BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sekolah SDN I Suwawa Selatan Kabupaten Bonebolango awal berdirinya dari Tahun 1952 dibangun di atas tanah seluas 1.342 m2. Sekolah ini sudah mengalami perubahan dua kali yang pertama pada tahun 2006 dan 2008 jumlah gedung terdiri dari delapan gedung masing-masing enam ruang kelas, satu ruang perpustakaan, satu ruang UKS, satu ruang Dewan Guru,ruang kepala Sekolah jumlah siswa keseluruhan 111 terdiri dari 56 laki-laki 55 perempuan, Kepala sekolah yang yang sekarang menjabat di SDN I Suwawa Selatan Kabupaten Bonebolango adalah Wartin Daaliuwa, A.Ma.Pd.
Beberapa kepala sekolah yang pernah menjabat di SDN 1 Suwawa dari 1952 sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.1 Kepala Sekolah yang pernah menjabat di SDN 1 Suwawa Selatan No 1 1 2 3 4 5 6 7
Nama 2 Ahmad Kaharu Ishak Nusi Yunus Manoppo Harun Diko Ibrahim Polihito Muhtar Hunowo Kamil Harun
1 8 9 10 11 12
2 Malik Yunus Anis Biga Ahmad Humalanggo Aswin Rauf David Bayu
Jenis Kelamin 3 L L L L L L L
Periode 4 1954-1959 1959-1960 1960-1962 1962-1964 1964-1968 1968-1970 1970-1975
3 L L L L L
4 1975-1980 1980-1986 1986-1990 1990-1996 1996-2002
13 14
Noho S. Mauke Wartin Daaliwa
L P
2002-2008 2008 sampai
sekarang Sumber Data : Profil SDN I Suwawa Selatan Kabupaten Bonebolango 2012 Kegiatan pendidikan yang dilaksanakan secara formal akan berjalan lancar apabila ditunjang oleh tenaga pengajar yang memiliki kemampuan kerja yang terampil, cakap, dan kemauan kerja serta semangat yang tinggi. Guru merupakan suatu unsur utama dalam suatu lembaga pendidikan yang pada hakekatnya menunjang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar disekolah. Untuk mengetahui keadaan guru SDN I Suwawa Selatan Kabupaten Bonebolango, maka berikut ini peneliti menjabarkan nama-nama guru serta jabatan dari masing-masing guru:
Tabel 4.2 Daftar Guru SDN I Suwawa Selatan Kabupaten Bonebolango No
Nama
NIP
Jabatan
1
Wartin Daaliuwa, A.Ma.Pd
195210251974022003
Kepala Sekolah
2
Saira Talawo. A.Ma.Pd
19520511197412 201
GK
3
Salma Ahmad, A.Ma.Pd
19540317199402 2 001
GK
4
Serly Biga, S.Pd
1989070320504 2 001
GK
5
Harun Daaliuwa
940005253
GK
6
Hensi Sidiki
197106092006041015
GK
7
Sofianan Talawo
-
GK
8
Fatmawati Mauke
-
GK
9
Dian Indrawati Manja
-
GK
Sumber Data : Profil SDN I Suwawa Selatan Kabupaten Bonebolango 2012 Tidak bisa dipungkiri program pendidikan di sekolah-sekolah, membaca menulis dan berhitung serta pengetahuna umum dan siswa merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Tanpa siswa pendidikan tidak dapat dilaksanakan. Peran yang dimainkan oleh sekolah meningkatkan intelegensi data kecerdasan siswa, sebagai konstribusi lembaga pendidikan sekolah dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat. Di sekolah, siswa berkedudukan sebagai penerima mata pelajaran dari seorang guru. Oleh karena itu, antara guru dan siswa saling bekerja sama dalam proses belajar mengajar. Adapun keadaan jumlah SDN I Suwawa Selatan Kabupaten Bonebolango, sebagai berikut.
