PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN YANG DILAKUKAN OLEH ”ARENA FUTSAL” TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN
Bayu Panji Wicaksono P 11206278
Abstrak Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis pengaruh strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh Arena Futsal terhadap loyalitas pelanggan. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan instrumen penelitian kuesioner. Populasi penelitian yaitu pengguna sewa lapangan Arena Futsal. Dalam penelitian ini penulis menyebarkan kuesioner kepada 100 pengguna sewa lapangan Arena Futsal. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Pada tahap analisis dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas, uji normalitas, uji asumsi klasik, regresi linier berganda, uji F, uji T, dan analisis SWOT. Aplikasi SPSS digunakan untuk membantu pengujian model ini. Data yang digunakan adalah data primer. Dan dari hasil penelitian diketahui bahwa dengan analisis SWOT, Arena Futsal mempunyai kekuatan yang lebih besar dengan ancaman yang ada disekitarnya. Hasil persamaan regresi linier berganda Y= 0,294 + 0,174 X1 + 0,162 X2 + 0,186 X3 + 0,221 X4 + 0,193 X5 + 0,382 X6 + 0,386 X7. Hasil pengujian secara bersama-sama (simultan) menunjukkan bahwa bauran pemasaran (marketing mix), yang meliputi product, price, place, promotion, people, phisycal evidence, dan process berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pelanggan Arena Futsal. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial dapat diketahui bahwa loyalitas pelanggan dapat dipengaruhi secara signifikan oleh promotion, people, phisycal evidence, dan process. Sedangkan product, price, dan place kurang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Kata Kunci : arena futsal, loyalitas pelanggan, strategi bauran pemasaran PENDAHULUAN Sekarang ini banyak perusahaan saling berlomba untuk mendapatkan konsumen agar memakai produk yang mereka tawarkan. Perusahaan kurang berhasil banyak disebabkan oleh kurang tepatnya strategi pemasaran yang digunakannya. Berhasil atau tidaknya perusahaan sangat di tentukan bagaimana cara yang dikembangkan oleh perusahaan untuk dapat bersaing dalam merebut konsumen dalam penerapan strategi pemasaran yang efektif. Apabila strategi yang tidak dapat dilaksanakan dengan baik maka pelaksanaan yang baik pun tidak
memberikan hasil yang memuaskan seperti yang kita harapkan. Secara umum tujuan dari perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang maksimum sehingga perusahaan dapat terus berkembang. Penerapan strategi pemasaran dalam perusahaan sangat berpengaruh dalam kinerja perusahaan yang bersangkutan. Sebab dalam penerapannya posisi perusahaan di pasar potensial sangat dipengaruhi oleh berhasil atau tidaknya strategi pemasaran yang digunakan. Hal ini juga merupakan sumber dana bagi kelangsungan hidup perusahaan untuk terus
berkembang baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk itulah, perusahaan dituntut untuk mampu memupuk keunggulan kompetitifnya masing-masing melalui upaya-upaya yang kreatif, inovatif serta efisien, sehingga menjadi pilihan dari banyak pelanggan yang pada gilirannya nanti diharapkan loyal. Loyalitas pelanggan memiliki peran penting dalam sebuah perusahaan, mempertahankan mereka berarti mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini menjadi alasan utama bagi sebuah perusahaan untuk menarik dan mempertahankan mereka. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui seberapa besar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh Arena Futsal. 2. Untuk menganalisis pengaruh strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh Arena Futsal terhadap loyalitas pelanggan. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pemasaran Apa sebenarnya arti pemasaran? Banyak juga yang menduga pemasaran hanya penjualan dan periklanan. Walaupun penting, penjualan dan periklanan hanya dua dari banyak fungsi pemasaran. Dewasa ini, pemasaran harus dipahami tidak dalam arti lama yaitu melakukan penjualan tetapi dalam arti baru, yaitu berusaha memahami dan memuaskan kebutuhan pelanggan. Jadi, penjualan dan periklanan merupakan bagian dari bauran pemasaran (marketing mix) yang lebih besar, sebagai seperangkat satu set alat pemasaran yang bekerja sama untuk mempengaruhi pasar. Maka, pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan serta inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain atau bisa juga diartikan sebagai suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Definisi pemasaran menurut Philip Kotler (2002:9) adalah suatu proses sosial uang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya mampu menjual dirinya sendiri-sendiri. Pengertian Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Semua informasi yang diperoleh memiliki peran penting dalam desain strategi pemasaran. Strategi adalah kekuatan motivasi untuk stajeholders, seperti stakeholders, debtholders, manajer karyawan, konsumen, komunitas, pemerintah dan sebagainya baik secara langsung maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan oleh perusahaan, Andrews (1980), Chaffe (1985). Faktor situsional dan persaingan yang harus dihadapi organisasi menjadi perhatian dalam pemilihan strategi pemasaran. Sebagai contoh, sewaktu manajemen mengembangkan strategi untuk memasuki
pasar baru dapat dimanfaatkan data permasalahan strategi dan pedoman strategi untuk memasuki pasar baru. Pengertian strategi menurut Hamel dan Prahalad (1995), yaitu merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Pengertian Strategi Pemasaran Strategi pemasaran pada tingkat unit bisnis difokuskan pada segmentasi, penentuan pasar sasaran dan posisi pasar. Pengembangan strategi pemasaran diarahkan untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen pada pasar yang akan dilayani. Definisi utama dari strategi pemasaran yaitu strategi pemasaran merupakan rencana yang menjabarkan ekspektasi perusahaan akan dampak dari berbagai aktivitas atau program pemasaran terhadap permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu. Perusahaan dapat menggunakan dua atau lebih program pemasaran secara bersamaan, sebab setiap jenis program memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap permintaan. Oleh sebab itu, dibutuhkan mekanisme yang dapat mengkoordinasi program-program pemasaran agar program-program itu sejalan dan terintegrasi dengan sinergestik. Mekanisme ini disebut strategi pemasaran. Pengertian Jasa Menurut Zeithaml dan Bitner (2000:3) : Jasa pada dasarnya adalah seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain produk dalam pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan, memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud (intangible) bagi pembeli pertamanya.
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka, jasa pada dasarnya adalah sesuatu yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a. Suatu yang tidak yang berwujud, tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen. b. Proses produksi jasa dapat menggunakan atau tidak menggunakan bantuan suatu produk fisik. c. Jasa tidak mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan. d. Terdapat interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa Karakteristik Jasa Menurut Kotler (2000:429), jasa memiliki empat ciri utama yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasaran, yaitu sebagai berikut: a. Tidak berwujud Hal ini menyebabkan konsumen tidak dapat melihat, mencium, meraba mendengar dan merasakan hasilnya sebelum mereka membelinya. b. Tidak terpisahkan (insereparability) Jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, yaitu perusahaan jasa yang menghasilkannya. Jasa diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. c. Bervariasi (variability) Jasa yang diberikan sering kali berubah-ubah tergantung dari siapa yang menyajikannya, kapan dan dimana penyajian jasa tersebut dilakukan. d. Mudah musnah (perishability) Jasa tidak dapat disimpan atau mudah musnah sehingga tidak dapat dijual pada masa yang akan datang. Pemasaran Jasa Jasa merupakan aktivitas atau manfaat yang dapat ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lainnya dan tidak mengakibatkan perpindahan kepemilikan. Jasa tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, berubahubah dan tidak tahan lama.
Fungsi Pemasaran (Payne, 2000:28) terdiri dari tiga komponen kunci yaitu sebagai berikut : a. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Merupakan unsur-unsur internal penting yang membentuk program pemasaran sebuah organisasi. b. Kekuatan Pasar Merupakan peluang dan ancaman eksternal dimana operasi pemasaran sebuah organisasi berinteraksi. c. Proses Penyelarasan Yaitu proses strategik dan manajerial untuk memastikan bahwa bauran pemasaran jasa dan kebijakankebijakan internal organisasi sudah layak untuk menghadapi kekuatan pasar. Pengertian Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Pengertian Bauran Pemasaran menurut beberapa ahli, antara lain : Philip Kotler (2000:15) : Bauran pemasaran adalah sekumpulan alat pemasaran yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Pengertian Marketing Mix menurut Zeithaml dan Bitner (2001:18), merupakan unsur-unsur pemasaran yang saling terkait, dibaurkan, diorganisir dan digunakan dengan tepat, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran dengan efektif, sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Selanjutnya Zeithaml dan Bitner mengemukakan konsep bauran pemasaran tradisional (traditional marketing mix) terdiri dari 4P, yaitu product (produk), price (harga), place (tempat) dan promotion (promosi). Sementara itu, untuk pemasaran jasa perlu bauran pemasaran yang diperluas (expanded marketing mix for services)
dengan penambahan unsur non-traditional marketing mix, yaitu people (orang), physical evidence (fasilitas fisik) dan process (proses), sehingga menjadi tujuh unsur (7P). Masing-masing dari tujuh unsur bauran pemasaran tersebut saling berhubungan dan tergantung satu sama lainnya dan mempunyai suatu bauran yang optimal sesuai dengan karakteristik segmennya (Zeithaml,2000:18-21). 1.
