PENDEKATAN BIMBINGAN IBADAH SHALAT PADA ANAK TUNAGRAHITA-C DI SLB/BC MUARA SEJAHTERA PONDOK CABE ILIR PAMULANG TANGERANG Skripsi Di ajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam ( S.Sos.I )
Disusun Oleh Khusnul Mubarok Nim: 102052025640
JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H / 2009 M
42
PENDEKATAN BIMBINGAN IBADAH SHALAT PADA ANAK TUNAGRAHITA-C DI SLB/BC MUARA SEJAHTERA PONDOK CABE ILIR PAMULANG TANGERANG Oleh
Khusnul Mubarok Nim: 102052025640
Di Bawah Bimbingan
Nurul Hidayati, S.Ag, M.Pd Nip : 150 277 649
JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H / 2009 M
43
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi ini yang berjudul ”PENDEKATAN BIMBINGAN IBADAH SHATAT
PADA
ANAK
TUNAGRAHITA-C
DI
SLB/BC
MUARA
SEJAHTERA PONDOK CABE ILIR PAMULANG TANGERANG”. Telah di ujukan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17 Februari 2009 skripsi ini telah di terima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata I (S I) pada Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam
Jakarta, 17 Februari 2009
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota
Sekretaris Merangkap Anggota
Dr. Murodi, MA Nip : 150 254 102
Nasichah, MA Nip : 150 276 298 Anggota
Penguji I
Penguji II
Dra.Hj. Elidar Husein, MA Nip: 150 102 402
Drs. M. Lutfi, MA Nip: 150 268 782 Pembimbing
Nurul Hidayati, S.Ag, M.Pd Nip : 150 277 649
44
ABSTRAK
Khusnul Mubarok Pendekatan Bimbingan Ibadah Shalat Pada Anak Tunagrahita-c di SLB-BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang Bimbingan ibadah shalat pada anak tunagrahita-c adalah sebuah usaha dewan guru serta kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas keimanan dan pendidikan idabah shalat khususnya, walaupun ibadah tersebut tidak diwajibkan oleh syariat islam karena anak tunagrahita adalah anak yang kurang normal Adapun penelitian tentang ibadah shalat pada anak tunagrahita-c bertujuan untuk mengenalkan bahwa di dalam agam kita ada ibadah yang namanya shalat lima waktu dan di sertai gerakan dan bacaanya, jadi barang siapa yang akan melaksanakan ibadah tersebut maka harus melalui bimbingan terlebih dahulu, agar ibadah tersebut sesuai dengan syariat, rukun dan wajibnya shalat. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, penelitian deskriptif bertujuan untuk menghasilkan data yang di peroleh dengan cara observasi, wawancara dan perpustakaan Hasil penelitian ini dapat di simpulkan bahwa bimbingan ibadah shalat pada anak tunagrahita-c di SLB-BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang ini dengan metode nasihat (ceramah), metode pembiasaan dan metode praktek
45
KATA PENGANTAR
ا ا ا Tiada kata yang patut penulis ucapkan selain puji serta syukur kehadirat Ilahi Rabbi yang mana telah mencurahkan segenap rahmat, taufik, serta hidayahNya kepada kita semua. Sehingga penulis dapat menyelesaikan studi kuliahnya dan merampungkan skripsi ini dengan judul ”Pendekatan Bimbingan Ibadah Shalat Pada Anak Tunagrahita-C di SLB-BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang” Shalawat seiring salam, semoga Allah SWT, melimpahkan kepada nabi Muhammad SAW, sahabat, keluarga, serta kepada orang yang setia sampai akhir zaman. Amin Penulis merasa jauh dari sempurna adalah menyusun skripsi ini. Tetapi kebahagiaan itu tidak akan tercapai tanpa adanya kemauan dan semangat yang tinggi, serta do’a dan dukungan yang sangat tulus kepada penulis, oleh karenanya penulis haturkan ribuan terimakasih yang tidak terhingga kepada : 1. Prof. DR. Komarudin Hidayat, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah dan Prof. DR. Azzumardi Azra, MA mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Ayahanda Abah Muhamad Mahroni (H. Syahroni) dan Ibunda Tercinta Siti Fathonah (Alm) mudah-mudahan ditempatkan yang paling layak disisi Allah SWT. Dan yang telah mencurahkan kasih dan sayangnya kepada penulis, serta kesabaran dan keikhlasan dalam doa yang tak mengenal lelah dan letih di sepanjang malam dan siang demi kelancaran penulis menempuh study terutama pada saat penyelesaian skripsi ini, semoga mereka senantiasa dalam naungan rahmat dan maghfirah serta hidayah Allah Swt 3. Abi KH. Drs. Syarif Rahmat RA, SQ. MA dan Hj. Uswatun Hasanah, S.Ag, selaku pengasuh Pondok Pesantren UMMUL QURA Jakarta
46
4. Bapak Dr. Murodi, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 5. Bapak Drs. M. Lutfi, MA sebagai ketua Jurusa Bimbingan dan Penyuluhan Islam 6. Ibu. Nurul Hidayati, S. Ag, M. Pd, sebagai pembimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi 7. Dosen-dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi khususnya Jurusan BPI yang telah mendidik penulis hingga menjadi sarjana 8. Kakanda tercinta Hj. Nur Ramlah, teteh Aza Jumrah, teh Nazwa, kakak Halimudin dan teteh Fatimah, serta adik-adik ku yang tersayang Tusniatul Amnah (teh Anah), Husni Mubarok (Uu), dan ponakanku yang lucu dan imut-imut. Alfiah, Syukron Nawawi, Hasan Syadili, Nang Afik, Nang Angga dan Neng Aza, Retno Wulandari, Tias Moro Widiyawati, Bayu Aji Saputra. Yang selalu memberikan motivasi tinggi untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini serta memberikan moril maupun materil yang penulis tidak mampu untuk membalasnya, akhirnya saya serahkan kepada Allahlah yang maha tinggi 9. Papa Suparman dan mama Dewi Damayanti tercinta yang tak pernah lelah memberikan pemasukan dan dorongan kepada penulis agar cepat terselesaikanya kuliah ini guna meraih masa depan yang cerah 10. Bunda Siti Nuriyah, S.Pd.I, yang telah memotivasi dan memberikan moril maupun materil. Dan Ustd. Usef Taufik Hidayat, S.Th.I, SQ, mudahmudahan jasa-jasa beliau dibalas oleh Allah SWT, serta teman-teman dan adik-adik ku yang tercinta di Pondok Pesantren Ummul Qura Jakarta 11. Kepada seseorang yang tercinta yang telah memberikan motivasi dan keparcayaan diri yang tinggi kepada penulis 12. Pihak sekolah SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang yaitu : Bapak Mansur Qurtubi, BA. Ibu Siti, S.Ag, Pak Agus Setiawan, yang telah memberkan waktu dan kesempatannya kepada penulis
47
Semoga Allah SWT, memberikan limpahan rahmat kepada mereka semua. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi penbaca.
Jakarta, 25 September 2008
Penulis
48
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i LEMBARAN PENGESAHAN ............................................................... ii LEMBARAN PERSETUJUAN .............................................................. iii ABSTRAK................................................................................................ iv KATA PENGANTAR.............................................................................. v DAFTAR ISI ........................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1 B. Perumusan dan Pembatasan Masalah .................................... 6 1. Pembatasan Massalah ........................................................ 6 2. Perumusan Masalah ........................................................... 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 7 1. Tujuan Penelitian .............................................................. 7 2. Manfaat Penelitian ............................................................. 7 D. Metode Penelitian ................................................................. 8 1. Jenis Penelitian .................................................................. 8 2. Pendekatan Penelitian ........................................................ 8 3. Metode Penelitian .............................................................. 9
49
4. Penetapan Lokasi Penelitian............................................... 10 5. Subjek Penelitian ............................................................... 11 6. Teknik Pencatatan Data ..................................................... 11 7. Teknik Pengelola Data ....................................................... 12 8. Teknik Analisis Data ......................................................... 12 9. Metode Penulisan .............................................................. 14 E. Tinjauan Pustaka .................................................................. 14 F. Sistematika Penulisan ........................................................... 14 BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat Tunagrahita ............................................................. 16 1. Pengertian Tunagrahita ................................................... 16 2. Klasifikasi Tunagrahita .................................................. 17 3. Karakteristik Tunagrahita ................................................ 19 4. Sebab-sebab Tunagrahita ................................................ 21 B. Bimbingan ............................................................................ 24 1. Pengertian Bimbingan ..................................................... 24 2. Fungsi dan Tujuan Bimbingan ........................................ 26 3. Pendekatan Bimbingan ................................................... 29 C. Ibadah Shalat ........................................................................ 32 1. Pengertian Ibadah Shalat ................................................. 32 2. Fungsi dan Tujuan Ibadah Shalat ..................................... 36 3. Tujuan Ibadah Shalat ...................................................... 38
50
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya SLB-BC Muara Sejahtera Pondok Cabe ....................................................... 41 B. Visi, Misi, dan Tujuan SLB-BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamlang Tangerang ............................... 45 C. Sarana Didik ........................................................................ 46 D. Struktur SLB-BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulag Tangerang ............................................................51 BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA A. Metode
Bimbinga
Tunagrahita-c di
Ibadah
Shalat
Pada
Anak
SLB/BC Muara Sejahtera Pondok
Cabe Ilir Pamulang Tangerang ........................................... 52 1. Metode Nasihat ( Ceramah ) ......................................... 53 2. Metode Pembiasaan ..................................................... 56 3. Metode Praktek............................................................. 59 B. Pelaksanaan Ibadah Shalat Pada Anak Tunagrahita-c ......... 60 BAB V PENUTUP A. ...................................................................................... Kesim pulan ............................................................................................. 62 B. Saran ................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN
51
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Manusia dilahirkan ke dunia ini dilengkapi dengan segala potensinya. Potensi manusia ini ada yang bersifat dzahir dan ada yang bersifat batin. Kedua potensi ini menghantarkan manusia menuju gerbang keilmuan. Allah Swt berfirman:
"# ! -./0⌧2 $%&☺()*+,
67☺885 +5 "3 * 9:; ) *+5 ? (< =./>; ABC $% 7@+, Artimya : ” Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.(Qs. An-Nah : 78)l Di antara mereka, ternyata ada yang diberikan oleh sang pemilik cobaan berupa cacat salah satu atau
bahkan mungkin seluruh fisik pada
tubuhnya. Allah Swt. berfirman:
JK H I5 DEFG E P)EQ NJO MI GTJU+> R* S/5 PW *,
52
+5 OJc SVd5 SY+KG)+E*` hi (Q; NJO f gKT e 53 N(kJK H @(j m /E!n X*M Q#l98D qr*)S 5 ^M*M o⌧/Z svI q stu=2 yz E svI ewGO xE m &☺*/5 g{+|Q N(kJK ()* E "⌧/0⌧v5 e -./0⌧2 }>)] =* I< = $&Q; ~ +, I/5 ~T +|JU+> ☺/5 /z() ] 7 Q 7 f 3st 7 vT }
zJ u Artimya : Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, Kemudian dari setetes mani, Kemudian dari segumpal darah, Kemudian dari segumpal daging yang Sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, Kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, Kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya Telah diketahuinya. dan kamu lihat bumi Ini kering, Kemudian apabila Telah kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.(Qs. Al-Hajj :5) Pada ayat di atas ketidaksempurnaan dalam fisik mereka, secara rasio akan mengurangi potensi anak tunagrahita–c ringan
menjadi insan yang
berilmu dan beramal. Akan tetapi, hal itu sebenarnya tidak bisa menjadi alasan, karena ilmu bisa dicapai dengan tekad dan kerja yang keras. Apalagi
53
bila kondisi tersebut menjadi alasan untuk gugurnya kewajiban menuntut ilmu, hak – hak ilahi maupun hak- hak adami. Allah Swt berfirman :
ag E "# 2 %JK e h+KJ qag E
sZTFJ Artimya : Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Qs.Ar-Ra’d : 11)
Sebagai contoh yang spesifik lagi adalah golongan anak-anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata. Dalam kepustakaan bahasa asing digunakan istilah-istilah mental retaldation, mentally retorded, mental deficieney, mental defective, dan lain-lain. Istilah tersebut sesungguhnya memiliki arti yang sama, yaitu menjelaskan kondisi anak yang kecerdasannya di bawah rata-rata yang ditandai oleh keterbatasan inteligensi dan ketidak cakapan dalam interaksi sosial. Anak tunagrahita atau dikenal dengan istilah terbelakang mental karena keterbatasan kecerdasannya sukar untuk mengikuti pendidikan di sekolah biasa secara klasik. Oleh karena itu, anak terbelakang mental membutuhkan layanan pendidikan dengan secara khusus, yakni disesuaikan kemampuan anak itu 1. Manusia telah direncanakan oleh Allah untuk memikul tanggung jawab khalifah di bumi Allah berfirman :
Sunaryo Kartadinata, Psikologi Anak luar Biasa, (Departemen Pendidikan dan kebudayaan), h. 83.
