BAB VIII PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian dan analisis terhadap hasil-hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Taman Pintar merupakan obyek wisata pendidikan berupa wahana ilmu pengetahuan yang dibangun dengan konsep pengembangan kawasan yang terencana, terintegrasi dan berbasis teknologi dalam rangka memberikan ruang berekspresi dan memfasilitasi tumbuh kembang anak-anak dalam suasana pendidikan yang menyenangkan. 2. Penelitian Strategi Pengembangan Obyek Wisata Taman Pintar Yogyakarta dilakukan dengan tujuan merumuskan strategi untuk mencapai target jumlah pengunjung pada Obyek Wisata Taman Pintar. Sedangkan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Strategi apa yang dapat dirumuskan untuk mencapai target jumlah pengunjung Obyek Wisata Taman Pintar?” 3. Metode Penelitan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif-eksploratif yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati sebagai pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu dan peneliti mengembangkan konsep dan himpunan fakta tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa sehingga sifatnya terbuka atau masih mencari-cari. Selanjutnya untuk menguji keabsahan data digunakan triangulasi data yaitu pengumpulan data 138
yang sama dengan menggunakan sumber data atau informan yang berbeda. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer (wawancara dan obeservasi) dan data sekunder (kajian pustaka beruoa literatur, laporanlaporan penelitian, jurnal, internet dan sumber-sumber lain yang relevan dengan penelitian). Penelitian ini mengidentifikasi isu strategis dengan cara menganalisis faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) Taman Pintar Yogyakarta. Analisis lingkungan internal Taman Pintar Yogyakarta meliputi kelembagaan atau bentuk hukum, sumber daya manusia, sumber daya keuangan, sarana, budaya organisasi dan kegiatan promosi. Sedangkan analisis lingkungan eksternal meliputi faktor politik, teknologi, sosial dan pihak-pihak berkepentingan. Proses analisis data juga dilakukan melalui Forum Group Discussion (FGD) yang dilakukan oleh peneliti dengan beberapa pejabat dari Taman Pimtar. Teknik yang dipakai untuk mengidentifikasi isu strategis dalam penelitian ini adalah analisis SWOT (Strength, Weaknes, Opportunity, Threat). Dengan matrik SWOT dirumuskan isu-isu strategis yang dihadapi Taman Pintar Yogyakarta. Sedangkan untuk mengetahui tingkat kesetrategisan isu-isu strategis yang telah teridentifikasi dari analisis SWOT digunakan Tes Litmus. Tes Litmus digunakan untuk mengukur dan memberikan skor guna menetapkan apakah isu yang dipilih termasuk kategori strategis atau operasional. 4. Taman Pintar sebagai satu-satunya science center telah menjadi ikon wisata pendidikan yang unggul di Yogyakarta dan daerah sekitarnya. Keunggulan Taman Pintar terbukti dengan jumlah pengunjung yang selalu bertambah dari 139
waktu kewaktu dan berbagai prestasi yang telah diraih seperti Penghargaan Citra Pelayanan Prima (CPP) dari Wakil Presiden Boediono pada taun 2010, telah menerapkan International Standar Organization (ISO) pada tahun 2011, Peringkat I Tingkat Nasional Penghargaan Sapta Pesona Kategori Toilet Umum Bersih serta Cipta Pesona Wisata untuk Pengelolaan Wisata Berwawasan Lingkungan dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia pada tahun 2012. 5. Keunggulan yang dimiliki Taman Pintar dapat terwujud karena didukung oleh kenyataan bahwa sebagai lembaga pemerintah Taman Pintar termasuk memiliki fokus pengembangan dengan lingkup khusus yaitu bagaimana meningkatkan jumlah pengunjung dan meningkatkan pelayanan kepada pengunjung. Selain itu, Taman Pintar juga memiliki beberapa strategi yang tidak
biasanya
dilakukan
oleh
lembaga
pemerintah
lainnya
yaitu
