SDM, Deden ES dan Manajer SDM, Baharuddin di awal Februari ini. Berikut petikan dua wawancara yang kami gabung tersebut.
Apa saja Target Direktorat Umum & SDM di 2011? Pertama-tama harus diketahui bahwa target Perusahaan pada 2011 adalah profit bersih sebesar 5% dari sales seperti yang telah ditetapkan Kementerian BUMN. Pencapaian target profit itu ditentukan oleh dua faktor yaitu penjualan dan efisiensi Biaya. Untuk faktor penjualan, yang paling berperan adalah tim marketing dan distributor yang dalam hal ini Indofarma hanya dapat mengontrol tim marketing mengingat tim distributor adalah bagian dari IGM. Faktor penjualan penjabarannya adalah Harga Pokok Produksi (HPP), oleh karena itu pengelolaan bahan baku sangat berperan di sini yang mana hal itu menjadi tanggung jawab Bidang Pengadaan dan Litbang. Faktor efisiensi biaya yang berupa biaya promosi dikendalikan oleh Bidang Marketing Support dengan mengontrol efektifitas promosi. Sedangkan faktor efisiensi biaya berupa biaya administrasi dan umum merupakan tanggung jawab semua Bidang di Indofarma. Guna mendukung target Perusahaan di atas, dan dengan dasar analisis SWOT maka Direktorat Umum & SDM pada 2011 menetapkan target : 1. Membentuk karyawan yang fokus bekerja dalam mencapai target perusahaan. 2. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat sehingga karyawan
8
Edisi Januari - Februari 2011
lebih produktif. Untuk itu kami sudah mulai memperbaiki berbagai hal yang masih kurang di 2010 seperti perbaikan sistem remunerasi (penggajian), fasilitas kerja, lingkungan kerja dan asuransi kesehatan. Bisa Lebih jelas tentang perbaikan sistem remunerasi ? Dalam perbaikan sitem remunerasi yang kini sudah berusia 15 tahun sudah dirasakan sudah tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan saat ini. Perusahaan kini telah mengalami perubahan bentuk dari sebelumnya berbentuk Perum kemudian menjadi Perseroan Terbatas dan kini menjadi Perseroan Terbatas Terbuka. Dalam pelaksanaan perbaikan sistem remunerasi ini, kami bekerjasama dengan konsultan SDM yang berpengalaman sehingga dapat membimbing dan mengarahkan tim yang dibentuk oleh Manajemen agar sesuai dengan target perusahaan. Sistem remunerasi sebenarnya merupakan hasil akhir yang untuk membentuknya harus melalui beberapa proses yaitu Job Analysis, Job Evaluation, dan Job Grading. Proses-proses tersebut diperlukan untuk dapat menemukan formula terbaik pembagian dalam fungsi-fungsi organisasi dan jabatan apa yang diperlukan berikut kualifikasi jabatan yang dibutuhkan.
MENKES MALAYSIA KUNJUNGI INDOFARMA Menteri Kesehatan Malaysia Dato’ Sri Liow Tiong Lai dan stafnya datang berkunjung pada Kamis, 24 Februari 2011 ke PT Indofarma, Cibitung. Ikut dalam rombongan Menkes Malaysia itu beberapa pengurus dari Gabungan Pengusaha Farmasi se Malaysia. Dalam acara kunjungan yang dipusatkan di aula Pelatihan itu hadir menyambut rombongan, para Direksi, staf Kementerian Kesehatan dan beberapa pejabat lain. Setelah mendapat tayangan singkat tentang company profile PT Indofarma, rombongan Menkes Malaysia meninjau langsung ke pabrik atau gedung utama unit Produksi dan unit Water System. Rombongan didampingi Direksi dan para staf menyelusuri lorong-lorong gedung Produksi dengan dipandu Manajer Litbang Eko Dodi Santosa. Eko Dodi antara lain menjelaskan bagaimana Indofarma secara ketat menerapkan aturan atau pedoman CPOB yang terbaru di semua lini proses produksi. Proses produksi juga selalu dikawal oleh unit IPC (In Process Control) agar semua produk memenuhi syarat. Unit IPC tersebut berada di bawah Bidang Pemastian Mutu yang berwenang secara independen untuk meluluskan atau tidak meluluskan sebuah produk. Seusai kunjungan, acara dilanjutkan di aula Pelatihan. Dalam sambutan selamat datang dari Dirut P Sudibyo, ia menjelaskan dengan singkat sejarah PT Indofarma, perkembangannya serta tantangannya pada kondisi saat ini. PT Indofarma sebagai perusahaan publik dituntut memperoleh profit yang layak, sementara sebagai BUMN, PT Indofarma juga harus memenuhi kebutuhan obat generik skala nasional, yang