KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI MTs KHAZANAH KEBAJIKAN PONDOK CABE ILIR PAMULANG Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh: Sri Wulandari 1080182000005
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEPENDIDIKAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H / 2013
ABSTRAK
Sri Wulandari, Nim. 108018200005, KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI MTs KHAZANAH KEBAJIKAN PONDOK CABE ILIR PAMULANG. Skripsi. Jurusan Kependidikan Islam. Program Studi Manajemen. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta .
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kinerja kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di MTs Khzanah kebajikan pondok cabe ilir pamulang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode deskriptif analisis. Penelitian deskriptif yaitu data yang dikumpulkan lebih banyak berupa kata-kata atau gambar-gambar dari pada angka-angka. Jenis data yang dikumpulkan berupa data kualitatif yaitu diperoleh melalui pemahaman dan penafsiran yang mendalam mengenai makna, kenyataan, dan fakta yang relevan. Adapun responden dalam penggalian data pada penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, staf pendidik dan siswa/i. Penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang juga bersifat kualitatif, yakni teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengelolaan sarana dan prasarana yang dilakukan kepala sekolah di MTs Khazanah kebajikan mulai dari perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, penyimpanan dan pengawasan dilakukan secara bersama-sama, adanya musyawarah dan koordinasi antara kepala sekolah dengan guru-guru, staf pendidikan serta siswa/i. Namun dalam hal inventaris sarana dan prasarana pendidikan belum dilakukan secara berkesinambungan, dikarenakan belum adanya staf khusus yang bertugas untuk menginventaris sarana dan prasarana yang terdapat di MTs tersebut, sehingga sistem inventaris di sekolah tersebut belum berjalan dengan baik. Selain itu juga belum tersedianya ruangan untuk laboratorium komputer secara mandiri, sampai saat ini penggunaan laboratorium komputer bersama dengan jenjang pendidikan Madrasah Aliyah Khazanah kebajikan.
i
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah tercurahkan, sehingga skripsi ini dapat diselaikan. Dengan penuh rasa syukur, pada akhirnya skripsi ini telah dapat diselesaikan. Penulis sangat menyadari bahwa hasil penelitian dari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun alhamdulillah berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dari banyak pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan kendalakendala yang ada. Dengan ketulusan hati, dalam kesempatan ini melalui skripsi penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’i, MA., Ph. D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan beserta segenap jajarannya. 2. Bapak Drs. Rusydy Zakaria, M. Ed., M. Phil., Ketua Jurusan Kependidikan Islam. 3. Bapak Drs. Mu’arif SAM, M. Pd., Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan. 4. Bapak H. Masyhuri, MA. Pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan waktu, arahan, bimbingan, nasehat, motivasi, ilmu, kritik serta saran yang sangat berarti bagi penulis sehingga skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik. 5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang slama ini banyak membimbing penulis
selama belajar di
UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. 6. Bapak H. Suardin Sos. Para guru, staf dan siswa/i MTs Khazanah Kebajikan yang telah memberikan kesempatan dan waktunya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.
ii
7. Ayah dan Umi (Syarifuddin Saibul dan Salimah Rahmalia), Adikadiku tercinta (Awad Mukaffi, Fathia Amalia, Melati Wulansari) yang telah banyak memberikan dukungan baik moril maupun materil, kasih sayang serta do’a yang tak pernah putus sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 8. Tubagus Ahmad Deden Syafe’i, ST. Suamiku tercinta, rasa bangga dan terimakasih atas dukungan yang dengan setia dan penuh kesabaran memberikan semangat, motivasi serta dukungan moril dan materil kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan penuh cinta dan kasih. 9. Tubagus Muhammad Dzaky Zahran Abgary Quartillah, Anakku tersayang, dengan kehadirannya senantiasa membangkitkan semangat dan senantiasa menjadi inspirasi bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Rekan-rekan sahabat seperjuangan KI-MP angkatan 2008 dan seluruh pihak yang terlibat dalam penyelesaian skrpsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Kenangan dan kebersamaan kita tidak akan pernah terlupakan.
Demikianlah semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan kebajikannya. Sebagai penutup, semoga skripsi bermanfaat khususnya bagi penullis dan pembaca umumnya.
Jakarta, 20 Mei 2013
Sri Wulandari
iii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi Lembar Pengesahan Panitia Ujian Skripsi Lembar Pernyataan
Abstrak ...............................................................................................................
i
Kata Pengantar ..................................................................................................
ii
Daftar Isi .............................................................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................
1
A. Latar Belakang ..........................................................................................
1
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah ............................................................................
4
2. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................................................
4
3. Perumusan Masalah .............................................................................
4
C. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR ..............................
6
A. Kajian Teori .............................................................................................. 6 1.
Konsep Kinerja .................................................................................. 6 a. Hakikat Kinerja .............................................................................. 6 b. Indikator Kinerja …………………………………………..…….. 8 c. System Penilaian Kinerja .............................................................. 10 d. Tujuan Penilaian Kinerja dan Pengukuran Kinerja ....................... 11 e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ................................... 12 f. Mengelola Kinerja yang Efektif .................................................... 13
2.
Kinerja Kepala Sekolah ................................................................... 14 a. Definisi Kepala Sekolah ................................................................ 14 b. Peranan Kepala Sekolah Sebagai Manajer .................................... 15 c. Lima Kemampuan yang Harus dimiliki Pemimpin Pendidikan .... 17 d. Kepala Sekolah sebagai Pejabat Formal ........................................ 19 iv
e. Kepala Sekolah sebagai Pendidik .................................................. 21 B. Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan ......................................... 21 1.
Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan ............................... 21
2.
Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ............…..…….. 26 a. Pengertian Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan .......... 26 b. Fungsi-fungsi Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan....... 27 a) Fungsi Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan .......... 29 b) Fungsi Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ............. 33 c) Fungsi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ........ 34 d) Fungsi Penyimpanan Sarana dan Prasarana Pendidikan ......... 35 e) Fungsi Pengawasan Sarana dan Prasarana Pendidikan........... 35
3.
Kerangka Berpikir ............................................................................ 37
BAB III METODELOGI PENELITIAN ...................................................... 40 A. Tujuan Penelitian .................................................................................. 40 B. Tempat Penelitian ................................................................................. 40 C. Desain dan Jenis Penelitian ................................................................... 40 D. Fokus Penelitian ..................................................................................... 41 E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 41 F. Instrumen Penelitian .............................................................................. 42 G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 44
BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................................... 46 A.
Profil Madrasah Tsanawiyah Khazanah Kebajikan ......................... 46 1.
Sejarah singkat .................................................................................. 46
2.
Identitas Sekolah ................................................................................47
3.
Visi, Misi, Motto dan Tujuan .............................................................48
4.
Struktur Organisasi MTs Khazanah Kebajikan ................................. 49
5.
Dewan Guru dan Karyawan .............................................................. 50
6.
Keadaan Siswa/siswi ......................................................................... 53
7. Sarana dan Prasarana (Fasilitas pendidikan di MTs Khazanah Kebajikan) ........................................................................................... 54 B. Deskripsi dan Analisis Data .................................................................... 55 v
1. Kinerja kepala sekolah dalam perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan ........................................................................... 56 2. Kinerja kepala sekolah dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan ........................................................................................... 60 3. Kinerja kepala sekolah dalam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan ........................................................................................... 64 4. Kinerja kepala sekolah dalam penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan ........................................................................................... 71 5. Kinerja kepala sekolah dalam pengawasan sarana dan prasarana pendidikan ........................................................................................... 74 BAB V PENUTUP ................................................................................................ 80 A. Kesimpulan ............................................................................................... 80 B. Saran .......................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 83 Lampiran - Lampiran
vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pendidikan nasional harus menjamin pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan ditengah perubahan global agar warga Indonesia menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cerdas, produktif, dan berdaya saing tinggi dalam pergaulan nasional maupun internasional.1 Pendidikan memiliki peran yang sangat penting didalam menjamin perkembangan dan kualitas kehidupan suatu bangsa. Pendidikan menjadi tolok ukur kemajuan suatu bangsa dan menjadi cermin kemajuan bagi masyarakat. Dengan demikian, pendidikan menempati posisi kunci bagi kemajuan suatu bangsa. Semakin baik kualitas pendidikan, maka semakin baik pula kualitas bangsa itu sendiri, dan itu juga yang diinginkan bagi pendidikan di Indonesia sebagai Negara berkembang. Pelaksanaan pembelajaran dalam pendidikan nasional berpusat pada peserta didik agar dapat : (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) Belajar untuk memahami dan menghayati, (c) Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara 1
Standar Sarana dan Prasarana , (Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, Kementrian Pendidikan Nasional, 2007), h. 5.
1
2
efektif, (d) Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, (e) dan belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Untuk menjamin terwujudnya hal tersebut diperlukan adanya sarana dan prasarana yang memadai. Standar sarana dan prasarana harus memenuhi ketentuan minimum yang ditetapkan dalam standar sarana dan prasarana. Standar sarana dan prasarana ini disusun untuk lingkup pendidikan formal, jenis pendidikan umum, jenjang pendidikan dasar dan menengah yaitu : Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), sekolah menengah pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan sekolah menengah atas Madrasah Aliyah (SMA/MA) . Standar sarana dan prasarana ini mencakup:
1. Kriteria minimum sarana yang terdiri dari perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, serta perlengkapan lain yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah; 2. Kriteria minimum prasarana yang terdiri dari lahan, bangunan, ruang-ruang, dan instalasi daya dan jasa yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah.2 Masyarakat cenderung menjadikan ketersediaan dan perlengkapan sarana prasarana sebagai sebuah ukuran kualitas instansi pendidikan. Oleh karena itu sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu point penting dalam melaksanakan pendidikan di sekolah. Apabila sekolah tidak memperhatikan masalah sarana prasarana pendidikan, maka peserta didik tidak semangat untuk belajar dengan sungguh-sungguh, yang pada akhirnya mengakibatkan prestasi siswa menjadi rendah. Oleh karena itu dengan adanya sarana dan prasarana pendidikan dapat mempermudah bagi semua elemen pendidikan dalam melaksanakan proses pembelajaran di sekolah, selain itu juga sebagai alat atau media pembelajaran dalam 2
ibid., h. 5-6.
3
pencapaian tujuan pendidikan. Hal ini menjadi sangat penting untuk diperhatikan dalam upaya pemenuhan kualitas pada keberhasilan sekolah. Secara umum, sarana dan prasarana disetiap sekolah saat ini sudah memenuhi standar pendidikan, adanya perabot, alat media pembelajaran, gedung dan ruangan yang dapat menunjang sistem belajar mengajar disekolah. Namun kondisi sarana dan prasarana di MTs Khazanah kebajikan pondok cabe ilir pamulang pada saat ini masih kurang optimal, karena di MTs ini masih kurangnya ketersediaan ruangan untuk laboratorium komputer, dengan adanya kondisi ini akhirnya setiap siswa/i MTs yang akan praktek belajar komputer, menggunakan laboratorium dengan cara menumpang dengan laboratorium komputer milik yayasan, yang terletak di gedung jenjang pendidikan Madrasah Aliyah khazanah kebajikan, selain itu juga dalam sistem pengelolaan inventaris barang dan alat-alat media pembelajaran sampai saat ini belum berjalan secara berkesinambungan, dikarenakan belum adanya staf khusus dalam bidang inventaris sarana dan prasarana pendidikan, hal ini tentunya menjadi kendala dalam pengelolaan sarana dan prasana pendidikan di MTs Khazanah kebajikan pondk cabe ilir pamulang. Peran kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana mulai dari perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, penyimpanan dan pengawasan sangat menunjang dalam proses pembelajaran. Jika pegelolaan tersebut dilakukan dengan baik dan berkesinambungan, tentunya proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik. oleh karena itu kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan kemajuan dan keberhasilan sekolah. Dengan demikian kepala sekolah
berkewajiban
meningkatkan
untuk
berusaha
pendayagunaan
dan
seoptimal
pengelolaan
mungkin sarana
untuk
prasarana
pendidikan di MTs Khazanah kebajikan pondok cabe ilir pamulang. Dengan mengamati hal tersebut, penelitian ini mencoba menelusuri fenomena tersebut, sebab-sebab yang melatar belakanginya, serta dampak yang
terjadi
dalam
fenomena
tersebut.
Maka,
penulis
tertarik
4
mengungkapkan penelitian ini dengan judul : “Kinerja Kepala Sekolah Dalam Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Di MTs Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir-Pamulang”.
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah a.
Kurang optimalnya peran dan fungsi kepala sekolah dalam pendayagunaan dan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan;
b.
Kurang tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang berstandar;
c.
Kurangnya keterampilan kepala sekolah dalam perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, penyimpanan, dan pengawasan sarana dan prasarana sekolah.
2. Pembatasan Masalah Agar pembahasan penulisan skripsi ini tidak meluas dan lebih fokus maka penulis membatasi permasalahan pada: Bagaimana kinerja kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di MTs Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir-Pamulang. 3. Perumusan Masalah Agar
penulisan
skripsi
ini
lebih
terarah
berdasarkan
pembahasan masalah diatas, maka penulis merumusakan masalah penelitian sebagai berikut: Bagaimana Kinerja kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di MTs Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir-Pamulang. 4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kinerja kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di MTs Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir-Pamulang.
5
C. Manfaat Penelitian 1.
Secara akademik, penelitian ini dapat menambah wawasan penulis dan masyarakat sekolah atau guru tentang kinerja kepala sekolah dalam Pengelolaan Sarana dan Prasarana pendidikan di sekolah, khususnya menjadi acuan perbaikan kearah yang lebih baik di MTs Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir-Pamulang selain itu, penelitian ini sebagai persyaratan dalam meyelesaikan proses perkuliahan Stara 1 (S1).
2.
Secara Praktis, hasil penelitaian ini dapat menambah perbendaharaan kepustakaan bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya mengenai kinerja kepala sekolah
dalam Pengelolaan Sarana dan
Prasarana pendidikan 3.
Secara pragmatis, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi para mahasiswa. Khususnya mahasiswa KI-Manajemen pendidikan dan mahasiswa pada umumnya yang ingin mengadakan penelitian tentang kinerja kepala sekolah dalam Pengelolaan Sarana dan Prasarana pendidikan.
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN KERANGKA BERFIKIR
A. KAJIAN TEORI 1. Konsep Kinerja a. Hakikat Kinerja Banyak batasan yang diberikan oleh para ahli mengenai istilah kinerja, walaupun berbeda dalam perumusannya namun secara prinsip tampaknya sejalan atau sama. Menurut Frista Artmanda W, dalam kamus lengkap bahasa Indonesia mengemukakan bahwa kinerja adalah: “Sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan kerja seseorang”.1 Menurut Wibowo “Kinerja berasal dari pengertian performance”. Adapula yang memberikan pengertian “performance” sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana proses pekerjaan berlangsung. Selanjutnya Wibowo mengatakan kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi. Dengan demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang
1
Frista Artmanda W, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jombang: Lintas
Media), h. 648
6
7
dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.2 Sedangkan
menurut
E.
Mulyasa
mengatakan
kinerja
atau
performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk kerja.3 Rivai merumuskan kinerja adalah kegiatan yang dilakukan untuk memberikan masukan untuk keputusan penting, seperti promosi, transfer, dan pemutusan hubungan kerja.4 Sedangkan menurut Yaslis Ilyas kinerja adalah proses menilai hasil karya personel dalam suatu organisasi melalui instrumen penilaian kinerja. Pada hakikatnya, penilalian kinerja merupakan suatu evaluasi terhadap penampilan kerja personal dengan membandingkannya dengan standar baku penampilan.5 Menurut Wahjo Sumidjo dalam bukunya “Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoristik dan Permasalahannya”, merumuskan pengertian kinerja kepemimpinan kepala sekolah adalah prestasi atau sumbangan yang akan diberikan oleh kepemimpinan seorang kepala sekolah, baik secara kuantitatif
maupun kualitatif yang terukur dalam rangka membantu
tercapainya tujuan kelompok dalam suatu unit kerja.6 Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja dapat diartikan sebagai kemauan dan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam melakukan pekerjaan sehingga terlihat prestasi pekerjaannya, dalam usaha penerapan konsep, gagasan, ide dengan efektif dan efisien sehingga 2
Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta : Raha Grafindo Persada, 2007), h. 7
3
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Yang Profesional, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2006), Cet Ke-8, h.136 4
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2004), Cet Ke-2. h.426 5
Yasis Ilyas, Kinerja: Teori, Penilaian, dan Penelitian, (Depok, Pusat Kajian
Ekonomi Kesehatan,2002), Cet. 3, h.87 6
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoristik Dan
Permasalahannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2010), h.431
8
tercapai tujuan yang ditetapkan oleh organisasi atau lembaga. Tetapi kemampuan ini bukan hanya pada kemampuan mengelola, tetapi memimpin dan mengaplikasikan semua kemampuan yang ada dalam dirinya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama dalam suatu unit lembaga. Dengan demikian dapat dirumuskan kinerja kepala sekolah berarti prestasi atau kontribusi yang diberikan oleh kepala sekolah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab serta fungsinya sebagai pemimpin dan mengatur penyelenggaraan pendidikan di sekolah. b. Indikator Kinerja Indikator kinerja dipakai untuk aktivitas yang hanya dapat ditetapkan secara lebih kualitatif atas dasar perilaku yang dapat diamati. Indikator kinerja juga menganjurkan sudut pandang prospektif (harapan kedepan) dari pada retrospektif (melihat kebelakang). Menurut Wibowo terdapat tujuh indikator kinerja, 7 yaitu: 1) Tujuan, merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh seorang individu atau organisasi untuk di capai. Tujuan merupakan suatu keadaan yang lebih baik yang ingin dicapai dimasa yang akan datang. Dengan demikian tujuan menunjukkan arah kemana kinerja harus dilakukan. Atas dasar arah tersebut dilakukan kinerja untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan diperlukan kinerja individu, kelompok, dan organisasi. Kinerja individu maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang diinginkan. 2) Standar,
mempunyai arti penting karena memberitahukan
kapan suatu tujuan dapat diselesaikan. Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat dicapai. Tanpa standar, tidak dapat diketahui kapan suatu tujan tercapai. Standar menjawab pertanyaan tentang kapan kita tahu bahwa kita sukses atau gagal. Kinerja seseorang dapat dikatakan
7
Wibowo,op. cit., h. 76-80
9
berhasil apabila mampu mencapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara atasan dan bawahan. 3) Umpan balik, merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur kemajuan kinerja, standar kinerja, dan pencapaian tujuan. Dengan umpan balik dilakukan evaluasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya dapat dilakukan perbaikan kinerja. 4) Alat atau sarana, merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses. Alat atau sarana merupakan faktor penunjang untuk pencapaian tujuan. Tanpa alat atau sarana, tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya. 5) Kompetensi, merupakan persayaratan utama dalam kinerja. Kompetensi
merupakan kemampuan
seseorang untuk
menjalankan
yang dimiliki oleh
pekerjaan
yang diberikan
kepadanya dengan baik. Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. 6) Motif, merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu. Manajer mefasilitasi motivasi kepada karyawan dengan intensif berupa uang, memberikan pengakuan, menetapkan tujuan menantang, menetapkan standar terjangkau, meminta umpan balik, memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu melakukan pekerjaan, menyediakan sumber daya yang diperlukan dan menghapuskan tindakan yang mengakibatkan tidak intensif. 7) Peluang,
Pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk
menunjukan prestasi kerjanya. Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada adanya kekurangan kesempatan untuk
10
berprestasi, yaitu ketersediaan waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat. 8 c. System Penilaian Kinerja Menurut Ilyas Penilaian kinerja adalah “proses menilai hasil karya personel dalam suatu organisasi, biasanya menggunakan instrumen penilaian kinerja”. Melalui penilaian ini kita dapat mengetahui apakah pekerjaan itu sudah sesuai atau belum dengan uraian pekerjaan yang telah disusun sebelumnya. Dengan melakukan penilaian demikian, seorang pemimpin akan menggunakan uraian pekerjaan sebagai tolok ukur. Bila pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan atau melebihi uraian pekerjaan, berarti pekerjaan itu berhasil dilaksanakan dengan baik. Bila di bawah dari uraian pekerjaan, maka berarti pelaksanaan pekerjaan tersebut kurang.9 Penilaian kinerja biasanya dilaksanakan sekali setahun. Cara penilaiannya adalah dengan membandingkan antara hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan itu dengan uraian pekerjaan, atau dengan pekerjaan sejenis lainnya yang telah dilaksanakan oleh personel lainnya dalam jangka waktu satu tahun. Sedangkan Rahman Shaleh dan Faela Nisa10 mengatakan penilaian kinerja dalam rangka pengembangan organisasi dan sumber daya manusia sangat penting artinya. Hal ini mengingat bahwa asumsi setiap orang berkeinginan untuk mendapatkan penghargaan dan perlakuan adil. Penilaian kinerja dapat dijabarkan dalam tujuh hal sebagai berikut: 1) Peningkatan prestasi kerja, 2) kesempatan kerja yang adil, 3) kebutuhan pelatihan pengembangan, 4) penyesuaian kompensasi, 5) keputusan promosi dan demosi, 6) kesalahan desain pekerjaan, 7) penyimpagan proses rekruitmen dan seleksi. Prosesnya dimulai dari penilaian baik oleh kepala sekolah
ataupun
karyawan
memperoleh
umpan
balik
dan
8
Wibowo, op. cit., h. 76-80
9
Yasis Ilyas, op.cit., h.87-88
10
Abdul Rahman Shaleh dan Yunita Faela Nisa, Psikologi Dan Industri,
(Jakarta: UIN Jakarta Dengan UIN Jakarta Press, 2006), cet. 1, h. 57-58
dapat
11
memperbaiki pelaksanaan pekerjaan dan tugas mereka, menjamin setiap karyawan akan memperoleh kesempatan yang adil dalam menempati posisi pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya, memungkinkan adanya program pelatihan yang relevan bagi peningkatan kemampuan mereka, menentukan pemberian kompensasi, gaji, bonus, mengambil keputusan untuk mempromosikan karyawan yang kinerjanya tidak bagus, untuk menilai disain kerja dengan memberikan input data, dan untuk menilai proses rekruitmen dan seleksi karyawan yang telah lalu.11 d. Tujuan Penilaian Kinerja dan Pengukuran Kinerja Menurut Yasis Ilyas12 penilaian kinerja pada dasarnya mempunyai dua tujuan utama yaitu: 1) Penilaian kemampuan personel Merupakan tujuan yang mendasar dalam rangka penilaian personel secara individual, yang dapat digunakan sebagai informasi untuk penilaian efektifitas manajemen sumber daya manusia. 2) Pengembangan personel Sebagai informasi untuk pengambilan keputusan untuk pengembangan personel seperti : Promosi, mutasi, rotasi, terminasi, dan penyesuaian kompensasi. Secara spesifik penilalian kinerja bertujuan antara lain untuk: a) Mengenali SDM yang perlu dilakukan pembinaan b) Menentukan kriteria tingkat pemberian kompensasi c) Memperbaiki kualitas pelaksanaan pekerjaan d) Bahan perencanaan manajemen program SDM masa datang e) Memperoleh umpan balik atas hasil prestasi personel
11
Ibid., h. 59-58
12
Yasis Ilyas, op. cit., h.89
12
Sedangkan menurut Wibowo13 pengukuran terhadap kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui apakah selama pelaksanaan kinerja terdapat deviasi dari rencana yang telah ditentukan, atau apakah kinerja dapat dilakukan sesuai jadwal waktu yang ditentukan, atau apakah hasil kinerja telah tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Pengukuran kinerja yang tepat dapat dilakukan dengan cara: a) Memastikan bahwa persyaratan yang diinginkan pelanggan telah terpenuhi; b) Mengusahakan standar kinerja untuk menciptakan perbandingan; c) Mengusahakan jarak bagi orang untuk memonitor tingkat kinerja; d) Menetapkan arti penting masalah kualitas dan menentukan apa yang perlu prioritas perhatian; e) Menghindari konsekuensi dan rendahnya kualitas; f) Mempertimbangkan penggunaan sumber daya; g) Mengusahakan umpan balik untuk mendorong usaha perbaikan. Oleh karena itu, orang yang melakukan pengukuran kinerja perlu memenuhi persayaratan di antaranya: (1) dalam posisi mengamati perilaku dan kinerja yang menjadi kepentingan individu; (2) mampu memahami tentang dimensi atau gambaran kinerja; (3) mempunyai pemahaman tentang format skala dan instrumennya; dan (4) harus termotivasi untuk melakukan pekerjaan rating secara sadar.14 e. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Menurut Kolb, et al (1984), kerja terbentuk dan meliputi beberapa hal seperti : norma kelompok kerja yang terpusat pada produktivitas, tingkah laku anggota kelompok, kualitas hubungan antar pekerja, manajemen, cara kerja yang direncanakan dan kualitas alat dan bahan dalam pekerjaan. Ada dua faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yaitu:
13
Wibowo, op. cit., h.319-320
14
Wibowo, op. cit., h. 319-320
13
Internal yaitu dari dalam individu sendiri berupa: minat, motivasi, tingkah laku, sikap dan kesehatan pekerja. Faktor ini dapat disebut faktorfaktor kepribadian. Eksternal yaitu dari luar individu seperti pekerjaan itu sendiri, kebijakan, peraturan manajemen, gaji, hubungan atasan dengan bawahan, lingkungan kerjanya, kesempatan, dan peralatan yang digunakan selama bekerja.15 f.
Mengelola kinerja yang efektif Menurut Cullen dan Innocenzo ada enam tugas khusus kepala
sekolah sebagai pembimbing dan pengelolaan kinerja efektif, yaitu memunculkan kredibilitas, mengatur dan mengemukakan tujuan dan harapan, menyusun rencana agar berhasil, memunculkan kinerja diri dan mempermudah pekerjaan memberi contoh, dan memotivasi, membangun moral serta melakukan hubungan interpersonal.16 Kepala sekolah yang profesional akan memberi dampak positif dan perubahan yang mendasar dalam pembaharuan sistem pendidikan di sekolah. Dampak tersebut antara lain terhadap efektifitas pendidikan, kepemimpinan sekolah yang kuat, pengelolaan tenaga pendidikan yang efektif, dan pendayagunaan sarana prasarana pendidikan. Kepemimpinan efektif berkaitan dengan masalah kepala sekolah dalam meningkatkan kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif dengan para guru dalam situasi yang kondusif. Perilaku kepala sekolah harus dapat mendorong kinerja para guru dengan menunjukkan rasa bersahabat, dekat dan penuh pertimbangan terhadap para guru, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Perilaku kepemimpinan yang positif dapat mendorong kelompok dalam mengarahkan dan memotivasi individu untuk bekerja sama dalam kelompok dalam rangka mewujudkan tujuan
15
Abdul Rahman Shaleh, op. cit., h. 60-61
16
Jack Cullen dan Len D‟Innocenzo, Memaksimalkan Kinerja, Terjemah Andi,
(Yogyakarta: Tugu Publisher, 2004), Cet Ke-1, h. 13-23
14
lembaga pendidikan. Salah satu tugas utama yang diemban oleh seorang kepala sekolah adalah memimpin jalannya proses belajar mengajar di sekolah menuju pencapaian hasil belajar yang maksimal. Sebagai pemimpin pembelajaran, kepala sekolah bertanggung jawab atas prestasi atau hasil belajar siswa di sekolah yang dipimpinnya. Dalam kajian mengenai sekolah yang efektif, tanggung jawab langsung untuk memajukan dan meningkatkan pengajaran dan pembelajaran di sekolah terletak di tangan kepala sekolah.17
2. Kinerja kepala sekolah a. Definisi Kepala Sekolah Menurut Wahjosumidjo bahwa ada dua kata kunci untuk memahami definisi kepala sekolah, kedua kata tersebut adalah „kepala‟ dan „sekolah‟. Kata „kepala‟ dapat diartikan „ketua‟ atau „pemimpin‟ dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedang „sekolah‟ adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran.18 Dengan demikian secara sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.19 Kepala sekolah sebagai pemimpin formal, harus bertanggung jawab atas tercapainya tujuan pendidikan melalui upaya peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan kearah peningkatan belajar peserta didik. Untuk itu, kepala sekolah bertugas melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan, baik yang berhubungan dengan pencapaian tujuan
17
Sulistyorini, Peranan Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin
Pembelajaran,Ta’allum Jurnal Pendidikan Islam, 19, 2009, h. 48. 18 19
Wahjosumidjo, op. cit., h.83 Wahjosumidjo, op. cit., h.83
15
pendidikan, maupun penciptaan iklim sekolah yang kondusif
bagi
terlaksananya proses pengelolaan pendidikan secara efektif dan efisien. Dalam hal ini strategi kepemimpinan yang dilaksanakan menjadi sangat penting, karena laju perkembangan kegiatan atau program pendidikan yang ada pada setiap sekolah ditentukan oleh arahan, bimbingan serta visi yang ingin dicapai sekolah. b. Peranan Kepala Sekolah sebagai Manajer Menurut Wahjosumidjo terdapat delapan peranan kepala sekolah sebagai manajer20, yaitu: 1) Kepala Sekolah bekerja dengan dan melalui orang lain (work with and through other people) Pengertian orang lain tidak hanya para guru, staf, dan siswa dan orang tua siswa, melainkan termasuk atasan kepala sekolah, para sekolah lain serta pihak-pihak yang perlu berhubungan dan bekerja sama. Dalam fungsi ini kepala sekolah berperilaku sebagai saluran komunikasi di lingkungan sekolah (as channels of communication within the organization). 2) Kepala Sekolah bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan (responsciable and accountable) Keberhasilan dan kegagalan bawahan adalah suatu pencerminan langsung keberhasilan atau kegagalan seorang pemimpin. Dengan demikian kepala sekolah bertanggung jawab atas segala tindakan yang dilakukan oleh bawahan. Perbuatan yang dilakuakn oleh para guru, siswa, staf dan orangtua siswa tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawab kepala sekolah. 3) Dengan waktu dan sumberdaya yang terbatas seorang kepala sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan. Dengan segala keterbatasan, seorang kepala sekolah harus dapat 20
Wahjosumidjo, op. cit., h.97-99
16
mengatur pemberian tugas secara tepat. Bahkan ada kalanya kepala sekolah harus dapat menentukan suatu priorotas bilamana terjadi konflik antara kepentingan bawahan dengan kepentingan sekolah. 4) Kepala sekolah harus berfikir secara analistik dan konsepsional (must think analytically and conceptionally). Fungsi ini berarti menuntut setiap kepala sekolah harus dapat memecahkan persoalan melalui suatu analisis, kemudian menyelesaikan persoalan dengan satu solusi yang feasible. Demikian pula dengan kepala sekolah harus mampu melihat setiap tugas sebagai satu keseluruhan yang saling berkaitan. Memandang persoalan yang timbul sebagai bagian yang tak terpisahkan dari satu keseluruhan. 5) Kepala sekolah sebagai juru penengah (mediators). Dalam lingkungan sekolah sebagai suatu organisasi, didalamnya terdiri manusia yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda; perangai, keinginan, pendidikan, latar belakang kehidupan sosial. Sehingga tak terhindarkan tumbuh pertentangan atau konflik satu dengan yang lain. Untuk itu kepala sekolah harus turun tangan sebagai pelerai atau penengah. 6) Kepala sekolah sebagai politisi( polticians) Sebagai seorang politisi, berarti kepala sekolah harus selalu berusaha
untuk
meningkatkan
tujuan
organisasi
serta
mengembangkan program jauh ke depan. Untuk itu sebagai seorang politisi kepada sekolah harus dapat membangun hubungan kerja sama melalui pendekatan persuasi dan kesepakatan (compromise). 7) Kepala sekolah adalah seorang diplomat Dalam peran sebagai diplomat dalam berbagai macam pertemuan kepala sekolah adalah wakil resmi dari sekolah yang dipimpinnya.
