perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran sejarah memiliki andil yang sangat berpengaruh dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam pembentukan karakter manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air (Kemendikbud, 2006). Diselaraskan dengan fungsi pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3 yang menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Kemendikbud, 2003). Dalam praktek pembelajaran sejarah di sekolah banyak dijumpai hal – hal yang membuat pembelajaran sejarah tidak berkembang dan diperoleh kesan bahwa pembelajaran sejarah itu tidak menarik, guru sejarah hanya membeberkan
fakta-fakta berupa tahun dan peristiwa
belaka (Widja, 1989). Seorang pakar pendidikan, Suprijono secara rinci menjelaskan tentang masalah pembelajaran sebagai berikut: Pelajaran sejarah juga terasa kurang diminati siswa karena penyajian materi oleh guru dirasa monoton, materi pelajaran yang gersang dengan tidak dikemas secara apik, baik dari segi metode maupun media pengajaran, suasana kelas yang kering kerontang dengan tidak banyaknya siswa yang mau bertanya dalam proses pengajaran, siswa kurang berani mengemukakan gagasan dalam kegiatan belajar, kurang peduli di kelas dengan tidak mempunyai catatan apalagi untuk memiliki buku teks dan penunjang, suasana kelas yang tidak bergairah untuk meningkatkan hasil belajar sejarah. Suatu gambaran bahwa penyebabnya adalah sebagian siswa kurang tertarik untuk belajar sejarah dibandingkan dengan eksakta karena pembelajaran yang tidak membangkitkan minat siswa untuk belajar. Pelajaran sejarah lebih banyak hafalan (2009: 75). commit to user 1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Masalah-masalah dalam pembelajaran sejarah banyak dihadapi oleh SMA Negeri 5 Surakarta, meskipun dalam pembelajaran Sejarah sudah di dukung dengan media audio-visual yang canggih, namun masih belum menghilangkan sifat konvesional yaitu masih bersifat bercerita dan menghafal dalam pemahaman sejarah. Peran guru masih dominan dalam proses pembelajaran dan tingkat keaktifan siswa masih rendah. Padahal dalam proses pembelajaran guru tidak hanya transfer pengetahuan (transfer of
kwoledge) tetapi juga transfer nilai nilai
(transfer of value) (Mulyasa, 2013). Kondisi yang demikian ternyata berdampak signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Hasil studi awal ditemukan bahwa rendahnya keaktifan belajar sangat berpengaruh dalam prestasi belajar dalam pembelajaran Sejarah di kelas XI IIS 2 SMA Negeri 5 Surakarta , antara lain : 1. Banyak siswa yang masih kurang fokus dalam mengikuti pembelajaran sejarah di kelas 2. Keaktifan siswa dalam menyikapi suatu materi cenderung sangat pasif, sehingga pembelajaran terkesan teacher center 3. Banyak siswa yang berpandangan bahwa belajar sejarah itu dengan hanya menghafal sehingga tidak bisa mengkaji suatu materi dengan detail 4. Masih dijumpai siswa yang mendapatkan nilai yang belum memenuhi KKM mata pelajaran sejarah Rendahnya tingkat keaktifan siswa dan prestasi belajar dalam pembelajaran sejarah
dikelas XI
IIS 2 SMA Negeri 5 Surakarta
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya : 1. Sikap dan persepsi siswa terhadap sejarah , menjadi mata pelajaran yang membosankan 2. Metode mengajar yang dilaksanakan oleh guru masih konvensional berupa pembelajaran satu arah dimana guru hanya menyampaikan materi dari power point kepada siswa . commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Media
pembelajaran
kurang
memadai
bahwa
materi
pembelajarannya masih bersifat tertulis tanpa disertai gambaran nyata peristiwa ataupun tokoh. Pada tahun pelajaran 2013/2014 di SMA Negeri 5 Surakarta dimulai pelaksanaan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 yang berbasis pada karakter dan kompetensi ingin mengubah pola pendidikan yang beroriendetasi pada materi kepada pendidikan sebagai proses melalui pendekatan yang dapat sebanyak mungkin melibatkan peserta didik melakukan eksplorasi untuk membentuk kompetensi dan menggali berbagai kemampuan dan potensi yang ada pada dirinya. Implementasi kurikulum 2013 menjadi sangat penting karena menuntut kreatifitas guru dalam proses pembelajaran. Salah satu tugas tidak hanya memberikan materi pelajaran secara teoritis saja, tetapi juga perlu tindakan – tindakan yang kreatif dalam penyampaianya. Hal ini dapat dikaitkan dengan kesimpulan Mulyasa yang menyatakan, Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus kreatif memberikan layanan dan kemudahan belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka” (2013: 42). Peneliti ingin melaksanankan inovasi pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran QSH (Question Student Have)
