BEBERAPA TERNAK RUMINANSIA INDONESIA
KARYA ILMIAH BACHTAR BAKRIE
FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGAR tgaO
JUfJILAH LIPATAN ABOlJIASm1
Oleh BACHTAR :BAKRn;
Karya Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui oleh
Ir" Kukuh Budi Satoto ......-..-.".-...-"""",,--.... Penasehat Anggota
~'---'-""-'-'~'""""'-<-""-"""'--==""'-"""-''''''''''''''''''''''~~'''-'--,-
Tanggal
Ii
Kar:ya ll:tlliah ini te15h disidangkan clihadapcUl suatu kOl'1iSi ujim'l lisan pacl8 tanggal <.._1
11
Ujian Sarjan8 Peternakan IF
RINGYA3AN
BEBERA1'A T2IWAK HU1;Tj:'ANS'A INDOfnSIA
Suatu penelitian untuk mengetahui perbedaan antara lipatan fundus pada abomasum ternak sapi PO (I)eranakan Ongole), kerbau, domba dan kambing, telah dilakukan di rumah potong hevian Dinas Feternakan Kotamadya Bogor, se lama lebih kurang 1:,0 hari, mulai dari tanggal 19 Desem:~ ber 1979 sampai dengan tanggal 27 Januari 19[;0. Setiap bangsa ternBl;: diuakili oleh 30 buah abomasum, masing--mdsing berasel dari 15 ekor hevlan jantan dan 15 ekor betina. :C,ipatan abomasum tersebut dibagi menjadi lipatan besar dan lipatan keciL Data yang diperoleh, dio12,h secera statistH; dengan menggunakan uji t,·Student untuk mengetahui perbedaan jum lah lipatan abomasum pada m2,sing~'masing ternak dan jenis kelamin yang berbeda. Diperoleh balwa jumlah 1 ipatan abomasum pada ternak kerbau'i sapi'j Gomba clan kambing ma,singc>.<masing rata·"rata 13,2, 17,2, 17,0 dan 20,0 buah. Jumlah lipatan 3bomasum pada ternak kerbau berbeda sangat nyata (1'<0,01) denGan' jumlah lipatan abomasum ternak sapi, domba dan kambing. Jumlah'lipatan abomasum pada ternak sapi tidak berbeda nyata (1':>0,05) dengan ternak domba, tetapi keduanya berbeda sangat nyata den£ an jumlah lipatan abomasum pada ternak kambing. Jumlah lipatan besar pada abomasum ternak kerb au dan sapi tidak-berbeda nyata (1'>0,05) dengan lipatan kecil; sedan:::;kan jumlah lipatan besar pada abomasum ter nak dombil dan kambing berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan lipatan kecilo Ternyata bahua jenis kelamin hewan tidak mempunyai pengaruh terhadap jumlah lipatan aboDlilsum, baik untuk lipatsn besar IDS.Upun lipatan keciL ~,ipa~~n abomasum t2J?na.k kerbau lebih tebal (± 1,57 mm) (hbmlLLlng ternak sapl, domba dan kamb ing. Ps.da ter na):, ss.pi, dOEiba dan kambing, tebal 1 ipatan abomasumnya~' masing-masing sebesar 0,90, 0,73 dan 0,72 mm.
KA:1Yl\ IV TAR
Oleh
F AKULir Af..)
Ir:U3'l'TTUT }?
rY;~~~1J.!~I~E f~.ICi·_N
JArJ L$OGC (,
KARYA IL[UAH
Suatu Karya Ilmiah yang Dibuat Untuk lViemenuhi Sebagian dari Syarat"SY·3rat Untuk ~;emperoleh Gelar Sarjana Feternakan pada Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor
Oleh Bschtar Bakrie Batu Sangkar, Sumatera Barect
Penasehat Utama Dro Aminuddin Parakkasi Do,sen Ilmu 11akane,n Ternak Daging dan T8naga
1980
KATA E'ENGANTAR Ucapen puji dan syukur pel1ulis panjatkan ke hadiE, at Allah Suohal1ahuwataala, karena dengan rahmat dan k!,: runiaNya jualah akhirnya penulis dapat menyelesaikan pel1yus1.Ll'lan Karya Ilmiah ini. Penul isan Karya Ilmiah il1i dimaksudkan sebagai s,§!: lah satu syarat yang harus dipenuhi dalem memperoleh geler Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan, Ins titut Pertanian Bogor. penulis mengharapkan semoga tulisan ini sedikit oanyak dapat bergul1a oagi kita, terutama yang pung dalam oidang pe't;ernakan.
berkeci~
Penulispun menyadari
bah''ia dalam tul isan ini masih banyak terdapat kekurani!i an-kekurangan dan kejanggalen·-kejanggelan serta masih jauh dari kesempurnaan.
Kerena itu tegur sape ateu sa
ran-saran dari pembaca, terutama para cendekiawan te tap penulis harapkan, demi perbaikan dalam penulisan selanjutnya. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengu-, capkan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada Bapak Dr. Amil1uddin Parakkasi dan Ir. Kukuh Budi Satoto, yang walaupun dalam kesibukan sehari·-hari, namun masih sempat meluangkan waktu dan perhatiannya untule membimbing penulis selama melakukan penelitian sam pai tersusunnya Karya Ilmiah ini.
iii
iv
Kepada Pimpinan Falml tas beserta staf Dosen,
pen~
lis mengucapkan terima kasih yang sedalam··dalamnya atas ilmu yang telah diberikan selama penulis berada di FaImltas tercinta inL Ucapan terima kasih yang sama penulis sampaikan kepada Bapak Drho Asrul Nakmur Kepala Dinas Peternakan Kotamadya Bogor beserta staf, atas bantuan yang diberi, l(an selama penulis melaku).,an beberapa pengamatan. Tidak lupa kepada teman··teman sejawat dan handai taulan serta semua fihak yang telah memberi bantuan baik moril maupun materil dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan Karya Ilmiah ini, penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga banjTaknya
0
Akhirnya Karya Ilmiah ini penulis persembahkan ke pada Ayahanda dan Ibunda tercinta l yang telah bersusah payah mengasuh, mendidik dan membina anaknya dengan s!: gala kesabaran dan penuh ketabahano
Terimalah ini se-
bagai rasa. cinta dan kasih sayang dari anandao Kepada kakak-kakak serta adik-adik semuanya, penE: lis mengucapkan terima kasih at
Semoga
segala amal kebaikan yang diberikan, akan mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Haha Esao
Bogor, av/al Haret 1980 Penulis
DAFTAR lSI Halaman
KATA PEHGANTAR
iii
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR ILUSTRASI DAFTAR LM1PIRAN PENDAI-nr~UAN
vii
•
• •
viii
•
1
•
..
TINJAUAN PUSTAf,.A
3
•
Sistem pencernaan • • • Anatomi dan fisiologi abomasum Histologi abomasum •••• • Sekresi cairan pencernaan Pencernaan dalam abomasum •
•
.. •
·.. • •
3 7 12 1L1-
17
MATER I DAN HETODA PENELITIAN
·..
20
HASIL DAN PEI''lBAHASAN
·.
22
· .. SARAN
31
32
DAFTAR PUSTAKA
•
33
LAMPIRAN
36
RHIAYAT HIDUP
51
v
DAFTARTABEL Tabel
Halaman
1. Perkiraan Kapasitas Alat-Alat Pencernaan Beberapa Jenis Hewan dan !>lanusia '.'
...
2. Jumlah Lipatan Fundus pada Abomasum Beberapa Ternak Ruminansia 0000
vi
...
".""
••
"
10
23
DAFTAR ILTJSTRASI Ilustrasi
Halaman
1. Lambung Sapi Jantan Dewasa
2. Lambu:1g Domba Dewasa
...
.
.
3. Bagian Dalam Abomasum Sapi Jantan Dowasa 4. Ba(l;ie.:1 Dalam dari Lambung Babi
...
7
•
8 •
10
•
29
5. Bagic'!1 Dalam dari Abomasum BeberapE I'ernak Rum inE,ns ia
30
vii
DAFTAR LAlvlPlRAN Halaman
Lampiran 1
0
Jumlah Lipatan Fundus pada Abomasum Ternak , Kerbau · . , 0
0
0
0
0
.
0
0
0
·
0
.
0
2. Jumlah Lipatan Fundus pada Abomasum Tel'nak , Sapi · • 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
.
0
.
0
0
.
36
37
0
3. Jumlah I,ipatan Fundus pada Abomasum Ternak Domba
,
0
.
0
•
.
• ,
0
..·
,
0
0
,
..
,
0
4. Jumlah Lipatan Fundus pada Abomasum Ternak , , , , , Kambing
..
.
.
· ·
0
0
38 39
50 Uj it-Student Untuk l'iengetahui Pel'bedaan Jumlah Lipatan Abomasum Antal'a Tel'nak Kerbau, Sapi, Domba dan Kambing '"
Q
~
"
"
<>
"
..
6. Uji t-Student Untuk IVIengetahui Pel'bedaan
Antara Jumlah Lipatan Besar dan Lipatan Kecil pada Abomasum Ternak Kerbau, Sapi, Domba dan •• Kambing 00
0
000<>0
..
0000
. . . . .
7. Uji t-Student Untuk I'1engetahui Perbedaan Antal'a Jumlah Lipatan Abomasum Hewan Jantan dan Hewan Betina pada Ternak Kerbau, Sapi, Domba dan Kambing •••.• 0
,
8. Gambar Lambung Kel'bau dan Kambing
viii
40
PENDABULUAN Dibanclingkan dengan jenis ternak yang lain (omni·· vora dan oarnivora), ternak ruminansia mempunyai sifat yang khas pada struktul' anatomis dan kondisi fisiologis alat penoernaannya, serta adanya kegiatan mikro<-0,E ganisme dalam alat pencernaan, khususnya dalam rumen. Ternak ruminansia mempunyai lambung yang tercliri dari
Li-
bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum dan abo-
masum; seclangkan pada ternak non-ruminansia hanya terdapat satu bagian lambung, yang sering disebut sebagai lambung tunggal atau lamblmg sederhana, Abomasum merupakan yang mempu.1l.yai kelenjar.
satu~·satunya
bagian lambung
Strul{tur dan fungsi serta si
fat-sifat histologis abomasum sangat mil'ip dengan, bag,i an lambung pada ternak non··rmllinansia (Davis, 1962; Bundy dan Diggins, 1968; Patt dan Patt, 1969).
