Bekerja Inovatif Menciptakan Keunggulan. Innovative Work Creating Excellence. Laporan Tahunan 2011 Annual Report

Bekerja Inovatif Menciptakan Keunggulan Innovative Work Creating Excellence Laporan Tahunan 2011 Annual Report

Bekerja Bekerja Bekerja Motto

Kami menyadari akses listrik merupakan salah satu indikator kualitas manusia. Untuk itu PLN bekerja dengan penuh semangat memenuhi kecukupan listrik bagi seluruh rakyat Indonesia. Mulai tahun 2011 daftar antrian permintaan listrik dan pemadaman bergilir tidak ada lagi, gangguan trafo dan penyulang (jaringan distribusi) terus kami kurangi, dan rasio elektrifikasi naik menjadi 74%*. Kami akan terus bekerja dan berinovasi menciptakan keunggulan untuk memberikan yang terbaik. We realize that access to electricity is an indicator of the quality of life. For this reason, PLN is working with enthusiasm to satisfy electricity requirements for all the people of Indonesia. As of 2011, the waiting list for new electricity connections and the rolling blackouts have been eliminated, disruption to transformers and feeders (distribution network) continues to be reduced, and the electrification ratio has risen to 74%*. We will continue to work and innovate to create excellence and provide our best.

*Termasuk pelanggan non PLN

*Included non PLN customer

KINERJA KEUANGAN Management Report

Financial Performance

Pendapatan usaha Revenues

+ 28%

Rp 208

- 29%

Rp 7,19

triliun trillion

+10%

Rp 14,6

triliun trillion

triliun trillion

Laba Bersih

Net Profit Margin

Laba Usaha

Profit From Operation

PELAYANAN Service

Pemadaman Bergilir Rolling Power Outages

Tidak Ada None

Antrian Daftar Listrik

New Connection Waiting List

Tidak Ada None

Rasio Elektrifikasi Electrification Ratio

Meningkat Growing



Pengembangan Proses Bisnis Process Business Development

Semakin Lengkap Dengan penambahan feature penyambungan baru, penambahan daya dan penyambungan online melalui website dan layanan call center 123

Improving With additional features including new connections, power upgrades and temporary connections online through our website and our call center 123 service.

+ 7%

67%

74%*

PRODUKSI & PENJUALAN PRODUCTION & SALES

Produksi listrik PLN hingga 31 Desember 2011 mencapai 183.421 GWh (Gigawatt hour) atau meningkat sekitar 8% dibandingkan periode yang sama tahun 2010 yang haya 169.786 Gwh

+ 8%

183.421 GWh

PLN’s electricity production to 31 December 2011 reached 183,421 GWh (Gigawatt hours), or an increase of around 8% in comparison to the same period the previous year (2010) which was only 169,786 GWh.

Realisasi penjualan listrik meningkat 7%. Hingga 31 Desember 2011 realisasi penjualan tenaga listrik PLN mecapai 157.993 Gwh sedangkan pada 31 Desember 2010 mencapai 147.298 GWh

+ 7%

157.993 GWh

+ 8%

45,9 juta

Sales of electricity increased 7% as of 31 December 2011, with PLN actualizing sales of 157,993 GWh, while by 31 December 2010 sales reached 147,298 GWh.

Hingga 31 Desember 2011 jumlah pelanggan PLN bertambah 3,4 juta pelanggan. Jumlah pelanggan PLN seluruhnya mencapai 45,9 juta pelanggan As of 31 December 2011, PLN’s total customers had increased by 3.4 million. Thus PLN had a total of 45.9 million customers.

Susut jaringan 9,41% lebih baik dari tahun sebelumnya 9,7% Network losses amounted to 9.41%, an improvement over the previous year 9.7%.

- 0.29%

9,41%

KAPASITAS LISTRIK ELECTRIC POWER CAPACITY

Daya Mampu Power Ability

+ 8,1% MW

25.449,90 Kapasitas Terpasang Installed Capacity

MW

+ 8.8%

29.268,16 Beban Puncak Peak Load

MW

+ 6,5%

26.664,56 Total Jaringan Transmisi Total Network Transmission kms

36.719

+ 15,8%

Total Panjang Jaringan Distribusi Total Length of Distribution Network kms

679.424

PT PLN (Persero) Daftar isi Table of Contents

6

DAFTAR ISI Table of Contents

IKHTISAR Highlights Ikhtisar Keuangan Financial Highlights Ikhtisar Operasional Operational Highlights Obligasi Obligation Peristiwa Penting Significant Events Penghargaan dan Sertifikasi Award and Certification

LAPORAN MANAJEMEN MANAGEMENT REPORT Laporan Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Report Laporan Direksi Board of Directors’ Report Rencana Strategis Perusahaan 2011-2015 Corporate Strategic Plan 2011-2015

8 9 10 11 13 23

27 28 37 45

PROFIL PERUSAHAAN COMPANY PROFILE

53

Visi dan Misi Vision and Mission Sekilas Tentang PLN Pln in Brief Bidang Usaha Fields of Business Akses Informasi Access to Information Lembaga Penunjang Perusahaan Corporate Institutional Support Kepemilikan Saham Shareholders Struktur Organisasi Organization Structure Profil Manajemen Management Profiles

54 58 60 65 66

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL Operational Management Report Pengelolaan Sumber Daya Manusia Human Resource Management Pengembangan Teknologi Informasi Developing Information Technology Kepedulian Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja Environment, Safety and A Healthy Workplace

69 70 72

83 84 99 100

ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN Management Discussion and Analysis Tinjauan Ekonomi Dan Prospek Usaha Economic Review and Business Prospects Kinerja Operasional Operational Performance Kinerja Keuangan Financial Performance Ikhtisar Neraca Balance Sheet Overview Ekuitas dan Kebijakan Struktur Modal Equity and Capital Structure Policy Ikhtisar Laba Rugi Profit-Loss Analysis Ikhtisar Arus Kas Cash Flow Overview Rasio-rasio Keuangan Financial Ratios Realisasi Belanja Modal Capital Expenditure Realization Sumber Pembiayaan Funding Resources Kinerja Anak Perusahaan Performance of Subsidiaries Informasi Material Material Information Program Percepatan Pembangunan Pembangkit 10.000 MW Tahap 1 Program for Acceleration of Development of 10,000MW Phase 1 Generation Program Percepatan Pembangunan Pembangkit 10.000 MW Tahap 2 Accelerating Initiation of 10,000MW Phase 2 Program Pembangkit Listrik Swasta Independent Power Producer Kerja Sama Berbagai Pihak Collaboration with Similar Interests Arah Pengembangan Perusahaan Company Development Direction Subsidi Listrik Pemerintah Government Electricity Subsidy Restrukturisasi Usaha Company Restructuring Transaksi Material dan Kejadian Luar Biasa Material Transaction and Extraordinary Events Transaksi Material Material Transactions Kejadian Luar Biasa Extraordinary Events Transaksi Material yang Mengandung Benturan Kepentingan Material Transactions Including Interest of Impact Transaksi dengan Afiliasi Transactions with Affiliates Perubahan Peraturan dan Kebijakan Akuntansi Regulation Changes and Accounting Policy Kejadian Setelah Tanggal Neraca Situation after date of Balance Sheet

111 112 114 124 124 132 133 136 137 139 139 140 141 141

144 145 148 150 152 153 154 154 155 155 155 156 156

PT PLN (Persero) Laporan Tahunan 2011 Annual Report

7

TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance Tujuan Objectives Pedoman, Struktur dan Mekanisme Guidelines, Structure and Mechanism Kebijakan Pokok Perusahaan Basic Corporate Polices Implementasi Praktik GCG Implementing GCG Practices Penilaian Penerapan Gcg Gcg Evaluation Organ Perusahaan Instruments of the Company RUPS General Meeting of Shareholders Dewan Komisaris Board of Commissioners Direksi Directors Komite-Komite Perusahaan Company Committees Satuan Pengawasan Intern Internal Oversight Unit Manajemen Risiko Risk Management Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary Sekretaris Dewan Komisaris Secretary To The Board Of Commissioners Perkara Hukum Yang Melibatkan Perusahaan Litigation

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Corporate Social Responsibility Maksud dan Tujuan Aims and Objectives Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Implementation of Corporate Social Responsibility Pengembangan Masyarakat Community Development Pemenuhan Hak-hak Karyawan Fulfilling Employee Rights Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Lingkungan Occupational Health, Safety and the Environment Komitmen Terhadap Kualitas Produk dan Perlindungan Pelanggan Commitment to Product Quality and Customer Protection Laporan Keberlanjutan Sustainability Report

157

DATA PERUSAHAAN Corporate Data

158

Profil Komite Komisaris di Luar Dewan Komisaris Profile of Commissioners’ Committees Outside the Board of Commissioners Daftar Anak Perusahaan dan Afiliasi Addresses of Subsidiaries and Affiliation Referensi Silang Peraturan Bapepam-LK No X.K.6 Cross Reference to Bapepam-LK Rule X.K.6

159 160 162 166 172 172 173 178 186 197 202 211

235 236 246 248

PERNYATAAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Board of commissioners’ and directors’ statement

264

LAPORAN KEUANGAN FINANCIAL REPORT

266

212 213

227 228 229 230 234 234

234 234

IKHTISAR Highlights


9

IKHTISAR KEUANGAN Financial Highlights KETERANGAN

UNIT

2011

2010

2009

2008

2007

2006

DESCRIPTION Balance

Neraca Keuangan Total Aset Total Ekuitas Total Kewajiban Modal Kerja Bersih

Miliar Billion Rp Miliar

Billion Rp Miliar

Billion Rp Miliar

Billion Rp

426.519

369.191

333.713

290.718

273.479

247.917

Total Assets

155.349

149.683

141.196

126.986

136.412

139.837

Total Equity

271.170

219.508

192.517

163.732

137.067

101.827

Total Liabilities

(4.667)

(10.177)

(709)

(9.578)

2.937

1.123

Net Working Capital Profit/Loss

Laba/Rugi Pendapatan Usaha Beban Usaha

Miliar

Billion Rp Miliar

Billion Rp

Laba (Rugi) Usaha

Billion Rp

Miliar

Laba (Rugi) Bersih

Billion Rp

Miliar

208.018

162.375

145.222

164.209

114.042

104.726

Revenues

193.397

149.108

135.276

160.598

111.506

105.228

Operating Expenses

14.621

13.267

9.946

3.611

2.536

(502)

Income/Loss from Operations

7.194

10.093

10.356

(12.303)

(5.645)

1.928

Net Profit/Loss

Statement of Cash Flow

Laporan Arus Kas Arus Kas dari Operasi

Miliar Rp

31.140

22.969

5.898

7.780

16.890

11.058

Cash Flow from Operating Activities

Arus Kas dari Investasi

Miliar Rp

(40.759)

(30.720)

(30.567)

(21.952)

(20.760)

(5.285)

Cash Flow from Investing Activities

Arus Kas dari Pendanaan

Miliar Rp

11.959

14.425

31.324

4.268

7.192

1.834

Cash Flow from Funding Activities Ratios

Rasio-rasio ROA

%

2,00

3,18

3,10

-4,23

-2,06

0,78

ROA

ROE

%

4,63

6,74

7,91

-9,69

-4,14

1,38

ROE

Rasio Lancar

%

92,58

81,60

77,51

76,44

107,29

104,05

Current Ratio

Solvabilitas

%

63,58

59,50

57,69

53,72

47,59

41,07

Solvency

Rasio Hutang terhadap Ekuitas

%

174,55

146,90

113,31

122,99

95,41

72,82

Debt to Equity Ratio

Rasio Operasional

%

92,97

91,83

93,15

97,80

97,78

100,48

Operational Ratio

Laba Bersih

%

6,37

9,80

7,13

-7,49

-4,95

1,84

Net Profit Margin

Productivity Ratio

Rasio Produktivitas Total Pendapatan Usaha/ Karyawan

4,37

3,51

3,23

3,67

2,47

2,26

Revenues/Total Employees

PT PLN (Persero) ikhtisar Highlights Management Report Laporan Manajemen

10

IKHTISAR OPERASIONAL Operational Highlights KETERANGAN

UNIT

2011

2010

2009

2008

2007

2006

DESCRIPTION

Daya Terpasang

MW

29.268

26.895

25.607

25.571

25.222

24.846

Installed Capacity

Penjualan

GWh

157.993

147.297

134.581

129.018

121.246

112.609

Sales Production

Produksi 123.477

115.434

113.340

107.984

101.664

Own Production

13.886

8.233

5.194

4.707

3.257

2.804

Diesel Rental

GWh

40.682

38.076

36.169

31.389

31.199

28.639

Purchase

Total Produksi

GWh

183.421

169.786

156.797

149.436

142.440

133.108

Total Production

Susut Jaringan

%

9,70

9,93

10,46

11,70

11,45

Losses

Produksi Sendiri

GWh

128.853

Sewa Diesel

GWh

Pembelian

9,41

Quality and Reliability

Mutu dan Keandalan Jam/Plg/ Thn

4,71

6,96

16,70

80,90

28,90

27,01

SAIDI

4,90

6,82

10,78

13,33

12,77

13,85

SAIFI

Thousand Cust

45.895

42.435

40.118

38.844

37.334

35.751

Number of Customers

Daya Tersambung

MVA

75.189

67.439

62.894

60.085

56.549

53.317

Connected Capacity

Panjang Transmisi

kms

36.719

35.146

34.949

32.472

31.612

31.195

Transmission Length

Kapasitas Gardu Induk

MVA

71.615

65.669

63.375

55.989

54.649

54.409

Sub-station Capacity

Orang People

47.615

46.296

45.000

44.750

46.113

46.431

Total Employees

SAIDI

SAIFI

Jumlah Pelanggan

Jumlah Karyawan

Hr/Cust/Yr Kali/Plg/ Thn

Times/ Cust/Yr

Ribu Plg


11 DAFTAR PERJANJIAN PINJAMAN PLN YANG DITANDATANGANI DI TAHUN 2011

LIST OF PLN LOAN AGREEMENTS SIGNED IN 2011 No.

No. Perjanjian Kredit

Name of Borrower

Nama Pinjaman

Tanggal Penandatanganan

1

SLA-1238/DSMI/2011

IBRD 7940-ID

28-Feb-11

USD

2

Kredit Modal Kerja 2011

Kredit Modal Kerja 2011

21 Juni 2011 dan diamandemen pada tanggal 23 November 2011

IDR

Global Medium Term Notes 2011

22-Nov-11

USD

Pinjaman Pemerintah dengan Persyaratan Lunak

13-Des-11

IDR

Perjanjian Kredit Sindikasi

27-Des-11

IDR

Credit Agreement Number SLA-1238/DSMI/2011

Working Capital Loan 2011

3

Global Medium Term Notes 2011

4

PK No. 27 tgl 13 Desember 2011

PK No. 27 dated 13 December 2011

5

IBRD 7940-ID

Working Capital Loan 2011

Plafon Pinjaman

Loan Ceiling

Signature Date

28-Feb-11

Government Loan with Soft Terms

PK No. 51 tgl 27 Desember 2011

PK No. 51 dated 27 Credit Syndicate Agreement December 2011

13-Dec-11

27-Dec-11

15,000,000,000,000 dan diamandemen menjadi 20,000,000,000,000

15,0000,000,000,000 amended to 20,000,000,000,000

21 June 2011 amended on 23 November 2011 22-Nov-11

225.000.000

225,000,000

1.000.000.000

1,000,000,000 7.500.000.000.000

7,500,000,000,000

7.000.000.000.000

7,000,000,000,000

OBLIGASI Bonds

DAFTAR EFEK DOMESTIK YANG DITERBITKAN PLN DAN BELUM JATUH TEMPO

LIST OF outstanding domestic bonds No.

1 2 3

4

5 6

7

8 9 10 11

Nama Efek

NAME OF SECURITIES Obligasi PLN VII 2004

PLN VII 2004 Bonds

Obligasi PLN VIII 2006 SERI A

PLN VIII 2006 Series A Bonds

Obligasi PLN VIII 2006 SERI B

PLN VIII 2006 Series B Bonds

Obligasi PLN SYARIAH IJARAH I

PLN SYARIAH IJARAH I Bonds

Obligasi PLN IX 2007 SERI A

PLN IX 2007 Series A Bonds

Obligasi PLN IX 2007 SERI B

PLN IX 2007 Series B Bonds Obligasi PLN SYARIAH IJARAH II

PLN SYARIAH IJARAH II Bonds MTN PLN I Tahun 2008 Seri G

MTN PLN I Series G Bonds 2008 MTN PLN I Tahun 2008 Seri H

MTN PLN I Series H Bonds 2008

MTN PLN I Tahun 2008 Seri I

MTN PLN I Series I Bonds 2008

MTN PLN I Tahun 2008 Seri J

MTN PLN I Series J Bonds 2008

Plafon

Tanggal terbit

Tingkat Bunga

Tenor (Tahun)

Peringkat

PLAFOND

DATE OF ISSUANCE

INTEREST RATE

(IN YEAR)

IDR 1.500.000.000.000

11-Nov-04

12,25%

10

IdAA+

IDR 1.335.100.000.000

21-Jun-06

13,60%

10

idAA+

IDR 865.000.000.000

21-Jun-06

13,75%

15

idAA+

IDR 200.000.000.000

21-Jun-06

13,60%

10

idAA+ (sy)

IDR 1.500.000.000.000

10-Jul-07

10,40%

10

idAA+

IDR 1.200.000.000.000

10-Jul-07

10,90%

15

idAA+

IDR 300.000.000.000

10-Jul-07

10,40%

10

idAA+ (sy)

IDR 500.000.000.000

15-Dec-08

2,50%

3,5

idAA+

IDR 500.000.000.000

15-Dec-08

2,50%

4

idAA+

IDR 500.000.000.000

15-Dec-08

2,50%

4,5

idAA+

IDR 500.000.000.000

15-Dec-08

2,50%

5

idAA+

RANK

PT PLN (Persero) ikhtisar Highlights

12 No.

12 13

14

15

16 17

18

19

20 21

22

23

Nama Efek

NAME OF SECURITIES Obligasi PLN X 2009 SERI A

PLN X 2009 Series A Bonds

Obligasi PLN X 2009 SERI B

PLN X 2009 Series B Bonds

Obligasi PLN SYARIAH IJARAH III SERI A

PLN III Series A Sukuk Ijarah Bonds

Obligasi PLN SYARIAH IJARAH III SERI B

PLN III Series B Sukuk Ijarah Bonds

Obligasi PLN XI 2010 SERI A

PLN X 2010 Series A Bonds

Obligasi PLN XI 2010 SERI B

PLN X 2010 Series B Bonds

Obligasi PLN SUKUK IJARAH IV SERI A

PLN IV Series A Sukuk Ijarah Bonds

Obligasi PLN SUKUK IJARAH IV SERI B

PLN IV Series B Sukuk Ijarah Bonds

Obligasi PLN XII 2010 SERI A

PLN XII 2010 Series A Bonds

Obligasi PLN XII 2010 SERI B

PLN XII 2010 Series B Bonds

Obligasi PLN SUKUK IJARAH V SERI A

PLN V Series A Sukuk Ijarah Bonds Obligasi PLN SUKUK IJARAH V SERI B

PLN V Series B Sukuk Ijarah Bonds

Plafon

Tanggal terbit

Tingkat Bunga

Tenor (Tahun)

Peringkat

PLAFOND

DATE OF ISSUANCE

INTEREST RATE

(IN YEAR)

IDR 1.015.000.000.000

9-Jan-09

14,75%

5

idAA+

IDR 425.000.000.000

9-Jan-09

15,00%

7

idAA+

IDR 293.000.000.000

9-Jan-09

14,75%

5

idAA+ (sy)

IDR 467.000.000.000

9-Jan-09

15,00%

7

idAA+ (sy)

IDR 920.000.000.000

12-Jan-10

11,95%

7

idAA+

IDR 1.783.000.000.000

12-Jan-10

12,55%

10

idAA+

IDR 130.000.000.000

12-Jan-10

11,95%

7

idAA+

IDR 167.000.000.000

12-Jan-10

12,55%

10

idAA+

IDR 645.000.000.000

8-Jul-10

9,70%

5

idAA+

IDR 1.855.000.000.000

8-Jul-10

10,40%

12

idAA+

IDR 160.000.000.000

8-Jul-10

9,70%

5

idAA+

IDR 340.000.000.000

8-Jul-10

10,40%

12

idAA+

RANK

DAFTAR EFEK INTERNASIONAL YANG DITERBITKAN PLN DAN BELUM JATUH TEMPO

LIST OF outstanding international bonds No.

1

Nama Efek

Security Name

GLOBAL BOND PLN 2016

Plafon

Ceiling

Tanggal terbit

Interest Rate

Tenor (Tahun)

Peringkat

Date of Issue

Tingkat Bunga

USD 550.000.000

16-Oct-06

7,7500%

10

BB/Ba1

Period (Years)

Rating

2


USD 500.000.000

28-Jun-07

7,2500%

10

BB/Ba1

3


USD 500.000.000

28-Jun-07

7,8750%

30

BB/Ba1

4


USD 750.000.000

7-Ags-09

8,0000%

10

BB/Ba1

5


USD 1.250.000.000

6-Nov-09

7,75%

10

BB/Ba1

6

Global Medium Term Notes

USD 1.000.000.000

22-Nov-11

5,50%

10

BB/Ba1


13

PERISTIWA PENTING Significant Events JANUARI

JANUARY

05 Komitmen Bersama Pembangunan Kelistrikan 2011 Mengawali tahun 2011, PLN bersama para mitra kerja menegaskan kembali komitmennya untuk melaksanakan pembangunan kelistrikan Indonesia dengan lebih berkualitas, lebih cepat, lebih hemat, serta bebas dari korupsi. Komitmen ini dinyatakan pada gelar ”Apel Kesiapan Pelaksanaan Pembangunan 2011” di Parkir Timur Senayan, Jakarta. Acara dihadiri oleh Direktur Utama PLN Dahlan Iskan, Direktur Operasi Jawa Bali Ngurah Adnyana, jajaran Direksi PLN, para General Manager PLN se-Jawa Bali, dan mitra kerja PLN yang berjumlah sekitar 500 orang.

Electricity Development Joint Commitment 2011 At the beginning of 2011, PLN along with its business partners, reaffirmed its commitment to the development of Indonesia’s electricity network, making it higher quality, faster, more frugal and free from corruption. This commitment was declared and entitled “Ready To Implement Development in 2011” at a rally held in Senayan East Car Park, Jakarta. The event was attended by PLN President Director Dahlan Iskan, Operations Director for Java & Bali Ngurah Adnyana, PLN directors, PLN General Managers for Java & Bali, and approximately 500 of PLN’s business partners.

Apel serupa dilaksanakan di wilayah Indonesia Bagian Barat yang dipusatkan di Tanjung Karang, propinsi Lampung, dan kota Balikpapan untuk wilayah Indonesia Bagian Timur.

A similar rally was held in the western part of Indonesia, hosted in Tanjung Karang, Lampung province, and in Balikpapan in the eastern part of Indonesia.

FEBRUARI

FEBRUARY

06 Listrik Pulau Bunaken 100% dari Tenaga Matahari PLN meresmikan PLTS Bunaken dan membagikan lampu hemat energi yang dikenal dengan lampu SEHEN (super ekstra hemat energi) berdaya 3 watt yang setara dengan lampu pijar 25 watt kepada para pelanggan di Pulau Bunaken.

100% Solar Powered Electricity for Bunaken Island PLN launched the Bunaken Solar Power Plant and distributed 3 watt energy saving light bulbs known by the abbreviation SEHEN (extra super energy efficient) to its customers on Bunaken Island, which provide illumination equivalent to a 25 watt incandescent bulb.

PLTS Bunaken merupakan PLTS pertama yang dapat menerangi satu pulau selama 24 jam dan menggantikan pembangkit listrik tenaga diesel yang selama ini dipakai.

Bunaken Solar Power Plant is the first solar power plant to provide 24-hour illumination to the whole island and replaces the diesel powered electricity previously used.


14 MARET

MARCH

11 Jual Beli Listrik Panas Bumi 435 MW PLN dan dua pengembang Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), yaitu PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan PT Westindo Utama Karya, menandatangani perjanjian jual beli listrik (Power Purchase Agreement/ PPA) dari enam PLTP dengan total kapasitas 435 megawatt (MW). Lima PLTP berasal dari PGE, yaitu PLTP Lumut Balai (2×55 MW) di Sumatera Selatan; PLTP Ulubelu unit 3 dan 4 (2×55 MW) di Tanggamus, Lampung; PLTP Lahendong unit 5 dan 6 (2x20 MW) di Sulawesi Utara; PLTP Karaha (1x30 MW) dan PLTP Kamojang unit 5 (1x30 MW) di Jawa Barat. Sedangkan PT Westindo mengembangkan PLTP Atadei (2x2,5 MW) di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.

APRIL

Power Purchase Agreement for 435 MW Geothermal Electricity PLN and two developers of Geothermal Electricity, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) and PT Westindo Utama Karya, signed a power purchase agreement (PPA) from six geothermal power plants with a total capacity of 435 megawatts (MW). Five of these geothermal power plants are under PGE, i.e. PLTP Lumut Balai (2×55 MW) in South Sumatera; PLTP Ulubelu units 3 and 4 (2x55 MW) in Tanggamus, Lampung; PLTP Lahendong units 5 and 6 (2x20 MW) in North Sulawesi; PLTP Karaha (1x30 MW) and PLTP Kamojang unit 5 (1x30 MW) in West Java. Meanwhile, PT Westindo has developed PLTP Atadei (2x2.5 MW) in Lembata, East Nusa Tenggara.

APRIL

17 PLTU Kendari Mulai Beroperasi PLTU Kendari berkapasitas 2x10 MW adalah salah satu proyek PLTU 10.000 MW tahap I yang mulai beroperasi dan yang pertama di luar Jawa.

MEI

PLTU Kendari Starts Operations PLTU Kendari, with its current capacity of 2x10 MW, is the first stage of a 10,000 MW geothermal power plant project. It is now operating and is the first outside Java.

MAY

25 Presiden Yudhoyono Meresmikan Proyek Kelistrikan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan beberapa proyek kelistrikan pada peluncuran Master Plan dan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011 – 2025. Proyek-proyek itu adalah PLTA Peusangan 1 dan 2 berlokasi di Peusangan River, Takengon, Aceh (2x22,5 MW); PLTS Miangas di Pulau Miangas, Sulawesi Utara (85 kW Peak); serta PLTS Sebatik di Pulau Sebatik, Kalimantan Timur (340 kW Peak).

President Yudhoyono Inaugurates Electricity Project The President of the Republic of Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, inaugurated several electricity projects at the launch of the Master Plan for Acceleration and Expansion of Indonesia’s Economic Development (MP3EI) 2011-2025. These projects are PLTA Peusangan 1 and 2 located at Peusangan River, Takengon, Aceh (2x22.5 MW); PLTS Miangas on Miangas Island, North Sulawesi (85 kW Peak); and PLTS Sebatik on Sebatik Island, East Kalimantan (340 kW Peak).


15 Proyek PLTS Miangas dan PLTS Sebatik merupakan bagian dari proyek PLTS 100 Pulau dengan kapasitas total mencapai 22.000 kW Peak. Proyek PLTS ini merupakan salah satu program unggulan PLN untuk mempercepat rasio elektrifikasi di pulau-pulau terluar, khususnya di wilayah timur Indonesia.

JUNI

The PLTS Miangas and PLTS Sebatik projects are a part of the Solar Power for 100 Islands project with a total capacity of 22,000 kW Peak. This solar power project is one of PLN’s flagship programs to accelerate the electrification ratio of outer islands, specifically those in the eastern parts of Indonesia.

JUNE

01 Kerja Sama Pengembangan Pembangkit Listrik di Halmahera Timur PT PLN (Persero) dan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk menandatangani perjanjian pokok untuk pengembangan pembangkit listrik Pusat Listrik Tenaga Uap 3 x 30 MW dan Pusat Listrik Tenaga Diesel 10 x 17 MW di Halmahera Timur, Maluku Utara.

Cooperation to Develop Power Plants in East Halmahera PT PLN (Persero) and PT Aneka Tambang (Persero) Tbk signed Heads of Agreement to develop 3 x 30 MW Steam Power Plants and a 10 x 17 MW Diesel Power Plant in East Halmahera, North Maluku.

09 PLN Tuntaskan Daftar Tunggu Sambungan Listrik PLN dan unit-unit pelayanan di seluruh Indonesia serentak menggelar kembali Gerakan Sehari Sejuta Sambungan (GRASSS), dengan target menuntaskan seluruh daftar tunggu permintaan sambungan listrik sampai selesai pada akhir Juni.

PLN Eliminates the Waiting List for New Connections PLN and its service units throughout Indonesia once again simultaneously held the One Million Connections A Day Movement (GRASSS) targeting completion of all outstanding connection requests by the end of the program at the end of June.

Upaya strategis untuk menuntaskan daftar tunggu ini, antara lain dengan memperkuat pasokan listrik di sejumlah daerah, melakukan up-rating (memperkuat output daya listrik), mengoptimalkan pembangkit, sewa pembangkit diesel di beberapa lokasi, perluasan jaringan, penambahan kapasitas dan jumlah trafo serta upaya teknis lainnya. Program GRASSS juga dimaksudkan untuk melindungi masyarakat (calon pelanggan) dari praktikpraktik kecurangan yang tidak terpuji, termasuk percaloan dan “pasar gelap” dalam penyambungan baru.

This strategic effort to complete the waiting list included efforts to make electricity supply in various areas more resilient, carry out up-rating (strengthening electrical power output), optimizing generation, lease of diesel generators in some locations, network expansion, addition of capacity and the number of transformers, as well as other technical efforts. The GRASSS program is also intended to protect the public (potential customers) from unwanted fraud practices, including brokers and a “black market” in new connections.


16

28 PT Salamander Pasok Gas untuk Kebutuhan Pembangkit di Kalimantan PLN dan PT Salamander Energy Limited menandatangani perjanjian jual beli gas (PJBG) lapangan Bangkanai yang berada di Kabupaten Muara Teweh, Kalimantan Tengah. PT Salamander sepakat memasok volume gas sebesar 20 bbtud, dengan harga US$4,79/mmbtu dengan eskalasi 3% per tiga tahun.

PT Salamander Supplies Gas for Generating Requirements in Kalimantan PLN and PT Salamander Energy Limited signed a gas purchase agreement for gas from the Bangkanai field in Muara Teweh regency, Central Kalimantan. PT Salamander agrees to supply 20 bbtud gas at a price of US$ 4.79/mmbtu with a 3% escalation every three years.

PT Salamander Energy akan memasok gas mulai Juni 2013 hingga 2033. Pasokan gas Bangkanai nantinya bakal memasok kebutuhan gas untuk pembangkit listrik di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.

PT Salamander Energy will supply gas as of June 2013 until 2033. The Bangkanai gas supply will eventually supply gas for electricity generation in South Kalimantan, Central Kalimantan and East Kalimantan.

juli

july

01 Sinergi BUMN untuk Pembelian Tenaga Listrik Penandatanganan Nota Kesepahaman antara PLN, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. dan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. tentang sinergi antar-Badan Usaha Milik Negara dalam rangka pembelian tenaga listrik.

juli

SOE Synergy to Purchase Electricity Signing of a Memorandum of Understanding between PLN, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. and PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. regarding inter-SOE synergy to purchase electricity.

july

08 Dirut PLN Dahlan Iskan Raih Inspiring Leader Award Keteladanan dan komitmen yang ditunjukkan Dahlan Iskan dalam memimpin PLN dua tahun terakhir dinilai membawa banyak perubahan yang positif. Dirut PLN ini punya andil besar membangun dan memperbaiki pelayanan PLN dalam menyediakan pasokan listrik secara nasional. Koran Sindo mengapresiasi hasil kerja Dirut PLN dengan memberikan penghargaan “Inspiring Leader Award”.

PLN President Director Dahlan Iskan Wins Inspiring Leader Award The example and commitment shown by Dahlan Iskan in leading PLN over the last two years has been judged to have brought about many positive changes. The President Director of PLN has contributed greatly to build and improving PLN’s delivery of electricity nationwide. Koran Sindo showed its appreciation for the work of the PLN President Director by awarding him the “Inspiring Leader Award”.


17

18 Kerja Sama Interkoneksi di Kalbar dengan Sarawak Energy PLN dan Sarawak Energy Berhad (SEB) sepakat bekerja sama membangun interkoneksi di wilayah Kalimantan Barat. Kesepakatan di bidang ketenagalistrikan ini ditandatangani oleh Direktur Perencanaan dan Teknologi PLN Nasri Sebayang, Chief Executive Officer Sarawak Energy Berhad Torstein Dale Sjotveit, dan Second Minister of Planning and Resource Management & Minister of Public Utilities Negara Bagian Sarawak Datuk Amar Haji Awang Tengah Ali Hasan.

Interconnection Cooperation in West Kalimantan Alongside Sarawak Energy PLN and Sarawak Energy Berhad (SEB) have entered into a cooperation agreement to develop interconnection in West Kalimantan. This electrical power agreement was signed by PLN Director for Planning and Technology, Nasri Sebayang, Chief Executive Officer Sarawak Energy, Berhad Torstein Dale Sjotveit, and Second Minister of Planning and Resource Management & Minister of Public Utilities for Sarawak State, Datuk Amar Haji Awang Tengah Ali Hasan.

25 Badan Pertanahan Nasional (BPN) Bantu PLN Amankan Aset PLN bekerja sama dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) mempercepat proses sertifikasi tanah milik PLN. Sertifikasi ini bertujuan untuk mengamankan, serta memberikan kepastian dan perlindungan hukum terhadap aset milik PLN.

AGUSTUS

National Land Agency (BPN) Assist PLN in Securing Assets PLN, in cooperation with the National Land Agency, accelerated the certification process for land owned by PLN. This certification is aimed at securing and providing both certainty and legal protection for PLN’s assets

AUGUST

05 PT Pelayaran Bahtera Adhiguna Resmi Milik PLN Pe m e r i n t a h s e c a r a r e s m i m e ny e r a h k a n s a h a m P T Pelayaran Bahtera Adhiguna (BAG) kepada PLN. Sebanyak 21.674 lembar saham PBA kini resmi menjadi milik PLN, dengan nilai wajar seluruhnya mencapai Rp90 miliar (atau tepatnya Rp90.225.861.000,00). Setelah pengalihan saham ini maka PT BAG akan menjalani proses menjadi anak perusahaan PLN. PLN akan mengembangkan bisnis PT BAG menjadi perusahaan yang sehat sekaligus mendukung keamanan pasokan batu bara ke pembangkit listrik milik PLN.

PT Pelayaran Bahtera Adhiguna Officially Owned by PLN The Government formally handed over shares of PT Pelayaran Bahtera Adhiguna (PBA) to PLN. A total of 21,674 shares in PBA now officially belong to PLN with a total fair value of approximately Rp90 billion (or precisely Rp90,225,861,000). After the share transfer, PT BAG will undergo the process to become a subsidiary of PLN. PLN will develop PT BAG’s business and bring it into a state of health, thus supporting coal supply security for PLN’s power plants.


18 Menteri Negera BUMN Mustafa Abubakar, selaku wakil pemegang saham PBA, menyerahkan secara langsung pengalihan kepemilikan saham negara itu kepada Direktur Utama PLN Dahlan Iskan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta.

AGUSTUS

The State Minister for State Owned Enterprises, Mustafa Abubakar, as representative shareholder of BAG, directly gave the transfer of state shares to the PLN President Director, Dahlan Iskan, at the SOE State Minister’s office, Jakarta.

AUGUST

19 PLN dan PPA Bekerja Sama Mengelola Aset Agar seluruh aset dapat dikelola lebih baik maka PLN menjalin kerja sama dengan PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero). Dengan kerja sama ini aset milik PLN, khususnya dalam bentuk tanah dan bangunan yang tersebar di banyak tempat, dapat sekaligus ditingkatkan nilainya. Optimalisasi pengelolaan aset dengan mengikuti prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG) ini bisa memberikan kontribusi nilai tambah bagi kedua belah pihak.

september

PLN and PPA Cooperate in Asset Management To ensure good management of all its assets, PLN has entered into cooperation with PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero). This cooperation will result in PLN’s assets, especially land and buildings that are spread across many locations, increasing in value. This optimization of asset management adheres to the principles of good corporate governance (GCG) and will provide added value for both parties.

SEPTEMBER

12 HAPUA Meeting dan ARSEPE 2011 HAPUA (HEADS OF ASEAN POWER UTILITIES/AUTHORITIES) Meeting dan ASEAN Residential School in The Electric Power Engineering (ARSEPE) merupakan suatu wadah pertukaran ilmu pengetahuan tentang ketenagalistrikan bagi negaranegara ASEAN. Agenda HAPUA Meeting kali ini adalah (i) merestrukturisasi 8 Working Group HAPUA agar aktivitas untuk merealisasikan jaringan listrik ASEAN dapat lebih efektif dan fokus; dan (ii) memperkuat kerja sama dan jaringan komunikasi regional.

HAPUA Meeting and ARSEPE 2011 HAPUA (HEADS OF ASEAN POWER UTILITIES/AUTHORITIES) Meeting and ASEAN Residential School in Electric Power Engineering (ARSEPE) is a forum in which to exchange electricity-related knowledge for countries within ASEAN. The agenda items for the HAPUA Meeting this time were (i) restructuring the 8 HAPUA Working Groups to ensure activities to realize electricity networks in ASEAN more effectively and focused; and (ii) strengthening regional cooperation and communication networks.

Sedangkan tema ARSEPE ke-5 adalah “The Economic and optimization of power system operation in the new millennium.” Indonesia sudah kali kedua menjadi tuan rumah kegiatan ARSEPE, yang pertama diselenggarakan di Bandung pada 2009.

Meanwhile, the 5th ARSEPE theme was “The Economics And Optimization Of Power System Operation In The New Millennium.” Indonesia was hosting the ARSEPE event for the second time; the first time was in Bandung in 2009.


19 september

SEPTEMBER

19 PLN Pasang Kabel Bawah Tanah untuk Perkuat Kelistrikan Jakarta PLN menyepakati kerja sama dengan NKT Cables GmnH membangun proyek kabel bawah tanah untuk kapasitas 150 kV. Pembangunan proyek ini dalam rangka peningkatan pelayanan dan kehandalan pasokan listrik untuk wilayah Jakarta. Proyek Paket 3 ini mengerjakan kabel bawah tanah meliputi Kebon Sirih-Gambir Lama, Senayan Baru dan Semanggi Barat-Semanggi Timur, yang seluruhannya berjarak 9.500 meter.

OKTOBER

PLN Lays Underground Cables to Strengthen Jakarta’s Electricity PLN agreed to cooperate with NKT Cables GmnH to conduct an underground cable project with a 150 kV capacity. The project is being undertaken to improve service and strengthen electricity supply for the Jakarta area. This 3 packet project will lay underground cables covering Kebon Sirih-Gambir Lama, Senayan Baru and Semanggi Barat-Semanggi Timur, with an overall distance of 9,500 meters.

OCTOBER

06 KERJA SAMA PEMERINTAH SWASTA Pada tanggal 6 Oktober 2011 telah ditandatangani Kerja Sama Pemerintah Swasta (KPS) untuk pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga uap 2x1000 MW. Penandatanganan kerja sama ini meliputi : 1. Perjanjian Jual Beli Listrik (Power Purchase Agreement) antara PT PLN (Persero) dengan pihak pengembang listrik swasta PT Bhimasena Power Indonesia/”PT BPI”; 2. Perjanjian Penjaminan (Guarantee Agreement) antara Menteri Keuangan RI dan PT PII (Persero) sebagai penjamin, dengan pihak pengembang listrik swasta PT BPI; 3. Perjanjian Regres (Recourse Agreement) antara Menteri Keuangan RI sebagai penjamin dengan PT PLN (Persero); 4. Perjanjian Regres (Recourse Agreement) antara PT PII (Persero) sebagai penjamin dengan PT PLN (Persero); 5. Sponsor Agreement untuk pengembangan proyek antara J-Power, Itochu dan Adaro.

PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP On 6 October 2011 a Public Private Partnership (PPP) was signed to develop a steam power generation project of 2x1000 MW. Details of this cooperation include:

Proyek KPS PLTU Jawa Tengah ini merupakan proyek Showcase KPS skala besar pertama dengan nilai investasi lebih dari Rp30 triliun, sekaligus proyek KPS pertama yang dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerja Sama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur). Pada tahun 2006, Pemerintah telah menetapkan proyek PLTU Jawa Tengah sebagai salah satu model proyek KPS. Disamping itu, proyek ini juga merupakan salah satu proyek yang turut dimasukkan di dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3EI) dan juga merupakan model showcase KPS yang telah dicanangkan oleh Pemerintah pada tahun 2010.

The Central Java PPP steam power plant project is the first large-scale showcase PPP project with an investment value of over Rp30 trillion. This PPP project is being implemented based on Presidential Regulation No. 67/2005 regarding Government Cooperation with Business Entities for the Provision of Infrastructure. In 2006, the Government determined the Central Java steam power plant project as a model for the PPP project. Alongside, this project is also included in the Master Plan for Acceleration and Expansion of Indonesia’s Economic Development (MP3EI) and is a showcase model for PPP as proclaimed by the Government in 2010.

1. Power Purchase Agreement between PT PLN (Persero) with private power developer PT Bhimasena Power Indonesia ”PT BPI”; 2. Guarantee Agreement between the RI Minister of Finance and PT PII (Persero) as guarantor, with private power developer PT BPI; 3. Recourse Agreement between the RI Minister of Finance as guarantor with PT PLN (Persero); 4. Recourse Agreement between PT PII (Persero) as guarantor and PT PLN (Persero); 5. Sponsor Agreement to develop projects between J-Power, Itochu and Adaro.


20

12 PLTU 1 Jawa Barat-Indramayu Resmi Beroperasi Sistem kelistrikan Jawa-Bali dipastikan semakin tangguh menyusul beroperasinya PLTU 1 Jawa Barat-Indramayu berkapasitas 3×330 MW. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, Direktur Utama PLN Dahlan Iskan, dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menandatangani prasasti tanda beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 1 Jawa Barat- Indramayu.

PLTU 1 West Java-Indramayu Officially Starts Operations The Java-Bali electricity system has been ascertained to be more reliable following PLTU 1 West Java-Indramayu with its 3 x 330 MW coming online. The Coordinating Minister for Economic Affairs, Hatta Rajasa, PLN President Director Dahlan Iskan and West Java Governor Ahmad Heryawan signed a plaque commemorating the operation of Steam Power Plant (PLTU) 1 West Java-Indramayu.

PLTU yang dibangun di atas lahan seluas 83 hektar di Desa Sumur Adem, Sukrak, Indramayu ini merupakan bagian dari fast track program 10.000 MW Tahap Satu (FTP-1).

This steam power plant built on 83 hectares of land in Sumur Adem Village, Sukrak, Indramayu, is part of Stage 1 of the 10,000 MW fast track program (FTP-1).

OKTOber

OCTOBER

19 Dirut PLN Dahlan Iskan Dipercaya Menjadi Menteri BUMN Direktur Utama PLN Dahlan Iskan mendapat kepercayaan dari Presiden Susilo Bambang Yudoyono menduduki jabatan Menteri BUMN. Dahlan Iskan telah siap menyusun program kerja 100 hari pertama supaya perusahaanperusahaan BUMN dapat lebih efisien.

OKTOber

PLN President Director Dahlan Iskan is Entrusted with Becoming Minister for State Owned Enterprises PLN President Director Dahlan Iskan has been entrusted by President Susilo Bambang Yudhoyono to take on the position of Minister for SOE. Dahlan Iskan is ready to compile his work program for the first 100 days to ensure greater efficiency in SOE companies.

OCTOBER

27 Sinergi PLN dan Pertamina dalam Infrastruktur Gas PLN menandatangani Nota Kesepahaman dengan PT Pertamina (Persero) untuk proyek Pengembangan Sistem Transportasi dan Receiving Terminal LNG di Kawasan Timur Indonesia (LNG KTI) serta Revitalisasi Industri Aceh.

PLN and Pertamina Synergy for Gas Infrastructure PLN has signed a Memorandum of Understanding with PT Pertamina (Persero) for Transportation System Development and LNG Receiving Terminal in the eastern part of Indonesia and industrial revitalization of Aceh.

Kesepakatan itu menyangkut pokok-pokok perjanjian jual beli gas bumi untuk pembangkit listrik di kawasan timur Indonesia antara PT Pertagas Niaga dan PLN dan penjanjian usaha patungan antara PT Pertamina Gas (Pertagas) dan PT Indonesia Power.

This deal involves points of agreement related to a power purchase agreement for natural gas to improve the supply of electricity in eastern Indonesia between PT Pertagas Niaga and PLN, and a joint venture agreement between PT Pertamina Gas (Pertagas) and PT Indonesia Power.


21 NOVEMBER

NOVEMBER

01 Serah Terima Jabatan Direktur Utama PLN Menteri BUMN Dahlan Iskan melaksanakan serah terima jabatan Direktur Utama PT PLN (Persero) kepada penggantinya Nur Pamudji. Nur Pamudji sebelumnya menjabat sebagai Direktur Energi Primer PLN. Acara serah terima yang berlangsung di lokasi gardu induk Karet, Jakarta Pusat, juga dihadiri oleh Menteri ESDM Jero Wacik.

DEsember

Inauguration of PLN President Director Minister for SOE Dahlan Iskan inaugurated Nur Pamudji to replace him as President Director of PT PLN (Persero). Nur Pamudji previously served as PLN’s Director for Primary Energy. The hand over ceremony took place at the Karet substation in Central Jakarta and was also attended by the Minister for Energy and Mineral Resources, Jero Wacik.

DECEMBER

02 Listrik Prabayar PLN Pemenang Inovasi Produk Jasa BUMN Terbaik Listrik Prabayar terpilih sebagai “Inovasi Produk Jasa BUMN Terbaik” di ajang Anugerah BUMN 2011 yang diselenggarakan oleh majalah BUMN Track bekerja sama dengan Forum Humas BUMN.

PLN’s Pre-paid Electricity Winner of Most Innovative Product by an SOE Pre-paid electricity was voted as “Most Innovative Product by an SOE” at the 2011 SOE Awards held by BUMN Track magazine in cooperation with the SOE HR Forum.

Dewan Juri Anugerah BUMN 2011 juga menobatkan PLN sebagai BUMN yang paling inovatif dalam pelayanan publik dengan mereformasi layanan dan meluncurkan layanan Penyambungan Baru/Perubahan Daya/Penyambungan Sementara via “call center 123” dan “klik www.pln.co.id”.

The 2011 SOE Awards panel of judges also anointed PLN as most innovative SOE public service for its service reformation and the launch of a service for New Connections / Power Change / Temporary Connection via “call center 123” and “klik pln.co.id”.

Lewat layanan Listrik Prabayar yang diberi judul “Prabayar Merupakan Solusi Kreatif Menyelesaikan Masalah”, PLN dinilai memiliki inovasi yang mampu memberikan kemudahan, kepraktisan dan kenyamanan bagi masyarakat dalam berlangganan listrik PLN. Layanan baru PLN ini memberikan solusi kreatif untuk menjamin kemudahan, kecepatan dan kenyamanan bagi masyarakat dalam mengajukan permintaan listrik.

Through its Pre-paid Electricity, entitled “Prepayment is a Creative Solution to Solve Problems”, PLN was judged to be innovative in providing ease, convenience and comfort for members of the public who are PLN customers. This new service from PLN provides a creative solution to ensure ease, speed and comfort for the public to request electricity.


22

07 Jual Beli Listrik Swasta PLTU Pontianak-3 PLN dan PT Leyand Pontianak Power menandatangani kontrak perjanjian pembelian listrik dari proyek listrik swasta PLTU Pontianak-3 kapasitas 2x25 MW, di Kantor PLN Pusat, Jakarta. Listrik dari PLTU Pontianak-3, yang dilaksanakan dengan skema Independent Power Producer, akan memenuhi kebutuhan sistem kelistrikan di Kalimantan Barat.

Private Power Purchase Agreement for PLTU Pontianak-3 PLN and PT Leyand Pontianak Power signed an agreement to purchase electricity from the private electricity project Pontianak-3 steam power plant with a capacity of 2x25 MW, and the PLN Head Office in Jakarta. Electricity from the Pontianak-3 steam power plant will fulfill the requirements of electricity systems in West Kalimantan and was implemented under the Independent Power Producer Scheme.

28 Presiden SBY Resmikan Tiga PLTU Presiden Republik Indonesia Soesilo Bambang Yudhoyono meresmikan beroperasinya tiga Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) baru di Jawa, yaitu: PLTU 1 Banten-Suralaya kapasitas 1x625 MW, PLTU 3 Banten-Lontar unit 1 kapasitas 1x315 MW, dan PLTU Tanjung Jati B ekspansi unit 3 kapasitas 1x660 MW. Dua PLTU pertama yang diresmikan tersebut adalah bagian dari proyek percepatan (fast track program) 10.000 MW tahap 1. Total kapasitas PLTU yang diresmikan hari ini adalah 1.600 MW. Peresmian ini dilakukan bersamaan dengan ground breaking proyek Resid Fluid Catalytic Cracking (RFCC) PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV di Cilacap, Jawa Tengah. Direktur Utama PLN Nur Pamudji menyampaikan laporan dari lokasi PLTU 1 Banten-Suralaya kepada Presiden yang berada di Cilacap melalui fasilitas video conference.

President SBY Inaugurates Three Steam Power Plants The President of the Republic of Indonesia, Soesilo Bambang Yudhoyono, inaugurated operations of three new Steam Power Plants (PLTU) in Java, i.e. PLTU 1 Banten-Suralaya with a capacity of 1x625 MW, PLTU 3 Banten-Lontar unit 1 with a capacity of 1x315 MW, and PLTU Tanjung Jati B expansion unit 3 with a capacity of 1 x 660 MW. The first two steam power plants were inaugurated as part of stage 1 of the 10,000 MW fast track program. The total capacity of the three PLTU inaugurated today is 1,600 MW. The inauguration was held in conjunction with the groundbreaking project for Resid Fluid Catalytic Cracking (RFCC) PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV in Cilacap, Central Java. PLN President Director Nur Pamudji submitted his report from the PLTU 1 Banten-Suralaya location to the President, who was in Cilacap, via video conference.

Pengoperasian tiga PLTU ini secara signifikan menambah pasokan listrik ke sistem interkoneksi Jawa-Bali. Saat ini beban puncak rata-rata di sistem kelistrikan Jawa Bali mencapai sekitar 19.700 MW. Sampai akhir tahun 2011 daya mampu di sistem Jawa Bali menjadi 23.000 MW.

The operation of these three steam power plants will significantly add to electricity supply for the Java-Bali interconnection system. Currently, the average peak for the Java-Bali electricity system is approximately 19,700 MW. By the end of 2011, the Java-Bali system will be capable of handling 23,000 MW.

Pembangunan PLTU ini juga upaya diversifikasi pembangkit non-BBM menjadi batu bara sehingga biaya pokok penyediaan listrik menjadi lebih murah.

The construction of this steam power plant is part of the diversification efforts with non-oil plants using coal to reduce the basic supply price for electricity.


23

PENGHARGAAN DAN SERTIFIKASI Awards and Certifications ISO 14001:2000

ISO 9001 : 2008

PT PLN Batam

4

PLN Wilayah Aceh PLN Aceh Region

3

TOTAL

4

PLN Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo

4

PLN Wilayah Sumatera Barat PLN West Sumatera Region

1

PLN Wilayah Riau & Kepulauan Riau

1

PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu

2

PLN Wilayah Bangka Belitung PLN Bangka Belitung Region

1

PLN Wilayah Lampung PLN Lampung Region

3

PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang

1

PLN Distribusi Jawa Tengah & Yogyakarta

1

PLN Wilayah Kalimantan Barat

4

PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah

5

PLN Pembangkitan Tarahan

1

PLN Proyek Pembangkit dan Jaringan Jawa Bali dan Nusa Tenggara

1

PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan

2

PLN Jasa Manajemen Konstruksi

1

PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera (P3B)

1

PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara

3

PLN Pusat Enjinering Ketenagalistrikan

1

PLN Wilayah Kalimantan Timur

1

PLN Wilayah Maluku & Maluku Utara

3

PLN Wilayah Papua PLN Papua Region

1

PLN Unit Pembangkitan Jawa Bali

6

PLN Pembangkitan Tanjung Jati B

1

PLN UIP Jaringan Jawa Bali

1

PT PLN Batam

1

Icon +

1

Total

51

PLN North, Central Sulawesi and Gorontalo Region ISO 14001 : 2005 1

PLN Pembangkitan Tarahan

PLN Tarahan Power Plant

PLN Riau and Riau Island Region 1


PLN South Sumatera Power Plant

PLN South Sumatera, Jambi and Bengkulu Region

TOTAL

2

ISO 14001 : 2004

PLN Distribution of Greater Jakarta and Tangerang

PLN Wilayah Aceh PLN Aceh Region

2


3

PLN Riau and Riau Island Region PLN Wilayah

Sumatera

Selatan, Jambi

PLN Distribution of Central Java and Yogyakarta PLN West Kalimantan Region

dan

1

Bengkulu


PLN South and Central Kalimantan Region PLN Tarahan Power Plant


2

PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan

8

PLN West Kalimantan Region

Tengah

PLN South and Central Kalimantan Region PLN Wilayah Kalimantan Timur

PLN East Kalimantan Region

PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara,

PLN South Sumatera Power Plant 1

PLN Construction Management Service 5

Sulawesi Barat

PLN Transmission and Load Dispatching Center of Sumatera

PLN South, South East and West Sulawesi Region PLN Wilayah Maluku & Maluku Utara

5

PT Indonesia Power

8


1

PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara

1


27

PLN Maluku and North Maluku Region

PLN North Sumatera Power Plant PLN South Sumatera Power Plant

PLN Pembangkitan Muara Tawar

PLN Muara Tawar Power Plant

1

PLN Electricity Engineering


PLN Maluku & North Maluku Region

PLN Tanjung Jati B Power Plant 1

PT PLN Batam

4

TOTAL

PLN North Sumatera Power Plant

PLN Jawa Bali Power Plant

PLN PLTGU Cilegon

PLN Cilegon Combined Cycle Power Plant

PLN Power Plant and Transmission Project of Java, Bali and Nusa Tenggara

70

PLN Transmission Project Java Bali


24 ISO 9001 : 2000

ISO 9001 : 2001 PLN Wilayah Kalimantan Timur

2

PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera

2

PLN Transmission and Load Dispatching of Sumatera

PLN East Kalimantan Region TOTAL

PLN Pemeliharaan Ketenagalistrikan

ISO 9001 : 2000 PLN Wilayah Sumatera Barat

28


7

PLN Wilayah Bangka Belitung

1 10

1


2 11


PLN South Kalimantan Kalimantan Region

4

PT Indonesia Power

4

TOTAL

5

and

Central

1 11

PLN Distribution of Central Java Region PLN Distribusi Jawa Timur

10

PLN Distribution of East Java PLN Distribusi Bali PLN Distribution of Bali

13

PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali

45

PLN Transmission and Load Dispatching Center of Jawa Bali

SMT PT Indonesia Power

PT Indonesia Power

3

PLTD Terbaik | Best Diesel Power Plant PLN Wilayah Aceh PLN Aceh Region

1


1

8

PLN Riau and Riau Island Region


4

PLN Wilayah Kalimantan Timur

PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur

2


PLN East Nusa Tenggara Region

PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Tengah

PLN Distribusi Jawa Barat

PLN South and Central Kalimantan Region

22

1

OHSAS 18001 : 1999

PT Indonesia Power

PLN Distribution of West Java

1

3

PLN Distribution of Greater Jakarta & Tangerang PLN Distribusi Jawa Tengah

2 243

ISO 14001 : 1996

PLN West Nusa Tenggara Region PLN Distribusi Jakarta Raya & Tangerang

1

PLN Cilegon Combined Cycle Power Plant

3

PLN Maluku and North Maluku Region PLN Wilayah Nusa Tenggara Barat

1

PLN Muara Tawar Power Plant

TOTAL

PLN South, South-east and West Sulawesi Region PLN Wilayah Maluku & Maluku Utara

26


PT PLN Batam

PLN South Kalimantan and Central Region PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat

Bagian

PLN PLTGU Cilegon

PLN West Kalimantan Region PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah

Sumatera

PLN Pembangkitan Muara Tawar


17

PLN North Sumatera Power Plant PLN Pembangkitan Selatan

PLN South Sumatera, Jambi and Bengkulu Region PLN Wilayah Kalimantan Timur

1

PLN Sertification Service PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara

PLN Bangka Belitung Region PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu

1

PLN Electricity Engineering PLN Jasa Sertifikasi


6

PLN Center of Maintenance PLN Pusat Enjinering Kelistrikan

PLN West Sumatera Region

2

TOTAL

2 1 5


25 SMK3 PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau

ISO 17205:2005 1

PLN Penelitian & Pengembangan

3

PT Indonesia Power

4

TOTAL

5

PLN Riau and Riau Island Region PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu

PLN South Sumatera, Jambi and Bengkulu Region PLN Wilayah Kalimantan Barat

SNI 19-17205:2009 2

PLN West Kalimantan Region PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Tengah

Kecelakaan Nihil | Zero Accident


3

PLN Pembangkitan Sumatera bagian Selatan

4 3

PLN Distribution of Central Java Region

PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu


9

PLN Wilayah Papua

2

PLN South Kalimantan and Central Kalimantan Region

4

PLN Kalimantan Region

1

PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat

PLN Papua Region


PLN West Nusa Tenggara Region PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur

PLN East Nusa Tenggara Region PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera

8

1 27

PLN South Sumatera Power Plant PT PLN Batam

1

PLN P3B Sumatera

1

PLN Transmission and Load Dispatching Center of Sumatera PLN PLTGU Cilegon


1 1

1 2

PLN Transmission and Load Dispatching of Java and Bali PT Indonesia Power

9

PT PLN Tarakan

1

PLN Distribusi Jawa Tengah & DIY

2

PLN Distribution of Central Java and DI Yogyakarta PLN P3B Sumatera

1

PLN Transmission and Load Dispatching Center of Sumatera

83

TOTAL

PLN Cilegon Combined Cycle Power Plant TOTAL

4

PLN South, South-east and West Sulawesi Region PLN Distribusi Jawa Timur

PLN North Sumatera Power Plant PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan

2

PLN Distribution of East Java

PLN Transmission and Load Dispatching Center of Sumatera PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara

4


PT Indonesia Power

PLN Wilayah Nusa Tenggara Barat

2


PLN West Nusa Tenggara Region PLN Distribusi Jawa Tengah

PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau

1

PLN South, South-East, and West Sulawesi Region PLN Wilayah Nusa Tenggara Barat

1

17

PLN East Kalimantan Region PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat

PLN Penelitian & Pengembangan

PLN Research and Development

PLN South and Central Kalimantan Region PLN Wilayah Kalimantan Timur

1

PLN Research and Development

7

36


26 Pelayanan Pelanggan Terbaik

Kementerian Lingkungan Hidup


1

PLN Riau and Riau Island Region PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu

PLN South Sumatera, Jambi and Bengkulu Region PLN Distribusi Jawa Timur

PLN East Kalimantan Region PLN Pembangkitan Tanjung Jati B

1

PLN Tanjung Jati B Power Plant TOTAL

1 1 2

1

PLN Distribution of East Java

Dirjen Transportasi Kelautan

PLN Distribusi Bali

1

PLN Distribution of Bali

dan

PLN South Kalimantan and Central Kalimantan Region TOTAL

1

1

PLN Distribution of West Java and Banten Selatan

PLN Pembangkitan Tanjung Jati B

PLN Tanjung Jati B Power Plant

PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten PLN Wilayah Kalimantan Kalimantan Tengah

PLN Kalimantan Timur

1

Carrier Ethernet Certification PT ICON+

2

6 CALL CENTER AWARD PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang

Inovasi Terbaik PLN Pusat Penelitian dan Pengembangan

PLN Research and Development TOTAL

3

PLN Distribution of Greater Jakarta and Tangerang

1

3 Indonesia Quality Award

Industri Ramah Lingkungan

PLN Aceh

PLN Pembangkitan Cilegon

PLN Sumatera Barat

PLN Cilegon Power Plant TOTAL

1 1

PT Indonesia Power

2

TOTAL

2

3

PLN Distribution of Central Java and DI Yogyakarta PLN Disjaya

PLN Transmission Development Unit of Sulawesi, Maluku and Papua Region TOTAL

Sistem Manajemen Pengamanan (SMP) PT Indonesia Power

PLN Distribusi Jawa Tengah dan DIY

PLN UIP Jaringan Sulawesi, Maluku dan Papua

OHSAS 14001 : 1999

1

PLN Sumsel, Jambi dan Bengkulu


OHSAS 2009

PT Indonesia Power

PLN West Sumatera Region

1

1

1 1

1

6

3 MURI

KSN Awards PT Indonesia Power

PLN Wilayah Bangka Belitung 1

PLN Bangka Belitung Region

2

LAPORAN MANAJEMEN Management Report

PT PLN (Persero) Laporan Manajemen Management Report

28

LAPORAN DEWAN KOMISARIS Board of Commissioners’ Report

Yogo Pratomo

Dari sisi kinerja, perusahaan telah berhasil masuk pada golongan Perusahaan BUMN yang Sehat dengan kategori AA. On the performance side, the Company has successfully been classified as a Healthy State Owned Enterprise with an AA category.

Memenuhi kewajiban Dewan Komisaris yang berfungsi sebagai pengawas dan pemberi nasihat kepada Direksi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan peraturan perundangan lainnya seperti yang diatur oleh otoritas pasar modal –Bapepam-LK, maka dengan telah berakhirnya tahun 2011 Dewan Komisaris menyampaikan laporan sebagai berikut.

In fulfillment of the Board of Commissioners role to oversee and provide advice to the Board of Directors in accordance with Law No.40 of 2007 regarding Limited Liability Companies and other regulations as issued by the capital market authority, Bapepam-LK (Capital Market and Financial Institutions Supervisory Agency), with the ending of 2011, the Board of Commissioners hereby submits its report.


29

Secara umum untuk tahun buku 2011, Direksi beserta seluruh jajarannya telah melaksanakan pengelolaan perusahaan dengan baik. Hal utama yang terlihat adalah komitmen manajemen untuk dapat memenuhi kebutuhan listrik bagi pelanggan melalui berbagai upaya seperti dituntaskannya daftar tunggu permintaan listrik, peningkatan keandalan sistem distribusi dan pemenuhan pasokan listrik. Dari sisi kinerja, perusahaan telah berhasil masuk pada golongan Perusahaan BUMN yang Sehat dengan kategori AA.

PERFORMANCE EVALUATION ON THE BOARD OF DIRECTORS In general, for fiscal year 2011, the Board of Directors and all levels below have managed the company well. The main point demonstrated was the management’s commitment to fulfill customer requirements for electricity through a variety of efforts, including completing the new customer waiting list, improving the reliability of the distribution system and satisfying electricity supply. On the performance side, the company has successfully been classified as a Healthy State Owned Enterprise with an AA category.

Atas pencapaian kinerja tersebut, Dewan Komisaris menyatakan apresiasinya dan Dewan Komisaris akan terus mendorong Direksi agar berkomitmen penuh terhadap peningkatan kinerja di masa depan.

For these achievements, the Board of Commissioners expresses its appreciation to, and will continue to encourage, the Board of Directors to show its full commitment to improve performance in the future.

Kinerja Operasional Sepanjang tahun 2011, perusahaan telah berhasil memenuhi kebutuhan listrik yang ditandai dengan tidak adanya lagi pemadaman bergilir yang dialami pelanggan akibat kekurangan daya. Perusahaan telah melakukan berbagai upaya berupa dituntaskannya daftar tunggu permintaan listrik, peningkatan keandalan sistem distribusi, pemenuhan pasokan listrik serta telah mulai beroperasinya pembangkit Program Percepatan 10.000 MW.

Operational Performance During 2011, the company had successfully secured electricity demand, as demonstrated by the cessation of rolling power outages customers had been experiencing due to lack of power. The company has taken various steps to complete the customer waiting list for new electricity connections, improved the reliability of the distribution system, secured electricity supplies, and started to put the 10,000 MW Acceleration Program into operation.

Selain hal tersebut, PLN juga telah mengupayakan untuk menuntaskan daftar tunggu penyambungan pelanggan melalui Gerakan Sehari Sejuta Sambungan (GRASS) Tahap 2 pada bulan Juni 2011 dan meluncurkan layanan pasang baru Perubahan daya dan Penyambungan Sementara (PB,PD,PS) secara online.

In addition, PLN also put its efforts into completing the waiting list for new electricity connections through stage 2 of its One Million Connections A Day Movement (GRASSS) in June 2011 and the launching of its online service for New Connections, Capacity Changes and Temporary Connections.

Berbagai upaya tersebut telah menunjukkan hasil berupa membaiknya tingkat keandalan pelayanan yang dinyatakan dengan index frekuensi gangguan (SAIFI -System Average Interruption Frequency Index) dan index lama gangguan (SAIDI-System Average Interruption Duration Index) yaitu masing-masing sebesar 4,90 kali/pelanggan/tahun dan sebesar 4,71 jam/pelanggan/tahun dibandingkan tahun lalu yang sebesar 6,82 kali/pelanggan/tahun dan sebesar 6,96 jam/pelanggan/tahun.

These various efforts have demonstrated results through the improvement of service reliability as stated in the disruption frequency index (SAIFI - System Average Interruption Frequency Index) and the length of disruption index (SAIDI - System Average Interruption Duration Index) respectively 4.90 times per customer per year and 4.71 hours per customer per year, in comparison to the previous year’s figures of 6.82 times per customer per year and 6.96 hours per customer per year.

Keberhasilan dalam meningkatkan pelayanan dan kepastian ketersediaan listrik serta kemudahan dalam memperoleh akses mendapat sambungan listrik tersebut diyakini

The success in improving service and ensuring availability of electricity, as well as the ease in access to obtain new connections, are certain to improve the company’s image

PENILAIAN KINERJA DIREKSI


30 akan meningkatkan citra perusahaan karena perusahaan telah berhasil mewujudkan misinya untuk menyediakan listrik bagi kepentingan umum dan memenuhi kebutuhan mendasar masyarakat terhadap listrik.

due to its success in achieving its mission to supply electricity in the public interest and satisfy the public’s basic needs for electricity.

Penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum juga semakin baik dengan telah beroperasinya beberapa unit pembangkit 10.000 MW tahap 1 seperti PLTU Indramayu Unit-3 dengan kapasitas 330 MW, PLTU Rembang Unit-2 dengan kapasitas 315 MW, PLTU Suralaya Baru dengan kapasitas 625 MW dan PLTU Lontar Unit-1 dengan kapasitas 315 MW. Namun masih ada beberapa unit pembangkit batubara 10.000 MW tahap 1 yang pengoperasiannya mengalami keterlambatan dari jadwal semula, kondisi ini harus diambil hikmahnya dan menjadi pelajaran berharga bagi PLN dalam menangani proyek-proyek berikutnya.

The availability of electricity for public interest has also improved with several of the first stage 10,000 MW power plants coming online, including Indramayu Unit-3 with a 330 MW capacity, Rembang Unit-2 with a 315 MW capacity, Suralaya Baru with 625 MW capacity and Lontar Unit-1 with 315 MW capacity. However, there are still some coal fuelled power plants from stage 1 of the 10,000 MW program that are running behind the initial schedule, this must be taken as a valuable lesson for PLN in carrying out subsequent projects.

PLN juga telah melakukan terobosan baru berupa kerjasama dengan Sarawak Energy Berhad (SEB) dengan ditandatanganinya kesepakatan bersama pada tanggal 18 Juli 2011 untuk membangun jaringan listrik interkoneksi yang melintasi Indonesia dan Malaysia. Dengan adanya kerjasama pembangunan jaringan interkoneksi tersebut diharapkan pasokan daya listrik non-BBM ke Kalimantan Barat dapat meningkat demikian pula keandalan operasi sistem kelistrikannyapun dapat meningkat.

PLN has also made a new breakthrough in the form of cooperation with Sarawak Energy Board (SEB) and a joint agreement was signed on 18 July 2011 to build an interconnected electricity network between Indonesia and Malaysia. With this cooperation to construct an interconnected network, it is hoped that the supply of non oil-based fuel electricity to West Kalimantan will increase, while at the same time the reliability of the electricity system operation will also improve.

Dengan total produksi tenaga listrik sebesar 183.421 GWh perusahaan telah berhasil menjual tenaga listrik sebesar 157.992 GWh lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 147.297 GWh. Sedangkan upaya untuk meningkatkan efisiensi penyediaan tenaga listrik diwujudkan melalui menurunnya susut jaringan tenaga listrik dari 9,70 % pada tahun 2010 menjadi 9,41 %.

Producing 183,421 GWh of electricity, the company successfully sold 157,992 GWh, a higher figure than in the previous year of 147,297 GWh. Meanwhile, efforts to improve the efficiency of electricity supply were realized through a reduction in leakage from the electric power grid from 9.70% in 2010 to 9.41%.

Dalam memproduksi tenaga listrik tersebut, perusahaan belum dapat sepenuhnya menekan biaya pokok produksi karena masih menggunakan bahan bakar minyak (BBM) yang relatif mahal sebagai subtitusi dari mundurnya jadwal operasi dari beberapa proyek pembangkit batubara 10.000 MW yang mengakibatkan beberapa pembangkit dioperasikan dengan menggunakan BBM. Salah satu upaya untuk menekan biaya bahan bakar tersebut adalah dengan meningkatkan kemampuan dan kehandalan pembangkit non BBM dan mengupayakan proyek pembangkit batubara 10.000 MW dapat dipercepat pengoperasiannya serta terpenuhinya pasokan gas sesuai kontrak (kuota gas).

In producing this electric power, the company has not been fully able to suppress sufficient downward pressure on the basic cost of production due to the continued use of oil-based fuel (BBM), which remains relatively expensive, as a substitute due to the delay to scheduled operations of several 10,000 MW coal fired power plants, which in turn has resulted in several operating power plants using oil-based fuel. Our efforts to reduce the cost of fuel include improving the capability and reliability of non oil-based fuel power plants, making every effort to accelerate the 10,000 MW power plants project and bring them into operation, as well as satisfying requirements for gas as per the agreements (gas quota).

Kinerja Keuangan Pada tahun 2011, dengan pertambahan pelanggan yang signifikan telah mengakibatkan perusahaan memperoleh pendapatan usaha sebesar Rp208.018 miliar yang lebih baik dari tahun sebelumnya sebesar Rp162.375 miliar, namun akibat meningkatnya pemakaian BBM maka upaya menekan biaya usaha tidak dapat sepenuhnya dilaksanakan sehingga mencapai Rp193.397 miliar dan lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp149.108 miliar.

Financial Performance In 2011, a significant increase in customers resulted in the company recording revenue of Rp208,018 billion, an improvement on the previous year’s Rp162,375 billion; however, due to the increased use of oil-based fuel, efforts to control operating costs could not be fully realized and reached Rp193,397 billion, higher than the previous year’s Rp149,108 billion.


31 Meskipun demikian, perusahaan tetap mendapat laba usaha sebesar Rp14.621 miliar lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp13.267 miliar dan laba bersih sebesar Rp7.193 miliar.

Despite this, the company recorded an operating profit of Rp14,621 billion, higher than the previous year which recorded Rp13,267 billion, and net profit of Rp7,193 billion.

PANDANGAN ATAS PROSPEK USAHA

VIEW ON BUSINESS PROSPECTS The Board of Commissioners is of the view that business prospects for the company looking forward remain very promising and the Board of Commissioners believes that PLN can face competition in the electric power industry, bearing in mind that it has initial capital of long experience as an integrated provider of electricity from generation, transmission, distribution and retail, as well as having the best infrastructure and human resources in the industry.

Dewan Komisaris berpandangan bahwa prospek usaha perusahaan kedepan masih sangat prospektif dan Dewan Komisaris berkeyakinan bahwa PLN dapat menghadapi persaingan di bisnis industri kelistrikan mengingat PLN telah mempunyai modal awal berupa pengalaman cukup lama sebagai penyedia tenaga listrik yang terintegrasi mulai pembangkitan, transmisi, distribusi dan ritel serta memiliki infrastruktur dan sumber daya manusia yang terbaik di bidangnya. Dewan Komisaris akan terus mendukung upaya Direksi untuk mewujudkan PLN yang kuat dan siap menghadapi tantangan masa depan dengan terusmenerus memberikan bimbingan dan konsultasi kepada Direksi.

The Board of Commissioners will continue to support the Board of Directors in its efforts to make PLN stronger and ready to face the challenges of the future, continually guiding and providing consultation for the Board of Directors.

Penyelenggaraan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Pemberlakuan UU No. 30 tahun 2009 yang mengatur bisnis industri listrik menetapkan bahwa PLN bukan lagi sebagai Pemegang Kuasa Usaha Kelistrikan (PKUK) karena bisnis kelistrikan selain dilakukan oleh PLN juga dilakukan oleh BUMN lain, BUMD, Swasta dan Koperasi namun sampai saat ini pengelolaan penyediaan tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum termasuk pendistribusiannya hampir semuanya masih dilakukan oleh PLN selaku Pemegang Ijin Usaha Kelistrikan Umum (PIUKU). Kondisi tersebut telah disikapi perusahaan dengan menetapkan strategi menjadi entitas korporasi yang sehat secara finansial sehingga dapat mencukupi kebutuhan operasional sekaligus melakukan investasi untuk mempertahankan market share dan berkembang sesuai dengan kaidah korporasi yang tertuang dalam Rencana Jangka Panjang (RJP) PLN dan Rencana Umum Pengembangan Tenaga Listrik (RUPTL) 2011-2020 milik PLN.

Implementation of Electricity Supply Business With the enactment of Law No.30/2009 regulating the electricity business stating that PLN is no longer the sole Authorized Business for Electricity Provision (PKUK) due to the fact that the electricity is not only provided by PLN, but also by other State Owned Enterprises, Provincial Owned Enterprises, private companies and cooperatives. However, to date, management of the electricity supply for public needs, including its distribution, has been handled almost in its entirety by PLN as the holder of the License for Public Electricity (PIUKU). Under these conditions, the company has set a strategy to become a financially healthy corporate entity that meets operational requirements while investing to maintain market share and grow in line with the corporate rules stated in the PLN Long Term Plan and the 2011 – 2020 PLN Plan to Develop Public Electric Power (RUPTL).

Dengan Rasio Elektrifikasi tahun 2011 sebesar 74%* yang berarti sekitar 27,05% atau 16,8 juta rumah tangga yang belum terlistriki dan adanya Pemerintah mentargetkan pada tahun 2014 rasio elektrifikasi akan mencapai 80% maka Dewan Komisaris memandang bahwa bisnis ketenagalistrikan masih sangat prospektif.

With an Electrification Ratio in 2011 of 74%*, meaning that around 27.05% or 16.8 million household do not have electricity yet, and the Government target for 2014 of an electrification ratio of 80%, the Board of Commissioners views the electricity provision business as very promising.

Salah satu program Pemerintah untuk meningkatkan rasio tersebut adalah program listrik pedesaan yang didanai oleh APBN untuk melistriki daerah-daerah yang terisolasi yang telah disikapi oleh PLN dengan memiliki program PLTS komunal.

One of the Government programs to improve this ratio is a rural electrification program funded from the State Budget to bring electricity to isolated regions. PLN has addressed this matter and introduced a communal solar power program.




32

Selain hal tersebut Pemerintah melalui Peraturan Menteri ESDM No. 1 Tahun 2011 telah menugaskan kepada PLN untuk membangun selain 26 Proyek terbaru pembangkit listrik yang menggunakan energi terbarukan, batubara dan gas serta, 12 proyek transmisi pembangkit listrik, juga membangun 72 proyek-proyek pembangkit listrik beserta 47 proyek transmisi yang dilaksanakan melalui kerjasama dengan pengembang listrik swasta.

In addition to the above, the Government through Regulation of the Minister of Energy and Mineral Resources No.1/2012 has appointed PLN, in addition to its 26 newest power plant projects using renewable energy, coal and gas, as well as 12 power transmission projects, to build a further 72 power plants and 47 transmission projects in cooperation with private power developers.

Energi Primer Mengingat bahwa hampir 80% biaya perusahaan yang dikeluarkan adalah biaya bahan bakar, perlu pertimbangan bahwa PLN harus mempunyai kendali terhadap pasokan energi primer sehingga jaminan pasokan terjamin serta guna dapat memilih dan mendapatkan energi primer yang menghasilkan Biaya Pokok Produksi (BPP) murah/ efisien. Upaya menurunkan BPP ini merupakan langkah strategis yang harus menjadi prioritas utama, karena akan mengakibatkan beban subsidi listrik bagi Pemerintah dapat berkurang.

Primary Energy Bearing in mind that almost 80% of the company’s costs are for fuel, consideration needs to be made that PLN requires control over its primary energy supply to ensure guaranteed supply and to enable it to select and obtain primary energy that results in a lower/more efficient Basic Cost of Production. Efforts to reduce the basic cost of production is a priority strategic priority to reduce government of electricity subsidies.

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PADA ASPEK PENGAWASAN KOMISARIS

THE BOARD OF COMMISSIONERS’ VIEW OF CORPORATE GOVERNANCE IMPLEMENTATION The Board of Commissioners carries out its duties and independently responsible to good corporate governance in its efforts to ensure corporate governance is implemented.

Dewan Komisaris melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen dengan berpedoman pada tata kelola perusahaan yang baik dalam upaya memastikan terselenggaranya tata kelola perusahaan. Dalam melaksanakan pengawasannya Dewan Komisaris mengadakan dua jenis rapat yang diadakan setiap bulan secara rutin, yaitu: i) rapat intern yang membahas hasil

In carrying out its duties, the Board of Commissioners holds two kinds of meetings on a routine monthly basis: i) internal meetings discussing results from Committee evaluations


33 evaluasi Komite atas pengajuan permintaan persetujuan dari Direksi, Laporan Berkala Direksi maupun kondisi perusahaan secara umum dan ii) rapat konsultasi Dekom-Direksi dengan agenda utama membahas kondisi perusahaan dan tindak lanjut keputusan RUPS yang harus diawasi oleh Dewan Komisaris.

submitted for approval by the Board of Directors, Periodic Reports by the Board of Directors, and general company conditions, and ii) consultative meetings between the Boards of Commissioners and Directors with the main agenda being discussed of the company’s condition and follow up actions on decisions made at the General Meeting of Shareholders that require oversight from the Board of Commissioners.

Dengan adanya rapat rutin bulanan tersebut, Dewan Komisaris dapat segera bersikap atas laporan Komite maupun Direksi mengenai kondisi perusahaan sehingga fungsi pengawasan dan penasihatan dapat berjalan dengan efektif sepanjang tahun.

Through these monthly meetings, the Board of Commissioners can quickly act on reports from Committees and the Board of Directors regarding company conditions, thus enabling the oversight and advisory duties to function effectively throughout the year.

Selama tahun buku 2011, Dewan Komisaris telah melakukan 26 (dua puluh enam) rapat, yaitu 15 (lima belas) rapat intern dan 11 (sebelas) rapat konsultasi Dewan Komisaris –Direksi.

During the fiscal year 2011, the Board of Commissioners held 26 (twenty six) meetings, of which 15 (fifteen) were internal meeting and 11 (eleven) consultative meetings between the Boards of Commissioners and Directors.

Dalam rapat konsultasi dengan Direksi, dibahas mengenai pelaksanaan rencana kerja dan anggaran perusahaan, langkah langkah strategis perusahaan dan tindak lanjut keputusan RUPS yang harus diawasi oleh Dewan Komisaris

In the consultation meetings with the Board of Directors, discussions were held on the implementation of the company’s work plan and budget, strategic steps required and follow up actions to decisions made at the General Meeting of Shareholders requiring oversight from the Board of Commissioners.

Hasil pengawasan Dewan Komisaris selama setahun disampaikan dan dilaporkan kepada Pemegang Saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tentang Laporan Pertanggung Jawaban Tahunan.

The results of the Board of Commissioners supervisory duties during the year were submitted and reported to the Shareholders at the Annual General Meeting of Shareholders in the form of its Annual Responsibility Report.

Asesmen atas penerapan tata kelola perusahaan pada Dewan Komisaris dan Komite Dewan Komisaris yang dilaksanakan oleh BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) pada bulan Mei 2011 telah mendapat nilai ‘cukup’ dan ‘baik ‘. Menyadari bahwa hasil tersebut masih perlu ditingkatkan, maka Dewan Komisaris mentargetkan untuk menyempurnakan dan meningkatkan penerapan tata kelola perusahaan di lingkungan Dewan Komisaris.

Assessment on the application of corporate governance by the Board of Commissioners and the Board of Commissioners’ Committees as conducted by BPKP (Development Finance Controller) in May 2011 was deemed ‘sufficient’ and ‘good’. Realizing that this result still needs to be improved, the Board of Commissioners has targeted refinements and increased application of corporate governance within the Board of Commissioners’ environment.

HASIL KERJA KOMITE DEWAN KOMISARIS

RESULTS OF THE BOARD OF COMMISSIONERS’ COMMITTEES The Board of Commissioners is responsible for ensuring sufficient and effective control over the implementation of corporate governance. In conducting its duties and responsibilities, the Board of Commissioners is supported by a secretary, 7 (seven) experts and 4 (four) committees: the Audit Committee (AC), Risk Management Committee (RMC), Good Corporate Governance Committee (GCGC), and Nomination and Remuneration Committee (NRC).

Dewan Komisaris bertanggung jawab untuk memastikan adanya pengendalian yang memadai dan efektif dalam pelaksanaan dan implementasi tata kelola perusahaan. Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya Dewan Komisaris dibantu seorang Sekretaris, 7 (orang) Tenaga Ahli dan 4 (empat) Komite, yaitu Komite Audit (KA); Komite Manajemen Risiko (KMR); Komite Good Corporate Governance (KGCG), dan Komite Nominasi dan Remunerasi (KNR). Ketua Komite dan Wakil Ketua Komite dijabat oleh Komisaris namun bukan Komisaris Utama sedangkan Tenaga Ahli dan anggota Komite dipilih oleh Dewan Komisaris.

The Heads and Deputy Heads of these Committees are Commissioners, but not the President Commissioner, while experts and committee members are selected by the Board of Commissioners.


34 Untuk memastikan indenpendensi dari masing masing Komite, maka seluruh anggota Komite berasal dari luar perusahaan dan tidak mempunyai kaitan dengan manajemen, kepemilikan dan kegiatan usaha perusahaan karena anggota Komite merupakan akademisi yang memiliki kompetensi dan pengalaman sesuai dengan bidang tugasnya atau mantan pegawai/pejabat perusahaan yang mempunyai pengalaman dan pengetahuan luas berkaitan dengan perusahaan dan aktivitasnya. Anggota Komite tersebut dipilih dan ditetapkan oleh Dewan Komisaris, demikian pula uraian tugas dari masing masing Komite juga ditetapkan dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris.

To ensure the independence of these Committees, all the Committee members are from outside the company and do not have any ties to management, the owners or company business activities because they are academics with the appropriate competence and experience for their duties, or are former employees / officers of the company having extensive experience and knowledge of the company and its activities. The Committee members are selected and appointed by the Board of Commissioners, while details of their respective duties are defined in a Decision of the Board of Commissioners.

Selama tahun 2011 Dewan Komisaris telah melakukan pengawasan meliputi: i) Pengawasan atas Efektifitas dan Efisiensi Operasi dan Investasi, ii) Pengawasan atas Keandalan Informasi/Pelaporan Keuangan, iii) Pengawasan atas Kepatuhan terhadap perundangan & peraturan yang berlaku.

During 2011, the Board of Commissioners conducted the following supervision: i) Overseeing the Effectiveness and Efficiency of Operations and Investments, ii) Overseeing the Reliability of Information / Financial Reporting, iii) Overseeing Compliance with applicable regulations and legislation.

Pengawasan atas Efektivitas dan Efisiensi Operasi dan Investasi tersebut meliputi : i) Pengawasan atas efektifitas Pengelolaan Organisasi dan SDM, ii) Pengawasan atas Penyusunan Rencana dan Anggaran Perseroan (RKAP), iii) Pengawasan atas Pelaksanaan RKAP dan Key Performance Indicators (KPI), iv) Pengawasan atas Pengelolaan Risiko.

Overseeing the Effectiveness and Efficiency of Operations and Investments involved: i) Overseeing the effectiveness of Organization and Labor Management, ii) Overseeing the preparation of the Company’s Plans and Budget, iii) Overseeing Implementation of the Company Work Plan and Budget, as well as KPI, iv) Overseeing Risk Management.

Pengawasan atas Keandalan Informasi/Pelaporan Keuangan tersebut meliputi: i) Pengawasan atas Sistem Informasi, ii) Pengawasan atas Penyusunan Laporan Manajemen, iii) Pengawasan atas pelaksanaan audit oleh KAP.

Overseeing the Reliability of Information / Financial Reporting involved: i) Overseeing the Information Systems, ii) Overseeing preparation of the Management Report, iii) Overseeing implementation of the audit conducted by the Public Accounting Firm.

Pengawasan atas Kepatuhan terhadap perundangan & peraturan yang berlaku tersebut meliputi: i) Pengawasan atas Efektifitas Pemeriksaan Internal, ii) Pengawasan atas tindak lanjut temuan hasil Audit SPI dan KAP serta Badan Pengawas Keuangan (BPK), iii) Pengawasan atas penerapan unsur GCG, iv) Pengawasan atas Pengelolaan Program Kemitraan & Bina Lungkungan (PKBL).

Overseeing Compliance with applicable regulations and legislation involved: i) Overseeing the Effectiveness of Internal Assessments, ii) Overseeing follow up actions on the results of audits by the Internal Supervisory Unit (SPI), Public Accounting Firm and BPK, iii) Overseeing the application of GCG principles, iv) Overseeing Management of PKBL (CSR program).

Komite Audit Komite Audit membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan pengawasan atas i) Efektifitas dan Efisiensi Operasi dan Investasi, ii) Efektifitas Pemeriksaan Internal, iii) tindak lanjut temuan hasil Audit SPI dan KAP.

Audit Committee The Audit Committee assists the Board of Commissioners in implementing supervision over i) the Effectiveness and Efficiency of Operations and Investment, ii) the Effectiveness of Internal Assessment, iii) follow up actions on findings of the SPI and Public Accounting Firm.

Komite Audit melakukan penelaahan atas pelaksanaan RKAP dan KPI dalam bentuk Laporan Manajemen dan Laporan Keuangan Triwulanan pada setiap akhir triwulanan maupun tahunan termasuk Laporan Keuangan Auditan tahunan yang dilakukan oleh KAP.

The Audit Committee reviews the implementation of the Company’s Work Plan and Budget, as well as KPI, in the form of the Quarterly Management Reports and Financial Reports at the end of each quarter and the end of the year, including the Audited Financial Statement conducted by a Public Accounting Firm.

Komite Audit juga secara berkala telah melakukan evaluasi atas efektifitas pengendalian internal dan fungsi internal audit dengan me-review hasil audit internal terhadap sistem dan prosedur Pengendalian Internal di

The Audit Committee also periodically evaluates the effectiveness of internal controls and the function of the internal audit by reviewing internal audit results on the Internal Control systems and procedures for the company’s business


35 unit unit bisnis dan fungsi-fungsi utama perusahaan. Hasil evaluasi tersebut telah memberikan peningkatan efektivitas pengendalian internal perusahaan yang cukup baik dan terus ditingkatkan kesempurnaannya.

units and main functions. The results of this assessment enable improvements to be made to the effectiveness of the company’s internal control, which is currently adequate and continually being improved.

Komite Manajemen Risiko Komite Manajemen Risiko membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan pengawasan atas semua kegiatan perusahaan yang memiliki potensi risiko dan mengawasi pengembangan Enterprise Risk Management agar sesuai dengan komitmen perusahaan.

Risk Management Committee The Risk Management Committee assists the Board of Commissioners in implementing supervision over all company activities having potential for risk and the development of Enterprise Risk Management to ensure it is aligned with the company’s commitment.

Komite Manajemen Risiko melakukan penelaahaan atas Analisa Risiko yang dilakukan Direksi terutama yang berkaitan dengan permintaan rekomendasi ataupun persetujuan dari Dewan Komisaris, dengan mengkaji bahwa Analisa Risiko yang dilakukan telah mengikuti ketentuan manajemen risiko di lingkungan PLN. Komite Manajemen Risiko memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris atas tindakan Direksi yang memerlukan persetujuan maupun rekomendasi Dewan Komisaris.

The Risk Management Committee has studied the Risk Analysis prepared by the Board of Directors, in particular points related to requests for recommendation or approval from the Board of Commissioners, to assess whether the Risk Analysis has complied with risk management requirements within the PLN environment. The Risk Management Committee provides its opinion to the Board of Commissioners regarding the actions taken by the Board of Directors that require approval or recommendations from the Board of Commissioners.

Komite GCG Komite GCG membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan pengawasan atas penyelenggaraan kegiatan perusahaan agar mengikuti prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG).

GCG Committee The GCG Committee assists the Board of Commissioners in overseeing and implementing corporate activities complying with the principles of good corporate governance (GCG).

Komite GCG melakukan penelaahan dan pembahasan serta pemberian nasehat untuk memastikan Board Manual, Code of Conduct dan Pedoman GCG sesuai dengan Peraturan dan Perundangan yang berlaku serta Anggaran Dasar Perseroan dengan memperhatikan kepentingan para stakeholder Perseroan serta disetujui oleh Direksi dan Komisaris. Hasil telaah berupa direvisinya Board Manual sesuai dengan anggaran dasar perusahaan.

The GCG Committee has studied and discussed, as well as provided advice, to ensure that the Board Manual, Code of Conduct and GCG Guidelines are compliant with the applicable Regulations and Legislation, as well as the Company’s Articles of Association, and paying attention to the interests of the Company’s stakeholders and approval by the Boards of Directors and Commissioners. The results of this review have resulted in a revision to the Board Manual in accordance with the company’s articles of association.

Komite Nominasi dan Remunerasi Komite Nominasi dan Remunerasi membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan pengawasan atas efektivitas pengelolaan organisasi dan SDM. Komite Nominasi dan Remunerasi melakukan penelahaan atas sistem organisasi/remunerasi/nominasi yang diajukan oleh Direksi. Hasil kajian berupa rekomendasi Dewan komisaris atas usulan Direksi yang memerlukan persetujuan maupun rekomendasi Dewan Komisaris.

Nomination and Remuneration Committee The Nomination and Remuneration Committee assists the Board of Commissioners in overseeing the effectiveness of organization and labor management. The Nomination and Remuneration Committee has reviewed the organization/ remuneration/nomination systems submitted by the Board of Directors. The results of this review and recommendations to the Board of Commissioners related to the Board of Directors’ proposal require approval and recommendations from the Board of Commissioners.

Selama tahun 2011, para pembantu Dewan Komisaris ini telah menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab sehingga Dewan Komisaris dapat menjalankan tugasnya sesuai yang diamanatkan Pemegang Saham.

During 2011, the parties supporting the Board of Commissioners have carried out their duties with a complete sense of responsibility, thus enabling the Board of Commissioners to fulfill its duties in accordance with the mandate received from the Shareholders.


36 KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS

COMPOSITION OF THE BOARD OF COMMISSIONERS

Komposisi Dewan Komisaris PLN ditetapkan melalui Keputusan Menteri BUMN selaku RUPS PLN dengan no. Kep-253/MBU/2009 tanggal 22 Desember 2009 yang terdiri atas 7 (tujuh) Komisaris terdiri dari 1 (satu) Komisaris Utama, 2 (dua) Komisaris independen dan 4 (empat) Komisaris. Komposisi tersebut sampai dengan akhir tahun 2011 tidak mengalami perubahan.

The composition of the PLN Board of Commissioners is set by a Decree of the SOE Minister No. Kep-253/MBU/2009 dated 22 December 2009 and in accordance with the PLN General Meeting of Shareholders and is composed of 7 (seven) Commissioners, consisting of 1 (one) President Commissioner, 2 (two) Independent Commissioners and 4 (four) Commissioners. To the end of 2011, this composition had not undergone any changes.

PENUTUP Selama tahun 2011, Dewan Komisaris telah melaksanakan tugasnya secara sinergis dengan Direksi dengan memberikan arahan, nasehat serta pengawasan dalam melaksanakan program sesuai rencana dan strategi perusahaan.

CLOSING During 2011, the Board of Commissioners has carried out its duties in synergy with the Board of Directors and provided direction, advice and supervision for the implementation of programs in accordance with the company’s plans and strategies.

Dewan Komisaris meyakini bahwa Direksi bersama seluruh jajarannya telah menunjukkan kinerja yang baik dalam mewujudkan misi perusahaan, yaitu menjalankan bisnis kelistrikan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

The Board of Commissioners believes that the Board of Directors and all ranks in the company have demonstrated good performance in fulfilling the company’s mission, to run a power company orientated to the satisfaction of its customers, workforce and shareholders.

Dewan Komisaris juga meyakini bahwa Direksi akan terus mengelola perusahaan dengan menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan prinsip kehati-hatian.

The Board of Commissioners also believes that the Board of Directors will continue to manage the company applying the principles of Good Corporate Governance and prudence.

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi tinginya kepada Direksi beserta seluruh jajaran yang telah bekerja keras menyelesaikan tugas perseroan selama tahun 2011 dan telah dituangkan dalam Laporan Tahunan Perusahaan Tahun Buku 2011 ini.

We express our deepest gratitude to the Board of Directors and all employees for their hard work on behalf of the company during 2011, as reported in the Company’s Annual Report for the fiscal year 2011.

Jakarta, 29 April 2011

Yogo Pratomo Komisaris Utama

President Commissioner


LAPORAN DIREKSI Board of Directors’ Report

NUR PAMUDJI

Manajemen dan seluruh pegawai PLN telah melewati tahun 2011 dengan penuh optimistis. Banyak hal telah dilakukan sepanjang tahun 2011, setelah tahun lalu PLN melewati masa transformasi secara besar-besaran. Management and all PLN personnel passed through an optimistic 2011. Many new conditions were implemented during 2011, after PLN went through a period of significant transformation the previous year. Sebagai satu-satunya perusahaan yang menyediakan listrik langsung kepada masyarakat, kami telah bekerja keras meningkatkan pelayanan sekaligus membangun entitas korporasi yang sehat secara finansial.

As a unique company providing electricity to the public, we have worked very hard to improve services while at the same time enhancing our corporate entity in a financially healthy manner.

Sepanjang tahun 2011, PLN secara berkesinambungan memastikan ketersediaan pasokan listrik guna menghindari pemadaman. Kami telah melakukan berbagai upaya antara lain: (i) menyelesaikan pembangunan pembangkit program percepatan tahap 1 (FTP-1) secara komersial sesuai jadwal, (ii) melakukan pembelian excess power, (iii) melakukan pembelian listrik dari pembangkit

Though a continuous series of efforts, during the course of 2011 PLN ensured availability of electricity and avoided shortages and blackouts. We have already implemented a number of efforts, including among others: (i) completing development of the Phase 1 fast track program (FTP-1) in a successful commercial manner on schedule (ii) carried out the purchase of excess power, (iii) undertook the purchase of electricity from

37


38

Untuk memperluas jangkauan ketersediaan listrik di pulau-pulau terpencil di seluruh Indonesia, PLN melakukan terobosan dengan program melistriki 1.000 pulau dengan memanfaatkan energi matahari. To broaden the range and reach of availability of electricity to isolated islands across Indonesia, PLN has made inroads with its electrification of 1,000 islands utilizing solar energy.

milik swasta (IPP), (iv) melakukan sewa genset serta (v) memperkuat jaringan transmisi dan distribusi.

independent power producers (IPP), (iv) leased generators and (v) strengthened network transmission and distribution.

Dari sisi pelayanan kepada pelanggan, kami telah melakukan berbagai perbaikan kualitas termasuk memproses seluruh permintaan penyambungan baru pelanggan, upaya penurunan susut jaringan secara konsisten dengan merehabilitasi dan menambah jaringan transmisi dan distribusi, serta mengganti kWh meter yang sudah tua. Bahkan di wilayah Jawa Bali kami telah mencanangkan semangat perang terhadap pemadaman dan hasilnya sangat signifikan yaitu dengan menurunnya gangguan listrik di sisi pelanggan.

From the customers service side regarding, we have undertaken a number of improvements, including the entire process of coupling new customers to decrease network losses in a consistent manner, rehabilitating and adding to transmission and distribution networks and replacing aging kWh meters. Moreover, in the Java-Bali region we have declared ‘war’ against disturbances and the results have been a very significant decline in disruptions in electricity supply to customers.

Selain meningkatkan perbaikan kualitas pelayanan, kami juga terus meningkatkan kualitas finansial perusahaan dengan melakukan berbagai efisiensi di sisi operasional. Untuk itu selama tahun 2011 PLN telah berupaya melakukan percepatan diversifikasi energi, peningkatan efisiensi serta optimalisasi ketersediaan usaha mesin pembangkit, penerapan produk-produk pemasaran, dan menekan Biaya Pokok Penyediaan (BPP). Namun, kami menyadari produksi pembangkit berbahan bakar non-minyak masih belum optimal, sedangkan alokasi dana kewajiban pelayanan publik (PSO) dan kemampuan pendanaan investasi perusahaan masih terbatas, sehingga kami perlu menyusun program kerja yang dapat menyinergikan antara tuntutan mewujudkan kinerja operasi yang istimewa dan melayani pertumbuhan pelanggan dengan sumber daya perusahaan yang terbatas.

In addition to augmenting efforts to improve the quality of services, we have also continued to upgrade the company’s financial position through the implementation of various operational efficiency enhancements. In this regard, throughout 2011 PLN endeavored to implement acceleration of energy diversification, increase efficiency while optimizing efforts to acquire more generation machinery, apply new marketing products, and suppress Basic Allocation Expenses (BPP). However, we are aware that generating production using non-oil fuel is still less than optimal, while the allocation of funds for public service obligations (PSO) and the ability to finance company investments are still restricted, so that we need to organize working programs to synergize and insist upon actualization of enhanced performance to serve all customers with the limited resources available to the company.


39 PENCAPAIAN UMUM Pencapaian kinerja PLN secara umum tahun 2011 terutama adalah melanjutkan kepastian tak adanya lagi pemadaman bergilir dengan kecukupan listrik yang semakin baik. Beberapa unit pembangkit 10.000 MW tahap 1 telah masuk dalam sistem kelistrikan PLN, di antaranya PLTU 1 Jawa Barat Indramayu dengan kapasitas 3×330 MW, PLTU 1 Banten Suralaya 1×625 MW, PLTU 3 Banten Teluk Naga dengan kapasitas 3x315 MW di Banten dan PLTU Tanjung Jati B unit 3 berkapasitas 1x710 MW di Jawa Tengah.

GENERAL ACHEIVEMENTS PLN’s general performance achievements throughout 2011 were encouraging, especially in continuing to ensure that there were no more rotating blackouts through improvements in electric supply sufficiency. Several power plants for 10,000 MW Phase 1 have already entered the PLN electricity system. In addition to PLTU 1 West Java Indramayu with capacity of 3x330 MW, there are PLTU 1 Banten Suralaya 1x625, PLTU Banten Teluk Naga with a capacity of 3x315 MW in Banten and PLTU Tanjung Jati B unit 3 with a capacity of 1x710 in Central Java.

Dengan dukungan kecukupan tersebut, kami dapat meningkatkan pelayanan dan menuntaskan daftar tunggu permintaan sambungan listrik melalui Gerakan Sehari Sejuta Sambungan (GRASSS) yang dilaksanakan pada tahun 2010 dan 2011. Di samping itu, PLN juga telah melakukan program Tambah Daya Gratis untuk pelanggan 450/900 VA ke 1300/2200 VA, dengan maksud memberikan layanan kepada masyarakat yang ingin meningkatkan konsumsi energi listrik. Program ini sekaligus berdampak pada peningkatan pendapatan serta harga jual rata-rata (Rp/kWh).

With ample support, we have been able to raise service levels and thoroughly go over the waiting list of requests for electricity connection through the Gerakan Sehari Sejuta Sambungan (GRASSS – Movement to Connect One Million People per Day) carried out beginning in 2010 and 2011. In addition, PLN has undertaken an Increase Free Energy program for 450/900 VA to 1300/2200 VA customers with the intention to provide service to members of the public that desire access to electricity. This program has affected income and average sales prices (Rp/kWh).

Untuk memperluas jangkauan ketersediaan listrik di pulau-pulau terpencil di seluruh Indonesia, PLN melakukan terobosan dengan program melistriki 1.000 pulau dengan memanfaatkan energi matahari. Program yang telah dicanangkan sejak tahun lalu itu mencapai kemajuan di tahun ini dan akan terus ditingkatkan di tahun-tahun berikutnya. Dengan semua kerja keras ini angka rasio elektrifikasi telah meningkat dari 67% pada tahun lalu menjadi 74%* pada tahun 2011.

To broaden the range and reach of availability of electricity to isolated islands across Indonesia, PLN has made inroads with its electrification of 1,000 islands utilizing solar energy. This program was announced last year to realize progress this year and will continue to improve in the coming years. With all of this hard work, the electrification ratio increased from 67% in 2010 to 74%* in 2011.

Di bidang pelayanan, PLN terus melakukan berbagai inovasi. Kami sangat mementingkan kemudahan masyarakat mengakses layanan PLN, dengan perhatian utama pada peningkatan integritas petugas layanan. Untuk itu kami telah meningkatkan peran layanan “Call Center PLN 123” dari sebelumnya hanya memberikan informasi menjadi loket layanan untuk mendaftar pasang baru, menambah daya dan mendapat layanan lainnya. Pelayanan kepada pelanggan menjadi semakin beragam dengan akses layanan lewat internet www.pln.co.id yang didukung oleh program Pasang Baru, Perubahan Daya dan Penyambungan Sementara (PB/PD/PS) secara online.

In the service area, PLN continues to pursue several innovations. We place great importance on facilitating public access to PLN services, and thereby place paramount priority on supporting the integrity of our service employees. In this regard we have expanded services, such as “Call Center PLN 123” whereas before we only had service counters to register requests for new installations, requests for additional power supply and other services. Customer service has become more and more varied, including with access to the Internet via www.pln.co.id, which supports new connections, changes in supply levels and temporary hook ups (PB/PD/PS) online.

Layanan PB/PD/PS Online mendapat pengakuan dan dianggap sebagai pelayanan publik paling inovatif pada ajang “Anugerah BUMN 2011” yang diselenggarakan oleh majalah BUMN Track. Di ajang yang sama layanan Listrik Prabayar juga mendapat penghargaan sebagai inovasi produk jasa BUMN terbaik.

PB/PD/PS Online services were acknowledged and recognized as an innovative public service at the “Anugerah BUMN 2011” (State Enterprise 2011 Tribute) organized by BUMN Track magazine. At the same event, Prepayment Electric also was recognized as one of the best and most innovative BUMN services.

Dalam meningkatkan pelayanan baik kepada pelanggan maupun kecukupan tenaga listrik, kami sadar bahwa

In improving service quality for customers while also maintaining adequate electricity supply, we are aware that the




40 kompetensi pegawai menjadi kunci utama keberhasilan perusahaan. Untuk itu mulai tahun 2011 PLN menerapkan sistem uji kompetensi online bagi pegawai di seluruh Indonesia. Dengan menerapkan sistem uji kompetensi online maka kami dapat memetakan seluruh kompetensi yang dimiliki PLN sebagai basis dalam pembinaan dan peningkatan kompetensi pegawai.

competence of our personnel is the primary key to the success of our company. With that in mind, beginning in 2011 PLN applied an online competency test system for our employees across Indonesia. By applying this online competency test system we have thereby mapped out all of the capabilities that PLN has to offer as a basis for further building and improving the aptitude of our staff.

KINERJA PERUSAHAAN Melalui semua kebijakan dan langkah yang dilakukan selama tahun 2011, PLN telah berhasil merealisasikan beberapa program sesuai dengan sasaran yang ditetapkan. Dari sisi kinerja operasional, produksi listrik PLN berhasil meningkat menjadi sebesar 183.421 GWh dari tahun sebelumnya sebesar 169.786 GWh. Sementara itu penjualan tenaga listrik mencapai 157.993 GWh, dengan rincian kelompok tarif rumah tangga sebesar 65.110 GWh, kelompok tarif bisnis sebesar 28.309 GWh, kelompok tarif industri sebesar 54.725 GWh, dan kelompok tarif lainnya sebesar 9.848 GWh. Penjualan tenaga listrik pada tahun 2011 ini mengalami peningkatan sebesar 7,3% dari tahun sebelumnya yang mencapai 147.297 GWh, dengan masingmasing kelompok pelanggan mengalami kenaikan, dengan rincian rumah tangga sebesar 8,8%, bisnis sebesar 4,2%, industri sebesar 7,3%, dan lainnya sebesar 5,6%.

COMPANY PERFORMANCE Through all of the policies and steps that were taken over the year in 2011, PLN succeeded in the realization of several programs in line with its framework of objectives. From an operational performance perspective, PLN electricity production increased to 183,421 GWh in 2011 from 169,786 GWh in 2010. At the same time, sales of electric energy reached 157,993 GWh, with details including tariffs for the household category totaling 65,110 GWh, business tariffs amounting to 28,309 GWh, industry 54,725 GWh, and other groupings adding 9,848 GWh. Electric power sales in 2011 experienced 7.3% growth above the previous year to 147,297 GWh, with each respective category increasing consumption; households rising 8.8%, business 4.2%, industry 7.3%, and others 5.6%

Keberhasilan program GRASSS pada tahun 2011 telah menambah jumlah pelanggan sebanyak 3.459.758 pelanggan. Realisasi penambahan pelanggan yang cukup besar ini didukung oleh perbaikan proses bisnis penyambungan baru dan penyediaan layanan fasilitas antara lain: call center 123 dan proses permohonan pasang baru online melalui website, dimana dengan layanan ini pelanggan dapat langsung melakukan proses pasang baru tanpa harus datang ke kantor unit layanan PLN dan menghilangkan praktek percaloan. Sejalan dengan itu penambahan daya tersambung meningkat 70,49% yaitu sebesar 7.750 MWA dari tahun lalu sebesar 4.546 MVA.

The success of the GRASSS program in 2011 resulted in an additional 3,459,758 customers in total. Realizing this significant customer increase was supported by improvements in the business process of new connections and preparing service facilities which include, among other things: Call Center 123 and processes to address the requests of new customers online through our website, where new customers can directly apply for service without needing to visit a PLN office. In line with this, the increase energy for new connections rose 70.49% to 7,750 MWA from 4,546 MVA the previous year.

Pencapaian yang positif dari sisi pemasaran diikuti pula dengan semakin membaiknya keandalan pelayanan PLN. Tingkat keandalan layanan diukur dengan indeks frekuensi gangguan (System Average Interruption Frequency Indexed/SAIFI) yang mengalami penurunan menjadi sebesar 4,9 kali/pelanggan/ tahun, dari tahun sebelumnya yang besarnya 6,82 kali/ pelanggan/tahun. Sementara index lama gangguan (System Average Interruption Duration Indexed/SAIDI) PLN pada tahun 2011 sebesar 4,71 jam/pelanggan/tahun, juga mengalami penurunan dari sebelumnya sebesar 6,9 jam/pelanggan/tahun.

The positive achievements on the marketing front were also matched by the improvements made in the trustworthiness and reliability of PLN services. The level of service reliability is measured by the System Average Interruption Frequency Index/ SAIFI, which realized a decrease to 4.9 times/per customer/per year, down from 6.82 times/per customer/per year. Referring to an older index system for monitoring disruptions, according to the System Average Interruption Duration Index (SAIDI), PLN data shows another positive decline, in which disruptions in electricity in 2011 on average amounted to 4.71 hours/per customer/per year compared to 6.9 hours/per customer/per year in 2010.

Dalam hal efisiensi penyediaan tenaga listrik, PLN berhasil menunjukkan pencapaian yang lebih baik dengan menurunnya susut jaringan tenaga listrik dari 9,7% pada tahun 2010, menjadi 9,41% pada tahun 2011.

Given the state of efficiency in electricity supply, PLN has succeeded in demonstrating realization of improvements in preventing electric power network leakage from 9.7% in 2010 to 9.41% in 2011. We intend to continue to attempt to decrease


41 Kami akan terus berupaya menurunkan susut jaringan melalui perbaikan jaringan distribusi, mengintensifkan penertiban dan penagihan pemakaian listrik liar.

the level of leakage by continuing to upgrade our distribution network and intensify efforts to uncover and charge for illegal use of electricity.

Dalam kaitannya dengan produksi tenaga listrik, terutama yang berhubungan dengan bauran energi, PLN masih mengandalkan pemakaian bahan bakar minyak (BBM) yang mencapai 24,8% dari seluruh pemakaian energi. Tingginya konsumsi BBM ini disebabkan oleh penurunan pasokan gas, keterlambatan pengoperasian pembangkit batubara 10.000 MW dan masih dioperasikannya pembangkit sewa berbahan bakar minyak untuk mencegah terjadinya pemadaman.

In relation to the production of electric power, particularly concerning blends of energy, PLN still relies and depends on the use of oil-based fuel (BBM), which accounts for 24.8% of all energy consumption. A major reason behind the reliance on BBM is the decline in supply of gas and coal generation operational delays for the 10,000 MW Phase 1 expansion, while the company is still operating power plants using petroleum products to prevent blackouts.

Dari sisi kinerja keuangan, PLN berhasil meningkatkan penjualan tenaga listrik menjadi Rp112,84 triliun, naik sekitar 9,6% dari tahun sebelumnya sekitar Rp102,97 triliun. Dengan penjualan ini maka pendapatan usaha menjadi Rp208,02 triliun, naik 28% dari tahun sebelumnya yang besarnya Rp162,38 triliun. Dengan biaya usaha yang juga meningkat sebesar 30% menjadi Rp193,40 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp149,11 triliun, sehingga rasio operasi mencapai 93%.

On the finance side, PLN succeeded in increasing sales of electric power to Rp112.84 trillion, or a 9.6% rise from Rp102.97 trillion the year before. With such sales, company income became Rp208.02 trillion, a 28% increase from Rp162.38 trillion the year before. With that, company expenses also increased 30% to Rp193.40 trillion from Rp149.11 trillion the year before so that the operational ratio achieved 93%.

Kondisi tersebut menyebabkan laba usaha Perusahaan menjadi Rp14,6 triliun hanya naik 10% dari tahun sebelumnya sebesar Rp13,3 triliun. Walau PLN masih mencatat laba periode berjalan tahun 2011 yang positif sebesar Rp7,19 triliun tetapi laba bersih ini mengalami penurunan sekitar 29% dari laba periode berjalan tahun sebelumnya.

The above mentioned conditions brought about company profits of Rp14.6 trillion, which was only a 10% increase over Rp13.3 trillion from the previous year. Although PLN still recorded positive profits in 2011, with net profits of Rp7.19 trillion the company actually experienced a 29% decrease from the year before.

Penurunan laba bersih ini disebabkan oleh meningkatnya secara signifikan biaya bahan bakar dan pelumas untuk menjaga agar tidak terjadinya pemadaman bergilir. Selain itu Perusahaan juga mengalami kerugian kurs mata uang asing sebesar Rp1,33 triliun dari tahun sebelumnya yang mencatat laba Rp2,24 triliun.

This decline in net profits was caused by the significant increase in the cost of fuel and lubricants needed to prevent rotating blackouts. The company also sustained exchange rate losses against foreign currencies totaling Rp1.33 trillion compared to exchange rate profits of Rp2.24 trillion recorded the year before.

PROSPEK USAHA Di masa depan peluang PLN mengembangkan diri akan sangat besar, namun kendala yang menghalangi dan tantangan yang dihadapi juga tidak kalah besarnya.

COMPANY PROSPECTS PLN has great opportunity to improve in the future, although there are significantly large and challenging constraints to be faced.

Berdasarkan proyeksi yang tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2011-2020, pertumbuhan permintaan listrik akan mencapai rata-rata 8,5% per tahun, sedangkan beban puncak akan tumbuh rata-rata 8,4% per tahun. Dengan pertumbuhan jumlah pelanggan rata-rata diperkirakan sekitar 2,7 juta per tahun, sehingga rasio elektrifikasi dapat meningkat menjadi 94,4% pada tahun 2020. Proyeksi ini didukung oleh asumsi pertumbuhan ekonomi sekitar 6-7% per tahun dan pertumbuhan penduduk rata-rata 1,1% per tahun.

Based upon projections cast in the PLN Company Plan to Supply Electric Power (RUPTL) 2011 – 2020, growth in demand for electricity is expected to reach 8.5% per year, while the peak load should grow by 8.4% per year. With growth in the number of customers estimated to be around 2.7 million per year, the electrification ratio should rise to 94.4% by 2020. This projection is supported by an economic growth assumption of around 6-7% per year and population growth of 1.1% per year.


42

Dengan prospek ini PLN dapat meningkatkan pendapatannya, baik yang berasal dari penjualan tenaga listrik atau melakukan integrasi ke bisnis hulu dalam rangka pengamanan pasokan dan harga energi primer. Ketidakpastian akan kontinuitas ketersediaan atau pasokan serta fluktuasi harga energi primer setiap saat dapat mengancam terjadinya pemadaman. Selain itu PLN juga dapat memanfaatkan secara maksimal potensi energi terbarukan seperti panas bumi dan air yang sangat besar.

With these prospects PLN can increase income, both from electricity sales and by implementing integration with upstream businesses within the framework of securing supply and the price of primary energy. Uncertainty over the availability of supply and delivery as well as fluctuations in the primary prices of energy at any time, could bring about renewed threats of potential disruptions in continuity. In addition, PLN also can capitalize significantly on the huge new energy potential in resources such as geothermal and hydropower.

Kendala terbesar yang dihadapi PLN adalah kesulitan melaksanakan investasi untuk mempertahankan pertumbuhan permintaan, sementara di sisi yang lain banyak IPP yang dijadwal ulang karena ketidakmampuan pendanaan. Karena itu penentuan tarif yang sesuai dengan BPP dan margin keuntungan, serta realisasi pemberian subsidi yang tepat waktu oleh Pemerintah menjadi penting artinya buat kelangsungan investasi PLN.

The greatest obstacle confronting PLN is the difficulties in implementing investment to accommodate and preserve demand growth, which includes many IPPs that have been rescheduled because of finance deficiencies. For this reason the determination of appropriate tariff levels relative to BPP and profit margins, as well as the timely realization of the provision of government subsidies, becomes crucial to the continuity of PLN investments.

Keterbatasan kemampuan PLN di sisi investasi tidak menghilangkan kewajiban PLN untuk terus meningkatkan pelayanannya. Dukungan infrastruktur yang berbasis teknologi informasi, jaringan distribusi dan kantor pelayanan yang tersebar luas, merupakan salah satu kekuatan PLN dalam mempertahankan pangsa pasar setelah berlakunya UU Kelistrikan No. 30 Tahun 2009.

Limits on the ability of PLN from the investment perspective do not diminish PLN’s obligation to continue to improve its services. Infrastructure support based on information technology, distribution networks, and the widely spread service offices constitute the strengths of PLN in maintaining market share following the validation of Electricity Law No. 30 Year 2009.


43 Dengan peluang dan berbagai kendala itu, kami berharap dapat menghadapi tantangan di masa depan dengan dukungan penuh dari pemegang saham. Dukungan dari Pemerintah diperlukan untuk menjamin pasokan minyak, batu bara dan gas, serta menjamin kebutuhan pendanaan dengan pemberian margin PSO 8% dan membebaskan pajak obligasi internasional. Berkaitan dengan subsidi, selain masalah ketepatan waktu, PLN juga meminta kepada Pemerintah untuk menyediakan subsidi yang besarnya telah memperhitungkan margin untuk pengembangan perusahaan.

With both opportunities and various constraints, we hope to confront future challenges with the full support of our stockholders. Government support is also needed to assure the supply of oil, coal and gas, while also assuring finance needs with provision of the PSO 8% margin and exemption from various international tax stipulations. In relation to the subsidy, in addition to issues concerning the preciseness of timing, PLN has also requested that the government prepare significant subsidies after calculating margins for company expansion.

PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK Kami menyadari, dalam mempersiapkan diri menghadapi tantangan di masa depan perlu memiliki landasan tata kelola perusahaan yang semakin baik (GCG). Penerapan GCG di PLN selalu disempurnakan setiap tahunnya, dengan dilaksanakan penilaian secara periodik yang dimulai sejak 2002. Penilaian ini diperlukan untuk mendapatkan umpan balik dan meningkatkan kualitas pelaksanaan GCG, sehingga mampu memperbaiki citra dan kinerja Perusahaan.

IMPLEMENTING GOOD CORPORATE MANAGENT SYSTEMS We are aware, in preparing ourselves to face the challenges to come, that the company needs to nurture a continually improving administrative base (GCG – Good Corporate Governance). Implementation of GCG at PLN is continually being improved upon every year, with the application of formal periodic evaluations beginning in 2002. These assessments are needed to obtain feedback to raise GCG quality in order to enhance abilities, expand aspirations and improve the performance of the company.

PLN telah menyerahkan penilaian penerapan GCG tahun 2011 (untuk pelaksanaan GCG periode tahun 2010) kepada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dengan lima aspek penilaian yang mencakup: (i) hak dan tanggung jawab pemegang saham, (ii) kebijakan GCG, (iii) penerapan GCG, (iv) pengungkapan informasi dan (v) komitmen. Secara total PLN mencapai nilai aktual sebesar 77,9 poin. Capaian tertinggi adalah aspek Pengungkapan (Disclosure) sebesar 86,86% karena PLN dinilai telah menyediakan informasi perusahaan dan telah menyajikan informasi yang relevan kepada pemangku kepentingan dalam Laporan Tahunan, sedangkan capaian terendah adalah pada aspek Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham (RUPS) sebesar 70,11%, yang disebabkan antara lain: (i) belum diterapkannya sistem pengangkatan Komisaris secara transparan melalui fit and proper test, (ii) belum ditetapkan dan dilaksanakan sistem penilaian kinerja Komisaris secara kolegial dan individual, (iii) belum dilaksanakan penilaian kinerja Direksi secara individual, serta (iv) belum disahkannya Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP).

PLN consigned the assessment of the implementation of GCG in 2011 (for the GCG 2010 period) to the Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP – Development Finance Controller) with five aspects to be evaluated, which were: (i) stockholder rights and responsibilities, (ii) GCG policies, (iii) GCG application, (iv) information disclosure, (v) commitment. PLN achieved a comprehensive score of 77.9 points. The highest performing category was Disclosure, at 86.86%, as PLN was commended for providing company information and had presented relevant information to interested stakeholders within its Annual Report. The lowest scoring category was stockholder rights and responsibilities (RUPS) at 70.11% which was because of, among other reasons (i) delayed execution of a transparent system for nominating and appointing Commissioners through a fit and proper test, (ii) delayed determination and implementation of a Commissioner performance evaluation, in both collegial and individual terms, (iii) delayed implementation of individual performance evaluations for Directors, and (iv) delayed endorsement of the company’s long term plan (RJPP).

Atas semua penilaian dan masukan yang diberikan tim penilai, PLN berencana melakukan penyempurnaan dan perbaikan dalam rangka meningkatkan kualitas penerapan praktik GCG di tahun mendatang. Perbaikan tidak hanya didasarkan oleh rekomendasi penilai di atas, namun juga mengikuti dan menyesuaikan perkembangan praktik GCG terkini serta kebutuhan perusahaan.

Given all evaluations and inputs provided to the assessment team, PLN plans to carry out improvements and enhancements with the intention to raise the quality of practical application of GCG in the coming year. Improvements will not only be based upon the evaluations, but also will accompany and adjust to practical current GCG developments as well as company needs.


44 KOMPOSISI DIREKSI Di sisi personel manajemen, pada Oktober tahun 2011, terjadi dinamika kepemimpinan di tubuh PLN. Direktur Utama, Dahlan Iskan, melanjutkan pengabdiannya kepada Negara dengan dipercaya oleh Presiden Republik Indonesia menjadi Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara. Seluruh keluarga besar PLN mengucapkan terima kasih atas baktinya bagi Perusahaan, dan akan selalu mengiringi langkahnya dengan doa dan harapan.

DIRECTOR COMPOSITION In terms of management personnel, as of October 2011, the PLN leadership composition has been very dynamic. Former PLN Director, Dahlan Iskan, continued his devoted service to the nation when entrusted by the President of the Republic of Indonesia as Minister of State-owned Enterprises. The entire extended PLN family thanked him for his loyalty to the company, and will always accompany his steps with prayer and hope.

Pada awal November tahun 2011, pemegang saham telah melakukan perubahan tampuk kepemimpinan untuk menggantikan Dahlan Iskan dengan Nur Pamudji yang sebelumnya adalah Direktur Energi Primer. Selain itu, ada dua posisi Direksi yang mengalami perubahan nama dari Direktur Perencanaan dan Teknologi menjadi Direktur Konstruksi, serta Direktur Bisnis dan Manajemen Risiko menjadi Direktur Perencanaan dan Manajemen Risiko, namun di kedua posisi itu tidak mengalami perubahan personel.

In early November 2011, stockholders executed changes in top management, replacing Dahlan Iskan with Nur Pamudji, who had previously held the position of PLN Director of Primary Energy. Additionally, the titles of two Director positions were also changed, wherein the Director of Planning and Technology became the Director of Construction, while the Director of Business and Risk Management became the Director of Planning and Risk Management. However, neither position experienced major personnel changes.

PENUTUP Semua pencapaian yang telah kami raih di tahun 2011 merupakan hasil kerja keras bersama. Dengan memompa semangat baru “Bekerja, Bekerja, Bekerja” di masingmasing dada setiap pegawai, maka kami dan seluruh pegawai PLN bertekad mengatasi segala rintangan untuk menghadapi tantangan di masa depan guna memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.

CONCLUSION All of the accomplishments that we achieved in 2011 embody the results of committed teamwork. With an inflated spirit of “Work, Work, Work” in the bosom of every employee, every PLN employee is determined to overcome all obstacles and face every challenge in the future to provide the best possible service to the public.

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pemangku kepentingan, mulai dari pemegang saham, pelanggan, mitra kerja, perbankan, dan terutama seluruh pegawai PLN sehingga program kerja PLN tahun 2011 dapat terlaksana dengan baik.

In conclusion, we wish to say thank you to all stakeholders, beginning with our stockholders, customers, working partners, finance partners, and especially, all PLN employees whose efforts led to the implementation of a successful work program in 2011.

Atas nama Direksi PT PLN (Persero)

On Behalf of Board of Directors of PT PLN (Persero)

NUR PAMUDJI Direktur Utama

President Director


45

RENCANA STRATEGIS PERUSAHAAN 2011-2015 CORPORATE STRATEGIC PLAN 2011-2015

Dalam menghadapi tantangan usaha ke depan, PT PLN (Persero) telah merancang rencana strategis perusahaan jangka panjang dalam dokumen Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2010-2015. Pada tahun 2011, manajemen telah mengevaluasi RJPP 2010-2015 dan menyusun RJPP 2011-2015.

To face future business challenges, PT PLN (Persero) has designed a strategic long term business plan presented in the Corporate Long Term Plan (RJPP) 2010-2015. In 2011, the management assessed the 2010-2015 RJPP and compiled the 2011-2015 RJPP.

POSISI PERUSAHAAN POSISI PERUSAHAAN

CORPORATE POSITION CORPORATE POSITION

Pemetaan/Analisis Lingkungan Perusahaan Analisis lingkungan perusahaan dimaksudkan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan sebagai faktor internal serta peluang/kesempatan dan ancaman sebagai faktor eksternal yang mungkin akan mempengaruhi pertumbuhan perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Corporate Environmental Mapping / Analysis Corporate environmental analysis means identifying the strengths and weaknesses in the company as internal factors, as well as opportunities and threats as external factors that may have an effect on the company’s growth and achievement of its objectives.

Analisis Faktor Internal Analisis faktor internal dimaksudkan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan, yaitu: 1. Kekuatan: a. Pengalaman organisasi dan SDM dalam bidang ketenagalistrikan; b. Bidang usaha yang terintegrasi yaitu pembangkitan, transmisi dan distribusi; c. Sampai saat ini PLN satu-satunya penyedia tenaga listrik langsung ke konsumen, dapat dilihat dari : 1) Ketersediaan infrastruktur dan sistem teknologi informasi; 2) Besarnya jumlah pelanggan dan pangsa pasar; 3) Jaringan distribusi tersedia di seluruh wilayah Indonesia; 4) Kantor pelayanan yang tersebar di seluruh Indonesia. d. Brand name “PLN” kuat sebagai perusahaan listrik.

Analysis of Internal Factors Analysis of internal factors means identifying factors of corporate strengths and weaknesses:

2. Kelemahan: a. Keterbatasan kemampuan keuangan; b. Kelemahan dalam kinerja operasional dan pemeliharaan: 1) Keterbatasan kapasitas pembangkit; 2) Kelemahan dalam tata kelola aset untuk pengoperasian jaringan distribusi; 3) Susut distribusi yang tinggi; 4) SAIDI dan SAIFI yang tinggi; 5) Kelemahan dalam budaya pelayanan. c. Komposisi pembangkitan yang existing didominasi oleh pembangkit berbahan bakar minyak;

2. Weaknesses: a. Limited financial strength; b. Weaknesses in operational and maintenance performance: 1) Limited power plant capacity; 2) Weakness in asset governance for distribution network operation; 3) High levels of loss in distribution; 4) High indexes for SAIDI and SAIFI; 5) Weak service culture; c. Existing power plants are dominated by oil-based fuel power plants;

1. Strengths: a. Organization and human resource experience in the field of electricity; b. An integrated business, i.e. generation, transmission and distribution; c. To date, PLN is the only direct supplier of electricity to consumers, this is demonstrated by: 1) Availability of infrastructure and information technology systems; 2) Number of customers and market share; 3) Distribution network available across Indonesia; 4) Service counters available across Indonesia. d. “PLN” is a strong brand name as a supplier of electricity.


46 d. Kurangnya kompetensi SDM dan kurang dinamisnya organisasi, yaitu: 1) Komposisi SDM yang masih didominasi SDM berpendidikan formal relatif rendah, termasuk komposisi usia, bidang keahlian dan tingkat keahlian yang kurang ideal; 2) Organisasi, proses bisnis serta kualitas dan kuantitas sumber daya yang kurang mampu menjawab tantangan bisnis masa depan. e. Citra PLN yang belum baik dalam pelayanan, efisiensi dan keandalan penyediaan tenaga listrik.

d. Lack of Human Resource competence and lack of organizational dynamism, i.e.: 1) The composition of human resource is still dominated by employees with a relatively low level of formal education, as well as being less than ideal in age, and area and level of expertise; 2) The organization, business processes and quality and quantity of resources are insufficiently able to face business challenges in the future. e. The PLN image is not yet strong enough for service, efficiency and reliable electricity supply.

Analisis Faktor Eksternal Analisis faktor eksternal perusahaan yaitu mengidentifikasi faktor-faktor yang bisa menjadi peluang dan ancaman terhadap perusahaan baik dari lingkungan umum maupun dari lingkungan industrinya, antara lain : 1. Peluang: a. Pertumbuhan GDP per kapita akan terus meningkat, dengan tingkat pertumbuhan per tahun sekitar 6-7%; b. Pertumbuhan populasi yang diperkirakan 1,1% setiap tahunnya; c. Tidak ada regulasi yang melarang PLN untuk melakukan Backward Integration dalam rangka pengamanan pasokan dan harga energi primer. d. Potensi sumber energi primer terbarukan seperti panas bumi dan air yang besar belum termanfaatkan secara maksimal. e. Dimungkinkan pemberlakuan tarif regional.

External Factor Analysis External factors analysis is identification of factors that can take the form of challenges and threats to the company, both with regard to the general and industrial environment, including:

2. Ancaman a. Undang-Undang Kelistrikan No. 30 Tahun 2009 membuka pasar bagi pemain baru; b. Peningkatan tuntutan pelanggan atas pelayanan PLN; c. Ketidakpastian akan kontinuitas ketersediaan/ pasokan serta fluktuasi harga energi primer; d. Penentuan tarif/pemberian subsidi oleh Pemerintah yang belum sesuai dengan BPP dan margin keuntungan yang diharapkan; e. UU Perlindungan Konsumen yang mewajibkan pelaku usaha untuk menjamin mutu barang ada atau jasa yang diproduksi dan memberi ganti rugi apabila barang/jasa yang diterima tidak sesuai yang dijanjikan.

2. Threats a. Electricity Law No. 30/2009 opens the market to new players; b. Rising demands from customers for PLN services;

Faktor-Faktor Strategis Berdasarkan hasil analisis terhadap faktor-faktor internal dan eksternal di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor lingkungan internal dan eksternal yang memiliki pengaruh pada kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuan dan harus mendapat perhatian perusahaan, antara lain:

Strategic Factors Based on analysis results of the above internal and external factors, it is apparent that both internal and external factors have an effect on the company’s ability to achieve its objectives and the company must focus on these, including:

1. Opportunity: a. Growth in GDP per capita will continue to rise, with an annual growth of approximately 6-7%; b. Population growth is estimated at 1.1% annually; c. There is no regulation forbidding PLN from Backward Integration to secure supplies and prime energy prices. d. The great potential of renewable energy sources, such as geothermal and hydropower, that are not being maximally utilized. e. The possible application of a regional tariff.

c. Uncertainty over the continuity of availability/supplies of primary energy and price fluctuations; d. Tariff setting/subsidy provision by the Government that is not in accordance with the basic cost of provision and expected profitable margins; e. The Consumer Protection Law requires businesses to guarantee the quality of their goods and services and to pay damages should the goods/services received not be as promised.


47

1. Bidang usaha yang terintegrasi yang meliputi pembangkitan, transmisi dan distribusi; 2. PLN sebagai satu-satunya penyedia ketenagalistrikan langsung ke konsumen, dengan kekuatan pada: a. Ketersediaan infrastruktur yang berbasis teknologi informasi; b. Besarnya jumlah pelanggan dan pangsa pasar; c. Jaringan distribusi menyebar di seluruh wilayah Indonesia; d. Kantor pelayanan tersebar di seluruh Indonesia. 3. Pertumbuhan GDP yang terus meningkat, dengan tingkat pertumbuhan per tahun berkisar 6-7%; 4. Regulasi yang memungkinkan PLN untuk masuk ke bidang usaha energi primer; 5. Keterbatasan kemampuan keuangan; 6. Kelemahan dalam kinerja operasional dan pemeliharaan. Hal ini di antaranya disebabkan: a. Keterbatasan kapasitas pembangkit; b. Kelemahan dalam tata kelola asset untuk pengoperasian jaringan distribusi; c. Susut jaringan distribusi yang tinggi; d. SAIDI dan SAIFI yang tinggi; e. Kelemahan dalam budaya pelayanan. 7. UU Ketenagalistrikan No.30 Tahun 2009 membuka pasar bagi pemain baru.

1. Integrated business covering generation, transmission and distribution; 2. PLN as the only provider of direct electric power to consumer, with strengths including: a. Availability of information technology based infrastructure; b. Number of customers and size of market share; c. Distribution network spread across all areas of Indonesia; d. Service offices spread across all areas of Indonesia. 3. GDP growth will continue to rise with an annual rate of approximately 6-7%; 4. Regulations that allow PLN to enter the primary energy market; 5. Limited financial ability; 6. Weaknesses in operational and maintenance performance. These weaknesses are the result of: a. Limited generation capacity; b. Weaknesses in asset governance to operate the distribution network; c. High distribution network losses; d. High SAIDI and SAIFI index figures; e. A weak service culture. 7. Law No.30/2009 on electricity opens the market to new players.


48 SASARAN DAN STRATEGI

TARGETS AND STRATEGY

Terdapat 4 (empat) tantangan utama sektor kelistrikan, yaitu: 1. Krisis jangka pendek, yang meliputi krisis penyediaan tenaga listrik dan krisis likuiditas; 2. Peningkatan kapasitas dan kemampuan keuangan; 3. Penurunan biaya pokok produksi; 4. Implementasi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan.

There are 4 (four) main challenges to the electricity sector:

Arah Strategis Pemberlakuan UU No. 30 Tahun 2009 tentang ketenagalistrikan yang tidak lagi memposisikan PLN sebagai Pemegang Kuasa Usaha Kelistrikan, maka strategi perusahaan diarahkan menjadi entitas korporasi yang sehat secara finansial. Sehingga Perusahaan dapat melakukan investasi untuk mempertahankan market share dan berkembang sesuai dengan kaidah-kaidah korporasi. Di samping kondisi keuangan yang sehat, PLN juga harus dapat memenuhi kebutuhan pelanggan pada tingkat keandalan dan pelayanan yang sesuai dan didukung dengan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi dan berperilaku sesuai tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dalam menjalankan usahanya.

Strategic Direction With the enactment of Law No.30/2009 regarding electricity that no longer places PLN in the position of sole Authorized Business for Electricity Provision, the company’s strategy is focused on becoming a financially healthy corporate entity. Thus the Company will be able to invest to maintain market share and develop in accordance with corporate rules. In addition to a healthy financial position, PLN must also fulfill customer requirements for appropriate service and reliability levels supported by human resources with high levels of competency that conduct business in line with good corporate governance.

Tujuan Strategis Perusahaan 1. Memperbaiki kondisi keuangan PLN 2. Meningkatkan efisiensi investasi 3. Menurunkan BPP 4. Memperbaiki kinerja operasional dan perbaikan citra PLN.

The Company’s Strategic Objectives 1. Improve PLN’s financial position 2. Improve investment efficiency 3. Reduce Basic Cost of Production 4. Improve operational performance and improve PLN’s image.

Prioritas Jangka Pendek Prioritas jangka pendek PLN adalah mengatasi kekurangan pasokan listrik untuk mengurangi pemadaman di hampir seluruh wilayah Indonesia, melaksanakan keputusan tarif tenaga listrik (TTL) sesuai peraturan menteri, dan kepastian penerimaan subsidi (PSO) sesuai margin 8%.

Short Term Priorities PLN’s short term priorities are to manage the shortfall in the supply of electricity and thus reduce power outages in most areas of Indonesia, to implement the electricity tariff decision in accordance with the ministerial decree, and to ensure receipt of subsidies with an 8% margin.

Kekurangan pasokan energi listrik ini adalah sebagai akibat dari: (i) ketidakmampuan PLN dalam melaksanakan investasi untuk mempertahankan pertumbuhan permintaan,(ii) turunnya kinerja peralatan sebagai akibat kurangnya pemeliharaan sehingga tidak mampu memenuhi permintaan. Situasi yang berlangsung saat ini tidak dapat ditangani sendiri oleh PLN namun membutuhkan bantuan Pemerintah.

The shortfall in electricity supply is as a result of: (i) PLN’s inability to invest to maintain growth in demand, (ii) reductions in equipment performance as a result of lack of maintenance such that demand cannot be supported. The ongoing current situation cannot be managed by PLN alone and requires Government participation.

Situasi infrastruktur sektor ketenagalistrikan saat ini sangat mengkhawatirkan, permintaan terus meningkat, sementara kemampuan investasi sangat rendah. Di samping itu banyak produsen listrik swasta (IPP) yang dijadwal ulang bahkan dihentikan pelaksanaannya karena alasan ketidakmampuan pendanaan. Banyak proyek IPP

The state of electric power infrastructure at present gives rise to concern; demand continues to increase, while investment abilities are very low. In addition, many private electricity producers have rescheduled or ceased operations due to uncertain funding. Many IPP projects have been postponed, mainly because there is no certain guarantee from the

sasaran dan strategi

TARGETS AND STRATEGY

1. Short term crisis involving the supply of electricity and a liquidity crisis; 2. Rising capacity and financial capabilities; 3. Reduction in basic production costs; 4. Implementation of Law No.30/2009 regarding Electricity.


49 telah tertunda terutama karena tidak adanya jaminan Pemerintah, dan adanya kebijakan-kebijakan yang kurang mendukung implementasi IPP dan pengembangan geothermal. Selain itu, penyelesaian isu-isu tertentu memerlukan kebijakan yang terpadu yang melibatkan institusi pemerintah terkait yakni Kementerian Keuangan, Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, Kementerian PPN (Perencanaan dan Pembangunan Nasional)/Ketua BAPPENAS, Pemerintah Daerah (pembiayaan lokal, hak tanah) dan para stakeholders lainnya (lender, IPP).

government and a lack of policies supporting IPP implementation and geothermal development. In addition, settlement of certain issues requires integrated policies involving relevant government institutions, i.e. the Finance Ministry, Ministry of Energy and Mineral Resources, SOE Ministry, Ministry of National Planning and Development/Chairman of BAPPENAS, Regional Governments (local financing, land rights) and other stakeholders (lenders, IPPs).

Selain sisi pembangkitan, meningkatnya permintaan energi listrik akan menimbulkan tekanan pada sisi transmisi dan distribusi. Banyak trafo-trafo yang sudah dibebani di atas 100% dan kapasitas saluran transmisi dan distribusi yang tidak mencukupi telah menyebabkan gangguan di berbagai wilayah Indonesia termasuk Jakarta.

Additionally, the rising demand for electricity will put pressure on transmission and distribution. Many transformers are overloaded and the capacity of transmission and distribution channels is insufficient, which in turn causes disruptions in various areas throughout Indonesia, including Jakarta.

Dalam jangka pendek PLN harus melakukan langkahlangkah terintegrasi untuk menyeimbangkan pasokan dan kebutuhan dengan melakukan optimalisasi aset dan sumber-sumber lokal yang ada, seperti pembelian kelebihan tenaga listrik (excess power) dan pembelian listrik dari pembangkit milik swasta yang idle, revitalisasi pembangkit dan sewa genset. Peraturan Menteri ESDM No. 31 Tahun 2009 tanggal 13 November 2009 tentang Harga Pembelian Tenaga Listrik oleh PT PLN (Persero) dari Pembangkit Tenaga Listrik yang Menggunakan Energi Terbarukan Skala Kecil dan Menengah atau Kelebihan Tenaga Listrik, sudah dikeluarkan pada harga yang cukup menarik bagi pemilik excess power.

In the short term, PLN must take integrated steps to balance supply and demand by optimizing assets and available local resources, such as purchasing excess power and purchasing electricity from idle private power plants, revitalizing power plants and renting generators. On 13 November 2009, the Minister of Energy and Mineral Resources issued decree No.31/2009 on Electricity Purchase Price by PT PLN (Persero) from Small and Medium Scale Power Plants Utilizing Renewable Energy or Excess Power with an attractive price for owners of excess power.

Isu penting lainnya adalah tentang ketersediaan pasokan energi primer. Sebagai contoh, pembangkitan Muara Karang dan Tanjung Priok mengalami derating sekitar 10-15% dari kapasitas terpasangnya akibat penurunan pasokan gas alam. Hal ini akan berdampak langsung pada kondisi kelistrikan Jakarta. Fenomena ini terjadi pada semua pembangkit dual-fired lainnya disebabkan bahan bakar minyak akan digunakan sebagai pengganti apabila gas tidak tersedia.

Another important issue is the availability of prime energy supplies. As an example, the power plants in Muara Karang and Tanjung Priok have experienced derating of around 1015% from installed capacity as a result of reduced natural gas supplies. This has a direct effect on electricity conditions in Jakarta. This phenomenon is happening at all dual-fired power plants because oil-based fuel is being used as a replacement when gas is not available.

PLN juga terpengaruh oleh efek struktural masa lalu, yaitu kurangnya investasi. Namun demikian sejak tahun 2009, 2010 dan 2011 PLN mendapat margin PSO masing-masing sebesar 5%,8% dan 8% untuk dapat memenuhi covenant dan dapat mencari tambahan pinjaman baru.

PLN is also affected by a history of lack of investment. However, in 2009, 2010 and 2011, PLN achieved PSO margins respectively of 5%, 8% and 8% to fulfill its covenant and has been able to obtain new loans.

Prioritas Jangka Panjang Aspirasi jangka panjang Perusahaan adalah bertransformasi menuju perusahaan kelas dunia, menguntungkan dan dicintai pelanggan dengan cara yang ramah lingkungan dan aman.

Long Term Priorities The Company’s long term aspirations are to transform into a world class company that is profitable and treasured by its customers, utilizing safe and environmentally friendly practices.


50 Transformasi PLN Terdapat dua hal utama dalam transformasi PLN yakni tranformasi dari sisi soft skill dan hard skill. Sisi soft skill terkait dengan budaya kerja yang berorientasi kinerja tinggi, bersinergi dan terarah. Di samping itu PLN harus bergerak ke arah manajemen kinerja yang kuat, mendelegasikan wewenang dan memberdayakan unitunit terkait. Transformasi kedua adalah terkait dengan fisik, yakni melipatgandakan kapasitas pembangkitan, transmisi dan distribusi untuk menjamin tersedianya energi listrik yang cukup dengan harga yang wajar. Kebutuhan kapasitas menjadi berlipat ganda jika ingin mengejar ketertinggalan infrastruktur ketenagalistrikan yaitu dari 1 GW per tahun menjadi 5 GW per tahun dengan pertambahan IPP dari 5 GW menjadi 20 GW.

Transformation of PLN There are two main sides in transforming PLN, transformation of soft skills and hard skills. Soft skills are related to a work culture orientated toward high performance, which is synergize and focused. In addition, PLN must move toward strong management performance, delegating authority and empowering related units. The second transformation is physical, doubling the capacity of power plants, transmission and distribution to guarantee sufficient availability of electricity at a fair price. Capacity should be doubled by improving the outdated infrastructure from 1 GW per year to 5 GW per year, with additional IPP from 5 GW to 20 GW.

Kelas Dunia Pada fungsi-fungsi utamanya, untuk menjadi perusahaan kelas dunia PLN harus berada pada kuartal pertama (kelompok 25% best performance) dalam hal kinerja operasi pembangkitan, transmisi dan distribusi. Ini harus dilakukan dengan memperbaiki keandalan, efisiensi, dan produktivitas pegawai. Sedangkan pada fungsi pendukung seperti business process, PLN sebagai perusahaan kelas dunia harus menerapkan business process kelas dunia, antara lain dalam hal pengadaan. PLN harus mampu mengambil manfaat dari besarnya skala ekonomi pengadaan dan penggunaan prinsip Total Cost of Ownership (TCO) untuk mendapatkan harga yang lebih baik. Begitu juga dalam hal aset manajemen, optimalisasi investasi dan kemampuan melaksanakan proyek-proyek skala besar.

World Class In its main functions, to become a world class company, PLN must be within the top quarter (25% best performance) in terms of generation, transmission and distribution performance. This must be done through improvements to reliability, efficiency and employee productivity. While for supporting functions such as business processes, PLN as a world class company must apply world class business practices, including related to procurement. PLN must be able to make use of its large economy of scale for procurement and use the principle of Total Cost of Ownership (TCO) to obtain a better price. Similarly for asset management, investment optimization and ability to implement large scale projects.

Menguntungkan Menjadi perusahaan kelas dunia saja tidaklah cukup. PLN memerlukan kemampuan dan kemandirian dalam hal keuangan. Oleh karena itu diperlukan margin keuntungan (Return on Assets) yang dapat memastikan PLN untuk tumbuh dan berkembang seperti halnya perusahaan sejenis di dunia.

Profitable Becoming a world class company is not enough. PLN needs to be financially capable and independent. Therefore, the Company requires a Return on Assets which can ensure that it can grow and develop in line with similar companies in other countries.

Ramah lingkungan PLN harus ikut bertanggung jawab menjaga lingkungan yang sehat dan terus berupaya memanfaatkan renewable energy yang fokus pada pengembangan geothermal dan pemanfatan energi air. Batubara tetap menjadi andalan utama PLN, namun ke depan diupayakan menggunakan teknologi yang lebih bersih dan dapat menjamin gas buang pembangkit batu bara menjadi lebih ramah lingkungan.

Environmentally Friendly PLN must take responsibility for maintaining a healthy environment and continue to utilize renewable energy, focusing on the development of geothermal and hydropower. Coal remains PLN’s prime mainstay; however, future efforts will be made to use cleaner technology and to ensure that exhaust gases from coal fired power plants are more environmentally friendly.

Aman Pada akhirnya yang paling penting adalah keamanan (safety). Dengan jumlah pegawai yang lebih sebanyak 47.615 pegawai, Perusahaan harus memperhatikan safety dan kesehatan pegawainya sehingga diharapkan tidak terjadi kecelakaan kerja (zero accident). Demikian juga keamanan terhadap masyarakat (pelanggan).

Safe Ultimately, the most important aspect is safety. With more than 47,615 employees, the Company must pay attention to the safety and health of its employees with the aim of achieving zero work related accidents. Similar attention must also be paid to the public (customers).


51 Inisiatif Strategis Sesuai Rencana Jangka Panjang PT PLN (Persero) 2011-2015, untuk mencapai tujuan strategis, PLN mengimplementasikan program yang diwujudkan dalam delapan Inisiatif Strategis, yaitu : 1. Kapasitas dan Pembiayaan 2. Energi Primer 3. Operasional Excellence 4. Pengadaan Excellence 5. Pemasaran Excellence 6. Manajemen Stakeholder dan Regulasi 7. Budaya Kinerja Tinggi dan Kepemimpinan 8. Citra Positif Perusahaan.

Strategic Initiatives In accordance with PT PLN (Persero)’s 2011-2015 Long Term Plan, to achieve its strategic objectives, PLN is implementing programs embodying eight strategic initiatives: 1. Capacity and Funding 2. Primary Energy 3. Operational Excellence 4. Procurement Excellence 5. Marketing Excellence 6. Stakeholder Management and Regulation 7. Strong Work Culture and Leadership 8. Positive Corporate Image.

Delapan Inisiatif Strategis beserta proyek terobosannya akan memberikan hasil yang terukur sesuai dengan target yang ditetapkan dalam RJPP 2011-2015. Masing-masing inisiatif strategis disponsori oleh Direksi dan dilaksanakan oleh Divisi. Dari delapan Inisiatif Strategis itu PLN telah disusun 23 Piagam Proyek Terobosan PLN.

These eight strategic initiatives and the breakthrough projects will provide results measurable against the targets set in the 2011-2015 Long Term Corporate Plan. Each strategic initiative is supported by a Director and implemented by a Division. From these eight Strategic Initiatives, PLN has developed 23 Breakthrough Charter Projects.

PRIORITAS PROGRAM KERJA TAHUN 2011

2011 WORK PROGRAM PRIORITIES

1. Penguatan sistem kelistrikan Jakarta, Bali, Surabaya, Bandung dan Semarang a. Peningkatan kapasitas Trafo 500/150 kV dan 150/20kV b. Peningkatan kapasitas jaringan transmisi, distribusi, termasuk gardu induk, gardu distribusi dan jaringan tegangan rendah c. Normalisasi konfigurasi jaringan distribusi

1. Strengthening the electricity systems in Jakarta, Bali, Surabaya, Bandung and Semarang a. Increasing capacity of 500/150 kV and 150/20kV transformers; b. Increasing capacity of the transmission and distribution networks, including substations, distribution substations and low voltage networks; c. Normalizing configuration of the distribution network.

2. Penyelesaian dan pembangunan pembangkit non-BBM berikut sistem evakuasinya a. Penyelesaian proyek Fast Track Program Tahap 1 (FTP-1) termasuk Commercial Operation Date (COD) 5.303 MW berikut sistem evakuasinya sesuai jadual b. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Skala kecil, Pembangkit Listrik Tenaga Gas & Batubara (PLTGBB), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), penyiapan prasarana Fast Track Program Tahap 1 (FTP-2) (pembangkit tenaga listrik menggunakan energi terbarukan, batu bara dan gas serta transmisi terkait) termasuk IPP berikut sistem evakuasinya c. Memastikan keandalan pasokan batu bara dengan melakukan KSO tambang batu bara, pembangunan jetty, intermediate coal storage dan coal processing plant serta melakukan kontrak jangka panjang dengan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara Low Rank Coal (PKP2B LRC)

2. Completion and development of non oil-based fuel power plants and their evacuation systems a. Completion of the Fast Track Program Stage 1 (FTP-1) project, including Commercial Operation Date (COD) of the 5,303 MW plant and its evacuation system according to schedule; b. Small scale Steam Powered Power Plants (PLTU), Gas and Coal Fired Power Plants (PLTGBB), Solar Powered Power Plants (PLTS), Micro-hydropower Power Plants (PLTMH), Geothermal Power Plants (PLTP), preparation of facilities for the Fast Track Program Stage 2 (FTP-2) project (power plants fuelled by renewable energy, coal and gas, as well as related transmission) including IPP and related evacuation systems; c. Ensuring the reliability of coal supplies by entering into joint operation of a coal mine, jetty building, intermediate coal storage and coal processing plant, as well as entering into a long term Coal Mining Agreement for Low Rank Coal (PKP2B LRC).

prioritas program kerja tahun 2011

2011 WORK PROGRAM PRIORITIES


52 3. Peningkatan keandalan sistem distribusi, mempertahankan bebas pemadaman bergilir di seluruh wilayah kerja, serta penyambungan pelanggan untuk menyelesaikan daftar tunggu a. Melayani penyambungan pelanggan sekaligus menyelesaikan daftar tunggu, termasuk pengembangan layanan prabayar b. De-bottlenecking jaringan dan gardu c. Peningkatan manajemen pemeliharaan dan manajemen asset distribusi d. Pembentukan grup penanganan gangguan emergency dan peningkatan pelayanan teknik dengan outsourcing e. Penanganan material cabang yang efektif dan efisien

3. Increasing the reliability of the distribution system, maintaining an absence of rolling power outages in all areas, as well as connecting customers to eliminate the waiting list a. Connecting customers while clearing the waiting list, including developing a pre-payment service

4. Perbaikan dan penguatan sistem proses bisnis untuk pengamanan pendapatan, perbaikan dan transparansi pelayanan, serta perbaikan citra perusahaan a. Pengembangan implementasi Enterprise Resource Planning (ERP),Pengelolaan dan Pengawasan Arus Pendapatan Secara Terpusat (P2APST), Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) seluruh Indonesia, integrasi Call center (Jawa Bali), Enterprise Asset Management (EAM), Coal Bed Methane (CBM) berbasis mapping, dan PMO (Project Management Office) Investasi b. Peningkatan dan perluasan implementasi program Integritas Layanan Publik (ILP) di seluruh proses bisnis dan wilayah kerja c. Peningkatan kompetensi SDM melalui rekrutmen selektif dan sertifikasi kompetensi

4. Improving and strengthening business processes to secure revenue, repairs and transparent service, as well as improving the corporate image a. Development of Enterprise Resource Planning (ERP) implementation, Centralized Management and Supervision of Revenue Flows, Centralized Application of Customer Services across the whole of Indonesia, integrated Call Center (Java- Bali), Enterprise Asset Management (EAM), Coal Bed Methane (CBM) based on mapping, and PMO (Project Management Office) Investment b. Improving and expanding implementation of the Public Service Integrity program across all business processes and work areas c. Improving human resource competencies through selective recruitment and certified competencies.

5. Pendanaan investasi a. Mengupayakan untuk memperkecil tagihan Public Service Obligation (PSO) b. Mengupayakan peningkatan Penyertaan Modal Negara c. Mengendalikan pinjaman dalam batas kemampuan.

5. Investment Funding a. Seek to minimize the bill for Public Service Obligation (PSO) b. Seek to increase State Capital Placement c. Control loans within achievable limits.

b. De-bottlenecking networks and substations c. Improving maintenance management and distribution asset management d. Forming groups to handle emergency disruptions and improve technical services using outsourcing e. Effectively and efficiently managing branch materials.


53

PROFIL PERUSAHAAN Company Profile

PT PLN (Persero) PROFIL PERUSAHAAN Company Profile

54

VISI, MISI, MOTO DAN NILAI-NILAI PERUSAHAAN VISION, MISSION, MOTTO AND COMPANY VALUES

VISI VISION

Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani To be acknowledged as a growing, superior and trusted worldclass company, supported by its competent human resources.

MISI MISSION

1.Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham. To run an electricity business and other related sectors, oriented to customer satisfaction. 2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. To make electricity as a medium to improve the quality of life of the public. 3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. To make every effort for electricity as an economic booster. 4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. To operate an environmentally friendly business.

MOTO MOTTO

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik Electricity for a Better Life


55

NILAI-NILAI LUHUR PERUSAHAAN

COMPANY’S CORE VALUE

Sejak awal berdiri, Perusahaan telah menanamkan nilainilai budaya yang kuat dalam menjalin hubungan yang berkesinambungan dengan para pemangku kepentingan.

Since established, the Company has instilled strong cultural values in forming lasting relations with its stakeholders.

