BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian terhadap strategi komunikasi pemasaran politik yang di terapkan caleg Sarnata Saidi,SH, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan, diantara lain:
1. komunikasi dalam partai politik tidak jauh berbeda pelaksanaan nya dengan pemasaran komersial. Yang membedakannya adalah produk yang dijual tidak bersifat nyata, melainkan merupakan pesan serta visi misi. Dan komunikasi pemasaran komersial tidak adanya emosi, konflik, propaganda, kemitraan dan black campaign tidak seperti komunikasi pemasaran politik. Isi pesan dan visi misi inilah daya tarik utama yang membuat caleg tersebut diterima oleh masyarakat.
2. seperti halnya komunikasi pemasaran komersial yang melakukan kegiatan dalam mempromosikan produk, strategi komunikasi pemasaran politik juga melakukan kegiatan dalam mempromosikan caleg tersebut. Kegiatan yang dilakukan nya adalah melakukan kampanye-kampanye. Kampanye nya tersebut berupa kampanye massa. Kampanye tatap muka dan kampanye interpersonal. Dan caleg tersebut melakukan kampanye untuk mempromosikan dirinya juga melalui media BTL. Media BTL yang digunakan dalam mempromosikan nya itu adalah spanduk,banner,stiker dan sebagainya. Setelah itu program-program
yang telah di rencakan itu di implementasikan secara nyata. Dalam programprogram nya tersebut adalah berupa program jangka pendek,jangka menengah dan jangka panjang. Setiap tim sukses akan memonitoring kegiatan program tersebut dengan terjun langsung ke lapangan dan menilai keefektifan di setiap program tersebut.
3. Alat-alat promosi yang digunakan dalam menjalankan konsep komunikasi pemasaran Sarnata Saidi sama halnya dengan pemasaran komersial, yaitu mencakup periklanan , penjualan personal , pemasaran langsung, publisitas, promosi penjualan dan internet interactive. Dan untuk memperkuat dalam kemenangan Sarnata Saidi di pemilu legislatif 2014 dengan adanya kegiatan sosial, membuat program khusus dan memperkuat penjualan personal. Hal ini dilakukan untuk membentuk ikatan emosional dengan masyarakat pemilihnya.
4. Dari semua alat promosi yang digunakan, personal selling dan spesial program serta dengan cara komunikasi interpersonal dianggap paling efektif, karena melalui kegiatan ini Sarnata Saidi dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat dan menarik perhatian masyarakat dengan secara emosional. Selain itu Sarnata Saidi mengetahui respon masyarakat secara langsung terhadap program yang dibuat Sarnata Saidi. Sedangkan promosi penjualan yang umumnya di gunakan oleh perusahaan komersial untuk meningkatkan penjualan produknya, hanya beberapa yang digukana dalam pemasaran politik. Karena menurut Sarnata Saidi menggunakan media BTL dan new media
memang bagus,namun tidak se efektif dengan melakukan komunikasi secara langsung kepada masyarakat.
5.2 Saran
Setelah mengamati hasil penelitian yang didapat, maka penulis mengutarakan beberapa saran demi kemajuan dan memenangkan suara pemilu caleg Sarnata Saidi, khususnya dalam hal pelaksanaan dan pengembangan konsep komunikasi pemasaran terpadu dalam politik. Saran-saran nya antara lain:
1. komunikasi pemasaran merupakan kegiatan yang kompleks, banyak elemenelemen yang terdapat didalamnya. Sehingga penulis perlu ditetapkan dalam pembagian tugas tertentu dalam tim Sarnata Saidi dan komunikasi pemasaran terpadu. Misalnya terdapat orang yang memegang atau menangani media tradisional, khusus menangani media sosial atau new media dan menangani kegiatan sosial. Sehingga dari 1 tim itu membagi-bagikan tugasnya, tidak 1 tim itu fokus dalam 1 program melainkan melakukan kegiatan program lain dalam mempromosikan dan memenangkan caleg Sarnata Saidi. Dengan begitu masing-masing tim dapat melakukan program nya melalui media yang di pakai dengan lebih kreatif dan efektif.
2. meskipun pemilu 2014 sudah berjalan, namun seharusnya Sarnata Saidi dan tim nya membuat rancangan pembagian bobot penggunaan masing-masing alat promosi. Hal ini berguna untuk memilih alat mana yang paling dibutuhkan dan tentunya juga untuk menghindari penggunaan anggaran yang tidak efektif.
Serta melakukan pembinaan terus menerus dengan tujuan mensolidkan dukungan untuk ke depan apabila ingin mencalonkan lagi sebagai legislatif pada 5 tahun kedepan.