Hal
inilah yang menyebabkan abomasum serin,'; clisebut pula sebagai lambung .sejati ("true stomaoh B
),
Bagian dalam abomasum terdiri dari bagian fundus dan pilorus.
Masing-masing bagian teruebut mempunyai
kelenjar., yang disebut sebagai kelenja:c fundus dan kelenjar pilorus. Bagian fundus dilapisi oleh membru,na mukosa
(sel~
put lendir) yang mempunyai jaringan kelenjar dan terdi ri dari sel yang berbentuk tiang,
1
Nembrana mukosa ter
2
sebut membentuk sejumlah lipatan halus yang berbentuk spiral ("pI icae spirales ii)
0
Cairan pencernaan berupa
enzim pepsin yang sangat penting untuk pencernaan
pro~
tein, lebih banyak disekresikan oleh kelenjar funduso Bagian pilorus lebih sempit dan mempunyai sedikit sel-sel kelenjaro
t'lembrana mukosanya sama dengan bag],.
an fundus pada lambung ternak non .. ruminansiao i'lenurut Dukes (,191,'7), Sisson dan Grossman (1953), dan Church (1973), jumlah lipatan spiral yang terdapat pada bagian fundus dari abomasum ternak ruminansia ada lah sebanyak 12 buah atau 1ebih.
Akan tetapi jumlah
yang pasti dari 1ipatan spiral tersebut paela masing-·ma -
~
sing ternak rUDlinansia, sampai sekarang belum diketahui. Lipatan spiral tersebut merupa,kan tempat proliferasi bagi sel-·se1 ke1enjar fundus, dapat mempengaruhi penyaluran makanan dan mi_'mpermudah penciJ,mpuran mal<::anan dengan cairan pencernaEm.
Dengan demikian, jumlah Ii··
patan tersebut erat hubungannya dengan jumlah sel-sel kelenjar pada ke1enjar fundus dan banyalmya cairan peE!; cernaan yang disekresikan.
Selain itu jumlah 1ipatan
itu juga mempengaruhi luas permukaan abomasum, yang berhubungan dengan kemampuan abomasum menampung makanan. Pengamatan ini dimaksudkan untuk mengetahui pe1'b2 daan antara lipatan fundus dari abomasum ternak ruminansia, yang meliputi ternak kerbau, sapi PO' (Peranak·· an Ongole), domba dan kambing.
TINJAUAN PUS1'AKA
Sistem ....... _.,--
pencernaan . -
,--~-
• Sistem pencernaan terdiri dari
organ yang langsung berhubcmgan dengan penerimaan dan pencernClan makanan, serta pence1uaran bs.gian makanan yang tidal: diserap oleh tubuho 10enurut Sisson (1975), sistem pencernacm membujur mula i dari b ie,ir sampc' i lee anus; terdiri dari bag ian mulut, f arings, ,saluran pcncernaan clem alat··alat tam,bahan seperti gigi, lidah, kelenjar ludah, hati dan pankreas
0
Saluran pencernaan ada1ah bagian yang
ber,~
ada mu1ai clari faTings sampai lee anus; terdiri dari esofagus, lambung, u,su,s halus dan usus besar O'laynard dan Loosli, 1969; Sisson, 1975)0 Ternak ruminansic1 mempunyai 1ambung majemuk, yang tercliri dari rumen, retikulum, OlGa.sum dan abomasum; s,,,,dangkan ternal;: non··ruminan,sia hanya mempunyai satu ba'·· gian lambung, sehingga sering clisebut sebagai ternak berlambcmg tungga1 atau ber1ambung sederhana (Banerjee,
1970; Sisson, 1975; Hartono, 1976)
0
Pada da,sarnya, saluran pencernaan ternak ruminan'"
sia sama clengan ternalc pc1cla bagian lambungnya
non~-,ruminan,si2 0
'} tetapi berbeda
i\'ienurut Soel'lsl'di (1975), si-
fat khas ternak l'UElinansia tel'letak pscla struktur ana,· tomis dan kondisi fisio1ogis slot penccrnaannya, serta aclanya kegj.atan mikro-organisme clslam alat pence:rnaan ...
3
4
I,ambung ternak rU111i nansia merupakan suatu
mocJ.ifi·~
lwsi dari alat··alat pencerne,an, yang memUc'1gkinkan
he~
wan tersebut menggunakan selulosa clalam j"L'mlah yang be sar (Church, 1973)
l'1akanElH yang banya1\: mengandung se
0
rat o.icerna melalui fermentasi, yang clibantu oleh
mik~
roba rumen, terutama oleh bakteri anaerob dan protozoa (Chutikul, 1975)0 ~lenurut
Diggins dan Bundy (1953), sistem pencern.§.
an ruminansia mempunyai kemampuan untuk 1) membentuk vitamj_D
B~complex;
;~)
menggunakan protein kualitas ren -
Oc_d
dah; 3) mengubah sejumlah tertentu nitrogen menjadi protein dan L,) mencerna sejumlah besar hijauan (serat kasar)
0
Hewan yang berlambung tunggal mempunyai kema.ITI
puan yang relatif lebih rendah dalam membentuk vitamin dibandingkan clengan hevl2n ruminansia dan tidak dapat mencerna serat lea sal'
dal'~m
jumlGh yang besar, serta di
dalam lambung tidak terjadi perubahan dari protein
be~
kualitas rendah menjadi protein berkualitas tinggL Pada rumen, retikulum dcmomasum tidal: terdapat satu kelcmjarpun, hanya abome_sumlah yang mempunyai ke,lenjar o
Cairan pencernaan berupa enzim pepsin yang
sangat penting untuk pencernaan protein, disekresikan di abom",sum (Heaves clan Henderson, 1963)0 Frandson (1974) dem Habel ('i 975) menyatakan bahvJa rumen, retil:ulum dan omasum termasuk lambung depan (ii fore stomc:Lch';) stau I'proventriculus;' dan tidal;: mem~~
5 punY,3i kelenjar; sedanglwn 2bomasurn merup2kEll1 basian pertama ycmg berkelenjar daTi sistem pencernaen rumi~ nansia <>
Selanjutn;ya Byerly
(196L~)
dan omasum tidak memproclul;:si enz ira, men - , re tilculum tapi abomasum
rl1enbh8SlL~c2n
hydrokhlorida OWl)
enz
r~
menyataL:.an bahVlB.
te·-~
pencernaan dan asa,ITl
0
Abomasum menrpunycli strv.L.tur clan fungsi y3.ng ,sarna
gins dan Bl.U1dy,; '195(.\; Davis'i 1SG:~:1 Ohurch,. 1973)
lain itu
sife.t·~sifat
hi;:3tolo~~isn:ya
Q
Se·,·,
juga same' denc;an
lambung ternak non·~J:'u~rLncin,siD, (Patt dan Patt') ---1969)
<>
!!jenurut BUTldy dan Diggin.s ('1968), prose.s pencern~~
an clalum abomas\un s8.ng;2,t; ldirip dencan proses an dalam lambupg he 1iJan
non,,~rurnin8.n;:;ia
pencerna~
;.. ,sehinggC? Acker
(1960), Reaves dan Henderson (1963) dan McDonald (1969) menyatakan karena aboma.sum sesuai denGan lambung hewan non,-rumimll1sia, maka abomasum sering disebut pula seba gai lc1mbung seja-ci (J;true stomach")
J?ada hewan rU!i1ina.nsia
yan~';
ma.sih muda? rumen,] re..
tikulum clan omasum belulll berfungsi kanan yang bex'upa
BUSU
langsunc;
0
D18
0
;:-ada \'Jaktu itu rna
suk ke dala:'1l aboEla-
sum melaJ.ui suatu sallu"an berupa lekukan yang disebut J;oesophageal 2;roove" (Phillipson, 1970; Habel, 1975)0 Terbentulmya salurBn tersebut disebabkan oleh rangsan.§ an dari cairan (air susu) terhadap bagian belakang ke-·
Rangsangan tersebut menja-
6
di tidak efektif apabila hevl8n tumbuh menjadi dewasa. Dengan demil::ian berarti bahi/a pada hewan ruminansia yang masih muda, bagian lambung yang berfungsi ha·" nyalah abomasum.
Ini juga disebabkan karena hewan ru-
minans ia muda belul!l membutuhkEJl1 tempat makanan yang bersiiat "buUI:Y;; dan pencernaan selulosa (Jliarshall dan Holman,
1963).
Perkembanc;an yang pesat dari rumen, retikulum dan omasum terjadi pada bulan··bulan pertama dari kehidupan setelah lahir.
Rangsangan yanz utama adalah adanya m.§l:
kanan paclat (Soewardi,
1975).
Setelal1 itu ketiga bagi
an lambung tersebut mulai berfungsi (Acker, 1~60). Hewan r11!!linansia clikenal sebagai he \"Ian pemamah bi ak.
nakanan yang telah mas1.lli: J;,:e dalam rumen akan cli-
l(embal i.kan ke mulut untuk dikunyah kembali.
Setelah
dikunyah, makancll1 tersebLit ditelan lagi dan langsung masuk ke omasum, dari omasum makanan diteruskan ke abomasum.
Sesuai clengan yang cl.il:emukakan oleh Jennings
(1965) serta Patt dan Patt (1969), omasum dan abomasum menerima makanan setelah clikunya11 lcembali.
Nakanan
yang telah dikunyah ter;3ebut tidal.c kembali lagi ke da-lam rumen, melainkan melalui saluran eli bagian punggung rumen (;;dorsal groove;;) makanan lanss1.'.ng rriasuk ke oma·· sum dan kemudian c1.iteruskan ke abomasum Ulltuk dicerna lebih Lmjut ole11 enzirn pencernean yang terdapat dalam abomasum (Kent,
195LI-; :byerly,
'196 L».
7 Seperti telah
dik.~
tahui, abomasum merupake.n bag ian keefllpat clari lambung he1tlan ruminansia,
Abomasum berbentuk seperti tabung
panjang, beracla pada bagian belakang clari bagian kanan rumen (Hungate, 1966; Church, 1973; Frandson, 1974), terutama terletak pada bagian clasar abdomen clan berhubungan dengan
Ol~asum
dan usus halus (Sisson clan Gross·"
man, 1953; Habel, 1975). Habel (1975) menggambarkan bentuk serta letak ab·omasum pada ternak sapi dan elomba clewasa, seperti lihat pada Ilustrasi 1 clan 2 eli bawah ini.