Nilai-nilai itu tidak lepas dari falsafah Perusahaan yang berlandaskan pada: • Saling percaya, integritas, peduli dan pembelajar Saling percaya Suasana saling menghargai dan terbuka di antara sesama anggota perusahaan yang dilandasi oleh keyakinan akan integritas, itikad baik, dan kompetensi dari pihak-pihak yang saling berhubungan dalam penyelenggaraan praktik bisnis yang bersih dan etis. Integritas Wujud dari sikap anggota perusahaan yang secara konsisten menunjukkan kejujuran, keselarasan antara perkataan dan perbuatan, dan rasa tanggung jawab

These values are inseparable from the Company’s philosophy, which is based on: • Mutual trust, integrity, care and learning Mutual Trust An atmosphere of mutual trust and openness between fellow members of the company based on a belief in integrity, good faith and competence from parties connected in the implementation of clean and ethical business practices. Integrity The manifestation of an attitude shown by members of the company in which they consistently show honesty, harmony between words and deeds, and a sense of


56 terhadap pengelolaan perusahaan dan pemanfaatan kekayaan perusahaan untuk kepentingan baik jangka pendek maupun jangka panjang, serta rasa tanggung jawab terhadap semua pihak yang berkepentingan. • Peduli Cerminan dari suatu niat untuk menjaga dan memelihara kualitas kehidupan kerja yang dirasakan anggota perusahaan, pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka bertumbuh kembang bersama, dengan dijiwai kepekaan setiap permasalahan yang dihadapi Perusahaan serta mencari solusi yang tepat. • Pembelajar Sikap anggota perusahaan untuk selalu berani mempertanyakan kembali sistem dan praktik pembangunan, manajemen dan operasi, serta berusaha menguasai perkembangan ilmu dan teknologi mutakhir demi pembaharuan Perusahaan secara berkelanjutan.

responsibility toward company management and use of corporate property for short- and long-term benefit, as well as a sense of responsibility toward all stakeholders. •

Care A reflection of the intention to protect and care for the work-life quality felt by company members and stakeholders growing together imbued with sensitivity toward problems faced by the Company and the desire to find the right solution.

•

Learning The attitude of company members who always have the courage to question the system and practices of development, management and operations, as well as mastering cutting-edge science and technology for the renewal and sustainability of the Company.

• Peka-tanggap terhadap kebutuhan pelanggan Senantiasa berusaha untuk tetap memberikan layanan yang dapat memuaskan kebutuhan pelanggan secara cepat tepat dan sesuai.

• Sensitive Response to Customer Needs Strive to pursue customer satisfaction which needs quick, accurate and appropriate treat.

• Penghargaan pada harkat dan martabat manusia Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya serta mengakui dan melindungi hak-hak asasi dalam menjalankan bisnis.

• Human Dignity Respect Upholding human dignity with all its ups and downs, acknowledge and protect human rights while conducting business.

• Integritas Menjunjung tinggi nilai kejujuran, integritas dan objektivitas dalam pengelolaan bisnis.

• Integrity Upholding the values of honesty, integrity and objectivity in business management.

• Kualitas produk Meningkatkan kualitas dan keandalan produk secara terus-menerus dan terukur serta menjaga kualitas lingkungan dalam menjalankan perusahaan.

• Product Quality Improving the quality and reliability of products on an ongoing basis and measuring and maintaining environmental quality while carrying out business.

• Peluang untuk maju Memberikan peluang yang sama dan seluas-luasnya kepada setiap anggota perusahaan untuk berprestasi dan menduduki posisi sesuai dengan kriteria dan kompetensi jabatan yang ditentukan.

• Opportunities to Advance Provide the same opportunities as wide as possible to every member of the company to excel and hold positions in accordance with defined criteria and competencies for specified positions.

• Inovatif Bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan sesama anggota perusahaan, menumbuhkan rasa ingin tahu serta menghargai ide dan karya inovatif.

• Innovation Willingness to share knowledge and experience with other members of the company, encouraging curiosity and respect for ideas and innovative work.

• Mengutamakan kepentingan perusahaan Konsisten untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan dan menjamin setiap keputusan yang diambil demi kepentingan perusahaan.

• Prioritize Company Interests Consistently prevent conflicts of interest and ensure every decision made is in the interests of the company.


57 • Pemegang saham Dalam pengambilan keputusan bisnis akan berorientasi pada upaya meningkatkan nilai investasi pemegang saham.

• Shareholders Making business decisions to increase investment value for shareholders.

Untuk mewujudkan falsafah, visi dan misi perusahaan, ketiganya harus dilakukan secara bersama-sama berdasarkan nilai-nilai budaya perusahaan. Nilai-nilai ini harus dijunjung, diresapi, dan diimplementasikan kepada seluruh jajaran manajemen dan pegawai PLN dengan cara mengkomunikasikan dan mensosialisasikannya ke setiap unit-unit yang ada di Perusahaan, termasuk kepada pegawai baru pada masa orientasi.

To realize the company’s philosophy, vision and mission, have to be goal implemented based on the company’s core values. These values must be upheld, absorbed and implemented at every level of management and all of PLN employees by communicating and disseminating them to every unit within the Company, including to all new employees during their orientation program.

Pada Oktober 2005, Perusahaan telah menerbitkan Pedoman Perilaku (Code of Conduct) sebagai bentuk implementasi peningkatan dan penyempurnaan penerapan budaya perusahaan dan tata kelola perusahaan yang baik. Pedoman Perilaku ini harus menjadi panduan serta dianut oleh seluruh pegawai di lingkungan PT PLN (Persero). Pedoman Perilaku berisi mengenai kebiasaan baik dan tata pergaulan profesional di lingkungan PLN, aspek kepemimpinan PLN, keanggotaan yang bertanggung jawab, serta hubungan profesional antar anggota dan hubungan dengan pihak eksternal.

In October 2005, the Company issued its Code of Conduct as a reflection of its implementation program to enhance and improve the application of company culture and good corporate governance. The Code of Conduct must become a guideline adhered to by every employee within PT PLN (Persero). The Code of Conduct contains information on good habits and professional behavior within PLN, regulating aspects of PLN leadership, responsible membership, and professional relations between company members and relations with external parties.


58

SEKILAS TENTANG PLN PLN IN BRIEF

Berawal di akhir abad ke-19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan sendiri.

In the late 19th century, electricity development in Indonesia was intensified by a number of Dutch companies operating sugar and tea factories who developed power plants for their own needs.

Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan-perusahaan Belanda tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada pasukan tentara Jepang di awal Perang Dunia II.

Between 1942 and 1945, there was a shift in management from Dutch companies to Japanese after the Dutch surrendered to the Japanese troops at the beginning of World War II.

Proses peralihan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas bersama-sama dengan Pimpinan KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW.

A shift occurred once more at the end of World War II in August 1945, when the Japanese surrendered to the Allied Forces. The youths and electricity workers took advantage of this shift and a delegation of Electricity and Gas Laborers/Employees along with the leaders of the KNI took the initiative to meet President Soekarno to request the handover of these companies to the Government of the Republic of Indonesia. On 27 October 1945, President Soekarno established the Electricity and Gas Bureau under the Department of Public Works and Energy with a total power generation capacity of 157.5 MW.

Tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas. Pada 1 Januari 1965 BPU-PLN dibubarkan, kemudian diresmikanlah 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan

On 1 January 1961, the Electricity and Gas Bureau was renamed BPU-PLN (Board of General Administration of the State Electricity Company) working in the fields of electricity, gas and coke. On 1 January 1965, BPU-PLN was disbanded and inaugurated as 2 (two) state-owned enterprises, State


59

Sejak tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perusahaan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum since 1994 until the present day the status of PLN has been amended from a General Company to Corporation (Persero) and also as the PKUK supplying electricity to meet public needs.

Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas.

Electricity Company (PLN) to manage electrical power and State Gas Company (PGN) to manage gas.

Tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.17, status Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum. Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perusahaan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum.

In 1972, in accordance with Government Regulation No.17, the status of the State-Owned Electricity Company (PLN) was defined as a General State-Owned Electricity Company and as Authorized Agency for Electrical Power Business (PKUK) assigned the duty of providing electricity to meet public needs. In line with a Government policy to provide electricity provision opportunities to the private sector, since 1994 until the present day the status of PLN has been amended from a General Company to Corporation (Persero) and also as the PKUK supplying electricity to meet public needs.

Selanjutnya, dengan diterbitkan UU Nomor 30 Tahun 2009, PLN bukan lagi sebagai PKUK namun sebagai Badan Usaha Milik Negara dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum.

Furthermore, with the issuance of Law Number 30/2009, PLN is no longer an authorized agency in the electrical power business (PKUK), but a State-Owned Enterprise assigned the duty of supplying electricity to meet public needs.


60

BIDANG USAHA

FIELDS OF BUSINESS

Bidang usaha yang dilakukan Perusahaan mencakup berbagai rangkaian kegiatan yang mengacu pada UU No.30/2009 serta Anggaran Dasar Perusahaan, diantaranya adalah: 1. Menjalankan usaha penyediaan tenaga listrik yang mencakup: • Pembangkitan tenaga listrik • Penyaluran tenaga listrik • Distribusi tenaga listrik • Perencanaan dan pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik • Pengembangan penyediaan tenaga listrik • Penjualan tenaga listrik 2. Menjalankan usaha penunjang tenaga listrik yang mencakup: • Konsultasi ketenagalistrikan • Pembangunan dan pemasangan peralatan ketenagalistrikan • Pemeliharaan peralatan ketenagalistrikan • Pengembangan teknologi peralatan yang menunjang penyediaan tenaga listrik

The Company’s fields of business cover various activities as referred to in Law No.30/2009, as well as the Company’s Articles of Association, including: 1. Provision of electrical power covering: • • • •

Generation of electricity Supply of electricity Distribution of electricity Planning and constructing facilities to supply electrical power • Development of electricity supply • Sales of electric power 2. Electricity support covering: • Electricity consultation • Construction and installation of electrical power equipment • Maintenance of electrical power equipment • Developing technology to support electricity supply


61 3. Kegiatan-kegiatan lainnya mencakup: • Kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber energi lainnya untuk kepentingan tenaga listrik • Pemberian jasa operasi dan pengaturan (dispatcher) pada pembangkitan, penyaluran, distribusi dan retail tenaga listrik • Kegiatan perindustrian perangkat keras dan lunak di bidang ketenagalistrikan dan peralatan lain terkait dengan tenaga listrik • Kerja sama dengan pihak lain atau badan penyelenggara bidang ketenagalistrikan baik dari dalam maupun luar negeri di bidang pembangunan, operasional, telekomunikasi dan informasi terkait dengan ketenagalistrikan • Usaha jasa ketenagalistrikan Kegiatan usaha perusahaan dibagi menjadi beberapa kategori: 1. Kegiatan perencanaan Mencakup perencanaan pengembangan fasilitas tenaga listrik (pembangkitan, transmisi dan distribusi) dan penunjangnya, rencana pendanaan, pengembangan usaha, pengembangan organisasi, dan SDM. Kegiatan perencanaan yang berkaitan dengan jaringan distribusi dan listrik pedesaan dilakukan oleh Kantor Pusat, sedangkan perencanaan turunannya akan dilakukan oleh satuan organisasi wilayah atau distribusi. 2. Kegiatan pembangunan Mencakup konstruksi sarana penyediaan tenaga listrik pembangkitan, transmisi dan gardu induk merupakan tugas dari satuan organisasi konstruksi Unit Induk Pembangunan. Sementara pelaksanaan pembangunan jaringan distribusi dilakukan oleh masing-masing unit organisasi wilayah dan distribusi. Kegiatan pembangunan proyek kelistrikan desa yang berasal dari pendanaan APBN adalah tugas Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Kelistrikan. 3. Kegiatan pengusahaan/operasi Kegiatan produksi tenaga listrik dihasilkan oleh pusatpusat pembangkit tenaga listrik yang terdiri dari beberapa jenis pembangkit, yaitu Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batu bara, gas alam atau bahan bakar minyak (BBM); Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) berbasis tenaga air sebagai penggerak turbin; Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG-gas turbine) berbasis gas alam atau BBM; Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) berbasis tenaga uap panas bumi; dan Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berbasis BBM.

Selain itu, Perusahaan juga melakukan pembelian tenaga listrik yang diproduksi oleh pusat-pusat pembangkit tenaga listrik swasta yang juga merupakan gabungan dari beberapa jenis pembangkit.

3. Other activities covering: • Managing utilization of natural resources and other energy sources in the interests of electrical power • Operating and dispatching services for generation, supply, distribution and retail sales of electrical power. • Industrial activity related to electrical power hardware and software and other equipment related to electrical power • Cooperation with other parties and institutions related to electrical power, both domestically and abroad in the fields of development, operations, telecommunications and other information related to electrical power • Electricity services

The company’s business activities are divided into a number of categories: 1. Planning Covers planning development of electric power facilities (generation, transmission and distribution) and supporting activities: budgeting, business development, organization development and human resources. Planning activities related to network distribution and electricity in rural areas will be implemented by the Head Office, while lower levels of planning will be carried out by district organization units or distributors. 2. Development Covers construction of power generating facilities, transmission and substations, which are under the organization construction unit of the Main Construction Unit. Meanwhile, construction of distribution networks is implemented by each district organization unit and distribution units. Rural development of electricity projects funded from the State Budget is the responsibility of the Government and run through the Directorate General for Electricity. 3. Corporate / Operational Activities Activities related to the production of electricity are the responsibility of electrical power generation units consisting of various kinds of power plants, Steam Power Plants (PLTU) fired by coal, natural gas or oil (BBM); Hydroelectric Power Plants (PLTA) fired by water powered turbines; Gas Power Plants (PLTG-gas turbine) fired by natural gas or oil; Geothermal Power Plants (PLTP) fired by steam within our planet; and Diesel Power Plants (PLTD) fired by oil.

Further, the Company also purchases electrical power produced by private power plants, which also use various kinds of power generation.


62 Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pusat pembangkit disalurkan ke gardu induk melalui jaringan transmisi dengan berbagai tingkat tegangan, yaitu tegangan ekstra tinggi (500 kV), tegangan tinggi (150 dan 70 kV), dan tegangan menengah (20 kV). Semakin besar daya yang akan disalurkan kepada kawat transmisi berukuran sama, semakin tinggi tegangan yang diperlukan. Tingkat tegangan di gardu induk yang berkapasitas 500 kV atau 150 kV akan diturunkan untuk tujuan distribusi kepada pelanggan.

Electrical power generated by power plants is distributed to the main substation through a transmission network with varying voltage levels: extra high voltage (500 kV), high voltage (150 and 70 kV) and medium voltage (20 kV). The greater the voltage being transmitted along transmission lines of the same measurement, the greater the voltage required. The voltage levels at substations with capacities of 500 kV or 150 kV are reduced for distribution to customers.

Untuk kategori pelanggan besar dilayani dengan jaringan tegangan tinggi sebesar 150 dan 70 kV, dan jaringan menengah sebesar 20 kV, sedangkan untuk pelanggan kecil energi listrik disalurkan ke gardu distribusi melalui jaringan tegangan menengah (JTM) 20 kV; dan selanjutnya di gardu distribusi tegangan diturunkan ke tingkat 380/220 volt untuk kemudian disalurkan melalui jaringan tegangan rendah (JTR) ke sambungan rumah (SR). 4. Kegiatan riset dan penunjang Kegiatan yang dilakukan oleh satuan organisasi penunjang mencakup: • PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Latihan yang bertugas menyelenggarakan berbagai pendidikan dan latihan di bidang teknik, manajemen, keuangan dan administrasi umum. • PT PLN (Persero) Pusat Enjiniring Kelistrikan yang bertugas memberikan dukungan dalam hal studi kelayakan, desain dan supervisi konstruksi sarana penyediaan tenaga listrik. • PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan yang bertugas memberi dukungan dalam hal standarisasi, kalibrasi dan pengujian peralatan listrik serta instrumen lainnya. • PT PLN (Persero) Jasa Sertifikasi yang bertugas memberikan dukungan dalam hal sertifikasi produk peralatan listrik, sistem manajemen mutu dan lingkungan bidang ketenagalistrikan serta kelalaian instalasi tenaga listrik dan terra meter. • PT PLN (Persero) Jasa Manajemen Konstruksi yang bertugas memberikan dukungan dalam hal manajemen konstruksi lapangan untuk konstruksi dan layanan perbaikan terutama di sektor kelistrikan. • PT PLN (Persero) Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan yang bertugas memberikan dukungan dalam hal produksi dan layanan perbaikan terutama di sektor kelistrikan.

Our main customers are served by high voltage networks of 150 and 70 kV and medium networks of 20 kV, while our customers with smaller electrical requirements are sourced from substations distributing medium voltage of 20 kV; subsequently, voltage at the distribution substation is reduced to the level of 380/220 volts for further distribution through low voltage networks to home connections.

Seluruh jasa tersebut dilaksanakan oleh PLN melalui unitunit bisnis yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Daftar seluruh unit bisnis PLN tersaji dalam tabel berikut.

All the above services are conducted by PLN through its business units distributed across the entire Indonesian archipelago. A list of all PLN business units is presented in following table.

4. Research and Supporting Activities Activities conducted by our supporting organizations include: • PT PLN (Persero) Education and Training Center assigned to conduct various kinds of training and education related to technical fields, management, finance and general administration. • PT PLN (Persero) Electrical Engineering Center assigned to provide support for feasibility studies, design and supervision for construction of electrical power supply facilities. • PT PLN (Persero) Electricity Research and Development Center provides support for standardization, calibration and testing of electrical equipment and other instruments. • PT PLN (Persero) Certification Services provides support for certification of electrical products, electrical quality management and environment systems, and negligent installation of electricity and terra meters. • PT PLN (Persero) Management Construction Services provides support for construction management in the field and repairs to electricity sectors.

• PT PLN (Persero) Electricity Maintenance Center provides support for production and repair services, specifically in the electrical power sector.


63 Daftar Unit Bisnis PT PLN (Persero)

PT PLN (Persero) Business Units UNIT BISNIS BUSINESS UNIT

NO 1

PT PLN (Persero) Wilayah Aceh

2

PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

PT PLN (Persero) Region of Aceh PT PLN (Persero) Region of North Sumatera 3

PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Barat

4

PT PLN (Persero) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau

PT PLN (Persero) Region of West Sumatera PT PLN (Persero) Region of Riau and Riau Islands 5

PT PLN (Persero) Wilayah Lampung

6

PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu

PT PLN (Persero) Region of Lampung PT PLN (Persero) Region of South Sumatera, Jambi, Bengkulu 7

PT PLN (Persero) Wilayah Bangka Belitung

PT PLN (Persero) Region of Bangka Belitung 8

PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Barat

9

PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Timur

PT PLN (Persero) Region of West Kalimantan PT PLN (Persero) Region of East Kalimantan 10

PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan dan Tengah

11

PT PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo

PT PLN (Persero) Region of South and Central of Kalimantan PT PLN (Persero) Region of North & Central Sulawesi, and Gorontalo 12

PT PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat

12

PT PLN (Persero) Wilayah Maluku dan Maluku Utara

PT PLN (Persero) Region of South, Southeast and West of Sulawesi PT PLN (Persero) Region of Maluku and North of Maluku 14

PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Barat

15

PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Timur

PT PLN (Persero) Region of West Nusa Tenggara PT PLN (Persero) Region of East Nusa Tenggara 16

PT PLN (Persero) Wilayah Papua

17

PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang

PT PLN (Persero) Region of Papua PT PLN (Persero) Distribution of Greater Jakarta & Tangerang 18

PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten

19

PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta

PT PLN (Persero) Distribution of West Java and Banten PT PLN (Persero) Distribution of Central Java and Yogyakarta 20

PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur

PT PLN (Persero) Distribution of East Java 21

PT PLN (Persero) Distribusi Bali

22

PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan

PT PLN (Persero) Distribution of Bali PT PLN (Persero) Education and Training Center 23

PT PLN (Persero) Pusat Enjinering Ketenagalistrikan

24

PT PLN (Persero) Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan

PT PLN (Persero) Electricity Engineering Center PT PLN (Persero) Electricity Maintenance Center 25

PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan

PT PLN (Persero) Research and Development Center


64 UNIT BISNIS BUSINESS UNIT

NO 26

PT PLN (Persero) Jasa Sertifikasi

27

PT PLN (Persero) Jasa Manajemen Konstruksi

PT PLN (Persero) Certification Services PT PLN (Persero) Construction Management Services 28

PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara

29

PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan

PT PLN (Persero) Northern Sumatera Power Plant PT PLN (Persero) Southern Sumatera Power Plant 30

PT PLN (Persero) Pembangkitan Lontar

31

PT PLN (Persero) Pembangkitan Tanjung Jati B

PT PLN (Persero) Lontar Power Plant PT PLN (Persero) Tanjung Jati B Power Plant 32

PT PLN (Persero) Pembangkitan Indramayu

33

PT PLN (Persero) Unit Pembangkitan Jawa Bali

PT PLN (Persero) Indramayu Power Plant PT PLN (Persero) Java Bali Power Plant Unit 34

PT PLN (Persero) Pembangkitan Muara Tawar

35

PT PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali

PT PLN (Persero), Muara Tawar Power Plant PT PLN (Persero) Transmission and Load Dispatching Center for Region of Java and Bali 36

PT PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera

PT PLN (Persero) Transmission and Load Dispatching Center for Region of Sumatera 37

PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkitan Sumatera I

38

PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkitan Sumatera II

PT PLN (Persero) Power Plant Development Unit for Area of Sumatera I PT PLN (Persero) Power Plant Development Unit for Area of Sumatera II 39

PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkitan Sulawesi, Maluku dan Papua

40

PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkitan Hidro Jawa

PT PLN (Persero) Power Plant Development Unit for Area of Sulawesi, Maluku and Papua PT PLN (Persero) Hydro Power Plant Development Unit for Area of Java 41

PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkitan Thermal Jawa Bali

42

PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jaringan Sumatera I

PT PLN (Persero) Thermal Power Plant Development Unit for Area of Java and Bali PT PLN (Persero) Transmission Development Unit for Area of Sumatera I 43

PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jaringan Sumatera II

45

PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jaringan Jawa Bali

PT PLN (Persero) Transmission Development Unit for Area of Sumatera II PT PLN (Persero) Transmission Development Unit for Area of Java and Bali 46

PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jaringan Sulawesi, Maluku dan Papua

47

PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkit dan Jaringan Nusa Tenggara

PT PLN (Persero) Transmission Development Unit for Area of Sulawesi, Maluku and Papua PT PLN (Persero) Transmission Development Unit for Area of Nusa Tenggara 48

PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkit dan Jaringan Kalimantan

49

PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Tegangan Ekstra Tinggi Interkoneksi Jawa -Sumatera

PT PLN (Persero) Transmission Development Unit for Area of Kalimantan PT PLN (Persero) Extra High Voltage Transmission Development Unit for Area of Java and Sumatera 50

PT PLN (Persero) Kantor Pusat PT PLN (Persero) Head Office


65

AKSES INFORMASI

ACCESS TO INFORMATION

Nama dan Alamat Perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Jl. Trunojoyo Blok M-1 No.135 Kebayoran Baru, Jakarta 12160, Indonesia Tel.+62 21 7251234, 7250550, 7261122 Fax.+62 21 7221330 www.pln.co.id

Company Name and Address PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Jl. Trunojoyo Blok M-1 No.135 Kebayoran Baru, Jakarta 12160, Indonesia Tel.+62 21 7251234, 7250550, 7261122 Fax.+62 21 7221330 www.pln.co.id

Website PLN menyediakan akses informasi kepada pihak publik melalui situs web, www.pln.co.id. Di dalam situs web tersebut, PLN memberikan informasi yang mencakup aspek pelayanan pelanggan, info umum, info korporat dan hubungan investor.

Website PLN provides public access to information on its website, www.pln.co.id. On website, PLN provides information covering aspects of customer service, public and corporate information and investor relations.

Media Publikasi PLN menerbitkan berbagai media publikasi seperti Company Profile, CSR, PLN Kita, majalah internal Fokus.

Publications PLN publishes various media publications, including its Company Profile, CSR, Our PLN, and the internal magazine Fokus.

PLN juga menerbitkan media publikasi yang berisi informasi mengenai unit bisnis yang dikelola oleh Unit Bisnis di lingkungan PT PLN (Persero) yang tersebar di seluruh Indonesia. Media publikasi tersebut antara lain: Yes, Saburai, Pelita Bertuah, INFO PJB, SULUHETAM, DAYA, Warta PLN 8, LMK, ICONEWS, Fokus, Tabaos, WARTA Serumpun Sebalai, P3BSumatera, LISTRIK KITA, Floeksi, SULUH DEWATA, SIGER dan CAHAYA.

PLN also issues media publications about business units managed by Business Units under PT PLN (Persero) spread across Indonesia. These publications include: Yes, Saburai, Pelita Bertuah, INFO PJB, SULUHETAM, DAYA, Warta PLN 8, LMK, ICONEWS, Fokus, Tabaos, WARTA Serumpun Sebalai, P3BSumatera, LISTRIK KITA, Floeksi, SULUH DEWATA, SIGER and CAHAYA.

Media Massa Informasi pelanggan juga diberikan oleh PLN melalui media massa dan majalah. Rubrik Tanya Jawab di berbagai koran bertujuan memberikan informasi dan solusi kepada para pelanggan. Informasi jadwal pemadaman yang disebabkan oleh program pemeliharaan dan perluasan jaringan distribusi juga diumumkan melalui media massa. Program edukasi pelanggan mengenai produk layanan terbaru, solusi menghemat pemakaian tenaga listrik secara tepat dan cerdas diberikan dalam bentuk brosur yang dilampirkan dalam majalah-majalah.

Mass Media Customer information is also provided by PLN through the mass media and magazines. Q&A columns in various newspapers aim to provide information and solutions to customers. Schedule information regarding blackouts resulting from maintenance work and distribution network expansion is announced in the mass media. Customer education programs about new products, as well as accurate and smart energy saving solutions, are distributed as brochures in magazines.

Informasi berkaitan dengan PT PLN (Persero) dipublikasikan oleh : Sekretariat Perusahaan PT PLN (Persero) Jl. Trunojoyo Blok M I No.135 Kebayoran Baru, Jakarta 12160, Indonesia Tel.+62 21 7251234, 7250550, 7261122 Fax.+62 21 7221330, 7222328 www.pln.co.id

Information about PT PLN (Persero) is published by: Sekretariat Perusahaan PT PLN (Persero) Jl. Trunojoyo Blok M I No.135 Kebayoran Baru, Jakarta 12160, Indonesia Tel.+62 21 7251234, 7250550, 7261122 Fax.+62 21 7221330, 7222328 www.pln.co.id


66

LEMBAGA PENUNJANG PERUSAHAAN CORPORATE INSTITUTIONAL SUPPORT

Lembaga Pemeringkat Obligasi Perusahaan menunjuk PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) untuk melakukan pemeringkatan terhadap obligasi dalam negeri PLN dan Moody’s Investors Service, Fitch Rating dan Standard and Poor’s Rating untuk pemeringkatan obligasi internasional PLN, dengan masing-masing alamat sebagai berikut: PT PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia) Panin Tower Senayan City 17th Floor Jl. Asia Afrika Lot.19 Jakarta 10270, Indonesia Tel: (6221) 7278 2380 Faks: (62-21) 7278 2370

Bond Rating Agencies The Company has appointed PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) to rate PLN’S domestic bonds and Moody’s Investors Service, Fitch Rating and Standard and Poor’s Rating to rate PLN’s international bonds; the addresses for each company are as follows:

Moody’s Investors Service Singapore Pte. Ltd. 50 Raffles Place #23-06 Singapore Land Tower Singapore 48623, Singapore Tel: (65) 6398-8308

Moody’s Investors Service Singapore Pte. Ltd. 50 Raffles Place #23-06 Singapore Land Tower Singapore 48623, Singapore Phone: (65) 6398-8308

PT Fitch Ratings Indonesia Prudential Tower Lt. 20, Jl. Jend. Sudirman Kav 79, Jakarta 12910 Tel: +62 21 5795 7755 www.fitchratings.com Faks: +62 21 5795 7750 Indonesia

PT Fitch Ratings Indonesia Prudential Tower Lt. 20, Jl. Jend. Sudirman Kav 79, Jakarta 12910 Phone: +62 21 5795 7755 www.fitchratings.com Fax: +62 21 5795 7750 Indonesia

Standard & Poor’s Singapore Pte.Ltd. 12 Marina Boulevard #23-01 Marina Bay Financial Centre Tower 3 Singapore 018982

Standard & Poor’s Singapore Pte.Ltd. 12 Marina Boulevard #23-01 Marina Bay Financial Centre Tower 3 Singapore 018982

Obligasi dalam negeri PLN tercatat di Bursa Efek Indonesia sedangkan obligasi luar negeri tercatat di The Singapore Exchange Limited, Singapura. Masing-masing perusahaan pencatat efek tersebut beralamat di: Bursa Efek Indonesia Gedung Bursa Efek Indonesia Jl. Jend. Sudirman Kav.52-53 Jakarta 12190, Indonesia

PLN’s domestic bonds are listed on the Indonesian Stock Exchange, while international bonds are listed on The Singapore Exchange Limited, Singapore. These institutions can be found at the following addresses: Bursa Efek Indonesia Gedung Bursa Efek Indonesia Jl. Jend. Sudirman Kav.52-53 Jakarta 12190, Indonesia

The Singapore Exchange Limited 2 Shenton Way #19-00 SGX Centre 1 Singapore 068804, Singapore

The Singapore Exchange Limited 2 Shenton Way #19-00 SGX Centre 1 Singapore 068804, Singapore

Wali Amanat PT CIMB Niaga Tbk Gedung Graha Niaga Lt 20 Jl. Jend. Sudirman Kav. 58 Jakarta 12190

Trustee PT CIMB Niaga Tbk Gedung Graha Niaga Lt 20 Jl. Jend. Sudirman Kav. 58 Jakarta 12190

PT PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia) Panin Tower Senayan City 17th Floor Jl. Asia Afrika Lot.19 Jakarta 10270, Indonesia Phone: (6221) 7278 2380 Fax: (62-21) 7278 2370


67 Akuntan Perusahaan Osman Bing Satrio dan Rekan Wisma Antara lt.4 Jl. Merdeka Selatan No. 17 Jakarta 10110

Company Accountant Osman Bing Satrio dan Rekan Wisma Antara lt.4 Jl. Merdeka Selatan No. 17 Jakarta 10110

Penunjukkan atas audit akuntan Laporan Keuangan dilakukan untuk setiap periode 1 (satu) tahun yang disetujui oleh RUPS Tahunan. Pada periode 2011, biaya untuk melaksanakan audit umum/ audit finansial sebesar Rp17.460.911.600 (tujuh belas miliar empat ratus enam puluh juta sembilan ratus sebelas ribu enam ratus rupiah). Selain jasa audit umum laporan keuangan, KAP Osman Bing Satrio dan Rekan juga melakukan beberapa jasa audit, meliputi audit kepatuhan (PSA 62), audit evaluasi kinerja, audit laporan pekerjaan dalam pelaksanaan, audit proyek pinjaman rekening (project account loan) ADB (19821983), dan audit laporan keuangan Proyek Percepatan Pembangunan 10.000 MW.

Accountants to audit the Financial Statement are appointed for each 1 (one) year period as ratified by the AGM. For the 2011 period, the general / financial audit cost Rp17,460,911,600 (seventeen billion four hundred sixty million nine hundred eleven thousand six hundred rupiah). In addition to conducting the general financial audit, Public Accountant Osman Bing Satrio and Partner also conduct other auditing services, including the compliance audit (PSA 62), performance evaluation audit, work execution audit, project account loan audit ADB (1982-1983), and a financial audit of the 10,000 MW Fast Track Program.

Kantor Akuntan Publik yang pernah melakukan audit atas laporan keuangan Perusahaan adalah: 1. Osman Bing Satrio dan Rekan, untuk Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2011 2. Osman Bing Satrio dan Rekan, untuk Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2010 3. Osman Bing Satrio dan Rekan, untuk Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2009 4. Osman Bing Satrio dan Rekan, untuk Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2008 5. Osman Bing Satrio dan Rekan, untuk Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2007 6. Osman Ramli dan Rekan, untuk Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2006 7. Osman Ramli Satrio & Rekan, untuk Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2005 8. Hans Tuanakotta Mustofa & Halim, untuk Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2004

Public Accountants who have audited the Company’s financial statements are: 1. Osman Bing Satrio and Partner, Company Financial Statement 2011 2. Osman Bing Satrio and Partner, Company Financial Statement 2010 3. Osman Bing Satrio and Partner, Company Financial Statement 2009 4. Osman Bing Satrio and Partner, Company Financial Statement 2008 5. Osman Bing Satrio and Partner, Company Financial Statement 2007 6. Osman Ramli and Partner, Company Financial Statement 2006 7. Osman Ramli Satrio and Partner, Company Financial Statement 2005 8. Hans Tuanakotta Mustofa & Halim, Company Financial Statement 2004

Notaris dan PPAT Lenny Janis, SH Jl. Hang Lekir 9 No.1 Jakarta 12120

Notary and Land Deed Officials (PPAT) Lenny Janis, SH Jl. Hang Lekir 9 No.1 Jakarta 12120

Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH Jl. Panglima Polim V No.11 Kebayoran Baru Jakarta

Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH Jl. Panglima Polim V No.11 Kebayoran Baru Jakarta

Konsultan Hukum Marsinih Martoatmodjo Iskandar Kusdihardjo Law Office Sampoerna Strategic Square South Tower lt. 24 Jl. Jend. Sudirman Kav. 45-46 Jakarta 12930

Legal Consultants Marsinih Martoatmodjo Iskandar Kusdihardjo Law Office Sampoerna Strategic Square South Tower lt. 24 Jl. Jend. Sudirman Kav. 45-46 Jakarta 12930


68 Amanah Gedung Victoria Lt 3 Jl. Sultan Hasanudin No. 47/51 Jakarta

Amanah Gedung Victoria Lt 3 Jl. Sultan Hasanudin No. 47/51 Jakarta

A. Hakim G. Nusantara, Harman & Partners Menara Jamsostek Lt 4 Suite TA 0402 Jl. Jend Gatot Subroto No.38 Jakarta

A. Hakim G. Nusantara, Harman & Partners

Hadiputranto, Hadinoto & Partners Indonesia Stock Exchange Building Tower II Lt 21 Jl. Jend Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190

Hadiputranto, Hadinoto & Partners

Menara Jamsostek Lt 4 Suite TA 0402 Jl. Jend Gatot Subroto No.38 Jakarta

Indonesia Stock Exchange Building Tower II Lt 21 Jl. Jend Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190


69

KEPEMILIKAN SAHAM SHAREHOLDERS

Induk Perusahaan PT PLN (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang seluruh sahamnya (100%) dimiliki oleh Negara, melalui Menteri Negara BUMN sebagai pemegang sahamnya.

Holding Company PT PLN (Persero) is a State-Owned Enterprise (SOE) with the entire 100% of its shares owned by the State with the State Minister for SOE as the shareholder.

Anak Perusahaan Daftar Anak Perusahaan PT PLN (Persero) dan Kepemilikan Saham

Subsidiaries List of PT PLN (Persero) Subsidiaries and Shareholders

Kepemilikan Saham

SHARE OWNERSHIP

ANAK PERUSAHAAN

Subsidiary

PLN

Lainnya

Tahun Penyertaan

SUBSCRIPTION YEAR PLN

Lainnya

OTHER

OTHER

PT Indonesia Power

99,99%

0,01% (YPK PLN)

1995

YPK PLN : 1995

PT Pembangkitan Jawa Bali

99,99%

0,01% (YPK PLN)

1995

YPK PLN : 1995

PT Indonesia Comnets Plus

99,99%

0,01% (YPK PLN)

2000

YPK PLN : 2000

PT Pelayanan Listrik Nasional Batam

99,99%

0,01% (YPK PLN)

2000

YPK PLN : 2000

PT Prima Layanan Nasional Enjiniring

99,99%

0,01% (YPK PLN)

2002

YPK PLN : 2002

PT Pelayanan Listrik Nasional Tarakan

99,99%

0,01% (YPK PLN)

2003

YPK PLN : 2003

PT PLN Batubara

99,99%

0,01% (YPK PLN)

2008

YPK PLN : 2008

PT PLN Geothermal

99,99%

0,01% (YPK PLN)

2009

YPK PLN : 2009

PT Geo Dipa Energi (PT GDE)

33,00%

67,00% (PT PERTAMINA (Persero))

2002

PT PERTAMINA (Persero) : 2002

-

2008

-

-

2011

-

0,01% (YPK PLN)

2011

YPK PLN : 2011

Majapahit Holding BV PT Pelayaran Bahtera Adhiguna PT Haleyora Power

100% 100% 99,99%


70

STRUKTUR ORGANISASI ORGANIZATION STRUCTURE

Direktur Utama President Director Kepala Satuan Pengawasan Intern

Dahlan Iskan

Head of Internal Audit Unit

Direktur Energi Primer

Director of Primary Energy

Nur Pamuji

Direktur Sdm dan Umum

Director of HR and General Affairs Eddy D. Erningpraja

Direktur Perencanaan dan Teknologi

Direktur Pengadaan Strategis

Director of Planning and Technology

Director of Strategic Procurement

Nasri Sebayang

Bagiyo Riawan

Direktur Operasi Jawa Bali

Director of Java Bali Operations I.G.A. Ngurah Adnyana

Paiman

Direktur Operasi Indonesia Barat

Direktur Operasi Indonesia Timur

Direktur Bisnis Dan Manajemen Resiko

Director of West Indonesia Operations

Director of East Indonesia Operations

Director of Business and Risk Management

Director of Finance

Murtaqi Syamsuddin

Setio Anggoro Dewo

M. Harry Jaya Pahlawan

Vickner Sinaga

Direktur Keuangan

Sekretaris Perusahaan

Corporate Secretary

I.B.G. Mardawa P. Kepala Divisi Batubara

Kepala Divisi Pengembangan Organisasi

Head of Coal Division

Head of Organisation Development Division

Misbachul Munir

Iwan Bachtiar

Made Ro Sakya

Kepala Divisi Gas Dan BBM

Kepala Divisi Pengembangan Sistem Sdm

Head of Gas & Oil Fuel Division

Prawoko

Kepala Divisi Perencanaan Strategis Korporat

Kepala Divisi Perencanaan Pengadaan

Kepala Divisi Pembangkitan Jawa-Bali

Kepala Divisi Pembangkitan Indonesia Barat

Kepala Divisi Pembangkitan Indonesia Timur

Kepala Divisi Niaga

Divisi Keuangan Korporat

Head of Java-Bali Power Generation Division

Head of West Indonesia Power Generation Division

Head of East Indonesia Power Generation Division

Head of Commerce Division

Head of Corporate Finance Division

Doddy Hertanto

Paingot M

Nasser Iskandar

Sapto Triono W.

Benny Marbun

Yusuf Hamdani

Kepala Divisi Perencanaan Sistem

Kepala Divisi Pengadaan Strategis

Kepala Divisi Transmisi Jawa-Bali

Kepala Divisi Transmisi Indonesia Barat

Kepala Divisi Bisnis Dan Transaksi Listrik

Kepala Divisi Perencanaan Pengendalian Anggaran

Head of HR Development System Division

Head of System Planning Division

Head of Strategic Procurement Division

Head of Java-Bali Transmission Division

Head of West Indonesia Transmission Division

Kepala Divisi Transmisi Indonesia Timur

Dadang Daryono

Joko Prasetio

Tonny Tondojoyo

Ramli Hutasuhut

Head of Head of Corporate Procurement Strategic Planning Planning Division Division

Kepala Divisi Distribusi dan Pelayanan Pelanggan JawaBali

Kepala Divisi Enjiniring dan Teknologi

Kepala Divisi Pengadaan Ipp

Head of HR and Skill Develpoment Division

Head of Engineering and Technology Division

Head of IPP Procurement Division

Head of Java-Bali Distribution and Customer Services Division

Roikhan

Bowo Setiadji

Monstar Panjaitan

Haryanto Ws

Kepala Divisi Umum dan Manajemen Kantor Pusat

Kepala Divisi Energi Baru dan Terbarukan

Kepala Divisi Pengembangan Sdm dan Talenta

Head of General Head of New and Affairs and Renewable Energy Management Hfor Division Head Office Division Eddy Sukmoro

Moch. Sofyan

GM Unit Bisnis Pln Pembangkitan

GM of PLN Power Generation Business Unit GM Unit Bisnis Pln Penyaluran /P3b

GM of Transmission and Center for Load Dispatching Business Unit

Kepala Divisi Konstruksi dan Ipp Jawa-Bali

Head of East Indonesia Transmission

Head of Business and Electricity Transaction Division

Head of Budget Monitoring Planning Division

Yanuar Hakim

Susanto Wibowo

Binarto B M.

Hudiono

Kepala Divisi Distribusi dan Pelayanan Pelanggan Indonesia Barat

Kepala Divisi Distribusi dan Pelayanan Pelanggan Indonesia Timur

Head of East Head of West Indonesia Indonesia Distribution and Distribution and Customer Services Customer Services Division Division Karel Sampe Pajung

Syarifuddin Ibrahim

Head of East Indonesia Construction and IPP Division

Henky H Basudewo

Eko A Sudartanto

Widodo Mulyono

GM Unit Bisnis PLN Wilayahv

GM of PLN Region Business Unit

GM Unit Bisnis Pln Distribusi

GM of PLN Distribution Business Unit

Kepala Divisi Manajemen Resiko

Head of Risk Management Division

Kepala Divisi Kepala Divisi Konstruksi Konstruksi dan Ipp Indonesia dan Ipp Indonesia Barat Timur

Head of West Indonesia Construction and IPP Division

GM Unit Bisnis Pln Proyek Induk

GM Pln Pusat Pendidikan dan Pelatihan

GM of PLN Main Project Business Unit

GM of PLN Education and Training Center

GM Unit Bisnis Jasa Penunjang

GM Pln Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan

GM of Supporting Services Business Unit

GM of Electricity Research and Development

Head of Corporate Delivery Unit

Harry Hartoyo

Kepala Satuan Pelayanan Hukum Korporat

Head of Corporate Legal Services Unit

Amir Rosyidin

Head of Java-Bali Construction and IPP Division

Kepala Satuan Pengendalian Kinerja Korporat

Kepala Divisi Akuntansi, Pajak dan Asuransi

Head of Accounting Tax and Insurance Division Beni Hermawan

Kepala Divisi Perbendaharaan

Head of Treasury Division

Tjutju Kurnia S. Kepala Divisi Sistem Informasi Manajemen

Direktur Anak Perusahaan

Director of Subsidiary

Head of Management Information System Division Rully Fasri

Direktur Usaha Patungan

Director of Joint Ventures

Budi Kristanto


71

Direktur Utama

President Director

Kepala Satuan Pengawas Intern

Nur Pamudji

Internal Supervisory Unit Paiman

Direktur SDM Dan Umum


Direktur Konstruksi



Director Of Human Resources And General Affairs

Director Of Construction

Director Of Strategic Procurement

Director Of Java Bali Operations

Director Of West Indonesia Operations

Eddy D. Erningpraja

Nasri Sebayang

Bagiyo Riawan

I.G.A Ngurah Adnyana

M. Harry Jaya Pahlawan

Kepala Divisi Pengembangan Organisasi

Kepala Divisi Konstruksi dan Ipp Jawa Bali

Head of Java Bali Head of Organization Construction & Development Independent Power Division Producers Division

Kepala Divisi Gas dan BBM

Head of Gas and Fuel Division


Director Of East Indonesia Operations

Kepala Divisi Pembangkitan Jawa Bali

Kepala Divisi Pembangkitan Indonesia Barat

Kepala Divisi Pembangkitan Indonesia Timur

Head of East Indonesia Power Plant Division

Head of Java Bali Power Plant Divison

Head of West Indonesia Power Plant Division

Nasser Iskandar

Sapto Triono W.

Kepala Divisi Transmisi Indonesia Barat

Kepala Divisi Transmisi Indonesia Timur

M Suryadi M

Paingot M

Kepala Divisi Pengembangan Sistem SDM

Head of Human Resources Development System Division

Kepala Divisi Energi Terbarukan

Kepala Divisi Pengadaan Strategis

Head of Renewable Energy Division

Kepala Divisi Transmisi Jawa Bali

Head of Strategic Procurement Division

Head of Java Bali Transmission Division

Head of West Indonesia Transmission Division

Head of East Indonesia Transmission Division

Dadang Daryono

Moch Sofyan

Karmiyono

Agoes Priambodo

Jemjem Kurnaen

Widodo Mulyono

Kepala Divisi Pengembangan SDM dan Talenta

Kepala Divisi Konstruksi dan IPP IB

Kepala Divisi Pengadaan IPP

Kepala Divisi Distribusi Dan Pelayanan Pelanggan JB

Kepala Divisi Distribusi Dan Pelayanan Pelanggan IB

Head of IPP Procurement Division

Roikhan

Eko Sudartanto A

Monstar Panjaitan

Kepala Divisi Umum dan Manajemen Kantor Pusat

Kepala Divisi Konstruksi dan IPP IT

Kepala Divisi Bisnis dan Transaksi Listrik

Direktur Keuangan

Director Of Finance

Head of Java Bali Distribution & Customer Services Division

Kepala Divisi Distribusi dan Pelayanan Pelanggan IT

Head of West Head of East Indonesia Indonesia Distribution Distribution & & Customer Services Customer Services Division Division

Achmad Taufik H

Karel Sp

Murtaqi Syamsuddin

Setio Anggoro Dewo

Kepala Divisi Niaga

Kepala Divisi Keuangan Korporat

Wirabumi Kaluti

Head of Commerce Division

Head of Corporate Finance Division

Benny Marbun

Gong Matua Hasibuan

Kepala Divisi Manajemen Risiko

Kepala Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran

Head of Risk Management Division

Head of Budget Planning and Controlling Division

Amir Rosyidin

Jani Suryadi (Ph)

Kepala Divisi Perencanaan Strategis Korporasi

Kepala Divisi Akuntansi, Pajak dan Asuransi

Head of Corporate Strategic Planning Division

Head of Accountant, Tax and Insurance Division

I Made Ro Sakya

Beni Hermawan

Kepala Divisi Perencanaan Sistim

Kepala Divisi Perbendaharaan

Head General Affair and Head Office Management Division

Head of East Indonesia Construction and IPP Division

Head of Utilities Business and Transaction Division

Head of System Planning Division

Head of Treasury Division

Eddy Sukmoro

Setiyadi Dewantoro

Binarto Bekti M

Djoko Prasetyo

Tjutju Kurnia S.

Kepala Divisi Batubara

Kepala Divisi Perencanaan Pengadaan Strategis Enjiniring dan Teknologi

Kepala Divisi Sistem Informasi

Basuki Siswanto

Rully Fasri

Kepala Divisi Administrasi Konstruksi

Head of Construction Administration Division Tri Setyo Nugroho

Sekretaris Perusahaan

Corporate Secretariat I.B.G. Mardawa P.

Henky H Basudewo

Head of Human Resources Development & Talent Division

Director of Planning and Risk Management

Vickner Sinaga

Sriyono D Siswoyo

Head of West Indonesia Construction and IPP Division

Direktur Perencanaan dan Manajemen Risiko

Head of Coal Division

Head of Engineering & Technology Strategic Procurement Division

Helmi Najamuddin

Unit Bisnis Pembangkitan

Unit Bisnis PLN Wilayah

Power Plant Business Unit

Regional Business Unit

Unit Bisnis PLN Penyaluran

Unit Bisnis PLN Distribusi

Unit Bisnis Penunjang

Center for Load Dispatching Business Units

Distribution Business Units

Supporting Business Units

Unit Bisnis PLN Proyek Induk

Main Project Business Units

* Berdasarkan : 023.K/DIR/2012 tanggal 19 januari 2012

PLN Pusat Pendidikan dan Latihan

Education and Training Center Units of PLN

PLN Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan

Center of Utilities Research and Development

Anak Perusahaan

Subsidiaries

Usaha-Usaha Patungan

Joint Ventures

* Base on : 023.K/DIR/2012 dated 19 january 2012

Head of Information System Division

Kepala Satuan Pengendalian Kinerja Korporat

Head of Corporate Delivery Unit Harry Hartoyo Kepala Satuan Pelayanan Hukum Korporat

Head of Corporate Legal Budi Kristanto


72

PROFIL MANAJEMEN MANAGEMENT PROFILEs Profil Dewan komisaris

Profiles of the Board of commissioners

YOGO PRATOMO

Komisaris Utama (Usia 55 tahun) Yogo Pratomo menjabat sebagai Komisaris Utama sejak Desember 2009. Beliau juga pernah menduduki posisi Ketua Koordinasi Harian untuk Tim Program Percepatan (sesuai Peraturan Presiden No. 72/2006 mengatur Proyek-proyek Kelistrikan 10.000 MW) sejak 2006. Beliau pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi (2003-2006), Staf Ahli Kementerian Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (1999-2003), Kepala Biro Perencanaan di Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (1998-1999), Direktur Bina Program Tenaga Listrik di Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (1995-1998), Kepala Sub-Direktorat Program Tenaga Listrik (1993-1995), Kepala Seksi Program Formulasi Kelistrikan (1992-1993), dan Staf Direktorat Pengembangan Energi (1988-1992).

President Commissioner (age 55) Yogo Pratomo has served as President Commissioner since 2009. He has also served as Daily Coordination Chairman for the Acceleration Program Team (in accordance with Presidential Regulation No. 72/2006 regulating 10,000 MW Electricity Projects) since 2006. He served as Director General of Electricity and Energy Use (2003-2006), Expert Staff at the Ministry of Energy and Mineral Resources (1999-2003), Bureau Head for Planning in the Ministry of Energy and Mineral Resources (1998-1999), Director Guiding Electrical Power Programs at the Ministry of Energy and Mineral Resources (1995-1998), Head of the Electrical Power Sub-Directorate (1993-1995), Section Head for Electricity Formulation Programs (1992-1993) and Staff at the Directorate for Energy Development (1988-1992).

Beliau meraih gelar Sarjana bidang Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung di tahun 1980; kemudian gelar Pasca Sarjana, Master of Science bidang Ekonomi dan Kebijakan Energi dari University of Wisconsin, Madison, Amerika Serikat (1984) dan Ph.D bidang Ekonomi dan Kebijakan Energi dari University of Wisconsin, Madison, Amerika Serikat (1988).

He holds a Bachelor’s degree in Electrical Engineering from the Bandung Institute of Technology (1980); he was then awarded a Post-Graduate Master of Science in Economics and Energy Policies from University of Wisconsin, Madison, United States of America (1984) and a PhD in Economics and Energy Policies from the University of Wisconsin, Madison, United States of America (1988).


73

WIMPY S.TJETJEP

Komisaris (Usia 59 tahun) Wimpy S. Tjetjep ditunjuk sebagai Komisaris sejak Desember 2009. Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Deputi Kementerian Koordinator Ekonomi Bidang Energi, Sumber Daya Mineral dan Kehutanan pada 2005, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (2003), Direktur Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral Departemen ESDM (2001-2003), Staf Ahli Bidang Sumber Daya Alam, Kantor Menteri Negara Otonomi Daerah (1999-2001) dan Wakil Kelompok Kerja Geografi, Lemhanas tahun 1999.

Commissioner (age 59) Wimpy S. Tjetjep was appointed Commissioner in December 2009. Previously he served as Deputy Coordinating Minister for the Economy – Energy, Mineral Resources and Forestry in 2005, Head of the Research and Development Body for the Ministry of Energy and Mineral Resources (2003), Director General for Geology and Mineral Resources, ESDM Ministry (2001-2003), Expert Staff in Natural Resources, Office of the State Minister for Regional Autonomy (1999-2001) and Deputy for the Geography Work Group, National Resilience Institute in 1999.

Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Geologi dari Insititut Teknologi Bandung pada tahun 1977, kemudian melanjutkan pendidikan Pasca Sarjana dan meraih gelar Master Geofisika dari De Nancy National Institute of Polytechnique, Perancis pada 1981, dan PhD Geofisika dari De Lorraine National Institute of Politechnique, Perancis pada 1983, dan mengambil pendidikan Andalan dari Lemhanas, KRA XXX pada tahun 1997.

He was awarded a Bachelor’s degree in Geology Engineering by the Bandung Institute of Technology in 1997, he then continued his post-graduate education and was awarded a Master’s degree in Geophysics from De Nancy National Institute of Polytechnique, France in 1981 and a PhD in Geophysics from De Lorraine National Institute of Polytechnique, France in 1983, and he also studied Leadership at the National Resilience Institute, KRA XXX in 1997.


74

SYAHRIAL LOETAN

ABDUL AZIZ

Syahrial Loetan Komisaris (Usia 61 tahun) Syahrial Loetan ditunjuk sebagai Komisaris sejak Desember 2009. Hingga kini beliau juga menjabat sebagai Sekretaris Menteri Negara Bidang PPN/Sekretaris Satu Bappenas (2005-sekarang). Di Bappenas beliau juga pernah menjabat sebagai Inspektur Utama (2003-2005), Direktur Pendanaan Luar Negeri Multilateral (2002-2003), Direktur Pemantauan dan Evaluasi Pembiayaan (2001-2002), Kepala Biro Pemantauan dan Evaluasi Pembiayaan Bappenas (2000-2001), Kepala Biro Pemantauan Pelaksanaan Proyek Pembangunan Bappenas (1997-2000), Staf Ahli Bappenas Bidang Pembangunan Perkotaan (1996-1997).

Commissioner (age 61) Syahrial Loetan has appointed as Commissioner since 2009. To date, he also serves as Secretary to the State Minister for Value Added Tax/First Secretary to the National Development Planning Board (2005-present). At the National Development Planning Board, he has also served as Chief Inspector (20032005), Director of Multilateral International Funding (20022003), Director of Expenditure Monitoring and Evaluation (2001-2002), Bureau Head for Expenditure Monitoring and Evaluation (2000-2001), Bureau Head for Monitoring Construction Project Implementation (1997-2000), Expert Staff at the National Development Planning Board in Urban Development (1996-1997).

Beliau meraih gelar Sarjana bidang Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung di tahun 1976, dilanjutkan dengan gelar Master bidang Perencanaan Kota dari University of California, Berkeley pada 1991.

He was awarded a Bachelor’s degree in Civil Engineering from the Bandung Institute of Technology in 1976, continuing his education with a Master’s degree in Urban Planning from the University of California, Berkeley in 1991.

Abdul Aziz Komisaris (Usia 50 tahun) Abdul Aziz menjabat sebagai Komisaris sejak Desember 2009. Saat ini beliau juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Sarana Jasa Utama (bergerak di bidan Manejemen Gedung) sejak tahun 2005-sekarang, Komisaris PT Panca Nugraha Paramitra (1997-2005), General Manager PT Pasarini Padibumi (1995-1997), Manajer PT Pasarini Padibumi (19931995), CEO Majalah Ulumul Qur’an (1990-1993), Marketing PT Pusat Pengembangan Agribisnis (PPA) antara tahun 19881990 dan Staf PT Aquatic Konsultan.

Commissioner (age 50) Abdul Aziz has served as Commissioner since December 2009. He is currently also serving as President Director of PT Sarana Jasa Utama (a Building Management company) from 2005 to present, and has served as Commissioner of PT Panca Nugraha Paramitra (1997-2005), General Manager of PT Pasarini Padibumi (1995-1997), Manager of PT Pasarini Padibumi (1993-1995), CEO of Ulumul Qur’an Magazine (1990-1993), Marketing at PT Pusat Pengembangan Agribisnis (PPA) between 1988-1990 and as staff for PT Aquatic Konsultan.

Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut Pertanian Bogor pada 1987, dan juga gelar Master dari Institut Pengembangan Pendidikan dan Agribisnis (1993).

He was awarded a Bachelor’s degree in Civil Engineering from the Bogor Institute of Agriculture in 1987 and holds a Master’s degree from the Institute for Education Development and Agribusiness awarded in 1993.


75

RAHMAT WALUYANTO

Rahmat Waluyanto Komisaris (Usia 55 tahun) Rahmat Waluyanto ditunjuk sebagai Komisaris pada Juni 2007. Disamping itu beliau juga menjabat sebagai Direktur Jenderal Pengelolaan Utang, Departemen Keuangan sejak 2006. Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Direktur Pengelolaan Surat Utang Negara di Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kantor Kementerian Keuangan Negara (2005-2006) dan Kepala Sub-direktorat untuk Divisi Manajemen Portofolio dan Risiko (2004-2005). Beliau juga menduduki beberapa posisi lain seperti Kepala Departmen Manajemen Portofolio di Kantor Manajemen Obligasi Negara (20012004), Koordinator Divisi Manajemen Kas di Kantor Direktorat Jenderal untuk Institusi Keuangan (2000-2001), Kepala Sub-direktorat di Kantor Direktorat Pengawasan Akuntan dan Penilai (1999-2000), Kepala Seksi Direktorat Institusi Keuangan dan Akuntansi (1988-1993) dan Staf Direktorat Jendral Moneter Dalam Negeri (1985-1988).

Commissioner (age 55) Rahmat Waluyanto was appointed Commissioner in June 2007. Concurrently, he has also been serving as Director General for Debt Management, Ministry of Finance since 2006. He has previously served as Director for Sovereign Debt Management at the Office of the State Minister of Finance’s Directorate General of the Treasury (2005-2006) and Head of the Sub-directorate Portfolio and Risk Management Division (2004-2005). He has also held various other positions, including Head of Department for Portfolio Management at the State Bonds Management Office (2001-2004), Coordinator for the Cash Management Division at the Directorate General’s Office for the Institute of Finance (2000-2001), Head of Subdirectorate at the Office of the Directorate for Supervision of Accountancy and Appraisal (1999-2000), Section Head at the Directorate for Financial Institutions and Accountancy (1988-1993) and staff at the Directorate General for Domestic Monetary Affairs (1985-1988).

Beliau meraih gelar Sarjana Akuntansi dari Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada pada tahun 1983. Selanjutnya beliau menyelesaikan pendidikan Pasca Sarjana untuk menyandang gelar Master bidang Administrasi Bisnis (Keuangan) di University of Denver, Colorado, Amerika Serikat, di tahun 1992; dilanjutkan dengan pendidikan Doktoral di Fakultas Akuntansi dan Keuangan di University of Birmingham, Inggris, United Kingdom, pada 1997.

He was awarded a Bachelor’s degree in Accountancy from the School of Economics of Gajah Mada University in 1983. He then continued his post-graduate education with a Master’s degree in Business Administration (Finance) from the University of Denver, Colorado, United States of America, in 1992; he continued his education with a Doctorate from the Faculty of Accounting and Finance at the University of Birmingham, UK, in 1997.


76

LUTFI HAMID

ADANG FIRMAN

Lutfi Hamid Komisaris Independen (Usia 59 tahun) Lutfi Hamid ditunjuk sebagai Komisaris Independen pada tahun 2004. Berbagai posisi yang pernah beliau jabat antara lain Ketua Komite Audit Dewan Komisaris PT PLN (Persero) sejak (2004-sekarang). PLT Komisaris Utama PT PLN (Persero) (2004-2006). Ketua Komite GCG Dewan Komisaris PT PLN (Persero), (2003-2004). Sebelumnya beliau adalah Pimpinan Konsultan Kontraktor PT Relasindo Citra Graha cabang Bandung (1990-2003). Menjadi Pimpinan PT Handara Graha cabang Bandung untuk menangani proyek-proyek PT Dirgantara Indonesia (sebelumnya PT IPTN) dari tahun (1976-1989), selain pernah bertindak sebagi Konsultan Teknik Sipil di PT ENCONA ENG.Inc dan lain-lain, (1972-1977).

Independent Commissioner (age 59) Lutfi Hamid was appointed Independent Commissioner in 2004. He has held various positions, including as Head of the Board of Commissioners Audit Committee for PT PLN (Persero) from 2004 until present. President Commissioner PT PLN (Persero) (2004-2006). Head of the Board of Commissioners GCG Committee for PT PLN (Persero) (2003-2004). Previously, he served as Lead Consultant Contractor for PT Relasindo Citra Graha, Bandung branch (1990-2003). Head of PT Handara Graha, Bandung branch, handling projects for PT Dirgantara Indonesia (previously PT IPTN) from 1976-1989; he has also acted as Civil Engineering Consultant at PT Encona Eng.Inc and others (1972-1977).

Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung, Indonesia di tahun 1974.

He holds a Bachelor’s degree in Civil Engineering from the Bandung Institute of Technology awarded in 1974.

Adang Firman Komisaris Independen (Usia 62 tahun) Adang Firman mulai menjabat sebagai Komisaris sejak Desember 2009. Beliau pernah menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya (2006-2008), Deputi Operasi Kapolri (2005-2006), Staf Ahli Kapolri Bidang Manajemen (2004-2005), Widya Iswara Sespati Polri (2003-2004), Kepala Polisi Daerah Sumatera Barat (2001-2003), Wakil Asisten Operasi untuk Kepala Kepolisian Republik Indonesia (2000-2001), Wakil Gubernur PTIK (2000).

Independent Commissioner (age 62) Adang Firman started his role as Commissioner in December 2009. He has served as Chief of Police, Metro Jaya region (2006-2008), Operations Deputy for the Chief of Police (20052006), Chief of Police Expert Staff in Management (20042005), Widya Iswara Sespati Police (2003-2004), Chief of Police for West Sumatera (2001-2003), Deputy Operations Assistant for Republic of Indonesia Chief of Police (2000-2001), Deputy Governor of PTIK (2000).

Beliau lulus dari Akademi Kepolisian Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) di tahun 1973, Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian di tahun 1981, SESPIMPOL di tahun 1990, dan LEMHANAS pada tahun 1997.

He graduated from the Indonesian Armed Forces Police Academy (AKABRI) in 1973, the Police College in 1981, the National Police Staff and Command School (SESPIMPOL) in 1990, and the National Resilience Institute in 1997.


77 Profil Direksi

nur pamudji

Profiles of the Board of Directors

DAHLAN ISKAN

Nur Pamudji Direktur Utama (Usia 51 tahun) Sejak November 2011 Nur Pamudji ditetapkan sebagai Direktur Utama sejak November 2011. Mantan Direktur Energi Primer dari Desember 2009 sampai Oktober 2011 ini memulai karirnya di PLN sejak 1985. Jabatan yang pernah diembannya adalah General Manager PLN P3B Jawa-Bali pada April 2008-2009, Manajer Sistem Operasi Pembangkit Jawa-Bali (2005-2008), Ketua Tim Pengembangan Sistem Kompetensi SDM PLN (2004-2005), Manajer Transmisi untuk Area Sulawesi Selatan (2001-2002), dan Enjinir Sistem Operasi Pembangkit (1985-2001).

President Director (age 51) Since November 2011 Nur Pamudji was inaugurated President Director in November 2011. Former Director of Primary Energy from December 2009 until October 2011, he started his career in PLN in 1985. He has served as General Manager PLN P3B Java-Bali from April 20082009, Plant Systems Operation Manager Java-Bali (2005-2008), Head of PLN HR Competency Systems Development Team (2004-2005), Transmission Manager for South Sulawesi (20012002), and Plant Systems Operation Engineer (1985-2001).

Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung (1985), kemudian melanjutkan pendidikan pascasarjana di Fakultas Teknik University of New South Wales, Australia pada 1995, dan meraih gelar Master of Public Management dari National University of Singapore pada 2003.

He holds a Bachelor’s Degree in Electrical Engineering from the Bandung Institute of Technology (1985), he continued his postgraduate education at the Faculty of Engineering, University of New South Wales, Australia, 1995, and was awarded a Master’s degree in Public Management from the National University of Singapore in 2003.

Dahlan Iskan Direktur Utama (Usia 60 tahun) Periode Desember 2009 s.d. Oktober 2011 Dahlan Iskan menjabat sebagai Direktur Utama sejak Desember 2009 sampai Oktober 2011. Sebelumnya, beliau menjabat sebagai CEO Jawa Pos Group. Karirnya di perusahaan media antara lain sebagai Direktur Utama/ CEO Perusda PT PWU Jatim Group (2000-2009), Komisaris Perusahaan Kertas–Adiprima Suraprinta dan Ketua Organisasi Penerbitan Surat Kabar Indonesia. Sedangkan jabatan beliau di perusahaan ketenagalistrikan sebagai Komisaris Pembangkit PT Prima Elektrik Power (2008-

President Director (age 60) December 2009 until October 2011 Dahlan Iskan served as President Director from December 2009 until October 2011. Previously, he served as CEO of Jawa Pos Group. His media career included positions as President Director/CEO Perusda PT PWU Jatim Group (2000-2009), Commissioner of Paper Company – Adiprima Suraprinta and Chair of the Indonesian Newspaper Publishers Organization. Meanwhile, he has also held positions in electrical power companies, including as Commissioner for PT Prima Elektrik Power (2008-2009), President Director for PT Cahaya Fajar


78

i.g.a.ngurah adyana

MOCH. HARRY JAYA PAHLAWAN

2009), Presiden Direktur Pembangkit PT Cahaya Fajar Kaltim (2008-2009), dan Komisaris Kaltim Elektrik Power (2008-2009).

Kaltim (2008-2009), and Commissioner of Kaltim Elektrik Power (2008-2009).

Beliau meraih gelar Sarjana Hukum dari IAIN Sunan Ampel (1975), pelatihan Minout Indonesia LPPM (1979) dan bidang finance for non finance (FINNON) LPPM (1980).

He was awarded his Law Degree from the State Islamic Institute Sunan Ampel in 1975; took an Oil and Automotive course at LPPM (Research & Community Services Institute) in 1979, and Finance for Non-Finance Managers course at LPPM in 1980.

I.G.A. Ngurah Adnyana Direktur Operasi Jawa-Bali (Usia 55 tahun) Ngurah Adnyana telah manjabat sebagai Direktur Operasi Jawa Bali sejak Desember 2009, dimana sebelumnya beliau pernah menjadi Deputi Direktur Distribusi PLN pada April 2007. Sepanjang perjalanan karir beliau, berbagai posisi pernah didudukinya, di antaranya General Manager PLN Distribusi Bali (2000-2007), Wakil Manajer Operasi PLN Distribusi Jawa Timur (1998-2000), Wakil Manajer Operasi PLN Kalimantan Selatan (1994-1998), Wakil Manajer Operasi PLN Maluku (1990-1994).

Operations Director Java-Bali (age 55) Ngurah Adnyana has served as Operations Director Java-Bali since December 2009, having previously served as PLN Deputy Director for Distribution in April 2007. During his career, he has held a various of positions, including General Manager PLN Distribution Bali (2000–2007), Deputy Operations Manager PLN Distribution East Java (1998–2000), Deputy Operations Manager PLN South Kalimantan (1994–1998), Deputy Operations Manager PLN Maluku (1990–1994).

Beliau menerima gelar sarjana di bidang Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung, Indonesia tahun 1981 dan kemudian menyelesaikan pendidikan S2 di Institut Teknologi Surabaya, Indonesia pada tahun 2001.

He was awarded a Bachelor’s Degree in Engineering from Bandung Institute of Technology in 1981, and followed this by completing his post-graduate education at the Surabaya Institute of Technology in 2001.

Moch. Harry Jaya Pahlawan Direktur Operasi Indonesia Barat (Usia 54 tahun) Harry Jaya Pahlawan ditunjuk sebagai Direktur Operasi Indonesia Barat sejak Desember 2009. Sebelumnya, beliau pernah menjabat sebagai Vice President Hubungan Internasional pada April 2008; juga sebagai Sekretaris Perusahaan (2005-2008), Staf Ahli Perencanaan Perusahaan

Operations Director West Indonesia (age 54) Harry Jaya Pahlawan was appointed Operations Director West Indonesia in December 2009. Previously, he has served as Vice President of International Relations in April 2008; as Corporate Secretary (2005-2008), Expert Staff in Corporate Planning (2005-2006), General Manager of PLN South Sumatera, Jambi


79

VICKNER SINAGA

(2005-2006), General Manager PLN Area Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (2002-2005), Asisten Sekretaris Perusahaan (2001-2002), Manajer Pengawasan Manajemen pada anak perusahaan PLN, PT PJB (1999-2001) dan Kepala Divisi Umum dan Hubungan Investor PT Pembangkitan Jawa Bali (1997-1999).

and Bengkulu Area (2002-2005), Corporate Secretary Assistant (2001-2002), Manager for Supervisory Management at PLN subsidiary PT PJB (1999-2001) and Head of General Affair and Investor Relations Division at PT Pembangkitan Jawa Bali (1997-1999).

Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Elektro dari Universitas Indonesia tahun 1984, dan kemudian Diploma Pengembangan Ekonomi di tahun 1991 dan gelar S2 di bidang Ilmu Ekonomi Energi dari University of Surrey, Inggris pada 1992.

He holds a Bachelor’s Degree in Electrical Engineering from the University of Indonesia (1984); a Diploma in Economic Development (1991); and a post-graduate degree in Energy Economics Science from the University of Surrey, UK (1992).

Vickner Sinaga Direktur Operasi Indonesia Timur (Usia 54 tahun) Vickner Sinaga ditugaskan sebagai Direktur Operasi Indonesia Timur sejak Desember 2009. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Vice President IPP Jasa Konstruksi di Kantor Pusat PLN (2009), Kepala Tim Solusi Kelistrikan untuk Sumatera Utara (2008), General Manager PLN Pikitring Kalimantan (2006), Kepala PT PLN (Persero) Pikitring Kalimantan (2004), Kepala Staf Operasi PLN Pikitring Kalimantan (2001) dan Kepala Proyek Transmisi 500 KV PLN Pikitring Jawa Barat dan Jakarta (1998).

Operations Director East Indonesia (age 54) Vickner Sinaga was appointed Operations Director for Eastern Indonesia in December 2009. He previously served as Vice President for IPP Construction Services at PLN Head Office (2009), Head of Electricity Solutions Team for North Sumatera (2008), General Manager PLN Project Generation and Networks (Pikitring) Kalimantan (2006), Head of PT PLN (Persero) Project Generation and Networks Kalimantan (2004), Head of Staff Operations at PLN Project Generation and Networks Kalimantan (2001) and Project Lead for 500 KV Transmission at PLN Project Generation and Networks West Java and Jakarta (1998).

Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Elektro dari Universitas Sumatera Utara, Medan pada 1981 dan gelar Magister Manajemen Bisnis dari Sekokah Tinggi Manajemen Prasetya Mulya pada 2001.

He holds a Bachelor’s Degree in Electrical Engineering from the University of North Sumatera, Medan (1981); and a Master’s of Business Management from Prasetya Mulya University (2001).


80

NASRI SEBAYANG

BAGIYO RIAWAN

Nasri Sebayang Direktur Konstruksi (Usia 56 tahun) Nasri Sebayang ditugaskan sebagai Direktur Konstruksi PLN sejak Oktober 2011. Sebelumnya beliau adalah Direktur Perencanaan dan Teknologi PLN periode Desember 2009 hingga Oktober 2011. Beliau pernah menjabat sebagai Kepala Satuan Energi Primer sejak April 2008 hingga Desember 2009, Deputi Direktur Independent Power Producers (2006-2008), Kepala Satuan Manajemen Risiko (2006), General Manager PLN Pembangkitan Muara Tawar (2005-2006), Manajer SDM PLN Pembangkitan Muara Tawar (2003-2005), Kepala Divisi Operasi PLN Proyek Pembangkitan dan Jaringan (Pikitring) Sumatera Utara (2000-2003) dan juga pernah memimpin beberapa proyek pengembangan hydro dari tahun 1993 hingga 2000.

Construction Director (age 56) Nasri Sebayang was appointed PLN Director of Construction in October 2011. Previously, he served as PLN Director of Planning and Technology from December 2009 until October 2011. He has also served as Unit Head of Primary Energy from April 2008 until December 2009, Deputy Director for Independent Power Producers (2006-2008), Risk Management Unit Head (2006), General Manager PLN Muara Tawar Plant (2005-2006), Human Resources Manager PLN Muara Tawar Plant (2003-2005), Operational Division Head PLN Plant Generation and Networks (Pikitring) North Sumatera (2000-2003) and has also headed various hydroelectric development projects from 1993 to 2000.

Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Universitas Sumatera Utara pada 1979 dan gelar Master Bisnis Administrasi dari Erasmus University & Center for Global Leadership pada 2007.

He holds a Civil Engineering Degree from the University of North Sumatera (1979); and a Master’s degree in Business Administration from Erasmus University & Center for Global Leadership (2007).

Bagiyo Riawan Direktur Pengadaan Strategis (Usia 53 tahun) Bagiyo Riawan telah menjabat sebagai Direktur Pengadaan Strategis sejak Desember 2009. Beliau pernah menjabat sebagai Deputi Direktur Pembangkitan Jawa-Bali sejak April 2008 hingga Desember 2009. Sebelumnya, beliau menjabat sebagai Direktur Produksi di anak perusahaan PLN, PT PJB (2002-2008). Selain itu pernah menduduki berbagai posisi di PT PJB diantaranya Manajer Anggaran dan Perencanaan Perusahaan (2001-2002), Manajer Bisnis Komersial (1997-2001), Asisten Manajer Bisnis Komersial (1996-1997), dan Asisten Manajer Pengembangan Teknologi (1995-1996).

Director Strategic Procurement (age 53) Bagiyo Riawan has served as Director of Strategic Procurement since December 2009. He served as Deputy Plant Director JavaBali from April 2008 to December 2009. Previously, he served as Production Director at PLN subsidiary PT PJB (2002-2008). He has also held various positions at PT PJB, including Budget and Corporate Planning Manager (2001-2002), Commercial Business Manager (1997-2001), Assistant Commercial Business Manager (1996-1997), and Assistant Manager Technology Development (1995-1996).

Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Mesin dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, tahun 1984 dan Magister Manajemen dari Institut Teknologi Bandung, tahun 2001.

He holds a Bachelor’s Degree in Mechanical Engineering from the Surabaya Institute of Technology (1984); and a Master’s degree in Management from the Bandung Institute of Technology (2001).


81

MURTAQI SYAMSUDDIN

EDDY D. ERNINGPRAJA

Murtaqi Syamsuddin Direktur Perencanaan & Manajemen Risiko (Usia 55 tahun) Murtaqi Syamsuddin menjabat sebagai Direktur Perencanaan & Manajemen Risiko sejak Oktober 2011. Sebelumnya beliau adalah Direktur Bisnis dan Manajemen Risiko periode Desember 2009 hingga Oktober 2011. Beliau juga pernah menjabat sebagai Direktur Jawa Madura dan Bali sejak Maret 2008 hingga Desember 2009; General Manager PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten (2003-2008); Ahli Pemasaran dan Pengembangan Unit Bisnis (2001-2003); Sekretaris Perusahaan (2000-2001); Kepala Dinas Kepegawaian (1998-2000) dan Deputi Manajer Perencanaan pada PLN Wilayah Sumatera Utara (1996-1998).

Director Planning and Risk Management (age 55) Murtaqi Syamsuddin was appointed Director of Planning and Risk Management in October 2011. Previously, he served as Director of Business and Risk Management from December 2009 until October 2011. He has also served as Director for Java, Madura and Bali from March 2008 until December 2009; General Manager PLN Distribution West Java and Banten (2003-2008); Marketing Expert and Business Unit Development (2001-2003); Corporate Secretary (2000-2001); Division Head Employee Information Systems (1998-2000) and Deputy Manager for Planning at PLN North Sumatera (1996-1998).

Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Elektro dari Universitas Indonesia pada tahun 1981 dan Gelar MBA Bidang Keuangan Perusahaan dari Universitas Oregon pada tahun 2003.

He holds a Degree in Electrical Engineering from the University of Indonesia (1981), and an MBA in Company Finance from the University of Oregon, USA (2003).

Eddy D. Erningpraja Direktur SDM dan Umum (Usia 53 tahun) Eddy D Erningpraja telah menjabat sebagai Direktur SDM & Umum sejak Desember 2009. Sebelumnya beliau adalah Deputi Direktur Pengembangan Sistem SDM (2009), Sekretaris Eksekutif untuk Direktur SDM (2008-2009), Staf Ahli Pengembangan Sistem SDM (2007-2008), Manajer SDM dan Organisasi PLN P3B Sumatera (2005-2007), Kepala Sektor Pulogadung di PLN P3B Jawa-Bali (19992004), Kepala Enjiniring PLN P3B (1994-1999).

Director HR and General Affairs (age 53) Eddy D Erningpraja has served as Director of Human Resources and General Affairs since December 2009. Previously, he served as Deputy Director for Human Resources Development Systems (2009), Executive Secretary to the Human Resources Director (2008-2009), Expert Staff Human Resources Development Systems (2007-2008), Human Resources and Organization Manager PLN P3B Sumatera (2005-2007), Sector Head Pulogadung at PLN P3B Java-Bali (1999-2004), Engineering Head PLN P3B (1994-1999).

Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Elektro dari Universitas Indonesia pada 1985 dan menyelesaikan pendidikan Magister Teknik Industri dari Institut Teknologi Bandung pada 1998.

He holds a Bachelor’s Degree in Electrical Engineering from the University of Indonesia (1985) and completed his education with a Master’s degree in Industrial Engineering from the Bandung Institute of Technology in 1998.


82

SETIO ANGGORO DEWO

Setio Anggoro Dewo Direktur Keuangan (Usia 50 tahun) Setio Anggoro Dewo telah menjabat sebagai Direktur Keuangan sejak bulan Maret tahun 2008. Beliau sebelumnya menjabat sebagai Komisaris Independen PT Indonesia Power dan PT Indosat Tbk. Selain itu, beliau adalah Peneliti di LPEM dan Ketua Program Magister Akuntansi Universitas Indonesia sejak 2008.

Director of Finance (age 50) Setio Anggoro Dewo was appointed Finance Director in March 2008. He was previously Independent Commissioner at PT Indonesia Power and PT Indosat Tbk. He has also been a Researcher at the School of Economics and Program Head for the Accountancy Masters degree University of Indonesia since 2008.

Beliau meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia pada tahun 1986, gelar Pasca Sarjana, MBA bidang Ekonomi dari Universitas Katholik di Leuveun, Belgia di tahun 1990, dan kemudian Doktoral Ekonomi dari University of Melbourne, Australia in 2003.

He holds a Bachelor’s Degree in Economics from the University of Indonesia (1986); post-graduate MBA in Economics from the Catholic University of Leuveun, Belgium (1990) and followed this with a Doctorate in Economics from University of Melbourne, Australia (2003).

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL Operational Management Report

PT PLN (Persero) LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL Operational Management Report

84

PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA human resource management

Kebijakan Umum

General Policy POLICY GENERAL

Pengembangan sumber daya manusia PLN selalu mengikuti kondisi perusahaan terutama mengingat lokasi operasional yang tersebar luas di wilayah Indonesia. Pelaksanaan penambahan pegawai maupun peningkatan kualitas dan kompetensi pegawai disesuaikan dengan kebutuhan PLN baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang.

Development of PLN’s human resources always follows company conditions, principally by considering our largest operational areas spread across Indonesia. The practice of increasing employees and raising employee quality and competence is in accordance with the needs of PLN both for the mid and long term.

Proses seleksi pegawai PLN melibatkan pihak ketiga dan dilakukan melalui pemenuhan aspek administrasi, aptitude test, kemampuan akademik dan penguasaan bahasa Inggris, psikotes, tes kesehatan, dan wawancara. Sebelum diangkat menjadi pegawai tetap, terlebih dahulu para calon pegawai tersebut mengikuti program orientasi.

The process of selecting PLN employees incorporates third party direction and is implemented to fulfill administrative requirements, aptitude test, academic qualifications, English competency, psychological and fitness tests and the job interview process. Before being made a permanent employee, candidates participate in an orientation program. The company


85

Pengembangan sumber daya manusia PLN selalu mengikuti kondisi perusahaan terutama mengingat lokasi operasional yang tersebar luas di wilayah Indonesia. Development of PLN’s human resources always follows company conditions, principally by considering our largest operational areas spread across Indonesia.

Perusahaan melakukan rekrutmen melalui Direct Shopping dan Job Fair yang bekerja sama dengan lembaga pendidikan tinggi yang terbagi dalam 3 kelompok kegiatan rekruitmen yaitu: rekrutmen S1/D4/D3, rekrutmen program D3 kerja sama dan rekrutmen jalur pelaksana (tingkat SLTA). Selanjutnya Perusahaan melakukan berbagai program pelatihan untuk meningkatkan kompetensi pegawai agar mampu menjalankan tugas dengan baik sesuai dengan tuntutan pengembangan usaha.

conducts recruitment through Direct Shopping and Job Fairs in cooperation with higher learning institutions and a focus on three recruitment activities, namely: recruitment S1/D4/ D3, a D3 recruitment program working along the SLTA track. Additionally, the company implements a number of training programs to raise employee competency so that they are capable of successfully carrying out their duties in accordance with the development demands of the company.


86 Profil Sumber Daya Manusia

Human Resource Profile HUMAN RESOURCE

Jumlah sumber daya manusia PT PLN (Persero) dan anak perusahaan sampai akhir 2011 berjumlah 47.615 orang terdiri dari 41.204 pegawai PT PLN (Persero) dan 6.401 pegawai anak perusahaan, meningkat 2,8% dari tahun 2010 yang jumlahnya 46.296 pegawai. Komposisi pegawai PLN berdasarkan level manajemen dapat dilihat pada tabel berikut ini.

PT PLN (Persero) and subsidiaries as of the end of 2011 had total 47,615 employee comprising 41,204 PT PLN (Persero) employees and 6,401 employees of subsidiary companies, an overall increase of 2.8% from 46,296 employees in 2010. The PLN management composition is displayed in table below.

Jumlah Pegawai PLN Berdasarkan Level Manajemen

Composition of PLN Management Level Employees

Profil Sumber Daya Manusia

Level Manajemen Atas Senior Management

2011

PROFILE

2010

80

83

358

388

Manajemen Dasar Base-level Management

1.003

914

Supervisor Atas Senior Supervisor

2.409

2.400

Supervisor Dasar Base-level Supervisor

8.085

8.304

29.269

28.164

Manajemen Menengah Mid-level Management

Fungsional Functional Anak Perusahaan Subsidiary Total

6.401

6.188

47.615

46.296

Berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah pegawai PLN yang berlatar belakang pendidikan di bawah D1 adalah 25.257 pegawai atau mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan jumlah pegawai yang berpendidikan D3, S1, S2 mengalami kenaikan yang cukup signifikan seperti tabel berikut ini.

Based upon education levels, the total number of PLN employees with education backgrounds based on D1 category is 25,257, or slightly lower than the previous year, whereas the number of employees with D3 education backgrounds, S1 (Bachelors), S2 (Masters) rose significantly shows in following table.

Jumlah Pegawai PLN Berdasarkan Tingkat Pendidikan

PLN Employee Composition Based on Education Level

Tingkat Pendidikan EDUCATION LEVEL ≤ D1

2011

2010

25.257

26.345

D2

0

23

D3

5.776

4.751

S1 Bachelors

9.199

8.456

967

529

S2 Masters S3 PhD Anak Perusahaan Subsidiaries Total Berdasarkan usia maka jumlah pegawai PLN paling banyak berada pada rentang usia 46 tahun ke atas, kemudian disusul usia di bawah 30 tahun. Komposisi ini tidak jauh berbeda dengan keadaan pegawai PLN berdasarkan usia di tahun 2010 (lihat tabel berikut).

5

4

6.401

6.188

47.615

46.296

Based upon age, the largest age grouping of PLN employees are those over 46 years of age, followed by those below 30. This age composition is not very different from the PLN employee age composition in 2010 (see table below).


87 Jumlah Pegawai PLN Berdasarkan Kelompok Usia Kelompok Usia

PLN Employee Composition by Age Grouping 2011

2010

≤ 25

6.444

4.853

26-30

5.063

4.091

31-35

1.503

1.283

36-40

2.497

3.169

41-45

4.745

4933

46-50

9.631

10.749

11.321

11.230

6.401

6.188

47.615

46.296

AGE

> 50 Anak Perusahaan Subsidiaries Total

Peningkatan Produktivitas SDM Peningkatan Produktivitas

SDM

Increasing HumanHUMAN Resource Productivity INCREASING RESOURCE

PRODUCTIVITY

Peningkatan produktivitas SDM tertuang di dalam Key Performance Indicator (KPI) Direksi yang digunakan sebagai acuan kinerja dan dasar penyusunan program kerja tahun berjalan.

Increasing Human Resource productivity is based upon a Key Performance Indicator (KPI) model that provides performance direction based on an ongoing annual program.

Adapun progress pencapaian KPI bidang SDM sampai dengan akhir tahun 2011, meliputi: 1. Upaya peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang profesional sesuai bidang pekerjaannya melalui pembentukan dan pelaksanaan tugas Komite Profesi. Adapun kegiatan yang telah dilakukan adalah: a. Pelaksanaan mekanisme kerja antara Komite Profesi dengan Unit Sertifikasi, Assessment Center, Unit PLN dan Anak Perusahaan PLN sesuai SK Direksi No. 077.K/DIR/2011 tentang Komite Profesi. b. Pelaksanaan standar level Kompetensi Profesi dan Soft Competency yang tertuang dalam SK No.1242.K/ DIR/2011 tentang Klasifikasi Grade, dan SK No. 1252.K/DIR/2011 tentang Sertifikasi Kompetensi c. Pembuatan bank soal untuk bidang distribusi, bidang transmisi, bidang pembangkitan, bidang niaga dan pelayanan pelanggan, bidang SDM, bidang keuangan dan akuntansi, bidang audit d. Pelaksanaan uji hard competency diikuti oleh 28.669 pegawai, dan uji soft competency diikuti oleh 16.140 pegawai, dari total potensi pegawai calon peserta uji kompetensi seluruh Indonesia yang berjumlah 33.953 orang. e. Penerbitan sertifikat kompetensi terhadap pegawai yang telah lulus uji hard competency.

There was KPI progress in Human Resource productivity by the end of 2011, including: 1. Efforts to improve professional human resource capacity in accordance with a work area that is assisted by the assembly and implementation of Professional Task Committees. Their activities are: a. Implementing working mechanism between the Professional Committee with a Certification Unit, Assessment Center, PLN Unit and PLN subsidiaries in accordance with SK Directive No. 077.K/DIR/2011 regarding Professional Committees. b. Implementing standard levels of Professional Competency and Soft Competency as cast within SK No.1242.K/DIR/2011 regarding Classification Grades and SK No. 1252.K/DIR/2011 on Competency Certification. c. Preparation of an examination bank for distribution issues, transmission, matters of empowerment, trade, customer service, human resource issues, finance, accounting and auditing. d. Implementing tests of hard competency for 28,669 employees and tests of soft competency for 16,140 employees from total potential candidates of 33,953 across Indonesia. e. Publication of competency certificates for employees who have already passed their hard competency tests.

2. Meningkatkan engagement pegawai, antara lain : a. Implementasi program penanganan keluhan pegawai (grievance) sampai tahap pelaksanaan konsultasi.

2. Improve employee engagement, through, among other things: a. Implementation of program for handling employee grievances including consultation steps.


88 b. Pelaksanaan survei Employee Engagement di seluruh unit PLN. c. Melakukan analisa atas hasil survei Employee Engagement sebagai bahan untuk melakukan program peningkatan keterikatan pegawai dengan perusahaan. d. Pelaksanaan kegiatan SDM guna meningkatkan keterikatan pegawai berdasarkan hasil survei Employee Engagement adalah: • Melakukan kegiatan Sosial Budaya dan Olahraga. • Melaksanakan Coaching, Mentoring dan Counseling. • Melaksanakan konseling karir. • Melakukan studi kualitatif menyusuli hasil survei Employee Engagement yang sebelumnya.

b. Carrying out Employee Engagement surveys across all PLN units. c. Analyzing the results of the Employee Engagement survey as part of the program to raise employee involvement in the company.

3. Meningkatkan Pemanfaatan Knowledge Management (KM) dalam proses bisnis. Pelaksanaan KM sampai akhir tahun 2011 meliputi aspek kebijakan dan aspek pengelolaan. Adapun kebijakan–kebijakan yang telah dikeluarkan meliputi Edaran Direksi tentang: a. Knowledge Capturing, yang berisi tentang pedoman pelaksanaan Knowledge Capturing. b. Penghargaan Knowledge Capturing, yang berisi tentang besar dan kriteria pemberian penghargaan kepada pegawai yang telah melaksanakan Knowledge Capturing. c. Kriteria, Tugas dan Wewenang Subject Matter Expert (SME), yang berisi tentang kriteria, tugas dan wewenang SME. d. Portal Knowledge Management System, yang berisi tentang wahana berbagi pengetahuan dan berkolaborasi antar pegawai dan sekaligus menjadi wahana repository pengetahuan perusahaan.

3. Increase utilization of Knowledge Management (KM) within business processes. Implementation of KM through the end of 2011 included focus on policy and managerial aspects. Regarding policies already issued, there have been Director Circular Publications concerning: a. Knowledge Capturing manual focused on implementation of knowledge capture. b. Recognition of Knowledge Capturing, the content of which is largely focused on criteria for demonstrating appreciation of employees that have successfully implemented Knowledge Capturing. c. Criteria, tasks and authority of Subject Matter Experts (SME) detailing the criteria, tasks and authority of SMEs. d. A Knowledge Management System portal with content on conveyance methods for knowledge and collaboration among employees while also serving as a repository for company knowledge.

Pengelolaan KM yang dilaksanakan meliputi: a. Pelaksanaan Knowledge Sharing, yang bertujuan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan dalam menyongsong ASEAN Economic Community 2015. b. Pelaksanaan Workshop, meliputi topik: Manajemen Proyek, dengan mengundang pembicara yang ahli dalam bidangnya. Hasil workshop ini akan digunakan sebagai materi modul pelatihan manajemen proyek. c. Pelaksanaan workshop pengelolaan batu bara jenis Eco Coal, yang membahas tentang pengetahuan pengelolaan batu bara untuk PLTU sesuai standar. Hasil workshop ini digunakan sebagai materi modul pelatihan pengelolaan batu bara. d. Pelaksanaan workshop tentang pengoperasian Balance of Plant, yang membahas tentang pengetahuan seputar pengelolaan pembangkit dan pengelolaan limbah. Hasil workshop ini digunakan sebagai materi modul pelatihan Balance of Plant. e. Pelaksanaan KNIFE 2011.

d. Human Resource activities implemented to increase employee involvement based on the results of the Employee Engagement survey include: • Social and cultural activities and sports. • Implement Coaching, Mentoring and Counseling. • Provide career counseling. • Conduct qualitative studies of the results of previous employee engagement surveys.

Implementation of KM includes: a. Realization of Knowledge Sharing focused on providing insight and knowledge to welcome the ASEAN Economic Community 2015. b. Conducting Workshops covering topics such as Project Management through inviting experts in various fields. The results of the workshops are to be used as material for project management training modules. c. Execution of workshops on management of Eco Coal to discuss matters involving coal management in accordance with PLTU standards. The results of the workshops are used as material for creating a training module on coal management. d. Completion of workshops on Balance of Plant operations that review knowledge and management of managing and utilizing waste refuse. The results of the workshops are used as material for creating a training module of Balance of Point. e. Implementation of KNIFE 2011.


89

f. Pembentukan komunitas penulis dan komunitas expert system. g. Pelaksanaan Community of Practice, yang telah diikuti oleh 40% dari total pegawai PLN. h. Telah disusun daftar Subject Matter Expert untuk setiap subyek pengetahuan sesuai dengan taxonomy pengetahuan dalam internal PLN. Hal ini sangat penting dalam program Knowledge Management karena berperan sebagai narasumber Community of Practice dan validator konten Portal Knowledge Management System. i. Knowledge Capturing, telah disusun buku knowledge capturing tentang Manajemen Proyek. j. Fitur Portal Knowledge Management System (KMS) yaitu discussion, survey, dan alert document. k. Expert System, yaitu suatu program komputer yang mengandung pengetahuan dari satu atau lebih pakar mengenai suatu bidang spesifik.

f. Formated of a writers community and an Expert Systems community. g. Realization of a Community of Practice that already includes the participation of 40% of all PLN employees. h. Compilation of a Subject Matter Expert list for a number of subjects according to internal PLN taxonomy knowledge. This is very important to the Knowledge Management agenda because it acts as a validating source of Community of Practice content for the Knowledge Management System portal.

Terbentuknya 4 modul expert system dalam mendukung Portal KMS yaitu: a. Pengoperasian dan Pemeliharaan PLTA UB Pembangkitan Mrica. b. Pembangkit Listrik Tenaga Bayu. c. Simulasi Siklus Air dan Uap PLTU 1 Jawa Barat – Indramayu (3X330 MW). d. Listrik Prabayar.

There are 4 expert system module to assist the KMS portal:

i. Knowledge Capturing is compiled in a book on project management. j. The features of the Knowledge Management System (KMS) portal include discussions, surveys, and alert documents. k. Expert Systems include a computer program that incorporates knowledge from one or more expert on each specific issue.

a. Operation and maintenance of PLTA UB Mrica Plant. b. Wind Power Plant c. Water Cycle Simulation and Steam PLTU 1 West Java – Indramayu (3X330 MW). d. Prepaid electricity.


90 4. Melakukan Penyempurnaan Ketentuan Kesehatan Pegawai yang dituangkan dalam SK Direksi No. 168.K/ DIR/2011 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Pegawai dan Keluarga beserta petunjuk pelaksanaan dan telah disosialisasikan ke seluruh Unit PLN.

4. Implement Employee Health Refinement Specifications as dictated under SK Directive No. 168.K/DIR/2011 on Coordinating Health Care for Employees and Employee Families together with indicators that information on its implementation has been effectively disseminated across all units of PLN.

5. Mendukung Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi tahap 1 yaitu Uji Hard Competency dengan menggunakan Aplikasi SI UJO.

5. Support the implementation of Step 1 of the Competency Certification on Hard Competency with the use of Application SI UJO.

6. Menerbitkan Keputusan Direksi PT PLN (Persero): a. Nomor 1242.K/DIR/2011 tentang Klasifikasi Grade, dari 26 Grade menjadi 12 Grade, untuk alternatif solusi atas Generation Gap. b. Nomor 1252.K/DIR/2011 tentang Sertifikasi Kompetensi. c. Nomor 1261.K/DIR/2011 tentang Manajemen Suksesi Jabatan; d. Nomor 1337.K/DIR/2011 tentang Perubahan atas Human Capital Management System. e. Nomor 1503.K.DIR.2011 tentang Pay for Position. f. Nomor 1504.K.DIR.2011 tentang Sistem Manajemen Kinerja Pegawai. g. Nomor 1505.K.DIR.2011 tentang Tugas Karya Pegawai.

6. Director Deeds Issuance: a. Number 1242.K/DIR/2011 on Grades Classification, from 26 Grade becoming 12 Grade as an alternative solution to the Generation Gap; b. Number 1252.K/DIR/2011 on Competency Certification;

7. Melakukan evaluasi implementasi Code of Conduct, dengan cara: a. Melakukan Survei Budaya di seluruh unit PLN. b. Melakukan Audit SDM, dan sudah diimplementasikan pada unit pilot project, yaitu PLN P3B Jawa Bali, Distribusi Jakarta Raya & Tangerang, Pusdiklat dan PLTGU Cilegon. c. Melakukan Survei Efektivitas Nilai-nilai Budaya PLN dalam pencapaian world class company. Survey ini sedang dalam tahap penyusunan jadwal untuk tahap pelaksanaan. Metode yang dilakukan adalah forum group discussion dan wawancara terstruktur terhadap General Manager, dilaksanakan di beberapa unit secara representatif yaitu PT PLN (Persero) Jasa Sertifikasi, Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara Dan Barat, Unit Induk Pembangunan Jaringan Sulawesi, Maluku Dan Papua, Wilayah Sumatera Utara, Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, Unit Induk Pembangunan Pembangkitan Sumatera I, Unit Induk Pembangunan Jaringan Sumatera I, Distribusi Bali, P3B Jawa Bali. d. Melaksanakan program penyusunan Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistle Blowing System) di lingkungan kerja PT PLN (Persero).

7. Evaluation on the implementation of Code of Conduct by:

8. Melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan KPI melalui implementasi Manajemen Kinerja Pegawai secara online.

8. Create an online evaluation of KPI execution through implementation of Management and Employee Performance monitoring.

c. Number 1261.K/DIR/2011 on Succession Management; d. Number 1337.K/DIR/2011 on Changes in the Human Capital Management System; e. Number 1503.K.DIR.2011 on Pay for Position. f. Number 1504.K.DIR.2011 on Employee Performance Management System; g. Number 1505.K.DIR.2011 on Employee Assignments.

a. Conducting a Cultural Survey to each unit of PLN. b. Carry out a Human Resources audit which had already pilot project in PLN P3B in Java, Bali, Distribution of Greater Jakarta and Tangerang, Pusdikat and Cilegon Combined Cycle Power Plant c. Apply of the PLN Culture Effectiveness Survey to achieve a world class company. This survey is in its drafting stages before execution. The forum discussion group method will be utilized along with structured interview with general managers at several units, specifically PT PLN (Persero) Certification Services, South Sulawesi, Southeast and West Sulawesi, Sulawesi Primary Generation Development Unit, Maluku and Papua, North Sumatera, North Sumatera generation, Sumatera I Primary Generation Development Unit, and Bali, P3B Jawa Bali distribution.

d. Conduct whistle blowing system implementation preparation program.


91 Pada akhir tahun 2011, aplikasi Sistem Manajemen Kinerja Pegawai akan digabung menjadi satu aplikasi dengan tujuan mempermudah pegawai dan admin dari sisi menuangkan kinerja pegawai dan pemantauannya secara online dengan satu aplikasi. Persiapan menuju single application ini sudah mencapai 70% dari sisi aplikasi. Untuk aturan yang terkait sudah diatur dalam Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 1504.K.DIR.2011 tentang Sistem Manajemen Kinerja.

By the end of 2011, applications for the Management Performance System would be assembled into one application with the goal of simplifying utility for employees, administration from the perspective of improving performance by monitoring employee performance online with one application. Preparation toward a single application is already 70% complete. Related regulations have already been arranged within PT PLN (Persero) Directors Decree Number 1504.K.DIR.2011 on the Performance Management System.

Peningkatan Kuantitas Peningkatan Kuantitas dan Kualitas SDM

dan Kualitas SDM

Kebijakan pencapaian kualitas dan kuantitas SDM 1. Melakukan evaluasi implementasi Code Of Conduct, melalui pelaksanaan Survei Budaya dan Integritas Layanan Publik.

increasing human resource quantity and quality

Increasing Human Resource Quantity and Quality

ACHIEVEMENT POLICY Human Resource quantity and quality 1. Apply a Code of Conduct implement evaluation executing a Social Survey on the Integrity of Public Service.

2. Melakukan cascading KPI di seluruh Unit Organisasi PLN, sebagai acuan dan evaluasi penyelarasan Kinerja Individu pada Sistem Manajemen Kinerja Pegawai.

2. Implement KPI cascading across all units of the entire PLN organization as an evaluation reference and for synchronizing Individual Performance with the overall Managerial Employee Performance System.

3. Membentuk Career Counseling Desk untuk mendukung pemantauan dan implementasi fast tracking pegawai yang masuk dalam Talent Pool dan lulusan program Executive Education.

3. Set up a Career Counseling Desk to support monitoring of the implementation of fast tracking for employees that have entered into the designated Talent Pool and those that have completed the Executive Education program.

4. Mengembangkan sistem informasi kepegawaian Korporat yang berbasis SAP, sehingga mudah diakses (Availability) oleh Unit

4. Develop an SAP-based corporate employee information system so that information is more easily accessible to the Unit.

5. Melaksanakan pertemuan forum Lembaga Kerja Sama Bipartit di tingkat Unit Induk secara periodik setiap triwulan; melakukan koordinasi aspek hubungan industrial dengan akademisi dan instansi ketenagakerjaan terkait serta melakukan benchmarking hubungan industrial di perusahaan lain.

5. Implement a gathering forum or Bipartit Cooperative Committee at the primary units every three months; organize coordination aspects related to specific industrial, workforce and academic matters as well as benchmarking using examples of other firms.

6. Melaksanakan Program Pendidikan Kepemimpinan sebagai landasan suksesi Kepemimpinan Strategis PLN berupa Program Executive Education.

6. Implement a Leadership Training Program as the basis of Strategic Leadership Succession on to the PLN Executive Education Program.

7. Melaksanakan pengadaan Pegawai baru sejumlah 2.700 Pegawai guna memenuhi kebutuhan personil terkait penambahan investasi ketenagalistrikan dan Pensiun Pegawai dengan komposisi pendidikan formal Pegawai S2/S1/D3/SLTA yang menitikberatkan pada program kerja sama dengan lembaga pendidikan tinggi, pengumuman terbuka serta rekrutmen berbasis web/online.

7. Secure the supply of 2,700 new employees to meet personnel needs required by new electricity investments and employee pension options, including tertiary and secondary education alternatives that have been described as published online/web within general material on cooperation with higher learning along with recruitment procedures.


92

8. Meningkatkan daya tarik PLN bagi tenaga kerja serta melaksanakan Employee Engagement Survey untuk meningkatkan engagement dan produktivitas pegawai serta sebagai sarana perbaikan di bidang SDM.

8. Improving resources for PLN’s workforce while implementing the Employee Engagement Survey to increase engagement and employee productivity and the overall means of enhancing the quality of Human Resources.

9. Melaksanakan peningkatan Kompetensi Pegawai melalui penyelenggaraan program Diklat yang efektif dengan acuan Return On Training Investment (ROTI).

9. Implement improvements in employee competency through provision of effective educational training in reference to Return on Training Investment (ROTI).

10. Melakukan pengamanan Aset Property Strategis Perusahaan melalui rangkaian proses Inventarisasi serta sertifikasi Aset Property Strategis PLN.

10.Provide security for Strategic PLN Company Property Assets through a sequence of investment and certification processes.

Perbaikan kuantitas dan kualitas SDM

Enhancing Human Resource quantity and quality 1. Recruitment and Selection The composition of new staff targeted is S1/D3 is set at as many as 900 and operators as many as 1,800 for a total of 2,700 employees.

1. Rekrutmen dan Seleksi Komposisi pegawai baru yang ditargetkan adalah S1/D3 sebesar 900 dan operator sebesar 1.800 sehingga total 2.700 pegawai. Pencapaian hasil rekrutmen tingkat S1/D4/D3 dan Operator yaitu S1/D3 sebesar 407 dan operator sebesar 1036 sehingga total 1779 calon pegawai.

Saat ini sedang dilaksanakan Program D3 Kelas Kerja Sama dengan 12 Perguruan Tinggi. Rekrutmen yang telah selesai dilaksanakan di 10 Perguruan dan sampai tahap tercapai siswa D3 Kelas Kerja Sama sebanyak 336 orang, sedangkan di 2 perguruan tinggi sedang dalam tahap akhir.

Realizing intended recruitment of employees with S1/D4/D3 educations was 1,036 and Operators with S1/D3 qualification was 407 from a total of 1,779 candidate employees.

At this point, the process of implementing the D3 Program Class has involved collaboration with 12 education organizations. Recruitment of 336 people has already been completed by ten of the education organizations at the D3 level, while the remaining 2 higher education organizations are in the final stages.


93 2. Penyempurnaan Sistem Talent Management Implementasi Sistem Talent Management pada tahun 2011 adalah sebagai peletakan fondasi implementasi, dengan sistem penilaian berdasarkan unsur-unsur kinerja dengan bobot 50%, Kompetensi dengan bobot 10%, Training dengan bobot 10%, Assessment dengan bobot 20%, Inovasi dengan bobot 5% dan Knowledge Sharing dengan bobot 5%.

2. Refining Talent Management Systems Beginning to put the Talent Management System in place in 2011 was like arranging the key components of an overall implementation foundation. The assessment balance would be a 50% weighting on Performance, 20% on Assessment, 10% on Competency, 10% on Training, 5% on Innovation and 5% on Knowledge Sharing.

Pengembangan Sistem Talent Management yang diberlakukan secara web-base telah dibangun sejak tahun 2010 inilah yang mengacu pada unsur-unsur penilaian seperti tersebut di atas. Sistem talent management ini sudah diimplementasikan pada proses mutasi dan promosi pejabat.

3. Optimasi Pegawai Dalam mengimplementasikan proses pemanfaatan dan optimalisasi Pegawai sesuai jenjang jabatannya, maka telah dicapai hal-hal sebagai berikut: a. Pengisian jabatan mulai dari level Manajemen Dasar Unit Pelaksana hingga Level Manajemen Atas. b. Penetapan kriteria Talenta Penugaskaryaan Pegawai pada anak perusahaan PLN. c. Kajian serta pengembangan inisiasi Pilot Project Sistem Talent Pool secara web base, untuk penentuan Career Path Plan bagi pegawai, melalui: • Penetapan pemangku jabatan dilakukan secara kontinu pada sepanjang tahun berjalan. • Penentuan Kebutuhan Kompetensi Jabatan. • Seleksi calon pemangku jabatan. • Pelaksanaan assesment/fit & proper. • Evaluasi hasil assesment/fit & proper. • Penetapan pemangku jabatan dengan Keputusan Direksi serta pengisian pemangku jabatan dilakukan juga dengan rotasi/mutasi antar Unit. d. Penerapan kebijakan rekrutmen berbasis kebutuhan/ Job Position bagi Pegawai dengan kompetensi yang dibutuhkan, namun masih langka atau tidak tersedia di perusahaan sesuai Keputusan Direksi 264.K/DIR/2008 tentang Rekrutmen Pegawai dan Keputusan Direksi 379.K/DIR/2010 tentang Human Capital Management System.

3. Optimization Staff In order to gradually implement staff optimization according to their position, we have therefore already striven for the conditions we have achieved such as follows: a. Filling positions beginning from Base Management Units through to senior management positions. b. Appointment criteria for talent required from staff placed in PLN subsidiary operations. c. Studies along with initiative development in the Pilot Talent Pool Project through the web base to help determination of the employee Career Path Plan by: • Appointment of management positions for periods of at least one continuous year; • Determination of Staff Competency Requirements; • Selection of management position candidates; • Conducting the Fit & Proper Assessment; • Assessment of the Fit & Proper Assessment; • Appointment of managers with Directors’ approval along with filling positions in line with rotation between and mutation within the various units; d. Applying recruitment policy based on need and Job Position for employees with required competency, although all necessary company steps may not be entirely in place, in accordance with application of Director Decision 264.K/DIR/2008 on Employee Recruitment and Director Decision 379.K/DIR/2010 on the Human Capital Management System.

Penyempurnaan dan evaluasi Sistem Manajemen Talenta bagi Pegawai rekrutmen tahun 2001 sampai dengan 2008 untuk mengisi posisi kunci. Sampai akhir tahun 2011 jumlah pegawai hasil rekrutmen sesuai rentang waktu tersebut adalah 6.260 pegawai, dan dari jumlah itu 1.187 Pegawai (18%) telah menduduki posisi struktural level Supervisor Dasar dan Supervisor Atas.

Refining the Management Talent Evaluation System for recruitment from 2001 to 2008 to filled in few key position. As of the end of 2011, the number of employees that had been recruited during that period was 6,260, and of that group, 1,187 employees (18%) have since held structural positions as both base and senior managers.

Expanding the Talent Management System in place with a web based approach Pengembangan Sistem Talent Management that has been under development since 2010 is aimed at focusing on the substance mentioned above. The Talent Management System has been implemented with the ability to evolve and promote staff.


94 Kesempatan dan Jenjang Karir

Opportunity and Career Paths

PLN memberikan kesempatan setara pada seluruh pegawai untuk berkembang sesuai dengan kompetensinya. Kesetaraan ini tidak mengenal gender, namun semata-mata berdasarkan pada kemampuan individual pegawai. Setiap tahun Perusahaan menyelenggarakan pelatihan khusus dalam rangka promosi untuk mengisi jabatan tertentu dan sebagai bagian dari proses kaderisasi pegawai.

PLN provides equal opportunity to all of its employees to develop in line with their competencies. This equivalence does not prioritize gender, but is instead based upon the abilities of each individual employee. Each year the company manages organization of special training within the framework of promotion in order to fill specific positions and also to assist in the process of supporting cadre formation among employees.

Hubungan Industrial Hubungan Industrial

Industrial Relationsrelations industrial

Sampai akhir tahun 2011, hal-hal yang telah dilaksanakan adalah: 1. Menangani kasus gugatan Serikat Pekerja PLN yang menggugat keabsahan penandatanganan PKB 2010 – 2012. 2. Melakukan perundingan Bipartit dengan Serikat Pekerja PLN, berhubungan dengan perselisihan PKB Periode 2010 – 2012. 3. Advis dan bantuan hukum atas kasus – kasus: • perselisihan hubungan industrial dan implementasi peraturan disiplin pegawai. • tenaga kerja outsourcing. • pidana pencurian barang perusahaan. 4. Pelaksanaan Lembaga Kerja Sama Bipartit antara Manajemen dan Serikat Pekerja PLN Kantor Pusat dilaksanakan secara priodik. 5. Monitoring pembentukan dan kegiatan Lembaga Kerja Sama Bipartit di unit PLN. 6. Penanganan perselisihan hubungan industrial di Kementerian Tenaga Kerja di Jakarta, tentang PKB 2010 - 2012 7. Pendataan dan rekapitulasi data perselisihan hubungan industrial dan penyelesaian kasus-kasus pelanggaran disiplin dari seluruh unit PLN. 8. Studi Banding dilingkungan BUMN Potensial mengenai Hubungan Industrial.

As of end 2011, circumstances that have been implemented include: 1. The company deals with all cases related to claims of PLN affiliated labor unions, including those with issues over the legality of the signing of the PKB 2010 – 2012. 2. Carry out bi-party negotiations with the PLN Workers Association in relation to PKB disputes between the 2010 – 2012 period. 3. Advice and legal aid for various cases: • Disagreement within industrial relations and implementation of employee disciplinary rules. • Outsourcing. • Criminal theft of company property. 4. Operation of the Bi-party Organization between Management and PLN Workers Association at the PLN Headquarters on a periodic basis. 5. Monitoring the formatting and activities of the PLN bi-party Cooperation unit. 6. Assisting in the shaping of industrial relations between the Ministry of Manpower in Jakarta regarding the PKB 2010 – 2012 7. Data collection and recapitalization on disputed data related to industrial relations and resolution of cases of disciplinary offenses in any unit of PLN. 8. Comparative Study of potential in the State Enterprise environment and industrial relations.

Kesempatan dan Jenjang Karir

opportunity and career paths


95 Kesejahteraan Karyawan

Employee Welfare

Sistem pembayaran gaji bagi karyawan telah memenuhi ketentuan Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Upah Minimum Kabupaten (UMK) yang tercantum dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja. Selain gaji karyawan dimaksud, PLN juga memberikan tunjangan cuti tahunan, tunjangan cuti besar, tunjangan kesetiaan kerja/winduan, tunjangan hari raya keagamaan, tunjangan iuran pemberi kerja, tunjangan jaminan kesehatan, dan asuransi pegawai untuk seluruh karyawannya.

The system for payment of employee wages already fulfills the Provincial Minimum Wage (UMP) and the Regency Minimum Wage (UKM) as included in Ministry of Manpower Regulation. In addition to the aforementioned employee wage, PLN also provides an annual leave allowance, additional leave allowances, loyalty bonuses, religious holiday bonuses, bonus contributions, heath assistance and insurance for all employees.

Biaya Kepegawaian pada tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi Rp13,2 triliun dari tahun 2010 yang besarnya Rp12,9 triliun.

Personnel expenses for year 2011 experienced an increase to Rp13.2 trillion from Rp12.9 trillion in 2010.

Dalam rangka memantapkan dan menunjang semangat, etos, motivasi dan produktivitas kerja, perusahaan senantiasa mengupayakan peningkatan kesejahteraan bagi pegawainya, antara lain dengan: • Memperbaiki program jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) yang dilaksanakan sendiri oleh Perusahaan. • Memperbaiki program pensiun yang dikelola oleh Dana Pensiun PLN. • Memperbaiki jaminan kesehatan. • Menerbitkan seperangkat peraturan dan ketentuan mengenai Pedoman dan Petunjuk Keselamatan Kerja serta Pengamanan Fisik sejak tahun 1971. • Mendorong pengembangan Koperasi Karyawan. • Memberikan fasilitas pinjaman uang muka kepemilikan rumah. • Mengadakan penyesuaian imbal jasa karyawan berdasarkan merit system dengan mempertimbangkan tingkat ekonomi dan tingkat daya beli yang memadai. • Memberikan tunjangan lain seperti tunjangan transportasi, listrik dan perumahan. • Menyediakan fasilitas olahraga, kesenian dan keagamaan.

Within the framework of stabilizing and supporting morale, ethics, motivation and worker productivity, the company continuously strives to improve the welfare of its employees, through means such as: • Improving the workers’ social guarantee program (Jamsostek) as implemented by the company on its own accord. • Reconditioning the pension program managed by the PLN Pension Fund. • Enhance health coverage. • Publish a set of regulations and stipulations regarding the Instructions and Directives on Worker Safety and Physical Safety year 1971. • Stimulate development of the Employee Cooperative. • Provide loan facilities for home ownership. • Arrange satisfactory adjustments to various imbalances related to employee services based on a merit system with consideration of economic circumstances and purchasing power. • Provide additional allowances such as for transportation, electricity and housing. • Prepare facilities for athletics, arts and religion.

Kesejahteraan Karyawan

employee welfare


96 Serikat Pekerja

Serikat Pekerja

Employee Association

Karyawan PLN secara bersama-sama membentuk wadah organisasi serikat pekerja yang bernama Serikat Pekerja PT PLN (Persero) disingkat SP-PLN berkedudukan di Jakarta, Jl. Trunojoyo, Blok MI/135, Jakarta Selatan.

PLN employees have jointly established an organized employee forum known as the PT PLN (Persero) Workers Association, abbreviated as SP-PLN, which is based in Jakarta at Jl. Trunojoyo, Blok MI/135, South Jakarta.

Anggota dari SP-PLN adalah seluruh karyawan PT PLN (Persero), Pensiunan PT PLN (Persero) dan tenaga kerja bukan pegawai yang terikat Perjanjian Kerja Sama dengan Perusahaan di seluruh wilayah Republik Indonesia.

Members of the SP-PLN include all employees of PT PLN (Persero), PT PLN (Persero) Pensioners and the workforce not directly employed by PLN but affiliated through collaborative working agreements across the Republic of Indonesia.

Pendaftaran SP-PLN telah disetujui melalui Surat Keputusan Kepala Kantor Departemen Tenaga Kerja Kotamadya Jakarta Selatan No.KEP-8964/W.26-K3/04/K/ XII/1999 tentang Pendaftaran Serikat Pekerja di Perusahaan pada tanggal 10 Desember 1999. Perusahaan juga telah mendaftarkan SP-PLN Kantor Pusat pada Kantor Departemen Tenaga Kerja Kotamadya Jakarta Selatan yang diatur dalam surat No.105/SP/XII/1999.

Registration of SP-PLN has already been agreed upon through the South Jakarta Municipal Department of Labor notice No.KEP-8964/W.26-K3/04/K/XII/1999 on Company Union Registration on 10 December 1999. The company has also registered the SP-PLN central office with the South Jakarta Municipal Department of Labor as stipulated with notice No.105/SP/XII/1999.

Dengan telah terdaftarnya Serikat Pekerja, maka Perusahaan dapat melaksanakan kegiatan dalam bidang ketenagakerjaan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

With Union registration, the Company was thereby able to implement workforce activities in accordance with valid regulations and laws.

Perusahaan dan SP-PLN telah mengadakan: • Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) No.005.PJ/061DIR/2002 tanggal 25 November 2002 untuk periode 2002-2004 berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.67/BW/PKPP/2002 tanggal 23 Desember 2002, dan telah terdaftar pada Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi melalui Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan di bawah surat keputusan No.111/ Pdf.2/KKB/XII/2002. KKB tersebut mengatur hal-hal pokok di bidang ketenagakerjaan. • Kesepakatan Bersama Tentang Perpanjangan Masa Berlaku Kesepakatan Kerjasama Periode 2002-2004 yang menyatakan bahwa KKB 2002-2004 diperpanjang masa berlakunya selama satu (1) tahun yaitu sampai dengan 24 Nopember 2005. Disebabkan sampai dengan masa berakhirnya perpanjangan tersebut pada tanggal 24 November 2005 tetap tidak tercapai kesepakatan, maka sesuai Undang-Undang Republik Indonesia No.13 Tahun 2003 Pasal 123, KKB 2002-2004 berlaku sampai dengan paling lama tanggal 24 November 2006. • Kesepakatan Bersama Tentang Perpanjangan Masa Berlaku Kesepakatan Kerjasama Periode 2006-2008 pada tanggal 24 November 2006. • Kesepakatan Bersama Tentang Perpanjangan Masa Berlaku Kesepakatan Kerjasama No 140-1.PJ/040/DIR/2010 dan No. PPP-002-PJ/SP.PLN/2010 pada tanggal 23 April 2010.

The Company and SP-PLN have already established: • The Collaboration (KKB) under No.005.PJ/061DIR/2002 dated 25 November 2002 for the period of 2002-2004, which has been filed with the Department of Labor and Transmigration based upon Republic of Indonesia Director General of Industrial Relations and Labor Supervision, No.67/BW/PKPP /2002 dated 23 December 2002. It is registered under No.111/ Pdf.2/KKB/XII/2002. KKB and administers the conditions for workforce matters.

employee association

• Collective Agreement on the Extension of the Valid Time Period for Cooperation for the period of 2002-2004, which stated that the KKB 2002-2004 be extended effectively for one (1) year, that is until 24 November 2005. As a result of being unable to reach a new extension agreement following 24 November 2005, therefore in accordance with Republic of Indonesia Law No.13, Clause 123, KKB 2002-2004 would only be effective until at the very latest 24 November 2006. • A Collective Agreement on the Extension of the valid extension of the Cooperation Agreement for the period 2006-2008 was agreed to on 24 November 2006. • The Collective Agreement on the valid Extension of the Cooperation Agreement was registered under agreements No 140-1.PJ/040/DIR/2010 and No. PPP-002-PJ/SP.PLN/2010 on 23 April 2010.


97 Koperasi

Cooperatives

Koperasi Pegawai Perusahaan Kantor Pusat (KP PLN) didirikan dengan Akta pendirian Perkumpulan Koperasi Konsumsi dan Simpan Pinjam PLN Pusat pada 21 September 1963 dan telah terdaftar pada Jawatan Koperasi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta-Raya pada 21 September 1963 di bawah surat keputusan No.574/B.H/I.

The PLN Headquarters Office of the Employee Cooperative (KP PLN) was established under the license of establishment of an Assembly of Consumer Cooperatives and Savings and Loans on 21 September, 1963 and was then registered with the Regional Bureau of Greater Jakarta on 21 September 1963 and was then registered under Decree No.574/B.H/I.

Anggaran Dasar KP PLN telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar Koperasi tanggal 24 Agustus 1995 yang telah didaftarkan dalam Daftar Umum pada Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil tanggal 26 Mei 1996 melalui surat keputusan No. 166/BH/PAD/KWK.9/ VI/1996.

The base budget of the PLN KP has already undergone many changes, the last being with the License for Amendment to the Base Budget of the Cooperative 24 August 1995, which has been registered at the General Registry with the Department of Cooperatives and Development of Small Enterprises on 26 May 1996 by letter No. 166/BH/PAD/KWK.9/VI/1996.

Jenis usaha yang diselenggarakan oleh Koperasi Karyawan Perusahaan antara lain: • Menerima simpanan dari anggota. • Melakukan perdagangan barang dan jasa. • Melakukan usaha simpan pinjam. • Menyediakan barang-barang kebutuhan anggota. • Melakukan usaha lainnya, seperti penyediaan alat tulis kantor dan alat-alat yang berhubungan dengan Perusahaan. • Menambah pengetahuan anggota tentang perkoperasian.

This type of business endeavor that is managed by the Company Employee Cooperative undertakes: • Accepts savings contributions from members; • Conducts trade of goods and services; • Undertakes a savings and loan enterprise; • Supplies useful and valuable items to meet the needs of members; • Carries out other efforts, such as arranging office writing utensils and other facilities related to Company objectives; • Enhancing member knowledge about the cooperative arrangement.

Dana Pensiun DANA PENSIUN

Pension Fund fund pension

Perusahaan dan Anak Perusahaan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk semua karyawan sesuai haknya. Program pensiun ini memberikan manfaat pensiun yang ditentukan berdasarkan penghasilan dasar pensiun dan masa kerja karyawan.

The Company and its subsidiaries have arranged a pension program so that every employee is entitled to their rights. This pension program provides opportunity based upon the standard pension and the length of time the colleague has worked with PLN.

Berdasarkan Keputusan Direksi No.035/076/DIR/1993 Perusahaan mendirikan Dana Pensiun Perusahaan Umum Listrik Negara yang dibentuk berdasarkan Akta Nomor 65 tanggal 19 Desember 1989 di hadapan Notaris Asian Yulizar, S.H., berlokasi di Jakarta dan telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.40 tanggal 18 Mei 1990. Pembentukan dananya juga telah disetujui oleh Menteri Keuangan berdasarkan surat keputusan No.S.049/MK.13/1992 tanggal 10 Januari 1992.

With Director Decision No.035/076/DIR/1993, the company founded the Perusahaan Umum Listrik Negara Pension Fund based upon Akta (License) Number 65 dated 19 December 1989 before Notary Asian Yulizar, S.H., located in Jakarta and later in Tambahan Berita Negara, Republic of Indonesia, No. 40, dated 18 May 1990. Collection of capital was already agreed upon by the Ministry of Finance based upon decision No.S.049/MK.13/1992 dated 10 January 1992.

Seiring dengan peralihan bentuk hukum Perusahaan Umum Listrik Negara menjadi Perusahaan Perseroan (Persero), Dana Pensiun Perusahaan Umum Listrik Negara diubah menjadi Dana Pensiun PT PLN (Persero), atau disebut juga Dana Pensiun PLN (DP-PLN). Dana Pensiun PLN telah mendapat pengesahan dari Menteri Keuangan

In line with the transformation of Perusahaan Umum Listrik Negara to become Perusahaan Perseroan (Persero), the Perusahaan Umum Listrik Negara Pension Fund became the PT PLN (Persero) Pension Fund, also known as the PLN Pension Fund (DP-PLN). The PLN Pension Fund had received authorization based upon Ministry of Finance decree No.KEP-

koperasi

cooperatives


98 berdasarkan Keputusan No.KEP-284/KM.17/1997 dan telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan No.KEP-144/KM.6/2001 tanggal 16 Juli 2001. Sumber utama pendanaan DP-PLN berasal dari kontribusi karyawan dan pemberi kerja.

284/KM.17/1997, which was later amended by Finance Ministry decree No.KEP-144/KM.6/2001 dated 16 July 2001. The majority share of DP-PLN capital came from employees and contractor contributions.

Peraturan DP-PLN yang berlaku saat ini adalah Keputusan Direksi No.205104.K/010/DIR/2006 tanggal 23 Juni 2006 tentang Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun PT PLN (Persero) yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.KEP078/KM.12/2006, terdaftar dalam Buku Daftar Umum Dana Pensiun No.06.04.00249 DPPK tanggal 31 Agustus 2006, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 77 tahun 2006, di dalam lampiran tambahan Nomor 36.

The DP-PLN regulation presently in effect is Director’s Decision No.205104.K/010/DIR/2006 dated 23 June 2006 regarding PT PLN (Persero) pension funds that have already been validated by the Republic of Indonesia’s Ministry of Finance with Ministerial Decree No.KEP-078/KM.12/2006, which is registered within the General Pension Registry as No.06.04.00249 DPPK dated 31 Agustus 2006 and was made public in Berita Negara Republik Indonesia Number 77 year 2006 in attachment number 36.

Untuk memberikan pedoman tentang tata cara pelaksanaan administratif berkaitan dengan Program Pensiun berdasarkan Peraturan Dana Pensiun PLN dan untuk lebih menyamankan persepsi antara Unit Organisasi Pendiri, Mitra Pendiri dan Peserta Dana Pensiun PLN maka telah disusun Prosedur dan Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Dana Pensiun PLN berdasarkan Surat Edaran Direksi PT PLN (Persero) No.010.E/012/DIR/2003 tanggal 23 Juni 2003 tentang Prosedur dan Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Dana Pensiun PLN.

In order to provide procedural administrative guidance in relation to the Pension Program based upon PLN Pension Fund regulations and to preserve the security of perceptions between different Organization Units, Establishing Partners and Associates of the PLN Pension Fund have already processed Procedure and Guidance for Implementation of Regulations on the PLN Pension Fund circulated within PT PLN (Persero) Director circular letter No.010.E/012/DIR/2003 dated 23 June 2003 regarding Procedure and Instruction for utilization of PLN pension funds.


99

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI developing information technology

PLN yang beroperasi di seluruh Indonesia membutuhkan dukungan teknologi informasi yang bisa mempercepat dan mempermudah seluruh proses kerja dan intensitas kegiatan yang kompleks. Setiap tahun PLN mengkaji dan mengembangkan perangkat pendukung sistem teknologi informasi agar selalu siap, maksimal dan handal mendukung operasional Perusahaan. Pengembangan teknologi informasi di PLN mengacu pada IT Strategic Plan yang ditetapkan pada tahun 2002 dan IT Master Plan yang ditetapkan melalui SK Direksi No.152.K/010/DIR/2004 tgl. 27 Juli 2004.

PLN, which operates across the entirety of Indonesia, needs information technology support in order to both accelerate and ameliorate its working processes and activities – a very complex equation. Every year PLN studies and develops its supporting information technology programs and apparatus so that the company is always maximally prepared and capable of supporting company operations. Development of information technology within PLN is aimed at following an IT Strategic Plan that was made official in 2002 and the IT Master Plan that was determined within BOD Decision no. SK No.152.K/010/ DIR/2004 dated 27 July 2004

Proyek strategis yang menjadi fokus utama tahun 2011 adalah implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) Sumatera-Sulawesi serta pelaksanaan standarisasi dan sentralisasi aplikasi pelayanan pelanggan AP2T (Aplikasi Pengelolaan Pelanggan Terpusat). Proyek ERP SumateraSulawesi sudah mulai berjalan pada tanggal 09 November 2011 dan sedang dilakukan fit-gap analysis. Sementara itu PLN juga sedang mengkaji perluasan cakupan roll out hingga Kalimantan, NTB, NTT, Maluku dan Papua. Program lainnya yang akan selesai 2012, antara lain implementasi penambahan fitur KHS sistem e-Procurement dan pembangunan DRC untuk mendukung aplikasi ERP.

The strategic project that became the main focus in 2011 was the implementation of Enterprise Resource Planning (ERP) SumateraSulawesi along with implementing standardization and centralized application of service to customer care through AP2T (Central Application of Management and Customer). The SumateraSulawesi ERP project, which commenced on 09 November 2011, is in the process of the ‘fit-gap analysis’. Meanwhile, PLN was also in the process of studying expansion of coverage for ‘roll-outs’ in Kalimantan, NTB, NTT, Maluku and Papua. Other programs that will be completed in 2012 include the implementation of additional features for the KHS system e-Procurement and DRC development to assist the ERP application.

Pada tahun 2011, implementasi Program AP2T untuk Unit Distribusi Jawa-Bali telah selesai dilaksanakan. Implementasi untuk seluruh Indonesia sudah dapat mencakup 70% pelanggan dan 30% jumlah unit. Program pengelolaan tagihan dan pembelian listrik prabayar secara terpusat (P2APST) selesai diimplementasikan di 5 Unit Distribusi dan 16 Unit Wilayah. Implementasi Incident Management untuk service desk PLN Pusat juga sudah go live tahun 2011, sehingga semua pengaduan atau keluhan tercatat, tertangani dan termonitor secara transparan dan terukur. Program Lainnya yang juga sudah selesai adalah relokasi data center dan implementasi IT Gov.

In 2011, the implementation of the Java-Bali Distribution Unit was completed and implemented. Implementation for all of Indonesia had already reached 70% of customers and 30% of overall units. The program for managing billings and claims for payments for electricity secara terpusat (P2APST) had been implemented for distribution in 5 central Units and 16 Regional Units. Implementation for Incident Management, or the PLN central service desk, had already gone live in 2011, so that all complaints or charges would be handled and monitored in a transparent and measured manner. Other programs that have already been completed include the relocation of the data center and the implementation of IT Gov.


100 KEPEDULIAN LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

ENVIRONMENT, SAFETY AND A HEALTHY WORKPLACE

Sejalan dengan visi perusahaan yaitu Menjalankan Kegiatan Usaha yang Berwawasan Lingkungan, PT PLN (Persero) selalu berusaha memperhatikan aspek lingkungan dalam menjalankan setiap kegiatannya. PLN secara maksimal telah berupaya mengurangi pencemaran tanah, air dan udara oleh zat-zat polutan termasuk pengurangan emisi gas rumah kaca. Upaya ini dilakukan secara menyeluruh dalam semua kegiatan penyediaan listrik oleh PLN baik itu instalasi Pembangkit, Transmisi/ Gardu Induk dan Distribusi.

In line with the company’s vision to operate in an environmentally conscious manner, PT PLN (Persero) is always mindful of environmental issues in all of its activities. PLN has devoted maximum effort to minimizing its environmental footprint, on land, with water sources and in the air, including careful control of greenhouse gases. These efforts are exercised completely across all PLN activities, from development, transmission and distribution.


101

PT PLN (Persero) selalu berusaha memperhatikan aspek lingkungan dalam menjalankan setiap kegiatannya PT PLN (Persero) is always mindful of environmental issues in all of its activities

Kebijakan Lingkungan Kebijakan Lingkungan

environmental Environmental Policy

policy

Untuk menjabarkan visi tersebut, PLN telah menetapkan Kebijakan Lingkungan untuk mendukung Komitmen Perusahaan sebagai berikut: 1. Mencegah pencemaran Iingkungan dan degradasi keanekaragaman hayati di sekitar wilayah kerja perusahaan. 2. Mentaati peraturan perundang-undangan dan ketentuanketentuan lain serta mengendalikan aspek dan dampak penting Iingkungan setiap kegiatan, proses dan produk dari berbagai unit kerja dan anak perusahaan.

To clarify our mission, as a Company Commitment PLN has established Environment Policy as follows: 1. Prevent environmental pollution and degradation of biodiversity around the Company’s business areas. 2. Comply with regulations, legislation and other stipulations, as well as control important aspects and effects on the environment of every activity, process and product from various work units and subsidiaries.


102 3. Mendokumentasikan, mengimplementasikan, memelihara dan mengkaji ulang secara periodik Kebijakan Lingkungan ini sehingga senantiasa relevan, sesuai dan menjadi pedoman dasar bagi manajemen lingkungan yang diterapkan secara spesifik di setiap unit kerja dan anak perusahaan. 4. Menjadikan kebijakan ini sebagai landasan untuk penetapan dan evaluasi pencapaian tujuan dan sasaran manajemen Iingkungan. 5. Mendorong setiap unit kerja dan anak perusahaan terus-menerus melakukan perbaikan kinerja sistem manajemen lingkungan dan keselamatan ketenagalistrikan. 6. Menyediakan dan memfasilitasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan dan memelihara kebijakan Iingkungan ini sehingga setiap unit kerja, anak perusahaan dan para mitra kerja dapat menerapkan kebijakan ini secara bertahap dengan memperhatikan kemampuan perusahaan dan kondisi lingkungan setempat. 7. Menjadikan pengelolaan lingkungan hidup sebagai sikap dan perilaku setiap Iini manajemen dan individu karyawan perusahaan. 8. Mendorong pengembangan masyarakat di sekitar unit-unit kerja dan anak perusahaan sebagai upaya menjadikan perusahaan sebagai bagian integral dengan masyarakat di sekitarnya. 9. Berpartisipasi dalam program Pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca. 10. Menjamin kebijakan ini senantiasa tersedia bagi pihakpihak yang berkepentingan seperti pihak pendana (lender) dan masyarakat luas.

Kegiatan dalam Pengelolaan Lingkungan Instalasi

kegiatan dalam pengelolaan lingkungan

Sebagai implementasi dari kebijakan tersebut di atas, perusahaan telah menetapkan aspek lingkungan sebagai salah satu unsur penilaian dalam kinerja unit bisnis PLN di seluruh Indonesia. Melalui penilaian kinerja ini, perusahaan dapat mengevaluasi pemenuhan komitmennya dalam bidang lingkungan, dengan cara: a. Instalasi PLN secara rutin melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai dengan dokumen lingkungan (AMDAL/UKL-UPL). b. Pembinaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan atau dikenal dengan PROPER yang dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). c. Partisipasi pada upaya penurunan gas rumah kaca melalui skema Clean Development Mechanism (CDM) telah dilakukan dengan dikembangkannya proyek CDM antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang IV, PLTP Lahendong II, PLTP

3. Document, implement, maintain and review periodically the Company’s environmental policy to ensure its continued relevance, in accordance with and as a basic guideline for environmental management applied specifically at each work unit and subsidiary. 4. Make this policy the foundation for determining and evaluating the achievement of environmental goals and objectives. 5. Motivate each working unit and subsidiary to continuously improve performance to protect the environment while providing electricity services. 6. Prepare and facilitate resources needed to implement and care for environmental policy so that every unit, subsidiary and working partner applies policy that is attentive to both the capabilities of the operation and the conditions of the surrounding environment.

7. To make environmental concern a fundamental aspect of all management and each individual employee. 8. Stimulate community development around working units and subsidiaries in efforts to make the company an integral part of that community and its surroundings. 9. Participate in government programs on reducing greenhouse gas emissions. 10.Guarantee that policy will always be prepared for all important perspectives, including lenders and society in general.

environmental management Environmental Management Activity activity for installations for Installations In line with policy implementation as mentioned above, the company has already determined that environmental aspects are crucial to all PLN business units across Indonesia. Through performance review, the company has been able to evaluate its commitment to the environment by: a. PLN installations routinely carry out environmental managerial and monitoring activities in accordance with its environmental certification (AMDAL/UKL-UPL). b. Establishing a program to assess the company’s performance or become familiar with PROPER as implemented by the Ministry of the Environment (KLH). c. Participation in reducing greenhouse gases though the Clean Development Mechanism (CDM) approach that has been implemented with CDM projects, including Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang IV, PLTP Lahendong II, PLTP Lahendong III, Pembangkit Listrik


103 Lahendong III, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Genyem, PLTMH Lobong, Pembangkit Listrik Tenaga Micro Hydro (PLTMH) Mongango, PLTMH Merasap dan PLTMG Bontang. d. Selain melalui mekanisme CDM, PLN juga memanfaatkan mekanisme pasar karbon sukarela (Voluntary Carbón Mechanism/VCM) untuk mendapatkan insentif dari hasil penjualan kredit karbon pembangkit energi terbarukan. e. Pembangkit energi terbarukan yang sedang dikembangkan sebagai proyek VCM adalah PLTA Renun, PLTA Sipansihaporas dan PLTA Musi. f. Perkembangan proyek CDM dan VCM sebagai berikut: • PLTP Kamojang IV: sudah mendapatkan persetujuan revisi dokumen monitoring plan dari UNFCCC. • PLTP Lahendong II: sudah dilaksanakan site visit verifikasi oleh Designated Operational Entity (DOE) untuk periode kredit Desember 2009-Desember 2010. • PLTA Renun sudah memperoleh penerbitan kredit karbon dari Voluntary Carbon Standard. • Project Design Document (PDD) PLTMH Lobong, PLTMH Mongango, PLTMH Merasap dan PLTA Genyem dalam proses penyusunan.

Progres Kegiatan dalam Bidang Lingkungan

Tenaga Air (PLTA) Genyem, PLTMH Lobong, Pembangkit Listrik Tenaga Micro Hydro (PLTMH) Mongango, PLTMH Merasap dan PLTMG Bontang. d. In addition to all other CDM mechanisms concerned with CDM, PLN also voluntarily utilizes the CDM market (Voluntary Carbon Mechanism/VCM) mechanism for the carbon market to use the trade mechanisms for the carbon market to voluntarily promote incentives and make good investments from the emerging trade in carbon credits. e. New VCM electricity generation is being developed at the PLTA Renun, PLTA Sipansihaporas and PLTA Musi projects. f. Development of CDM and VCM stood as follows: • PLTP Kamojang IV: has already received approval of documentation of a revised monitoring plan from UNFCCC. • PLTP Lahendong II: has conducted a site visit for verification by the Designated Operational Entity (DOE) for the credit period of December 2009 through December 2010. • PLTA Renun has already been written about within the carbon credit publication Voluntary Carbon Standard. • The PLTMH Lobong Project Design Document (PDD), PLTMH Mongango, PLTMH Merasap and PLTA Genyem are in the process of compilation.

progress on environmental activities

Progres Kegiatan dalam Bidang

Progress on Environmental Activities

Proyek pendanaan luar negeri 1. Transmisi 500 kV Interkoneksi Sumatera – Jawa (Loan JICA) • Dokumen Land Acquisition and Resettlement Action Plan (LARAP) masih dalam tahap perencanaan. 2. PLTU Indramayu Baru 2 x 1000 MW (Loan JICA) • Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) telah selesai disusun, dan masih menunggu persetujuan dari BPLHD Kabupaten Indramayu. 3. Transmisi 500 kV Jawa Bali Crossing (Loan ADB) • Draft Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA ANDAL) telah selesai, masih menunggu jadwal sidang komisi KA ANDAL di Kementerian Lingkungan Hidup.

Foreign financed projects 1. 500 kV Sumatera – Java Interconnection Transmission (JICA Loan) • Land Acquisition and Resettlement Action Plan (LARAP) documents are still within the planning stages. 2. PLTU Indramayu Baru 2 x 1000 MW (JICA Loan) • Environmental Impact Analysis (AMDAL) has already been compiled and is awaiting approval from the BPLHD Indramayu Regency. 3. 500 kV Java-Bali Crossing Transmission (ADB Loan) • Draft Reference of the Analysis of the Environmental Impact (KA ANDAL) has already been completed and is awaiting a schedule from the KA AMDAL commission meeting with the Environment Ministry. 4. Strengthening the West Kalimantan Power Grid Transmission 275 kV and 150 kV (Loan ADB) • AMDAL 275 kV Bengkayang-Jagoi Babang has received authorization from the Environment Ministry.

4. Strengthening West Kalimantan Power Grid - Transmisi 275 kV dan 150 kV (Loan ADB) • AMDAL 275 kV Bengkayang-Jagoi Babang telah mendapat pengesahan dari Kementerian Lingkungan Hidup • LARAP T/L 150 kV Bengkayang-Ngabang-Tayan telah disetujui oleh ADB 5. T/L 150 kV Karang Joang – Tanjung Kuaro – Tanjung (Paket C3, Loan ADB 1983 – INO) • LARAP segmen 5, dokumen masih menunggu tanggapan ADB • LARAP segmen 6, 7(a) dan 7(b) masih dalam proses penyusunan

• LARAP T/L 150 kV Bengkayang-Ngabang-Tayan has been agreed to with the ADB 5. T/L 150 kV Karang Joang – Tanjung Kuaro – Tanjung (Paket C3, Loan ADB 1983 – INO) • LARAP segment 5 documents are still awaiting ADB consideration. • LARAP segment 6, 7(a) and 7(b) are still in the process of compilation.


104 Projects in planning stages (not yet financed)

Proyek dalam tahap perencanaan (belum ada pendanaan) 1. PLTU Bengkayang 2 x 50 MW (Loan China) • AMDAL telah mendapat pengesahan 2. PLTA Jatigede • AMDAL masih dalam tahap persiapan 3. PLTU Takalar 2 x 100 MW • Revisi AMDAL telah mendapat pengesahan 4. PLTU Pangkalan Susu Unit 3 dan 4 – 2 x 200 MW • Revisi AMDAL telah mendapat pengesahan

1. PLTU Bengkayang 2 x 50 MW (Loan, China) • AMDAL already certified 2. PLTA Jatigede • AMDAL still in planning 3. PLTU Takalar 2 x 100 MW • Revised AMDAL already authorized 4. PLTU Pangkalan Susu Unit 3 dan 4 – 2 x 200 MW • Revised AMDAL already authorized

Pengelolaan lingkungan proyek 10.000 MW 1. Koordinasi dengan Unit Pembangkitan rutin terkait aspek lingkungan PLTU 10.000 MW 2. Inventarisasi Dokumen AMDAL dan Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) Proyek PLTU 10.000 MW 3. Monitoring Dokumen Pelaksanaan Rencana Kelola Lingkungan-Rencana Pantau Lingkungan (RKL-RPL) proyek PLTU 10.000 MW

Environmental management for 10,000 MW project 1. Routine coordination with Generation Unit in relation to environmental aspects of the 10,000 MW PLTU. 2. Inventory processing of AMDAL documents and Environmental Management and monitoring efforts for AMDAL documentation (UKL-UPL) of the PLTU 10,000 MW project. 3. Monitoring Planning and Implementation documents for environmental (RKL-RPL) o the PLTU 10,000 MW project.

Pekerjaan lingkungan lainnya

Other environmental work Monitoring of a study on development of renewable electricity is in process. PLN routinely monitors RKL-RPL documents for all PLN installations across Indonesia.

Monitoring studi proyek pembangkit listrik renewable masih dalam proses. Secara rutin PLN memonitor dokumen pelaksanaan RKL-RPL instalasi PLN seluruh Indonesia. Penilaian kinerja unit lingkungan hidup Penilaian kinerja bidang Lingkungan Hidup akan selesai pada bulan Januari 2012. Sedangkan pelaksanaan pemantauan emisi, udara, dan limbah cair untuk pembangkit listrik PLN tahun 2011 terhadap Baku Mutu, dengan hasil yaitu: • Emisi, tidak ada emisi yang melampaui Baku Mutu • Udara, yang melampaui Baku Mutu adalah kadar debu di PLTD Tjg. Seloka, Kerasian dan Lontor (PLN Wilayah Kalselteng) pada triwulan II dan udara ambient di PLTU Asam-asam (PLN Wilayah Kalselteng) namun saat ini sudah memenuhi Baku Mutu. • Limbah Cair, yang melampaui Baku Mutu adalah limbah cair di PLTA Tes (PLN Pembangkitan Sumbagsel) namun saat ini sudah memenuhi Baku Mutu

Assessment of the performance of the living environment unit Assessment of the Living Environment sector was set to be complete by January 2012. Standard implementation of monitoring of emissions, air quality and liquid refuse for PLN in 2011 showed the following: • Emissions, there were no recorded emissions that violated environmental standards • Air, ash emissions exceeded quality standards at PLTD Tjg. Seloka, Karasian and Lonor (PLN Central and South Kalimantan) during the second quarter and ambient air at PLTU Asam-asam (PLN Wilayah Kalselteng) in the third quarter. • Liquid waste, liquid waste management at PLTA Tes (PLN Pembangkitan Sumbagsel) exceeded standards during the first quarter.


105 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Kecelakaan Masyarakat Umum

health and safety

General Community Accidents

PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali 3x kejadian

PLN Java Bali Transmission and Load Dispatcher Center 3x incidents NO. 1. 2. 3.

TANGGAL KEJADIAN

KETERANGAN

DATE

UNIT

29 Januari 2011

Region Jawa Barat

West Java

Fatality

12 Mei 2011

SUTT Sunyaragi Unit Pelaksana Teknis Cirebon

Luka bakar

Unit Pelaksana Teknis Jakarta Utara

Luka bakar

29 January 2011 12 May 2011 21 November 2011

SUTT Sunyaragi Technical Implementation Unit North Jakarta Technical Implementation Unit

DESCRIPTION Tewas

Burn victim Burn victim

PLN Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta 13x kejadian

PLN Distribution of Central Java and Yogyakarta 13x incidents NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.

TANGGAL KEJADIAN

KETERANGAN

DATE

UNIT

1 Maret 2011

Unit Pelayanan Jaringan Borobudur

24 Januari 2011

Area Pelayanan Jaringan Semarang

Semarang Area Network Service Unit

Fatality

19 Februari 2011

Unit Pelayanan Jaringan Sragen

Luka bakar

1 Maret 2011

Area Pelayanan Jaringan Magelang

17 Maret 2011

Area Pelayanan Jaringan Purwokerto

Purwokerto Network Service Unit

Fatality

7 Januari 2011

Unit Pelayanan Jaringan Demak

Luka bakar

8 Januari 2011

Unit Pelayanan Jaringan Semarang

Luka bakar

24 Februari 2011

Unit Pelayanan Jaringan Tegowanu

Luka bakar

24 Februari 2011

24 February 2011


Semarang Network Service Unit Semarang

Luka bakar

26 Februari 2011


Luka bakar

31 Januari 2011

Unit Pelayanan Jaringan Palur

Luka bakar

8 Februari 2011

Unit Pelayanan Jaringan Sragen

1 March 2011 24 January 2011 19 February 2011 1 March 2011 17 March 2011 7 January 2011 8 January 2011 24 February 2011

26 February 2011 31 January 2011 8 February 2011 6 November 2011

Borobudur Network Service Unit

Sragen Network Service Unit

Magelang Area Network Service Unit

Demak Network Service Unit

Semarang Network Service Unit

Tegowanu Network Service Unit

Semarang Network Service Unit Palur Network Service Unit

Sragen Network Service Unit

Area Pelayanan Jaringan Jogja

Jogja Network Service Unit

DESCRIPTION

Tewas & luka

Fatality & Injury Tewas

Burn victim Tewas

Fatality Tewas

Burn victim Burn victim Burn victim Burn victim Burn victim Burn victim Tewas

Fatality Tewas

Fatality


106 PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten 8x kejadian

PLN Distribution of West Java and Banten 8x incidents NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6.

TANGGAL KEJADIAN

DATE

UNIT

5 Januari 2011

Area Pelayanan Jaringan Tasikmalaya

15 Januari 2011


5 Maret 2011

Area Pelayanan Jaringan Bekasi

11 Maret 2011


28 Maret 2011

Area Pelayanan Jaringan Purwakarta

29 Maret 2011


5 January 2011 15 January 2011 5 March 2011 11 March 2011 28 March 2011 29 March 2011

7.

14 April 2011

8.

15 November 2011

Tasikmalaya area Network Service Unit Tasikmalaya area Network Service Unit Bekasi Network Service Unit

Tasikmalaya area Network Service Unit Puwakarta area Network Service Unit

Tasikmalaya area Network Service Unit Area Pelayanan Jaringan Bandung

Bandung Network Service Unit

Area Pelayanan Jaringan Garut

Garut area Network Service Unit

KETERANGAN

DESCRIPTION Tewas

Fatality Tewas

Fatality Tewas

Fatality Tewas

Fatality Tewas

Fatality Tewas

Fatality Tewas

Fatality Tewas

Fatality

PLN Distribusi Jawa TIMUR 13x kejadian

PLN distribution of EAST Java 13x incidents NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

TANGGAL KEJADIAN

DATE

UNIT

16 Januari 2011

Area Pelayanan Jaringan Surabaya

6 Januari 2011

Area Pelayanan Jaringan Kediri

13 Januari 2011

Area Pelayanan Jaringan Kediri

7 Februari 2011

Area Pelayanan Jaringan Ponorogo

16 Januari 2011

Area Pelayanan Jaringan Ponorogo

1 Februari 2011

Area Pelayanan Jaringan Malang

4 Februari 2011

Area Pelayanan Jaringan Mojokerto

17 Juli 2011

Area Pelayanan Jaringan Mojokerto

3 Agustus 2011


16 January 2011 6 January 2011 13 January 2011 7 February 2011 16 January 2011 1 February 2011 4 February 2011 17 July 2011 3 August 2011

10.

10 November 2011

11.

3 November 2011

12. 13.

Surabaya Network Service Unit Area Kediri Network Service Unit Area Kediri Network Service Unit Area

Ponorogo Network Service Unit Area Ponorogo Network Service Unit Area Malang Network Service Unit Area

Mojokerto Network Service Unit Area Mojokerto Network Service Unit Area Surabaya Network Service Unit Area

Area Pelayanan Jaringan Sumenep

Sumenep Network Service Unit Area Area Pelayanan Jaringan Jombang

Jombang Network Service Unit Area

12 Desember 2011


10 Desember 2011


12 December 2011 10 December 2011

Surabaya Network Service Unit Area Surabaya Network Service Unit Area

KETERANGAN

DESCRIPTION Luka berat

Serious injury Tewas

Fatality Tewas

Fatality Luka berat


Fatality Tewas

Fatality Tewas

Fatality Tewas

Fatality Tewas

Fatality Tewas

Fatality Tewas

Fatality Tewas

Fatality Tewas

Fatality


107 PLN Wilayah Sumatera Barat 2X KEJADIAN PLN West Sumatera 2X INCIDENTS NO. 1. 2.

TANGGAL KEJADIAN

DATE

UNIT

23 Juni 2011

Cabang Padang

23 Oktober 2011

Padang Pariaman

23 June 2011

Padang branch

23 October 2011

Padang Pariaman

KETERANGAN

DESCRIPTION Luka bakar

Burn victim Tewas

Fatality

PLN Wilayah KALIMANTAN SELATAN DAN TENGAH 2X KEJADIAN

PLN SOUTH AND EAST KALIMANTAN 2X INCIDENTS NO. 1. 2.

TANGGAL KEJADIAN

DATE

UNIT

21 Januari 2011

Banjarmasin

23 September 2011

Banjarmasin

21 January 2011

KETERANGAN

DESCRIPTION Luka berat


Fatality

PLN Wilayah Kalimantan Barat PLN West Kalimantan NO. 1.

TANGGAL KEJADIAN

DATE

UNIT

31 Desember 2011

Palangka Raya

31 December 2011

KETERANGAN

DESCRIPTION Tewas

Fatality

PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Barat 4X KEJADIAN

PLN South Sulawesi, South East Sulawesi and West Sulawesi 4X INCIDENTS NO. 1. 2. 3. 4.

TANGGAL KEJADIAN

DATE

UNIT

16 Januari 2011

Area Pelayanan Jaringan Pinrang

18 Juni 2011

Cabang Makassar Rayon Makassar Utara

31 Juli 2011

Cabang Makassar Rayon Makassar Utara

8 November 2011

Makassar

16 January 2011 18 June 2011 31 July 2011

Pinrang Network Service Unit Area

Makassar Rayon North Makassar Branch Makassar Rayon North Makassar Branch

KETERANGAN

DESCRIPTION Tewas

Fatality Tewas

Fatality Tewas

Fatality Tewas

Fatality

PLN Wilayah Kalimantan Timur PLN East Kalimantan NO. 1.

TANGGAL KEJADIAN

DATE

17 Januari 2011

17 January 2011

UNIT Balikpapan

KETERANGAN

DESCRIPTION Tewas

Fatality


108 PLN Wilayah Sulawesi Utara, Tengah, dan Gorontalo 3X KEJADIAN

PLN North and Central Sulawesi and Gorontalo 3X INCIDENTS NO. 1.

TANGGAL KEJADIAN

DATE

11 Januari 2011

11 January 2011

UNIT

KETERANGAN

DESCRIPTION Tewas

Tombatu

2.

Juni 2011 June 2011

Cabang Manado Manado Branch

3.

14 November 2011

Cabang Palu Palu Branch

Fatality Luka bakar

Burn victim

Luka bakar

Burn victim

PLN Wilayah Nusa Tenggara Barat PLN West Nusa Tenggara NO. 1.

TANGGAL KEJADIAN

DATE

31 Oktober 2011

31 October 2011

UNIT

KETERANGAN

DESCRIPTION Tewas

Mataram

Fatality

PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara PLN Maluku and North Maluku NO. 1.

TANGGAL KEJADIAN

DATE

UNIT

10 November 2011

Cabang Ambon Ambon Branch

KETERANGAN

DESCRIPTION Tewas

Fatality

PLN Distribusi Jakarta dan Tangerang PLN Distribution of Greater Jakarta and Tangerang NO. 1.

TANGGAL KEJADIAN

DATE

UNIT

28 Oktober 2011

Area Pelayanan Kramatjati

28 October 2011

KECELAKAAN INSTALASI

KETERANGAN

DESCRIPTION Tewas

Kramatjati area

Fatality

INSTALATION ACCIDENTS

PLN Unit Induk Pembangkitan Sumatera I PLN Sumatera I Power Plant Unit NO. 1.

TANGGAL KEJADIAN

DATE

UNIT

31 Januari 2011

Gudang Material Medan.

31 January 2011

KETERANGAN

DESCRIPTION Tidak ada korban

Medan Material warehouse

No casualties

PLN Distribusi Jawa Tengah & DI Yogyakarta PLN Distribution of Central Java and Yogyakarta NO. 1.

TANGGAL KEJADIAN

DATE

2 November 2011

UNIT Pembangunan Jaringan Tegangan Menengah 3 Phasa Klaten

Mid-3 Phase Klaten Network development

KETERANGAN

DESCRIPTION Tewas

Fatality


109 PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera 2x kejadian

PLN Sumatera Transmission and Load Dispatcher Center 2x incidents NO. 1.

2.

