BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan yang telah di
rencanakan, baik itu tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam dunia ekonomi, semakin ketatnya persaingan antar perusahaan dari tahun ketahun menuntut perusahaan harus mampu bertahan dalam persaingan yang ketat yaitu dengan meningkatkan kinerja perusahaan. Karena kinerja perusahaan merupakan efisiensi untuk yang berupa modal, material, peralatan, dan keahlian yang dapat dioptimalkan untuk mengerjakan produksi barang dan jasa perusahaan. Dalam segala usaha yang dijalankan setiap perusahaan tertentu mempunyai tujuan tentang yang ingin dicapai secara efisien yaitu dengan adanya partisipasi
penyusunan
anggaran.
Perusahaan
akan
merencanakan
dan
mengendalikan hal-hal apa saja yang dianggap penting dalam proses pencapaian tujuan. Untuk mengkoordinasikan kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuannya, dibutuhkan strategi-strategi sebagai petunjuk dalam mencapai tujuan tersebut. Salah satu elemen penting perencanaan dan pengendalian perusahaan adalah anggaran. Perusahaan membutuhkan sebuah anggaran yang dapat digunakan sebagai alat untuk perencanaan dan evaluasi. Proses penyusunan anggaran menjadi sebuah hal penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan
1
2
agar dapat sesuai dengan sasaran dan tujuan. Untuk menyusun sebuah anggaran, informasi-informasi yang akurat sangat dibutuhkan. Anggaran pada dasarnya merupakan suatu rencana kerja yang ditetapkan sebagai standar yang diharapkan dapat dicapai dimasa yang akan datang, dan juga sebagai pedoman dalam menentukan dan melakukan kegiatan dimasa yang akan datang (Oktavia : 2009). Agar
tujuan
tersebut
dapat
dicapai
secara
efektif
maka
perlu
memperhatikan budgetary participation (partisipasi dalam penyusunan anggaran). Menurut Hansen dan Mowen (2004: 552), partisipasi anggaran (budgeting partisipation) adalah pendekatan penganggaran yang memungkinkan para manajer yang akan bertanggung jawab atas kinerja anggaran, untuk berpartisipasi dalam pengembangan anggaran, dan partisipasi anggaran mengkomunikasikan rasa tanggung jawab pada para manajer tingkat bawah dan mendorong kreatifitas. Penyusunan anggaran secara partisipasi seperti diatas diharapkan kinerja manajer akan meningkat, dimana ketika suatu tujuan dirancang dan secara partisipasi disetujui, maka individu akan menginternalisasikan tujuan yang ditetapkan, dan memiliki rasa tanggung jawab masing-masing individu untuk dapat mencapainya, karena mereka ikut serta dalam penyusunan anggaran. Penelitian mengenai partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial masih menunjukkan hasil yang bertentangan. Beberapa penelitian menunjukkan bukti bahwa partisipasi penyusunan anggaran mempunyai pengaruh positif yang kuat terhadap kinerja manajerial (Haryanti dan Muhamad, 2002). Sedangkan
2
3
menurut Sumarno (2005) menemukan bahwa partisipasi penyusunan anggaran tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Dengan adanya penelitian yang berbeda-beda maka peneliti lain untuk memeriksa variabel-variabel yang terlibat, yang bisa menghubungkan pertisipasi anggaran dengan kinerja manajerial atau dapat mendukung hasil-hasil penelitian sebelumnya. Untuk itu peneliti sendiri menambahkan variabel komitmen organisasi dan gaya kepemimpinan untuk dapat mengetahui pengaruh variabel tersebut terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial. Partisipasi adalah suatu proses dimana individu-individu terlibat didalamnya dan mempunyai pengaruh pada penyusunan target anggaran yang kinerjanya akan dievaluasi dan kemungkinan akan di hargai atas pencapaian target anggaran mereka. Penyusunan anggaran secara partisipasi diharapkan kinerja manajer akan meningkat, dimana suatu tujuan dirancang dan secara partisipasi disetujui maka karyawan akan memiliki rasa tanggungjawab pribadi untuk mencapainya karena mereka ikut terlibat dalam penyusunan anggaran. Menurut Nor (2007), partisipasi penyusunan anggaran merupakan pendekatan yang secara umum dapat meningkatkan kinerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efektivitas organisasi. Ghozali dan Yusfaningrum (2005) menemukan hasil bahwa partisipasi anggaran memiliki hubungan dengan kinerja manajerial secara langsung.