,
esofagus
Rum e n
\
\",
~
Omasum
\
Reti kulum
( Abomasum
ILU5TI{j:~8I 1"
LAI'·IBUI\iG
SAPI JANCLIAN DE\·'lASA
(clilihat clari samping kanan) Sumber : Habel (1975).
0
ter~
8
'7 R U
ILU8TP~f\.8I
ill
ofagus
e n
2, LAf'[:JUNG DOEBA m;4ASA,
(diliha-[; dari samping kanan) Sumber : Habel (1975), Abomasum pada domba dan kambing ri1atif 1ebih besar dan panjang dibandinc; sapi, dengan ::apasitas kira-· kira 2 ka1i retilw1um (Ohurch, 1973),
Pada domba,
ka.~
bing dan anak sapi, abomasum miring lee be1akang dan berada di sepanjang 1engkung tulEmg rU2uk,
Hal ini di
sebabkan kar'ena omasum pada ternak tersebut 1ebih ke-· cil dibanding sapi dewasa (Habel, 1975),
Pada sapi d.,e,
wasa, omasum yang berat dan besar terb"mam pada dasar abdomen dan mendorong abomasum ke ba:::ic3n l,iri, Ulwran re1atif dari setiap bagian 1ambung su1it diukur .secara tepat dengan statistik,
Dilretahui bahvJa
ukuran re1atif dari ab0!l18SU!l1 berubah sesuai clengan ber
9
Menurut Benzie dan Phillipson (1957)
tambahnya umur.
yang dikutip oleh Church (1973), hewan ruminansia yang baru lahir mempunyai abomasum yang lebih besar diban··· ding. rumen dan retikulum, tetapi abomasum berkembang lebih lambat. Pada ternak sapi yang berumur S minggu, kapasitas abomasum sarna dengan rumen dan retikulum; pada umur 12 minggu, kapasitas abomasum hanya seten2;ah rumen dan re tikulum.
Fada umur 18
bulan~
kapasitas abomasum kira··
kira sarna dengan oms,sum, pada sa,at itu menurut Habel
(1975), keempat
ba[~ian
lambung mencapa:i lwpasitas yang
sebenarnya, yaitu rumen '80 ?6, retikulum 5 ~.(" dan abomasum 8 r'/,.
omasum 7 %
Pada ternak clomba don l{.ambing dewa-
sa, kapasitas keempa.t
ba[~ian
Iambungnya masing·-masing
aclalah rumen 71 ;;;, retikulum 8 76, omaS'.1.m 2 3& dan abol!lssum 19 ;,'6 elari kapasitas total lambunE:, l'ilaynard elan Loosli (1969) memberiLan suatu
perki'~
raan kapasitas aIat·-alat pencernaan bet erapa jenis he·· vian dan dibandingkan dengan manusia, sGperti tercantum dalam Tabel 1 eli bmlaJ1 inL Bagian dalam abomasum terdiri clari 2 bagian, yai··· tu. ba:;ian fundus di
bai~:ian
bagian belakang (Ilustrasi
clepan elan bagian pilorus eli
3).
Masing-masing bagian
tersebut mempunyai kelenjar, yang disebut sebagai ke·· lenjar fundus d.an kelenjar pilorus (HitcheIl, 1956; Church, 1973).
10 TABEL 1, PERIC.lRAAN KAPASITAS ALAT~·ALAT PENCERNAAN BEBERAPA JENIS ImWAN DAN iVVi.NUSIA (liter)") Manusia
----- . . . . ~
B 0 b 0 t (kg) Rumino··retikulum Omasum Abomasum Usus halus Caecum Usus besar
-~""-
0
Kuda
Domba
1
8 9 1 9
L, 1
6
___,_ ....
~
L,50
8
27 14· 41
......... ....... _...oo..- _ _ _ ~
27
r·laynarcl dan Loosli
Sapi
-.--~,--,---'-~'='---""""'"'-----~,
80 17
.~;
90
2 6 1
3 ...... _ --..... _ _ _
30
........
575 125 20 15 65 10 25
1
t a 1
+) Sumber
..
190
75
"~._"",_""",,,-.~~,
T
Babi ,-~----.;
~
___
'~_""'~='''''-'
260
(1969).
ILUSTRASI 3, BAG IAN DALAlIJ ABOi"iASl!1iI SAF:: JA..1\f'I'AN DEli/ASA, (F, bagian fundus; P, bagian r:.lorus) Sumber : Habel (1975), l'lenurut Hungate
(1966), permul,aar: d8lam dari din
ding abomasum berbentuk lipatan·-·lipatan sar~pai berben--
11
tuk seperoGi spiral. omasum.
Epitel 8bomasum berbeda dengan
Omasum mempu..1'lyai epitel yang berbentuk susun·_·
an sisik-sisik, sedangkan abomasum mempunyai epitel yang berbentuk seperti tiang tunggal (Frandson, 197~')' Ba~ian L
fundus dilapisi oleh membrana mukosa (sela _
"-"
put lendir) yang mempunyai jaringan keJ.enjar dan terdi ri dari sel yang berbentuk tiang.
Meml)rana mukosa ter
sebut membentuk sejumlah 1 ipatan berbentuk spiral,
di~·
sebut "plicae spirales" (McDonald, 1969; Phillipson, 1970; Church, 1973).
Terbentuknya lipi'.tan spiral ter-
sebut disebabkan karena bagian submukoE:anya terdiri d,a. ri jaringan iJ.eat longgar (Hartono, 197(,),
Pada bagian
dekat omasum, lipatan spiral tersebut "gak membesar me nyerupai katup agar supaya isi abOmaSUl
r',Embrana mUkosanya
ad81ah sama dengan bagian fundus paela lambung ternak non··ruminansia dcm mempunyai lebih ban:yak otot eliban·-
12
ding dengan bae,ian fundus (Sisson dan Grossman, 1953; Phillipson, 1970). Lambung hewan mamalia- -cerdir.i dari
kardia~
fundus
dan pilorus, dengan masing-mssing mempunyai kelenjar l,ardia, fundus dan pilorus (Kent, 1954-; Pat-c dan Patt, 1969; Hartono, 1976).
Begi tu pula dengan hewan ruminag
sia yang termasuk mamalia, seharusnya juga mempunyai lambung yang -cerdiri dari 3 bagian tersebut.
Akan te··
tapi menurut iVjcDonald (1969), selvaktu kehidupan fetus, bagian kardia pada lambung hewan ruminansia berkembang menjadi bagian rumen, retikulurn dan omallUm. ~lenurut
mungkiri
Kent (195 L,)
_tidal~
-cipe dari kelenjar kardia
,
ada, disebabkan karena mukosa pada daerah
kardia tidak berbeda den[;an mukosa esofagus; sehingga Reaves dan Henderson (1963) menyatakan bahwa tiga bagi
.~
an pertama dari lambung hewan ruminansia mungkin meru·,. pal{an pembesaran esofagus.
.ol-0J".:L aboma_§.~
l1il~J~.
....• Secara histologi.s, abomasum
sangat mirip dengan lambung ternak non""!·uminansia.
Se
bagai alat pencernaan, lambung mempunyai kelenjar pada mukosanya.
Pada ternak ruminansia, kel"njar tersebut
terdapat pada abomasum.
Struktur kelenjar yang -I;erda-
pat pada mukosa abomasum sarna dengan kelenjar pada lam bung he Ivan non··ruminansia (NcDonald, 1959), f-lenurut Hartono (1976), c iri khas?bomasum ada 1 ah 1) memiliki lapis urnum lengkap; 2) bers21aput lendir
13 berkelenjaT dengan epitel silindris satu baris; 3) pa·~ da selaput lendir terdapat kelenjaro Kelenjar fundus paling luas persebarannya, mung·kin disebabkan karena merupakan bag ian yang paling pell: tingo
j,ada kelenjar fundus, cairan lambung lebih ba·..
nyak diuekresikano
Bag,ian kelenjarnya sedikit berbeda
dengan kelenjar lainnya, karena kurang bercabang dan ujung kelenjarnya luruso Patt dan Patt (1969) serta
Frand,,~Jn (197L~)
menya·-
takan baenia pada kelen,jar fundus terde qat 3 macam sel, ya itu sel leher ("neck cells"), sel p,",:ietal ("parietal cells il) dan sel utama ("chief cel:', s") ,
Ujung ke··
lenjar hanya terdiri dari sel utama din sel parietaL Sel leher pada kelenjar fundus,
.-,irip dengan sel
kelenjar pilorus dan kelenjar kardia :cda heNan
non~
ruminansia, yang memproduksi lendir (,', fflUCUS;;) dan urea se untuk penawar EOL
Sel utama mengl:Jsilkan pepsin
dan pada hewan muda juga menghasilkan l'ennin; sedangkan sel parietal berfungsi w1tul{ meng1n.silkan HOL Pada daerah fundus juga terdapat 3el argentafin ("argentaffin cell,s"), yang juga terdlpat pada usus, tetapi sel ini jarang ada pada pilorul (Hartono, 1976). Sel argentafin ini berfungsi
sebagai~empat
sintesa
serta penyimpanDn 5--1wdrOJcytriptamine, ya i tu suatu bahan perangsang kontraksi otot poloso
3elain itu mung-
kin pula menghasilkan gastrin dan braJikinin, yang ter
14
akhir ini berfungsi sebagai pengatur aktivitas motor pada usus. Kelenjar pilorus hanya sedikit jumlahnya dan berfungsi untuk menghasilkan lendir, sedi.1.cit protease dan gastrino Sekresi cairan pencernaan
.~._.,_.~,
...........
_~._"~.~._~
__ -
,..-.o<-~,
••
~
~"
___
~.,,.~-~_.__
Sekresi cairan pencerna
.........
an oleh abomasum, mirip dengan sekresi pada lambung wan non'-Tuminansia (Hill, 1960).
h~
Goss dan Cole (1962)
menyataken bahwa cairan pencernaan terdapat dalam lambung heVlan yang mempunyai lambung sederhana, pada bag.:i, an abomasum hewan ruminansia dan pada. lambung kelenjar atau "proventriculus" unggas. Jenis sekresi yang penting
untul~
pencernaan ter-
diri dari enzima, lendir, HC1, cairan empedu, ion-ion tertentu dan hormon.
