BAB KONSEP RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUANRENCANA KAWASAN PRIORITAS
4.1. Konsep Perencanaan Kawasan Dalam suatu perencanaan kawasan diperlukan suatu gagasan yang komprehensip dan terintegrasi terhadap materi – materi yang berperan dalam keruangan sebagai suatu keterkaitan antara satu dan yang lainnya, saling berhubungan, berkarakter khusus dan saling mengisi serta saling menentukaan. Dalam setiap pemanfaatan lahan yang di kelola sebagai tutupan bangunan harus memenuhi kriteria. Dalam mencapai sebuah bentuk baru dari penggabungan antar materi menjadi bagian yang tidak terpisahkan satu dengan lainnya 4.1.1. Visi Pembangunan Secara umum Visi dan Misi adalah suatu konsep perencanaan yang di sertai dengan tindakan sesuai dengan apa yang di rencanakan untuk mencapai suatu tujuan. Visi adalah tujuan atau sasaran yang ingin di capai sedangkan misi adalah adalah cara untuk mewujudkan visi tersebut.
Adapun visi dalam perencanaan PLPBK di
Lingkungan I,IV,V Kelurahan Kuala Silo Bestari adalah Mewujudkan Masyarakat Kelurahan Kuala Silo Bestari yang Sejahtera dalam Lingkungan yang Bersih, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) Kelurahan Kuala Silo Bestari Kec. Tanjungbalai Utara-Kota Tanjungbalai
Sehat, dan Nyaman. Untuk mencapai si tersebut maka misi yang harus dilakukan adalah 1. Menyediakan Akses Jalan dan Drainase yang Memadai 2. Menyediakan Prasarana Air Bersih 3. Menyediakan Prasarana Sanitasi yang Layak 4. Meningkatkan Kualitas Permukiman 5. Menjalin Kerjasama dengan Mewujudkan Kelestarian Lingkungan Hidup
70
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Kelurahan Kuala Silo Bestari
4.1.2.
merupakan masyarakat yang termasuk kedalam kriteria miskin.
Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan dan Lingkungan
Kesejahteraan dalam lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman mengartikan
Berdasarkan peraturan menteri pekerjaan umum nomor 06/PRT/M/2007
bahwa peningkatan Kesejahteraan, peningkatan kualitas lingkungan permukiman
pedoman umum rencana tata bangunan dan lingkungan, konsep perencanaan struktur
menjadi lebih layak huni dengan mengacu pada kebutuhan serta standar-standar
tata bangunan dan lingkungan merupakan suatu gagasan perancangan dasar pada skala
yang telah ditetapkan serta terintegrasi dengan wilayah sekitar agar kawasan
makro, dari intervensi desain struktur tata bangunan dan lingkungan yang hendak
prioritas dapat terakses oleh kawasan lain.
dicapai pada kawasan perencanaan, terkait dengan struktur keruangan yang berintegrasi dengan kawasan sekitarnya secara luas, dan dengan mengintegrasikan seluruh komponen perancangan kawasan yang ada. Adapun kriteria penyusunannya adalah sebagai berikut:
4.1.3.
Konsep Perencanaan Kawasan 4.1.3.1. Intensitas Pemanfaatan Lahan Intensitas pemanfaatan lahan kawasan prioritas. Terdiri dari Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan Koefisien Lantai Bangunan. Koefisien Dasar Bangunan
a. Merupakan perwujudan realistis dari Visi Pembangunan; b. Merupakan sintesa dari identifikasi permasalahan, potensi dan p
(KDB) yang diarahkan untuk kawasan prioritas adalah sebesar 40-60% untuk lahan perumahan agar masih terdapat lahan untuk pencahayaan dan penghawaan. Sedangkan untuk bangunan yang telah ada dan memiliki KDB >
b. Prospek kawasan perencanaan yang dilakukan pada tahapan analisis;
60% maka diharapkan dapat menghijaukan rumah dengan tanaman. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) yang ditetapkan untuk kawasan prioritas adalah 1
c. Membentuk/memperkuat karakter dan identitas suatu tempat;
untuk terciptanya lingkungan yang serasi antar bangunan dikarenakan perumahan warga kawasan
d. Memperhatikan keterkaitan makro dengan struktur ruang kota, dan keterkaitan mikro dengan lingkungan eksisting sekitarnya;
prioritas saat ini memiliki KLB sebesar 1 untuk semua fungsi guna lahan yang akan dibangun di kawasan prioritas. Warga yang memiliki KDH > 10% dapat
e. Mengintegrasikan seluruh elemen rancang lingkungan. Konsep perancangan
memanfaatkannya untuk pekarangan rumah atau taman. Meskipun kawasan
struktur tata bangunan dan lingkungan kawasan prioritas Kelurahan Kuala Silo
prioritas termasuk kedalam kawasan perdesaan yang didominasi oleh lahan
Bestari harus disesuaikan dengan visi pembangunan kawasan yaitu Mewujudkan
pertanian. Konsep intensitas pemanfaatan lahan di kawasan prioritas bertujuan
Masyarakat Kelurahan Kuala Silo yang Sejahtera dalam Lingkungan yang
untuk memperbaiki kualitas hunian lebih nyaman dan layak huni agar rumah-
Bersih, Sehat, dan Nyaman. Visi ini mengartikan bahwa konsep perancangan kawasan prioritas harus membangun atau memperbaiki kualitas lingkungan bermukim warga kawasan prioritas dalam hal ini adalah jaringan prasarana permukiman untuk memenuhi kebutuhan bermukim di masa yang akan datang. Penjabaran dari visi kawasan prioritas adalah sebag1i berikut:
