ran
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP)
BAB. VI RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN KAWASAN PRIORITAS
6.1
STRUKTUR PERUNTUKAN LAHAN KAWASAN PRIORITAS Dalam perencanaan sistem pelayanan secara normatif dibagi atas 2 kawasan yaitu
Pengembangan Pusat Lingkungan di RW 1 dan RW 2, pengembangan pusat skala Kawasan terletak di kantor lurah dan berada di luar Kawasan Tambago. Pengembangan Pusat Lingkungan Pusat-pusat lingkungan ini akan dikembangkan secara menyebar di Kawasan Perencanaan untuk melayani lingkup skala lingkungan pada kawasan-kawasan yang letaknya relatif berjauhan dan tidak terlayani secara langsung dengan pusat-pusat pelayanan telah direncanakan. Pusat pelayanan unit lingkungan dikembangkan sebagai pusat pelayanan yang menjadi orientasi kegiatan sosial budaya di tingkat lingkungan bagi permukiman yang berada di sekitarnya. Dengan kondisi yang ada maka fungsi yang diarahkan pada kawasan ini adalah sebagai berikut : a. Kawasan Perumahan/permukiman b. Kawasan Pertanian c. Kawasan Lingkungan lainnya. 6.2
RENCANA PEMANFAATAN LAHAN KAWASAN TAMBAGO Perencanaan detail Kawasan Tambago telah di atur dalam RDTR Kota Payakumbuh
yang tahap sekarang dalam proses perda, tapi berdasarkan arahan dari RTRW Kota Payakumbuh dan kondisi di lapangan, perencanaan di Kawasan Tambago secara umum terbagi atas sawah (pertanian lahan basah), kebun (pertanian lahan kering), permukiman, industry, kolam, kuburan dan RTH. Berdasarkan penggunaan lahan tersebut, sawah masih tetap di pertahankan dengan persentase 47,55 % dan untuk permukiman 13,24%. Bangunan fasum di Kawasan Tambago dikelompokan kepada permukiman karna jumlah yang sedikit dan tidak ada penambahan yang banyak. Industri di rencanakan sesuai dengan arahan RTRW Kota Payakumbuh, dan berdasarkan hitungan di dapat seluas 1,12 km2 atau 8,11 % dari luas Kawasan Tambago. Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada tabel 6.1 PLPBK Kelurahan Taratak Padang Kampuang Eks. Tambago -
BAB
VI - 1
ran
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Tabel 6.1 Rencana Pemanfaatan Lahan Kawasan Tambago Penggunaan Lahan Sawah Kebun Permukiman Industri Kolam Kuburan RTH Jumlah
Luas (km2) 5.56 2.31 2.10 1.12 0.84 0.78 0.79 13.80
Persentase 41.16% 17.10% 15.54% 8.29% 6.34% 5.74% 5.82% 100.00%
Sumber: Analisis, 2015
Perkebunan yang diarahkan untuk tanaman tahunan berdasarkan jenis tanah yang ada di rekomendasikan berupa kelapa dan coklat. Tanaman ini direkomendasikan karena sesuai dengan jenis tanah yang ada dan banyaknya tanaman tersebut ada di Kawasan Tambago. Selain itu tanaman tahunan berupa : Karet, Cengkeh, Sereh Wangi, Kelapa, Kapuk, Panili, Kelapa sawit, Coklat, Kopi, Jambu Mete, Kemiri, Teh, Pala, Aren, Lada, Kayumanis, Pinang, Gambir, Murbei, Lontar (Siwalan), Kemenyan, Kenanga. Tabel 6.2 Karakteristik Jenis Tanah yang ada di Kawasan Tambago Jenis Tanah Gleisol
Uraian Tanah ini memiliki solum sedang sampai dalam, dengan tekstur sedang dan berdrainase buruk, reaksi tanah (pH) agak masam , jenis tanah ini berasosiasi dengan jenis-jenis tanah regosol, aluvial dan kambisol
Kambisol
Tanah ini memiliki solum sedang sampai dalam, bertekstur halus sampai agak kasar, reaksi tanah (pH) masam dan berdrainase baik. Tanah ini berasosiasi dengan jenis tanah regosol, aluvial, litosol, brunizem dan podsolik
Vegetasi Vegetasi yang ditemukan selain pandan rawa, sagu dan mangrove, ditemukan pula tanaman pertanian dominasi kelapa dan tanaman campuran (tanaman setahun dan tahunan) semak belukar (Kayu waru, waringin, gondal, nibong, sagu). Vegetasi yang ditemukan adalah tanaman pertanian dominasi kelapa, tanaman campuran, tanaman tahunan, kebun, ladang, hutan primer dan sekunder, semak belukar (Kayu meranti, matoa, kelapa, alang-alang)
Sumber: Perhitungan Jenis tanaman
6.3
RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan ini merupakan isi ketentuan dalam
pelaksanaan pembangunan fisik, yang didasarkan pada perpetakan (kapling), yang dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan yang baik dan teratur terutama dilihat dari aspek PLPBK Kelurahan Taratak Padang Kampuang Eks. Tambago -
BAB
VI - 2
ran
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) bangunan fisiknya, serta sebagai alat pengontrol pembangunan fisik. Adapun aturan-aturan dalam pembangunan fisik di kawasan perencanaan, meliputi : a. Kepadatan bangunan b. Koefisien lantai bangunan (KLB) c. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) d. Garis Sempadan Bangunan (GSB) 6.3.1
Rencana Kepadatan Bangunan Pada tahap RTPLP, rencana kepadatan bangunan yang diberikan adalah dalam arti
kasar, yaitu jumlah bangunan dibagi luas seluruh kawasan terbangun dalam unit lingkungan tertentu. Untuk menentukan kepadatan bangunan dapat di tentukan dari koefisien dasar bangunan (KDB) dan koefisien lantai bangunan (KLB). Rencana Intensitas Bangunan Kawasan Tambago ditetapkan sebagai berikut : 1. Kawasan dengan perumahan ditetapkan memiliki KDB maksimal antara 40% sampai 50% 2. Sarana Pendidikan ditetapkan memiliki KDB maksimal 30% sampai 50% 3. Sarana Ibadah ditetapkan memiliki KDB maksimal 50% 4. Kawasan Industri 40% sampai 60% Rencana intensitas pemanfaatan ruang untuk kawasan permukiman ditetapkan sebesar 40% sampai dengan 50%. Pengaturan KDB atau KLB perumahan digolongkan kepada perumahan kepadatan rendah. Pengaturan kepadatan bangunan ini didasarkan pada pertimbangan nilai lahan, kondisi fisik wilayah, dan fungsi kawasan. 6.3.2
Rencana Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Koefisien Luas Bangunan (KLB) adalah angka besaran jumlah luas lantai bangunan
(berbagai tingkat lantai bila ada) dibagi luas kapling (petak lahan tempat bangunan tersebut) dalam angka rasio desimal. Secara sistematis, KLB dapat dinyatakan dalam persamaan : KLB =
Total Luas Lantai Bangunan X 100 % Luas Kapling
Kebijaksanaan ketinggian bangunan sangat erat kaitannya dengan kebijaksanaan penentuan FAR (Floor Area Ratio). Penentuan ketinggian bangunan ini akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan wajah atau image terhadap kawasan yang bersangkutan.Rencana ketinggian maksimum atau minimum bangunan untuk setiap blok peruntukan dinyatakan dalam KLB (koefisien lantai bangunan). adapun kriteria pengaturan KLB adalah sebagai berikut :