Semua cairan tersebut, disekre-
sikan langsung ke dalam saluran pencernaanj sedangkan hormon yang berasal dari rm.Ikosa dilep".skan langsung ke dalam aliran darah dan merupakan alctivitas sekresi endokrin (Colvin, 1974). :8pitel abomasum mempunY,ai sel sekcetori khusus yang menghasilkan lendir, pepsin dan EiJl (Hungate, 1966; Church, 1973).
:r'ada hewan yang nasih muda juga
disekresikan rennin (Henschel et a1., 1961; Reaves dan Henderson, 1963), suatu enzim proteolctik yang berguna untuk menggumpalkan protein susu.
Rennin disekresikan
sebagai zymogen dan prorennin, bekerjD sangat cepat p.§:
15 da pH
2 - 4 (Rand dan Ernstrom, 1964)0 Phillipson (1970) meny3.takan bahvia sekresi yang
terjadi pada abom3sum mirip dengan sekresi pada lambung anjing, tetapi sekresi ini hanya terjadi pada bagian fundus; sedangkan pada bae;ian pilorus sekresinya sedikit dan caircmnya bersifat netrE,L i"lenu:cut Goss dan Cole merendahkaD pH isi
(1962), HCl berfungsi untuk
abOT\1r~SU:O.Lj
yang berguna untuk
menja~
min kegiatan yene; sempurnB bagi enziril pepsino
filcDonald
(1959) menyatakan b8hwa sekresi cairan
pencernaan dalam abomasum pada prins ip'aya dipengaruhi oleh 3 fal;:to.C', ya i tu adanya malwnan ya.lg memasuki abo··· masum secara terus-·menerus, pengaruh cairan yang bera·,· sal dari omasum dan karena makanan yanG masuk ke dalam abomasum bersifat netraL
['!lenurut Ash (1951), kegiat-·
an m2kanan tidak langSl.llc3 merangsang s3;:resi cairan pencernaano
Fada prinsipnya, -cekresi 'cairan pencerna··
an ter,sebut dirangsang olel1 adanya ali can makanan yang masuk da:c'i
om3sr-~
>
Sekresi ca iran pencernaan bersama;m clengan pergerakan me 1:;:anan melalui abomasumo
Hal :"1li clisebabkan ka
rena isi abomasum clipertahankan paela i i,ngkat keasaman yang -eetap
0
Bukti yanr:; menyat2kan l;:el'Tsamaan antars
maksncm ;ycmg le':1at dal'i cbn ke abomas"!,, dengan sekresi cs iran penc ernaan,
di~cemukaksn
oleh PbLll ipson (1970)
sebaga i berikut : 1) kelmDtEll1 dan freJ:llens i kontraksi
16 retikulum berkurang jika isi abomasum bertembah; 2) peE gerakan makanan ke omasum terjadi setelah kontraksi re tikulum; 3) bertambahnya volume rumen akan meningkatkan pengeluaran makanan dari omasum;
makanan yang
[!.)
keluar dari omasum menuju abomasum dan dari abomasum menuju duodenum, dipengaruhi oleh jumlah makana.n di d.§!. lam organ yang alean menerimanya; 5) volume den keasaman ceiran abomasum dipensaruhi oleh volume makanan eli dalam abomasum dan }ceasaman makanan yang masule ke abo·"' masum; 6) sekresi a sa!:', dalam cairan abomasum terhenti jika pH isi abomasum turun mendekati 20 Nenurut Hungate (1966), apabila rumen elikosongkan at au ternak dipuasakan, aboDwsum dengan
perlahan~lahan
akan berhenti mensekresikan asamo Hill (1965) menyatakan beh"Ja sel:re,si cairan pen,· cernean pada abomasum domba adalah sebanyak 5 1 per h 9. ri dan pade sapi sebanyak 30 1 per hario Menurut Phil lip80n (1970), sekresi cairal1 pencernaan dari daerah fundus adalah sebanyak 4· " 6 1 per hari dan dari dae·" rah pilorus seban,yak 500 ml per harL
Eecepatan
sek~
resi yang tinggi ini dapat terjadi disebabkan karena 1) banyaknye, darah yang disupla.i ke mukosa; 2) mukosa mempunya i daerah permul;:aan yang ekstensif; 3) efek da··· ri sejumlah besar lipatan pada daerah fundus. Selama musim panas, ketika temperatur lingkungan mencapai 40 ~ 45 °0, sekresi abomasum meningkat dan ke
17
asaman menurun (HarveYI 1963).
Sewal;:tu hari dingin,
sekresi abomasum lebih dari 1200 ml per jam (Cockrill, 1974) •
Pengatura.n sekresi cairan pencernaan adalah sangat kompleks.
Disekre siJ;:annya ca iran penc ernaan, dimaksu£
kan untuk mempertahankan agar mabman yang meninggalkan abomasum selalu dalam keadaan a,sam yang tetap. Aliran cairan pencernaan disebabkal1 oloh sistem syaraf dan hormon (Goss dan Cole, 1962; Colvin, 1974). l':enurut Dukes (1947), ada 3 fase ·:lari sekresi ca·· iran pencernaan, yaitu fase "cephalic;', "gastric" dan intestinaL
Fase "cephalic" terjadi di ba1tlah kontrol
s istem sya.raf.
ilakanan dalam mulut dan faril1gs meran,€;
sang serabut syaraf.
Hangsangan ini menyebabkan
ada~
nya aliran refleks dari cairan pencernaan, fase ini sebut fase
ii
gastric i'
0
d.~.
Fase intestinal terjadi setelah
makanan mencapai usus halus. ...Pencernaan ...............--.".,-dalam ---' abomasum .. ....... ~~-~
-~ -.~----
,,-~"""
PencernClan merupakan se
rangkaian proses yang terjadi dalam ali t pencernaan sampai memungkinkan terjad.inya penyer2[)an. Hal ysng membedakan golongan rumir'ansia dengan g.o. longan non··ruminansia adalah proses pencernaan yang terjadi dalam lambung depan, khususnya clalam rumen (Soewardi, 1975).
I'lakanan akan dicern8. secars eksten-
sif sebelum mencapai abomasum (I1cDonalcl., 1(69).
PrOe-
ses pencernaan lllulai dari abomasum terus ke belakang,
18
hampir sama pada golongan hel-Ian ruminansia dan non-ruminansia. Karena tidak adanya enzim pencernaan yang dihasil l{an ole11 rumen, maka kegiatan pencernaan dalam rumen dilalmkan melalui fermentasi de11gan bantuan mikroba ru men, terutama oleh bakteri anaerob dan protozoa (ChutJ. kul, 1975). f-lenurut Byerly (1961,), bakteri rumen dapat mensin tesa protein dari berbagai nitrogen sederhana, asamasam yang dihasilkan dari pencernaan pl.'otein dan zat makEman lain dalam rumen.
Protein, urEa dan berbagai
nitrogen lainnya, dicerna oleh enzim bakteri menjadi amonialc.
Amoniak kemudian digunakan oleh bakteri un-
tuk mensintesa protein bakteri.
BeberE.pa protein
bak~··
teri dicerna oleh protozoa rumen dan pJ.'oteinnya disintesa kembali menjadi protein protozoao Sejumlah besar b.akteri dan protoz,:,a rumen masuk ke dalam abomasum bersaIna makanan dan: ibunuh at au di·· cerna oleh enzim proteolitik yang diset·resikan oleh ab omasum (Jennings, 1965).
Tingginya keDsaman abomasum
menyebabkan matinya protozoa dan mempe:lambat penghan·curan beberapa be.kteri (r1asson, 1950)
0
Protein bakte"·
ri dan protozoa yang masuk lee dalam ab)masum merupakan sumber protein bagi tubuh ternak setel3.h dicerna oleh abomasum.
Dengan demikian, protein yang terdapat da-
lam cairan rumen dan
al~an
dicerna dalaT) abomasum bera-·
19 sal dari 2 sumber
(Colvin~
1974), yaitu 1) protein ma-
kanan yang tidak didegradasi oleh mikroba rumen; 2) pr,Q tein mikroba. Penyerapan zat··zat makanan tidal, terjadi di dalam abomasum. 11,lm~
Penyerapan asam lemak terjadi dalam retiku-
omasum dan caecum, tetapi tidak terjadi dalam ab··
omasum dan usus halus (Dukes, 1947). Menurut Raymond (1955) yang dikutip oleh Hungate (1966), walaupun polypept ida terdapat clalam isi aboma-
sum, namun polypeptida ini tidak langsung diserap dalam abomasum.
Hal ini mungkin disebab}:an karena ma-
kanan hanya sebentar berada dalam abomESum, sehingga penyerapan makanan relatif tidak penting dibanding pada lambUl1g depan dan usus halus (lJlcDonald, 1969), ata}l, pun rou..l1gkin disebabkan karena penyerap:m makanan pada lambung depan lebih cepat dibanding abomasum (Dukes,
1947).
~1ATERI
DAN HETODA PENElJITIAN
Penelitian yang dilakukan ini bertempat di rumah potong hewan Dinas Peternakan Kotamadya Bogor, selama lebih kurang 40 hari, mulai dari tanggal 19 Desember 1979 sampai clengan tanggal 27 Januari 1930. Sapi, kerbau, domba dan kambing yang diteliti
mer~
pakan semua hewan yang dipotong di rumah potong hewan tersebut.
Sapi yang diteliti dibatasi hanya pada sapi
bangsa Peranakan Ongole (l'O). Bagian yang diteliti yaitu bagian abomasum yang
m~.
rupakan begian keempat dari larnbung, dengan maksud un·· tuk mel1ghitung banyakl1ye lipatan··lipetan yang terdapat pada bagian fundusnya. Dollaro pengamatan, setiap bangsa tarnak cliwakili oleh 30 buah abomasum, masing··masing berasal dari 15 ekor hel.]an jantan dan 15 ekor hewan betina. Bentul, dari lipa-can fundus sangat beragam, ada yang besar dan ada pula yang kecil; sehingga dalam
pen~
hitungannya, lipatan tersebut dibagi menjadi 2 kategori yaitu lipatan besar dan lipatan kecil.
