MH00000589
Republik Indonesia Badan PerencanaanPembangu+afr'Nasional (BAPPENAS) OverseasTraining Offce I
(oro)
BEBERAPASEGI MENGENAI PERMASAIA}IAN DAN KEBIJAI(SAI\AAN DIKLAT LUAR NEGERI
Oleh: MustopadidiajaAR, MPIA., PhD.
Jakarlta 1989 /, 9l n &PP'nides DOI{{Jfv{,El{T / S Mu, 0 r ( / 1 97 e ?
BEBERAPASEGI MENGENAI PERMASAL\TAN DAN KEBIIAKSANAAN DIKIAT LUAR NEGERI Oleh : MustopadidjayaAR, MPIA., PhD. Disampaikan Pada Konsultasi Nasional Penyrsunan Rencana Diklat Luar Negeri Bagi Pejabat Di Daerah Diselenggarakan di Jakarta, 6 - 9 November, 1989 Oleh Badan Diklat, Departemen Dalam Negeri
1.
Agaknya dapat kita sepakati bersama bahwa Indonesia yang sedang melangsungkan
pembangunan di segala bidang ini masih perlu belajar dari negara-negara yang lebih maju di bidang ilmu, tehnologi dan kemampuan profesional lainnya. Kekurangan dana dan daya untuk mengejar tingkat kualitas sumber daya manusia yang diinginkan di berbagai bidang - karena sadar bahwa hal tersebut merupakan kunci bagi suksesnya penyelenggaraain pembangunan yar,g berkelanjutan dan berkesinambungan, secara berdaya guna dan berhasil guna, sebagaimana ditekankan dalam GBHN - mendorong kita untuk memikirkan kebijaksanaan pemanfaatan seoptimal mungkin bantuan luar negeri untuk pendidikan dan pelatihan.
Dua kenyataan ini, yaitu: keharusan mengejar ketinggalan di bidang ilmu, tehnologi dan berbagai kemampuan profesional tertentu, serta keterbatasan dana dan daya untuk penyelenggara n pendidikan dan pelatihan yang diperlukan, mendorong kita untuk memikirkan lebih jauh berbagai segi mengenai permasalahan dan kebijaksanaan yang menyangkut diklat luar negeri, dengan maksud untuk lebih mendayagunakan diklat luar negeri tersebut.
Terrn "optimasi" yang tersirat dan tersurat di atas dalam hubungan penyelenggaran ciiklat luar negeri ini merupakan suatu prinsip, nilai dan tujuan yang harus climanifestasikan dan diwujudkan dalam rangka penyelenggaraan diklat luar negeri, supaya sungguh-sungguh berdaya guna dan berhasil guna. Sedangkan "pendayagunaan" dalam rangka penyelenggaraan diklat luar negeri merupakan suatu konsep, suatlr sistem, bersisikan garis kebijaksanaan, ketentuan, kriteria dan prosedur yang dap* memberikan pedoman bagi keseluruhan siklus kegiatan diklat secara terpadu, sejak perencanaan, persiapan, pelaksanaan, maupun penempatan setelah kembali (reentry) serta penilaian atas keseluruhannya. Banyak hal yang perlu kita ketahui dan identifikasi lebih jauh dalam keseluruhan unsur kegiatan sistem penyelenggaran diklat tersebu! baik dalam konsep, struktur, proses mau pun strategi pendayagunaannya.
2.
Sesuai dengan tujuan dari konsultasi, uraian mengenai beberapa permasalahan
dan kebijaksanaan bertalian dengan diklat luar negeri ini akan dibatasi pada kelompok sasaran : pejabat di daerah, termasuk peningkatan kualitas sumber daya manusia pada aparatur daerah, bahkan mungkin hal yang terakhir ini yang harus merupakan kelompok sasaran utama. Sebab pejabat-pejabat di daerah dari instansi-instansi vertikal di daerah bersangkutan mungkin sudah cukup mendapat perhatian ilari Departemen/LPND yang merupakan induknya masing-masing. Perlu dicatat bahwa apabila dalam rangka diklat ini perhatian perlu diberikan pada aparatur pemerintah kiranya wajar mengingat komposisi pendidikan pegawai negeri saya anggap masih lemah, seperti terlihat dalam Tabel terlampir, hanya sekitar 5,5"/" berpendidikan
sarjana. Namun demikian, Pemerintah
dalam rangka diklat ini juga menaruh perhatian terhadap upaya peningkatan pendidikan dan kemampuan profesional lembaga-lembaga pembangunan dalam masyarakat sehingga dapat lebih berperanan sebagai partner pembangunan, dengan demikian pembangunan dapat berlangsung secara lebih berdaya guna, berhasil guna; berkelanjutan dan berkesinambungan.
