MAJALAH TRI WULAN
BERITA UTAMA
ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 Pentingnya Peningkatan Kapasitas SDM Sektor Minerba
TOKOH Dra. Retno Damayanti, Dipl. EST. DIREKTUR PEMBINAAN PROGRAM MINERAL DAN BATUBARA
LIPUTAN KHUSUS DIKLAT PENYUSUNAN DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
Badan Pendidikan dan Pelatihan Energi dan Sumber Daya Mineral
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINERAL DAN BATUBARA Jl. Jend Sudirman No. 623 Bandung 40211 Telp. : 022 ‐ 607.6756 Ext. 147 ‐ 129 Fax. : 022.604.6384, 022.603.5506 E‐mail : info@pusdiklat‐minerba.esdm.go.id Website : www.pusdiklat‐minerba.esdm.go.id
EDISI VIII | DESEMBER 2014
EDITORIAL Daftar isi
Berita Utama Asean Economic Community 2015 Pentingnya Peningkatan Kapasitas SDM Sektor Minerba
Penanggung Jawab Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Mineral dan Batubara
2
Liputan Khusus Diklat Penyusunan Dokumentasi Sistem Manajemen Mutu Iso 9001:2008
4
Pemimpin Redaksi: Kepala Bidang Program dan Kerjasama
Editor: Rachmat Saleh
Tokoh Dra. Retno Damayanti, Dipl. EST. Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batubara
8
Forum
11
Foto Cover: www.eurocontrol.int
Tim Redaksi Wien Evayanti Ibrahim Priyana Hardjawidjaksana Sutrisna Makmun Abdullah Yudiana Hadiyat Ludya Harmayanti Nursafrida Tri Handajani Irma Yanti
Jejaring Kerjasama Implementasi Asean Minerals Cooperation Action Plan 2010 – 2015
12
Sudut 69 Tahun Pertambangan & Energi Wujudkan Ketahanan & Kemandirian Energi
17
Distribusi Pusdiklat Minerba
Produksi Kreasinergi
Gadget Alat Bantu Pernapasan Sirkuit Tertutup
22
Galeri
24
Alamat Redaksi Telp : 022‐6076756 Fax : 022‐6035506 Pusdiklat Mineral dan Batubara Jl. Jendral Sudirman No 623 Bandung, Indonesia info@pusdiklat‐minerba.esdm.go.id
Pada ASEAN SUMMIT ke‐12 tujuh tahun lalu, tepatnya Januari 2007, para pemimpin ASEAN menyepakati pendirian Komunitas ASEAN perlu dipercepat. Melalui penandatanganan Deklarasi Cebu sah dinyatakan bahwa Asean Economic Community (AEC) harus terwujud pada 2015. Lebih jauh, deklarasi ini menyepakati komitmen untuk mentransformasi ASEAN menjadi kawasan perdagangan bebas yang memudahkan perpindahan barang, jasa, investasi, tenaga terampil dan modal.
M
enurut laporan Asian Development Bank dan International Labor Organization, kemudahan perpindahan tenaga terampil di era AEC dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi hingga 7%. Sayangnya Indonesia belum dapat menikmati benefit ini secara maksimal. Berdasarkan studi tersebut ekspektasi penambahan lapangan pekerjaan di Indonesia diprediksi sebanyak 1.9 juta atau hanya 1.3% dari total lapangan pekerjaan yang tersedia. Diperkirakan ASEAN dapat menciptakan empat belas juta lapangan pekerjaan baru pada tahun 2025. Lapangan kerja yang terbuka dengan berlakunya AEC membutuhkan tenaga kerja yang memiliki kapasitas keterampilan tinggi. Sementara ketersediaan tenaga kerja dari Indonesia kebanyakan tergolong memiliki keterampilan menengah akibat kurangnya pendidikan dan pelatihan profesi. Kesenjangan kompetensi ini berpotensi menurunkan produktivitas dan kemampuan tenaga kerja Indonesia untuk berkompetisi secara regional. Untuk itu, perlu dilakukan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia di Sektor Mineral dan Batubara. Peran lembaga pendidikan dan pelatihan sangat signifikan dalam
upaya memperkecil kesenjangan kompetensi sehingga tenaga kerja sektor pertambangan mineral dan batubara Indonesia dapat disertifikasi sesuai dengan standar global. Bukan hanya untuk area usaha jasa pertambangan saja, tetapi juga pengelola, dan aparatur pemerintah sebagai pengawas. Tidak sebatas hanya untuk jenis‐jenis pekerjaan teknis yang membutuhkan keterampilan tinggi, tetapi juga peningkatan kapasitas managerial para pelaku kegiatan pertambangan, sehingga Indonesia dapat lebih siap dalam menghadapi ASEAN Economic Community 2015. Apa yang telah kita persiapkan dalam menghadapi tahun baru 2015? Mulai Desember tahun 2014 telah dilakukan akreditasi lembaga diklat di lingkungan Badan Diklat ESDM, khususnya Pusdiklat Mineral dan Batubara. Juga dilakukan berbagai kegiatan berupa pelatihan‐pelatihan dalam rangka meningkatkan SDM internal. Sebagai kata penutup dari kegiatan di pengujung tahun 2014, kami atas nama civitas dan seluruh karyawan Pusdiklat Mineral dan Batubara, mengucapkan Selamat Tahun Baru 2015, semoga kita semua dapat mendukung dan mewujudkan Asean Economic Community (AEC).
BERITA UTAMA
edisi ke VIII | 2014
ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015
PENTINGNYA PENINGKATAN KAPASITAS SDM SEKTOR MINERBA Dalam rangka mewujudkan kawasan ASEAN yang stabil, makmur dan kompetitif, para pemimpin ASEAN mendeklarasikan ASEAN Economic Community (AEC) pada Bali Summit 2003. Awalnya AEC diharapkan tercapai pada 2020, bersamaan dengan dua pilar lainnya yaitu ASEAN Security Community and the ASEAN Socio‐Cultural Community. Namun pada ASEAN Summit ke‐12 Januari 2007, disepakati bahwa pendirian komunitas ASEAN perlu dipercepat.
2
Info Pusdiklat Minerba
L
ewat penandatanganan Deklarasi Cebu diputuskan AEC harus terwujud pada 2015. Selain itu disepakati pula komitmen untuk menjadikan ASEAN kawasan perdagangan bebas yang memudahkan perpindahan barang, jasa, investasi, tenaga terampil dan modal. Target‐target dan tenggat waktu yang jelas untuk i m p l e m e n t a s i p r o g ra m ‐ p r o g ra m ke r j a y a n g mengakomodasi kepentingan bersama negara‐negara ASEAN tertuang dalam blueprint AEC yang disetujui dalam Pertemuan Menteri Eknonomi ASEAN (AEM) Agustus 2006 di Kuala Lumpur, Malaysia. Sektor energi dan sumber daya mineral termasuk dalam klausalnya. Salah satu bentuk kolaborasi di bidang energi yang sedang diinisiasi adalah Proyek Trans‐ASEAN Gas Pipeline (TAGP) dan ASEAN Power Grid (APG). Langkah ini diambil guna menjamin keamanan dan reliabilitas suplai energi yang merupakan faktor krusial untuk mendukung
perputaran roda ekonomi dan kegiatan industri. APG melibatkan 14 (empat belas) proyek interkoneksi listrik, sementara TAGP melibatkan 7 (tujuh) proyek interkoneksi gas. Peningkatan perdagangan dan investasi mineral serta penguatan kerjasama dan kapasitas di bidang geologi dan mineral menjadi fokus utama dalam kerjasama di bidang pertambangan untuk menghadapi AEC. Prakarsa kegiatan sektor pertambangan ini meliputi: Memfasilitasi peningkatan perdagangan dan investasi di bidang mineral; Intensifikasi peningkatan kapasitas manusia dan institusi; Mempromosikan pengembangan sektor mineral yang berkelanjutan dan mendorong partisipasi aktif sektor swasta. Semangat percepatan AEC yang selaras dengan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) tercermin dalam upaya mitigasi emisi gas rumah kaca melalui penetapan kebijakan dan implementasinya yang efektif. Menyadari terbatasnya ketersediaan energi fosil dan ketidakstabilan harga minyak dunia, sangat esensial bagi negara ASEAN untuk menguatkan pengembangan energi baru terbarukan dan memasukkan porsi yang signifikan kepada energy mix setiap Negara. Scorecard sektor mineral akan terisi 100% bila AMCAP 2016‐2020 disetujui pada ASOMM Council meeting Lao PDR 2015 mendatang. Dari sekian banyak kriteria sukses penerapan AEC blueprint, scorecard sektor mineral memiliki performa terbaik. Di sisi lain, Indonesia, seperti negara ASEAN lainnya, belum dapat memenuhi target 15% Renewable Energy pada Energy Mix Indonesia. Hingga kini, komposisi energi baru terbarukan di Indonesian Energy Mix masih kurang dari 6%. Selain itu, target AEC yang belum terealisasi adalah pembangunan Trans Asia Gas Pipeline. Pembentukan pasar terintegrasi ASEAN diperkirakan dapat menciptakan empat belas juta lapangan pekerjaan baru pada tahun 2025. Menurut laporan Asian Development Bank dan
