BAB V PERAN MODAL SOSIAL DALAM PENCAPAIAN KEBERHASILAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI MAWAR V Dalam bab ini penulis akan memaparkan tentang peran modal sosial dalam pencapaian keberhasilan Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) Mawar V. Keaksaraan Usaha Mandiri Mawar V menggunakan dua bentuk modal sosial yaitu modal sosial mengikat (bonding social capital) dan modal sosial menjembatani (bridging social capital). Yang termasuk modal sosial mengikat (bonding social capital) dalam penelitian ini : kerjasama, kepercayaan, norma, nilai, tindakan yang proaktif, dan sumber daya. Sedangkan modal sosial menjembatani (bridging social capital) adalah jaringan (diluar kelompok).
5.1 Modal sosial mengikat (bonding social capital)’ Modal sosial mengikat (bonding social capital) terdiri dari : 5.1.1 Kepercayaan Menurut Putnam (Dalam Alfitri, 2011:54) kepercayaan adalah suatu bentuk keinginan untuk mengambil risiko dalam hubungan sosial yang didasari oleh perasaan yakin bahwa yang lain akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dan akan senantiasa bertindak dalam suatu pola tindakan yang saling mendukung. Kepercayaan yang ada dalam modal sosial nampak dalam strategi yang dilakukan tutor kepada warga belajar. Tutor memberi
46
kepercayaan kepada warga belajar dalam menentukan materi pembelajaran. Warga belajar diberi kesempatan untuk menentukan materi belajar. Dalam pertemuan yang diadakan, warga tidak sungkan mengemukakan idenya. Warga belajar yang suka memasak maupun suka dengan ketrampilan akan mengutarakan pendapatnya. Warga belajar mempunyai ide-ide tersebut karena melihat acara televisi maupun dari melihat makanan (produk) yang dipajang di toko – toko. Ide – ide tersebut kemudian ditampung terlebih dahulu. Pada tahap berikutnya, warga belajar dan tutor melakukan kesepakatan akan ideide tersebut. Ide-ide tersebut dipilih dengan mempertimbangkan juga ketersediaan
bahan
di
lingkungan
setempat,
sehingga
tidak
membutuhkan biaya yang terlalu tinggi. Contohnya, ketela pohon, talas, daun pepaya, daun singkong, daun kemangi, daun sirih yang semuanya menjadi bahan kegiatan memasak, yang semuanya mudah diperoleh di lingkungan setempat. Ketrampilan yang dilakukan menggunakan plastik detergen, plastik minyak goreng, plastik kopi untuk membuat tas, dompet dan barang lainnya. Dengan diberi kepercayaan menentukan materi belajar tersebut, membuat warga belajar tertarik terlibat dalam kegiatan KUM, karena materi pembelajaran yang dibuat dari warga belajar sendiri. Kegiatan tersebut membuat warga belajar ingin mengetahui dan mempelajari secara langsung.
47
Bentuk kepercayaan yang lain, adalah dalam hal pengelolaan dana operasional KUM. Dana tersebut dibagi ke masing – masing kelompok melalui bendahara. Bendahara dalam mengelolanya selalu memberi laporan pemakaian setiap akhir kegiatan. Dengan demikian, semua warga belajar akan mengetahui pengeluaran dan pemasukan yang ada. Apabila akan melakukan kegiatan untuk minggu depan, maka akan dibahas rencana pengeluarannya. Semua anggota warga belajar, bisa memberi masukan. Dari pembicaraan anggaran belanja tersebut, tidak jarang kemudian warga menyumbang barang yang dibutuhkan, sehingga menghemat pengeluaran. Apabila telah tercapai kesepakatan penggunaan dana untuk belanja, maka uang akan diberikan kepada tutor untuk membeli bahan yang dibutuhkan. Tutor akan memberi laporan penggunaan dana, pada pertemuan berikutnya. Jika uang tersebut kurang maka tutor akan minta kepada bendahara, tetapi jika masih terdapat sisa, uang tersebut akan diberikan kepada bendahara. Dengan adanya dana yang diketahui semua warga belajar maka hal tersebut dapat menjaga kepercayaan antar anggota warga belajar maupun dengan tutor. “membuat kegiatan yang menarik yang dipilih oleh warga belajar sendiri dan adanya keterbukaan dalam keuangan”. (Munisah)1
