ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN Pada bagian terakhir penulisan ini, peneliti memaparkan hasil penelitian mengenai eksistensi mindring sebagai reproduksi praktik sosial Kelompok Ibu Mandiri di Kelurahan Kedungcowek Kecamatan Bulak Surabaya dengan beberapa informasi mengenai: habitus tentang kredit, modal yang dimiliki oleh Kelompok Ibu Mandiri Nambangan dan Cumpat, arena mindring di Kelurahan Kedungcowek Kec. Bulak Surabaya, sekaligus mindring Koperasi Ibu Mandiri sebagai reproduksi praktik sosial Kelompok Ibu Mandiri di Kelurahan Kedungcowek, Kecamatan Bulak Kodya Surabaya. 6.1. SIMPULAN Berdasarkan temuan di lapangan dengan melakukan pendekatan etnografi dengan metode pengambilan data melalui wawancara mendalam dan observasi mengenai fenomena pengkreditan/mindring yang dikelola olah Kelompok Ibu Mandiri, memunculkan berbagai proposisi. Adapun proposisi yang menjawab pertanyaan penelitian dan disertai penjelasan ini antara lain: Dalam penelitian ini ditemukan bahwa habitus masyarakat Kedungcowek tak terkecuali anggota Kelompok Ibu Mandiri menunjukkan bahwa habitus dipengaruhi oleh agen-agen dan juga nilai-nilai tertentu yang mempengaruhi persepsi, perilaku dan penerimaan masyarakat terhadap pengkreditan. Agen-agen tersebut adalah para tokoh-tokoh agama dan dan para istri nelayan yang merupakan nasabah dari mindring dalam menjawab kebutuhan ekonomi.
Page | 143 Tesis
PRAKTIK MINDRING KELOMPOK IBU MANDIRI DI KELURAHAN KEDUNGCOWEK KECAMATAN BULAK SURABAYA
NUR ANIK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Berkaitan dengan keberadaan tokoh agama di dalam masyarakat Kelurahan Kedungcowek yang mayoritas muslim dengan tingkat religiusitas yang cukup tinggi, pengetahuan yang diberikan oleh pemuka agama ini cenderung untuk menguatkan keberadaan mindring menjadi sebuah habitus. Pengetahuan berupa sistem pengkreditan oleh masyarakat di Kelurahan Kedungcowek adalah eksternal yang diinternalisasi kemudian dimunculkan sebagai eksternalisasi internal berupa mindring sebagai sistem pengkreditan yang dikenal oleh masyarakat Kelurahan Kedungcowek. Pengetahuan ini mengalami penerjemahan dan pemaknaan oleh baik pelaku maupun nasabah mindring dalam proses internalisasinya mengalami penyesuaian dengan topografi masyarakat Kelurahan Kedungcowek yang nelayan dan sebagai masyarakat pesisir dengan tingkat religiusitasnya cukup tinggi. Dalam praktik mindring yang dikelola oleh Kelompok Ibu Mandiri, habitus yang ada mengenai sistem pengkreditan kemudian dengan menggunakan modal yang ada, baik itu modal ekonomi yang diperoleh dari iuran anggota dan dan sumbangan sukarela. Modal sosial Kelompok Ibu Mandiri dengan interaksi yang kuat antar anggotanya ditunjukkan dengan rasa kebersamaan sebagai perempuan dan juga sebagai istri nelayan. Hampir semua informan merasa bahwa anggota kelompok adalah saudara karena ikatan tersebut. Anggapan bahwa semua anggota kelompok adalah saudara yang memunculkan rasa percaya anggota dalam kelompok. Tidak ada perselisihan antar anggota adalah salah satu indikator yang menunjukkan rasa kepercayaan itu. Modal sosial ini terpupuk juga dengan adanya pertemuan-pertemuan rutin yang dilakukan dua kali dalam
Page | 144 Tesis
PRAKTIK MINDRING KELOMPOK IBU MANDIRI DI KELURAHAN KEDUNGCOWEK KECAMATAN BULAK SURABAYA
NUR ANIK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