Tabel 4.3 Jumlah Siswa SDN I Suwawa Selatan Kabupaten Bonebolango
No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kelas
JENIS KELAMIN
Jumlah L P I 10 6 16 II 8 12 20 III 9 11 20 IV 8 8 16 V 12 5 16 VI 9 13 22 Jumlah 56 55 111 Sumber Data : SDN I Suwawa Selatan Kabupaten Bonebolango 2012 Namun untuk penelitian ini berada di kelas II dengan jumlah siswa 20
orang terdiri dari 8 orang laki-laki dan 12 orang perempuan.
1.2 Deskripsi Hasil Penelitian 1.2.1
Siklus I Tindakan siklus I dan siklus II masing-masing materi yang tertera dalam
silabus Kelas II yang ada di Kurikulum KTSP 2006 bahwa materi Musyawarah 2 jam pelajaran (2x35 menit). Pada tahap ini peneliti bersama supervisor melakukan diskusi untuk merancang pelaksanaan tindakan dalam upaya meningkatkan kemampuan belajar siswa menggunakan model pembelajaran TPS. Hal-hal yang dilakukan bersama supervisor antara lain, 1) guru menyiapkan perangkat dan media pembelajaran, 2) menyiapkan materi pelajaran serta media yang digunakan. 3) menyusun instrument penelitian berupa lembar pengamatan kegiatan guru dan siswa serja tes hasil belajar yang berjumlah 5 item, dengan bobot skor sesuai tingkat kesukaran soal yang diberikan.
Selanjutnnya
peneliti
melaksanakan
tindakan
mengacu
rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya dengan langkahlangkah sebagai berikut. . (a) memberikan penjelasan singkat tentang uraian materi pembelajaran dan memberikan cuntoh menggunakan kartu bernomor, kemudian
menugaskan
siswa membaca
materi
yang
dibagikan
sambil
mengingatkan keterampilan kooperatif yang dilatihkan yaitu keterampilan menggunakan kesepakatan, mencari soal untuk soal dan jawaban; (b) selanjutnya tiap siswa dibagikan potongan kartu yang sudah disediakan guru yang beruliskan soal atau jawaba, (c) guru memberi waktu 3 sampai 5 menit kepada siswa untuk memikirkan jawaban/soal kartu yang dipegangnya. (d) selanjutnya masing-masing siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal atau jawaban) dengan batas waktu yang telah ditentukan; (e) setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum/sesuai batas waktu diberi poin; (f) setelah selesai satu babak, kartu dikocok kembali agar setiap siswa mendapatkan kartu yang berbeda, demikian seterusnya sambil mengontrol estimasi waktu pembelajaran; (g) memberikan tambahan penjelasan jika diperlukan; (h) membimbing siswa membuat rangkuman materi yang baru saja dipelajari; (i) memberikan penghargaan pada siswa yang hasil kerjanya baik; (j) menutup pelajaran. Hasil pelaksanaan tindakan menggunakan model TPS menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Musyawarah dibanding dengan observas awal, data tersebut dapat dijelaskan pada tabel berikut.
Tabel 4.4 Kemampuan Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Pertama Pengamat
Rentang Nilai A B C D
I
Frekuensi (F)
Persentase
Keterangan
0 10 10 0 20
0% 50% 50% 0% 100%
Tuntas Tuntas Tidak Tuntas -
86 – 100 70 – 85 50 – 69 <49
Jumlah
Berdasarkan tabel hasil belajar siswa dalam pembelajaran, dapat dijelaskan bahwa: a) Dari 20 orang jumlah siswa, terdapat 10 siswa atau 50% memperoleh nilai dari 70 ke atas. b) Dari 20 orang jumlah siswa, terdapat 10 siswa yang yang memperoleh nilai 70 ke bawah atau sebanyak 50 %, untuk lebih jelasnya lihat lampiran 3 Untuk kegiatan guru, berdasarkan hasil pantauan dari guru mitra tentang pelaksanaan pembelajaran menggunakan model TPS, mengambil instrumen kegiatan guru dari PKM 2 (Pemantapan Kemampuan Mengajar) dikembangkan oleh peneliti dan guru mitra dengan teknik penilaian menggunakan persentase dan tiap aspek diberi kategori secara kualitatif, dalam pelaksanaannya instrumen ini terdiri dari 24 aspek yang diamati yang menyangkut kegiatan pra pembelajaran 2 aspek, kegiatan membuka pelajaran 2 aspek, kegiatan inti 18 aspek, dan penutup 2 aspek. adapun hasil pemantauan kegiatan guru dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.5 Hasil Siklus I No
