BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, LAKIP BATAN tahun 2012 telah kami selesaikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Pada tahun 2012, BATAN memasuki tahun ketiga dari periode Renstra BATAN 2010 – 2014, BATAN mempunyai tugas melakukan pengembangan iptek nuklir untuk kesejahteraan masyarakat. Tugas ini harus dilaksanakan dengan penuh kesungguhan, kreatif, inovatif, efektif, efisien, dan akuntabel. Sejalan dengan itu, diperlukan komitmen dari seluruh Pimpinan BATAN beserta seluruh jajarannya untuk melaksanakan program dan kegiatan litbang iptek nuklir agar sasaran strategis dan target kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan dapat dicapai secara optimal. Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kinerja BATAN selama tahun 2012, BATAN menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sesuai Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang diterbitkan pada tanggal 31 Desember 2010. Penyusunan LAKIP BATAN tahun 2012 telah didukung dengan sistem pengelolaan data kinerja di lingkungan BATAN yang berbasis web, dengan menggunakan Sistem Informasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SIAKIP), sedangkan pengelolaan keuangan didukung dengan Sistem Akuntansi Instansi (SAI). Dalam LAKIP tersebut juga diuraikan realisasi kinerja BATAN tahun 2012 dibandingkan dengan Penetapan Kinerja BATAN tahun 2012. Hasil pembandingan tersebut menunjukkan bahwa rata-rata capaian kinerja BATAN atas 14 indikator kinerja utama dari 5 sasaran strategis memuaskan. Disamping itu diuraikan hasil capaian reformasi birokrasi dan keberhasilan BATAN lainnya. Namun demikian, masih terdapat beberapa indikator kinerja utama yang belum mencapai target dan perlu mendapat perhatian. LAKIP BATAN Tahun 2012 juga menginformasikan perbandingan antara realisasi capaian kinerja tahun 2011 dengan realisasi capaian kinerja 2012 serta target di akhir periode Renstra tahun 2014. LAKIP BATAN tahun 2012 ditujukan sebagai bahan untuk mengevaluasi kinerja organisasi selama satu tahun agar dapat meningkatkan kinerja di tahun berikutnya, baik dari aspek i LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan maupun koordinasi pelaksanaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dalam mendukung terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) di lingkungan BATAN.
Jakarta,
Maret 2013
Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional,
Prof. Dr. Djarot Sulistio Wisnubroto
ii LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
i
Daftar isi
iii
IKHTISAR EKSEKUTIF (EXECUTIVE SUMMARY)
v
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
1
1.2.
Kedudukan, Tugas Pokok
1
1.3.
Struktur Organisasi
2
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1.
2.2.
BAB III
1
3
Perencanaan Kinerja
3
2.1.1.
Visi
3
2.1.2.
Misi
3
2.1.3.
Tujuan dan Sasaran Strategis
4
2.1.4.
Indikator Kinerja
5
2.1.5.
Arah Kebijakan
6
Penetapan Kinerja
AKUNTABILITAS KINERJA
9
13
3.1.
Pengukuran Kinerja
13
3.2.
Evaluasi dan Analisis Kinerja
15
3.2.1.
Pencapaian target kinerja terhadap tujuan dan sasaran
15
3.2.2.
Realisasi pencapaian Indikator Kinerja Utama
16
3.2.3.
Capaian Indikator Kinerja s/d Tahun Berjalan dengan Rencana 5
76
Tahun 3.2.4.
Keberhasilan BATAN Lainnya
81
a
Capaian Reformasi Birokrasi
81
b
Capaian Layanan Iptek Nuklir
82
c
Pembentukan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)
88 iii
LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
BAB IV
3.3.
Evaluasi Program
89
3.4.
Analisis Akuntabilitas Keuangan
90
PENUTUP
92
Lampiran 1. Rencana Kinerja Tahunan BATAN 2012
L-1
2. Penetapan Kinerja BATAN 2012
L-2
3. Pengukuran Kinerja BATAN 2012
L-4
4. SK Pelepasan a. Varietas Padi Inpari Mugibat
L-6
b. Varietas Padi Suluttan Unsrat 1
L-9
c. Varietas Padi Suluttan Unsrat 2
L-12
5. Berita Acara Pelepasan Varietas Kedelai
L-15
6. Daftar Publikasi Ilmiah Nasional & Internasional Tahun 2012
L-16
7. Data dan Status Paten BATAN pada Ditjen HKI
L-39
8. Penghargaan Karya Inovasi 2012 dari Menteri Negara Riset dan Teknologi
L-42
9. Daftar Kerja Sama Dalam Negeri & Luar Negeri
L-44
iv LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
IKHTISAR EKSEKUTIF (EXECUTIVE SUMMARY) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BATAN tahun 2012 ini merupakan tahun ketiga dari periode Renstra BATAN 2010 - 2014 yang menyajikan pencapaian kinerja jangka pendek dan menengah dan informasi akuntabilitas kinerja selama tahun 2012. BATAN sebagai lembaga litbang, mendapat tugas melakukan pengembangan iptek nuklir untuk kesejahteraan masyarakat. Di tahun 2012 BATAN telah melaksanakan seluruh program dan kegiatan yang menjadi komitmennya untuk melaksanakan kegiatan litbang iptek nuklir. LAKIP merupakan sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada Presiden. LAKIP juga berfungsi sebagai sumber informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan serta dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Rencana Strategis (Renstra) BATAN Tahun 2010-2014 mengalami perubahan yaitu dengan memperbaiki rumusan tujuan, sasaran, dan indikator kinerja utama, Renstra perubahan tersebut telah ditetapkan dengan Perka BATAN Nomor 202/KA/X/2012 pada tanggal pada tanggal 30 Oktober 2012. Sesuai dengan Renstra BATAN Tahun 2010-2014 Rev.2, Tujuan strategis BATAN adalah : 1.
Meningkatnya kemampuan litbang energi nuklir, isotop dan radiasi yang dibutuhkan masyarakat;
2.
Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi;
3.
Meningkatnya sistem manajemen kelembagaan litbang untuk memacu inovasi iptek nuklir dalam rangka mendukung penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi. Untuk mendukung tercapainya tujuan strategis, BATAN menetapkan 5 (lima) sasaran strategis
sebagai berikut: 1. Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat, dengan indikator kinerja utama: Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum dan sorgum) Jumlah dokumen teknis peyiapan infrastruktur, tapak PLTN dan penyusunan spesifikasi teknis yang siap dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan Jumlah paket teknologi hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat Jumlah prototipe hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan v LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
masyarakat Jumlah PI (publikasi ilmiah) nasional dan internasional hasil litbangyasa energi, isotop dan radiasi yang dapat diacu oleh masyarakat ilmiah 2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi, dengan indikator kinerja utama: Persentase peningkatan penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir di Indonesia. Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbangyasa iptek nuklir Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang dikomersilkan 3. Terserapnya lulusan pendidikan teknik nuklir di sektor industri, dengan indikator kinerja utama: Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri 4. Meningkatnya kualitas sumber daya di bidang iptek nuklir, dengan indikator kinerja utama: Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S2/S3 menuju kepakaran Jumlah pegawai BATAN yang lulus S2 dan S3 menuju kepakaran bidang iptek nuklir Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan BSN 5. Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), dengan indikator kinerja utama: Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini WTP Hasil Penilaian LAKIP dengan predikat Baik Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, pada bulan Maret tahun 2012 BATAN berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja tahun 2012. Pengukuran tingkat capaian kinerja tahun 2012 dilakukan dengan membandingkan antara realisasi dengan target masing-masing indikator kinerja sasaran. Tingkat capaian kinerja BATAN tahun 2012 berdasarkan hasil pengukurannya dapat dilihat dalam tabel berikut.
vi LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
PENGUKURAN KINERJA Lembaga Tahun Anggaran
: Badan Tenaga Nuklir Nasional : 2012
Sasaran
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
1. Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat.
Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum tropikal dan sorgum).
5 Varietas
5 Varietas
100
Jumlah dokumen teknis penyiapan infrastruktur, tapak PLTN dan penyusunan spesifikasi teknis yang siap dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan.
3 Dokumen
3 Dokumen
100
Jumlah paket teknologi hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat.
6 Paket Teknologi
6 Paket Teknologi
100
Jumlah prototipe hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat.
5 Prototipe
5 Prototipe
100
Jumlah PI (publikasi ilmiah) nasional dan internasional hasil litbangyasa energi, isotop dan radiasi yang dapat diacu oleh masyarakat ilmiah. Persentase peningkatan penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir di Indonesia.
71 PI Nasional, 8 PI Internasional 62%
257 PI Nasional, 30 PI Internasional 52,93%
363,30
2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi
Program 1. Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi
Anggaran Pagu 657,788,570
Realisasi 623,119,664
% 94.73
85,37
vii LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Sasaran nuklir, isotop dan radiasi.
3. Terserapnya lulusan pendidikan teknik nuklir di sektor industri. 4. Meningkatnya kualitas sumber daya di bidang iptek nuklir.
5. Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbangyasa iptek nuklir Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang dikomersilkan
3 Mitra
7 Mitra
175
2 Jenis
2 Jenis
100
Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri
75%
93,80%
126,67
Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S2/S3 menuju kepakaran
10 Orang
8 Orang
80
Jumlah pegawai BATAN yang lulus S2 dan S3 menuju kepakaran bidang iptek nuklir Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan BSN Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini WTP
8 Orang
11 Orang
137,50
3 SNI
5 SNI
166,67
WTP
WTP
100
B
B
100
Hasil Penilaian predikat Baik
LAKIP
dengan
Program
2. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BATAN
Anggaran Pagu
Realisasi
114,002,549
107,968,038
%
94,71
viii LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja dapat dikatakan bahwa tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 berhasil dicapai dengan memuaskan. Dari 14 indikator kinerja utama (IKU) di tahun 2012, 12 IKU tercapai, dan masih ada 2 (dua) IKU yang belum mencapai target, yaitu: 1. “Persentase penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir di Indonesia” seperti yang ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 pada tahun 2014 sebesar 66%. Sampai dengan tahun 2012 telah mencapai 52,93%, walaupun capaian ini belum sesuai dengan target 2012 (62%) namun bila dibandingkan dengan capaian tahun 2011 (49,5%) terjadi kenaikan. Target 66% pada tahun 2014 dapat tercapai bila didukung sumberdaya yang memadai, stakeholder lebih berperan dan kebijakan pemerintah yang lebih konkrit dalam upaya memutuskan status pemanfaatan PLTN sebagai energy mix sertaan energi nasional. 2. “Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S2/S3 menuju kepakaran” dengan target 10 pegawai hanya terealisasi sebesar 8 orang atau 80% yang berasal dari dana DIPA BATAN, Ketidakberhasilan pencapaian target disebabkan pada tahun 2012 ini Kementerian Riset dan Teknologi membuka kuota program pendidikan S2 dalam negeri yang cukup besar sehingga banyak calon PTB (pegawai tugas belajar) BATAN yang memilih program beasiswa Kemenristek. Selain itu terdapat 2 calon PTB yang telah lulus seleksi Pusdiklat BATAN tetapi baru diterima di Perguruan Tinggi pada akhir tahun 2012 ini sehingga belum dimasukan, dan 2 calon PTB lainnya tidak diterima di Perguruan Tinggi tujuannya. Adapun 18 pegawai lainnya mendapatkan beasiswa ikatan dinas dengan pendanaan di luar DIPA BATAN, yang berasal dari Kementerian Riset dan Teknologi RI (13 orang), Bappenas (1 orang), dan sponsor luar negeri (4 orang), sehingga total seluruh PTB berjumlah 26 orang. Pencapaian tujuan dan sasaran strategis BATAN, didukung pula oleh prestasi BATAN lainnya, yaitu: 1. Reformasi Birokrasi Pada tahun 2012, Reformasi Birokrasi di BATAN sudah pada tahap implementasi yang dimulai dengan kegiatan sosialisasi dan internalisasi untuk membangun kesamaan persepsi, komitmen, konsistensi, serta keterlibatan pada seluruh tingkatan pegawai BATAN. 2. Layanan Iptek Nuklir Layanan BATAN adalah layanan yang diberikan oleh BATAN kepada masyarakat, baik perorangan maupun lembaga/instansi dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh BATAN yang berada di Jakarta (Kuningan dan Lebak Bulus), Serpong-Tangerang, Bandung, Yogyakarta. Jenis Pelayanan Publik Di BATAN, diantaranya:
Layanan Pendidikan dan Pelatihan ix
LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Layanan Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi
Layanan Pengolahan Limbah
Layanan Iradiasi
Layanan Sertifikasi Personel
3. Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) BATAN telah melakukan penilaian Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) kepada unit kerja setingkat Eselon II di BATAN yang memenuhi kriteria yang ditetapkan. Pembentukan WBK merupakan salah satu dari 11 Instruksi Presiden No.5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Sampai dengan tahun 2012, terdapat 15 Unit Kerja yang memperoleh predikat WBK dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala BATAN. Pencapaian tujuan dan sasaran strategis BATAN didukung oleh pagu anggaran BATAN tahun 2012 sebesar Rp 771,791,119,- dan terealisasi sebesar Rp 731,087,702,- atau 94,73%. Dari hasil evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja, BATAN merumuskan beberapa langkah penting sebagai strategi pemecahan masalah yang akan dijadikan masukan atau sebagai bahan pertimbangan untuk merumuskan Rencana Kinerja Tahun 2013, yaitu sebagai berikut: 1. BATAN melaksanakan koordinasi mengenai jadwal dan persyaratan teknis pelepasan varietas dengan TP2V-Kementan, konsorsium gandum bersama Balai Penelitian Sereal (Balitsereal) – Kementerian Pertanian, Fakultas Pertanian IPB, dan Balai Besar Biogen. 2. Sertifikasi produk hasil litbangyasa memerlukan beberapa persyaratan yang bersifat administratif industrial seperti SIUP dan lain-lain, sehingga diperlukan keterlibatan badan usaha lain. BATAN perlu membuka peluang kerjasama yang lebih intensif dan konstruktif dengan mitra pengguna atau produsen, sesuai peraturan yang berlaku, dalam rangka pemanfaatan produk/hasil litbangyasa iptek nuklir tersertifikasi pada masyarakat. 3. Rata-rata akurasi (konsistensi) atas rencana penarikan dana pada tahun 2012 sebesar 78,86%, hal tersebut memperlihatkan bahwa tingkat akurasi masih kurang. Oleh sebab itu, kedepannya diharapkan perencanaan penarikan dana BATAN harus lebih akurat dan presisi, sehingga realisasi penarikan dana bisa mendekati perencanaan awal. Hal ini pun menjadi bagian dari upaya BATAN dalam rangka penyempurnaan perencanaan sehingga target sasaran dan tujuan BATAN dapat tercapai melalui dukungan capaian semua kegiatan yang telah direncanakan.
x LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Sesuai dengan target kinerja yang telah ditetapkan pada tahun 2012, BATAN berkewajiban untuk mencapai target-target tersebut sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja instansi. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan maupun kegagalan organisasi dalam upaya pencapaian sasaran strategisnya dan juga sebagai bahan evaluasi akuntabilitas kinerja, maka diperlukan suatu gambaran tentang capaian-capaian kinerja tersebut. Di bawah ini diuraikan hasil capaian kinerja BATAN seperti capaian dari penetapan kinerja, kontrak kinerja Kepala BATAN dengan Presiden, capaian reformasi birokrasi dan keberhasilan BATAN lainnya. 3.1. Pengukuran Kinerja Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang bersih dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, pada tahun 2012 BATAN berkomitmen mewujudkan target kinerja tahunan seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja tahun 2012. Adapun Penetapan Kinerja BATAN tahun 2012 disajikan pada Tabel 2.2. Terdapat perbedaan rumusan sasaran dan indikator kinerja antara PK (Penetapan Kinerja) dan IKU (Indikator Kinerja Utama) dikarenakan: 1.
PK Tahun 2012 telah ditetapkan pada bulan Maret tahun 2012; sedangkan
2.
IKU hasil revisi baru ditetapkan pada bulan November 2012; IKU direvisi karena adanya penyempurnaan rumusan tujuan, sasaran, dan indikator kinerja sebagaimana hasil evaluasi atas LAKIP BATAN 2010 oleh Kementerian PAN dan RB. Sasaran dan Indikator Kinerja yang dipergunakan dalam pengukuran kinerja (LAKIP
BATAN) tahun 2012 adalah sasaran dan indikator kinerja yang terdapat pada IKU tahun 2012. Pengukuran tingkat capaian kinerja tahun 2012 dilakukan dengan membandingkan antara realisasi dengan target masing-masing indikator kinerja sasaran. Tingkat capaian kinerja BATAN tahun 2012 berdasarkan hasil pengukurannya dapat dilihat dalam tabel 3.1.
13 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Tabel. 3.1. Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1. Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat.
2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi
3. Terserapnya lulusan pendidikan teknik nuklir di sektor industri. 4. Meningkatnya kualitas sumber daya di bidang iptek nuklir.
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum tropikal dan sorgum). Jumlah dokumen teknis peyiapan infrastruktur, tapak PLTN dan penyusunan spesifikasi teknis yang siap dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan. Jumlah paket teknologi hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat. Jumlah prototipe hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat. Jumlah PI (publikasi ilmiah) nasional dan internasional hasil litbangyasa energi, isotop dan radiasi yang dapat diacu oleh masyarakat ilmiah. Persentase peningkatan penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir di Indonesia. Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbangyasa iptek nuklir Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang dikomersilkan Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri
5 varietas
5 Varietas
100
3 Dokumen
3 Dokumen
100
6 Paket Teknologi
6 Paket Teknologi
100
5 Prototipe
5 Prototipe
100
Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S-2/S-3 menuju kepakaran
71 PI Nasional, 8 PI Internasional
257 PI 363,30 Nasional, 30 PI Internasional
62 %
52,93%
85,37
3 Mitra
7 Mitra
175
2 Jenis
2 Jenis
100
75 %
93,8%
126.67
10 Orang
8 Orang
80
14 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Jumlah pegawai BATAN yang lulus S2 dan S3 menuju kepakaran bidang iptek nuklir Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan BSN Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini WTP
8 Orang
11 Orang
137,50
3 SNI
5 SNI
166,67
WTP
WTP
100
B
B
100
5. Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan Hasil Penilaian LAKIP dengan litbang menuju predikat Baik tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
*) Tabel Pengukuran Kinerja selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3
3.2. Evaluasi dan Analisis Kinerja 3.2.1. Pencapaian target kinerja terhadap tujuan dan sasaran Pengukuran dan penilaian capaian kinerja BATAN 2012 telah didukung dengan sistem pengelolaan data kinerja yang dapat diandalkan yang berisi database rencana dan realisasi kinerja. Sistem Informasi Aplikasi Akuntabilitas Instansi Pemerintah (SIAKIP) diterapkan pada seluruh unit kerja di lingkungan BATAN. Dari tabel 3.1. pengukuran kinerja di atas, didapat hasil rata-rata capaian kinerja terhadap tujuan dan sasaran strategis sebagai berikut. Tabel 3.2. Rata-rata capaian kinerja per Sasaran Strategis Tujuan
Sasaran Strategis
Rata-rata capaian kinerja 152,66%
1.
Meningkatnya kemampuan litbang energi nuklir, isotop dan radiasi yang dibutuhkan masyarakat
1.
Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat
2.
Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi
2.
Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi
120,12%
3.
Meningkatnya sistem manajemen kelembagaan litbang untuk memacu inovasi iptek nuklir dalam rangka
3.
Terserapnya lulusan pendidikan teknik nuklir di sektor industri
126,67%
4.
Meningkatnya kualitas sumber daya di bidang iptek nuklir
128,06%
15 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Tujuan
Sasaran Strategis
mendukung penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi
5.
Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola pemerintahan yang baik (good governance)
Rata-rata capaian kinerja 100%
Rata-rata capaian kinerja
125,50%
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 berhasil dicapai dengan memuaskan, dengan rata-rata capaian kinerja sebesar 125,50%. Terhadap hasil kinerja yang telah dicapai BATAN pada tahun 2012, baik yang tidak tercapai maupun yang melebihi target, BATAN akan melakukan evaluasi terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi hasil kinerja tersebut dan melakukan analisis secara komprehensif untuk melakukan langkah perbaikan yang konkrit.
