BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi Institut Pertanian Bogor, serta di kebun percobaan Cikabayan IPB Dramaga Bogor. Waktu penelitian adalah bulan Mei sampai dengan Desember 2010.
Bahan Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman budidaya yang meliputi padi gogo (Oryza sativa) varietas Situbagendit, dan jagung (Zea mays) varietas Bisma. Pupuk organik dibuat dengan menggunakan bahan dasar jerami dan pupuk kandang (kotoran sapi) yang dikomposkan. Isolat yang digunakan sebagai pupuk hayati adalah Bacillus subtilis strain HU48, Pseudomonas beteli strain ATCC19861T, Azotobacter sp. strain HY1141, dan Azospirillum sp. strain NS01 yang merupakan koleksi dari Departemen Biologi Fakultas MIPA IPB. Pupuk N, P, dan K dengan dosis yang direkomendasikan (dosis 100%) adalah 200 kg Urea/ha untuk tanaman padi gogo, 250 kg Urea/ha untuk tanaman jagung, 100 kg SP-36/ha, dan 100 kg KCl/ha.
Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati Bakteri dibiakkan dengan menggunakan media spesifik yaitu media Nutrient Broth (NB) untuk Bacillus subtilis, media Trypton Soy Broth (TSB) untuk Pseudomonas beteli, media Nitrogen Free semisolid malate (NFb) untuk Azospirillum sp., dan media Lacto Glucose Infusion (LGI) untuk Azotobacter sp. Masing-masing biakan bakteri dipanen pada fase eksponensial pada kerapatan 108 sel/ml dan dipekatkan dengan menggunakan metode sentrifugasi. Pelet bakteri yang berasal dari 2 liter masing-masing biakan diresuspensikan kembali dalam volume 50 ml, kemudian dicampur dengan 1 kg gambut sebagai media pembawa.
Pembuatan dan Pengkayaan Pupuk Kompos Pupuk kompos dibuat dari jerami dan pupuk kandang dengan perbandingan jerami dan pupuk kandang 2:1. Sebanyak 300 kg campuran tersebut dikomposkan selama 21 hari, kemudian dibagi menjadi 2 bagian yang masing-masing adalah 150 kg. Satu bagian ditambah dengan pupuk hayati sebanyak 1,5 kg sedangkan lainnya tidak. Selanjutnya masing-masing bagian dikomposkan kembali selama 24 hari. Rancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial, yang terdiri atas 2 faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah perlakuan pupuk kompos yang terdiri atas 3 taraf: kontrol yaitu pupuk kompos yang tidak diperkaya dengan pupuk hayati (B0), pupuk kompos yang diperkaya dengan pupuk hayati (B1), pupuk kompos dan pupuk hayati diaplikasikan di lapangan secara terpisah (B2). Faktor kedua adalah perlakuan pupuk anorganik yang terdiri atas 2 taraf yaitu pupuk N, P , dan K 50% dosis (A1), dan 100% dari dosis yang direkomendasikan (A2). Perlakuan kombinasi masing-masing tanaman padi gogo dan jagung adalah 6, diulang 3 kali sehingga petak percobaan untuk masingmasing tanaman berjumlah 18 petak (Gambar 1). Dari setiap petak diambil 10 tanaman contoh. a
U I
B1A2
B2A2
B0A1
B1A1
B2A1
B0A2
II
B0A2
B1A2
B1A1
B2A1
B0A1
B2A2
III
B2A2
B1A1
B0A2
B2A1
B0A1
B1A2
I
B0A2
B1A2
B1A1
B2A1
B0A1
B2A2
II
B1A2
B1A1
B0A1
B2A2
B2A1
B0A2
III
B2A1
B0A1
B1A2
B0A2
B1A1
B2A2
b
Gambar 1 Denah percobaan tanaman (a) padi gogo dan (b) jagung. I, II, dan III: kelompok.