1
Hasil wawancara dengan Ibu Munisah, pada tanggal 8 februari 2014
48
5.1.2
Kerjasama Kerjasama merupakan suatu interaksi yang terjadi untuk mencapai suatu tujuan (Dalam Alfitri, 2011:56) . Adanya kerjasama yang terjalin di dalam kelompok Keaksaraan Usaha Mandiri Mawar V tidak lepas dari adanya kepercayaan yang terjalin antar anggota maupun anggota dengan tutor. Sebagaimana bentuk kepercayaan yang telah dijelaskan diatas, kerjasama dengan demikian juga terjalin pada kegiatan penentuan materi belajar dan pengelolaan uang operasional. Bentuk kerjasama yang lain adalah antar warga belajar. Kerjasama yang terjalin antar warga belajar terjadi dalam satu kelompok maupun berbeda kelompok. Jika ada yang mengalami kesulitan maka dengan senang hati, warga belajar yang bisa, akan membantu yang mengalami kesulitan. Sebagai contoh, warga belajar yang sudah tua merasa kesulitan dalam mengikuti kegiatan praktek ketrampilan. Hal itu dikarenakan pengelihatannya sudah tidak awas lagi. Maka warga belajar yang masih muda membantunya, seperti memasukkan benang ke lubang jarum. Contoh lain, bila saat menulis resep, bila salah menulis dibetulkan oleh warga belajar yang lain. “saat ada kegiatan ketrampilan warga belajar yang sudah tua agak kesusahan dalam mengikuti kegiatan praktek ketrampilan karena pengelihatannya sudah tidak awas lagi. Maka warga belajar yang masih muda membantunya seperti memasukkan benang ke lubang jarum. Bila warga belajar dengan tutor 49
adalah bila warga belajar belum jelas maka dengan cepat warga belajar akan bertanya”.(Sri Sayekti J)2
Bentuk kerjasama yang lain adalah antara tutor dan warga belajar. Warga belajar tidak sungkan untuk bertanya pada waktu praktek. Kerjasama ini menghasilkan keberhasilan dalam mencoba resep masakan maupun membuat barang ketrampilan. Setiap langkah yang akan diambil, warga belajar tidak sungkan menanyakan ke tutor, agar tidak mengalami kegagalan resep yang fatal, maupun gagal dalam membuat barang. “Interaksi warga belajar dengan tutor baik, lancar yaitu warga belajar tidak sungkan untuk bertanya pada waktu praktek. Akan bertanya untuk setiap langkah yang akan diambil seperti untuk resep masakan agar tidak mengalami kegagalan resep yang fatal sedangkan antar warga belajar sangat akrab dan saling mendukung”.(Munisah)3 Bentu kerjasama “menarik” yang lain, adalah karena tiap kelompok memiliki kekompakan. Anggota belajar rela menunggu warga belajar yang mengalami kesulitan. Jadi meskipun sebenarnya sudah waktunya pulang, tapi warga anggota rela menunggu berjamjam sampai semua anggota kelompoknya selesai. Dengan demikian, pulangnya bisa bersama-sama. Bahkan itu bisa juga terjadi tidak
2 3
Hasil wawancara dengan Ibu Sri Jumarno, pada tanggal 26 Januari 2014 Hasil wawancara dengan Ibu Munisah, pada tanggal 8 februari 2014
50
hanya dalam satu kelompok. Bila kelompok lain mempunyai kegiatan yang sama, apabila ada yang belum selesai meskipun dia bukan satu kelompok, maka warga belajar di luar kelompok, juga rela menunggu. “saya kesulitan dalam melakukan ketrampilan menjahit karena pengelihatan saya sudah tidak jelas lagi”. (Nurtinah)4
“Baik, dalam satu kelompok ataupun berbeda kelompok jika ada yang kesusahan maka diberi semangat bahwa bisa mengerjakan sampai akhir dan memiliki kekompakan untuk menunggui warga belajar yang kesusahan”.(Lathifatul)5.
