BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
6.1 Kesimpulan 1. Rendahnya tingkat kunjungan wisatawan ke Kabupaten Kulon Progo dapat dipengaruhi oleh; (1) daya tarik produk-produk wisata yang dimilik; (2) biaya yang harus dikeluarkan wisatawan untuk dapat menikmati produk wisata; (3) banyaknya dan jenis saluran distribusi yang dapat digunakan; (4) efektifitas program promosi yang dilaksanakan. Untuk menganalisisnya dalam rangka mencapai target pasar, organisasi dapat mengunakan strategi bauran pemasaran 4P (empat P), yang terdiri dari Product, Price, Place Promotion (McCarthy dalam Kotler, 2012: 47). 2. Strategi bauran pemasaran 4P Kabupaten Kulon Progo dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Produk. Produk wisata terdiri dari atraksi, fasilitas dan aksesibilitas. Atraksi wisata di Kabupaten Kulon Progo sangat variatif, terdiri dari; atraksi wisata alam, desa wisata, religi, adat dan tradisi, wisata pendidikan dan minat khusus, serta daya tarik kerajinan dan kuliner. Pembangunan dan pengembangan kawasan
melalui wisata saat ini
mengarah pada kawasan sekitar Pegunungan Menoreh kegiatan “Bedah Menoreh”. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan dan pengembangan produk wisata di Kabupaten Kulon Progo adalah; (1) jumlah anggaran yang dialokasikan melalui APBD Kabupaten sangat minim, jika dibanding
117
118
dengan fasilitas, eksesibilitas dan atraksi yang harus dibangun berdasarkan DED yang dimiliki; (2) koordinasi dan sinergi antar instansi dalam pembangunan kawasan Pegunungan Menoreh sebagai kawasan pariwisata (3) dukungan dan peran serta masyarakat dalam mensukseskan programprogram pariwisata daerah (4) akomodasi dari segi kualitas dan kuantitas sangat kurang, bila dibandingkan jumlah wisatawan yang akan datang/pergi melalui Kabupaten Kulon Progo setelah Bandara Udara di Kecamatan Temon di operasionalkan. Untuk itu diperlukan investasi swasta untuk menyediakan fasilitas tersebut (5) Infrastruktur di bagian Utara Kabupaten harus ditingkatkan untuk memberikan kemudahan, keamanan dan kenyamanan wisatawan, sehingga ekselerasi wisatawan ke obyek-obyek wisata di Kabupaten Kulon Progo dapat ditingkatkan. b. Harga. Harga/tarif ada yang diatur oleh swasta/masyarakat dan pemerintah. Harga yang diatur pemerintah ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2013 Tentang Perubahan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Restribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga, ditetapkan dan mulai berlaku sejak tanggal 22
Agustus
2013.
Untuk
harga-harga
yang
ditetapkan
oleh
swasta/masyarakat yang berjualan di lokasi wisata, harga yang ditawarkan masih wajar atau relatif murah. c. Promosi. Promosi dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan antara lain; Travel Dialog, Fam Trip/Fam Tour, Widya Wisata, dan atraksi tambahan berupa pertunjukan seni dan budaya di obyek wisata pada hari-hari
119
tertentu, seperti liburan sekolah, Hari Raya Idul Fitri, Natal, dan tahun Baru. Alat promosi yang dapat digunakan, antara lain; booklet, brosur, VCD, banner, internet melalui website milik instansi, surat kabar online. d. Place/distribution. Letak Kabupaten Kulon Progo sangat strategis, jika dihubungkan dengan arus kendaraan yang keluar atau masuk Yogyakarta dan Kabupaten Bantul dari arah Barat melalui jalur utama angkutan darat. Begitupula letak obyek wisata unggulan Pantai Glagah, Pantai Conggot dan Kompleks Makam Girigondo, berada tidak jauh dari jalur utama jalan nasional. Sehingga masyarakat yang akan berlibur ke Yogyakarta/Bantul atau akan kembali setelah dari Yogyakarta/Bantul melalui jalur barat (ke arah Cilacap, Bandung, Purwokerto, Bogor, Jakarta dan lain-lain) dapat mengunjungi
obyek-obyek wisata tersebut. Moda transportasi yang
dimiliki Kabupaten Kulon Progo sangat lengkap, antara lain; stasiun kereta api, terminal bis antar kota dan antar propinsi; untuk angkutan dalam kota/kabupaten; bis kecil, colt, becak dan ojek. Permasalaha dalam transportasi adalah; tidak semua obyek wisata dilalui oleh angkutan umum (bis dan colt), sehingga distribusi wisatawan ke lokasi wisata hanya dapat menggunakan kendaraan pribadi roda dua dan empat. Sedangkan distribusi wisatawan ke obyek-obyek wisata di sekitar Pegunungan Menoreh, seperti Goa Kiskendo, Puncak Suroloyo, Desa Wisata Kalibiru dan sebagainya, tidak bisa menggunakan bis besar, karena infrastruktur jalan raya kurang lebar dan berbukit (jurang dan tebing).