TANGGAL KEJADIAN

DATE

UNIT

28 Maret 2011

Robohnya Tower No. 8 & 9 Unit Pelaksana Teknis Pekanbaru

28 March 2011

Collapse of towers No. 8 & 9 of the Technical Unit in Pekanbaru Terbakarnya Trafo Gardu Induk Sibolga

16 Juni 2011

16 June 2011

Fire at Trafo Gardu Induk Sibolga

KETERANGAN


No casualties Tidak ada korban

No casualties

PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara PLN Maluku and North Maluku NO.

1.

TANGGAL KEJADIAN

UNIT

DATE

Over Heating Gardu Hubung Cabang Ambon

9 Juli 2011

Overheating Gardu Hubung Ambon branch

9 July 2011

KETERANGAN


No casualties

PLN Unit Pembangkitan Jawa Bali PLN Java Bali Power Plant Unit NO. 1.

TANGGAL KEJADIAN

UNIT

DATE

Terbakar Boiler PLTU

21 September 2011

Fire at the PLTU boiler

KETERANGAN


No casualties

PLN Unit Induk Pembangunan Jaringan Jawa Bali PLN Java Bali Network Development Unit NO.

1.

TANGGAL KEJADIAN

UNIT

DATE

4 April 2011

Terbakar Kabel 48 Hasfel Gudang Unit Pelaksana Konstruksi Jaringan Jawa Bali Region V

Fire at the Hasfel 48 Warehouse while under construction for the Java-Bali Region V

KETERANGAN


No casualties

PLN Unit Induk Pembangunan Sulawesi Maluku dan Papua

PLN and Papua primary development unit NO. 1.

TANGGAL KEJADIAN

DATE

UNIT

7 Desember 2011

Tower SUTT 150 KV Lolak-Buroko T31-T33 Roboh

7 December 2011

Tower SUTT 150 KV Lolak-Buroko T31-T33collapse

KETERANGAN


No casualties


110 WORK ACCIDENTS

KECELAKAAN KERJA

PLN Unit Induk Pembangunan Pembangkit Thermal Jawa Bali

PLN Primary Unit of Java Bali Thermal Power Plant Development NO.

1.

TANGGAL KEJADIAN

20 Mei 2011

20 May 2011

KETERANGAN

UNIT

DATE

DESCRIPTION

Diduga tewas laporan tdk jelas

Fatality suspected but report not confirmed

Swicthyard PLTU Muara Karang

PLN Distribusi Jawa Timur 2X KEJADIAN PLN Distribution of East Java 2X INCIDENTS NO. 1.

2.

TANGGAL KEJADIAN 3 Mei 2011

DESCRIPTION

Pemeliharaan Gardu Distribusi

3 May 2011

Distribution Substation Maintenance

11 Juli 2011

Penggantian Konduktor Area Pelayanan Jaringan Pamekasan

11 July 2011

KETERANGAN

UNIT

DATE

Tewas

Fatality Tewas

Conductor replacement for Pamekasan Network services area

Fatality

PLN Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta 2X KEJADIAN

PLN Distribution of Central Java and Yogyakarta 2X INCIDENTS NO. 1. 2.

TANGGAL KEJADIAN 4 Oktober 2011

4 October 2011

2 November 2011

KETERANGAN

UNIT

DATE

DESCRIPTION

Resetting Rele Proteksi Gi Weleri

Luka bakar

Rele protection resetting of Weleri Substation

Burn victims Tewas

Ganti Tiang Pal. Area Pelayanan Jaringan Jogja

Replacement of pole network in Jogja

Fatality

PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali 2X KEJADIAN

PLN Java Bali Transmission and Load Dispatcher Center 2X INCIDENTS NO.

1.

2.

TANGGAL KEJADIAN 16 Mei 2011

16 May 2011 16 Juli 2011

16 July 2011

KETERANGAN

UNIT

DATE

DESCRIPTION

Membongkar Line Damper Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi Grati Unfold of damper line in extra high voltage

substation in Grati

Pembersihan Isolator SUTT Unit Pelaksana Teknis Tegal

Cleaning of the SUTT Isolator Technical Operational Unit in Tegal

Tewas/ jatuh

Fatality/ casualty Luka bakar

Burn victim

ACCIDENTS WHILE ON DUTY

KECELAKAAN DINAS PLN Distribusi Jawa Timur PLN Distribution of East Java NO. 1.

TANGGAL KEJADIAN

UNIT

DATE

1 Juni 2011

1 Jun 2011

Area Pelayanan Jaringan Pamekasan

Pamekasan Network Service Unit Operating Area

KETERANGAN

DESCRIPTION

Tewas/tabrakan

Dead in car collision


PLN Java Bali Transmission and Load Dispatcher Center NO. 1.

TANGGAL KEJADIAN

DATE

UNIT

21 Maret 2011

Region Jawa Timur

21 March 2011

East Java

KETERANGAN

DESCRIPTION

Tewas/jatuh dari motor

Death from motorbike fall

ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN

Management Discussion and Analysis

PT PLN (Persero) ANALISIS dan PEMBAHASAN MANAJEMEN Management Discussion and Analysis

112

TINJAUAN EKONOMI DAN PROSPEK USAHA ECONOMIC REVIEW AND BUSINESS PROSPECTS

Tinjauan Ekonomi

Economic Review

Di tengah ketidakpastian global, pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif stabil selama tahun 2011 yang mencapai 6,5%. Nilai pertumbuhan domestik bruto nominal 2011 sebesar Rp7.427 triliun. Tingkat pertumbuhan domestik bruto per kapita mencapai Rp30,8 juta atau US$3.540 dengan laju peningkatan sebesar 13,8% dibanding tahun 2010 yang besarnya Rp27 juta atau US$3.010. Laju hargaharga barang masih terkendali di angka 3,79 persen pada akhir Desember 2011, dengan tingkat suku bunga acuan di angka 6%, terendah sepanjang sejarah. Ketersediaan cadangan devisa cukup memadai mencapai US$110,12 miliar, sedangkan utang Pemerintah mencapai US$ 198,89 miliar.

In the midst of global uncertainty, Indonesia’s economic growth has been relatively stable during 2011 reaching 6.5%. The value of nominal GDP growth in 2011 amounted to Rp7,427 trillion. GDP per capita broached Rp30.8 million, or US$3,540, with a growth rate of 13.8% in comparison to 2010 at Rp27 million or US$3,010. The rising price of goods was controlled at 3.79% as of end December 2011, with a reference interest rate of 6%, the lowest rate in history. The availability of foreign exchange reserves was satisfactory at US$110.12 billion, while Government loans reached US$198.89 billion.

Dengan pertumbuhan ekonomi global yang masih suram, prospek ekonomi Indonesia tahun 2012 diperkirakan masih akan mencapai 6,2% dengan pendorong utama pada sektor konsumsi dan pembentukan modal tetap bruto (investasi). Tahun 2012 diharapkan menjadi momentum peningkatan investasi Indonesia dengan naiknya peringkat Indonesia ke level investment grade yang diberikan oleh lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings dan Moody’s. Tentu saja modal ini tidak cukup tanpa tersedianya infrastruktur yang mendukung. Karena itu realisasi program Masterplan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) menjadi penting saat ini.

With gloomy economic global growth, Indonesia’s prospects in 2012 are estimated to reach 6.2% with consumer sector and investment as the main drivers 2012 is expected to be the momentum of investment in Indonesia based on Indonesia’s debt rating to investment grade by international ratings agencies such as Fitch Ratings and Moody’s. Of course, capital investment alone without the supporting infrastructure is insufficient. Therefore, the realization of the Master Plan for Acceleration and Expansion of Indonesia’s Economic Development is very important.


113 Prospek Usaha

Business Prospects

Berdasarkan proyeksi yang tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2011-2020, pertumbuhan permintaan listrik akan mencapai ratarata 8,5% per tahun, tumbuh dari 162,4 TWh pada 2011 menjadi 328,3 TWh pada 2020. Sedangkan beban puncak akan tumbuh rata-rata 8,4% per tahun, tumbuh dari 27.792 MW pada 2011 menjadi 55.053 MW pada 2020. Dengan pertumbuhan jumlah pelanggan rata-rata diperkirakan sekitar 2,7 juta per tahun, diharapkan rasio elektrifikasi dapat meningkat menjadi 94,4% pada tahun 2020. Proyeksi ini didukung oleh asumsi pertumbuhan ekonomi sekitar 6-7% per tahun dan pertumbuhan penduduk rata-rata 1,1% per tahun.

Based on projections contained within the PLN Electricity Supply Business Plan (RUPTL) for 2011 – 2020, growth in demand for electricity is expected to reach an average of 8.5% per annum, growing from 162.4 TWh in 2011 to 328.3 TWh in 2020. Meanwhile, peak loads will also grow on average at 8.4% per annum from 27,792 MW in 2011 to 55,053 MW in 2020. Average total growth in customers is estimated at 2.7 million per annum, while the electrification ratio will rise to 94.4% in 2020. These projections are supported by an assumption of economic growth of around 6-7% per annum and an average growth in population of 1.1% per annum.

Untuk membangun sarana pembangkitan, transmisi dan distribusi tenaga listrik di atas, PLN memerlukan dana investasi sebesar US$60,5 miliar. Dana sebesar ini hanya mencakup proyek-proyek PLN saja belum mencakup dana investasi proyek listrik swasta (IPP). Kebutuhan investasi PLN ini akan dipenuhi dari berbagai sumber pendanaan, yaitu APBN sebagai penyertaan modal pemerintah (ekuiti), pinjaman baru, dan dana internal. Sumber dana internal berasal dari laba usaha dan penyusutan aktiva tetap, sedangkan dana pinjaman dapat berupa pinjaman luar negeri (SLA, sub-loan agreement), pinjaman pemerintah melalui rekening dana investasi, obligasi nasional maupun internasional, pinjaman komersial perbankan lainnya serta hibah luar negeri.

To build the required facilities for power plants, transmission and distribution of electrical power as mentioned the above, PLN will require investment of US$60.5 billion. These funds will only cover PLN projects and do not take into account investment funds for private electricity projects (IPP). PLN’s investment requirements will be met from various sources, including the State Budget as government equity, new loans and internal funds. Internal funds will originate from operating profit and depreciation of fixed assets, while loans will be in the form of overseas loans (SLA, sub-loan agreement), government loans through investment fund accounts, national and international bonds, commercial bank loans, as well as foreign grants.

Penyediaan dana investasi sebesar US$60,5 miliar per tahun adalah di luar kemampuan PLN apabila model ekonomi kelistrikan tetap seperti yang terjadi pada saat ini, yaitu subsidi hanya diberikan untuk menutup biaya operasi, dan tanpa diberikan margin yang cukup untuk membuat PLN mampu menggalang dana investasi yang lebih besar. Dengan kondisi yang sekarang, maka PLN akan melakukan investasi sesuai batas kemampuannya, dan kekurangan pendanaan (funding gap) akan dilaporkan ke Pemerintah untuk mendapatkan dukungan pendanaan yang diperlukan.

The provision of US$60.5 billion investment funds per year is beyond the capability of PLN if the current electricity economic model remains, i.e. subsidies are only provided to meet operational costs with insufficient margin to allow PLN to seek larger investment funds. With the current conditions, PLN will continue to invest to its ability, and the funding gap will be reported to the Government to obtain the necessary funding support.

PT PLN (Persero) pembahasan dan manajemen ManagementDiscussion Discussionand andAnalysis Analysis ANALISIS dan analisis PEMBAHASAN MANAJEMEN Management

114

KINERJA OPERASIONAL

OPERATIONAL PERFORMANCE

Sebagai satu-satunya perusahaan yang bergerak dibidang penyediaan tenaga listrik, PLN berupaya memenuhi kebutuhan listrik nasional secara optimal sepanjang tahun 2011. Untuk melayani permintaan listrik yang terus tumbuh, maka PLN menyelenggarakan program untuk menuntaskan daftar tunggu permintaan listrik, sehingga setiap permintaan pasti mendapatkan sambungan listrik. Program ini meningkatkan rasio elektrifikasi di Indonesia dari 67% pada 2010 menjadi 74%* pada 2011.

As the only company providing electric power, PLN has attempted to optimally fulfill national requirements for electricity during 2011. To service a growing demand for electricity, PLN has implemented programs to complete the waiting list for new connections ensuring every request for an electrical connection is satisfied. This program has increased the electrification ratio in Indonesia from 67% in 2010 to 74%* in 2011.

Untuk mendukung penghapusan daftar tunggu permintaan listrik, PLN berupaya memenuhi pasokan listrik yang berasal dari produksi pembangkit sendiri, pembangkit sewa, maupun pembelian dari pembangkit listrik swasta. Dengan adanya stabilitas pasokan listrik, akan mendukung program perusahaan, yakni tidak adanya lagi pemadaman bergilir akibat kekurangan daya, peningkatan rasio elektrifikasi, sedangkan untuk menjaga

In support of the eradication of the wait for new electrical connections, PLN has made efforts to satisfy electricity requirements from its own power plants, rented power plants, as well as through the purchase of electricity from private power plants. With a stable supply of electricity supporting the company’s programs to ensure the end of rolling power outages resulting from a shortage of power, along with a rising electrification ratio, PLN is working to maintain service quality




115

Upaya meningkatkan efisiensi penyediaan tenaga listrik berhasil diwujudkan dengan menurunnya susut jaringan tenaga listrik dari 9,70% pada 2010, menjadi 9,41% pada 2011. efforts to improve efficiency of electric power supply were successful with a reduction in network losses from 9.70% in 2010, to 9.41% in 2011.

kualitas pelayanan maka PLN terus mengurangi gangguan trafo dan penyulang (jaringan distribusi).

by reducing disruptions to transformers and feeders (network distribution).

Beberapa upaya yang telah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan listrik Indonesia, antara lain melalui program Gerakan Sehari Sejuta Sambungan tahap 2 (GRASSS II), pengoperasian beberapa pembangkit program percepatan tahap 1 (FTP-1) secara komersial, rehabilitasi dan penambahan jaringan transmisi dan distribusi, serta penggantian kWh meter tua.

Several steps have been taken to fulfill Indonesia’s electricity requirements, including stage II of the One Million Connections A Day Movement (GRASSS II), the commercial operation of several power plants in the stage 1 fast track program (FTP-1), rehabilitation and addition of transmission and distribution networks, and the replacement of ald kWh meters.

Di samping itu, PLN juga telah melakukan program Tambah Daya Gratis untuk pelanggan 450/900 VA ke 1300/2200 VA, dengan maksud memberikan kemudahan layanan kepada masyarakat yang ingin meningkatkan konsumsi energi listrik. Di sisi lain, program ini berdampak pada peningkatan pendapatan serta harga jual rata-rata (Rp/kWh).

In addition, PLN has also implemented its Free Power Upgrade for customers from 450/900 VA to 1300/2200 VA, with the aim of facilitating public services for households wishing to increase their electricity capacity. At the same time, this program also results in a rise in revenue, as well as average selling price (Rp/kWh).


116 Beberapa pembangkit program FTP-1 yang telah beroperasi pada tahun 2011 adalah PLTU I Jawa Barat - Indramayu berkapasitas 3x330 MW, PLTU I Banten Suralaya berkapasitas 1x625 MW, PLTU Tanjung Jati B Unit 3 berkapasitas 1x710MW, dan PLTU 3 Banten Teluk Naga 3x315 MW.

Several power plants in the FTP-1 program have been brought into operation during 2011. These are West Java power plant I - Indramayu with a capacity of 3 x 330 MW, Banten power plant I - Suralaya with a capacity of 1 x 625 MW, Tanjung Jati B Unit 3 power plant with a capacity of 1 x 710 MW, and Banten 3 power plant Teluk Naga at 3 x 315 MW.

Tingkat keandalan pelayanan PLN juga membaik yang terlihat dari pencapaian indeks frekuensi gangguan (System Average Interruption Frequency Indexed/SAIFI) sebesar 4,90 kali/pelanggan per tahun, dari tahun sebelumnya sebesar 6,82 kali/pelanggan per tahun. Sementara index lama gangguan (System Average Interruption Duration Indexed/ SAIDI) pada tahun 2011 sebesar 4,71 jam/pelanggan per tahun, dari tahun sebelumnya sebesar 6,9 jam/ pelanggan per tahun.

PLN’s level of service reliability has also improved as demonstrated by the disruption frequency index (System Average Interruption Frequency Indexe / SAIFI) of 4.90 times per customer per year, from the previous year’s 6.82 times per customer per year. Meanwhile, the length of disruptions (System Average Interruption Duration Indexe / SAIDI) in 2011 amounted to 4.71 hours per customer per year, from the previous year’s 6.9 hours per customer per year.

Sedangkan upaya meningkatkan efisiensi penyediaan tenaga listrik berhasil diwujudkan dengan menurunnya susut jaringan tenaga listrik dari 9,70% pada 2010, menjadi 9,41% pada 2011.

At the same time, efforts to improve the efficiency of the electric power supply were successful with a reduction in network losses from 9.70% in 2010, to 9.41% in 2011.

PRODUCTION

Produksi PRODUKSI

Production of electric power in 2011 amounted to 183,421 GWh, an increase of 8% from the 169,786 GWh in 2010. Production of electric power in 2011 was from PLN’s own power plants, rented power plants and the purchase of electric power from private parties, each rising respectively by 4%, 69% and 7% in comparison to 2010. The high production from rented power plants is in line with attempts to manage the rolling power outages resulting from a shortage of power. (Trends in electric power production can be seen in following table).

Produksi tenaga listrik tahun 2011 sebesar 183.421 GWh mengalami kenaikan sebesar 8% dari tahun 2010 sebesar 169.786 GWh. Produksi tenaga listrik tahun 2011 yang berasal dari pembangkit sendiri, pembangkit sewa dan pembelian dari pihak swasta mengalami kenaikan masing-masing sebesar 4%, 69% dan 7% dibandingkan dengan tahun 2010. Tingginya produksi tenaga listrik yang berasal dari pembangkit sewa sejalan dengan upaya untuk mengatasi pemadaman bergilir akibat kekurangan pasokan daya. (Tren produksi tenaga listrik dapat dilihat pada tabel berikut ini). Produksi Tenaga Listrik (GWh) Produksi (GWh)

Electric Power Production (GWh) 2007

2008

2009

2010

2011

107.984

113.340

115.434

123.477

128.853

BBM Fuel Oil

34.597

38.024

30.533

27.049

29.731

Non BBM Non Fuel Oil

73.387

75.316

84.901

96.428

99.123

Batubara Coal

41.880

41.311

43.138

46.685

54.950

Gas Alam Natural Gas

18.915

21.184

29.097

31.556

30.369

3.188

3.391

3.504

3.398

3.487

10.627

10.740

10.307

15.827

10.316

0

0

0

0,53

0,72

3.257

4.707

5.194

8.233

13.886

Production (GWh) Produksi Sendiri Own Production

Panas Bumi Geothermal Air Hydropower Surya dan Bayu Solar and Wind Sewa Rental Pembelian Purchased Jumlah Total

31.199

31.389

36.169

38.076

40.682

142.440

149.437

156.797

169.786

183.421


117 Pada tahun 2011 produksi tenaga listrik yang berasal dari pembangkit sendiri berbahan bakar minyak (BBM), mengalami kenaikan sebesar 10% dari tahun 2010, sedangkan dari nonBBM (seperti batubara, gas alam, tenaga air, panas bumi, serta surya dan angin) hanya naik 3% dari tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh keterlambatan pengoperasian pembangkit proyek FTP I - 10.000 MW yang berbahan bakar batubara serta berkurangnya pasokan gas pada pembangkit yang berbahan bakar gas alam, sehingga banyak pembangkit yang pada akhirnya dioperasikan dengan menggunakan bahan bakar minyak, sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik dan mencegah terjadinya pemadaman listrik.

In 2011, production of electricity originating from PLN’s own oil-fired power plants rose 10% from 2010, while production from non oil-based fuel (such as coal, natural gas, hydropower, geothermal, solar and wind power) only rose 3% on the previous year. This was caused by the delayed operation of coal-fired power plants in the FTP-1 10,000 MW program and a shortage of gas supplies for natural gas-fired power plants, resulting in many power plants utilizing oil–based fuel to attempt to satisfy the demand for electric power and prevent power outages.

Sementara itu, produksi tenaga listrik tahun 2011 dari pembangkit sewa yang mayoritas berbahan bakar minyak, meningkat sebesar 69% dari tahun 2010.

Meanwhile, electricity production in 2011 from rented power plants, the majority of which use oil–based fuel, rose 69% in 2010.

Secara keseluruhan, PLN telah melakukan bauran energi sehingga mengurangi ketergantungan pada BBM. Bauran energi total dari produksi sendiri, ditambah sewa dan beli, yang berasal dari non-BBM tetap dominan mencapai 75%, sedangkan dari BBM sebesar 25%. Walau begitu, bauran energi yang berasal dari BBM telah melebihi target yang direncanakan, ini akibat dari persoalan pasokan gas dan sewa pembangkit yang masih berbahan bakar minyak dalam rangka mencegah pemadaman. (Lihat Tabel di bawah ini).

Overall, in 2011, PLN achieved a fuel mix that was not entirely dependent on oil–based fuel. The total fuel mix from PLN’s own production, with the addition of rented and purchased power, originating from non oil–based fuel plants remained dominant at 75%, while oil–based fuel production amounted to 25%. Even so, the fuel mix originating from oil–based fuel exceeded the planned target as a result of problems with natural gas supply and the rental of oil–based fuel powered power plants to avoid power outages. (See table below).

Bauran Energi

Fuel Mix Sumber Energi

Fuel Source

Prod. Sendiri + Sewa + Beli (%)

Own Production + Rental + Purchased (%)

BBM Fuel Oil

24,78

Non-BBM Non Fuel Oil

75,22

Batu Bara Coal

42,39

Gas Alam Natural Gas

20,86

Panas Bumi Geothermal

5,20

Air Hydro

6,77

Surya dan Bayu Solar and Wind Jumlah Total

Dalam upaya menjaga stabilitas pasokan tenaga listrik, PLN telah melakukan pemeliharaan pembangkit yang berada di seluruh Indonesia. Pada tahun 2011, total pemeliharaan pembangkit yang telah dilakukan, terdiri dari 754 unit pembangkit dengan total kapasitas 5.203 MW.

0,00 100,00

In its efforts to maintain a stable supply of electricity, PLN has conducted maintenance on its power plants throughout Indonesia. In 2011, total maintenance was conducted on 754 power plants with a total capacity of 5,203 MW.


118 Pemasaran PEMASARAN

MArketing

Penjualan tenaga listrik PLN tahun 2011 sebesar 157.993 GWh mengalami kenaikan sebesar 7% dari tahun 2010 sebesar 147.298 GWh, yang dapat dirinci secara regional Jawa-Bali mencapai 120.817 GWh, Indonesia Barat 24.451 GWh dan Indonesia Timur 12.725 GWh. Peningkatan penjualan tenaga listrik yang signifikan ini terjadi pada semua kelompok pelanggan.

During 2011, PLN sold 157,993 GWh of electricity, a rise of 7% on 2010’s figure of 147,298 GWh with the following details: Java-Bali at 120,817 GWh, West Indonesia at 24,451 GWh and East Indonesia at 12,725 GWh. This significant increase in sales occurred across all groups of customers.

Pencapaian penjualan tenaga listrik ini tidak terlepas dari adanya program-program berikut ini : 1. Gerakan Sehari Sejuta Sambungan Tahap II (GRASSS II) pada pertengahan Juni 2011, untuk menuntaskan daftar tunggu. 2. Program Tambah Daya Gratis untuk pelanggan 450/900 VA yang ingin meningkatkan konsumsi energi listrik ke 1300/2200 VA. 3. Program sambung baru 1.000 MW khusus pelanggan bisnis dan industri di wilayah Jabodetabek dan Banten.

The electricity sales achievement is inseparable from the following programs: 1. Stage II of One Million Connections A Day Movement (GRASSS II) in mid June 2011, to eliminate the waiting list. 2. The Free Upgrade Program for customers of 450/900 VA wishing to increase household capacity to 1300/2200 VA. 3. The 1,000 MW new connection program specifically for business and industrial customers in Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi) and Banten areas.

Selain program tersebut diatas, hal lain yang turut berkontribusi dalam pencapaian penjualan tenaga listrik adalah menurunnya angka pemadaman, dan meningkatnya pasokan tenaga listrik setelah beroperasinya beberapa pembangkit FTP I - 10.000 MW.

In addition to the above programs, a further contributory factor to the sales achievement was the reduction in power outages and the rising supply of electric power after the operation of several power plants in the FTP-I 10,000 MW program.

Penjualan Tenaga Listrik Pelanggan 2007-2011

Sales of Electric Power Based on Customer Group 2007 - 2011

Berdasarkan

Kelompok

Penjulan Tenaga Listrik (GWh)

Kelompok Pelanggan

Customer Group

Sales of Electric Power (GWh)

2007

2008

2009

2010

2011

Rumah Tangga Households

47.324

50.184

54.945

59.825

65.110

Bisnis Business

20.608

22.926

24.825

27.157

28.309

Industri Industry

45.802

47.969

46.204

50.985

54.725

Lainnya Other Jumlah Total

7.510

7.940

8.607

9.330

9.848

121.246

129.019

134.581

147.298

157.993


119 Pertumbuhan penjualan tenaga listrik tahun 2011 hampir merata di semua kelompok pelanggan, baik itu rumah tangga, bisnis, industri dan lainnya, yakni antara 4-8%. Hal ini memperlihatkan bahwa program-program yang dilakukan oleh perusahaan telah berhasil meningkatkan penjualan tenaga listrik. (Lihat tabel di bawah).

Growth in electricity sales in 2011 was relatively even across all customer groups, from households, to business, industry and others, i.e. around 4 – 8%. This demonstrates that the Company’s programs have been successful in increasing sales of electric power. (See table below).

Pertumbuhan Penjualan Tenaga Listrik Berdasarkan Kelompok Pelanggan 2007-2011

Growth in Sales of Electric Power Based on Customer Group 2007 - 2011 Penjualan Tenaga Listrik (GWh)

Kelompok Pelanggan

Sales of Electric Power (GWh)

Customer Group

2007-2008

2008-2009

2009-2010

2010-2011

6,04

9,49

8,88

8,83

Rumah Tangga Households Bisnis Business

11,25

8,28

9,39

4,24

Industri Industry

4,73

(3,68)

10,35

7,34

Lainnya Other

5,73

8,40

8,40

5,55

Jumlah Total

6,41

4,31

9,45

7,26

bertambahnya jumlah pelanggan. Penambahan pelanggan sampai akhir tahun 2011, meningkat cukup signifikan dibanding tahun 2010, yakni sebesar 3,5 juta pelanggan. Hal ini didukung oleh perbaikan proses bisnis penyambungan baru dan penyediaan layanan fasilitas antara lain “Call Center 123” dan Penyambungan Baru, Penambahan Daya dan Penyambungan Sementara Online (“PB/PD/PS Online”) melalui website. Dengan proses bisnis yang baru ini, pelanggan dapat langsung melakukan proses pasang baru tanpa harus datang ke kantor unit layanan PLN, sekaligus menghilangkan praktik percaloan.

Considering that the growth in sales of electric power was accompanied by a growth in customers; the increase in customers to end 2011 was relatively significant when compared to 2010, amounting to 3.5 million customers. This was supported by improvements to our business process for new connections and the provision of our service facilities, including “Call Center 123” and New Connections, Upgraded Power and Temporary Connections Online (“PB/ PD/PS Online”) through the PLN website. Through these new business processes, customers no longer have to visit a PLN office, but can access services online, which also removes the opportunity for brokering services.

Penambahan Pelanggan

New Customers

Meningkatnya penjualan tenaga listrik dibarengi dengan

Penambahan Pelanggan (pelanggan)

Kelompok Pelanggan

Customer Group

Rumah Tangga Households Bisnis Business Industri Industry Lainnya Other Jumlah Total

New Customers (customers)

2007

2008

1.566.264

1.340.531

1.074.759

2009

2.224.690

2010

3.253.022

2011

(44.751)

105.472

85.562

110.542

137.211

324

718

364

775

1.690

60.668

63.636

112.914

(18.305)

67.835

1.582.505

1.510.357

1.273.599

2.317.702

3.459.758

Secara keseluruhan, dengan adanya penambahan 3,5 juta pelanggan pada 2011, maka jumlah pelanggan PLN menjadi 45,9 juta pelanggan. Jumlah ini meningkat 8% dari jumlah pelanggan pada tahun 2010 sebanyak 42,4 juta pelanggan (lihat tabel berikut.), yang dapat dirinci secara regional Jawa-Bali sebesar 30,1 juta pelanggan, Indonesia Barat sebesar 9,8 juta pelanggan dan Indonesia Timur sebesar 6 juta pelanggan. Meningkatnya jumlah pelanggan, terutama disebabkan oleh adanya program GRASSS II yang bertujuan untuk menuntaskan daftar tunggu penyambungan baru.

Overall, with the addition of 3.5 million new customers in 2011, PLN now has 45.9 million customers. This is a rise of 8% over the total customers in 2010, which amounted to 42.4 million (see following table), details of regional growth are Java-Bali amounting to 30.1 million customers, West Indonesia amounting to 9.8 million and East Indonesia at 6 million customers. This rise in customers is largely due to the GRASSS II program which was aimed at eliminating the waiting list for new connections.


120 Total Customers

Jumlah Pelanggan

Jumlah Pelanggan (ribu pelanggan)

Total Customers (in thousands)

Kelompok Pelanggan

Customer Group

Rumah Tangga Households Bisnis Business Industri Industry Lainnya Other Jumlah Total

2007

2008

2009

2010

2011

34.684

36.025

37.099

39.324

42.578

1.611

1.716

1.802

1.912

2.049

47

48

48

49

50

992

1.055

1.168

1.150

1.218

37.334

38.844

40.117

42.435

45.895

Seiring dengan pencapaian penjualan tenaga listrik (GWh) dan peningkatan jumlah pelanggan, maka pencapaian penambahan daya tersambung juga disebabkan oleh adanya program-program yang telah disebutkan sebelumnya.

In line with the achievement in electricity sales (GWh) and the increasing number of customers, the achievement of additional power connections is also thanks to the programs mentioned previously.

Sampai dengan akhir tahun 2011, penambahan daya tersambung mencapai 7.750 MVA atau bertambah 70% dibandingkan dengan penambahan tahun sebelumnya yang hanya 4.550 MVA, yang dapat dirinci secara regional Jawa-Bali sebesar 4.900 MVA, Indonesia Barat sebesar 1.690 MVA dan Indonesia Timur sebesar 1.129 MVA.

Until end 2011, additional connected power reached 7,750 MVA, or an increase of 70% over additions in the previous year of only 4,550 MVA, with details regionally of Java-Bali amounting to 4,900 MVA, West Indonesia at 1,690 MVA and East Indonesia at 1,129 MVA.

Penambahan Daya Tersambung

Additional Connected Power Penambahan Daya Tersambung (MVA)

Kelompok Pelanggan

Customer Group

Additional Connected Power (MVA)

2007

2008

2009

2010

2011

1.677

1.557

1.365

2.503

3.980

Bisnis Business

685

990

781

1.062

1.464

Industri Industry

589

650

259

776

1.912

Lainnya Other

282

339

403

205

394

3.232

3.536

2.808

4.546

7.750


Jumlah Total

Dengan penambahan itu, maka jumlah daya tersambung hingga akhir 2011 mencapai 75.189 MVA atau naik hampir 12% dari tahun sebelumnya sebesar 67.439 MVA (lihat Tabel berikut), yang dapat dirinci secara regional Jawa-Bali sekitar 55.277 MVA, Indonesia Barat sekitar 12.790 MVA dan Indonesia Timur sekitar 7.122 MVA.

With this additional power, total connected power to end 2011 reached 75,189 MVA, or an increase of almost 12% on the previous year’s 67,439 MVA (see Table below), which can be detailed regionally as Java-Bali at approximately 55,277 MVA, West Indonesia at approximately 12,790 MVA and East Indonesia at approximately 7,122 MVA. Connected Power

Daya Tersambung

Daya Tersambung (MVA)

Kelompok Pelanggan

Customer Group

Connected Power (MVA) 2007

2008

2009

2010

2011


27.777

29.335

30.700

33.202

37.183

Bisnis Business

10.939

11.942

12.710

13.772

15.236

Industri Industry

13.881

14.531

14.790

15.566

17.478

3.952

4.278

4.694

4.899

5.292

56.549

60.086

62.894

67.439

75.189

Lainnya Other Jumlah Total


121 Electricity Tariffs

Tarif Tenaga Listrik Tarif Tenaga Listrik (TTL) merupakan komponen utama dalam pendapatan PLN, yang ditetapkan oleh pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung jumlah tagihan rekening listrik kepada pelanggan. TTL yang digunakan saat ini berdasarkan Peraturan Presiden No 8 Tahun 2011 tanggal 7 Februari 2011 yang berlaku surut mulai 1 Juli 2010.

Pendapatan Penjualan Tenaga Listrik Pendapatan Penjualan Tenaga

Listrik

Electricity tariffs are the main component for PLN’s revenue and are set by the government and the House of Representatives, which is then used to calculate total electricity bills to customers. Electricity tariffs currently in use were set in Presidential Decree No.8/2011 dated 7 February 2011 and came into effect retroactively on 1 July 2010.

Revenue from Electricity Sales

Jumlah pendapatan penjualan tenaga listrik pada tahun 2011 sebesar Rp 112.845 miliar, mengalami peningkatan 9,6% dari tahun 2010 sebesar Rp. 102.974 miliar. Hal ini sejalan dengan meningkatnya penjualan tenaga listrik (GWh), penambahan jumlah pelanggan, dan daya tersambung.

Total revenue from sales of electricity in 2011 amounted to Rp112,845 billion, a rise of 9.6% on 2010’s Rp102,974 billion. This is in line with the rising sales of electric power (GWh), additional customers and power connections.

Harga jual rata-rata penjualan tenaga listrik pada tahun 2011, yaitu sebesar Rp714,28/kWh lebih besar dari tahun 2010 sebesar Rp699,09/kWh.

Average sales price for electric power in 2011 amounted to Rp714.28/kWh, higher than the Rp699.09/kWh in 2010.

Pendapatan Penjualan Tenaga Listrik

Revenue from Electricity Sales

Pendapatan Penjualan Tenaga Listrik (miliar Rp)

Revenue from Electricity Sales (billions of Rp)

Harga Jual Rata-Rata (Rp/kWh)

Average Sales Price (Rp/kWh)

2007

2008

2009

2010

2011

76.286

84.250

90.172

102.974

112.845

629,18

653,00

670,02

699,09

714,28

Network Losses

Susut Jaringan Susut Jaringan

Susut jaringan pada tahun 2011 sebesar 9,41% lebih baik dari tahun 2010 sebesar 9,7%. Pada tabel dibawah, terlihat bahwa angka susut jaringan telah menunjukkan ke arah perbaikan yang signifikan dari tahun ke tahun.

Network losses in 2011 amounted to 9.41%, an improvement on 2010’s 9.7%. The following table demonstrates that network losses are significantly declining year on year.

Susut Jaringan

Network Losses 2007

Susut Distribusi (%) Distribution Losses (%) Susut Transmisi (%) Transmission Losses (%) Susut Jaringan (%) Network Losses (%)

8,83

2008 8,50

2009 7,93

2010 7,64

2011 7,34

2,24

2,17

2,18

2,25

2,25

11,07

10,46

9,93

9,70

9,41


122 Beberapa hal yang masih memerlukan perbaikan berdasarkan katagori penyebab teknis dan non teknis pada susut jaringan antara lain: 1. Penyebab non teknis a. Masih banyak pencurian tenaga listrik dan penerangan jalan umum (PJU) ilegal. b. Pelaksanaan penertiban penggunaan tenaga listrik (P2TL) belum optimal. c. Kualitas dan pengawasan baca meter belum optimal. d. Penerapan aplikasi info tagihan listrik, yakni Pengelolaan dan Pengawasan Arus Pendapatan secara Terpusat (P2APST) dan Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) berdampak pada perubahan pola pembacaan kWh meter pelanggan. 2. Penyebab teknis a. Tegangan ujung di bawah standar karena jaringan, baik jaringan tegangan menengah (JTM) maupun jaringan tegangan rendah (JTR) yang sangat panjang dan beban yang tidak sesuai dengan kondisi jaringan. b. Pelaksanaan program pemasangan trafo sisipan dan penggantian trafo overblast mengalami keterlambatan. c. Beban trafo distribusi tidak seimbang.

Tingkat Keandalan Layanan

Tingkat Keandalan Layanan

Several matters still need improvement based on both technical and non technical reasons related to network losses, including: 1. Non Technical Reasons a. There is still a lot of electricity theft and illegal public street lighting. b. Regulating of electricity usage is not optimal. c. The quality and supervision of meter reading is not optimal. d. The application of electricity bill information, or Management and Supervision of Centralized Revenue Flows (P2APST) and the Application of Centralized Customer Service (AP2T), has an effect on changes to customer kWh meter reading patterns. 2. Technical Reasons a. Voltage peaks are below standard due to both the medium voltage network and low voltage networks being very long with loads unsuitable for the condition of the networks. b. The installation program for additional transformers and replacement overblast transformers has been delayed. c. Transformer loads are not distributed evenly.

Reliability of Service Levels

Untuk mengukur tingkat keandalan pelayanan, PLN menggunakan indeks lama gangguan (System Average Interruption Duration Index/SAIDI) yang dihitung lamanya pelanggan mengalami gangguan dalam satuan menit per pelanggan per tahun. Sedangkan indeks frekuensi gangguan (System Average Interruption Frequency/SAIFI) menghitung banyaknya jumlah gangguan per pelanggan per tahun.

To measure the reliability of service levels, PLN uses an index measuring the length of disruptions (System Average Interruption Duration Index / SAIDI) that calculates the length of time a customer experiences service disruption in minutes per customer per year. Meanwhile, the frequency of disruptions (System Average Interruption Frequency / SAIFI) calculates the number of times a customer experiences disruptions each year.

Pada 2011, indeks SAIDI sebesar 4,71 jam/pelanggan per tahun atau mengalami perbaikan signifikan dari sebelumnya sebesar 6,9 jam/pelanggan per tahun. Sedangkan indeks SAIFI sebesar 4,90 kali/pelanggan tahun, turun dari tahun sebelumnya sebesar 6,82 kali/ pelanggan per tahun.

In 2011, the SAIDI index was 4.71 hours per customer per year, a significant improvement on the previous year’s 6.9 hours per customer per year. Meanwhile, the SAIFI index was 4.90 times per customer per year, a fall on the previous year’s 6.82 times per customer per year.

Kontribusi terbesar terhadap angka SAIDI tahun 2011 didominasi oleh gangguan jaringan saluran udara tegangan menengah (SUTM) sebesar 32,07% dan cadangan daya kurang sebesar 24,29%. Sedangkan kontribusi terbesar terhadap angka SAIFI tahun 2011 juga didominasi oleh gangguan SUTM sebesar 52,86% dan cadangan daya kurang sebesar 13,42%.

The largest contributor to the SAIDI figure for 2011 was disruptions to the overhead medium voltage network (SUTM) at 32.07% and insufficient reserves at 24.29%. Meanwhile, the largest contributor to the SAIFI figure in 2011 was also SUTM disruptions at 52.86% and insufficient reserves at 13.42%.

Pencapaian angka SAIDI dan SAIFI yang jauh lebih baik dari sasaran, terutama disebabkan oleh program

The achievement for the SAIDI and SAIFI figures this year is far better than the targets set and, in the main, are the result of


123 “Perang Padam” di Jawa-Bali, selain telah dioperasikannya pembangkit sewa serta beberapa pembangkit proyek 10.000 MW.

the “War on Disruptions” in Java-Bali, as well as the operation of rental power plants and several of the power plants in the 10,000 MW project.

Tingkat Keandalan Layanan PLN (SAIDI dan SAIFI)

Reliability of PLN Service Levels (SAIDI and SAIFI)

Ukuran Keandalan

Reliability Measurement Indeks lama gangguan SAIDI (jam/pelanggan/tahun)

Length of disruption index SAIDI (hour/customer/year)

Indeks frekuensi gangguan SAIFI (kali/pelanggan/tahun)

Frequency of disruption index SAIFI (times/customer/year)

Indeks 2007

2008

2009

2010

2011

28,9

80,9

16,7

6,96

4,71

12,77

13,33

10,78

6,82

4,90

Company Performance Levels

Tingkat Kinerja Perusahaan Tingkat Kinerja Perusahaan

Penilaian tingkat kesehatan PLN sebelum tahun 2011 mengacu kepada Keputusan Menteri BUMN no. Kep-100/ MBU/2002, namun terhitung tahun 2011 penilaian tingkat kesehatan perusahaan telah mengacu pada Risalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT PLN (Persero) No. RIS-73/D3.MBU/2011 tanggal 27 Desember 2011 tentang Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2012, yang mencakup 6 perspektif Key Performance Indicator (KPI) berbasis “Malcolm Baldridge” sesuai Kontrak Manajemen yaitu perspektif pelanggan, produk dan layanan, proses bisnis internal, SDM, keuangan & pasar, dan kepemimpinan.

Assessment of PLN’s level of health prior to 2011 referred to SOE Ministerial Decree No. Kep-100/MBU/2002, however, as of 2011, company health assessment has referred to the Minutes of the General Meeting of PT PLN (Persero) Shareholders No. RIS-73/D3.MBU/2011 dated 27 December 2011 regarding Ratification of the 2012 Company Work Plan and Budget, which refers to the perspective of 6 Key Performance Indicators (KPI) based on “Malcolm Baldridge” in accordance with the Management Contract, these perspectives are customers, product and service; internal business processes; human resources; finance; market; and leadership.

Tingkat Kesehatan PT PLN (Persero) tahun 2011 mendapat skor 86,28 masuk pada golongan Perusahaan BUMN yang SEHAT, kategori AA. (lihat tabel di bawah ini).

The health level of PT PLN (Persero) in 2011 achieved a score of 86.28, which puts it into the rank of a HEALTHY State Owned Enterprise, category AA. (see table below).

Tingkat Kesehatan Perusahaan

Corporate Health Levels

Nilai Value Kategori Category

2007

2008

2009

2010

2011

62,30

66,20

76,20

74,10

86,28

Kurang Sehat BBB

Sehat A

Sehat A

Sehat A

Sehat AA


124

KINERJA KEUANGAN

FINANCIAL PERFORMANCE

Pencapaian PLN di sisi keuangan menunjukkan arah yang positif. Jumlah aset PLN pada 2011 dibandingkan dengan tahun sebelumnya telah meningkat sebesar 16% menjadi Rp426.519 miliar, aset lancar meningkat 30% menjadi sebesar Rp58.252 milliar, dan aset tidak lancar meningkat 14% menjadi sebesar Rp368.267 miliar.

PLN’s financial accomplishments have shown positive momentum. PLN assets in 2011 increased 16% to Rp426,519 billion compared to the year before. Year-on-year liquid assets rose 30% to Rp58,252 billion and fixed (non-liquid) assets increased 14% to Rp368,267 billion.

Sementara itu, total kewajiban PLN pada 2011 dibandingkan dengan tahun sebelumnya meningkat hampir 24% menjadi sebesar Rp271.170 miliar, kewajiban lancar naik 15% menjadi sebesar Rp62.919 miliar, dan kewajiban tidak lancar naik 27% menjadi Rp208.251 miliar.

During that time, PLN obligations in 2011 rose 24% compared to the year before to Rp271,170 billion. Liquid obligations rose 15% to Rp62,919 billion, and fixed obligations rose 27% to Rp208,251 billion.

Keberhasilan berbagai program yang diselenggarakan PLN telah mendorong peningkatan kinerja keuangan sepanjang 2011. Pendapatan usaha PLN pada 2011 mencapai Rp208.018 miliar atau naik 28% dari kondisi tahun sebelumnya. Biaya usaha meningkat menjadi Rp193.397 miliar atau naik sebasar 30% dari tahun sebelumnya. Kondisi tersebut menyebabkan perusahaan memperoleh laba usaha sebesar Rp14.621 miliar atau naik 10% dari tahun sebelumnya.

The success of various programs carried out by PLN boosted financial performance throughout 2011. PLN’s 2011 revenue totaled Rp208,018 billion or a 28% increase from the previous year. Operational expenses rose to Rp193,397 billion, up 30% from 2010. These conditions enabled the company to earn a business profit of Rp14,621 billion or a 10% increase from the year before.

Atas pencapaian itu maka laba bersih PLN periode berjalan menjadi sebesar Rp7.194 miliar atau turun 16% dibandingkan dengan laba periode berjalan 2010 yang besarnya Rp10.093 miliar.

PLN realized net profit for the period totaling Rp7,194 billion or a 16% decrease from Rp10,093 billion in 2010.

Sedangkan, jumlah ekuitas PLN pada 2011 mengalami perubahan menjadi Rp155.349 miliar mengalami peningkatan 4% atau Rp5.667 miliar dari saldo awal ekuitas 2010. Peningkatan jumlah ekuitas ini didorong oleh laba bersih perusahaan yang mencapai Rp7.194 miliar.

Total PLN equity in 2011 increased 4% to Rp155,349 billion or up Rp5,667 billion from the balance of 2010 equity. The increase in equity was stimulated by net profit of Rp7,194 billion.

Ikhtisar NeracaNERACA IKHTISAR Pembahasan dan analisis yang lebih rinci berikut ini mengacu pada Laporan Keuangan Konsolidasian Perusahaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan - a member firm of Deloitte Touche Tohmatsu.

Balance Sheet Overview This detailed discussion and analysis refers to the company’s Consolidated Financial Report for years ending 31 December 2011 and 31 December 2010 which were audited by public accounting firm Osman Bing Satrio & Partners - a member firm of Deloitte Touche Tohmatsu.


125 ASET (dalam juta rupiah)

ASSETS (in rupiah millions)

2011

2010

Perubahan (%)

Change (%)

ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp113.564.503 juta tanggal 31 Desember 2011, Rp100.569.402 juta tanggal 31 Desember 2010

Fixed assets – after deduction Accumulated increase of Rp113,564,503 million as of 31 December 2011 Rp100,569,402 million as of 31 December 2010 Pekerjaan dalam pelaksanaan Construction in progress Properti investasi Investment properties Investasi pada entitas asosiasi Investment in associates Aset pajak tangguhan Deferred tax assets Aset tidak digunakan dalam operasi

Assets not used in operations

Piutang pihak berelasi Receivables from related parties Rekening bank dan deposito berjangka dibatasi penggunaannya Restricted cash in bank and time deposits Piutang lain lain Other receivables Aset tidak lancar lain Other non current assets Jumlah Aset Tidak Lancar Total non current assets

261.226.207

210.651.868

24

98.057.296

106.839.853

(8)

152.796

145.020

5

1.142.850

883.012

29

18.018

11.278

60

1.713.669

1.299.503

32

212.709

232.250

(8)

3.889.763

2.407.587

62

355.270

319.567

11

1.497.943

1.627.358

(8)

368.266.521

324.417.296

14

22.088.093

19.716.798

12

636.264

828.739

(23)

3.504.823

2.875.168

22

12.101.668

9.358.747

29

598.750

623.506

(4)

15.654.105

9.927.314

58

2.396.990

550.880

335

1.204.393

826.907

46

ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas Cash and cash equivalents Investasi jangka pendek Short-term investments Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp356.147 juta tanggal 31 Desember 2011, Rp330.451 juta tanggal 31 Desember 2010

Company receivables after reduction and uncertain claims Rp356,147 million as of 31 December 2011 Rp330,451 million as of 31 December 2010 Piutang subsidi listrik Receivables on electricity subsidy Piutang lain-lain Other receivables Persediaan - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp130.777 juta tanggal 31 Desember 2011 Rp98.898 juta tanggal 31 Desember 2010

Provisions – after deductions worth Rp130,777 million as of 31 December 2011 Rp98,898 million as of 31 December 2010 Pajak dibayar di muka Prepaid taxes Biaya dibayar di muka dan uang muka

Prepaid expenses and advances

Piutang pihak berelasi Receivables from related parties Jumlah Aset Lancar Total current assets JUMLAH ASET TOTAL ASSETS ASET TIDAK LANCAR Aset tidak lancar pada 2011 mengalami kenaikan 14% menjadi Rp368.267 miliar dari tahun sebelumnya yang besarnya Rp324.417 miliar. Peningkatan aset tidak lancar didominasi oleh adanya peningkatan pada jumlah aset tetap. Adapun investasi pada entitas asosiasi sebesar Rp1.142 miliar mengalami kenaikan 29,4% dari tahun sebelumnya yang besarnya Rp883 miliar. Aset pajak tangguhan juga mengalami kenaikan pada 2011 menjadi sebesar Rp 18 miliar

67.256

65.227

3

58.252.342

44.773.286

30

426.518.863

369.190.582

16

NON current ASSETS Non current assets for 2011 experienced a 14% increase to Rp368,267 billion from Rp324,417 billion the previous year. The increase in non current assets was dominated by the increase of total fixed assets. Investments in associated entities increased 29.4% to Rp1,142 billion from Rp 883 billion the year before. Deferred tax assets also increased in 2011 by Rp18 billion or a 60% increase from Rp11.3 billion the previous year. Deferred tax assets for operations together with limited


126 atau naik 60% dari tahun sebelumnya sebesar Rp11,3 miliar. Aset tidak digunakan dalam operasi serta rekening dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya sebesar Rp1.714 miliar dan Rp3.889 miliar atau meningkat masingmasing sebesar 32% dan 62% dari tahun sebelumnya. Namun aset tidak lancar lain, mengalami penurunan sebesar 8% menjadi sebesar Rp1.497 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp1.627 miliar.

application were term deposits of Rp1.714 billion and Rp3.889 billion, rising 32% and 62% respectively from the previous year. Other non current assets decreased 8% to Rp1,497 billion from Rp1,627 billion the previous year.

Aset tetap Aset tetap bersih pada akhir tahun 2011 tercatat sebesar Rp261.226 miliar atau naik 24% dari tahun sebelumnya. Kenaikan terjadi karena adanya penambahan aset tetap di tahun 2011 sebesar Rp50.575 miliar akibat realisasi pada beberapa proyek peningkatan mutu layanan maupun pemeliharaan jaringan sepanjang tahun 2011, yang meliputi antara lain: • Perbaikan dan pengadaan peralatan distribusi • Perbaikan dan pengadaan peralatan transmisi • Pengadaan instalasi dan mesin pembangkit • Pengadaan material suku cadang • Pengadaan perlengkapan umum, dan • Penambahan areal tanah dan bangunan untuk digunakan sebagai area gardu induk.

Property plant and equipment Net property plant and equipment at the end of 2011 were registered as totaling Rp261,226 billion or a 24% increase from the year before. The increase occurred because of addition on property plant and equipment in 2011 worth Rp50,575 billion as a result of improved service quality at several projects as well network maintenance throughout 2011, which among others included: • Improvement of distribution supply • Renovation and procurement of transmission equipment • Installation provision of generation machinery • Procurement of spare parts • Procurement of general hardware, and • Increasing land area to be used for relay stations.

Pekerjaan dalam pelaksanaan Akun ini merupakan biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan pembangunan dan perbaikan atau renovasi sarana kelistrikan yang mengalami penurunan dari tahun 2010 sebesar 8% menjadi Rp98.057 miliar pada tahun 2011. Termasuk di dalamnya adalah pembayaran uang muka kepada kontraktor, biaya pinjaman dan pengeluaran lain untuk program percepatan pembangkitan dan transmisi yang ditugaskan Pemerintah. Penurunan aset pekerjaan dalam pelaksanaan dikarenakan pada tahun 2011 dan 2010 terdapat pekerjaan yang telah selesai dan dipindahkan ke aset tetap masing-masing sebesar Rp48.145 miliar dan Rp13.061 miliar.

Construction in Progress This accounting constitutes expenditures incurred in relation to development and renovation of electricity facilities, which experienced an 8% decline from 2010 to Rp98,057 billion in 2011. Included therein were advanced payments to contractors, loan expenses and other expenditures for the accelerated generation and transmission program as assigned by the Government. A decrease in working assets for execution between 2010 and 2011 was the result of transfers of assets from completed projects amounting to Rp48,145 billion and Rp13,061 billion respectively.


127 Adapun beberapa pekerjaan yang masih dalam konstruksi, yaitu: • Proyek konstruksi pembangkit nonpercepatan seperti PLTA Asahan III 2x87 MW, PLTA Peusangan 88 MW, PLTP Ulubelu 2x55 MW, PLTP Lahendong IV 20 MW, dan PLTP Sarulla. • Proyek jaringan transmisi T/L 500 KV Jawa-Bali, T/L 150 KV untuk luar Jawa-Bali, proyek gardu induk 150 KV, serta proyek interkoneksi jaringan. • Proyek jaringan distribusi tegangan menengah dan rendah 20 KV serta proyek gardu distribusi.

Construction in progress are as follows:

Piutang pihak berelasi Piutang dengan pihak berelasi mengalami penurunan dari tahun 2010 sebesar 8% menjadi Rp212 miliar pada tahun 2011. Penurunan terutama disebabkan piutang yang akan diterima dalam jangka 12 bulan ke depan meningkat lebih besar dari tahun sebelumnya.

Receivables from related parties Receivables from related parties declined by 8% to Rp212 billion in 2011. The primary reason for the decrease was that outstanding 12 month receivables rose much higher than the year before.

Rekening bank dan deposito berjangka dibatasi penggunaannya Pos ini mengalami kenaikan cukup signifikan dari tahun 2010 sebesar 62% menjadi Rp3.889 miliar pada tahun 2011. Peningkatan ini disebabkan oleh realisasi pinjaman dari Bank Summitomo Mitsui Banking Corporation, Singapura, sebesar ¥ 13,25 miliar dan US$25 juta. (Kurs US$ 1 = Rp 9.068; ¥ 1 = Rp 117).

Restricted cash in banks and time deposits This category experienced significant growth in 2011 compared with 2010, increasing 62% to Rp3,889 billion. The increase was largely due to loans from Bank Summitomo Mitsui Banking Corporation, Singapore, worth ¥ 13.25 billion and US$25million. (Exchange Rate US$1 = Rp 9,068; ¥ 1 = Rp 117).

ASET LANCAR Aset lancar Perusahaan mengalami peningkatan 30% menjadi sebesar Rp58.252 miliar dari tahun sebelumnya yang besarnya Rp44.773 miliar. Peningkatan aset lancar terutama disebabkan oleh meningkatnya kas dan setara kas, piutang subsidi listrik, persediaan dan pajak dibayar dimuka. Piutang subsidi listrik mengalami peningkatan sebesar 29% atau Rp12.102 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp9.358 miliar. Persediaan mengalami peningkatan sebesar 58% atau Rp15.654 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp9.927 miliar dari tahun sebelumnya. Pajak dibayar dimuka mengalami peningkatan sebesar 335% atau Rp2.397 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp551 miliar. Pajak dibayar dimuka dan uang muka, mengalami peningkatan sebesar 46% atau Rp1.204 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp827 miliar. Piutang pihak berelasi mengalami peningkatan sebesar 3% atau Rp67 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp65 miliar.

current ASSETS The company’s current assets experienced growth of 30% to Rp58,252 billion in 2011 from Rp44,773 billion in 2010. The increase in current assets was achieved especially due to the increase in cash and cash equivalents, electricity subsidy receivables, appropriations and forward tax payments. Receivables on electricity subsidy rose by 29% or to Rp12,102 billion from Rp9,358 billion in 2010. Inventories increased by 58% to Rp15,654 billion from Rp9,927 billion the year before. Prepaid taxes experienced an increase of 335% to Rp2,397 billion from Rp551 billion in 2010. Prepaid taxes and deposits rose 46% to Rp1,204 billion from Rp827 billion the previous year. Receivables from related parties increased 3% to Rp67 billion from Rp65 billion the year before.

Adapun biaya yang mengalami penurunan adalah investasi jangka pendek dan piutang lain-lain masingmasing sebesar 23% dan 4% atau Rp636 miliar dan Rp599 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp829 miliar dan Rp624 miliar.

With regard to declining expenses, short term investments and other receivables respectively dropped 23% and 4% to Rp 636 billion and Rp599 billion from Rp829 billion and Rp624 billion the year before.

Kas dan Setara Kas Posisi kas dan setara kas mengalami kenaikan 12% menjadi Rp22.088 miliar dari tahun sebelumnya sebesar

Cash and cash equivalents Cash and cash equivalent positions increased 12% to Rp22,088 billion from Rp 9,717 billion in 2010. The increase in cash and

• Project construction of non-accelerated generation such as PLTA Asahan III 2x87 MW, PLTA Peusangan 88 MW, PLTP Ulubelu 2x55 MW, PLTP Lahendong IV 20 MW, and PLTP Sarulla • Network transmission project T/L 500 KV Java-Bali, T/L 150 KV for outside Java-Bali, a 150 KV relay station project as well a network interconnection project • Low and mid-level 20 KV distribution network and relay station projects.


128

Aset lancar Perusahaan mengalami peningkatan 30% menjadi sebesar Rp 58.252 miliar dari tahun sebelumnya yang besarnya Rp 44.773 miliar. The company’s current assets experienced growth of 30% to Rp 58,252 billion in 2011 from Rp 44,773 billion in previous year. Rp19.717 miliar. Kenaikan kas dan setara kas terutama berasal dari hasil penjualan tenaga listrik 2011 sebesar Rp112.845 miliar atau naik 9% dari tahun sebelumnya. (Selanjutnya lihat uraian Ikhtisar Arus Kas).

cash equivalents was primarily a result of 2011 energy sales output reaching Rp112,845, a 9% increase from the year before (see later Cash Flow Overview).

Kondisi kas pada 2011 terdiri dari kas di tangan sekitar Rp23,2 miliar, ditempatkan dalam rekening giro dalam mata uang rupiah dan asing sekitar Rp21.348 miliar, deposito berjangka dalam mata uang rupiah dan asing sebesar Rp636 miliar. Tingkat suku bunga yang diperoleh dalam deposito berjangka mata uang rupiah antara 5,19%-7,7%, dan mata uang US$ antara 2,5%. Rincian kas dalam mata uang asing sebesar US$ 592 juta, ¥ 307 juta dan € 3,5 juta. Pendapatan bunga dari penempatan deposito berjangka di perbankan sekitar Rp503 miliar. (Kurs US$ 1 = Rp 9.068; ¥ 1 = Rp 117; € 1 = Rp 11.739).

Cash conditions in 2011 were based on cash in hand of around Rp23.2 billion located in clearing accounts of both rupiah and foreign currency totaling Rp21,348 billion, term deposits in rupiah and foreign currency worth Rp636 billion. The interest rates on the rupiah term deposits were between 5.19% - 7.7% while US$ deposits earned 2.5% interest. Details on foreign cash deposits were US$592 million, ¥ 307 million and € 3.5 million. Further details indicated interest income of term deposits of around Rp503 billion (Exchange rate US$ 1 = Rp 9,068; ¥ 1 = Rp 117; € 1 = Rp 11,739).

Piutang subsidi listrik Piutang subsidi listrik mengalami peningkatan sebesar 29% menjadi Rp12.101 miliar di tahun 2011. Dalam tahun 2011 perusahaan telah menerima piutang subsidi tahun anggaran 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp271 miliar dan Rp4.580 miliar. Dalam tahun 2010, perusahaan telah menerima piutang subsidi tahun anggaran 2009 sebesar Rp4.000 miliar.

Receivables on electricity subsidy Receivables on electricity subsidy rose 29% to Rp12,101 billion in 2011. In year 2011 the company had already received compensation for electricity subsidies extended in 2010 and 2009 worth Rp271 billion and Rp4,580 billion respectively. During year 2010, the company had receivables from the 2009 budget of Rp4,000 billion.

Persediaan Posisi persediaan pada 2011 berjumlah sekitar Rp15.654 miliar mengalami kenaikan 58% dari tahun sebelumnya sebesar Rp9.927 miliar. Persediaan dialokasikan untuk

Inventories The inventories position in 2011 totaled Rp15,654 billion, experiencing a 58% year-on-year increase from Rp9,927 billion. Appropriations allocated for fuel and lubricants reached


129 bahan bakar dan pelumas yang mencapai Rp9.826 miliar, sedangkan selebihnya untuk persediaan umum, switchgear dan jaringan, alat ukur, pembatas dan kontrol, transformer serta kabel.

Rp9,826 billion whereas the remainder was for general allocations, switchgear networks, measuring and control equipment, transformers and cables.

Piutang usaha Piutang usaha Perusahaan pada 2011 meningkat sebesar 22% menjadi Rp3.504 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp2.875 miliar. Berdasarkan kategori langganan maka piutang usaha terdiri dari piutang umum Rp2.684 miliar, piutang pemerintah Rp259 miliar, BUMN Rp8,4 miliar, TNI dan Polri Rp909 miliar. Seluruh kategori langganan mengalami kenaikan kecuali BUMN. Penambahan jumlah pelanggan dan daya tersambung telah meningkatkan piutang usaha. Selain itu PLN memiliki kebijakan pemutusan listrik jika terjadi keterlambatan pembayaran sehingga meningkatkan piutang usaha yang harus dibayar dalam jangka pendek. Namun ada juga piutang yang sudah jatuh tempo lebih 360 hari sehingga PLN harus menyisihkan dana piutang ragu-ragu sebesar Rp356 miliar.

Business receivables Business receivables in 2011 increased to Rp3,504 billion up 22% from Rp2,875 billion in 2010. Based upon customer category, company general receivables stood at Rp2,684 billion, government receivables Rp259 billion, state enterprise receivables Rp8.4 billion, and military and police receivables Rp909 billion. All customer categories experienced increases except for the state enterprise portfolio (BUMN). The increased number of customers and energy capacity increased company receivables. Additionally, PLN policy decided to cut power to overdue accounts in order to motivate short term receivables. There were, however, some receivables that had remained outstanding for more than 360 days forcing PLN to retire some Rp356 billion in unresolved debt.

Gambaran menyeluruh tentang kolektibilitas piutang dapat dijelaskan sebagai berikut. Jumlah piutang usaha yang jatuh tempo 1 hari sampai dengan 90 hari menempati porsi paling besar sekitar Rp1.467 miliar, piutang 91 hari sampai dengan 360 hari sekitar Rp718 miliar, dan lebih dari 360 hari sekitar Rp346 miliar.

The overall picture of collectability of receivables can be described as follows. Receivables past due for between 1 day and 90 days make up the largest portion of around Rp1,467 billion, past due receivables of between 91 and 360 days were worth Rp718 billion and receivables overdue for more than 360 days amounted to Rp346 billion.

Kolektibilitas Piutang

Collectability of Receivables

Piutang usaha berdasarkan langganan (dalam juta rupiah)

Company receivables based on customer (in rupiah million)

Umum General Pemerintah Government Badan Usaha Milik Negara State owned enterprises

2011

2010

2.684.186

2.480.606

259.189

170.014

8.418

39.619

909.177

515.380

Jumlah Total

3.860.970

3.205.619

Penyisihan piutang ragu-ragu Retired unresolved receivables

(356.147)

(330.451)

Bersih Net

3.504.823

2.875.168

2011

2010

TNI dan Polri Military and Police

Piutang usaha berdasarkan umur (dalam juta rupiah)

Company receivables based on payment timing (in rupiah million) Belum jatuh tempo Not yet due

1.328.773

1.079.971

1 s/d 90 hari 1 through 90 days past due

1.467.713

1.609.154

718.243

202.504

91 s/d 360 hari 91 through 360 days past due Lebih dari 360 hari Over 360 days past due

346.241

313.990

Jumlah Total

3.860.970

3.205.619

Penyisihan piutang ragu-ragu Retired unresolved receivables

(356.147)

(330.451)

Bersih Net

3.504.823

2.875.168


130 KEWAJIBAN (dalam juta rupiah)

Perubahan (%)

2011

2010

14.587.906

10.126.136

44

9.669.360

9.979.393

-3

27.036.690

22.803.597

19

6.016.818

2.016.668

198

Utang sewa pembiayaan Lease liability

23.922.731

14.166.649

69

Utang bank dan surat utang jangka menengah

46.003.191

36.400.362

26

Utang obligasi Bonds payable

55.908.388

46.656.045

20

5.927.807

6.049.046

-2

13.991

0

18.967.344

16.358.885

16

196.508

1368

14265

208.250.734

164.558.149

27

14.194.723

5.938.951

139

8.629.474

6.714.064

29

OBLIGATIONS (in rupiah million)

CHANGE(%)

LIABILITAS TIDAK LANCAR NON CURRENT LIABILITIES Pendapatan ditangguhkan Deferred revenue Liabilitas pajak tangguhan - bersih

Deferred tax liabilities – net

Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun

Long term liabilities – net of current maturities

Penerusan pinjaman Two-step loans Utang kepada Pemerintah Government loans

Bank loans and medium term notes

Utang listrik swasta Electricity purchase payable Utang pihak berelasi Payable to related parties Liabilitas imbalan kerja Employee benefits obligation Utang lain-lain Other payables Jumlah Liabilitas Tidak Lancar Total non current liabilities LIABILITAS LANCAR CURRENT LIABILITIES Utang usaha Trade accounts payables Pihak berelasi Related parties Pihak ketiga Third parties Utang pajak Taxes payable

955.509

905.656

6

Biaya masih harus dibayar Accrued expenses

5.232.453

5.111.783

2

Uang jaminan langganan Customer security deposits

6.511.261

6.544.422

-1

Utang biaya proyek Project cost payable

2.467.143

3.689.316

-33

2.236.422

2.088.093

7

346.372

344.065

1

Utang sewa pembiayaan Lease liabilities

2.119.192

1.408.607

50

Utang bank dan surat utang jangka menengah

4.694.652

3.343.493

40

Liabilitas jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun

Current maturities of long-term liabilities

Penerusan pinjaman Two-step loan Utang kepada Pemerintah Government loans

Bank loans and medium term notes

Utang obligasi Bonds payable

-

4.045.950

Utang listrik swasta Electricity purchase payable

187.280

176.607

6

Utang pihak berelasi Payable to related parties

663.384

577.478

15

Liabilitas imbalan kerja Employee benefits obligation

1.611.500

1.438.655

12

Utang lain-lain Other payables

13.069.597

12.622.698

4

Jumlah Liabilitas Lancar Total current liabilities

62.918.962

54.949.838

15

271.169.696

219.507.987

24

JUMLAH LIABILITAS TOTAL LIABILITIES

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Secara keseluruhan, kewajiban jangka panjang PLN pada 2011 berjumlah Rp208.250 miliar mengalami peningkatan sebesar 27% dari tahun sebelumnya. Komponen utama kewajiban jangka panjang terdiri atas

LONG-TERM Liabilities Comprehensively, long term PLN debt in 2011 totaled Rp208,250 billion, a 27% increase from the previous year. The main component of long term liabilities was committed to two step loans of Rp27,036 billion, lease liabilities worth


131 penerusan pinjaman sebesar Rp27.036 miliar, utang sewa pembiayaan sebesar Rp23.922 miliar, utang bank dan surat utang jangka menengah sebesar Rp46.003 miliar, utang obligasi sebesar Rp55.908 miliar, dan kewajiban imbalan kerja sebesar Rp18.967 miliar, sedangkan sisanya berupa utang kepada pemerintah, utang listrik swasta, utang pihak berelasi dan utang lain-lain yang keseluruhannya berjumlah Rp12.155 miliar.

Rp23,922 billion, bank loans and medium term notes of Rp46,003 billion, bonds payable of Rp55,908 billion, and employee benefits obligations of Rp18,967 billion, in addition to a remainder of government loans, electricity purchase payable, payable to related parties and other payables collectively totaling Rp12,155 billion.

Utang obligasi Utang obligasi pada 2011 sebesar Rp55.908 miliar meningkat 20% dari kondisi tahun sebelumnya sebesar Rp46.656 miliar. Pada tanggal 22 Nopember 2011, Perusahaan menerbitkan Surat Utang Jangka Menengah sejumlah US$1.000 juta dalam program Surat Utang Jangka Menengah Global dengan Deutsche Bank Trust Company Americas sebagai Wali Amanat. Bunga dibayarkan setiap enam bulan sejak 22 Mei 2012 sampai dengan tanggal jatuh tempo Surat Utang Jangka Menengah Global.

Bonds payable Bonds payable in 2011 were Rp55,908 billion, up 20% from Rp46,656 billion the year before. As of 22 November 2011, the company issued a global medium term notes worth US$1,000 million within a medium term notes program with Deutsche Bank Trust Company Americas as Trustee. Interest is to be paid every six months beginning 22 May 2012 until the global medium term notes is due.

Utang bank dan surat utang jangka menengah Utang bank dan surat utang jangka menengah besarnya Rp46.003 miliar meningkat 26% dari tahun sebelumnya. Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dari beberapa bank baik asing maupun dalam negeri dalam rangka program percepatan pembangkit 10.000 MW.

Bank loans and medium term notes Bank loans and medium term notes totaling Rp46,003 billion in 2011 was a 26% increase from the previous year. The company obtained credit facilities from several foreign and domestic banks within the framework of accelerating development of a 10,000 MW of new power project.

Penerusan pinjaman Akun ini merupakan pinjaman luar negeri Pemerintah Republik Indonesia yang tidak diikat jaminan dan diteruskan kepada Perusahaan untuk membiayai proyekproyek Perusahaan. Penerusan pinjaman pada 2011 besarnya Rp27.036 miliar meningkat 19% dari tahun sebelumnya. Peningkatan terjadi dalam rangka program percepatan pembangkit 10.000 MW.

Two step loans This account constitutes unsecured foreign loans of the government of the Republic of Indonesia passed on to and maintained by the company for financing company projects. Two step loans rose 19% in 2011 to Rp27,036 billion from the year before. The increase was in line with the accelerated 10,000 MW program framework.

Penyisihan imbalan kerja Jumlah penyisihan imbalan kerja untuk program pensiun dan kesejahteraan karyawan pada 2011 mengalami peningkatan 16% menjadi Rp18.967 miliar dari tahun sebelumnya yang besarnya Rp16.358 miliar. Perusahaan dan anak perusahaan menyelenggarakan program pensiun imbalan pasti untuk semua karyawan tetap yang dikelola oleh Dana Pensiun PLN (DP-PLN). Imbalan pasca kerja yang diberikan Perusahaan seperti pesangon, penghargaan masa kerja, tunjangan pensiun, kesehatan, dan lain-lain. Selain itu ada pula imbalan kerja jangka panjang berupa uang cuti besar, bantuan kematian dan lain-lain.

Employee benefits allowance Total employee benefits allowance for the pension program and employee welfare in 2011 experienced growth of 16% to Rp18,967 billion from Rp16,358 billion the year before. The company and subsidiary companies managed certainty of pension program remunerations for all permanent employees under the PLN Pension Fund (DP-PLN). Postcareer remuneration is provided by the company such as severance pay, loyalty appreciation allowances, health care and others. In addition there is also company compensation for long-term service, vacation funds and funeral assistance, among other things.

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Kewajiban jangka pendek PLN pada tahun 2011 meningkat 15% menjadi sebesar Rp62.918 miliar dari tahun sebelumnya yang besarnya Rp54.949 miliar. Komponen utama kewajiban jangka pendek ini adalah utang usaha yang terdiri dari utang pihak berelasi dan utang pihak ketiga yang masing-masing sebesar Rp14.194 miliar dan

SHORT-TERM LIABILITIES PLN’s short-term liabilities in 2011 rose 15% to Rp62,918 billion from Rp54,949 the year before. The main short-term liabilities components are trade accounts payable assumed by payables to related parties and third party interests, which respectively held Rp14,194 billion and Rp8,629 billion, while holding longer term liabilities of Rp955 billion and accrued expenses


132 Rp8.629 miliar, utang panjang sebesar Rp955 miliar, biaya yang masih harus dibayar Rp5.232 miliar, uang jaminan langganan Rp6.511 miliar, utang biaya proyek Rp2.467 miliar, sedangkan sisanya berupa utang jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun yang keseluruhannya berjumlah Rp24.298 miliar.

of Rp5,232 billion, customer security deposits to Rp6,511 billion and project cost payable of Rp2,467 billion, whereas all remaining current maturities of long-term liabilities totaled Rp24,298 billion.

Utang usaha kepada pihak ketiga Utang usaha kepada pihak ketiga pada 2011 berjumlah hampir Rp8.629 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 29% dari tahun sebelumnya. Utang ini merupakan kewajiban perusahaan berkaitan dengan pembelian tenaga listrik, bahan bakar, barang dan jasa. Kenaikan terjadi karena peningkatan pembelian bahan bakar, barang dan jasa untuk mencegah pemadaman.

Trade accounts payable to third parties Trade accounts payable to third parties in 2011 totaled almost Rp8.629 billion or a 29% increase from the previous year. These liabilities are company obligations related to the purchase of electricity, fuel, equipment and services. The increase was due to increasing costs of fuel, equipment and controller services.

Uang jaminan langganan Dengan adanya program penghapusan daftar tunggu permintaan listrik (GRASSS II) PLN meniadakan uang jaminan langganan. Sehingga uang jaminan langganan pada 2011 tidak banyak berubah dan hanya turun sebesar 1% yang besarnya menjadi Rp6.511 miliar. Uang jaminan langganan ditentukan berdasarkan daya dan golongan tarif, dan akan dikembalikan jika pelanggan berhenti berlangganan.

Customers security deposits With the program to eliminate the waiting list for electricity connection (GRASSS II) PLN nullified customer security deposits. This was so that customer security deposits in 2011 were not very different and only decreased by 1% to Rp6,511 billion. Customers security deposits are determined based on resources and tariff category and will be returned if the client ceases to be a customer.

Utang bank dan surat utang jangka menengah Pos utang bank dan surat utang jangka menengah pada 2011 berjumlah sebesar Rp4.694 miliar mengalami kenaikan sebesar 40% dari tahun sebelumnya sebesar Rp3.343 miliar. Peningkatan terutama berasal dari pinjaman dalam rangka program percepatan pembangkit 10.000 MW. Sebagian besar posisi akun ini juga dicatat pada bagian utang tidak lancar.

Bank loans and medium term notes The bank loans position and medium-term notes in 2011 totaled Rp4,694 billion, a 40% increase from Rp3,343 billion the year before. The increase came primarily from loans intended for 10,000 MW Fast Track Program. The majority position of this account was recorded in non current liabilities.

ekuitas dan kebijakan

Ekuitas dan Kebijakan Struktur struktur modal Modal

Equity and Capitl Structure Policy EQUITY AND CAPITAL STRUCTURE

EKUITAS (dalam juta rupiah)

POLICY

Perubahan (%)

2011

2010

Subcribed and paid up - 46,107,154 shares and 21,674 shares

46.197.380

46.107.154

0

Tambahan modal disetor Additional paid-in capital

40.050.207

37.122.096

8

13.720.014

8.248.328

66

EQUITY (in million rupiah)

CHANGE (%)

Modal saham - nilai nominal Rp 1 juta per saham

Capital Stock– par value Rp 1 million per share

Modal dasar - 63,000,000 saham Authorized - 63,000,000 shares Modal ditempatkan dan disetor penuh - 46,107,154 saham dan 21,674 saham

Saldo laba Retained earnings Ditentukan penggunaannya Appropriated Tidak ditentukan penggunaannya Unappropriated Sub jumlah Sub total Kepentingan non-pengendali Non-controlling interests Jumlah Ekuitas Total Equity

55.285.174

58.107.990

-5

155.252.776

149.585.568

4

96.391

97.027

-1

155.349.167

149.682.595

4


133 EKUITAS Jumlah ekuitas PLN pada 2011 berjumlah hampir Rp155.349 miliar mengalami peningkatan sekitar 4% dari tahun sebelumnya sebesar Rp149.682 miliar. Peningkatan jumlah ekuitas ini disebabkan oleh meningkatnya tambahan modal disetor sebesar Rp40.050 miliar atau 8% dari tahun sebelumnya sebesar Rp37.122 miliar. Tambahan modal disetor ini merupakan tambahan penyertaan modal pemerintah yang diterima perusahaan yang statusnya belum ditetapkan.

EQUITY Total PLN equity in 2011 reached almost Rp155,349 billion or a 4% increase from Rp149,682 billion the year before. The increased equity was the result of the rise of paid in capital of Rp40,050 billion, or 8% higher than the previous year’s Rp37,122 billion. The additional paid in capital came from government equity participation received by the company, the status for which has not yet been decided.

MODAL KERJA BERSIH Modal kerja perusahaan tahun 2011 adalah sebesar minus Rp4.667 miliar, naik dari modal kerja di tahun 2010 sebesar minus Rp10.177 miliar. Kekurangan modal kerja tersebut dipenuhi dari hasil pinjaman.

NET WORKING CAPITAL Company working capital for 2011 amounted to negative Rp4,667 billion, a decrease from negative Rp10,177 billion in 2010. The working capital deficiency has been addressed with loan proceeds.

IKHTISAR LABA RUGI

Profit-loss Analysis

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASI (dalam juta rupiah)

Perubahan (%)

2011

2010

112.844.853

102.973.531

10

93.177.740

58.108.418

60

1.008.730

760.837

33

986.500

532.508

85

208.017.823

162.375.294

28

Bahan bakar dan pelumas Fuel and lubricants

120.553.008

84.190.727

43

Pembelian tenaga listrik Purchased electricity

29.717.769

25.217.765

18

Pemeliharaan Maintenance

11.607.490

9.900.622

17

Kepegawaian Personnel

13.197.075

12.954.417

2

Penyusutan Depreciation

13.916.723

12.558.537

11

consolidated statements of comprehensive income (in million rupiah)

Change (%)

PENDAPATAN USAHA REVENUES Penjualan tenaga listrik Sales of Electricity Subsidi listrik Pemerintah Government electricity subsidy Penyambungan pelanggan Customer Connection Fee Lain-lain Others Jumlah Pendapatan Usaha Total Revenue BEBAN USAHA OPERATING EXPENSES

Lain-lain Others Jumlah Beban Usaha Total Operating Expenses laba sebelum pos keuangan dan lain-lain

Income before financial and other items

4.405.234

4.286.003

3

193.397.299

149.108.071

30

14.620.524

13.267.223

10

503.983

753.181

(33)

(7.754.126)

(6.010.896)

29

2.237.943

(159)

pos keuangan dan lain-lain bersih NET FINANCIAL AND OTHER ITEMS Penghasilan bunga Interest Income Beban keuangan Financial Cost

Keuntungan (kerugian) kurs mata Gain (loss) on Foreign-net Uang Asing - Bersih Foreign Funds – Net Lain-lain - bersih Others – Net

(1.325.217) 1.827.246

1.158.741

58

(6.748.114)

(1.861.031)

263

LABA SEBELUM PAJAK PROFIT BEFORE TAX

7.872.410

11.406.192

(31)

BEBAN PAJAK TAX EXPENSES

(678.784)

(1.313.174)

(48)

7.193.626

10.093.018

(29)

Pos Keuangan Lain-lain - Bersih Net financial and other items

laba tahun berjalan dan jumlah laba komprehensif

INCOME FOR THE YEAR AND TOTAL COMPREHENSIVE INCOME


134 LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASI (dalam juta rupiah)

consolidated statements of comprehensive income (in million rupiah)

2011

2010

Perubahan (%)

Change (%)

laba tahun berjalan dan jumlah laba komprehensif didistribusikan kepada :

income for the year and total comprehensive income attributable to : Pemilik Entitas Induk Owners of the Company Kepentingan Non Pengendali Non-controlling interests JUMLAH TOTAL LABA PER SAHAM DASAR (dalam Rupiah penuh)

BASIC EARNINGS PER SHARE (in full Rupiah amount)

7.193.870

10.086.686

(29)

(224)

6.332

(104)

7.193.626

10.093.018

(29)

155.898

218.766

(29)

PENDAPATAN USAHA Jumlah pendapatan usaha PLN pada 2011 sebesar Rp208.017 miliar atau meningkat 28% dari pendapatan usaha tahun sebelumnya sebesar Rp162.375 miliar. Pendapatan penjualan tenaga listrik mencapai Rp112.844 miliar naik 10% dari tahun sebelumnya sebesar Rp102.973 miliar. Pendapatan penyambungan pelanggan mencapai Rp1.008 miliar atau naik 33% dari tahun sebelumnya sebesar Rp761 miliar. Pendapatan lain-lain pada 2011 meningkat 85% menjadi sebesar Rp986 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp533 miliar. Subsidi Pemerintah mencapai Rp93.177 miliar pada 2011 atau mengalami kenaikan 60% dari tahun sebelumnya sebesar Rp58.108 miliar. Harga jual rata-rata penjualan tenaga listrik pada 2011 sebesar Rp714,24/kWh meningkat 2% dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp699/kWh.

REVENUE Total revenue in 2011 was Rp208,017 billion or a 28% increase from revenues the year before of Rp162,375 billion. Income from electric power sales reached Rp112,844 billion or a 10% increase from Rp102,973 billion in 2010. Revenue from customers connection fees reached Rp1,008 billion or a 33% increase from Rp 761 billion the previous year. Other revenue in 2011 rose 85% to Rp 986 billion from Rp533 billion the year before. Government subsidies reached Rp93,177 billion in 2011 or a 60% year-on-year increase from Rp58,108 billion. Average electricity sales price in 2011 was Rp714.24/kWh or a 2% increase from Rp699/kWh the previous year.

BIAYA USAHA Jumlah biaya usaha pada 2011 adalah sebesar Rp193.397 miliar mengalami kenaikan sebesar 30% dari tahun sebelumnya sebesar Rp149.108 miliar. Hal-hal yang signifikan berkaitan dengan biaya usaha sepanjang 2011 dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Biaya bahan bakar dan minyak pelumas sebesar Rp120.553 miliar atau meningkat 43% dari biaya tahun 2010 sebesar Rp84.190 miliar. Membengkaknya biaya ini karena program menjaga kontinuitas pasokan listrik, khususnya untuk wilayah Indonesia Timur dan Indonesia Barat, dan sebagai kompensasi atas berkurangnya pasokan gas serta keterlambatan beroperasinya pembangkit berbahan bakar batubara. b. Biaya pembelian tenaga listrik sebesar Rp29.717 miliar mengalami kenaikan sebesar 18% dari tahun 2010 sebesar Rp25.217 miliar. Pembelian tenaga listrik terbesar adalah kepada PT Jawa Power dan PT Paiton Energy. c. Biaya pemeliharaan sebesar Rp11.607 miliar atau naik 17% dari tahun 2010 sebesar Rp9.901 miliar, dengan rincian biaya yaitu pemakaian material sebesar Rp5.024 milair dan jasa/borongan Rp6.582 miliar. Biaya tersebut meningkat dikarenakan perusahaan melakukan

OPERATING EXPENSES Total operating expenses in 2011 reached Rp193,397 billion or a 30% increase from Rp149,108 billion in 2010. Significant factors related to 2011 expenses can be explained as follows:

a. Fuel and lubricant expenses of Rp120,553 billion increased 43% from Rp84,190 billion in 2010. The increase in expenses was attributed to the program for protecting continuity of electricity supply, particularly for Eastern Indonesia and Western Indonesia, and as compensation for insufficient provisions of gas and operational delays in coal powered generation. b. Expenses for purchased of electricity of Rp29,717 billion represented an 18% increase from Rp25,217 billion in 2010. Electricity was purchased from PT Jawa Power and PT Paiton Energy. c. Maintenance expenses reached Rp11,607 billion or a 17% increase from Rp9,901 billion in 2010, with specific material expense of Rp5,024 billion and services/contracting totaling Rp6,582 billion. These expenses increased because of


135 pemeliharaan pembangkit dan gardu induk sesuai jadwal pemeliharaan untuk menjaga kelangsungan pasokan tenaga listrik. d. Biaya pegawai sebesar Rp13.197 miliar atau meningkat sebesar 2% dari tahun 2010 sebesar Rp12.954 miliar. Hal ini terutama disebabkan oleh meningkatnya biaya imbalan kerja. e. Biaya lain-lain meningkat sebesar Rp4.405 miliar atau meningkat sebesar 3% dari tahun 2010 sebesar Rp4.286 miliar. f. Biaya penyusutan sebesar Rp13.916 miliar atau naik 11% dari tahun sebelumnya sebesar Rp12.558 miliar. Peningkatan biaya penyusutan ini seiring dengan meningkatnya aset perusahaan. LABA USAHA Setelah pendapatan usaha dikurangi beban usaha maka laba usaha Perusahaan pada 2011 sebesar Rp14.620 miliar atau meningkat 10% dari tahun sebelumnya sebesar Rp13.267 miliar. Peningkatan ini terjadi karena adanya peningkatan pendapatan yang lebih besar dari peningkatan beban usaha. PENDAPATAN (BEBAN) DI LUAR USAHA Jumlah beban di luar usaha pada tahun 2011 adalah sebesar Rp6.748 miliar atau meningkat hampir empat kali dari tahun sebelumnya sebesar Rp1.861 miliar. Beban sebesar Rp6.748 miliar pada 2011, terdiri dari beberapa hal, antara lain beban keuangan pada tahun 2011 mengalami kenaikan 29% menjadi Rp7.754 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp6.010 miliar. Kerugian dari selisih kurs pada 2011 sebesar Rp1.325 miliar, kebalikan dari keadaan 2010 yang meraih laba dari selisih kurs sebesar Rp2.237 miliar. Sementara itu, pendapatan PLN dari bunga mencapai Rp503 miliar atau turun 33% dari tahun 2010 sebesar Rp753 miliar. Serta laba lain-lain bersih sebesar Rp1.827 miliar atau naik 58% dari tahun sebelumnya sebesar lebih dari Rp1.158 miliar. LABA SEBELUM PAJAK Laba sebelum pajak 2011 berjumlah Rp7.872 miliar atau turun sebesar 31% dari kondisi tahun sebelumnya yang berjumlah Rp11.406 miliar. LABA BERSIH Setelah ditambah pendapatan dan beban di luar usaha serta beban pajak tangguhan, maka perusahaan memperoleh laba bersih pada 2011 sebesar Rp7.193 miliar atau turun 30% dari tahun sebelumnya sebesar Rp10.093 miliar. Dengan laba bersih tersebut, maka laba persaham ditahun 2011 menjadi sebesar Rp155.898 atau turun dari posisi sebesar Rp218.766 ditahun 2010.

company focus on generation and distribution maintenance in line with the maintenance schedule to ensure electricity supply. d. Personnel expenses totaled Rp13,197 billion or a 2% increase from Rp12,954 billion in 2010. This was primarily the result of the increase in worker remuneration. e. Other expenses increased by Rp4,405 billion or 3% from Rp4,286 billion in 2010. f. Depreciation expenses reached Rp13,916 billion or an 11% increase from Rp12,558 billion the year before. This increase was in line with the increase in company assets.

REVENUE In 2011, revenue minus operating equals to expenses, total revenue before financial and other items Rp14,620 billion, up 10% from Rp13,267 billion year on year. This increase was due to improved income greater than increased operating expenses.

NET FINANCIAL & OTHER ITEMS Net financial & other items in 2011 totaled Rp6,748 billion and were almost four times more than a year before that was as much as Rp1,861 billion. Financial cost in 2011 rose 29% to Rp7,754 billion from Rp6,010 billion in 2010. Gain (loss) on foreign exchange reached Rp1,325 billion, whereas the company had an exchange rate gain of Rp2,237 billion in 2010. Meanwhile, PLN interest income dropped 33% to Rp503 billion from Rp753 billion in 2010. Other net profit of Rp1,827 billion amounted to a 58% gain from Rp1,158 billion the year before.

PROFIT BEFORE TAX Profits before tax in 2011 totaled Rp7,872 billion or a 31% decrease from Rp11,406 billion the year before.

NET PROFIT After adding profit and net financial and other items and deffered tax expenses, the company’s 2011 net profits totaled Rp7,193 billion or a 30% drop from Rp10,093 billion the year before. With the aforementioned net profit, profit per share in 2011 amounted to Rp155,898 or a decline from Rp218,766 in 2010.


136 Ikhtisar Arus Kas IKHTISAR ARUS

Cash Flow Overview

KAS

LAPORAN KAS DAN SETARA KAS KONSOLIDASI (dalam juta rupiah)

CASH REPORT AND CONSOLIDATED CASH EQUIVALENTS (in rupiah millions) Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi

Net Cash Provided by Operating Activities

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi

Net Cash Used in Investing Activities

Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan

Net Cash Provided by Financing Activity Kenaikan bersih kas dan setara kas

Increase Net Cash And Cash Equivalents Kas dan setara kas awal tahun

Cash And Cash Equivalents at Beginning of Year Kas dan setara kas akhir tahun

Cash And Cash Equivalents at End of Year Perusahaan mencatat saldo kas positif per 31 Desember 2011 sekitar Rp22.088 miliar meningkat sebesar Rp2.327 miliar atau 12% dari kas awal tahun 2011.

2011

2010

Perubahan (%)

change (%)

31.140.060

22.969.258

36

(40.758.848)

(30.720.965)

33

11.958.880

14.425.309

(17)

2.340.092

6.673.602

(65)

19.716.798

13.043.196

51

22.088.093

19.716.798

12

The company recorded a positive cash balance as of 31 December 2011 of Rp22,088 billion or a 12% increase of Rp2,327 billion from the beginning of the year.

Dari kegiatan operasional, arus kas masuk bersih sebesar Rp31.140 miliar, terutama merupakan penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp123.313 miliar, kemudian penerimaan subsidi listrik sebesar Rp90.434 miliar, penerimaan bunga sebesar Rp519 miliar, dan penerimaan restitusi pajak penghasilan sebesar Rp109 miliar. Dana dari operasional ini kemudian digunakan untuk pembayaran kepada para pemasok sebesar Rp164.061 miliar, pembayaran gaji karyawan sebesar Rp10.457 miliar, pembayaran bunga Rp7.797 miliar, dan pembayaran pajak penghasilan sebesar Rp921 miliar.

From operational activity, clean cash flow totaled Rp31,140 billion largely coming out of cash from customers totaling Rp123,313 billion, subsidies of Rp 90,434 billion, interest of Rp519 billion and tax restitution received worth Rp109 billion. Operational funds were then used to pay providers a sum of Rp164,061 billion, payroll totaling Rp10,457 billion, interest payments of Rp7,797 billion and income tax payment of Rp921 billion.

Arus kas keluar pada 2011 yang digunakan untuk aktivitas investasi sebesar Rp40.758 miliar atau meningkat 33% dari tahun sebelumnya. Arus pengeluaran kas untuk investasi terutama digunakan sebagai perolehan aset tetap sebesar Rp7.301 miliar, pembayaran pelaksanaan pembangunan proyek sebesar Rp31.856 miliar dan penambahan rekening dan deposito yang dibatasi penggunaannya sebesar Rp1.703 miliar serta perolehan investasi pada entitas asosiasi sebesar Rp136 miliar. Namun Perusahaan masih menerima arus kas masuk dari penjualan aset yang tidak digunakan dalam operasi sebesar Rp34 miliar, penerimaan piutang berelasi Rp8 miliar dan pencairan investasi jangka pendek sebesar Rp196 miliar.

Net cash used in investing activities in 2011 totaled Rp40,758 billion or a 33% increase from the previous year. Outgoing cash flow for investment was largely used for acquisition of fixed assets totaling Rp7,301 billion, payments on project development totaling Rp31,856 billion and limited utilized account deposits totaling Rp1,703 billion along with investments in associations of Rp136 billion. The company received a cash influx from the sale of dormant assets totaling Rp34 billion, and associated accounts receivable of Rp8 billion and short term investment income totaling Rp196 billion.

Dari sisi pendanaan, Perusahaan mencatat kas bersih sebesar Rp11.958 miliar atau turun 17% dari tahun sebelumnya. Penurunan terutama disebabkan oleh pembayaran obligasi sebesar Rp3.980 miliar, pembayaran penerusan pinjaman sebesar Rp2.279 miliar, pembayaran utang kepada pemerintah sebesar Rp294 miliar,

The net cash provided by financing activities are totalled Rp11,958 billion or a 17% decline from the previous year. The decline was mostly caused by payment of bonds payable totaling Rp3,980 billion, payment of two-step loans of Rp2,279 billion, payment of government loans of Rp 294 billion, dividens paid totaling Rp4,545 billion, payment of bank loans Rp47,502


137 pembayaran dividen sebesar Rp4.545 miliar, pembayaran utang kepada bank sebesar Rp47.502 miliar, utang listrik swasta Rp158 miliar, pembayaran utang sewa pembiayaan Rp1.431 miliar, dan biaya emisi obligasi sebesar Rp97 miliar. Pada 2011, Perusahaan telah menerima hasil emisi obligasi sebesar Rp9.035 miliar, dan penarikan utang Pemerintah sebesar Rp4,499 miliar.

Rasio-rasio keuangan rasio-rasio keuangan

billion, payments of electricity purchase payable Rp158 billion, payment of lease liabilities Rp1,431 billion, and payments of bonds issuance costs Rp97 billion. The company proceeds from issuance of bonds of Rp9,035 billion and proceeds in governments loans Rp4,499 billion.

Financial Ratios

RASIO-RASIO (dalam persen)

2011

RATIOS (percentage)

2010

Perubahan

CHANGES

RASIO LIKUIDITAS LIQUIDITY RATIO Rasio lancar Liquid ratio

92,58

81,60

10,98

Rasio kas Cash ratio

35,11

35,64

(0,53)

63,58

59,50

4,08

174,55

146,90

27,65

Margin laba kotor Gross profit margin

12,96

12,88

0,07

Margin laba bersih Net profit margin

6,37

9,80

(3,42)

Rasio laba terhadap ekuitas Profit ratio against equity

4,63

6,74

(2,11)

Rasio laba terhadap aset Profit ratio against assets

2,00

3,18

(1,18)

1,02

1,44

(0,42)

Perputaran piutang (kali) Accounts receivable rotation (frequency)

10,32

9,62

0,70

Peprutaran utang usaha (hari) Company debt rotation (day)

35,37

37,92

(2,55)

RASIO SOLVABILITAS SOLVABILITY RATIO Jumlah kewajiban terhadap jumlah aset

Total obligations regarding total assets

Jumlah kewajiban terhadap jumlah ekuitas

Total obligations regarding total equity

RASIO PROFITABILITAS PROFITABILITY RATIO

RASIO RENTABILITAS RENTABILITY RATIO

RASIO OPERASIONAL OPERATIONAL RATIO Perputaran persediaan (kali) Inventory rotation (frequency)

LIKUIDITAS Rasio ini menunjukkan kemampuan Perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang akan jatuh tempo, dihitung dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar. Pada tahun 2011 rasio likuiditas lancar Perusahaan sebesar 92,58% meningkat dari posisi tahun sebelumnya 81,60%. Kenaikan rasio ini disebabkan karena peningkatan penjualan listrik sehingga kemampuan Perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin baik. SOLVABILITAS Rasio ini menunjukkan kemampuan Perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang yang akan jatuh tempo. Rasio solvabilitas dihitung dengan membandingkan total kewajiban terhadap total aset. Kenaikan kewajiban pada tahun 2011 menyebabkan solvabilitas Perusahaan terhadap aset menjadi 63,58% atau lebih tinggi dari rasio tahun sebelumnya sebesar 59,5%.

LIQUIDITY This ratio indicates company capability in meeting its maturing short-term obligations, calculated and apportioned by liquid assets and liquid obligations. As of year 2011 the company fluid liquidity ratio of 92.58% increased from the position of 81.60% the previous year. This increased ratio was a result of rising sales of electricity, thus improving the company’s capacity to meet short term obligations.

SOLVABILITY This ratio shows the company capability in meeting both short and long term debt obligations on time. The solvability ratio is calculated by comparing total obligations with total assets. The increase in obligations in 2011 led to company solvability toward assets becoming 63.58% or higher than the previous ratio of 59.5%. Solvability regarding equity was 174.55%, an


138

Sedang solvabilitas terhadap ekuitas adalah 174,55% atau lebih tinggi dari rasio tahun sebelumnya sebesar 146,90%. Hal ini menunjukkan kemampuan Perusahaan yang tetap tinggi dalam mengendalikan pemenuhan kewajibannya.

increase from 146.90% the previous year. This demonstrates the company’s ability to fulfill its obligations.

PROFITABILITAS

PROFITABILITY The profitability ratio demonstrates realized profit for each sale. The gross profit ratio regarding electric power sales in 2011 increased to 12.96% from 12.88% the year before, and the sales profit ratio was 6.37% from 9.8% the previous year. The decrease indicates the company’s ability to optimize sales profit despite higher finance expenditures and exchange rate losses.

Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan Perusahaan menghasilkan laba untuk setiap penjualan. Rasio laba kotor terhadap penjualan tenaga listrik pada 2011 sebesar 12,96% meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 12,88%, dan rasio laba bersih terhadap penjualan menjadi 6,37% dari tahun sebelumnya sebesar 9,8%. Penurunan ini menunjukkan kemampuan Perusahaan dalam optimalisasi laba dari penjualan masih belum baik yang disebabkan oleh membesarnya biaya keuangan dan kerugian kurs. RENTABILITAS Rasio ini menunjukkan kemampuan Perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan sumber daya yang tersedia. Rentabilitas terhadap ekuitas (ROE) menjadi 4,63% pada 2011 atau turun dari tahun sebelumnya sebesar 6,74%, demikian juga rentabilitas terhadap aset (ROA) mengalami penurunan menjadi 2,00% pada 2011 dari tahun sebelumnya sebesar 3,18%. Kondisi ini menunjukkan kemampuan mencetak laba Perusahaan belum bisa mengimbangi penambahan ekuitas dan aset. Keterbatasan penyesuaian tarif listrik yang sesuai dengan kondisi lapangan adalah salah satu penyebab turunnya rentabilitas tersebut. KOLEKTIBILITAS PIUTANG Tingkat kolektibilitas piutang dihitung dengan membandingkan total piutang terhadap total hasil penjualan. Dengan perhitungan tersebut tingkat kolektibilitas piutang Perusahaan adalah sebesar 10,32 hari, mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 9,62 hari.

RENTABILITY This ratio indicates the company’s ability to generate net profit using available resources. Return on equity (ROE) was 4.63% in 2011 or down from 6.74% the year before, as the return on assets (ROA) declined to 2.00% in 2011 from 3.18% in 2010. These conditions show the company recorded profits that did not match equity and assets. Limitations on electricity tariff adjustments in accordance to field conditions is one reason for the declines in rentability.

ACCOUNTS RECEIVABLE COLLECTABILITY The collectability level for accounts receivable is counted by comparing accounts receivable with sales results. With this calculation the timing of company accounts receivable collectability was 10.32 days, an increase from 9.62 days the year before.


139 Realisasi Belanja Modal realisasi belanja

modal

Capital Expenditure Realization

Belanja modal dilaksanakan oleh PLN dalam rangka mempertahankan tingkat produksi dan efisiensi operasi, termasuk antara lain perbaikan gardu, transmisi, distribusi maupun perawatan rutin dari pembangkit listrik. Jumlah investasi rutin pada tahun 2011 adalah sebesar Rp45.914 miliar atau meningkat 8,7% dari tahun sebelumnya.

Capital expenditures implemented by PLN within the framework of maintaining production levels and operational efficiency, including, among other things, renovating relay stations, transmission, distribution and routine maintenance for electricity generation. Routine investment in 2011 totaled Rp45,914 billion or an 8.7% increase from the year before.

Pada tanggal 31 Desember 2011, jumlah ikatan perolehan barang modal berdasarkan kontrak, terutama sehubungan dengan pengadaan pembangkitan, jaringan transmisi dan distribusi adalah sebagai berikut: 1. Pembangunan beberapa pembangkit listrik baru dalam rangka percepatan pembangunan pembangkit 10.000 MW Tahap I 2. Pembangunan pembangkitan PLTP Sarulla 300 MW, PLTA Asahan 3 (2x87MW), PLTA Peusangan 88 MW, PLTP Ulubelu (2x55MW), PLTU NTB Lombok (1x25MW) dan PLTU NTT Atambua (4x6 MW) 3. Pembangunan proyek jaringan transmisi 500 kV Jawa Bali, Transmisi 150 kV Luar Jawa Bali, Proyek Gardu Induk 150 kV serta proyek interkoneksi jaringan 4. Perbaikan sarana distribusi tegangan menengah dan rendah 20 kV serta Gardu Distribusi.

As of 31 December 2011, total bond yields for acquisition of capital goods based under contract, especially in relation to supplying generation, transmission networks and distribution are as follows: 1. Development of a number of new electricity plants in line with the plan to fast track program Phase I

Sumber Pembiayaan SUMBER PEMBIAYAAN

2. Development of generation capacity at PLTP Sarulla 300 MW, PLTA Asahan 3 (2x87MW), PLTA Peusangan 88 MW, PLTP Ulubelu (2x55MW), PLTU NTB Lombok (1x25MW) and PLTU NTT Atambua (4x6 MW) 3. Development of the 500 kV Java-Bali transmission network project, the 150 kV off Java-Bali project, the 150 kV primary relay station as well as the network interconnection project 4. Renovation of middle voltage and low voltage of 20kV and relay station facilities.

Funding Resources

Dalam mengembangkan kemampuan usaha, Perusahaan terus berupaya meningkatkan sarana penyediaan tenaga listrik dengan pendanaan dari berbagai sumber. Pada umumnya ada 5 sumber pendanaan yang digunakan oleh Perusahaan, yakni: • Pinjaman penerusan (Two step loan) • Pinjaman kepada pemerintah. • Pinjaman dari perbankan. • Pinjaman dari lembaga pembiayaan/leasing. • Penerbitan obligasi.

To expand company capacity, the company continually endeavors to improve facilities for the provision of electric power with funding from a number of sources. In general, there are 5 sources used by the company: • Two step loans • Government loans • Bank loans • Loans from other lending institutions/ leasing • Bonds issuance.

Pada tahun 2011, Perusahaan telah menerima dana hasil penerbitan obligasi sebesar Rp9.035 miliar, penarikan hutang kepada pemerintah sebesar Rp4.499 miliar, dan perolehan hutang bank sebesar Rp58.712 miliar.

In 2011, the company received proceeds of bonds issuance worth Rp9,035 billion, proceeds in government loans Rp4,499 billion, and bank loans of Rp58,712 billion.


140 KINERJA ANAK PERUSAHAAN

KINERJA ANAK PERUSAHAAN PERFORMANCE OF SUBSIDIARIES

Berikut ini adalah data ringkas kinerja keuangan Anak Perusahaan untuk tahun fiscal 2011 :

The following is a brief summary of the financial performance of subsidiary companies for fiscal year 2011:

Laporan Keuangan Anak Perusahaan PT PLN (Persero) Tahun 2011 (Juta Rp)

PT PLN (Persero) Subsidiary Company(s) Financial Report Year 2011 (Rp millions)

Uraian Total Aktiva

Total assets Aktiva Lancar

Current assets Aktiva Tidak Lancar

Non current assets Total Ekuitas dan Kewajiban

Total equity and liabilities Ekuitas

Equity Kewajiban Lancar

Liquid liabilites Kewajiban Tidak Lancar

Non Liquid liabilites

PT IP

PT PJB

PT ICON+

PT PLN Batam

PT PLN Tarakan

PT PLN Enjinering

PT PLN Batubara

53.485.112

41.373.400

1.688.636

21.954.191

20.946.000

31.530.921

2.196.411

235.699

276.470

427.827

66.321

589.324

577.196

507.034

96.287

269.810

262.884

65.632

293.813

20.427.400

1.111.440

1.689.367

135.461

6.660

164.943

689

271.402

53.485.112

41.373.400

1.688.636

2.196.411

235.699

276.470

427.827

66.321

589.324

44.533.182

35.291

705.881

1.389.172

35.848

171.903

54.045

24.000

23.268

4.991.459

3.849

620.585

226.435

177.879

102.393

373.758

42.321

278.948

3.859.600

869

362.170

439.448

7.340

-

287.108

2.173

23

PT PLN Geothermal

PT BAG

Laba (Rugi) Profit (Loss) Pendapatan Usaha

Operating revenues

43.416.417

25.038.000

693.771

1.728.151

187.592

183.155

31.308

64.704

369.411

41.737.928

23.725.000

636.510

1.570.744

199.530

134.870

9.461

9.152

335.724

1.678.189

1.302.000

57.261

157.408

(11.938)

48.286

37.330

13.189

4.502

1.184.082

1.411.000

54.842

192.589

(8.880)

43.993

30.565

4.451

2.759

Beban Usaha

Operating expenses Laba (Rugi)

Profit (loss) Laba (Rugi) Bersih

Net profit (loss)


141

INFORMASI MATERIAL MATERIAL INFORMATION

Program Percepatan Pembangunan Pembangkit 10.000 program percepatan pembangunan MW Tahap 1

pembangkit 10.000 mw tahap 1

Fast track program 10.000 MW Phase 1

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 71 Tahun 2006 tanggal 5 Juli 2006 yang kemudian diubah melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 59 Tahun 2009 tanggal 23 Desember 2009, Pemerintah menugaskan Perusahaan untuk membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batu bara di 42 lokasi di Indonesia, meliputi 10 pembangkit dengan jumlah kapasitas 7.490 MW di Jawa - Bali dan 32 pembangkit dengan jumlah kapasitas 2.769 MW di luar Jawa – Bali. Proyek ini diharapkan beroperasi pada tahun 2012 dan 2014.

Based on Republic of Indonesia Presidential Regulation No. 71 Year 2006 dated 5 July 2006, which was replaced by Republic of Indonesia Presidential Regulation No. 59 Year 2009 dated 23 December 2009, the government assigned the company to develop coal-fired steam power plants (PLTU) at 42 locations in Indonesia, including 10 with total capacity of 7,490 MW for Java – Bali and 32 with 2,769 MW off Java – Bali. The projects are expected to be operated in 2012-2014 .

Pendanaan Proyek Dari sisi pendanaan, proyek percepatan 10.000 MW PLN tersebut telah mengalami kemajuan yang signifikan. Seluruh pendanaan proyek percepatan tersebut telah mendapatkan kepastian pendanaan. Untuk proyek terkait pembangkitan, kebutuhan pendanaan dari sisi mata uang asing telah dipenuhi secara total sejumlah US$5,1 miliar dan untuk mata uang lokal telah terpenuhi sejumlah Rp21,6 triliun. Sedangkan untuk proyek terkait transmisi, kebutuhan pendanaan dengan mata uang asing telah terpenuhi total sebesar US$346 juta dan untuk mata uang lokal juga sepenuhnya tersedia sebesar Rp12,17 triliun. 85% dari total pendanaan yang dibutuhkan untuk melancarkan proyek percepatan ini berasal dari perjanjian pinjaman penyediaan kredit yang sepenuhnya dijamin oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia (PP) No. 91 Tahun 2007

Project Finance From the finance perspective, the Fast Track Program of 10,000 MW has already experienced a significant progress. For the projects related to generation, financing needed from foreign currency already secured total of US$5.1 billion, while financing from local currency has been secured to the amount of Rp21.6 trillion. For the related transmission project, the foreign currency of US$346 million and local currency of Rp12.17 trillion has been secured. Some 85% of the total required financing the Fast Track Program development comes from credit that is guaranteed by the government of Indonesia


142 pengganti dari PP No. 86 Tahun 2006, tentang Pemberian Jaminan Pemerintah untuk Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Yang Menggunakan Batubara, dan sisanya, 15% bersumber dari keuangan internal PLN.

in accordance with Presidential Decree (PP) No 91 Year 2007, which replaced by PP No. 86 Year 2006 on Government Guarantee for development of coal generated electric power. The remaining 15% will be covered by internal PLN financing.

Sampai dengan tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan telah membayar uang muka sebesar US$872 juta dan Rp4.750.379 juta untuk 36 kontrak EPC, atau sekitar 15% dari jumlah nilai kontrak, yang dicatat sebagai pekerjaan dalam pelaksanaan. Uang muka tersebut didanai dari hasil penerbitan Obligasi Terjamin dan penarikan fasilitas kredit program percepatan.

As of 31 December 2011, the company had already paid a down payment of US$872 million and Rp4,750,379 million for 36 EPC contracts, or around 15% of the total value of the contracts that were classified as construction in progress. The down payment were funded by the issued guaranteed notes and withdrawals of credit facilities for the fast track program.

Di Tahun 2011, Perusahaan telah menandatangani 131 kontrak untuk peningkatan dan pembangunan transmisi baru dan gardu induk di Jawa dan luar Jawa. Proyek ini dibiayai melalui dana sendiri dan penarikan fasilitas kredit perbankan. Sedangkan pada kontrak konstruksi rutin untuk tambahan pembangkit listrik dan pengembangan jaringan transmisi dan distribusi, dibiayai melalui dana sendiri dan pihak luar melalui pinjaman luar negeri, bantuan dan proyek investasi sebagai bagian dari anggaran belanja negara.

In 2011, the company signed 131 contracts for upgrading and constructing new transmission and sub stations both in Java and outside Java. These projects are financed by own funds and and withdrawal of credit facilities from bank. Construction signed for additional power plants and development regular of transmission and distribution network are financed by own funds and other external funding through offshore loans grants and investment projects from the State budget.

Perkembangan Pembangunan 10.000 MW Tahap 1 Di tahun 2011, PLN telah menandatangani 36 kontrak Engineering Procurement and Construction (EPC) meliputi 10 pembangkit tenaga listrik dengan jumlah kapasitas 7.490 MW di Jawa - Bali dan 26 pembangkit tenaga listrik dengan jumlah kapasitas 2,4 GW di luar Jawa – Bali. Berdasarkan kontrak EPC tersebut, Perusahaan diharuskan membayar uang muka sekitar 15% dari nilai kontrak dan 85% akan didanai melalui fasilitas kredit perbankan.

Development of 10,000 MW Phase 1 In 2011, PLN signed 36 Engineering Procurement and Construction (EPC) contracts which consits of 10 electricity power plants with aggregate capacity of 7,490 MW for Java-Bali and 26 electric power plants with aggregate capacity of 2.4 GW outside Java and Bali. Based on these EPC contracts, the company was required to pay the contractor down payment approximately 15% of contract value upfront while the remaining 85% will be funded through credit facilities from banks.

Di tahun 2011, terdapat tambahan sebesar 3.274 MW dari proyek percepatan 10.000 MW Tahap I, yakni dari PLTU 3 BANTEN - Lontar 3x315 MW, PLTU 1 BANTEN - Suralaya 1x625 MW, PLTU 1 JABAR - Indramayu 3x330 MW, PLTU 1 JATENG – Rembang 2x315 MW, PLTU KEP.RIAU - Tj. Balai Karimun 2x7 MW, PLTU 2 SULUT - Amurang 2x25 MW, PLTU SULTRA - Kendari 2x10 MW.

In 2011 additional capacity of 3,274 MW for the 10,000 MW Fast Track Program Phase I was added by PLTU 3 BANTEN Lontar 3x315 MW, PLTU 1 BANTEN - Suralaya 1x625 MW, PLTU 1 JABAR - Indramayu 3x330 MW, PLTU 1 JATENG – Rembang 2x315 MW, PLTU KEP.RIAU - Tj. Balai Karimun 2x7 MW, PLTU 2 SULUT - Amurang 2x25 MW, PLTU SULTRA - Kendari 2x10 MW.

PROYEK

KAP. (MW)

# Unit

PLTU 1 BANTEN - Suralaya

1x625

1

PLTU 2 BANTEN - Labuan

2x300

NO

PROJECT

COD KONTRAK

COD ESTIMASI/ REALISASI

12 Mar 2010

22 Agst 2011

COD CONTRACT

COD EST. / REALISATION

Jawa-Bali 1 2 3

4

Steam Power Plant 1 Banten - Suralaya Steam Power Plant 2 Banten - Labuan PLTU 3 BANTEN - Lontar

Steam Power Plant 3 Banten - Lontar

PLTU 1 JABAR - Indramayu

Steam Power Plant 1 Jabar - Indramayu

3x315

3x330

1

12 Sep 2009

29 Okt 2009

2

12 Des 2009

15 Apr 2010

1

07 Apr 2010

Des 2011

2

07 Jun 2010

Feb 2012

3

07 Aug 2010

Maret 2012

1

12 Sep 2009

29 Jan 2011

2

12 Dec 2009

19 Mei 2011

3

12 Mar 2010

Des 2011


143 NO 5

6 7 8 9 10

PROYEK

PROJECT PLTU 2 JABAR - Pelabuhan Ratu

Steam Power Plant 2 Jabar - Pelabuhan Ratu

KAP. (MW)

# Unit

3x350

PLTU 1 JATENG - Rembang

2x315

PLTU 2 JATENG - Adipala - Cilacap

1x660

PLTU 1 JATIM - Pacitan

2x315

Steam Power Plant 1 Jateng - Rembang Steam Power Plant 2 Adipala - Cilacap Steam Power Plant 1 Jatim - Pacitan PLTU 2 JATIM - Paiton

1x660

PLTU 3 JATIM - Tj. Awar-awar

2x350

Steam Power Plant2 Jatim - Paiton Steam Power Plant 3 Jatim - Tj Awar-awar Total FTP-1 Jawa-Bali

COD KONTRAK


1

Agst 2012

Agst 2012

2

Nov 2012

Nov 2012

COD CONTRACT


3

Feb 2013

Feb 2013

1

21 Sep 2009

10 Des 2011

2

21 Dec 2009

10 Des 2011

1

22 Apr 2012

Mei 2014

1

07 Feb 2010

Jun 2012

2

07 May 2010

Sep 2012

1

12 Mar 2010

Apr 2012

1

25 Oct 2010

Sep 2013

2

25 Jan 2011

Des 2013

7.490

Indonesia Barat 11 12

13 14 15 16

17 18 19 20 21 22

PLTU NAD - Meulaboh

Steam Power Plant NAD-Meulaboh PLTU 2 SUMUT - Pangkalan Susu

Steam Power Plant 2 Sumut Pangkalan Susu

2x110 2x220

1

06 Jan 2011

Okt 2012

2

06 Apr 2011

Des 2012

1

11 Aug 2011

Jun 2013

2

11 Nov 2011

Okt 2013

1

09 Oct 2010

Nov 2013

PLTU 1 RIAU - Bengkalis

2x10

2

09 Dec 2010

Des 2013

PLTU 2 RIAU - Selat Panjang

2x7

1

19 Aug 2010

Apr 2012

2

19 Oct 2010

Juni 2012

2x110

1

--

Jan 2014

2

--

Apr 2014

1

16 Mar 2010

Nov 2011

2

16 May 2010

Des 2011

1

17 Apr 2011

Okt 2012

Steam Power Plant 1 Riau - Bengkalis Steam Power Plant 2 Riau - Selat Panjang PLTU RIAU - Tenayan

Steam Power Plant Riau - Tenayan PLTU KEP.RIAU - Tj. Balai Karimun

Steam Power Plant Kep. Riau - Tj. Balai Karimun

2x7

PLTU SUMBAR - Teluk Sirih

2x112

PLTU 3 BABEL - Bangka Baru

2x30

Steam Power Plant Sumbar - Teluk Sirih Steam Power Plant 3 Babel - Bangka Baru

2

17 Juli 2011

Des 2012

1

10 Nov 2010

Mar 2012

2

10 Jan 2011

Apr 2012

PLTU 4 BABEL - Belitung

2x16,5

1

02 Nov 2010

Mar 2012

PLTU LAMPUNG - Tarahan Baru

2x100

1

29 Apr 2010

2

29 Jul 2010

Apr 2012

PLTU 1 KALBAR - Parit Baru

2x50

1

28 Dec 2011

Sept 2013

2

28 Feb 2012

Nov 2013

2x27,5

1

Maret 2012

Sep 2013

2

Mei 2012

Des 2013

Steam Power Plant 4 Babel - Belitung Steam Power Plant Lampung - Tarahan Baru Steam Power Plant 1 Kalbar - Parit Baru PLTU 2 KALBAR - Bengkayang

Steam Power Plant 2 Kalbar - Bengkayang Total FTP-1 Indonesia Barat

02 Jan 2011 Mar 2012

1.600

Indonesia Timur 23 24

PLTU KALSEL - Asam-Asam

Steam Power Plant Kalsel-Asam-Asam PLTU 1 KALTENG - Pulang Pisau

Steam Power Plant 1 Kalteng - Pulau Pisau

2x65 2x60

3

20 Aug 2010

Feb 2012

4

20 Oct 2010

Mei 2012

1

19 Dec 2012

Feb 2013

2

19 Feb 2013

Apr 2013


144 NO 25

26 27 28 29 30 31 32 33

PROYEK

PROJECT PLTU KALTIM - Teluk Balikpapan

Steam Power Plant Kaltim-Teluk Balikpapan PLTU GORONTALO

Steam Power Plant Gorontalo PLTU 2 SULUT - Amurang

Steam Power Plant 2 Sulut-Amurang PLTU SULTRA - Kendari

Steam Power Plant Sultra-Kendari PLTU SULSEL - Barru

Steam Power Plant Sulsel- Barru PLTU 1 NTB - Bima

Steam Power Plant 1 NTB - Bima PLTU 2 NTB - Lombok

Steam Power Plant 2 NTB-Lombok PLTU 1 NTT - Ende

Steam Power Plant 1 NTT-Ende PLTU 2 NTT - Kupang

Steam Power Plant 2 NTT-Kupang

KAP. (MW)

# Unit

2x110

1

4 Sep 2013

Sep 2013

2

4 Des 2013

Des 2013

1

08 Jan 2010

Terminate

2

08 Mar 2010

Terminate

1

22 Sept 2009

Sep 2011

2

22 Jan 2010

Des 2012

2x25 2x25 2x10 2x50 2x10 2x25 2x7 2x16,5

COD KONTRAK

COD CONTRACT



1

20 Feb 2010

Des 2011

2

20 Apr 2010

Des 2011

1

17 Nov 2010

Maret 2012

2

17 Jan 2011

Jun-12

1

15 Jul 2010

Agust 2012

2

15 Sep 2010

Okt 2012

1

01 Apr 2011

Feb 2013

2

01 Jun 2011

April 2013

1

20 Feb 2010

Feb 2012

2

April 2010

Apr 2012

1

15 Agst 2010

Apr 2012

2

15 Okt 2010

Jun 2012

1

08 Agst 2010

Mei 2012

PLTU MALUKU UTARA - Tidore

2x7

2

08 Okt 2010

Jul 2012

35

PLTU MALUKU - Ambon

2x15

1

11 Mei 2012

Des 2012

2

11 Juli 2012

Feb 2013

36

PLTU 1 PAPUA - TIMIKA

2x7

1

PLTU 2 PAPUA - Jayapura

2x10

1

26 Feb 2011

April 2012

2

26 Apr 2011

Jun 2012

Total FTP-1 Indonesia Timur

885

34

37

Steam Power Plant Maluku Utara-Tidore Steam Power Plant Maluku-Ambon Steam Power Plant 1 Papua-Timika Steam Power Plant 2 Papua-Jayapura

Grand Total FTP-1

-

2

-

9.975

program percepatan pembangunan

Program Percepatan Pembangunan Pembangkit 10.000 pembangkit 10.000 mw tahap 2 MW Tahap 2

FAST TRACK PROGRAM 10,000 MW Phase 2

Proyek pembangunan pembangkit 10.000 MW tahap ke 2 didasari atas Peraturan Presiden No. 4/2010, yang kemudian di amandemen dengan Peraturan Presiden No. 48/2011 perihal pemberian mandat kepada PLN untuk mengadakan 9.522 MW pembangkit berdasarkan bahan bakar energi terbarukan, gas dan batu bara, yang kemudian di revisi oleh Peraturan Menteri ESDM No.1/2012 untuk mengadakan pembangkit dengan kapasitas 10,047 MW.

Development of Fast Track Program Phase 2 of the 10,000 MW development project is based on Presidential Decree No. 4/2010, which was later amended by Presidential Decree No. 48/2011, under which a mandate was given to PLN to establish a 9.522 MW power plant using gas and coal as fuel. This was later revised by ESDM Ministry Instruction No. 1/2012 to increase power generation to a supply capacity of 10.047 MW.

Tujuan dilaksanakannya FTP 2 adalah untuk memenuhi permintaan tenaga listrik Indonesia di luar kapasitas yang harus dipenuhi oleh FTP 1. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 139/2011 mengenai pemerintah menyediakan jaminan kepada IPP terkait kewajiban PLN kepada IPP untuk pembelian energi listrik sesuai dengan PPA.

The goal of implementing FTP 2 is to meet Indonesia’s electricity requirements that extend beyond the capacity of FTP 1 in accordance with Finance Ministry Instruction No. 139/2011 regarding government preparedness for guarantee for the said IPPs and PLN obligations to the IPPs to purchase electric energy in accordance with the PPA.


145 Dalam FTP 2 ini IPP mempunyai peranan yang lebih dominan dengan membangun lebih dari setengah dari total kapasitas target FTP2 sebesar 5,023 MW, dengan komposisi 17,5% pembangkit berbasis Hydro, 3% pembangkit berbasis Gas, 49% pembangkit berbasis Geothermal, dan 30,7% pembangkit berbasis batubara.

Within FTP 2, the IPP has more dominant role in developing more than half of the total FTP 2 capacity with responsibility for 5.023 MW, with a composition of 17.5% hydropower, 3% from gas, 49% geothermal and 30.7% from coal.

Proyek konstruksi untuk FTP 2 ini sebagian besar sudah dimulai dengan pembangunan pembangkit listrik berbasis batubara di 4 (empat) lokasi dengan kapasitas total sekitar 154 MW, dan sebagian telah memasuki tahapan kontrak EPC. Secara financial, proyek FTP 2 ini didanai dari two step loans, anggaran perusahaan, pinjaman bank, dan pasar modal.

Construction for the FTP 2 project has largely already begun with coal based generator development at 4 (four) locations with total capacity of 154 MW, some of which is included in the EPC contract. Financially, the FTP 2 is financed in two step loans, the company budget, bank loans and the capital market.

pembangkit listrik swasta

INDEPENDENT POWER PRODUCER

Sebelum tahun 1997, Perusahaan mengadakan perjanjian jual beli tenaga listrik (PPA dan ESC) dengan penyedia dan pengembang tenaga listrik swasta (IPP) skala besar. Pada tahun 1999, Perusahaan telah melaksanakan renegosiasi terhadap PPA dan ESC melalui Kelompok Kerja Renegosiasi Kontrak Khusus PLN dibawah arahan Pemerintah. Renegosiasi tersebut meliputi antara lain keseimbangan kondisi kontrak, kewajaran harga dan disparitas harga jual listrik swasta dan harga jual Perusahaan.

Before the year 1997, the company established sales agreements (PPA and ESC) for preparation of large scale private electricity supply (IPP). In 1999, the company carried out renegotiations of the PPA and ESC through the Special PLN Working Contract Renegotiation Team under the government. The renegotiations included, among other aspects, rebalancing the conditions of contracts, including price legitimacy and price disparities between the actual sales price of electricity and the PLN sales price.

Dalam perjanjian dengan IPP tertentu, disepakati bahwa setiap saat selama perjanjian berlaku, Perusahaan dapat melaksanakan opsi untuk membeli hak penjual, milik, dan kepentingan atas proyek yang bersangkutan.

Within agreement with specific IPPs, it had been agreed that for the length of the arrangement, PLN had the option to buy the selling rights, ownership rights and interest in specified contracts.


146 Terlampir adalah tabel IPP yang sudah beroperasi dan belum beroperasi:

Attached is a table showing IPPs that are already in operation and those that are not operating:

Sudah beroperasi:

In Operation:

No.

Perusahaan

Proyek

Company

Project

Bahan bakar

Kapasitas

Fuel

(MW)

1.

PT Cikarang Listrindo

Cikarang, Jawa Barat

Gas

2.

PT Energi Sengkang

Sengkang, Sulawesi Selatan South Sulawesi

Gas

3.

Chevron Geothermal Salak, Ltd.

Salak, Jawa Barat

Panas bumi

4.

PT Makassar Power

Pare-pare, Sulawesi SelatanSouth Sulawesi

MFO

5.

PT Paiton Energy

Paiton I, Jawa Timur

Batubara

6.

PT Jawa Power

Paiton II, Jawa Timur

Batubara

7.

Chevron Geothermal Indonesia, Ltd.

Drajat, Jawa Barat/West Java

Panas bumi

8.

Star Energy Geothermal (Wayang Windu) Ltd. (d/h/ formerly Magma Nusantara Limited)

Wayang Windu, Jawa Barat

Panas bumi

9.

PT Geo Dipa Energy

Dieng, Jawa Tengah

Panas bumi

10.

PT Asrigita Prasarana

Palembang, Sumatera Selatan South Sumatera

Gas

11.

PT Sumber Segara Primadaya

Cilacap, Jawa Tengah

Batubara

12.

PT Dalle Energy Batam

Panaran, pulau Batam

Gas

13.

PT Mitra Energi Batam


Gas

14.

PT Indo Matra Power

Kawasan Industri Kabil, Pulau Batam Batam Island

Gas

15.

PT Jembo Energindo


Gas

16.

PT Metaepsi Pejebe Power Generation

Gunung Megang, Sumatera Selatan South Sumatera

Gas

17.

PT Pusaka Jaya Palu Power

Palu, Sulawesi Tengah

Batubara

18.

PT Pertamina Geothermal Energi

Kamojang, Jawa Barat

Panas bumi

19.

PT Cahaya Fajar Kaltim

Embalut, Kalimantan Timur East Kalimantan

Batubara

20.

PT Dizamatra Powerindo

Sebayak, Sumatera Utara

Panas bumi

21.

PT Bajradaya Sentranusa

Asahan, Sumatera Utara

Tenaga air

22.

PT Cipta Daya Nusantara

Mobuya, Sulawesi Utara

Tenaga air

23.

Perum Jasa Tirta

Purwakarta, Jawa Barat

Tenaga air

West Java

West Java

East Java East Java

West Java

Central Java

Central Java

Batam Island Batam Island

Batam Island

Central Sulawesi West Java

North Sumatera North Sumatera North Sumatera West Java

Geothermal

Coal Coal

Geothermal

AF b) (%)

Capacity

Periode

period

300

72

1998-2018

255

85

1999-2028

165

90

1997-2027

60

80

1998-2013

1.230

85

2000-2040

1.220

83

2000-2030

180

95

2000-2030

220

90

2000-2042

60

85

2002-2044

150

85

2004-2024

562

80

2007-2037

55

80

2005-2016

55

84

2005-2016

17

90

2005-2017

24

65

2008-2011

80

80

2005-2025

27

80

2007-2032

60

90

2008-2038

45

72

2008-2038

11

90

2008-2038

180

90

2010-2040

3

80

2007-2027

150

-

2012

Geothermal

Geothermal

Coal

Coal

Geothermal Coal

Geothermal Hidro Hidro Hidro


147 No.

24.

Perusahaan

Proyek

Company

Project

Bahan bakar

Kapasitas

Fuel

(MW)

Aggreko International Project. Ltd.

Pulau Batam

Batam Island

Gas

25.

PT Fajar Futura Energy Luwu

Luwu, Sulawesi Selatan

Tenaga air

26.

PT Sulawesi Mini Hydro Power

Sinjai Sulawesi Selatan

Tenaga air

27.

PT Guo Hua Energi Musi Makmur

Muara Enim, Sumatera Selatan South Sumatera

Batubara

28.

PT Eksploitasi Energi Indonesia

Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah

Batubara

South Sulawesi

Hidro

South Sulawesi

Hidro Coal Coal

Central Kalimantan

AF b) (%)

Capacity

Jumlah Total

Periode

period

30

80

2008-2011

2

-

2010-2035

10

-

2011-2036

227

80

2011-2041

11

80

2011-2036

5.389

Belum beroperasi: No.

1.

Perusahaan

Proyek

Company

Project

PT Paiton Energy

Paiton Ekspansi, Jatim

Bahan bakar

Kapasitas

Fuel

(MW)

Batubara

2.

PT Cirebon Electric Power

3.

PT General Energy Bali

Celukan Bawang, Bali

4.

Sarulla Operations Ltd

Sarulla, Sumatera Utara

Panas bumi

Kuala Tanjung, Sumatera Utara

Batubara

Baturaja, Sumatera Selatan

Batubara

Banjarsari, Sumatera Selatan

Batubara

Jeneponto, Sulawesi Selatan

Batubara

Poso, Sulawesi Tengah

Tenaga air

Patuha, Jawa Barat

Panas bumi

5.

PT Ranyza Energi

Cirebon, Jawa Barat

North Sumatera

North Sumatera 6.

7.

8.

PT Priamanaya Power Energi PT Bukit Pembangkit Innovative PT Bosowa Energy

South Sumatera

South Sumatera

South Sulawesi 9.

PT Poso Energy

Central Sulawesi 10.

PT Geo Dipa Energi

11.

Bali Energi Ltd

12.

PT TJK Power

13.

PT Geo Dipa Energi

West Java

Bedugul, Bali

Coal

Batubara

Coal

Geothermal

Coal

Coal

Coal

Coal

Hidro

Geothermal

Panas bumi

Geothermal

Pulau Batam

Batubara

Dieng, Jawa Tengah

Panas Bumi / Geothermal

Batam Island Central Java

Periode

STATUS

period

Batubara

Paiton Expansion, East Coal Java West Java

AF b) (%)

Capacity

Coal

815

80

2012-2042

d)

660

80

2011-2041

d)

380

85

2011-2041

d)

330

90

2011-2041

e)

225

94

2010-2040

e)

225

80

2011-2041

e)

220

80

2014-2044

d)

200

80

2012-2042

d)

195

846GWh/ th

2011-2041

d)

180

90

2014-2034

e)

175

95

2011-2041

e)

110

85

2009-2038

e)

60

85

2014-2034

e)


148 No.

14.

15. 16.

Perusahaan

Proyek

Company

Project

PT Equator Manunggal Power PT Indo Ridatama

Pontianak, Kalimantan Barat

West Kalimantan

Samboja, Kalimantan Timur East Kalimantan

Lainnya

Bahan bakar

Kapasitas

Fuel

(MW)

Panas Bumi

Geothermal Batubara

Coal

54

85

2011-2035

d)

55

80

2011-2041

e)

4.110

listrik berlaku antara 19 sampai dengan 30 tahun sejak tanggal produksi komersial. Faktor

STATUS

period

Coal

a) Perjanjian berlaku sejak ditandatangani, dan jual beli tenaga

=

Periode

Batubara

Others

Jumlah Total

b) AF

AF b) (%)

Capacity

Pemasokan

Tenaga

yang

harus

diserap

Perusahaan. c) Meliputi kontrak dengan 27 IPP, terdiri dari 20 IPP dalam tahap pembangunan dan 7 IPP dalam tahap pembiayaan berlokasi di berbagai daerah di Indonesia, menggunakan bahan bakar batu bara, panas bumi dan mini hydro dengan kapasitas masingmasing pembangkit kurang dari 50 MW. d) Dalam tahap pembangunan. e) Dalam tahap pembiayaan.

Harga tenaga listrik per kWh untuk pembangkitan bahan bakar gas, MFO dan batubara ditetapkan berdasarkan formula tertentu yang ditetapkan dalam perjanjian yang antara lain mengatur pemulihan biaya modal, pembayaran biaya tetap operasi dan pemeliharaan, biaya bahan bakar dan pembayaran biaya variabel operasi dan pemeliharaan. Untuk pembangkitan yang menggunakan panas bumi, harga tenaga listrik ditetapkan berdasarkan formula tertentu sebagaimana dinyatakan dalam perjanjian antara lain Energy Charge dan Capacity Charge.

kerja sama berbagai pihak Kerjasama dengan BUMN Kerjasama dengan sesama BUMN baik yang dilakukan oleh PT PLN (Persero), Unit PLN dan Anak Perusahaan terus dilanjutkan dan ditingkatkan. Adapun kerjasama tersebut adalah : • Bidang pelayanan melalui call center 123 dengan PT Telkom. Sedang dikembangkan kerjasama dalam bidang telekomunikasi baik dengan PT Telkom maupun PT INDOSAT melalui jaringan listrik dan fiber optik PLN; • Pembelian tenaga listrik dengan Perum Otorita Jatiluhur (PLTA Jatiluhur) dan PT Pusri; • Pemenuhan seluruh kebutuhan bahan bakar dengan PERTAMINA dan pemenuhan sebagian kebutuhan gas dengan PT PGN;

a) The agreement are effective from the date of signing and buy and sell of electricity is valid between 19 to 30 years starting from the commercial operation date. b) AF = Power supply factor which should be absorbed by the Company. c) Represent contracts with 27 IPPs, consisting of 20 IPPs under construction and 7 IPPs in financing stage, which are located in several areas of Indonesia and are generated by coal, geothermal and mini hydro each with power plant’s capacity of less than 50 MW. d) Under construction. e) Financing stage.

The price of gas, MFO and coal generated electric power per kWh was determined based upon specific formulas considering agreements on, among other things, the cost of capital, payment of operational and maintenance expenses, fuel expenses and payment of variable operational and maintenance expenses. For power generation using geothermal resources, the price of electricity was determined by a specific formula as formalized in the Energy Charge and Capacity Charge agreement, among other things.

Collaboration with Similar Interests Cooperation with State Enterprises (BUMN) Good cooperation with State Enterprises and PT PLN (Persero) and PLN subsidiaries continues to proceed and improve. This cooperation includes: • Service sector through call center 123 with PT Telkom as well as improving cooperation with the telecommunications sector via PT Telkom and PT INDOSAT through the PLN electricity network and fiber optics; • Purchasing electric power with Perum Otorita Jatiluhur (PLTA Jatiluhur) and PT Pusri; • Fulfill fuel needs with PERTAMINA and gas needs with PT PGN;


149 • Pemenuhan kebutuhan batu bara dengan PT Tambang Batu Bara Bukit Asam; • Pemanfaatan dan pengusahaan aset PLN seperti dermaga (PLTU Gresik dan PLTU Grati) right of way di PLN UB Sulselra, UBD Jatim dengan PT TELKOM dan Indovision; • Pendampingan Pengelolaan Sistem Kelistrikan di Bandara Udara Soekarno Hatta dengan PT Angkasa Pura II (Persero);

• Assisting coal operations with PT Tambang Batu Bara Bukit Asam; • Application and utilization of PLN assets such as piers (PLTU Gresik and PLTU Grati), right of way and PLN UB Sulselra, UBD Jatim with PT TELKOM and Indovision;

Kerjasama dengan Mitra Usaha lain Kerjasama dengan mitra usaha non BUMN baik yang dilakukan oleh PT PLN (Persero), Unit PLN dan Anak Perusahaan terus dilanjutkan dan ditingkatkan. Adapun kerjasama tersebut adalah: • Pelatihan, pengembangan SDM dan rekrutmen pegawai dengan lembaga-lembaga pendidikan seperti ITB, ITS, UI, UGM; • Pembelian tenaga listrik berupa excess power maupun memikul/memenuhi pertumbuhan kebutuhan sesuai dengan kontrak jual-beli antara lain : - PT RPE dan PT INALUM di Sumatera, - PT Kalimantan Prima Coal, - PT Aji Ubaya di Kalimantan, - PT INCO di Sulawesi. • Pembayaran rekening listrik di payment point untuk meningkatkan pelayanan dengan Bank Swasta, Bank Pemerintah dan KUD; • Suplai gas dengan PT Emerada Hess, PT Kodeco dan PT Madya Karya Sentosa; • Pelaksanaan operation maintenance dengan PT Siemens Indonesia di PLTG Muara Tawar Penelitian dengan lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta, antara lain : Biro Pusat Statistik, Balitbang Depkes, BATAN, BPPT, LIPI, Puslitbang Geologi dan LAPAN.

Cooperation with other Business Partners PT PLN (Persero) and PLN subsidiary cooperation with nonBUMN enterprises continues to proceed and improve. Cooperation includes:

Kerjasama luar negeri Kerjasama dengan pihak luar negeri baik yang dilakukan oleh PT PLN (Persero), Unit PLN dan Anak Perusahaan adalah: • HAPUA (Heads of ASEAN Power Utilities/Authorities), pertemuan dilakukan setiap tahun diantara negara anggota ASEAN secara alphabetis. Kerjasama tersebut meliputi 8 proyek, yaitu: Generation, Transmission, Distribution, Renewable Energy and Environment, ESI Services, Resource Development, Power Reliability and Quality dan Human Resource. Kegiatan tersebut dilaporkan ke SOME/AMEM (Senior Official on Energy/ASEAN Ministers on Energy Meeting) yang diadakan setiap tahun.

Foreign cooperation Cooperation with foreign interest between PT PLN (Persero) PLN Units and PLN subsidiaries include:

• AESIEAP (The Association of Electricity Supply Industry East Asia and the Western Pacific) yang beranggotakan 19 Negara Asia Timur dan Pasifik bagian barat, dengan 4 Technical Sub Commitee yaitu : Deregulation, Privatization and Competition (DPC), Power Quality (PQ), Performance Benchmarking(PB) dan Customer Relations Management

• AESIEAP (The Association of Electricity Supply Industry East Asia and the Western Pacific) which is joined by the participation of 19 East Asia and Western Pacific states with 4 Technical Sub Committees: Deregulation, Privatization and Competition (DPC), Power Quality (PC), Performance Bench marking(PB) and Customer Relations

• Adjoining administration of the electricity system at Soekarno-Hatta Airport with PT Angkasa Pura II (Persero).

• Training, human resource development and personnel recruitment with higher learning institutions such as ITB, ITS, UI, UGM; • Purchase of excess electric power as well as fulfilling contractual purchase-sales agreements with, among others: - PT RPE and PT INALUM in Sumatera, - PT Kalimantan Prima Coal, - PT Aji Ubaya in Kalimantan, - PT INCO in Sulawesi. • Electricity payment services through accounts with private banks, government banks and KUD; • Gas supply with PT Emerada Hess, PT Kodeco and PT Madya Karya Sentosa; • Implementation of operation maintenance with PT Siemens Indonesia at PLTG Muara Tawar Research along with government and private institutions such as the Central Statistics Agency, Balitbang Depkes, BATAN, BPPT, LIPI, Puslitbang Geologi and LAPAN.

• HAPUA (Heads of ASEAN Power Utilities/Authorities) gathering held every year between the members of ASEAN rotating in alphabetic order. This cooperation incorporates 8 project areas: Generation, Transmission, Distribution, Renewable Energy and Environment, ESI Services, Resource Development, Power Reliability and Quality, and Human Resource. These activities are reported to SOME/AMEM (Senior Officials on Energy/ASEAN Ministers on Energy Meeting) which is also held each year.


150 (CRM). Disamping itu Direktur Utama PT PLN (Persero) juga dipercaya menjabat sebagai President AESIEAP periode tahun 2011-2012.Program utama AESIEAP adalah menyelanggarakan CEPSI (Conference on Electric Power Supply Industry) 2012 pada bulan Oktober di Bali. PLN dipercaya sebagai sebagai ketua ASEAN Power Grid Consultative Committee dan tergabung dalam IERE (International Electric Research Exchange). • Kerjasama antara PT PLN (Persero) dan Tenaga Nasional Berhad (TNB) Malaysia dalam rangka interkoneksi Sumatera–Peninsular (Malaysia). • Kerjasama antara PT PLN (Persero) dengan Serawak Electricity Suply Company (SESCO) dalam rangka interkoneksi Kalimantan-Serawak. • Perusahaan multinasional secara job order yang bersifat tidak mengikat, antara lain: Sulzer Hydro untuk perbaikan PLTA, Yokogawa untuk perbaikan sistem control industri, Sulzer Pam untuk perbaikan pompa, Vatech-Elin untuk pembuatan sistem kontrol PLTA, Entec/GTZ untuk pembuatan PLTMH, Hickam Industries untuk perbaikan PLTG, Thomassen untuk perbaikan PLTG, Quality Assurance Services untuk sertifikasi ISO, Cast Iron Welding Ltd. untuk pengelasan cast iron, Global Crankshaft Services Ltd. untuk regrinding crankshaft dan Suzler Metco untuk metal coating; Project Prepatory Technical Assistance For Geothermal Energy Development Plant antara BAPPENAS, PLN, PERTAMINA dan ADB; Indramayu Coal Fired Power Plant Project antara JICA dengan PT PLN (Persero), BAPPENAS, Kementerian Sumber Daya Mineral dan Energi.

arah pengembangan perusahaan

Management (CRM). The President Director of PT PLN (Persero) has been entrusted to hold the position of AESIEAP President for the 2011-2012 period. The main AESIEAP activity is the CEPSI (Conference on Electric Power Supply Industry) to be held in Bali in October 2012. PLN has also been entrusted as the head of the ASEAN Power Grid Consultative Committee, which is joined with IERE (International Electric Research Exchange). • There is also a cooperation agreement between PT PLN (Persero) Tenaga Nasional Berhad (TNB) under the framework of interconnection between Sumatera and Peninsular Malaysia. • PT PLN (Persero) is working together with the Serawak Electricity Supply Company (SESCO) under the framework of interconnection between Kalimantan and Serawak, Malaysia. • Non-binding job orders are with, among others: Sulzer Hydro to assist PLTA; Yokogawa for enhancing the industry control system; Sulzer Pam for pump technology; VatechElin for improving the PLTA control system; Entec/GTZ for implementing PLTMH; Hickam Industries for improvements at PLTG; Thomassen for improvements at PLTG; Quality Assurance Services for ISO certification; Cast Iron Welding Ltd. for cast iron technology assistance; Global Crankshaft Services Ltd. for regrinding of crankshafts; Suzler Metco for metal coating; Project Preparatory Technical Assistance for Geothermal Energy Development including PT PLN (Persero), BAPPENAS, PERTAMINA and the ADB; and the JICA in cooperation with PT PLN (Persero), BAPPENAS and the Ministry of Energy and Minerals for the Indramayu Coal Fired Power Plant Project.

Company Development Direction

Dengan pemberlakuan UU No. 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan, maka dimungkinkan muncul pemain baru yang akan menjadi pesaing PLN. Kondisi ini tentu saja akan menjadi pertimbangan bagi PLN dalam menentukan arah pengembangan Perusahaan. Saat ini, PLN masih mendominasi usaha penyediaan tenaga listrik yang terintegrasi mulai pembangkitan, transmisi, distribusi dan ritel. Bidang usaha yang terintegrasi merupakan kekuatan PLN untuk dapat memenangkan persaingan pada masa mendatang. Pertumbuhan jumlah populasi yang setiap tahunnya diperkirakan 1% yang juga diikuti oleh pertumbuhan GDP merupakan peluang sekaligus tantangan bagi PLN sehingga arah pengembangan perusahaan ke depan tetap pada bidang usaha yang terintegrasi.

As Law No. 30 Year 2009 on Electric Power having been put in force, new possibilities have emerged that could result in new business competitors for PLN. This situation will certainly be cause for significant consideration by PLN in determining the course it intends to pursue to continue to develop the company. At this time, PLN still dominates the provision of electric energy that integrates generation transmission, distribution and retail. The industry integration advantage is the main strength of PLN in the face of new potential competitors in the time to come. Annual population growth of 1% per year is also accompanied by an expanding GDP, which presents both opportunities and challenges for PLN making it ever more important for PLN to maintain the integration of its various business branches moving forward.

Dalam mengantisipasi UU No. 30 tahun 2009, PLN sedang melakukan pogram transformasi yang diberi nama program Metamorfosa. Program Metamorfosa ini diharapkan dapat memberikan dampak terhadap kinerja perusahaan. Program Metamorfosa terdiri dari 8 (delapan)

In anticipation of Law No. 30 Year 2009, PLN has undertaken a transformation program called Metamorfosa. The Metamorfosa program is expected to have a positive impact on company performance. The Metamorfosa program is an alliance of eight programs and a Project Management Office (PMO). The eight


151

kelompok program dan Project Management Office (PMO). Kedelapan kelompok tersebut yaitu kelompok kapasitas pembangkitan dan pendanaan, energi primer, operational excellence, procurement excellence, commercial excellence, manajemen stakeholder dan regulasi, budaya kinerja yang tinggi, dan citra positif. Dengan program tersebut PLN diharapkan mampu mengatasi celah pendanaan, menurunkan biaya pokok produksi dan memperbaiki kinerja operasional yang pada akhirnya memperbaiki citra PLN di mata para pemangku kepentingan.

programs are generation and finance capacity, energy primer, operational excellence, procurement excellence, stakeholder and regulation management, high performance work culture and positive image enforcement. With this program PLN hopes to be able to overcome any finance gaps and intends to lower production prices and improve operational performance to improve the overall image of PLN in the eyes of its managers and stakeholders.

Untuk mewujudkan visi dan misi, PT PLN (Persero) menetapkan tujuan strategis untuk periode 2010- 2015 sebagai berikut: • memperbaiki kondisi keuangan PLN; • meningkatkan efisiensi investasi dan operasi; dan • memperbaiki kinerja operasional. • menurunkan Biaya Pokok Produksi (BPP).

To realize this vision and mission, PT PLN (Persero) has determined the following strategic aims for the 2010 – 2015 period as follows: • improve PLN financial condition • enhance investment and operations efficiency • rejuvenate operational performance. • decrease of Baasic Cost of Production (BPP).

Sasaran Jangka Panjang PLN Tahun 2010-2015 adalah sebagai berikut: • menambah kapasitas pembangkit menjadi 30 GW pada tahun 2015 atau 5 GW per tahun; • menurunkan biaya pokok produksi menjadi Rp1.099 per kWh; • menurunkan susut jaringan dari 9,93% menjadi 7,98% dan SAIDI/SAIFI dari 300 menit/9 kali gangguan menjadi 120 menit/4kali gangguan; • memperkecil gap keuangan menjadi Rp113-124 triliun; • Return On Assets (ROA) menjadi 5,6% sampai dengan tahun 2015; dan • meningkatkan kemampuan dan menambah jumlah pegawai lebih dari 20.000 pegawai.

The long term PLN objectives for the 2010 -2015 period are as follows: • increase generation capacity to 30 GW by 2015 or 5 GW per year; • decrease primary production costs to Rp 1,099 per kWh; • decrease network losses from 9.93% to 7.98% and SAIDI/ SAIFI from 300 minutes/9 times disruption to 120 minutes/4 times; • reduce the finance gap to Rp 113 – Rp 124 trillion; • Raise Return On Assets (ROA) to 5.6% by 2015, and • Upgrade capabilities and increase the number of personnel to over 20,000.


152 Subsidi Listriklistrik Pemerintah subsidi pemerintah

Government Electricity Subsidy

Pemberlakuan Peraturan Presiden tersebut mempengaruhi pendapatan penjualan tenaga listrik PLN dan besaran subsidi dari pemerintah. Pemerintah Republik Indonesia memberikan subsidi listrik kepada pelanggan melalui Perusahaan. Tatacara penghitungan dan pembayaran subsidi listrik Tahun Anggaran 2011 dan 2010 menggunakan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia (PMK) No. 111/PMK.02/2007 tanggal 14 September 2007 yang diperbaharui dengan Peraturan No. 162/PMK.02/2007 tanggal 17 Desember 2007. Subsidi listrik dihitung dari selisih negatif antara harga jual tenaga listrik rata-rata (Rp/kWh) dari masing-masing golongan tarif dikurangi Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik (Rp/kWh) pada tegangan di masing-masing golongan tarif dikalikan volume penjualan (kWh) untuk setiap golongan tarif. BPP tenaga listrik dihitung berdasarkan formula, termasuk tingkat susut jaringan transmisi dan distribusi, yang ditetapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral c.q. Direktorat Jenderal Kelistrikan.

Putting in force Presidential Instructions mentioned above influences PLN electricity sales as well as the size of government subsidies. The Government of the Republic of Indonesia provides consumer subsidies through the company. The method for calculation of and remittance for the electricity subsidy in the 2010 and 2011 Budget used Republic of Indonesia Finance Ministry Regulation (PMK) No. 111/PMK.02/2007 dated 14 September 2007, which was amended by Regulation No. 162/ PMK.02/2007 dated 17 December 2007. The electricity subsidy and the negative difference between the average sales price of electric energy (Rp/kWh) from each tariff category minus Basic Allocation Expenses (BPP) for electric energy (Rp/kWh) depending on the electrical current for each tariff category is multiplied by sales volume (kWh) for each tariff category. BPP for electric energy is calculated based on this formula, and incorporates allowance for network, transmission and distribution leakages as determined by the Energy and Mineral Resource Ministry c.q. Directorate General of Electricity.

Berdasarkan Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), pagu tertinggi subsidi listrik tahun anggaran 2011 ditetapkan sebesar Rp40.700 miliar, termasuk 8% margin diatas biaya pokok penyediaan tenaga listrik. Selanjutnya, pada tanggal 23 Desember 2011, Pemerintah telah meningkatkan pagu tertinggi subsidi listrik tahun 2011 menjadi Rp86.245 miliar.

Based upon the Budget Implementation Authorization Form Letter (DIPA), the subsidy ceiling for electricity in budget year 2011 is set at Rp40,700 billion, including an 8% margin above primary expenses for electricity supply. On 23 December 2011, the government raised the subsidy ceiling for electricity in 2011 to Rp86,245 billion.

Berdasarkan DIPA, pagu tertinggi subsidi listrik tahun anggaran 2010 ditetapkan sebesar Rp35.300 miliar, termasuk 8% margin diatas biaya pokok penyediaan tenaga listrik. Sesuai dengan APBN Perubahan Tahun Anggaran 2010 Pemerintah meningkatkan pagu tertinggi subsidi listrik tahun 2010 menjadi Rp51.106 miliar. Selanjutnya, pada tanggal 29 Desember 2010, Pemerintah telah meningkatkan pagu tertinggi subsidi listrik tahun 2010 menjadi Rp53.606 miliar.

Based upon the DIPA, the top ceiling for the electricity subsidy in the 2010 budget was set to Rp35,300 billion, including an 8% margin above primary expenses for electricity supply. In accordance with the revised 2010 state budget, the government raised the 2010 electricity subsidy ceiling to Rp51,106 billion. On 29 December 2010, the government raised the electricity subsidy ceiling to Rp 3,606 billion.

Pada tanggal 23 Desember 2011, Pemerintah telah meningkatkan pagu tertinggi subsidi listrik tahun 2011 menjadi Rp86.245 miliar. On 23 December 2011, the government raised the subsidy ceiling for electricity in 2011 to Rp86,245 billion.


153 Besarnya subsidi listrik dalam satu tahun anggaran secara final ditetapkan berdasarkan hasil audit atas ketaatan penggunaan subsidi listrik yang dilakukan oleh auditor yang ditunjuk Menteri Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Anggaran.

The annual amount budgeted for the electricity subsidy is ultimately decided by the results of an audit on the use of the subsidy carried out by the Ministry of Finance c.q. Directorate General of Budgets.

Pada tanggal 26 Maret 2012 dan 25 Maret 2011, Perusahaan telah menerima hasil audit perhitungan subsidi listrik tahun 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp93.178 miliar dan Rp58.108 miliar.

As of 26 March 2012 and 25 March 2011, the company had received the audit results of the electricity subsidy provided for year 2011 and 2010, which were Rp93,178 billion and Rp58,108 billion respectively.

Subsidi Subsidi (miliar Rp) Subsidy (in billions of Rp)

Restrukturisasi Usaha restrukturisasi

2007

2008

2009

2010

2011

36.605

78.577

53.720

58.108

93.178

usaha

Company Restructuring

Prioritas restrukturisasi tahun 2011 adalah terselesaikannya restrukturisasi PLN, dengan langkah sebagai berikut : 1. Pembenahan organisasi 2. Pembenahan budaya korporasi 3. Peningkatan transparansi 4. Penempatan SDM yang tepat di semua tingkatan

Reconstruction priorities in 2011 were to complete PLN reconstruction objective with the following steps:

Target dan Pencapaian sampai dengan akhir tahun 2011: 1. Pembenahan organisasi Menjabarkan sesuai struktur organisasi baru dan pengisian personil level 1 dan level 2 tercapai 100 %. 2. Internalisasi Budaya Perusahaan a. Penyelesaian buku saku Code of Conduct tercapai 100% b. Sosialisasi budaya perusahaan dan Code of Conduct terlaksana 100% c. Sosialisasi hasil survey integritas layanan publik terlaksana 86,7% d. Survey Budaya perusahaan terlaksana 100% e. Workshop penyusunan Action for Improvement (AFI) dari Opportunity For Improvement. 3. Peningkatan transparansi Membangun sistem informasi pendukung Join E-proc, Transparansi dan implementasi GCG pengadaan melalui pelaksanaan Joint E-proc regional. 4. Penempatan SDM yang tepat Penempatan pegawai level manajer dasar, Menengah dan Atas tercapai 50 %.

Target and Realization of end 2011: 1. Tidy up organization Clarify new organizational structure with 100% placement of level 1 and level 2 personnel. 2. Internalize Corporate Culture a. Completion of Code of Conduct guidebook - 100 %

1. Tidy up organization 2. Straighten out the corporate culture 3. Transparency improvement 4. Accurate placement of position human resources at all levels

b. Socialization of corporate culture and implement the Code of Conduct – 100% c. Disseminate results of public service survey - 86.7% d. Implementation of the Corporate Culture Survey – 100% e. Conduct a Workshop on draft Action for Improvement (AFI) and Opportunity For Improvement 3. Raising transparency Develop information systems supporting Join E-proc, Transparency and implementation of the GCG process through regional implementation of Join E-proc. 4. Accurate placement of human resources Placement of basic, mid and senior level management has reached 50%.


