BAHAN PENGAWET KAYU 1. Persyaratan Bahan Pengawet Kayu Bahan pengawet kayu untuk dapat digunakan dalam praktek mempunyai persyaratan sebagai berikut: 1. beracun terhadap organisme perusak kayu 2. keefektivannya telah teruji baik di laboratorium maupun di lapangan 3. stabil (tidak mudah larut dan tidak mudah terurai) dalam jangka lama 4. aman dalam pemakaian (tidak mengganggu pernafasan karena baunya dan tidak berbahaya bagi kulit manusia) 5. tidak korosif terhadap logam 6. mendapat izin dari Komisi Pestisida 7. murah dan mudah diperoleh di pasaran. 2. Bahan Pengawet Larut Air Bahan pengawet larut air yaitu bahan pengawet yang dalam penggunaannya diperlukan air sebagai pelarutnya. Bahan pengawet ini terdiri atas 4 golongan: golongan TCA (Tembaga-Chrom-Arsen) yaitu bahan pengawet yang mengandung tembaga, chrom dan arsen, golongan TCB (Tembaga-Chrom-Boron), golongan TCF Tembaga-Chrom-Fluor) dan golongan BFCA (Boron-Fluor-Chrom-Arsen). Namanama bahan pengawet dalam perdagngan, komposisi dan bentuk formulasinya disaj ikan pada tabel berikut. Dari keempat golongan di atas hanya golongan TCA saja yang tahan terhadap pencucian, sedangkan lainnya agak tahan terhadap pencucian. Hidrokarbon yang mengandung Cl, seperti chlordan, dieldrin dan lindan merupakan insektisida yang efektif untuk mengobati tanah terhadap rayap. Jenis-jenis bahan pengawet lain khusus untuk rayap adalah yang mengandung chlorpirifos seperti Lentrek 400 EC, bahan aktif cypermetrin seperti Cypermetrin 100 EC, Premise 200 SL dan Crown 100 EC, bahan aktif alfametrin seperti Steadfast dan bahan aktif hexaflumuron seperti Sentricon. Bahan pengawet dengan pelarut air relatif lebih bersih dan kayunya dapat dicat kembali dan tidak berbau. Umumnya bahan pengawet ini harus digunakan pada
Universitas Gadjah Mada
suhu rendah, maksimum suhu 70° C karena tidak stabil pada suhu tinggi. Bahaya api juga berkurang dibandingk Ian dengan bahan pengawet minyak atau dengan pelarut minyak. Tabel 5. Bahan Pengawet, Komposisi dan Formulasi Gol. TCA
Jenis Tanalith CT 106
Celcure A (P)
Osmose K
Kemira K
TCB
Wolmanit CB
Difusol CB
Impralit CKB
TCF BFCA
Basilit CFK Koppers Formula 7
Celsol
Komposisi (%) CuSO4 Na2Cr2O7 As205. 2H20 CuSO4. 5 H20 Na2Cr2O7 . 2H20 As205. 2 H20 CuO CrO3 As205 H20 CuO Cr03 As205 CuSO4 . 5 H20 K2Cr2O7 H3B03 CuSO4 Na2Cr2O7 H3B03 CuSO4. 5 H20 K2Cr2O7 NaHSO4 H3B03 CuSiF6. 4 H20 (NH4)2 Cr2O7 Na2B4O7. 5 H20 H3B03 NaF As205. 2 H20 Na2Cr2O7. 2 H20 NaOH Na2Cr2O7. 2 H20 NaF As205. 2 H20 H3B03 Air
27,4 48,2 24,4 32,6 41,0 26,4 13,3 34,2 24,5 28,0 14,8 26,6 34,0 33 40 24 28,6 43,9 27,5 34,0 38,0 3,0 25,0 36,3 63,7 25 40 15 11 9 5,9 7,5 11,1 8,9 51,2 15,4
Formulasi Bubuk, 100% bahan aktif garam anhidrida Pasta, minimum 95% bahan aktif garam Pasta, 72% bahan aktif oksida Pasta, 95% (71,6% bahan aktif oksida)
Bubuk, 97% bahan aktif garam Bubuk, 100% bahan aktif garam Bubuk, 97% bahan aktif garam
Bubuk, 100% bahan aktif garam Bubuk, 100% bahan aktif garam
Pasta, 84,6% bahan aktif garam
Sumber: Martawijaya, A. dan S. Abdurrohim. 1984. Spesifikasi Pengawetan Kayu untuk Perumahan. PPPHH Bogor Universitas Gadjah Mada
Di negara maju seperti Eropa dan Amerika, jenis-jenis bahan pengawet dengan pelarut air sebagai berikut. Acid Copper Chromate (ACC) atau dinamakan Celcure, terdiri atas 31.8% CuO dan 68,2% asam chromiat. CuO dapat diganti CuSO4 dan asam chromiat dapat diganti K2Cr2O7 atau Na2Cr2O7. Bahan pengawet ini efektif terhadap cendawan dan rayap dan efektif terbatas terhadap cacing-cacaing kapal. Ammonoacal Copper Arsenite (ACA), disebut pula Chemonite, terdiri atas 49,8% CuO atau CuOH, 50,2% As203 atau As205 dan 1,7% asam asetat. Bahan pengawet ini efektif terhadap cendawan dan efektif terbatas terhadap cacing-cacing kapal, kecuali pholad. Chromated Copper Arsenate (CCA). Terdapat 3 tipe dengan komposisi seperti pada tabel berikut.