17
8) Kepala sekolah berfungsi sebagai pengambil keputusan yang sulit ( make difficult decisions) Tidak ada satu organisasi pun yang berjalan mulus tanpa problem. Demikian pula sekolah sebagai suatu organisasi tidak luput dari persoalan, kesulitan dana, persoalan pegawai, perbedaan
pendapat
terhadap
kebijaksanaan
yang
telah
ditetapkan oleh kepala sekolah. Apabila terjadi kesulitankesulitan seperti tersebut diatas, kepala sekolah diharapkan berperan sebagai orang yang dapat menyelesaikan persoalan yang sulit tersebut. c. Lima Kemampuan yang Harus dimiliki Pemimpin Pendidikan Menurut
Soekarto
Indrafachrudi
dalam
melaksanakan
kepemimipinan, hendaknya pemimpin dituntut memiliki kemahiran dan keterampilan dalam mengelola lembaga pendidikan yang di jalaninya, keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah: a) Keterampilan memimpin Dalam hal ini tentunya seorang pemimpin harus mampu menciptakan suasana pekerjaan yang sehat dan menyenangkan, membentuk dan membina moral yang tinggi bagi bawahannya, serta dapat menentukan tujuan dan rencana pekerjaan bersama anggota kelompok, dan juga dapat memberi dorongan semangat dan keberanian kepada anggota kelompok dalam memikl tanggung jawab bersama dalam pendidikan, serta dapat memperlihatkan kebijaksanaan dan memperbesar kreativitas anggota kelompok. b) Keterampilan menjalin hubungan kerja dengan sesama manusia Seorang pemimpin yang baik harus banyak pengetahuan dan pandai bergaul. Agar dapat mengerti bawahannya dengan baik,
18
hendaklah ia harus mengadakan hubungan yang baik, terutama dengan dirinya sendiri, dalam hal ini tentunya seorang pemimpin pendidikan harus mahir dan cakap dalam berbagai hal, yaitu menanamkan dan memupuk sifat harga menghargai, percayai, hormat menghormati, indah mengindahkan, maaf dan memafkan serta saling bantu membantu kepada anggota kelompok, serta mampu menempatkan dirinya pada posisi yang sesungguhnya.21 c) Keterampilan menguasai kelompok Menurut Edward Sallis, Pemimpin memiliki peran yang sangat penting dalam memandu guru dan para administrator untuk bekerja sama dalam satu kelompok tim.22 Seorang pemimpin harus mampu menolong guru dalam mengembangkan sikap dan kariernya, hal ini merupakan langkah pertama menuju group self-discipline. Pemimpin harus rajin mengadakan pertemuan dengan stafnya untuk merumuskan tujuan yang diharapkan sesuai dengan kemampuan anggota, untuk itu pemimpin harus mahir dan cakap dalam hal mengenal dan mengetahui kekuatan, kelemahan, dankekurangan stafnya. d) Keterampilan mengelola administrasi personalia Kepala sekolah harus berusaha mempertinggi mutu pekerjaan guru. Ia juga harus mencoba menempatkan guru dalam posisi yang tepat sehingga mereka merasa senang dan potensi yang ada pada diri mereka dapat dimanfaatkan dengan baik. e) Keterampilan memberikan penilaian
21
Soekarto Indrafachrudi, Bagaimana Memimpin Sekolah yang Efektif, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2006), h. 25-28 22 Edward Sallis, Total Quality Managegement In Education Manajemen Mutu Pendidikan, (Jogjakarta: IRCiSoD, 2008) h.175
19
Kepala sekolah harus mampu mengevaluasi dan dapat memperbaiki situasi belajar mengajar disekolah, dengan membantu guru-guru dalam menilai pekerjaannya, sehingga guru-guru akan mengetahui kekauatan atau kelebihannya disamping kekurangannya. Sehingga mereka dapat memperbaiki kinerjanya dalam belajar mengajar disekolah. Evaluasi itu juga penting bagi kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan supaya mutu pekerjaan dapat diperbaiki dan dipertinggi. Seorang pemimpin melakukannya dengan cara self evaluation, atau dapat juga meminta bantuan dari pihak guru. Ia juga akan dinilai oleh atasannya, orang tua murid, dan masyarakat.23 d.
Kepala Sekolah sebagai Pejabat Formal Kepala sekolah pada hakikatnya adalah pejabat formal, sebab
pengangkatannya melalui suatu proses dan prosedur yang didasarkan atas peraturan yang berlaku. Pemimpin formal dapat diuraikan melalui berbagai pendekatan yaitu; 1) Pengangkatan, dalam rangka pengangkatan seorang kepala sekolah harus didasarkan atas prosedur dan peraturan-peraturan yang berlaku. Prosedur dan peraturan-peraturan yang berlaku dirancang dan ditentukan oleh suatu unit yang bertanggung jawab dalam bidang sumber daya manusia. 2) Pembinaan, dalam rangka membinaankepada kepala sekolah selaku pejabat formal yaitu; a) diberikan gaji serta penghasilan dan pendapatan lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku; b) memperoleh kedudukan dalam jenjang kepangkatan tertentu; c) memperoleh hak kenaikan gaji atau kenaikan pangkat; d) memperoleh kesempatan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi; 23
Soekarto Indrafachrudi, op. cit., h. 25-28
20
e) memperoleh kesempatan untuk pengembangan diri; f) memperoleh penghargaan yang lain atau fasilitas; g) dapat diberi teguran/peringatan oleh atasannya karena sikap, perbuatan serta perilakunya yang dirasakan dapat mengganggu tugas dan tanggung jawab sebagai kepala sekolah. h) dapat dimutasikan atau diberhentikan dari jabatan kepala sekolah karena hal-hal tertentu. 3) Tugas dan Tanggung Jawab Sebagai seorang pejabat formal, kepala sekolah mempunyai tugas tanggung jawab terhadap atasan, terhadap sesama rekan kepala sekolah atau lingkungan terkait, dan kepada bawahan. a) Kepada Atasan Seorang kepala sekolah mempunyai atasan, yaitu atasan langsung dan atasan yang lebih tinggi. Karena kedudukannya yang terkait kepada atasan/sebagai bawahan, maka seorang kepala sekolah wajib loyal dan melaksanakan apa yang digariskan oleh atasan, wajib berkonsultasi atau memberikan laporan mengenai pelaksanaan tugas yang menjadi taggung jawabanya,wajib memelihara hubungan yang bersifat hirarki antara kepala sekolah dan atasan. b) Kepada sesama rekan kepala sekolah atau instansi terkait, dalam hal ini tentunya kepala sekolah wajib memelihara kerja sama yang baik dengan para kepala sekolah yang lain, dan wajib memelihara hubungan kerja sama yang sebaik-baiknya dengan lingkungan baik dengan instansi terkait maupun tokohtokoh masyarakat dan BP3. c) Kepada bawahan, kepala sekolah berkewajiban menciptakan hubungan yang sebaik-baiknya dengan para guru, staf dan siswa, sebab esensi kepemimpinan adalah kepengikutan.24
24
Wahyosumidjo, op. cit., h. 85-89
21
e. Kepala Sekolah sebagai Pendidik Kepala
sekolah
sebagai
seorang
pendidik
harus
mampu
menanamkan, memajukan dan meningkatkan paling tidak empat macam nilai, yaitu: mental, moral, fisik dan artistik. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh setiap kepala sekolah terhadap peranannya sebagai pendidik, mencakup dua hal pokok, yaitu sasaran atau kepada siapa perilaku sebagai pendidik itu diarahkan, dan bagaimana peranan sebagai pendidik itu dilaksanakan. Dalam hal ini terdapat tiga kelompok sasaran utama, yaitu para guru atau tenaga fungsional yang lain, tenaga administratif (staf) dan kelompok para siswa atau peserta didik. Ketiga sasaran tersebut berupa manusia yang memiliki unsur kejiwaan dan fisik yang berbeda-beda antara antara manusia yang satu dengan yang lain. Disamping ketiga sasaran utama pelaksanaan peranan kepala sekolah sebagai pendidik, terdapat pula kelompok sasaran lain, yang tidak kalah pentingnya kontribusi mereka terhadap pembinaan kehidupan sekolah, yaitu organisasi orangtua siswa, organisasi siswa, dan organisasi para guru. Keberhasilan ketiga organisasi tersebut dalam mewujudkan fungsinya tentu saja tidak dapat dilepaskan dari peranan kepala sekolah, khususnya peranan kepala sekolah sebagai pendidik. Sikap mental, moral, kondisi fisik yang sehat dan energik, serta apresiasi dan persuasi positif terhadapa berbagai kresi seni. Kepala sekolah sangat berperan dan menjadi sumber motivasi yang kuat tehadap keberhasilan ketiga organisasi tersebut.25 B. Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan 1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan Sarana pendidikan adalah semua peralatan serta perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses pendidikan disekolah. Contoh: gedung sekolah, ruangan, meja, kursi, alat peraga dan lain-lain.26 25
Wahjosumidjo, op. cit., h. 122 Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang, Administrasi Pendidikan (Malang: IKIP Malang, 1989), h.135 26
22
Menurut Tholib Kasan sarana pendidikan adalah alat langsung untuk mencapai
tujuan
pendidikan,
misalnya:
ruang,
buku,
perpustakaan,
laboratorium dan sebagainya.27 Menurut E. Mulyasa sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran.28 Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan. Pada Undang-Undang No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan: “ Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Nawawi (1987) mengklasifikasikan sarana pendidikan menjadi beberapa macam yaitu dari sudut: (a) Habis tidaknya dipakai, (b) Bergerak tidaknya pada saat digunakan, dan (c) hubungannya dengan proses belajar mengajar29 a) Ditinjau dari habis tidaknya dipakai. Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu: sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan tahan lama. (1). Sarana pendidikan yang habis pakai. Sarana pendidikan yang habis pakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunaka bisa habis dalam waktu yang relative singkat. Sebagai
27
Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Studia Press,
28
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2000), h. 91 2003), h. 49 29
2003), h. 2
Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara,
23
contoh kapur tulis yang biasa digunakan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran. (2). Sarana pendidikan yang tahan lama Sarana pendidikan yang tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus-menerus dalam waktu yang relative lama. Sebagai contohnya adalah bangku sekolah b) Ditinjau dari bergerak tidaknya (1). Sarana pendidikan yang bergerak Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindahkan sesuai dengan kebutuhan pemakainya, sebagai contoh adalah lemari sekolah (2). Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak adalah sarana pendidikan yang tidak bisa atau relative sangat sulit untuk digerakan atau dipindahkan. Sebagai contoh adalah sekolah yang memiliki saluran Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) maka semua peralatan yang berkaitan dengan itu, seperti pipanya, relative atau tidak bisa dengan mudah dipindahkan. c) Ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar (1) Sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar. Contohnya seperti kapur tulis. (2) Sarana pendidikan yang tidak langsung digunakan dalam proses belajar mengajar. Contohnya, lemari arsip dikantor sekolah. Adapun yang dimaksud dengan sarana pendidikan didalam sistem penyelenggaraan pendidikan adalah himpunan sarana yang diperlukan untuk menjalankan proses pendidikan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Himpunan sarana ini dikelompokkan dalam: 1. Sarana tenaga pengajar
24
2. Sarana fisik 3. Sarana Administrasi, dan 4. Waktu30 Sebagai sarana akademik, tenaga pengajar merupakan sarana yang perlu mendapat perhatian. Karena sifat manusiawinya, maka sarana ini harus dikelola secara manusiawi pula. Tenaga pengajar merupakan sarana yang mahal, investasinya lama, kerusakannya mudah. Seorang tenaga akademik yang karena sebab kecil kehilangan motivasi dapat dikatakan tidak berfungsi lagi, oleh karena itu pembinaan sarana ini sangat penting. Sarana fisik, tergantung bidang studi. Satu bidang studi memerlukan jumlah dan variasi sarana yang berbeda dengan bidang studi lainnya, seperti laboratorium jurusan. Sarana
administrasi
merupakan
sarana
penunjang.
Dalam
penyelenggaraan pendidikan sistem kredit semester, maka dukungan administrasi yang kuat, cepat dan tepat sangat penting. Sampai saat ini perhatian sekolah terhadap administrasi ini masih kecil. Hal ini perlu diperbaiki untuk keberhasilannya sistem kredit semester. Waktu merupakan sarana yang paling unik, ini adalah abstrak dan paling sukar diatur dalam arti perjalanannya tidak dapat dikendalikan. Oleh karena itu, terjadinya penyelenggaraan pendidikan memerlukan bertemunya program, sarana, dan input pada satu waktu, maka waktu sebagai sarana menjadi sangat penting seperti sarana yang lain. Uniknya waktu adalah bila telah berlalu tidak kembali dan kalau tidak dipakai hilang begitu saja. Karenanya, suatu acara pendidikan yang tepat penyelenggaraannya bila diukur dengan waktu yang sudah hilang tak akan dapat diulang lagi, melainkan hanya dapat dicarikan waktu penggantinya.
30
Sudarman Danim, Media Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
1994), h.101-102
25
Menurut Tholib Kasan prasarana secara etimologi (arti kata) berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan. Prasarana pendidikan misalnya lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga dan sebagainya.31 Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan disekolah. Sebagai contoh: jalan menuju sekolah, halaman sekolah, tata tertib sekolah dan sebagainya.32 Pada Undang-Undang No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasioanal Pendidikan: “Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan, satuan pendidikan, ruang pendidikan, ruang tata usaha, ruang perpusatakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berekreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.33 Prasarana pendidikan diklasifikasikan menjadi dua macam. Pertama, prasarana sekolah yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, dan ruang laboratorium. Kedua, Prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar, seperti contoh kantin sekolah, kamar kecil, ruang kepala sekolah, dan tempat parkir. Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa sarana dan prasarana pendidikan adalah semua komponen yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri. Secara umum sarana pendidikan terdiri atas 3 (tiga) kelompok besar, yaitu: (1) Bangunan dan perabot sekolah (2) Alat pelajaran yang terdiri atas pembukuan dan alat-alat 31
Tholib Kasan, op. cit., h. 91 Ibrahim, op. cit., h. 3 33 Standar Nasional Pendidikan,PP RI No. 19 Tahun 2005, (Ciputat: LeKDiS:2005), h. 36 32
26
peraga dan laboratorium (3) Media pendidikan yang dapat dikelompokkan menjadi audiovisual yang menggunakan alat terampil.
2. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan a. Pengertian Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Suatu kegiatan administrasi/manajemen/pengelolaan yang baik dan tidak gegabah tentu diawali dengan suatu perencanaan yang matang dan baik dilaksanakan demi menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan. Administrasi sarana sering juga disebut sebagai administrasi materil, atau administrasi peralatan yaitu segenap proses penataan yang bersangkut paut dengan pengadaan, pendayagunaan dan pengelolaan sarana dan pendidikan agar tercapai tujuan yang ditetapkan secara efektif dan efisien.34 Manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah seluruh proses kegiatan yang telah direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu terhadap benda-benda pendidikan, agar senantiaa siap pakai dalam proses belajar mengajar.35 Manajemen ini dilaksanakan demi tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Menurut
Soebagio
Atmodiwirio,
bahwasanya
manajemen
perlengkapan atau manajemen logistik merupakan upaya untuk mengelola sarana dan prasarana sedemikian rupa sehingga organisasi dapat melakukan tugasnya mencapai tujuan sesuai yang direncakan.36
34
Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, (Jakarta: Rajawali Pers, 1990), h. 81 35 Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), h. 184 36 Soebagio Atmodiwirio, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT. Ardadizya Jaya, 2005), h. 252
27
Manajemen Sarana dan Prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. 37 Pengertian lain dari administrasi pendidikan adalah suatu usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan dan kelengkapan sarana yang ada.38 Dengan demikian administrasi sarana dan prasarana itu merupakan usaha untuk mengupayakan sarana dan alat peraga yang dibutuhkan pada proses pembelajaran demi lancarnya dan tercapainya tujuan pendidikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa administrasi sarana dan prasarana pendidikan adalah suatu usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan dan kelengkapan sarana yang ada. Sedangkan yang menjadi tujuan dari administrasi sarana dan prasarana ini adalah agar tercaainya tujuan pendidikan yang diharapkan. b.
Fungsi-fungsi Manajemen Sarana dan Prasarana
Secara operasional kegiatan administrasi sarana dan prasarana pendidikan meliputi: 1.
Perencanaan pengadaan barang
2.
Prakualifikasi Rekanan.
3.
Pengadaan Sarana.
4.
Penyimpanan, Inventarisasi, Penyaluran.
5.
Pemeliharaan, Rehabilitasi. 37
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007), h. 49 38
http://kuliahme.blogspot.com/2009/05/bab-i-pendahuluan-1. html
28
6.
Penghapusan dan Penyingkiran.
7.
Pengendalian39 Seluruh rangkaian kegiatan tersebut harus merupakan satu kesatuan
yang harmonis/terpadu. Dalam sistematika kerjanya harus dihindarkan timbulnya kesimpangsiuran dan tumpang tindih dalam wewenang, tanggung jawab,dan pengawasan menghindari timbulnya pemborosan biaya, tenaga dan waktu. Menurut Subagyo MS. Dalam bukunya Manajemen Logistik. Meyebutkan bahwa fungsi-fungsi manajemen sarana dan prasarana terdiri dari: 1. Perencanaan kebutuhan barang 2. Penganggaran 3. Pengadaan 4. Penyimpanan dan penyaluran 5. Pemeliharaan 6. Penghapusan 7. Pengendalian40 Dari fungsi-fungsi manajemen sarana dan prasarana yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi manajemen sarana dan prasarana yang harus dilakukan dalam lingkungan sekolah meliputi: 1. Fungsi perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan 2. Fungsi pengadaan sarana dan prasarana pendidikan 3. Fungsi pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan 4. Fungsi penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan 5. Fungsi pengawasan sarana dan prasarana pendidikan
39 40
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h.116 Subagyo MS., Manajemen Logistik, (Jakarta: Haji Masaagung, 1990), h. 10
29
Jadi fungsi manajemen sarana dan prasarana pendidikan tersebut diatas
dipakai
sebagai
indikator
untuk
mengukur
tingkat
manajemen/pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah. a) Fungsi perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan Didalam fungsi ini, fungsi perencanaan pengadaan barang, prakualifikasi rekanan, perencanaan kebutuhan barang, dan penganggaran itu masuk kedalam fungsi perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan menurut Suharsimi Arikunto adalah: “Perencanaan kebutuhan yang meliputi semua barang yang diperlukan, baik yang bergerak atau yang tidak bergerak, sebagai pendukung pelaksanaan tugas.”41 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), kata perencanaan berasal dari kata rencana yang mempunyai arti rancangan atau rangka dari sesuatu yang akan dilakukan atau dikerjakan pada masa yang akan datang. Menurut Terry (2005), perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang digariskan. Hal senada juga dikemukakan oleh Nana Sudjana (2002) bahwa perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Selanjutnya, oleh Dwiantara dan Sumarto (2004) dikemukakan bahwa perencanaan adalah merupakan kegiatan pemikiran, penelitian, perhitungan, dan perumusan tindakantindakan yang akan dilakukan dimasa yang akan datang, baik berkaitan dengan kegiatan-kegiatan operasional dalam pengadaan, pengelolaan, penggunaan,
pengorganisasian,
maupun
pengendalian
sarana
prasarana.42
41
Suharsimi Arikunto, Pengelola Materil, (Jakarta: Prima Karya, 1987), h.7 Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Persekolahan Berbasis Sekolah, ( Jakarta: November 2007), h. 6 42
dan
30
Perencanaan merupakan kegiatan menetapkan tujuan serta merumuskan dan mengatur pendayagunaan manusia, informasi, financial, metode, waktu untuk memaksimalkan efisiensi dan efektifitas pencapaian tujuan. Secara lebih luas perencanaan menurut Bintoro Tjokromidjojo didefinisikan sebagai berikut: 43 (a) Perencanaan dalam arti luasnya adalah sebuah proses mempersiapkan secara sistematiskegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu (b) Perencanaan adalah sebuah cara bagaimana mencapai tujuan sebaikbaiknya dengan sumber-sumber yang ada supaya lebih efisien dan efektif. (c) Perencanaan adalah penentuan yang akan dicapai atau yang akan dilakukan, bagaimana, bilamana, dan oleh siapa. Menurut Boeni Soekarno, langkah-langkah perencanaan pengadaaan perlengkapan pendidikan disekolah adalah:44 (a) Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang diajukan setiap unit kerja sekolah (b) Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk periode tertentu, misalnya untuk satu tahun ajaran (c) Memadukan
rencana
kebutuhan
yang
telah
tersusun
dengan
perlengkapan yang telah tersedia sebelumnya. Dalam hal ini, perencanaan mencari informasi tentang perlengkapan yang telah dimilki oleh sekolah dengan melihat buku inventarisasi, berdasarkan itu lalu di susun rencana kebutuhan perlengkapan, yaitu mendaftar semua perlengkapan yang dibutuhkan yang belum tersedia disekolah
43 44
Supardi, dkk, Perencanaan Pendidikan, (Jakarta: Diadit Media,2010), h.2 Ibid, h. 28
31
(d) Memadukan rencana kebutuhan dengan anggaran sekolah atau dana yang tersedia (e) Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan dengan dana atau anggaran yang ada. Ketika tidak sesuai atau melebihi dari anggaran yang tersedia, maka melakukan seleksi lagi dengan melihat skala prioritas Menurut Ngalim Purwanto Langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat suatu rencana pengadaan sarana dan prasarana adalah sebagai berikut: (a) Mengadakan
analisa
terhadap
materi
pelajaran
mana
yang
membutuhkan alat atau media dalam penyampaiannya dan analisa kebutuhan peralatan lain untuk sekolah. Dari analisa ini dapat dibuat daftar kebutuhan alat-alat media. (b) Mengadakan perhitungan taksiran biaya. (c) Apabila perhitungan jumlah taksiran biaya untuk pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan lebih besar dari anggaran yang tesedia, maka perlu menyusun prioritas kebutuhan, atau pengurangan jumlah barang sejenis yang akan dibeli. (d) Prioritas-prioritas kebutuhan yang ada pada urutan bawah, dapat ditunda untuk perencanaan tahun berikutnya. (e) Menugaskan kepada staf tata usaha untuk melaksanakan pengadaan alat tersebut. Meskipun pada umumnya perencanaan dan pendirian bangunan bagi sekolah negeri menjadi tanggung jawab pemerintah, dalam kenyataannya dewasa ini, sesuai dengan kemajuan dan perkembangan dunia pendidikan dan pengajaran dinegara kita, banyak sekolah yang didirikan oleh masyarakat dan atau pemeritah setempat dengan bekerja sama dengan para guru. Untuk itu sangat diperlukan pengetahuan bagi para guru tentang
32
segala sesuatu yang berhubungan dengan perencanaan dan pendirian sekolah seperti pengetahuan dan kecakapan mengenai: 1. Cara memilih letak dan menentukan luas tanah yang dibutuhkan. 2. Mengusahakan, merencanakan, dan menggunakan biaya pendirian gedung sekolah. 3. Menentukan jumlah dan luas ruangan-ruangan kelas, kantor, gudang, asrama., lapangan olah raga, podium, kebun sekolah, dan sebagainya. Serta komposisinya satu sama lain. 4. Cara-cara penggunaan gedung sekolah dan fasilitas-fasilitas lain yang efektif dan produktif, serta pemeliharaan secara kontinyu. 5. Alat-alat
perlengkapan
sekolah
dan
alat-alat
pelajaran
yang
dibutuhkan. 6. Apa yang tercantum pada nomor 1 s/d 5 diatas sangat erat hubungannya dengan kurikulum, kondisi-kondisi, serta kemajuan masyarakat setempat dan bertambahnya jumlah anak-anak setiap tahunnya yang memerlukan sekolah tersebut.45 Bedasarkan
pengertian
diatas,
pada
dasarnya
perencanaan
merupakan suatu proses kegiatan untuk menggambarkan sebelumnya halhal yang akan dikerjakan kemudian dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini perencanaan yang dimaksud adalah merinci rancangan pembelian, pengadaan, rehabilitasi, distribusi atau pembuatan peralatan dan pelengkapan sesuai dengan kebutuha. Perencanaan merupakan syarat mutlak yang harus dilakukan pada tiap kegiatan, karena tanpa ada rencana maka kegiatan tidak dapat berjalan lancar. Demikian halnya dengan sarana dan prasarana pendidikan perlu dibuat recana pengadaannya. Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan merupakan kebutuhan yang meliputi semua barang yang diperlukan, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, atau baik
45
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992), h. 12
33
langsung maupun yang tidak langsung yang menunjang proses belajar mengajar agar tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan dilakukannya perencanaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan, yaitu: (1) Dapat membantu dalam menentukan tujuan, (2) Meletakkan dasar-dasar dan menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan, (3) Menghilangkan ketidakpastian, dan (4) Dapat dijadikan sebagai suatu pedoman atau dasar untuk melakukan pengawasan, pengendalian dan bahkan juga penilaian agar nantinya kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efisien. b) Fungsi Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan. Dalam kerangka peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah, maka perlengkapan sekolah harus dilakukan sendiri oleh sekolah, baik dengan menggunakan dana bantuan pemerintah maupun dana sekolah sendiri. Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan semua jenis sarana dan prasarana pendidikan persekolahan yang sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam konteks persekolahan, pengadaan merupakan segala kegiatan yang dilakukan dengan cara menyediakan semua keperluan barang atau jasa berdasarkan hasil perencanaan dengan maksud untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi operasional pertama dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan. Fungsi ini pada hakikatnya merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan sesuai dengan kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupun
tempat,
dengan
dipertanggungjawaban.
harga
dan
sumber
yang
dapat
34
Pengadaan merupakan kegiatan untuk menyediakan perlengkapan dalam usaha untuk menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar. Ada beberapa alternatif cara dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan. Beberapa alternatif cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan tersebut adalah : pembelian, pembuatan sendiri, pengiriman hibah atau bantuan, penyewaan, pinjaman, pendaur ulangan, penukaran, perbaikan atau rekondisi.46 c) Fungsi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan. Di dalam fungsi pemeliharaan ini,fungsi pendayagunaan termasuk didalamnya. Menurut Subagyo MS. Pemeliharaan adalah usaha atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi teknis dan daya guna suatu alat produksi fasilitas kerja dengan jalan merawat, memperbaiki, merehabilitasi dan menyempurnakan.47 Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdayaguna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan pendidikan. Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu barang, sehingga barang tersebut kondisinya baik dan siap digunakan. Pemeliharaan mencakup segala daya upaya yang terus menerus untuk mengusaakan agar peralatan tersebut tetap dalam keadaan baik. Pemeliharaan dimulai dari pemakaian barang, yaitu dengan cara hati-hati dalam menggunakannya. Pemeliharaan yang bersifat khusus harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai keahlian sesuai dengan jenis barang yang dimaksud.48 Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan perlu dilakukan agar kondisi barang tetap dalam keadaan baik atau siap dipakai dan dapat bertahan lama, sehingga dapat menghemat pengeluaran anggaran untuk 46
Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, op.
cit., h. 14-17 47 48
op.cit., h. 31
Subagyo MS, op. cit.,h. 87 Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
35
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan. Menurut hukum waktunya pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dibedakan dalam: 1) Pemeliharaan sehari-hari. Dilakukan oleh pegawai yang menggunakan barang-barang tersebut dan bertanggung jawab atas barang tersebut. 2) Dilakukan dalam jangka waktu tertentu, misalnya 2 bulan sekali, 3 bulan sekali, dan sebagainya. Pelaksanaan pemeliharaan dapat dilakukan sendiri dan dengan pihak kedua.49
d) Fungsi Penyimpanan Sarana dan Prasarana Pendidikan Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha melakukan pengurusan penyelenggaraan dan pengaturan barang persediaan di dalam ruang penyimpanan. Di dalam fungsi ini, fungsi inventarisasi dan penyaluran termasuk didalamnya. Penyimpanan ialah kegiatan yang dilakukan untuk menampung hasil pengadaan barang-barang yang keluar atau akan didistribusikan, dan disimpan dalam gudang. Kegiatan penyimpanan meliputi: menerima, menyimpan, dan mengeluarkan barang di/dari gudang.50 Fungsi penyimpanan ini meliputi perencanaan/pengembangan ruang
penyimpanan
(storage
space),
penyelenggaraan
tatalaksana
penyimpanan (strong procedure) perencanaan/penyimpanan/pengoperasian alat-alat pembantu pengatur barang (material handeling equipment), tindakan-tindakan keamanan dan keselamatan (security and safety).