3.2.2. Realisasi pencapaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Strategis 1: MENINGKATNYA HASIL PENELITIAN DASAR DAN TERAPAN ISOTOP DAN RADIASI YANG SIAP DIMANFAATKAN DI MASYARAKAT Tabel 3.3. Pencapaian Target Kinerja atas Sasaran Strategis 1 Sasaran Strategis 1: Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum dan sorgum) Jumlah dokumen teknis peyiapan infrastruktur, tapak PLTN dan penyusunan spesifikasi teknis yang siap dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan Jumlah paket teknologi hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat Jumlah prototipe hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat Jumlah PI (publikasi ilmiah) nasional dan
5 Varietas
5 Varietas
100
3 Dokumen
3 Dokumen
100
6 Paket Teknologi
6 Paket Teknologi
100
5 Prototipe
5 Prototipe
100
71 PI Nasional,
257 PI Nasional,
363,30 16
LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Sasaran Strategis 1: Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat Indikator Kinerja
Target
Realisasi
internasional hasil litbangyasa energi, isotop dan radiasi yang dapat diacu oleh masyarakat ilmiah
8 PI Internasional
30 PI Internasional
%
Evaluasi atas pencapai indikator kinerja utama terhadap sasaran strategis 1 adalah sebagai berikut: 1. Jumlah Varietas Unggul Tanaman Pangan Untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional (Padi, Kedelai, Kacang Hijau, Gandum Tropikal dan Sorgum) Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar dari suatu bangsa. Mengingat jumlah penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 230 juta jiwa dan masih akan tetap tumbuh sekitar 1,49 persen per tahun maka ketersediaan pangan yang cukup sangatlah penting dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Kebutuhan yang besar jika tidak diimbangi peningkatan produksi pangan tentu akan menimbulkan masalah antara kebutuhan dan ketersediaan yang harus dipenuhi. BATAN berupaya melakukan perbaikan varietas tanaman pangan melalui pemuliaan mutasi dengan tujuan untuk mendapatkan varietas unggul yang mampu berproduksi tinggi, umur genjah dan tahan terhadap berbagai hama penyakit utama. BATAN telah mentargetkan di dalam dokumen Penetapan Kinerja tahun 2012 sejumlah 5 varietas. Adapun rincian capaian kinerja dijelaskan sebagai berikut.
1) Varietas Padi
Varietas Inpari Mugibat Inpari Mugibat merupakan varietas unggul baru hasil konsorsium BATAN dengan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi dan Institut Pertanian Bogor pada tahun 2011. Varietas Inpari Mugibat telah lulus sebagai varietas unggul baru dalam sidang pelepasan varietas oleh TP2VKementan dan telah mendapatkan Surat Keputusan Pelepasan dari Menteri Pertanian No. 2419/Kpts/SR.120/7/2012 (Lampiran 4), dengan keunggulan sebagai berikut :
17 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
a. dibandingkan dengan varietas Ciherang: lebih tahan terhadap WBC biotipe 1, 2 dan 3; lebih tahan terhadap blas ras 133 dan 173; serta umur setara; b. dibandingkan dengan Inpari 1: produktivitas lebih tinggi; lebih tahan WBC biotipe 1, 2 dan 3; lebih tahan blas ras 033 dan 173; dan setara ketahanannya terhadap blas ras 133; serta umur setara; c. dibandingkan dengan Cimelati: produktivitas setara; lebih tahan terhadap WBC biotipe 1, 2, dan 3; lebih tahan terhadap blas ras 133; dan umur setara.
Gb. 3.1. Varietas Mugibat
Varietas Suluttan Unsrat 1 Varietas Suluttan Unsrat 1 merupakan varietas unggul baru berasal dari Galur Harapan OBS 1750 merupakan hasil kerjasama BATAN dengan Universitas Sam Ratulangi, Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Sulawesi Utara pada tahun 2011. Varietas Suluttan Unsrat 1 telah lulus sebagai varietas unggul baru dalam sidang pelepasan varietas oleh tim TP2VKementan dan telah mendapatkan Surat Keputusan Pelepasan dari Menteri Pertanian No. 2436/Kpts/SR.120/7/2012 (Lampiran 4), dengan keunggulan sebagai berikut: a. dibandingkan dengan Mira-1: produktivitas lebih tinggi 7,89%; rendemen beras giling setara; rendemen beras kepala lebih tinggi; beras patah lebih
18 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
rendah; ketahanan terhadap WBC biotipe 1 setara; lebih tahan terhadap WBC biotipe 2; dan ketahanan terhadap HDB strain III setara; b. dibandingkan dengan Super Win: produktivitas lebih tinggi 27,42%; umur lebih pendek 12 hari; postur tanaman lebih rendah 25 cm; bentuk tanaman lebih tegak; rendemen beras giling lebih tinggi; rendemen beras kepala lebih tinggi; beras patah lebih rendah; kadar amilosa setara; serta lebih tahan terhadap WBC biotipe 1 dan 2; c. dibandingkan dengan Ciherang: produktivitas lebih tinggi 12,58%; umur setara; tinggi tanaman setara; rendemen beras giling setara; rendemen beras kepala lebih tinggi; beras patah lebih rendah; lebih tahan terhadap WBC biotipe 2.
Gambar 3.2.a. Galur Harapan OBS 1750 telah dilepas menjadi varietas Suluttan Unsrat 1
Gambar 3.2.b. Varietas Suluttan Unsrat 1 paska panen
Varietas Suluttan Unsrat 2 Varietas Suluttan Unsrat 2 merupakan varietas unggul baru berasal dari Galur Harapan OBS 1750, merupakan hasil kerjasama BATAN dengan Universitas Sam Ratulangi dan Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2011. Varietas Suluttan Unsrat 2 telah lulus sebagai varietas unggul baru dalam sidang pelepasan varietas oleh TP2VKementan dan telah mendapatkan Surat Keputusan Pelepasan dari Menteri Pertanian No. 2438/Kpts/SR.120/7/2012 (Lampiran 4), dengan keunggulan sebagai berikut: a. dibandingkan dengan Mira-1: produktivitas lebih tinggi 5,95%; rendemen beras giling setara; serta lebih tahan terhadap WBC biotipe 1 dan 2; b. dibandingkan dengan Super Win: produktivitas lebih tinggi 25,13%; umur lebih genjah 13 hari; postur tanaman lebih pendek dan lebih tegak; 19
LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
rendemen beras giling lebih tinggi; kadar amilosa setara; dan lebih tahan terhadap WBC biotipe 1; c. dibandingkan dengan Ciherang: produktivitas lebih tinggi 10,56%; umur setara; tinggi tanaman setara; rendemen beras giling setara; rendemen beras kepala setara; serta lebih tahan terhadap WBC biotipe 1 dan 2.
Gambar 3.3.a. Galur Harapan OBS 1759 telah dilepas menjadi varietas Suluttan Unsrat 2
Gambar 3.3.b. Varietas Suluttan Unsrat 2 paska panen
2) Varietas Kedelai Gamasugen 1 dan Gamasugen 2 Varietas kedelai Gamasugen 1 dan Gamasugen 2 sudah direkomendasikan untuk dilepas sebagai varietas kedelai unggul baru dalam sidang pelepasan varietas oleh TP2V-Kementan tanggal 3 Desember 2012, berdasarkan Berita Acara Sidang Pelepasan Varietas Tanaman Pangan No. 106/BBN.TP/12/12 (Lampiran 5). Keunggulan kedua varietas kedelai tersebut dibandingkan dengan varietas kedelai nasional sebagai pembanding (Tidar, Argomulyo, Grobogan dan Burangrang), yaitu: a. umur super genjah dibawah 70 hari (Gamasugen 1: 65 hari dan Gamasugen 2: 68 hari), varietas pembanding memiliki umur tanaman 85 hari; b. produksi rata-rata Gamasugen 1 adalah 2,42 Ton/Ha dan Gamasugen 2 adalah 2,41 Ton/Ha, dengan produksi rata-rata varietas pembanding 2,10 Ton/Ha; c. potensi produksi Gamasugen 1 mencapai 2,56 Ton/Ha dan Gamasugen 2 mencapai 2,55 Ton/Ha; d. lebih tahan terhadap penyakit karat daun (Phakopshora Pachyrhizi.Syd); e. lebih tahan terhadap penyakit bercak daun coklat (Cercospora); f. Gamasugen 1 dan Gamasugen 2 lebih tahan terhadap hama kutu hijau (Aphis Glycines Matsumura); g. lebih tahan terhadap hama penggerek pucuk (Melanagromyza Sojae); 20 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
h. lebih baik digunakan pada industri pangan seperti tahu dan tempe dengan rendemen 336,6% (Gamasugen 1) dan 370% (Gamasugen 2). Selain itu, kedua varietas tersebut juga mempunyai rendemen yang sama dengan kedelai impor dari USA; i. kandungan protein dan lemak lebih tinggi dibandingkan varietas pembanding; j. cocok ditanam dengan pola tanam padi-padi-kedelai, sehingga memanfaatkan lahan lebih optimal di akhir musim hujan.
Gambar 3.4.a. Galur harapan varietas Gamasugen 1 dengan ciri bentuk daun agak membulat
Gambar 3.4.b. Galur harapan varietas Gamasugen 2 dengan ciri bentuk daun melancip
Dalam rangka menghasilkan varietas kedelai unggul baru tersebut, BATAN melaksanakan beberapa kerja sama antara lain yaitu: a. pengujian uji daya hasil multi lokasi dilakukan di Banjarnegara-Jateng pada musim hujan (MH) dan musim kemarau (MK), Temanggung-Jateng pada MK dan MH, Malang-Jatim pada MH dan MK, Citayam-Jabar pada MH dan MK, Indralaya-Sumsel pada MH dan MK, Pasaman-Sumbar pada MK, PurbalinggaJateng pada MH dan MK, Banyumas-Jateng pada MH, dan Majalengka-Jabar pada MH; b. pengujian uji daya hasil multi lokasi bersama Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (Balitkabi)-Malang; c. pengujian uji daya hasil multi lokasi bersama Universitas Jenderal Soedirman– Jawa Tengah.
21 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Gambar 3.5.a. Varietas Gamasugen 1 pada uji multilokasi
Gambar 3.5.b. Varietas Gamasugen 2 pada uji multilokasi
3) Varietas Kacang Hijau
Gambar 3.6. Galur Harapan PsJ-S-31-91 telah diusulkan dengan nama MURI
Keunggulan calon varietas Kacang Hijau (PSJ S 31) dibandingkan varietas Gelatik (Induk) dan Varietas Perkutut (kontrol nasional), yaitu: a. Calon Varietas Kacang Hijau (PSJ S 31) BATAN mempunyai produktivitas yang lebih tinggi (2,48 Ton/Ha) dibandingkan varietas Gelatik (1,76 Ton/Ha) dan varietas Perkutut (1,90 Ton/Ha). b. Lebih tahan terhadap penyakit bercak daun disebabkan oleh jamur Cercospora. c. Mempunyai kandungan protein lebih tinggi (24,55 mg/100gr) dibandingkan dengan varietas Gelatik (21,84 mg/100gr) dan varietas Perkutut (20,80 mg/100gr). d. Kandungan Vitamin B1 calon varietas Kacang Hijau (PSJ S 31) lebih tinggi (0,90 mg/100gr) dibandingkan dengan varietas Gelatik (0,79 mg/100gr) dan varietas Perkutut (0,65mg/100 gr).
22 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
e. Kandungan nutrisi (P, Zn, Sn) calon varietas Kacang Hijau (PSJ S 31) lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Gelatik dan varietas Perkutut. f. Calon varietas Kacang Hijau (PSJ S 31) BATAN toleran terhadap kekeringan.
Pada tahun 2012 dilakukan pengujian terhadap calon varietas Kacang Hijau dan telah dipresentasikan di hadapan TP2V-Kementan. Dari hasil pengujian tersebut, dihasilkan rekomendasi terkait penambahan beberapa data baru seperti data daya tahan terhadap kekeringan. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji daya tahan terhadap kekeringan bagi galur PSJ S 31. Calon
varietas
kacang
hijau
sudah
pernah
digunakan/diuji
coba/dimanfaatkan di daerah Yogyakarta, Malang, Mataram, dan Sulawesi Selatan.
4) Varietas Sorgum Sejak tahun 2010 BATAN telah mengusulkan 3 galur mutan sorgum yaitu B76, B-100 dan Zh-30 untuk dilepas menjadi varietas sorgum baru oleh Kementerian Pertanian. Ketiga galur tersebut memiliki keunggulan berproduksi tinggi dan sangat tahan terhadap kondisi kekeringan. Galur B-76 tergolong sebagai sorgum manis dengan kadar gula relatif tinggi yaitu 17,6% dan ideal untuk bahan baku pembuatan bioetanol. Galur B-100 memiliki produksi biomassa yang relatif tinggi dan ideal untuk pakan ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing dsb). Galur Zh-30 memiliki produktivitas biji tertinggi dengan kualitas biji dan tepung yang baik dan ideal untuk pangan. Pada tahun 2011, galur Zh-30 telah dilakukan pengajuan proposal pelepasan menjadi varietas sorgum baru dengan nama Pahat (singkatan Pangan Sehat). Selanjutnya, pada tahun 2012 dilakukan pengujian dan telah dipresentasikan di hadapan TP2V-Kementan. Untuk memenuhi pembaharuan persyaratan pelepasan varietas hasil pengujian di tahun 2012, maka diperlukan penambahan beberapa data baru seperti data daya tahan terhadap kekeringan. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji daya tahan terhadap kekeringan bagi galur Zh-30. Keunggulan calon varietas Pahat dibandingkan dengan varietas nasional, yaitu: a. Produksi biji rata-rata mencapai 5,7 Ton/Ha dan potensi produksi hasil mencapai 8 Ton/Ha. Tingkat produktivitas ini lebih tinggi dibandingkan
23 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
dengan varietas nasional (produksi rata-rata 4,2 Ton/Ha dan potensi hasil 6 Ton/Ha). b. Memiliki kandungan tanin yang rendah (0,011% polifenol) dibanding varietas nasional (kisaran antara 0,015-0,030% polifenol). c. Struktur fisik tanaman yang rendah dengan warna biji yang bening dan mudah rontok. Daerah pengujian/pemanfaatan galur harapan Zh-30 meliputi Banyuwangi, Boyolali, NTT, NTB, Lampung, Yogyakarta, dan Balikpapan. Hingga akhir tahun 2012, galur harapan Zh-30 telah dilakukan uji coba penelitian yang dilakukan oleh: a. PT. Multi Usaha Wisesa dalam pemanfaatan biji sorgum sebagai bahan industri pangan. b. Semeo Biotrop dalam pemanfaatan biji sorgum untuk aneka pangan. c. Riset Perkebunan Nusantara (RPN) dalam pemanfatan biji sorgum sebagai pangan alternatif. d. PT. Blue Energi dalam pemanfaatan biji dan batang sorgum sebagai bahan baku bioetanol. e. CV. Adas Wangi dalam pemanfaatan biji dan batang sorgum sebagai pakan ternak. 5) Varietas Gandum Hingga akhir tahun 2012, telah dilakukan uji multilokasi terhadap galurgalur mutan gandum bersama dengan konsorsium gandum nasional, yaitu galur mutan CPN-01, CPN-02, CBD-16, CBD-17, CBD-18, CBD-19, CBD-20, CBD-21, CBD23. Pada tahun 2013 akan dibuat proposal pelepasan varietas gandum yang melibatkan galur-galur mutan BATAN yang diajukan oleh konsorsium gandum nasional. Kegunaan varietas : a. Varietas gandum tropis dapat berkontribusi dalam program diversifikasi pangan yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan berbasis tepung terigu (mie, roti, dan lain-lain). b. Varietas gandum tropis dapat berperan dalam produksi tepung terigu sehingga mengurangi ketergantungan impor tepung terigu. c. Varietas gandum tropis dapat mendukung ekonomi rakyat dengan pengembangan gandum di tingkat petani pada agroekosistem yang cocok
24 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Gambar 3.7.a. Uji multilokasi terhadap varietas gandum
Gambar 3.7.b. Galur harapan gandum tropis
Keunggulan varietas : a. Varietas gandum tropis merupakan varietas gandum yang tidak bergantung pada suhu rendah seperti varietas gandum pada umumnya sehingga dapat berproduksi dengan baik walaupun ditanam pada daerah dataran rendah. b. Varietas gandum tropis berpotensi menjadi sumber karbohidrat bagi pemenuhan kebutuhan gizi dan pangan di Indonesia. Pengguna yang berpotensi menggunakan varietas gandum, adalah produsen tepung terigu seperti PT. Bogasari dan petani yang ingin mengembangkan gandum. Kendala yang dihadapi untuk pelepasan varietas unggul gandum adalah dibutuhkan waktu untuk uji multilokasi galur-galur mutan gandum yang diuji bersama galur-galur lain dalam konsorsium gandum nasional. Kerjasama telah dilakukan dengan lembaga yang tergabung dalam konsorsium gandum bersama Balai Penelitian Sereal (Balitsereal) – Kementerian Pertanian, Fakultas Pertanian IPB, dan Balai Besar Biogen. Tabel 3.4. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012 Indikator Kinerja Utama (1)
Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum dan sorgum)
Realisasi/Capaian Kinerja 2010 2011 2012 (2)
(3)
(4)
2 Varietas 66,67%
1 Varietas 50%
5 Varietas 100%
Dari tabel di atas, menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja selama 3 tahun mengalami peningkatan. Ketidakberhasilan pencapaian target di tahun 25 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
2010 dan 2011 disebabkan karena belum lulus dari tim TP2V-Kementan. Pelepasan varietas ditetapkan melalui TP2V-Kementan yang memerlukan waktu cukup panjang, serta pengujian multilokasi yang bergantung pada musim tanam. Dalam upaya memenuhi target Renstra di bidang pangan, BATAN akan melaksanakan koordinasi mengenai jadwal dan persyaratan teknis pelepasan varietas dengan TP2V-Kementan, konsorsium gandum bersama Balai Penelitian Sereal (Balitsereal) – Kementerian Pertanian, Fakultas Pertanian IPB, dan Balai Besar Biogen, sehingga target perolehan 19 varietas pada tahun 2014 bisa tercapai seluruhnya.
2. Jumlah Dokumen Teknis Peyiapan Infrastruktur, Tapak PLTN dan Penyusunan Spesifikasi Teknis yang Siap Dimanfaatkan oleh Pemangku Kepentingan Berdasarkan proyeksi Dewan Energi Nasional (DEN), pada tahun 2025 diperkirakan Indonesia membutuhkan pasokan listrik sebesar 115.000 MW. Kapasitas terpasang saat ini sekitar 30.000 MW, sehingga Indonesia masih membutuhkan sekitar 85.000 MW. Kekurangan ini akan dipenuhi melalui pemanfaatan berbagai macam sumber energi dalam bauran energi yang optimal. Energi nuklir menjadi salah satu opsi dalam rencana bauran energi tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut, BATAN melakukan studi penyiapan tapak PLTN di Pulau Bangka – Provinsi Kepulauan BangkaBelitung. Calon tapak Bangka Barat diperkirakan mempunyai kapasitas maksimum 10.000 MW, dan Bangka Selatan maksimum 6.000 MW. Namun demikian, kapasitas maksimum tersebut harus diperhitungkan berdasarkan pengembangan kapasitas jaringan. Selain Pulau Bangka, Indonesia juga melakukan studi penyiapan tapak di dua lokasi lain, yaitu di Muria-Jawa Tengah dengan kapasitas 7.000 MW, dan Banten (masih studi awal) dengan kapasitas 4.000 MW. Pada tahun 2012 telah dihasilkan beberapa dokumen pendukung penyiapan infrastruktur PLTN, yaitu: 1. Dokumen Penyusunan Pedoman Infrastruktur Dasar Pendukung Program Energi Nuklir Nasional Evaluasi Infrastruktur Pembangunan PLTN , terdiri dari: a. Dokumen Survei tapak Banten tahap penapisan 3 yang memuat hasil survei gravity, geomagnet, serta survei radon awal untuk konfirmasi sesar (patahan geologi) Banten. Salah satu aspek yang sangat penting dalam penentuan tapak adalah analisis mendalam terhadap potensi sesar aktif yang menjadi sumber potensi gempa. Studi saat ini masih difokuskan pada konfirmasi keberadaan sesar di 26 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
sekitar Banten. Analisis gravity, geomagnet dan radon dilakukan dengan cakupan wilayah near regional meliputi pantai Banten dan Anyer, Kabupaten Serang, Kota Cilegon dan sebagian wilayah Pandeglang. Hasil analisis menunjukkan adanya indikasi sesar Bojonegara di sekitar Banten. Namun demikian, data yang ada belum dapat digunakan untuk memastikan apakah sesar ini merupakan sesar aktif. Akan dilakukan studi lanjutan pada aspek sesar permukaan dengan melakukan gravity ke arah Selatan (Serang bagian Selatan) untuk menemukan indikasi sesar lain di wilayah Banten (dalam skala near regional).
Gambar 3.8. Survey geomagnetik (kiri) dan gravity (kanan) di Bojonegara
b. Dokumen Penyusunan Konsep Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) PLTN Banten yang memuat konsep dokumen AMDAL PLTN Kramatwatu – Banten, dan hasil pemutakhiran data rona lingkungan awal berdasarkan Site Data Report (SDR) Kramatwatu. Studi ini dilakukan berdasarkan ketentuan UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2012 Lampiran I Nomor II huruf M Bidang Ketenaganukliran nomor 1a.