154

TRANSAKSI MATERIAL DAN KEJADIAN LUAR BIASA

TRANSAKSI MATERIAL DAN KEJADIAN LUAR BIASA

MATERIAL TRANSACTION AND EXTRAORDINARY EVENTS

Transaksi Material TRANSAKSI MATERIAL

Perjanjian pengadaan bahan bakar • Gas PLN dan anak perusahaan memiliki perikatan penting berupa perjanjian pemasokan gas dengan beberapa operator pengelola blok migas. Perjanjian pemasokan tersebut berlaku dalam jangka pendek maupun panjang, diantaranya berlaku untuk periode sampai dengan tahun 2027. (lihat catatan 55, laporan Keuangan Audited Konsolidasi ”Ikatan dan Kontinjensi”, butir i) • Batubara PLN dan Anak perusahaan juga memiliki perikatan perjanjian pemasokan batubara dengan beberapa pemilik ijin usaha Pertambangan proses Produksi. Perjanjian tersebut pada intinya mengatur volume pasokan, waktu pengiriman dan kualitas batubara. Harga pembelian akan ditinjau secara berkala dan ditetapkan sesuai kesepakatan berdasarkan pada patokan harga yang berlaku. • Minyak Perusahaan dan Pertamina mengadakan Perjanjian Payung Jual Beli Bahan Bakar Minyak No. 071.PJ/060/ DIR/2001 tanggal 8 Oktober 2001 yang berlaku sampai dengan 8 Oktober 2004. Perjanjian ini telah diaddendum pada tanggal 16 Mei 2007, berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2011. Perjanjian ini kemudian diaddendum pada tanggal 14 Agustus 2009, kemudian diadendum untuk kedua kalinya pada tanggal 1 Juni 2010 dan ketiga kalinya pada tanggal 7 Nopember 2011. Pada intinya perjanjian pengadaan BBM dengan Pertamina mengatur harga, tempat penyerahan, denda keterlambatan pengiriman maupun pembeyaran. Selengkapnya lihat catatan 55 butir iii pada Laporan Keuangan Audited Konsolidasi pada bagian ”Ikatan dan Kontinjensi”. • Uap Panas Bumi Perusahaan memiliki perjanjian dengan Pertamina untuk pengadaan uap panas bumi untuk Kamojang selama 30 tahun yang berakhir tahun 2012, dan untuk Gunung Salak dan Darajat selama 30 tahun yang berakhir tahun 2030 serta untuk Lahendong selama 30 tahun yang berakhir tahun 2038.

Material Transactions Fuel supply PROCUREMENT AGREEMENT • Gas PLN and its subsidiaries has important relationships and commitments in supplying gas with several gas block managers and operators. These supply commitments are both short and long term, some of which will last until at least 2027 (see notation 55, Consolidated Financial Report Audited report “Alliances and Contingencies” point i) • Coal PLN and its subsidiaries also have important relationships and commitments with several owners of license to mine and process coal. These agreements in essence determine the volume of coal supply, delivery time and coal quality. The price of coal is surveyed and reviewed on a periodic basis and is determined by agreements based upon prevailing prices.

• Oil The company and Pertamina established an Oil Buy-Sell Umbrella Agreement No. 071.PJ/060/DIR/2001 dated 8 October 2001, which was in effect until 8 October 2004. The addendum to the agreement extended the arrangements from 16 May 2007 through 31 December 2011. This agreement was amended again on 14 August 2009, for the second time on 1 June 2010 and for the third time on 7 November 2011. The composition of the agreement regarding oil with Pertamina arranged price, delivery sites, and penalties for delayed delivery or payment. (see notation 55, Consolidated Financial report audited “Alliances and Contingencies” point iii).

• Geothermal Steam The company has an agreement with Pertamina for the supply of geothermal steam for Kamojang for a 30 year period ending 2012, and for Gunung Salak and Darajat for 30 years ending 2030 and for Lahendong for 30 years ending 2038.


155 Kejadian Luar Biasa

KEJADIAN LUAR BIASA

Tidak ada kejadian luar biasa selama periode pelaporan.

TRANSAKSI MATERIAL MENGANDUNG Transaksi Material yang YANG Mengandung Benturan BENTURAN KEPENTINGAN Kepentingan Transaksi Tenaga Listrik PT PLN (Persero) yang dimonitor Divisi Bisnis dan Transaksi Tenaga Listrik mencakup transaksi dengan Pembangkit Listrik Swasta (Independent Power Producer) dan Anak Perusahaan (PT Indonesia Power dan PT PJB) melalui Power Purchase Agreement (PPA). Sepanjang tahun 2011, Perusahaan tidak menemukan adanya transaksi yang mengandung benturan kepentingan.

Transaksi denganDENGAN Afiliasi TRANSAKSI

AFILIASI

PT PLN (Persero) melakukan transaksi dengan afiliasi (status pemilikan langsung/direct ownership) sebagai berikut: - Sepanjang tahun 2011, PT PLN (Persero) melakukan transaksi pembelian tenaga listrik dengan afiliasi melalui PT Geo Dipa Energi dengan kepemilikan saham sebesar 33%. Transaksi pembelian listrik dari PT Geo Dipa Energi tahun 2011 sebesar 171.032.689 kWh dengan nilai transaksi sebesar US$7.688.354. - Berdasarkan Laporan keuangan tahun 2011 PT Unindo (PT Unelec Indonesia) mencatat penjualan sebesar Rp1.206.008.000. Kepemilikan saham PT PLN (Persero) di PT Unindo sebesar 32,25%.

Extraordinary Events There were no extraordinary events during the reporting period.

Material Transactions Including conflict of Interest PT PLN (Persero) electricity energy transactions were monitored by the Electric Power Business and Transaction Division, which covers transactions with Independent Power Producers and subsidiaries (PT Indonesia Power and PT PJB) by way of Power Purchase Agreements (PPA). Through year 2011, the company did not encounter any transactions involving conflict of interest.

Transactions with Affiliates PT PLN (Persero) carries out transactions with directly owned affiliates as follows: - Through year 2011, PT PLN (Persero) engaged in electricity purchases with PT Geo Dipa Energi, of which it owns 33% of shares. Electricity purchase transactions with PT Geo Dipa Energi in 2011 totaled 171,032,689 kWh at a transaction price of US$7,688,354. - Based on the 2011 PT Unindo (PT Unelec Indonesia) financial report, sales totaled Rp1,206,008,000. PT PLN (Persero) holds 32.25% of shares in PT Unindo.


156 Perubahan Peraturan dan Kebijakan Akuntansi

PERUBAHAN PERATURAN DAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

Reklasifikasi Beberapa akun dalam laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011. (lihat Catatan 57) Kebijakan Akuntansi Pada tahun berjalan, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan PSAK revisi berikut ini yang berlalu efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011: • PSAK 1 (revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan • PSAK 7 (revisi 2010), Pengungkapan Pihak- pihak Berelasi. • PSAK 22 (revisi 2010), Kombinasi Bisnis

Kejadian Setelah Tanggal Neraca

KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA

Pada tanggal 9 Januari 2012, Perusahaan melakukan opsi beli seluruh obligasi PLN X Tahun 2009 Seri B dengan harga nilai nominal sebesar Rp425.000 juta dan Sukuk Ijarah PLN III Tahun 2009 Seri B dengan harga nilai nominal sebesar Rp467.000 juta.

Changes in Regulation and Accounting Policy Reclassification Several accounts within the consolidated financial report for the year ending 31 December 2009 have been reclassified to bring them in line with the presentation within the consolidated financial report for year ending 31 December 2011 (see Notation 57) Accounting Policy During the ongoing year, the company and its subsidiaries will apply PSAK revisions for financial reports that became effective 1 January 2011: • PSAK 1 (revision 2009), Financial Report Presentation • PSAK 7 (revision 2010), Disclosure of Related Parties • PSAK 22 (revision 2010), Business Combination

Situation after date of Balance Sheet On 9 January 2012, the company exercised the option to buy the entire PLN X Year 2009 Series B obligation at a total nominal value of Rp425,000 million and Sukuk Ijarah PLN III Year 2009 Series B for a total nominal value of Rp467,000 million.


157

TATA KELOLA PERUSAHAAN Corporate Governance

PT PLN (Persero) TATA KELOLA PERUSAHAAN Corporate Governance

158

TUJUAN

OBJECTIVES

Penerapan praktik terbaik dalam tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) di PLN akan meningkatkan kepercayaan sekaligus nilai perusahaan secara berkelanjutan. Penerapan lima prinsip dasar good corporate governance (GCG), yakni transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian dan kewajaran, secara konsisten akan meningkatkan kualitas pelaksanaan GCG.

The application of best practices in good corporate governance in PLN will sustainably enhance trust and core values. The consistent application of the five basic principles of good corporate governance (GCG), i.e. transparency, accountability, responsibility, independence and fairness, will improve the quality of GCG application.

Tiga sasaran utama penerapan GCG di PLN yaitu: • Memaksimalkan kinerja perseroan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik dan berkualitas, peningkatan efisiensi operasional serta peningkatan layanan kepada pemangku kepentingan. • Meningkatnya nilai perusahaan melalui peningkatan kinerja keuangan dan meminimalkan risiko keputusan investasi yang mengandung benturan kepentingan. • Meningkatnya kepercayaan pemegang saham serta kepuasan pemangku kepentingan karena meningkatnya nilai perusahaan.

PLN’s three main targets from the implementation of GCG are: • Maximizing company performance through the creation of a better, high-quality decision-making process, raising operational efficiency and improving services to stakeholders. • Increasing corporate value through improved financial performance and investment decisions, which minimize the risk of conflict of interest. • Increasing shareholder confidence as well as stakeholder satisfaction due to improved corporate value.

PLN memastikan tujuan itu dapat tercapai dengan melakukan langkah-langkah perbaikan secara berkesinambungan, baik dari sisi perangkat lunak GCG (yakni pedoman, aturan-aturan dan sistem kerja) maupun dari sisi perangkat keras (yakni pembentukan lembaga pelaksana unit kerja). Untuk mendapatkan umpan balik bagi perbaikan praktik GCG di masa depan, PLN melaksanakan penilaian secara berkala mengenai praktik dan perangkat tersebut.

PLN is ensuring that these targets are achieved by taking steps to continuously improve both the soft structure of GCG (guidelines, regulations and work systems) and the hard structure (formation of implementing agency work units). To obtain feedback with regards to GCG best practices, in future PLN will carry out periodic evaluation regarding practices and structures.


159

PEDOMAN, STRUKTUR DAN MEKANISME GUIDELINES, STRUCTURE AND MECHANISM Implementasi GCG di PLN didukung oleh perangkat yang lengkap, dimana perusahaan memiliki dan memberlakukan Pedoman Perilaku yang berisi panduan, batasan dan nilai-nilai yang mengatur segala kebiasaan dan tata pergaulan profesional di lingkungan PLN. Pedoman GCG telah menjadi pegangan bagi pelaksanaan tata kelola maupun landasan setiap kebijakan pengelolaan operasional perusahaan.

GCG implementation at PLN is supported by a complete set of tools as the company has and enforces a Code of Conduct that contains guidelines, constraints and values, which govern all practice and procedures for professional conduct within PLN. The GCG guidelines have become a handbook for the implementation of governance policies and a foundation for every operational policy in the company.

PLN juga memiliki Board Manual, yakni Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi yang berisi panduan bagi Dewan Komisaris dan Direksi dalam melaksanakan tugas masing-masing untuk mencapai visi dan misi perusahaan. Pedoman ini menjadi acuan dan menjelaskan aktivitas Dewan Komisaris dan Direksi secara terstruktur, sistematis, mudah dipahami dan dapat dijalankan dengan konsisten.

PLN also has a Board Manual, which include the Employment Guidelines for the Boards of Commissioners and Directors and contains a guide for the Boards of Commissioners and Directors to carry out their respective duties in achieving the company’s vision and mission. These guidelines act as a reference and explain how the Boards of Commissioners and Directors work in a structured, systematic, easily understood and consistent way.

Tujuan penyusunan dan pemberlakuan Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi adalah untuk memperjelas tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi serta memperjelas hubungan kerja di dalam maupun di antara kedua organ perusahaan tersebut. Selain itu juga untuk mempermudah organ-organ di bawah Dewan Komisaris dan Direksi dalam memahami tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi, maupun hubungan tugas keduanya.

The purpose of compiling and enforcing this Employment Guideline for the Boards of Commissioners and Directors is to explain their duties and responsibilities, while also explaining the working relationship between these two company instruments; it also facilitates the instruments under the Boards of Commissioners and Directors to understand the duties and responsibilities of the two boards and their working relationship.

Struktur tertinggi perusahaan adalah forum Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dalam forum ini para pemegang saham dapat mengusulkan suatu keputusan penting dengan kedudukan yang setara, seperti keputusan investasi yang telah ditanamkan perusahaan. RUPS lalu menyerahkan segala kewenangan pengawasan dan pelaksanaan keputusan tersebut kepada Dewan Komisaris dan Direksi, sesuai dengan Anggaran Dasar dan peraturan perundangan yang berlaku.

The highest corporate structure is the Shareholders General Meeting (GMS). In this forum, the shareholders are on equal footing and can propose important decisions, including investment decisions made by the company. At the last GMS, all powers of supervision and implementation of decisions were entrusted to the Boards of Commissioners and Directors, in accordance with the Articles of Association and applicable regulations.

Pengelolaan perusahaan dan pelaksanaan setiap keputusan RUPS dilakukan oleh Direksi. Dewan Komisaris wajib mengawasi dan memberikan nasihat guna memastikan tujuan perseroan serta keputusan RUPS tersebut terlaksana dan tercapai. Untuk memastikan keberhasilan dan kelancaran pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang sedemikian besar, Dewan Komisaris dibantu oleh komite-komite penunjang, sedangkan Direksi dibantu oleh unit kerja yang terkait.

Management of the company and the implementation of all decisions ratified at the GMS are executed by the Board of Directors. The Board of Commissioners is entrusted with supervision and advising to ensure the company’s targets and decisions made at the GMS are implemented and achieved. To ensure the success and smooth implementation of these duties and great responsibilities, the Board of Commissioners is assisted by supporting committees, while the Board of Directors is assisted by related work units.


160

KEBIJAKAN POKOK PERUSAHAAN BASIC CORPORATE POLICES

Untuk menunjang peningkatan penerapan tata kelola perusahaan yang baik PLN terus berupaya melengkapi aturan kebijakan operasional sebagai bagian dari panduan GCG. Berikut adalah beberapa aturan kebijakan (soft-structure) yang telah selesai disusun dan diimplementasikan.

To support the promotion of good corporate governance, PLN continues its efforts to add to operational policy rules as part of its GCG implementation. Following are some of the policy regulations (soft structure) that have been compiled and implemented.

kebijakan pengelolaan risiko PLN menyusun dan menetapkan Kebijakan Manajemen Risiko sebagai bagian dari sistem pengawasan dan pengendalian internal dengan tujuan akhir meminimalkan potensi kerugian yang mungkin terjadi. PLN telah menindaklanjuti penetapan kebijakan manajemen risiko dengan membentuk Satuan Pengendalian Risiko. Satuan ini dibentuk sebagai upaya meningkatkan pengelolaan risiko secara terus-menerus, tepat dan komprehensif. Pengelolaan risiko disertai upaya mitigasi risiko yang telah diidentifikasi, sehingga PLN terhindar dari dampak negatif yang mungkin timbul dalam mencapai tujuannya. (Lihat uraian “Manajemen Risiko”, halaman 202).

Risk Management Policies PLN has compiled and enforces a Risk Management Policy as part of its system of supervision and internal control with the ultimate goal of minimizing the possibility of potential loss. PLN has further developed its risk management policy with the formation of a Risk Control Unit. This unit has been formed as part of the ongoing efforts to improve risk management accurately and comprehensively. Risk management is accompanied by efforts to mitigate identified risk such that PLN is protected from possible negative effects in carrying out its business. (See details in “Risk Management”, page 202).


161 transaksi benturan kepentingan PLN memiliki peraturan “Transaksi Benturan Kepentingan”, yang menegaskan bahwa pihak-pihak internal maupun eksternal yang memiliki peluang terjadinya benturan kepentingan dalam suatu transaksi, dilarang terlibat dalam proses pembuatan keputusan menyangkut transaksi tersebut.

Conflict of Interest Transactions PLN has a “Conflict of Interest Transaction” regulation, which states that any internal or external parties having any possibility of a conflict of interest related to any transaction are forbidden from being involved in the decision-making related to that transaction.

kebijakan manajemen kinerja PLN menggunakan Key Performance Indicator (KPI) sebagai ukuran kinerja yang harus dicapai oleh manajemen. Selain itu, dalam rangka optimalisasi kinerja korporasi, PLN juga membuat Kontrak Manajemen yang disepakati dan ditandatangani bersama oleh Pemegang Saham, Direksi dan Dewan Komisaris yang mencakup enam perspektif key performance indicator yang berbasis malcolm baldridge, yaitu perspektif pelanggan, produk dan layanan; proses bisnis internal; sumber daya manusia; keuangan dan pasar; serta kepemimpinan.

Management Performance Policies PLN use Key Performance Indicators (KPI) as a measurement of achieved performance. In addition, to optimize corporate performance, PLN also creates Management Contracts that are agreed upon and signed by the Shareholders, Board of Directors and Board of Commissioners. The contracts cover the six perspectives of key performance indicators as based on Malcolm Baldridge, i.e. customer, product and service perspective; internal business process; human resources; finance and the market; and leadership.

larangan pemberian dan penerimaan hadiah dan donasi PLN melarang pemberian maupun penerimaan hadiah dan donasi baik oleh pihak di dalam maupun di luar lingkungan perusahaan. Larangan ini diberlakukan untuk menegakkan independensi pengambilan keputusan maupun potensi terjadinya benturan kepentingan dan atau turunnya kepercayaan publik terhadap integritas perusahaan.

PROHIBITION OF Gifts and GIFT ACCEPTANCE AND Donation PLN prohibits both the giving and receiving of gifts and donations by any party, be they within or outside the company. This prohibition has been enacted to uphold independent decision-making, and to avoid the potential for conflict of interest and/or any decline in public trust related to the company’s integrity.

kebijakan pengadaan barang/jasa PLN menerapkan kebijakan pengadaan barang atau jasa yang transparan dan akuntabel, memenuhi prinsipprinsip efektif dan efisien, terbuka dan bersaing adil dan tidak diskriminatif. Proses pengadaan barang dan jasa dilakukan melalui persaingan yang sehat sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

PROCUREMENT Policy PLN implements a procurement policy that is transparent and accountable, satisfies the principles of effectiveness and efficiency, is open to fair competition and is non-discriminative. The provision of goods and services is implemented through healthy competition and is compliant with applicable rules and regulations.


162

IMPLEMENTASI PRAKTIK GCG IMPLEMENTING GCG PRACTICES

PLN senantiasa memastikan bahwa seluruh prinsipprinsip dasar GCG diterapkan pada setiap aspek bisnis dan semua tingkat struktur perusahaan.

PLN consistently ensures that the basic principles of GCG are applied in every aspect of business and at all levels of the company structure.

Implementasi azas transparansi tercermin dalam berbagai kegiatan dan media komunikasi yang intensif dan dikelola secara professional, sehingga para investor, kreditor, masyarakat serta seluruh pemangku kepentingan dapat mengetahui kinerja dan kegiatan pengelolaan perusahaan secara merata.

Implementation of the principles of transparency is reflected in various activities and intensive, professionally managed media communications, thus ensuring that investors, creditors, the public and all stakeholders are equally aware of the company’s management performance and activities.

Prinsip akuntabilitas dilaksanakan dengan fokus peningkatan fungsi dan peran setiap organ perusahaan dan manajemen sehingga pengelolaan usaha dapat berjalan dengan baik. PLN menerapkan sistem pengendalian internal yang sebagian tugasnya adalah melakukan pengawasan atas akuntabilitas Direksi dan jajaran operasionalnya.

The principle of accountability is implemented focusing on improvement of function and role for every instrument of the company and its management, thus enabling business management to run properly. PLN applies an internal control system as part of its duty to supervise the accountability of its Board of Directors and its operations management.

Azas pertanggungjawaban diterapkan melalui ketaatan pada prinsip kehati-hatian dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan perusahaan, Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta melaksanakan tanggung jawab sosial.

The principle of responsibility is applied through adherence to the principles of prudence and ensuring compliance with all company regulations, the Articles of Association and applicable laws, as well as executing corporate social responsibility.

Prinsip kemandirian diterapkan melalui penyusunan dan penerapan code of conduct, termasuk pengaturan seluruh transaksi maupun rencana investasi yang mengandung atau berpotensi mengandung benturan kepentingan (conflict of interest).

The principle of independence is applied through the preparation and execution of the Code of Conduct, including regulations related to potential conflict of interest in any transaction or planned investment.

Azas kesetaraan diterapkan dengan memperlakukan seluruh stakeholder secara berimbang (equal treatment) antara hak dan kewajiban yang diberikan kepada dan oleh PLN. PLN juga membuka akses informasi kepada seluruh pemangku kepentingan untuk memberikan sumbang-saran bagi kemajuan dan peningkatan mutu layanan perusahaan.

The principle of fairness is applied through ensuring that all stakeholders receive equal treatment related to their rights and responsibilities received through association with PLN. PLN also provides information access to facilitate stakeholders submitting suggestions regarding progress and service improvements.


163 Sementara itu implementasi GCG dalam operasional perusahaan dijelaskan dalam uraian berikut ini.

Meanwhile, GCG implementation in company operations is clarified in the following explanations.

Penerapan Manajemen Risiko PLN berkomitmen menerapkan Manajemen Risiko secara berkesinambungan di seluruh proses bisnis dan pengelolaan perusahaan guna mendukung tercapainya tujuan dan terhindarnya perusahaan dari dampak negatif atas risiko yang tidak tertangani dengan baik. Komitmen ini tercermin dari penetapan Kebijakan Manajemen Risiko, pembentukan Unit Kerja Manajemen Risiko dan pelaksanaan penilaian risiko secara berjenjang hingga ke level korporasi. (Selanjutnya lihat uraian “Manajemen Risiko”, halaman 159).

Risk Management PLN is committed to the sustainable practices of Risk Management in all its business processes and company management to support the achievement of its goals and avoid the negative effect of poorly handled risks. This commitment is reflected in the application of the Risk Management Policy, the formation of the Risk Management Work Unit, and the implementation of risk evaluation at all stages up to the corporation level. (For more information see “Risk Management”, page 159).

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN INTERNAL PLN menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian internal sebagai bagian dari implementasi asas akuntabilitas dan transparansi dari prinsip dasar GCG. Melalui unit Satuan Pengawasan Intern, manajemen PLN memberikan jaminan atas efektivitas dan efisiensi operasi, ketaatan terhadap aturan dan perundang-undangan serta ketepatan dan keandalan pelaporan keuangan. (Selanjutnya lihat uraian “Unit Satuan Pengawasan Intern”, halaman 197).

Internal Oversight and Control PLN implements oversight and internal control as a part of its implementation of the principles of accountability and transparency, two of the basic principles of GCG. Through its Internal Oversight Unit, the PLN management ensures the effectiveness and efficiency of operations, compliance with applicable rules and regulations, and the accuracy and reliability of financial reporting. (For more information see “Internal Oversight Unit”, page 197).

KODE ETIK PERILAKU Kode etik perilaku atau Code of Conduct PLN telah diterbitkan pada Oktober 2005 sebagai implementasi untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan GCG. Code of Conduct berisi kebiasaan baik dan tata pergaulan profesional di lingkungan PLN. Petunjuk ini mengatur mengenai aspek kepemimpinan PLN, keanggotaan yang bertanggung jawab, hubungan profesional antar anggota, dan hubungan dengan pihak eksternal. Secara paralel, Buku Pedoman Perilaku PLN terus-menerus disempurnakan mengikuti perkembangan dan perubahan lingkungan bisnis perusahaan.

Ethical Behavior The code of ethical behavior or PLN’s Code of Conduct was issued in October 2005 as part of the improvements to the quality of GCG application. The Code of Conduct instructs on good habits and professional association within PLN. This guideline regulates aspects of PLN leadership, responsible membership, professional relationships between members, and relationships with external parties. In parallel, the PLN Code of Conduct is continually improved based on developments and changes in the company’s business environment.

budaya perusahaan Seluruh “warga PLN” yakin untuk mewujudkan falsafah, visi dan misi perusahaan harus dilakukan secara bersama-sama dilandasi oleh Budaya Perusahaan yang mengandung nilai-nilai Saling Percaya, Integritas, Peduli, Pembelajar. Budaya Perusahaan PLN, yang diresmikan pada 27 Oktober 2002 bertepatan dengan Hari Listrik Nasional ke-57, menjadi alat agar tercipta integritas di seluruh “warga PLN” sekaligus meningkatkan kualitas penerapan GCG.

Company Culture All “PLN citizens” believe that the realization of the company’s philosophy, vision and mission should be executed jointly based on Company Culture, which contains the values of Mutual Trust, Integrity, Care, and Learning. PLN’s company culture was formalized on 27 October 2002, the 57th National Electricity Day, and is a tool to create integrity in all “PLN citizens” while at the same time improving the quality of GCG application.

Implementasi Budaya Perusahaan dilaksanakan melalui sosialisasi ke seluruh jajaran perusahaan oleh Tim Sosialisasi PLN Kantor Pusat. Pelaksanaan sosialisasi dilakukan melalui presentasi, diskusi tanya-jawab dan diskusi kelompok. Penanaman nilai-nilai Budaya Perusahaan juga dilakukan kepada pegawai baru dalam masa orientasi.

Implementation of the Company Culture is implemented through dissemination to all levels of the company by the PLN Head Office Dissemination Team. This dissemination takes the form of presentations, question and answer sessions and group discussions. New employees to the Company are also imbued with the Company Culture during their orientation program.


164 SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO) Sejak 2004, secara intensif PLN melaksanakan program sertifikasi Bidang Pembangkitan yang meliputi ISO 9001 tentang Pelayanan, ISO 14001 tentang Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan, SMK3, Kelaikan Operasi, Sertifikasi Kompetensi Operasi dan Pemeliharaan.

Quality Management Systems (ISO) Since 2004, PLN has been intensively implementing certification programs for its Generation units, including ISO 9001 for Service, ISO 14001 for Environmental Management and Monitoring, Occupational Health & Safety Systems, Operational Worthiness, Operations and Maintenance Competency Certification.

Sasaran yang hendak dicapai adalah setiap Pusat Tenaga Listrik (Pembangkit) harus dikelola dengan mengikuti standar internasional yang dibuktikan dengan diperolehnya Sertifikasi Bidang Pembangkitan.

Our target is that every Power Plant (Generation) will be managed to international standards proven by Generation Certification.

PLN juga mengintensifkan pelaksanaan program sertifikasi bidang Pelayanan Pelanggan yaitu ISO 9001 di unit bisnis distribusi dan wilayah dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan terhadap pelanggan.

PLN is also intensifying its certification program for Customer Service using ISO 9001 for its distribution business units and regions in an effort to improve the quality of customer service.

Perusahaan selalu mengutamakan keselamatan (safety) dan kesehatan pegawainya sehingga diharapkan tidak terjadi kecelakaan kerja (zero accident) dengan mewajibkan setiap unit memperoleh sertifikat ISO 27000.

The Company always prioritizes the safety and health of its employees and aims for a zero accident rate by requiring all of its units to obtain ISO 27000 certification.

TRANSPARAnsi dan pengungkapan informasi Sebagai perusahaan yang telah menerbitkan obligasi, maka sesuai dengan Peraturan Bapepam, UU PT serta UU KIP, PLN berkewajiban mengungkapkan informasi perusahaan. Oleh karenanya Direksi menyediakan informasi kepada publik selambat-lambatnya dua hari kerja, termasuk kepada Pemegang Saham dan Dewan Komisaris. Informasi tersebut meliputi: • nama dan tempat kedudukan, maksud dan tujuan serta jenis kegiatan usaha, jangka waktu pendirian, dan permodalan, sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar; • nama lengkap pemegang saham, Anggota Direksi, dan Anggota Dewan Komisaris perusahaan; • laporan tahunan, laporan keuangan, neraca dan laporan laba-rugi, dan laporan tanggung jawab sosial perusahaan yang telah diaudit; • hasil penilaian oleh auditor eksternal, lembaga pemeringkat kredit dan lembaga pemeringkat lainnya; • sistem dan alokasi dana remunerasi Anggota Dewan Komisaris dan Direksi; • mekanisme penetapan Direksi dan Dewan Komisaris;

Transparency and Disclosure of Information As a company that has issued bonds, in compliance with regulations issued by the Capital Market and Financial Institutions Supervisory Board, the Company Law and Transparency of Public Information Law, PLN is required to disclose company information. Based on this premise, the Board of Directors provides information to the public, shareholders and the Board of Commissioners, in a period of no later than two working days. This disclosed information includes: • the name and domicile, purpose and aims, as well as type of business activity, period of establishment and capital, as noted in the Articles of Association; • the full names of shareholders, and company Directors and Commissioners; • the audited annual report, financial statement, balance sheet, profit and loss statement, and corporate social responsibility report; • the results of evaluation by external auditors, credit rating agencies and other rating agencies; • the system and allocation of remuneration for the members of the Boards of Commissioners and Directors; • the mechanism to determine the Boards of Commissioners and Directors; • legal cases based on the laws of transparent public information, as well as important legal cases against the company and / or the Company’s Commissioners or Directors; • guidelines for the implementation of good corporate governance based on the principles of transparency, accountability, responsibility, independence and fairness;

• kasus hukum yang berdasarkan undang-undang terbuka sebagai Informasi Publik serta tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan dan/atau Direktur dan Komisaris perusahaan; • pedoman pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian, dan kewajaran; • penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha atau pembentukan usaha patungan;

• company mergers, stock purchase, business consolidation or the formation of joint ventures;


165

Perusahaan selalu mengutamakan keselamatan (safety) dan kesehatan pegawainya sehingga diharapkan tidak terjadi kecelakaan kerja (zero accident) dengan mewajibkan setiap unit memperoleh sertifikat ISO 27000. The Company always prioritizes the safety and health of its employees and aims for a zero accident rate by requiring all of its units to obtain ISO 27000 certification.

• • • • • • • • •

perolehan atau kehilangan kontrak penting; produk atau penemuan baru yang berarti; perubahan dalam pengendalian; perubahan penting dalam manajemen; perselisihan tenaga kerja yang relatif penting; pengumuman penerbitan efek yang bersifat utang; penggantian akuntan yang mengaudit; perubahan tahun fiskal perusahaan; kegiatan penugasan pemerintah dan/atau pelayanan umum atau subsidi; dan • mekanisme pengadaan barang dan jasa.

• • • • • • • • •

acquisition or loss of significant contracts; meaningful new products or findings; changes in control; significant changes to management; relatively significant labor disputes; announcement of debt securities issuance; changes to auditing accountants; changes to the company’s fiscal year; assignment of government activities and / or public or subsidized services; and • procurement mechanisms.


166

PENILAIAN PENERAPAN GCG GCG EVALUATION

PLN melaksanakan penilaian kualitas penerapan GCG secara periodik sejak tahun 2002 sampai 2010. Penilaian dilakukan untuk mendapatkan umpan balik atas kualitas penerapan praktik GCG yang dilaksanakan oleh perusahaan, diikuti dengan perbaikan atas kekurangan-kekurangan sebagaimana direkomendasikan oleh tim penilai. Melalui proses yang berlangsung secara berkesinambungan ini, perusahaan menargetkan peningkatan kualitas pelaksanaan GCG setiap tahun, sehingga mampu memperbaiki citra dan meningkatkan kinerja.

PLN has been periodically evaluated on its application quality of GCG from 2002 until 2010. This evaluation is carried out to obtain feedback on the quality of GCG application by the company, and is followed up by improvements to any areas as required and as recommended by the evaluation team. Through this continuous process, the company targets an improvement to the quality of its GCG application every year, thus improving its image and performance.

Pada 2002, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) melakukan pengukuran dan pengujian penerapan GCG di PLN berdasarkan surat Menteri BUMN No.54/ SBU/2002. Beberapa aspek yang dinilai mencakup komitmen menerapkan GCG, struktur, proses, dan peran organ utama GCG, dan pengelolaan hubungan dengan

In 2002, the Development Finance Controller (BPKP) measured and tested GCG application in PLN based on a letter issued by the Minister of SOE No.54/SBU/2002. Several aspects of GCG application were evaluated, including structure, process and the role of the main GCG instruments, and relationship management with stakeholders in other companies. From this


167

Capaian tertinggi yang berhasil diraih PLN adalah aspek Pengungkapan (Disclosure) sebesar 86,86%. The highest score achieved by PLN was for Disclosure, at 86.86%.

pemangku kepentingan perusahaan lainnya. Dari penilaian itu PLN meraih predikat “Cukup”, dengan nilai pencapaian GCG sebesar 73,67%.

evaluation, PLN was awarded a rate of “Satisfactory” and a score of 73.67% achievement for GCG.

Pada 2004, BPKP kembali mengevaluasi penerapan GCG di PLN. Berdasarkan surat Sekretaris Kementerian BUMN Nomor: S-314/S.MBU/2004 penilaian meliputi aspek-aspek pelaksanaan dan tindak lanjut hasil penilaian; kemajuan pelaksanaan penilaian; upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka mengakumulasi kepentingan seluruh pemangku kepentingan terkait dengan penyelenggaraan prinsip-prinsip GCG; keberadaan, fungsi, serta tugas dari organ utama dan organ pendukung; dan pengelolaan hubungan dengan pemangku kepentingan lainnya. Hasil penilaian pada 2004 menunjukkan adanya peningkatan penerapan GCG yang mencapai nilai aktual sebesar 75,33% dari bobot maksimal 100%.

In 2004, the Development Finance Controller once again evaluated GCG application at PLN. Based on Secretary to the SOE Minister’s letter No. S-314/S.MBU/2004, evaluation covered implementation aspects and evaluation of followup actions; evaluation progress; efforts made to accumulate interest for all stakeholders related to the implementation of GCG principles; the existence, function and duties of all main instruments and supporting instruments; and management of relations with other stakeholders. The results of this evaluation in 2004 showed an increase in GCG application with a score of 75.33% out of a maximum 100%.


168 Pada 2007, hasil evaluasi penerapan GCG meningkat menjadi 84,47%. Aspek-aspek yang ditinjau meliputi partisipasi/hak dan tanggung jawab pemegang saham; keberadaan kebijakan GCG di perusahaan; penerapan GCG; pengungkapan dan transparansi kebijakan dan praktik GCG.

In 2007, the evaluation score for GCG application rose again to 84.47%. Aspects examined included participation / rights and responsibilities of shareholders; existence of GCG policies in the company; GCG application; disclosure and transparency of policies and GCG practices.

Pada 2008, penilaian GCG di PLN, sebagaimana tertuang dalam surat Menteri Negara BUMN No. S168/MBU/2008, telah memiliki kecukupan sistem dan infrastruktur yang mendukung implementasi prinsip-prinsip GCG. Pencapaian nilai PLN adalah 86,75% atau mencapai kualifikasi “Baik”.

In 2008, PLN’s GCG evaluation, as per letter No.S168/MBU/2008 from the State Minister for SOEs, had sufficient systems and infrastructure to support the implementation of GCG principles. PLN’s result was 86.75%, qualified as “Good”.

Pada 2010, PLN kembali melakukan penilaian penerapan GCG untuk periode tahun 2009. Penilaian oleh PT Meisa Dwi Kencana selaku konsultan penilai independen. Penilaian dilaksanakan mengacu kepada Kerangka Acuan Pelaksanaan Assessment GCG dari Kementerian Negara BUMN, yang didasarkan pada dokumen, kuesioner, hasil wawancara dan konfirmasi ulang. Berdasarkan metodologi itu pencapaian nilai (skor) PLN adalah 88,12 dengan kualifikasi “Baik”.

In 2010, PLN was once again evaluated for GCG application for the 2009 period. The evaluation was conducted by PT Meisa Dwi Kencana as an independent assessment consultant. The evaluation was based on the GCG Assessment Terms of Reference from the State Minister for SOEs, based on documents, questionnaires, interviews and reconfirmation. Based on this methodology, PLN was awarded a score of 88.12 and the qualification “Good”.

Pada 2011, BPKP melakukan penilaian penerapan GCG untuk periode 2010 berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-01/MBU/2011 tentang penerapan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) pada BUMN. Ada lima aspek yang dinilai, mencakup hak dan tanggung jawab pemegang saham, kebijakan GCG, penerapan GCG, pengungkapan informasi dan komitmen. Secara total nilai pencapaian aktual PLN adalah 77,9 (lihat tabel berikut).

In 2011, the Development Finance Controller evaluated GCG application in PLN for 2010 based on State Minister for SOEs Regulation No. PER-01/MBU/2011 regarding the application of good corporate governance (GCG) at SOEs. Five aspects were assessed, covering rights and responsibilities of shareholders, GCG policy, application of GCG, disclosure of information and commitment. PLN’s total score was 77.9 (see following table).

Capaian tertinggi yang berhasil diraih PLN adalah aspek Pengungkapan (Disclosure) sebesar 86,86%. PLN dinilai telah menyediakan informasi perusahaan dan telah menyajikan informasi yang relevan kepada pemangku kepentingan dalam Laporan Tahunan. Capaian terendah berada pada aspek Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham (RUPS) sebesar 70,11%, yang disebabkan oleh beberapa hal: • Pemegang Saham/RUPS belum menetapkan dan menerapkan sistem pengangkatan Komisaris secara transparan melalui fit and proper test. • Belum menetapkan dan melaksanakan sistem penilaian kinerja Komisaris secara kolegial dan individual.

The highest score achieved by PLN was for Disclosure, at 86.86%. PLN is judged to already provide company information and information relevant to shareholders in its Annual Report. The lowest score was for Rights and Responsibilities of Shareholders (GMS) at 70.11% as a result of the following points:

• Belum melaksanakan penilaian kinerja Direksi secara individual. • Belum mengesahkan RJPP.

• The Shareholders/GMS have not yet established and applied a transparent appointment system for Commissioners through fit and proper tests. • A performance evaluation system for Commissioners, both collectively and individually, has not been established and applied. • An individual performance evaluation system for Directors is not yet implemented. • A long-term corporate plan has not been ratified.


169 Penilaian Penerapan GCG di PLN pada 2010 oleh BPKP ASPEK PENGUJIAN/INDIKATOR

Evaluation Aspect / Indicator Maximum Score

I

Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham

Shareholder Rights and Responsibilities

Evaluation of GCG Application at PLN in 2010 by BPKP BOBOT MAKSIMAL

CAPAIAN AKTUAL

PERSENTASE (%)

Actual Score

Percentage (%)

9

6,31

70,11

II

Kebijakan GCG GCG Policy

8

6,83

85,38

III

Penerapan GCG GCG Application

66

50,26

76,15

A. Komisaris Commissioners

27

19,35

71,67

B. Komite Komisaris Commissioners Committee

6

5,18

86,33

C. Direksi Directors

27

21,77

80,63

D. SPI Internal Oversight Unit

3

1,84

61,33

E. Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary

3

2,12

70,67

7

6,08

86,86

Komitmen Commitment

10

8,42

84,20

Total

100

77,90

77,90

IV V

Pengungkapan Informasi

Information Disclosure

Berdasarkan penilaian itu BPKP memberikan beberapa masukan untuk meningkatkan aspek Kebijakan, Penerapan GCG (Komisaris, Komite Komisaris, Direksi, SPI dan Sekretaris Perusahaan), serta aspek komitmen bervariasi.

Based on this evaluation, the BPKP provided input to improve aspects of Policy, GCG Application (Commissioners, Commissioners Committee, Directors, Internal Audit Unit and Corporate Secretary), as well as various commitment aspects.

Kondisi nyata PLN yang ditemui oleh tim penilai, yakni: 1. Korporasi hanya memiliki Piagam Komite Audit, namun belum memiliki piagam untuk Komite Manajemen Risiko, Nominasi-Remunerasi dan GCG. 2. Rencana Kerja Dewan Komisaris yang terdiri dari Rencana Kerja Komite Komisaris belum dijadikan satu kesatuan dengan Rencana kerja Dewan Komisaris yang memuat sasaran/target yang ingin dicapai dan belum disampaikan kepada Pemegang Saham. 3. Komisaris belum mengkaji kelayakan visi dan misi perusahaan untuk dapat memberi masukan bagi penyempurnaannya. 4. Komisaris belum melakukan self-assessment terhadap kinerjanya. 5. Sebagian besar risalah rapat Komisaris belum dilengkapi dengan evaluasi keputusan rapat sebelumnya.

Real conditions found in PLN by the evaluation team: 1. The corporation only has an Audit Committee Charter, however it does not have a charter for the Risk Management, Nomination-Remuneration and GCG Committees. 2. The Board of Commissioners Employment Plan, which contains a Commissioners Committee Employment Plan, has not been made into one unit with the Board of Commissioners Employment Plan containing targets to be achieved and has not been submitted to the Shareholders. 3. The Commissioners have not studied the feasibility of the company’s vision and mission to provide input for its improvement. 4. The Commissioners have not carried out self assessment on their performance. 5. Most of the Minutes of Commissioners Meetings have not been completed with evaluation of the previous meeting’s decisions. 6. The Directors have not provided assertion/statement regarding the overall condition of the company’s internal audit applications. 7. The Internal Audit unit has not conducted a separate evaluation on the internal control system as a whole to support the statement made by the Board of Directors on this matter.

6. Direksi belum memberikan assertion/pernyataan mengenai kondisi penerapan pengendalian internal perusahaan secara menyeluruh. 7. SPI belum melakukan evaluasi terpisah terhadap sistem pengendalian intern secara menyeluruh sebagai dukungan terhadap pernyataan Direksi atas hal dimaksud.


170

8. SPI belum memberikan masukan atas prosedur dan pengendalian pada proses bisnis perusahaan. 9. SPI belum memberikan masukan tentang upaya pencapaian strategi bisnis perusahaan. 10.Perusahaan belum mempublikasikan pedoman perilaku kepada stakeholders.

8. The Internal Audit unit has not provided any input regarding procedure and control over the company’s business processes. 9. The Internal Audit unit has not provided any input regarding efforts to achieve the company’s strategic business plan. 10. The Company has not published its Code of Conduct for the stakeholders.

Atas dasar kondisi itu maka tim penilai memberikan rekomendasi yang perlu menjadi prioritas bagi masingmasing organ perusahaan: 1. Pemegang Saham/RUPS a. Menetapkan dan menerapkan sistem penilaian kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) secara transparan bagi calon Komisaris. b. Menetapkan dan melaksanakan sistem penilaian kinerja Komisaris secara kolegial dan individual. c. Melaksanakan penilaian kinerja Direksi secara individu dan menetapkan hasil penilaian kinerja Direksi dalam Risalah RUPS. d. Meminta Direksi untuk menyampaikan RJPP yang selaras dengan rencana dan target Kementerian

Based on the above conditions, the evaluation team provided recommendations to be prioritized by each instrument of the company: 1. Shareholders/GMS a. Establish and implement a transparent fit and proper test for Commissioners candidate

BUMN serta mengesahkan RJPP tersebut. 2. Komisaris a. Melengkapi keberadaan Komite Komisaris dengan piagam komite sebagaimana diamanatkan dalam Pedoman Good Corporate Governance dan Board manual perusahaan.

b. Establish and implement a performance evaluation system for Commissioners both collectively and individually. c. Implement performance evaluation for individual Directors and establish performance evaluation results for Directors in the Minutes of the GMS. d. Request that the Directors submit a long-term corporate plan appropriate for the plans and targets of the SOE Ministry and ratify this long-term corporate plan. 2. Commissioners a. Complete the Commissioners Committee with a committee charter as mandated in the company’s Good Corporate Governance guidelines and Board Manual.


171 b. Menyusun rencana kerja tahunan bagi masingmasing Anggota Dewan Komisaris dan mengkomunikasikan kepada Pemegang Saham. c. Melakukan kajian terhadap kelayakan visi dan misi perusahaan minimal setiap tiga tahun sekali atau setiap ada perubahan lingkungan. d. Melaksanakan self-assessment atas kinerjanya. e. Menyempurnakan Risalah Rapat Komisaris dengan menambahkan evaluasi/tindak lanjut atas pelaksanaan hasil keputusan rapat sebelumnya.

b. Compile an annual work plan for each member of the Board of Commissioners and communicate this to the shareholders. c. Conduct a study on the feasibility of the company’s vision and mission no less than once every three years or at each change in the business environment. d. Conduct performance self assessment. e. Improve the Minutes of the Commissioners Meetings by adding evaluations/follow up actions related to decisions made at previous meetings.

3. Direksi a. Memberikan assertion/pernyataan mengenai kondisi efektivitas penerapan pengendalian internal perusahaan secara menyeluruh. b. Mendorong SPI untuk melakukan pengkajian efektivitas pengendalian intern perusahaan secara menyeluruh yang akan dijadikan dasar bagi Direksi untuk memberikan pernyataan mengenai kondisi hal yang sama. c. Mendorong SPI untuk meningkatkan peran SPI sebagai mitra strategis terutama dalam memberi masukan terkait dengan proses governance, prosedur dan pengendalian proses bisnis perusahaan serta upaya pencapaian strategi bisnis perusahaan. d. Menggunakan berbagai media yang ada untuk mempublikasikan pedoman perilaku perusahaan.

3. Directors a. Provide an assertion/statement regarding the effective condition of overall internal control within the company.

PLN berencana melakukan berbagai perbaikan dalam rangka meningkatkan kualitas penerapan praktik GCG di tahun mendatang berdasarkan rekomendasi penilai di atas, serta perkembangan praktik GCG terkini dan kebutuhan perusahaan.

b. E ncourage the Internal Audit Unit to study the effectiveness of the company’s internal controls overall, which will then form the basis for the Board of Directors to provide a statement on these conditions. c. Encourage the Internal Audit Unit to improve its own role as a strategic partner, especially in providing input related to the governance process, procedure and business process control in the company, and efforts to achieve the company’s strategic business plan. d. Use various media to publish the company’s Code of Conduct. PLN plans to carry out various improvements to increase the quality of GCG application in the coming year based on the above recommendations from the assessor, as well as developing modern GCG practices relevant to the company’s requirements.


172

ORGAN PERUSAHAAN

INSTRUMENTS OF THE cOMPANY

Rapat Umum Pemegang Saham PLN telah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham sebanyak 2 kali selama tahun 2011: a. Pada tanggal 27 Juni 2011 tentang Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahan Laporan Keuangan Tahun Buku 2010, dengan Keputusan Rapat sebagai berikut : 1. Persetujuan Laporan Tahunan Perseroan termasuk Pengesahan Laporan keuangan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010. 2. Persetujuan dan pengesahan Laporan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perseroan Tahun Buku 2010. 3. Persetujuan pemberian pembebasan tanggung jawab (acquit et decharge) kepada Direksi dan Dewan komisaris PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atas pengurusan dan pengawasan perusahaan selama tahun buku 2010. 4. Persetujuan penetapan penggunaan Laba Bersih Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010. 5. Penetapan Kantor Akuntan Publik dalam rangka Audit atas Laporan Keuangan, Laporan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun Buku 2011 PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). 6. Persetujuan pemberian kewenangan dan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris meliputi: Gaji bagi Direksi, Honorarium bagi Dewan Komisaris, tunjangan dan fasilitas bagi Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun 2011 serta pembagian tantiem kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun buku 2010. b. Pada tanggal 27 Desember 2011 tentang Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2012, dengan Keputusan Rapat sebagai berikut : 1. Mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Tahun Buku 2012 2. Mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Program Kemitraan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan Tahun Buku 2012. 3. Mengesahkan Kontrak Manajemen (Key Performance Indicators) tahun 2012 antara Direksi dan Dewan Komisaris PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dengan Pemegang Saham PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). 4. Menyetujui penggunaan KPI (Key Performance Indicators) 6 Perspektif berbasis Malcolm Baldrige

General Meeting of Shareholders PLN held a General Meeting of Shareholders on two occasions in 2011: a. On 27 June 2011 related to Approval of the Annual Report and Ratification of the Financial Statement for the Financial Year 2010, with the following decisions ratified: 1. Approval of the Annual Report, including Ratification of the Financial Statement for the financial year ending 31 December 2010. 2. Approval and ratification of the Company’s Implementation Report on the Partnership and Community Development Program for the financial year 2010. 3. Approval and acquit et de charge to the Board of Directors and the Board of Commissioners of PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) for their management and supervision of the company during the financial year 2010. 4. Approval of the Use of the Company’s Net Profit for the financial year ending 31 December 2010. 5. Appointment of a Public Accountant to Audit PLN’s Financial Statement and Implementation Report on the Partnership and Community Development Program for the financial year 2011. 6. Approval of authority and power of attorney to the Board of Commissioners to set the remuneration of the Board of Directors and Board of Commissioners, including: Directors salaries, Honorarium for the Commissioners, benefits and facilities for Directors and Commissioners for 2011, as well as bonus share (tantiem) for the Directors and Commissioners for the financial year 2010. b. On 27 December 2011 related to Ratification of the Company Work Plan and Budget (RKAP) for 2012, with the following decisions ratified: 1. Ratification of the PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Work Plan and Budget for financial year 2012. 2. Ratify the Work Plan and Budget for the Small Business Partnership Program and Environmental Care Program for fiscal year 2012. 3. Ratification of the Management Contract (Key Performance Indicators) for 2012 between PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Directors and Commissioners and the Shareholders of PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). 4. Approval of the use of 6 Perspective KPI (Key Performance Indicators) based on Malcolm Baldrige


173 sesuai Kontrak Manajemen antara Direksi dan Dewan Komisaris PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dengan Pemegang Saham PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) sebagai dasar pengukuran dan penilaian tingkat kesehatan Perusahaan dan kinerja Perusahaan mulai tahun 2011 dengan catatan penggolongan penilaian KPI 6 Perspektif tersebut tetap mengacu pada penggolongan penilaian tingkat kesehatan sebagaimana diatur di dalam pasal 3 Keputusan Menteri Negara BUMN nomor : KEP-100/ MBU/2002 sepanjang belum ditetapkan perubahan atas KEP-100/MBU/2002. 5. Menyetujui penghapusbukuan aktiva tetap tahun 2012 senilai Rp 1.370,05 Miliar. 6. Menyetujui secara prinsip penandatanganan pinjaman baru tahun 2012 senilai Rp 59.400 Miliar dan selanjutnya meminta kepada Direksi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk memproses persetujuan definitif atas penandatanganan pinjaman baru tersebut sesuai ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku. 7. Buku Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahun Buku 2012, Notulen Rapat Teknis, Risalah Pra RUPS dan tanggapan Dewan Komisaris atas RKAP Tahun Buku 2012 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Risalah rapat ini.

Dewan Komisaris

in accordance with the Management Contract between PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Directors and Commissioners and the Shareholders of PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) as the basic means of measuring and evaluating the Company’s health and performance starting in 2011, with the note that the 6 Perspective KPI classifications must refer to the assessment classifications for company health as regulated in article 3 of the Decision of the State Minister for SOE number KEP-100/MBU/2002 provided there is no amendment to KEP-100/ MBU/2002. 5. Approval of the write-down of fixed assets in 2012 amounting to Rp1,370.05 billion. 6. Approval in principle of signing new loans in 2012 amounting to Rp59,400 billion and further requesting the Board of Directors of PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) to ensure definitive approval for the signing of new loans in accordance with the applicable regulations and laws. 7. The Company’s Work Plan and Budget Book (RKAP) for the financial year 2012, the Minutes of the Technical Meeting, Minutes of Pre-GMS and Board of Commissioners responses to the RKAP for the financial year 2012 are an integral part of the Minutes of this Meeting.

Board of Commissioners

Prosedur Penetapan Dewan Komisaris Dewan Komisaris terdiri atas satu orang anggota atau lebih. Apabila diangkat lebih dari satu orang, maka seorang di antaranya dapat diangkat sebagai Komisaris Utama. Susunan, persyaratan, nominasi, dan pengangkatan Anggota Dewan Komisaris ditetapkan oleh RUPS sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Appointment Procedure for the Board of Commissioners The Board of Commissioners consists of one or more members. Should there be more than one member appointed, one of these will be appointed as President Commissioner. The compilation, conditions, nomination and appointment of Members of the Board of Commissioners shall be ratified by the GMS in accordance with regulations stated in the Articles of Association and applicable laws and regulations.

Masa jabatan anggota Dewan Komisaris ditetapkan lima tahun dengan tidak mengurangi hak RUPS yang sewaktu-waktu dapat memberhentikan anggota Dewan Komisaris. Setelah masa jabatan berakhir, anggota Dewan Komisaris dapat diangkat kembali oleh RUPS untuk satu kali masa jabatan.

The service period as a Member of the Board of Commissioners is set at five years, without reducing the rights of the GMS, which may from time to time dismiss a Member of the Board of Commissioners. At the end of a service period, a member of the Board of Commissioners may be re-appointed by the GMS for one service period.

Independensi Dewan Komisaris Anggota Dewan Komisaris independen mencapai 30%. Hal ini telah melampaui kriteria keanggotaan Dewan Komisaris yang mensyaratkan paling sedikit 20% Anggota Dewan Komisaris berasal dari kalangan diluar BUMN sesuai dengan Peraturan Menteri BUMN No.PER-01/ MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara.

Independence of the Board of Commissioners There shall be no less than 30% of the Board of Commissioners serving as Independent Commissioners. This exceeds the membership criteria for the Board of Commissioners, which is 20%. Members of the Board of Commissioners are from outside the State Owned Enterprises environment, in accordance with Regulation of the State Minister for SOE No.PER-01/MBU/2011 regarding Good Corporate Governance in State Owned Enterprises.


174 Kriteria independensi Dewan Komisaris sesuai Anggaran Dasar Perusahaan sebagai berikut: • Tidak menjabat sebagai Direksi di perusahaan terafiliasi; • Tidak bekerja pada Pemerintah termasuk di departemen, lembaga dan kemiliteran dalam kurun waktu tiga tahun terakhir; • Tidak bekerja di BUMN yang bersangkutan atau afiliasinya dalam kurun waktu tiga tahun terakhir; • Tidak mempunyai keterkaitan finansial, baik langsung maupun tidak langsung dengan BUMN yang bersangkutan atau perusahaan yang menyediakan jasa dan produk kepada BUMN yang bersangkutan dan afiliasinya; dan • Bebas dari kepentingan dan aktivitas bisnis atau hubungan lain yang dapat menghalangi atau mengganggu kemampuan Komisaris/Dewan Pengawas yang berasal dari kalangan di luar BUMN yang bersangkutan untuk bertindak atau berpikir secara bebas di lingkup BUMN.

The criteria for Independence in the Board of Commissioners in accordance with the Company’s Articles of Association are as follows: • Has not served as Director of an affiliated company;

Anggota Dewan Komisaris tidak boleh merangkap jabatan lain pada usaha swasta yang dapat menimbulkan benturan kepentingan secara langsung maupun tidak langsung dengan kepentingan perusahaan, kecuali dengan izin RUPS dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Members of the Board of Commissioners may not concurrently serve in a private business that could result in conflict of interest, either directly or indirectly, with the interests of the company, except with permission of the GMS and based on applicable regulations and laws.

Tugas dan Wewenang Dewan Komisaris Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan, tugas Dewan Komisaris adalah: • Melakukan pengawasan terhadap kebijaksanaan pengurus perusahaan yang dilakukan Direksi serta memberi nasihat kepada Direksi termasuk mengenai rencana pengembangan perusahaan, rencana kerja dan anggaran perusahaan, pelaksanaan ketentuanketentuan Anggaran Dasar dan keputusan RUPS serta peraturan perundang-undangan yang berlaku; • Melakukan tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar dan keputusan RUPS serta peraturan perundangundangan yang berlaku; • Melaksanakan kepentingan perusahaan dengan memperhatikan kepentingan para pemegang saham dan bertanggung jawab kepada RUPS; dan • Meneliti dan menelaah Laporan Tahunan termasuk Laporan Keuangan yang disiapkan Direksi serta menandatangani laporan tersebut.

Duties and Authority of the Board of Commissioners In accordance with the Articles of Association, the duties of the Board of Commissioners are: • To supervise the management policies implemented by the Board of Directors and to advise the Board of Directors, including regarding planned development of the company, work plans and budgets, implementation of the Articles of Association and decisions ratified by the GMS, as well as applicable laws and regulations;

Dalam melaksanakan tugas pengawasan, Dewan Komisaris berwenang untuk: • Secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri setiap waktu: - memasuki bangunan-bangunan dan halamanhalaman atau tempat yang dipergunakan atau dikuasai oleh perusahaan; dan

• Has not worked for the Government, including in a ministry, institution or the military, within the last three years; • Has not worked at the specific SOE or an affiliated SOE in the last three years; • Has no financial ties, either directly or indirectly, with the specific SOE or any company providing products or services to the specific SOE and its affiliates; and

• Is free from any interests and business activities or other relationships that could impede or interfere with the ability of the Commissioner / Supervisory Board member originating from outside the specific SOE’s environment to act or think independently within the scope of the SOE.

• Perform their duties, authority and responsibilities in accordance with the provisions of Articles of Association, ratified decisions of the GMS, and applicable laws and regulations; • Implement the company’s interests with respect to the interests of the shareholders and responsibilities to the GMS; and • Examine and review the Annual Report, including the Financial Statement, prepared by the Board of Directors and sign the report. In the implementation of their supervisory duties, the Board of Commissioners is authorized to: • Jointly or individually at any time: - enter buildings and areas or places used or controlled by the company; and


175

- memeriksa buku-buku, surat-surat bukti, persediaan barang-barang, memeriksa dan mencocokkan posisi uang kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain, memeriksa keberadaan surat berharga serta mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi. • Membentuk komite-komite yang berfungsi sebagai penunjang tugas pengawasan Dewan Komisaris atau menunjuk tenaga ahli. Komite yang wajib dibentuk adalah Komite Audit. Keanggotaan Komite Audit terdiri dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris; • Meminta penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan kepada Direksi dan Direksi wajib memberikan penjelasan.

- examine books, evidence papers, provision of goods, examine and match the cash position for the purposes of verification or other purposes, ensure the existence of securities, as well as be aware of all actions taken by the Board of Directors. • Form committees or appoint experts to support the Board of Commissioners supervisory duties. An Audit Committee must be formed. Membership of the Audit Committee consists of one or more of the Board of Commissioners and is responsible to the Board of Commissioners; • Request explanations on all matters from the Board of Directors and the Board of Directors must give an explanation.

Hak dan Kewajiban Dewan Komisaris Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Dewan Komisaris berhak melakukan pengawasan dan pemberian nasihat atas pelaksanaan kewajiban-kewajiban Direksi.

Rights and Obligations of the Board of Commissioners In implementing their basic duties, the Board of Commissioners has the right to supervise and advise in relation to the implementation of the Board of Directors obligations.

Kewajiban Dewan Komisaris sesuai Anggaran Dasar Perusahaan adalah: • Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai rencana pengembangan perusahaan, rencana kerja dan anggaran tahunan perusahaan serta perubahan dan tambahannya, laporan berkala dan laporan-laporan lainnya dari Direksi; • Mengawasi pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan serta menyampaikan hasil penilaian serta pendapatnya kepada RUPS; • Mengikuti perkembangan kegiatan perusahaan dalam hal perusahaan menunjukkan gejala kemunduran, segera melaporkan kepada RUPS disertai saran mengenai langkah perbaikan yang harus ditempuh;

The obligations of the Board of Commissioners in accordance with the Company’s Articles of Association are: • Provide opinions and advice to the GMS regarding planned business developments, company work plans and budgets, as well as amendments and additions; and periodic reports and other reports from the Board of Directors; • Supervise implementation of company work plans and budgets, as well as reporting their assessment and opinions to the GMS; • Follow developments in company activities showing signs of contraction, and promptly report such to the GMS along with advice on steps to be taken to improve the situation;


176 • Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai setiap persoalan lainnya yang dianggap penting bagi pengurusan perusahaan; • Melakukan tugas-tugas pengawasan lainnya yang ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham; • Membuat risalah rapat Dewan Komisaris; • Melaporkan kepada perusahaan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada perusahaan dan perusahaan lain; • Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada Rapat Umum Pemegang Saham; dan • Mengawasi kepatuhan terhadap semua peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

• Provide opinions and advice to the GMS regarding other company matters deemed significant by the company management; • Implement other supervisory duties stipulated by the GMS; • Take Minutes of Board of Commissioner Meetings; • Report to the company any personal and /or family share ownership in the company or other companies;

Dalam menjalankan tugas, Dewan Komisaris dibantu oleh Sekretaris Dewan Komisaris; empat komite terdiri dari Komite Audit, Komite Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Komite GCG), Komite Manajemen Risiko dan Komite Nominasi & Remunerasi; dan beberapa tenaga ahli.

In conducting their duties, the Board of Commissioners is assisted by the Secretary to the Board of Commissioners; four committees consisting of Audit Committee, Good Corporate Governance Committee, Risk Management Committee and the Nomination & Remuneration Committee; as well as several experts.

Sesuai Peraturan Presiden No. 71 Tahun 2006, Dewan Komisaris melakukan beberapa tindakan pengawasan, yakni memberikan rekomendasi dan persetujuan kepada Direksi dalam pengadaan barang dan jasa; memantau pelaksanaan Keputusan Presiden No. 71 antara lain dengan meminta laporan tertulis dari Direksi setiap tiga bulan sekali; dan melakukan kunjungan ke lapangan untuk melihat secara langsung pelaksanaan dan kemajuan proyek tersebut.

In accordance with Presidential Regulation No. 71/2006, the Board of Commissioners conducts several supervisory actions, i.e. providing recommendations and approval to the Board of Directors for the provision of goods and services; monitoring implementation of Presidential Regulation No. 71 including by requesting written reports from the Board of Directors once every three months; and have a site visits to observe firsthand of the implementation and progress of certain projects.

Selama tahun 2011, Dewan Komisaris telah melakukan beberapa tindakan pengawasan sebagai berikut : 1. Pengawasan atas Efektifitas dan Efisiensi Operasi dan Investasi, pengawasan tersebut meliputi : a. Pengawasan atas efektifitas Pengelolaan Organisasi dan SDM b. Pengawasan atas Penyusunan Rencana dan Anggaran Perseroan c. Pengawasan atas Pelaksanaan RKAP dan KPI

During 2011, the Board of Commissioners conducted the following supervisory acts: 1. Oversight of the Effectiveness and Efficiency of Operations and Investment, the supervision includes: a. Oversight the effectiveness of Organization and Human Resource Management b. Oversight the compling process of Company’s Planning and Budget (RKAP) c. Oversight the implementation of RKAP and KPI (Key Performance Indicators) d. Oversight of Risk Management

d. Pengawasan atas Pengelolaan Risiko

• Report on supervisory duties implemented through the financial year just ended to the GMS; and • Oversee compliance with all applicable laws and regulations.

2. Pengawasan atas Keandalan Informasi/Pelaporan Keuangan, pengawasan tersebut meliputi: a. Pengawasan atas Sistem Informasi b. Pengawasan atas Penyusunan Laporan Manajemen c. Pengawasan atas pelaksanaan audit oleh KAP d. Pengawasan atas Kepatuhan terhadap perundangan & peraturan yang berlaku.

2. Oversight over Information Reliability / Financial Statements, supervision included: a. Oversight of Information Systems b. Oversight of the preparation of Management Reports c. Oversight of auditing by a Public Accounting Firm (KAP) d. Oversight of Compliance with applicable laws & regulations

3. Pengawasan atas Efektifitas dan Efisiensi Operasi dan Investasi tersebut meliputi: a. Pengawasan atas Efektifitas Pemeriksaan Internal b. Pengawasan atas tindak lanjut temuan hasil Audit SPI dan KAP

3. Oversight of the Effectiveness and Efficiency of Operations and Investment; supervision included: a. Oversight of the Effectiveness of Internal Audits b. Oversight of follow up actions on findings by the Internal Audit Unit and Public Accountant Firm


177 c. Pengawasan atas penerapan unsur GCG d. Pengawasan atas Pengelolaan PKBL

c. Oversight of application of the principles of GCG d. Oversight of the Partnership and Environmental Care Program (PKBL) Management

Rapat Rutin Dewan Komisaris Keputusan-keputusan Dewan Komisaris diambil dalam Rapat Dewan Komisaris. Keputusan-keputusan yang mengikat dapat juga ditetapkan tanpa diadakan Rapat Dewan Komisaris, dengan catatan keputusan tersebut telah disetujui secara tertulis dan ditandatangani oleh seluruh Anggota Dewan Komisaris. Rapat Dewan Komisaris diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam satu bulan. Dewan Komisaris mengundang Direksi untuk hadir dalam Rapat Dewan Komisaris minimal satu kali dalam satu bulan dengan agenda tetap konsultasi.

Board of Commissioners Routine Meetings Board of Commissioners decisions are made in Board of Commissioners Meetings. These decisions are binding and can also be made without holding a Board of Commissioners meeting, with the note that such decisions have been approved in writing and signed by all members of the Board of Commissioners. Board of Commissioners meetings are held no less than once a month. The Board of Commissioners invites the Board of Directors to attend a Board of Commissioners meeting at least once a month with the agenda points related to consultation.

Rapat Dewan Komisaris yang bersifat rutin atau terjadwal terdiri dari rapat internal Dewan Komisaris setiap bulan, sedapat mungkin pada minggu pertama, dan rapat dengan Komite Dewan Komisaris yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali.

Board of Commissioners meetings are routine or scheduled in nature and consist of a monthly internal Board of Commissioners meeting, where possible in the first week, and a meeting with the Board of Commissioners Committee held once a month.

Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan di luar jadwal rutin, jika dianggap perlu oleh seorang atau lebih Dewan Komisaris, permintaan tertulis dari seorang atau lebih Anggota Dewan Komisaris, atau rapat yang bersifat segera dan atau strategis.

The Board of Commissioners may convene meetings outside its routine schedule, whereas considered necessary by one or more members of the Board of Commissioners, at the written request of one or more members of the Board of Commissioners, or immediately or strategically in nature.

Kehadiran Komisaris Rapat Dewan Komisaris pada tahun 2011 telah dilaksanakan sebanyak 15 kali dan Rapat Konsultasi Direksi – Dewan Komisaris telah dilaksanakan sebanyak 11 kali dengan tingkat kehadiran rapat tertera dalam tabel di bawah ini.

Commissioner Attendance The Board of Commissioners held 15 meetings in 2011, as well as 11 Consultation Meetings between the Board of Directors and the Board of Commissioners. Attendance at these meetings is shown in table below.

Tingkat Kehadiran Rapat Dewan Komisaris

Attendance at Board of Commissioners Meetings

NO

NAMA

NAME

1.

Yogo Pratomo

2.

Lutfi Hamid

3.

Adang Firman

4. 5. 6. 7.

Rahmat Waluyanto Wimpy S. Tjetjep Syahrial Loetan Abdul Aziz

JABATAN

POSITION

JUMLAH KEHADIRAN RAPAT DEWAN KOMISARIS

JUMLAH KEHADIRAN RAPAT KONSULTASI DIREKSI – DEWAN KOMISARIS

TOTAL ATTENDANCE CONSULTATION MEETING DIRECTORS- BOARD OF COMMISSIONERS

%

Komisaris Utama

11

100

Komisaris Independen

11

100


11

100

Komisaris Commissioner Komisaris Commissioner Komisaris Commissioner Komisaris Commissioner

5 8 8 8

45 73 73 73

President Commissioner Commissioner Independent Commissioner Independent

TOTAL ATTENDANCE MEETING DIRECTORSBOARD OF COMMISSIONERS

%

15

100

13

87

13

87

8 11 9 8

53 73 60 53


178 Direksi

Directors

Prosedur Penetapan Direksi Perusahaan dikelola dan dipimpin oleh Direksi yang terdiri dari seorang Direktur atau lebih. Apabila diangkat lebih dari satu orang Direktur, maka seorang di antaranya dapat diangkat sebagai Direktur Utama. Susunan, persyaratan, nominasi, dan pengangkatan Anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Appointment Procedure for the Board of Directors The Company is managed and led by the Board of Directors, which consists of one or more Directors. Should more than one person be appointed Director, then one of them shall be appointed President Director. The compilation, requirements, nomination and appointment of members of the Board of Directors is ratified by the GMS in accordance with the Articles of Association and applicable laws and regulations.

Masa jabatan anggota Direksi adalah lima tahun dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan para Anggota Direksi sewaktu-waktu. Setelah masa jabatannya berakhir, para Anggota Direksi dapat diangkat kembali oleh RUPS untuk satu kali masa jabatan.

The service period for Directors is five years without reducing the rights of the GMS to dismiss members of the Board of Directors from time to time. After ending a service period, members of the Board of Directors may be re-appointed by the GMS for one service period.

Independensi Direksi Kriteria Independensi Direksi sesuai Anggaran Dasar Perusahaan antara lain diatur mengenai larangan jabatan rangkap yaitu Direksi dilarang memangku jabatan sebagai berikut: • Anggota Direksi BUMN, BUMD, Badan Usaha Milik Swasta. • Anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas pada BUMN. • Jabatan struktural dan fungsional lainnya pada instansi/ lembaga pemerintah pusat dan atau daerah. • Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan, pengurus partai politik dan/atau calon anggota legislatif dan/atau calon kepala daerah/wakil kepala daerah. • Jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan

Independence of Directors The criteria for the independence of Directors are in accordance with The Company’s Articles of Association, which regulate on the prohibition for Directors to hold more than one position, i.e. Directors are prohibited from holding the following positions: • Director of an SOE, Regionally Owned Enterprise, Private Company. • Commissioner or Member of a Supervisory Board of an SOE. • Structural position or other function within a central or regional government institution / body. • Other position as defined in laws and regulations, leader of a political party and/or prospective member of the legislature and/or candidate regional head / deputy head. • Other position which may result in conflict of interest.

kepentingan. Tugas dan Wewenang Direksi Tugas pokok Direksi adalah memimpin dan mengurus perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan, berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan, serta menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan perusahaan.

Duties and Authorities of the Board of Directors The basic duties of the Directors are leadership and management of the company in compliance with its aims and goals, making every effort to improve efficiency and effectiveness within the company, as well as controlling, maintaining and caring for company assets.

Dalam melaksanakan tugas itu, wewenang Direksi sesuai Anggaran Dasar Perusahaan diatur sebagai berikut:

In implementing their duties, in accordance with the Company’s Articles of Association, Directors are authorized to do the following: • Implement their authority as a Director having obtained written approval from the Board of Commissioners to:

• Pelaksanaan wewenang Direksi yang harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Dewan Komisaris adalah: - mengagunkan aktiva tetap untuk penarikan kredit jangka pendek; - mengadakan kerja sama dengan badan usaha atau pihak lain berupa kerja sama lisensi, kontrak manajemen, menyewakan aset, Kerja Sama Operasi (KSO), Bangun Guna Serah, Bangun Milik Serah, Bangun Serah Guna dan kerja sama lainnya dengan nilai atau jangka waktu tertentu yang ditetapkan RUPS;

- Mortgage fixed assets to obtain short term credit; - cooperate with business or other entities in the form of cooperative licensing, management contract, asset leasing, Cooperative Operations (KSO), Build Operate Transfer, Build Own Transfer, Build Transfer Operate and other cooperation with fixed value or time frames as ratified by the GMS;


179 - menerima atau memberikan pinjaman jangka menengah/panjang, kecuali pinjaman (utang atau piutang) yang timbul karena transaksi bisnis dan pinjaman yang diberikan kepada anak perusahaan PT PLN (Persero), dan dilaporkan kepada Dewan Komisaris; - menghapuskan dari pembukuan piutang macet dan persediaan barang mati; - melepaskan aktiva tetap bergerak dengan umur ekonomis yang lazim berlaku dalam industri pada umumnya sampai dengan lima tahun; - menetapkan struktur organisasi satu tingkat di bawah Direksi; • Pelaksanaan wewenang Direksi yang harus mendapatkan persetujuan dari RUPS, adalah mengalihkan kekayaan perusahaan atau menjadikan jaminan utang kekayaan perusahaan, yang nilainya lebih dari 50% jumlah kekayaan bersih perusahaan dalam satu transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak. Transaksi ini adalah transaksi pengalihan kekayaan bersih perusahaan yang terjadi dalam jangka waktu satu tahun buku. • Pelaksanaan wewenang Direksi yang dapat dilakukan setelah mendapat tanggapan tertulis dari Dewan Komisaris dan persetujuan RUPS, yakni: - mengagunkan aktiva tetap untuk penarikan kredit jangka menengah/panjang; - melakukan penyertaan modal pada perusahaan lain; - mendirikan anak perusahaan dan/atau perusahaan patungan; - melepaskan penyertaan modal pada anak perusahaan dan/atau perusahaan patungan; - melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan dan pembubaran anak perusahaan dan/atau perusahaan patungan; - mengikat perusahaan sebagai penjamin (borg atau avalist); - mengadakan kerja sama dengan badan usaha atau pihak lain berupa kerja sama lisensi kontrak manajemen, menyewakan aset, Kerja Sama Operasi (KSO), Bangun Guna Serah, Bangun Milik Serah, Bangun Serah Guna dan kerja sama lainnya dengan nilai atau jangka waktu melebihi penetapan RUPS; - tidak menagih lagi piutang macet yang telah dihapusbukukan; - melepaskan dan menghapuskan aktiva tetap perusahaan kecuali aktiva tetap bergerak dengan umur ekonomis yang lazim berlaku dalam industri pada umumnya sampai dengan 5 tahun; - menetapkan blue print organisasi perusahaan; - menetapkan dan mengubah logo perusahaan; - melakukan tindakan-tindakan lain dan tindakan yang belum ditetapkan dalam RKAP; - membentuk yayasan, organisasi dan/atau perkumpulan baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan yang berdampak bagi perusahaan;

- accept or provide medium / long term loans with the exception of loans (debt or receivables) arising as a result of business transaction and loan provided to a subsidiary of PT PLN (Persero), and reported to the Board of Commissioners; - write off from the books any stuck account payable and provision of goods; - write down moveable fixed assets with a fair economic life as applicable in the industry in general of up to five years; - define the organization structure one level below that of the Board of Directors; • Implementation of Directors’ authority that must be approved by the GMS includes transfer of company assets or mortgaging company assets with a value exceeding 50% of the total net value of the company in one or more transactions, whether the transactions are related or not. Such transactions are transactions transferring the net value of the company occurring in one financial year.

• Implementation of Directors’ authority that must obtain prior written approval of the Board of Commissioners and approval from the GMS includes: - use of fixed assets to obtain medium / long term credit; - undertake equity investments in other companies; - establish subsidiaries and/or joint ventures; - redeem equity investments in subsidiaries and/or joint ventures; - enter into mergers, consolidations, takeovers, separation and dissolution of subsidiaries and/or joint ventures; - warrant the company in surety (borg or avalist); - enter into cooperation with a business or other party in the form of contract management license, asset leasing, Operation Cooperation (KSO), Build Operate Transfer, Build Own Operate, Build Transfer Operate and other cooperation with a value or time frame exceeding that ratified by the GMS; - re-bill stuck account payable that have been written off; - redeem and write off company fixed assets with the exception of moveable fixed assets with a fair economic life as applicable in the industry in general of up to five years; - set the blueprint for the company organization; - set and change the company logo; - carry out any actions or action not defined in the RKAP; - create a foundation, organization and/or association either directly or indirectly related to the company which has an effect on the company;


180

- membebankan biaya perusahaan yang bersifat tetap dan rutin untuk kegiatan yayasan, organisasi dan/ atau perkumpulan baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan; dan - mengusulkan wakil perusahaan untuk menjadi calon Anggota Direksi dan Dewan Komisaris pada perusahaan patungan dan/atau anak perusahaan yang memberikan kontribusi signifikan kepada perusahaan dan/atau bernilai strategis yang ditetapkan RUPS.

- charge the company for either fixed or routine costs related to foundation, organization and/or association activities either directly or indirectly related to the company; and - propose a company representative to be a candidate Member of the Boards of Directors or Commissioners in any joint venture company and/or subsidiary which contributes significantly to the company and/or has strategic value as defined at the GMS.

Hak dan Kewajiban Direksi Hak dan kewajiban Direksi diatur dalam Anggaran Dasar Perusahaan. Dalam menjalankan tugas pokoknya, Direksi berhak untuk: • menetapkan kebijakan dalam memimpin dan mengurus perusahaan; • mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian perusahaan termasuk penetapan gaji pensiun dan jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi pegawai perusahaan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku dan keputusan RUPS;

Rights and Obligations of Directors The rights and obligations of Directors are regulated in the Company’s Articles of Association. In the implementation of their duty, Directors have the right to: • set policies in lead and manage the company; • organize regulations related to company employment, including setting salaries, pensions and other income for employees, based on the applicable regulations and decisions of the GMS;


181 • mengangkat dan memberhentikan pegawai perusahaan berdasarkan peraturan kepegawaian perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; • mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili perusahaan di dalam dan di luar pengadilan kepada seorang atau beberapa orang Anggota Direksi yang khusus ditunjuk untuk itu atau kepada seorang atau beberapa orang pegawai perusahaan baik sendirisendiri maupun bersama-sama atau kepada orang lain atau badan lain; dan • menjalankan tindakan-tindakan lainnya baik mengenai kepengurusan maupun kepemilikan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan yang ditetapkan oleh RUPS berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

• appoint and dismiss company employees based on the company’s employment regulations and applicable laws; • organize transfer of Director’s power to a company representative both in and out of court to one or more Directors specifically appointed for that reason, or to one or more company employee either individually or jointly or to another person or body; and

Dalam menjalankan tugas pokoknya, Direksi berkewajiban untuk: • mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan perusahaan sesuai maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perusahaan; • menyiapkan pada waktunya rencana pengembangan perusahaan, rencana kerja dan anggaran tahunan perusahaan termasuk rencana–rencana lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan usaha dan kegiatan perusahaan dan menyampaikannya kepada Dewan Komisaris dan pemegang saham untuk selanjutnya disampaikan kepada RUPS guna mendapatkan pengesahan; • mengadakan dan memelihara pembukuan dan administrasi perusahaan sesuai dengan kelazimannya yang berlaku bagi suatu perusahaan; • menyusun sistem akuntansi sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian intern, terutama fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan, dan pengawasan; • memberikan pertanggungjawaban dan segala keterangan tentang keadaan dan jalannya perusahaan berupa laporan tahunan termasuk perhitungan tahunan kepada RUPS; • memberikan laporan berkala menurut cara dan waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta laporan lainnya setiap kali diminta pemegang saham; • menyiapkan susunan organisasi perusahaan lengkap dengan perincian tugasnya; • menyiapkan neraca dan laporan laba rugi yang telah disahkan oleh RUPS kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan • menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan yang ditetapkan RUPS berdasarkan peraturan perundang-undangan.

In carrying out their basic duties, the Board of Directors is obliged to: • to make every effort and guarantee the implementation of business and company activities in accordance with the aims and goals, as well as business activities, of the company. • prepare at the scheduled time planned company development, company work plans and annual budgets including other plans related to the implementation of business and company activities and submit such to the Board of Commissioners and shareholders to be further submitted to the GMS for the purposes of ratification;

• take other actions related to management or ownership in accordance with provisions regulated in the Articles of Association and ratified by the GMS based on applicable laws and regulations.

• establish and maintain company records and administration in accordance with applicable norms for a company; • compile an accountancy system in accordance with financial accounting standards and based on the principles of internal control, in particular the functions of administration, recordkeeping, storage and supervision; • provide accountability and all information regarding the state and running of the company in the form of annual reports, including annual accounts, to the GMS; • provide periodical reports in the time and manner applicable, as well as other reports as requested by the shareholders; • prepare a complete company Organization Structure with details of duties; • prepare balance sheets and profit and loss reports as ratified by the GMS for the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia in accordance with applicable laws and regulations; and • carry out other obligations in accordance with regulations stipulated in the Articles of Association and GMS based on laws and regulations.


182

Keputusan-keputusan yang mengikat dapat juga ditetapkan tanpa diadakan Rapat Direksi, sepanjang keputusan itu disetujui secara tertulis dan ditandatangani oleh seluruh Anggota Direksi. Binding decisions can also be made without holding a Directors Meeting provided that the decision is approved in writing and signed by all the members of the Board of Directors.

Rapat Rutin Direksi Rapat Direksi adalah rapat yang diselenggarakan oleh Direksi. Keputusan-keputusan yang mengikat dapat juga ditetapkan tanpa diadakan Rapat Direksi, sepanjang keputusan itu disetujui secara tertulis dan ditandatangani oleh seluruh Anggota Direksi. Direksi menetapkan hal-hal yang memerlukan pengambilan keputusan melalui Rapat Direksi sebagai berikut: • Tindakan-tindakan terkait dengan pelaksanaan wewenang sesuai ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar, yaitu: - kewenangan yang memerlukan persetujuan Direksi; - kewenangan yang memerlukan persetujuan Komisaris; dan - kewenangan yang memerlukan persetujuan RUPS. • Tindakan terkait pengadaan barang dan jasa sesuai ketentuan yang berlaku di perusahaan; dan • Tindakan strategis lainnya, dengan batasan: - bersifat strategis/signifikan mempengaruhi operasional perusahaan; - di luar rencana dalam RKAP; - bersifat mendesak; dan/atau - menyangkut pegawai dalam jabatan strategis.

Routine Meetings of the Board of Directors The Directors Meeting is a meeting held by the Board of Directors. Binding decisions can also be made without holding a Directors Meeting provided that the decision is approved in writing and signed by all the members of the Board of Directors. Directors set the points that need to be decided at a Directors Meeting as the following:

Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER01/MBU/2011, Rapat Direksi harus dilaksanakan secara berkala dan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu bulan. Namun Direksi memutuskan untuk mengadakan Rapat Direksi secara rutin setiap hari Selasa. Di samping rapat rutin tersebut juga dilaksanakan rapat tambahan sesuai kebutuhan yang mendesak yang memerlukan keputusan segera. Rapat Direksi dihadiri oleh Direksi berikut seluruh jajaran pejabat yang terkait. Kehadiran Direksi dalam rapat tersebut harus bersifat kuorum.

In accordance with Regulation of the SOE State Minister No.PER-01/MBU/2011, Directors Meetings must be convened periodically and no less than once a month. However, the Directors have decided to hold a routine Directors Meeting every Tuesday. In addition to these routine meetings, additional meetings are also held as required if urgent and needing a prompt decision. Directors Meetings are attended by the Directors and all relevant officials. There must be sufficient Directors attending the meeting to form a quorum.

Kehadiran dan Hasil Rapat Direksi Rapat Direksi pada tahun 2011 telah dilaksanakan sebanyak 54 kali dan Rapat Konsultasi Direksi – Dewan Komisaris telah dilaksanakan sebanyak 11 kali dengan tingkat kehadiran rapat tertera dalam tabel berikut.

Attendance and Results of Directors Meetings In 2011, there were 54 Directors Meetings, as well as 11 Consultation Meetings between the Board of Commissioners and the Board of Directors. Attendance at these meetings is recorded in following table.

• Actions related to the implementation of authority in accordance with the Articles of Association, i.e.: - authority requiring approval by the Board of Directors; - authority requiring approval by the Board of Commissioners; and - authority requiring approval by the GMS. • Actions related to the provision of goods and services in accordance with the company regulations; and • Other strategic actions, with the following limits: - strategic / significant affecting the operations of the company; - beyond the plan contained within the RKAP; - urgent actions; and - or, involving employees in strategic positions.


183 Attendance at Directors Meetings

Tingkat Kehadiran Rapat Direksi

NO

1 2 3 4

NAMA

JABATAN

NAME

Dahlan Iskan I.G.A. Ngurah Adnyana Moch. Harry Jaya Pahlawan Vickner Sinaga

JUMLAH KEHADIRAN RAPAT KONSULTASI DIREKSI – DEWAN KOMISARIS

POSITION

Direktur Utama (s.d. Oktober 2011)

President Director (until October 2011) Direktur Operasi Jawa-Bali

Director of Java-Bali


Director of West Indonesia Operations Direktur Operasi Indonesia Timur


JUMLAH KEHADIRAN RAPAT DIREKSI

TOTAL ATTENDANCE CONSULTATION MEETING DIRECTORSBOARD OF COMMISSIONERS

%

TOTAL ATTENDANCE MEETING DIRECTORS

%

7

64

38

70

10

91

51

94

9

82

46

85

10

91

48

89

7

64

51

94

7

64

51

94

11

100

50

93

10

91

50

93

10

91

45

83

11

100

43

80

Direktur Perencanaan dan Teknologi

5

Nasri Sebayang

Director of Planning and Technology (until October 2011)

Direktur Konstruksi (mulai November 2011)

Director of Construction (start November 2011) Direktur Energi Primer (s.d. Oktober 2011)

6

Nur Pamudji

Director of Primary Energy (until October 2011)

Direktur Utama (mulai November 2011)

President Director (start November 2011) 7

Bagiyo Riawan


Director of Strategic Procurement Direktur Bisnis dan Manajemen Risiko (s.d Oktober 2011)

8

Murtaqi Syamsuddin

Director of Business and Risk Management (until October 2011) Direktur Perencanaan & Manajemen Risiko (mulai November 2011)

Director of Planning & Risk Management (start November 2011) 9

Eddy D. Erningpraja

10 Setio Anggoro Dewo

Direktur SDM dan Umum

Director of HR and General Affair Direktur Keuangan

Director of Finance

Jumlah Rapat Total Meetings

Adapun agenda dan hasil yang substantial dari keseluruhan kegiatan rapat Direksi tersebut mencakup antara lain : 1. Bidang Operasional dan Keuangan a. Road Map Financing b. Ekstensifikasi sentralisasi billing c. Roll out ERP di Luar Jawa d. Skema penyelesaian IPP terkendala e. Skema penyelesaian daerah krisis, excess power, sewa genset, uprating, relokasi pembangkit f. Pengamanan pasokan Energi Primer g. Penuntasan Daftar Tunggu h. Migrasi Tambah Daya i. Peningkatan Rasio Elektrifikasi, dengan program Lampu Super Hemat Energi (SEHEN) j. Strategi Reverse Engineering

11

54

Overall substantial agenda points and results from Directors Meetings in 2011 include: 1. Operational and Finance a. Road Map Financing b. Extending central billing c. ERP roll out outside Java d. Completion scheme for Independent Power Producers (IPP) is constrained e. Scheme to complete crisis areas, excess power, generator leasing, uprating, relocation of power plants f. Primary Energy supply security g. Completion of the waiting list h. Migration additional power i. Increased Electrification Ratio, with the Extra Super Energy Efficient (SEHEN) light bulb program j. Reverse Engineering Strategy


184 2. Bidang SDM dan Umum a. Uji Kompetensi Pegawai b. Struktur dan Manning Organisasi c. Akuisisi STT PLN menjadi Corporate University. 3. Bidang GCG a. Tata cara pengadaan batubara b. Tata cara pengadaan tanah c. Penandatanganan Code of Conduct (CoC) d. Penilaian GCG Holding dan Anak Perusahaan Tahun 2010 e. Skema penerapan Under Frekuensi Relay (UFR) f. Ketentuan perihal P2TL 4. Bidang PKBL dan CSR a. Proyek Clean Development Mechanism (CDM) b. Persetujuan program Biopori untuk Lingkungan sekitar Proyek PLN

2. Human Resources and General Affairs a. Employee Competence Tests b. Organization Structure and Manning c. Acquisition of PLN University as Corporate University. 3. Good Corporate Governance a. Coal procurement methods b. Land procurement methods c. Signing of the Code of Conduct (CoC) d. GCG Evaluation in the Holding Company and Subsidiaries in 2010 e. Under Frequency Relay (UFR) Application Scheme f. Provisions regarding P2TL (published use of electricity) 4. Partnership and Environmental Care (PKBL) and CSR a. Clean Development Mechanism (CDM) Project b. Approval of the Biopore program for the environment around PLN projects

Remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris

Remuneration of the Board of Directors and Board of Commissioners

Prosedur dan Dasar Penetapan Remunerasi Komisaris dan Direksi dikaji oleh Komite Nominasi dan Remunerasi bersama dengan Direktur SDM dan Umum. Hasil kajian melibatkan konsultan independen yang kompeten di bidangnya. Kajian tersebut mempertimbangkan beberapa faktor utama, antara lain komitmen waktu, pencapaian target sesuai tolok ukur yang ditetapkan terhadap Dewan Komisaris dan Direksi, serta imbal jasa yang terkait dengan tanggung jawab atas tindakan masing-masing yang mengandung risiko bagi pribadi masing-masing.

Procedures and Basis for Establishment Remuneration for the Boards of Commissioners and Directors is studied by the Nomination and Remuneration Committee along with the Director for HR and General Affairs. The results of this study involve an independent consultant competent in his field. The study considers various main factors, including time commitment, target achievement in accordance with appropriate benchmarks set for the Boards of Commissioners and Directors, as well as the fee related to responsibility for individual actions carrying a personal risk to each individual.

Faktor-faktor tersebut lalu dikombinasi dengan masukan serta hasil perumusan dan kajian oleh tim independen, termasuk mempertimbangkan butir-butir Peraturan Menteri No. PER-02/MBU/2009. Usulan besaran maupun formula perhitungan remunerasi tersebut kemudian diajukan oleh Dewan Komisaris pada RUPS untuk dimintakan persetujuan.

These factors are then combined along with the input and results from the formula, study by the independent team, and with considerations of points contained in Ministerial Regulation No.PER-02/MBU/2009. The proposed scale and remuneration calculation formula are then submitted by the Board of Commissioners to the GMS to request approval.

Besaran Remunerasi Total remunerasi Direksi adalah sebesar Rp54.612.412.184 dengan perincian seperti tersaji dalam tabel berikut ini.

Remuneration Total remuneration for the Board of Directors amounts to Rp54,612,412,184 with details shown in following table.

Remunerasi Direksi 2011

Remuneration for Directors in 2011

NO.

1.

JABATAN PoSITION

NAMA NAME

Dahlan Iskan

Direktur Utama

GAJI SALARY (rp)

TUNJANGAN TUNJANGAN BIAYA PERUMAHAN UTILITAS HOUSING UTILITY ALLOWANCE ALLOWANCE (rp) (rp)

TUNJANGAN PPh Ps 21* ALLOWANCE (rp)

TUNJANGAN HARI RAYA hari raya ALLOWANCE (rp)

TUNJANGAN CUTI TAHUNAN ALLOWANCE (rp)

TANTIEM* (Rp)

TOTAL (rp)

1.550.000.000

210.000.000

63.000.000

546.201.660

155.000.000

145.500.000

2.894.511.000

5.564.212.668

(s.d Oktober 2011) President Director (until October 2011) 2.

Ngurah Adnyana

Direktur Operasi Jawa Bali Director of Java-Bali Operations

1.674.000.000

252.000.000

75.600.000

592.806.501

139.000.000

130.950.00

2.605.060.000

5.469.916.601

3.

Moch. Harry Jaya

Direktur Operasi Indonesia Barat Director of West Indonesia Operations

1.674.000.000

252.000.000

75.600.000

583.473.504

139.000.000

130.950.00

2.605.060.000

5.460.583.504

Pahlawan 4.

Vickner Sinaga

Direktur Operasi Indonesia Timur Director of East Indonesia Operations

1.674.000.000

252.000.000

75.600.000

625.026.502

139.000.000

130.950.00

2.605.060.000

5.502.136.502

5.

Nasri Sebayang

Direktur Perencanaan dan Teknologi Director of Planning and Technology

1.674.000.000

252.000.000

75.600.000

584.166.502

139.000.000

130.950.00

2.605.060.000

5.461.276.502

6.

Nur Pamudji

Direktur Energi Primer (s.d Oktober 2011) Director of Primary Energy (until October 2011)

1.705.000.000

252.000.000

75.600.000

583.374.502

139.000.000

130.950.00

2.605.060.000

5.491.484.502

Direktur Utama (sejak Oktober 2011) President Director (since October 2011)


185 NAMA NAME

NO.

JABATAN PoSITION

GAJI SALARY (rp)

TUNJANGAN PERUMAHAN HOUSING ALLOWANCE (rp)

TUNJANGAN BIAYA UTILITAS UTILITY ALLOWANCE (rp)


TUNJANGAN HARI RAYA hari raya ALLOWANCE (rp)

TUNJANGAN CUTI TAHUNAN ALLOWANCE (rp)

TANTIEM* (Rp)

TOTAL (rp)

7.

Bagiyo Riawan

Direktur Pengadaan Strategis Director of Strategic Procurement

1.674.000.000

252.000.000

75.600.000

583.960.502

139.000.000

130.950.00

2.605.060.000

5.461.078.502

8.

Murtaqi Syamsuddin

Direktur Bisnis dan Manajemen Risiko Director of Business and Risk Management

1.674.000.000

252.000.000

75.600.000

584.034.502

139.000.000

130.950.00

2.605.060.000

5.461.144.502

9.

Eddy D. Erningpraja

Direktur SDm dan Umum Director of HR and Risk General Affair

1.674.000.000

126.000.000

37.800.000

566.586.502

139.000.000

130.950.00

2.605.060.000

5.279.896.502

10.

Seti Anggoro Dewo

Direktur Keuangan Director of Finance

1.674.000.000

262.000.000

75.600.000

583.672.502

139.000.000

130.950.00

2.605.060.000

5.480.682.502

16.647.000.000

2.352.000.000

705.600.000

5.833.211.184

1.410.500.000

1.324.050.000

26.340.051.000

54.612.412.184

TOTAL JUMLAH (B)

Remunerasi Dewan Komisaris Remunerasi Dewan Komisaris ditentukan dalam RUPS, dengan rincian Komisaris Utama 40% dari Direktur Utama sedang Komisaris lainnya 90% dari Komisaris Utama. Selain remunerasi, Dewan Komisaris juga memperoleh fasilitas lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Remuneration for the Board of Commissioners Remuneration for the Board of Commissioners is set by the GMS, details include that the President Commissioner receives 40% of the remuneration of the President Director while the other Commissioners receive 90% of the President Commissioner’s remuneration. In addition to remuneration, the Board of Commissioners also receives other facilities in accordance with applicable regulations.

Selama tahun 2011 total remunerasi Dewan Komisaris adalah Rp15.855.151.849 dengan perincian seperti pada tabel berikut.

During 2011, total remuneration for the Board of Commissioners amounted to Rp15,855,151,849 with details shown in following table.

Remunerasi Dewan Komisaris 2011

Remuneration for the Board of Commissioners in 2011

NO.

1.

NAMA NAME

Yogo Pratomo

JABATAN PoSITION

GAJI SALARY (rp)

Komisaris Utama

TUNJANGAN PERUMAHAN HOUSING ALLOWANCE (rp)

TUNJANGAN BIAYA UTILITAS UTILITY ALLOWANCE (rp)


TUNJANGAN HARI RAYA ALLOWANCE (rp)

TANTIEM* (Rp)

TOTAL (rp)

744.000.000

148.800.000

37.200.000

227.291.004

62.000.000

1.157.805.000

2.377.096.004

669.600.000

133.920.000

33.480.000

197.523.354

55.800.000

1.042.240.000

2.132.347.354

669.600.000

133.920.000

33.480.000

198.318.504

55.800.000

1.042.240.000

2.133.142.504

669.600.000

133.920.000

33.480.000

198.318.504

55.800.000

1.042.240.000

2.133.142.504

669.600.000

133.920.000

33.480.000

197.523.004

55.800.000

1.042.240.000

2.132.347.004

669.600.000

133.920.000

33.480.000

197.130.504

55.800.000

1.042.240.000

2.131.954.504

669.600.000

133.920.000

33.480.000

214.263.004

55.800.000

1.042.240.000

2.149.087.004

386.400.000

-

-

66.528.304

32.200.000

180.906.667

666.034.971

5.148.000.000

952.320.000

238.080.000

1.496.896.182

429.000.000

7.590.855.667

15.855.151.849

President Commissioner 2.

Lutfi Hamid

Komisaris Commissioner

3.

Adang Firman


4.

Wimpy S. Tjetjep


5.

Syahrial Loetan


6.

Abdul Azis


7.

Rahmat Waluyanto


8.

Agus Pranoto

Sekretaris Secretary

TOTAL JUMLAH (A)

Hubungan Keluarga dan Hubungan antara Dewan Komisaris dan Direksi

Bisnis

Tidak terdapat hubungan keluarga di antara sesama anggota Dewan Komisaris, sesama anggota Direksi, dan di antara anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi. Demikian juga tidak ada hubungan bisnis di antara sesama anggota Dewan Komisaris, sesama anggota Direksi, di antara anggota Dewan Komisaris dengan anggota Direksi, dan anggota Dewan Komisaris/anggota Direksi dengan PLN.

Family Relationships and Business Relationships between Members of the Board of Commissioners and the Board of Directors There are no family relationships between members within the Board of Commissioners or within the Board of Directors, or between members of the Board of Commissioners and the Board of Directors. There are also no business relationships between members within the Board of Commissioners or within the Board of Directors, or between members of the Board of Commissioners and the Board of Directors, and members of the Board of Commissioners/Directors with PLN.


186

KOMITE-KOMITE PERUSAHAAN COMPANY COMMITTEES

Dewan Komisaris berwenang membentuk Komite-komite yang berfungsi sebagai penunjang tugas pengawasan Dewan Komisaris. Komite yang wajib dibentuk adalah Komite Audit, dimana keanggotaan komite tersebut terdiri dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris dan bertanggung-jawab kepada Dewan Komisaris. Anggota Komite-komite Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris.

The Board of Commissioners has the authority to create committees to assist in its oversight function. An Audit Committee must be created, the members of which must consist of one or more members of the Board of Commissioners and are responsible to the Board of Commissioners. Members of Committees under the Board of Commissioners may be appointed and dismissed by the Board of Commissioners.

Ketentuan-ketentuan lebih lanjut mengenai Komite-komite Dewan Komisaris ditetapkan oleh Dewan Komisaris dalam piagam Komite-komite Dewan Komisaris. Pada tahun 2005, Dewan Komisaris PLN telah membentuk Komite Manajemen Risiko (KMR), Komite GCG (KGCG), Komite Audit (KA), dan Komite Nominasi dan Remunerasi (KNR).

Further stipulations regarding the committees under the Board of Commissioners are set by the Board of Commissioners in the charters of the Committees under the Board of Commissioners. In 2005, the PLN Board of Commissioners had formed a Risk Management Committee (RMC), GCG Committee (GCGC), Audit Committee (AC), and Nomination and Remuneration Committee (NRC).

Komite-komite tersebut bersifat independen dengan kriteria sebagai berikut:

These committees are Independent and have the following criteria:


187

Ketentuan-ketentuan lebih lanjut mengenai Komitekomite Dewan Komisaris ditetapkan oleh Dewan Komisaris dalam piagam Komite-komite Dewan Komisaris. Further stipulations regarding the committees under the Board of Commissioners are set by the Board of Commissioners in the charters of the Committees under the Board of Commissioners.

• Tidak memiliki hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua dengan Anggota Direksi dan atau anggota Dewan Komisaris; • Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha PLN; • Bukan merupakan Direksi atau karyawan PLN dan atau anak perusahaan PLN sekurangnya dalam satu tahun terakhir sebelum diangkat sebagai Komite Audit PLN; • Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada anak perusahaan PLN dan atau perusahaan afiliasi PLN; • Tidak bekerja pada Kantor Akuntan Publik, Kantor Konsultan Hukum atau pihak lain yang memberikan jasa audit dan atau non audit atau jasa konsultasi pada PLN dalam sekurangnya satu tahun terakhir sebelum diangkat sebagai Komite Audit PLN; dan • Anggota Komite Audit wajib menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya.

• No family relationship by marriage or descent to the second degree with members of the Board of Directors and or members of the Board of Commissioners; • No business relationship either directly or indirectly related to the business activities of PLN; • Have not held the position of Director or employee at PLN and or any PLN subsidiary for at least one year prior to being appointed to the PLN Audit Committee; • Do not own shares either directly or indirectly in PLN subsidiaries and or companies affiliated with PLN; • Do not work for a Public Accountant, Legal Consultancy or other parties providing audit and or non-audit services or consultancy services to PLN within no less than one year prior to being appointed to the PLN Audit Committee; and • Members of the Audit Committee must provide sufficient time to complete their duties.


188

Komite Manajemen Risiko

Risk Management Committee

Komite Manajemen Risiko mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: • Memberikan keyakinan telah dilaksanakannya kajian risiko oleh Direksi atas semua kegiatan perusahaan yang memiliki potensi risiko, serta memberikan rekomendasi tentang manajemen risiko pada Dewan Komisaris; • Melakukan koordinasi dalam setiap kegiatan dan/atau hasil kajian kepada Sekretaris Dewan Komisaris; dan • Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Dewan Komisaris yang sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

The Risk Management Committee is assigned the following duties and responsibilities: • Provide assurance that Board of Directors has implemented the requirements in the risk study for all company activities having the potential for risk, as well as providing recommendations on risk management to the Board of Commissioners; • Coordinate all study activities and/or results with the Secretary to the Board of Commissioners; and • Carry out any other duties assigned by the Board of Commissioners in accordance with appropriate laws and regulations.

Komite Manajemen Risiko wajib memiliki Piagam Komite Manajemen Risiko yang berisikan sekurang-kurangnya tugas pokok dan kewenangan komite.

The Risk Management Committee must have a Risk Management Committee Charter containing at least the basic duties and authorities of the committee.

Salah satu kriteria menjadi anggota Komite Manajemen Risiko adalah independen dan bebas dari benturan kepentingan sehingga dapat bersikap objektif dalam memberikan pendapat terhadap permasalahan yang dihadapi. Anggota Komite perlu bersikap profesional dalam melaksanakan tugas dan dalam memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris.

One criterion to become a member of the Risk Management Committee is independence and freedom from conflict of interest thus facilitating an objective attitude when advising on any problem being faced. Committee members must behave professionally in carry out their duties and in advising the Board of Commissioners.

Susunan dan profil Komite Manajemen Risiko adalah:

The compilation and profile of the Risk Management Committee is as follows: Chairman : Syahrial Loetan (see profile in Board of Commissioners) Vice of Chairman: Wimpy S. Tjetjep (see profile in Board of Commissioners) Secretary : Santosa Gitosusastro Member : Rinaldy Dalimi Edward H. Gultom Faizul Ishom Syafrizal Syaiful Gde Widiadnyana Merati

Ketua : Syahrial Loetan (lihat profil Dewan Komisaris) Wakil Ketua : Wimpy S. Tjetjep (lihat profil Dewan Komisaris) Sekretaris : Santosa Gitosusastro Anggota : Rinaldy Dalimi Edward H. Gultom Faizul Ishom Syafrizal Syaiful Gde Widiadnyana Merati


189 Sepanjang tahun 2011, Komite Manajemen Risiko telah melakukan 38 kali pertemuan, terdiri dari : 1. Rapat rutin anggota tim Komite Nominasi dan Remunerasi (KNR) sebanyak 30 kali 2. Rapat koordinasi bersama pihak manajemen sebanyak 4 kali

During 2011, the Risk Management Committee has convened 38 meetings consisting of: 1. Routine meetings with the Nomination and Remuneration Committee 30 times 2. A coordinating meeting with the management was held four times

Tingkat kehadiran Komite Manajemen Risiko dalam rapatrapat tersebut selama tahun 2011 tersaji dalam tabel berikut.

Attendance at the Risk Management Committee meetings during 2011 is shown in table below.

Tingkat Kehadiran Rapat Komite Manajemen Risiko

Attendance at the Risk Management Committee

KOMITE MANAJEMEN RISIKO

RISK MANAGEMENT COMMITTEE

Syahrial Loetan Wimpy S. Tjetjep Santosa Gito Susastro Rinaldy Dalimi Edward H. Gultom Faizul Ishom Syafrizal Syaiful Gde Widiadnyana Merati

JABATAN

KEHADIRAN (%)

POSITION

ATTENDANCE (%)

Ketua Chairman Wakil Ketua Vice Chairman Sekretaris Secretary Anggota Member Anggota Member Anggota Member Anggota Member Anggota Member

71 39 97 74 94 87 97 97

Kegiatan Komite Manajemen Risiko yang terkait kegiatan Dewan Komisaris selama 2011 adalah: • Menyampaikan laporan berkala mengenai kegiatan Komite; • Memberikan pendapat atau rekomendasi kepada Dewan Komisaris berdasarkan penilaian terhadap dokumen kajian risiko dan dokumen lain yang disampaikan oleh Direksi, kegiatan perencanaan perusahaan, operasi perusahaan yang bersifat stratejik dan memiliki potensi risiko;

Activities undertaken by the Risk Management Committee related to the activities of the Board of Commissioners during 2011 were: • Submitting periodic reports regarding the Committee’s activities; • Providing opinions or recommendations to the Board of Commissioners based on evaluation of risk study documents and other documents submitted by the Board of Directors, corporate planning activities, and strategic company operations having risk potential.

Kegiatan Komite Manajemen Risiko terkait kegiatan Direksi pada 2011, berupa: • Melakukan pengawasan bahwa kegiatan perusahaan yang memiliki potensi risiko telah didahului dengan proses pembuatan kajian risiko; • Memberikan pendapat Komite pada setiap permasalahan/usulan yang disampaikan oleh Direksi yang memerlukan rekomendasi ataupun persetujuan dari Dewan Komisaris; • Melakukan koordinasi dengan Divisi Manajemen Risiko yang membahas perkembangan yang terjadi di perusahaan terkait manajemen risiko; • Melakukan telaah dan memberikan pendapat serta pembahasan masalah-masalah stratejik perusahaan yang akan menjadi masukan bagi Dewan Komisaris; • Melaksanakan kunjungan kerja ke Proyek PLTU Indramayu, PLTP Kamojang dan PLTA Asahan 3; • Memantau dan memastikan bahwa semua kegiatan perusahaan sesuai dengan Rencana Jangka Panjang (RJP) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Perusahaan (RKAP);

Activities undertaken by the Risk Management Committee related to the activities of the Board of Directors in 2011, were: • Supervision of company activities having risk potential preceded by a risk assessment process; • Provide Committee opinions for each problem/ proposal submitted by the Board of Directors requiring recommendation or approval from the Board of Commissioners; • Coordination with the Risk Management Division discussing developments occurring within the company related to risk management; • Studying, providing an opinion and discussing corporate strategic matters as input for the Board of Commissioners; • Making field visits to Indramayu PLTU project, PLTP Kamojang and PLTA Asahan 3; • Monitoring and ensuring that all company activities are compliant with the Long Term Plan (RJP) and Planned Activities and Company Budget (RKAP);


190 • Memantau dan memastikan bahwa RJP dan RKAP telah disusun berdasarkan ERM;

• Monitoring and ensuring that the RJP and RKAP have been compiled based on ERM (Enterprise Risk Management);

Komite Good Corporate Governance (GCG) Komite Good Corporate Governance mempunyai tugas dan wewenang membantu Dewan Komisaris untuk mengawasi implementasi GCG sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam PerMen Meneg BUMN No. PER01/MBU/2011; serta mendorong dan mengingatkan manajemen PLN untuk selalu mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Good Corporate Governance (GCG) Committee The Good Corporate Governance Committee has the duty and authority to assist the Board of Commissioners to supervise implementation of GCG in accordance with stipulations as defined in Regulation of the SOE State Minister No. PER-01/ MBU/2011; as well as encouraging and reminding the PLN management to comply with applicable regulations and legislation at all times.

Komite GCG harus memiliki kriteria independen dan bebas dari konflik kepentingan serta bersikap profesional, sehingga dapat bersikap objektif dalam memberikan pendapat terhadap permasalahan yang dihadapi perusahaan.

The GCG Committee must be independent and free from conflict of interest, as well as act professionally, to ensure that the objectivity of its input in advising the Company on problems being faced.

Susunan dan profil Komite GCG adalah:

The Composition follows: Head Deputy Head Secretary Member

Ketua : Abdul Aziz (lihat profil Dewan Komisaris) Wakil Ketua : Rahmat Waluyanto (lihat profil Dewan Komisaris) Sekretaris : Marlindah J. Adriansz Sumampow Anggota : Sri Bagus Guritno Sophia Prabaningpuri Sylvia Veronica Siregar

and profile of the GCG Committee is as : Abdul Aziz (see profile under Board of Commissioners) : Rahmat Waluyanto (see profile under Board of Commissioners) : Marlindah J. Adriansz Sumampow : Sri Bagus Guritno Sophia Prabaningpuri Sylvia Veronica Siregar

Sepanjang tahun 2011, Komite GCG telah melakukan 44 kali pertemuan, terdiri dari : 1. Rapat rutin anggota tim Komite Nominasi dan Remunerasi (KNR) sebanyak 41 kali 2. Rapat koordinasi bersama pihak manajemen sebanyak 3 kali

During 2011, the GCG Committee met on 44 occasions, including: 1. Routine meetings with the Nomination and Remuneration Committee (NRC) 41 times 2. Coordination meetings with management 3 times

Tingkat kehadiran rapat Komite GCG tersaji dalam tabel berikut.

Attendance levels at GCG Committee meetings are presented in the following table.

Tingkat Kehadiran Rapat Komite GCG

Attendance Level at GCG Committee Meetings

KOMITE GCG GCG COMMITTEE Abdul Aziz Rahmat Waluyanto Marlindah J A Sumampow Sri Bagus Guritno Puri Sophia Hamid Sylvia Veronica

JABATAN POSITION Ketua Chairman Wakil Ketua Vice Chairman Sekretaris Secretary Anggota Member Anggota Member Anggota Member

Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Komite GCG sepanjang 2011 antara lain: • Melakukan pembahasan Term of References (TOR) GCG Assessment dengan BPKP serta memberikan masukan terkait monitoring pelaksanaan hasil GCG tersebut; • Memberikan masukan terkait proses penyusunan TOR dalam pemilihan konsultan GCG Assessment; • Melakukan pembahasan untuk memastikan finalisasi

KEHADIRAN (%) ATTENDANCE 19 14 84 95 64 64

Activities conducted by the GCG Committee during 2011 include: • Discussed Terms of Reference (TOR) for GCG Assessment with BPKP (independent assessor) as well as providing input related to monitoring of GCG implementation results; • Advised on processes related to definition of TOR in selecting a consultant for GCG Assessment; • Discussed and ensured finalization of Board Manual 2010


191 Board Manual 2010 agar sesuai dengan Anggaran Dasar PLN dan Peraturan atau Keputusan Menteri BUMN; Melakukan pembahasan untuk memastikan revisi Board Manual 2010 dan Anggaran Dasar PLN terkait dengan Keputusan Menteri BUMN No. 236/MBU/2011 dan SE 375/MBU.WK/2011; Memonitor proses internalisasi atas seluruh perangkat implementasi GCG seperti Pedoman GCG, Code of Conduct, Board Manual dan Piagam GCG; Ikut serta pembahasan Laporan Keuangan dan Laporan Manajemen, serta Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan; Memberikan masukan terkait SOP GCG Dewan Komisaris; Membuat kajian tentang keberadaan Komite GCG di PLN; Memberikan masukan, rekomendasi dan usulan terhadap permohonan-permohonan yang diajukan oleh manajemen dalam masalah perpanjangan penyelesaian proyek (perpanjangan financial closing), program kerja Dewan Komisaris, penghematan BBM, IPP terkendala, kajian reorganisasi PLN Pusat, Laporan hasil Audit investigasi BPKP, model baru tingkat penilaian kesehatan (KPI) PLN terkait terbitnya keputusan Menteri BUMN No. 236/MBU/2011 dan SE 375/MBU.WK/2011.

to ensure compliance with PLN Articles of Association and Regulations, as well as Decisions of the SOE Minister; • Held discussions to ensure revisions to the Board Manual 2010 and PLN Articles of Association related to Decision of SOE State Minister No. 236/MBU/2011 and SE 375/MBU. WK/2011; • Monitored internalization process for all GCG implementation tools, including GCG Guidelines, Code of Conduct, Board Manual and GCG Charter; • Participated in discussions on the Financial Statement and Management Report, as well as the Work Plan and Budget;

Komite Audit Komite Audit dibentuk dengan memperhatikan ketentuan Bapepam tentang pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja Komite Audit.

Audit Committee The Audit Committee was formed in accordance with regulations issued by the Capital Market Supervisory Agency regarding the formation and guidelines for Audit Committee guidelines.

Komite Audit mempunyai tugas sebagai berikut: • Menelaah informasi keuangan yang akan dikeluarkan PLN, seperti Laporan Keuangan, Rencana Kerja dan Anggaran, Laporan Manajemen dan informasi keuangan lainnya; • menyetujui pemilihan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang memadai dan kompeten dalam melaksanakan audit atas Laporan Keuangan PLN, dan memastikan bahwa kegiatan dan temuan audit yang dilaksanan oleh KAP dilaksanakan secara efektif; • Memastikan bahwa sistem pengawasan intern PLN berjalan efektif; • Melakukan telaah dan evaluasi program audit tahunan yang dibuat oleh Satuan Pengawas Internal (SPI) untuk memastikan bahwa kegiatan dan hasil audit yang dilaksanakan oleh SPI dilaksanakan secara efektif; • Menelaah ketaatan PLN terhadap peraturan perundangundangan khususnya yang berhubungan dengan pelaporan kepada para pemangku kepentingan; • Menelaah pengaduan yang berkaitan dengan PLN; • Menelaah keterbukaan informasi keuangan perusahaan; dan • Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Dewan Komisaris, termasuk mengkaji penghapusan piutang ragu-ragu, material cadangan dan aktiva tetap non operasional.

The Audit Committee has the following duties: • Review financial information to be issued by PLN, including the Financial Statement, Work Plan and Budget, Management Report and other financial information;

•

•

•

• • •

• Provided advice related to GCG SOP for members of the Board of Commissioners; • Conducted a study on the existence of GCG Committees in PLN; • Provided input, recommendations and proposals related to requests submitted by management regarding extension of project completion (extension of financial closing), the Board of Commissioners work program, making fuel savings, constraints to Independent Power Producers (IPP), studying reorganization of PLN Head Office, BPKP Audit Result Report, new model for evaluating PLN’s health (KPI) in relation to Decision of the SOE Minister No. 236/ MBU/2011 and SE 375/MBU.WK/2011.

• Approve the selection of a satisfactory and competent Public Accounting Firm to audit PLN’s Financial Statement, and ensure that the audit activities and findings are effectively implemented; • Ensure that PLN’s internal oversight system works effectively; • Review and evaluate the annual audit program implemented by the Internal Supervisory Unit (SPI) to ensure that all SPI activities and audit results are effective; • Review PLN’s compliance with regulations and legislation, in particular those related to reporting to stakeholders; • Review complaints related to PLN; • Review disclosure of the company’s financial information; and • Carry out other duties as assigned by the Board of Commissioners, including assessing the removal of doubtful accounts, reserve materials and non-operational fixed assets.


192 Komite Audit mempunyai tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya, yakni: • Dalam menjalankan tugasnya, Komite Audit bersifat independen dan wajib memberikan pelaporan dan bertanggung jawab langsung kepada Dewan Komisaris; • Pertanggungjawaban Komite Audit kepada Dewan Komisaris disampaikan dalam bentuk laporan tahunan dan laporan atas setiap pelaksanaan tugas khusus; • Komite Audit wajib menjaga kerahasiaan dokumen dan informasi mengenai PLN, baik dari pihak internal maupun eksternal dan hanya digunakan untuk kepentingan tugasnya; dan • Melaksanakan self-assessment atas efektivitas Komite Audit dalam melaksanakan tugas dan melakukan penyempurnaan Piagam Komite Audit secara periodik.

The Audit Committee has the following responsibilities:

Seperti komite lainnya, anggota Komite Audit haruslah independen, bersikap profesional dan bebas dari benturan kepentingan sehingga dapat bersikap objektif dalam memberikan pendapat terhadap permasalahan yang dihadapi perusahaan.

As with other committees, the members of the Audit Committee must be independent, act professionally and be free from all conflicts of interest to ensure the objectivity of their opinions regarding problems the company may be facing.

Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen sedang anggota Komite merupakan akademisi (akuntansi, keuangan, teknik) yang memiliki kompetensi dan pengalaman sesuai dengan bidang tugasnya atau mantan pegawai/pejabat perusahaan yang mempunyai pengalaman dan pengetahuan luas berkaitan dengan perusahaan dan aktivitasnya.

The Audit Committee is chaired by an Independent Commissioner while the Committee members are academics (accountancy, finance, engineering) having the appropriate competence and experience for their duties or are former employees/officers of the company having extensive experience and knowledge related to the company and its activities.

Susunan dan profil anggota Komite Audit adalah: Ketua : Lutfi Hamid, Komisaris Independen (lihat profil Dewan Komisaris) Wakil Ketua : Adang Firman, Komisaris Independen (lihat profil Dewan Komisaris) Sekretaris : Elok Tresnaningsih Anggota : Sugianto Lilik Safrudin Ismail Sugeng Rochadi Djuprianto Adi Djoko Guritno

The composition and profile of the Audit Committee is: Chairman : Lutfi Hamid, Independent Commissioner (see profile under Board of Commissioners) Vice Chairman : Adang Firman, Independent Commissioner (see profile under Board of Commissioners) Secretary : Elok Tresnaningsih Member : Sugianto Lilik Safrudin Ismail Sugeng Rochadi Djuprianto Adi Djoko Guritno

Sepanjang tahun 2011, Komite Audit telah melaksanakan rapat sebanyak 52 kali, yang terdiri dari: 1. Rapat dengan Satuan Pengendalian Intern, Auditor Eksternal dan Manajemen perusahaan sebanyak 36 kali. 2. Rapat internal Komite Audit dan rapat komite-komite Dewan Komisaris lainnya sebanyak 16 kali.

During 2011, the Audit Committee held 52 meetings, consisting of: 1. Meetings with the Internal Oversight Unit, External Auditor and company Management 36 times. 2. Internal Audit Committee meetings and Board of Commissioners’ meetings 16 times.

Tingkat kehadiran rapat Komite Audit selama 2011 dapat dicermati pada tabel berikut.

Audit Committee meeting attendance during 2011 is shown in the following table.

• In carrying out its duties, the Audit Committee must act independently and shall report to and be directly responsible to the Board of Commissioners; • The Audit Committee’s responsibilities to the Board of Commissioners shall be submitted in the form of an annual report and reports on the implementation of each special task; • The Audit Committee shall ensure the confidentiality of all documentation and information regarding PLN, both to internal and external parties, and only use this information for the implementation of its duties; and • To assess itself with regard to the effectiveness of its duties and shall periodically refine the Audit Committee Charter.


193

Attendance Level at Audit Committee Meetings

Tingkat Kehadiran Rapat Komite Audit KOMITE AUDIT AUDIT COMMITTEE Lutfi Hamid Adang Firman Elok Tresnaningsih Sugianto Lilik Safrudin Sugeng Rochadi Djuprianto Adi Djoko Guritno

JABATAN POSITION Ketua Chairman Wakil Ketua Vice Chairman Sekretaris Secretary Anggota Member Anggota Member Anggota Member Anggota Member Anggota Member

Kegiatan-kegiatan Komite Audit sepanjang tahun 2011 adalah: 1. Pengawasan terhadap keandalan kualitas Laporan Keuangan, dengan: • melakukan pertemuan dengan KAP untuk membahas: (i) progress audit, (ii) rencana dan ruang lingkup audit Laporan Keuangan tahun 2010, (iii) isue audit yang harus ditindaklanjuti manajemen.

KEHADIRAN ATTENDANCE (%) 83 79 98 75 98 100 94 58

During 2011, the Audit Committee activities included: 1. Supervision of the reliability of Financial Statement quality, by: • Meeting with the Public Accounting Firm to discuss: (i) audit progress, (ii) plans and scope of work for the 2010 Financial Statement audit, (iii) audit issues to be followed up by the management.


194 • melakukan pertemuan dengan Divisi Akuntansi untuk membahas penunjukan KAP dan Anak Perusahaan. • melakukan pertemuan dengan Komite Audit Anak Perusahaan untuk membahas penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi PLN dengan Anak Perusahaan. • melakukan pertemuan dengan Tim PKBL untuk mengawasi pelaksanaan perbaikan penyusunan laporan keuangan PKBL. • melaksanakan pertemuan internal KomiteAudit untuk membahas langkah-Iangkah yang dilakukan terkait dengan temuan KAP dan upaya untuk meningkatkan keandalan kualitas laporan keuangan. 2. Pengawasan terhadap keandalan informasi Laporan Manajemen dan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP) • melaksanakan pertemuan dengan tim Laporan Manajamen dan Sekretaris Perusahaan, untuk membahas: (i) akurasi, keandalan data dan informasi yang disajikan, (ii) hambatan dalam penyusunan laporan • melaksanakan pertemuan dengan Divisi Anggaran dan Tim RKAP serta Direktur Operasi untuk menelaah usulan revisi RKAP 2010 dan RKAP 2011 • melaksanakan pertemuan dengan Direktur Operasi untuk membahas informasi tentang operasi perusahaan. • pertemuan internal Komite Audit untuk penyiapan tanggapan terhadap Laporan Manajemen dan pemantauan progress tindak lanjut atas catatan Komite audit terhadap Laporan Manajemen. 3. Pengawasan terhadap efektivitas Pengendalian Internal • melakukan pertemuan dengan SPI untuk membahas: (i) rencana dan program Internal Audit, (ii) Laporan Hasil Pemeriksaan BPK dan tindak lanjutnya, (iii) efektivitas pengendalian internal Perusahaan, (iv) organisasi SPI dan kompetensi auditor SPI serta rencana kerja SPI tahun 2012, (v) rencana penyelenggaraan Quality Assurance oleh konsultan independen. • melaksanakan pertemuan dengan Direktorat Pengadaan strategis untuk membahas pelaksanaan pengendalian internal atas pengadaan barang/jasa dan pengendalian atas persediaan. • melakukan pertemuan dengan Divisi Sistem Informasi, Divisi Akutansi, Divisi Perbendaharaan dan Divisi Niaga untuk membahas rencana program teknologi informasi, penerapan P2APST dan AP2T dan tindak lanjut atas temuan audit kepatuhan KAP. • melaksanakan pertemuan dengan BPKP untuk monitoring pelaksanaan audit investigasi. • melakukan kunjungan kerja pada unit/distribusi PLN • melaksanakan pertemuan internal Komite Audit untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian internal.

• Meeting with the Accounting Division to discuss the appointment of a Public Accounting Firm and Subsidiaries. • Meeting with the Subsidiary Audit Committees to discuss preparation of the PLN & Subsidiary Consolidated Financial Statement. • Meeting with the PKBL Team to oversee implementation of improvements to the PKBL financial reports. • Internal Audit Committee meetings to discuss steps taken associated with the findings made by the Public Accounting Firm and efforts to improve the reliability of financial reporting quality. 2. Supervise the reliability of the information contained in the Management Report and Company Work Plan and Budget (RKAP) • Hold meetings with the Management Report team and the Corporate Secretary to discuss: (i) accuracy and reliability of data and information presented, (ii) obstacles to compiling the report; • Hold meetings with the Budget Division and Work Plan and Budget (RKAP) Team, as well as the Director of Operations to review proposed revisions to RKAP 2010 and RKAP 2011; • Hold meetings with the Director of Operations to discuss information related to company operations; • Hold internal Audit Committee meetings to prepare responses on the Management Report and observation of the follow up progress on Audit Committee notes regarding the Management Report. 3. Oversight of Internal Control effectiveness • Hold meetings with the Internal Control Unit to discuss: (i) Internal Audit plans and program, (ii) Result Report on the BPK Audit and its follow ups, (iii) effectiveness of the Company’s internal controls, (iv) Internal Control Unit organization and competency of its auditors, as well as work plans for 2012, (v) plans to organize Quality Assurance by an Independent consultant. • Hold meetings with the Directorate of Strategic Procurement to discuss internal control implementation for the procurement of goods/services and stock control. • Hold meetings with the Information System Division, Accounting Division, Treasury Division and Commerce Division to discuss information technology program plans, the application of P2APST and AP2T and follow ups on compliance audit findings made by the Public Accounting Firm. • Hold meetings with BPKP (independent auditor) to monitor investigative audit implementation. • Hold working visits to PLN units / distribution points • Hold internal Audit Committee meetings to evaluate the effectiveness of internal control.


195 4. Melaksanakan tugas lain dari Dewan Komisaris • Melakukan pembahasan dan telaahan atas permohonan penghapusan atas Aktiva Tetap tidak beroperasi, piutang ragu-ragu, aktiva lainnya dan piutang lainnya yang diajukan oleh Direksi. • Melakukan Pembahasan dan telaahan dengan Kepala Satuan Kinerja Korporat dalam rangka pengawasan atas KPI tahun 2011.

4. Carry out other duties as requested by the Board of Commissioners • Holding internal discussions amongst the Audit Committee to review requests to remove Non Operational Fixed Assets, Doubtful Debts, Other Assets and Receivables as proposed by the Directors. • Hold meetings with the Head of the Corporate Performance Unit to supervise KPI in 2011.

Komite Nominasi dan Remunerasi Tugas dan Tanggung Jawab Komite Nominasi dan Remunerasi, adalah: • Membantu Dekom dalam bentuk telaahan atas besaran remunerasi.; • Memberi masukan atas usulan Direksi dalam bidang Organisasi dan SDM; • Melakukan koordinasi dalam setiap kegiatan dan atau telaahan kepada Sekretaris Dewan Komisaris; dan • Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Dewan Komisaris sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.

Nomination and Remuneration Committee The Duties and Responsibilities of the Nomination and Remuneration Committee are: • To assist the Board of Commissioners research the amount of remuneration; • Provide input at the request of the Board of Directors with regard to Organization and Human Resources; • Coordinate all activities and/or research for the Secretary of the Board of Commissioners; and • Carry out any other duties assigned by the Board of Commissioners in accordance with applicable regulations and legislation.

Komite Nominasi dan Remunerasi wajib memiliki Piagam Komite yang berisikan sekurang-kurangnya tugas pokok dan kewenangan komite.

The Nomination and Remuneration Committee is required to have a Committee Charter containing at least its main duties and defining the committee’s authority.

Salah satu dari kriteria menjadi anggota Komite Nominasi dan Remunerasi adalah independen dan bebas dari benturan kepentingan sehingga dapat bersikap objektif di dalam memberikan pendapat terhadap permasalahan yang dihadapi. Hal lain yang ditekankan kepada seluruh anggota komite adalah agar bersikap profesional di dalam melaksanakan tugas dan di dalam memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris.

One of the criteria to become a Member of the Nomination and Remuneration Committee is to be Independent and free from conflict of interest, such that an objective attitude can be maintained when providing an opinion on problems being faced. Other necessary criteria for all Members include a professional attitude in carrying out duties and in providing opinions to the Board of Commissioners.

Anggota Komite berasal dari luar perusahaan dan tidak mempunyai kaitan dengan manajemen, kepemilikan dan kegiatan usaha perusahaan karena anggota Komite merupakan akademisi yang memiliki kompetensi dan pengalaman sesuai dengan bidang tugasnya atau mantan pegawai pejabat perusahaan yang mempunyai pengalaman dan pengetahuan luas berkaitan dengan perusahaan dan aktivitasnya.

Committee Members originate from outside the company and have no ties to the management, owners and business activities of the company as Committee Members are academics having competence and experience in accordance with their duties or are former employees / officers of the company having wide experience and knowledge of the company and its activities.

Susunan dan profil Komite Nominasi dan Remunerasi, terdiri dari: Ketua : Wimpy S. Tjetjep (lihat profil Dewan Komisaris) Wakil Ketua : Lutfi Hamid (lihat profil Dewan Komisaris)

The composition and profile of the Nomination and Remuneration Committee is as follows: Chairman : Wimpy S. Tjetjep (see profile under Board of Commissioners) Vice Chairman: Lutfi Hamid (see profile under Board of Commissioners) Secretary : Edwin R. Lumban Tobing Member : Adang Firman (see profile under Board of Commissioners) Luizah Ellyza Mangkudum Adang Surahman

Sekretaris Anggota

: Edwin R. Lumban Tobing : Adang Firman (lihat profil Dewan Komisaris) Luizah Ellyza Mangkudum Adang Surahman


196 Sepanjang tahun 2011 Komite ini telah melaksanakan 20 kali rapat, terdiri dari: 1. Pertemuan Rutin anggota Non Komisaris Tim KNR sebanyak 15 kali. 2. Rapat KNR bersama pihak manajemen sebanyak 5 kali

During 2011, the Committee held 20 meetings consisting of:

Tingkat kehadiran rapat Komite Audit selama 2011 dapat dicermati pada tabel berikut.

Attendance levels at the Nomination and Remuneration Committee Meetings during 2011 can be seen in the following table.

Tingkat Kehadiran Remunerasi

Attendance at Nomination and Remuneration Committee Meetings

Rapat

Komite

Nominasi

dan

1. Routine meetings for non-Commissioner members of the NRC, 15 times; 2. NRC meetings with the Company management, 5 times.

KOMITE AUDIT

JABATAN

KEHADIRAN

AUDIT COMMITTEE

POSITION

ATTENDANCE (%)

Wimpy S. Tjetjep Lutfi Hamid ERL Tobing Adang Surahman Luizah Ellyza Mangkudum

Ketua Chairman Wakil Ketua Vice Chairman Sekretaris Secretary Anggota Member Anggota Member Anggota Member

Kegiatan Komite Nominasi dan Remunerasi sepanjang tahun 2011 adalah: • Memberi masukan kepada Dewan Komisaris berupa telaahan atas besaran remunerasi Dekom & Direksi sesuai pedoman pada Peraturan Menteri Negara BUMN RI nomor PER-07/MBU/2010 tanggal 27 Desember 2010 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas BUMN; • Memberikan masukan atas sistem SDM dalam rapat pembahasan dengan pihak manajemen.; • Melakukan koordinasi dengan divisi-divisi yang menangani bidang organisasi dan SDM; • Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris atas usulan Penggabungan Unit Induk Pembangkitan Jawa-Bali; • Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris atas usulan Pembentukan Anak Perusahaan sebagai tindak lanjut Nota Kesepahaman PT ANTAM - PT PLN tentang Kerjasama Jual Beli Tenaga Listrik.; • Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris atas usulan Direksi PT PLN Batam; • Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris atas usulan Komisaris PT PLN Batubara; • Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris atas usulan Direksi PT BAG; • Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris atas usulan Direksi tentang Reorganisasi PLN Kantor Pusat sehubungan dengan perubahan struktur dari 9 Direktorat menjadi 8 Direktorat; • Menyampaikan Laporan Tahunan Pelaksanaan Tugas Komite NR.

37 49 94 85 65 65

Nomination and Remuneration Committee activities during 2011 were: • To provide input for the Board of Commissioners in the form of research on the amount of remuneration for the Board of Commissioners and the Board of Directors in accordance with guidelines in the Regulation of SOE Minister No. PER-07/ MBU/2010 dated 27 December 2010 regarding Guidelines to Determine Earnings for Boards of Directors, Commissioners and Overseers of State-Owned Enterprises; • Provide input on the HR system in discussion meetings with the management; • Coordinate with divisions handling organization and HR; • Provide input to the Board of Commissioners on proposals to Merge Java-Bali Base Generation Units; • Provide input to the Board of Commissioners on proposals to form a subsidiary subsequent to the Sales Agreement between PT ANTAM – PT PLN regarding Cooperation to Buy & Sell Electricity; • Provide input to the Board of Commissioners regarding proposals made by the Directors of PT PLN Batam; • Provide input to the Board of Commissioners regarding proposals made by the Board of Commissioners of PT PLN Batubara; • Provide input to the Board of Commissioners regarding proposals made by the Directors of PT BAG; • Provide input to the Board of Commissioners regarding proposals made by the Directors regarding Reorganization of PLN Head Office in relation to structural changes from 9 Directorates to 8 Directorates; • Submit the Annual Work Implementation Report of the Nomination and Remuneration Committee.


197 satuan pengawasan intern

iNTERNAL OVERSIGHT UNIT

Satuan Pengawasan Intern (SPI) PLN memiliki tugas pokok meliputi penyusunan dan pembinaan sistem audit perseroan, penyelenggaraan audit intern, dan penyusunan laporan hasil pemeriksaan, serta saransaran perbaikannya.

The PLN Internal Oversight Unit has been assigned main duties involving preparation and development of the company’s audit system, organization of internal audits and presentation of audit result reports, as well as recommendations on improvements to be made.

Secara struktural, organisasi SPI dipimpin oleh Kepala SPI yang berada langsung di bawah Direktur Utama. Kepala SPI juga mengkoordinasi pekerjaan Kepala Audit Internal, yang secara organisasi berada di bawah kendali General Manager Unit induknya masing-masing.

Structurally, the Internal Oversight Unit is led by the Unit Head who reports directly to the President Directors. The Unit Head also coordinates the work of the Internal Audit Head, who organizationally is under the control of the Unit General Manager of each holding group.

Kepala Satuan Pengawasan Intern memiliki tanggung jawab dan tugas pokok untuk memastikan tersedianya rekomendasi audit perusahaan kepada Direktur Utama berdasarkan tata kelola perusahaan yang benar.

The Head of the Internal Oversight Unit has the responsibility and duty to ensure the availability of corporate audit recommendations for the President Directors based on the correct corporate governance.

Tugas pokok Kepala Satuan Pengawasan Intern adalah: • Mengelola pengembangan kebijakan dan standar audit sesuai dengan praktik tata kelola perusahaan yang benar. • Menyusun rencana audit operasional dan keuangan serta audit lain. • Mengelola aktivitas audit secara keseluruhan berdasarkan rencana audit korporasi. • Memberikan rekomendasi audit kepada Direktur Utama dan pihak terkait lainnya. • Membangun network dan counter parting dengan audit eksternal dan pihak terkait lainnya. • Melakukan pembinaan audit kepada unit bisnis dan anak perusahaan.

The main duties of the Head of the Internal Oversight Unit are: • Managing development of policies and audit standards in line with correct corporate governance; • Developing operational and financial audit plans, as well as other audits; • Managing audit activities overall, based on the corporate audit plan; • Provide audit recommendations to the President Director and other related parties; • Develop a network and establishing a relationship with external auditor and other related parties counterparts; • Provide audit guidance to business units and subsidiaries.


198 Pada 20 Januari 2010, perusahaan telah menerbitkan Piagam Pengawasan Intern PT PLN (Persero) sebagai wujud pelaksanaan GCG. Piagam Pengawasan Intern dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi perusahaan dalam mencapai tujuannya melalui pendekatan yang sistematis dan teratur dalam mengevaluasi serta meningkatkan efektivitas operasi, pengelolaan risiko, pengendalian dan proses tata kelola dengan mengedepankan sikap profesionalisme sesuai dengan prinsip GCG.

On 20 January 2010, the Company issued the PT PLN (Persero) Internal Oversight Charter as a form of GCG. The Internal Oversight Charter is designed to provide added value and improve corporate operational performance to achieve objectives through a systematic and regulated approach evaluating and improving operational effectiveness, risk management, control and the governance process by prioritizing a professional attitude in line with GCG principles.

Piagam Pengawasan Intern juga dibuat untuk mengatur kegiatan SPI dalam melakukan kegiatan pengujian (assurance) dan konsultasi yang independen, objektif, tidak berprasangka buruk terhadap auditee serta menjunjung kode etik auditor.

The Internal Oversight Charter was also created to regulate the work of the Internal Oversight Unit in carrying out its assurance role, as well as its independent, objective and unprejudiced consultative activities for the auditee, as well as demonstrating the auditor code of conduct.

Kualifikasi Anggota Satuan Pengawasan Intern Setiap auditor SPI wajib mematuhi Standar Profesi Audit Internal yang dikeluarkan oleh Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal. Pada 2011, para auditor SPI yang telah menyelesaikan pendidikan, antara lain pendidikan Profesi Audit Operasional Basic 1, lulus 29 orang; pendidikan Profesi Audit Operasional Basic 2, lulus 9 orang; pendidikan Profesi Audit Operasional Advance 1, lulus 23 orang; pendidikan Risk Base Audit, lulus 69 orang; pendidikan Teknik Audit Berbantuan Komputer diikuti 284 orang; berbagi pemahaman COBIT standar dari Price waterhouse Coopers; serta pendidikan Fraud & Risk Management, lulus 20 orang.

Qualifications of the Internal Oversight Unit Members Every Internal Oversight Unit Auditor is required to comply with the Internal Audit Professional Standards issued by the Consortium of Professional Internal Audit Organizations. In 2011, of the Internal Oversight Unit auditors who have completed their education, 29 passed the Basic 1 Professional Operational Audit; 9 passed the Basic 2 Professional Operational Audit; 23 passed the Advance 1 Professional Operational Audit; 69 passed the Risk Based Audit; 284 took part in Computer Assisted Audit Techniques training; there was shared understanding of COBIT standards from Price waterhouse Coopers; and 20 people passed Fraud & Risk Management training.

Pada akhir 2011, formasi tenaga kerja pada SPI adalah 61 pegawai, yang terdiri dari 1 Kepala Satuan, 4 Kepala Bidang, 1 Kepala Sekretariat, 49 tenaga auditor dan 6 tenaga sekretariat. Dari formasi tersebut saat ini 13 auditor telah bersertifikasi QIA dan 1 orang bersertifikat CFE.

As of the end of 2011, the Internal Oversight Unit was staffed by 61 employees, consisting of 1 /unit Head, 4 Division Heads, 1 Secretariat Head, 49 auditors and 6 secretariat staff. Of these employees, 13 auditors are QIA certified and 1 CFE certified.

Pelaksanaan Pengawasan Sesuai Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) 2011, sampai dengan akhir tahun 2011 telah melaksanakan pemeriksaan operasional periode I, II, III, IV, V,VI dan VII terhadap 26 Unit Bisnis dan 6 Direktorat PLN Pusat. Jumlah temuan pada Unit Bisnis sebanyak 296 temuan dan 60 temuan pada Direktorat yang harus ditindaklanjuti oleh Unit Bisnis dan Direktorat.

Oversight In accordance with the Annual Oversight Work Program (PKPT) 2011, as of the end of 2011 operational assessment for periods I, II, III, IV, V, VI and VII on 26 Business Units and 6 Directorates at PLN Head Office had been conducted. In the Business Units, 296 findings were identified, with a further 60 at the Directorates, all of which must be followed up by the Business Units and Directorates.

Dari 356 temuan tersebut, tindak lanjut yang telah dinyatakan selesai sebanyak 260 temuan. Rincian temuan tersebut tersaji dalam tabel berikut.

Of the 356 findings, follow up actions have been completed for 260. Details of the findings are details in the following table.


199 Temuan dan Tindak Lanjut Pemeriksaan Operasional Tahun 2011 KODE/KLASIFIKASI TEMUAN

Operational Assessment Findings and Follow Up, 2011

NUMBER OF OCCURRENCES

FOLLOW UP ACTIONS

TINDAK LANJUT

SISA TEMUAN

Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku

21

20

1

Kepatuhan terhadap prosedur dan data kerja yang telah ditetapkan

130

83

47

Kepatuhan terhadap ketentuan pelaksanaan anggaran

17

16

1

01.4

Temuan berulang

1

1

-

02.1

Keandalan dan keakuratan informasi/ laporan keuangan dan non keuangan

77

50

27

Keandalan dan keakuratan informasi/ laporan TUL

10

10

-

03

Pengamanan aset

10

7

3

04.1

Pemanfaatan sumber daya manusia

9

6

3

04.2

Pemanfaatan sumber daya material dan peralatan

9

8

1

04.3

Pemanfaatan sumber daya uang

4

2

2

05

Pencapaian tujuan dan sasaran program atau operasi

67

56

11

06.1

Kasus yang merugikan perusahaan

1

1

-

06.2

Kewajiban penyetoran kepada negara/ perusahaan

-

-

-

356

260

96

CODE / FINDING CLASSIFICATION 01.1

JUMLAH TEMUAN

REMAINING

Compliance with applicable regulations and legislation

01.2

Compliance with procedures and data

01.3

predefined

work

Compliance with budget implementation stipulations Repeated findings

Reliability and accuracy of information / financial reports and non financial reports

02.2

Reliability and accuracy of information / TUL report Asset security

Utilization of human resources

Utilization of material resources and equipment Utilization of financial resources

Achievement of program or operational aims and objectives Cases damaging to the company

Deposit liabilities to the state / company Manajemen Risiko Risk Management JUMLAH TOTAL

Sedangkan tindak Lanjut dari hasil temuan SPI pada Pemeriksaan Operasional sebelumnya atau tahun 2010, telah dilaksanakan oleh Unit Bisnis sampai dengan tahun 2011. Temuan dan tindak lanjut pemeriksaan 2010 terdapat pada tabel berikut ini.

Meanwhile, follow up actions from the findings of the previous Operational Assessment made by the Internal Oversight Unit, or in 2010, have been implemented by the Business Unit until 2011. The findings and follow up actions to the 2010 assessment are found in this following table.


200 Operational Assessment Findings and Follow Up, 2010

Temuan dan Tindak Lanjut Pemeriksaan Operasional Tahun 2010 KODE/KLASIFIKASI TEMUAN

JUMLAH TEMUAN NUMBER OF

FOLLOW UP ACTIONS

TINDAK LANJUT

SISA TEMUAN

Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku

13

13

-

Kepatuhan terhadap prosedur dan data kerja yang telah ditetapkan

100

100

-

Kepatuhan terhadap ketentuan pelaksanaan anggaran

10

10

-

CODE / FINDING CLASSIFICATION 01.1

OCCURRENCES

REMAINING

Compliance with applicable regulations and legislation 01.2

Compliance with procedures and data 01.3

predefined

work

Compliance with budget implementation stipulations 01.4

Temuan berulang Repeated findings

1

1

-

02.1

Keandalan dan keakuratan informasi/ laporan keuangan dan non keuangan

81

80

1

Keandalan dan keakuratan informasi/ laporan TUL

14

14

-

Pengamanan aset

16

15

1

04.1

Pemanfaatan sumber daya manusia

12

12

-

04.2

Pemanfaatan sumber daya material dan peralatan

26

25

1

04.3

Pemanfaatan sumber daya uang

7

7

-

05

Pencapaian tujuan dan sasaran program atau operasi

75

71

4

06.1

Kasus yang merugikan perusahaan

2

2

-

06.2

Kewajiban penyetoran kepada negara/ perusahaan

-

-

-

357

350

7

Reliability and accuracy of information / financial reports and non financial reports 02.2

Reliability and accuracy of information / TUL report

03

Asset security

Utilization of human resources

Utilization of material resources and equipment Utilization of financial resources

Achievement of program or operational aims and objectives Cases damaging to the company

Deposit liabilities to the state / company JUMLAH TOTAL

Untuk pemeriksaan khusus pada tahun 2011 terdapat 6 permasalahan dan sebagian telah selesai ditindaklanjuti. Temuan dan tindak lanjut pemeriksaan khusus secara rinci tersaji pada tabel di bawah ini.

The special assessment in 2011 identified 6 problems and follow up to some of these has already been completed. The findings and follow up to the special assessment in detail are found in the following table.


201 Temuan dan Tindak Lanjut Pemeriksaan Khusus Tahun 2011

Special Findings and Follow Up, 2011

NO

PERMASALAHAN Problem

TINDAK LANJUT Follow Up Action

1

Berdasarkan Disposisi KSPI untuk melakukan pemeriksaan khusus sehubungan dengan adanya pengaduan mengenai pekerjaan perbaikan radiator dan turbocharger yang tidak sesuai dengan ketentuan di PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Timur. Based on KSPI disposition to perform a special inspection in connection with complaints related to radiator and turbocharger repair work not in accordance with the provisions of PT PLN (Persero) East Kalimantan.

Pemeriksaan khusus telah dilaksanakan No.01. LHP/072/SPI/2011-SUS tanggal 26 Maret 2011 dan sudah selesai ditindaklanjuti oleh PLN Wilayah Kaltim. Special inspection implemented per No.01.LHP/072/ SPI/2011-SUS dated 26 March 2011 and follow up was completed by PLN East Kalimantan.

2.

Sehubungan dengan temuan BPK atas audit subsidi tahun 2010 di PT PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang perihal pengadaan radio HT tranking merk Motorola yang belum mengacu pada pedoman tata cara pengadaan barang dan jasa yang berlaku dilingkungan PT PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang In regards with the findings of the BPK subsidy audit in 2010 in PT PLN (Persero) Dijaya and Tangerang, concerning procurement of Motorola brand trunking radios that do not refer to the applicable guidelines for procurement procedures for goods and services at PT PLN (Persero) Disjaya and Tangerang.

Pemeriksaan khusus telah dilaksanakan. No.02.LHP/072/SPI/2011-SUS tanggal 11 April 2011 dan sudah selesai ditindaklanjuti oleh PLN Unit yang bersangkutan. Special inspection implemented per No.02.LHP/072/ SPI/2011-SUS dated 11 April 2011 and follow up was completed by the PLN Units involved.

3

Sehubungan dengan Nota Dinas DIRUT PT PLN (Persero) No.027/450/DIRUT/2011-R tanggal 14 Juni 2011 perihal Pemeriksaan Khusus pada PT PLN Tarakan atas dugaan penggelapan uang kas pada unit pelayanan pelanggan PT PLN Tarakan In regards with Memorandum of PT PLN (Persero) President Director No.027/450/DIRUT/2011-R dated 14 June 2011 regarding the Special Examination for PT PLN Tarakan over alleged embezzlement of cash in the customer service unit PT PLN Tarakan

Pemeriksaan khusus telah dilaksanakan No.04.LHP/071/2010-SUS tanggal 9 Juli 2011 dan belum ditindaklanjuti oleh unit yang bersangkutan. Special inspection implemented per No.04.LHP/071/2010SUS dated 9 July 2011 and has not been followed up by the relevant unit yet.

4

Sehubungan dengan surat pengaduan dari Satuan Tugas Pengawasan Internal Independen PT PLN (Persero) Distribusi Jateng & DIY kepada Direktur Utama PLN tentang KKN di PLN Disjateng dan DIY. In regards with the letter of complaint from the Independent Internal Oversight Unit of PT PLN (Persero) Distribution Central Java and Yogyakarta to the PLN President Director regarding corruption, collusion and nepotism in PLN Distribution Central Java and Yogyakarta

Pemeriksaan khusus telah dilaksanakan No.06. LHP/071/SPI/2011-SUS tanggal 27 Juli 2011 Special inspection implemented per No.06.LHP/071/ SPI/2011-SUS dated 27 July 2011

5

Berdasarkan Laporan hasil pemeriksaan operasional PT PLN (Persero) Pembangkitan Lontar Tahun 2011, perlu dilakukan pendalaman terhadap proses pengadaan dan pemasangan Shelter Coal Yard PLTU 1 Jawa Tengah-Rembang dan proses pengadaan dan pemasangan Tny Oil Ignition PLTU LabuhanSerang. Based on the 2011 operational audit result report for PT PLN (Persero) Lontar Power Plant, the procurement and installation process needs to be more in depth for the PLTU 1 Central Java - Rembang Shelter Coal Yard and the procurement and installation process for Tny Oil Ignition for Labuhan – Serang Power Plant.

Pemeriksaan khusus telah dilaksanakan No.07.LHP/072/SPI/2011-SUS tanggal 26 Agustus 2011 Special inspection implemented per No.07.LHP/072/ SPI/2011-SUS dated 26 August 2011

6

Berdasarkan rapat Direksi, SPI ditugaskan untuk melakukan penelitian berlarutnya perbaikan PLTA Sipanhoras di PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Utara. Based on the Board of Directors Report, the Internal Oversight Unit is assigned to conduct protracted studies on improvements to the Sipanhoras hydropower plant at PT PLN (Persero) North Sumatera Power Plant.

Pemeriksaan khusus telah dilaksanakan No.08.LHP/072/SPI/2011-SUS tanggal 27 Nov 2011 Special inspection implemented per No.08.LHP/072/ SPI/2011-SUS dated 27 November 2011


202

MANAJEMEN RISIKO RISK MANAGEMENT

Pengelolaan risiko korporat sampai dengan akhir 2011 terus dilakukan sebagai salah satu bentuk GCG memenuhi Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-01/ MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Pada Badan Usaha Milik Negara.

Corporate risk management up to end 2011 has been implemented as a form of GCG in fulfillment of SOE Ministerial Regulation No. PER-01/MBU/2011 regarding the Application of Good Corporate Governance in State Owned Enterprises.

Program yang telah dilaksanakan sampai akhir 2011 pada bidang manajemen risiko adalah implementasi ERM di Unit, implementasi ERM di Divisi, review dan improvement implementasi ERM, mitigasi profil risiko korporat, dan penyusunan profil risiko korporat tahun 2012 dan mitigasi profil risiko korporat tahun 2012.

The program implemented through end of 2011 for risk management consisted of implementing ERM (Enterprise Risk Management) at Unit and Division levels, review and improvement of ERM implementation, corporate risk profile mitigation and development of the 2012 corporate risk profile and corporate risk profile mitigation for 2012.

Implementasi ERM di Unit dilaksanakan setiap triwulan. Unit-unit itu terdiri dari Unit Pembangkitan, Wilayah, Proyek, Distribusi, P3B serta Unit Jasa Penunjang. Sebanyak 34 Unit memperoleh nilai pencapaian sebesar 95% sampai 100% dari nilai sasaran yang ditetapkan yaitu 4. Semua

ERM at Unit level was implemented quarterly. Each unit consists of a Generation Unit, Region, Project, Distribution, P3B (distribution and load control center) and Support Services Unit. Thirty-four of these units achieved a score between 95% and 100% from a targeted score of 4. All Units have created a


203

Pada akhir tahun 2011 telah dilakukan pengkajian dan perbaikan terhadap implementasi ERM. As end of 2011, studies and inprovements to ERM implementation had been caried out.

Unit telah membuat profil risiko tahun 2012, namun hanya 24 Unit yang keselarasannya sebesar 75% sampai 100% terhadap profil risiko korporat.

risk profile for 2012; however, only 24 Units are compatible with 75% to 100% of the corporate risk profile.

Pelaksanaan implementasi ERM di Kantor Pusat diukur dari kemampuan divisi dalam menindaklanjuti mitigasi profil risiko korporat 2011 dan menyusun kajian risiko untuk kegiatan di divisinya.

ERM implementation at Head Office is measured by division ability to follow up on corporate risk profile mitigation for 2011, as well as development of a risk study for activities in each division.

Pada akhir tahun 2011 telah dilakukan pengkajian dan perbaikan terhadap implementasi ERM. Pengkajian ini dilakukan oleh konsultan dengan tujuan menelaah kebijakan implementasi ERM, kebijakan Risk Based Audit (RBA) menyiapkan dan menyempurnakan framework pelaksanaan RBA, untuk mendapatkan umpan balik demi perbaikan dalam implementasi ERM di tahun 2012.

As of end 2011, studies and improvements to ERM implementation had been carried out. The studies were carried out by consultants with the aim of reviewing ERM implementation policies, Risk Based Audit (RBA) policies, preparation and refinement of the RBA framework, and to obtain feedback to facilitate improvements to ERM implementation in 2012.


204 Berkaitan dengan profil risiko korporat 2011, risiko-risiko yang teridentifikasi sebagai risiko Ekstrem adalah risiko keterlambatan COD proyek pembangkit FTP-1, risikorisiko terkait Biaya Pokok Penyediaan, dan risiko-risiko terkait bauran energi. Risiko Tinggi adalah risiko terkait stabilitas stok batu bara, pengangkutan dan kualitas batu bara, sambungan pelanggan baru, dan keandalan penyaluran tenaga listrik. Risiko Moderat dan Rendah di antaranya adalah risiko keuangan, keterlambatan proses procurement, layanan prabayar, lack of competency dan implementasi ERM.

In relation to the 2011 corporate risk profile, risks identified as extreme included those related to commercial operation date (COD) delays in the FTP-1 (fast track program) power plant project, risks related to Cost of Good Provision, and risks related to fuel mix. Risks identified as high included risks related to the stability of coal stocks, transportation and coal quality, new customer connections and reliability of electrical power supply. Risks identified as moderate and low included financial risks, delays in the procurement process, pre-payment services, lack of competency and ERM implementation.

