INDONESIA MENJADI NEGARA GAGAL ? : Pendidikan Formal Gagal Membangun Karakter Anak Bangsa ? Akademisi Gagal Melahirkan IPTEKS Pancasilais ? IPB Gagal Menghasilkan Alumni untuk Memartabatkan Petani dan Pertanian ? Sarjana Kehutanan Gagal Mengelola Hutan Lestari ?
Apa yang patut dilakukan ?
Bersatu Memberi yang Terbaik JADIKAN KAMPUS BIODIVERSITAS IPB DAN DESA LINGKARNYA SEBAGAI TEMPAT PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN PEMBELAJARAN ANAK BANGSA BHINNEKA TUNGGAL IKA MENJADI CERDAS, BERAKHLAK, BEREMPATI DAN BERKARAKTER UNTUK AKTIF DALAM SOAL “HIDUP ATAU MATI BANGSA” Oleh :
Ervizal A.M. Zuhud Guru Besar dan Kepala Bagian Konservasi Keanekaragaman Tumbuhan, Dept. Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB, PO. Box 168 Bogor, email :
[email protected] .
Bagian Konservasi Keanekaragaman Tumbuhan Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB 2012 1
JADIKAN KAMPUS BIODIVERSITAS IPB DAN DESA LINGKARNYA SEBAGAI TEMPAT PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN PEMBELAJARAN ANAK BANGSA BHINNEKA TUNGGAL IKA MENJADI CERDAS, BERAKHLAK, BEREMPATI DAN BERKARAKTER UNTUK AKTIF DALAM SOAL “HIDUP ATAU MATI BANGSA”
Oleh :
Ervizal A.M. Zuhud Guru Besar dan Kepala Bagian Konservasi Keanekaragaman Tumbuhan, Dept. Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB
Sistem pendidikan formal di Indonesia tak akan menghasilkan orang yang berpikir kerakyatan. Sistem pendidikan kita memperhatikan dan mengasah “logika” saja, sehingga peserta didik menderita empathy deficiency human disorder . Kecuali peserta didik yang berniat serta diberi kesempatan memahami dan mengasah empatinya secara pribadi. (Sri Mumpuni, alumnus IPB, 1990 penerima Ramon Magsaysay Award, 2011) Sejak dahulu setelah merdeka sampai sekarang umumnya kita tidak menyadari bahwa sistem pendidikan formal di Indonesia telah gagal mendidik anak bangsanya menjadi berkarakter pejuang untuk kesejahteraan rakyat banyak. Hal ini terjadi karena pendidik itu sendiri adalah terlahir dari suatu produk sistem pendidikan yang salah yang telah berlangsung sistematis dan sistemik sejak dahulu yang berkelanjutan sampai hari ini. Anak bangsa tidak terdidik dan tidak terlatih keseharihariannya melalui suatu sistem pendidikan, pelatihan, penbelajaran dan ujian secara holistik dan terencana dikehidupan dunia nyata. Hasil pendidikan formal tidak menghasilkan anak bangsa yang berkarakter pejuang bagi kesejahteraan rakyat banyak, terjadinya moral hazard pada berbagai lapisan pemegang amanah secara sistematis dan sistemik, yang semuanya tidak lain adalah merupakan hasil pendidikan formal selama ini.
PENDAHULUAN Bung Karno pada peletakkan batu pertama pembangunan gedung Kampus IPB Baranangsiang
pada tanggal 27 April 1955 menyampaikan pidatonya yang sangat
menggugah: Hidup Mati Bangsa Indonesia dan Pendidikan Tinggi Pertanian. Alumni IPB dari berbagai fakultas sampai saat ini sudah lebih dari 90.500 orang. Para alumni IPB bekerja di berbagai instansi pemerintahan, swasta maupun legeslatif pada berbagai sektor dan disiplin. Namun sampai saat ini kita semua merasakan keprihatinan atas situasi pangan maupun kehutanan nasional yang berimplikasi pada kedaulatan pangan bahkan lebih jauh pada kedaulatan bangsa. Harus kita akui bahwa alumni IPB, baik secara personal maupun berkelompok, belum bekerja dan berjuang melakukan perubahan secara sistemik yang dapat mempengaruhi kebijakan yang pro kerakyatan dan pro keadilan secara nasional. Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris dimana sektor pertanian dalam arti luas (pertanian, perkebunan, perikanan/kelautan, kehutanan dan perternakan) sampai saat ini masih belum bisa mensejahterakan masyarakat petaninya, tercermin antara lain dari kemiskinan petani, nelayan, masyarakat hutan dan kerusakan lingkungan hidup. Pasti ada yang salah dalam sistem dan proses pendidikan SDM, termasuk di IPB selama ini. Kita IPB antara lain belum mengoperasionalkan esensi isi pidato Bung Karno dalam suatu sistem 2
dan proses pendidikan yang sistematis dan sistemik pro kemanusiaan, seperti apa yang disinyalir oleh seorang alumninya yang “pencilan” bernama Sri Mumpuni penerima hadiah Magsaysay (2011) yang disebutkan di atas. Sepatutnya kita sadari bahwa mandat IPB pada hakekatnya merupakan salah satu garda terdepan dari Bangsa Indonesia sebagai agen perubahan masyarakat madani mandiri yang bermartabat berdasarkan PANCASILA. IPB sangat bertanggungjawab secara moril, intelektuil, IPTEKS, maupun materil yang berkaitan langsung dengan kemandirian dan keberlanjutan pemenuhan kebutuhan pangan, kesehatan, bioenergi, sandang dan papan anak bangsa dalam arti luas.