PLPBK Kelurahan Taratak Padang Kampuang Eks. Tambago -
BAB
VI - 3
ran
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Blok peruntukan ketinggian bangunan sedang adalah blok dengan tidak bertingkat dan bertingkat maksimum dua lantai (KLB maksimum = 2 x KDB) dengan puncak bangunan maksimum 12 m dari lantai dasar Kebijakan intensitas bangunan dengan tinggi maksimal ini adalah disesuaikan dengan arahan RTRW Kota Payakumbuh dan sebagai akibat dari upaya metigasi bencana gempa bumi. Ketinggian bangunan yang diwujudkan dalam jumlah lantai bangunan ditetapkan sebesar perkalian Tg 45 x GSB. Sesuai intensitas maka kawasan perencanaan diarahkan untuk KLB : 1. Kawasan dengan perumahan ditetapkan memiliki KLB maksimal 1 Lantai 2. Sarana Pendidikan ditetapkan memiliki KLB maksimal 2 lantai 3. Sarana Ibadah ditetapkan memiliki KLB maksimal 1 lantai 4. Kawasan Industri ditetapkan memiliki KLB 2 lantai 6.3.3
Rencana Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Koefisien dasar bangunan (KDB) adalah angka besaran luas dasar (tapak bangunan
dibagi luas kapling/ petak lahan tempat bangunan tersebut) dalam angka persen. Secara teoritis, angka ini dapat berkisar antara tiada bangunan (0%) sampai tiada pekarangan, hanya ada bangunan (100%). Rencana pengaturan KDB ditujukan untuk mengatur proporsi antara daerah terbangun dengan non terbangun serta untuk mengatur intensitas kepadatan bangunan. Secara sistematis, KDB dapat dinyatakan dalam persamaan: KDB =
Luas Lantai Dasar X 100 % Luas Kapling
Selain memperhatikan kondisi alam tersebut, ketentuan pengaturan KDB bertujuan untuk : 1. Menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan. 2. Menciptakan keserasian antara lingkungan baru dengan lingkungan lama yang sudah terbentuk. 3. Menjaga keseimbangan antara bangkitan kendaraan yang ditimbulkan oleh bangunan dengan rencana jaringan jalan dan pengoperasian sistem transportasi kota. Perhitungan luas lantai dasar bangunan ditentukan sebagai berikut : 1. Luas lantai dasar bangunan dihitung sampai batas terluar. 2. Luas lantai ruangan beratap yang mempunyai dinding lebih dari 1,2 meter di atas ruangan tersebut dihitung 100 %. PLPBK Kelurahan Taratak Padang Kampuang Eks. Tambago -
BAB
VI - 4
ran
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) 3. Luas lantai bangunan yang bersifat terbuka atau mempunyai dinding tidak lebih dari 1,2 meter di atas lantai ruangan tersebut dihitung 50% selama tidak melebihi 10% dari luas denah yang diperhitungkan sesuai dengan KDB yang ditetapkan. 4. Untuk Oversteak atap yang melebihi lebar 1,5 meter, luas mendatar kelebihannya dianggap sebagai luas lantai denah. 5. Luas lantai ruangan dihitung 50% selama tidak melebihi 10% dari KDB yang ditetapkan, sedangkan luas lantai ruangan selebihnya dihitung 100%. 6. Teras tidak beratap yang mempunyai tinggi dinding tidak lebih dari 1,2 diatas lantai teras tidak diperhitungkan. 6.3.4
Rencana Garis Sempadan Bangunan (GSB) Secara umum GSB (Garis Sempadan Bangunan) adalah batas persil yang tidak
boleh didirikan bangunan dan diukur dari dinding terluar bangunan terhadap batas tepi rencana jalan, batas rencana sungai, rencana saluran infrastruktur, batas jaringan listrik tegangan tinggi, garis sempadan mata air, garis, garis sempadan telekomunikasi. Pertimbangan Garis Sempadan Bangunan (GSB) dan Jarak Bebas Bangunan GSB minimum ditetapkan dengan mempertimbangkan keselamatan, risiko kebakaran, kesehatan, kenyamanan dan estetika. Mengingat kondisi sebagian kawasan perencanaan telah menjadi lahan terbangun, maka ketentuan garis sempadan bangunan untuk kawasan ini diupayakan agar Jarak GSB dipertimbangkan terhadap bidang terluar dari bangunan yang saat ini telah berdiri, luas persil bangunan tersebut, kondisi (konstruksi) bangunan, status lahan dan perijinan bangunan tersebut, serta kesesuaian fungsi bangunan dengan, arahan rencana tata ruang. Arahan rencana garis sempadan bangunan di kawasan prioritas sebaiknya menggunakan aturan sebagai berikut : 1. Garis Sempadan muka bangunan dan
sempadan samping yang menghadap jalan
ditetapkan ½ dari daerah milik jalan (Damija) ditambah 1 (satu) meter. 2. Garis Sempadan samping bangunan berjarak minimum 1 meter dari dinding bangunan. 3. Garis sempadan belakang bangunan berjarak minimum 1.5 meter dari dinding bangunan 4. Sedangkan garis sempadan bangunan yang dilewati oleh jaringan jalan lokal dan jalan lingkungan dengan lebar jalan > 3,5 m dengan bahu jalan 2 x 1,00 m, kecepatan paling rendah 20 km/jam 5. Garis sempadan bangunan untuk jalan lingkungan dengan lebar dengan lebar jalan 2 - 4 meter dengan bahu jalan 2 x 1,00 m, kecepatan paling rendah 20 km/jam
PLPBK Kelurahan Taratak Padang Kampuang Eks. Tambago -
BAB
VI - 5
ran
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) 6.3.5
Rencana Koofisien Dasar Hijau (KDH) KDH (Koefisien Dasar Hijau) adalah angka persentase perbandingan antara luas
seluruh ruang terbuka diluar bangunan gedung yang diperuntukan bagi pertamanan/ penghijauan dan luas tanah perpetakan atau daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan. Standar umum yang berlaku untuk KDH adalah 30% dari luas kapling yang dimanfaatkan untuk RTH. Secara rinci intensitas tata bangunan dan lingkungan di kawasan prioritas adalah sebagai berikut : Tabel 6.3 Intentitas Tata Bangunan dan Lingkungan Jenis Peruntukan Perumahan Pelayanan Umum (Pendidikan, Peribadatan. Kesehatan) Industri Pertanian
KDB Max (%) 40
KLB Max (%) 0,8
KDH Max (%) 52
GSB Min ½ rumija + 1
GSS Min 5 – 15 Mtr
50
1,6
30
½ rumija + 1
5 – 15 Mtr
60 -
2,1 -
20 -
½ rumija + 1 -
5 – 15 Mtr -
Sumber : Hasil Rencana 2015
Gambar 6.1 Ilustrasi Garis-Garis Bangunan
PLPBK Kelurahan Taratak Padang Kampuang Eks. Tambago -
BAB
VI - 6
ran
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Gambar 6.2 Ilustrasi Penataan Bangunan dan Lingkungan
6.4
SISTEM SIRKULASI DAN JALUR PENGHUBUNG
A.