Produk (Product) Produk menurut Kotler (2000:428) : “Segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan“. Produk jasa merupakan suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan dari pada dimiliki serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsimsi jasa tersebut. Sesungguhnya pelanggan tidak membeli barang atau jasa, tetapi membeli manfaat dan nilai dari sesuatu yang ditawarkan. “Apa yang ditawarkan” menunjukkan sejumlah manfaat yang dapat pelanggan dapatkan dari pembelian suatu barang atau jasa, sedangkan sesuatu yang ditawarkan itu sendiri dapat dibagi menjadi empat kategori, yaitu : a. Barang nyata, b. Barang nyata yang disertai dengan jasa, c. Jasa utama yang disertai dengan barang dan jasa tambahan, dan d. Murni jasa. 2. Harga (Price) Penentuan harga merupakan titik kritis dalam bauran pemasaran jasa karena harga menentukan
pendapatan dari suatu usaha atau bisnis. Keputusan penentuan harga juga sangat signifikan di dalam penentuan nilai atau manfaat yang dapat diberikan kepada pelanggan dan memainkan peranan penting dalam gambaran kualitas jasa. Strategi penentuan tarif dalam perusahaan jasa dapat menggunakan penentuan tarif premium pada saat permintaan tinggi dan tarif diskon pada saat permintaan menurun. 3. Tempat (Place) Keputusan mengenai lokasi atau tempat pelayanan yang akan digunakan melibatkan pertimbangan bagaimana penyerahan jasa kepada pelanggan dan dimana itu akan berlangsung. Tempat juga penting sebagai lingkungan dimana dan bagaimana jasa akan diserahkan, sebagai bagian dari nilai dan manfaat dari jasa. Lokasi berhubungan dengan keputusan yang dibuat oleh perusahaan mengenai di mana operasi dan stafnya akan ditempatkan, yang paling penting dari lokasi adalah tipe dan tingkat interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan yang berhubungan dengan pemilihan lokasi, yaitu sebagai berikut : a. Pelanggan mendatangi penyedia jasa, b. Penyedia jasa mendatangi pelanggan, atau c. Penyedia jasa dan pelanggan melakukan interaksi melalui perantara. Untuk tipe interaksi dimana pelanggan mendatangi penyedia jasa, letak lokasi menjadi sangat penting. Didalam interaksi ini
penyedia jasa yang menginginkan pertumbuhan dapat mempertimbangkan menawarkan jasa mereka di beberapa lokasi. Jika penyedia jasa mendatangi pelanggan, maka letak lokasi menjadi tidak begitu penting meskipun perlu dipertimbangkan pula kedekatan terhadap pelanggan untuk menjaga kualitas jasa yang akan diterima. 4. Promosi (Promotion) Secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang sama, tetapi bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya. Beberapa tugas khusus itu sering disebut bauran promosi (promotion mix), yaitu mencakup : 1. Personal Selling Adalah komunikasi langsung (tatap muka) antar penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya. 2.
Mass Selling Merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu. Ada dua bentuk utama mass selling, yaitu periklanan dan publisitas.
3.
Sales Promotion Adalah bentuk persuasif langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat
kepuasan dan kesetiaan pelanggan terhadap perusahaan yang akhirnya akan meningkatkan nama baik perusahaan.
diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. 4.
Public Relation Merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut.
5.
Direct Marketing Adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi.
5. Orang (People) Oleh perusahaan jasa unsur people ini bukan hanya memegang peranan penting dalam bidang produksi atau operasional saja, tetapi juga dalam melakukan hubungan kontak langsung dengan konsumen. Perilaku orang-orang yang terlibat langsung ini sangat penting dalam mempengaruhi mutu jasa yang ditawarkan dan image perusahaan yang bersangkutan. Elemen people ini memiliki dua aspek, yaitu : a. Service People Untuk organisasi jasa, servive people biasanya memegang jabatan ganda, yaitu mengadakan jasa dan menjual jasa tersebut. Melalui pelayanan yang baik, cepat, ramah, teliti dan akurat dapat menciptakan
b.
Customer Faktor lain yang mempengaruhi adalah hubungan yang ada diantara para pelanggan. Pelanggan dapat memberikan persepsi kepada nasabah lain, tentang kualitas jasa yang pernah didapatnya dari perusahaan. Keberhasilan dari perusahaan jasa berkaitan erat dengan seleksi, pelatihan, motivasi dan manajemen dari sumber daya manusia.
6. Sarana Fisik (Phisycal Evidence) Unsur-unsur yang termasuk di dalam sarana fisik antara lain lingkungan fisik, dalam hal ini bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya yang disatukan dengan service yang diberikan seperti tiket, sampul, label, dan lain sebagainya. Lovelock (2002:248), mengemukakan bahwa perusahaan melalui tenaga pemasarnya menggunakan tiga cara dalam mengelola bukti fisik yang strategis, yaitu sebagai berikut : 1.
An attention-creating medium Perusahaan jasa melakukan diferensial dengan pesaing dan membuat sarana fisik semenarik mungkin untuk menjaring pelanggan dari target pasarnya.
2.
3.
As a message-creatiang medium Menggunakan symbol atau isyarat untuk mengkomunikasikan secara intensif kepada audiens mengenai kekhususan kualitas dari produk jasa. An effect-creating medium Baju seragam yang berwarna, bercorak, suar dan desain untuk menciptakan sesuatu yang lain dari produk jasa yang ditawarkan.
7. Proses (Process) Elemen proses ini mempunyai arti suatu upaya perusahaan dalam menjalankan dan melaksanakan aktifitasnya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya. Untuk perusahaan jasa, kerja sama antara pemasaran dan operasional sangat penting dalam elemen proses ini, terutama dalam melayani segala kebutuhan dan keinginan konsumen. Jika dilihat dari sudut pandang konsumen, maka kualitas jasa diantaranya dilihat dari bagaimana jasa menghasilkan fungsinya. Proses dalam jasa merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran jasa seperti pelanggan jasa akan sering merasakan sistem penyerahan jasa sebagai bagian dari jasa itu sendiri. Selain itu keputusan dalam manajemen operasi adalah sangat penting untuk suksesnya pemasaran jasa. Seluruh aktifitas kerja adalah proses, proses melibatkan prosedurprosedur, tugas-tugas, jadwaljadwal, mekanisme-mekanisme, aktifitas-aktifitas dan rutinitas-
rutinitas dengan apa produk (barang dan jasa) disalurkan ke pelanggan. Identifikasi manajemen proses sebagai aktifitas terpisah adalah prasyarat bagi perbaikan jasa.. Loyalitas Pelanggan Griffin (2003:113), memberikan pengertian loyalitas : “When a customer is loyal, he or she exhibits purchase behavior defined as non-random purchase expressed over time by some decision-making unit”. Pelanggan yang loyal merupakan aset penting bagi perusahaan, hal ini dapat dilihat dari karakteristik yang dimiliki, sebagaimana diungkapkan Griffin (2002:31), pelanggan yang loyal memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Melakukan pembelian secara teratur. 2. Membeli di luar lini produk atau jasa. 3. Merekomendasikan produk lain. 4. Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing. Ciri-ciri Pelanggan yang Loyal : • Melakukan pembelian ulang secara teratur (Makes regular repeat purchase). • Melakukan pembelian lini produk yang lainnya dari perusahaan Anda (Purchases across product and service lines). • Memberikan referensi pada orang lain (Refers others and). • Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing atau tidak mudah terpengaruh oleh bujukan pesaing (Demonstrates in immunity to the pull of the competition). Indikator dari loyalitas pelanggan menurut Kotler & Keller (2006:57) adalah Repeat Purchase (kesetiaan terhadap pembelian produk); Retention (Ketahanan terhadap pengaruh yang negatif mengenai
perusahaan); referalls (mereferensikan secara total esistensi perusahaan).
•
Analisis SWOT Analisis lingkungan internal merupakan semua macam manajemen fungsional : pemasaran, keuangan, operasional, sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan, sistem informasi manajemen dan budaya perusahaan (corporate culture). Dari penugasan faktor internal perusahaan dapat mengidentifikasi kekuatan (Strenght) dan kelemahan (Weaknesses) yang dimiliki. Secara umum, sebuah bisnis harus mencari peluang yang atraktif dan di sisi lain harus mampu meraih keuntungan dari peluang tersebut. Setiap bisnis harus mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internal suatu perusahaan. Hal ini bisa dipergunakan dengan menggunakan satu cara seperti yang ditunjukkan dalam kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan tersebut. Analisis lingkungan eksternal merupakan lingkungan bisnis yang melingkupi operasi perusahaan yang dapat menimbulkan adanya peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) bisnis. Secara umum, sebuah unit bisnis harus memantau gaya lingkungan makro yang penting (demografis-ekonomis, teknologi, politik-legal dan sosial-budaya) dan pelaku lingkungan makro (pelanggan, pesaing, distributor, pemasok) yang mempengaruhi kemampuannya untuk mendapatkan laba.
Dengan kata lain perusahaan akan mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan ketika kekuatan perusahaan melebihi kelemahan yang dimiliki. Oleh karena itu, perusahaan tersebut mampu mengeksploitasi peluang bisnis yang ada meminimalkan ancaman bisnis yang mengelilinginya. Hal inilah yang disebut sebagai analisis SWOT (Strenght, Weaknesses, Opportunities, Threats).
Empat hasil yang diperoleh sebagai berikut: • Bisnis ideal, memiliki peluang utama yang besar dan ancaman utama yang kecil. • Bisnis spekulatif, baik peluang maupun ancaman utamanya besar. • Bisnis dewasa, baik peluang maupun ancaman utamanya kecil.
Bisnis bermasalah, memiliki peluang yang kecil dan ancaman yang besar.