3
4
Secara garis besar, penyusunan anggaran dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu: 1. Top down approach (bersifat dari atas kebawah) Dalam penyusunan anggaran ini, manajer senior menetapkan anggaran bagi tingkat yang lebih rendah sehingga pelaksana anggaran hanya melakukan apa saja yang telah disusun. 2. Bottom up approach (bersifat dari bawah keatas) Anggaran sepenuhnya disusun oleh bawahan dan selanjutnya diserahkan atasan untuk mendapatkan pengesahan. Dalam pendekatan ini, manajer tingkat yang lebih rendah berpartisipasi dalam menentukan besarnya anggaran. 3. Kombinasi top down dan bottom up Kombinasi antara kedua pendekatan inilah yang paling efektif. Pendekatan ini menekankan perlunya interaksi antara atasan dan bawahan secara bersamasama menetapkan anggaran yang terbaik bagi perusahaan. Komitmen organisasi menunjukkan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi (Mowday, 1979). Komitmen organisasi juga merupakan alat bantu psikologis dalam menjalankan organisasinya untuk pencapaian kinerja yang diharapkan (Chong dan Chong, 2002). Manajer yang memiliki tingkat komitmen yang tinggi akan dapat memiliki pandangan positif dan akan berbuat yang terbaik untuk kepentingan organisasi. Dengan adanya komitmen organisasi yang baik kemungkinan penurunan kinerja dapat dihindari. Sebaliknya individu dengan komitmen organisasi yang buruk
4
5
akan mementingkan dirinya sendiri ataupun kelompoknya, karena individu tersebut tidak memiliki keinginan untuk menjadikan organisasi tersebut kearah yang lebih baik, sehingga dapat lebih besar terjadinya penurunan kinerja apabila individu tersebut terlibat dalam penyusunan anggaran. Jadi bila individu memiliki komitmen yang kuat akan menggunakan anggaran untuk mengejar tujuan organisasi, sedangkan individu dengan komitmen yang rendah akan menggunakan anggaran guna mengejar kepentingan dirinya sendiri. Variabel yang mempengaruhi hubungan anggaran partisipatif dengan kinerja manajerial adalah gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan seorang leader menjadi salah satu contoh untuk dapat ditiru oleh bawahannya, oleh sebab itu demi keberhasilan dalam menjalankan visi dan misi perusahaan perlu dilakukan
peningkatan
kualitas
untuk
memotivasi
karyawannya.Dengan
penerapan gaya kepemimpinan yang sesuai diharapkan pemimpin mau mengamati perkembangan kemampuan, kemauan, motivasi, pengalaman, dan prestasi bawahannya agar dapat memberikan perubahan kearah yang lebih baik pada organisasi dalam segala aspek maupun dalam pencapaian organisasi. Atas dasar pemikiran tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian
yang
berjudul
“PENGARUH
PARTISIPASI
PENYUSUNAN
ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA MANAJERIALPADA PT. KERETA API INDONESIA (Persero) DAERAH OPERASI 8 SURABAYA”.
5
6
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat di ambil
suatu perumusan masalah sebagai berikut: 1.2.1
Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial ?
1.2.2
Apakah komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja manajerial ?
1.2.3
Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja manajerial ?
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui
apakah partisipasi penyusunan anggaran, komitmen organisasi,dan gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja manajerial. 1.4 Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.4.1
Kontribusi Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
bagi perusahaan dalam menerapkan pengaruhpartisipasi penyusunan anggaran, komitmen organisasi dan gaya kepemimpinanterhadap kinerja manajerial pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 8 Surabaya. 1.4.2
Kontribusi Teoritis Sebagai dasar pertimbangan atau pedoman bagi mahasiswa untuk
penelitian selanjutnya, selain itu dapat menguji kemampuan mahasiswa untuk mendorong kreativitas dalam berfikir yang baik atas pendidikan teoritis yang di
6
7
peroleh selama mengikuti perkuliahan serta dapat memberikan tambahan referensi di perpustakaan STIESIA surabaya. 1.5
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian meliputi pengumpulan dan identifikasi data
terkait judul penelitian yang akan diolah menjadi hasil penelitian berupa skripsi. Kegiatan ini dilakukan pada semua karyawan yang ikut serta dalam partisipasi penyusunan anggaran perusahaan.
7