TESIS KAJIAN PERPANJANGAN STRUKTUR BREAKWATER PELABUHAN PERIKANAN SAMUDARA CILACAP (PPSC) TERHADAP MORFOLOGI PANTAI TELUKPENYU
Oleh :
BAMBANG SUSWANTO NIM : 95006028 Angkatan 2006
Program Studi Sumber Daya Air
PROGRAM MAGISTER PROFESIONAL PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
ABSTRAK KAJIAN PERPANJANGAN STRUKTUR BREAKWATER PELABUHAN PERIKANAN SAMUDRA CILACAP (PPSC) TERHADAP MORFOLOGI PANTAI TELUK PENYU
Oleh : BAMBANG SUSWANTO NIM : 95006028
Pantai Teluk Penyu Cilacap merupakan pantai di pesisir Pulau Jawa bagian Selatan dimana di sepanjang pantai terdapat berbagai fasilitas publik maupun privat. Erosi pantai yang terjadi akibat perpanjangan struktur breakwater PPSC,difraksi,refraksi dan shaoling menjadi ancaman bagi berbagai fasilitas yang berdekatan dengan garis pantai. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui perubahan garis pantai yang digunakan untuk melihat titik – titik rawan erosi sehingga dapat diketahui konsep penanganan guna melindungi sarana dan prasarana disekitar pantai, antara lain doc pelabuhan PPSC, aset nasional kilang minyak Pertamina,permukiman dan mendukung pengembangan sektor Pariwisata, Perikanan dan perkonomian daerah sekitarnya tanpa menimbulkan permasalahan lain bagi kawasan yang berdekatan. Analisa yang dilakukan dalam penulisan ini antara peramalan gelombang dengan masukan berupa data angin jam – jaman selama 10 tahun (1989 – 1998) yang diperoleh dari Stasiun BMG Cilacap untuk mendapatkan tinggi dan perioda gelombang rencana dan analisa perubahan garis pantai yang menggunakan bantuan software GENESIS. Dari hasil analisa ditentukan titik rawan erosi dan disusun suatu konsep penanggulangannya dengan beberapa alternatif bangunan pengaman pantai seperti seawall, modifikasi groinseries permeabel, serta rekomendasi – rekomendasi yang diperlukan untuk memperlakukan pantai Teluk Penyu secara komprehensif.
Kata kunci: Pantai Teluk Penyu,perubahan garis pantai, erosi,breakwater,seawall, groinpermeabel.
i
ABSTRACT STUDY OF COAST PROTECTION STRUCTURE IN TELUK PENYU BEACH AS SUPPORTING AT THE WATERFRONT CITY CONCEPT IN TOBOALI CITY SOUTH BANGKA REGENCY By:
BAMBANG SUSWANTO IDN 95006028
Teluk Penyu beach is alongside of Cilacap City that has the settlement of fisherman and access route towards the office block of government of South Bangka Regency. Coastal erosion has become threat for housings and other buildings which has nearby coastline. However Teluk Penyu beach is a white sand beach so that has become a potential tourism area and according to the concept of Toboali as waterfront city, Teluk Penyu beach has been specified as the front view of urban plan. The purpose of this study is to stabilize the shoreline against erosion problem along Teluk Penyu Beach in order to protect beach front structures such as doc harbour, housing and also to support tourism sector, fishery and local economy without creating negative impact for adjacent beaches. Analysis performed within this research are wave forecasting using series of wind data in ten years (1989 – 1998) from Meteorology and Geophysics Biro Depati Cilacap to examine predicted wave heights and periods, and finally analysis of shoreline change using GENESIS software. From result of analysis could be determined the critical points of erosion and arranged concept of erosion prevention which considered as a few alternative of cost protection structure such as groin, breakwater and also recommendations needed to treat Teluk Penyu Beach comprehensively.
Keywords: Teluk Penyu Beach, transformation of shoreline, erosion, groin, breakwater, revetment.
ii
PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS
Tesis S2 yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Institut Teknologi Bandung, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada pada pengarang dengan mengikuti aturan HaKI yang berlaku di Institut Teknologi Bandung. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.
Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh tesis haruslah seizin Direktur Program Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah sujud syukurku pada Allah SWT Tuhan semesta alam yang melimpahkan nikmat dan karunia yang takterhingga sehingga buah kerja ini dapat diraih dan dirasa dengan segenap cipta rasa dan karsa. Dalam kesempatan ini, judul tulisan adalah “Kajian Perpanjangnan Struktur Breakwater Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap (PPSC) Terhadap Morfologi Pantai Teluk Penyu”. Tulisan ini dibuat sebagai salah satu persyaratan akademis untuk menyelesaikan Program Magister Pengembangan Sumber Daya Air pada Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung. Dalam tulisan ini diangkat suatu studi mengenai kondisi pantai berpasir yang landai dimana terjadi suatu longshore transport yang sangat berpengaruh pada perubahan garis pantai. Kondisi garis pantai yang dinamis memerlukan suatu konsep penanganan yang komprehensif sehingga tidak menimbulkan masalah baru yang lebih memparah kondisi yang telah ada. Pantai Teluk Penyu Cilacap sebagai pantai dengan berbagai fasilitas publik maupun privat selayaknya mempunyai konsep penganganan pantai yang tidak hanya dilakukan dengan bangunan fisik namun yang lebih penting adalah mengkondisikannya sesuai dengan keadaan keseimbangan pantai secara alamiah. Dalam tulisan ini disadari banyak terdapat kelemahan terutama dari data base yang mendukung dirasakan sangat minim sehingga ke depan perlu kajian yang lebih intensif dengan data yang update dan kalibrasi lapangan lebih detail. Untuk itu perlu adanya perbaikan data base di daerah studi khususnya dan di Perairan Teluk Penyu Kabupaten Cilacap Propinsi Jawa Tengah. Selain itu dengan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki, penulis memohon maaf yang sebesar -
iv
besarnya jika terdapat kekeliruan dalam tulisan ini, sehingga saran perbaikan dengan senang hati diterima demi kebaikan dan kebenaran. Diharapkan juga tulisan ini dapat menjadi stimulan dan langkah awal bagi kajian yang lebih detail dan dapat diperkaya pada kesempatan berikutnya. Pada akhirnya penulis mengucapkan selamat menikmati hari – hari dengan ilmu pengetahuan dan be anxious to find it out.
Bandung, Medio April 2008
Penulis
v
UCAPAN TERIMAKASIH Yang tak terkira pada ALLAH Azzawajalla dan
Rasulullah Muhammad SAW yang telah membimbing
manusia dari kejahiliahan menuju renaissance yang hakiki.
Special thanks to: & & &
Pemerintah Kabupaten Cilacap.
Pimpinan Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung.
Pengelola Program Magister Pengembangan Sumber Daya Air kerjasama Departemen Pekerjaan Umum dan Institut Teknologi Bandung.