harganya ditentukan pemerintah. Dua hal yang tarik menarik itu menuntut PT Indofarma pintar mengelolanya agar perusahaan bisa tetap beroperasi dengan efektif dan efisien sekaligus. Lanjut Dirut, untuk itulah berbagai strategi sudah dilakukan seperti menyusun ulang portofolio produk, meluncurkan produk-produk baru, dan lain lain. Salah satu strategi penting lainnya adalah optimalisasi kapasitas produksi, agar terhindar dari pemakaian yang jauh lebih kecil dari kapasitas Produksi. Di sinilah diperlukan kerjasama dengan banyak pihak termasuk dengan negara tetangga, termasuk Malaysia. Sedangkan Menkes Malaysia dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas keterbukaan PT Indofarma menerima kunjungan. Di samping itu ia membuka kesempatan PT Indofarma dapat mendaftarkan produk-produknya ke Malaysia agar dapat beredar di Malaysia. Pada dasarnya ia amat mendukung bagi munculnya berbagai kerjasama yang saling menguntungkan antara Malaysia dengan Indonesia, termasuk dengan PT Indofarma. Acara dilanjutkan dengan pemberian dan tukar menukar cindra mata antara Direksi PT Indofarma dengan Menkes Malaysia. Acara diakhiri dengan makan siang dan foto bersama. (im).
Edisi Januari - Februari 2011
13
Kesehatan adalah mahkota yang tidak kelihatan, orang yang dapat melihatnya hanya si sakit, demikian pepatah tentang pentingnya kesehatan termasuk bagi kita karyawan yang dituntut bekerja setiap hari dengan produktif. Karyawan yang lebih produktif inilah yang menjadi salah satu target Perusahaan tahun ini. Agar kita lebih memahami bagaimana menjaga kesehatan, kami berkesempatan mewawancarai dr Didik Umarsono Adi, yang juga Kepala Poliklinik PT Indofarma belum lama ini, berikut rangkumannya.
Dr Didik Umarsono Adi
Bagaimana kondisi kesehatan karyawan terkini?
KARYAWAN YANG PRODUKTIF :
GAYA HIDUPNYA SEHAT
Bagaimana mengatasinya?
Kenapa hal ini bisa terjadi?
Pertama-tama perlu adanya kesadaran atau adanya perubahan pola berfikir (mind set), bahwa dengan gaya hidup tidak sehat itu akan membahayakan kesehatan dirinya, dan keluarganya. Sebagai contoh asap rokok tidak hanya berdampak negatif bagi orang tersebut tapi juga bagi keluarganya, dan lingkungan sekitarnya. Seperti kita ketahui merokok dapat memicu bagi timbulnya penyakit kanker, jantung dan lain lain. Bila kesehatan terganggu tentu akan mengurangi aktifitas kerja sehari-hari yang akan berdampak menurunnya produktifitas dan kesejahteraaan dia dan keluarganya.
Penyebabnya gaya hidup sebagian besar kita yang sudah berubah yang sudah mengikuti kecenderungan kekinian. Gaya hidup kekinian seperti kurang olahraga, stress, kurang istirahat, banyak makan makanan berkolesterol tinggi, yang banyak mengandung lemak, makanan cepat saji, makanan berpengawet, dan sebagainya. Ditambah kurangnya memakan sayur-sayuran dan buah-buahan. Perlu diketahui makanan yang berkolesterol tinggi antara lain makana yang bersantan, kuning telor, otak, cumi-cumi, udang, kepiting, jeroan, kulit ayam/bebek dan lain lain.
Untuk itulah kami dari Poliklinik juga terus memberikan penyuluhan tentang pentingnya kesehatan baik secara massal maupun individual (saat berobat). Upaya ini adalah upaya promotif dan preventif. Adapun bagi mereka yang sudah terlanjur menderita sakit maka dibutuhkan kepatuhan dalam berobat yakni secara berkala terus melakukan kontrol kesehatan dan meminum obat resep dari dokter meskipun dirasakan kondisinya sudah “membaik”. Tidak boleh terjadi putus berobat bagi parapenderita jantung, darah tinggi, dan kencing manis (diabetes). Adapun untuk kasus-kasus penyakit yang
Dari pemeriksaan kesehatan (medical check up) 2010 hasilnya agak memprihatinkan, salah satu indikasinya cukup banyak karyawan yang memiliki kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, kencing manis, dan lain lain, serta sebagian besar karyawan (pria) adalah perokok. Kondisi ini menjadi faktor risiko bagi timbulnya berbagai penyakit seperti jantung, stroke, dan lain lain. Memang ada faktor keturunan bagi timbulnya penyakit-penyakit itu tetapi bisa diminimalkan oleh gaya hidup yang sehat.