5.1.3
Norma sosial Menurut Hasbullah (Dalam Suryono,2012:59) norma sosial sangat berperan dalam mengontrol bentuk perilaku dalam masyarakat. Norma adalah sekumpulan aturan yang diharapkan dipatuhin dan diikuti oleh anggota masyarakat pada suatu entitas sosial dan mengandung sanksi sosial yang dapat mencegah individu berbuat sesuatu yang menyimpang dari kebiasaaan yang berlaku di masyarakatnya. Norma yang berlaku didalam program Keaksaraan Usaha Mandiri antara lain : dalam setiap kegiatan warga belajar diwajibkan untuk membawa alat tulis dan buku catatan kegiatan sebelumnya. Hal
4 5
Hasil wawancara dengan Ibu Nurtinah, pada tanggal 15 Februari 2014 Hasil wawancara dengan Ibu lathif,pada tanggal 1 Februari 2014
51
tersebut bertujuan supaya warga belajar tidak mengalami kesulitan dalam mencari materi pembelajaran yang telah dilakukan. Aturan lain, bila datang terlambat atau pulang sebelum waktu yang ditentukan akan mempengaruhi besarnya uang yang akan diberikan sebagai biaya transportasi. Biaya transportasi dalam kegiatan, sebesar Rp 10.000. Warga belajar yang memilih pulang sebelum waktu yang ditentukan atau datang terlambat pada kegiatan, biaya transportasi yang mereka terima akan dipotong sebesar Rp 2.500. Adanya sanksi yang diberikan oleh tutor kepada warga belajar tersebut, membuat warga belajar menjadi disiplin dalam mengikuti kegiatan Keaksaraan Usaha Mandiri. Warga belajar juga kemudian tidak sering meminta ijin untuk tidak mengikuti kegiatan Keaksaraan Usaha Mandiri. Warga belajar yang terpaksa meminta ijin untuk tidak mengikuti kegiatan Keaksaraan Usaha Mandiri hanya karena mereka mempunyai kepentingan yang mendesak dan tidak dapat ditinggalkan. Aturan yang diberlakukan dan yang memberi peran terhadap keberhasilan kelompok adalah aturan dalam mengerjakan PR (pekerjaan rumah). Dalam setiap kegiatan, warga belajar memiliki tanggung jawab berupa pekerjaan rumah (PR) yang harus diserahkan pada kegiatan berikutnya. Pekerjaan rumah (PR) yang diberikan tutor kepada warga belajar memiliki fungsi untuk mengasah kemampuan dan kemandirian warga belajar dalam menggali potensi diri yang ada seperti mempraktekkan resep masakkan atau ketrampilan yang telah
52
diajarkan oleh tutor. Dua orang warga belajar yang berhasil mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dengan baik dan tepat waktu akan diberikan hadiah berupa uang sebesar Rp 10.000 per orang.
5.1.4
Nilai Nilai adalah sesuatu ide yang dianggap benar dan penting oleh anggota kelompok masyarakat. Misalnya nilai harmoni, prestasi, kerja keras, kompetensi dan lainnya. (Alfitri, 2011:57) Dalam konteks keaksaraan sebagai bentuk modal sosial terlihat pada nilai-nilai uang dimiliki oleh individu yang terlibat dalam setiap kegiatan Keaksaraan Fungsional (KF) seperti anggota saat melakukan kegiatan belajar baca, tulis, dan berhitung dengna senang hati dan semangat, maka denga lhal tersebut anggota dapat berhasil dalam mempunyai prestasi akan belajar baca, tulis dan berhitung yang kemudian membantu tutor dalam mewujudkan kelompok Keaksaraan Usaha Mandiri. Dana operasional Keaksaraan Usaha Mandiri tahun 2011 yang digunakan untuk setiap kegiatan KUM, sampai pada tahun 2013 masih ada. Dengan dana yang masih begitu besar maka dengan kesepakatan semua tutor, dana tersebut digunakan untuk kegiatan piknik. Kegiatan piknik bertujuan untuk menciptakan suasana yang baru agar tidak bosan dengan kegiatan memasak dan ketrampilan. Disamping hal tersebut kegiatan piknik memiliki nilai kebersamaan. 53
Kegiatan piknik wajib diikuti oleh semua anggota Keaksaraan Usaha Mandiri beserta keluarga, fungsinya untuk menjalin dan menciptakan rasa kebersamaan antara tutor dan warga belajar beserta keluarga. Bagi setiap warga belajar yang ikut berpartisipasi dalam kegiataan piknik biaya akomodasi ditanggung oleh Keaksaraan Usaha Mandiri Mawar V, tetapi bagi setiap anggota keluarga yang ikut harus membayar biaya akomodasi sendiri. “Adanya sesekali piknik agar warga belajar dapat berkumpul bersama dengan anggota keluarga warga belajar yang lain ”. (Sri Sayekti J)6