&
Pimpinan dan Staff, Pusat Pembinaan Konstruksi dan Keahlian Teknik, Departemen Pekerjaan Umum, di Bandung.
&
Bpk. Dr. Ir. Sri Legowo dan seluruh dosen pengajar, atas support baik teknis maupun non teknis selama masa perkuliahan.
&
Bpk. Ir.Djumpono, M. Eng, dan Staff di Balai PSDA, Pusat Pembinaan Konstruksi dan Keahlian Teknik, Departemen Pekerjaan Umum.
&
Bpk. Prof..Dr.Ir.Hang Tuah Salim,M.OcE, Bpk.Dr.Ir. Syamsudin,Dipl.HE dan Bpk. Dr.Ir.Nazili selaku pembimbing, atas kesabaran dan unlimited time telah mengarahkan dan memberikan masukan kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.
&
Bpk.Rildova, Ph.D dan Bpk. Ir. Sumadji, Sp. selaku dosen penguji, yang memberikan respon positif
&
Bpk. Drs,Soeprihono,SH,ST,MM.Bpk. J.Wasito,ST atas motivasi dalam perjalanan selama bekerja
dengan penulisan tesis ini.
maupun selama tugas belajar. &
Pimpinan dan Seluruh staf PPSC (Bpk. Mansyur,Bpk.Didi Mas Kus) , salut atas ketulusan dan hospitality nya.
&
Seluruh staf Program Magister PSDA ITB (Bu Mae, Teh Yuli, Mas Pardi, Mas Sumpena, Mba tintin, Mba Septi ).
&
Istri dan Anaku (Aldhito Iqbal Nugraha & Alya Fara Humairo), atas motivasi dan kesabaran penyejuk hati. &
&
Brayat Ageng Soejono.AS, atas doa dan restu dan segalanya.
Teman – teman angkatan 2005 dan 2007 MPSDA ITB, atas doanya dan motivasi melalui berbagai kecanggihan teknologi masa kini.
&
Teman – teman di DPUK Cilacap ( Alm.P’Griwo,Awang,MT,Yani,MT,BP Crew), atas kerjasama yang telah terjalin dan pengertiannya pada idealisme yang tak lekang. &
Keluarga, sahabat dan semua pihak yang tak dapat disebutkan satu per satu atas segala dukungannya.
seluruh teman – teman seperjuangan Angkatan 2006 Mas Joko,Ust.Setiawan,Heru,P’Tom,Andi,Ayu,Bayu,Kusli,Utri,Roni,P’Puji,P’Joe,P’Yan,P’Nur, Made,Pempri,Darmadi,Diaz,Herwan,Demon,Isnaen,Ade,HakimTeh.Reri,Misca,Vivin,Eka,P’Udin,Tri,Memet ,Dery,Ari,Erwin,kang Yudi,P’Noh dengan segala kekhasan,Jazzakumullah Khaeran Kathiran
vi
I.1. Latar belakang Pembangunan prasarana pelabuhan perikanan dimulai sejak dahulu, namun demikian ada beberapa yang kurang memenui harapan.
Beberapa
fasilitas yang ada kurang berfungsi untuk memenui kebutuhan kegitan perikanan baik untuk saat ini maupun di masa mendatang. Kurang optimalnya fungsi tersebut akibat beberapa permasalahan; antara lain kolam pelabuhan tidak mencukupi, sedimentasi yang tinggi serta aspek-aspek yang lain. Seperti halnya pelabuhan perikanan samudara Cilacap juga mengalami permasalahan pada tahun 2000 setelah dioperasikannya terdadapat dua permasalahan utama yaitu ; i) sulitnya keluar masuk kapal nelayan di pintu masuk akibat besarnya gelombang, ii) laju sedimentasi yang tinggi masuk alur pelabuhan maupun kolam pelabuhan.
Pada tahun itu juga diadakan Detail
Desain dan Desain Analitis Breakwater untuk mengatasi permasalan tersebut termasuk pengembangannya. Pada tahun 2005 dilakukan Revew Akhir Desain oleh PT.Sarana Antar Nusa Perekayasa, dan Proyek telah dilakuakan pada tahun 2006/2007 yang dikerjakan oleh kontraktor PT.Pembangunan Perumahan. Namun demikian karena lokasi PPS Cilacap terletak dipantai Telukpenyu, ± 3 km arah selatan ibu kota kabupaten. Dimana kawasan pantai Teluk Penyu merupakan salah satu obyek wisata andalan Pemda Cilacap. Terdapat
pula
PT(PERSERO)
fasilitas-fasilitas Pertamina
UP.IV
strategis ).
nasional
Sehingga
(
Kilang
keberadaan
Minyak
PPS
yang
memperpanjang Breakwater sampai area luar Surf Zone sangat memungkinkan untuk mempengarui morfologi Pantai Telukpenyu. Untuk itu perlu adanya kajian dan pemikiran, serta telaah ilmiah mengenai hal-hal apa saja yang bisa memperngarui kestabilan garis pantai, dan upaya – upaya apa yang bisa dilakukan. I.2. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan penulisan ini adalah untuk mengkaji sejauh mana pengaruh perpanjangan struktur breakwater Pelabuhan Perikanan Cilacap terhadap morfologi pantai Teluk penyu Cilacap.sehingga bisa ditentukan upaya penanggulangannya yang baik secara teknik.
1.3. Lokasi Kajian
Lokasi Studi
Gambar : 1. Posisi Pantai Teluk Penyu pada Peta Jawa Tengah Secara geografis
lokasi kajian terletak pada ( 1090 01’10” s/d
109001’30.5”)BT dan ( 07043’15” s/d 07044’05”)LS. Secara administrasi lokasi kajian terletak pada : •
Kelurahan
: Tegal kamulyan
•
Kecamatan
: Cilacap Selatan
•
Kabupaten
: Cilacap
•
Propinsi
: Jawa Tengah
Gambar : 2. Situasi Pantai Teluk Penyu
PANTAI TELUK PENYU CILACAP Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap
U Nusakambangan
Groin Permeabel
Groin seris Permeable di sebelah selatan Pelabuhan Perikanan Cilacap 8 unit
Panjang Pantai Teluk Penyu 3.75 km membujur dari selatan ke utara, terdapat berbagai fasilitas privat maupun publik seperti Kawasan Kilang minyak Pertamina, obyek wiasata THR Teluk Penyu, Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap. Di ujung sebelah selatan antara Pulau Nusakambangan terdapat laguna Segara Anakan yang merupakan alur masuk Pelabuhan Aneka Tambang, dermaga Pertamina serta Pelabuhan Tanjung Intan.
