SILAHTURAHMI FKUB DAN KANWIL KEMENAG PROV. SULAWESI UTARA
Edisi 4 Tahun V, Nomor 27, April 2016
Bernas Dari Nusa Tenggara Timur Untuk Nusantara
ISSN 2252-360X
PERKUAT KERUKUNAN DI NTT
Kembangkan Model Pendidikan Budaya Damai PUSLITBANG KEMENAG RI GELAR DIALOG LINTAS GURU AGAMA
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
VISI
Terwujudnya Masyarakat Nusa Tenggara Timur Yang Taat Beragama, Rukun, Cerdas, dan Sejahtera Lahir Batin dalam Rangka Mewujudkan Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong
MISI • • • •
Meningkatkan Pemahaman dan Pengamalan Ajaran Agama Memantapkan Kerukunan Intra dan Antar Umat Beragama Menyediakan Pelayanan Kehidupan Beragama yang Merata dan Berkualitas Meningkatkan Pemanfaatan dan Kualitas Pengelolaan Potensi Ekonomi Keagamaan • Mewujudkan Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah yang Berkualitas dan Akuntabel • Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan Agama pada Satuan Pendidikan Umum dan Pendidikan Keagamaan • Mewujudkan Tatakelola Pemerintahan yang Bersih, Akuntabel dan Terpercaya Http :// ntt.kemenag.go.id
Edisi 4 Tahun V, Nomor 27 April 2016
Membangun Masyarakat Beragama NTT Beriman, Cerdas, Rukun, dan Sejahtera
Salam Redaksi
Pelindung : Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur (ex-officio)
Salam Sejahtera. Pembaca nan budiman. Selamat bersua kembali pada edisi keempat Majalah BERNAS bulan April tahun 2016. Kali ini BERNAS hadir dengan tema umum Memperkuat Kerukunan Di NTT. Hal ini menjadi pilihan editor dikarenakan pada bulan April 2016 ini Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT secara khusus menerima kehadiran duta-duta kerukunan dari Provinsi Sulawesi Utara dan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI. Kunjungan silahturahmi bernuansa kerukunan ini menjadi penyemangat yang mendukung semakin kokohnya jalinan persaudaraan di NTT. Hal ini terutama karena Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI menggelar Dialog Lintas Guru Agama di Kupang demi merancang model pendidikan budaya damai. Pada rubrik Liputan Khusus kami suguhkan sekilas kisah sehari bersama rombongan studi banding Kerukunan dari Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Utara. Ungkapan indah yang menggemakan kerukunan hidup umat beragama di NTT dan Sulawesi Utara disandingkan pada jamuan persaudaraan di Aula Kanwil Kemenag Prov. NTT. NTT adalah Nusa Terindah Toleransinya, Sulawesi Utara dikenang dengan ungkapan indah Kakanwilnya, SULUT sulit disulut sebab SULUT solid. Pada edisi keempat ini, kami juga menampilkan liputan kegiatan menonjol sepanjang bulan April 2016 pada satuan kerja Kementerian Agama di Provinsi Nusa Tenggara Timur, baik dalam berita maupun lensa kegiatan. Kami masih menampilkan nuansa kerukunan dalam pilihan berita seputar Kanwil dan lintas flobamora serta bidik lensa edisi April 2016 ini. Dan pada bagian akhir kami menghadirkan sosok Sahabat BERNAS, Yakobis Oktavianus, S.Sos., M.M, Kepala Subbagian Hukum dan Kerukunan Umat Beragama, Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT. Menampilkan profil seorang kasubag kerukunan umat beragama di NTT merupakan sebuah konsekuensi dari pilihan editor menyajikan tema kerukunan pada BERNAS edisi keempat ini. Selamat membaca. Redaksi
DITERBITKAN OLEH SUB BAGIAN INFORMASI DAH HUBUNGAN MASYARAKAT KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Penanggungjawab : Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur (ex-officio) Pemimpin Umum : Drs. Sarman Marselinus Wakil Pemimpin Umum: H. Hasan Manuk, S.Pd, M.Pd Pemimpin Redaksi./ Redaktur Pelaksana : John. B. Seja Dewan Redaksi : Yohanes F. G.M. Wassa Bobby Babaputra Yakobus Sabon Igor Genoveva Menggol Robertus Fidianto Daniel H. N. Ngaji, S.Kom Sirkulasi : Genoveva Menggol; Gabriel Were Design Grafis/Layout/ Foto : Daniel H. N. Ngaji, S.Kom Kontributor Daerah : Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota dan Madrasah Negeri se-NTT ALAMAT REDAKSI/ SIRKULASI : Subbag Informasi dan Humas Kanwil Kementerian Agama NTT Jl. Frans Seda Kupang, Telp/Fax 0380-8553929
[email protected] Diterbitkan sebagai Media Komunikasi dan Informasi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur PERCETAKAN : CV. INARApublishing
Redaksi menerima berita, opini, baik dari kalangan internal maupun dari penulis di luar lingkup Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur sesuai dengan misi penerbitan majalah ini. Redaksi berhak melakukan editing tanpa mengubah isi dan struktur naskah. Naskah yang tidak dimuat tidak dikembalikan
1
Edisi 4 Tahun V, Nomor 27 April 2016
Fokus Utama Hal. 4 - 7
DAFTAR ISI Salam Redaksi
1
Daftar Isi
2
Editorial
3
Fokus Utama Ssst, Ini Bukan SARA Liputan Khusus
4-7 8 9-11
Bidik Lensa
12-14
Seputar Kanwil
15-21
Lintas Flobamora
22-29
Sahabat BERNAS
30-31
Bianglala
32
Liputan Khusus Hal. 9 - 11
SULUT SULIT DISULUT SEBAB SULUT SOLID Sahabat BERNAS Hal. 30 - 31
Menjaga harmoni di NTT Sejenak bersama
Bobby Oktavianus
Kasubag Hukum & KUB
2
Kembangkan Budaya Damai Di
Sekolah
Puslitbang Kemenag RI Gelar Dialog Lintas Guru Pendidikan Agama
Edisi 4 Tahun V, Nomor 27 April 2016
Editorial
Belajar Hidup Bersama “Hubungan yang baik terdiri atas dua hal: pertama, menghargai persamaan. Dan kedua, menghormati perbedaan.”
NTT, dari Nanti Tuhan Tolong hingga Nusa Terindah Toleransinya tetap memancarkan pesona khas sebagai wilayah unik penuh sejuta khasanah untuk kebaikan banyak orang, bonum commune. Di bulan April ini, kembali NTT dikunjungi oleh rombongan kerukunan dari Sulawesi Utara dan juga akademisi litbang dan diklat kemenag RI. Satu hal yang menjadi fokus perhatian adalah membangun, membina dan melestarikan ke r u ku n a n h i d u p umat beragama. Berkiblat pada apa yang sudah dihasilkan oleh U N ES CO ( ( U n i te d Nations, Educational, Scientific and Cultural Organization) yakni empat p i l a r p e n d i d i ka n , Puslitbang dan Diklat Kementerian Agama RI menggelar Dialog Lintas Guru Agama dengan target menghasilkan model pengembangan pendidikan budaya damai di sekolah. Ini menjadi sebuah moment strategis mengingat di NTT semua agama mainstream hidup bersama dengan jumlah penganut dan pengaruh yang hampir sama kuat dalam hidup masyarakat. Bicara tentang kerukunan, di NTT hal itu sudah lumrah, sebuah kelaziman bahkan sudah menjadi tradisi yang diwariskan turun temurun. Walau demikian, harus tetap mawas diri karena kerukunan umat beragama adalah sesuatu yang dinamis yang dapat berubah sesuai dengan perilaku para pendukungnya. Sampai di sini dialog lintas guru agama menjadi sebuah berkah. Menilik empat pilar pendidikan yang digagas UNESCO yakni learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to do (belajar untuk berbuat sesuatu), learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) dan learning to live together (belajar
untuk hidup bersama), tampak jelas bahwa apa yang selama ini kita terima sebagai sesuatu yang alamiah, yang taken for granted, yang sudah dari sononya, tidak dapat kita perlakukan begitu lagi. Perlu ada sebuah intervensi bahkan rekayasa secara sengaja dan berkesinambungan untuk membentuk karakter manusia yang masih mempertahankan kerukunan. Sekolah menjadi salah satu pilihan, dan mata pelajaran pendidikan agama menjadi senjata pamungkasnya. P i l a r ke e m p a t menjadi fokus dialog lintas guru agama di Kupang. Ini luar biasa sekali karena justru guru pendidikan agama adalah guru paling ekslusif, yang barangkali susah m e n j a d i i n k l u s i f. Berbeda dengan guru mata pelajaran lainnya yang bisa mengajar semua siswa dari berbagai agama. Artinya, seorang guru agama mendapat tugas baru untuk menanamkan juga semangat menghargai perbedaan keyakinan, membentuk semangat multikulturalisme yang mengakomodasi pluralitas. Sebagaimana harapan Kepala Balitbang dan Diklat Kemenag RI, Prof. H. Abd. Rahman Mas’ud, Ph.D, “Kita semua mesti merasa sama sebagai manusia yang hidup dalam planet yang sama.” Kerukunan adalah conditio sine qua non keberlanjutan sebuah komunitas masyarakat, bangsa dan negara. Provinsi Sulawesi Utara yang pernah meraih harmony award pun mengakuinya, ketika bertandang ke NTT, mereka meninggalkan sebuah hikmah yakni kerukunan harus dipelihara secara sengaja, diupayakan secara serius dan dibangun terus menerus. Kini satu kekuatan baru sedang digalang yakni para guru pendidikan agama, melalui dialog lintas guru agama terlahirlah asa akan terwujudnya sebuah proses tiada henti learning to live together.***(johnseja)
3
Fokus Utama
Edisi 4 Tahun V, Nomor 27 April 2016
Kembangkan Budaya Damai
