37
BAB VI MOTIVASI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK “DERINGS” TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
6.1
Motivasi Khalayak Langsung Acara Musik “Derings” Motivasi merupakan suatu alasan atau dorongan yang menyebabkan
seseorang melakukan sesuatu. Motivasi tersebut akan mempengaruhi seseorang untuk memutuskan apakah mereka akan menonton suatu acara televisi atau tidak. Dalam hal ini akan dibahas mengenai motivasi menonton acara musik televisi yaitu acara musik “Derings” Trans TV. McQuail dalam Khosuma (2009) menyebutkan terdapat empat motivasi khalayak dalam menonton televisi, yaitu: pengawasan atau informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial, dan hiburan. Namun bagi khalayak langsung terdapat satu motivasi lain yaitu motivasi ekonomi. Hal tersebut terjadi karena pihak Trans TV memberikan reward atas partisipasi dalam acara musik “Derings”. Kelima motivasi tersebut dikembangkan ke dalam pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan aspek motivasi itu sendiri. Setiap aspek motivasi dikembangkan menjadi empat pernyataan, sehingga diperoleh 20 pernyataan tentang apa yang dicari oleh responden dari acara musik “Derings” tersebut. Motivasi yang tergolong tinggi menunjukkan motivasi tersebut lebih dominan dirasakan responden dalam menonton acara musik “Derings”. Tabel 5 menyajikan persentase jumlah responden berdasarkan rendah dan tingginya masing-masing motivasi responden. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki motivasi yang tinggi pada setiap motivasi. Namun dari kelima jenis motivasi tersebut, motivasi yang paling dominan dirasakan responden adalah motivasi hiburan. Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa semua responden memilih aspek motivasi hiburan dengan jumlah skor yang tergolong tinggi. Selain itu dalam analisis menggunakan SPSS juga didapatkan bahwa aspek motivasi hiburan itu konstan karena semua responden memiliki motivasi hiburan tinggi. Hal tersebut dapat dipahami karena pada dasarnya acara musik “Derings” merupakan acara musik yang memiliki tujuan utama adalah untuk menghibur dengan menampilkan video klip dan penampilan
38
dari bintang tamu secara langsung yang merupakan penyanyi solo maupun group musik. Tabel 5. Motivasi Khalayak Langsung Acara Musik “Derings”
Jenis Motivasi Motivasi Informasi Motivasi Identitas Pribadi Motivasi Integrasi dan Identitas Sosial Motivasi Hiburan Motivasi Ekonomi
Persentase (%) Motivasi Rendah Tinggi (skor 4-9) (skor 10-16) 5,0 95,0 5,0 95,0 2,5 0,0 5,0
Rataan Skor*
97,5 100,0 95,0
3,28 3,10 3,07 3,20 2,93
Ket: * 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = setuju, 4 = sangat setuju
Jika dilihat dari rataan skor masing-masing aspek motivasi, dapat dilihat bahwa motivasi yang memiliki jenjang paling atas adalah aspek motivasi informasi (rataan skor 3,28) dan motivasi hiburan (skor 3,20). Motivasi ekonomi memiliki jenjang paling rendah. Meskipun responden memerlukan “reward” yang diberikan oleh pihak acara musik “Derings” tetapi hal tersebut bukanlah suatu hal terpenting. 6.2
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Menonton
6.2.1
Faktor Intrinsik yang berhubungan dengan Motivasi Menonton Hubungan antara faktor intrinsik responden yang meliputi usia, jenis
kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan asal etnis dengan kelima aspek motivasi menonton acara musik “Derings” di Trans TV dianalisis dengan menggunakan uji Chi-Square dan uji rank Spearman. Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat bahwa terdapat hubungan yang nyata antara beberapa vaiabel faktor intrinsik responden dengan motivasi menonton, dan ada beberapa hubungan yang tidak nyata. Dengan demikian ditunjukkan bahwa hipotesis yang mengungkapkan tentang ada hubungan antara faktor Intrinsik responden dengan motivasi menonton diterima.