Gambar : 3 Bagan Alir metodologi kajian MULAI Telaah Pustaka
Pengumpulan data ( Data Sekunder )
Dina Hancasting & Genesis
Observasi Lapangan ( Cheking Lapangan )
Analisa Data
Analisa kondisi Eksisting
- Permasalahan - Potensi Permasalahan
Studi Penanganan
Usulan alternative
Genesis Penanganan dgn Alternatif Terpilih
Rekomendasi
SELESAI
Pemodelan (shofwhere)
2. Analisa Data 2.1. Pasang Surut Metoda peramalan pasang surut yang dipakai adalah Metode Kuadrat Terkecil (Least Square). Data pasang surut di lokasi pantai Teluk Penyu digunakan data sekunder hasil pengukuran oleh PT. Yodya Karya, tahun 2005 yang kemudian hasilnya diperbandingkan dengan data peramalan oleh Dinas Hidro-Oceanografi TNI-AL pada pelabuhan Cilacap (muara Kali Donan), pada tanggal yang sama Tabel :1.
Konstanta Pasang Surut Dengan Metode Least Square untuk Cilacap M2
S2
N2
K2
K1
O1
P1
M4
MS4
SO
0.486
0.028
0.137
0.007
0.211
0.126
0.070
0.005
0.001
1.060
Beda Fasa 2.137 Sumber : Analisis Data
0.517
1.571
2.656
2.656
2.200
2.656
1.583
1.363
Amplitudo
PPS
Dari nilai amplitudo komponen pasang surut di atas dapat ditentukan tipe pasang surut yang terjadi di lokasi kajian yaitu :
F =
K1 + O1 = M 2 + S2
0.211 + 0.126 = 0,656 0.486 + 0.028
Nilai F = 0,656 Æ 0,25 < F < 1,50 Tipe pasang surut : Pasang Surut Campuran Berganda (Mixed Predominantly Semi Diurnal). Tabel :2 Elevasi muka air Perairan sekitar PPS Cilacap Elevasi Penting Mean Hight Water spring (MHWS) =so+(K1+O1) Mean Low Water Spring (MLWS) =SO-(K1+O1) Mean High Water Neap (MHWN) =SO+(K1-O1) Mean Sea Level(MSL ) =SO Mean Low Water Neap (MLWN)=SO-(K1-O1) Highest High Water Spring (HHWS) =SO+(K1+O1)+(M2+S2) Lowest Low Water Spring (LLWS )= SO-+(K1+O1)(M2+S2)
.
Nilai ( m ) 1.396 0.723 1.145 1.060 0.975 1.910 0.209
Elevasi 0.337 -0.337 0.085 0.000 -0.085 0.850 -0.850
Gambar: 4. Grafik Pasang Surut perairan PPS Cilacap 150
100
elevasi (cm)
50
0 0
50
100
150
200
250
300
350
400
-50
-100
-150 amatan lap.
waktu (jam)
amatan TNI
Grafik :Pengamatan dan Peramalan PPS Cilacap 2.2 Fetch Efektif
Fetch dihitung untuk masing – masing arah mata angin utama, yaitu : Utara, Timur Laut, Timur, Tenggara,
Selatan, Barat Daya, Barat, dan Barat Laut.
perhitungan Fetch Efektif pantai Teluk Penyu adalah sebagai berikut :
Gambar : 5. Perhitungan Fetch PPS Cilacap
AUSTRALIA
Hasil
Tabel :3 Fetch Efektif
No
Fefektif
Arah Mata Angin
(km)
1
Utara
0
2
Timur Laut
0
3
Timur
4
Tenggara
1798.527
5
Selatan
6048.635
6
Barat Daya
7
Barat
0
8
Barat Laut
0
70.571
4.703
2.3. Angin dan Gelombang Tabel : 4.
Jumlah & Persentase (Total) Kejadian Angin Berdasarkan Interval dan Arah Pada Pantai Teluk
Penyu
Arah * Utara
<5
5-10
Jumlah Jam 101515 20
Total
0
740
<5
5-10
10-15
15-20
> 20
0.69
0.14
0.01
0.00
0.00
Total
120
1011 10549
177
15
3
0
1206
1.15
0.20
0.02
0.00
0.00
1.38
9764
2893
605
90
23901
12.03
11.14
3.30
0.69
0.10
27.26
Tenggara
3030
4202
1849
613
223
9917
3.46
4.79
2.11
0.70
0.25
11.31
Selatan
1451
521
86
8
1
2067
1.66
0.59
0.10
0.01
0.00
2.36
620
134
13
2
1
770
0.71
0.15
0.01
0.00
0.00
0.88
5361
2764
1219
703
341
10388
6.12
3.15
1.39
0.80
0.39
11.85
265
67
11
1
2
346
0.30
0.08
0.01
0.00
0.00
0.39
Timur
Barat Daya Barat Barat Laut
0
> 20
607
Timur Laut
13
Persentase
0.84
Berangin
=
49335
=
56.28
Tidak Berangin
=
11478
=
13.09
Tidak Tercatat
=
26850
=
30.63
Total
=
87663
=
100.00
*Kecepatan angin dalam knot Sumber : Analisis Data
Distribusi Kecepatan dan Arah Angin Jam-jaman 1989-1998 Lokasi: Cilacap
U
BL
TL 40% 30% 20% 10% 0%
T
B
BD
TG
S Tidak Berangin = 13.10%
Tidak Tercatat = 30.63%
Jenis tongkat menunjukkan kecepatan angin dalam knot. Panjang tongkat menunjukkan persentase kejadian.
Gambar 6. Windrose distribusi kecepatan dan arah angin jam – jaman
Dari persentase kejadian angin dari tahun 1989 sampai tahun 1998 terlihat bahwa angin dominan dari arah timur (27,6%), barat (11.85%), tenggara (11.31%) dan ketiganya dominan pada interval kecepatan antara 5-10 knot. Angin terbesar dalam kurun waktu lima tahun memiliki kecepatan sebesar 55 knot. Tabel : 5. Persentase Kejadian Gelombang Berdasarkan Interval dan Arah Persentase Kejadian Gelombang pada Bulan Januari-Desember (1989-1998) di Lepas Pantai Pantai Teluk PenyuDiramal Berdasarkan Data Angin Cilacap Arah
0.51.0
< 0.5
Tinggi Gelombang (m) 1.01.52.01.5 2.0 2.5
> 2.5
Total
Utara
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.00
Timur Laut
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.00
Timur
0.000 7.288
5.688
9.758
4.138
0.351
0.126
27.35
Tenggara
3.532
2.850
1.837
1.165
0.592
1.349
11.32
Selatan
1.693
0.547
0.086
0.032
0.000
0.001
2.36
Barat Daya
0.876
0.002
0.000
0.000
0.000
0.000
0.88
Barat
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.00
Barat Laut
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.00
Bergelombang
=
41.91
Tidak Bergelombang (calm)
=
27.75
Tidak Tercatat
=
30.34
Total
=
100.00
Sumber : Analisis Data
Gambar :6 WaweRose dan Posisi garis Pantai Teluk Penyu
D is t r ib u s i T in g g i d a n A r a h G e l o m b a n g d i L e p a s P a n t a i P a n t a i T e l u k P e n y u D ir a m a l B e r d a s a r k a n D a t a A n g in J a m - j a m a n d i C ila c a p T otal 1 9 8 9 -1 9 9 8
U
BL
TL 40%
Distribusi Tinggi dan Arah Gelom bang di Lepas Pantai Teluk Penyu Diram al Berdasarkan Data Angin Jam-jam an di Cilacap Total 1989-1998
U
BL
TL
30%
40%
20%
30%
10%
20%
0%
B
T
Garis pantai
10%
Darat
0%
B
BD
TG
S C a lm = 2 7 . 7 5 %
T
T id a k T e r c a t a t = 3 0 . 3 4 %
BD
J e n is t o n g k a t m e n u n j u k k a n t in g g i g e lo m b a n g d a la m m e t e r . P a n ja n g t o n g k a t m e n u n j u k k a n p e r s e n t a s e k e j a d ia n .