12
Wawancara
Kesehatan
Edisi Januari - Februari 2011
berat atau serius yang perlu penanganan dokter spesialis, akan kami rujuk ke rumah sakit agar ada penanganan lebih lanjut Di samping itu Perusahaan juga perlu menerapkan aturan yang lebih tegas lengkap dengan sanksinya seperti larangan merokok di Perusahaan di samping aturan lain tentang LK3 (Lingkungan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja). Bagaimana tentang Asuransi Kesehatan? Dengan meningkatnya Asuransi Kesehatan “In Health” dari silver menjadi gold pada 2011 ini maka ada peningkatan pelayanan dan jaringan rumah sakit yang lebih bagus dan lebih luas. Kini pelayanan penyakit jantung, MRI, dan pemecahan batu ginjal (ESWL), sudah terlayani. Prosedurnya kini juga lebih mudah, misalnya untuk berkunjung ke polklinik THT, mata, kandungan, dan anak (balita), bisa langsung tanpa perlu surat rujukan, cukup membawa kartu kepesertaan In Health. Dengan peningkatan ini diharapkan karyawan dan keluarganya akan lebih terlindungi kesehatannya sehingga tenang bekerja dan pada gilirannya akan meningkatkan produktifitas kerjanya (im).
Dirum & SDM, Deden ES : Sehingga setiap jabatan akan diberikan bobot jabatan tersebut yang pada akhirnya dapat ditentukan kelas jabatan. Dari hasil kelas jabatan ini akan ditentukan nilai jabatandalam bentuk akhirnya berupa sistem remunerasi. Khusus tentang kualifikasi jabatan sangat krusial karena untuk dapat mencapai output yang maksimal diperlukan penempatan individu yang sesuai dengan kualifikasi jabatan tersebut. Untuk itu dari aspek individu (pemangku jabatan), harus ada kesiapan komptetensinya baik soft skill maupun hard skill. Selain remunerasi, program apa yang menjadi rencana di 2011? Serentak dengan program remunerasi akan ada mapping kualifikasi karyawan, yang dilakukan melalui audit kompetensi, audit rasio karyawan, dan audit job fit. Mapping ini rencananya akan dimulai di kuartal dua 2011 dengan bantuan konsultan supaya lebih obyektif. Dengan mapping karyawan tersebut akan tergambar kekuatan dan kelemahan karyawan, akan ada penempatkan seseorang sesuai dengan kompetensi dan kebutuhan perusahaan, jenjang karir (career path), yang hasil akhirnya berupa peningkatkan produktifitas karyawan.
Bisa lebih jelas khususnya tentang jenjang karir ? Sistem yang dulu pernah ada tidak memungkinkan adanya jenjang karir (career path), tapi saat ini untuk masing-masing karyawan sudah memiliki career path sehingga menuntut karyawan untuk memperkaya diri dengan cara mutasi dan promosi yang dapat diusulkan oleh Manajernya. Untuk mengisi jabatan Asisten Manajer atau Manajer misalnya, diperlukan pengalaman di dua unit yang masing-masing di bidang tersebut ataupun lintas bidang. Manajer mengarahkan karyawan di Bidangnya untuk mutasi ke Bidang lain, begitu pula karyawan dapat mengusulkan dirinya agar dimutasikan ke Bidang lain. Dalam kaitan ini Bidang SDM secara terbuka menyampaikan kepada Direksi tentang jabatan apa yang kualifikasinya dapat dipenuhi oleh karyawan tertentu. Dulu, karyawan yang mengalami mutasi dicap negatif, karena mutasi dianggap sebagai punishment atau karyawan tidak berkualitas, dan dari sisi lain, atasannya cenderung untuk mempertahankan bawahan yang berkualitas daripada memberi kesempatan untuk mutasi. Dengan pelan tapi pasti masalah mutasi karyawan saat ini menjadi hal yang umum terjadi bahkan saat ini karyawan sangat tertarik untuk dimutasikan sebagai bagian dari mengisi persyaratan career
Edisi Januari - Februari 2011
9