39
Tabel 6. Hubungan Faktor Intrinsik dengan Aspek Motivasi Menonton
Faktor Intrinsik
Koef.
Informasi
Aspek Motivasi Integrasi dan Identitas Interaksi Pribadi Sosial
Hiburan
Ekonomi
konstan
-0,07
Usia
rs
0,17
-0,31*
-0,22
Jenis Kelamin Jenis Pekerjaan Tingkat Pendapatan Tingkat Pendidikan
χ2 C χ2 C
3,16 0,27 1,72 0.20
1,40 0,18 2,36 0,24
1,54 0,19 0,84 0,14
rs
0,16
0,16
0,11
konstan
-0,07
rs
-0,11
-0,28
-0,08
konstan
0,17
χ2 C
22,45** 0,60
4,37 0,31
2,13 0,23
konstan
21,29** 0,59
Asal Etnis
konstan konstan
1,40 0,18 0,61 0,12
Ket: * (nyata pada p = 0.05) ** (sangat nyata pada p = 0.01)
Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar variabel faktor intrinsik tidak terbukti memiliki hubungan yang nyata dengan motivasi menonton. Hanya terdapat dua variabel yang terbukti berhubungan nyata dengan aspek-aspek tertentu dari motivasi menonton, yaitu usia dengan aspek motivasi identitas pribadi, serta asal etnis dengan aspek motivasi informasi dan dengan aspek motivasi ekonomi. Kasus-kasus korelasi tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1) Hubungan Usia dengan Motivasi Identitas Pribadi Hubungan aspek usia dan aspek motivasi identitas pribadi dianalisis menggunakan analisis rank Spearman. Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa usia memiliki hubungan yang nyata (p < 0,05) dengan aspek motivasi identitas pribadi. Faktor usia dan aspek motivasi identitas pribadi memiliki hubungan terbalik, dengan nilai rs = -0,31. Maksudnya adalah semakin tinggi usia seseorang, maka semakin kecil usaha untuk mencari identitas pribadi. Hal tersebut dapat dipahami karena pencarian identitas pribadi tersebut dilakukan oleh manusia usia muda atau remaja untuk mengetahui “siapa dia” dan menentukan siapa yang menjadi ingroup maupun outgroup mereka.
40
Seseorang akan merasa nyaman dan terlindungi jika berada dalam ingroup mereka. Identitas yang dimiliki ingroup akan diakui sebagai identitas pribadi dari seseorang tersebut. Penentuan suatu ingroup bagi seseorang adalah menentukan siapa yang menjadi kawan dan lawan. Pada komunitas mana seseorang diakui dan merasa nyaman berada di dalamnya, maka itulah yang menjadi ingroup nya. Pada kasus ini responden bergaul dan berkumpul dengan sesama khalayak langsung merupakan salah satu upaya dalam pencarian identitas pribadi khususnya bagi responden usia remaja. Jika seseorang merasa nyaman berada di dalam komunitas khalayak langsung tersebut, maka menjadi seorang khalayak langsung merupakan salah satu identitas pribadi dan komunitas khalayak langsung merupakan ingroup bagi seseorang tersebut. Tabel 7. Motivasi Identitas Pribadi Responden menurut Usia Usia
Motivasi Identitas Pribadi Rendah Tinggi (skor 4-9) (skor 10-16)
Total (orang)
Persen (%)
< 20 tahun
2
24
26
65,0
> 20 tahun
0
14
14
35,0
Total
2
38
40
100,0
Tabel 7 dapat dilihat bahwa responden pada kelompok usia 20 tahun kebawah memiliki motivasi identitas pribadi paling tinggi, yakni 24 orang. Hal tersebut membuktikan bahwa responden pada usia tergolong remaja masih memiliki upaya yang tinggi dalam mencari identitas pribadi. Namun pada tabel dapat dilihat bahwa tidak terdapat responden pada golongan usia diatas 20 tahun yang memiliki motivasi rendah. Hal tersebut terjadi karena usia responden yang paling tua masih berkisar pada umur 20-an tahun. Walaupun usia responden tergolong dewasa, namun ada juga yang masih belum memiliki ingroup. Aspek usia ternyata tidak berhubungan dengan jenis motivasi lainnya, yaitu motivasi informasi, integrasi dan identitas sosial, hiburan, dan ekonomi.