e) Fungsi Pengawasan Sarana dan Prasarana Pendidikan. Didalam
fungsi
ini,
fungsi
penghapusan,
penyingkiran,
pengendalian, dan rehabilitasi masuk ke dalam fungsi pengawasan. Kegiatan pengawasan dapat berupa melaksanakan pengamatan, evaluasi dan meminta laporan untuk
mendapatkan gambaran dan informasi tentang
keadaan atau perlengkapan. Selain itu pengawasan dapat pula berupa 49 50
Donal J. Bowersox, Manajemen Logistik, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), h. 158 Soebagio Atmodiwirio, op. cit., h. 254
36
pemberian pengarahan dan bimbingan terhadap pengelolaan sarana dan prasarana yang telah dilakukan dalam satu periode untuk mencapai tertib administrasi dan tertib teknis. Dalam
pelaksanaan
kegiatan
pengendalian
seperti
disusun
perencanaan
sampai
serangkaian kegiatan sebagai berikut: a) Mengikuti
proses
manajemen,
dan
penghapusan. b) Mengadakan konsultasi dengan pihak pemimpin bila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan. c) Menyusun tata cara laporan baik lisan maupun tertulis. d) Mengadakan konsultasi dengan pihak pelaksanaan fungsi masingmasing bila terjadi penyimpangan yang bersifat teknis. e) Mengadakan koordinasi antara fungsi perencanaan dan fungsifungsi lainnya. f) Menyusun laporan menyeluruh secara periodik tentang pelaksanaan proses manajemen yang terjadi dalam masing-masing unit.51 Keseluruhan proses di atas dilakukan untuk mencegah adanya penyelewengan dan kesalahan dalam pelaksanaan prosedur manajemen sarana dan prasarana pendidikan. Maka dari itu diadakan kegiatan penghapusan, setelah kegiatan penghapusan selesai, proses selanjutnya menginformasikan kebutuhan sarana dan prasarana yang bersangkutan untuk kemudian dilakukan kegiatan perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan. Disamping itu kegiatan penyusutan terhadap barang atau sarana didalam fungsi pengawasan sangatlah perlu dilakukan, karena penyusutan barang penting jika sekolah akan menambah pengadaan barang, yang sering terjadi adalah kekrangan tempat penyimpanan. Penyusutan adalah kegiatan untuk memusnahkan barang yang sudah tidak dipakai lagi sehingga 51
Tinggi, 1989), h. 7
Wijono, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta: DirjenPendidikan
37
tempatnya masih dapat dimanfaatkan. Untuk mengatasi masalah tersebut kepala sekolah perlu mempertimbangkan adanya tindakan penyusutan barang. Kegiatan pengaturan, pemeliharaan dan penyusutan sarana pendidikan yang merupakan bagian dari pengelolaan sarana dan prasarana haruslah selalu dilakukan dengan cara yang baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku agara sarana pendidikan dapat dimanfaatkan secara optimal. Secara operasional penghapusan sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan/menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar inventaris, karena sarana dan prasarana tersebut sudah di anggap tidakberfungsi sebagaimana mestinya, tentunya seperti yang diharapkan untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Penghapusan sarana dan prasarana dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penghapusan sebagai salah satu fungsi manajemen
sarana
mempertimbangkan pelaksanaannya.
dan
prasarana
pendidikan
alasan-alasan
normatif
persekolahan
harus
tertentu
dalam
52
3. Kerangka Berpikir Sebagaimana diketahui Kepala Sekolah mempunyai peranan yang sangat berpengaruh dilingkungan sekolah yang menjadi tanggung jawabnya. Sebuah sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik, sehingga memerlukan koordinasi yang tinggi, oleh karena itu Kepala Sekolah yang berhasil adalah kepala sekolah yang dapat mencapai tujuan sekolah, serta tujuan pendidikan. Kepala sekolah harus memahami dan menguasai peranan organisasi serta hubungan kerja sama antar individu. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu memberdayakan para guru dan memberi mereka wewenang yang luas untuk meningkatkan pembelajaran para pelajar. Kepala sekolah perlu memahami teori organisasi formal yang akan bermanfaat untuk menggambarkan hubungan kerja sama antar individu. 52
Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, op.
cit., h.52
38
Kepala sekolah perlu memahami teori organisasi informal yang akan bermanfaat untuk menggambarkan hubungan kerja sama antara struktur dan hasil. Kepala
sekolah
sebagai
pemimpin
/leader
harus
mampu
memberikan petunjuk, arahan dan pengawasan, meningakatnya motivasi kerja tenaga pendidikan. Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai pemimpin dapat dianalisa dari kepribadian seperti: 1. Pengetahuan terhadap kependidikan misalnya, memahami kondisi tenaga kependidikan, memahami kondisi siswa, menyusun program pendidikan, menerima masukan dan kritikan dari berbagai pihak untuk meningkatkan kemampuannya. 2. Keterampilan selaku pemimpin pendidikan dia harus ulet dan penuh inisiatif serta kreatif dalam mengelola sekolahny, berusaha menanggulangi
segala
kekurangan
yang
terdapat
disekolah
yang
dipimpinnya baik secara sarana maupun prasarana demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, agar terjadi peningkatan mutu penyelenggaraan/pengelolaan sekolah. Dengan membandingkan tujuan peningkatan mutu kinerja kepala sekolah dengan keadaan nyata disekolah yang menjadi sasaran penelitian maka tergambarlah permasalahannya yaitu lemahnya kinerja kepala sekolah khususnya dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yang mengacu pada standar pengelolaan pendidikan (sarana dan prasarana). Para pengelola pendidikan (pengurus yayasan) harus memiliki strategi untuk meningkatkan profesionalisme kepala sekolah meningkat, dengan cara menciptakan iklim yang kondusif. Kepala sekolah juga berusaha melakukan pendidikan mental, moral (akhlak), fisik dan artistik kepada para tenaga kependidikan serta memberikan motivasi agar para tenaga kependidikan merasa betah dan menyukai profesinya. Disamping itu kepala sekolah dapat membagi wewenangnya dengan para pegawainya dalam pengelolaan pendidikan agar dapat efektif dan efisien.
39
Salah satu tugas pokok kepala sekolah berkewajiban untuk memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para guru dan tenaga kependidikan, serta administrator lainnya. Agar kepala sekolah dapat memberikan pembinaan dan bimbingan yang lebih maka kepala sekolah perlu mendapat pembinaan dari yayasann atau instansi yang terkait. Dalam hal ini khususnya dalam hal peningkatan kualitas kinerja kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan, adanya manajemen sarana dan prasarana pendidikan tentunya dapat meningkatkan proses belajar mengajar disekolah, baik untuk para murid dan para guru disekolah sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Selain itu juga efektifitas pengelolaan sarana dan prasarna di sebuah sekolah dapat diukur berdasarkan aspek (1) perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan, (2) Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, (3) Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, (4) Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan, dan (5) Pengawasan sarana dan prasarana pendidikan. Dengan demikian melalui
kinerja kepala sekolah dalam
pengelolaan pendidikan diharapkan akan terjadi peningkatan kualitas pendidikan, yang akan berdampak pada output disekolah, dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan sesuai dengan visi dan misi lembaga pendidikan dalam pengelolaan pendidikan untuk MTs Khazanah Kebajikan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih dalam tentang kinerja kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di MTs Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir-Pamulang.
B. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir- Pamulang, dari tanggal 14 Januari s/d 2 Februari 2013
C. Desain dan Jenis Penelitian Desain penelitian digunakan adalah desain penelitian deskriptif yaitu data yang dikumpulkan lebih banyak berupa kata-kata atau gambargambar dari pada angka-angka. Jenis data yang dikumpulkan berupa data kualitatif yaitu diperoleh melalui pemahaman dan penafsiran yang mendalam mengenai makna, kenyataan, dan fakta yang relevan.1 Data primer diambil langsung dari MTs Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir Pamulang tentang kinerja kepala sekolah dalam 1
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), Cet. Ke-2, h. 187
40
41
pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan, dan hasil observasi lapangan. Data sekunder yang diambil berupa data atau keteranganketerangan hasil dari berbagai macam literatur seperti buku dan informasi lainnya yang berkaitan dengan judul penelitian.
D. Fokus Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif, dan tidak bermaksud untuk menguji hipotesis antara variabel melainkan hal yang menafsirkan apa adanya sesuai dengan yang diteliti. Penelitian ini lebih difokuskan kepada kinerja kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di MTs Khazanah Kebajikan.
E. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data lapangan penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Wawancara Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi dalam rangka mengetahui data, informasi, dan fakta yang akurat tentang kinerja kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan, prosedur dan pelaksanaan hasil analisis kebutuhan. Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah, guru-guru, staf pendidik dan siswa untuk memperoleh keterangan langsung dan berguna tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di MTs Khazanah Kebajikan. Data tersebut berupa hasil wawancara tertulis yang dilakukan oleh penulis dengan kepala sekolah dan beberapa orang guru, staf dan siswa. 2. Observasi Observasi
ini
dilaksanakan untuk
memperoleh data
yang
menyeluruh mengenai objek yang sedang diteliti, seperti mengamati lingkungan sekolah (guru, staf, siswa), dan pengelolaan sarana prasarana yang ada dilingkungan sekolah yang dilakukan oleh kepala sekolah. Dalam
42
penelitian ini penulis melakukan observasi di MTs Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir Pamulang. 3. Dokumentasi Pengumpulan data-data sekolah yang berkaitan langsung tentang kinerja kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana yang ada di sekolah tersebut.
F. Instrumen Penelitian Tabel 1. Kisi-kisi Pertanyaan dalam Observasi No.
Fokus
Sub Fokus
Indikator
No. Item
1.
Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan
penyusunan 1. Perencanaan 1. Proses kebutuhan sarana dan kebutuhan prasarana pendidikan sarana dan prasarana 2. Kemampuan analisa pendidikan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan 3. Perencanaan sarana dan pendidikan
1-5
pengadaan prasarana
4. Macam-macam/jenis-jenis sarana dan prasarana yang telah direncanakan 5. Perencanaan kebutuhan perlengkapan sekolah untuk periode tertentu. 2. Pengadaaan sarana dan prasarana pendidikan
1. Proses pengadaan sarana dan prasarana pendidikan 2. Pemutusan/penetapan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
6-10
43
3. Sumber dana untuk pengadaan sarana dan prasarana pendidikan 4. Alternatif cara dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan 5. Pembahasan dalam rencana pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
3. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
1. Pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan 2. Cara merawat sarana dan prasarana pendidikan 3. Cara memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan 4. Waktu yang digunakan dalam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan. 5. Adanya pelatihan yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap para guru dan staf pendidik, dalam rangka menjaga sarana dan prasarana pendidikan. 6. Tindakan kepala sekolah jika ada yang menelantarkan sarana dan prasarana pembelajaran.
11-16
44
17-19 4. Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan
1. Inventarisasi barang 2. Sistem barang
penyimpanan
3. Tempat/ruang penyimpanan barang
5. Pengawasan sarana dan prasarana pendidikaan
1. Proses evaluasi tentang keadaan perlengkapan barang
20-22
2. Pemberian pengarahan dan bimbingan dalam 1 periode 3. Proses penyusutan/memusnahkan barang yang sudah tidak dipakai lagi. 1.
G. Teknik Analisis Data Data hasil penelitian yang telah dikumpulkan sepenuhnya dianalisis secara kualitatif. Analisis data dikumpulkan setiap saat pengumpulan data di lapangan secara berkesinambungan. Diawali dengan proses klarifikasi data agar tercapai konsistensi, dilanjutkan dengan langkah abstraksi teoritis-teoritis terhadap informasi lapangan, dengan mempertimbangkan dan menghasilkan pertanyaan-pertanyaan yang sangat memungkinkan dianggap mendasar dan universal. Gambaran atau informasi tentang peristiwa atas objek yang dikaji tetap mempertimbangkan derajat koherensi internal, masuk akal, dan berhubungan dengan peristiwa factual realistis. Dengan cara melakukan konversi dengan hasil temuan observasi
45
dan pendalaman makna, maka diperoleh suatu analisis data yang terus menerus secara simultan disepanjang proses penelitian.2 Setelah data dikumpulkan selanjutnya yang harus dilakukan oleh seorang peneliti adalah analisis data. Teknik ini digunakan untuk melihat sejauh mana kinerja kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di MTs Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir Pamulang. Untuk menganalisis data, penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Editing Editing adalah penelitian kembali catatan-catatan dari lapangan, dari hasil wawancara yang ada di sekolah melalui data berita informasi yang ada di lokasi tersebut. 2. Deskripsi Data Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, deskripsi sebagai langkah penyebaran dengan cara simulasi dari hasil penelitian baik dalam bentuk catatan dari hasil observasi lapangan, wawancara tentang kinerja kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di MTs Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir Pamulang.
3. Interpretasi Interpretasi dan penyimpulan data diperlukan untuk memungkinkan apa yang telah diperoleh, menilai apakah data tersebut berbasis kenyataan, diteliti, dan benar. Interpretasi juga diperlukan untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dilakukan, hasil analisis melalui interpretasi data yang sudah menjadi kesimpulan akhir juga digunakan untuk memberi masukan perbaikan kegiatan baik bagi kegiatan peneliti sendiri.
2
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), Cet. Ke-2, hal. 94-97
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Profil Madrasah Tsanawiyah Khazanah Kebajikan 1.
Sejarah singkat Madrasah Tsanawiyah Khazanah kebajikan didirikan pada 17 Mei
1999 dan dikelola oleh yayasan Khazanah Kebajikan yang juga menampung anak Yatim Piatu, Yatim, dan Fakir Miskin. Yayasan ini bertujuan mencetak generasi muda yang Shalih dan Shalihah dengan tunjangan wawasan pengetahan yang berkualitas. Dari semenjak berdirinya yayasan bersaha mendidik dan membina masyarakat sekitarya. Di samping dengan memberikan bantuan secara material juga memberikan sarana pendidikan dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Perguruan Tinggi (ABA), dengan maksud untuk kepentingan masyarakat umum, Khususnya bagi mereka yang tergolong Yatim Piatu, Fakir Miskin, dimana mereka tanpa dipungut biaya operasional pendidikan. Adapun para perintis sekaligus pendirinya ialah: 1. Drs. H. Fairuspuadi, dari tahun 1999 s/d tahun 2003 2. Agus Suwarno, M. A, dari tahun 1999 s/d 2005 3. H. Suardin Mukmin, S. Sos.I, dari tahun 1999 s/d sekarang 4. H. Muhammad Syafi’i Thohir, dari tahun 1999 s/d 2006 5. H. Zulkarnain, S. Ag. dari tahun 1999 s/d sekarang
46
47
Pendirian
MTs.
Khazanah
Kebajikan
dimaksud
untuk
mencerdaskan masyarakat melalui pendidikan yang didasarkan pada nilainilai keimanan dan ketakwaan terhadap Allah SWT. Hal itu dilatar belakangi oleh kenyataan bahwa budaya masyarakat Pondok Cabe IlirPamulang dan sekitarnya memang cukup kental dengan nilai-nilai keagamaan Islam, sehingga kehadiran MTs Khazanah Kebajikan sejalan dengan corak masyarakat Pondok Cabe Ilir-Pamulang yang religius. Daerah Pondok Cabe Ilir Pamulang kini telah menjadi penyangga kota DKI Jakarta yang memiliki karakteristik masyarakat yang urban, yakni dari masyarakat agraris (pertanian) kemasyarakat industri yang tentunya sudah menghadapi perubahan-perubahan, khususnya dalam bidang
sosio-kultural
dan
ekonomi.
Ditengah-tengah
kehidupan
masyarakat seperti itu, MTs Khazanah Kebajikan Pondok Cabe IlirPamulang terpanggil untuk memberikan warna kehidupan sehingga masyarakat Pondok Cabe Ilir- Pamulang yang diharapkan mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang diakibatkan adanya pemekaran wilayah Kota DKI Jakarta, tetapi di sisi lain juga harus mampu mempertahankan nilainilai positif kehidupan budaya pribumi Pondok Cabe Ilir-Pamulang yang bercorak religius. Dengan dasar itulah, MTs Khazanah kebajikan bertujuan untuk tampil sebagai Madrasah modern yang berkeinginan memberikan bekal keagamaan kepada siswa/siswinya sehingga mampu menjadi insani yang modern yang ditandai dengan kecerdasan akal, tetapi disisi lain juga tampil sebagai insan yang berbudi luhur yang lahir dari penghayatan dan sikap keberagaman (religiousitas) yang mendalam.1 2.
Identitas Sekolah Nama Madrasah
: MTs Khazanah Kebajikan
No.Statistik Madrasah
: 212.28.04.17.138
Status Akreditasi
:A
1
Dokumentasi Profil MTs Khazanah Kebajikan
48
Alamat Lengkap Madrasah
: Jl.Talas I Rt 001/010
Desa/Kel
: Pondok cabe Ilir
Kecamatan
: Pamulang
Kab/Kota
: Tangerang Selatan
Propinsi
: Banten
No.Telp/HP
: 021. 74707253
Nama Kepala Madrasah
: H. Suardin, S.Sos.I
No.Telp/HP
: 085695263260
Nama Yayasan
: Yayasan Khazanah Kebajikan
Alamat Yayasan
: Jl. Talas I Rt 001/010 Kelurahan Pondok
Cabe
Ilir
Kecamatan
Pamulang Kota Tangerang
Selatan
Propinsi Banten No.Tel.Yayasan Kepemilikan Tanah
: 021.74707253 :Pemerintah/Yayasan/Pribadi/menyewa
Status Tanah
: Yayasan (Sertakan Copynya)
Luas Tanah
:1000 M2
Status Bangunan
: 1000 M2
Luas Bangunan
: 1000.M2
3. Visi, Misi, Motto dan Tujuan a. Visi Menjadi generasi yang beriman dan berakhlak, kreatif, dan unggul dalam prestasi b. Misi Berdasarkan visi diatas, maka misi MTs Khazanah Kebajikan adalah: 1) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
49
2) Membudayakan akhlaqul karimah 3) Meningkatkan dan mengembangkan kualitas pembelajaran 4) Membudayakan cinta ilmu pengetahuan dan teknologi 5) Mengembangkan kecerdasan dan kreatifitas 6) Meningkatkan mutu sarana dan prasarana yang memadai 7) Membudayakan
Cinta
Al-Qur”an,Ilmu
Pengetahuan
dan
Tekhnologi c. Motto “Hidup Qur’ani dan berprestasi”
d. Tujuan Adapun tujuan yang hendak di capai oleh MTs Khazanah Kebajikan adalah: 1) Terwujudnya generasi muslim yang memiliki keimanan yang kokoh 2) Terwujudnya pribadi yang berakhlaqul karimah 3) Terwujudnya pengelolaan pembejaran yang bermutu 4) Terwujudnya lulusan yang bekualitas tinggi 5) Terwujudnya generasi yang mandiri dan bertanggung jawab 6) Terwujudnya sarana dan prasarana yang memadai 7) Terwujudnya generasi muslim yang cinta tanah air2
4. Struktur Organisasi MTs Khazanah Kebajikan Dalam suatu instansi atau lembaga pendidikan diperlukan adanya struktur organisasi yang jelas untuk memperlancar dan mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh setiap lembaga. MTs Khazanah Kebajikan membentuk struktur organisasi dengan kedudukan dan tanggung jawabnya masing-masing. (dokumentasi terlampir)
2
Dokumentasi Profil MTs Khazanah Kebajikan
50
5.
Dewan Guru dan Karyawan a.
Dewan Guru Dalam proses belajar mengajar sangat dibutuhkan tenaga yang
profesional agar tercipta generasi yang berkompeten dan mempunyai skill yang memadai. Adapun tenaga pengajar yang tersedia di MTs. Khazanah Kebajikan tahun pelajaran 2012/2013, dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2 Data Guru/Pendidik di MTs Khazanah Kebajikan
NO
Nama (gelar akademik dibelakang nama)
Pendidikan (Fak+Jur+Akta)
Jabatan (guru/
Status
Kamad)
Mengajar Mata Pelajaran
1
Dillia Hispanora, S.Pd.I
S1+Tarbiyah+PAI Akta IV
Guru
Mulok
GTT
2
Edi Haryono, S.Pd
S1/Bahas Inggris
Guru
B.Inggris
GTY
3
Eneng Sumarni, S.S
S1 Adab + sastra Inggris
Guru
B.Inggris
GTY
4
Ipah Latifah, Dra
S1 P.T.K PKK + Akta IV
Guru
Produktif
GTY
5
Iskandar, S.Ag
S1 Ushuludin Tafsir Hadits
BP/Guru
Mulok
GTY
6
Iswadi Nur, BA
D.III.IKIP + PLB
Guru
Penjaskes
GTY
7
Junaidi Irwanto, S.Pd.I
S1 Tarbiyah PAI + Akta IV
Guru
B.arab
GTY
8
Lilik wasliyah, S.Ag
S1 Tarbiyah PBA+ Akta IV
Guru
Mulok
GTY
9
Lukmanul Hakim, S.Ag
S1 Ushuludin Aqidah Islam
Guru
TIK
GTY
10
Silmi Yulia, Dra
S1 Tarbiyah PAI + Akta IV
Guru
Akidah
GTY
51
11
Suardin, H. Sos.I
S1 Dakwah KPI + Akta IV
Kamad
SKI
GTY
12
Sugeng Rahardjo, S.Pd
S1 Sastra Bahasa Indonesia + Akta III
Guru
B.IND
GTY
13
Tatang Setiawan, S.Pd
S1 MIPA Matematika + Akta IV
Guru
IPA
GTT
14
Wahyudin, S.Pd
S1 Pend. Eko. IPS + Akta IV
Guru
IPS
GTY
15
Zulkarnain, H.S.Ag
S1 Dakwah KPI + Akta IV
Guru
QUDIST
PNS
16
Lia Mulyaningsih, S.Pd
S1 Pend. Eko. IPS + Akta IV
Guru
IPS
GTT
17
Suriani, S.Pd
S1 Pendidikan Biologi
Guru
IPA
GTT
18
Sutikyono, M.Pd
S2 Pendidikan MIPA + Akta IV
Wakamad/ Guru
MTK
GTY
19
Khoeron Najidin, S.Pd.I
S1 PAI
Guru
TIK
GTT
20
Thoyib Bachtiar, H., MM
S2 Manajemen SDM
Guru
PKN
GTT
21
Ima Nurmilah Syam, S.Pd
S1 Pendidikan Fisika
Guru
IPA
GTT
22
Lely Lailatus S. SPd
S1-TarbiyahMatimatika
Guru
MTK
GTT
23
Rodhiatam Mardiah, S.Pd
S1 Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia
Guru
B.IND
GTT
24
Wijianto, Drs.
S1 Sejarah dan Kebudayaan Islam
Guru
SKI
GTT
25
Adisam
S1 Manajemen Dakwah
Guru
Mulok
GTT
26
Muslih, SS
S1 Pend. Bahasa dan Sastra Arab
Guru
B.arab
GTT
27
Ahmad Fathi,SE
S1 Manajemen
Guru
Pkn
GTT
52
Pemasaran
Sumber: diambil dari dokumentasi guru MTs Khazanah Kebajikan
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa guru-guru MTs. Khazanah Kebajikan mayoritas lulusan S1, sebanyak 21 orang, lulusan S2 sebanyak 2 orang dan sisanya D3 sebanyak 1orang. Kendatipun demikian guru-guru ini masih banyak yang mengajar tidak sesuai dengan keahliannya masingmasing. Disebabkan keterbatasannya tenaga guru yang khusus sesuai vaknya masing-masing. b.
Karyawan Untuk membantu proses belajar mengajar maka sekolah pun
mempunyai beberapa karyawan. Karyawan termasuk bagian yang penting untuk menentukan keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan KBM di sekolah tidak terlepas dari administrasi yang baik dan teratur serta terencana, Adapun keadaan tenaga karyawan MTs. Khazanah Kebajikan yaitu: Tabel 3 Data Karyawan MTs. Khazanah Kebajikan No
Nama
1
Lukmanul Hakim, S.Ag
2
Pendidikan Terakhir
Jabatan
S1 IAIN
Kabag. TU
Umi Kalsum
MAK
Bendahara
3
Siti Awalyah
SMK
Staf TU/ Bendahara BOS
4
Martin
SMU
Kearsipan
5
Heriyanto
SMAN
Kabag. Perpustakaan
6
Supriyadi
SMA
Penjaga/Kebersihan
7
Ali
SMA
Pembina Osis
53
8
Hipni
D.2
Guru Piket
9
Fathi
S1
Guru Piket
Sumber: diambil dari dokumentasi Karyawan MTs Khazanah Kebajikan
6. Keadaan Siswa/siswi Siswa/siswi merupakan salah satu komponen sekolah yang sangat penting, karena tidak mungkin suatu sekolah mengadakan pembelajaran jika tidak mempunyai siswa/siswi. Siswa/siswi di MTs. Khazanah Kebajikan berjumlah 422 orang. Pada setiap kelas (VII, VIII dan IX) dibagi dalam beberapa kelas, yaitu kelas VII sebanyak 5 kelas, kelas VIII sebanyak 2 kelas dan kelas IX sebanyak 3 kelas. Hal ini disebabkan karena antusias masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke MTs. Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir Pamulang ini cukup tinggi, sehingga pihak sekolah mempunyai kebijakan siswa/siswi yang masuk harus dibatasi. Dengan pertimbangan sarana dan prasarana belum cukup representatif. Adapun jumlah siswa/siswi pada setiap kelasnya yaitu sebagai berikut: Tabel 4 Data Siswa/siswi MTs. Khazanah Kebajikan Kelas/Tingkat
VI I VI II IX
BA A B C D A B A B C Jumlah
Jumlah Murid L 28 26 20 15 18 16 14 19 20 18 194
P 17 19 26 31 28 15 18 25 24 26 228
Jumlah 45 45 46 46 46 30 32 44 44 44 422
Sumber: diambil dari dokumentasi kesiswaan MTs Khazanah Kebajikan
54
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan siswa/siswi sebanyak 235 dengan klasifikasi untuk jumlah kali-laki sebanyak 194 orang dan untuk jumlah perempuan sebanyak 228 orang, jadi jumlah keseluruhan adalah 422 orang. 7.
Sarana dan Prasarana (Fasilitas pendidikan di MTs Khazanah Kebajikan) Untuk keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di
sekolah tidak terlepas dari tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Suatu kegiatan tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya sarana dan prasarana tersebut. Adapun sarana dan prasarana yang ada di MTs. Khazanah Kebajikan diantaranya yaitu: Tabel 5 Sarana dan prasarana yang ada di MTs Khazanah Kebajikan No
Jenis
Jumlah
1
Ruang kantor
1
2
Ruang belajar
12
3
Ruang perpustakaan
1
4
Lab. Computer
1
5
Ruang guru
1
6
Ruang Kepala Sekolah
1
7
Ruang Osis
1
8
Lab. IPA
1
9
Mushalla
1
10
Lapangan olahraga
1
11
Kamar mandi/WC
5
12
Gudang
1
55
13
Televisi
4
14
WC Guru
1
15
WC Putra
3
16
WC Putri
2
17
Gudang
1
18
Kantin
1
19
Ruang BP
1
20
Ruang Tamu
1
21
OHP Proyektor
1
Sumber: diambil dari dokumentasi Profil MTs Khazanah Kebajikan
1. Susunan Pengurus Suatu organisasi mempunyai struktur dan perencanaan yang dilakukan dengan penuh kesadaran, di dalamnya terdapat beberapa orang yang berhubungan satu sama lain dengan baik, guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. MTs. Khazanah Kebajikan merupakan suatu lembaga pendidikan dimana kepala sekolah dibantu oleh wakil kepala sekolah yang mempunyai tugas yang berbeda-beda. Namun secara umum bertanggung jawab terhadap jalannya pendidikan dan pengajaran serta pelaksanaan kurikulum, serta dibantu pula oleh beberapa staf yang mempunyai tugas dan tangung jawab sesuai dengan bidangnya. Tugas-tugas dan tanggung jawab dijabarkan ke dalam suatu susunan organisasi. Adapun struktur organisasi MTs. Khazanah Kebajikan terlampir.
B. Deskripsi dan Analisis Data Pengumpulan
data
dokumentasi, dan observasi.
menggunakan
teknik
wawancara/interview,
56
Dalam proses wawancara yang dilakukan oleh peneliti, pertanyaan tersebut ditujukan kepada pihak kepala sekolah, dan perwakilan beberapa orang guru serta beberapa siswa yang diberikan secara terpisah dan berbeda. Adapun hasil keseluruhan dari wawancara dilampirkan dalam lampiran skripsi ini.