3.
Secara khusus program dikiat luar negeri dalam uraian ini juga dapat diartikan
sebagai program diklat yang mendapat dukungan dana luar negeri. Dalam rangka mencapai optimasi manfaat dari dana tersebut, diklatnya itu sendiri dapat diselenggarakan di dalam negeri ("domestic (in country) training") mau pun di luar negeri ("overseas training"). Tujuan pokok kita adalah appropriate transfer of knowledge, technology and professional capabilities dari institusi-institusi pemerintahan dan pembangunan kita di daerah. Domestic training dimaksudkan untuk akselarasi peningkatan kualitas dari lembaga-lembaga dengan mempertimbangkan kendala bahasa, tanpa mengurangi standar kualitas internasional.
kemungkinan langan karena
hambatan bahasa, alih ilmu, keterampilan dan tehnologi y^ng diperlukan menjadi terhambat pula. Sekaligus sikap ini juga akan lebih mendorong pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu dan tehnologi, dan akan menyebabkan lebih banyak pemanfaatan dana luar negeri di dalam negeri dengan berbagai pengaruh ganda ('multiplier effects") lainnya. Hal ini mengandung implikasi bahwa prioritas juga secara selektif perlu ditekankan
kepada "training of trainers" di luar negeri, dari para
widiaiswara pada Pusdiklat-pusdiklat yang ada di luar negeri, agar tet:;p "leading" dalam berbendaharaan ilmu pengetahuan dan keterampilan, serta dapat memiliki
standar
kualitas yang tinggi. Masalahnya kemudian bagaimana mendapatkan staff yang potensial yang mau mengembangkan karier sebagai widiaiswara dalam Pusdiklat bersangkutan. Hal ini merupakan bagian dari masalah pengembangan kelembagaan ("institution building") dari Pusdiklat-pusdiklat yang ada, dan memerlukan strategi dan langkahlangkah kebijaksanaan beserta perangkat administratif
yang efisien untuk
mendukungnya.
4.
Diklat luar negeri bagi Pegawai Republik adalah bagian dari upaya pendayagunaan
,aparatur yang bersasaran meningkatkan kemampuan tehnis dan manajerial pegawai sehingga mereka lebih berkemampuan dalam melaksanakan tugasnya. Di samping
ditujukan pada peningkatan kemampuan profesional, sebagaimana program diklat lainnya, diklat luar negeri bagi pegawai republik juga diharapkan agar dapat lebih menunjang upaya rnewujudkan perilaku yang lebih konsistens dalam memberikan pelayanan selaku Abdi Negara dan Abdi Masyarakat. Dalarn hubungan ini adalah uajar apabila kesempatan mengikuti program diklat luar negeri diprioritaskan pada pegawai setelah masa pengabdian tertentu dengan tetap memperhatikan faktor usianya unfuk mendapatkan highest econornic return.
5.
Pelaksanaan proses belajar ("learning process") dalam rangka diklat luar negeri
dapat diselenggarakan di dan dilakukan oleh institusi-institusi diklat luar negeri ("overseas training"), umumnya dengan.menggunakan dana bantuan luar negeri ftibah atau pun pinjaman). Dana luar negeri untuk diklat luar negeri jumlahnya terbatas, sebab itu harus dapat dimanfaatkan secara optimal; efisien, efektif dan berdampak positif terhadap kemampuan aparatur yang mengirim. Hasil dan dampak ("effects, outcomes and impacts") dari diklat luar negeri tersebut pada akhirnya akan dicerminkan oleh "institutional performances" lembaga yang mengirim, khususnya tingkat efisiensi dan efektivitasnya dalam mencapai tujuan-tujuan
pembangunan; di samping
dalam
melaksanakan missi, tugas dan fungsi dari lembaga bersangkutan. Akibat langkanya dana untuk pembiayaan program diklat luar negeri, maka penyelenggaraan diklat luar negeri harus benar-benar dilakukan secara terencana, cermat, efisien, efektif, dan berdampak positif. Hal ini melatar belakangi beberapa langkah kebijaksanaan yang bertalian dengan "overseas training" seperti keharusan
adanya training plan yang terpadu dengan
keseluruhan "training cycle", pengembangan persyaratan tertentu seperti potensi akademik, usia, kemampuan berbahasa asing yang relevan, dan persyaratan-persyaratan lainnya, yang dimaksudkan agar tujuan pokok diklat dapat tercapai secara efisien efektif. Sebab itu dalam rangka pendayagunaan pinjaman luar negeri untuk "overseas training", termasuk study visit, comparative study, seminar, visiting lecture, dan sebagainya, telah diterbitkan berbagai kriteria penggunaan dana pinjaman untuk maksud tersebut. (Lihat
Lampiran surat Deputi Kerua Bappenas Bidang Administrasi No. 1010/D.VII/3/1988, kepada para Eselon I Departemen/LPND; mengenai "Penggunaan Dana Loan unruk Short Term Training").
