Berbalik arah lalu menjauhimu adalah kesalahan terbesarku
Bab 1 ‘Khitbah’ Jum'at Mubarok. Hari jum'at adalah hari tatkala Allah SWT menampakkan diri kepada hamba-Nya yang beriman di surga. Hari besar yang berulang setiap pekan. Hari dihapuskannya dosa-dosa, hari paling utama di dunia. Hari Jum'at adalah hari terbaik . Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabada: "Hari terbaik dimana pada hari itu matahari terbit adalah hari Jum'at. Pada hari itu Adam diciptakan, di masukkan surga serta di keluarkan darinya. Dan kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari Jum'at, " Tidak perlu dijelaskan lagi betapa indahnya hari Jum’at. Senja mulai berlalu, matahari tinggal menyisakan warna orange di ufuk barat kemudian digantikan warna kekuningan oleh rembulan merah jambu. Suara adzan berderu-deru memuji asma Allah Dzat Maha Segalanya . Tidak ada yang lebih indah petang ini selain mendengarkan adzan dan bergegas pergi kerumah Allah. Empat orang gadis sibuk memakai mukena hendak ke masjid sebrang kontrakan. Tak berapa lama, kempat gadis itu sudah keluar dari kontrakan, bersamasama menuju masjid yang hanya berjarak 150 meter. 2
Halaman masjid begitu luas terdapat kolam ikan melingkari taman masjid ditambah taman bunga didepan dan samping masjid. Teras masjid disangga 99 tiang besar bahan beton. 99 tiang itu bermakna jumlah asma Allah. Pintu masjid dibuat seperti pintu-pintu ala Yunani kuno, jendelanya seperti bangunan Mesir kuno dan kubah seperti bangunan Taj Mahal di India. Perpaduan yang indah. Disamping pintu utama terhias indah ukiran kaligrafi surat Yasin, ayat kursi, dan asmaul husna. Benar-benar menakubkan. Masjid Baitul Mutaalim selain untuk kegiatan penduduk Cairo juga digunakan untuk perkumpulan Mahasiswa Indonesia. Tepat disisi kanan masjid berdiri kokoh gedung dua lantai.Bangunan itu adalah gedung Mahasiswa Indonesia Cairo. Kebetulan imam masjid disini adalah Ustad Zaid Al-Hasim Bin Tawwabih yang sekaligus juga pembina Organisasi Mahasiswa Indonesia Cairo, beliau adalah blasteran Indonesia dan Mesir. Ibunya asli Semarang dan ayahnya penduduk asli Mesir, dengan begitu beliau sangat mendukung kegiatan Mahasiswa Indonesia di masjid ini karena di dalam hatinya tentu tertanam cinta tanah air Indonesia. Setelah shalat maghrib, jama’ah perempuan langsung berkumpul di serambi masjid untuk tadarus bersama, yang dipimpin istri dari Imam masjid bernama Ummu Zhulaihah Az-zahra. Sedangkan jama’ah laki-laki berkumpul di dalam masjid untuk mengkai kitab kuning bersama Ustad Zaid Al-Hasim bin Tawwabih. Seorang gadis memakai mukena putih tulang setengah berlari 3
ketika melihat salah satu temannya beralan menuju serambi masjid. "Mbak Anin... setelah mengaji mau langsung pulang ke kontrakan ndak? " tanya seorang gadis kepada gadis yang memakai mukena putih bermotif bunga. Merasa namanya dipanggil gadis itu pun menghentikan langkahnya, "Enggak. Aku mau konsultasi tentang Fiqih sama Ustadhah Hamzah. Kenapa? " "Oh ya udah kalo mau konsultasi dulu. Enggak jadi mbak." Jawabnya hingga terlihat rentettan gigi putihnya. Nyengir. Anin mengerutkan dahinya. Penasaran dengan maksud gadis itu memanggilnya, ingin menanyakan lebih lanjut tetapi niatnya ia urungkan ketika mendengar jama’ah parempuan di serambi masjid mulai membaca basmalah . *** Malam mulai larut, suara mobil dan motor yang tadi berlalu sudah mulai sepi. Hanya terdengar satu dua motor saja yang berlalu lalang. Anin, Sarah, dan Farah tengah duduk disamping ranjang sembari memakan snack ringan yang dibeli Sarah tadi sore di pasar rakyat. "Mbak tadi Sarah ketemu mas Azzam lo " ucap Sarah kepada yang paling tua diantara mereka yaitu Anin. 4