S Calm = 27.74%
TG
Tidak Tercatat = 30.36%
Jen is to ng kat m en un jukka n tinggi gelom bang dalam m eter. Pan jan g tongkat m en un ju kkan persen tase ke jadian.
Dari hasil hindcasting gelombang menunjukan bahwa kondisi tidak bergelombang 58.1% dan kondisi bergelombang yaitu 41,91% dan kondisi bergelombang yang dominan dari arah timur (27.35%), tenggara (11.32%) dan selatan (2.36%). Sedangkan pada arah utara, timur laut, barat tidak ada gelombang karena merupakan wilayah daratan.. Tinggi maksimum gelombang tiap tahun ( gelombang signifikan ) dan perhitungan tinggi gelombang rencana dengan perioda ulang tertentu disajikan seperti tabel berikut: Tabel : 6. Rekapitulasi Gelombang Signifikan per Tahun Tahun
Hs(meter)
Ts(detik)
1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998
1.52 1.37 4.37 1.29 1.91 1.71 1.55 1.79 4.69 3.13
5.45 5.57 6.89 5.47 6.68 6.53 6.28 6.89 10.87 8.62
*) Sumber : Analisis data.
PERHITUNGAN GELOMBANG PECAH LOKASI : PANTAI TELUK PENYU CILACAP Ho T
= =
Lo
=
1.56 * T^2
Co
=
1.56 * T
H=
Kr * Ks * Ho
C
=
L/T
Hb =
0.78*db
kr
=
4.69 m 10.87 detik
,
nilai tersebut didapat dari gelombang periode ulang 50 tahun. Co C = sin α sin α o
cos α 0 cos α
nilai d/L didapat dari tabel di lembar lampiran 1.
Tabel 3.16. Perhitungan Gelombang Pecah db Lo Co d d /Lo /L (m) (m) ( m/dtk ) 1
2
3
4
5
L
C
(m)
( m/dtk )
6
sin α
α
H
Hb
( m' )
(m)
13
14
15
0.754 0.730 0.725 0.721 0.716 0.714 0.712 0.709 0.707
0.996 1.125 1.179 1.255 1.375 1.471 1.620 1.917 2.515
3.524 3.853 4.010 4.244 4.618 4.926 5.410 6.376 8.343
7.80 3.90 3.12 2.34 1.56 1.17 0.78 0.39 0.08
cos α
Cos αo Cos α
Kr
Ks
10
11
12
) 0.878 0.937 0.951 0.962 0.975 0.981 0.986 0.994 0.999
0.569 0.533 0.526 0.520 0.513 0.510 0.507 0.503 0.500
7
8
9
TIMUR 9.360 6.818 6.075 5.378 4.347 3.834 3.244 2.098 0.728
( αo = 0.478 0.348 0.310 0.275 0.222 0.196 0.166 0.107 0.037
60 28.556 20.376 18.076 15.941 12.826 11.293 9.536 6.152 2.132
o
14 7.674 5.582 4.972 4.400 3.555 3.136 2.653 1.716 0.595
o
10.0 5.0 4.0 3.0 2.0 1.5 1.0 0.5 0.1
184.32 184.32 184.32 184.32 184.32 184.32 184.32 184.32 184.32
16.96 16.96 16.96 16.96 16.96 16.96 16.96 16.96 16.96
0.054 0.027 0.022 0.016 0.011 0.008 0.005 0.003 0.001
0.0983 101.740 0.0675 74.107 0.0606 66.039 0.0513 58.457 0.0423 47.248 0.0360 41.678 0.0284 35.261 0.0219 22.810 0.0126 7.918
10.0 5.0 4.0 3.0 2.0 1.5 1.0 0.5 0.1
184.32 184.32 184.32 184.32 184.32 184.32 184.32 184.32 184.32
16.96 16.96 16.96 16.96 16.96 16.96 16.96 16.96 16.96
0.054 0.027 0.022 0.016 0.011 0.008 0.005 0.003 0.001
TENGGARA 0.0983 101.740 9.360 0.0675 74.107 6.818 0.0606 66.039 6.075 0.0513 58.457 5.378 0.0423 47.248 4.347 0.0360 41.678 3.834 0.0284 35.261 3.244 0.0219 22.810 2.098 0.0126 7.918 0.728
( αo = 0.134 0.097 0.087 0.077 0.062 0.055 0.046 0.030 0.010
0.979 0.975 0.974 0.973 0.972 0.972 0.971 0.971 0.970
0.989 0.987 0.987 0.986 0.986 0.986 0.986 0.985 0.985
0.996 4.622 1.125 5.210 1.179 5.457 1.255 5.806 1.375 6.358 1.471 6.801 1.620 7.488 1.917 8.858 2.515 11.619
7.80 3.90 3.12 2.34 1.56 1.17 0.78 0.39 0.08
10.0 5.0 4.0 3.0 2.0 1.5 1.0 0.5 0.1
184.32 184.32 184.32 184.32 184.32 184.32 184.32 184.32 184.32
16.96 16.96 16.96 16.96 16.96 16.96 16.96 16.96 16.96
0.054 0.027 0.022 0.016 0.011 0.008 0.005 0.003 0.001
SELATAN 0.0983 101.740 9.360 0.0675 74.107 6.818 0.0606 66.039 6.075 0.0513 58.457 5.378 0.0423 47.248 4.347 0.0360 41.678 3.834 0.0284 35.261 3.244 0.0219 22.810 2.098 0.0126 7.918 0.728
