BABI
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Pada dasamya. audit internal menyediakan jasa yang berhubungan dengan
pemeriksaan dan penilaian dari pengendalian, risiko, dan tata kelola organisasi. Audit internal dapat membantu organisasi untuk mencapai tujuannya dengan melakukan pendekatan yang sistematis dalam mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas dari proses manajemen risiko dan pengendalian. Dalam mengevaluasi efektivitas
pengendalian, auditor tidak hanya
menekankan pada bagaimana pengendalian tersebut disusun, tetapi juga penerapan atas pengendalian dalam praktek untuk mencapai tujuan pengendalian yang ditetapkan. Hal ini sejalan dengan defmisi dari audit internal dalam Standar Profesi Audit Internal (2004) adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan obyektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Widarsono (2006: 3) menyatakan bahwa, perkembangan kegiatan organisasi temyata mampu mempengaruhi dan membawa perubahan paradigma pelaksanaan audit dari pendekatan dengan pengendalian ke pendekatan audit berbasis risiko. Pergeseran fokus audit dari pengendalian ke risiko telah membuat suatu revolusi yang besar dalam pendekatan audit masa kini. Sebagai contoh, The Institute of
Internal Auditor (IIA) dalam standarnya telah menyatakan dengan tegas bahwa fokus utama pelaksanaan pemeriksaan bukan lagi pada pengendalian (control) tetapi pada risiko. Auditor internal diharapkan dapat mengambil kesimpulan
1
apakah risidual risk (sisa risiko) yang diterima oleh manajemen telah memadai. Disamping itu, IIA juga mengharuskan pengendalian internal suatu organisasi harus memiliki suatu perangkat pengelolaan risiko (risk management). Terdapat tiga aspek dalam Audit Berbasis Risiko (ABR), yaitu penggunaan faktor
risiko
(risk
factor)
dalam
planning), identifikasi independent risk &
perencanaan
audit
(audit
assesment dan partisipasi dalam
inisiatif management & processes risk. Cakupan dari ABR termasuk dilakukannya identifikasi atas inherent business risk (risiko bawaan bisnis) dan control risk (risiko pengendalian) yang potensial. ABR telah banyak digunakan oleh pemsahaan di Eropa, Castanheira et aL (2010) melaporkan hasil survey pada 100 perusahaan teratas yang terdaftar pada
Italian Stock Exchange juga menunjukkan bahwa hanya 25 persen dari mereka yang masih melakukan audit kepatuhan secara tradisional sedangkan 67 persen lainnya telah mengadopsi konsep COSO dalam melakukan audit operasional berdasarkan pendekatan risk based pada tingkat makro, 8 persen perusahaan lainnya menggunakan pendekatan risk based, baik pada tingkat makro maupun tingkat mikro. Penelitian lainnya pada tahun 2005 tentang perkembangan praktik audit internal di Irlandia oleh IIA - Inggris, Irlandia, dan KPMG Irlandia menyimpulkan bahwa 89 persen dari kepala audit internal menggunakan metode
risk based ketiga menyiapkan rencana audit internal tahunan dan 93 persen menggunakan metode risk based dalam melaksanakan tugas-tugas audit internal mereka. Universitas Surabaya merupakan salah satu dari banyak lembaga nirlaba yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dalam bidang 2
pendidikan tinggi. Dalam melaksanakan aktivitasnya, Universitas Surabaya selalu berusaha untuk mewujudkan Tri Dhanna Perguruan Tinggi. Tri Dhanna pertama yaitu pendidikan, tercermin secara jelas dalam aktivitas rutin pendidikan tinggi. Sedangkan Tri Dharma yang kedua dan ketiga berupa penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk penerapan praktis/aplikatif setiap ilmu pengetahuan yang ada. Menurut Siahaan dan Purnomo ( 1999: 131) menyatakan bahwa, meski disadari pada dasarnya mengelola Perguruan Tinggi Swasta (PTS) tidak berbeda dengan pengelolaan lembaga bisnis. Namun semua pendapatan yang diperoleh harus diinvestasikan kembali kepada pengelolaan dan pengembangan pendidikan. Universitas Surabaya mengharapkan setiap fakultas untuk menciptakan alternatif
profit center bagi pemasukan dana secara terlembaga, selain dana yang diperoleh dari mahasiswa. Krisdinanto (2008) menyatakan bahwa, Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas yang berada di Universitas Surabaya dan makin disegani, karena banyaknya gelar karya dan aktivitas pengabdian masyarakat yang dimiliki Fakultas ini bukan fakultas tertua di Universitas Surabaya, tetapi fakultas ini sudah mampu mendudukkan dirinya sebagai salah satu fakultas yang kontributif bagi Universitas Surabaya. Aktivitas pengabdian kepada masyarakat fakultas ini
diwadahi dalam 1 (satu) lembaga tunggal, yakni Pusat Konsultasi dan Layanan Psikologi (PKLP). PKLP memberikan pelayanan jasa konsultasi, playgroup dan tempat penitipan anak (TPA). Saat ini klien perusahaan dari PKLP sudah mencapai 400-an, meliputi