Jaringan Jalan Beberapa Kebutuhan dalam upaya peningkatan jaringan jalan adalah:
1. Peningkatan jalan utama kawasan sudah ada perkerasan tapi kondisi saluran drainase, jalur pejalan kaki dan bahu jalan belum tertata dengan baik dan terkoneksi.
Gambar 6.3 PLPBK Kelurahan Taratak Padang Kampuang Eks. Tambago -
BAB
VI - 7
ran
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Ilustrasi Penataan Jalan Utama Kawasan
2. Pembangunan jalan lingkungan menuju permukiman yang belum ada jalan atau sudah ada namun lebarnya belum bias diakses oleh kendaraan pemadam kebakaran sehingga nantinya bisa diakses oleh kendaraan roda 6.
Gambar 6.4 Konsep Penataan Jalan Lingkungan
3. Peningkatan dan pembangunan jalan usaha tani. Beberapa hal yang mendasari kebutuhan ini adalah : PLPBK Kelurahan Taratak Padang Kampuang Eks. Tambago -
BAB
VI - 8
ran
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) a. Kebutuhan jalan usaha tani sebagai bentuk upaya mempermudah pendistribusian hasil pertanian penduduk sehingga bisa langsung diakses oleh kendaraan yang pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan perekonomian masyarakat sebagai akibat semakin rendahnya biaya mobilisasi dan transportasi masyarakat. Sebagai gambaran pada awalnya penditribusian hasil pertanian (terutama padi sawah) dilakukan dengan cara dipanggul dan di upahkan kepada pihak lain dan memakan biaya cukup besar dan waktu yang cukup lama, namun dengan adanya akses jalan diharapkan semua permasalahan tersebut bisa diatasi. b. Jalan usaha tani juga akan digunakan masyarakat sebagai salah satu daya tarik wisata alam, dimana masyarakat dan pengunjung bisa menikmati areal persawahan dengan adanya jalan usaha tani ini. Gambar 6.5 Ilustrasi Penataan Jalan Usaha Tani
4. Sebagai pembentuk indentitas kawasan perlu diangun gerbang masuk ke kawasan prioritas pada setiap entry pointnya. PLPBK Kelurahan Taratak Padang Kampuang Eks. Tambago -
BAB
VI - 9
ran
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Gambar 6.6 Ilustrasi Penataan Identitas Kawasan
5. Dalam jaringan jalan bisa dilakukan penambahan ornamen seperti peletakan tiang atau bak sampah, pembuatan pot bunga atau taman untuk menciptakan kesan alamai dan kesejukan. Gambar 6.7 Ilustrasi Penataan Ornamen Jalan
PLPBK Kelurahan Taratak Padang Kampuang Eks. Tambago -
BAB
VI - 10
ran
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) B.
Jalur Pejalan Kaki Untuk pedestrian diusulkan berupa jalur pejalan kaki atau trotoar di Jl. Rasyid
Thaher, yaitu : 1. Jalur pedestrian lebar 1,2 - 2,4 m termasuk jalur untuk penyandang cacat. Pedestrian diarahkan untuk menerus tanpa perbedaan elevasi yang berarti, dengan ramp turun yang semakin melandai untuk kenyamanan pengguna dan penyandang cacat. 2. Tidak diperkenankan untuk kegiatan lain selain pejalan kaki. 3. Pada bagian trotoar yang di bawahnya dilewati saluran drainase, pada setiap jarak 10 m diberi lubang untuk pemeliharaan dilengkapi dengan tutup yang dapat dibuka untuk pemeliharaan. Lubang atau Man Hole ini dengan desain dan pola trotoar pedestrian yang sama dan tidak mempunyai perbedaan elevasi. 4. Rambu-rambu, tiang listrik, reklame dan pohon diletakkan di bagian tepi trotoar yang bersinggungan dengan jalan. 5. Elemen elemen yang mendukung jalur pedesterian antara lain : a. Pedesterian dengan keramik b. Lampu penerangan pedesterian c. Tanaman pohon yang ditanam setiap jarak 25 m dan berfungsi untuk peneduh Sedangkan jalur pejalan kaki di kawasan permukiman, pedoman rancangannya diusulkan sebagai berikut : a. Lebar trotoar disesuaikan dengan lebar jalan yang ada b. Sebagai bagian dari kegiatan permukiman dan jalur sirkulasi penduduk c. Dilengkapi dengan perabot jalan yang menunjang fungsinya sebagai jalur pejalan kaki seperti papan informasi. d. Jika memungkinkan pada jarak tertentu terdapat Fire Hydrant, dengan perletakkan yang tidak mengganggu kenyamanan pengguna. e. Tidak diperkenankan adanya pedagang kaki lima kecuali pada daerah tertentu dengan perletakan yang diatur sedemikian rupa sehingga saling menguntungkan, simbiosis mutualisma. Perletakaan pedagang bukan pada jalur pedestrain, namun menjorok kedalam bagian dalam. f. Jalur pedestrian dengan arcade, agar tercipta kenyamanan pejalan kaki secara optimal. (arcade bisa juga diciptakan dengan penanaman pohon disekitar trotoar).