Di Sekolah Puslitbang Kemenag RI Gelar Dialog Lintas Guru Pendidikan Agama Mengapa Harus Di NTT? Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Pendidikan Agama dan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI menggelar Dialog Lintas Guru Pendidikan Agama bertempat di Hotel Swiss Bell Inn Kupang pada tanggal 07 s.d 09 April 2016. Kegiatan ini merupakan salah satu rekomendasi dari Simposium Internasional “The Strategic Role of Religius Education in The Development of Culture Peace,” yang diselenggarakan Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan di Bogor pada tahun 2012. “Rekomendasi tersebut muncul dari berbagai argumentasi yang meyakinkan bahwa pendidikan agama dapat memainkan peran yang strategic dalam pengembangan pendidikan budaya damai d i s e k o l a h .” D e m i k i a n p e n j el asan D r. H. M. Hamdar Arraiyyah, M.Ag, Kepala Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, saat membacakan laporan panitia di Aula Swiss Bell Inn Hotel Kupang
4
pada Kamis (07/04/2016). Ta h a p a n m em i l i h NT T s e b a ga i l o ka s i berlangsungnya dialog sudah dilakukan sejak Februari 2016 ketika Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan mengirim tim peneliti untuk melakukan studi awal pada SMAN dan SMKN di Kota Kupang, Kabupaten Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Selatan. “Dialog serupa telah dilaksanakan sejak tahun 2013 di Bangka Belitung, tahun 2014 di Kalimantan Barat dan Sulawesi Tengah, tahun 2015 di Sematera Selatan dan Jawa Tengah, sekarang tahun 2016 di Sumatera Utara dan NTT. Targetnya di tahun 2016 sudah tersusun sebuah model Pengembangan Pendidikan Budaya Damai Melalui Pendidikan Agama jenjang SLTA,” kata Dr. Hamdar Arraiyyah. Belajar Untuk Hidup Bersama Di hadapan 100 peserta kegiatan yang terdiri
Edisi 4 Tahun V, Nomor 27 April 2016
dari guru pendidikan agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaaan jenjang SMA dan SMK dari Kota Kupang, Kabupaten Kupang, dan Kabupaten TTU, serta para pengawas pendidikan agama Kristen, Katolik, Islam, Hindu, dan Budha, dan peneliti Badan Litbang dan
manusia atau semakin memanusiakan manusia sehingga dapat bekerja antar budaya dan antar keyakinan untuk bersatu dalam pendidikan etika guna memperjuangkan hak memperoleh kesehatan psikis, mental, spiritual, dan perkembangan sosial. “Kita semua mesti merasa sama sebagai
Diklat Kementerian Agama, Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, Prof. H. Abd. Rahman Mas’ud, Ph.D selaku Keynote Speech sekaligus yang membuka kegiatan Dialog Lintas Guru Pendidikan Agama di Hotel Swiss Bell Inn menegaskan tentang pentingnya kegiatan dialog ini sebagai wahana untuk belajar hidup bersama, ketika membawakan materi tentang Pendidikan Budaya Damai & Harmoni Bangsa. Belajar untuk hidup bersama, tambahnya, merupakan budaya damai yang dikembangkan UNESCO. Hal ini bertujuan untuk memperkuat harkat
manusia yang hidup dalam planet yang sama,” tegas Prof. H. Abd. Rahman Mas’ud, Ph.D di hadapan para undangan yang terdiri dari segenap pimpinan lembaga agama di Kupang, pimpinan FKUB Prov. NTT dan pimpinan pemerintahan Provinsi NTT. Merasa sama sebagai manusia adalah pijakan membangun kerukunan hidup. Dan menurutnya, NTT menjadi wilayah paling rukun di Indonesia. “Hasil survey indeks kerukunan umat beragama yang mana menempatkan Provinsi NTT memiliki nilai tertinggi 83,3 % diatas rerata nasional kerukunan nasional 75,36 %. Walau demikian, jangan lengah
5
Edisi 4 Tahun V, Nomor 27 April 2016
karena kerukunan itu ibarat iklim yang dapat berubah-ubah,” urai Prof. Mas’ud. Gubernur NTT dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh staf ahli bidang Politik dan Pemerintahan, Drs. Michael Fernandez juga menegaskan hal yang sama. Dikatakan, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur memandang forum seperti ini penting agar semua pihak yang berkepentingan dapat duduk bersama untuk berdiskusi sekaligus membagi pengalaman dan informasi tentang berbagai soal yang terjadi. “Tentang kerukunan di NTT, mari datang dan lihat serta hidup bersama dengan kami di NTT,” Michael Fernandez menambahkan. Guru Agama Sebagai Sebuah Kekuatan Besar Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur, Drs. Sarman Marselinus mengakui bahwa guru agama memiliki peran yang amat besar dalam menangkal radikalisme pemahaman dan gerakan keagamaan radikal, yang secara positif dapat diartikan bahwa para guru pendidikan agama memiliki peran strategis mewujudkan manusia beragama yang benar-benar menjalankan atau menghayati ajaran agamanya secara baik dan benar.
6
Hal itu diungkapkan Drs. Sarman Marselinus dalam Sekapur Sirih pada acara pembukaan Dialog Guru Lintas Agama di Hotel Swiss Bell Inn Kupang. Menurut Kakanwil, hal ini terutama karena para guru agama memiliki kewajiban untuk menanamkan dalam diri anak didik bahwa setiap agama ada untuk menyelamatkan umat manusia bukan menghancurkan. Melalui para guru, agama diperkenalkan sebagai wadah yang menjadi penyelamat bagi umat manusia dan dunia bukan lembaga utuk membangun sikap intoleran dan penyebar permusuhan. Untuk itu, ia meyakini bahwa kegiatan dialog yang digagas Puslitbang ini sangat membantu para guru agama dalam melakukan edukasi, penyebarluasan data dan informasi, pedampingan bagi pengembangan budaya damai melalui jalur pendidikan. “Di NTT kita memiliki 386 Madrasah yang tersebar di seluruh wilayah NTT. Belum termasuk PAUD/Taman Seminari, SMTK, dan SMAK yang berada di bawah tanggung jawab Kementerian Agama dan SD, SMP, SMA, SMK/SMTK di bawah Kementerian Pendidikan & Kebudayaan. Saya kira kita mengamini bahwa lembaga pendidikan formal, terutama para guru agama memiliki peran yang
Edisi 4 Tahun V, Nomor 27 April 2016
amat besar dalam menangkal, mencegah radikalisasi pemahaman dan gerakan keagamaan radikal yang berkembang di masyarakat,” ungkap Kakanwil sembari meminta para guru agama yang terlibat sebagai peserta kegiatan untuk menularkan dan mengimplementasikan budaya damai kepada rekanrekan guru lainnya melalui forum para guru nanti. Menghasilkan Model Pengembangan Pendidikan Budaya Damai Seratus orang peserta dialog lintas guru pendidikan agama yang berkumpul di Hotel Swiss Bell In Kupang mendapatkan pencerahan tentang Konsep Budaya Damai, Model Pendidikan Budaya Damai, juga Penyusunan Rencana Aksi Pendidikan Budaya Damai dan Implementasi di Lapangan tentang Pendidikan Budaya Damai, hingga sharing Refleksi Pengalaman Pendidikan Budaya Damai oleh salah seorang guru agama. “Para guru tidak hanya sekedar berdialog. Kami mendampingi mereka untuk menghasilkan rancangan rencana aksi pendidikan budaya damai yang nantinya
diimplementasikan di sekolahnya masing-masing. Setelah dialog ini akan ada tim yang memonitoring dan mengevaluasi proses implementasinya sehingga nantinya pendidikan budaya damai menjadi bagian integral dan melembaga dalam budaya sekolah (school culture),” demikian kata Dr. Nurudin, M.Si, Kepala Bidang Diklat Pendidikan Formal Puslitbang Kemenag ketika menutup kegiatan Dialog Lintas Guru Pendidikan Agama pada Sabtu (09/04/2016). Sebuah model pengembangan pendidikan budaya damai telah dihasilkan dari pergulatan dan pertemuan gagasan di wilayah terindah toleransinya ini. Hasil panenan akan dinikmati beberapa tahun ke depan. Walau demikian, disadari bahwa regulasi pemerintah tetap dibutuhkan untuk memayungi pelaksanaan model pendidikan budaya damai ini. “Toleransi antar agama sudah menjadi kekhasan wilayah ini, tinggal ditambahkan dengan adanya regulasi Pemerintah Provinsi untuk memayungi aktivitas guru agama,” ungkap Dr. Nurudin ketika menutup Dialog Lintas Guru Pendidikan Agama.***(johnseja)
7
Edisi 4 Tahun V, Nomor 27 April 2016
Sssttt...Ini Bukan SARA
Pelajaran
Kerukunan
dari Pertunjukan
Wayang
S
eorang turis menikmati malam tahun barunya di Solo. Dia menikmati pertunjukan wayang kulit sebagai kekayaan negara Indonesia. "Nilai filsafat macam apa yang Tuan dapat petik setelah semalam suntuk kita menyaksikan pertunjukan wayang kulit?" tanya seorang pemandu wisata pada turis yang dipandunya. "Kerukunan!" jawab si turis mantap. "Bayangkan, sekali pun mereka habis berperang mati-matian, mereka tidur bersama-sama dalam satu kotak!"
(dari berbagai sumber)
Tiga Orang Teman Lama
T
iga orang sahabat masa kecil Ahmad, Joni, dan Paul bertemu di sebuah Café. Ahmad telah menjadi guru Ngaji, Joni sudah menjadi Pendeta, dan Si Paul sudah menjadi Calon Imam Katolik. Ahmad : Jon kenapa kamu putus sama si Dewi?? Joni : Maklum kita beda agama, Mad. Ya…. begitu lah akhirnya. Joni : Kamu sendiri kenapa tidak jadian sama si Paulin?? Ahmad : Sama bro. Tau sendiri ortu saya kan agak kolot. Keduanya lantas melirik ke teman mereka Paul yang sedari tadi cuma diam. Ahmad & Joni : Paul lu kenapa putus hubungan sama Karen? Kan sudah seiman?