3. untuk mengukur keberhasilan konsep komunikasi pemasaran yang telah di terapkan, alangkah baiknya jika Sarnata Saidi dan tim sukses melakukan evaluasi internal guna mengetahui efektifitas masing-masing alat promosi yang telah digunakan. Hal ini berguna untuk mengukur efek yang dihasilkan masing-masing alat promosi yang dipilih, dan apa saja hambatan serta kekurangan dalam implementasinya. Misalnya apakah pesan yang disampaikan telah sampai ke masyarakat dan sesuai dengan di harapkan. Karena biasanya pada saat kurang dari 3 hari sebelum pemilihan pasti akan adanya beberapa serangan. Serangan tersebut adalah berupa uang atau dengan cara melakukan money politik oleh oknum caleg lain. Ini yang harus di waspadai, karena beberapa masyarakat awam akan berubah pikiran apabila oknm caleg lain memberi uang dengan tujuan memilih oknum caleg tersebut. Karena pemasaran politik ini berbeda dengan pemasaran konvesional, hanya saja dalam mempromosikan sebuah produk politik menggunakan konsep-konsep pemasaran konvesional.
4. caleg politik merupakan suatu produk yang bersifat tidak terlihat dan mengenalkan dirinya dengan alat-alat promosi serta dengan secara langsung dengan tujuan mendapat dukungan dari masyarakat. Meskipun tujuan nya sama dengan bisnis komersial yaitu untuk mendapatkan konsumen komersial dan
mengungguli pesaing. Namun untuk mendapatkan dukungan suara penuh alangkah baiknya kegiatan promosi yang dilakukan tetap memperhatikan etika. Mengingat saat ini banyak caleg-caleg lain melakukan kegiatan promosi nya dengan memasang iklan media luar ruang yang menyalahi etika. Misalnya memasang di sembarang tempat yang sebenarnya tidak boleh di pasang dalam peraturan daerah.
5. sejak orde reformasi berjalan, sistem pemilu legislatif dan pemilukada belum menemukan konsep yang jelas. Pemilu masih di anggap sebagai proses penegakan demokrasi lima tahunan. Masyarakt pemilu masih di anggap sebagai objek, didalamnya kurang adanya pendidikan politik dalam rangka membangun karakter bangsa yang sesungguhnya. Yang ada terkadang dampak nya sangat riskan bagi keutuhan berbangsa dan bernegara.
6.
perbaikan
sistem
pemilu
harus
di
semua
lini,
dari
saran
dan
prasarananya,termasuk kepada para penyelenggara pemilu, dalam hal ini KPU dan KPUD pada pemilu 2014 yang lalu menjadi sorotan tajam akibat tidak mampunya meanjalankan tugas secara jujur dan adil. Padahal biaya untuk melaksanakan pesta demokrasi lima tahunan sangat mahal yang dibiayai oleh uang rakyat.
7. khusus kepada sistem pemilu proposional terbuka, dimana perolehan suara terbanyak masih menjadi aturan bagi para kandidat, agaar lebih di tinjau kembali dan di kombinasikan dengan budaya masyarakat kita yang masih belum membendung visi misi dan program calon legislatif itu sebagai dasar
hak pilihnya. Dalam hal ini masyarakat kita akhirnya terobsesi dengan kebutuhan sesaat ( masyarakat pragmatis )
5.2.1 Saran akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan serta sumbangan bagi para mahasiswa yang ingin melakukan penelitian serupa namun dengan media yang berbeda dan dengan teori yang berbeda pula, karena dalam penelitia ini metode yang di gunakan hanya bersifat deskriptif mengenai strategi komunikasi pemasaran politik yang digunakan oleh calon legislatif dalam memenangkan pemilu 2014.
5.2.2 saran praktis
Sarnata Saidi harus harus lebih menggunakan new media sebab di era modern ini kebanyakan masyarakt menggunakan media tersebut. Dan memang juga harus menggubakan pemasaran secara langsung kepada masyarakat dengan menjual pesan serta visi misi yang ada. Adanya isi pesan maka akan meyakinkan masyarakat dalam menentukan dukungan dan masyarkat akan yakin apabila komunikasi yang dilakukan itu dengan cara yang baik dan benar.
Dengan maraknya cara kotor dalam berpolitik maka Sarnata Saidi harus loyal dalam janji nya tersebut, dengan janjinya tersebut dan berupa isi pidato yang di sampaikan bahwa Sarnata Saidi akan melakukan praktek politik yang bersih dan tidak menggunakan money politic dalam melakukan program nya.