6.
S a y a i n g i n m e n e k a n k a n p e n g e r t i a n d a n k e b i j a k s a n a a nd a s a r m e n g e n a i d i k l a t
sebagai bagian dari upaya pembangunan kelembagaan ("institution building)" yang ditujukan pertama-tama pada peningkatan kemampuan lembaga (pemerintahan) bersangkutan dalam menyelenggarakanfungsi pemerintahan umum dan pembangunan yang merupakan bidang tugasnya. Pengertian ini mempunyai implikasi bahwa suatu program diklat yang akan dikembangkan tersebut
("training design", khususnya
substantive contents-nya) bukan saja harus mempertimbangkan training needs dan didasarkansuatu training plan, tetapi juga berbagai segi dalam keseluruhan siklus kegiatan diklat ("training cycle") termasuk rencana penempatan para peserta diklat setelah mereka kembali (reentry), dan kemudian penilaian atas "effects,outcomes dan impacts"-nya.
S e b a g a ib a g i a n d a r i " i n s t i t u t i o n a l b u i l d i n g " p r o s e s y a n g d i a r a h k a n k e p a d a peningkatan kemampuan
dari
lembaga bersangkutan
khususnya
dalam
menyelenggarakanpembangunan, diklat luar negeri harus memperhatikan sektor dan lembaga yang perlu mendapatkan prioritas. Hal tersebut merupakan fungsi dari strategi pembangunan nasional dan daerah, yang juga tergantung kepada berbagai faktor lainnya. Sebab itu kajian cermat mengenai potensi, kendala, tantangan atau pun peluang serta kaitannya dengan strategi, rencana dan kebijaksanaan pembangunan daerah secara objektif dan rasional perlu dilakukan dalam rangka penyusunan kebijaksanaan,rencana dan program diklat.
Apabila suatu daerah mempunyai potensi sumber-sumber alam dan peluang unruk peningkatan kesempatan kerja dan penerimaan devisa, sedangkan kemampuan sumber
wai^r apablla training program diarahkan ke sektor tersebut. Karena pengembangan parawisata menyangkut sektor-sektor lain, seperti perhubungan dan telekomunikasi, bersifat lintas sektoral dan lintas lembaga, maka pantas apabila perencanaanpeningkatan kualitas sumber daya manusia untuk sektor tersebut meliputi berbagai unsur kelembagaan yang terkait. Lembaga-lembagatersebut bukan saja instansi pemerintah tetapi juga sektor swasta dalam berbagai kegiatan usaha, seperti hotel, travel bureau, sistem telekomunikasi angkutan, dan sebagainya, yang masing-masing memerlukan persyaratan-persyaratan professional tersendiri. Kemudian, mungkin semuanya itu belum mempunyai studi kelayakan, maka perlu didahului studi kelayakan; mungkin selanjutnya diperlukan persetujuan Pemerintah Pusat untuk berbagai tindak lanjutnya; apakah bisa menjadi proyek yang diprioritaskan unfuk daerah itu atau tidak, ada dunia usaha yang berminat menanam rnodal tidak, apakah mungkin oleh BUMD yang anggarannya bersumber dari PAD (Pendapatan Asli Daerah) karena proyek tersebut potensial untuk meningkatkan PAD, dan sebagainya.Semua ini perlu diperhatikan, dan disiapkan mutu sumber daya manusia dan berbagai unsur sistem kelembagaanyang akan mendukungnya.