International Labor Organization, kemudahan perpindahan tenaga terampil di era AEC dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi hingga 7%. Sayangnya Indonesia tidak dapat menikmati benefit ini secara maksimal. Studi tersebut menyebutkan angka ekspektasi penambahan lapangan pekerjaan di Indonesia akan hanya sebesar 1.9 juta atau hanya 1.3% dari total lapangan pekerjaan yang telah tersedia. Lapangan kerja yang terbuka dengan berlakunya AEC diperkirakan akan diperuntukkan bagi tenaga yang memiliki keterampilan tinggi. Sementara ketersediaan tenaga kerja dari Indonesia kebanyakan berasal dari golongan pengetahuan dan keterampilan rendah akibat kurangnya pendidikan dan pelatihan profesi. Gap kompetensi ini berpotensi menurunkan produktivitas dan kemampuan tenaga kerja Indonesia untuk berkompetisi secara regional. Berlakunya AEC juga diperkirakan akan mendorong laju migrasi pekerja di kelas keterampilan menegah ke bawah. Kemenakertrans Muhaimin Iskandar menyatakan bahwa Indonesia perlu lebih baik lagi menetapkan strategi dalam penempatan tenaga kerja asing. Muhaimin juga menyatakan bahwa Indonesia perlu meningkatkan kualitas produk, nilai tambah dan keterampilan tenaga kerjanya dengan menawarkan pelatihan yang lebih baik dan mendorong penyerapan tenaga kerja lokal. Sukti Dasgupta, senior economist International Labor Organization yang juga menulis laporan analisis AEC menyatakan bahwa kepemilikan keterampilan yang tepat dalam menyongsong AEC sangatlah penting. Indonesia memiliki keutungan karena memiliki cadangan tenaga kerja muda terbanyak apabila dibandingkan dengan negara seperti Thailand dan Singapore yang tenaga kerjanya relatif berusia matang. Selain itu Indonesia juga diuntungkan karena memiliki pasar domestik yang besar. Di sektor pertambangan, sertifikasi terhadap usaha jasa pertambangan di Tanah Air dinilai sangat mendesak dalam rangka meningkatkan
kompetensi perusahaan nasional. Investasi di sektor jasa usaha pertambangan sejauh ini terus mengalami peningkatan dan berkontribusi terhadap penerimaan negara. Pada 2011, investasi sektor jasa usaha pertambangan mencapai Rpl2 triliun. Angka tersebut naik dibandingkan dengan 2010 yang sekitar Rp9,7 triliun. Adapun, nilai pembelanjaan nasional dan lokal usaha jasa pertambangan pada 2011 seperti dikutip Bisnis Indonesia 19 Juni 2013, tercatat Rp9,8 triliun, dan naik menjadi lebih dari Rpl4 triliun pada tahun lalu. Ketua Umum Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia (Aspindo) Tjahyono Imawan mengungkapkan bahwa perusahaan lokal harus memiliki kompetensi dan profesionalisme agar mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri, hal ini apabila tidak disikapi sejak dini, maka tenaga kerja Indonesia akan tergusur dari negeri sendiri. Sertifikasi usaha jasa pertambangan diperlukan untuk meningkatkan kompetensi perusahaan agar setara dengan kualitas internasional di mana, profesionalisme dalam hal pemenuhan kaidah teknis tambang, aspek komersial, dan best mining practice akan diukur berdasarkan standar global. Pemenuhan standar tersebut akan mendorong perusahaan jasa usaha pertambangan nasional bersaing secara kompetitif dengan perusahaan asing. Peran lembaga pendidikan dan pelatihan sangat signifikan dalam untuk memenuhi gap kompetensi sehingga tenaga kerja sektor pertambangan mineral dan batubara Indonesia dapat disertifikasi sesuai dengan standar global. Bukan hanya untuk area usaha jasa pertambangan saja, tetapi juga pengelola, dan aparatur pemerintah sebagai pengawas. Tidak sebatas hanya untuk jenis‐jenis pekerjaan teknis yang membutuhkan keterampilan tinggi, tetapi juga peningkatan kapasitas manajerial para pelaku kegiatan pertambangan, sehingga Indonesia dapat lebih siap dalam menghadapi ASEAN Economic Community 2015..
Info Pusdiklat Minerba
3
LIPUTAN KHUSUS
edisi ke VIII | 2014
DIKLAT PENYUSUNAN DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 Di era globalisasi dunia pendidikan dan pelatihan (Diklat) dituntut untuk selalu menjaga dan meningkatkan mutu. ISO 9001:2008 sebagai standarisasi organisasi internasional dapat dijadikan acuan untuk mendesain dan mengembangkan sistem penjaminan mutu pada suatu lembaga diklat. Standar ISO 9001:2008 sangat membantu dalam proses penetapan standar mutu, implementasi, evaluasi, audit dan perbaikan secara berkelanjutan. 4
Info Pusdiklat Minerba
D
engan demikian lembaga diklat dapat menghasilkan lulusan sesuai standar dan persyaratan yang d i teta p ka n s e ca ra ko n s i ste n d a n berkelanjutan. Sejak tahun 2011 Pusdiklat Mineral dan Batubara memperoleh Sertifikat Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dari Tuv Rheinland Cert GmbH Certifies. Sebagai salah satu bentuk sosialisasi dan untuk memahami lebih dalam ISO 9001:2008, telah dilaksanakan Pendidikan dan Pelatihan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 khusus untuk lingkungan internal Pusdiklat Mineral dan Batubara. Pendidikan dan Pelatihan ini diselenggarakan untuk membangun pemahaman Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 pada suatu lembaga diklat. Sehingga sangat penting meningkatkan mutu dan daya saing Pusdiklat Mineral dan Batubara yang berkomitmen menghasilkan layanan bermutu serta kinerja yang tinggi.
Dengan mengikuti diklat ini, peserta diklat diharapkan dapat memahami konsep, mengimplementasikan, dan mengembangkan sistem manajemen mutu di lingkungan Pusdiklat Mineral dan Batubara sesuai visi dan misi organisasi sehingga tercipta budaya mutu yang berkelanjutan. Diklat ini diikuti 15 orang perwakilan jajaran manajemen Pusdiklat Mineral dan Batubara dari masing‐masing bidang/bagian dan pejabat fungsional. Diklat berlangsung 4 hari dengan materi terdiri dari: Sejarah IWA2; Prinsip Manajemen Mutu; Elemen IWA2; Sistem Manajemen Mutu; Tanggung Jawab Manajemen; Pengelolaan Sumber Daya; Realisasi Pelayanan Pendidikan; Pengukuran, Analisa, dan Peningkatan; Dokumentasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 (SOP Wakil Manajemen Mutu, dan SOP pada masing‐masing Bidang/Bagian di Pusdiklat Mineral dan Batubara).
Info Pusdiklat Minerba
5
LIPUTAN KHUSUS
edisi ke VIII | 2014
K
KUNJUNGAN MENTERI ESDM
SUDIRMAN SAID Badan Diklat ESDM umumnya dan Pusdiklat Minerba khususnya, mendapatkan kehormatan dengan kunjungan Menteri ESDM, Sudirman Said di Gedung Pusdiklat Minerba, 20 November lalu. Kunjungan ini bertujuan memberikan pembekalan kepada peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat III dan IV. Di sela‐sela kesibukannya, Sudirman Said berkesempatan memberikan ceramah umum kepada para peserta diklat dan pegawai di Lingkungan Pusdiklat Minerba dan Puslitbang Tekmira. 6
Info Pusdiklat Minerba
unjungan ini adalah kunjungan pertama dari menteri yang pernah menjabat di kementerian ESDM ini. Sudirman menganggap penting memberi pembekalan kepada peserta diklat karena menurutnya diklat adalah persemaian dari masa depan organisasi. Didampingi Sekretaris Jenderal Teguh Pamudji dan Kepala Badan Diklat Djajang Soekarna, ia memberi pembekalan kepada peserta Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pimpinan III dan IV. Suasana yang tercipta tidaklah terlalu formal. Sudirman sering melontarkan candaan yang memancing tawa. Pada kesempatan tersebut, para peserta dapat berdialog langsung dengan Sudirman. Selain Pusdiklat Minerba, Sudirman juga melakukan kunjungan silaturahmi ke Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara, untuk tatap muka dengan para pegawai di lingkungan Badan Litbang ESDM, yang bertempat di gedung SM Sair Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara ‐ tekMIRA Bandung. Pada forum ini, Kepala BadanLitbang ESDM, FX. Sutijastoto menyampaikan hasil litbang unggulan dan profil unit puslitbang tekMira dan Puslitbang Geologi Kelautan Seperti gasifikasi batubara dan survei data kemaritiman. Dalam rangka penataan pengelolaan sektor energi dan Sumber Daya Mineral, Menteri ESDM Sudirman Said menegaskan perlunya memberi makna kepada apa yang kita kerjakan, sehingga pola pikir,
sikap, serta cara kerja tidak hanya sekadar rutinitas, namun harus sejalan dengan visi membangun masa depan bangsa. Dengan demikian diharapkan seluruh jalan pikiran, keputusan, tindakan dan sikap untuk sebesar‐besarnya bermanfaat bagi bangsa. Sektor ESDM merupakan sektor yang strategis, menjadi tulang punggung fiskal negara nomor dua terbesar dalam sumber penerimaan negara setelah pajak. Kepada seluruh pegawai di jajaran Kementerian ESDM Sudirman Said mengajak untuk membangun kembali kepercayaan publik (public trust) kepada sektor energi dan sumber daya mineral. Info Pusdiklat Minerba
7
TOKOH
Dra. Retno Damayanti, Dipl. EST. Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batubara
P
engalamannya menggeluti bidang Mineral dan Batubara cukup panjang. Pekerjaan sebagai Asisten Peneliti Madya hingga Peneliti Madya sempat disandangnya sebelum menempati posisi saat ini sebagai Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batubara, Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara. Wanita asal Yogyakarta kelahiran 22 Oktober ini meraih gelar master di International Institute Hydraulic and Environmental Engineering, Delf, Belanda dan Environmental Science and Technology. Di waktu luangnya, istri dari Dr. Hendra Grandis dan ibu dari 2 anak (Nadia Rahmania dan Raisha Pradisti) ini gemar membaca buku dan mendengarkan musik klasik.