METODE PENELITIAN Objek Penelitian Objek penelitian dalam penulisan ini adalah Arena Futsal yang berlokasi di Jalan Raya Akses UI No 59 , Kelapa Dua Cimanggis, Depok. Data yang Digunakan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yang diperoleh dari responden melalui pembagian kuesioner kepada pengguna sewa lapangan Arena Futsal, yang setiap responden harus menjawab pertanyaan yang tertera dalam kuesioner. Metode Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data untuk penyusunan penelitian ini, penulis menggunakan cara sebagai berikut : 1) Studi pustaka Yang meliputi daftar bacaan yang menjadi sumber inspirasi dalam melakukan penulisan ini. Cara ini dilakukan dengan tujuan untuk memperdalam teori yang ada kaitannya dengan pokok-pokok pembahasan dan permasalahan dalam penelitian ini yaitu dengan membaca buku, majalah ilmiah dan sebagainya.
bersangkutan dengan barang atau jasa. (X3) adalah tempat, juga penting sebagai lingkungan dimana dan bagaimana jasa akan diserahkan, sebagai bagian dari nilai dan manfaat dari jasa. (X4) adalah promosi, merupakan komponen yang dipakai untuk memberitahukan dan mempengaruhi pasar bagi produk perusahaan (Dharmmesta, 1987). (X5) adalah orang, yaitu semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli (Zeithaml dan Bitner, 2000:19). (X6) adalah sarana fisik, merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan (Zeithaml dan Bitner, 2000:20). Dan proses sebagai (X7), proses adalah semua prosedur actual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa (Zeithaml dan Bitner, 2000:20).
2) Studi lapangan Dalam hal ini penulis mengadakan penelitian langsung di Arena Futsal. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan : a) Wawancara, ini diperlukan dalam rangka melengkapi data dengan mengajukan pertanyaan kepada Pemilik dan Karyawan Arena Futsal. b) Survei, yaitu penulis datang langsung ke objek yang dituju untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan. c) Kuesioner, merupakan suatu data yang berisi serangkaian pertanyaan tentang suatu hak atau suatu bidang dan skala pengukuran yang digunakan skala likert. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing indikator dalam setiap variabel, yaitu variabel Product (X1), Price (X2), Place (X3), Promotion (X4), People (X5), Phisycal Evidence (X6), dan Process (X7) terhadap loyalitas pelanggan Arena Futsal.
2.
Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah loyalitas pelanggan (Y).
Operasional Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam proses penganalisaannya, penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu : 1.
Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Produk yang dikonotasikan dengan huruf (X1), produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. (X2) adalah harga, merupakan nilai tukar barang atau jasa dan berbagai macam manfaat lain yang
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian
Variabel Variabel
Sub Variabel Produk (X1)
Indikator Mudah didapatkan
Independe n (X) Harga (X2)
Tempat (X3)
Promosi (X4) Orang (X5)
Sarana Fisik (X6)
Proses (X7)
Variabel Dependen (Y)
Loyalitas Pelangga n (Y)
Kualitas harga
Lokasi yg strategis
Kemudahan
Keramahan dan kecepatan tanggapan Keragaman fasilitas
Kecepatan dan rasa aman
Loyal dan mempengaruhi individu
Instrumen
Skala
Mengetahui produk yang ditawarkan Produk mudah didapatkan pada saat dibutuhkan
Interval
Harga sangat terjangkau untuk semua kalangan, baik pelajar, mahasiswa maupun umum Harga sangat sesuai dengan kualitas Harga lebih murah dibandingkan dengan lapangan futsal yang lain Dengan mudah menjangkau lapangan Lokasi sangat strategis Lokasi dilalui kendaraan umum 24 jam Dengan mudah menjadi member Promosi sangat menarik
Interval
Karyawan sigap dalam melayani konsumen Karyawan sopan dan ramah Fasilitas yang dimiliki sudah lengkap Fasilitas yang dimiliki memberikan kenyamanan bagi konsumen Fasilitas parkir kendaraan sangat luas Proses pelayanan pemesanan lapangan mudah dan cepat Merasa aman dalam transaksi dengan karyawan
Interval
Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval
Akan merekomendasikan kepada kerabat Akan menjadi pelanggan setia
Interval
Teknik Pengukuran Variabel Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data primer dalam penelitian ini adalah kuesioner. Skala pengukuran yang digunakan adalah adalah skala likert. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator variabel tersebut dijadikan tolak ukur untuk menyusun pertanyaan. Skala pengukuran mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju, selanjutnya pemberian skor dalam skala pengukuran tersebut, seperti: Sangat setuju Setuju Cukup setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
:5 :4 :3 :2 :1
Pengujian Instrumen Penelitian Uji Validitas Uji Validitas adalah untuk mengetahui tingkat kevalidan dari instrumen (kuesioner) yang digunakan dalam pengumpulan data. Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah itemitem yang tersaji dalam kuesioner benarbenar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti. Uji Reliabilitas Apabila suatu alat pengukur telah dinyatakan valid, maka tahap berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari instrumen atau alat. Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila diuji cobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama asumsinya, tidak terdapat perubahan psikologis pada responden. Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat konsistensi alat ukur yang akan digunakan yakni apakah alat ukur tersebut akurat, stabil dan konsisten.
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal. Untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu data dapat dideteksi dengan melihat normal probability plot. Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka menunjukkan model regresi memenuhi asumsi normalitas. Namun, jika data (titik) menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2009:147). Uji Asumsi Klasik Model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik, baik itu multikolinearitas, autokorelasi, dan heterokedastisitas.
1. Uji Multikolinearitas Uji asumsi ini berarti bahwa antara variabel independen yang satu dengan independen yang lain dalam model regresi tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Suatu data terbebas dari multikolinearitas jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10,0 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1. (Dwi Priyatno, 2008 : 39). 2. Uji Autokorelasi Uji ini merupakan pengujian asumsi dalam regresi di mana variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Maksud korelasi dengan dirinya sendiri adalah bahwa nilai dari variabel
dependen tidak berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai variabel sebelumnya atau nilai periode sesudahnya. Untuk mendeteksi gejala autokorelasi kita menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Uji ini menghasilkan nilai DW dihitung (d) dan nilai DW tabel (dl&dv). Hipotesisnya adalah: Ho : Tidak ada autokorelasi, jika Durbin-Watson -2 sampai dengan 2. Ha : Ada autokorelasi positif / negatif. Jika Durbin-Watson <-2 maka terjadi autokorelasi positif, dan jika DW >2 maka terjadi autokorelasi negatif. 3. Uji Heterokedastisitas Uji asumsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual antara satu pengamatan dan pengamatan yang lain. Dalam regresi, salah satu asumsi yang harus dipenuhi adalah bahwa varians dan residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tidak memiliki pola tertentu. Pola yang tidak sama ini ditunjukkan dengan nilai yang tidak sama antara satu varians dari residual. Gejala varians yang tidak sama ini disebut dengan gejala heterokedastisitas, sedangkan gejala varians residual yang sama dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain disebut dengan homokedastisitas. Salah satu uji untuk menguji heterokedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran dari varians residual (Dwi Priyatno, 2008 : 41). Analisis Regresi Berganda Merupakan alat untuk menentukan persamaan regresi yang digunakan untuk meramalkan suatu dependen, berdasarkan suatu atau beberapa variabel lain dalam suatu persamaan linear atau dengan kata lain untuk mengetahui apakah antara variabel bebas dan variabel terikat mempunyai pengaruh yang berarti atau tidak.
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +.......+ bnXn Dimana : Y = Variabel terikat (Loyalitas Pelanggan) a = Konstanta X1 = Variabel bebas 1 (Produk) X2 = Variabel bebas 2 (Harga) X3 = Variabel bebas 3 (Tempat) X4 = Variabel bebas 4 (Promosi) X5 = Variabel bebas 5 (Karyawan) X6 = Variabel bebas 6 (Sarana fisik) X7 = Variabel bebas 7 (Proses) Xn = Variabel bebas ke n b1 = Koefisien regresi berganda X1 (Produk) b2 = Koefisien regresi berganda X2 (Harga) b3 = Koefisien regresi berganda X3 (Tempat) b4 = Koefisien regresi berganda X4 (Promosi) b5 = Koefisien regresi berganda X5 (Karyawan) b6 = Koefisien regresi berganda X6 (Sarana fisik) b7 = Koefisien regresi berganda X7 (Proses) bn = Koefisien regresi berganda ke n Variabel bebas (independent variable) adalah suatu variabel yang fungsinya menerangkan variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (X1) Produk (X2) Harga (X3) Tempat (X4) Promosi (X5) Orang/karyawan (X6) Sarana fisik (X7) Proses Variabel terikat (dependent variable) adalah suatu variabel yang dikenai pengaruh atau diterangkan oleh
variabel bebas. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Loyalitas Pelanggan (Y). Pengujian Hipotesis Uji ANOVA ( Uji F) Digunakan untuk mengetahui pengujian variabel bebas secara simultan (bersama-sama). Hasil uji F ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel ANOVA. Menurut Triton P. B. (2005:197), langkahlangkah uji F statistik adalah sebagai berikut: a) Hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha) yang digunakan yaitu: Ho : bo = 0, artinya tidak ada pengaruh antara variabel product, price, place, promotion, people, phisycal evidence dan process terhadap loyalitas pelanggan. Ha : ba ≠ 0, artinya ada pengaruh antara variabel product, price, place, promotion, people, phisycal evidence dan process terhadap loyalitas pelanggan. b) Tingkat signifikan yang digunakan yaitu = 0.05 Jika Sig. F > 0.05 maka Ha ditolak dan Ho diterima, berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas (X) dan terikat (Y). Jika Sig. F < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada pengaruh antara variabel bebas (X) dengan terikat (Y).