1. Kinerja kepala sekolah dalam perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan Untuk kinerja kepala sekolah dalam perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan, diajukan 4 pertanyaan yang terdiri dari: (a) Bagaimana proses penyusunan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan? (b) Bagaimana kepala sekolah melakukan analisa kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan? (c) Apa saja sarana dan prasarana yang telah disusun dan direncanakan? (d) Apakah dalam perencanaan kebutuhan perlengkapan sekolah dilakukan setiap tahun atau periodik tertentu? Berdasarkan hasil wawancara yang mengacu pada pertanyaan diatas, bahwa kinerja kepala sekolah dalam proses perencanaankebutuhan sarana dan prasarana pendidikan di MTs khazanah kebajikan ini secara umum di rencanakan di awal tahun, yang tentunya di adakan di raker, dan dalam raker tersebut disusun anggaran kebutuhan pertahun khususnya untuk sarana dan prasarana pendidikan, dan umumnya untuk anggarananggaran yang lain, seperti kurikulum, kesiswaan dan lain sebagainya. Dan kekurangannya sambil berjalan dan dipenuhi sesuai dengan kondisi keuangan yang ada, baik yang terdeteksi maupun yang mendesak, contonya seperti menambah beberapa AC, ataupun kelengkapan media penunjang untuk proses belajar mengajar di MTs Khazanah kebajikan. Seperti yang diungkapkan oleh bapak Suhardin selaku Kepala Sekolah MTs Khazanah kebajikan: “Pertama memang untuk saspras secara umum, kita merencanakan di awal tahun, dalam raker itu kita sudah tanamkan semuanya, diraker sudah ada semuanya, apapun
57
yang dibutukan oleh MTs, baik kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana dan lain-lain, dirumuskan, nah kekurangannya sambil berjalan dan dipenuhi sesuai dengan kondisi keuangan yang ada, biasanya mungkin bisa tidak terdeteksi atau mungkin bagaimana ada kebutuhan mendesak, termasuk kemarin ya kita menambah beberapa yang tadi ACnya beberapa, ditambah satu lagi, karena kebutuhan, dan yang lain-lain juga, jadi sarana sudah di tentukan di awal tahun, kekurangannya tinggal ditambah didalam perjalanan kegiatan itu sendiri, masuk dianggaran karena kita sudah mempunyai anggaran 1 tahun, dan satu tahun itu kemudian secara garis besarnya masingmasing, kurikulum berapa, kesiswaan berapa, sarana prasarana berapa, nah kemudian tinggal di jabarkan yang terserap berapa, yang tidak terserap berapa, atau katakanlah ada yang dimatikan, yang program lain yang mendesak itu tergantung kondisi, setelah di perjalanan di evaluasi, oh ini lebih baik dari yang ini, kita ganti dengan yang ini, dan sebagainya”.3 Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Wahyudin, guru IPS sekaligus menjabat sebagai bagian Kesiswaan bahwa: “Kalo penyusunan sarana dan prasana itu, tetap kita berpedoman pada kebutuha yang dibutuhkan, misalnya untuk tahun ini kebutuhan kita apa, gitu, ya kalo memang kebutuhannya kan kita bisa cek ya, misalkan infokus rusak, atau kipas angin, itukan sarana tuh, nah kemudian yang lain juga ditanyakan keguru-guru misalnya mempersilahkan kepada guru-guru yang ingin membeli buku diluar nanti diganti oleh sekolah, tapi sarana dan prasarana tetap biasanya setiap awal tahun kita sudah dibuat anggaran, apa yang mau di butuhkan, gitu, misalkan berapa kursi yang rusak harus diganti gitu kan, misalkan yang lain-lain juga gitu, sudah ada anggarannya sudah di susun di awal”.4 Dalam analisa kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan, kepala sekolah tentunya melihat dari skala prioritas yang dibutuhkan oleh MTs, tentunya kepala sekolah meminta kepada semua guru, dan semua pemangku kepentingan-kepentingan inventarisasi, mengenai usulan-usulan sarana dan prasarana pendidikan dan kemudian di masukan keraker, dan
3
Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan, Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 11.20 WIB 4 Wawancara dengan Wahyudin, Guru IPS sekaligus menjabat sebagai Bidang Kesiswaan, Tanggal 22 Januari 2013. Pukul 13.30 WIB
58
kemudian di putuskan mana yang lebih prioritas, dan selain itu juga melihat keuangan yang ada di MTs khazanah kebajikan ini. Seperti yang di ungkapkan oleh kepala sekolah MTs Khazanah kebajikan: “Biasanya saya pertama, minta kepada semua guru, dan semua pemangku keentingan-kepentingan inventarisasi, apa usulanusulan tersebut dimasukan di raker, dan itu kemudian di putuskan mana yang lebih prioritas, semua kebutuhan kita masukan, kemudian dengan skala prioritas, sperti itu, jadi kalo mendesak baru kita ini, kalo tidak mendesak baru kita kumpulin duit dan sebagainya”.5 Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Wahyudin, guru IPS dan juga menjabat dibidang Kesiswaan: “Biasanya untuk melakukan analisa, itukan di langkah pertama itu melihat kondisi keuangan juga, kira-kira ni keuangan ini bisa gak ni mencukupi pembelian sarana, kalo tidak mencukupi berarti kita membeli yang dipilih alternatif, ya berarti dibuat skala prioritas kan, mana yang lebih penting gitu jadi membuat skala prioritas gitu,biasanya selain membuat skala prioritas kepala skolah juga kita mengajukan proposalproposal misalkan sarana apa yang kurang dengan melihat kondisi keuangan yang tidak mencukupi, trus kita mengajukan proposal, baik kepemerintah maupun ke non pemerintah”.6 Sarana dan prasarana yang telah disusun dan direncanakan itu berupa AC dan LCD, seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah bapak Suardin: “tahun ini kita penambahan AC, LCD, tahun ini insyaalloh 3 LCD yang kita tambah, yang kita pasang paten, yang paten dikelas”.7 Begitu juga yang diungkapkan oleh bapak Wahyudin: “Kalo sarana dan prasarana yang disusun slama ini memang kita kan memang sekolah kita ada kelas BP dan kelas Reguler ya, baru tahun ini, biasanya kita, sesuaikan untuk kelas BP tuh apa aja, untuk kelas regular apa aja, tapi yang sedang disusun ini kita ingin membuat sebuah lab komputer, ya itu belum terlaksanan, karena slama ini kita masih kekurangan, kita masih pakai lab
5
Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan, Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 11.25 WIB 6 Wawancara dengan Wahyudin, Guru IPS sekaligus menjabat sebagai Bidang Kesiswaan, Tanggal 22 Januari 2013. Pukul 13.35 WIB 7 Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan, Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 11.30 WIB
59
Aliyah, ada rencana kedepan lagi kita akan buka lagi gedung B, untuk tahun depan, itu rencananya akan menambah Komputer”.8 Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Junaidi Irwanto, guru Bahasa Arab: “diantaranya, sarana dan prasarana, misalnya yang disusun dan direncanakan, perencanaan, baisanya itu seperti ruang kelas, penambahan ruang kelas, melengkapi sarana kelas, seperti apa itu, media pembelajaran, infokus ya kaya gitu”.9 Perencanaan perlengkapan sekolah dilakukan pertahun dan di deteksinya persemester, hal ini di lakukan secara berkesinambungan oleh kepala sekolah, agar dapat terdeteksi sarana dan prasarana apa saja yang harus di tambah dan sarana prasarana apa saja yang sudah tidak layak pakai. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah MTs Khazanah kebajikan: “Saya biasanya mendeteksi itu persatu semester, cuma mungkin grand desainnya satu tahun, artinya persatu semester ini saya evaluasinya persatu semester, apa saja yang sudah terbeli, apa saja yang belum terbeli, sebenarnya setiap satu bulan itu juga ada laporan, kalo itu mendesak langsung saya tindak lanjuti,kalo belum mendesak sebelum satu semester sudah saya inikan, baru saya eksekusi keputusannya jadi umpamanya seperti kemarin berapa anggaran yang terorganisir terserap, berapa persen, kalo sudah ada dananya cepat direalisasikan program-program yang ada itu, kemudian sarana dan prasarana itu baru diberikan, tapi yang paling penting di awal tahun, seacara umumnya tahun ajaran maksdunya ya”.10 Begitu juga yang diungkapkan oleh bapak Lukman Hakim: “Kebutuhan perlengkapan sekolah, ini perencanaan perlengkapan sekolah, itu biasanya awal tahun atau tiap tahun, awal tahun ajaran baru”.11 Hal senada juga di ungkapkan oleh Ibu Neng, guru Bahasa Inggris: “Itu 8
Wawancara dengan Wahyudin, Guru IPS sekaligus menjabat sebagai Bidang Kesiswaan, Tanggal 22 Januari 2013. Pukul 13.35 WIB 9 Wawancara dengan Junaidi Irwanto, Guru Bahasa Arab, Tanggal 23 Januari 2013, Pukul 13.10 WIB 10 Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan, Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 11.35 WIB 11 Wawancara dengan Lukman Hakim, Kepala TU MTs Khazanah Kebajikan, Tanggal 21 Januari 2013. Pukul 09.45 WIB
60
biasanya ada di raker, yang dilakukan setiap satu tahun sekali, dari situ perencanaan semuanya disusun”.12 Dari hasil
data mengenai
kinerja kepala
sekolah dalam
perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa kepala sekolah
dalam menyusun perencanaan
pengadaan sarana prasarana itu dikoordinasikan secara bersama-sama dengan dewan guru, karyawan dan staf pendidikan, yang di lakukan melalui raker, dengan menganggarkan serta menginventarikan sarana dan prasarana
apa
saja
yang
dibutuhkan
dalam
menunjang
proses
pembelajaran, dan dalam analisa kebutuhan sarana danprasarana pendidikan kepala sekolah melihat dari segi skala prioritas kebutuhan serta kondisi keuangan yang ada di MTs khazanah kebajikan, dan sarana dan prasarana yang di butuhkan pada tahun ini adalah penambahan AC, LCD yang di patenkan pada setiap klas, serta penambahan komputer untuk praktek siswa/i MTs khazanah kebajikan, dan perencanaan perlengkapan sarana prasarana yang dilakukan adalah setiap satu tahun sekali, dan dilakukan secara terus menerus, agar dapat diketahui apa saja yang harus dilengkapi dan apa saja yang sudah layak dan sudah tidak layak pakai.
2.
Kinerja kepala sekolah dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan Untuk kinerja kepala sekolah dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, diajukan 6 pertanyaan yang terdiri dari: (a) Bagaimana kepala sekolah merencanakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan? (b) Bagaimana kepala sekolah menetapkan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan? (c) Dari manakah sumberdana yang didapat guna memenuhi sarana dan prasarana pendidikan? (d) Apakah dalam rencana pengadaan sarana dan prasarana dilakukan pertahun atau periodik tertentu? (e) Bagaimana kepala sekolah 12
Pukul 13.00 WIB
Wawancara dengan Neng, Guru Bahasa Inggris, Tanggal 21 Januari 2013,
61
membahas rencana kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan? (f) Siapa saja yang dilibatkan dalam penyusunan rencana pengadaan sarana dan prasarana pendidikan? Berdasarkan hasil wawancara yang mengacu pada pertanyaan diatas, bahwa kinerja kepala sekolah dalam perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan adalah dengan adanya diskusi atau musyawarah bersama kepada dewan guru, karyawan dan staf pendidikan, contonya kepada guru bidang studi TIK, kira-kira peralatan apa saja yang di butuhkan dalam praktek TIK, dan contoh lainnya, menanyakan kepada guru IPA, apa saja yang dibutuhkan dalam praktek IPA, dan sebagainya, dan juga melihat mana yang perlu dan dapat berguna untuk menunjang proses pembelajaran, dan mana yang tidak perlu atau yang tidak berguna lagi dalam menunjang proses pembelajaran di MTs khazanah kebajikan. Seperti yang diungkapkan oleh bapak Lukman Hakim, kepala TU: “Kepala sekolah merencanakan pengadaan sarana dan prasarana terutama melalui guru-guru yang bersangkutan yang kira-kiranya butuh sarana dan prasarana apa saja yang dibutuhkan, yang paling utama guru IPA, IPS ataupun guru agama Matematik, TIK juga dan lain-lainnya”.13 Dalam penetapan sarana dan prasarana pendidikan kepala sekolah tentunya mengecek ataupun mengevaluasi apa-apa sarana yang kurang memadai, ada yang kurang di tambahi kemudian ada yang kurang ditambahi, hal ini dilakukan bersamaan dengan bidang sarana prasarana pendidikan yang ada di MT khazanah kebajikan, dan juga bersama guruguru yang bersangkutan. Sumber dana yang di dapat guna memenuhi sarana dan pasarana yang ada di MTs khazanah kebajikan adalah dari yayasan sendiri, dari dana BOS, atau dari pemerintah, selain itu juga dari siswa/i (SPP), dan juga proposal yang di ajukan kepada pemerintah, serta sumber dana yang mengikat, tentunya untuk menambah dana dalam melengkapi sarana dan 13
Wawancara dengan Lukman Hakim, Kepala TU MTs Khazanah Kebajikan, Tanggal 21 Januari 2013. Pukul 09.50 WIB
62
prasarana yang di butuhkan di MTs khazanah kebajikan. Seperti yang diungkapkan oleh bapak Sutikyono: “Yang pertama bantuan pemerintah atau BOS, kemudian iuran masyarakat, melalui SPP dan sumber lain yang tak mengikat, misalkan bantuan donatur, proposal yang ditunjukan pada donatur nanti dibantu”.14 Begitu juga yang diungkapkan oleh bapak Lukman Hakim, kepala TU: “Nah, untuk sumber dana, biasanya prtama dari pihak lembaga yayasan yang menangani kita, yang kedua juga kita tidak tergantung yayasan, kita bikin proposal keluar, terutama kedinas ataupun kelembaga-lembaga pendiidkan yang lain, alhamdulillah ada yang cair, terutama untuk gedung untuk sarana ada aja”.15 Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Suardi Kepala Sekolah MTs Khazaah kebajikan: “Kita ada sumber-sumbernya disini, kalo dulu ada 3 sumber, sumber yayasan, kemudian Bos dan SPP, dan dari masyarakat, dan sekarang kita potensikan untuk dua sumber, sumber Bos dan SPP, yayasan paling kalo ada kebutuhan mendesak baru ke yayasan, kalo proposal kita ajukan untuk kegiatan khusus yang memang ketika saldo, apa kemudian apa kita ituu kekurangan, kalo masih mencukupi kita dari situ, kalo kekurangan baru kita buat proposal.”16 Rencana pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di lakukan pertahun yang di tuangkan di RABS. Dalam membahas rencana kebutuhan sarana prasarana pendidikan direncanakan awal tahun ajaran, yang di musyawarahkan kepada guru-guru terkait, tentang apa saja yang di butuhkan, dan selain itu juga adanya musyawarah kepada bagian sarana prasarana pendidikan yang terdapat di MTs ini, dan di tuangkan kedalam anggaran belanja sekolah yang terdapat di buku draf anggaran belanja sekolah, khususnya sarana dan prasarana pendidikan. Dan dalam penyusunan rencana pengadaan ini kepala sekolah melibatkan para guru, 14
Wawancara dengan Sutikyono, Wakil Kepala sekolah yang menjabat sebagai Bidang Kurikulum MTs Khazanah Kebajikan., Tanggal 24 Januari 2013. Pukul 13.55 WIB 15 Wawancara dengan Lukman Hakim, Kepala TU MTs Khazanah Kebajikan, Tanggal 21 Januari 2013. Pukul 09.55 WIB 16 Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan, Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 11.40 WIB
63
karyawan, staf pendidikan, bidang sarana prasarana pendidikan serta siswa/i yang terdapat di MTs khazanah kebajikan ini. Seperti yang diungkapkan oleh bapak bapak Wahyudin: “Kalo untuk pengadaan sarana dan prasarana itu biasanya kita pertahun, karena kita menyususn RAPBS itu untuk jangka 1 tahun”.
17
Begitu juga yang diungkapkan oleh Kepala
Sekolah MTs yaitu bapak Suhardin bahwa: “Untuk membahas rencana kebutuhan pendidikan, khususnya sarana dan prasarnanya sama juga dengan tadi bahwa kita rencanakan awal tahun ajaran, jadi setiap akhir tahun ajaran, yang masih punya kepentingan seperti guru, dan bagian-bagian kebutuhannya, kemudian kita inventarisir kemudian kita godog, kemudian kita masukan ke draf raker, dan raker itu kita khususkan dimatengin, digodog, dimatang di godog dengan potensi pendapatan kita kedepan berapa, dengan target pencapaian kita berapa, dan cakupan keuangan kita berapa, kemampuan yang ril berapa, kemudian dibagi kesemua kebutuhan-kebutuhan, berapa persen untuk pendidikan berapa untuk akademik, berapa untuk kesiswaan, berapa untuk sarana dan prasarana untuk di godog di raker”.18 Dari hasil data mengenai kinerja kepala sekolah dalam pengadaan sarana dan prasarana ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa kepala sekolah dalam perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah dengan musyawarah bersama kepada dewan guru, karyawan dan staf pendidikan, dan dalam penetapan sarana dan prasarana pendidikan kepala sekolah mengecek, mengevaluasi apa-apa sarana yang kurang memadai, yang dilakukan bersamaan dengan bidang sarana prasarana pendidikan, dan dewan guru yang ada di MT khazanah kebajikan, sumber dana yang di dapat guna memenuhi sarana dan pasarana yang ada di MTs khazanah kebajikan yatiu yayasan sendiri, dana BOS, pemerintah, SPP siswa/i, dan proposal yang di ajukan kepada pemerintah. Rencana pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di lakukan pertahun yang di
17
Wawancara dengan Wahyudin, Guru IPS sekaligus menjabat sebagai Bidang Kesiswaan, Tanggal 22 Januari 2013. Pukul 13.40 WIB 18 Wawancara dengan Suardin, Wakil Kepala MTs Khazanah Kebajikan, Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 11.45 WIB
64
tuangkan di RABS. Dan dalam membahas rencana kebutuhan sarana prasarana pendidikan direncanakan awal tahun ajaran, dan di tuangkan kedalam anggaran belanja sekolah yang terdapat di buku draf anggaran belanja sekolah, khususnya sarana dan prasarana pendidikan, dalam penyusunan rencana pengadaan kepala sekolah melibatkan guru, karyawan, staf pendidikan, bidang sarana prasarana pendidikan serta siswa/i yang terdapat di MTs khazanah kebajikan.
3.
Kinerja kepala sekolah dalam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan Untuk kinerja kepala sekolah dalam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, diajukan 4 pertanyaan yang terdiri dari: (a) Bagaimana kepala sekolah mendayagunakan sarana dan prasarana pendidikan? (b) Bagaimanakah cara pemeliharaan/perawatan sarana dan prasarana yang dilakukan MTs khazanah kebajikan? (c) Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada rusak? (d) Kapan sajakah pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan? Apakah ada jangka waktu tertentu? (e) Agar dapat digunakan dengan baik apakah kepala sekolah mengadakan pelatihan? (f) Apakah kepala sekolah menegur apabila ada yang menelantarkan sarana dan prasarana pembelajaran? Berdasarkan hasil wawancara yang mengacu pada pertanyaan diatas, bahwa kinerja kepala sekolah dalam mendayagunakan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di MTs khazanah kebajikan ini di sesuaikan dengan manfaat yang ada, seperti pendayagunaan LCD, mediamedia pembelajaran lainnya yang dapat menunjang proses belajar mengajar di MTs, namun masih banyak kekurangan, khususnya dalam perawatan sarana dan prasarana itu sendiri, mengingat banyaknya jumlah sarana dan prasarana sekolah, sehingga memungkinkan adanya kerusakankerusakan pada sarana dan prasarana yang ada. Seperti yang diungkapkan oleh bapak Suardin Kepala Sekolah MTs Khazanah kebajikan:
65
“Mendayagunakannya di sesuaikan dengan manfaat yang ada, jadi memang kalo itu LCD, ya kita gunakan, memang ada kekurangan sedikit bahwa, khususnya perawatan ini, karena saking banyaknya sarana dan prasarana, karena sasprasnya personil di bidang itu sehingga kita kewalahan, disamping memang saspras itu cepat rusak juga”.19 Begitu juga yang diungkapkan oleh bapak Sugeng, guru Bahasa Indonesia: “Artinya mendayagunakan ya, ya menggunakannnya ya yang ada saja ya, kitakan terbatas ya mba, ya artinya terbatas gedung, tetapi kita tidak dikatakan, lab bagus, perpustakaan bagus”.20
Perawatan sarana dan prasarana yang ada di MTs ini tentunya ada penanggung jawabnya masing-masing, seperti dibagian kurikulum, tentunya kurikulum yang bertanggung jawab, namun secara keseluruhan ada bagian sarana dan prasarana yang kemudian mengadakan, dan memelihara sarana prasarana, dan bagian sarana prasarana di sekolah ini hanya satu orang, dan memegang peran atau job sebagai guru, sehingga jobnya saling tumpang tindih, dan mengingat sarana prasarana yang terdapat di MTs ini cukup banyak, kemudian kepala sekolah mensiasati, agar semua orang untuk berperan dalam menjaga sarana dan prasarana yang ada, khususnya guru, karyawan, staf pendidikan dan siswa/idalam menjaga sarana prasarana yang ada di MTs khazanah kebajikan ini. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah yaitu: “Untuk hal-hal tertentu ada penanggung jawabnya masingmasing, kalo dibagian kurikulum ya kurikulum, tapi secara keseluruhan ada bagian sarana dan prasarana yang kemudian mengadakan, dan memelihara seharusnya, tapi saking luasnya cakupan sarana dan prasarna ini saya kemudian kebijakan saya adalah masing-masing bagian memelihara sarana prasarana yang ada. Masing-masing bagian, cuma mungkin karena bagian-bagian itu disamping job-jobnya apa tumpang tindih, dalam artian bagian 19
Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan, Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 11.50 WIB 20 Wawancara dengan Sugeng, Guru Bahasa Indonesia, Tanggal 22 Januari 2013. Pukul 11.15 WIB
66
sarana prasarna ini kan ada 1 orang saya kemudian kewalahan juga, yang pada akhirnya ada aja hal-hal yang rusak, karena anak banyak dan sebagainya, dan kemudian kita siasati bagaimana, semua orang untuk berperan dalam menjaga sarana dan prasarana yang ada, khususnya guru, karyawan dan sebagainya, siswa juga termasuk dalam menjaga sarana prasarana, khususnya yang ada menjaga sarana dan prasarana”.21 Hal senada juga diungapkan oleh bapak Sugeng, guru Bahasa Indonesia: “Pemeliharaannya ya dirawat bersama-sama tapi yang utama adalah yang di tunjuk untuk memelihara sarana dan prasarana tadi, itu sudah ada tugasnya masing-masing,tinggal kita laporkan kepada petugas, ini pak AC nya tidak nyaman, kemudian ini pak AC nya mati, atau kipas anginnya mati dan sebagainya, nanti ada orang yang melakukan perbaikan-perbaikan, kalo menjaga otomatis semuanya”.22 Alternatif yang digunakan oleh kepala sekolah jika sarana dan prasarana ada yang rusak tentunya di servis terlebih dahulu, jika sudah di servis berkali-kali masih saja ada kerusakan, maka kepala sekolah memilih alternatif untuk membeli barang yang baru, dan barang yang rusak itu tentunya tidak dibuang begitu saja, jika barang yg rusak tersebut masih bisa di jual untuk menghasilkan uang, maka alternatif kepala sekolah menjual barang yang rusak tersebut, sehingga uang dari hasil penjualan barang yang rusak itu dapat di manfaatkan untuk penambahan dalam membeli barang yang baru lagi, sehingga tidak mubazir dalam pemanfaatan barang-barang yang sudah tidak bisa digunakan lagi. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah MTs Khazanah kebajikan: “Kalo masih bisa diservis ya diservis, kalo tidak bisa diservis ya diganti, hanya 2 itu aja, kalo masih bisa di servis, ya kita perbaiki, kalo sudah tidak bisa di perbaiki ya kita kandangkan, misalnya seperti komputer yang sudah tidak bisa di pakai lagi, ya kita jual bangkainya termasuk kursi yang sudah berapa kali di perbaiki kan ada kursi harga berapa, rusak kemudian kita perbaiki, udah kebanyakan rusaknya kalo di perbaiki lebih 21
Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan, Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 11.55 WIB 22 Wawancara dengan Sugeng, Guru Bahasa Indonesia, Tanggal 22 Januari 2013. Pukul 11.20 WIB
67
mahal lebih baik kita beli baru, bangkainya di jual, terutama masih bisa menghasilkan dan uangnya masih bisa kita putar lagi uangnya”.23 Hal senada juga di ungkapkan oleh bapak Junaidi Irwanto, guru Bahasa Arab: “Ya.....harus diperbaiki, ya kalo yang masih bisa di perbaiki ya kita perbaiki, tapi yang tidak bisa di perbaiki ya terpaksa kita harus bikin anggaran, itu direncanakan ditahun yang akan datang, media kita berapa, mikroskop yang ada rusak gitukan, sperti itukan susah untuk diperbaikin, kecuali disini, kalo perbaikan masalah kondisi bangunan itukan kebutuhan, secara yang harus, tapi itu memang yang harus dilengkapi, kecuali yang apa itu media-media kita anggaran pertahun.”24 Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan tentunya di lakukan setiap sebulan sekali, tentunya kepala sekolah menugaskan kepada bagian sarana prasarana untuk mengecek dan menservis jika terdapat sarana dan prasarana yang rusak. Namun pemeliharaan sarana dan prasarana disini dilakukan setiap hari, tentunya semua elemen yang trdapat di MTs merawat dan memelihara sarana prasarana yang ada di MTs. Seperti yang diungkapkan oleh bapak Suhardin Kepala Sekolah MTs Khazanah kebajkan bahwa: “Biasanya setiap bulan saya memerintahkan untuk itu, pertama memang untuk setiap masing-masing bagian sudah ada tanggung jawabnya sendiri, ya bagian perpustakaan sudah mempertanggung jawabkan, sesekali saya mengecek, dan menanyakan untuk perbaikan sebaik mungkin, tapi secara rutin tetap tidak, tapi secara isundetal kalo saya sudah lihat, kalo untuk melihat dan mengontrol untuk mengganti atau menservis untuk tindakan-tindakan yang pas seperti itu, tatapi secara keseluruhan akhir tahun selalu di cek secara general, karena ada kaitannya dengan penambahan sarana dan prasarana baru, sehingga ada pengecekan kembali mana yang layak, mana yang perlu diganti, mana yang tidak, yang baru yang jelas untuk penambahan siswa ya mebler, papan dan sebagainya dan juga 23
Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan, Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 12.00 WIB 24 Wawancara dengan Junaidi Irwanto, Guru Bahasa Arab, Tanggal 23 Januari 2013, Pukul 13.15 WIB
68
kembang, kembang harus tambah lagi mungkin sering rusak dan sebagainya, tambah LCD kurang tambah dengan kemampuankemampuan yang kita lihat kaya aksesoris-aksesoris yang ada kita tambah, perbaikan kamar mandi, tambah ini tambah itu dan sebagainya, penambahan pintu dan sebagainya, kemudian lainlain dan banyak sekali, termasuk aksesoris-aksesoris dikelas, termasuk kipas angin rusak dan sebagainya, horden dan sebagainya, sperti itu, jadi banyak sekali”.25 Hal senada juga di ungkapkan oleh bapak Lukman Hakim yang menjabat sebagai kepala TU: “Untuk pemeliharaan tergantung kebutuhan sarana itu sendiri, contohnya kalo kursi rusak kita langsung jangka pendek, kalo untuk jangka panjang kita dananya, kalo masih ada kita salurkan.”26 Kepala sekolah juga mengadakan pelatihan dalam menggunakan sarana dan prasarana pendidikan, khususnya di pelatihan komputer, yang di dalamnya terdapat program-program khusus, membat power point dan juga cara penggunaan LCD dengan baik dan benar.