PLPBK Kelurahan Taratak Padang Kampuang Eks. Tambago -
BAB
VI - 11
ran
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Gambar 6.8 Ilustrasi Penataan Trotoar Jalan
6.5
SISTEM RUANG TERBUKA DAN TATA HIJAU Dalam
rencana
pemanfaatan
ruang
untuk
kegiatan
ini,
langkah-langkah
perencanaan yang akan dilakukan adalah: 1. Rencana pemanfaatan ruang untuk kegiatan ini harus memperhatikan kebijaksanaan mengenai kawasan perlindungan setempat yang berfungsi pula sebagai ruang terbuka hijau (RTH) meliputi : a. Jalur Sempadan Sungai Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Perlindungan terhadap sempadan sungai dilakukan untuk melindungi fungsi sungai dari kegiatan budidaya yang dapat menganggu dan merusak kondisi sungai dan mengamankan aliran sungai. Kriteria jalur sempadan sungai adalah sekurang-kurangnya 5 meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul di luar kawasan perkotaan dan 3 meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul di dalam kawasan perkotaan.
Gambar 6.9 PLPBK Kelurahan Taratak Padang Kampuang Eks. Tambago -
BAB
VI - 12
ran
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Ilustrasi Penataan RTH Sempadan Sungai
b. Taman lingkungan Kawasan campuran bisa dikembangkan sebagai salah Taman Lingkungan yang dapat dimanfaatkan penduduk sebagai tempat melakukan berbagai kegiatan sosial di lingkungan RT tersebut. Untuk mendukung aktivitas penduduk di lingkungan tersebut, fasilitas yang harus disediakan minimal bangku taman dan fasilitas mainan anak-anak. Selain sebagai tempat untuk melakukan aktivitas sosial, RTH Taman dapat pula dimanfaatkan sebagai suatu community garden dengan menanam tanaman obat keluarga/apotik hidup, sayur, dan buah-buahan yang dapat dimanfaatkan oleh warga sebagai satu penambah estetika kawasan, selain itu juga dapat dijadikan sebagai tempat untuk sarana olah raga, seperti untuk penyediaan lapangan bola voli atau lapangan bulu tangkis. Gambar 6.10 Ilustrasi Penataan RTH Taman Lingkungan PLPBK Kelurahan Taratak Padang Kampuang Eks. Tambago -
BAB
VI - 13
ran
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP)
c. Ruang Terbuka Hijau Perkarangan Dalam rangka mengoptimalkan lahan pekarangan, maka RTH pekarangan dapat dimanfaatkan untuk kegiatan atau kebutuhan lainnya. RTH pada rumah dengan pekarangan luas dapat dimanfaatkan sebagai tempat utilitas tertentu (sumur resapan) dan dapat juga dipakai untuk tempat menanam tanaman hias dan tanaman produktif (yang dapat menghasilkan buah-buahan, sayur, dan bunga). Untuk rumah dengan RTH pada lahan pekarangan yang tidak terlalu luas atau sempit, RTH dapat dimanfaatkan pula untuk menanam tanaman obat keluarga/apotik hidup, dan tanaman pot sehingga dapat menambah nilai estetika sebuah rumah. Untuk efisiensi ruang, tanaman pot dimaksud dapat diatur dalam susunan/bentuk vertikal. Gambar 6.11 Ilustrasi Penataan RTH Taman Pekarangan
PLPBK Kelurahan Taratak Padang Kampuang Eks. Tambago -
BAB
VI - 14
ran
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP)
2. Kebijaksanaan perlindungan dan pelestarian lingkungan alamiah, utamanya ditujukan terhadap ruang terbuka hijau yang ada dan aliran sungai-sungai. a. Ruang-ruang terbuka hijau yang ada sekarang harus dipertahankan dan bila memungkinkan dilakukan penambahan baru. Terhadap areal-areal yang semula merupakan dan berfungsi sebagai ruang terbuka hijau, secara bertahap agar dikembalikan kepada fungsinya semula. b. Peran serta masyarakat pada upaya penghijauan perlu digalakkan dengan caramelakukan
penyuluhan
terhadap
pentingnya
arti
penghijauan
serta
mensyaratkanupaya penghijauan pada setiap permohonan ijin mendirikan bangunan (IMB). c. Terhadap
tepi
jalur
jalan
dan
pinggiran-pinggiran
sungai
perlu
dilakukan
upayapenghijauan dengan penanaman pohon-pohon pelindung. d. Pulau jalan dan jalur pemindah jalan perlu dimanfaatkan secara optimal untuk keperluan penghijaun dengan cara pembuatan taman dana penanaman pohon-pohon hias dalam media pot-pot dan bak bunga. 6.6
PERENCANAAN WISATA Potensi wisata alami tidak ada di Kawasan Tambago, tapi kita dapat menciptakan
wisata yang dapat menarik orang untuk datang berwisata ke Kawasan ini. Objek wisata yang bias dikembangkan adalah wisata pertanian (agrowisata), wisata peternakan dan PLPBK Kelurahan Taratak Padang Kampuang Eks. Tambago -
BAB
VI - 15
ran
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) wisata industry. Wisata tersebut dapaat dikembangkan karena potensi yang ada di Kawasan ini yaitu lahan pertanian, lahan peternakan dan lahan industry. Konsep wisata yang kita tawarkan adalah 3S (Something to see, Something to do, Something to buy). Wisatawan kita tarik untuk datang ke Kawasan Tambago dengan paket perjalanan yang semenarik mungkin. Adapun paket yang ditawarkan seperti : a. Something to see : Melihat cara panen padi, panen ikan d keramba, binatang ternak melahirkan dan sebagainya. (kegiataan yang pengunjung hanya melihat kegiatan yang ada di Kawasan Tambago) b. Something to do : Ikut menanan pagi, ikut panen ikan, ikut memberi makan ternak, ikut membuat kerupuk/lobrik dan sebagainya. (kegiatan yang pengunjung ikut terlibat dalam kegiatan yang ada di Kawasan Tambago) c. Something to buy : Membeli hasil bumi yang ada di Kawasan Tambago, membeli cendramata/souvenir di Kawasan Tambago, kuliner di Kawasan Tambago. (kegiatan yang menarik wisatawan untuk membelaanjakan uangnya di Kawasan Tambago). Untuk menciptakan wisata tersebut, di rencanakan untuk mengalokasikan tanah ± 1 ha untuk membuatan parkir dan gallery. Ada 2 tempat yang direncanakan yaitu di lahan pertanian/perkebunan dan kawasan home industry yang ada di jalan KH. Ahmad Dahlan. Adapun ilustrasi dapat dilihat pada gambar 6.12 Gambar 6.12 Ilustrasi Galeri Wisata Pertanian dan Industri
PLPBK Kelurahan Taratak Padang Kampuang Eks. Tambago -
BAB
VI - 16
ran
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) 6.7
SISTEM SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN
A.