Wawancara path yang akan dituju, atasan juga memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mutasi jabatan. Dalam kaitan ini masalah kesesuaian jabatan dengan individu secara lebih sempurna masih dalam proses perubahan dari sistem lama ke sistem yang baru. Adakah program lain? Di samping itu akan ditingkatkan soal efektifitas pelatihan karyawan. Melanjutkan tahun lalu bahwa setiap rencana pelatihan karyawan yang diusulkan dari setiap Manajer harus didasari oleh adanya gap (kesenjangan) antara kebutuhan (tuntutan) kerja dengan kompetensi yang dimiliki karyawan. Dengan demikian target pelatihan adalah peserta/karyawan dapat mengisi gap atau minimal memperkecil gap tersebut. Pelatihan tidak harus dilakukan dalam bentuk training di luar ataupun di dalam perusahaan, tapi bisa juga dioptimalkan melalui coaching ataupun melalui model pengayaan tugas. Seperti diketahui, kualifikasi jabatan akan selalu berubah dan berkembang seiring dengan perkembangan perusahaan, oleh karena itu dibutuhkan kesiapan masing-masing individu. Bagaimana mengatasi demotivasi sebagian karyawan ? Pertama-tama harus diingat bahwa selama 3 tahun belakangan ini penyesuaian atau kenaikan gaji setiap awal tahun selalu di atas inflasi. Kami mengingatkan agar diperbandingkan jumlah gaji masa sebelum 3 tahun terakhir dengan gaji saat ini yang sesungguhnya ada kenaikan yang cukup signifikan. Mungkin demotivasi itu karena bonus yang belum bisa di atas dua bulan gaji. Masalah bonus ini akan teratasi bila pada 2011 ini kita dapat mencapai profit bersih 5 %, oleh karena itu mari kita sama-sama bekerja dengan penuh motivasi agar profit itu tercapai. Masalah lain berupa keluhan tentang sudah tidak adanya kenaikan langkah otomatis yang dulu ada setiap 2 tahun sesungguhnya merupakan rangsangan agar karyawan berlomba-lomba bekerja dengan prestasi terbaik (nilai A). Tuntutan kerja mengharuskan perusahaan agar karyawan tidak lagi bekerja biasa-biasa atau kurang prestasinya. Dengan demikian kebijakan tidak adanya kenaikan langkah otomatis itu
10
Edisi Januari - Februari 2011
Manajer SDM :
sudah tepat, hanya diperlukan obyektifitas atasan dalam menilai kerja bawahannya, harus dihindari model “arisan”, suka-tidak suka, dan subyektifitas lainnya. Dalam kaitan ini model 360 derajat untuk penilaian karya untuk supervisor ke atas tetap akan ada, karena lebih obyektif. Di sini amat dibutuhkan kedewasaan semua pihak (penilai), agar dapat diminimalkan subyektifitassubyektifitas dalam menilai seperti adanya balas dendam. Cara lain untuk mencegah demotivasi kerja adalah penentuan kualifikasi jabatan yang kini sedang disusun sebagai bagian dari program remunerasi. Arah dari kualifikasi jabatan ini untuk menentukan jenjang jarir (career path) sehingga setiap karyawan akan terus termotivasi bekerja sampai pensiun dan usianya sudah tidak muda lagi. Bagaimana penentuan jumlah Tenaga Harian Lepas (THL) yang dibutuhkan ? Perusahaan membutuhkan Tenaga Harian Lepas (THL) terutama di bagian Produksi, hal ini dikarenakan kebutuhan tenaga di bagian tersebut sangat fluktuatif dan tergantung pada time line produksi. Manajer Produksi berdasarkan analisis Line Balancing akan menentukan standar kebutuhan THL untuk setiap lini produksi. Setiap manajer harus selalu update dengan peningkatan kemampuan karyawan, sehingga akan dapat menentukan jumlah THL yang paling efektif. Apakah THL yang ada dapat mengisi posisi karyawan yang pensiun? Untuk jabatan karyawan yang pensiun, dilakukan analisis terlebih dahulu apakah jabatan kosong tersebut harus diisi kembali, ataukah cukup dengan memberikan pelatihan kepada karyawan yang ada agar dapat melaksanakan kewenangan dan tanggung jawab pada jabatan tambahan tersebut. Apabila jabatan kosong tersebut harus diisi kembali, dan kualifikasinya dapat dipenuhi oleh THL maka THL akan menjadi prioritas untuk diseleksi sebelum merekrut karyawan baru dari luar mengingat THL sudah memiliki pengalaman pada pekerjaan tersebut. (im)
Wawancara
Membangun Pembelajaran Organisasi Dengan E-Learning Tugas Bidang idang SDM antara lain adalah pengembangan sumber daya manusia. Unutk itulah Bidang SDM sejak j k 2009 sudah d h meluncurkan l k ttentang t program e-learning l i d dengan ttargett membangun b Learning Organization (pembelajaran organisasi). Seperti apa e-learning itu dan apa saja targetnya, kami berkesempatan mewawancarai Manajer SDM, Baharuddin, berikut petikannya.
