Study Excursie Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya Hidup Bertoleransi Antar Umat Beragama dengan Bekal Kemampuan Entrepreneurship di Lamongan
Oleh. Wanudya Yoga Ayu Chandra 071211532012 Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
UNIVERSITAS AIRLANGGA Semester Gasal 2012/2013 http://madib.blog.unair.ac.id/jatidiri-and-characters/makalah-study-excursie-2012/
[email protected]
1
Essay: Hidup Bertoleransi antar Umat Beragama dengan Bekal Kemampuan Entrepreneurship di Lamongan
I. Pengantar Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari sekitar 17.508 pulau baik yang sudah bernama ataupun yang belum. Belasan ribu pulau tersebut pastilah terdiri dari berbagai macam suku, budaya, agama dan ras yang berbeda. Harus diakui bahwa semua perbedaan itu adalah Indonesia, Indonesia dengan kebhinekaannya. Perbedaan yang terlihat kasat mata ini bukanlah suatu hal yang bisa dijadikan alasan perpecahan atau diskriminasi atas golongan tertentu. Namun harus menjadi pemersatu bangsa dan sekaligus menjadi identitas bangsa yang tidak dimiliki oleh negara – negara lain. Menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi bangsa Indonesia yang merupakan negara berkembang. Salah satu bentuk nyata bahwa Indonesia berbhineka tunggal ika adalah ada ribuan budaya berbeda yang tetap bisa hidup dan berkembang; ada lima agama berbeda yang diakui oleh negara; ada ribuan suku yang tersebar dari Sabang sam Merauke; ada ribuan bahasa daerah yang tetap digunakan setiap harinya, namun bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa persatuan. Hal itu sudah cukup membuktikan bahwa Indonesia adalah negara yang mengakui pluralisme dan menerapkannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tak dapat dipungkiri juga bahwa masih banyak tragedi berdarah dikarenakan perbedaan yang ada. Tragedi Sampit dan tragedi Ambon misalnya, keduanya adalah nokta hitam bagi kebhinekaan Indonesia. Masih tingginya ego tiap golonganlah yang menyebabkan hal itu bisa terjadi. Namun jika kita jelajahi lokasi lain di Indonesia , kita bisa melihat indahnya perbedaan dan betapa tingginya rasa toleransi mereka atas perbedaan yang yang ada di tengah – tengah kehidupan mereka. Sebagai contoh konkrit adalah Desa Balun di Kecamatan Turi Kabupaaten Lamongan Jawa Timur. Kembali pada Indonesia yang masih merupakan negara berkembang, untuk merangkak menuju negara maju sebenarnya bukanlah perkara yang sulit bagi Indonesia jika seluruh rakyatnya mau bergotong royong untuk menjadikan Indonesia selangkah atau ratusan langkah lebih baik. Berbagai hal bisa dilakukan, salah satunya adalah menjadi enterpreneur. Semua orang bisa melakukannya, termasuk juga kita sebagai mahasiswa. Dimulai dari sesuatu
Page 2
Essay: Hidup Bertoleransi antar Umat Beragama dengan Bekal Kemampuan Entrepreneurship di Lamongan yang kecil pasti akan melahirkan hal besar. Seperti yang diterapkan di Pondok Pesantren Sunan Drajat di Kecamatan Paciran Kabupaten lamongan. Keunukan yang ada di Lomongan ini akan penulis jelaskan pada essay yang berjudul “Hidup Bertoleransi Antar Umat Beragama dengan Bekal Kemampuan Entrepreneurship di Lamongan” yang sumbernya adalah pengalaman empiris penulis selama dua hari satu malam mengikuti Study Excursie di Kabupaten Lamongan dengan tema “Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya: Kebhinekaan, Etnisitas, Gaya Hidup dan Solidaritas Sosial Terbuka”.