8
Paul
: Lu berdua kayak tak tau saja. Kita kan beda kelamin. Ahmad & Joni : ???????!!!!!!*****ngakak.
(sumber : Jw Punk)
Edisi 4 Tahun V, Nomor 27 April 2016
Liputan Khusus
Silahturahmi Kanwil Kemenag Sulawesi Utara
SULUT SULIT DISULUT SEBAB SULUT SOLID Penyambutan, Panas Menghangatkan Matahari meninggi di langit kota Kupang. Cuaca cerah sedikit panas adalah hal biasa bagi penduduk di kota Karang ini. Kondisi lazim ini tidak serta merta menjadi halangan bagi sebagian orang di luar wilayah NTT untuk datang berkunjung ke tempat yang selalu menyebut dirinya Kota Kasih. Apa yang menarik dan bisa dibanggakan? Belakangan Nusa Tenggara Timur dan Kota Kupang khususnya mendapat anugerah predikat kota toleransi. Atas alasan demikian beberapa kota dan daerah dari wilayah lain di Indonesia mau datang belajar di Nusa Terindah Toleransinya, NTT. Setelah sebelumnya pada akhir tahun 2015, Rombongan Kanwil Kementerian Agama Kalimantan Barat mengunjungi NTT, awal bulan April tahun
2016, Kanwil Kemenag NTT menerima tamu dari Kanwil Kemenag Sulawesi Utara bersama Pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Sulawesi Utara dengan tujuan yang sama mau belajar mengalami dan melihat dari dekat situasi kerukunan dan toleransi di Kupang, Ibukota Provinsi NTT. Rombongan Sulut yang berjumlah 56 orang dipimpin Kakanwil Kementerian Agama Sulawesi Utara, Drs. H. Suleman, M.Pd menjejakkan kaki di tanah Timor setelah menempuh penerbangan dari tanah asal Manadomengggunakan maskapai Lion Air disambut Kakanwil Kemenag NTT, Drs. Sarman Marselinus dan Ketua DWP Unit Kanwil Kemenag NTT, Ny. Xaveria Adelheid Ghunu bersama pejabat eselon III yang pada hari itu mengenakan baju hitam putih lengkap dengan atribut pin 5 (Lima) Nilai Budaya Kerja Kementerian Agama di ruang kedatangan domestik Bandara Eltari Kupang, Selasa (19/04/2016) tepat ketika jarum jam menunjukan pukul 15.00 wita. “Selamat datang di NTT, selamat menikmati alam Nusa Tenggara Timur, secara khusus di Kota Kupang, Kota Karang dan Kota Kasih,” sapaan awal Kakanwil Kemenag NTT, Drs. Sarman Marselinus setelah menyematkan selempang kepada Kakanwil Kemenag Prov. Sulawesi Utara, Drs. H. Suleman, M.Pd. Rombongan Sulawesi Utara yang menyertakan 11 Kepala Kantor Kemenag Kabupaten/kota dari 15 Kabupaten Kota di Provinsi yang terkenal dengan
9
Edisi 4 Tahun V, Nomor 27 April 2016
Wisata Bahari Taman Laut Bunaken itu kemudian berarak keliling mengunjungi situs-situs kerukunan yang terdapat di Kota Kupang seperti rumah-rumah ibadah, Gong Perdamaian yang terletak di Taman
Nostalgia dan bertatap muka dengan pengurus FKUB Provinsi NTT di Gedung Sekretariat FKUB sebelum ke tempat penginapan Hotel Neo Aston Kupang. Jam, 09.25 wita Rabu (20/04/2016) ketika tiba depan ruang lobi Kanwil Kemenag NTT, rombongan diterima lagi dalam seremoni pengenaan Topi Tii Langga dan salendeng bermotif ragam NTT, tanda keterikatan dalam balutan nuansa persaudaraan. Iklim hawa NTT yang panas kering adalah selimut yang hangatkan kebersamaan. Nusa Terindah Toleransi dan Sulut Yang Solid Di Aula Utama Kanwil Kemenag NTT, suasana temu akrab berlangsung dalam desain tempat duduk yang melingkar mengarahkan setiap pasang mata untuk saling berada pandang. Senyum dan tawa hadir bersamaan. Tepat di cekungan tengah meja melingkar, duduk berdampingan orang nomor 1 dari masing-masing wilayah, Drs. Sarman Marselinus dan Drs. H.Suleman, M.Pd. Dalam sambutannya, Kakanwil Kemenag NTT, Sarman Marselinus mengatakan kerukunan di Nusa Tenggara Timur telah berlangsung sejak dahulu karena kearifan lokal yang terus terjaga dengan baik dalam bentuk kerjasama antar umat beragama untuk saling menjaga satu sama lain sebagai saudara karena kekerabatan yang erat. Selain membeberkan profil Provinsi Nusa Tenggara Timur secara garis besar, Kakanwil Sarman juga memperkenalkan satu per satu pejabat struktural di lingkungan Kanwil Kementerian Agama
10
Provinsi NTT. Sementara, Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara, Drs. H. Sulaiman, M.Pd mengaku kunjungan rombongan Sulawesi Utara ke Nusa Tenggara Timur untuk melihat dari dekat kerukunan yang ada di Nusa Tenggara Timur. Dikatakan, penghargaan award kerukunan yang diperoleh Nusa Tenggara Timur pernah juga diraih oleh Sulawesi Utara. Kakanwil Suleman menambahkan, soal kerukunan sesungguhnya Sulawesi Utara juga tergolong aman namun penting juga untuk menimbah pengalaman dari NTT. “Soal kerukunan, kalau NTT itu Nusa Terindah Toleransinya, maka kami Sulut (Sulawesi Utara) itu sulit disulut sebab Sulut itu solid,” ujarnya disambut aplaus dari segenap hadirin. Dalam sesi dialog kerukunan yang dipandu Kabag TU Kanwil Kemenag NTT, H. Hasan Manuk, S.Pd, M.Pd, Ketua FKUB Provinsi NTT, Dr. Theresia Geme mengungkapkan bahwa kerukunan yang
Edisi 4 Tahun V, Nomor 27 April 2016
tercipta di Nusa Tenggara Timur merupakan buah dari proses yang panjang. Kerukunan, menurutnya, berangkat dari hati karena itu dapat dilihat di mata. Kegelisahan Hati Ketua MUI NTT Pada bagian akhir dialog, Ketua MUI NTT, H. Abdul Kadir Makarim tampil membawakan puisi karya KH. Mustafa Bisri atau yang lebih dikenal dengan Gus Mus. Puisi yang berjudul “ Kau Ini Bagaimana
Atau Aku Harus Bagaimana” sontak membuat hadirin terpaku larut dalam keheningan. M u n g k i n penggalan bait puisi tersebut m e n j a d i p e r n a kpernik cinderamata yang berbeda untuk direnungkan sepanjang jalan pulang ke Manado. Negeri yang sering menggemakan syair bijak nan bestari Si Tou Timou Tumou Tou (Bahasa Minahasa) yang dalam Bahasa Indonesia artinya "Manusia hidup untuk mendidik orang lain", sedangkan untuk NTT, boleh jadi ucapan Kakanwil Kemenag Sulawesi Utara menjadi perekat bagi seluruh warga NTT agar tetap solid walau tak tahu kapan waktunya disulut. ***(bobby babaputra)
11
Bidik Lensa
Edisi 4 Tahun V, Nomor 27 April 2016
Direktur Urusan Agama Katolik Kemenag RI, S. P. Simbolon, S.Th, MM didampingi Kakanwil Prov. NTT dan para perjabat lingkungan Kanwil Kemenag Prov. NTT foto bersama para peserta kegiatan Pertemuan Pembinaan Penyuluh PNS Katolik se-Nusra, Senin (25/04/2016).
Kakanwil Kemenag NTT menyerahkan bantuan sarana dan prasarana berupa Camera & In Focus kepada Kelompok Kerja Penyuluh Agama Hindu. Penyerahan berlangsung pada acara pembukaan Workshop Pemberdayaan Ekonomi Umat, Rabu (13/04/2016) di Hotel Astiti Kupang.
Kakanwil Kemenag Prov. NTT, Drs. Sarman Marselinus melayani wawancara dari reporter TVRI Jakarta terkait penyelenggaraan UN SMTK dan Usul Penegerian SMTK di NTT berlokasi di SMTK Arastamar SoE, Kab. TTS, Senin (04/04/2016).
12
Edisi 4 Tahun V, Nomor 27 April 2016
Kakanwil Kemenag Prov. NTT, Drs. Sarman Marselinus, Direktur Urusan Agama Kristen, Andar Gultom, Kabid Bimas Kristen, Drs. Sem Saetban, dan Kakankemenag Kab. TTS, Saturlino Correia, S.Th bergambar bersama tim monitoring dan Keluarga Besar SMTK Arastamar SoE, Senin (04/04/2016)
Kakanwil Kemenag Prov. NTT, Drs. Sarman Marselinus berbaur bersama para Kakanwil Kemenag Prov. se Indonesia ketika mengikuti Acara Seminar Hasil Monitoring dan Analisis Media Tentang Kementerian Agama, di Auditorium H.M. Rasjidi, Kementerian Agama Pusat, Jl. Thamrin, Jumad (22/04/2016).
Dirjen Buddha Kemenag RI, Drs. Dasikin, M.Pd ketika memberikan materi Tata cara Pendirian Lembaga Keagamaan Buddha didampingi Pembimas Buddha, Aryadi Satyawira, SH dan Ketua LPKB NTT, Stefanus Lengkong, Minggu (10/04/2016) di Hotel Sasando Kupang.
13
Edisi 4 Tahun V, Nomor 27 April 2016
Ibu Ketua DWP Kanwil Kemenag Prov. NTT, Ny. Xaveria A. G. Sarman ketika mengikuti kegiatan Orientasi Pencegahan Pornografi dan Pornoaksi di Golden Boutique Hotel, Jakarta, yang diselenggarakan oleh Sekretariat Jenderal Kementerian Agama RI, hari Jumad (22/04/2016).