8
Info Pusdiklat Minerba
edisi ke VIII | 2014
Berikut petikan wawancara Info Minerba dengan Dra. Retno Damayanti, Dipl. EST. T: Bisa diceritakan perjalanan Ibu sejak menjadi peneliti dulu? J: Pertama menjadi peneliti secara formal di tahun 1998 kalau tidak salah, sebelumnya saya sudah berkecimpung di penelitian tapi belum dalam wadah fungsional peneliti seperti saat ini. Awalnya berhubungan dengan karakterisasi batubara. Setelah menyelesaikan tugas belajar terkait pencemaran udara dalam pemanfaatan batubara, saya kemudian lebih banyak meneliti dari sisi lingkungan yang berhubungan dengan pemanfaatan batubara. Ini berlanjut sampai saya harus berpindah di kelompok penelitian mineral. T: Bagaimana pengalaman Ibu ketika menjadi pengajar di Pusdiklat Minerba? J: Mengajar memberikan saya lebih banyak wawasan dan selalu harus mengupdate ilmu saya.
T: Bagaimana tantangan yang ibu hadapi saat ini? Apakah berbeda dengan ketika ibu masih menjabat sebagai kepala Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara? J: Tantangan secara fisik dan psikologis lebih berat saat ini. Konsistensi harus selalu dipertahankan dalam segala aspek. Terlebih ini berhadapan dengan dunia nyata di perencanaan pengusahaan berikut implementasi dan kendalanya.
Pusdiklat Minerba Tahun Lalu. Struktur ASEAN Senior Official Meeting on Minerals lebih terstruktur daripada AFOC, ASOMM memiliki empat working group dan ada lembaga Counterpart di KESDM yang menjadi penanggung jawab di setiap working group tersebut. Direktorat Pembinaan Program Minerba untuk Working Group on Trade and Investment in Minerals, Pusdiklat Minerba untuk Working Group on Capacity Building in Minerals, Puslitbang Tekmira untuk Working Group on Sustainable Mineral Development, dan Pusat Sumber Daya Geologi untuk Working Group on Mineral Information and Database. Indonesia menjadi Country Coordinator untuk lebih dari 30% program kerja yang tertuang dalam AMCAP periode 2011‐2015, untuk penyusunan AMCAP 2016‐2020 pun Indonesia berpartisipasi aktif memberikan masukan dan berharap dapat kembali berpartisipasi menjadi leader dalam initiatives‐initiatives yang kemudian akan disetujui.
T: Bisa Ibu ceritakan, bagaimana kiprah indonesia di forum ASEAN seperti AFOC dan ASOMM saat ini? J: Dalam dua forum tersebut Direktorat Jenderal Minerba cq. Direktorat Pembinaan Program Mineral dan Batubara menjadi focal point. Bisa diklatakan Indonesia sangat aktif dalam dua forum tersebut, salah satu kontribusi paling menonjol adalah pembangunan database Batubara dan Mineral ASEAN yaitu ASEAN Coal Database dan ASEAN Mineral Resource Information System yang dikerjakan oleh Pusat Sumber Daya Geologi. Indonesia juga menjadi Country Coordinator untuk beberapa Program Kerja ASEAN Forum on Coal lainnya, semisal Workshop Carbon Capture and Storage yang diselenggarakan oleh
T: Menyongsong ASEAN conomic Commnity 2015, bagaimana pendapat Ibu mengenai partisipasi Indonesia dalam forum‐forum tersebut dapat memberikan competitive advantage dalam menghadapi AEC 2015? J: Menurut saya salah satu aspek penting untuk dapat bertahan dalam persaingan di era globalisasi ini, adalah kepemilikan informasi. Dengan mengikuti forum‐forum tersebut kita senantiasa selalu mendapatkan update perkembangan terbaru mengenai kondisi sektor mineral dan batubara di ASEAN. Beberapa program kerja ASOMM dan AFOC bahkan difokuskan sebagai ajang pertukaran informasi mengenai regulasi, kesempatan investasi bahkan
T: Bagaimana kesan ibu setelah menempati posisi baru sebagai direktur pembinaan program Mineral dan Batubara? J: Intinya sebenarnya mengelola struktural di bidang riset hampir tidak jauh beda dengan di institusi non riset. Hanya sekarang saya harus banyak belajar tentang hal‐hal yang tidak terlalu teknis atau non teknis, tapi lebih banyak ke masalah regulasi dan kebijakan.
Info Pusdiklat Minerba
9
TOKOH
teknologi terkini yang sedang diterapkan dan/atau dikembangkan. Data‐data tersebut dapat digunakan untuk membaca pasar regional ASEAN dan positioning Indonesia di ASEAN, tentunya kita juga harus bersikap strategis dalam menyikapi hal ini, terutama dalam hal membagikan informasi yang sifatnya sensitif. Karena pada dasarnya program kerja yang disepakati tentunya diharapkan menguntungkan bagi semua Negara ASEAN. Selain itu forum‐forum di bawah ASEAN juga merupakan ajang silaturahmi terutama bagi para pembuat kebijakan. Saya rasa tidak dapat ditampik bahwa kedekatan personal cukup berpengaruh dalam proses negosiasi, karenanya silaturahmi dengan rekan kerja dari ekonomi ASEAN lain perlu terus dijaga, salah satunya melalui partisipasi dalam forum‐forum ini. T: Menurut pandangan ibu dampak signifikan apa yang dapat dibawa oleh Berlakunya AEC 2015 ke sektor pertambangan di Indonesia? J: AEC diperkirakan membuka lapangan kerja baru kerja dan di sisi lain juga mendorong laju migrasi pekerja di kelas keterampilan menegah ke bawah. luasnya area Indonesia dan fakta bahwa industri pertambangan masih menjadi andalan pemasukan negara mengindikasikan bahwa AEC akan lebih jauh lagi meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dikontribusikan oleh sektor pertambangan. Walaupun harga batubara saat ini sedang turun, iklim investasi di Indonesia dapat dikatakan cukup kondusif, terutama di area peningkatan nilai tambah. Dengan banyaknya Negara seperti China dan Rusia yang tertarik untuk mendirikan smelter dan refinery di Indonesia, dengan ketersediaan negara terampil dan expert dari Negara ASEAN maka pendirian tersebut akan semakin mudah. Tapi di sisi lain, masih terdapat porsi tenaga kerja asli Indonesia di sektor pertambangan yang belum mampu bersaing dengan tenaga dari Malaysia dan Thailand, bukan berarti tenaga Indonesia kurang terampil tapi belum umumnya sertifikasi profesi bagi para pekerja tambang. Saat ini baru Pengawas Operasional, Juru Ukur dan Juru Selain itu penguatan kapasitas institusi daerah baik pemerintah dan swasta Ledak saja. serta peningkatan kemampuan tenaga kerja berbasis kompetensi yang tersertifikasi sangat penting untuk menghadapoi AEC, globalisasi dunia dalam T: Bagaimana pendapat ibu mengenai kesiapan sektor mineral dan batubara waktu dekat ini. Penerapan mining practices berstandard internasional baik di Indonesia dan apa yang dapat Ibu sampaikan kepada para share holder dan aspek teknis dan managerial, misalnya sertifikasi ISO dan rekrutmen pegawai stake holder pertambangan Indonesia dalam menghadapi AEC 2015? yang memiliki sertifikasi profesi perlu dilakukan oleh pertambangan milik lokal AEC membuka peluang juga di saat yang bersamaan membuat Indonesia untuk dapat bertahan dalam persaingan. menjadi vulnerable, mitigasi hal tersebut dapat dilakukan dengan Dalam masa transisi ini tentu perlu banyak penyesuaian dari semua pihak, baik mensolidkan “aturan main” sektor pertambangan di Indonesia, bisa melalui itu untuk pemerintah pusat, daerah, sektor industri, bahkan counterpart kita di pembuatan pedoman‐pedoman teknis, penerbitan regulasi pendukung, negara ASEAN. Penguatan koordinasi antara pemangku kepentingan adalah sinkronisasi antara kebijakan pusat dan daerah serta sosialisasi kebijakan, kunci agar Indonesia tetap memiliki bargaining position yang kuat di AEC regulasi dan pedoman tersebut sehingga iomplementasinya dapat menjadi dalam jangka panjang. seragam dan konsisten.