54
+5 $V() ; ~i2 * V*z☺ AQ; NJO N(kJK ~ x X*M u&X98+> ☺885 * e ☺ 6S A_ 6J) ] W⌧. 3 J $DQ {+i /|JK NJ<JK Y+ G() ☺>)5 AQ; NJO 3i qr5+i q IY⌧Z0J) Y
a> 3 */ sSZ8< Y
a> &=8/ZE &/ #n ⌧}=7☺Y t &⌧JS98T {+i q
S +5 H =+KT "# ()7 rNJ<JK Amg &☺()*+, Artinya :”Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan dia Maha mengetahui segala sesuatu. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."(Qs. Al-Baqarah : 30-39) Untuk maksud itulah Allah memberikan akal dan rohani. Bagi penderita tunagrahita tugas ini merupakan kemustahilan. Akan tetapi sebenarnya kemustahilan itu akan hilang melalui pendidikan sehingga tanggung jawab khalifah di bumi masih mereka pikul. Pendidikan adalah bagian dari proses yang diharapkan untuk mencapai suatu tujuan. Adapun tujuan itu dapat dirumuskan secara singkat dan padat, seperti kematangan dari integritas atau kesempurnaan pribadi dan
55
terbentuknya keperibadian muslim. Integritas ini meliputi aspek jasmani, intelektual, emosional dan etis dari individu ke dalam manusia paripurna. Tujuan pendidikan Islam sejajar dengan pandangan bahwa manusia merupakan makhluk Allah yang mulia dengan akal dan perasaan serta ilmu dan kebudayaan pantas menjadi khalifah Allah di bumi. Tentu saja bobot dan ukurannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi, yaitu mahluk yang mulia dalam perkembangan anak-anak, remaja dan dewasa serta lanjut usia.2 Sebagai salah satu metodologi pendidikan dalam ilmu jiwa agama ada yang dikenal dengan istilah counseling dengan pendekatan religiopsiychotherapy, untuk counseling masih dalam perkembangan, di kalangan ahli-ahli kedokteran jiwa di Amerika Serikat, sedangkan di dunia Islam belum dikembangkan menurut pendekatan ilmiah. Dalam hubungannya dengan tugas, guru agama sebagai guidancecounselor agama di sekolah umum dan madrasah perlu mengetahui prinsipprinsip penggunaan psikoterapi atau religio psikoterapi dalam proses counseling. Walaupun guru agama bukan ahli psikoterapi atau psycheater atau psikolog (ahli dalam ilmu psikologi), sekurang-kurangnya sangat dianjurkan untuk mengetahui dasar-dasar dari ilmu yang dapat membantu kelancaran tugasnya. .3 Dari wacana di atas, dapat dilihat urgensi seseorang guidance counselor yang memakai pendekatan religi psycoterapy di sisi seorang anak tunagrahita diharapkan ke hadirannya disisi mereka 2 3
untuk mendidik,
Fadiliah Suraraga, Solihicha, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Jakarta: ), h. 39. M.Arifin, Teori-teori Konseling Agama dan Umum, (Jakarta : Penerbit PT.Golden Terayon Press 1996), h. 65.
56
membina sekaligus memotivasi mereka dalam mewujukan cita-cita mereka berdasarkan latar belakang di atas, penulis terdorong untuk melakukan penelitian dan kajian ilmiah dan sekaligus dijadikan pembahasan skripsi dengan judul : Pendekatan Bimbingn Ibadah Shalat Pada Anak Tunagrahita-C SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang.
57
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Adapun pembatasan masalahnya adalah pelaksanaan bimbingan ibadah shalat terhadap 18 anak tunagrahita-C SLB/BC Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang yang mampu didik. Bimbingan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas keimanan anak tunagrahita walaupun IQ-nya di bawah rata-rata dan sekaligus membekali amal ibadah sebagai seorang muslim, karena agama merupakan kebutuhan bagi manusia. Untuk itu sejauh guru agama memerapkan metode serta pendekatan apa yang di gunakan unuk melaksanakan bimbingan ibadah shalat apada anak tunagrahit-c ringan yang IQ 50-70 di SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang, perlu diteliti secara ilmiyah. Maka dari pada itu perlu adanya usaha demi tercapainya hasil yang baik dalam pelaksanaan bimbingan ibadah shalat Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis hanya membatasi pada pendekatan bimbingan ibadah shalat pada anak tunagrahita-c yang memiliki IQ 50-70 di sebabkan IQ tersebut mampu menangkap informasi atau bimbingan yang di laksanakan di SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang
2. Perumusan Masalah Sesuai dengan pembatasan masalah di atas maka pembatasannya dapat dirumuskan sebagai berikut :
58
a. Bagaimana
pelaksanaan bimbingan ibadah shalat
disampaikan pada
yang telah
anak tunagrahita-C di SLB/C Muara Sejahtera
Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangeranng b. Bagaimana cara pendekatan bimbingan ibadah shalat pada anak tunagrahita-C
SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang
Tangerang
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pembatasan dan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang : a. Untuk mengetahui peleksanaan bimbingan ibadah shalat pada anakanak tunagrahita-C SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang. b. Untuk mengetahui cara pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan bimbingan ibadah shalat pada anak tunagrahita-C SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang .
2. Manfaat Penelitian a. Secara teoritis, memperluas wawasan dalam menerapkan teori-teori yang penulis dapatkan dalam perkuliahan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.
59
b. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan untuk pertimbangan dan sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi pihak sekolah SLB/BC Muara sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulangn Tangerang dan Fakultas Dakwah dan Komunikasi. c. Penelitian ini juga bermanfaat untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar keserjanaan strata satu (S-1) Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
D. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Dilihat dari jenis penelitian, maka penelitian ini adalah deskriptif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan buku angka-angka, laporan penelitian akan berisikap kutipan-kutipan atau untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berdasarkan dari naskah wawancara, catatan laporan, catatan atau memo, dan dokumen resmilainnya.4
2. Pendekatan Penelitian Yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, karena penulis bermaksud untuk meneliti sesuatu secara mendalam. Dalam hal ini yang akan diteliti adalah sebatas manakah guru agama mendidik atau 4
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003), Cet, ke-2, h. 39.
60
membimbing anak-anak tunagrahita-c ringan di sekolah SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulangn Tangerang tentang bimbingan ibadah shalat yang diadakan di sekolahnya Penulis memilih pendekatan kualitatif dalam melakukan penelitian karena penulis berharap dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini, didapatkan hasil penelitian yang menyajikan data yang akurat, dan digunakan secara jelas dari kondisi sebenarnya.
3. Metode Penelitian Untuk mendapatkan data dan informasi yang objektif, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan dalam metode komunikasi langsung dan tidak langsung, dengan menggunakan alat sebagai berikut : a. Observasi merupakan pengamatan dan penelitian dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki. 5 Sutrisno Hadi mengungkapkan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, satu proses yang tersusun dalam dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dan di antara yang penting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.6 Melalui data yang diperoleh dari observasi ini, penulis akan menggambarkan dan mencatat bagian dengan pihak-pihak terkait, proses bimbingan ibadah shalat pada anak tunagrahita-C sesuai dengan apa yang penulis lihat dan saksikan selama penelitian berlangsung
5
Sutrisno Hadi, Metodologi Riset II, (Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM , 1984), h. 141. 6 Sugiono, Metode Penulisan Administrasi, (Bandung : Penerbit Al-Fabeta, 2005), Cet, ke-12, h. 166.
61
b. Wawancara (interview), dimana penulis mengadakan tanya jawab kepada pihak sekolah dan yang bersangkutan untuk mendapatkan data yang cukup kuat. Yang terdiri dari guru agama, kepala sekolah, dan pembantu guru agama
4. Penetapan lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe, yang berlokasikan di Desa Pondok Cabe Ilir Kecamatan Pamulang, Kabupaten Tangerang Propinsi Banten yang beralamatkan di Jalan Trubus II Rt. 04/04 Pondok Cabe Ilir, Kec. Pamulang, Kab : Tangerang, Propinsi Banten Kode Pos 15418. Alasan penulis memilih lokasi penelitian tersebut adalah : a. Mengingat sekolah SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang ini adalah suatu lembaga pendidikan yang sudah berdiri sejak bulan Desember tahun 1988 hingga sekarang, sehingga menurut penulis sangat tepat dan akurat untuk dijadikan sebagai subjek penelitian yang berkaitan dengan permasalahan yang akan penulis teliti b. Lokasi dapat terjangkau dari tempat tinggal penulis, sehingga penulis dapat menghemat waktu tenaga serta biaya
62
5. Subjek Penelitian/Analisis Data Sesuai dengan karekteristik penulisan kualitatif, dalam memilih responden ini dipilih secara sengaja, setelah sebelumnya membuat tipologi (ideal) individu dalam masyarakat, yang penting di sini bukan jumlah responden kasusnya, melainkan potensi tiap kasus yang memberi pemahaman teoritis yang lebih baik mengenai aspek yang dipahami. Pemilihan informal tergantung pada jenis informasi yang hendak dikumpulkan. Cara termudah untuk mendapatkan informan adalah teknik “bola salju”. Dalam teknik ini peneliti harus mengenal beberapa informal kunci dan meminta perkenalkannya kepada informan lain.7
6. Teknik Pencatatan Data Alat penelitian yang sering digunakan adalah catatan lapangan (data lapangan). Catatan lapangan atau data tidak lain dari pada yang dibuat peneliti sewaktu mengadakan wawancara terbuka (pada subjek penelitian tahu mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula maksud dan tujuan wawancara itu), atau menyaksikan kejadian tertentu. Catatan lapangan (data) itu dibuat dalam bentuk kata-kata kunci, singkat, pokok utama saja, kemudian dilengkapi dan di sempurnakan apabila sudah pulang ketempat tinggal. Pencatat data di lapangan hendaknya direkam apa yang perlu dan yang tidak perlu dicatat. Uraian tentang data dan orang yang diamati atau 7
MT. Felix Sitorus, Penelitian Kualitatif Suatu Perkenalan, (Bogor : Kelompok Dokumentasi Ilmu Sosial, 1998), h. 50.
63
yang diwawancarai, bagaimana menghadapi perubahan latar penelitian, dan bagaiman cara memberikan pendapat dan tanggapan sendiri mengenai informasi yang dikumpulkan. 8
7. Teknik Pengolahan Data Setelah penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penelitian akan mengolah dan menganalisis data yang sangat kaya tersebut dan sejauh mungkin dalam bentuk aslinya. Hal itu di lakukan seperti orang merajut sehingga tiap bagian di talaah satu demi satu. Pertanyaan dengan kata tanya “mengapa”alasan apa”dan “bagaimana terjadinya” akan senantiasa dimanfaatkan oleh peneliti.9 Mernurut Patton sebagaimana dikutip oleh Lexy. J. Moleong dalam bukunya “Metode Penelitian Kualitatif “ bahwa analisis data adalah proses menurut urutan data, mengorganisasikannya ke dalam satu pola, katagori sebagai suatu uraian dasar sehingga dapat ditemukan sebuah tema dan dapat ditemukan hipotesis kerjanya. 10
8. Teknik Analisis Data Data yang dianalisis dengan cara direduksi dalam hal ini seluruh data yang diperoleh dari lapangan dikumpulkan kemudian diringkas dan dikelompokan menurut katagori yang diinginkan mengindentifikasikan aspek penting dari tema yang diteliti.
8
9
Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosada Karya, 1989), Cet, ke-1, h. 5.
E. KristiPoerwandari, Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi, (Jakarta : LPSP 3 UI, 1998), Cet, ke-1, h. 57. 10 Ibid;, h. 5.
64
Reduksi
membuat
peneliti
untuk
memutuskan
data
yang
dikumpulkan. Selanjutnya, bagaimanah sampel selanjutnya apa metode analisis, yang akan digunakan dan akhirnya dibuat sebuah kesimpulan. Tujuan terpenting dari reduksi data adalah untuk mengidentifikasi tema utama yang diteliti dengan meberikan katagori pada informasi yang telah dikumpulkan seperti yang telah dijelaskan Patton Lexy, 2002, dalam menganalisa
data
adalah
dengan proses mengatur
urutan data,
mengorganisasikanya kedalam satu pola, katagori dan satu uraian dasar.11 Reduksi data membantu peneliti memutuskan data yang di kumpulkan selanjutnya. Dalam hal ini seperangkat hasil data juga perlu diorganisasikan kedalam satu bentuk tertenu (disflay data) sehingga melihat sosoknya lebih utuh. Ia bisa berbentuk seketsa, sinopsis atau bentuk-bentuk
lainnya.
Hal
tersebut
sangat
diperlukan
untuk
mempermudah upaya pemaparan dan menegaskan kesimpulan.12 Dari rumusan tersebut dapat kita menarik garis bawah dalam menganalisis data memerlukan proses seperti, mengorganisasikan, mengatur, mengurutkan, mengelompokkan dan mengkatagorikan data. Setelah data dianalisis kemudian data dirumuskan. Data yang telah didapat dari catatan lapangan (hasil wawancara terhadap kepala sekolah, guru agama, pembantu guru agama). Dalam hal ini
11 12
peneliti
mengatur,
Ibid;, h. 103. Burha Bungin, Op;,cit, h. 70.
mengurutkan,
mengelompokkan
dan
65
mengkatagorikannya. Setelah dianalisis kemudian dirumuskan dan di sajikan.
9. Metode Penulisan Adapun dalam penulisan skripsi ini berpedoman pada buku “Pedoman penulisan skripsi,Tesis dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Press Tahun 2004 “ Selain itu, penulis juga menggunakan bukubuku yang berkaitan denga metode penelitian.