II. Konsep Pokok Konsep pokok dalam essay ini adalah kebhinekaan yang difokuskan pada toleransi dalam kehidupan sosial dan agama di antara umat beragama dan menjadi seorang enterprenuer muda yang mendukung Indonesia menjadi lebih baik. Seperti yang kita ketahui bahwa menjaga kerukunan umat beragama itu bukanlah perkara yang bisa dianggap mudah. Apalagi di Indonesia kita bisa menemukan lima agama berbeda yang tiap harinya berinteraksi secara sosial. Cara yang paling efektif untuk tetap menjaga kerukunan umat beragama adalah toleransi yang tinggi antar pemeluk agama. Toleransi yang tulus akan menjadikan Indonesia negara pluralis yang damai dan dapat mewujudkan sila ke-3 pancasila yaitu persatuan Indonesia. Selain menjaga toleransi antar umat beragama, membangun Indonesia di bidang ekonomi juga tak kalah pentingnya. Menjadikan rakyat sejahtera juga merupakan tujuan nasional, maka salah satu langkah awal yang biasa dilakukan adalah menjadi enterpreneur atau pengusaha. Pengusaha dalam hal ini dapat dimulai dari skala kecil di khususnya di kalangan mahasiswa dan kedepannya diharapkan usaha yang dibina berkembang dengan pesat sehingga dapat menyerap tenaga kerja dan menumbuhkan semangat menjadi enterprenuer bagi orang lain dan dapat membantu meningkatka devisa negara.
Page 3
Essay: Hidup Bertoleransi antar Umat Beragama dengan Bekal Kemampuan Entrepreneurship di Lamongan III. Pembahasan
Desa Pancasila sebagai bukti nyata toleransi antar umat beragama Ketika kita membicarakan tentang keberagam umat beragama pasti tidak bisa lepas dari pembahasan tentang toleransi antar umat beragama, karena tanpa toleransi tidak akan pernah tercipta suatu kedamaian dalam memeluk agama dan hidup bermasyarakatpun tidak bisa berjalan sesuai dengan keinginan kita. Contoh konkret yang dapat kita refleksi jika membahas toleransi antar umat beragama adalah desa Balun di kecamatan Turi kabupaten lamongan Jawa Timur. Desa Balun biasa disebut juga sebagaai desa Pancasila. Menurut Sudarjo –kepala desa Balun- nama desa Pancasila ada setelah peristiwa G30S PKI tepatnya pada tahun 1967. Berawal dari pembersihan orang – orang PKI dari Balun termasuk para pamong desa yang diduga terlibat, akhirnya terjadi kekosongan kepala desa dan digantikan oleh seorang prajurit yang beragama kristen. Dari peristiwa inilah kristen mulai berkembang, namun btidak menimbulkan gejolak dan tidak melakukan dakwah dengan ancaman dan kekerasan. Ditahun yang sama juga Hindu datang dari desa Plosowayuh dan bisa berkembang dengan baik dan damai. Sejak saat itu 3 agama yang berbeda dapat hidup berdampingan dengan rukun di Balun. Maka pemerintah Lamongan mengeluarkan SK bahwa Balun adalah desa percontohan dan disebut desa Pancasila. Menurut tokoh agama islam –Sumitro- saat menjadi narasumber pada Studium Generale dan Dialog II di Balai Desa Balun, mengatakan bahwa toleransi agama yang ada di Balun sangatlah tinggi dan tanpa adanya sknario tertulis. Saat ada jadwal keaagamaan yang bentrokpun maka kegiatan dilakukan secara bergantian dan saat agama lain sedang melakukan ibadah, pengeras suara di masjidpun dimatikan. Drs. Adi Wijono selaku tokoh agama Hindu juga menjelaskan bahwa toleransi yang ada selama ini terjadi secara alami dan tanpa disutradarai oleh siapapun. Beliau juga menyebutkan bahwa agama Page 4