rumah warga kawasan prioritas memiliki pencahayaan dan penghawaan yang cukup. 4.1.3.2. Tata Bangunan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Bangunan yang ada di Lingkungan I,IV,V perlu ditata untuk menyediakan ruang gerak dan ruang terbuka sehingga
- Mewujudkan masyarakat Kelurahan Kuala Silo Bestari yang sejahtera
menjaga kualitas udara didalamnya. KDB di Lingkungan 1,4,5 adalah 100%
dikarenakan sebagian besar masyarakat Tampung khususnya kawasan prioritas
sehingga sebagian besar tidak memiliki Koefies Dasar Hijau (KDH) sedangkan
71
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Kelurahan Kuala Silo Bestari
untuk Koefien Lantai Bangunan (KLB) seluruhnya adalah1 yang artinya tidak
sesuai dengan visi pengembangan. Konsep pengembangan jaringan jalan yang
ada bangunan bertingkat. Persyaratan koefisien dasar bangunan (KDB) pada
akan diterapkan di kawasan prioritas antara lain:
wilayah prioritas ini masih belum memenuhi standar yang telah ditentukan,
1. Pengembangan jaringan jalan sesuai kebutuhan pergerakan;
tujuan dari KDB dan KLB dimaksudkan untuk mengantisipasi kepadatan kawasan (secara makro) dan kepadatan bangunan (secara mikro) dengan
2. Perbaikan kualitas perkerasan jalan menjadi paving;
ketentuan-ketentuan sebagai berikut: Perhitungan KDB maupun KLB
3. Perbaikan kontruksi jembatan penghubung dengan daerah lain;
ditentukan berdasarkan kebutuhan tiap fasilitas kegiatan :
4. Terintegrasi dengan jaringan lain.
- Pendidikan KDB 20% – 40% - Perdagangan KDB 60% - 80% - Fasilitas Sosial KDB 40% - 70% - Perumahan KDB 40% - 60% 4.1.3.3. Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung
4.1.3.4. Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau Prinsip umum Rencana Pemanfaatan Lahan Pekarangan Rumah dalam perencanaan pekarangan permukiman meliputi, antaralain: pemanfaatan pekarangan menjadi lahan yang produktif pekarangan dimanfaatkan sebagai lahan hijau tingkat neighborhood yang dapat meningkatkan kualitas udara sekitar rumah. Untuk meningkatkan lahan pekarangan menjadi lahan produktif
Sedangkan Persyaratan tinggian bangunan pengaturan bangunan agar tercipta lingkungan yang memenuhi syarat-syarat estetika, keamanan, kenyamanan fisik dan psikis serta keserasian antar bangunan. Alternatif dalam penyediaan prasarana jalan yang memadai adalah dengan meningkatkan perkerasan jalan dari tanah menjadi paving atau pavingisasi. Berdasarkan hasil pengukuran pada
maka pekarangan ditanam berupa tanaman palawija, tanaman buah, tanaman obat-obatan dan tanaman produksi lainyang disesuaikan dengan kondisi tanah. Hal ini untuk memberikan nilai ekonomis bagi penghuninya. Selain tanaman produktif, pekarangan juga dimanfaatkan sebagai area hijau “peneduh” permukiman. Tanaman yang digunakan adalah jenis tanaman peneduh bertajuk
proses pemetaan swadaya panjang jalan yang akan dipaving ± 805,1 meter.
lebar sehingga dapat memberikan kualitas udara yang baik disekitar
Selain itu juga memperbaiki konstruksi jembatan yang kurang layak. Sistem
permukiman.
jaringan jalan yang tersedia di kawasan prioritas adalah berhirarki jalan lokal dan jalan lingkungan. Sistem jaringan jalan di kawasan prioritas secara fisik
4.1.3.5. Tata Kualitas Lingkungan
masih belum memenuhi standar yang ada, sehingga menurunkan kualitas lingkungan hunian kawasan prioritas. Jaringan jalan di kawasan prioritas dapat
Dalam menciptakan kawasan permai indah tertata harus dibutuhkan bukan saja
menghubungkan lokasi permukiman wilayah lain dengan guna lahan pertanian
penghijauan, namun lebih lanjut keseragaman antar komponen yang terpadu
yang terdapat disekitar kawasan prioritas, sehingga perbaikan pengembangan
secara fungsional dan struktural, serta menyatu dengan ruang satu dan yang
jaringan jalan di kawasan prioritas diharapkan mampu meningkatkan pergerakan
lainnya. Lingkungan yang berkualitas adalah lingkungan yang dapat
distribusi perdagangan dan
jasa baik dari atau pun ke kawasan prioritas,
memberikan jaminan bagi kehidupan yang nyaman, layak huni serta mampu
sehingga dapat meningkatkan perkawasan prioritas perekonomian warga yang
mencirikan suatu karakteryang kuat. Hal ini harus diciptakan dengan
nantinya juga meningkatkan kesejahteraan warga kelurahan Kuala Silo Bestari
menyeimbangkan fungsi ruang secara maksimal yaitu keteraturan bangunan
72
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Kelurahan Kuala Silo Bestari
yang menyatu kepada open space, kemudian secara struktural kekuatan
tindakan maju dari masyarakat Dusun Tampung, karena jika masyarakat
konstruksi, baik dari massa bangunan, struktur jalan yang menyesuaikan dengan
mampu mengkelola dengan baik keberadaan HIPPAM maka selain dapat
kontur tanah (tetap memperhitungkan kumadahan pengguna), jaringan drainase
memenuhi kebutuhan air bersih juga dapat menjadi percontohan pengelolaan
yang maksimal terorganisir hirarkis, secara kapasitas di setiap lokasi yang
air bersih untuk dusun lain disekitar kawasan prioritas.