Kita hendaklah memahami dan menyadari benar dengan
makna istilah “you are what and how do you eat”. Apa dan bagaimana yang dimakan anak bangsa setiap hari, maka itulah juga yang banyak ikut menentukan dan menpengaruhi kualitas setiap individu manusia Indonesia saat ini dan ke depan, baik secara fisik jasmani maupun fisik intelektual. Sumberdaya keanekaragaman alam hayati (biodiversity) dan sumberdaya manusia yang Pancasilais merupakan unggulan Indonesia terhadap dunia global yang berupa initial endowment (anugerah awal) dari Tuhan YME. IPB merupakan lembaga perguruan tinggi yang bertanggungjawab dibidang pengembangan IPTEKS dan SDM agar initial endowment keanekaragaman hayati terestrial dan bahari Indonesia tersebut dapat terpelihara, berkembang, bernilai tambah dan bermanfaat secara maksimal berkelanjutan bagi pendukung kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Indonesia, bahkan sampai kepada masyarakat global dunia. Mandat IPB adalah pelopor pembangunan pertanian dalam arti luas,
dengan
rumusan statuta : IPB adalah perguruan tinggi pengembang sumberdaya manusia dan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam sistem pertanian yang mencakup keseluruhan bidang ilmu pertanian dalam arti luas, termasuk ilmu-ilmu pengetahuan dasar, keteknikan, agroindustri, gizi, kesehatan, manajemen, sosial dan ekonomi dengan orientasi utama pada pertanian tropika yang berkelanjutan serta mengakar pada kekayaan alam dan kearifan sosial budaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan lingkungan (Anonimous, 2011). Kalau disimak statuta IPB ini tidak lain adalah pengelolaan sumberdaya alam biosfer yang harmoni antara manusia, biodiversitas dan atmosfer rendah. Statuta IPB ini dijalankan pada hakekatnya tidak lain sudah dicanangkan pada waktu berdirinya oleh presiden Soekarno (disimbulkan oleh logo IPB dengan 5 daun) adalah untuk tujuan menegakkan nilainilai falsafah Pancasila, yaitu (1) Ketuhanan Yang Maha Esa; (2) Kemanusiaan yang adil dan beradab; (3) Persatuan Indonesia; (4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
3
kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan; dan (5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pada peletakan batu pertama pembangunan Gedung Fakultas Pertanian Universitas Indonesia yang kemudian menjadi Institut Pertanian Bogor, Presiden RI pertama Sukarno menyampaikan sebuah pidato yang sangat penting dan bersejarah yang diberi judul “Sola Hidup atau Mati”. Pidato tanggal 27 April 1952 itu mengemukakan arti penting penyediaan pangan bagi rakyat. Sedemikian pentingnya sehingga Bung Karno menyebut persoalan pangan sebagai persoalan hidup atau mati bangsa ini. IPB sudah berdiri lebih dari 44 tahun, namun cita-cita yang dicanangkan Bung Karno pada saat pendirian IPB masih belum memenuhi dari harapan kita semua. Tentunya hal ini banyak faktor yang menjadi kendala dan penyebabnya, baik eksternal maupun internal. Faktor eksternal sangat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan IPB yang merupakan pengaruh arus yang bolak balik, yang sering kita luput dan tidak cukup waktu merenungkannya secara mendalam. Antara lain masalah besar arus pola pikir “materialistik” yang mengglobal di akhir millenium kedua dan di awal millenium ketiga ini adalah “agaknya merupakan puncak teratas atau titik kulminasi peradaban manusia yang terburuk semenjak sejarah manusia ada di muka bumi ini”. Indikasinya dengan kemajuan IPTEKS yang sudah sangat canggih, namun tidak diikuti dengan perkembangan harkat kemanusiaan yang terpuji yang terwujud dari proses pendidikan dan latihan. Bahkan menghasilkan kontradiksi nilai kemanusiaan yang mungkin terendah selama sejarah dunia berkembang.