Siswa-Siswi MI Swasta Al-Ghuraba di kota Bajawa membawakan Tarian Jai Kreasi ketika menerima Kunjungan Kerja Kakanwil Kemenag NTT sesaat sebelum Acara Tatap Muka dengan ASN Kemenag Ngada, Kamis (14/04/2016).
Dirjen Bimas Katolik Kemenag RI, Drs. Eusabius Binsasi memberikan sambutan pada acara Wisuda Sarjana dan Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero, Kabupaten Sikka pada Sabtu (30/04/2015)
14
Edisi 4 Tahun V, Nomor 27 April 2016
Seputar Kanwil
Pengawasan Melekat Akan Meminimalisir Temuan
Kupang - Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT, Drs. Sarman Marselinus menyoroti pengawasan melekat baik secara preventif maupun represif yang mesti terus menerus dilakukan oleh atasan langsung kepada bawahan sehingga bisa berjalan secara berdaya guna sesuai dengan rencana kegiatan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini mengemuka dalam sambutan Kakanwil ketika membuka kegiatan Rekonsiliasi TLHP pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT, Minggu (24/04/2016), bertempat di Hotel Amaris Kupang. Dikatakan, pengawasan melekat sebenarnya merupakan salah satu fungsi manajemen yang dilakukan oleh setiap atasan sebagai pemimpin dan dibutuhkan untuk menghindari terjadinya pelbagai temuan atau penyimpangan/ pelanggaran dalam pelaksanaan program kerja pemerintah sehingga penyelenggaraan pemerintahan dapat mencapai tujuannya
dengan efektif dan efisien. “Sampai ada temuan, apakah pengawas yang salah atau yang diawasi yang salah?” Tanya Kakanwil retoris dihadapan para peserta Rekonsiliasi TLHP sembari meminjam kalimat Kabag TU, H. Hasan Manuk, S. Pd, M.Pd yakni BPKP yang diistilahkan dengan Besar Pangkat Kurang Pengalaman, sehingga karena kurang mengalami sehingga tidak melakukan dengan baik. Lebih lanjut, ayah empat orang anak tersebut mengakui seharusnya bila pemimpin senantiasa melakukan pengawasan tidak akan terjadi temuan. “Mungkin karena kami pemimpin sibuk dengan berbagai aktivitas sehingga tidak sempurna melakukan pengawasan,” ungkap Kakanwil yang memberikan apresiasi kepada peserta dalam hal ini ASN yang ditugaskan untuk menangani TLHP sebagai orang yang memiliki peran yang sangat penting. ***(ntt.kemenag.go.id/yanto)
15
Edisi 4 Tahun V, Nomor 27 April 2016
Workshop Pemberdayaan
Ekonomi Umat Hindu
Kupang - Kakanwil Kementerian Agama Prov. NTT, Drs. Sarman Marselinus mengapresiasi kegiatan workshop pemberdayaan ekonomi umat Hindu yang dimotori oleh Pembimas Hindu Kanwil Kemenag Prov. NTT, Dra. Ni Wayan Sunarsih. Hal ini dikemukakan dalam sambutan Kakanwil ketika secara resmi membuka kegiatan Workshop Pemberdayaan Ekonomi Umat, Rabu (13/04/2016) bertempat di Hotel Astiti - Kupang. “Kementerian Agama akan bergerak juga di bidang pemberdayaan ekonomi umat,” ujarnya. Berbicara korelasi antara agama dan ekonomi, Kakanwil menyampaikan bahwa, kegiatan keagamaan melekat erat dengan iman umat dan aktivitas keagamaan ternyata mempunyai konsekuensi biaya dalam banyak hal dan biaya tersebut harus ditanggung oleh umat beragama. Kakanwil mencotohkan, untuk biaya pendidikan
agama. Dikatakan, bila kehidupan ekonomi umat baik maka kekuatan untuk membiayai kehidupan umat beragama itu terpenuhi. Sebaliknya, bila kehidupan ekonomi umat tidak baik maka ketidakpuasan terhadap kondisi ekonomi membias kepada tindakan-tindakan kekerasan dan anarkhis. Karena itu, workshop untuk membangkitkan ekonomi umat atau masyarakat. Karena jika hal ini tidak diusahakan maka ekonomi akan semakin lemah dan berakibat pada kesenjangan yang semakin melebar antara kaya dan miskin. “Kita tidak mungkin menyandarkan diri sepenuhnya kepada orang lain. Kehadiran sesama hanya untuk membantu dan kita menjadi aktor utamannya. Karenanya, dalam rangka menopang terlaksana kehidupan beragama yang baik maka kehidupan ekonomi umat ini perlu dikembangkan,” ungkap Kakanwil. Kakanwil juga menekankan pentingnya kemandirian yang diterjemahkan dalam tiga aspek yakni kemandirian dalam aspek keuangan, kemandirian dalam aspek tenaga dan kemandirian dalam aspek iman. Ketiga aspek itu penting guna pengembangan dan penyempurnaan kehidupan umat beragama. ***(ntt.kemenag.go.id/yanto)
Pendirian Lembaga Pendidikan
Keagamaan Buddha
16
Kupang Dalam rangka mendorong partisipasi umat mendirikan L e m b a g a Pendidikan Keagamaan Buddha, Kanwil Kemenag Prov. NTT melalui Pembimbing Masyarkat
Edisi 4 Tahun V, Nomor 27 April 2016
Bidang Urakat Gelar Rakor Bahas Data Keagamaan Katolik Kupang - Bidang Urusan Agama Katolik Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov. NTT menggelar Rapat Koordinasi Verifikasi dan Validasi Data Keagamaan Katolik Tahun 2016, yang diselenggarakan di Aula II Kanwil Kementerian Agama Prov. NTT, Senin, (18/4/2016). Rakor yang dihadiri oleh 20 peserta ini, diselenggarakan dalam rangka meningkatkan pelayanan kehidupan umat beragama, dengan melakukan penyusunan data Keagamaan Katolik yang akurat. Data–data tersebut meliputi data rumah ibadah, data umat, data rohaniwan, data biarawan/biarawati, data organisasi keagamaan (ormas, karya kesehatan, karya sosial, kelompok kategorial), data penyuluh PNS dan Non PNS. Data-data yang telah dihimpun tersebut kemudian dibahas bersama-sama dalam rapat koordinasi untuk divalidasi, diverifikasi serta disempurnakan. Rakor diawali dengan pengarahan singkat dari Kepala Bidang Bidang Urusan Agama Katolik, Drs. Yakobus Beda Kleden, MM, kemudian dilanjutkan dengan diskusi atas data yang telah dihimpun oleh Bidang Urusan Agama Katolik, dipandu oleh Kepala seksi
Buddha melaksanakan Sosialisasi Tata Cara Pendirian Lembaga Pendidikan Keagamaan Budha. Sosialisasi ini berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 09 s/d 11 April 2016 di Sasando International Hotel Kupang. Dalam laporannya, ketua panitia, Imah, S.Ag mengungkapkan bahwa kegiatan yang didanai DIPA Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT pada Program Bimas Budha ini diikuti oleh 40 orang peserta dari Kabupaten/Kota se-Nusa Tenggara Timur, masing-masing utusan Kabupaten Sikka
Sistem Informasi Keagamaan, Drs. Mela Petrus, M.Si. Di akhir kegiatan, RD. Sekundidus Lopis dari Komsos Keuskupan Agung Kupang yang diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan atas kegiatan Rakor ini, mengucapkan terima kasih atas segala upaya baik yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan pelayanan kehidupan umat beragama. “Kesulitan dalam hal mendapatkan data-data agama Katolik dari paroki seperti yang disampaikan dalam rapat ini akan menjadi bahan masukan buat komsos Keuskupan Agung Kupang dan kami bersedia membantu,” ungkap Romo Sekundis. Rapat Koordinasi Verifikasi dan Validasi data keagamaan Katolik Tahun 2016 menghadirkan peserta yang terdiri dari stakeholder internal dan eksternal, diantaranya: Komsos Keuskupuan Agung Kupang, Kepala Seksi Bimas Katolik Kota dan Kabupaten Kupang, Bidang Pendidikan Katolik, Bidang Urusan Agama Katolik serta Pengolah Data dari Subbag Informasi dan Humas. ***(ntt.kemenag.go.id/yanto)
10 orang, Kota Kupang 10 orang, Sumba Barat 1 orang, Sumba Timur 1 orang, Kabupaten Belu 14 orang dan kabupaten Alor 4 orang. Hadir pada acara pembukaan tersebut, Kakanwil beserta sejumlah pejabat di lingkup Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur. Turut hadir pula pada kesempatan tersebut sejumlah Biksu. Sedangkan, Dirjen Bimas Budha, Drs. Dasikin, M.Pd yang menurut rencana hadir pada acara pembukaan tersebut mengalami keterlambatan penerbangan hingga baru bisa hadir pada hari kedua. ***(ntt.kemenag.go.id/yanto) 17
Edisi 4 Tahun V, Nomor 27 April 2016
Ditjen Bimais Gelar Penyuluhan Zakat Di Kupang
Kupang - Dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan Zakat, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI menyelenggarakan penyuluhan Zakat bagi seluruh Unit Pengumpul Zakat di Kupang. Kegiatan berlangsung selama tiga hari dari tanggal 18 s.d 20 April 2016 di Sotis Hotel Kupang. Dalam laporannya, Ketua panitia kegiatan, Hj. Andi Yasri mengungkapkan bahwa kegiatan ini dilatarbelakangi oleh kuatnya keinginan Kementerian Agama untuk meningkatkan kesejahteraan umat melalui pengelolaan dana Zakat. Diakuinya, meskipun secara kuantitatif potensi Zakat dari seluruh umat Islam se Indonesia mencapai 200an triliun namun saat ini terkumpul baru sekitar 1 %. Hal tersebut diakui Kasubdit Penyuluhan