10 Info Pusdiklat Minerba
FORUM
edisi ke VIII | 2014
Tanya jawab mengenai informasi seputar Pusdiklat Minerba yang dikelola oleh tim redaksi Pusdiklat Minerba Perkenalkan nama saya Hady, bekerja di Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kotabaru ‐ Kalimantan Selatan. Yang ingin saya tanyakan: 1. Apakah untuk diklat yang bersumber dari APBN dapat diikuti oleh instansi di luar pertambangan? 2. Untuk registrasi via dokumen cetak dikirimnya via email atau pos pak/ibu? Untuk pas foto apakah dikirimkan juga? F. Hady Amrullah (
[email protected]) Jawab: 1. Kegiatan diklat yang bersumber dari APBN dapat diikuti oleh peserta diluar lingkungan Kementerian ESDM, dengan catatan: ‐ Instansi pemerintahan; ‐ Sesuai dengan tugas dan fungsi organisasi; ‐ Pegawai Negeri Sipil (PNS). 2. Pendaftaran dapat dilakukan secara online melalui website kami di http://www.pusdiklat‐minerba.esdm.go.id/, atau melalui email. Dan segera konfirmasi apabila Saudara telah mendaftar, pas foto tidak perlu dikirimkan (bisa diserahkan pada saat registrasi). Kami mohon info Bapak/Ibu, jika kami menginginkan menjadi calon peserta Diklat POM, bagaimana untuk pengurusan secara kolektif perusahaan dan jika secara pribadi? Lalu seperti apa prosedur dan proses serta kebutuhan administrasinya agar kami bisa mempersiapkan dari jauh‐jauh hari. Arofik Anwar (PT. Arkananta Apra Pratista – Balikpapan) Jawab: Proses pendaftaran secara kolektif maupun perorangan sebagai berikut: • ∙Mengirimkan surat permohonan resmi dari perusahaan (perorangan
• •
untuk saat ini belum bisa); ∙Melampirkan formulir biodata peserta (dapat didownload di website http://www.pusdiklat‐minerba.esdm.go.id/); Melampirkan formulir pra uji kompetensi (dapat didownload di website http://www.pusdiklat‐minerba.esdm.go.id/).
Proses seleksi: • Bagi peserta yang telah mendaftar tidak serta merta dapat mengikuti diklat sesuai dengan jadwal yang diinginkan; • Bagi peserta yang telah lulus seleksi Pra Uji Kompetensi akan mendapatkan surat panggilan untuk mengikuti kegiatan diklat POM; • Kami akan mengkonfirmasi keikutsertaan calon peserta melalui telepon. Biaya diklat POM sebesar Rp 8.600.000 (sudah termasuk bahan/materi diklat, alat‐alat tulis dan tas, penginapan dan makan).Kegiatan diklat dilaksanakan selama 6 hari kerja, yang terdiri atas 4 hari teori dan 2 hari ujian (lisan dan tulisan). Pengumuman Kelulusan akan disampaikan minimal 2 minggu setelah pelaksanaan, dan akan disampaikan melalui email. Sertifikat akan disampaikan minimal 1 bulan setelah pengumuman hasil uji kompetensi. Mudah‐mudahan informasi yang kami sampaikan dapat membantu. Terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya.
Kirimkan pertanyaan anda seputar Pusdiklat Mineral dan Batubara ke alamat redaksi : Pusdiklat Mineral dan Batubara Jl. Jendral Sudirman No 623Bandung, Indonesia atau email : info@pusdiklat‐minerba.esdm.go.id
Info Pusdiklat Minerba
11
JEJARING KERJASAMA
edisi ke VIII | 2014
IMPLEMENTASI ASEAN MINERALS COOPERATION ACTION PLAN 2010 – 2015 The 14th ASEAN Senior Official Meeting on Mineral (ASOMM) dan The 7th ASOMM+3 Meeting berlangsung pada 21‐23 Oktober 2014, di Siem Reap, Kamboja. Pertemuan The 14th ASOMM dihadiri delegasi dari Brunei Darussalam, Indonesia, Lao PDR, Malaysia, Thailand, Singapore dan Vietnam serta staf dari sekretariat ASEAN. Sedangkan The 7th ASOMM +3 diikuti delapan negara ASEAN plus China, Jepang dan Korea, serta Sekretariat ASEAN
12 Info Pusdiklat Minerba
P
ertemuan dibuka oleh Sok Khavann, Secretary of State, Ministry of Mines and Energy, Cambodia. Dalam sambutannya disampaikan agar kerjasama ASEAN di bidang mineral akan lebih meningkat, terutama dalam menghadapi Komunitas ASEAN tahun 2015. Sehubungan akan berakhirnya ASEAN Minerals Cooperation Action Plan (AMCAP) 2010‐1015, diharapkan para Senior Official dapat mulai merumuskan AMCAP 2016‐2020. Pertemuan ke‐14 ASEAN Senior Official Meeting on Mineral (ASOMM) Pertemuan dipimpin oleh Yos Mony Rath, Director General of General Department of Mineral Resources of Ministry of Mines and Energy of Cambodia didampingi Vice Chairman Dr. Simone Phichith, Director General of Department of Mine, Lao PDR. Delegasi Indonesia dipimpin Dra. Retno Damayanti, Dipl. EST. Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batubara, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, didampingi pejabat dari unsur Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Koordinator bidang Perekonomian dan Kementerian Luar Negeri. Pertemuan melaporkan mengenai kemajuan implementasi ASEAN Minerals Cooperation Action Plan (AMCAP) 2010 – 2015 dan membahas berbagai perkembangan kerjasama yang dilaksankan dalam kerangka ASOMM melalui empat working group, yang telah dilaksanakan pada 26‐27 Agustus 2014 yaitu:
1. Working Group on Trade and Investment in Mineral (WGTIM) Pada pertemuan tersebut disampaikan bahwa dari 15 measure/rencana aksi yang terdapat dalam strategi 1 – Facilitating and Enhancing trade and Investment in Mineral, AMCAP 2011 – 2015, 3 di antaranya telah dilaksanakan dan 12 rencana aksi sedang dalam proses pelaksanaan. Rencana aksi yang dilaksanakan Indonesia, yaitu Seminar on Permit Policy and Mechanism for Mineral Mining License in ASEAN bertempat di Bukit Tinggi (27 Agustus 2013). Pada pertemuan ASOMM tersebut, Indonesia menyampaikan pelaksanaan 'Seminar on Mining Business and Investment Opportunities of the Rare Earth Minerals' yang dilaksanakan di Yogyakarta pada 10 September 2014. Dan pada April 2015, Indonesia akan mengadakan 'Seminar on Mining business and Investment Opportunity in Increasing Added Value of precious Stones'. 2. Working Group on Sustainable Mineral Development (WGSMD) Status implementasi Strategi 2 Promoting Environmentally and Socially Sustainable Mineral Development, AMCAP dilaporkan bahwa dari 17 measures/rencana aksi, 5 rencana aksi ditunda untuk dilaksanakan, 1 rencana aksi untuk proyek pipeline dan 1 rencana aksi dijadwalkan dilaksanakan pada tahun 2015. Adapun rencana aksi yang telah dilaksanakan Indonesia, yaitu 'Research of Low Grade bauxite Processing' pada tahun 2014, Seminar on Reclamation, Mine Closure and Minerals Conservation di Yogyakarta pada 10 Oktober 2014, back to back dengan pelaksanaan Seminar on Mining Business and Investment Opportunities of the Rare Earth Minerals. Pada pertemuan ASOMM, special task force yang dibentuk pada saat pertemuan WGSMD telah mulai mengidentifikasi kriteria‐kriteria dalam pemberian ASEAN award untuk The Recognition for Best Parctices for Environmentally and Socially Sustainable Mineral Development. 3. Working Group on Capacity Building in Minerals (WGCBM) Dalam Strategis Strengthening Institutional and Human Capacities,
AMCAP disampaikan bahwa dari 16 measures/rencana aksi. Indonesia telah melaksanakan beberapa rencana aksi yaitu Regional Workshop on Understanding Extractive Industries Transparency Initiative di Solo pada 10 Oktober 2012, Workshop on Mine Rehabilitation and Sustainable Development di Bandung pada 14 ‐17 Oktober 2012, Training Program on Geological Surveys and Resources Mapping di Bandung pada 27 ‐31 Mei 2013 dan Workshop on Tin and industrial Minerals Processing di Pangkal Pinang, Bangka Belitung pada 3 ‐5 Juni 2014. 4. Working Group on Mineral Information and Database (WGMID) Pertemuan WGMID telah dilaksanakan di Siem Reap, Kamboja pada 27 Agustus 2014. ASEAN Minerals Information and Database berada di bawah strategi 1‐Facilitating and Enhancing Trade and Investment in Mineral, AMCAP dengan 6 measures/action plan terkait Minerals Information and Database, di mana 5 rencana aksi sedang dalam proses pelaksanaan dan 1 rencana aksi telah dilaksanakan. Beberapa rencana aksi yang dilaksanakan oleh Indonesia yaitu: Workshop on ASEAN Mineral and Information System di Bali pada 25 ‐28 Juni 2013, Workshop of ASEAN Mineral Resources Database di Bandung pada 12 – 16 Mei 2014 serta pembuatan portal ASEAN Mineral Database (AMD) dan ASEAN Minerals Database and Information System (AMDIS) dengan lokasi server portal berada di Bandung. AMD dan AMDIS diluncurkan pada saat pertemuan ke‐4 AMMin di Bali tahun2013. Sesuai mandat para Menteri pertemuan ke‐4 ASEAN Ministerial Meeting on Minerals (AMMin) kepada para Senior Official untuk memformulasikan AMCAP 2016 – 2020, direncanakan pada kwartal pertama tahun 2015 akan dilakukan pertemuan pertama Joint ASOMM Working Group Meeting (ASOMM JWG) di kantor Sekretariat ASEAN. Pertemuan pembahasan draft AMCAP 2016 – 2020 akan dilanjutkan pada pertemuan kedua di Laos saaat pertemuan ke‐12 ASOMM Working group meeting tahun 2015. Diharapkan AMCAP 2016 – 2020 dapat diadopsi pada pertemuan ke‐5 AMMin tahun 2015. Malaysia telah
Info Pusdiklat Minerba
13
JEJARING KERJASAMA