bersinergi terhadap elevasi serta mampu menjaga kestabilan tanah. Konstruksi
Alternatif lain dalam pengelolaan air bersih yang ditawarkan adalah
jalan sesuai dengan peruntukan dan pembebanan, memberikan ruang pada
melakukan pengeboran di beberapa titik sumber air. Berbeda dengan
pejalan kaki, sehingga memberikan kenyamanan yang menyeluruh.dengan
pembangunan HIPPAM, pengeboran sumber air jika tidak dikontrol akan
jumlah lantai bangunan 2 lantai dan KDH 30%
merusak persediaan air baku. B. Listrik
a. Di anjurkan penanaman pohon peneduh di sepanjang jalan
Konsep yang diarahkan untuk penataan jaringan listrik adalah lebih kepada
b. Ruang terbuka hijau berupa kebun / lahan kosong agar tetap di pertahankan keberadaannya
upaya untuk mengatasi gangguan visual kabel udara yang akan dibangun untuk
c. Fungsi kawasan permukiman individu berkepadatan rendah. KDB di arahkan 60%, KLB 1,5
jaringan listrik yang diarahkan adalah dengan pemasangan tiang listrik yang
melayani kebutuhan warga terhadap jaringan listrik. Konsep pengembangan
sejajar dengan koridor jalan agar tidak mengganggu pergerakan pengguna jalan.
d. Penyediaan bak sampah umum e. Penyediaan kran air minum / air bersih
C. Telekomunikasi
Konstruksi jalan sesuai dengan peruntukan dan pembebanan, memberikan
Warga kawasan prioritas menggunakan telepon selular/ HP untuk melakukan
ruang pada pejalan kaki, sehingga memberikan kenyamanan yang menyeluruh.
komunikasi jarak jauh, sehingga tidak terdapat warga kawasan prioritas yang
Perjuangan akan di tata ulang dengan konsep penghijauan di sekitarnya.Detail teknis Ruang terbuka Hijau yang akan di buat di ruas sempadan sungai yang berada pada ujung Gang Perjuangan akan di jelaskan secara lebih rinci dalam Dokumen DED yang dimana dokumen DED tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan perencanaan.
menggunakan telepon rumah jaringan PT.Telkom. Konsep penataan kawasan prioritas untuk jaringan telekomunikasinya adalah dengan menghindari pembangunan menara BTS berdekatan dengan area permukiman warga. Berdasarkan standar pembangunan BTS menurut Siaran Pers Departemen Komunikasi dan Informasi No.80/DJPT.1/KOMINFO/VI/2006 jarak BTS dengan bangunan permukiman adalah minimal 20 meter E. Drainase Dalam mengatasi persoalan drainase adalah dengan pembuatan saluran
4.1.3.6. Sistem Prasarana dan Utilitas A. Air Bersih
drainase di permukiman seiring dengan perbaikan jalan. Selain itu juga dengan meningkatkan struktur drainase, di mana berfungsi untuk menormalisasi saluran
Dalam perencanaan peningkatan penyediaan air bersih di wilayah prioritas terdapat dua konsep pengembangan yang ditawarkan yaitu dengan membangun HIPPAM dan melakukan pengeboran sumber air bersih dibeberapa titik.
drainase dan penopang tanah agar tanah tidak longsor ketika hujan deras turun. Berdasarkan hasil pengukuran pada proses pemetaan swadaya panjang drainase yang akan dibangun maupun investasi program untuk lingkungan.
HIPPAM dinilai sebagai program yang memiliki keberlanjutan (sustainable), diharapkan dengan adanya pembangunan HIPPAM merupakan salah wujud 73
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Kelurahan Kuala Silo Bestari
b) Campuran perdagangan dan jasa permukiman 1 – 2 lantai KLB 1,2 Tabel. 24.
c) Industri 1 – 2 lantai KLB 0,6
Kondisi Drinase di Kawasan Prioritas No 1 2 3 4 5 6 7
Lokasi
Panjang
JalanPendidikan Jl.Khairil Anwar JalanDakwah JalanSimpati Jalan Gudang Jalan Indah JalanMulia
(m) 111,6 95 146 137 95 196,5 67
d) Permukiman 1 – 2 lantai KLB 1,2
Status
Keterangan
Sudah Terbangun BelumTerbangun BelumTerbangun SudahTerbangun BelumTerbangun SudahTerbangun SudahTerbangun
Dua sisikiri kanan Jalan Dua sisikiri kanan Jalan Dua sisikiri kanan Jalan Dua sisikiri kanan Jalan Dua sisikiri kanan Jalan Dua sisikiri kanan Jalan Satusisi
Sumber : Pemetaan Swadaya 2014
4.1.3.7.