BATAN sebagai lembaga
pemerintah non kementerian berinisiatif untuk memfasilitasi penyusunan konsep dokumen AMDAL untuk PLTN di Kramatwatu – Banten. Studi AMDAL ini mengkaji dampak pembangunan PLTN dengan daya 4 x 1.000 MW, antara lain: Aspek fisik dan kimia, terutama pada kualitas udara (emisi, ambient, dan
kebisingan), kualitas air (ceceran minyak pelumas, limbah bahang), serta air tanah. 27 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Aspek sosial, ekonomi dan budaya, terutama pada saat pembebasan lahan
dan relokasi penduduk. Keberadaan PLTN harus dapat menjamin keberlanjutan sosial (social sustainability), keberlanjutan ekonomi (economic sustainability) dan yang lebih utama adalah keberlanjutan fungsi lingkungan hidup (environmental sustainability). Dalam rangka persiapan pembangunan PLTN dan kelengkapan infrastrukturnya, maka perlu disusun dokumen AMDAL PLTN sebagai insentif pemerintah. Dalam studi ini hanya akan dibuat konsep dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL). Konsep dokumen KA-ANDAL ini akan menjadi dokumen pembanding atau acuan bagi pemrakarsa/owner PLTN Banten dalam menyusun dokumen AMDAL PLTN nantinya.
c. Dokumen Penyiapan Tapak PLTN di Pulau Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka – Belitung yang berisi hasil pelaksanaan konsultan pelaksana aspek tapak (17 aspek) dan non tapak (3 aspek). Konsultan pelaksana adalah PT. Surveyor Indonesia dan AF Consult, serta konsultan pengawas adalah PT. KOGAS Driyap Konsultan. Studi ini menghasilkan banyak data yang sangat penting untuk menilai kelayakan tapak PLTN. Di samping itu juga dapat dimanfaatkan oleh Pemda setempat dalam merencanakan pengembangan ekonomi, pengembangan wilayah sosial dan industri, keamanan, transportasi, pertanian, pelayaran dan lain-lain. Dalam studi ini telah dilakukan pemantauan gempa melalui alat pemantau gempa di 10 stasiun: 8 stasiun di Pulau Bangka dan 2 stasiun di Sumatera. Pemantauan meteorologi antara lain telah menghasilkan data profil curah hujan, kecepatan angin, arah angin, kelembaban nisbi, tekanan udara, radiasi matahari, dan frekuensi petir. Dalam studi ini juga telah didapatkan peta kontur (topografi rinci), peta geologi, profil stratigrafi darat-laut, pola aliran air tanah, aliran air laut, potensi pendangkalan pantai, dan kedalaman air laut (batimetri) rinci, serta pasang-surut dan gelombang laut. Telah pula dibuat perkiraan potensi banjir dan intrusi air laut ke dalam daratan. Berdasarkan hasil analisis dan survei geologi, geofisika, dan geoteknik telah didapatkan umur batuan dan profil batuan di bawah permukaan tanah, yang dapat digunakan sebagai dasar penetapan fondasi untuk PLTN.
28 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Penyelidikan sesar permukaan dimaksudkan untuk memastikan bahwa tapak benar-benar aman dari ancaman bahaya gempa akibat bergeraknya struktur (tektonik). Hasil penelitian aspek vulkanologi menunjukkan bahwa tidak terjadi aktivitas vulkanik di wilayah Bangka-Belitung. Studi ini juga memetakan pola penduduk seperti piramida penduduk Bangka berdasarkan umur dan jenis kelamin, peta sebaran dan kepadatan penduduk. Dalam aspek tataguna lahan dan air serta ekologi, telah diproduksi peta tata guna lahan rinci, serta kelimpahan dan keanekaragaman biota laut/air, tanah, dan terestrial.
Gambar 3.9. Pemantauan meteorologi (kiri) dan Pemantauan oceanology (kanan)
Dalam rangka penyusunan program kesiapsiagaan nuklir, telah dianalisis rencana penanggulangan bencana seperti inventarisasi jalan, sungai, rute dan shelter evakuasi. Berdasarkan analisi berbagai data terkait, dibuatlah lay out PLTN di Bangka Barat dan Bangka Selatan. Kegiatan
studi
kelayakan
ini
memberikan
manfaat
juga
bagi
pengembangan SDM Nasional secara umum, dan SDM BATAN secara khusus dalam hal penyiapan tapak PLTN. Pada tahun 2013, studi ini akan dilanjutkan dengan penekanan pada analisis data dan penulisan laporan terintegrasi.
d. Dokumen Penyusunan Sistem Informasi tapak PLTN Berbasis Data Spasial di Bangka – Belitung, Banten, dan Muria yang berisi data spasial tapak tahap pemutakhiran. Studi ini dilakukan untuk menghimpun semua studi tapak yang terkait dengan data geospasial. Peta yang dihasilkan antara lain peta struktur ruang, 29 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
tutupan lahan, peta lingkungan dan profil infrastruktur. Hasil studi tahun 2011 dan tahun 2012 disusun dalam bentuk pangkalan data (database) sistem informasi tapak berbasis SIG (Sistem Informasi Geografis). Data yang dikumpulkan selama 2 tahun belum menunjukkan adanya perubahan struktur ruang, tutupan lahan, dan kondisi lingkungan, tetapi sudah menunjukkan adanya perubahan infrastruktur di wilayah Muria. Pada tahun 2013, kegiatan ini akan dikembangkan menjadi sebuah sistem informasi berbasis WebGIS yang bisa diakses melalui intranet atau internet. Hasil studi ini tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk penyiapan tapak, tetapi juga oleh pemerintah daerah setempat bagi perencanaan tata ruang, pengelolaan lingkungan, dan pengembangan infrastruktur.
e. Dokumen Monitoring Kegempaan, Meteorologi dan Lingkungan di Tapak Muria yang berisi data gempa mikro dari 8 stasiun gempa mikro di sekeliling gunung Muria. Pengolahan data untuk memperoleh hasil berupa date/time, koordinat epicenter, Peak Ground Acceleration (PGA), Magnitude, dan kedalaman pada setiap kejadian gempa. Data sebaran gempa secara geospasial terutama gempa mikro sampai Desember 2012 telah ditampilkan. Pengumpulan data meteorologi, pengolahan, dan analisis data berdasarkan parameter dan ketinggian sensor telah dilakukan. Dalam penelitian ini juga telah dilakukan pembuatan grafik pada setiap parameternya, windrose sampai dengan akhir Desember 2012, pengumpulan data lingkungan darat dan laut wilayah tapak Muria hingga akhir Desember 2012, dan pelaksanaan kalibrasi peralatan meteorologi untuk menjaga keakuratan data yang dihasilkan.
f. Dokumen Hasil Pemantauan Ground Deformation Menggunakan GPS Geodetik di Tapak Muria yang berisi hasil monitoring deformasi di Muria menggunakan Global Positioning System (GPS) geodetik, bekerjasama dengan Fakultas Geodesi – ITB. Studi ini dilakukan untuk mengetahui pergeseran posisi koordinat suatu lokasi yang mungkin terjadi akibat aktivitas vulkanik. GPS digunakan untuk mengamati perubahan posisi koordinat tersebut per tahun dalam rentang waktu 5 tahun hingga tahun 2014. Telah dikumpulkan data primer dari tahun 2010 hingga 2012 berupa posisi koordinat teliti (dengan akurasi lebih kecil
30 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
daripada 1 mm). Sampai saat ini belum ditemukan adanya pergeseran posisi koordinat di wilayah Muria. Masih diperlukan akuisisi data posisi koordinat teliti paling tidak sampai tahun 2014 untuk dapat mengambil kesimpulan tentang adanya pergeseran. Pada akhirnya semua data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan Gunung Muria aktif kembali. Informasi mengenai Gunung Muria ini sangat penting terkait dengan keselamatan tapak PLTN. Kegiatan tahun 2012 ini adalah kelanjutan dari tahun 2011 untuk mendapatkan posisi koordinat teliti.
Gambar 3.10.a. Pemantauan deformasi di lokasi benchmark Desa Danyang Mulyo
Gambar 3.10.b. Pemantauan deformasi di lokasi benchmark Desa Mijen
2. Dokumen Studi Infrastruktur Pengembangan SDM dan Partisipasi Industri Nasional, terdiri dari : a. Dokumen Draft Cetak Biru Partisipasi Industri Nasional dan Alih Teknologi PLTN (final), yang berisikan konsep program partisipasi industri nasional untuk mendukung pembangunan PLTN, konsep program alih teknologi untuk meningkatkan kemampuan industri nasional dan meningkatkan angka partisipasi industri nasional (TKDN - Tingkat Komponen Dalam Negeri). Dokumen ini didukung oleh beberapa naskah akademis, antara lain:
Ringkasan kode dan standar kualitas yang diperlukan dalam PLTN dan pembangkit konvensional (termal-fosil).
Ringkasan kondisi industri terkait dan perkembangannya.
Beberapa peraturan dan kebijakan yang terkait dengan peningkatan TKDN. Dibandingkan dengan kegiatan tahun sebelumnya, dokumen yang
dihasilkan tahun 2012 ini merupakan kegiatan final yang nantinya akan
31 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
disampaikan
ke
Kementerian
Perindustrian
sebagai
masukan
untuk
pembuatan kebijakan TKDN khususnya untuk pembangunan PLTN.
b. Dokumen Penyusunan Pangkalan Data Industri Nasional, yang berisikan sistem dan laporan database/pangkalan data industri nasional untuk mendukung pembangunan PLTN. Pangkalan data ini memuat informasi dan spesifikasi komponen PLTN dan produk industri nasional yang diperkirakan dapat berpartisipasi dalam industri nuklir, khususnya PLTN. Pemutakhiran pangkalan data sebelumnya dilakukan pada tahun 2009, dan pada tahun 2012 dilakukan kembali pemutakhiran data serta modifikasi program. Arsitektur program sistem pangkalan data ini adalah merangkai dan menghubungkan komponen PLTN dengan produk yang dihasilkan oleh industri nasional. Pada akhirnya dapat diketahui kemampuan industri nasional untuk memproduksi komponen PLTN dengan informasi TKDN secara nasional. Pangkalan data ini menjadi basis proses transfer teknologi PLTN.
c. Dokumen Program Pengembangan SDM dan Penyusunan Dokumen Fasilitas Pelatihan
PLTN,
yang
berisikan
penyempurnaan
dokumen
konsep
pengembangan SDM PLTN, kajian kebutuhan SDM (dengan pertimbangan kasus Jepang dan Korea), konsep pelatihan, serta konsep sarana dan prasarana (Nuclear Training Center - NTC) untuk pengembangan SDM PLTN. Kegiatan tahun 2012 adalah tahun terakhir sejak tahun 2009. Dokumen ini dapat digunakan sebagai masukan kepada pengambil keputusan dan sebagai dasar pengembangan SDM PLTN di Indonesia, pengembangan kompetensi personel, serta fasilitas pelatihan yang harus disiapkan. Dokumen ini mencakup pokok bahasan:
Kajian Kebutuhan SDM PLTN.
Infrastruktur Pengembangan SDM PLTN.
Rencana Tindak Penyiapan SDM PLTN.
Fasilitas Pelatihan dan Jejaring Kerjasama.
32 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
3. Dokumen Studi Infrastruktur Sistem Kelistrikan Opsi Nuklir (Ekonomi dan Pendanaan, Perencanaan Energi), terdiri dari : a. Dokumen Studi High Voltage Direct Current (HVDC) Bangka-Belitung, yang berisikan estimasi keuntungan dan kerugian pemanfaatan HVDC apabila PLTN dibangun di Pulau Bangka. Dokumen ini meliputi uraian kemampuan sistem untuk mengirimkan sejumlah besar daya pada jarak jauh dengan pengeluaran biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan sistem lainnya. Hasil studi adalah perbandingan nilai tekno-ekonomi dengan sistem HVDC dan tanpa sistem HVDC, serta perkiraan biaya total. Analisis dilakukan untuk skenario kapasitas dan panjang saluran transmisi dari Bangka Barat dan Bangka Selatan sebagai daerah interest tapak PLTN ke wilayah di sekitar selatan Jakarta dan ke Muara Enim - Sumatera Selatan, sesuai rencana PT. PLN yang membangun saluran transmisi HVDC dari PLTU batubara mulut tambang ke wilayah di sekitar selatan Jakarta. Data dasar biaya diperoleh dari berbagai sumber pada proyek HVDC. Dari hasil analisis biaya diperoleh bahwa estimasi biaya total untuk sistem HVDC untuk kapasitas 1000, 2000 dan 4000 MW. Perhitungan dilakukan untuk sistem HVDC dari Bangka Barat dan Bangka Selatan ke wilayah Selatan Jakarta maupun Muara Enim.
b. Dokumen Statistik Energi Nuklir 2012, yang berisikan informasi kondisi penduduk Indonesia, ekonomi energi, harga energi berbagai sumber energi, konsumsi energi tiap sektor, ketersediaan sumber daya energi, dan statistik energi nuklir.
c. Dokumen Studi Kelayakan PLTN Bangka Non Tapak Aspek Ekonomi, Teknologi dan Pengelolaan, yang berisikan perhitungan ekonomi dengan biaya investasi PLTN sebesar 4.500 USD/kW. Secara teknologi diperoleh bahwa jenis PLTN PWR yang cocok untuk dibangun di Indonesia adalah AP1000, OPR1000, dan ATMEA. Dari aspek manajemen didapatkan bahwa sistem public-private partnership (PPP) merupakan pilihan terbaik dalam pembangunan dan pengoperasian PLTN.
33 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
d. Dokumen Spesifikasi Teknis Konsep Sistem Kogenerasi PLTN, yang berisikan spesifikasi teknis konsep sistem kogenerasi PLTN. Konsep sistem kogenerasi PLTN adalah sebuah konsep penggunaan PLTN bukan hanya untuk menghasilkan listrik, namun juga untuk menghasilkan produk lain seperti pemanfaatan panas untuk gasifikasi/pencairan batubara dan produksi air bersih (desalinasi). Studi ini dilakukan untuk menyusun spesifikasi
teknis
konsep
sistem
kogenerasi
PLTN
dengan
instalasi
gasifikasi/pencairan batubara dan instalasi desalinasi. Spesifikasi teknis ini disusun berdasarkan hasil pra-rancangan sebelumnya. Jenis PLTN yang digunakan adalah reaktor bertemperatur tinggi (HTR). Gasifikasi/pencairan batubara dilakukan dengan metode pencairan tidak langsung (indirect coal liquefaction), sedangkan instalasi desalinasi menggunakan teknologi LT-HTMED (Low temperature horizontal tube multi effect desalination). Spesifikasi teknis yang disusun untuk gasifikasi/pencairan batubara meliputi spesifikasi bahan baku, bahan bantu, dan alat. Bahan baku yang digunakan adalah batubara sebanyak 1.980.000 Ton/tahun dan steam 158.000 Ton/ tahun. Gasifikasi/pencairan batubara menghasilkan fraksi produk berupa gasoline, kerosene, diesel, hidrokarbon berat, dan fuel gas. Penerapan konsep ini akan membantu pemerintah dalam penyediaan bahan bakar alternatif. Selain itu, telah dapat diidentifikasi komponen untuk gasifikasi/pencairan batubara, yang terpenting di antaranya adalah intermediate heat exchanger, reaktor Fischer Tropsch, dan menara destilasi. Spesifikasi teknis yang disusun untuk desalinasi meliputi spesifikasi bahan baku, bahan bantu, dan alat. Kapasitas produksi instalasi desalinasi adalah 2.000 Ton/jam. Telah diidentifikasi spesifikasi komponen peralatan untuk instalasi desalinasi, terutama evaporator, flash tank, heat exchanger, dan pompa dengan filter (kapasitas 2.000 Ton/jam). Studi ini adalah kelanjutan dari yang telah dilakukan tahun-tahun sebelumnya
yaitu
kajian
tekno-ekonomi
desalinasi
nuklir
dan
gasifikasi/pencairan batubara. Hasil studi ini bermanfaat untuk kalangan industri produksi batubara cair dan air bersih dengan spesifikasi yang sudah dikaji.
34 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Tabel 3.5. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2012, 2011, dan 2010 Realisasi/Capaian Kinerja 2010 2011 2012 (2) (3) (4)
Indikator Kinerja Utama (1)
Jumlah dokumen teknis peyiapan infrastruktur, tapak PLTN dan penyusunan spesifikasi teknis yang siap dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan
3 Dokumen teknis 100%
3 Dokumen teknis 100%
3 Dokumen teknis 100%
Dari tabel di atas, menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja selama 3 tahun menunjukkan hasil yang senantiasa bagus karena mencapai 100%.
3. Jumlah Paket Teknologi Hasil Litbangyasa Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi yang Siap Dimanfaatkan Masyarakat BATAN sebagai lembaga litbang menghasilkan produk berupa teknologi proses maupun barang (prototipe) sebagai kelengkapan hasil litbang yang siap di scale up untuk diproduksi yang dilengkapi dengan dokumen teknis terhadap produk tersebut, dan disebut dengan paket teknologi. Dalam Renstra BATAN 2011-2014 Rev.2, target yang direncanakan pada tahun 2012 sebanyak 6 paket teknologi telah tercapai 100%, dengan rincian sebagai berikut. 1) Paket teknologi pengendalian hama tanaman Paket Teknologi Sofatan-3G merupakan insektisida berbentuk butiran dengan bahan aktif Dimehipo digunakan untuk mengendalikan hama penggerek batang padi kuning (Scirpopaga incertulas). Insektisida ini bersifat sistemik, dan penggunaannya dilakukan dengan cara ditanam di dalam tanah sehingga dapat dihisap oleh tanaman. Hama yang ada pada tanaman tersebut akan terkena racun dari insektisida dan akhirnya mati. Selama ini produk Insektisida dengan bahan aktif yang sama sudah beredar di pasar dengan nama dagang Spontan 400 EC. Sofatan-3G memiliki keunggulan dibandingkan dengan Spontan 400 EC, antara lain: a. Sofatan-3G berbentuk butiran, sehingga aplikasinya lebih mudah dan lebih efisien dibandingkan dengan Spontan 400 EC yang berbentuk cairan
35 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
b. Penggunaan Sofatan-3G lebih efisien, selama masa tanam cukup diberikan dua kali, sedangkan bentuk insektisida yang lain diberikan setiap minggu pada saat tanaman berusia 21 hari setelah tanam sampai dengan tanaman berusia 42 hari setelah tanam c. Sofatan-3G bisa mengurangi resiko pencemaran lingkungan, dibandingkan produk insektisida komersial yang lain d. Sofatan-3G mempunyai nilai ekonomis (Rp 45.000,-/kg) yang lebih tinggi dibandingkan dengan Spontan 400 EC (Rp 100.000,-/kg).
Gb. 3.11.a. Uji coba insektisida Sofatan-3G pada tanaman padi (kiri) Gb. 3.11.b Hama Penggerek batang yang ditemui pada tanaman kontrol (kanan)
Insektisida berbentuk butiran dengan bahan aktif Dimehipo hasil litbang BATAN telah mendapatkan merek dagang Sofatan-3G dari Ditjen HAKI Kementerian Hukum dan HAM. Saat ini Sofatan-3G sedang dalam proses untuk mendapatkan sertifikasi dari Komisi Pestisida Kementerian Pertanian.
2) Paket Teknologi Pembuatan Irradiated Biodegradable Cellulose Microbial Membrane untuk GBR (Guided Bone Regeneration ) Guided Bone Regeneration (GBR) adalah suatu prosedur atau tindakan operasi terutama dibidang periodontal untuk memperbaiki kerusakan tulang. Operasi ini biasanya dilakukan dengan menggunakan graft tulang dan suatu membran steril. Membran berfungsi sebagai penghalang fisik terhadap invasi jaringan lunak yang tidak diinginkan sehingga proses oseosis tidak terganggu oleh intrusi jaringan lunak disekitarnya dapat penyembuhan berjalan lebih cepat dan sempurna. Gambar 3.7 memperlihatkan mekanisme proses operasi GBR pada 36 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
kasus penanganan kerusakan tulang periodontal. Ada dua jenis membran yang biasa digunakan yaitu membran yang tidak dapat didegradasi oleh cairan tubuh (non biodegradable membrane) dan membran biodegradasi (biodegradable membrane). Membran non biodegradable mempunyai kelemahan yaitu tidak dapat didegradasi oleh cairan tubuh sehingga memerlukan tindakan operasi kedua setelah proses penyembuhan tulang selesai. Hal ini sangat tidak nyaman karena selain memerlukan biaya yang sangat mahal, juga dapat menyebabkan komplikasi pada pasien dan waktu penyembuhan menjadi lama. Sebaliknya membran biodegradasi tidak memerlukan tindakan operasi kedua setelah proses penyembuhan tulang selesai.
