Bab III
Metodologi
Pokok penelitian ini terarah pada upaya untuk menjawab pertanyaan tentang sistem yang bagaimanakah yang perlu diciptakan untuk memperbaiki sistem yang telah ada di masyarakat, sehingga pembangunan rumah pasca-bencana menjadi lebih cepat. Alur penelitian secara rinci adalah sebagai berikut: Fenomena yang menjadi objek perhatian
Pernyataan mula tentang persoalan yang dirasakan
LAKUKAN OBSERVASI & ANALISIS TERHADAP FENOMENA (Untuk mengungkapkan faktor-faktor yang melandasi timbulnya persoalan yang dirasakan)
Himpunan fungsifungsi yang perlu ditegakkan
Pernyataan tentang pola-laku sistem yang tak diinginkan
Specific problem definition dan deskripsi struktur sistem yang ada
RUMUSKAN FUNGSI-FUNGSI YANG PERLU DITEGAKKAN (agar pola-laku yang tak dikehendaki tersingkirkan dan yang dikehendaki terwujudkan)
KEMBANGKAN HIMPUNAN PILIHAN STRUKTUR YANG LAYAK UNTUK PENEGAKKAN FUNGSI YANG DIKEHENDAKI
KEMBANGKAN KRITERIA DAN STRATEGI PEMILIHAN STRUKTUR
Lakukan penelitian pendukung untuk menyediakan komponen struktur
PILIH STRUKTUR YANG UNGGUL
Kriteria & strategi seleksi struktur yang unggul
UBAH STRUKTUR FENOMENA SEMULA DENGAN STRUKTUR TERPILIH ya
SUSUN MODEL SISTEM DENGAN STRUKTUR YANG TERPILIH DAN LAKUKAN SIMULASI
Pola-laku yang terungkap dari simulasi
SESUAI KEINGINAN tidak
Gambar III.1 Alur penelitian untuk memperbaiki sistem Sumber: Sasmojo, 2004
67
Fenomena Bencana & Pelaksanaan Rekonstruksi
Keseluruhan proses Rekonstruksi dinilai lambat
OBSERVASI & ANALISIS TERHADAP FENOMENA BENCANA & PELAKSANAAN REKONSTRUKSI (mengungkapkan faktor-faktor yang melandasi timbulnya persoalan yang dirasakan) 1. Kontraktor yang menggunakan sistem produksi (industrialisasi), tanpa melibatkan masyarakat, efisien dan sesuai standar, namun kurang sesuai dengan karakter masyarakat. Menimbulkan fenomena rumah kosong 2. Masyarakat membangun sendiri dengan metode konvensional (rumah tunggal), lebih berhasil ‘merumahkan’ masyarakat, namun tidak sesuai standar dan tidak efisien.
Himpunan fungsifungsi yang perlu ditegakkan
Pernyataan tentang pola-laku sistem yang tak diinginkan
Specific problem definition & deskripsi struktur sistem pelaksanaan rekonstruksi yang ada: 1.Kualitas hasil produksi yang sangat rendah sehinga menimbulkan rendahnya tingkat kepuasan dan rasa kepemilikan. 2.Efisiensi yang rendah, hal ini terutama disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat dalam desain, perencanaan maupun pelaksanaan konstruksi. 3.Produktifitas rendah, sistem & teknologi konvensional dengan pola pembangunan ‘single building’ sehingga pengadaan perumahan secara keseluruhan menjadi lambat.
RUMUSKAN FUNGSI-FUNGSI YANG PERLU DITEGAKKAN (agar pola-laku yang tak dikehendaki tersingkirkan dan yang dikehendaki terwujudkan), meliputi: 1. fungsi kualitas 2. fungsi efisiensi 3. fungsi produktifitas
KEMBANGKAN HIMPUNAN PILIHAN STRUKTUR YANG LAYAK UNTUK PENEGAKKAN FUNGSI YANG DIKEHENDAKI
KEMBANGKAN KRITERIA DAN STRATEGI PEMILIHAN STRUKTUR
PILIH STRUKTUR YANG UNGGUL & SUSUN MODEL DENGAN STRUKTUR YANG TERPILIH
Kriteria & strategi seleksi struktur yang unggul
Perlu penelitian pendukung untuk menyediakan komponen struktur (BASIS DATA)
UBAH STRUKTUR FENOMENA SEMULA DENGAN STRUKTUR TERPILIH
ya PENGEMBANGAN MODEL PROSES PRODUKSI RUMAH SEDERHANA MASSAL UNTUK REKONSTRUKSI PASCA BENCANA DI INDONESIA
Pola-laku yang terungkap dari simulasi
SESUAI KEINGINAN
tidak
Gambar III.2 Kerangka penelitian
III.1
Observasi
Hal yang pertama dilakukan adalah mengenali fenomena yang terjadi dalam pelaksanaan pembangunan rumah sederhana pada konteks pasca bencana. Untuk itu dilakukan kajian / elaborasi untuk mendapatkan gambaran mengenai struktur proses-proses dan sistem-sistem yang berkait dengan masalah tersebut, sehingga
68
diketahui sebab-sebab terjadinya pengadaan perumahan pasca bencana yang lambat dan hasilnya tidak memuaskan. Kajian ini meliputi:
elaborasi mengenai rumah sederhana dan konsep pembangunan massal pada sistem produksi (industrialisasi) bangunan melalui kajian literatur.