Pelestarian Bangunan dan Lingkungan Konsep pelestarian bangunan dan lingkungan pada kawasan prioritas adalah dengan mempertahankan konsep panggung pada bangunan rumah masyarakat kelurahan KSB agar untuk menjaga sejarah kelurahan Kuala Silo Bestari dan membuat kawasan prioritas menjadi kawasan yang memiliki nilai sejarah. Konsep yang diarahkan adalah dengan penambahan pedestrian dan penerangan agar permukiman tidak terlihat gelap .
4.2. Rencana Tata Bangunan 4.2.1. Rencana Peruntukan Blok Pengembangan Permukiman Ketinggian bangunan ditentukan berdasarkan angka banding antara besarnya KLB dan KDB. Selain itu ketinggian bangunan dipengaruhi oleh fungsi bangunan. Untuk rencana penataannya mengacu kepada ketentuan sebagi berikut : 1. Kolektor Primer a) Fasilitas umum 1 – 2 lantai KLB 0,6 c) Industri 1 – 2 lantai KLB 1,2 d) Permukiman 1 – 2 lantai KLB 1,2 2. Kolektor Sekunder a) Fasilitas umum 1 – 2 lantai KLB 1,2
74
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Kelurahan Kuala Silo Bestari
75
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Kelurahan Kuala Silo Bestari
4.2.2. Rencana Pengaturan Bangunan Garis sempadan bangunan ditetapkan berdasarkan pada rencana penggunaan dan pengembangan ruang (aktifitas, sistem transportasi, tata guna lahan, fasilitas dan utilitas). Untuk penataan di lingkungan permukiman di Kelurahan Kuala Silo Bestari maka direncanakan sebagai berikut : a. Kolektor Primer
= 4cm
b. Kolektor Lingkungan (sekunder)
= 3cm
c. Jalan Setapak/Gang
= minimal 1m
Untuk garis sempadan samping dan belakang bangunan ditetapkan untuk bangunan tunggal tidak bertingkat dapat berimpit atau minimal 1,5 m untuk bangunan deret dapat berimpit.
76
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Kelurahan Kuala Silo Bestari
77
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Kelurahan Kuala Silo Bestari
4.3. Rencana Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung 4.3.1. Rencana Sistem Jaringan Jalan Dan Pergerakan Penataan Jaringan Sektoral di Kelurahan Kuala Silo Bestari diklasifikasikan kepada
1. Penyediaan jalur evakuasi bencana melalui jalur Jl. M.T. Haryono – Jl. Jend.Sudirman – Jl. DR. Soetomo, Jl. H.M. Nur – Jl. Jend. Sudirman, dan Jl. Jend.Suprapto – Jl. Pematang Pasir.
beberapa kategori, yaitu penataan jaringan jalan, jaringan drainase, jaringan air bersih, jaringan sanitasi dan persampahan. Penataan jaringan sektoral ini dibutuhkan untuk :
2. Penyediaan jalan lingkungan untuk proteksi terhadap kebakaran di kawasan perumahan kepadatan tinggi.
- Menata aksesibilitas (sirkulasi) yang terjadi dari dan keluar lingkungan permukiman sehingga tercipta sirkulasi yang efektif dan efisien - Menata sistem jaringan drainase, sanitasi, air limbah buangan rumah tangga dan persampahan sebagai jaminan terciptanya lingkungan hunian yang sehat, bersih dan berkualitas
3. Peningkatan dan penyediaan jalan lingkungan untuk jalur penanggulangan 4. kebakaran di kawasan perumahan kepadatan tinggi. Khususnya permukiman dilokasi pinggiran sungai silau jalur evakuasi bencana diarahkan ke jalan utama jl. Khairil anwar di 3 titik yaitu di lokasi kantor lurah KSB, dipersimpangan jl. Khairil anwar-jl. Pendidikan dilokasi sekolah dasar,dipersimpangan
4.3.2. Rencana Sistem Parkir Pengaturan tata kelola ruang parkir harus berbanding lurus dengan kondisi lahan,
jl.Khairil anwar-jl. Dakwah di sekolah MIN.