E. Tinjauan Pustaka Mengenai bimbingan ibadah shalat pada anak tunagrahita-c di SLB/BC Muara Sejahtera pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang, penulis mengacu pada pada buku karangan Frida Mangun Song, ”Psikologi Pendidikan Anak Luar Biasa”, Sudjadi ”Materi Penelitian dan ATG dalam Perkembangannya”, H. Baihaki ”Fikih Ibadah”, serta Zakiah Daradjat ” Ilmu Jiwa Agama”
F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini disesuaikan dengan pokok masalah yang akan diteliti. Pembahasan skripsi ini dibagi menjadi 5 bab, adapun tiaptiap babnya dibagi lagi dalam sub-sub, dengan sistematika sebagai berikut :
66
BAB I :
Merupakan bab Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang Masalah, Pambatasan dan Perumusa Masalah, Tujuan dan manfaat Penelitian, Metode Penulisa dan Sistematika Penulisan
BAB II : Mengungkapan landasan teori yang terdiri dari. Pengertian Tunagrahita, Klasifikasi Tuagrahita, Karekteristik Tunagrahita, Penyebab Tunagrahita, Pengertian Bimbingan, Fungsi dan Tujuan Bimbingan, Metode Bimbingan, Pengertian Shalat, Fungsi dan Tujuan Ibadah Shalat
BAB III : Membicarakan deskriptif objek penelitian yang mencakup Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya SLB/BC Muara Sejahtera, Visi dan Misi Tujuan SLB/BC, serta Struktur SLB/BC Muara Sejahtera pondok Cabe
BAB IV: Dalam bab ini merpakan temuan lapangan dan analisa data, upaya bimbingan ibadah shalat dilaksanakan. Adapun metode yang digunakan,
Metode
Nasihat(ceramah),
Metode
Pembiasaan,
Metode Praktek, Fungsi dan Tujuan Ibadah Shalat, serta Bimbingan Ibadah Shalat pada anak Tunagrahita
BAB V : Kesimpulan dan Saran
67
BAB II LANDASAN TEORI
A. Hakikat Tunagrahita 1. Pengertian Tunagrahita Banyak yang memberikan pengertian tentang anak tunagrahita, dari sekian banyak pengertian yang ada akan penulis kemukakan beberapa pendapat sebagai berikut : Menurut Japan Leaque For the Mentally Retalded seperti dikutip Muljono Abdurrahman dan Sujadi S, yang diaksud retaldasi mental ialah “1. Fungsi intelektualnya lamban, yaitu IQ 70 ke bawah berdasarkan tes intelegensi baku, 2. Kekurangan dalam prilaku adaptif, dan 3. Terjadi pada masa perkembangan, yaitu antara masa konsepsi hingga usia 18 tahun. Adapun secara etimologi, tunagrahita berarti rusak atau tidak memiliki kemampuan atau pengertian. Tunagrahita sering disebut keterbelakangan mental atau retaldasi mental. Menurut AAMR (Amarican Association on Mental Retaldation) keterbelakangan mental menunjukan adanyan keterbatasan dalam fungsi intelektual yang dibawah rata-rata yang berkaitan dengan keterbatasan pada dua atau lebih dari keterampilan adaptasi seperti komunikasi, merawat diri sendiri, ketrampilan sosial, kesehatan dan keamanan, fungsi administrasi, waktu luang dan lain-lain. Keadaan ini tampak sebelum usia 18 tahun.13 Ada macam-macam anak berkelainan, salah saatunya adalah anak tunagrahita, ada yang menyebut bodoh, abnormal, dungu, tuna mental, 13
Frida Mangunsong, Psikologi Pendidikan Anak Luar Biasa, (Jakarta : LPSP 3 UI, 1990), h. 102.
68
retarded, mental deficiency, mental defectif. Adapun tunagrahita dari etimologis mempunyai arti sebagai berikut : Tuna
: Kurang, tidak memiliki atau rugi.
Grahita : Cacat pikiran, lemah daya tangkap.14 Berdasarkan beberapa definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa anak tunagrahita adalah anak yang mempunyai IQ di bawah rata-rata anak normal yang terjadi pada masa perkembangan anak sebelum usia 18 tahun dan disertai gangguan pada penyesuaian tingkah laku sehingga membutuhkan program pendidikan khusus.
2. Klasifikasi Tunagrahita Anak-anak tunagrahita
telah menjadi kajian dari berbagai ilmu,
sehingga menimbulkan dari berbagai jenis klasifikasi yang berbeda. Klasifikasi dapat ditinjau dari pandangan medis, biologis, sosiologis, psikologis dan pendidikan : Klasifikasi secara medis biologis menurut Roan (1979) yang dikutif oleh Mulyono dan Soedjadi sebagai berikut : a. Retardasi mental tarap perbatasan IQ 68- 70 b. Retardasi mental taraf ringan IQ 52-67 c. Retardasi mental taraf sedang IQ 36- 51 d. Retardasi mental taraf berat IQ kurang dari 20 e. Retardasi mental tak tergolongkan15 14
Anton M. Mulyono, Sri Sukesih, Adi Sunarya, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Depdikbud RI, 1988), cet. ke-1, h. 185.
69
Sedangkan klasifikasi tunagrahita menurut PP.No. 27 tahun 1991 yang dikutip oleh Muhammad Amin adalah : 1. Tunagrahita ringan ( IQ 50-70 ) Kelompok tunagrahita ini masih memiliki kemampuan untuk berkembang dalam bidang akademik, penyesuaian sosial dan kemampuan kerja, mereka mampu melakukan pekerjaan semi sekil dan pekerjaan sosial sederhana. 2. Tunagrahita sedang ( IQ 30-50 ) Memiliki kemampuan intelektual umum dan adaptasi prilaku dibawah anak tunagrahita ringan, dapat mempelajari keterampilan akademik sederhana. 3. Tunagrahita berat dan sangat berat (IQ di bawah 30) Hampir tidak memiliki kemampuan untuk melatih mengurus diri sendiri, melakukan sosialisasi dan bekerja. Sepanjang hidup selalu tergantung pada orang lain.16 Pengklasifikasian lainnya adalah berdasarkan medis dan biologis. Menurut pandangan medis, tunagrahita dipandang sebagai suatu akibat dari sebab suatu penyakit atau kondisi biologis yang tidak sempurna. Sipat dari pengklasifikasikan ini berdasarkan faktor penyebabnya atau faktor etiologis, menurut Grossman yang dikutip oleh Mulyono dan Soedjadi adalah sebagai berikut :
15
Mulyono A. dan Soedjadi S, Bahan Kuliah Ortopedagogik Umum, (Jakarta : IKIP, 1993), h. 3. 16 M. Amin, Ortipedagogik Anak Tunagrahita, (Bandung : Depdikbud, 1995), h. 22.
70
1. Akibat Infeksi atau intoxikasi 2. Akibat ruda paksa atau fisik lain 3. Akibat gangguan metabolisme, pertumbuhan gizi 4. Akibat gangguan waktu kehamilan 5. Akibat penyakit atau pengaruh prenatal yang tidak diketahui.17
Klasifikasi Tunagrahita berdasarkan derajat Keterbelakangannya(sumber blake, 1979)18 IQ
Level keterbelakangan
Setandar Binet
Skala Wescehler
Ringan
68-52
69-55
Sedang
51-36
54-40
Berat
32-90
39-45
Sangat Berat
> 19
> 24
3. Karakteristik Tunagrahita 1. Anak Tunagrahita Ringan Para peleksana pendidik seyogyanya mengenal dan memahami karakteristik, permasalahan dan kebutuhan siswa tersebut, adapun karakteristiuktunagrahita ringan sebagai berikut : a). Ciri Fisik dan Motorik
17
Mulyono, Soedjadi, Op;. cit, h. 24. T. Sujihati, Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, (Bandung : PT. Refika Aditama, 2005), h. 108.
18
71
Hasil penilitian Rarlek 1980 yang dihimpun oleh Samuel A, Kirek 1980 menyimpulkan bahwa kesehatan tubuh dan kematangan motorik anak tunagrahita ringan lebih lemah dari pada anak normal yang sesuai dengannya. b). Bahasa dan penggunaannya kurang mampu menarik kesimpulan mengenai apa yang dibacakannya c). Keperibadian Cici-ciri keperibadian anak-anak tunagrahita ringan diantaranya dalah kurang percaya diri, merasa rendah diri, mudah prustasi 2. Anak Tunagrahita Sedang a). Segi Fisik Keadaan fisik penyandang tunagrahita sedang tidak sebaik penyandang tunagrahita ringan, mereka mengalami kurang keseimbangan, kurang kordinasi gerak (kerterbatasan dalam gerak) b). Segi Sosialisasi Dapat bergaul dengan tetangga terdekat, teman-temanya, dengan orang disekitarnya dengan baik c). Segi Pekerjaan Dapat mengerjakan hal-hal yang sipatnya sederhana dan rutin dengan tetap dalam pengawasan, bagi pria misalnya : Berlatih dalam hal pertualangan dan bagi wanita misalnya menyulam, membuat telapak meja, lap tangan dan sebagainya 3. Anak Tunagrahita Berat dan Sangat Berat
72
a). Segi Fisik Keberadaan fisiknya telah memperhatikan kelainan-kelainan, ini lebih berat dibandingkan dengan tunagrahita ringan dan sedang b). Segi Kecerdasan Menurut Malahajati Abdullah (1956) bahwa : Kemampuan berfikir seorang ediot berumur 30 tahun sama dengan anak normal yang berumur 3 tahun19 Wiliam M. Cruickshanek mengemukakan anak tunagrahita mampu didik yaitu : Hambatan mental yang dialami anak ini, menyebabkan anak mereka tidak dapat menyamai kecepatan anak normal dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah namun demikian, mereka yang tergolong mampu didik ini masih dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan bidang akademis, serta mempunyai kesempatan untuk memiliki beberapa keterampilan yang memungkinkan mereka mendapat tempat dalam kehidupan.20
4. Sebab-sebab Anak Tunagrahita Sebab-sabab terjadinya anak tunagrahita karena infeksi, abnormalitas kromosom, gangguan waktu dalam kandungan, pengaruh metabolisme, mal-nutrisi dan gangguan di otak. Secara umum ketunagrahitaan dapat di sebabkan oleh berbagai faktor yaitu 1. Faktor Genetik
19
Astati, Persiapan Penyandang Tunagrahita, (Bandung : CV. Pendawa, 2001), cet, ke1. h. 5. 20 William M. Cruickshanek, Ph. D, G. Orvillie Johnson ED: D, Education Of Exception Childen and Yauth, School Of Edication, (Syuracuse University, 1962), h. 4.
73
a. Sebab genetik lainnya disebabkan oleh sindroma down (trauma) atau sindroma mongolisme (karena penderitanya sering bermata sipit, mirip orang mongol) 21 b. Berupa kerusakan biokimiawi Menurut Waisman dan Geritsen yang dikutip oleh Kirek dan Gallagher dalam Suedjadi, bahwa pada saat ini adalah kurang lebih 90 penyakit yang dapat menyebabkan kelainan metabolisme sejak kelahiran, dan hal-hal tersebut dapat diturunkan secara genetic dalam arti suatu perumusan sifat-sifat.22 Hal tersebut berlangsung akibat kerusakan dalam beberapa kromosom yang dikendalikan oleh system enzim terhadap yang diperlakukan untuk melekukan fungsi normal suatu jaringan tubuh. Hubungan yang erat antara gen-gen dan enzim pengendali adalah signifikan dengan penyakit-penyakit yang timbul akibat kerusakan secara biokimiawi dan genetic yang berhubungan dengan keterbelakangan mental.23 2. Faktor prenatal I Beberapa kondisi yang dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan embrio dan yang menyebabkan terhadapnya perkembangan system syaraf serta menyebabkan retardasi mental. Misalnya : Suatu ibu
Nur’aeni, Intervensi Dini bagi Anak Bermasalah, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1997, cet. ke 1, h.105. 22 Soedjadi, Materi Pelatihan dan ATG dalam Perkembangannya, (Jakarta : Depdikbud), h. 10. 23 Tamsih Udin AM dan E Teja Ningsih, Dasar-dasar Pendidikan Luar Biasa, SPG/SPO/KPG, (Bandung : Epsilon Grup Bandung Anggota IKAPI, 1988), cet. ke-1, h. 42. 9
74
hamil
menghidap
penyakit
rubella,
keracunan
makanan,
penyalahgunaan obat-obat terlarang. 3. Faktor prenatal II Berbagai peristiwa saat melahirkan yang memungkinkan terjadinya retardasi mental yang terutama adalah luka-luka saat kelahiran (penggunaan alat Bantu kelahiran), sesak napas (asphysixia), dan prematuritas. Menurut Fredesich Schrelber seperti dikutif oleh kirk dan Gelagher bahwa” kerusakan mental pada anak kadang-kadang merupakan akibat kekurangan oksigen pada otak (Cerebralanoxia). Kelahiran premature juga dapat menyebabkan retardasi mental seperti dikemukakan oleh kirk dan Gallagher bahwa “ lebih banyak anak-anak yang lahir premature yang menderita epilepis, Cerebral Palesy dan retardasi mental dari pada anak-anak yang tidak premature.
4. Faktor postnatal Anak-anak yang mengalami infeksi pada otak atau selaput otak (encephalitis dan meningitis), kecelakaan berat sampai geger otak, mal-nutrisi dapat mengakibatkan retardasi mental. 24 Jadi proses kelahiran yang berkaitan dengan lamanya kelahiran dan sulitnya kelahiran, penggunaan alat-alat kedokteran, lahir sungsang, kekurangan oksigen pada otak dan lahir premature
dapat
mengakibatkan retardasi mental.
24
Kirk Samuel A dan James J. Galegher, Education Exceptional Children, (Boston Houghton Miffhin Co), h. 107.