Uji T (Parsial) Metode pengujian ini digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel bebas tehadap variabel terikat dengan hipotesis yang telah dikemukakan
oleh Singgih Santoso (2001:227) sebagai berikut : Jika t hitung > t tabel atau nilai p value pada kolom sig. < level of significant ( ) maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti secara parsial ada pengaruh antara variabel bebas dan terikat. Jika t hitung < t tabel atau nilai p value pada kolom sig. > level of significant maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti secara parsial tidak ada pengaruh antara variabel bebas dan terikat. HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Arena Futsal Pada awalnya, ide untuk memiliki bisnis ini datang dari kakak tertua Pak Anton (Managing Director dan Head of Programme) yaitu Pak Andri (Komisaris) beserta teman-temannya karena pada masa itu. Meski sedang trend, lahan untuk bermain futsal masih sangat terbatas bagi jumlah animo bermain yang jauh lebih besar. Namun karena satu hal dan lainnya, setelah rumah mereka diagunkan ke bank guna mendapatkan kucuran kredit untuk memulai bisnis ini, teman-teman kakak Pak Anton tersebut mundur. Pencarian calon lokasi pun memakan waktu yang lama. Karena preferensi lokasi mereka dari sudut bisnis pun sangat spesifik yaitu Bekasi, Pamulang, sepanjang TB Simatupang dan Depok. Jadi, meskipun dana telah dikucurkan, pencarian dan penetapan lokasi bisnis sebenarnya masih dalam proses. Setelah menunggu kurang lebih 2 bulan dari tanggal pengucuran dana oleh bank dan setelah negosiasi yang alot dengan pemilik tanah di Kelapa Dua, Depok beserta diskusi keluarga tentang penggarapan dan lay-out konstruksi dan bisnis ini, pada akhirnya almarhum Bapak Mohammad Ridwan (Ayahanda Pak
Anton) memulai pembangunan Arena Futsal dengan dibantu oleh Pak Anton dan istrinya. Lokasi yang mereka pilih pun sangat bersifat strategis dari sudut bisnis karena berada di ‘gudangnya’ mahasiswa di Jabodetabek. Pembangunan bisa berjalan cepat karena pada awalnya lokasi tersebut merupakan tempat pool taksi, sehingga struktur tanah tidak memerlukan perhatian lebih (pengecoran) dan lay-out infrastruktur ternyata bisa disesuaikan dengan desain yang baru (atau malah sebaliknya). Adapun spesifikasi lapangan futsal adalah minimum standar FIFA, yaitu luas 15 x 25m² dengan batasan langit setinggi 4,5m. Masalah net atau jaring yang diposisikan mengkungkung lapangan futsal sebenarnya opsional, hanya untuk mencegah bola keluar terlalu jauh dari lapangan, karena lapangan futsal yang mereka dirikan bersifat semi-outdoor. Arena Futsal didirikan di Jl. Raya Akses UI No. 59 Kelapa Dua, Cimanggis Depok pada tanggal 10 Januari 2008. Pembangunan 2 lapangan futsal pertama memakan waktu kurang lebih 5 (lima) bulan. Adapun pertimbangan untuk memulai pembangunan lapangan ketiga baru dimulai setelah adanya kelebihan kapasitas dari 2 (dua) lapangan futsal yang pertama. Indikasi tersebut bisa dilihat dari padatnya jam sewa yang bisa mencapai hingga jam 02.00 wib, bahkan terkadang sampai jam 03.00 wib. Lokasi untuk lapangan ketiga ini pun sudah direncanakan sejak awal, hanya menunggu waktu yang tepat untuk memulainya. Lama pembangunan lapangan ketiga hanya memakan waktu sekitar 2 bulan karena semua sumber daya yang ada difokuskan hanya kepada pembangunan lapangan ini.
Strategi Bauran Pemasaran pada Arena Futsal Bauran Pemasaran (Marketing Mix) adalah sekumpulan alat pemasaran yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Dalam memasarkannya, ARENA FUTSAL menggunakan strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) dengan 7P yang meliputi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Product (Produk) Price (Harga) Place (Tempat) Promotion (Promosi) People (Orang) Physical Evidence (Sarana Fisik) Process (Proses)
Product (Produk) Pada awalnya hanya lapangan futsal serta fasilitas makanan dan minuman. Manajemen Arena Futsal menerapkan kebijakan larangan membawa makanan dan minuman dari luar. Fungsi dari larangan ini adalah untuk melindungi tenants yang menyewa tempat untuk berjualan makanan, melindungi sponsor yang sudah membranding lapangan dan menghemat waktu serta biaya para pemain futsal. Manajemen Arena Futsal bisa berkata demikian, karena walaupun dengan adanya larangan tersebut bukan berarti makanan dan minuman di Arena Futsal lebih mahal daripada bisnis setara di luaran. Karena itu Manajemen Arena Futsal bisa memposisikan harga sedemikian rupa sehingga harga minuman sama dengan di warung-warung manapun dan bahkan bisa lebih murah. Hal ini bisa terjadi karena harga sewa tempat yang murah, sehingga tenants bisa memposisikan harga jual mereka tanpa merugikan dirinya masing-masing. Jadi daripada para penyewa lapangan membawa minuman yang notabene harus dibeli dulu di suatu tempat, lebih baik mereka menghemat waktu dan uang untuk hal tersebut dengan
langsung datang untuk bermain karena Arena Futsal akan menyediakan kebutuhankebutuhan yang lain. Bisnis lain pun bisa terbuka, seperti misalnya penyewaan prasarana futsal seperti kaos tim dengan harga Rp 5.000/jam per orang, bola futsal fun (yang lebih empuk) Rp 10.000/jam dan sepatu futsal Rp.10.000/jam per orang. Kesemuanya ini dinamakan barang komplementer (tanpa menghilangkan unsur komparatifnya, yakni perbandingan kualitas produk dengan brand kelas yang sama (adidas, reebok, mitre, uhlsport dan nike)). Sekolah Arena Futsal pun dimulai per 1 Februari 2009. Sebagai salah satu sumbangsih Arena Futsal bagi futsal Indonesia itu sendiri, Sekolah Arena Futsal dimulai dengan idealisme tinggi yaitu pendidikan murah. Peruntukkan kelas dibagi menjadi 3 kelas, yaitu kelas junior (6-10 tahun), kelas senior (11-16 tahun) dan kelas umum (17-tidak terbatas). Untuk menghindari tingkat komersialisme yang tinggi, Manajemen dan sistem finansial Sekolah Arena Futsal terpisah dari Arena Futsal itu sendiri. Sebagai tambahan, Arena Futsal sendiri turut mensponsori tim putri umum 2 bulan sejak Arena Futsal berdiri. Meski tim putri tersebut ‘disekolahkan’ di Sekolah Arena Futsal, urusan pembiayaan turnamen, pembayaran sewa lapangan dan lain-lain, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Arena Futsal. Price (Harga) Pada awalnya Arena Futsal memang diperuntukkan bagi kantong pelajar dan mahasiswa, maka tarif bermain per jam pun tidak bisa mahal. Karena awalnya tarif yang dicantumkan banyak menuai pertanyaan dari para penyewa lapangan futsal. Manajemen Arena Futsal memutuskan untuk menurunkan tarif sebelumnya dengan pertimbangan kalkulasi
bisnis seandainya tarif memang diturunkan dan masih untung walau tipis, merugi atau balik modal. Faktor-faktor yang menentukan tarif ini, antara lain biaya bunga pinjaman ke bank, gaji karyawan, tagihan listrik dan air per bulan, retained profit untuk melanjutkan sewa 5 (lima) tahun ke depannya lagi dan maintenance cost dan fixed cost lainnya yang mencakup prasarana penyewaan lapangan seperti pengadaan bola futsal. Tabel 4.1. Harga sewa lapangan Arena Futsal untuk Umum Hari
Senin Jumat Sabtu Minggu
Jam
08.00 16.00
08.00 16.00 16.00 Senin 24.00 Kamis (Usai) 16.00 Jumat 24.00 Minggu (Usai) Sumber : Arena Futsal
Tarif Rp 100.000 / Jam Rp 150.000 / Jam Rp 150.000 / Jam Rp 180.000 / Jam
Khusus Member Rp 80.000 / Jam Rp 120.000 / Jam Rp 120.000 / Jam Rp 150.000 / Jam
Tabel 4.2. Harga sewa lapangan Arena Futsal untuk Mahasiswa dan Pelajar Hari
Jam
Senin Kamis
08.00 16.00
Jumat
08.00 16.00
Sabtu Minggu
Tarif
08.00 16.00 16.00 Senin 24.00 Kamis (Usai) 16.00 Jumat 24.00 (Usai) Minggu Sumber : Arena Futsal
Rp 80.000 / Jam Rp 100.000 / Jam Rp 150.000 / Jam Rp 150.000 / Jam Rp 180.000 / Jam
Khusus Member Rp 65.000 / Jam Rp 80.000 / Jam Rp 120.000 / Jam Rp 120.000 / Jam Rp 150.000 / Jam