ditunjuk sebagai lead coordinator pembahasan draft AMCAP dimaksud. Pada pertemuan ke‐14 ASOMM disampaikan mengenai jumlah dana ASEAN Mineral Trust Fund (AMTF) yang telah terkumpul sebesar USD 329.126,51 ditambah bunga dan dipotong administrasi bank menjadi total USD 332.332,04. Tiap negara mempunyai kewajiban untuk menyampaikan kontribusi sebesar USD 15.000,00 yang dapat dicicil selama 5 tahun. Adapun negara yang belum membayar hingga saat ini adalah Filipina dan Indonesia. Meskipun belum ada keputusan pasti dari semua pihak di dalam negeri, pada pertemuan ke‐11 Working Group on Mineral di Siem Reap pada 26 ‐27 Agustus 2014, Indonesia telah menyatakan komitmennya untuk membayar kontribusi tahun 2012‐2014 pada awal tahun 2015. AMTF akan digunakan untuk mendukung kegiatan‐kegiatan yang berada di bawah kerangka AMCAP dan telah disetujui pada pertemuan ASOMM. Pada pertemuan tersebut dibahas juga mengenai Rules of procedure of The AMTF, khususnya mengenai poin apa saja yang dapat dibiayai dari dana AMTF. Pertemuan ke‐7 ASEAN Senior Official Meeting on Mineral (ASOMM) + 3 Pertemuan dipimpin oleh Yos Mony Rath, Director General of General Department of Mineral Resources of Ministry of Mines and Energy of Cambodia sebagai Chairman dengan Vice Chairman dari negara plus three, yakni Dr. Shu Siqi,
14 Info Pusdiklat Minerba
edisi ke VIII | 2014
Acting Director of International Cooperation Division, Ministry of Land and Resources, China; Koji Yamamoto, Assistant General Manager, Japan Oil, Gas and Metals National Cooperation; dan Yoon Youngin, First Sectretary, Mission of the Republic of Korea ASEAN. Delegasi Indonesia dipimpin Dra. Retno Damayanti, Dipl. EST, Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, didampingi pejabat dari unsur Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Koordinator bidang Perekonomian dan Kementerian Luar Negeri. Pertemuan melaporkan dan membahas berbagai perkembangan kegiatan kerjasama yang dilaksanakan dalam kerangka ASOMM + 3, dengan hal‐hal yang mengemuka, sebagai berikut: ‐ Study Processing of Rare Earth Minerals diusulkan oleh Indonesia dan telah disetujui pada pertemuan ke‐10 WGSMD bulan Agustus 2013 dan telah dibahas kembali pada pertemuan ke‐7 ASOMM + 3 untuk mendapatkan bantuan dari negara plus three, di luar kontribusi Indonesia sebesar USD 169,330.00. ‐ Pelaksanaan seminar “Utilisation of Low Grade Bauxite”, diusulkan Indonesia dan telah disetujui pada pertemuan ke‐7 ASOMM +3 dan masih menunggu dukungan dana dari Negara plus three. ‐ Training on identification and evaluation Queartz Rock Resources for various Application in the ASEAN Region, diusulkan Indonesia dan disetujui pada saat pertemuan ke‐10 WGCBM
‐
bulan Agustus2013 dan pada pertemuan ke‐11 WGCBM kembali dibahas untuk memperoleh dukungan dana dari negara plus three. China mengusulkan dua proyek, yaitu Seminar on Geological Environment and Karst Geological Mapping among China and ASEAN Member Countries dan Field Work Training on Low Geochemical Mappipng‐Technology and Methodology. Mengenai waktu perlaksanaan dan sumber pendanaan akan diinformasikan selanjutnya.
Sekretariat ASEAN dalam pertemuan ke‐7 ASOMM +3 meminta beberapa tindak lanjut atas proyek yang dilaksanakan dalam kerangka ASOMM +3, terutama dukungan negara‐negara plus three (China, Jepang dan Korea), hal ini terkait akan beberapa proyek yang disepakati untuk didanai plus three, namun kurang ditindaklanjuti pada pertemuan tersebut, Jepang pada pertemuan tersebut, menyatakan kesulitannya untuk mengeluarkan dana akibat kondisi ekonomi yang kurang stabil. Hasil‐hasil pelaksanaan pertemuan ke‐14 ASOMM dan pertemuan ke‐7 ASOMM +3 akan disampaikan pada pertemuan ke‐5 AMMin yang akan dilaksanakan di Laos pada tahun 2015.
KERJASAMA TIMOR LESTE-INDONESIA
DALAM CAPACITY BUILDING Belum genap 10 tahun Timor Leste menjadi negara merdeka. Peningkatan pembangunan di berbagai aspek perlu dilakukan untuk menjaga stabilitas politik ekonomi dan sosial.
K
ondisi ini merupakan prasyarat agar Timor Leste bisa setara dengan negara‐negara tetangganya melalui kerjasama bilateral maupun multilateral. Apalagi mengingat Timor Leste merupakan negara baru sehingga perlu membangun hubungan harmonis guna memenuhi kepentingan nasional yang tidak bisa terpenuhi di dalam negeri. Iklim demokratis Timor Leste sangat mendukung kelancaran hubungan kerjasama dengan negara besar. Selain itu Timor Leste memiliki potensi sumber daya alam yang kaya seperti kandungan emas, emas putih, minyak bumi, batubara, besi, gas, pasir, besi, nikel, batu permata, batu kaca, batu laut Timor hingga mangan. Selain digunakan untuk memperoleh devisa negara, hal ini bisa
meningkatkan posisi tawar Timor Leste untuk mendapatkan bantuan dari negara lain. Pemanfaatan kekayaan alam atau dalam hal ini kegiatan pertambangan bahan galian harus dibarengi dengan kegiatan pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan tersebut, sehingga kegiatan akan memiliki nilai tambah bagi peningkatan pendapatan nasional guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat di Timor Leste dan menjalin hubungan diplomatik yang baik dengan negara lain. Bila kita bandingkan dengan negara tetangga, Timor Leste merupakan negara paling tertinggal dalam hal pembangunan. Hal ini disebabkan masih barunya Timor Leste untuk bisa menentukan sendiri pembangunan dan perkembangannya,
Info Pusdiklat Minerba
15
JEJARING KERJASAMA
SUDUT
edisi ke VIII | 2014
69 TAHUN PERTAMBANGAN & ENERGI WUJUDKAN KETAHANAN & KEMANDIRIAN ENERGI
serta banyaknya konflik yang terjadi sehingga menghalangi pembangunan yang sedang dijalankan. Namun bila Timor Leste bisa memanfaatkan potensi yang dimilikinya dan dengan bantuan negara lain khususnya Australia, Portugal dan Indonesia bukan tidak mungkin perkembangan Timor Leste bisa lebih baik dari negara‐negara di Pasifik Selatan ataupun juga negara negara di Asia Tenggara. Tahapan yang bisa dilakukan Timor‐Leste untuk bisa setidaknya menjadi negara maju di kawasannya, pertama dengan benar‐benar memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya untuk pembangunan dalam negeri, walaupun ada bantuan dari pihak asing hendaknya diperhatikan dulu bentuk kerjasamanya jangan sampai pihak asing malah mengeruk sumber daya yang ada tanpa ada manfaat besar yang diterima oleh rakyat Timor Leste. Kedua, bisa lebih membangun hubungan baik dengan negara‐negara di kawasan khususnya negara tetangga dan negara‐negara maju di kawasan lainnya, sehingga potensi yang ada bisa bisa dimanfaatkan secara global yang akan menguntungkan Timor Leste sendiri. Ketiga, mengatasi permasalahan konflik di dalam negeri supaya keadaan nasional Timor Leste bisa lebih kondusif dan stabil sehingga investor bisa mendapatkan kepercayaan untuk menanam investasinya di Timor Leste. Ke empat, Timor Leste
16 Info Pusdiklat Minerba
harus bisa berperan di dalam sistem internasional baik itu aktif dalam berbagai organisasi internasional ataupun forum‐forum komunikasi internasional dalam pemecahan masalah‐masalah global, hal ini untuk menunjukkan eksistensi Timor Leste sebagai negara yang aktif di kancah dunia. Dengan tahap‐tahap tersebut diharapkan Timor Leste bisa lebih maju di tahun‐tahun berikutnya. Sejak dimulainya kerjasama antara Pusdiklat Mineral dan Batubara dan Ministry of Petroleum and Mineral Resources, Department of Mineral Republic of Timor Leste dalam penyelenggaraan Training of Basic Mining Supervision “Capacity Building Programme for Timor Leste Official” yang dikuti10 orang peserta dari Timor Leste dan berlangsung 3 Februari‐ 7 Maret 2014 di Pusdiklat Minerba, Timor Leste mengharapkan adanya kelanjutan kerjasama training tersebut dengan Indonesia melalui kesepakatan dalam MoU. Menindaklanjuti hal tersebut Pusdiklat Minerba menerima kedatangan tim Timor Leste kembali pada tanggal 26 Agustus 2014 untuk membahas rencana kerjasama berikut penyusunan draft MoU. Jadwal kunjungan ke Indonesia tidak hanya ke Pusdiklat Minerba saja tapi dilakukan kunjungan lapangan ke PT. Bandung Marmer pabrik marmer yang terletak di daerah Padalarang, Jawa Barat, untuk benchmarking dari proses pembuatan marmer sampai proses perizinan yang dilakukan
Setiap tanggal 28 September, Pertambangan dan Energi memperingati hari jadinya. Peringatan ke‐69 yang jatuh pada tahun ini mengambil tema Dengan Semangat Hari Jadi Pertambangan dan Energi Kita Wujudkan Ketahanan dan Kemandirian Energi Nasional untuk Kesejahteraan Rakyat. oleh perusahaan yang ada di Indonesia. Selain membahas MoU dan Implementation plan, pihak Timor Leste juga melakukan kunjungan ke PT. Bandung Marmer untuk benchmarking dari proses. Diskusi informal tersebut dipimpin oleh Suryanto pihak dari PT. Bandung Marmer, selain proses pembuatan marmer dan proses perizinan, Suryanto juga mengajak keliling rombongan untuk melihat‐lihat marmer yang telah jadi. Acara kunjungan pun berakhir dengan pembagian cinderamata dari pihak Pusdiklat Minerba yang diserahkan Wien Evayanti kepada Suryanto. Timor Leste sangat mengharapkan bantuan dari Indonesia terutama dalam penyiapan sumber daya manusianya dalam rangka pembangunan di negara Timor Leste.