Kejahatan politik, ekonomi maupun sosial
sudah sangat kompleks dan terjadi hampir di seluruh masyarakat dunia ini. Refleksi dari permasalahan di Indonesia antara lain dapat terlihat pada angka kerusakan lingkungan hidup dan hutan alam di Indonesia dari 1.3 juta ha per tahun sampai dengan 2.4 juta ha per tahun (World Bank, 1995 dan Walhi, 1999 dalam Faisal dan Siti Maskanah, 2000). Sedangkan data FAO laju penghancuran hutan di Indonesia pada 2000 – 2005 merupakan yang tercepat di dunia. Setiap tahun rata-rata 1,871 juta hektar hutan hancur, atau 2 persen dari luas hutan yang tersisa 88,495 juta pada tahun 2005 (data ini dikutib dari Harian Kompas, 4 Mei 2007). Juga direfleksikan dengan kejadian korupsi uang negara oleh para koruptor yang diberitakan hampir tiap hari di media masa kalau ditotal mencapai triliunan rupiah setiap tahunnya. Faktor internal, salah satunya adalah bahwa kampus IPB belum menjadi tempat pendidikan, pembelajaran dan pelatihan keseharian yang holistik para civitas academikanya, dimana teori dan praktek belum menyatu dalam kehidupan insan kampus sehari-hari. Padahal ini sangat patut dilakukan sebagai prasyarat keberhasilan suatu pendidikan yang berkarakter, bukan sekedar membangun kecerdasan anak didik, tetapi jauh lebih dari itu, 4
yaitu membangun dan melatih keseharian anak didik untuk berempati, bersikap, berperilaku dan bermoral yang diterapkan pada kehidupan keseharian bermasyarakat yang bersatu dengan lingkungan hidupnya.
“Kita belajar, bekerja dan mengabdi bukan demi ilmu
pengetahuan dan teknologi, melainkan demi kehidupan dan peradaban kemanusiaan yang harmoni berkelanjutan” Moto IPB sepatutnya disempurnakan dengan kata “bersatu”, yaitu menjadi :”Bersatu Mencari dan Memberi yang Terbaik”. Jadikan kampus biodiversitas IPB yang telah dicanangkan Rektor pada tanggal 22 Mei 2011 menjadi mind-set kampus BIODIVERSITAS sebagai tempat pendidikan, pembelajaran dan pelatihan sehari-hari anak bangsa yang Bhinneka Tunggal Ika menjadi berkarakter untuk memimpin perdamaian dan persatuan dunia” dengan isu utama adaptasi perubahan iklim global melalui konservasi keanekaragaman hayati untuk hidup bersama, bersatu dan harmoni dalam sistem keluarga alam semesta ciptaan Tuhan YME. IPB adalah University of Education, Research and Development for Management and Conservation of Indonesian Biodiversity (terrestrial and marine) Resources yang sangat strategis bagi kehidupan dan kesejahteraan bangsa Indonesia, maupun bagi masyarakat dunia global.
Hal ini merupakan unggulan IPB yang sepatutnya menjadi komitmen
sepenuhnya oleh para pengambil keputusan kebijakan nasional di republik ini, maupun oleh masyarakat untuk mendukungnya. Ini memerlukan advokasi, sosialisasi dan promosi yang gigih, sistematis, efektif, cerdas, berkelanjutan dan sabar. Setiap Departemen di lingkungan IPB bersifat otonomi, punya kebebasan, ketertiban dan keteraturan dalam pengembangan keilmuan dan tetapi sekaligus harus ada saling ketergantungan satu sama lain, saling mendukung dan berkomitmen yang kuat menjalankan secara fokus visi, misi dan tujuan IPB, yang dipimpin oleh Rektor. Ibarat hubungan mutualis dan hirarki alam yang harmoni mulai gen, sel, jaringan, organ, individu, masyarakat dan ekosistem. Apabila IPB telah memutuskan berdirinya suatu departemen, maka wajib hukumnya bagi pimpinan dan civitas akademika IPB untuk mendukung dan mendorong departemen tersebut maju bersama-sama dengan departemen lainnya, sehingga karya kolektif semua departemen menjadi suatu mozaik yang utuh dan lengkap, dari hulu sampai hilir. Semua penting dan punya peran kompetensi masing-masing untuk mengembangkan IPTEKS sesuai mandat disiplin ilmu masing-masing dengan saling ketergantungan merajut suatu mozaik “IPB KAMPUS BIODIVERSITAS” dengan “Bersatu Mencari dan Memberi yang Terbaik” Agar anak bangsa sebagai manusia dapat melaksanakan tugasnya sebagai wakil Allah di dalam kehidupan dunia nyata, maka dia membutuhkan persiapan dan pendidikan secara holistik, sistematik dan sistemik yang sesuai azas yang ditetapkan oleh Sang Pencipta yang dituangkan dalam Kitab Suci-Nya. Azas tersebut adalah pendalaman iman 5
kepada Tuhan sebagai Sang Pencipta, memahami nilai-nilai benar dan baik, memerangi nilai-nilai yang buruk, peduli terhadap manusia baik jiwa maupun raga, selalu meningkatkan kemampuan dan kapasitasnya, memotovasi dalam mengambil hal-hal yang positif, mendorong terhadap pengkajian, mencari ilmu yang berguna, selalu melatih kemahiran yang menjadi tuntutan dalam aktivitas yang beragam, dan hal-hal lain yang dapat membantu manusia dalam melaksanakan tugasnya di dalam kehidupan, mendorong aktif dalam merealisasikan pengembangan ekonomi, mengelola semua apa yang ditundukkan Allah untuk manusia berupa sumber daya alam dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, dan menggunakannya sebagai bantuan sepenuhnya dalam merealisasikan pengabdian kepada Sang Pencipta. Persiapan melalui pelatihan dan pendidikan secara holistik inilah yang dimaksudkan dengan pengembangan sumberdaya manusia seutuhnya, IPB KAMPUS BIODIVERSITAS adalah wadah, sarana dan tempat untuk persiapan itu semua.