Aspek Yang Diamati
Kategori Penilaian
I
Pra Pembelajaran
B 2
C -
K -
II
Membuka Pelajaran
-
1
1
III
Kegiatan Inti Pembelajaran
5
11
2
IV
Penutup
-
1
1
Jumlah
7
13
4
Prosentase
29%
54%
17%
Dapat dilihat kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran masih rendah, kemampuan guru dalam prapembelajaran dari 2 aspek yang diamati keduanya berada pada kategori baik, yakni; 1) kesiapan ruang alat dan media pembelajaran, 2) memeriksa kesiapan siswa, selanjutnya kemampuan guru dalam membuka pelajaran 1 aspek pada kategori kurang, yakni kesesuaian kegiatan apersepsi dengan materi ajar dan 1 aspek pada kategori cukup yakni menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai, untuk aspek kegiatan inti dari 18 aspek yang diamati terdapat 5 aspek dengan kriteria baik, yakni; a) menunjukkan penguasaan materi palajaran, b) menyampaikan materi pelajaran, c) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai, d) menggunakan media secara efektif dan efisien, e) melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi, sedangkan 11 aspek dengan kriteria cukup, yakni; 1) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, 2) melaksanakan pembelajaran secara runtut, 3) menguasai kelas, 4) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan, 5) menumbuhkan partisipasi aktif dalam pembelajaran, 6) merespons positif partisipasi siswa, 7) menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa, 8) menumbuhkan disiplin belajar, 9) memantau kemajuan belajar, 10) menunjukkan keterampilan penggunaan media, 11) menghasilkan pesan yang menarik, dan 2 aspek pada kriteria kurang, diakhir pembelajaran atau penutup dari 2 aspek yang diamati terdapat 1 aspek pada kriteria cukup yakni melakukan refleksi
pembelajaran dengan melibatkan siswa dan 1 aspek lagi pada kriteria kurang yakni melaksanakan tindak lanjut. 4.2.2.1 Refleksi Siklus I Dari data di atas peneliti mengadakan refleksi, yang dilaksanakan pada akhir pelaksanaan tindakan dengan tujuan untuk mengetahui hasil yang telah diperoleh dan untuk mendapatkan gambaran apakah tindakan yang telah dilakukan
telah
mempengaruhi
peningkatan
kemampuan
Membandingkan kemampuan belajar siswa dengan standar
belajar
siswa.
indikator kinerja,
maka peneliti dengan guru mitra menyimpulkan bahwa pada siklus I belum berhasil. Berdasarkan hasil yang ditemukan pada pelaksanaan tindakan terdapat kelemahan pada tindakan pembelajaran menggunakan model TPS pada materi Musyawarah adalah: (a) Langkah-langkah pembelajaran belum optimal (b) Guru kurang menguasai kelas (c) Guru kurang menumbuhkan partisipasi aktif dalam pembelajaran. (d) Pada saat pembelajaran terlihat guru yang lebih aktif dibanding siswa (e) Motivasi dalam pembelajaran kurang. (f)
Guru kurang melibatkan siswa
(g) Kemampuan belajar siswa
belum mencapai indikator kinerja yang
diharapkan. Berdasarkan hasil refleksi bersama dengan guru sebagai mitra kerja, berkesimpulan untuk memeperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi pada
pelaksanaan tindakan pada siklus I dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa tentang Musyawarah melalui model TPS, yaitu pelaksanaan tindakan siklus II. 1.2.2
Siklus II
Tindakan pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut yakni hasil yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran menggunakan model TPS, menunjukan terjadinya peningkatan yang cukup signifikan, yang dideskpripsikan sebagai berikut. Tabel 4.10 Kemampuan Belajar Siswa Siklus II Pengamat I
Jumlah
Rentang Nilai A B C D
86 – 100 70 – 85 50 – 69 <49
Frekuensi (F)
Persentase
Keterangan
16 1 3 0 20
80% 5% 15% 0% 100%