mengedepankan budaya inovasi dan menjunjung tinggi kreatifitas, melakukan update mengenai kemajuan iptek, berani melakukan survey secara mandiri kepada pengujung (mengenai kepuasan dan kebutuhan pengunjung) dalam kurun waktu setahun sekali dan sengaja tidak mau menerima bantuan sponsor berupa uang namun berupa hibah atau pinjam pakai alat peraga dan sistem penyewaan tempat. 6. Meskipun Taman Pintar tergolong sebagai obyek wisata yang maju dan unggul namun didalamnya tetap perlu pengembangan secara terus menerus karena secara keseluruhan ternyata masih belum mampu mencapai target jumlah kunjungan yang ada. Pencapaian target jumlah pengunjung hanya dapat 140
tercapai pada tahun 2008 saja. Pengembangan juga perlu dilakukan supaya Taman Pintar tidak tertinggal dengan obyek wisata lainnya dan kedepan dapat selalu mempertahankan eksistensinya. Oleh karena itu dibutuhkan Strategi Pengembangan Obyek Wisata Taman Pintar. Dari hasil penelitian yang dilakukan terdapat 3 isu strategis Pengembangan Obyek Wisata Taman Pintar yang terdiri dari : a. Mendirikan Cabang Taman Pintar Strategi mendirikan cabang Taman Pintar memiliki tujuan umum untuk menambah daya tampung pengunjung yang semakin hari semakin bertambah jumlahnya, memaksimalkan kebutuhan area display alat peraga, memberikan ruang gerak yang nyaman kepada pengunjung, menciptakan area perkantoran yang nyaman dan berada di satu kesatuan area sehingga tercipta efektifitas dan efisiensi kerja, memberikan kenyamanan parkir dan akses jalan pengunjung serta memecah keramaian yang terjadi baik didalam maupun diluar area sekitar Taman Pintar. Dengan begitu kenyaman dan pelayanan yang didapatkan oleh pengunjung diharapkan lebih maksimal dan pada akhirnya tujuan khusus pembuatan cabang Taman Pintar dapat tercapai yaitu meningkatkan jumlah pengunjung sehingga target jumlah pengunjung yang dimiliki oleh Taman Pintar secara keseluruhan dapat tercapai. Kantor Pengelolaan Taman Pintar yang ada saat ini disebut sebagai Taman Pintar Pusat sedangkan bangunan Taman Pintar di lahan yang baru disebut Cabang Taman Pintar. Bentuk struktur organisasi Taman Pintar yang mencakup pusat dan cabang akan diubah dan ditetapkan melalui peraturan 141
walikota. Perubahan struktur organisasi diperlukan karena berpengaruh pada seluruh sistem dalam organisasi termasuk distribusi wewenang, proses dan prosedurnya. Sumber dana pembangunan cabang Taman Pintar sama seperti pembangunan Taman Pintar Pusat yaitu berasal dari dana APBN, APBD dan para donatur yang “care” dengan pendidikan. Dengan mendirikan cabang Taman Pintar mau tidak mau harus dilakukan perekrutan pegawai. Pegawai yang bekerja di cabang Taman Pintar terdiri dari PNS, non-PNS, Pegawai Tidak Tetap, outsourching dan volunteer. Tahapan pembuatan cabang Taman Pintar terdiri dari perencanaan, persiapan dan pelaksanaan. b. Penciptaan serta Pengadaan Alat Peraga khas Taman Pintar agar pengunjung semakin tertarik mengunjungi Taman Pintar Strategi ini memiliki tujuan umum terciptanya
kemandirian, daya
inovasi dan kreativitas yang tinggi di dalam Taman Pintar sendiri serta memperkecil tingkat kebergantungan terhadap alat peraga dari sponsor. Keberadaan alat peraga yang diciptakan oleh Taman Pintar menjadikan alat peraga akan lebih beragam dan berkembang sehingga pengunjung akan semakin tertarik untuk berkunjung. Dengan begitu tujuan khusus strategi ini yaitu untuk menambah kunjungan pengunjung sehingga target jumlah pengunjung kemungkinan besar lebih dapat tercapai. Sumber pendanaan untuk strategi ini terdiri APBD Kota Yogyakarta dan dari jasa layanan. Seksi yang bertanggungjawab mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan alat peraga adalah seksi pengembangan kepemograman yang dibawahnya terdapat koordinator program dan pengembangan alat peraga. Tahapan pelaksanaan 142