Risiko Ekstrem

Extreme Risks

1. Risiko terkait proyek pembangkit PLTU FTP-1 Sampai dengan akhir tahun 2011 kemajuan pembangunan PLTU FTP-1 sebagai berikut: terdapat 34 PLTU yang sudah dalam tahap konstruksi, dan 7 proyek PLTU sudah beroperasi dengan kapasitas 3.510 MW yaitu PLTU Labuan unit 1 dan 2, PLTU Indramayu unit 1, 2 dan 3, PLTU Suralaya, PLTU Rembang unit 1 dan 2 , PLTU Lontar unit 1 dan 2, PLTU Amurang Unit 1 dan PLTU Kendari Unit 2. Total kemajuan fisik proyek pembangkit PLTU FTP-1 yang masih dalam tahap konstruksi rata-rata mencapai 74,34%.

1. Risks related to the FTP-1 coal FIRED power plant project As of end 2011, construction progress for the FTP-1 power plants was as follows: 34 power plants were under construction, 7 power plants were operating with a capacity of 3,510 MW consisting of Labuan units 1 and 2, Indramayu units 1, 2 and 3, Suralaya, Rembang units 1 and 2, Lontar units 1 and 2, Amurang Unit 1 and Kendari Unit 2. Physical progress of the FTP-1 power plants still under construction was on average 74.35%.

Dalam pembangunan pembangkit PLTU FTP-1 ini, manajemen telah mengelompokkan dan memitigasi beberapa risiko terkait, antara lain risiko closing date pinjaman atau pinjaman yang jatuh tempo, risiko keterlambatan COD pembangkit, risiko derating pembangkit dan risiko keandalan (reliability) pembangkit. Tujuan dari mitigasi ini diharapkan pembangkit PLTU FTP-1 dapat cepat beroperasi maksimal dengan handal sehingga biaya pokok penyediaan tenaga listrik (BPP) dapat diturunkan.

For the construction of the FTP-1 power plants, the management has grouped and mitigated several related risks, including the risk of loan closing date or loan maturity, risk of power plant COD delay, risk of power plant derating and the risk of power plant reliability. The purpose of this mitigation is the expectation that FTP-1 power plants will soon operate reliably at maximum capacity leading to a fall in the cost of electricity provision.

Residual risiko Melihat kemajuan pelaksanaan pembangunan proyek PLTU FTP-1 sampai dengan akhir tahun 2011, diharapkan banyak PLTU akan beroperasi pada tahun 2012. Sehingga risiko keterlambatan COD proyek PLTU FTP-1 sudah berkurang, meskipun risiko tersebut masih berada pada level ekstrem. Di samping risiko di atas diperkirakan akan muncul risiko derating pembangkit dan risiko keandalan (reliability) pembangkit. Dengan melakukan mitigasi terhadap pembangkit FTP-1 yang sudah operasi pada tahun 2011, diharapkan pada tahun 2012 risiko tersebut dapat dikelola dengan baik dan berada dibawah risk appetite PLN.

Residual risk Noting construction progress of the FTP-1 power plant project to the end of 2011, many of the power plants are expected to come into operation during 2012. This has resulted in the risk of COD delay for the FTP-1 project reducing, even though it is still ranked as extreme. In addition to this risk, the possibility of power plant derating and reliability risk remains. With the risk mitigation of FTP-1 program as power plants come into operation in 2012, is expected that risk in 2012 will be well managed and hold below the PLN risk appetite level.

2. Risiko terkait biaya pokok penyediaan tenaga listrik (BPP) Pencapaian biaya pokok penyediaan tenaga listrik (BPP) sampai dengan akhir tahun 2011 sebesar Rp1.054/kWh, sedangkan sasaran tahun 2011 sebesar Rp1.005/kWh. Dilihat dari rincian realisasi biaya operasi sampai dengan akhir tahun 2011, komponen biaya yang terbesar adalah

2. Risk related to the basic cost of electricity supply The basic cost of electricity supply (BPP) as of end 2011 amounted to Rp1,054/kWh, while the target was Rp1,005/ kWh. Analyzing the details of operating cost realization to the end of 2011, the largest cost components are the cost of fuel and lubricating oil, which reached 62.5% of operating costs.


205 biaya bahan bakar dan minyak pelumas mencapai 62,5% dari biaya operasi. Dari komponen biaya bahan bakar tersebut ternyata biaya pembelian BBM mencapai porsi yang paling besar dibanding biaya pembelian bahan bakar lainnya. Namun dilihat dari realisasi jumlah produksi tenaga listrik (MWH) sampai akhir tahun 2011, produksi tenaga listrik terbesar berasal dari pembangkit berbahan bakar batubara yang mencapai 42,65% dari produksi total tenaga listrik, disusul oleh gas alam (23,57%), BBM (23,07%), air (8,01%) dan panas bumi (2,71%).

Noting the fuel cost component, in fact the purchase of fuel oil was the highest portion in comparison to the purchase of other fuels. However, noting the realization of electricity production (MWH) to end 2011, the greatest electricity production was generated from coal fired power plants at 42.65% of production, followed by natural gas (23.75%), fuel oil (23.07%), hydropower (8.01%) and geothermal energy at 2.71%.

Mitigasi yang telah dilakukan adalah melaksanakan pola operasi yang lebih mengutamakan pembangkit berbahan bakar murah, mempercepat penyelesaian pembangunan pembangkit yang berbahan bakar murah baik dari FTP-1, IPP maupun APBN dan mempercepat penyelesaian pembangunan transmisi yang menyalurkan tenaga listrik dari pembangkit tersebut diatas.

Mitigation steps that have been implemented include focusing operation patterns to prioritize power plants using cheaper fuels, accelerating completion of power plant construction for plants utilizing cheaper fuels through FTP-1, IPP and the state budget, and accelerating completion of transmission construction to deliver electricity from the above mentioned power plants.

Residual Risiko Dilihat dari realisasi BPP sampai akhir tahun 2011 sebesar Rp1.054/kWh dari sasaran sebesar Rp1.005/kWh terdapat selisih BPP sebesar Rp49/kWh. Hal tersebut disebabkan oleh pengambilan kebijakan kecukupan pasokan listrik untuk mempertahankan bebas padam dan kecukupan cadangan daya pembangkit yang ditindaklanjuti dengan keputusan sewa pembangkit dan produksi tenaga listrik dari pembangkit berbahan bakar BBM.

Residual Risk Noting the realization of the basic cost of electricity supply to end 2011 of Rp1,054/kWh from a target of Rp1,005/kWh, the discrepancy amounts to Rp49/kWh. This is the result of the policy decision to maintain the sufficiency of electricity supply and prevent electricity outages, while also maintaining sufficiency of power backups, followed up with the decision to rent generators and electricity production from fuel oil fired power plants.

Keputusan tersebut mengakibatkan realisasi bauran energi pembangkit berbahan bakar BBM mencapai 23,07% atau melebihi sasaran sebesar 18,81% dan BPP tenaga listrik juga melebihi sasaran. Melihat sasaran BPP tahun 2011 sebesar Rp1.005/kWh dibandingkan terhadap realisasi BPP triwulan IV tahun 2011 sebesar Rp1.054/ kWh, terdapat selisih BPP tenaga listrik sebesar Rp49/ kWh. Hal tersebut mengindikasikan bahwa residual risiko terkait BPP masih berada ditingkat ekstrem. Dengan kemampuan pengelolaan risiko yang baik diharapkan pada tahun 2012 risiko terkait BPP dapat berada dibawah risk appetite PLN.

These decisions resulted in the realization of a fuel mix for fuel oil power plants reaching 23.07%, higher than the targeted 18.81%, and the basic cost of electricity supply also exceeding targets. Noting the target BPP for 2011 is Rp1,005/kWh, in comparison with the realization in Q4/2011 of Rp1,054/kWh, there remains a discrepancy of Rp49/kWh. This indicates that the residual risk related to BPP is still at an extreme level. With good risk management, risk related to BPP in 2012 is expected to fall within PLN’s risk appetite levels.

3. Risiko Bauran Energi (Fuel Mix) Realisasi bauran energi pembangkit berbahan bakar BBM pada triwulan IV tahun 2011 terhadap total produksi tenaga listrik diluar IPP mencapai 29,32%, atau melebihi sasaran sebesar 24,97%. Hal ini sebagai akibat keterlambatan COD beberapa pembangkit proyek PLTU serta kekurangan pasokan gas, sehingga beberapa pembangkit berbahan bakar gas dioperasikan dengan menggunakan bahan bakar minyak. Selain mengoperasikan pembangkit berbahan bakar minyak, maka untuk mengatasi masalah pemadaman, menjaga reserve margin dan mempersiapkan pengalihan beban dari pembangkit sewa ke pembangkit PLTU milik PLN, maka dilakukan sewa pembangkit dibeberapa sistem kelistrikan.

3. Fuel Mix Risk The realization of fuel mix for power plants in Q4/2011 against total electricity production, excluding IPP generated power, reached 29.32%, higher than the targeted 24.97%. This was as a result in the COD delay of several power plant projects, as well as limited gas supplies, such that several gas fuelled power plants were operating using fuel oil. As well as operating fuel oil plants, to handle the problem of outages, maintain reserve margins and in preparation for load transfer from rented plants to power plants owned by PLN, power plants were leased for several electricity systems.


206

Untuk memitigasi risiko ini dilakukan dengan meningkatkan kemampuan dan keandalan pembangkit non BBM, mempercepat COD pembangkit PLTU FTP-1 dan IPP, serta meningkatkan capacity factor pembangkit non BBM eksisting.

Risk mitigation was implemented through increasing the ability and reliability of non fuel oil power plants, acceleration of COD for the FTP-1 power plants and IPP, as well as increasing the capacity factor for existing non fuel oil plants.

Residual Risiko Dengan melihat realisasi pencapaian bauran energi pembangkit berbahan BBM sebesar 29,32% terhadap sasarannya sebesar 24,97%, maka terdapat perbedaan sebesar 4,34%. Hal ini menunjukan bahwa terjadi ketidaksesuaian antara risiko yang teridentifikasi dengan kenyataan permasalahan yang ada, sehingga mitigasi yang dilakukan belum efektif untuk menurunkan level risiko.

Residual Risk Noting the realization of fuel mix for fuel oil power plants amounted to 29.32% while the target was 24.97%, leaving a difference of 4.34%. This demonstrates the fact of a discrepancy between the identified risk and the reality of the situation, such that the current levels of mitigation are ineffective in reducing the level of risk.

Apabila realisasi pencapaian bauran enegi (fuel mix) pembangkit berbahan bakar BBM tahun 2011 sebesar 29,32%* dibandingkan dengan sasaran tahun 2011 yaitu sebesar 17,73%,maka akan terjadi kenaikan bauran energi sebesar 11,59%. Kenaikan tersebut mengakibatkan risiko residual mengalami kenaikan level risiko pada tahun 2012. Oleh sebab itu dibutuhkan perhatian serius dan pengelolaan yang baik agar level risiko terkait bauran energi (fuel mix) dapat diturunkan sampai ke tingkat dibawah risk appetite PLN.

When comparing the actual fuel mix for fuel oil power plants in 2011 of 29.32%* with the target for 2011 of 17.73%, there is a fuel mix increase of 11.59%. This increase has resulted in the residual risk level increasing in 2012. Therefore, serious attention is required to manage this to an acceptable level and to bring the fuel mix risk to a level within the PLN risk appetite.

*Tidak termasuk beli

*Not included purchased


207 Risiko Tinggi

High Risk

1. Risiko Stabilitas Stok BatuBara dan Kualitas Batu Bara Risiko terkait stabilitas stok dan kualitas batubara sudah dilakukan mitigasi dengan melakukan kontrak pemasok PKP2B, untuk menjaga kepastian pasokan dan kualitas batu bara sesuai dengan spesifikasi dalam perjanjian jual beli batu bara. Penunjukan penyurvei independen, bertujuan untuk mengurangi risiko terkait kualitas batu bara. Adanya kontrak strategis dengan PT BAG mengenai pengangkutan batu bara akan mengurangi risiko kegagalan pengangkutan batu bara. Beberapa PLTU seperti PLTU Indramayu, Labuan Angin, PLTU Tanjung Jati B 1&2, PLTU Suralaya memiliki stok batu bara di atas 30 hari. Sementara untuk PLTU Mulut Tambang, seperti PLTU Bukit Asam, PLTU Ombilin memiliki stok di bawah 25 hari. Penerapan stok batu bara tersebut dilaksanakan untuk mitigasi apabila terjadi risiko stabilitas stok batu bara.

1. The Risk of Coal Stock Stability and Coal Quality Risks related to stock stability and the quality of coal have been mitigated through the use of PKP2B supply agreements to ensure supply certainty and coal quality in accordance with specifications detailed in the coal sales and purchase agreement; the appointment of an independent surveyor focusing on reducing risks related to coal quality; the existence of strategic contracts with PT BAG regarding coal transportation to reduce the risk of coal transportation failures; several power plants, including Indramayu, Labuan Angin, Tanjung Jati B 1 and 2, and Suralaya have coal stocks sufficient for over 30 days, meanwhile power plants in Mulut Tambang, such as Bukit Asam, and Ombilin have stocks below that required for 25 days. Coal stock piling is applied to mitigate risks related to coal stock stability.

Residual Risiko Dengan melihat pelaksanaan mitigasi risiko pada tahun 2011 seperti dijelaskan di atas dan juga terjadi peningkatan kebutuhan batu bara, seiring dengan pengoperasian beberapa PLTU, maka posisi risiko terkait pasokan batu bara masih tetap tinggi. Posisi risiko dinilai masih tinggi, karena dampak yang akan ditimbulkan apabila risiko ini terjadi akan signifikan terhadap perusahaan.

Residual Risk Noting the implementation of risk mitigation during 2011, as explained above, and also the rising requirement for coal in line with the operation of several coal fuelled power plants, the risk position related to coal supply remains high. The risk position is judged as high due to the significant effect on the company should problems with coal arise.

2. Risiko Pertumbuhan Pelanggan Sampai dengan akhir tahun 2011, pertumbuhan jumlah pelanggan baru telah mencapai 3.459.758 pelanggan, dari yang ditargetkan pada tahun 2011 ini sebanyak 3.813.500 pelanggan. Pencapaian jumlah pelanggan ini sebagai dampak dari keberhasilan program GRASSS, tetapi ditinjau dari realisasi pertumbuhan penjualan tenaga listrik sampai akhir tahun 2011 hanya mencapai 7,26 %. Hal ini tidak mencapai sasaran pertumbuhan penjualan tenaga listrik yang telah ditetapkan pada tahun 2011 sebesar 9,20%.

2. Risk of Customer Growth As of end 2011, new customer growth had reached 3,459,758, falling below the target of 3,813,500 new customers. This achievement was a result of the GRASSS program’s success. However, in terms of achievement in electricity sales to end 2011, growth was only 7.26%. This was below the growth target set in 2011 of 9.20%.

Untuk kondisi saat ini, kegagalan pencapaian pertumbuhan penjualan dirasakan positif bagi perusahaan, mengingat bauran energi dan BPP tidak mencapai sasaran tahun 2011. Namun kegagalan pencapaian pertumbuhan penjualan tersebut akan menjadi risiko yang ekstrem, apabila seluruh PLTU FTP-1 dan IPP sudah beroperasi yang berakibat pada perbaikan bauran energi dan penurunan BPP tenaga listrik.

Under current conditions, this failure to achieve sales growth is considered in a positive light by the company, bearing in mind that the fuel mix and BPP did not achieve 2011 targets. However, the failure to achieve sales growth is an extreme risk, considering that when all the FTP-1 and IPP power plants are in operation this will result in improvements to the fuel mix and a reduction in the cost of electricity supply.

Langkah mitigasi yang sudah dilakukan adalah dengan: (i) membuka kesempatan untuk mendapatkan sambungan listrik, (ii) pemanfaatan call center 123 untuk melayani penyambungan pelanggan. Bagi penduduk di daerah NTT dan Maluku yang kondisi geografisnya sulit dijangkau jaringan, akan dilayani dengan SEHEN penerangan berbasis solar home system.

Mitigation steps have already been taken by: (i) open up new opportunities of electricity connections to be widely available, (ii) the use of the 123 call center to serve connection services. Residents in NTT and Maluku who live in conditions geographically challenging for network reach will be served with SEHEN light based on solar home systems.


208

Realisasi SAIDI sampai akhir tahun 2011 sebesar 4,7 jam per pelanggan lebih baik dari sasaran yang ditetapkan yaitu 9,4 jam per pelanggan. The realization of SAIDI until the end of 2011 was 4.7 hours per customer, better than the target that had been set at 9.4 hours per customer.

Residual Risiko Dilihat dari realisasi pencapaian penambahan jumlah pelanggan pada tahun 2011 mencapai 3.459.758 pelanggan, dan sasaran tahun 2011 sebesar 3.813.500 pelanggan. Maka posisi risiko penambahan jumlah pelanggan dinilai berada pada level rendah. Dengan komitmen percepatan pelayanan saat ini, risiko dapat dikelola dengan baik.

Residual Risk Noting the realization of additional customers in 2011 reaching 3,459,758, while the target for 2012 is 3,813,500, the risk position for additional customers is ranked as low. With the commitment to accelerate this service, this risk can be well managed.

3. Risiko Keandalan Penyaluran Tenaga Listrik Keandalan penyaluran tenaga listrik ditentukan oleh dua indikator, yaitu lama dan frekuensi pemadaman, yang ditunjukkan dalam indikator SAIDI dan SAIFI. Realisasi SAIDI sampai akhir tahun 2011 sebesar 4,71 jam per pelanggan lebih baik dari sasaran yang ditetapkan yaitu 9,4 jam per pelanggan. Dan realisasi SAIFI mencapai 4,90 kali per pelanggan lebih baik dari sasaran yang ditetapkan sebesar 6,82 kali per pelanggan.

3. Risk of Electrical Power Distribution Reliability The reliability of electrical power distribution is defined by two indicators, the length and frequency of power outages, demonstrated by SAIDI and SAIFI indicators. The realization of SAIDI until the end of 2011 was 4.71 hours per customer, better than the target that had been set at 9.4 hours per customer. In addition, SAIFI realization was 4.90 times per customer, higher than the targeted 6.82 times per customer.

Mitigasi yang dilakukan untuk menurunkan SAIDI dan SAIFI antara lain: a. Meningkatan kapasitas trafo IBT dan trafo GI. Hal ini dilakukan karena ada rencana penambahan jumlah pelanggan, yang harus diikuti dengan penambahan kapasitas trafo IBT dan GI. Keterbatasan kapasitas trafo GI dan IBT dapat berdampak pada peningkatan lama pemadaman apabila terjadi kerusakan pada trafo tersebut. Untuk memitigasi risiko ini adalah: (i) melakukan evaluasi terhadap kinerja trafo IBT dan GI secara teratur, (ii) melakukan pengadaan trafo lebih awal dan sesuai skala prioritas. b. Mengurangi gangguan pembangkit, transmisi, gardu induk dan distribusi melalui program “Perang Padam”.

Mitigation steps taken to reduced SAIDI and SAIFI include:

Residual Risiko Dengan melihat realisasi pencapaian SAIDI dan SAIFI sampai akhir tahun 2011 yaitu 4,71 jam per pelanggan dibandingkan sasaran tahun 2011 sebesar 9,4 jam per pelanggan, dan realisasi SAIFI sebesar 4,90 kali per pelanggan dibandingkan sasaran tahun 2011 yaitu sebesar 6,82 kali per pelanggan. Maka posisi risiko keandalan penyaluran tenaga listrik sudah membaik.

a. Increasing IBT and GI transponder capacity. This has been implemented due to plans to increase customers; therefore IBT and GI transponder capacity must be increased. Limited capacity in GI and IBT transponders can have the effect of extending power outages should there be damage to the transponder. To mitigate this risk requires: (i) organized performance evaluation of IBT and GI transponders, (ii) early procurement of transponders in accordance with priority scale. b. Reduction of disturbances in generation, transmission, substations and distribution through the “War on Outages”. Residual Risk Noting the realization of SAIDI and SAIFI through the end of 2011, i.e. 4.71 hours per customer compared to the target for 2011 of 9.4 hours per customer, and a realization of SAIFI of 4.90 times per customer compared to the 2011 target of 6.82 times per customer, the risk position for electricity reliability has


209 Namun demikian ekspektasi pelanggan akan keandalan penyaluran yang terus meningkat membuat risiko ini dinilai tetap pada level tinggi. Karena dampak yang ditimbulkan akan signifikan bagi perusahaan meskipun kemungkinan terjadinya kecil.

already improved. However, customer expectations regarding supply reliability continue to rise, resulting in the risk level being ranked as high. This ranking is despite the fact that there is only a low risk of significant effect to the company.

Penyusunan Profil Risiko Korporat Tahun 2012 Profil risiko korporat disusun berdasarkan sasaran atau fokus PLN pada tahun 2012 yaitu : 1. Mempertahankan bebas padam, mencakup keandalan/ cadangan pembangkit. 2. Memperluas penyambungan pelanggan dan memperkuat sistim distribusi. 3. Memaksimalkan produksi penyediaan listrik non-BBM. 4. Melaksanakan investasi untuk menekan konsumsi BBM.

Preparation of the Corporate Risk Profile for 2012 The corporate risk profile is prepared based on PLN targets or focuses for 2012: 1. Remaining outage free, covering generation reliability / backup. 2. Expand customer connections and strengthen distribution system. 3. Maximize non fuel oil electricity production. 4. Invest to reduce consumption of fuel oil.

Dari hasil identifikasi risiko diperoleh 33 risiko korporat yang terbagi dalam kelompok ekstrem sebanyak 6 risiko, kelompok tinggi sebanyak 14 risiko, kelompok moderat sebanyak 10 item dan kelompok rendah sebanyak 3 risiko. Dari setiap risiko yang teridentifikasi telah dianalisa penyebab, dampak, serta mitigasi yang harus dilaksanakan untuk mengurangi risiko tersebut.

Of the 33 corporate risks identified, 6 are categorized as extreme, 14 are high risk, 10 are moderate risk, while 3 are low risk. Each risk that has been identified has been analyzed for its reason, effect and mitigating steps to be taken to reduce the associated risk.

Risiko Korporat Lainnya Pengelolaan risiko korporat juga dilakukan terhadap risiko-risiko terkait kegiatan/proyek strategis, khususnya yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris. Hingga saat ini telah disusun Kajian Risiko Korporat untuk kegiatan strategis sebanyak 58 kajian.

Other Corporate Risks Corporate risk management is also implemented for risks related to strategic projects / activities, specifically those requiring approval from the Board of Commissioners. To date, Corporate Risk Studies have been prepared for 58 strategic activities.

Risiko Unit dan Anak Perusahaan Pengelolaan risiko perusahaan tidak hanya di tingkat korporasi, namun juga pada tingkat unit dan anak perusahaan. Risiko yang dikelola unit adalah risiko yang terkait dengan sasaran RKAP Unit, risiko kegiatan/proyek unit, maupun program investasi dan operasi. Untuk anak perusahaan PLN, kondisi pengelolaan risiko masih berbeda-beda sesuai dengan tingkat kematangan (risk maturity level) masing-masing.

Unit and Subsidiary Level Risk Corporate risk management is not only at a corporate level, but also at unit and subsidiary level. Risks managed by Units are related to the Unit’s Work Plan and Budget targets, project risks, and investment program and operational risks. Meanwhile, for the PLN subsidiaries, risk management conditions differ depending on the respective risk maturity level of each subsidiary.

Risiko Based Audit Dalam implementasi Enterprise Risk Management (ERM) PT PLN (Persero), telah diterbitkan pula kebijakan untuk menerapkan Audit Berbasis Risiko oleh Auditor Internal Perusahaan. Pada tahun 2011 telah dimulai implementasi ERM secara bertahap, namun detail teknis Pedoman Pelaksanaan Risk Based Audit hingga saat ini masih disusun.

Risk Based Audit In implementing Enterprise Risk Management (ERM), PT PLN (Persero) has issued policies related to the application of Risk Based Audit by the Company’s Internal Auditors. In 2011, ERM implementation commenced in stages; however the technical details for the Guideline to Implementation of Risk Based Audit are still being developed.


210 Pengembangan Pengelolaan Risiko Building

Development of Risk Management Building

Capacity Building Sebagai sebuah paradigma baru, Manajemen Risiko dalam implementasinya dimulai dengan capacity building guna membangun risk awareness di lingkungan PLN. Cara yang dilakukan adalah melalui berbagai macam bentuk, yaitu seminar,workshop,pelatihan/diklat,sosialisasi,benchmarking, dan lain-lain yang dijelaskan sebagai berikut: a. Sosialisasi; khususnya ditujukan bagi level Kepala Divisi di Kantor Pusat sebagai pemilik risiko dan auditor internal. b. Diklat, workshop dan seminar ERM; telah dilakukan Diklat Manajemen Risiko yang diikuti oleh peserta dari level Manajer Menengah, Manajer Dasar dan Tim Pelaksana dari Kantor Pusat, Unit PLN maupun anak perusahaan. c. Benchmarking telah dilakukan ke beberapa perusahaan yang lebih baik dalam implementasi ERM, yaitu PT Telkom Tbk. dan PT Bank Mandiri Tbk. d. Komunikasi dan konsultasi; sarana yang telah tersedia melalui milis, email, forum komunikasi dengan anak perusahaan serta forum komunikasi dengan Dewan Komisaris. Selain itu, dilakukan pula konsultasi aktif dengan para risk owner maupun auditor internal (SPI), khususnya dalam pemantauan pelaksanaan mitigasi risiko dan pelaksanaan risk based audit (RBA).

Capacity Building As a new paradigm, Risk Management implementation started with capacity building to develop risk awareness within the PLN environment. Implementation was through various forms, including seminars, workshops, training and education, communication, benchmarking and other methods explained below: a. Communication: specifically aimed at Division Head level in the Head Office as they are the risk owners and internal auditors.

Review Implementasi ERM oleh Konsultan Independen Sebagai salah satu upaya pengembangan terus-menerus implementasi ERM PLN, sekaligus meningkatkan nilai tambah perusahaan, maka saat ini sedang dilakukan pengkajian atas praktik pengelolaan risiko (ERM) PLN oleh Konsultan Independen. Aspek implementasi yang dikaji diantaranya mengenai fundamental implementasi, berupa Kebijakan dan Pedoman Penerapan ERM PLN, framework, ruang lingkup implementasi, metodologi, risk maturity assessment & measurement, road map implementasi dan lain-lain.

Review of ERM Implementation by an Independent Consultant As one of the methods of continually developing ERM implementation at PLN, while adding value to the company, currently a study is being carried out regarding the practice of risk management (ERM) in PLN by an Independent Consultant. Implementation aspects being studied include the fundamentals of implementation in the form of Policies and PLN ERM Application Guidelines, framework, implementation scope of work, methodology, risk maturity assessment and measurement, implementation road map, and others.

Hasil pengkajian tersebut akan dituangkan dalam gap analysis, yakni perbandingan antara kondisi implementasi dan tingkat kematangan pengelolaan risiko PLN saat ini dengan praktik terbaik. Serta menyiapkan rekomendasi peningkatan yang harus ditindaklanjuti PLN dalam 3 tahun ke depan guna mencapai tingkat kematangan realistis yang dapat dicapai.

The results of the study will be contained in a gap analysis, which will compare implementation conditions and the current PLN risk maturity level with best practices. In addition, recommendations for improvements that PLN must act upon in the coming 3 years to achieve a realistic level of risk maturity will also be included.

b. Education and training, workshops and seminars on ERM: implemented by the Risk Management Education & Training team and taken by participants from middle level management, Junior Managers and the Implementation Teams from Head Office, PLN Units and subsidiaries. c. Benchmarking was carried out at several companies with good implementation of ERM, including PT Telkom Tbk and PT Bank Mandiri Tbk. d. Communication and consultation: available facilities including mailing lists, email, communication forums with subsidiaries and the communication forum with the Board of Commissioners. In addition, active consultation was held with risk owners and internal auditors (Internal Control Unit), specifically to monitor implementation of risk mitigation and risk based audit (RBA).


211

sekretaris perusahaan corporate secretary

Direksi mengangkat seorang Sekretaris Perusahaan dengan tugas-tugas sebagai berikut : • Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan fungsi penatausahaan dan penyimpanan dokumen perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada Daftar Khusus, Daftar Pemegang Saham, serta Risalah Rapat Direksi maupun RUPS; • Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan fungsi hubungan masyarakat (public relations) dan hubungan investor (investor relations); • Bekerja sama dengan fungsi yang menangani pelayanan Hukum Korporat. • Tugas dari fungsi tersebut adalah untuk memberi masukan kepada Direksi terkait kepatuhan terhadap peraturan perundang - undangan yang berlaku bagi perusahaan. • Melakukan pembinaan dan pengendalian tata kelola perusahaan; • Menyiapkan Laporan Tahunan, Laporan Manajemen dan Laporan Statistik; dan • Dalam hubungan dengan RUPS dan Dewan Komisaris, Sekretaris Perusahaan berperan sebagai penghubung antara Direksi dengan organ tersebut

The Board of Directors appoints a Corporate Secretary with the following duties: • Activities related to corporate governance and preparation of corporate documents, including but not limited to Special Lists, Shareholder Lists, and minutes of the Board of Directors’ meetings, as well as minutes of the General Meetings of Shareholders; • Carrying out activities related to public relations and investor relations;

Sekretaris Perusahaan selama 2011 dijabat oleh Ida Bagus G. Mardawa Padangratha, yang berusia 52 tahun. Jabatannya sebagai Sekretaris Perusahaan dipegangnya sejak Desember 2009. Posisi sebelumnya di PLN adalah Direktur Perencanaan PT PLN (Persero) Batam (2007-2009), berbagai jabatan di PT PLN Batam (2000-2007), Kepala Cabang PT PLN (Persero) Denpasar (1996-2000), Kepala Cabang PT PLN (Persero) Singaraja (1993-1996), Kepala Bagian Teknik PT PLN (Persero) Cabang Denpasar (19911993), dan Kepala Seksi Operasi Konstruksi Jaringan PT PLN (Persero) Wilayah XI, Denpasar (1989-1991). Pendidikan yang diraihnya adalah gelar Sarjana Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung pada 1985, Magister Manajemen dari STIE Ganesha, Jakarta pada 1987, dan Master of Public Management dari National University of Singapore (Lee Kuan Yew Fellowship).

The Corporate Secretary during 2011 was Ida Bagus G. Mardawa Padangratha; aged 52. He has served as Corporate Secretary since December 2009. Previous positions at PLN include as Director of Planning for PT PLN (Persero) Batam (2007 - 2009), several positions at PT PLN Batam (2000 - 2007), Branch Head of PT PLN (Persero) Denpasar (1996 - 2000), Branch Head of PT PLN (Persero) Singaraja (1993 - 1996), Engineering Head of PT PLN (Persero) Denpasar (1991 - 1993), and Section Head for Network Operations Construction PT PLN (Persero) Area XI, Denpasar (1989 - 1991). He holds a bachelor’s degree in Electrical Engineering from the Bandung Institute of Technology awarded in 1985, a Master’s in Management from STIE Ganesha, Jakarta awarded in 1987, and a Master of Public Management from the National University of Singapore (Lee Kuan Yew Fellowship).

• Cooperating with functions handling Corporate Law; • Duties of this function include advising the Board of Directors in relation to compliance with regulations and legislation applicable to the company; • Guide and control corporate governance; • Prepare the Annual Report, Management Report and Statistical Report; and • In connection with the GMS and Board of Commissioners, the Corporate Secretary’s role is to connect the Board of Directors to these instruments.

Uraian Kegiatan Sekretaris Perusahaan KEGIATAN ACTIVITY Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Conference Call and Investor Update Analyst Update & Analyst Meeting Road show Press Release Press Briefing Press Tour Press Conference

JUMLAH total 2 kali times 3 kali times 15 kali times 1 kali times 68 kali times 3 kali times 4 kali times 4 kali times


212

sekretaRis dewan komisaris

secretary to the board of commissioners

Dewan Komisaris dibantu oleh Sekretaris Dewan Komisaris yang diangkat oleh Dewan Komisaris atas beban perusahaan. Sekretaris Dewan Komisaris mempunyai fungsi memberikan dukungan administratif dan kesekretariatan kepada Dewan Komisaris guna memperlancar pelaksanaan tugastugas Dewan Komisaris.

The Board of Commissioners is assisted by a Secretary appointed by the Board of Commissioners and paid for by the company. The Secretary to the Board of Commissioners has the duty to provide administrative and secretarial support to the Board of Commissioners to facilitate the implementation of the Board of Commissioners’ duties.

Sekretaris Dewan Komisaris menjalankan tugas-tugas sebagai berikut: • Menyelenggarakan kegiatan di bidang kesekretariatan dalam lingkungan Dewan Komisaris; • Mengkoordinir penyediaan informasi yang dibutuhkan Dewan Komisaris, seperti laporan berkala dari Direksi (Laporan Bulanan, Laporan Triwulanan, Laporan Tahunan, Laporan Hasil Pemeriksaan SPI) serta laporan/ informasi lainnya mengenai perusahaan; • Memfinalisasi laporan-laporan yang menjadi kewajiban Dewan Komisaris, antara lain Laporan Hasil Pengawasan Dewan Komisaris; • Menyelenggarakan rapat Dewan Komisaris, penyiapan dan pengiriman undangan, penyampaian materi rapat serta pembuatan risalah rapat, serta tugas-tugas lain yang terkait; • Memfasilitasi kegiatan Dewan Komisaris; dan • Mengadministrasikan risalah rapat dan dokumen Dewan Komisaris lainnya serta mengirimkan hasilhasil keputusan rapat kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

The Secretary to the Board of Commissioners has the following duties: • Providing secretarial services to the Board of Commissioners; • Coordinating the provision of information required by the Board of Commissioners, including periodic reports from the Board of Directors (Monthly Reports, Quarterly Reports, Annual Reports, Internal Audit Result Reports), as well as other reports / information related to the Company; • Finalizing reports that are the responsibility of the Board of Commissioners, including the Board of Commissioners Oversight Report; • Organizing the Board of Commissioners meetings, preparation and sending of invitations, submission of meeting materials including minutes of the meeting, and other related duties; • Facilitating the activities of the Board of Commissioners; and • Administering minutes of meetings and other documents related to the Board of Commissioners, as well as delivering meeting results to related parties.

Rapat Sekretaris Dewan Komisaris Sekretaris Dewan Komisaris telah menyelenggarakan rapat sejumlah 49 kali yang terdiri dari konsultasi Dewan Komisaris - Direksi, rapat internal Dewan Komisaris, rapat staf Dewan Komisaris.

Secretary to the Board of Commissioners Meeting The Secretary to the Board of Commissioners organized 49 meetings, consisting of consultations between the Board of Commissioners and Board of Directors, internal Board of Commissioners meetings, and Board of Commissioners staff meetings.


213

PERKARA HUKUM YANG MELIBATKAN PERSEROAN LITIGATION

Beberapa perkara hukum yang melibatkan perseroan telah selesai diputus oleh Pengadilan pada 2011. Sebagian lagi perkara akan proses sidang pengadilan atau sudah diputus pada 2012, saat Laporan Tahunan ini dibuat. Laporan lengkap penanganan 23 kasus hukum sepanjang 2011 tersaji dalam tabel berikut.

Several lawsuits involving the company were settled by the Courts in 2011. Other lawsuits are being processed through the courts or are being settled in 2012 while this Annual Report is being written. A full report of the handling of the 23 cases during 2011 is presented in following table.

Laporan Penanganan Perkara s.d. 31 Desember 2011 dan yang Sedang Berjalan

Handling of Case Reports up to December 31, 2011 and Ongoing

NO JENIS KASUS JURISDIKSI NOMOR Type of Case PERKARA PERKARA Jurisdiction Case Number

NAMA PENGACARA Lawyer

LAWAN BERPERKARA Opposing Litigant

GARIS BESAR PERKARA Case Outline

POSISI TERAKHIR PERKARA Most Recent Status

1.

In House Lawyer Surat Kuasa Khusus Direktur Utama PT PLN (Persero) Nomor : 266 SKU/DIR/2008 Tanggal 30 Juni 2009 In House Lawyer Special Power of Attorney from PT PLN (Persero) President Director No: 266 SKU/ DIR/2008 dated 30 June 2009

Gugatan diajukan oleh Jamsuri dan Maswi) Tergugat PT PLN (Persero) selaku Penggugat Lawsuit filed by Jamsuri and Maswi, Plaintiff PT PLN (Persero) as Defendant

Penggugat menyatakan bahwa Direktur Utama PT PLN (Persero) telah melakukan perbuatan melawan hukum akibat tanaman Penggugat dilalui Jaringan SUTET nilai gugatan Rp25 miliar, Dwangsom Rp 50.000.000/hari. The Plaintiff states that the President Director of PT PLN (Persero) has acted unlawfully due to the high voltage line (SUTET) crossing the Plaintiff’s plants. Lawsuit value is Rp 25 billion, Penalty Rp 50,000,000/ day.

PLN memenangkan perkara a quo telah diputus tanggal 23 Desember 2008. Penggugat mengajukan Banding tanggal 3 Maret 2009 dan PLN sudah menyampaikan Kontra Memori Banding pada tanggal 20 Maret 2009. PLN menang di tingkat Pengadilan Tinggi Bandung putusan tanggal 10 Juni 2009. Penggugat Kasasi, Tergugat I menyampaikan Kontra Memori Kasasi pada tanggal 27 Oktober 2009. (Dalam Proses MARI )

Perbuatan melawan hukum Unlawful Act (tort)

Pengadilan Negeri Bekasi Bekasi District Court

Perkara No. 147/ Pdt.G/2008/ PN.Bks Case No. 147/ Pdt.G /2008/ PN.Bks

PLN won the lawsuit with the verdict decided on 23 December 2008. The Plaintiff submitted an Appeal on 3 March 2009 and PLN submitted a counter appeal on 20 March 2009. PLN won the case at the level of Bandung High Court with a decision reached on 10 June 2009. The Plaintiff submitted a Cassation appeal, Defendant I submitted a Counter Cassation Appeal on 27 October 2009.(In Process at Supreme Court)


214 NO JENIS KASUS JURISDIKSI NOMOR Type of Case PERKARA PERKARA Jurisdiction Case Number 2.

Gugatan wanprestasi Breach of Contract

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan South Jakarta District Court


Perkara In House Lawyer No. 740/ Pdt.G/2008/ PN-JKT.Sel tanggal 9 Juni 2008. Case No. 740/ Pdt.G/2008/ PN-JKT.Sel dated 9 June 2008.



Gugatan diajukan oleh DPD-Serikat Pekerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta kepada :

Penggugat menyatakan bahwa Direktur Utama PT PLN (Persero) telah melakukan wanprestasi PT PLN (Persero) sebagai terhadap PKB Tahun Tergugat 2006-2008 Penggugat Lawsuit filed by PT PLN (Persero) menuntut agar PLN DPD-Trade Union Central Java and memgembalikan D.I. Yogyakarta Distribution tanah objek sengketa Dengan nilai PT PLN (Persero) as Defendant tuntutan Dwangsom Rp 100.000.000/hari.


Sudah diputus dan dimenangkan oleh PLN PN. Jakarta Selatan tak berwenang mengadili sengketa antara Serikat Pekerja PLN dengan Direksi PLN diputus tanggal 10 September 2008. (Dalam Proses MARI) Decided and won by PLN. South Jakarta District Court does not have the authority to try cases between PLN trade unions and the PLN Board of Directors. Decided 10 September 2008.(In Process at Supreme Court)

The Plaintiff states that the President Director of PT PLN (Persero) is in breach of contract of the 2006 – 2008 Labor Agreement. The Plaintiff demands that PLN return the land under dispute. The value of the penalty demanded is Rp 100,000,000/day. 3.

Gugatan wanprestasi Breach of Contract

PN Jakarta Selatan South Jakarta District Court

Perkara Nomor: 1123/ Pdt.G/2008/ PN.Jkt.Sel tanggal 17 September 2008.

Gugatan diajukan oleh Ny. Tjut Julisna Rijanto selaku Penggugat melawan Tergugat I : General Manager PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta dan Tergugat II : DIRUT PT PLN (Persero) In House Lawyer sebagai Tergugat Case No: 1123/ President Director’s Lawsuit filed by Mrs. Tjut Julisna Pdt.G/2008/ Power of Attorney Rijanto as Plaintiff against PN.Jkt.Sel No: 036.SKU/432/ Defendant I : PT PLN (Persero) dated 17 DIR/2009 dated 16 General Manager for Central Java September January 2009. and D.I. Yogyakarta Distribution 2008. and Defendant II : PT PLN (Persero) President Director In House Lawyer Surat Kuasa DIRUT Nomor: 036.SKU/432/ DIR/2009 tanggal 16 Januari 2009.

Penggugat menyatakan bahwa Direktur Utama PT PLN (Persero) telah melakukan ingkar janji ( wanprestasi) terhadap Pembayaran Perjanjian Jasa Pengurusan Pembayaran Tunggakan Rekening Listrik PT Polysindo Eka Perkasa Tbk. Nomor : 054.PJ/160/ DJTY/2005 dan Nomor : 001.PJ/ CLH/2005 tanggal 14 April 2005. Nilai tuntutan Imbalan Jasa: Rp 9.215.255.172 Dwangsom: Rp 5.000.000/hari. The Plaintiff states that the President Director of PT PLN (Persero) is in breach of contract for the Payment of an Agreement for Settlement Services of Electricity Bills in Arrears of PT Polysindo Eka Perkasa Tbk. No: 054. PJ/160/ DJTY/2005 and No: 001.PJ/CLH/2005 dated 14 April 2005.

Perkara ini sudah diputus dan dimenangkan oleh PLN. Amar Putusan: Gugatan Penggugat ditolak untuk seluruhnya. Diputus tanggal 28 April 2009, dan Penggugat Banding. Tergugat II menyampaikan Kontra Memori Banding tanggal 22 Oktober 2009. Masih dalam proses banding. Dalam tingkat Banding Perkara No. 28/PDT/2010/ PT.DKI telah diputus dan PLN Kalah Putusan tanggal 27 Oktober 2010 Selanjutnya PLN menyatakan Kasasi tanggal 28 Desember 2010 dan menyerahkan Memori Kasasi tanggal 10 Januari 2011. This lawsuit was decided and won by PLN. Verdict: The Plaintiff’s lawsuit was refused in its entirety Decided on 28 April 2009, and the Plaintiff Appealed. Defendant II submitted a Counter Appeal on 22 October 2009. Still under appeal. At the Appeal Level Case No. 28/ PDT/2010/PT.DKI was decided and PLN Lost. Decision dated 27 October 2010.

PLN then submitted Value demanded Cassation Appeal dated 28 December for Services: Rp 2010 and submitted a Cassation 9,215,255,172 and ‘Memori’ on 10 January 2011. Penalty of Rp 5,000,000/ day.


215 NO JENIS KASUS JURISDIKSI NOMOR Type of Case PERKARA PERKARA Jurisdiction Case Number





4..

Gugatan Citizen Law Suit (Perbuatan Melawan Hukum) Citizen Law Suit (unlawful act)

PN Jakarta Pusat Central Jakarta District Court Central Jakarta District Court PN.Jkt. Pst

Perkara Nomor: 476/ Pdt.G/2009/ PN.Jkt.Pst

In House Lawyer Surat Kuasa DIRUT Nomor: 038.SKU/432/ DIR/2009 Case No : 476/ tanggal 19 Pdt.G/2009/ Januari 2010 PN.Jkt.Pst In House Lawyer President Director’s Power of Attorney No : 038.SKU/432/ DIR/2009 dated 19 January 2010

Gugatan diajukan oleh David M.L. Tobing, SH dan Agus Soetopo, SH, MH selaku Penggugat melawan Presiden RI (Tergugat I), Menteri ESDM (Tergugat II), Direktur Utama PT PLN (Persero) (Tergugat III)

5.

Perbuatan melawan hukum Unlawful act

PN Surabaya Surabaya District Court

Perkara Nomor: 698/ Pdt.G/2010/ PN.Sby tanggal 30 Agustus 2010

Sudah diputus tanggal 17 Maret 2011 dan hasilnya PLN memenangkan Perkara tersebut. Amar Putusan : Mengabulkan Gugatan Pengggugat sebagian Menyatakan T3 telah melakukan perbuatan melawan hukum. Menyatakan Tergugat 1 dan 2 terikut dan ikut bertanggung jawab atas perbuatan T3. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang dilakukan Action by the Defendant oleh Pengadilan Lawsuit filed by PT PLN (Persero) who dropped anchor in Menyatakan Tergugat secara as Plaintiff against: an area where anchoring tanggung renteng memberikan Defendant I : PT Dharma Lautan is prohibited and which ganti rugi kepada Penggugat Utama action damaged the PLN sebesar Rp 25,6 miliar. Defendant II : PT Dharma Lautan, undersea cable, circuit 1 Menolak gugatan Penggugat Surabaya branch Java-Madura. untuk selebihnya. Defendant III : Subyantoro, Proses Banding Nakhoda Kapal KM Kirana III PLN is demanding damages of Rp Decided on 17 March 2011 and PLN (Decided at Appeal on 5 December 25,675,453,000. won the lawsuit. 2011 PLN lost Case No. 635/ Verdict: PDT/2011/PT.Sby) Partially granted the Plaintiff’s claims. Declared Defendant III had acted unlawfully. Declared Defendants 1 and 2 took part and were jointly responsible for the behavior of Defendant III. Declared legal and valuable sequestration by the Court. Stated the Defendants were jointly responsible for payment of damages to the Plaintiff amounting to Rp 25.6 billion. Refused the Plaintiff’s suit for extra fees. Appeal Process.

Case no: 698/ Pdt.G/2010/ PN.Sby dated 30 August 2010

Gugatan CLS ini diajukan atas Dasar PLN tidak mampu memberikan Tenaga Listrik Secara Terus Menerus Dengan Mutu dan Keandalan Yang Baik Sesuai Dengan UndangLawsuit filed by David M.L. Tobing, Undang No. 30 SH and Agus Soetopo, SH, MH Tahun 2009 Tentang as Plaintiff against Indonesian Ketenagalistrikan. President (Defendant I), Minister Tuntutan Ganti rugi for Energy and Mineral Resources Rp 1. (Defendant II), and PT PLN (Persero) President Director CLS filed due to PLN not (Defendant III) being able to provide a Continual Supply of Electricity of Good Quality and Reliability in accordance with Law No. 30/ 2009 regarding Electrical Power. Damages demanded are Rp 1.

Gugatan diajukan oleh PT PLN (Persero) selaku Penggugat melawan : Tergugat I : PT Dharma Lautan Utama Tergugat II : PT Dharma Lautan Cab. Surabaya Tergugat III : Subyantoro, In House Lawyer Nakhoda Kapal KM Kirana President Director’s III Power of Attorney No : 574.SKU/432/ (Putus tingkat Banding DIR/2010 dated 3 tanggal 5 Desember 2011 August 2010 PLN kalah Perkara No. 635/ PDT/2011/PT.Sby) In House Lawyer Surat Kuasa DIRUT Nomor: 574.SKU/432/ DIR/2010 tanggal 3 Agustus 2010

Tindakan Para Tergugat yang telah melakukan lego Jangkar di daerah larangan berlabuh jangkar dan atas kejadian tersebut telah menggaruk kabel laut PLN sirkuit 1 Jawa-Madura. Untuk hal ini PLN menuntut ganti rugi sebesar Rp 25.675.453.000.

Sudah diputus tanggal 1 September 2010 dan hasilnya PLN memenangkan Perkara tersebut. Amar Putusan : Gugatan Para Pengggugat ditolak untuk seluruhnya. Tergugat III tidak terbukti melakukan kelalaian. Penggugat Banding 7 September 2010. (Proses Banding) dan Tergugat III telah menyampaikan Kontra Memori Banding 22 Agustus 2011. Decided on 1 September 2010 with the result that PLN won the lawsuit. Verdict: The Plaintiffs’ lawsuit was rejected in its entirety. Defendant III was not proven to have been negligent. The Plaintiffs Appealed on 7 September 2010. (Under Appeal) and Defendant III submitted a Counter Appeal on 22 August 2011.







6.

In House Lawyer Surat Kuasa Khusus Nomor: 100-1.SKU/432/ DIR/2011 21 Februari 2011

Gugatan diajukan Suabir (Ahli Waris) sehubungan dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan PT PLN (Persero) No. 1 Tanggal 5 Juni 1998 yang terletak di Jalan Desa Tanjung Sarang Elang, Kecamatan Panai Tengah, Kabupaten Labuhan Batu

Penggugat menganggap bahwa proses pembelian sertifikat tidak sesuai dengan ketentuan.

Sudah diputus tanggal 19 Mei 2011 dan hasilnya PLN kalah dalam Perkara tersebut Amar Putusan 1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya ; 2. Menyatakan batal Surat Keputusan Tergugat yaitu Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 1/Desa Tanjung Sarang Elang tertanggal 5 Juni 1998 atas nama PT Perusahaan Listrik Negara seluas 1.195 meter persegi; 3. Memerintahkan kepada Tergugat untuk mencabut Surat Keputusan Tergugat yaitu Sertifikat Hak Guna Bangunan No.1 tertanggal 5 Juni 1998 atas nama PT Perusahaan Listrik Negara seluas 1.195 meter persegi; 4. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara ini sebesar Rp. 255.000,- (dua ratus lima puluh lima ribu rupiah)

Gugatan Pembatalan Sertifikat Certificate Cancellation

Pengadilan Tata Usaha Negara Medan State Administrative Court of Medan Administrative Court of Medan

No. 04/G/2011/ PTUN MDN No. 04/G/2011/ PTUN MDN

In House Lawyer Special Power of Attorney No : 100-1.SKU/432/ DIR/2011 21 February 2011

(Putusan Tingkat Banding PLN Menang Perkara No. 150/B/2011/PT TUN Medan tanggal 23 November 2011 amar : - Menerima Eksepsi Tergugat/Pembanding - Membatalkan Putusan Pengadilan Tata usaha Medang No. 04/G/2011/ PTUN. MDN - Menyatakan Gugatan Penggugat/Terbanding ditolak untuk seluruhnya. - Menyatakan sah Sertifikat Hak Guna Bangunan No.1 tertanggal 05 Juni 1998 atas nama PT Perusahaan Listrik Negara seluas 1.195 M2 ; - Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara Lawsuit submitted by Suabir (heir) in relation to PT PLN (Persero) No. 1 Building Use Certificate dated 5 June 1998 located on Jalan Desa Tanjung Sarang Elang, Panai Tengah District, Labuhan Batu Regency (Verdict at Appeal PLN Won Case No. 150/B/2011/PT TUN Medan dated 23 November 2011 with verdict: - Accept Defendant’s Appeal - Cancel Decision of Medan Administrative Court No. 04/G/2011/PTUN. MDN - Rejected Plaintiff’s lawsuit in its entirety - Declared valid Building Use Certificate No.1 dated 05 June 1998 in the name of PT Perusahaan Listrik Negara amounting to 1,195 M2 - Sentenced the Defendant to pay court fees.

The Plaintiff believes that the certificate purchase process was not in accordance with regulations.

Decided on 19 May 2011 and PLN lost this lawsuit. Verdict 1. Granted the Plaintiff’s suit in its entirety. 2. Cancelled the Defendant’s Decision i.e. Certificate of Building Use No. 1/Desa Tanjung Sarang Elang dated 5 June 1998 in the name of PT Perusahaan Listrik Negara amounting to 1,195 square meters 3. Ordered the Defendant to withdraw the Defendant’s Decision Letter i.e. Building Use Certificate No.1 dated 5 June 1998 in the name of PT Perusahaan Listrik Negara amounting to 1,195 square meters 4. Ordered the Defendant to pay court costs for the lawsuit amounting to Rp. 255,000 (two hundred fifty five thousand rupiah) (PLN submitted an Appeal on 31 May 2011, Appeal Verdict: PLN won this lawsuit.





7.

In House Lawyer Berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor:

Gugatan diajukan oleh Aris Munandar selaku Penggugat melawan : Tergugat I: PT PLN (Persero) Kantor Pusat Tergugat II: Ir. Agus Salim, MM.

Perbuatan melawan hukum Unlawful act

PN Jakarta Selatan

Perkara Nomor: 637/ Pdt.G/2010/ South Jakarta PN.Jkt.Sel District Court 1 November 2010

In House Lawyer Based on Special Case No: 637/ Power of Attorney Pdt.G/2010/ PN.Jkt.Sel 1 November 2010


Penggugat menyatakan bahwa PT PLN (Persero) Kantor Pusat telah melakukan perbuatan melawan hukum akibat tidak dijawabnya Lawsuit filed by Aris Munandar as surat-surat Plaintiff against: Penggugat dengan Defendant I : PT PLN (Persero) tidak menunjukan Head Office kepedulian dan Defendant II: Agus Salim, MM, itikad baiknya engineer. kepada Penggugat. Nilai Tuntutan Materil: Rp 219.166.655 Immateril: Rp 2.000.000.000.


Sudah diputus tanggal 23 Agustus 2011 dan hasilnya PLN memenangkan Perkara tersebut. Amar Putusan : Gugatan Penggugat ditolak untuk seluruhnya. Decided on 23 August 2011 and PLN won this lawsuit. Verdict: The Plaintiff’s lawsuit was rejected in its entirety.

The Plaintiff states that PT PLN (Persero) Head Office has acted unlawfully in not responding to the Plaintiff’s letters, thus demonstrating lack of care and goodwill toward the Plaintiff. Material Demand: Rp 219,166,655 Non-material Demand: Rp 2,000,000,000. 8.

Gugatan PN Ternate Perwakilan Kelompok Ternate (Class Action) District Court Class Action

Perkara Nomor: 08/ Pdt.G/2009/ PN.Tte tanggal 3 April 2009 Dan Nomor: 10/PDT/ 2010/ PT.MALUT

In House Lawyer Surat Kuasa Manajer Cabang Ternate Nomor: 001.SKU/432/ TNT/2009 tanggal 12 Mei 2009

In House Lawyer Power of Attorney Case No: 08/ Ternate Branch Pdt.G/2009/ Manager No : 001. PN.Tte dated 3 SKU/432/TNT/2009 April 2009 dated 12 May 2009 and No: 10/ PDT/ 2010/ PT.MALUT

Gugatan diajukan oleh Muhammad Konoras, Cs selaku Penggugat melawan Tergugat PT PLN (Persero) Cabang Ternate. Lawsuit filed by Muhammad Konoras, Cs as Plaintiff against Defendant PT PLN (Persero) Ternate Branch.

Gugatan ini diajukan atas dasar sering padamnya aliran listrik di daerah Ternate sejak Februari 2009 akibatnya Penggugat tidak nyaman. Ganti Rugi: Rp 33,4 miliar Dwangom: Rp 1 juta per hari

Perkara ini sudah diputus pada tanggal 16 Februari 2010 dan hasilnya PLN kalah. PLN mengajukan banding tanggal 24 Februari 2010 dan menyerahkan Memori Banding tgl. 26 Maret 2010. Putusan PT Maluku Tgl. 19 Juli 2010 hasilnya PLN memenangkan perkara tersebut. (Proses Kasasi)

The case was filed based on the frequent power cuts in Ternate from February 2009 causing discomfort to the Plaintiffs. Damages: Rp 33.4 billion Penalty: Rp 1 million per day

This lawsuit was decided on 16 February 2010 and PLN lost. PLN submitted an appeal on 24 February 2010 and submitted an Appeal ‘Memori’ on 26 March 2010. The decision of the Maluku District Court on 19 July 2010 was that PLN won the lawsuit. (Under Cassation Process)



Gugatan perbuatan melawan hukum Unlawful act

PN Tangerang


Perkara Nomor: 376/ Pdt.G/2009/ PN.Tng

In House Lawyer Surat Keterangan Tangerang DIRSDM Nomor: District Court 024.SKT/432/ Case No : 376/ DIR/2009 Pdt.G/2009/ tanggal 19 PN.Tng November 2009 Surat Kuasa DIRUT Nomor: 879.SKU/432/ DIR/2009 tanggal 18 November 2009




Gugatan diajukan oleh H. Ismail Radi selaku Penggugat melawan PT PLN (Persero) selaku Tergugat

Gugatan ini diajukan oleh Penggugat karena tanahnya digunakan oleh PLN untuk Gardu Induk sejak tahun 1986 tanpa PLN memberikan kompensasi. Penggugat menuntut ganti rugi Rp 10.552.000.000 Dwangsom: Rp 10 juta/hari

Perkara ini sudah diputus tgl. 22 Sept 2010 dan hasilnya PLN Kalah Amar Putusan: Gugatan Penggugat dikabulkan sebagian PLN diwajibkan membayar tanah yang dibangun gardu Rp 100.000/m2 PLN diwajibkan membayar sewa tanah Rp 300.000 selama pemakaian sejak tahun 1976. Tergugat dibebankan ongkos perkara. PLN telah menyatakan banding atas Putusan PN Tangerang tersebut Tingkat PT PLN Kalah putusan 30 Mei 2011 dengan amar Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Tangerang tanggal 22 September 2010 Nomor : 376/Pdt.G/2009/ PN.Tng Putusan tanggal 30 Mei 2011 dan atas kekalahan tersebut PLN Kasasi penyerahan Memori Kasasi pada tanggal 4 Juli 2001.

Lawsuit filed by H. Ismail Radi as Plaintiff against PT PLN (Persero) as Defendant

In House Lawyer DIRSDM Clarification No: 024.SKT/432/ DIR/2009 dated 19 November 2009

This lawsuit was filed by the Plaintiff because his land has been used by PLN for a substation since 1986 without PLN providing any compensation.

President Director’s Power of Attorney No: 879.SKU/432/ DIR/2009 dated 18 November 2009

The Plaintiff demands damages of Rp 10,552,000,000 Penalty: Rp 10 million/ day

The lawsuit was decided on 22 September 2010 and PLN Lost Verdict: The Plaintiff’s lawsuit was partially granted. PLN is required to pay for the land on which the substation stands at Rp 100,000/m2 PLN is required to pay rental for the land at Rp 300,000 for the duration of its use since 1976. The Defendant shall bear the cost of the lawsuit. PLN stated its intention to appeal the Decision of the Tangerang District Court. PLN then lost the case on 30 May 2011 with a verdict strengthening the Decision of the Tangerang District Court dated 22 September 2010 No: 376/Pdt.G/2009/PN.Tng Decision dated 30 May 2011, and on this loss, PLN submitted a Cassation ‘Memori’ on 4 July 2011.



Class Action/ Perbuatan Melawan Hukum Class Action / Unlawful Act

PN Bandung Bandung District Court

Perkara Nomor: 194/ Pdt.G/2011/ PN.Bdg.


In House Lawyer Surat Kuasa Khusus Nomor: 384.SKU/432/ DIR/2011 tgl 20 Case No : 194/ Juni 2011. Pdt.G/2011/ In House Lawyer PN.Bdg. Special Power of Attorney No: 384. SKU/432/DIR/2011 dated 20 June 2011.



Gugatan diajukan oleh Dindin Cs selaku Penggugat melawan: Tergugat I: PT PLN (Persero) Kantor Pusat Tergugat II: PT PLN (Persero) Pikitring JBN Tergugat III: PT PLN (Persero) Prokitring Jawa Barat. Tergugat IV: Dirjen LPE Tergugat V: Tim Fasilitasi Penyelesaian Masalah Pembangunan dan Pengoperasian SUTET 500 Kv (PMPPS)

Bahwa Penggugat menuntut ganti guri atas pembangunan jaringan SUTET 500 kV yang melintasi Kabupaten Bogor, Cianjur, Bandung, Sumedang, Majalengka, dan Kabupaten Cilegon. Nilai tuntutan kerugian: Rp15.655.100.000 Immaterial: Rp85.000.000.000 Dwangsom: Rp10.000.000/hari.

Lawsuit filed by Dindin Cs as Plaintiff against : Defendant I : PT PLN (Persero) Head Office Defendant II : PT PLN (Persero) Pikitring JBN Defendant III : PT PLN (Persero) Prokitring West Java. Defendant IV : LPE Director General Defendant V : Facilitation Team for Settlement of Building and Operations Problems related to High Voltage Network SUTET 500 Kv (PMPPS)


Perkara ini telah diputus tanggal 29 Februari 2012 dan hasil PLN kalah dengan amarnya sebagai berikut: Dalam Eksepsi: Menolak Eksepsi Tergugat I, II, III Dalam Pokok Perkara - Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian - Menghukum Tergugat I, II, III secara tanggung renteng membayar ganti rugi secara meterial kepada Penggugat sebesar Rp 15.655.100 yang diberikan secara langsung kepada masing-masing The Plaintiffs are kepala keluarga melalui demanding damages due wesel pos. to the construction of - Menghukum Tergugat I, II, a high voltage network dan III membayar kerugian (SUTET 500 kV) crossing Imaterill sebesar Rp Bogor Regency, Cianjur, 8.200.000.000 yang dikirim Bandung, Sumedang, secara langsung ke rekening Majalengka, and Cilegon kepala Desa dan uang ganti Regency. rugi tersebut diberikan Damages claimed are: untuk kepentingan umum Rp 15,655,100,000 dan sosial Non-material losses: - Menghukum Tergugat I, Rp 85,000,000,000 II, III untuk patuh dalam Penalty: Rp 10,000,000/ putusan ini. day. - Menghukum Para Tergugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 1.600.000 This lawsuit was decided on 29 February 2012 and PLN lost with a verdict as follows: In the Exception: Rejected the Exception of Defendant I, II, III For the points of the lawsuit - Accepted and granted the case of the Plaintiff in part - Found that Defendants I, II, III jointly shall pay material damages to the Plaintiff amounting to Rp 15,655,100 to be given directly to each household in the form of a money order. - Found that Defendants I, II, and III should pay non-material damages amounting to Rp 8,200,000,000 to be sent directly to the account of the Village Head and that these damages should be used for public and social interests - Found that Defendants I, II, III should comply with this verdict. - Found that the Defendants should pay court fees amounting to Rp 1,600,000







11.

In House Lawyer Surat Kuasa Khusus Nomor: SKK DIRUT No. 471.SKU/432/ DIR/2011 tgl 2 Agustus 2011.

Gugatan diajukan oleh Ny. Soetartini Soekarno selaku Penggugat melawan: PT PLN (Persero) (sidang pertama tgl. 3 Mei 2011)

Bahwa Penggugat menyatakan mengenai Penetapan Sita Jaminan yang telah dikeluarkan oleh PN. Sby tidak sah karena PT DLU statusnya mengontrak dengan Penggugat, perkara ini dalam kaitannya dengan gugatan PT PLN (Persero) kepada PT DLU. The Plaintiff states that the Sequestration defined by the Surabaya District Court is invalid because the status of PT DLU was a contractor with the Plaintiff; this case is related to the lawsuit filed by PT PLN (Persero) against PT DLU.

Putusan tanggal 11 Januari 2011 PLN Kalah amar putusan:

In House Lawyer Surat Kuasa Khusus Nomor: SKK DIRUT No. 543.SKU/432/ DIR/2011 tgl 7 September Agustus 2011.

Gugatan diajukan oleh Agung Rijoto selaku Penggugat melawan: PT PLN (Persero)

Bahwa Penggugat merasa tanah miliknya sesuai sertifikat seluas 23 ha. Belum dibayar ganti rugi oleh PLN.

Perkara dicabut pada tanggal 18 Januari 2012 dengan alasan bahwa ada perubahan gugatan secara prinsip. Dengan demikian perkara ini dianggap telah selesai.

Gugatan Perlawanan Pihak Ketiga Third Party Resistance

PN Surabaya Surabaya District Court

Perkara Nomor: 301/Pdt. PLW/2011/ PN.Sby Tanggal 2 Mei 2011 Case No: 301/ Pdt.PLW/2011/ PN.Sby dated 2 May 2011

12.

Gugatan Perbuatan Melawan Hukum Claim of Unlawful Act

PN Perkara Indramayu Nomor: 21/ Pdt.G/2011/ Indramayu PN.Im. District Court Case No: 21/ Pdt./2011/ PN.Im.

Lawsuit filed by Mrs. Soetartini In House Lawyer Soekarno as Plaintiff against: Special Power of PT PLN (Persero) Attorney No: SKK (first court date 3 May 2011 DIRUT No. 471. SKU/432/DIR/2011 dated 2 August 2011.

Lawsuit filed by Agung Rijoto as Plaintiff against: PT PLN (Persero)

In House Lawyer Power of Attorney No. SKK DIRUT No. 543. SKU/432/ DIR/2011 dated 7 September 2011 13.

Gugatan Pengadilan No. 123/ Wanprestasi Negeri Pdt.G/2011/ Jakarta PN.Jkt.Sel. Breach of Selatan Tanggal 23 Contract Februari South Jakarta 2011 District Court No. 123/ Pdt.G/2011/ PN.Jkt.Sel. dated 23 February 2011

Gedung dan Kantor dikeluarkan dari sita jaminan. Decision dated 11 January 2011, PLN lost. Verdict: Building and Offices were removed from sequestration

The Plaintiff states that The case was redeem on 8 January his land according to land 2012 based on changes in the lawsuit certificate as much as 23 principles. The case is done. ha haven’t paid by PLN.

In House Lawyer Surat Kuasa Khusus Nomor: 232 SKU/432/ DIR/20118 April 2011

Gugatan diajukan oleh PT Matahari Anugerah Perkasa (Perseroan terhadap Perjanjian Nomor : 354-11. PJ/041/DIR/2010, 23 Agustus 2010

In House Lawyer Special Power of Attorney No : 232 SKU/432/ DIR/20118 April 2011

Lawsuit filed by PT Matahari Anugerah Perkasa (Company facing Contract No.: 354-11. The Plaintiff believes Decision reached 25 August 2011 PJ/041/DIR/2010, 23 August 2010 that PLN has unilaterally and PLN won this lawsuit. terminated the contract. Verdict: South Jakarta District Court does not Damages sought: Rp have the authority to try this case. 2,015,640,000,000

Penggugat menganggap bahwa PLN telah memutus kontrak secara sepihak Nilai Tuntutan Ganti Rugi: Rp 2.015.640.000.000

Sudah diputus tanggal 25 Agustus 2011 dan hasilnya PLN memenangkan Perkara tersebut. Amar Putusan: PN Jalarta Selatan tidak berwenang memeriksa perkara a quo.




14.

No. 187/ PHI.G/2011/ PN.Jkt.Pst. Tanggal 24 Agustus 2011

No. 397/ PDT.G/2011/ PN.Jkt.Pst. Tanggal 299-2011

15.

Gugatan Perselisihan Hubungan Industrial

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

Industrial Relations Dispute

Central Jakarta District Court No. 187/ PHI.G/2011/ PN.Jkt.Pst. dated 24 August 2011

Gugatan Perdata Civil lawsuit

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

Central Jakarta District No. 397/ Court PDT.G/2011/ PN.Jkt.Pst. dated 29-92011



In House Lawyer Surat Kuasa Khusus Nomor: 471.SKU/432/ DIR/2011 2 Agustus 2011

Gugatan diajukan oleh Riza Fauzi, SH & Dodo Dwi Sukmono melawan PT PLN (Persero) selaku Tergugat.

PLN Kalah putusan tanggal 13 Februari 2012. Dengan amar: - Membatalkan PKB 2010 - Memberlakukan kembali PKB 2006 - 2008 - Melibatkan kedua belah pihak atau melibatkan penggabungan dari mereka. - PLN Lost this case on 13 February 2012. Verdict: - Cancellation of 2010 Labor Agreement - Re-enactment of 2006 – 2008 Labor Agreement The Plaintiff believes that - Involvement of both parties or a the party with the right joint party to conduct Negotiations for the 2008 – 2010 Labor Agreement and to Sign the Labor Agreement is DP SP PT PLN (Persero) under the leadership of Mr. Ahmad Daryoko as General Head no Mr. Rijo Supriyanto.

In House Lawyer Surat Kuasa Khusus Nomor: 719.SKU/432/ DIR/2011 tanggal 15 November 2011

Gugatan diajukan oleh PT META EPSI melawan PT BANK CIMB NIaga TBK selaku Tergugat I dan PT PLN (Persero) selaku Tergugat II.

Penggugat menganggap Tergugat I telah melakukan pencarian Bank Garansi atas Perintah Tergugat II. Nilai Tuntutan: US$ 3.444.523 dan Rp 34.271.143.460

Penggugat menganggap bahwa yang berhak melakukan perundingan PKB Lawsuit filed by Riza Fauzi, SH & 2008 – 2010 dan Dodo Dwi Sukmono against PT PLN Penandatangan In House Lawyer (Persero) as Defendant. PKB adalah Special Power DPP SP PT PLN of Attorney No (Persero) di bawah : 471.SKU/432/ kepemimpinan Sdr. DIR/2011 2 August Ahmad Daryoko 2011 sebagai Ketua Umum bukan Sdr. Rijo Supriyanto.

Lawsuit filed by PT META EPSI In House Lawyer against PT BANK CIMB Niaga Special Power TBK as Defendant I and PT PLN of Attorney No (Persero) as Defendant II. : 719.SKU/432/ DIR/2011 dated 15 November 2011

The Plaintiff considers Defendant I has sought a Bank Guarantee on the Instructions of Defendant II. Damages sought: US$ 3,444,523 and Rp 34,271,143,460

16.

Gugatan Perdata Civil lawsuit

Pengadilan No. / Negeri PDT.G/2011/ Medan PN.Mdn Tanggal 15Medan 11-2011 District Court No. / PDT.G/2011/ PN.Mdn dated 15-112011


In House Lawyer Surat Kuasa Khusus Nomor: 022.SKU/432/ DIR/2011 tanggal 15 November 2011 In House Lawyer Special Power of Attorney No : 022.SKU/432/ DIR/2011 dated 15 November 2011

Gugatan diajukan oleh Sdr. LISA melawan PT PT PLN (Persero) dkk. Lawsuit filed by LISA against PT PLN (Persero) and others.

Penggugat menganggap pemutusan sambungan aliran listrik tanpa seizin Penggugat dan mengambil alat Pembatas dan Pengukur (APP) yang menempel di persil bangunan Penggugat The Plaintiff is claiming that the electrical power was disconnected without permission and the Measurement and Limitation Equipment (APP) from the Plaintiff’s personal property removed.

Sidang tanggal 16 Februari 2012 acara putusan. PLN telah memenangkan perkara a quo. Amar : Mengabulkan Eksepsi kewenangan Relatif bahwa PN Jakarta Pusat tidak berwenang memeriksan dan mengadili perkara a quo. PLN won this lawsuit on 16 February 2012. Verdict: Granted Relative Authority Exception that Central Jakarta District Court does not have the authority to try this case.

Gugatan Penggugat dinyatakan gugur putusan tanggal 15 Februari 2012. The Plaintiff’s lawsuit was dismissed on 15 February 2012.




17.

In House Lawyer Surat Kuasa Khusus Nomor : 039.SKU/432/ DIR/2011 tanggal 15 November 2011

Gugatan Perdata (Perbuatan melawan hukum) Civil lawsuit (Unlawful act)

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

No. 639/ PDT.G/2011/ PN.Jkt.Sel Tanggal 2 Desember South Jakarta 2011 District Court No. 639/ PDT.G/2011/ PN.Jkt.Sel dated 2 December 2011



Gugatan diajukan oleh Sdr. Citra Buana Unggul d/h PT Ancol Terang Metal Printing Industri

Penggugat meminta membongkar jaringan kabel yang berada di atas milik Pengguat yang Lawsuit filed by Citra Buana terletak di atas tower Unggul previously PT Ancol Terang 12 dan tower 13 Metal Printing Industri untuk dipindahkan In House Lawyer ke areal lain di luar Special Power lokasi tanah milik of Attorney No Penggugat. : 039.SKU/432/ Nilai Tuntutan: DIR/2011 dated 15 Ganti Rugi: Rp November 2011 1.936.800.000 Immaterial: Rp 1.000.000.000 Dwangsom: Rp 5.000.000/hari


Sidang pada tanggal 16 Februari 2012 Court hearing scheduled for 16 February 2012

The Plaintiff requests the removal of the overhead cable network located above Towers 12 and 13 to an area other than the Plaintiff’s land. Demands: Damages:Rp 1,936,800,000 Non-material:Rp 1,000,000,000 Penalty: Rp 5,000,000/ day 18.




Gugatan diajukan oleh Sdr. Citra Buana Unggul d/h PT Ancol Terang Metal Printing Industri

Penggugat meminta membongkar jaringan kabel yang berada di atas milik Pengguat yang Lawsuit filed by Citra Buana terletak di atas tower Unggul previously PT Ancol Terang 12 dan tower 13 Metal Printing Industri untuk dipindahkan In House Lawyer ke areal lain di luar Special Power lokasi tanah milik of Attorney No Penggugat. : 060.SKU/432/ Nilai Tuntutan: DIR/2011 dated 15 Ganti Rugi: Rp November 2011 1.562.400.000 Immaterial: Rp 3.000.000.000 Dwangsom: Rp 5.000.000/hari In House Lawyer Surat Kuasa Khusus Nomor : 060.SKU/432/ DIR/2011 tanggal 15 November 2011

The Plaintiff requests the removal of the overhead cable network located above Towers 12 and 13 to an area other than the Plaintiff’s land. Demands: Damages: Rp 1,562,400,000 Non-material: Rp 3,000,000,000 Penalty: Rp 5,000,000/ day

Sidang pada tanggal 16 Februari 2012 Court hearing scheduled for 16 February 2012




19.

In House Lawyer Gugatan diajukan oleh Sdr. Surat Kuasa Heri Santoso Khusus Nomor : 053.SKU/432/ Lawsuit filed by Mr. Heri Santoso DIR/2012 tanggal 30 Januari 2012

Gugatan Perdata (Perbuatan melawan hukum) dan Tuntutan Ganti Rugi Civil lawsuit (Unlawful act) and claim for Damages



In House Lawyer Special Power of Attorney No : 053.SKU/432/ DIR/2012 dated 30 January 2012




Penggugat memiliki tanah di Dusun Tanjakan Kersik, Desa Mekar Sari Kecamatan Cikalong Kulon, Kabupaten Cianjur Sertifikat No. 17 Tahun 2000 seluas 9660 M2 di atas tanah Penggugat telah dibangun 2 (dua) tiang listrik Tegangan Menengah dan belum ada ganti rugi dan Kompensasi sampai dengan sekarang. Nilai Tuntutan: Ganti Rugi: Rp 2.750.000.000 Dwangsom: Rp 1.000.000/hari

Sidang pada tanggal 29 Februari 2012. Court hearing scheduled for 29 February 2012.

The Plaintiff owns land in Tanjakan Kersik Hamlet, Mekar Sari Village, Cikalong Kulon District, Cianjur Regency, with Certificate No. 17 of the year 2000 amounting to 9,660 M2. Above the Plaintiff’s land 2 (two) medium voltage power lines have been constructed and no damages or compensation has been paid to date. Demands: Damages: Rp 2,750,000,000 Penalty: Rp 1,000,000/day 20.


Pengadilan Negeri Bojonegoro Bojonegoro District Court

No. 38./ PDT.G/2011/ PN.BJN Tanggal 29 Desember 2011 No. 38./ PDT.G/2011/ PN.BJN dated 29 December 2011

In House Lawyer Surat Kuasa Khusus Nomor : 066.SKU/432/ DIR/2011 tanggal 6 Februari 2012 In House Lawyer Special Power of Attorney No : 066.SKU/432/ DIR/2011 dated 6 February 2012

Gugatan diajukan oleh Sdri. Penggugat memiliki Ni Luh SUPHENI 3 (tiga) bidang Tanah bahwa di atas Lawsuit filed by Miss Ni Luh tanah Penggugat SUPHENI dibangun gardu listrik tanpa seizin dan sepengetahuan Penggugat. Bahwa atas kejadian ini Penggugat meminta ganti rugi kepada Tergugat I namun dijawab oleh Tergugat I dijawab tidak ada ketentuan yang mengatur masalah tersebut. Nilai Tuntutan: Ganti Rugi materil: Rp 1.404.000.000 Immaterial: Rp 3.000.000.000 The Plaintiff owns 3 (three) plots of land and on which a substation has been built without the permission or knowledge of the Plaintiff. The Plaintiff is requesting damages from Defendant I however, Defendant I responded that there are no stipulations regulating such matters. Demands: Material damages: Rp 1,404,000,000 Non-material: Rp 3,000,000,000

Sidang pada tanggal 13 Maret 2012 Court hearing scheduled for 13 March 2012






21.

In House Lawyer Surat Kuasa DIRUT Nomor : 039.SKU/432/ DIR/2010 tanggal 19 Januari 2010

Gugatan diajukan oleh Sdr. Musri Mustafa selaku Penggugat melawan Direksi PLN selaku Tergugat.

Gugatan ini diajukan berkaitan dengan PHK terhadap Penggugat sebagai Pegawai PT PLN (Persero) Wilayah Sumbar

Pemutusan Hubungan Kerja Termination of Employment

PT TUN Jakarta

Perkara Nomor: 22/G/2010/ State PT.TUN.JKT Administrative dan No. Court of Perkara Jakarta Kasasi No. 409.K/ TUN/2010 tgl. 6 Desember 2010 Case No : 22/G/2010/ PT.TUN.JKT and Cassation Appeal No. 409.K/ TUN/2010 dated 6 December 2010

In House Lawyer President Director’s Power of Attorney No : 039.SKU/432/ DIR/2010 dated 19 January 2010

Lawsuit filed by Musri Mustafa as Plaintiff against the PLN Board of Directors as Defendant.


Telah diputus pada tanggal 1 Juni 2010 dan PLN Kalah. Atas putusan tersebut PLN menyatakan kasasi. Memori Kasasi disampaikan pada tanggal 24 Juni 2010. Putusan Kasasi PLN Kalah diputus tanggal 8 April 2011 This lawsuit was filed dengan amar : in relation to the - Menolak permohonan Redundancy of the Kasasi dari Pemohon Kasasi Plaintiff as an employee Direksi PT PLN (Persero) of PT PLN (Persero) West - Menghukum Pemohon Sumatera. Kasasi untuk membayar biaya perkara pada tingkat Kasasi. - Menguatkan amar putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara. PLN melakukan upaya Peninjauan Kembali pada tanggal 19 Januari 2012 dan Memori PK sudah diserahkan. Decision reached on 1 June 2010 and PLN Lost. PLN has declared cassation on this decision. A Cassation ‘Memori’ was submitted on 24 June 2010. PLN lost the Cassation on 8 April 2011 with the following verdict: - Rejection of the request for Cassation by the Board of Directors of PT PLN (Persero) - Punish the Cassation Requestee with requirement to pay lawsuit costs at cassation level. - Strengthen the verdict of the State Administrative High Court. PLN submitted a request to Review on 19 January 2012 and the ‘Memori’ has been submitted.





22.

In House Lawyer Surat Kuasa Khusus Nomor : 720 SKU/432/ DIR/20115 November 2011

Gugatan diajukan oleh PT Arumindo Karya Utama (Arumindo) melawan PT PLN (Persero) selaku Turut Tergugat

Gugatan Pengadilan No. 554/ Wanprestasi Negeri Pdt.G/2011/ Jakarta PN.Jkt.Sel. Breach of Selatan Tanggal 13 Contract Oktober South Jakarta 2011 District Court No. 554/ Pdt.G/2011/ PN.Jkt.Sel. dated 13 October 2011


Bahwa alasan Penggugat mengajukan gugatan karena menurutnya PT PLN (Persero) telah melakukan Lawsuit filed by PT Arumindo wanprestasi atas In House Lawyer Karya Utama (Arumindo) against Perjanjian Kerja Special Power of PT PLN (Persero) as Co-Defendant Sama antara Attorney No : 720 Penggugat (PT SKU/432/DIR/20115 Arumindo Karya November 2011 Utama (Arumindo) dengan Tergugat PT Indonesia Comnets Plus (Icon ++) Penyelenggaraan Jaringan VSAT, Nomor ICON+ : 155. PJ/061/ICON+/2003 dan Nomor ARUM Nomor : 011/AKUMKT/X/2003 The Plaintiff has filed this lawsuit because in his opinion PT PLN (Persero) is in breach of contract for a Cooperation Agreement between the Plaintiff (PT Arumindo Karya Utama (Arumindo) and the Defendant PT Indonesia Comnets Plus (Icon ++) the Operator of a VSAT Network, No ICON+ : 155.PJ/061/ ICON+/2003 and No ARUM No : 011/AKUMKT/X/2003


Sudah diputus tanggal 16 Februari 2012 dan hasilnya PLN memenangkan Perkara tersebut. Amar Putusan : PN Jakarta Selatan tidak berwenang memeriksa perkara a quo. Verdict reached on 16 February 2012 and PLN won this lawsuit. Verdict: South Jakarta District Court does not have the authority to examine this case.




23.

In House Lawyer Surat Kuasa Khusus Nomor: SKU/432/ DIR/2012

Gugatan Pengadilan No. 13/ Wanprestasi Negeri Pdt.G/2012/ Blitar PN.Blt Breach of Tanggal 7 Contract Blitar District Februari Court 2012



Gugatan diajukan oleh Bala Vevkateswara Rao Jamula melawan PT PLN (Persero) selaku Turut Tergugat

Bahwa alasan Penggugat mengajukan gugatan karena menurutnya PT Lawsuit filed by Bala Vevkateswara PLN (Persero) selaku In House Lawyer Rao Jamula against PT PLN Turut Tergugat telah No.13/ Special Power (Persero) as Co-Defendant memperkerjakan Pdt.G/2012/ of Attorney No : Nanang Hardianto PN.Blt SKU/432/DIR/2012 sebagai Pegawai dated 7 PT PLN (Persero) February 2012 padahal Tergugat terikat Perjanjian No. YTLJT/ LTR/2010/00890 antara Tergugat (Nanang Hardianto) dengan PT YTL Jawa Timur. Tuntutan Materil: Rp 612.500.000 Dwangsom: Rp 100.000 The Plaintiff has filed this lawsuit because in his opinion PT PLN (Persero) as CoDefendant has employed Nanang Hardianto as an Employee of PT PLN (Persero) despite the Defendant being bound by Contract No. YTLJT/ LTR/2010/00890 between the Defendant (Nanang Hardianto) and PT YTL Jawa Timur. Material Damages: Rp 612,500,000 Penalty: Rp 100,000


TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Corporate Social Responsibility

PT PLN (Persero) TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Corporate Social Responsibility

228 MAKSUD DAN TUJUAN AIMS AND OBJECTIVES

Program tanggung jawab sosial (CSR) PLN memiliki visi untuk mewujudkan keharmonisan hubungan Perusahaan dengan masyarakat, yang pada akhirnya dapat menunjang tujuan Perusahaan untuk menyediakan listrik bagi masyarakat.

The PLN corporate social responsibility (CSR) program has the vision to create a harmonious relationship between the Company and the public, which in turn can support the Company’s goal of supplying electricity to the public.

Untuk mewujudkan visi tersebut PLN selalu berperan aktif dan melaksanakan berbagai misi agar kualitas hidup masyarakat meningkat dan maju bersama-sama dengan Perusahaan. Kegiatan-kegiatan yang aktif dilakukan oleh PLN adalah membantu pengembangan kemampuan masyarakat, meningkatkan pemberdayaan masyarakat, mencerdaskan masyarakat melalui pendidikan, mendorong tersedianya tenaga listrik untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, pengembangan desa mandiri energi, serta menjaga kesinambungan lingkungan melalui pelestarian alam.

To achieve this vision, PLN always plays an active role and implements various missions to improve the quality of public life and see it develop alongside the Company. Activities conducted by PLN are aimed at assisting development in community capabilities, empowering communities, education programs, increasing the availability of electrical power to improve public life, developing independent energy sources in villages, and maintaining a sustainable environment through conservational care.

Kegiatan-kegiatan tanggung jawab sosial ini dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk Pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, organisasi massa dan lain-lain.

These corporate social responsibility activities are conducted with the involvement of all stakeholders in cooperation with various parties, including the Government, nongovernmental organizations, mass organizations and others.


229

Partisipasi PLN untuk turut aktif mengembangkan kehidupan masyarakat diimplementasikan melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), yang telah dilaksanakan sejak tahun 1991. PLN had participated in developing Indonesian Society life stage through Partnership and Community Development which had been done since 1991.

PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PLN

IMPLEMENTATION OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY BY PLN

PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PLN

Tanggung jawab sosial PLN secara luas dapat dijabarkan ke dalam kegiatan-kegiatan yaitu kemitraan dengan usaha kecil, community relations, community services, community empowering, dan pelestarian alam. Kegiatan tersebut diimplementasikan ke dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan Program Partisipasi Pemberdayaan Lingkungan (P3L).

PLN corporate social responsibility activities can overall be differentiated into various categories: partnership with small businesses, community relations, community services, community empowerment and conservation. These activities are implemented through the Partnership and Environmental Development Program (PKBL) and the Environmental Empowerment Participation Program (P3L).

Kegiatan-kegiatan tersebut memiliki makna yang sangat berarti bukan hanya bagi masyarakat, tetapi juga Perusahaan. Dengan program ini Perusahaan turut berperan serta untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memperluas lapangan kerja. Selain itu Perusahaan mengharapkan agar masyarakat mempunyai rasa memiliki terhadap instalasi PLN, sehingga mereka turut berpartisipasi untuk menjaga dan memelihara instalasi PLN.

These activities have a significant value not only for the public, but also for the Company. Through these programs, the Company participates in improving the quality of public life and expands the employment market. In addition, the Company hopes that the public will develop a sense of ownership towards PLN, thus participating in safeguarding and caring for PLN installations.


230

PENGEMBANGAN MASYARAKAT

COMMUNITY DEVELOPMENT

PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Partisipasi PLN untuk turut aktif mengembangkan kehidupan masyarakat diimplementasikan melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), yang telah dilaksanakan sejak tahun 1991.

PLN’s active participation in developing public life is implemented through its Partnership and Community Development Program (PKBL), which has been running since 1991.

Pedoman pelaksanaan PKBL berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER 05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan usaha kecil dan Program Bina Lingkungan.

The guidelines for the implementation of the PKBL program are based on Regulation of the SOE Minister No. PER 05/ MBU/2007 regarding SOE Partnership Programs with small businesses and Environmental Development Programs.

Partnership Programs

Program Kemitraan Program Kemitraan Program Kemitraan merupakan program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana yang berasal dari bagian laba BUMN.

The Partnership Programs have been developed to enhance the ability of small businesses to become stronger and independent through the use of funding originating from a portion of SOE profits.

Kegiatan Kemitraan tersebut dilakukan dengan dukungan dana yang telah ada (dana bergulir) ditambah dengan penyisihan laba perusahaan sebesar Rp 20 miliar, yang akan didistribusikan ke seluruh unit PKBL yang ada di PLN. Jumlah mitra binaan PLN sampai akhir 2011 sebanyak 35.672 mitra.

Partnership activities are carried out with the support of current funding (revolving funds), with additional funds from a portion of the company profits amounting to Rp20 billion, which is distributed to all PKBL units under PLN. As of end 2011, PLN was working with 35,672 partners.

Penggunaan dana dan posisi keuangan Program Kemitraan disajikan dalam Tabel dibawah.

The use of funds and financial position of the Partnership Program is presented in the table below.

Posisi Keuangan Program Kemitraan 2011

Partnership Program Financial Position for 2011

Posisi keuangan (dalam rupiah)

Financial Position (in rupiah)

Saldo kas Cash balance

2011 56.971.823

Saldo bank Bank balance

35.555.550.028

Piutang pinjaman mitra binaan Loans receivable from partners

85.838.330.192

Sebaran kualitas piutang: Quality of receivables: Piutang lancar Current receivables

7.655.782.767

Piutang kurang lancar Substandard receivables

4.292.244.111

Piutang diragukan Doubtful receivables Piutang macet Bad receivables Penyaluran pinjaman kemitraan Partnership loans distributed Pengembalian pinjaman mitra binaan Partnership loans repaid Jumlah mitra binaan Total Partners

2.155.638.108 71.734.665.206 245.500.000 12.618.819.554 35.672 mitra


231 Program Bina Lingkungan

Program Bina Lingkungan

Environmental Development Program

Adapun kegiatan program bina lingkungan antara lain memberikan: • Bantuan pelestarian alam, contohnya penanaman pohon Trembesi di Aceh dan NTT. • Bantuan pembuatan lubang biopori di Depok. • Bantuan sarana dan prasarana umum, dalam bentuk penerangan umum di Medan. • Bantuan pembangunan sarana ibadah di Bali, Palembang, dan Jakarta. • Bantuan terhadap korban bencana alam, seperti bencana banjir Tangse di Aceh. • Bantuan kesehatan kepada masyarakat yang membutuhkan dengan melakukan operasi katarak gratis di Jawa Barat dan Riau. • Pendidikan dan pelatihan bagi mitra dan masyarakat, seperti pemberian buku pelajaran di Jawa Timur dan pelatihan manajemen keuangan, pemasaran dan pengemasan kelompok perempuan pengrajin makanan tradisional di Aceh.

Environmental development program activities include the provision of: • Conservation support, including planting Trembesi trees in Aceh and East Nusa Tenggara (NTT). • Assistance in digging biopore holes in Depok. • Public facility and infrastructure aid, in the form of public lighting in Medan. • Construction of religious buildings in Bali, Palembang and Jakarta. • Aid for natural disaster victims, such as the Tangse flood in Aceh. • Public health aid through free cataract operations in West Java and Riau.

Sampai akhir tahun 2011, dana untuk melakukan seluruh Program Bina Lingkungan di atas, tersedia sebesar Rp35,35 miliar dengan realisasi Rp2,9 miliar, sehingga saldo akhir sekitar Rp32,44 miliar.

As of end 2011, available funds for all the above Community Development Programs amounted to Rp35.35 billion, while funds used amounted to Rp2.9 billion, thus a balance of Rp32.44 billion remained.

Besarnya dana untuk masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut:

Funding for each activity is as follows:

Dana Untuk Kegiatan Bina Lingkungan

Funds for Environmental Development Programs

• Education and training for partners and the public, including provision of text books in East Java, as well as financial management, marketing and packaging training for a group of female artisans in Aceh making traditional food.

Jenis Kegiatan Activity

2011 (Rupiah)

Bantuan Kesehatan Health aid

189.850.000

Bantuan Pendidikan dan Pelatihan Education and Training Aid

235.200.000

Bantuan Sarana Ibadah Construction of Religious Buildings

446.000.000

Bantuan Pelestarian Alam Conservation Aid

525.375.000

Bantuan Sarana dan Prasarana Umum Public Facilities and Infrastructure Aid

988.382.120

Bantuan Bencana Alam Natural Disaster Aid Jumlah Dana Total Funds Program BUMN Peduli Dana untuk program BUMN Peduli tahun 2011 tersedia sebesar Rp15,15 miliar, dengan realisasi sebesar Rp1,625 miliar, sehingga saldo tersisa sebesar Rp13,525 miliar. Dana pelaksanaan BUMN Peduli tahun 2011 dialokasikan untuk program Pasar Murah di Palu senilai Rp1 miliar, Pasar Murah di Yogyakarta Rp500 juta, dan penghijauan di NTT sebesar Rp125 juta.

524.817.000 2.909.624.120

The SOEs Care Program Available funds for the SOEs Care program in 2011 amounted to Rp15.15 billion, while funds used amounted to Rp1.625 billion, thus leaving a balance remaining of Rp13.525 billion. Funds for the implementation of the SOEs Care program in 2011 were allocated for the Bazaar in Palu (Rp1 billion), Bazaar in Yogyakarta (Rp500 million) and re-greening in NTT (Rp125 million).


232 Program Partisipasi Pemberdayaan Lingkungan Aspek dan jenis-jenis kegiatan Program Partisipasi Pemberdayaan Lingkungan dapat dijelaskan sebagai berikut: Community Relations yaitu kegiatan yang menyangkut pengembangan kesepahaman melalui komunikasi dan informasi kepada para pihak yang terkait. Beberapa kegiatan yang dilakukan PLN antara lain: melaksanakan sosialisasi instalasi listrik, contohnya melalui penerangan kepada pelajar SMA di Jawa Barat tentang SUTT/SUTET, dan melaksanakan sosialisasi bahaya layang-layang di daerah Sumenep, Pulau Madura, Jawa Timur.

Environmental Empowerment Participation Program The aspects and types of activities implemented under the Environmental Empowerment Participation Program can be clarified as follows: Community Relations activities are those pertaining to developing understanding through communication with related parties. PLN conducted several of these programs, including: communicating about electrical installations, for example explaining to high school students in West Java about high and extra high voltage overhead cables (SUTT/SUTET), and explaining the dangers of kite flying in Sumenep, Madura, East Java.

Community Services yaitu program bantuan yang diberikan berkaitan dengan pelayanan masyarakat atau kepentingan umum. Kegiatan yang dilakukan selama tahun 2011, antara lain memberikan: • Bantuan bencana alam. • Bantuan peningkatan kesehatan di sekitar instalasi PLN, antara lain di Kelurahan Asemrowo, Surabaya yang berada di sekitar SUTT 150kV Sawahan-Waru. • Bantuan sarana umum pemasangan turap untuk warga pedesaan di Kecamatan Rumpin - Kabupaten Bogor, Jawa Barat serta bantuan pengaspalan jalan umum di Bogor - Buleleng, Bali. • Bantuan pelatihan pengembangan budidaya tanaman organik di sekitar instalasi PLN. • Bantuan perbaikan sarana ibadah. • Bantuan perlengkapan Taman Pengajian Al Qur’an (TPQ) dan sarana ibadah untuk TPQ Nurul Hidayah yang berada di Banjar Semblong, Kec Mendoyo, Kab Negara, Bali, dan kepada majelis ta’lim yang dikelola warga Perum Griya Sawangan yang berada di ROW SUTET 500kV Depok-Tasik.

Community Services are those aid programs related to public interest services to the community. Activities conducted during 2011 included the provision of:

Community Empowering merupakan program-program yang memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk menunjang kemandiriannya. Kegiatan yang dilakukan antara lain: • Bantuan produksi dan pengembangan pakan ikan alternatif di sekitar SUTET, bekerja sama dengan Fakultas Pertanian UGM. • Bantuan alat pertanian kepada kelompok tani Ngaran Jaya Kabupaten Kulonprogo, Jawa Tengah. • Bantuan pengembangan budi daya pertanian pepaya organik untuk komunitas di sekitar Gunung Merapi Yogyakarta yang bekerja sama dengan Fakultas Pertanian UGM. • Bantuan pengembangan pola tanam padi SRI produktivitas tinggi • Pemberdayaan anggota PKK Asemrowo, Surabaya. • Bantuan usaha pencucian pasir. • Bantuan beasiswa. • Bantuan pengembangan ternak di wilayah kerja Sub Region Bali.

• Natural disaster aid. • Aid to improve health around PLN installations, including in Asemrowo district, Surabaya which is located close to the 150kV Sawahan – Waru high voltage overhead cables. • Assistance in plastering public facilities for villagers in the Rumpin district of Bogor regency, West Java, as well as surfacing public roads in Bogor and in Buleleng, Bali. • Training in the development of organic farming around PLN installations. • Renovations to places of worship. • Supporting the development of Taman Pengajian Al Qur’an (TPQ) and the religious facilities of TPQ Nurul Hidayah in Semblong, Mendoyo, Negara regency, Bali, and Islamic study groups managed by the residents of Griya Sawangan housing estate located in the vicinity of the 500kV Depok – Tasik extra high voltage overhead cables. Community Empowerment programs provide greater access to the public to develop independence. Activities included:

• Support for the production and development of alternative fish food around areas with extra high voltage overhead cables, in cooperation with the Agriculture Faculty of Gajah Mada University. • Provision of agricultural equipment for farmers groups in Ngaran Jaya, Kulonprogo regency, Central Java. • Development of organic papaya farming in the communities around Mount Merapi, Yogyakarta, in cooperation with the Agriculture Faculty of Gajah Mada University. • Development of high productivity rice farming patterns using (SRI) System of Rice Intensification. • Empowering members of the Asemrowo, Surabaya PKK (Empowerment of Family Welfare) group. • Support for sand washing businesses. • Scholarship provision. • Provision of livestock development in Bali.


233 • Bantuan kelompok nelayan di sekitar instalasi PLN. • Bantuan usaha produksi tahu untuk Pondok Pesantren Al-Iman, Pemaron, Bali. • Bantuan kegiatan community development berbasis optimalisasi biogas dan potensi lokal menuju Desa Bojong Sleman yang mandiri, bekerja sama dengan Fakultas Teknik UGM. • Program budi daya jamur tiram masyarakat Desa Umbul Metro, Lampung. • Program Desa Mandiri Energi yang membangun PLTMH dengan memanfaatkan aliran sungai di Desa Pesawaran Indah, Lampung.

• Support for groups of fishermen around PLN installations. • Support for the bean curd business at Al-Iman Islamic boarding school in Pemaron, Bali. • Community development programs based on optimizing biogas and local potential to foster independence in Bojong Sleman village, in cooperation with the Engineering Faculty of Gajah Mada University. • Supporting a community oyster mushroom cultivation program in Umbul Metro village, Lampung. • Developing the Independent Village Energy Program constructing a micro-hydropower plant making use of river currents in Pesawaran Indah village, Lampung.

Pelestarian Alam. Penanaman dan kegiatan pemeliharaan pohon yang selama ini telah rutin dilakukan untuk membantu lingkungan dalam pemulihan dampak aktivitas manusia. Pada tahun 2010 sampai dengan 2011 PLN telah menanam pohon sebanyak 126.705 pohon.

Environmental Conservation. Routine ongoing tree planting and maintenance has been conducted to assist in recovery from the environmental impact of human activities. During 2010 and 2011, PLN planted 126,705 trees.

Total dana Program Partisipasi Pemberdayaan Lingkungan yang disediakan PLN untuk tahun 2011 sebesar Rp45 miliar, sedangkan realisasi pemakaian anggaran P3L sebesar Rp36,28 miliar. Secara rinci realisasi dana berdasarkan kelompok kegiatan tersaji dalam tabel dibawah .

Total funding for the Environmental Empowerment Participation Program run by PLN for 2011 amounted to Rp45 billion, while use of the budget amounted to Rp37.28 billion. Details of the funds used for these activities are presented in the table below.

Realisasi Dana Kegiatan P3L PLN 2011

Funds Used for the PLN 2011 Environmental Empowerment Participation Program

NO 1 2 3 4 5

KEGIATAN

REALISASI DANA (Rp)

ACTIVITIES

FUNDS USED (Rp)

Community relations Community services Community empowering Pelestarian alam Conservation

3.193.171.954 18.857.945.985 12.336.458.430 1.868.091.825

Biaya operasional Operational Expenses Total

37.273.169.359

Selain kegiatan-kegiatan tersebut, tanggung jawab sosial perusahaan diwujudkan dengan pelaksanaan berbagai kewajiban menyangkut pemangku kepentingan lainnya, seperti: pemenuhan hak-hak karyawan, pelaksanaan kesehatan kerja serta pemenuhan komitmen terhadap kualitas produk dan perlindungan pelanggan.

1.017.501.165

In addition to the above activities, corporate social responsibility was implemented through various duties involving key stakeholders, including: fulfilling employee rights, implementing occupational health, as well as meeting commitments related to product quality and customer protection.


234 PEMENUHAN HAK-HAK KARYAWAN

PEMENUHAN HAK-HAK KARYAWAN FULFILLING EMPLOYEE RIGHTS

Karyawan merupakan aset yang menentukan keberhasilan PLN untuk mewujudkan tujuan dan mencapai target usahanya. Oleh karena itu dalam setiap kegiatan organisasi, PLN menjalankan perlakuan yang sama terhadap semua karyawan dengan tidak memandang suku, ras, agama, gender dan haluan politiknya, begitu pula semua karyawan memiliki kebebasan berserikat dan melaksanakan Perjanjian Kerja Bersama.

Employees are assets that defines PLN’s success in achieving its aims and business objectives. Therefore, in every organizational activity, PLN treats its employees equally without consideration of ethnicity, race, religion, gender and political views, and all employees are free to belong to trade unions and implement Labor Agreements.

Uraian tentang ini dapat dilihat pada bagian “Pengelolaan Sumber Daya Manusia” pada halaman 84-98 Laporan Tahunan ini.

A description of the above is presented in the chapter on “Human Resources Management” on page 84-98 of this Annual Report.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja SERTA LINGKUNGAN OCCUPATIONAL HEALTH, SAFETY AND THE ENVIRONMENT

Keselamatan dan Kesehatan Kerja SERTA LINGKUNGAN

PLN telah menetapkan kebijakan dan menyediakan sarana dan prasarana yang memungkinkan dicapainya standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta lingkungan. Dalam implementasi K3, PLN telah memperoleh sertifikasi Sistem Manajemen K3 (SMK3) dari Depnakertrans RI.

PLN has established policies and provided facilities and infrastructure facilitating the achievement of occupational health, safety and environment standards. In the implementation of HSE, PLN has been certified for its HSE Management System by the Indonesian Ministry of Manpower and Transmigration.

Uraian tentang ini dapat dilihat pada bagian “Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan” pada halaman 100-110 Laporan Tahunan ini.

A description of the above is presented in the chapter on “Occupational Health, Safety and the Environment” on page 100-110 of this Annual Report.

KOMITMEN TERHADAP KUALITAS PRODUK DAN PERLINDUNGAN PELANGGAN

PRODUK DAN AND Customer PROTECTION COMMITMENT TO PRODUCT QUALITY

KOMITMEN TERHADAP KUALITAS PERLINDUNGAN PELANGGAN

Wujud dari komitmen PLN pada peningkatan kualitas produk dan perlindungan pelanggan dapat dilihat pada uraian tentang “Tingkat Keandalan Layanan”, pada halaman 122-123, serta “Pengembangan Teknologi Informasi” pada halaman 99 Laporan Tahunan ini.

PLN’s commitment to improve product quality and protect its customers is described in the chapter “Service Reliability Levels”, on page 122-123 and “Developing Information Technology” on page 99 of this Annual Report.

LAPORAN KEBERKELANJUTAN

SUSTAINABILITY REPORT

LAPORAN KEBERKELANJUTAN

PLN menerbitkan Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Tahunan ini. Laporan yang membuktikan komitmen pelaksanaan program tanggung jawab sosial secara profesional, transparan dan terukur tersebut merupakan pertanggungjawaban menyeluruh bagi seluruh pemangku kepentingan PLN mengenai pengelolaan dan realisasi program tanggung jawab sosial.

PLN produces a Sustainability Report which forms an inseparable part of this Annual Report. This report proves our commitment to implement our corporate social responsibility professionally, transparently and accountably in recognition of our overall responsibility to all PLN stakeholders in relation to the management and realization of social responsibility programs.


235

DATA PERUSAHAAN Corporate Data

PT PLN (Persero) DATA PERUSAHAAN

Corporate Data

236

PROFIL KOMITE KOMISARIS DI LUAR DEWAN KOMISARIS

PROFILE OF COMMISSIONERS’ COMMITTEES OUTSIDE THE BOARD OF COMMISSIONERS

ANGGOTA KOMITE MANAJEMEN RISIKO

Dari kiri ke kanan From left to right

MEMBER OF RISK MANAGEMENT COMMITTEE

Santoso Gitususastro, Rinaldy Dalimi, Edward Hasurungan Gultom, Faizul Ishom, Syafrizal Syaiful, Gde Widiadnyana Merati

Santosa Gitosusastro Sekretaris Komite Manajemen Risiko sejak 2010, berusia 57 tahun. Jabatan sebelumnya adalah Prinsipal Engineer I Bidang Penyaluran MCG – Management Consulting Group PLN Kantor Pusat (2008–2010), Kepala Satuan Management Risiko PLN Kantor Pusat (2006-2008), Deputi Direktur Pengelolaan Kontrak IPP Direktorat Pembangkitan dan Energi Primer PLN Kantor Pusat (2003-2006), Ahli Utama Pengembangan Sistem Ketenagalistrikan Direktorat Perencanaan PLN Kantor Pusat (2000-2003), Kepala Dinas Perluasan Penyaluran Divisi Perencanaan Sistem Direktorat Perencanaan PLN Kantor Pusat (1995-2000), Ahli Madya Bidang Instalasi Tenaga Listrik Laboratorium Listrik Pusat Penyelidikan Masalah Kelistrikan (1989-1995), Tugas Belajar Program Doktor ke Prancis (1983-1988), Kepala Seksi Instalasi Tenaga Listrik Laboratorium Listrik (1979-1983), Staf PLN melalui Ikatan Dinas (1979). Riwayat pendidikan adalah Sarjana Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung (1972), Diploma Ingenieur dari ENSIEG/INPG, Grenoble, Prancis (1984), DEA/S2 dari INPG Genie Electrique, Grenoble, Prancis (1985), dan Doctor dari INPG Genie Electrique, Grenoble, Prancis (1988).

Santosa Gitosusastro Risk Management Committee Secretary since 2010; age 57. Has previously served as Principal Engineer I Distribution, Management Consulting Group PLN Head Office (2008-2010), Head of Risk Management Unit PLN Head Office (2006-2008), Deputy Director for Independent Power Producer Contract Management, Directorate for Generation and Primary Energy PLN headquarters (2003-2006), Main Expert for Electrical Power Development, Planning Directorate PLN Head Office (2000-2003), Head of Distribution Expansion System Planning Division Planning Directorate PLN Head Office (1995-2000), Associate Expert in Electrical Installation Electricity Lab Center for Investigation of Electrical Problems (1989-1995), Doctorate Program Study Duties in France (1983-1988), Section Head Installation of Electrical Power Electricity Lab (1979-1983, PLN staff member through the Associate Office Program (1979). His educational background is Bachelor Degree in Electrical Engineering from Bandung Institute of Technology (1972), Engineering Diploma from ENSIEG/INPG Grenoble, France (1984), DEA / Strata 2 from INPG Genie Electrique, Grenoble, France (1985), and Doctorate from INPG Genie Electrique, Grenoble, France (1988).


237 Rinaldy Dalimi Menjadi Anggota Komite Manajemen Risiko sejak 2010, berusia 55 tahun. Jabatannya selain di PLN adalah Anggota Dewan Energi Nasional (2009-sekarang). Sebelumnya pernah berkiprah sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (2004-2008), Wakil Dekan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (2001-2004), Direktur Center of Energy Study, Universitas Indonesia (1994-2002), Kepala Laboratorium Sistem Tenaga, Dept Elektro Universitas Indonesia (2001), Staf Ahli Direktur Utama PT PLN (Persero) (2000-2001), Electrical Engineer PT Caltex P.I. (1981-1984), Electrical Engineer PT Semen Indarung, Padang (1980), Dosen Teknik Elektro Universitas Indonesia (1985), Sekretaris Jenderal Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) (19992001). Pendidikannya diselesaikan dengan meraih gelar Sarjana Teknik Elektro dari Universitas Indonesia, Master of Science dari Electrical Engineering Dept, Michigan State University, Amerika Serikat, dan PhD dari Electrical Engineering Dept, Virginia Technology, Amerika Serikat.

Rinaldy Dalimi Appointed as a Member of the Risk Management Committee in 2010; age 55. Other positions outside PLN include as Member of the National Energy Board (2009-present). Previously serving as Dean of the Engineering Faculty at University of Indonesia (20042008), Deputy Dean of the Engineering Faculty at University of Indonesia (2001-2004), Director of the Center of Energy Study at University of Indonesia (1994-2002), Head of Power Systems Laboratory, Electrical Department, University of Indonesia (2001), Expert Staff to the Managing Director of PT PLN (Persero) (20002001), Electrical Engineer for PT Caltex PI (1981-1984), Electrical Engineer at PT Semen Indarung, Padang (1980), Dean of Electrical Engineering at University of Indonesia (1985), Secretary General the Indonesian Renewable Energy Community (1999-2001). His education was completed with the award of a Bachelor’s Degree in Electrical Engineering from the University of Indonesia, Master of Science from the Electrical Engineering Department, Michigan State University, USA, and a Doctoral Degree from the Electrical Engineering Department, Virginia Technology, USA.

Edward H. Gultom Menjadi Anggota Komite Manajemen Risiko sejak 2006, berusia 61 tahun. Ketua Komite Pengawas Unit Bisnis 8 Untuk PLN P3B Jawa Bali dan P3B Sumatera (2005-2006), Senior Engineer, PLN P3B Jawa Bali (2002-2005), Kepala Divisi Operasi Sistem PLN Pusat (1999-2001), Kepala Dinas Operasi Sistem PLN Pusat (1995-1998), Kepala Sektor Transmisi Tegangan Ekstra Tinggi 500 kV PLN Pembangkitan & Transmisi Jawa Bagian Barat, Sektor TET (1991-1995), Ahli Manajemen Operasi dan Pemeliharaan PLN Pembangkitan & Transmisi Jawa Bagian Barat (19861990), Kepala Bagian Pengusahaan PLN Pembangkitan & Penyaluran Jawa Bagian Barat (1983-1985), Kepala Bagian Teknik PLTU Muara Karang PLN Pembangkitan & Transmisi Jawa Barat dan Jakarta Raya (1978-1983), Kepala Seksi Gardu Induk PLN Pembangkitan Jawa Barat dan Jakarta Raya (K3) (1976-1977). Pendidikannya adalah Sarjana Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung (1974), Master of Electrical Engineering University of Manchester Institute of Science and Technology (1987), dan Magister Hukum di bidang Hukum Bisnis dari Universitas Pelita Harapan (2004).

Edward H. Gultom Appointed as a member of the Risk Management Committee in 2006; age 61. Head of Business Unit 8 Supervisory Committee for PLN P3B Java Bali and P3B Sumatera (2005- 2006), Senior Engineer PLN P3B Java Bali (2002- 2005), Division Head for Operating Systems PLN Head Office (1999-2001), Head of Systems Operations PLN Head Office (1995-1998), Section Head Extra High Voltage Transmission 500 kV PLN Generation & Transmission West Java, TET Section (1991-1995), Expert in Operations and Maintenance Management PLN Generation & Transmission West Java (1986-1990), Commercial Head PLN Generation & Transmission West Java (1983-1985), Technical Head PLTU Muara Karang PLN Generation & Transmission West Java and Jakarta Raya (1978-1983), Main Substation Section Head PLN Generation & Transmission West Java and Jakarta Raya (K3) (1976-1977). His education includes an Electrical Engineering Degree from Bandung Institute of Technology (1974), Master of Electrical Engineering from the University of Manchester, Institute of Science and Technology (1987), and a post graduate Master of Law (Business Law) from Pelita Harapan University (2004).

Faizul Ishom Menjadi Anggota Komite Manajemen Risiko sejak 2006, berusia 41 tahun. Selain itu, menjabat sebagai Kepala Bidang Sumber Daya Mineral dan Energi pada Kementerian Negara Pembangunan Daerah (sejak 2011), dan Kepala Bagian Program pada Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (sejak 2010). Pernah menduduki jabatan sebagai Kepala Bidang Sumber Daya Mineral pada Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (2009), Plt. Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Mineral dan Energi pada Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal

Faizul Ishom Appointed as a member of the Risk Management Committee in 2006; age 41. Also serves as Head of Mineral and Energy Resources at the State Ministry for Regional Development (since 2011) and Program Head for the State Ministry for Disadvantaged Regions (2010-present). Has also served as Head of Mineral Resources for the State Ministry for Disadvantaged Regions (2009), Deputy Assistant for Mineral and Energy Resources for the State Ministry for Disadvantaged Regions (2007-2008), and as Head of Renewable Energy at the Agency for the Assessment and Application of Technology (BPPT) (2006). His education was completed with a Bachelor’s


Corporate Data

238 (2007-2008), dan Kepala Bidang Energi Terbarukan di BPPT (2006). Pendidikan yang diselesaikannya adalah Sarjana Teknik Kimia dari Universitas Diponegoro, Semarang (1993), M.Eng dari Kyushu University, Jepang (2001), Doctor di bidang Teknik Kimia/Batubara dari Kyushu University, Jepang (2004), dari Postdoctoral di bidang Teknik Kimia/Biomas dan Batubara dari Gunma University, Jepang (2005).

degree in Chemical Engineering from Diponegoro University, Semarang (1993), M.Eng from Kyushu University (2001), a post graduate Doctoral Degree in Chemical/Coal Engineering from Kyushu University, Japan (2004), and a post doctoral degree in Chemical/Biomass and Coal Engineering from Gunma University, Japan (2005).

Syafrizal Syaiful Menjadi Anggota Komite Manajemen Risiko sejak 2010 berusia 56 tahun. Jabatan lainnya adalah Asisten Deputi Urusan Pertambangan Umum pada Deputi Energi Sumber Daya Mineral dan Kehutanan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (sejak 2009). Sebelumnya pernah menjadi Kepala Sub Direktorat Pengawasan Eksplorasi Mineral dan Batubara pada Direktorat Pembinaan Pengusahaan Mineral dan Batubara, Dirjen Mineral, Batubara dan Panas Bumi (2006-2009), Kepala Sub Direktorat Penerimaan Negara Mineral dan Batubara pada Direktorat Pengusahaan Mineral dan Batubara, Dirjen Mineral, Batubara dan Panas Bumi (2004-2006), Kepala Sub Direktorat Produksi dan Pemasaran Mineral dan Batubara pada Direktorat Pengusahaan Mineral dan Batubara, Dirjen Geologi dan Sumber Daya Mineral (2001-2004), Kepala Sub Direktorat Bina Program Direktorat Batubara, Dirjen Pertambangan Umum (1997-2001), Kepala Seksi Konservasi Direktorat Batubara, Dirjen Pertambangan Umum (1991-1997). Pendidikannya adalah Sarjana Teknik Geologi dari Institut Teknologi Bandung, dan Magister Teknik Industri dari Universitas Indonesia.

Syafrizal SYAIFUL Appointed as a Member of the Risk Management Committee in 2010; age 56. Other positions include Deputy Assistant for Mining to the Deputy for Energy, Mineral Resources and Forestry, Coordinating Ministry for the Economy (since 2009). Prior to this, served as Head of Sub-directorate Supervising Mineral and Coal Exploration at the Directorate of Mineral and Coal Concessions, Directorate General for Minerals, Coal and Geothermal Energy (2006 - 2009), Head of Sub-Directorate for Mineral and Coal State Revenue at the Directorate for Mineral and Coal Enterprises of the Directorate General for Minerals, Coal and Geothermal Energy (2004-2006), Head of Sub-Directorate for Mineral and Coal Production and Marketing at the Directorate for Mineral and Coal Enterprises of the Directorate General for Geology and Mineral Resources (2001 - 2004), Head of Sub-directorate Guidance Program Coal Directorate, Directorate General for Public Mining (19972001), Conservation Section Head Coal Directorate, Directorate General Public Mining (1991-1997). His education background is a Bachelor’s Degree in Geology from the Bandung Institute of Technology and Master’s Degree in Industrial Engineering from the University of Indonesia.

Gde Widiadnyana Merati Menjadi Anggota Komite Manajemen Risiko sejak 2010, berusia 61 tahun. Jabatan selain di PLN adalah Anggota Dewan Pakar BPLHD, DKI (sejak 2010 sampai sekarang), Ketua Tim Penasihat Konstruksi Bangunan, Pemda DKI Jakarta (sejak 2001 sampai sekarang), dan Dosen (Guru Besar sejak 1996) pada Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (sejak 1975 sampai sekarang). Sebelumnya pernah menjadi Anggota Staf Ahli Teknik, Dewan Komisaris PT PLN (Persero) (2007-2009), Dirjen Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi, Depkominfo (2001-2007), Anggota Tim Penasehat Konstruksi Bangunan, Pemda DKI Jakarta (1996-2001), Pembantu Rektor I ITB Bidang Akademik (1997-2001), Ketua Lembaga Penelitian ITB (1993-1997), Sekretaris Lembaga Penelitian ITB (1989-1993) dan Sekretaris Jurusan Teknik Sipil ITB (1986-1989). Pendidikannya diselesaikan dengan meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari ITB (1974), Diplome d’Etudes Approfondies, Prancis (1977) dan Docteur d’Ingenieur, Prancis (1979).

Gde Widiadnyana Merati Appointed as a Member of the Risk Management Committee in 2010; age 61. Positions outside PLN include as a Member of the Professional Board BPLHD, DKI (2010 - present), Chair of the Building Construction Advisory Team, Jakarta Local Government (2001 - present), Lecturer (Professor since 1996) in Civil Engineering at Bandung Institute of Technology (ITB) (1975 - present). Previously served as a Technical Expert member of staff to the PT PLN (Persero) Board of Commissioners (20072009), Director General for Communication and Information Dissemination, Ministry of Communication and Information (2001-2007), Member of the Building Construction Advisory Team, Jakarta Local Government (1996-2001), Vice Rector I ITB Academic Department (1997-2001), Head of Research ITB (1993-1997), Secretary to Head of Research ITB (1989-1993) and Secretary to Civil Engineering Department ITB (19861989). He completed his education being awarded a Bachelor’s degree in Civil Engineering from ITB (1974), Master’s degree Diplome d’Etudes Approfondies, France (1977), and Doctoral Degree Docteur d’Ingenieur, France (1979).


239 ANGGOTA Komite Good Corporate Go ANGGOTA KOMITE

GOOD CORPORATE GOVERNANCE


MEMBER OF OF Good Corpora MEMBER GOOD CORPORATE te Governance (GCG) Committee

GOVERNANCE COMMITTEE

Marlindah J. Adriaansz Sumampow, Sophia Prabaningpuri, Sylvia Veronica Siregar, Sri Bagus Guritno

Marlindah J. Adriaansz Sumampow Menjadi Sekretaris Komite GCG sejak 2008, berusia 48 tahun. Beliau adalah pengajar di Unika Parahyangan, Bandung (sejak 2008), Legal Consultant-SS EDU Consultant (2008-2009), Legal Consultant – Prijadi & Co. (2007-2008), Legal Consultant – Jusuf Indradewa & Partners (20012005), Pengajar di STIMIK Swadharma (Yayasan BNI) (1995-1996), dan Customer Relations Bank International Indonesia (1989-1991). Pendidikan yang diselesaikannya adalah Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum UNIKA Parahyangan, Bandung (1988), Pascasarjana Universitas Indonesia (1997), Doctor Comparative Public Law and Good Governance dari Utrecht University, Belanda (2006).

Marlindah J. AdriaAnsz Sumampow Appointed as Secretary to the GCG committee in 2008; age 48. Lecturer at Unika Parahyangan, Bandung (since 2008), Legal Consultant – SS EDU Consultant (2008-2009), Legal Consultant – Prijadi & Co (2007-2008), Legal Consultant - Jusuf Indradewa & Partners (2001-2005), Lecturer at STIMIK Swadharmav (BNI Foundation) (1995-1996), and Customer Relations Bank International Indonesia (1989-1991). Completed education is Bachelor’s degree in Law from UNIKA Law Faculty Parahyangan, Bandung (1988), post graduate degree from the University of Indonesia (1997), and Doctor Comparative Public Law and Good Governance from Utrecht University, Netherlands (2006).

Sophia Prabaningpuri Menjadi Anggota Komite GCG sejak 2007, berusia 31 tahun. Selain di PLN jabatannya adalah Assistant Manager of Corporate Legal di Para Group (sejak 2010). Sebelumnya menjadi Senior Corporate Legal di Para Group (2008-2010), dan Junior Corporate Legal di Para Group (2006-2008). Pendidikan yang diraihnya adalah Sarjana Hukum dari UNIKA Parahyangan, Bandung (2005), dan Lex Legibus Master bidang International Business Law and Globalization dari Utrecht University, Belanda (2006).

Sophia Prabaningpuri Appointed as a member of the GCG committee in 2007; age 31. Other than serving at PLN, also serves as Assistant Manager Corporate Legal in Para Group (since 2010). Previously Senior Corporate Legal in Para Group (2008-2010) and Junior Corporate Legal in Para Group (2006-2008). Completed education includes Law Degree from UNIKA Parahyangan, Bandung (2005), and Lex Legibus Magister in International Business Law and Globalization from Utrecht University, Netherlands (2006).

Sylvia Veronica Siregar Menjadi Anggota Komite GCG sejak 2008, berusia 36 tahun. Selain itu jabatan lainnya adalah Ketua Program Studi S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (sejak 2009), Anggota Dewan Standar Akuntansi

Sylvia Veronica Siregar Appointed as a member of the GCG committee in 2008; age 36. Also serves as Bachelor Study Program Head, Accountancy, University of Indonesia Faculty of Economics (since 2009), Member of Financial Accountancy Board of Standards, University


Corporate Data

240 Keuangan, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (sejak 2009) dan staf pengajar di Fakultas Eokonomi Universitas Indonesia (sejak 1997). Riwayat pekerjaan beliau adalah dosen Inti Penelitian, Universitas Indonesia (2008-2009), Sekretaris Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (2007-2008), Auditor di KAP Hanadi, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) (19982000). Pendidikan beliau adalah Sarjana Akuntansi dari Universitas Indonesia (1998), Doktor Kekhususan Akuntansi dari Universitas Indonesia (2005).

of Indonesia Faculty of Economics (since 2009) and Lecturer at University of Indonesia Faculty of Economics (since 1997). Her work history includes Core Research Lecturer, University of Indonesia (2008-2009), Post-graduate Accountancy Program Secretary, University of Indonesia Faculty of Economics (20072008), Auditor at KAP Hanadi, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) (1998-2000). She holds an Accountancy Degree from the University of Indonesia (1998), and Doctoral Degree in Accountancy from the University of Indonesia (2005).

Sri Bagus Guritno Menjadi Anggota Komite GCG sejak 2006, berusia 45 tahun. Jabatan sebelumnya adalah Kepala Bagian Keuangan, Biro Perencanaan & SDM Sekretariat Kementerian Negara BUMN (2006-2010), Kepala Seksi Pinjaman Sektor Jasa Keuangan Bank pada Direktorat Pengelolaan Penerusan Pinjaman, Direktorat Jenderal Perbendaharaan (2004-2006), Satuan Pengawasan Intern pada Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah (2004-2005), Kepala Seksi Investasi Jasa Keuangan Bank pada Direktorat Pengelolaan Penerusan Pinjaman, Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan (20022004), Kepala Seksi Investasi Jasa Keuangan pada Direktorat Pengelolaan Penerusan Pinjaman Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan (1998-2002), Pemeriksa untuk Dana Pensiun pada Direktorat Dana Pensiun Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan (1993-1998), Pelaksana Direktorat Lembaga Keuangan dan Akuntansi Direktorat Jenderal Moneter (1992-1993), dan menjadi Pegawai Negeri Sipil pada Kementerian Keuangan sejak 1992 (sejak Februari 2006 hingga sekarang ditugaskan di Kementerian BUMN). Pendidikannya adalah Sarjana Akuntansi dari Universitas Brawijaya, Malang (1991), Economic Short Course pada The Economics Institute, Boulder, Colorado, Amerika Serikat (1996), dan Master of Science Policy Economic University of Illinois, Urbana, Illinois, Amerika Serikat (1998).

Sri Bagus Guritno Appointed member of the Good Corporate Governance (GCG) Committee in 2006; age 45. Previous positions include as Head of Finance, Planning and Human Resources Bureau at the Secretariat of the State Ministry for State Owned Enterprises (2006-2010), Section Head for Loan Services for Bank Financial Services of the Directorate for Loan Management, Directorate General of the Treasury (2004-2006), Internal Audit Unit at the Government Guarantee Implementation Unit (2004-2005), Section Head Financial Services Investment Bank at the Forwarding Loan Management Directorate of the Directorate General Financial Institutions (2002-2004), Section Head Financial Investment Services at the Forwarding Loan Management Directorate of the Directorate General Financial Institutions (1998-2002), Pension Fund Assessor at the Pension Fund Directorate, Directorate General Financial Institutions (1993-1998), Directorate Implementer Finance and Accounting Institute Monetary Directorate General (1992-1993), and a Civil Servant in the Ministry of Finance since 1992 (from February 2006 until present assigned to the SOE Ministry). Holds an Accountancy degree from Brawijaya University, Malang (1991), Economic Short Course from The Economics Institute, Boulder, Colorado, USA (1996), Master of Science Policy from the University of Illinois, Urbana, Illinois, USA (1998).


241 ANGGOTA Komite Audit

ANGGOTA KOMITE AUDIT


MEMBER OF Audit Committee

MEMBER OF AUDIT COMMITTEE

Elok Tresnaningsih, Lilik Safrudin Ismail, Sugianto, Sugeng Rochadi, Djuprianto, Adi Djoko Guritno

Elok Tresnaningsih Menjadi Anggota Komite Audit PLN sejak 1 Agustus 2006. Selain itu juga menjadi dosen akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) dan Manajer Ventura FEUI. Jabatan sebelumnya adalah Wakil Kepala Pusat Pengembangan Akuntansi FEUI dan pada tahun 1983-1998 pernah bekerja sebagai konsultan dan auditor pada Kantor Akuntan Publik. Menyandang gelar Akuntan dan Magister Sains Akuntansi dari FEUI.

Elok Tresnaningsih Member of the PLN Audit Committee since 1 August 2006. Also lectures in accountancy at the Faculty of Economics, University of Indonesia (FEUI) and is FEUI Ventura Manager. Previously served as Deputy Head of the Accounting Development Center, FEUI and from 1983-1998 worked as a consultant and auditor at a Public Accountant’s Office. Holds an Accountancy Degree and Master of Accountancy Science from FEUI.

Lilik Safrudin Ismail Menjadi Anggota Komite Audit PLN sejak 1 Juli 2008. Karyawan PLN sejak tahun 1975 ini telah menjalani berbagai posisi manajemen, di antaranya sebagai Kepala Cabang PLN (1976-1986), Ahli Pemeriksa pada Satuan Pengawas Intern PT PLN (Persero) sejak tahun 1993 hingga pensiun 2005, dan pernah menjadi Counselor pada Kantor Hukum Amanah (2007-2008). Menyandang gelar Sarjana Tehnik Elektro dari Institut Tehnologi Bandung.

Lilik Safrudin Ismail Member of the PLN Audit Committee of since 1 July 2008. Employed by PLN since 1975 and has held various managerial positions, including as PLN Branch Head (1976-1986). From 1993 until retirement in 2005 was an Expert Examiner in PT PLN (Persero) Internal Audit Unit. From 2007-2008 served as a Counselor at Amanah Law Office. Holds an Electrical Engineering Degree from the Bandung Institute of Technology.

Sugianto Menjadi Anggota komite audit PLN sejak 1 Agustus 2008. Beliau ini juga menjabat sebagai Auditor Ahli dan Wakil Ketua Tim Monitoring dan Koordinasi Good Corporate Governance pada Kementerian Negara BUMN. Sebelumnya pernah bekerja sebagai auditor pada Kantor Akuntan Publik dan BPKP (1986-2008). Menyandang gelar Akuntan dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Jakarta.

Sugianto A member of PLN Audit Committee since 1 August 2008. Currently serving as Expert Auditor and Deputy Head of the Monitoring and Coordination Team for Good Corporate Governance at the State Ministry for State Owned Enterprises. Previously employed as an auditor for a Public Accountant and the Development and Finance Surveillance Agency (BPKP) (1986-2008). Holds an Accountancy Degree from the State College of Accounting, Jakarta

Sugeng Rochadi Menjadi Anggota Komite Audit PLN sejak 1 Februari 2010. Sebelumnya adalah karyawan PT PLN (Persero) sejak 1 Juni 1978 dan pernah memangku jabatan manajerial di bidang

Sugeng Rochadi A member of PLN Audit Committee since 1 February 2010. Previously employed by PT PLN (Persero) from 1 June 1978 having held various managerial positions in the fields of


Corporate Data

242 pembangunan maupun bidang operasi & pemeliharaan. Karier sebagai auditor internal dimulai pada tahun 1999 sebagai Kepala Audit Internal. Sejak 2006 hingga pensiun pada 2009, jabatan beliau adalah Kepala Bidang Audit Operasional pada Satuan Pengawasan Intern PT PLN (Persero). Menyandang gelar Sarjana Teknik Elektro ITB dan Magister Bisnis & Administrasi Teknologi ITB, serta telah memperoleh sertifikat Qualified Internal Auditor dari Dewan Sertifikasi QIA – Indonesia.

development and operations & maintenance. His career as an internal auditor started in 1999 as Head of Internal Audit and from 2006 until retirement in 2009 he served as Head of Operational Audit for the Internal Audit Unit of PT PLN (Persero). Holds an Electrical Engineering Degree, as well as a Master’s in Business and Administration Technology, from the Bandung Institute of Technology. Also holds certification as a Qualified Internal Auditor from the QIA Certification Board, Indonesia.

Djuprianto Menjadi Anggota Komite Audit PLN sejak 1 Febuari 2010. Sebelumnya adalah karyawan PT PLN (Persero) sejak tahun 1980 dan telah menjalani berbagai posisi manajemen, termasuk Kepala Kontrol Intern (1996-2001). Sejak 2001 hingga pensiun pada 2008 posisinya sebagai Ahli Audit Operasional pada Satuan Pengawasan Intern PT PLN (Persero). Menyandang gelar Sarjana Tehnik Mesin dari Universitas Trisakti Jakarta.

Djuprianto A member of PLN Audit Committee since 1 February 2010. Previously employed by PT PLN (Persero) from 1980 and has held various managerial positions, including from 1996 - 2001 as Head of Internal Control. Since 2001 until retirement in 2008, served as Operational Audit Expert in the Internal Audit Unit PT PLN (Persero). Holds a Bachelor of Mechanical Engineering Degree from Trisakti University, Jakarta.

Adi Djoko Guritno Menjadi Anggota Komite Audit PLN sejak 1 April 2010. Saat ini menjabat sebagai Dosen Jurusan Teknologi Industri Pertanian dan Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB-UGM); Ketua Komisi Manajemen Risiko dan Investasi PT Timah (Persero) Tbk; Ketua Jurusan Teknologi Industri Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM); Ketua Riset dan Pengembangan Supply Chain Indonesia (RISPESCIA); Indonesia Representative Gadjah Mada – Ehime Network (GEN) dan Dewan Formatur Indonesia Professional Risk Management Association (PRiMA). Menyandang gelar PhD dalam bidang Ekonomi Pertanian dari Ehime University, Japan; Certified Professional Risk Management (CPRM) dan Business Continuity Certified Planner (BCCP) dari Business Continuity Management (BCM) Singapore.

Adi Djoko Guritno A member of PLN Audit Committee since 1 April 2010. Currently lecturing in Agricultural Industrial Technology and at Masters level in Management at Economics and Business Faculty of Gajah Mada University; Head of the Risk Management and Investment Commission for PT Timah (Persero) Tbk; Chair of Agricultural Industrial Technology at Gajah Mada University; Head of Indonesian Supply Chain Research and Development; Indonesia Representative Gajah Mada – Ehime Network (GEN) and Indonesian Formation Board Professional Risk Management Association (PRiMA). Holds a Doctorate (Ph.D) in Agricultural Economics from Ehime University, Japan; Certified Professional Risk Management (CPRM) and Business Continuity Certified Planner (BCCP) from Business Continuity Management (BCM) Singapore.


243 KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI


NOMINATION AND REMUNERATION COMMITTEE

Edwin R. Lumban Tobing, Luizah, Ellyza Mangkudum, Adang Surahman

Edwin R. Lumban Tobing Menjadi Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi sejak 2010, berusia 59 tahun. Jabatan sebelumnya adalah Dewan Komisaris PT Indonesia Power (2005-2009), Ketua Komite Pengawas Unit Bisnis NAD, SUMUT & RIAU (2003-2004), Vice President Restrukturisasi Perusahaan PT PLN (Persero) (2001), Ahli Utama Muda Pengembangan Organisasi pada Direktorat SDM & Organisasi (2000-2001), Kepala Dinas Pengembangan Organisasi pada Direktorat SDM & Org. PLN Pusat (1995-2000), Kepala Bagian pada Direktorat SDM & Organisasi PLN Pusat (1992-1995), Kepala Bagian Perencanaan Kepegawaian & Fasilitas PLN Wilayah VII (1987-1992), Kepala Bagian Sipil I dan II PLTA Tanggari (19851987), Staf Subdit Diesga-Direktorat Pembangunan PLN Pusat (1982-1983), dan Kepala Bagian Teknik PT Sembada Peninsula Realty (PMA) (1978-1982). Pendidikannya adalah Sarjana Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung, dan Master of Human Resources Planning dari Westminster University, United Kingdom.

Edwin R. Lumban Tobing A member of the Nomination and Remuneration Committee since 2010; age 59. Has served on the Board of Commissioners for PT Indonesia Power (2005-2009), Chairman of the Business Unit Supervisory Committee NAD, North Sumatera & Riau (2003-2004), Vice President Company Restructuring PT PLN (Persero) (2001), Main Junior Expert Organization Development at the Directorate of Human Resources and Organization (20002001), Head of Organizational Development in the Directorate of Human Resources and Organization (1995-2000), Division Head at Directorate of Human Resources and Organization, PLN Head Office (1992-1995), Division Head Employment & Facilities Planning PLN District VII (1987-1992), Head of Civil Section I and II PLTA Tanggari (1985-1987), staff of Diesga Subdirectory, Development Directorate PLN Head Office (19821983) and Head of Engineering at PT Sembada Peninsula Realty (PMA) (1978-1982). Holds a Civil Engineering Degree from the Bandung Institute of Technology and Master of Human Resources Planning from Westminster University, UK.

Luizah Menjadi Angggota Komite Nominasi dan Renumerasi sejak 2003, berusia 47 tahun. Jabatannya yang lain adalah Komisaris PT Krakatau Daya Listrik (2007-sekarang), Kepala Bidang Usaha Jasa II B, Kementerian Negara BUMN (2010-sekarang). Sebelumnya pernah memegang posisi Kepala Bidang Energi II, Kementerian Negara BUMN (2006-2010), Kepala Sub Bidang Perencanaan Usaha Industri Strategis (2002-2006), Kepala Seksi Evaluasi Industri Pertambangan dan Energi (2001-2002), Staf Dit. Kawasan Industri dan Pariwisata, Kementerian Negara BUMN (2000-2001), Staf Biro Data, Kementerian Negara BUMN (1998-2000), Staf Dit. Pertanian dan Kehutanan,

Luizah Has served as a Member of the Nomination and Remuneration Committee since 2003; age 47. Other positions include serving as Commissioner for PT Krakatau Daya Listrik (2007-present), Head of Business Services II B, State Ministry for State Owned Enterprises (2010-present). Previously served as Head of Energy II, State Ministry for State Owned Enterprises (2006 - 2010), Head of Sub Division for Strategic Industry Business Planning (2002-2006). Section Head for Industrial Evaluation for Mining and Energy (2001-2002), staff at Directorate for Industrial Areas and Tourism, SOE Ministry (2000-2001), Data Bureau staff, SOE Ministry (1998-2000), Agriculture and Forestry Directorate staff, Ministry of Finance (1993-1998),


Corporate Data

244 Departemen Keuangan (1993-1998), Staf Dit. Pembiayaan Pangan, Departemen Keuangan (1988-1992), dan Staf Dit. Urusan Pangan dan Penerimaan Bukan Pajak Dept Keuangan (1985-1988). Pendidikannya adalah S1 dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi LAN RI, Jakarta.

Directorate staff Food Costs, Ministry of Finance (1988-1992), and Directorate staff Food Matters and Non Tax Receipts, Ministry of Finance (1985-1988). Holds a Bachelor’s Degree in State Administration from the State Administration Institute, Jakarta (1985).

Ellyza Mangkudum Menjadi Anggota Komite Nominasi dan Renumerasi sejak 2010, berusia 58 tahun. Jabatannya selain di PLN adalah Asisten Deputi Urusan Sarana dan Prasarana Pertanian dan Kelautan (2010-sekarang), Anggota Tim Penyelesaian masalah Pasokan Gas Nasional (2007-sekarang), Anggota Tim Percepatan Pembangunan Coal Liquefaction (2006sekarang), Tim Teknis Penyediaan dan Pemanfaatan Energi Alternatif (2006-sekarang). Sebelumnya pernah memegang posisi sebagai Anggota Tim Task Force Pipanisasi Gas Kaltim Jateng (2006), Anggota Tim Evaluasi Pelaksanaan KK PT Freeport Indonesia (2006), Anggota Tim Teknis Penyelesaian RUU Penanaman Modal (2005), Sekretaris Tim Sekretariat Tim Nasional Peningkatan Ekspor dan Peningkatan Investasi (2004-2005), Anggota Tim Teknis Penyelesaian Masalah tumpang Tindih Kegiatan Pertambangan di Kawasan Hutan Lindung (20032004), Anggota tim Penyusunan Studi Iklim Investasi dan Produktivitas Kerjasama Kantor Menko Perekonomian dengan Asian Development Bank (2003), Tim Teknis Komisi Amdal Pusat Departemen Perindustrian (1988-1995), dan Anggota Tim Penyusunan Studi Identifikasi Teknologi Proses dan Teknologi Penanggulangan Pencemaran Industri B3 di Jawa Timur (1988-1999). Pendidikannya adalah Sarjana Teknik Kimia dari Universitas Andalas Padang, Sumatera Barat.

Ellyza Mangkudum Has served as a Member of the Nomination and Remuneration Committee since 2010; age 58. Positions other than those with PLN include Deputy Assistant for Agricultural and Marine Facilities and Infrastructure (2010 - present), Member of Team for Settlement of National Gas Supply Problems (2007 - present), Member of Team to Accelerate Coal Liquefaction Development (2006 - present), and Member of Technical Team for Supply and Use of Alternative Energy Sources (2006 - present). Has also held positions as a Member of the Task Force to Pipe Gas from East Kalimantan to East Java (2006), Member of Evaluation Team for KK Implementation at PT Freeport Indonesia (2006), Member of the Technical Team to Complete Capital Market Regulations (2005), Secretary to the Secretariat Team for National Increase of Exports and Increased Investment (2004 - 2005), Member of the Technical Team for Settlement of Overlap Problems for Mining in Protected Forest Areas (2003 – 2004), Member of the Team to Develop Climate Study Investments and Productivity cooperation between State Ministry for the Economy and the Asian Development Bank (2003), Technical Team member for EIA Study Ministry of Industry (1988 – 1995), and member of Team B3 to Prepare Studies for Technology Process Identification and Technology to Prevent Industrial Pollution in East Java (1988 – 1999). Holds a Chemical Engineering Degree from Andalas University, Padang, West Sumatera.

Adang Surahman Menjadi Anggota Komite Nominasi dan Renumerasi sejak 2010, berusia 57 tahun. Selain di PLN posisinya menjadi Guru Besar Bidang Rekayasa Strukturm FTSP (2004-sekarang), Anggota Pusat Mitigasi Bencana (dahulu Kelompok Studi Masalah Gempa) (1995-sekarang), dan Peneliti di Pusat Antar-Universitas, PAU-IR ITB (1986sekarang). Sebelumnya pernah menjabat Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB (2005 – 2010), Pjs Rektor ITB (2004-2005), Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB (2001-2004), Kepala UPT Olahraga ITB (1999-2002), Ketua Jurusan Teknik Sipil, FTSP ITB (1995-1998), dan Kepala Laboratorium Mekanika Struktur, Pusat Antar-Universitas, Ilmu Rekayasa ITB (1993-2002). Pendidikannya adalah Sarjana Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung (1978), Master of Science dari Virginia Polytechnic Institute and State University (1980), dan PhD dari Lehigh University, Amerika Serikat (1984).

Adang Surahman Has served as a member of the Nomination and Remuneration Committee since 2010; age 57. In addition to his position at PLN, is a Professor in Restructuring at the Civil Engineering Faculty (2004 - present), a Member of the Disaster Mitigation Center (previously Earthquake Study Group) (1995 – present) and Inter University Researcher, PAU-IR ITB (1986 - present). Previously has served at Bandung Institute of Technology as Vice Rector for Academics and Student Affairs (2005 – 2010), Acting Rector (2004 - 2005), Vice Rector for Academics and Student Affairs (2001 - 2004), Head of Sports Unit (1999 2002), Head of Civil Engineering (1995 - 1998), FTSP (1995 – 1998) Laboratory Head for Structural Mechanics, Inter University Center, Engineering Sciences (1993 – 2002). Holds a bachelor’s degree in Civil Engineering from the Bandung Institute of Technology (1978), Master’s degree from Virginia Polytechnic Institute and State University (1980) and Doctoral Degree (PhD) from Lehigh University, USA, 1984.


245 SEKRETARIS PERUSAHAAN & SEKRETARIS DEWAN KOMISARIS

SEKRETARIS PERUSAHAAN

CORPORATE SECRETARY CORPORATE SECRETARY & BOard

commissioner secretary

Dari kiri ke kanan

Ida Bagus G. Mardawa Padangratha (Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary)

From left to right

Agus Pranoto (Sekretaris Dewan Komisaris Board of Commissioner Secretary)

of

Ida Bagus G. Mardawa Padangratha Menjabat Sekretaris Perusahaan sejak Desember 2009, berusia 52 tahun. Posisi sebelumnya di PLN adalah Direktur Perencanaan PT PLN (Persero) Batam (20072009), berbagai jabatan di PT PLN Batam (2000-2007), Kepala Cabang PT PLN (Persero) Denpasar (1996-2000), Kepala Cabang PT PLN (Persero) Singaraja (1993-1996), Kepala Bagian Teknik PT PLN (Persero) Cabang Denpasar (1991-1993), dan Kepala Seksi Operasi Konstruksi Jaringan PT PLN (Persero) Wilayah XI, Denpasar (19891991). Pendidikan yang diraihnya adalah gelar Sarjana Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung pada 1985, Magister Manajemen dari STIE Ganesha, Jakarta pada 1987, dan Master of Public Management dari National University of Singapore (Lee Kuan Yew Fellowship).

Ida Bagus G. Mardawa Padangratha Ida Bagus G. Mardawa has served as Corporate Secretary since December 2009. He was previously Director of Planning at PT PLN Batam (2007 - 2009), and has held various positions in PT PLN Batam (2000 - 2007); was Head of PT PLN (Persero) Denpasar (1996 - 2000), Head of PT PLN (Persero) Singaraja (1993 - 1996), Technical Head of PT PLN (Persero) Denpasar (1991 - 1993), and Section Head for Network Construction Operations PT PLN (Persero) Area XI, Denpasar (1989 -1991). Holds a Bachelor Degree in Electrical Engineering from Bandung Institute of Technology, 1985; Master of Management from Ganesha College, Jakarta, 1987; and a Master Degree in Public Management from the National University of Singapore (Lee Kuan Yew Fellowship).

Agus Pranoto Menjabat sebagai Sekretaris Dewan Komisaris sejak tahun 2010, berusia 58 tahun. Sebelum menjadi Sekretaris Dewan Komisaris, jabatannya adalah Tenaga Ahli Bidang Niaga Dewan Komisaris PT PLN (Persero) (2010), Komisaris Utama PT Rekadaya Elektrika (20072010), Direktur Utama PT PJB (2007-2009), Direktur Keuangan PT PJB (2004-2007), Komisaris PT Bajradaya Sentra Nusa (BDSN)-IPP (2004-2006) dan General Manager (GM) PT PLN (Persero) DJBB (2000-2003). Pendidiannya diselesaikan dengan meraih gelar Sarjana Teknik Tenaga Listrik dari Insitut Teknologi Bandung (1985), dan Magister Manajemen bidang Keuangan dari Universitas Airlangga (2007).

AGUS PRANOTO Served as Board of Commissioners’ Secretary since 2010. Previously served as Expert in Commerce for PT PLN (Persero) Board of Commissioners in 2010, President Commissioner at PT Rekadaya Elektrika (2007 - 2010), Managing Director of PT PJB (2007 - 2009), Director of Finance for PT PJB (2004 - 2007), Commissioner of PT Bajradaya Sentra Nusa (BDSN)-IPP (2004 2006) and General Manager PT PLN (Persero) DJBB (2000 - 2003). Holds a Bachelor Degree in Electrical Engineering from Bandung Institute of Technology, 1985; and Master in Management from Airlangga University Faculty of Finance, 2007.


Corporate Data

246 PROFIL SATUAN PENGAWASAN INTERN

CHAIR OF INTERNAL CHAIRman OFAUDIT INTERNAL

Paiman Menjabat sebagai Kepala Satuan Pengawasan Intern sejak tahun 2007, berusia 61 tahun. Sebelum April 2007 dan berkarir di PLN, jabatannya adalah Kepala Polisi Daerah Jawa Barat. Pendidikannya diselesaikan dengan meraih gelar Sarjana dari Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) pada tahun 1984.

PAIMAN Paiman has served as Head of the Internal Audit Unit since 2007. Previously he was Head of Police for West Java and has worked for PT PLN (Persero) since April 2007. He holds a Bachelor Degree from Police College awarded in 1984.

PROFIL PENGAWASAN INTERN

AUDIT

DAFTAR ANAK PERUSAHAAN DAN AFILIASI

ADDRESSES OF SUBSIDIARIES AND AFILIATION

Anak Perusahaan

Berdiri

SUBSIDIARIES

START

PT Indonesia Power

3 Oktober 1995

3 October 1995

PT Pembangkit Listrik Jawa-Bali

3 Oktober 1995

PT Indonesia Comnets

3 Oktober 1995

PT Pelayanan Listrik Nasional Tarakan

PT Pelayanan Listrik Nasional Batam

PT PLN Batu Bara

3 October 1995

3 October 1995

15 Desember 2003

15 December 2003

3 Oktober 1995

3 October 1995

3 September 2008

3 September 2008

Pemegang Saham

SHAREHOLDER

Kepemilikan %

Bidang Usaha

Alamat

OWNERSHIP %

bUSINESS LINE

ADDRESS

Pembangkitan tenaga listrik

Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.18 Jakarta Selatan 12950, Indonesia

PT PLN (Persero) YPK PLN

99,99% 0,01%


99,99% 0,01%


99,99% 0,01%




99,99% 0,01%

99,99% 0,01%

99,99% 0,01%

Electricity Power Plant Pembangkitan tenaga listrik

Electricity Power Plant Telekomunikasi

Telecommunication Penyediaan tenaga listrik di Pulau Tarakan

Electricity supply business in Tarakan Island region Penyediaan tenaga listrik di Pulau Batam

Electricity supply business in Batam Island region Tambang batu bara untuk PLTU

Coal mining for steam power plant

Jl. Ketintang Baru No.11 Surabaya 60231, Indonesia Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.18 Jakarta Selatan 12950, Indonesia Jl. P. Diponegoro No.1 Tarakan, Kalimantan Timur 77114, Indonesia

Jl. Engku Putri No.3 Batam Center, Batam 29432, Indonesia Gedung PLN Pusat Jl. Trunojoyo Blok M I/135, Gedung I Lantai 3 Jakarta 12160, Indonesia


247 Anak Perusahaan

Berdiri

SUBSIDIARIES

START

Pemegang Saham

SHAREHOLDER

PT PLN Geothermal


PT Geo Dipa Energi

PT PLN (Persero) PT Pertamina (Persero)

Majapahit Holding BV

PT Bahtera Adi Guna

Haleyora Power

3 Oktober 2006

3 October 2006

5 Agustus 2011

5 August 2011

2011

PT PLN (Persero)

PT PLN (Persero)

Kepemilikan %

Bidang Usaha

Alamat

OWNERSHIP %

bUSINESS LINE

ADDRESS

Penyediaan tenaga listrik terbarukan

Jl. Wijaya I No.61 Kebayoran Baru, Jakarta 12170, Indonesia

99,99% 0,01%

33,00% 67%

100,00%

100,00%

Renewable electricity supply Pembangkitan tenaga listrik panas bumi

Geothermal Power Plant Lembaga keuangan

Financial Institution Pelayaran, pengangkutan batu bara

Shipping, coal shipping


99,99% 0,01%

Bidang ketenagalistrikan meliputi industri, perdagangan, pembangunan dan jasa

electricity business including industry, trade, development and services PT Prima Layanan Nasional Enjiniring

2002


99,99% 0,01%

Enjinering & Konstruksi Utilitas Listrik

Utilities Engineering & Construction

Jl. Karawitan No.32 Bandung 40264, Indonesia Herengracht 450, 1017 CA Amsterdam The Netherlands Jl. Kalibesar Timur No. 10-12, Jakarta 11110, Indonesia

Jl. Trunojoyo Blok M I/ 135 Kebayoran Baru, Jakarta 12160

Jl. KS. Tubun I No.2 Lt. 2, Jakarta 11420


Corporate Data

248

REFERENSI SILANG PERATURAN BAPEPAM-LK NO. X.K.6 CROSS REFERENCE TO BAPEPAM-LK RULE X.K.6 NO.

KRITERIA

I

UMUM

1

PENJELASAN

HALAMAN PAGE

CRITERIA

DESCRIPTION

GENERAL

Laporan tahunan disajikan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar dan dianjurkan menyajikan juga dalam bahasa Inggris.

√

Written in good and correct Indonesian, and it is recommended to present the report in English as well.

2

Laporan tahunan dicetak pada kertas yang berwarna terang agar mudah dibaca dan jelas.

√

Printed with good quality, using readable type and size of font.

3

Laporan tahunan mencantumkan identitas perusahaan dengan jelas

√

Corporate identity should Company name and year of be stated clearly. annual report on: 1. Front cover 2. Side cover 3. Back cover 4. Every page

4

Laporan Tahunan ditampilkan di website Perusahaan

√

Posted in the Company’s website

II

IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING

1

Informasi hasil usaha perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 5 (lima) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 (lima) tahun

Informasi memuat antara lain: 1. Penjualan/pendapatan usaha 2. Laba (rugi) 3. Total laba (rugi) komprehensif 4. Laba (rugi) per saham

9

Financial information in comparative form over a period of five financial years or since operation commence date if company has been operational less than five years.

Information covers at least: 1. Sales/operating income 2. Profit (loss) 3. Comprehensive total profit (loss) 4. Profit (loss) per share

2

Informasi posisi keuangan perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 5 (lima) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 (lima) tahun

Informasi memuat antara lain: 1. Modal kerja bersih 2. Jumlah investasi 3. Jumlah aset 4. Jumlah kewajiban 5. Jumlah ekuitas

9

Financial information in comparative form over a period of five financial years or since operation commencement date if company has been operational less than five years.

Information includes: 1. Net working capital 2. Total investment in other entities 3. Total assets 4. Total liabilities 5. Total equity

Nama Perusahaan dan Tahun Annual Report ditampilkan di: 1. Sampul muka; 2. Samping; 3. Sampul belakang; dan 4. Setiap halaman

Financial Highlights


249

NO.

KRITERIA

PENJELASAN

3

Rasio keuangan dalam bentuk perbandingan selama 5 (lima) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 (lima) tahun

Informasi memuat 5 (lima) rasio keuangan yang umum dan relevan dengan industri perusahaan.

4

Laporan Tahunan wajib memuat informasi harga saham dalam bentuk tabel dan grafik. Informasi harga saham sebelum perubahan permodalan terakhir wajib disesuaikan dalam hal terjadi antara lain karena pemecahan saham, dividen saham, dan saham bonus

Informasi dalam bentuk tabel dan grafik yang memuat: Harga saham tertinggi, Harga saham terendah, Harga saham penutupan, Volume saham yang diperdagangkan untuk setiap masa triwulan dalam 2 (dua) tahun buku terakhir (jika ada).

5

Laporan Tahunan wajib memuat informasi dalam 2 (dua) tahun buku terakhir mengenai obligasi, sukuk atau obligasi konvertibel yang diterbitkan

Informasi memuat: Jumlah obligasi/sukuk/ obligasi konversi yang beredar Tingkat bunga/imbalan Tanggal jatuh tempo Peringkat obligasi/sukuk

III

LAPORAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

1

Laporan Dewan Komisaris

Memuat hal-hal sebagai berikut: 1.Penilaian kinerja direksi mengenai pengelolaan perusahaan 2.Pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh direksi. 3.Komite-komite yang berada dibawah pengawasan dewan komisaris. 4.Perubahan komposisi dewan komisaris (jika ada)

HALAMAN PAGE

9

tidak tersedia not available

11-12

CRITERIA

DESCRIPTION

Financial ratios in comparative form over a period of five financial years or since operation commencement date if company has been operational less than five years.

Information includes five general ratios that are relevant to company’s business.

Information on share prices in tables and graphs. Shares prices information before the latest, capital. Should be customized based on shares dividents and bonus/extra shares.

Information in tables and graphs depicts: 1.Highest share price 2.Lowest share price 3.Closing share price 4.Share transaction volume for every quarter in the last two financial years (if any).

Information on total bonds, sukuk or convertible bonds outstanding in the last two financial years.

Information describes: Total outstanding bonds/sukuk/ convertible bonds Coupon rate Maturity date Bond/sukuk rating

BOARD OF COMMISSIONERS AND DIRECTORS REPORT 28-36

Board of Commissioners Report

Information includes: 1.Evaluation of Board of Directors performance 2.Review of business prospects stated by Board of Directors 3.Committees under Board of Commissioners 4.Changes in Board of Commissioners composition (if any)


Corporate Data

250 HALAMAN

NO.