Kegiatan piknik dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2013 dengan menyewa bus. Adanya kesepakatan semua warga belajar dan tutor kegiatan piknik akan bertempat di Pacitan, Jawa Timur. Lokasi tersebut disepakati karena warga belajar ingin mengetahui goa yang berada di Pacitan, yang sudah sering warga belajar dengar dari media televisi maupun cerita dari anak atau cucu yang ikut dalam kegiatan karang taruna yang pernah pergi piknik ke Pacitan tersebut. Maka dengan adanya kegiatan piknik di kelompok Keaksaraan usaha Mandiri Mawar V menjadi suatu kesempatan bagi warga belajar dalam mengusulkan untuk piknik ke Pacitan. Walaupun adanya pertimbangan bahwa sebagian besar warga belajar adalah ibu-ibu lansia yang tidak bisa perjalanan jauh karena biasanya akan 6
Hasil wawancara dengan Ibu Sri Jumarno, pada tanggal 26 Januari 2014
54
sakit/mabuk darat dan medan jalan yang akan berliku – liku saat masuk wilayah Pacitan, hal tersebut tidak menyurutkan warga belajar mencari tempat piknik yang lain. Warga belajar percaya keadaan kesehatannya akan baik-baik saja karena merasa senang akan piknik ke tempat yang ingin sekali dikunjunginya dan terlebih lagi akan pergi bersama-sama dengan warga belajar yang lain beserta keluarga. Nilai kebersamaan saat kegiatan piknik terlihat pula pada saat makan maupun snack. Semua warga belajar dan tutor memiliki bekal makanan yang sudah dibawa dari rumah. Bekal makanan tersebut saling ditawarkan ke warga belajar lain maupun anggota keluarga yang lain. Dengan hal itu tidak sungkan untuk warga belajar beserta anggota keluarga untuk saling mencicipi masakan warga belajar yang lain.
5.1.5
Tindakan yang Proaktif Salah satu unsur penting modal sosial adalah keinginan yang kuat dari anggota kelompok untuk tidak saja berpartisipasi tetapi senantiasa mencari jalan untuk ikut serta dalam suatu kegiatan masyarakat dengan sesuatu yang kreatif dan aktif. Tindakan proaktif yang dilakukan oleh kelompok KUM Mawar
V yaitu warga belajar menawarkan tempat dan peralatan
untuk kegiatan. Sebagian besar warga belajar melakukannya tanpa diminta, melainkan mereka dengan sukarela menawarkan tempat dan
55
peralatan memasaknya untuk digunakan kelompok. Salah satunya adalah Ibu Nyen. Ibu Nyen memiliki ketertarikan dalam hal memasak. Ketertarikan Ibu Nyen tidak hanya dalam memasak tetapi juga mencatat setiap resep masakan yang ada di salah satu media televisi. Ibu Nyen bisa membaca menulis dari kegiatan calistung sebelumnya. Tindakan lain sebagai betuk ketertarikan ibu Nyen, bila ia mendapatkan uang arisan atau mempunyai sedikit tabungan maka ibu Nyen akan menggunkan uang tersebut untuk membeli beberapa peralatan membuat kue seperti cetakan, mixer, dan oven. “Yang bisa dilakukan adalah menawarkan tempat karena lumayan punya peralatan masak kue kering karena saya suka memasak jadi kalo ada rejeki dikit beli peralatan memasak yang harga tidak mahal”. (Nyen Susilowati)7
Tindakan proaktif lainnya yang dilakukan oleh warga belajar adalah menawarkan dan membawa bumbu masakan dari rumah seperti laos, serai, daun salam, daun kemangi dan lain-lain. Bagi yang tidak membawa bumbu, anggota lain menawarkan membawa bahan lainnya antara lain : ketela, singkong, dan keladi/talas. Kegiatan swadaya dalam membawa bahan mentah oleh warga berfungsi untuk mengurangi pengeluaran kelompok. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Haryati beliau hanya dapat memberikan beberapa bumbu 7
Hasil wawancara dengan Ibu Nyen, pada tanggal 15 Februari 2014
56
dapur dikarenakan bahan-bahan tersebut terdapat dipekarangan rumahnya. “Saya hanya bisa menawarkan bumbu maupun bahan karena dipekarangan rumah saya hanya ada bumbu
maupun
bahan
masakan
tersebut”.