Pemberian xenograft Freeze dried xenograft steril Radiasi (granul) Pemasangan membran
Penutupan gum Membran GBR
Gambar 3.12. Teknik GBR pada penanganan kasus kerusakan tulang periodontal
BATAN telah berhasil mensintesis membran cellulose microbial yang bersifat biodegradasi yang diperoleh dari proses fermentasi mikroba A. xylinum dalam suatu media yang mengandung air kelapa sebagai sumber mikronutrien dan meradiasi membran tersebut untuk mendapatkan membran yang bersifat biodegradabel. Gambar 3. 13 adalah membran cellulose microbial yang dihasilkan BATAN. Beberapa karakteristik membran seperti sifat fisiko-kimia, mekanik, toksisitas, biodegradasi, sterilitas dan biokompatibilitas menggunakan hewan percobaan telah dilakukan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa membran irradiated cellulosa microbial mempunyai sifat fisik yang kuat dan cukup elastis dengan kekuatan tarik yaitu 927 kg/cm2. Nilai kekuatan tarik ini sangat cukup untuk mempertahankan kondisi fisik membran selama menjalankan fungsinya.
37 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Gambar 3.13. Contoh membrane cellulose microbial yang dihasilkan BATAN
Selain itu membran cellulose microbial bersifat biodegradabel secara invitro dimana setelah perendaman dalam larutan synthetic body fluid selama 6 bulan menunjukkan penurunan berat membran hingga 39% sebagai akibat dari terlarutnya senyawa selulosa yang mempunyai berat molekul yang rendah. Hasil pengujian morfologi membran cellulose microbial menunjukkan indikasi yang sangat jelas bahwa membran cellulosa microbial terdegradasi akibat iradiasi sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.14. Hasil pengujian toksisitas membran cellulose microbial menggunakan hewan percobaan menunjukkan bahwa membran cellulose microbial tidak bersifat toksik. Selain itu, membran cellulose microbial menunjukkan sifat biokompatibel terhadap jaringan tubuh hewan percobaan. Oleh karena itu membran irradiated cellulose microbial sangat potensial digunakan sebagai membran GBR. Untuk membuktikan potensi membran cellulose microbial sebagai membran GBR, penelitian uji efikasi pada hewan percobaan dan uji klinik pasien perlu dilakukan. Dibandingkan dengan membran komersial seperti e-PTFE, membran irradiated cellulose microbial mempunyai keunggulan yaitu dapat terdegradasi oleh cairan tubuh sehingga tidak perlu dilakukan operasi kedua setelah proses penyembuhan tulang selesai.
a
b
Putusnya jaringan ikat membran selulosa mikrobial akibat radiasi Gambar 3.14. Foto struktur mikro membran cellulosa microbial non iradiasi (kiri) dan iradiasi 50 kGy dengan pembesaran 2 x 104 (kanan)
38 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Dalam aplikasinya membran irradiated cellulosa microbial dapat digunakan oleh dokter gigi spesialis periodontodologi, dokter gigi spesialis bedah mulut, dokter mata, dokter spesialis bedah tulang untuk menangani berbagai kasus kerusakan tulang. Proses produksi membran irradiated cellulosa microbial telah didaftarkan untuk mendapatkan paten ke Ditjen HAKI - Kementerian Hukum dan HAM, dan telah mendapatkan nomor pendaftaran P.00201000820.
3) Paket Teknologi Pembuatan Produk Pangan Fungsional Berbasis Nabati (Aneka Sayur) Iradiasi Skala Semi Pilot Diperoleh paket teknologi pembuatan produk pangan fungsional berbasis nabati (aneka sayur) iradiasi skala semi pilot. Hasil percobaan menunjukkan bahwa jamur shiitake (L. edodes) dan jamur kuping (A. auricula) adalah kedua jenis jamur pangan yang kaya protein dan rendah lemak dapat dikeringkan dengan cara pengeringan menggunakan sinar matahari kadar air sekitar 11-12%, yang memiliki pH berkisar 6-7 dan aktivitas air (Aw) berkisar 0,6-0,8. Iradiasi gamma dengan dosis 5 kGy dapat menekan secara nyata pertumbuhan mikroba pada kedua jenis jamur pangan (L. edodes dan A.auricula) kering yang dikemas PE laminasi vakum sebesar 5 log cycle, dengan tanpa mengubah secara nyata sifat fisiko-kimia seperti kadar air, pH, aw, kadar protein, lemak dan karbohidrat serta mempertahankan
kualitas
asam
amino,
aktivitas
antioksidan,
mineral
mikronutrisi fungsional dan sifat organoleptik jamur kering. Sedangkan kandungan beberapa vitamin dan karoten agak menurun, namun demikian secara umum kualitas gizi fungsional kedua jenis jamur kering tersebut dapat dipertahankan dan lebih higienis.
Gambar 3.15.a. Jamur pangan fungsional Lentinula edodes yang tidak diiradiasi (0 kGy) setelah Penyimpanan 6 bulan
Gambar 3.15.b. Jamur pangan fungsional Lentinula edodes yang diiradiasi 5 kGy setelah penyimpanan 6 bulan
39 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Gambar 3.15.c. Jamur pangan fungsional Auricularia auria yang tidak diiradiasi (0 kGy) setelah penyimpanan 6 bulan
Gambar 3.15.d. Jamur pangan fungsional Auricularia auria yang diiradiasi 5 kGy setelah penyimpanan 6 bulan
Pada kedua jenis jamur pangan kering tersebut tidak ditemukan logam berat (Cd, Hg dan As), kecuali sedikit Pb yang masih di bawah ambang batas, sehingga aman untuk digunakan sebagai bahan pangan bergizi. Sampai masa penyimpananan 6 bulan, secara umum kedua jenis jamur kering iradiasi tersebut dapat dikatakan masih memiliki kualitas cukup baik sebagai bahan pangan yang bergizi. Hasil pencapaian target paket teknologi ini adalah 100%.
4) Paket Teknologi Pembuatan Inokulan Mikroba (Kompos Starter/Bio-Aktivator) Pengurai Limbah Organik dan Perunut untuk Remediasi Lahan Marginal. Telah diperoleh paket teknologi pembuatan inokulan mikroba (kompos starter/bio-aktivator) pengurai limbah organik dan perunut untuk remediasi lahan marginal. Teknologi ini merupakan pengembangan Super Carrier yakni berupa bahan pembawa berbasis kompos teriradiasi. Analisis pengaruh aplikasi inokulan berbasis kompos teriradiasi terhadap
penyimpanan dan laju
pengembalian karbon di tanah menggunakan isotop C-13 sebagai perunut. Paket teknologi ini dalam proses pengajuan Paten ke Dirjen HAKIKemenkumham pada bulan April 2012, dengan capaian 100% dari target. Kegunaan/manfaat inokulan mikroorganisme, antara lain: a. Mengandung kumpulan mikroorganisme fungsional terpilih yang efektif sebagai pengurai limbah organik, penambat nitrogen, pelarut fosfat dan pengendali hayati (biocontrol). b. Meningkatkan kesehatan tanah dan tanaman. c. Berpotensi meningkatkan agregasi tanah. 40 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
d. Mengandung mikroorganisme yang mampu berperan sebagai chelating agent untuk mereduksi beberapa logam berat. e. Meningkatkan efisiensi serapan unsur hara oleh tanaman. f. Menurunkan penggunaan pupuk anorganik dan agrochemical lain. g. Meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman.
Gambar 3.16. Produk inokulan mikroorganisme pengurai limbah organik dan perunut untuk remediasi lahan marginal hasil litbang BATAN
Beberapa produk inokulan mikroorganisme sejenis yang ada di pasaran antara lain EM4, Superfarm, Stardec,
Orgadec dan produk inokulan
mikroorganisme komersial lainnya. Dibandingkan dengan produk inokulan mikroorganisme komersial tersebut, inokulan mikroorganisme BATAN memiliki keunggulan sebagai berikut: 1.
Beberapa produk komersial menggunakan mikroorganisme yang bukan berasal dari Indonesia sehingga berpotensi mengganggu keragaman hayati Indonesia. Sedangkan inokulan mikroorganisme BATAN menggunakan mikroorganisme asli Indonesia dengan kemampuan adaptasi yang baik.
2.
Produk komersial berbahan pembawa padat menggunakan produk tambang yang dapat mengganggu bentang alam, sedangkan produk komersial berbahan pembawa cair menggunakan bahan sintetis yang mahal. Inokulan mikroorganisme BATAN dikembangkan dengan bahan pembawa padat dan cair berbasis kompos yang murah, terbarukan dan ramah lingkungan.
3.
Produk komersial umumnya menggunakan sterilisasi uap panas dengan jaminan sterilitas dan kualitas yang kurang baik, sehingga media mudah terkontaminasi dan viabilitas mikroba target cepat turun. Sedangkan Bioinokulan mikroorganisme BATAN dalam bentuk padat menggunakan bahan
41 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
pembawa berbasis kompos yang disterilkan dengan iradiasi pada dosis 25 kGy dengan jaminan sterilitas dan kualitas yang baik. 4.
Sebagian besar produk komersial hanya mengandung pengurai bahan organik meskipun diantaranya ada juga yang menambahkan pelarut fosfat, sehingga lebih bersifat sebagai bioaktivator kompos saja. Sedangkan inokulan mikroorganisme BATAN mengandung kumpulan mikroorganisme pengurai bahan organik, pemfiksasi N, pelarut fosfat dan pengendali hayati, sehingga bersifat multifungsi baik sebagai bioaktivator kompos maupun biostimulan tanaman.
5.
Sebagian besar produk komersial tidak dapat dikombinasikan dengan perlakuan biologi dan kimia lain, namun inokulan mikroorganisme BATAN dapat dikombinasikan dengan perlakuan biologi dan kimia lain.
6.
Keunggulan inokulan mikroorganisme BATAN yang lain adalah kandungan mikroorganisme fungsional yang berperan sebagai chelating agent, sehingga menstimulasi reduksi beberapa cemaran logam berat dan meningkatkan agregasi tanah.
Beberapa pengguna potensial produk ini, antara lain : a. Penggiat pertanian organik; b. Industri pupuk organik; c. Agroindustri pertanian, perkebunan dan kehutanan termasuk pengelolaan limbah organiknya. Sertifikasi produk inokulan mikroorganisme BATAN akan dilaksanakan pada tahun ini (tahun 2013). Sertifikasi produk tersebut memerlukan beberapa persyaratan yang bersifat administratif industrial seperti SIUP dan lain-lain, sehingga diperlukan keterlibatan badan usaha lain. Dalam rangka mengaplikasikan produk inokulan mikroorganisme, BATAN telah menjalin beberapa kerjasama dengan pihak swasta terkait, yaitu : a. Kerjasama dalam bentuk MoU dengan PT. MB Plus Agro dilakukan untuk uji produksi dan efektivitas produk dalam rangka meningkatkan produksi padi varietas Sidenuk dan Mira I. b. Industri lain yang berminat adalah PT. Usaha Maju Bersama (Cirebon) dan PT Rexa Satria Integra (Jakarta).
42 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
5) Paket Teknologi Difusi Teknologi Produksi Seed I-125 Seed I-125 adalah sumber radiasi laju dosis rendah yang dapat digunakan untuk terapi kanker payudara dan prostat dengan cara menanamkan (implantasi) sumber radiasi ke dalam jaringan kanker. Sumber radiasi ini berukuran kecil, panjang sekitar 10 mm dengan diameter 1 mm. Penanganan kanker dengan seed I-125 ini tidak memerlukan rawat inap serta memiliki dampak yang kecil terhadap sel sel tubuh di sekitarnya. Sampai dengan tahun 2011 telah berhasil dikembangkan teknologi produksi dan kendali kualitas seed I-125. Kegiatan difusi teknologi seed I-125 di tahun 2012 bertujuan untuk menyebarluaskan teknologi ini kepada mitra pengguna, badan regulasi, dan mitra industri. Mitra industri telah dilibatkan dalam kegiatan sertifikasi yang terkait sisi kualitas serta registrasi yang terkait sisi legalitas. Proses registrasi produk diajukan ke Kementerian Kesehatan untuk mendapatkan ijin edar. Berbagai dokumen yang diperlukan baik untuk proses sertifikasi maupun proses registrasi ke kementerian kesehatan telah disusun oleh BATAN bersama dengan mitra industri. Proses registrasi produk ke Direktorat Jenderal Bina Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan dilakukan oleh mitra industri yaitu PT. Kimia Farma. Terhadap seed I-125, telah dilakukan pula uji klinis pada pasien penderita kanker. Uji klinis dilakukan oleh dokter spesialis radiologi dan onkologi radiasi di Rumah Sakit Hasan Sadikin - Bandung. BATAN berperan dalam penyediaan seed dan pengujian kualitasnya. Hasil uji klinis ini merupakan salah satu syarat yang dibutuhkan dalam proses registrasi produk Seed I-125 untuk memastikan sisi safety, efficacy, dan quality dari seed yang dihasilkan.
Gambar 3.17. Pengaplikasian seed I-125 pada pasien
43 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Seed I-125 merupakan produk baru yang belum banyak dikenal di Indonesia. Oleh sebab itu, telah digelar pula beberapa kali diskusi dengan menghadirkan akademisi, praktisi/klinisi serta badan regulasi dengan tujuan untuk tukar menukar informasi dan pandangan terkait dengan seed ini. Dengan kegiatan ini seluruh pihak mendapatkan gambaran yang utuh serta memiliki pemahaman yang sama terhadap produk litbang ini. Dari diskusi ini telah dihasilkan beberapa kesimpulan, diantaranya kesimpulan sementara pada sisi regulasi bahwa seed brakhiterapi termasuk ke dalam kelompok alat kesehatan, bukan kelompok obat. Kesimpulan sementara ini akan didalami lebih lanjut oleh badan regulasi yaitu Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan. Di beberapa negara, seed brakhiterapi telah dimanfaatkan untuk terapi kanker. Beberapa pasien dari Indonesia pun dilaporkan pernah mendapatkan penanganan dengan seed brakhiterapi di luar negeri (China). Keberhasilan pengembangan teknologi produksi dan pemanfaatan seed brakhiterapi ini dapat mendorong penggunaannya untuk penanganan kanker di tanah air sehingga ketergantungan penanganan kanker kepada luar negeri dapat dikurangi.
6) Paket Teknologi Produksi Gd-DTPA-Folat Skala Laboratorium. Gd-DTPA-folat merupakan senyawa yang tersusun dari unsur gadolinium (Gd), gugus diethylene triamine pentaacetic acid (DTPA) dan gugus folat. Senyawa ini dapat digunakan sebagai senyawa pengkontras (contrast agent) Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk diagnosis spesifik penyakit kanker. Senyawa pengontras digunakan untuk memperjelas gambaran atau citra (image) dari organ/jaringan yang sulit dibedakan melalui teknik pencitraan MRI. Senyawa GdDTPA-folat ini dapat membantu memperjelas pencitraan untuk diagnosis penyakit kanker seperti kanker ovarium, kanker payudara, kanker nasofaring, kanker serviks dan kanker kolorektal. Teknologi produksi Gd-DTPA-Folat ini merupakan hasil kerja sama antara BATAN, Fakultas MIPA dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Pada tahun 2012, bergabung pula Rumah Sakit Kanker Dharmais - Jakarta bersama dengan Rumah Sakit Hasan Sadikin - Bandung dalam penyiapan uji klinis paket teknologi Gd-DTPA-Folat ke pasien. Uji klinis merupakan salah satu syarat dalam
44 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
registrasi untuk mendapatkan ijin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Gambar 3.18.a. Gd-DTPA-Folat dalam bentuk serbuk kristal halus
Hasil
pengembangan
Gambar 3.18.b. Proses pengukuran ketepatan tingkat radioaktivitas dari radiofarmaka Gd-DTPA-Folat
teknologi
produksi
Gd-DTPA-Folat
ini
telah
dikomunikasikan pula ke mitra industri yaitu PT. Kimia Farma. Industri di bidang farmasi tersebut telah melakukan survei pasar contrast agent di Indonesia dan melihat bahwa produk ini memiliki peluang yang besar mengingat saat ini kebutuhan contrast agent untuk MRI di Indonesia telah cukup tinggi dan terus menunjukkan peningkatan. Saat ini, seluruh contrast agent untuk MRI masih didatangkan dari luar negeri, sehingga kehadiran contrast agent produk dalam negeri akan meningkatkan kemandirian nasional di bidang kesehatan.
Tabel 3.6. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012 Indikator Kinerja Utama (1) Jumlah Paket Teknologi Hasil Litbangyasa Energi Nuklir, Isotop Dan Radiasi Yang Siap Dimanfaatkan Masyarakat
Realisasi/Capaian Kinerja 2010 2011 2012 (2) (3) (4) 7 Paket 5 Paket 6 Paket Teknologi Teknologi Teknologi 100% 100% 100%
Dari tabel di atas, menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja selama 3 tahun menunjukkan kinerja yang bagus karena mencapai 100%.
45 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
4. Jumlah Prototipe Hasil Litbangyasa Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi yang Siap Dimanfaatkan Masyarakat Perangkat Nuklir adalah perangkat yang digunakan pada berbagai fasilitas nuklir, fasilitas kesehatan, dan industri yang prinsip kerjanya menggunakan aplikasi teknik nuklir yaitu pemanfaatan sifat interaksi radiasi dengan materi. Pada instalasi nuklir, perangkat nuklir digunakan untuk memonitor radiasi untuk kepentingan keselamatan maupun untuk memonitor proses yang melibatkan zat radioaktif maupun reaksi nuklir. Pada instalasi kesehatan, perangkat nuklir digunakan sebagai peralatan untuk terapi dan diagnostik. Pada industri, perangkat nuklir banyak digunakan untuk pemantauan proses dan analisis unsur yang fungsinya sulit digantikan dengan teknikteknik non nuklir lainnya. Hampir seluruh perangkat nuklir yang digunakan pada instalasi nuklir, kesehatan maupun industri merupakan produk luar negeri. Sebagai akibatnya, ketergantungan terhadap produsen luar negeri dalam hal pengoperasian dan perawatan menjadi masalah utama selain mahalnya biaya perawatan dan perbaikan. BATAN
sebagai
instansi
litbang
nuklir
berupaya
melakukan
penguasaan,
pengembangan, dan inovasi yang lebih mengutamakan desain dan penggunaan muatan lokal sehingga biaya investasi, perawatan, dan perbaikan menjadi semakin murah. Penguasaan teknologi perekayasaan juga mendorong pemanfaatan aplikasi teknik nuklir untuk dapat dipergunakan oleh masyarakat yang lebih luas lingkupnya. Pada tahun 2012 BATAN menargetkan 5 prototipe berupa 1 prototipe bidang industri, 3 prototipe bidang kesehatan, serta 1 prototipe bidang instalasi nuklir. Prototipe-prototipe tersebut adalah: 1) Prototipe Perangkat Pencitraan Material Dalam Reaktor Petrokimia dengan Teknik Serapan Sinar Gamma Perangkat pencitraan material dalam reaktor petrokimia dengan teknik serapan sinar gamma umumnya digunakan pada industri petrokimia yang mengolah bahan baku nafta dari minyak mentah menjadi Polyethylene dan kemudian menjadi bijih plastik. Pendeteksian terjadinya penggumpalan material dalam reaktor menggunakan metoda pengukuran temperatur yang dikombinasi dengan tekanan ternyata tidak akurat sehingga sering menimbulkan kerugian material dan waktu yang sangat besar karena terjadinya gagal proses yang akhirnya menimbulkan kerugian karena proses pabrik harus terhenti.
46 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Penggunaan teknik serapan sinar gamma telah terbukti unggul dalam mendeteksi terjadinya penggumpalan dalam reaktor petrokimia yang memiliki lingkungan ekstrim dan ukuran diameter reaktor yang cukup besar. Dalam teknik ini, sumber sinar gamma berumur paruh panjang diletakkan di tengah-tengah reaktor, sedangkan detektor pemantau diletakkan di luar reaktor sehingga tidak bersinggungan secara fisik dengan material yang diproses. Teknik pemantauan yang dilakukan di luar reaktor memiliki keunggulan dalam hal keakuratan dan kestabilan sistem. Apabila terjadi penggumpalan pada fase awal, sistem akan segera dapat mendeteksi sehingga tindakan penambahan zat-zat anti penggumpalan dapat segera dimasukkan dalam jumlah dan waktu yang tepat. Keunggulan
perangkat
pencitraan
ini
adalah
Instalasinya
tidak
mengganggu proses, karena detektor ditempatkan di luar reaktor dan pemancar radiasi gamma disisipkan di tengah reaktor. Prinsip kerja sistem ini adalah pengukuran intensitas radiasi gamma yang diterima oleh detektor di sekeliling reaktor yang tergantung dari densitas serta tebalnya material dalam reaktor, makin tinggi tingkat densitas serta makin tebal material maka makin kecil intensitas yang diterima detektor. Terdapat 12 detektor terpasang di luar dinding reaktor dimana intensitas yang diterima oleh masing-masing detektor digambarkan pada layar komputer di ruang kendali berupa topografi dua dimensi.