Jaringan Air Bersih Air bersih di Kawasan Tambago telah terlayani secara maksimal, pipa PDAM distribusi
telah ada di jalan-jalan utama yang ada pada Kawasan Tambago. Dan saat ini pamsimas yang ada di Kawasan Tambago memanfaatkan air PDAM tersebut. Yang menjadi perbedaan antara pamsimas dengan PDAM adalah pembayaran bulanan yang dilakukan penduduk Kawasan Tambago. Sampai akhir tahun perencanaan, kebutuhan air bersih di Kawasan Tambago masih terpenuhi dan adanya penambahan pipa yang telah direncanakan oleh pemko di Jalan Kh. Ahmad Dahlan. B.
Jaringan Air Limbah
Perencanaan pengelolaan prasarana air limbah di Kota Payakumbuh berdasarkan RTRW Kota Payakumbuh 2010-2030 adalah sebagai berikut:
Pengurangan penggunaan jamban cemplung karena bisa menyebabkan pencemaran air permukaan yang berakibat pada penyebaran penyakit.
Peningkatan penggunaan Onsite System baik individual maupun komunal yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan penggunaan jamban cemplung.
Perencanaan penggunaan Septik Tank/Onsite System dengan lebih terstruktur dan dilengkapi dengan penerapannya yang memenuhi secara teknis sehingga mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan terutama terhadap tanah dan air tanah.
Peningkatan pelayanan pengelola sedot tinja oleh Dinas Tata Ruang dan Kebersihan atau SKPD Kota Payakumbuh yang menangani hal tersebut, mengingat perencanaan Onsite System yang akan meningkat.
Pengelolaan air buangan dengan Offsite System terutama di kawasan Pusat Kota PPK mengingat kepadatan penduduknya yang tinggi dengan tingkat pelayanan air bersih yang sudah berkategori tinggi pula. Sehingga perencanaan dan penggunaan Offsite System ini sudah menjadi suatu kebutuhan dan keharusan. Dan kedepannya penerapan offsite system ini perlu direncanakan
Berdasarkan arahan dari pemko yang tertuang dalam RTRW kota Payakumbuh 2010-2030 dan SSK Kota Payakumbuh 2010-2040, maka perencanaan di Kawasan tambago untuk black water menggunakan system onsite dengan septi tank pribadi atau komunal. Berikut model pengolahan limbah black water.
PLPBK Kelurahan Taratak Padang Kampuang Eks. Tambago -
BAB
VI - 17
ran
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Gambar 6.13 Model Septik Tank
Septi tank pribadi
Septi tank komunal Standar penyediaan septik tank yang dianjurkan untuk kawasan permukiman adalah sebagai berikut (kecuali untuk bangunan yang mempunyai limbah tinggi): Tabel 6.4 Kapasitas Setik Tank Untuk Rumah Tangga No 1 2 3 4 5 6
Jumlah Maksimum Tetap (Jiwa) 4 6 8 10 12 14
Penghuni Ukuran Yang Dianjurkan ( Meter) Lebar Panjang Dalam Ruang Udara 0,92 1,83 1,22 0,33 0,92 2,14 1,22 0,33 1,07 2,29 1,22 0,33 1,07 2,60 1,38 0,33 1,22 2,60 1,38 0,33 1,22 3,05 1,38 0,33
Sumber : Pedoman Teknis Pengelolaan Air Limbah Dep. Pekerjaan Umum, Dirjen Cipta Karya, PLP.
PLPBK Kelurahan Taratak Padang Kampuang Eks. Tambago -
BAB
VI - 18
ran
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Tabel 6.5 Jarak Minimum Septik Tank atau Bidang Resapan No Jarak Dari
Septik Tank (M)
Bidang Resapan (M)
1.
Bangunan
1,5
1,5
2.
Sumur
10,0
10,5
3
Pipa Air Bersih
3,0
3,0
Sumber : Pedoman Teknis Pengelolaan Air Limbah Dep. Pekerjaan Umum, Dirjen Cipta Karya, PLP.
Sedangkan sarana jamban terdiri dari ruang kamar mandi dan kakus, serta instalasi pengolahan limbah rumah tangga. Bagan alir penataan jamban keluarga adalah sebagai berikut : Gambar 6.14 Bagan Alir Jamban Keluarga
KAKUS
RUANG CUCI
SEPTIK TANK
KAMAR MANDI
DAPUR
BAK KONTROL
RESAPAN
C.