terutama fasilitas-fasilitas bangunan umum baik itu RTH maupun lokasi tambatan perahu. Untuk parkir pribadi disesuaikan dengan sistem sirkulasi kendaraan yang ada. Untuk fasilitas umum pengaturan tata letak ruang parkir disesuaikan dengan kendaraan pengguna, contohnya BUS diambil sistem parkir L 90 derajat. Sedangkan untuk kendaraan pribadi dapat menggunakan L 60 derajat dan L45 derajat sesuai dengan kapasitas lahan yang ada, sedangkan untuk parkir ditepi jalan dikapai l 0 derajat, sebagai bentuk memberikan ruang yang lebih bagi arus sirkulasi. 4.3.3. Rencana Jaringan Jalur Mitigasi Evakuasi Bencana Adapun bencana yang terjadi kawasan prioritas adalah kebakaran dan banjir pasang koling atau dibukanya pintu air sigura-gura akibat debit air danau toba yang berlebih. alur evakuasi yang digunakan berupa jalan lingkungan yang sebagian saat ini kondisisnya masih terbuat dari tanah, rabat beton yang sudah tudak layak dan terputus dan sulit dilewati karena becek dan terputus selain itu lebar jalan yang sempit sehingga mobil tidak dapat melewati jalan lingkungan khususnya mobil pemadam kebakaran direncanakan lebar jalan menjadi 3 meter dan dapat mempermudah mengangkut korban bencana. Sedangkan penampungan sementara di buat dilapangan yang bebas banjir dan kebakaran. Berdasarkan RTRW TanjungBalai jalur mitigasi adalah
78
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Kelurahan Kuala Silo Bestari
79
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Kelurahan Kuala Silo Bestari
4.4. Rencana Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau
Ruang terbuka hijau pribadi juga sebagai penyeimbang ekosistem lingkungan
4.4.1. Sistem Ruang Terbuka Umum Yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka, bebas, dan mudah diakses umum karena
terbangun dan menambah keserasian dan menambah kenyamanan bagi lingkungan
bukan milik pihak tertentu. Ruang terbuka umum ini sebaiknya memiliki kualitas
Ruang Terbuka Hijau Pribadi dapat juga dimanfaatkan untuk menghasilkan uang
visual yang baik dan menarik sehingga menjadi daya tarik bagi lingkungan
yang dapat menjadi mata pencaharian alterrnatif, seperti menanam pohon buah-
disekitarnya. Ruang terbuka umum ini bisasanya berkaitan dengan fasilitas kegiatan
buahan, termasuk juga menanam bunga ataupun sayur-sayuran.
pemiliknya.
umum dan berfungsi sebagai simpul daerah tersebut. Rencana tata ruang terbuka hijau dikawasan perencanaan dengan mempertimbangkan beberapa gagasan yaitu:
Pedoman teknis dalam penataan Ruang Terbuka mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :
Hijau
Pribadi
dengan
Ruang Terbuka Hijau Umum minimal memiliki luasan 50 m2 dan berdiri diatas
Penanaman pohon disekitar pekarangan rumah atau di sempadan jalan hendaknya
tanah yang tidak kepemilikan pribadi, bisa berupa hibah dari pemilik tanah maupun
berdasarkan pertimbangan kaitannya dengan kenyamanan bagi pengguna jalan,
dari pemerintah, atau dapat juga memanfaatkan jalur sempadan alam, seperti
terutama pemakai kendaraan bermotor. Sebaiknya tingkat perindangan pohon dapat
sempadan Sungai Silau
diatasi sedemikan rupa agar tidak menghalangi pandangan bagi pengguna jalan,
1 unit Fasilitas Ruang Terbuka Hijau Umum diupayakan untuk melayani minimal 2
perkembangan akar pohon yang dapat merusak fisik jalan dan juga ketinggian pohon
lingkungan yang berdekatan.
yang dapat merusak jaringan listrik atau bahkan jika sewaktu-waktu tumbang dapat
Untuk kawasan perencanaan minimal tersedia 5 unit fasilitas Ruang Terbuka Hijau
menimbulkan kecelakaan baik itu bagi pemilik sendiri maupun orang lain
Umum. Penanaman pohon sebaiknya memperhitungkan luas lahan dengan jumlah batang pohon yang akan ditanam agar tercipta keselarasan antara kenyamanan dan kepuasan bermain terutama bagi anak-anak
4.4.3. Sistem Ruang Terbuka Privat Posisi bangunan rumah dikawasan prioritas pada umumnya sangat rapat,menyebabkan ruang terbuka di bangunan rumah sangat minim.Karena minimnya lahan yang dapat dikembangkan sebagai taman maka perencanaan terbatas pada pemaksimalan RTH
4.4.2. Sistem Ruang Terbuka Pribadi Yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka tapi terbatas, yang hanya dapatdiakses oleh pemilik, pengguna atau pihak tertentu. Sistem ruang terbuka ini di kawasan perencanaan berupa lahan pekarangan yang dijadikan taman di depan rumah dan
yang sudah ada seperti pemanfaatan lahan pekarangan dan pemanfaatan jalur hijau. Prinsip umum Rencana Pemanfaatan Lahan Pekarangan Rumah dalam perencanaan pekarangan permukiman meliputi, antara lain:
hampir setiap rumah memiliki potensi halaman yang dapat difungsikan seperti ini.
• Pemanfaatan pekarangan menjadi lahan yang produktif
Arahan dalam penataan Sistem Ruang Terbuka Hijau Pribadi dengan gagasan sebagai
• Pekarangan dimanfaatkan sebagai lahan hijau tingkat neighborhood yang dapat
berikut :
meningkatkan kualitas udara sekitar rumah.
Melestarikan ruang terbuka hijau pribadi sebagai bagian dari pengendalian
Salah satu media yang paling sederhana dan murah adalah menggunakan botol bekas.