APA ITU “IPB KAMPUS BIODIVERSITAS”? “IPB KAMPUS BIODIVERSITAS” adalah suatu miniatur perkampungan kehidupan masyarakat kampus pertanian yang sejahtera, harmoni, reliogi, mandiri, berkelanjutan, bermartabat dan modern. Komponen utama masyarakat perkampungan kampus ini adalah (1) seluruh mahasiswa IPB, S1, S2 dan S3 (berasal dan wakil dari berbagai masyarakat Nusantara sekaligus sebagai miniaturnya Indonesia), (2) seluruh sivitas akademika IPB, dan (3) masyarakat dari seluruh desa sekitar dan lingkar kampus, dan (4) pemerintah daerah (kabupaten, kecamatan dan desa) sebagai regulator, kontributor dan mediator.
Gambar 1. Kampus Biodiversitas IPB Darmaga yang Unik Dilingkari 17 Desa
Proses mewujudkan pemberdayaan
dan
“IPB KAMPUS BIODIVERSITAS” adalah melalui (1)
pengembangan
harmonisasi
hubungan
saling
ketergantungan 6
(mutualism)
ketiga
mengoptimalkan
kelompok
pengelolaan
besar dan
masyarakat nilai
tambah
tersebut
di
sumberdaya
atas alam
(strategi);
(2)
lahan
dan
keanekaragaman hayati dalam lingkungan IPB maupun di dalam lingkungan desa sekitar dan lingkar kampus secara harmoni untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kesejahteraan masyarakat kampus (perangkat keras); (3) mengamalkan IPTEKS IPB yang harmoni dengan lingkungan alam yang ditumbuh-kembangkan sesuai dengan butir (1) dan (2) di atas. Konstruksi wujud “IPB KAMPUS BIODIVERSITAS” di dunia nyata, tidak lain adalah IPB (mahasiswa dan civitas academika) sebagai inti dan desa (masyarakat lingkar kampus) sebagai plasma. Mahasiswa (23.000-an orang), 1.275 orang dosen, pegawai non-edukasi IPB 5.500 orang, alumni lebih 90.500 orang dan lebih 127.000 orang anggota masyarakat desa lingkar kampus adalah suatu sistem keluarga besar yang mutualis yang seharusnya menjadi inner market yang maksimal bagi IPB KAMPUS BIODIVERSITAS. Lahan milik IPB dan lahan pertanian desa lingkar kampus
harus diberdayakan untuk menghasilkan
kebutuhan bagi hidup masyarakat IPB dan sekitarnya (pangan, air bersih, udara bersih, papan, bioenergi, bahan obat-obatan, ekowisata dan lain-lain). Setiap Departemen di IPB punya hak otonomi, tetapi sekaligus harus ada saling ketergantungan satu sama lain untuk bersatu padu menjalankan visi, misi dan tujuan IPB yang fokus. Sesungguhnya dan pada hakekatnya setiap departemen, bagian dan laboratorium yang ada di IPB tanpa kecuali dituntut oleh Tuhan untuk mengamalkan ilmunya di dunia nyata, yaitu pertama-tama di lingkungan keluarganya yang terdekat, yaitu di IPB KAMPUS BIODIVERSITAS. Ini sekaligus merupakan wadah proses pembelajaran, latihan dan pengembangan keilmuan di dunia nyata bagi dosen, mahasiswa, pegawai dan masyarakat desa lingkar kampus sehari-hari. IPB KAMPUS BIODIVERSITAS adalah merupakan bentuk miniatur pertanggungjawaban langsung dari setiap insan civitas akademika IPB yang kongkrit kepada bangsa Indonesia (diwakili oleh semua mahasiswa anak bangsa dari berbagai wilayah nusantara dan masyarakat desa lingkar kampus) dan kepada Tuhan YME dalam bentuk pengamalan IPTEKS di dunia nyata.
MENGAPA “IPB KAMPUS BIODIVERSITAS” PENTING ? Mahasiswa IPB adalah aset SDM nasional di masa mendatang yang sangat strategis yang harus dipersiapkan dengan maksimal dan sungguh-sungguh, baik aspek kesehatan fisik, intelektual, apalagi aspek karakter dan moralnya. Hal yang berkaitan dengan pola makan sehat, bahan makanan sehat, proses pengolahan makanan sehat dan cara hidup sehat dan mandiri yang mencukupi dan patut bagi setiap individu mahasiswa dan civitas 7
akademika, hal ini semua sangat menentukan
keberhasilan proses pendidikan
berkelanjutan seutuhnya tersebut. IPB hendaknya memiliki komitmen penuh untuk meluluskan semua mahasiswanya diluar kendala dan persyaratan akademis tanpa kecuali.