dan
PASA (Picture and Student Active). Model pembelajaran QSH (Question Student Have) digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan anak didik sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Metode ini menggunakan sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi peserta didik melalui tulisan. Tipe ini sangat baik digunakan pada peserta didik yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan dan harapan-harapan (Supriyono, 2009). Dalam model pembelajaran PASA (Picture and Student Active) diharapkan siswa dapat menkonstruk secara kognitif, dan afektif dengan commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
daya kreasi serta menganalisis secara kritis terhadap visualisasi, Djamarah berpendapat, Konsep utama dari PASA (Picture and Student Active) adalah Know How to Know (mengetahui bagaimana harus mengetahui) dengan demikian muncul suatu pernyataan bahwa siswa akan lebih mudah memahami gambar peristiwa sejarah daripada membaca, tetapi tanpa membaca akan sulit untuk mendeskripsikan gambar ( 1995:48). Berdasarkan
latar
belakang
tersebut
penulis
mencoba
mengadakan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa dan Prestasi Belajar Siswa melalui Model Pembelajaran PASA (Picture And Student Active) dan QSH (Question Student Have) pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IIS 2 Semester 1 SMA N 5 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016”. Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari tiga siklus, sehingga dilaksanakan tiga tindakan. Pada kondisi awal, pembelaaran sejarah masih konvensional. Meskipun dalam pembelajaran telah didukung dengan presentasi power point, akan tetapi pembelajaran masih tetap terpusat ada guru. Guru menyajikan materi pelajaran dengan ceramah melalui presentasi power point, sedangkan para siswa sekedar memperhatikan presentasi guru sambil mencatat hal – hal yang penting. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah tersebut di atas, maka diajukan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran PASA ( Picture And Student Active ) dan QSH ( Question Student Have ) dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kelas XI IIS 2 Semester 1 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016 ? 2. Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran PASA ( Picture And Student Active ) dan QSH ( Question Student Have ) dapat commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kelas XI IIS 2 Semester 1 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016 ? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui apakah terjadi peningkatan keaktifan siswa pada mata pelajaran Sejarah Kelas XI IIS 1Semester 1 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016 dengan model pembelajaran PASA ( Picture And Student Active ) dan QSH ( Question Student Have ). 2. Mengetahui apakah terjadi peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kelas XI IIS 1Semester 1 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016 dengan model pembelajaran PASA ( Picture And Student Active ) dan QSH ( Question Student Have ).
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan baru
tentang
inovasi
pembelajaran
melalui
model
pembelajaran PASA dan QSH. b. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keaktifan siswa dan prestasi belajar dapat meningkat dengan model pembelajaran PASA dan QSH, diharapkan penelitian ini menjadi masukan bagi penulis yang ingin memperdalam penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi
siswa,
hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
meningkatkan keaktifan siswa dan prestasi belajar sejarah.
commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk inovasi pembelajaran lebih lanjut. c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan kebijaksanaan
sekolah
berkaitan
tentang
peningkatan
pembelajaran di kelas d. Bagi perpustakaan sekolah,
hasil penelitian ini semoga
menambah koleksi hasil penelitian pendidikan
commit to user