Niiungkin Bappeda, misalnya, perlu meningkatkan kemampuan stafnya dalam pengembanganide dan penuangannya menjadi suatu operational plan seperti gambaran di atasitu untuk berbagai sektor lain. Staf Bappeda, sebagai "agent of development" perlu melakukan innovasi-innovasi, melihat potensi, mengembangkan ide, menprsun plan, program, proyek diberbagai sektor yang diperhitungkan - antara lain - akan dapat meningkatkan pendapatan daerah, yang akan mendorong inisiatif swasta dalam pembangunan daerah dan menunjang pembangunan nasional. Berbagai dimensi yang diperlukan untuk menjaga sustainabiliry dari "proyek" tersebut, baik fisik mau pun institusional, perlu mendapatkan perhatian. Di samping itu peningkatan kemampuan profesional untuk melaksanakan bidang tugas lainnya yang bersifat rutin, seperti kemampuan pemantauan dan penilaian dengan menggunakan system dan nerwork 6
kemampuan pemantauan dan penilaian dengan mcnggunakan systcm dan ncrwork komputer, perlu mendapat perhatian secararealistis pula.
7.
D a r i u r a i a n d i a t a st a m p a k b a h w a p e r e n c a n a a n d i k l a t m e r u p a k a n u p a y a y a n g
terarah pada peningkatan keahlian bagi sesuatu lembag^ yang beranjak dari informasi dan analisakebutuhan dari lembaga sesuaipotensi, rencana, kebijaksanaandan prioritas selrtor-sektorpembangunan di daerah. Sebabifu informasi dan analisis mengenai hal-hal tersebut diperlukan. Informasi lain yang dibutuhkan dalam rangka perencanaan diklat adalah lembaga diklat ("training institutions")'yang menyediakan jasa untuk melakukan "learning process" untuk jenis-jenis keahlian yang diperlukan, baik di dalam negeri mau pun di luar negeri.
Jenis-jeniskeahlian yang ingin dipelajari bisa dicapai dalam jangka pendek yang bersifat non degree, yang memakan waktu rvta-rata kurang dari satu tahun; atau pun dalam jangka panjang (degree) yang memakan waktu lebih dari satu tahun. Diklat jangka pendek penyelenggaranyabisa pusdiklat-pusdiklat tertcntu yang mcrupakan bagian dari suatu universitas, atau pun lembaga non-universitas. Mungkin kepada sesuatu pusdiklat kita bisa memesan suatu "learning package" tertentu yang belum dikembangkan atau pernah dikembangkan tapi kurang dilihat sebagai sesuatu yang penting sehingga kurang mendapat permintaan, paket demikian lazim disebut "custom tailored training program". Misalnya baru-baru ini OTO pernah meminta suatu pusdiklat dari Universitas Pinsburgh mendisain "Short Term Senior Executive Training Program" di bidang "Poliry Analysis" untuk para pejabat daerah. Program tersebut bagi universitas tersebut juga baru, tapi OTO mempunyai informasi bahwa universitas tersebut merupakan salah satu dari universitas di Amerika Serikat yang memiliki banyak ahli dan pendidik di bidang Policy Study..Mungkin untuk bidang pariwisata, atau katakanlah dalam bidang "hospitality management" yang kita perlukan dalam berbagai lembaga untuk meningkatkan kemampuan dalam memberikan pelayanan kepada publik sehingga dapat meningkatkan
"clients", terdapat universitas-universitas lain seperti Ohio, dan sebagainya. Mungkin untuk pengembangan industri kecil diperlukan suatll pola diklat.yang berbeda, misalnya dengan cara "internship". Katakanlah untuk transfer of technical and managerial skills di bidang produksi sepatu dan pemasaran sepatu, pengusaha-pengusaha sepatu Cibaduyut dicarikan kesempatan internship di Taiwan atau Italy atau Singapore dan Hong Kong. Sedangkan untuk meningkatkan kemampuan dalam analisis dan manajemen proyek, u n t u k p e r e n c a n a - p e r e n c a n a B a p p e d a d a n a n g g o t a - a n g g o t aI n k i n d o ,
misalnya,
pusdiklat-pusdiklat di dalam negeri saya kira sudah cukup banyak. Hanya kemampuan pengajarnya mungkin perlu peningkatan, perlu tambahan training di luar negeri, misalnya dalam penysunan soft-ware computer program dan dalam me-run computer program unruk analisis, pemantauan dan dalam melakukan impact evaluation, dan sebagainya.