Zakat itu disebabkan terutama oleh sistem pengumpulan zakat yang masih bersifat konvensional. Hal ini diperparah oleh adanya anggapan dari sebagian besar umat akan pengelolaan dana zakat yang kurang transparan. “Hasil analisis beberapa pakar bahwa potensi zakat kita sangat besar namun teknis pengumpulan yang masih konvesional bisa jadi satu kendala sehingga baru tercapai sekitar 1 % saja,” papar Hj. Yasri. Kegiatan ini, demikian kata ibu kelahiran Makasar ini, dimaksudkan untuk menemukan terobosan inovatif dalam pengumpulan maupun pengelolaan dana zakat yang pada gilirannya bisa berdampak signifikan bagi pemberdayaan ekonomi umat Islam. Kegiatan itu diikuti oleh 40 orang peserta dari unsur Unit Pengumpul Zakat (UPZ) se daratan Timor. Hadir dalam kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Kakanwil Kementerian Agama Provinsi NTT itu, Direktur Pemberdayaan Zakat Ditjen Bimas Islam, Drs. H. Tarmizi Tohor, MA serta sejumlah pejabat di lingkup Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT. ***(ntt.kemenag.go.id/yanto)
Bimtek K-13, Bidang Penkat
Gandeng Balai Diklat Kupang – Untuk pertama kalinya, Bidang Pendidikan Katolik Kanwil Kemenag Provinsi NTT menggandeng Balai Diklat Keagamaan Denpasar dalam menyelenggarakan Diklat/ Bimtek K-13 bagi guru agama katolik seProvinsi Nusa Tenggara Timur. Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatangan MOU oleh Kepala Bidang Pendidikan Katolik Kanwil Kemenag Provinsi NTT, Drs. Djata Dominikus, M.Si dengan 18
Kepala Balai Diklat Keagamaan Denpasar, Drs. H. Syari’in, M.Pd.I di hadapan Kakanwil Kemenag Provinsi NT T di sela-sela acara pembukaan Bimtek K-13 bagi guru agama katolik
Edisi 4 Tahun V, Nomor 27 April 2016
Sosialisasi KMA 8 dan 9 Tahun 2016
di Kanwil Kemenag NTT Kupang - Bertempat di aula utama, Senin (18/04/2016), karyawan/ti Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur mengikuti sosialisasi KMA Nomor 8 Tahun 2016 tentang Kode Jabatan, Singkatan dan Akronim Pada Kemenag dan KMA Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Pada Kementerian Agama serta PMA Nomor 14 Tahun 2016 tentang Tata Persuratan di lingkungan Kementerian Agama. Hadir pada kesempatan itu Kakanwil Kementerian Agama Provinsi NTT, Drs. Sarman Marselinus bersama pejabat di lingkup Kanwil Kemenag Provinsi NTT. Dalam arahan pembukaan, Kakanwil mengungkapkan bahwa lahirnya kedua produk ini tidak lain sebagai upaya Kementerian Agama dalam melakukan pembenahan internal khususnya dalam rangka tertib administrasi dan efisiensi
tingkat menengah se daratan Timor, Alor dan Rote Ndao, Jumat pekan lalu di Hotel Bahagia II, SoE. Ditemui usai acara pembukaan, Kepala B i d a n g Pe n d i d i ka n Kato l i k , D rs . D j ata Dominikus, M.Si mengungkapkan bahwa kerja sama ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab bidang
komunikasi antara satker di lingkup Kementerian Agama. Sosialisasi yang dipandu langsung oleh Kabag TU, H. Hasan Manuk, S.Pd, M.Pd itu berlangsung selama kurang lebih satu jam. Tentang pemberlakuan tiga perangkat aturan ini, masih menunggu Surat Keputusan Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT. “Untuk sementara kita pelajari dulu sampai pada saatnya SK Kakanwil keluar maka segala sesuatu yang berkaitan dengan tata persuratan, Tata Naskah Dinas dan penggunaan Kode Jabatan, Singkatan dan Akronim agar disesuaikan,” tandas Kabag TU. ***(ntt.kemenag.go.id/yanto)
Pendidikan katolik yang secara khusus diberi mandat mengelola pendidikan agama dan keagamaan katolik untuk menghantar guru agama katolik se-NTT pada pemahaman yang komprehensif atas kurikulum 2013. Dijelaskannya, kerjasama penyele nggaraan Diklat/Bimtek K-13 bagi guru agama katolik ini direncanakan akan terbagi dalam empat rayon masing-masing di SoE untuk untuk guru agama katolik se daratan Timor, Alor dan Rote Ndao, rayon Flores bagian Barat di Ruteng, Rayon Flores bagian Timur di Ende dan rayon Sumba di Tambolaka. ***(ntt.kemenag.go.id/yanto)
19
Edisi 4 Tahun V, Nomor 27 April 2016
Musyawarah Tokoh Agama Relevan Dengan Visi Kanwil
Kupang - “Penyelenggaraan dialog atau musyawarah tokoh agama se-Provinsi NTT ini memiliki arti dan relevansi dengan visi Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT yakni terwujudnya masyarakat NTT yang taat beragama, rukun, cerdas dan sejahtera lahir dan batin dalam rangka mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian gotongroyong sesuai visi misi presiden kita saat ini.” Demikian penyampaian Kakanwil Kemenag Provinsi NT T, Drs. Sarman Marselinus ketika memberikan sambutan pada acara pembukaan kegiatan Musyawarah/Dialog Tokoh-Tokoh Agama se-Provinsi NTT, bertempat di Internasional Sasando Hotel Kamis, (22/04/2016). Kakanwil pada kesempatan tersebut mengatakan bahwa musyawarah tokoh-tokoh agama adalah penguatan kerukunan hidup antar umat beragama. Karenanya, beliau menyampaikan penghargaan yang setinggitingginya kepada para pimpinan lembaga agama, para tokoh agama, dan pimpinan FKUB di wilayah NTT yang telah dan secara terus menerus berperan aktif dalam menjaga kerukunan intern dan antar umat beragama, 20
juga antara umat beragama dan pemerintah. Dikatakan, persoalan umat beragama dewasa ini tidak terlepas dari perkembangan dan dinamika dunia luar yang secara tidak langsung turut pula mewarnai sikap keberagaman masyarakat. Kakanwil juga menyinggung tentang perkembangan TIK yang begitu cepat beraklerasi, persoalan kerukunan bukan lagi sekedar toleran atau tidak saling mengganggu, melainkan juga berkorelasi dengan perkembangan ekonomi, mobilitas penduduk, persaingan internasional dan perubahan lingkungan hidup global yang diproduksi secara massal di jagad media sosial. Kakanwil menambahkan, FKUB perlu mengembangkan hubungan umat beragama ke arah yang lebih kokoh melalui kerjasama konkrit dalam berbagai aspek kehidupan social dengan memberikan pencerahan kepada umat beragama dalam konteks kehidupan berbangsa termasuk memberi pencerahan bagi para juru penerangan atau pelaku dakwah agama di jagad media, agar menyampaikan pesan-pesan keagamaan yang lebih sejuk dalam upaya menangkal paham radikalisme agama yang belakangan semakin marak. ***(ntt.kemenag.go.id/yanto)
Edisi 4 Tahun V, Nomor 27 April 2016
Ditjen Bimas Katolik Pertemukan Penyuluh Agama PNS di Kupang
Kupang – Direktorat Urusan Agama Katolik, Ditjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI menyelenggarakan Pertemuan Pembinaan Penyuluh Agama Katolik PNS Prov. NTT, NTB dan Bali, bertempat di Hotel Swiss Belinn – Kupang, Senin (25/04/2016). Kegiatan yang menghadirkan Direktur Urusan Agama Katolik, Sihar Petrus Simbolon ini dilakukan agar Penyuluh Agama khususnya Agama Katolik dapat diberdayakan untuk meningkatkan potensi yang mereka miliki dalam dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas penyuluhan di tengah masyarakat. Dalam sekapur sirih, Kakanwil Kemenag Prov. NTT, Drs. Sarman Marselinus menyambut baik kegiatan ini, terutama dengan semakin majemuk struktur masyarakat akibat globalisasi, tantangan yang dihadapi para Penyuluh Agama Katolik semakin berat dan beragam, sehingga perlu ada upaya
peningkatan kualitas penyuluh dengan kegiatan seperti ini. Kegiatan ini juga menghadirkan Kepala BNN Provinsi Nusa Te n g ga ra T i m u r, D rs . Sulistiandriatimoko, M.Si, selaku narasumber materi Bahaya Penyalahgunaan Narkoba kepada 50 Penyuluh Agama Katolik PNS dari Bali, NTB dan NTT. Menurut salah seorang peserta kegiatan, Deky (Penyuluh Agama Katolik Kab. Belu), pemaparan tentang bahaya narkoba sangat berkesan dan sangat sesuai dengan tugas dan fungsi seorang penyuluh agama yakni melakukan bimbingan dan penyuluhan guna meningkatkan keimanan dan ketaqwaan umat. “Ini menjadi salah satu sumber rujukan materi bimbingan dan penyuluhan di lapangan nanti,” urai penyuluh yang giat menulis ini. ***(ntt.kemenag.go.id/yanto)
21
Lintas FLOBAMORA
Edisi 4 Tahun V, Nomor 27 April 2016