75
B. Bimbingan 1. Pengertian Bimbingan Secara etimologi kata “bimbingan” merupakan terjemah dari kata “guidance”
berasal dari kata kerja “to guide” yang mempunyai arti
“menunjukan, membimbing, menuntun ataupun membantu”.25 Sedangkan bimbingan dalam kata bahasa Indonesia diartikan memberi informasi, yaitu menyajikan pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengambil suatu keputusan atau memberitahukan sasuatu sambil memberikan nasihat, pengarahan, menuntun kesuatu tujuan.26 Dalam kehidupan sehari-hari, seiring dengan penyelenggaraan pendidikan pada umumnya dan hubungan saling berpengaruh antara orang yang satu dengan orang yang lainnya, peristiwa bimbingan setiap hari dapat terjadi. Orang tua membimbing anaknya, guru membimbing muridnya ia senantiasa memerlukan bantuan orang lain. Dalam masalah pendidikan, bantuan ini di sebut dengan bimbingan atau guidance. Kata guidance itu sendiri diartikan bimbingan bantuan juga di artikan pimpinan, arahan, pedoman, dan petunjuk. Kata guidance berasal dari kata dasar (to) “guide”, yang artinya menuntun, menjadi petunjuk jalan, mengemudi.27 Menurut Aunur Rahim Faqih dalam bukunya bimbingan dan konseling dalam islam mengartikan bimbingan islam adalah proses pemberitahuan terhadap individu agar mampu hidup selaras 25
Hallen A, Bimbingan dan Konseling , (Jakarta : Ciputat Press, 2002), cet. ke-1, h. 3. W.J.S, Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1995), h. 225. 27 Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, (Bandung : Pustaka Setia, 1998), cet. ke-1, h. 9-10. 26
76
dengan ketentuan petunjuk Allah Swt, sehingga dapat tercapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.28 Pepatah mengatakan :
ﺱٌَِْ ِ اَْ وَﺱٌَِْ ِ اََِْ ِة Artinya : Bahagia di dunia dan bahagia di akhirat
Dan Allah SWT pun menjelaskan dalam surat Al- Asr ayat 1-3 yaitu :
JK A JaA */5 {a7u N+5 98j Oi2 #JK A q*)☺ qI +J)^:5 q9+, +/5J q9+, Am Ja5^:5J Artinya:”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi”. (Qs. Al-Ashr : 1-3) Untuk memperoleh pengertian yang lebih jelas, di bawah ini dikutip beberapa definisi : a. Menurut Crow, bimbingan dapat di artikan sebagai bantuan yang di berikan oleh seseorang, baik pria maupun wanita, yang memiliki kepribadian yang baik dan pendidikan yang memadai, kepada seorang individu dari setiap usia untuk menolongnya mengemudikan kegiatankegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihannya sendiri dan memikul bebannya sendiri. b. Menurut Stopps, suatu proses yang terus menerus dalam membantu perkenbangan individu untuk mencapai perkembangannya secara 28
Aunur Rahman Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta : UII Press), cet. ke-2. h. 4.
77
maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebenar-benarnya baik bagi dunianya maupun bagi masyarakat.29 c. Bimbingan adalah suatu poses dari pendidikan yang teratur dan sistematika guna membantu pertumbuhan anak atas kekuatanya dalam menentukan dan mengarahkan hidupnya sendiri, yang akhirnya ia dapat memperoleh pengalaman-pemgalaman yang dapat memberikan sambungan yang berarti bagi masyarakat.30
Sedangkan dalam “Year Book of Ediucation” yang di kutif oleh satu Djumhur dan Moh. Surya, dikemukakan bahwa bimbingan adalah”suatu proses bantuan individu melelui usahanya sendiri untuk menemukan
dan
mengembangkan
kemampuan
agar
memperoleh
kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.31 Jadi yang dimaksud bimbingan adalah” proses bimbingan bantuan yang di lakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja,
maupun
dewasa,
agar
orang
yang
di
bimbing
dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan saran yang ada dan dapat di kembangkan berdasarkan norma-norma yang ada.32
2. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Apabila di lihat dari proses pendidikan ada tiga fungsi utama bimbingan yaitu fungsi penyaluran (Distribliitive), fungsi pengadaptasi (adaptive) dan fungsi penyesuaian (adjustive). 29
Op,. cit;, h. 9-10. Prianto dan Erman Anti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, ( Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1999), cet. ke-1, h. 94. 31 1 Djumhur dan Moh. Surya, Mimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bimbingan : CD Ilmu), h. 25. 32 Prianto dan Erman Anti., Op,. cit. h. 99.
30
78
a. Fungsi penyaluran (distributive), yaitu fungsi bimbingan bantuan pada
murid-murid
dalam
memilih
kemungkinan-kemungkinan
kesempatan yang terdapat dalam lingkungan sekolah. Disamping itu termasuk dalam fungsi penyaluran ini adalah membantu murid dalam menentukan masa depannya. b. Fungsi pengadaptasi (adaptive), yaitu fungsi bimbingan sebagai pemberi bantuan terhadap staf sekolah (terutama guru-guru) untuk mengadaptasikan prilaku yang mendidik setaf sekolah, dan terutama program pengajaran dan intergransi belajar mengajar. c. Fungsi penyesuaian (adjutive), yaitu fungsi bimbinga sebagai pemberi tahuan kepada murid-murid agar mereka memperoleh penyesuaian pelaksanaan,
fungsi
ini diwujudkan
dalam
membantu
murid
menghadap masalah penyesuaian pribadi dan maju secara optimal dalam memperkembangkan pribadinya. Pelaksanaan fungsi ini di wujudkan dalam membantu murid yang menghadapi masalah penyesuaian yang dialaminya.33 d. Fungsi adaptasi adalah fungsi bimbingan dalam jumlah khususnya untuk mengadaptasikan program pengajaran atau latihan tentang minat, kemampuan, kebutuhan murid e. Fungsi penyesuaian adalah fungsi penyesuaian pribadi, dalam rangka mempersiapkan penyaluran kepekaan yang disesuaikan dengan ketentuan anak
33
Umar dan Sartono,Op,. cit, h. 24-26.
79
f. Fungsi pencegahan adalah usaha bimbingan terhadap siswa untuk menghindari kemungkinan terjadi hambatan dalam perkembangan g. Fungsi perbaikan adalah untuk perbaiki kondisinya yang dipandang kurang mendalam.34
Tujuan bimbingan secara terperici adalah sebagai berikut : a. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan dan kebersihan jiwa dan mental. Serta jiwa menjadi tenang. b. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan kesopanan tingkahlaku yang dapat memberikan manfaat baik pada dirinya sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan kerja dan lingkungan social dan sekitarnya. c. Untuk
menghasilkan
kecerdasan
rasa
(emosi)
pada
individu
sehingga muncul dan berkembang rasa toleransi, keistimewaan, tolong menolong dan kasih sayang.35 d. Untuk menghasilkan sepiritual pada diri individu untuk berbuat taat pada Tuhan-Nya, ketulusan mematuhi segala perintah-Nya serta ketabahan menerima ujian-Nya.36 Adapun tujuan umum dalam bimbingan adalah untuk membantun individu mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang di milikinya (seperti latar belakang 34
Hasan Walinono, Bimbingan Penyuluhan Terhadap Anak Luar Biasa, Anak Tunagrahita Ringan, (SLB-C, 1987), h. 9. 35 M.Hamdani Bakran Adz. Dzaky, Pesiko Terapi dan Konseling Islam, (Yogyakarta : Fajar Pustaka Baru, 2001), cet. ke-1, h. 167. 36 Ibid., h. 168.
80
keluarga, pendidikan, serta social ekonomi), serta sesuai dengan ketentuan positif lingkungannya. Insan seperti itu adalah insan yang mandiri yang memiliki kemampuan memahami diri sendiri.37
3. Pendekatan Bimbingan Menurut
Ng
Kim
Chyo,
seorang
pakar
pembelajaran
berkembangsaan Malaysia, mengemukaan batasan tentang pendekataan arah atau hal yang kita ambil untuk mengambil suatu sasaran (to come near to ini ani sense). Dalam pengetikan yang lebih kuasa pendekatan juga diartikan sebagai pengguna strategi yang dipilih untuk mencapai suatu tujuan tertentu.38 Pendekatan adalah teoritis dalam melakukan suatu perencanaan dalam hal ini, kita mengenal ada dua pendekatan perencanaan yaitu perencanaan yang bersifat memaksa (top-down planning) dari pendekatan yang bersifat menghimput dari ide-ide dasar dari masyarakat bahwa (bottom up planning). Pendekatan down planning dalam perencanaan maupun pengembangan di Indonesia memiliki banyak kelemahan yang disebabkan
oleh
ter-sentralistik-nya
keputusan,
pembimbing
dan
pengelolanya. Pendekatan tersebut menjadi pendekatan yang kurang efektif, mengingat semakin berkembangnya wilayah maupun kota di
37 38
Priatno dan Erman Anti.,Op. cit, h. 114. http: //www.curriki.org/ywiki/bin/dowenload/Col dager/KB2 PENDEKATANPEMBELAJARANSAINSDISD/.doc diaskes pada 20 Pebruari 2009.
81
daerah dan adanya era globalisasi yang menuntut tiap daerah untuk dapat bersaing dengan daerah lain. 39 Pendekatan yang dipandang strategis untuk mengembangkan program antara lain adalah pendekatan partisipatif. Pendekatan ini menekankan bahwa dalam upaya mengembangkan program itu dilakukan oleh pimpinan program atau pengelola program dan pihak-pihak yang terkait dengan program. Partisipasi merupakan suatu proses yang mengajarkan suatu kelompok masyarakat atau lebih, yang terlibat dalam penyelenggaraan program, berinisiatif untuk melaksanakan kegiatan pengembangan program.40 Sedangkan menurut Isbandi dengan mengutip pendapat Batten, ada dua pendekatan dalam konsep community development, yaitu: Direktif (Instruktif), dan non-direktif (partisipatif). Pertama, pendekatan direktif adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan asumsi bahwa community worker (Tim pengembangan masyarakat) tahu apa yang dibutuhkan dan apa yang baik untuk masyarakat. Sehingga peran fasilitator bersifat dominan, karena prakarsa kegiatan dan sumebr daya yang dibutuhkan lebih banyak beralasan fasilitator.41 Kedua, pendekatan non-direktif adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan pada asumsi bahwa masyarakat 39
Jurusan Perencanaan Wilayah dan kota fakultas teknik dan Univ. Diponegoro, “ Perencanaan farsifatif . Solusi perencanaan berbasis masyarakat di masa depan”. Diakses pada tanggal 20 Feb. 2009. dari http://pwk.undip.ac.id/d3/berita terkini/partisipatif.html 40 Pengembangan Program Pendampingan Masyarakat dalam Jurnal PMI, Vol. I, No. 2, Maret 2004, h. 90. 41 Andi Isbandi Rukminto, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas Pengantar pada pemikiran pendekatan praktis. (Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI, 2003), h. 228.
82
tahu apa yang merka butuhkan dan apa yang baik untuk mereka. Dalam pendekatan ini, pendekata utama dalam masyarakat adalah masyarakat mandiri. Masyarakat diberi keputusan untuk membuat analisis dan mengambil keputusan yang berguna bagi diri mereka sendiri dan mereka di beri pendekatan penuh dalam penempuhan cara-cara untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. 42 Dalam kehidupan modern ini, masyarakat berhadapan dalam berbagai masalah yang terkadang berada diluar kerangka budaya, atau bahkan bertentangan dengan nilai-nilai yang selama ini dianut. Untuk budaya ini tidak jarang membuat orang mengalami krisis psikis, sosial dan tak jarang mengalami kehampaan spiritual. Maka daripada itu konseling yang diterapkan dengan menggunakan pendekatan agama yang dikenal dengan sebutan bimbingan konseling agama di mana di dalamnya terdapat prinsip-prinsip agama Islam. Berikut ini akan diuraikan sistimatika psikologi dalam bimbingan dan konseling agama yang diberikan oleh Dr. Achmad Mubarok, MA:43 1. Klien diajak memahami realita apa sebenarnya yang sedang dihadapi, misalnya : tentang kehilangan sesuatu yang dicintainya (hak, jabatan, ditinggal mati oleh keluarganya). 2. Mengajak klien memahami keadaan yang sedang berlangsung disekitarnya,
bahwa
ada
perubahan-perubahan
yang
sedang
berlangsung. 42 43
Ibid., h. 230. Achmad Mubarok, Konseling Agama Teori dan Kasus, (Jakarta, PT. Bina Rena Pariwarna, 2002), Cet. ke-3, h. 4.
83
3. diajak untuk memahami tuhan itu maha kuasa, maha mengetahui, maha adil, maha pengasih dan maha penyayang, dan bahwa semua manusia diberi peluang untuk bertobat dan mendekatkan diri kepadaNya, untuk memperbaiki diri dan untuk memperoleh sesuatu yang bermakna. 44 Dari pengertian pendekatan di atas, dapat penulis simpulkan pendekatan perencanaan terbagi menjadi dua bagian, yaitu : 1. Pendekatan yang bersifat memaksa (Top Down Planning) 2. Pendekatan yang bersifat (Down Planning) Adapun
pendektan
yang
dipandang
dari
strategi
untuk
mengembangkan program antara lain adalah partisipatif, partisipatif merupakan suatu proses yang mengajarkan suatu kelompok mesyarakat atau lebih untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pengembangan program
C. Ibadah Shalat 1. Pengertian Ibadah Shalat Pengertian ibadah shalat adalah do’a, rahmat dan minta ampun. Dan kata shalat dalam bahasa arab di gunakan dalam beberapa pengertian, adapun kata shalat dalam arti do’a tercantum dalam Al-Qur’an yaitu :
J/ 7 0*; * J+*, IY+i =9 Y
P
ad ~*, JK q J/0() ] 39 ¡ ⌦+ S+,e()9 44
Achmad Mubarok, Jiwa dalam Al-qur’an, (Jakarta: Paramadina, 2000), Cet. ke-1, h.