"Loh terus mbak suruh ngapain? " tanya Anin tak mengerti maksud Sarah. "Alah, mbak ini pura-pura tidak tahu atau gimana? " ucar Farah menggoda Anin. Bahu kirinya ia senggolkan ke bahu kanan Anin. "Mas azzam tambah ganteng lo mb. Malah akhirakhir ini Sarah denger Mas Azzam udah selesai ngafalin Qur'annya " tambah Sarah. Bagi keempat gadis itu, seorang lelaki penghafal Al-Qur’an adalah lelaki yang sangat diidam-idamkan. Lelaki yang tubuh dan jiwanya senantiasa menyebarkan bau surga, orang suci yang seanantiasa dipelihara Allah. "Lagian kenapa sih mbak Anin nolak kitbahan mas Azzam? " tanya Farah nyeleneh. "Belum mantep saja" jawab Anin santai sambil menaikan kedua bahunya ringan. "Mas Azzam udah nunggu lo mbak, katanya Mas Fadli teman kontrakannya, Mas Azzam itu benar-benar serius sama mbak Anin " goda Farah lagi. Tangannya tak henti memasukan satu persatu kripik kedalam bibir tipisnya. "Iya lo mbak,” Sarah mengiyakan ucapan Farah dan tertawa ringan. "Hus... udah kalian ini kerjaannya godain mbak Anin terus dasar anak kembar. Lihat tuh mbak Anin nya malu " sahut Fatimah dari arah dapur yang membawa 4 cangkir berisi teh hangat . 5
Anin hanya meggetupkan bibir indahnya hingga berbentuk garis. "lhoo... apa mbak Fatimah aja yang sama Mas Azzam? " Farah cenggengesan lalu mengambil secangkir teh dari nampan. "Alah. Goda mulu, bilang aja kamu yang suka sama mas Azzam " canda Fatimah. Terdengar ketawa renyah diantara mereka, hanya Farah saja yang menggerucutkan bibirnya karena merasa dipojokkan. "Mbak Sarah " renggek Farah kepada Kakaknya, meminta perlindungan . "Farah gak suka sama mas Azzam. Mbak Sarah kayaknya yang suka dia udah paket siap nikah " lanjutnya. "Idih! Kok jadi ke aku? Aku gak suka sama Mas Azzam tapi kalo jodoh sih gak papa " jawab Sarah diikuti gelak tawa hingga menggema diruangan berukuran 8×6 meter yang mereka tinggali. Mereka tertawa bersama tampak pancaran wajah cantik bidadari surga . Wanita Shalehah yang menjadi perhiasan sebaik-baiknya di dunia. Mengalahkan mutiara, emas, perak, atau pun berlian. "Mbak tadi konsultasi sama Ustazah tentang apa? " tanya Fatimah kepada Anin. Tring...tring....tring...,
6
Belum juga Anin menjawab pertanyaan Fatimah, Suara telvon kamar berbunyi. "Farah aja yang angkat telvon siapa tahu itu Umi " Farah berlari mengangkat telvon. Tidak mau didahului menggangkat telvon. “Assalamualaikum...” salam dari sebrang televon. “Waalaikumsalam...Niki sinten nggeh?” tanya Farah. “Ini Aila mbak. Ini mbak Farah kan? Mbak Aninnya ada mbak? “tebak gadis dari serang telvon. Farah mengerucutkan bibir , kecewa karena penelevonnya bukan sang umi melainkan Aila-adik Anin“Owalah, Aila aku kira umi hehe . Iya ada, mbak panggilin dulu ya... “ Farah menjauhkan mulutnya dari gaggang televon "Mbak Anin telvon dari Aila " ujarnya sambil melangkah kembali ke ruang tengah. Anin beranjak dari duduknya lalu segera menempelkan ganggang telvon ke telinga kanan. “Assalamualaikum, Dek.” “Waalaikumsalam...Mbak Anin, Aila kangen... Ibu dan Bapak juga. Mbak Anin jadi pulang bulan depankan? “cerocos Aila. “Mbak Anin juga kangen kalian. Insyaallah dek kalo gak ada halangan mbak pulang bulan depan. Oh iya, 7