o ( αo = 30 ) 0.276 16.020 0.961 0.901 0.201 11.597 0.980 0.884 0.179 10.320 0.984 0.880 0.159 9.124 0.987 0.877 0.128 7.364 0.992 0.873 0.113 6.492 0.994 0.872 0.096 5.489 0.995 0.870 0.062 3.547 0.998 0.868 0.021 1.231 1.000 0.866
0.949 0.940 0.938 0.937 0.934 0.934 0.933 0.931 0.931
0.996 4.434 1.125 4.961 1.179 5.188 1.255 5.512 1.375 6.026 1.471 6.441 1.620 7.087 1.917 8.375 2.515 10.978
7.80 3.90 3.12 2.34 1.56 1.17 0.78 0.39 0.08
10.0 184.32 5.0 184.32 4.0 184.32 3.0 184.32 2.0 184.32 1.5 184.32 1.0 184.32 0.5 184.32 0.1 184.32 Sumber : analisa data
16.96 16.96 16.96 16.96 16.96 16.96 16.96 16.96 16.96
0.054 0.027 0.022 0.016 0.011 0.008 0.005 0.003 0.001
BARAT 0.0983 101.740 0.0675 74.107 0.0606 66.039 0.0513 58.457 0.0423 47.248 0.0360 41.678 0.0284 35.261 0.0219 22.810 0.0126 7.918
( αo = 0.533 0.388 0.346 0.306 0.248 0.218 0.185 0.120 0.041
0.553 0.530 0.525 0.521 0.517 0.515 0.513 0.511 0.509
0.996 1.125 1.179 1.255 1.375 1.471 1.620 1.917 2.515
7.80 3.90 3.12 2.34 1.56 1.17 0.78 0.39 0.08
DAYA 9.360 6.818 6.075 5.378 4.347 3.834 3.244 2.098 0.728
75 32.219 22.852 20.247 17.838 14.335 12.616 10.648 6.865 2.378
) 0.991 0.995 0.996 0.997 0.998 0.999 0.999 1.000 1.000
o
) 0.846 0.922 0.938 0.952 0.969 0.976 0.983 0.993 0.999
0.306 0.281 0.276 0.272 0.267 0.265 0.263 0.261 0.259
2.584 2.796 2.904 3.069 3.333 3.553 3.899 4.590 6.003
Gambar :7 Transpormasi gelombang arah Timur,tenggara,Selatan dan Barat Daya KURVA d VS H DAN d VS α
KURVA d VS H DAN d VS α α (o)
H (m) 12.0 11.5 11.0 10.5 10.0 9.5 9.0 8.5 8.0 7.5 7.0 6.5 6.0 5.5 5.0 4.5 4.0 3.5 3.0 2.5 Hb = 3.75 m 2.0 1.5 1.0 0.5 1.0 2.0
αb = 21,5o
d vs H H b = 0 .7 8 d b d vs α
db=5.0 m 3.0
4.0
5.0 6.0 Kedalaman d (m)
7.0
8.0
9.0
α (o)
H (m) 12.0 11.5 11.0 10.5 10.0 9.5 9.0 8.5 8.0 7.5 7.0 6.5 6.0 5.5 Hb = 5.1 m 5.0 4.5 4.0 3.5 3.0 2.5 2.0 1.5 1.0 0.5 1.0
40 38 36 34 32 30 28 26 24 22 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 -
10.0
8
6
αb = 6.2o
4
2
d vs H H b = 0 .7 8 d b d vs α
db=6.3 m
2.0
3.0
4.0 5.0 6.0 Kedalaman d (m)
7.0
8.0
9.0
10.0
Transpormasi Gelombang dari Arah Sealatan
Transpormasi Gelombang dari Arah Timur
KURVA d VS H DAN d VS α
KURVA d VS H DAN d VS α α (o)
H (m) 12.0
α (o)
H (m) 12.0
30
11.0
40 38 36 34 32 30 28 26 24 22 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 -
11.0
10.0
25
10.0
9.0
9.0
8.0
20
8.0
7.0
7.0
6.0
15
6.0
αb = 12o
Hb = 4.6 m
5.0
5.0
4.0
10
3.0
3.0
H b = 0 .7 8 d b
2.0 1.0
5
2.0
d vs α
db=6 m
1.0
-
-
1.0
2.0
3.0
4.0 5.0 6.0 Kedalaman d (m)
7.0
8.0
9.0
αb = 15o
4.0
d vs H
d vs H H b = 0.7 8 d b
Hb = 1.9 m
d vs α
db=2,4
-
10.0
-
1.0
2.0
Transpormasi Gelombang dari Arah Tenggara
3.0
4.0 5.0 6.0 Kedalaman d (m)
7.0
8.0
9.0
10.0
Transpormasi Gelombang dari Arah Barat Daya
*) Sumber : Analisis data.
Tabel :8. Hasil Perhitungan Tinggi, Kedalaman dan Arah Gelombang Pecah
Arah
αo
Hb
db
αb
Timur Tenggara Selatan Barat Daya
60 14 30 75
4.3 5.1 4.6 1.5
5.7 6.5 5.9 2.0
19.0 1.5 17.0 16.0
3.1.
Analisis Angkutan Sedimen
Angkutan sedimen dihitung dengan persamaan CERC. Berdasarkan kejadian gelombang pecah dari tiap arah, besarnya angkutan sedimen adalah : S 0 = 0,014 * H 0 * C 0 * K rb * Sinα b * Cosα b 2
2
Tabel : 8 Rekapitulasi sedimen berdasarkan gelombang pecah Arah
Timur
Tenggara
Selatan
Barat Daya
So (m3/th)
-169.419,12
-53.974,96
2.199,63
241,49
*) Sumber : Analisis data.