A
cara peringatan dilaksanakan pada 2 Oktober lalu dengan menggelar upacara dan pameran sektor ESDM yang dilaksanakan di kantor kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dipimpin wakil menteri ESDM, Susilo Siswoutomo. Upacara peringatan dihadiri para pejabat eselon I dan II di lingkungan kementerian ESDM, anggota DEN, pejabat BPH Migas, dan SKK Migas, direksi BUMN dan stakeholder sektor ESDM, para mantan pejabat Eselon I Kementerian ESDM, perwakilan staf unit Eselon I kementerian ESDM, serta Dharma Wanita Kementerian ESDM.
Ketua panitia HPE ke‐69 Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Jarman, mengajak seluruh masyarakat dan para pemangku kepentingan di sektor ESDM untuk mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi. Antara lain dengan meningkatkan produksi minyak dan gas bumi, mengurangi impor bahan bakar minyak, mengembangkan energi baru terbarukan, serta membudayakan hemat energi. Dalam kesempatan itu juga diberikan penghargaan Dharma Karya Energi dan Sumber D a y a M i n e r a l ke p a d a 3 5 p e n e r i m a penghargaan dari unit Kementerian ESDM dan BUMN sektor ESDM atas jasa‐jasanya dalam mengembangkan sektor energi dan sumber daya mineral. Selain itu penghargaan K3 sektor minerba juga akan diberikan kepada 5 perusahaan yang memberikan perhatian khusus kepada keselamatan dan kesehatan kerja di sub sektor mineral dan batubara. Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Mineral dan Batubara (Minerba) sebagai satuan unit dari Badan Diklat (Badiklat) ESDM turut serta dalam pameran, untuk memberikan informasi terkait pendidikan dan pelatihan yang tersedia. Selain itu 5 satker lainnya seperti: Pusdiklat Geologi, Pusdiklat Migas, Pusdiklat KEBTKE, Balai Diklat Tambang Bawah Tanah, dan STEM Akamigas turut serta dalam pameran tersebut.
Usai upacara peringatan, Susilo Siswoutomo melakukan kunjungan ke setiap stan pameran, termasuk stan Badiklat ESDM. Beliau menanyakan informasi mengenai pendidikan dan pelatihan yang tersedia, serta bagaimana peserta dan widyaiswara yang tersedia.
Info Pusdiklat Minerba
17
SUDUT
edisi ke VIII | 2014
KUNJUNGAN LAPANGAN PESERTA DIKLAT MOT DI LINGKUNGAN KEMENDAGRI
K
ementerian Dalam Negeri melakukan kunjungan ke Pusdiklat Mineral dan Batubara (Minerba) untuk kedua kalinya. Kunjungan kali ini merupakan kunjungan lapangan peserta diklat Management of Training (MOT) di Lingkungan Pemerintah Daerah. Tujuannya memberikan gambaran kepada para peserta diklat mengenai konsep pelaksanaan pendidikan di Pusdiklat Minerba. Program ini merupakan rangkaian diklat berupa field trip. Sebanyak 34 orang peserta dari seluruh Indonesia mengikuti kegiatan diklat MOT yang berlangsung 25 Agustus hingga 6 September 2014. Acara diresmikan Kepala Pusdiklat Mineral dan Batubara, Hedi Hidayat dan Kepala Badan Diklat Kementerian Dalam Negeri yang diwakili Kepala
Bidang Profesionalisme Diklat, Aslinah, di gedung Pusdiklat Minerba Lantai 4 ruang 6, 4 September lalu. “Kunjungan ini merupakan suatu kesempatan yang positif untuk dapat bersilaturahmi serta saling bertukar pengalaman dan menggali informasi guna meningkatkan pelayanan pendidikan dan pelatihan,” Ucap Hedi dalam sambutannya. Acara dilanjutkan dengan presentasi mengenai profil Pusdiklat Minerba yang disampaikan Kepala Bidang Standar dan Sarana Prasarana, Wawan Supriatna, dan dimoderatori Kepala Sub Bidang Kerjasama dan Informasi, Wien Evayanti Redina. Antusiasme para peserta diklat tampak dalam partisipasi mereka mengajukan banyaknya
PELATIHAN SIG DAN PENYUSUNAN DATA
pertanyaan, saat penyampaian materi mengenai profil Pusdiklat Minerba yang disampaikan Wawan Supriatna selaku Kepala Bidang Standar dan Sarana Prasarana yang juga dimoderatori Kepala Sub Bidang Kerjasama dan Informasi, Wien Evayanti Redina.
M
anado – Penerapan Sistem Informasi Geografi (SIG) Pertambangan memerlukan sarana yang jelas untuk membantu kegiatan informasi pertambangan dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan. Aplikasi SIG diperlukan sebagai
B
ali – Bali Craft, Investment & Tourism Expo 2014 adalah wadah berbagi informasi mengenai kerajinan, seni, investasi dan kebudayaan. Ini merupakan penyelenggaraan
18 Info Pusdiklat Minerba
Ketua Panitia Penyelenggara dalam sambutannya. Pusat Pelatihan dan Pendidikan Mineral dan Batubara (Pusdiklat Minerba) sebagai salah satu Pusat Pendidikan di bidang Mineral dan Batubara merasa perlu untuk mengikuti pameran ini dengan menyebarkan informasi‐informasi pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan satuan kerja dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Untuk referensi tambahan dibagikan kalender 2015, leaflet, majalah edisi VII, dan booklet PNBP. Dengan menyebarkan info‐info diklat tahun 2015, Pusdiklat Minerba berharap bisa menjangkau calon peserta dari seluruh Nusantara.
Gumalag, didampingi Kepala Sub Bidang Penyelenggaraan Diklat, Maman Suparman, Senin sore 15 September lalu di Manado. Materi Diklat SIG antara lain Pengenalan SIG, pengantar pemetaan, peraturan perundangan m e n g e n a i w i l aya h p e r t a m b a n ga n , d a n perngoperasian software. Serta ditambah perancangan data informasi, penyusunan dan pengelolaan data informasi ESDM berbasis SIG, dan pembuatan laporan. Sedangkan Diklat Pengawasan Teknis Pertambangan Mineral dan Batubara menyampaikan materi peraturan pengawasan teknis pertambangan, pelaksanaan pematokan batas wilayah, pengukuran dan hasil pemetaan. Materi lainnya adalah perencanaan kegiatan dan pelaksanaan eksplorasi, estimasi sumber daya dan cadangan minerba, dan lainnya.
