BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Setelah melakukan pembahasan dan menganalisis data-data penelitian tentang bagaimana proses adaptasi karyawan dan akomodasi organisasi dalam perusahaan PT. Tirta Mulia Abadi antara etnis Bugis-Makassar dengan etnis Tionghoa.
Maka
peneliti
menemukan
beberapa
hasil
penelitian
yang
menunjukkan bahwa proses adaptasi antarbudaya ke dua etnis tersebut menimbulkan anggapan dan atau sikap yang berbeda, selayaknya beberapa prasangka dan atau sikap sebagian masyarakat Sulawesi Selatan pada umumnya dan masyarakat Kota Makassar pada khususnya. Tidak bisa dipungkiri bahwa interaksi karyawan PT. Tirta Mulia Abadi yang mempunyai latar belakang budaya berbeda di perusahaan yang dipimpin oleh etnis Tionghoa atau cina memiliki tantangan tersendiri, karena disisi lain perusahaan harus terus memproduksi dan membutuhkan karyawan teknis dan produknya harus dipasarkan kepada konsumen yang notabenenya adalah etnis Bugis-Makassar yang tersebar di seluruh toko-toko yang ada di Kota Makassar dan sekitarnya. Sebagai peneliti, yang kebetulan berlatarbelakang dari etnis BugisMakassar tentu mempunyai hipotesa yang didasarkan oleh pengalaman selama hidup berinteraksi dengan masyarakat etnis Tionghoa dan masyarakat yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda di kota Makassar, sebelum dan setelah melakukan penelitian tentang proses adaptasi karyawan dan akomodasi organisasi. Oleh karena itu, berikut ini penulis menyimpulkan dalam beberapa kesimpulan, untuk dapat menjadi jawaban dari rumusan masalah dalam penelitian ini yang telah di formulasikan ke dalam 3 (tiga) pertanyaan penelitian Berikut ini kesimpulan yang telah penulis rangkum dari hasil penelitian di lapangan:
112
1. Hal yang menyebabkan adaptasi Proses adaptasi dan akomodasi komunikasi antara etnis BugisMakassar dengan etnis Tionghoa di perusahaan PT. Tirta Mulia Abadi menjadi mudah karena berjalan sesuai dengan budaya organisasi yang telah diterapkan oleh perusahaan yaitu budaya saling menghormati dan saling menghargai antar sesama karyawan. Dan khusus mengenai adaptasi dan akomodasi organisasi yang diterapkan oleh pimpinan perusahaan, Bapak Jimmi, selaku pemilik, owner, selalu memberikan contoh dan menekankan kepada seluruh karyawan khususnya kepada kepala depo untuk menjadi idola di deponya masing-masing. Agar apa yang dikatakan dapat didengar dan dilaksanakan oleh karyawan lain.
2. Hal-hal yang menjadi penghambat adaptasi Setelah melakukan penelitian langsung di Perusahaan PT. Tirta Mulia Abadi, maka penulis menyimpulkan bahwa prasangka hal yang sangat mengganggu proses adaptasi karyawan dalam organisasi, karena prasangka antar etnis di kota Makassar telah mendarah daging dan terus berkembang dari masa ke masa antara ke dua etnis, namun prasangka yang berkembang di luar perusahaan dan di dalam perusahaan sangat jauh berbeda,
prasangka
yang
selama
ini
cendrung
mengenaralisasi
memberikan prasangka negatif terhadap etnis Tionghoa tidak di temukan dalam organisasi karena Pak Jimmi sebagai pimpinan tertinggi dalam perusahaan ini
sendiri adalah etnis Tionghoa ternyata sangat terbuka
terhadap etnis Bugis-Makassar yang bekerja di perusahaanya. Menurut penuturan salah satu karyawannya bahwa Pak Jimmi tidak membawa dan menerapkan diskriminasi budaya seperti yang biasa di katakan oleh sebagian etnis Bugis-Makassar. Stigma sebagian besar masyarakat atau etnis Bugis-Makassar terhadap etnis Tionghoa yang mengatakan bahwa etnis Tionghoa tertutup dan tidak mau bergaul begitupula sebaliknya
113
stigma etnis Bugis-Makassar yang kasar dan gampang tersinggung tidak terjadi di perusahaan. PT. Tirta Mulia Abadi adalah salah satu perusahaan air minum kemasan baik yang resmi maupun yang tidak resmi yang ada di Sulawesi Selatan pada umumnya dan Kota Makassar pada khususnya, yang mempekerjakan berbagai macam etnis yang ada di Sulawesi Selatan, dari interaksi kebudayaan yang ada di perusahaan PT. Tirta Mulia Abadi, sehingga perusahaan menerapkan suatu metode bagi karyawan yaitu mengikuti budaya yang sudah dari dulu berkembang dan diterapkan, ketika terjadi konflik baik yang disebabkan oleh perbedaan dialektika bahasa dan atau intonasi bahasa serta konflik yang disebabkan oleh pekerjaan. Maka perusahaan PT. Tirta Mulia Abadi mengadakan mediasi tersendiri dengan cara memanggil satu-persatu lalu memanggil keduanya secara bersamaan. Oleh karena itu, semua perbedaan latar belakang yang berbeda menyatu dan konflik yang muncul pasti terselesaikan oleh pihak perusahaan yang biasanya tugas tersebut dilakuan oleh Human Resource Development (HRD).