Penanganan Sampah Mengacu kepada RTRW, Masterplan sampah dan SSK Kota Payakumbuh,
penanganan persampahan di Kawasan Tambago diarahkan sebagai berikut : a. Penyediaan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) untuk menampung sampah kawasan sebelum dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA). Lokasi penempatan TPS diarahkan pada tempat yang tidak mengganggu view / keindahan kawasan. Berdasarkan analisis, dibutuhkan 1 TPS di Kawasan Tambago. b. Penyediaan tempat-tempat sampah yang dapat langsung menampung sampah dari sumbernya, terutama pada jalur-jalur pedestrian dengan intensitas pejalan kaki yang tinggi dan di tempat-tempat konsentrasi pejalan kaki seperti di Jalan-jalan utama ataupun konsentrasi masyarakat. c. Tempat-tempat sampah dan TPS didesain sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu dari segi visual dan estetika. PLPBK Kelurahan Taratak Padang Kampuang Eks. Tambago -
BAB
VI - 19
ran
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) d. Tempat sampah yang disediakan terdiri dari tempat untuk sampah organik dan tempat untuk sampah non organik yang diberi warna berbeda. e. Pada lingkungan diperkirakan akan terjadi pemusatan kegiatan, penanganan sampah dilakukan dengan sistim komunal. Sampah dikumpulkan melalui bin-bin sampah selanjutnya diangkut ke tempat pembuangan sementara dan seterusnya ke tempat pembuangan akhir. Dalam hal pengelolaan persampahan di Kawasan Tambago di arahkan dengan: 1. Sistem Pelayanan Komunal : Sistem pelayanan komunal ini ditetapkan bagi kawasan permukiman perumahan dimana pada masing masing kawasan ditetapkan satu buah TPS dengan pelayanan pemindahan melalui gerobak dan pengangkutan melalui fasilitas truk sampah. 2. Pembuatan Lubang Biopori pada setiap pekarangan masyarakat.
3. 3R ( Reduce, Reuse, dan Recycle ) Tahapan yang dilalui untuk 3R ini adalah : a. Pemilahan sampah dimulai semenjak dari timbulan sampah ( rumah tangga, jalan, dll) dengan memisahkan antara sampah basah (Organik) dengan sampah kering (Anorganik) dan memisahkan media penampung.
Sampah basah dapat berupa sisa sayuran, dedaunan, sisa makanan, dan sampah yang mudah membusuk lainnya.
Sampah kering dapat berupa plastik, kertas, logam, karet, dan jenis sampah kering lainnya.
b. Sampah hasil pemilahan ditumpuk pada bak penampungan sementara dengan menempatkan sampah basah pada bak berwarna hijau dan sampah kering pada bak berwarna orange. c. Sampah yang ditumpuk pada bak sampah kemudian diangkut ke tempat penampungan sampah untuk diolah lebih lanjut . PLPBK Kelurahan Taratak Padang Kampuang Eks. Tambago -
BAB
VI - 20
ran
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) d. Pada tempat penampungan sampah, sampah diolah dengan memisahkan antara sampah untuk bahan kompos dengan sampah yang tidak bisa diolah untuk sampah hijau. Pemisahan jenis sampah berdasarkan jenis bahan untuk sampah kering. e. Sampah basah untuk bahan kompos digiling dengan mesin penggiling sampah basah untuk kemudian diolah menjadi pupuk kompos, sementara sampah sisa dibakar pada tungku pembakar. f. Sampah kering dipisahkan berdasarkan jenis untuk kemudian dijual kepada pedagang pengumpul barang bekas. Untuk sampah plastik terlebih dahulu digiling dengan mesin penggiling plastik. Sisa sampah dibakar. 1. Pola Operasional Pengelolaan Sampah 3R a. Teknik Operasional Yang Akan Diterapkan Teknik operasional pengelolaan sampah yang akan diterapkan dapat dilihat pada Gambar berikut ini : Gambar 6.15 Skema Teknik Operasional Pengelolaan Sampah 3R Timbulan Sampah
Pewadahan/Pemilahan
Dijual
Pengumpulan Pemindahan dan Pengangkutan
Pengolahan
Pembuangan Akhir b. Persyaratan Bahan Untuk Pewadahan Sampah Tidak mudah rusak Kedap air (kecuali kantong plastik dan kertas) Mudah untuk diperbaiki Ekonomis, mudah diperoleh/dibuat oleh masyarakat Mudah dan cepat untuk dikosongkan c. Jenis Pewadahan PLPBK Kelurahan Taratak Padang Kampuang Eks. Tambago -
BAB
VI - 21
ran
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) 1. Wadah Individual : Wadah individual ditempatkan di halaman muka 2. Wadah komunal : Wadah komunal ditempatkan tidak mengambil lahan trotoar, sedekat mungkin dengan sumber sampah, tidak mengganggu pemakai jalan atau sarana umum lainnya, di tepi jalan besar pada suatu lokasi yang mudah untuk pengoperasiannya. d. Aspek Penting Dalam Pengelolaan sampah 3R Pengelolaan sampah 3R dapat dilakukan mulai dari beberapa aspek yaitu : 1. Mulai menerapkan pemisahan jenis sampah yang akan dibuang, dimulai dari rumah tangga kemudian dilakukan pengolahan terhadap sampah yang sudah dipisahkan. Pengolahan dibagi menjadi dua yaitu : Pengolahan di sumber sampah dan pengolahan yang dilakukan di TPS. Selain itu kajian yang harus dilakukan adalah pengukuran yang akurat tentang pertumbuhan jumlah penduduk berbanding dengan volume sampah yang dihasilkan beserta perkiraan-perkiraan-nya. Perhitungan ini penting agar dapat menjaga keseimbangan antara pertumbuhan penduduk, kapasitas pengolahan dan penghancuran sampah di masa mendatang. 2. Melakukan langkah yang sifatnya preventif untuk menekan jumlah sampah yang dihasilkan setiap hari. Menjalankan sosialisasi 3R dengan serius. 3. Aspek kebiasaan dan budaya masyarakat terhadap permasalahan sampah, terutama kebiasaan membuang sampah di sembarang tempat. Kebiasaan ini harus segera dihentikan dengan cara pemerintah kota harus membuat Peraturan Daerah yang mengikat disertai sanksi terhadap individu yang membuang sampah di sembarang tempat. 4. Peran pemerintah dalam pelaksanaan program 3R harus benar-benar melaksanakan konsep pembangunan berkelanjutan. e. Metode Pengolahan Sampah 1. Pengelolaan di sumber sampah Pengelolaan sampah dimulai dari rumah tangga yaitu dengan cara memisahkan sampah organik dan anorganik, sebaiknya sampah dimasukkan ke dalam kantong sampah yang berbeda warnanya. dijangkau oleh gerobak sampah.