(Haryati)8 Berbeda dengan Ibu Haryati, Ibu Umami hanya bisa membawa peralatan dikarenakan mempunyai peralatan memasak seperti cetakan dan mixer. “bila peralatan memasak saya punya, tetapi bila bumbu maupun bahan saya tidak memiliki karena saya tidak punya pekarangan, yang ada hanya bunga-bunga yang ditaruh dipot”. (Umami)9
Warga belajar juga aktif dalam memunculkan ide- ide ketrampilan maupun resep masakan. Warga belajar mempunyai berbagai ide masakan maupun ketrampilan yang biasa dilihat di televisi maupun melihat ditoko –toko. Keaktifan warga belajar terlihat juga dari hal kedatangan. Warga belajar tidak akan ijin bila tidak mendesak atau terpaksa sekali. Warga belajar merasa rugi jika tidak datang dalam kegiatan karena warga belajar merasa tertinggal dalam membuat resep masakan atau langkah membuat ketrampilan. Dilain hal, jika tidak datang maka tidak mendapatkan uang tranportasi.
8 9
Hasil wawancara dengan Ibu Haryarti, pada tanggal 15 Februasri 2014 Hasil wawancara dengan Ibu Umami, pada tanggal 24 Februari 2014
57
“Sangat berpastisipasi karena sebagian besar warga belajar selalu datang jika tidak memiliki keperluan lain. Adanya warga belajar yang mau rumahnya menjadi tempat memasak sangat praktek memasak dan ada warga belajar yang mau membawa perlengkapan atau bumbu yang ada dirumah tanpa harus membeli”. (Siti Nurkamidah)10
Partisipasi yang dilakukan oleh tutor kepada kelompok KUM Mawar V yaitu dengan uang transportasi tutor tidak diambil tetapi dimasukan dalam keuangan kegiatan KUM. Uang transportasi tutor tersebut sebesar Rp 1.840.000 per seorang tutor. Di kelompok KUM Mawar V ada 4 orang maka Rp 1.840.000 dikalikan 4 (empat) orang tutor maka sebesar Rp 7.360.000 yang dimasukkan dalam anggaran kegiatan. Hal itu dilakukan dengan tujuan agar kegiatan KUM lebih bertambah variasi dan dengan begitu warga belajar mendapat banyak ilmu yang digunakan sebagai peluang usaha yang kemudian mempunyai hasil untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. “Keuangan untuk totur dengan kesepakatan semua tutor uang tersebut tidak diambil tetapi dimasukan dalam keuangan kegiatan Keaksaraan Usaha Mandiri Mawar V hal ini dilakukan dengan tujuan agar kegiatan KUM bertambah variasi dan anggota KUM bertambah pula mendapatkan ilmu (Sri Sayekti J)11.