41
Berapapun usia responden tidak membuat perbedaan pada keempat aspek motivasi tersebut ketika mereka menjadi khalayak langsung. 2) Hubungan Asal Etnis dengan Motivasi Informasi Hubungan mengenai aspek asal etnis dan aspek motivasi informasi dianalisis dengan menggunakan analisis Chi-Square. Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa asal etnis memiliki hubungan yang nyata (p <0,05) dengan aspek motivasi informasi dengan nilai C = 0,60. Artinya adalah latar belakang etnis mempengaruhi responden dalam mencari informasi mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan acara musik “Derings” khususnya perkembangan musik di Indonesia. Seberapa jauh latar belakang etnis mempengaruhi responden dalam memenuhi motif informasi, dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Motivasi Informasi Responden menurut Asal Etnis Asal Etnis Melayu Jawa Minang Sunda Betawi Batak Total
Motivasi Informasi Rendah Tinggi (skor 4-9) (skor 10-16) 1 5 0 9 0 1 0 13 0 10 1 0 2 38
Total (orang)
Persen (%)
6 9 1 13 10 1 40
15,0 22,5 2,5 32,5 25,0 2,5 100,0
Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa hampir setiap etnis memiliki rasa ingin tahu tinggi terhadap acara musik “Derings”. Namun pada tabel dapat dilihat bahwa responden yang berasal dari etnis Batak memiliki motivasi informasi rendah. Bukan berarti etnis Batak tidak memiliki rasa keingintahuan, namun hal tersebut tergantung pada diri masing-masing responden bukan pada etnisnya. Pada tabel dapat dilihat juga bahwa responden yang berasal dari etnis batak berjumlah satu orang, itu bearti satu orang responden tersebut tidak bisa mewakili penonton dengan etnis Batak lainnya pada komunitas khalayak langsung acara musik “Derings” Trans TV. 3) Hubungan Asal Etnis dengan Motivasi Ekonomi
42
Hubungan mengenai aspek asal etnis dan aspek motivasi ekonomi dianalisis dengan menggunakan analisis Chi-Square. Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa asal etnis memiliki hubungan yang nyata (p <0,05) dengan aspek motivasi ekonomi dengan nilai C = 0,59. Artinya adalah latar belakang etnis mempengaruhi responden dalam memenuhi motif ekonomi ketika menjadi khalayak langsung. Motif ekonomi tersebut dipenuhi karena adanya reward dalam bentuk biaya transportasi yang diberikan oleh pihak Trans TV kepada setiap khalayak langsung. Pemberian reward tersebut merupakan tanda terima kasih atas apresiasi dan partisipasi khalayak langsung dalam mensukseskan acara musik “Derings”. Seberapa jauh latar belakang etnis mempengaruhi responden dalam memenuhi motif ekonomi, dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Motivasi Ekonomi Responden menurut Asal Etnis Asal Etnis Melayu Jawa Minang Sunda Betawi Batak Total
Motivasi Ekonomi Rendah Tinggi (skor 4-9) (skor 10-16) 0 6 1 8 1 0 0 13 0 10 0 1 2 38
Total (orang)
Persen (%)
6 9 1 13 10 1 40
15,0 22,5 2,5 32,5 25,0 2,5 100,0
Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa hampir semua etnis memiliki motif ekonomi tinggi ketika menjadi khalayak langsung acara musik “Derings”. Hal tersebut dapat dipahami karena penduduk asli Jakarta berasal dari Betawi, etnis-etnis lainnya merupakan pendatang atau perantau di Jakarta. Mereka harus bisa bertahan hidup di Jakarta. Oleh karena itu wajar saja setiap responden memiliki motif untuk ekonomi ketika menjadi khalayak langsung. Sebagian besar responden menjadikan reward yang diberikan pihak Trans TV sebagai sumber penghasilan utama, namun tidak sedikit juga yang menjadikannya sebagai penghasilan tambahan saja. Pada dasarnya setiap individu memiliki motif ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik pada Etnis Betawi maupun etnis yang lainnya.