Kebijakan IPB sejak periode
Rektor Prof. Dr. A.M. Satari yang diinisiatif oleh Prof. Dr. Andi Hakim Nasution pada tahun 1970-an telah memutuskan menjadi suatu universitas pertanian nasional dan internasional dengan cara menjaring mahasiswanya dari seluruh perwakilan wilayah nusantara, bahkan seluruh belahan dunia melalui penelusuran minat, bakat dan prestasi prima di sekolahnya. Semua kendala yang berkaitan dengan biaya pendidikan mahasiswa, terutama dari keluarga yang tidak dan kurang mampu ekonomi tapi punya kemampuan akademik harus dicarikan dan ada jalan keluarnya oleh IPB. Suatu kenistaan bagi IPB apabila ada mahasiswanya yang gagal dalam pendidikan (drop out), hanya disebabkan karena kendala ekonomi atau kekurangan biaya hidup atau kekurangan biaya pendidikan. IPB KAMPUS BIODIVERSITAS merupakan wujud kongkrit pengamalan ilmu dan proses pembelajaran bagi setiap individu dosen dan mahasiswa di dunia nyata dalam kehidupan sehari-hari sebagai pengamalan “Tri Dharma Perguruan Tinggi”. Sekaligus membantah dengan arif tentang rumor yang berkembang pada masyarakat umum akhirakhir ini, bahwa lulusan IPB bisa mengerjakan semua pekerjaan di bidang apa saja, kecuali di bidang pertanian. Masyarakat desa lingkar kampus adalah keluarga IPB dan tetangga terdekat, umumnya kapasitas SDM-nya masih lemah.
Program “Jumat Kelililng”, Posdaya,
Konservasi TOGA yang diprakarsai LPPM IPB bekerjasama dengan departemen merupakan embrio dan langkah awal kegiatan pemberdayaan kepada mereka yang selama ini banyak diabaikan, sehingga selama ini berpotensi bisa menimbulkan permasalahan sosial yang khronis yang dapat menggangu kenyamanan bersama. Hal ini hendaknya dijadikan suatu panggilan dan tanggungjawab moral setiap insan sivitas akademika IPB untuk mengamalkan ilmunya di dunia nyata kepada masyarakat terdekat yang sangat memerlukan bantuan dan sentuhan kasih sayang IPTEKS IPB. IPB KAMPUS BIODIVERSITAS
menjadi wadah dan sarana membangun image
tentang pertanian terpadu, humanis, harmoni dengan alam, membanggakan dan bermartabat. IPB KAMPUS BIODIVERSITAS dunia
nyata
yang
dicita-citakan
merupakan Miniatur Indonesia yang kongkrit di
PANCASILA
dan
UUD
1945.
IPB
KAMPUS
BIODIVERSITAS hendaknya merupakan wujud inspirasi, bakat, karya nyata dan percontohan cerdas yang dapat menjadi pintu masuk, jendela dan show window untuk 8
perubahan bagi seluruh masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang mandiri, berkelanjutan, bermartabat, cerdas terutama di bidang pangan dan cara hidup sehat.
TUJUAN KAMPUS BIODIVERSITAS Berdasarkan pendahuluan dan keterangan diatas dapatlah dirumuskan tujuan dari pengembangan kampus biodiversitas adalah sebagai berikut : (1) Mewujudkan “Miniatur Indonesia” yang dicita-citakan PANCASILA dan UUD 1945 berbasis nilai-nilai Religi universal dan sumberdaya bio-cultural-diversity (mahasiswa, dosen, pegawai, masyarakat dan keanekaragaman hayati) berupa wujud KAMPUS BIOSFER yang kongkrit di dunia nyata. (2) Mengembangkan kampus IPB dimana semua kapital sosial (social capital) dari mahasiswa, dosen, pegawai dan masyarakat dapat ditegakkan dan direvitalisasi untuk menjawab kebutuhan kini dan masa depan Indonesia dan perdamaian dunia. (3) Menyediakan tempat dan sarana proses belajar mengajar, pembelajaran, latihan dan pengembangan keilmuan di dunia nyata bagi dosen, mahasiswa, pegawai dan masyarakat desa lingkar kampus sehari-hari sebagai pengamalan “Tri Dharma Perguruan Tinggi”. Wadah untuk menyalurkan inspirasi, bakat, amal, karya nyata dan percontohan cerdas yang dapat menjadi pintu masuk, jendela dan show window untuk penggerak perubahan bagi seluruh masyarakat Indonesia dan dunia yang mandiri mengadakan kebutuhan hidup sprituil dan materilnya, terutama di bidang penerapan religi dan cara hidup sehat, pengadaan pangan, air, energi, obat-kesehatan alami, rekreasi alam dan lain-lainnya. (4) Membangun image, brand dan model pertanian alami-ramah lingkungan, terpadu, berkelanjutan, berkeadilan, bermartabat, beradab dan berdaulat yang berbasis nilai-nilai religi universal dan sumberdaya bio-cultural-diversity, mahasiswa, civitas akademika dan masyarakat desa lingkar kampus ; (5) Menjadikan KAMPUS BIOSFER