KRITERIA

PENJELASAN

2

Laporan Direksi

Memuat hal-hal sebagai berikut: Kinerja perusahaan mencakup antara lain kebijakan strategis, perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang ditargetkan, dan kendalakendala yang dihadapi perusahaan. Prospek usaha Penerapan tata kelola perusahaan yang baik yang telah dilaksanakan oleh perusahaan Perubahan komposisi dewan direksi (jika ada)

3

Tanda tangan anggota direksi dan anggota dewan komisaris

Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Tanda tangan dituangkan pada lembaran tersendiri 2. Pernyataan bahwa direksi dan dewan komisaris bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan. 3. Ditandatangani seluruh anggota dewan komisaris dan anggota direksi dengan menyebutkan nama dan jabatannya 4. Penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari yang bersangkutan dalam hal terdapat anggota Dewan Komisaris atau direksi yang tidak menandatangani laporan tahunan, atau: 5. penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari anggota yang lain dalam hal tidak terdapat penjelasan tertulis dari yang bersangkutan.

264-265

IV

PROFIL PERUSAHAAN

1

Nama dan alamat lengkap perusahaan

Informasi memuat antara lain nama dan alamat, kode pos, no. Telp, no. Fax, email, dan website

65

2

Riwayat singkat perusahaan

Mencakup antara lain: tanggal/tahun pendirian, nama, dan perubahan nama perusahaan (jika ada).

3

Bidang usaha

Uraian mengenai antara lain: bidang usaha yang dijalankan sesuai dengan anggaran dasar yang telah ditetapkan; dan penjelasan mengenai produk dan atau jasa yang dihasilkan

PAGE

37-44

CRITERIA

DESCRIPTION

Board of Directors Report Contains the following information: Analysis of company performance: strategic policy, comparison of result and target, problems facing the company Business prospects Good corporate governance practice Changes in Board of Directors composition (if any)

Signatures of Board of Commissioners and Board of Directors members

Provides the following information: 1. Signatures are printed on a separate sheet 2. Statement of Board of Commissioners and Board of Directors that they are fully responsible for the validity of annual report 3. Signatures, names and positions of all members of Board of Commissioners and Board of Directors 4. Separate written statement of any member of Board of Commissioners or Board of Directors not signing the report, or separate written statement of other members in case there is no explanation from the member who does not sign the report.

CORPORATE PROFILE Name and address

Information includes name, address, postal code, telephone and/or fax number(s), e-mail and website

58-59

Brief history

Description includes date of establishment, name and change of name (if any)

60-62

Line of business

Description regarding: 1. Line of business in accordance with articles of association 2. Products or services provided


251 HALAMAN

NO.

KRITERIA

PENJELASAN

4

Struktur Organisasi

Dalam bentuk bagan, meliputi nama dan jabatan

70-77

5

Visi dan Misi Perusahaan

Mencakup: Visi dan misi perusahaan; dan Keterangan bahwa visi dan misi tersebut telah disetujui oleh Direksi/Dewan Komisaris

54

6

Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Dewan Komisaris

Informasi memuat antara lain: Nama Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain) Umur Pendidikan Pengalaman kerja Tanggal penunjukan pertama kali sebagai anggota Dewan Komisaris

7

Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Direksi

8

9

PAGE

CRITERIA

DESCRIPTION

Organization structure

In the form of chart, depicting names and positions

Vision and mission

Elaborates on: 1.Corporate vision and mission 2.Statement that corporate vision and mission are approved by Board of Directors/Board of Commissioners

72-76

Identity and brief curriculum.vitae of Board of Commissioners members

Information includes: Name Position (incl. position in any other company or institution) Age Education Working experience Date of first appointment as member of Board of Commissioners

Informasi memuat antara lain: 1. Nama 2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain) 3. Umur 4. Pendidikan 5. Pengalaman kerja 6.Tanggal penunjukan pertama kali sebagai anggota Direksi

77-82

Identity and brief Information includes: curriculum.vitae of Board Name of Directors members Position (incl. position in any other company or institution) Age Education Working experience Date of first appointment as member of Board of Directors

Jumlah Karyawan (komparatif 2 tahun) dan deskripsi pengembangan kompetensinya (misal: aspek pendidikan dan pelatihan karyawan)

Informasi memuat antara lain: Jumlah karyawan untuk masing-masing level organisasi Jumlah karyawan untuk masing-masing tingkat pendidikan Pelatihan karyawan yang telah dilakukan dengan mencerminkan adanya persamaan kesempatan kepada seluruh karyawan Biaya yang telah dikeluarkan

10; 84-98

Komposisi Pemegang Saham

Mencakup antara lain: Nama pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Nama direktur dan komisaris yang memiliki saham Kelompok pemegang saham masyarakat dengan kepemilikan saham masingmasing kurang dari 5%, dan persentase kepemilikannya

69

Total employees (twoyear comparison) and description of potential development (e.g. education and training)

Information describes: Number of employees in each organization level Number of employees in each education level Accomplished training reflecting equal opportunity for all employees Total costs incurred

Shareholding composition

Information includes among other things: Name of shareholders owning 5% or more ownership Directors and Commissioners owning shares Public shareholders each owning less than 5% and the percentage of their ownership


Corporate Data

252 HALAMAN

CRITERIA

DESCRIPTION

NO.

KRITERIA

PENJELASAN

10

Daftar Anak Perusahaan dan atau Perusahaan Asosiasi

Informasi memuat antara lain : Nama Anak Perusahaan/ Perusahaan Asosiasi % Kepemilikan saham Keterangan tentang bidang usaha anak perusahaan atau perusahaan asosiasi Keterangan status operasi perusahaan anak atau perusahaan asosiasi (telah beroperasi atau belum beroperasi)

246-247

Subsidiaries and/or affiliates

Information contains at least: Name of subsidiaries/affiliates Percentage of share ownership Core business of subsidiaries/ affiliates Operating status of subsidiaries/ affiliates (operational or nonoperational)

11

Kronologis pencatatan saham

Mencakup antara lain: Kronologis pencatatan saham Jenis tindakan korporasi (corporate action) yang menyebabkan perubahan jumlah saham Perubahan jumlah saham dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku Nama bursa dimana saham perusahaan dicatatkan


Share listing chronology

Information describes at least: Share listing chronology Corporate action affecting total number of shares Changes of share total number from initial listing to end of financial year Name of bourse(s) where company shares are listed

12

Kronologis pencatatan Efek lainnya

Mencakup antara lain: Kronologis pencatatan efek lainnya Jenis tindakan korporasi (corporate action) yang menyebabkan perubahan jumlah efek lainnya Perubahan jumlah efek lainnya dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku Nama Bursa dimana efek lainnya perusahaan dicatatkan Peringkat efek

11-12

Other securities listing chronology

Description includes among other things: Other securities listing chronology Corporate action affecting total number of other securities Changes of securities total number from initial listing to end of financial year Name of bourse(s) where securities are listed Securities rating

13

Nama dan alamat lembaga dan atau profesi penunjang pasar modal

Informasi memuat antara lain: Nama dan alamat BAE Nama dan alamat Kantor Akuntan Publik Nama dan alamat perusahaan pemeringkat efek

66-67

Name & address of capital market institutions and professionals

Information with regard to: Name & address of Share Registrar Name & address of Public Accountant Office Name & address of Rating Agency

14

Akuntan Perseroan

Informasi memuat antara lain: Jumlah periode akuntan telah melakukan audit laporan keuangan tahunan perusahaan Jumlah periode Kantor Akuntan Publik telah melakukan audit laporan keuangan tahunan perusahaan Besarnya fee audit Jasa lain yang diberikan akuntan selain jasa financial audit

67

Corporate Accountant

Information includes: Name of awards and/or certifications Year of awards and/or certifications presentation Name of institution presenting awards and/or certifications Validity period (for certifications)

PAGE


253 PENJELASAN

HALAMAN

CRITERIA

DESCRIPTION

NO.

KRITERIA

15

Penghargaan dan atau sertifikasi yang diterima perusahaan baik yang berskala nasional maupun internasional

16

Nama dan alamat anak perusahaan dan atau kantor cabang atau kantor perwakilan (jika ada)

V

ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN

1

Tinjauan operasi per segmen usaha

Memuat uraian mengenai: Produksi/kegiatan usaha; Peningkatan/penurunan kapasitas produksi; Penjualan/pendapatan usaha; Profitabilitas untuk masing-masing segmen usaha yang diungkapkan dalam laporan keuangan (jika ada)

114-123

Review of business operations per business segment

Contains information on: Production or business activity Increase/decrease of production capacity Sales/operating income Profitability of each business segment presented in financial statement, if any

2

Uraian atas kinerja keuangan Perusahaan

Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan antara kinerja keuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun sebelumnya (dalam bentuk narasi dan tabel), antara lain mengenai: Aset lancar, aset tidak lancar, dan jumlah aset; Kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar, dan jumlah kewajiban; Penjualan/pendapatan usaha; Beban usaha; Laba/Rugi bersih

124-136

Description of financial performance

Comparative financial analysis of current and previous years (in narration and table), covering: Current assets, non-current assets, total assets Current liabilities, non-current liabilities, total liabilities Sales/operating income, expenses and profit (loss) Other comprehensive income, and total comprehensive profit (loss) Net Profit

3

Bahasan dan analisis tentang kemampuan membayar utang dan tingkat kolektibilitas piutang Perseroan

Penjelasan tentang : 1. Kemampuan membayar utang 2. Tingkat kolektibilitas piutang

137-138

Discussion and analysis of debt service ratio and turnover rate

Explanation on: 1. Ratio solvability 2. Account receivable collectibility ratio

4

Bahasan tentang struktur modal (capital structure), dan kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure policy)

Penjelasan atas: 1. Struktur modal (capital structure), 2. Kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure policy),

Discussion of capital structure and capital structure policy

Explanation on: 1. Capital structure 2. Capital structure policy

PAGE

23-26

Awards and/or certifications received by company at national and international level

63-64; 246-247

Name and address of subsidiaries or branches or representative offices (if any) MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

11;139


Corporate Data

254 NO.

KRITERIA

PENJELASAN

5

Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang modal

Penjelasan tentang: 1. Tujuan dari ikatan tersebut 2. Sumber dana yang diharapkan untuk memenuhi ikatan-ikatan tersebut 3. Mata uang yang menjadi denominasi 4. Langkah-langkah yang direncanakan perusahaan untuk melindungi risiko dari posisi mata uang asing yang terkait

HALAMAN

CRITERIA

DESCRIPTION

147-153

Material commitment in capital expenditure

Description of: 1. Purpose of commitment 2. Funding sources to honor commitment 3. Currency 4. Action plans to hedge foreign currency risks Note: if company has no commitment in capital expenditure, it should be stated

Explanation on: 1. Amount of increase/decrease of net sales/income 2. Causes of material increase/ decrease of net sales/income related to total goods/services sold

PAGE

Catatan: apabila perusahaan tidak mempunyai ikatan terkait investasi barang modal, agar diungkapkan 6

Jika laporan keuangan mengungkapkan peningkatan atau penurunan yang material dari penjualan/ pendapatan bersih, maka berikan bahasan tentang sejauh mana perubahan tersebut dapat dikaitkan dengan jumlah barang atau jasa yang dijual, dan atau adanya produk atau jasa baru

Penjelasan mengenai: 1. Besaran peningkatan/ penurunan penjualan atau pendapatan bersih 2. Faktor penyebab peningkatan/penurunan material dari penjualan atau pendapatan bersih yang dikaitkan dengan jumlah barang atau jasa yang dijual, dan atau adanya produksi atau jasa baru

134

If financial statement discloses material increase or decrease in net sales/income, discussion of the extent of such changes if related to total goods or services sold, and whether or not there are new goods or services.

7

Bahasan tentang dampak perubahan harga terhadap penjualan/ pendapatan bersih perusahaan serta laba perusahaan selama 2 (dua) tahun atau sejak perusahaan memulai usahanya, jika baru memulai usahanya kurang dari 2 (dua) tahun

Ada atau tidak ada pengungkapan

134

State whether or not there is Discussion of effect such information disclosure. of price changes on net sales/income and profit for two years or since the company’s commencement date if company has been operational less than two years.

8

Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan

Uraian kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan termasuk dampaknya terhadap kinerja dan risiko usaha di masa mendatang. Catatan: apabila tidak ada kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan, agar diungkapkan

156

Material information and fact subsequent to date of accountant report

Description of significant events subsequent to accountant report including the effects on company’s future performance and business risk. Note: if there is no significant event subsequent to accountant report, state so.

9

Uraian tentang prospek usaha perusahaan

Uraian mengenai prospek perusahaan dikaitkan dengan industri dan ekonomi secara umum disertai data pendukung kuantitatif dari sumber data yang layak dipercaya

Description of company business prospects

Description of business prospects in relation to industry and general economic condition, with supporting quantitative data from reliable sources

113;150


255 HALAMAN

CRITERIA

DESCRIPTION

118-120

Description of marketing aspect

Description of marketing of products and/or services, covering marketing strategy and market share of the company

Memuat uraian mengenai: 1. Jumlah dividen 2. Jumlah dividen per saham 3. Payout ratio untuk masing-masing tahun Catatan: apabila tidak ada pembagian dividen, agar diungkapkan alasannya


Description of dividend policy, total cash dividend per share and total dividend per year declared and paid for the past two financial years

Description includes: 1. Total dividend 2. Total dividend per share 2. Payout ratio for each year Note: if no dividend is paid, state the reason.

Realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum (dalam hal perusahaan masih diwajibkan menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana)

Memuat uraian mengenai: 1. Total perolehan dana, 2. Rencana penggunaan dana, 3. Rincian penggunaan dana, 4. Saldo dana, dan 5. Tanggal persetujuan RUPS atas perubahan penggunaan dana (jika ada)


Application of public offering proceeds (if company is still required to make such report)

Description of the following: 1. Total fund acquired 2. Proposed application of fund 3. Detail of fund application 4. Balance of fund 5. Date of GMS approval for revised fund application, if any

13

Informasi material mengenai investasi, ekspansi, divestasi, akuisisi atau restrukturisasi utang/ modal.

Memuat uraian mengenai: 1. Tujuan dilakukannya transaksi; 2. Nilai transaksi atau jumlah yg direstrukturisasi; 3. Sumber dana. Catatan: apabila tidak mempunyai transaksi dimaksud, agar diungkapkan

139

Material information on investment, expansion, divestment, acquisition or debt/capital restructuring

Information on the following: 1. Purpose of transaction 2. Value of transaction or restructuring 3. Source(s) of fund Note: if there is no such transaction, state so.

14

Informasi transaksi material yang mengandung benturan kepentingan dan/atau transaksi dengan pihak afiliasi.

Memuat uraian mengenai: 1. Nama pihak yang bertransaksi dan sifat hubungan afiliasi; 2. Penjelasan mengenai kewajaran transaksi; 3. Alasan dilakukannya transaksi; 4. Realisasi transaksi pada periode berjalan; 5. Kebijakan perusahaan terkait dengan mekanisme review atas transaksi; 6. Pemenuhan peraturan dan ketentuan terkait Catatan: apabila tidak mempunyai transaksi dimaksud, agar diungkapkan

155

Information on material transaction involving conflict of interest and/or transaction with affiliated parties

Description of the following: 1. Name of party making transaction and nature of affiliation 2. Explanation on transaction fairness 3. Reason for making transaction 4. Realized transaction in current period 5. Company policy in relation to mechanism of transaction review 6. Compliance with related rules and regulations Note: if there is no such transaction, state so

15

Uraian mengenai perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap perusahaan

Uraian memuat antara lain: perubahan peraturan perundang-undangan dan dampaknya terhadap perusahaan Catatan: apabila tidak terdapat perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan, agar diungkapkan

156

Description of changes in laws and regulations significantly affecting the company

Describe changes in government policy and the effects on the company Note: if there are no significant changes in laws and regulations, state so

16

Uraian mengenai perubahan kebijakan akuntansi

Uraian memuat antara lain: perubahan kebijakan akuntansi, alasan dan dampaknya terhadap laporan keuangan

156

Description of changes in accounting policies

Describe changes in accounting policies, reasons and effects on financial statement

NO.

KRITERIA

PENJELASAN

10

Uraian tentang aspek pemasaran

Uraian tentang aspek pemasaran atas produk dan/ atau jasa perusahaan, antara lain strategi pemasaran dan pangsa pasar

11

Uraian mengenai kebijakan dividen dan jumlah dividen kas per saham dan jumlah dividen per tahun yang diumumkan atau dibayar selama 2 (dua) tahun buku terakhir

12

PAGE


Corporate Data

256 PENJELASAN

HALAMAN

CRITERIA

DESCRIPTION

NO.

KRITERIA

VI

GOOD CORPORATE GOVERNANCE

1

Uraian Dewan Komisaris

Uraian memuat antara lain: 1. Uraian pelaksanaan tugas Dewan Komisaris 2. Pengungkapan prosedur penetapan remunerasi 3. Besarnya remunerasi untuk setiap anggota dewan komisaris. 4. Frekuensi pertemuan 5. Tingkat kehadiran dewan komisaris dalam pertemuan

173-177

Description of Board of Commissioners

Description contains: 1. Board of Commissioners responsibility 2. Procedures of fixing remuneration 3. Remuneration structure showing remuneration components and nominal amount per component for each member of Board of Commissioners 4. Frequency and attendance rate of Board of Commissioners meeting 5. Training program for enhancing Board of Commissioners’ competence

2

Uraian Direksi

Uraian memuat antara lain: 1. Ruang lingkup pekerjaan dan tanggung jawab masingmasing anggota Direksi. 2. Frekuensi pertemuan 3. Tingkat kehadiran anggota Direksi dalam pertemuan 4. Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Direksi

178-185

Description of Board of Directors

Description include: 1. Scope of duty and responsibility of each member of Board of Directors 2. Frequency of Board of Directors meeting 3. Attendance rate of Board of Directors meeting 4. Training program for enhancing Board of Directors’ competence

3

Assessment terhadap anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi

Uraian mengenai: 1. Proses pelaksanaan assessment atas kinerja anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi 2. Kriteria yang digunakan dalam pelaksanaan assessment atas kinerja anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi 3. Pihak yang melakukan assessment

172-173

Assessment of members of Board of Commissioners and Board of Directors

Description with regard to: 1.Assessment process of Board of Commissioners and Board of Directors performance 2.Assessment criteria of Board of Commissioners and Board of Directors performance 3.Name of party making the assessment

4

Uraian mengenai kebijakan remunerasi bagi Direksi

Mencakup antara lain: 1. Pengungkapan prosedur penetapan remunerasi 2. Struktur remunerasi yang menunjukkan jenis dan jumlah imbalan jangka pendek dan jangka panjang/ pasca kerja untuk setiap anggota Direksi 3. Indikator kinerja untuk mengukur performance Direksi

184-185

Description of remuneration policy for Board of Directors

Description includes: 1. Procedures of fixing remuneration 2. Remuneration structure showing type and amount of short-term, long-term and postemployment benefits for each member of Board of Directors 3. Performance indicator of Board of Directors

PAGE

CORPORATE GOVERNANCE


257 HALAMAN

CRITERIA

DESCRIPTION

NO.

KRITERIA

PENJELASAN

5

Komite Audit

Mencakup antara lain: 1. Nama dan jabatan anggota komite audit 2. Kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja anggota komite audit 3. Independensi anggota komite audit 4. Uraian tugas dan tanggung jawab 5. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan komite audit 6. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite audit

186-187; 191-195

Audit Committee

Information includes: 1. Name and position of members 2. Qualification and experience of members 3. Independence of members 4. Duty and responsibility 5. Activity report 6. Audit Committee meeting frequency and attendance rate

6

Komite GCG

Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite GCG 2. Independensi anggota komite GCG 3. Uraian tugas dan tanggung jawab 4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite GCG 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite GCG

186-187; 190-191

GCG Committee

Description includes: 1. Name, position, brief curriculum vitae of members 2. Independence of members 3. Duty and responsibility 4. Activity report 5. GCG Committee meeting frequency and attendance rate

7

Komite Nominasi, Remunerasi dan PSDM (Konarba dan PSDM)

Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite Konarba dan PSDM 2. Independensi anggota komite Konarba dan PSDM 3. Uraian tugas dan tanggung jawab 4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite Konarba dan PSDM 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite Konarba dan PSDM

186-187; 195-196

Remuneration Committee

Description includes: 1. Name, position, brief curriculum vitae of members 2. Independence of members 3. Duty and responsibility 4. Activity report 5. Meeting frequency and attendance rate

8

Komite-komite lain di bawah Dewan Komisaris yang dimiliki oleh perusahaan (Komite asuransi, risiko usaha dan pasca tambang)

Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite lain 2. Independensi anggota komite lain 3. Uraian tugas dan tanggung jawab. 4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite lain 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran kvomite lain

186-190

Other Committees under Board of Commissioners

Information covers at least: 1. Name, position, brief curriculum vitae of members 2. Independence of members 3. Duty and responsibility 4. Activity report 5. Other Committees meeting frequency and attendance rate

9

Uraian tugas dan fungsi Sekretaris Perusahaan

Mencakup antara lain: 1. Nama dan riwayat jabatan singkat sekretaris perusahaan 2. Uraian pelaksanaan tugas sekretaris perusahaan

211-212

Job and function of Corporate Secretary

Description includes: 1. Name and brief curriculum vitae of Corporate Secretary 2. Activity report

PAGE


Corporate Data

258 HALAMAN

NO.

KRITERIA

PENJELASAN

10

Uraian mengenai unit audit internal

Mencakup antara lain: 1. Nama ketua unit audit internal 2. Jumlah pegawai pada unit audit internal 3. Kualifikasi/sertifikasi sebagai profesi audit internal 4. Struktur atau kedudukan unit audit internal 5. Uraian pelaksanaan tugas 6. Pihak yang mengangkat/ memberhentikan ketua unit audit internal

197-201

11

Akuntan Perseroan

Informasi memuat antara lain: 1. Jumlah periode akuntan telah melakukan audit laporan keuangan tahunan perusahaan 2. Jumlah periode Kantor Akuntan Publik telah melakukan audit laporan keuangan tahunan perusahaan 3. Besarnya fee audit dan jasa atestasi lainnya (dalam hal akuntan memberikan jasa atestasi lainnya bersamaan dengan audit) 4. Jasa lain yang diberikan akuntan selain jasa financial audit

67

12

Uraian mengenai manajemen risiko perusahaan

Mencakup antara lain: 1. Penjelasan mengenai sistem manajemen risiko 2. Penjelasan mengenai evaluasi yang dilakukan atas efektivitas sistem manajemen risiko 3. Penjelasan mengenai risiko-risiko yang dihadapi perusahaan 4. Upaya untuk mengelola risiko tersebut

13

Uraian mengenai sistem pengendalian intern

Mencakup antara lain: 1. Penjelasan singkat mengenai sistem pengendalian intern 2. Penjelasan mengenai evaluasi yang dilakukan atas efektivitas sistem pengendalian intern

PAGE

CRITERIA

DESCRIPTION

Internal Audit Unit

Description of: 1. Name of head of internal audit unit 2. Total employees of internal audit unit 3. Professional internal audit qualification/certification 4. Structure and position of internal audit unit 5. Activity report 6. Party appointing/terminating head of internal audit unit

Accountant

Information on: 1. Number of periods accountant has audited company’s annual financial statements 2. Number of periods public accountant office has audited company’s annual financial statements 3. Amount of audit fee and other attestation fees (if accountant provides attestation concurrently with audit) 4. Other accountant services besides financial audit

163; 202-210

Description of company’s risk management

Description includes: 1. Risk management system 2. Evaluation of effectiveness of risk management system 3. Risks facing the company 4. Efforts to manage such risks

163; 197-201

Description of internal control system

Information includes: 1. Brief report on internal control system 2. Evaluation of effectiveness of internal control system


259 HALAMAN

CRITERIA

DESCRIPTION

100104;233

Description of corporate social responsibility related to environment

Description includes information on: 1. Policy 2. Activities 3. Financial effect of environmental program activities, such as usage of recyclable material and ecofriendly energy, waste treatment system, etc. 4. Environmental certification owned by the Company

Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Kebijakan, 2. Kegiatan yang dilakukan dan 3. Dampak keuangan dari kegiatan terkait praktik ketenagakerjaan, kesehatan, dan keselamatan kerja, seperti kesetaraan gender dan kesempatan kerja, sarana dan keselamatan kerja, tingkat turnover karyawan, tingkat kecelakaan kerja, pelatihan, dan lain-lain

105-110; 234

Description of corporate social responsibility related to employment, work safety and health

Information includes: 1.Policy 2.Activities 3.Financial effect of these activities in relation to employment, work safety and health, gender equality and equal opportunity, working facilities, employee turnover, work-related accident rate, training, etc.

Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan pengembangan sosial dan kemasyarakatan

Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Kebijakan, 2. Kegiatan yang dilakukan, dan 3. Dampak keuangan dari kegiatan terkait pengembangan sosial dan kemasyarakatan, seperti penggunaan tenaga kerja lokal, pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan, perbaikan sarana dan prasarana sosial, bentuk donasi lainnya, dan lain-lain

230-233

Description of corporate social responsibility related to social and community development

Information includes: 1.Policy 2.Activities 3.Financial effect of these activities, such as hiring local people, empowering neighboring community, improving social facilities and infrastructure, making financial contribution, etc.

Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan tanggung jawab kepada konsumen

Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Kebijakan, 2. Kegiatan yang dilakukan, dan 3. Dampak keuangan dari kegiatan terkait tanggung jawab produk, seperti kesehatan dan keselamatan konsumen, informasi produk, sarana, jumlah dan penanggulangan atas pengaduan konsumen, dan lain-lain

163, 234

Description of corporate social responsibility in relation to customer

Information covers: 1.Policy 2.Activities 3.Financial effect of these activities in relation to customer’s safety and health, product information, means of handling customer complaints, total number of customer complaints settled, etc.

NO.

KRITERIA

PENJELASAN

14

Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan lingkungan hidup

Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Kebijakan, 2. Kegiatan yang dilakukan, dan 3. Dampak keuangan dari kegiatan terkait program lingkungan hidup, seperti penggunaan material dan energi yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang, sistem pengolahan limbah perusahaan, dan lain-lain 4. Sertifikasi di bidang lingkungan yang dimiliki

15

Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan ketenagakerjaan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja

16

17

PAGE


Corporate Data

260 HALAMAN

NO.

KRITERIA

PENJELASAN

18

Perkara penting yang sedang dihadapi oleh perusahaan, entitas anak, anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang menjabat pada periode laporan tahunan

Mencakup antara lain: 1. Pokok perkara/gugatan 2. Status penyelesaian perkara/gugatan 3. Pengaruhnya terhadap kondisi keuangan perusahaan Catatan: dalam hal tidak berperkara, agar diungkapkan

213-226

19

Akses informasi dan data perusahaan

Uraian mengenai tersedianya akses informasi dan data perusahaan kepada publik, misalnya melalui website, media massa, mailing list, buletin, pertemuan dengan analis, dan sebagainya

20

Bahasan mengenai kode etik

Memuat uraian antara lain: 1. Keberadaan kode etik 2. Isi kode etik 3. Pengungkapan bahwa kode etik berlaku bagi seluruh level organisasi 4. Upaya dalam penerapan dan penegakannya 5. Pernyataan mengenai budaya perusahaan (corporate culture) yang dimiliki perusahaan

21

Pengungkapan mengenai whistleblowing system

Memuat uraian tentang mekanisme whistleblowing system antara lain: 1. Penyampaian laporan pelanggaran 2. Perlindungan bagi whistleblower 3. Penanganan pengaduan 4. Pihak yang mengelola pengaduan.

VII

INFORMASI KEUANGAN

1

Surat Pernyataan Direksi tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan

2

Opini Auditor Independen atas laporan keuangan

3

Deskripsi Auditor Independen di Opini

PAGE

CRITERIA

DESCRIPTION

Description of significant cases faced by the company, subsidiaries, incumbent members of Board of Directors and Board of Commissioners

Description includes: 1. Subject of cases/claims 2. Status of cases/claims settlement 3. Effects on company’s financial condition Note: if there is no significant case, state so

65

Public access to corporate data and information

Elaboration on availability of public access to corporate data and information, through website, mass media, mailing list, bulletin, analyst meeting, etc.

163

Discussion of code of conduct

Discussion includes: 1. The establishment of code of conduct 2. Content of code of conduct 3. Statement that code of conduct is applicable to all organization levels 4. Efforts to implement and enforce code of conduct 5. Statement of corporate culture

Elaboration on whistleblowing system

Elaboration on whistle-blowing mechanism: 1.Method of reporting 2.Protection of whistle-blower 3.Handling of reports 4.Party that handles reports


Financial nformation Kesesuaian dengan peraturan Bapepam-LK No. VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan

Deskripsi memuat tentang: 1. Nama & tanda tangan 2. Tanggal Laporan Audit 3. No. izin KAP dan nomor izin Akuntan Publik

269

Statement of Board of Directors regarding its responsibility of financial statement

270-271

Independent auditor’s opinion on financial statement

270-271

Description of independent auditor in opinion

In conformity with Bapepam-LK regulation No. VIII.G.11 on Board of Directors Responsibility of Financial Statement

Description contains: 1. Name and signature 2. Date of audited report 3. License number of Public Accountant Office and license number of Public Accountant


261 NO.

KRITERIA

PENJELASAN

4

Laporan keuangan yang lengkap

Memuat secara lengkap unsurunsur laporan keuangan: 1. Laporan posisi keuangan (neraca) 2. Laporan laba rugi komprehensif 3. Laporan perubahan ekuitas 4. Laporan arus kas 5. Catatan atas laporan keuangan 6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya (jika relevan)

HALAMAN PAGE

272-277

CRITERIA

DESCRIPTION

Full financial statement

Contains all financial statement elements: 1. Balance sheet 2. Comprehensive income statement 3. Changes in equity report 4. Cash flow report 5. Notes to financial statement 6. Financial statement at the beginning of comparative periods when the company implements accounting policy retrospectively or restates financial statement accounts, or reclassifies financial statement accounts (if applicable).

Disclosure in notes to financial statement when the company implements accounting policy retrospectively or restates financial statement accounts, or reclassifies financial statement accounts

State whether or not there is disclosure according to SFAS

278

5

Pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pospos dalam laporan keuangannya

Ada atau tidak ada pengungkapan sesuai dengan PSAK

6

Perbandingan tingkat profitabilitas

Perbandingan laba (rugi) tahun berjalan dengan tahun sebelumnya

274

Comparison of profitability ratio

Comparison of current and previous year profit (loss)

7

Laporan arus kas

Memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. Pengelompokan dalam tiga kategori aktivitas: operasi, investasi, dan pendanaan 2. Penggunaan metode langsung (direct method) untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi 3. Pemisahan penyajian antara penerimaan kas dan atau pengeluaran kas selama tahun berjalan pada aktivitas operasi, investasi dan pendanaan 4. Pengungkapan transaksi non kas dalam catatan atas laporan keuangan

276

Presentation of cash flow report

In compliance with the following: 1. Classification of activities in three categories: operating, investing and financing activities 2. Usage of direct method in reporting cash flow from operating activities 3. Separate presentation of cash income/expense in current year in operating, investing and financing activities 4. Disclosure of non-cash activities in notes to financial statement

8

Ikhtisar kebijakan akuntansi

Meliputi sekurang-kurangnya: 1. Pernyataan kepatuhan terhadap SAK 2. Dasar pengukuran dan penyusunan laporan keuangan 3. Pengakuan pendapatan dan beban 4. Aset Tetap 5. Instrumen Keuangan

281

Description of accounting Description contains at least: policy 1. Statement of compliance with SFAS 2. Basis of financial statement measurement and presentation 3. Recognition of income and expense 4. Fixed assets 5. Financial instruments


Corporate Data

262 HALAMAN

CRITERIA

DESCRIPTION

NO.

KRITERIA

PENJELASAN

9

Pengungkapan transaksi pihak berelasi

Hal-hal yang diungkapkan antara lain: 1. Nama pihak berelasi, serta sifat dan hubungan dengan pihak berelasi 2. Nilai transaksi beserta persentasenya terhadap total pendapatan dan beban terkait 3. Jumlah saldo beserta persentasenya terhadap total aset atau liabilitas 4. Syarat dan ketentuan transaksi dengan pihak berelasi

290

Disclosure of relatedparty transactions

Items to be disclosed include: 1. Name of related parties, nature of relationship to related parties 2. Value of transactions and percentage to relevant total income and expense 3. Transaction balance and percentage to total assets or liabilities 4. Terms and conditions of related-party transactions

10

Pengungkapan yang berhubungan dengan Perpajakan

Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Penjelasan hubungan antara beban (penghasilan) pajak dan laba akuntansi 2. Rekonsiliasi fiskal dan perhitungan beban pajak kini 3. Pernyataan bahwa Laba Kena Pajak (LKP) hasil rekonsiliasi dijadikan dasar dalam pengisian SPT Tahunan PPh Badan. 4. Rincian aset dan liabilitas pajak tangguhan yang diakui pada laporan posisi keuangan untuk setiap periode penyajian, dan jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang diakui pada laporan laba rugi apabila jumlah tersebut tidak terlihat dari jumlah aset atau liabilitas pajak tangguhan yang diakui pada laporan posisi keuangan. 5. Pengungkapan ada atau tidak ada sengketa pajak

363

Disclosure of tax obligations

Items to be disclosed include: 1. Relation between tax expense (income) and accounting profit 2. Reconciliation between fiscal and current tax assessment 3. Statement that reconciled taxable profit is the basis of making corporate annual income tax return 4. Breakdown of deferred tax assets and liabilities recognized in balance sheet for each period and total deferred tax expense (income) recognized in income statement if such amount is not shown in total deferred tax assets or liabilities recognized in financial statement 5. Statement whether or not there is any tax dispute

11

Pengungkapan yang berhubungan dengan Aset Tetap

Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Metode penyusutan yang digunakan 2. Uraian mengenai kebijakan akuntansi yang dipilih antara model nilai wajar dan model biaya 3. Metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar aset tetap (model revaluasi) atau pengungkapan nilai wajar aset tetap (model biaya) 4. Rekonsiliasi jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan aset tetap pada awal dan akhir periode dengan menunjukkan: penambahan, pengurangan dan reklasifikasi.

296

Disclosure of fixed assets Items to be disclosed: 1. Depreciation method applied 2. Description of accounting policy adopted between fair value model and cost model 3. Significant method and assumption adopted in estimating fair value of fixed assets (revaluation model) or disclosure of fair value of fixed assets (cost model) 4. Reconciliation of recorded gross amount and cumulative depreciation of fixed assets at beginning and at end of period by showing addition, reduction and reclassification

PAGE


263 HALAMAN

CRITERIA

DESCRIPTION

NO.

KRITERIA

PENJELASAN

12

Perkembangan Terakhir Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Lainnya

Uraian mengenai SAK/ peraturan yang telah diterbitkan tetapi belum berlaku efektif, yang belum diterapkan oleh perusahaan, dengan mengungkapkan: 1. Jenis dan tanggal efektif SAK/peraturan baru tersebut; 2. Sifat dari perubahan yang belum berlaku efektif atau perubahan kebijakan akuntansi; dan 3. Dampak penerapan awal SAK dan peraturan baru tersebut atas laporan keuangan.

281-286

The latest financial accounting standards (FAS) and other regulations

Description of issued but not effective FAS or regulations that are not applied by the company, disclosing: 1. Type and effective date of the new FAS or regulations 2. Nature of the ineffective changes of accounting policy 3. Effect of initial implementation of the new FAS or regulations on financial statement

13

Pengungkapan yang berhubungan dengan Instrumen Keuangan

Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Persyaratan, kondisi dan kebijakan akuntansi untuk setiap kelompok instrumen keuangan 2. Klasifikasi instrumen keuangan 3. Nilai wajar tiap kelompok instrumen keuangan 4. Penjelasan risiko yang terkait dengan instrumen keuangan: risiko pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas 5. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangannya

287

Disclosure of financial instruments

Items to be disclosed include: 1. Accounting requirements, conditions and policies for each group of financial instruments 2. Classification of financial instruments 3. Fair value of each group of financial instruments 4. Risks related to financial instruments: market risks, credit risks and liquidity risks 5. Purpose and policy of financial risk management

14

Penerbitan laporan keuangan

Hal-hal yang diungkapkan antara lain: 1. Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit; dan 2. Pihak yang bertanggung jawab mengotorisasi laporan keuangan

270-271

Publication of financial statement

Items to be disclosed include: 1. Date of authorization for financial statement publication 2. Party responsible for authorizing financial statement

PAGE


Corporate Data

264

PERNYATAAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI BOARD OF COMMISSIONERS’ AND DIRECTORS’ STATEMENT Sesuai dengan Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 67 dan Peraturan Bapepam No. X.K.6 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan bagi Emiten atau Perusahaan Publik, dengan ini kami, Dewan Komisaris dan Direksi PT PLN (Persero), menyatakan telah menyetujui dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan Perseroan tahun buku 2011.

In accordance with Corporate Law no. 40/2007, Chapter 67, and Capital Market Supervisory Board Regulation No. X.K.6 on Annual Report Submission Requirements for Public Companies, we, the Board of Commissioners and Directors of PT PLN (Persero), hereby state that we have approved and are fully responsible for the validity of the Company’s 2011 Annual Report.

Laporan Tahunan Perseroan ini juga memuat Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2011.

The Company’s Annual Repost contains the Board of Commissioner’s Monitoring Report and Consolidated Financial Statement for the years ending 31 December 2010 and 2011.

DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS

Yogo Pratomo Komisaris Utama

President Commissioner

Syahrial Loetan

Abdul Aziz

Komisaris

Komisaris

Komisaris

Commissioner

Commissioner

Commissioner

Wimpy S. Tjetjep

Rahmat Waluyanto

Lutfi Hamid

Adang Firman

Komisaris



Commissioner

Independent Commissioner

Independent Commissioner


265

DIREKSI BOARD OF DIRECTORS

Nur Pamudji Direktur Utama

President Director

IGA Ngurah Adnyana

Moch. HarRy Jaya Pahlawan

Vickner Sinaga




Director of Java-Bali Operations

Director of West Indonesia Operations


Bagiyo Riawan

Murtaqi Syamsuddin


Direktur Perencanaan dan Manajemen Risiko

Director of Strategic Procurement

Director of Planning & Risk Management

Nasri Sebayang

Eddy D. Erningpraja

Setio Anggoro Dewo

Direktur Konstruksi

Direktur SDM dan Umum

Direktur Keuangan

Construction Director

Director of HR and General Affairs

Director of Finance

LAPORAN KEUANGAN Financial Report

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK/AND ITS SUBSIDIARIES LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN/ CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010/ FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN/ AND INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK/AND ITS SUBSIDIARIES DAFTAR ISI/TABLE OF CONTENTS Halaman/ Page SURAT PERNYATAAN DIREKSI/DIRECTORS’ STATEMENT LETTER LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN/INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT

1

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN - Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 serta untuk tahun – tahun yang berakhir pada tanggal tersebut/ CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS – for the years then ended December 31, 2011 and 2010 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian/Consolidated Statement of Financial Position Laporan Laba Rugi Komprehensif Comprehensive Income

Konsolidasian/Consolidated

Statements

3 of 5

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian/Consolidated Statements of Changes in Equity

6

Laporan Arus Kas Konsolidasian/Consolidated Statements of Cash Flows

7

Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian/Notes to Consolidated Financial Statements

9

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)

2011

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Figures in tables stated in millions of Rupiah)

Catatan/ Notes

2010

ASET

ASSETS

ASET TIDAK LANCAR Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 113.564.503 juta tahun 2011 dan Rp 100.569.402 juta tahun 2010 Pekerjaan dalam pelaksanaan Properti investasi Investasi pada entitas asosiasi Aset pajak tangguhan Aset tidak digunakan dalam operasi Piutang pihak berelasi Rekening bank dan deposito berjangka dibatasi penggunaannya Piutang lain-lain Aset tidak lancar lain

261.226.207 98.057.296 152.796 1.142.850 18.018 1.713.669 212.709

NONCURRENT ASSETS Property, plant and equipment net of accumulated depreciation of Rp 113,564,503 million in 2011 and Rp 100,569,402 million in 2010 Construction in progress Investment properties Investments in associates Deferred tax assets Assets not used in operations Receivables from related parties Restricted cash in banks and time deposits Other receivables Other noncurrent assets

Jumlah Aset Tidak Lancar

368.266.521

ASET LANCAR Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 356.147 juta tahun 2011 dan Rp 330.451 juta tahun 2010 Piutang subsidi listrik Piutang lain-lain Persediaan - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 130.777 juta tahun 2011 dan Rp 98.898 juta tahun 2010 Pajak dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka dan uang muka Piutang pihak berelasi Jumlah Aset Lancar JUMLAH ASET

3.889.763 355.270 1.497.943

6 7 8 9 48 10 11,52 12 18 13

210.651.868 106.839.853 145.020 883.012 11.278 1.299.503 232.250 2.407.587 319.567 1.627.358 324.417.296

Total Noncurrent Assets

22.088.093 636.264

14 15

19.716.798 828.739

3.504.823 12.101.668 598.750

16 17,39 18

2.875.168 9.358.747 623.506

CURRENT ASSETS Cash and cash equivalents Short-term investments Trade accounts receivable - net of allowance for doubtful accounts of Rp 356,147 million in 2011 and Rp 330,451 million in 2010 Receivables on electricity subsidy Other receivables

9.927.314 550.880 826.907 65.227

Inventories - net of allowance for decline in value of Rp 130,777 million in 2011 and Rp 98,898 million in 2010 Prepaid taxes Prepaid expenses and advances Receivables from related parties

15.654.105 2.396.990 1.204.393 67.256

19 20 21 11,52

58.252.342

44.773.286

426.518.863

369.190.582

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.

Total Current Assets TOTAL ASSETS

See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.

-3-

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan

2011

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued

Catatan/ Notes

2010

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITIES AND EQUITY

EKUITAS Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Modal saham - nilai nominal Rp 1 juta per saham Modal dasar - 63.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 46.197.380 saham tahun 2011 dan 46.107.154 saham tahun 2010 Tambahan modal disetor Saldo laba Ditentukan penggunaannya Tidak ditentukan penggunaannya Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik Perusahaan Kepentingan nonpengendali Jumlah Ekuitas

EQUITY

LIABILITAS JANGKA PANJANG Pendapatan ditangguhkan Liabilitas pajak tangguhan - bersih Utang jangka panjang - setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun Penerusan pinjaman Utang kepada Pemerintah Utang sewa pembiayaan Utang bank dan surat utang jangka menengah Utang obligasi Utang listrik swasta Utang pihak berelasi Liabilitas imbalan kerja Utang lain-lain Jumlah Liabilitas Jangka Panjang LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang usaha Pihak berelasi Pihak ketiga Utang pajak Biaya masih harus dibayar Uang jaminan langganan Utang biaya proyek Utang jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun Penerusan pinjaman Utang kepada Pemerintah Utang sewa pembiayaan Utang bank dan surat utang jangka menengah Utang obligasi Utang listrik swasta Utang pihak berelasi Liabilitas imbalan kerja Utang lain-lain Jumlah Liabilitas Jangka Pendek

Equity attributable to owners of the Company Capital stock - par value of Rp 1 million per share Authorized - 63,000,000 shares

46.197.380 40.050.208

22 23

46.107.154 37.122.096

13.720.014 55.285.174

8.248.328 58.107.990

155.252.776 96.391 155.349.167

149.585.568 97.027 149.682.595

14.587.906 9.669.360

24 48

10.126.136 9.979.393

27.036.690 6.016.818 23.922.731 46.003.191 55.908.388 5.927.807 13.991 18.967.344 196.508 208.250.734

25 26 27 28 29 30 31 51 33

22.803.597 2.016.668 14.166.649 36.400.362 46.656.045 6.049.046 16.358.885 1.368 164.558.149

14.194.723 8.629.474 955.509 5.232.453 6.511.261 2.467.143

32,52 32,55 34 35 36 37

5.938.951 6.714.064 905.656 5.111.783 6.544.422 3.689.316

2.236.422 346.372 2.119.192 4.694.652 187.280 663.384 1.611.500 13.069.597 62.918.962

25 26 27 28 29 30 31,52 51 33

2.088.093 344.065 1.408.607 3.343.493 4.045.950 176.607 577.478 1.438.655 12.622.698 54.949.838

Subscribed and paid-up - 46,197,380 shares in 2011 and 46,107,154 shares in 2010 Additional paid-in capital Retained earnings Appropriated Unappropriated Equity attributable to owners of the Company Non-controlling interests Total Equity NONCURRENT LIABILITIES Deferred revenue Deferred tax liabilities - net Long-term liabilities - net of current maturities Two-step loans Government loans Lease liability Bank loans and medium term notes Bonds payable Electricity purchase payable Payable to related parties Employee benefits obligation Other payables Total Noncurrent Liabilities CURRENT LIABILITIES Trade accounts payable Related parties Third parties Taxes payable Accrued expenses Customers' security deposits Project cost payable Current maturities of long-term liabilities Two-step loans Government loans Lease liability Bank loans and medium term notes Bonds payable Electricity purchase payable Payable to related parties Employee benefits obligation Other payables Total Current Liabilities

JUMLAH LIABILITAS

271.169.696

219.507.987

TOTAL LIABILITIES

JUMLAH EKUITAS DAN LIABILITAS

426.518.863

369.190.582

TOTAL EQUITY AND LIABILITIES



-4-

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Figures in tables stated in millions of Rupiah)

2011

Catatan/ Notes

2010

PENDAPATAN USAHA Penjualan tenaga listrik Subsidi listrik Pemerintah Penyambungan pelanggan Lain-lain

112.844.853 93.177.740 1.008.730 986.500

38 39 24 40

102.973.531 58.108.418 760.837 532.508

REVENUES Sale of electricity Government's electricity subsidy Customer connection fees Others

Jumlah Pendapatan Usaha

208.017.823

162.375.294

Total Revenues

BEBAN USAHA Bahan bakar dan pelumas Pembelian tenaga listrik Pemeliharaan Kepegawaian Penyusutan Lain-lain

120.553.008 29.717.769 11.607.490 13.197.075 13.916.723 4.405.234

Jumlah Beban Usaha LABA SEBELUM POS KEUANGAN DAN LAIN-LAIN

84.190.727 25.217.765 9.900.622 12.954.417 12.558.537 4.286.003

OPERATING EXPENSES Fuel and lubricants Purchased electricity Maintenance Personnel Depreciation Others

193.397.299

149.108.071

Total Operating Expenses

14.620.524

13.267.223

503.983

753.181

POS KEUANGAN DAN LAIN-LAIN BERSIH Penghasilan bunga Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing - bersih Beban keuangan Lain-lain - bersih

(1.325.217) (7.754.126) 1.827.246

Pos Keuangan dan Lain-lain Bersih LABA SEBELUM PAJAK BEBAN PAJAK LABA TAHUN BERJALAN DAN JUMLAH LABA KOMPREHENSIF

Laba tahun berjalan dan jumlah laba komprehensif diatribusikan kepada : Pemilik Entitas Induk Kepentingan Nonpengendali Jumlah LABA PER SAHAM DASAR (Dalam Rupiah penuh)

41 42,52 43 44 6 45

NET FINANCIAL AND OTHER ITEMS Interest income

2.237.943 (6.010.896) 1.158.741

Gain (loss) on foreign exchange - net Financial cost Others - net

(6.748.114)

(1.861.031)

Net Financial and Other Items

7.872.410

11.406.192

PROFIT BEFORE TAX

(1.313.174)

TAX EXPENSE

10.093.018

INCOME FOR THE YEAR AND TOTAL COMPREHENSIVE INCOME

10.086.686 6.332 10.093.018

Income for the year and total comprehensive income attributable to : Owners of the Company Non-controlling interest Total

(678.784)

53 46 47

INCOME BEFORE FINANCIAL AND OTHER ITEMS

48

7.193.626

7.193.870 (244) 7.193.626

155.898

49


218.766

BASIC EARNINGS PER SHARE (In full Rupiah amount)


-5-

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)

Catatan/ Notes

Saldo per 1 Januari 2010 Penambahan tahun berjalan Cadangan umum tahun berjalan Dividen Dividen yang diatribusikan ke kepentingan nonpengendali Jumlah laba komprehensif tahun berjalan Saldo per 31 Desember 2010 Penambahan tahun berjalan Cadangan umum tahun berjalan Dividen Divden yang diatribusikan ke kepentingan nonpengendali Jumlah laba komprehensif tahun berjalan

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Figures in tables stated in millions of Rupiah)

Modal ditempatkan dan disetor penuh/ Subscribed and paid-up capital stock

Tambahan modal disetor/ Additional paid-in capital

46.107.154 -

34.819.299 2.302.797 -

23 50 50

-

22,23 50 50

Saldo per 31 Desember 2011

46.107.154 90.226 46.197.380

37.122.096 2.928.112 40.050.208

Saldo laba/ Retained earnings Ditentukan Tidak ditentukan penggunaannya/ penggunaannya/ Appropriated Unappropriated

1.894.149 6.354.179 8.248.328 5.471.686 13.720.014


Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk/ Equity attributable to owners of the Company

58.375.483 (6.354.179) (4.000.000)

141.196.085 2.302.797 (4.000.000)

10.086.686

10.086.686

58.107.990 (5.471.686) (4.545.000)

149.585.568 3.018.338 (4.545.000)

7.193.870

7.193.870

55.285.174

155.252.776

Kepentingan nonpengendali/ Non-controlling interest

91.911 (1.216) 6.332 97.027 (392) (244) 96.391

Jumlah ekuitas/ Total equity

141.287.996 2.302.797 (4.000.000) (1.216) 10.093.018 149.682.595 3.018.338 (4.545.000) (392) 7.193.626 155.349.167

Balance as of January 1, 2010 Additions during the year Appropriation during the year Dividends Dividends attributed to non-controlling interest Total comprehensive income for the year Balance as of December 31, 2010 Additions during the year Appropriation during the year Dividends Dividends attributed to non-controlling interest Total comprehensive income for the year Balance as of December 31, 2011


-6-

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok Pembayaran kas kepada karyawan Kas digunakan untuk aktivitas operasi Penerimaan subsidi listrik Pembayaran bunga Penerimaan bunga Penerimaan restitusi pajak penghasilan Pembayaran pajak penghasilan Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil penjualan aset tidak digunakan dalam operasi Perolehan aset tetap Perolehan pekerjaan dalam pelaksanaan Penerimaan piutang pihak berelasi Pengurangan (perolehan) investasi pada entitas asosiasi Pencairan (penempatan) rekening bank dan deposito berjangka dibatasi penggunaannya Pembayaran utang investasi saham tidak terdaftar di bursa Pencairan investasi jangka pendek

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Figures in tables stated in millions of Rupiah)

2011

2010

123.313.808 (164.061.002) (10.457.035) (51.204.229) 90.434.819 (7.797.710) 519.395 109.756 (921.971)

107.113.132 (120.387.643) (10.510.534) (23.785.045) 54.153.118 (7.326.989) 797.362 27.989 (897.177)

31.140.060

22.969.258

34.345 (7.301.505) (31.856.413) 8.032

72.499 (3.090.096) (30.360.169) 822.345

(136.319)

28.772

(1.703.775)

963.014

196.787

(12.957) 855.627

CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Cash receipts from customers Cash paid to suppliers Cash paid to employees Cash used in operations Government subsidy received Interest expense paid Interest received Income tax restitution received Income tax paid Net Cash Provided by Operating Activities CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Proceeds from sale of assets not used in operations Additions to property, plant and equipment Additions to construction in progress Decrease in receivables from related parties Decrease in (acquisition of) investments in associates Withdrawal (placement) of restricted cash in banks and time deposits Payment of payable on acquisition of investment in non-listed shares Withdrawal of short-term investments

Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi

(40.758.848)

(30.720.965)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Hasil emisi obligasi Pembayaran biaya emisi obligasi Pembayaran obligasi Pembayaran penerusan pinjaman Penarikan utang kepada Pemerintah Pembayaran utang kepada Pemerintah Pembayaran dividen Perolehan utang bank Pembayaran utang bank Pembayaran utang listrik swasta Pembayaran utang sewa pembiayaan

9.035.000 (97.531) (3.980.250) (2.279.438) 4.499.977 (293.793) (4.545.000) 58.712.266 (47.502.177) (158.424) (1.431.750)

6.000.000 (19.940) (2.068.932) (293.793) (4.000.000) 17.981.692 (1.842.542) (161.641) (1.169.535)

CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Proceeds from issuance of bonds Payment of bonds issuance costs Payment of bonds payable Payment of two-step loans Proceeds in Government loans Payment of Government loans Dividends paid Proceeds from bank loans Payment of bank loans Payment of electricity purchase payable Payment of lease liabilities

11.958.880

14.425.309

Net Cash Provided by Financing Activities

2.340.092

6.673.602

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN Kas dan setara kas awal tahun entitas anak yang dikonsolidasikan (Catatan 22)

19.716.798

13.043.196

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN

22.088.093

Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Pendanaan KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS

31.203

19.716.798


Net Cash Used in Investing Activities

NET INCREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEAR Cash and cash equivalent at beginning of year of subsidiary (Note 22) CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEAR


-7-

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan

2011 PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi kas : Perolehan aset tetap melalui : Reklasifikasi pekerjaan dalam pelaksanaan ke aset tetap Reklasifikasi aset tidak digunakan dalam operasi ke aset tetap Perolehan aset sewaan melalui utang sewa pembiayaan Perolehan pekerjaan dalam pelaksanaan melalui : Penarikan pinjaman dan hutang biaya proyek Bantuan Pemerintah Kapitalisasi biaya pinjaman Kapitalisasi beban penyusutan Utang lain-lain Reklasifikasi aset tetap ke aset tidak digunakan dalam operasi Subsidi diperhitungkan dengan utang usaha Perolehan entitas anak melalui penerbitan saham

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued

2010 SUPPLEMENTAL DISCLOSURES Noncash investing and financing activities :

48.145.246

13.061.873

503.810

395.335

11.037.852

-

4.293.685 2.928.111 1.248.486 8.883 12.634.166

3.716.484 2.302.797 2.606.192 8.917 11.961.051

683.830

575.342

-

3.177.027

90.226

-


Additions to property, plant and equipment through: Reclassification of construction in progress to property, plant and equipment Reclassification of assets not used in operations to property, plant and equipment Acquisition of leased assets through lease liability Additions to construction in progress through : Drawdown of loans and project cost payable Government equity participation Capitalization of borrowing costs Capitalization of depreciation expense Other payables Reclassification of property, plant and equipment to assets not used in operations Offsetting electricity subsidy with accounts payable liability Acquisition of a subsidiary through issuance of shares


-8-

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 SERTA UNTUK TAHUN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) 1.

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah)

UMUM

1.

a. Pendirian dan Informasi Umum

GENERAL a. Establishment and General Information

Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara (“Perusahaan”) didirikan pada tahun 1961 dalam bentuk Jawatan di dalam lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga. Perusahaan merupakan kelanjutan usaha beberapa perusahaan listrik Belanda yang diambilalih oleh Pemerintah Republik Indonesia (Pemerintah). Perusahaan listrik Belanda tersebut meliputi NV ANIEM, NV SEM, NV OJEM, NV EMS, NV EMBALOM, NV GEBEO, NV OGEM dan NV WEMI. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1965, status Perusahaan berubah menjadi perusahaan yang berbadan hukum. Selanjutnya ditetapkan menjadi Perusahaan Umum (Perum) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1970 yang dipertegas dengan Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1972. Kemudian berdasarkan akta No. 169 tanggal 30 Juli 1994 dari Sutjipto S.H., notaris di Jakarta, status badan hukum Perusahaan berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama Perusahaan Perseroan PT Perusahaan Listrik Negara disingkat PT PLN (Persero). Akta perubahan ini disahkan dengan Keputusan Menteri Kehakiman No. C2-11.519.HT.01.01.Th.94 tanggal 1 Agustus 1994, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 13 September 1994, Tambahan No. 6731.

Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara (the Company) was established in 1961 as a unit of the Ministry of Energy and Public Works. The Company is a business continuation of several Dutch electricity companies taken over by the Government of the Republic of Indonesia (Government). The Dutch electricity companies include among others: NV ANIEM, NV SEM, NV OJEM, NV EMS, NV EMBALOM, NV GEBEO, NV OGEM and NV WEMI. Based on Government Regulation No. 19 year 1965, the Company‟s status was changed to that of a legal entity. Subsequently, based on Government Regulation No. 30 year 1970, as amended by Government Regulation No. 18 year 1972, the Company became a Perusahaan Umum (Perum). Based on notarial deed of Sutjipto, S.H., notary in Jakarta, No. 169 dated July 30, 1994, the Company‟s status was changed to a limited liability company and was named Perusahaan Perseroan PT Perusahaan Listrik Negara or PT PLN (Persero). This change was approved by the Minister of Justice in his decision letter No. C2-11.519.HT.01.01.Th.94 dated August 1, 1994 and was published in State Gazette of the Republic of Indonesia No. 73 dated September 13, 1994, Supplement No. 6731.

Anggaran dasar Perusahaan terakhir diubah (i) berdasarkan akta No. 2 tanggal 1 Juli 2008 dari Lenny Janis Ishak S.H., notaris di Jakarta, dalam rangka penyesuaian dengan Undangundang No. 40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas. Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU46951.AH.01.02 Th 2008 tanggal 1 Agustus 2008, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 92 tanggal 14 Nopember 2008, Tambahan No. 23523 (ii) berdasarkan akta No. 4 tanggal 5 Agustus 2011 dari Lenny Janis Ishak S.H., notaris di Jakarta, atas perubahan pasal 4 ayat 2 tentang peningkatan modal ditempatkan dan disetor. Akta perubahan ini telah diterima dan dicatat di Departemen Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat No. AHU-AH.01.10-26937 tanggal 19 Agustus 2011.

The articles of association of the Company was recently amended by (i) notarial deed No. 2 dated July 1, 2008 of Lenny Janis Ishak S.H., notary in Jakarta, to conform with Law No. 40 year 2007 on Limited Liability Companies. This change was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia in his decision letter No. AHU-46951.AH.01.02 Th 2008 dated August 1, 2008, and was published in State Gazette of the Republic of Indonesia No. 92 dated November 14, 2008, Supplement No. 23523 (ii) notarial deed No. 4 dated August 5, 2011 of Lenny Janis Ishak S.H., notary in Jakarta, in accordance with article 4 section (2) concerning the increase the subscribed and paid-up capital. This change was received and recorded in the Department of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia with letter No. AHUAH.01.10-26937 dated August 19, 2011.

-9-

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 SERTA UNTUK TAHUN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan

b.

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) – Continued

Perusahaan berdomisili di Jakarta dan memiliki 46 unit pelaksana yang tersebar di wilayah Indonesia. Kantor Pusat Perusahaan beralamat di Jl. Trunojoyo Blok M I No. 135, Jakarta.

The Company is domiciled in Jakarta, with 46 business unit offices spread all over Indonesia. The Company‟s head office is located at Jl. Trunojoyo Blok M I No. 135, Jakarta.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perusahaan adalah untuk menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai serta memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan Pemerintah di bidang ketenagalistrikan dalam rangka menunjang pembangunan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

In accordance with article 3 of the Company‟s articles of association, the scope of its activities is to run electricity business for public use, which is satisfactory both in quantity and quality and also to earn profit, and perform the assignment from the Government in electricity business in order to support development with the application of the principles of Limited Liability Companies.

Sesuai dengan Undang-Undang No. 19 tahun 2003 tentang “Badan Usaha Milik Negara (BUMN)”, Pemerintah wajib memberikan kompensasi atas semua biaya yang telah dikeluarkan oleh BUMN termasuk margin yang diharapkan kepada BUMN yang diberikan penugasan khusus. Perusahaan merupakan BUMN yang sedang melaksanakan penugasan khusus berupa penyediaan tenaga listrik bersubsidi kepada masyarakat (Catatan 39).

Based on Law No. 19 year 2003, regarding “State-Owned Enterprises (BUMN)”, the Government is obliged to provide compensation to these BUMN, which were appointed to perform special assignment, for all expenses which they have incurred, including expected return (margin). The Company is a BUMN, which performs a special assignment of providing electricity power with subsidy to the public (Note 39).

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, jumlah karyawan Perusahaan dan entitas anak masing-masing 47.615 karyawan dan 46.296 karyawan.

As of December 31, 2011 and 2010 the Company and its subsidiaries had total number of employees of 47,615 and 46,296, respectively.

Penawaran Umum Efek Utang Perusahaan

b. Public Offering of Bonds of the Company

Majapahit Holding B.V., Belanda, entitas anak yang bertujuan khusus yang sepenuhnya milik Perusahaan, menerbitkan Obligasi Terjamin jatuh tempo tahun 2020 pada tanggal 6 Nopember 2009, Obligasi Terjamin jatuh tempo tahun 2019 pada tanggal 7 Agustus 2009, Obligasi Terjamin jatuh tempo tahun 2017 dan 2037 pada tanggal 28 Juni 2007, dan Obligasi Terjamin jatuh tempo 2016 pada tanggal 16 Oktober 2006. Obligasi Terjamin ini dicatatkan pada Bursa Efek Singapura.

Majapahit Holding B.V., Netherlands, a wholly-owned special-purpose subsidiary of the Company, issued Guaranteed Notes due in 2020 on November 6, 2009, Guaranteed Notes due in 2019 on August 7, 2009, Guaranteed Notes due in 2017 and 2037 on June 28, 2007 and Guaranteed Notes due in 2016 on October 16, 2006. These Guaranteed Notes are listed in the Singapore Exchange Securities Trading Limited.

Perusahaan juga telah beberapa kali menerbitkan Obligasi dan Surat Utang PLN, terakhir Surat Utang Jangka Menengah Global Tahun 2011. Surat Utang Jangka Menengah Global ini akan jatuh tempo pada tahun 2021 dan dicatatkan pada Bursa Efek Singapura (Catatan 29).

The Company also issued several PLN Bonds and Notes, most recently, Global Medium Term Notes Year 2011. These Global Medium Term Notes will be due in 2021 and are listed in the Singapore Exchange Securities Trading Limited (Note 29).

- 10 -

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 SERTA UNTUK TAHUN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan c.


Susunan Pengurus dan Informasi Lain

c. Management and Other Information

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, susunan pengurus Perusahaan adalah sebagai berikut:

As of December 31, 2011 and 2010, the Company‟s management consisted of the following:

2011

2010

Komisaris Utama Komisaris

Yogo Pratomo Wimpy S.Tjetjep Syahrial Loetan Rahmat Waluyanto Abdul Azis

Yogo Pratomo Wimpy S.Tjetjep Syahrial Loetan Rahmat Waluyanto Abdul Azis

President Commissioner Commissioners


Lutfi Hamid Adang Firman

Lutfi Hamid Adang Firman

Independent Commissioners

Direktur Utama Direktur Operasi Jawa-Bali Direktur Operasi Indonesia Barat Direktur Operasi Indonesia Timur Direktur Pengadaan Strategis Direktur Konstruksi Direktur Perencanaan dan Manajemen Risiko Direktur SDM dan Umum Direktur Keuangan Direktur Energi Primer Direktur Perencanaan dan Teknologi Direktur Bisnis dan Manajemen Resiko

Nur Pamudji I.G.A Ngurah Adnyana Moch. Harry Jaya Pahlawan Vickner Sinaga Bagiyo Riawan Nasri Sebayang

Dahlan Iskan I.G.A Ngurah Adnyana Moch. Harry Jaya Pahlawan Vickner Sinaga Bagiyo Riawan -

President Director Director of Java-Bali Operations Director of West Indonesia Operations Director of East Indonesia Operations Director of Strategic Procurement Director of Construction

Murtaqi Syamsuddin Eddy D. Erningpraja Setio Anggoro Dewo -

Eddy D. Erningpraja Setio Anggoro Dewo Nur Pamudji Nasri Sebayang Murtaqi Syamsuddin

Director of Planning and Risk Management Director of Human Resource & General Affairs Director of Finance Director of Primary Energy Director of Planning & Technology Director of Business and Risk Management

Lutfi Hamid Adang Firman Elok Tresnaningsih Sugianto Sugeng Rochadi Lilik Safrudin Ismail Djuprianto

Lutfi Hamid Adang Firman Elok Tresnaningsih Sugianto Sugeng Rochadi Lilik Safrudin Ismail Djuprianto

Komite Audit Ketua Wakil Ketua Anggota

Audit Committee Chairman Vice Chairman Members

Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris Perusahaan No. 001.SK/DK-PLN/2012 tanggal 4 Januari 2012, susunan Komite Audit Perusahaan adalah sebagai berikut :

Based on decree of the Company‟s Board of Commissioners No. 001.SK/DK-PLN/2012 dated January 4, 2012, the structure of the Company‟s Audit Committee as follows :

Ketua Wakil Ketua Anggota

Chairman Vice Chairman Members

Lutfi Hamid Adang Firman Elok Tresnaningsih Lilik Safrudin Ismail

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Sekretaris Perusahaan adalah Ida Bagus GD Mardawa Padangratha.

As of December 31, 2011 and 2010, the Company‟s corporate secretary is Ida Bagus GD Mardawa Padangratha.

Dewan Komisaris Perusahaan diangkat berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia No. KEP-253/MBU/2009 tanggal 22 Desember 2009 sebagaimana tercantum dalam akta No. 31 tanggal 28 Desember 2009 dari notaris Devi Yunanda S.H., Mkn, sebagai pengganti dari Lenny Janis Ishak S.H.

The Company‟s Board of Commissioners were appointed based on Decision Letter of Minister of State-Owned Enterprise of the Republic of Indonesia No. KEP253/MBU/2009 dated December 22, 2009, as stated in notarial deed No. 31 dated December 28, 2009 of Devi Yunanda S.H., Mkn, substitute of Lenny Janis Ishak S.H.

- 11 -


PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) – Continued The Company‟s Directors were appointed based on Decision Letter of the Minister of State-Owned Enterprise of the Republic of Indonesia No. KEP-224/MBU/2011 dated October 31, 2011, as stated in notarial deed No. 1 dated November 3, 2011 of Lenny Janis Ishak S.H.

Direksi Perusahaan diangkat berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia No. KEP-224/MBU/2011 tanggal 31 Oktober 2011, sebagaimana tercantum dalam akta No. 1 tanggal 3 Nopember 2011 dari notaris Lenny Janis Ishak S.H.

2.

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (PSAK) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK)

a.

Standar yang berlaku efektif pada tahun berjalan

2.

ADOPTION OF NEW AND REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (PSAK) AND INTERPRETATIONS OF PSAK (ISAK) a. Standards effective in the current year

Dalam tahun berjalan, Perusahaan dan entitas anak telah menerapkan semua standar baru dan revisi serta interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011. Penerapan standar baru dan revisi serta interpretasi telah berdampak terhadap perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan dan entitas anak yang mempengaruhi penyajian dan pengungkapan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun berjalan atau tahun sebelumnya:

In the current year, the Company and its subsidiaries have adopted all of the new and revised Standards and Interpretations issued by the Financial Accounting Standards Board of the Indonesian Institute of Accountants that are relevant to their operations and effective for accounting periods beginning on January 1, 2011. The adoption of these new and revised Standards and Interpretations has resulted in changes to the Company and its subsidiaries‟ accounting policies in the following areas, and affected the consolidated financial statement presentation and disclosures for the current and prior years:





PSAK 1 (revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan

PSAK 1 (revised 2009), Presentation of Financial Statements

Standar revisi ini mengatur perubahan dalam format dan isi laporan keuangan konsolidasian, termasuk revisi judul laporan keuangan konsolidasian.

This revised standard has introduced changes in the format and content of the consolidated financial statements, including revised titles of the consolidated financial statements.

Sebagai hasil dari penerapan standar revisi ini, Perusahaan dan entitas anak menyajikan semua perubahan pemilik dalam ekuitas pada laporan perubahan ekuitas konsolidasian. Semua perubahan non-pemilik dalam ekuitas disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Informasi komparatif disajikan kembali untuk menyesuaikan dengan standar.

As the result of adopting this revised standard, the Company and its subsidiaries present all owner changes in equity in the consolidated statement of changes in equity. All non-owner changes in equity are presented in the consolidated statement of comprehensive income. Comparative information has been re-presented to conform with the standard.

- 12 -



Pengungkapan tambahan juga dilakukan sehubungan dengan manajemen modal, penilaian kritis dalam menerapkan kebijakan akuntansi, dan sumber-sumber utama ketidakpastian estimasi. 



PSAK 7 (revisi 2010), Pengungkapan Pihakpihak Berelasi.

Additional disclosures were also made with respect to capital management, critical judgment in applying accounting policies, and key sources of estimation uncertainty. 

PSAK 7 (revised 2010), Related Party Disclosures

Standar ini memperluas definisi pihak-pihak berelasi dan pengungkapan hubungan pihak-pihak berelasi, transaksi dan saldo termasuk komitmen antara mereka. Standar ini juga mengharuskan pengungkapan hubungan antara entitas induk dan entitas anak terlepas dari apakah telah terjadi transaksi antara mereka. Selanjutnya pengungkapan atas kompensasi secara keseluruhan dan masing-masing kategori kompensasi yang diberikan kepada semua personil manajemen kunci juga diharuskan.

This standard has expanded the definition of related party and disclosure requirement, transaction and balance including any commitments between them. The standard also requires disclosure of the relationship between a parent and its subsidiaries, irrespective of whether there have been transactions between them. Further, disclosure of compensation in total and for each category of compensation given to all key management personnel is also required.

Perusahaan dan entitas anak telah mengevaluasi hubungan pihak-pihak berelasi dan mengungkapkannya sesuai dengan standar revisi ini.

The Company and its subsidiaries had evaluated the relationship between related parties and disclosed them according to this revised standard. 

PSAK 22 (revisi 2010), Kombinasi Bisnis

PSAK 22 (revised Combination

2010),

Business

Sesuai dengan ketentuan transisi, PSAK 22 (revisi 2010), telah diterapkan secara prospektif untuk kombinasi bisnis yang tanggal akuisisinya pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011. Pengaruh dari penerapan PSAK 22 (revisi 2010), Kombinasi Bisnis adalah sebagai berikut:

In accordance with the relevant transitional provisions, PSAK 22 (revised 2010) has been applied prospectively to business combination for which the aquistion date is on or after January 1, 2011. The impact of the adoption of PSAK 22 (revised 2010), Business Combinations has been:





Diperbolehkan untuk memilih dasar setiap transaksi untuk mengukur kepentingan non-pengendali (sebelumnya disebut sebagai hak minoritas) baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan kepentingan nonpengendali atas aset neto teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi.

- 13 -

To allow a choice on a transactionby-transaction basis for the measurement of non-controlling interest (previously referred to as „minority‟ interests) either at fair value or at the non-controlling interests‟ share of the fair value of the identifiable net assets of the acquire.

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 SERTA UNTUK TAHUN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan 

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) – Continued 

Mengharuskan biaya-biaya yang terkait dengan akuisisi diperhitungkan secara terpisah dari kombinasi bisnis, umumnya biaya-biaya diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya, dimana sebelumnya dicatat sebagai bagian dari biaya akuisisi.

To require that acquisition-related cost be accounted for separately from the business combination, generally leading to those costs being recognized as an expense in the consolidated statement of comprehensive income as incurred, whereas previously they were accounted for as part of the cost of the acquisition.

Berikut ini standar baru dan standar revisi serta interpretasi yang diterapkan dalam laporan keuangan konsolidasian. Penerapan ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan atas jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasian tetapi mempengaruhi akuntansi untuk transaksi masa depan:

The following new and revised standard and interpretations have also been adopted in these consolidated financial statements. Their adoption has not had any significant impact on the amounts reported in these consolidated financial statements but may impact the accounting for future transactions or arrangements:



PSAK 2 (revisi 2009), Laporan Arus Kas





PSAK 3 (revisi 2010), Laporan Keuangan Interim PSAK 4 (revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri PSAK 5 (revisi 2009), Segmen Operasi



PSAK 8 (revisi 2010), Peristiwa Setelah Periode Pelaporan PSAK 12 (revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama PSAK 15 (revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi PSAK 19 (revisi 2010), Aset Tak Berwujud



PSAK 23 (revisi 2010), Pendapatan PSAK 25 (revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK 48 (revisi 2009), Penurunan Nilai Aset

 



PSAK 57 (revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontijensi, dan Aset Kontijensi





PSAK 58 (revisi 2009), aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual Dan Operasi yang Dihentikan ISAK 7 (revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus ISAK 9, Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa



        

 

- 14 -

 

  



 

PSAK 2 (revised 2009), Statement of Cash Flows PSAK 3 (revised 2010), Interim Financial Reporting. PSAK 4 (revised 2009), Consolidated and Separate Financial Statements PSAK 5 (revised 2009), Operating Segments PSAK 8 (revised 2010), Events After the Reporting Period PSAK 12 (revised 2009), Interest in Joint Venture PSAK 15 (revised 2009), Investment in Associate PSAK 19 (revised 2010), Intangible Assets PSAK 23 (revised 2010), Revenue PSAK 25 (revised 2009), Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors PSAK 48 (revised 2009), Impairment of Assets PSAK 57 (revised 2009), Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets PSAK 58 (revised 2009), Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations ISAK 7 (revised 2009), Consolidation – Special Purposes Entities ISAK 9, Changes in Existing Decommissioning, Restoration and Similar Liabilities

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 SERTA UNTUK TAHUN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan     

ISAK 10, Program Loyalitas Pelanggan ISAK 11, Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik ISAK 12, Pengendalian Bersama Entitas : Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer

 

ISAK 14, Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web ISAK 17, Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai



b. Standar dan interpretasi telah diterbitkan tetapi belum diterapkan i.


Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012:





ISAK 10, Customer Loyalty Programmes ISAK 11, Distributions of Non-cash Assets to Owners ISAK 12, Jointly Controlled Entities – Non-monetary Contributions by Venturers ISAK 14, Intangible Assets – Web Site Costs ISAK 17, Interim Financial Reporting and Impairment

b. Standards and interpretations in issue not yet adopted i.

Effective for periods beginning on or after January 1, 2012:



PSAK 10 (revisi 2010), Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing





PSAK 13 (revisi 2011), Properti Investasi





PSAK 16 (revisi 2011), Aset Tetap





PSAK 18 (revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya





PSAK 24 (revisi 2010), Imbalan Kerja





PSAK 26 (revisi 2011), Biaya Pinjaman





PSAK 28 (revisi 2011) Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian PSAK 30 (revisi 2011), Sewa PSAK 33 (revisi 2011), Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum PSAK 34 (revisi 2010), Kontrak Konstruksi PSAK 36 (revisi 2011), Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa PSAK 45 (revisi 2011), Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba



PSAK 46 (revisi 2010), Pajak Penghasilan PSAK 50 (revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian PSAK 53 (revisi 2010), Pembayaran Berbasis Saham PSAK 55 (revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran



PSAK 56 (revisi 2011), Laba per Saham



 

       

- 15 -

 

  

  

PSAK 10 (revised 2010), The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates PSAK 13 (revised 2011), Investment Property PSAK 16 (revised 2011), Property, Plant and Equipment PSAK 18 (revised 2010), Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans PSAK 24 (revised 2010), Employee Benefits PSAK 26 (revised 2011), Borrowing Costs PSAK 28 (revised 2011), Accounting for Casualty Insurance Contracts PSAK 30 (revised 2011), Lease PSAK 33 (revised 2011), Stripping Cost Activity and Environmental Management in the Public Mining PSAK 34 (revised 2010), Construction Contracts PSAK 36 (revised 2011), Accounting for Life Insurance Contract PSAK 45 (revised 2011), Financial Reporting for Non-profit Organization PSAK 46 (revised 2010), Income Taxes PSAK 50 (revised 2010), Financial Instruments: Presentation PSAK 53 (revised 2010), ShareBased Payments PSAK 55 (revised 2011), Financial Instrument: Recognition and measurement PSAK 56 (revised 2011), Earnings per Share


PSAK 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan PSAK 61, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah



PSAK 62, Kontrak Asuransi PSAK 63, Pelaporan Keuangan Dalam Ekonomi Hiperinflasi PSAK 64, Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral ISAK 13, Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri ISAK 15, PSAK 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya

 



ISAK 16, Perjanjian Jasa Konsesi





ISAK 18, Bantuan Pemerintah - Tidak Berelasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi ISAK 19, Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali Dalam PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi ISAK 20, Pajak Penghasilan Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya ISAK 22, Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan ISAK 23, Sewa Operasi - Insentif ISAK 24, Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa



ISAK 25, Hak Atas Tanah ISAK 26, Penilaian Ulang Melekat

 

     



   

  ii.




  



   

Derivatif

Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2013: 



PSAK 38, (revisi 2012), Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali ISAK 21, Perjanjian Kontrak Real Estat

Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar dan interpretasi terhadap laporan keuangan konsolidasian, khususnya yang berhubungan dengan akuntansi atas perjanjian dengan pengembang tenaga listrik swasta sebagaimana dijelaskan dibawah ini.

- 16 -

ii.

PSAK 60, Financial Instruments: Disclosures PSAK 61, Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance PSAK 62, Insurance Contracts PSAK 63, Financial Reporting in Hyperinflationary Economies PSAK 64, Exploration for and Evaluation of Mineral Resources ISAK 13, Hedges of Net Investment in Foreign Operation ISAK 15, PSAK 24 - The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction ISAK 16, Service Concession Arrangements ISAK 18, Government Assistance No Specific Relation to Operating Activities ISAK 19, Applying the Restatement Approach Under PSAK 63: Financial Reporting in Hiperinflationary Economies ISAK 20, Income Taxes – Change in Tax Status of an Entity or its Shareholders ISAK 22, Service Concession Arrangements: Disclosures ISAK 23, Operating Lease Incentives ISAK 24, Evaluating the Substance of Transactions Involving the Legal form of a Lease ISAK 25, Land Rights ISAK 26, Reassesment of Embedded Derivatives

Effective for periods beginning on or after January 1, 2013:  

PSAK 38, (revised 2012), Business Combination Under Common Control ISAK 21, Agreements for the Construction of Real Estate

As of the issuance date of the consolidated financial statements, management is evaluating the effect of these standards and interpretations on the consolidated financial statements, particularly with respect to the accounting for the contracts with Independent Power Producers as discussed below.



Penyelenggaraan usaha tenaga listrik di Indonesia dikendalikan oleh Pemerintah dan dilaksanakan oleh Perusahaan sebagai Badan Usaha Milik Negara selaku Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan. Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan dan setiap pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan untuk kepentingan umum harus memastikan ketersediaan tenaga listrik di setiap wilayah operasinya.

The electric power business in Indonesia is controlled by the Government and carried-out by the Company as a state-owned enterprise, which serves as the holder of Electricity Business Proxy. The holder of Electricity Business Proxy and each holder of Electricity Business License for public use must ensure the adequacy of electric power supply in each of their operating areas.

Perusahaan dan entitas anak mengadakan perjanjian jual beli tenaga listrik (PPA dan ESC) dengan penyedia dan pengembang tenaga listrik swasta (IPP). IPP tersebut merupakan pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan untuk kepentingan umum, yang dapat diserahkan kepada entitas usaha lain dengan tanggung jawab untuk menghasilkan tenaga listrik guna kepentingan umum.

The Company and its subsidiaries entered into power purchase agreements (PPA) and energy sales contracts (ESC) with Independent Power Producers (IPPs). Those IPPs are holders of Electricity Business License for public use, which may be granted to other business entities with responsibility to generate electricity for public use.

Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8, Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Suatu Sewa dan Pembahasan Lebih Lanjut Ketentuan Transisi PSAK 30 (revisi 2007) memberikan panduan untuk menentukan apakah suatu perjanjian merupakan sewa atau mengandung sewa sehingga harus diperlakukan sesuai dengan PSAK 30 (revisi 2007).

Interpretation of Financial Accounting Standard (ISAK) 8, Determining Whether an Arrangement Contains a Lease and Further Discussion Clarifying Transition of PSAK 30 (revised 2007) provides guidance for determining whether an arrangement is or contains lease that should be accounted for in accordance with PSAK 30 (revised 2007).

ISAK 16 efektif berlaku tanggal 1 Januari 2012, sehingga manajemen telah mengevaluasi dampak dari Interpretasi tersebut terhadap Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik Perusahaan dengan IPP dan menetapkan bahwa transaksi tersebut tidak termasuk dalam ruang lingkup Interpretasi, yang berisi pedoman akuntansi untuk operator atas perjanjian konsesi jasa publik ke swasta. Selanjutnya, sesuai dengan surat manajemen tanggal 22 Desember 2011 kepada Ketua BAPEPAM-LK, manajemen telah memutuskan untuk melakukan perubahan kebijakan akuntansi secara sukarela dan menerapkan ketentuan ISAK 8 dan PSAK 30 terhadap Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik mulai tanggal 1 Januari 2012. Manajemen mempertimbangkan bahwa perubahan ini akan memberikan informasi yang andal atas transaksi Perusahaan dengan IPP dalam laporan keuangan konsolidasian Perusahaan.

Due to forthcoming effectivity of ISAK 16 on January 1, 2012, management has assessed the impact of such Interpretation on the Company‟s Power Supply Contracts with IPPs and determined that such transactions do not qualify under the scope of the Interpretation, which provides guidance on the accounting by operators for public-toprivate concession arrangements. Subsequently, on its letter dated December 22, 2011 to the Chairman of BAPEPAM-LK, management has decided to make a voluntary change in accounting policy and apply the provisions of ISAK 8 and PSAK 30 on its Power Supply Contracts beginning January 1, 2012. Management considers that this change will result in a more appropriate presentation of its transactions with IPPs in the consolidated financial statements of the Company.

Manajemen mengantisipasi bahwa perubahan kebijakan akuntansi ini mempunyai dampak yang signifikan terhadap jumlah yang dilaporkan terhadap aset dan liabilitas Perusahaan terhadap Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik tertentu yang harus dihitung berdasarkan sewa pembiayaan. Namun, sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, manajemen masih dalam proses mengevaluasi pengaruh Kuantitatif terhadap perubahan tersebut.

Management anticipates that this change in accounting policy will have a significant impact on the amounts reported in respect of the Company‟s assets and liabilities as certain Power Supply Contracts will have to be accounted for under a finance lease. However, as of the issuance date of the consolidated financial statements, the management is still in the process of evaluating the quantitative impact of such change.

- 17 -


3.

KEBIJAKAN AKUNTANSI

a.

3.

Pernyataan Kepatuhan

c.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES a. Statement of Compliance

Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

b.


Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian

The consolidated financial statements have been prepared in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards. These financial statements are not intended to present the financial position, result of operations and cash flows in accordance with accounting principles and reporting practices generally accepted in other countries and jurisdictions. b. Consolidated Presentation

Financial

Statement

Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah (Rp) dan laporan keuangan konsolidasian tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masingmasing akun tersebut.

The consolidated financial statements, except for the consolidated statements of cash flows, are prepared under the accrual basis of accounting. The reporting currency used in the preparation of the consolidated financial statements is the Indonesian Rupiah, while the measurement basis is the historical cost, except for certain accounts which are measured on the bases described in the related accounting policies.

Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

The consolidated statements of cash flows are prepared using the direct method with classifications of cash flows into operating, investing and financing activities.

Prinsip Konsolidasian

c. Principles of Consolidation

Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan (entitas anak). Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional suatu entitas untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya.

The consolidated financial statements incorporate the financial statements of the Company and entities controlled by the Company (its subsidiaries). Control is achieved where the Company has the power to govern the financial and operating policies of the entity so as to obtain benefits from its activities.

Hasil dari entitas anak yang diakuisisi atau dijual selama tahun termasuk dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sejak tanggal efektif akuisisi dan sampai dengan tanggal efektif penjualan.

The results of subsidiaries acquired or disposed of during the year are included in the consolidated statements of comprehensive income from the effective date of acquisition or up to the effective date of disposal, as appropriate.

Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan entitas anak agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Perusahaan.

Where necessary, adjustments are made to the financial statements of the subsidiaries to bring the accounting policies used in line with those used by the Company.

- 18 -



Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo, penghasilan dan beban dieliminasi pada saat konsolidasian.

All intra-group transactions, balances, income and expenses are eliminated on consolidation.

Kepentingan nonpengendali pada entitas anak diidentifikasi secara terpisah dan disajikan dalam ekuitas. Efektif 1 Januari 2011, kepentingan nonpengendali pemegang saham pada awalnya boleh diukur pada nilai wajar atau pada proporsi kepemilikan kepentingan nonpengendali pada aset neto teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi. Pilihan pengukuran dibuat pada saat akuisisi dengan dasar akuisisi. Setelah akuisisi, nilai tercatat kepentingan nonpengendali adalah jumlah kepentingan nonpengendali pada pengakuan awal ditambah dengan proporsi kepentingan nonpengendali atas perubahan selanjutnya dalam ekuitas. Jumlah pendapatan komprehensif diatribusikan pada kepentingan nonpengendali bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan nonpengendali mempunyai saldo defisit.

Non-controlling interest in subsidiaries are identified separately and presented within equity. Effective January 1, 2011, the interest of non-controlling shareholders maybe initially measured either at fair value or at the non-controlling interests‟ proportionate share of fair value of the acquiree‟s identifiable net asset. The choice of measurement is made on acquisition by acquisition basis. Subsequent to acquisition, the carrying amount of non-controlling interest is the amount of those interest at initial recognition plus non-controlling interests‟ share of subsequent changes in equity. Total comprehensive income is attributed to noncontrolling interest even if this result in the non-controlling interests having a deficit balance.

Sebelumnya, kepentingan nonpengendali diukur pada pengakuan awal pada proporsi kepemilikan kepentingan nonpengendali dalam biaya historis dari aset bersih yang dapat diidentifikasi dari pihak yang diakuisisi (acquire). Bila kerugian dari kepentingan nonpengendali melebihi kepentingannya dalam ekuitas entitas anak, kelebihan dan setiap kerugian lebih lanjut yang diatribusikan kepada kepentingan nonpengendali dibebankan kepada pemegang saham mayoritas kecuali kepentingan nonpengendali tersebut mempunyai kewajiban mengikat dan dapat menanggung rugi tersebut.

Previously, the non-controlling interest is measured on initial recognition at the noncontrolling interests‟ proportionate share in the historical cost of the identifiable net assets of the acquiree. Where the losses applicable to the non-controlling interest exceed their interest in the equity of the subsidiary, the excess and any further losses attributable to the non-controlling interest are charged against the majority interest except to the extent that the non-controlling interest has a binding obligation to, and is able to, make good the losses.

Perubahan dalam bagian kepemilikan Perusahaan dan entitas anak pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Nilai tercatat kepentingan entitas anak dan kepentingan nonpengendali disesuaikan untuk mencerminkan perubahan bagian kepemilikannya atas entitas anak. Setiap perbedaan antara jumlah kepentingan nonpengendali disesuaikan dan nilai wajar imbalan yang diberikan atau diterima diakui secara langsung dalam ekuitas dan diatribusikan pada pemilik entitas induk.

Changes in the Company and its subsidiaries interests in subsidiaries that do not result in a loss of control are accounted for as equity transactions. The carrying amount of the Company and its subsidiaries interest and the non-controlling interests are adjusted to reflect the changes in their relative interests in the subsidiaries. Any difference between the amount by which the non-controlling interests are adjusted and the fair value of the consideration paid or received is recognized directly in equity and attributed to owners of the Company.

Perusahaan telah memilih untuk menyajikan sebagai bagian yang terpisah dalam ekuitas, sisa saldo yang berkaitan dengan pengaruh transaksi modal tahun sebelumnya dari entitas anak dengan pihak ketiga.

The Company has carried forward and opted to present as a separate item within equity, the remaining balance related to the effect of prior year‟s capital transaction of the subsidiary with third parties.

- 19 -

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 SERTA UNTUK TAHUN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan d.

Kombinasi Bisnis

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) – Continued d. Business Combinations

Akuisisi entitas anak dan bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya akuisisi adalah agregat nilai wajar (pada tanggal pertukaran) dari asset yang diperoleh, liabilitas yang terjadi atau ditanggung dan instrumen ekuitas yang diterbitkan sebagai pertukaran atas pengendalian dari pihak yang diakuisisi. Biayabiaya terkait akuisisi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif untuk kombinasi bisnis tahun sebelumnya, setiap biaya yang dapat diatribusikan langsung pada kombinasi bisnis dianggap sebagai bagian dari biaya kombinasi bisnis.

Acquisition of subsidiaries and businesses are accounted for using the acquisition method. The cost of the business combination is the aggregate of the fair values (at the date of exchange) of assets given, liabilities incurred or assumed, and equity instruments issued in exchange for control of the acquiree. Acquisition-related cost are recognized in profit or loss. For prior year business combination, any cost directly attributable to the business combination is considered as part of the cost of business combination.

Dalam penerapannya, imbalan untuk akuisisi termasuk setiap aset atau liabilitas yang dihasilkan dari suatu kesepakatan imbalan kontinjen diukur terhadap nilai wajar pada tanggal akuisisi. Perubahan selanjutnya dalam nilai wajar disesuaikan dengan biaya akuisisi ketika memenuhi syarat sebagai penyesuaian pengukuran periode. Semua perubahan selanjutnya dalam nilai wajar dari imbalan kontijensi diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas yang dihitung sesuai dengan standar akuntansi. Perubahan dalam nilai wajar dari imbalan kontinjensi yang diklasifikasikan sebagai ekuitas tidak dicatat.

Where applicable, the consideration for the acquisition includes any assets or liabilities resulting from a contingent consideration arrangement, measured at its acquisitiondate fair value. Subsequent changes in such fair values are adjusted against the cost of acquisition where they quality as measurement period adjusments. All other subsequent changes in the fair value of contingent consideration classified as an asset or liability are accounted for in accordance with relevant accounting standards. Changes in the fair value of contingent classified as equity are not recognized.

Aset teridentifikasi, liabilitas dan liabilitas kontijensi pihak yang diakuisisi yang memenuhi kondisi-kondisi pengakuan berdasarkan PSAK 22 (revisi 2010), Kombinasi Bisnis, diakui pada nilai wajar, kecuali untuk aset dan liabilitas tertentu diukur dengan menggunakan standar yang relevan. Untuk kombinasi bisnis tahun sebelumnya dimana Perusahaan mengakuisisi kurang dari seluruh saham entitas anak, proporsi minoritas atas aset dan liabilitas dinyatakan sebesar jumlah tercatat sebelum akuisisinya.

The acquiree‟s identifiable assets, liabilities and contingent liabilities that meet the conditions for recognition under PSAK 22 (revised 2010), Business Combination, are recognized at fair value, except for certain assets and liabilities that are measured using the relevant standards. For prior year business combination where the Company acquired less than all the shares of the subsidiary, the minority‟s proportion of those assets and liabilities is stated at their preacquisition carrying amounts.

Jika akuntansi awal untuk kombinasi bisnis belum selesai pada akhir periode pelaporan saat kombinasi terjadi, Perusahaan dan entitas anak melaporkan jumlah sementara untuk pos-pos yang proses akuntansinya belum selesai dalam laporan keuangannya. Selama periode pengukuran, pihak pengakuisisi menyesuaikan, aset atau liabilitas tambahan yang diakui, untuk mencerminkan informasi baru yang diperoleh tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi dan, jika diketahui, akan berdampak pada jumlah yang diakui pada tanggal tersebut.

If the initial accounting for business combination is incomplete by the end of the reporting period in which the combination occurs, the Company and its subsidiaries report provisional amounts for the items for which the accounting is incomplete. Those provisional amounts are adjusted during the measurement period, or additional assets or liabilities are recognized, to reflect new information obtained about facts and circumstances that existed as of the acquisition date that, if known, would have affected the amount recognized as of that date.

- 20 -

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 SERTA UNTUK TAHUN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan Periode pengukuran adalah periode dari tanggal akuisisi hingga tanggal Perusahaan memperoleh informasi lengkap tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi dan periode pengukuran maksimum satu tahun dari tanggal akuisisi. e.

f.

Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) – Continued The measurement period is the period from date of acquisition to the date the Company obtains complete information about facts and circumstances that existed as of the acquisition date – and is subject to a maximum of one year. e. Foreign Currency Translation

Transactions

and

Pembukuan Perusahaan dan entitas anak, kecuali Majapahit Holding B.V. (MH) dan Majapahit Finance B.V. (MF) diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal pelaporan, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif, kecuali selisih kurs mata uang asing yang dikapitalisasi sebagai biaya pinjaman.

The books of accounts of the Company and its subsidiaries, except for Majapahit Holding B.V. (MH) and Majapahit Finance B.V. (MF), are maintained in Indonesian Rupiah. Transactions during the year involving foreign currencies are recorded at the rates of exchange prevailing at the time the transactions are made. At reporting date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are adjusted to reflect the rates of exchange prevailing at that date. The resulting gains or losses are credited or charged to profit or loss, except those foreign exchange differences which are capitalized as borrowing costs.

Kegiatan usaha MH dan MF merupakan bagian integral dari kegiatan usaha Perusahaan, dengan demikian pembukuan MH dan MF yang diselenggarakan dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan prosedur yang sama dengan Perusahaan.

Operating activities of MH and MF are an integral part of the Company‟s activities, hence the books of accounts of MH and MF, which are maintained in foreign currency, are translated into Rupiah using the same procedures adopted by the Company.

Transaksi Dengan Pihak-Pihak Berelasi

f. Transactions with Related Parties

Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Perusahaan dan entitas anak (entitas pelapor):

A related party is a person or entity that is related to the Company and its subsidiaries (the reporting entity).

a.

a.

Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:

A person or a close member of that person's family is related to a reporting entity if that person:

i. memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;

i. has control or joint control over the reporting entity;

ii. memiliki pengaruh signifikan atas pelapor atau entitas pelapor; atau

ii. has significant influence over the reporting entity; or

iii. personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor.

iii. is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of the reporting entity.

- 21 -

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 SERTA UNTUK TAHUN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan b.

Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) – Continued b.

An entity is related to a reporting entity if any of the following conditions applies:

i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain).

i. The entity and the reporting entity are members of the same group (which means that each parent, subsidiary and fellow subsidiary is related to the others).

ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).

ii. One entity is an associate or joint venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a group of which the other entity is a member).

iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.

iii. Both entities are joint ventures of the same third party.

iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.

iv. One entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third entity.

v. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.

v. The entity is a post-employment benefit plan for the benefit of employees of either the reporting entity or an entity related to the reporting entity. If the reporting entity is itself such a plan, the sponsoring employers are also related to the reporting entity.

vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).

vi. The entity is controlled or jointly controlled by a person identified in (a).

vii. Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

vii. A person identified in (a) (i) has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or of a parent of the entity).

Seluruh transaksi yang dilakukan dengan pihakpihak berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian.

All transactions with related parties, whether or not made at similar terms and conditions as those transacted with third parties, are disclosed in the consolidated financial statements.

- 22 -


g.

Aset Keuangan


g. Financial Assets

Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, kecuali untuk asset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, yang awalnya diukur sebesar nilai wajar.

All financial assets are recognised and derecognised on trade date where the purchase or sale of a financial asset is under a contract whose terms require delivery of the financial asset within the time frame established by the market concerned, and are initially measured at fair value plus transaction costs, except for those financial assets classified as a fair value through profit or loss, which are initially measured at fair value.

Aset keuangan Perusahaan dan entitas anak diklasifikasikan sebagai berikut: tersedia untuk dijual dan pinjaman yang diberikan dan piutang.

The Company and subsidiaries financial assets are classified into the following specified categories: available-for-sale and loans and receivables.

Aset keuangan tersedia untuk dijual (AFS)

Available-for-sale financial assets (AFS)

Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak tercatat di bursa yang tidak mempunyai kuotasi harga pasar dipasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal diklasifikasikan sebagai AFS, diukur pada biaya perolehan dikurangi penurunan nilai.

Investments in nonlisted equity instruments that are not quoted in an active market and whose fair value cannot be reliably measured are also classified as AFS, measured at cost less impairment.

Dividen atas instrumen ekuitas AFS, jika ada, diakui pada laporan laba rugi pada saat hak Perusahaan dan entitas anak untuk memperoleh pembayaran dividen ditetapkan.

Dividends on AFS equity instruments, if any, are recognised in profit or loss when the Company and its subsidiaries‟ right to receive the dividends is established.

Pinjaman yang diberikan dan piutang

Loans and receivables

Kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasi sebagai “pinjaman yang diberikan dan piutang”, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak material.

Cash and cash equivalents, trade receivable and other receivables that have fixed or determinable payments that are not quoted in an active market are classified as “loans and receivables”. Loans and receivables are measured at amortised cost using the effective interest method less impairment. Interest is recognised by applying the effective interest rate method, except for short-term receivables when the recognition of interest would be immaterial.

- 23 -



Metode suku bunga efektif

Effective interest method

Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.

The effective interest method is a method of calculating the amortised cost of a financial instrument and of allocating interest income over the relevant period. The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash receipts (including all fees and points paid or received that form an integral part of the effective interest rate, transaction costs and other premiums or discounts) through the expected life of the financial instrument, or, where appropriate, a shorter period to the net carrying amount on initial recognition.

Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan.

Income is recognized on an effective interest basis for financial instruments.

Penurunan nilai aset keuangan

Impairment of financial assets

Aset keuangan dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap akhir tanggal palaporan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

Financial assets are assessed for indicators of impairment at the end of each reporting date. Financial assets are impaired where there is objective evidence that, as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the financial asset, the estimated future cash flows of the investment have been affected.

Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti objektif penurunan nilai.

For unlisted equity investments classified as AFS, a significant or prolonged decline in the fair value of the security below its cost is considered to be objective evidence of impairment.

Untuk aset keuangan lainnya, bukti objektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut:

For all other financial assets, objective evidence of impairment could include:



kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau



significant financial difficulty of the issuer or counterparty; or



pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau



default or delinquency in interest or principal payments; or



terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan.



it becoming probable that the borrower will enter bankruptcy or financial reorganisation.

- 24 -



Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, aset yang dinilai tidak akan diturunkan secara individual tetapi penurunan secara kolektif. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan dan entitas anak atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas piutang.

For certain categories of financial asset, such as receivables, assets that are assessed not to be impaired individually are, in addition, assessed for impairment on a collective basis. Objective evidence of impairment for a portfolio of receivables could include the Company and its subsidiaries‟ past experiences of collecting payments, an increase in the number of delayed payments in the portfolio past the average credit period, as well as observable changes in national or local economic conditions that correlate with default on receivables.

Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan.

For financial assets carried at amortised cost, the amount of the impairment is the difference between the asset‟s carrying amount and the present value of estimated future cash flows, discounted at the financial asset‟s original effective interest rate.

Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan piutang. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

The carrying amount of the financial asset is reduced by the impairment loss directly for all financial assets with the exception of receivables, where the carrying amount is reduced through the use of an allowance account. When a receivable is considered uncollectible, it is written off against the allowance account. Subsequent recoveries of amounts previously written off are credited against the allowance account. Changes in the carrying amount of the allowance account are recognised in statement of comprehensive income.

Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laporan laba rugi komprehensif.

When an AFS financial asset is considered to be impaired, cumulative gains or losses previously recognised in equity are reclassified to statement of comprehensive income.

Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara objektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan.

With the exception of AFS equity instruments, if, in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognised, the previously recognised impairment loss is reversed through profit or loss to the extent that the carrying amount of the investment at the date the impairment is reversed does not exceed what the amortised cost would have been had the impairment not been recognised.

Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke ekuitas.

In respect of AFS equity investments, impairment losses previously recognised in profit or loss are not reversed through profit or loss. Any increase in fair value subsequent to an impairment loss is recognised directly in other comprehensive income.

- 25 -


h.


Penghentian pengakuan aset keuangan

Derecognition of financial assets

Perusahaan dan entitas anak menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan dan entitas anak mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan dan entitas anak tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan dan entitas anak mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan dan entitas anak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan dan entitas anak masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.

The Company and its subsidiaries derecognises a financial asset only when the contractual rights to the cash flows from the asset expire, or when it transfers the financial asset and substantially all the risks and rewards of ownership of the asset to another entity. If the Company and its subsidiaries neither transfers nor retains substantially all the risks and rewards of ownership and continues to control the transferred asset, the Company and its subsidiaries recognises its retained interest in the asset and an associated liability for amounts it may have to pay. If the Company and its subsidiaries retains substantially all the risks and rewards of ownership of a transferred financial asset, the Company and its subsidiaries continues to recognise the financial asset and also recognises a collateralised borrowing for the proceeds received.

Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas

h. Financial Liabilities Instruments

and

Equity

Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas

Classification as debt or equity

Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan dan entitas anak diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas.

Financial liabilities and equity instruments issued by the Company and its subsidiaries are classified according to the substance of the contractual arrangements entered into and the definitions of a financial liability and an equity instrument.

Instrumen ekuitas

Equity instruments

Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan dan entitas anak setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.

An equity instrument is any contract that evidences a residual interest in the assets of the Company after deducting all of its liabilities. Equity instruments are recorded at the proceeds received, net of direct issue costs.

Liabilitas keuangan

Financial liabilities

Penerusan pinjaman, utang kepada pemerintah, utang bank dan surat utang jangka menengah, utang obligasi, utang listrik swasta dan pinjaman lainnya pada awalnya diukur pada nilai wajar, setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dengan beban bunga diakui berdasarkan metode suku bunga efektif.

Two step loans, government loans, bank loans and medium term notes, bonds payable, electricity purchase payable and other borrowings are initially measured at fair value, net of transaction costs, and are subsequently measured at amortised cost, using the effective interest rate method, with interest expense recognised on an effective yield basis.

Selisih antara hasil emisi (setelah dikurangi biaya transaksi) dan penyelesaian atau pelunasan pinjaman diakui selama jangka waktu pinjaman.

Any difference between the proceeds (net of transaction costs) and the settlement or redemption of borrowings is recognized over the term of the borrowings.

- 26 -


i.

Penghentian pengakuan liabilitas keuangan

Derecognition of financial liabilities

Perusahaan dan entitas anak menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Perusahaan dan entitas anak telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.

The Company and its subsidiaries derecognise financial liabilities when, and only when, the Company‟s and its subsidiaries‟ obligations are discharged, cancelled or they expire.

Saling Hapus Antar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan

i. Netting of Financial Assets and Financial Liabilities

Aset dan liabilitas keuangan Perusahaan dan entitas anak saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika dan hanya jika:

The Company and its subsidiaries only offset financial assets and liabilities and present the net amount in the statement of financial position where they:





currently have a legal enforceable right to set off the recognized amount; and



intend either to settle on a net basis, or to realize the asset and settle the liability simultaneously.



j.

saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

Penggunaan Estimasi

j. Use of Estimates

Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.

k.


The preparation of consolidated financial statements in conformity with Indonesian Financial Accounting Standards requires management to make estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the consolidated financial statements and the reported amounts of revenues and expenses during the reporting period. Actual results could be different from those estimates. k. Property, Plant and Equipment – Direct Acquisition

Aset Tetap - Pemilikan Langsung

Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Aset tetap termasuk material cadang utama dan peralatan siap pakai dengan manfaat ekonomis lebih dari satu tahun yang diperuntukkan untuk menjaga kelangsungan, kestabilan operasi instalasi dan mesin pembangkit listrik dalam rangka memproduksi serta mendistribusikan tenaga listrik.

- 27 -

Property, plant and equipment held for use in the production or supply of goods or services, or for administrative purposes, are stated at cost, less accumulated depreciation and any accumulated impairment losses. Property, plant and equipment include major spare parts and stand-by equipment, with economic benefits of more than one year, which are used to ensure the continuity and stability of the power plant operations and electricity installations necessary to produce and distribute electricity.


Penyusutan diakui sebagai penghapusan biaya perolehan aset dikurangi nilai residu dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut :


Depreciation is recognized so as to write-off the cost of assets less residual values using the straight-line method based on their estimated economic useful lives as follows :

Tahun/ Years Bangunan umum, waduk dan prasarana Instalasi dan mesin pembangkit Perlengkapan transmisi Perlengkapan distribusi Perlengkapan umum Kendaraan bermotor Material cadang Perlengkapan pengolahan data dan telekomunikasi Kapal dan perlengkapan

10 – 47 13 – 30 37 15 – 37 4–8 3–5 10 – 25 5 – 10 10 – 15

Buildings, reservoir and infrastructure Installations and power plant Transmission equipment Distribution equipment General equipment Motor vehicles Spare parts Telecommunication and data processing equipment Vessel and equipment

Aset sewa pembiayaan disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aset yang dimiliki sendiri atau disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaatnya.

Assets held under finance leases are depreciated over their expected useful lives on the same basis as owned assets or where shorter, the term of the relevant lease.

Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.

The estimated useful lives, residual values and depreciation method are reviewed at each year end, with the effect of any changes in estimate accounted for on a prospective basis.

Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.

Land is stated at cost and is not depreciated.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

The cost of maintenance and repairs is charged to operation as incurred. Other costs incurred subsequently to add to, replace part of, or service an item of property, plant and equipment, are recognized as asset if, and only if it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the entity and the cost of the item can be measured reliably.

Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual nilai tercatatnya dikeluarkan dari kelompok aset tetap. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi komprehensif.

When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values are removed from the accounts and any resulting gain or loss is reflected in the statement of comprehensive income.

- 28 -

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 SERTA UNTUK TAHUN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan l.

Penurunan nilai aset Non-Keuangan

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) – Continued l. Impairment of Non-Financial Assets

Pada tanggal pelaporan, Perusahaan dan entitas anak menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Perusahaan dan entitas anak mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.

At reporting date, the Company and its subsidiaries reviews the carrying amounts of non-financial assets to determine whether there is any indication that those assets have suffered an impairment loss. If any such indication exists, the recoverable amount of the asset is estimated in order to determine the extent of the impairment loss (if any). Where it is not possible to estimate the recoverable amount of an individual asset, the Company and its subsidiaries estimates the recoverable amount of the cashgenerating unit to which the asset belongs.

Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto atau nilai pakai. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba rugi.

Estimated recoverable amount is the higher of fair value less cost to sell or value in use. If the recoverable amount of a non-financial assets (cash-generating unit) is less than its carrying amount, the carrying amount of the asset (cash-generating unit) is reduced to its recoverable amount and an impairment loss is recognised immediately in profit or loss.

Kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan dijelaskan dalam Catatan 3g.

Accounting policy for impairment of financial assets is discussed in Note 3g.

m. Sewa

m. Leases

Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset kepada lessee. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

Leases are classified as finance leases whenever the terms of the lease transfer substantially all the risks and rewards of ownership to the lessee. All other leases are classified as operating leases.

Aset pada sewa pembiayaan dicatat pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan Perusahaan dan entitas anak yang ditentukan pada awal kontrak atau, jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Kewajiban kepada lessor disajikan di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebagai kewajiban sewa pembiayaan.

Assets held under finance leases are initially recognized as assets of the Company and its subsidiaries at their fair value at the inception of the lease or, if lower, at the present value of the minimum lease payments. The corresponding liability to the lessor is included in the consolidated statement of financial position as a finance lease obligation.

Pembayaran sewa harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pengurangan dari kewajiban sewa sehingga mencapai suatu tingkat bunga yang konstan (tetap) atas saldo liabilitas. Rental kontinjen dibebankan pada periode terjadinya.

Lease payments are apportioned between finance charges and reduction of the lease obligation so as to achieve a constant rate of interest on the remaining balance of the liability. Contingent rentals are recognized as expenses in the periods in which they are incurred.

- 29 -


n.


Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Rental kontinjen diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya.

Operating lease payments are recognized as an expense on a straight-line basis over the lease term, except where another systematic basis is more representative of the time pattern in which economic benefits from the leased asset are consumed. Contingent rentals arising under operating leases are recognized as an expense in the period in which they are incurred.

Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai kewajiban. Keseluruhan manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna.

In the event that lease incentives are received to enter into operating leases, such incentives are recognized as a liability. The aggregate benefit of incentives is recognized as a reduction of rental expense on a straight-line basis, except where another systematic basis is more representative of the time pattern in which economic benefits from the leased asset are consumed.

Pekerjaan Dalam Pelaksanaan

n.

Pekerjaan dalam pelaksanaan merupakan biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan pembangunan aset tetap. Pekerjaan dalam pelaksanaan dinyatakan sebesar biaya perolehan, termasuk biaya pinjaman selama masa pembangunan dari pinjaman yang digunakan untuk pembangunan dan beban penyusutan aset tetap yang digunakan dalam pekerjaan pembangunan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan. o.

Biaya Pinjaman

Construction in Progress Construction in progress represents costs directly related to the construction of property, plant and equipment. Construction in progress is stated at cost, which includes borrowing costs during construction on debts incurred to finance the construction and depreciation of property and equipment that were used in the construction. Construction in progress is transferred to the respective property, plant and equipment account when completed and ready for use.

o.

Borrowing Costs

Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi atau pembuatan aset kualifikasian, merupakan aset yang membutuhkan waktu yang cukup lama agar siap untuk digunakan atau dijual, ditambahkan pada biaya perolehan aset tersebut, sampai dengan saat selesainya aset secara substansial siap untuk digunakan atau dijual.

Borrowing costs directly attributable to the acquisition, construction or production of qualifying assets, which are assets that necessarily take a substantial period of time to get ready for their intended use or sale, are added to the cost of those assets, until such time as the assets are substantially ready for their intended use or sale.

Penghasilan investasi diperoleh atas investasi sementara dari pinjaman yang secara spesifik belum digunakan untuk pengeluaran aset kualifikasian dikurangi dari biaya pinjaman yang dikapitalisasi.

Investment income earned on the temporary investment of specific borrowings pending their expenditure on qualifying assets is deducted from the borrowing costs eligible for capitalization.

Semua biaya pinjaman lainnya diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada periode terjadinya.

All other borrowing costs are recognized in statement of comprehensive income in the period in which they are incurred.

- 30 -

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 SERTA UNTUK TAHUN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan p.

q.

Properti Investasi

p. Investment Properties

Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya. Properti investasi diukur sebesar nilai perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan setiap akumulasi kerugian penurunan nilai.

Investment properties are properties (land or a building - or part of building – or both) held to earn rentals or for capital appreciation or both. Investment properties are measured at cost less accumulated depreciation and any accumulated impairment losses.

Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.

Land is stated at cost and is not depreciated.

Aset Tidak Digunakan Dalam Operasi

q. Assets Not Used In Operations

Aset tidak digunakan dalam operasi meliputi aset tetap yang untuk sementara waktu tidak digunakan dalam operasi dan aset yang akan dihapuskan. Aset tetap yang sementara waktu tidak digunakan dalam operasi disusutkan dengan metode dan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aset tetap. Aset yang akan dihapuskan dinyatakan sebesar jumlah terendah antara jumlah tercatat dan nilai wajar dikurangi biaya penjualan. r.


Investasi Pada Entitas Asosiasi

This account comprised of property, plant and equipment which are temporarily not used in operations and assets which are held for disposal. Assets not used in operations are depreciated using the same method and based on the economic useful lives of the property, plant and equipment. Assets for disposal are stated at the lower of carrying amount or fair value less cost to sell. r. Investments in Associates

Entitas asosiasi adalah suatu perusahaan dimana Perusahaan dan entitas anak mempunyai pengaruh yang signifikan, namun tidak mempunyai pengendalian atau pengendalian bersama, melalui partisipasi dalam pengambilan keputusan atas kebijakan finansial dan operasional investee.

An associate is an entity over which the Company and its subsidiaries are in a position to exercise significant influence, but not control or joint control, through participation in the financial and operating policy decisions of the investee.

Penghasilan dan aset dan liabilitas dari entitas asosiasi digabungkan dalam laporan keuangan konsolidasian dicatat dengan mengunakan metode ekuitas, kecuali ketika investasi diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual, sesuai PSAK 58 (revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan. Investasi pada entitas asosiasi dicatat di laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar biaya perolehan dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan dalam bagian kepemilikan Perusahaan dan entitas anak atas aset bersih entitas asosiasi yang terjadi setelah perolehan, dikurangi dengan penurunan nilai yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu. Bagian Perusahaan dan entitas anak atas kerugian entitas asosiasi yang melebihi nilai tercatat dari investasi (yang mencakup semua kepentingan jangka panjang, secara substansi, merupakan bagian dari Perusahaan dan nilai investasi bersih entitas anak dalam entitas asosiasi) diakui hanya sebatas bahwa Perusahaan dan entitas anak telah mempunyai kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif atau melakukan pembayaran atas kewajiban entitas asosiasi.

The assets and liabilities and results of operations of associates are incorporated in these consolidated financial statements using the equity method of accounting, except when investment is classified as held for sale, in which case, it is accounted for in accordance with PSAK 58 (revised 2009), Non-Current Assets Held for Sale and Discountinued Operations. Investments in associates are carried in the consolidated statement of financial position at cost as adjusted by post-acquisition changes in the Company and its subsidiaries‟ share of the net assets of the associate, less any impairment in the value of the individual investments. Losses of the associates in excess of the Company and its subsidiaries‟ interest in those associates (which includes any long-term interests that, in substance, form part of the Company and its subsidiaries‟ net investment in the associate) are recognized only to the extent that the Company and its subsidiaries have incurred legal or constructive obligations or made payments on behalf of the associate.

- 31 -

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 SERTA UNTUK TAHUN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan Ketika Perusahaan dan entitas anak melakukan transaksi dengan entitas asosiasi, keuntungan dan kerugian dieliminasi sebesar kepentingan mereka dalam entitas asosiasi. s.

Rekening Bank dan Deposito Dibatasi Penggunaannya

Berjangka

Rekening bank dan deposito berjangka dibatasi penggunaannya diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Untuk kebijakan akuntansi pinjaman yang diberikan dan piutang, lihat Catatan 3g. t.

Beban Ditangguhkan

Biaya Dibayar Dimuka

Kas dan Setara Kas

w. Persediaan

in

Banks

and

Time

Restricted cash in banks and time deposits are classified as loans and receivable. Refer to Note 3g for the accounting policy on loans and receivables.

Costs of software and legal processing of landrights are deferred and amortized using the straight-line method over their beneficial periods.

Prepaid expenses are amortized over their beneficial periods using the straight-line method.

For cash flow presentation purposes, cash and cash equivalents consist of cash on hand and in banks and all unrestricted investments with maturities of three months or less from the date of placement. w. Inventories

Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang.

y.

Cash

v. Cash and Cash Equivalents

Untuk tujuan penyajian arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

x.

s. Restricted Deposits

u. Prepaid Expenses

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. v.

When the Company and its subsidiaries transact with an associate, profits and losses are eliminated to the extent of their interest in the relevant associate.

t. Deferred Charges

Biaya perolehan perangkat lunak dan pengurusan hak legal tanah ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama masa manfaatnya. u.


Pinjaman dan Utang Obligasi

Inventories are stated at cost or net realizable value, whichever is lower. Cost is determined using the weighted average method. x. Borrowings and Bonds Payable

Pinjaman dan utang obligasi diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan. Kebijakan akuntansi untuk liabilitas keuangan dijelaskan dalam Catatan 3h.

Borrowings and bonds payable are classified as financial liabilities. Refer to Note 3h for the accounting policy on financial liabilities.

Penerusan pinjaman diakui berdasarkan otorisasi penarikan (Withdrawal Authorization) atau dokumen lain sejenis.

Two-step loans are recognized based on the Withdrawal Authorization (WA) or other similar documents.

Pendapatan Ditangguhkan

y. Deferred Revenue

Pendapatan atas penyambungan listrik dari pelanggan ditangguhkan dan diamortisasi sebesar 5% per tahun sejak tanggal penyambungan.

- 32 -

Connection fees received from customers are deferred and amortized at the rate of 5% per annum starting from the connection date.

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 SERTA UNTUK TAHUN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan z.

Pengakuan Pendapatan dan Beban

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) – Continued z. Revenue and Expense Recognition

Pendapatan penjualan listrik diakui berdasarkan pemakaian energi listrik (kWh), sedangkan beban diakui pada saat terjadinya.

Revenue from sale of electricity is recognized based on electricity usage (kWh). Expenses are recognized when incurred (accrual basis).

Pendapatan bunga diakru berdasarkan waktu terjadinya dengan acuan jumlah pokok terutang dan tingkat bunga yang berlaku.

Interest revenue is accrued on time basis, by reference to the principal outstanding and at the applicable interest rate.

aa. Pembelian Tenaga Listrik

aa. Purchase of Electricity

Perusahaan dan entitas anak memiliki sejumlah perjanjian jual beli tenaga listrik (PPA dan ESC) dengan penyedia dan pengembang tenaga listrik swasta (IPP). Dalam perjanjian tersebut, Perusahaan dan entitas anak membayar pasokan tenaga listrik yang disediakan oleh IPP sebesar jumlah yang ditentukan berdasarkan formula pembayaran. Pembayaran tersebut mencakup komponen biaya berbeda yaitu komponen kapasitas dan energi untuk PPA, komponen sumberdaya dan pembangkitan untuk ESC, komponen operasional dan pemeliharaan yang tergantung pada tingkat pasokan energi serta variabel lain yang ditentukan dalam perjanjian.

The Company and its subsidiaries have various Power Purchase Agreements (PPA) and Energy Sales Contracts (ESC) with Independent Power Producers (IPP). Under those contracts, the Company and its subsidiaries pay IPP for the supply of energy at an amount determined in accordance with the payment formula in which payment for different cost components, such as capacity and energy components for the PPA, resource and generation components for the ESC, as well as operations and maintenance components, depends on the level of energy supplied and other variables stipulated in the agreement.

Biaya pembelian tenaga listrik dari IPP diakui pada saat terjadinya berdasarkan ketentuan kontrak dan disajikan sebagai beban pembelian tenaga listrik dalam laporan laba rugi komprehensif.

The costs of energy purchased from IPP are recognized as incurred based on the terms of the contracts, and presented in statements of comprehensive income as purchased electricity.

bb. Subsidi Pemerintah

bb. Government Subsidy

Subsidi listrik Pemerintah yang diberikan melalui Perusahaan diakui sebagai pendapatan atas dasar akrual yang dihitung berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia. Perbedaan antara jumlah subsidi listrik yang telah diakui sebagai pendapatan dan hasil perhitungan final subsidi listrik dicatat pada saat perhitungan final subsidi listrik diperoleh.

cc. Imbalan Kerja

Government subsidy of electricity is recognized as revenue on accrual basis which is computed in accordance with the provisions stipulated in the Decree of Ministry of Finance of the Republic of Indonesia. The difference between the amount of electricity subsidy recognized as revenue and the final result of electricity subsidy computation is recorded when the final result of electricity subsidy computation is obtained. cc. Employee Benefits

Imbalan Pasca-Kerja

Post-employment Benefits

Perusahaan dan entitas anak menyelenggarakan program pensiun imbalan pasti untuk semua karyawan tetap. Perusahaan dan entitas anak juga memberikan imbalan pasca-kerja lain tanpa pendanaan kepada karyawan yang memenuhi persyaratan sesuai dengan kebijakan Perusahaan dan entitas anak.

The Company and its subsidiaries established a defined benefit pension plan covering all of their permanent employees. The Company and its subsidiaries also provide other unfunded defined postemployment benefit plans for their qualifying employees based on the Company and its subsidiaries‟ policies.

- 33 -



Perhitungan imbalan pasca-kerja ditentukan dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari jumlah yang lebih besar diantara nilai kini liabilitas imbalan pasti atau nilai wajar aset program diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung, apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya diakui sebagai beban dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.

Post-employment benefits are determined using the Projected Unit Credit Method. The accumulated unrecognized actuarial gains and losses that exceed 10% of the greater of the present value of the defined benefit obligations and the fair value of plan assets, is recognized on straight-line basis over the expected average remaining service years of the participating employees. Past service cost is recognized immediately to the extent that the benefits are already vested, and otherwise is amortized on a straight-line basis over the average period until the benefits become vested.

Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasca-kerja di laporan posisi keuangan konsolidasian merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasca-kerja disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial belum diakui dan biaya jasa lalu belum diakui, dan dikurangi dengan nilai wajar aset program.

The employee benefits obligation recognized in the consolidated statement of financial position represents the present value of the defined benefit obligation as adjusted for unrecognized actuarial gains and losses and unrecognized past service cost, and reduced by the fair value of scheme assets.

Imbalan Kerja Jangka Panjang

Long-term Benefits

Perhitungan imbalan kerja jangka panjang ditentukan dengan menggunakan Projected Unit Credit. Biaya jasa lalu dan keuntungan (kerugian) aktuarial diakui langsung pada tahun yang bersangkutan.

Long-term benefits are determined using the Projected Unit Credit Method. Past service cost and actuarial gains (losses) are recognized immediately to the current operations.

Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan kerja jangka panjang di laporan posisi keuangan konsolidasi merupakan nilai kini liabilitas imbalan kerja pasti.

The long-term employee benefits obligation recognized in the consolidated statement of financial position represents the present value of the defined benefit obligation.

dd. Provisi

dd. Provisions

Provisi diakui ketika Perusahaan dan entitas anak memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu, kemungkinan besar Perusahaan dan entitas anak diharuskan menyelesaikan kewajiban dan estimasi andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.

Provisions are recognized when the Company and its subsidiaries have a present obligation (legal or constructive) as a result of a past event, it is probable that the Company and its subsidiaries will be required to settle the obligation, and a reliable estimate can be made of the amount of the obligation.

Jumlah yang diakui sebagai provisi merupakan estimasi terbaik dari pertimbangan yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan, dengan mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian yang meliputi kewajibannya. Apabila suatu provisi diukur menggunakan arus kas yang diperkirakan untuk menyelesaikan kewajiban kini, maka nilai tercatatnya adalah nilai kini dari arus kas.

The amount recognized as a provision is the best estimate of the consideration required to settle the present obligation at the end of the reporting period, taking into account the risks and uncertainties surrounding the obligation. Where a provision is measured using the cash flows estimated to settle the present obligation, its carrying amount is the present value of those cash flows.

- 34 -

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 SERTA UNTUK TAHUN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan Ketika beberapa atau seluruh manfaat ekonomi untuk penyelesaian provisi yang diharapkan dapat dipulihkan dari pihak ketiga, piutang diakui sebagai aset apabila terdapat kepastian bahwa penggantian akan diterima dan jumlah piutang dapat diukur secara andal.

ee. Pajak Penghasilan

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) – Continued When some or all of the economic benefits required to settle a provision are expected to be recovered from a third party, a receivable is recognized as an asset if it is virtually certain that reimbursement will be received and the amount of the receivable can be measured reliably. ee. Income Tax

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Current tax expense is determined based on the taxable profit for the year computed using the prevailing tax rates.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

Deferred tax assets and liabilities are recognized for the future tax consequences attributable to differences between the financial statement carrying amounts of assets and liabilities and their respective tax bases. Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences and deferred tax assets are recognized for deductible temporary differences to the extent that it is probable that taxable income will be available in future periods against which the deductible temporary differences can be utilized.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan berlaku dalam periode ketika liabilitas diselesaikan atau aset dipulihkan dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan.

Deferred tax assets and liabilities are measured at the tax rates that are expected to apply in the period in which the liability is settled or the asset realized, based on the tax rates (and tax laws) that have been enacted, or substantively enacted, by the end of the reporting period.

Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara Perusahaan dan entitas anak ekspektasikan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tercatat aset dan liabilitasnya.

The measurement of deferred tax assets and liabilities reflects the consequences that would follow from the manner in which the Company and its subsidiaries expect, at the end of the reporting period, to recover or settle the carrying amount of their assets and liabilities.

Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan dan dikurangi jumlah tercatatnya jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut.

The carrying amount of deferred tax asset is reviewed at the end of each reporting period and reduced to the extent that it is no longer probable that sufficient taxable profits will be available to allow all or part of the asset to be recovered.

- 35 -


ff.


Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika entitas memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan ketika aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama serta Perusahaan dan entitas anak yang berbeda yang bermaksud untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto.

Deferred tax assets and liabilities are offset when there is legally enforceable right to set off current tax assets against current tax liabilities and when they relate to income taxes levied by the same taxation authority and the Company and its subsidiaries intend to settle their current tax assets and current tax liabilities on a net basis.

Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba atau rugi, kecuali sepanjang pajak penghasilan yang berasal dari transaksi atau kejadian yang diakui, diluar laba atau rugi (baik dalam pendapatan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas), dalam hal tersebut pajak juga diakui di luar laba atau rugi.

Current and deferred tax are recognized as an expense or income in profit or loss, except when they relate to items that are recognized outside of profit or loss (whether in other comprehensive income or directly in equity), in which case the tax is also recognized outside of profit or loss.

Laba per Saham

ff. Earnings per Share

Laba per saham dasar di hitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

Basic earnings per share is computed by dividing net income by the weighted average number of shares outstanding during the year.

Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif.

Diluted earnings per share is computed by dividing net income by the weighted average number of shares outstanding as adjusted for the effects of all dilutive potential ordinary shares.

gg. Informasi Segmen

gg. Segment Information

Efektif 1 Januari 2011, PSAK 5 (revisi 2009) mengharuskan segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Perusahaan dan entitas anak yang secara regular direview oleh “pengambil keputusan operasional” dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi. Sebaliknya, standar sebelumnya mengharuskan Perusahaan dan entitas anak mengidentifikasi dua segmen (bisnis dan geografis), menggunakan pendekatan risiko dan pengembalian.

Effective January 1, 2011, PSAK 5 (revised 2009) requires operating segments to be identified on the basis of internal reports about components of the Company and its subsidiaries that are regularly reviewed by the chief operating decision maker in order to allocate resources to the segments and to assess their performances. In contrast, the predecessor standard required the Company and its subsidiaries to identify two sets of segments (business and geographical), using a risks and returns approach.

Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:

An operating segment is a component of an entity:

a)

a)

yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);

- 36 -

that engages in business activities from which it may earn revenue and incur expenses (including revenue and expenses relating to the transaction with other components of the same entity);



b)

yang hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan

b)

whose operating results are reviewed regularly by the entity‟s chief operating decision maker to make decision about resources to be allocated to the segments and assess its performance; and

c)

dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.

c)

for which discrete financial information is available.

Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya dan penilaian kinerja mereka terfokus pada kategori dari setiap produk, yang menyerupai informasi segmen usaha yang dilaporkan di periode sebelumnya.

4.

PERTIMBANGAN KRITIS AKUNTANSI ESTIMASI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN

DAN

Information reported to the chief operating decision maker for the purpose of resource allocation and assessment of their performance is more specifically focused on the category of each product, which is similar to the business segment information reported in the prior periods.

4.

CRITICAL ACCOUNTING JUDGMENTS AND ESTIMATES

Pertimbangan Kritis dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi

Critical Judgments in Applying Accounting Policies

Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi yang dijelaskan dalam Catatan 3, tidak terdapat pertimbangan kritis yang memiliki dampak signifikan pada jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian, selain dari penyajian perkiraan yang diatur di bawah ini.

In the process of applying the accounting policies described in Note 3, there is no critical judgment that has significant impact on the amounts recognized in the consolidated financial statements, apart from those involving estimates, which are dealt with below.

Sumber Estimasi Ketidakpastian

Key Sources of Estimation Uncertainty

Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber estimasi lainnya pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini:

The key assumptions concerning future and other key sources of estimation at the end of the reporting period, that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year are discussed below:

Rugi Penurunan Nilai Pinjaman yang Diberikan dan Piutang

Impairment Loss on Loans and Receivables

Perusahaan dan entitas anak menilai penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang pada setiap tanggal pelaporan. Dalam menentukan apakah rugi penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi, manajemen membuat penilaian, apakah terdapat bukti objektif bahwa kerugian telah terjadi. Manajemen juga membuat penilaian atas metodologi dan asumsi untuk memperkirakan jumlah dan waktu arus kas masa depan yang direview secara berkala untuk mengurangi perbedaan antara estimasi kerugian dan kerugian aktualnya. Nilai tercatat pinjaman yang diberikan dan piutang telah diungkapkan dalam Catatan 11, 16, 17 dan 18.

The Company and its subsidiaries assess their loans and receivables for impairment at each reporting date. In determining whether an impairment loss should be recorded in profit or loss, management makes judgment as to whether there is an objective evidence that loss event has occurred. Management also makes judgment as to the methodology and assumptions for estimating the amount and timing of future cash flows which are reviewed regularly to reduce any difference between loss estimate and actual loss. The carrying amount of loans and receivables are disclosed in Notes 11, 16, 17 and 18.

- 37 -



Penyisihan Penurunan Nilai Persediaan

Allowance for Decline in Value of Inventories

Perusahaan dan entitas anak membuat penyisihan penurunan nilai persediaan berdasarkan estimasi persediaan yang digunakan pada masa mendatang. Walaupun asumsi yang digunakan dalam mengestimasi penyisihan penurunan nilai persediaan telah sesuai dan wajar, namun perubahan signifikan atas asumsi ini akan berdampak material terhadap penyisihan penurunan nilai persediaan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil usaha Perusahaan dan entitas anak. Nilai tercatat persediaan diungkapkan dalam Catatan 19.

The Company and its subsidiaries provide allowance for decline in value of inventories based on estimated future usage of such inventories. While it is believed that the assumptions used in the estimation of the allowance for decline in value of inventories are appropriate and reasonable, significant changes in these assumptions may materially affect the assessment of the allowance for decline in value of inventories, which ultimately will impact the result of the Company and its subsidiaries‟ operations. The carrying amount of inventories is disclosed in Note 19.

Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Aset Tetap dan Properti Investasi

Estimated Useful Lives of Property, Plant and Equipment and Investment Properties

Masa manfaat setiap aset tetap dan properti investasi Perusahaan dan entitas anak ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari penggunaan aset tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman atas aset sejenis. Masa manfaat setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan di atas.

The useful life of each item of the Company and its subsidiaries‟ property, plant and equipment and investment properties are estimated based on the period over which the asset is expected to be available for use. Such estimation is based on internal technical evaluation and experience with similar assets. The estimated useful life of each asset is reviewed periodically and updated if expectations differ from previous estimates due to physical wear and tear, technical or commercial obsolescence and legal or other limits on the use of the asset. It is possible, however, that future results of operations could be materially affected by changes in the amounts and timing of recorded expenses brought about by changes in the factors mentioned above.

Perubahan masa manfaat aset tetap dapat mempengaruhi jumlah biaya penyusutan yang diakui dan penurunan nilai tercatat aset tetap.

A change in the estimated useful life of any item of property, plant and equipment would affect the recorded depreciation expense and decrease in the carrying values of property, plant and equipment.

Nilai tercatat aset tetap dan properti investasi diungkapkan dalam Catatan 6 dan 8.

The carrying amounts of property, plant and equipment and investment properties are disclosed in Notes 6 and 8.

Penurunan Nilai Aset

Asset Impairment

Aset tetap dan aset tidak berwujud dilakukan uji penurunan nilai ketika terdapat indikasi penurunan nilai. Penentuan nilai pakai aset memerlukan estimasi mengenai arus kas yang diharapkan untuk dihasilkan dari penggunaan aset (unit penghasil kas) dan penjualan aset tersebut serta tingkat diskonto yang sesuai untuk menentukan nilai sekarang.

Property, plant and equipment and intangible assets are reviewed for impairment whenever impairment indicators are present. Determining the value in use of assets requires the estimation of cash flows expected to be generated from the continued use and ultimate disposition of such assets (cash generating unit) and a suitable discount rate in order to calculate the present value.

- 38 -



Walaupun asumsi yang digunakan dalam mengestimasi nilai pakai aset yang tercermin dalam laporan keuangan konsolidasian dianggap telah sesuai dan wajar, namun perubahan signifikan atas asumsi ini akan berdampak material terhadap penentuan jumlah yang dapat dipulihkan dan akibatnya kerugian penurunan nilai yang timbul akan berdampak terhadap hasil usaha.

While it is believed that the assumptions used in the estimation of the value in use of assets reflected in the consolidated financial statements are appropriate and reasonable, significant changes in these assumptions may materially affect the assessment of recoverable values and any resulting impairment loss could have a material adverse impact on the results of operations.

Berdasarkan pertimbangan manajemen, tidak terdapat indikasi penurunan nilai atas aset tetap dan aset tidak berwujud Perusahaan dan entitas anak. Nilai tercatat aset yang dilakukan uji penurunan nilai telah diungkapkan dalam Catatan 6, 7 dan 10 atas laporan keuangan konsolidasian.

Based on the assessment of management, there is no impairment indication on the Company and its subsidiaries‟ property, plant and equipment, as well as intangible assets. The carrying value of assets, on which impairment analysis are applied, were described in Notes 6, 7 and 10, respectively to the consolidated financial statements.

Manfaat Karyawan

Employee Benefits

Penentuan liabilitas imbalan pasca kerja tergantung pada pemilihan asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah liabilitas tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji. Realisasi yang berbeda dari asumsi Perusahaan dan entitas anak diakumulasi dan diamortisasi selama periode mendatang dan akibatnya akan berpengaruh terhadap jumlah biaya serta liabilitas yang diakui di masa mendatang. Walaupun asumsi Perusahaan dan entitas anak dianggap tepat dan wajar, namun perubahan signifikan pada kenyataannya atau perubahan signifikan dalam asumsi yang digunakan dapat berpengaruh secara signifikan terhadap liabilitas imbalan pasca kerja Perusahaan dan entitas anak.

The determination of post-employment benefits obligation is dependent on selection of certain assumptions used by actuaries in calculating such amounts. Those assumptions include among others, discount rate and rate of salary increase. Actual results that differ from the Company and its subsidiaries‟ assumptions are accumulated and amortized over future periods and therefore, generally affect the recognized expense and recorded obligation in such future periods. While it is believed that the Company and it subsidiaries‟ assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in actual experience or significant changes in assumptions may materially affect the Company and its subsidiaries‟ post-employment benefit obligations.

Liabilitas imbalan pasca kerja diungkapkan dalam Catatan 51.

Employment benefit obligations are disclosed in Note 51.

- 39 -


5.

ENTITAS ANAK

5.

Perusahaan memiliki saham entitas anak baik langsung maupun tidak langsung sebagai berikut :

Anak Perusahaan/ Subsidiaries

PT Indonesia Power (IP) dan anak perusahaan/ and its subsidiaries


Domisili/ Domicile

Jenis Usaha/ Nature of Business

Jakarta

Pembangkitan tenaga listrik/ Power generation

PT Cogindo Dayabersama (CDB) *)

Jakarta

PT Artha Daya Coalindo (ADC) *)

SUBSIDIARIES The Company has ownership interests, directly or indirectly, in the following subsidiaries :

Persentase Pemilikan/ Percentage of Ownership 2011 2010 % %

Tahun Operasi Komersial/ Year of Operation

Jumlah Aset Sebelum Eliminasi **)/ Total Assets Before Elimination **) 2011 2010

100,0

100,0

1995

53.479

52.336

Cogeneration, pemasok energi, jasa pelayanan dan manajemen/ Cogeneration, energy distribution, energy service and management

99,9

99,9

1999

652

638

Jakarta

Perdagangan batu bara/ Coal trading

60,0

60,0

1999

62

94

PT Indo Pusaka Berau (IPB) ***)

Berau


46,8

46,8

2005

197

188

PT Indo Ridlatama Power (IRP) *)

Kutai


55,0

55,0

****)

2

2

PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) dan anak perusahaan/ and its subsidiaries

Surabaya


100,0

100,0

1995

41.652

39.394

PT PJB Service (PJBS) *)

Surabaya

Jasa/Service

98,0

98,0

2001

204

166

Jasa listrik dan enjiniring/ Electricity and engineering

92,1

92,1

2004

203

199

99,80

99,80

*)

14

20

PT Rekadaya Elektrika (RDE) *)

PT Rekadaya Elektrika Consult

Jakarta

Jakarta

Supervisi dan Konsultasi/ Supervision and consulatation

PT Pelayanan Listrik Nasional Batam (PLN Batam)

Batam

Penyedia tenaga listrik/ Electricity supplier

100,0

100,0

2000

2.169

1.969

PT Indonesia Comnets Plus (ICON)

Jakarta

Jasa penyedia jaringan telekomunikasi/ Telecommunication provider

100,0

100,0

2000

1.695

1.242

PT Prima Layanan Nasional Enjiniring (PLNE)

Jakarta

Jasa enjiniring, pengadaan dan konstruksi/ Engineering, procurement and construction

99,9

99,9

2003

276

166

Penyedia tenaga listrik/ Electricity supplier

100,0

100,0

2004

236

238

Belanda/ The Netherlands

Lembaga keuangan/ Finance

100,0

100,0

2006

33.112

36.880

Majapahit Finance B.V. (MF) *)

Belanda/ The Netherlands

Lembaga keuangan/ Finance

100,0

100,0

2006

36.835

37.983

PT PLN Batubara (PLN Batubara)

Jakarta


100,0

100,0

2009

428

206

PT Pengembangan Listrik Nasional Geothermal (PLN Geothermal)

Jakarta


100,0

100,0

2010

67

45

PT Pelayaran Bahtera Adhiguna

Jakarta

Pelayaran/ Shipping

100,0

-

2011

589

-

Jakarta

Jasa perkapalan/ Shipping services

100,0

-

2011

120

-

Jakarta


100,0

-

****)

25

-

PT Pelayanan Listrik Nasional Tarakan (PLN Tarakan) Majapahit Holding B.V. (MH) dan anak perusahaan/ and its subsidiary

PT Adhiguna Putera

PT Haleyora Power

Tarakan

*) Pemilikan tidak langsung/Indirect ownership **) Dalam miliaran Rupiah/Stated in billions of Rupiah ***) IP mempunyai hak mengatur dan menentukan kebijakan keuangan dan operasi IPB, sehingga laporan keuangan IPB dikonsolidasikan/ IP has the power to govern IPB's financial and operating policies, hence its financial statements have been consolidated ****) Dalam tahap pengembangan/Under development stage

- 40 -


6.


Pada bulan Agustus 2011, Perusahaan menerbitkan saham baru untuk diambil bagian oleh Pemerintah Republik Indonesia sebesar Rp 90.226 juta atau sebanyak 90.226 saham. Penambahan penerbitan saham kepada Pemerintah Republik Indonesia berasal dari pengalihan 21.674 saham milik Pemerintah Republik Indonesia pada PT Pelayaran Bahtera Adhiguna kepada Perusahaan.

In August 2011, the Company issued new shares of stock to Government of Republic of Indonesia in the amount of Rp 90,226 million, equivalent to 90,226 shares. The additional issuance of shares to Government of Republic of Indonesia is for the transfer of 21,674 shares of the Government of Republic of Indonesia in PT Pelayaran Bahtera Adiguna to the Company.

Pada tahun 2011, Perusahaan mendirikan PT Haleyora Power yang berdomisili di Jakarta.

In 2011, the Company established PT Haleyora Power which is domiciled in Jakarta.

ASET TETAP

6. 1 Januari/ January 1, 2011

Biaya perolehan Pemilikan langsung Tanah Bangunan umum, waduk dan prasarana Instalasi dan mesin pembangkit Perlengkapan transmisi Perlengkapan distribusi Perlengkapan umum Kendaraan bermotor Material cadang Perlengkapan pengolahan data dan telekomunikasi Kapal dan perlengkapan Sub-jumlah Aset sewaan Tanah Instalasi dan mesin pembangkit Sub-jumlah Jumlah

Penambahan/ Additions

Pengurangan/ Deductions

PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT Reklasifikasi/ Reclassifications

31 Desember/ December 31, 2011

7.849.117

293.444

76.905

280.578

8.346.234

32.181.123

92.849

22.441

8.035.882

40.287.413

112.337.901 59.234.257 74.180.579 4.389.819 636.978 947.069

251.356 54.918 1.286.153 212.404 33.681 581.179

404.519 512.177 304.389 39.920 23.326 528.058

28.639.612 4.873.301 7.675.971 891.642 157.177 -

140.824.350 63.650.299 82.838.314 5.453.945 804.510 1.000.190

3.638.654 295.395.497

42.366 313.192 3.161.542

9.737 1.921.472

570.829 51.124.992

4.242.112 313.192 347.760.559

58.591 15.767.182 15.825.773 311.221.270

Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung Bangunan umum, waduk dan prasarana Instalasi dan mesin pembangkit Perlengkapan transmisi Perlengkapan distribusi Perlengkapan umum Kendaraan bermotor Material cadang Perlengkapan pengolahan data dan telekomunikasi Kapal dan perlengkapan Sub-jumlah Aset sewaan Instalasi dan mesin pembangkit Jumlah Jumlah Tercatat

210.651.868

11.204.378 11.204.378 14.365.920

1.921.472

-

58.591

51.124.992

26.971.560 27.030.151 374.790.710

At cost Direct acquisitions Land Buildings, reservoir and infrastructure Installation and power plant Transmission equipment Distribution equipment General equipment Motor vehicles Spare parts Telecommunication and data processing equipment Vessels and equipment Subtotal Leased assets Land Installation and power plant Subtotal Total

8.584.841

1.213.533

12.656

9.651

9.795.369

42.714.534 14.821.075 25.726.842 3.406.207 542.184 202.132

6.315.175 2.050.908 2.829.187 442.023 56.095 51.503

779.211 177.003 165.158 42.103 27.021 27.362

45.480 25.504 87.971 58.166 10.199

48.295.978 16.720.484 28.478.842 3.864.293 581.457 226.273

2.114.047 98.111.862

349.134 46.161 13.353.719

7.128 1.237.642

10.879 247.850

2.466.932 46.161 110.475.789

2.457.540 100.569.402

631.174 13.984.893

1.237.642

247.850

3.088.714 113.564.503

Accumulated depreciation Direct acquisitions Buildings, reservoir and infrastructure Installation and power plant Transmission equipment Distribution equipment General equipment Motor vehicles Spare parts Telecommunication and data processing equipment Vessels and equipment Subtotal Leased assets Installation and power plant Total

261.226.207

Net Carrying Value

- 41 -

-

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 SERTA UNTUK TAHUN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan 1 Januari/ January 1, 2010 Biaya perolehan Pemilikan langsung Tanah Bangunan umum, waduk dan prasarana Instalasi dan mesin pembangkit Perlengkapan transmisi Perlengkapan distribusi Perlengkapan umum Kendaraan bermotor Material cadang Perlengkapan pengolahan data dan telekomunikasi Sub-jumlah Aset sewaan Tanah Instalasi dan mesin pembangkit Sub-jumlah Jumlah Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung Bangunan umum, waduk dan prasarana Instalasi dan mesin pembangkit Perlengkapan transmisi Perlengkapan distribusi Perlengkapan umum Kendaraan bermotor Material cadang Perlengkapan pengolahan data dan telekomunikasi Sub-jumlah Aset sewaan Instalasi dan mesin pembangkit Jumlah Jumlah Tercatat

Penambahan/ Additions


Pengurangan/ Deductions


7.718.961

28.848

18.413

119.721

7.849.117

30.511.541

69.725

33.071

1.632.928

32.181.123

109.312.881 55.089.716 69.901.856 4.114.744 624.655 985.925

275.735 218.582 1.056.235 145.139 5.593 174.191

1.634.592 267.228 160.697 16.132 24.078 213.047

4.383.877 4.193.187 3.383.185 146.068 30.808 -

112.337.901 59.234.257 74.180.579 4.389.819 636.978 947.069

3.283.437 281.543.716

35.578 2.009.626

4.917 2.372.175

324.556 14.214.330

3.638.654 295.395.497

58.591 15.767.182 15.825.773 297.369.489

-

-

2.009.626

2.372.175

-

58.591

14.214.330

7.496.456

1.038.896

15.776

38.666.660 12.999.144 23.149.522 3.008.032 509.647 176.665

5.603.080 1.913.223 2.635.796 411.135 45.710 40.660

1.555.206 104.395 66.039 14.980 21.126 15.193

-

1.823.181 87.829.307

294.984 11.983.484

4.118 1.796.833

-

1.873.570 89.702.877

583.970 12.567.454

1.796.833

-

15.767.182 15.825.773 311.221.270

At cost Direct acquisitions Land Buildings, reservoir and infrastructure Installation and power plant Transmission equipment Distribution equipment General equipment Motor vehicles Spare parts Telecommunication and data processing equipment Subtotal Leased assets Land Installation and power plant Subtotal Total

95.904

2.114.047 98.111.862

95.904

2.457.540 100.569.402

Accumulated depreciation Direct acquisitions Buildings, reservoir and infrastructure Installation and power plant Transmission equipment Distribution equipment General equipment Motor vehicles Spare parts Telecommunication and data processing equipment Subtotal Leased assets Installation and power plant Total

210.651.868

Net Carrying Value

65.265

8.584.841

13.103 7.563 2.020 7.953

42.714.534 14.821.075 25.726.842 3.406.207 542.184 202.132

-

207.666.612

Beban penyusutan dialokasi sebagai berikut :

Depreciation expense was allocated to the following : 2011

Beban usaha Pekerjaan dalam pelaksanaan Jumlah

Reklasifikasi/ Reclassifications

13.916.723 8.883 13.925.606

2010 12.558.537 8.917 12.567.454

Operating expenses Construction in progress Total

Penambahan akumulasi penyusutan aset tetap tahun 2011 termasuk akumulasi penyusutan aset tetap awal tahun PT Pelayaran Bahtera Adhiguna, entitas anak sebesar Rp 59.287 juta yang dikonsolidasikan pada tahun 2011.

Additions to accumulated depreciation in 2011 included beginning balance of accumulated depreciation of property, plant and equipment of PT Pelayaran Bahtera Adhiguna, a subsidiary which was consolidated in 2011, amounting to Rp 59,287 million.

Reklasifikasi aset tetap pemilikan langsung terutama berasal dari pemindahan pekerjaan dalam pelaksanaan dan aset tidak digunakan dalam operasi masing-masing sebesar Rp 48.145.246 juta dan Rp 503.810 juta tahun 2011 dan Rp 13.061.873 juta dan Rp 395.335 juta tahun 2010 (Catatan 7 dan 10).

Reclassifications of property, plant and equipment – direct acquisitions arise mainly from transfer of construction in progress and assets not used in operations amounting to Rp 48,145,246 million and Rp 503,810 million, respectively, in 2011 and Rp 13,061,873 million and Rp 395,335 million, respectively, in 2010 (Notes 7 and 10). - 42 -



Pengurangan aset tetap pemilikan langsung termasuk pemindahan aset tidak digunakan dalam operasi dengan jumlah tercatat sebesar Rp 683.830 juta tahun 2011 dan Rp 575.342 juta tahun 2010.

Deductions of property, plant and equipment include transfer to assets not used in operations with net carrying value of Rp 683,830 million in 2011 and Rp 575,342 million in 2010.

Perusahaan dan entitas anak memiliki beberapa bidang tanah dengan hak legal berupa Hak Pakai dan Hak Guna Bangunan (HGB). Hak pakai tidak mempunyai jangka waktu. Hak guna bangunan berjangka waktu antara 20 tahun sampai dengan 30 tahun yang jatuh tempo antara tahun 2016 sampai dengan 2036. Perusahaan dan entitas anak juga mempunyai beberapa bidang tanah yang sedang dalam proses perpanjangan HGB dan pengurusan balik nama menjadi atas nama Perusahaan dan entitas anak.

The Company and its subsidiaries own several pieces of land with Rights to Use (Hak Pakai), Building Use Rights (Hak Guna Bangunan). Rights to Use have no expiration date while Building Use Rights will expire between 20 to 30 years until 2016 to 2036. The Company and its subsidiaries also have several pieces of land, which are still being processed for extension and for transfer of certificate in the name of the Company and its subsidiaries.

Instalasi dan mesin pembangkit, perlengkapan transmisi serta kapal diasuransikan kepada beberapa perusahaan asuransi dengan PT Asuransi Tugu Kresna Pratama, pihak berelasi, sebagai penanggung utama, PT Asuransi Jasa Indonesia, pihak berelasi dan PT Jardine Lloyd Thompson terhadap risiko kebakaran dan kemungkinan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar US$ 17.455 juta dan Rp 1.077.801 juta tahun 2011 dan US$ 16.339 juta dan Rp 1.132.058 juta tahun 2010. Aset sewaan diasuransikan kepada PT Asuransi Mitsui Sumitomo Indonesia terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar JPY 300.484 juta tahun 2011 dan JPY 190.438 juta tahun 2010. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Perusahaan dan entitas anak tidak mengasuransikan aset tetap selain instalasi dan mesin pembangkit, perlengkapan transmisi, serta kapal.

Installation and power plant, transmission equipment and vessels were insured to several insurance companies, with PT Asuransi Tugu Kresna Pratama, a related party, acting as the lead underwriter, PT Asuransi Jasa Indonesia, related party and PT Jardine Lloyd Thompson against fire and other possible risks with insurance coverage of US$ 17,455 million and Rp 1,077,801 million in 2011 and US$ 16,339 million and Rp 1,132,058 million in 2010. Leased assets were insured to PT Asuransi Mitsui Sumitomo Indonesia against fire and other possible risks with insurance coverage of JPY 300,484 million in 2011 and JPY 190,438 million in 2010. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured. The Company and its subsidiaries do not cover insurance protection for assets other than installation and power plant, transmission equipment and vessels.

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, perlengkapan distribusi dengan biaya perolehan sebesar Rp 45.745 juta digunakan sebagai jaminan utang pada Bank Bukopin (Catatan 28).

As of December 31, 2011 and 2010, distribution equipment with cost amounting to Rp 45,745 million are used as collateral for loans to Bank Bukopin (Note 28).

Aset sewaan merupakan pembangkit PLTU Tanjung Jati B 3 x 660 MW. Penambahan aset sewaan di tahun 2011 sehubungan dengan telah beroperasinya aset sewaan Pembangkit PLTU Tanjung Jati B Unit C pada bulan Oktober 2011 (Catatan 27).

Leased assets represent the PLTU Tanjung Jati B 3 x 660 MW power plant. In 2011, addition to leased asset represents PLTU Tanjung Jati B Unit C which was placed in operations in October 2011 (Note 27).

Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan penurunan nilai aset tetap pada tanggal pelaporan.

Management believes that there are no events or changes in circumstances which may indicate an impairment in value of property, plant and equipment as of the reporting date.

- 43 -

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 SERTA UNTUK TAHUN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan 7.

PEKERJAAN DALAM PELAKSANAAN

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) – Continued 7.

Akun ini merupakan biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan pembangunan dan perbaikan/renovasi sarana kelistrikan, sebagai berikut :

CONSTRUCTION IN PROGRESS This account represents costs incurred in relation to the construction and renovation/betterment of power supply facilities, as follows :

2011

2010

Proyek penugasan - Program percepatan Pembangkitan Transmisi Jumlah

54.123.611 6.354.536 60.478.147

66.939.888 5.271.611 72.211.499

Mandatory projects - Fast track program Power plants Transmission Total

Konstruksi rutin Pembangkitan Transmisi Distribusi Perlengkapan Jumlah

16.860.578 18.761.718 1.878.722 78.131 37.579.149

19.511.118 14.421.413 658.047 37.776 34.628.354

Regular constructions Power plants Transmission Distribution Equipment Total

Jumlah

98.057.296

106.839.853

(i)

Program percepatan

Total

(i) Fast track program

Program percepatan (fast track program) merupakan proyek yang ditugaskan Pemerintah kepada Perusahaan (Catatan 55). Pekerjaan dalam pelaksanaan program percepatan termasuk pembayaran uang muka kepada kontraktor, biaya pinjaman serta pengeluaran lain yang dapat dikapitalisasi.

Fast track program represents projects mandated by the Government to the Company (Note 55). Construction in progress of fast track program include advance payments made to the contractors, borrowing costs and other capitalizable expenditures.

(ii) Konstruksi rutin

(ii) Regular constructions

Pembangkitan

Power Plants

Pekerjaan dalam pelaksanaan pembangkitan terutama merupakan PLTP Sarulla 300 MW, PLTA Asahan III 2 x 87 MW, PLTA Peusangan 88 MW, PLTP Ulubelu 2 x 55 MW, PLTU NTB - Lombok 1 x 25 MW dan PLTU NTT – Atambua 4 x 6 MW. PLTP Sarulla merupakan proyek pembangkitan listrik tenaga panas bumi yang pada tanggal 23 Januari 2004 diambil alih oleh Perusahaan dari Unocal North Sumatera Geothermal Ltd dengan harga perolehan US$ 60 juta (Catatan 55).

Power plants under construction consist mainly of PLTP Sarulla 300 MW, PLTA Asahan III 2 x 87 MW, PLTA Peusangan 88 MW, PLTP Ulubelu 2 x 55 MW, PLTU NTB Lombok 1 x 25 MW and PLTU NTT – Atambua 4 x 6 MW. PLTP Sarulla is a geothermal power plant which was taken over by the Company on January 23, 2004 from Unocal North Sumatera Geothermal Ltd. for US$ 60 million (Note 55).

Transmisi

Transmission

Pekerjaan dalam pelaksanaan transmisi terutama merupakan proyek jaringan transmisi T/L 500 Kv Jawa – Bali, T/L 150 Kv untuk luar Jawa-Bali, proyek gardu induk 150 Kv serta proyek interkoneksi jaringan.

Transmission under construction consists mainly of projects of transmission lines of T/L 500 Kv in Java – Bali, T/L 150 Kv outside Java – Bali, substations 150 Kv and interconnection of transmission projects.