Pelaksanaan Penelitian Pengambilan dan Analisis Sampel Tanah Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan cara mengambil tanah pada lapisan top soil. Sampel tanah tersebut diambil untuk dianalisis sifat-sifat fisik dan kimianya meliputi tekstur tanah, pH tanah, C-organik, N-total, P-tersedia, P-total, K, Ca, Mg, Mn, Fe, Zn, dan Cu. Analisis contoh tanah awal dilakukan untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah yang akan dijadikan media tanam. Analisis Kompos Kompos dianalisis secara fisik dan kimia. Pengamatan secara fisik dilakukan terhadap warna, tekstur, dan bau kompos. Analisis kandungan hara kompos meliputi N, P, K, Ca, Mg, Fe, Zn, Cu, dan Mn. Analisis sampel tanah dan kompos dilakukan di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB. Penyiapan Lahan Ukuran petak untuk setiap perlakuan adalah 3 m x 3 m (9 m2). Tanah diolah seluruhnya dengan cangkul sampai kedalaman 25 cm. Dosis pupuk kompos yang diperkaya pupuk hayati maupun yang tidak diperkaya pupuk hayati adalah sebanyak 3 ton/ha. Keempat pupuk hayati yang masing-masing berisi isolat tunggal dicampur menjadi satu kemudian diaplikasikan sesuai perlakuan dengan dosis 250 gram per petak. Aplikasi pupuk kompos dan pupuk hayati pada saat penanaman, sedangkan perlakuan pupuk Urea, SP-36, dan KCl diberikan 2 kali yaitu 40% dari masing-masing dosis pupuk anorganik pada saat tanam dan 60% sisanya pada umur 45 hari setelah tanam. Aplikasi pupuk N, P, dan K dilakukan dengan cara ditugal. Penanaman Penanaman dilakukan dengan sistem tugal dengan jarak tanam 60 x 20 cm 2 untuk tanaman jagung, dan 30 x 20 cm2 untuk tanaman padi gogo. Setiap lubang diisi dengan benih sebanyak 3 biji. Penjarangan dilakukan ketika tanaman jagung mencapai umur 15 hari setelah tanam (HST) dan padi gogo berumur 21 HST, sehingga dari setiap lubang tersisa satu tanaman yang tumbuh sehat.
Pengamatan Data penelitian diperoleh dari hasil analisis tanah dan kompos serta dari pengamatan terhadap beberapa peubah yaitu: a. Pertumbuhan tanaman yang diamati dengan cara menghitung jumlah daun dan jumlah anakan (khusus padi), mengukur tinggi tanaman dan lingkar batang (khusus jagung), serta menimbang berat kering akar dan tajuk. Pengamatan terhadap tanaman padi gogo dilakukan setiap 10 hari sekali yang dimulai pada 3 minggu setelah tanam (MST). Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman jagung dilakukan setiap 10 hari setelah tanaman berumur 2 MST. b. Produksi padi gogo mencakup: panjang malai per rumpun, jumlah malai per rumpun, jumlah gabah per malai, jumlah gabah per rumpun, jumlah gabah isi per rumpun, bobot total gabah isi per rumpun, dan bobot 1000 butir gabah per rumpun. Tanaman padi dipanen pada umur 115 HST. Produksi tanaman jagung meliputi: panjang tongkol, diameter tongkol, bobot tongkol, jumlah biji per tongkol, bobot kering jagung pipilan per tanaman, dan bobot 100 biji jagung. Panen jagung dilakukan pada saat tanaman berumur 90 HST. c. Analisis serapan hara tanaman Serapan hara dianalisis dengan cara mengukur kadar hara tanaman. Dari tiap petak diambil 3 sampel tanaman untuk dianalisis kadar haranya. Organ tanaman yang dianalisis kadar haranya adalah seluruh bagian tanaman. Pengukuran kadar hara dilakukan pada saat tanaman berumur 71 HST untuk padi gogo dan 55 HST untuk jagung. Kadar hara yang dianalisis meliputi N dengan metode Kjeldhal, analisis hara P dan K menggunakan metode pengabuan basah dengan kuantifikasi masingmasing menggunakan UV-Vis Spektrofotometer. Sedangkan analisis hara mikro menggunakan metode Absorption Atomic Spectrophotometry (AAS). Analisis serapan hara tanaman padi gogo dilakukan di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB, sedangkan analisis serapan hara tanaman jagung dilakukan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian Tanah Bogor.
Analisis Data Data diolah menggunakan Analisis Varians dengan bantuan perangkat lunak SPSS versi 16. Jika ada faktor yang memiliki pengaruh nyata maka dilakukan uji Duncan pada taraf kepercayaan 95%.