43
Namun pada tabel terlihat bahwa responden yang berasal dari etnis minang memiliki motivasi ekonomi rendah. Hal tersebut dapat dipahami, karena pendapatan utamanya tidak berasal dari honor sebagai khalayak langsung acara musik “Derings”. Selain ketiga kasus tersebut, faktor intrinsik lainnya seperti jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, dan tingkat pendidikan tidak terbukti berhubungan nyata dengan kelima aspek motivasi. Meskipun tidak nyata, namun diantaranya terdapat beberapa kasus korelasi yang menunjukkan hubungan yang berarti meskipun (nilai korelasi 0,2-0,4). Kasus-kasus tersebut diuraikan sebagai berikut: 1) Hubungan Usia dengan Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial Hubungan antara faktor usia dan aspek motivasi integrasi dan identitas sosial dianalisis dengan menggunakan uji Korelasi Spearman. Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat bahwa hubungan usia dengan aspek motivasi informasi memiliki hubungan yang rendah tetapi berarti, dengan nilai rs =
-0,22.
Hubungan usia dan aspek motivasi integrasi dan interaksi sosial merupakan hubungan berbanding terbalik. Artinya, semakin tua umur seseorang maka semakin rendah motivasi integrasi dan interaksi sosial yang dimilikinya. Hubungan antara kedua aspek tersebut, dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial Responden menurut Usia
Usia
Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial Rendah Tinggi (skor 4-9) (skor 10-16)
Total (orang)
Persen (%)
< 20 tahun
0
26
26
65,0
> 20 tahun
1
13
14
35,0
Total
1
39
40
100,0
Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa responden dengan kelompok umur 20 tahun kebawah memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial tinggi. Hal tersebut dapat dipahami karena manusia pada umur remaja memiliki keinginan untuk berintegrasi dan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya dalam upaya pencapaian kedewasaan diri. Hal tersebut dilakukan untuk menambah
44
pergaulan, untuk berinteraksi dan saling mengenal sesama khalayak langsung acara musik “Derings”, dan mengenal lingkungan sosial disekitarnya. Pada tabel juga terlihat bahwa sebagian besar responden pada kelompok usia diatas 20 tahun juga memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial tinggi. Namun seharusnya, responden dengan kelompok usia tersebut memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial rendah. Hal tersebut terjadi karena usia responden tersebut masih berkisar pada usia 20 tahun-an, sehingga mereka belum cukup dewasa dan masih memiliki karakteristik yang tidak begitu berbeda dengan responden dengan kelompok usia 20 tahun kebawah. Disimpulkan bahwa usia tidak mempengaruhi atau tidak berhubungan nyata dengan aspek motivasi integritas dan interaksi sosial. 2) Hubungan Jenis Kelamin dengan Motivasi Informasi Pengaruh faktor jenis kelamin terhadap aspek motivasi informasi responden dalam menonton acara musik “Derings” dapat dilihat pada Tabel 6. Berdasarkan uji Chi-Square didapatkan nilai C = 0,27, artinya adalah bahwa tidak terdapat hubungan nyata antara jenis kelamin dengan motivasi informasi responden tetapi memiliki hubungan yang berarti. Hubungan tentang kedua aspek tersebut, dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Motivasi Informasi Responden menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total
Motivasi Informasi Rendah Tinggi (skor 4-9) (skor 10-16) 2 14 0 24 2 38
Total (orang)
Persen (%)
16 24 40
40,0 60,0 100,0
Pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki motivasi informasi tinggi terhadap acara musik “Derings”. Disimpulkan bahwa baik responden laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk mencari dan memperoleh informasi dari acara musik “Derings”. Faktor jenis kelamin dan aspek motivasi informasi tidak memiliki hubungan yang nyata. Jenis kelamin seseorang tidak mempengaruhinya dalam mencari dan mendapatkan informasi tentang sesuatu. 3) Hubungan Jenis Pekerjaan dengan Motivasi Informasi
45
Hubungan antara jenis pekerjaan dan aspek motivasi informasi dianalisis dengan menggunakan uji Chi-Square. Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat bahwa hubungan jenis pekerjaan dengan aspek motivasi informasi memiliki hubungan yang rendah tetapi berarti, dengan nilai C = 0,20. Artinya adalah tidak terdapat hubungan nyata antara jenis pekerjaan dan motivasi informasi tetapi memiliki hubungan yang berarti. Jenis pekerjaan tidak mempengaruhi motivasi informasi responden. Setiap responden memiliki kesempatan yang sama dalam mencari dan memperoleh informasi mengenai acara musik “Derings”, apapun jenis pekerjaannya. Namun jenis pekerjaan memiliki hubungan
yang
sangat
berarti
dengan
aspek
motivasi
informasi.