Essay: Hidup Bertoleransi antar Umat Beragama dengan Bekal Kemampuan Entrepreneurship di Lamongan hindu bisa beribadah dengan tenang. Ketika Nyepi dirayakan pada hari jumat, maka khutbah jumat dibacakan tanpa bantuan pengeras suara dan pada malam hari lampu masjid yang brada di dekat purapun dimatikan tanpa ada instruksi dari umat hindu. Sutrisno yang merupakan tokoh agama kristen menjelaskan bahwa keseimbangan kehidupan beragama yang ada di balun juga merupakan dukungan dari pemerintah desa. Keunikan lain yang dapat kita temukan di Balun adalah ketika ada kendurian maka semua agama diundang dan jika yang mengundang adalah umat islam, semua tamu mengenakan peci layaknya orang islam. Peran tokoh agama sendiri lebih menekankan kepada warga tentang pentingnya toleransi dan menjadikan perbedaan untuk sesuatu yang indah bukan untuk dipertentangkan. Tidak hanya para orang tua saja yang peduli akan toleransi, para pemuda juga sangat sadar akan pentingnya toleransi. Mereka memiliki karang taruna yang anggotanya terdiri dari semua agama yang ada di Balun, dengan kreatifitas yang mereka miliki, mereka membuat kegiatan gabungan yang bisa menyatukan warga desa, seperti perayaan kemerdekaan RI dan lain sebagainya. Walau ada 3 agama berbeda, di Balun tidak pernah ada pernikahan beda agama, mereka tau itu melanggar UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan, maka jika ada pasangan beda agama yang akan menikah, mereka harus terlebih dahulu menyamkan agama mereka. Selain toleransi yang tinngi, budaya demokrasipun berjalan dengan baik. Setiap anak yang ada di Balun, setelah berusia 17 tahun diberi kebebasan untuk memilih agama mereka sendiri. Kehidupan sosial berdasarkan toleransi , keterbukaan di bawah keberagaman untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik dapat dilakukan oleh siapapun dan kapanpun, asalkan ada kemauan dalam diri mereka.
Page 5
Essay: Hidup Bertoleransi antar Umat Beragama dengan Bekal Kemampuan Entrepreneurship di Lamongan
Pondok pesantren Sunan Drajat yang multikultural dan berbasis entrepreneurship Pondok Pesantren Sunan Drajat adalah Pondok Pesantren yang unik dengan multikultural yang diterapkan di dalamnya, selain itu dasar intrepreneurship yang diterapkan di pondok pesantren ini semakin menambah keunikannya Pondok Pesantren Sunan Drajat berada di Paciran Lamongan, didirikan kembali oleh KH Abbdul Ghofur di tahun 1977. Usaha KH Abdul Ghofur untuk mendirikan kembali Pondok Pesantren di desa Banjaranyar ini dimulai dengan mengajarkan para pemuda ilmu agama, ilmu kanuragan serta ilmu kesehatan. Hingga di tahun 1990 telah berhasil memiliki lebaga pendidikan formal MI, Mtsdan MA. Saat ini lembaga pendidikan yang ada telah bertambah, mulai dari SMP Negeri 2 Paciran, Madrasah Mualimin Mualimat SMK, madrosatul Qur’an, Madrasah Diniyah hingga Sekolah Tinggi Agama Islam. Selain semua lembaga pendidikan formal yang dimiliki, Pondok Pesantren Sunan Drajat juga memiliki 21 bidang usaha yang dikembangakan untuk membantu perekonomian pondok terutama untuk memperluas bangunan fisik dan membiayai santri yang kurang mampu. Seperti yang dituturkan oleh KH Abdul Ghofur, ‘Ekonomi ditoto ndisik nek kepingin mlakune apik’ (kalau mau jadi orang baik, ekomomi harus ditata dulu). Menurutnya, kalau tidak bisa mencari pemasukan dana, tamatlah riwayat pondok. Karena itulah Pondok pesantren Sunan Drajat mendirikan usaha – usaha tersebut. Usaha – usaha yang dimiliki oleh Pondok Pesantren Sunan Drajat antara lain peternakan, konveksi, jus mengkudu, rental mobil, garam samudra, persewaan gedung, teserba, fotocopy, toko buku, laundry, warnet, air minum dalam kemasan, persada TV, radio persada dan lain sebagainya. Semua usaha yang ada, dalam penyelenggaraannya banyak memberdayakan para santri, sehingga setelah keluar dari pondok para santri tidak hanya memiliki bekal ilmu agama namun juga kemampuan entrepreneurship yang bisa diterapkan di masyarakat.