Lipatan besar
merupakan lipatan yang paling lebar di,mtara semua lipatan dan mempunyai dasar yang nyata; ioedangkan lipatan kecil melipu-ci semua lipatan, lilulai dari lipatsn yang hanya sedikit muncul dari
permQ~aan
fundus sampai pada
lipatan yang seclikit kurang lebar dari pada lipatan be--
20
21
~ ;;:....tiF]3''!.
tidak mempunyai dCisar yang nya-t:a.
Jumlah lipatBn dibi'l;ung dengan menggunakan sebuah slat hi-t:ung ("COu.l"1ter ii ) .
11ula-mula dihitung jumlah
se~
mua lipatan, seteleh itu dihitung banyalmya lipa-t:an besara
Jumlah lipatan keeil diket",hui dene,an menghitung
selisih antara jumlah semU2, lipatan dengan jumlah lipat an besar. Disamping jumlah lipatan, juga dianati ketebalan dari lipatan tersebut.
pengulmrannya dilakukan dengan
menggunakan mikro···meter sekrup. Data yane; diperoleh dari hasil pengamatan selama penelitian, diolah secara statistik dengan menggunakan uj i t-Studen-t: u..r:rtuk mengetahui perbecl.aan jumlah 1 ipatan abomasum pada masi.ng-masing bangs a ternak dan jenis ke·· lamin yang berbeda, seperti yang diuraikan oleh Nasoe··· tion dan Barizi (1979).
BASIL DAN PEl'lBAHASAN
Oleh Dukes (1947), Sisson dan Grossman (1953) dan Church (1973) dikemukakan bahvJa jum1ah lipatan spiral yang terdapat pada daerah fundus dari abomasum hel'Jan ru minansia adalah sebanyak 12 buah atau 1ebih.
Dari data
yang diperoleh dalam pengamatan selama penelitie.n , ter-· nyata bahwa jumlah lipatan spiral pade abomasum tern<:tk sapi, kerbau, (lomba dan kambing bervariasi dengaD. kisa.;: an antara 11 sampai 25 buah. Jumlah
li~}at;Eln
abomasum pada ternal: kerbau berki-
sar antara 11 sampai 16
buah~
pada ternak sapi daD. dom-
ba hampir sarna, yaitu masinD-·masing sebanyak 12 sampai
23 buah dan 13 sampai 22 buah; sedanskan pada ternak kambing jumlahnya berkisar antara 17 sampai 25 buah. Basil pengamatan tent;ang j'1111ah li.patan abomasum pada ternal: kerba.u, sapi, domba dan ka··;l.bing, yang menc.? kup lipatan besar dan 1ipatan kecil, serta masing··ma ... sing untuk hewan jantan dan hewan betin13., diper1ihatknn pada Tabe1 2. Besarnya. variasi jurillah lipatan yang diperoleh mlli~gkin
disebabkan karena bervariasinyn hewan yang
dit~
liti, dalam hal ini variasi dari bobot hidup dan umur-· nya.
Dalam penelitian ini tidek dilakukan pencatatan
babot; hiclup dan umur dari hewan tersebut. Jumlah lipatan abomasum pada terna}; kerbau adalah
22
23
'IABEL 2. JUli,LAH LIPATAN FUTJDUS Pi;.DA ABOlSASUN B:CD}~RAPA
TEHN.AI( R1Jl'-lINAF;3IA +) "
=====================================~=================
Lipatan abomasum
Bangsa ternak
B e s a r
Tot a 1 K e c i
1
Ke r b a u jant'ln betina rata··rata Sap _,_ jdn-;,:"n
betiLa rat3.~·rata
DOE.ba ja'.~tan
betina rata-rata Kambing jEutan be~ina
raGa-rata
6,2
7,2 6,7p
14,1 12, :; 13.3
+) Semua nilai merupakan hasil rata'·ra-;a dari 15 sample. c : Perbedaan antara ju.1l1lah 1 _patan abomasum pada bangsa ternak yang b('rbeda; huru1' yang sama menunjukkan tici."k berbeda nyata. p, q Perbedaan antar'a lipatan "esar dan lipatan kec il dalam satu bangsa t (,rnak; huruf yang sama menun~ukkan tidak bGj'beda nyata. z Perbedaan antara lipatan Ebomasum pada hewan jantan dan heivan betina dalam satu bangsa ternak; 11u1.'u1' yan e sarna menunjukkan tidak berbeda nyate.• rata-ra';2 13,2 buah, berbede. sangat n31tte. (p (0,01) dengan jm",lah lipatan abomasum pade tc.'nak sapi, domba dan kaniJi':1g.
Jumlah lipatan abomasum -)ada ternak ker-
bau ini merupakcm yang paling sedikit di antara semua bangsa ternak yang ditel Hi, Pada ternal,. sapi dan domba., jumlah 1 ipatan aboma·sumnya hampir sama, yaitu rata-rata '17,2 dan 17,0 buah. Keduanya berbeda sanget nyata (P<0,01) deni~an jumlah lipatan abomasum pada terna};: kambingo
Kambing mempu-
nyai lipatan abomasum yang palinG'; banyek jumlahnya, yaitu rata--rata 20,0 buah o Jumlah lipatan spiral pads. bagian functus dari abomasum sanz;at erat hubungannya dengan ka)asitas atau da-' yo. tampun0 abomasum terhadap makanal10
ial ini disebab-
kal1 karena terbentuknya lipatan fundus;ersebut adnlah karena
ba,~ian
submukosa.nya terdiri dar.:', jaringan ika,!;
longgar (Hartono, 1976).
Apabila abonl,cmm berisi makan
an, maka abomasum akan teregang, yang l.lmyebabkan lipa! annya menjadi lebih rendah dan bal:Ll-can
c: '.pat
menjadi ra·,·
ta sama sekali denr:;an permukaan fundus, serta nya menjacli seolah··olah ,!;idak ada 0
lipa'!;an~
Del. ,an demikian, se
makin ban;yak jumlah lipatan spiral pade abomasum, sema-·· kin besar pula daya tampung abomasum tE,-hadap makanan. Berdasarkan hasil pensamatan selaL\ peneli'!;ian, kerbau mempul"lyai lipatan a;)omasum yane:; laling sedikit jumlahnya, berarti bahwa kerbau mempun' li daya tampung makanan relatif sed il<:: i t pada abomasumn' domba dan kambing.
1
dibanding sapi,
Denp;an demikian, klllbing yang memp}),
nyai li)Ja.tan abomasum paling
banyak~
nyai kemampuan menampung makanan yang
t) ltu akan mempu:~3la.tif
lebih ba-
25
nyak pula pada abomasunmya. fJelanjutnya Church (1973) menyatal[an bahlva lipata.It lipatan spiral pada abomasum merupakan tempat
prolifer.~
si bagi sel-sel kelenjar abomasum; sehingga jumlah li·patan tersebut erat pula hubungannya dengan jumlah ke·lenjar yang terclapat pada abomasum, khususnya l<::elenjar pada babian fu.ndus.
Semakin banyak jumlah lipatannya,
kemUl1gkinan akan semakin banyak pula jcnlah kelenjarnya. Dalam penelitian ini, jumlah kelenjar tersebut tidak di amatL Ldanya hubungan antr3ra jumlah kelsljor dengon
jum~
lah lipatan abomasum seperti tersebut di atas, belum d:§. pat dipastikan, karena bentuk dari lip<'can-lipatan e,bo" masum tersebut sangat bervariasi. Ada lipatan besar dan ada pula lipatan kecil. Fada ternak kerbau, jumlah
lipc·.t,~,~
besar tidak beE
beda nyats (P.>0,05) dengan lipstEm keeil, begitu puIs pada ternak sapi.
Akan tetapi pada te: l1aIl: domba dan
kambing, jumlah lipatan besar dan
lipa;~n
kecilnya ber-
beda saDf;at nyata (p <0,01), masil1r;"'ma'Jing mempunyai l.~ paten kecil lebih banya.k dari pad2- lip Hal tersebut di atas memberikan bah~la
:~an
besar.
S-'H-(:;U
"lalaupun jumlah 1 ipat2,n abomasum [lada
bau dan sapi lebih sedikit dibanding
d~,1~;an
kemutlgkinan ternal~
ker-·
clomba dan
kambing, namun mungkin saja jumlah kel;ajar yang terdapat psds abomasum kerbau dan sapi
rela··~if
lebih banyak.
Disebabkan karena pada kerbau dan sapi jumlah lipatan
26
beser dan
liY2·~an
kecilnya hampir sama banyaknya. se-
dangkan pada domba dan kambing jtU!11ah lipatan kecilnya lebih banyak dari pede lipa-cc:n besaL
Dalam hal ini di
asurnsikan bahvla jumlah kelenjar pada lipa-can besar rela tif lebih banyak dibanding peda lipatan kecil. Nenurut l'lcDone.ld (1969), lipatan spird pada bagian fundu,s dari abomasum dapat mempen€;cu'uhi penyaluran makanan cbn meurpermudeh pencampuran makanan dengan cai.:r. an penceI'no,an.
Belain itu, lipatan teTsebut juga
mem~'
pengaruhi banY2knya cniI'cm pencernaan yEmg disekresikan. Densan demikian, kerbau yan; mempunyai lipatan y[mg lebih sedikj.t pacb abo!!lasumnya, kemul1gkin8n cairan pence."=: naan ycmS d.isekresikan relatH lebih sedikit.
Sebalik~·
nya pada kambing, abomr,sumnya muugkin mensekresikan cairan pencernaan I'ela·cif lebih banyak d'JJancling dengan kerbau, sDpi don dombao
l'ierauu perlu di.inget bahv18 be ..
nyaknY2 cairan yanc, disekresikan munglcin juga erat bungannye dengan bentuk dari 1 ipatan ab:)rnasum
hu~
tersebu·~
0
Phillipson (1970) menyatakan bahwa banY8.knYG cairan pencernaan yanF; disekresil.:e.n tergant',.1ng; pade masuk·..
nye makanan ke dclDm abomasufil dHn l;:onS8(!-i:;rasi (,lsarn le-· mak terbang (Volatile Fatty Acid ~ VFA) dalarn makanan tersebut. Dibanding den: ,8n ternrl[ s,Clpi, pad" rumen kerbau Ie ....