sebagai wadah pembangunan pola pikir, empati,
sikap, perilaku dan budaya setiap insan sivitas-akademika IPB yang bermotto “Bersatu Mencari dan Memberi yang Terbaik” dalam kehidupan seharian yang fokus pada visi, misi, dan tujuan IPB. Sehingga terbangunnya “Pola Pikir dan Budaya Hidup Khas IPB” yang dapat menjadi contoh-panutan dan motor penggerak perubahan masyarakat madani dan atau tradisional Indonesia bersambung menjadi
masyarakat madani
modern yang cerdas Pancasilais, bermartabat, menjunjung moral akhlak luhur dengan tetap memegang teguh dan mengembangkan tradisi yang positif dan kekhasan masing9
masing wilayah bio-cultural diversity Indonesia, sampai berperan aktif mewujudkan persatuan dan perdamaian dunia. (6) Mewujudkan model yang unik dan nyata bagi Ikatan Alumni, Perusahaan BUMN, Swasta dan berbagai pihak lainnya dalam mengimplementasikan program CSR yang berdampak luas, efektif dan efisien di Indonesia bagi pembangunan anak bangsa, melalui : pendidikan SDM mahasiswa yang berkarakter, dosen, pegawai, masyarakat dan keanekaragaman hayati yang semuanya diwujudkan dalam suatu sistem ekosistem alam kampus yang dinamai IPB KAMPUS BIODIVERSITAS. BAGAIMANA STRATEGI MEWUJUDKAN “IPB KAMPUS BIODIVERSITAS” SEBAGAI TEMPAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SEPANJANG MASA DI DUNIA NYATA Jadikan wilayah Kampus IPB dan kawasan kesatuan
ekosistem
semua desa lingkar kampus menjadi suatu
yang relative tertutup dengan membangun sistem aliran
materi, energi dan IPTEKS secara berkelanjutan adil-harmoni, sehingga terwujud
suatu
sistem yang saling bergantung secara simbiose mutualis. Masyarakat dan ekosistem desa lingkar kampus berperan sebagai produsen hasil-hasil pertanian berupa keanekaragaman bahan baku makanan dan jasa (nabati, hewani dan jasa lingkungan), sedangkan civitas akademika dan mahasiswa kampus IPB merupakan konsumen utama produk hasil-hasil pertanian dari desa lingkar kampus (terutama untuk kebutuhan makan siang), dan sekaligus berperan sebagai penyedia dan pendamping penerapan IPTEKS pertanian. Sistem saling ketergantungan ini harus dirancang, dibangun, dibuat dan disepakati secara saling mengikat di antara kedua belah pihak, sehingga terwujud suatu bentuk sistem kekeluargaan. IPB KAMPUS BIODIVERSITAS adalah suatu wujud pola pikir, sikap, empati, perilaku dan budaya setiap insan civitas akademika IPB secara berkelanjutan dalam kehidupan kampus yang fokus pada visi, misi dan tujuan IPB.
Mewujudkannya secara
sistematis dan berkelanjutan sehingga IPB KAMPUS BIODIVERSITAS menjadi suatu “Budaya Hidup Khas IPB” yang dapat menjadi contoh dan motor penggerak perubahan masyarakat madani dan atau tradisional Indonesia bersambung menjadi
masyarakat
madani modern yang cerdas, bermartabat, mandiri dan tetap memegang teguh tradisi dan kekhasan masing-masing wilayah sosio-bioekologi Indonesia. Membangkitkan potensi diri IPB yang besar untuk berkarya dan berproduksi yang besar yang selama ini kurang disadari, kurang/belum bersinergi, kurang percaya diri dan kurang disyukuri yang padahal merupakan suatu asset yang sangat besar dan kuat kalau bersatu-terkelola dan bersinergi dengan baik dan sadar. SDM, IPTEKS dan sumberdaya alam hayati di darat dan laut itulah unggulan IPB ! Sepatutnyalah pengamalan ilmu civitas akademika IPB untuk mewujudkan “IPB KAMPUS BIODIVERSITAS” ini bukan dipandang 10
suatu beban pekerjaan, melainkan agaknya disadari oleh setiap insan civitas akademika IPB sebagai suatu kebutuhan dan kepatutan yang selayaknya dilakukan dan diamalkan dalam kehidupannya sehari-hari, mulai dari rektor sampai setiap individu dosen dari semua departemen tanpa kecuali. Setiap individu dosen IPB tidak lain adalah seorang “guru” yang dituntut Tuhan untuk memberi contoh teladan kepada muridnya dimana dan kapan saja, dengan sadar mengamalkan ilmu yang dimilikinya bagi kemaslahatan masyarakat. Seperti firman Tuhan dalam kitab sucinya, yang artinya “Mengapa kamu mengatakan apaapa yang tiada kamu perbuat ?