84
MzJ) ]
660☺
Agm
Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. Kata shalat dalam arti rahmat dan minta ampun sebagai mana tercantum dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab. Ayat 56 yaitu :
2
JK £ x⌧vG() N(, ¤)9:E Y
$=FG E e %gk I5 qI $¦i2 /0() q¤)9 §☺zJ)8(3 q&☺
) AJ Artinya:”Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”.(qs. Al-Ahzab. 56)
Dalam istilah ilmu Fiqih shalat adalah suatu bentuk ibadah yang di manifastikan dalam melaksanaan perbuatan-perbuatan dan ucapan-ucapan tertentu serta dengan syarat-syarat tertentu pula yang dimulai dengan takbir dan di akhiri dengan salam.45
Shalat adalah ibadah yang terdiri dari perbuatan-perbuatan tertentu yang di mulai takbir bagi Allah dan di sudahi dengan membaca salam.46 Shalat dalam agama Islam menepati kedudukan yang tidak dapat di 45 46
H. Baihaki, Fiqih Ibadah, (Bandung : M 25, 1996), cet. ke-1, h. 10-14. Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, (1) (Bandung : PT. Al-Ma’ari, 1973), cet. ke-1, h. 205.
85
tandingi oleh ibadah manapun. Ia merupakan tiangnya agama dimana ia tidak dapat tegak kecuali dengan shalat. Rosulullah Saw bersabda :
ْلَ ا-ُُ یَرَﺱ/ْ0ُ : ََِ ا ُ "َ!ْ ُ َل#َ"َْ ﻡَُدِ ِْ )َ('&ٍ ر َ َل.ِْ "َِ ا!'ر1ِِْ"َ(َُ وَی2'!َ3ْ ا1ِ!ْ0ُِْْ َِ َ&ٍ ی1ِِْ(َْا ِ َِةُ وَدُرْوَةِ ﺱَ!َﻡ5'6ِ ا7ِْد-ُ ُ"ََمُ و5ِْﺱ9ْرَأْسُ اَﻡِْ ا....
ِ<َدُ ِ ﺱَ(ِْ&ِ ا3ا Artinya : Dari Muadz bin Zabal rodiallahuanhu. Dia berkata : Saya bertanya, wahay rosulallah beri amalan yang bisa menyebabkan saya masuk surga dan jauh dari neraka. Rosulallah menjawab : Pokok urusan ialah islam, sedangkan tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah berjuang di jalan Allah.”47
Shalat dalam ajaran islam mempunyai kedudukan yang sangat penting, terlihat dari peryataan-pernyataan yang terdapat dalam Al-Qur’an dan As-sunah yang antara lain sebagai berikut : a. Shalat dinilai sebagai tiang agama b. Shalat merupakan kewajiban yang paling pertama diturunkan kepada nabi. c. Shalat merupakan kewajiban universal, yang telah di wajibkan kepada nabi-nabi sebelum nabi Muhammad Saw. d. Shalat merupakan wasiat terakhir nabi. Shalat merupakan sebagai ciri orang-orang yang bertaqwa (QS. Al- Baqarah. 1-3)
S5+| 8 9)EQ ~o=* 47
Ibid, h. 205.
A M5 "# ) xv/5 8 0>
86
A zgK¨&☺>)d5 I+E Oi2 )/0 /5J (<e()^:5 l0gKE &I/i Q Z sKZIE Artinya :”Alif laam miin. Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. Mereka yang berimankepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezkiyang kami anugerahkan kepada mereka”. (Qs. AlBaqarah : 1-3) Shalat merupakan sebagai ciri orang yang berbahagia (Al-Mu’minun. 1-2)
I+&☺/5 ⌧()/> 7=+i NJO * Oi2 A A *@
"⌧9 Artinya :”Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya”. (Qs. AlMu’minun : 1-2) e. Shalat berperan untuk menyucikan diri dari kemungkaran (QS. AlAnkabut. 45).48
A! 3/, g) x /5 $ª S/0+5JK q (<e()^:5 gMi eQ+jI+, (<e()^:5 %JK @+⌧Z/5 Aª m + I&☺/5 a 5«t . /i+ ¬M()* E AJ *
Zakiah Daradjat, Dasar-dasar Agama Islam, (Penerbit dan penyebaran buku-buku Jakarta, Indonesia), h. 198-199.
87
sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Qs. Al-Ankabut : 45)
Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan shalat adalah kewjiban bagi orang-orang muslim laki-laki maupun muslim perempuan yang sudah baligh dan suatu ibada yang paling tinggi derajatnya disisi Allah Swt, dibandingkan dengan ibadah-ibadah lainnya, dan shalat adalah pesan terakhir nabi Muhammad Saw pada umatnya, dan memiliki beberapa syarat diantaranya adalah 1, Syarat Sahnya Shalat 2, Sahnya Shalat
3. Batalnya Shalat. Perbuatan-perbuatan tertentu yang di
mulai dari takbir dan di akhiri dengan bacaan salam.
2. Fungsi dan Tujuan Ibadah Shalat a. Fungsi Ibadah Shalat Adapun ibadah shalat berfungsi sebagai menghidupkan kesadaran tauhid serta memantapkanya di dalam hati, menghapus kepercayaan kepada berbagai kuasa goib yang selalu di sembah oleh orang-orangn musyrik untuk meminta pertolongan, melalui ibadah shalat, perasaan takut, haibah dan harapan kepada Allah akan meresap kedalam hati. Inilah ruh ibadah yang sebenarnya
dan bukan bentuk prilaku lahir,
perbuatan atau ucapan-ucapan.49
49
Lahmuddin Nasution, Fiqih Ibadah, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu , 1999), cet. ke-2, h. 67.
88
Kemudian fungsi lain dari ibadah shalat ialah sebagai penawar yang mujarab bagi kesehatan jiwa, rohani dan fisik manusia setra memberikan keterangan batin manusia.50 Shalat juga dapat berfungsi sebagai : f. Sarana komunikasi langsung antara hamba dengan sang khaliqnya dan salah satu sarana untuk mencapai kebahagiaan g. Merupakan sarana terbesar dalam tazkiyah an-nafs (pembersihan jiwa) h. Sarana terbatas untuk mengingat Allah swt. 51 Allah SWT berfirman :
(<e()^:5
7gMi c~m «tiJ
Artimya : ” Dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”.(Qs. AtThaha : 14) Dalam ayat ini bahwa shalat itu mengingat Allah, memuji dan memohon do’a kepada –Nya. Karena dalam shalat itu hubungan antara manusia dengan Tuhan-Nya. Dalam Al-Qura’an dijelaskan bahwa shalat berfungsi untuk mencegah seseorang melekukan perbuatan keji dan mungkar, seperti dalam firman Allah Swt :
eQ+jI+, (<e()^:5 %JK @+⌧Z/5 Aª m + I&☺/5 50 51
Nasaruddin Razak, Dinul Islam, (Bandung : Al- Ma’arif, 1993), cet. ke-11, h. 182. Sa’id Hawwa, Mensucikan Jiwa, (Jakarta : Rabbani Pers, 2000), cet. ke-3, h. 33.
89
.
/i+ a 5«t
Artinya : Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatanperbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain)”.(Qs. Al-Ankabut : 45)
Dengan demikian, dapat kita pahami bahwa fungsi ibadah shalat adalah untuk mencegah manusia dari perbuatan keji dan mungkar. Karena dengan shalat , manusia senantiasa akan merasakan ketenangan hati dan jiwa sehingga dia mempunyai kesadaran hidup yang pasti.
b.Tujuan Ibadah Shalat Allah menciptakan manusia berbeda dengan mahluk yang lainnya, yakni untuk mengadbi (beribadah) kepada-Nya. Karena dengan beribadah itu Allah akan mengangkat derajat manusia yang tinggi, dalam penghidupanya di dunia dan keberuntungan di hari kemudian. Untuk mencapai derajat yang tinggi itu dalam berbagai lapangan kehidupan, baik lahir ataupun batin, perlulah manusia itu mengikuti perintah Allah dan menjalankan petunjuk-Nya dengan sepenuh hati. Apabila manusi itu hanya di ciptakan untuk menyembah dan beribadah kepada Allah, maka setiap orang itu perlu mengetahui pengertian dan hakikat ibadah itu sendiri agar ia dapat meleksanakan dengan benar. Selain itu pun ia juga perlu mengetahui fungsi dan tujuan dari ibadah shalat yang di lakukan.
90
Ibadah shalat mempunyai tujuan pokok dan tambahan. Tujuan pokonya adalah menghadapkan diri kepada Allah Yang Maha Esa dan mengkonsentasikan niat kepada-Nya dalam setiap keadaan. Dengan adanya tujuan itu seseorang akan mencapai derajat yang paling tinggi di akhirat.
Sedangkan
tujuan
tambahan
adalah
agar
terciptanya
kemaslahatan diri manusia dan terwujudnya usaha yang terbaik. 52 Ada tiga macam tujuan ibadah shalat yaitu : a. Untuk membuktikan diri kita sebagai hamba Allah Swt. b. Untuk membuktikan diri sebagai manusia, dan c. Untuk memberikan ketaqwaan dalam diri manusia.53 Dalam beberapa tujuan di atas penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1) Untuk mempertahankan mertabat manusia yang memperoleh sebutan makhluk yang baik menurut Allah, baik dalam rupa, penampilan, cara hidup dan kebiasaannya bila di bandingkan dengan mahluk yang lain. 2) Menyukseskan tugas khalifah, karena selain ibadah manusia memiliki tugas sebagai khalifah yaitu mengolah, mengatur, memanfaatkan dan memakmurkan dunia ini. 3) Untuk mencari keridohan Allah, karena tujuan akhir dari berbagai ibadah yang di kerjakan yaitu untuk mencari keridhoan Allah, baik ibadah badaniah maupun ibadah maliyah. 52 53
Lahmuddin Nasution, Op. cit. h. 2. A. Rahman Ritonga dan Zaenuddin, Op.cit., h. 9.
91
Jadi tujuan hakiki dari ibadah shalat ialah menghadapkan diri kepada Allah untuk mengingatkan manusia tentang rasa keagungan dan rasa kekuasaan-Nya, menunggalkan-Nya tumpuan dari segala hal. Tujuan hakiki dari perintah ibadah shalat hanya Allah saja yang benar-benar mengetahuinya, akan tetapi secara umum di ketahui dan di pahami bahwa tujuan ibadah shalat itu tidak lain kecuali untuk beribadah kepada-Nya. Dalam Al- Qur’an terdapat beberapa petujuk mengenai tujuan ibadah shalat yaitu :
qI Oi2 M&*)*i NOl7+, " . m /g0J Artinya :”Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah.”(Qs. Ar-Ra’d : 28)
eQ+jI+, (<e()^:5 %JK q @+⌧Z/5 Aª m + I&☺/5 Artimya :” Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.”(Qs. AlAnkabut : 45)
92
BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
A. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulanng Tangerang Dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalaman dibidang Pendidikan Luar Biasa Calon Pengurus Yayasan mengadakan pertemuan di Komplek SLB/A Pembina Tingkat Nasional Jakarta sekitar bulan Desember tahun 1988. Hasil Pertemuan tersebut disepakati untuk mendirikan yayasan yang disebut Yayasan Pendidikan Muara Sejahtera, yakni suatu yayasan yang menyelenggarakan Sekolah Luar Biasa, dengan susunan badan pendiri sebagai berikut : a. Drs Zulbadi : Ketua b. Drs. Sultan Effendi : Sekretaris c. Drs. Sutarno : Bendahara I d. Drs. Suratidja : Bendahara II Untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan dikemudian hari, para calon pengurus terlebih dahulu menandatangani surat pernyataan yang intinya penyelenggaraan pendidikan di SLB/BC Muara Sejahtera benar-benar bersifat amal, pengabdian, dan untuk meningkatkan profesionalisme dibidang
93
pendidikan dan pelayanan bagi Anak Luar Biasa yang istilah sekarang anak berkebutuhan khusus . Pada tanggal 29 Januari 1990, Akte Notaris Yayasan selesai dibuat dan domisili yayasan berada di wilayah Jakarta Selatan. Setelah pengurus memiliki Akte Notaris, maka diadakan observasi dan pendataan terhadap Anak Luar Biasa di sekitar Kelurahan Lebak Bulus, Kelurahan Karang Tengah dan di tempat lain yang menurut para pengurus yayasan memungkinkan untuk mendirikan SLB, tetapi semua usaha belum berhasil. Untuk selanjutnya para pengurus yayasan mengadakan pendataan dengan menghubungi Bapak Lurah Cireundeu, Bapak Lurah Pisangan dan Bapak Lurah Pondok Cabe Ilir. Dari hasil pendataan ditemukan 8 orang anak luar biasa, 5 orang berdomisili di keluarahan pondok cabe ilir dan 3 orang berdomisili di kelurahan Cireundeu Ciputat. Berdasarkan musyawarah pengurus
yayasan,
maka
ditetapkan
pendirian SLB/BC Muara Sejahtera di kelurahan Pondok Cabe Ilir dengan mengontrak sebuah rumah di jalan cabe III, terhitung tanggal 1 November 1989. Tanggal 1 November 1989 diadakan rapat antara orang tua anak dan pengurus yayasan yang intinya kegiatan belajar mengajar akan dilaksanakan tanggal 10 November 1989. Kegiatan belajar mengajar di SLB/BC Muara Sejahtera secara resmi dilaksanakan tanggal 10 November 1989, oleh 2 orang guru yakni Drs.Suhadi dan Drs.Zulbadi, murid yang hadir 5 orang. Setelah kegiatan belajar dilaksanakan dan pengurus yayasan meyakini benar bahwa kegiatan tersebut
94
perlu ditangani dengan serius, maka usaha pembenahan administrasi dan pelaporan segera diselesaikan. Dalam waktu yang tidak terlalu lama semua pelaporan dan administrasi Yayasan dan SLB/BC Muara Sejahtera dapat diselesaikan dengan baik, karena besarnya perhatian pemerintah setempat terhadap kegiatan tersebut. Pada tanggal 1 November 1990, SLB/BC Muara Sejahtera pindah ke jalan kelor II, Pondok Cabe Ilir dengan bangunan sekolah masih tetap kontrak tahunan. Setelah berpindah-pindah mengontrak, SLB/BC Muara Sejahtera mendapat bantuan dari Depsos Rp. 13 Juta dan direalisasikan untuk pembelian tanah seluas 250 meter² di jalan Trubus II Pondok cabe pamulang. Pada tanggal 13 Mei 1992, dengan persediaan dana sebesar Rp. 3 juta dari IMESCO DITO, Ibu E.N.Sudharmono dan H. Suryana Patma dimulai peletakan batu pertama, hal ini untuk menghindari kontrak rumah yang akan berakhir pada tanggal 1 November 1992. Pada hari itu juga diluar dugaan pengurus Lions Club Jakarta Matahari dan Lions Club Jakarta Nusa Indah datang di lokasi dan menyampaikan akan memberi bantuan gedung sekolah. Tanggal 31 Mei 1992 pengurus Yayasan Pendidikan Muara Sejahtera menerima bantuan bangunan secara simbolik dari Presiden Lions Club Jakarta Matahari dan Lions Club Jakarta Nusa Indah. Pada tanggal 10 November 1992 Gedung di SLB/BC Muara Sejahtera diresmikan oleh Ibu E.N.Sudharmono.
