BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1 Matematika STKIP Tuanku Tambusai Bangkinang Pertemuan 4.
1. SIFAT KELENGKAPAN BILANGAN REAL 1.1 Paradoks Bila kita menjumlahkan 1 2
+
1 4
+
1 8
+ ...
Apabila kita ambil contoh sebatang ruas kayu yang panjangnya 1 meter, dipotong dua sama panjang, kemudian satu bagian dipotong lagi dua bagian sama panjang, begitu seterusnya. Jika kita beranggapan setiap potongan kayu masih dapat dipotong menjadi dua bagian yang sama panjang, maka jumlah barisan diatas tidak bisa sama dengan 1. Tapi andaiakan kayu tadi bisa dipotong seluruhnya maka jumlah barisan diatas sama dengan 1 meter. Hal serupa juga ditemukan dalam menghampiri luas daerah segi-n beraturan di dalam lingkaran yaitu barisan bilangan A1 , A2 , A3 , .... Sifat bilangan real yang diperlukan dalam paradoks tersebut adalah sifat kelengkapan. Sifat kelengkapan bilangan real merupakan sifat yang sangat penting. Latihan 1.1 1. Sederhanakan bentuk penjumlahan
1 2
+
1 4
+ ... +
1 2n
1.2 Himpunan terbatas Sebelum membahas sifat kelengkapan, kita perlu memperkenalkan sejumlah istilah terlebih dahulu. Misalkan himpunan H himpunan bagian dari R. Himpunan H dikatakan terbatas diatas apabila terdapat suatu bilangan real M sehingga x≤M untuk setiap x ∈ H. Bilangan M yang memenuhi sifat ini (bila ada) disebut sebagai batas atas himpunan H. Jika M merupakan batas atas H, maka semua bilangan yang lebih besar dari pada M juga merupakan batas atas H. Serupa dengan itu, himpunan H dikatakan terbatas dibawah apabila terdapat suatu bilangan real m sedemikian sehingga m≤x untuk setiap x ∈ H. Bilangan m yang memenuhi sifat ini (bila ada) disebut sebagai batas bawah H. 1
Jika m merupakan batas bawah H, maka semua bilangan yang lebih kecil dari pada m juga merupakan batas bawah dari H. Himpunan H dikatakan terbatas apabila ia terbatas diatas dan terbatas dibawah. Contoh 1.1 (i) Himpunan A := {1, 2, 3} terbatas diatas, contoh 100, 10, 5, dan 3 merupakan batas atas himpunan A. Himpunan A juga terbatas dibawah, contoh -5, -1, 0, dan 1 merupakan batas bawah A. (ii) Himpunan I := {x ∈ R : 0 ≤ x < 1} terbatas diatas, contoh 100, 10, dan 1 merupakan batas atas I. Himpunan I juga terbatas dibawah, contoh -10, -1, dan 0 merupakan batas bawah I. (iii) Himpunan semua bilangan real positif P := {x ∈ R : x > 0} terbatas dibawah namun tidak terbatas diatas. Proposisi 1.1 Himpunan H ⊆ R terbatas jika dan hanya jika terdapat suatu bilangan real K sedemikian sehingga |x| ≤ K untuk setiap x ∈ H. Misalkan himpunan H terbatas dan M adalah suatu batas atas H.Bila untuk setiap > 0 bilangan M − bukan merupakan batas atas H, maka M disebut sebagai batas atas terkecil H. Serupa dengan itu, misalkan m adalah suatu batas bawah H. Bila untuk setiap > 0 bilangan m + bukan merupakan batas bawah H, maka m disebut sebagai terbesar H. Sebagai contoh, himpunan A = {1, 2, 3} mempunyai batas atas terkecil 3 dan batas bawah terbesar 1. Latihan 1.2 1. Buktikan bahwa batas atas terkecil himpunan I pada contoh 1.1 (ii) adalah 1. 2. Buktikan bahwa batas bawah terbesar himpunan P pada contoh 1.1 (iii) adalah 0. 3. Buktikan Proposisi 1.1. 1.3 Sifat Kelengkapan Sekarang kita sampai pada perumusan sifat kelengkapan. Kelengkapan bilangan real akan sering kita gunakan pada pembahasan selanjutnya. Sifat Kelengkapan. Setiap himpunan bagian tak kosong dari R yang terbatas diatas mempunyai batas atas terkecil. Setiap himpunan bagian tak kosong dari R yang terbatas dibawah mempunyai batas bawah terbesar. Misalkan H 6= ∅. Jika H terbatas diatas, maka batas atas terkecil H disebut sebagai supremum H, ditulis sup H, Serupa dengan itu, jika H terbatas dibawah, 2