dan dikumpulkan di bak sampah yang mudah pengolahan di sumber sampah dapat dilakukan
dengan cara dibakar, melakukan composting dan dijual (penerapan prinsip 3R). Pendekatan persoalan sampah dengan pendekatan sumber sampah hal ini lebih efektif dari pada pengolahan di TPA. Sampah organik yang selama ini dibuang karena bau dapat dimanfaatkan lagi menjadi kompos. Sedangkan sampah kertas, plastik, logam PLPBK Kelurahan Taratak Padang Kampuang Eks. Tambago -
BAB
VI - 22
ran
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) dan kaca dimanfaatkan sebagai kerajinan seni atau dijual ke industri pengolahan selanjutnya. 2. Pengolahan di TPS Lokasi TPS sebaiknya berada dalam lingkungan lokasi sumber sampah. Adapun manfaat dari pengolahan di TPS adalah sebagai berikut : Memberikan lapangan kerja tambahan bagi masyarakat di sekitar lokasi Memberikan kontribusi positif pada penyediaan pupuk organik sebagai alternatif lain yang kualitasnya lebih baik, harganya lebih murah, dapat dibuat sendiri, dan pasokan terjamin dibandingkan pupuk kimia. Membantu pengelolaan sampah perkotaan Menghemat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mengurangi pencemaran lingkungan Membantu melestarikan Sumber Daya Alam (SDA) Biaya operasional murah Gambar 6.16 Tempat Pembuangan Sampah Sementara
PLPBK Kelurahan Taratak Padang Kampuang Eks. Tambago -
BAB
VI - 23
ran
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP)
D.
Jaringan Drainase Rencana Penataan jaringan drainase di Kawasan Tambago adalah :
1. Perbaikan kondisi saluran-saluran drainase sekunder (anak sungai) khususnya apabila belum dilakukan normalisasi dengan memasang batu bronjong atau dinding pengaman. 2. Pemeliharaan, penyempurnaan dan peningkatan jaringan drainase dan irigasi
baik
kapasitas maupun kualitasnya baik dengan biaya rutin Pemerintah Kota, namun lebih ditekankan adanya swadaya masyarakat melui gotong royong sehingga adanya rasa memiliki dan kepedulian terhadap lingkungan. 3. Pemeliharaan dan peningkatan pelayanan drainase sekunder (anak sungai) dan jaringan irigasi sehingga terhindar dari pembuangan sampah. 4. Mengembangkan jaringan drainase lingkungan/riol pada kawasan permukiman, karena pada umumnya pada Kawasan Tambago belum memiliki saluran lingkungan/riol (sehingga sering terjadi genangan) dan menghubungkannya pada drainase terpadu (drainase jalan/sekunder) yang akhirnya dialirkan pada drainase primer (sungai). 5. Pembuatan sumur-sumur resapan bagi tiap perumahan untuk mempercepat resapan air ke dalam tanah sehingga tidak menimbulkan genangan bagi kawasan yang tidak memungkinkan dibuatkan riol/drainase. Jaringan drainase direncanakan untuk mengikuti jaringan jalan, dengan tujuan disamping memudahkan pengaliran air hujan, juga untuk mengamankan badan jalan agar tidak cepat rusak dan longsor. Tabel 6.6 Tipologi Saluran Drainase No Fungsi Kawasan Kawasan 1 Permukiman
Bentuk Saluran Segi Empat Trapesium Terbuka
Kontruksi Saluran dan Plesteran, pasangan batu kali
Gambar 6.17 Potongan Saluran Drainase
PLPBK Kelurahan Taratak Padang Kampuang Eks. Tambago -
BAB
VI - 24
ran
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP)
6.8
RENCANA TAPAK KAWASAN PRIORITAS Berdasarkan pemilihan kawasan prioritas yang akan dikembangkan dalam kegiatan
PLP-BK Kawasan Tambago, maka disepakati secara bersama untuk memprioritaskan pembenahan sarana prasarana dan infrastruktur yang berada di RW.2. Karena sebagai pusat pemerintahan Kawasan, infrastruktur disekitar pusat pemerintahan Kawasan ini sangat kurang. Dari hasil FGD dan rencana pengembangan Tapak Kawasan Prioritas dapat kita kelompokkan menjadi beberapa sub bagaian sebagai berikut : 1. Pembenahan Infrastruktur Jalan Sepanjang ± 1.500 m Jalan ini merupkan jalan utama menuju Kawasan Tambago, jalan lingkungan dan jalan usaha tani. Melihat keadaan jalan utama saat ini, jalan tersebut sudah berupa jalan aspal hotmix selebar 6 meter, namun untuk jalan lingkungan dan jalan usaha tani sudah banyak terdapat
jalan
yang
rusak
dan
belum
terbangun
sehingga
diperlukan
perbaikan/pembangunan terhadap jalan tersebut.
PLPBK Kelurahan Taratak Padang Kampuang Eks. Tambago -
BAB
VI - 25
ran
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Diharapkan dengan telah diperbaiki dan dibangunnya jalan tersebut lebih mempermudah masyarakat akses transportasi masyarakat sehingga aktivitas ekonomi berjalan lebih baik lagi. A. Cor beton pada jalan Bayam sepanjang 300 m B. Cor beton pada Jalan Kopi sepanjang 81 m C. Cor beton jalan refleksi sepanjang 25 m D. Cor beton jalan manggi sepanjang 150 m E. Cor beton jalan Tobek 75 m F. Cor beton jalan lestari sepanjang 50 m 2. Pembangunan Drainase pada sisi kanan dan kiri Jalan Utama dan Jalan Lingkungan Kawasan Saat ini disepanjang jalan Lingkungan belum terdapat drainase yang layak, sehingga air limbah rumah tangga dan air hujan tidak teraliri dengan baik dan mengakibatkan genangan. Selain itu karena belum adanya drainase air hujan tidak bisa dimanfaatkan sebagai sarana pengairan. Diharapkan dengan adanya drainase pada sisi kanan dan kiri jalan manajemen pengairan untuk wilayah dapat dimaksimalkan sebagai sumber pengairan terhadap lahan pertanian a. Pembangunan drainase jalan cendrawasih sepanjang 340 m b. Pembangunan drainase jalan lestari sepanjang 121 m c. Pembangunan drainase jalan lestari 2 sepanjang 138 m d. Pembangunan penutup drainase jalan Cendrawasih sepanjang 305 m e. Pembangunan penutup drainase jalan Lestari sepanjang 305 m 3. Pembagunan trotoar pada sisi kanan dan kiri Jalan Utama Kawasan Pembangunan tratoar ini sangat dibutuhkan, karena selama ini masyarakat selalu memanfaatkan jalan yang lebarnya 6 meter untuk sarana berjalan kaki, sehingga selalu bersinggungan dengan pengguna jalan lain seperti mobil, sepeda motor dan sepeda. Kondisi ini cukup membahayakan karena suatu saat bisa mengakibatkan kecelakaan. Mobilitas pelajar yang cukup tinggi menuju sekolah SD dan MAN yang berada dikawasan prioritas juga merupakan salah satu pertimbangan untuk membangun tratoar tersebut. a. Pembangunan cor bahu jalan cendrawasih sepanjang 255 m b. Pembangunan cor bahu jalan lestari 175 m