- 44 -



Distribusi

Distribution

Pekerjaan dalam pelaksanaan distribusi terutama merupakan proyek jaringan distribusi tegangan menengah dan rendah 20 Kv serta proyek gardu distribusi.

Distribution under construction consists mainly of projects of mid and low voltage distribution lines of 20 Kv and distribution substation projects.

Pekerjaan dalam pelaksanaan ini diperkirakan selesai antara tahun 2012 dan 2014.

Constructions in progress are expected to be completed between 2012 and 2014.

Pada tahun 2011 dan 2010 pekerjaan dalam pelaksanaan yang telah selesai dan dipindahkan ke aset tetap masing-masing sebesar Rp 48.145.246 juta dan Rp 13.061.873 juta (Catatan 6).

For 2011 and 2010, construction in progress which were completed and reclassified to property, plant and equipment amounted to Rp 48,145,246 million and Rp 13,061,873 million, respectively (Note 6).

Biaya pinjaman yang dikapitalisasi ke pekerjaan dalam pelaksanaan adalah sebagai berikut :

Borrowing costs which were capitalized to construction in progress are as follows :

2011

2010

Program percepatan Bunga pinjaman Kerugian kurs mata asing Amortisasi emisi obligasi Jumlah

4.005.253 315.914 31.412 4.352.579

3.244.602 48.178 3.292.780

Fast track program Interest expense Loss on foreign exchange Amortization of debt issuance cost Total

Konstruksi rutin Bunga pinjaman Kerugian kurs mata asing Amortisasi emisi obligasi Jumlah

514.590 897.175 3.985 1.415.750

800.144 2.554.669 3.345 3.358.158

Regular constructions Interest expense Loss on foreign exchange Amortization of debt issuance cost Total

Jumlah

5.768.329

6.650.938

Total

Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan penurunan nilai pekerjaan dalam pelaksanaan pada tanggal pelaporan.

8.

Management believes that there are no events or changes in circumstances which may indicate an impairment in value of construction in progress as of the reporting date.

PROPERTI INVESTASI

8.

INVESTMENT PROPERTIES

Akun ini merupakan tanah milik PJB yang terletak di Paiton - Jawa Timur, Pluit – Jakarta Utara dan Asahan – Sumatera Utara, yang disewakan kepada atau digunakan oleh penyedia listrik swasta PT Paiton Energy, PT Jawa Power, BUT Pertamina Hulu Energi ONJW Ltd. dan PT Bajradaya Sentranusa.

This account pertains to pieces of land owned by PJB located in Paiton – East Java, Pluit – North Jakarta and Asahan – North Sumatera, which are rented to or used by independent power producers, PT Paiton Energy, PT Jawa Power, BUT Pertamina Hulu Energi ONJW Ltd. and PT Bajradaya Sentranusa.

Estimasi nilai wajar properti investasi pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masingmasing sebesar Rp 173.545 juta dan Rp 164.713 juta yang ditentukan berdasarkan nilai jual objek pajak masing-masing bidang tanah.

The estimated fair value of these investment properties as of December 31, 2011 and 2010 amounted to Rp 173,545 million and Rp 164,713 million, respectively, which was determined based on the market value of tax object of each parcel of land.

- 45 -



INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI

9.

Rincian investasi pada entitas asosiasi dan kerjasama konsorsium adalah sebagai berikut :

Details of investments in consortiums are as follows :

Domisili/ Domicile Pemilikan langsung/Direct ownership Metode ekuitas/Equity method PT Geo Dipa Energi

Jakarta

Pemilikan tidak langsung/ Indirect ownership Metode ekuitas/Equity method PT Mitra Energi Batam

Batam

PT Sumber Segara Primadaya

Cilacap


Batam


Asahan

PT Indo Medco Power

Jakarta

PT Bukit Pembangkit Innovative

Palembang

PT Komipo Pembangkitan Jawa Bali

Jepara

Kerjasama Konsorsium/ Consortiums IP-NTP Consortium

Bandung

Tahun operasi komersial/ Commercial operations

Jenis usaha/ Nature of business

Jakarta

PT Unelec Indonesia

INVESTMENTS IN ASSOCIATES associates

and

Persentase penyertaan/ Percentage of ownership 2011 2010 % %

Pembangkit tenaga listrik/ Electricity supplier Penunjang penyedia tenaga listrik/ Electrical supports

2002

33,00

33,00

1988

32,35

32,35

Pembangkit tenaga listrik/ Electricity supplier Pembangkit tenaga listrik/ Electricity supplier Pembangkit tenaga listrik/ Electricity supplier Pembangkit tenaga listrik/ Electricity supplier Pembangkit tenaga listrik/ Electricity supplier Pembangkit tenaga listrik/ Electricity supplier Operasi dan pemeliharaan/ Operational and maintenance

2004

30,00

30,00

2006

49,00

49,00

2006

20,00

20,00

2010

26,06

26,06

*)

35,00

35,00

*)

29,15

29,15

2010

49,00

49,00

*)

80,00

80,00

Pembangkit tenaga listrik/ Electricity supplier

*) Tahap pengembangan/Development stage

Mutasi investasi pada entitas asosiasi dan kerjasama konsorsium adalah sebagai berikut : Jumlah tercatat 1 Januari 2011/ Carrying amount January 1, 2011

Changes in investments in associates and consortium are as follows :

Penambahan (pengurangan)/ Additions (deduction)

Bagian atas laba (rugi) bersih entitas asosiasi/ Equity in net income (loss) of associates

PT Unelec Indonesia PT Mitra Energi Batam PT Sumber Segara Primadaya PT Dalle Energy Batam PT Bajradaya Sentranusa PT Bukit Pembangkit Innovative PT Komipo PJB Konsorsium IP-NTP

83.210 43.962 438.804 46.239 185.321 56.097 28.227 1.152

139.259 (2.940) -

27.286 3.344 90.809 2.248 (17.269) (1.362) 18.463 -

Jumlah

883.012

136.319

123.519

- 46 -

Jumlah tercatat 31 Desember 2011/ Carrying amount December 31, 2011 110.496 47.306 529.613 48.487 168.052 193.994 43.750 1.152 1.142.850

PT Unelec Indonesia PT Mitra Energi Batam PT Sumber Segara Primadaya PT Dalle Energy Batam PT Bajradaya Sentranusa PT Bukit Pembangkit Innovative PT Komipo PJB IP-NTP Consortiums Total


Jumlah tercatat 1 Januari 2010/ Carrying amount January 1, 2010

Penambahan (pengurangan)/ Additions (deduction)

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) – Continued Bagian atas laba (rugi) bersih entitas asosiasi/ Equity in net income (loss) of associates

Jumlah tercatat 31 Desember 2010/ Carrying amount December 31, 2010

PT Geo Dipa Energi PT Unelec Indonesia PT Daya Citra Mulia PT Mitra Energi Batam PT Sumber Segara Primadaya PT Dalle Energy Batam PT Bajradaya Sentranusa PT Tenaga Listrik Jayapura PT Bukit Pembangkit Innovative PT Komipo PJB Konsorsium IP-NTP

47.963 103.796 1.382 41.904 354.380 22.549 155.187 1.344 58.813 1.152

(58.535) (1.382) 21.400 (1.344) 11.089 -

(47.963) 37.949 2.058 84.424 2.290 30.134 (2.716) 17.138 -

-

43.962 438.804 46.239 185.321 56.097 28.227 1.152

PT Geo Dipa Energi PT Unelec Indonesia PT Daya Citra Mulia PT Mitra Energi Batam PT Sumber Segara Primadaya PT Dalle Energy Batam PT Bajradaya Sentranusa PT Tenaga Listrik Jayapura PT Bukit Pembangkit Innovative PT Komipo PJB IP-NTP Consortiums

Jumlah

788.470

(28.772)

123.314

883.012

Total

83.210 -

PT Geo Dipa Energi

PT Geo Dipa Energi

PT Geo Dipa Energi merupakan perusahaan patungan antara Perusahaan dan Pertamina yang ditujukan untuk melanjutkan pembangunan pembangkit tenaga listrik Dieng dan Patuha yang sebelumnya dimiliki Himpurna California Energy Limited dan Patuha Power Limited.

PT Geo Dipa Energi is a joint venture between the Company and Pertamina. It was established to continue the development of Dieng and Patuha power plant projects previously owned by Himpurna California Energy Limited and Patuha Power Limited.

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 jumlah tercatat investasi pada PT Geo Dipa Energi adalah nihil.

As of December 31, 2011 and 2010, the carrying amount of investment in PT Geo Dipa Energi is nil.

Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011, Perusahaan belum mengakui bagian Perusahaan atas rugi bersih PT Geo Dipa Energi sebesar Rp 10.270 juta.

For the year ended December 31, 2011, the Company did not recognize share in net loss of PT Geo Dipa Energi amounting to Rp 10,270 million.

PT Unelec Indonesia (Unindo)

PT Unelec Indonesia (Unindo)

Unindo merupakan perusahaan patungan antara Perusahaan dan Areva T & D Holdings yang ditujukan terutama untuk memproduksi dan menjual transformator dan switchgear. Pada tahun 2010, Perusahaan memperoleh dividen dari Unindo sebesar Rp 58.535 juta.

Unindo is a joint venture between the Company and Areva T & D Holdings. It was established to engage principally in the manufacture and sale of power and distribution transformers and switchgears. In 2010, the Company received dividends from Unindo amounting to Rp 58,535 million.



Pada tahun 2010, PLN Batam telah meningkatkan investasi saham sebesar Rp 21.400 juta tanpa mengubah persentase kepemilikan saham.

In 2010, PLN Batam increased its investment in shares amounting to Rp 21,400 million, without changing its percentage of ownership.

- 47 -



PT Bajradaya Sentranusa (BDSN)

PT Bajradaya Sentranusa (BDSN)

PJB memiliki 243.707 saham BDSN dengan nilai nominal Rp 1 juta per saham. Penyertaan saham PJB pada BDSN sebanyak 262.707 saham dijaminkan sehubungan dengan utang BDSN kepada China Huadian Hongkong Company Limited.

PJB owns 243,707 BDSN shares with par value of Rp 1 million per share. Investment in stocks of PJB in BDSN, consisting of 262,707 shares, was pledged as security for the loan of BDSN from China Huadian Hongkong Company Limited.

PT Bukit Pembangkit Innovative (BPI)

PT Bukit Pembangkit Innovative (BPI)

Pada tahun 2011, PJB meningkatkan investasi saham sebesar Rp 139.259 juta tanpa mengubah persentase kepemilikan saham.

In 2011, PJB increased its investment in shares amounting to Rp 139,259 million, without changing its percentage of ownership.

PT Komipo Pembangkitan Jawa Bali (KPJB)


Pada tanggal 18 Agustus 2010, PJB melakukan penyertaan saham di KPJB sebesar USD 1.225.000 ekuivalen Rp 11.089 juta atau 49% saham KPJB. KPJB didirikan pada tanggal 30 September 2010 berdasarkan Akta Notaris No. 47. Akta pendirian telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU46410.AH.01.01. Tahun 2010 tanggal 1 Oktober 2010.

On August 18, 2010, PJB made investment in shares in KPJB amounting to USD 1,225,000, equivalent to Rp 11,089 million, or 49% of the issued share of KPJB. KPJB was established on September 30, 2010 based on Notarial Deed No. 47. The Deed of establishment was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic Indonesia in his Decision Letter No. AHU-46410.AH.01.01. Year 2010 dated October 1, 2010.

Pada tahun 2011, PJB memperoleh dividen dari KPJB sebesar Rp 2.940 juta.

In 2011, PJB received dividend from KPJB amounting to Rp 2,940 million.

Kerjasama Konsorsium

Consortiums

Perusahaan dan IP mengadakan kerjasama konsorsium dengan pihak lain untuk melaksanakan pengembangan proyek-proyek tertentu. Perusahaan dan IP mencatat kerjasama konsorsium sebesar dana yang dikeluarkan untuk proyek-proyek tersebut setelah dikurangi penurunan nilai investasi. Kerjasama konsorsium ini akan diubah menjadi perusahaan patungan dalam bentuk perseroan terbatas pada saat pengembangan proyek selesai atau pada saat perusahaan patungan terbentuk.

The Company and IP entered into several consortium agreements with other parties for the development of certain projects. The Company and IP account for the investment in these consortium agreements at cost based on their funding of such projects, less any impairment. These consortium agreements will be changed into limited joint venture companies when the development of the projects is completed or when the joint venture companies are established.

- 48 -


10.

ASET TIDAK DIGUNAKAN DALAM OPERASI

10.

2011 Aset akan direlokasi, diperbaiki dan dihapusbuku Biaya perolehan Aset tetap akan direlokasi dan belum digunakan dalam operasi Aset tetap akan dihapusbuku Aset tetap akan diperbaiki Material akan dihapusbuku Pekerjaan dalam pelaksanaan akan dihapusbuku Jumlah Akumulasi penyusutan dan penurunan nilai Aset tetap akan direlokasi dan belum digunakan dalam operasi Aset tetap akan dihapusbuku Aset tetap akan diperbaiki Material akan dihapusbuku Pekerjaan dalam pelaksanaan akan dihapusbuku Jumlah Jumlah Tercatat


ASSETS NOT USED IN OPERATIONS

2010

1.591.778 2.629.462 775.042 132.261

1.141.354 2.546.234 697.130 132.453

Assets for relocation, disposal and repairs At cost Property, plant and equipment to be relocated and not yet used in operations Property, plant and equipment to be disposed of Property, plant and equipment to be repaired Spare parts to be disposed of

3.146 5.131.689

4.733 4.521.904

Construction in progress to be disposed of Total

301.285 2.578.266 415.291 122.620

211.223 2.525.165 362.002 121.866

558 3.418.020

2.145 3.222.401

1.713.669

1.299.503

Accumulated depreciation and impairment in value Property, plant and equipment to be relocated and not yet used in operations Property, plant and equipment to be disposed of Property, plant and equipment to be repaired Spare parts to be disposed of Construction in progress to be disposed of Total Net Carrying Value

Kerugian penurunan nilai aset adalah sebesar Rp 394.436 juta tahun 2011 dan Rp 330.107 juta tahun 2010 dicatat sebagai beban lain-lain (Catatan 47).

Loss on impairment of property, plant and equipment amounting to Rp 394,436 million in 2011 and Rp 330,107 million in 2010 are recorded as other expenses (Note 47).

Aset tertentu yang tidak digunakan dalam operasi dijual seharga Rp 34.345 juta untuk tahun 2011 dan Rp 72.499 juta untuk tahun 2010. Nilai buku aset yang dijual tersebut telah nihil sehingga hasil penjualan aset merupakan keuntungan penjualan aset tidak digunakan dalam operasi (Catatan 47).

Certain assets not used in operations were sold with selling price of Rp 34,345 million in 2011 and Rp 72,499 million in 2010. The carrying value of such assets were nil, hence the proceeds from sale of assets represented gain on sale of assets not used on operations (Note 47).

Aset tetap akan dihapusbuku merupakan pembangkit PLTD Apung di Nanggroe Aceh Darussalam, instalasi mesin di PLTG Gresik, PLTGU Muara Tawar dan PLTU Muara Karang, instalasi pipa gas, instalasi mesin, bangunan dan prasarana serta rumah dinas dan jaringan distribusi.

Property, plant and equipment to be disposed of represent PLTD Apung in Nanggroe Aceh Darussalam, machine installations of PLTG Gresik, PLTGU Muara Tawar and PLTU Muara Karang, pipe gas installations, machine installations, building and infrastructure, housing and distribution equipment.

Pada tahun 2011 dan 2010, aset tetap tidak digunakan dalam operasi dipindahkan ke aset tetap masing-masing sebesar Rp 503.810 juta dan Rp 395.335 juta (Catatan 6).

In 2011 and 2010, assets not used in operations reclassified to property, plant and equipment amounted to Rp 503,810 million and Rp 395,335 million, respectively (Note 6).

- 49 -



Manajemen berpendapat bahwa penurunan nilai aset tidak digunakan dalam operasi memadai untuk menutup risiko kerugian penurunan nilai yang mungkin timbul dari aset tersebut. 11.

Management believes that impairment for assets not yet used in operations is adequate to cover possible loss on impairment on value of such assets.

PIUTANG PIHAK BERELASI

11. 2011

PT Sumber Segara Primadaya (US$ 21.997.133 tahun 2011 dan US$ 23.238.460 tahun 2010) PT Metaepsi Pejebe Power Generation, (US$ 4.500.000 tahun 2011 dan US$ 4.501.310 tahun 2010) PT Komipo - PJB (US$ 3.677.768 tahun 2011 dan US$ 3.677.819 tahun 2010) PT Dalle Energy Batam PT Mitra Energy Batam Jumlah Dikurangi bagian jangka pendek Bagian jangka panjang

RECEIVABLES FROM RELATED PARTIES

2010

199.470

208.937

40.806

40.472

33.350 6.127 212 279.965 67.256

33.067 11.469 3.532 297.477 65.227

PT Sumber Segara Primadaya (US$ 21,997,133 in 2011 and US$ 23,238,460 in 2010) PT Metaepsi Pejebe Power Generation, (US$ 4,500,000 in 2011 and US$ 4,501,310 in 2010) PT Komipo - PJB (US$ 3,677,768 in 2011 and US$ 3,677,819 in 2010) PT Dalle Energy Batam PT Mitra Energy Batam Total Less current portion

212.709

232.250

Long-term portion

PT Sumber Segara Primadaya (S2P)

PT Sumber Segara Primadaya (S2P)

Pada tanggal 28 Januari 2004, PJB memberikan pinjaman jangka panjang sebesar US$ 52 juta kepada S2P untuk membiayai proyek PLTU Cilacap. Jangka waktu pinjaman sembilan tahun, termasuk masa tenggang dua tahun jatuh tempo 28 Januari 2013 dan dikenakan bunga 12,907% per tahun. Pinjaman pokok akan diangsur dalam 4 kali angsuran mulai 28 Juli 2011 sampai dengan 28 Januari 2013. Pemberian pinjaman ini telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PJB.

On January 28, 2004, PJB granted a long-term loan of US$ 52 million to S2P for the financing of PLTU Cilacap project. This loan will mature in nine years, including two years grace period, due on January 28, 2013 and bears interest at 12.907% per annum. The principal will be collected in 4 installments starting from July 28, 2011 until January 28, 2013. The loan was approved during the Extraordinary General Meeting of the Stockholders.

Pada tahun 2010, saldo pokok pinjaman ini telah dilunasi oleh S2P.

In 2010, this principal balance of the loan has been fully paid by S2P.

Pada tahun 2006, PJB menempatkan deposito berjangka sebesar US$ 100 juta di Bank Negara Indonesia sebagai jaminan pinjaman letter of credit yang diperoleh S2P dari bank tersebut. Pada tanggal 11 Juli 2008, deposito berjangka sebesar US$ 50 juta dieksekusi oleh Bank Negara Indonesia sehubungan dengan kegagalan S2P untuk menyelesaikan pinjamannya ke bank tersebut. PJB mencatat pencairan deposito sebesar US$ 50 juta tersebut sebagai piutang kepada S2P.

In 2006, PJB placed time deposits amounting to US$ 100 million in Bank Negara Indonesia as a guarantee of letter of credit obtained by S2P from such bank. On July 11, 2008, Bank Negara Indonesia executed its right, by confiscating the time deposits amounting to US$ 50 million, due to the failure of S2P to settle its unpaid letter of credit. PJB recorded such confiscation of time deposits amounting to US$ 50 million as receivables from S2P.

- 50 -



Pada tanggal 17 Desember 2009, Perusahaan dan S2P telah menandatangani perjanjian penyelesaian utang dimana S2P mengakui utang atas dana eks jaminan yang akan diangsur dalam jumlah tidak tetap mulai Desember 2009 sampai dengan 28 April 2014 dengan tingkat bunga 9% per tahun. Bunga terutang sejak 1 Juli 2008 sampai dengan 31 Desember 2009 sebesar US$ 6,75 juta akan dibayar sekaligus pada tanggal 28 April 2014. Bunga untuk 1 Januari 2010 sampai dengan 28 April 2014 akan dibayar setiap bulan sebesar 7% per tahun dan akumulasi sisa bunga sebesar 2% per tahun akan dibayar sekaligus pada tanggal 28 April 2014.

On December 17, 2009, the Company and S2P entered into settlement agreement of this loan, where S2P recognized the obligation for funds formerly used as collateral, which will be paid in variable installments starting December 2009 untill April 28, 2014 with interest rate of 9% per annum. The interest payable from July 1, 2008 until December 31, 2009 amounting to US$ 6.75 million will be paid at one time on April 28, 2014. The interest from January 1, 2010 until April 28, 2014 will be paid monthly at 7% per annum and the remaining accumulated interest of 2% per annum will be paid at one time on April 28, 2014.

Pada tahun 2010, saldo pokok pinjaman ini telah dilunasi oleh S2P dan penyisihan atas piutang dipulihkan.

In 2010, these loan has been fully paid by S2P and the allowance provided for this receivable was reversed.

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, piutang bunga dari S2P masing-masing sebesar US$ 21.997.133 dan US$ 23.238.460 termasuk dalam piutang pihak berelasi.

In 2011 and 2010, interest on receivables from S2P amounting to US$ 21,997,133 and US$ 23,238,460, respectively, were recorded as receivables from related parties.

PT Metaepsi (Meppogen)

PT Metaepsi (Meppogen)

Pejebe

Power

Generation

Pada tahun 2007, PJB memberikan pinjaman yang dapat dikonversi kepada Meppogen sebesar US$ 4,5 juta untuk membiayai pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga gas di Gunung Megang – Sumatera Selatan. Pinjaman ini dikenakan tingkat bunga SIBOR, ditambah 4% 5% per tahun dan pembayaran bunga dilakukan secara bulanan. PJB memiliki hak melakukan konversi pinjaman menjadi penyertaan saham dalam jangka waktu satu tahun sejak perjanjian. Jumlah saham konversi akan ditentukan dengan membagi jumlah konversi dengan nilai nominal saham konversi seperti tercantum dalam anggaran dasar Meppogen. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tahun ketiga ditambah premi 15% per tahun. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, perjanjian pinjaman ini belum diperpanjang. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, piutang bunga dari Meppogen masing-masing nihil dan US$ 1.310 (setara Rp 12 juta), termasuk dalam piutang pihak berelasi.

Pejebe

Power

Generation

In 2007, PJB provided a convertible debt to Meppogen amounting to US$ 4.5 million which was used to fund the construction of Meppogen gas power plant in Gunung Megang – South Sumatra. This loan bears interest at SIBOR plus 4% - 5% per annum and will be paid monthly. PJB shall have the right to convert those loans into shares after the first year of the agreement. The number of converted shares to be issued shall be determined by dividing the conversion amount by the nominal value of the conversion shares as specified in the Articles of Association of Meppogen. This loan will mature on the third year with added premium of 15% per annum. As of the date of the issuance of the consolidated financial statement, the loan agreement has not been extended. As of December 31, 2011 and 2010, interest receivable from Meppogen amounted to nil and US$ 1,310 (equivalent to Rp 12 million), respectively, which were recorded as receivables from related parties.

- 51 -


12.




Pada tanggal 29 Desember 2010, PJB menyetujui untuk memberikan pinjaman kepada KPJB jumlah pokok keseluruhan sebesar US$ 3.675 juta dan suku bunga 14% per tahun. Pemberian pinjaman ini bertujuan untuk memberikan KPJB dana cadangan untuk memenuhi kewajiban dalam perjanjian pengembangan operasi dan pemeliharaan dengan Perusahaan. KPJB berkewajiban untuk memiliki dana cadangan selama berlakunya perjanjian untuk 6 bulan operasi dan pemeliharaan pembangkit. Jangka waktu pinjaman 7 tahun sejak tanggal 29 Desember 2010. Pelunasan pembayaran bunga dilakukan setiap tanggal 29 Desember dan cicilan awal pokok piutang akan dilaksanakan pada tanggal 29 Desember 2012.

On December 29, 2010, PJB agreed to provide loans to KPJB, in the form of shareholder loan with the aggregate principal amount of US$ 3,675 million and the loan bear interest at 14% per year. The objective of this loan is to provide cash reserve for KPJB in order to comply with the contractual obligation stipulated in the Expansion Operation and Maintenance Agreement with the Company, which requires KPJB to, at any time of the contract term, maintain the cash reserve for 6 months operation and maintenance of power plant. The term of the loan is 7 years starting from December 29, 2010. The interest will be due each December 29 and the initial first installment of principal payment will be started on December 29, 2012.

PT Dalle Energy Batam dan PT Mitra Energy Batam

PT Dalle Energy Batam and PT Mitra Energy Batam

Piutang kepada PT Dalle Energy Batam dan PT Mitra Energy Batam merupakan piutang atas denda kontrak penyediaan tenaga listrik.

Accounts receivable from PT Dalle Energy Batam and PT Mitra Energy Batam represent receivables on penalty of power purchase contracts.

REKENING BANK DAN DEPOSITO BERJANGKA DIBATASI PENGGUNAANNYA 2011 Angsuran sewa pembiayaan dan jaminan operasi (Catatan 27) Rekening bank Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Singapura JPY US$ Bukopin - JPY Jaminan pembelian gas (Catatan 55) Deposito berjangka Bank Mandiri - Rp - pihak berelasi Bank Mandiri - US$ - pihak berelasi Jaminan pembelian tenaga listrik (Catatan 55) Rekening bank - Bank Central Asia Deposito berjangka - Bank Mandiri pihak berelasi Jaminan pinjaman bank (Catatan 28) Deposito berjangka - Bank Bukopin Jaminan bank garansi Rekening bank Bank Rakyat Indonesia - pihak berelasi Bank Mandiri - pihak berelasi Deposito berjangka Bank Mandiri - pihak berelasi Bank Niaga Rp US$ Jumlah Tingkat bunga deposito berjangka per tahun Rupiah US$

12.

RESTRICTED CASH IN BANKS AND TIME DEPOSITS

2010

3.554.145 257.734 -

269 4.746

2.105.397 138.372 113.499

-

4.981

4.648

1.500

1.500

5.000

4.848

9.322 38.726

35.723 3.600

112 5.477 7.751 3.889.763

2,59% - 8,25% 0,84% - 1,84%

2.407.587

6,65% - 13% -

- 52 -

Lease installments and operation guarantee (Note 27) Cash in bank Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Singapore JPY US$ Bukopin - JPY Guarantee deposit for gas purchases (Note 55) Time deposits Bank Mandiri - Rp - related party Bank Mandiri - US$ - related party Guarantee deposit for purchase of electricity (Note 55) Cash in bank - Bank Central Asia Time deposit - Bank Mandiri related party Guarantee deposit for bank loans (Note 28) Time deposits - Bank Bukopin Bank guarantee Cash in bank Bank Rakyat Indonesia - related party Bank Mandiri - related party Time deposits Bank Mandiri - related party Bank Niaga Rp US$ Total Interest rate per annum on time deposits Rupiah US$



Perusahaan dan entitas anak mengakui penyesuaian jumlah tercatat rekening bank dan deposito berjangka dibatasi penggunaannya tanggal 1 Januari 2010 sebesar Rp 526.677 juta. Penyesuaian ini dilakukan untuk menyesuaikan jumlah tercatat rekening bank dan deposito berjangka dibatasi penggunaannya ke nilai wajarnya sehubungan dengan penerapan awal PSAK 55 (revisi 2006).

The Company and subsidiaries recognized an adjustment to the carrying amount of restricted cash in banks and time deposits as of January 1, 2010 amounting to Rp 526,677 million. The adjustment was made to adjust the carrying amount of restricted cash in bank and time deposits to its fair value due to initial adoption of PSAK 55 (revised 2006).

Pada tahun 2011, Perusahaan menempatkan dana cadangan pada Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Singapura sebesar JPY 13.252.927.658 dan US$ 25 juta untuk memenuhi persyaratan FLA (Catatan 27).

In 2011, the Company established a reserve account to Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Singapore amounting to JPY 13,252,927,658 and US$ 25 million to fulfill the requirement of FLA (Note 27).

Rincian rekening bank dan deposito berjangka dibatasi penggunaannya dalam mata uang asing adalah sebagai berikut:

Details of restricted cash in banks and time deposits in foreign currencies are as follows:

2011 Dalam mata uang asing/ In foreign currencies *) US$ JPY Jumlah *)

13.

29.800.483 30.428.504.732

2010

Ekuivalen Rp/ Rp equivalent 270.231 3.554.145 3.824.376

Dalam jumlah penuh

*)

ASET TIDAK LANCAR LAIN

Dalam mata uang asing/ In foreign currencies *)

Ekuivalen Rp/ Rp equivalent

15.390.074 20.119.535.262

138.372 2.218.888 2.357.260

US$ JPY Total

In full amount

13.

OTHER NONCURRENT ASSETS

2011

2010

Biaya ditangguhkan - bersih Premi asuransi (Catatan 28 dan 55) Biaya transaksi pinjaman Hak atas tanah Perangkat lunak Jumlah

186.739 43.682 265.023 495.444

319.621 43.603 198.436 561.660

Deferred charges - net Insurance premium (Notes 28 and 55) Transaction cost Landrights Software Total

Biaya dibayar dimuka Pembelian gas Lain-lain Jumlah

329.466 9.349 338.815

360.805 126.557 487.362

Prepaid expenses Gas purchased Others Total

Uang muka pengembangan proyek

625.827

541.479

Advances for project development

37.857

36.857

1.497.943

1.627.358

Investasi saham tidak terdaftar di Bursa Jumlah

Beban amortisasi biaya ditangguhkan untuk tahun 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 137.041 juta dan Rp 160.719 juta.

Investment in non-listed shares Total

Amortization expenses of deferred charges in 2011 and 2010 amounted to Rp 137,041 million and Rp 160,719 million, respectively.

- 53 -


KAS DAN SETARA KAS

14. 2011

Kas Bank Pihak berelasi Bank Rakyat Indonesia Rupiah US$ JPY EUR Bank Mandiri Rupiah US$ EUR JPY Bank Negara Indonesia Rupiah US$ CHF EUR Jumlah pihak berelasi Pihak ketiga Bank Bukopin Rupiah US$ JPY EUR Bank Central Asia Rupiah US$ JPY Bank Internasional Indonesia Rupiah US$ EUR Bank Danamon Rupiah US$ Lain-lain (masing-masing dibawah 5% dari jumlah) Rupiah US$ JPY Jumlah pihak ketiga Jumlah kas dan bank

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) – Continued CASH AND CASH EQUIVALENTS

2010

23.179

44.634 Cash on hand

4.543.798 2.671.235 31.667 33.959

2.414.038 660.124 4.472 1.862

4.264.032 1.530.719 3.770 56

1.853.320 135.779 287 4

2.413.041 659.700 4.497 3.661 16.160.135

2.702.976 137.903 4.628 6.175 7.921.568

3.299.201 144.699 3.777 27

3.908.828 766.660 29.192 -

31.064 3.437 102

480.757 468 97

26.564 35.571 -

118.513 34.923 183

126.549 1.890

316.344 1.873

1.311.940 179.734 296 5.164.851

1.397.959 395.692 25 7.451.514

21.348.165

- 54 -

Cash in banks Related parties Bank Rakyat Indonesia Rupiah US$ JPY EUR Bank Mandiri Rupiah US$ EUR JPY Bank Negara Indonesia Rupiah US$ CHF EUR Total related parties Third parties Bank Bukopin Rupiah US$ JPY Bank Central Asia Rupiah US$ JPY Bank Internasional Indonesia Rupiah US$ EUR Bank Danamon Rupiah US$ Others (each below 5% of total) Rupiah US$ JPY Total third parties

15.417.716 Total cash on hand and in banks



2011 Setara kas - deposito berjangka Pihak berelasi Bank Rakyat Indonesia Rupiah Bank Negara Indonesia Rupiah Bank Mandiri Rupiah US$ Jumlah pihak berelasi

2010

330.000

1.936.000

110.100

535.100

60.041 680 500.821

350.153 674 2.821.927

Pihak ketiga Bank Bukopin Rupiah US$ Lain-lain (masing-masing dibawah 5% dari jumlah) Rupiah US$ Jumlah pihak ketiga

72.600 67.882

902.600 66.106

24.617 74.008 239.107

490.207 18.242 1.477.155

Jumlah deposito berjangka

739.928

4.299.082

Jumlah Kas dan Setara Kas

22.088.093

Tingkat bunga deposito berjangka per tahun Rupiah US$

Cash equivalents - time deposits Related parties Bank Rakyat Indonesia Rupiah Bank Negara Indonesia Rupiah Bank Mandiri Rupiah US$ Total related parties

Details of cash and cash equivalents in foreign currencies are as follows :

2011

*) **)

592.143.400 307.297.054 3.528.201 495.954

Total time deposits

Interest rate per annum on time deposits 6% - 13,5% Rupiah 3,25% - 4,25% US$

Rincian kas dan setara kas dalam mata uang asing adalah sebagai berikut :

US$ JPY EUR Lain-lain **) Jumlah

Others (each below 5% of total) Rupiah US$ Total third parties

19.716.798 Total Cash and Cash Equivalents

5,5% - 8,25% 0,5% - 1,84%


Third parties Bank Bukopin Rupiah US$

2010 Dalam mata uang asing/ In foreign currencies *)

Ekuivalen Rp/ Rp equivalent 5.369.556 35.893 41.417 4.497 5.451.363

Dalam jumlah penuh Kas dan setara kas dalam mata uang asing lainnya disajikan dalam jumlah setara US$, menggunakan kurs tanggal pelaporan.

*) **)

- 55 -

246.740.479 307.181.542 711.523 514.706


US$ JPY EUR Others **) Total

In full amount Cash and cash equivalents denominated in other foreign currencies are presented as US$ equivalents using the exchange rates prevailing at reporting date.


15.

INVESTASI JANGKA PENDEK


15. 2011

Deposito berjangka Pihak berelasi Bank Rakyat Indonesia Rupiah Bank Negara Indonesia Rupiah Bank Mandiri Rupiah Jumlah pihak berelasi

2010

56.000 37.009 1.000 94.009

Pihak ketiga Bank Bukopin Rupiah US$ Lain-lain (masing-masing dibawah 5% dari jumlah) Rupiah Jumlah pihak ketiga Investasi lain-lain Rupiah Jumlah investasi jangka pendek Tingkat bunga deposito berjangka per tahun Rupiah US$

SHORT-TERM INVESTMENTS

Time deposits Related parties Bank Rakyat Indonesia 116.000 Rupiah Bank Negara Indonesia Rupiah Bank Mandiri Rupiah 116.000 Total related parties

25.000 507.808

691.977

Third parties Bank Bukopin Rupiah US$

532.808

8.266 700.243

Others (each below 5% of total) Rupiah Total third parties

9.447

12.496

636.264

828.739

5,19% - 7,7% 2,25%

7% - 7,5% 1% - 3%

Other investments Rupiah Total short-term investments Interest rate per annum on time deposits Rupiah US$

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, investasi jangka pendek dalam mata uang asing masing-masing sebesar US$ 56.000.000 (setara Rp 507.808 juta) dan US$ 76.963.300 (setara Rp 691.977 juta).

As of December 31, 2011 and 2010, short-term investments in foreign currencies amounted to US$ 56,000,000 (equivalent to Rp 507,808 million) and US$ 76,963,300 (equivalent to Rp 691,977 million), respectively.

Pada tanggal 31 Desember 2011, deposito berjangka yang digunakan untuk jaminan sebagai berikut :

As of December 31, 2011, time deposits used as guarantee deposits, are as follows :

Bank

Jumlah/ Amount

Bank Bukopin Bank Rakyat Indonesia

507.808 6.000

Jumlah/Total

513.808

Fasilitas/Facility Jaminan letter of credit proyek PLTU Teluk Naga/ Letter of credit guarantee project of PLTU Teluk Naga Jaminan letter of credit proyek PLTU 1 NTT, PLTU Kepri dan PLTU Sulawesi Tenggara/ Letter of credit guarantee project of PLTU 1 NTT, PLTU Kepri and PLTU Sulawesi Tenggara

- 56 -



PIUTANG USAHA

16. 2011

TRADE ACCOUNTS RECEIVABLE

2010

a. Berdasarkan langganan

a. By Debtor

Pihak berelasi Pemerintah Badan Usaha Milik Negara TNI dan Polri Jumlah pihak berelasi

259.189 8.418 909.177 1.176.784

170.014 39.619 515.380 725.013

Related parties Government State-owned companies Indonesian Armed Forces Total related parties

Pihak ketiga Umum

2.684.186

2.480.606

Third parties Public

Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu

3.860.970 (356.147)

3.205.619 (330.451)

Total Allowance for doubtful accounts

Bersih

3.504.823

2.875.168

Net

b. Berdasarkan umur Belum jatuh tempo 1 s/d 90 hari 91 s/d 360 hari Lebih dari 360 hari Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu

1.328.773 1.467.713 718.243 346.241 3.860.970 (356.147)

1.079.971 1.609.154 202.504 313.990 3.205.619 (330.451)

Not yet due 1 to 90 days 91 to 360 days More than 360 days Total Allowance for doubtful accounts

Bersih

3.504.823

2.875.168

Net

Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu Saldo awal Penambahan Penghapusan Saldo akhir

17.

b. By Age Category

(330.451) (116.820) 91.124 (356.147)

(341.204) (89.062) 99.815 (330.451)

PIUTANG SUBSIDI LISTRIK

17. 2011

Tahun anggaran 2009 2010 2011 Jumlah

Changes in the allowance for doubtful accounts Beginning balance Additions Write-off Ending balance

RECEIVABLES ON ELECTRICITY SUBSIDY

2010

4.506.798 7.594.870 12.101.668

4.580.474 4.778.273 9.358.747

Budget years 2009 2010 2011 Total

Dalam tahun 2011, Perusahaan telah menerima piutang subsidi tahun anggaran 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 271.475 juta dan Rp 4.580.474 juta.

In 2011, the Company collected the receivables on electricity subsidy for budget year 2010 and 2009 amounting to Rp 271,475 million and Rp 4,580,474 million, respectively.

Dalam tahun 2010, Perusahaan telah menerima piutang subsidi tahun anggaran 2009 sebesar Rp 4.000.000 juta.

In 2010, the Company collected the receivables on electricity subsidy for budget year 2009 amounting to Rp 4,000,000 million.

- 57 -


PIUTANG LAIN-LAIN


OTHER RECEIVABLES

2011

19.

2010

Karyawan Piutang bunga Lain-lain Jumlah Dikurangi bagian jangka pendek

418.951 1.921 533.148 954.020 598.750

511.080 7.854 424.139 943.073 623.506

Employees Interest receivable Others Total Less current portion

Bagian jangka panjang

355.270

319.567

Long-term portion

Karyawan

Employees

Piutang karyawan merupakan pinjaman pemilikan rumah. Pelunasan piutang dilakukan melalui pemotongan gaji.

Accounts receivable from employees represents housing loans, which are paid monthly through salary deduction.

Perusahaan dan entitas anak mengakui penyesuaian jumlah tercatat piutang dari karyawan tanggal 1 Januari 2010 sebesar Rp 15.742 juta. Penyesuaian ini dilakukan untuk menyesuaikan jumlah tercatat piutang dari karyawan ke nilai wajarnya sehubungan dengan penerapan PSAK 55 (revisi 2006).

The Company and subsidiaries recognized an adjustment to the carrying amount of receivables from employees as of January 1, 2010 amounting to Rp 15,742 million. The adjustment was made to adjust the carrying amount of the receivables from employees to its fair value due to adoption of PSAK 55 (revised 2006).

PERSEDIAAN

19. 2011

INVENTORIES 2010

Bahan bakar dan pelumas Persediaan umum Switchgear dan jaringan Alat ukur, pembatas dan kontrol Kabel Transformator Jumlah Penyisihan penurunan nilai

9.826.674 2.480.457 1.215.829 1.157.669 648.125 456.128 15.784.882 (130.777)

6.066.765 1.664.065 1.024.687 757.622 296.731 216.342 10.026.212 (98.898)

Bersih

15.654.105

9.927.314

Mutasi penyisihan penurunan nilai Saldo awal Penambahan Saldo akhir

(98.898) (31.879) (130.777)

(94.557) (4.341) (98.898)

Fuel and lubricants General supplies Switchgear and networking Meter recording device and control equipment Wire Transformers Total Allowance for decline in value Net Changes in allowance for decline in value Beginning balance Additions Ending balance

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan yang ditetapkan memadai untuk menutup risiko penurunan nilai persediaan.

Management believes that allowance is adequate to cover possible losses on decline in value of inventories.

Perusahaan dan entitas anak tidak mengasuransikan persediaan untuk menutup risiko atas kemungkinan kerugian yang timbul pada persediaan.

The Company and its subsidiaries do not have any insurance coverage to cover the possible losses in inventories.

- 58 -


PAJAK DIBAYAR DIMUKA

20. 2011

21.

Pajak penghasilan badan lebih bayar (Catatan 48) Perusahaan 2011 2010 2009 Entitas anak 2011 2010 2009 2008 Pajak penghasilan pasal 15 Pajak pertambahan nilai Pembayaran dimuka atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (Catatan 48) Jumlah

PREPAID TAXES

2010

102.635 95.370 -

95.370 96.629

13.398 474 376 117.365

88.245 501 1.032 48 38.537

2.067.372

230.518

Overpayment of corporate income tax (Note 48) The Company 2011 2010 2009 Subsidiaries 2011 2010 2009 2008 Income tax article 15 Value added tax Prepayment of Tax Assessment Letter for Underpayment (Note 48)

2.396.990

550.880

Total

BIAYA DIBAYAR DIMUKA DAN UANG MUKA

21.

2011

PREPAID EXPENSES AND ADVANCES

2010

Biaya dibayar dimuka Gaji dan tunjangan Premi asuransi Sewa Lain-lain Jumlah

378.939 98.613 16.554 154.244 648.350

354.937 80.118 14.902 84.336 534.293

Prepaid expenses Salaries and allowances Insurance Lease Others Total

Uang muka Pembelian barang Lain-lain

12.100 543.943

3.376 289.238

Advances Purchases Others

556.043

292.614

1.204.393

826.907

Jumlah Jumlah

22.


MODAL SAHAM

22.

Total Total

CAPITAL STOCK

oleh

The Company‟s shares of stock are wholly owned by the Government of the Republic of Indonesia.

Perusahaan mempunyai modal dasar sebesar Rp 63.000.000 juta yang terbagi atas 63.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 1 juta per saham.

The Company has authorized capital of Rp 63,000,000 million consisting of 63,000,000 shares, with par value of Rp 1 million per share.

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 18 Juli 2001, sebagaimana dinyatakan dalam akta No. 43 tanggal 26 Oktober 2001 dari Haryanto S.H., notaris di Jakarta, pemegang saham menyetujui antara lain :

Based on the extraordinary stockholder‟s meeting dated July 18, 2001, as stated in Deed No. 43 dated October 26, 2001 of Haryanto, S.H., notary in Jakarta, the stockholders approved to :

Seluruh saham Perusahaan Pemerintah Republik Indonesia.

dimiliki

- 59 -





Melakukan kompensasi utang Perusahaan kepada Pemerintah sebesar Rp 28.781.355 juta yang berasal dari tunggakan bunga dan denda penerusan pinjaman menjadi tambahan penyertaan modal Pemerintah. Kompensasi utang menjadi penyertaan modal telah memperoleh persetujuan Menteri Keuangan Republik Indonesia sesuai surat No. S-352/MK.06/2001 tanggal 20 Juni 2001.



Convert the Company‟s payable to Government of Rp 28,781,355 million, which arose from overdue interest and penalty on two-step loans, into Government Equity Participation. The conversion was approved by the Minister of Finance of the Republic of Indonesia in its decision letter No. S-352/MK.06/2001 dated June 20, 2001.



Meningkatkan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp 28.781.354 juta, sehingga modal ditempatkan dan disetor Perusahaan menjadi sebesar Rp 46.107.154 juta, terbagi atas 46.107.154 saham dengan nilai nominal Rp 1 juta per saham.



Increase the subscribed and paid-up capital by Rp 28,781,354 million, resulting to the Company‟s total subscribed and paid-up capital of Rp 46,107,154 million consisting of 46,107,154 shares with par value of Rp 1 million per share.

Pada tanggal 1 Agustus 2001, tambahan penyertaan modal Pemerintah tersebut telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 61 tahun 2001.

On August 1, 2001, the Government issued Government Regulation No. 61 year 2001 in relation to the increase in Government Equity Participation in the Company.

Pada tanggal 4 Maret 2011, Pemerintah Republik Indonesia menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 2011 sehubungan dengan tambahan penyertaan modal Pemerintah pada Perusahaan sebanyak 90.226 saham atau sebesar Rp 90.226 juta. Tambahan penyertaan modal Pemerintah tersebut dilakukan dengan cara mengalihkan seluruh saham milik Pemerintah pada PT Pelayaran Bahtera Adhiguna.

On March 4, 2011, the Government of Republic of Indonesia issued Government Regulation No. 20 year 2011 related to the increase of the Governments equity participation in the Company, consisting of 90,226 shares or an equivalent of Rp 90,226 million. The increase in Governments equity participation in the Company is through the transfer of Government‟s right on PT Pelayaran Bahtera Adhiguna.

Berdasarkan keputusan pemegang saham Perusahaan diluar Rapat Umum Pemegang Saham No. KEP-118/MBU/2011 tanggal 27 Mei 2011, sebagaimana tercantum dalam akta notaris No. 4 tanggal 5 Agustus 2011 dari Lenny Janis Ishak S.H., notaris di Jakarta pemegang saham menyetujui pengeluaran saham baru Perusahaan untuk diambil bagian oleh Pemerintah Republik Indonesia sebesar Rp 90.226 juta atau sebanyak 90.226 saham. Penambahan penerbitan saham kepada Pemerintah Republik Indonesia berasal dari pengalihan 21.674 saham milik Pemerintah Republik Indonesia pada PT Pelayaran Bahtera Adhiguna kepada Perusahaan. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal penandatanganan akta pengalihan saham PT Pelayaran Bahtera Adhiguna dari Pemerintah Republik Indonesia kepada Perusahaan.

Based on the decision of the Company‟s shareholders outside the General Shareholders Meeting No. KEP-118/MBU/2011, dated on May 27, 2011, as stated in Deed No. 4, dated August 5, 2011 of Lenny Janis Ishak S.H., the stockholders approved the new issuance of the Company‟s shares of stocks to Government of Republic of Indonesia in the amount of Rp 90,226 million, equivalent to 90,226 shares. The additional issuance of share to Government of Republic of Indonesia is for the planned transfer of 21,674 shares of the Government of Republic of Indonesia in PT Pelayaran Bahtera Adhiguna to the Company. The Decision will be effective upon the approval date of Deed of Transfer of PT Pelayaran Bahtera Adhiguna shares from the Government of Republic of Indonesia to the Company.

Pada tanggal 5 Agustus 2011, akta pengalihan saham PT Pelayaran Bahtera Adhiguna dari Pemerintah Republik Indonesia kepada Perusahaan telah disetujui dan dilaksanakan oleh kedua belah pihak sebagaimana tercantum dalam akta notaris No. 2, tanggal 5 Agustus 2011 dari Lenny Janis Ishak S.H., notaris di Jakarta. Oleh karena itu, sejak tahun 2011 laporan keuangan PT Pelayaran Bahtera Adhiguna dikonsolidasikan dengan laporan keuangan Perusahaan.

On August 5, 2011, the Deed of Transfer for PT Pelayaran Bahtera Adhiguna from the Government of Republic of Indonesia to the Company has been approved to be executed by both parties as stated in Deed No. 2, dated August 5, 2011 of Lenny Janis Ishak S.H., notary in Jakarta. Therefore, since 2011 PT Pelayaran Bahtera Adhiguna financial statement was consolidated with the Company‟s financial statement.

- 60 -


TAMBAHAN MODAL DISETOR


Tambahan modal disetor merupakan tambahan penyertaan modal Pemerintah yang diterima Perusahaan yang statusnya belum ditetapkan, dengan rincian sebagai berikut :

Additional paid-in capital represents Government‟s additional equity participation received by the Company of which the status has not been determined yet, with details as follows :

2011

24.

2010

Bantuan proyek Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Daerah dan lainnya

16.706.712 22.141.480 1.202.016

16.706.712 19.322.310 1.093.074

Project aid List of Project Fund Regional Government participation and others

Jumlah

40.050.208

37.122.096

Total

Bantuan proyek merupakan bantuan luar negeri untuk bidang kelistrikan yang diteruskan Pemerintah Republik Indonesia kepada Perusahaan.

Project aid represents overseas aid for electricity project, which was directed by the Government of the Republic of Indonesia to the Company.

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) merupakan penerimaan dari Pemerintah Republik Indonesia dalam bentuk proyek kelistrikan melalui Departemen Pertambangan dan Energi.

List of Project Fund (DIPA) represents electricity projects received from the Government of the Republic of Indonesia through the Department of Mining and Energy.

Bantuan Pemerintah Daerah antara lain berupa tanah dan jaringan listrik yang disumbangkan kepada Perusahaan.

Regional Government participation represents land and electricity equipment donated by the Regional Government to the Company.

Jumlah yang diakui sebagai penambahan Tambahan Modal Disetor sebesar Rp 2.928.112 juta tahun 2011 dan Rp 2.302.797 juta tahun 2010.

Total amount recognized as an addition to Additional Paid-In Capital amounted to Rp 2,928,112 million in 2011 and Rp 2,302,797 million in 2010.

PENDAPATAN DITANGGUHKAN

24.

Akun ini merupakan penerimaan dari pelanggan sehubungan dengan penyambungan baru dan penambahan daya listrik pelanggan, dengan rincian sebagai berikut:

DEFERRED REVENUE This account represents connection fees received from customers for new electricity connection and upgrading of electricity power, with details as follows:

2011

25.

ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL

2010

Saldo awal Penerimaan tahun berjalan Diakui sebagai pendapatan tahun berjalan

10.126.136 5.470.500 (1.008.730)

Saldo akhir

14.587.906

PENERUSAN PINJAMAN

8.297.478 2.589.495 (760.837) 10.126.136

25.

Akun ini merupakan pinjaman luar negeri Pemerintah Republik Indonesia yang tidak diikat jaminan dan diteruskan kepada Perusahaan untuk membiayai proyek-proyek Perusahaan. Rincian penerusan pinjaman adalah sebagai berikut :

Beginning balance Additions during the year Recognized as revenue during the year Ending balance

TWO-STEP LOANS This account represents overseas, collateral-free loans of the Government of the Republic of Indonesia which are re-loaned to the Company to finance its projects. The details of two-step loans are as follows :

- 61 -


PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) – Continued 2011

Dalam mata uang asing/ In foreign currencies *) International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) Rupiah IBRD 3501-IND IBRD 3602-IND US$ IBRD 3761-IND IBRD 3845-IND IBRD 3978-IND IBRD 4712-IND & IBRD 7785 SLA 1165a Asian Development Bank (ADB) Rupiah ADB 1032-INO ADB 1092-INO-BNI ADB 1172-INO ADB 1271-INO US$ ADB 1320-INO ADB 1397-INO ADB 1982-INO-1170 ADB 1983-INO-1171 Kreditantstalt Fur Wiederaufbau, Jerman (KFW) Rupiah KFW - 90.65.566 - 586 KFW - 92.65.042 - 746 KFW - 92.65.315 - 749 KFW - 92.66.107 - 748 KFW - 92.66.115 - 747 EUR KFW - 10599 IND - 1179 KFW - 95.65.136 - 934a KFW - 9024 - 1157 US$ KFW - 10598 IND - 1183 Japan Bank for International Cooperation (d/h The Export-Import Bank Of Japan) Yen JBIC IP 512 - 1163 JBIC IP 513 - 1164 JBIC IP 515 - 1177 JBIC IP 517 - 1178 JBIC IP 518 - 1187 JBIC IP xxx - 1188 JBIC IP xxx - 1192 JBIC IP 516 - 1196 JBIC IP 525 - 1197 JBIC IP 526 - 1198 JBIC IP 527 - 1211 JBIC IP 532 - 1214 JBIC LA No 1 - 1216 JBIC LA No 5 - 1218 JBIC LA No 2 - 1219 JBIC IP 537 - 1220 JBIC IP 538 - 1221 JBIC IP 539 - 1222 JBIC IP 555 - 1231 JBIC LA No 3 - 1233 JBIC LA No 4 - 1234 Midland Bank Public Limited Company MIDLAND BANK (SLA 798) MIDLAND BANK PLC (SLA 818) Banque Paribas GBP Banque Paribas - 1063 EUR Banque Paribas - 1158 Banque Paribas - 1176 Calyon BNP Paribas - 1175 BNP Paribas & Calyon 1206 Bank Austria Aktiengesellschaft EUR BANK AUSTRIA (SLA 906) BANK AUSTRIA (SLA 917) China Exim Bank - 1181 - USD Islamic Dev. Bank - 1173 - USD MKB Hungaria - 1180 - USD EFIC AUSTRALIA 1071 - AUD FORTIS BANK BELGIA - 1186 - EUR Kerajaan Belgia - 1185 - EUR Jumlah/Total

Jumlah/ Amount

Bagian jatuh tempo dalam satu tahun/ Current maturities

Bagian jangka panjang/ Long-term portion

Tingkat bunga per tahun/ Interest rate per annum %

Periode/ Period **) Tahun/Year

-

103.468 58.935

103.468 28.405

30.530

IBRD + (1% - 3,50%) IBRD + (1% - 3,50%)

1992 - 2012 1994 - 2013

56.999.893 54.915.295 53.409.124 95.073.558

516.875 497.972 484.314 862.127

160.149 142.278 121.078 76.455

356.726 355.694 363.235 785.672

IBRD + 0,5% IBRD + 0,5% IBRD + 0,5% IBRD + 0,5%

1995 - 2014 1995 - 2015 1996 - 2015 2004 - 2023

-

356.106 149.313 132.313 69.988

58.040 29.863 132.313 69.988

298.066 119.450 -

ADB + (1% - 3,75%) ADB + (1% - 3,75%) ADB + (1% - 3,75%) ADB + (1% - 3,75%)

1991 - 2016 1991 - 2016 1993 - 2012 1994 - 2012

414.477 434.850 1.004.076 647.992

124.918 93.353 27.258 17.591

289.559 341.498 976.818 630.400

ADB + 0,5% ADB + 0,5% ADB + 0,5% ADB + 0,5%

1996 - 2014 1995 - 2015 2004 - 2027 2004 - 2027

9.975 7.679 23.642 34.115 5.698

9.975 3.839 9.457 13.646 2.279

3.840 14.185 20.469 3.419

7,6% - 13,1% 7,6% - 13,1% 7,6% - 13,1% 7,6% - 13,1% 7,6% - 13,1%

1991 - 2012 1993 - 2013 1993 - 2014 1993 - 2014 1993 - 2014

15.310.038 9.737.490 14.999.677

179.724 114.308 176.081

27.650 12.701 35.216

152.074 101.607 140.865

1,25% - 5,36% dan/and KFW + 0,5% 1,25% - 5,36% dan/and KFW + 0,5% 1,25% - 5,36% dan/and KFW + 0,5%

2003 - 2018 1996 - 2020 2002 - 2016

12.091.540

109.646

19.936

89.710

4,75% + 0,5%

2004 - 2017

51.115.098.684 15.427.280.771 51.950.313.812 4.517.356.107 1.877.152.982 870.459.023 12.040.724.355 529.071.189 8.817.055.575 677.399.208 2.882.192.635 674.473.888 8.752.141.524 6.185.646.260 2.995.777.249 150.524.230 2.403.734.456 140.696.705 520.949.802 7.687.217 20.602.249

5.970.408 1.801.956 6.067.963 527.642 219.257 101.672 1.406.395 61.797 1.029.860 79.122 336.649 78.781 1.022.278 722.503 349.916 17.582 280.764 16.434 60.849 898 2.406

29.234 14.525 216.369 123.277 110.330 55.321 56 150

5.970.408 1.801.956 6.067.963 527.642 190.023 87.148 1.190.027 61.797 1.029.860 79.122 336.649 78.781 899.001 612.173 294.596 17.582 280.764 16.434 60.849 842 2.256

1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46%

2004 - 2033 2004 - 2033 2004 - 2034 2004 - 2044 2004 - 2019 2005 - 2018 2005 - 2018 2005 - 2044 2005 - 2045 2005 - 2045 2007 - 2037 2006 - 2046 2008 - 2020 2008 - 2020 2008 - 2018 2009 - 2037 2009 - 2047 2009 - 2037 2010 - 2040 2010 - 2020 2010 - 2020

-

134.428 11.661

14.936 1.372

119.491 10.289

SBI + 1% SBI + 1%

1995 - 2020 1995 - 2020

11.133.279

155.524

14.139

141.385

3,84%

1998 - 2022

26.401.651 11.281.488 4.697.072 43.703.419

309.929 132.433 55.139 513.034

47.143 20.374 7.877 60.357

262.786 112.059 47.262 452.677

5.26% - 6.39% 5.26% - 6.39% 5.26% - 6.39% 5.26% - 6.39%

2002 - 2018 2004 - 2018 2004 - 2018 2006 - 2020

527.491 284.350

6.192 3.338

6.192 3.338

4% 4%

1995 - 2012 1996 - 2012

130.024.577 55.833 4.076.176 15.146.731 1.719.490 2.259.177

1.179.063 506 36.963 139.391 20.185 26.520 29.273.112

168.438 506 5.687 13.275 3.670 2.236.422

3% 8,5% 4,81% + 0,5% 4% 5,32% 0,5%

2003 - 2018 2004 - 2012 2005 - 2018 1997 - 2022 2005 - 2017 2005 - 2033

45.707.603 47.954.395 110.727.407 71.459.162

-

*) Dalam jumlah penuh/ In full amount **) Termasuk masa tenggang pembayaran/Include grace periods in terms of payments

- 62 -

1.010.625 31.276 126.115 16.515 26.520 27.036.690

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 SERTA UNTUK TAHUN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan Dalam mata uang asing/ In foreign currencies *) International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) Rupiah IBRD 3349-IND IBRD 3501-IND IBRD 3602-IND US$ IBRD 3761-IND IBRD 3845-IND IBRD 3978-IND IBRD 4712-IND & IBRD 7785 SLA 1165a Asian Development Bank (ADB) Rupiah ADB 1032-INO ADB 1092-INO-BNI ADB 1172-INO ADB 1271-INO US$ ADB 1320-INO ADB 1397-INO ADB 1982-INO-1170 ADB 1983-INO-1171 Kreditantstalt Fur Wiederaufbau, Jerman (KFW) Rupiah KFW AL.92.66.107/F.2191 KFW 90.65.558/F1869 KFW 90.65.566/F1822 KFW 92.65.042/F2158 KFW 92.66.115 KFW 92.65.315/F.2042 EUR KFW - 10599 - IND - 1179 KFW 95.65.136/F.2570 KFW 9024 - 1157 US$ KFW - 10598 - IND - 1183 Japan Bank for International Cooperation (d/h The Export-Import Bank Of Japan) Yen JBIC IP 515 - 1177 JBIC IP 517 - 1178 JBIC IP xxx - 1192 JBIC IP 518 - 1187 JBIC IP xxx - 1188 JBIC 512 (SLA 1163) JBIC 513 (SLA 1164) JBIC 516 (SLA 1196) JBIC IP 525 - 1197 JBIC IP 526 - 1198 JBIC IP 527 - 1211 JBIC LA No 5 - 1218 JBIC IP 537 - 1220 JBIC IP 538 - 1221 JBIC IP 532 - 1214 JBIC LA No 1 - 1216 JBIC LA No 2 - 1219 JBIC IP 539 - 1222 US$ JBIC IP xxx - 1193 Midland Bank Public Limited Company MIDLAND BANK (SLA 798) MIDLAND BANK PLC (SLA 818) Banque Paribas GBP BANQUE PARIBAS - 1063 EUR BNP PARIBAS (SLA-1158) BNP PARIBAS (SLA-1176) CALYON BNP PARIBAS - 1175 BNP Calyon - 1206 Bank Austria Aktiengesellschaft EUR BANK AUSTRIA (SLA 906) BANK AUSTRIA (SLA 917) China Exim Bank (SLA 1181) - USD Islamic Dev. Bank - 1173 - USD MKB HUNG (SLA 1180) - USD EFIC AUSTRALIA 1071 - AUD FORTIS BANK BELGIA - 1186 - EUR Kerajaan Belgia - 1185 - EUR Jumlah/Total


Jumlah/ Amount

-

Bagian jatuh tempo dalam satu tahun/ Current maturities

2010 Bagian jangka panjang/ Long-term portion

Tingkat bunga per tahun/ Interest rate per annum %


39.185 199.376 85.340

39.185 95.908 26.405

103.468 58.935

IBRD + (1% - 3,50%) IBRD + (1% - 3,50%) IBRD + (1% - 3,50%)

1991 - 2011 1992 - 2012 1994 - 2014

660.343 634.813 600.252 944.897

147.857 70.535 120.050 74.515

512.486 564.278 480.201 870.382

IBRD + 0,5% IBRD + 0,5% IBRD + 0,5% IBRD + 0,5%

1995 - 2014 1995 - 2015 1996 - 2015 2004 - 2023

408.750 179.175 252.325 209.964

52.644 29.863 120.012 139.976

356.106 149.313 132.313 69.988

ADB + (1% - 3,75%) ADB + (1% - 3,75%) ADB + (1% - 3,75%) ADB + (1% - 3,75%)

1991 - 2016 1991 - 2016 1993 - 2012 1994 - 2012

523.298 515.114 661.326 304.304

112.341 83.956 13.808 7.321

410.957 431.158 647.518 296.983

ADB + 0,5% ADB + 0,5% ADB + 0,5% ADB + 0,5%

1996 - 2014 1995 - 2015 2004 - 2027 2004 - 2027

47.760 4.535 29.925 11.517 7.978 33.099

13.646 4.535 19.950 3.839 2.279 9.457

34.115 9.975 7.678 5.698 23.642

7,6% - 13,1% 7,6% - 13,1% 7,6% - 13,1% 7,6% - 13,1% 7,6% - 13,1% 7,6% - 13,1%

1993 - 2014 1991 - 2011 1991 - 2012 1993 - 2013 1993 - 2013 1993 - 2013

17.665.428 10.819.437 17.999.613

211.204 129.355 215.200

28.161 12.935 35.867

183.044 116.419 179.333

1,25% - 5,36% dan/and KFW + 0,5% 1,25% - 5,36% dan/and KFW + 0,5% 1,25% - 5,36% dan/and KFW + 0,5%

2003 - 2018 1996 - 2020 2002 - 2016

14.290.001

128.481

19.766

108.715

4,75% + 0,5%

2004 - 2017

33.386.911.291 4.495.666.683 13.893.735.565 2.127.530.711 994.810.313 47.502.706.871 14.153.556.069 473.160.391 2.580.522.318 677.428.077 372.654.428 4.203.578.520 83.200.939 885.388.230 491.792.197 6.866.973.276 1.494.714.476 74.079.128

3.682.242 495.827 1.532.340 234.645 109.718 5.239.074 1.560.996 52.185 284.606 74.714 41.100 463.613 9.176 97.649 54.240 757.358 164.852 8.170

204.312 27.605 13.715 80.483 36.228 19.242 -

3.682.242 495.827 1.328.028 207.040 96.003 5.239.074 1.560.996 52.185 284.606 74.714 41.100 383.130 9.176 97.649 54.240 721.130 145.610 8.170

1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46% 1,25% - 4,46%

2004 - 2034 2004 - 2044 2004 - 2018 2004 - 2019 2005 - 2018 2004 - 2033 2004 - 2033 2005 - 2044 2005 - 2045 2005 - 2045 2007 - 2037 2008 - 2020 2009 - 2037 2009 - 2047 2006 - 2048 2008 - 2020 2008 - 2018 2009 - 2037

8.054.616

72.419

72.419

LIBOR + 0,5%

2005 - 2011

149.364 13.032

14.936 1.372

134.428 11.661

SBI + 1% SBI + 1%

1995 - 2020 1995 - 2020

12.145.395

168.746

14.062

154.683

3,84%

1998 - 2022

30.403.883 13.017.102 5.368.083 41.689.960

363.502 155.630 64.180 498.436

47.812 20.751 8.022 52.467

315.691 134.879 56.157 445.969

5,26% - 6,39% 5,26% - 6,39% 5,26% - 6,39% 5,26% - 6,39%

2002 - 2018 2004 - 2018 2004 - 2018 2006 - 2020

1.582.464 853.047

18.920 10.199

12.613 6.799

6.307 3.400

4% 4%

1995 - 2012 1996 - 2012

136.856.129 167.498 4.703.280 16.589.276 2.032.125 2.259.177

1.230.473 1.506 42.287 151.668 24.296 27.010 24.891.690

146.874 1.004 5.638 13.188 3.738 2.088.093

1.083.599 502 36.649 138.479 20.558 27.010 22.803.597

3% 8,5% 4,81% + 0,5% 4% 5,32% 0,5%

2003 - 2018 2004 - 2012 2005 - 2018 1997 - 2022 2005 - 2017 2005 - 2033

73.444.895 70.605.380 66.761.405 105.093.670

58.202.455 57.292.201 73.554.236 33.845.398

-

-

*) Dalam jumlah penuh/In full amount **) Termasuk masa tenggang pembayaran/Include grace periods in terms of payments

- 63 -

-



Perusahaan melakukan pembayaran pokok dan bunga penerusan pinjaman sesuai dengan jadwal pembayaran dan memenuhi pembatasanpembatasan yang ditentukan dalam perjanjian penerusan pinjaman.

The Company made payments on principal and interest on two-step loans in accordance with the schedule of payment and complied with the restrictions specified within the agreements of two-step loans.

Rincian penerusan pinjaman dalam mata uang asing adalah sebagai berikut:

Details of two-step loans in foreign currencies are as follows:

2011 Dalam mata uang asing/ In foreign currencies *) US$ JPY EUR Lain-lain **) Jumlah *) **)

26.

682.494.562 172.556.337.921 130.921.343 26.280.010


Ekuivalen Rp/ Rp equivalent 6.188.861 20.155.132 1.536.884 294.915 28.175.792

702.871.164 134.763.884.331 143.691.678 35.637.117

Dalam jumlah penuh Penerusan pinjaman dalam mata uang asing lainnya disajikan dalam jumlah setara US$, menggunakan kurs tanggal pelaporan

*) **)

UTANG KEPADA PEMERINTAH

26. 2011

Rekening Dana Investasi No. RDI-393/DP3/2001 Pusat Investasi Pemerintah Jumlah Dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun Bagian jangka panjang

Ekuivalen Rp/ Rp equivalent 6.319.515 14.862.489 1.717.948 320.413 23.220.365


In full amount Two-step loans denominated in other foreign currencies are presented as US$ equivalents using the exchange rates prevailing at reporting date

GOVERNMENT LOANS

2010

2.168.501 4.194.689 6.363.190

2.360.733 2.360.733

346.372

344.065

6.016.818

2.016.668

Rekening Dana Investasi No. RDI-393/DP3/2001

Investment Fund Account No. RDI-393/DP3/2001 Government Investment Center Total Less current maturities Long-term portion

Investment Fund 393/DP3/2001

2011

Account

No.

RDI-

2010

Pokok pinjaman Bunga masih harus dibayar Perbedaan nilai wajar - bersih

2.644.134 45.244 (520.877)

2.937.927 50.271 (627.465)

Principal Accrued interest Fair value difference - net

Jumlah

2.168.501

2.360.733

Total

Pada tanggal 20 Juni 2000, Perusahaan dan Pemerintah menyetujui restrukturisasi tunggakan angsuran pokok penerusan pinjaman sebesar Rp 5.288.268 juta sesuai dengan Surat Menteri Keuangan Republik Indonesia No. S-352/MK.06/2001 menjadi pinjaman berjangka waktu 20 tahun termasuk tenggang waktu 2 tahun. Pinjaman ini dikenakan bunga 4% per tahun dan tanpa jaminan. Pinjaman ini dibayar secara angsuran setiap semester sebesar Rp 146.896 juta sampai dengan 30 Juli 2021.

On June 20, 2000, the Company and the Government of the Republic of Indonesia agreed to restructure the overdue principal of two-step loans amounting to Rp 5,288,268 million as stated on the letter of the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia No. S352/MK.06/2001. The loan is unsecured, has a period of 20 years, including 2 years grace period and bears interest at 4% per annum. The loan will be paid in semi-annual installment of Rp 146,896 million until July 30, 2021.

- 64 -



Pusat Investasi Pemerintah

Government Investment Center 2011

Pokok pinjaman Biaya transaksi yang belum diamortisasi Bunga masih harus dibayar Perbedaan nilai wajar - bersih Jumlah

4.499.977 (27.000) 7.336 (285.623) 4.194.689

Pada tanggal 13 Desember 2011, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman lunak dari Pusat Investasi Pemerintah Kementerian Keuangan Republik Indonesia sebesar Rp 7.500.000 juta, dengan tingkat bunga 5,25% per tahun berjangka waktu 15 tahun termasuk tenggang waktu 5 tahun. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2011, jumlah penarikan dari fasilitas ini sebesar Rp 4.499.977 juta.

On December 13, 2011, the Company obtained soft loan facility from Government Investment Center under the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia amounting to Rp 7,500,000 million, with annual interest rate of 5.25% and term of 15 years including 5 years grace period. As of December 31, 2011, the total drawdown from this facility amounted to Rp 4,499,977 million.

Pinjaman ini digunakan untuk pengadaan dan penggantian trafo, penguatan instalasi, transmisi dan distribusi serta investasi lainnya.

This loan was used to finance the procurement and replacement of transformers, strengthening of the installation, transmission and distribution and also others capital expenditures.

Sehubungan dengan fasilitas pinjaman tersebut, Perusahaan diwajibkan untuk memelihara perbandingan antara EBITDA dengan beban bunga tidak kurang dari 1,5 : 1.

In relation to these loan facility, the Company is required to maintain ratio of EBITDA to interest expense at a minimum of 1.5 : 1.

Utang kepada Pemerintah berdasarkan jadual pembayaran adalah sebagai berikut :

Government loans by installment schedules are as follows:

2011 Jatuh tempo dalam tahun 2011 2012 2013 2014 2015 dan seterusnya Jumlah Dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun Bagian jangka panjang

27.

Principal Unamortized transaction cost Accrued interest Fair value difference - net Total

2010

346.372 293.793 293.793 5.429.232 6.363.190

344.065 293.793 293.793 293.793 1.135.289 2.360.733

Due in the year 2011 2012 2013 2014 2015 and thereafter Total

346.372

344.065

Less current maturities

6.016.818

2.016.668

UTANG SEWA PEMBIAYAAN

27.

Akun ini merupakan utang kepada PT Central Java Power (CJP) dalam rangka perjanjian sewa pembiayaan atas pengadaan pembangkitan tenaga listrik 3 x 660 MW Tanjung Jati B unit A, B dan C.

Long-term portion

LEASE LIABILITY This account represents payable to PT Central Java Power (CJP) in relation to Financial Lease Agreement on the acquisition of Tanjung Jati B Unit A, B and C power plant 3 x 660 MW.

- 65 -

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 SERTA UNTUK TAHUN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan Pembayaran minimum sewa pembiayaan berdasarkan perjanjian sewa adalah sebagai berikut:

Pembayaran jatuh tempo dalam waktu : Tidak lebih dari 1 tahun Antara lebih dari 1 tahun sampai 2 tahun Lebih dari 2 tahun Jumlah pembayaran minimum sewa pembiayaan Dikurangi bunga Nilai tunai pembayaran minimum sewa pembiayaan masa datang Dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun Bagian jangka panjang

In accordance with the lease agreement, the future minimum lease payments are as follows:

2011

2010

4.635.297

2.502.870

4.305.286 31.910.153

2.502.870 16.438.185

40.850.736 (14.808.813)

21.443.925 (5.868.669)

26.041.923

15.575.256

Total minimum lease payments Less interest Present value of future minimum lease payments

(2.119.192)

(1.408.607)

Less current maturity

23.922.731

14.166.649

Long-term portion

Nilai kini minimum pembayaran sewa berdasarkan jatuh tempo adalah sebagai berikut:

Pembayaran jatuh tempo dalam waktu : Tidak lebih dari 1 tahun Antara lebih dari 1 tahun sampai 2 tahun Lebih dari 2 tahun Nilai tunai pembayaran minimum sewa pembiayaan masa datang


Minimum lease payments due : Not later than 1 year Later than 1 year and not later than 2 years Later than 2 years

Present value of minimum lease payments by maturity date are as follows:

2011

2010

2.119.192

1.408.607

2.226.454 21.696.277

1.511.697 12.654.952

26.041.923

15.575.256

Pada tanggal 23 Mei 2003, Perusahaan dan CJP mengadakan perjanjian untuk melanjutkan pengembangan pembangkit Tanjung Jati B Unit A dan B. Perusahaan dan CJP mengadakan perjanjian sewa pembiayaan (Financial Lease Agreement - FLA) yang mengatur antara lain bahwa CJP akan menyewakan pembangkit selama 20 tahun sejak operasi komersial atau tanggal batas maksimum keterlambatan setelah 31 Juli 2003, mana yang lebih dahulu dan Perusahaan memiliki hak opsi untuk membeli pembangkit pada akhir masa sewa, atau sebelum masa FLA berakhir sebesar jumlah tertentu sesuai dengan Call Right Agreement. FLA mensyaratkan Perusahaan mengoperasikan pembangkit sesuai dengan Operation and Maintenance Agreement (O&M Agreement). Pembayaran minimum sewa pembiayaan tengah tahunan setelah disesuaikan dengan formula dan faktor kondisi pada tanggal FLA adalah JPY 11.289 juta untuk unit A dan B. Sehubungan dengan keterlambatan operasi komersial pembangkitan unit A dan B yang dimulai masingmasing pada tanggal 1 Oktober dan 1 Nopember 2006, jangka waktu perjanjian sewa telah menjadi 23,5 tahun sampai dengan 31 Maret 2030.

Minimum lease payments due : Not later than 1 year Later than 1 year and not later than 2 years Later than 2 years Present value of future minimum lease payments

On May 23, 2003, the Company and CJP entered into an agreement to continue the development of power plant Tanjung Jati B Unit A and B. The Company and CJP entered into a Financial Lease Agreement (FLA) which stipulates, among others, that CJP will lease the power plant for 20 years starting on its Commercial Operation Date (COD) or the date of maximum delay, for each unit, after July 31, 2003, whichever is earlier, and the Company has an option to purchase the power plant on or before the end of FLA period at certain purchase price as stipulated in the Call Right Agreement. The FLA required the Company to operate the power plant in accordance with Operation and Maintenance Agreement (O&M Agreement). The semi-annual minimum lease payment, after including adjustments based on the formula and condition factors at the date of FLA, amounted to a total of JPY 11,289 million for both Unit A and B. In relation to the delayed COD of power plant Unit A and B, on October 1 and November 1, 2006, respectively, the term of the lease agreement was effected to become 23.5 years until March 31, 2030. - 66 -



Pada tanggal 4 Nopember 2008, Perusahaan dan PT Central Java Power (CJP) mengadakan perjanjian sewa pembiayaan untuk ekspansi Tanjung Jati B 1 & 2 - “FLA V”, yang antara lain mengatur bahwa CJP akan menyewakan aset sewaan ekspansi (Unit “C” dan “D”) kepada Perusahaan. Pada tanggal perjanjian sewa pembiayaan ekspansi (EFLA) perkiraan biaya ekspansi tersebut sebesar JPY 200.000 juta. Periode sewa akan dimulai sejak tanggal sewa setiap unit ekspansi dan berakhir 20 tahun setelah operasi komersial Unit D. Pembayaran minimum sewa pembiayaan selama ekspansi tahap satu, yang periodenya dimulai sejak tanggal sewa Unit C dan berakhir pada tanggal yang telah ditentukan dalam perjanjian, adalah sebesar JPY 6.486 juta untuk setiap unit ekspansi per 6 bulanan. Pembayaran dilakukan tengah tahunan enam bulan sejak tanggal sewa Unit D dan jumlah utang sewa yang dibayar oleh Perusahaan pada tanggal jatuh tempo ditentukan berdasarkan EFLA. Perusahaan memiliki hak opsi untuk membeli aset sewaan tersebut senilai JPY 1.000. Periode sewa untuk Unit C dimulai pada bulan Oktober 2011 dan Unit D pada bulan Januari 2012.

On November 4, 2008, the Company and PT Central Java Power (CJP) entered into Finance Lease Agreement for Expansion of Tanjung Jati B 1 & 2 - “FLA V”, which stipulates among others that CJP will lease the expansion leased assets (Units “C” and “D”) to the Company. The expected acquisition costs of the expansion, as of the date of the Expansion Finance Lease Agreement (EFLA), is approximately JPY 200,000 million. The lease period will commence on the expansion lease-in date for each expansion unit and will expire on the date, that is 20 years after the Unit D COD. The minimum amount of lease payment during the expansion phase one, which is the period commencing on the Unit C lease-in date and ending at a date determined in the agreement, shall be JPY 6,486 million for each expansion unit per every 6 months. The lease payment shall be paid semi-annually from six months after the Unit D lease-in date and the amount of the lease payment payable by the Company on the due date shall be determined in accordance with the EFLA. The Company has an option to purchase the expansion leased assets for JPY 1,000. Lease periods commence in October 2011 for Unit C and January 2012 for Unit D.

Beban bunga dan keuangan untuk tahun 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 1.456.081 juta dan Rp 1.114.257 juta. Beban bunga dan keuangan ini termasuk sewa kontinjen masingmasing sebesar Rp 109.753 juta untuk tahun 2011 dan Rp 5.561 juta untuk tahun 2010 untuk faktor penyesuaian tertentu yang antara lain meliputi kurs konversi mata uang JPY, tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi.

Interest expense and financial charges for 2011 and 2010 amounted to Rp 1,456,081 million and Rp 1,114,257 million, respectively. These interest expense and financial charges include contingent rent of Rp 109,753 million for 2011 and Rp 5,561 million for 2010 for certain adjustment factors which include, among others, conversion of foreign exchange in JPY currency, interest rate and investment rate of returns.

Sehubungan dengan FLA tersebut, The Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Singapura bertindak sebagai Escrow Agent dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Tokyo bertindak sebagai Security Agent. Untuk memenuhi persyaratan FLA, Perusahaan telah membentuk dana cadangan pada Escrow Agent untuk jaminan pelaksanaan operasi, pemeliharaan dan pengadaan bahan bakar serta untuk angsuran sewa pembiayaan (Catatan 12).

In relation to the FLA, The Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Singapore acts as the Escrow Agent and Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Tokyo acts as the Security Agent. To fulfill the requirements of FLA, the Company established a reserve account to an Escrow Agent for guarantee of operations, maintenance and fuel procurement and for lease installment (Note 12).

Perusahaan dibatasi oleh ketentuan FLA, antara lain, menggadaikan escrow accounts, mengalihkan hak Perusahaan berdasarkan Perjanjian Penyelesaian PLN yang akan dikembalikan setelah utang lunas, dan menyetujui pengalihan hak CJP kepada krediturnya sebagai jaminan pinjaman CJP.

The Company is restricted by certain covenants of the FLA, such as pledge of Escrow Accounts, transfer of the Company‟s rights based on PLN Settlement Agreement, which will be returned if the payment of lease liabilities has been made, and recognition of CJP‟s transfer of rights to its creditors, as guarantee of CJP‟s obligations.

Utang sewa pembiayaan secara efektif dijamin dengan kembalinya hak atas aset sewaan kepada lessor apabila terjadi gagal bayar.

Lease liability is in effect secured by the leased assets, since the rights over these assets will be returned to the lessor when the Company fails to pay. - 67 -


UTANG BANK DAN SURAT UTANG JANGKA MENENGAH

28.

2011 Pinjaman terkait program percepatan Pihak berelasi Bank Negara Indonesia Bank Rakyat Indonesia Bank Mandiri Bank DKI Jumlah pihak berelasi Pihak ketiga The Export-Import Bank of China Bank of China Limited Barclays Bank Plc and China Development Bank Bank Mega Bank Bukopin Bank Central Asia Jumlah pihak ketiga Jumlah Pinjaman tidak terkait program percepatan Pihak berelasi Surat Utang Jangka Menengah Bank Mandiri Bank Rakyat Indonesia Jumlah pihak berelasi Pihak ketiga Bank Bukopin Jumlah Jumlah Biaya transaksi belum diamortisasi Jumlah bersih Dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun Pihak berelasi Surat Utang Jangka Menengah Bank Rakyat Indonesia Bank Negara Indonesia Bank Mandiri Bank DKI Jumlah pihak berelasi Pihak ketiga Bank of China Limited The Export-Import Bank of China Barclays Bank Plc and China Development Bank Bank Bukopin Bank Central Asia Bank Mega Jumlah pihak ketiga Jumlah bagian jatuh tempo dalam satu tahun Bagian jangka panjang

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) – Continued BANK LOANS AND MEDIUM TERM NOTES 2010 Loans related to fast track program Related parties Bank Negara Indonesia Bank Rakyat Indonesia Bank Mandiri Bank DKI Total related parties

5.653.648 5.097.520 3.481.999 2.245.573 16.478.740

4.964.847 3.504.943 3.321.681 1.330.180 13.121.651

10.685.374 10.105.846

8.446.015 7.698.835

4.031.165 3.422.648 2.044.944 1.190.053 31.480.030

2.350.910 2.542.366 1.630.936 1.098.268 23.767.330

Third parties The Export-Import Bank of China Bank of China Limited Barclays Bank Plc and China Development Bank Bank Mega Bank Bukopin Bank Central Asia Total third parties

47.958.770

36.888.981

Total

2.000.000 2.000.000 416.500 4.416.500

3.000.000 1.249.900 4.249.900

6.485

11.680

4.422.985

4.261.580

52.381.755 (1.683.912) 50.697.843

Third parties Bank Bukopin Total

41.150.561 Total (1.406.706) Unamortized transaction cost 39.743.855 Total net

1.000.000 714.870 635.463 273.069 240.597 2.863.999

1.000.000 833.400 532.424 242.503 2.608.327

677.645 431.952

210.333 -

237.400 210.446 169.793 103.417 1.830.653 4.694.652

221.308 5.194 149.539 148.792 735.166 3.343.493

46.003.191

36.400.362

- 68 -

Loans not related to fast track program Related parties Medium Term Notes Bank Mandiri Bank Rakyat Indonesia Total related parties

Less current maturities Related parties Medium Term Notes Bank Rakyat Indonesia Bank Negara Indonesia Bank Mandiri Bank DKI Total related parties Third parties Bank of China Limited The Export-Import Bank of China Barclays Bank Plc and China Development Bank Bank Bukopin Bank Central Asia Bank Mega Total third parties Total current maturities Long-term portion



Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, utang bank dalam mata uang asing masing-masing sebesar US$ 2.737.360.602 (setara Rp 24.822.386 juta) dan US$ 2.057.141.695 (setara Rp 18.495.761 juta).

As of December 31, 2011 and 2010, bank loans in foreign currency amounted to US$ 2,737,360,602 (equivalent to Rp 24,822,386 million) and US$ 2,057,141,695 (equivalent to Rp 18,495,761 million), respectively.

Pinjaman terkait program percepatan

Loans related to fast track program

Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dari beberapa bank untuk membiayai 85% dari nilai kontrak Engineering Procurement and Construction (EPC) untuk program percepatan. Pinjaman ini sepenuhnya dijamin oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia (PP) No. 91 Tahun 2007 pengganti dari PP No. 86 Tahun 2006, tentang Pemberian Jaminan Pemerintah untuk Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Yang Menggunakan Batubara. Sehubungan dengan pinjaman ini, Perusahaan dibatasi oleh ketentuan-ketentuan umum sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian kredit.

The Company obtained credit facilities from several banks to finance 85% of the value of Engineering Procurement and Construction (EPC) contracts for fast track program. These loans are fully guaranteed by the Government of the Republic of Indonesia in accordance with the Presidential Regulation of the Republic of Indonesia (PP) No. 91 Year 2007, which supersedes PP No. 86 year 2006, regarding Grant of Government Guarantee for Construction of Coal-Fired Power Plant. In connection with these loans, the Company is restricted by general rules as described in the loan agreements.

Pada tanggal 31 Desember 2011, rincian fasilitas pinjaman tersebut adalah sebagai berikut :

As of December 31, 2011, details of such loan facilities are as follow:

No.

Kreditur dan pembiayaan proyek/ Creditor and project funded

Fasilitas maksimum/ Maximum facility US$ *) Rp *)

Tingkat bunga per tahun/ Interest rate per annum

Premi Asuransi/ Insurance Premium US$ *)

Tanggal jatuh tempo/ Date of maturity **)

1

Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by Bank of China Limited/ PLTU 1 Indramayu, Jawa Barat/West Java

592

-

0,785% + LIBOR 6 bulanan/ 6 months

55

27 Mei 2021/ May 27, 2021

2

The Export-Import Bank of China/ PLTU 2 Paiton, Jawa Timur/East Java

331

-


32

30 Januari 2023/ January 30, 2023

3

Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by Bank Negara Indonesia/ PLTU 2 Labuan, Banten

-

4

The Export-Import Bank of China/ PLTU 1 Suralaya, Banten

284

-


5

Barclays Capital, The Investment Banking Division of Barclays Bank Plc and China Development Bank/ PLTU 1 Rembang, Jawa Tengah/Central Java

262

-


-

3 Desember 2021/ December 3, 2021

6

Bank DKI/ PLTU Naganraya PLTU 2 Nusa Tenggara Timur/East Nusa Tenggara PLTU 1 Nusa Tenggara Barat/West Nusa Tenggara PLTU Sumatera Barat/West Sumatera PLTU 2 Kalimantan Barat/West Kalimantan PLTU 4 Bangka Belitung PLTU Maluku Utara/North Maluku PLTU Sulawesi Tenggara/Southeast Sulawesi PLTU 1 Nusa Tenggara Timur/East Nusa Tenggara PLTU 2 Sulawesi Utara/North Sulawesi PLTU Gorontalo PLTU 2 Nusa Tenggara Barat/West Nusa Tenggara PLTU 1 Kalimantan Tengah/Central Kalimantan Jumlah dipindahkan/Total carry forward

-

1% + JIBOR 3 bulanan/ 3 months

-

24 April 2019/ April 24, 2019

*)

Dalam jutaan/In million

**)

Termasuk masa tenggang/Include grace periods

1.469

- 69 -

2.741.298

4.732.000

7.473.298

0,825% + JIBOR 3 bulanan/ 3 months

-

23 Juli 2018/ July 23, 2018

27

114



No.


Jumlah pindahan/Total carried forward


Fasilitas maksimum/ Maximum facility US$ *) Rp *) 1.469

7.473.298




114

7

Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by Bank Rakyat Indonesia PLTU Sulawesi Selatan/South Sulawesi PLTU 3 Bangka Belitung PLTU 2 Papua PLTU Kalimantan Selatan/South Kalimantan

-

2.074.739


-


8

Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by Bank Mandiri/ PLTU 1 Rembang, Jawa Tengah/Central Java

-

1.911.480


-

23 Maret 2018/ March 23, 2018

9

Bank Mega/ PLTU 2 Pelabuhan Ratu, Jawa Barat/West Java

-

1.874.315


-

29 Juli 2018/ July 29, 2018

10

Bank Bukopin/ PLTU 3 Teluk Naga, Banten

-

1.606.612


-

29 Juli 2021/ July 29, 2021

11

Bank Mega/ PLTU 2 Nusa Tenggara Barat/West Nusa Tenggara PLTU Gorontalo PLTU 2 Manado, Sulawesi Utara/North Sulawesi PLTU Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau/Riau Island PLTU 1 Ende, Nusa Tenggara Timur/East Nusa Tenggara PLTU Sulawesi Tenggara/Southeast Sulawesi PLTU 1 Kalimantan Tengah/Central Kalimantan

-

1.498.513


-

29 JulI 2018/ July 29, 2018

12

Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by Bank Negara Indonesia/ PLTU 1 Indramayu, Jawa Barat/West Java

-

1.272.913


-

23 Pebruari 2018/ February 23, 2018

13

Bank Mega/ PLTU Lampung, Lampung PLTU Sumatera Utara/North Sumatera , Medan

-

1.240.661


-

29 JulI 2018/ July 29, 2018

14

Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by Bank Central Asia/ PLTU 2 Labuan, Banten

-

1.188.548


-

18 April 2018/ April 18, 2018

15

Pinjaman sindikasi dikordinasi/ Syndicated loan coordinated by Bank Rakyat Indonesia/ PLTU Sulawesi Selatan/South Sulawesi PLTU 3 Bangka Belitung PLTU 2 Papua PLTU Kalimantan Selatan/South Kalimantan

-

1.151.005


-


16

Bank Bukopin/ PLTU 1 Pacitan, Jawa Timur/East Java

-

1.045.924


-

29 Juli 2021/ July 29, 2021

Jumlah dipindahkan/Total carry forward

1.469

22.338.009

*)


**)


- 70 -

114


No.







22.338.009


114

17

Bank Mega/ PLTU 1 Suralaya, Banten

-

735.387


-

18 April 2018/ April 18, 2018

18

Bank Mega/ PLTU 2 Jawa Timur/East Java, Paiton

-

600.635


-

18 April 2018/ April 18, 2018

19

The Export-Import Bank of China/ PLTU Pelabuhan Ratu PLTU NAD

606

-


56

4 Mei 2024/ May 4, 2024

20

Bank of China Limited/ PLTU 3 Teluk Naga, Banten

455

-


46

4 Mei 2022/ May 4, 2022

21

Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by Bank Negara Indonesia/ PLTU Tanjung Awar-awar

-

22

The Export-Import Bank of China/ PLTU 1 Jawa Timur/East Java , Pacitan

293

23

Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by Bank Rakyat Indonesia/ PLTU Lampung PLTU 2 Sumatera Utara/North Sumatera

-

24

Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by Bank Mandiri/ Transmisi/Transmission PLTU 1 Suralaya Koneksi 1 & 2, Banten PLTU 2 Labuan Koneksi 1, Banten PLTU 3 Teluk Naga koneksi 1 dan 2, Banten PLTU 2 Pelabuhan Ratu koneksi 1, Banten PLTU 1 Rembang koneksi 2, Jawa Tengah/Central Java PLTU 2 Adipala koneksi 2, Jawa Tengah/Central Java PLTU 2 Paiton Baru koneksi 2, Jawa Timur/East Java PLTU3 Tanjung Awar-awar koneksi 1, Jawa Timur/ East Java

25

Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by Bank Central Asia/ Transmisi/Transmission PLTU 1 Suralaya koneksi 2, Banten PLTU 2 Labuhan koneksi 2, Banten PLTU 3 Lontar koneksi 2, Banten PLTU 1 Indramayu koneksi 2, Jawa Barat/West Java

1.155.352

-


-



29 17 Juli 2024/ July 17, 2024

3.941.772


34 14 Oktober 2019/ October 14, 2019

-

2.613.012


-


-

327.195


-


PLTU 2 Pelabuhan Ratu koneksi 2, Banten PLTU 1 Pacitan koneksi 2, Jawa Timur/East Java PLTU 2 Paiton koneksi 2, Jawa Timur/East Java PLTU 3 Tanjung Awar-Awar koneksi 2, Jawa Timur/ East Java Jumlah dipindahkan/Total carry forward *)


**)


2.823

- 71 -

31.711.362

279


No.







31.711.362


279

26

China Development Bank/ PLTU 2 Jawa Tengah/Central Java , Adipala

625

-


-

14 Oktober 2022/ October 14, 2022

27

China Development Bank/ PLTU Sumatera Barat/West Sumatera , Teluk Sirih

138

-


-


28

Bank of China/ PLTU Tanjung Awar-Awar

372

-


-


1,50% + JIBOR

-

14 Desember 2019/

29

Pinjaman sindikasi dikoordinasi/

-

1.930.063

Syndicated loan coordinated by Bank Negara Indonesia/ Transmisi/Transmission PLTU Meulaboh koneksi 1, Nanggroe Aceh Darussalam PLTU2 Pangkalan Susu, Sumatera Utara/ North Sumatera PLTU Teluk Sirih koneksi 1 & 2, Sumatera Barat/ West Sumatera PLTU Tarahan koneksi 2, Lampung PLTU Asam-Asam koneksi 1 & 2, Kalimantan Selatan/South Kalimantan

3 bulanan/ 3 months

December 14, 2019

PLTU 1 Pulang Pisau koneksi 2, Kalimantan Tengah/ Central Kalimantan PLTU 2 Amurang koneksi 2, Sulawesi Utara/ North Sulawesi 30

Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by Bank Rakyat Indonesia PLTU 1 Riau, Bengkalis PLTU 2 Riau, Selat Panjang PLTU 1 Kepulauan Riau/Riau Island , Tanjung Balai Karimun PLTU 1 Kalimantan Barat/West Kalimantan , Parit Baru

1.507.851


-


31

Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by Bank Rakyat Indonesia/ Transmisi/Transmission

-

1.067.684


-


3.958

36.216.960

Jumlah/Total *)


**)


- 72 -

279



Pinjaman tidak terkait program percepatan

Loans not related to fast track program

Bank Mandiri

Bank Mandiri

Pada tanggal 27 Desember 2011, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi sindikasi yang dikoordinir oleh Bank Mandiri sebesar Rp 7.000.000 juta, dengan tingkat bunga per tahun rata-rata suku bunga tertimbang deposito berjangka dalam mata uang Rupiah 3 bulan dari kreditur sindikasi + 3,42% dan jatuh tempo tanggal 23 Oktober 2021.

On December 27, 2011, the Company obtained a syndicated investment loan facilities coordinated by Bank Mandiri amounting to Rp 7,000,000 million, with annual interest weighted average time deposit in Rupiah 3 months of syndicated creditors + 3.42% and maturity date October 23, 2021.

Bank Rakyat Indonesia

Bank Rakyat Indonesia

Pada tanggal 21 Juni 2011, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit modal kerja sindikasi yang dikoordinir oleh Bank Rakyat Indonesia sebesar Rp 15.000.000 juta, dengan tingkat bunga per tahun JIBOR 3 bulanan + 1,65% dan jatuh tempo tanggal 21 Juni 2012. Pada tanggal 23 Nopember 2011, fasilitas kredit diubah menjadi Rp 20.000.000 juta.

On June 21, 2011, the Company obtained a syndicated working capital loan facilites coordinated by Bank Rakyat Indonesia amounting to Rp 15,000,000 million, with annual interest JIBOR 3 months + 1.65% and maturity date on June 21, 2012. On November 23, 2011, the credit facility was changed into Rp 20,000,000 million.

Pada tanggal 26 September 2008, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit modal kerja sebesar Rp 1.500.000 juta dari Bank Rakyat Indonesia, dengan tingkat bunga per tahun JIBOR + 2,5% yang terutang setiap bulan dan jatuh tempo 26 Maret 2009. Fasilitas ini telah diperpanjang sampai dengan 26 Maret 2012 dengan jumlah fasilitas kredit sebesar Rp 2.500.000 juta.

On September 26, 2008, the Company obtained working capital loan facilities from Bank Rakyat Indonesia amounting to Rp 1,500,000 million, with annual interest rate of JIBOR + 2.5%, which is due every month and with maturity date on March 26, 2009. This loan has been extended until March 26, 2012 with total credit facilities amounting to Rp 2,500,000 million.

Bank Bukopin

Bank Bukopin

Pada tahun 2006, ICON memperoleh fasilitas kredit investasi sebesar Rp 50.000 juta dengan jangka waktu 4 tahun untuk pembelian peralatan jaringan. Pada tanggal 6 Nopember 2008, fasilitas kredit diubah menjadi sebesar Rp 34.589 juta. Pinjaman ini dikenakan bunga per tahun sebesar 13,50% - 14,50% tahun 2010 dan 15,50% 16,00% tahun 2009 yang dibayar dalam 48 kali angsuran bulanan sejak 4 Pebruari 2009 sampai dengan 4 Pebruari 2013. Pinjaman ini dijamin dengan peralatan jaringan dan distribusi dan deposito berjangka milik ICON sebesar Rp 5.000 juta pada bank yang sama (Catatan 12).

In 2006, ICON obtained investment credit facilities totaling Rp 50,000 million, with term of 4 years, for the purchase of the transmission equipments. On November 6, 2008, the credit facility was changed into Rp 34,589 million. This loan bears annual interest of 13.50% - 14.50% in 2010 and 15.50% - 16.00% in 2009, and will be paid in 48 monthly installments from February 4, 2009 until February 4, 2013. This loan is secured by ICON’s transmission and distribution equipment and time deposits of Rp 5,000 million in the same bank (Note 12).

Surat Utang Jangka Menengah

Medium Term Notes

Pada tanggal 27 Juni 2008, Perusahaan dan PT Pertamina (Persero) menandatangani Perjanjian Restrukturisasi untuk mengkonversi utang usaha Perusahaan dan entitas anak per 30 April 2007 menjadi utang jangka panjang sebesar Rp 5.000.000 juta melalui penerbitan Surat Promes. Perjanjian ini telah memperoleh persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan dan Pertamina, masing-masing tanggal 29 Juli 2008 dan 26 Juni 2008.

On June 27, 2008, the Company and PT Pertamina (Persero) entered into a Debt Restructuring Agreement to convert the Company and its subsidiaries’ outstanding trade accounts payable as of April 30, 2007 amounting to Rp 5,000,000 million into long-term payable by issuing promissory notes. This agreement has been approved during the General Stockholder’s Meeting of the Company and Pertamina dated July 29, 2008 and June 26, 2008, respectively. - 73 -



Selanjutnya pada tanggal 28 Nopember 2008, Perusahaan dan Pertamina sepakat untuk mengubah Surat Promes menjadi Surat Utang Jangka Menengah (MTN). Perusahaan dan Pertamina menandatangani Perjanjian Penerbitan MTN tersebut dengan jumlah pokok sebesar Rp 5.000.000 juta, terdiri dari 10 seri Sertifikat Jumbo dengan nilai nominal masing-masing sebesar Rp 500.000 juta, jatuh tempo setiap tanggal 15 bulan Juni dan Desember tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 dengan tingkat bunga SBI 3 bulanan + 2,5% per tahun. Perjanjian ini efektif terhitung sejak tanggal 29 Juli 2008. Perusahaan menerbitkan MTN tersebut pada tanggal 15 Desember 2008.

Furthermore, on November 28, 2008, the Company and Pertamina agreed to replace the promissory notes with Medium Term Notes (MTN). The Company and Pertamina entered into an Agreement on Issuance of MTN with total principal amount of Rp 5,000,000 million, consisting of 10 series of Jumbo certificates with nominal value of Rp 500,000 million each, which th will mature every 15 of June and December of year 2009 until 2013 and bear interest at SBI 3 months + 2.5% per annum. This agreement is effective starting on July 29, 2008. The Company issued such MTN on December 15, 2008.

Perusahaan menunjuk PT Mandiri Sekuritas sebagai Arranger dan Bank Mandiri (Persero) sebagai Wali Amanat untuk MTN tersebut.

The Company appointed PT Mandiri Sekuritas as Arranger and Bank Mandiri (Persero) as Trustee of such MTN.

29. UTANG OBLIGASI

29. BONDS PAYABLE 2011

2010

Obligasi Rupiah Obligasi PLN XII Tahun 2010 Sukuk Ijarah PLN V Tahun 2010 Obligasi PLN XI Tahun 2010 Sukuk Ijarah PLN IV Tahun 2010 Obligasi PLN X Tahun 2009 Sukuk Ijarah PLN III Tahun 2009 Obligasi PLN IX Tahun 2007 Sukuk Ijarah PLN II Tahun 2007 Obligasi PLN VIII Tahun 2006 Obligasi Syariah Ijarah PLN I Tahun 2006 Obligasi PLN VII Tahun 2004

2.500.000 500.000 2.703.000 297.000 1.440.000 760.000 2.700.000 300.000 2.200.100 200.000 1.500.000

Surat Utang Jangka Menengah Global

9.068.000

2.500.000 500.000 2.703.000 297.000 1.440.000 760.000 2.700.000 300.000 2.200.100 200.000 1.500.000 -

Rupiah Bonds PLN XII Bonds Year 2010 Sukuk Ijarah PLN V Year 2010 PLN XI Bonds Year 2010 Sukuk Ijarah PLN IV Year 2010 PLN X Bonds Year 2009 Sukuk Ijarah PLN III Year 2009 PLN IX Bonds Year 2007 Sukuk Ijarah PLN II Year 2007 PLN VIII Bonds Year 2006 Syariah Ijarah PLN I Bonds Year 2006 PLN VII Bonds Year 2004 Global Medium Term Notes

Obligasi Terjamin - US$ Penerbitan tahun 2009 Penerbitan tahun 2007 Penerbitan tahun 2006 Jumlah Biaya emisi belum diamortisasi

18.136.000 9.068.000 4.987.400 56.359.500 (451.112)

17.982.000 8.991.000 8.991.000 51.064.100 (362.105)

Guaranteed Notes - US$ Issued in 2009 Issued in 2007 Issued in 2006 Total Unamortized debt issuance cost

Jumlah bersih

55.908.388

50.701.995

Total net

4.045.950 46.656.045 50.701.995

Presented in consolidated statements of financial position Current liabilities Noncurrent liabilites Total

Disajikan di laporan posisi keuangan konsolidasian sebagai : Liabilitas lancar Liabilitas tidak lancar Jumlah

55.908.388 55.908.388

- 74 -



Obligasi Rupiah

Rupiah Bonds

Obligasi ini diterbitkan sebesar harga nominal dalam mata uang Rupiah dengan rincian sebagai berikut:

The bonds were issued at nominal value and are denominated in Rupiah, with details as follow:

Tanggal jatuh tempo/ Maturity date

Tingkat bunga/ Interest rate

645.000 1.855.000

8 Juli 2015/July 8, 2015 8 Juli 2022/July 8, 2022

9,7% 10,4%

160.000 340.000

8 Juli 2015/July 8, 2015 8 Juli 2022/July 8, 2022

-

920.000 1.783.000

12 Januari 2017/January 12, 2017 12 Januari 2020/January 12, 2020

11,95% 12,55%

130.000 167.000


-

1.015.000 425.000


14,75% 15%

293.000 467.000


-

1.500.000 1.200.000 300.000

10 Juli 2017/July 10, 2017 10 Juli 2022/July 10, 2022 10 Juli 2017/July 10, 2017

10,4% 10,9% -

1.335.100 865.000

21 Juni 2016/June 21, 2016 21 Juni 2021/June 21, 2021

13,60% 13,75%

200.000 1.500.000 15.100.100

21 Juni 2021/June 21, 2021 11 Nopember 2014/November 11, 2014

12,25%

Pokok/ Principal Obligasi PLN XII Tahun 2010 Seri A Seri B Sukuk Ijarah PLN V Tahun 2010 Seri A Seri B Obligasi PLN XI Tahun 2010 Seri A Seri B Sukuk Ijarah PLN IV Tahun 2010 Seri A Seri B Obligasi PLN X Tahun 2009 Seri A Seri B Sukuk Ijarah PLN III Tahun 2009 Seri A Seri B Obligasi PLN IX Tahun 2007 Seri A Seri B Sukuk Ijarah PLN II Tahun 2007 Obligasi PLN VIII Tahun 2006 Seri A Seri B Obligasi Syariah Ijarah PLN I Tahun 2006 Obligasi PLN VII Tahun 2004 Jumlah

PLN XII Bonds Year 2010 Series A Series B Sukuk Ijarah PLN V Year 2010 Series A Series B PLN XI Bonds Year 2010 Series A Series B Sukuk Ijarah PLN IV Year 2010 Series A Series B PLN X Bonds Year 2009 Series A Series B Sukuk Ijarah PLN III Year 2009 Series A Series B PLN IX Bonds Year 2007 Series A Series B Sukuk Ijarah PLN II Year 2007 PLN VIII Bonds Year 2006 Series A Series B Syariah Ijarah PLN I Bonds Year 2006 PLN VII Bonds Year 2004 Total

Obligasi PLN XII tahun 2010

PLN XII Bonds Year 2010

Pada tanggal 8 Juli 2010, Perusahaan menerbitkan Obligasi PLN XII Tahun 2010 dengan jumlah nilai nominal sebesar Rp 2.500.000 juta, terdiri dari Obligasi seri A dan Obligasi Seri B, dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk bertindak sebagai Wali Amanat. Bunga dibayarkan setiap tiga bulan sejak 8 Oktober 2010 sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi.

On July 8, 2010, the Company issued PLN XII Bonds Year 2010 with a total nominal value of Rp 2,500,000 million consisting of Series A and and Series B bonds, with PT Bank CIMB Niaga Tbk acting as the Trustee. The interest is payable on a quarterly basis, starting from October 8,2010 until the maturity date of the bonds.

- 75 -



Sukuk Ijarah PLN V Tahun 2010

Sukuk Ijarah PLN V Year 2010

Bersamaan dengan penerbitan Obligasi PLN XII Tahun 2010, Perusahaan juga menerbitkan Sukuk Ijarah PLN V Tahun 2010 dengan nilai nominal sebesar Rp 500.000 juta, terdiri dari Obligasi Seri A dan Obligasi Seri B dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk bertindak sebagai Wali Amanat. Jumlah imbalan ijarah sebesar Rp 15.520 juta per tahun untuk obligasi Seri A dan Rp 35.360 juta per tahun untuk obligasi Seri B dan dibayarkan setiap tiga bulan sejak 8 Oktober 2010 sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi.

Concurrent with the issuance of PLN XII Bonds Year 2010, the Company also issued Sukuk Ijarah PLN V Year 2010 with a nominal value of Rp 500,000 million consisting of Series A and Series B bonds with PT Bank CIMB Niaga Tbk acting as the Trustee. Total ijarah fee per annum amounting to Rp 15,520 million for Series A bonds and Rp 35,360 million for Series B bonds is payable on a quarterly basis, starting from October 8, 2010 until the maturity date of the bonds.

Obligasi PLN XI Tahun 2010

PLN XI Bonds Year 2010

Pada tanggal 12 Januari 2010, Perusahaan menerbitkan Obligasi PLN XI Tahun 2010 dengan jumlah nilai nominal sebesar Rp 2.703.000 juta, terdiri dari Obligasi seri A dan Obligasi Seri B, dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk bertindak sebagai Wali Amanat. Bunga dibayarkan setiap tiga bulan sejak 12 April 2010 sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi.

On January 12, 2010, the Company issued PLN XI Bonds Year 2010 with a total nominal value of Rp 2,703,000 million consisting of Series A and and Series B bonds, with PT Bank CIMB Niaga Tbk acting as the Trustee. The interest is payable on a quarterly basis, starting from April 12, 2010 until the maturity date of the bonds.

Sukuk Ijarah PLN IV Tahun 2010

Sukuk Ijarah PLN IV Year 2010

Bersamaan dengan penerbitan Obligasi PLN XI Tahun 2010, Perusahaan juga menerbitkan Sukuk Ijarah PLN IV Tahun 2010 dengan nilai nominal sebesar Rp 297.000 juta, terdiri dari Obligasi Seri A dan Obligasi Seri B dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk bertindak sebagai Wali Amanat. Jumlah imbalan ijarah sebesar Rp 15.535 juta per tahun untuk obligasi Seri A dan Rp 20.958 juta per tahun untuk obligasi Seri B dan dibayarkan setiap tiga bulan sejak 12 April 2010 sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi.

Concurrent with the issuance of PLN XI Bonds Year 2010, the Company also issued Sukuk Ijarah PLN IV Year 2010 with a nominal value of Rp 297,000 million consisting of Series A and Series B bonds with PT Bank CIMB Niaga Tbk acting as the Trustee. Total ijarah fee per annum amounting to Rp 15,535 million for Series A bonds and Rp 20,958 million for Series B bonds is payable on a quarterly basis, starting from April 12, 2010 until the maturity date of the bonds.

Obligasi PLN X Tahun 2009

PLN X Bonds Year 2009

Pada tanggal 9 Januari 2009, Perusahaan menerbitkan Obligasi PLN X Tahun 2009 dengan jumlah nilai nominal Rp 1.440.000 juta, terdiri dari obligasi Seri A dan obligasi Seri B, dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk bertindak sebagai Wali Amanat. Bunga dibayarkan setiap tiga bulan sejak 9 April 2009 sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi.

On January 9, 2009, the Company issued PLN X Bonds Year 2009 with a total nominal value of Rp 1,440,000 million consisting of Series A and Series B bonds, with PT Bank CIMB Niaga Tbk acting as the Trustee. The interest is payable on a quarterly basis, starting from April 9, 2009 until the maturity date of the bonds.

- 76 -



Sukuk Ijarah PLN III Tahun 2009

Sukuk Ijarah PLN III Year 2009

Bersamaan dengan penerbitan Obligasi PLN X Tahun 2009, Perusahaan juga menerbitkan Sukuk Ijarah PLN III Tahun 2009 dengan nilai nominal Rp 760.000 juta, terdiri dari Obligasi Seri A dan Obligasi Seri B dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk bertindak sebagai Wali Amanat. Jumlah imbalan ijarah sebesar Rp 43.217 juta per tahun untuk obligasi Seri A dan Rp 70.050 juta per tahun untuk obligasi Seri B dan dibayarkan setiap tiga bulan sejak 9 April 2009 sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi.

Concurrent with the issuance of PLN X Bonds Year 2009, the Company also issued Sukuk Ijarah PLN III Year 2009 with a nominal value of Rp 760,000 million consisting of Series A and Series B bonds with PT Bank CIMB Niaga Tbk acting as the Trustee. Total ijarah fee per annum amounting to Rp 43,217 million for Series A bonds and Rp 70,050 million for Series B bonds is payable on a quarterly basis, starting from April 9, 2009 until the maturity date of the bonds.

Obligasi PLN IX Tahun 2007

PLN IX Bonds Year 2007

Pada tanggal 10 Juli 2007, Perusahaan menerbitkan Obligasi PLN IX Tahun 2007 dengan jumlah nilai nominal Rp 2.700.000 juta, terdiri dari Obligasi Seri A dan Obligasi Seri B, dengan PT Bank Niaga Tbk bertindak sebagai Wali Amanat. Bunga dibayarkan setiap tiga bulan sejak 10 Oktober 2007 sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi.

On July 10, 2007, the Company issued PLN IX Bonds Year 2007 with a total nominal value of Rp 2,700,000 million consisting of Series A and Series B bonds, with PT Bank Niaga Tbk acting as the Trustee. The interest is payable on a quarterly basis, starting from October 10, 2007 until the maturity date of the bonds.

Sukuk Ijarah PLN II Tahun 2007

Sukuk Ijarah PLN II Year 2007

Bersamaan dengan penerbitan Obligasi PLN IX Tahun 2007, Perusahaan juga menerbitkan Sukuk Ijarah PLN II Tahun 2007 dengan nilai nominal Rp 300.000 juta jangka waktu 10 tahun, dengan PT Bank Niaga Tbk bertindak sebagai Wali Amanat. Jumlah imbalan ijarah sebesar Rp 31.200 juta per tahun dan dibayarkan setiap tiga bulan sejak 10 Oktober 2007 sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi.

Concurrent with the issuance of PLN IX Bonds Year 2007, the Company also issued Sukuk Ijarah PLN II Year 2007 with a nominal value of Rp 300,000 million with a term of 10 years, with PT Bank Niaga Tbk acting as the Trustee. Total ijarah fee per annum amounting to Rp 31,200 million is payable on a quarterly basis, starting from October 10, 2007 until the maturity date of the bonds.

Obligasi PLN VIII Tahun 2006

PLN VIII Bonds Year 2006

Pada tanggal 21 Juni 2006, Perusahaan menerbitkan Obligasi PLN VIII Tahun 2006 dengan jumlah nilai nominal Rp 2.200.100 juta, dengan PT Bank Mega Tbk bertindak sebagai Wali Amanat. Bunga dibayarkan setiap tiga bulan sejak 21 September 2006 sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi.

On June 21, 2006, the Company issued PLN VIII Bonds Year 2006 with a total nominal value of Rp 2,200,100 million with PT Bank Mega Tbk acting as the Trustee. The interest is payable on a quarterly basis, starting from September 21, 2006 until the maturity date of the bonds.

Sejak tanggal 18 Maret 2008, Wali Amanat berganti menjadi PT Bank Tabungan Negara (Persero) sesuai dengan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Obligasi PLN VIII Tahun 2006 yang tertuang dalam Akta No. 34 dari Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., notaris di Jakarta.

On March 18, 2008, the acting Trustee was changed with PT Bank Tabungan Negara (Persero) in accordance with the Minutes of Meeting of the Bondholders of PLN VIII Bonds Year 2006, as documented in notarial deed No. 34 of Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., notary in Jakarta.

- 77 -



Obligasi Syariah Ijarah PLN I Tahun 2006

Syariah Ijarah PLN I Bonds Year 2006

Bersamaan dengan penerbitan Obligasi PLN VIII Tahun 2006, Perusahaan juga menerbitkan Obligasi Syariah Ijarah PLN I Tahun 2006 dengan nilai nominal Rp 200.000 juta, dengan PT Bank Mega Tbk bertindak sebagai Wali Amanat. Jumlah imbalan ijarah sebesar Rp 6.800 juta per tiga bulan sejak 21 September 2006 sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi.

Concurrent with the issuance of PLN VIII Bonds Year 2006, the Company also issued Syariah Ijarah PLN I Bonds Year 2006 with a nominal value of Rp 200,000 million, with PT Bank Mega Tbk acting as the Trustee. The ijarah fee amounting to Rp 6,800 million is payable on a quarterly basis, starting from September 21, 2006 until the maturity date of the bonds.

Sejak tanggal 18 Maret 2008, Wali Amanat berganti menjadi PT Bank Tabungan Negara (Persero) sesuai dengan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Obligasi Syariah Ijarah PLN I Tahun 2006 yang tertuang dalam Akta No. 35 dari Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., notaris di Jakarta.

On March 18, 2008, the acting Trustee was changed with PT Bank Tabungan Negara (Persero) in accordance with the Minutes of Meeting of the Bondholders of Syariah Ijarah PLN I Bonds Year 2006, as documented in notarial deed No. 35 of Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., notary in Jakarta.

Obligasi PLN VII Tahun 2004

PLN VII Bonds Year 2004

Pada tanggal 11 Nopember 2004, Perusahaan menerbitkan Obligasi PLN VII Tahun 2004 dengan nilai nominal Rp 1.500.000 juta, dengan PT Bank Niaga Tbk bertindak sebagai Wali Amanat. Bunga dibayarkan setiap tiga bulan sejak 11 Pebruari 2005 sampai dengan jatuh tempo obligasi.

On November 11, 2004, the Company issued PLN VII Bonds Year 2004 amounting to Rp 1,500,000 million, with PT Bank Niaga Tbk acting as the Trustee. The interest is payable on a quarterly basis, starting from February 11, 2005 until the maturity date of the bonds.

Sehubungan dengan penerbitan obligasi di atas, masing-masing perjanjian perwaliamanatan menetapkan antara lain bahwa:

In relation to the issuance of the bonds above, each trustee agreement stipulates, among others that:



Satu tahun sejak tanggal emisi, Perusahaan dapat membeli kembali sebagian atau seluruh obligasi ini sebelum tanggal pelunasan pokok obligasi.



After one year from the issuance date, the Company is allowed to buy-back either a portion or the entire bonds before the maturity date.



Perusahaan dapat melakukan pembelian awal seluruh Obligasi PLN X Tahun 2009 Seri B dan Sukuk Ijarah PLN III Tahun 2009 Seri B pada ulang tahun ketiga sejak tanggal emisi melalui Opsi Beli.



The Company is allowed to carry-out, through call option, an early purchase of the entire PLN X Bonds Year 2009 Series B and Sukuk Ijarah PLN III Year 2009 Series B on the third year since the issuance date.



Seluruh obligasi ini tidak dijamin secara khusus, namun dijamin dengan seluruh aset Perusahaan, serta hak pemegang obligasi adalah paripassu tanpa hak khusus dengan hak-hak kreditur lain.



The bonds are not secured by specific collateral but secured by all of the Company’s assets and the bondholders’ rights are paripassu without preference to the other creditors.

- 78 -


PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) – Continued 

Perusahaan tanpa persetujuan tertulis dari Wali Amanat tidak akan melakukan antara lain (a) menjaminkan harta kekayaan Perusahaan; (b) memberikan penjaminan; (c) memberikan pinjaman kepada pihak lain; (d) mengadakan penggabungan, konsolidasi dan akuisisi yang menyebabkan Perusahaan bubar; (e) mengalihkan aset tetap; memberikan izin kepada entitas anak untuk memberikan pinjaman kepada pihak lain atau melakukan investasi; (f) menerbitkan obligasi dengan kedudukan lebih tinggi; dan (g) mengubah bidang usaha; mengurangi modal dasar; modal ditempatkan dan disetor. Selain itu Perusahaan juga diwajibkan memenuhi: (a) rasio jumlah liabilitas keuangan terhadap jumlah aset tidak lebih dari 80%; (b) kecuali untuk Obligasi PLN XII Tahun 2010 dan Sukuk Ijarah V Tahun 2010, Obligasi PLN XI Tahun 2010 dan Sukuk Ijarah IV Tahun 2010 dan Obligasi PLN X Tahun 2009 dan Sukuk Ijarah III Tahun 2009, rasio antara laba sebelum beban bunga, pajak dan penyusutan dan amortisasi (termasuk perhitungan aktuaria imbalan kerja) - (EBITDA) dengan beban bunga minimum 2 : 1, untuk Obligasi PLN XII Tahun 2010 dan Sukuk Ijarah V Tahun 2010, Obligasi PLN XI Tahun 2010 dan Sukuk Ijarah IV Tahun 2010 dan Obligasi PLN X Tahun 2009 dan Sukuk Ijarah III Tahun 2009 minimum rasio adalah 1,5 : 1; (c) rasio aset pembangkit listrik, jaringan transmisi dan distribusi terhadap liabilitas berbunga yang tidak dijamin dengan jaminan khusus (tidak termasuk penerusan pinjaman dan utang kepada Pemerintah) minimum 150% untuk Obligasi PLN VIII tahun 2006 dan Obligasi Syariah Ijarah PLN I tahun 2006, dan rasio aset pembangkit listrik, jaringan transmisi dan distribusi terhadap liabilitas berbunga yang tidak dijamin dengan jaminan khusus (tidak termasuk penerusan pinjaman, pinjaman langsung, obligasi internasional dan utang kepada Pemerintah) minimum 125% untuk Obligasi PLN XII Tahun 2010 dan Sukuk Ijarah V Tahun 2010, Obligasi PLN XI Tahun 2010 dan Sukuk Ijarah PLN IV Tahun 2010, Obligasi PLN X Tahun 2009 dan Sukuk Ijarah PLN III Tahun 2009 dan Obligasi PLN IX Tahun 2007 dan Sukuk Ijarah PLN II Tahun 2007.

The Company is restricted by certain covenants, which require written approval from the Trustee to: (a) use the Company’s assets as collateral; (b) act as a guarantor; (c) grant loan to other party; (d) perform merger, consolidation and acquisition that would cause the Company to be dissolved; (e) transfer the Company’s property, plant and equipment, and allow subsidiaries to grant loan to other party or to make an investment; (f) issue higher ranking bonds; and (g) change the business activities and decrease the Company’s authorized, subscribed and paid-up capital. The Company is also required to maintain the following: (a) ratio of total financial liabilities to total assets not exceeding 80%; (b) except for PLN XII Bonds Year 2010 and Sukuk Ijarah V Year 2010, PLN XI Bonds Year 2010 and Sukuk Ijarah IV Year 2010, PLN X Bonds Year 2009 and Sukuk Ijarah III Year 2009, ratio of income before interest, tax, depreciation and amortization (including actuarial calculation of employment benefit) - (EBITDA) to interest expense at a minimum of 2 : 1, for PLN XII Bonds Year 2010 and Sukuk Ijarah V Year 2010, PLN XI Bonds Year 2010 and Sukuk Ijarah IV Year 2010 and PLN X Bonds Year 2009 and Sukuk Ijarah III Year 2009, the minimum ratio is 1.5 : 1 ; (c) ratio of power plant, transmission and distribution facilities to interest-bearing liabilities which are not secured by specific collaterals (excluding two-step loans and Government loans) at a minimum of 150% for PLN VIII Bonds Year 2006 and Syariah Ijarah PLN I Bonds Year 2006, and ratio of power plant, transmission and distribution facilities to interest bearing liabilities which are not secured by specific collaterals (excluding two-step loans, direct loans, global bonds and government loans) at a minimum of 125% for the PLN XII Bonds Year 2010 and Sukuk Ijarah V Year 2010, PLN XI Bonds Year 2010 and Sukuk Ijarah PLN IV Year 2010, PLN X Bonds Year 2009 and Sukuk Ijarah PLN III Year 2009 and PLN IX Bonds Year 2007 and Sukuk Ijarah PLN II Year 2007.

- 79 -





Untuk Sukuk Ijarah PLN II Tahun 2007 dan Obligasi Syariah Ijarah PLN I Tahun 2006, Perusahaan setuju untuk mengalihkan manfaat mesin pembangkit tenaga diesel dan perangkat trafo tertentu kepada pemegang obligasi dan pemegang obligasi memberikan kuasa kepada Perusahaan untuk membuat dan melangsungkan perjanjian dengan pihak ketiga sebagai pengguna trafo tersebut untuk kepentingan pemegang obligasi. Perusahaan juga menerima kuasa dari Wali Amanat untuk membuat dan melangsungkan perjanjian dengan pihak ketiga sebagai pengguna trafo tersebut untuk melaksanakan penagihan piutang terkait.



Related to Sukuk Ijarah PLN II Year 2007, and Syariah Ijarah PLN I Bonds Year 2006, the Company has agreed to transfer benefits obtained from certain diesel power plants and transformers of the Company to the bondholders, and the bondholders have agreed to provide the Company a power of attorney to enter into agreements with transformer users for the benefits of the bondholders. The Company also received a power of attorney from the Trustee to enter into agreements with the transformer users to collect the related receivables.



Perusahaan tidak disyaratkan untuk membentuk penyisihan dana pelunasan obligasi.



The Company was not required to provide sinking fund for such bonds.

Dana yang diperoleh dari penerbitan Obligasi PLN XII Tahun 2010 dan Sukuk Ijarah PLN V Tahun 2010, Obligasi PLN XI Tahun 2010 dan Sukuk Ijarah PLN IV Tahun 2010 digunakan untuk kegiatan investasi transmisi dan distribusi. Dana yang diperoleh dari penerbitan Obligasi PLN VII tahun 2004 digunakan untuk membiayai kembali proyek PLTGU Muara Tawar. Dana yang diperoleh dari penerbitan Obligasi lainnya digunakan untuk kebutuhan modal kerja antara lain untuk pengadaan bahan bakar.

The proceeds from the issuance of PLN XII Bonds Year 2010 and Sukuk Ijarah V Year 2010, PLN XI Bonds Year 2010 and Sukuk Ijarah IV Year 2010 were used to finance the transmission and distribution construction projects. The proceeds from issueds of PLN VII Bonds Year 2004 were used to refinance the PLTGU Muara Tawar Project. The proceeds from the other bonds issued were used for working capital requirement which, among others, include the purchase of fuel.

Perusahaan memenuhi pembatasanpembatasan yang ditentukan dalam perjanjian Wali Amanat masing-masing obligasi.

The Company complies with the restrictions specified within the agreements with the acting Trustee of the corresponding bond obligations.

Pada tanggal 31 Desember 2011, Obligasi PLN XII Tahun 2010 dan Sukuk Ijarah PLN V Tahun 2010, Obligasi PLN XI Tahun 2010 dan Sukuk Ijarah PLN IV Tahun 2010, Obligasi PLN X tahun 2009 dan Sukuk Ijarah PLN III Tahun 2009, Obligasi PLN IX Tahun 2007, Sukuk Ijarah PLN II Tahun 2007 dan Obligasi PLN VIII Tahun 2006 dan Obligasi Syariah Ijarah PLN I Tahun 2006 dan Obligasi PLN VII tahun 2004 memperoleh peringkat “AA+” dari PT Pemeringkat Efek Indonesia.

As of December 31, 2011, the PLN XII Bonds Year 2010 and Sukuk Ijarah V Year 2010, PLN XI Bonds Year 2010 and Sukuk Ijarah IV Year 2010, PLN X Bonds Year 2009 and Sukuk Ijarah PLN III Year 2009 and PLN IX Bonds Year 2007 and Sukuk Ijarah PLN II Year 2007, PLN VIII Bonds Year 2006 and Syariah Ijarah PLN I Bonds Year 2006 and PLN VII Bonds Year 2004 are rated as “AA+” by PT Pemeringkat Efek Indonesia.

- 80 -



Surat Utang Jangka Menengah Global dan Obligasi Terjamin – US$

Global Medium Term Notes and Guaranteed Notes – US$

Rincian Surat Utang Jangka Menengah Global dan obligasi terjamin adalah sebagai berikut :

The details of Global Medium Term Notes and Guaranteed Notes are as follows:

Pokok/ Principal *) US$ Surat Utang Jangka Menengah Global Penerbitan tahun 2011 jatuh tempo 2021 Obligasi Terjamin Penerbitan tahun 2009 Jatuh tempo 2020 Jatuh tempo 2019 Jumlah

1.000.000.000

Harga penerbitan/ Issuing price

99,054%

1.250.000.000

99,152%

750.000.000

99,155%

99,127%

Jatuh tempo 2037

500.000.000

98,586%

Jumlah Jumlah

22 Nopember 2021/ November 22, 2021

20 Januari 2020/ January 20, 2020 7 Agustus 2019/ August 7, 2019

5,5%

7,750%

Global Medium Term Notes Issued in 2011 Due in 2021 Guaranteed Notes Issued in 2009 Due in 2020

8,000%

Due in 2019 Total

500.000.000

Penerbitan tahun 2006 Jatuh tempo 2016

Tingkat bunga/ Interest rate

2.000.000.000

Penerbitan tahun 2007 Jatuh tempo 2017

Jumlah

Tanggal jatuh tempo/ Maturity date

28 Juni 2017/ June 28, 2017 29 Juni 2037/ June 29, 2037

7,250%

Issued in 2007 Due in 2017

7,875%

Due in 2037

1.000.000.000

550.000.000

Total

98,976%


7,75%

Issued in 2006 Due in 2016

550.000.000

Total

4.550.000.000

Total

*) dalam jumlah penuh/in full amount

Surat Utang Jangka Menengah Global

Global Medium Term Notes

Pada tanggal 22 Nopember 2011, Perusahaan menerbitkan Surat Utang Jangka Menengah sejumlah US$ 1.000 juta dalam program Surat Utang Jangka Menengah Global dengan Deutsche Bank Trust Company Americas sebagai Wali Amanat. Bunga dibayarkan setiap enam bulan sejak 22 Mei 2012 sampai dengan tanggal jatuh tempo Surat Utang Jangka Menengah Global.

On November 22, 2011, the Company issued Global Medium Term Notes amounting to US$ 1,000 million, under Global Medium Term Notes program with Deutsche Bank Trust Company Americas, acting as the trustee. The interest is payable semi-annually starting from May 22, 2012 until the maturity date of the Global Medium Term Notes.

Obligasi Terjamin

Guaranteed Notes

Penerbitan tahun 2009

Issued in 2009

Pada tanggal 6 Nopember 2009, Majapahit Holding B.V. (MH), Belanda, entitas anak, menerbitkan Obligasi Terjamin sejumlah US$ 1.250 juta dengan Deutsche Bank Trust Company Americas sebagai Wali Amanat. Bunga dibayarkan setiap enam bulan sejak 20 Januari 2010 sampai dengan jatuh tempo obligasi.

On November 6, 2009, Majapahit Holding B.V. (MH), The Netherlands, a wholly-owned specialpurpose subsidiary, issued Guaranteed Notes amounting to US$ 1,250 million, with Deutsche Bank Trust Company Americas, acting as the Trustee. The interest is payable semi-annually starting from January 20, 2010 until the maturity date of the Guaranteed Notes. - 81 -



Pada tanggal 7 Agustus 2009, MH menerbitkan Obligasi Terjamin sejumlah US$ 750 juta dengan Deutsche Bank Trust Company Americas sebagai Wali Amanat. Bunga dibayarkan setiap enam bulan sejak 8 Pebruari 2010 sampai dengan jatuh tempo obligasi.

On August 7, 2009, MH issued Guaranteed Notes amounting to US$ 750 million, with Deutsche Bank Trust Company Americas, acting as the Trustee. The interest is payable semiannually starting from February 8, 2010 until the maturity date of the Guaranteed Notes.


Issued in 2007

Pada tanggal 28 Juni 2007, MH menerbitkan Obligasi Terjamin sejumlah US$ 1 miliar dengan Deutsche Bank Trust Company Americas sebagai Wali Amanat. Bunga dibayarkan setiap enam bulan sejak 28 Desember 2007 sampai dengan jatuh tempo obligasi.

On June 28, 2007, MH issued Guaranteed Notes amounting to US$ 1 billion, with Deutsche Bank Trust Company Americas, acting as the Trustee. The interest is payable semi-annually starting from December 28, 2007 until the maturity date of the Guaranteed Notes.


Issued in 2006

Pada tanggal 16 Oktober 2006, MH menerbitkan Obligasi Terjamin sejumlah US$ 1 miliar dengan Deutsche Bank Trust Company Americas sebagai Wali Amanat. Bunga dibayarkan setiap enam bulan sejak 17 April 2007 sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi.

On October 16, 2006, MH issued Guaranteed Notes amounting to a total of US$ 1 billion with Deutsche Bank Trust Company Americas, acting as the Trustee. The interest is payable semiannually from April 17, 2007 until the maturity date of the Guaranteed Notes.

Obligasi ini tidak dapat dibatalkan dan dijamin tanpa syarat oleh Perusahaan dan entitas anak, jika ada.

These Guaranteed Notes are irrevocably and unconditionally guaranteed by the Company and its subsidiaries, if any.

Perjanjian perwaliamanatan menetapkan bahwa :

The Indenture is governed that :



Tidak lebih dari 30 hari sejak dua kejadian dimana Pemerintah Indonesia kehilangan kepemilikan lebih 50%, baik langsung maupun tidak langsung, hak suara pada Perusahaan atau, jika dan ketika diterbitkan saham Dwiwarna Seri A dan kejadian yang menurunkan peringkat (Change of Control Triggering Event), Majapahit Holding B.V. dapat diminta untuk melakukan penawaran untuk membeli kembali Obligasi Terjamin dengan harga 101% dari nilai nominal ditambah bunga terutang sampai tanggal pembelian kembali. Majapahit Holding B.V. mempunyai opsi dalam waktu tertentu untuk menebus kembali seluruh Obligasi Terjamin ini dengan harga 100% dari nilai nominal, bersama dengan utang bunga dalam hal terjadinya perubahan tertentu terhadap perpajakan di Belanda atau Indonesia.



No later than 30 days following the occurrence of both an event in which the Government of Indonesia ceases to own, directly or indirectly, more than 50% of the voting securities of the Company or, if and when issued, the Class A Dwiwarna Share and an event in a rating decline (Change of Control Triggering Event), Majapahit Holding B.V. may be required to make an offer to repurchase all Guaranteed Notes outstanding at a purchase price equal to 101% of their principal amount plus accrued and unpaid interest, if any, to the date of repurchase. The Guaranteed Notes are subject to redemption in whole, at 100% of their principal amount, together with any accrued interest, at the option of Majapahit Holding B.V. at a certain time in the event of certain changes affecting taxes of The Netherlands or Indonesia.



Pembatasan tertentu termasuk antara lain: penambahan pinjaman sesuai dengan “Rasio Pengecualian”, yang setelah memperhitungkan pengaruhnya terhadap pinjaman diperkenankan minimum 2 : 1; pemberian jaminan; pembayaran dividen; penggabungan usaha, akuisisi dan penjualan aset.



Certain covenants, including, among others, the incurrence of additional indebtedness along with the “Ratio Exception”, that after giving effect to the permitted indebtedness is at least 2 : 1; the incurrence of liens; the payment of dividends; mergers, acquisitions and disposals.

- 82 -


30.


Perusahaan memenuhi pembatasan-pembatasan yang ditentukan dalam perjanjian Wali Amanat.

The Company complies with the restrictions specified within the agreements with the acting Trustee.

Dana yang diperoleh dari penerbitan Surat Utang Jangka Menengah Global dan Obligasi Terjamin ini digunakan untuk mendanai sebagian kebutuhan investasi program percepatan pembangunan fasilitas tenaga listrik, konstruksi rutin dan untuk tujuan umum korporasi.

The proceeds from Global Medium Term Notes and Guaranteed Notes issued were used to partially fund the capital expenditure requirements in connection with the Fast Track Program, regular construction and for general corporate purposes.

Pada tanggal 31 Desember 2011, Surat Utang Jangka Menengah Global ini memperoleh peringkat “Ba1 stable” dari Moody’s Investor Service, Inc., dan “BB” dari Standard and Poor’s serta “BBB-“ dari Fitch.

As of December 31, 2011, these Global Medium Term Notes are rated as “Ba1 stable” by Moody’s Investors Service, Inc., and “BB” by Standard and Poor’s, and “BBB-“ by Fitch.

Pada tanggal 31 Desember 2011, Obligasi Terjamin ini memperoleh peringkat “Ba1 stable” dari Moody’s Investor Service, Inc., dan “BB“ dari Standard and Poor’s serta “BBB-“ dari Fitch.

As of December 31, 2011, these Guaranteed Notes are rated as “Ba1 stable” by Moody’s Investors Service, Inc., and “BB“ by Standard and Poor’s, and “BBB-“ by Fitch.

UTANG LISTRIK SWASTA

30.

ELECTRICITY PURCHASE PAYABLE

Akun ini merupakan utang listrik swasta yang direstrukturisasi melalui renegosiasi dengan penyedia dan pengembang listrik swasta dengan rincian sebagai berikut:

This account represents electricity purchase payable, which was restructured through renegotiation with Independent Power Producers with details as follows:

a.

a.

Berdasarkan pemasok 2011 PT Paiton Energy (US$ 617.274.032 tahun 2011 dan US$ 635.102.637 tahun 2010) PT Jawa Power (US$ 57.084.911 tahun 2011 dan US$ 57.329.004 tahun 2010) Jumlah Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Bagian jangka panjang

By creditor

2010

5.597.441

5.710.208

517.646 6.115.087

515.445 6.225.653

(187.280)

(176.607)

5.927.807

6.049.046

- 83 -

PT Paiton Energy (US$ 617,274,032 in 2011 and US$ 635,102,637 in 2010) PT Jawa Power (US$ 57,084,911 in 2011 and US$ 57,329,004 in 2010) Total Less current maturities Long-term portion



Berdasarkan jadual pembayaran

b. 2011

Pembayaran jatuh tempo pada tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 dan seterusnya Jumlah pembayaran Dikurangi bunga Nilai tunai pembayaran masa depan Dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun Bagian jangka panjang

By installment schedules

2010

52.594 533.198 533.198 533.198 9.064.375

Payment due on years 2010 2011 2012 2013 2014 2015 and thereafter Total payments Less interest

10.716.563 (4.601.476)

52.147 528.671 528.671 528.671 528.671 8.987.404 11.154.235 (4.928.582)

6.115.087

6.225.653

Present value of future payments

(187.280) 5.927.807

(176.607) 6.049.046

Less current maturities Long-term portion

Utang kepada PT Paiton Energy dan PT Jawa Power dikenakan bunga per tahun masing-masing sebesar 4,81% dan 18,45% dibayar dalam 360 kali angsuran bulanan sejak 1 Januari 2002 sampai dengan 1 Desember 2031.

Payable to PT Paiton Energy and PT Jawa Power bear annual interest of 4.81% and 18.45%, respectively, and are both payable in 360 monthly installments from January 1, 2002 until December 1, 2031.

31. UTANG PIHAK BERELASI

31. 2011

PAYABLE TO RELATED PARTIES

2010

Pemerintah Daerah PT Mitra Energy Batam PT Dalle Energy Batam Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan - PLN Jumlah Dikurangi bagian jangka panjang

661.953 9.174 6.248

559.052 10.266 7.844

677.375 13.991

316 577.478 -

Local Government PT Mitra Energy Batam PT Dalle Energy Batam Yayasan Pendidikan and Kesejahteraan - PLN Total Less long-term portion

Bagian jangka pendek

663.384

577.478

Current portion

Pemerintah Daerah

Local Government

Utang kepada Pemerintah Daerah merupakan jumlah yang ditagih Perusahaan dari pelanggan untuk penerangan jalan umum. Selanjutnya akan diteruskan ke Unit Pemerintah Daerah.

Payable to Local Government represents amount collected by the Company from the customer for streetlight. This is subsequently remitted to the respective Local Government units.

PT Dalle Energy Batam (DEB) dan PT Mitra Energy Batam (MEB)

PT Dalle Energy Batam (DEB) and PT Mitra Energy Batam (MEB)

Utang kepada DEB dan MEB merupakan utang atas pembelian switchyard dan trafo.

Payable to DEB and MEB consist of payable on purchase of switchyard and transformers.

Perusahaan dan entitas anak mengakui penyesuaian jumlah tercatat hutang pihak hubungan istimewa tanggal 1 Januari 2010 sebesar Rp 3.679 juta. Penyesuaian ini untuk menyesuaikan jumlah tercatat hutang pihak hubungan istimewa ke nilai wajarnya sehubungan dengan penerapan awal PSAK 55 (revisi 2006).

The Company and its subsidiaries recognized an adjustment to the carrying amount of payable to related parties as of January 1, 2010, amounting to Rp 3,679 million. The adjustment was made to adjust the carrying amount of the payable to related parties to its fair value due to initial adoption of PSAK 55 (revised 2006). - 84 -


UTANG USAHA


TRADE ACCOUNTS PAYABLE

Akun ini merupakan liabilitas sehubungan dengan pembelian tenaga listrik, bahan bakar, barang dan jasa, dengan rincian sebagai berikut :

This account represents payables arising from purchases of electricity, fuel, goods and services, with details as follows :

a.

a.

Berdasarkan pemasok 2011 Pihak berelasi (Catatan 52) Pembelian tenaga listrik PT Sumber Segara Primadaya Rupiah US$ PT Dalle Energy Batam PT Geo Dipa Energi - US$ PT Mitra Energy Batam PT Metaepsi Pejebe Power Generation Rupiah US$ PT Bajradaya Sentranusa Rupiah US$ PT Pertamina Geothermal Energy - US$ Pengadaan bahan bakar, barang dan jasa Pertamina Rupiah US$ PT Tambang Batubara Bukit Asam PT Perusahaan Gas Negara Rupiah US$ PT Wijaya Karya PT PAL Indonesia Koperasi Karyawan Jumlah utang usaha pihak berelasi Pihak ketiga Pembelian tenaga listrik PT Paiton Energy Rupiah US$ PT Jawa Power Rupiah US$ Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. - US$ Star Energy Geothermal, Ltd. - US$ Chevron Geothermal Salak, Ltd. - US$ Lainnya (masing-masing dibawah 5% dari sub jumlah) Rupiah US$ Sub jumlah Pembelian bahan bakar, barang dan jasa Lainnya (masing-masing dibawah 5% dari sub jumlah) Rupiah US$ EUR JPY CHF Sub jumlah Jumlah utang usaha pihak ketiga Jumlah utang usaha

2010

16.289 62.876 5.956 6.004

104.378 161.766 70.822 12.908 6.702

2.755 31.539

872 26.948

8.468 78.347 17.776

60.056 -

12.668.900 240.256

4.216.157 291.093

768.398

530.808

61.621 175.117 2.852 47.569

130.342 239.027 46.295 40.777

14.194.723

5.938.951

325.528 236.449

589.280 565.179

450.736 464.887 190.629 95.719 173.900

485.461 474.556 176.291 173.449 165.146

415.393 268.921 2.622.162

145.323 222.847 2.997.532

5.571.770 402.574 32.968 6.007.312 8.629.474 22.824.197

- 85 -

By creditor

Related parties (Note 52) Purchases of electricity PT Sumber Segara Primadaya Rupiah US$ PT Dalle Energy Batam PT Geo Dipa Energi - US$ PT Mitra Energy Batam PT Metaepsi Pejebe Power Generation Rupiah US$ PT Bajradaya Sentranusa Rupiah US$ PT Pertamina Geothermal Energy - US$ Purchases of fuel, goods and services Pertamina Rupiah US$ PT Tambang Batubara Bukit Asam PT Perusahaan Gas Negara Rupiah US$ PT Wijaya Karya PT PAL Indonesia Employee Cooperative Total of trade accounts payable to related parties Third parties Purchases of electricity PT Paiton Energy Rupiah US$ PT Jawa Power Rupiah US$ Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. - US$ Star Energy Geothermal, Ltd. - US$ Chevron Geothermal Salak, Ltd. - US$ Others (each below 5% of subtotal) Rupiah US$ Subtotal

3.086.541 586.762 32.889 7.072 3.268 3.716.532

Purchases of fuel, goods and services Others (each below 5% of subtotal) Rupiah US$ EUR JPY CHF Subtotal

6.714.064

Total of trade accounts payable to third parties

12.653.015 Total trade accounts payable


b.


Jangka waktu kredit pembelian tenaga listrik, bahan bakar, barang dan jasa, baik dari pemasok dalam maupun luar negeri berkisar 30 hari.

Credit terms of payable arising from purchase of electricity, fuel, goods and services, both local and foreign, are approximately 30 days.

Berdasarkan umur

b. 2011

1 - 180 hari 181 - 360 hari Lebih dari 360 hari Jumlah

By age category

2010

22.597.463 80.865 145.869 22.824.197

12.017.614 192.660 442.741 12.653.015

Rincian utang usaha dalam mata uang asing adalah sebagai berikut :

1 - 180 days 181 - 360 days More than 360 days Total

Details of trade accounts payable in foreign currencies are as follows :

2011 Dalam mata uang asing/ In foreign currencies *) US$ EUR JPY Lainnya Jumlah

*)

33.

262.689.795 2.808.420 -

2010

Ekuivalen Rp/ Rp equivalent 2.382.071 32.968 2.415.039

Dalam jumlah penuh

Bagian jangka pendek

3.095.972 32.889 7.072 3.268 3.139.201

US$ EUR JPY Others Total

In full amount

33. 2011

Ekuivalen Rp/ Rp equivalent

344.341.230 2.750.885 64.291.044 363.436

*)

UTANG LAIN-LAIN

Perolehan aset tetap dan pekerjaan dalam pelaksanaan Rupiah US$ 326.498.191 tahun 2011 dan US$ 529.652.047 tahun 2010 EUR 46.285.639 tahun 2011 dan EUR 8.373.544 tahun 2010 CHF 30.803.006 tahun 2011 dan CHF 8.432.657 tahun 2010 JPY 1.233.966.315 tahun 2011 dan JPY 597.056.335 tahun 2010 NZD 300.769 tahun 2011 Uang muka penjualan tenaga listrik Karyawan Koperasi karyawan Lain-lain Jumlah Dikurangi bagian jangka panjang


OTHER PAYABLES

2010

8.687.076

6.983.210

2.960.686

4.731.146

543.346

99.893

296.820

80.955

144.131 2.107 177.166 151.298 2.038 301.437 13.266.105 196.508

65.847 73.365 260.690 3.203 325.757 12.624.066 1.368

Acquisition of property, plant and equipment and construction in progress Rupiah US$ 326,498,191 in 2011 and US$ 529,652,047 in 2010 EUR 46,285,639 in 2011 and EUR 8,373,544 in 2010 CHF 30,803,006 in 2011 and CHF 8,432,657 in 2010 JPY 1,233,966,315 in 2011 and JPY 597,056,335 in 2010 NZD 300,769 in 2011 Advances received on sale of electricity Employees Employee Cooperative Others Total Less long-term portion

13.069.597

12.622.698

Current portion

- 86 -


34.

Karyawan

Employees

Utang kepada karyawan terutama merupakan penerimaan dimuka atas cicilan penjualan rumah dinas.

Payable to employees mainly represents receipt of advance installment payment from employees related to house sale.

Koperasi Karyawan

Employee Cooperative

Utang kepada koperasi karyawan terutama merupakan utang atas sewa kendaraan, komputer serta pemeliharaan gedung dan halaman.

Payable to employee cooperative mainly represents vehicle and computer rentals and building and yard maintenance.

UTANG PAJAK

34. TAXES PAYABLE 2011

Pajak kini (Catatan 48) Pajak penghasilan Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 15, 25 dan 26 Pasal 29 tahun 2010 Pajak pertambahan nilai Surat Tagihan Pajak Bea materai Pajak selisih penilaian kembali aset tetap Jumlah

35.


2010

491.662

302.044

51.460 69 53.684 115.742 13.173 184.673 3.997 6.155

59.204 1.437 152.577 286.211 64.292 4.997

34.894 955.509

34.894 905.656

BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR

35. 2011

Bunga dan beban keuangan Pihak berelasi Utang usaha atas pembelian BBM (Catatan 55) Utang bank dan surat utang jangka menengah Utang penerusan pinjaman Jumlah pihak berelasi

Current tax (Note 48) Income taxes Article 21 Article 22 Article 23 Article 15, 25 and 26 Article 29 for the years 2010 Value added tax Tax Collection Notice Stamp duty Tax on revaluation increment on property, plant and equipment Total

ACCRUED EXPENSES

2010

68.646

Interest and financing charges Related parties Trade accounts payable on purchases 351.387 of fuel (Note 55)

142.976 263.378 475.000

89.220 271.932 712.539

278.630 1.093.305 467.334 35.911 1.875.180

233.708 1.094.469 192.081 38.830 1.559.088

Jumlah Biaya operasional

2.350.180 2.882.273

2.271.627 Total 2.840.156 Operational charges

Jumlah

5.232.453

5.111.783 Total

Pihak ketiga Utang bank Utang obligasi Utang sewa pembiayaan Utang listrik swasta Jumlah pihak ketiga

- 87 -

Bank loans and medium term notes Two-step loans Total third parties Third parties Bank loans Bonds payable Lease liability Electricity purchase payable Total third parties



Rincian biaya masih harus dibayar dalam mata uang asing adalah sebagai berikut :

Details of accrued expenses currencies are as follows :

2011 Dalam mata uang asing/ In foreign currencies *) US$ JPY EUR Lain-lain **) Jumlah *) **)

36.

111.155.798 5.361.966.084 1.175.918 357.645

foreign



Dalam jumlah penuh Biaya masih harus dibayar dalam mata uang asing lainnya disajikan setara US$ dengan menggunakan kurs tanggal pelaporan.

UANG JAMINAN LANGGANAN

110.115.471 3.065.196.331 1.266.416 392.232

Ekuivalen Rp/ Rp equivalent 990.048 338.046 15.141 3.527 1.346.762


*) **)

In full amount Accrued expenses denominated in other foreign currencies are presented as US$ equivalents using the exchange rates prevailing at reporting date.

36.

CUSTOMERS’ SECURITY DEPOSITS

Akun ini merupakan uang jaminan langganan yang ditentukan berdasarkan besar daya dan golongan tarif. Uang jaminan langganan akan dikembalikan apabila pelanggan berhenti menjadi pelanggan, dengan memperhitungkan rekening listrik belum dibayar, dengan rincian sebagai berikut:

This account represents security deposits from customers determined based on power supply and electricity tariff. Customer deposits will be refunded, net of unpaid electricity bills, when customers discontinue subscribing the electricity. The details are as follows:

2011 Saldo awal Penambahan (pengembalian) - bersih Saldo akhir

in

2010

6.544.422 (33.161) 6.511.261

37. UTANG BIAYA PROYEK

5.961.009 583.413 6.544.422

37.

Akun ini merupakan utang kepada kontraktor atas biaya konstruksi dan pengadaan material yang akan direklasifikasi ke akun penerusan pinjaman pada saat penerbitan Withdrawal Authorization (WA) atau dokumen lain yang sejenis.

Beginning balance Additions (refund) - net Ending balance

PROJECT COST PAYABLE This account represents payable to contractors arising from construction of property and equipment and purchases of materials. This account will be reclassified into two-step loans account when the Company receives the Withdrawal Authorization (WA) or other similar documents.

- 88 -


38.

PENJUALAN TENAGA LISTRIK Penjualan tenaga listrik adalah sebagai berikut :

menurut

38. pelanggan

39.

REVENUE FROM SALE OF ELECTRICITY Sale of electricity by customers are as follows :

2011 Pihak berelasi Pemerintah Badan Usaha Milik Negara TNI dan Polri Jumlah pihak berelasi


2010

4.737.563 3.493.538 660.592 8.891.693

Pihak ketiga Umum

103.953.160

Jumlah

112.844.853

Related parties 4.489.597 Government 2.936.997 State-owned enterprises 749.838 Indonesian Armed Forces 8.176.432 Total related parties

94.797.099

Third parties Public

102.973.531 Total

Pendapatan penjualan tenaga listrik didasarkan pada tarif dasar listrik yang ditetapkan Pemerintah Republik Indonesia.

Revenue from sale of electricity is based on basic electricity tariffs determined by the Government of the Republic of Indonesia.

Tidak terdapat penjualan kepada pelanggan dengan jumlah melebihi 10% dari penjualan tenaga listrik.

The Company has no customer from which it obtains its revenue of more than 10% of total sale of electricity.

SUBSIDI LISTRIK PEMERINTAH

39.

Pemerintah Republik Indonesia memberikan subsidi listrik kepada pelanggan melalui Perusahaan. Tatacara penghitungan dan pembayaran subsidi listrik Tahun Anggaran 2011 dan 2010 menggunakan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia (PMK) No. 111/PMK.02/2007 tanggal 14 September 2007 yang diperbaharui dengan Peraturan No. 162/PMK.02/2007 tanggal 17 Desember 2007. Subsidi listrik dihitung dari selisih negatif antara harga jual tenaga listrik rata-rata (Rp/kWh) dari masing-masing golongan tarif dikurangi Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik (Rp/kWh) pada tegangan di masing-masing golongan tarif dikalikan volume penjualan (kWh) untuk setiap golongan tarif. BPP tenaga listrik dihitung berdasarkan formula, termasuk tingkat susut jaringan transmisi dan distribusi, yang ditetapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral c.q. Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi.

GOVERNMENT’S ELECTRICITY SUBSIDY The Government of Republic of Indonesia has provided electricity subsidy to customers through the Company. Procedure for the calculation and payment of electricity subsidy for budget year 2011 and 2010, is using the Regulation of Minister of Finance of the Republic of Indonesia No. 111/PMK.02/2007 dated September 14, 2007, which has been amended by Regulation No. 162/PMK.02/2007 dated December 17, 2007. The electricity subsidy is computed as the negative difference between the average sales prices (Rp/kWh) of each tariff category less the cost of electricity supplies on the voltage for each tariff category multiplied by the electricity sales volume (kWh) of each tariff category. The cost of electricity supplies is computed based on the formula, including the rate of transmission and distribution losses which is determined by the Directorate General of Electricity and Energy Consumption under the Ministry of Energy and Mineral Resources.

- 89 -



Berdasarkan Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), pagu tertinggi subsidi listrik tahun anggaran 2011 ditetapkan sebesar Rp 40.700.000 juta, termasuk 8% margin diatas biaya pokok penyediaan tenaga listrik. Selanjutnya, pada tanggal 23 Desember 2011, Pemerintah telah meningkatkan pagu tertinggi subsidi listrik tahun 2011 menjadi Rp 86.244.740 juta.

Based on the Approval Letter of Budget Performance List (DIPA), the electricity subsidy plafond for budget year 2011 amounted to Rp 40,700,000 million, which includes 8% margin above the costs of supplies electricity. Subsequently, on December 23, 2011, the Government has increased the 2011 electricity subsidy plafond to Rp 86,244,740 million.

Berdasarkan DIPA, pagu tertinggi subsidi listrik tahun anggaran 2010 ditetapkan sebesar Rp 35.300.000 juta, termasuk 8% margin diatas biaya pokok penyediaan tenaga listrik. Sesuai dengan APBN Perubahan Tahun Anggaran 2010 Pemerintah meningkatkan pagu tertinggi subsidi listrik tahun 2010 menjadi Rp 51.106.300 juta. Selanjutnya, pada tanggal 29 Desember 2010, Pemerintah telah meningkatkan pagu tertinggi subsidi listrik tahun 2010 menjadi Rp 53.606.300 juta.

Based on the DIPA, the electricity subsidy plafond for budget year 2010 amounted to Rp 35,300,000 million, which includes 8% margin above the costs of supplied electricity. Based on the revised APBN Budget Year 2010 the Government has approved increased of the electricity subsidy plafond to Rp 51,106,300 million. Subsequently, on December 29, 2010, the Government has increased the 2010 electricity subsidy plafond to Rp 53,606,300 million.

Besarnya subsidi listrik dalam satu tahun anggaran secara final ditetapkan berdasarkan hasil audit atas ketaatan penggunaan subsidi listrik yang dilakukan oleh auditor yang ditunjuk Menteri Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Anggaran.