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) sehingga dengan adanya ruang terbuka tersebut
Untuk membuat vertikal garden dari botol bekas cukuplah mudah. Yang dibutuhkan
diharapkan dapat menyerap air hujan sehingga secara langsung tidak membebani
hanyalah botol bekas, cutter, tali/kawat. Pertama-tama buat satu lubang besar pada
saluran drainase.
bagian tengah botol, kemudian buat 4 lubang kecil pada kedua sisi kanan dan kiri dari lubang besar yang telah dibuat sebelumnya untuk memasukkan tali maupun kawat. 80
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Kelurahan Kuala Silo Bestari
Setelah itu tinggal digantung dan susun sedemikian rupa botol-botol tersebut pada area dinding yang ingin kita jadikan vertical garden ataupun konsep taman gantung memakai kawat harmonika dan pipa besi sebagai penyangga taman gantung. 4.4.4. Sistem Pepohonan dan Tata Hijau Rencana penataan pepohonan dan tata hijau yang akan diterapkan di kawasan prioritas lingkungan I,IV,V disesuaikan berdasarkan zona, antara lain : • Jalan Jalan masuk utama merupakan cerminan yang memperlihatkan identitas kawasan prioritas lingkungan I. Untuk itu perlu adanya penghijauan seperti menanam pohon palm maupun tanaman krokot di pinggir jalan sehingga menjadi menarik dan berkesan bagi orang yang melewati kawasan kawasan prioritas lingkungan I. • Daerah Pinggiran Sungai Kawasan Prioritas lingkungan I berbatas dengan sungai kapias dan lingkungan IV,V berbatas dengan aliran sungai asahan mencerminkan daerah kawasan tepi sungai yang perlu penghijauan daratan tidak erosi. 4.4.5. Bentang Alam Kawasan prioritas dilihat dari letak geografis berbatas dengan sungai.Alasan utama untuk mengekplorasi pendekatan bentang alam adalah kondisi sektor berbasis-lahan dalam mencari solusi diwilayah kawasan prioritas. Secara tradisional mereka terkungkung dalam kotak terpisah sepanjang sejarah aktivitas ekonomi yang mayoritas nelayan sebagai sumber mata pencaharian mereka. Sangat mendesak bagi masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih baik,sehingga perlu dukungan maupun bantuan sarana pendukung tambatan perahu,yang merupakan titik kumpulnya nelayan . 4.4.6. Area Jalur Hijau Area jalur hijau yang sekarang didominasi oleh bangunan rumah tinggal, sangat memungkinkan fungsi sungai sebagai sumber air bagi masyarakat menjadi tercemar oleh limbah rumah tangga. Sehingga perlu penekanan maupun sosialisasi bagi masyarakat fungsi dari pada jalur hijau di bantaran sungai silau. Area jalur hijau sangat dibutuhkan sebagai paru paru kawasan prioritas khususnya. Jalur hijau bisa dimanfaatkan sebagai jogging track,ruang terbuka publik maupun buffer
81
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Kelurahan Kuala Silo Bestari
82
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Kelurahan Kuala Silo Bestari
2. Tempat sampah
4.5. Rencana Tata Kualitas Lingkungan 4.5.1. Rencana Wajah Jalan dan Bangunan Kondisi wajah jalan di kawasan prioritas merupakan konsep kawasanpermukiman penduduk yang memiliki nilai sejarah karena pada kawasan prioritas terdapat makam tokoh sejarah Kelurahan kuala silo
bestari. Kondisinya tidak tertata dan kurang
pencahayaan dikarenanya kurangnya lampu penerangan di jalan pintu masuk kawasan prioritas. Wajah bangunan kawasan prioritas tidak memiliki karakteristik dan bersifat dinamis, sehingga kurang memberikan kesan kawasan prioritas. Konsep wajah jalan
Penataan tempat sampah di kawasan prioritas diarahkan berdasarkan konsep: a. Perlu adanya penyeragaman bentuk serta bahan tempat sampah dalam satu l uas jalan; b. Pembangunan bangunan baru yang berada di kaasan prioritas harus memiliki tempat pembuangan sampah pribadi sehingga lingkungan tetap bersih dan nyaman; c. Terdapat pemisahan tempat sampah antara sampah organik dengan sampah anorganic d. Tempat sampah pada ruas jalan terbuat dari bahan non permanen dan tertutup.
pada kawasan prioritas yang direncanakan adalah memperbaiki jalan pintu masuk agar nyaman bagi pengguna jalan, hal ini dikarenakan sisi selatan pintu masuk kawasan
3. Kursi Taman
prioritas adalah berupa area pemakaman sedangkan sisi utara adalah lahan pertanian.
Konsep pengadaan kursi taman didasarkan pada kebutuhan masyarakat untuk
Sehingga konsep wajah jalan nantinya mampu meningkatkan rasa aman dan nyaman
memiliki tempat berkumpul sebagai sarana pendukung kegiatan bersosialisasi.
pengguna jalan dengan mengoptimalkan pencahayaan serta tanaman yang berkesan
Penempatan kursi taman dapat dilokasikan pada jalur ruang terbuka hijau serta di
indah.
sekitar permukiman. Konsep desain kursi taman yang sederhana namun memiliki nilai estetika. Kursi taman dapat berasal dari bahan bekas seperti kaleng, tong, kayu,
4.5.2. Rencana Street Furniture
batu, dan besi.
1. Lampu penerangan Lampu penerangan jalan merupakan salah satu elemen street furniture yang penting keberadaannya dalam suatu koridor jalan. Konsep penempatan lampu penerangan jalan perlu diletakkan pada jalan-jalan yang tidak berdekatan dengan persil perumahan warga, sehingga kondisi jalan akan menjadi gelap dan pengguna jalan merasa tidak aman ataupun nyaman menggunakaannya. Lokasi lampu penerangan jalan dapat ditempatkan pada sisi kiri atau kanan jalan secara berselingan yang bertujuan memberikan penerangan yang maksimal sehingga memunculkan citra kawasan yang baik terhadap kawasan prioritas. konsep lampu penerangan jalan adalah memiliki desain yang simpel dari bahan yang memiliki usia kegunaan panjang serta hemat energi.
