11
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Setiap usaha bisnis baik yang berbentuk kecil maupun besar memiliki tujuannya masing-masing, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Pada umumnya tujuan yang hendak dicapai adalah memaksimalkan laba, meminimalkan biaya produksi dan mempertahankan kelangsungan usahanya. Oleh karena itu dalam pencapaian tujuan-tujuan tersebut dibutuhkan suatu pengelolaan manajemen yang baik mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi terhadap program kerja usaha tersebut. Perencanaan suatu usaha melibatkan banyak aspek diantaranya sumber daya manusia, sumber dana dan sumber daya lainnya yang tentunya diperlukan dalam mendukung operasional suatu usaha. Perencanaan yang juga tidak dapat diabaikan adalah perencanaan keuangan dalam hal penentuan biaya pokok produksi. Penentuan biaya pokok produksi dalam akuntansi biaya ada dua yakni dengan metode full costing dan metode variabel costing. Menurut Rudianto dalam Rica (2013:30) metode full costing adalah metode penentuan biaya produksi yang menghitung semua unsur biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Untuk meminimalisir kesalahan perhitungan dalam penetapan biaya pokok produksi dan menghasilkan perhitungan biaya yang efisien diperlukan sebuah metode yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Sedangkan variabel costing adalah suatu metode penentuan biaya pokok dimana biaya
Universitas Sumatera Utara
12
produksi variabel yang dibebankan sebagai bagian dari biaya pokok produksi. Biaya pokok produk yang dihitung dengan pendekatan variabel costing yang terdiri dari unsur biaya pokok produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya nonproduksi variabel (biaya pemasaran variabel, biaya administrasi dan biaya umum variabel). Dari penelitian pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti, Usaha Dagang Delima Jaya Perabot merupakan salah satu usaha yang bergerak dibidang finishing furniture jepara. Dimana usaha ini menyelesaikan produk jepara seperti sofa, lemari, kursi, meja dan perlengkapan hiasan rumah tangga lainnya. Usaha Dagang Delima Jaya yang sudah berdiri selama hampir tiga belas tahun ini merupakan usaha yang sangat menjanjikan dan menguntungkan. Dengan semakin berkembangnya bisnis property seperti rumah minimalis dan artistik, furniture semakin diperhitungkan untuk menunjang keindahan suatu rumah. Sehingga perkembangan bisnis ini akan terus naik dari tahun ke tahun. Dalam menyelesaikan produk, untuk menentukan biaya pokok produksinya Usaha Dagang Delima Jaya menggunakan metode perhitungan sendiri yakni hanya dengan menjumlahkan pengeluaran dalam pembelian bahan baku, tenaga kerja, biaya sewa dan biaya administrasi sebagai acuan perhitungan biaya produksinya. Biaya tersebut juga tidak diklasifikasikan kedalam biaya tetap maupun variabel, sehingga Bapak Amaludin memperlakukan setiap biaya sebagai biaya tetap saja namun aktivitas yang termasuk dalam biaya variabel tidak dimasukkan beliau sebagai biaya produksi.
Universitas Sumatera Utara
13
Dari hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan, untuk penetapan biaya produksi pada jenis risban (sofa kayu), Usaha Dagang Delima Jaya Perabot menetapkan biaya produksi sebagai berikut : Biaya Produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja + Biaya Sewa Tempat Biaya Produksi = Rp 7.500.000+Rp 2.250.000+Rp 1.250.000 = Rp 11.000.000,Beberapa jenis biaya yang tidak dimasukkan kedalam perhitungan biaya produksi tersebut diantaranya biaya perlengkapan, biaya administrasi, biaya listrik, biaya air, biaya perawatan mesin dan perlengkapan dan sebagainya. Usaha Dagang Delima Jaya Perabot, juga tidak mengklasifikasikan setiap biaya sehingga pemilik usaha tidak mengetahui jenis biaya apa saja yang telah dikeluarkannya. Sehingga kesimpulan sementara yang penulis dapatkan adalah UD Delima Jaya Perabot tidak memperhotungkan biaya tetap dalam biaya produksinya bahkan beberapa biaya variabel overhead juga tidak diperhitungkan oleh usaha tersebut.Hal ini tentu mempengaruhi perhitungan biaya produksi dan membuat perhitungan nya menjadi rendah. Penetapan biaya produksi yang rendah dapat mengakibatkan penentuan biaya jual pada perusahaan juga menjadi rendah . Hal tersebut tentunya tidak menguntungkan bagi perusahaan, karena biaya jual terlalu rendah akan mengakibatkan laba yang diterima oleh usaha tersebut juga rendah. Hasil penelitian terdahulu yang dijadikan acuan oleh peneliti mengenai biaya pokok produksi dengan metode full costing ini diantaranya hasil penelitian Rica Marthasari (2013) dalam skripsinya dengan judul Perhitungan Biaya Produksi Dengan Metode Full costing (Studi Kasus Ayam Bakar Kaki Lima
Universitas Sumatera Utara
14