The amount of electricity subsidy in a budget year is based on the result of the compliance audit of the usage of the electricity subsidy performed by an auditor assigned by the Directorate General of Budget under the Ministry of Finance.

Pada tanggal 26 Maret 2012 dan 25 Maret 2011, Perusahaan telah menerima hasil audit perhitungan subsidi listrik tahun 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 93.177.740 juta dan Rp 58.108.418 juta.

On March 26, 2012 and March 25, 2011, the Company agreed with the result of audit of 2011 and 2010 electricity subsidy computation amounting to Rp 93,177,740 million and Rp 58,108,418 million, respectively.

Pendapatan subsidi listrik dirinci sebagai berikut:

The details of revenue from electricity subsidy are as follow:

2011 Realisasi penerimaan subsidi tahun anggaran berjalan : Penerimaan tunai Diperhitungkan dengan utang usaha kepada Pertamina Piutang subsidi listrik tahun anggaran berjalan (Catatan 17) Jumlah pendapatan subsidi listrik

2010

85.582.870 -

50.153.118 3.177.027

7.594.870 93.177.740

4.778.273 58.108.418

The offsetting of Government’s electricity subsidy against trade accounts payable to Pertamina is based on the Payment Instruction Letter and Fund Withdrawal issued by the Directorate General of Budget and Fiscal Balance and the Directorate General of Treasury.

Realisasi subsidi listrik Pemerintah yang diperhitungkan dengan utang usaha kepada Pertamina didasarkan pada Surat Perintah Membayar dan Pencairan Dana yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuangan dan Perbendaharaan Negara.

40.

PENDAPATAN USAHA LAINNYA

40. 2011

Jaringan dan jasa telekomunikasi Perubahan daya tersambung dan administrasi Sewa transformator Jasa-jasa dan lainnya Jumlah

Realization of subsidy from current year budget : Cash received Offsetting with accounts payable to Pertamina Subsidy receivable from current year budget (Note 17) Total revenue from electricity subsidy

OTHER REVENUES

2010

393.327

302.129

55.326 50.379 487.468 986.500

33.510 50.334 146.535 532.508

- 90 -

Telecommunication network and service Upgrading of electricity power and administration fees Transformer rental Services and others Total


BEBAN BAHAN BAKAR DAN PELUMAS


2011

2010

Bahan Bakar Minyak Solar High Speed Diesel Residu Solar Industrial Diesel Lainnya Jumlah

70.554.829 16.316.535 110.871 61.022 87.043.257

41.748.728 12.530.633 40.739 65.448 54.385.548

Fuel Solar High Speed Diesel Residue Solar Industrial Diesel Others Total

Bahan Bakar - Non Minyak Batubara Gas alam Panas bumi Air Jumlah

19.166.004 11.390.971 2.461.763 211.036 33.229.774

15.226.567 11.978.875 2.045.643 234.774 29.485.859

Nonfuel Coals Natural gas Geothermal Water Total

279.977

319.320

120.553.008

84.190.727

Minyak pelumas Jumlah

73,99% dan 68,16% dari jumlah beban bahan bakar dan pelumas untuk tahun 2011 dan 2010, dibeli dari pihak berelasi (Catatan 52). 42.

FUEL AND LUBRICANTS EXPENSE

Total

73.99% and 68.16% of the total fuel and lubricants expense for 2011 and 2010, are purchased from related parties (Note 52).

BEBAN PEMBELIAN TENAGA LISTRIK

42. 2011

Pihak berelasi (Catatan 52) PT Sumber Segara Primadaya PT Dalle Energy Batam PT Bajradaya Sentranusa PT Metaepsi Pejebe Power Generation PT Pertamina Geothermal Energi PT Geo Dipa Energy PT Mitra Energy Batam Jumlah

Lubricants

PURCHASED ELECTRICITY

2010 Related parties (Note 52) PT Sumber Segara Primadaya PT Dalle Energy Batam PT Bajradaya Sentranusa PT Metaepsi Pejebe Power Generation PT Pertamina Geothermal Energi PT Geo Dipa Energy PT Mitra Energy Batam Total

2.683.598 532.455 497.648 226.799 168.953 76.122 75.788 4.261.363

2.630.416 502.530 217.960 204.328 78.566 77.091 3.710.891

Pihak ketiga PT Paiton Energy PT Jawa Power PT Amoseas (Drajat) PT Magma Nusantara PT Unocal Geothermal Indonesia PT Cikarang Listrindo PT Energy Sengkang PT Asrigita Prasarana PT Makassar Power PT Guo Hua Energi Musi Makmur PT Cahaya Fajar Kaltim PT Indo Matra Power PO Jatiluhur PT Pusaka Jaya Palu Power PT Cahaya Sakti Sewa Diesel Pembelian tenaga listrik lain Jumlah

7.123.041 6.113.502 1.059.228 1.041.202 995.099 844.820 703.769 695.067 630.229 173.016 159.420 150.551 107.623 67.670 2.898 4.020.674 1.568.597 25.456.406

6.717.796 5.741.662 1.024.522 1.045.284 939.906 463.729 659.324 478.098 579.450 118.132 154.904 198.291 84.726 11.550 2.133.028 1.156.472 21.506.874

Third parties PT Paiton Energy PT Jawa Power PT Amoseas (Drajat) PT Magma Nusantara PT Unocal Geothermal Indonesia PT Cikarang Listrindo PT Energy Sengkang PT Asrigita Prasarana PT Makassar Power PT Guo Hua Energi Musi Makmur PT Cahaya Fajar Kaltim PT Indo Matra Power PO Jatiluhur PT Pusaka Jaya Palu Power PT Cahaya Sakti Diesel rental Other electricity purchase Total

Jumlah

29.717.769

25.217.765

Total

- 91 -



Rincian pembelian kepada pemasok yang melebihi 10% dari jumlah pembelian tenaga listrik adalah sebagai berikut :

Detailed purchases to suppliers which represent more than 10% of the total purchases of electricity are as follows :

2011 Rp **) PT Paiton Energy PT Jawa Power PT Sumber Segara Primadaya Jumlah

43.

2010 % *)

7.123.041 6.113.502 2.683.598 15.920.141

Rp **)

20,56 24,15 9,10 53,81

6.717.796 5.741.662 2.630.416 15.089.874

26,62 22,76 10,44 59,82

PT Paiton Energy PT Jawa Power PT Sumber Segara Primadaya Total

*) Persentase terhadap jumlah beban pembelian tenaga listrik **) Dalam jutaan

*) Percentage to total electricity purchase expenses **) In million

BEBAN PEMELIHARAAN

43.

Akun ini merupakan beban yang timbul dari pemakaian material dan jasa borongan, sebagai berikut:

Jasa borongan Pemakaian material Jumlah

2010

6.582.887 5.024.603 11.607.490

BEBAN KEPEGAWAIAN

5.108.635 4.791.987 9.900.622

44. 2011

Gaji Imbalan kerja (Catatan 51) Jasa produksi dan insentif prestasi kerja Tunjangan Lain-lain Jumlah

MAINTENANCE EXPENSES This account represents spare parts used and contractor fees for maintenance purposes, as follows:

2011

44.

% *)

Contractor fees Spare parts used Total

PERSONNEL EXPENSES

2010

3.189.108 4.412.253 2.669.586 1.169.763 1.756.365 13.197.075

- 92 -

3.102.472 3.814.387 3.219.352 1.106.429 1.711.777 12.954.417

Salaries Employee benefits (Note 51) Bonus and performance incentives Allowances Others Total


BEBAN USAHA LAIN-LAIN

45. 2011

Honorarium Perjalanan dinas Baca meter Penagihan rekening dan penertiban pemakaian tenaga listrik Sewa Asuransi Konsumsi Pemakaian gas, listrik dan air Iklan dan barang cetakan Alat tulis kantor Retribusi dan keamanan Pos, telepon dan telegram Amortisasi Teknologi informasi Piutang ragu-ragu Pemasaran Pengelolaan pelanggan Cetak rekening Blanko rekening Lain-lain Jumlah

46.

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) – Continued OTHER OPERATING EXPENSES

2010

746.395 512.195 499.008

500.405 567.691 493.575

416.888 351.786 210.123 205.979 194.863 182.446 162.105 150.015 140.466 137.041 121.181 116.820 74.471 66.717 3.829 1.726 111.180 4.405.234

379.892 232.930 184.459 225.763 202.888 200.818 154.454 140.592 158.551 160.719 149.970 89.062 41.676 56.385 7.988 6.792 331.393 4.286.003

BEBAN KEUANGAN

46. 2011

Honorarium Travel Meter reading Billing collection and control of electricity use Lease Insurance Consumables Gas, electricity and water Printing materials and promotion Stationeries Dues and security Postage, telephone and telegraph Amortization Technological information Provision for doubtful accounts Marketing Customer maintenance Bill printing Billing forms Others Total

FINANCIAL COST

2010

Pihak berelasi Utang bank dan surat hutang jangka menengah Utang usaha atas pembelian BBM Penerusan pinjaman Utang kepada pemerintah Jumlah pihak berelasi

1.133.652 463.278 562.058 225.861 2.384.849

792.746 351.387 461.046 236.368 1.841.547

Pihak ketiga Utang bank Utang obligasi Utang sewa pembiayaan Utang listrik swasta Lain-lain Jumlah pihak ketiga

152.853 3.249.975 1.456.081 354.755 16.065 5.229.729

2.164 2.835.770 1.114.257 376.900 42.269 4.371.360

Third parties Bank loan Bonds payable Lease liability Electricity purchase payable Others Total third parties

Jumlah

7.614.578

6.212.907

Subtotal

Penyesuaian nilai wajar Pihak berelasi Utang kepada pemerintah (Catatan 26) Utang pihak berelasi (Catatan 31) Piutang lain-lain (Catatan 18) Jumlah pihak berelasi Pihak ketiga Rekening bank dan deposito berjangka dibatasi penggunaannya (Catatan 12) Sub jumlah Jumlah

Related parties

(286.392) (286.392)

(740.751) (3.679) 15.742 (728.688)

Bank loans and medium term notes Trade accounts payable on purchase of fuel Two-step loans Government loans Total related parties

Fair value adjustments Related parties Government loans (Note 26) Payable to related parties (Note 31) Other receivables (Note 18) Total related parties Third parties

425.940

526.677

139.548

(202.011)

7.754.126

6.010.896

- 93 -

Restricted cash in banks and time deposits (Note 12) Subtotal Total



Pada tahun 2010, penyesuaian nilai wajar berkaitan dengan penyesuaian sehubungan dengan penerapan awal PSAK 55.

In 2010, fair value adjustments pertain to adjustment related to initial adoption of PSAK 55.

Pada tahun 2011, penyesuaian nilai wajar berkaitan dengan pengakuan awal untuk mengakui aset keuangan dan liabilitas keuangan ke nilai wajar.

In 2011, fair value adjustments pertain to adjustment on initial recognition to recognize financial assets and financial liabilities at fair value.

47. PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN - BERSIH

47.

2011 Penghasilan denda administrasi Bagian laba bersih entitas asosiasi Penghasilan jasa dan klaim Premi penerangan jalan umum Keuntungan penjualan aset tidak digunakan dalam operasi (Catatan 10) Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Beban penelitian Program pemberdayaan lingkungan Kerugian penurunan nilai aset tetap (Catatan 10) Lain-lain Jumlah

2010

1.086.502 123.519 434.931 1.110

744.752 123.314 186.905 41.566

34.345

72.499

(70.000) (1.944) (37.273)

(1.055) (47.852)

(394.436) 650.492 1.827.246

(330.107) 368.718 1.158.741

PAJAK PENGHASILAN

48.

Beban pajak Perusahaan dan entitas anak terdiri dari :

INCOME TAX Tax expense of the Company subsidiaries consist of the following :

2011 Pajak kini Pajak tangguhan Jumlah beban pajak

Administrative penalty income Equity in net income of associates Claim and service income Fees for street lights Gain on sale of assets not used in operations (Note 10) Environmental Partnership Program and Community Development Research Community development programs Loss on impairment of property, plant and equipment (Note 10) Others Total

Based on the Annual General Stockholder’s Meeting dated June 27, 2011, the approved allocation of funds for Environmental Partnership Program and Community Development amounted to Rp 70,000 million.

Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 27 Juni 2011, disetujui alokasi dana untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan sebesar Rp 70.000 juta.

48.

OTHERS INCOME (EXPENSES) – NET

2010

995.557 (316.773) 678.784

- 94 -

734.962 578.212 1.313.174

Current tax Deferred tax Total tax expense

and

its



Pajak Kini

Current Tax

Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan laba kena pajak Perusahaan adalah sebagai berikut :

A reconciliation between profit before tax per consolidated statements of comprehensive income and taxable income of the Company is as follows :

2011 Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Laba sebelum pajak entitas anak Laba sebelum pajak Perusahaan Perbedaan temporer : Sewa pembiayaan Penyambungan pelanggan Penyusutan aset tetap Imbalan kerja Penyisihan piutang ragu-ragu dan penurunan nilai persediaan Amortisasi biaya emisi obligasi Biaya (pendapatan) yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal Kesejahteraan karyawan Penyusutan rumah dinas Penghasilan bunga telah dikenakan pajak final Beban lain tidak dapat dikurangkan

2010

7.872.410 (3.616.759)

11.406.192 (3.157.813)

4.255.651

8.248.379

(766.615) 4.422.565 (3.499.263) 2.427.959

(382.990) 1.818.755 (5.978.232) 2.077.567

135.998 (98)

70.297 (879)

545.205 8.662

583.429 8.617

(386.294) 956.198

(573.020) 755.244

Income before tax per consolidated statements of comprehensive income Income before tax attributable to subsidiaries Income before tax - the Company Temporary differences : Lease expenses Customer connection fees Depreciation Employee benefits Allowance for doubtful accounts and decline in value of inventories Amortization of bonds issuance costs Nondeductible expenses (nontaxable income) Employee welfare Depreciation of guest house Interest income subjected to final tax Other nondeductible expenses

Laba kena pajak Perusahaan tahun berjalan Rugi fiskal tahun : 2008 2007 2006

8.099.968

6.627.167

(15.514.019) (4.032.301) -

(15.514.019) (9.580.093) (3.275.029)

The Company's taxable income for the year Fiscal losses year : 2008 2007 2006

Akumulasi rugi fiskal Perusahaan

(11.446.352)

(21.741.974)

Accumulated fiscal losses the Company

- 95 -



Perhitungan beban dan utang pajak kini (pajak penghasilan lebih bayar) adalah sebagai berikut :

Current tax expense and payable (income tax overpayment) are as follows :

2011 Beban pajak kini Perusahaan Entitas anak Jumlah

2010

995.557 995.557

Current tax expense The Company 734.962 Subsidiaries 734.962 Total

Pembayaran pajak dimuka Perusahaan Pajak penghasilan Pasal 22 Pasal 23 Jumlah Entitas anak Jumlah

100.416 2.219 102.635 517.293 619.928

94.020 1.350 95.370 521.163 616.533

Prepayment of taxes The Company Income tax Article 22 Article 23 Total Subsidiaries Total

Utang pajak kini setelah dikurangi pajak dibayar dimuka

375.629

118.429

Current tax payable net of tax prepayments

491.662 491.662

Consist of Current tax payable The Company 302.044 Subsidiaries 302.044 Total current tax payable

Terdiri dari Utang pajak kini Perusahaan Entitas anak Jumlah utang pajak kini Pajak penghasilan lebih bayar Perusahaan Entitas anak Jumlah pajak penghasilan lebih bayar

(102.635) (13.398) (116.033)

Rugi fiskal dan pajak penghasilan lebih bayar Perusahaan dan utang pajak entitas anak untuk tahun 2010 sudah sesuai dengan Surat Pemberitahuan Pajak yang disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak.

(95.370) (88.245) (183.615)

Income tax overpayment The Company Subsidiaries Total income tax overpayment

Fiscal loss and corporate income tax overpayment for the Company and tax payable for the subsidiaries for the fiscal year 2010 are in accordance with the corporate tax returns filed with the Tax Service Office.

- 96 -



Pajak Tangguhan

Deferred Tax

Rincian dari aset dan liabilitas pajak tangguhan Perusahaan dan entitas anak adalah sebagai berikut:

The details of the Company and its subsidiaries deferred tax assets and liabilities are as follows:

1 Januari/ January 1, 2011 Aset Pajak Tangguhan Entitas anak - Bersih Liabilitas Pajak Tangguhan Perusahaan Aset pajak tangguhan Liabilitas imbalan kerja Pendapatan ditangguhkan Jumlah Liabilitas pajak tangguhan Aset tetap Sewa pembiayaan Lainnya Jumlah Bersih Entitas anak - Bersih Liabilitas Pajak Tangguhan - Bersih

11.278

Bersih Entitas anak - Bersih Liabilitas Pajak Tangguhan - Bersih Beban Pajak Tangguhan

6.740

18.018

606.989 1.105.642 1.712.631

4.598.685 3.576.599 8.175.284

(11.829.967) (477.039) (937) (12.307.943)

(1.248.549) (191.654) (25) (1.440.228)

(13.078.516) (668.693) (962) (13.748.171)

(5.845.290)

272.403

(5.572.887)

(4.134.103)

37.630

(4.096.473)

(9.979.393)

310.033

(9.669.360)

316.773

1 Januari/ January 1, 2010

Liabilitas Pajak Tangguhan Perusahaan Aset pajak tangguhan Liabilitas imbalan kerja Pendapatan ditangguhkan Jumlah Liabilitas pajak tangguhan Aset tetap Sewa pembiayaan Lainnya Jumlah


3.991.696 2.470.957 6.462.653

Manfaat Pajak Tangguhan

Aset Pajak Tangguhan Entitas anak - Bersih

Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi/ Credited (charged) to income for the period

8.059

3.472.304 2.016.269 5.488.573

Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi/ Credited (charged) to income for the year

3.219

519.392 454.688 974.080

Deferred Tax Assets Subsidiaries - Net Deferred Tax Liabilities The Company Deferred tax assets Employee benefit obligation Deferred income Total Deferred tax liabilities Property, plant and equipment Leases Others Total Net Subsidiaries - Net Deferred Tax Liabilities - Net Deferred Tax Benefit


11.278

3.991.696 2.470.957 6.462.653

Deferred Tax Assets Subsidiaries - Net Deferred Tax Liabilities The Company Deferred tax assets Employee benefits obligation Deferred revenue Total Deferred tax liabilities Property, plant and equipment Leases Others Total

(10.500.837) (381.292) (645) (10.882.774)

(1.329.130) (95.747) (292) (1.425.169)

(11.829.967) (477.039) (937) (12.307.943)

(5.394.201)

(451.089)

(5.845.290)

(4.003.761)

(130.342)

(4.134.103)

(9.397.962)

(581.431)

(9.979.393) Deferred Tax Liabilities - Net

(578.212)

- 97 -

Net Subsidiaries - Net

Deferred Tax Expenses

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 SERTA UNTUK TAHUN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan Rekonsiliasi antara jumlah beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak efektif adalah sebagai berikut :

A reconciliation between the total tax expense and the amounts computed by applying the effective tax rates to profit before tax is as follows :

2011 Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Laba sebelum pajak entitas anak Laba sebelum pajak - Perusahaan Beban pajak sesuai tarif yang berlaku Pengaruh pajak atas Pajak tangguhan tidak diakui atas Rugi fiskal Penyisihan piutang ragu-ragu dan penurunan nilai persediaan Pengakuan liabilitas pajak tangguhan tahun sebelumnya Biaya (pendapatan) yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal Kesejahteraan karyawan Penyusutan rumah dinas Penghasilan bunga dikenakan pajak final Beban lain tidak dapat dikurangkan Jumlah beban pajak Perusahaan Beban pajak entitas anak Jumlah


2010

7.872.410 (3.616.759) 4.255.651

11.406.192 (3.157.813) 8.248.379

1.063.913

2.062.095

(2.024.992)

(1.656.792)

34.000

17.574

373.735

(165.355)

136.301 2.165

145.857 2.154

(96.574) 239.049 (272.403) 951.187

(143.255) 188.811 451.089 862.085

678.784

Aset pajak tangguhan yang tidak diakui adalah sebagai berikut :

1.313.174

Income before tax per consolidated statements of comprehensive income Income before tax of the subsidiaries Income before tax - the Company Tax expenses at prevailing rate Tax effect on Unrecognized deferred tax on Fiscal losses Allowance for doubtful accounts and decline in value of inventories Recognition of prior year's deferred tax liabilities Nondeductible expenses (nontaxable income) Employee welfare Depreciation of guest house Interest income subjected to final tax Other nondeductible expenses Tax expense - the Company Tax expense - Subsidiaries Total

Unrecognized deferred tax asset is as follows :

2011

2010

Perusahaan Rugi fiskal Lainnya Jumlah

2.861.588 94.269 2.955.857

5.435.493 69.158 5.504.651

The Company Fiscal losses Others Total

Entitas anak Rugi fiskal Jumlah

31.438 2.987.295

61.992 5.566.643

Subsidiaries Fiscal losses Total

Perusahaan dan entitas anak belum mempunyai dasar memadai untuk menentukan manfaat pajak masa datang aset pajak tangguhan tersebut. Aset pajak tangguhan ini akan diakui dalam laporan keuangan konsolidasian pada saat laba kena pajak tersedia dimasa akan datang.

The Company and its subsidiaries do not have a sufficient basis to determine the future tax benefit on these deferred tax assets. The deferred tax assets will be recognized in the consolidated financial statements when the taxable income becomes available in future periods.

- 98 -



Surat Ketetapan Pajak

Tax Assessment Letters

Perusahaan

The Company

Pada tahun 2011, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) atas pajak penghasilan (PPh) badan tahun pajak 2009 sebesar Rp 95.625 juta dan penetapan laba fiskal sebesar Rp 8.132.406 juta. Perusahaan juga menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dan Surat Tagihan Pajak (STP) PPh pasal 4 ayat (2), pasal 21, pasal 22, pasal 23 dan pasal 26 dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tahun 2009, 2007 dan 2006 dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 1.636.826 juta. Perusahaan mengajukan surat keberatan atas SKPKB pajak penghasilan pasal 23, pasal 26 dan pajak pertambahan nilai sebesar Rp 1.360.282 juta, sedangkan SKPKB dan STP sebesar Rp 276.544 juta telah disetujui dan dicatat Perusahaan sebagai beban lain-lain tahun 2011.

In 2011, the Company received a tax assessment letter for the overpayment (SKPLB) of corporate income tax for fiscal year 2009 amounting to Rp 95,625 million and assessment of taxable income amounting to Rp 8,132,406 million. The Company also received Tax Assessment Letters for Underpayment (SKPKB) and tax collection notice (STP) of income tax article 4 section (2), article 21, article 22, article 23 and article 26 and value added tax for fiscal year 2009, 2007 and 2006 with total amount of Rp 1,636,826 million. The Company file objection letter on SKPKB of income tax article 23, article 26 and value added tax amounting to Rp 1,360,282 million, while SKPKB and STP amounting to Rp 276,544 million has been recognized and recorded by the Company as other expense in 2011.

Pada tahun 2010, Perusahaan menerima SKPLB atas PPh badan tahun pajak 2007 sebesar Rp 11.285 juta dan penetapan rugi fiskal sebesar Rp 9.580.093 juta.

In 2010, the Company received SKPLB of corporate income tax for fiscal year 2007 amounting to Rp 11,285 million and assessment on fiscal loss amounting to Rp 9,580,093 million.

Pada tahun 2010, Perusahaan juga menerima SKPLB atas PPh badan tahun pajak 2008 sebesar Rp 62.979 juta dan penetapan rugi fiskal sebesar Rp 15.514.019 juta. Perusahaan juga menerima SKPKB dan STP PPh pasal 4 ayat (2), pasal 21, pasal 22, pasal 23, pasal 26 dan PPN tahun pajak 2008 dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 1.006.727 juta. Perusahaan mengajukan surat keberatan atas SKPKB PPh pasal 23 dan pasal 26 sebesar Rp 707.091 juta, sedangkan SKPKB dan STP sebesar Rp 299.636 juta, telah disetujui dan dicatat Perusahaan sebagai beban lain-lain tahun 2010. Pada tanggal 4 Oktober 2011, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menolak keberatan yang diajukan Perusahaan. Selanjutnya pada tanggal 23 Desember 2011, Perusahaan mengajukan banding atas penolakan dari DJP tersebut.

In 2010, the Company also received SKPLB of corporate income tax for fiscal year 2008, amounting to Rp 62,979 million and assessment for tax loss of Rp 15,514,019 million. The Company also received SKPKB and STP of income tax article 4 section (2), article 21, article 22, article 23, article 26 and value added tax for fiscal year 2008 with total amount of Rp 1,006,727 million. The Company filed an objection letter on SKPKB of income tax article 23 and article 26 amounting to Rp 707,091 million, while SKPKB and STP amounting to Rp 299,636 million has been recognized and recorded by the Company as other expense in 2010. On October 4, 2011, Director General of Tax (DJP) denied the objection filed by the Company. Furthermore, on December 23, 2011, the Company filed an appeal.

Sehubungan dengan Perusahaan mengajukan surat keberatan dan banding, pembayaran yang telah dilakukan Perusahaan atas SKPKB tersebut sebesar Rp 2.067.372 juta tanggal 31 Desember 2011 dan Rp 208.324 juta tanggal 31 Desember 2010 dicatat sebagai pajak dibayar dimuka.

Because of to the objection and appeal filed by the Company against the SKPKB, payment made by the Company for such SKPKB amounting to Rp 2,067,372 million as of December 2011 and Rp 208,324 million as of December 31, 2010 was recorded as prepaid taxes.

- 99 -


49.


Entitas anak – PJB

Subsidiary – PJB

Pada tahun 2007, PJB menerima SKPKB meliputi PPh pasal 15, pasal 21 dan pasal 23 sejumlah Rp 112.477 juta. PJB mengajukan keberatan atas SKPKB tersebut. Pada tahun 2008, Direktur Jenderal Pajak (DJP) menolak keberatan yang diajukan PJB dan PJB mengajukan banding atas penolakan dari DJP tersebut. Pembayaran yang telah dilakukan atas SKPKB sebesar Rp 22.194 juta pada tanggal 31 Desember 2010 dicatat sebagai pajak dibayar dimuka.

In 2007, PJB received SKPKB for income tax article 15, article 21 and article 23 amounting to Rp 112,477 million. PJB filed an objection letter on these SKPKB. In 2008, Director General of Tax (DJP) denied the objection filed by PJB and PJB has filed an appeal for such refusal. Payment made for such SKPKB amounting to Rp 22,194 million as of December 31, 2010 were recorded as prepaid taxes.

LABA PER SAHAM DASAR

49.

BASIC EARNINGS PER SHARE

Laba

Profit

Laba bersih untuk tujuan perhitungan laba per saham dasar tahun 2011 dan 2010 masingmasing sebesar Rp 7.193.870 juta dan Rp 10.086.686 juta.

Net income for the computation of basic earnings per share in 2011 and 2010 amounted to Rp 7,193,870 million and Rp 10,086,686 million, respectively.

Jumlah saham

Number of shares

Rata-rata tertimbang saham untuk tujuan perhitungan laba per saham dasar adalah 46.144.748 saham untuk tahun 2011 dan 46.107.154 saham untuk tahun 2010.

The weighted average number of shares for the computation of basic earnings per share was 46,144,748 shares in 2011 and 46,107,154 shares in 2010.

Perusahaan tidak mempunyai efek berpotensi dilusi saham, sehingga Perusahaan tidak menghitung laba per saham dilusian.

The Company did not calculate dilutive earnings per share because it has no potential dilutive ordinary shares.

50. DIVIDEN TUNAI DAN CADANGAN UMUM

50.

CASH DIVIDENDS AND GENERAL RESERVE

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 27 Juni 2011, pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp 4.545.000 juta dan menetapkan cadangan umum sebesar Rp 5.471.686 juta.

Based on the Annual General Stockholders' Meeting dated June 27, 2011 the stockholders approved the distribution of cash dividends amounting to Rp 4,545,000 million and appropriate Rp 5,471,686 million for general reserve.

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan sebagaimana tercantum dalam Akta No. 14 tanggal 23 Juni 2010 dari notaris Lenny Janis Ishak, SH., notaris di Jakarta pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai tahun buku 2009 sebesar Rp 4.000.000 juta dan menetapkan cadangan umum sebesar Rp 6.354.179 juta.

Based on the Annual General Stockholders' Meeting as stated in notarial deed No. 14 dated June 23, 2010 from notary Lenny Janis Ishak, SH., notary in Jakarta, the stockholders approved the distribution of cash dividends amounting to Rp 4,000,000 million and appropriate Rp 6,354,179 million for general reserve.

- 100 -


51.

IMBALAN KERJA


51.

EMPLOYEE BENEFITS

Imbalan Pasca-Kerja

Post-employment Benefits

Program Pensiun Imbalan Pasti

Defined Benefit Pension Plan

Perusahaan dan entitas anak menyelenggarakan program pensiun imbalan pasti untuk semua karyawan tetap. Program pensiun ini memberikan imbalan pasca kerja berdasarkan penghasilan dasar pensiun dan masa kerja karyawan.

The Company and its subsidiaries established a defined benefit pension plan covering all of their permanent employees. This plan provides pension benefits based on years of service and salaries and of the employees.

Dana pensiun ini dikelola oleh Dana Pensiun PLN (Persero) (DP-PLN) yang akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. KEP284/KM.17/1997 tanggal 15 Mei 1997.

The pension plan is managed by Dana Pensiun PLN (Persero) (DP-PLN), which deed of establishment was approved by the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia in its decision letter No. KEP-284/KM.17/1997 dated May 15, 1997.

DP-PLN telah mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam surat keputusan No. KEP-078/KM.12/2006 tanggal 29 Agustus 2006 atas peningkatan imbalan pasti pensiun yang disediakan Perusahaan dan entitas anak dalam program dana pensiun.

DP-PLN obtained an approval from the Minister of Finance of the Republic of Indonesia No. KEP-078/KM.12/2006 dated on August 29, 2006 in relation to the increase in pension benefits provided by the Company and its subsidiaries’ pension plan.

Pendanaan DP-PLN terutama berasal dari iuran karyawan sebesar 6% dan pemberi kerja sebesar 11,2%.

DP-PLN is mainly funded by contributions from both the employees, which is 6% and the employer, which is 11.2%.

Imbalan Pasca-Kerja Lain

Other Post-employment Benefits

Perusahaan dan entitas anak juga memberikan imbalan pasca-kerja lain tanpa pendanaan berupa uang pesangon, penghargaan masa kerja dan ganti kerugian, tunjangan tambahan penghasilan dan penghargaan purna jabatan kepada karyawan yang memenuhi persyaratan sesuai dengan kebijakan Perusahaan dan entitas anak. Imbalan program ini ditentukan berdasarkan penghasilan dan masa kerja karyawan.

The Company and its subsidiaries also provide other unfunded defined post-employment benefit plans such as severance pay, service pay, compensation pay, additional allowance and functional retirement pay for their qualifying employees based on the Company and its subsidiaries’ policies. These other postemployment benefits are computed based on the salaries and service years of the employees.

Imbalan Pemeliharaan Kesehatan

Health Care Benefits

Selain program pensiun yang dikelola oleh DPPLN dan imbalan pasca kerja lain, Perusahaan dan entitas anak menyediakan imbalan program kesehatan tanpa pendanaan bagi pensiunan dan keluarganya yang memenuhi persyaratan.

In addition to the pension plan managed by DP-PLN and the other post-employment benefits, the Company and its subsidiaries also provide unfunded health care benefit plans for their pensioners and their eligible dependents.

Imbalan Kerja Jangka Panjang

Long-term Benefits

Perusahaan dan entitas anak juga memberikan imbalan kerja jangka panjang tanpa pendanaan berupa uang cuti besar, tunjangan kecelakaan dinas, bantuan kematian dan pemakaman dan penghargaan winduan bagi karyawan yang memenuhi persyaratan.

The Company and its subsidiaries also provide unfunded defined long-term benefit plans such as long service leave, work accident, death and funeral allowances, and eight years service award for their qualifying employees.

- 101 -



Perhitungan imbalan pasca-kerja dan imbalan kerja jangka panjang ini dihitung oleh PT Binaputera Jaga Hikmah, aktuaris independen. Asumsi utama yang digunakan oleh aktuaris adalah sebagai berikut :

The cost of providing post-employment and long-term benefits were calculated by an independent actuary, PT Binaputera Jaga Hikmah. The actuarial valuation was carried out using the following key assumptions :

56 tahun/years 11% 6,69% tahun/year 2011 dan/and 8,6% tahun/year 2010

Umur pensiun normal Hasil diharapkan dari aset program Tingkat diskonto per tahun Tingkat kenaikan gaji per tahun Program pensiun Imbalan pasca-kerja lain dan imbalan kerja jangka panjang Tingkat kenaikan biaya kesehatan

8% 9%

The Company and its subsidiaries’ employee benefit expenses charged to personnel expenses, are as follows :

2011 Imbalan pasca-kerja/ Post-employment benefit Program Pasca-kerja Pemeliharaan pensiun/ lain/ kesehatan/ Pension Other postHealth plan employment care benefits

Biaya jasa kini Biaya jasa lalu Hasil aset program diharapkan Beban bunga Kerugian (keuntungan) aktuaria Dampak pembatasan aset Jumlah

Rate of salary increase per annum Pension plan Other post-employment and long-term benefits Rate of health cost increase

5%

Beban imbalan kerja Perusahaan dan entitas anak dibebankan ke beban kepegawaian adalah sebagai berikut :

Biaya jasa kini Biaya jasa lalu Hasil aset program diharapkan Beban bunga Kerugian aktuaria Dampak pembatasan aset Jumlah

108.847 (577.972) 405.870 1.038 199.173 136.956

Imbalan kerja jangka panjang/ Long-term benefits

397.166 1.432.109 478.232 2.307.507

227.632 80.608 52.367 360.607

2010 Imbalan pasca-kerja/ Post-employment benefit Program Pasca-kerja Pemeliharaan pensiun/ lain/ kesehatan/ Pension Other postHealth plan employment care benefits

Imbalan kerja jangka panjang/ Long-term benefits

91.718 (764.825) 450.680 (3.890) 342.068 115.751

530.466 25.748 955.304 95.665 1.607.183

443.357 10.988 1.030.588 87.310 1.572.243

Normal retirement age Expected rate of return on plan assets Discount rate per annum

242.942 1.251.529 294.323 1.788.794

Hasil aktual pensiun program sebesar Rp 641.084 juta tahun 2011 dan Rp 785.648 juta tahun 2010.

213.186 1.333 85.635 37.445 337.599

Jumlah/ Total 1.264.111 25.748 (577.972) 2.873.891 627.302 199.173 4.412.253

Current service cost Past service cost Expected return on plan assets Interest costs Actuarial losses Asset limitation Total

Jumlah/ Total 991.203 12.321 (764.825) 2.818.432 415.188 342.068 3.814.387

Current service cost Past service cost Expected return on plan assets Interest costs Actuarial losses (gains) Asset limitation Total

The actual return on plan assets was Rp 641,084 million in 2011 and Rp 785,648 million in 2010.

- 102 -



Liabilitas imbalan kerja Perusahaan dan entitas anak adalah sebagai berikut: Program pensiun/ Pension plan Nilai tunai kewajiban Biaya jasa lalu belum diakui Keuntungan (kerugian) aktuaria belum diakui Nilai wajar aset program Liabilitas imbalan kerja

5.503.573 -

Biaya jasa lalu belum diakui Keuntungan (kerugian) aktuaria belum diakui Nilai wajar aset program Liabilitas imbalan kerja

Pasca-kerja lain/ Other postemployment

2011 Pemeliharaan kesehatan/ Health care benefits

12.445.502

21.943.850

(146.595)

(102.625) (5.400.948) -

Program pensiun/ Pension plan Nilai tunai kewajiban

The Company and its subsidiaries employee benefits obligation are as follows:

4.716.073 639.385 (5.355.458) -

Jangka panjang/ Long-term 1.111.136

-

-

(3.118.399) 9.180.508

(11.656.650) 10.287.200



11.096.551

16.640.458

(172.735) (2.438.346) 8.485.470

1.111.136

Jangka panjang/ Long-term 935.122

-

-

(8.263.510) 8.376.948

935.122

Jumlah/ Total 41.004.061 (146.595) (14.877.674) (5.400.948) 20.578.844

Present value of obligation Unrecognized past service cost Unrecognized actuarial gains (losses) Fair value of plan assets Employee benefits obligation

Jumlah/ Total 33.388.204 (172.735) (10.062.471) (5.355.458) 17.797.540

Present value of obligation Unrecognized past service cost Unrecognized actuarial gains (losses) Fair value of plan assets Employee benefits obligation

Aset program pensiun imbalan pasti terdiri dari deposito berjangka, efek ekuitas dan efek utang diperdagangkan di bursa, surat berharga Pemerintah, penempatan langsung, tanah dan bangunan.

The pension plan assets consisted of time deposits, marketable securities, Government bonds, investments in shares of stock, land and building.

Mutasi liabilitas imbalan kerja Perusahaan dan entitas anak adalah sebagai berikut :

Movements in the Company and its subsidiaries’ employee benefits obligation are as follows :

Program pensiun/ Pension plan Saldo awal Beban tahun berjalan Pembayaran iuran Pembayaran imbalan Saldo akhir Bagian jatuh tempo dalam satu tahun Bagian jangka panjang

136.956 (136.956) -


Pasca-kerja lain/ Other postemployment 8.485.470 1.607.183 (912.145)

-

9.180.508

-

(996.787) 8.183.721

8.376.948 2.307.507 (397.255) 10.287.200 (425.364) 9.861.836

- 103 -

Jangka panjang/ Long-term 935.122 360.607 (184.593) 1.111.136 (189.349) 921.787

Jumlah/ Total 17.797.540 4.412.253 (136.956) (1.493.993)

Beginning balance Expense for the year Payments of contribution Payments of benefits

20.578.844

Ending balance

(1.611.500) 18.967.344

Current maturities Long-term portion


Program pensiun/ Pension plan Saldo awal Beban tahun berjalan Pembayaran iuran Pembayaran imbalan Saldo akhir Bagian jatuh tempo dalam satu tahun Bagian jangka panjang

52. SIFAT DAN BERELASI

TRANSAKSI

115.751 (115.751) -

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) – Continued 2010 Pemeliharaan kesehatan/ Health care benefits


Jangka panjang/ Long-term

Jumlah/ Total

7.694.786 1.572.243 (781.559)

6.959.754 1.788.794 (371.600)

814.868 337.599 (217.345)

15.469.408 3.814.387 (115.751) (1.370.504)

Beginning balance Expense for the year Payments of contribution Payments of benefits

-

8.485.470

8.376.948

935.122

17.797.540

Ending balance

-

(824.894) 7.660.576

(380.891) 7.996.057

(232.870) 702.252

(1.438.655) 16.358.885

Current maturities Long-term portion

PIHAK

52.

DENGAN

NATURE OF RELATIONSHIP AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES

Sifat Hubungan Berelasi

Nature of Related Parties

a.

Pemerintah Republik Indonesia merupakan pemegang saham Perusahaan dan Badan Usaha Milik Negara.

a.

Government of the Republic of Indonesia is the Stockholder of the Company and StateOwned Enterprises.

b.

Perusahaan dan entitas anak mempunyai pengaruh signifikan atas investasi pada perusahaan asosiasi (Catatan 9).

b.

The Company and its subsidiaries have significant influence on investments in associates (Note 9).

c.

Pengurus koperasi merupakan karyawan entitas anak.

karyawan juga Perusahaan dan

c.

Management of Employee Cooperative is composed of the Company and its subsidiaries’ employees.

d.

Pendiri dan pengawas Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PT PLN (Persero) merupakan pengurus dan karyawan Perusahaan dan entitas anak.

d.

The founders and controllers of Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PT PLN (Persero) are composed of management and employees of the Company and its subsidiaries.

e.

Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PT PLN (Persero) merupakan pemegang saham mayoritas PT Asuransi Tugu Kresna Pratama.

e.

Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PT PLN (Persero) is the majority stockholder of PT Asuransi Tugu Kresna Pratama.

f.

Dewan Komisaris dan Direksi merupakan personil manajemen kunci Perusahaan.

f.

Board of Commissioners and Directors is a member of the key management of the Company.

- 104 -



Saldo dan Transaksi Dengan Pihak Berelasi

Balances and Transactions with Related Parties

Catatan/ Notes Piutang pihak berelasi PT Sumber Segara Primadaya PT Metaepsi Pejebe Power Generation PT Komipo - PJB PT Dalle Energy Batam PT Mitra Energy Batam Sub jumlah

11

Rekening bank dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya Bank Mandiri Bank Rakyat Indonesia Sub jumlah

12

Kas dan setara kas Bank Rakyat Indonesia Bank Mandiri Bank Negara Indonesia Sub jumlah

14

Investasi jangka pendek Bank Rakyat Indonesia Bank Negara Indonesia Bank Mandiri Sub jumlah

15

Piutang usaha TNI dan Polri Pemerintah Badan Usaha Milik Negara Sub jumlah

16

Piutang subsidi listrik

17

Jumlah

2011

2010

Rp

% *)

Rp

% *)

199.470 40.806 33.350 6.127 212 279.965

0,05% 0,01% 0,01% 0,00% 0,00% 0,07%

208.937 40.472 33.067 11.469 3.532 297.477

0,04% 0,01% 0,01% 0,00% 0,00% 0,07%

Receivables from related parties PT Sumber Segara Primadaya PT Metaepsi Pejebe Power Generation PT Komipo - PJB PT Dalle Energy Batam PT Mitra Energy Batam Subtotal

45.353 9.322 54.675

0,01% 0,00% 0,01%

5.100 35.723 40.823

0,00% 0,01% 0,01%

Restricted cash in banks and time deposits Bank Mandiri Bank Rakyat Indonesia Subtotal

7.610.659 5.859.298 3.190.999 16.660.956

1,78% 1,37% 0,75% 3,90%

5.016.496 2.340.217 3.386.782 10.743.495

1,36% 0,63% 0,92% 2,91%

Cash and cash equivalent Bank Rakyat Indonesia Bank Mandiri Bank Negara Indonesia Subtotal

56.000 37.009 1.000 94.009

0,01% 0,01% 0,00% 0,02%

116.000 116.000

0,03% 0,03%

Short-term investment Bank Rakyat Indonesia Bank Negara Indonesia Bank Mandiri Subtotal

909.177 259.189 8.418 1.176.784

0,21% 0,06% 0,00% 0,27%

515.380 170.014 39.619 725.013

0,14% 0,05% 0,01% 0,20%

Trade accounts receivable Indonesia Armed Forces Government State-owned companies Subtotal

12.101.668

2,84%

9.358.747

2,53%

Receivables on electricity subsidy

30.368.057

7,11%

21.281.555

5,75%

Total

Penerusan pinjaman

25

29.273.112

10,80%

24.891.690

10,37%

Utang kepada Pemerintah

26

6.363.190

2,35%

2.360.733

1,08%

Government loans

Utang bank dan surat utang jangka menengah Bank Negara Indonesia Bank Rakyat Indonesia Bank Mandiri Bank DKI Pertamina Sub jumlah

28 5.653.648 5.514.020 5.481.999 2.245.573 2.000.000 20.895.240

2,08% 2,03% 2,02% 0,83% 0,74% 7,70%

4.964.847 4.754.843 3.321.681 1.330.180 3.000.000 17.371.551

2,26% 2,16% 1,51% 0,60% 1,36% 7,89%

Bank loans and medium term notes Bank Negara Indonesia Bank Rakyat Indonesia Bank Mandiri Bank DKI Pertamina Subtotal

Utang pihak berelasi Pemerintah daerah PT Mitra Energi Batam PT Dalle Energy Batam Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan - PLN Sub jumlah

31 661.953 9.174 6.248 677.375

0,25% 0,00% 0,00% 0,25%

559.052 10.266 7.844 316 577.478

0,25% 0,00% 0,00% 0,00% 0,26%

Payable to related parties Local government PT Mitra Energi Batam PT Dalle Energy Batam Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan - PLN Subtotal

Utang usaha Pertamina PT Tambang Batubara Bukit Asam PT Perusahaan Gas Negara PT Bajradaya Sentranusa PT Dalle Energy Batam Koperasi karyawan PT Metaepsi Pejebe Power Generation PT Pertamina Geothermal Energy PT Sumber Segara Primadaya PT Mitra Energy Batam PT Geo Dipa Energi PT PAL Indonesia PT Wijaya Karya Sub jumlah

32 12.909.156 768.398 236.738 86.815 62.876 47.569 34.294 17.776 16.289 6.004 5.956 2.852 14.194.723

4,76% 0,28% 0,09% 0,03% 0,02% 0,02% 0,01% 0,01% 1,01% 0,00% 0,00% 0,00% 6,23%

4.507.250 530.808 369.369 60.056 70.822 40.777 27.820 266.144 6.702 12.908 46.295 5.938.951

2,05% 0,24% 0,17% 0,03% 0,03% 0,02% 0,01% 0,07% 0,00% 0,01% 0,02% 2,65%

Trade accounts payable Pertamina PT Tambang Batubara Bukit Asam PT Perusahaan Gas Negara PT Bajradaya Sentranusa PT Dalle Energy Batam Employee Cooperative PT Metaepsi Pejebe Power Generation PT Pertamina Geothermal Energy PT Sumber Segara Primadaya PT Mitra Energy Batam PT Geo Dipa Energi PT PAL Indonesia PT Wijaya Karya Subtotal

Biaya masih harus dibayar Utang usaha pembelian bahan bakar Utang bank dan surat utang jangka menengah Penerusan pinjaman Subjumlah Jumlah

35 68.646 142.976 263.378 475.000 71.878.640

0,03% 0,05% 0,10% 0,18% 27,51%

351.387 89.220 271.932 712.539 51.852.942

0,16% 0,04% 0,12% 0,32% 22,57%

Accrued expenses Trade accounts payable on purchase of fuel Bank loans and medium term notes Two-step loans Subtotal Total

*) Persentase terhadap jumlah aset/liabilitas/pendapatan/beban yang bersangkutan/Percentage to related total assets/liabilities/revenues/expenses

- 105 -

Two-step loans

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 SERTA UNTUK TAHUN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan Catatan/ Notes

2011 Rp

Penjualan tenaga listrik Pemerintah Badan Usaha Milik Negara TNI dan Polri Jumlah

38

Subsidi listrik Pemerintah

39

Beban bahan bakar dan pelumas Pertamina PT Tambang Batubara Bukit Asam PT Perusahaan Gas Negara Jumlah

41

Beban pembelian tenaga listrik PT Sumber Segara Primadaya PT Dalle Energy Batam PT Bajradaya Sentranusa PT Metaepsi Pejebe Power Generation Pertamina Geothermal Energi PT Geo Dipa Energy PT Mitra Energy Batam Jumlah

42


2010 % *)

Rp

% *)

4.737.563 3.493.538 660.592 8.891.693

4,20% 3,10% 0,59% 7,89%

4.489.597 2.936.997 749.838 8.176.432

4,36% 2,85% 0,73% 7,94%

93.177.740

100,00%

58.108.418

100,00%

80.448.907 3.130.676 5.621.552 89.201.135

66,73% 2,60% 4,66% 73,99%

52.431.297 1.178.317 3.777.514 57.387.128

62,28% 1,40% 4,48% 68,16%

2.683.598 532.455 497.648

9,03% 1,79% 1,67%

2.630.416 502.530 -

10,43% 1,99% -

226.799 168.953 76.122 75.788 4.261.363

0,76% 0,57% 0,26% 0,26% 14,34%

217.960 204.328 78.566 77.091 3.710.891

0,86% 0,81% 0,31% 0,31% 14,71%

Revenue from sale electricity Government State-owned enterprises Indonesia Armed Forces Total Government's electricity subsidy Fuel and lubricants expense Pertamina PT Tambang Batubara Bukit Asam PT Perusahaan Gas Negara Total Electricity purchase expense PT Sumber Segara Primadaya PT Dalle Energy Batam PT Bajardaya Sentranusa PT Metaepsi Pejebe Power Generation Pertamina Geothermal Energi PT Geo Dipa Energy PT Mitra Energy Batam Total

Asuransi PT Asuransi Tugu Kresna Pratama

45

210.610

5,05%

184.459

4,30%

Insurance PT Asuransi Tugu Kresna Pratama

Sewa gedung Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PLN

45

36.953

0,89%

48.000

1,12%

Building lease Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PLN

1.133.652 463.278 562.058 225.861 2.384.849

14,62% 5,97% 7,25% 2,91% 30,75%

792.746 351.387 461.046 236.368 1.841.547

13,19% 5,85% 7,67% 3,93% 30,64%

Financial cost Bank loans and medium term notes Trade accounts payable on purchase of fuel Two-step loans Government loans Total related parties

Beban keuangan Utang bank dan surat utang jangka menengah Utang usaha pembelian bahan bakar Penerusan pinjaman Utang kepada Pemerintah Jumlah pihak berelasi

46

*) Persentase terhadap jumlah aset/liabilitas/pendapatan/beban yang bersangkutan/Percentage to related total assets/liabilities/revenues/expenses

Jumlah kompensasi Dewan Komisaris Perusahaan tahun 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 15.189 juta dan Rp 7.170 juta.

Total remuneration of the Company’s Board of Commissioners in 2011 and 2010 amounted to Rp 15,189 million and Rp 7,170 million, respectively.

Jumlah kompensasi Direksi Perusahaan tahun 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 54.612 juta dan Rp 24.492 juta.

Total remuneration of the Company’s Directors in 2011 and 2010 amounted to Rp 54,612 million and Rp 24,492 million, respectively.

Seluruh kompensasi kepada Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan merupakan imbalan kerja jangka pendek.

All the compensation to the Company’s Board of Commissioners and Directors represent as short-term employee benefit.

- 106 -

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 SERTA UNTUK TAHUN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan 53. ASET DAN LIABILITAS MATA UANG ASING


MONETER DALAM

53.

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Perusahaan dan entitas anak mempunyai aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai berikut :

MONETARY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES At December 31, 2011 and 2010, the Company and its subsidiaries had monetary assets and liabilities in foreign currencies as follows :

2011 JPY *)

US$ *)

EUR *)

Lain-lain/ Others **)

-

-

Aset moneter Piutang pihak berelasi Rekening dan deposito berjangka dibatasi penggunaannya Kas dan setara kas Investasi jangka pendek

30.428.504.732 307.297.054 -

29.800.483 592.143.400 56.000.000

3.528.201 -

495.954 -

Monetary assets Receivables from related parties Restricted cash in banks and time deposits Cash and cash equivalents Short term investment

Jumlah aset moneter

30.735.801.786

708.118.784

3.528.201

495.954

Total monetary assets

172.556.337.921 222.953.879.842

682.494.562 -

130.921.343 -

26.280.010 -

1.233.966.315 7.345.888.676 5.361.966.084 409.452.038.838 (378.716.237.052) (44.309.800)

2.737.360.602 4.550.000.000 674.358.943 326.498.191 102.939.080 262.689.795 111.155.798 9.447.496.971 (8.739.378.187) (79.248.681)

46.285.639 2.093.560 2.808.420 1.175.918 183.284.880 (179.756.679) (2.110.164)

32.965.042 3.681.154 357.645 63.283.851 (62.787.897) (569.361)

Liabilitas moneter Penerusan pinjaman Utang sewa pembiayaan Utang bank dan surat hutang jangka menengah Utang obligasi Utang listrik swasta Utang lain-lain Utang biaya proyek Utang usaha Biaya masih harus dibayar Jumlah liabilitas moneter Liabilitas moneter bersih Ekuivalen Rupiah (dalam jutaan) Jumlah dalam Rupiah bersih (dalam jutaan)

*) **)

-

30.174.901

Total in Rupiah - net (in millions)

(126.238.005)

Dalam jumlah penuh Aset dan liabilitas dalam mata uang asing lainnya disajikan setara US$ dengan menggunakan kurs tanggal pelaporan

Monetary liabilities Two-step loans Lease liability Bank loans and medium term notes Bonds payable Electricity purchase payable Other payables Project cost payable Trade accounts payable Accrued expenses Total monetary liabilities Net monetary liabilities Rupiah equivalent (in millions)

*) **)

- 107 -

In full amount Assets and liabilities denominated in other foreign currencies are presented as US$ equivalent using the exchange rate prevailing at reporting date


PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) – Continued 2010

JPY *)

US$ *)

EUR *)

Lain-lain/ Others **)

-

-

Aset moneter Piutang pihak berelasi Rekening dan deposito berjangka dibatasi penggunaannya Kas dan setara kas Investasi jangka pendek

20.119.535.262 307.181.542 -

15.390.074 246.740.479 76.963.300

711.523 -

514.706 -

Monetary assets Receivables from related parties Restricted cash in banks and time deposits Cash and cash equivalents Short-term investments

Jumlah aset moneter

20.426.716.804

370.511.442

711.523

514.706

Total monetary assets

134.763.884.331 141.226.631.465

702.871.164 -

143.691.678 -

35.637.117 -

597.056.335 19.972.402.797 64.291.044 3.065.196.331 299.689.462.303 (279.262.745.499)

2.057.141.695 4.000.000.000 692.431.641 529.652.047 87.788.504 344.341.230 110.115.471 8.524.341.752 (8.153.830.310)

8.373.544 37.739.103 2.750.885 1.266.416 193.821.626 (193.110.103)

9.004.004 187.207 363.436 392.232 45.583.996 (45.069.290)

(30.718.902)

(73.311.088)

(2.308.824)

(405.218)

Liabilitas moneter Penerusan pinjaman Utang sewa pembiayaan Utang bank dan surat hutang jangka menengah Utang obligasi Utang listrik swasta Utang lain-lain Utang biaya proyek Utang usaha Biaya masih harus dibayar Jumlah liabilitas moneter Liabilitas moneter bersih Ekuivalen Rupiah (dalam jutaan) Jumlah dalam Rupiah bersih (dalam jutaan)

*) **)

-

31.417.589

Dalam jumlah penuh Aset dan liabilitas dalam mata uang asing lainnya disajikan setara US$ dengan menggunakan kurs tanggal pelaporan

*) **)

In full amount Assets and liabilities denominated in other foreign currencies are presented as US$ equivalent using the exchange rate prevailing at reporting date

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, kurs konversi yang digunakan Perusahaan dan entitas anak serta kurs yang berlaku pada tanggal 26 Maret 2012 sebagai berikut:

Mata uang JPY US$ EUR

Rupiah equivalent (in millions) Net monetary liabilities in Rupiah - net (in millions)

(106.744.033)

26 Maret 2012/ March 26, 2012 Kurs tengah/ Middle rate Rp *)

Monetary liabilities Two-step loans Lease liability Bank loans and medium term notes Bonds payable Electricity purchase payable Other payables Project cost payable Trade accounts payable Accrued expenses Total monetary liabilities Net monetary liabilities

The conversion rates used by the Company and its subsidiaries on December 31, 2011 and 2010 and the prevailing rates on March 26, 2012 are as follows:

2011 Kurs tengah/ Middle rate Rp *)

111 9.181 12.180

117 9.068 11.739

*) Dalam jumlah penuh

2010 Kurs tengah/ Middle rate Rp *) 110 8.991 11.956

Currency JPY US$ EUR *) In full amount

- 108 -



Sehubungan dengan fluktuasi kurs mata uang Rupiah terhadap mata uang asing, Perusahaan dan entitas anak mencatat kerugian kurs mata uang asing bersih sebesar Rp 1.325.217 juta tahun 2011 dan keuntungan kurs mata uang asing bersih sebesar Rp 2.237.943 juta tahun 2010.

In relation to the fluctuation of Rupiah against foreign currencies, the Company and its subsidiaries recorded net loss on foreign exchange of Rp 1,325,217 million in 2011 and net gain on foreign exchange of Rp 2,237,943 million in 2010.

Pada tanggal 26 Maret 2012, kurs konversi mata uang asing meningkat terhadap mata uang Rupiah, kecuali JPY. Dengan menggunakan kurs mata uang asing tanggal 26 Maret 2012, liabilitas moneter dalam mata uang asing bersih Perusahaan dan entitas anak pada tanggal 31 Desember 2011 turun sebesar Rp 1.210.061 juta.

On March 26, 2012, there were increased in exchange rates of foreign currencies to Rupiah, except for JPY. In the using the exchange rates as of March 26, 2012, net monetary liabilities in foreign currencies of the Company and its subsidiaries as of December 31, 2011 decreased by Rp 1,210,061 million.

54. INFORMASI SEGMEN

54.

SEGMENT INFORMATION

Informasi Wilayah Geografis

Geographical Information

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian.

Segment information is prepared using the accounting policies adopted for preparing and presenting the consolidated financial statement.

Untuk tujuan pelaporan manajemen, saat ini Perusahaan dan entitas anak dibagi dalam operasi geografis Jawa-Bali, Indonesia Barat dan Indonesia Timur. Operasi geografis tersebut menjadi dasar pelaporan informasi segmen Perusahaan dan entitas anak, sebagai berikut :

For management reporting purposes, the Company and its subsidiaries are currently divided into Java-Bali, West Indonesia and East Indonesia geographical operations. These geographical operations are the basis on which the Company and its subsidiaries report segment information, as follow :

Pendapatan usaha Pendapatan eksternal Pendapatan antar segmen Jumlah Hasil segmen Beban tidak dapat dialokasikan

Indonesia Barat/ West Indonesia

Indonesia Timur/ East Indonesia

2011 Jawa dan Bali/ Java and Bali

51.431.580 51.431.580

16.471.608 16.471.608

(8.302.831)

(13.073.936)

Eliminasi/ Elimination

Jumlah/ Total

140.114.635 140.114.635

-

208.017.823 208.017.823

171.363.509

-

149.986.742 (135.366.218)

Laba sebelum pos keuangan dan lain-lain Penghasilan lain-lain tidak dapat dialokasikan Beban pajak Laba tahun berjalan dan jumlah laba komprehensif

Revenue External revenue Inter-segment revenue Total

14.620.524

Segment results Unallocated expenses Income before financial and other items

(6.748.114) (678.784)

Unallocated other income Tax expenses

7.193.626

Income for the year and total comprehensive income

Aset segmen Aset tidak dapat dialokasikan Jumlah aset konsolidasian

74.236.614

40.114.384

261.008.987

(154.077.545)

221.282.440 205.236.423 426.518.863

Segment Assets Unallocated assets Total consolidated assets

Liabilitas segmen Liabilitas tidak dapat dialokasikan Jumlah liabilitas konsolidasian

81.524.013

52.865.873

138.206.391

(71.356.568)

201.239.709 69.929.987 271.169.696

Segment Liabilities Unallocated liabilities Total consolidated liabilities

- 109 -


Pendapatan usaha Pendapatan eksternal Pendapatan antar segmen Jumlah Hasil segmen Beban tidak dapat dialokasikan


Indonesia Barat/ West Indonesia

Indonesia Timur/ East Indonesia

2010 Jawa dan Bali/ Java and Bali

Eliminasi/ Elimination

Jumlah/ Total

45.503.724 45.503.724

13.097.175 13.097.175

103.774.395 103.774.395

-

162.375.294 162.375.294

(2.153.812)

(8.194.748)

136.779.632

-

126.431.072 (113.163.849)

Laba sebelum pos keuangan dan lain-lain Penghasilan lain-lain tidak dapat dialokasikan Beban pajak Laba tahun berjalan dan jumlah laba komprehensif

Revenue External revenue Inter-segment revenue Total

13.267.223

Segment results Unallocated expenses Income before financial and other items

(1.861.031) (1.313.174)

Unallocated other income Tax expense

10.093.018

Income for the year and total comprehensive income

Aset segmen Aset tidak dapat dialokasikan Jumlah aset konsolidasi

61.871.736

31.809.164

242.416.695

(151.025.779)

185.071.816 184.118.766 369.190.582

Segment Assets Unallocated assets Total consolidated assets

Liabilitas segmen Liabilitas tidak dapat dialokasikan Jumlah liabilitas konsolidasi

63.199.463

40.055.401

138.440.010

(69.640.831)

172.054.043 47.453.944 219.507.987

Segment Liabilities Unallocated liabilities Total consolidated liabilities

Setiap informasi wilayah geografis melaporkan pendapatan terutama yang berasal dari penjualan tenaga listrik ke pelanggan, penyambungan pelanggan dan lain-lain. Sejalan dengan tugas utamanya sebagai pelaksana kewajiban pelayanan publik dalam penyediaan listrik, Perusahaan menerima subsidi dari Pemerintah. Perusahaan dan entitas anak yang bukan bergerak dalam bidang tenaga listrik mencakup 0,42% dan 0,28% dari pendapatan usaha masingmasing tahun 2011 dan 2010. Rincian informasi produk dan jasa terdapat dalam Catatan 38, 39 dan 40.

Each geographic reportable information derives its revenues mostly from electricity sales to customers, connection fees from customers, and others. In line with its main duty as executor of Public Service Obligation in electricity provision, the Company receives subsidy from the Government. The Company and its subsidiaries operations which are not engaged in electricity represent 0.42% and 0.28% of total revenues in 2011 and 2010, respectively. Detailed information on products and services are found in Notes 38, 39 and 40.

- 110 -


55. IKATAN DAN KONTINJENSI


55.

COMMITMENTS AND CONTINGENCIES

Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan dan entitas anak memiliki perikatan penting dan kontinjensi sebagai berikut :

As of December 31, 2011, the Company and its subsidiaries have significant commitments and contingencies, as follows :

a.

a.

Perjanjian pengadaan bahan bakar i. Gas

Fuel supply agreements i.

Sektor/ Sector Cilegon Cilegon Muara Karang - Priok Muara Tawar Muara Tawar Muara Tawar Gresik - Grati Gresik Gresik Gresik Aceh Belawan Pekanbaru Keramasan Keramasan Borang Inderalaya Payo Selincah Tanjung Batu Tarakan Bontang Batam Tg. Priok Grati Talang Duku Sunyaragi Gresik Sungai Gelam Bangkanai Sengkang Belawan Muara Tawar Tambak Lorok Grati Grati Gresik Gresik Batam

Pemasok/ Supplier a) PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk b) PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk c) Medco E&P Lemantang Kangean Energy Indonesia PT Pertamina (Persero), Kodeco (TAC) Hess Ltd PT Walinusa Energi PT Medco E&P Malaka PT Pertamina EP/TAC SENSL Kalila Bentu Ltd PT Medco E&P Indonesia PT Pertamina EP PT Medco E&P Indonesia PT Medco E&P Indonesia PT Energasindo Heksa Karya PT Pertamina (Persero), Semco (TAC) PT Medco E&P Indonesia Total E&P Indonesie, INPEX Co PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk d) PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PT Pertamina (Persero) PT Pertamina (Persero) PT Pertamina EP Salamander Energy Equity Epic Sengkang PT Pertamina EP/TAC Glagah Kambuna PT Pertamina EP PT Sumber Petrindo Perkasa Santos (Wortel) PT Parna Raya PT Alas Energy Indonesia PT Media Karya Sentosa Premier Oil Natuna Sea B.V.; Natuna 1 B.V.; Natuna 2 B.V.; Kufpec Indonesia (Natuna) B.V.

- 111 -

Gas Periode/ Period

Satuan/ Unit

Kuantitas/ Quantity e)

2006-2018 2009-2019 2004-2017 2008-2013 2009-2020 2009-2018 2010-2027 2002-2013 2006-2026 2010-2018 2010-2027 2011-2017 2005-2020 2009-2013 2010-2015 2003-2013 2002-2012 2009-2018 2005-2015 2002-2012 2009-2017 2004-2019 2009-2012 2009-2016 2009-2019 2008-2013 1993-2012 2011-2017 2013-2023 2012-2022 2009-2017 2010-2012 2009-2012 2012-2018 2009-2020 2011-2012 2008-2013 2011-2022

bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu bscf bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu bbtu mmscf bscf bbtu bbtu bbtu mmscf mmscf bbtu bbtu mmscf bbtu bbtu bbtu

356.300 109.500 679.000 255.500 360.620 129.136 368.700 482.560 440.000 44.160 85.000 65,65 146.036 32.680 27.735 61.999 56.182 65.700 79.026 9.651 681 72.270 32.880 116.070 21.000 8.745 1.683 4.990 104,000-130,000 56.730 65.650 17.250 219.000 55.800 280.000 2.920 23.980 98.035



a)

CNOOC SES Ltd., Inpex Sumatra Ltd., KNOC Sumatra Ltd., MC Oil & Gas Sumatra BV, Paladin Resources (Sunda) Ltd., Paladin UK (Southeast Sumatra) Ltd. dan/and Paladin Resources (Bahamas) Ltd.

b)

BP West Java Ltd., Itochu Oil Exploration Co. Ltd., MC Oil & Gas Java BY, Inpex Jawa Ltd., CNOOC ONWC Ltd. dan/and Paladin Resources (Sunda) Ltd.

c)

Pertamina, Hess Ltd. (dahulu/formerly Amerada Hess Ltd.) dan/and Pasific Oil & Gas Ltd.

d)

Santos (Sampang) Pty Ltd., Singapore Petroleum Sampang Ltd. (dahulu/formerly Coastal Indonesia Sampang Ltd.) dan/and Cue Sampang Pty Ltd.

e)

Dalam jumlah penuh/In full amount

Harga pembelian gas pada titik penyerahan berkisar antara US$ 2,45 sampai dengan US$ 6,40 per MMBtu.

Gas purchase price at point of delivery ranges from US$ 2.45 to US$ 6.40 per MMBTu.

Pada tanggal 26 Juli 2007, PJB mengadakan perjanjian dengan PT Petrokimia (PKG) dan EMP Kangean Limited terkait Gas Diversion Agreement. Perjanjian ini menetapkan bahwa PKG akan menerima pinjaman gas dari pihak PJB dengan mengalihkan sejumlah pasokan gas yang diperoleh EMP Kangean ke PKG. Atas pinjaman gas tersebut, PKG akan membayar penggantian biaya kompensasi swap gas pada PJB. Pada tanggal 25 September 2007, PJB mengadakan kesepakatan dengan PKG terkait metode perhitungan penggantian biaya kompensasi swap gas.

On July 26, 2007, PJB entered into an agreement with PT Petrokimia (PKG) and EMP Kangean Limited, relating to Gas Diversion Agreement. This agreement determined that PKG will receive gas loan from PJB by diverting an amount of supply of gas, which is provided by EMP Kangean to PKG. In accordance with such gas loan, PKG will pay to PJB the replacement costs for the compensation expenses of gas swap. On September 25, 2007, PJB established an agreement with PKG in relation to the method of computation of replacement costs for the compensation expenses of gas swap.

Pada tanggal 25 September 2008, Perusahaan dengan PGN mengadakan perjanjian jual beli dan penyaluran gas untuk PLTGU Cilegon untuk jangka waktu 10 tahun yang dimulai sejak Maret 2009 sampai dengan Pebruari 2019. Penyaluran gas untuk periode bulan pertama adalah sebesar 36,36 BBTU per hari, sedangkan untuk periode selanjutnya sampai dengan lima tahun sebesar 27,27 BBTU per hari. Untuk periode selanjutnya sampai berakhirnya perjanjian, pemakaian maksimum dan minimum gas akan disesuaikan dengan kesediaan gas PGN.

On September 25, 2008, the Company entered into an agreement with PGN, in relation to buying, selling and channeling of gas for PLTGU Cilegon with a term of 10 years starting from March 2009 until February 2019. Gas channeling for the first month is 36.36 BBTU per day, while the succeeding periods until the fifth year is 27.27 BBTU per day. For the remaining succeeding periods until the end of the agreement, the maximum and minimum use of gas will be in accordance with the gas availability of PGN.

Perusahaan memperoleh fasilitas stand-by letter of credit (SBLC) maksimum sebesar US$ 39,9 juta dari Bank Negara Indonesia, berjangka waktu 13 tahun sampai dengan 31 Desember 2016 untuk menjamin kewajiban pembayaran pembelian gas untuk sektor Muara Karang - Priok.

The Company has stand-by letters of credit (SBLC) facility from Bank Negara Indonesia with maximum amount of US$ 39.9 million and a term of 13 years, due on December 31, 2016 to guarantee the payment obligations for the purchase of gas for Muara Karang – Priok sector.

- 112 -

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 SERTA UNTUK TAHUN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan ii.


Batubara

ii. Coal Jumlah metrik ton per tahun / Quantity per year in metric ton a)

Pemasok/Suppliers Rutin /Regular PT Tambang Batubara Bukit Asam PT Adaro Indonesia PT Kaltim Prima Coal PT Kideco Jaya Agung PT Berau Coal PT Indominco Mandiri PT Natuna Energi Indonesia PT Oktasan Baruna Persada PT Wijaya Karya Intrade PT Central Corporindo Kerjasama konsorsium/Consortium PT Kasih Industri Indonesia dan PT Senamas Energindo Mulia PT Arutmin Indonesia dan PT Darma Henwa Program Percepatan/Fast Track Program PT Kaltim Prima Coal PT Tambang Batubara Bukit Asam PT Kideco Jaya Agung PT Titan Mining Energy PT Hanson Energy PT Lanna Narita PT Dwi Guna Laksana Kerjasama konsorsium/Consortium PT Arutmin Indonesia dan PT Darma Henwa PT Multi Bara Persada dan PT Eksploitasi Energi Indonesia PT Kasih Industri Indonesia dan PT Senamas Energindo Mulia PT Golden Great Borneo, PT Oktasan Baruna Persada dan PT Satui Baratama PT Risna Karya Whardana Mandiri dan Rizki Anugrah Pratama PT Oktasan Baruna Persada dan PT Baramega Citra Mulia Persada

Periode/ Period

9.350.000 2.660.000 5.000.000 1.700.000 4.065.000 3.200.000 600.000 500.000 500.000 600.000

2002-2013/2031 2011-2021 2009-2014/2015 2000-2020 2008-2018 2010-2015 2006-2012 2006-2013 2010-2015 2006-2013

318.000 1.305.000

2009-2029 2007-2027

2.700.000 1.550.000 1.360.000 2.130.000 640.000 443.000 645.000

2011-2031 2011-2031 2011-2031 2011-2031 2011-2031 2010-2015/2030 2011-2031

6.128.000 1.208.000 620.000

2010-2030 2010-2015 2009-2029

516.000 558.000

2011-2015 2010-2015

239.000

2011-2031

a) Dalam jumlah penuh/In full amount

Harga stockpile pembelian batubara berkisar antara Rp 342.790 dan Rp 953.430 per ton yang disesuaikan terhadap nilai kalori, kadar abu, sulfur, air, SFT dan HGI.

The stockpile price of coal purchases ranges from Rp 342,790 to Rp 953,430 per ton, which is adjusted against calorific value, ash content, sulphur, water, SFT and HGI.

- 113 -


iii. Bahan Bakar Minyak


iii. Fuel

Perusahaan dan Pertamina mengadakan Perjanjian Payung Jual Beli Bahan Bakar Minyak No. 071.PJ/060/DIR/2001 tanggal 8 Oktober 2001 yang berlaku sampai dengan 8 Oktober 2004. Perjanjian ini telah diaddendum tanggal 16 Mei 2007 dimana Perusahaan dan Pertamina menyepakati antara lain: (i) penggunaan harga bahan bakar bulanan yang ditetapkan oleh Pertamina untuk periode 1 Januari sampai dengan 30 April 2007 dan harga bahan bakar 109,5% dari Mid Oil Platts Singapore (MOPS) ditambah Pajak Pertambahan Nilai untuk periode 1 Mei 2007 sampai dengan 31 Desember 2007; (ii) harga bahan bakar setelah tanggal 31 Desember 2007 akan ditetapkan oleh kedua belah pihak setiap tahun; (iii) jangka waktu pembayaran berikut pengenaan denda keterlambatan pembayaran sebesar tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia bulanan ditambah 1,3%; (iv) efektif mulai 1 Mei 2007, saldo utang yang belum dibayar atas pembelian bahan bakar sampai dengan 30 April 2007 dikenakan bunga sebesar tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia per tahun ditambah 1,3%, sampai diselesaikan dengan menerbitkan obligasi PLN selambat-lambatnya tanggal 31 Agustus 2007; (v) utang kepada Pertamina, termasuk obligasi yang akan diterbitkan maksimum sebesar Rp 18 triliun; (vi) perjanjian ini berlaku untuk 5 tahun sejak 1 Januari 2007 sampai dengan 31 Desember 2011; (vii) PT Sucofindo (Persero) ditunjuk sebagai independent surveyor.

The Company and Pertamina entered into a Fuel Buy and Sell Agreement No. 071.PJ/060/DIR/2001 dated October 8, 2001 which was valid until October 8, 2004. This agreement has been amended on May 16, 2007, whereby, the Company and Pertamina agreed among others: (i) the monthly fuel price to be used for the period January 1 until April 30, 2007 is determined by Pertamina and, the fuel price of 109.5% from Mid Oil Platts Singapore (MOPS) plus Value Added Tax for the period May 1, 2007 until December 31, 2007; (ii) the fuel price subsequent to December 31, 2007 will be determined by both parties every year; (iii) the terms of payment and penalty charges on late payment with a rate of monthly Certificate of Bank Indonesia plus 1.3%; (iv) effective on May 1, 2007, the unpaid balance of payable for the purchases of fuel until April 30, 2007 will bear an interest with a rate per annum of Certificate of Bank Indonesia plus 1.3%, until settled by issuance of PLN Bonds, which is no later than August 31, 2007; (v) the maximum payable to Pertamina, includes bonds which will be issued amounting to Rp 18 trillion; (vi) this agreement is valid for 5 years from January 1, 2007 until December 31, 2011; (vii) PT Sucofindo (Persero) is assigned as an independent surveyor.

Berdasarkan Addendum II Perjanjian Jual Beli Bahan Bakar Minyak tanggal 1 Juni 2010, Perusahaan dan Pertamina menyepakati dalam tahun 2010 sebagai berikut:

Based on the amendment II of Fuel Buy and Sell Agreement dated June 1, 2010, the Company and Pertamina agreed in 2010 the following:

1.

1.

Harga pembelian HSD sampai dengan 3.900.288 KL adalah 105% dari MOPS yang diserahkan di 19 titik penyerahan yang ditetapkan Pertamina dan pembelian diatas 3.900.288 KL adalah 109,5% dari MOPS yang diserahkan diluar 19 titik penyerahan yang ditetapkan Pertamina.

- 114 -

The price of HSD for purchase of up to 3,900,288 KL is 105% from MOPS for fuel oil supplied from 19 supply points specified by Pertamina and for purchase in excess of 3,900,288 KL is 109.5% from MOPS for fuel oil supplied from supply points other than the 19 supply points specified by Pertamina.



2.

Harga pembelian IDO sampai dengan 8.500 KL adalah 105% dari MOPS yang diserahkan di 19 titik penyerahan yang ditetapkan Pertamina dan pembelian diatas 8.500 KL adalah 109,5% dari MOPS yang diserahkan diluar 19 titik penyerahan yang ditetapkan Pertamina.

2.

The price of IDO for purchase of up to 8,500 KL is 105% from MOPS for fuel oil supplied from 19 supply points specified by Pertamina and for purchase in excess of 8,500 KL is 109.5% from MOPS for fuel oil supplied from supply points other than the 19 supply points specified by Pertamina.

3.

Harga pembelian MFO sampai dengan 2.461.184 KL adalah 105% dari MOPS yang diserahkan di 19 titik penyerahan yang ditetapkan Pertamina dan pembelian diatas 2.461.184 KL adalah 109,5% dari MOPS yang diserahkan diluar 19 titik penyerahan yang ditetapkan Pertamina.

3.

The price of MFO for purchase of up to 2,461,184 KL is 105% from MOPS for fuel oil supplied from 19 supply points specified by Pertamina and for purchase in excess of 2,461,184 KL is 109.5% from MOPS for fuel oil supplied from supply points other than the 19 supply points specified by Pertamina.

Berdasarkan Addendum III Perjanjian Jual Beli Bahan Bakar Minyak tanggal 7 Nopember 2011, Perusahaan dan Pertamina menyepakati dalam tahun 2011 sebagai berikut:

Based on the amendment III of Fuel Buy and Sell Agreement dated November 7, 2011, the Company and Pertamina agreed in 2011 the following:

1.

HSD  Harga pembelian HSD sampai dengan 2.537.161 KL di 18 titik penyerahan Pertamina adalah 105% dari MOPS.  Harga pembelian HSD sampai dengan 480.487 KL di titik penyerahan Pertamina TT Manggis adalah 108% dari MOPS.  Harga pembelian HSD sampai dengan 2.978.360 KL di titik penyerahan ITP Priok dan ISG Surabaya adalah 108,5% dari MOPS.  Harga pembelian HSD diatas 5.996.008 KL atau yang diserahkan diluar 21 titik penyerahan yang ditetapkan Pertamina adalah 109,5% dari MOPS.

1.

HSD  The price of HSD for purchase of up to 2,537,161 KL in of 18 supply points of Pertamina is 105% from MOPS.  The price of HSD for purchase of up to 480,487 KL in supply points of Pertamina TT Manggis is 108% from MOPS.  The price of HSD for purchase of up to 2,978,360 KL in supply points ITP Priok and ISG Surabaya is 108.5% from MOPS.  The price of HSD in excess of 5,996,008 KL or supplied from suppy points other than the 21 supply points specified by Pertamina is 109.5% from MOPS.

2.

Harga pembelian IDO sampai dengan 3.933 KL di titik penyerahan Kilang Plaju adalah 105% dari MOPS dan pembelian diatas 3.933 KL atau yang diserahkan diluar titik penyerahan Kilang Plaju adalah 109,5% dari MOPS.

2.

The price of IDO for purchases of up to 3,933 KL in supply point Kilang Plaju is 105% from MOPS and for purchases in excess of 3,933 KL or supplied from supply point other than supply point Kilang Plaju is 109.5% from MOPS.

- 115 -


Harga pembelian MFO sampai dengan 1.193.166 KL di titik penyerahan Kilang Cilacap adalah 105% dari MOPS dan pembelian diatas 1.193.166 KL atau yang diserahkan diluar titik penyerahan Kilang Cilacap adalah 109,5% dari MOPS.


The price of MFO for purchases of up to 1,193,166 KL in supply point Kilang Cilacap is 105% from MOPS and for purchases in excess of 1,193,166 KL or supplied from supply point other than supply point Kilang Cilacap is 109.5% from MOPS.

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, estimasi liabilitas bunga dan denda atas utang pembelian bahan bakar kepada Pertamina masing-masing sebesar Rp 68.646 juta dan Rp 351.387 juta yang dicatat sebagai biaya masih harus dibayar (Catatan 35).

As of December 31, 2011 and 2010, estimated liabilities on interest and penalties for payable on purchases of fuel to Pertamina amounted to Rp 68,646 million and Rp 351,387 million, respectively, which are recorded as accrued expenses (Note 35).

Pada tanggal 3 Nopember 2010, Perusahaan dan Pertamina menandatangani Perjanjian Jual Beli HSD untuk PLTGU Gresik dan Grati sebanyak 600.000 KL selama 4 tahun yang berakhir tahun 2014.

On November 3, 2010, the Company and Pertamina entered into a Sale and Purchase Agreement of HSD for supply of HSD to PLTGU Gresik and Grati for 600,000 KL for 4 years until 2014.

Pada tanggal 3 Nopember 2010, Perusahaan dan Pertamina menandatangani Perjanjian Jual Beli HSD untuk PLTGU Muara Tawar sebanyak 400.000 KL selama 4 tahun yang berakhir tahun 2014.

On November 3, 2010, the Company and Pertamina entered into a Sale and Purchase Agreement of HSD for supply of HSD to PLTGU Muara Tawar for 400,000 KL for 4 years until 2014.

Pada tanggal 1 Desember 2010, Perusahaan dan Pertamina menandatangani Perjanjian Jual Beli HSD untuk PLTGU Muara Karang dan Tanjung Priok sebanyak 2.000.000 KL selama 4 tahun yang berakhir tahun 2014.

On December 1, 2010, the Company and Pertamina entered into a Sale and Purchase Agreement of HSD for supply of HSD to PLTGU Muara Karang and Tanjung Priok for 2,000,000 KL for 4 years until 2014.

Pada tanggal 10 April 2008, Perusahaan dengan Kerja Sama Operasi (KSO) PT Shell Indonesia dan PT Kutilang Paksi Mas menandatangani Perjanjian Jual Beli HSD untuk PLTGU Grati selama 3 tahun yang berakhir tahun 2011 sebanyak 600.000 KL per tahun. Pada tanggal 20 Mei 2011, Perjanjian Jual Beli HSD ini telah di addendum sehingga periode perjanjian selama 4 tahun yang berakhir pada tahun 2015 sebanyak 640.000 KL.

On April 10, 2008, the Company entered into a Sale and Purchase Agreement of HSD with Joint Operation of PT Shell Indonesia and PT Kutilang Paksi Mas for supply of HSD to PLTGU Grati for 600,000 KL per annum, respectively, for 3 years until 2011. On May 20, 2011, Sale and Purchase Agreement of HSD has been a amendment during 4 year period ending in 2015 640,000 KL.

Pada tanggal 29 Januari 2009 dan tanggal 19 Agustus 2009, Perusahaan menandatangani Perjanjian Jual Beli HSD dengan PT AKR Corporation, Tbk sebanyak 400.000 KL selama 3 tahun yang berakhir tahun 2012.

On January 29, 2009 and August 19, 2009, the Company entered into a Sale and Purchase Agreement of HSD with PT AKR Corporation, Tbk for 400,000 KL for 3 years until 2012.

- 116 -

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 SERTA UNTUK TAHUN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan Pada tanggal 10 Desember 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Jual Beli HSD dengan Tuban Konsorsium PT Trans Pacific Petrochemical dan PT Tuban LPG Indonesia sebanyak 1.200.000 KL selama 4 tahun yang berakhir tahun 2014.

On December 10, 2010, the Company entered into a Sale and Purchase Agreement of HSD with Tuban Consortium PT Trans Pacific Petrochemical and PT Tuban LPG Indonesia for supply of HSD to Belawan for 1,200,000 KL for 4 years until 2014.

iv. Uap Panas Bumi

iv. Geothermal Heat

Perusahaan memiliki perjanjian dengan Pertamina untuk pengadaan uap panas bumi untuk Kamojang selama 30 tahun yang berakhir tahun 2012, dan untuk Gunung Salak dan Darajat selama 30 tahun yang berakhir tahun 2030 serta untuk Lahendong selama 30 tahun yang berakhir tahun 2038. b.


The Company has a geothermal heat procurement agreement with Pertamina for Kamojang for 30 years until 2012, for Gunung Salak and Darajat for 30 years until 2030 and for Lahendong for 30 years until 2038.

Perjanjian jual beli tenaga listrik

b. Power purchase agreement

Sebelum tahun 1997, Perusahaan mengadakan perjanjian jual beli tenaga listrik (PPA dan ESC) dengan penyedia dan pengembang tenaga listrik swasta (IPP) skala besar. Pada tahun 1999, Perusahaan telah melaksanakan renegosiasi terhadap PPA dan ESC melalui Kelompok Kerja Renegosiasi Kontrak Khusus PLN dibawah arahan Pemerintah. Renegosiasi tersebut meliputi antara lain keseimbangan kondisi kontrak, kewajaran harga dan disparitas harga jual listrik swasta dan harga jual Perusahaan.

Prior to 1997, the Company entered into Power Purchase Agreement (PPA) and Energy Sales Contract (ESC) with big scale Independent Power Producers (IPP). In 1999, the Company entered into renegotiation of PPA and ESC through Working Group on PLN Special Contract Renegotiation under the direction of the Government. Such renegotiation includes, among others, equalization in contract condition, reasonableness of price and disparity of selling price between IPP and the Company.

Dalam perjanjian dengan IPP tertentu, disepakati bahwa setiap saat selama perjanjian berlaku, Perusahaan dapat melaksanakan opsi untuk membeli hak penjual, milik, dan kepentingan atas proyek yang bersangkutan.

Based on the agreements with certain IPPs, the Company may exercise its option to purchase all of the IPP’s rights, title and interest in the projects at any time during the contract period.

- 117 -



Pada tanggal 31 Desember 2011, perjanjian penting antara Perusahaan dan entitas anak dengan IPP adalah sebagai berikut :

As of December 31, 2011 the significant agreements between the Company and its subsidiaries with IPPs are as follows :

i. Sudah Beroperasi

No.

Perusahaan/Company

i.

Proyek/Project

1. 2.

PT Cikarang Listrindo PT Energi Sengkang

Cikarang, Jawa Barat/West Java Sengkang, Sulawesi Selatan/South Sulawesi

3.

Chevron Geothermal Salak, Ltd.

Salak, Jawa Barat/West Java

4.

PT Makassar Power

Pare-pare, Sulawesi Selatan/South Sulawesi

5. 6. 7.

PT Paiton Energy PT Jawa Power Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. Star Energy Geothermal (Wayang Windu) Ltd. (d/h/formerly Magma Nusantara Limited) PT Geo Dipa Energy

Paiton I, Jawa Timur/East Java Paiton II, Jawa Timur/East Java Drajat, Jawa Barat/West Java

10.

PT Asrigita Prasarana

11. 12. 13. 14.

PT Sumber Segara Primadaya PT Dalle Energy Batam PT Mitra Energi Batam PT Indo Matra Power

15. 16.

PT Jembo Energindo PT Metaepsi Pejebe Power Generation PT Pusaka Jaya Palu Power

Palembang, Sumatera Selatan/South Sumatera Cilacap, Jawa Tengah/Central Java Panaran, pulau Batam/Batam Island Panaran, pulau Batam/Batam Island Kawasan Industri Kabil, Pulau Batam/Batam Island Panaran, pulau Batam/Batam Island Gunung Megang, Sumatera Selatan/South Sumatera Palu, Sulawesi Tengah/ Central Sulawesi Kamojang, Jawa Barat/West Java

8.

9.

17. 18. 19.

PT Pertamina Geothermal Energi PT Cahaya Fajar Kaltim

20.

PT Dizamatra Powerindo

21.


22.

PT Cipta Daya Nusantara

23.

Perum Jasa Tirta

24. 25.

Aggreko International Project. Ltd. PT Fajar Futura Energy Luwu

26.

PT Sulawesi Mini Hydro Power

27.

PT Guo Hua Energi Musi Makmur

28

PT Eksploitasi Energi Indonesia

Wayang Windu, Jawa Barat/West Java Dieng, Jawa Tengah/Central Java

Embalut, Kalimantan Timur/ East Kalimantan Sebayak, Sumatera Utara/ North Sumatera Asahan, Sumatera Utara/ North Sumatera Mobuya, Sulawesi Utara/ North Sumatera Purwakarta, Jawa Barat/West Java Pulau Batam/Batam Island Luwu, Sulawesi Selatan/ South Sulawesi Sinjai, Sulawesi Selatan/ South Sulawesi Muara Enim, Sumatera Selatan/ South Sumatera Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah/ Central Kalimantan

In Operations Bahan bakar/ Fuel

Kapasitas/ Capacity (MW)

- 118 -

Periode/ Period

Gas Gas

300 255

72 85

1998-2018 1999-2028

Panas bumi/ Geothermal MFO

165

90

1997-2027

60

80

1998-2013

1.230 1.220 180

85 83 95

2000-2040 2000-2030 2000-2030

220

90

2000-2042

Batubara/Coal Batubara/Coal Panas bumi/ Geothermal Panas bumi/ Geothermal Panas bumi/ Geothermal Gas

60

85

2002-2044

150

85

2004-2024

Batubara/Coal Gas Gas Gas

562 55 55 17

80 80 84 90

2007-2037 2005-2016 2005-2016 2005-2017

Gas Gas

24 80

65 80

2008-2011 2005-2025

Batubara/Coal

27

80

2007-2032

Panas bumi/ Geothermal Batubara/Coal

60

90

2008-2038

45

72

2008-2038

11

90

2008-2038

180

90

2010-2040

3

80

2007-2027

150

-

2012

30 2

80 -

2008-2011 2010-2035

10

-

2011-2036

227

80

2011-2041

11

80

2011-2036

Panas bumi/ Geothermal Tenaga air/ Hidro Tenaga air/ Hidro Tenaga air/ Hidro Gas Tenaga air/ Hidro Tenaga air/ Hidro Batubara/Coal Batubara/Coal

5.389

Jumlah/Total

AF b) (%)

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 SERTA UNTUK TAHUN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan ii.

Belum Beroperasi Pengembangan)

No.

(Dalam

Perusahaan/ Company


Tahap

ii. Bahan bakar/ Fuel

Proyek/Projects

1

PT Paiton Energy

2 3

PT Cirebon Electric Power PT General Energy Bali

Paiton Ekspansi, Jatim/ Paiton Expansion, East Java Cirebon, Jawa Barat /West Java Celukan Bawang, Bali

4

Sarulla Operations Ltd

Sarulla, Sumatera Utara /North Sumatera

5

Not Yet in Operations (Development Stage) Kapasitas/ Capacity (MW)

AF b) (%)

Periode/ Period a)

Batubara / Coal Batubara / Coal Batubara / Coal Panas Bumi / Geothermal

815 660 380

80 80 85

2012-2042 2011-2041 2011-2041

330

90

2011-2041

PT Ranyza Energi

Kuala Tanjung, Sumatera Utara/ North Sumatera

Batubara / Coal

225

94

2010-2040

6

PT Priamanaya Power Energi

Baturaja, Sumatera Selatan / South Sumatera

Batubara / Coal

225

80

2011-2041

7

PT Bukit Pembangkit Innovative

Batubara / Coal

220

80

2014-2044

8

PT Bosowa Energy

Batubara / Coal

200

80

2012-2042

9

PT Poso Energy

Tenaga Air / Hydro

195

846 GWh/th

2011-2041

10

PT Geo Dipa Energi

Patuha, Jawa Barat / West Java

180

90

2014-2034

11

Bali Energi Ltd.

Bedugul, Bali

175

95

2011-2041

12

PT TJK Power

110

85

2009-2038

13

PT Geo Dipa Energi

60

85

2014-2034

14

PT Equator Manunggal Power

Batubara / Coal

54

85

2010-2035

15

PT Indo Ridlatama Power

Pulau Batam/Batam Island Dieng, Jawa Tengah/Central Java (Unit 2) Pontianak, Kalimantan Barat/West Kalimantan Samboja, Kalimantan Timur / East Kalimantan

Batubara / Coal

55

80

2011-2041

16

Lainnya/Others c)

226

55-95

2009-2041

Banjarsari, Sumatera Selatan / South Sumatera Jeneponto, Sulawesi Selatan / South Sulawesi Poso, Sulawesi Tengah / Central Sulawesi

Panas Bumi / Geothermal Panas Bumi / Geothermal Batubara / Coal Panas Bumi / Geothermal

Status

d) d) d) e) e) e) d) d) d) e) e) e) e) d) e)

4.110

Jumlah/Total

a)

Perjanjian berlaku sejak ditandatangani, dan jual beli tenaga listrik berlaku antara 19 sampai dengan 30 tahun sejak tanggal produksi komersial.

a)

The agreements are effective from the date of signing and buy and sell of electricity is valid between 19 to 30 years starting from the commercial operation date.

b)

AF = Faktor Pemasokan Tenaga yang harus diserap Perusahaan.

b)

AF = Power supply factor which should be absorbed by the Company.

c)

Meliputi kontrak dengan 27 IPP, terdiri dari 20 IPP dalam tahap pembangunan dan 7 IPP dalam tahap pembiayaan, berlokasi diberbagai daerah di Indonesia, menggunakan bahan bakar batu bara, panas bumi dan mini hydro dengan kapasitas masing-masing pembangkit kurang dari 50 MW.

c)

Represents contracts with 27 IPPs, consisting of 20 IPPs under construction and 7 IPPs in financing stage, which are located in several areas of Indonesia and are generated by coal, geothermal and mini hydro each with power plant’s capacity of less than 50 MW.

d)

Dalam tahap pembangunan

d)

Under construction

e)

Dalam tahap pembiayaan

e)

Financing stage

Harga tenaga listrik per kWh untuk pembangkitan bahan bakar gas, MFO dan batubara ditetapkan berdasarkan formula tertentu yang ditetapkan dalam perjanjian yang antara lain mengatur pemulihan biaya modal, pembayaran biaya tetap operasi dan pemeliharaan, biaya bahan bakar dan pembayaran biaya variabel operasi dan pemeliharaan. Untuk pembangkitan yang menggunakan panas bumi, harga tenaga listrik ditetapkan berdasarkan formula tertentu sebagaimana dinyatakan dalam perjanjian antara lain Energy Charge dan Capacity Charge.

The electricity power price per kWh for gas, MFO and coal power plants are determined by certain formula as stated in the agreement which regulate, among others, capital cost recovery, fixed operation and maintenance cost payment, fuel expense and variable operation and maintenance cost payment. For geothermal heat power plant, the electricity power price are determined by certain formula as stated in the agreement, among others, Energy Charge and Capacity Charge.

Sehubungan dengan pembelian tenaga listrik, PLN Batam telah menyerahkan jaminan rekening dan deposito berjangka sebesar Rp 6.480 juta (Catatan 12).

In relation with the purchase of electricity, PLN Batam has placed collateral account and time deposits amounting to Rp 6,480 million (Note 12).

- 119 -

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 SERTA UNTUK TAHUN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan iii. PLTP Sarulla

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) – Continued iii. PLTP Sarulla

Berdasarkan Perjanjian Pengalihan tanggal 23 Januari 2004 sebagaimana diubah dengan addendum tanggal 6 Pebruari 2004, Perusahaan telah mengambil alih hak, kepentingan dan kewajiban Unocal North Sumatra Geothermal Ltd. (UNSG) sehubungan dengan perjanjian jual beli listrik tahun 1993 (proyek Sarulla), dan Perusahaan akan mengalihkan hak, kepentingan dan kewajiban tersebut kepada pihak lain yang ditunjuk kemudian. Pengambilalihan tersebut dilaksanakan dengan membayar kompensasi sebesar US$ 60 juta dan dicatat sebagai pekerjaan dalam pelaksanaan (Catatan 7). Untuk melanjutkan kembali proyek Sarulla, Perusahaan mengadakan tender, yang dimulai pada tahun 2004 dan letter of intent kepada pemenang tender diterbitkan pada tanggal 25 Juli 2005. Berdasarkan letter of intent ini, pada tanggal 14 Desember 2007, Perusahaan bersama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), Sarulla Operations Ltd., PT Medco Geopower Sarulla, Sarulla Power Asset Ltd. dan OrSarulla Inc. (Konsorsium) sepakat untuk melakukan jual beli listrik yang dibangkitkan dari PLTP Sarulla 330 MW melalui amandemen Kontrak Penjualan Energi (ESC) serta pengalihan hak, kepentingan dan kewajiban (Deed of Assigment) atas Kontrak Operasi Bersama (JOC) dan ESC Sarulla. Kesepakatan tersebut antara lain meliputi: (i) Konsorsium akan memberikan kompensasi kepada Perusahaan sebesar US$ 73.675.000, termasuk bunga sebesar US$ 3.675.000, dibayar dalam empat angsuran enam bulanan terhitung sejak tanggal terjadinya penarikan pertama senior debt dalam perjanjian pembiayaan (financial close), (ii) Financial close paling lambat 12 bulan terhitung sejak kesepakatan tersebut disetujui oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (MESDM), (iii) Masa kontrak berakhir pada 27 Pebruari 2046, (iv) Operasi komersial untuk 6 unit pembangkit berkisar 30 - 48 bulan sejak financial close. Kesepakatan ini akan efektif setelah dilakukannya pembayaran pertama oleh Konsorsium kepada Perusahaan dan diterbitkannya persetujuan MESDM atas Deed of Assignment, Amandemen ESC, Amandemen JOC antara PGE dan Konsorsium, serta harga jual listrik dinyatakan dalam Amandemen ESC. Pada tanggal 27 Agustus 2008, Perusahaan telah menerima surat persetujuan dari MESDM.

Based on Deed of Assignment dated January 23, 2004 as amended by the addendum dated February 6, 2004, the Company has taken over the rights, participating interests and obligations of Unocal North Sumatra Geothermal Ltd. (UNSG) in relation to the electricity sell and purchase agreement in 1993 (the Sarulla project), and the Company will transfer such rights, participating interests and obligations to other entity, which will be appointed later. The amount of the compensation paid by the Company for such taking-over of rights amounted US$ 60 million and was recorded as construction in progress (Note 7). To continue the Sarulla project, the Company organized bidding process, which started in 2004, and letter of intent was issued to the winning bidder on July 25, 2005. Based from such letter of intent, on December 14, 2007, the Company together with PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), Sarulla Operations Ltd., PT Medco Geopower Sarulla, Sarulla Power Asset Ltd. and OrSarulla Inc. collectively, referred to as “the Consortium”, agreed to perform buy and sell of electricity, which is generated from PLTP Sarulla 330 MW by means of amendment of Energy Sales Contract (ESC) and to transfer the rights, participating interests and obligations (Deed of Assignment) on the Joint Operation Contract (JOC) and Sarulla ESC. The agreement includes, among others: (i) the Consortium will give compensation to the Company amounting to US$ 73,675,000, including interest of US$ 3,675,000, payable in four semi annual installments, which will start on the date on which the first drawdown of senior debt under the financing agreements occurs (financial close), (ii) the financial close shall begin no later than 12 months after the date on which the Minister of Energy and Mineral Resources (MESDM) issues the approval, (iii) the contract period will be due on February 27, 2046, (iv) the commercial operations of the 6 unit power plants will approximately be 30 - 48 months since the financial close. This agreement will be effective after the Consortium has made the first payment to the Company and after MESDM’s approval on the Deed of Assignment, ESC Amendment, JOC Amendment between PGE and the Consortium, and electricity selling price stated in the amended ESC. On August 27, 2008, the Company received the letter of approval from MESDM.

- 120 -



Pada tanggal 2 Juli 2008, konsorsium menyetujui amandemen pembayaran kepentingan dan kewajiban, dimana jumlah kompensasi menjadi US$ 71.837.500, termasuk bunga sebesar US$ 1.837.500. Jumlah ini akan dibayar dalam 2 kali pembayaran, pembayaran pertama sebesar US$ 52.500.000 pada saat financial close dan pembayaran kedua sebesar US$ 19.337.500 adalah 18 bulan setelah financial close.

On July 2, 2008, the Consortium approved the amendment of the terms of payment of the Deed of Assignment, wherein the total compensation amounted to US$ 71,837,500, which includes interest of US$ 1,837,500. This will be paid in two installments, with the first payment of US$ 52,500,000 at the financial close date and the second payment US$ 19,337,500 on 18 months subsequent to the financial close date.

c. Perolehan barang modal

c. Capital expenditures

Pada tanggal 31 Desember 2011, jumlah ikatan perolehan barang modal berdasarkan kontrak, terutama sehubungan dengan pengadaan pembangkitan, jaringan transmisi dan distribusi adalah sebagai berikut :

Mata uang/ Currencies Program percepatan Kontrak pembangkitan

Kontrak transmisi

Kontrak konstruksi rutin

As of December 31, 2011, total commitments on capital expenditures based on contracts, which are related to procurement of power plants, transmissions and distributions are as follows :

Jumlah dalam mata uang asing/ Amount in foreign currencies *)

US$ Rupiah

1.299

11.779.256 7.400.171 19.179.427

66 20

602.590 233.445 961.419 1.797.454

58 13 17.090

525.318 153.493 1.996.203 4.768.569 16.236 7.459.819

-

US$ EUR Rupiah

Setara Rupiah/ Rupiah equivalent *)

-

US$ EUR JPY Rupiah Lain-lain/Others **)

2

Fast track program Power plant contracts

Transmission contracts

Regular construction contracts

*)

Dalam jutaan

*)

In million

**)

Perolehan barang modal dalam mata uang asing lainnya disajikan setara US$ dengan menggunakan kurs tanggal pelaporan.

**)

Capital expenditures denominated in other foreign currencies are presented as US$ equivalent using the exchange rate prevailing at reporting date.

Program Percepatan

Fast Track Program

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 71 Tahun 2006 tanggal 5 Juli 2006 yang kemudian diubah melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 59 Tahun 2009 tanggal 23 Desember 2009, Pemerintah menugaskan Perusahaan untuk membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batu bara di 42 lokasi di Indonesia, meliputi 10 pembangkit dengan jumlah kapasitas 7.490 MW di Jawa - Bali dan 32 pembangkit dengan jumlah kapasitas 2.769 MW di luar Jawa – Bali. Proyek ini diharapkan beroperasi pada tahun 2012 dan 2014.

Based on Presidential of the Republic of Indonesia Decree No. 71 Year 2006 dated July 5, 2006 which was amended by Presidential of the Republic of Indonesia Decree No. 59 dated December 23, 2009, the Government mandates the Company to build coal-fired power plants (PLTU) at 42 locations in Indonesia, which include 10 power plants with aggregate capacity of 7,490 MW in Java - Bali and 32 power plants with aggregate capacity of 2,769 MW outside Java – Bali. These projects are expected to be in operation by 2012 and 2014.

- 121 -

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 SERTA UNTUK TAHUN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan Kontrak Pembangkitan

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) – Continued Power Plant Contracts

Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan telah menandatangani 36 kontrak Engineering Procurement and Construction (EPC) meliputi 10 pembangkit tenaga listrik dengan jumlah kapasitas 7.490 MW di Jawa Bali dan 26 pembangkit tenaga listrik dengan jumlah kapasitas 2.451 MW di luar Jawa – Bali. Berdasarkan kontrak EPC tersebut, Perusahaan diharuskan membayar uang muka sekitar 15% dari nilai kontrak dan 85% akan didanai melalui fasilitas kredit perbankan.

As of December 31, 2011 the Company signed 36 Engineering Procurement and Construction (EPC) contracts which consist of 10 electricity power plants with aggregate capacity of 7,490 MW in Java - Bali and 26 electricity power plants with aggregate capacity of 2,451 MW outside Java - Bali. Under the terms of such contracts, the Company is required to pay the contractor a down payment, which is approximately 15% of the contract price and the remaining 85% will be funded through credit facilities from banks.

Sampai dengan tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan telah membayar uang muka sebesar US$ 872 juta dan Rp 4.750.379 juta untuk 35 kontrak EPC, atau sekitar 15% dari jumlah nilai kontrak, yang dicatat sebagai pekerjaan dalam pelaksanaan (Catatan 7). Uang muka tersebut didanai dari hasil penerbitan Obligasi Terjamin dan penarikan fasilitas kredit program percepatan.

Until December 31, 2011 the Company made a total down payment of US$ 872 million and Rp 4,750,379 million for 35 EPC contracts or approximately 15% of the total contract price, which are recorded as construction in progress (Note 7). Such down payments are funded by the proceeds of the issued Guaranteed Notes and withdrawal of credit facilities for fast track program.

Kontrak Transmisi

Transmission Contracts

Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan telah menandatangani 131 kontrak untuk peningkatan dan pembangunan transmisi baru dan gardu induk di Jawa dan luar Jawa. Proyek ini dibiayai melalui dana sendiri dan penarikan fasilitas kredit perbankan.

As of December 31, 2011 the Company signed 131 contracts for upgrading and constructing new transmission and substations in Java and outside Java. These projects are financed by own funds and withdrawal of credit facilities from banks .

Kontrak konstruksi rutin

Regular Construction Contracts

Ikatan pengadaan barang modal untuk konstruksi rutin merupakan kontrak yang telah ditandatangani untuk tambahan pembangkit listrik dan pengembangan jaringan transmisi dan distribusi. Proyek ini dibiayai melalui dana sendiri dan pihak luar melalui pinjaman luar negeri, bantuan dan proyek investasi sebagai bagian dari anggaran belanja negara.

Capital expenditure commitments for regular construction represent project contracts signed for additional electricity generating plants and development of transmission and distribution network. These projects are financed by own funds and other external funding through offshore loans, grants and investment projects from the State budget.

- 122 -

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 SERTA UNTUK TAHUN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan Pada tanggal 31 Desember 2011, IP dan PJB mengadakan ikatan/kontrak dengan berbagai pihak untuk pengadaan material dan aset tetap serta jasa borongan dengan berbagai mata uang dengan jumlah setara Rupiah masing-masing sebesar Rp 83.935 juta dan Rp 2.005.242 juta.

As of December 31, 2011, IP and PJB entered into commitments or contracts with various parties for the supply of materials, property, plant and equipment, and contracted services in various currencies, with Rupiah equivalent totaling to Rp 83,935 million and Rp 2,005,242 million, respectively.

d. Fasilitas pinjaman belum digunakan

d. Unused loan facilities

Penerusan pinjaman

Mata uang


Two-step loans Dalam mata uang asing/ In foreign currencies *)

US$ EUR JPY Jumlah

451 35 123.287

*) Dalam jutaan

Ekuivalen Rp/ Rp equivalent *) 4.092.985 406.463 14.400.298 18.899.746

Currency US$ EUR JPY Total *) In millions

Fasilitas pinjaman belum digunakan setara Rp 2.278.301 juta dikenakan provisi sebesar 0,10% - 0,75% per tahun, sedangkan fasilitas sebesar Rp 16.621.445 juta tidak dikenakan provisi. Fasilitas ini berakhir antara tahun 2012 sampai dengan 2047.

The unused facilities with equivalent of Rp 2,278,301 million bear provision charge of 0.10% - 0.75% per annum, while the remaining facilities of Rp 16,621,445 million do not bear any provision charge. These facilities will be due between 2012 to 2047.

Perjanjian pinjaman program percepatan

Loan agreements for fast track program

Tujuan fasilitas pinjaman ini adalah untuk membiayai 85% dari nilai kontrak EPC untuk program percepatan. Jangka waktu pinjaman termasuk periode penyediaan kredit selama 36 bulan, dan sepenuhnya dijamin oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia (PP) No. 91 Tahun 2007 pengganti dari PP No. 86 Tahun 2006, tentang Pemberian Jaminan Pemerintah untuk Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Yang Menggunakan Batubara. Sehubungan dengan pinjaman ini, Perusahaan diwajibkan memenuhi batasan – batasan umum.

The purpose of these loan facilities is to finance 85% of the contract price of EPC for fast track program. The term of the loan includes preparation of credit for 36 months and is fully guaranteed by the Government of the Republic Indonesia in accordance with the Presidential Regulation of the Republic of Indonesia (PP) No. 91 Year 2007, superseding No. 86 Year 2006, regarding Grant of Government Guarantee for Construction of Coal-Fired Power Plant. In connection with these loans, the Company is obliged to comply with general restrictions.

- 123 -



Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi, rincian fasilitas pinjaman untuk membiayai program percepatan adalah sebagai berikut:

No.


As of the date of the issuance of the consolidated financial statements, details of loan facilities to finance the fast track program are as follow:

Fasilitas maksimum/ Maximum facility *)

Fasilitas pinjaman belum digunakan/ Unused loan facilities *)


Premi Asuransi/ Insurance premium *)

Tanggal perjanjian/ Date of agreement


Fasilitas pinjaman dalam US$/US$ loan facilities 1

The Export-Import Bank of China/ PLTU 1 Suralaya, Banten

284

2


27


15

2

The Export-Import Bank of China/ PLTU 2 Paiton, Jawa Timur/East Java

331

42


32


15

3

Barclays Bank PLC and China Development Bank/ PLTU 1 Rembang, Jawa Tengah/Central Java

262


13

4

Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by Bank of China Limited/ PLTU 1 Indramayu, Jawa Barat/West Java

592

46


55

27 Mei 2008/ May 27, 2008

13

5

The Export-Import Bank of China/ PLTU Nanggroe Aceh Darussalam

124

36

2.80% + LIBOR 6 bulanan/ 6 months

12

4 Mei 2009/ May 4, 2009

15

6

The Export-Import Bank of China/ PLTU 2 Jawa Barat/West Java PLTU 3 Pelabuhan Ratu, Baten

482

190


44

4 Mei 2009/ May 4, 2009

15

7

Bank of China Limited PLTU 3 Banten PLTU Teluk Naga

455

52

2,30% + LIBOR 6 bulan/ 6 months

46

4 Mei 2009/ May 4, 2009

13

8

The Export-Import Bank of China/ PLTU 1 Pacitan, Jawa Timur/East Java

293

50


29

1 Juli 2009/ July 1, 2009

15

9

Bank of China Limited/ PLTU Tanjung Awar-Awar

372

178

2.30% + LIBOR 6 bulanan/

34


13

10

China Development Bank/ PLTU Adipala, Cilacap, Jawa Tengah/Central Java

625

481


-


13

11

China Development Bank/ PLTU Teluk Sirih, Padang, Sumatera Barat/ West Sumatra

138

24


-


13

3.958

1.101

Jumlah dalam US$/Total in US$ *) **)

Dalam jutaan/In million Termasuk masa tenggang/Include grace period

- 124 -

-


-

279


No.








Fasilitas pinjaman dalam Rupiah/Rupiah loan facilities 1

PT Bank Mega Tbk/ PLTU 2 Jawa Timur/East Java, Paiton

600.635

87.364


18 April 2008/ April 18, 2008

10

2

PT Bank Mega Tbk/ PLTU 1 Suralaya, Banten

735.387

7.293


18 April 2008/ April 18, 2008

10

3

PT Bank Mega Tbk/ PLTU 2 Pelabuhan Ratu, Jawa Barat/West Java

1.874.315

788.998


29 Juli 2008/ July 29, 2008

10

4

PT Bank Mega Tbk/ PLTU 2 Nusa Tenggara Barat/West Nusa Tenggara PLTU Gorontalo PLTU 2 Manado, Sulawesi Utara/North Sulawesi PLTU Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau/Riau Island

1.498.513

898.577


29 Juli 2008/ July 29, 2008

10

10

PLTU 1 Ende, Nusa Tenggara Timur/East Nusa Tenggara PLTU Sulawesi Tenggara/Southeast Sulawesi PLTU 1 Kalimantan Tengah/Central Kalimantan 5

PT Bank Mega Tbk/ PLTU Lampung, Lampung PLTU 2 Sumatera Utara/North Sumatera, Medan

1.240.661

601.473


29 Juli 2008/ July 29, 2008

6

Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by PT Bank Mandiri/ PLTU 1 Rembang, Jawa Tengah/Central Java

1.911.480

184.090


18 April 2008/ April 18, 2008

7

Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by PT Bank Negara Indonesia/ PLTU 1 Indramayu, Jawa Barat/West Java

1.272.913

89.235


18 April 2008/ April 18, 2008

10

8

Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by PT Bank Central Asia Tbk/ PLTU 2 Labuan, Banten

1.188.548

5.949


18 April 2008/ April 18, 2008

10

9

Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by PT Bank Negara Indonesia/ PLTU 2 Labuan, Banten

2.741.298

-


29 Juli 2008/ July 29, 2008

10

10

PT Bank Bukopin Tbk/ PLTU 1 Pacitan, Jawa Timur/East Java

1.045.924

225.904


29 Juli 2008/ July 29, 2008

13

11

PT Bank Bukopin Tbk/ PLTU 3 Teluk Naga, Banten

1.606.612

202.405


29 Juli 2008/ July 29, 2008

13

15.716.286

3.091.288

Jumlah dipindahkan/Total carry forward

*) **)


- 125 -

10


No.








Fasilitas pinjaman dalam Rupiah/Rupiah loan facilities Jumlah pindahan/Total carried forward

15.716.286

3.091.288

12

Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by PT Bank Rakyat Indonesia/ PLTU Sulawesi Selatan/South Sulawesi PLTU 3 Bangka Belitung PLTU 2 Papua PLTU Kalimantan Selatan/South Kalimantan

2.074.739

641.445



10

13

Pinjaman sindikasi dikordinasi/ Syndicated loan coordinated by PT Bank Rakyat Indonesia/ PLTU Sulawesi Selatan/South Sulawesi PLTU 3 Bangka Belitung PLTU 2 Papua PLTU Kalimantan Selatan/South Kalimantan

1.151.005

257.103



10

14

PT. Bank DKI/ PLTU Naganraya PLTU 2 Nusa Tenggara Timur/East Nusa Tenggara PLTU 1 Nusa Tenggara Barat/West Nusa Tenggara PLTU Sumatera Barat/West Sumatera PLTU 2 Kalimantan Barat/West Kalimantan PLTU 4 Bangka Belitung PLTU Maluku Utara/North Maluku PLTU Sulawesi Tenggara/Southeast Sulawesi PLTU 1 Nusa Tenggara Timur/East Nusa Tenggara PLTU 2 Sulawesi Utara/North Sulawesi PLTU Gorontalo PLTU 2 Nusa Tenggara Barat/West Nusa Tenggara PLTU 1 Kalimantan Tengah/Central Kalimantan

4.732.000

2.361.941


24 April 2009/ April 24, 2009

10

15

PT Bank Negara Indonesia/ PLTU Tanjung Awar-Awar

1.155.352

526.774



10

16

Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by PT Bank Rakyat Indonesia/ PLTU Lampung

3.941.772

1.277.162

1.50% + JIBOR 3 bulanan/ 3 months


10

1.930.063

420.728



10

30.701.217

8.576.441

PLTU 2 Sumatera Utara/North Sumatera 17

Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by PT Bank Negara Indonesia/ Transmisi/Transmission : PLTU Meulaboh koneksi 1, Nanggroe Aceh Darussalam PLTU2 Pangkalan Susu, Sumatera Utara/ North Sumatera PLTU Teluk Sirih koneksi 1 & 2, Sumatera Barat/ West Sumatera PLTU Tarahan koneksi 2, Lampung PLTU Asam-Asam koneksi 1 & 2, Kalimantan Selatan/South Kalimantan PLTU 1 Pulang Pisau koneksi 2, Kalimantan Tengah/ Central Kalimantan PLTU 2 Amurang koneksi 2, Sulawesi Utara/ North Sulawesi Jumlah dipindahkan/Total carry forward

*) **)


- 126 -


No.








Fasilitas pinjaman dalam Rupiah/Rupiah loan facilities Jumlah pindahan/Total carried forward 18

Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by PT Bank Mandiri/ Transmisi/Transmission : PLTU 1 Suralaya Koneksi 1 & 2, Banten PLTU 2 Labuan Koneksi 1, Banten PLTU 3 Teluk Naga koneksi 1 dan 2, Banten PLTU 2 Pelabuhan Ratu koneksi 1, Banten PLTU 1 Rembang koneksi 2, Jawa Tengah/Central Java PLTU 2 Adipala koneksi 2, Jawa Tengah/Central Java PLTU 2 Paiton Baru koneksi 2, Jawa Timur/East Java PLTU3 Tanjung Awar-awar koneksi 1, Jawa Timur/ East Java

19

Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by PT Bank Central Asia/ Transmisi/Transmission : PLTU 1 Suralaya koneksi 2, Banten PLTU 2 Labuhan koneksi 2, Banten PLTU 3 Lontar koneksi 2, Banten PLTU 1 Indramayu koneksi 2, Jawa Barat/West Java

30.701.217

8.576.441

2.613.012

653.601



10

327.195

239.293



10

PLTU 2 Pelabuhan Ratu koneksi 2, Banten PLTU 1 Pacitan koneksi 2, Jawa Timur/East Java PLTU 2 Paiton koneksi 2, Jawa Timur/East Java PLTU 3 Tanjung Awar-Awar koneksi 2, Jawa Timur/ East Java 20

Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by PT Bank Rakyat Indonesia/ PLTU 1 Riau, Bengkalis PLTU 2 Riau, Selat Panjang PLTU 1 Kalimantan Barat/West Kalimantan, Parit Baru

635.929

550.906



10

21

Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by PT Bank Rakyat Indonesia/ PLTU 1 Riau, Bengkalis PLTU 2 Riau, Selat Panjang PLTU 1 Kalimantan Barat/West Kalimantan, Parit Baru PLTU 1 Kepulauan Riau/Riau Island, Tanjung Balai Karimun

871.922

642.404



10

1.067.684

418.565



10

36.216.959

11.081.210

PLTU 1 Kalimantan Barat/West Kalimantan, Parit Baru 22

Pinjaman sindikasi dikoordinasi/ Syndicated loan coordinated by PT Bank Rakyat Indonesia/ Transmisi/Transmission Jumlah dalam Rupiah/Total in Rupiah

*) **)

Dalam jutaan/In million Termasuk masa tenggang/Include grace periods

The loan facilities utilized by the Company from January 1, 2012 until the date of the issuance of the consolidated financial statements amounted to Rp 1,227,389 million and US$ 79 million.

Fasilitas pinjaman yang telah digunakan oleh Perusahaan dari tanggal 1 Januari 2012 sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian adalah sebesar Rp 1.227.389 juta dan US$ 79 juta.

- 127 -

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 SERTA UNTUK TAHUN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan e. Program operasi dan pemeliharaan

e. Operation and maintenance programs

Untuk meningkatkan dan memulihkan daya guna unit pembangkit sampai pada level tertentu, Perusahaan menandatangani Operation and Maintenance Agreement dengan beberapa kontraktor. Nilai kontrak terdiri dari porsi tetap dan tidak tetap. Kontraktor diharuskan memenuhi target tertentu dan akan dikenakan denda jika target tersebut tidak tercapai. Komitmen dengan kontraktor untuk porsi tetap adalah sebagai berikut: Pembangkitan/ Power plant

PLTU Tanjung Jati B PLTU Muara Tawar Jumlah/Total


In order to improve and restore the performance of generator units until a certain level, the Company has entered into Operation and Maintenance Agreements with contractors. The contract payment comprise of fixed and variable portions. The contractors have to meet certain targets and will be charged with penalty if these targets are not met. The commitments with the contractors for fixed portion are as follows:

Kontraktor/ Contractors

Nilai kontrak/ Contract amount Setara Rupiah/ Rupiah equivalent

Konsorsium/ consortium of Fortum Service OY & PT Medco Energy Siemens AG

1.845.434 401.847

Periode/ Period

2005-2030 2004-2014

2.247.281

f. Perjanjian Sewa Pembiayaan Ekspansi

f. Expansion Finance Lease Agreement

Pada tanggal 4 Nopember 2008, Perusahaan dan PT Central Java Power (CJP) mengadakan perjanjian sewa pembiayaan untuk ekspansi Tanjung Jati B 1 & 2 - “FLA V”, yang antara lain mengatur bahwa CJP akan menyewakan aset sewaan ekspansi (Unit “C” dan “D”) kepada Perusahaan. Pada tanggal perjanjian sewa pembiayaan ekspansi (EFLA) perkiraan biaya ekspansi tersebut sebesar JPY 200.000 juta. Periode sewa akan dimulai sejak tanggal sewa setiap unit ekspansi dan berakhir 20 tahun setelah operasi komersial Unit D. Pembayaran minimum sewa pembiayaan selama ekspansi tahap satu, yang periodenya dimulai sejak tanggal sewa Unit C dan berakhir pada tanggal yang telah ditentukan dalam perjanjian, adalah sebesar JPY 6.486 juta untuk setiap unit ekspansi per 6 bulanan. Pembayaran dilakukan tengah tahunan enam bulan sejak tanggal sewa Unit D dan jumlah utang sewa yang dibayar oleh Perusahaan pada tanggal jatuh tempo ditentukan berdasarkan EFLA. Perusahaan memiliki hak opsi untuk membeli aset sewaan tersebut senilai JPY 1.000.

On November 4, 2008, the Company and PT Central Java Power (CJP) entered into Finance Lease Agreement for Expansion of Tanjung Jati B 1 & 2 - “FLA V”, which stipulates among others that CJP will lease the expansion leased assets (Units “C” and “D”) to the Company. The expected acquisition costs of the expansion, as of the date of the Expansion Finance Lease Agreement (EFLA), is approximately JPY 200,000 million. The lease period will commence on the expansion lease-in date for each expansion unit and will expire on the date, that is 20 years after the Unit D COD. The minimum amount of lease payment during the expansion phase one, which is the period commencing on the Unit C lease-in date and ending at a date determined in the agreement, shall be JPY 6,486 million for each expansion unit per every 6 months. The lease payment shall be paid semiannually from six months after the Unit D lease-in date and the amount of the lease payment payable by the Company on the due date shall be determined in accordance with the EFLA. The Company has an option to purchase the expansion leased assets for JPY 1,000.

Sehubungan dengan EFLA tersebut, Perusahaan, CJP dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) mengadakan Expansion Escrow Agreement pada tanggal 4 Nopember 2008. Sumitomo Mitsui Banking Corporation ditunjuk sebagai Expansion Escrow Agent.

In relation to the EFLA, the Company together with CJP and Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC), entered into an Expansion Escrow Agreement on November 4, 2008. Sumitomo Mitsui Banking Corporation was appointed as the Expansion Escrow Agent. - 128 -



Pada tahun 2011, Perusahaan telah membentuk dana cadangan pada SMBC Singapore sebesar JPY 13.252.927.658 dan US$ 25 juta terkait biaya pengawasan konstruksi dan biaya-biaya lainnya sesuai yang disepakati dalam perjanjian sewa pembiayaan (Catatan 12).

In 2011, the Company established a reserve account to SMBC Singapore amounted to JPY 13,252,927,658 and US$ 25 million for construction supervision and various agreement (Note 12).

Periode sewa untuk unit C dimulai bulan Oktober 2011 dan unit D bulan Januari 2012.

Lease periods commence in October 2011 for unit C and January 2012 for unit D.

g. Litigasi (i)

g. Litigations

Pada tanggal 29 Juli 1999, penduduk Desa Sirnagalih, Kecamatan Manis, Kabupaten Purwakarta mengajukan gugatan kepada Perum Perhutani Unit III Jawa Barat (“Perhutani”), sebuah Badan Usaha Milik Negara dibidang Kehutanan, dimana Perusahaan dan PJB juga sebagai pihak tergugat. Penggugat menyatakan bahwa Perhutani secara tidak syah menggunakan dan menjual tanah seluas 88.900 Ha kepada PJB untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA Cirata dan menuntut ganti rugi sebesar Rp 162,5 miliar dan pengembalian tanah. Pengadilan Negeri Purwakarta berdasarkan surat putusan tanggal 29 Juli 1999, menyatakan menerima sebagian gugatan dari penggugat. Atas putusan ini, pihak tergugat mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Bandung.Pada tanggal 18 April 2000, Pengadilan Tinggi Bandung memutuskan untuk menerima permohonan banding pihak tergugat dan membatalkan putusan Pengadilan Negeri Purwakarta sebelumnya yang menerima gugatan penggugat. Penggugat mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung, yang membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Bandung dan memerintahkan Pengadilan Tinggi Bandung untuk memeriksa dan memutus pokok perkara. Pada tanggal 3 Desember 2004, Pengadilan Tinggi Bandung memutuskan menolak semua permohonan banding penggugat. Pada tanggal 28 Desember 2005, penggugat mengajukan memori kasasi ke Mahkamah Agung, dan selanjutnya Perusahaan dan PJB juga melakukan kontra memori kasasi ke Mahkamah Agung. Pada tanggal 15 Nopember 2007, Mahkamah Agung Republik Indonesia memutuskan menolak permohonan kasasi dari penggugat dan telah mengirim amar putusan ke Pengadilan Negeri Purwakarta. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi, keputusan Mahkamah Agung tersebut belum dikomunikasikan oleh Pengadilan Negeri Purwakarta kepada penggugat dan tergugat.

(i)

- 129 -

On July 29, 1999, the people of the village of Sirnagalih, Manis Subdistrict, Purwakarta Regency Area filed a law suit against Perum Perhutani Unit III West Java (“Perhutani”), a state-owned forestry enterprise, in which the Company and PJB were also named as defendants. The plaintiffs claim that Perhutani illegally seized and sold 88,900 hectares of land to PJB, which was used for the development of a water power plant (PLTA Cirata). The claim is for Rp 162.5 billion and the return of the land. On July 29, 1999, the Purwakarta District Court granted just part of the plaintiff’s claims. The defendants appealed to the High Court of Bandung. On April 18, 2000, the Bandung High Court granted Perhutani’s appeal and annulled the earlier decision of the Purwakarta District Court in favor of the plaintiff. The plaintiff submitted a cassation application to the Supreme Court, which annulled the High Court of Bandung verdict and ordered the Bandung High Court to re-examine the case. On December 3, 2004, the High Court of Bandung rejected all claims by the plaintiff. The plaintiff filed a second cassation application to the Supreme Court of the Republic of Indonesia on December 28, 2005, and the Company and PJB also made a counter-file to the Supreme Court. On November 15, 2007 the Supreme Court of Republic of Indonesia have denied the plaintiff’s claim and sent their decision back to the Purwakarta District Court. As of the issuance date of the consolidated financial statements, the Supreme Court’s decision has not been communicated by Purwakarta District Court to the parties involved.



Pada tanggal 10 Juli 2010, penggugat mengajukan Peninjauan Kembali (PK) ke Mahkamah Agung. Penggugat menyerahkan memori PK tanggal 9 Agustus 2010. Perusahaan juga telah mengajukan kontra memori PK ke Mahkamah Agung pada tanggal 1 September 2010. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian perkara ini dalam proses di Mahkamah Agung Republik Indonesia.

On July 10, 2010 plaintiff filed judicial review (PK) to the Supreme Court. The plaintiff submit memory PK dated August 9, 2010. The Company also made a counter memory of PK to the Supreme Court on September 1, 2010. As of the date of the issuance of the consolidated financial statements, this case is under negotiation with the Supreme Court of the Republic of Indonesia.

(ii)

Pada tanggal 17 Mei 2004, PJB melakukan pemutusan kontrak “NonOEM Re-engineered Hot Gas Part of Muara Tawar Project” dengan Columbia Turbo and Engineering Service Pte. Ltd., Singapura (Columbia). Pada tanggal 15 Desember 2004, kedua belah pihak setuju untuk tidak menggunakan hukum International Arbitration di Singapura dalam penyelesaian kasus ini. Selanjutnya, pada tanggal 15 Juli 2005, PJB dan Columbia sepakat melanjutkan kontrak dengan ketentuan PJB dapat menyelesaikan kondisi yang menghambat pelaksanaan kontrak sampai dengan Desember 2005. Kedua belah pihak juga sepakat masalah tersebut sementara dianggap status quo dan akan dinegosiasikan melalui penyelesaian damai. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, negosiasi kontrak masih dalam proses.

(ii)

On May 17, 2004, PJB terminated the contract of ”Non-OEM Re-engineered Hot Gas Part of Muara Tawar Project” with Columbia Turbo and Engineering Service Pte. Ltd., Singapore (Columbia). On December 15, 2004, both parties agreed not to use the International Arbitration in Singapore to settle the case. Furthermore, on July 15, 2005, PJB and Columbia agreed to continue the contract under the provision that PJB will be able to resolve the conditions, which hinder the implementation of the contract until December 2005. Both parties also agreed that the case is temporarily in status quo and will be negotiated through amicable contract settlement. As of the date of the issuance of the consolidated financial statements, the contract negotiation is still in process.

(iii)

Pada tanggal 24 April 2008, Perusahaan menghadapi gugatan ganti rugi dari Jamsuri dan Maswi sebesar Rp 50 miliar untuk kerugian material dan Rp 25 miliar untuk kerugian immaterial sehubungan dengan kepemilikan tanah sengketa yang dimiliki Perusahaan. Pengadilan Negeri Bekasi berdasarkan surat putusan tanggal 23 Desember 2008, menyatakan menolak gugatan dari penggugat, sehingga penggugat mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Bandung pada tanggal 3 Maret 2009. Pada tanggal 10 Juni 2009, Pengadilan Tinggi Bandung memutuskan menolak gugatan dari penggugat. Atas putusan ini penggugat mengajukan banding ke tingkat Mahkamah Agung Republik Indonesia pada tanggal 27 Oktober 2009. Perusahaan juga telah mengajukan kontra memori kasasi ke Mahkamah Agung pada tanggal 27 Oktober 2009. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian perkara ini dalam proses di Mahkamah Agung Republik Indonesia.

(iii)

On April 24, 2008, the Company faced claims from Jamsuri and Maswi amounting to Rp 50 billion for the material loss and Rp 25 billion for the immaterial loss in relation to the ownership of land by the Company which is under dispute. Based on the the letter of verdict dated December 23, 2008, the District Court of Bekasi, denied the plaintiff’s claim and the plaintiff appealed to the High Court of Bandung on March 3, 2009. On June 10, 2009, the High Court of Bandung denied the plaintiff’s claim. On October 27, 2009, the plaintiff has made an appeal to the Supreme Court of the Republic of Indonesia for this verdict. The Company also made a counter appeal to the Supreme Court on the same date. As of the date of the issuance of the consolidated financial statements, this case is under negotiation with the Supreme Court of the Republic of Indonesia.

- 130 -



(iv)

Pada tanggal 3 April 2009, Perusahaan menghadapi gugatan ganti rugi dari Muhammad Konoras dan kawan-kawan sebesar Rp 33 miliar sebagai bagian dari class action sehubungan dengan kerusakan yang disebabkan pemadaman listrik di wilayah Ternate. Berdasarkan surat keputusan tanggal 16 Pebruari 2010, Pengadilan Negeri Ternate memutuskan mengabulkan sebagian gugatan dari penggugat. Perusahaan mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Maluku Utara. Berdasarkan putusan tanggal 19 Juli 2010 Pengadilan Tinggi Maluku Utara memutuskan menolak gugatan dari penggugat. Atas putusan ini penggugat mengajukan banding ke tingkat Mahkamah Agung Republik Indonesia. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian perkara ini dalam proses di Mahkamah Agung Republik Indonesia.

(iv)

On April 3, 2009, the Company faced claims from Muhammad Konoras and co-claimants amounting to Rp 33 billion as part of class action relating to damages caused by electricity shut down in Ternate. Based on the letter of verdict dated February 16, 2010, the District Court of Ternate granted just part of plaintiff’s claim. The Company made an appeal to the High Court of North Maluku for this verdict. Based on the letter of verdict dated July 19, 2010, the District Court of North Maluku has denied the plaintiff’s claim and the plaintiff appealed to theSupreme Court of the Republic of Indonesia. As of the date of the issuance of the consolidated financial statements, the case is under negotiation with the Supreme Court of Indonesia.

(v)

Pada tanggal 10 Pebruari 2010 Perusahaan menghadapi gugatan ganti rugi dari Kelompok Masyarakat yang dikuasakan kepada Lembaga Bantuan Hukum Universitas Pattimura Ambon sebesar Rp 120 miliar sebagai bagian dari class action sehubungan dengan seringnya terjadi pemadaman listrik di wilayah Ambon. Berdasarkan putusan tanggal 20 Desember 2010 Pengadilan Negeri Ambon memutuskan menolak gugatan dari penggugat. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian gugatan masih dalam proses banding.

(v)

On February 10, 2010, the Company faced claims from the Civil Society that authorized to Legal Aid Institute of Pattimura University of Ambon amounting to Rp 120 billion as part of the class action with regards with frequent electricity shut down in Ambon. Based on the decision dated December 20, 2010, the District Court of Ambon has denied the plaintiff’s claim. As of the date of the issuance of the consolidated financial statements, the plaintiff is still in the process of appeal.

(vi)

Pada tahun 2001 Hendrik Nelwan dan kawan-kawan mengajukan gugatan ganti rugi atas tanah ahli waris yang telah dipergunakan Perusahaan sebagai PLTA Tonsealama sebesar Rp 54 miliar di Pengadilan Negeri Manado. Berdasarkan putusan tanggal 16 Maret 2011, Pengadilan Tinggi memutuskan menerima gugatan dari penggugat. Atas putusan ini Perusahaan mengajukan banding ke tingkat Mahkamah Agung Republik Indonesia. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian perkara ini masih dalam proses pemeriksaan di Mahkamah Agung Republik Indonesia.

(vi)

In 2001, Hendrik Nelwan and coclaimants filed claims for the compensation for the heirs of land that has been utilized by the Company as hydropower plant PLTA Tonsealama, amounting to Rp 54 billion in District Court of Manado. Based on the letter of verdict dated March 16, 2011, the High Court of Menado has granted the plaintiff’s claim. The Company appealed to the Supreme Court of the Republic of Indonesia. As of the date of the issuance of the consolidated financial statements, the case is under negotiation in Supreme Court of the Republic of Indonesia.

- 131 -


56.


(vii) Pada tanggal 25 Pebruari 2011, PT Indonesia Power, entitas anak, mengahadapi gugatan dari Konsorsium PT. Group Rahmat Bersama dan PT Matahari Anugerah Perkasa sehubungan dengan pemutusan kontrak kerjasama penyediaan batubara sebesar Rp 2.121.340 juta. Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berdasarkan putusan sela tanggal 22 Agustus 2011 menyatakan menolak gugatan dari penggugat. Dalam amar putusan sela tersebut, diinformasikan kepada penggugat agar gugatan ditujukan ke Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).

(vii) On February 25, 2011, PT Indonesia Power a subsidiary faced claims from PT Group Rahmat Bersama and PT Matahari Anugerah Perkasa Consortium with regards to termination of contract agreements for coal supply amounting to Rp 2,121,340 million. Based on letter of verdict dated August 22, 2011, the District Court of South Jakarta have denied the plaintiff’s claim and informed the plaintiff to file the claims to Indonesia National Board of Arbitration (BANI).

(viii) Perusahaan juga menghadapi gugatan ganti rugi dalam jumlah yang tidak material di beberapa lokasi bangunan jaringan transmisi/distribusi, perselisihan dengan karyawan, perkara dengan pelanggan dan pemasok. Manajemen berpendapat klaim-klaim tersebut tidak material dan tidak mempengaruhi kegiatan usaha Perusahaan.

(viii) The Company also faced claims for compensation of losses, which are immaterial in amount, at several areas of the Company’s transmission/distribution facilities, disputes with the Company’s employees, and cases with customers and suppliers. Management believes that such claims are not material and will not significantly affect the Company’s operations.

PERISTIWA SETELAH TANGGAL PELAPORAN

56.

Pada tanggal 9 Januari 2012, Perusahaan melakukan opsi beli seluruh obligasi PLN X Tahun 2009 Seri B dengan harga nilai nominal sebesar Rp 425.000 juta dan Sukuk Ijarah PLN III Tahun 2009 Seri B dengan harga nilai nominal sebesar Rp 467.000 juta.

57.

EVENTS AFTER THE REPORTING PERIOD On January 9, 2012, the Company decided to exercise the call option on the whole of PLN X Bonds Year 2009 Series B with price a nominal value of Rp 425,000 million and Sukuk Ijarah PLN III Year 2009 Series B with price a nominal value of Rp 467,000 million.

REKLASIFIKASI

57.

RECLASSIFICATION

Sesuai dengan PSAK No. 1 (revisi 2009), saldo kepentingan nonpengendali (sebelumnya disebut hak minoritas) direklasifikasi menjadi bagian dari ekuitas. Jumlah ekuitas pada tanggal 1 Januari 2010 setelah reklasifikasi Rp 91.911 juta kepentingan nonpengendali adalah Rp 141.287.996 juta. Jumlah ekuitas sebelum reklasifikasi adalah Rp 141.196.085 juta.

In accordance with PSAK No. 1 (revised 2009), the balance of non-controlling interest (previously recognised as minority interest) is reclassified to equity. Total equity as of January 1, 2010 after the reclassifications of Rp 91,911 million non-controlling interest, amounted to Rp 141,287,996 million. Total equity before the reclassification amounted to Rp 141,196,085 million.

Sesuai dengan PSAK No. 7 (revisi 2010), Perusahaan dan entitas anak melakukan reklasifikasi atas saldo pihak berelasi dalam laporan posisi keuangan tahun 2010. Tidak terdapat perbedaan pada jumlah aset lancar dan aset tidak lancar dan total liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang pada tanggal 1 Januari 2010 setelah reklasifikasi saldo pihak berelasi tersebut.

In accordance with PSAK No. 7 (revised 2010), the Company and its subsidiaries reclassified related party balances in the 2010 statement of financial position. There was no change on the total current assets and non-current assets and total current liabilities and non-current liabilities as of January 1, 2010 after the reclassification of such related party balances.

- 132 -



Beberapa akun dalam laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011 untuk tujuan perbandingan.

Several accounts in consolidated financial statement for the year ended December 31, 2010 have been reclassified in order to conform with the presentation of consolidated financial statements for the year ended December 31, 2011 for comparability purpose.

Akun-akun per 31 Desember 2010 yang telah direklasifikasi adalah sebagai berikut :

Accounts as of December 31, 2010 that have been reclassified are as follows :

Aset Tidak Lancar Investasi pada entitas asosiasi Aset tidak lancar lain Piutang pihak berelasi Piutang lain-lain Aset Lancar Piutang lain-lain Piutang pihak berelasi Liabilitas Jangka Pendek Utang Usaha Pihak berelasi Pihak ketiga Utang kepada Pemerintah yang jatuh tempo dalam satu tahun Biaya masih harus dibayar Utang biaya proyek Utang pihak berelasi Utang lain-lain

Sesudah reklasifikasi/ After reclassification

Sebelum reklasifikasi/ Before reclassification

883.012 1.627.358 232.250 319.567

919.869 1.590.501 551.817 -

Noncurrent Assets Investments in associates Other noncurrent assets Receivables from related parties Other receivables

623.506 65.227

801.901 256.740

Current Assets Other receivables Receivables from related parties

5.938.951 6.714.064

425.173 12.227.842

344.065 5.111.783 3.689.316 577.478 12.622.698

293.793 5.162.055 4.059.224 282.319 12.917.857

Manajemen berpendapat bahwa reklasifikasi tersebut tidak membutuhkan penyajian laporan posisi keuangan tanggal 1 Januari 2010 karena sifat dan jumlah perubahan tidak membuat laporan posisi keuangan menyesatkan.

58. INSTRUMEN KEUANGAN, MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO MODAL a.

Payable to related parties Trade accounts payable Related parties Third parties Government loans current maturities Accrued expenses Project cost payable Payable to related parties Other payables

Management believes that the reclassification would not require presentation of statement of financial position as of January 1, 2010 because the nature and amount of the change do not make such statements of financial position to be misleading.

58.

Manajemen Risiko Modal

FINANCIAL INSTRUMENTS, FINANCIAL RISK AND CAPITAL RISK MANAGEMENT a. Capital risk management

Perusahaan dan entitas anak mengelola risiko modal untuk memastikan bahwa mereka akan mampu untuk melanjutkan kelangsungan usaha. Struktur modal Perusahaan dan entitas anak terdiri dari kas dan setara kas (Catatan14), dan ekuitas pemegang saham induk, yang terdiri dari modal yang ditempatkan (Catatan 22), tambahan modal disetor (Catatan 23) dan saldo laba.

The Company and its subsidiaries manage capital risk to ensure that they will be able to continue as going concern. The Company and its subsidiaries’ capital structure consist of cash and cash equivalent (Note 14) and equity shareholders of the holding that consisting of capital stock (Note 22), additional paid-in capital (Note 23), and retained earnings.

- 133 -


Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables stated in millions of Rupiah) – Continued b.

Financial risk management objectives and policies

Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Perusahaan dan entitas anak adalah untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan yang memadai tersedia untuk operasi dan pengembangan bisnis, serta untuk mengelola risiko mata uang asing, tingkat bunga, kredit dan risiko likuiditas. Perusahaan dan entitas anak beroperasi dengan pedoman yang telah ditentukan oleh Dewan Direksi.

The Company and its subsidiaries’ overall financial risk management and policies seek to ensure that adequate financial resources are available for operation and development of their business, while managing their exposure to foreign exchange risk, interest rate risk, credit and liquidity risks. The Company and its subsidiaries operate within defined guidelines that are approved by the Board.

Dalam pengelolaan risiko, Perusahaan membentuk Divisi Manajemen Risiko (Divisi MRO) yang bertanggung jawab terhadap penyusunan kebijakan, kerangka kerja, pedoman penerapan manajemen risiko dan infrastruktur pengelolaan risiko, serta memastikan sosialisasi dan implementasi manajemen risiko tersebut dilingkungan Perusahaan. Divisi ini juga bertugas untuk menyusun risk profile yang bersifat strategis sebagai early warning kepada manajemen Perusahaan. Divisi MRO bertanggung jawab kepada Direktur Bisnis dan Manajemen Risiko.

In managing risk, the Company established a Risk Management Division (MRO Division) which is responsible for the preparation of the policy, frameworks, risk management implementation guide and infrastructure of the risk management and ensuring the impelentation of the risk management in the Company environment. The division is also tasked to formulate a strategic risk profile as an early warning to the Company management. MRO Division is responsible to the Director of Business and Risk Management.

Perusahaan membagi risiko menjadi dua kelompok yaitu risiko operasional dan risiko keuangan. Risiko keuangan diantaranya adalah risiko perubahan nilai tukar, risiko tingkat bunga, risiko kredit dan risiko likuiditas. Dalam mengelola risiko, Perusahaan mempertimbangkan skala prioritas yang didasarkan pada level risikonya. Level risiko ditentukan berdasarkan tingkat kemungkinan terjadinya dan skala dampak yang ditimbulkannya.

The Company divides risk into two groups: operational risk and financial risk. Financial risks including the risk of exchange rate, interest rate risk, credit risk and liquidity risk. In managing risk, the Company considers priorities based on risk level. Risk level is determined based on the level and scale of potential impacts.

Terkait dengan risiko keuangan, Perusahaan sedang mengkaji kebijakan manajemen untuk melakukan lindung nilai untuk dijadikan sebagai dasar hukum bagi pelaksanaannya. Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara, dasar hukum ini menjadi sangat penting agar tidak timbul masalah pada waktu pelaksanaan lindung nilai tersebut. Selain itu, Perusahaan juga sedang mempersiapkan sumber daya manusia yang akan menangani lindung nilai ini karena hal ini merupakan sesuatu yang baru di Perusahaan.

Related to financial risks, the Company is reviewing the management policy to perform hedging to serve as the legal basis for implementation. As a State-Owned Enterprises, the legal basis for this is very important so no issues will arise during the implementation of such hedging programs. In addition, the Company is also preparing human resources that will handle this hedging as this is something new in the organization.

- 134 -

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 SERTA UNTUK TAHUN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan i.

ii.


Manajemen risiko mata uang asing

i.

Foreign currency risk management

Perusahaan dan entitas anak melakukan banyak transaksi dan sumber pendanaan dalam mata uang asing, akibatnya timbul eksposur terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing. Kebijakan Perusahaan dan entitas anak adalah untuk menjaga risiko mata uang asing dalam batas yang dapat diterima. Perusahaan sedang mempertimbangkan untuk melakukan lindung nilai terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing.

The Company and its subsidiaries undertake many transactions and funding sources which denominated in foreign currencies. Consequently, there are exposures to exchange rate fluctuations. The Company and its subsidiaries policy is to maintain foreign currency exposure within acceptable limits. The Company is considering to enter into hedging contractor to manage exposures to fluctuations in foreign currency.

Jumlah eksposur mata uang asing bersih Perusahaan dan entitas anak pada tanggal pelaporan diungkapkan dalam Catatan 53.

The Company and its subsidiaries net open foreign currency exposure as of reporting date is disclosed in Note 53.

Manajemen risiko tingkat bunga

ii.

Instrumen keuangan Perusahaan dan entitas anak yang terekspos terhadap risiko tingkat bunga nilai wajar (instrumen tingkat bunga tetap) dan risiko tingkat bunga arus kas (instrumen tingkat bunga mengambang), serta instrument keuangan tanpa bunga, adalah sebagai berikut: Bunga Mengambang/ Floating rate Aset Keuangan: Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha Piutang subsidi listrik Piutang lain-lain Piutang pihak berelasi Rekening bank dan deposito berjangka dibatasi penggunaannya Liabilitas Keuangan: Utang usaha Utang pajak Biaya masih harus dibayar Uang jaminan langganan Utang biaya proyek Penerusan pinjaman Utang kepada Pemerintah Utang sewa pembiayaan Utang bank dan surat utang jangka menengah Utang obligasi Utang listrik swasta Utang pihak berelasi Utang lain-lain

Interest rate risk management The Company and its subsidiaries financial instruments that are exposed to fair value interest rate risk (i.e. fixed rate instruments) and cash flow interest rate risk (i.e. floating rate instruments), as well as those that are non-interest bearing, are as follows:

Bunga tetap/ Fixed rate

Tanpa bunga/ Non-interest bearing

21.324.986 636.264 -

739.928 382.400 214.446

3.864.908

24.855

4.226.826 -

25.046.286 6.363.190 26.041.923

22.824.197 955.509 5.232.453 6.511.261 2.467.143 -

22.824.197 955.509 5.232.453 6.511.261 2.467.143 29.273.112 6.363.190 26.041.923

50.697.843 -

55.908.388 6.115.087 -

677.375 13.266.105

50.697.843 55.908.388 6.115.087 677.375 13.266.105

- 135 -

23.179

Jumlah/ Total

3.504.823 12.101.668 571.620 65.519 -

22.088.093 636.264 3.504.823 12.101.668 954.020 279.965 3.889.763

Financial Assets: Cash and cash equivalent Short-term investment Trade accounts receivable Receivable on electricity subsidy Other receivable Receivable from related parties Restricted cash in banks and time deposits Financial Liabilities: Trade accounts payable Taxes payable Accrued expenses Customer security deposits Project cost payable Two-step loan Government loans Lease liability Bank loans and medium term notes Bonds payable Electricity purchase payable Payable to related parties Other payables



Risiko ini dikelola oleh Perusahaan dengan mempertahankan sebuah perpaduan yang tepat antara pinjaman dengan tingat bunga tetap dan mengambang. Perusahaan sedang mempertimbangkan untuk melakukan lindung nilai atas bunga mengambang. iii.

iv.

This risk is managed by maintaining an appropriate mix between fixed and floating rate borrowing. The Company has been considering to enter into hedging contracts for loans with floating interest rate.

Manajemen risiko kredit

iii.

Credit risk management

Risiko kredit mengacu pada risiko bahwa pelanggan gagal dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya yang mengakibatkan kerugian bagi Perusahaan dan entitas anak. Sebagai Perusahaan dan entitas anak yang dapat digolongkan dalam infrastruktur, Perusahaan dan entitas anak diwajibkan melayani semua pelanggan atau calon pelanggan tanpa melihat apakah nantinya akan bisa membayar atau tidak. Dalam meminimalkan risiko tidak tertagihnya piutang, Perusahaan dan entitas anak melakukan pemutusan sambungan ke pelanggan jika pelanggan tidak membayar pada waktu yang telah ditentukan yaitu kurang dari satu bulan.

Credit risk refers to the risk that the customer will default on its contractual obligations resulting in a loss to the Company and its subsidiaries. As a Company and its subsidiaries that is classified as a public utility, the Company and its subsidiaries is obliged to serve all customers regardless of the capacity to pay. In minimizing the risk of uncollectible receivables, the Company and its subsidiaries will terminate the connection to the customer if the customer does not pay on time, which is determined (to be) less than a month.

Piutang usaha terdiri dari sejumlah besar pelanggan, tersebar di berbagai industri dan wilayah geografis. Evaluasi kredit berkelanjutan dilakukan pada kondisi keuangan piutang dan, bila perlu, jaminan yang disediakan.

Trade receivables are spread over a large number of customers, spread across divers industries and geographic areas. Ongoing credit evaluation is being performed on the financial condition of accounts receivable and, where appropriate, credit guarantee insurance cover is purchased.

Perusahaan tidak memiliki eksposur yang signifikan terhadap satu pelanggan atau kelompok pelanggan tertentu yang mempunyai karakteristik yang sama.

The Company does not have significant credit risk exposure to any single customer or group customers having similar characteristics.

Nilai tercatat aset keuangan pada laporan keuangan konsolidasian setelah dikurangi dengan penyisihan untuk kerugian mencerminkan eksposur Perusahaan dan entitas anak terhadap risiko kredit.

The carrying amount of financial assets recorded in the consolidated financial statements, net of any allowance for losses represents the Company and its subsidiaries’ exposure to credit risk.

Manajemen risiko likuiditas

iv.

Tanggung jawab utama manajemen risiko likuiditas terletak pada dewan direksi, yang telah membangun kerangka manajemen risiko likuiditas yang sesuai untuk persyaratan manajemen likuiditas dan pendanaan jangka pendek, menengah dan jangka panjang Perusahaan dan entitas anak. Perusahaan dan entitas anak mengelola risiko likuiditas dengan menjaga kecukupan simpanan, fasilitas bank dan fasilitas simpan pinjam dengan terus menerus memonitor perkiraan dan arus kas aktual dan mencocokkan profil jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan.

Liquidity risk management Ultimate responsibility for liquidity risk management rests with the board of directors, which has built an appropriate liquidity risk management framework for the management of the Company and its subsidiaries short, medium and longterm funding and liquidity management requirements. The Company and its subsidiaries manage liquidity risk by maintaining adequate reserves, banking facilities and reserve borrowing facilities by continuously monitoring forecast and actual cash flows and matching the maturity profiles of financial assets and liabilities.

- 136 -

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 SERTA UNTUK TAHUN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan Perusahaan dan entitas anak memelihara kecukupan dana untuk membiayai kebutuhan modal kerja yang berkelangsungan.

The Company and its subsidiaries maintain sufficient funds to finance its ongoing working capital requirements.

Tabel berikut ini merupakan nilai tercatat dari instrumen keuangan terhadap risiko suku bunga pada tanggal 31 Desember 2011 :

The following tables represents the carrying amount of financial instruments exposed to interest rate risk as of December 31, 2011 : Lebih dari satu tahun Lebih dari tiga tahun tetapi tidak lebih tetapi tidak lebih dari tiga tahun/ dari lima tahun/ Over one year but not Over three years but not Lebih dari lima tahun/ longer than three years longer than five years Over five years

Dalam satu tahun/ Within one year Utang sewa pembiayaan/ Lease liability Liabilitas keuangan dengan tingkat bunga mengambang/ Financial liabilities with floating interest rate Liabilitas keuangan dengan tingkat bunga tetap Financial liabilities with fixed interest rate Jumlah/Total

c.


Jumlah/ Total

2.119.192

4.636.164

5.433.468

13.853.099

26.041.923

5.851.268

13.375.285

12.356.307

23.341.810

54.924.670

1.613.458

6.459.227

12.313.529

73.046.736

93.432.950

9.583.918

24.470.676

30.103.304

110.241.645

174.399.543

Nilai wajar instrumen keuangan

c.

Kecuali disebutkan pada tabel berikut ini, manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset dan kewajiban keuangan yang dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi dalam laporan keuangan konsolidasi mendekati nilai wajarnya baik yang jatuh tempo dalam jangka pendek atau mempunyai tingkat suku bunga pasar:

Fair value of financial instruments Except as detailed in the following table, management considers that the carrying amounts of financial assets and financial liabilities recorded at amortized cost in the consolidated financial statements approximate their fair values either because of their short-term maturities or they carry market rates of interest:

2011 Nilai tercatat/ Carrying amount Aset Piutang pihak berelasi Rekening bank dan deposito berjangka dibatasi penggunaannya Liabilitas Penerusan pinjaman Utang kepada Pemerintah Utang sewa pembiayaan Utang obligasi Utang listrik swasta Utang pihak berelasi

Nilai wajar/ Fair value

279.965

218.772

3.889.763

4.000.950

29.273.112 6.363.190 26.041.923 55.908.388 6.115.087 677.375

30.938.110 6.788.550 26.037.086 58.601.378 7.231.509 689.833

- 137 -

Assets Receivable from related parties Restricted cash in banks and time deposits Liabilities Two-step loans Government loans Lease liabilities Bonds payable Electricity purchase payable Payable to related parties



Nilai wajar instrumen keuangan diatas, kecuali untuk rekening bank dibatasi penggunaannya dan utang obligasi, ditentukan melalui analisis arus kas yang didiskonto dengan menggunakan tingkat diskonto yang setara dengan tingkat pengembalian yang berlaku bagi instrumen keuangan yang memiliki syarat dan periode jatuh tempo yang sama. Untuk utang obligasi, nilai wajar ditentukan dengan mengacu pada harga pasar.

59.

TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN DAN PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

The fair value for the above financial instruments, except for restricted cash in banks and bonds payable, was determined by discounting estimated cash flows using discount rates for financial instruments with similar term and maturity. For bonds payable, fair value are determined with reference to their market prices.

59.

MANAGEMENTS RESPONSIBILITY AND APPROVAL OF CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS The preparation and fair presentation of the consolidated financial statements on pages 3 to 138 were the responsibilities of the management, and were approved by the directors and authorized for issue on March 26, 2012.

Penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan konsolidasian dari halaman 3 sampai 138 merupakan tanggung jawab manajemen, dan telah disetujui oleh Direksi untuk diterbitkan pada tanggal 26 Maret 2012.

********

- 138 -

Halaman ini sengaja dikosongkan

This page is intentionally left blank

PT PLN (Persero) Jl. Trunojoyo Blok M I No.135 Kebayoran Baru, Jkarta 12160 Indonesia T. 62 21 725 0550 F. 62 21 722 2328 www.pln.co.id

Bekerja Inovatif Menciptakan Keunggulan. Innovative Work Creating Excellence. Laporan Tahunan 2011 Annual Report

Recommend Documents