Tabel 6. Komposisi Bahan Pengawet CCA Bahan kimia penyusun Cr203 CuO A s 2 0 5
I 61 17 22
Tipe II 35,3 19,6 45,1
III 47 19 34
Tipe 1. Tanalith, garam hijau atau erdalith, efektif terhadap cendawan dan rayap, efektif terhadap Limnoria dan Teredo. Tipe II. Boliden K-33, efektif terhadap cendawan dan rayap. Tipe III. Wolman CCA, efektif terhadap cendawan dan rayap. Chromated Zinc Chloride (CZC). Bahan pengawet ini tersusun atas garam chromat dan Seng khlorida, moderat terhadap cendawan dan rayap, tetapi menghambat api. Fluor-Chrome-Arsenate-Phenol (FLAP), efektif terhadap cendawan, rayap dan cacing-cacing kapal. Dari jenis-jenis bahan pengawet di atas, ACC, ACA dan CCA tahan terhadap pencucian.
Universitas Gadjah Mada
Bahan Pengawet Minyak atau Larut Minyak Bahan-bahan pengawet ini berupa minyak dan dalam penggunaanya diperlukan pelarut berupa minyak bumi. Jenis-jenisnya sebagai berikut. Kreosot ter batubara (Coal-tar-creosote). Bahan pengawet ini merupakan residu hasil destilasi ter dari batubara yang dipanaskan pada suhu tinggi sekitar 1000 C tanpa oksigen, terdiri atas beratus senyawa kimia yang sangat beracun antara lain naphthalene, phenantrene, acenaphthene, fluoronthene dan fluorene. Cairan hitam dan berbau tajam dan sangat beracun. Ter arang dicampur kreosot untuk penggunaan kayu di laut. Penambahan ter arang (senyawa aromatik berat) pada kreosot sangat penting untuk penggunaan di laut. Pentakhlorophenol-kreosot, minimal 2% PCP dalam kreosot. Kreosot-copper. Copper naphthenat, Cu-pentachlorophenat dan senyawasenyawa Cu yang lain dicampurkan pada kreosot. Tanpa senyawa Cu, kreosot tidak efektif terhadap serangan berat penggerek di laut. Cara lain adalah pre-treatment dengan bahan pengawet larut air yang mengandung Cu. Kreosot-arsen, untuk serangan rayap, terutama Coptotermes. Sebanyak 0,3 0,4% As 0 dicampurkan pada kreosot panas. Kreosot-TBTO dan kreosot-dieldrin dalam percobaan memuaskan hasilnya. Pentachlorophenol (PCP), mengandung (hams) 95% PCP atas dasar titrasi terhadap gugus OH, titik leleh minimum 174 C, bahan tidak larut dalam Na OH kurang dari 1%. Dal am perdagangan, PCP umumnya mengandung 83-84% -PCP, 6% tiga isomer tetra-phenol, 6% phenol-Cl yang lain, sisanya senyawa Cl dengan bahanbahan inert. Sangat beracun dan gatal-gatal bagi kulit manusia, tidak mullah tercuci. Formulasi terdiri atas PCP dalam kreosot atau PCP dalam pelarut berupa minyak bumi dengan berat jenis tinggi. Cu-naphthenat. Senyawa seperti lilin atau getah, bahan pengawet yang sangat efektif, dalam pelarut minyak, dapat untuk tambahan pada kreosot, mahal harganya; digunakan untuk dilaburkan pada kapal pesiar atau bahan hangman. Pelarutnya minyak bumi ringan atau berat. TBTO (tri-butil-tin-oksid), sangat beracun terhadap cendawan, efektif terhadap penggerek di laut. diusulkan sebagi bahan pencampur kreosot; berupa cairan kuning, larut dalam pelarut organik, tidak larut dalam air, harganya mahal, tetapi 10 kali lebih efektif dibandingkan dengan PCP, tidak efektif terhadap cendawan apabila Universitas Gadjah Mada
berhubungan dengan tanah, karenanya dianjurkan untuk penggunaan di atas tanah. Dibanding dengan penta atau PCP, TBTO kurang beracun terhadap mamalia, kurang menyebabkan gatal-gatal dan kayunya lebih mudah dicat. Zn-naphthenat, kurang efektif dibanding Cu-naphthenat, tetapi tidak berwarna.
Universitas Gadjah Mada