~
bih bany"k terdDp(clt mikro··org8nisme yaw:,; bekerja memban tu pencernaan makan2U1 kasar )lle12,lu i fermentasi (Chuti·-
27 kul, 1975).
HasH dari fermentasi tersebut adalah VFA,
terutama terdiri dari asal!] asetat, propiona-c dan buti'" rat.
Dengan demikian, pada ternal>: kerbau mungkin aken
banyak pula VFA yang terbavra bersama malcenan memasuki abomasum, sehingga akan menyebabkan sekresi ce-iran pencarnaan pada aboD1<1sumnya akan banyalc pula.
Oleh sebab
itu m1.mgkin saja sekresi cairan pencernaan pada abomasum ternal: kerb,m akan selalu lebih banyalc, ,·,al<1upun dl-. ketahui pada abomasumnya hanya sedikit -t;erdapat lipatan spiral. Pada keempat bangsa ternak yang diteliti, terlihat perbedaan tebelnya lipaten.
Pada temak kerbEJu, lipat·-
an tersebut lebih tebal (i. 1,57 mm) dibanding sapi, do!!\ ba dan kambing.
Pada ternak sapi, domba dan kambing,
tebal lipatan abomasumnya
mesing·-masin~
sebesar
0,90,
0,73 dan 0,72 mm. Tingkat ketebalan lipetan ebODl8sum tersebut mungkin berhubungan dengan sHat genetik deri ternak yang bersanglwtan,
Diketahui bahwa 1 ipatan abomasum merupa-
kan bagian mukosa dari fundus yang menonjol ke permukaan (Hartono, 1976).
Pada mukosa terse':ut, bagian musku
laris mukosanya. ikut menonjol
l~e
permu;{aan.
Hal ini
berarti bahwa ke-cebalan lipa-can abowasum mungkin disebabkan lrarena tebalnya IDuskularis lTIukosa tersebut.
Se-
lain itu, tebalnya lipatan abomasum mu:a.gkin pula di-· pengaruhi oleh jenis makanan ternak te::·sebut. Jumlah lipa.tan abomasum pada heVla:" jantan dan he-
28
wan betina untul;: masing-·masing bangs a ternal, yang diteliti tidak
ber~da
nyata
(?~O~05)?
besar maupun lipatan kecil.
baik untuk lipatan
Hal tersebut menunjukkan
bahwa jenis kelamin heylan tidak llYempunyai pengaruh terhadap jumlah 1 ipatan abomasum •. Sebagai pembanding, juga tE!l~tl dilalIrokan pengamatan terhadap beberapa
O~ah
lambung
~wan
berlambung
tun~
gal, dalam hal ini temak babi. Bagian dalam lambung babi sange.t mirip dangan bagi an dalam abomasum, terutama pada bagian pilorusnya (Ilustrasi 4- dan 5).
Pada bagian fundus dari lambung
bahi juga terdapat lipatan-lipatan, tetapi jumlahnya ha nya sedikit, yaitu sekitar 4- - 6 buah.
Pada bagian kaf
dia dan pilorus tidak terdapat lipatan dan permukaann.ya sangat licin. Hal tersebut memperkuat pendapat yang dikemukakan oleh Davis (1962) serta Patt dan Patt (1969) yang menya takan bahwa struktur dan fungsi serta sifat-sifat hist2. logis dari abomasum temak ruminansia sarupa: dengan bagian.lambung dari ternak non-ruminansia.
"
'.
fundus .----"
kardia
ILUSTRASI
A. Bagian kiri
/
duodenUlll
4. BAGLU!
B. Bagian kanan
diverticulum
DALAM LAMBUNG BABL
.~ PilOrUS/
esofagus
diverticulum
«~fundus
kardia
f\)
\0
30
B. Sapi
A. Kerbau
C. Domba
D. Kambing
ILUSTRASl
5,
BAGlAN DALMI DARl A.BOl'lASUM BEBERAPA TERNAK RiJllINANSlA.
1, Jumlah lipatap abomasum pada ternak kerbau, aapi
~O,
dClllba dan kambing, masi,ng·.masing rata-rata '13,2; 17,2, 17,0 dan 20,0 buah. 2, Jumlah lipatan abomasum pada ternak kerbau berbeda sangat hyata (p <0,01) dengan jumlah 1 ipatan abomasum terhak sapi, domba dan kambing. abomasum pada
te~nak
Jumlah lipatan
sapi hampir sarna dengan domba,
keduanya berbeda sahgat nyata (P<0,01) dengan jumlah lipatan abomasum ternak kambing.
3. tipatan besar pada abomasum ternak kerbau dan sapi hampir sarna jumlahnya dengan lipatan kecil; sedangkan jumlah lipatan besar pada abomasum ternak domba dan kambing berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan jumlah lipatan kecil. 4. Jenis kelamin hewan tidak mempunyai pengaruh
terha·~
dap jumlah lipatan abomasum, baik untuk lipatan besar maupun lipatan keciL
5. Tebal lipatan abomasum pada ternal, kerbau, sapi, dom ba dan kambing masing·-masing sebesar 1,57, 0,90, 0,73 dan 0,72 mm. 6. Bagian dalam abomasum sangat mirip dengan bagian da··· lam lambung babi.
Pada bagian fundus dari lambung
babi juga terdapat lipatan-·lipatan sebanyak 4- - 6 buah.
31
SARAN
_.
1. Hasil dari penelitian ini, sedikit banyale dapat . digu nalean sebagai bahan pertimbangan dalarn melakulmn
pe~,
nelitian yang berhubungan dengan abo!,]asum ternale ru·· minansia. 2. Karena besarnya variasi jumlah lipatan abomasum yang diperoleh dalam penelitian ini, maka untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, penelitian ini masih dapat dilanjutkan lagi untuk melihat hubungan antara jumlah lipatan abomasum dengan boboT, hidup atau umur heW8n.
3. Jilea memungleinkan, perlu juga dilalnkan penelitian terhadap banyaknya kelenjar yang te odapat pada lipaj;. an abomasum, baile pada lipatan besiL' maupun lipatan kecil.
32
DAFTAR PUS'I'AKA 10 Acker, Do 19600 Animal Science & Industryo Prentice·Hall, Inc 0, Englewood Cliffso Nevi Jerseyo 20 Ash. 1961. Acid Secretion by the Abomasum and its :Relation to the Flol-1 of Food Material in the Sheep. J. PhysioL Lond. 156 : 93 " 1110 3. Banerjee, G.C. 19700 A Textbook of Animal Husbandry. 3rd EeL Oxford & IBH Publishing Co. New DeIhL
L,.
Bundy, CoEo and R.Vo Diggins 0 1968. Livestock and Poultry Production. 3rd Ed. Prentice··Hall, Inc. EnglevlOod Cliffs. New Jersey.
50 Byerly, ToC. 196 /+. Livestock and Livestock Productso Prentice-·Hall, Inc 0, Englewood Cliffs 0 N. J 0 6. Church, D.C. 19730 Digestive a]1(l Nutrition of Rumi·o nants. I : Digestive Physiology. O.SoUo Book Stores, Inco UoS.A. 70 Chutikul, K. 1975. Ruminant (Buffalo) Nutrition. In The Asiatic Water Buffalo. Pp. 23 .. 350 Food arid Fertilizer Technology:, Center for the Asian Pacific Region. Taipe. £
80 Cockrill, j,i oR 0 197 L!.• The Husbandry ?nd Health of the Domestic Buffalo. F.AoOo of Un __ ted Nation. Rome. 9. Colvin, 1Io \-io 197L!•• Digestiono In Ani.mal Agriculture (ed. HoEo Cole and IiL Honnlng), pp. Le35 .• L\-540 1J 0110 Freeman and Company. San ="ransisco 0 '10. DE\vis, R. '1'. 1962. I'10dern Dairy Cattle Management. Prentice~!-Iall, Inc., EnglevJood Cliffs 0 No J 0 110 Diggins, RoVo and CoE. Bundy 0 1958 0 Sheep Production. Prentice··Hall, Inc., Englewood Cliffs 0 N. J 0 120 Dukes, HoH. 19Le7. The Physiology oJ Domestic Animalso 6th EeL Comstock Publ ishing Co _, Inc 0, Ithaca. 130 Frandson, FoDo 197Li·. Anatomy and Phy.siology of Farm j~nimals 2nd ~~d" Lea 13:, Febinger,) Philadelphia 0
0
33
3LJ·
14. Goss, flo and !1o flo Cole 1 SG2. Physiology of Digestive System. In Introduction to I"ivestock Pro'" duction (ed. '!-r:'H. Cole). pp. 1+16 " L~30. 0
WoR" Freeman & Co" San Fransisco"
Habel, H.E. 1975. Rwninant Digestive System. }E The Anatomy of the Domestic AniElals (ed" Re Getty) 5th EcL Pl'. 861 " 915. 11.B. Saunders Co Phil,C\. delphia. 0
16. Hartono. 1976. I'engantar Kuliah HistologL Jilid II.
Bagian Histologi Departemen
Zoolo~i~
Fakultas
Kedokteran Hevn:m Institut PertEmian Bogor.
Harvey ~ D" '1963" Some Aspect,s of tJJ.e Importance of
Buffalo as Farm Stock" Nutr" Abstr" Rev" 33 : 93""1 ~ .. 935 .. 18
0
HenElchel" l"L,J", :','":8,, Hill and J,,~)oGo Porter" 19610 '1'118 Development of Proteolytic Enzyme in 'che Abo;na.sum of the Young Cell' 0 Froc. Nutr. Soc. 20 : LfO .. 4/1.
D'll ~ 1 0j", .nl
r,~\."
J- "
~Q60 1./
AboEk1sal Secretion in the Sheep. J" Physiol" Londo 154 : 115 - 132. <.I
20. Hill, IL J. '19650 Aboma sal Secretory Function in the Sheep. ,Ill: Physiology of Digestion in the Rumi," nant (ed. R.~. Dougherty et al.). pp. 221. ButterHorths, Hashington.--' ,-, 0
::>1. Q"n 0 0 +e 'I
<-
.,-_\,...
(jC\V
1;'
n
J.L.Q~.:J"
1 0"/ 66 "
Tho '"'wen anel i+s l'Vil'crobes ,1 _ 1 " _.1 ......