Tuntas Tuntas Tidak Tuntas -
Kemampuan belajar siswa tentang Musyawarah sudah mengalami peningkatan, yang digambarkan tabel 4.8, kemajuan siswa dalam pembelajaran mengindikasikan model yang digunakan guru efektif. a) Dari 20 orang jumlah siswa, terdapat 17 siswa atau 85% memperoleh nilai dari 70 ke atas. b) Dari 20 orang jumlah siswa, terdapat 3 siswa yang yang memperoleh nilai 70 ke bawah atau sebanyak 15 %, untuk lebih jelasnya lihat lampiran 6. hasil ini sesuai dengan harapan peneliti dimana hasil belajar siswa mengalami kemajuan yang cukup signifikan, begitupula dengan kegiatan guru dalam proses pembelajaran menggunakan model think pair share mengalami perubahan kearah yang lebih positif, data hasil kegiatan guru dijelaskan sebagai berikut. Tabel 4.11 Kemampuan Siklus II Kegiatan Guru No
Aspek Yang Diamati
Kategori Penilaian
I
Pra Pembelajaran
B 2
C -
K -
II
Membuka Pelajaran
2
-
-
III
Kegiatan Inti Pembelajaran
15
3
IV
Penutup
2
-
-
Jumlah
21
3
0
Prosentase
88%
12%
0%
Dapat dilihat kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran sudah mengalami kemajuan, kemampuan guru dalam prapembelajaran dari 2 aspek yang diamati keduanya berada pada kategori baik, yakni 1) kesiapan ruang alat dan media pembelajaran, 2) memeriksa kesiapan siswa selanjutnya
kemampuan guru dalam membuka pelajaran 2 aspek pada kategori baik yakni menyampaikan kompetensi yang akan dicapai, serta kesesuaian kegiatan apersepsi, untuk aspek kegiatan inti dari 18 aspek yang diamati terdapat 15 aspek dengan kriteria baik, yakni 1) menunjukkan penguasaan materi pembelajaran, 2) menyampaikan materi ajar sesuai dengan hirarki belajar, 3) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai, 4) melaksanakan pembelajaran sesuai denga tahap perkembangan siswa, 5) melaksanakan pembelajaran secara runtut, 6) menguasai kelas, 7) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan, 8) menggunakan media secara efektif dan efisien, 9) menumbuhkan partisipasi aktif dalam pembelajaran 10) merespons positif partispasi siswa, 11) menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa, 12) melakukan penilaian akhir, 13) menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media, 14) menumbuhkan disiplin siswa, 15) memantau kemajuan belajar 3 aspek dengan kriteria cukup, yakni a) Menghasilkan pesan yang menarik, b) menggunakan bahasa lisan dengan benar, c) menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar diakhir pembelajaran atau penutup dari 2 aspek yang diamati keduanya mendapat kriteria baik, melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa, dan melaksanakan tindak lanjut. 1.2.2.1 Refleksi Siklus II Hasil refleksi, yang dilaksanakan pada akhir pelaksanaan tindakan dengan tujuan mendapatkan gambaran apakah tindakan yang telah dilakukan telah mempengaruhi peningkatan hasil belajar siswa. Membandingkan hasil belajar
siswa dengan standar
indikator kinerja, maka peneliti dengan guru mitra
menyimpulkan bahwa pada siklus II pertemuan II berhasil. Berdasarkan hasil yang ditemukan pada pelaksanaan tindakan sebelumnya, kelemahan-kelemahan yang dilakukan pada tindakan pembelajaran menggunakan model think pair share pada materi mengenal kegiatan bermusyawarah sudah diperbaiki dan hasilnya cukup menggembirakan: (a) Langkah-langkah pembelajaran sudah optimal (b) Guru sudah menguasai kelas (c) Guru aktif menumbuhkan partisipasi siswa dalam pembelajaran. (d) Pada saat pembelajaran terlihat siswa yang lebih aktif dibanding guru. (e) Motivasi dalam pembelajaran optimal. (f)
Guru sudah melibatkan siswa