PLPBK Kelurahan Taratak Padang Kampuang Eks. Tambago -
BAB
VI - 26
ran
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) 4. Rehab Rumah Tak Layak Huni Sebagai kawasan prioritas di Kawasan Tambago masih banyak terdapat rumah tak layak huni yang ditempati oleh KK miskin. Kondisi ini sangat memprihatinkan mengingat Kawasan Prioritas merupakan pusat pemerintahan Kawasan Tambago. Oleh karena itu diharapkan dengan adanya kegiatan PLP-BK, kegiatan rehab rumah tersebut dapat dilaksanakan dengan cara melakukan chanelling/kegiatan pemasaran terhadap stake holder, mitra peduli atau dana CSR perusahaan, sehingga nantinya diharapkan kualitas hidup KK miskin tersebut dapat ditingkatkan. 5. Pembangunan/pembenahan sarana MCK Dari hasil survey dilapangan, hampir 60 % rumah yang ada di Kawasan Tambago termasuk kawasan prioritas belum mempunyai sanitasi/MCK yang baik. Masyarakat masih menggunakan kolam atau menumpang ke tetangga yang sebagai sarana untuk MCK. Selain itu perlu peningkatan sarana PAMSIMAS sebagai penyedia kebutuhan air bersih masyarakat. Diharapkan dengan adanya kegiatan PLP-BK kegiatan pembangunan atau pembenahan sarana MCK tersebut (baik per rumah/komunal) dapat dilaksanakan dengan cara melakukan chanelling atau kegiatan pemasaran terhadap stake holder, mitra peduli atau dana CSR perusahaan, sehingga nantinya diharapkan kualitas kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan. 6. Pengadaan lampu jalan, tempat pembuangan sampah sementara dan kebun keluarga/lingkungan. Untuk memperindah infrastruktur disekitar kawasan prioritas, perlu dilakukan pengadaan lampu jalan, TPSS dan kebun keluarga/lingkungan. 7. Penataan Identitas Kawasan dan Plank Nama Jalan Sebagai pembentuk indentitas kawasan perlu diangun gerbang masuk ke kawasan prioritas pada setiap entry pointnya serta penamaan jalan yang ada. 8. Penataan Ruang Terbuka Hijau Lingkungan Rencana pemanfaatan ruang untuk kegiatan ini harus memperhatikan kebijaksanaan mengenai kawasan perlindungan setempat yang berfungsi pula sebagai ruang terbuka hijau (RTH). Kebijaksanaan perlindungan dan pelestarian lingkungan alamiah, utamanya ditujukan terhadap ruang terbuka hijau yang ada dan aliran sungai-sungai.
PLPBK Kelurahan Taratak Padang Kampuang Eks. Tambago -
BAB
VI - 27
ran
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) 9. Penataan Kawasan Pariwisata Ekonomi Rencana penataan ruang untuk wisata pertanian untuk meningkatkan perekonomian di kawasan prioritas. Penetapan kawasan prioritas PLP-BK Kawasan Tambago ini telah menjadi kesepakatan bersama dan mengikat dengan berpedoman kepada RPJM Kawasan Tambago dan petunjuk teknis kegiatan PLP-BK. Dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, karena keterbatasan dana, tidak semua perencanaan yang dapat dilaksanakan. Pemilihan kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan kebutuhan yang penting ditingkat masyarakat. Berdasarkan kebutuhan tersebut, kegiatan yang akan dilaksanakan dengan dana Rp.850.000.000 dapat dilihat pada Tabel 6.7 dan Gambar 6.18 Tabel 6.7 Rincian Kegiatan Fisik di Kawasan Prioritas No.
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Pembangunan MCK Pribadi Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni Pembangunan Jaringan Septitank Komunal Pembangunan Jalan Bayam ( Cor Beton ) Pembangunan Jalan Kopi ( Cor Beton ) Pembangunan Jalan Manggi (Cor Beton ) Pembangunan Jalan Tobek (Cor Beton ) Pembangunan Jalan Lestari (Cor Beton) Pembangunan Jalan Bendung (Cor Beton) Pembangunan drainase Jalan Cendrawasih Pembangunan drainase Jalan Galowe Pembangunan Cor Bahu Jalan Cendrawasih Pembangunan Cor Bahu Jalan Lestari Pembangunan Trotoar Jalan Cendrawasih Pembuatan Bio Pori Pembangunan Taman bermain
Total 14 unit 34 unit 3 unit 300 m 81 m 150 m 75 m 50 m 90 m 231 m 125 m 255 m 175 m 305 m 200 titik 2 unit
Penanganan PLPBK 4 unit 18 unit 3 unit 200 m 81 m 150 m 75 m 50 m 90 m 231 m 125 m
Sumber : Hasil analisis, 2015
PLPBK Kelurahan Taratak Padang Kampuang Eks. Tambago -
BAB
VI - 28
ran
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP)
PEMETAAN SWADAYA KELURAHAN TAMBAGO KECAMATAN PAYAKUMBUH UTARA PETA PENYEBARAN SARANA KAWASAN PRIORITAS
LEGENDA :
Cor Beton Jalan Kopi 81 m
Rehab septitank Umum
Batas Kelurahan RT Sungai Saluran Irigasi Pendidikan Kesehatan Peribadatan
Cor Beton Jalan Refleksi 20 m Taman Bermain
Cor beton Jalan Gtobek 75 m
KELURAHAN TAMBAGO
N
Cor Beton Jalan Bayam 200 m
Paving Blok Jalan Lestari 50 m
0 10
50
150 m
PNPM MANDIRI PERKOTAAN PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) BKM "AMANAH"
Drainase Jalan Cendrawasih 200 m Penutup drainase PLPBK Kelurahan Taratak Padang Kampuang Eks. Tambago - BAB305 mVI - 29
Rehab Rumah tidak layak huni
Cor bahu jalan 225 m
Cor beton Jalan Manggi 150 m