perusahaan kecil, sedang, dan besar. Untuk klien perusahaan besar diantaranya
3
PLN, BCA, BNI, BRI, BII, Auto 2000,
Adi~
FIF, Daihatsu dan lain-lain. Tidak
dimaksudkan sebagai profit center, namun pendapatan PKLP tergolong besar. Berdasarkan data PKLP tahun 2012 dan 2013, rata-rata pendapatan yang diperoleh PKLP mencapai sekitar Rp2,7 miliar. Mengingat pendapatan yang diperoleh PKLP cukup besar, tentunya semakin mendorong PKLP untuk mempunyai siklus pendapatan yang lebih baik. Hal ini tmtuk mencegah terjadinya kekeliruan, kesalahan, dan kecurangan yang berkaitan dengan siklus pendapatannya. Dalam hal ini aktivitas pendapatan PKLP sangat rnemerlukan
adanya
audit
internal
berbasis
risiko
untuk
mengetahui,
rnengantisipasi, dan menanggulangi risiko. Sehingga rekomendasi yang diberikan oleh auditor dapat membantu PKLP dalam mencapai tujuannya dan khususnya informasi pendapatan dapat disajikan secara tepat waktu, tepat guna, dan sesuai dengan kebutuhan (Budiman, 2011: 3). Penelitian sebelumnya, yang membahas mengenai audit berbasis risiko (ABR) pernah dilakukan oleh Andreas G. Koutoupis dan Anastasios Tsamis (2008). Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metodologi ABR dapat membantu fungsi audit internal bank Yunani dalam memberikan rekomendasi perbaikan, dan perencanaan audit yang memadai dan efektif. Penerapan ABR
akan menjadi efektif, ketika setiap bagian dari struktur organisasi perusahaan mampu memonitor setiap risiko aktivitas perusahaan. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Salehi dan Khatiri (20 11 ), penelitian ini lebih menekankan mengenai faktor-faktor yang dapat mengancam efektivitas penerapan ABR Penelitian mengenai ABR juga menantang beberapa peneliti
4
untuk melakukan penelitian. diantaranya Steffy Kurniawan (20 11) dan Muhammad Fajar (2012).
1.2
Pertanyaan Penelitian Siklus pendapatan merupakan inti dari kegiatan operasional dan sangat
mempengaruhi keberlangsungan (going concern) suatu badan usaha. Apabila badan usaha tidak mengelola siklus pendapatannya dengan baik, maka kegiatan operasional menjadi kurang efektif Hal ini akan berdampak pada penurunan selisih lebih (keuntungan) dari pendapatan dan tujuan badan usaha tidak dapat tercapai. Berdasarkan latar belakang di a1as dapat dirumuskan main research question dalam penelitian ini adalah
"Bagaimana audit berbasis risiko (ABR) dapat
menguji pengendalian intern pada siklus pendapatan?"
1.3
Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan. Pertama, untuk
mengetahui bentuk pengendalian intern yang telah diterapkan pada siklus pendapatan Kedua. untuk mengetahui pemetaan terhadap risiko dan critical
problem area (CPA) yang ada. Serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan a1as risiko yang dapat menghambat tercapainya tujuan pengendalian intern, khususnya siklus pendapatan.
Ketiga, untuk mengetahui audit berbasis risiko (ABR) yang digunakan oleh auditor internal dalam pengujian a1as pengendalian intern pada siklus pendapatan.
1.4
Motivasi Penelitian Penelitian ini termotivasi oleh beberapa hal berikut. Pertama, eksistensi
pengendalian intern sudah ada sejak mulai adanya organisasi, baik skala kecil
5
maupun besar. Tidak. berjalannya fungsi dan proses pengendalian internal dalam suatu organisasi merupakan penyebab utama terjadinya berbagai macam penyimpangan dan penyelewengan harta dan kekayaan perusahaan. Kedua, ruang lingkup (scope) kegiatan audit semakin luas, saat ini tidak. hanya audit keuangan
(financial audit) dan audit ketaatan (compliance audit). Tetapi fokus perhatian ditujukan pada semua aspek yang berpengaruh terhadap kinerja (performance) organisasi, pengendalian manajemen, serta memperhatikan aspek risiko bisnis
(business risk) dan manajemen risiko (risk management).
Ketiga, pergeseran
orientasi audit menuju ke arab audit yang didasarkan atas risiko (ABR), dimulai pada unit PKLP dimana unit ini terus mengalami perkembangan dan cukup banyak memberikan kontribusi pendapatan non-akademik kepada universitas.
1.5
Kontribusi Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi empiris, kontribusi
teoritis, dan kontribusi kebijakan. Pertama, dari segi empiris, penelitian ini memberikan kontribusi dalam pertumbuhan organisasi, sehingga memiliki pengendalian internal yang efektif sebagai suatu keunggulan kompetitif
Kedua, dari segi teoritis, penelitian ini memberikan kontribusi untuk menambah wawasan mengenai cara mengidentifikasi, dan mengelola risiko yang tepat pada siklus pendapatan melalui implementasi ABR Dan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.
Ketiga, dari segi kebijakan, penelitian ini memberikan kontribusi bagi Pimpinan organisasi mengenai peningkatan atas pengujian pengendalian internal, sehingga dapat meningkatkan value added bagi para penggunanya.
6