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu
mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan ! Sepatutnyalah program ini merupakan suatu kebijakan IPB yang prioritas untuk mulai diwujudkan. Selain dituntut kerelaan dan kesadaran, juga sebagai tambahan stimulus bagi para dosen hendaknya dapat diberikan sistem insentif, reward dan angka kredit atau nilai kum dan kepada setiap mahasiswa diberikan nilai SKS sebagai ekstra kurikuler. Program ini hendaknya dilakukan secara sistematis dan bertahap, walaupun dengan kondisi realitas sesulit apapun. Hendaknya dimulai sesegera mungkin, walaupun sekecil apapun kegiatannya secara partisipatif dengan seluruh departemen dan laboratorium. Ini adalah suatu perjuangan
IPB di dunia nyata sebagai prasyarat untuk
mewujudkan
Agricultural University yang bermartabat dan berbudaya, World Class University yang sekaligus merefleksikan sebagai Kampus Konservasi Keanekaragaman hayati (Biodiversity Conservation Campus) bersifat khas IPB, dinamis berproses sepanjang masa dan antar generasi. Jadi program ini adalah bersifat sepanjang masa, yaitu selama IPB ada dan bukan pengelolaannya bersifat proyek. Memberdayakan semua sarana dan prasarana, perangkat keras maupun perangkat lunak yang dimiliki IPB untuk membuat mozaik IPB. Ini merupakan pekerjaan yang tidak mudah, tetapi merupakan prasyarat yang harus dilakukan agar menjadi suatu budaya. Hendaknya IPB KAMPUS BIODIVERSITAS benar-benar merupakan milik, oleh dan untuk semua departemen dan laboratorium. Sekecil apapun kontribusi suatu departemen atau laboratorium adalah penting dan berharga, seperti ibaratnya memandang sebuah baut gusi atau baut roda pada suatu mobil atau suatu mesin. Tabel 1 berikut ini dikemukakan secara tentatif kelompok kegiatan pokok dan keterlibatan setiap departemen dalam pengamalan IPTEKS IPB yang ramah-lingkungan yang dimandati disiplin ilmu masing-masing untuk disinergikan dan dioperasionalkan menjadi mozaik IPB KAMPUS BIODIVERSITAS.
11
Tabel 1 : Kelompok kegiatan, lokasi dan keterkaitan pengamalan IPTEKS masing-masing Departemen dilingkungan IPB untuk bersatu mencari dan memberi yang terbaik mewujudkan KAMPUS BIODIVERSITAS IPB No Kelompok Kegiatan dan lokasi
1.
Kelompok kegiatan Perencanaan, pengelolaan dan aksi konservasi keanekaragaman hayati kampus IPB untuk mendukung lingkungan pendidikan yang harmoni dan kondusif. Termasuk konservasi tanah dan air, penerepan biopori, daur ulang sampah kampus untuk produksi pupuk kompos-organik dan bio-energy.
Lokasi • IPB • Desa sekitar/ lingkar kampus
2.
Kelompok kegiatan Budidaya pangan dengan komoditas berbasis lokalitas : rediversifikasi tanaman pangan, perikanan, peternakan, lebah madu, bioenergi, dan kehutanan untuk memenuhi pasokan kebutuhan hidup sehari-hari bagi mahasiswa/sivitas akademika IPB maupun bagi masyarakat sekitar kampus IPB, maupun masyarakat luar kampus. Lokasi • Lahan IPB • Lahan desa sekitar/lingkar kampus
Pengamalan IPTEKS IPB dari masingmasing departemen • Konservasi sumberdaya hutan dan ekowisata • Silvikultur • Ilmu tanah dan manajemen sumberdaya lahan • Arsitektur lanskap • Agronomi dan hortikultura • Proteksi tanaman • Budidaya perairan • Manajemen sumberdaya perairan • Manajemen hutan • Teknik pertanian • Statistika • Matematika • Ilmu komputer • Geofisika dan meteorology • Fisika • Kimia • Biokimia • Biologi • Manajemen • Ekonomi sumberdaya dan lingkungan • Komunikasi dan pembangunan masyarakat • Ilmu tanah dan manajemen sumberdaya lahan • Arsitektur lanskap • Agronomi dan hortikultura • Proteksi tanaman • Kinik, reproduksi dan patologi • Ilmu penyakit hewan dan kesehatan masyarakat vateriner • Budidaya perairan • Manajemen sumberdaya perairan • Pemanfaatan sumberdaya perikanan • Ilmu nutrisi dan teknologi pakan • Ilmu produksi dan teknologi peternakan • Manajemen hutan • Teknologi hasil hutan • Silvikultur • Konservasi sumberdaya hutan dan ekowisata 12
3.
Kelompok kegiatan Pemanenan, paska panen dan pemasaran produk hasil-hasil pertanian, perikanan, peternakan dan kehutanan desa lingkar kampus terutama untuk pasokan kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat kampus IPB (civitas akademika, mahasiswa dan tamu). Lokasi • IPB • Desa sekitar/ lingkar kampus
4.
Kelompok kegiatan Sosialisasi dan pendampingan
• Teknik sipil dan lingkungan • Statistika • Matematika • Ilmu komputer • Geofisika dan meteorology • Fisika • Kimia • Biokimia • Biologi • Agribisnis • Manajemen • Ekonomi sumberdaya dan lingkungan • Ilmu ekonomi • Ilmu keluarga dan konsumen • Komunikasi dan pembangunan masyarakat • Proteksi tanaman • Anatomi fisiologi dan farmakologi • Kinik, reproduksi dan patologi • Ilmu penyakit hewan dan kesehatan masyarakat vateriner • Manajemen sumberdaya perairan • Pemanfaatan sumberdaya perikanan • Ilmu dan teknologi kelautan • Teknologi hasil perairan • Ilmu produksi dan teknologi peternakan • Teknologi hasil hutan • Manajemen hutan • Silvikultur • Konservasi sumberdaya hutan dan ekowisata • Ilmu dan teknologi pangan • Teknologi industri pertanian • Statistika • Matematika • Ilmu computer • Geofisika dan meteorology • Fisika • Kimia • Biokimia • Biologi • Agribisnis • Manajemen • Ekonomi sumberdaya dan lingkungan • Ilmu ekonomi • Ilmu keluarga dan konsumen • Komunikasi dan pembangunan masyarakat • Agronomi dan hortikultura • Proteksi tanaman 13
bagaimana proses pembuatan dan pengadaan makanan sehat dan harga terjangkau, terutama ditujukan kepada kantin, semua rumah makan dan tempat jajanan yang melayani mahasiswa, dan civitas akademika. Lokasi • IPB • Desa sekitar/lingkar kampus
5.