Secara lebih tehnis alternatif mekanisme perencanaan diklat luar negeri dapat dilihat lebih lanjut dalam I^ampiranuraian ini.
Jakarta,6 November, 1989
D:\\TS5\MAKAI,AH
Lampiran 1
(OIlPOSISI PE6AIIAI ilE6ERI SiPIL (EADAAN 29 FEBRUARI 1988
Jenis
Jurlrh
1
i
Jenis
1. llenurut JenisKelarin | 5. llenuruturur a. Laki-laki 2 . 1 3 8 , 0 6 969.07I a. l0 -25 tahun b. Pererouan 1 , 0 9 1 . 5 7 130.93i b. 26 - 35 tahun lepangkatan/golongan 2. llenurut c. J6 - 15 tehun i r . E o l o n g aI n 6 7 2{,4 1 19.05i d. {6 - 56 trhun ? 1 5 A r n r b . 6 o l o n g aI ln 66.75i e, 57 tahunlebih 1 5 8 , 0 9 7 13.26I 6. henurut kedudukan c . 6 o l o n g aI InI d . 6 o l o n g aI V n 27,183 0 . 7 8I a . J a b a t aBni d . P e n d i d i L a n e. tlonPGPS b . J a b a t aBni d , P e n e l i t i r n 5 . 5 1 6 0 . 1 6I Pendidikan: 3. llenurut c. Jabatan Strukturrl I d . J a b a t aJna k s rd a nh a k i r a. sarpaidengan SD 6 0 0 . 0 1 6 1 7 . 0 0i h RXTP , e. Dokter I | 0q 7at ( 1) SIITP ljrur f. Pararedis 5 . 5 5i (21SITPKejuruan g . [ e d u d u k laani n n y a 2 1 1 , 6 7 6 3 . 9 9I C. SIITA: i 7. llenurutstatuskepegaraian: (ll SllIAUrur 378,908 1 0 . 7 3i a . P e g a r al iie g e rS i ipil (2) SI1TA |(ejuruan 1 6 . 1 1 1 b . C a l o n P N S 1,628.137 1io 7nq lluda(Sarjana lluda, 9 . 0 5I 8 . l l e n u r ul o t kasi: d. Sarjana I } I - l i - l i i , A l t aI - l l - l l l ) a. Suraterr i b . J r r a ( t e r r a s ulku a r e , S a r j a n(a5 1 , 5 2A, k t aI V - V , 1 95 , 1 1 3 5 . 5 3I negeri263orang) S p e s i a l iIsI - l r D o k t o r ) i 1. I'lasrlerja r c. Krlirrntan I d. Sularesi r.0-l0tahun 2 . 0 1 9 , 6 5 2 57,22i e . B a l i , H T TN , T Bl,l a l u k u , b. ll - 20 tahun 6 1 7 . 9 7 0 1 7 . 5 1I I r i a n J a y a.,T i r o rT i r u r c. 2l - 30 tahun 6 9 8 , 0 1 8 1 9 . 7 7i d. 31 tahunIebih l 9 { , 0 0 0 5 . 5 0i 9 . l l e n u r uj et n i Ek e p e g u a i a n : Pusrt r. PNS I b, Pl{SDrerah I
Jurlah
r?1 A7S
I
0 rl
1 . 1 6 8 . 5 { 71 1 . 6 1 970,017 ?7,19 660.556 Lg,7? 108.84i J.08 1.60?.2{7 12,76 1.891 0.05 207.099 5.87 2,856 0.08 15.323 0.13 125,17{ 3,55 1.668,050 17.26 1.015.12129.77 ?.51{.216 71.23 72{.1{3 20.52 1,91{2 , 1 15.09 211,839 6.00 327.7J1 1,21 3 2 1 . 1 { 5 9 .t 0
3.060.35186.70 109,289 13.J0
I I
Jurlahper jenis Surbert 8AKil
5 . 5 2 ? , 6 { 01 0 0 . 0I0
J u r l a hp e rj e n i s
3 , 5 2 9 . 6 4 01 0 0 . 0 0
L$,IPIRAN 2 MEKANISME PERENCAN-AANDII{AT
1.