.1.1..1... ••
_v
Acsdemic Press, New Yorko 22. Jennings, JoB, 19650 Feeding, Digestion & Assimila~ tion in Animals" 1 st ~!~:cL> 3?ergemon Press ~ O::;:foro." ~I:;> 05L:-. 0 ompare'ClVe ' Jr, j'na t amy 0 f th e Vertebrates. The ]:"le.kiston Co"' Inc 0, lIT 0Yo
n, G7 , 0 2 7. hene, 7
"
d ",;1;:1" fp,'_0 _,-:to..LlTIC'-l.J.o F i :::.-,~ /11):J<> °57 Physiolog37 of J?arm AnimElls <> L~tl1 Ec~<> Camb':cidge UniveL'ity Press '1 J.JondOll0 -I
r-''[a~s·llo"1 __ ..L o.-,-_~
25.
P
"Q1 ,,~.l~'"'"_<> 6.
_!..
,--,Cl,Q
~~sson,
No 19500 Microscopic Studies of the Alimentary i'J[icroorganisme of the .3hE e-o <> Br" J" Nutr"
4 : viii
~
ix"
-
260 Maynard, L.A. and JoL, Loosli. 1969. Animal Nutrition. 6th ~;:;d" '1'a-ca hcGrc\iJ'"'Eill Publishing 00., l~tdo ') 130mbay ~~ Neu Delhi"
270 IlcDonald, 10 '.:1 0 19690 Physiology of' Digestion, Absor£ tion and UetabolisEl in the Ruminant., In Interna tional Encyclopaedia of' :B'ood and Nutr1"tion (ecr~' Do Cuthbertson)o Vol 17 : Nutrition of' Animals of Agricultural Importance. Part 1 : The Science of NutT':Ltion of Farm Livestock., ppo 87 - 1413 Pergamon }'reS:3 Ltd o Oxfordo 0
28. l'iitchell, FoIL 1956 A T'eytbooK of' General PhysiolOE~Y HcGrG':-!"",Hill Book Co", 'i Inc" 'i New York" 0
<>
290 Nasoetion, A.Ho dan Barizio 1979. Metoda Statistika.
Ce"takaD ketigao
Gramedia, Jakarta.,
P~TD
Patt, Dol. and GoR. Patt. 1969. Comparative Verteb- ' r;:0.te Histology co Harper gc l~ow r'ublisher'l N <> Y" F'hillip,son,. li.oI'c 1970" PUJ.1inant Digestion., In Dukes: physi~lobY of Dome,stic Animals (eeL I10 :r. Slven'" son) 8th Ed., pp" L!_2L~_ ,- .. lH33 " Comstock Publish,,", <>
ing Associates" Cornell University Press,) Londono D~~d ~.Lc.; L.!. 'i
l' r,1_. , , 1 a-ld C' "',/;"'-,\ .u 'i'r'-lG~I'or; ~196-J' -"I'fect 0-J..0 pH .1 u \.., 1, " '4- '" _.[.1 and Sodium Chlo:cicl.e on Activation of Prorennino J. Dairy ScL 11-7 : '1181 ,. '1187. "J..
Q
<>
J':J
Heaves, I'.i''L and H.O. Henderson. 19630 Dairy Cattle Feeding and r-Ianagement. Jolm ihley and Sons, Inc 0, New YorlL
3LI-o Sisson, So and J.D. GrossmalL the Domestic Animals Co., Philadelphia
0
195~;0
L:-th LcL
The Anatomy of Saunders
<,T oB.
0
350 Sisson, G. 19750 Genaral Di;estive Systemo In The J~natom;y
of the DOrJ8stic Animals Cede H7 Getty) 5th Ed", ppo 10Ll~ ..,' 11~.:~o -'JoBo Saunders Co.,~ Philadelphia.
36. Soe\lSrdi, Bo 19750 Gi;"i Eumimms
• Departemen Ilmu i'jake.Dan Ternal: Fakultas EJeternakan<; Institut
Pert2nian BogorD
36
LAl\'1:F'IItAN 1
JUnI,AH 1.1
~
FUI:TIYI]S I'ADA
P/Ll
ABOnAS'uTl TERNAK KTI;RBAU +)
<>
Nomor
ternak 1
(}
6
1 L{-
6
2
'10
3
1 ~)
7
3
(>
u
15
c'
L~
10 6 6 6 6
7 3
13 11
6
5 6
7 8 9 10 11 12
5 (
13
7
1 ;)
5 8
'11
13
7
'1 LI_
9 6 6 8 6 6
0
/16
7
5
8
8
7
5
'13 1 L')
7
6
7 7
13 12
6 8
r)
5
7 6
'13 14 15
/01
5
, •• - - -..... --~-~-.~ ·_·_· .... _~ _ _
Jumlah Eata"rata
c
~._~~
... L
.. _ . A _ ,
101
-~_"
• __ ..
,_~,~
__•
~_~
__ ..
_,~~
• . • . _'- ........ _~
.~_,
,~_~._'_.._,_
7 9
13 16
5 6
r':J 12
14
5 5
11 14 '11
8
3
15 14
9 8 6
13 13 13 1LI'1 Li-
5 6 8 6 ....... _ 4 .
~,,_<>--,
.... ,
~
"-_~
___ L_"'_~'
95 6 ~ ~S
'196
10L~
96
200
13/0
6,9
6~/+
13,3
keseluruhan Lb'l _. 6'1 8
T' ? -. ,.LJ.K~
6'
,7
Rata~JrCl.ta
+) '1
2
Lb -- LipBta,D be.sar" !
Lk
=
Lipatan kecilD
6, L!_
'Total -
,
13,2
37
Nomor ternak 1
6
15
10
7
17
7 9
14
21
5 5
1L~
2
12
6
'18
3
7
5 7 7
/12
10
10
s
5
7
6
6
16
7
10 10
6
8
7
9
9
8
6
16 16 '1 LJ,_
10
1 '1
20
11
9 7
11
12
8
13
10
11.:-
15
/
6 6
10
9
10
15
17 16
17 19
5 12
18
6 6
'12
18
10
18
7
1;:
8
8
7
15
22 22
20 16
9
5
1 L,
6
17
23
9
9
18
261
119
135
Jumlah 8 , -S
Ra·ta~r3ta
()
6,c7'
9,0
16,9
Rata-rata keseluruhan Lb -:-) 1
1
"
8,2
:Gb - l:ipo-ce:,.n besa:c'"
2 : Lk
~
"
J~kc..:;:
J:,ipatan kecilo
9 0 "
TotEd··
17,2
Jmt:~AH
LIi:'ATAH FUNDUS If-lDA
~C:[:;:RHAK
ABoeIAi3un
Nomor ternak
Lb
Lk-
Tot",l
1 2
8 10
9
17 18
:)
'10
8
18
I).
5
1 '1
16
5 6
8
10 6
7
c
<.)
10 ~
7 8
16
9
18 16 15 15
8
'13
7
9 8
19 16 22 21 16
/15
c)
8 14-
C' -:;
17 16
":! 13
19
5
c
V~
10
7
16 /i 7
8 10 6 6
8
15 17 17 16
7 12 '12
17 18 18
15
7 ~
0
,"".
Jumlah
'116
R2ta·~rate
7,7
~~-,~~~
(;
:;;
1.3 /110 .•
~""""-"-."""",
___
,,,,,-,"-_,~
__ ... __ .. ~"
21+9 16,6
133 8 'i (;
Rata.---rDta keselu_cuha_l1 1 -b J~ = 7,Ei
.'1 21J_:;::
1Jb - ~!~ipata,n oes8.J:., ~
11
7 6 12
9 7 12
IJk
5 10 8 8
8
8 6
~
Total
7 9 6 6
8
+) 1
Lk-
7
c. 0
~~-~----
.~----->
Lb
u
9 10 11 12 13 1 if
2
Bet i n a --, --'--'r-"----"---";:;---'-
Jan t a n
~-'--~,'~-- ---;::~--~" --~-,->
l
DOl'TGA +)
Lipatan kec il"
--
~
-"-......
,_,=_~
_ ... ~
~
_~ _~"."-_'-~" ~..4-.""--"_
118
11+3
7,9
9,5
9 ':) ,~
Total --
..... ,c" .. _~,~~=
__ ",,_. '
261 1 7,4 17,0
L~"
TAlY1PTnAN
J-Ul"~iJAE LIT-}A~rIAN
FUI,";])US PkDA
AEO~
EJu'iC:,IHG +)"
Nomor ternak 8 6 6 6
~I
2 3 L~
7 8
---.
1L:-
'19
9 10 11
7 7
12 13 14 15 ..........
··_4' __
~
Lb
-
+) 1 2
15 17 16 16
~)1
~n
8
6
13
'iO
9 15 13 15 12 12
,~
7 6
'JLL,
7 6
22
S
23
15 1Li '11
~
1q
L',-
1/ '1 0c'
,2"
6
6
12
1f:)
7 5
/]2
19
7 5 7
/
1 L,
-~~-'---~-
19
........ ~-~-~~.----~--
212 '1 LL' " '1
Rats.-··ra..tB 6,2 :R8t3.~~r2tta
19
/10
9
7 7
93
Jumlah
12
'17
7 6
~-~- ~~~~-
'J
25 19 18
13
5 7 6
5 6
17 2C
9
.~-.-
.....
-----~
19 18 19 19 22 19 22 18 20 22 21 20 18 20 18
'1 Lj_
15 '1 'j
.......--... --"~~ .. ~~,,----,
~.,,-.--~.~-~
•. ,,-
~-~-
3n c:, '0/
108
~n7
20,;3
7 'i .',
,'') 5 I <-:"_ ?
.... -- .... "-~~- •. ~~ -<.--'
295 19,7
Ie·
c~
}:e S 81 u:cUh21l1
1
.-
-."~-~.-~-~~."'.--
Ll:2
6,7 --.~--.
•.
~--........,,-~
-<---
<-_~
~.~,,"L_.~
IJb - Ilipe,tan beS;lr" Lk -- IlipatDl1 kecil"
13,,3 __ •.. L_
'--
_ _ _ ..
~_"'
'l:otal -... _, __ ._
~_
~._~"
.~
... ___
20,0
--
~_~
~
...
,_~;~.
",,_.i_.