Gambar 3.19.a. Konfigurasi pengujian perangkat pencitraan material dalam reaktor dengan teknik serapan sinar gamma di laboratorium
Gambar 3.19.b. Tampilan topografi di layar komputer yang menunjukkan kondisi dalam reaktor pada saat pengujian
Pengujian prototipe di laboratorium menunjukkan sistem mampu mendeteksi perubahan densitas di dalam reaktor secara akurat dan on-line sehingga tampilan layar komputer dapat menggambarkan keadaan dalam reaktor 47 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
saat itu juga dan perkembanggannya dari waktu ke waktu. Aplikasi pada skala industri membutuhkan wadah bagi detektor dan sumber yang memenuhi standar industri sesuai dengan jenis material yang digunakan serta lingkungan rekator yang dipersyaratkan. Standar sinyal yang digunakan sudah menggunakan standar sinyal dan komunikasi standar yang digunakan dalam industri petrokimia pada umumnya. Bentuk kerjasama kegiatan yang pernah dilakukan pada pengguna sistem pencitraan reaktor petrokimia yang sesungguhnya, sudah dilakukan dalam bentuk kerjasama konsultasi pemeliharaan sistem dengan PT. Chandra Asri dan PT. Titan Petrochemical. Dengan dikuasainya teknologi perekayasaan perangkat pencitraan reaktor petrokimia dengan teknik sinar gamma, pada masa mendatang penggunaan sistem ini dapat diaplikasikan pada reaktor LLDPE PT. Chandra Asri dan PT. Titan Petrochemical, Reaktor Polyethilen PT. Pasific Asian Fiber dan PT. Indorama.
2) Prototipe Pencacah RIA Untuk Diagnosa Tumor Payudara Pencacah RIA adalah perangkat bidang kedokteran nuklir untuk menganalisis zat-zat yang ada di dalam cairan tubuh seperti: urin, hormon, darah dan lainnya, atau kultur media yang berkadar rendah dan memiliki matriks komplek. Teknik pengukuran RIA didasarkan pada reaksi immunologi dengan menggunakan radioisotop sebagai perunutnya. Teknik ini digunakan untuk mengetahui kandungan zat biologik tertentu dalam tubuh yang jumlahnya sangat kecil, misalnya hormon insulin, tiroksin, enzim, dan lain-lain. Prinsip pemeriksaan RIA adalah kompetisi antara antigen (bahan biologi yang diperiksa) dengan antigen radioaktif dalam memperebutkan antibodi yang jumlahnya sangat terbatas. Aplikasi teknik nuklir dengan teknik Radioimmuno Assay (RIA) bidang kesehatan digunakan dalam diagnosis beberapa penyakit seperti Hepatitis B, Kelenjar Gondok, dan Kanker Payudara. Pada tahun 2012, teknik RIA difokuskan pada diagnosis kanker payudara. Teknik immunoradiometric assay (IRMA) merupakan salah satu teknik imumonoassay yang menggunakan radioisotop sebagai perunut agar mudah dideteksi. Teknik assay ini didasarkan pada reaksi antara antigen (Ag) yang terdapat pada cuplikan/standar (tumor marker) dengan antibodi (Ab*) yang berada dalam jumlah berlebih membentuk kompleks antigen antibodi (Ag-Ab*). 48 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Carbohydrate Antigen-15.3 (CA 15.3) adalah sejenis glikoprotein antigenik yang terbentuk di payudara serta dilepaskan ke dalam aliran darah pasien penderita kanker payudara. Kit IRMA CA 15.3 digunakan untuk deteksi dini kanker payudara dan pemantauan perkembangan terapi kanker pada pasien. Perangkat pencacah RIA terdiri dari Detektor Scintilasi NaI(Tl), catu daya tegangan tinggi, penguat awal, penguat linier, penganalisa saluran tunggal, dan pencacah. Perangkat ini diintegrasikan dengan Sample Changer yang secara otomatis mengendalikan proses pencacahan kandungan radioisotop berumur paruh sangat pendek pada sejumlah sampel yang dianalisis.
Gambar 3.20. Sistem Pencacah RIA
Sistem pencacah RIA sebelumnya menggunakan sistem manual, artinya penempatan sampel dilakukan dengan manual satu persatu, kemudian dilakukan pencacahan, serta tidak ada fasilitas memori sebagai penyimpan data. Di tahun 2012,
pencacah
RIA
hasil
dari
Libangyasa
BATAN
telah
mengalami
penyempurnaan dengan menggunakan sistem otomatis dan perangkat lunak yang digunakan disesuaikan dengan peruntukannya, yaitu untuk pendeteksian kanker payudara. Inovasi ini dilakukan agar pengoperasian pencacah RIA berjalan secara otomatis, sehingga jumlah sampel yang diperiksa akan lebih banyak dan cepat, dengan meniadakan kemungkinan kesalahan dan kelelahan operator. Keunggulan lainnya adalah sifat portabilitas dan programmable, sehingga analisis sampel dapat berlangsung secara efektif. Kerjasama dengan pihak luar BATAN telah dan masih terus berlangsung berupa kerja sama dengan PT. Kimia Farma dalam rangka pemanfaatan serta pemasyarakatan peralatan perangkat nuklir dalam bidang kesehatan. 49 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
3) Prototipe Perangkat Pemantau Radioaktivitas Lingkungan Perangkat pemantau radioaktivitas lingkungan sangat penting peranannya dalam memantau radioaktivitas alam dan memastikan tingkat keamanan sebuah instalasi nuklir terhadap lingkungannya. Perangkat ini diletakkan di alam terbuka, dan dapat dioperasikan serta dimonitor dari jarak jauh. Perangkat ini secara rutin akan melakukan pengukuran dan menyimpan parameter yang berhubungan dengan radiasi dan non-radiasi serta mengirimkan hasil pengukuran ke stasiun pusat data. Peralatan jenis ini umumnya merupakan produk luar negeri sehingga pengoperasiaan dan perawatannya sering mengalami kendala. Keadaan ini menjadi lebih sulit karena umumnya produsen perangkat ini memiliki sistem, komponen, dan protokol komunikasi yang dirancang khusus hanya untuk produk tertentu, dan sifatnya tertutup sehingga sulit untuk diperbaiki atau dimodifikasi sesuai kebutuhan. Kondisi lingkungan yang lembab dan panas akibat lingkungan tropis membutuhkan desain khusus pada perangkat pemantau lingkungan di Indonesia.
Sistem Pengukur
Sistem Pengendali
Gambar 3.21. Sistem pengukur dan sistem pengendali pada perangkat pemantau radioaktivitas lingkungan
Perangkat yang dikembangkan terdiri dari sistem pengukur dan sistem pengendali. Sistem pengukur terdiri atas sub-sub modul yang befungsi melakukan pengukuran radiasi, arah dan kecepatan angin. Alat ini memiliki detektor pengukur radiasi berupa tabung Geiger-Muller (GM). Detektor GM dioperasikan sebagai rate counter untuk mendapatkan pengukuran cacah per detik (cps) yang dapat dikalibrasi, sehingga akan memberikan hasil pembacaan dalam dosis radiasi 50 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
dalam mikroSievert. Penampil LED berukuran 6 inci juga disediakan agar mempermudah pembacaan data secara lokal. Sistem Pengukur berkomunikasi dengan data collector melalui radio modem berdasarkan topologi jaringan master-slave. Beberapa remote station dapat ditempatkan di beberapa lokasi yang berbeda, dan dapat mengirimkan datanya ke data collector (sebagai master). Untuk membedakan sistem pengukur satu sama lainnya, setiap remote station tersebut dapat diberi kode ID unik. Sehingga cukup banyak remote station dapat dikendalikan oleh satu master. Ini akan sangat bermanfaat dalam melakukan studi penyebaran radiasi. Sistem Pengendali berfungsi untuk mengendalikan/mengumpulkan data pengukuran dari beberapa sistem pengukur. Sebagai master alat ini akan mengatur pengumpulan data. Data dibaca dari sistem pengukur secara bergiliran. Hasil pengukuran ini diperagakan secara grafis dalam layar komputer dan juga disimpan secara kronologis sehingga dapat dianalisa lebih lanjut. Hasil rekayasa perangkat digunakan dalam memonitor radioaktivitas lingkungan di kawasan nuklir BATAN Serpong.
4) Prototipe Perangkat Pemantau Radon di Udara Gas radon merupakan gas radioaktif yang memberikan kontribusi terbesar dari radiasi alam yang diterima manusia. Bila gas radon terhirup lewat saluran pernafasan, sebagian kecil radon akan tertinggal dalam paru-paru. Jika terjadi pengendapan, maka dapat menimbulkan kanker paru-paru. Makin tinggi konsentrasi radon di udara, makin tinggi kemungkinan terjadinya kanker paruparu bagi manusia. Mengingat resiko yang dapat terjadi, sangat diperlukan adanya alat yang dapat memantau tingkat radiasi radon di udara. Tahun 2012 telah dilakukan perekayasaan perangkat pemantau radon di udara dan dihasilkan prototipe perangkat pemantau radon di udara. Perangkat yang dibuat sudah dapat berfungsi untuk mendeteksi adanya radiasi alfa sesuai karakteristik radon. Sistem dilengkapi dengan perangkat lunak operasi untuk mencatat besarnya cacah dan spektrum energinya. Perangkat pemantau radon di udara yang dirancang bangun terdiri dari: sistem pencuplik, sistem deteksi, sistem elektronik, dan sistem pengolah data. Sistem pencuplik terdiri dari motor penghisap udara (air sampling), flow meter, 51 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
pengatur debit udara, dan filter udara. Partikulat udara yang tertangkap pada filter akan dicacah dalam sistem instrumentasi pengukur radon. Sistem deteksi menggunakan detektor sintilasi radon flash detector dan alpha beta sample counter. Sistem elektronik terdiri atas modul penguat sinyal, catu daya tegangan rendah dan tinggi, serta modul MCA (Multi Channel Analyzer). Sistem pengolah data diintegrasikan dengan modul MCA untuk dapat mengidentifikasi serta mengukur kandungan gas radon di udara.
Gambar 3.22.a. Perangkat pemantau radon yang dilengkapi dengan radon flash detector
Gambar 3.22.b. Pengoperasian perangkat pemantau radon
Prototipe perangkat pemantau radon di udara dapat digunakan sebagai alat pemantau keselamatan bagi pekerja terutama di lingkungan pertambangan, industri, dan laboratorium.
5) Prototipe Sistem Instrumentasi dan Kendali Reaktor Riset dan Reaktor Daya (Computer Integrated System Pada Level Supervisory) Sistem instrumentasi dan kendali memiliki peran utama dalam menjamin tingkat keselamatan sebuah reaktor nuklir, baik itu reaktor riset maupun reaktor daya. Kegiatan perekayasaan ini dilakukan secara multiyears dimana setiap tahunnya menghasilkan prototipe berupa sub-sub item yang pada akhirnya akan diintegrasikan dalam sebuah sistem yang lengkap. Pada tahun 2012, perekayasaan dilakukan pada tingkat supervisory control. Keinginan untuk mampu secara mandiri melakukan desain, pengelolaan, perawatan, dan inovasi terkait instrumentasi dan kendali nuklir merupakan motivasi utama kegiatan ini. Untuk mencapai penguasaan desain dan inovasi diperlukan SDM yang handal dan perangkat/fasilitas pendukung. Konfigurasi supervisory control yang dibangun pada komputer supervisor akan dapat 52 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
memberikan perintah ke controller. Model matematis reaktor nuklir ditanamkan pada modul NI PXI. Sedangkan PLC sebagai controller akan mengendalikan proses di dalam model reaktor nuklir. Input-output model dapat dihubungkan ke perangkat riil melalui konektor I/O. Keunggulan konfigurasi ini adalah terbentuknya
sistem
hardware-in-the-loop,
dimana
model
plant
direpresentasikan dalam bentuk simulasi komputer, sedangkan input-output dari lingkungan luar berupa perangkat keras sistem riil (sensor dan aktuator). Dengan demikian, simulasi komputer dapat dikomunikasikan dengan sistem riil.
Gambar 3.23. Prototipe sistem instrumentasi dan kendali reaktor
Programmable Logic Controller (PLC)
Local Controller
Supervisory Control
NI-PXI : Model Reaktor Nuklir
Konektor InputOutput
53 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Penguasaan teknologi sistem instrumentasi kendali reaktor sangat dibutuhkan dalam rangka menjaga kelangsungan sistem instrumentasi reaktor yang ada. Seperti diketahui sistem instrumentasi reaktor yang terpasang di RSGGAS saat ini sudah mengalami penuaan, sehingga dalam beberapa tahun lagi harus dilakukan peremajaan (refurbishment) dengan menggunakan teknologi terkini yang sesuai dengan tingkat keselamatan yang sudah direkomendasikan oleh International Atomic Energy Agency (IAEA). Bentuk kerjasama telah dilakukan di lingkungan internal BATAN sebagai pengguna utama, dan dengan pihak luar negeri dalam bentuk keikut-sertaan dalam forum internasional yang membahas desain-desain sistem instrumentasi reaktor yang digunakan dalam perancangan dan pembangunan reaktor baru di berbagai negara.
Tabel 3.7. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012 Indikator Kinerja Utama (1) Jumlah Prototipe Hasil Litbangyasa Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi yang Siap Dimanfaatkan Masyarakat
Realisasi/Capaian Kinerja 2010 2011 2012 (2) (3) (4) 100% 100% 100%
Dari tabel di atas, menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja selama 3 tahun menunjukkan kinerja yang bagus karena mencapai 100%.
5. Jumlah Publikasi Ilmiah Nasional dan Internasional Hasil Litbangyasa Energi, Isotop dan Radiasi yang Dapat Diacu Oleh Masyarakat Ilmiah Publikasi ilmiah baik di tingkat nasional dan internasional bagi suatu lembaga litbang merupakan pengakuan serta daya saing tersendiri bagi karya ilmiah yang dihasilkan oleh para penelitinya. Dari target tahun 2012 yang direncanakan sejumlah 71 publikasi ilmiah nasional dan 8 publikasi internasional, dapat terealisasi sejumlah 287 publikasi ilmiah (363,30%), yang terdiri dari publikasi nasional sejumlah 257 judul dan internasional sejumlah 30 judul (Lampiran 6). Publikasi ilmiah ini juga ditunjang oleh sejumlah usulan paten/HKI yang terdaftar di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual - Kementerian Hukum dan HAM (Ditjen HAKI-KemenkumHAM). Tahun 2012, usulan Paten BATAN yang diajukan
54 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
ke Ditjen HAKI-KemenkumHAM berjumlah 13 judul (lampiran 7). Disamping itu, pada bulan Agustus 2012, lima penelitian BATAN memperoleh penghargaan Karya Inovasi 2012 dari Menteri Negara Riset dan Teknologi, Prof. Dr. Ir. H. Gusti Muhammad Hatta, MS., serta masuk dalam Buku 104 Inovasi Indonesia pada Business Innovation Center (BIC) dibawah pembinaan Kementerian Riset dan Teknologi. Penghargaan tersebut dijabarkan dalam Tabel 3.8. Tabel 3.8. Penerima Penghargaan Karya Inovasi 2012
NO
Bidang
Judul Inovasi
Inovator PATIR Tita Puspitasari M.Si; Dr. Hendig Winarno; Dr. Darmawan Darwis; Dian Iramani; Dewi Sekar Pangertini B.Sc; Sri Susilawati; Nunung Nuryanthi S.Si PATIR Dra. Murni Indarwatmi, M.Si; A. Nasroh Kuswadi; Indah Arastuti Nasution PATIR Dr. Meri Suhartini, M.Si; Akhmad Rasyid Syahputra, S.Si; Rahmawati, S.Si; Prof. Marga Utama PRR Anung Pujiyanto, S.Si; Herlan Setiawan S.Si; Mujinah; Dede K; Rien Ritawidjaya S.Si; Dr. Abdul Mutalib; Hotman Lubis, Triyanto
Telah didaftarkan
PATIR Drs. Sudrajat Iskandar
Telah didaftarkan
1
Ketahanan Pangan
Pertumbuhan Sehat dari Lautan Oligoalginat Iradiasi Sebagai Zat Pengatur Tumbuh Organik
2
Ketahanan Pangan
3
Energi Baru dan Terbarukan
4
Teknologi Kesehatan & Obat-obatan
5
Material Maju
Hama Tamat, Ozon Selamat Menembus Pasar Ekspor Buah-Buahan dengan Iradiasi Aditif Pelumas Karet Alam Peningkatan Indeks Viskositas Pelumas dari Kopolimer Radiasi Lateks Karet Alam-Stirena Emas Cerdas untuk Kanker Hati Pembuatan dan Pemanfaatan Nanopartikel Emas Radioaktif Terbungkus Dendrimer PAMAM (198AuPAMAM) sebagai “Nanodevice Brachytherapy” Kanker Hati Bijih Plastik dari Limbah Biomassa Bijih Kayu Plastik dari Komposit Serbuk Kayu Gergaji, Sekam Padi, Limbah Tapioka Menggunakan Teknologi Radiasi
Status Paten
Tidak ingin dipatenkan
Dalam proses pengajuan
Telah didaftarkan
55 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Tabel 3.9. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012 Indikator Kinerja Utama (1)
Jumlah Publikasi Ilmiah Nasional dan Internasional Hasil Litbangyasa Energi, Isotop dan Radiasi yang Dapat Diacu oleh Masyarakat Ilmiah
Realisasi/Capaian Kinerja 2010 2011 2012 (2)
(3)
(4)
73 PI 128,07%
167 PI 303,63%
287 PI 363,30%
Dari tabel di atas, menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja selama 3 tahun mengalami peningkatan baik publikasi nasional maupun internasional.
56 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Sasaran Strategis 2 : MENINGKATNYA PEMANFAATAN HASIL LITBANG ENERGI NUKLIR, ISOTOP DAN RADIASI YANG SIAP DIMANFAATKAN DI MASYARAKAT Tabel 3.10. Pencapaian Target Kinerja atas Sasaran Strategis 2 Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi Indikator Kinerja
Target
Persentase peningkatan penerimaan masyarakat terhadap 62% iptek nuklir di Indonesia Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbangyasa 3 Mitra iptek nuklir Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang 2 Jenis dikomersilkan
Realisasi
%
52,93%
85,37
7 Mitra
233,33
2 Jenis
100
Evaluasi atas pencapai indikator kinerja utama terhadap sasaran strategis 2 adalah sebagai berikut: 6. Persentase Peningkatan Penerimaan Masyarakat Terhadap Iptek Nuklir di Indonesia Kebijakan diseminasi hasil litbang rekayasa iptek nuklir BATAN dilakukan melalui Public Information, Public Education, dan Pemanfaatan hasil litbangyasa di daerah. Diseminasi dan sosialisasi iptek nuklir ditujukan kepada masyarakat untuk memahami iptek nuklir seutuhnya. Berbagai sarana dan metoda yang digunakan melalui seminar, ceramah, workshop, pameran, penerbitan publikasi, dialog interaktif di radio dan TV, dan sebagainya, dengan peserta kegiatan yang terdiri atas kalangan siswa, guru, masyarakat umum, pondok pesantren, pegawai dinas/instansi, hingga kelompok tani/ternak. Di sisi lain, BATAN secara sistematis juga berusaha untuk membangun jejaring yang erat antara lembaga eksekutif, legislatif, akademisi, LSM dan masyarakat umum melalui media campaign, pengembangan stakeholder, pemberdayaan masyarakat, dan pengukuran penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir. Untuk mengetahui sejauh mana tanggapan dan pengetahuan masyarakat umum tentang iptek nuklir dan pemanfaatannya, diperlukan suatu kegiatan evaluasi tingkat penerimaan masyarakat terhadap hasil litbangyasa iptek nuklir. Kegiatan tersebut berupa jajak yang hasilnya dapat merepresentasikan penerimaan masyarakat 57 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
secara umum terhadap iptek nuklir. Kegiatan ini dilaksanakan secara nasional yang dapat merepresentasikan pendapat masyarakat yang terdapat di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali, mengingat daerah-daerah inilah yang nantinya akan menjadi target konsumen listrik dari PLTN. Kegiatan jajak pendapat tersebut merupakan impelementasi evaluasi tingkat penerimaan terhadap iptek nuklir yang telah ditetapkan dalam Renstra BATAN 2010-2014.