studi mengenai pengadaan rumah dan organisasi membangun dalam situasi pasca bencana melalui melalui pengamatan langsung di darahdaerah yang mengalami bencana di Indonesia (metode wawancara, diskusi), dan studi literatur (jurnal) penanganan rekonstruksi di negaranegara lain.
Kajian-kajian di atas kemudian akan menjadi dasar dalam pembentukan kerangka model, serta penyusunan beberapa basis data yang diperlukan untuk melengkapi model tersebut.
III.2
Analisis dan pembentukan kerangka model
Melakukan analisis untuk mencari pola intervensi yang tepat untuk merubah sistem yang ada, sehingga fenomena yang dikehendaki terbentuk. Analisis dilakukan dengan membandingkan studi literatur serta kasus yang terjadi di lapangan. Hasil analisis digunakan untuk mengidentifikasi fungsi-fungsi yang perlu
ditegakkan
serta
menggagaskan
struktur
untuk
memungkinkan
terlaksananya pola intervensi tersebut.
Proses mengidentifikasi fungsi-fungsi yang perlu ditegakkan dan menggagaskan struktur untuk memungkinkan tertegakkannya fungsi-fungsi tersebut merupakan proses berpikir yang bersifat induktif.
III.3
Pengembangan model
Jika struktur-struktur yang dimaksud di atas telah tertegaskan, penelitian dapat dilanjutkan dengan membentuk model.
69
Pembentukan model dilakukan untuk menggambarkan interaksi sistem dengan fenomena yang hendak diintervensi melalui pemfungsian sistem tersebut. Tahap selanjutnya adalah melakukan simulasi secara iteratif, hingga diperoleh struktur dengan pola-laku yang tepat. Hasil dari simulasi kemudian digunakan untuk menggagaskan dan merumuskan cara untuk membentuk struktur yang telah dirumuskan.
Pengembangan model ini dilakukan melalui beberapa langkah. Langkah pertama adalah merumuskan kriteria awal pemilihan dari variabel-variabel dominan yang berpengaruh. Kriteria awal ini akan menjadi indikator potensi lokal dan kondisi eksisting dari kasus studi. Kemudian dilakukan perhitungan kecepatan dari jalur proses konstruksi yang dipilih beserta konsekuensi-konsekuensinya, yang dapat menjadi dasar dalam pemilihan metode membangun rumah sederhana di daerah pasca bencana.
Langkah selanjutnya adalah menggagaskan dan merumuskan cara untuk membentuk struktur yang telah dirumuskan. Pada tahap ini, persoalan penelitiannya mungkin perlu didekomposisi menjadi beberapa persoalan penelitian, seperti: (a) Pengembangan dari komponen-komponen pembentuk struktur yang belum tersedia dan perlu dirumuskan struktur dan cara pembuatannya, (b) Pengembangan material yang tepat untuk membentuk struktur masing-masing komponen sistem yang dikembangkan pada tahap a, dan (c) Pelacakan kelakuan komponen-komponen sistem termaksud, dan sebagainya.
Yang terakhir dalam rangkaian penelitian dalam arena teknologi ini adalah pengembangan cara untuk melakukan susun-gabung (assembling) dari setiap komponen yang dikembangkan untuk membentuk struktur menyeluruh yang dikehendaki, dan cara melakukan penyempurnaan terhadap hasil susun-gabung tersebut. Proses penyempurnaan sistem ini dapat didukung dengan menggunakan teknik optimasi.
70
III.4
Penarikan Kesimpulan
Dari model yang terbentuk, dapat diambil kesimpulan berupa prinsip-prinsip desain yang harus diterapkan dalam mendesain suatu proses membangun dengan industrialisasi bangunan pada pelaksanaan rekonstruksi pasca bencana. Model serta prinsip desain ini kemudian akan diaplikasikan ke dalam satu contoh desain proses produksi rumah sederhana untuk rekonstruksi pasca bencana. Kemudian dilakukan interpretasi dan pengambilan kesimpulan.
71