Karyawan/wiraswasta yang menjadi khalayak langsung akan memiliki motif informasi dengan para pelajar, sehingga hal tersebut dapat menjelaskan bahwa keduanya memiliki hubungan yang berarti. Hubungan tentang kedua aspek tersebut, dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Motivasi Informasi Responden menurut Jenis Pekerjaan Jenis Pekerjaan Penonton langsung/ Figuran Karyawan/wiraswasta Pelajar/ Mahasiswa Total
Motivasi Informasi Total Rendah Tinggi (orang) (skor 4-9) (skor 10-16) 2 20 22 0 6 6 0 12 12 2 38 40
Persen (%) 55 15 30 100
Pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden dengan ketiga jenis pekerjaan tersebut memiliki motivasi informasi tinggi terhadap acara musik “Derings”. Hal tersebut dapat dipahami karena jenis pekerjaan tidak berhubungan nyata dengan aspek motivasi informasi. 4) Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Motivasi Identitas Pribadi Pengaruh faktor tingkat pendidikan terhadap aspek motivasi identitas pribadi responden dalam menonton acara musik “Derings” dapat dilihat pada Tabel 6. Berdasarkan uji Korelasi Spearman didapatkan nilai rs = -0,28. Artinya adalah bahwa tidak terdapat hubungan yang nyata antara tingkat pendidikan dengan motivasi identitas pribadi responden. Pencarian identitas pribadi responden, tidak dipengaruhi oleh latar belakang pendidikannya.
46
Walaupun pada jenjang pendidikan, seseorang akan mengalami pendewasaan diri, namun dalam pencarian jati diri itu akan dicari dan didapatkan di lingkungan yang membuat mereka nyaman. Hubungan tentang kedua aspek tersebut, dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Motivasi Identitas Pribadi Responden menurut Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Sekolah Dasar Sekolah Menengah Permata Sekolah Menengah Atas Perguruan Tinggi/ Akademi Total
Motivasi Identitas Pribadi Rendah Tinggi (skor 4-9) (skor 10-16) 0 3 0 8 2 25 0 2
2 38
Total (orang)
Persen (%)
3 8 27
7,5 20,0 67,5
2 40
5,0 100,0
Tabel 13 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki motivasi identitas pribadi tinggi pada setiap tingkat pendidikan. Setiap responden memiliki kesempatan untuk mencari identitas pribadi sebagai khalayak langsung acara musik “Derings” tanpa dilihat dari tingkat pendidikannya. 5) Hubungan Asal Etnis dengan Motivasi Identitas Pribadi Hubungan mengenai faktor asal etnis dan aspek motivasi identitas pribadi dianalisis dengan uji Chi-Square. Tabel 6 menunjukkan hasil analisis tentang pengaruh asal etnis terhadap motivasi identitas pribadi yang menunjukkan nilai C = 0,31. Nilai tersebut menjelaskan bahwa tidak terdapat hubungan yang nyata antara asal etnis dan motivasi identitas pribadi, namun memiliki hubungan yang berarti. Hubungan tentang kedua aspek tersebut, dapat dilihat pada Tabel 14. Pada Tabel 14 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden dengan latar belakang etnis apapun memiliki motivasi identitas pribadi tinggi. Hal tersebut dapat dipahami karena responden tidak hanya berasal dari Etnis Betawi saja sehingga bagi etnis-etnis yang lain yang merupakan perantau perlu menyesuaikan diri dan mencari ingroup untuk saat sekarang ini.