Gambar 3.24.a. Dialog interaktif mengenai energi nuklir yang ditayangkan melalui media televisi
Gambar 3.24.b. iklan layanan masyarakat dalam tujuan mengedukasi pengetahuan publik melalui media televisi
Pada tahun 2012 telah dilakukan jajak pendapat iptek nuklir yang dilaksanakan oleh lembaga independen, yaitu PT. Andira Karya Persada, tanggal 7 - 21 Oktober 2012 dengan sebaran responden sebanyak 5.000 orang yang meliputi 33 Provinsi. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah kombinasi penarikan acak bertingkat (multistage sampling) dan acak sederhana (simple random sampling). Teknik ini digunakan agar variabilitas dan probabilitas terwakili sama dalam penarikan sample point dan responden. Secara keseluruhan, jumlah responden dalam survei ini adalah 5.000 responden, yang didistribusikan berdasarkan kategori lokasi jajak pendapat, yaitu (i) 3.000 responden untuk jajak pendapat nasional dengan margin of error (MoE) 1,8%; (ii) 1.000 responden untuk wilayah Provinsi Bangka-Belitung dengan MoE 3,2%; dan (iii) 1.000 responden wilayah klaster yang terdiri dari wilayah yang pernah dilakukan jajak pendapat sebelumnya, dengan MoE 3,2%. Nilai MoE dalam jajak pendapat ini ditentukan pada tingkat kepercayaan 95%.
58 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Dari hasil jajak pendapat tersebut diperoleh tingkat penerimaan masyarakat terhadap
pembangunan
PLTN
di
Indonesia, yaitu: 52,93% setuju, 24,23% tidak setuju, dan 22,84% menjawab tidak tahu.
Gambar 3.25 Tingkat Penerimaan Masyarakat terhadap Pembangunan PLTN
Gambar 3.26. Pelaksanaan jajak pendapat di Kabupaten Boyolali
Tiga alasan utama masyarakat setuju terhadap pembangunan PLTN didasarkan pada: (i) upaya untuk menjamin pasokan listrik sebesar 28,54%; (ii) banyak manfaatnya 28,22%; (iii) masyarakat merasa yakin bahwa harga listrik akan menjadi murah 23,42%; (iv) mendorong perkembangan teknologi Indonesia 19,82%. Sementara alasan responden tidak setuju dengan pembangunan PLTN disebabkan: (i) adanya bahaya yang ditimbulkan PLTN 81,13%; (ii) keyakinan bahwa pembangkit lain masih mencukupi 12,17%; (iii) biaya pembangunan PLTN yang mahal 6,67%; (iv) dan SDM Indonesia belum siap 0,07%. Hasil secara keseluruhan dapat digunakan sebagai bahan rekomendasi dalam menentukan kebijakan terhadap pemanfaatan Iptek Nuklir, khususnya dalam persiapan pembangunan PLTN.
59 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Tabel 3.11. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012 Indikator Kinerja Utama (1) Persentase Peningkatan Penerimaan Masyarakat Terhadap Iptek Nuklir di Indonesia
Realisasi/Capaian Kinerja 2010 2011 2012 (2) (3) (4) 59,70% 49,5% 52,93%
Dari tabel di atas ditunjukkan, bila dibandingkan tahun 2011 dengan 2010, hasil jajak pendapat mengalami penurunan. Hal tersebut terjadi sebagai dampak adanya kekhawatiran masyarakat paska peristiwa Tsunami di Fukushima, Jepang. Akan tetapi hasil jajak tahun 2012 meningkat 3,43% bila dibandingkan tahun 2011. Fakta ini menunjukkan bahwa kegiatan diseminasi iptek nuklir yang telah dilakukan selama tahun 2012 dapat memulihkan kepercayaan dan tingkat penerimaan masyarakat.
7. Jumlah Mitra Komersial yang Menerapkan Hasil Litbangyasa Iptek Nuklir Dalam meningkatkan komersialisasi produk litbangyasa iptek nuklir perlu dilakukan identifikasi dan inventarisasi kebutuhan pasar, untuk selanjutnya dilakukan kolaborasi atau kerjasama dengan mitra komersil sehingga terbentuk sistem jaringan kerja yang saling bersinergi dan mampu mengakselerasi penyebarluasan produk litbangyasa tersebut. Pola kemitraan yang dijalin harus mampu menjamin bahwa produk litbangyasa mempunyai nilai ekonomis sehingga memberikan nilai tambah dalam pengembangan perekonomian daerah. Pola kemitraan ini menunjukan peran nyata dari BATAN dalam mendukung program pembangunan nasional dan pemberdayaan ekonomi daerah. Dengan adanya otonomi daerah saat ini, banyak pemerintah daerah yang berusaha melakukan terobosan melalui kerjasama dengan lembaga litbang yang mempunyai produk unggulan, dalam upaya mewujudkan kemandirian daerah. Terobosan lainnya adalah dengan melakukan inovasi terhadap produk lokal agar lebih unggul dan mampu bersaing dengan produk luar. Di sisi yang lain, BATAN membutuhkan jalinan kerjasama dengan mitra komersil dalam rangka melakukan penetrasi pasar bagi produk litbangyasa iptek nuklir. Dengan pola kemitraan yang tepat, BATAN dapat membantu daerah untuk mewujudkan kemandiriannya melalui
60 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
inovasi pemanfaatan iptek nuklir, dan di sisi lain, daerah mampu menjadi mitra komersil pemanfaatan hasil inovasi litbang. Mitra komersil adalah mitra kerja baik swasta, BUMN, koperasi, atau organisasi profesi lainnya yang mampu memproduksi hasil litbangyasa BATAN dalam skala komersil. Sedangkan entrepreneur baru adalah mitra kerja yang sebelumnya hanya sebagai konsumen, tapi mulai beralih menjadi produsen dengan menjalankan kegiatan usahanya menggunakan hasil litbangyasa BATAN. Saat ini BATAN telah mampu melakukan pembinaan secara berkelanjutan kepada entrepreneur baru sehingga mandiri, mampu berproduksi dalam skala komersil, dan mempunyai daya saing.
Bentuk Kemitraan Ada beberapa pola kerjasama yang dijalin saat ini dengan mitra kerja, disesuaikan dengan produk litbangyasa yang dimitrakan, antara lain: 1) Pola kerjasama tripartit, dilakukan antara pemilik teknologi (BATAN) dengan pemegang regulasi di daerah (Pemda) dan pengguna teknologi (Investor). Bentuk kerjasama ini biasanya dilakukan terhadap hasil litbangyasa iptek nuklir bidang industri, dimana BATAN mempunyai kepakaran di bidang iradiator yang akan didirikan oleh Pemda bekerja sama dengan Investor dalam pembangunannya. Pada tahun 2012, pola kerjasama tripartit telah dilakukan dalam bentuk:
Penandatanganan perjanjian kerjasama antara Pemkot Serang dengan BATAN tentang pemanfaatan hasil litbang iptek nuklir di bidang pengawetan pangan
Penandatanganan perjanjian kerjasama antara CV. Naufan Putra Serang dengan BATAN tentang kemitraan dalam pemanfaatan iradiator untuk pengawetan dan sterilisasi bahan pangan (sate bandeng dan emping melinjo)
Gambar 3.27. Penandatanganan kerjasama antara BATAN dengan Mitra dari Serang - Banten 61 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
2) Pola kerjasama bipartit, dilakukan antara pemilik teknologi (BATAN) dengan pengguna teknologi (Penyedia Jasa). Kerjasama ini biasanya dilakukan untuk hasil litbangyasa iptek nuklir bidang kesehatan, dimana BATAN menghasilkan suatu produk yang akan digunakan oleh Rumah Sakit untuk mengobati pasien. Pada tahun 2012, pola kerjasama bipartit telah dilakukan dalam bentuk:
Penandatanganan perjanjian kerjasama antara Pemprov. Sulawesi Selatan dengan BATAN tentang pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir untuk kesejahteraan masyarakat Sulawesi Selatan,
Penandatanganan perjanjian kerjasama antara Rumah Sakit Khusus Daerah Siti Fatimah – Makassar dan Balitbangda Sulawesi Selatan dengan BATAN tentang pemanfaatan bank jaringan (amnion graft)
Gambar 3.28.a. Workshop Preparasi Amnion Graft di RSKD. Siti Fatimah, Makassar
Gambar 3.28.b. Sarasehan Pemanfaatan Litbangyasa BATAN di Sulawesi Selatan
3) Pola kerjasama komersil, dilakukan antara pemilik teknologi (BATAN) dengan pengguna teknologi (Swasta/BUMN/Koperasi). Kerjasama ini dilakukan untuk hasil litbangyasa iptek nuklir yang sudah teruji (proven technology). Pada tahun 2012, pola kerjasama komersil telah dilakukan dalam bentuk:
Penandatanganan perjanjian kerjasama antara Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Oryza Sativa – Cianjur dengan BATAN tentang kemitraan hasil litbang BATAN bidang pertanian
Penandatanganan perjanjian kerjasama antara Kelompok Tani “Surya Gemilang I” – Magelang dengan BATAN tentang kemitraan hasil litbang BATAN bidang pertanian
Penandatanganan perjanjian kerjasama antara PT. MB Plus Agro Subang dengan BATAN tentang kemitraan hasil litbang BATAN bidang pertanian (enterpreneur baru). 62
LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Gambar 3.29. Kegiatan penanaman perdana varietas padi Pandanputri dan Bestari di Magelang – Jawa Tengah
Manfaat Kemitraan Dengan adanya jalinan kemitraan dengan para pemangku kepentingan seperti yang telah dilakukan selama ini, pada kenyataannya mampu memberikan manfaat bagi para pihak yang terlibat, antara lain : 1) Rumah sakit yang menjadi mitra kerja BATAN biasanya akan menjadi rumah sakit acuan bagi rumah sakit lain di sekitarnya, 2) Menumbuhkan pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan berkembangnya unit usaha baru yang mandiri (entrepreneur baru), 3) Mengakselerasi penetrasi pasar bagi hasil litbangyasa BATAN sehingga end users tidak mengalami kesulitan untuk memperoleh produk BATAN, 4) Meningkatkan market share (pangsa pasar) sehingga mitra kerja diuntungkan secara finansial karena banyaknya permintaan sehingga produksi meningkat, 5) Transformasi teknologi (proses alih teknologi) dengan mengangkat sumberdaya lokal untuk menjadi kegiatan produksi yang mandiri.
Selain 7 mitra komersil tersebut di atas masih ada 43 mitra non komersil yang telah melakukan kesepakatan kerjasama dengan BATAN, yaitu 40 kerjasama dalam negeri antara BATAN dengan bergai instansi baik pemerintah maupun swasta dan 3 kerjasama luar negeri antara BATAN dengan pihak luar negeri, yang disajikan pada lampiran 9.
63 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Tabel 3.12. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012 Indikator Kinerja Utama (1) Jumlah Mitra Komersial yang Menerapkan Hasil Litbangyasa Iptek Nuklir
Realisasi/Capaian Kinerja 2010 2011 2012 (2) (3) (4) 3 Mitra 7 Mitra 7 Mitra (100%) (233,33%) (233,33%)
Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian kinerja selama 3 tahun meningkat, bahkan melampaui target. Hal tersebut terjadi sebagai bentuk tingginya animo masyarakat terhadap hasil litbang BATAN.
8. Jumlah Jenis Hasil Litbangyasa Iptek Nuklir yang Dikomersilkan Berbagai hasil litbangyasa iptek nuklir yang dihasilkan BATAN baik yang berupa barang, jasa maupun paket teknologi harus disampaikan kepada masyarakat dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat (demand driven) yang sedang berkembang. Untuk bidang pangan, BATAN bisa memberikan kontribusi yang besar karena hasil litbangyasa BATAN seperti varietas padi dan kedelai mampu secara nyata meningkatkan produksi dan bersaing dengan produk lain yang sejenis. Di banyak daerah, varietas BATAN dapat berkembang dengan baik karena disukai petani dan diterima pasar. Sama halnya untuk hasil litbangyasa iptek nuklir bidang kesehatan, beberapa produk BATAN mempunyai keunggulan spesifik dengan bahan baku yang berasal dari sumberdaya lokal dan dalam proses pembuatannya bisa bekerja sama dengan pihak lain. Dalam upaya meningkatkan kapasitas pendayagunaan hasil litbangyasa BATAN bidang pangan dan kesehatan, perlu dilakukan identifikasi dan inventarisasi kebutuhan pasar yang selalu berkembang. Untuk bisa berkembang dan mampu bersaing secara bebas di pasar, hasil litbangyasa BATAN harus bisa memberikan keunggulan dibanding produk lain yang sejenis. Dengan adanya otonomi daerah saat ini, banyak pemerintah daerah yang berusaha melakukan terobosan dengan menjalin kerjasama dengan lembaga litbang yang mempunyai produk unggulan dan melakukan inovasi terhadap produk lokal supaya lebih unggul dan mampu bersaing dengan produk luar, dalam upaya mewujudkan kemandirian daerah. Di sisi lain, BATAN juga membutuhkan jalinan 64 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
kerjasama dengan mitra komersil dalam rangka melakukan penetrasi pasar bagi produk litbangyasa iptek nuklir. Suatu hasil litbangyasa dikatakan komersial apabila hasil litbangyasa tersebut telah melalui kajian teknoekonomi terlebih dahulu, untuk mengetahui apakah hasil litbangyasa tersebut mempunyai kelayakan teknis dan ekonomis, serta apakah ada permintaan pasar. Jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang dikomersialkan tahun 2012 adalah: 1.
Amnion Graft RSKD Siti Fatimah – Makassar sebagai mitra kerja BATAN mempunyai bahan baku amnion berlimpah, yang dapat diproses oleh BATAN atau RSKD Siti Fatimah sendiri (supervisi dari BATAN) menjadi Amnion Graft steril. Hasil Amnion Graft steril yang dimiliki RSKD Siti Fatimah dapat dikomersialkan kepada Rumah Sakit lainnya yang membutuhkan untuk digunakan sebagai penyembuhan luka bakar, luka bekas operasi cesar, dan lain-lain. Selain itu kegiatan yang telah dilakukan yang berhubungan dengan komersialisasi produk Amnion Graft adalah telah dilaksanakannya workshop preparasi dan pelatihan Amnion Graft untuk staf medis/paramedis di RSKD Siti Fatimah.
Gambar 2.30.a. Pelatihan preparasi amnion graf yang diberikan oleh PATIR – BATAN
2.
Gambar 2.30.b. Demo pemanfaatan amnion graf pada workshop preparasi dan pelatihan Amnion Graft untuk staf medis/paramedis di RSKD Siti Fatimah
Padi Unggul Varietas Pandanputri. Varietas Pandanputri merupakan pelestari Varietas Pandan Wangi yang sudah melegenda di daerah Cianjur. Keunggulan Pandanputri terletak pada umur tanaman yang jauh lebih pendek di banding Pandan Wangi, yakni 160 hari berbanding 120 hari, dengan aroma dan rasa nasi yang sama. Varietas 65
LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Pandanputri dihasilkan dari kerjasama tripartit antara BATAN, PT. Sang Hyang Seri dan Pemkab Cianjur. Pada tahun 2012, telah dikirim benih varietas Pandanputri klas BS (Breeder Seed/benih penjenis) sebanyak 70 Kg ke P4S Oryza Sativa, Cianjur sebagai penangkar dan produsen benih di wilayah Jawa Barat. P4S Oryza Sativa – Cianjur menangkarkan benih Varietas Pandanputri klas BS yang diperoleh dari BATAN menjadi klas FS (Foundation Seed/benih dasar). Selanjutnya benih klas FS tersebut ditangkarkan lagi menjadi klas SS (Stock Seed/benih pokok) dan benih klas SS ditangkarkan lagi menjadi klas ES (Extention Seed/benih sebar). Mengingat permintaan pasar terhadap Varietas Pandanputri cukup besar, sehingga benih yang dihasilkan P4S Oryza Sativa selalu terserap oleh pasar.
Tabel 3.13. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012 Indikator Kinerja Utama (1) Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang dikomersilkan
Realisasi/Capaian Kinerja 2010 2011 2012 (2) (3) (4) 2 Jenis 2 Jenis 2 Jenis (100%) (100%) (100%)
Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian kinerja selama 3 tahun tercapai sesuai target.
66 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Sasaran Strategis 3 : TERSERAPNYA LULUSAN PENDIDIKAN TEKNIK NUKLIR DI SEKTOR INDUSTRI
Tabel 3.14. Pencapaian Target Kinerja atas Sasaran Strategis 3 Sasaran Strategis 3 : Terserapnya lulusan pendidikan teknik nuklir di sektor industri Indikator Kinerja Target Realisasi Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di 75% 89,93% industri
% 119,91
Evaluasi atas pencapai indikator kinerja sasaran adalah sebagai berikut: 9. Persentase Serapan Lulusan Pendidikan Teknik Nuklir di Industri BATAN melalui Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) berupaya agar lulusannya dapat langsung diterima oleh pasar kerja di Indonesia. Target yang direncanakan adalah penyerapan lulusan STTN bisa mencapai 75% setiap tahunnya, dan sekaligus dapat membantu menurunkan tingkat pengangguran di Indonesia. Pada tahun 2012 serapan lulusan STTN di industri cukup tinggi (melebihi target). Hal ini dikarenakan kebutuhan tenaga kerja untuk lulusan Diploma IV dan kompetensi dibidang teknik nuklir diperlukan dan relevan dengan kemajuan teknologi saat ini. Dari target 75% dapat direalisasikan sebesar 89,93%, yaitu dari 139 lulusan STTN tahun 2011 yang diterima bekerja sebanyak 125 orang. Kebutuhan pasar kerja yang ada di Indonesia terhadap lulusan STTN semakin meningkat, hal ini karena lulusan STTN juga dilengkapi dengan adanya Sertifikat Ijin Bekerja (SIB) Petugas Proteksi Radiasi (PPR) dan atau Operator Radiografi (OR). Tabel 3.15. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012 Indikator Kinerja Utama (1) Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri
Realisasi/Capaian Kinerja 2010 2011 2012 (2) (3) (4) 95,70% 84,20% 89,93% (127,6%) (112,27%) (119,91%)
Dari tabel di atas, menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja tahun 2012 mengalami peningkatan dari capaian tahun 2011 (112,27%) menjadi
67 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
119,91%. Hal ini disebabkan karena industri yang menggunakan zat radioaktif, terkait dengan peraturan yang dikeluarkan BAPETEN diwajibkan mempunyai tenaga kerja yang berkompetensi di bidang nuklir serta memiliki sertifikasi SIB.
68 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Sasaran Strategis 4 : MENINGKATNYA KUALITAS SUMBER DAYA DI BIDANG IPTEK NUKLIR
Tabel 3.16. Pencapaian Target Kinerja atas Sasaran Strategis 4 Sasaran Strategis 4 : Meningkatnya kualitas sumber daya di bidang iptek nuklir Indikator Kinerja Target Realisasi Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek 10 Orang 8 Orang nuklir jenjang S2/S3 menuju kepakaran Jumlah pegawai BATAN yang lulus S2 dan S3 menuju 8 Orang 11 Orang kepakaran bidang iptek nuklir Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan 3 SNI 5 SNI BSN
% 80 137,50 166,67
Evaluasi atas pencapai indikator kinerja sasaran adalah sebagai berikut: 10. Jumlah SDM yang Diterima Mengikuti Pendidikan Iptek Nuklir Jenjang S2/S3 Menuju Kepakaran
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dan faktor produksi selain faktor sumber daya alam dan modal untuk menghasilkan keluaran atau output dari suatu proses kegiatan. Semakin tinggi kualitas sumber daya manusia, maka semakin meningkat pula efisiensi dan produktivitas sumber daya manusia tersebut.