3.2.Pemodelan garis Pantai 3.2.1. Pemodelan Garis Pantai Pada Kondisi Eksisting
Sebelum dilakukan pemodelan terlebih dahulu dilakukan diskritisasi dari Peta Batymetri Dishidros tahun 1992 dengan menggabungkan hasil pengukuran peraairan disekitar PPSC oleh PT. Puri Fajar Mandiri untuk mendapatkan garis pantai awal. Kemudian pengukuran tahun 2000 oleh PT.Adhiyaksa Martani di oerlaikan sehingga didapatkan garis pantai tahun 2000. Kondisi pantai tahun 1992 sampai 2000 relatif tidak ada pembangunan ( kegiatan ) yang mengakibatkan perubahan garis pantai kecuali faktor alami, sehingga bisa digunakan sebagai kalibrasi model. Tabel : 9. Grid Pantai Teluk Penyu th 1992 No.Grid
Jarak
No.Grid
Jarak
No.Grid
Jarak
No.Grid
Jarak
0
2055.173
775
1303.815
1550
978.442
2325
772.972
25
2013.484
800
1279.890
1575
971.092
2350
769.527
50 75
1988.978 1965.813
825 850
1258.238 1236.220
1600 1625
962.501 949.632
2375 2400
770.060 765.051
100
1937.845
875
1223.705
1650
940.575
2425
763.561
125
1915.475
900
1214.102
1675
934.675
2450
760.472
150
1888.584
925
1202.738
1700
927.766
2475
757.701
175
1855.475
950
1190.102
1725
926.281
2500
759.871
200
1828.196
975
1179.276
1750
921.037
2525
755.886
225
1803.178
1000
1165.618
1775
912.952
2550
754.545
250
1780.936
1025
1155.095
1800
903.598
2575
752.703
275
1756.576
1050
1143.635
1825
893.252
2600
754.968
300
1730.248
1075
1130.330
1850
883.463
2625
755.535
325
1701.766
1100
1121.518
1875
874.900
2650
753.899
350
1674.156
1125
1110.367
1900
868.433
2675
757.774
375
1645.366
1150
1096.963
1925
865.380
2700
760.212
400
1610.850
1175
1084.830
1950
859.711
2725
763.228
425
1588.278
1200
1076.288
1975
844.310
2750
761.665
450
1571.138
1225
1067.100
2000
833.413
2775
761.088
475
1554.067
1250
1053.183
2025
826.810
2800
766.423
500
1530.041
1275
1035.943
2050
820.204
2825
771.051
525
1505.061
1300
1026.076
2075
815.974
2850
771.734
550
1486.281
1325
1018.169
2100
810.589
2875
776.937
575
1470.601
1350
1011.425
2125
801.212
2900
782.953
600
1448.530
1375
1014.125
2150
793.369
2925
784.252
625
1427.658
1400
1014.217
2175
788.037
2950
790.977
650
1408.918
1425
1010.529
2200
785.932
2975
794.728
675
1389.899
1450
1009.270
2225
783.863
3000
799.590
700
1368.021
1475
1001.933
2250
781.488
3025
805.126
725
1346.936
1500
991.076
2275
777.721
3050
815.113
750
1325.713
1525
984.022
2300
774.379
3075
810.118
Hasil raning model dari tahun 1992 sampai tahun 2000 dengan merubah rubah nilai koefesien K1 dan K2 sehingga mendapatkan posisi garis pantai model mendekati posisi garis pantai data ( eksisting ) dengan nilai K1 = 0,1 dan K2 = 0,15 dengan error 13,17. yang selajutnya dipergunakan untuk model yang dipergukan dalam kajian ini. Dari hasil pemodelan perubahan garis pantai selama 25 tahun (2000 -2025) yang telah dilakukan, terlihat bahwa sebagian garis pantai mengalami erosi. Erosi terjadi pada bagian Utara dan Selatan Lokasi kajian, yaitu di sebelah kiri Breakwater Pelabuhan PPSCa. Jika dibandingkan antara kondisi garis pantai tahun 1992 dengan kondisi
garis pantai tahun 2000 (Gambar 3.).Garis pantai sebelah selatan Pelabuhan PPSC lebih banyak yang mengalami kemuduran garis pantainya yaitu pada grid 58-65 dan grid 79 – 123 jika diabndingakan dengan bagian sebelan utara yang mengalami kemunduran pada grid no 10-15 dan grid 21-34 tepat dikaki sebelah kiri Breakwater Utara (BW.1) pelabuhan PPSC . Berdasarkan hasil uji model pada kondisi awal tersebut maka dalam kajian ini perlu dilakukan beberapa metode penanganan perlindungan garis pantai dengan bangunan pelindung pantai seperti yang telah dibahas pada Bab sebelumnya. 3.2.2.Alternatif Pemilihan Penanganan Berdasarkan Pemodelan Garis Pantai
Seperti di uraikan pada Bab 3 bahwa skenario pemodelan garis pantai dibagi menjadi dua yaitu: 1.
Model A, dimana pemodelan dilakukan dengan menambahkan seawall pada tempat-tempatyang tererosi
2.
Model B, dengan tetap mempertahankan bangunan eksisting yang ada serta melakukan modifikasi terhadap groin series permeabel dipantai Teluk Penyu.
Pemilihan alternatif penanganan pada lokasi kajian tentunya dilihat dari segala aspek. Masing – masing aspek akan memberikan keuntungan dan kerugian tersendiri. Dari beberapa alternatif pemodelan yang dibuat, maka model B dirasa paling sesuai yaitu mempertahankan bangunan eksisting di lokasi kajian dengan tambahan
melakukan rekayasa konstruksi sehingga kerugian akibat erosi dan sedimentasi dapat dikurangi. Model A tidak dipilih dengan alasan sebagai berikut: 1. Dengan menambahkan seawall tidak menjamin garis pantai di bagian utara dan ujung selatan akan kembali seperti semula. 2. Dengan adanya seawall yang memanjang di garis pantai akan mengurangi kenyaman para pengunjung pantai mengingat pantai teluk penyu juga merupakan tujuan wisata di wilayah Cilacap. 3. Masih tetap memerlukan pembangunan konstruksi seperti krib, breakwater untuk tujuan kestabilan garis pantai, walaupun seawall dibangun. Berdasarkan hasil simulasi bahwa penanganan dengan menggunakan satu jenis bangunan pelindung saja tidak cukup, karena masing-masing jenis bangunan pantai memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri. Untuk itu konsep penanganan yang akan dilakukan dalam mengatasi permasalahan erosi yang terjadi di pantai Teluk Penyu adalah dengan mengkombinasikan jenis-jenis bangunan pantai diatas agar mendapatkan hasil yang optimal.