DI LUAR NEGEIU
*)
Analisa dan Kebutuhan RencanaDiklat di Luar Negeri Unit Diklat pada Instansi Pemerintah dengan Unit Kepegawai, Unit Perencanaan' Unit tcLN dan seluruh Unit Kerja )'ang bersangkutan menyLrsun rencana kebutuhan diklat di luar negeri unruk seluruh pegawai negeri di lingkungan masing-masing.Rencana kebutuhan diklat ini disusun dengan mencakup hal-hal sebagaiberikut:
1) 2)
3) 4) 5) 6) b.
Bidang pekerj aanf kegiatan yang diinginkan. Ketrampilan, kemampuan, dan kualifikasi akhir yang dibutuhkan. Jenis lehbaga pendiilikan/latihan yang diinginkan di luar negeri untuk penempatan Calon-calon (khususnya untuk y^ng mengetahui dan mempunyai referensi). Kualifikasi calon pegav'ai peserta diklat sesuai dengan program diklat yang diinginkan Jangka wakru dan tingkat pendidikan dan latihan. Sumber biaya dan penjadwalannya.
Rencana diklat dikirimkan oleh Pimpinan Instansi masing-masing kepada N{enteri Negara PerencanaanPembangunan Nasional/Kerua Bappenas up. Ketua Timrah PDLN dan tembusannya kepada Ketua Timlak PDLN/Direk-tur selanjutnya memberikan OTO. Ketua Timrah PDLN meneliti dan pertimbangannya kepada Menteri PPN/Kerua Bappenas dengan tembusan kepada Ketua Timlak PDLN/Direktur OTO. CPDLN= PendayagunaanDiklat Luar Negeri)"
c.
2.
*)
Rencana diklat ini dituangkan dengan menggunakan formulir pada Lampiran A.
PenyampaianInformasi Diklat a.
N{asing-masingInstansi Pemerintah mencari dan menghimpun informasi tentang tersedianyadiklat di luar negeri baik yang berasal dari proyck-proyek yang tErsedia di Instansi yang bersangkutan maupun tawaran-tawaran dari luar negeri kecuali yang akan menggunakan saluran OTO
b.
N{enyebarluaskaninformasi tentang diklat tersebut kepada semua Unit Kerl'a yang bersangkutan sesuai dengan bidang tugas/pekerjaannya serta keahlian yang diperlukan
c.
Untuk mencegah "overlapping" informasi tersebut pada b dikirimkan juga kepada OTO.
File OTO (Overseas Training Office)
5)
Sejak dari awal masa belajar peserta harus menghubungi/rnelapor kepada perwakilan R[ setempat cq. Pejabat IU yang bcrtanggung jawab dalam bidang pendidikan di luar negeri baik secara langsung maupun tern-rlis
6)
Pada dasarnya tidak disediakan dana untuk melakukan penelitian (riset) di Indonesia, kecuali atasdasar pertimbangan khusus.
S e l a m ap e s e r t a m e n g i k u t i d i k l a t d i l u a r n e g e r i p a r a p e s e r t a b e r h a k m e n e r i m a tunjangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan pengisian DP3 dilakukan oleh Perwakilam RI setempat.Program diklat di luar negeri yang berjangka pendek diatur secaratersendiri (ad hoc) sesuai dengan program dan tujuannya.
6.
Monitoring dan Evaluasi a. b.
7.
8.
Perwakilan R[ memonitor kemajuan belajar para peserta. Berdasarkan informasi dari Perwakilan RI di luar negeri, maka OTO mengadakan evaluasi terhadap peserta dan memberitahukan kepada instansi peserta yang bersangkutan.
Penempatan Kembali (Re-E{rtr.v) a.
Setelahkembali ke Tanah Air, harus segeramelapor diri kcpada Instansi vang bersangkutan.
b.
Membuat laporan tertulis mengenai hasil diklat di luar negeri kepada Pimpinan Instansi yang bersangkutan dengan tembusan kepada OTO (dilengkapi dengan fotocopy sertifikat dan lainlainnya).
c.
Pimpinan Instansi segera mempekerjakan peserta yang telah menyclesaikan studinya sesuai kebij aksanaan peman faatannya.
PenerapanHasil Studi
Pimpinan peserta masing-masingmengikuti perkembanganpengetrapandan pengembangandari ilmu pengetahuandan keterampilanyang diperoleh dari diklat di luar negeri.Bentukpenerapandan pengembangan tersebutantaralain berupa: a.
b. c. d. e.