Seperti yang
diungkapkan oleh bapak Wahyudin, guru IPS dan juga menjabat sebagai bagian kesiswaan: ” pelatihan seperti kalo untuk ya waktu itu si ada pelatihan, pelatihan program power point, gitu, kalo untuk pelatihan perbaikan sarana itu kayanya belum ada, kalo pelatihan yang itu belum, paling guru bertanya kepada petugasnya”.27 Begitu juga yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah MTs Khazanah kebajikan: “Sarana prasarana terkait dengan sarana dan prasarana dibidang komputer yang jelas itu ada pelatihannya khususnya misalnya terkait dengan program khusus, tapi itu pelatihannya gak lamalama amat, biasanya di tunjuk dan sebagainya, dan tau faham ya dilaksanakan, kalo untuk guru-guru biasanya kita melaksanakan TIK, satu semester kemarin jalan, setiap hari kamis, bahkan termasuk pembuatan power point, menyalakan dan menggunakannya, jadi satu paket bagaimana membuat power
25
Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan, Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 12.05 WIB 26 Wawancara dengan Lukman Hakim, Kepala TU MTs Khazanah Kebajikan, Tanggal 21 Januari 2013. Pukul 10.00 WIB 27 Wawancara dengan Wahyudin, Guru IPS sekaligus menjabat sebagai Bidang Kesiswaan, Tanggal 22 Januari 2013. Pukul 13.45 WIB
69
point pembelajaran, menggunakan LCD”.28
termasuk
mungkin
bagaimana
Hal senada juga diungkapkan oleh guru Bahasa Arab, bapak Junaidi Irwanto: “Ya mengadakan, ya pelatihan bagaimana cara dalam menggunakannya, seprti infokus, melatih guru dalam menggunakannya ada pelatihan pelatihan khusus keluar belum, palingan kaya gitu aja.”29 Kepala sekolah menegur jika ada yang menelantarkan sarana dan prasarana pembelajaran, biasanya kepala sekolah menegur dengan perkataan sopan dan santun, dan dengan tutur kata yang baik, agar sarana prasarana yang rusak dapat dirawat kembali. Seperti yang diungkapkan oleh bapak Sugeng, guru Bahasa Indonesia bahwa: “Jelas, itu tugas kepala sekolah menegur, dengan senyum, dengan apa, itu pasti, ini air rusak, kenapa kamu, tapi menegurnya dengan etika, sopan santun, tidak menegur seperti sama tukang sapu jalan, tapi dengan etika, moral, budi pekerti, dengan sindiran dan bagaimana”.30 Hal senada juga di ungkapkan oleh bapak Lukman Hakim yaitu: “Wah itu pasti, kepala sekolah langsung menegur ketika ada staf TU maupun guru-guru yang menelantarkan sarana dan prasarana dengan mengingatkan jangan sampai sarana dan prasarana kita sudah disimpan baik-baik hilang dengan sekejap”.31 Begitu juga yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah MTs khazanah kebajikan: “Ya jelas, ditegur, di panggil, dikasih tau, untuk bagaimana di rawat kembali.”32 Hal senada juga diungkapkan oleh Rayhan, siswa kelas VIII sekaligus menjabat sebagai Wakil Ketua Osis MTs khazanah kebajikan: 28
Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan, Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 12.10 WIB 29 Wawancara dengan Junaidi Irwanto, Guru Bahasa Arab, Tanggal 23 Januari 2013, Pukul 13.10 WIB 30 Wawancara dengan Sugeng, Guru Bahasa Indonesia, Tanggal 22 Januari 2013. Pukul 11.25 WIB 31 Wawancara dengan Lukman Hakim, Kepala TU MTs Khazanah Kebajikan, Tanggal 21 Januari 2013. Pukul 10.05 WIB 32 Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan, Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 12.15 WIB
70
“Iya ditegur, kaya misalnya kemarin ada apa gitu rusak langsung ditegur sama pak suhardin, cepat”.33 Hal senada juga diungkapkan oleh Adinda Anastasya, siswa kelas VIII sekaligus menjabat sebagai Sekretaris Osis: “Ya misalnya bangku, bangku rusak ni, trus anaknya itu ketawan ngerusak bangku itu, ya langsung di panggil anak itu di kasih peringatan”.34 Dari hasil
data mengenai
kinerja kepala
sekolah dalam
pemeliharaan sarana dan prasarana ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa kepala sekolah dalam mendayagunakan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di MTs khazanah kebajikan ini di sesuaikan dengan manfaat yang ada, dan perawatan sarana dan prasarana yang ada di MTs ini ada penanggung jawabnya masing-masing, namun secara keseluruhan ada bagian sarana dan prasarana yang kemudian mengadakan, dan memelihara sarana prasarana, akan tetapi kepala sekolah mensiasati, agar semua orang untuk berperan dalam menjaga sarana dan prasarana yang ada, khususnya guru, karyawan, staf pendidikan dan siswa/i dalam menjaga sarana prasarana yang ada di MTs khazanah kebajikan, dan alternatif yang dilakukan kepala sekolah jika terdapat sarana dan prasarana yang rusak yaitu dengan di perbaiki, dengan adanya pengawasan yang ditunjuk oleh kepala sekolah yaitu dari bagian sarana dan prasarana itu sendiri, untuk mengecek, menservis tentang kerusakan-kerusakan barang, dan mengadakan pelatihan untuk penggunaan media pembelajaran, seperti LCD, pembuatan power poit, dan sebagainya, dan kepala sekolah menegur jika ada yang menelantarkan sarana dan prasrana pembelajaran, dengan nasehat dan tutur kata yang sopan, guna untuk menjaga dan memelihara sarana dan prasarana pendidikan yang ada di Mtskhazanah kebajikan.
33
Wawancara dengan Rayhan, Siswa Kelas II MTs sekaligus menjabat sebagai Wakil Ketua Osis MTs Khazanah Kebajikan, Tanggal 24 2013, Pukul 10.00 WIB 34 Wawancara dengan Adinda Anastasya, Siswa Kelas II MTs sekaligus menjabat sebagai Sekretaris Osis MTs Khazanah Kebajikan, Tanggal 24 2013, Pukul 10.05 WIB
71
4.
Kinerja kepala sekolah dalam penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan Untuk Kinerja kepala sekolah dalam penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan, diajukan 4 pertanyaan yang terdiri dari: (a) Bagaimana sistem inventarisasi barang yang terdapat di MTs Khazanah kebajikan? (b) Bagaimanakah sistem penyimpanan barang yang dilakukan? (c)Apakah
tersedia
ruangan
khusus
untuk
menyimpan
barang
pembelajaran?
Berdasarkan hasil wawancara yang mengacu pada pertanyaan diatas, bahwa kinerja kepala sekolah dalam menginventarisasi barang yang terdapat di MTs khazanah kebajikan yaitu setiap ada barang baru yang masuk tentunya di inventaris atau di catat dalam buku khusus inventaris sarana dan prasarana, yang di tugaskan kepada bagian TU, namun kepala sekolah juga mengakui, dalam sistem inventaris barang ada MTs khazanah kebajikan memiliki kelemahan, yaitu pengecekan barang
yang
tidak
dilakukan
secara
terus
menurus,
sehingga
memungkinkan terdapat barang yang tidak terinventaris, dikarenakan staf khusus inventaris barang belum ada di MTs ini, sehingga barang yang kelaur masuk belum terinventaris dengan baik.
Seperti yang di
ungkapkann oleh Kepala Sekolah MTs Khazanah kebajikan bahwa: “Yang jelas setiap di beli di inventaris, ada inventarisnya, oleh masing-masing bagian biasanya di bendahara di inventaris kemudian setelah itu dimasukan dibuku pengadaan, kalo umpamanya lengkap mungkin saya belum tau, saya juga belum cek, yang jelas ada bagiannya disinilah mungkin kelemahan saya, ketika barang itu sudah masuk, biasanya kan di inventaris dibendahara, dan kemudian biasanya masuk di inventaris, dari berbagai macam barang yang sudah diberi, baik yang habis pakai maupun yang tidak habis pakai, ada bagian yang memang menginventaris yang habis pakai dalam artian dari berbentuk barang ada di bagian TU, cuma mungkin ini adalah kelemahan kami kekurangan kami adalah tidak ya mengecek terus menerus, karena tidak ada staf khusus, kita punya kepala
72
sarana dan prasarana disini wakil kepala, tapi dia lebih banyak bagaimana mengadakan-mengadakan, kemudian perawatannya itu bagian-bagian masing-masing, seperti yang saya katakan di awal tadi, yang ini yang koordinasi antara yang satu dengan yang lain sangat lemah makanya masuk dibendahara semuanya, nah ini yang saya lagi perbaiki sekarang, TU, kan TU ini nulis dan sebagainya, cuma ketika meningkatnya kebutuhan anak, yang tidak tertangani dengan baik, harusnya tiap barang masuk ada inventarisnya di inventarisasi, mungkin ada aja yang terlewatkan gitu, kemudian harus di cari di buku bendahara yang sangat luas, itu salah satu kelemahan yang tahun ini harus di perbaiki, jadi wakil bidang sarana prasarana harus ada staf khusus, staf khususnya sudah ada dibidang pendidikan, jadi disamping mencari, dipperbaiki, cuma yang belum ini yang mencatatkan khusus, catat secara umum ada, catat secara khusus dalam artian bahwa ada pembukuan khusus untuk sarana dan prasarana ini belum, harusnya di TU sudah ada, tapi karena di TU sudah banyak sekali, kadang-kadang lewat itu yang menjadi kelemahannya, kalo kita tambah staf ya lagi-lagi kita berada pada keuangan juga ketika kita menambah Adm, hanya untuk mencatat-catat itu, tapi kalo kita serahkan ke TU, TU yang begitu banyak kegiatannya, itu salah satu kelemahannya yang mungkin saya rasakan.35 Begitu juga yang diungkapkan oleh bapak Lukman Hakim, Ketua TU bahwa: “Untuk inventarisasi kita biasanya dimasukan kebuku gede atau buku khusus inventaris sejauh mana barang-barang yang sudah masuk kita catat, barang yang keluar kita catat juga, mana yang masih bagus, mana yang baik yang rusak, berapa jumlah yang baik yang rusak, jadi terdapat dibuku besar”.36 Dalam penyimpanan barang yang terdapat di MTs ini, kepala sekolah menugaskan pada bagian masing-masing, untuk penyimpanan barang, setiap habis pakai, harus di simpan kembali pada tempatnya, seperti penggunaan LCD, kepala sekolah menugaskan agar setiap guru yang menggunakan LCD, agar di simpan kembali di lemari khusus LCD, dan begitu juga dengan barang-barang pembelajaran yang lain, agar di 35
Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan, Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 12.20 WIB 36 Wawancara dengan Lukman Hakim, Kepala TU MTs Khazanah Kebajikan, Tanggal 21 Januari 2013. Pukul 10.10 WIB
73
simpan di tempatnya masing-masing, sehingga meminimalisis kerusakan ataupun kehilangan barang pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh Wakil Kepala Sekolah MTs Khazanah kebajikan: “dikelompokan berdasarkan tugas masing-masing, seperti saya, bagian kurikulum, saya menyimpan barang-barang media pembelajaran, seperti laptop, infokus, kabel-kabel, itu ada di saya, kalo inventaris berupa alat tulis atau ATK, seperti komputer itu kepala TU”.37 Begitu juga yang diungkapkan oleh bapak Junaidi irwanto, guru Bahasa Arab bahwa: “Penyimpanan barang yang dilakukan, ya.... disimpan dan dijaga dengan baik tapi tidak semata-mata, semata-mata disimpan, juga harus digunakan juga, jangan barang-barang itu disimpan terus, tapi digunakan, karena banyak disekolah-sekolah begitu, banyak barang-barang yang disimpan tapi tidak di gunakan, nah guru yang menggunakan barang ini mereka juga diberikan tanggung jawab dalam peminjaman, ada buku peminjamannya, dalam pengembalian ada buku pengembaliannya gitu kan”.38 Dan dalam penyimpanan barang pembelajaran di MTs ini tentunya tersedia ruangan-ruangan khusus, seperti loker, atau lemari khusus untuk menyimpan LCD, ataupun barang-barang pembelajaran lainnya, seperti Lab IPA, ataupun barang-barang bekas yang memiliki ruangan khusus seperti gudang penyimpanan barang-barang bekas. Seperti yang diungkapkan oleh bapak Lukman Hakim: “Selain gudang tersebut kita ada khusus menyimpanan barang seperti infokus, LCD, ada diruang guru ataupun kursi itu ada diruangan tersebut”.39 Begitu pula yang diungkapkan oleh bapak Wahyudin: “ya.....kalo memang ruang khusus
37
Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan, Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 12.30 WIB 38 Wawancara dengan Junaidi Irwanto, Guru Bahasa Arab, Tanggal 23 Januari 2013, Pukul 13.15 WIB 39 Wawancara dengan Lukman Hakim, Kepala TU MTs Khazanah Kebajikan, Tanggal 21 Januari 2013. Pukul 10.15 WIB
74
itu ada, seperti IPA ada ruangannya, labnya, kalo infokus ada lemari ini ada khusus”.40 Hal senada juga di ungkapkan oleh bapak Kepala Sekolah: “Kalo barang pembelajaran khususnya kaitannya dengan pembelajaran ada lemarinya, itu ada di kurikulum dan juga kesiswaan, jadi ada, kalo itu untuk lab, alat-alat lab ada di meja-meja labnya, atau di lemari-lemari labnya, disimpan”.41 Dari hasil
data mengenai
kinerja kepala
sekolah dalam
penyimpanan sarana dan prasarana ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa kepala sekolah dalam sistem inventaris sarana dan prasarana pendidikan dengan menginfentaris semua barang-barang yang baru masuk, yang di tugaskan kepada bagian TU, namun hal ini tidak dilakukan secara rutin atau terus menerus, karena belum tersedianya staf khusus bagian inventaris sarana dan prasarana pendidikan di MTs khazanah kebajikan ini, dan kepala sekolah sendiri menugaskan kepada seluruh bagian masingmasing untuk menyimpan sarana dan prasrana pendidikan dengan baik, hal ini di tunjukan untuk siapa saja yang sudah selesai menggunakan sarana dan prasarana pendidikan, baik itu guru, karyawan, staf-staf pendidikan maupun siswa, tentunya di MTs kazanah kebajikan memiliki tempat khusus dalam penyimpanan barang pembelajaran, seperti lemari-lemari khusus, gudang, maupun loker-loker tempat penyimpanan media pembelajaran, sehingg semua barang pembelajaran tersimpan dengan rapi.
5.
Kinerja kepala sekolah dalam pengawasan sarana dan prasarana pendidikan Untuk kinerja kepala sekolah dalam pengawasan sarana dan prasarana pendidikan, diajukan 4 pertanyaan yang terdiri dari:
40
Wawancara dengan Wahyudin, Guru IPS sekaligus menjabat sebagai Bidang Kesiswaan, Tanggal 22 Januari 2013. Pukul 13.50 WIB 41 Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan, Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 12.35 WIB
75
(a)
Bagaimanakah proses evaluasi tentang keadaan/ perlengkapan
barang? (b) Bagaimanakah cara kepala sekolah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam pengawasan sarana dan prasarana pendidikan? (c) Bagaimanakah sistem penghapusan sarana dan prasarana yang dilakukan? (d) Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem belajar mengajar disekolah?
Berdasarkan hasil wawancara yang mengacu pada pertanyaan diatas, bahwa kinerja kepala sekolah dalam proses evaluasi tentang keadaan atau perlengkapan barang yaitu dengan mengecek rutin barangbarang kerusakan,mengecek melalui buku, disamping kepala sekolah meminta laporan-laporan tentang kerusakan-kerusakan yang ada, dan jika barang itu urgen dan harus diganti, maka harus diganti. Seperti yang di ungkapkan oleh Kepala Sekolah MTs Khazanah kebajikan bahwa: “Evaluasinya biasanya saya mengecek rutin barang-barang kerusakan, dan sebagainya, dengan buku, disamping saya meminta laporan-laporan tentang kerusakan-kerusakan yang ada yang kalo itu ungen dan harus diganti, maka harus diganti, kalo itu masih bisa di tunda, ya kita tunda dulu, kemudian ada uang dan sebagainya, ya kita kerjakan seperti itu, itu bagian dari pengawasan, baik itu dari saya langsung mengecek, maupun bagian-bagian lain yang melaporkan”.42 Hal serupa juga dikatakan oleh bapak Lukman Hakim: “untuk proses evaluasi biasanya kepala sekolah langsung turun langsung ke bagian-bagian yang telah ditunjuk dan bertanggung jawab tentang cara apa yang sedang dilakukan dalam mengevaluasi”.43 Begitu juga yang di kemukakan oleh bapak Sutikyono selaku Wakil Kepala Sekolah yaitu: “Dengan mengecek ya, mengecek barang-barang, kemudian apa namanya mengawasi barang yang ada”.44 42
Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan, Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 12.40 WIB 43 Wawancara dengan Lukman Hakim, Kepala TU MTs Khazanah Kebajikan, Tanggal 21 Januari 2013. Pukul 10.20 WIB 44 Wawancara dengan Sutikyono, Wakil Kepala sekolah yang menjabat sebagai Bidang Kurikulum MTs Khazanah Kebajikan., Tanggal 24 Januari 2013. Pukul 14. 00 WIB
76
Dalam memberikan pengarahan dan bimbingan dalam pengawasan sarana dan prasarana pendidikan kepala sekolah mengikut sertakan bagian sarana prasarana, bagian kurikulum, dan staf-staf TU, tentunya kepala sekolah memberikan nasehat mengenai cara pemeliharaan barang sarana dan prasarana pendidikan, serta membimbing dalam pembuatan laporan atau catatan khusus mengenai sarana dan prasarana pendidikan. Seperti yang di kemukakan oleh kepala TU yaitu bapak Lukman Hakim: “jadi kepala sekolah langsung memberi arahan ataupun nasehat kepada khususnyaa TU ataupun staf pendidik yang ditunjuk untuk memelihara barang tersebut agar jangan sampai barang-barang tersebut terjadi kerusakan ataupun hilang dengan percuma dan dijaga dengan baik dengan catatan khusus”. 45 Begitu juga yang di ungkapkan oleh bapak Wahyudin, guru IPS sekaligus menjabat sebagai bagian Kesiswaan: “yang pertama, langkah pertama adalah memanggil bagian sarana dan prasarana, kemudian dijelaskan cara perawatannya dan juga cara penggunaannya juga dijelasin”.46 Sistem penghapusan sarana dan prasarana pendidikan yang dilakukan oleh kepala sekolah yaitu dengan melihat segi pendayagunaan atau segi kemanfaatan barang itu sendiri, jika barang itu rusak, dan sudah tidak bisa di perbaiki lagi maka akan di musnahkan atau di hapus. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah MTs Khazanah kebajikan: “Kalo penghapusan sarana dan prasarana, itu kalo tidak dipakai lagi dan sudah tidak bisa di daya gunakan lagi mau tidak mau dihapus, biasanya jadi bangkai, bangkainya juga sudah tidak bisa di jual, ya mau di apain lagi”.47 Begitu juga yang dikatakan oleh guru IPS sekaligus bidang Kesiswaan bahwa: 45
Wawancara dengan Lukman Hakim, Kepala TU MTs Khazanah Kebajikan, Tanggal 21 Januari 2013. Pukul 10.25 WIB 46 Wawancara dengan Wahyudin, Guru IPS sekaligus menjabat sebagai Bidang Kesiswaan, Tanggal 22 Januari 2013. Pukul 13.50 WIB 47 Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan, Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 12.45 WIB
77
“Sistem penghapusan biasanya yang sudah kan ada tuh barang yang sudah agak tua gitu ya, itu biasanya dijual, dilelang, dilelang kita beli baru, seperti ada ni infokus rusak 2, itu gak bisa dierbaiki yang dijual, nanti kita beli lagi, kaya komputer waktu itu pentium tiga lama tuh itu langsung dilelang, dijual semua, kita beli lagi yang baru, sistem lelang”.48 Sarana dan prasarana pendidikan yang terdapat di MTs ini sudah dapat menunjang sistem belajar mengajar, seperti media pembelajaran yang sudah dapat mencukupi kebutuhan siswa/i dan guru, namun disamping itu memang kelengkapan media pembelajaran ada yang belum dipenuhi, seperti lab komputer khusus untuk siswa/i MTs khazanah kebajikan itu sendiri, saat ini MTs masih bernaung dengan yayasan dalam menggunakan fasilitas komputer tersebut, mengingat terbatasnya jumlah gedung MTs, sehingga MTs khazanah kebajikan untuk saat ini dalam hal kelengkapan lab komputer masih bernaung dengan yayasan. Akan tetapi melihat secara umum atau keseluruhan, sarana dan prasarana pendidikan yang terdpat di MTs ini sudah baik, dan sudah dapat menunjang proses belajar mengajar di MTs khazanah kebajikan. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah MTs Khazanah kebajikan: “Alhamdulillah sampai saat ini sangat menunjang sekali, walaupun belum maksimal yah, saya katakan belum maksimal, karena idealnya harus lebih dari ini, tapi mungkin berusaha sedikit demi sedikit, untuk kita bergerak kearah yang lebih baik lagi, jadi sampai saat ini cukup,buktinya kita bisa belajar dengan lancar, walaupun kekurangan itu ada, dan itu akan terus kita perbaharui-perbaharui lagi”.49 Hal senada juga di ungkapkan oleh bapak Lukman Hakim: “Nah untuk sarana dan prasarana di MTs ini saya liat 80% sudah menunjang separuhnya masih tidak layak karena banyak kerusakan dan karena dana
48
Wawancara dengan Wahyudin, Guru IPS sekaligus menjabat sebagai Bidang Kesiswaan, Tanggal 22 Januari 2013. Pukul 13.55 WIB 49 Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan, Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 12.50 WIB
78
kita terbatas, ya sekitar itu ya 80 % lah...udah layak dan baik”.50 Begitu juga yang di ungkapkan oleh bapak Sutikyono bahwa: “Kalo melihat dari jumlah ruang cukup ya, untuk media belajarnya, buku juga udah cukup menampung anak, media belajarnya juga sudah cukup karena disini sudah dipatenin juga, ya udah, saya kira cukup untuk sementara satu lagi, memang itu yang saya selesaikan saat ini, dulu memang sudah ada, karena komputernya sudah ketinggalan, maka kita hilangkan dengan cara nebeng ke MA, kita sudah mengajukan ke tiga tempat bantuan lab, tapi sampai saat ini belum ada jawaban”.51 Sarana dan prasarana di MTs Khazanah kebajikan secara keseluruhan sudah dapat menunjang sistem pembelajaran, hal ini di ungkapkan oleh guru Mulok bapak Adisam bahwa: “untuk sistem belajarnya alhamdulillah sudah dapat menunjang karena ini sudah terakreditasi A, dan untuk misalnya dalam ruangan kelas itu sudah ada LCD, kemudian sarana dan prasarana sudah bagus, sudah menunjang sistem belajar mengajar.52 Hal senada juga di ungkapkan oleh bapak Junaidi Irwanto, guru Bahasa arab : “ya kalo dilihat secara ini, kalo dibanding-bandingkan sudah sangat lumayan lah, sudah menunjang, istilahnya hampir semua kebutuhan siswa itu ya saya lihat ada walau belum terkaferin semua, tapi waktu dibutuhkan itu ada.53 Dari hasil data mengenai kinerja kepala sekolah dalam pengawasan sarana dan prasarana ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa kepala sekolah dalam proses evaluasi tentang keadaan atau kelengkapan sarana dan rasarana pendidikan
dengan mengecek melalu pembukuan dan
laporan-laporan tentang keurusakan barang, yang dilakukan secara rutin, serta memberikan pengawasan dan bimbingan kepada kepala sekolah tentang bagaimana cara memeliharan sarana dan prasarana pendidikan, 50
Wawancara dengan Lukman Hakim, Kepala TU MTs Khazanah Kebajikan, Tanggal 21 Januari 2013. Pukul 10.30 WIB 51 Wawancara dengan Sutikyono, Wakil Kepala sekolah yang menjabat sebagai Bidang Kurikulum MTs Khazanah Kebajikan., Tanggal 24 Januari 2013. Pukul 14. 00 WIB 52 Wawancara dengan Adisam, Guru Mulok., Tanggal 21 Januari 2013. Pukul 7:30 WIB 53 Wawancara dengan Junaidi Irwanto, Guru Bahasa Arab, Tanggal 23 Januari 2013, Pukul 13.20 WIB
79
khususnya kepada bagian sarana pendidikan, kurikulum, dan staf-staf TU, dan jika sarana dan prasarana itu sudah tidak dapat di manfaatkan atau di dayagunakan lagi, maka sarana dan prasaran itu di hapus dan dimusnahkan, dan secara keseluruhan sarana dan prasarana pendidikan yang terdapat di MTs ini sudah baik, dan tentunya dapat menunjang proses belajar mengajar di MTs khazanah kebajikan.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan pada guru, kepala sekolah, dan siswa/i MTs Khazanah kebajikan Pondok Cabe Ilir tentang Kinerja Kepala Sekolah dalam Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan, penulis dapat menarik kesimpulan yaitu: 1. Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan yang dilakukan kepala sekolah secara keseluruhan dikoordinasikan secara bersama-sama dengan dewan guru, karyawan dan staf pendidikan, yang di lakukan melalui raker (rapat kerja) yang didalamnya sudah tertuang berbagai macam perencanaan mulai dari menganalisa sampai pada anggaran pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang dilakukan kepala sekolah yaitu dengan musyawarah yang dilakukan kepala sekolah kepada guru, karyawan, staf-staf pendidikan, dan siswa/i, dan adanya kerja sama dalam mengecek, mengevaluasi, serta perolehan dana dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, baik itu dari pemerintah, yayasan, dana BOS, donatur maupun proposal.
80
81
2. Penyimpanan sarana dan prasarana yang dilakukan kepala sekolah dengan menugaskan kepada semua guru, karyawan, dan siswa/i untuk menjaga dan menyimpan barang dengan baik, sesuai pada tempatnya masing-masing, adanya staf khusus inventaris sarana dan prsarana pembelajaran. Pengawasan sarana dan prasarana pendidikan yang dilakukan oleh kepala sekolah secara rutin mengecek melalui pembukuan mengevaluasi
laporan-laporan barang
sarana
tentang dan
kerusakan prasarana
barang,
dan
pedidikan,
serta
membimbing kepada semua guru, karyawan, dan siswa/i untuk memelihara sarana dan prasarana yang ada di MTs secara bersama dengan baik. 3. Secara keseluruhan kinerja kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan, mulai dari perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, penyimpanan dan pengawasan dilakukan secara bersama-sama, adanya musyawarah dan koordinasi antara kepala sekolah dengan guru-guru, staf pendidikan serta siswa/i. Namun dalam hal inventaris sarana dan prasarana pendidikan belum dilakukan secara berkesinambungan, dikarenakan belum adanya staf
khusus yang
bertugas untuk menginventaris sarana dan prasarana yang terdapat di MTs tersebut, sehingga sistem inventaris di sekolah tersebut belum berjalan dengan baik. Selain itu juga belum tersedianya ruangan untuk laboratorium komputer secara mandiri, sampai saat ini penggunaan laboratorium komputer bersama dengan jenjang pendidikan madrasah aliyah khazanah kebajikan.
B. Saran Kepala sekolah merupakan salah satu elemen terpenting dalam keberhasilan pendidikan yang di selenggarakan dalam lembaga formal. Berkaitan dengan hal itu penelitian menyarankan: 1) Kepala sekolah hendaknya dapat terus menerus meningkatkan kerja sama dengan guru-guru, karyawan, staf pendidikan, khususnya bekerja
82
sama dalam meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan, guna melancarkan proses belajar mengajar di sekolah. 2) Kepala sekolah, guru-guru,karyawan dan staf pendidikan, hendaknya mengoptimalkan komponen dalam standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan, agar tercapainya kualitas pendidikan yang lebih baik 3) Kepala sekolah hendaknya dapat mengoptimalkan kelengkapan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan, seperti ruangan komputer dan juga sistem inventaris barang secara berkesinambungan, demi meningkatkan kualitas pendidikan disekolah yang lebih baik. 4) Partisipasi orang tua, komite, masyarakat sangat diharapkan oleh pihak sekolah, karena untuk mencapai kebehasilan peserta didik, perlu adanya kerja sama dan dorongan dari orang tua dan lingkungan sekolah, yaitu dengan membimbing dan mengembangkan proses belajar mengajar. 5) Pemerintah
yang
bertanggung
jawab
dalam
penyelenggaraan
pendidikan hendaknya memperhatikan kebutuhan-kebutuhan sekolah, baik itu dari segi sarana dan prasarana pendidikan, maupun peningkatan kesejahteraan bagi guru, karena hal tersebut sangat penting, guna dalam melancarkan proses belajar mengajar di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA 1. Abdul Rahman Shaleh dan Yunita Faela Nisa, Psikologi Dan Industri (Jakarta: UIN Jakarta Dengan UIN Jakarta Press, 2006) 2. Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996) 3. Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), Cet. Ke-2 4. Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), Cet. Ke-2. 5. Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Persekolahan Berbasis Sekolah, (Jakarta: November 2007) 6. Dokumentasi Profil MTs Khazanah Kebajikan 7. Donal J. Bowersox, Manajemen Logistik, (Jakarta: Bina Aksara, 1989) 8. Edward Sallis, Total Quality Management In Education, Manajemen Mutu Pendidikan, (Jogjakarta: IRCiSoD, 2008) 9. E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003) 10. E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007) 11. E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Yang Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006). Cet Ke-6 12. Frista Atmanda W, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jombang: Lintas Media) 13. http://kuliahme.blogspot.com/2009/05/bab-i-pendahuluan-1 14. Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara: 2003). 15. Isjoni, Saatnya Pendidikan Kita Bangkit (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), Cet. Ke-4
83
84
16. Jack Cullen dan Ien D’Innocenzo, Memaksimalkan Kinerja, Terjemah Andi, (Yogyakarta: Tugu Publisher,2004) Cet ke-1 17. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992) 18. Mulyono,
Manajemen
Administrasi
dan
Organisasi
Pendidikan,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008) 19. Soebagio Atmodiwirio, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT. Ardadizya Jaya, 2005) 20. Soekarto Indrafachrudi, Bagaimana Memimpin Sekolah yang Efektif, (Malang: Ghalia Indonesia, 2006) 21. Standar
Nasional
Pendidikan,
PP
RI
No.