95
Pada tahun 1996 SLB/BC Muara Sejahtera mendapat bantuan dana dari Ibu E.N.Sudharmono sebesar 10 Juta dan dibelikan tanah di bagian belakang seluas 70 meter² Pada bulan Januari 1998 dalam rangka HUT Pelita SLB/BC Muara Sejahtera mendapat bantuan dana yang dipakai untuk membangun dua lokal kelas dengan tambahan dana dari Lions Club Jakarta Matahari dan keluarga Alm. Ibu Ali Wardana. Pada akhir tahun 1999 SLB/BC Muara Sejahtera mendapat bantuan jalan setapak dari keluarga Bapak H. Arnadi karena selama ini tidak mempunyai jalan. Pada akhir tahun 2001 akhirnya SLB/BC Muara Sejahtera mendapat dana pinjaman untuk pembebasan tanah depan yang sudah di idam-idamkan sejak lama. Seluas 160 meter², sehingga mempunyai halaman untuk bermain dan sarana olah raga anak-anak. Pada tanggal 20 Desember 2003 mulai di bangun secara bertahap penambahan kelas yang rencananya akan di bangun sebanyak 6 lokal dan 1 kamar mandi di halaman belakang dengan bantuan dari berbagai pihak diantaranya, Bapak Menkokesra, Bapak Bupati Kab.Tangerang, PT PAS dan donatur perorangan. Perkembangan dari tahun ke tahun ini tak luput dari antusiasme berbagai pihak pendukung pendidikan yang Insya Allah tak pernah padam.
96
B. Visi, Misi dan Tujuan SLB-BC Muara Sejahtera SLB/BC Muara Sejahtera yang memberikan pelayanan pendidikan bagi anak tuna rungu, tunagrahita, hiperaktif dan autis mulai dari TKLB sampai SMLB di daerah Pondok Cabe dan Sekitarnya mempunyai visi,misi dan tujuan sekolah sebagai berikut: 1. Visi Unggul dalam pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus sehingga menjadi manusia yang beriman dan taqwa, mandiri dan berperan di masyarakat. 2. Misi a. Menuntaskan wajar pendidikan dasar 9 tahun bagi anak berkebutuhan khusus di sekitar Pondok Cabe. b. Meningkatkan kualitas pendidikan dengan memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan pengalaman kerja bagi anak berkebutuhan khusus sehingga para lulusan siap memasuki dunia kerja di masyarakat. c. Menjalin kerja sama dengan berbagai pihak terkait untuk pengembangan pendidikan Luar Biasa. 3. Tujuan a. Memberikan kesempatan belajar bagi anak berkebutuhan khusus di daerah Pondok Cabe dan sekitarnya. b. Mewujudkan iklim masyarakat belajar di daerah Pondok Cabe dan sekitarnya.
97
c. Menjalin hubungan dan kerja sama dengan tokoh masyarakat dan penduduk
sekitar
untuk
turut
berperan
serta
dalam
penyelenggaraan pendidikan. d. Meningkatkan mutu pelayanan pendidikan luar biasa dengan memberdayakan seluruh potensi sumber daya sesuai dengan ciri khas masyarakat setempat.
4. Sasaran Didik Yayasan Pendidikan Muara Sejahtera memprakarsai berdirinya : 1. SLB B Muara Sejahtera Memberikan pelayanan pendidikan bagi siswa tuna rungu dari tingkat TKLB, SDLB, SLTPLB, dan SMLB. 2. SLB C Muara Sejahtera Memberikan pelayanan pendidikan bagi siswa tunagrahita ringan dan sedang yang mencakup jenjang : a). TKLB-C, SDLB-C, SLTPLB-C,SMLB-C b). TKLB-C1, SDLB-C1, SLTPLB-C1, SMLB-C1 3. Unit Pelayanan Khusus Memberikan pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus dengan system terapi dan remedial yang selanjutnya pada kondisi tertentu siswa akan masuk ke sekolah biasa atau SLB sesuai dengan kondisi siswa.
98
Saat ini baru melayani siswa hiper aktif dan autis dan sedang dijajaki bagi siswa berkesulitan belajar dan intervensi dini.
E. Muara Sejahtera Dari tahun ke tahun -
Tahun 1989-1991 Pada saat berdirinya SLB Muara Sejahtera merupakan satu unit pendidikan yang menangani anak tunarungu dan tunagrahita dalam satu naungan yang disebut SLB/BC Muara Sejahtera. Pada tahap awal ini merupakan masa-masa sulit dan penuh perjuangan dimana kondisi sekolah yang tidak menetap dan sangat memprihatinkan kadang beralas tanah beratap asbes jauh dari nyaman bagi situasi belajar. Namun demikian para pengajar walaupun dengan honor alakadarnya tak mematahkan semangat untuk terus melaksanakan kegiatan belajar bahkan menyusuri pelosok mendata, memberi pengertian kepada para orang tua dan mengajak siswa yang berkebutuhan khusus agar mau bersekolah.
-
Tenaga pengajar Beberapa tenaga pengajar yang pernah mengajar di SLB Muara Sejahtera pada masa ini yaitu ; 1. Drs. Suhadi 2. Jatmiko 3. Drs. Slamet Santoso 4. Sugiyanto
99
5. Nurwidayati Pada akhir tahun 1991 mendapat bantuan guru Negeri dari Kanwil Depdikbud Prop. Jawa Barat waktu itu yaitu Dra. Tati Nurul Hayati pindahan dari SLB/AYKB Garut. -
Siswa Jumlah siswa sampai akhir tahun tercatat 14 orang siswa tunarungu 14 orang siswa tunagrahita
-
Program Kerja dan hubungan dengan Masyarakat Keadaan sekolah yang memprihatinkan di pinggiran Jakarta tersebut ternyata mengundang simpati dan dukungan dari masyarakat hingga sempat diliput salah satu TV swasta terbesar saat itu dan menggugah Ibu E.N.Sudharmono sebagai isteri Wapres saat itu yang memberi perhatian besar dan menjadi tonggak perubahan bagi SLB/BC Muara Sejahtera. Semua bantuan tersebut yang sampai dipergunakan untuk kelangsungan pendidikan dan melaksanakan program-program yang dilaksanakan di SLB /BC Muara Sejahtera seperti pengadaan alat-alat pendidikan,sarana,kegiatan makan bersama. Tahun 1992-2000 Pada tanggal 10 Desember 1992, Gedung SLB/BC Muara Sejahtera diresmikan oleh Ibu E.N.Sudharmono sebagai bentuk bantuan dari Lions club Jakarta Matahari dan Lions Club Jakarta Dahlia. Seiring dengan berjalannya waktu kegiatan-kegiatanpun mulai berjalan dengan mapan,murid dan guru terus bertambah silih berganti namun bukan berarti
100
perjalanan mulus ada saja kendala yang mengganjal diantaranya tertutupnya jalan ke sekolah karena terhalang tanah milik orang lain. Dengan negosiasi yang alot akhirnya SLB/BC diperkenankan memakai jalan setapak selebar 0,50 m dan mengambil dari pinggiran kali 0,50 m walaupun sempitnya jalan ini agak mengkhawatirkan mengingat berbagai kondisi anak-anak luar biasa kurang leluasa untuk menapaki jalan. Pada akhir tahun 2000 Yayasan dapat mengusahakan pinjaman untuk dapat membeli tanah depan sehingga selain leluasa untuk jalan anak-anak juga mendapat sarana untuk olahraga dan bermain.Tenaga pengajar Beberapa tenaga pengajar dan kepala sekolah yang bertugas silih berganti di SLB/BC Muara Sejahtera diantaranya : 1. Drs.Slamet Santoso
6. Dra.Iis Ratnadinwati
2. Dra.Tati Nurul Hayati
7. Asniati
3. Nurwidayati
8. Sri Hartati
4. Sumiati
9. Sri Puji Taryanti
5. Minto Basuki
Pada tahun 1997-1999 SLB/BC Muara Sejahtera pernah membuka TK untuk umum namun karena berbagai kendala TK tersebut ditutup kembali. Program siswa kerja dan hubungan masyarakat
50
Mengingat jumlah siswa cenderung bertambah, maka sekolah mengupayakan penambahan lokal dengan memanfaatkan lahan belakang sebanyak 2 kelas selama itu juga dengan bantuan berbagai pihak alhamdulillah tanah dibagian depan dapat diurug dan di benteng sehingga kelayakan sekolah sudah mulai tampak. Beberapa program penunjang pendidikan yang di laksanakan di sekolah diantaranya : Program orang tua asuh Beberapa donatur Berkembangnya dunia pendidikan dan tumbuhnya kesadaran penuh dari orang tua siswa berkebutuhan khusus, pemerintah dan masyarakat untuk mengangkat pendidikan khusus lebih terangkat ke permukaan mulai terasa semenjak naiknya Subdit PLB menjadi Direktorat PLB. Beberapa isu seperti aksesibilitas, inklusi, penanganan autis, akselerasi dsb mendongkrak perubahan pandangan terhadap pendidikan khusus secara perlahan.54
54
Selayanng Pandang SLB/BC, Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang Banten
51
C. Struktur SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Tahun Pelajaran 2006-2007 STRUKTUR ORGANISASI SLB/BC MUARA SEJAHTERA PONDOK CABE PAMULANG TANGERANG BANTEN Komite Sekolah
Kepala Sekolah
Ketua Yayasan
Drs. Amin Bagus, M. Pd
Mansur Qurtubi, BA
Drs. Zulbani, M. Pd
Tata Usaha Iyef Syahdudin, S. sos
Guru kelas Evi Hovpipah, S. Pd
Koordinator B
Koordinator C
Dwi rianti rumiyani
Drs. Iis ratna dinwanti
Guru kelas Agus Helfi Rahman
Guru kelas Dwi Rianti Rum
Guru kelas Sri puji taryanti
Guru kelas Isma Endah
Guru kelas Siti Nur Hayati, S. Ag
Guru kelas Endang Sri Wahyuningsih, S. Ag
Peserta Didik
Guru kelas Iyef Syah Dudin, S. sos
BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA
A. Pendekatan Bimbingan Ibadah Shalat Pada Anak Tunagrahita-C di SLBBC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Pada dasarnya setiap anak yang diciptakan sudah diberi bakat dan potensi-potensi fitri yang dapat diarahkan kepada kebaikan sebagaimana pula dapat diarahkan kepada kejahatan. Rasulullah saw bersabda :
ِ َِِا6َ!ُ=دَِ ِ اَوْی-َ<ُُ ی7ْا-َ َ>َ َِ اْ@ِ?َْة0َ" َُْ-ُْدٍ ی-ُْ-َﻡَﻡِْ ﻡ " 0رى وﻡE ا7َِآَِ ِ )رواBٍُ اَوْی2َ=َِ ِ وَِ رِوَای3َ!ُاَوْی (ا هیة Artinya : Seseorang tidak di lahirkan kecuali dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanya yang menjadikan yahudi, nasrani, dan majusi dalam riwayat lain musyrik ( HR. Bukhari Muslim)55
Sesungguhnya yang mengajarkan prinsip-prinsip agama islam pada anak sewaktu kecil seperti ajaran shalat, ajaran shalat adalah yang sangat penting yang disadari oleh orang tua, khususnya dan diperhatikan oleh pendidik (guru), karena hal itulah yang menentukan masa depan anak kejenjang keluhuran dan kesempurnaan.
55
Imam AL Bukhari, Shahih, (Semarang : Toha Putra, tt) Jaz II, h. 97.