3. upaya akomodasi organisasi sebagai bentuk komunikasi organisasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam mengakomodasi perbedaan budaya Bentuk dari akomodasi organisasi yang telah dilakukan PT. Tirta Mulia Abadi adalah membuat agenda rutin yang bertujuan untuk mengakomodasi perbedaan budaya demi membina keakraban dan membangun suasana kekeluargaan dalam organisasi dalam bentuk program gathering dan beberapa kegiatan eksidentil yang bertujuan untuk mengakomodasi dan menjadi sarana beradaptasi lintas budaya karyawan
114
sebagai anggota organisasi, kegiatan sosialisasi budaya organisasi dalam bentuk aturan yang di tempel sebagai langkah untuk mengingatkan karyawan guna membentuk dan memepertahankan budaya organisasi yang telah diciptakan sejak lama. Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperbaiki jenjang karirnya dalam perusahaan PT. Tirta Mulia Abadi, perusahaan telah menerapkan beberapa tahapan terkait dengan jenjang karir yang sudah menjadi budaya organisasi yaitu kenaikan jabatan dengan metode buttom up (dari bawah ke atas) dan harus melewati evaluasi kinerja dan prestasi kerja yang menguntungkan perusahaan PT. Tirta Mulia Abadi. Khusus mengenai prestasi dan kinerja karyawan perusahaan telah membuat suatu agenda rutin yang telah menjadi budaya organisasi perusahaan PT. Tirta Mulia Abadi yaitu evaluasi penjualan dan produksi, serta mengadakan pelatihan, coahing, 2 (dua) kali sebulan dengan menghadirkan pembicara-pembicara dari kalangan professional.
Demikian beberapa kesimpulan yang dapat di paparkan oleh peneliti dalam menjawab pertanyaan dalam penelitian ini yang telah dilakukan dalam perusahaan air mineral kemasan yang berproduksi dan menguasai pangsa pasar di propinsi sulawesi selatan.
B. SARAN Setelah memaparkan beberapa kesimpulan terkait dengan adaptasi dan akomodasi kebudayaan serta orgnisasi di Perusahaan PT. Tirta Mulia Abadi, maka peneliti memberikan beberapa saran yang terbagi dalam 2 (dua) hal pokok yaitu saran praktis dan saran akademis. 1. Saran praktis pertama, peneliti menyarankan kepada pimpinan perusahaan agar terus mengeksplorasi sumber daya yang dimiliki oleh organisasi agar menjadi penopang yang mampu mendukung perubahan-perubahan yang terjadi dalam organisasi guna meningkatkan kinerja perusahaan, dengan
115
melakukan lebih banyak pelatihan-pelatihan untuk para manajer atau kepalakepala depo dan memberikan motivasi berupa program briefing and sharing yang dapat dilaksanakan sebelum memulai aktifitas baik itu dalam bidang produksi, penjualan, maupun administrasi dalam perusahaan. Dan lebih meningkatkan kompetensi personal dalam bidang komunikasi budaya organisasi agar dapat menciptakan iklim organisasi yang lebih sehat dalam organisasi dan dapat meningkatkan produktivitas karyawan, baik karyawan part time maupun karyawan tetap. 2. Saran praktis kedua, peneliti menyarankan kepada pihak manajemen agar memasukkan poin tentang pentingnya menciptakan budaya saling menghagai dan saling menghormati di lingkungan perusahaan dan di lingkungan masyarakat. Hal ini dianggap penting karena budaya organisasi dalam perusahaan dapat menjadi patron dalam menciptakan iklim kerja yang lebih baik dalam organisasi guna mendukung rencana pencapaian atau target yang telah disusun oleh manajemen untuk semua karyawan yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda-beda. 3. Saran praktis ketiga, saran ini lebih menitik beratkan pada saran akademis karena sebagai suatu karya insan akademis tentu mengharapkan kepada insan-insan akadamis yang lain agar bisa melanjutkan penelitian khusus yang berkaitan dengan adaptasi dan akomodasi organsasi di perusahaan-perusahaan yang karyawannya terdiri dari berbagai etnis yang berbeda. Karena hal tersebut sangat membantu untuk menciptakan suasana kehidupan masyarakat yang saling menghargai dan menghormati meskipun berbeda latar belakang kebudayaan. Salah satu alasan peneliti menyarankan kepada insan akademis yang lain untuk melanjutkan penelitian mengenai adaptasi dan akomodasi komunikasi organisasi dan kebudayaan adalah untuk mengurangi persepsi yang seolah-olah membuat jarak dalam interaksi dan prasangka yang tidak baik terhadap etnis Tionghoa khususnya di Kota Makassar.
116