10 11
Hasil wawancara dengan Ibu Siti Nurkamidah, pada tangga l 1 februari 2014 Hasil wawancara prapenelitian dengan Ibu Sri Sayekti Jumarno selaku koordinator kelompok KUM Mawar V (19 Juli 2013)
58
5.1.6
Sumber Daya Sumber daya yang dimaksud adalah berbagai jenis sumber daya yang tersedia di masyarakat, yang dapat didayagunakan bagi kepentingan kelompok ini. Sumber daya tersebut meliputi sumberdaya materiil dan non materiil. Dalam hal ini dana yang diperoleh dari pemerintah dan materi kegiatan berupa tanaman yang dapat diperoleh dari lingkungan sekitar. Adanya sumber daya finansial yaitu dana. Dana yang ada di kelompok KUM Mawar V merupakan sumber daya untuk suatu kegiatan KUM tersebut dapat berjalan melakukan suatu pembelajaran. Sumber daya berupa dana diberikan oleh pemerintah sekitar delapan belas juta. Dana tersebut bersifat bantuan murni tanpa harus mengembalikan. Dengan bantuan tersebut pemerintah bertujuan agar masyarakat dapat memanfaatkan untuk memiliki pengetahuan yang lebih luas dan mempunyai ketrampilan dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya melalui kelompok Keaksaraan Usaha Mandiri. Sumber daya yang lainnya adalah banyaknya bahan yang tersedia di lingkungan sekitar untuk kegiatan KUM. Bahan tersebut adalah bahan-bahan yang tidak memiliki nilai jual ekonomis bila tidak dikelola dengan baik. Contohnya saja ketela pohon, tales, daun sirsat, daun alpukat, daun suruh, daun kemangi, daun singkong, pisang yang dapat diolah menjadi makanan keripik yang lezat untuk dimakan. Untuk ketrampilan bisa memanfaatkan botol/gelas mineral menjadi
59
benda-benda yang cantik seperti dibuat tirai, vas bunga, tempat pensil. Kain perca menjadi hiasan cepit rambut, bando, bros. Sedangkan plastik deterjen/ plastik sachet minuman atau shampo dapat dibuat tas, bunga, maupun ikat pinggang. Beberapa
sumber
daya
tersebut
bagaimanapun
juga
membantu kelancaran atau keberhasilan kegiatan KUM.
5.2 Modal sosial menjembatani (bridging social capital) Dalam Keaksaraan Usaha Mandiri Mawar V terdapat modal sosial menjembatani (bridging social capital) yaitu 5.2.1
Jejaring Jaringan merupakan bentukan dari infrastruktur modal sosial itu sendiri. Jaringan tersebut menjadi fasilitator dalam mendukung terjadinya interaksi yang kemudian akan menumbuhkan kepercayaan dan kerja sama yang kuat. Semakin kuat jaringan sosial yang terbentuk maka akan semakin kuat pula kerjasama yang ada di dalamnya dan selanjutnya akan memperkuat modal sosial yang terbentuk. Jaringan yang dilakukan oleh kelompok KUM Mawar V adalah kesempatan promosi. Pada saat Kecamatan Sidorejo berulang tahun, Kecamatan Sidorejo mengadakan acara bazar dan jalan santai. Masyarakat disana banyak yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Di halaman Kecamatan tersebut banyak berdiri stan-stan yang dibuat untuk menawarkan berbagai makanan maupun barang dari hasil usaha 60
kelompok usaha rumah tangga maupun usaha hasil pabrik yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Peserta bazar tidak hanya dari warga masyarakat di Kecamatan Sidorejo tetapi dari beberapa wilayah di Salatiga. Salah satu stan dipersiapkan untuk wilayah RW V Nogosari yang memiliki kelompok Keaksaraan Usaha Mandiri. Stan tersebut bertujuan agar kelompok KUM dapat mempromosikan hasil kegiatan tersebut pada masyarakat luas dan pegawai dinas. Dengan menjual berbagai makanan keripik maupun basah seperti kue kering lidah kucing, keripik daun pare, daun alpukat. Begitu juga saat adanya bazar di Pancasila. Lebih banyak stan yang ada. Baik dari wilayah Salatiga maupun luar wilayah Salatiga. Banyak masyarakat umum maupun pihak pemerintah daerah dapat melihat maupun membeli. Dengan begitu mempunyai kesempatan kelompok KUM Mawar V mempromosikan hasil produksi kelompok KUM. Mempromosikan produk juga di instansiinstansi pemerintah, bila ada rapat maupun pertemuan-pertemuan baik di instansi maupun di PKK Kota atau di RW/RT dapat memesan produk kelompok KUM Mawar V. Dari hasil acara bazar tersebut masyarakat umum memesan keripik daun sirih, pare, daun alpukat, sarabak maupun bros. Sedangkan dari kesempatan hasil promosi ke dinas yaitu Pak Walikota Salatiga memesan minuman sarabak untuk suatu kegiatan dan staf juga memesan secara pribadi minuman sarabak karena rasanya yang beda dari minuman yang sudah pernah ditemui.
61
“Menerima pesanan seperti sarabak yang pernah dipesan oleh Pak Walikota dalam suatu kegiatan”. (Siti Nurhamidah)12
12
Hasil wawancara dengan Ibu Siti Nurhamidah, pada tanggal 1 Februari 2014
62