BATAN melalui Pusat Pendidikan dan Pelatihan, salah satu unit kerja di BATAN,
melaksanakan
dan
menyelenggarakan pendidikan bekerja sama dengan perguruan tinggi negeri di Indonesia Gambar 3.31. Seleksi Akademik Pusdiklat BATAN untuk Jenjang Pendidikan S2 dan S3
pegawai
dengan BATAN
mengirimkan
untuk
mengikuti
pendidikan iptek nuklir jenjang S2 dan S3. Saat ini kerjasama yang tengah
dilaksanakan adalah dengan Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan Universitas Diponegoro (UNDIP) 69 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Semarang. Tujuan utama pengiriman pegawai BATAN sebagai Pegawai Tugas Belajar (PTB) ke berbagai perguruan tinggi negeri adalah untuk menghasilkan sumber daya manusia yang handal di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir serta mampu melakukan penelitian secara mandiri dan menerapkan keahlian dan pengetahuan sesuai dengan bidangnya. Selain berasal dari dana DIPA Pusdiklat, sumber biaya untuk semua kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan jenjang S2 dan S3 ini juga memperoleh pembiayaan dari Kementerian Riset dan Teknologi (KRT) Republik Indonesia, Bappenas, serta beasiswa yang diberikan oleh sponsor di luar negeri seperti yang berasal dari negara Australia, Jepang, Korea Selatan, Jerman, Italia, Amerika Serikat dan negara lainnya. Pada tahun 2012, dari target 10 pegawai BATAN yang diterima di perguruan tinggi untuk mengikuti pendidikan jenjang S2 dan S3 sebagai PTB dapat direalisasikan sebanyak 8 pegawai (80%) yang lulus seleksi masuk perguruan tinggi. Namun demikian capaian di tahun 2012 sesungguhnya lebih tinggi lagi, karena disamping 8 pegawai yang didanai dari DIPA BATAN, masih ada 18 pegawai yang mendapat PTB yang didanai dari Kementerian Riset dan Teknologi RI 13 pegawai, Bappenas 1 orang, dan Sponsor luar negeri 4 orang, sehingga total pegawai BATAN yang diterima di perguruan tinggi untuk mengikuti pendidikan jenjang S2 dan S3
berjumlah 26
pegawai. Tabel 3.17. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012 Indikator Kinerja Utama (1) Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S2/S3 menuju kepakaran
Realisasi/Capaian Kinerja 2010 2011 2012 (2) (3) (4) 8 Pegawai 10 pegawai 8 pegawai (80%) (100%) (80%)
Dari tabel di atas, menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja tahun 2012 mengalami penurunan dari capaian tahun 2011 (100%) menjadi 80%. Hal ini disebabkan karena calon PTB tidak lulus dalam tes diperguruan tinggi.
11. Jumlah Pegawai BATAN yang Lulus S2 dan S3 Menuju Kepakaran Bidang Iptek Nuklir Dalam upaya meningkatkan Sumber Daya Manusia yang handal di bidang iptek nuklir BATAN berupaya untuk menugaskan pegawainya mengikuti jenjang pendidikan 70 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
yang lebih tinggi yaitu jenjang pendidikan S2 dan S3. Tujuannya adalah untuk menghasilkan sumber daya manusia yang handal di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir serta mampu melakukan penelitian secara mandiri dan menerapkan keahlian dan pengetahuan sesuai dengan bidangnya, dalam rangka menuju kepakaran bidang iptek nuklir pada tahun 2014. Pada tahun 2012, dari target 8 pegawai BATAN yang menyelesaikan pendidikan S2 dan S3 dapat terealisasi sebanyak 11 PTB BATAN (137,5%). Namun demikian, angka capaian sesungguhnya masih lebih tinggi lagi, karena disamping 11 pegawai yang memperoleh pendanaan pendidikan dari DIPA BATAN, masih ada 20 pegawai yang lainnya yang memperoleh pendanaan berasal dari Kementerian Riset dan Teknologi RI (18 pegawai) dan sponsor luar negeri (2 pegawai). Dengan demikian, total pegawai BATAN yang lulus perguruan tinggi jenjang S2 dan S3 berjumlah 31 pegawai. Tabel 3.18. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012 Indikator Kinerja Utama (1) Jumlah pegawai BATAN yang lulus S2 dan S3 menuju kepakaran bidang iptek nuklir
Realisasi/Capaian Kinerja 2010 2011 2012 (2) (3) (4) 8 Pegawai 8 pegawai 11 pegawai (100%) (100%) (137,5%)
Dari tabel di atas, menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja tahun 2012 mengalami peningkatan dari capaian tahun 2011 (100%) menjadi 137,5%. Hal ini disebabkan karena ketepatan waktu penyelesaian studi.
12. Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang Ditetapkan BSN Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah standar yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan berlaku diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebelum ditetapkan menjadi SNI, terlebih dahulu dilakukan proses Perumusan Standar Nasional Indonesia yaitu rangkaian kegiatan sejak pengumpulan dan pengolahan data untuk menyusun Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) sampai tercapainya konsensus dari semua pihak yang terkait (pemangku kepentingan/stakeholder), yang dinamakan Rancangan Standar Nasional Indonesia hasil konsensus (RSNI3), yaitu output dari BATAN pada tahun berjalan.
71 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
RSNI3 selanjutnya diusulkan ke BSN untuk ditetapkan menjadi SNI pada tahun berikutnya. Melalui SNI, maka semua pihak yang terkait diseluruh wilayah Republik Indonesia yang menerapkan SNI tersebut akan mempunyai kualitas produk yang sama sesuai lingkupnya. Penerapan SNI juga dapat membatasi produk asing (barang / jasa) yang akan masuk ke Indonesia, dengan mewajibkan produk tersebut mengikuti standar yang berlaku di Indonesia. Pada tahun 2012, dari target sebanyak 3 SNI yang ditetapkan BSN dapat direalisasikan sebanyak 5 SNI (166,67%), yang berarti telah melampaui target yang ditetapkan. Adapun ke 5 SNI tersebut dijabarkan dalam tabel 3.19. Tabel 3.19. Daftar SNI yang ditetapkan BSN tahun 2012 No 1
No. Identifikasi / No.Keputusan Ka.BSN SNI ISO/ASTM 51818:2012 / No. 60/KEP/BSN/4/2012
2
SNI ISO 17874-1:2012 / No. 69/KEP/BSN/4/2012)
3
No. 135/KEP/BSN/12/2012
4
SNI ISO 9915:2012 / No. 129/KEP/BSN/12/2012 SNI ISO 4986:2012 / No. 129/KEP/BSN/12/2012
5
Judul SNI Praktik dosimetri pada fasilitas berkas elektron untuk pemrosesan dengan radiasi pada energi antara 80 sampai dengan 300 keV. Peralatan penanganan jarak jauh untuk bahan radioaktif – Bagian 1: Persyaratan umum. Pangan Iradiasi – Bagian 1: Rendang daging sapi steril. Coran paduan aluminium – Uji radiografi. Coran baja – Inspeksi partikel magnetik.
Tabel 3.20. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012 Indikator Kinerja Utama (1) Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan Badan Standardisasi Nasional
Realisasi/Capaian Kinerja 2010 2011 2012 (2) (3) (4) 2 SNI 6 SNI 5 SNI (66,67%) (200%) (166,67%)
Dari tabel di atas, menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja tahun 2012 mengalami penurunan dari capaian tahun 2011 (200%) menjadi 166,67%. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2010 terdapat penambahan 3 RSNI yang memperoleh pembiayaan dari pengguna eksternal, diluar 3 RSNI yang memperoleh pendanaan dari DIPA BATAN. Sedangkan di tahun 2012 hanya terdapat penambahan 2
72 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
RSNI yang dibiayai oleh pengguna eksternal disamping 3 RSNI utama yang didanai oleh DIPA BATAN. Disamping itu, penetapan RSNI menjadi SNI oleh BSN memerlukan waktu yang relatif lama, terutama bagi RSNI yang bukan berasal dari adopsi Standar Internasional atau modifikasi dari Standar yang sudah ada, dimana diperlukan proses jajak pendapat dan e-balloting di dalam proses penetapannya.
Gambar 3.32.a. Penghargaan dari BSN “Herudi Technical Comitte Award”
Gambar 3.32.b. Salah satu SNI yang ditetapkan BSN tahun 2012
73 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Sasaran Strategis 5 : MENINGKATNYA KINERJA MANAJEMEN KELEMBAGAAN LITBANG MENUJU TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) Tabel 3.21. Pencapaian Target Kinerja atas Sasaran Strategis 5 Sasaran Strategis 5 : Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) Indikator Kinerja Target Realisasi % Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini WTP WTP WTP 100 Hasil Penilaian LAKIP dengan predikat Baik B B 100 Evaluasi atas pencapai indikator kinerja sasaran Strategis 5 adalah sebagai berikut:
13. Hasil Penilaian Kinerja Keuangan Dalam Opini WTP Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atau Unqualified Opinion artinya Laporan Keuangan (LK) telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan (neraca), hasil usaha atau Laporan Realisasi Anggaran (LRA), serta Laporan Arus Kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penjelasan laporan keuangan juga telah disajikan secara memadai, informatif, dan tidak menimbulkan penafsiran yang menyesatkan. Sedangkan istilah “Wajar” yang dimaksud adalah bahwa Laporan Keuangan bebas dari keraguan dan ketidakjujuran serta lengkap informasinya. Pengertian wajar tidak hanya terbatas pada jumlahjumlah dan ketepatan pengklasifikasian aktiva dan kewajiban, namun yang terpenting juga meliputi pengungkapan yang tercantum dalam Laporan Keuangan. Berdasarkan lampiran Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) TA 2011 yang telah disampaikan oleh Ketua BPK-RI kepada Presiden pada tanggal 30 Mei 2012 lalu, laporan keuangan Badan Tenaga Nuklir Nasional termasuk salah satu diantara 67 Kementerian dan Lembaga (K/L) meraih predikat opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian). Untuk mempertahankan opini WTP, proses perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan, dan pelaporan juga harus ditingkatkan
74 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
kualitasnya selain itu pengelolaan anggaran harus dikelola dengan baik dan tepat sasaran dengan cara efektif, akuntabel, dan efisien dari sisi biaya. Tabel 3.22. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2012, 2011, dan 2010 Indikator Kinerja Utama (1) Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini WTP
Realisasi/Capaian Kinerja 2010 2011 2012 (2) (3) (4) WTP WTP WTP
Dari tabel di atas, menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja tahun 2012 sama dengan tahun 2011 dengan opini WTP.
14. Hasil Penilaian LAKIP Dengan Predikat “Baik” Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dimaksud untuk memberikan gambaran yang jelas, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan tentang kinerja suatu instansi pemerintah. Hasilnya dapat membantu pimpinan dan seluruh jajaran BATAN dalam mencermati berbagai permasalahan sebagai bahan acuan dalam menyusun rencana kinerja di tahun berikutnya. Dengan demikian rencana kinerja di tahun mendatang dapat disusun lebih fokus, efektif, efisien, terukur, transparan dan dapat dipertanggunjawabkan. Tahun 2012 hasil evaluasi LAKIP 2011 yang dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Badan Tenaga Nuklir Nasional termasuk salah satu diantara 17 Kementerian dan Lembaga (K/L) meraih predikat “B” (baik) dengan nilai 67,77 dari 82 K/L. Nilai tersebut merupakan cerminan tingkat akuntabilitas kinerja BATAN terhadap kinerja yang telah dicapai. Tabel 3.23. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2012, 2011, dan 2010 Indikator Kinerja Utama (1) Hasil Penilaian LAKIP dengan predikat Baik
Realisasi/Capaian Kinerja 2010 2011 2012 (2) (3) (4) C CC B
75 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Tabel tersebut menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja tahun 2012, dimana terdapat peningkatan predikat menjadi “Baik” (B) dengan nilai 67,77 dibandingkan tahun 2011 dengan predikat cukup baik (CC) dan nilai 64,07. Berikut perkembangan hasil evaluasi atas LAKIP BATAN yang dievaluasi oleh Kementerian PAN dan RB: NO a. b. c. d. e.
KOMPONEN YANG DINILAI Perencanaan Kinerja Pengukuran Kinerja Pelaporan Kinerja Evaluasi Kinerja Capaian kinerja Nilai Hasil Evaluasi Tingkat Akuntabilitas Kinerja
BOBOT 35 20 15 10 20 100
NILAI LAKIP 2010 24,47 13,57 11,50 5,59 8,59 64,07 CC
NILAI LAKIP 2011 24,16 14,70 11,33 6,42 11,17 67,77 B
3.2.3. Capaian Indikator Kinerja s/d Tahun Berjalan dengan Rencana 5 Tahun Tabel 3.24. Perbandingan tahun berjalan dengan target 5 tahun (s/d 2014) Sasaran Strategis 1: Meningkatnya Hasil Penelitian Dasar dan Terapan Isotop Dan Radiasi yang Siap Dimanfaatkan di Masyarakat Target s/d Target s/d Realisasi s/d Indikator Kinerja 2014 2012 2012 Jumlah varietas unggul tanaman pangan 19 Varietas 10 Varietas 8 Varietas untuk menunjang ketahanan pangan nasional (100%) (52,63%) (42,11%) (padi, kedelai, kacang hijau, gandum dan sorgum) Jumlah dokumen teknis peyiapan 15 Dokumen 9 Dokumen 9 Dokumen infrastruktur, tapak PLTN dan penyusunan (100%) (60%) (60%) spesifikasi teknis yang siap dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan Jumlah paket teknologi hasil litbangyasa 35 Paket 18 Paket 18 Paket energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap Teknologi Teknologi Teknologi dimanfaatkan masyarakat (100%) (51,43%) (51,43%) Jumlah prototipe hasil litbangyasa energi 32 Prototipe 17 Prototipe 17 Prototipe nuklir, isotop dan radiasi yang siap (100%) (53,13%) (53,13%) dimanfaatkan masyarakat Jumlah PI (publikasi ilmiah) nasional dan 278 PI 191 PI 527 PI internasional hasil litbangyasa energi, isotop (100%) (79,58%) (189,57%) dan radiasi yang dapat diacu oleh masyarakat ilmiah Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat realisasi sampai dengan tahun 2012 dibandingkan dengan target tahun 2014, sebagai berikut. 76 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
1.
Indikator kinerja utama “Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional” seperti yang ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 sampai dengan tahun 2014 sebesar 19 varietas (100%) , Status pencapaian kinerja pada tahun 2012 sebanyak 8 varietas (42,11%) dari 10 varietas (52,63%) yang ditargetkan. Hal ini menunjukkan target belum tercapai sesuai rencana. Dalam rangka memenuhi target indikator ini, BATAN akan melakukan koordinasi mengenai jadwal dan persyaratan teknis pelepasan varietas dengan TP2V-Kementan, konsorsium gandum bersama Balai Penelitian Sereal (Balitsereal) – Kementerian Pertanian, Fakultas Pertanian IPB, dan Balai Besar Biogen, sehingga target pada tahun 2014 bisa tercapai seluruhnya.
2.
Indikator kinerja utama “Jumlah dokumen teknis peyiapan infrastruktur, tapak PLTN dan penyusunan spesifikasi teknis yang siap dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan” seperti yang ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 sampai dengan tahun 2014 sebanyak 15 dokumen (100%). Status pencapaian kinerja pada tahun 2012 sebanyak 9 dokumen (60%) dari 9 dokumen (60%) yang ditargetkan. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2012 capaian kinerja sesuai rencana.
3.
Indikator kinerja utama “Jumlah paket teknologi hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat” seperti yang ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 sampai dengan tahun 2014 sebanyak 35 paket teknologi (100%). Status pencapaian kinerja pada tahun 2012 sebanyak 18 paket teknologi (51,43%) dari 18 paket teknologi (51,43%). Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2012 capaian kinerja sesuai rencana.
4.
Indikator kinerja utama “Jumlah prototipe hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat” seperti yang ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 sampai dengan tahun 2014 sebanyak 32 prototipe (100%). Status pencapaian kinerja sampai dengan tahun 2012 sebanyak 17 prototipe (53,13%) dari 17 prototipe (53,13%) yang ditargetkan. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2012 capaian kinerja sesuai rencana.
5.
Indikator kinerja utama “Jumlah PI (publikasi ilmiah) nasional dan internasional hasil litbangyasa energi, isotop dan radiasi yang dapat diacu oleh masyarakat ilmiah” seperti yang ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 sampai dengan tahun 2014 sebanyak 278 publikasi ilmiah (100%). Status pencapaian kinerja sampai dengan tahun 2012 sebanyak 527 publikasi ilmiah (189,57%) dari
77 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
191 publikasi ilmiah (79,58%). Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2012 capaian kinerja telah tercapai, bahkan melampaui target. Tabel 3.25. Perbandingan tahun berjalan dengan target 5 tahun (s/d 2014) Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya Pemanfaatan Hasil Litbang Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi Indikator Kinerja Persentase peningkatan penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir di Indonesia Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbangyasa iptek nuklir Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang dikomersilkan
Target s/d 2014 66%
Target s/d 2012 62%
Realisasi s/d 2012 52,93%
15 Mitra (100%) 10 Jenis (100%)
9 Mitra (60%) 6 Jenis (60%)
18 Mitra (120%) 6 Jenis (100%)
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat realisasi sampai dengan tahun 2012 dibandingkan dengan target tahun 2014, sebagai berikut. 1.
Indikator kinerja utama “Persentase penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir di Indonesia” seperti yang ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 pada tahun 2014 sebesar 66%. Sampai dengan tahun 2012 telah mencapai 52,93%, walaupun capaian ini belum sesuai dengan target 2012 (62%) namun bila dibandingkan dengan capaian tahun 2011 (49,5%) terjadi kenaikan. Target 66% pada tahun 2014 dapat tercapai bila didukung sumberdaya yang memadai, stakeholder lebih berperan dan kebijakan pemerintah yang lebih konkrit dalam upaya memutuskan status pemanfaatan PLTN sebagai energy mix sertaan energi nasional.
2.
Indikator kinerja utama “Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbangyasa iptek nuklir” seperti yang ditargetkan dalam Renstra BATAN 20102014 Rev.2 sampai dengan tahun 2014 sebanyak 15 mitra komersial (100%), Status pencapaian kinerja sampai dengan tahun 2012 sebanyak 18 mitra komersial (120%) dari 9 mitra komersial (60%) yang ditargetkan. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2012 capaian kinerja telah tercapai, bahkan melampaui target.
3.
Indikator kinerja utama “Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang dikomersilkan” seperti yang ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 sampai dengan tahun 2014 sebanyak 10 jenis (100%). Status pencapaian kinerja 78
LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
sampai dengan tahun 2012 sebanyak 6 jenis (60%) dari 6 jenis (60%) yang ditargetkan. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2012 capaian kinerja sesuai rencana. Tabel 3.26. Perbandingan tahun berjalan dengan target 5 tahun (s/d 2014) Sasaran Strategis 3 : Terserapnya Lulusan Pendidikan Teknik Nuklir di Sektor Industri Target s/d Target s/d Realisasi s/d Indikator Kinerja 2014 2012 2012 Persentase serapan lulusan pendidikan teknik 75 % 75% 89,93% nuklir di industri (100%) (119,91%) Indikator kinerja utama “Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri” seperti yang ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 setiap tahun sebesar 75%. Target tersebut sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 selalu tercapai bahkan terlampaui. Sampai dengan 2014 target tahunan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 dapat tercapai.
Tabel 3.27. Perbandingan tahun berjalan dengan target 5 tahun (s/d 2014) Sasaran Strategis 4 : Meningkatnya Kualitas Sumber Daya Di Bidang Iptek Nuklir Target s/d Target s/d Indikator Kinerja 2014 2012 Jumlah SDM yang diterima mengikuti 50 Pegawai 30 Pegawai pendidikan iptek nuklir jenjang S2/S3 menuju (100%) (60%) kepakaran Jumlah pegawai BATAN yang lulus S2 dan S3 40 Pegawai 24 Pegawai menuju kepakaran bidang iptek nuklir (100%) (60%) Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang 15 SNI 9 SNI ditetapkan BSN (100%) (60%)
Realisasi s/d 2012 28 Pegawai (56%) 27 Pegawai (67,5%) 13 SNI (86,67%)
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat realisasi sampai dengan tahun 2012 dibandingkan dengan target tahun 2014, sebagai berikut. 1.
Indikator kinerja utama “Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S2/S3 menuju kepakaran” seperti yang ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 sampai dengan tahun 2014 sebanyak 50 pegawai (100%). Status capaian kinerja pada tahun 2012 sebanyak 28 pegawai (56%) dari 30 pegawai (60%) yang ditargetkan. Hal ini menunjukkan target belum tercapai sesuai rencana. Ketidakberhasilan pencapaian target disebabkan pada tahun 79
LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
2012 ini Kementerian Riset dan Teknologi membuka kuota program pendidikan S2 dalam negeri yang cukup besar sehingga banyak calon PTB (pegawai tugas belajar) BATAN yang memilih program beasiswa Kemenristek. Selain itu terdapat 2 calon PTB yang telah lulus seleksi Pusdiklat BATAN tetapi baru diterima di Perguruan Tinggi pada akhir tahun 2012 ini sehingga belum dimasukan dan 2 calon PTB lainnya tidak diterima di Perguruan Tinggi tujuannya. Sampai dengan tahun 2014 target Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 dapat tercapai. 2.
Indikator kinerja utama “Jumlah pegawai BATAN yang lulus S2 dan S3 menuju kepakaran bidang iptek nuklir” seperti yang ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 sampai dengan tahun 2014 sebanyak 40 pegawai (100%). Status capaian kinerja pada tahun 2012 sebanyak 27 pegawai (67,5%) dari 24 pegawai (60%). Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2012 capaian kinerja telah tercapai.
3.