(g) Hasil belajar siswa sudah mencapai indikator kinerja yang diharapkan Berdasarkan hasil refleksi bersama dengan guru sebagai mitra kerja, bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan II sehingga penelitian tidak dilanjutkan lagi kesiklus berikutnya. 1.3 Pembahasan Hasil penelitian ini menunjukan, jelaslah bahwa penggunanan model think pair share pada pembelajaran Pkn khusunya materi tentang mengenal kegiatan bermusyawarah sangat tepat digunakan dan bisa meningkatkan hasil belajar siswa. Pelaksaaan penelitian ini sebagaimana telah dikemukakan pada bab-bab terdahulu adalah untuk mencapai indikator kinerja sebagai berikut” kemampuan belajar
yang dicapai siswa minimal 75% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 70 ke atas”. Tindakan siklus I direncanakan peneliti satu kali pertemuan, selanjutnya peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam pelaksanaan tindakan siklus I, adapun persiapan peneliti bersama supervisor yakni melakukan diskusi untuk merancang pelaksanaan tindakan dalam upaya meningkatkan kemampuan belajar siswa menggunakan model pembelajaran think pair share. Hal-hal yang dilakukan bersama supervisor antara lain, 1) guru menyiapkan perangkat dan media pembelajaran, 2) menyiapkan materi pelajaran serta media yang digunakan. 3) menyusun instrument penelitian berupa lembar pengamatan kegiatan guru dan siswa serta tes kemampuan belajar yang berjumlah 5 item, dengan bobot skor sesuai tingkat kesukaran soal yang diberikan. Kemampuan belajar siswa dalam pembelajaran, dapat dijelaskan bahwa, dari 20 orang jumlah siswa, terdapat 10 siswa atau 50% memperoleh nilai dari 70 ke atas dan yang memperoleh nilai 70 ke bawah terdapat 10 siswa atau sebanyak 50 %. Berdasarkan hasil yang ditemukan pada pelaksanaan tindakan terdapat kelemahan pada tindakan pembelajaran menggunakan model think pair share pada materi mengenal kegiatan bermusyawarah adalah:
1) Langkah-langkah
pembelajaran belum optimal, 2) Guru kurang menguasai kelas, 3) Guru kurang menumbuhkan partisipasi aktif dalam pembelajaran, 4) suasana kelas belum tertib, 5) Motivasi dalam pembelajaran kurang, 6) siswa memilih-milih pasangan, 7) kemampuan belajar siswa belum mencapai indikator kinerja yang diharapkan.
Berdasarkan hasil refleksi antara peneliti dan guru mitra, dapat diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan tindakan siklus I belum mencapai indikator kinerja untuk diperlukan perbaikan kelemahan-kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan tindakan pada siklus sebelumnya dalam upaya meningkatkan kemampuan belajar siswa tentang mengenal kegiatan bermusyawarah melalui model think pair share, yaitu pelaksanaan tindakan siklus II. Tindakan pada siklus II menunjukan terjadinya peningkatan yang cukup signifikan Dari 20 orang jumlah siswa, terdapat 17 siswa atau 85% memperoleh nilai dari 70 ke atas dan terdapat 3 siswa yang yang memperoleh nilai 70 ke bawah atau sebanyak 15 %. Berdasarkan hasil ini penelitian tidak dilanjutkan lagi kesiklus berikutnya, karena, langkah-langkah pembelajaran sudah optimal, guru sudah menguasai kelas, guru aktif menumbuhkan partisipasi siswa dalam pembelajaran, pada saat pembelajaran terlihat siswa yang lebih aktif dibanding guru, motivasi dalam pembelajaran optimal, dan guru sudah melibatkan siswa yang paling pokok adalah kemampuan belajar siswa sudah mencapai indikator kinerja yang diharapkan. Berdasarkan hasil data tersebut, kemampuan belajar siswa memperoleh peningkatan yang baik pada pembelajaran PKn menggunakan model think pair share serta menerapkan langkah-langkah pembelajaran perbaikan yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I yang berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh pada siklus II, dengan demikian, hipotesis penelitian tindakan kelas ini “Jika dalam pembelajaran guru menggunakan model think pair share, maka kemampuan
belajar siswa tentang mengenal kegiatan bermusyawarah akan meningkat” dapat Diterima.