47
Tabel 14. Motivasi Identitas Pribadi Responden menurut Asal Etnis
Asal Etnis Melayu Jawa Minang Sunda Betawi Batak Total
Motivasi Identitas Pribadi Rendah Tinggi (skor 4-9) (skor 10-16) 0 6 0 9 0 1 2 11 0 10 0 1 2 38
Total (orang)
Persen (%)
6 9 1 13 10 1 40
15,0 22,5 2,5 32,5 25,0 2,5 100,0
6) Hubungan Asal Etnis dengan Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial Hubungan mengenai faktor asal etnis dan aspek motivasi integrasi dan interaksi sosial dianalisis dengan uji Chi-Square. Tabel 6 menunjukkan hasil analisis tentang pengaruh asal etnis terhadap aspek motivasi integrasi dan interaksi sosial yang menunjukkan nilai C = 0,23. Nilai tersebut menjelaskan bahwa tidak terdapat hubungan yang nyata antara asal etnis dan aspek motivasi integrasi dan interaksi sosial, namun memiliki hubungan yang berarti. Hubungan tentang kedua aspek tersebut, dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial Responden menurut Asal Etnis Asal Etnis Melayu Jawa Minang Sunda Betawi Batak Total
Motivasi Identitas Integrasi dan Interaksi Sosial Rendah Tinggi (skor 4-9) (10-16) 0 6 0 9 0 1 1 12 0 10 0 1 1 40
Total (orang)
Persen (%)
6 9 1 13 10 1 40
15,0 22,5 2,5 32,5 25,0 2,5 100,0
Pada Tabel 15 dapat dilihat bahwa responden dengan latar belakang etnis apapun memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial tinggi. Hal tersebut
48
dapat dipahami karena setiap manusia memiliki keinginan untuk berintegrasi dan berinteraksi dengan lingkungan sosial, apapun etnisnya. Hal tersebut dilakukan untuk menambah pergaulan, untuk berinteraksi dan saling mengenal sesama khalayak langsung acara musik “Derings”, dan mengenal lingkungan sosial disekitarnya khususnya para perantau yang harus beradaptasi dengan tempat bergaul mereka sekarang. 5.2.2 Faktor Ekstrinsik yang berhubungan dengan Motivasi Menonton Hubungan antara faktor ekstrinsik responden yang meliputi sumber informasi acara dan pola pengambilan keputusan untuk menjadi khalayak langsung acara musik “Derings” Trans TV dengan kelima aspek motivasi dianalisis menggunakan Uji Chi-Square. Hasil analisis hubungan antara faktor ekstrinsik dengan aspek motivasi menonton, dapat disajikan pada Tabel 16. Tabel 16. Hubungan Faktor Ekstrinsik dengan Motivasi Menonton
Faktor Ekstrinsik Sumber Informasi Acara Pola Pengambilan Keputusan
Koefesien Informasi
Motivasi Integrasi dan Identitas Interaksi Pribadi Sosial
Hiburan Ekonomi
χ2 C
0.24 0.08
0.24 0.08
1.91 0.21
konstan
3.91 0.29
χ2 C
0.00 0.00
0.00 0.00
1.03 0.16
konstan
0.00 0.00
Ket: * (nyata pada p = 0.05) ** (sangat nyata pada p = 0.01)
Berdasarkan Tabel 16 dapat dilihat bahwa semua faktor ekstrinsik tidak memiliki hubungan nyata dengan kelima aspek motivasi khalayak langsung dalam menonton acara musik “Derings” Trans TV. Walaupun semua faktor ekstrinsik tidak memiliki hubungan nyata dengan kelima aspek motivasi, namun diantaranya terdapat beberapa kasus korelasi yang meskipun tidak nyata atau menunjukkan hubungan yang rendah tetapi berarti (nilai korelasi 0,2-0,4). Dengan demikian hasil ini membuktikan bahwa hipotesis yang mengungkapkan tentang ada hubungan antara faktor ekstrinsik responden dengan dengan kelima aspek motivasi menonton langsung acara musik “Derings” tidak dapat diterima. Kasuskasus tersebut diuraikan sebagai berikut:
49
1) Hubungan Sumber Informasi Acara dengan Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial Hubungan mengenai faktor asal etnis dan aspek motivasi integrasi dan interaksi sosial dianalisis dengan uji Chi-Square. Tabel 16 menunjukkan hasil analisis tentang pengaruh sumber informasi acara terhadap aspek motivasi integrasi dan interaksi sosial yang menunjukkan nilai C = 0,21. Nilai tersebut menjelaskan bahwa tidak terdapat hubungan yang nyata antara faktor sumber informasi acara dengan aspek motivasi integrasi dan interaksi sosial, namun memiliki hubungan yang berarti. Hubungan tentang kedua aspek tersebut, dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17.