3.2.2.1. Pemodelan Garis Pantai Kondisi Existing
Pemodelan garis pantai pada kondisi Existing dengan GENESIS menggunakan data masukan yang diambil dari hasil kalibrasi.Data-data masukan tersebut adalah : DX = 25.0 DT = 1.00
ISSTART = 1 N =
124 NTS = 227928
NWAVES = 1 DCLOS = 5.0 ABH = 3.0 DZ = 2.0 D50 = 0.35 HCNGF = 1.0
ZCNGF = 1.0 ZCNGA = 0.0
K1 = 0.10 K2 = 0.15
Tabel : 10. Perubahan garis pantai dengan bangunan seawall Grid
A
B
¥ (m)
Grid
A
B
¥ (m
Grid
A
B
0
2055
2055
0.00
775
1316
1323
7.58
1550
974
973
25
2028
2027
0.05
800
1298
1306
7.82
1575
966
966
50 75 100 125 150
2001 1974 1947 1920 1893
2000 1972 1945 1918 1890
0.11 0.17 0.24 0.31 0.38
825 850 875 900 925
1279 1262 1246 1231 1217
1289 1273 1257 1241 1226
10.33 10.57 10.32 9.88 9.38
1600 1625 1650 1675 1700
958 951 943 935 927
958 951 944 936 929
175
1867
1864
0.42
950
1203
1212
8.87
1725
924
922
200
1840
1837
0.47
975
1189
1198
8.40
1750
916
915
225
1815
1811
0.48
1000
1176
1184
7.96
1775
908
907
250 275 300 325 350 375 400
1789 1764 1739 1715 1691 1667 1644
1784 1759 1733 1708 1683 1659 1635
0.45 0.38 0.25 0.06 -0.20 -0.55 -0.98
1025 1050 1075 1100 1125 1150 1175
1164 1151 1139 1128 1116 1105 1094
1171 1159 1146 1134 1123 1112 1101
7.59 7.28 7.03 6.87 6.86 7.11 7.67
1800 1825 1850 1875 1900 1925 1950
901 893 885 878 870 863 855
900 893 886 879 872 865 858
425 450 475 500 525 550 575
1622 1600 1578 1557 1536 1516 1496
1611 1588 1565 1543 1521 1499 1478
-1.54 -2.20 -2.93 -3.73 -4.61 -5.56 -6.56
1200 1225 1250 1275 1300 1325 1350
1093 1082 1072 1062 1053 1044 1035
1091 1081 1071 1062 1053 1044 1035
-1.68 -1.03 -0.58 -0.28 -0.06 0.15 0.39
1975 2000 2025 2050 2075 2100 2125
852 845 838 831 824 818 811
852 845 839 832 826 820 814
600
1477
1457
-7.62
1375
1026
1027
0.64
2150
810
809
625
1458
1436
-8.66
1400
1018
1019
0.95
2175
804
803
650
1439
1416
1425
1010
1011
1.27
2200
799
798
675
1420
1397
1450
1002
1003
1.64
2225
793
792
700
1401
1378
-9.63 10.32 10.41
1475
993
995
2.08
2250
788
787
725
1348
1359
7.55
1500
985
988
2.56
2275
783
782
750
1330
1341
7.68
1525
982
980
-1.35
2300
785
778
Keterangan : Jarak Antar Grid = 25 m A : Posisi garis pantai awal (tahun 2000) B : Posisi garis pantai setelah pemodelan (tahun 2025) ♠ : Perubahan posisi garis pantai (B – A)
¥ (m 0.88 0.42 0.03 0.37 0.82 1.32 1.88 1.92 1.34 0.76 0.23 0.3 0.83 1.39 2.01 2.67 3.38 0.39 0.32 0.98 1.55 2.08 2.6 3.05 1.67 1.35 1.11 0.98 0.92 0.93 7.05
Grid
A
B
¥ (m
2325
781
786
-7.12
2350
777
782
-7.22
2375 2400 2425 2450 2475
773 770 767 771 769
778 775 772 776 774
-7.35 -7.49 -7.7 -15.4 -15.7
2500
766
771
-16.4
2525
773
776
9.95
2550
771
774
8.99
2575 2600 2625 2650 2675 2700 2725
769 768 767 765 764 763 761
771 769 767 764 761 759 756
8.18 7.34 6.36 5.25 4.02 2.7 1.3
2750 2775 2800 2825 2850 2875 2900
760 758 756 754 753 751 749
752 749 745 742 739 736 734
-0.16 -1.69 -3.25 -4.76 -6.17 -7.47 -8.63
2925
748
732
-9.53
2950
747
732
-9.99
2975
746
732
-10.2
3000
745
731
-10.6
3025
743
730
-11.5
3050
813
812
0.83
3075
810
810
0
3.2.2.Pemodelan garis Pantai dengan Modifikasi Groin Permeabel
Pada lokasi kajian di sekitar perairan obyek wisata Teluk Penyu terdapat groin series 8 buah yang bersifat permeabel, sehingga tidak efektif sebagai bangunan penangkap sedimen sejajar pantai ( longshore transport ). Pada pemodelan ini dilakukan modifikasi dengan merubah nilai koefesien permebelitasya sedemikian sehingga berfungsi menjadi groin yang bisa menangkap sedimen. Tabel 11. Grid groin Permeabel No. Groin
No. Grid
Panjang (m)
Panjang modifikasi (m)
1
49
120
50
2
62
165
50
3
71
225
50
4
80
225
50
5
87
225
50
6
92
225
50
7
97
225
50
8
102
225
50
Gambar : 3. 22 Simulasi model modifikasi groin permeabel dengan koefesien 0,1
Longshore Transport
U
Jarak dari Baseline
850.00 800.00 750.00 700.00 2100
2350
2600 Grid Sel
2000 data
2010
METRIC UNITS GROIN X-COORDINATES 30 44 62 70 80 87 93 99 102 123 DISTANCE TO GROIN TIPS FROM X-AXIS 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 GROIN PERMEABILITIES 0.00 0.00 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.00 DX = 25.0 DT = 1.00 ISSTART = 1 N = 124 NTS = 227928 NWAVES = 1 DCLOS = 25.0 ABH = 3.0 DZ = 2.0 D50 = 0.35 HCNGF = 1.0 ZCNGF = 1.0 ZCNGA = 0.0 K1 = 0.10 K2 = 0.15 Tabel : 12 Perubaha garis Pantai dengan Modifikasi Groin permeabel Grid
A
0 25 50 75 100 125 150 175 200 225 250 275 300 325 350 375 400 425 450 475 500 525 550 575 600 625 650 675 700 725 750
2055 2013 1989 1966 1938 1915 1889 1855 1828 1803 1781 1757 1730 1702 1674 1645 1611 1588 1571 1554 1530 1505 1486 1471 1449 1428 1409 1390 1368 1347 1326
B
¥ (m)
Grid
A
B
¥ (m
Grid
A
B
¥ (m
Grid
A
B
¥ (m
2055 2028 2000 1972 1945 1918 1891 1864 1837 1811 1785 1759 1734 1708 1684 1659 1635 1612 1588 1566 1543 1521 1500 1478 1457 1437 1417 1398 1378 1360 1342
0.00 14.04 10.95 6.59 7.13 2.23 2.05 8.30 8.97 7.64 3.81 2.40 3.30 6.69 9.55 13.96 24.47 23.42 17.32 11.56 13.15 16.09 13.23 7.68 8.93 9.41 8.18 7.66 10.44 12.87 15.90
775 800 825 850 875 900 925 950 975 1000 1025 1050 1075 1100 1125 1150 1175 1200 1225 1250 1275 1300 1325 1350 1375 1400 1425 1450 1475 1500 1525
1304 1280 1258 1236 1224 1214 1203 1190 1179 1166 1155 1144 1130 1122 1110 1097 1085 1076 1067 1053 1036 1026 1018 1011 1014 1014 1011 1009 1002 991 984
1324 1307 1290 1273 1258 1242 1227 1213 1199 1185 1172 1159 1147 1135 1124 1113 1102 1092 1082 1072 1062 1053 1044 1036 1027 1019 1011 1003 996 988 980
20.05 26.69 31.52 37.19 33.83 28.01 24.43 22.60 19.40 19.50 16.91 15.68 16.72 13.68 13.37 15.70 17.13 15.31 14.48 18.70 26.53 27.27 26.32 24.45 13.35 5.05 0.71 -5.91 -6.32 -3.09 -3.57