PELATIHAN JURU LEDAK UNTUK KEGIATAN PERTAMBANGAN BAHAN GALIAN ANGKATAN II
BALI CRAFT, INVESTMENT & TOURISM EXPO 2014 ketiga yang digelar PT. Aaliyah Cipta Pradana. Pameran dimeriahkan tari‐tarian dari berbagai daerah, seperti Aceh dan Jambi. Pembukaan dilakukan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, yang diwaliki Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Provinsi Bali, Nyoman Wardhawan, 27 November lalu, di halaman depan mall Bali Galeria. Turut hadir Manajer Building Management Bali Galeria Mall, Djefri, Bupati Jepara, Ahmad Marzuki, Sekda Kabupaten Jepara, Sholih, Kepala BPPMD Provinsi Sulawesi Tengah. “Sebanyak kurang lebih 62 stan, diharapkan para peserta pameran bisa memanfaatkan ajang ini sebaik‐baiknya, dan bisa dijadikan ajang untuk komunikasi, bertukar pikiran, dan bersinergi sesama peserta pameran,” sambut
upaya untuk pencadangan wilayah, tata ruang/kewilayahan, maupun pengelolaan data geografis. Perlu juga untuk memahami pengawasan teknik pertambangan mineral dan batubara. Untuk itu, diselenggarakan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Penyusunan Data Informasi ESDM Berbasis SIG. Bersamaan dengan itu, diselenggarakan Diklat Pengawasan Teknis Pertambangan Mineral dan Batubara. Diklat hasil kerjasama pemerintah provinsi Sulawesi Utara dan Pusdiklat Minerba ini Diklat yang berlangsung pada 15‐19 September 2014 ini masing‐masing diikuti 20 peserta yang berasal dari Pemerintah Daerah Kabupaten Provinsi Sulawesi Utara. Pembukaan diklat dilakukan oleh Kepala Dinas ESDM Provinsi Sulawesi Utara Marly E
B
andung – Penggunaan bahan peledak merupakan alternatif paling efektif dalam proses pembongkaran pada penambangan bahan galian. Namun kegiatan ini dapat menimbulkan bahaya bagi keselamatan manusia serta kerusakan peralatan dan lingkungan bila tidak
ditangani tenaga yang kompeten. Peranan dan tanggung jawab juru ledak terkait dengan kegiatan teknis lainnya, khususnya dalam menghasilkan kegiatan peledakan yang menjamin terlaksananya kondisi K3 dan lingkungan yang baik. Juru ledak memiliki tanggung jawab dalam operasi penambangan, juga harus memiliki keterampilan dan pengetahuan khusus agar menjadi juru ledak yang terampil dan profesional untuk mendukung keselamatan dan keamanan operasi tambang. Guna mencapai tingkat kompetensi tersebut, diadakan pelatihan Juru ledak untuk kegiatan pertambangan Bahan Galian. Dalam pelatihan ini peserta diberi materi pengetahuan dan pendalaman bahan peledak, teknik penggunaan bahan peledak, K3 peledakan, serta desain p e l e d a ka n . A s p e k m a n a j e m e n , s e p e r t i
pengelolaan bahan peledak dan serta teknik peledakan dan pengelolaan dampak peledakan. Kepala Sub Bidang Evaluasi Diklat Dian Andamari berkesempatan membuka Diklat Juru Ledak untuk Kegiatan Pertambangan Bahan Galian (Juru Ledak Kelas II) Angkatan II ini didampingi Instruktur Diklat Juru Ledak Awang dan Widyaiswara Pusdiklat Minerba, Wanda Adinugraha. Acara berlangsung di Gedung Pusdiklat Minerba lantai 4 ruang 1, 6 Oktober lalu. Diklat diikuti 25 peserta dari instansi seluruh Indonesia. Selama 6 hari, para peserta diberikan materi detil meliputi: Pengenalan Bahan Peledak; Perlengkapan Bahan Peledak; Peralatan Peledakan; Persiapan Peledakan; Keselamatan dan Kesehatan Kerja Peledakan; Teknik Peledakan; Keselamatan Kerja Peledakan dan; Pelaporan Peledakan.
Info Pusdiklat Minerba
19
SUDUT
edisi ke VIII | 2014
P
SEMINAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA Konsep Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economic Community) disepakati akan mulai berlaku pada 2015. Pustakawan sebagai profesional informasi (information professional) harus mengikuti perkembangan dan selangkah di depan pemakainya. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggotanya, maka Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) menggelar Seminar Ilmiah di Hotel Aston Pontianak 8‐12 Oktober 2014. Tema seminar adalah “Pustakawan Menuju Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015”. 20 Info Pusdiklat Minerba
elaksanaan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) memungkinkan pustakawan ASEAN bekerja di sepuluh negara anggota. Persaingan lapangan kerja terbuka luas, pustakawan asing akan masuk ke Indonesia, demikian pula sebaliknya. Dalam hal ini kompetensi pustakawan menjadi penting dan pustakawan kita harus cermat melihat peluang. Selain tema utama, dibahas beberapa topik terkait erat dengan tugas dan fungsi pustakawan sebagai penyedia informasi. Lahirnya Peraturan Pemerintah RI Nomor 24 Tahun 2014 tentang pelaksanaan Undang‐ Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, menjadi bagian hangat yang didiskusikan para pustakawan. IPI merupakan wadah yang mempersatukan pustakawan tanpa membedakan latar belakang sosial, ekonomi, pendidikan dan lembaga tempat mengabdi. Kegiatan seminar ini ditujukan untuk meningkatkan profesionalisme, dan menjalin silaturahmi serta di sisi lain para peserta berkesempatan menikmati bagian dari kekayaan alam Indonesia. Pembicara seminar adalah pakar di bidangnya terutama pejabat struktural dan fungsional yang terkait erat dengan profesi pustakawan dan perpustakaan. Salah satu pembicara adalah pejabat dari Sarawak, Malaysia. Pembicara seminar terdiri dari:
1. Dicky Yunus, Kepala Subdit Kerjasama SDM dan ASEAN Foundation, Kementerian Luar Negeri RI: “Pustakawan Menuju ASEAN Economic Community 2015”. 2. Dra. Ofy Sofiana, M.Hum, Kepala Biro Hukum dan Perencanaan, Perpustakaan Nasional RI: “PP Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang‐Undang N o m o r 4 3 Ta h u n 2 0 0 7 t e n t a n g Perpustakaan”. 3. Aswin Nasution, Direktorat Urusan Pemerintah Daerah II, Direktorat Jenderal Ekonomi Daerah, Kementerian Dalam Negeri RI: “Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Perpustakaan di Era Otonomi Daerah”. 4. Japri Bujang Masli (Ketua Sektor Perkhidmatan Perpustakaan, Pustaka Negeri Sarawak): “Kerjasama Perpustakaan dalam Menghadapi MEA 2015”. 5. Endang Ernawati, M.Lib (Lembaga Sertifikasi Pustakawan): “Sertifikasi Pustakawan menghadapi MEA 2015)”. 6. Dari Kodam XII Tanjungpura: “Peran Perpustakaan dalam Ketahanan Nasional Sepanjang Sabuk Perbatasan NKRI”. 7. Prof. DR. Leo Sutrisno, Guru Besar Universitas Tanjung Pura: Peran Perpustakaan dalam Pengembangan Budaya Lokal Menghadapi MEA 2015”.
Peserta seminar terdiri dari Pengurus Pusat IPI, Pengurus Daerah IPI Provinsi/Kabupaten/Kota, Pustakawan, Mahasiswa, Pemerhati Kepustakawanan di seluruh Indonesia. Jumlah peserta mencapai lebih dari 600 orang. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengirim 5 (lima) orang Pustakawan dan Pengelola Perpustakaan, yaitu dari Sekjen ESDM dari Badan Geologi 3 (tiga) orang, dan Pusdiklat Minerba. Seminar IPI sangat bermanfaat bagi pustakawan di Kementerian ESDM. Dengan mengikuti seminar ini, pustakawan lebih mengetahui betapa pentingnya sertifikasi pustakawan bagi jenjang karier dan jabatan pustakawan di Indonesia. Melalui sertifikasi pustakawan akan lebih dihargai profesinya, tidak saja di Indonesia, bahkan ASEAN, atau dunia sekalipun. Melalui seminar ini pustakawan dihimbau untuk mengurus sertifikasi pustakawan di Perpustakaan Nasional. Pustakawan di Kementerian ESDM perlu memiliki sertifikat y a n g m e r u p a k a n p e r s y a ra t a n b a g i perpustakaan yang berkualitas. Jika tidak, maka kekosongan pegawai akan diisi oleh pustakawan asing yang memiki sertifikat. Bisa jadi seluruh perpustakaan di Kementerian ESDM akan diisi oleh pustakawan dari Negara ASEAN. Tentu hal ini sangat tidak diharapkan oleh pustakawan dan pengelola perpustakaan di Kementerian ESDM.
