BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kinerja perspektif keuangan Kantor SAMSAT Kabupaten Gunungkidul dari tahun ke tahun sudah dapat dinyatakan positif. Hal ini dapat dlilhat dari pertumbuhan
pendapatannya.
Tetapi,
Kantor
SAMSAT
Kabupaten
Gunungkidul belum mampu untuk menggali potensi yang sebenarnya mampu dihasilkan oleh Kabupaten Gunungkidul dari Pajak Kendaraan Bermotor. Hal ini dapat dilihat dari target dan realisasi dari tahun 2008-2012 di mana terjadi penganggaran yang terlalu rendah (budgeting slack) sehingga target terlalu mudah dicapai. 2. Kinerja perspektif
pelanggan Kantor SAMSAT sudah baik. Berdasarkan
pengukuran terhadap kualitas 14 unsur pelayanan diperoleh nilai Indeks Kepuasan Masyarakat sebesar 72, 83 untuk pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor dan 70,32 untuk penggantian plat kendaraan bermotor. Artinya, kinerja pelayanan publik di Kantor SAMSAT Kabupaten Gunungkidul dikategorikan baik atau memiliki mutu pelayanan “B”. Empat unsur pelayanan pada Pajak Kendaraan Bermotor yang tingkat kepuasannya masih di bawah nilai rata-rata tertimbang (2,93) dan masih perlu ditingkatkan kualitasnya, yaitu prosedur pelayanan (2,91), kecepatan pelayanan (2,42),
keadilan mendapatkan pelayanan (2,81), dan kepastian biaya pelayanan (2,83). Sedangkan pada unsur pelayanan penggantian plat kendaraan bermotor yang tingkat kepuasannya masih di bawah nilai rata-rata tertimbang (71,17) adalah kecepatan pelayanan (56,35) dan kepastian biaya pelayanan (66,67). Kelemahan ini disebabkan
karena kurangnya koordinasi dan sosialisasi
antara petugas SAMSAT dengan masyarakat, adanya kasus korupsi simulator SIM yang menyebabkan diberhentikannya bahan baku pembuatan material STNK, adanya kesalahan teknis baik di SAMSAT pusat maupun daerah yang berimbas pada kecepatan pelayanan, ketidaklengkapan administrasi yang menyebabkan petugas
harus mencari arsip yang lama sebagai syarat
pembayaran yang nantinya menimbulkan biaya tambahan pada Wajib Pajak, kurangnya sumber daya manusia di Kantor SAMSAT,
perbedaan waktu
pelayanan antara satu pelayanan dengan pelayanan lain yang tidak diketahui oleh masyarakat sehingga dapat menimbulkan kecemburuan sosial ataupun rasa tidak adil dikalangan Wajib Pajak, dan kurangnya koordinasi antara SAMSAT dengan Polres dalam pembuatan plat kendaraan bermotor. 3. Kinerja proses internal Kantor SAMSAT sudah cukup baik. Terlihat dari kualitas pelayanan petugas dalam memungut Pajak Kendaraan Bermotor yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Rata-rata pendapatan Pajak kendaraan bermotor untuk setiap tahunnya mencapai 96,53%. 4. Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Kantor SAMSAT sudah optimal. Terlihat dari program pelatihan petugas yang dilaksanakan setiap empat bulan sekali, sedikit banyaknya telah meningkatkan kualitas sumber
daya mansuia yang dapat menghasilkan petugas yang profesional dalam melayani Wajib Pajak. 5. Dengan pengukuran kinerja menggunakan konsep Balanced Scorecard, dapat terlihat segala bentuk kekurangan yang perlu dibenahi oleh Kantor SAMSAT, yang selama ini msih menggunakan pengkuran kinerja tradisional. Karena dengan melihat kekurangan yang ada dalam kinerja non keuangan diharapkan Kantor SAMSAT dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja non keuangannnya, yang hasilnya akan melipat gandakan kinerja keunagan dalam jangka panjang. 6.2. Saran Beberapa saran yang dapat diajukan peneliti kepada Kantor SAMSAT Kabupaten Gunungkidul, yaitu: 1. Perlu dilakukan pengukuran kinerja kantor SAMSAT secara berkala dengan menggunakan indikator yang komprehensif dan terintegrasi, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dan dapat diamati tingkat perbaikannya. Pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard dapat menjadi pertimbangan Kantor SAMSAT sebagai alat ukur untuk mengevaluasi kinerjanya. 2. Memperbaiki dan meningkatkan kinerja yang telah dicapai guna mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan dan untuk mengantisipasi perubahan dalam tuntutan para pengguna jasa akan kualitas pelayaan di masa yang akan datang. Selain itu, Kantor SAMSAT juga harus lebih mengkomunikasikan
visi dan misi dengan jelas dan berkelanjutan keseluruh jajaran organisasi, baik melalui pertemuan-pertemuan rutin maupun pertemuan informal yang sewaktu-waktu dilaksanakan, serta berusaha berusaha untuk meningkatkan koordinasi dengan instansi pemerintah, kepolisian, Dinas Pendapatan, dan masyarakat. 3. Peningkatan pelayanan yang inovatif
melalui prosedur yang lebih baik.
Untuk meningkatkan pelayanan dapat dilakukan dengan menambah jumlah personil yang proporsional antara beban kerja dan peningkatan fasilitas pelayanan, sehingga pelayanan jasa kepada masyarakat dapat lebih cepat,adanya koordinasi yang lebih baik antara Kantor SAMSAT dengan Polres Kabupaten Gunungkidul, membersihkan korupsi dari tingkat bawah sampai tingkat atas, dan percepatan pengadaan mobil untuk kegiatan PKB keliling. 4. Adanya sosialisasi mengenai prosedur pelayanan di SAMSAT dan penetapan tarif pajak kendaraan bermotor secara langsung kepada masyarakat sehingga masyarakat lebih mengetahui tentang prosedur dan biaya pelayanan di Kantor SAMSAT. 5. Mengadakan survei yang berkelanjutan untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan di Kantor SAMSAT , supaya dapat dijadikan sebagai peningkatan kinerja.
6.3 Keterbatasan Penelitian 1. Data penelitian ini sebagain dihasilkan dari instrument kuesioner yang mendasarkan pada persepsi jawaban responden, hal ini akan menimbulkan masalah jika persepsi responden berbeda dengan keadaan yang sebenarnya. 2. Peneliti tidak mendapatkan data keuangan biaya yang dikeluarkan secara rinci, sehingga tidak dapat menganalisis secara lebih mendalam. 3. Kemungkinan dapat terjadi perbedaan perolehan data dan kondisi Kantor SAMSAT apabila penelitian dilaksnakan di waktu yang lain.