Tabel 4.3. Harga sewa lapangan Arena Futsal untuk Umum, Mahasiswa dan Pelajar Paket Harga Murah Hidup Sehat Hari
Jam
Senin - Minggu
06.00 - 08.00
Minggu
08.00 - 16.00
16.00 - 18.00 Sumber : Arena Futsal
Tarif Rp 80.000 / 2 Jam Rp 180.000 / 2 Jam Rp 250.000 / 2 Jam
Place (Tempat) Lokasi yang mereka pilih untuk bisnis ini berada dalam radius yang relatif dekat dengan Universitas Indonesia dan Universitas Gunadarma. Di samping itu, ada kurang lebih 5 (lima) fasilitas pendidikan tambahan di luar Universitas Indonesia dan Universitas Gunadarma yang relatif tidak terlalu jauh dari Arena Futsal. Mereka-mereka inilah yang Manajemen Arena Futsal kategorikan sebagai given market, karena sudah lama ada sebelum Arena Futsal dimulai. Hal ini memudahkan para pelanggan maupun calon pelanggan menjangkau tempat tersebut, karena tempatnya strategis, dilalui kendaraan umum 24 jam dan akses untuk parkir kendaraan yang sangat luas, bisa menampung hingga 120 motor dan 30 mobil, sehingga setiap harinya ada pelanggan baru yang menyewa lapangan futsal. Promotion (Promosi) Sedari awal, baik dalam bisnis ini maupun yang lain, Manajemen Arena Futsal selalu menerapkan promosi mulutke-mulut dalam arti, biar yang pernah memakai lapangan kami yang menyebarkan iklan Arena Futsal. Pada bisnis intinya, Arena Futsal menyuguhkan jasa bukan barang. Untuk itu, pengelolaan pelayanan terhadap konsumen, yakni penyewa lapangan futsal selalu menjadi tugas utama Manajemen Arena Futsal karena mereka yakin jika mereka melayani dengan baik, otomatis hanya kalimat-kalimat manis yang terdengar dari mulut pemakai lapangan kami. Promosi lainnya adalah melalui “Turnamen”. Sejak Arena Futsal berdiri, sudah ada 2 (dua) turnamen yang masingmasing melibatkan 900-an individual dengan target umur yang sesuai dari berbagai wilayah di Jabodetabek,
menjadikan turnamen suatu wadah promosi yang paling tepat. Bisa dilihat, karena selepas masa turnamen banyak konsumen baru yang tidak hanya bermain futsal tapi menjadi member Arena Futsal yang bermain rutin 1 (satu) kali seminggu, yang artinya Arena Futsal mendapatkan tambahan 1 penetapan penghasilan per 1 bulan ke depan. Sejauh ini Arena Futsal pernah memiliki hingga 120 tim member yang bermain, dimana 80% bermain rutin per bulannya. Apakah hal berikut berkaitan dengan turnamen-turnamen Arena Futsal, sebelumnya mereka tidak bisa memastikan. Tapi terlepas dari ini, Penyelenggara Acara lain (Event Organizer) juga tertarik bekerja sama dengan Arena Futsal, dimana mereka menyewa lapangan Arena Futsal untuk mengadakan turnamen futsal lainnya. Sejauh ini sudah ada lebih dari 10 bentuk kerjasama yang dilakukan oleh Arena Futsal dengan pihak lain. Promosi lainnya adalah dengan “Branding”, dimana Arena Futsal mengundang suatu perusahaan untuk mencantumkan logo dalam bentuk apapun di dalam areal Arena Futsal dengan imbalan. Terlepas dari nilai imbalannya, bentuk kerjasama seperti ini pun saling menguntungkan karena perusahaan yang sudah mem”branding” Arena Futsal diuntungkan melalui promosi atau iklan produknya ke sekitar 15.000-an individual per bulannya. Sedangkan bagi Arena Futsal, perusahaan ini mempromosikan Arena Futsal di sarana penyewaan lapangan futsal lainnya yang tersebar di Jabodetabek, yang tentunya telah mereka branding juga. Ini terbukti dengan adanya animo pemain yang di antaranya berdomisili di Cengkareng, BSD, dan Cibubur. Jika ditilik, segala macam bentuk kerjasama selama tidak membebankan biaya adalah win-win solution bagi keduabelah pihak. Jadi Arena Futsal selalu terbuka untuk diajak kerjasama oleh pihak lain.
Bentuk promosi lainnya adalah dengan “Mendirikan Sekolah Arena Futsal” karena sepak terjangnya akan selalu menyangkut nama Arena Futsal. Maka dari itu Sekolah Arena Futsal direncanakan menjadi salah satu kendaraan promosi yang mobilitasnya tinggi. People (Orang) Orang disini merupakan pegawai atau sumber daya manusia yang dimiliki ARENA FUTSAL, dimana sekarang terdapat 22 orang karyawan yaitu : Pak Agung sebagai Asisten Managing Director, Pak Momo sebagai General Affairs, Pak Soleh sebagai Asisten Administrasi dan dibantu oleh 3 orang karyawan administrasi, Pak Niman sebagai Koordinator Keamanan dan dibantu oleh 5 orang Satpam, Pak Asep sebagai Koordinator Courtboy dan dibantu oleh 5 orang Courtboy dan Bu Yuni sebagai Kepala kantin dan dibantu oleh 3 orang karyawan. Karyawan-karyawan tersebut memiliki skill (kemampuan), sikap atau perilaku (tatakrama) dan komitmen (tanggung jawab) dalam menjalankan tugasnya agar tidak mengecewakan pelanggan yang menggunakan jasa sewa lapangan ARENA FUTSAL. Physical Evidence (Sarana Fisik) Dalam hal ini sarana fisik yang dimiliki oleh ARENA FUTSAL adalah terletak di atas lahan seluas 5700m², memiliki 3 (tiga) lapangan futsal yang masing-masing berukuran 25x15m². Ada 4 (empat) bangunan yang sebelumnya ada dan tidak mereka hancurkan karena bisa digunakan sebagai tempat jual-beli (toko), kantor administrasi, pujasera, mess dan gudang. Sebagai prasarana Manajemen Arena Futsal pun membangun 2 (dua) kamar ganti beserta fasilitas mandi (dengan merenovasi bangunan induk). Dengan
berjalannya waktu, kedinamisan infrastruktur Arena Futsal diuji dengan sebagai contoh, pindahnya lokasi pujasera dari bangunan pusat ke tepat di depan Lapangan 2 guna memudahkan aksesibilitas pemain ke minuman atau makanan dan relokasi karyawan.
2. 3. 4.
Process (Proses) Proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Adapun proses yang dilakukan oleh ARENA FUTSAL adalah sebagai berikut : TAHAP I : Administrasi Dilakukan oleh bagian administrasi / kasir.
5.
6.
minuman-minuman yang dipakai konsumen sebelumnya. Jika lapangan sudah dipastikan bersih, maka petugas courtboy mempersilakan konsumen untuk memasuki lapangan. Petugas courtboy menanyakan terlebih dahulu kepada konsumen, lapangan berapa yang akan mereka gunakan. Petugas courtboy bertanggung jawab penuh selama konsumen berada di dalam lapangan, jika konsumen melakukan komplain. Jika waktu yang telah ditentukan habis, petugas curtboy meniupkan peluit pertanda yang mereka sewa sudah habis. Petugas courtboy membantu konsumen keluar dari lapangan. Setelah itu petugas courtboy memasuki lapangan untuk membersihkan lapangan sebelum konsumen berikutnya menggunakan lapangan.
1. Konsumen datang dan memesan lapangan pada hari, jam dan lapangan yang ditentukan oleh konsumen. 2. Sambil menunggu bagian administrasi mengecek daftar penyewa lapangan, konsumen diminta menunggu di tempat yang telah disediakan. 3. Jika yang dipesan konsumen kosong, maka konsumen harus membayar uang muka minimal 50 % dari tarif yang telah ditentukan. 4. Nota pembayaran rangkap ke-1 tersebut kemudian diberikan kepada konsumen. 5. Jika kosumen membayar lunas dimuka, maka nota tersebut dicap “LUNAS” oleh bagian administrasi. 6. Jika konsumen belum membayar, maka pembayaran dapat dilakukan paling lambat 1 hari sebelum jadwal bermain.
7.
TAHAP II : Courtboy
Analisis SWOT Pada analisis ini penulis mencoba menganalisa strategi pemasaran yang dilakukan ARENA FUTSAL melalui analisis SWOT. Analisis ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai jasa yang diberikan oleh ARENA FUTSAL, untuk mengetahui seberapa besar
Dilakukan oleh petugas lapangan. 1. Sebelum konsumen memasuki lapangan, petugas courtboy membersihkan lapangan terlebih dahulu, apakah ada kotoran atau bekas
TAHAP III : Administrasi Dilakukan oleh bagian administrasi / kasir. 1. Konsumen yang telah bermain, diminta menunjukkan nota rangkap ke 1 (satu). 2. Jika konsumen membayar lunas dimuka, bagian administrasi mengembalikan lagi nota tersebut kepada konsumen. 3. Jika konsumen baru membayar uang muka, konsumen tersebut harus melunasi pembayarannya sesuai pemesanan konsumen pada saat dia memesan lapangan.