KUB Dalam Terawang Penelitian Maumere - Peneliti dari Balitbang Kementerian Agama RI, H. Ibnu Hasan Muchtar, Lc, MA, didampingi oleh Kakan Kemenag Kab. Sikka, Drs. Fransiskus, melaksanakan presentasi sementara hasil penelitiannya tentang peran rohaniwan asing terhadap perkembangan kehidupan keagamaan, Senin (04/04/2016) bertempat di aula Kantor Kemenag Kab. Sikka, Maumere. Tampak hadir dalam kesempatan ini Kasubag TU Kemenag Sikka, Agnellus Jaya, S. Ag bersama 2 (dua) orang utusan dari Kesbangpol Kab. Sikka dan para anggota FKUB Kab. Sikka serta utusan dari Puspas (Pusat Pastoral) Keuskupan Maumere. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kondisi sebenarnya di lapangan sebagai masukan kepada pimpinan Kemenag RI. Pemetaan ini harus dilaksanakan karena data yang diperoleh bervariasi dan tidak sinkronnya data dari berbagai instansi. Menurut Muchtar, fokus penelitian ini pada 22
peranan rohaniwan asing, yang dikelompokkan dalam 2 (dua) bagian besar. Pertama, peran secara positif. Dikatakan positif karena mencerdaskan anak bangsa. Hal ini dilihat dari karya para rohaniwan asing, khususnya pada karya pendidikan. Kedua, peran secara negatif. Dikatakan demikian, karena para rohaniwan asing ini kadang menimbulkan ketidakrukunan antar anak bangsa, baik internal maupun antar umat beragama. Ia pun melanjutkan bahwa secara umum KUB di wilayah Kab. Sikka ini berjalan dengan amat kondusif, normal dan terkendali. Hal ini disimpulkan dari data dan hasil wawancara yang dilakukannya. Kondisi ini dipengaruhi oleh adanya hubungan perkawinan, juga hubungan dalam struktur kemasyarakatan dan organisasi. Di akhir kegiatan Kakan Kemenag Kab. Sikka, Drs. Fransiskus mengharapkan agar hasil penelitian ini bisa dikembangkan demi kerukunan umat beragama di Kab. Sikka. ***(ntt.kemenag.go.id/yeni)
Edisi 4 Tahun V, Nomor 27 April 2016
Dirjen Bimas Islam : Kupang bisa jadi Contoh Kota Kupang - Upaya melakukan dialog terhadap berbagai elemen masyarakat perlu dibangun terus menerus agar tercipta saling pengertian dan pemahaman yang benar terhadap tujuan dan maksud pembangunan rumah ibadah. “Negara melindungi umat beragama, akan tetapi dalam pelaksanaanya sering menimbulkan masalah. Ini terjadi di mana-mana. Hal ini disebabkan komunikasi yang belum baik. Seringkali kita melihat pembangunan rumah ibadah mengganggu landskap wilayah karenanya perlu selalu dibangun komunikasi dengan warga setempat,” kata Dirjen Bimas Islam, Prof. Dr. Mahachin, MA ketika memberikan sambutan pada kegiatan lanjutan Pembangunan Masjid Nur Musafir Batuplat Kota Kupang, Senin (11/04/2016). “Saya dengar pada tahun 2015 provinsi NTT menerima award di bidang Kerukunan, dan Pemerintah Kota Kupang menerima penghargaan sebagai pemerintah daerah berdedikasi dalam perlindungan dan pemenuhan atas hak beragama dan berkeyakinan, jadi sebenarnya Kota Kupang ini sudah sangat rukun dan harmonis,” ” lanjut Prof. Dr. Mahachin, MA. Lebih jauh dikatakannya, teori tentang kebersamaan menyatakan bahwa, jika terjadi konflik
itu berarti ada kedekatan. Karena kalau jauh tidak mungkin ada, konflik. Ibaratnya, gigi bertabrakan dengan lidah, itu biasa, karena dekat. Tidak mungkin gigi bertabrakan dengan kaki. Dalam kesempatan itu Dirjen Bimas Islam mengucapkan terimakasih pada semua pihak, baik pemerintah, tokoh agama dan tokoh masyarakat yang telah berjuang hingga Proses pembangunan Masjid Nur Musafir ini bisa berlanjut, setelah mengalami stagnasi cukup lama sejak tahun 2002. Acara ini dihadiri pula oleh Dirjen Bimas Kristen, Oditha Hutabarat, S.Th. M.Th. PAK dan Sekretaris Ditjen Bimas Katolik, Drs, Agustinus Tungga Gempa, MM dan Sekretaris Ditjen Bimas Islam sebelumnya diterima Kakanwil Kemenag NTT, Drs. Sarman Marselinus, pejabat Kanwil Kemenag NTT dan Kepala Kemenag Kota Kupang, Drs. Ambrosius Korbaffo, M.Si serta Ketua STKN Kupang, Harun Y. Natonis, S.Pd. M.Si di VIP Bandara Eltari Kupang. ***(ntt.kemenag.go.id/yeni)
23
Edisi 4 Tahun V, Nomor 27 April 2016
Di Ndao, Kakankemenag Pantau UN Sekaligus Sosialisasi Kerukunan B a ’a - Ke p a l a Kantor Kementerian Agama, Mikael Pah, S . I P, p a d a S e l a s a siang, (05/04/2015) dari pulau Rote menyeberang ke pulau Ndao, Ke c a m a t a n N d a o Nuse dalam rangka monitoring UN di SMTK Arastamar Ndao. Dalam lawatannya, Kakankemenag Kab. Rote Ndao didampingi oleh Plh. Kepala Seksi Urusan Agama Kristen, Vivi Manafe, S.Th, M.Si, Kepala seksi Pendidikan Agama Kristen, Sem Nobrihas, S.PdK. SMTK Arastamar Ndao Nuse adalah sebuah sekolah baru yang berdiri sejak tiga tahun lalu. Pada tahun 2016 ini, SMTK Arastamar Ndao Nuse untuk pertama kalinya menyelenggarakan Ujian Nasional sendiri.
Setelah melakukan monitoring penyelenggaraan UN, Kakankemenag Rote Ndao bersama rombongan melaksanakan sosialisasi kerukunan di Pulau Ndao, yang dihadiri oleh para tokoh agama dan tokoh masyarakat yang beragama Kristen,Katolik dan Islam. Dua kegiatan dilakukan serentak pada satu kesempatan kunjungan tersebut dikarenakan jarak dan kesulitan transportasi untuk menjangkau pulau terselatan NKRI ini. ***(ntt.kemenag.go.id/yeni)
Ketua LPTQ Beri Apresiasi Kepada Umat Katolik Adonara Larantuka – Perhelatan MTQ ke-XXVI tingkat Kabupaten Flores Timur di desa Sagu Kecamatan Adonara Kabupaten Flores Timur telah usai yang resmi ditutup oleh Bupati Flores Timur, Yoseph Lagadoni Herin, S.Sos, pada Kamis, (21/04/2016). Hasil kejuaraan pun telah diumumkan dan menghasilkan Qori-Qoriah dan Hafid-Hafidzah terbaik yang akan membawa nama Kabupaten Flores Timur pada ajang MTQ tingkat Provinsi NTT yang akan berlangsung di Kota Ende pada bulan Juni mendatang. Ketua LPTQ Kabupaten Flores Timur, Drs. Abdul Razak Jakra pada kesempatan penutupan
24
kegiatan tersebut mengungkapkan bahwa kesuksesan pelaksanaan MTQ tingkat Kabupaten Flores TImur tidak terlepas dari kontribusi positif dari umat Katolik di Adonara. “Keberhasilan dan kesuksesan yang dialami selama penyelenggaraan MTQ tahun 2016 ini, juga karena peran serta dan sumbangsih yang diberikan oleh seluruh masyarakat secara khusus Umat Katolik di Paroki Koli-Sagu Kecamatan Adonara,” ungkapnya. Untuk itu beliau memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Pastor Paroki Koli-Sagu dan umat Katolik seluruhnya yang telah bahumembahu ikut terlibat dalam setiap persiapan,
Edisi 4 Tahun V, Nomor 27 April 2016
Selamat Datang Di Kota Ende Kota Toleransi dan Kerukunan Ende - Judul tulisan di atas terpampang indah pada dinding r u a n g ke d ata n ga n b a n d a ra H . H a s a n Aeroboesman Ende. Tulisan ini merupakan iklan layanan masyarakat kerja sama Kementerian Agama Kabupaten Ende dan Bank BNI Cabang Ende. Tu l i s a n y a n g dirancang dalam sebuah Neon Box berukuran 2×1 m2 tersebut dengan latar belakang rumah/tempat ibadah dari 6 agama dan kepercayaan mainstream di Indonesia, menyedot perhatian para penumpang pesawat yang berada pada ruang kedatangan tersebut. KaKan Kemenag Ende, Yos Nganggo, S.Ag, saat pemasangan iklan layanan masyarakat tersebut beberapa waktu lalu mengatakan bahwa, iklan layanan masyarakat ini merupakan bagian dari upaya visualisasi apa yang sudah hidup di Ende.
“Iklan layanan masyarakat ini merupakan bagian dari upaya visualisasi pembangunan bidang keagamaan, sekaligus mempertegas jati diri dan karakter masyarakat beragama di Kabupaten Ende ini, yang sejak dulu terkenal toleran dan rukun. Karakter interaksi dan relasi sosial budaya yang demikian ini, menginspirasi Bung Karno meramu mutiara-mutiara Indah falsafah bangsa yang kita kenal dengan sebutan Pancasila.” Tegas Yosef Nganggo. ***(ntt.kemenag.go.id/yeni)
pada saat pelaksanaan MTQ sampai pada acara penutupan MTQ. “Patut memberi apresiasi dan terima kasih kepada Pastor Paroki Koli Sagu dan seluruh umat Katolik yang berpartisipasi langsung dalam kegiatan ini secara khusus bagi anggota Paduan Suara yang turut serta memeriahkan acara MTQ dengan membawakan lagu mars MTQ dan Himne MTQ,” ucapnya. ***(ntt.kemenag.go.id/yeni)
25
Edisi 4 Tahun V, Nomor 27 April 2016
US Agama Katolik di Nagekeo Dibatalkan
Mbay – Pelaksanaan US tingkat SMP se Kab. Nagekeo dilaksanakan pada Rabu (13/4/2016). Salah satu bidang studi yang sedang diuji terpaksa dibatalkan pelaksanaanya, setelah diketahui bahwa soal yang dibagikan adalah bukan soal Agama Katolik untuk SMP melainkan untuk tingkat SMA. Kejadian ini diketahui setelah guru bidang studi agama melakukan pengecekan. Akibat dari kesalahan memberikan soal, siswa tampak bingung dan tidak sanggup mengerjakan soal. Hal ini dialami oleh siswa/i SMPN I Aesesa dan SMPS Katolik Hanura. Menindaklanjuti hal ini, Kakanmenag Kab.
