BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di MJ Flora, desa JambuLuwuk, Bogor dengan curah hujan 3000 mm/tahun. Lokasi penelitian berada pada ketinggian tempat kurang lebih 700 meter di atas permukaan laut. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Juni 2009 sampai dengan bulan Desember 2009.
Bahan dan Alat Bahan yang digunakan terdiri atas bibit tanaman keladi yang berasal dari kultur jaringan, cocopeat, arang sekam, pot 15 cm untuk pembibitan, plastik hitam untuk sungkup, pestisida, dan pupuk. Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: penggaris, termometer, Haar-Synth Hygrometer, timbangan digital, lampu, selang air, ember, gelas, serta alat-alat lainnya yang menunjang pelaksanaan penelitian.
Gambar 2. Bibit Caladium asal Kultur Jaringan
Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan
acak
kelompok (RAK) 1 faktor sebagai model lapangannya (Gomez dan Gomez, 1984). Faktor perlakuan yang diberikan yaitu panjang hari yang terdiri dari 2 taraf
11
yaitu hari pendek dan hari panjang. Masing-masing taraf diulang sebanyak 3 kali sehingga didapatkan 6 kombinasi perlakuan sebagai unit percobaan. Setiap unit percobaan terdiri dari 30 pot yang masing-masing ditanami 1 bibit keladi hias. Jumlah tanaman yang dibutuhkan seluruhnya berjumlah 180. Adapun model matematika yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Yij
= μ + βj + (αβ)ij + εij, dimana:
Yij
= respon pengamatan ulangan ke-i dan perlakuan panjang hari ke-j,
μ
= nilai rataan umum
βj
= pengaruh perlakuan panjang hari ke-j
(αβ)ij = pengaruh interaksi antara ulangan ke-i dan perlakuan panjang hari ke-j εij
= pengaruh galat percobaan ulangan ke-i dan perlakuan panjang hari ke-j
Pelaksanaan Penelitian Persiapan Media Tanam Media yang digunakan dalam penelitian ini yaitu campuran cocopeat dan sekam bakar dengan perbandingan 9:1. Media dicampur hingga rata dan kemudian dicuci
dahulu
melalui
pemberian
air
sampai
kapasitas
lapang
untuk
menghilangkan kandungan tanin yang terdapat dalam cocopeat. Media kemudian diisikan kedalam pot hingga penuh. Selanjutnya pada media dibuat lubang dengan menggunakan jari dengan kedalaman hampir menyerupai tinggi tray, yaitu sekitar 4 cm. Penanaman Bibit dikeluarkan dari tray bersama medianya lalu dimasukkan ke dalam lubang yang telah dibuat dan kemudian disiram dengan air hingga mencapai kapasitas lapang. Pertumbuhan Vegetatif Bibit keladi ditumbuhkan selama 12 minggu pada kondisi hari panjang dengan cara memberikan cahaya lampu pada malam hari mulai pukul 19.0023.00. Lampu yang digunakan yaitu lampu fluorescent merek Philips dengan daya keluaran sebesar 100 Watt yang ditempatkan pada ±40 cm diatas tanaman. Pada
12
tahapan ini, dilakukan pengacakan dalam penempatan ulangan dan penempatan keladi dalam tiap ulangan. Perlakuan Panjang Hari Setelah 12 minggu dalam masa vegetatif, bibit diberi perlakuan panjang hari, yaitu hari pendek dan hari panjang. Tanaman yang diberi perlakuan hari pendek disungkup menggunakan plastik hitam dari pukul 16.00-07.00. Tanaman yang diberi perlakuan hari panjang ditumbuhkan seperti kondisi awal seperti sebelum perlakuan panjang hari diberikan. Panen Umbi Panen dilakukan secara destruktif masing-masing sebanyak 10 tanaman dari setiap satuan percobaan pada minggu ke-8, 10, dan 12 setelah perlakuan panjang hari untuk melihat waktu panen yang terbaik yang didasarkan pada bobot umbi terberat. Penyiraman dan Pemupukan Pada fase vegetatif sebelum perlakuan panjang hari diberikan, penyiraman dilakukan bersamaan dengan pemupukan, dengan mencampur air untuk irigasi dengan pupuk. Pupuk yang digunakan yaitu GrowmoreTM dengan konsentrasi 250 ppm dengan perbandingan NPK sebesar 20-20-20. Pemupukan diselingi dengan penyiraman dilakukan setelah perlakuan panjang hari diberikan. Pengendalian Hama, Penyakit, dan Gulma Pengendalian hama, penyakit, dan gulma dilakukan bila dianggap perlu. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan pestisida dan fungisida. Sementara pengendalian gulma dilakukan secara manual dengan mencabut gulma yang tumbuh di dalam pot.