maka batas bawah terbesar H disebut sebagai infimum H, ditulis inf H. Jika H terbatas jelas inf H ≤ supH. Secara umum perlu dicatat bahwa supremum maupun infimum suatu himpunan tidak harus merupakan anggota himpunan tersebut. Jika H tidak terbatas diatas, kadang kita menuliskan sup H = +∞; dan jika H tidak terbatas dibawah, kita menuliskan inf H = −∞. Contoh 1.3 (i) Himpunan A = {1, 2, 3} mempunyai batas atas terkecil 3 dan batas bawah terbesar 1 ; yakni, sup A = 3 dan inf A = 1. (ii) Misalkan I = {x : 0 ≤ x < 1}. Maka sup I = 1 dan inf I = 0. (iii) Misalkan P = {x; x >)}. Maka sup P = +∞ ( yakni, P tak terbatas diatas) dan inf P = 0. Dengan sifat kelengkapan, himpunan bilangan real R dapat dinyatakan sebagai sebuah garis, yang kita kenal dengan garis bilangan real. Sifat kelengkapan menjamin bahwa setiap titik pada garis tersebut menyatakan sebuah bilangan real, dan sebaliknya setiap bilangan real menempati sebuah titik pada garis tersebut. Sebagai perbandingan, himpunan bilangan rasional Q tidak memenuhi sifat kelengkapan, dan apabila kita memaksakan diri untuk menyatakan nya sebagai sebuah garis, maka garis tersebut akan berlubang-lubang (sebagai contoh, bilangan x diantara 1 dan 2 yang memenuhi x2 = 2 bukan merupakan bilangan rasional, dan karenanya terdapa lubang di antara 1dan 2). Sifat kelengkapan menjamin bahwa 1 merupakan bilangan real terkecil yang lebih besar dari 21 + 14 + ... + 21n , dan terdapat bilangan π yang menyatakan luas daerah lingkaran berjari-jari 1 dan nilainya lebih besar dari luas daerah segi-n beraturan di dalam lingkaran tersebut. Untuk setiap n ∈ N . Sifat kelengkapan pula lah yang menjamin bahwa bilangan yang mempunyai bentuk desimal tak berhenti atau pun berulang merupakan bilangan real. Latihan 1.3 1. Verifikasi nilai supremum dan infimum pada contoh 1.3 (ii) dan (iii). 2. Diketahui H = { n1 : n ∈ N }. Buktikan bahwa sup H = 1 dan inf H ≥ 0. (Kelak anda akan diminta membuktikan bahwa inf H = 0.) 3. Diketahui himpunan H 6= ∅ terbatas diatas dan M adalah suatu batas atas H. Buktikan bahwa M = supH jika dan hanya jika untuk setiap > 0 terdapat x ∈ H sedemikian sehingga x > M − 1.4 Manipulasi dengan supremum dan infimum Misalkan H ⊆ R dan c ∈ R. Kita defenisikan cH := {cx : x ∈ H} dan H + c := {x + c : x ∈ H}. 3
Sebagai contoh, jika A = {1, 2, 3} dan c = 2, maka 2A = {2, 4, 6} dan A + 2 = {3, 4, 5} Propisisi 1.2 Misalkan H ⊆ R tak kosong dan terbatas diatas, dan c > 0. maka cH terbatas diatas dan sup(cH) = csup H Bukti : Misalkan v = sup H. Ambil sembarang y ∈ cH. Maka, y = cx untuk suatu x ∈ H. Karena x ≤ v dan c > 0, kita peroleh y ≤ cv Jadi cv merupakan batas atas cH. Selanjutnya, untuk sembarang > 0, v − bukan batas atas H. Karena itu terdapat x ∈ H sedemikian sehingga v−
c
c
< x.
kalikan kedua ruas dengan c, kita dapatkan cv − < cx, yang menunjukkan bahwa cv − bukan batas atas cH. Jadi cv merupakan batas atas terkecil cH, yakni cv = sup(cH). Proposisi 1.3 Misalkan H ⊆ R tak kosong dan terbatas diatas, dan c < 0. Maka cH terbatas dibawah dan inf(cH)= c sup H Proposisi 1.4 Misalkan H ⊆ R tak kosong dan terbatas diatas, dan c ∈ R. Maka H + c terbatas di atas dan sup(H+c)=c+supH Latihan 1.4 1. Buktikan proposisi 1.3 2. Buktikan proposisi 1.4 3. Misalkan H ⊆ R tak kosong dan terbatas diatas, dan G ⊆ H juga tak kosong. Buktikan bahwa G terbatas di atas dan sup G ≤ sup H. 4. Diketahui ∅ 6= H ⊆ P = {x ∈ R : x > 0}. defenisikan himpunan G = { x1 : x ∈ H}. Buktikan jika H terbatas di atas, maka G terbatas dibawah dan inf G =
4
1 supH
Tugas 4. 1. Latihan 1.2 no.2 dan 3 2. Latihan 1.3 no.2 dan 3 3. Latihan 1.4 no 1 dan 3
5