Indikator kinerja utama “Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan BSN” seperti yang ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 sampai dengan tahun 2014 sejumlah 15 SNI yang ditetapkan BSN (100%). Status capaian kinerja sampai dengan tahun 2012 13 SNI yang ditetapkan BSN (86,67%) dari 9 SNI yang ditetapkan BSN (60%) yang ditargetkan. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2012 capaian kinerja telah tercapai, bahkan melampaui target.
Tabel 3.28. Perbandingan tahun berjalan dengan target 5 tahun (s/d 2014) Sasaran Strategis 5 : Meningkatnya Kinerja Manajemen Kelembagaan Litbang Menuju Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance) Target s/d Target s/d Realisasi s/d Indikator Kinerja 2014 2012 2012 Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini WTP WTP WTP WTP Hasil Penilaian LAKIP dengan predikat Baik B B B Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat realisasi sampai dengan tahun 2012 dibandingkan dengan target tahun 2014, sebagai berikut. 1.
Indikator kinerja utama “Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini WTP” seperti yang ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 setiap tahun mempertahankan opini WTP. Target ini telah terealisasi sejak tahun 2010, opini WTP dapat terus dipertahankan. 80
LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
2.
Indikator kinerja utama “Hasil Penilaian LAKIP dengan predikat Baik” seperti yang ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 sampai dengan tahun 2014 mendapatkan predikat baik (B). Target ini telah dapat direalisasikan sejak LAKIP BATAN tahun 2011 dan masih dapat dipertahankan.
3.2.4. Keberhasilan BATAN Lainnya A. Capaian Reformasi Birokrasi Tahun 2012 merupakan tahun pertama pelaksanaan Reformasi Birokrasi BATAN yang dimulai dengan kegiatan sosialisasi dan internalisasi untuk membangun kesamaan persepsi, komitmen, konsistensi, serta keterlibatan pada seluruh tingkatan pegawai BATAN dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi. Selanjutnya akan dilakukan monitoring dan evaluasi untuk memantau pelaksanaan setiap program dan tahapan kegiatan yang telah ditetapkan dalam dokumen road map Reformasi Birokrasi BATAN. Target pelaksanaan reformasi birokrasi BATAN tahun 2012 sesuai dengan road map Reformasi Birokrasi BATAN, pada tahap pertama adalah baru pada tahap pembangunan sistem, namun demikian sebagian program sudah pada tahap implementasi pelaksana Reformasi Birokrasi. Dalam Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pada tahun 2012
BATAN berusaha
memenuhi target sesuai dengan yang tercantum dalam road map BATAN. Secara umum target output dari 8 program reformasi birokrasi pada tahun 2012 dapat tercapai. Hal-hal penting disamping yang perlu disampaikan dalam rangka pelaksanaan Reformasi Birokrasi di BATAN di tahun 2012, antara lain telah dilaksanakan: 1.
Pendidikan dan pelatihan agen perubahan (agent of change),
2.
Penandatangan Komitmen Perubahan yang ditandatangani oleh setiap karyawan BATAN mulai dari Pejabat Eselon I hingga staf.
3.
Penyusunan Draft Peraturan Kepala BATAN tentang Pedoman Penyusunan dan Penilaian Sasaran Kerja Pegawai Badan Tenaga Nuklir Nasional
4.
Telah disampaikan laporan kemajuan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di BATAN sampai dengan tahun 2012 kepada KemenPAN & RB.
81 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Disamping itu, beberapa penghargaan telah diraih oleh BATAN terkait dengan birokrasi dan keterbukaan informasi, antara lain: a.
Penghargaan dari Komisi Informasi Pusat RI sebagai Badan Publik Pusat Terbaik III dalam hal “Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala” dan “ Informasi yang wajib tersedia setiap saat”.
b.
Penghargaan dari Kementrian Keuangan RI sebagai Juara kedua kategori Realisasi, Inventarisasi dan Penilaian Barang Milik Negara.
B. Capaian Layanan Iptek Nuklir Layanan BATAN adalah layanan yang diberikan oleh BATAN kepada masyarakat, baik perorangan maupun lembaga/instansi dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh BATAN yang berada di Jakarta (Kuningan dan Lebak Bulus), Serpong-Tangerang, Bandung, Yogyakarta. Jenis pelayanan publik di BATAN, diantaranya: Layanan Pendidikan dan Pelatihan Pemanfaatan teknologi nuklir selain dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan manusia, juga dapat menimbulkan bahaya radiasi. Oleh karena itu, maka demi keselamatan, kesehatan pekerja dan masyarakat, serta perlindungan terhadap lingkungan hidup maka pemanfaatan teknologi nuklir harus dilakukan secara tepat dan hati-hati. Personil yang terlibat dalam kegiatan tersebut harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk mengoperasikan peralatan dengan aman dan selamat. Melalui
Pusat
Pendidikan
dan
Pelatihan
(Pusdiklat),
BATAN
menyelenggarakan pelatihan bagi para profesional di bidang nuklir dengan tujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan teknologi
nuklir,
serta
meningkatkan
kesadaran
terhadap
budaya
keselamatan dengan menerapkan prosedur keselamatan radiasi. Sampai dengan tahun 2012 BATAN telah mendidik dan melatih lebih dari 2.245 orang Petugas Proteksi Radiasi (PPR) baik untuk industri maupun medik, dan lebih dari 1.650 orang profesional di bidang radiografi (level 1 dan level 2). BATAN bekerja sama dengan instansi lain seperti Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) dalam pelatihan Petugas Proteksi Radiasi Industri dan Petugas Proteksi Radiasi Medik.
82 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Tahun 2012 BATAN telah menyelenggarakan 23 pelatihan yang terdiri dari :
Pelatihan PPR
Pelatihan
:
:
Radiografi
Industri
: 13 Pelatihan (261 orang)
Medik
: 5 Pelatihan (85 orang)
Tk. 1
: 3 Pelatihan (70 orang)
Tk. 2
: 2 Pelatihan (39 orang)
Dari 346 peserta pelatihan PPR yang lulus pelatihan, 324 peserta (94%) berhasil memperoleh SIB PPR dari BAPETEN, dimana target yang ditetapkan adalah 85%, sehingga capaian kinerja untuk target ini terlampaui. Sedangkan untuk pelatihan Radiografi, dari 109 peserta pelatihan hanya 48 peserta (44,04%) yang berhasil memperoleh SIB Radiografi dari PSJMN. Target yang ditetapkan sebesar 50%, sehingga capaian kinerja untuk mendapatkan SIB AR/OR masih belum terpenuhi. Penyebab utama ketidak-tercapaian target pelatihan Radiografi adalah karena tingkat kompetensi yang dituntut terlalu tinggi, khususnya bagi peserta pelatihan yang hanya berpendidikan setingkat sekolah menengah saja. Pusdiklat sudah melakukan koordinasi dengan pihak penguji, yaitu Lembaga Sertifikasi Personil yang saat ini adalah PSJMN - BATAN, untuk dapat menetapkan standar kompetensi personil (SKP) bidang Radiografi. Dengan adanya SKP tersebut maka diharapkan tingkat kesulitan bahan uji dan bahan ajar akan sesuai dengan kualifikasi pesertanya.
Gambar 3.33. Pelatihan radiografi bagi praktisi industri
Institusi atau perusahaan pengguna dari layanan iptek nuklir yang dilaksanakan oleh Pusdiklat - BATAN diantaranya adalah Industri perminyakan, Industri Pertambangan, Industri Outomotif, Industri Minuman, Industri Kertas, Supplier Alat-alat Industri, Supplier Alat-alat 83 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Kesehatan, Perusahaan Jasa Analisa Unsur, Bandar Udara, Industri Pembuatan Ban, Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta, dan lain-lain.
Gambar 3.34.a. Praktikum PR Interna pada Pelatihan PPR
Gambar 3.34.b. Praktikum Teknik DWDI pada Pelatihan Radiografi Level 2
Layanan Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi
BATAN memberikan pelayanan pengujian mengenai keselamatan daerah kerja, keselamatan pekerja radiasi, bungkusan zat radioaktif, fungsi pesawat sinar-X diagnostik. kesehatan pekerja dan keselamatan lingkungan yang memuaskan pelanggan secara aman, akurat dan tepat waktu. Laboratorium BATAN telah terakreditasi KAN ISO 17025 LP-206IDN sebagai laboratorium penguji. Pada tahun 2012 layanan teknologi keselamatan dan metrologi radiasi yang telah dilaksanakan disajikan pada Tabel 3.29.
Tabel 3.29. Jenis layanan teknologi keselamatan dan metrologi radiasi No. 1 2 3 4
Indikator Kerja Sertifikasi Bebas Radiasi Sertifikasi Kalibrasi AUR dan Standardisasi Analisis Pemantauan Radiasi dan Daerah Kerja Analisis Klinik
Target
Realisasi
%
2.599 4.842 24.206
1.496 4.475 5.480
57.60 92.42 22.60
1.088
1.276
117.20
Realisasi sertifikat bebas radiasi dan analisis pemantauan radiasi dan daerah kerja lebih rendah dari target, hal ini dikarenakan adanya perubahan layanan dari Film Badge ke TLD, sebagai konsekuensi dari kebijakan BAPETEN.
84 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Dalam rangka meningkatkan layanan kepada publik, BATAN mengikuti Kompetisi Open Goverment Indonesia (OGI) dan berhasil masuk 5 (lima) besar layanan publik terpopuler serta termasuk 20 (dua puluh) besar layanan publik terprogresif. Dalam rangka meningkatkan layanan kepada publik, sedang dikembangkan layanan on-line dengan sistem track and trace yang akan selesai pada November 2013. Dengan sistem ini, pelanggan dapat melakukan penelusuran terhadap bahan/alat yang sedang diuji atau dikalibrasi melalui internet.
Layanan Pengolahan Limbah
Layanan pengolahan limbah BATAN dilaksanakan oleh Pusat Teknologi Pengelolaan Limbah (PTLR). Melalui PTLR, BATAN memberikan pelayanan pengelolaan limbah radioaktif yang berasal dari kegiatan industri dan rumah sakit serta pemanfaatan sumberdaya BATAN dalam bentuk yang lain untuk masyarakat luas. BATAN menyediakan pelayanan kepada instansi diluar BATAN atau swasta, meliputi: (1) Pengelolaan Limbah Radioaktif, (2) Transportasi Limbah Radioaktif, (3) Dekontaminasi, (4) Pemantauan Lingkungan, (5) Pemantauan Dosis Radiasi Pekerja, (6) Litbang Pengelolaan Limbah Industri, dan (7) Analisis Data Limbah atau Sample. Kegiatan pengolahan limbah radioaktif selama tahun 2012 meliputi kegiatan pengolahan limbah radioaktif padat 163 drum kapasitas 100 liter, kondisioning limbah radioaktif sumber terbungkus dari berbagai industri dan rumah sakit sebanyak 194 unit, serta pemindahan bahan bakar nuklir bekas dari PRSG ke KHIPSB3.
85 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Gambar 3.35. Kegiatan pemantauan lingkungan terhadap tingkat radioaktivitas di alam
Disamping itu telah dilakukan sosialisasi tentang prosedur pengelolaan dan pengiriman limbah radioaktif ke PTLR kepada penimbul limbah dari industri dan rumah sakit di Indonesia, antara lain Pertamina Plaju, PT. Indah Kiat Prawang Riau, RSUP Dr. M. Djamil Padang, RS. Dr. Sarjito Yogyakarta, RS. Dr. Muwardi Solo, Newmont NTB, serta Semen Tonasa - Makassar. Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan pelaksanaan pengiriman limbah radioaktif dari penimbul limbah ke PTLR menjadi lebih baik, lancar, dan tertib administrasi. Tabel 3.30. Daftar Industri dan Internal BATAN yang mendapat Layanan Pengolahan Limbah di PTLR Pada Tahun 2012 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Nama Penimbul Limbah PT. Titan Petrokimia Nusantara PT. NDT Instruments Indonesia (3X) PT. Krakatau Steel (2X) PT. Pratita Prama Nugraha (5X) PT. Global Solution Technology Aseana (3X) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi PT. Widya Sapta Colas (WASCO) PT. Indonesia Power Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG) PT. South Pasific Viscose Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri (PTNBR) PT. Suparma, Tbk. PT. Indonesia Teijin Dupont Fims Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN)
No 15 16 17 18 19
Nama Penimbul Limbah PT. Pertamina RU VI-Balongan PT. Toba Pulp Lestari, Tbk RSUP Dr. M. Djamil Padang PT. Sucofindo PT. Adiprima Suraprinta
20
PT. Lotte Packaging
21 22 23 24 25
RSUD Syaiful Anwar PT. Pupuk Kujang PT. NEWMONT PT. Pupuk Kaltim Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR) RSUD Dr. Kariadi Semarang PT. Amoco Mitsui PTA Indonesi
26 27
86 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Layanan Iradiasi Jasa layanan iradiasi neutron pada Reaktor RSG-GAS berasal dari kegiatan penelitian atau pemanfaatan sumberdaya dalam bentuk yang lain untuk masyarakat luas maka PRSG menyediakan pelayanan kepada instansi di dalam atau di luar BATAN (swasta). Layanan tersebut yaitu: (1) Jasa Iradiasi Neutron, (2) Jasa Iradiasi Batu Topaz, dan (3) Air Bebas Mineral. Pada tahun 2012, dari rencana sejumlah 400, telah terelisasi sebanyak 478 target iradiasi. Selain itu, jumlah Topaz teriradiasi dari rencana 500 Kg telah terealisasi sejumlah 1.690 Kg.
Layanan Sertifikasi Personel BATAN memberikan pelayanan sertifikasi personel UTR – Radiografi kepada masyarakat melalui pengelolaan PNBP. Tujuan dari layanan ini adalah memberikan kontribusi kepada negara melalui penyediaan personel yang kompeten khususnya dibidang Uji Tak Rusak untuk mendukung pembangunan nasional. Sertifikasi dilakukan dengan mengacu pada ketentuan standar nasional dan internasional serta peraturan perundangundangan yang berlaku dibidang Uji Tak Rusak. Institusi pengguna dari layanan ini adalah Perusahaan Inspeksi teknis, Instansi pemerintah, Perguruan Tinggi, dan BUMN. Indikator keberhasilan dari kegiatan ini adalah jumlah personel yang mendapat sertifikat personil uji radiografi level 1 dan level 2. Pada tahun 2012, layanan sertifikasi personel Uji Tak Rusak yang telah dilaksanakan disajikan pada tabel berikut: Tabel 3.31. Layanan sertifikasi personel Uji Tak Rusak yang telah dilaksanaka No
Jenis Layanan
Target
Realisasi
%
1
Sertifikasi personel UTR – Radiografi Level 1
100 sertifikat
137 sertifikat
137
2
Sertifikasi Personel UTR-Radiografi Level 2
75 sertifikat
102 sertifikat
136
87 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Dari Tabel di atas terlihat bahwa Realisasi tahun 2012 melampaui target, baik untuk layanan sertifikasi personel UTR Radiografi Level 1 maupun Level 2. Jumlah tersebut semata-mata disebabkan karena permintaan dari masyarakat Uji Tak Rusak di Indonesia dan juga tentunya didukung oleh adanya sosialisasi terhadap skema sertifikasi personel di bidang UTR Radiografi yang menjadi persyaratan untuk memperoleh Surat Izin Bekerja dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN).
C. Pembentukan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran strategis, yaitu meningkatkan kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), dengan indikator kinerja keuangan dalam opini WTP dan LAKIP dengan predikat baik, BATAN telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Setiap semester Inspektorat bersama Bagian Akuntansi dan Pelaporan - Biro Umum BATAN melakukan reviu laporan keuangan satker dengan cara pendampingan penyusunan laporan keuangan terhadap seluruh satker di BATAN (21 Satker). 2. Setiap tahun Inspektorat bersama Bagian Evaluasi Program - Biro Perencanaan BATAN melakukan evaluasi Lakip Unit Kerja Eselon II di BATAN (24 Unit Kerja). 3. Setiap tahun Inspektorat melakukan audit kinerja terhadap 21 satker di BATAN dengan target menurunnya temuan hasil pemeriksaan yang berindikasi kerugian negara. Selain dari 3 (tiga) kegiatan di atas, setiap tahun Inspektorat bersama Tim Penggerak WBK melakukan penilaian Wilayah Bebas dari Korupsi. WBK adalah unit kerja setingkat Eselon II di BATAN yang memenuhi kriteria yang ditetapkan. Pembentukan WBK merupakan salah satu dari 11 Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korups i. WBK ditetapkan berdasarkan penilaian terhadap 2 (dua) kriteria, yaitu kriteria kinerja dan kriteria pengelolaan keuangan dengan periode waktu penilaian satu tahun terakhir. Dalam pelaksanaan penilaian WBK di lingkungan BATAN telah diterbitkan Peraturan Kepala BATAN 080/KA/III/2011, tentang Pedoman Penetapan Wilayah Bebas dari Korupsi di BATAN. 88 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Gambar 3.36.a. Sosialisasi tentang WBK
Gambar 3.36.b. Sertifikat WBK Unit Kerja di BATAN
Target WBK adalah 5 unit kerja setiap tahunnya. Realisasi sampai dengan tahun 2012 telah diperoleh 15 Unit Kerja berpredikat WBK, yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala BATAN. Target sampai dengan tahun 2014 adalah seluruh unit kerja (24 unit) di BATAN telah memperoleh predikat WBK.
3.3. Evaluasi Program Penjabaran program BATAN dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh unit eselon II, juga disesuaikan dengan tugas fungsi masing-masing, serta diselaraskan/konsisten dengan sasaran dan target yang telah dicantumkan pada RPJMN 2010-2014. BATAN melaksanakan 2 program, yaitu satu program teknis dan satu program dukungan beserta kegiatan-kegiatan di bawahnya. Dari hasil evaluasi LAKIP internal pada tahun 2012, diketahui bahwa program BATAN, secara umum dapat dilaksanakan dan direalisasikan targetnya sesuai rencana, serta selaras dalam pencapaian target sasaran Renstra BATAN dan RPJMN tahun 2010-2014. Hal ini masih selaras
dengan
Pembangunan
kebijakan
pemerintah
Nasional/Badan
melalui
Perencanaan
Kementerian
Pembangunan
Negara
Nasional
Perencanaan serta
proses
penganggaran di Kementerian Keuangan dengan telah ditetapkannya Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM) BATAN 2010-2014, dimana BATAN juga melakukan review setiap tahun dan menetapkan kembali Rencana Program dan Kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun berikut dalam Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meeting), antara BATAN, BAPPENAS, dan DJA . Dari hasil review/evaluasi terhadap program dan kegiatan BATAN, disimpulkan bahwa kedua program tersebut di atas yang telah dilaksanakan BATAN, beserta kegiatan-kegiatan di
89 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
bawahnya masih relevan dan perlu terus dilaksanakan untuk memenuhi target-target yang telah diperjanjikan dalam dokumen Renstra BATAN 2010-2014, serta RPJMN 2010-2014. 3.4. Analisis Akuntabilitas Keuangan Keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran strategis tersebut didukung pula oleh pagu anggaran BATAN tahun 2012 sebesar Rp. 771,791,119,- dan terealisasi sebesar Rp. 731,087,702,- atau 94,73%. Pagu BATAN tersebut merupakan pagu revisi dari pagu awal sebesar Rp. 659.411.613.000,-. Adanya kenaikan pagu BATAN terkait diperolehnya tunjangan kinerja dalam rangka pelaksanaan Reformasi Birokrasi BATAN. Tabel. 3.32. Realisasi Anggaran Belanja Negara BATAN Tahun 2012 Per 31 Desember 2012
Dalam ribuan rupiah
SASARAN STRATEGIS 1. Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat 2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi 3. Terserapnya lulusan pendidikan teknik nuklir di sektor industri 4. Meningkatnya kualitas sumber daya di bidang iptek nuklir 5. Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola pemerintahan yang baik (good governance)
PROGRAM BATAN Program Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi
DIPA REALISASI 657,788,570 623,119,664
% 94.73
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BATAN
114,002,549 107,968,038
94.71
771,791,119 731,087,702
94.73
Jumlah
Tabel 3.29. Konsistensi atas Rencana Penarikan Dana Rencana
3,32
8,27
14,39
21,39
32,40
41,23
51,19
64,90
72,23
79,84
87,63
100,00
Realisasi
2,42
6,00
10,99
16,90
23,31
33,74
40,61
46,72
52,37
68,62
76,20
94,73
Akurasi
73,14
72,51
76,39
79,01
71,95
81,83
79,34
71,98
72,50
85,94
86,95
94,73
90 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Rata-rata akurasi (konsistensi) atas rencana penarikan dana sebesar 78,86%. Hal tersebut memperlihatkan bahwa tingkat akurasi masih kurang. Oleh sebab itu, kedepannya diharapkan perencanaan penarikan dana BATAN harus lebih akurat dan presisi, sehingga realisasi penarikan dana bisa mendekati perencanaan awal.
91 LAKIP BATAN - 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
92 LAKIP BATAN - 2012