Pengamatan Penelitian Pengamatan pertumbuhan dilakukan terhadap sebagian atau seluruh tanaman yang ditanam dalam pot pada masing-masing unit satuan percobaan. Pengamatan yang dilakukan mulai awal penelitian sebelum perlakuan panjang hari diberikan hingga penelitian selesai meliputi suhu udara, tanah, kelembaban relatif, jumlah daun, tinggi tanaman, jumlah tunas, jumlah daun tunas, rata-rata jumlah daun per tunas. Pengamatan yang dilakukan setelah perlakuan panjang hari
13
mencakup lebar daun terlebar dan panjang daun terpanjang serta bobot umbi pada saat panen. Rincian peubah yang diamati adalah: 1. Pengukuran suhu udara dan kelembaban pada satuan percobaan yang diberi perlakuan hari pendek dan hari panjang dengan menggunakan Haar-Synt Hygrometer. Pengukuran suhu juga dilakukan pada media dengan menggunakan termometer yang ditusukkan ke dalam media sedalam ± 3 cm dari permukaan tanah. Pengukuran dilakukan pada 2 periode, dimana periode pertama dilakukan pada pagi sampai sore hari (07.30, 12.00, 14.30) dan periode kedua yang dilakukan pada malam hari hingga subuh (20.00, 24.00, 04.00). Rata-rata suhu atau kelembaban = (2 x 07.30) + 12.00 + 16.30 4 2. Jumlah daun (cm). Penghitungan jumlah daun dilakukan setiap 1 bulan sekali dengan cara menghitung jumlah daun tanaman induk yang telah terbuka secara sempurna per individu tanaman. Pengamatan dimulai pada 0 MST hingga 23 MST. 3. Tinggi tanaman (cm). Pengukuran tinggi tanaman dimulai 0 MST dan dilakukan setiap 1 bulan sekali dengan cara mengukur dari permukaan tanah sampai dengan pangkal tulang daun tertinggi pada tiap individu tanaman induk. 4. Jumlah tunas. Penghitungan jumlah tunas dilakukan setiap 2 minggu dengan cara menghitung jumlah titik tumbuh yang terdapat dalam tiap pot, tanpa mengikutsertakan tanaman induk. Pengamatan ini dimulai pada 7 MST hingga 23 MST. 5. Jumlah daun tunas (helai/tanaman). Penghitungan jumlah daun tunas dilakukan dengan menghitung seluruh jumlah daun yang telah terbuka sempurna, tanpa mengikutsertakan jumlah daun tanaman induk dan dimulai pada 7 MST hingga 23 MST. 6. Rata-rata jumlah daun per tunas (helai/tanaman). Diperoleh melalui pembagian antara jumlah daun tunas dengan jumlah tunas dalam 1 pot.
14
7. Lebar daun terlebar, dilakukan dengan mengukur daun terlebar dalam satu pot sebanyak 5 tanaman contoh sesaat sebelum panen. 8. Panjang daun terpanjang, dilakukan dengan mengukur daun terpanjang dalam satu pot sebanyak 5 tanaman contoh sesaat sebelum panen. 9. Bobot umbi total (g/pot). Pengukuran bobot umbi dilakukan setelah panen dengan cara menimbang bobot umbi total (g) dalam tiap pot. Tahapannya yaitu setelah panen, tanaman dan umbi dikeringanginkan selama 6 hari agar terbentuk lapisan absisi. Penimbangan bobot umbi total dilakukan setelah tahapan ini selesai dengan tujuan mencegah terjadinya luka yang dapat timbul apabila daun dan akar dipisahkan segera sesaat panen, yang dapat mengakibatkan terinfeksinya umbi dengan berbagai macam patogen penyebab penyakit.
Analisis Data Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf nyata (α) 5% dengan menggunakan program SAS versi 9.1. Apabila hasil uji F nyata, dilanjutkan dengan uji beda nyata nilai terkecil.