harapan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki serta dihadapi oleh ARENA FUTSAL. 1. Kekuatan (Strenght) • Mempunyai tempat usaha yang berada dipinggir jalan (strategis) dan dilalui kendaraan umum 24 jam, sehingga mudah dijangkau oleh para pengguna jasa sewa lapangan. • Lokasi yang relatif dekat dengan kampus, sekolah dan fasilitas bimbingan belajar (tempat les). • Memiliki lahan parkir untuk kendaraan yang sangat luas, bisa menampung hingga 120 motor dan 30 mobil. • Mempunyai Tim Futsal putri dan sering juara di berbagai kompetesi, sehingga ARENA FUTSAL sudah tidak asing lagi bagi para futsal mania. 2. Kelemahan (Weaknesses) • Apabila turun hujan, percikan air hujan masuk sedikit ke dalam lapangan. • Kurangnya keterampilan SDM atau tenaga kerja yang dimiliki, seperti petugas lapangan yang kurang sigap dalam melayani konsumen. 3. Kesempatan (Opportunities) • Sedang trendnya bermain futsal, sedangkan lahan untuk bermain futsal masih terbatas. 4. Ancaman (Threaths) • Semakin banyak usaha yang sejenis. • Gencarnya promosi yang dilakukan oleh pesaing. • Kenaikan biaya listrik yang digunakan
dengan kampus, sekolah dan bimbingan belajar. Adapun kelemahan dalam usaha ini adalah apabila turun hujan, percikan air hujan, sedikit masuk ke dalam lapangan dan kurangnya keterampilan petugas lapangan dalam melayani konsumen Analisis Deskriptif Analisis deskriptif dilakukan pada penelitian ini agar dapat mengetahui karakteristik dari responden dalam hal ini adalah pengguna sewa lapangan Arena Futsal, yang berlokasi di Jalan Raya Akses UI No 59 , Kelapa Dua - Cimanggis. Dari beberapa pernyataan diperoleh ringkasan hasil jawaban responden, yaitu : Deskripsi Karekteristik Responden Deskripsi karekteristik responden merupakan informasi yang dapat dibaca dan dipahami sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner terhadap 100 responden pada pengguna sewa lapangan Arena Futsal diperoleh gambaran umum mengenai deskripsi karakteristik responden sebagai berikut: Berdasarkan sampel yang diambil telah teridentifikasi pada 3 (tiga) kriteria yaitu menurut jenis kelamin, usia responden, dan pekerjaan responden yang dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Jenis Kelamin Responden Responden Berdasarkan Jenis Kelamin perempuan
12 %
Analisis SWOT Dengan melihat dari analisis SWOT ARENA FUTSAL memiliki tempat usaha yang strategis dan lokasi relatif dekat
88 %
laki-laki
Sumber : Data diolah, 2010
Berdasarkan Gambar 4.2 tersebut diketahui bahwa kebanyakan responden pengguna sewa lapangan Arena Futsal didominasi oleh jenis kelamin laki-laki sebanyak 88 orang dengan persentase 88%, dan jenis kelamin perempuan sebanyak 12 orang dengan persentase 12%, dari 100 responden. 2. Usia Responden Responden Berdasarkan Usia
> 36 Tahun 26 - 35 Tahun
18 - 25 Tahun
6% 13 % 52 %< 18 Tahun 29 %
Sumber : Data diolah, 2010 Berdasarkan Gambar 4.3 tersebut diketahui bahwa kebanyakan responden pengguna sewa lapangan Arena Futsal pada kategori usia responden didominasi dengan usia 18 s/d 25 tahun yaitu sebanyak 52 orang dengan persentase 52 %, usia < 18 tahun yaitu sebanyak 29 orang dengan persentase 29 %, sedangkan 26 s/d 35 tahun sebanyak 13 orang dengan persentase 13 %, > 36 tahun sebanyak 6 orang dengan persentase 6 % dari 100 responden. 3. Pekerjaan Responden Responden Berdasarkan Pekerjaan Wiraswasta Karyawan
Lain-lain
45 %% 19 % 72 % Pelajar/ Mahasisw a
Sumber : Data diolah, 2010 Berdasarkan Gambar 4.4 tersebut diketahui bahwa kebanyakan responden
pengguna sewa lapangan Arena Futsal pada kategori pekerjaan responden adalah pelajar/mahasiswa sebanyak 72 orang dengan persentase 72 %, karyawan sebanyak 19 orang dengan persentase 19 %, wiraswasta sebanyak 4 orang dengan persentase 4 % dan lain-lain sebanyak 5 orang dengan persentase 5 % dari 100 responden. Hasil Uji Instrumen Penelitian Sebelum melakukan penyebaran kuesioner dalam rangka pengambilan data primer dalam penelitian ini dilakukan terlebih dahulu uji validitas dan reliabilitas terhadap 30 responden yang dilakukan pada konsumen Arena Futsal yang berlokasi di Jalan Raya Akses UI No 59 , Kelapa Dua Cimanggis, Depok. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Menurut Trinton P.B (2005:248), metode pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan salah satunya dengan metode Alpha-Cronbach, yaitu diukur berdasarkan skala alpha 0 - 1. Apabila skala tersebut dikelompokkan ke dalam lima kelas dengan range yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat diinterpretasikan seperti tabel berikut : Tabel 4.29 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha Alpha Tingkat Reliabilitas 0,00 s.d. 0,20 Kurang Reliabel > 0,20 s.d. 0,40 Agak Reliabel > 0,40 s.d. 0,60 Cukup Reliabel > 0,60 s.d. 0,80 Reliabel > 0,80 s.d. 1,00 Sangat Reliabel Sumber : Triton P.B., Riset Statistik Parametrik, p.248 (2005)
Dalam pengujian reliabilitas instrumen penelitian, maka peneliti menggunakan teori tersebut sebagai acuan. Untuk mengetahui apakah pernyataan dalam kuesioner yang diajukan kepada konsumen dapat dikatakan valid atau tidak dan reliabel atau tidak, maka peneliti melakukan uji coba atau tryout kepada 30 responden dengan memberikan 24 butir pernyataan untuk menguji validitas dan reliabilitas dari seluruh pernyataan yang telah diberikan. Kemudian hasilnya akan diolah menggunakan SPSS versi 16.0 for windows. Setelah dilakukan tryout terhadap 30 responden tersebut, hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut. Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa semua pernyataan untuk ketujuh variabel (Product, Price, Place, Promotion, People, Phisycal Evidence, Process, dan Loyalitas Pelanggan) mempunyai nilai Corrected Item-Total Correlation ≤ Cronbach’s Alpha. Hal ini menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan telah valid dan reliabel sehingga dapat digunakan sebagai indikator dalam penelitian ini. Dari hasil pengolahan data validitas dan reliabilitas diketahui nilai cronbach’s alpha untuk variabel Product sebesar 0.759, untuk variabel Price sebesar 0.768, untuk variabel Place sebesar 0.732, untuk variabel Promotion sebesar 0.794, untuk variabel People sebesar 0.776, untuk variabel Phisycal Evidence sebesar 0.787, untuk variabel Process sebesar 0.786, dan untuk variabel Loyalitas Pelanggan sebesar 0,777. Nilai cronbach’s alpha seluruh variabel lebih besar dari 0.6, hal ini berarti butir-butir pernyataan yang dipergunakan layak (reliabel) digunakan pada analisis berikutnya.
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Cara untuk mengetahui normalitas adalah dengan melihat Normal Probability plot yang membandingkan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. (Dwi Priyatno, 2008:28).
Gambar 4.5 Grafik Uji Normalitas
Sumber : Data diolah, 2010 Dari gambar 4.5 grafik Normal Probability Plot menunjukkan pola grafik yang normal, terlihat dari titik-titik distribusi data yang terletak di sekitar garis lurus diagonal, sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal sehingga model regresi layak digunakan. Uji Asumsi Klasik Suatu model persamaan regresi yang telah di uji dan dibutuhkan dapat diterima secara ekonometrik, maka diperlukan cara sebagai estimasi yaitu dengan
menggunakan OLS (metode kuadrat terkecil). Dapat dikatakan bahwa setiap penelitian tidak akan dapat menghindari pengimpangan dari asumsi kenormalan klasik. Untuk dapat memenuhi syarat BLUE (Best Linier Unbias Estimate), maka dapat diperlukan beberapa asumsi klasik sebagai berikut: Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Dalam penelitian ini, ada tidaknya gejala multikolinearitas dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Model regresi yang bebas dari masalah multikolinearitas (Dwi Priyatno, 2008:39). yaitu pada nilai VIF (Variance Inflation Factor) bernilai tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerancenya tidak kurang dari 0,1. Hasil uji multikolinearitas dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel 4.31 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa Collinearity Statistics Tolerance VIF
Model 1 (Constant) Product 0.498 Price 0.535 Place 0.533 Promotion 0.428 People 0.751 Phisycal 0.679 Process 0.84 a. Dependent Variable: Loyalitas Sumber : Data diolah, 2010
2.007 1.87 1.876 2.336 1.331 1.473 1.191
Jika kita lihat tabel 4.31 di atas, dapat diketahui bahwa Variance Inflation Factor (VIF) pada hasil Output SPSS tabel coefficients, masing-masing variabel independen memiliki nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1. Pada variabel product VIF bernilai 2.007 dengan nilai Tolerance sebesar 0.498. Pada variabel price nilai VIF sebesar 1.870 dengan nilai Tolerance sebesar 0.535. Pada variabel place VIF bernilai 1.876 dengan nilai Tolerance sebesar 0.533. Pada variabel promotion nilai VIF sebesar 2.336 dengan nilai Tolerance sebesar 0.428. Pada variabel people VIF bernilai 1.331 dengan nilai Tolerance sebesar 0.751. Pada variabel phisycal evidence nilai VIF sebesar 1.473 dengan nilai Tolerance sebesar 0.679. Sedangkan pada variabel process VIF bernilai 1.191 dengan nilai Tolerance sebesar 0.840. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini tidak mengalami gangguan multikolinearitas atau tidak terdapat korelasi antar variabel bebas sehingga model regresi layak digunakan. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi merupakan tujuan pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Artinya bahwa nilai dari variabel dependen tidak berhubungan dengan variabel itu sendiri, baik nilai periode sebelumnya (t-1) maupun nilai periode sesudahnya (T). Untuk mendeteksi gejala autokorelasi maka peneliti menggunakan nilai DurbinWatson (DW) pada model regresi sebagai acuan (Dwi Priyanto, 2008 : 47). Jika Durbin-Watson bernilai antara -2 sampai dengan 2, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat dalam tabel 4.32 berikut ini :
Gambar 4.6 Grafik Uji Heterokedastisitas
Tabel 4.32 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model 1
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
DurbinWatson
.570a
0.325
0.274
0.69133
1.849
a. Predictors : (Constant), Process, Price, Product,People, Phisycal, Place, Promotion b. Dependent Variable : Loyalitas Sumber : Data diolah, 2010 Berdasarkan pada tabel 4.32 di atas dapat diketahui bahwa nilai Durbin-Watson adalah sebesar 1.849 artinya nilai Durbin Watson berada diantara -2 sampai dengan 2. Jadi dapat disimpulkan bahwa model tersebut tidak ada atau tidak terjadi autokorelasi antara kesalahan pengganggu pada periode T dengan kesalahan pada periode t-1. Uji Heterokedastisitas Masalah heterokedastisitas terjadi apabila kesalahan atau residual pada model yang sedang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke observasi lainnya. Gejala heterokedastisitas lebih sering terjadi apabila regresi menggunakan data berupa silang tempat (cross-section) dibandingkan dengan data runtut waktu (time-series) (Triton P.B., 2006 : 152). Hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Sumber : Data diolah, 2010 Berdasarkan gambar 4.6 diatas, Scatterplot menunjukkan penyebaran titik data sebagai berikut, menunjukkan model regresi linier berganda terbebas dari uji asumsi klasik heterokedastisitas, yaitu: ¾ Titik-titik data menyebar di atas dan di sekitar angka nol. ¾ Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja. ¾ Penyebaran titik-titik tidak tidak berpola. ¾ Penyebaran titik-titik dan tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemungkinan menyempit dan melebar kembali. Sehingga dapat disimpulkan bahwa regresi linear berganda antara variabel product (X1), variabel price (X2), variabel place (X3), variabel promotion (X4), variabel people (X5), variabel phisycal evidence (X6), dan variabel process (X7) dengan variabel loyalitas pelanggan (Y) memiliki heterokedasitisitas. Uji Analisis Regresi Berganda Dalam penelitian ini, analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen (product, price, place, promotion, people, phisycal evidence, dan process) dengan
variabel dependen (loyalitas pelanggan). Data-data dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan program SPSS 16.0 for Windows. Tabel 4.33 Hasil analisis regresi linear berganda Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Std. B Error
Model (Constant) Product Price Place Promotion People Phisycal Process
a.