19
Tahun
2005,
(Ciputat:LeKDiS: 2005) 22. Standar Pengelolaan Pendidikan (Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, Kementrian Pendidikan Nasional, 2007) 23. Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan (Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, Kementrian Pendidikan, 2007) 24. Subagyo MS., Manajemen Logistik, (Jakarta: Haji Masaagung, 1990) 25. Sudarman Danim, Media Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994) 26. Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, (Jakarta: Rajawali Pers, 1990) 27. Suharsimi Arikunto, Pengelola Materil, (Jakarta: Prima Karya, 1987) 28. Sulistyorini,
Peranan
Kepala
Sekolah
Sebagai
Pemimpin
Pembelajaran,Ta’allum Jurnal Pendidikan Islam, 19, 2009. 29. Supardi, dkk. Perencanaan Pendidikan (Jakarta: Diadit Media, 2010) 30. Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, (Jakarta:Studia Press, 2000) 31. Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang, Administrasi Pendidikan (Malang: IKIP Malang, 1989)
85
32. Veithzal Rivai, Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet Ke-2 33. Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala sekolah; Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, (Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, 2007) 34. Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: Raha Grafindo Persada, 2007) 35. Wijono,
Administrasi
dan
Supervisi
Pendidikan,
(Jakarta:
DirjenPendidikan Tinggi, 1989) 36. Yasis Ilyas, Kinerja: Teori, Penilaian, dan Penelitian, (Depok, Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan, 2002) Cet. Ke-3
STRUKTUR ORGANISASI MTs KHAZANAH KEBAJIKAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Ketua Yayasan Drs. H. Nadjmudin Siddiq
Komite Madrasah Drs. H. Aminudin Yunus
Kepala Madrasah H. Suardin, S.Sos.I
KKM
Wakil Kamad Sutikyono, M.Pd
PKM. Kurikulum Sutikyono, M.Pd
PKM. Kesiswaan Wahyuddin,S.Pd
PKM. Sarana H. Zulkarnain, S.Ag
Kaur. Tata Usaha Lukmanul Hakim, S.Ag Bendahara Umi kalsum,A.Md
Perpustakaan Heriyanto
Pembina OSIS Adisam
BP/BK Iskandar,S.Ag
Laboran IPA Suriani,S.Pd
Wali Kelas / Guru OSIS
Laboran.Komp Lukmanul Hakim
Bendahara BOS Siti Awaliyah Staf TU Martin Sarimada Staf IT Yoyo
Siswa MTs Khazanah Kebajikan
Kebersihan Ali Supriyadi
DATA SARANA & PRASARANA MTs KHAZANAH KEBAJIKAN GEDUNG A MTs KK No
Jenis Peralatan / Perlengkapan
KELOMPOK I A. ELEKTRONIK 1 Printer 2 Printer 3 Air Conditioner (AC) 4 Komputer PC 5 Komputer PC 6 Laptop 7 Camera Digital 8
Merek
Jumlah QTY
Tanggal Pembelian
Jumlah (Rp)
Laser Jet P1566 Epson L200 Panasonic Powerlogic Simbada A.note Canon
1 1 1 1 1 1 1
4/26/2011
2,150,000,-
12/5/2011 7/19/2012
2,500,000,4,500,000,Hibah
5/22/2009
1,200,000,
3 4 1 1 1 3 1
1999 2/2/2012
650,000,-
KELOMPOK II B. MEBLAIR 1 Meja Kantor 2 Kursi Kantor Montana 3 Sofa 4 Lemari Kaca/Etalase Piala 5 Rak File 6 Lemari 7 Filling Cabinet Alat peraga Papan Administrasi Kelas Papan Adm.Kelas 8 papan tulis KELOMPOK I A. ELEKTRONIK 1 Keyboard Logitech 2 Printer Laser Jet P1102 3 Air Conditioner (AC) Panasonic 4 Air Conditioner (AC) Panasonic 5 Komputer PC Simbada 6 Laptop ACER 7 Televisi LG 8 Dispenser Sanken 9 OHP Infocus
3
1 1 1 1 1 1 1 1 1
2001
11/19/2012 19/11/10 7/18/2012
1,600,000,1.600.000,930,000,-
15-Jun-12
4,500,000
4/25/2009 1/3/2012
1,979,000,3,600,000
Biaya Penyusutan Thn 2012
Akum penyusutan Thn 2013
Nilai Buku Thn 2013
Lokasi
Ruang TU Ged. A Ruang TU Ged. A Ruang TU Ged. A Ruang TU Ged. A Ruang TU Ged. A Ruang TU Ged. A Ruang TU Ged. A Ruang TU Ged. A
Ruang TU Ged. A Ruang TU Ged. A Ruang TU Ged. A Ruang TU Ged. A Ruang TU Ged. A Ruang TU Ged. A Ruang TU Ged. A
Ged.A
Ruang Guru Ged.A Ruang Guru Ged.A Ruang Guru Ged.A Ruang Guru Ged.A Ruang Guru Ged.A Ruang Guru Ged.A Ruang Guru Ged.A Ruang Guru Ged.A Ruang Guru Ged.A
No
Jenis Peralatan / Perlengkapan
Merek
KELOMPOK II B. MEBLAIR 1 Meja Guru 2 Kursi Guru 3 Lemari Buku/loker 4 Pembuatan Lab.Ipa MTs KK 5 Lemari Kitchen Set KELOMPOK I A. ELEKTRONIK 1 Air Conditioner (AC)
4 10 1 1 1
KELOMPOK II B. MEBLAIR 1 Meja 2 Kursi 3 Lemari 4 Sofa Papan Struktur MTs KELOMPOK I A. ELEKTRONIK 1 Air Conditioner (AC) 2 Air Conditioner (AC) 3 Air Conditioner (AC) 4 OHP 5 Kipas 6 7 8 9 10 11 Kelmpok II. B. Mebleair 1 Kursi & Meja Siswa 2 Kursi & Meja Siswa 3 Meja Guru 4 Kursi Guru 5 Lemari
Jumlah QTY
Panasonic Panasonic Panasonic Infocus Niko
Chitos
Tanggal Pembelian
24-04-2009 9/16/2009 1/10/2010
Jumlah (Rp)
1.400.000 17,000,000,2,200,000,-
Biaya Penyusutan Thn 2012
Akum penyusutan Thn 2013
Nilai Buku Thn 2013
Lokasi
Ruang Guru Ged.A Ruang Guru Ged.A Ruang Guru Ged.A Ruang Lab.IPA
1
Ruang Kepala
1 1 1 1 1
13 /01/12
Ruang Kepala Ruang Kepala Ruang Kepala Ruang Kepala Ruang Kepala
30/10/12
Ruang Kls BA Ruang Kls BP Ruang Kls BP Ruang Kls BP Semua Kls
1 1 1 1 8
183 21 5 5
1.600.000,-
Ruang Kls Ruang Kls Ruang Kls Ruang Kls Ruang Kls
No
Jenis Peralatan / Perlengkapan
KELOMPOK I A. ELEKTRONIK 1 KIPAS 2 Televisi 3 Keyboars 4 Komputer 5 Printer 6
Merek
Panasonic LG Logitech HP Laser Jet 1020
Kelmpok II. B. Mebleair 1 Kursi 2 Meja 3 Karpet 4 Lemari Buku 5 Rak Buku 6
KELOMPOK I A. ELEKTRONIK 1. OHP, Seperangkat
1 2 3
B. Mebleair Kursi Meja Guru Loker
Jumlah QTY
1 1 1 1 1
Tanggal Pembelian
7/5/2009
Jumlah (Rp)
1,500,000,-
Akum penyusutan Thn 2013
Nilai Buku Thn 2013
Lokasi
Ruang Perpustakaan Ruang Perpustakaan Ruang Perpustakaan Ruang Perpustakaan Ruang Perpustakaan
Ruang Perpustakaan Ruang Perpustakaan Ruang Perpustakaan Ruang Perpustakaan Ruang Perpustakaan Ruang Perpustakaan
1 1 1 1 3
Infocus
Biaya Penyusutan Thn 2012
1
11/9/2011
5,000,000,-
1
8/6/2012
3,500,000.-
Chitose
Ruang Kls BP
HASIL WAWANCARA SISWA/I Nama
: Adinda Anastasia
Usia
: 13 tahun
Jabatan
: Sekretaris Osis
Jenis Kelamin
: Perempuan
Kelas
: Siswi MTs Kelas VIII A
1. T: Bagaimana kepala sekolah mendayagunakan sarana dan prasarana pendidikan? J : Ya emang kalo lagi dibutuhkan ya, ya dipergunakan, kaya apa tongkat pramuka ya dipergunakan 2. T: Apakah sarana dan prasarana yang ada digunakan dengan baik atau tidak? J : Ya kalo ada bangku yang di coret-coret ya kepala sekolah negor-negor ke anak-anak itu dengan baik si 3. T: Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada rusak? J: Ya misalnya bangku, bangku rusak ni, trus anaknya itu ketawan ngerusak bangku itu, ya langsung di panggil anak itu di kasih peringatan 4. T: Apakah kepala sekolah menegur apabila ada yang menelantarkan sarana dan prasarana pembelajaran? J : Ya gak langsung diperbaiki si, ditegur dulu anaknya gitu, iya menegur Misalna anaknya ngeremehin, ngeremehin gru, ya terus anaknya itu di panggil oleh kepala sekolah 5. T:
Apakah
tersedia
ruangan
khusus
untuk
menyimpan
barang
pembelajaran? J : Iya, misalnya ada buku-buku, ya ditaro di perpustakaan, trus alat-alat IPA di taro di laboratorium, gitu 6. T: Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem belajar
mengajar disekolah? J: Belum, Ya alat-alat belajarnya masih kurang, belum terlalau lengkap gitu, Ya komputer di MTs belum ada, adanya di MA, jadi kalo mau praktek komputer harus ke MA dulu bukan ke MTs, Udah-udah lengkap
HASIL WAWANCARA KEPALA SEKOLAH MTs A. INDIKATOR RESPONDEN Nama
: H. Suardin, Sos. I
Usia
: 36 Tahun
Jabatan
: Kepala Sekolah MTs
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pendidikan Terakhir : S1 Dakwah KPI + Akta IV
1. PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN a.
Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
1.
T: Bagaimana strategi bapak dalam proses penyusunan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan? J: Pertama memang untuk saspras secara umum, kita merencanakan di awal tahun, dalam raker itu kita sudah tanamkan semuanya, diraker sudah ada semuanya, apapun yang dibutukan oleh MTs, baik kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana dan lain-lain, dirumuskan, nah kekurangannya sambil berjalan
dan dipenuhi
sesuai dengan
kondisi keuangan yang ada, biasanya mungkin bisa tidak terdeteksi atau mungkin bagaimana ada kebutuhan mendesak, termasuk kemarin ya kita menambah beberapa yang tadi Acnya beberapa, ditambah satu lagi, karena kebutuhan, dan yang lain-lain juga, jadi sarana sudah di tentuan di awal tahun, kekurangannya tinggal ditambah didalam perjalanan kegiatan itu sendiri, masuk dianggaran karena kita sudah mempunyai anggaran 1 tahun, san satu tahun itu kemudian secara garis besarnya masing-masing, kurikulum berapa, kesiswaan berapa, sarana prasarana berapa, nah kemudian tinggal di jabarkan yang terserap berapa, yang tidak terserap berapa, atau katakanlah ada yang dimatikan, yang program lain yang mendesak itu tergantung kondisi, setelah di perjalanan di evaluasi, oh ini lebih baik dari yang ini, kita ganti dengan yang ini, dan sebagainya
2.
T: Bagaimana bapak dalam melakukan analisa kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan? J: Biasanya saya pertama, minta kepada semua guru, dan semua pemangku keentingan-kepentingan inventarisasi, apa usulan-usulan tersebut dimasukan di raker, dan itu kemudian di putuskan mana yang lebih prioritas, semua kebutuhan kita masukan, kemudian dengan skala prioritas, sperti itu, jadi kalo mendesak baru kita ini, kalo tidak mendesak baru kita kumpulin duit dan sebagainya
3.
T: Apa saja sarana dan prasarana yang telah disusun dan direncanakan? J: Tahun ini kita penambahan AC, LCD, tahun ini insyaalloh 3 LCD yang kit tambah, yang kita pasang paten, yang paten dikelas, ya kalo slama ini kanLCD kan itu di bawa kemana-mana dan kemudian terjadi kerusakan dan mungkin karena pindah-pindah tempat jadi rusak, ini pengalaman ada dua yang rusak, inikan hanya mempatenkan saja, walaupun tidak semuanya, mungkin pelan-pelan, yang masih bergerak mungkin di kelas-kelas itu aja yang belum dipasang paten, itu sarana prasarana yang dibidang pembelajaran dibidang lain seperti insyaaloh nanti penambahan kembang, yang jelas memang didaftar itu sudah ada semuanya, sudah ada rencana semuanya, dan ee....pembeliannya di sesuaikan
dengan
kebutuhan-kebutuhan
yang
mendesak,
dan
ketersediaan uangnya 4.
T: Apakah dalam perencanaan kebutuhan perlengkapan sekolah dilakukan setiap tahun atau periodik tertentu? J: Saya biasanya mendeteksi itu persatu semester, cuma mungkin grand desainnyasatu tahun, artinya persatu semester ini saya evaluasinya persatu semester, apa saja yang sudah terbeli, apa saja yang belum terbeli, sebenarnya setiap satu bulan itu juga ada laporan, kalo itu mendesak langsung saya tindak lanjuti,kalo belum mendesak sebelum satu semester sudah saya inikan, baru saya eksekusi keputusannya jadi umpamanya seperti kemarin berapa anggaran yang terorganisisr terserap, berapa person, kalo sudah ada dananya cepat direalisasikan
program-program yang ada itu, kemudian sarana dan prasarana itu baru diberikan, tapi yang paling penting di awal tahun, seacara umumnya tahun ajaran maksdunya ya
b.
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
5.
T: Apa yang bapak lakukan dalam menetapkan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan? J: Biasanya kadang ada penawaran kesini, ada juga yang survei dari berbagai macam toko dan kemudian kita survei mana yang termurah nah itu yang kita beli, ya itu pemilihannya, ada yang menawarkan, kemudian kita kroscek kepasar, kira-kira yang mana yang lebih murah, dan bagus kualitasnya itu yang kita pilih, seperti itu biasanya umpamanya, ATK, kaya disamping UIN itu ya kita pillih beli disitu,kalo ATK, yang disamping UIN dekat lestoran sederhana, kalo papan tulis, lemari dan sebagainya, biasanya kalo ada tahun ini anggarannya seperti ini, kemudian kalo lebih murah tahun depan kita kejar dan kita beli lagi dengan kualitas yang sama seperti kursi lipat, itu sampai saya dapat agen tunggalnya kalo kita beli dimana-mana selisihnya lebih jauh, kalo gedung biasanya yayasan yang menetapkan kita tinggal memakai saja, dan paling penetapan yang kecil-kecil, kita ajukan ke yayasan, karna kalo penetapan gedung itu sudah yayasan yang menetapkan kita tunggal pake aja, kaya 2 tahun yang lalu kita kekurangan ruangan kelas, dan yayasan itu memberikan gedung B, karena disini kepadatan dan apa namanya susah untuk menambahkan kelas, nah kemudian yayasan memberikan kepada kami gedung B, yang tadinya hanya lantai berapa, kemudian di tambah-tambah lagi, jadi bebarapa lantai, dan sebagainya, tahun depan juga yayasan akan membangun gedung untuk asrama lagi yang jelas untuk penetapan gedung itu kita ajukan keyayasan kalo umpamanya kapasitas siswanya segini akan kita ajuakan, bahwa nanti ada penambahan ini, ini, ini kirakira bisa dipenuhi atau tidak, kalau tidak bisa di penuhi maka kita batasi pendaftaran, kalo masih bisa di penuhi maka kita buka pendaftaran itu
karena biasanya mintanya sangat tinggi, karena tergantung persediaan, yayasan memfasilitasi kami gedung 6.
T: Dari manakah sumberdana yang didapat guna memenuhi sarana dan prasarana pendidikan? J: Kita ada sumber-sumbernya disini, kalo dulu ada 3 sumber, sumber yayasan, kemudian Bos dan SPP, dan dari masyarakat, dan sekarang kita potensikan untuk dua sumber, sumber Bos dan SPP, yayasan paling kalo ada kebutuhan mendesak baru ke yayasan, kalo proposal kita ajukan untuk kegiatan khusus yang memang ketika saldo, apa kemudian apa kita ituu kekurangan, kalo masih mencukupi kita dari situ, kalo kekurangan baru kita buat proposal, sarana prasarana kita dulu pernah membuat bantuan pemerintah yah, untuk perbaikan sarana dan pernah proposal kepemerintah dan dari sekian banyak proposal cuma satu yang tembus, kemudian kemarin buku juga pernah dibantu oleh pemerintah, biasanya itu ada di komunikasi KKM, jadi KKM hanya minta kalo dari proposal cuma satu, tapi kalo bentuk yang lain dari KKM,
dan
biasanya dari KKM sudah menargetkan siapa yang dapat, nah sekarang kalo bantuan dari pemerintahkan bisa lewat KKM, ajukan apa yang dibutuhkan, karena dari KKM itu dari berbagai hal kita diskusikan, itu dari pemerintah yah, ada bantuan dari pemerintah, yang saat ini yang kita
dapat
adalah
perbaikan
gedung,
renovasilah,
katakanlah,
kerusakan-kerusakan gedung diperbaiki, kemudian bantuan-bantuan untuk perpustakaan, kalo proposal yang lain kayanya itu waktu sebelum saya ada bantuan, mungkin juga dulu ada permohonan bantuan untuk fasilitas yah, jadi dengan saya ini proposal-proposal aktivitas kegiatan, biasanya sebaik mungkin setiap kegiatan ada sisanya, sehingga dari situ kalo ada yang terkumpul kita berikan apa sarana dan prasarana yang kurang, jadi sepintar-pintarnya kita mengatur keuangan untuk membeli sarana dan prasarana 7.
T: Apakah dalam rencana pengadaan sarana dan prasarana dilakukan pertahun atau periodik tertentu?
J: Ada kalo sarana dan prasarana habis pakaikan otomatis yah, kemudiankan ada sarana dan prasarana yang dibutuhkan ketika ada terjadi penambahan kelas,tahun ini kita pertambahan kelas, dua kelas nambah, maka kemudian kita nambah juga sarana dan prasarananya, jadi seperti itu tergantung kondisi 8.
T: Bagaimana kepala sekolah membahas rencana kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan? J: Untuk membahas rencana kebutuhan pendidikan, khususnya sarana dan prasarnanya sama juga dengan tadi bahwa kita rencanakan awal tahun ajaran, jadi setiap akhir tahun ajaran, yang masih punya kepentngan seperti guru, dan bagian-bagian kebutuhannya, kemudian kita inventarisir kemudian kita godog, kemudian kita masukan ke draf raker, dan raker itu kita khususkan dimatengin, digodog, dimatang di godog dengan potensi pendapatan kita kedepan berapa,
dengan target
pencapaian kita berapa, dan cakupan keuangan kita berapa, kemampuan yang ril berapa, kemudian dibagi kesemua kebutuhan-kebutuhan, berapa persen untuk pendidikan berapa untuk akademik, berapa untuk kesiswaan, berapa untuk sarana dan prasarana untuk di godog di raker 9.
T: Siapa saja yang dilibatkan dalam penyusunan rencana pengadaan sarana dan prasarana pendidikan? J: Oh pengadaan sarana prasarana biasanya kita rapat pimpinan, nah rapat pimpinan ini tinggal kita tunjuk
siapa yang baik itu guru yang
mengadakan dan yang lain-lain, biasanya kita rapat ada rapat pimpinan ini tinggal kita tunjuk siapa yang baik itu guru yang mengadakan dan yang lain-lain, biasanya kita rapat ada rapat pimpinan, disini kemudian ada bagian TU, bendahara, rapat, dan kalo dibagian sarana ya bagian sarana tertentu yang kita panggil, kemudian kita putuskan siapa yang berhak untuk dibagian sarana dan prasarana kita tunjuk langsung, setelah itu kita tugaskan untuk mensurvei harga biasa juga secara terbuka, untuk masing-masing guru yang mempunyai pengetahuan tentang itu,memberikan masukan, harga mana yang lebih murah, baru
kemudian sudah mentok tentang harga itu baru kita putuskan mana yang kita ambil, dankemudian kita putuskan untuk guru-guru, siapa yang tau ini dan sebgainya, dari berbagai macam tempat di survei, ini yang paling rendah, ini yang paling bagus, ini yang akan kita ambil
c.
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
10. T: Bagaimana bapak mendayagunakan sarana dan prasarana pendidikan? J:
Mendayagunakannya di sesuaikan dengan manfaat yang ada, jadi memang kalo itu LCD, ya kita gunakan, memang ada kekurangan sedikit bahwa, khususnya perawatan ini, karena saking banyaknya sarana dan prasarana, karena sasprasnya personil di bidang itu sehingga kita kewalahan , disamping memang saspras itu cepat rusak juga
11. T: Bagaimanakah cara pemeliharaan/perawatan sarana dan prasarana yang dilakukan MTs khazanah kebajikan? J: Untuk hal-hal tertentu ada penanggung jawabnya masing-masing, kalo dibagian kurikulum ya kurikulum, tapi secara keseluruhan ada bagian sarana dan prasarana yang kemudian mengadakan, dan memelihara seharusnya, tapi saking luasnya cakupan sarana dan prasarna ini saya kemudian kebijakan saya adalah masing-masing bagian memelihara sarana prasarana yang ada. Masing-masing bagian, cuma mungkin karena bagian-bagian itu disamping job-jobnya apa tumpang tindih, dalam artian bagian sarana prasarna ini kan ada 1 orang saya kemudian kewalahan juga, yang pada akhirnya ada aja hal-hal yang rusak, karena anak banyak dan sebagainya, dan kemudian kita siasati bagaimana, semua orang untuk berperan dalam menjaga sarana dan prasarana yang ada, khususnya guru, karyawan dan sebagainya, siswa juga termasuk dalam menjaga sarana prasarana, khususnya yang ada menjaga sarana dan prasarana 12. T: Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada rusak? J: Kalo masih bisa diservis ya diservis, kalo tidak bisa diservis ya diganti, hanya 2 itu aja, kalo masih bisa di servis, ya kita perbaiki, kalo sudah
tidak bisa di perbaiki ya kita kandangkan, misalnya seperti komputer yang sudah tidak bisa di pakai lagi, ya kita jual bangkainya termasuk kursi yang sudah berapa kali di perbaiki kan ada kursi harga berapa, rusak kemudian kita perbaiki, udah kebanyakan rusaknya kalo di perbaiki lebih mahal lebih baik kita beli baru, bangkainya di jual, terutama masih bisa menghasilkan dan uangnya masih bisa kita putar lagi uangnya 13. T: Kapan sajakah pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan? Apakah ada jangka waktu tertentu? J: Biasanya setiap bulan saya memerintahkan untuk itu, pertama memang untuk setiap masing-masing bagian sudah ada tanggung jawabnya sendiri, ya bagian perpustakaan sudah mempertanggung jawabkan, sesekali saya mengecek, dan menanyakan untuk perbaikan sebaik mungkin, tapi secara rutin tetap tidak, tapi secara isundetalkalo saya sudah lihat, kalo untuk melihat dan mengontrol untuk mengganti atau menservis untuk tindakan-tindakan yang pas seperti itu, tatapi secara keseluruhan akhir tahun selalu di cek secara general, karena ada kaitannya dengan penambahan sarana dan prasarana baru, sehingga ada pengecekan kembali mana yang layak, mana yang perlu diganti, mana yang tidak, yang baru yang jelas untuk penambahan siswa ya mebler, papan dan sebagainya dan juga kembang, kembang harus tambah lagi mungkin sering rusak dan sebagainya, tambah LCD kurang tambahdengan kemampuan-kemampuan yang kita lihat kaya aksesorisaksesoris yang ada kita tambah, perbaikan kamar mandi, tambah ini tambah itu dan sebagainya, penambahan pintu dan sebagainya, kemudian lain-lain dan banyak sekali, termasuk aksesoris-aksesoris dikelas, termasuk kipas angin rusak dan sebagainya, horden dan sebagainya, sperti itu, jadi banyak sekali 14. T: Agar dapat digunakan dengan baik apakah bapak mengadakan pelatihan? J: Sarana prasarana terkait dengan sarana dan prasarana dibidang komputer yang jelas itu ada pelatihannya khususnya misalnya terkait dengan
program khusus, tapi itu pelatihannya gak lama-lama amat, biasanya di tunjuk dan sebagainya, dan tau faham ya dilaksanakan, kalo untuk guru-guru biasanya kita melaksanakan TIK, satu semester kemarin jalan, setiap hari kamis, bahkan termasuk pembuatan power point, menyalakan dan menggunakannya, jadi satu paket bagaimana membuat power
point
pembelajaran,
termasuk
mungkin
bagaimana
menggunakan LCD 15. T: Apakah bapak menegur apabila ada yang menelantarkan sarana dan prasarana pembelajaran? J: Ya jelas, ditegur, di panggil, dikasih tau, untuk bagaimana di rawat kembali
d.
Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan
16. T: Bagaimana sistem inventarisasi barang yang terdapat di MTs Khazanah kebajikan? J: Yang jelas setiap di beli di inventaris, ada inventarisnya, oleh masingmasing bagian biasanya di bendaharadi inventaris kemudian setelah itu dimasukan dibuku pengadaan, kalo umpamanya lengkap mungkin saya belum tau, saya juga belum cek, yang jelas ada bagiannya disinilah mungkin kelemahan saya, ketika barang itu sudah masuk, biasanya kan di inventaris dibendahara, dan kemudian biasanya masuk di inventaris, dari berbagai macam barang yang sudah diberi, baik yang habis pakai maupun yang tidak habis pakai, ada bagian yang memang menginventaris yang habis pakai dalam artian dari berbentuk barang ada di bagian TU, Cuma mungkin ini adalah kelemahan kami kekurangan kami adalah tidak ya mengecek terus menerus, karena tidak ada staf khusus, kita punya kepala sarana dan prasarana disini wakil kepala, tapi dia lebih banyak bagaimana mengadakan-mengadakan, kemudian perawatannya itu bagian-bagian masing-masing, sperti yang saya katakan di awal tadi, yang ini yang koordinasi antara yang satu dengan yang lain sangat lemah makanya masuk dibendahara semuanya, nah ini yang saya lagi perbaiki sekarang, TU, kan TU ini nulis dan
sebagainya, cuma ketika meningkatnya kebutuhan anak, yang tidak tertangani dengan baik, harusnya tiap barang masuk ada inventarisnya di inventarisasi, mungkin ada aja yang terlewatkan gitu, kemudian harus di cari di buku bendahara yang sangat luas, itu salah satu kelemahan yang tahun ini harus di perbaiki, jadi wakil bidang sarana prasarana harus ada staf khusus, staf khususnya sudah ada dibidang pendidikan, jadi disamping mencari, dipperbaiki, Cuma yang belum ini yang mencatatkan khusus, catat secara umum ada, catat secara khusus dalam artian bahwa ada pembukuan khusus untuk sarana dan prasarana in
belum, harusnya di TU sudah ada, tapi karena di TU sudah
banyaksekali, kadang-kadang lewat itu yang menjadi kelemahannya, kalo kita tambah staf ya lagi-lagi kita berada pada keuangan juga ketika kita menambah Adm, hanya untuk mencatat-catat itu, tapi kalo kita serahkan ke TU, TU yang begitu banyak kegiatannya, itu salah satu kelemahannya yang mungkin saya rasakan 17. T: Bagaimanakah sistem penyimpanan barang yang dilakukan? J: Ya penyimpanannya di masing-masing penanggung jwabanya ada, kalo harus di taro di gudang ya digudang, kalo memang harus di patenkan ya nanti di simpan kalo untuk menatauan LCD adalah dari penyimpanan itu sendiri biar tinggal di kunci, kemudian ada lembar-lembar khusus, bagi barang-barang LCD ya mobile gitu ya, dan kalo itu umpamanya, dalam pemantauan dan sebagainya daya serahkan kepada penanggung jawab untuk di simpan , yang jelas disimpan di lemari ada tempattempat khusus untuk menyimpan itu, dan itu biasanya ada di bagianbagian masing-masing di bidang masing-masing 18. T:
Apakah
tersedia
ruangan
khusus
untuk
menyimpan
barang
pembelajaran? J: Kalo barang pembelajaran khususnya kaitannya dengan pembelajaran ada lemarinya, itu ada di kurikulum dan juga kesiswaan, jadi ada, kalo itu untuk lab, alat-alat lab ada di meja-meja labnya, atau di lemarilemari labnya, disimpan, kalo komputer kita kebetulan karena kekurangan kalo komputer di unit TU ada, dikomputer ada, tapi kalo lab komputer itu kita secara MTs ini masih gabung dengan lab yayasan,
karena batasan ruang, kta dulu pernah punya ruang, kemudian karena membludaknya siswa akhirnya kita lihat lebih efisienbergbng dengan yayasan toh itu juga masih punya yayasan, toh kita juga bagian dari yayasan,
ya kita
sama-sama menggunakan, dankita tinggal
menjadwalkan saja, kapan jadwal MTs, kapan jadwal Aliyah, dan sebagainya, saya ada rencana membuat proposal ke yayasan, disini juga ada lokal kosong, yang bisa disulap dari ini, dan sekarang menunggu realisasinya, dilantai 5 itu ada ruang kosong, kalo disini bisa gabung dengan aliyah, kalo dilantai 5 itu bisa gabung dengan yayasan, jadi kita ini ada 2 lab, lab satu aliyah, kebetulan aliyahkan tingkat pemakaiannya masih bisa dipakai oleh MTs, dengan waktu yang ada kita kerja sama, di yayasan kalo diyayasan kan kita pakainya stelah anak-anak pulang sekolah, kemudian ya ketika sekolah ya kita pakai, jadi waktunya aja, kalo yayasan kan makenya sore hati, dan malam hari, kalo kita makainya pagi hari, waktu sekolah di pagi hari, cuma saya berfikir bahwa, kayanya harus ada lab khusus MTs sendiri yang yang tidak tergantung yayasan dan itu kita usahakan, saya bahkan punya fikiran, kalo seandainya tidak ada bagaimana, maka saya beli laptop sebanyak satu kelas yang bisa mobile kemana-mana itu yang sedang kita ajukan, dan umpamanya kalo sudah di siapkan ruangan maka saya patenkan ruangan itu, kalo tidak ada ruangan juga maka kita mobile dalam bentuk laptop, ya mudah-mudahan tahun ini kebutuhan-kebutuhan ini dua bulan ini sudah bisa diambil, karena tahun ajaran baru harus sudah ada, kesulitan, yang kemarin sudah kita inventarisir, dan kita adalah ketika ada komputer yang rusak, kaya komputer yayasan, karena yayasan banyak anak-anak memakai sore hari, dan saya tidak tahu bagaimana pengendaliannya, maklum juga nanti di yayasan tidak banyak kendali, kalo di aliyah masih mencukupi tapi hanya untuk waktu sekolah saja, yang gedung sini kemudian disana juga ada juga karena disana masih baru, semua karena disini sudah lama, itu tingkat kerusakannya sangat besar, nah yg penting pada akhirnya saya berfikir saya harus mengadakan juga, biar bisa dirawat dengan baik
e.