Nagekeo, Drs. Ope Rafael, MM yang sedang melakukan p e m a n t a u a n pelaksanaan US Bidang studi Agama di SMPN I Aesesa langsung bertolak ke Dinas PPO didampingi Kepala SMPN I Aesesa untuk melakukan klarifikasi. Berdasarkan hasil evaluasi dan uji lapangan, Kadis PPO Kab. Nagekeo memerintahkan untuk membatalkan pelaksanaan ujian mata pelajaran Agama Katolik tingkat SMP se-Kab. Nagekeo setelah satu jam ujian tersebut berlangsung. Kadis PPO kab. Nagekeo juga memberikan solusi yakni pelaksanaan ujian ulang pada tanggal 18 April 2016 sekaligus menyanggupi biaya akibat pelaksanaan ujian ulang mata pelajaran Agama Katolik tingkat SMP tersebut. “Ini menjadi tanggung jawab kami,” urai Kadis PPO Kab. Nagekeo. ***(ntt.kemenag.go.id/yeni)
DWP Kemenag Sumba Tengah
RAYAKAN Hari Kartini Wa i b a ku l – D a l a m rangka memeriahkan hari Kartini, 21 April 2016, Darma Wanita Persatuan Kantor Kemenag Sumba Tengah mengadakan lomba Cerdas Cermat Kemenag, lomba Kartini Cantik, dan menulis
26
Edisi 4 Tahun V, Nomor 27 April 2016
Jaga Kerukunan, Bangun Fisik
Juga Bangun Manusia
Labuan Bajo – Wakil Bupati Manggarai Barat, Drh. Maria Geong, PhD menegaskan bahwa saatnya sekarang pembangunan fisik yang sedang gencar dilaksanakan harus dibarengi dengan pembangunan manusia, baik SDM maupun iman dan mental sehingga selalu tercipta suasana kondusif, rukun dan aman di tengah masyarakat. Hal tersebut disampaikannya saat berbicara tentang Tugas dan Tanggung Jawab Pemerintah Daerah Dalam Meningkatkan Kerukunan Umat Beragama di Kabupaten Manggarai Barat pada Kegiatan Pembinaan Kerukunan Umat Beragama yang digelar Kementerian Agama di Ruang Rapat Kantor, Sabtu, (23/04/2016). Upaya seperti ini, menurutnya penting mengingat pertumbuhan Manggarai Barat yang
begitu gencar dan cepat secara fisik namun belum dibarengi dengan kesiapan SDM termasuk ketahanan iman, mental dan moralnya. “Manggarai Barat sudah menjadi salah satu destinasi pariwisata dunia yang jika dalam proses pembangunannya hanya menonjolkan pembangunan fisik dan tidak dibarengi dengan terbangunnya SDM masyarakat maka bisa timbul kerawanan sosial,” ungkap Wabup Maria Geong. “Kita sedang gencar-gencarnya membangun namun kita tidak bisa membangun dengan baik jika kondisi tidak aman dan kondusif,” lanjutnya menambahkan soal tekad dan komitmen pemerintah Manggarai Barat untuk membangun tidak saja fisik tapi juga manusianya. Meski demikian, Wabup Maria Geong mengakui, pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Dia pun meminta dukungan dan komitmen dari semua elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan, kenyamanan dan situasi kondusif di Manggarai Barat agar pembangunan bisa berjalan dengan baik. ***(ntt.kemenag.go.id/yeni)
NIP suami (khusus istri pejabat). Acara ini diikuti oleh ASN dan anggota DWP Kemenag Sumba Tengah. Untuk lomba Cerdas Cermat Kemenag, diikuti oleh 5 (lima) regu yang terdiri dari Regu A: Sekretariat Jendral, Regu B: Pendidikan dan Bimas Islam, Regu C: Bimas Kristen, Regu D: Bimas Katolik, dan Regu E: Penyelenggara Haji Umrah dan KUA Kec. Katikutana. Masing-masing regu terdiri 3 orang peserta. Perlombaan ini dimenangkan oleh Regu E: Penyelenggara Haji Umrah dan KUA Kec. Katikutana dengan perolehan nilai 900, serta keluar sebagai runner up Regu A: Sekretariat Jenderal dengan nilai 850. Adapun soal-soal yang dilombakan adalah hal-hal umum tentang Kementerian Agama. Dan dilanjutkan dengan lomba Kartini Cantik, dalam
perlombaan ini para suami diminta untuk merias istri masing-masing yang diikuti dengan antuias oleh peserta. Dan diperlombaan yang terakhir yaitu menulis NIP dan nama Staf (khusus istri pejabat). Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Kankemenag Sumba Tengah. Dalam sambutannya, Bulla Nggallu, S.Pd, M.Si menegaskan emansipasi dan kesetaraan gender. Beliau mengatakan bahwa perempuan bukan hanya sebagai pendamping suami yang mengerjakan pekerjaan rumah tangga, tapi perempuan juga harus mampu menjadi pemimpin. Suami dan istri harus bisa saling mendukung untuk mencapai tujuan bersama dalam keluarga.***(ntt.kemenag.go.id/yeni)
27
Edisi 4 Tahun V, Nomor 27 April 2016
Bedah Rumah Di Sumba Barat Waikabubak - Sebagai salah satu upaya dalam mengentaskan kemiskinan, maka BAZNAS Provinsi NTT bekerja sama dengan BAZNAS Kabupaten Sumba Barat dan Kementerian Agama melaksanakan Program Bedah Rumah di Sumba Barat. Bupati Sumba Barat yang diwakili oleh Staf Ahli Bagian Ekonomi dan Pembangunan, Israil Y. Seok didaulat untuk meresmikan 1 (satu) unit rumah hasil Bedah Rumah tersebut pada Selasa (05/04/2016) bertempat di Kelurahan Maliti,
Waikabubak. Pengerjaan Bedah Rumah dilaksanakan sejak bulan November 2015 dan berakhir pada Maret 2016 dengan menghabiskan dana kurang lebih sebesar 75 juta rupiah. Rumah yang menjadi sasaran bedah rumah adalah milik Hasanudin Abdul Rasyid. “Ada beberapa persyaratan yang wajib dipenuhi oleh penerima bantuan bedah rumah. Salah satunya adalah aktif di Masjid. Kami memilih Rumah Bapak Hasanudin Abdul Rasyid untuk dibedah oleh tim karena aktif di Masjid Baiturridwan Waikabubak,” kata Ketua B A Z N A S Kabupaten Sumba Barat H. S.A Abbas, BA. P a d a kesempatan yang sama, staf ahli Bupati Sumba Barat, Israil Y. Seok dalam sambutan peresmiannya menyampaikan terima kasih k e p a d a Kementerian Agama. ***(ntt.kemenag. go.id/yeni)
28
Edisi 4 Tahun V, Nomor 27 April 2016
Mengagumi Keterampilan
Bermusik Siswa SMAK Ende - Dalam kunjungan kerjanya pada Kemenag Ende, Kabid Haji dan Bimais Kanwil Kemenag NTT, Drs. H. Syamsul Ma’arif didampingi KaKan Kemenag Ende, menyempatkan diri beranjangsana ke SMAK St. Thomas Morus Ende, di Jalan Flores, Nanganesa, Ende pada Jumad (29/04/2016). Ketika duduk sejenak di pendopo sekolah yang berdinding gedek (anyaman bambu bermotif) beliau dikegetkan dengan alunan nada musik organ yang tengah dimainkan oleh para siswa. Secara spontan H. Syamsul Ma’arif didampingi Ketua penyelenggara, Yosef Nganggo, S. Ag dan Kepala SMAK menghampiri sumber bunyi, dan menyaksikan 25 siswa yang lagi tekun dengan jari-jemari lincah memainkan tuts alat musik organ dengan nada mendayu menyejukan bathin. “Eja luar biasa, ini sekolah masih balita, namun telah mampu menunjukkan kualitasnya, baik di bidang akademik, maupun juga bidang ketrampilan hidup. Ketika saya masih Kabid Pendis, saya berkeliling Madrasah se NTT,
namun jujur saya katakan bahwa pendampingan yang serius di bidang musik, khususnya musik organ belum semaju di SMAK ini.” Ungkap H. Syamsul dalam nada kagum. Menimpali kekaguman mantan Kabag TU ini, Arnold Mbanggo selaku Kepala sekolah menjelaskan bahwa pendampingan ketrampilan agar siswa bisa trampil bermain musik organ ini, menjadi salah satu program unggulan SMAK Thomas Morus Ende. Lebih lanjut disampaikan bahwa hal ini sangat memungkinkan karena SMAK memiliki 2 guru yang mahir musik organ, serta didukung dengan 25 unit alat musik keyboard. Ditargetkan bahwa selama 3 tahun didampingi oleh guru musik, Pa Bakrie dan Pa Kletus, para siswa SMAK Stamor Ende akan mampu tampil mengiringi lagu baik pada perayaan liturgi Gerejani juga pada hajatan sosial kemasyarakatan lainnya. “Ini sudah terbukti pada angkatan perdana tahun lalu. Sebagian besar dari mereka sudah mampu menjadi organis di gereja,” pungkas Arnold dengan bangga. ***(ntt.kemenag.go.id/yeni) 29
Sahabat BERNAS
Edisi 4 Tahun V, Nomor 27 April 2016
Menjaga harmoni di NTT Sejenak bersama
Bobby Oktavianus
Kasubag Hukum & KUB Ketika pertama kali bertegur sapa dengannya, orang akan langsung merasa akrab. Pria berkulit cerah berambut ombak ini dalam kesehariannya sebagai aparatur sipil negara menjalankan tugas dalam jabatan sebagai Kepala Subbagian Hukum dan Kerukunan Umat Beragama Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT. Dia adalah Yakobis Oktavianus, S.Sos, M.M.