inilan malam jum'at, udah baca surat Al-Kahfi belum? Biasanya kan kamu sering lupa.” Ucap Anin dengan kekehan ringan. “Belum mbak hehe... “ Anin mendegus nafas singkat, adiknya itu memang sudah kebiasaan lupa akan suatu hal jika tidak diingatkan. Setelah detik diam karena kekehan Aila, Anin kembali meneruskan obrolan, “Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum’at. Masih ingatkan manfaat membaca surat Al-Kahfi pada malam Jum’at ? “ “Iya..iya... mbak.” Jawan Aila Finish, kalau sudah begini ia dipastikan kalah debat dengan kakak satusatunya itu, bagaimana tidak kalau coba ? kakak perempuannya itu juara debat bahasa Inggris tingkat SMA sederajat se-Provinsi. Apalagi debat agama menggunakan bahasa Indonesia, sekak mati deh, “Ibu mau ngomong Aila baca surat Al-Kahfi dulu. “ lanjutnya. “Assalamualaikum Nduk. Bagaimana keadaanmu? “ suara yang Anin kini terdengar jelas ditelinga Anin. Wanita yang membawa surga Anin dibawah telapaknya. Wanita itu adalah Ibunya. Wanita yang menggandungnya 9 bulan dan melahirkannya. “Waalaikumsalam bu. Alhamdulillah Anin disini sehat dan dalam rahmat Allah . Bapak dan ibu sehat ? “
8
“Iya Nduk. Alhamdulillah. Kapan pulang ke kampung? Ibu udah kangen banget sama anak ibu yang cantik ini ”ibu mencoba menggoda Anin. “haha... ibu ini bisa saja. Insyaallah bulan depan bu, do’a kan saja Anin diberikan kemudahan dan kelancaran dalam mengurus segala hal disini.” “Doa ibu selalu menyertaimu.” “Matur suwun bu.” “nduk...” panggil ibu Anin setelah bebarapa detik terdiam. “Dalem bu...” “Minggu lalu kyai Husain menghitbahmu untuk anaknya . “ Deg . Allah Anin harus menjawab apa ?, dengan susah payan Anin menelan ludahnya dan berusaha menjawab perkataan sang ibu, “Anin belum bisa bu,” hanya kata itu yang ahirnya keluar dari bibir ranumnya. “Kenapa nduk? Kamu nunggu apa lagi? Umurmu itu sudah 24 tahun sudah pantas menikah. Enggak baik nduk melajang lama-lama. Kalo takut impianmu mengajar di pesantren tidak tersampaikan itu ada jalan lain. Jika kamu menikah dengan putranya kamu akan tinggal di pondok pesantren kyai Husain, menjadi guru di pesantrennya”
9
“Iya bu Anin tahu. Tapi Anin belum siap, sampaikan permintaan maaf Anin untuk Abah Husain sekeluarga.” Kata Anin penuh hormat. “kemarin anak pak lurah yang baik, taat ibadah, seorang dokter kamu tolak. Apa yang ini kamu menolaknya lagi nduk? “ “Maaf bu...” sekiranya hanya kalimat itu yang dapat terlontar dari mulutnya. “Nduk, anaknya kyai Husain itu sudah tahu biodatamu dia mantap ingin mengkhitbahmu. Anak Kyai Husain anak yang baik nduk, taat ibadah, sudah mapan, hafal Al-qur'an . Ibu sama bapak tidak enak menolaknya. Ibu harap Anin menerima. kamu bisa taaruf dulu kalo ndak cocok ndak diterusin gak papa “ “Bu....” panggil Anin dengan nada memohon agar wanita itu lebih mengerti perasaannya. “Nduk... ibu sama bapak mohon yang ini kamu menerimanya. Taaruf dulu ndak papa nduk... Anin mau cari yang gimana lagi? Jangan mencari yang sempurna nduk. Ora bakal ono (tidak akan ada) .” “Bukan begitu bu---“ Ibu memotong ucapan Anin, “Anin.. ibu tidak memaksamu ibu minta kamu taaruf dulu. Ya? Ibu sama bapak mohon...” “Ya sudah, Anin coba.” Jawabnya finish.
10