83
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Kelurahan Kuala Silo Bestari
84
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Kelurahan Kuala Silo Bestari
4.5.3. Rencana Identitas Lingkungan lingkungan dari sebuah kawasan dapat dilihat dari lima elemen pembentuk citra
Kawasan prioritas tidak memiliki elemen citra kawasan berupa district, hanyaberupa
kawasan yang terdiri dari path, landmark, edge, node, dan district. Identitas lingkungan
atau ciri khas yang sama. Pengelompokan terjadi dikarenakan warga masih berada
merupakan aspek yang perlu dikembangkan agar kawasan tersebut memiliki karakter
dalam silsilah keluarga. District di kawasan prioritas akan dikembangkan berdasarkan
yang berbeda dengan kawasan lain yang dapat pula menjadi daya tarik suatu kawasan.
pengelompokan perumahan warga yang telah terbangun dengan memunculkan konsep
perumahan warga yang mengelompok. Perumahan warga ini tidak memiliki karakter
bersih.
1. Path Path di kawasan prioritas adalah berupa jaringan jalan di kawasan prioritas yang menghubungkan antar wilayah berdekatan sekitar kawasan prioritas. Konsep yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas elemen path adalah dengan memperbaiki perkerasan jaringan jalan, memanfaatkan bahu jalan sebagai jalur hijau, menambahkan lampu penerangan agar memunculkan kesan aman dan nyaman. 2. Landmark Pada kawasan prioritas tidak terdapat bangunan yang bisa ditonjolkan menjadi elemen landmark. Pembentukan elemen landmark dapat dilakukan dengan perancangan gapura pada pintu masuk kawasan prioritas. Gapura yang akan dirancang berbentuk simpel dan selaras dengan bentuk ruang sekitarnya seperti jalan dan bangunan perumahan. Pada gapura ini diberi identitas kawasan prioritas dan program PLP-BK. 3. Edge Tepian atau edge di kawasan prioritas adalah berupa tepian aliran sungai yangsaat ini kondisinya tidak terawat. Konsep yang akan dikembangkan adalah dengan meningkatkan keasrian edge dengan menata jalur hijau dipinggir sungai dan penataan permukiman. 4. Node Tidak
terdapat
node
di
kawasan
prioritas,
sehingga
pengembangannya
untukmemunculkan karakter kawasan prioritas adalah dengan membangun taman atau jalur hijau di bahu jalan dengan konsep rindang agar terdapat wadah bagi warga kawasan prioritas berkumpul dan berinteraksi 5.
District
85
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Kelurahan Kuala Silo Bestari
86
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Kelurahan Kuala Silo Bestari
4.6. Rencana Sistem Jaringan (Utilitas)
jaringan persampahan yang bersifat mandiri. Warga kawasan prioritas memiliki tempat
4.6.1. Rencana Jaringan Air Bersih Dalam perencanaan peningkatan penyediaan air bersih di wilayah prioritas terdapat dua
sampah pribadi dan mampu membedakan antara sampah organik dan sampah an-
konsep pengembangan yang ditawarkan yaitu dengan membangun HIPPAM dan
Tempat Pembuangan Sampah sementara (TPS) agar warga tidak membakar sampah
melakukan pengeboran sumber air bersih dibeberapa titik. HIPPAM dinilai sebagai
disembarang tempat. Serta dapat pula dengan pengelolaan sampah berupa bank sampah
program yang memiliki keberlanjutan (sustainable), diharapkan dengan adanya
dengan melakukan pemberdayaan perempuan yang mayoritas adalah ibu rumah tangga.
pembangunan HIPPAM merupakan salah wujud tindakan maju dari masyarakat
Selain itu konsep yang diarahkan adalah kawasan prioritas memiliki sistem
Lingkungan 1,4,5 , karena jika masyarakat mampu mengkelola dengan baik
persampahan sendiri, mulai dari pemisahan, pewadahan sampai pengelolaan yang
keberadaan HIPPAM maka selain dapat memenuhi kebutuhan air bersih juga dapat
berasal dari sumber. Diperlukan adanya pelatihan untuk melakukan pengelolaan
menjadi percontohan pengelolaan air bersih untuk dusun lain disekitar kawasan
sampah baik sampah organik atau pun an-organik, agar lingkungan kawasan prioritas
prioritas. Alternatif lain dalam pengelolaan air bersih yang ditawarkan adalah
menjadi bersih dan lebih mandiri dikarenakan tidak adanya sistem pengumpulan
melakukan pengeboran di beberapa titik sumber air. Berbeda dengan pembangunan
sampah di Kelurahan Kuala Silo Bestari dan kawasan prioritas dapat menjadi kaawsan
HIPPAM, pengeboran sumber air jika tidak dikontrol akan merusak persediaan air
zero waste.
organik. Konsep perencanaan persampahan adalah dengan membangun beberapa
baku. 4.6.2.