30
Ketika redaktur BERNAS menghubunginya untuk menjadi SAHABAT BERNAS edisi April 2016, Putra kelahiran Oebatu, Rote Ndao yang berkantor di Sekretariat FKUB Provinsi NTT ini meyanggupinya dengan terbuka. Simak wawancara singkat bersamanya berikut ini : P : Mengemban tugas menjaga harmoni antar umat beragama adalah tugas berat. Bagaimana tanggapan bapak selaku Kepala Subbagian Hukum & KUB? J : Sesungguhnya semua tugas yang diemban dalam rangka mewujudkan kerukunan sangatlah kompleks persoalannya, tetapi dengan keiklasan untuk melaksanakannya, maka terasa indah untuk dinikmati, apalagi pertemuan dengan berbagai elemen pasti membentuk diri kita menjadi pribadi yang kaya, yang dengan sendirinya akan berpandangan inklusif, yang melihat setiap persoalan sebagai sebuah ujian dan sesuatu yang pasti ada jalan keluarnya. P : Pada akhir tahun 2015, NTT dinobatkan sebagai Provinsi dengan indeks kerukunan tertinggi di Indonesia melalui penerimaan Harmony Award. Bagaimana kesan bapak atas penerimaan penghargaan? J : Ya, memang moment itu merupakan suatu kebanggaan besar bagi NTT. Walau demikian, anugerah ini juga sesungguhnya membawa pekerjaan besar untuk memastikan secara moral dan etis keberlangsungan kerukunan hidup di NTT, bahkan terkandung pula kewajiban untuk mewariskannya sebagai sebuah kebanggaan bagi anak cucu di masa datang.
Edisi 4 Tahun V, Nomor 27 April 2016
P : Anugerah “Harmony Award” dimaksud tentu saja hasil kerja banyak pihak. Pendapat bapak tentang hal ini? J : Benar demikian adanya. Anugerah Harmony Award sebenarnya adalah sebuah simbol pengakuan, yang isinya adalah hasil kerja keras, kerja sama, kekompakan, keutuhan, kebersamaan, dan pergerakan dari semua unsur atau setiap elemen masyarakat yang mendiami bumi Flobamorata tercinta ini. P : Dalam rangka mempertahankan kerukunan, tentu diperlukan koordinasi. Apa saja yang bapak akan lakukan dalam kaitannya dengan koordinasi dan kerjasama? J : Keterlibatan, komunikasi, koordinasi, konsultasi serta dialog/pertemuan lintas agama merupakan sesuatu yang sangat penting. Koordinasi, Integrasi dan Sinergi (KIS) secara intens dan berkelanjutan akan terus kami di subbag hukum dan KUB lakukan, tentu saja atas persetujuan dan arahan pimpinan Kanwil Kemenag Prov. NTT. Prinsipnya, pekerjaan mempertahankan kerukunan hidup bukanlah perkara mudah yang bisa diatasi sendirian, sampai kapan pun yang namanya bergandengan tangan dengan semua pihak yang berkompeten merupakan sebuah tuntutan. P : Sejak tahun 2015, Kerukunan Umat Beragama menjadi sebuah program tersendiri dalam postur aggaran Kementerian Agama. Terkait dengan itu, apa prioritas bapak? J : Ini menjadi sebuah pratanda yang baik karena pembinaan kerukunan umat beragama ‘naik tingkat’ menjadi program tersendiri. Artinya
akan ada perhatian dan porsi anggaran yang mudah-mudahan memadai untuk pembinaan kerukunan yang menyentuh langsung ke akar rumput. Program yang urgen sekaligus rutin adalah bantuan operasional FKUB Provinsi dan Kabupaten/Kota. Selain itu juga kegiatan rutin tahunan lainnya adalah Dialog Tokoh Lintas Agama, Kemah Pemuda Lintas Agama, dan bantuan untuk Kelompok Lintas Agama. P : Menurut bapak, masalah apa saja yang paling urgen yang berpotensi mengganggu kerukunan di NTT dan segera dibereskan? Apa kiat bapak? J : Untuk NTT ada dua hal. Pertama, kepentingan individu, kelompok dan komunitas lainnya, yang kerap menggugurkan kepentingan bersama. Kedua, masalah pemahaman dan pemaknaan yang keliru dan relatif terhadap kebebasan dan HAM. Karena itu, yang akan kami lakukan adalah terus mengadakan pendampingan dan memperbanyak aktivitas belajar bersama, learning to live together, khusus bagi kaum muda NTT. Harmoni Award hanyalah simbol, begitu pengakuan mantan Kasie Sistem Informasi dan Keagamaan Bidang Bimas Kristen Kanwil Kemenag NTT ini. Menurut suami Ernajati ini bahwa yang terpenting adalah bagaimana terus menjaga dan merawat kerukunan yang sudah ada ini agar proses pembangunan dapat berjalan dengan baik sehingga cita-cita bangsa ini dapat pula dinikmati oleh warga bangsa secara merata dan adil tanpa diskriminasi. “Ini bukan semata-mata menjadi tugas Sub Bagian Hukum dan KUB atau hanya pihak-pihak terkait saja tetapi tugas semua elemen bangsa,” katanya. ***(rf/bbp)
BIODATA Nama : Yakobis Oktavianus Tempat Tgl. Lahir : Oebatu’ 03 Desember 1969 Jabatan : Kepala Sub Bagian Hukum Dan Kerukunan Umat Beragama, Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT Pendidikan : SD : SD Inpres Landeoe Rote Barat Laut (1983) SMP : SMP Negeri Batutua Rote Barat Daya (1986) SMA : SMA Negeri Ba’a Lobalain (1989) S1 : Universitas Katolik Widya Mandira Kupang (1994) S2 : PPS MM Universitas Katolik Widya Mandira Kupang (2012) Keluarga :
Istri : Ernajati S. J. Oktavianus Pingak
31
Bianglala
Edisi 4 Tahun V, Nomor 27 April 2016
KAU INI BAGAIMANA? Kau Ini Bagaimana adalah sebuah puisi karya KH Mustafa Bisri. Puisi ini sangat keras mengkritik kemunafikan pemangku kepentingan pada zamannya. Bahasanya lugas tegas, transparan. Ahmad Mustofa Bisri, atau yang dikenal sebagai Gus Mus mampu menyodorkan kedalaman refleksinya. Setelah hampir 29 tahun, puisi ini disuarakan kembali. Bukan Gus Mus yang membacakannya, tetapi seorang Ketua MUI NTT, H. Abdul Kadir Makarim. Setelah sebelumnya membawakan puisi Bocah Muslimah Di Hari Natal karya Denny JA pada acara tatap m u ka b e rs a m a M e nte r i A ga m a , L u k m a n H a k i m Saifuddin akhir desember tahun 2015, Wakil Ketua F K U B N T T i n i ke m b a l i menggugah nurani pendengar pada momen silahturahmi bersama rombongan Kemenag Sulawesi Utara dengan melantangkan puisi Kau Ini Bagaimana meskipun tidak selengkap naskah aslinya. B e r i ku t i n i , ka m i m e n g h a d i r ka n keseluruhan syair puisi Gus Mus, Alumnus Al Azhar University Kairo Mesir Kairo. Kau ini bagaimana atau aku harus bagaimana? Kau ini bagaimana? Kau bilang aku merdeka, tapi kau memilihkan untukku segalanya. Kau ini bagaimana? Kau suruh aku berfikir, aku berfikir kau tuduh aku kafir. Aku harus bagaimana? Kau suruh aku bergerak, aku bergerak kau waspadai. Kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau tuduh aku apatis. Kau ini bagaimana? Kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip, kau tuduh aku kaku. Kau ini bagaimana? Kau suruh aku toleran, aku toleran kau tuduh aku plin-plan. Aku harus bagaimana? Kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku. Kau ini bagaimana? Kau suruh aku taqwa, tapi khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa. Kau suruh
32
aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya. Aku harus bagaimana? A ku ka u s u r u h m e n g h o r m a t i h u ku m , kebijaksanaanmu menyepelekannya. Aku kau suruh berdisiplin, kau mencontohkan yang lain. Kau bilang Tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggilmanggilnya dengan pengeras suara setiap saat. Kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai. Aku harus bagaimana? Aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakkannya. Aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannya. Kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumah. Kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah. Aku harus bagaimana? Aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi. Aku kau suruh bertanggungjawab, kau sendiri terus berucap Wallahu A’lam Bis Showab. Kau ini bagaimana? Aku kau suruh jujur, aku jujur kau tipu aku. Kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku. Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah ku pilih kau bertindak sendiri semaumu. Kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu. Kau ini bagaimana? Kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis. Kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah. Kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja. Kau ini bagaimana? Aku bilang terserah kau, kau tak mau. Aku bilang terserah kita, kau tak suka. Aku bilang terserah aku, kau memakiku. Kau ini bagaimana? Atau aku harus bagaimana? Pertanyaan adalah apakah kita akan terus selamanya berada pada rentang posisi demikian seperti gambaran puisi itu. Jawabannya ada pada nurani kita, bukan pada rumput yang bergoyang.***(bobbybabaputra)
KELUARGA BESAR KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BERSAMA DHARMA WANITA PERSATUAN UNIT KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
MENGUCAPKAN
Selamat mengikuti
Ujian Nasional tahun 2016
KEPADA SEGENAP SISWA-SISWI SMA/SMK/MA/MK/ SMAK/SMTK SE PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
“Raih Prestasi Tinggi Dengan Integritas Terpuji”
Drs. Sarman Marselinus Kakanwil
ASN pada Subbagian Hukum dan Kerukunan Umat Beragama Kanwil Kemenag Prov. NTT, Tahun 2016.
ISSN 2252-360X