Shalat adalah salah satu bentuk ibadah yang disyariatkan sebagai ibadah yang wajib dilaksanakan (fardhu a’in) bagi setiap mukmin laki-laki maupun perempuan yang mukhalaf (sudah baligh). Berarti setiap muslim yang lahir ke dunia ini dan berada dalam lingkungan keluarga yang muslim, kelak ia akan di kenakan taklif (kewajiban) untuk melaksanakan shalat. Akan tetapi anak tunagrahita ini tidak dikenakan takilf (kewajiban) dikarenakan mereka merupakan anak yang memiliki keterbatasan dalam membedakan mana yanng hak
dan mana yang batil, sehingga mereka
memerlukan suatu bimbingan yang terus menerus dalam hidupnya (kurang mampu untuk mandiri sepenuhnya). Secara eduktif metodologis, membimbing anak tunagrahita untuk melaksanakan ibadah terutama ibadah shalat, karena itu memerlukan beberapa metode yang sesuai dalam bimbingan tersebut. Sehingga dengan harapan metode-metode yang diberikan dapat memenuhi harapan yang diinginkan (potensi anak bisa dioptimalkan), dalam hal ini akan diuraikan beberapa metode yang berpengaruh terhadap bimbingan ibadah shalat bagi anak tunagrahita-C di SLB-BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang. Adapun metode yang dimaksud adalah : 1. Metode Nasihat ( ceramah ) Sebagian ilmu berkata nasihat adalah perhatian hati terhadap yang di nasihati siapapun dia. Nasihat ialah salah satu cara dari al-mau’izahu alhasanah yang mengingatkan dari segala perbuatan pasti ada sangsi dan akibatnya. Al-Asfahani memberikan pemahaman terhadap term tersebut
dengan makna al-mau’idzah merupakan sebuah tindakan yang mengingatkan seseorang dengan baik dan lemah lembut agar dapat meluluhkan hatinya. Secara terminologi nasihat adalah memerintah atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi dengan motivasi dan ancaman. Adapun pengertian nasihat dalam kamus bahasa Indonesia balai pustaka adalah membrerikan petujuk kepada jalan yang benar. Juga berarti mengatakan sesuatu yang benar dengnan cara melunakan hati.56 Nasihat harus berkesan dengan jiwa atau mengikat jiwa dengan keimanan dan petunjuk. Allah SWT berfirman dalam surat An-Nisa ayat 66
m Ez +5 q
R 3zJ)+i q*) *+>
® i+ +5 °J ¯s E u=⌧2 ¡ Ia -x±JS²+, Artinya :”Dan Sesungguhnya kalau kami perintahkan kepada mereka: "Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampungmu", niscaya mereka tidak akan melakukannya kecuali sebagian kecil dari mereka. dan Sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka),”
Ibnu Taimia menjelaskan ada beberapa sifat yang harus di miliki oleh seseorang penasihat diantaranya adalah harus memiliki ilmu tentang keadaan orang yang diperintah dan yang dilarang. Adapun memberikan nasihat
56
Sulchan Yasyin, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya : Amanah), h. 340.
merupakan salah satu seseorang dalam menuntun orang lain menuju kepada jalan yang baik. Sedangkan nasihat kepada kaum muslimin pada umumnya menolong mereka dalam hal kebaikan dan melarang mereka berbuat keburukan, membimbing mereka kepada petunjuk dan mencegah mereka dengan sekuat tenaga dari kesesatan, mencintai kebaikan untuk mereka sebagaimana mereka mencintainya untuk dirinya sendiri, dikarenakan semua adalah hamba-hamba Allah, maka haruslah bagi mereka seorang hamba untuk memandang mereka dengan kacamata yang satu yaitu kacamata kebenaran. Adapun kita semua adalah hamba-hamba Allah yang diperintahkan untuk saling menasihati, ini dapat kita lihat pada beberapa ayat al qur’an diantaranya adalah : Allah berfirman dalam Surat Al - Ashr ayat 1 – 3
JK A JaA */5 A {a7u N+5 98j qI Oi2 #JK +J)^:5 q*)☺ q9+, +/5J q9+, Am Ja5^:5J Artuinya : ”Demi masa.Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. Untuk menjadi seorang penasehat ada beberapa sifat diantaranya adalah : Orang tersebut harus memiliki ilmu keadaan orang yang di
nasihatinya. Adapun yang dimaksud metode nasihat di sini adalah dalam bantuk ceramah atau arahan pada anak didik serta memberikan contoh mana yang baik dan mana yangn buruk. Metode nasihat yang baik diterapkan di SLB-BC Muara Sejahtera Pondok Cabe ini sudah sesuai dengan firman Allah
Allah SWT berfirman dalam surat An-Nahl ayat 125
SJ(Q 30Jv eN(kJK z Y ☺ /³J YI98Y /³ Y+s ☺/5 Q g25J M&/5= q * S¨Q JK e &987 39 ☺J ¬M()7 ¬M()7 * q °J0Jv O= x7&☺/5J Artinya : ”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orangorang yang mendapat petunjuk”.
Jadi nasihat disini adalah sudah menjadi kewajiban kaum muslilmin laki-laki maupun kaum muslimin perempuan, dari nasihat disini tidak membedakan mana yang IQ nya normal dan mana yang IQ nya kurang normal Allah SWT berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 2
N(, qT *+, q ~/K¨x5 J´ag5/5 N(, qT *+, "#
7=*/5 gM/M JK q 2 qsK , e gW+K*/5 &=E=⌧2 2 A Artimya : ”Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya 2. Metode Pembiasaan Metode pembiasaan merupakan proses pemahaman kebiasaan dalam pembinaan pribadi anak sangat diperlukan pembiasaan yang cocok dan sesuai dengan perkembangan jiwanya. Karena metode ini digunakan untuk mendidik atau membimbing anak dengan jalan membiasakan anak agar ia terbiasa, baik melalui teladan orang tua atau pembimbing. Pembiasaan tersebut akan membentuk sikap tertentu, lambat laun sifat itu akan bertambah jelas dan kuat karena telah menjadi bagian dari pribadinya. Siswa akan cenderung akan melaksanakan shalat karena ada pembiasaan dari lingkungannya untuk melaksanakan shalat, hal tersebut sesuai dengan pendapat ibu Zakiah Daradjat yaitu ” Apabila sianak tidak terbiasa melaksanakan ajaran agama terutama ibadah (secara konteks seperti shalat, puasa, membaca al-qur’an dan berdo’a) dan tidak pula dilatih atau di biasakan hal-hal yang di perintahkan Allah dalam kehidupan sehari-hari serta tidak dilatih untuk menghindari larangannya, maka pada waktu dewasanya nanti ia akan cenderung kepada sikap acuh tak acuh, anti agama atau sekurangkurangnya ia tidak akan merasakan pentingnya agama bagi dirinya. Tapi
sebaliknya, anak yang mendapatkan pelatihan dan pembiasaan agama, pada waktu dewasanya nanti akan merasa kebutuhan akan agama. 57 Pembiasaan merupakan proses penanaman kebiasaan. Yang dimaksud dengan kebiasaan (habit) ialah cara-cara bertindak yang persistent, uniforem, dan hampir-hampir otomatis (hampir-hanpir tidak disadari oleh pelakunya). Pembiasaan merupakan salah satu metode pendidikan yang sangat penting terutama bagi anak-anak. Dalam kondisi seperti ini mereka perlu dibiasakan dengan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, dan pola pikir tertentu. Anak perlu dibiasakan untuk mandi, makan, tidur, secara teratur, serta bermain-main, berbicara, belajar, dan sebagainya. Seseorang yang telah mempunyai kebiasan tertentu akan dapat melaksanakannya dengan mudah dan senang hati. Bahkan, segala sesuatu yang telah menjadi kebiasaan dalam usia muda sulit untuk dirubah dan tetap berlangsung sampai hari tua Di dalam al qur’an banyak ayat-ayat yang menunjukan kepada penggunaan metode pembiasaan. Diantaranya terdapat firman Allah dalam surat An-Nur 58 sebagai berikut :
$¦i2
DEFG E qI Oi2 Tg0/. x8z5 M I ☺E 7+ () M+5 Oi2 *) /³ q*)S E 57
Zakiah Darajat, llmu Jiwa Agama, (Jakarta : Bulan Bintang, 1996), Cet, Ke- 15, h. 64.
e X R()M M I m 7µ⌧Z/5 <e()9 3S+i 0M *"_+, Oc( <a J2s5 <e()9 =* &R()M e @*/5 $☯/0+5 e 25 Q J/z() ] "# /0() ] e u* =* S I /0() ] $%*>X+ e k·* eN(, svs_* &OJc SE S5⌧0⌧ E +5 AJC _Mz MzJ) ] Artinya :”Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan Pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya'. (Itulah) tiga 'aurat bagi kamu[1047]. tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu[1048]. mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” Adapun pembiasaan dalam bahasa metodologi adalah ”Trayel and Error”
Dan menurut pribahasa Arab adalah :
ًْاJُِ اَِ ﺕLَHْMَ اَدَةُ ﺕ.ُُ اَدَة2َِ ْ'Hا Artinya : Pendidikan adalah pembiasaan dan pembiasaan adalah merupakan pengulangan. Jadi dengan demikian pembiasaan ibadah shalat hendaknya dengan usaha, apalagi anak tunagrahita yang perlu arahan dan bimbingan khusus yang terus menerus. Ketika di rumah orang tualah yang sangat berperan kepada
anaknya agar bisa atau membangkitkan kesadaran terhadap tingkah laku yang di biasakan (ibadah shalat). Sedangkan guru ibadah shalat khusus tunagrahita haya mampu memberikan teori dan praktek di sekolah saja tentang ibadah shalat. Maka sangat tinggilah peran orang tua dalam bimbingan terhadap anaknya ketika dirumah menjadi anak yang agamis. 3. Metode Praktek Metode praktek lapangan bertujuan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan peserta dalam mengaplikasikan pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya. Kegiatan ini dilakukan dilapangan yang bisa berarti ditempat kerja, maupun di masyarakat. Keunggulan dari metode ini adalah pengalaman nyata yang diperoleh bisa langsung dirasakan oleh peserta, sehingga dapat memicu kemampuannya. Sifat metode praktek adalah pengembangan ketrampilan. Jadi metode prktek adalah metode implementasi dari metode pembiasaan dalam rangka pembelajaran, khususnya pelajaran pendidikan agama islam. Sedangkan tujuannya adalah supaya mampu mengetahui tatacara pelaksaanakan kegiatan pelaksanaan bimbingan ibadah dalam kehidupanya sehari-hari khususnya ibadah shalat. Dan metode ini bersinambungan dengan hadits nabi yang berbunyi :
َP : '0ََْ ِ وَﺱ0َ" ْلُ ا ﺹَ&' ا-ُ َلَ رَﺱ: ُْل-ُNََ"َْ اَ ِ هَُیَْةَ ی ً ِQَ ُْJْ!ِیََْ َ' اََُﻡ
Artinya : Dari Abu Hurairoh berkata, Rasulullah Saw bersabda. Janganlah minum diantara kamu dengan berdiri58 Dari hadits diatas dapat kita simpulkan bahwa apabila seseorang melarang atau merintah jangan saja mampu berbicara akan tetapi mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Pendekatan Bimbingan Ibadah Shalat
Pada Anak Tunagrahita–C
SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang Pendekatan yang di inginkan untuk membimbing ibadah shalat pada anak tunagrahita-C di SLB-BC Muara Sejahtera Pondok Cabe adalah pendekatan individual. Pendekatan individual adalah melakukan komunikasi langsung secara individual dengan yang di bimbing (klien). Hal ini dilakukan oleh pembimbng (guru agama) di SLB-BC Muara Sejahtera Pondok Cabe, untuk membimbing ibadah shalat khususnya. Adapun pendekatan ini digunakan ketika guru sedang mengajarkan gerakan dan bacaan shalat. Pelaksanakan dilakukan dengan program karena bacaan dengan gerakan shalat itu dilakukan secara berkelompok, apalagi anak tunagrahita yang dalam kehidupannya selalu memerlukan pendekatan individual. Anak-anak akan memperhatikan gerakan yang sedang dicontohkan oleh pembimbing kemudian anak (klien) tersebut menirukan gerakan dan bacaannya dalam shalat
58
Syekh bin Bazz, Shoheh Muslim, (Beirut Lebanon : Darul Fikri) Cet. ke-2, h. 279.
Jadi pendekatan individual ini sangat efektif walaupun membutuhkan waktu yang cukup lama karena sesuai dengan kemampuan IQ nya nasingmasing. Ada beberapa target untuk membimbing ibadah shalat pada anak tunagrahita-C di SLB-BC Muara Sejahtera Pondok Cabe. Adapun targetnya yaitu, anak mampu mengikuti dan mengulang-ngulang gerakan dan bacaan yang telah diperaktekkan dan dilafalkan oleh pembimbing(guru agama) serta gerakan-gerakan yang di concohkannya.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Pada ahkir bagian skripsi ini, dari data serta informasi yang penulis peroleh serta uraian yang sangat sederhana penulis sekiranya dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Anak tunagrahita adalah anak yang mempunyai IQ di bawah anak-anak normal yang terjadi pada masa perkembangan anak pada sebelum usia 18 tahun dan di sertai gangguan ada penyesuaian tingkahlaku sehingga membutuhkan program pendidikan khusus 2. Anak tunagrahita terbagi menjadi tiga tingkatan a. Tunagrahita ringan (IQ 50-70) b. Tunagrahita sedang (IQ 30-50) c. Tunagrahita berat dan sangat berat (IQ di bawah 30) 3. Bimbingan adalah menyajikan pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengambil suatu keputusan atau memberikan sesuatu sambil memberikan nasihat, pengarahan, dan menuntun suatu tujuan 4. Ibadah merupakan suatu nama yang mencakup segala perbuatan yang disukai dan diridhai Allah
Swt. Dan kita sebagaimana hambanya
semaksimal mungkin kita untuk mengabdikan dirinya kepada sang khalik guna meraih keridhaan-Nya, serta meraih keselamatan di dunia dan di akhirat.
5. Adapun metode pelaksaanan bimbingan ibadah shalat di sekolah SLB-BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang menggunakan beberapa metode diantaranya adalah : (1). Metode Nasihat (ceramah) yaitu metode yang menerangkan tentang ucapan atau kata-kata yang lemah lembut di depan anak didiknya.