Info Pusdiklat Minerba
21
GADGET
edisi ke VIII | 2014
ALAT BANTU PERNAPASAN
SIRKUIT TERTUTUP Tambang bawah tanah adalah jenis kegiatan penambangan berlangsung di bawah permukaan tanah. Risiko pekerjaan cukup besar karena kondisi lingkungan kerja terisolir dari permukaan tanah. Potensi bahaya seperti terjadinya kebakaran, adanya semburan gas dan ambruknya terowongan, akan menyebabkan suplai oksigen bagi pekerja terhambat. Untuk menghadapi kondisi ini diperlukan alat pensuplai oksigen bagi personal yang akan memasuki daerah tempat kecelakaan/bencana terjadi, seperti para tenaga penyelamat atau Mine Rescue Team. 22 Info Pusdiklat Minerba
Di dunia pertambangan alat ini dikenal dengan istilah SCBA (Self Contained Breathing Apparatus) atau OBA (Oxygen Breathing Apparatus). Di antara sekian produk yang dipasarkan salah satunya Drager PSS BG 4 Plus buatan jerman. SCBA tipe ini juga dipakai di Balai Diklat Tambang Bawah Tanah, instansi Diklat milik pemerintah di bawah kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, menggantikan alat terdahulu dimiliki, yaitu OXYGEM tipe 11 buatan Jepang. Dräger PSS BG4 merupakan alat bantu pernapasan sirkuit tertutup, menggabungkan keamanan tanpa kompromi dengan perlindungan pernapasan yang luar biasa dan nyaman bagi pemakainya karena terintegrasi dengan sistem pendingin. Desainnya inovatif,
dapat menyediakan oksigen bagi pemakainya sampai empat jam di lingkungan beracun. Dräger PSS BG 4 dapat digunakan setiap saat tim darurat menyelamatkan nyawa atau memadamkan api, di permukaan atau di bawah tanah. Pada tugas penyelamatan atau p e m a d a m ke b a k a r a n d i t a m b a n g , terowongan atau terowongan kereta bawah tanah, atau dalam tugas dengan rute akses yang panjang, alat bantu pernapasan sirkuit tertutup adalah pilihan pertama. Lebih dari 25.000 pengguna profesional mengandalkan Dräger PSS BG 4 di seluruh dunia. Alat ini sangat sesuai untuk penggunaan di daerah yang luas. Rangkaian tekanan pernapasan positif melindungi pemakainya dengan mencegah zat berbahaya memasuki sistem pernapasan tertutup. Tergantung pada aplikasi, durasi penggunaan hingga empat jam. Sebuah penyerap CO2 menghilangkan karbon dioksida dari udara yang dihembuskan. Pada saat yang sama udara pernapasan diperkaya dengan oksigen dari tabung oksigen. Sebelum udara pernapasan regenerasi dihirup lagi, udara tersebut m e n ga l i r m e l a l u i p e n d i n g i n u d a ra pernapasan.
Durasi penggunaan Berat, siap untuk digunakan (kg / pon)
Dimensi (H x W x D) (mm / inch) metering oksigen Konstan (l / min O2) katup Minimum (l / min O2) Volume kantun Pernapasan (l) Katup Bypass (l / min) suhu operasi
Persetujuan
4 jam sesuai dengan EN 145 dan NIOSH 15,5 kg / £ 34,17 (topeng termasuk., Tabung oksigen penuh (aluminium), CO2 absorber dan sekitar. 1,2 kg / 2,65 pound es pendingin) 595 x 450 x 185 mm / 23.43 x 17.72 x 7.28 inci 1,5‐1,9 > 80 5,5 > 50 ‐40 ° C / ‐40 ° F hingga 90 ° C / + 194 ° F (jika disimpan pada suhu kamar) EN 145, perlindungan Ex sesuai dengan EN 50020, EEx IIC T4, EEx IAI dan NIOSH
Sember Dräger PSS® BG 4 plus leaflet, Dokumentasi Mine rescue BDTBT Info Pusdiklat Minerba
23
GALERI
DAFTAR RENCANA DIKLAT TRIWULAN I TAHUN 2015 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINERAL DAN BATUTABARA NO
JUDUL DIKLAT
A. 1 2 3
KORIDOR SUMATRA Diklat Peningkatan Nilai Tambah Bijih Besi di Bengkulu Diklat Evaluasi RKAB Perusahaan Pertambangan di Bengkulu Diklat Pengenalan Teknik Pertambangan Bagi Aparat Non Teknis di Pekanbaru Diklat Pengawasan Teknis Pertambangan Minerba (di Jambi) Diklat Penyusunan Data Informasi ESDM Berbasis SIG Di Bandar Lampung KORIDOR JAWA Diklat Character Building Angkatan I Diklat Character Building Angkatan II Diklat Pemenuhan dan Uji Kompetensi Bagi Pengawas Operasional Pertama Pada Pertambangan Angkatan I Diklat Pemenuhan dan Uji Kompetensi Bagi Pengawas Operasional Pertama Pada Pertambangan Angkatan II Diklat Pemenuhan dan Uji Kompetensi Bagi Pengawas Operasional Madya Pada Pertambangan Angkatan I Diklat Pemenuhan dan Uji Kompetensi Bagi Pengawas Operasional Madya Pada Pertambangan Angkatan II Diklat Juru Ledak untuk Kegiatan penambangan Bahan Galian (Juru Ledak Kelas II) Angkatan I Diklat Juru Ledak untuk Kegiatan penambangan Bahan Galian (Juru Ledak Kelas II) Angkatan II Diklat Pengembangan Masyarakat (Comdev) di Wilayah Pertambangan Angkatan I Diklat Pengembangan Masyarakat (Comdev) di Wilayah Pertambangan Angkatan II Diklat Kepemimpinan Tingkat III Diklat Teknis Lanjutan 1 Bidang ESDM Diklat Pengelola Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pertambangan Diklat Juru Ledak untuk Kegiatan penambangan Bahan Galian (Juru Ledak Kelas II) Angkatan III Diklat Juru Ledak untuk Kegiatan penambangan Bahan Galian (Juru Ledak Kelas II) Angkatan IV Diklat Kepala Seksi Perizinan dan Pelayanan Pertambangan Mineral dan Batubara pada Dinas ESDM Training Of Trainers Inspektur Tambang Diklat Fungsional Inspektur Tambang Pertama Angkatan I Diklat Fungsional Inspektur Tambang Pertama Angkatan II Diklat Fungsional Inspektur Tambang Pertama Angkatan III Diklat Kebijakan Pelayanan Publik Diklat Teknis Audit PNBP Sub Sektor Mineral dan Batubara Diklat Evaluasi Dokumen Amdal Pertambangan Angkatan I Diklat Evaluasi Dokumen Amdal Pertambangan Angkatan II Diklat Evaluasi Studi Kelayakan Usaha Pertambangan Diklat Pembinaan dan Pengawasan Usaha Jasa Pertambangan Diklat Penyusunan Peta Kawasan Pertambangan
4 5 Kunjungan ke PT Bandung Marmer
Bali Craft, Investment & Tourism Expo 2014
B. 1 2 3 4 5 6 7
Pelatihan Pemadaman Kebakaran Api Ringan
8
Hearing Survey ke PT. Bukit Asam 9 10 11 12 13 14 15 16
Pembukaan Diklat Bendahara Pengeluaran Upacara Kenaikan Pangkat, SLSK, dan Pegawai Teladan
24 Info Pusdiklat Minerba
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
PESERTA TEMPAT PELAKSANAAN JUMLAH PERUNTUKAN
JADWAL PELAKSANAAN
Bengkulu Bengkulu Pekanbaru
20 20 15
Aparatur Aparatur Aparatur
23‐Feb‐15 s/d 27‐Feb‐15 23‐Feb‐15 s/d 27‐Feb‐15 9‐Mar‐15s/d13‐Mar‐15
Jambi Bandar Lampung
15 20
Aparatur Aparatur
10‐Mar‐15 s/d 19‐Mar‐15 23‐Mar‐15s/d27‐Mar‐15
Jawa Barat Jawa Barat Bandung
25 25 40
Aparatur Aparatur Industri
20‐Jan‐15 s/d 22‐Jan‐15 26‐Jan‐15 s/d 28‐Jan‐15 9‐Feb‐15s/d14‐Feb‐15
Bandung
40
Industri
9‐Feb‐15 s/d 14‐Feb‐15
Bandung
40
Industri
16‐Feb‐15 s/d 21‐Feb‐15
Bandung
30
Industri
16‐Feb‐15 s/d 21‐Feb‐15
Bandung
30
Industri
23‐Feb‐15 s/d 4‐Mar‐15
Bandung
30
Industri
23‐Feb‐15 s/d 4‐Mar‐15
Bandung
15
Industri/Aparatur
2‐Mar‐15 s/d 6‐Mar‐15
Bandung
15
Industri/Aparatur
2‐Mar‐15 s/d 6‐Mar‐15
Bandung Bandung Bandung Bandung
20 15 15 30
Aparatur KESDM Aparatur Industri/Aparatur Industri
2‐Mar‐15 s/d 2‐Jun‐15 4‐Mar‐15 s/d 20‐Mar‐15 4‐Mar‐15 s/d 15‐Mar‐15 9‐Mar‐15 s/d 18‐Mar‐15
Bandung
20
Industri
9‐Mar‐15 s/d 18‐Mar‐15
Bandung
15
Aparatur
9‐Mar‐15 s/d 23‐Mar‐15
Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung
15 25 25 25 15 15 15 15 15 15 20
Aparatur Aparatur Aparatur Aparatur Aparatur Aparatur Aparatur Aparatur Aparatur Aparatur Aparatur
9‐Mar‐15 s/d 20‐Mar‐15 16‐Mar‐15 s/d 22‐May‐15 16‐Mar‐15 s/d 22‐May‐15 16‐Mar‐15 s/d 22‐May‐15 23‐Mar‐15 s/d 27‐Mar‐15 23‐Mar‐15 s/d 27‐Mar‐15 24‐Mar‐15 s/d 27‐Mar‐15 24‐Mar‐15 s/d 27‐Mar‐15 30‐Mar‐15 s/d 4‐Apr‐15 30‐Mar‐15 s/d 4‐Apr‐15 30‐Mar‐15 s/d 4‐Apr‐15