Rencana Jaringan Air Limbah Rumah Tangga Air limbah yang tidak dikelola dalam suatu sistem jaringan pengelolaan sangatlah membahayakan keberlanjutan kehidupan. Sebab limbah dapat mencemari semua yang dikontaminasinya. Seiring berkembangnya kebutuhanj pengelolaan limbah sudahlah banyak dilakukan terutama didaerah –daerah rawan sanitasi. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
sudah banyak dilakukan baik limbah industri maupun limbah
domestik. 4.6.3. Rencana Jaringan Sanitasi Konsep yang diarahkan untuk penataan jaringan listrik adalah lebih kepada upaya untuk mengatasi gangguan visual kabel udara yang akan dibangun untuk melayani kebutuhan warga terhadap jaringan listrik. Konsep pengembangan jaringan listrik yang diarahkan adalah dengan pemasangan tiang listrik yang sejajar dengan koridor jalan agar tidak mengganggu pergerakan pengguna jalan. 4.6.4. Rencana Jaringan Persampahan Kawasan prioritas maupun Kuala Silo Bestari tidak memiliki sistem persampahan, sehingga sampah warga hanya dibakar atau dikumpulkan kedalam suatu lubang. Konsep yang diarahkan untuk jaringan persampahan di kawasan prioritas adalah
87
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Kelurahan Kuala Silo Bestari
88
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Kelurahan Kuala Silo Bestari
4.6.5. Rencana Jaringan Drainase Persoalan drainase banyak terdapat dillokasi permukiman kawasan prioritas. Kondisi existing drainase tidak memungkinkan dengan pertumbuhan permukiman yang semakin bertambah. Sehingga drainase tidak bisa menampung limbah rumah tangga maupun air hujan. Maka perlu dinormalisasi drainase yang ada maupun penambahan pembangunan di beberapa titik yang rawan banjir maupun air pasang. Dengan pembuatan saluran drainase di permukiman seiring dengan perbaikan jalan. Selain itu juga dengan meningkatkan drainase atau melakukan plengsengan, di mana lengsengan berfungsi untuk menormalisasi saluran drainase dan penopang tanah agar tanah tidak longsor ketika hujan deras turun. Berdasarkan hasil pengukuran pada proses pemetaan swadaya panjang drainase yang akan dinormalisasi adalah ± 687 meter. Saluran drainase dapat berupa saluran terbuka dan saluran tertutup. Untuk saluran terbuka dipakai pada saluran drainase pada jalan lingkungan sedangkan saluran drainase yang terdapat di sepanjang jalan utama menggunakan sistem tertutup. Pada saluran tertutup, tiap perubahan arah arus dilengkapi dengan bak kontrol, sedangkan pada saluran yang lurus, bak kontrol diletakkan tiap 5 m.
89
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Kelurahan Kuala Silo Bestari
90
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Kelurahan Kuala Silo Bestari
4.6.6. Rencana Jaringan Listrik Konsep yang diarahkan untuk penataan jaringan listrik adalah lebih kepada upaya untuk mengatasi gangguan visual kabel udara yang akan dibangun untuk melayani kebutuhan warga terhadap jaringan listrik. Konsep pengembangan jaringan listrik yang diarahkan adalah dengan pemasangan tiang listrik yang sejajar dengan koridor jalan agar tidak mengganggu pergerakan pengguna jalan. 4.6.7.
Rencana Jaringan Ruang Terbuka Hijau (Sempadan Jalur Hijau) Potensi Lokasi Ruang Terbuka Hijau yang direncanakan berada dilokasi pinggiran sungai asahan lingkungan IV dan V sangat memungkinkan sebagai paru paru kawasan prioritas maupun menjadikan kawasan pinggiran sungai menjadi asri.Sistem Ruang Terbuka Hijau merupakan komponen rancang kawasan, yang tidak sekadar terbentuk sebagai elemen tambahan atau pun elemen sisa setelahproses rancang arsitetural diselesaikan, melainkan juga diciptakan sebagai bagian integral dari suatu lingkungan yang lebih luas. Penataan sistem ruang terbuka diatur melalui pendekatan desain tata hijau yang membentuk karakter lingkungan serta memiliki peran penting baik secara ekologis, rekreatif dan estetis bagi lingkungan sekitarnya, dan memiliki karakter terbuka sehingga mudah diakses sebesar-besarnya oleh publik. Manfaat ruang terbuka dan tata hijau antara lain menciptakan iklim mikro lingkungan yang berorientasi pada kepentingan pejalan kaki dan mewujudkan lingkungan yang nyaman, manusiawi dan berkelanjutan.
91
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Kelurahan Kuala Silo Bestari
92
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Kelurahan Kuala Silo Bestari
4.6.8.
Rencana Jaringan Mitigasi Bencana Kejadian kebakaran 2 kali dalam tahun 2014 yang menghanguskan 180 rumah,minimnya akses masuk kelokasi rawan bencana dan jalur evakuasi korban bencana. Sehingga diperlukan keseriusan dalam penanganan bencana dari pihak pemerintah daerah. Akses penanganan bencana seperti gelombang pasang dan kebakaran berjarak 200 meter sampai dengan 300 meter kelokasi titik kumpul yang berlokasi di jalan utama khairil anwar. Sehingga diperlukan jaringan jalur evakuasi bencana, baik itu tempat atau lokasi titik kumpul. Untuk pengendalian bencana kebakaran direncanakan di 5 titik yaitu dilingkungan I,IV dan V untuk ditempatkan Hidrant Pump.
93
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Kelurahan Kuala Silo Bestari
94
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Kelurahan Kuala Silo Bestari