sebulan yang digunakan bukan hanya membahas permasalah-permasalahan yang dihadapi sehari-hari tetapi juga menjadi ajang transparasi keuangan dalam Kelompok Ibu Mandiri. Kemudian ditambah modal modal simbolik berupa penghargaan oleh masyarakat dikarenakan keterlibatanya dalam Kelompok Ibu Mandiri. Sekaligus modal kultural yang dimiliki oleh Kelompok Ibu Mandiri, meskipun rata-rata tingkat pendidikan mereka rendah dan beberapa lebih menitikberatkan pada pendidikan agama, tetapi dengan keikutsertaan dalam Kelompok Ibu Mandiri anggota juga mendapatkan tambahan pengetahuan lain. Semisal pengetahuan membuat laporan keuangan koperasi, mengatur keuangan rumah tangga, tata boga, kewirausahaan. Kelompok Ibu Mandiri bersaing dalam arena ekonomi yaitu arena permindringan di Kelurahan Kedungcowek, khususnya dusun Nambangan dan Cumpat ada sekitar sepuluh pelaku mindring. Kelompok Ibu Mandiri bertarung dalam arena mindring tersebut melalui koperasi dengan unit usaha simpan pinjam ―midring‖ merupakan representasi perlawanan nelayan yang secara sadar menginginkan perubahan pada sisi perekonomian mereka terhadap rentenir dan pemilik modal. Habitus masyarakat tentang kredit barang keperluan sehari-hari maupun untuk produksi pada masyarakat nelayan memang sudah melekat. Kemudahan untuk memperoleh barang yang diinginkan dengan cepat membuat nasabah mindring tidak menyadari bahwa sebenarnya mereka membeli barang dengan harga yang jauh lebih mahal dari harga yang normal atau kredit yang ditawarkan diluar kampung mereka. Dan ini dirasakan oleh anggota Kelompok Ibu Mandiri.
Page | 145 Tesis
PRAKTIK MINDRING KELOMPOK IBU MANDIRI DI KELURAHAN KEDUNGCOWEK KECAMATAN BULAK SURABAYA
NUR ANIK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Dengan semua modal yang dimiliki kelompok dan semakin maraknya pelaku mindring yang bertarung di arena pemindringan di Kelurahan Kedungcowek, maka Kelompok Ibu Mandiri mendirikan koperasi dengan unit usaha simpan pinjam (mindring) yang mengadaptasi dari sistem kredit local yang tidak mengenal batasan waktu tetapi tetap menggunakan sistem perkoperasian dimana modal ekonomi yang dikeluarkan perorang hanya sedikit berupa simpanan pokok, dan mendapatkan SHU pada setiap tahunnya. Strategi Kelompok Ibu Mandiri melawan keberadaan pelaku-pelaku mindring lain sebagai agen-agen yang bertarung dalam arena mindring yang sama cukup berhasil dilakukan. Dengan segala modal yang dimiliki oleh KIM ternyata dapat menarik laba ekonomi dan laba sosial terlihat dari berkembangnya modal ekonomi awal Rp. 950.000 untuk Nambangan sekarang berkembang menjadi Rp.12.000.000 dan dari anggota yang tadinya hanya 15 orang menjadi 45 orang. Sedang Cumpat dengan modal ekonomi awal sebesar Rp. 1.150.000 berkembang menjadi Rp.4.500.000. dan anggota menjadi 35 orang.
6.2. SARAN Penelitian ini memberikan utama bahwa sebuah pemberdayaan ekonomi masyarakat khususnya masyarakat pesisir dengan mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan dengan penghasilan yang tergantung cuaca, harapnya semua pemberdayaan mempertimbangkan semua aspek yang dapat mendukung suksesnya pemberdayaan. Down to top atau sebuah program dituntut memetakan bagaimana pola masyarakat adalah sebuah kewajiban sehingga
Page | 146 Tesis
PRAKTIK MINDRING KELOMPOK IBU MANDIRI DI KELURAHAN KEDUNGCOWEK KECAMATAN BULAK SURABAYA
NUR ANIK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
terbentuk sebuah program yang memang sesuai dengan habitus masyarakat tersebut dengan menggunakan potensi-potensi (modal-modal) yang masyarakat tersebut miliki. Karena semua program pemberdayaan tentu memiliki keinginan kemandirian sebagai tujuan utama mereka.
Page | 147 Tesis
PRAKTIK MINDRING KELOMPOK IBU MANDIRI DI KELURAHAN KEDUNGCOWEK KECAMATAN BULAK SURABAYA
NUR ANIK