Batas Usia Anak Anak dan generasi muda adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, karena anak merupakan bagian dari generasi muda. Selain anak, di dalam generasi muda ada yang disebut remaja dan dewasa. Menurut Zakiah Daradjat sebagaimana dikutip oleh Gatot Supramono, generasi muda dibatasi sampai seorang anak berumur 25 tahun. Generasi muda terdiri atas masa kanak-kanak umur 0 sampai dengan 12 tahun, masa remaja umur 13 sampai dengan 20 tahun dan masa dewasa muda umur 21 sampai dengan 25 tahun.
Proses perkembangan anak terdiri dari beberapa masa pertumbuhan, yaitu:
1. Masa kanak-kanak Masa kanak-kanak terbagi dalam masa bayi (dari lahir sampai menjelang 2 tahun); kanak-kanak pertama umur 2 sampai dengan 5 tahun dan kanakkanak terakhir umur 5 sampai dengan 12 tahun. 2. Masa remaja umur 13 sampai dengan 20 tahun Pada masa ini terjadi perubahan dalam segala bidang, sikap sosial dan kepribadian. Karena banyaknya perubahan, sehingga terjadi kegoncangan, tidak stabil emosinya, kadang-kadang menyebabkan timbulnya sikap dan tindakan yang oleh orang dewasa dinilai tindakan nakal.
3. Masa dewasa muda umur 21-25 tahun Perkembangan jasmani dan kecerdasan telah betul-betul dewasa, emosi sudah mulai stabil, namun dari segi kemantapan agama dan ideologi masih dalam proses pemantapan.
Batas usia anak adalah pengelompokkan usia maksimun anak yang dilihat dari kemampuan anak di dalam status hukum, sehingga status usia anak tersebut beralih dari usia anak-anak menjadi usia dewasa. Usia seorang anak yang beralih status menjadi usia dewasa, kedudukannya dilingkungan hukum juga statusnya beralih menjadi subyek hukum yang mampu bertanggung jawab sendiri atas segala perbuatan hukum yang dilakukannya.
Disini perlu diberikan batas-batas sebagai berikut: 1. Masa kanak-kanak terbagi dalam: a. Masa bayi, dari lahir sampai menjelang dua (2) tahun, b. Kanak-kanak pertama, dua (2) sampai lima (5) tahun, c. Kanak-kanak terakhir, lima (5) sampai dua belas (12) tahun 2. Masa remaja, tiga belas (13) sampai dua puluh (20) tahun. 3. Masa dewasa muda, dua puluh satu (21) sampai dua puluh lima (25) tahun
Untuk meletakkan batas usia seseorang yang layak dalam pengertian hukum nasional, telah dirumuskan ke dalam bangunan-bangunan pengertian yang diletakkan scr spesifikasi dlm hukum, seperti berikut ini: 1. Batas usia seseorang menurut ketentuan hukum perdata. Hukum perdata meletakkan batas usia anak berdasrkan Pasal 330 KUHPerdata ayat (1) sebagai berikut: a) batas antara usia belum dewasa minderjerigheid dengan telah dewasa meerderjerigheid, yaitu 21 tahun;
b) seorang anak yang berada dalam usia di bawah 21 tahun yang telah menikah dianggap telah dewasa. 2. Batas usia anak menurut UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Pasal 7 ayat (1); Pasal 47 ayat (1) dan Pasal 50 ayat (1), sebagai berikut: a) Pasal 7 ayat (1) menyebutkan batas usia minimum untuk dapat kawin bagi seorang pria, yaitu 19 tahun dan bagi seorang wanita, yaitu 16 tahun; b) Pasal 47 ayat (1) menyebutkan batas usia minimum 18 tahun berada dalam kekuasaan orang tua selama kekuasaan itu tidak dicabut;
c. Pasal 50 ayat (1) menyebutkan batas usia anak yang belum mencapai usia 18 tahun atau belum pernah kawin berada pada status perwalian. 3. Dalam hukum adat; batas usia anak disebutkan dengan kapan disebut dewasa sangat terlalu umum, menurut ahli Hukum Adat R. Soepomo menyebutkan ciri-ciri ukuran kedewasaan sebagai berikut: a) dapat bekerja sendiri; b) cakap dan bertanggung jawab dalam masyarakat; c) dapat mengurus harta kekayaan sendiri; d) berusia 21 tahun.
Batas Usia Anak Dalam Hukum Pidana Batas usia anak adalah pengelompokan usia maksimun anak yang dilihat dari kemampuan anak di dalam status hukum, sehingga status usia anak tersebut beralih dari usia anak-anak menjadi usia dewasa. Usia seorang anak yang beralih status menjadi usia dewasa, kedudukannya dilingkungan hukum juga statusnya beralih menjadi subyek hukum yang mampu bertanggung jawab sendiri atas segala perbuatan hukum yang dilakukannya.
Batas usia anak menurut ketentuan hukum pidana sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 45, 46, dan 47 Kitab Undang Undang Hukum Pidana (KUHP) telah dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi dengan diundangkannya UU Peradilan Anak. Batas usia anak dalam pengertian hukum pidana dirumuskan dengan jelas dalam Bab I Ketentuan Umum pada Pasal 1 angka 1 UU Peradilan Anak sebagai berikut: “Anak adalah orang yang dalam perkara Anak Nakal telah mencapai umur 8 (delapan) tahun, tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin”.