Standard ized Coeffici ents Beta
T
Sig.
0.297
0.767
0.294
0.992
0.174
0.109
0.194
1.599
0.113
0.162
0.142
0.134
1.143
0.256
0.186
0.139
0.157
1.34
0.183
0.221
0.13
0.223
1.706
0.091
0.193
0.09
0.211
2.139
0.035
0.382
0.12
0.331
3.185
0.002
0.386
0.205
0.176
1.888
0.062
Dependent Variable : Loyalitas
Sumber : Data diolah, 2010 Dengan melihat pada tabel 4.33 diatas, didapat persamaan regresinya adalah: Y = 0,294 + 0,174 X1 + 0,162 X2 + 0,186 X3 + 0,221 X4 + 0,193 X5+ 0,382 X6 + 0,386 X7 Dimana : Y = Loyalitas Pelanggan X1 = Product X2 = Price X3 = Place X4 = Promotion X5 = People X6 = Phisycal Evidence X7 = Process
Dari persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Konstanta sebesar 0,294 ; artinya jika Product (X1), Price (X2), Place (X3) Promotion (X4), People (X5), Phisycal b. Evidence (X6), dan Process (X7), nilainya adalah 0, maka Loyalitas c. Pelanggan (Y) nilainya adalah 0,294. d. Koefisien regresi variabel product sebesar 0.174 artinya jika product meningkat sebesar 1 satuan maka loyalitas pelanggan akan meningkat sebesar 0.174. Dan dari tabel diatas diketahui pula bahwa kesalahan standar yang mungkin terjadi dari penaksiran nilai product adalah sebesar 0.109. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara product dengan loyalitas pelanggan. e. Koefisien regresi variabel price sebesar 0.162 artinya jika price meningkat sebesar 1 satuan maka loyalitas pelanggan akan meningkat sebesar 0.162. Dan dari tabel diatas diketahui pula bahwa kesalahan standar yang mungkin terjadi dari penaksiran nilai price adalah sebesar 0.142 Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara price dengan loyalitas pelanggan. f. Koefisien regresi variabel place sebesar 0.186 artinya jika place meningkat sebesar 1 satuan maka loyalitas pelanggan akan meningkat sebesar 0.186. Dan dari tabel diatas diketahui pula bahwa kesalahan standar yang mungkin terjadi dari penaksiran nilai place adalah sebesar 0.139. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara place dengan loyalitas pelanggan. g. Koefisien regresi variabel promotion sebesar 0.221 artinya jika promotion meningkat sebesar 1 satuan maka loyalitas pelanggan akan meningkat
sebesar 0.221. Dan dari tabel diatas diketahui pula bahwa kesalahan standar yang mungkin terjadi dari penaksiran nilai promotion adalah sebesar 0.130. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara promotion dengan loyalitas pelanggan. h. Koefisien regresi variabel people sebesar 0.193 artinya jika people meningkat sebesar 1 satuan maka loyalitas pelanggan akan meningkat sebesar 0.193. Dan dari tabel diatas diketahui pula bahwa kesalahan standar yang mungkin terjadi dari penaksiran nilai people adalah sebesar 0.090 Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara people dengan loyalitas pelanggan. i. Koefisien regresi variabel phisycal evidence sebesar 0.382 artinya jika phisycal evidence meningkat sebesar 1 satuan maka loyalitas pelanggan akan meningkat sebesar 0.382. Dan dari tabel diatas diketahui pula bahwa kesalahan standar yang mungkin terjadi dari penaksiran nilai phisycal evidence adalah sebesar 0.120. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara phisycal evidence dengan loyalitas pelanggan. j. Koefisien regresi variabel process sebesar 0.386 artinya jika process meningkat sebesar 1 satuan maka loyalitas pelanggan akan meningkat sebesar 0.386. Dan dari tabel diatas diketahui pula bahwa kesalahan standar yang mungkin terjadi dari penaksiran nilai process adalah sebesar 0.205. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara process dengan loyalitas pelanggan.
Hasil Pengujian Hipotesis Hipotesis Uji F Digunakan untuk mengetahui pengujian variabel bebas secara simultan (bersama-sama). Hasil uji F ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel ANOVA. Menurut Triton P. B. (2005:197), langkahlangkah uji F statistik adalah sebagai berikut: a) Hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha) yang digunakan yaitu : Ho : bo = 0, artinya tidak ada pengaruh antara variabel product, price, place, promotion, people, phisycal evidence dan process terhadap loyalitas pelanggan. Ha : ba ≠ 0, artinya ada pengaruh antara variabel product, price, place, promotion, people, phisycal evidence dan process terhadap loyalitas pelanggan. b) Tingkat signifikan yang digunakan yaitu = 0.05 Jika Sig. F > 0.05 maka Ha ditolak dan Ho diterima, berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas (X) dan terikat (Y). Jika Sig. F < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada pengaruh antara variabel bebas (X) dengan terikat (Y).
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut : • thitung > ttabel , maka H0 ditolak • thitung < ttabel , maka H0 diterima.
Tabel 4.34 Hasil Uji F (Simultan) ANOVAb
Model 1
Mean Sum of Squar Squares Df e
Regre 21.177 ssion
7 3.025
Resid 43.971 92 ual
F
Tabel 4.35 Uji T (Parsial)
Sig.
6.33 .000 a 0
Coefficientsa
.478
Total 65.148 99 a. Predictors: (Constant), Process, Price, Product, People, Phisycal, Place, Promotion b. Dependent Variable : Loyalitas
Unstandardized Coefficients Std. B Error
Model (Constant) Product Price Place
Sumber : Data diolah, 2010 Dari uji Anova diatas, didapat Fhitung adalah 6.330 dan Ftabel adalah 2,111 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak. Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan melihat probabilitasnya dimana nilai 0.000 < 0.05 sehingga H0 ditolak. Artinya, variabel product, price, place, promotion, people, phisycal evidence dan process berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap loyalitas pelanggan pada Arena Futsal. Uji T (Parsial) Pembahasan ditekankan pada pengaruh variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat. Dengan demikian pengaruh masing-masing variabel akan dapat diperbandingkan. Untuk menguji signifikansi koefisien regresi, yaitu apakah variabel independent (X) berpengaruh secara nyata atau tidak maka akan digunakan uji t.
Promotion People Phisycal Process
Standard ized Coeffici ents Beta
T
Sig.