Pengawasan sarana dan prasarana pendidikan
19. T: Bagaimanakah proses evaluasi tentang keadaan/ perlengkapan barang? J: Evaluasinya biasanya saya mengecek rutin barang-barang kerusakan, dan sebagainya, dengan buku, disamping saya meminta laporan-laporan tentang kerusakan-kerusakan yang ada yang kalo itu ungen dan harus diganti, maka harus diganti, kalo itu masih bisa di tunda, ya kita tunda dulu, kemudian ada uang dan sebagainya, ya kita kerjakan seperti itu, itu bagian dari pengawasan, baik itu dari saya langsung mengecek, maupun bagian-bagian lain yang melaporkan 20. T: Bagaimanakah cara bapak dalam memberikan pengarahan dan bimbingan dalam pengawasan sarana dan prasarana pendidikan? J: Di rapat sering kita katakan di bagian TU ya, sering kita katakan, kita tidak ada pelatihan khusus, dalam artian bahwa, cuma kalo ada hal-hal yang mendesak, urgen, kita bicarakan di tingkat pimpinan yang kemudian di tingkat pimpinan ini ada di TU, jadi di situ kepala TU, mempunyai
staf-staf
banyak,kemudian
mereka-merekalah
yang
memperbaiki, jadi di rapat pimpinan itu termasuk, jadi langsung tau kalo ada hal-hal yang ingin di bicarakan, termasuk bagian-bagian yang ia kerjakan, seperti itu kalo dirapat guru, secara keseluruhan kalo ada yang urgen disitu di ungkapkan, oleh guru dan sebagainya, dan kita arahkan hal itu, tapi kalo yang tidak dirapat guru, kita ada rapat pimpinan khusus, kalo dulu awal-awal seminggu sekali, tapi lama-lama dua minggu sekali, lama-lama juga nanti tinggal melihat kebutuhan, karena kalo sering-sering rapat juga gak bagus, yang paling penting adalah efisien dan langsung kita, kalo ada kerusakan dan sebagainya saya langsung ngomong sama TU nya, untuk di tindak lanjuti, jadi saya manajemennya adalah manajemen bay dewing, dimana ketika perencanaan dilihat akan didepan, diraker, tinggal saya gebrak saja di bagian masing-masing kecuali ada rapat-rapat tertentu langsung kita berikan juga 21. T: Bagaimanakah sistem penghapusan sarana dan prasarana yang dilakukan?
J: Kalo penghapusan sarana dan prasarana, itu kalo tidak dipakai lagi dan sudah tidak bisa di daya gunakan lagi mau tidak mau dihapus, basanya jadi bangkai, bangkainya juga sudah tidak bisa di jual, ya mau di apain lagi 22. T: Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem belajar mengajar disekolah? J:
Alhamdulillah sampai saat ini sangat menunjang sekali, walaupun belum maksimal yah, saya katakan belum maksimal, karena idealnya harus lebih dari ini, tapi mungkin berusaha sedikit demi sedikit, untuk kita bergerak kearah yang lebih baik lagi, jadi sampai saat ini cukup,buktinya kita bisa belajar dengan lancar, walaupun kekurangan itu ada, dan itu akan terus kita perbaharui-perbaharui lagi.
HASIL WAWANCARA GURU DAN STAF PENDIDIKAN A. INDIKATOR RESPONDEN Nama
: Adisam, S. Kom
Usia
: 24
Jabatan
: Guru Mulok
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pendidikan Terakhir : S1 Manajemen Dakwah
1.
PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
a.
Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
1.
T: Bagaimana proses penyusunan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan? J: Kebutuhannya kita melihat situasi dan kondisi apa yang dibutuhkan, salah satu contoh dalam ruang kelas, kebutuhan itu biasanya ada lemari, ada LCD kemudian ada proyektor, jadi sarana dan prasarana yaitu melihat siswa, kemudian yang kedua yaitu melihat guru, biasanya sarana dan prasarana yang tidak lain dan tidak bukan ya ini, murid dan guru.
2.
T: Bagaimana kepala sekolah melakukan analisa kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan? J:Pertama sarana dan prasaranan pendidikan ya biasanya,,,,mengecek, mengevaluasi, biasanya evaluasi itu dilakukan sebulan sekali, turun langsung kepala sekolah.
3.
T: Apa saja sarana dan prasarana yang telah disusun dan direncanakan? J: Sarana dan prasarana yang telah direncanakan, kalo minggu kemarin, banyak itu, kemarin sudah rapat, yang di ingat itu adalah, jadi guru itu diwajibkan untuk menguasai IT, ya itu harus menguasai, jadi guru tidak gaptek lagi dengan kemudian yang ke dua adalah guru itu wajib ketika masuk menggunakan ya untuk semua bidag, sekarang belum berjalan, tetapi sudah sebagian yang sudah berjalan.
4.
T: Apakah dalam perencanaan kebutuhan perlengkapan sekolah dilakukan setiap tahun atau periodik tertentu? J: Setiap tahun
b.
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
5.
T: Bagaimana kepala sekolah perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan? J: (Tidak dijawab)
6.
T: Bagaimana kepala sekolah menetapkan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan? J: (Tidak dijawab)
7.
T: Dari manakah sumberdana yang didapat guna memenuhi sarana dan prasarana pendidikan? J: Sumber dana yang pertam yaitu dari siswa itu sendiri, ya adakan kalo disini ada kosong satu, kosong satu yaitu yatim, yatim piatu, kosong dua itu yang gak bayar bu, yang gak bayar tunanetra mualaf, itu yang gak bayar, yang kedua biasanya kalo sumber-sumber dana tidak jauh dari donatur ya bu, ia punya donatur tetap yayasan, donatur kita itu pak erwin rasyid. Kalo proposal ada
8.
T: Apakah dalam rencana pengadaan sarana dan prasarana dilakukan pertahun atau periodik tertentu? J: Pertahun, jadi satu tahun itu apa aja yang dibtuhkan didata semua.
9.
T: Bagaimana kepala sekolah membahas rencana kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan? J: Wah yang ini bu, sangat mendetail, jadi dilihat kebutuhan-kebutuhan apa kalo memangnya urgen
10. T: Siapa saja yang dilibatkan dalam penyusunan rencana pengadaan sarana dan prasarana pendidikan? J: Pertama kepala sekolah, kedua BP, ketiga kesiswaan
c.
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
11. T: Bagaimana kepala sekolah mendayagunakan sarana dan prasarana pendidikan? J: Ya dengan sangat baiklah, ya seperti pengecekan gitu ya bu, kemudian ya pengecekan bu 12. T: Bagaimanakah cara pemeliharaan/perawatan sarana dan prasarana yang dilakukan MTs khazanah kebajikan? J: Ya caranya adalah menjaga dan pengecekan ya bu 13. T: Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada rusak? J: Pertama itu di servis, apabila sudah di servis ya yang kedua diganti bu, membeli alat yang baru 14. T: Kapan sajakah pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan? Apakah ada jangka waktu tertentu? J: Seminggu sekali 15. T: Agar dapat digunakan dengan baik apakah kepala sekolah mengadakan pelatihan? J: Oh ya bu ya, ada LCD, ada ada pelatihan kita, pelatihan guru, tentang TIK, kepala sekolah yang saya sendiri, materinya itu tidak lain dan tidak bkan power point 16. T: Apakah kepala sekolah menegur apabila ada yang menelantarkan sarana dan prasarana pembelajaran? J: Oh ya menegur, contohnya peralatan LCD ya buya, oh caranya begini, cara matiinnya begini
d.
Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan
17. T: Bagaimana sistem inventarisasi barang yang terdapat di MTs Khazanah kebajikan? J: Data dengan data, nanti di catet, kemudian apa saja dicek, berarti ada pembukuan 18. T: Bagaimanakah sistem penyimpanan barang yang dilakukan? J: Sistem yang digunakan untuk penyimpanan barang yaitu kita menyediakan lemari, kemudian ada ruang khusus sperti gudang 19. T: Apakah tersedia ruangan khusus untuk menyimpan barang pembelajaran? J: Ada, sperti perpustakaan, disanakan ada buku-buku nantikan yang gak ada bukunya kan di cek disana, al-qur’an, diruang perpustakaan
e.
Pengawasan sarana dan prasarana pendidikan
20. T: Bagaimanakah proses evaluasi tentang keadaan/ perlengkapan barang? J: Evaluasi, di cek lagi ya bu 21. T: Bagaimanakah cara kepala sekolah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam pengawasan sarana dan prasarana pendidikan? J: Itu biasanya mengadakan kumpul atau rapat, ya jadi ya ada bulanan, aktif 22. T: Bagaimanakah sistem penghapusan sarana dan prasarana yang dilakukan? J: Kalo yang tidak penting itu 23. T: Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem belajar mengajar disekolah? J: untuk sistem belajarnya alhamdulillah sudah dapat menujnag karena ini sudah terakreditasi A, dan untuk misalnya dalam ruangan kelas itu sudah ada LCD, kemudian sarana dan prasarana sudah bagus, sudah menunjang sistem belajar mengajar.
HASIL WAWANCARA GURU DAN STAF PENDIDIKAN A. INDIKATOR RESPONDEN Nama
: Junaidi Irwanto, S.Pd.I
Usia
: 37
Jabatan
: Guru Bahasa Arab
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pendidikan Terakhir : S1 Tarbiyah PAI + Akta IV
1. PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN a.
Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
1.
T: Bagaimana proses penyusunan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan? J: Proses penyusunan sarana dan prasarana pendidikan, ya di musyawarahkan, dan disusun anggaran kebutuhan, ya setiap tahunnya disusun, ada anggaran pertahun berapa anggaran yang dibutuhkan sarana, jadi kita sudah dianggarkan gitu
2.
T: Bagaimana kepala sekolah melakukan analisa kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan? J: Menganalisanya ini, satu: dengan, sesuai dengan kebutuhan, ya menyesuaikan dengan kebutuhan
3.
T: Apa saja sarana dan prasarana yang telah disusun dan direncanakan? J: Diantaranya, sarana dan prasarana, misalnya:yang disusun dan direncanakan, perencanaan, baisanya itu seperti ruang kelas, penambahan ruang kelas, melengkapi sarana kelas, seperti apa itu, media pembelajaran, infokus ya kaya gitu.
4.
T: Apakah dalam perencanaan kebutuhan perlengkapan sekolah dilakukan setiap tahun atau periodik tertentu? J: setiap tahunan
b.
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
5.
T: Bagaimana kepala sekolah perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan? J: ya....Harus dilaksanakan
6.
T: Bagaimana kepala sekolah menetapkan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan? J: Sudah ditetapkan, lau di implementasikan, sama aja ke yang 24.
7.
T: Dari manakah sumberdana yang didapat guna memenuhi sarana dan prasarana pendidikan? J: ya selama ini kan, satu: dari pemerintahan, BOS ya, kemudian meminta bantuan-bantuan, kita mengajarkan kedepartemen Agama, kita bikin proposal, gitu aja selama ini, ada dari siswa itu sendiri.
8.
T: Apakah dalam rencana pengadaan sarana dan prasarana dilakukan pertahun atau periodik tertentu? J: tadi sama aja, pertahun
9.
T: Bagaimana kepala sekolah membahas rencana kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan? J: yang tadi rapat, dengan guru,,,ya....dari semua lini kebutuhan itu ditanya, dari kebutuhannya itu, dari kesiswaannya, dari kurikulum kebutuhannya apa, dari guru apa gitu kan, kemudian dari sarana dan prasarananya
10. T: Siapa saja yang dilibatkan dalam penyusunan rencana pengadaan sarana dan prasarana pendidikan? J: Ya.....hampir semuanya,,,siswa juga diikut sertakan, mungkin dari saran
c.
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
11. T: Bagaimana kepala sekolah mendayagunakan sarana dan prasarana pendidikan? J: Mendayagunakannya ya...ya...apa, diberi tugas kepada orang yang mengurus bagian sarana dan prasarana tersebut. Misalkan dari guru, misalkan sarana prasarana kebutuhannya, kaya lab ada beberapa orang yang ditunjuk, kalo misalnya sarana apa,kalo yang berhubungan dengan masalah pembangunan memang ada, jadi memang ada yang ditunjuk gitu, kalo kepala sekolah turun langsung, dan juga.....ya turun langsung 12. T: Bagaimanakah cara pemeliharaan/perawatan sarana dan prasarana yang dilakukan MTs khazanah kebajikan? J: Satu: ya pemeliharaannya itu kan di inventariskan, inventarisnya, kemudian ya,,,harus di jaga, dirawatin, barang yang sudah ada harus dirawatin, gitu kan, ya kira-kira begitu aja 13. T: Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada rusak? J: Ya.....harus diperbaiki, ya kalo yang masih bisa di perbaiki ya kita perbaiki, tapi yang tidak bisa di perbaiki ya terpaksa kita harus bikin anggaran, itu direncanakan ditahun yang akan datang, media kita berapa, mikroskop yang ada rusak gitukan, sperti itukan susah untuk diperbaikin, kecuali disini, kalo perbaikan masalah kondisi bangunan itukan kebutuhan, secara yang harus anu, tapi itu memang yang harus dilengkapi, kecuali yang apa itu media-media kita anggaran pertahun 14. T: Kapan sajakah pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan? Apakah ada jangka waktu tertentu? J: Ya tidak ada jangka waktu tertentu si, iya kalau dalam itu tadi kalo melihat kebutuhan anak, seperti keran air, mau nunggu satu tahun ya, harus langsung, harus langsung dilaksanakan,tetapi rencana yang lain ada jangka waktu gitu kan, seperti media-media, kita tidak bisa, mungkinkan anggarannya juga gede, kaya gitu juga kaya gini,
misalkan gedung, koor, apa kan biasanya kita pakai jangka waktu misalkan anggarannya haruskita pakai jangka waktu, tetapikalo yang kecil kita laksanakan 15. T: Agar dapat digunakan dengan baik apakah kepala sekolah mengadakan pelatihan? J: Ya mengadakan, ya pelatihan bagaimana cara dalam menggunakannya, seprti infokus, melatih guru dalam menggunakannya ada pelatihan pelatihan khusus keluar belum, palingan kaya gitu aja 16. T: Apakah kepala sekolah menegur apabila ada yang menelantarkan sarana dan prasarana pembelajaran? J: Ya ditegur, ya kemudian harus dilaksankan dikerjakan apa yang diperintahkan oleh kepala sekolah
d.
Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan
17. T: Bagaimana sistem inventarisasi barang yang terdapat di MTs Khazanah kebajikan? J: Pertama kita inventaris, misalnya tahun ini berappa kita data, ya pertahun itu tadi, kemudian untuk barang-barang yang rusak disimpan 18. T: Bagaimanakah sistem penyimpanan barang yang dilakukan? J: Penyimpanan barang yang dilakukan, ya.... disimpan dan dijaga dengan baik tapi tidak semata-mata, semata-mata disimpan, juga harus digunakan uga, jangan barang-barang itu disimpan terus, tapi digunakan, karena banyak disekolah-sekolah begitu, banyak barangbarang yang disimpan tapi tidak di gunakan, nah guru yang menggunakan barang ini mereka juga diberikan tanggung jawab dalam peminjaman, ada buku peminjamannya, dalam pengembalian ada buku pengembaliannya gitu kan 19. T: Apakah tersedia ruangan khusus untuk menyimpan barang pembelajaran? J: Ya barang pembelajaran itu kita,hanya baru yang ada, dalam penyimpanan barang itu media pembelajaran ini baru yang untuk
kebutuhan lab –lab aja gitu, tapi kalo yang lainnya belum ada tempat khusus secara general gitu kan, yang gak ada ini gak ada ruangannya tidak ada, contohnya, tempat penyimpanan infokus itu ada, tapi masih ruang guru, tapi disimpan didalm lemari, masih kekurangan ruangan
e.
Pengawasan sarana dan prasarana pendidikan
20. T: Bagaimanakah proses evaluasi tentang keadaan/ perlengkapan barang? J: Oh......ya begini di evaluasi kepada penanggung jawabnya masingmasing gitu 21. T: Bagaimanakah cara kepala sekolah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam pengawasan sarana dan prasarana pendidikan? J: Ya bimbingan kepala sekolah hanya sebatas ya apa, memberikan amanat kepada ya apatuh, yang diberi tanggung jawabnya, ya itu aja, secara umum ya menjaga bersama guru dan siswa juga. 22. T: Bagaimanakah sistem penghapusan sarana dan prasarana yang dilakukan? J: Sistemnya itu ya.......gimana ya.....disini ada perencanaanya...Ya yang pastinya dimusyawarahkan, tapi tidak secara, paling gak itukan sama bagian kurikulum ya kan, staf-stafnya, ya gitu aja, kemudian di informasikan di rapat-rapat 23. T: Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem belajar mengajar disekolah? J: ya kalo dilihat secara ini, kalo dibanding-bandingkan sudah sagat lumayan lah, sudah menunjang, istilahnya hampir semua kebutuhan siswa itu ya saya lihat ada walau belum terkaferin semua, tapi waktu dibutuhkan itu ada
HASIL WAWANCARA GURU DAN STAF PENDIDIKAN A. INDIKATOR RESPONDEN Nama
: Lukman Hakim, S. Ag
Usia
: 37
Jabatan
: Kabag. Tata Usaha
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pendidikan Terakhir : S1 Ushuludin Aqidah Islam
1.
PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
a.
Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
1.
T: Bagaimana proses penyusunan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan? J: Prosesnya, pertama kita harus tau dulu kebtuhan sarana dan prasarana yang ada di sekolah ini, terutama sarana pendidikan ataupun media pembelajaran ataupun untuk anak-anak didik itu sendiri, mungkin itu
2.
T: Bagaimana kepala sekolah melakukan analisa kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan? J: Jadi kepala sekolah khususnya dianggap prasarana yang paling urgen yang paling penting diambil terutama sarana kebutuhan pembelajarana atau sarana untuk belajar, terutama untuk lab-lab dan sebagainya, termasuk perpustakaan juga
3.
T: Apa saja sarana dan prasarana yang telah disusun dan direncanakan? J: Emmmm....sarananya ya, sarana yang telah disusun dan di rencanakan, sebenarnya kompleeks tapi yang paling utama itu, pertama sarana kebutuhan anak itu sendiri, media pembelajaran, dan alat-alatnya, berikut perpustakaan juga, dan yang paling lengkap adalah sarana praktek untuk komputer belum ada sarananya, walaupun ada sebagian
4.
T: Apakah dalam perencanaan kebutuhan perlengkapan sekolah dilakukan setiap tahun atau periodik tertentu?
J:Kebutuhan perlengkapan sekolah, ini perencanaan perlengkapan sekolah,itu biasanya awal tahun atau tiap tahun, awal tahun ajaran baru
b.
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
5.
T: Bagaimana kepala sekolah perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan? J: Kepala sekolah merencanakan pengadaan sarana dan prasarana terutama melalui guru-guru yang bersangkutan yang kira-kiranya butuh sarana dan prasarana apa saja yang dibutuhkan, yang paling utama guru IPA, IPS ataupun guru agama Matematik, TIK juga dan lain-lainnya
6.
T: Bagaimana kepala sekolah menetapkan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan? J: Aah...kepala sekolah menetapkannya dengan cara dia mengecekngecek ataupun mengevaluasi apa-apa sarana yang kurang memadai, ada yang kurang di tambahi kemudian ada yang kurang ditambahi
7.
T: Dari manakah sumberdana yang didapat guna memenuhi sarana dan prasarana pendidikan? J: Nah, untuk sumber dana, biasanya prtama dari pihak lembaga yayasan yang menangani kita, yang kedua juga kita tidak tergantung yayasan, kita bikin proposal keluar, terutama kedinas ataupn kelembagalembaga pendiidkan yang lain, alhamdulillah ada yang cair, terutama untuk gedung untuk sarana ada aja
8.
T: Apakah dalam rencana pengadaan sarana dan prasarana dilakukan pertahun atau periodik tertentu? J: Untuk perencanaan pengadaan sarana dan prasarana biasanya ada di periodik tertentu, gak pertahuan, kadang ada semester genapnya, tergantung juga di adain tergantung kebutuhan
9.
T: Bagaimana kepala sekolah membahas rencana kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan? J: Nah untuk kepala sekolah membahas rencana dengan cara mengumpulkan semua staf guru, para wakil tertentu untuk membahas sejauh mana, sarana yang kita butuhkan, yang kurang berapa, apa-apa yang kurang diperlukan sedemikian rupa
10. T: Siapa saja yang dilibatkan dalam penyusunan rencana pengadaan sarana dan prasarana pendidikan? J: Nah ini, tadi sudah disinggung, bahwa sanya pertama kepala sekolah itu sendiri, keduanya para wakil, khususnya kurikulum dan kesiswaan, dan dilibatkan komite atau staf-staf yang ada
c.
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
11. T: Bagaimana kepala sekolah mendayagunakan sarana dan prasarana pendidikan? J: Untuk mendayagunakan sarana ini kita limpahkan kebagian khusus TU, sejauh mana prasarana ini bisa dimanfaatkan untuk kepentingankepentingan siswa 12. T: Bagaimanakah cara pemeliharaan/perawatan sarana dan prasarana yang dilakukan MTs khazanah kebajikan? J: Iya,,,jadi kepala sekolah mengamanatkan kepada kita, untuk ditunjuk untuk merawat sarana dan prasarana yang sudah ada, jangan sampai sarana tersebut sudah dibeli, dirawat hilang atau segala macemnya jadi staf TU yang khusus untuk menjaga dan merawat sarana dan prasana tersbut 13. T: Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada rusak? J: Mmm....jadi kalo sarana dan prasarana ada yang rusak, contohnya media pembelajaran ataupun kursi, kepala sekolah biasanya
memperbaiki dengan secepat mungkin atau bener-bener langsung ada alternatif 14. T: Kapan sajakah pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan? Apakah ada jangka waktu tertentu? J: Untuk pemeliharaan tergantung kebutuhan sarana itu sendiri, contohnya kalo kursi rusak kita langsung jangka pendek, kalo untuk jangka panjang kita dananya, kalo masih ada kita salurkan 15. T: Agar dapat digunakan dengan baik apakah kepala sekolah mengadakan pelatihan? J: Biasanya disini belum pernah ada pelatihan, cuman kita baca-baca aja di buku ataupun dari guru-guru yang lain sejauh mana merawat sarana dan prasarana itu dengan baik, belum ada pelatihan sama sekali 16. T: Apakah kepala sekolah menegur apabila ada yang menelantarkan sarana dan prasarana pembelajaran? J: Biasanya disini belum pernah ada pelatihan, cuman kita baca-baca aja di buku ataupun dari guru-guru yang lain sejauh mana merawat sarana dan prasarana itu dengan baik, belum ada pelatihan sama sekali
d.
Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan
17. T: Bagaimana sistem inventarisasi barang yang terdapat di MTs Khazanah kebajikan? J: Untuk inventarisasi kita biasanya dimasukan kebuku gede atau buku khusus inventaris sejauh mana barang-barang yang sudah masuk kita catat, barang yang keluar kita catat juga, mana yang masih bagus, mana yang baik yang rusak, berapa jumlah yang baik yang rusak, jadi terdapat dibuku besar 18. T: Bagaimanakah sistem penyimpanan barang yang dilakukan? J: Untuk sistem penyimpanan barang kita sediakan sarana ataupun gudang yang bisa menyimpan dengan baik
19. T: Apakah tersedia ruangan khusus untuk menyimpan barang pembelajaran? J: Eemmm....selain gudang tersebut kita ada khusus menyimpanan barang seperti infokus, LCD, ada diruang guru ataupun kursi itu ada diruangan tersebut
e.
Pengawasan sarana dan prasarana pendidikan
20. T: Bagaimanakah proses evaluasi tentang keadaan/ perlengkapan barang? J: Eeemmm...untuk proses evaluasi biasanya kepala sekolah langsung turun langsung ke bagian-bagian yang telah ditunjuk dan bertanggung jawab tentang cara apa yang sedang dilakukan dalam mengevaluasi 21. T: Bagaimanakah cara kepala sekolah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam pengawasan sarana dan prasarana pendidikan? J: Eemmm...jadi kepala sekolah langsung memberi arahan ataupun nasehat kepada khususnyaa TU ataupun staf pendidik yang ditunjuk untuk memelihara barang tersebut agar jangan sampai barang-barang tersebut terjadi kerusakan ataupun hilang dengan percuma dan dijaga dengan baik dengan catatan khusus 22. T: Bagaimanakah sistem penghapusan sarana dan prasarana yang dilakukan? J: Penghapusan, jadi untuk penghapusan ataupun yang tidak terpakai biasanya kita kumpulkan digudang-gudang ketika ada orang yang membutuhkan kita kasih dengan cuma-cuma juga tetapi sarana prasarana itu sendiri tidak sampai rusak cuma hanya engga layak pakai aja 23. T: Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem belajar mengajar disekolah? J: Nah untuk sarana dan prasarana di MTs ini saya liat 80% sudah menunjang separuhnya masih tidak layak karena banyak kerusakan dan karena dana kita terbatas, ya sekitar itu ya 80 % lah...udah layak dan baik
HASIL WAWANCARA GURU DAN STAF PENDIDIKAN A. INDIKATOR RESPONDEN Nama
: Sugeng, S. Pd
Usia
: 55
Jabatan
: Guru Bahasa Indonesia
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pendidikan Terakhir : S1 Pendidikan Bahasa Indonesia
1. PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN a.
Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
1.
T: Bagaimana proses penyusunan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan? J: Perencanaannya ini ya, ada rapat kerja tadi, tahunan suudah dianggarkan untuk kegiatan-kegitan, kemudian dari pemegang kekuasaan itu akan melaksanakan dengan diputuskan dalam rapat kerja, contonya sarana dan prasarana olah raga berarti harus mengajarkan kebendahara, jadi keputusan itu keputusan politik, bukan keputusan individu
2.
T: Bagaimana kepala sekolah melakukan analisa kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan? J: Analisa kebutuhannya sama dengan tadi analisi ini, misalnya dapat dikatakan anggaran ekstra kurikuler, anggaran sekian, kemudian adalah kalo kurang kenapa bisa kurang, kalo lebih berapa, jadi setiap tahun dianalisis ya
3.
T: Apa saja sarana dan prasarana yang telah disusun dan direncanakan? J: Sarana dan prasarana yang telah disusun itu seperti itu tadi mba, artinya lab berapa, kemudian untuk perpus berapa, itu sudah di rencanakan dalam rangka tadi itu biasanya dianggaran rumah tangga, anggaran pendapat belanja sekolah,jadi kalo misalkan kekuranga ya kita tutupi dulu, baru di evaluasi setelah anggaran berikutnya
4.
T: Apakah dalam perencanaan kebutuhan perlengkapan sekolah dilakukan setiap tahun atau periodik tertentu? J: Setiap tahun
b.
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
5.
T: Bagaimana kepala sekolah perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan? J: Jawabannya sama yah, misalnya dalam anggaran pendapatan sekolah raker tadikan semua anggaran itukan dicantumkan semua, misalkan untuk kegiatan sekian, untuk kegiatan ekstra kurikuler sekian, kemudian untuk eee....mid semester sekian untuk semester sekian, yang belum itu ujian akhir aja, karena dalam ujian akhir melihat kondisi, artinya apa, perintah atasan dari depag itu kalo swasta bayarnya berapa, kita akan musyawarah dengan wali murid, kemudian kita memutuskan anggaran yang itu tapi, anggaran yang lainnya sudah disusun dalam raker tadi
6.
T: Bagaimana kepala sekolah menetapkan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan? J: Jawabannya sama aja, hampir sama aja
7.
T: Dari manakah sumberdana yang didapat guna memenuhi sarana dan prasarana pendidikan? J: Sumber dananya itu yang pertama dari dana bos, kemudian dari dana anak, kemudian ada donatur, tapi donatur ini kan waktu-waktu tertentu, kemudian dia kadang-kadang rutin, tapi yang jelas kalo dana bos, dan dari oranng tua murid, yang jelas itu kalo dana dari bantuan itu gak tentu ya, kadang-kadang ada namanya juga dana bantuan
8.
T: Apakah dalam rencana pengadaan sarana dan prasarana dilakukan pertahun atau periodik tertentu?
J: Sama yang tadi mba 9.
T: Bagaimana kepala sekolah membahas rencana kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan? J: Ya yang tadi ya...yang..yang artinya ada, ada wakil kurikulum, kemudian ada wakil kesiswaan, kemudian ada wakil wali murid yang namanya apa ya, wakil dari salah satu orang tua membicarakan sekolah itu mau di bawa kemana, kemudian di bawa kerapat lagi
10. T: Siapa saja yang dilibatkan dalam penyusunan rencana pengadaan sarana dan prasarana pendidikan? J: Sama dengan tadi
c.