Bisa dijelaskan sejarah pembentukan E-Learning di Indofarma?
Bagaimana kiat mengembangkan E-Learning?
E-Learning resmi diluncurkan pada 14 Agustus 2009 oleh Direktur Umum & SDM Deden Edi Soetrisna di aula Pelatihan, Cibitung. E-Learning awalnya dibentuk dan dikelola oleh tim yang anggotanya dari peserta TOT (Training of Trainer) yang dilakukan pada awal 2009, yang kemudian dilengkapi dengan perwakilan dari Bidang-Bidang yang memiliki keilmuan dalam memberikan suatu pembelajaran yang bermanfaat bagi dunia kerja. Website E-Learning Indofarma adalah http://itcorp/.
Guna mengembangkannya, kami telah melaksanakan studi banding khususnya ke PT. Telkom (Persero) Tbk dan dari sana diperoleh pengetahuan kiat-kiat mereka mengelola E-Learning sehingga berkembang menjadi Telkom Training Center yang besar saat ini, ternyata mereka merintis dan mengembangkan E-Learning nya dalam waktu yang tidak pendek.
Apakah target E-Learning ? Target jangka panjang program E-Learning adalah untuk menjadikan Indofarma sebagai Learning Organization. Dengan E-Learning diharapkan minat karyawan untuk belajar dan menerapkan ilmu pengetahuannya dalam pekerjaannya akan meningkat. E-Learning merupakan salah satu program pengembangan karyawan di samping programprogram pengembangan lainnya. E-Learning merupakan bagian dari proses pembelajaran yang bisa berupa : 1. Pemahaman terhadap suatu aturan yang harus diketahui. 2. Penambahan ilmu pengetahuan bagi karyawan. 3. Pedoman untuk meningkatkan ketrampilan karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Sampai saat ini, E-Learning dikelola oleh Bidang IT dan Bidang SDM secara bersama-sama. Bidang IT melaksanakan penyediaan infrastruktur (software) dan Bidang SDM melaksanakan kegiatan E-Learning sebagai wadah penyajian yang bahan-bahannya berasal dari pelatihan yang telah diikuti karyawan dan telah dipresentasikan dalam forum sharing knowledge. Dengan demikian diharapkan karyawan yang lain (yang lebih luas) dapat memanfaatkan bahan-bahan tersebut.
Oleh karena itu, E-Learning Indofarma perlu terus dikembangkan agar bisa menjadi besar. Untuk itulah kami melakukan antara lain lewat sosialisasi ataupun publikasi secara terus menerus lewat media message pop up. Tentunya akses E-Learning kami jaga dan mudahkan agar dapat diakses kapanpun di manapun oleh para karyawan. Di samping itu kami juga menggandeng media internal Oasis dengan harapan media Oasis dapat memberikan rubrik khusus untuk E-Learning pada setiap penerbitannya. Dengan demikian akan terjadi sinergi dengan Oasis yang akan memacu masingmasing untuk terus mengembangkan medianya sehingga bermanfaat bagi Indofarma dan karyawan pada umumnya Bisa dijelaskan kondisi E-Learning saat ini ? Sampai dengan saat ini minat karyawan terhadap E-Learning cukup besar, ini terbukti dengan besarnya partisipasi karyawan yang mengikuti Program Peningkatan Respon Karyawan terhadap E-Learning yang dilaksanakan dari 27 Desember 2010 sampai 15 Januari 2011 dengan jumlah materi yang diakses sebanyak 212 kali. Kemudian pada tanggal 27 Januari 2011 telah diserahkan souvenir kepada 15 karyawan yang telah melakukan akses terbanyak pada E-Learning. (RA).
Edisi Januari - Februari 2011
11