(2). Metode Pembiasaan adalah
merupakan suatu proses penanaman kebiasaan dalam pembinaan pribadi anak sangat di perlukan pembiasaan yang sangat cocok dan sesuai dengan perkembangai jiwanya. (3). Metode Peraktek adalah bertujuan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan anak didik dalam mengaflikasikan pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya.
B. Saran Mengingat waktu bimbingan ibadah shalat pada anak tunagrahita-c khususnya, karena bimbingan ibadah shalat dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam keluarga ataupun dalam lingkungan. Ada beberapa saran yang penulis kemukakan yang kiranya dapat menjadi maslahat guna untuk meningkatkan kualitas kegiatan pelaksanaan bimbingan ibadah shalat pada siswa SLB-BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang yang lebih baik lagi yaitu : 1. Dari pihak sekolah harus menyediakan ruangan khusus unuk melaksankan suatu ibadah khususnya ibadah shalat, guna untuk semaksimal mungkin guru idabah membimbingnya
2. Kiranya guru agama atau pembimbing agar senantiasa meningkatkan terus pendekatannya
pada
anak
tunaggrahita
khususnya,
guna
untuk
menciptakan kesadaran tentang bantuk-bentuk ibadah dan memproduk anak yang beriman dan bertakwa ke pada Allah Swt 3. Pada guru pembimbing (guru agama) kiranya memanfaatkan waktu yang kiranya telah di sediakan oleh pihak sekolah atau bagian kurikulum di sekolah SLB-BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang sehingga anak yang di bimbing mampu mengaflikasikan kedalam kehidupannya sehari-hari, baik dalam kalangan keluarga maupun dalam kalangan masyarakat sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
-
Kartadinata Sunaryo, H. Drs, Psikologi Luar Biasa, Depdikbud, Jakarta, 1983
-
Suraraga Fadilah. Dr, Solichah, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, Jakarta : PT. Golden Terayon Pres, 1983
-
Arifin, H. M, Teoro-teori Konseling Agama dan Umum, Jakarta : PT.Gorden Terayon Press, 1996
-
Mari Sing Rimbun dan Sofian Efendi, Metodi Penelitian Survai, jakarta : LPES, 1997, Cet. ke-2
-
Suhartono Irawan, Metode Penelitian Sosial, Bandung : Renmaja Rosada, 2000, Cet. ke-2
-
Bungin Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta : PT. Raja Drafindo Persada, 2003, Cet. ke-2
-
Hadi Sutrisno, Metodologi Riset II, Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1984
-
Sugino, Metode Penulisa Administrasi, Bandung : Al-Fabeta, 2005, Cet. ke-12
-
Sitorus Felix. MT, Penelitian Kualitatif Suatu Perkenalan, Bogor : Kelompok Dokumentasi Ilmu Sosial, 1998
-
Moleong. Lexy. J,
Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT.
Remaja Rosada Karya, 1989, Cet. ke-1
-
Poerwandari Kristi. E, Pendekatan Kualitatif dalam Pendekatan Psikologi, Jakatra : LPSP 3 UI, 1998, Cet. ke-1
-
Mangungson frida, Psikologi Pendidikan Luar Biasa, Jakarta : LPSP 3 UI, 1990
-
Mulyono Anton. M, Sri Sukersih, Adi sunarya, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakatra : Depdikbud RI, 1988
-
Mulyono A. dan S. Suedjadi, Bahan Kuliah Ortopedagogik Umum, Jakatra : IKIP, 1993
-
Amin. M, Ortipedogogik, Anak Tunagrahita Bandung : Depdikbud, 1995
-
Cruickshanek Wiliam. M, JohnsonOrvillie, Ph.D.G, Education Of Ekcaftion Chiden and Yauth, School Of Education, Syuracuse University, 1962
-
Sudjadi, Materi Penelitian dan ATG dalam Perkembangannya, Jakarta : Dekdikbud, 1990, Cet. ke-1
-
A, Mallen, Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Ciputat Press, 2002, Cet. ke-1
-
Sartono dan Umar, Bimbingan dan Penyuluhan Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, Bandung : Pusat Setia, 1998, Cet. ke-1
-
Faqih Aunur Rahman, Bimbingan Konseling dalam Islam, Yogyakatra : UII Press, 1996, Cet. ke-2
-
Anti Erman dan Prianto, Dasar-dasar Bimbingan Konseling, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1999, Cet. ke-1
-
Surya. Moh dan Djumhur I, Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah, Bimbingan : CD Ilmu, 1991, Cet. ke-1
-
Hamdani Bakran dan Adz. M, Psikologi Terapi dan Konseling dalam Islam, Yogyakarta : Fajar Pustaka Barat, 2001, Cet. ke-1
-
Arifin. M, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Askara, 1991, Cet. ke-1
-
Baihaki. H, Fiqih Ibadah, Bandung : M 25, 1996, Cet. ke-1
-
Sabik Sayid, Fiqih Sunnah (1),Bandung : PT.Al- Ma’arif,1973,Cet.ke-1
-
Dzakiah Daradjat, Dasar-dasar Agama Islam, Penerbit dan Penyebaran Buku-buku, Jakatra : Indonesia, 1996, Cet. ke-9
-
Nasotion Lahmudin, Fiqih Ibadah, Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999, Cet. ke-2
-
Hawa Sa’id, Mensucikan Jiwa, Jakarta : Rabani Press, 2000, Cet. ke-3
-
Masfuk Juhdi. H, Studi Islam Ibadah, Jakarta :Rajawali Offset, 1992, Cet. ke-2
-
Selayang Pandang SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Pamulang Tangerang Banten, 1988
-
Muzier Suparta. H, Harjani Hefni, Metode Dakwah, Jakarta : Kencana, 2003, Cet. ke-1
-
Mubarok Achmad, Konseling Agama Teori dan Kasus, (Jakarta : PT. Bina Rena Pariwarna, 2002), Cet. ke-3.
-
” Jiwa dalam Al-Qur’an, (Jakarta, Paramadina, 2000), Cet. Ke-1.
-
http://www.curriki.org/ywiki/bin/download/colldagar/B2PENDEKATAN PEMBELAJARANSAINSDISD/.doc di askes pada 20 Februari 2009.
-
http://pwk.undip.ac.id/d3/beritaterkini/partisipatif.httm
-
Pengembangan Program Pendampingan masyarakat dalam Jurnal PMI, Vol I, No. 2, Maret 2004.
-
Isbandi Andi, Pemberayaan Masyarakat dan Intervensi Komunitas, Pengantar pada Penilaian dan Pendekatan Praktis, (Jakarta : Lembaga Penerbit FE-UI,2003).
FORMULIR PENDAFTARAN CALON PESERTA WISUDA ( KE-75) SEMESTER GANJIL/GENAP TAHUN 2009/2010
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama Tempat/Tanggal Lahir Nomor Pokok Fakultas Jurusan Program Judul Skripsi
8. Tanggal Lulus 9. No.Ijazah 10. Indek Prestasi 11. Jabatan dalam Organisasi Kemahasiswaan 12. Alamat Asal
: Khusnul Mubarok : Karawangan,12 Oktober 1982 : 102052025640 : Dakwah dan Komunikasi : Bimbingan dan Penyuluhan Islam :SI : Pendekatan Bimbingan Ibadah Shalat Pada anak TunagrahitaC di SLB/BC Muara Sejahtera Pondok cabe Ilir Pamulang Tangerang : 17 Februari 2009 : : 2, 92 : : Kp Banteng Karamat Rt.20/05 Desa Cikarang Kec. Cilamaya Kab. Karawang
13. Alamat Sekarang
: Jl.Raya Pondok Cabe Ilir Rt.01/04 Pamulang Tangerang
14. Nama Ayah 15. Pendidikan Ayah 16. Pekerjaan Ayah 17. Nama Ibu 18. Pendidikan Ibu 19. Pekerjaan Ibu
: Mahroni : SD : Petani : Siti Fathonah (Alm) : SD : Rumah Tangga
Jakarta, 27 Februari 2009 Tanda tangan Ybs
Khusnul Mubarok
IDENTITAS ALUMNI Wisuda Ke : 75/ Tahun Akademik : 2009/2010 Yang bertandatangan di bawah ini, 1. Nama 2. Nomor Pokok/NIM 3. Jenis Kelamin 4. Tempat/Tanggal Lahir 5. Alamat Asal 6. Alamat Sekarang 7. Kode Pos 8. Telepon 9. Jurusan/Program Studi 10. Judul Skripsi
11. Pembimbing 12. Penguji 1 13. Penguji 2 14. Tanggal Lulus Ujian 15. IP/Yudisium 16. Nomor & tgl ijazah 17. Pekerjaan 18. Alamat Pekerjaan
: Khusnul Mubarok : 102052025640 : Laki-laki : Karawangan,12 Oktober 1982 : Kp Banteng Karamat Rt.20/05 Desa Cikarang Kec. Cilamaya Kab. Karawang : Jl.Raya Pondok Cabe Ilir Rt.01/04 Pamulang Tangerang : 15418 : 081809575543 : Bimbingan dan Penyuluhan Islam : Pendekatan Bimbingan Ibadah Shalat Pada Anak Tunagrahita-c di SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang : Nurul Hidayati, S.Ag, M.Pd : Drs. M. Lutfi, MA : Dra. Hj. Elidar Husein, MA : 17 Februari 2009 : 2, 92 / C : : :
Mengetahui, Ketua Jurusan
Jakarta, 26 Februari 2009 Tanda Tangan Ybs
Drs. M. Lutfi, MA
Khusnul Mubarok
BERITA WAWANCARA
Nama
: Mansur Qurtubi, BA
Jabatan
: Kepala Sekolah
Tempat
: Kantor Sekolah
Hari/ Tanggal
: 15 Agustus 2008
Isi Wawancara T. Dimanakah bimbingan ibadah shalat anak tunagrahita di laksanakan? J. Di Mushala, di karenakan sarana dan prasaran di sekolah kurang memadai, jadi kami dari pihak sekolah langsung bekerjasama dengan masyarakat setempat dan ketua mushala yang ada. T. Apa yang melatar belakangi di laksanakanya bimbingan ibadah shalat pada anak tunagrahita? J. Yang melatar belekangi bimbingan ibadah shalat pada anak tunagrahita adalah untuk melatih pembiasaan pada anak karena ini lebih menggunakan metode pembiasaan, adapun cara maksimalnya mereka memahami dan kurangnya pemahaman, jadi istilah pembiasan mereka untuk melakukan kebiasaan ibadah shalat itu harus continiou dalam melakukan dan melaksanakannya T. Pada tahun berapa bimbingan ibadah shalat untuk anak tunagrahita di laksanakan?
J. Sekitar dari tahun 1990-an bimbingan ibadah shalat pada anak tunagtrahita itu di lakanakan, karena sejak saya sebelum pindak ke sekolah ini juga suda berjalan bimbingan itu, jadi saya disini hanya melanjutkan pogramprogram yang ada dan memantau berjalannya efektifitas bimbingan ibadah shalat anak-anak tunagrahita dan anak-anak yang lainya. T. Siapa yang mengajarkan bimbingan ibadah shalat pada anak tunagrahita di sekolah ini? J.
Yang mengajarkan bimbingan ibadah shalat pada anak tunagrahita di sekolah ini adalah ibu Siti, ibu Isma, dan ibu Iis, Serta di bantu dengan guru-guru kelasnya masing-masing adapun untuk koordinatornya yang saya tunjuk langsung adalah ibu Siti karen ia mempunyai latar belakang dari UIN, sedangkan yang lainya ada yang dari IKIP, ITB, sedangkan yang lainya dari perguruan umum.
T. Kapan bimbingan ibadah shalat anak tunagtrahita itu di laksanakan dan pada jam berapa di laksanakanya? J.
Adapun harinya itu, hari selasa dan hari kamis, akan tetapi disini di wajibkan bagi
seluruh siswa. Adapun jamnya pada jam terakhir tepatnya
pada waktu shalat dzuhur. T. Kenapa bimbinmgan ibadah shalat itu di wajibkan bagi anak tunagrahita? J.
Bukanhanya anak tunagrahita saja, akan tetapi anak tunarungu, bahkan anak anak autis pun ikut melaksanakan bimbingan ibadah shalat, tapai anak autis yang ringan, dan kita kan umat beragama muslim dan kebetulan anak- anak disini mayoritas muslim, jadi kami dari pihak sekolah
mewajibkan anak-anak muslim untuk melaksanakan bimbingan ibadah shalat T. Bagaimana menurut bapak tentang penerapan bimbingan ibadah shalat pada anak tunagrahita? J. Kalau menurut bapak mengenai penerapan atau metode yang digunakan oleh bu Siti dan yang lainnya itu sudah cukup bagus, karena saya melihat sudah ada beberapa anak yang bisa mengaflikasikan kedalam kehidupanya sehari-hari ? T. Bagaimana menurut bapak tentang bimbingan ibdah shalat yang di laksanakan di sekolah ini memberikan kontribusi pada anak tunagrhita? J. Yang bapak lihat sudah walaupun tidak seluruhnya anak mampu anak mengikutu metode –metode yangb ibu siti terapkan dan laksanakan di sekolah ini T. Apakah ada kurikulum tentang bimbingan idabah shalat di sekolah ini? J. Ada, akan tetapi, jika kita megikkuti kurikulum yang ada, ya agak kewalahan dalam membimbinganya karena kurikulum dari DIKNAS itu agak sulit untuk bisa di pahami dan di ikuti oleh anak-anak
Pondok Cabe, 15 Agustus 2008 Interview
Mansyur Qurtubi, BA
Interwviewer
Khusnul Mubarok