Page 6
Essay: Hidup Bertoleransi antar Umat Beragama dengan Bekal Kemampuan Entrepreneurship di Lamongan Belum lulus dari pondokpun santri sudah bisa mengembangkan kemampuan yang mereka miliki, sebagai contoh santri yang sedang menempuhpendidikan di jenjang SMK bisa merakit televisi LCD yang sudah bersetifikat dan digunakan di lingkungan pondok serta di pasarkan kepada wali murid santri. Studium Generale dan Dialog III yang diadakan di Aula Pondok pesantren Sunan Drajat juga memberi banyak inspirasi bagi mahasiswa terutama di didang entrepreneurship. Membuka diri akan dunia bisnis dan tidak manja dengan uang kiriman orang tua adalah salah stu kunci melatih kemampuan berbisnis mahasiswa, selain itu bisa memilah antara keinginan dan kebutuhan juga menjadi sangat penting. Ada cerita unik dari Pondok Pesantren Sunan Drajat, pada tahun 2001 ditengah Masji agung Sunan Drajat dibangun sebuah pondasi dunia yang disebut Cakra. Cakra dibangun oleh seorang tokoh agama Hindu dari Gunung Himalaya India yang bermimpi mendapat wangsit dari nirwana bahwa beliau harus menemukan KH Abdul Ghofur dan membangun pondasi dunia di dalam pondok pesantren yang diasuhnya. Itu adalah salah stu bukti nyata multikultural yan ada di Pondok Pesantren Sunan Drajat. Selain itu KH Abdul Ghofur selalu mengajarkan untuk menjadikan agama lain sebagai rekan bagi pondok pesantren. Beliau juga sangat menghargai undangan yang diberikan oleh semua pemuka agama dan beliau akan lebih memilih datng ke undangan seorang petinggi agama Hindu daripada menghadiri udangan Bupati. Hal itu menunjukkan bahwa Islam juga cinta akan keberagaman yang ada di Indonesia dan tidak pernah menjadikan agama lian sebagai lawan, namun menjadi kawan.
Page 7
Essay: Hidup Bertoleransi antar Umat Beragama dengan Bekal Kemampuan Entrepreneurship di Lamongan
IV. Simpulan dan Saran Simpulan 1. Kehidupan sosial Pancasila berdasarkan toleransi, keterbukaan di bawah keberagaman untuk menjadikan indonesia yang lebih baik 2. Kemampuan entrepreneurship sangatlah diperlukan untuk menata perekonomian Indonesia
Saran 1. Setiap yang membaca essay ini dapat menerapakan apa yang ada di Desa Balun dan mulai belajar menjadi entrepreneur dimulai dari skala kecil 2. Study Excursie bukan hanya menjadi kegiatan 2 hari, namun harus bisa diterapkan di kehidupan nyata oleh seluruh pantisipannya
Page 8
Essay: Hidup Bertoleransi antar Umat Beragama dengan Bekal Kemampuan Entrepreneurship di Lamongan
V. Daftar Pustaka Tim Study Excursie, 2012, Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya, Surabaya
Hasil dialog dengan Sumitro (tokoh agama Islam), Drs. Adi Wijono (tokoh agama Hindu), Sutrisno (tokoh agama Kristen), Sudarjo (kepala Desa Balun) di Balai Desa Balun
Hasil dialog dengan tim Narasumber dari Pondok Pesantren Sunan Drajat di Aula Pondok Pesantren Sunan Drajat Paciran
Page 9