http://www.mb.ipb.ac.id
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.
Berdasarkan
kondisi
masyarakat Indonesia
sekarang
ini
terjadi
perkembangan pola penyakit ganda dimana sebagian besar masyarakat masill menghadapi masalah penyakit infeksi sementara sebagian lagi menghadapi masalah penyakit degeneratg
Kejadian krisis ekonomi berkepanjangan pada
akhir tahun 1997 menyebabkan berkurangnya kemampuan masyarakat untuk mendapatkan akses pengobatan seperti yang telah biasa diperoleh sebelum krisis tejadi.
Pelayanan pengobatan modern menjadi sangat mahal, kondisi ini
menyadarkan masyarakat untuk mendapatkan cara pengobatan alternatif Survei yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan propinsi Jawa Barat tahun 1997 menunjukkan bahwa masyarakat Jawa Barat terbiasa memilih metode pengobatan altematif dan pengobatan sendiri disamping menggunakan pelayanan pengobatan modern, baik yang disediakan oleh pemerintah maupun swasta. Krisis ekonomi menyebabkan berkembang pesatnya praktek pengobatan alternatif/tradisional, padahal sebelumnya pengobatan tradisional menghadapi hambatan dalam masyarakat karena terlanjur ada keyakinan bahwa obat yang mahal selalu menyembuhkan, sementara pengobatan tradisional umumnya menggunakan bahan tanaman setempat yang seringkali amat murah sehingga tidak meyakinkan. Perusahaan-perusahaan farmasi seperti Indofarma, Kimia Farma, Soho dan Phapros mulai serius menggarap pasar ini. Begitu pula dengan pusat pelayanan
http://www.mb.ipb.ac.id
pengobatan tradisional pun turut berkembang baik pengobatan tradisional yang berasal dari dalam negeri lnaupun berasal dari luar negeri seperti Cina dan India Konsekuensi dari banyaknya pemain yang memperebutkan pasar adalah adanya persaingan pasar yang akan mendorong perusahaan-perusallaan lebih cermat menetapkan strategi pelnasarannya untuk memelihara dan mengembangkan pasar yang telah diperolehnya. Sementara itu Murdanoto (2001) mengemukakan bahwa disa~npingomset penjualan yang cukup besar yaitu sekitar 900 milyar rupiah setahltn sihtasi obat asli Indonesia masili menghadapi kendala mutu dan pasokan ballan baku yang tidak konsisten, mutu produk belu~nstandar, dukungan ilmiah masih minim dan belum diteriina di kalangan medis. Tabel 1. Sebaran Pengobat Tradisional menurut Jenis dan Jumlahnya di 12 Sentra
Surnber : Laporan Evaluasi Kegiatan SP3T tahun 199811999
http://www.mb.ipb.ac.id
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam memasarkan suatu produk perusahaan perlu merancang sejak awal strategi pemasaran produk tersebut sebaik-baiknya untuk memperoleh pangsa pasar. Daya tarik industri obat asli Indonesia dan, metode pengobatan altematif pada saat ini cukup tinggi yang berimplikasi pada banyaknya pesaing baru yang ikut memasuki pasar. Konsumen sebagai pusat dari kajian pemasaran mutakhir, merupakan faktor yang sangat menentukan untuk mengembangkan produk dan merumuskan strategi pemasaran yang tepat. Sikap dan kepuasan konsumen dapat digunakan untuk memprediksikan perilaku konsumen terhadap pembelian suatu produk. Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (SP3T) Provinsi Jawa Barat yang dibentuk dengan SK Kakanwil Depkes Provinsi Jabar tanggal 4 Januari 1999 m e ~ p a k a nsalah satu respon positif pemerintah dalam penanganan dan pembinaan pengobat dan pengobatan tradisional dengan tugas : 1. melakukan penapisan dan pengkajiadpenelitiadpengujian obat
tradisional yang dapat dikembangkan. 2. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi pengobat dan cara
pengobatan tradisional yang telah terbukti aman dan bermanfaat. 3. Melakukan pelayanan cara pengobatan tradisional yang telah memberi bukti aman dan bermanfaat. 4. menyelenggarakan uji klinis/uji penerapan obat tradisional yang
potensial untuk menjadi fitofarmaka.
http://www.mb.ipb.ac.id
5. Memantau, menilai, mengawasi, mengendalikan secara intern dan
evaluasi hasil kegiatan sentra P3T. 6 . Melaporkan hasil kegiatan SP3T secara berkala kepada tim
pengendali SP3T. Dalam menjalankan fungsi sebagai lembaga pelayanan pengobatan, SP3T merupakan pendatang baru dalam bisnis ini, oleh karena itu untuk memperoleh keberhasilan pemasaran jasa pelayanan pengobatan tradisional ini SP3T perlu menyesuaikan dengan respon konsumen terhadap pelayanan yang diterimanya disamping tetap mempertimbangkan kondisi lingkungan internal dan ekstemal lainnya. Konsumen akan melakukan evaluasi pasca pembelian dengan rasa puas atau tidak puas. Kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut produk atau jasa pelayanan dapat dijadikan alat ukur dan umpan balik bagi pemasar untuk mengembangkan atribut pelayanannya. Untuk itu atribut-atribut produk atau jasa pelayanan pengobatan alternatif yang telah beredar perlu diketahui komposisi dan kombinasi atribut yang sesuai dengan hasil evaluasi kepuasan konsumen terhadap produk ini.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan kepada identifikasi masalah yang dihadapi dalam pemasaran produk jasa pelayanan pengobatan tradisional, dapat dirumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :
http://www.mb.ipb.ac.id
1. Bagaimana kepuasan konsumen pengobatan tradisional dalam merespon
pelayanan yang diberikan oleh SP3T Jawa Barat. 2. Bagaimana SP3T Jawa Barat menentukan prioritas pemenuhan kepuasan
konsumen secara optimal.
1.4
Tujuan Penelitian. Penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk : 1. Melakukan evaluasi terhadap kepuasan konsumen Jasa Pelayanan
Pengobatan Tradisional SP3T Jabar. 2. Merumuskan kebijakan SP3T Jabar dalam memenuhi kepuasan konsumen
Jasa Pengobatan tradisional SP3T Jabar.
1.5
Manfaat Penelitian 1. Memberikan masukan kepada pihak manajemen SP3T Jabar untuk
menyusun strategi pemasaran. 2. Memberikan informasi kepada pihak-pihak terkait mengenai perilaku
konsumen dalam usaha mendapatkan layanan pengobatan, sebagai bahan masukkan bagi program-program pelayanan kesehatan masyarakat. 3. Bagi penulis, merupakan
salah satu
wahana pembelajaran dalam
menerapkan teori-teori manajemen, khususnya manajemen pemasaran yang selama ini diikuti dalam program pendidikan Magister Manajemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor.
http://www.mb.ipb.ac.id
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah tentang kajian strategi pemasaran produk jasa pelayanan pengobatan tradisional pada SP3T Jabar berdasarkan aspek perilaku konsumen khususnya sikap konsumen terhadap produk Jasa Pelayanan Pengobatan Tradisional SP3T.