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
11. T: Bagaimana kepala sekolah mendayagunakan sarana dan prasarana pendidikan? J: Artinya mendayagunakan ya, ya menggunakannnya ya yang ada saja ya, kitakan terbatas ya mba, ya artinya terbatas gedung, tetapi kita tidak dikatakan, ...lab bagus, perpustakaan bagus 12. T: Bagaimanakah cara pemeliharaan/perawatan sarana dan prasarana yang dilakukan MTs khazanah kebajikan? J: Pemeliharaannya ya dirawat bersama-sama tapi yang utama adalah yang di tunjuk untuk memelihara sarana dan prasarana tadi, itu sudah ada tugasnya masing-masing,tinggal kita laporkan kepada petugas, ini pak AC nya tidak nyaman, kemudian ini pak AC nya mati, atau kipas anginnya mati dan sebagainya, nanti orang yadi adalah melakukan perbaikan-perbaikan, kalo menjaga otomatis semuanya, tentunya kalo malem itu yayasan tidak ada penjaganya, karena penjaganya sentral yah, dari yayasan, setela pulang sekolah di tutup, kalo kebiasaannya di tungguin, di tutup, nanti yang menjaga ini adalah sentral, kelas ini bukan hanya di pake oleh MTs saja, setelah itu ada pengajian anakanak, tapi disitu semua itu menjaga, menjaga kebersihan, memelihara
jangan sampai rusak, itu sudah satu paket otomatis yang bertanggung jawab adalah hari ini ada yang pake, yang menjagaini karena ini penjaga pagi-pagi bertugas membuka, jadi tugasnya masing-masing 13. T: Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada rusak? J: Ee...alternatifnya ya....perbaikan yah,perbaikan itu mengunggu ya, artinya tidak seperti membalikan telapak tangan, artinya gak langsung ya, butuh prose, tapi tidak terkatup-katup, misalkan satu bulan sudah di perbaiki lagi, cekatan ya 14. T: Kapan sajakah pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan? Apakah ada jangka waktu tertentu? J: Ya...kalo rusak, ya di perbaiki, kalo pertahun ada anggaran,ini rusak diganti, itu pertahun, tapi tidak otomatis, kan ada dalam anggaran, ada dana lain-lain, dana lain-lain adalah yang di perlukan waktu kondisi rusak, paling tidak dana yang terpakai dalam rapat rakerberikutnya akan di sampaikan 15. T: Agar dapat digunakan dengan baik apakah kepala sekolah mengadakan pelatihan? J: Ya pelatihan, ya terutama perpustakaan, lab, lab itukan nanti ada pelatihan secara general, artinya secara general itu dari sekolahh dikirim, bagaimana mengelola perpustakaan, bagaimana labnya,itu dari sekolah itu mengirim keluar, kalo dari kita sendiri kita belum punya tenaga ahli, karena yang pertama ya mungkin terlalu gimana ya, pesertanya cuma satu dua 16. T: Apakah kepala sekolah menegur apabila ada yang menelantarkan sarana dan prasarana pembelajaran? J: Jelas, itu tugas kepala sekolah menegur, dengan senyum, dengan apa, itu pasti, ini air rusak, kenapa kamu, tapi menegurnya dengan etika, sopan santun, tidak menegur seperti sm tukang sapu jalan, kamu kurang ajar, tidak, tapi dengan etika, moral, budi pekerti, dengan sindiran dan bagaimana
d.
Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan
17. T: Bagaimana sistem inventarisasi barang yang terdapat di MTs Khazanah kebajikan? J: Inventarisnya di tempatnya, kemudian di kunci, perpustakaan di kunci, ya kuncinya, yang megang adalah yang bertanggung jawab tentang lab, kemudian di taro sekolah, kemudian baginya diambil 18. T: Bagaimanakah sistem penyimpanan barang yang dilakukan? J: Ya sama 19. T: Apakah tersedia ruangan khusus untuk menyimpan barang pembelajaran? J: Tidak kalinya, tidak ada khusus tapi ada lemari khusus, misalnya untuk nyimpen laptop, kemudian apa itu lab, ada lemari khusus, ada gudang untuk menyimpan barang-barang bekas ada gudang khusus
e.
Pengawasan sarana dan prasarana pendidikan
20. T: Bagaimanakah proses evaluasi tentang keadaan/ perlengkapan barang? J: Evaluasinya itu adalah pemegang kekuasaan tadi melaporkan kepada pihak-pihak berkepentingan misalnya dapat dikatakan, ee...gudangnya sudah penuh ni,
yang kemarin ini, ini di bagaimana, pokoknya
komunikasinya dengan penanggung jawab, seperti kepala sekolah 21. T: Bagaimanakah cara kepala sekolah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam pengawasan sarana dan prasarana pendidikan? J: Setiap hari, paling tidak 1 minggu sekali ya mbak ya 22. T: Bagaimanakah sistem penghapusan sarana dan prasarana yang dilakukan? J: Sistem penghapusan itu misalnya, tiap tahun, tapi biasanya 10-5 tahun penghapusan, misalkan dokumen anak-anak tamat 23. T: Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem belajar mengajar disekolah?
J: Kalo secara umum, melihat kemampuannya, kalo sekolah inikan ada macam-macamnya ada sekolah elit, kalo kitakan dapat dikatkan sekolah menengah kebawah, kalo menurut pendapat saya cukuplah, perpustakaan, ruang lab ada, komputer ada, menurut saya cukuplah, tapi tidak membandingkan dengan kelas yang diatas, kan dibawah MTs ini kan ada, menurut saya cukup bagus, cukup baik
HASIL WAWANCARA GURU DAN STAF PENDIDIKAN A. INDIKATOR RESPONDEN Nama
: Sutikyono, M. Pd
Usia
: 40 Tahun
Jabatan
: Wakil Kepala Sekolah / Bid.Kurikulum / Guru
Matematika Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pendidikan Terakhir : S2 Pendidikan MIPA + Akta IV
1. PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN a.
Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
1.
T: Bagaimana proses penyusunan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan? J: Tadikan awal sudah disampaikan, penyusunan jelas menggunakan skala prioritas, apa aja yang diperlukan untuk tahun yang akan datang, apa yang diperlukan, apa yang sudah ada, apa yang belum skala prioritas
2.
T: Bagaimana kepala sekolah melakukan analisa kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan? J: Eee...untuk menganalisis berarti barangnya yang akan dibeli atau tidak, gitu analisisnya
3.
T: Apa saja sarana dan prasarana yang telah disusun dan direncanakan? J: Sarana dan prasarana yang telah direncanakan sebetulnya ada dibidang saspras yah, ee....kebutuhan-kebutuhan apa saja yang diperlukan, yang pertama
itu
sebenarnya
yang
digolongkan
itu
adalah,
eee....penggunaan LCD disetiap ruangan, dipaten, sekarang sudah mulai berlangsung dikelas gedung B, untuk kelas 9 rencana akan memakai infokus semua, paten, jadi tidak lagi digantikan gitukan karena kalau ganti sekalipun gampang rusak, ini bangke sudah ada 2, makanya kerusakannya berat, kalo beli hampir 3 juta, ee.....kalo dibenerin hampir 3 juta, anggaplah itu inventaris rusak, menghindari
seperti itu makanya dipasang secara paten untuk menguasai kerusakan, nah itu program saspras, yang program kemarin raker ya, pemasangan infokus pada tiap kelas secara paten, ini sudah di laksanakan 4.
T: Apakah dalam perencanaan kebutuhan perlengkapan sekolah dilakukan setiap tahun atau periodik tertentu? J: Setiap tahun
b.
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
5.
T: Bagaimana kepala sekolah perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan? J: Pengadaannya adalah dengan membelikan sesuai dengan yang diperlukan yang mendesak, skala prioritas, yang sangat perlu dulu itu apa
6.
T: Bagaimana kepala sekolah menetapkan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan? J: Menetapkan melalui bidang sarana dan prasarana
7.
T: Dari manakah sumberdana yang didapat guna memenuhi sarana dan prasarana pendidikan? J: Yang pertama bantuan pemerintah atau BOS, kemudian iuran masyarakat, melalui SPP dan sumber lain yang tak mengikat, misalkan bantuan donatur, proposal yang ditunjukan pada donatur nanti dibantu
8.
T: Apakah dalam rencana pengadaan sarana dan prasarana dilakukan pertahun atau periodik tertentu? J: Pertahun
9.
T: Bagaimana kepala sekolah membahas rencana kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan? J: Melalui musyawarah dengan bidang saspras apa yang diperlukan 10. T: Siapa saja yang dilibatkan dalam penyusunan rencana pengadaan sarana dan prasarana pendidikan? J: Eee....guru, wakil sarana dan prasarana, eee.....wakil kepala sekolah, wakil kesiswaan, dan kepala sekolah c.
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
11. T: Bagaimana kepala sekolah mendayagunakan sarana dan prasarana pendidikan? J: Jadi memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya 12. T: Bagaimanakah cara pemeliharaan/perawatan sarana dan prasarana yang dilakukan MTs khazanah kebajikan? J: Cara perawatannya, pertama sebelum diguanakan, harus tau dulu tata cara penggunaan alat, supaya penggunaanya awet dan ditaro ditempat yang aman 13. T: Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada rusak? J: Yang pertama, biasanya kita perbaiki dulu, kalo ternyata diperbaiki misalnya lebih mahal dari pada beli maka kita asingkan sebagai inventaris 14. T: Kapan sajakah pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan? Apakah ada jangka waktu tertentu? J: Eee....tidak ada, ee...maksudnya kapan saja, tidak ada jangka waktu tertentu sewaktu-waktu setiap saat 15. T: Agar dapat digunakan dengan baik apakah kepala sekolah mengadakan pelatihan?
J: Iya,,,mendemonstrasikan, bagaimana caranya menggunakan, misalnya laptopnya, supaya awet, ketika dimatikan, misalnya laptopnya supaya awet, ketika dimatikan, misalkan harus ditunggu baru ditutup, pada saat rapat itu misalkan disampaikan, penggunaan LCD juga kita selesai digunakan harus ditunggu dulu, tunggu lampu merah berkedip dulu baru bisa dimatikan, jadi disampaikan pas rapat, jadi di selingseling aja 16. T: Apakah kepala sekolah menegur apabila ada yang menelantarkan sarana dan prasarana pembelajaran? J: Ya menegur
d.
Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan
17. T: Bagaimana sistem inventarisasi barang yang terdapat di MTs Khazanah kebajikan? J: Eee....dikelompokan berdasarkan tugas masing-masing, seperti saya, bagian
kurikulum,
saya
menyimpan
barang-barang
media
pembelajaran, seperti laptop, infokus, kabel-kabel, itu ada di saya, kalo inventaris berupa alat tulis atau ATK, seperti komputer itu kepala TU 18. T: Bagaimanakah sistem penyimpanan barang yang dilakukan? J: Ya dibuat ditempat khusus, lemari 19. T: Apakah tersedia ruangan khusus untuk menyimpan barang pembelajaran? J: Ya
e.
Pengawasan sarana dan prasarana pendidikan
20. T: Bagaimanakah proses evaluasi tentang keadaan/ perlengkapan barang? J: Dengan mengecek ya, mengecek barang-barang, kemudian apa namanya mengawasi barang yang ada
21. T: Bagaimanakah cara kepala sekolah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam pengawasan sarana dan prasarana pendidikan? J: Ya ini diserahkan tanggung jawabnya kepada bagian sarana dan prasarana untuk bertanggung jawab dan membuat laporan 22. T: Bagaimanakah sistem penghapusan sarana dan prasarana yang dilakukan? J: Maksudnya di tiadakan gitu ya ditiadakan kalo tidak diperlukan mendesak ya di pendinglah 23. T: Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem belajar mengajar disekolah? J:
Eee...kalo melihat dari jumlah ruang cukup ya, untuk media belajarnya, buku juga udah cukup menampung anak, media belajarnya juga sudah cukup karena disini sudah dipatenin juga, ya ya udah, saya kira cukup untuk sementara satu lagi, memang itu yang saya selesaikan saat ini, dulu memang sudah ada, karena komputernya sudah ketinggalan, maka kita hilangkan dengan cara nebeng ke MA, kita sudah mengajukan ke tiga tempat bantuan lab, tapi sampai saat ini belum ada jawaban
HASIL WAWANCARA GURU DAN STAF PENDIDIKAN A. INDIKATOR RESPONDEN Nama
: Wahyudin, S.Pd
Usia
: 37
Jabatan
: Bid. Kesiswaan / Guru IPS
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pendidikan Terakhir : S1 Pendidikan Ekonomi
1. PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN a.
Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
1.
T: Bagaimana proses penyusunan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan? J: Kalo penyusunan sarana dan prasana itu, tetap kita berpedoman pada kebutuha yang dibutuhkan, misalnya untuk tahun ini kebutuhan kita apa, gitu,, ya kalo memang kebutuhannya kan kita bisa cek ya, misalkan infokus rusak, atau kipas angin, itukan sarana tuh, nah kemudian
yang
lain
juga
ditanyakan
keguru-guru
misalnya
mempersilahkan kepada guru-guru yang ingin membeli buku diluar nanti diganti oleh sekolah, tapi sarana dan prasarana tetap biasanya setiap awal tahun kita sudah dibuat anggaran, apa yang mau di butuhkan, gitu, misalkan berapa kursi yang rusak harus diganti gitu kan, misalkan yang lain-lain juga gitu, sudah ada anggarannya sedah di susun di awal 2.
T: Bagaimana kepala sekolah melakukan analisa kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan? J: Biasanya untuk melakukan analisa, aa....itukan di langkah pertama itu melihat kondisi keuangan juga, kira-kira ni keuangan ini bisa gak ni mencukupi pembelian sarana, kalo tidak mencukupi berarti kita membeli yang dipilih alternatif, ya berarti dibuat skala prioritas kan, mana yang lebih penting gitu jadi membuat skala prioritas gitu,,selain.....biasanya selain membuat skala prioritas kepala skolah
juga kita mengajukan proposal-proposal misalkan sarana apa yang kurang dengan melihat kondisi keuangan yang tidak mencukupi, trus kita mengajukan proposal, baik kepemerintah maupun ke non pemerintah 3.
T: Apa saja sarana dan prasarana yang telah disusun dan direncanakan? J: Kalo sarana dan prasarana yang disusun slama ini memang kita kan memang, kita kan memang sekolah kita ada kelas BP dan kelas Reguler ya, baru tahun ini, biasanya kita, aa...sesuaikan untuk kelas BP tuh apa aja, untuk kelas regular apa aja, tapi yang sedang disusun ini kita ingin membuat sebuah lab komputer, ya itu belum terlaksanan, karena slama ini kita masih kekurangan, kita masih pakai lab Aliyah, ada rencana kedepan lagi kita akan buka lagi gedung B, untuk tahun depan, itu rencananya akan menambah komputer
4.
T: Apakah dalam perencanaan kebutuhan perlengkapan sekolah dilakukan setiap tahun atau periodik tertentu? J: Kalo prencanaan prasarana sekolah itu biasanya di sesuaikan dengan kebutuhan aja, kalo memang tahun ini sarana kita masih bisa dipakai dan di gunakan itu kan gak perlu ditambah, tapi kalo sarana yang kita pakai itu rusak, itukan harus kita tambah, kita buat anggaran lagi
b.
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
5.
T: Bagaimana kepala sekolah perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan? J: Hampir sama, kaya tadi ketika kita berencana yang pertama kita biasanya menyusun anggaran dulu, setelah menyusun anggaran kemudian, kalo memang tidak mencukupi kita mengajukan atau membuat proposal kepemerintah atau non pemerintah
6.
T: Bagaimana kepala sekolah menetapkan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan?
J: Biasanya kalo penetapan untuk sarana pendidikan ya contohnya ini ya, sperti eee....sarana untuk pelajaran IPA itukan biasanya kita panggil gurunya, apa yang diperlukan untuk IPA, kira-kira yang tahun kemarin biasanya kita bertahap ya, untuk tahun ini misalkan kita mau beli ini dulu, nah untuk yang tahun depan misalkan kita apa, itukan udah ditetapkan, kalo tahun ini misalkan kita butuh lab komputer, ya atau kalo belum bisa menambahkan kita menambahkan berapa set komputer, lab biologi, lab perpustakaan, ya minimal kita tetapkan tahun ini misalkan kita menambahkan buku-buku itu juga sudah ditetapkan sudah ada, jadi bertahap ya 7.
T: Dari manakah sumberdana yang didapat guna memenuhi sarana dan prasarana pendidikan? J: Hem.....seperti yang tadi saya katakan, sumber dana bisa dari pemerintah maupun non pemerintah, bisa seperti BOS, kalo non pemerintah bisa dari donatur, proposal
8.
T: Apakah dalam rencana pengadaan sarana dan prasarana dilakukan pertahun atau periodik tertentu? J: Kalo untuk pengadaan sarana dan prasarana itu biasanya kita pertahun, karena kita menyususn RAPBS itu untuk jangka 1 tahun
9.
T: Bagaimana kepala sekolah membahas rencana kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan? J: Biasanya kepala sekolah itukan dipanggil kalo memang itu untuk kebutuhan guru bidang study, dipanggil gurunya, sarana apa yang dibutuhkan, tapi kalo misalnya untuk sarana sekolah yang sifatnya memang itu untuk pembelian AC, itu memang ada bagian sarana dan prasarananya kan ada bagian-bagiannya
10. T: Siapa saja yang dilibatkan dalam penyusunan rencana pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan? J: Yang dilibatkan yang pertama adalah bagian sarana dan prasarana, yang kedua kurikulum, yang terakhir yaitu bagian keuangan, karena keuangan juga menyangkut, kalo kurang ini, ini ternyata uangnya gak cukup, kan jadi gak bisa
c.
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
11. T: Bagaimana kepala sekolah mendayagunakan sarana dan prasarana pendidikan? J: Biasanya kepala sekolah mendayagunakan sarana dan prasarana pendidikan tu memang aa.....setiap....seperti komputer gitu kan, biasanya ada anggaran untuk perbaikan biasanya, dan kita memang sudah ada orang khusus untuk AC, ada terus orangnya kalo dipanggil, jadi tidak sulit biasanya tiap rusak dipanggil teknisi, kerjakan bayar, tapi kalo disekolah teknisi khusus tidak ada, tapi kita panggil dari luar.
12. T: Bagaimanakah cara pemeliharaan/perawatan sarana dan prasarana yang dilakukan MTs khazanah kebajikan? J: Biasanyakan sekolah membuat aturan, ya...selesai digunakan tolong di rapihkan, kemudian taro ditempatnya gitu kan, seperti juga kan bagian offis by, seperti juga kan kadang-kdang tolong selesai belajar, AC di matikan, ada aturan-aturan yang dibuat oleh kepala sekolah 13. T: Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada rusak? J: Biasanya kalo saranan dan prasarana rusak, ya kalo kelas BP itukan selain ada, AC ada kipas angin, AC rusak berati bisa pakai kipas angin, itukan ada AC, ada juga kipas angin, ketika AC mati, ada juga kipas angin, tapi kalo sarana-sarana yang lain, kalo saya si guru IPS ya, biasanya menggunakan peta, tapi kadang-kadang, ya selain multimedia, internet, ya pakai peta yang manual, ada alternatif
14. T: Kapan sajakah pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan? Apakah ada jangka waktu tertentu? J: Biasanya persemester, smester satu ini sarana dan prasarana masih bisa pakai gak, tapi kalo hari itu rusak, langsung diperbaiki 15. T: Agar dapat digunakan dengan baik apakah kepala sekolah mengadakan pelatihan? J: aa....pelatihan seperti kalo untuk ya waktu itu si ada pelatihan, pelatihan program power point, gitu, kalo untuk pelatihan perbaikan sarana itu kayanya belum ada, kalo pelatihan yang itu belum, paling guru bertanya kepada petugasnya 16. T: Apakah kepala sekolah menegur apabila ada yang menelantarkan sarana dan prasarana pembelajaran? J: oh...jelas ya, kalo ketika itu misalnya ditugaskan untuk mengambil infokus, bukan apa, kalo dia salah naro itu pasti sperti AC kalo waktunya pulang belum dimatiin itu pasti ditegur d.
Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan
17. T: Bagaimana sistem inventarisasi barang yang terdapat di MTs Khazanah kebajikan? J: sistem inventaris sarana kita kan memang ada lemari khusus, kalo digedung sana memang ada untuk menyimpan perlengkapan kalo yang semacem IPA kan ada labnya, berarti harus dikembalikan lagi ketempatnya di lab IPA, kalo infokus habis pakai taro lagi dilemari, itu ada tempatnya, ada lemari khusus 18. T: Bagaimanakah sistem penyimpanan barang yang dilakukan? J: kalo sistim penyimpanannya ya pokoknya setiap pakai simpan, gitu, kalo yang lainnya, kalo barang-barang yang disini paling adanyakan paling infokus, aa....lab, gitu yang penting memang sistem
penyimpanan itu ditata dengan baik, dengan rapih, gak asal taro, itukan di tata 19. T: Apakah tersedia ruangan khusus untuk menyimpan barang pembelajaran? J: aa... ya.....kalo memang ruang khusus itu ada, seperti IPA ada ruangannya, labnya, kalo infokus ada lemari ini ada khusus e.
Pengawasan sarana dan prasarana pendidikan
20. T: Bagaimanakah proses evaluasi tentang keadaan/ perlengkapan barang? J: kalo slama ini si selain, dipanggil bagian sarana prasarananya, juga biasanya bagian kurikulum juga ikut membantu, ikut mengawasi 21. T: Bagaimanakah cara kepala sekolah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam pengawasan sarana dan prasarana pendidikan? J: yang pertama, langkah pertama adalah memanggil bagian sarana dan prasarana, kemudian dijelaskan cara perawatannya dan juga cara penggunaannya juga dijelasin 22. T: Bagaimanakah sistem penghapusan sarana dan prasarana yang dilakukan? J: sistem penghapusan biasanya yang sudah.....kan ada tuh barang yang sudah agak tua gitu ya, itu biasanya dijual, dilelang, dilelang kita beli baru, seperti ada ni infokus rusak 2, itu gak bisa dierbaiki yang dijual, nanti kita beli lagi, kaya komputer waktu itu pentium tiga lama tuh itu langsung dilelang, dijual semua, kita beli lagi yang baru, sistem lelang 23. T: Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem belajar mengajar disekolah? J: kalo meurut saya si, sarana dan prasarana ada yang belum menunjang, itu belum patennya lab komputer itu, kadang kita memang masih sewa sama aliyah juga, lab punya Cuma kita belum mencukupi, ada itu disana hanya untuk beberapa siswa, makanya kita harus pinjem sama aliyah, sewa kalo yang lain-lain si udah cukup,
HASIL WAWANCARA GURU DAN STAF PENDIDIKAN A. INDIKATOR RESPONDEN Nama
: Eneng, S. Pd
Usia
: 32
Jabatan
: Guru Bahasa Inggris
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pendidikan Terakhir : S1 Sastra Inggris
1. PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN a.
Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
1.
T: Bagaimana proses penyusunan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan? J: Penyusunan kebutuhan, baisanya kalo ada kebutuhan apa-apa itu harus buat proposal dulu, baru di ajukan, baru disetujui
2.
T: Bagaimana kepala sekolah melakukan analisa kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan? J: Analisa itu ya,,,,dilihat dari kebutuhan apa yang dibutuhkan ya itu yang dipenuhi mungkin ada proposal apa, kemudian dilihat dari laporanlaporan
3.
T: Apa saja sarana dan prasarana yang telah disusun dan direncanakan? J: Sarana dan prasarana yang telah disusun dalam hal keuangan, ya semuanya harus di susun terlebih dahulu, kurikulum yang berkaitan dengan fasilitas semuanya.
4.
T: Apakah dalam perencanaan kebutuhan perlengkapan sekolah dilakukan setiap tahun atau periodik tertentu? J: Itu biasanya ada di raker, yang dilakukan setiap satu tahun sekali, dari situ perencanaan semuanya disusun
b.
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
5.
T: Bagaimana kepala sekolah perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan? J: Ya itu tadi melalui raker
6.
T: Bagaimana kepala sekolah menetapkan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan? J: Ya dari raker itukan kita didiskusikan, mana yang perlu mana yang tidak, ya itu diputuskan
7.
T: Dari manakah sumberdana yang didapat guna memenuhi sarana dan prasarana pendidikan? J: Kalo di MTs ini ya dari BOS, dari apa,,,anak-anak, kemudian ada juga kadang-kadang ada sumbangan-sumbangan, baik formal maupun nonformal
8.
T: Apakah dalam rencana pengadaan sarana dan prasarana dilakukan pertahun atau periodik tertentu? J: Pengadaan,kalo yang tahunan, ada yang yang tahunan, ada juga, tibatiba misalkan yang bulanan, bukan bulanan juga ada, jadi tergantung kebutuhan
9.
T: Bagaimana kepala sekolah membahas rencana kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan? J: Ya tadi melalui raker
10. T: Siapa saja yang dilibatkan dalam penyusunan rencana pengadaan sarana dan prasarana pendidikan? J: Staf dan guru semuanya dilibatkan seluruhnya semuanya memberikan masukan, kalo siswa paling memberikan masukan ke guru-guru nanti guru-guru baru menyampaikan, dari siswa paling dari osisnya aja.
c.
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
11. T: Bagaimana kepala sekolah mendayagunakan sarana dan prasarana pendidikan? J: eee...mendayagunakannya itu maksudnya memanfaatkan ya...sesuai dengan kebutuhannya
12. T: Bagaimanakah cara pemeliharaan/perawatan sarana dan prasarana yang dilakukan MTs khazanah kebajikan? J: pemeliharaannya si, ya sebenarnya si ada bagian-bagian khusus, bagian sarana dan prasarana bagiannya, cuma untuk pemeliharaan harian ada kaya OB, tapi sama memelihara, guru-guru semua ikut dalam memelihara 13. T: Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada rusak? J: kalo yang rusak itu masih bisa di perbaiki ya diperbaiki, kalo sudah tidak bisa diperbaiki lagi ya diganti 14. T: Kapan sajakah pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan? Apakah ada jangka waktu tertentu? J: sarana dan prasarana yang jangka pajang yang ada jangka waktu tertentu, kalo ada yang jangka pendektidak di tentukan oleh waktu 15. T: Agar dapat digunakan dengan baik apakah kepala sekolah mengadakan pelatihan? J: kalo pelatihan untuk guru, atau sarana dan prasarana, ada juga pelatihannya, Cuma memang untuk pelatihan di sekolah kita masih kurang, untuk guru ada yang sebulan 2 kali, untuk pelatihan komputer, internet 16. T: Apakah kepala sekolah menegur apabila ada yang menelantarkan sarana dan prasarana pembelajaran? J: iya pasti di tegur
d.
Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan
17. T: Bagaimana sistem inventarisasi barang yang terdapat di MTs Khazanah kebajikan? J: karena di laporkan ya, jadi di inventarisasikan dengan baik, dengan di data 18. T: Bagaimanakah sistem penyimpanan barang yang dilakukan? J: barang... untuk penyimpanan barang ya, karena kita belum mempunyai gudang, ya paling disimpen di tempat yang ada aja, dikantor, dilemari sama, karena lokalnya terbatas 19. T: Apakah tersedia ruangan khusus untuk menyimpan barang pembelajaran? J: kayanya belum ada, kalo lab-lab ada, lab-lab biologi ada, perpustakaan ada
e.
Pengawasan sarana dan prasarana pendidikan
20. T: Bagaimanakah proses evaluasi tentang keadaan/ perlengkapan barang? J: evaluasi itu melalui rapat bulanan, adanya kekurangan atau engga 21. T: Bagaimanakah cara kepala sekolah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam pengawasan sarana dan prasarana pendidikan? J: ya melalui tadi mungkin, ya pelatihan tadi, atau kepala sekolahnya langsung yang memberi tahu. 22. T: Bagaimanakah sistem penghapusan sarana dan prasarana yang dilakukan? J: Penghapusan, ya kalo sesuat yang kira-kira tidak dibutuhkan ya mungkin di hapuskan dari anggaran 23. T: Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem belajar mengajar disekolah?
J:
Eee....menurut saya si sudah, cuman masih kurang mungkin ya kelengkapannya, karena keterbatasan dana dan sebagainya, lokal juga, insyaalloh baik ya, Cuma mungkin belum sangat baik
HASIL WAWANCARA SISWA/I Nama
: Rayhan
Usia
: 12 tahun
Jabatan
: Wakil Ketua Osis
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Kelas
: Siswi MTs Kelas VIII BP (Bina Prestasi)
1. T: Bagaimana kepala sekolah mendayagunakan sarana dan prasarana pendidikan? J : Cukup baik 2. T: Apakah sarana dan prasarana yang ada digunakan dengan baik atau tidak? J : Cukup baik, apalagi BA
3. T: Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada rusak? J: Biasanya kalo ada yang rusak itu kita pakai punya MA, nanti dibetulkan dulu ama staf-staf khusus, ada yang membetulkan, cekatan langsung 4. T: Apakah kepala sekolah menegur apabila ada yang menelantarkan sarana dan prasarana pembelajaran? J : Iya ditegur, kaya misalnya kemarin ada apa gitu rrusak langsung ditegur sama pak suhardin, cepat 5. T:
Apakah
tersedia
ruangan
khusus
untuk
menyimpan
barang
pembelajaran? J : Ada kaya lab IPA, lab komputer, prpustakaan juga apalagi kalo BA itu udah punya loker sendiri di kelas 6. T: Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem belajar mengajar disekolah?
J: Sangat menunjang, sangat baik, apalagi di kelas BA, untuk kelas regular cukup baik, tapi memang anak-anaknya yang gak bisa menjaga dengan baik, dan merasa puas
HASIL WAWANCARA SISWA/I Nama
: Widia
Usia
: 13 tahun
Jabatan
: Ketua Osis
Jenis Kelamin
: Perempuan
Kelas
: Siswi MTs Kelas VIII BP (Bina Prestasi)
1. T: Bagaimana kepala sekolah mendayagunakan sarana dan prasarana pendidikan? J : Kurang tau 2. T: Apakah sarana dan prasarana yang ada digunakan dengan baik atau tidak? J :Baik si bu, kalo apa si, kita kan diberi juga amanat oleh kepala sekolah agar menggunakan dengan baik, terkadang juga kita kelas BA juga, waktu awal-awalnya susah bu, ya kita kan suka minta AC, AC suka rusak, tanggapannya kurang, dia slalu negor bu 3. T: Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada rusak? J: Dia slalu negor bu, kalo misalkan ada merusak sarana prasarana sekolah 4. T: Apakah kepala sekolah menegur apabila ada yang menelantarkan sarana dan prasarana pembelajaran? J : Ya bu, jadi siswa kan ada yang bandel juga, jadi tu slalu di tegor, kadang juga kalo suka dibilangin jangan suka coret-coret meja, kita kan buat kebaikan kita juga, biar bisa inventarisnya lebih baik lagi 5. T:
Apakah
tersedia
ruangan
khusus
untuk
menyimpan
barang
pembelajaran? J: Ya ada, kita kan peralatan-peralatan kimia sudah ada, laboratorim,dan perpustakaan laboratorium, kita juga untuk kelas BA juga sudah di sediakan loker 6. T: Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem belajar
mengajar disekolah? J: Ya menurut saya si lumayan lah ya, dan ada kegiatan-kegiatan sholat dhuha juga, ya tapi apa untuk apa si namanya untuk menertibkan siswanya kurang