Kelompok kegiatan Pendampingan, pelatihan, pengawasan, standarisasi dan labelisasi-registrasi kantin, rumah makan dan café kampus dan sekitarnya yang sehat-higienis, terutama yang melayani mahasiswa/civitas akademika IPB Lokasi • IPB • Desa sekitar/lingkar kampus
• Anatomi, fisiologi dan farmakologi • Kinik, reproduksi dan patologi • Ilmu penyakit hewan dan kesehatan masyarakat vateriner • Budidaya perairan • Manajemen sumberdaya perairan • Pemanfaatan sumberdaya perikanan • Ilmu nutrisi dan teknologi pakan • Ilmu produksi dan teknologi peternakan • Ilmu dan teknologi pangan • Teknologi industry pertanian • Konservasi sumberdaya hutan dan ekowisata • Teknik sipil dan lingkungan • Statistika • Matematika • Ilmu computer • Geofisika dan meteorology • Fisika • Kimia • Biokimia • Biologi • Agribisnis • Manajemen • Ekonomi sumberdaya dan lingkungan • Ilmu ekonomi • Ilmu keluarga dan konsumen • Komunikasi dan pembangunan masyarakat • Gizi masyarakat • Proteksi tanaman • Anatomi fisiologi dan farmakologi • Kinik, reproduksi dan patologi • Ilmu penyakit hewan dan kesehatan masyarakat vateriner • Manajemen sumberdaya perairan • Pemanfaatan sumberdaya perikanan • Ilmu dan teknologi kelautan • Teknologi hasil perairan • Ilmu produksi dan teknologi peternakan • Teknologi hasil hutan • Manajemen hutan • Konservasi sumberdaya hutan dan ekowisata • Ilmu dan teknologi pangan • Teknologi industri pertanian • Statistika • Matematika • Ilmu computer • Geofisika dan meteorology 14
6.
Kelompok kegiatan Sosialisasi dan konsultasi kesehatan, gizi sehat, pola makan dan hidup sehat, kepada mahasiswa/civitas akademika dan masyarakat desa sekitar dan lingkar kampus IPB Lokasi • IPB • Desa sekitar/lingkar kampus
7.
Kelompok Kegiatan
8.
Inisiator percontohan energi terbarukan/ bio-energy : kayu bakar/briket arang, PLTA mikrohidro, PLT Biogas integrasi dengan peternakan dll. Lokasi • Kampus IPB • Desa lingkar kampus Kelompok Kegiatan : Lain-lain
• Fisika • Kimia • Biokimia • Biologi • Agribisnis • Manajemen • Ekonomi sumberdaya dan lingkungan • Ilmu ekonomi • Ilmu keluarga dan konsumen • Komunikasi dan pembangunan masyarakat • Proteksi tanaman • Anatomi fisiologi dan farmakologi • Kinik, reproduksi dan patologi • Ilmu penyakit hewan dan kesehatan masyarakat vateriner • Pemanfaatan sumberdaya perikanan • Ilmu produksi dan teknologi peternakan • Konservasi sumberdaya hutan dan ekowisata • Ilmu dan teknologi pangan • Teknologi industri pertanian • Statistika • Matematika • Ilmu computer • Geofisika dan meteorology • Fisika • Kimia • Biokimia • Biologi • Manajemen • Ekonomi sumberdaya dan lingkungan • Ilmu Keluarga dan Konsumen • Komunikasi dan pembangunan masyarakat • Gizi masyarakat • Disiplin keilmuan dari berbagai departemen di IPB yang terkait dan mendukung. • Masyarakat desa lingkar kampus • Pendukung lainnya
15
Daftar Pustaka :
1. Anonimous, 2011. Rangkuman Hasil Sidang Pleno I Dewan Guru Besar IPB Tahun 2011 2. Anonimous, 2010. Bogor Agricultural University (IPB), Searching and Serving the Best. Directorate of Collaboration and International Programs, Secretary Executive and Directorate of Education Assessment and Development, Bogor. 3. LPPM-IPB. 2010a. Desa-desa Lingkar Kampus, Selayang Pandang. LPPM-IPB. Bogor 4. LPPM-IPB. 2010b. Pendampingan Kewirausahaan Lingkar Kampus. LPPM-IPB. Bogor 5. Faisal dan Siti Maskanah. 2000. Inovasi Penyelesaian Sengketa Pengelolaan Sumberdaya Hutan. Pustaka LATIN. Bogor.
16