Motivasi Integritas dan Interaksi Sosial Responden menurut Sumber Informasi Acara
Sumber Informasi Acara
Motivasi Integritas dan Interaksi Sosial Rendah Tinggi (skor 4-9) (skor 10-16)
Total (orang)
Persen (%)
Iklan Televisi
1
13
14
35,0
Keluarga
0
1
1
2,5
Teman
0
25
25
62,5
Total
1
39
40
100,0
Pada tabel tersebut dapat dilihat responden yang memiliki motivasi integrasi dan interaksi sosial yang tinggi lebih banyak mengetahui tentang acara musik “Derings” untuk pertama kali adalah dari teman. Hal tersebut terjadi karena informasi yang lebih rinci didapatkan oleh responden berasal dari teman yang telah terlebih dahulu menjadi khalayak langsung. Iklan di televisi hanya menampilkan informasi mengenai jam tayang acara, presenter dan sedikit gambaran mengenai acara musik “Derings”. Sasaran iklan tersebut adalah penonton dirumah. Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa antara sumber informasi acara dan aspek motivasi integrasi dan interaksi sosial tidak memiliki hubungan yang nyata. Setiap responden memiliki hak yang sama dalam berintegrasi dan berinteraksi sosial dengan sesama khalayak langsung acara musik “Derings”
50
tanpa dipengaruhi oleh faktor mengetahui pertama kali tentang acara musik “Derings”. Namun faktor sumber informasi acara memiliki hubungan yang berarti dengan aspek motivasi integrasi dan interaksi sosial, karena responden tidak akan dapat berintegrasi dan berinteraksi dengan sesama khalayak langsung kalau tidak mengetahui mengenai acara musik “Derings”. 2) Hubungan Sumber Informasi Acara dengan Motivasi Ekonomi Hubungan mengenai faktor asal etnis dan aspek motivasi ekonomi dianalisis dengan uji Chi-Square. Tabel 16 menunjukkan hasil analisis tentang pengaruh sumber informasi acara terhadap aspek motivasi ekonomi yang menunjukkan nilai C = 0,29. Nilai tersebut menjelaskan bahwa tidak terdapat hubungan yang nyata antara faktor sumber informasi acara dengan aspek motivasi ekonomi, namun memiliki hubungan yang berarti. Hubungan tentang kedua aspek tersebut, dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Motivasi Ekonomi Responden menurut Sumber Informasi Acara Sumber Informasi Acara
Motivasi Ekonomi Rendah Tinggi (skor 4-9) (10-14)
Total (orang)
Persen (%)
Iklan Televisi
2
12
14
35,0
Keluarga
0
1
1
2,5
Teman
0
25
25
62,5
Total
2
38
40
100,0
Pada Tabel 18 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki motivasi ekonomi tinggi tanpa dibedakan dari mana mereka mengetahui acara musik “Derings” pertama kali. Sumber informasi acara dan aspek motivasi ekonomi memiliki hubungan yang berarti, karena responden memiliki motif ekonomi menjadi khalayak langsung setelah mengetahui acara musik tersebut, dan mengetahui lingkungan dikalangan khalayak langsung. Sehingga sumber informasi acara merupakan suatu hal yang berarti.