1550 1575 1600 1625 1650 1675 1700 1725 1750 1775 1800 1825 1850 1875 1900 1925 1950 1975 2000 2025 2050 2075 2100 2125 2150 2175 2200 2225 2250 2275 2300
978 971 963 950 941 935 928 926 921 913 904 893 883 875 868 865 860 844 833 827 820 816 811 801 793 788 786 784 781 778 774
973 966 958 951 944 936 929 922 915 907 900 893 886 879 872 865 859 852 846 840 834 828 822 817 811 806 802 797 793 789 785
-5.45 -5.49 -4.24 1.32 3.09 1.74 1.38 -4.37 -6.35 -5.46 -3.27 -0.03 2.71 4.29 3.86 0.11 -0.90 7.96 12.45 12.80 13.34 11.69 11.38 15.30 17.90 18.23 15.59 13.17 11.31 11.13 10.78
2325 2350 2375 2400 2425 2450 2475 2500 2525 2550 2575 2600 2625 2650 2675 2700 2725 2750 2775 2800 2825 2850 2875 2900 2925 2950 2975 3000 3025 3050 3075
773 770 770 765 764 760 758 760 756 755 753 755 756 754 758 760 763 762 761 766 771 772 777 783 784 791 795 800 805 815 810
782 779 776 773 771 769 767 766 765 764 763 763 763 764 764 765 767 768 770 773 775 778 781 784 787 791 795 799 802 806 810
8.78 9.09 5.71 8.16 7.37 8.48 9.55 5.98 8.86 9.39 10.72 8.24 7.78 9.82 6.66 5.24 3.55 6.75 9.24 6.10 3.95 6.01 3.78 0.97 3.06 -0.07 -0.05 -1.09 -2.78 -8.89 0.00
Keterangan : Jarak Antar Grid = 25 m A : Posisi garis pantai awal (tahun 2000) B : Posisi garis pantai setelah pemodelan (tahun 2025) ♠ : Perubahan posisi garis pantai (B – A)
4. Kesimpulan
1. Dari Hasil Model meskipun gelombang dominan dari arah timur namun terjadi sedimentasi di sekitar breakwater sebelah selatan menujukan pula adanya pengaruh difraksi disamping pengaruh angkutan sedimen sejajar pantai. 2. Arah sedimen sejajar garis pantai (longshore transpot) dari kanan ke kiri, dibuktikan dengan adanya sedimentasi dikaki Breakwater selatan dan mundurnya garis pantai pada grids 2750 – 3025. 3. Groin seris permeable kurang efektif sebagai bangunan pengaman pantai untuk tujuan menangkap sedimen sebagai upaya memajukan garis pantai. 4. Perpanjangan struktur breakwater PPS Cilacap untuk mengatasi gelombang relatif berhasil karena gelombang dominan dari arah Timur bisa diredam oleh Breakwater Utara,Break water selatan berfungsi juga untuk menahan sedimen sejajar pantai agar tidak lasung masuk alur pelabuhan. 5. Hasil simulasi perubahan garis pantai setelah dicoba dengan memodifikasi groin permeable menujukan hasil yang cukup baik namun masih diperlukan kombinasi dengan seawall pada updrif Breakwater Utara dan antara grain no 8 dengan jety di alur masuk Pelabuhan Tanjung Intan. 6. Dari hasil simulasi, alternatif bangunan terpilih dijadikan sebagai konsep dalam penanganan pantai Teluk Penyu Cilacap. Konsep penanganan tersebut dianggap cukup berhasil, walaupun masih ada beberapa tempat yang masih terjadi erosi, namun keadaan tersebut adalah kejadian berkala yang saling menutupi dengan sedimentasi yang terjadi didekatnya. 5. Saran
1. Perlu dibangun bangunan pengaman pantai pada posisi dan desain yang tepat agar dapat efektif dan efisien sesuai dengan peruntukan pantainya. 2. Bentuk Breakwater Utara PPS Cilacap yang kurang smoot perlu adanya analisis yang lebih mendalam dan tersendiri terhadap perubahan arus dan difraksi gelombang terhadap pola sedimentasi disekitar Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap. 3. Pemerintah setempat bermaksud mengembangkan kawasan tersebut sebagai kawasan wisata, maka perlu adanya peraturan yang dapat mendukung bagi pengembangan kawasan tersebut .
FOTO LOKASI KAJIAN
BW. PPS Panjang pantai studi ±3,75km Kilang Pertamina UP.IV
Gambar : I-1 Lokasi Kajian ( Pantai Teluk penyu Cilacap )
Sedimentasi
Gambar : I-2 Pantai Telukpenyu dari PPS
Sedimensi Kaki BW.selatan
Gambar : I-3 Eksisting Breakwater PPS Sebelah selatan
Gambar : I-4 Updrif Breakwater PPS
DAFTAR PUSTAKA
1.
CERC, 1984, Shore Protection Manual Volume I, US Army Coastal Engineering Research Center, Washington DC.
2.
CERC, 1984, Shore Protection Manual Volume II, US Army Coastal Engineering Research Center, Washington DC.
3.
CERC, 1989, Genesis: Generalized Model For Simulating Shoreline ChangeReport 1, US Army Coastal Engineering Research Center, Wasington DC.
4.
CERC, 1991, Genesis: Generalized Model For Simulating Shoreline ChangeReport 2, US Army Coastal Engineering Research Center, Wasington DC.
5.
PT. Sarana Antar Nusa Perekayasa, 2005, Laporan Akhir Review Desain, Departemen Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jendral Perikanan Tangkap.
6.
PT. Sarana Antar Nusa Perekayasa, 2005, ANDAL Pengembangan PPS Cilacap, Departemen Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jendral Perikanan Tangkap.
7.
DinasHidro – Oceanografi TNI – AL, 2006, Daftar Pasang Surut Kepulauan Indonesia, TNI-AL, Jakarta.
8.
PT.Adhiyasa Mertani, 2000, Detail desain PPI dan Desain Analisis Breakwater PPN Cilacap, Dianas Perikanan propinsi Jawa Tengah.
9.
NOAA NOS CO-OPS 1, 2000, Tidal Datums and Their Applications, US. Departement of Comercee.
10.
Otto S.R. Ongkosongo, Suyarso,1989, Pengembangan Oseanologi, LIPI, Jakarta
11.
Poerbandono, 2005, Survey Hidrografi , PT Refika Aditama, Bandung.
12.
Hang Tuah, 1991, Diktat Hidraulika Pantai, Lab.Mekanika Fluida&Hidrodinamika PAU Rekayasa ITB.
13.
Syamsudin, 2004, Diktat kuliah Teknik Pantai, Penerbit ITB, Bandung.
14.
Triatmodjo, B., 1999, Teknik Pantai, ISBN 979-8541-05-07, Beta Offset, Yogyakarta.
15.
Triatmodjo, B., 1996, Pelabuhan, ISBN 979-8541-08-1, Beta Offset, Yogyakarta
16.
Yuwono, N., 1982, Teknik Pantai Volume I, Biro Penerbit Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil FT-UGM, Yogyakarta.
Pasang-Surut,
Pusat
Penelitian
dan