Jalan DR. Mansyur III Padang Bulan Medan) diperoleh kesimpulan bahwa metode tradisional dalam perhitungan biaya produksinya rendah. Hal ini berkaitan dengan pemakaian bahan baku setengah jadi dari partner bisnis usaha tersebut. Namun, melalui perhitungan dengan metode full costing didapat penetapan biaya pokok yang lebih baik untuk Ayam Bakar Kaki Lima. Widyaastuti (2007) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Perhitungan Biaya Pokok Produksi Tas Wanita (Studi Kasus UKM Lifera Hand Bag Collection Bogor) menyatakan bahwa dalam penetapan biaya pokok produksi yang dilakukan oleh perusahaan secara tradisional, biaya overhead pabrik tidak dialokasikan ke masing-masing produk secara rinci dan tidak disesuaikan dengan pemakaian biaya secara nyata, melainkan estimasi biaya yang dianggarkan dalam kelompok biaya lain-lain. Hal ini tentunya membuat penetapan biaya pokok produksi tas wanita menjadi lebih rendah karena tidak semua biaya dimasukkan kedalam
produk tersebut. Melalui perhitungan full costing, peneliti mencoba
menghitung biaya pokok produksi yang lebih sesuai yakni dengan memasukkan biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik sehingga menghasilkan perhitungan biaya pokok produksi yang lebih akurat dan cocok. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Eka Nur Khasanah dalam skripsi berjudul Penerapan Metode Full costing Dalam Menentukan Biaya Jual Batu Bara Pada PT Energi Alam Sejahtera Di Samarinda menyebutkan bahwa PT Energi Alam Sejahtera masih menerapkan perhitungan biaya pokok produk secara sederhana dimana elemen biaya yang dihitung meliputi biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (lain-lain). Sementara
Universitas Sumatera Utara
15
dengan penetapan biaya melalui metode full costing menghasilkan nilai yang lebih tinggi dan akurat. Irma Sari (2012) dalam skripsinya Analisis Perhitungan Biaya Pokok Pesanan Meubel dengan Metode Full costing Pada CV Sarana Interior Di Samarinda menyatakan bahwa berdasarkan hasil analisis perhitungan yang dilakukan terdapat perbedaan perhitungan dengan menggunakan metode biaya pokok
pesanan dengan perhitungan yang dilakukan sendiri oleh perusahaan.
Dimana
dengan
perhitungan
yang
dilakukan
sendiri
oleh
perusahaan
menghasilkan penetapan biaya pokok produksi yang rendah sehingga dalam penentuan biaya jual menjadi rendah juga. Sementara perhitungan metode full costing memberikan hasil perhitungan yang lebih cocok untuk penetapan biaya pokok produksi sehingga penentuan biaya jual produk menjadi lebih sesuai dengan biaya operasional yang telah dikeluarkan oleh perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi Kasita Rachmayanti (2011) dengan judul Analisis Perhitungan Biaya Pokok Produksi Sepatu Dengan Metode Full costing (Studi Kasus UKM Galaksi Kampung Kabandungan Ciapus, Bogor) menghasilkan kesimpulan bahwa perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan menetapkan biaya produksi yang lebih rendah. Hal ini dikarenakan perusahaan tidak membebankan biaya overhead pabrik dengan tepat, melainkan hanya menggolongkan biaya overhead pabrik kedalam biaya lain-lain. Sedangkan perhitungan melalui metode full costing menghasilkan nilai biaya pokok produksi yang lebih tinggi. Karena perhitungan dengan metode full costing mencerminkan berapa biaya yang sesungguhnya dikorbankan perusahaan dalam kegiatan produksinya.
Universitas Sumatera Utara
16
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, maka peneliti tertarik untuk melakukan perbandingan terhadap penetapan perhitungan biaya produksi yang dilakukan oleh UD Delima Jaya Perabot dengan perhitungan penetapan biaya produksi dengan metode full costing. 1.2 Rumusan Masalah Dengan melihat latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dibuat suatu rumusan masalah yang mendasari penulisan ini, yaitu “Apakah penetapan biaya produksi secara sederhana yang dilakukan oleh UD. Delima Jaya Perabot sudah sesuai dengan penetapan
biaya produksi melalui metode full
costing?” 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung biaya produksi dengan menggunakan metode full costing dan membandingkannya dengan metode penetapan biaya produksi yang dihitung sendiri oleh Usaha Dagang Delima Jaya Perabot. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis 1.
Memperkaya pengetahuan ilmiah dalam bidang akuntansi biaya, khususnya perhitungan dalam menetapkan biaya produksi melalui metode full costing
2.
Referensi bagi peneliti lain dimasa yang akan datang yang bermaksud mengkaji hal yang relevan dengan penelitian ini
Universitas Sumatera Utara
17
Manfaat Praktis 1.
Referensi bagi tempat penelitian dilakukan khususnya untuk memperbaiki metode dalam memperhitungkan biaya pokok produksi
2.
Memberikan kesempatan kepada peneliti lain bahwa tempat usaha dapat menjadi sarana untuk pembelajaran melalui penelitian ilmiah
Universitas Sumatera Utara