9.
Seminar atau paparan hasil diklat Tulisan/karya tulis Penelitian Aktivitas dalam organisasi profesi Alih teknologi dan pengetahuan kepada bawahanfstaf dan rekan sejawat
Koordinasi a.
Koordinasi yang mungkin dilakukan adalah dalam bentuk pertemuan berkala dan terprogram dengan dikoordinasikan oleh institusi yang ditunjuk oleh Pimpinan Instansi yang bersangkutan.
3.
PengusulanCalon Peserta
P i m p i n a n U n i t K e p e g a w a i a nm e n e r u s k a n d a f t a r c a l o n p e s e r t a d i k l a t d i l u a r n e g e r i kepada OTO (Lampiran B) 4.
Seleksi
Seleksi calon peserta dilakukan dalam 2 (dua) tahap yairu: a.
b.
Tahap Instansi Tahap OTO
Seleksiini menggunakan kriteria antara lain: 1) 2)
3)
4) 5)
5"
Kemampuan akademik dengan memperhatikan indeks prestasi Kemampuan berbahasa asing dengan melakukan tes bahasa sesuai dengan standard yang ditentukan oleh sponsor/universitas Kesesuaiandengan bidang tugasnya Skalaprioritas Persyaratan administrasi kepegawaian dan kriteria lainnya yang berlaku, seperti pedoman yang dikeluarkam oleh OTO (Tes PotensiAkademik)
PenyelenggaraanPersiapanke Luar Negeri a.
b.
Persiapan 1) 2) 3) 4)
Kursus BahasaInggris/Bahasa asing lainnya Tes GRE/GMAT Persiapanakademik/persiapansubjectmatter Orientasi lintas budaya (seperti antara lain COPE yang dilakukan oleh
5) 6)
Persiapanadministrasi lainnya (pasport, visa dan lain-lain) Tes kesehatan
oro)
Pelaksanaan T a h a p p e l a k s a n a a nd i k l a t l u a r n e g e r i m e l i p u t i p e n e m p a t a n p e s e r t a p a d a lembagafperguruan tinggi di luar negeri. Kewajiban-kewajiban yang harus ditaati oleh setiappeserta selama mengikuti diklat di luar negeri dengan program gelar adalah sebagaiberikut: 1)
'Wajib
berusaha mencapai gelar dalam wakru sesingkatmungkin. Selama musim panas (sumner) diharuskan mengambil mata kuliah
2)
S e s u a i d e n g a n n o m o r 1 d i a t a s ,s e d a p a t m u n g k i n h a r u s m e n g a m b i l beban tertinggi (full load)
3)
Kecuali atas dasar alasan yang dapat dipertanggung jawabkan, peserta harus langsung mengambil mata kuliah unruk tingkat yang bersangkutan/ditugaskan
4)
Pemilihan matakuliah harus sesuaidengan bidang studi yang telah ditetapkan
b.
Koordinasi intern instansi masing-masing bilamana perlu dapat diatur oleh Pimpinan Instansi yang bersangkutan.
LAMPIRAN 3
CARAMEMPROSES PENENTUANKEBUTUHAN DIKIAT DI LUARNEGEHI
A.
PENDEKATAN LOGIS.REALISTIS Tentukan: 1.
Apa tujuan organisasi (ditulis).
2.
Apa tugas pokok organisasi (apabila bertingkat sesuai dengan tingkatan unit, ditulis jrga).
3.
Betapa banyak terlibat dalam unit-unit yang bersangkutan (ditulis) apa substansinya (ditulis). kemudian dikaji dan dibandingkan secara logis untuk menjawab
4.
B.
Bidang ilmu pengetahuan apa yang diperlukan yang terbagi kedalam jumlah orang (ditulis).
PENDEKATAN NORMATIVE-DINAMIS (Bilamungkin) Tentukan:
."
1.
Apa yang diinginkan sesuai dengan tujuan organisasi, tugas pokok dan substansinya secara nomatif (ditulis)
2.
Apa yang ada sesuai dengan tujuan organisasi, tugas pokok, dan substansinya secara fakrual (ditulis) kemudian
3.
Kesenjangan antara 1 dan 2 untuk menentukan ilmu pengetahuan ap^yang diperlukan yang terbagi dalam jumlah orang (ditulis).
d:\ws5\oto1\dep-7