(Y-Ur: sur',; pad a ter· den(j2T.L pacla to:f'"
n ... ,jumlah sSllmle
Se "
JL ;: : L Xc.
jika
, ,
.:s;t O/ 2
; (n1 .: n2
r
2)., tc ]Oime Ho<-
It 1
. ........ / ~00/2'. (-,1 L
Taraf
pengujic~n
c'i.dDle)1 0'
masil1(.s pacta "Goraf
jika :
5
1',,)
-,'
n2 .. 2), t(;.ak rio,
'I
jf~ngCln :-/
dan '1
n
1. __
E/i CJ masin:.s'·
,.-{~o
tid2};:: be:ebecLEi n;;r(:f.ts
berbeds;
n~y-:_~t,J.
berbeda
G2D38t
<>
<>
nyata
c .. PerbediJ.SIl jUfn12h lipat,:'l,n D.bo:-nasu:li1
(,~r.te.r(~
bau (A) dengell ternak sari (B)D n, .- 30
" .... 1 -
'.J
'J
:.
._.
...-117" 7 [::!.
, Ii-
teI'llek LeY"
5
LA1'·ID?IItAN
(l~!.ljutan)
<J
-. 5278
.~
52~7,2
'',t..'
~
=
') 1 C·7 ')0
,.- '.l
iti r j
diketahni '
berarti b
<>
(58)
~
berbedo ,senged:; n;yata. ~
Perbedaan jumlah 1 ipE:/c2-IJ. abom:,::'.suLl o.ntara -'cerna.};;: bau (p_) denf:~D-n ternak dor:lba (0) Q
lA
13,~'
=
d J1( (A)-
~
50,8
JK (0) -"
nJ' C'7 G ('-,.
-Je
~-'
-::'70,
,...)()
'1 C)/)-
11C
::~
30
'I,
--
~1'7
,0
lcer~-·
L~2
i
I
It! " ,
9,00
i
berarti ltl'-t ! ! if" 0, 01 ( 58)
E.()ngct"l~
berbeda
'I
antaJ:~8
c" FerbedafJ.n jumlah li.}ie,t;an abomasum (l.etL~;_~::.n
bau (A)
ternaJ.c
kC:l.'{!bin(oj
CD)
nyata" ternak lrer--
Q
" 30
TI," "
d r- --
JK CA.) . JK
CD)
0
~u'Jo
~i -:--
.,
--
"17'::
=
121 V+ " 12000
!
i
!~!
! c!
-I-
-...,t /
G'.
0
,
0
c~
0
0
, , , 0
-I-
0
2 0 C:
-1-
18 2
.'
11 Li
0 , 01 ( 58 ) , berbede sangat nyatsQ
d" Perbedaan juml2.h 1 i)E),-'can abOr.i1B.8Um entElre ternak sa'" pi (B) clengan terna); dombu (0) 0
no
YlB = 30
YB
,.
'17,2 d -- 17,2
JK CD) ,
212.,17
JK (0) -- '1 OLe
_. 17,0
"
-"c " o ~~;
30
"
,
17.,0
LANPIRAN
50
Clanjutan)
i
1t =:
°
~
·-crI Z Ud;;
3,on7~ __:
.. 0,33 I
r
berarti lt1
« t o ,05
(58) , tid2.k berbeda nyatao
e., Perbeclaan jUD1EJh 1
ta:n abo.!!}£; sum antara ternal(
pi (:s) dengan ternak lccmbing CD)
0
DE
..
30
n
Y13
--
17,2
ID _. 1'1,2 -- 20,0
cl JK ( B) =
212," 'I
JII: (D) =
-,1L!-
.. -..
D
I
I
berarti itl
L~_,
.-
30 20,0
29 8
1,1809 x 3,873
= ..
sa~-·,
57
> o,01 t
(58) , berbecla s8ngat nyatao
f., Perbed2&D juml,3h lipcd::c~n abOF1&SUm antara ternak dom.--..
b8 (0) clengun ternal- };cmbing CD) n
0 =
YO
.-
0
30
n
',7,0
YD .. 20,0
--D
.-
30
I.ALPIRAN 50 (lcmjut2D)
JK (c) " '1 OL:-
Jl{ (D) -
t'. .'r~r':-l' Q v -
lj-
;
>
i,
'I b.
'J']L}
1
v j
,I-
uO ') 01
la0CI}~
E
<0
SEU.1t~E\t
nyata"
ICGnBj~U?
"[11·'1 TIEBNAK .~ :J~J'lB
a
berb
(58)
IY;- G "
Pade. ternak lccrbauo DI: --
30
"'r-1.
6'-? 4
'_0
,2
JT( (b)
',- b
-,
+ 8
", 6,-n 0 ( 5,~? ~
J
"
Jl(
(k) - 6 -'"
+
1,,"!7 " /~
,
-,-
'.
"""""00"""
1. C. 'j '0'- 'i 0",1', "" //
Cjn ./"..1
r
_,'_- '_F),C: ',',_- (:;. c..,{.: 'i '-~or'7 .-'
2
"
SAPI,;
._,
i
,
l
I
.••____
'_~
__
~_L_._._L_.'.
__
~_~>
\/~g
Be 1t 1
L,~
,,1,5'709 - 0,25 4 6 x 3,8'73
>_
ber2'I'ti
7L ( I
')
JK (b)
.-
9'-
+
'I'
-J-
,'"
0,
_::0
~I-
+ 9
2C)'1 '? 'i 2 :;. 72 ~ G J ..F (\r) :-:: -'-
r)
+ lS":'"
6(~
.-/1',2 -,- 9 2
-1-
Be
;::: 2? S056
..
berc,rti
~l
'/
(58) , t
2 <,-,
'yO r.'~ b ,. I,'· 'i
JE (b) ... ::'
-:-i 0
o
~
"
"
"
"
"
Q
""
'I
~,-
-:-
-:-
c:
,,,
,
-
o
-
-
_
~
,
~
_
_
,
• _'_A
\/?~",« :.:A· -:. . /-
.
__ • _,
~
'1686
.~:? r,
tti J I
t nyc.ta
be
:so
30
o:ll; -
'f,yn. .... 13,:3
JK (b)
,
~
__\...; J L'( (1-1
_'I
c..c'
./
','
/0, "1
2
0
LI-7
1-.U." ..A.'.:·~I'I'T.,1 ..~p.~.J t='0 _ •••••.
(l~vl~'J~~n') ~u, . / ' . V ' " ~.--.--~-~-.~-~--.-~-.-~
Se
~.'
"V5'6,;~,·:!;,()~i~S~'§'.2) ,~ ~2, 0703
ber,::':cti
be:cbecl2. s,":J.ngat nyats
(5: )
0
,AN JANTAN
BET INA FADA
DAIT
IGRBA U, SAPI 9
a" Fadc1 ternak kerbcn.l" :cl
..
b
'v
13 9 3
"b
'" 7
tJT7 h.
( ,J ')
\)9,]
?
-:- "13'- + -12 2
--
')
JK (b) .. '13'
.:. -I (,
~
.:. ,,67
Se
/
,
Itt
!
.
~
-
I)'J>
15
j
-- u. ') c-I "')
~
~
gOo
D
&
0
·5 -.,0; ~
./
Q
Q
,-
196 2 '1'5'
diketahui:
t o ,05 ( (
) - 2,048 ')0 '\
c...U)
-- i)
_. 15
·Y
,- 16,9
n~
b
JK (j)
2
/lC
=
4687
I::J
,.
~:-
_.-
13
~
2.
-:-
"<)<>"o<>""~o
4541,4
~
.:-
2 ?72
145,6 + 192 ."~
,u J __v. (,,)
-_.
,
" 7LL'--'-1
'~9
,
It' ! ! --
- 0,1823 x 2,7386
,- 0,50
c
(>
._.,
Pada terna£ clomb!]" llj -_. 15
Y_
J
,- 15
16,6 d
~
16,6
49
'1
(.\ ,.,) I. . .
I
I
~
16'-- .:- /19'- -:-
=
+: v
I
i' 1.
~
.-
19"
')
.)
J-[T . '-
-I-
0,8
"~""Q""~o,,
,'-' .-
\ 115:
-r;'s'e'zz" V'1'5' ':-
',-
-1( ..
~.--
-I:) >1'5
--- 1,16 ;
berarti
t,
I
t
t.
< to
I,
05 (--'-~(--' ,/ I ) .,
" berbedcl nyatao
-- , ] 5
E,
D
.. 15
Yb
1C) , 7 /
O'iG
, ,,-2 I')
lc (-i \ J -u)
','
eYE: (b)
-:-
-;-
.. 5333
"10 ,2
,-,'
LAI-IPIRilN 80 GAl'IBAR LA:mtWG I<ERBAU
13 .. Kambing
DA~T
KAl1BING
0
RHJAYA'r EIDUI)
I'enuliE di12hirl{an pack t21l1.sgal 16 Novenber 1957 eli BatH .8angl\:ar,; Sumatera Bar2t; adalah anak keempat
dari l:eluare;8.
B<)Oe<>JJt~nacljo
Basa",
Tahun 196Li- memasuki Sekolah J)as3,r Ueseri No, VI
Batu San(?;l:ar dan lulus pada tahun 1969" 1J.1 a hUl1
/J970 memasul:.:i f3ekolah I'-ienengah Pertama Negeri
No" I B2.tU ,Si,?,ngkaT den lulu,s pacts ta,hUll 1972"
Tahul1 1973 memesul:;::i 2e1::.018.h rlenengah Atas Negeri
Batu
f~al1gJ.(8,r
dan lulus pede:. tahun 1975"
Tahul1 <"]976 menjadi BOGor, lulus tinc;lGo,t
mahcujis~:Ja
persia~)an
cii Institut Pertanian
bersaEla pada tahtm 1977
dan terdDftc1r seb2Gc.i Hlahasis\,T8 Fakultas Peternakan
pa'~
da tahun 19770
I'ada tahun 1977 dan 19'78 dianr.;k8t Tflenjadi asisten
lUuda tidal: tetep dalam matEl Cl.je.ran
]!i.si~:a
Dasar I dan
Fisika Daser II pads Dep2rtemen Ilmu Pengetahuan Alaro Fakult8s Pertsnioll? In,stitut
~Pert8.ni2,n Bogor~
Ba.chtar Bat:rie
'._.-'
~?
~-~
aD .. -..~~----.--~~-~.~~-. Tanggal
51