0.297
0.767
0.294
0.992
0.174
0.109
0.194
1.599
0.113
0.162
0.142
0.134
1.143
0.256
0.186
0.139
0.157
1.34
0.183
0.221
0.13
0.223
1.706
0.091
0.193
0.09
0.211
2.139
0.035
0.382
0.12
0.331
3.185
0.002
0.386
0.205
0.176
1.888
0.062
a. Dependent Variable : Loyalitas Sumber : Data diolah, 2010 •
•
Uji t antara variabel product dengan loyalitas pelanggan menunjukkan t hitung sebesar 1.559, sedangkan t tabel (α = 0.05 ; db = 92) adalah sebesar 1.662 karena t hitung < t tabel yaitu 1.559 < 1.662, maka H0 diterima dan H1 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa product secara parsial kurang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan Arena Futsal atau pengaruh negatif (-) terhadap loyalitas pelanggan. Uji t antara variabel price dengan loyalitas pelanggan menunjukkan t hitung sebesar 1.143, sedangkan t tabel (α = 0.05 ; db = 92) adalah sebesar 1.662 karena t hitung < t tabel yaitu
•
•
•
•
1.143 < 1.662, maka H0 diterima dan H1 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa price secara parsial kurang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan Arena Futsal atau pengaruh negatif (-) terhadap loyalitas pelanggan. Uji t antara variabel place dengan loyalitas pelanggan menunjukkan t hitung sebesar 1.340, sedangkan t tabel (α = 0.05 ; db = 92) adalah sebesar 1.662 karena t hitung < t tabel yaitu 1.340 < 1.662, maka H0 diterima dan H1 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa place secara parsial kurang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan Arena Futsal atau pengaruh negatif (-) terhadap loyalitas pelanggan. Uji t antara variabel promotion dengan loyalitas pelanggan menunjukkan t hitung sebesar 1.706, sedangkan t tabel (α = 0.05 ; db = 92) adalah sebesar 1.662 karena t hitung > t tabel yaitu 1.706 > 1.662, maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa promotion secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan Arena Futsal atau pengaruh positif (+) terhadap loyalitas pelanggan. Uji t antara variabel people dengan loyalitas pelanggan menunjukkan t hitung sebesar 2.139, sedangkan t tabel (α = 0.05 ; db = 92) adalah sebesar 1.662 karena t hitung > t tabel yaitu 2.139 > 1.662, maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa people secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan Arena Futsal atau pengaruh positif (+) terhadap loyalitas pelanggan. Uji t antara variabel phisycal evidence dengan loyalitas pelanggan menunjukkan t hitung sebesar 3.185,
•
sedangkan t tabel (α = 0.05 ; db = 92) adalah sebesar 1.662 karena t hitung > t tabel yaitu 3.185 > 1.662, maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa phisycal evidence secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan Arena Futsal atau pengaruh positif (+) terhadap loyalitas pelanggan. Uji t antara variabel process dengan loyalitas pelanggan menunjukkan t hitung sebesar 1.888, sedangkan t tabel (α = 0.05 ; db = 92) adalah sebesar 1.662 karena t hitung > t tabel yaitu 1.888 > 1.662, maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa process secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan Arena Futsal atau pengaruh positif (+) terhadap loyalitas pelanggan.
Analisis Manajerial Hasil pengujian dan hipotesis menunjukkan bahwa bauran pemasaran (marketing mix), yang meliputi product, price, place, promotion, people, phisycal evidence, dan process berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pelanggan Arena Futsal. Teori diatas relevan dan sangat sesuai diterapkan dan digunakan sebagai bahan acuan penelitian di masa sekarang dan masa depan. Pembahasan mengenai hasil dari penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut. Berdasarkan pengujian hipotesis, dapat disimpulkan bahwa phisycal evidence merupakan variabel yang paling berpengaruh (dominan) terhadap loyalitas pelanggan Arena Futsal. Hal ini ditunjukkan dari nilai beta yang lebih besar dari variabel lainnya. Faktor phisycal evidence dalam penelitian ini meliputi, fasilitas yang dimiliki Arena Futsal sudah lengkap, memberikan kenyaman bagi
konsumen, dan fasilitas parkir kendaraan di Arena Futsal sangat luas. Hasil deskripsi data menunjukkan bahwa Arena Futsal memiliki ketujuh komponen bauran pemasaran secara baik. Ditinjau dari product Arena Futsal, menurut pernyataan sebagian besar responden Arena Futsal menyatakan setuju mengetahui produk yang ditawarkan Arena Futsal, menyukai produk yang ditawarkan Arena Futsal, dan produk yang ditawarkan Arena Futsal mudah didapatkan pada saat dibutuhkan. Ditinjau dari segi price dalam menentukan harga sewa lapangan menurut pernyataan sebagian besar responden Arena Futsal telah mampu memberikan harga yang relatif terjangkau. Hal ini ditunjukkan dari harga yang ditawarkan sangat terjangkau untuk semua kalangan, baik pelajar, mahasiswa maupun umum dan harga sangat sesuai dengan kualitas, serta harga yang ditawarkan Arena Futsal lebih murah dibandingkan dengan lapangan futsal yang lain. Ditinjau dari place menurut pernyataan sebagian besar responden Arena Futsal menyatakan, dapat dengan mudah menjangkau lapangan Arena Futsal, lokasi sangat strategis, dan dilalui kendaraan umum 24 jam. Ditinjau dari aspek promotion menurut pernyataan sebagian besar responden Arena Futsal menyatakan, Arena Futsal mempunyai program diskon yang menarik, dengan mudah menjadi member, serta promosi yang ditawarkan Arena Futsal sangat menarik. Ditinjau dari people menunjukkan bahwa secara umum telah baik. Perilaku karyawan Arena Futsal telah mampu menanamkan kepercayaan pada konsumen, sigap dalam melayani konsumen, serta sopan dan ramah. Ditinjau dari phisycal evidence menurut pernyataan sebagian besar
responden Arena Futsal menyatakan fasilitas yang dimiliki Arena Futsal sudah lengkap dan fasilitas parkir kendaraan di Arena Futsal sangat luas. Dengan dimilikinya segala kondisi fisik Arena Futsal yang memadai tentunya akan memberikan kenyaman bagi konsumen. Sedangkan ditinjau dari process menurut pernyataan sebagian besar responden Arena Futsal menyatakan proses pelayanan pemesanan lapangan dengan mudah dan cepat, merasa puas dengan kecepatan kasir dalam bertransaksi, serta merasa aman dalam transaksi dengan karyawan Arena Futsal. Dengan adanya kemudahan dan kecepatan dalam melakukan transaksi tersebut maka konsumen akan merasa terpuaskan dan akan tetap memakai jasa layanan ini untuk waktu-waktu yang akan datang. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial dapat diketahui bahwa loyalitas pelanggan dapat dipengaruhi secara signifikan oleh promotion, people, phisycal evidence, dan process. Sedangkan product, price, dan place kurang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Dengan hasil yang penulis dapatkan dari penyebaran kuesioner kepada 100 responden, penulis mengidentifikasi bahwa konsumen masih menaruh kepercayaan pada Arena Futsal. Penelitian Sebelumnya Vera, Mustika Sari. 2009. Jurnal Manajemen Pemasaran. Analisa Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas Konsumen di Gelore Cafe Surabaya, Surabaya. Dengan hasil penelitian yang menyimpulkan beberapa kesimpulan antara lain : Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa loyalitas konsumen dapat
dipengaruhi secara signifikan oleh produk, fasilitas fisik, dan proses manajemen. Maka dapat disimpulkan pendapat Ferrinadewi dan Darmawan (2004) yang menyatakan produk sangat erat berhubungan dengan loyalitas konsumen dan Timpe (1990) menyatakan fasilitas fisik berperan penting dalam meningkatkan pemasaran serta pencapainan loyalitas konsumen, serta proses dalam jasa merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran. Sedangkan variabel harga, place, promosi dan people kurang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas konsumen pada Gelore Cafe Surabaya. Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pendapat (Alma, 2004) yang menyatakan promosi sangat berpengaruh terhadap loyalitas konsumen, kurang sesuai dengan hasil penelitian di lapangan, karena pada kenyataannya pada Gelare Cafe. PENUTUP Simpulan Adapun kesimpulan yang dihasilkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dari hasil analisis SWOT, diketahui bahwa Arena Futsal mempunyai kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan ancaman yang ada disekitarnya. 2. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda disimpulkan bahwa product, price, place, promotion, phisycal evidence, dan process secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan Arena Futsal. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda bahwa promotion, people, phisycal evidence, dan process secara parsial (individu) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Sedangkan product, price, dan place diketahui secara parsial (individual) mempunyai
pengaruh yang kurang signifikan terhadap loyalitas pelanggan di Arena Futsal. Implikasi Berdasarkan simpulan diatas, maka dapat dikemukakan beberapa implikasi yang dihasilkan dalam penelitian strategi bauran pemasaran yang akan dilakukan oleh Arena Futsal terhadap loyalitas pelanggan, yaitu sebagai berikut: • Hendaknya pihak Arena Futsal selalu memperhatikan promotion, people, phisycal evidence, dan process, agar konsumen semakin loyal. Karena berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa variabel tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan. • Penelitian yang akan datang sebaiknya menambahkan variabel lain yang diduga berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan Arena Futsal atau membandingkan dengan perusahaan lain. DAFTAR PUSTAKA Angelica, Agustine. ”Faktor-Faktor yang mempengaruhi Loyalitas Pelanggan pada Giant Hypermarket”, Jurnal Manajemen Pemasaran, 2009 Fajar, Laksana. Manajemen Pemasaran. Edisi Pertama. Graha Ilmu : Yogyakarta, 2008. Freddy, Rangkuti. Riset Pemasaran. Cetakan kelima. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta, 2002. Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi ke empat. Badan Penerbit UNDIP: Semarang, 2009. Hayashi, Aiko. “Pengaruh Relationship Marketing Mix Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada PT. BRI Syari’ah Cabang Malang”, Jurnal Manajemen Pemasaran, 2008.
Istijanto, MM, MCom. Aplikasi Riset Pemasaran. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta, 2005. Kotler, Philip dan Gary Amstrong. DasarDasar Pemasaran. Prenhallindo : Jakarta, 2002. Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium jilid 2. Printice Hall : Jakarta, 2002. Lamb, Charles W Hair, dkk. Pemasaran. Edisi Pertama. Salemba Empat : Jakarta, 2001. Mustika, Vera. ”Analisa Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas Konsumen di Gelora Cafe Surabaya”. Jurnal Manajemen Pemasaran, 2009 Priyatno. Dwi. Mandiri Belajar SPSS. Mediakom : Yogyakarta, 2008 Rambat, Lupiadi, dkk. Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi 2. Salemba Empat : Jakarta, 2006. Ratih, Hurriyati. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Edisi 2. Alfabeta : Bandung, 2008. Santoso, Singgih & Tjiptono, Fandy. Riset Pemasaran dan Konsep Aplikasi dengan SPSS. PT. Alex Media Komputindo. Jakarta : 2001. Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Edisi Kedua. Andi Offset : Yogyakarta, 2002. http://marketing-teori.blogspot.com/