strategi terdiri dari penciptaan ide gagasan, formulasi ide gagasan, evaluasi ide gagasan dan eksekusi ide. Proses penciptaan alat peraga dilakukan secara bertahap dan pada akhirnya diharapkan akan tercipta wahana area alat peraga yang khas hasil ciptaan atau kreasi dari Taman Pintar. c. Memaksimalkan Kunjungan Terkemas Kunjungan terkemas merupakan paket wisata kunjungan ke Taman Pintar secara berombongan dengan menggunakan fasilitas antar-jemput Bus Taman Pintar. Tujuan umum dari strategi ini yaitu untuk memberikan alternatif bentuk wisata baru sekaligus bermanfaat bagi masyarakat, mempermudah akses masyarakat yang ingin berkunjung ke Taman Pintar, memperkecil permasalahan kemacetan, bentuk promosi secara langsung dan diharapkan dapat lebih mengena kepada masyarakat serta dapat menambah sumber pendapatan bagi Taman Pintar yang berupa layanan jasa. Sedangkan tujuan khusus strategi ini tentunya untuk memaksimalkan kemungkinan peningkatan jumlah pengunjung sehingga target jumlah pengunjung dapat tercapai. Pelaksanaan kunjungan terkemas memiliki berbagai permasalahan yang terdiri dari terbatasnya kuantitas dan kualitas Bus Taman Pintar, terbatasnya jangkauan area antar jemput pengujung dan jenis program wisata yang menjadi kesatuan di paket tersebut terkesan seadanya. Strategi memaksimalkan kunjungan terkemas dilakukan dengan cara menambah kuantitas dan memperbaiki kualitas Bus Taman Pintar, sosialisasi mengenai Taman Pintar dan permainan-permainan yang asyik dan menarik di dalam Bus Taman Pintar sehingga memberikan kesan mendalam kepada para pengunjung yang 143
mayoritas adalah anak-anak, memberikan informasi yang jelas dan akurat mengenai paket tujuan terkemas termasuk jangkauan area antar-jemput, fasilitas apa yang akan didapatkan dsb serta memaksimalkan promosi Taman Pintar dengan menggunakan logo, gambar dan ajakan untuk berkunjung ke Taman Pintar yang dikemas secara menarik pada tampilan dalam dan luar bus.
B. Saran Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis terdapat beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kemajuan Taman Pintar sebagai salah satu obyek wisata Kota Yogyakarta yaitu: 1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapati bahwa Taman Pintar masih membutuhkan dana yang cukup besar dalam melakukan pengembangan obyek wisatanya. Keterbatasan dana yang paling terasa yaitu untuk melakukan promosi. Padahal promosi memegang peranan sangat penting untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke Taman Pintar. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa Taman Pintar meskipun dari waktu ke waktu jumlah pengunjung yang ada semakin bertambah namun masih belum mampu mencapai terget yang ditentukan. Pencapaian target jumlah pengunjung hanya dapat terealisasi pada tahun 2008 saja. Pengadaan promosi yang efektif dan efisien juga diperlukan bagi kelangsungan hidup Taman Pintar sendiri. Dengan adanya keterbatasan dana tersebut hendaknya kebijakan mengenai zero APBD perlu ditinjau ulang.
144
2. Perlunya peningkatan sistem pengawasan pegawai yang lebih ketat dan tegas sehingga kedisiplinan pegawai dapat terkontrol. Hal ini dapat dilakukan dengan memaksimalkan penggunaan sisi teve yang telah dipasang di area kantor dan Kepala Taman Pintar dan Kepala Seksi hendaknya mampu bersikap tegas kepada para pegawai yang tidak disiplin serta benar-benar menerapkan pemberian sanksi sesuai dengan peraturan yang telah ada. Dengan terciptanya kedisiplinan tentunya dapat mendukung kelancaran kinerja lembaga sekaligus dapat mempertahankan eksistensi kedepannya. 3. Perlunya perbaikan beberapa sarana yang dimiliki sehingga mampu membuat pengunjung merasa lebih nyaman. Perbaikan sarana yang mendesak untuk dilakukan yaitu pada loket pembelian tiket dan area foodcourt. Perbaikan sarana foodcourt perlu dilakukan dengan memperkecil ukuran sewa tempat atau kios sehingga harga sewa yang diberikan kepada pedagang makanan dan minuman tidak terlalu tinggi. Pada loket pembelian tiket hendaknya Taman Pintar menambah jumlah loket tiket serta menempatkan lokasinya di area indor sehingga pengunjung tidak merasa kepanasan saat mengantri. Selain itu untuk menghindari antrian yang panjang, hendaknya Taman Pintar memberikan fasilitas pemesanan tiket secara online. 4. Perlu dilakukan sosialisasi mengenai pentingnya menggunakan alat peraga dengan baik dan benar oleh pemandu kepada para wali murid yang mendampingi.
Dengan begitu diharapkan wali murid dapat mengarahkan
kepada siswa-siswinya agar menggunakan alat peraga dengan baik dan benar. Pemandu hendaknya juga lebih berperan aktif ikut melakukan sosialisasi 145
sekaligus pengawasan kepada para siswa-siswi sehingga tidak menyerahkan sepenuhya kepada wali murid.
146