120
3. Implementasi strategi pemasaran wisata pada Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kulon Progo, dilaksanakan melalui Program Pengembangan Pemasaran Wisata, dengan kegiatan-kegiatan antara lain; (1) Kegiatan Koordinasi dengan Sektor Pendukung Pariwisata; (2) Kegiatan Pengembangan Jaringan Kerjasama Promosi Wisata; (3) Kegiatan Promosi Pariwisata di Dalam dan Luar Negeri; (4) Kegiatan Penyelenggaraan Atraksi Wisata. Permasalahan dalam Implementasi Program Pengembangan Pemasaran Wisata yang dihadapi oleh Bidang Pemasaran Wisata DINBUDPARPORA Kabupaten Kulon Progo, menurut Ibu Ekasari Selaku Kepala Seksi Pemasaran dan Promosi Wisata, adalah: (1) jumlah alokasi anggaran untuk pelaksanaan promosi tidak besar, sehingga tidak semua kegiatan promosi yang dikoordinir oleh Dinas Pariwisata DIY dapat diikuti; (2) jumlah anggaran juga berpengaruh pada kuantitas atraksi tambahan
yang
dilaksanakan di obyek-obyek wisata unggulan (jumlah tempat lokasi pelaksanaan dan intensitas pelaksanaan dalam setahun). 4. Segmentasi pasar wisata pariwisata Kabupaten Kulon Progo adalah para pelajar dan mahasiswa. Sedangkan target segmen pasar utama adalah pelajar SD di Kabupaten Kulon Progo, Pelajar SMP dan SMA di Jawa Tenggah, Jawa Timur, Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta. Serta mahasiswa yang sedang kuliah di Yogyakarta. 5.
121
6.2 Rekomendasi Rekomendasi dalam penelitian ini adalah; 1. Untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo, harus dapat; 1) meningkatkan kualitas produk wisata yang dimiliki, baik alam, budaya dan buatan; 2) memberikan penyuluhan Sapta Pesona Pariwisata kepada masyarakat, khususnya para pedagang dan pengusaha wisata, menjaga iklim persaingan yang sehat dan menetapkan harga yang wajar untuk produk-produk yang dimiliki; 3) meningkatkan infrastruktur dan sarana transportasi bagi wisatawan untuk berkunjung ke obyek-obyek wisata yang dimiliki Kabupaten Kulon Progo; 4) melaksanakan program promosi yang efektif, efisien, kreatif dan inovatif. 2. Keanekaragaman daya tarik wisata Kabupaten Kulon Progo harus dapat dioptimalkan dalam menarik wisatawan, dengan melaksanakan kegiatankegiatan yang mampu meningkatkan akselerasi wisatawan sehingga tidak menumpuk hanya di satu lokasi wisata. 3. Pembangunan infrastruktur dan marka jalan menuju lokasi wisata di bagian utara Kabupaten Kulon Progo perlu dilakukan untuk meningkatkan kenyamanan, keamanan dan akselerasi wisatawan di wilayah ini. 4. Strategi penetrasi pasar dapat dilaksanakan, karna pangsa pasar yang menjadi segmen pasar saat ini masih sangat luas. A```traksi tambahan dilokasi wisata perlu ditingkatkan intensitasnya, karena kegiatan ini dapat mendatangkan wisatawan dalam jumlah besar, dengan demikian jumlah kunjungan dan PAD
122
yang diterima melalui penarikan restribusi pariwisata diharapkan dapat meiningkat.